1 PENGARUH TAX AVOIDANCE, CORPORATE GOVERNANCE INDEX, KEBIJAKAN HUTANG DAN GROWTH OPPORTUNITY TERHADAP NILAI PERUSAHAAN (Studi Empiris Pada Perusahaan Yang Terdaftar Dalam Corporate Governance Perception Index Tahun 2008-2012) Oleh : Lilik Sulistiyana
[email protected] Nur Diana
[email protected] Mahasiswa Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi Universitas Islam Malang
Abstract
This research aimed to examine the effect of Tax Avoidance, Corporate Governance Index, Debt Policy and Growth Opportunity to Value Of The Firm in business company listed in the Corporate Governance Perception Index 2008-2012. Variables tested in this research consists Tax Avoidance as measured by the Effective Tax Rate (ETR), Corporate Governance Perception Index is measured by an index score ranking results CGPI by IICG, Debt Policy measured by Dept. To Equity Ratio ( DER ), Growth Opportunity measured by growth Company's assets and Value of The Firm using a calculation Tobins ' Q. This research is a quantitative research using secondary data from the financial statements and the rating CGPI company from 2008 until 2012. The sample used is using a company that follows the CGPI program and has been listed on the Stock Exchange from 2008 to 2012 are 9 companies from various industries. The data in this research using multiple linear regression analysis. The results showed that the variable tax avoidance, corporate governance perception index and growth opportunity is not significant effect on firm value. While the debt policy variables has significantly positive affect to the value of the firm. Keywords : Tax Avoidance, Corporate Governance Perception Index, Debt Policy, Growth Opportunity, Value of the Firm
2
1. PEDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan merupakan keseluruhan perbuatan yang dilakukan secara terusmenerus, untuk memperoleh penghasilan, bertindak keluar, dengan cara memperdagangkan, menyerahkan atau mengadakan perjanjian-perjanjian perdagangan (Molengraaff dalam Usman, 2000). Didirikannya sebuah perusahaan memiliki tujuan yang jelas. Ada beberapa hal yang mengemukakan tentang tujuan pendirian suatu perusahaan. Salah satunya adalah Brigham dan Houston (2001) yang menyatakan bahwa salah satu tujuan penting pendirian perusahaan adalah untuk meningkatkan kesejahteraan pemilik atau pemegang saham atau memaksimalkan kekayaan pemegang saham melalui peningkatan nilai perusahaan. Peningkatan nilai perusahaan yang tinggi merupakan tujuan jangka panjang yang seharusnya dicapai perusahaan yang akan tercermin dari harga pasar sahamnya karena penilaian investor terhadap perusahaan dapat diamati melalui pergerakan harga saham perusahaan yang ditransaksikan di bursa untuk perusahaan yang sudah go public. Investor akan berani untuk membeli saham dengan harga yang tinggi terhadap perusahaan yang dinilai tinggi (Retno, 2012). Peningkatan nilai perusahaan yang merupakan tujuan perusahaan dapat dicapai melalui pelaksanaan fungsi manajemen, dimana suatu keputusan yang diambil akan mempengaruhi keputusan lainnya dan nantinya akan berdampak pada nilai perusahaan (Wahyudi dan Pawestri, 2006). Beberapa keputusan manajemen yang akan berdampak terhadap nilai perusahaan antara lain adalah keputusan untuk melakukan penghindaran pajak, keputusan menjalankan perusahaan berdasarkan prinsip-prinsip GCG dan keputusan dalam penentuan kebijakan hutang serta adanya kesempatan bertumbuh juga dinilai mampu berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Tax avoidance merupakan strategi perencanaan pajak yang dianggap efisien oleh perusahaan (Zain, 2005). Menurut Dyreng et. al (2008) dalam Chasbiandani dan Martani (2012), tax avoidance merupakan segala bentuk kegiatan yang memberikan efek terhadap kewajiban pajak, baik kegiatan diperbolehkan oleh pajak atau kegiatan khusus untuk mengurangi pajak. Praktek tax avoidance biasanya memanfaatkan kelemahankelemahan hukum pajak dan tidak melanggar hukum perpajakan. Tax avoidance merupakan upaya wajib pajak untuk tidak melakukan perbuatan yang dikenakan pajak atau upaya-upaya