The Difference Effect of Dental Health Education between Computer Based Media and Flipchart on 7-8 Years Children (Study in Menteng 01 State Elementary School and Menteng 02 State Elementary School Jakarta ) Syiva Sakinatun, Peter Andreas, Zaura K. Anggraeni
Corresponding address : Department of Public Health, Faculty of Dentistry, Universitas Indonesia. Jalan Salemba Raya No. 4 Jakarta Pusat 10430 Indonesia. Phone: +62 21 31927410, Fax: +62 21 31931412 Email address :
[email protected] (Syiva)
1
The Difference effect..., Syiva Sakinatun, FKG UI, 2013
Abstract This study due to know effect of computer based media DHESTA compared with flipchart towards dental health knowledge improvements and its retention. A group consist of 30 subjects is educated using DHESTA and another group is educated using flipchart. The subjects fill the pretest and posttest 20 minute, 1 day, 6 day, and 14 day after. There is no significant difference of knowledge improvement using each media (p=0,49). But, knowledge retention of DHESTA group is better than flipchart group, decrease of its retention from day 6 to 14 is not significant (p=0.12). DHESTA effective for knowledge retention and recommended for DHE.
Abstrak Studi ini untuk mengetahui perbedaan pengaruh antara media berbasis komputer DHESTA dengan lembar balik terhadap peningkatan pengetahuan kesehatan gigi dan mulut dan retensinya, pada anak usia 7-8 tahun. 30 subjek diberikan edukasi menggunakan DHESTA, dan 30 subjek lain diberikan edukasi menggunakan lembar balik. Dilakukan pra tes, dan tes pasca 20 menit, 1 hari, 6 hari, dan 14 hari. Hasil menunjukan tidak ada perbedaan bermakna peningkatan pengetahuan antara kedua media (p=0,49). Namun retensi pengetahuan kelompok DHESTA lebih tahan lama daripada kelompok lembar balik, penurunan retensinya dari hari ke-6 sampai ke-14 tidak sifnifikan, diperoleh nilai p=0,122. Media DHESTA efektif untuk retensi pengetahuan kesehatan gigi dan mulut.
Keywords : Knowledge Improvements, Retention, Media, Computer, Flipchart
2
The Difference effect..., Syiva Sakinatun, FKG UI, 2013
PENDAHULUAN Depertemen Kesehatan Republik Indonesia, menunjukan bahwa prevalensi nasional karies aktif adalah 43,4% dan pengalaman karies sebesar 72,1%. Masalah kesehatan gigi dan mulut yang terjadi pada anak usia 5-9 tahun sebanyak 21,6%. Dari persentase penderita masalah kesehatan gigi dan mulut pada kelompok umur tersebut, hanya 30,9 % yang menerima perawatan. Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007 juga menunjukkan presentase penduduk yang berperilaku benar menggosok gigi masih sangat rendah, yaitu 7,3%. (1) (2) Padahal kesehatan gigi mulut penting, karena merupakan bagian dari kesehatan tubuh secara keseluruhan, yang juga turut mempengaruhi kualitas hidup sesorang. Hasil penetilian menunjukan, karies gigi sebagai salah satu jenis penyakit mulut, mempunyai dampak yang luas terhadap kualitas hidup seseorang. (1) (3) Optimalisasi pendidikan kesehatan gigi mulut perlu dilakukan, karena perilaku kesehatan gigi mulut yang baik salah satunya dipengaruhi oleh pendidikan.(4) Pendidikan kesehatan gigi adalah usaha terencana dan terarah untuk menciptakan suasana agar seseorang atau kelompok masyarakat mau merubah perilaku lama yang kurang menguntungkan kesehatan gigi menjadi lebih menguntungkan untuk kesehatan giginya.
