87
THE EFFECT OF BOARD GOVERNANCE ON FIRM VALUE Rosyid Nur Anggara Putra Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga
[email protected] ABSTRACT This study aim to examine the effect of board governance and firm value. This research is conducted at the LQ45 company's on the Indonesia Stock Exchange from 20082012 with a sample of 80 companies and using multiple linear regression method. BoardGovernanceis proxied by Board of Commissionerssize, proportion of independent Commissioners, Number of Commissioners Meetings, Audit Committee Size, and number of Audit Committee meetings, while the firm value is measured by Tobin's Q ratio. The results show that proportion of independent commissioner, Audit Committee size, and number of Audit Committee meetings have a significant impact on firm value, while the size of the Board of Commissioners size and Number of Commissioners Meetings has no impact on firm value. Keywords: board governance, firm value Ekonomi ASEAN 2015, mengantisipasi
PENDAHULUAN Penerapan corporate governance
krisis dan mencegah korupsi di level
menjadi agenda penting sejak krisis
perusahaan.
keuangan global di Asia dan Amerika
corporate
Latin. Krisis tersebut merupakan akibat
dimulai ketika krisis keuangan pada
dari tata kelola perusahaan yang buruk
pertengahan
(OECD,
pendorong
perbaikan corporate governance pertama
penerapan corporate governance yaitu
kali dikeluarkan pada tahun 1999 oleh
untuk menciptakan nilai tambah bagi
Komite Nasional Kebijakan Corporate
stakeholders (FCGI, 2001). Perusahaan di
Governance (KNKCG) yang dibentuk
Indonesia
menerapkan
berdasar Keputusan Menteri Koordinator
corporate governance (bisniskeuangan.
Bidang Ekonomi, Keuangan, dan Industri
kompas.com, 2013). Hal ini dilakukan
Nomor:
antara lain untuk menghadapi Masyarakat
Pengawas Pasar Modal (Bapepam) dan
2001).
didesak
Faktor
untuk
EFEKTIF Jurnal Bisnis dan Ekonomi
Perkembangan governance
tahun
penerapan
di
1990an.
Indonesia
Upaya
KEP/31/M.EKUIN/08/1999.
E-ISSN 2503 - 2968
88
Bursa Efek Jakarta (BEJ), menerbitkan
rendahnya kualitas laba, yang akhirnya
code for good corporate governance dan
berdampak pada keputusan investor dan
peraturan yang berkaitan dengan tata
kreditor
kelola perusahaan (corporate governance),
berkurang (Siallagan & Machfoedz, 2006).
yaitu Keputusan Direksi PT Bursa Efek
Morck et al. (1988) membuktikan bahwa
Jakarta Nomor: Kep-15/BEJ/062000 butir
Tobin’s Q (nilai perusahaan) meningkat
C
dan kemudian menurun searah dengan
mengenai
Komisaris
Independen,
Komite Audit dan Sekretaris Perusahaan.
konsep
yang
hubungan
antara
pemilik
nilai
perusahaan
peningkatan kepemilikan manajerial.
Corporate governance merupakan perluasan
sehingga
Menurut
Fama
(1978)
nilai
mengatur
perusahaan tercermin pada harga pasar
dengan
saham. Semakin tinggi harga saham,
manajemen perusahaan. Pemisahan antara
semakin tinggi nilai perusahaan. Penilaian
kepemilikan dan pengelolaan perusahaan
harga
memungkinkan
agency
membandingkan nilai perolehan saham
problems, yaitu kondisi dimana pengelola
dengan harga pasar saham. Penilaian ini
perusahaan (manajer) tidak bekerja secara
untuk memutuskan apakah saham akan
optimal dalam rangka memaksimalkan
dijual, dibeli atau ditahan (Fernandez,
kekayaan
problems
2013). Penelitian terdahulu menunjukkan
pengambilan
bahwa corporate governance merupakan
terjadi
timbulnya
pemilik. karena
Agency
sistem
saham
salah
dan pihak pengawas dari keputusan-
berpengaruh
keputusan penting pada seluruh tingkatan
perusahaan di China. Pengaruh positif
organisasi (Fama & Jensen, 1983). Agency
tersebut
problems
perusahaan di China dalam penerapan
adanya
sifat
opportunistic manajemen yang berakibat
EFEKTIF Jurnal Bisnis dan Ekonomi
corporate
faktor
untuk
keputusan yang terpisah antara manajemen
menyebabkan
satu
digunakan
pendukung
yang
terhadap
nilai
positif
disebabkan
kepatuhan
governance
dan
setiap
peran
E-ISSN 2503 - 2968
89
pemerintah dalam meningkatkan standar
identifikasi mekanisme governance pada
corporate governance (Bai, Liu, Lu,
perusahaan yang terdaftar di bursa efek
Song& Zhang, 2002). Brown & Caylor
China, dan menentukan tingkat kepatuhan
(2006) mengemukakan bahwa penilaian
praktik corporate governance. Penelitian
governance berpengaruh positif terhadap
tersebut menemukan bahwa corporate
nilai perusahaan pada perusahaan yang
governance berpengaruh positif terhadap
terdaftar di bursa efek Amerika Serikat.
nilai perusahaan, sertapara investor di
Selanjutnya
Bauwhede
China
ungkapkan
bahwa
(2009)
terdapat
meng-
lebih
memilih
untuk
meng-
pengaruh
investasikan dananya pada perusahaan
positif struktur Dewan Komisaris terhadap
dengan nilai perusahaan yang tinggi.
nilai perusahaan di Eropa. Pengaruh
Pertimbangan tersebut dilakukan dengan
positif tersebut disebabkan oleh tingkat
alasan penerapan corporate governance
kepatuhan
pada perusahaan penting untuk dipatuhi.
Dewan
Komisaris
dalam
menerapkan corporate governance.