yang masih dalam kerangka ketentuan peratuaran perundang-undangan perpajakan untuk memperkecil jumlah pajak terutang (Chasbiandani, 2012). Dengan adanya tax avoidance mencerminkan adanya perencanaan pajak pada perusahaan sehingga dari sini dapat dilihat bagaimana cara kerja perusahaan dalam jangka panjang. Selain memberikan keuntungan bagi pihak perusahaan, penghindaran pajak juga dapat memberikan efek negatif bagi perusahaan. Hal ini disebabkan karena tax avoidance dapat mencerminkan adanya kepentingan pribadi manajer dengan cara melakukan manipulasi laba yang mengakibatkan adanya informasi yang tidak benar bagi investor. Dengan demikian para investor dapat memberikan penilaian yang rendah bagi perusahaan. Good corporate governance menjadi upaya bagi perusahaan untuk mengelola resiko yang signifikan guna memenuhi tujuan bisnisnya melalui pengamanan aset perusahaan dan meningkatkan nilai investasi pemegang saham dalam jangka panjang (Effendi, 2009). Hal ini tentu akan meningkatkan keyakinan bagi para pemegang saham maupun calon investor bahwa para manajer akan memberikan keuntungan bagi mereka serta tidak akan menggelapkan atau meninvestasikan dana yang telah ditananamkan
3 untuk proyek-proyek diluar kesepakatan. Kepercayaan dan keyakinan yang tinggi dari para stakeholder tersebut tentu akan meningkatkan nilai dari perusahaan. Keputusan manajemen selanjutnnya yang juga berdampak pada nilai perusahaan yaitu kebijakan hutang. Kebijakan hutang merupakan salah satu kewenangan yang diberikan oleh pemegang saham kepada manajemen perusahaan dalam rangka memaksimumkan kesejahteraan pemegang saham (shareholder) tersebut demi terwujudnya peningkatan nilai perusahaan. Hutang adalah instrumen yang sangat sensitif terhadap perubahan nilai perusahaan. Para pemilik perusahaan menciptakan hutang pada tingkat tertentu untuk menaikkan nilai perusahaan (Utomo, 2009). Selain itu nilai perusahaan juga dapat dipengaruhi oleh peluang pertumbuhan (growth opportunity) yang dimiliki perusahaan. Sriwardany (2006) dalam Pangulu dan Maski (2014) menemukan bahwa pertumbuhan perusahaan mempunyai pengaruh langsung dan positif terhadap perubahan harga saham. Artinya bahwa informasi tentang adanya pertumbuhan perusahaan direspon positif oleh investor, sehingga akan meningkatkan harga saham. Harga saham ini nantinya akan berpengaruh pada nilai perusahaan. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut : 1. Apakah terdapat pengaruh tax avoidance terhadap nilai perusahaan ? 2. Apakah terdapat pengaruh corporate governance index terhadap nilai perusahaan? 3. Apakah terdapat pengaruh kebijakan hutang terhadap nilai perusahaan? 4. Apakah terdapat pengaruh Growth Opportunity terhadap nilai perusahaan? 1.3 Tujuan Dan Kontribusi Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang dikemukakan, tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui pengaruh tax avoidance terhadap nilai perusahaan. 2. Untuk mengetahui pengaruh corporate governance index terhadap nilai perusahaan. 3. Untuk mengetahui pengaruh kebijakan hutang terhadap nilai perusahaan. 4. Untuk mengetahui pengaruh Growth Opportunity terhadap nilai perusahaan. Sedangkan kontribusi penelitian ini adalah sebagai sumber referensi dalam pengembangan penelitian selanjutnya untuk menambah wawasan keilmuan khususnya mengenai pengaruh tax avoidance corporate governance index, kebijakan hutang dan growth opportunity terhadap nilai perusahaan. Selain itu penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan tambahan informasi bagi pihak manajemen sebagai bahan pertimbangan untuk meningkatkan nilai perusahaannya. Dan sebagai salah satu tambahan informasi dalam pengambilan keputusan untuk berinvestasi pada perusahaan go public. 2. KERANGKA TEORITIS DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teori 1. Tax Planning Suandy (2008) mendefinisikan perencanaan pajak (tax planning) sebagai proses mengorganisasi usaha wajib pajak atau sekelompok wajib pajak sedemikian rupa sehingga utang pajak, baik PPh maupun beban pajak yang lainnya berada pada posisi yang seminimal mungkin.