(5)
Dalam jangka pendek, pendidikan akan menghasilakan keluaran berupa
peningkatan pengetahuan (4), Konsep pendidikan kesehatan yaitu proses belajar. Dalam proses belajar terdapat tiga masalah utama, yakni (1) persoalan masukan yang menyangkut sasaran belajar, yaitu individu, kelompok, atau masyarakat, (2) persoalan proses, yaitu terjadi pengaruh timbal balik antara berbagai faktor seperti subjek belajar, pengajar, metode dan teknik belajar, alat bantu belajar, dan materi atau bahan yang dipelajari, (3)
3
The Difference effect..., Syiva Sakinatun, FKG UI, 2013
persoalan keluaran yaitu berupa hasil belajar yang berupa peningkatan pengetahuan, sikap, dan perilaku. Faktor yang mempengaruhi masukan/ subjek dalam belajar, terdiri dari faktor internal maupun eksternal.(6) Faktor Internal meliputi: (1) Faktor Fisiologi, yaitu kondisi jasmani,
(7)(6)
dan (2) faktor Psikologis yaitu diantaranya Inteligensi, minat,
bakat, sikap, motivasi, jenis kelamin, dan perkembangan kognitif.(6)(7)(8) Berdasarkan teori Piaget, anak usia 7-8 tahun berada dalam tahap perkembangan kognitif operasional konkret, dimana anak-anak sudah bisa menggunakan berbagai operasi mental seperti penalaran dan memecahkan masalahmasalah konkret/nyata. Anak pada usia ini baru mulai mengembangkan kemampuan berpikir logis, tetapi kemampuan berpikirnya masih terikat pada obyek-obyek atau aktivitas-aktivitas nyata. (9) (10) Adapun faktor eksternal yang mempengaruhi subjek terdiri dari (1)faktor keluarga, (2) faktor sekolah, dan (3) faktor sasyarakat (6)(7) Selain faktor-faktor yang mempengaruhi subjek, terdapat pula faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar, yaitu: (1) faktor materi(bahan belajar), (2) lingkungan, (3) komunikasi, (4) instrumen hardwere (perangkat keras) seperti; perlengkapan belajar, alat-alat peraga, dan (4) softwere (perangkat lunak) seperti fasilitator belajar,metode belajar,organisasi,dll. (4) Alat Bantu Pendidikan Kesehatan, yang merupakan perangkat keras (hardwere) dalam proses belajar, adalah alat-alat yang digunakan oleh pendidik untuk menyampaikan suatu pengajaran. Alat bantu disebut juga alat peraga, karena berfungsi untuk memperagakan sesuatu dalam proses pengajaran. Macam alat bantu pendidikan yaitu alat bantu lihat, alat bantu dengar, alat bantu lihat-dengar. Edgar Dale membagi alat bantu pendidikan menjadi 11 macam (kata-kata, tulisan,
4
The Difference effect..., Syiva Sakinatun, FKG UI, 2013
rekaman/radio, film, televise, pameran, field trip, demonstrasi, sandiwara, benda tiruan, benda asli), dan menggambarkan tingkat intensitas tiap-tiap alat tersebut dalam suatu kerucut. (5) (11) Berdasarkan kerucut Edgar Dale, lapisan yang paling dasar adalah ‘benda asli dan yang paling atas adalah ‘simbol verbal/kata-kata’. Hal ini berarti dalam proses pendidikan, benda asli memiliki intensitas yang paling tinggi untuk mempersepsi bahan pendidikan. Sedangkan penyampaian bahan yang hanya dengan kata-kata saja intensitasnya paling rendah. (12) Media Pendidikan Kesehatan merupakan saluran untuk menyampaikan pesanpesan kesehatan, agar penerimaan subjek bisa lebih mudah. Media pendidikan terdiri dari dua unsur, yaitu unsur peralatan atau perangkat keras yang berupa peralatan atau sarana yang digunakan untuk menyajikan pesan tertentu, dan unsur pesan yang dibawanya (perangkat lunak) yaitu berupa informasi yang hendak disampaikan.
