PENGARUH KEPEMIMPINAN, MOTIVASI DAN KOMITMEN KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA BIRO UMUM DAN PERLENGKAPAN SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI SULAWESI SELATAN
THE EFFECT LEADERSHIP, MOTIVATION AND KOMITMEN WORK TO PERFORMANCE OFFICER AT PUBLIC BUREAU AND SUPPLY OF SECRETARIAT AREA PROVINSI SOUTH SULAWESI Fitriyani, Otto R. Payangan, Maat Pono
Program Magister Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Hasanuddin
Alamat Koresponden: Magister Manajemen Universitas Hasanuddin Makassar 90245 Hp. 081342102999 Email:
[email protected]
Abstrak pegawai merupakan kunci penentu keberhasilan suatu organisasi, sehingga setiap pegawai dituntut untuk memiliki pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan, serta semangat kerja tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk : a) Untuk menganalisis pengaruh kepemimpinan, motivasi dan komitmen kerja terhadap kinerja pegawai pada Biro Umum dan Perlengkapan Sekretariat Daerah Provinsi Sulawesi Selatan, serta b) Untuk menganalisis variabel yang paling dominan berpengaruh terhadap kinerja pegawai pada Biro Umum dan Perlengkapan Sekretariat Daerah Provinsi Sulawesi Selatan. Metode analisis yang digunakan yaitu kualitatif, analisis regresi berganda, uji validitas dan uji reliabilitas, uji koefisien determinasi serta uji hipotesis (uji t dan uji f). Hasil penelitian menunjukkan bahwa : 1) kepemimpinan, motivasi dan komitmen kerja mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan kinerja pegawai pada Biro Umum dan Perlengkapan Sekretariat Daerah Provinsi Sulawesi Selatan, 2) variabel yang paling dominan berpengaruh terhadap kinerja pegawai pada Biro Umum dan Perlengkapan Sekretariat Daerah Provinsi Sulawesi Selatan adalah motivasi. Kata kunci: Pengaruh Kepemimpinan, Motivasi Dan Komitmen kerja
Abstract Officer represent key determinant of efficacy a organization, so that each officer claimed to have knowledge, skill, and ability, and also the spirit of high job. This study aims to : a) To analyze the effect of leadership, motivation and commitment to the work performance of employees and equipment in the Bureau of the Regional Secretariat General and Equipment Province Sulawesi Selatan, and b) To analyze the most dominant variables affect the performance of employees in the Bureau of the Regional Secretariat General and Equipment Province Sulawesi Selatan. The analytical method used is qualitative, multiple regression analysis, validity and reliability testing, test the coefficient of determination and hypothesis testing(t test and f test) . The results showed that : 1) leadership, motivation and commitment to work have a significant influence on employee performance improvement and equipment in the Bureau of the Regional Secretariat General and Equipment Province Sulawesi Selatan, 2) the most dominant variables affect the performance of employees and equipment in the Bureau of the Regional Secretariat General and Equipment Province Sulawesi Selatan is motivation. Keyword: Effect Leadership, Motivation And Commitment work
PENDAHULUAN Sumber daya manusia adalah asset yang terpenting dalam meningkatkan kinerja organisasi, baik organisasi swasta, sosial, maupun pemerintah. Segala proses yang diperlukan dalam pencapaian
tujuan organisasi tidak terlepas dari sumber daya manusia, baik dari
pengambilan keputusan, hingga pada proses evaluasi yang semuanya tidak dapat dipisahkan dari unsur sumber daya manusia. Demikian halnya atas suatu organisasi/instansi pemerintah yang menekankan bahwa sumber daya manusia yang dalam hal ini pegawai berperan penting dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. Oleh karena itulah pegawai merupakan kunci penentu keberhasilan suatu organisasi, sehingga setiap pegawai dituntut untuk memiliki pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan, serta semangat kerja tinggi. Sehingga jika kinerja pegawai baik, maka kinerja organisasi akan meningkat, yang menuju pada pencapaian tujuan dan sasaran yang diinginkan. Keberhasilan organisasi dinilai