Penelitian terdahulu menunjukkan
Penelitian Belkhir (2009) tentang pengaruh
Board
Size
terhadap
nilai
ada
perbedaan
pengaruh
governance terhadap nilai perusahaan.
perusahaan pada sampel 174 perusahaan
Perbedaan
tersebut
perbankan
perbedaan
dalam
periode
di
Amerika
laporan
menunjukkan
Serikat
keuangan
bahwa
pada
1995-2002
ukuran
Dewan
corporate
disebabkan variabel
oleh
corporate
governance yang digunakan dalam setiap penelitian,
peraturan,
dan
kondisi
Komisaris berpengaruh positif terhadap
perekonomian pada masing-masing negara
nilai perusahaan yang diproksikan dengan
tempat
Tobin’s Q. Semakin besar ukuran Dewan
mengisyaratkan perlunya studi lanjutan
Komisaris
untuk
semakin
tinggi
nilai
perusahaan. Bai et al. (2002) meng-
EFEKTIF Jurnal Bisnis dan Ekonomi
penelitian. Perbedaan
menguji
pengaruh
tersebut
corporate
governance terhadap nilai perusahaan,
E-ISSN 2503 - 2968
90
khususnya di Indonesia. Oleh karenanya
terjadi pada kontrak keagenan dengan cara
penelitian ini dilakukan karena masih ada
yang konsisten dalam memaksimalkan
gap
yang
nilai perusahaan (Macey & O’Hara, 2003).
dipengaruhi oleh mekanisme corporate
Macey & O’Hara (2003) mendefinisikan
governance dan menitikberatkan pada
corporate governance sebagai kontrak
board governance.
implisit antara pemegang saham dengan
antara
nilai
perusahaan
manajer dan direksi untuk memaksimalkan TINJAUAN TEORITIS nilai perusahaan bagi pemegang saham. 1. Agency Theory Terdapat dua mekanisme dalam corporate Teori keagenan yang dikembanggovernance yaitu mekanisme internal dan kan oleh Jensen dan Meckling (1976) mekanisme merupakan
teori
tentang
eksternal
(Babatunde
&
hubungan Olaniran,
2009).
Mekanisme
internal
kontraktual principal dengan agent yang meliputi: ownership structure, board of membuat sebuah model mengenai suatu directors, kompensasi manajerial, transhubungan
kontraktual
antara
manajer paransi
(agent)
dengan
pemilik
finansial,
dan
pengungkapan
(principal). informasi yang berimbang, sedangkan
Principal atau pemilik yang tidak mampu mekanisme ekternal merupakan teknik mengelola
perusahaannya
sendiri berbasis
pasar
yang
didesain
untuk
menyerahkan tanggung jawab operasional memperkuat struktur internal governance, perusahaan pada agent atau manajer sesuai yang dituangkan dalam peraturan dan dengan
kontrak
kerja,
sehingga
ada perundang-undangan dengan tujuan untuk
pemisahan
tanggung
jawab
antara menciptakan efisiensi bagi operasional
principal dan agent. perusahaan,
baik
dalam
lingkungan
2. Corporate Governance internal maupun eksternal perusahaan Corporate
governce
berfungsi (OECD, 2005).
untuk menyelesaikan kesenjangan yang EFEKTIF Jurnal Bisnis dan Ekonomi
E-ISSN 2503 - 2968
91
Istilah
corporate
governance
Operation And Development merupakan
disebut pertama kali oleh Cadbury (1992)
seperangkat hubungan antara manajemen
sebagai
perusahaan
perusahaan, dewan komisaris, pemegang
diarahkan dan dikendalikan. DalamBursa
saham dan pemangku kepentingan lainnya
Efek
corporate
(OECD, 2004). UU No. 40 tahun 2007
governance didefinisikan sebagai suatu
menyebutkan bahwa Organ Perseroan
sistem yang dirancang untuk mengarahkan
adalah Rapat Umum Pemegang Saham
pengelolaan perusahaan secara profesional
(RUPS), Direksi, dan Dewan Komisaris.
berdasar
transparansi,
Organ inimerupakan Organ Perseroan
akuntabilitas, responsibilitas, independen,
yang mempunyai wewenang yang tidak
kewajaran dan kesetaraan.
diberikan
sistem
dimana
Indonesia
(2011)
prinsip-prinsip
Penelitian ini menggunakan mekanisme
internal
berupa
board
corporate
governance
structureyang
pada
Direksi
atau
Dewan
Komisaris dalam batas yang ditentukan dalam
undang-undang
ini
dan/atau
meliputi
anggaran dasar. Selanjutnya, Direksi dan
Dewan Komisaris dan Komite Audit.
Dewan Komisaris bertanggung jawab pada
Board dianggap sebagai lembaga yang
Rapat Umum Pemagang Saham.
dapat mengurangi efek agency problem
Terdapat dua sistem
hukum
dalam organisasi, karena keputusan yang
berkenaan dengan board governance,
diambil
merupakan
yaitu Anglo Saxon dan Kontinental Eropa
keputusan grup secara luas, sehinggaboard
(FCGI 2001). Sistem Hukum Anglo Saxon
size dapat mempengaruhi proses dan
mempunyai sistem satu tingkat (one tier
keefektifan board (Dwivedi & Jain, 2005).
system).
3. Board Governance
hanya mempunyai satu Direksi yang pada
dalam
board
Pada sistem ini, perusahaan
Mekanisme corporate governance
umumnya merupakan kombinasi antara
dalam Organisation For Economic Co-
manajer atau pengurus senior (Direktur
EFEKTIF Jurnal Bisnis dan Ekonomi
E-ISSN 2503 - 2968
92
Eksekutif) dan Direktur Independen yang
perusahaan di
bekerja dengan prinsip paruh waktu (Non
tiers system untuk struktur dewan dalam
Direktur
perusahaan.
Eksekutif).
Negara-negara
dengan sistem iniantara lain Amerika Serikat
Indonesia menganut two
4. Nilai Perusahaan
dan Inggris. Sedangkan sistem
Nilai perusahaan tercermin pada
Hukum Kontinental Eropa mempunyai
harga pasar saham.Semakin tinggi harga
sistem dua tingkat (two tiers system). Pada
saham, semakin tinggi nilai perusahaan
sistem kedua, perusahaan mempunyai dua
(Fama, 1978). Nilai perusahaan sering
badan terpisah, yaitu Dewan Pengawas
dikaitkan dengan aktivitas perusahaan di
(Dewan Komisaris) dan Dewan Mana-
bursa saham. Menurut Suharli (2006), ada
jemen (Direksi). Dalam sistem ini, anggota
beberapa pendekatan yang untuk menilai
Direksi diangkat dan setiap waktu dapat
perusahaan. Dari pendekatan ini mem-
diganti oleh badan pengawas (Dewan
buktikan bahwa nilai perusahaan dapat
Komisaris).
Direksi
juga
harus
diukur dengan berbagai cara yaitu melalui
memberikan
informasi
pada
Dewan
tingkat laba, arus kas, dividen, aktiva,
Komisaris dan menjawab hal-hal yang
harga saham dan Economic Value Added.
diajukan oleh Dewan Komisaris. Dewan
Pengukuran
Komisaris
penelitian
bertanggungjawab
mengawasi
tugas-tugas
untuk
manajemen.
nilai ini
perusahaan hanya
dalam
menggunakan
pendekatan harga saham karena untuk
Anggota Dewan Komisaris diangkat dan
menguji
diganti
Negara-negara
terhadap nilai perusahaan yang diproksi
dengan two tiers system adalah Denmark,
dengan Tobin’s Q. Nilai Tobin’s Q
Jerman, Belanda, dan Jepang. Sistem
menggambarkan suatu kondisi peluang
hukum di Indonesia berasal dari sistem
investasi yang dimiliki perusahaan (Lang,
hukum
Stulz,
dalam
RUPS.