(13)
Klasifikasi media pendidikan berdasarkan fungsinya yaitu: media cetak, media elektronik, media papan. (11) Penggunaan media yang paling sesuai dan efektif sangat penting, karena dapat membantu dalam mencapai keluaran yang maksimal. Oleh karena itu guna meningkatkan efektivitas dan efisiensi pembelajaran, perlu dikembangkan media pembelajaran yang kreatif dan inovatif. (10) Adapun media yang umum digunakan dalam pendidikan kesehatan gigi mulut adalah media lembar balik. Media lembar balik adalah lembar kertas berbentuk album atau kalender yang berukuran agak besar, yang disusun dalam urutan yang diikat pada bagian atasnya. Dapat dianggap sebagai pengganti papan tulis. Jika lembar demi lembar tersebut telah habis terisi denga pesan pengajaran, maka lembar itu bisa dibalik kemudian lembar di baliknya yang masih kosong tersebut bisa diisi dengan
5
The Difference effect..., Syiva Sakinatun, FKG UI, 2013
pesan pengajaran selanjutnya. Pesan yang disampaikan melalui media ini dapat berupa huruf, gambar, diagram, dan angka. Beberapa tahun belakangan ini, terjadi peningkatan drastis penggunaan teknologi, bahkan teknologi kini tersedia untuk segala usia. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi memiliki pengaruh yang sangat besar dalam berbagai bidang kehidupan manusia, salah satunya bidang pendidikan. Kecenderungan pendidikan saat ini yaitu memanfaatkan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi agar mampu mencapai tujuannya secara efektif dan efisien. (10) (14) Kegiatan pembelajaran dengan bantuan komputer dikenal dengan sebutan CBI atau computer based instruction (instruksi berbasis komputer) adalah kegiatan pembelajaran yang memanfaatkan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Media berbasiskan komputer ini menekankan pada upaya berkesinambungan untuk memaksimalkan aktivitas belajar dan mengajar sebagai interaksi kognitif antar siswa, materi pelajaran, dan instruktur (komputer yang telah diprogram). Sistem-sistem komputer dapat menyampaikan pembelajaran secara langsung melalui cara berinteraksi dengan mata pelajaran yang diprogram ke dalam sistem. Sajian multimedia berbasiskan komputer diartikan sebagai teknologi yang mengoptimalkan peran komputer sebagai sarana untuk menampilkan dan merekayasa teks, grafik, dan suara dalam sebuah tampilan yang terintegrasi. Multimedia berbasis komputer dapat pula dimanfaatkan sebagai sarana dalam melakukan simulasi untuk melatih keterampilan dan kompetensi tertentu. (11) (13) Aplikasi yang terdapat dalam media berbasiskan komputer meliputi:
(13)
Aplikasi latihan dan praktik, program tutorial, permainan, perangkat lunak simulasi, CD-ROM, Video disc (disket video) interaktif.
6
The Difference effect..., Syiva Sakinatun, FKG UI, 2013
DHESTA (Dental Health Education by Syiva and Tia) adalah media edukasi kesehatan gigi dan mulut berbasis komputer yang diciptakan oleh Syiva dan Tia, mahasiswa strata satu (S1) Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia. Aplikasi DHESTA dijalankan melalui web browser (penjelajah situs), dapat dengan ataun pun tanpa jaringan internet. Program aplikasi DHESTA terdiri dari 4 segmen yaitu: (1) Segmen pertama/ segmen ‘ayo belajar’ yang berisi materi penjelasan fungsi gigi manusia, macam-macam gigi, serta bentuk dan anatomi gigi manusia. (2) Segmen kedua/ segmen ‘ayo berpetualang’, yang berisi kisah perjalanan Untu si tokoh utama, menuju negeri impian. Hal yang ingin disampaikan melalui kisah tersebut yaitu, pentingnya kesehatan gigi dan mulut serta ajakan agar kita senantiasa menjaga kesehatan gigi dan mulut kita. (3) Segmen ke-tiga/ segmen ‘ayo bermain’, yang berisi permainan edukatif. (4) Segmen ke-empat/ segmen ‘quiz’ yang berisi kumpulan soal sebagai evaluasi dari materi yang telah disampaikan pada segmen pertama dank kedua. Sebagai hasil dari proses belajar, terjadi peningkatan pengetahuan. Dihasilkan keluaran berupa tambahan informasi dalam memori atau terjadinya peningkatan retensi.