dari suksesnya organisasi dalam mencapai tujuan dan sasaran serta pencapaian visi dan misi. (Handoko, 2008) Pencapaian tujuan organisasi, merupakan salah satu faktor penentu dalam peningkatan kinerja pegawai. Sebab dengan adanya peningkatan kinerja pegawai, maka akan mempengaruhi keberhasilan suatu organisasi pemerintahan dalam pencapaian tujuan, baik yang bersifat jangka pendek maupun jangka panjang. Kinerja pegawai pada dasarnya adalah suatu gambaran mengenai kemampuan pegawai dalam menangani setiap pekerjaan, tinggi rendahnya kinerja pegawai dapat dinilai oleh kemampuan pegawai dalam menghasilkan suatu pekerjaan yang sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kinerja pegawai, dimana menurut Pasolong (2008), bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja pegawai dalam suatu organisasi adalah : kemampuan, motivasi, energi, teknologi, kepemimpinan, kompensasi, kejelasan tujuan, kedisiplinan dan lingkungan kerja. Sedangkan menurut Alwi (2008) bahwa kinerja pegawai dapat ditingkatkan melalui komitmen kerja yakni bentuk loyalitas lebih konkrit yang dapat dilihat dari sejauh mana karyawan mencurahkan perhatian, gagasan dan tanggungjawab dalam menyelesaikan pekerjaan. Mengacu dari teori tersebut, maka dalam penelitian ini peneliti hanya menfokuskan pada tiga faktor saja yakni : kepemimpinan, motivasi dan komitmen kerja, alasannya karena ketiga variabel ini menjadi fokus permasalahan yang ada pada instansi yang diteliti.
Kepemimpinan, motivasi dan komitmen kerja saling berkaitan antara satu dengan yang lainnya yang dapat mempengaruhi kinerja pegawai, hal ini disebabkan karena kepemimpinan yang diembannya memiliki fungsi strategis yang menentukan kinerja pegawai (Suwatno dkk., 2011), hal ini disebabkan karena pemimpin dapat menggerakkan orang/personil kearah tujuan yang dicita-citakan, akan menjadi panutan dan teladan. Sebaliknya pemimpin yang keberadaannya hanya sebagai figur dan tidak memiliki pengaruh serta kemampuan kepemimpinan, akan mengakibatkan kinerja organisasi menjadi lambat, karena ia tidak memiliki kapabilitas dan kecakapan untuk menghasilkan kinerja terbaik. Di samping faktor kepemimpinan yang mempengaruhi kinerja pegawai, motivasi adalah faktor yang penting dalam organisasi, hal ini disebabkan karena menurut Ardana (2012) bahwa keberhasilan pengelolaan organisasi sangat ditentukan oleh kegiatan pendayagunaan sumber daya manusia adalah dengan memberikan dorongan (motivasi) kepada bawahan, agar mereka dapat melaksanakan tugas sesuai dengan uraian tugas dan pengarahan. Motivasi adalah kekuatan yang mendorong seseorang untuk melakukan suatu tindakan atau tidak, yang pada hakekatnya secara internal dan eksternal untuk mengarahkannya dan semua itu sangat bergantung kepada ketentuan sang manajer. Sutrisno (2009) mengemukakan bahwa motivasi untuk bekerja ini sangat penting bagi tinggi rendahnya kinerja pegawai. Tanpa adanya motivasi dari para pegawai untuk bekerja sama bagi kepentingan organisasi maka tujuan yang telah ditetapkan tidak akan tercapai. Sebaliknya apabila terdapat motivasi yang tinggi dari para pegawai, maka hal ini merupakan suatu jaminan atas keberhasilan organisasi dalam meningkatkan kinerja pegawainya. Selain motivasi, maka komitmen kerja mempengaruhi pencapaian kinerja, dimana menurut Alwi (2008) bahwa komitmen kerja memiliki dua komponen yaitu sikap dan kehendak untuk bertingkah laku. Sikap mencakup identifikasi dengan organisasi yaitu penerimaan tujuan organisasi, di mana penerimaan ini merupakan dasar komitmen karyawan. Sikap juga mencakup keterlibatan seorang pegawai sesuai peran dan tanggung jawab pekerjaan di organisasi tersebut, sehingga dengan adanya sikap tersebut maka timbul kehendak untuk bertingkah laku dalam pencapaian tujuan. Pegawai yang memiliki komitmen tinggi akan menerima hampir semua tugas dan tanggung jawab pekerjaan yang diberikan padanya, semangat kerja yang maksimal serta memiliki suatu kepercayaan pada nilai-nilai organisasi sehingga mereka berusaha untuk meningkatkan kinerjanya dalam pencapaian tujuan organisasi.