Belanda,
sehingga
hukum
EFEKTIF Jurnal Bisnis dan Ekonomi
pengaruh
dan
board
Walkling
governance
1989).
Nilai
E-ISSN 2503 - 2968
93
perusahaan dalam penelitian ini diukur Tobin’s
bahwa ukuran Dewan Komisaris ber-
Qkarena penghitungan dengan rasio ini
pengaruh negatif terhadap nilai perusahaan
lebih rasional dengan memasukkan unsur-
di Amerika Serikat. Hal ini berarti bahwa
unsur
semakin besar anggota dewan komisaris
dengan
menggunakan
kewajiban
rasio
Yermark (1996) menemukan bukti
sebagai
dasar
penghitungan.
menurunkan nilai perusahaan. Pengaruh
Rasio Tobin’s Q ini digunakan
negatif tersebut disebabkan bahwa ukuran
untuk mengetahui nilai perusahaan melalui
Dewan
potensi
perkembangan
potensi
kemampuan
Komisaris
yang
lebih
besar
harga
saham,
sehingga tidak efektif dalam melakukan
manajer
dalam
komunikasi dan koordinasi, yang akhirnya
mengelola aktiva perusahaan dan potensi
proses pengambilan keputusan menjadi
pertumbuhan
&
lambat. Demikian juga Eisenberg et al.
Puspitasari 2010). Rumus Tobins’ Q yang
(1998) menyatakan bahwa ukuran Dewan
dimodifikasi oleh Chung & Pruitt (1994)
Komisaris berpengaruh negatif terhadap
dan dibuat oleh Lindenberg & Ross (1981)
nilai perusahaan. Semakin besar ukuran
adalah sebagai berikut:
Dewan
Tobins’ Q =
investasi
(Sudiyatno
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑀𝑎𝑟𝑘𝑒𝑡 𝑉𝑎𝑙𝑢𝑒 𝑜𝑓 𝐹𝑖𝑟𝑚 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡 𝑉𝑎𝑙𝑢𝑒
atau
Komisaris,
mengalami
maka
masalah
perusahaan
koordinasi
Q = (MVS + D) / TA
komunikasi,
Keterangan : Q : Tobin’s Q MVS : Market value of all outstanding shares, i.e. the firm’s Stock Price * Outstanding Shares. D : Total Debt TA : Firm’s Assets
pengambilan keputusan menjadi tidak
PENGEMBANGAN HIPOTESIS DAN SKEMA PENELITIAN
adalah:
1. Ukuran Dewan Komisaris dan Nilai Perusahaan
EFEKTIF Jurnal Bisnis dan Ekonomi
sehingga
dalam
dan proses
efektif dan nilai perusahaan menjadi turun. Berdasarkan hipotesis
yang
uraian
dapat
ini,
maka
dikembangkan
H1 : Ukuran Dewan Komisaris berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan.
E-ISSN 2503 - 2968
94
Rapat Dewan Komisaris yang lebih
2. Proporsi Dewan Komisaris Independen dan Nilai Perusahaan
banyakakan meningkatkan nilai perusahaBhagat & Bolton (2007) meman (Vafeas, 1999). Peningkatan tersebut buktikan bahwa proporsi Komisaris Indedisebabkan oleh meningkatnya efektifitas penden berpengaruh negatif terhadap nilai pengawasan dan pengambilan keputusan perusahaan. Hal
itu
karena proporsi sehingga Dewan Komisaris lebih cepat
komisaris independen yang kecil sehingga memberi masukan terhadap masalah yang lebih efektif dalam melakukan pengterjadi di perusahaan. Ntim & Osei (2011) awasan
terhadap
manajemen
yang meneliti pengaruh rapat Dewan Komisaris
akhirnya nilai perusahaan menjadi lebih terhadap
nilai
perusahaan
pada
169
tinggi. Penelitian Belkhir (2009) menyataperusahaan yang terdaftar 2002-2007 di kan bahwa proporsi Komisaris Independen Afrika Selatan dan hasilnya menunjukkan berpengaruh negatif terhadap nilai perbahwa
rapat
Dewan
Komisaris
ber-
usahaan di Amerika Serikat. Pengaruh pengaruh positif terhadap nilai perusahaan. tersebut disebabkan proporsi Komisaris Rapat Dewan Komisaris tersebut meningIndependen yang besar, koordinasi dan katkan efektifitas dalam memberikan saran komunikasi tidak berjalan efektif sehingga dan pengawasan terhadap kedisiplinan berpengaruh terhadap pengambilan kemanajemen, sehingga meningkatkan nilai putusan dan pengawasan yang akhirnya perusahaan. Frekuensi rapat pemegang berdampak pada turunnya nilai persaham
dan
rapat
dewan
komisaris
usahaan. Dengan demikian dapat dikemberpengaruh
positif
terhadap
nilai
bangkan hipotesis sebagai berikut: perusahaan karena dalam rapat tersebut H2 : Proporsi Komisaris Independen berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan.
Dewan Komisaris mendapatkan informasi penting dan menjalankan tugasnya dalam
a. Jumlah Rapat Dewan Komisaris dan Nilai Perusahaan
EFEKTIF Jurnal Bisnis dan Ekonomi
pengawasan (Francis, Hasan & Wu 2012).
E-ISSN 2503 - 2968
95
Berdasarkan uraian ini dapat dikem-
c. Jumlah Rapat Komite Auidt dan Nilai Perusahaan
bangkan hipotesis sebagai berikut: Jumlah rapat komite audit penting H3 : Jumlah rapat Dewan Komisaris berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan.
untuk efektifitas monitoring manajamen perusahaan (Lin et al., 2006). Al Matari et
b. Ukuran Komite Audit dan Nilai Perusahaan
al. (2007) menemukan bahwa jumlah rapat
Penelitian Ojulari (2012) pada
komite audit berpengaruh positif terhadap
sampel 100 perusahaan di Bursa Efek
nilai
London tahun 2008 dan 2009 menemukan
disebabkan oleh efektifitas rapat komite
bahwa ukuran Komite Audit berpengaruh
audit dalam mengambil keputusan yang
positif
berkaitan dengan pengendalian internal
terhadap
nilai
perusahaan.
perusahaan.