4 Lumbantoruan (1996:483) dalam Sumomba (2010) mendefinisikan manajemen pajak sebagai sarana untuk memenuhi kewajiban perpajakan dengan benar, akan tetapi jumlah pajak dapat ditekan serendah mungkin untuk memperoleh laba dan likuiditas yang akan diharapkan oleh pihak manajemen. 2. Tax Avoidance Tax avoidance adalah suatu skema transaksi yang ditujukan untuk meminimalkan beban pajak dengan memanfaatkan kelemahan-kelemahan (loopholes) ketentuan perpajakan suatu negara sehingga ahli pajak menyatakan legal karena tidak melanggar peraturan perpajakan (Darussalam, 2009). Hanlon dan Slemrod (2009) telah menguji bagaimana reaksi pasar atas tindakan tax avoidance yang dilakukan oleh perusahaan. Dari hasil pengujian tersebut dinyatakan bahwa tindakan penghindaran pajak (tax avoidance) dapat meningkatkan atau menurunkan nilai saham perusahaan. 3. Good Coporate Governance Daniri, Ketua Komite Nasional Kebijakan Governance (KNKG) menyatakan bahwa Good Corporate Governance (GCG) merupakan sistem yang mengatur dan mengendalikan perusahaan guna menciptakan nilai tambah (value added) untuk semua stakeholder. Salah satu indikator penerapan good corporate governance di Indonesia dapat digunakan hasil Corporate Governance Perception Index (CGPI) yang dikeluarkan oleh Indonesian Institute for Corporate Governance (IICG) dan dipublikasikan oleh majalah SWA. Corporate Governance Perception Index (CGPI) adalah program riset dan pemeringkatan penerapan good corporate governance (GCG) pada perusahaanperusahaan di Indonesia melalui perancangan riset yang mendorong perusahaan meningkatkan kualitas penerapan konsep corporate governance (CG) melalui perbaikan yang berkesinambungan (continuous improvement) dengan melaksanakan evaluasi dan benchmarking. Good corporate governance juga menjadi upaya bagi perusahaan untuk mengelola resiko yang signifikan guna memenuhi tujuan bisnisnya melalui pengamanan aset perusahaan dan meningkatkan nilai investasi pemegang saham dalam jangka panjang (Effendi, 2009) 4. Kebijakan Hutang Dalam penelitian ini kebijakan hutang diukur dengan menggunakan Debt to Equity Ratio. Debt to Equity Ratio (DER) merupakan perbandingan antara total hutang dengan total modal sendiri (ekuitas). Total hutang merupakan total liabilities (kewajiban), baik hutang jangka pendek maupun jangka panjang. Makin tinggi Debt to Equity Ratio maka akan menunjukkan semakin besarnya modal pinjaman yang digunakan untuk pembiayaan aktiva perusahaan (Brigham dan Houston, 2006) 5. Growth Opportuniy Growth opportunity adalah peluang pertumbuhan suatu perusahaan di masa depan (Mai, 2006 dalam Hermuningsih, 2013). Perusahaan-perusahaan yang mempunyai prediksi akan mengalami pertumbuhan tinggi di masa mendatang akan lebih memilih menggunakan saham untuk mendanai operasional perusahaan. Dengan demikian perusahaan yang memiliki peluang pertumbuhan yang rendah akan lebih banyak menggunakan utang jangka panjang. Sriwardany dalam Pangulu dan Maski
5 (2014) menemukan bahwa pertumbuhan perusahaan mempunyai pengaruh langsung dan positif terhadap perubahan harga saham. 6. Nilai Perusahaan Menurut Andri dan Hanung (2007) dalam Nica Febrina (2010: 5) nilai perusahaan adalah nilai jual perusahaan atau nilai tumbuh bagi pemegang saham, nilai perusahaan akan tercermin dari harga pasar sahamnya. Semakin tinggi harga saham berarti semakin tinggi tingkat pengembalian kepada investor dan itu berarti semakin tinggi juga nilai perusahaan terkait dengan tujuan dari perusahaan itu sendiri, yaitu untuk memaksimalkan kemakmuran pemegang saham (Gultom dan Syarif, 2008). Nilai perusahaan dapat memberikan kemakmuran pemegang saham secara maksimum apabila harga saham perusahaan meningkat. Semakin tinggi harga saham, maka semakin tinggi juga kemakmuran pemegang saham (Sari, 2010). 2.2 Pengembangan Hipotesis Hanlon dan Slemrod (2009) membuktikan bahwa tindakan penghindaran pajak (tax avoidance) dapat meningkatkan atau menurunkan nilai saham perusahaan. Penghindaran pajak (tax avoidance) dipandang sebagai tindakan untuk melakukan perencanaan pajak (tax planning) dan efisiensi pajak, maka pengaruhnya positif terhadap nilai perusahaan, dan sebaliknya akan menjadi tindakan non compliance, maka akan meningkatkan risiko sehingga mengurangi nilai perusahaan. Penelitian yang dilakukan oleh Chasbiandini dan Martani (2012) membuktikan bahwa tax avoidance jangka pendek (SRTA) berpengaruh positif terhadap tax avoidance jangka panjang (LRTA) sedangkan tax avoidance jangka panjang (LRTA) terbukti tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Hal tersebut mengindikasikan bahwa semakin rendah ETR yang dibayarkan perusahaan maka semakin tinggi nilai perusahaan. Berdasarkan penjelasan dari hasil penelitian sebelumnya diatas, maka diajukan hipotesis sebagai berikut: H1