Pentingnya kepemimpinan, motivasi dan komitmen kerja maka sangat perlu diketahui dan diterapkan pada setiap organisasi, khususnya pada Biro Umum dan Perlengkapan Sekretariat Daerah Provinsi Sulawesi Selatan. Sebagai instansi yang bergerak di bidang pelayanan rumah tangga, seperti : pemberian pelayanan kepada Gubernur, Wakil Gubernur, Sekretaris Daerah dan Tamu-tamu Pemerintah Provinsi maka perlunya dituntut kinerja yang tinggi dari masing-masing pegawai dalam menjalankan aktivitasnya. Oleh karena itu salah satu cara yang dilakukan dalam menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja pegawai adalah dengan menganalisis faktor kepemimpinan, motivasi dan komitmen
kerja pegawai, khususnya pada Biro Umum dan
Perlengkapan Sekretariat Daerah Provinsi Sulawesi Selatan, hal ini disebabkan karena kepemimpinan yang baik dapat memberikan motivasi bagi pegawai untuk bekerja lebih giat untuk mencapai tujuan melalui komitmen kerja pegawai. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh kepemimpinan, motivasi dan komitmen kerja terhadap kinerja pegawai pada Biro Umum dan Perlengkapan Sekretariat Daerah Provinsi Sulawesi Selatan.
METODE PENELITIAN Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai yang bekerja pada Biro Umum dan Perlengkapan Sekretariat Daerah Provinsi Sulawesi Selatan, yakni berjumlah sebanyak 177 orang pegawai. Jumlah sampel dengan menggunakan rumus Slovin yang dikutip dari buku Umar (2005) dengan rumus sebagai berikut : N n= 1 + N(e)2 177 n= 1 + 177 (0,10) 2 177 n=
= 63,89 = 64 responden 2,77
Jenis dan Sumber Data Data yang diperlukan dalam penelitian ini untuk dianalisis yakni diperoleh dari Data Primer yaitu data yang diperoleh melalui hasil penyebaran kuesioner yang disebarkan kepada
responden yang menjadi sampel dalam penelitian ini, dalam hal ini adalah pegawai pada Biro Umum dan Perlengkapan Sekretariat Daerah Provinsi Sulawesi Selatan. Data Sekunder yaitu data yang diperoleh dari berbagai sumber dokumen-dokumen atau laporan tertulis lainnya yang ada pada Biro Umum dan Perlengkapan Sekretariat Daerah Provinsi Sulawesi Selatan. Metode Pengumpulan Data Untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini maka digunakan metode Wawancara (interview) yaitu melakukan wawancara langsung terhadap responden yang dalam hal ini adalah pimpinan pada Biro Umum dan Perlengkapan Sekretariat Daerah Provinsi Sulawesi Selatan, hal ini dimaksudkan melalui percakapan dua arah atas inisiatif pewawancara demi memperoleh informasi dari responden. Observasi, yaitu melakukan pengamatan langsung terhadap aktivitas keseharian pegawai pada Biro Umum dan Perlengkapan Sekretariat Daerah Provinsi Sulawesi Selatan. Dokumentasi, yakni mengumpulkan data berdasarkan dokumen-dokumen dan laporan tertulis lainnya yang terkait langsung dengan penelitian ini. Kuesioner (angket) yaitu pengumpulan data melalui daftar pertanyaan yang disiapkan masing-masing responden. Metode Analisis Analisis kuantitatif dengan menggunakan analisis regresi berganda yakni suatu analisis untuk melihat keterkaitan hubungan antara variabel kepemimpinan, motivasi dan komitmen kerja terhadap kinerja pegawai dengan menggunakan rumus Mulyono (2006) sebagai berikut : Y = b0 + b1X1 + b2X2 + b3X3 + ei Dimana : Y = Kinerja pegawai X1 = Kepemimpinan X2 = Motivasi X3 = Komitmen kerja b0 = Konstan b1, b2, b3 = Koefisien regresi ei = Kesalahan regresi
HASIL Tabel 1 menunjukkan bahwa sebagian besar responden memberikan tanggapan setuju terhadap pernyataan-pernyataan yang ada dalam kuesioner, hal ini dapat dilihat dari pernyataan pertama mengenai pimpinan memberikan teguran kepada setiap pegawai yang tidak dapat menyelesaikan tugasnya, sebagian besar jawaban responden adalah antara netral dan setuju yakni masing-masing sebanyak 30 orang (46,9%), pertanyaan kedua bahwa pimpinan selalu mendorong pegawai agar berprestasi yang lebih bagus
