Pendas : Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar, ISSN Cetak : 2477-2143 ISSN Online : 2548-6950 Volume II Nomor 1, Juni 2017 THE EFFECT OF MEDIA VISUAL IN THREE DIMENSIONS TOWARDS THE RESULT OF MATH LEARNING AT ELEMENTARY SCHOOL Muhammad Fendrik PGSD FKIP Universitas Riau
[email protected] ABSTRACT This research is a quasi experimental with non equivalent control group design based on how low students mathematics scores. The purpose of this research is to know the difference of the mathematics scores of students who learn by using three dimensional visual media with those who learn using two dimensional visual media. This research was executed in Muhammadiyah 6 elementary school Pekanbaru on the even semester of 2016/2017 study year. Subjects of this research were Muhammadiyah 6 elementary school 4th grade students with IVA students as control class and IVB students as experimental class. Early step of this research is by giving pretest to the control and experimental class. The next step is applying study methods using three dimensional visual media to experimental class and two dimensional visual media to control class. The last step is giving post test to control and experimental classes. Result of this research shows that there is a difference of significant increase of study results with 0.05 significant quality shown by average score of pretest taken by experiment class of only 54,96 increasing to 79,13 average scores of post test. With average gain of 0.54 (considered medium category). Meanwhile, control class average scores of pretest of 55, 67 only increasing to 64,33 on the post test, with the average gain of 0.05 (considered low category). Keywords: Three Dimensional Visual Media, Mathematics Study Scores, Elementary School ABSTRAK Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen semu dengan desain non equivalent control group designs yang dilatarbelakangi oleh rendahnya hasil belajar matematika siswa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar matematika siswa antara siswa yang memperoleh pembelajaran menggunakan media visual tiga dimensi dengan siswa yang memperoleh pembelajaran dengan media dua dimensi. Penelitian ini dilaksanakan di SD Muhammadiyah 6 Pekanbaru pada semester genap tahun pelajaran 2016/2017. Subjek penelitian adalah siswa kelas IV di SD Muhammadiyah 6 Pekanbaru dengan siswa kelas IVA sebagai kelas kontrol dan kelas IVB sebagai kelas eksperimen. Tahapan awal pada penelitian ini adalah memberikan tes awal terhadap kelas kontrol dan eksperimen, selanjutnya menerapkan pembelajaran dengan menggunakan media visual tiga dimensi pada kelas eksperimen dan media visual dua dimensi pada kelas kontrol. Langkah terakhir yaitu memberikan tes akhir pada kelas kontrol dan eksperimen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1
Pendas : Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar, ISSN Cetak : 2477-2143 ISSN Online : 2548-6950 Volume II Nomor 1, Juni 2017 terdapat perbedaan peningkatan hasil belajar yang signifikan dengan taraf signifikan 0,05 yang ditunjukkan dari rata-rata tes awal (pretest) kelas eksperimen 54,96 menjadi 79,13 pada tes akhir (postest) dengan rata-rata peningkatan (gain) 0,54 (termasuk kategori sedang). Sedangkan kelas kontrol memiliki peningkatan rata-rata tes awal (pretest) dari 55,67 menjadi 64,33 pada tes akhir (postest) dengan rata-rata peningkatan (gain) 0,05 (termasuk kategori rendah). Kata Kunci: Media Visual Tiga Dimensi, Hasil Belajar Matematika, Sekolah Dasar A. PENDAHULUAN
menduduki
peringkat
69
dari
76
Pendidikan di sekolah berfungsi
negara. Selain itu, hasil studi TIMSS
untuk mentransfer ilmu pengetahuan
(Trends in International Mathematics
agar
didik
mampu
and Science Study) pada kemampuan
berbagai
macam
matematika berada diperingkat 45 dari
permasalahan yang mesti diberi solusi
50 negara. Dari kedua survei tersebut
seiring dengan perkembangan ilmu
dapat disimpulkan bahwa prestasi
pengetahuan dan teknologi. Salah
siswa Indonesia dibidang matematika
satu mata pelajaran yang mendukung
masih rendah.
perkembangan ilmu pengetahuan dan
Hal
anak
menyelesaikan
tersebut
sejalan
dengan
teknologi adalah matematika.
hasil yang didapatkan saat melakukan
“Undang-Undang tentang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003 menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual keagamaan pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara”.
observasi di SD Muhammadiyah 6
Survei dari PISA (Program for
fokus pada proses pembelajaran yang
International
yang
mengalami
kesulitan
dalam
menyelesaikan soal-soal yang telah diberikan oleh guru. Faktor penyebab permasalahan tersebut diantaranya berasal
dari
guru
yaitu
kurang
bervariasinya strategi pembelajaran yang
digunakan
sehingga
kurang
menarik perhatian siswa untuk tetap
Assassment)
berlangsung. Hal itu berdampak pada
tahun 2015 mengenai kemampuan
hasil belajar yang jauh dari hasil yang
matematika,
diharapkan. Untuk itu, perlu adanya
menunjukkan
Student
Pekanbaru, terdapat banyak siswa
membaca,
dan sains
bahwa
Indonesia
upaya
guru
dalam
proses 2
Pendas : Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar, ISSN Cetak : 2477-2143 ISSN Online : 2548-6950 Volume II Nomor 1, Juni 2017 pembelajaran dengan
yaitu
salah
satunya
menggunakan
media
pembelajaran.