Pengaruh
tersebut
Pengaruh positif tersebut disebabkan oleh
perusahaan,
sehingga
efektivitas ukuran komite audit dalam
kedisiplinan
manajemen.
melakukan
internal,
penelitian Beasley et al. (2000) mem-
sehingga kepatuhan manajemen terhadap
buktikan bahwa Komite Audit dengan
peraturan lebih baik. Penelitian Siallagan
rapat lebih tinggi memiliki banyak waktu
& Mahfoedz (2006) menyatakan bahwa
untuk
ukuran Komite Audit berpengaruh positif
keuangan, mengidentifikasi risiko mana-
terhadap nilai perusahaan. Hasil positif
jemen
tersebut disebabkan fungsi Komite Audit
internal
sebagai pengendali internal telah berjalan
perusahaan. Penelitian Brick & Chidam-
sesuai dengan peraturan yang berlaku.
baran (2007) mengungkapkan bahwa rapat
Berdasarkan uraian ini dapat dikem-
Komite Audit berpengaruh positif ter-
bangkan hipotesis sebagai berikut:
hadap nilai perusahaan. Fungsi rapat
H4 : Ukuran Komite Audit berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan
Komite Audit merupakan sarana untuk
pengendalian
mengawasi
dan
EFEKTIF Jurnal Bisnis dan Ekonomi
Selanjutnya
proses
memantau
sehingga
menyampaikan
meningkatkan
pelaporan
pengendalian
meningkatkan
informasi
dan
nilai
peng-
E-ISSN 2503 - 2968
96
ambilan keputusan. Berdasar uraian ini
pasar yang besar pada periode 2008-2012.
dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
Hal ini karena tahun 2008 terjadi inflasi
H5 : Jumlah rapat Komite Audit berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan
yang tinggi pada pertengahan tahun
Berdasarkan tinjauan teoritis dapat
pada akhir tahun 2008 (http://www.setneg.
digambarkan skema penelitian ini sebagai berikut.
tersebut, dan mengalami penurunan inflasi
go.id, 2009). Total observasi yaitu 225 per-
Variabel Independen Dependen
usahaan.
Variabel
Teknik
penentuan
sampel
menggunakan teknik purposive sampling. Ukuran Dewan Komisaris
H1 (-)
Kriteria dalam pengambilan sampel adalah Proporsi Komisaris Independen
H2 (-)
Jumlah Rapat Dewan Komisaris
H3 (+)
Ukuran Komite Audit
H4 (+)
sebagai berikut: Nilai Perusahaan (Indikator Tobin’s Q)
a. Perusahaan
yang
disampel
adalah
perusahaan yang lima tahun tahun berturut-turut selama periode 2008Jumlah Rapat Komite Audit
H5 (+)
2012 masuk dalam indeks LQ 45 yang diterbitkan pada periode Agustus -
Gambar 1. Skema Konseptual Penelitian
Januari. b. Perusahaan
yang
disampel
telah
METODE PENELITIAN menerbitkan annual report yang utuh 1. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel Populasi
2008-2012
dan
menyajikan informasi mengenai dewan
adalah perusahaan yang sahamnya masuk
komisaris dan komite audit secara
dalam indeks LQ 45 yang terdiri dari 45
lengkap.
yang
penelitian
periode
ini
perusahaan
dalam
selama
mempunyai
tingkat
likuiditas tinggi dan tingkat kapitalisasi
EFEKTIF Jurnal Bisnis dan Ekonomi
2. Variabel dan Pengukuran Variabel a. Variabel Dependen.
E-ISSN 2503 - 2968
97
Variabel dependen dalam peneli-
Dewan Komisaris adalah Organ
tian ini adalah nilai perusahaan. Nilai
Perseroan
perusahaan merupakan persepsi investor
pengawasan secara umum dan/atau khusus
terhadap tingkat keberhasilan perusahaan
sesuai
yang sering dikaitkan dengan harga saham
memberi nasihat pada Direksi (UU No 40
(Sujoko & Soebiantoro, 2007). Nilai
tahun 2007). Ukuran Dewan Komisaris
perusahaan diukur dengan rasio Tobin’s
merupakan
Q. Nilai Tobin’s Q menggambarkan suatu
komisaris
kondisi peluang investasi yang dimiliki
(Belkhir, 2009; De Andres et al., 2005;
perusahaan (Lang, Stulz & Walkling,
Yermack, 1996; Eisenberg et al., 1998;
1989). Nilai Perusahaan diukur dengan
Ahmed etal., 2006; Ehikioya, 2007;
menggunakan Tobin’s Q yang dimodifi-
Kumar & Sigh, 2013). Ukuran dewan
kasi dan disederhanakan oleh Chung &
komisaris
Pruitt (1994) dari rumus yang dibuat oleh
jumlah
Lindenberg & Ross (1981). Rumus ter-
komisaris yang dimiliki perusahaan baik
sebut adalah sebagai berikut :
yang berasal dari dalam maupun luar
Tobins’ Q =
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑀𝑎𝑟𝑘𝑒𝑡 𝑉𝑎𝑙𝑢𝑒 𝑜𝑓 𝐹𝑖𝑟𝑚 (MVS + D) 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡 (TA)
Keterangan : MVS =Market value of all outstanding shares, i.e. the firm’s Stock Price * Outstanding Shares. D =Total Debt TA =Firm’s Assets
yang
dengan
bertugas
anggaran
jumlah pada
melakukan
dasar
anggota
sebuah
perusahaan/independen
dewan
perusahaan
direpresentasikan keseluruhan
serta
anggota
dengan dewan
(Suhardjanto et
al., 2012). Ukuran Dewan Komisaris = Komisaris Perusahaan + Komisaris Independen 2) Proporsi Komisaris Independen
b. Variabel Independen Variabel independen dalam peneli-
Komisaris Independen merupakan anggota Dewan Komisaris yang tidak
tian ini antara lain :
terafiliasi (KNKG, 2006). Pihak terafiliasi
1) Ukuran Dewan Komisaris
adalah pihak yang mempunyai hubungan
EFEKTIF Jurnal Bisnis dan Ekonomi
E-ISSN 2503 - 2968
98
bisnis dan kekeluargaan dengan dengan
dengan penelitian Ntim & Osei (2011),
manajemen, anggota dewan komisaris
Brick & Chidambaran (2007), dan Cety &
lainnya, dan pemegang saham pengendali,
Suhardjanto (2010) yaitu jumlah rapat
serta bebas dari hubungan bisnis atau
yang dilakukan oleh Dewan Komisaris
hubungan lainnya. Komisaris independen
dalam satu tahun.
sesuai dengan penelitian Suhardjanto & Afni (2009) dan Belkhir (2009) yang diukur dengan persentase anggota Dewan Komisaris
yang
berasal
dari
luar
perusahaan dari seluruh ukuran anggota dewan komisaris perusahaan.