dalam bekerja, jawaban terbanyak
responden adalah setuju yakni sebanyak 46 orang (71,9%), pertanyaan ketiga bahwa memberikan rangsangan berupa pemberian insentif pada setiap penyelesaian pekerjaan yang memuaskan, jawaban terbanyak responden adalah setuju yakni sebanyak 39 orang (60,9%), pertanyaan keempat mengenai menekankan dan memberikan keyakinan kepada pegawai agar setiap pekerjaan dapat diselesaikan dengan memuaskan atau sempurna, jawaban terbanyak responden adalah setuju yakni sebanyak 44 orang (68,8%), sedangkan pertanyaan kelima bahwa pimpinan menciptakan suasana kerja kreatif dan melakukan evaluasi atas segala aktivitas kerja yang dilakukan oleh pegawai, jawaban terbanyak responden adalah setuju yakni sebanyak 48 orang (75%). Tabel 2 menunjukkan Tanggapan responden mengenai motivasi, maka didominasi jawaban terbanyak responden adalah setuju, hal ini dapat dilihat dari pernyataan pertama mengenai adanya kesungguhan dan keseriusan pegawai dalam menyelesaikan setiap pekerjaan, jawaban terbanyak responden adalah setuju yakni sebanyak 44 orang (68,8%), pernyataan kedua mengenai rasa tanggungjawab terhadap diri sendiri, atasan dan sesama pegawai, jawaban terbanyak responden adalah setuju yakni sebanyak 48 orang (75%), pertanyaan ketiga mengenai adanya kebutuhan akan prestasi dan hasil kerja yang baik dari masing-masing pegawai, sebagian besar responden memberikan jawaban setuju yakni sebanyak 48 orang (75%), pertanyaan keempat mengenai perhatian dan tanggapan terhadap ide, usul maupun saran yang diajukan memberikan dampak terhadap pekerjaan saya, jawaban terbanyak responden adalah setuju yakni sebanyak 43 orang (67,2%), pertanyaan mengenai bonus diberikan kepada pegawai pada waktu tertentu, meningkatkan motivasi saya dalam menyelesaikan pekerjaan jawaban terbanyak responden adalah setuju yakni sebanyak 46 orang (71,9%), sedangkan pertanyaan mengenai menunjukkan prestasi kerja yang baik maka akan diberi kepercayaan oleh pimpinan untuk
menduduki suatu jabatan, didominasi jawaban terbanyak responden adalah setuju yakni sebanyak 48 orang (75%). Tabel 3 menunjukkan Tanggapan responden mengenai komitmen kerja, maka didominasi jawaban terbanyak responden adalah setuju, hal ini dapat dilihat dari pegawai merasa betah bekerja di instansi ini karena pegawai senang dengan pekerjaannya, jawaban terbanyak responden adalah setuju yakni sebanyak 30 orang (46,9%), pertanyaan kedua bahwa pegawai merasa nyaman dalam menjalankan pekerjaan sehari-hari, jawaban terbanyak responden adalah setuju yakni sebanyak 45 orang (70,3%), pertanyaan menunjukkan kesediaan melakukan pekerjaan tanpa diperintah oleh pimpinan, jawaban terbanyak responden adalah setuju yakni sebanyak
52 orang (81,3%), pertanyaan keempat bahwa dengan adanya penghargaan membuat
pegawai bekerja lebih giat, jawaban terbanyak responden adalah setuju yakni sebanyak 49 orang (76,6%), sedangkan pertanyaan mengenai dorongan agar saling percaya dalam hubungan kerja sama antara sesama rekan kerja harus diterapkan, jawaban terbanyak responden adalah setuju yakni sebanyak 44 orang (68,8%). Tabel 4 menunjukkan bahwa sebagian besar responden memberikan tanggapan setuju terhadap variabel kinerja pegawai. Hal ini dapat dilihat pada pernyataan pertama saya menyelesaikan pekerjaan sehari-hari dengan sebaik-baiknya dan tepat waktu, jawaban terbanyak responden adalah setuju yakni sebanyak 41 orang ( 64,1%), pertanyaan kedua bahwa volume pekerjaan saya sangat padat, jawaban terbanyak responden adalah setuju yakni sebanyak 50 orang (78,1%), pertanyaan ketiga mengenai saya melaksanakan pekerjaan sering