guru
juga
dituntut
untuk
terus
mengembangkan nilai-nilai kehidupan. Sehingga
media
yang
digunakan
Hal ini berdampak pada hasil
dalam proses pembelajaran dapat
belajar dari yang diharapkan. Untuk
dipahami dan digunakan siswa dalam
itu, perlu adanya upaya guru dalam
kehidupan sehari-hari.
memperbaiki yaitu
salah
proses
pembelajaran,
satunya
Salah satu media yang cocok
dengan
yaitu media visual, menurut Levie &
menggunakan media pembelajaran.
Lentz dalam Arsyad (2016: 20-21)
Media pembelajaran ini merupakan
mengemukakan fungsi media visual
salah satu komponen penting yang
yang
mempengaruhi keberhasilan belajar
kognitif yang terlihat dari temuan-
siswa. Pernyataan ini sejalan dengan
temuan
pendapat Mudjiono dalam Sundayana
mengungkapkan
(2015: 25) yang menyatakan bahwa
visual atau gambar memperlancar
dalam proses belajar mengajar ada
pencapaian tujuan untuk memahami
empat
yang
dan mengingat informasi atau pesan
mempengaruhi keberhasilan belajar
yang terkandung dalam gambar. Hal
siswa, yaitu: 1) bahan belajar; 2)
ini menunjukkan bahwa media visual
suasana belajar; 3) media dan sumber
dapat digunakan untuk memperjelas
belajar; serta 4) guru sebagai subyek
informasi
pembelajaran.
matematika
komponen
penting
Pengoptimalan
keempat
salah
satunya
yaitu
fungsi
penelitian bahwa
dalam
meningkatkan
yang lambang
pembelajaran
sehingga
dapat
hasil
belajar
komponen tersebut sangatlah penting
matematika.
dalam mencapai tujuan pembelajaran
menarik dapat membuat siswa fokus
yang
dalam memperhatikan guru dalam
diharapkan.
pendapat
Usman
Sebagaimana dalam
Fendrik
Media
visual
yang
menyampaikan informasi/ pesan.
(2015: 82) yang mengatakan bahwa
Adapun rumusan masalah dalam
pembelajaran matematika tidak hanya
penelitian ini adalah “Apakah terdapat
mengembangkan aspek kognitif saja,
perbedaan hasil belajar matematika
melainkan juga pada aspek afektif,
antara
karena dalam proses pembelajaran
pembelajaran
siswa
yang
memperoleh
menggunakan
media 2
Pendas : Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar, ISSN Cetak : 2477-2143 ISSN Online : 2548-6950 Volume II Nomor 1, Juni 2017 visual tiga dimensi dengan siswa yang
dasar dan sebagai bahan referensi
memperoleh
dengan
bagi peneliti-peneliti lain yang akan
media dua dimensi?”. Secara umum
melakukan penelitian yang serupa
penelitian
pada masa yang akan datang.
pembelajaran
ini
bertujuan
untuk
mengetahui seberapa besar pengaruh
2. Secara
Praktis,
penelitian
ini
media visual terhadap hasil belajar
diharapkan
dapat
matematika siswa sekolah dasar dan
sumbangan
pemikiran
secara khusus penelitian ini bertujuan
pembelajaran
untuk mengetahui perbedaan hasil
sekolah dasar dan secara khusus
belajar
diharapkan
matematika
memperoleh
yang
pembelajaran
menggunakan dimensi
siswa
media
dengan
memperoleh
visual siswa
pembelajaran
memberi dalam
matematika
bermanfaat
di
bagi
berbagai pihak, diantaranya:
tiga
a. Bagi institusi yang diteliti, sebagai
yang
masukan yang konstruktif dalam
dengan
media dua dimensi.
media visual tiga dimensi. b. Menjadi bahan masukan sekaligus
Manfaat penelitian merupakan
referensi bagi kepala sekolah, guru,
dampak dari pencapaiannya tujuan.
komite sekolah dan seluruh warga
Penelitian
sekolah
ini
memberikan
diharapkan
banyak
manfaat
dapat dan
lebih komprehensif terhadap peneliti khususnya, serta pada umumnya bagi instansi-instansi
pendidikan
yang
dalam
memahami
dan
menggunakan media visual tiga dimensi. c. Bagi siswa, melalui penelitian ini diharapkan
dapat
menggunakan
sedang atau akan mengembangkan
media visual tiga dimensi dalam
penggunaan
setiap pembelajaran matematika.