(25)
Memori sendiri mencakup proses encoding (penyandian), storage
(penyimpanan), dan retrieval (memanggil kembali). Adapun Atkinson dan Shiffrin membagi memori menjadi 3 tempat penyimpanan yaitu memori sensori, memori jangka pendek, dan memori jangka panjang atau yang disebut juga tiga sistem memori. Semua informasi akan selalu diterima oleh memori sensori, kemudian sebagian informasi akan diteruskan ke dalam memori jangka pendek, dan sebagian lagi akan hilang. Dari memori jangka pendek, melalui suatu proses seleksi, informasi dilanjutkan ke dalam memori jangka panjang. Informasi yang tidak diteruskan ke dalam memori jangka panjang akan dilupakan.(15) (16) (17)
7
The Difference effect..., Syiva Sakinatun, FKG UI, 2013
Ingatan atau memori erat kaitannya dengan retensi ingatan/ daya ingat. Untuk mempelajari retensi ingatan manusia, Hermann Ebbinghaus melakukan percobaan pada dirinya sendiri. Hasil percobaan Ebbinghaus menunjukan segera setelah diberikan informasi, retensi ingatan manusia yaitu 100%, tetapi setelah 20 menit, retensi ingatannya berkurang hingga sampai hanya 58% dari keseluruhan informasi; setelah 1 jam, ingatan berkurang lagi menjadi 44%; setelah 9 jam, berkurang lagi menjadi 36%; setelah 1 hari, berkurang lagi menjadi 33%; setelah 2 hari berkurang lagi menjadi 28%; setelah 6 hari, berkurang lagi menjadi 25% . Pengurangan retensi ingatan ini terus terjadi sampai pada hari ke 31 hanya tinggal 21% dari keseluruhan informasi yang diingat. (15)(16) Pengetahuan sebagai bentuk memori hasil belajar, yaitu ‘tahu’ sebagai hasil dari pengindraan terhadap objek tertentu. Pengetahuan penting terhadap perubahan perilaku karena perilaku yang didasari pengetahuan akan lebih bertahan lama daripada yang tidak didasari pengetahuan. Pengetahuan dapat diukur dengan melakukan wawancara atau menyebarkan angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek. Kedalaman pengetahuan dapat diukur berdasarkan 6 tingkatan pengetahuan yaitu:.
(5)(9)
tahu (know), memahami (comprehension), aplikasi
(aplication), analisis (analysis), sintesis (synthesis), evaluasi (evaluation). Melihat pentingnya pendidikan kesehatan, serta perlunya dikembangkan media pendidikan yang inovatif dan kreatif, disesuaikan dengan perkembangan zaman. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan efek edukasi kesehatan gigi dan mulut menggunakan media aplikasi berbasis komputer DHESTA yang merupakan media kreatif inovatif sesuai perkembangan teknologi, daripada media lembar balik yang merupakan media konvensional, terhadap peningkatan pengetahuan dan retensinya pada anak usia 7-8 tahun.