melakukan kesalahan atau kekeliruan, jawaban terbanyak responden adalah setuju yakni sebanyak 50 orang (78,1%), pertanyaan mengenai jumlah pekerjaan yang saya selesaikan sangat penting bagi organisasi/kantor, sebagian besar responden memberikan jawaban setuju yakni sebanyak 52 orang (81,3%), sedangkan pertanyaan saya selalu meminta ijin kepada atasan apabila meninggalkan tugas di dalam jam dinas, jawaban terbanyak responden adalah setuju yakni sebanyak 50 orang (78,1%). Hal ini dapat disimpulkan bahwa kinerja pegawai pada Biro Umum dan Perlengkapan Sekretariat Daerah Provinsi Sulawesi Selatan sudah memiliki kinerja yang baik.
PEMBAHASAN Pada penelitian ini terlihat bahwa Kepemimpinan, motivasi dan komitmen kerja mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan kinerja pegawai pada Biro Umum dan Perlengkapan Sekretariat Daerah Provinsi Sulawesi Selatan. Manajemen sumber daya manusia adalah bagian dari manajemen. Hasibuan (2008) mengemukakan bahwa manajemen sumber daya manusia adalah ilmu dan seni mengatur hubungan dan peranan tenaga kerja agar efektif dan efisien membantu terwujudnya tujuan perusahaan, karyawan, dan masyarakat. Sebagaimana diketahui bahwa kepemimpinan harus melekat pada seorang manajer. Karena, pada dasarnya kepemimpinan atau ”leadership” tersebut merupakan inti daripada manajemen. Sedangkan inti dari kepemimpinan itu sendiri adalah ”human relation” atau ”hubungan antara manusia” (Martoyo, 2007). Sehingga dengan demikian, maka baik buruknya manajemen, tergantung pada baik buruknya kepemimpinan. Sedangkan baik buruknya ”human relation” dari diri pemimpin-pemimpin ataupun manajer-manajer yang menjalankan kepemimpinan tersebut sendiri. Kepemimpinan adalah suatu pertumbuhan alami dari orang-orang yang berserikat untuk suatu tujuan dalam suatu kelompok. Beberapa orang dalam kelompok itu akan memimpin, bagian terbesar akan mengikuti. Sebenarnya, kebanyakan orang menginginkan seseorang untuk menentukan apa yang harus diperbuat dan bagaimana membuatnya. Seorang pemimpin menerima tanggung jawab dan berhasrat untuk menjalankan keputusan-keputusan untuk persoalan-persoalan itu. Seorang pemimpin mengenal dan memahami kebutuhan-kebutuhan dari orang-orang yang bukan pemimpin. Seringkali, inilah yang menjadi akibat untuk mengembangkan suatu lingkungan saling pengertian, yang timbul dari banyak sidang-sidang partisipasi dan konsultasi. Kepemimpinan dalam suatu organisasi merupakan suatu faktor yang menentukan atas berhasil tidaknya suatu organisasi atau usaha. Sebab kepemimpinan yang sukses, menunjukkan bahwa pengelolaan suatu organisasi berhasil dilaksanakan dengan sukses pula Martoyo, (2007). Ini berarti bahwa pimpinan berhasil dalam 3 hal yaitu a) Mampu mengantisipasi perubahan yang tiba-tiba dalam proses pengelolaan organisasi, b) Berhasil mengoreksi kelemahan-kelemahan yang timbul, c) Sanggup membawa organisasi kepada sasaran dalam jangka waktu yang sudah ditetapkan. Motivasi berpengaruh terhadap peningkatan kinerja pegawai khususnya pada Biro Umum dan Perlengkapan Sekretariat Daerah Provinsi Sulawesi Selatan, hal ini sebagaimana
dikemukakan oleh Sutrisno (2009) bahwa motivasi untuk bekerja ini sangat penting bagi tinggi rendahnya kinerja pegawai. Tanpa adanya motivasi dari para pegawai untuk bekerja sama bagi kepentingan organisasi maka tujuan yang telah ditetapkan tidak akan tercapai. Sebaliknya apabila terdapat motivasi yang tinggi dari para pegawai, maka hal ini merupakan suatu jaminan atas keberhasilan organisasi dalam meningkatkan kinerja pegawainya. Motivasi adalah alasanalasan, dorongan-dorongan yang ada di dalam diri manusia yang menyebabkan ia melakukan suatu atau berbuat sesuatu. Menurut Suwatno dkk., (2011), motivasi didefinisikan sebagai