: Tax avoidance berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan
Penelitian Siallagan dan Machfoedz (2006) membuktikan bahwa mekanisme corporate governance yang terdiri dari kepemilikan manajerial dan komite audit secara positif berpengaruh terhadap kualitas laba. Dan mekanisme corporate governance (kepemilikan manajerial, dewan komisaris dan komite audit) secara positif berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Susianti dan Yasa (2013) membuktikan bahwa ROA tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Analisis variabel pemoderasi dengan menggunkan metode MRA menunjukkan bahwa CSR merupakan variabel pemoderasi terhadap hubungan ROA dengan nilai perusahaan, sedangkan CGPI bukan merupakan variabel pemoderasi antara ROA dan nilai perusahaan. Berdasarkan penjelasan dari hasil penelitian sebelumnya diatas, maka diajukan hipotesis sebagai berikut: H2 : Corporate Governance Index berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahan Penelitian Mulianti (2010) membuktikan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kebijakan hutang begitu pula dengan variabel risiko bisnis berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kebijakan hutang. Sedangkan variabel likuiditas berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap kebijakan hutang
6 karena memiliki nilai signifikansi lebih dari taraf. Kebijakan hutang sendiri berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Ulya (2014) membuktikan bahwa kebijakan hutang dan kebijakan dividen mempunyai hubungan positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan sedangkan profitabilitas, kinerja perusahaan dan keputusan investasi mempunyai pengaruh positif terahadap nilai perusahaan. Berdasarkan penjelasan dari hasil penelitian sebelumnya diatas, maka diajukan hipotesis sebagai berikut: H3 : Kebijakan perusahaan
Hutang
berpengaruh
signifikan
terhadap nilai
Hermuningsih (2013) membuktikan bahwa variabel profitabilitas, growth opportunity dan struktur modal, berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Ini berarti, semakin besar profitabilitas, semakin tinggi peluang pertumbuhan, dan semakin besar proporsi hutang dalam struktur pendanaan perusahaan, maka semakin besar pula nilai perusahaan tersebut. Kedua, variabel struktur modal merupakan variabel intervening bagi growth opportunity dan tidak bagi profitabilitas. Yang terakhir ini disebabkan karena profitabilitas memiliki pengaruh yang berlawanan dengan struktur modal. Ini berarti, struktur modal akan memperbesar pengaruh positif profitabilitas perusahaan terhadap nilai perusahaan tersebut. Penelitian Pangulu (2014) membuktikan bahwa profitabilitas, growth opportunity, dan struktur modal memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Berdasarkan penjelasan dari hasil penelitian sebelumnya diatas, maka diajukan hipotesis sebagai berikut: H4 : Growth Opportunity berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan 3 METODE PENELITIAN 3.1 Populasi Dan Sampel Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan yang mengikuti pemeringkatan corporate governance yang dilakukan oleh The Indonesian Institute for Corporate Governance (IICG) dari tahun 2008 sampai 2012. Metode purposive sampling digunakan untuk pengambilan sampel dalam penelitian ini, yaitu pemilihan sampel sesuai dengan kriteria tertentu. Kriteria-kriteria yang digunakan adalah: 1. Perusahaan masuk dalam Corporate Governance Perception Index (CGPI) oleh IICG pada tahun 2008-2012 2. Perusahaan peserta CGPI telah terdaftar di BEI pada tahun 2008-2012 3. Perusahaan secara continue mengikuti program CGPI periode 2008-2012 4. Perusahaan tidak mengalami kerugian selama tahun penelitian karena hal ini akan menyebabkan nilai ETR menjadi negatif. 5. Perusahaan mempublikasikan laporan keuangan selama periode pengamatan tahun 2008-2012 6. Laporan Keuangan disajikan dalam mata uang rupiah 3.2 Definisi Operasional Variabel Memberikan pengertian atau mendefinisikan masing-masing variable dalam penelitian, sebagai berikut: 1. Tax Avoidance
7 Tax avoidance diukur dengan menggunakan rumus effective tax rate sebagai berikut:
2. Corporate Governance Index Variabel ini diukur dengan menggunakan instrumen yang dikembangkan oleh IICG berupa Corporate Governance Perception Index (CGPI). CGPI berisi skor hasil survey mengenai penerapan corporate governance pada perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Indeks berupa angka mulai dari 0 sampai 100 dan dibuat skala 2 untuk rating cukup terpercaya, skala 3 untuk rating terpercaya dan skala 4 untuk rating sangat terpercaya. 3. Kebijakan Hutang Menurut Utomo (2009) kebijakan hutang diukur dihitung dengan rumus:
4. Growth Opportunity Menurut Huang (2005) growth Opportunity dihitung dengan rumus:
5. Nilai Perusahaan (Y) Nilai perusahaan diproksikan dengan menggunakan rasio Tobins’Q dengan rumus sebagai berikut:
3.3 Metode Analisis Metode analis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi linier berganda. Dengan persamaan regresi sebagai berikut:
Keterangan : Torbin’s Q ETR GCPI DER GRW
= Nilai perusahaan yang diukur dengan adjusted torbins Q. = Tarif pajak efektif perusahaan pada tahun t = Skor CG perusahaan pada tahun t = Dept to Equity Ratio perusahaan pada tahun t = Growth Opportunity perusahaan pada tahun t
8 3.4
Model Penelitian Gambar 3.1 Tax avoidance
Corporate Governance Perception Index Nilai Perusahaan Kebijakan Hutang
Growth Opportunity
4 ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Data 4.1.1 Proses Penyampelan Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang mengikuti program pemeringkatan corporate governance perception index yang dilakukan oleh Indonesian Institute for corporate governance perception index untuk periode tahun 2008 s/d 2012. Berdasarkan kriteria sampel yang digunakan dapat diketahui bahwa perusahaan yang mengikuti program corporate governance perception index yang dilakukan oleh IICG pada tahun 2008-2012 sebanyak 14 perusahaan. Perusahaan peserta CGPI yang telah terdaftar Di BEI terdapat 10 perusahaan. Diantara 10 perusahaan tersebut terdapat 1 perusahaan yang memiliki laba perusahaan negatif atau mengalami kerugian pada rentang waktu pengamatan antara tahun 2008-2012. Sehingga perusahaan yang memenuhi kriteria untuk dijadikan sampel sebanyak 9 perusahaan. 4.1.2 Statistik Deskriptif Berdasarkan hasil statistik deskriptif dapat diketahui gambaran umum statistik atau statistik deskriptif pada masing-masing variabe menunjukkan bahwa variabel tax avoidance minimum sebesar 0,149, maksimum sebesar 2,408. Dan memusat pada angka 0.337 dengan penyimpangan sebesar 0.351. Variabel corporate governance index minimum sebesar 2,000 sedangkan tax avoidance maksimum sebesar 4,000. Dan CGPI memusat pada angka 3,566 dengan penyimpangan sebesar 0.624. Variabel kebijakan hutang (DER) minimum sebesar 0,126 sedangkan DER maksimum sebesar 12,072 Dan memusat pada angka 3,487 dengan penyimpangan sebesar 3,860. Variabel growth opportunity minimum sebesar -0,429, maksimum sebesar 0,431 Dan memusat pada angka 0,124 dengan penyimpangan sebesar 0,134. Variabel nilai perusahaan minimum sebesar 0,057, maksimum sebesar 0,924. Dan memusat pada angka 0,564 dengan penyimpangan sebesar 0,268.
9
4.2 Pembahasan 4.2.1 Uji Normalitas Hasil pengujian normalitas dengan menggunakan uji kolmogorov smirnov dapat diketahui bahwa variabel tax avoidance, corporate goverance index, kebijakan hutang , growth opportunity dan nilai perusahaan memiliki nilai probabilitas berkisar antara 0,056 – 0,196 yang berarti lebih besar dari nilai signifikansi α = 0,05. Sehingga data dari seluruh variabel penelitian terdistribusi secara normal 4.2.2 Uji Asumsi Klasik a. Uji Autokorelasi Pengujian autokorelasi dalam penelitian ini menggunakan metode DurbinWatson (DW). Berdasarkan hasil analisis diperoleh nilai D-W sebesar 2,056 dimana nilai tersebut berada pada kriteria dU – (4-dU). Dengan demikian residual yang dihasilkan dari persamaan regresi yang telah diestimasi dinyatakan tidak saling berkorelasi. b. Uji Multikolinieritas Hasil uji multikolinieritas pada penelitian ini menunjukkan bahwa seluruh variabel mempunyai nilai tolerance mendekati 1 yaitu berkisar antara 0,929 – 0,989 dan nilai VIF yang tidak lebih dari 10 yaitu berkisar antara 1,011 – 1,076 sehingga model regresi yang terbentuk tidak mengandung gejala multikolinier. c. Uji Heteroskesdastisitas Pengujian asumsi heterokedastisitas dapat dilihat melalui scatterplot. Residual dikatakan memiliki ragam yang homogen apabila titik-titik residual pada scatter plot menyebar secara acak. Hasil uji heteroskesdastisitas dalam penelitian ini menunjukkan bahwa grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED menunjukkan pola penyebaran, dimana titik-titik menyebar di atas dan di bawah 0 pada sumbu Y. Hal ini menunjukkan bahwa tidak terjadi heteroskesdastisitas pada data yang akan digunakan.