8
The Difference effect..., Syiva Sakinatun, FKG UI, 2013
METODE PENELITIAN Penelitian quasi ekperimental jenis nonequivalent control group design. Subjek penelitian adalah siswa-siswi berumur 7 dan 8 tahun di kelas 2 dan 3 SDN Menteng 01 dan SDN menteng 02 Jakarta. Dari masing-masing sekolah diambil sampel sebanyak 30 anak. Subjek penelitian diminta mengisi kuesioner tes pra perlakuan, sehari setelah itu, di SDN Menteng 01 diberikan perlakuan berupa edukasi dengan menggunakan media aplikasi berbasis komputer DHESTA sedangkan di SDN Menteng 02 diberikan edukasi dengan menggunakan media lembar balik. Subjek kemudian diminta mengisi kuesioner tes pasca perlakuan sebanyak empat kali, masing-masing yaitu 20 menit setelah perlakuan (tes 1 pasca), 1 hari setelah perlakuan (tes 2 pasca), 6 hari setelah perlakuan (tes 3 pasca), dan 14 setelah perlakuan (tes 4 pasca). Kuesioner terdisi dari 27 soal, dengan penilaian berupa setiap soal benar mendapat skor 1 dan setiap soal salah mendapat skor 0. Nilai tertinggi jika benar semua adalah 100 dan nilai terendah jika salah semua adalah 0. Dilakukan analisis data menggunakan metode: (1) Analisis univariat untuk menjelaskan
tingkat
pengetahuan
responden.
(2)
Analisis
bivariat
untuk
membandingkan perubahan tingkat pengetahuan edukasi menggunakan media DHESTA daripada lembar balik dengan uji t dua sampel tidak berpasangan. (4) Analisis multivariat untuk membandingkan penurunan retensi daya ingat edukasi menggunakan media DHESTA daripada lembar balik dengan uji ANOVA berulang. Uji statistik yang dilakukan memiliki tingkat signifikansi 0,05 (p = 0,05) dan taraf kepercayaan 95% (α = 0,05).
9
The Difference effect..., Syiva Sakinatun, FKG UI, 2013
HASIL PENELITIAN Hasil pra tes dan tes 1 pasca pada kedua kelompok media berbasis komputer DHESTA dan lembar balik, menggambarkan peningkatan pengetahuan sebelum dan 20 menit sesudah edukasi, seperti terlihat pada Gambar 1. Gambar 1 memperlihatkan nilai rata-rata kelompok DHESTA naik dari 60 menjadi 80, terjadi peningkatan nilai sebesar 20%. Sedangkan kelompok lembar balik naik dari nilai rata-rata 68 menjadi 89, terjadi peningkatan nilai sebesar 21%. Adapun hasil uji t dua sampel tidak berpasangan, untuk membandingkan peningkatan nilai yang terjadi menggunakan kedua media tersebut yaitu, tidak ada perbedaan bermakna antara peningkatan pengetahuan kelompok subjek yang diberi edukasi menggunakan media aplikasi berbasis komputer DHESTA dengan kelompok subjek yang diberi edukasi menggunakan media lembar balik, dengan nilai p = 0,49 (p > 0,050). Hasil tes 1 pasca, tes 2 pasca, tes 3 pasca, dan tes 4 pasca pada kedua kelompok, menggambarkan retensi pengetahuan pada 20 menit, 1 hari, 6 hari, dan 14 hari setelah edukasi, seperti terlihat pada Gambar 2. Gambar 2 memperlihatkan penurunan nilai rata-rata kelompok DHESTA dan lembar balik dari tes 1 pasca sampai tes 4 pasca, yang menunjukan terjadinya penurunan retensi pengetahuan. . Pada kelompok media DHESTA, terjadi penurunan rata-rata nilai pengetahuan dari tes 1 pasca ke tes 2 pasca, 80 menjadi 76. Terjadi penurunan ratarata nilai pengetahuan dari tes 2 pasca ke tes 3 pasca, 76 menjadi 71. Terjadi penurunan rata-rata nilai pengetahuan dari tes 3 pasca ke tes 4 pasca, 71 menjadi 69. Adapun Hasil uji paired wise comparison pada kelompok media DHESTA, terdapat perbedaan bermakna perbandingan nilai rata-rata antara tes 1 pasca dengan tes 2 pasca (nilai p = 0,021 (p < 0,05)). Terdapat perbedaan bermakna perbandingan nilai rata-rata antara tes 2 pasca dengan tes 3 pasca (nilai p = 0,005 (p < 0,05)).