Komisaris Independen x 100% Dewan Komisaris
pengambilan
Komisaris
keputusan
yang
berkaitan dengan kepentingan perusahaan (Ntim & Osei, 2011; Isshaq et al., 2009; Tong et al., 2013; Francis et al., 2012). Hasil rapat Dewan Komisaris dibuat dalam risalah Rapat Dewan Komisaris. Risalah ini
memuat
segala
sesuatu
yang
dibicarakan dan diputuskan dalam rapat tersebut.RapatDewan
dukung Dewan Komisaris yang bekerja secara kolektif dan berfungsi membantu
tugasnya (DeFond et al., 2004, Siallagan
Ojulari, 2012; Al-Matari et al., 2012).
merupakan pertemuan dewan komisaris dalam
Komite audit adalah organ pen-
& Machfoedz, 2006; Mollah et al., 2012;
3) Rapat Dewan Komisaris Dewan
4) Komite Audit
Dewan Komisaris dalam melaksanakan
Proporsi Komisaris Independen =
Rapat
Jumlah Rapat Dewan Komisaris = Rapat Dewan Komisaris dalam 1 Tahun
Komisaris
sesuai
EFEKTIF Jurnal Bisnis dan Ekonomi
Tanggungjawab Komite Audit minimal menyangkut proses penyusunan laporan keuangan
dan
pengawasan
pelaporan
intern,
serta
lainnya, dipatuhinya
ketentuan tentang undang-undang dan peraturan
serta
etika
bisnis
(FCGI,
2006).Ukuran Komite Audit sesuai dengan penelitian Siallagan & Machfoedz (2006), Mollah et al., (2012), dan Ojulari (2012) yangdiukur dari jumlah komite audit yang ada dalam perusahaan. E-ISSN 2503 - 2968
99
Ukuran Komite Audit = Komite Audit 5) Rapat Komite Audit Rapat Komite Audit merupakan rapat yang dilakukan oleh komite audit selama satu tahun (Lin et al., 2006; Hsu, 2007; Al Matari et al., 2007; Brick &
Keterangan : Tobin’s Q : Nilai Perusahaan UDK : Ukuran Dewan Komisaris PKI : Proporsi Komisaris Independen RDK : Jumlah Rapat Dewan Komisaris UKA : Ukuran Komite Audit RKA : Jumlah Rapat Komite Audit Β0 : Konstanta β 1 - β5 : Koefisien Regresi ε : error term
Chidambaran, 2007; Beasley et al., 2000; Bouaziz, 2012). Rapat ini merupakan
HASIL ANALISIS DATA
sarana komunikasi antar anggota Komite
1. Statistik Deskriptif
Audit
dalam
menjalankan
Tabel 1 menunjukkan statistik des-
tugasnya
sebagai pembantu Dewan Komisaris untuk
kriptif dari masing-masing variabel.
mengawasi jalannya perusahaan. Jumlah
Tabel 1. Statistik Deskriptif Var Penelitian
rapat
Komite
Audit
sesuai
Variabel
N
UDK PKI JRK UKA RKA Tobins Q
80 80 80 80 80 80
Min
Mak
Mean
dengan
penelitian Li et al. (2008), Ettredge et al. (2010), dan Suhardjanto et al. (2012)
4 ,285 3 3 4 ,581
12 6,500 ,667 ,464 53 17,650 8 4,400 57 19,070 7,498 2,104
diukur dari jumlah rapat komite audit yang
Sumber: Data Diolah
dilaksanakan dalam satu tahun.
2. Pengujian Hipotesis
Jumlah Rapat Komite Audit = Rapat Komite Audit dalam 1 Tahun 3. Model Penelitian
Std. Deviasi 1,623 ,102 14,484 1,356 11,339 1,354
Hasil regresi berganda dalam penelitian ini disajikan dalam tabel 2 berikut ini.
Metode pengujian yang digunakan adalah
uji
regresi
berganda
dengan
formula sebagai berikut. Tobin’s Q = β0+ β1UDK+ β2PKI+ β3RDK+ β4UKA+ β5RKA+ε
EFEKTIF Jurnal Bisnis dan Ekonomi
E-ISSN 2503 - 2968
100
proporsi Komisaris Independen, jumlah Tabel 2. Hasil Analisis Regresi Berganda Variabel
Notasi
Constant Ukuran Dewan Komisaris Proporsi Komisaris Independen Rapat Dewan Komisaris
rapat Dewan Komisaris, ukuran Komite
Coeff
t- Stat
Sig
5,051
5,505
,000
UDK
-,005
-,062
,951
Audit, dan jumlah rapat Komite Audit
PKI
5,815
3,658
,000
secara simultan berpengaruh terhadap nilai
JRK
,012
,960
,340
Ukuran Komite Audit
UKA
-,217
Rapat Komite Audit
RKA
,028
R Square
,271
Adjusted R Square
,221
F
5,495
Sig
,000
2,060 2,057
perusahaan.
,043 ,043
Darilima
variabel
independen
hanya tiga variabel yang berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.
Sumber: Data Diolah
Variabel independen yang berpengaruh
Nilai adjusted R2 sebesar 0,22 atau
terhadap
menunjukkan
22%
memiliki nilai sig kurang dari 0,05 yaitu
perubahan nilai perusahaan dipengaruhi
variabel proporsi Komisaris Independen
oleh ukuran Dewan Komisaris, proporsi
dengan nilai sig 0,000, ukuran Komite
Komisaris
rapat
Audit dengan nilai sig 0,043, dan jumlah
Dewan Komisaris, ukuran Komite Audit,
rapat Komite Audit dengan nilai sig 0,043.
22%
arti
Independen,
bahwa
jumlah
nilai
perusahaan
tersebut
dan jumlah rapat Komite Audit, sedangkan 77,9% dijelaskan oleh variabel lain di luar
1. Pengaruh Ukuran Dewan Komisaris terhadap Nilai Perusahaan
model penelitian. Nilai F sebesar 5,495 dengan sig sebesar
0,00
PEMBAHASAN
lebih
kecil
Ukuran Dewan Komisaris dalam
darinilai
penelitian ini diukur dari jumlah kese-
signifikansi 5% yang mengindikasikan
luruhan anggota dewan komisaris yang
bahwa model regresi yang digunakan
dimiliki perusahaan baik yang berasal dari
dalam penelitian ini layak (fit) digunakan
dalam maupun luar perusahaan (Suhar-
sebagai model pengujian hipotesis. Hal ini
djanto et al., 2012). Hasil pengujian
berarti bahwa ukuran Dewan Komisaris,
menunjukkan
EFEKTIF Jurnal Bisnis dan Ekonomi
bahwa
jumlah
Dewan
E-ISSN 2503 - 2968
101
Komisaris tidak berpengaruh terhadap
2009).
nilai
bahwa proporsi Komisaris Independen
perusahaan,
dengan
demikian
Hasil
pengujian
hipotesis 1 yang menyatakan ukuran
berpengaruh
Dewan Komisaris berpengaruh negatif
perusahaan, dengan demikianhipotesis 2
terhadap nilai perusahaan tidak terdukung.
yang
Ukuran
Komisaris
Dewan
perusahaan
Komisaris
LQ45
tidak
pada
berpengaruh
terhadap nilai perusahaan. Berdasarkan
negatif
menunjukkan
menyatakan
terhadap
bahwa
Independen
negatif
terhadap
nilai
Proporsi
berpengaruh
nilai
perusahaan
terdukung.