4.2.2 Pengujian Hipotesis a. Pengujian Simultan Dari uji Anova atau Uji F diperoleh nilai Fhitung sebesar 45.886 dengan signifikansi 0.000 < = 0,005. Hal ini berarti terdapat pengaruh signifikan secara simultan (bersama-sama) tax avoidance, corporate governance perception index, kebijakan hutang dan growth opportunity terhadap nilai perusahaan. b. Koefisien Determinasi R2 Hasil analisis menunjukkan bahwa nilai R Square sebesar 0,821 atau 82,1%. Kontribusi tax avoidance, corporate governance perception index, Kebijakan Hutang dan Growth Opportunity terhadap nilai perusahaan sebesar 82,1%, sedangkan sisanya sebesar 17,9% merupakan kontribusi dari variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model penelitian ini. c. Pengujian Parsial Berdasarkan Hasil Uji Parsial dapat diketahui bahwa: a) Variabel tax avoidance memiliki nilai t hitung sebesar -0,410 dengan signifikansi sebesar 0.684 > α = 0,05. Sehingga hipotesis pertama (H1) ditolak. Hasil ini menunjukkan bahwa tidak terdapat pengaruh signifikan tax
10 avoidance terhadap nilai perusahaan pada perusahaan yang terdaftar dalam CGPI tahun 2008-2012. Artinya besarnya praktik tax avoidance tidak mempengaruhi nilai perusahaan. Hasil penelitian tersebut konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Chasbiandini dan Martani (2012) dan Simarmata (2014) yang menyatakan bahwa tax avoidance tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. b) Variabel Corporate Governance Index memiliki nilai t hitung sebesar -0,584 dengan signifikansi sebesar 0.562 > α = 0,05 sehingga hipotesis kedua (H2) ditolak. Hasil ini menunjukkan bahwa corporate governance index tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan pada perusahaan yang terdaftar dalam CGPI tahun 2008-2012. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Susianti dan Yasa (2013) yang menyatakan bahwa corporate governance index tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. c) Variabel Kebijakan Hutang memiliki nilai t hitung sebesar 12.988 dengan signifikansi sebesar 0.000 < = 0,05. Sehingga Hipotesis ketiga (H3) diterima. Hasil ini menunjukkan terdapat pengaruh positif signifikan kebijakan hutang terhadap nilai perusahaan pada perusahaan yang terdaftar dalam CGPI tahun 2008-2012. Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian Mulianti (2010) yang menyatakan bahwa kebijakan hutang berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. d) Variabel Growth Opportunity memiliki nilai t hitung sebesar 1.607 dengan signifikansi sebesar 0.116 > = 0,05 sehingga hipotesis keempat (H4) ditolak. Hasil ini menunjukkan bahwa tidak terdapat pengaruh signifikan growth opportunity terhadap nilai perusahaan. pada perusahaan yang terdaftar dalam CGPI tahun 2008-2012. Hasil penelitian ini konsisten dengan harahap dan Wardani (2013) yang menyatakan bahwa Growth opportunity tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan.
5. SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dilakukan maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut: 1. Variabel tax avoidance menunjukkan pengaruh yang tidak signifikan terhadap nilai perusahaan. Hasil ini konsisten dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Chasbiandini dan Martani (2012) yang menunjukkan bahwa tax avoidance yang diukur menggunakan long run tax avoidance tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. 2. Variabel CGPI menunjukkan pengaruh yang tidak signifikan terhadap nilai perusahaan. Hasil penelitian tersebut konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Susianti dan Yasa (2013) yang menunjukkan bahwa CGPI tidak dapat memperkuat hubungan kinerja keuangan dan nilai perusahaan. 3. Variabel Kebijakan hutang menunjukkan pengaruh yang signifikan terhadap nilai perusahaan. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian Mulianti (2010) yang menunjukkan bahwa kebijakan hutang berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan.
11 4. Variabel growth opportunity menunjukkan pengaruh yang tidak signifikan terhadap nilai perusahaan. Hasil penelitian ini konsisten dengan Harahap dan Wardani (2013) yang menunjukkan bahwa Growth Opportunity tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. 5.2 Keterbatasan Penelitian 1. Penelitian ini hanya menggunakan laporan keuangan selama 5 tahun berturut-turut sehingga belum mampu melihat kecenderungan praktik tax avoidance yang dilakukan perusahaan dengan demikian pengaruhnya terhadap nilai perusahaan belum mampu dilihat. 2. Variabel independen yang digunakan untuk memprediksi nilai perusahaan dalam penelitian ini hanya terfokus pada tax avoidance, CGPI, kebijakan hutang dan growth opportunity yang dalam hasil analisis R square kontribusi 82,1% yang berarti masih terdapat variabel lain yang tidak dijelaskan dalam penelitian ini. 3. Perusahaan yang menjadi sampel dalam penelitian ini terbatas pada kriteria tertentu dalam hal ini purposive sampling. 5.3 Saran 1. Untuk peneliti berikutnya. Hendaknya peneliti selanjutnya dapat menambah periode penelitian sehingga tax avoidance dapat dilihat dalam jangka panjang. Dan hendaknya peneliti selanjutnya dapat menambah variabel lain seperti kebijakan deviden dan corporate sosial responsibility sehingga mampu meningkatkan kontribusi terhadap predictor nilai perusahaan. 2. Perusahaan, dari hasil penelitian ini diharapkan perusahaan mampu meningkatkan nilai perusahaan yakni dengan memperhatikan beberapa aspek seperti tax avoidance, CGPI, kebijakan hutang dan growth opportunity. 3. Investor. Sebelum mengambil keputusan untuk berinvestasi investor hendaknya bisa memperhatikan nilai perusahaan yakni dengan melakukan analisis-analisis demi memperkecil resiko investasi terhadap suatu perusahaan.