10
The Difference effect..., Syiva Sakinatun, FKG UI, 2013
Sedangkan pada perbandingan nilai rata-rata antara tes 3 pasca dengan tes 4 pasca, tidak ada perbedaan bermakna dengan nilai p = 0,122 (p > 0,05). Sedangkan pada kelompok media lembar balik, terjadi penurunan rata-rata nilai pengetahuan dari tes 1 pasca ke tes 2 pasca, 89 menjadi 85. Terjadi penurunan rata-rata nilai pengetahuan dari tes 2 pasca ke tes 3 pasca, 85 menjadi 81. Terjadi penurunan rata-rata nilai pengetahuan dari tes 3 pasca ke tes 4 pasca, 81 menjadi 74. Adapun hasil uji paired wise comparison pada kelompok media lembar balik, terdapat perbedaan bermakna perbandingan nilai rata-rata antara tes 1 pasca dengan tes 2 pasca (nilai p = 0,002 (p < 0,05)). Terdapat perbedaan bermakna perbandingan nilai rata-rata antara tes 2 pasca dengan tes 3 pasca (nilai p = 0,001 (p < 0,05)). Terdapat perbedaan bermakna perbandingan nilai rata-rata antara tes 3 pasca dengan tes 4 pasca (nilai p = 0,001 (p > 0,05)).
DISKUSI Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh hasil yaitu, tidak ada perbedaan bermakna antara peningkatan pengetahuan kelompok subjek yang diberikan edukasi menggunakan media aplikasi berbasis komputer DHESTA dengan kelompok subjek yang diberikan edukasi menggunakan media lembar balik. Hal ini menunjukan bahwa media aplikasi DHESTA yang merupakan media berbasis komputer dan media lembar balik yang berbasis konvensional, sama-sama efektif dalam proses belajar. Hasil tersebut sesuai dengan penelitian oleh Mary K. Bullier, dkk (2008) terhadap penggunaan media berbasis komputer untuk edukasi bahaya sinar matahari yang memicu terjadinya kanker kulit. Penggunaan media komputer dan presentasi oleh penyuluh memberikan tingkat efektivitas yang sama dalam meningkatkan retensi pengetahuan.(18) Diperkuat oleh Penelitian Margolis Lee M, dkk (2009) terhadap
11
The Difference effect..., Syiva Sakinatun, FKG UI, 2013
perbandingan edukasi nutrisi dengan metode face to face (tatap muka) dan berbasis web yang juga menunjukan perbedaan yang tidak signifikan. (19) Selain itu berdasarkan kerucut Edgar Dale, media DHESTA dan media lembar balik memenuhi kriteria yang sama, kedua kelompok subjek menerima informasi melalui apa yang didengar, dilihat, dan didemonstrasikan. Sehingga intensitas penerimaan informasinya juga sama. Hasil penelitian juga menunjukan perbedaan retensi pengetahuan pada kedua kelompok tersebut. Kelompok yang diberikan edukasi menggunakan media DHESTA, retensi pengetahuannya lebih tahan lama daripada kelompok yang diberikan edukasi menggunakan media lembar balik. Berdasarkan hasil uji, diketahui bahwa kelompok subjek yang diedukasi dengan media DHESTA, perbandingan nilai rata-rata tes 3 pasca dengan tes 4 pasca tidak signifikan, hal ini menunjukan penurunan retensi pengetahuan dari hari ke-6 sampai ke-14 sudah tidak signifikan. Sedangkan kelompok subjek yang diedukasi menggunakan media lembar balik, perbandingan nilai rata-rata tes 3 pasca dengan tes 4 pasca signifikan, hal ini menunjukan