UU No. 40 tahun 2007 menyebutkan
Koefisien
regresi
Dewan Komisaris terdiri atas 1 (satu)
menunjukkan
orang
proporsi Komisaris Independen, semakin
anggota
atau
lebih.
Dengan
bahwa
negatif
nilai
semakin
perusahaan.
tinggi
demikian, ukuran Dewan komisaris yang
rendah
ditentukan dalam UU tersebut minimal 1
independen pada perusahaan LQ45 telah
orang dan tidak ada batasan jumlah
melakukan fungsi pengawasan dengan
maksimal, sehingga penentuan ukuran
baik,
Dewan Komisaris pada perusahaan LQ45
memberikan kontribusi pengawasan yang
hanya untuk memenuhi regulasi pada UU
kuat tanpa intervensi pihak yang memiliki
No 40 tahun 2007.
hubungan langsung dengan perusahaan.
2. Pengaruh Proporsi Komisaris Independen terhadap Nilai Perusahaan
Hasil pengawasan Komisaris Independen
sehingga
pihak
Komisaris
independen
yang terlalu ketat tidak begitu disukai oleh Proporsi
Komisaris
Independen investor di Indonesia, sehingga hal ini
dalam penelitian ini diukur dari persentase akan berdampak pada turunnya minat anggota Dewan Komisaris yang berasal investor
untuk
membeli
saham
atau
dari luar perusahaan dari seluruh ukuran berinvestasi anggota
dewan
komisaris
pada
perusahaan
LQ45.
investor
tersebut
perusahaan Menurunnya
minat
(Suhardjanto & Afni, 2009; Belkhir, EFEKTIF Jurnal Bisnis dan Ekonomi
E-ISSN 2503 - 2968
102
menurunkan harga jual saham, sehingga
sebagai pengawas terhadap manajemen
nilai perusahaan menjadi turun.
perusahaan. Dengan demikian penelitian
a. Pengaruh Jumlah Rapat Komisaris terhadap Nilai Perusahaan
ini menemukan bukti bahwa rapat dewan komisaris tidak berpengaruh signifikan
Jumlah Rapat Dewan Komisaris terhadap nilai perusahaan. yang
diukur
darijumlah
rapat
yang
dilakukan oleh Dewan Komisaris dalam
b. Pengaruh Ukuran Komite Audit terhadap Nilai Perusahaan
satu tahun (Ntim & Osei, 2011; Brick &
Ukuran
Komite
Audit
sesuai
Chidambaran, 2007; dan Cety & Suhar-
dengan penelitian Siallagan & Machfoedz
djanto, 2010). Hasil pengujian menunjuk-
(2006), Mollah et al. (2012), dan Ojulari
kan bahwa jumlah rapat Dewan Komisaris
(2012)diukur dari jumlah komite audit
tidak berpengaruh terhadap nilai perusa-
yang
haan, dengan demikian hipotesis 3 yang
pengujian menunjukkan bahwa ukuran
menyatakan
Komite
Audit
berpengaruh
negatif
Komisaris berpengaruh negatif terhadap
terhadap
nilai
perusahaan,
dengan
nilai perusahaan tidak terdukung.
demikian hipotesis 4 yang menyatakan
jumlah
rapat
Dewan
ada
dalam
perusahaan.
Hasil
Berdasar hasil regresi menunjuk-
ukuran Komite Audit berpengaruh positif
kan bahwa jumlah rapat Dewan Komisaris
terhadap nilai perusahaan tidak terdukung.
tidak berpengaruh terhadap nilai perusaha-
Koefisien
regresi
menunjukkan
an LQ45, hal ini disebabkan fungsi rapat
hasil negatif signifikan, sehingga dapat
Dewan
disimpulkan bahwa ukuran Komite Audit
Komisaris
perusahaan
LQ45
sebagai pengawas belum berjalan efektif
pada
sehingga tidak berpengaruh terhadap nilai
negatif
perusahaan.
perusahaan. Hal ini berarti bahwa semakin
Rapat
dewan
komisaris
perusahaan signifikan
berpengaruh
terhadap
Komite
Audit
nilai
merupakan rapat antar anggota dewan
besar
komisaris dalam melaksanakan tugasnya
menurunkan nilai perusahaan, sebaliknya
EFEKTIF Jurnal Bisnis dan Ekonomi
ukuran
LQ45
akan
E-ISSN 2503 - 2968
103
jumlah komite audit yang lebih kecil
pengawasan yang dilakukan oleh auditor
dimungkinkan memberikan pengawasan
internal. Ruang
terhadap kepatuhan menjadi lebih efektif
harus
dibandingkan jumlah komite audit yang
penilaian
tentang
lebih banyak.
efektifitas
sistem
c. Pengaruh Jumlah Rapat Komite Audit terhadap Nilai Perusahaan
Pengaruh positif rapat Komite Audit
lingkup audit internal
meliputi
pemeriksaan
dan
kecukupan
dan
pengawasan
intern.
tersebut disebabkan fungsi rapat Komite Jumlah rapat Komite Audit sesuai Audit
perusahaan
LQ45
telah
dengan penelitian Li et al (2008), Ettredge berkontribusi efektif dalam pengawasan, et al (2010), dan Suhardjanto et al. sehingga nilai perusahaan meningkat. (2012)diukur dari jumlah rapat komite audit yang dilaksanakan dalam satu tahun. Hasil
pengujian
menunjukan
SIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN
bahwa Hasil
pengujian
hipotesis
jumlah rapat Komite Audit berpengaruh menunjukkan
board
governance
ber-
positif terhadap nilai perusahaan, dengan pengaruh terhadap nilai perusahaan pada demikian hipotesis 5 yang menyatakan perusahaan LQ45 sehingga dapat dijumlah rapat Komite Audit berpengaruh simpulkan sebagai berikut: positif
terhadap
nilai
perusahaan 1. Ukuran Dewan Komisaris ini tidak
terdukung. berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Rapat Komite Audit merupakan Berdasar UU No. 40 tahun 2007 tanggungjawab
Komite
Audit
dalam menyebutkan bahwa Dewan Komisaris
melaksanakan
pengawasan
perusahaan terdiri atas 1 (satu) orang anggota atau
termasuk di dalamnya pemahaman tentang lebih. Ukuran Dewan komisaris dalam masalah serta hal-hal yang berpotensi UU tersebut minimal 1 orang dan tidak mengandung
risiko
dan
sistem
peada batasan jumlah maksimal, sehingga
ngendalian intern serta memonitor proses EFEKTIF Jurnal Bisnis dan Ekonomi
E-ISSN 2503 - 2968
104
penentuan ukuran Dewan Komisaris
Ukuran Komite Audit yang lebih besar
pada perusahaan LQ45 hanya untuk
menjalankan tugas lebih baik dalam
memenuhi regulasi pada UU No 40
pengendalian
tahun 2007.