DAFTAR PUSTAKA Chasbiandani Tryas dan Dwi Martani 2012, Pengaruh Tax Avoidance Jangka Panjang Terhadap Nilai Perusahaan, makalah disajikan dalam Simposium Nasional Akuntansi XV. Darussalam, 2009. Tax Planning, Tax Avoidance, dan Tax Evasion. http:// www. Ortax.org. Desai, M. A. dan D. Dharmapala. 2006. Earnings Management and Corporate Tax Shelters.Working Paper. Desai, M. A. dan D. Dharmapala. 2006. Corporate Tax Avoidance and High Powered Incentives. Journal of Financial Economics, 79, 145-179. Dyreng et al. 2008. Long Rung Corporate Tax Avoidance. The Accounting Review. Vol. 83, No. 1 pp. 61–82 Effendi, arif. 2012. The Best Score GCPI Award. http://muharifeffendi.wordpress.com
12 Fitriana, Erna Wati, 2009, Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Keuangan, Yogyakarta, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga. Ghozali, Imam. 2006. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Semarang. Badan Penerbit Undip Harahap, Ludwina dan Ratna Wardhani. 2013. Analisis Komprehensif Pengaruh Family Ownership, Masalah Keagenan, Kebijakan Dividen, Kebijakan Hutang, Corporate Governance Dan Opportunity Growth Terhadap Nilai Perusahaan. Simposium Nasional Akuntansi XVI. Manado. Hermuningsih, Sri. 2013. Pengaruh Profitabilitas, Growth Opportunity, Struktur Modal Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Publik Di Indonesia. Buletin Ekonomi dan Perbankan. Universitas Sarjanawiyata Taman Siwa Yogyakarta Arief.
2013. Pendekatan http://haddyarief.blogspot.com.
dan
Metode
Penilaian
Perusahaan.
Indonesian Institute For Corporate Governance. 2014. Profil CGPI. http://iicg.org Indriantoro, Nur dan Bambang Supomo, 1999, Penelitian Bisnis Untuk Akuntansi Dan Manajemen, BPFE Yogyakarta Komite Nasional Kebijakan Governance. (2006). Pedoman umum Good Corporate Governance Indonesia, 5-15. Lumbantoruan, Sophar. 1996. Akuntansi Pajak. Edisi revisi., Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia. Mardiasmo, 2009, Perpajakan Edisi Revisi 2009, Andi, Yogyakarta Mulianti, Fitri Mega. 2010. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebijakan Hutang Dan Pengaruhnya Terhadap Nilai Perusahaan. E-prints. Universitas Diponegoro. Pamungkas Ichsan, 2013, Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Good Corporate Governance Rating, E-prints Universitas Diponegoro Pangulu, Agustina Lastri. 2014. Pengaruh Profitabilitas, Growth Opportunity, Dan Struktur Modal Terhadap Nilai Perusahaan. Universitas Brawijaya. Malang. Pohan, H. T. 2008. Pengaruh Good Corporate Governance, Rasio Tobin’s q, Perata Laba terhadap Penghindaran Pajak pada Perusahaan Publik. http://hotmanpohan. blogspot.com Prakosa, kesit bambang. 2014. Pengaruh Profitabilitas, Kepemilikan Keluarga dan Corporate Governance Terhadap Penghindaran Pajak Di Indonesia. Universitas Islam Indonesia Prasinta Dian, 2012, Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Keuangan, Accounting Analysis Journal, Universitas Negeri Semarang.