media
visual
tiga
dimensi. Secara idealnya penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi
B. LANDASAN TEORI
beberapa aspek, diantaranya:
1. Media Visual Tiga Dimensi
1. Secara Teoritis, yaitu memberikan sumbangan
keilmuan
terhadap
Menurut Rima (2016: 21) media visual
merupakan
media
yang
perkembangan ilmu pengetahuan
memiliki unsur utama berupa garis,
terutama berkenaan dengan media
bentuk, warna, dan tekstur dalam
visual tiga dimensi siswa sekolah
penyajiannya. Ditambahkan Sanjaya 3
Pendas : Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar, ISSN Cetak : 2477-2143 ISSN Online : 2548-6950 Volume II Nomor 1, Juni 2017 (2011: 211) media visual yaitu media
dengan
yang
dapat
mengandung menurut
dan
tujuan
dilihat
saja
tidak
pembelajaran dapat tercapai. Adapun
suara.
Selanjutnya
media yang dimaksud disini adalah
(2014:
media visual tiga dimensi.
Mumtahanah
Media visual adalah hanya
mudah
94)
media yang
mengandalkan
Menurut Ryandra Ashar dalam
indera
Asrotun (2014: 16) media tiga dimensi
penglihatan, seperti film strip, slide,
memiliki arti sebuah media yang
film bisu, foto/ gambar, grafik, globe/
ditampilkannya
peta, chart/ bagan, diagram, OHP,
arah
dan lain-lain. Dapat dijelaskan bahwa
mempunyai dimensi panjang, lebar
media visual adalah semua alat yang
dan
digunakan
dikemukakan
dalam
proses
dapat
pandang
mana
tinggi.
diamati
dari
saja
dan
Pendapat oleh
lain
Susilana
dan
pembelajaran yang hanya bisa dilihat
Riyana (2009: 23) yang memaparkan
baik
dalam
dua
dimensi
bahwa media tiga dimensi dapat
dimensi
guna
dibagi menjadi dua kelompok, yaitu
siswa
media objek sebenarnya dan media
terhadap materi yang diajarkan serta
objek pengganti. Sedangkan media
memperkuat ingatan akan isi materi
sebenarnya dibagi menjadi dua jenis
pelajaran.
yaitu, media objek alami dan media
maupun
bentuk tiga
meningkatkan
Media
pemahaman
sebagai
objek buatan. Media objek alami
untuk
dapat dibagi ke dalam dua jenis, yaitu
mencapai pesan yang harus dicapai
objek alami yang hidup dan objek
oleh siswa dalam kegiatan proses
alami
pembelajaran. Hal ini dikarenakan
contoh objek alami yang hidup yaitu
dalam pembelajaran matematika erat
ikan,
kaitannya dengan konteks kehidupan
Sedangkan objek alami yang tidak
nyata. Dengan demikian, guru harus
hidup adalah batu-batuan, kayu dan
mampu
dan
sebagainya. Objek buatan contohnya,
pengetahuan
yaitu buatan manusia contoh gedung,
alat/
pembelajaran
sarana
penghubung
mentransfer
mengembangkan dengan
menggunakan
pembelajaran
agar
materi
media
yang
tidak
burung
hidup.
dan
Sebagai
sebagainya.
mainan dan sebagainya.
yang
Setiap
diajarkan kepada siswa dapat diterima
karakteristik
jenis
media
masing-masing,
memiliki begitu 4
Pendas : Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar, ISSN Cetak : 2477-2143 ISSN Online : 2548-6950 Volume II Nomor 1, Juni 2017 pula
dengan
media
visual
tiga
Kita ketahui bahwa anak usia SD
dimensi. Nana Sudjana dalam Asrotun
berada pada concrete
(2014: 17) memaparkan karakteristik
period atau masa operasional konkret
penggunaan media visual tiga dimensi
yang berada pada usia antara 7-12
yaitu sebagai berikut:
tahun. Di mana pada periode ini anak
1) Praktis dalam penggunaannya 2) Mampu menyajikan teori dan praktik secara terpadu 3) Melibatkan siswa dalam penggunaannya 4) Pesan yang sama dapat disebarkan kepada siswa secara serentak 5) Mengatasi ruang, waktu dan indra. Tentu saja dalam penggunaan
mulai
media ini memerlukan kajian tentang
bersifat
keefektifan dan keefisienan dalam
Agustin, 2011, hlm. 29).
penggunaan dan tujuan yang akan
Pembelajaran
mampu
pengetahuan
operational
mengonservasi “Perilaku
tertentu.
kognitif yang tampak pada periode ini ialah
kemampuan
berpikir
untuk
dalam
proses
mengoperasikan
kaidah-kaidah logika meskipun masih terikat
dengan
objek-objek
konkret”
(Nurihsan
dan
matematika
dicapai dalam proses pembelajaran
merupakan
sehingga
dan
mengajar yang mengandung dua jenis
proses
kegiatan yang tidak dapat terpisahkan
dapat
mempermudah
membantu kelancaran
suatu
yang
proses
belajar
pembelajaran di dalam kelas.