kesediaan untuk melaksanakan upaya tinggi untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi yang dikondisikan oleh kemampuan upaya untuk memenuhi kebutuhan individual tersebut. Motivasi timbul karena dua faktor yaitu faktor intrinsik dan faktor ekstrinsik. Faktor intrinsik adalah faktor dalam diri manusia, yang dapat berupa sikap, kepribadian, pengalaman, pengetahuan, cita-cita. Sedangkan faktor ekstrinsik adalah faktor dari luar diri manusia. Faktor ini dapat berupa gaya kepemimpinan seorang atasan, dorongan atau bimbingan seseorang, perkembangan situasi dan sebagainya. Kedua faktor tersebut, baik faktor intrinsik maupun faktor ekstrinsik muncul karena adanya suatu rangsangan. Pemberian motivasi tidak hanya cukup dan terbatas pada pemberian gaji atau insentif lainnya dalam bentuk uang, tetapi juga pemberian motivasi dalam bentuk non materi seperti penghargaan atas prestasinya, keinginan untuk berkumpul dengan masyarakat dan lingkungannya, keamanannya dalam bekerja dan sebagainya. Oleh karena itu, maka para manajer dan pimpinan memperhatikan pemberian motivasi tersebut terutama jika para pekerja mengalami penurunan prestasi kerja. Komitmen kerja seseorang terhadap organisasi atau perusahaan merupakan sesuatu yang sangat penting. Sayangnya meskipun hal ini sudah sangat umum namun tidak jarang pengusaha maupun pegawai masih belum memahami arti komitmen secara sungguh-sungguh. Komitmen kerja mempengaruhi pencapaian kinerja, dimana menurut Mowday dan Steers (1998) dalam Istijanto (2010) mengemukakan bahwa komitmen kerja merupakan loyalitas karyawan terhadap pekerjaan, dimana pegawai yang memiliki komitmen kerja yang tinggi akan memiliki rasa tanggung
jawab
pada pekerjaan, semangat kerja
yang maksimal serta memiliki suatu
kepercayaan pada nilai-nilai organisasi sehingga mereka berusaha untuk meningkatkan kinerjanya dalam pencapaian tujuan organisasi. Komitmen kerja sebagai rasa identifikasi (kepercayaan terhadap nilai-nilai organisasi), keterlibatan (kesediaan untuk berusaha sebaik
mungkin demi kepentingan organisasi) dan loyalitas (keinginan untuk tetap menjadi anggota organisasi yang bersangkutan) yang dinyatakan oleh seorang pegawai terhadap organisasinya. Kinerja pegawai adalah suatu hasil atau taraf kesuksesan yang dicapai oleh pegawai dalam bidang pekerjaannya dan dievaluasi oleh pimpinan, menurut Simanjuntak (2010) berpendapat bahwa kinerja adalah tingkat pencapaian hasil atas pelaksanaan tugas tertentu. Kinerja merupakan perilaku nyata yang ditampilkan setiap orang sebagai prestasi kerja yang dihasilkan oleh karyawan sesuai dengan perannya dalam perusahaan. Kinerja karyawan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam upaya perusahaan untuk mencapai tujuannya. Kinerja (performance) mengacu kepada kadar pencapaian tugas-tugas yang membentuk sebuah pekerjaan karyawan. Kinerja merefleksikan seberapa baik karyawan memenuhi persyaratan sebuah pekerjaan. Hal ini sering disalahtafsirkan sebagai upaya (effort), yang mencerminkan energi yang dikeluarkan, kinerja diukur dari segi hasil. Kinerja pegawai dan kinerja organisasi memiliki keterkaitan yang sangat erat. Tercapainya tujuan organisasi tidak bisa dilepaskan dari sumber daya yang dimiliki oleh organisasi yang digerakkan atau dijalankan pegawai yang berperan aktif sebagai pelaku dalam upaya mencapai tujuan organisasi tersebut. Tercapainya kinerja yang maksimal tidak akan terlepas dari peran pemimpin birokrasi dalam memotivasi bawahannya dalam melaksanakan pekerjaan secara efisien dan efektif. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja menurut Pasolong (2008) adalah Kemampuan, Motivasi, Energi, Teknologi, Kepemimpinan, Kompensasi, Kejelasan tujuan, Disiplin kerja, Lingkungan kerja.