LQ45.
2. Proporsi
Komisaris
berpengaruh
negatif
Independen
Laporan
perusahaan
keuangan
yang
dilaporkan oleh perusahaan merupakan
nilai
salah satu hasil kerja pengendalian
perusahaan. Hasil pengawasan Komi-
internal yang dilakukan Komite Audit.
saris Independen yang terlalu ketat
Laporan keuangan riil yang dilaporkan
tidak disukai oleh investor di Indonesia,
oleh perusahaan menunjukkan posisi
sehingga hal ini akan berdampak pada
keuangan
turunnya minat investor untuk membeli
Investor di Indonesia tidak menyukai
saham
laporan
atau
terhadap
internal
berinvestasi
pada
perusahaan
keuangan
sebenarnya.
riil
perusahaan,
perusahaan LQ45. Menurunnya minat
karena hal ini tidak menguntungkan
investor akan menurunkan harga jual
untuk diri pribadinya, sehingga tidak
saham,
tertarik untuk berinvestasi. Menurunnya
sehingga
nilai
perusahaan
menjadi turun.
minat investor tersebut akan berdampak
3. Jumlah rapat Dewan Komisaris tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Hal ini disebabkan fungsi rapat Dewan
pada turunnya harga saham, sehingga nilai perusahaan menjadi turun. 5. Jumlah
rapat
Komite
Audit
ber-
Komisaris perusahaan LQ45 sebagai
pengaruh positif terhadap nilai per-
pengawas
efektif
usahaan. Rapat Komite Audit meru-
sehingga tidak berpengaruh terhadap
pakan tanggungjawab Komite Audit
nilai perusahaan.
dalam
belum
berjalan
4. Ukuran Komite Audit berpengaruh negatif
terhadap
nilai
perusahaan.
EFEKTIF Jurnal Bisnis dan Ekonomi
melaksanakan
perusahaan
termasuk
pengawasan di
dalamnya
pemahaman tentang masalah serta hal-
E-ISSN 2503 - 2968
105
hal yang berpotensi mengandung risiko
dan Komite Audit, tetapi juga Direksi
dan sistem pengendalian intern serta
dan komite-komite lain di bawah
memonitor proses pengawasan yang
Komisaris.
dilakukan oleh
auditor
internal.
Pengaruh positif rapat Komite Audit tersebut
disebabkan
fungsi
3. Sampel penelitian diperluas tidak hanya pada perusahaan LQ45.
rapat DAFTAR PUSTAKA
Komite Audit perusahaan LQ45 telah berkontribusi
efektif
dalam
pengawasan, sehingga nilai perusahaan meningkat. Dalam penelitian ini keterbatasan
karenaboard
memiliki
Al-Matari, Yahya Ali., Abdullah Kaid AlSwidi., Faudziah Hanim Bt Fadzil., Ebrahim Mohammed Al-Matari. 2012. Board of Directors, Audit Committee Characteristics and Performance of Saudi Arabia Listed Companies. International Review of Management and Marketing. 2 (4): 241-251
governance
hanya terdiri dari Komisaris dan Komite Audit, serta tahun pengamatan hanya pada tahun 2008-2012, dan perusahaan yang
Andres, Pablo de., Valentin Azofra dan Felix Lopez. 2005. Corporate Boards in OECD Countries: Size, Composition, Functioning and Effectiveness. Corporate Governance: An International Review. 13 (2): 197-201
diteliti hanya pada perusahaan LQ45 sehingga hasil penelitian tidak dapat digeneralisasi
pada
perusahaan
selain
perusahaan LQ45.
Babatunde, M. Adetunji dan Olawoye Olaniran. 2009. The Effects of Internal and External Mechanism on Governance and Performance of Corporate Firms In Nigeria. Corporate Ownership & Control, 7 (2): 330-344
Selanjutnya beberapa saran untuk penelitian selanjutnya adalah: 1. Penelitian lebih lanjut perlu menggunakan tahun pengamatan lebih lama. 2. Board governance yang diteliti tidak hanya menggunakan Dewan Komisaris
EFEKTIF Jurnal Bisnis dan Ekonomi
Bai, Chong-En., Qiao Liu, Joe Lu, Frank M. Song, dan Junxi Zhang. 2002. Corporate Governance and Firm Valuations in China. Journal of Comparative Economics, 32 (4): 599-616SSRN-id331660 Bauwhede, Heidi Vander. 2009. On The Relation Between Corporate Governance Compliance and Operating
E-ISSN 2503 - 2968
106
Performance. Accounting and Business Research, 39 (5): 497–513
Cadbury, Adrian. 1992. The Financial Aspects of Corporate Governance. The Committee on the Financial Aspects of Corporate Governance and Gee and Co.Ltd, London.
Beasley, M., Carcello, J., Hermanson, D., dan Lapides, P. 2000. Fraudulent Financial Reporting: Consideration of Industry Traits and Corporate Governance Mechanisms. Accounting Horizons, 14 (4): 441-454.
Chung, Kee H dan Stephen W Pruitt (1994). A Simple Approximation of Tobin’s Q. Financial Management, 23 (3): 70-74
Belkhir, Mohamed. 2009. Board of Directors' Size and Performance In The Banking Industry. International Journal of Managerial Finance, 5 (2): 201 – 221
DeFond, Mark L., Rebecca N. Hann, Xuesong Hu. 2004. Does the Market Value Financial Expertise on Audit Committees of Boards of Directors? SSRN-id498822. http://dx.doi.org/10.2139/ssrn.49882 2
Bhagat, Sanjai. dan Brian J. Bolton. 2007. Corporate Governance and Firm Performance. SSRN-id 1017342 http://dx.doi.org/10.2139/ssrn.10173 42
Dwivedi, Neeraj dan Arun Kumar Jain. 2005. Corporate Governance and Performance of Indian Firms: The Effect of Board Size and Ownership. Employee Responsibilities and Rights Journal, 17 (3): 161-172
Bouaziz, Zied. 2012. The Impact of the Presence of Audit Committees on the Financial Performance of Tunisian Companies. International Journal of Management & Business Studies, 2 (4): 57-64
Ehikioya, Benjamin I. 2009. Corporate Governance Structure and Firm Performance in Developing Economies: Evidence from Nigeria. Corporate Governance, 9 (3): 231243
Brick, Ivan E. dan N. K. Chidambaran. 2007. Board Meetings, Committee Structure, and Firm Performance. SSRNid1108241.http://dx.doi.org/10 .2139/ssrn.1108241
Eisenberg, T., Sundgren, S., dan Wells, M. T. 1998. Larger Board Size and Decreasing Firm Value in Small Firms. Journal of Financial Economics, 48: 35–54.