penurunan retensi pengetahuan dari hari ke-6 sampai ke-14 masih signifikan. Penurunan retensi yang terjadi pada kelompok subjek yang diberi edukasi menggunakan media aplikasi berbasis komputer DHESTA, penurunan retensi yang terjadi telah optimal pada hari ke 6 (tes 3 pasca). Sedangkan pada kelompok subjek yang diberi edukasi menggunakan media lembar balik, penurunan retensi masih terus terjadi bahkan sampai hari ke 14 (tes 4 pasca). Berdasarkan hasil penelitian Yanti, dkk (2007), terhadap pemaham dan retensi siswa dalam penggunaan perangkat multimedia komputer, diketahui bahwa tampilantampilan multimedia yang mempunyai kekuatan imagery, terbukti mampu
12
The Difference effect..., Syiva Sakinatun, FKG UI, 2013
menyimpan lebih lama abstraksi-abstraksi konsep di dalam struktur kognitif subjek, dengan kata lain informasi yang diperoleh dapat tersimpan lebih lama. Retensi subjek yang diedukasi menggunakan media komputer juga lebih baik. Hal ini salah satunya dipengaruhi oleh keunggulan edukasi dengan media interaktif berbasis komputer, keunggulan utama terletak pada pengendalian komputer berada di tangan subjek, sehingga tingkat kecepatan belajar subjek dapat disesuaikan dengan kemampuan subjek tersebut dalam menangkap informasi. Sehingga pembelajaran interaktif berbasis komputer mampu mengakomodasi siswa yang lamban menerima pelajaran. Media berbasis komputer dapat memberikan iklim pembelajaran yang bersifat personal. Media ini tidak pernah lupa, tidak pernah bosan, sangat sabar dalam menjalankan intruksi, seperti yang diinginkan penggunanya. Media konvensional lembar balik bergantung pada kemampuan dan kondisi penyuluh saat menyampaikan informasi, sedangkan media berbasis komputer dapat memberikan informasi yang sama pada setiap subjek tanpa terpengaruh kondisi tertentu.(20) Penelitian
M.Kafit
(2009)
terhadap
efektivitas
penggunaan
media
pembelajaran komputer untuk meningkatkan hasil belajar, menunjukan hasil: (a) Pembelajaran dengan media komputer bila dirancang dengan baik, merupakan media yang efektif, dapat memudahkan dan meningkatkan kualitas pembelajaran, (b) Meningkatkan motivasi belajar siswa, (c) Mendukung pembelajaran individual sesuai kemampuan siswa, (d) Dapat digunakan sebagai penyampai balikan langsun, (e) Materi dapat diulang ulang sesuai kebutuhan.(21)
13
The Difference effect..., Syiva Sakinatun, FKG UI, 2013
KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa peningkatan pengetahuan kesehatan gigi dan mulut pada kelompok anak umur 7-8 tahun dengan edukasi menggunakan media berbasis komputer DHESTA sama dengan edukasi menggunakan media lembar balik, dengan kata lain kedua media tersebut efektivitasnya sama terhadap peningkatan pengetahuan. Adapun retensi pengetahuan kesehatan gigi dan mulut kelompok anak umur 7-8 tahun dengan edukasi menggunakan media berbasis komputer DHESTA lebih tahan lama daripada edukasi menggunakan media lembar balik, yang menunjukan bahwa media DHESTA lebih efektif daripada media lembar balik terhadap retensi pengetahuan.