KESIMPULAN DAN SARAN Kepemimpinan, motivasi dan komitmen kerja mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan kinerja pegawai pada Biro Umum dan Perlengkapan Sekretariat Daerah Provinsi Sulawesi Selatan. Dengan demikian hipotesis pertama yang diajukan terbukti kebenarannya. Disarankan agar perlunya kepala Biro Umum dan Perlengkapan Sekretariat Daerah Provinsi Sulawesi Selatan untuk senantiasa lebih memperhatikan mengenai gaya kepemimpinan yang diterapkan, motivasi kerja yang diberikan serta komitmen kerja, agar para pegawai dapat lebih meningkatkan kinerjanya.
DAFTAR PUSTAKA Alwi, Syafruddin, (2008), Manajemen Sumber Daya Manusia, edisi kedua, cetakan pertama, Penerbit : BPFE, Yogyakarta Ardana, (2012), Perilaku Keorganisasian, edisi pertama, cetakan pertama, penerbit : Graha Ilmu, Jakarta. Handoko, T. Hani, (2008), Manajemen Personalia dan Sumberdaya Manusia, edisi kedua, Penerbit : BPFE, Yogyakarta Hasibuan Malayu S.P. (2008), Manajemen Sumber Daya Manusia, edisi revisi, cetakan kesebelas, Penerbit : BPFE, Yogyakarta Istijanto, (2010), Riset Sumber Daya Manusia, cetakan kedua, Penerbit : Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Martoyo, Susilo, (2007), Manajemen Sumber Daya Manusia, edisi keempat, cetakan ketujuh, BPFE, Yogyakarta Mulyono, Sri, (2006), Statistika Untuk Ekonomi dan Bisnis, edisi ketiga, penerbit Faskultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta Pasolong, Harbani, (2008), Kepemimpinan Birokrasi, cetakan pertama, Penerbit : Alfabeta, Bandung Simanjuntak, J. Payaman, (2010), Manajemen dan Evaluasi Kinerja, Penerbit : Lembaga Penerbit : Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta. Sutrisno, Edy, (2009), Manajemen Sumber Daya Manusia, edisi pertama, cetakan pertama, Kencana Prenada Media Group, Jakarta Suwatno dan Priansa Donni Juni, (2011), Manajemen SDM dalam Organisasi Publik dan Bisnis, Penerbit : Alfabeta, Bandung. Umar Husain, (2005), Riset Pemasaran, Dan Perilaku Konsumen, cetakan ketiga, Penerbit : Gramedia Pustaka Utama, Jakarta
Tabel 1. Tanggapan Responden Mengenai Kepemimpinan Pernyataan
Skor Jawaban Responden
Jumlah
STS
TS
N
S
SS
Pimpinan memberikan teguran kepada setiap pegawai yang tidak dapat menyelesaikan tugasnya
-
-
30 (46,9)
30 (46,9)
4 (6,3)
64 (100)
Pimpinan selalu mendorong pegawai agar berprestasi yang lebih bagus dalam bekerja
-
-
9 (14,1)
46 (71,9)
9 (14,1)
64 (100)
Memberikan rangsangan berupa pemberian insentif pada setiap penyelesaian pekerjaan yang memuaskan
-
-
18 (28,1)
39 (60,9)
7 (10,9)
64 (100)
Menekankan dan memberikan keyakinan kepada pegawai agar setiap pekerjaan dapat diselesaikan dengan memuaskan atau sempurna