Brown, Lawrence D. dan Marcus L. Caylor. 2006. Corporate Governance and Firm Valuation. Journal of Accounting Public Policy, 25: 409– 434
Fama, Eugene F. 1978, The Effect of a Firm Investment and Financing Decision on The Welfare of Its Security Holders. American Economic Review, 68: 272-280
__________________________________ ____. 2008. Corporate Governance and Firm Performance. Working Paper, Georgia State University
Fama, Eugene F. dan Kenneth R. French. 1998. Taxes, Financing Decisions, and Firm Value. The Journal of Finance 53 (3): 819-843.
EFEKTIF Jurnal Bisnis dan Ekonomi
E-ISSN 2503 - 2968
107
Forum for Corporate Governance in Indonesia (FCGI). 2001. Peranan Dewan Komisaris dan Komite Audit dalam Pelaksanaan Corporate Governance (Tata Kelola Perusahaan). Seri Tata Kelola Perusahaan Jilid II, Jakarta. Francis, Bill., Iftekhar Hasan, dan Qiang Wu. 2012. Do Corporate Boards Affect Firm Performance? New Evidence from The Financial Crisis. Bank of Finland Research Hsu, Hsueh-En. 2007. Boards Of Directors and Audit Committees in Initial Public Offerings. DBA Dissertation. Nova Southeastern University. Jensen, Michael C. dan William H. Meckling. 1976. Theory of the Firm: Managerial Behavior Agency Costs and Ownership Structure. Journal of Financial Economics, 3 (4): 305-360 Jonathan R. Macey and Maureen O’Hara. 2003. The Corporate Governance of Bank. Economic Policy Review. 9 (1): 91-107
Lang,
L.H.P., Stulz, R.M, dan Walkling, 1989. “Managerial Performance, Tobin’s q, and the Gains from Successful Tender Offers”. Journal of Financial Economics, 137-154.
Lin,
J.W., Li, J.F., & Yang. J.S. (2006). The effect of audit committee performance on earnings quality. Managerial Auditing Journal, 2 (9): 921-933
Mollah, Sabur., Omar Al Farooque, dan Wares Karim. 2012. Ownership Structure, Corporate Governance and Firm Performance Evidence from an African Emerging Market. Studies in Economics and Finance, 29 (4): 301-319 Ntim, Collins G. dan Kofi A. Osei. 2011. The Impact of Corporate Board Meetings on Corporate Performance in South Africa. African Review of Economics and Finance, 2 (2) OECD. 2001. Corporate Governance In Asia: A Comparative Perspective. OECD Publishing, Paris.
Komite Nasional Kebijakan Governance. 2006. Pedoman Umum Good Corporate Governance Indonesia. KNKG: 1-39
OECD. 2004. OECD Principles of Corporate Governance. Publishing, Paris
Kumar, Naveen dan J.P. Singh. 2013. Effect of Board Size and Promoter Ownership on Firm Value: Some Empirical Findings from India. Corporate Governance, 13 (1): 8898
Ojulari, Omolara. 2012. Corporate Governance: The Relationship between Audit Committees and Firm Values. Management Departmental Seminar Series. Malete. Kwara State University.
Kumar, Praveen dan K. Sivaramakrishnan. 2002. Optimal Incentive Structures for the Board of Directors: A Hierarchical Agency Framework http://dx.doi.org/10.2139/ssrn.3391 80
Sekaran, U., Roger Bougie 2010. Research Methods for Business: A Skill Building Approach. Fourth Edition. New Jersey: John Wiley & Sons. Siallagan, Hamonangan. dan Mas’ud Machfoedz. 2006. Mekanisme
EFEKTIF Jurnal Bisnis dan Ekonomi
E-ISSN 2503 - 2968
108
Corporate Governance, Kualitas Laba Dan Nilai Perusahaan. Simposium Nasional Akuntansi IX Sudiyatno, Bambang. Elen Puspitasari. 2010. Tobin’s Q Dan Altman Z-Scoresebagai Indikator Pengukuran Kinerja Perusahaan. Kajian Akuntansi, 2: 9 – 21.
Suhardjanto, D., dan A. Anggitarani. 2010. Karakteristik dewan komisaris dan komiteaudit serta pengaruhnya terhadap kinerja keuangan perusahaan. Jurnal Akuntansi,14(2): 125-139.
Journal of Financial Economics,53: 113 -142 Wahyudi, Untung dan Hartini Prasetyaning Prawestri. 2006. Implikasi Struktur Kepemilikan Terhadap Nilai Perusahaan: Dengan Keputusan Keuangan Sebagai Variabel Intervening. IAI. SNA IX Yermack, D., 1996. Higher Market Valuation For Firms With A Small Board Of Directors. Journal of Financial Economics, 40: 185–211.
Suhardjanto D, Dewi A, Rahmawari E, Firazonia M. 2012. Peran Corporate Governance Dalam Praktik Risk Disclosure pada Perbankan Indonesia, Jurnal Akuntansi & Auditing, 9 (1): 1-96 Suhardjanto, D., dan A. N. Afni. 2009. Praktik Corporate Social Disclosuredi Indonesia. Jurnal Akuntansi, 8(3): 265-279 Suharli, Michell. 2006. Akuntansi untuk Bisnis Jasa dan Dagang. Edisi Pertama, Yogyakarta: Graha Ilmu. Sujoko., dan Ugy Soebiantoro. 2007. ”Pengaruh Struktur Kepemilikan Saham, Leverage, Faktor Intern dan Faktor Ekstern Terhadap Nilai Perusahaan”, Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan,9 (1): 41-48 Tong, Shenghui., Eddy Junarsin and Wallace N. Davidson III. 2013. A Comparison of Chinese StateOwned Enterprise Firm’s Boards and Private Firm’s Boards. Proceedings of 23rd International Business Research Conference. Vafeas, N. 1999. Board Meeting Frequency and Firm Performance. EFEKTIF Jurnal Bisnis dan Ekonomi
E-ISSN 2503 - 2968