SARAN Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk melihat efek jangka panjang dari program edukasi menggunakan media aplikasi berbasis komputer DHESTA daripada media lembar balik. Pengembangan terhadap media aplikasi DHESTA ini juga perlu dilakukan, agar aplikasi DHESTA dapat dijalankan tidak hanya pada perangkat komputer tapi pada perangkat teknologi lain seperi telepon pintar dan tablet komputer
14
The Difference effect..., Syiva Sakinatun, FKG UI, 2013
DAFTAR PUSTAKA 1. Kementerian Kesehatan RI. Pedoman Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS). Jakarta : Kementerian Kesehatan RI, 2012: p.1-7 2. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Riset Kesehatan Daras (RISKESDAS) Nasional 2007. Jakarta : Departemen Kesehatan RI, 2008. 3. —. Rencana Program Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut. Jakarta : Kementerian Kesehatan RI, 2012: p. 2-10 4. Notoatmodjo, Sukidjo. Ilmu Kesehatan Masyarakat: Prinsi-Prinsip Dasar. Jakarta : Rineka Cipta, 2003: p. 95-144 5. Budiharto. Pengantar Ilmu Perilaku Kesehatan dan Pendidikan Kesehatan Gigi. Jakarta : CV Ais Budiman. 6. Syah, Muhibbin. Psikologi Belajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2012 7. Moreno, Roxana. Educational Psycology. Hoboken : John Wiley & Sons Inc, 2010. 8. Soemanto, Wasty. Psikilogi Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta, 2006. 9. Gunarsa, Singgih D. Dasar dan Teori Perkembangan Anak. Jakarta : PT BPK Gunung Mulia, 2006: p. 116-165 10. Muhson, Ali. Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Teknologi. 2, s.l. : Jurnal Pendidika Akuntansi Indonesia, 2010, Vol. VIII. 1-10. 11. Machfoedz, Irham. Pendidikan Kesehatan Bagian dari Promosi Kesehatan. Yogyakarta : Penerbit Fitramaya, 2007: p. 5-14, 37-49,121-128,135-141 12. Piaget, Jean. The Psychology of Intelegence. s.l. : Taylor and Francis E-library, 2005. 13. Dina, Adriana. Ragam Alat Bantu Media Pengajaran. Jogjakarta : Diva Pres, 2011: p. 13-59, 99-122
15
The Difference effect..., Syiva Sakinatun, FKG UI, 2013
14. Yau, Hon Keung. Students’ Age Difference of Confidence In Using Technology. 3, 2012, Vol. 11. 308-311 15.
--.Ingatan
(Memory).(Diunduh
pada
22
Agustus
2013
20.15);
http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/psikologi_umum_1/Bab_6.pdf 16. Puspita, Ikha Deviyanti. Retensi Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Pasca Pelatihan Gizi Seimbang pada Siswa Kelas 5 dan 6 di 10 Sekolah Dasar Terpilih Kota Depok. Fakultas Kesehatan Masyarakat Program Studi Pasca Sarjana Ilmu Kesehatan Masyarakat. Universitas Indonesia: Depok. 17. Naga, Dali S. Belajar dan Lupa: Tantangan Bagi Pembelajaran. Jurnal Provitae. Volum I, No 2, November 2005. 18. Buller, Mary K., dkk. Randomized Trial Evaluating Computer-Based Sun Safety Education for Children in Elementary School. Journal of Cancer Education, 23:74–79, 2008 19. Lee M, Margolis, dkk. Effectiveness and Acceptance of Web-Based Learning Compared to Traditional Face-to-Face Learning for Performance Nutrition Education. ProQuest Psychology Journals. Oktober 2009 20. Herlanti, Yanti, dkk. Kontribusi Wacana Multimedia terhadap Pemahaman dan Retensi Siswa. Jurnal Pendidikan IPA: METAMORFOSA. VOL 2 NO 1, April 2007: p. 29-38 21. Kafit, M. Efektivitas Penggunaan Media Pembelajaran Komputer untuk Meningkatkan Hasil Belajar Mata Pelajaran IPA kelas VII MTS NU Hasyim Asy’Ari 03 Honggosco Jekulo Kabupaten Kudus. Program Studi Pasca Sarjana Teknologi Pendidikan. Universitas Sebelas Maret: Solo.
16
The Difference effect..., Syiva Sakinatun, FKG UI, 2013
100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0
89 80 60
68 DHESTA Flipchart
pra tes
tes 1 pasca
Gambar 1. Grafik rerata nilai pra tes dan tes 1 pasca
100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0
80
89 76
85 71
81 69
74 DHESTA flipchart
tes 1 pasca
tes 2 pasca
tes 3 pasca
tes 4 pasca
Gambar 2. Grafik rerata nilai tes 1 pasca sampai tes 4 pasca
17
The Difference effect..., Syiva Sakinatun, FKG UI, 2013
18
The Difference effect..., Syiva Sakinatun, FKG UI, 2013