-
-
12 (18,8)
44 (68,8)
8 (12,5)
64 (100)
Pimpinan menciptakan suasana kerja kreatif dan melakukan evaluasi atas segala aktivitas kerja yang dilakukan oleh pegawai
-
-
7 (10,9)
48 (75)
9 (14,1)
64 (100)
Sumber : Data primer yang diolah, 2013
Tabel 2. Tanggapan Responden Mengenai Motivasi Pernyataan
Skor Jawaban Responden
Jumlah
STS
TS
N
S
SS
Adanya kesungguhan dan keseriusan pegawai dalam menyelesaikan setiap pekerjaan
-
-
4 (6,3)
44 (68,8)
16 (25)
64 (100)
Rasa tanggungjawab terhadap diri sendiri, atasan dan sesama pegawai
-
-
3 (4,7)
48 (75)
13 (20,3)
64 (100)
Adanya kebutuhan akan prestasi dan hasil kerja yang baik dari masing-masing pegawai
-
-
3 (4,7)
48 (75)
13 (20,3)
64 (100)
Perhatian dan tanggapan terhadap ide, usul maupun saran yang diajukan mem-berikan dampak terhadap pekerjaan saya
-
-
3 (4,7)
43 (67,2)
18 (28,1)
64 (100)
Bonus diberikan kepada pegawai pada waktu tertentu, meningkatkan motivasi saya dalam menyelesaikan pekerjaan
-
-
1 (1,6)
46 (71,9)
17 (26,6)
64 (100)
Dengan menunjukkan prestasi kerja yang baik maka akan diberi kepercayaan oleh pimpinan untuk menduduki suatu jabatan
-
-
1 (1,6)
48 (75)
15 (23,4)
64 (100)
Sumber : Data primer yang diolah, 2013
Tabel 3. Tanggapan Responden Mengenai Komitmen Kerja Pernyataan Pegawai merasa betah bekerja di instansi ini karena pegawai senang dengan pekerjaannya
STS -
Skor Jawaban Responden TS N S 28 30 (43,8) (46,9)
SS 6 (9,4)
Jumlah 64 (100)
Pegawai merasa nyaman dalam menjalankan pekerjaan sehari-hari
-
-
12 (18,8)
45 (70,3)
7 (10,9)
64 (100)
Menunjukkan kesediaan melakukan pekerjaan tanpa diperintah oleh pimpinan
-
-
7 (10,9)
52 (81,3)
5 (7,8)
64 (100)
Dengan adanya penghargaan membuat pegawai bekerja lebih giat
-
-
5 (7,8)
49 (76,6)
10 (15,6)
64 (100)
Dorongan agar saling percaya dalam hubungan kerja sama antara sesama rekan kerja harus diterapkan
-
-
10 (15,6)
44 (68,8)
10 (15,6)
64 (100)
Sumber : Hasil olahan data primer, 2013
Tabel 4. Tanggapan Responden Mengenai Kinerja Pegawai Pernyataan Saya menyelesaikan pekerja-an sehari-hari dengan sebaikbaiknya dan tepat waktu
STS -
Skor Jawaban Responden TS N S 12 41 (18,8) (64,1)
SS 11 (17,2)
Jumlah 64 (100)
Volume pekerjaan saya sangat padat
-
-
8 (12,5)
50 (78,1)
6 (9,4)
64 (100)
Saya melaksanakan pekerjaan sering melakukan kesalahan atau kekeliruan
-
-
1 (1,6)
50 (78,1)
13 (20,3)
64 (100)
Jumlah pekerjaan yang saya selesaikan sangat penting bagi organisasi/kantor
-
-
1 (1,6)
62 (81,3)
11 (17,2)
64 (100)
Saya selalu meminta ijin kepada atasan apabila meninggalkan tugas di dalam jam dinas
-
-
1 (1,6)
50 (78,1)
13 (20,3)
64 (100)
Sumber : Hasil olahan data primer, 2013