Disertasi KAJIAN IMPLIKASI LINGKUNGAN PEMANFAATAN TUMBUHAN Walikadep/Tetrastigma glabratum (Blume) Planch UNTUK BAHAN OBAT TRADISIONAL (Studi kasus di desa Blumah Plantungan Kendal)
Oleh : Lianah
PROGRAM DOKTOR ILMU LINGKUNGAN PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2013
KAJIAN IMPLIKASI LINGKUNGAN PEMANFAATAN TUMBUHAN Walikadep/Tetrastigma glabratum (Blume) Planch UNTUK OBAT TRADISIONAL (STUDI KASUS DI DESA BLUMAH PLANTUNGAN KENDAL)
Disertasi Untuk Penilaian Ujian Terbuka
Untuk dipertahankan dihadapan Para Penguji Program Doktor Ilmu Lingkungan Pada 23 Agustus 2013, Jam 09.00 WIB
Oleh : Lianah NIM : L5K008007
ii
LEMBAR PERSETUJUAN Disertasi KAJIAN IMPLIKASI LINGKUNGAN PEMANFAATAN TUMBUHAN WALIKADEP / Tetrastigma glabratum (Blume) Planch UNTUK BAHAN OBAT TRADISIONAL (STUDI KASUS DI DESA BLUMAH PLANTUNGAN KENDAL)
Semarang, 23 Agustus 2013 Promotor
Prof. Dr. Ir. Sutrisno Anggoro, MS Tanggal .....................................
Co-Promotor I
Co-Promotor II
Dr. Henna Rya Sunoko, MES
Dr. Munifatul Izzati,M.Sc
Tanggal ....................................
Tanggal ................................
Mengetahui : Promotor/Ketua Program Doktor Ilmu Lingkungan Program Pasca Sarjana Universitas Diponegoro
Prof.Dr, Ir. Purwanto, DEA NIP. 19611228 1986023 1 0044
iii
Jadilah pelopor kehidupan berkualitas, pejuang kemajuan dan anti kemunduran mereka itulah yang disebut sebagai orang-orang sukses (Quran.3:104)
Q.S. Ar Rum ayat 41:
ْ َظَﮭَ َﺮ ْاﻟﻔَ َﺴﺎ ُد ﻓِﻲ ْاﻟﺒَ ﱢﺮ َو ْاﻟﺒَﺤْ ِﺮ ِﺑ َﻤﺎ َﻛ َﺴﺒ . َْﺾ اﻟﱠ ِﺬي َﻋ ِﻤﻠُﻮا ﻟَ َﻌﻠﱠﮭُ ْﻢ ﯾَﺮْ ِﺟﻌُﻮن َ ﺎس ﻟِﯿُ ِﺬﯾﻘَﮭ ُ ْﻢ ﺑَﻌ ِ ﺖ أَ ْﯾ ِﺪي اﻟﻨ ﱠ Artinya : Telah Nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar). Q.S. Al A'raf ayat 179:
ٌ ﺼﺮُونَ ﺑِﮭَﺎ َوﻟَﮭُ ْﻢ آ َذ ان َﻻ ِ ﺲ ﻟَﮭُ ْﻢ ﻗُﻠُﻮبٌ َﻻ ﯾَ ْﻔﻘَﮭُﻮنَ ﺑِﮭَﺎ َوﻟَﮭُ ْﻢ أَ ْﻋﯿ ٌُﻦ َﻻ ﯾُ ْﺒ ِ ْ َوﻟَﻘَ ْﺪ َذ َر ْأﻧَﺎ ﻟِ َﺠﮭَﻨﱠ َﻢ َﻛﺜِﯿﺮًا ِﻣﻦَ ْاﻟ ِﺠﻦﱢ َو ِ اﻹ ْﻧ َﻚ ھُ ُﻢ ْاﻟﻐَﺎﻓِﻠُﻮن َ ِﺿﻞﱡ أُوﻟَﺌ َ ِﯾَ ْﺴ َﻤﻌُﻮنَ ﺑِﮭَﺎ أُوﻟَﺌ َ َﻚ َﻛ ْﺎﻷَ ْﻧ َﻌ ِﺎم ﺑَﻞْ ھُ ْﻢ أ Artinya : Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai.