antara satu dengan yang lainnya,
2. Hasil Belajar Matematika Siswa
yaitu belajar dan mengajar. Kedua
SD
aspek ini akan berkolaborasi secara
Pembelajaran
matematika
terpadu
menjadi
suatu
kegiatan
diharapkan mampu memberikan suatu
interaksi antara siswa dengan guru,
pemahaman siswa yang terintegrasi,
antara siswa dengan siswa, dan siswa
komprehensif
dengan
materi
dan
yang
holistik telah
tentang disajikan.
lingkungan
pembelajaran
disaat
matematika
sedang
Pemahaman yang dimaksud tidak
berlangsung (Nirmala, 2009, hlm. 15).
hanya sekedar memenuhi tuntutan
Selanjutnya menurut Bahri dan Zain
pembelajaran
(2010,
substantif
matematika
saja,
memberikan kepada siswa.
namun
manfaat
yang
secara dapat berarti
hlm.
37)
bahwa
kegiatan
belajar mengajar adalah suatu kondisi yang
dengan
sengaja
diciptakan.
Guru yang mengajar dan siswa yang 5
Pendas : Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar, ISSN Cetak : 2477-2143 ISSN Online : 2548-6950 Volume II Nomor 1, Juni 2017 belajar. Dari perpaduan kedua unsur
“dibentuk
manusiawi ini, maka lahirlah interaksi
individu itu sendiri, sehingga siswa
edukatif yang menggunakan media
tersebut
pembelajaran
kemampuan intelektualnya.
belajarnya
sebagai
bahan
sehingga
dapat
menimbulkan dan mengembangkan
adalah
kemampuan setelah
ia
yang
belajarnya. dalam
kemampuandimiliki
menerima
menyatakan
Purwanto
(2010:
bahwa
adalah
perubahan
terjadi
setelah
belajar
mengajar
siswa
pengalaman
Selanjutnya Norvelly
mampu
mengembangkan
Jenis penelitian ini adalah quasi
Sudjana (2009: 22) menyatakan belajar
oleh
dikonstruksi”
C. METODE PENELITIAN
kemampuan belajar siswa.
hasil
dan
hasil perilaku
63) belajar yang
eksperimen. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar
matematika
siswa
memperoleh
pembelajaran
menggunakan dimensi
media
dengan
memperoleh
yang
visual
tiga
siswa
pembelajaran
yang dengan
media dua dimensi.
mengikuti
proses
Subjek dari penelitian ini adalah
sesuai
dengan
siswa kelas IV di SD Muhammadiyah
tujuan pendidikan. Ini berarti dapat
6 Pekanbaru dengan jumlah siswa
juga diartikan suatu konsep yang
kelas IVA sebanyak 24 siswa dan
dapat diserap oleh orang sehingga
kelas
menghasilkan hal yang baru setelah
Penelitian ini dilaksanakan selama 3
melakukan
bulan sebanyak 3 kali perlakuan baik
rangkaian
proses
pembelajaran. Dalam
IVB
sebanyak
23
siswa.
di kelas eksperimen maupun kelas proses
pembelajaran
kontrol.
Instrumen
penelitian
ini
matematika, baik guru maupun siswa
berupa tes tertulis (tes awal dan tes
sama-sama
akhir) yang berjumlah 25 soal yang
terlaksananya
menjadi tujuan
dalam
pelaku
pembelajaran
telah divalidasi.
mengembangkan
Adapun
teknik
pengumpulan
pengetahuannya. Suatu pengetahuan
data yang digunakan dalam penelitian
yang baik biasanya tidak diperoleh
ini
dengan cara diberikan atau ditransfer
pengumpulan data berupa tes awal
dari
(Pretest)
orang
lain
saja,
melainkan
adalah:
(1)
untuk
Pretest.
Teknik
mengetahui 6
Pendas : Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar, ISSN Cetak : 2477-2143 ISSN Online : 2548-6950 Volume II Nomor 1, Juni 2017 kemampuan awal siswa di kedua
ternormalisasi (normalized gain) yang
kelas sebelum diberi perlakuan; (2)
dikembangkan
Perlakuan. Setelah dilakukan pretest
Sundayana (2014), yaitu:
oleh
Hake
dalam
maka diberi perlakuan sebanyak tiga kali pertemuan yaitu pembelajaran dengan menggunakan
media visual
g
=
tiga dimensi di kelas ekperimen dan
(Sundayana, 2014: 151)
pembelajaran dengan menggunakan
Tabel 1. Kategori Gain Ternormalisasi
media visual dua dimensi di kelas kontrol;
(3)
Postest.