13 Rachmawati, Aprilia Nuzul. 2012. Analisis Faktor Kebijakan Hutang Yang Mempengaruhi Nilai Perusahaan (Studi Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di BEI Periode 2006 – 2010. E-Prints. Universitas Diponegoro Randy, Vincentius dan Juniarti, 2013, Pengaruh Penerapan Good Corporate Governance Terhadap Nilai Perusahaan Yang Terdaftar Di BEI Tahun 2007-2011, Business Accounting Review, Universitas Kristen Petra. Sari dan Martani. 2010. Karakteristik Kepemilikan Perusahaan, Corporate Governance dan Tindakan Pajak Agresif. Simposium Nasional Akuntansi XIII. Purwokerto Sillagan, H., dan M. Machfoedz. 2006. Mekanisme Corporate Governance, Kualitas Laba dan Nilai Perusahaan.Simposium Nasional Akuntansi IX. 24-25 Agustus 2006. Padang. Simarmata, 2014. Pengaruh Tax Avoidance Jangka Panjang terhadap Nilai Perusahaan Dengan Kepemilikan Institusional Sebagai Variabel Pemoderasi. E-Prints. Universitas Diponegoro. Suandy, Erly. 2008. Perencanaan Pajak.Edisi 4. Jakarta: Salemba Empat Susianti, Maria Ni Luh dan Gerianta Wirawan Yasa, Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Pemoderasi Good Corporate Governance Dan Corporate Social Resposibility, E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana. Tim Penyusun Fakultas Ekonomi Unisma. 2014, “Panduan Usulan Penelitian dan Penulisan Skripsi”. Cetakan Kedua. BPFE-Unisma. Ulya, Himatul. 2014. Analisis Pengaruh Kebijakan Hutang, Kebijakan Dividen, Profitabilitas, Kinerja Perusahaan Dan Keputusan Investasi Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di BEI Tahun 20092011. Universitas Dian Nuswantoro Semarang Undang-Undang No. 8 Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan Utomo, Bambang Sakti Aji Budi. 2007. Pengaruh Kebijakan Hutang, Kebijakan Investasi dan Kebijakan Dividen Terhadap Nilai Perusahaan Manufaktur Terdaftar Di BEI Tahun 2007-2009. Universitas Sebelas Maret Wang, Tina. 2010. Tax avoidance, corporate transparancy and firm value. Department of Accounting McCombs School of Business. University of Texas at Austin www.idx.co.id www.iicg.org Rachmadi Usman, 2000. Hukum Ekonomi dalam Dinamika. Djambatan : Jakarta. Zain, Mohammad. 2005. Manajemen Perpajakan. Jakarta: Salemba Empat.
14 Lampiran Tabel 4.1 Perhitungan Sampel Penelitian Jenis Kriteria
Jumlah
Perusahaan yang mengikuti program Corporate Governance Perception Index (CGPI) oleh IICG selama periode 2008-2012 secara continue
14
Perusahaan peserta CGPI yang tidak terdaftar di BEI
(4)
Perusahaan yang mengalami kerugian selama periode pengamatan yaitu antara tahun 2008-2012
(1)
Perusahaan yang memenuhi kriteria untuk dijadikan sampel
9
Tabel 4.2 Deskriptif Variabel Penelitian ETR
CGPI
DER
GRW TOBINSQ
Mean
0.337
3.566
3.487
0.124
0.564
Std. Deviation
0.351
0.624
3.860
0.134
0.268
Range
2.259
2.000
11.944
0.860
0.866
Minimum
0.149
2.000
0.127 -0.429
0.057
Maximum 2.408 4.000 12.072 0.431 0.924 N 45 45 45 45 45 ETR = effective tax rate untuk mengukur tax avoidance, CGPI = corporate governance perception index, DER = dept to equity ratio, GRW = growth opportunity, Tobins’Q = nilai perusahaan
15 Tabel 4.3 Hasil Uji Normalitas Variabel
Kolmogorov-Smirnov Z
Probabilitas
ETR
1,172
0,128
CGPI
1,339
0,056
DER
1,223
0,101
GRW
1,137
0,150
TOBINS_Q
0,128
0,196
Tabel 4.4 Uji Multikolinieritas
Collinearity Statistics Model 1
Tolerance
VIF
(Constant) taxavoidance
0.982
1.018
CGPI
0.935
1.070
DER
0.929
1.076
GRW
0.989
1.011
Gambar 4.1 Hasil Uji Heterokesdastisitas
Tabel 4.5
16 Hasil Uji Autokorelasi Model Summaryb Model
R
R Square
1
.906a
Adjusted R Square
.821
Std. Error of the Estimate
.803
DurbinWatson
.1191173
2.056
Tabel 4.6 Hasil Uji Koefisien Determinasi Model
R
R Square
Adjusted R Square
1
0,906
0,821
0,803
Tabel 4.7 Hasil Uji Parsial Standardized Variabel
Koefisien
t statistic
Sign
3.610
0.001
coeffisient Konstanta
0.388
ETR
-0,021
-0,028
-0,410
0.684
CGPI
-0,017
-0.040
-0,584
0.562
DER
0,063
0,901
12.988
0.000
GRW
0,217
0,108
1.607
0.116
Fstatistic
= 45.886
Prob
= 0.000
R-squared
= 0.821
Adj. R-squared
= 0.803