Dipersembahkan kepada : Almarhum Orangtuaku tercinta, H.M. Soekaemi , alm. & Hj. Maemunah Djikronah, alm. Suamiku, Arief Kuswanto Adik- adikku tercinta: Maskur, Subur, Fatkul, Siti, dan Solikhul Anak-anakku tersayang: Evie, Irul, Hanif, Halim, Taufik, Haris dan Birin
iv
PERNYATAAN KEASLIAN DISERTASI
Dengan ini saya menyatakan bahwa disertasi dengan judul : “Kajian Implikasi Lingkungan Pemanfaatan Tumbuhan walikadep/Tetrastigma glabratum(Blume) Planch untuk Bahan Obat Tradisional (Studi Kasus Di Desa Blumah)“ adalah karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing guna memperoleh gelar Doktor pada Program Studi Doktor Ilmu Lingkungan Program Pascasarjana Universitas Diponegoro Semarang. Semua informasi pada bagian-bagian tertentu yang saya kutip dari hasil karya penulis atau penelitilain,telah ditulis sumbernya secara jelas sesuai etika penulisan karya ilmiah. Jika terdapat atau ditemukan dalam disertasi ini tulisan atau kutipan karya orang lain, saya bersedia bertanggung jawab.
Semarang, Agustus 2013
Lianah L5K008007
v
UCAPAN TERIMAKASIH Bismillahirrahmanirrahim Dengan menyebut Nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Segala Puji bagi Allah, Tuhan Semesta Alam. Alhamdulillahi robbil ‘alamin, segala puji bagi Allah seru sekalian alam. Shalawat dan salam bagi junjungan kita nabi Muhammad SAW, keluarganya, beserta sahabatnya. Hanya atas ridho Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang yang telah memberi kekuatan kepada saya dalam menyelesaikan disertasi ini. Atas dukungan berbagai pihak, saya dapat menyelesaikan disertasi ini. Oleh karenanya, saya ingin menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan setinggitingginya kepada Prof. Sudharto P. Hadi, MES, Ph.D., sebagai Guru Besar pada ilmu sosial dan politik Universitas Diponegoro sekaligus sebagai Ketua Program Doktor Ilmu Lingkungan Universitas Diponegoro periode 2008-2011 dan saat ini menjabat Rektor Universitas Diponegoro,
yang telah menerima penulis pada Program Doktor Ilmu
Lingkungan dan bersedia sebagai promotor. Namun oleh karena kesibukan beliau akhirnya dilimpahkan kepada Prof. Dr. Ir. Sutrisno Anggoro, MS. Ucapan terima kasih pada Prof. Dr. Ir. Sutrisno Anggoro, MS, yang telah berkenan sebagai Promotor, telah memberi bimbingan dan arahan dengan sangat sabar dan memberi semangat untuk segera menyelesaikan studi S3 di program Doktor Ilmu Lingkungan Universitas Diponegoro. Prof. Dr. dr. Anis, M.Kes, PKK, sebagai Direktur Pascasarjana Universitas Diponegoro yang telah menerima saya sebagai mahasiswa dan telah mengijinkan untuk mendapatkan dana penelitian dari DP2M Dikti. Prof. Dr. Ir. Purwanto, DEA, sebagai ketua Program Ilmu Lingkungan yang telah memberikan arahan dan semangat untuk segera menyelesaikan studi di program Doktor Ilmu Lingkungan Universitas Diponegoro. vi
Dr. Henna Rya Sunoko, Apt, MES, sekretaris Program Doktor Ilmu Lingkungan Universitas Diponegoro sekaligus Co-Promotor I, yang telah memberikan bimbingan, dukungan, arahan, dan semangat sejak pertama kali berjumpa di Universitas ini. Atas rekomendasi beliau pulalah saya mendapatkan dana penelitian dari awal hingga akhir dalam penyelesaian disertasi ini. Dr. Munifatul Izzati, M.Si, dosen Fakultas Biologi, yang berkenan menjadi Co-Promotor 2, yang telah
memberi bimbingan dengan penuh