Teknik
pengumpulan data berupa tes akhir (postest)
untuk
Nilai
Gain Ternormalisasi
-1,00 ≤ g < 0,00
Interpretasi Terjadi penurunan Tidak
g = 0,00
peningkatan
mengetahui
keterampilan membaca pemahaman siswa kelas ekperimen dan kelas
terjadi
0,00 < g < 0,30
Rendah
0,30 ≤ g < 0,70
Sedang
0,70 ≤ g ≤ 1,00
Tinggi
(Sumber: Sundayana, 2014: 151)
kontrol setelah diberi perlakuan. Analisis data dalam penelitian ini
Dalam
melakukan
uji
adalah analisis data hasil tes yang
normalitas untuk mengetahui apakah
digunakan
mengetahui
data berdistribusi normal atau tidak
besarnya pengaruh media visual tiga
yang dilakukan dengan metode uji
dimensi pada kelas eksperimen dan
liliefors.
besarnya peningkatan hasil belajar
menggunakan
siswa
berikut (Sundayana, 2014):
untuk
antara
kelas
eksperimen
dengan kelas kontrol. Teknik analisis data
yang
digunakan
adalah
Dihitung
dengan
langkah-langkah
1) Menghitung nilai rata-rata dan simpangan baku data.
menghitung rata-rata, standar deviasi,
2) Susunlah data dari yang terkecil
varians, melakukan uji normalitas, uji
sampai data yang terbesar pada
homogenitas, uji perbandingan baik
tabel.
pada skor tes awal maupun tes akhir. Analisis
data
dilanjutkan
dengan
3) Mengubah nilai x pada nilai z dengan rumus:
perhitungan peningkatan kompetensi yang terjadi sebelum dan sesudah pembelajaran
dengan
rumus
gain 7
Pendas : Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar, ISSN Cetak : 2477-2143 ISSN Online : 2548-6950 Volume II Nomor 1, Juni 2017 4) Menghitung
luas
z
dengan
D. HASIL DAN PEMBAHASAN
menggunakan tabel z
Hasil
5) Menentukan nilai proporsi data yang
lebih
kecil
atau
sama
dengan data tersebut.
nilai proporsi.
dilakukan
temuan di lapangan. Berdasarkan
temuan
data
dihasilkan
beserta
beberapa
pembahasannya
diantaranya adalah hasil tes awal,
7) Menentukan
luas
maksimum
(Lmaks) dari langkah f.
hasil tes akhir, besarnya pengaruh pada
8) Menentukan luas tabel liliefors
kelas
pada
Kriteria kenormalan: jika Lmaks <
eksperimen..
maka
data
berdistribusi
normal.
eksprimen,
dan
peningkatan skor kemampuan siswa
(Ltabel); Ltabel = Lα(n-1) Ltabel
ini
berdasarkan analisis dan temuan-
analisis
6) Menghitung selisih luas z dengan
penelitian
kelas
kontrol
Pada tes awal
dan
kelas
rata-rata kelas
eksperimen 54,96 dengan standar
a. Melakukan
uji
homogenitas
dengan rumus:
deviasi 13,55 dan varians 183,60. Sedangkan rata-rata tes awal kelas kontrol 55,67 dengan standar deviasi 13,85
(Rostina Sundayana, 2014: 144)
dan
varians
191,82.
Selanjutnya, dilakukan uji normalitas
Dengan kriteria pengujian sebagai
menggunakan uji
berikut.
homogenitas menggunakan uji fisher
Jika Fhitung ≥ Ftabel → Tidak
sebagai
homogen
menentukan uji perbandingan yang
Jika Fhitung ≤ Ftabel b. Melakukan
→ Homogen uji
perbandingan
dengan rumus:
tepat
uji
untuk
liliefors dan
prasyarat
digunakan.
uji
dalam
Hasil
uji
lilliefors skor tes awal menunjukkan bahwa dengan taraf signifikan α =
dengan
0,05, skor Lmaks
kemampuan awal
siswa kelas eksperimen dan kelas dk= nx + ny – 2,
kontrol memenuhi kriteria Lmaks < Ltabel yaitu untuk kelas eksperimen 0,085 < 0,1840 dan kelas kontrol 0,175 <
(Rostina Sundayana, 2014: 146)
0,1798. Hal ini menunjukkan bahwa 8
Pendas : Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar, ISSN Cetak : 2477-2143 ISSN Online : 2548-6950 Volume II Nomor 1, Juni 2017 skor tes awal siswa kelas eksperimen
pada tes awal. Dilihat dari hasil uji
dan kelas kontrol berdistribusi normal.
perbedaan rata-rata tersebut, siswa
Langkah
adalah
dari kelas eksperimen dan kelas
melakukan uji homogenitas varians
kontrol memiliki kemampuan awal
skor tes awal kelas eksperimen dan
yang
kelas kontrol. Dengan menggunakan
perbedaan
taraf signifikan α = 0,05, hasil uji
kemampuan
homogenitas
mendapatkan perlakuan.
selanjutnya
menunjukkan bahwa
Fhitung < Ftabel atau 1,045 < 2,03. Hal ini berarti
bahwa
varians
kelas
sama,
atau yang
tidak
terdapat
signifikan
siswa
Setelah
sebelum
mengalami
pembelajaran
pada
sebanyak
proses tiga
kali
eksperimen dan kelas kontrol bersifat
pertemuan di kelas eksperimen dan
homogen dan dilanjutkan dengan uji t.
tiga kali pertemuan di kelas kontrol,
Tabel 2. Hasil Uji t Tes awal Uji t Kelas
S2
Ekspe rimen
54, 96
183 ,60
Kontro
55,
191
l
67
,82
Sgab
thitu
ttab
ungan
ng
el
13,7 0
0,1 79
Keput usan Tidak terda pat perbe daan yang signifi kan
2,0 14
(Sumber: Olahan Peneliti, 2017)
atas kelas eksperimen dengan kelas kontrol memiliki thitung 0,179 dan ttabel 2,014, sehingga kemampuan awal siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol memenuhi kriteria thitung < ttabel 0,179
menunjukkan
<
2,014.
bahwa
Ho
Hal
ini
eksperimen
antara dengan
eksperimen
dan
dari kelas
kelas kontrol
diberikan tes akhir. Pemberian tes akhir
bertujuan
untuk
mengetahui
besarnya pengaruh dan peningkatan kemampuan siswa setelah diberikan perlakuan. Hasil analisis terhadap skor tes akhir, diketahui bahwa siswa
visual
siswa
kelas
kelas
kontrol
tiga
dimensi
di
kelas
eksperimen memiliki rata-rata 79,13 tes akhir sebesar dengan standar deviasi
10,44,
sedangkan
kelas
kontrol memiliki rata-rata tes akhir sebesar 64,33 dengan standar deviasi 11,73.
diterima
berarti tidak terdapat perbedaan yang signifikan
siswa
yang belajar menggunakan media
Berdasarkan tebel hasil uji t di
yaitu
selanjutnya
Berdasarkan perbedaan ratarata tes akhir tersebut dapat dilihat bahwa
terdapat
perbedaan
kemampuan yang signifikan antara 9
Pendas : Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar, ISSN Cetak : 2477-2143 ISSN Online : 2548-6950 Volume II Nomor 1, Juni 2017 siswa
yang
belajar
menggunakan
menggunakan
media
visual
skor
sesudah
perlakuan
dimensi dengan siswa yang belajar
dengan
uji
menggunakan
(normalized gain).
media
tiga
peningkatan
visual
dua
sebelum yang
gain
dan
dihitung
ternormalisasi
dimensi Perbedaan ini didasarkan setelah adanya uji perbedaan antara
Tabel
kelas
Indeks Gain Kelas Kontrol dan Kelas
eksperimen
dengan
kelas
kontrol dengan menggunakan uji-t. Tabel 3. Hasil Uji-t Tes Akhir
4.
Statistik
Keput
2
S
Eksperi
79,
108,
men
13
99
Kontrol
64,
137,
33
59
Sgabu
thitu
ttabe
ngan
ng
l
11,1
4,
2,0
2
59
14
Skor
Eksperimen. Kelas
N
Eksperimen
23
Kontrol
24
Standar
X
X
Krite
Deviasi
Max
Min
ria
0,54
0,17
0,80
0,11
0,05
0,16
0,53
0,00
Uji t Kelas
Deskriptif
usan
terdap at perbed aan yang signifik an
(Sumber: Olahan Peneliti, 2017)
Sed ang Ren dah
(Sumber: Olahan Peneliti, 2017) Berdasarkan
tabel
di
atas
diketahui bahwa rata-rata peningkatan hasil belajar kelas eksperimen 0,54 (kategori sedang) dan kelas kontrol
Dari tabel perhitungan uji t di
0,05 (kategori rendah). Selanjutnya
atas diperoleh skor akhir siswa kelas
melakukan uji normalitas data dengan
eksperimen
kontrol
menggunakan uji liliefors. Dari hasil uji
memenuhi kriteria t hitung > ttabel yaitu
lilliefors gain dengan taraf signifikan α
4,59 >2,014yang menunjukkan bahwa
= 0,05 diperoleh bahwa Lmaks < Ltabel
Ha diterima dan Ho ditolak, yang
yaitu, untuk kelas eksperimen 0,095 <
artinya
perbedaan
0,1840 dan kelas kontrol 0,222 >
kemampuan siswa yang signifikan
0,1798. Hal ini menunjukkan bahwa
antara
eksperimen
skor gain siswa kelas eksperimen
dengan kelas kontrol pada tes akhir.
berdistribusi normal dan kelas kontrol
Setelah dilakukan tes awal (pretest)
berdistribusi tidak normal. Oleh karena
dan
itu, maka untuk menguji rerata kelas
dan
kelas
terdapat
siswa
tes
kelas
akhir
mengetahui
(postest),
peningkatan
untuk skor
keterampilan membaca pemahaman siswa
maka
dilakukanlah
eksperimen
dan
kelas
kontrol
menggunakan uji mann whitney.
analisis 10
Pendas : Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar, ISSN Cetak : 2477-2143 ISSN Online : 2548-6950 Volume II Nomor 1, Juni 2017 Tabel 5. Hasil Uji Mann Whitney Gain menggunakan Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Uji Mann Whitney Kateg
Kelas gain Ekspe
0,54
rimen Kontro l
0,05
Keputusan Zhitun
ori
visual
tiga
dimensi, dimana siswa secara aktif untuk
menemukan,
sehingga
Ztabel
media
siswa
bertanya,
dapat
mengingat
g
Sedan g
5,39
Renda
5
1,96
Terdapat
materi dalam waktu jangka panjang.
perbedaan
Hal ini sejalan dengan karakteristik
peningkat an
h
yang
signifikan
(Sumber: Olahan Peneliti, 2017)
dari media visual tiga dimensi menurut Nana Sudjana dalam Asrotun (2014: 17) yang salah satunya yaitu dengan
Berdasarkan tabel hasil uji mann
melibatkan
siswa
dalam
whitney di atas, ditemukan bahwa
penggunaannya hal ini terlihat dari
peningkatan hasil belajar kedua kelas
hasil uji perbedaan rata-rata tes awal
memiliki perbedaan yang signifikan.
dimana
Perbedaan ini didasarkan dengan
dengan kelas kontrol tidak memiliki
adanya uji perbedaan indeks gain
perbedaan
antara kelas eksperimen dan kelas
signifikan.
kontrol
dengan
menggunakan
uji
antara
kelas
rata-rata
Setelah
eksperimen
skor
mengalami
secara
proses
Mann Whitney. Dari perhitungan uji
pembelajaran
Mann Whitney diperoleh
zhitung =
pertemuan di kelas eksperimen dan
hasil uji-t
tiga kali pertemuan di kelas kontrol,
5,395
dan
ztabel = 1,96
.
sebanyak
tersebut menunjukkan bahwa terdapat
selanjutnya
siswa
perbedaan
eksperimen
dan
siswa
yang
yang
menggunakan
signifikan belajar
media
antara dengan
visual
tiga
tiga
dari kelas
kali
kelas kontrol
diberikan tes akhir. Pemberian tes akhir
bertujuan
untuk
mengetahui
dimensi dengan siswa yang belajar
besarnya pengaruh dan peningkatan
dengan media visual dua dimensi.
kemampuan siswa setelah diberikan
Sebelum
dilakukan
perlakuan. Hasil analisis terhadap
pembelajaran dengan menggunakan
skor
media visual tiga dimensi aktivitas
terdapat perbedaan peningkatan rata-
dapat dikatakan hanya mendengarkan
rata antara siswa kelas eksperimen
penjelasan dari guru. Hal ini berbeda
dan kelas kontrol. Hal ini didukung
dengan
oleh hasil uji t yang menyatakan
pembelajaran
yang
tes
akhir,
diketahui
bahwa
11
Pendas : Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar, ISSN Cetak : 2477-2143 ISSN Online : 2548-6950 Volume II Nomor 1, Juni 2017 bahwa
terdapat
signifikan
perbedaan
siswa
menggunakan
yang
media
yang belajar
visual
tiga
Hal tersebut dapat dilihat dari hasil
pengamatan
yang
dilakukan
selama proses pembelajaran yaitu
dimensi dengan siswa yang belajar
kelas
menggunakan
dua
dibandingkan dengan kelas kontrol.
dimensi. Selain terdapat perbedaan
Hal itu disebabkan pada pembelajaran
rata-rata, juga terdapat perbedaan
dengan media visual tiga dimensi
peningkatan antara siswa yang belajar
siswa dapat memahami lebih dalam
menggunakan
tiga
materi sifat bangun ruang balok dan
dimensi dengan siswa yang belajar
kubus sesuai dengan kelebihan dari
menggunakan
dua
media visual tiga dimensi menurut
dimensi. Hal tersebut terlihat pada
Moedjiono dalam Daryanto (2015: 29),
hasil uji mann whitney gain bahwa
yaitu: 1) memberikan pengalaman
terdapat perbedaan yang signifikan
secara
langsung;
antara
secara
konkrit
media
media
media
siswa
menggunakan
visual
visual
visual
yang media
belajar
lebih
aktif
jika
2)
menyajikan
dan
mengjindari
tiga
verbalisme; 3) dapat menunjukkan
dimensi dengan siswa yang belajar
objek secara utuh, baik kontruksi
menggunakan
maupun
media
visual
eksperimen
visual
dua
dimensi.
cara
memperlihatkan
Adanya peningkatan hasil belajar siswa pada siswa kelas eksperimen yang
kerjanya; struktur
4)
dapat
organisasi
secara jelas; 5) dapat menunjukkan alur suatu proses secara jelas.
lebih tinggi dari pada kelas kontrol menunjukkan
bahwa
pembelajaran
dengan menggunakan media visual tiga dimensi dapat meningkatkan hasil belajar siswa
karena
pembelajaran
dengan
menggunakan media visual tiga dimensi telah
mampu
merubah
pembelajaran
E. PENUTUP Berdasarkan hasil analisis data dan temuan yang diperoleh dalam penelitian dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan peningkatan hasil
biasa selama ini yang berpusat pada guru
belajar yang signifikan antara kelas
menjadi pembelajaran yang lebih baik
yang menggunakan media visual tiga
dengan menitikberatkan pada keaktifan
dimensi
siswa.
menggunakan
dengan media
kelas visual
yang dua
dimensi dengan taraf signifikan 0,05. 12
Pendas : Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar, ISSN Cetak : 2477-2143 ISSN Online : 2548-6950 Volume II Nomor 1, Juni 2017 Hal ini dibuktikan dengan terdapatnya
diharapkan
peningkatan hasil belajar matematika
menggunakan media yang bervariasi
pada kelas eksperimen dari rata-rata
agar
tes awal (pretest) 54,96 menjadi 79,13
pemahaman siswa terhadap materi
pada tes akhir (postes) dengn rata-
yang diajarkan. 3) kepada peneliti
rata
selanjutnya
peningkatan
(termasuk
(gain)
kategori
Sedangkan
kelas
peningkatan
lebih
dapat
sering
meningkatkan
agar
dapat
meneliti/
sedang).
mengembangkan penggunaan media
memiliki
visual tiga dimensi dengan tampilan
kontrol
rata-rata
0,54
untuk
tes
awal
yang lebih baik kedepannya.
(pretest) dari 55,67 menjadi 64,33 pada tes akhir (postes) dengan rata-
DAFTAR PUSTAKA
rata
Arsyad,
peningkatan
(gain)
0,05
A.
(2016).
Media
(termasuk kategori rendah). Hal itu
Pembelajaran. Jakarta: PT Raja
menunjukkan
Grafindo Persada.
perbedaan
bahwa
yang
terdapat
signifikan
antara media
kelas
yang
menggunakan
visual
tiga
dimensi
(eksperimen)
Asrotun. (2014). Penggunaan Media Tiga
Dimensi
Meningkatkan
untuk
Hasil
dengan kelas yang menggunakan
Matematika
media visual dua dimensi (kontrol).
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
Adapun saran dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) bagi guru
di
sekolah
meningkatkan
dasar
hasil
untuk belajar
matematika khusus pada materi sifat bangun ruang sederhana sebaiknya menggunakan
media
visual
tiga
Universitas
Siswa.
Belajar (Skripsi)
Islam
Negeri,
Jakarta. Bahri, S & Zain, A. (2010). Strategi Belajar
Mengajar.
Jakarta:
Rineka Cipta. Fendrik,
M.
Kemampuan
(2015). Habits
of
Mind
dimensi. Namun, akan lebih baik jika
Matematis
guru
dengan
Sekolah Dasar. Jurnal Sekolah
bermacam warna seperti merah, biru,
Dasar: Kajian Pengembangan
kuning serta dengan jaring-jaring yang
Pendidikan 2 (2): 80-91. PGSD
lebih beragam. 2) bagi guru kelas
FKIP
dalam
Palembang.
menyediakan
meningkatkan
media
hasil
belajar
Siswa
Analisis
Universitas
Kelas
V
Sriwijaya.
13
Pendas : Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar, ISSN Cetak : 2477-2143 ISSN Online : 2548-6950 Volume II Nomor 1, Juni 2017 Mumtahanah, N. (2014). Penggunaan Media
Visual
Dalam
Pembelajaran PAI. Al-Hikmah: Jurnal Studi Keislaman 4 (1): 91-
E.
(2016).
(2009).
Pembelajaran
Matematika dengan Pendekatan Habits
of
Mind
Meningkatkan Pemahaman
Sanjaya, W. (2011). Perencanaan dan Pembelajaran.
Jakarta: Kencana. Sudjana,
Nana.
(2009).
Penilaian
Hasil Proses Belajar Mengajar.
Kemampuan
Bandung : PT. Remaja Rosda karya.
Matematik Siswa Sekolah Dasar.
Sundayana,
Pascasarjana
Universitas
Pendidikan
R.
(2014).
Statistika
Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Sundayana, R. (2015). Media dan Alat
Indonesia, Bandung. Norvelly.
Sistem
untuk
dan
Sekolah
Media
Pena.
Komunikasi
(Tesis)
Ragam
Pembelajaran.Yogyakarta: Kata
Desain
104. Nirmala.
Rima,
(2010).
Pengaruh
Penggunaan Media Flash Card
Peraga
dalam
Pembelajaran
Matematika. Bandung: Alfabeta.
Terhadap Motivasi dan Hasil
Susilana, R dan Riyana, C. (2009).
Belajar Siswa Kelas IV SDN 003
Media Pembelajaran. Bandung:
Peranap.
CV Wacana Prima.
(Skripsi).
FKIP
Universitas Riau, Pekanbaru. Nurihsan, J & Agustin, M. (2011). Dinamika Perkembangan Anak
Undang-Undang Republik Indonesia tentang
Sistem
Pendidikan
Nasional Nomor 20 Tahun 2003.
dan Remaja: Tinjauan Psikologi, Pendidikan,
dan
Bimbingan.
Bandung: Refika Aditama.
14