keikhlasannya disela-sela kesibukannya sebagai Ketua Jurusan biologi Universitas Diponegoro. Prof. Dr. Ibnu Hajar, mantan dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, yang telah memberi ijin saya untuk melanjutkan studi pada Program Doktor Ilmu Lingkungan Universitas Diponegoro. Prof. Dr. Abdul Djamil, mantan rektor IAIN Walisongo Semarang, dan yang telah mengijinkan saya untuk melanjutkan studi S3 dan mendorong serta menyemangati saya agar menyelesaikan studi tepat waktu. Prof Dr. Muhibbin, M Ag, mantan Pembantu Rektor I yang sekarang menjabat Rektor IAIN Walisongo Semarang, yang telah memberikan arahan dan dorongan untuk segera menyelesaikan disertasi ini. Prof. Dr. Sri Mulyani ES, M.Pd, Guru Besar dalam bidang Pendidikan Lingkungan dari Universitas Negeri Semarang, yang telah berkenan menjadi penguji luar dan memberikan arahan serta dukungannya dalam penyelesaian disertasi ini. Dr. Jafron W. Hidayat, M.Sc, dosen Fakultas Sain Teknologi jurusan Biologi, Universitas Diponegoro.yang berkenan menjadi penguji di bidang Biologi yang telah memberi kritik saran yang membangun. Prof. Dr. Purwadi, Guru Besar dalam bidang Pendidikan Kimia dari Universitas Negeri Semarang dan mantan Kaprodi S2 Pendidikan IPA Universitas Negeri Semarang yang telah merekomendasikan saya untuk melanjutkan studi pada Program Doktor Ilmu Lingkungan Universitas Diponegoro dan selalu mendorong serta memberi semangat untuk menyelesaikan disertasi ini.
vii
Prof. Ahmad Binadja, Ph.D. Apt, mantan sekretaris prodi Pendidikan IPA bervisi SETS, yang telah merekomendasikan saya untuk melanjutkan studi di Universitas Diponegoro serta memberi semangat dan motivasinya. Kepala Administratur Perum Perhutani / KKPH Kedu Utara bapak Ir. Agus Ruhiyana, M.Si yang telah memberi ijin untuk melakukan survey dan pengambilan data di Hutan Lindung Gunung Prau mulai tahun 2009-2011. Kepala Biro SDM &Umum Perum Perhutani (Perusahaan Umum Kehutanan Negara) Unit Jawa Tengah bapak Ir. Wibowo Hadi, H.S, yang telah menyetujui permohonan penelitian dalam rangka penyusunan disertasi ini. Kepala Badan Kesbangpol dan Limas Propensi Jawa Tengah Ub Kepala Bidang Ketahan Bangsa , bapak Drs. FX. Isyanto, yang telah memberikan rekomendasi Survey / Riset di Perum Perhutani Unit JawaTengah. Kepala Kebun Raya Bogor, Ub Kepala pusat herbarium yang telah membantu identifikasi tumbuhan walikadep (Tetrastigma glabratum). Kepala Kebun Raya Cibodas yang telah membantu memberi data
keberadaan
tumbuhan Walikadep/Tetrastigma glabratum. Teman- teman sejawat, seluruh staf pengajar, dan staf administrasi Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang yang memberi motivasi dan memfasilitasi peneliti dalam penelitian. Seluruh staf pengajar Program Doktor Ilmu Lingkungan Universitas Diponegoro yang telah memberikan bimbingan belajar serta masukan- masukan yang sangat berharga untuk penyelesaian disertasi ini. Ibu Maulita, Kaprodi dan Ketua Laboraturiom Fakultas Farmasi Universitas Wahid Hasyim, yang telah membantu dalam uji obat stimulansia. Bapak Muradi selaku kepala desa Blumah yang telah memberi ijin untuk tinggal di desa Blumah selama penelitian serta membantu memberikan data profil desa. Bapak Rahmad Hadiwijoyo, Direktur RMI yang telah berkenan membantu dan mendukung
sehingga ujian promosi doktor ini dapat berlangsung. Semoga Allah
menambahkan kemudahan dan kebaikan dalam segala hal.
viii
Almarhum Bapak Kyai Solikin dan keluarga yang telah banyak membantu peneliti mulai dari awal survey hingga berhasil menemukan lokasi tumbuhan walikdep di dalam Hutan Lindung Gunung Prau. Berkat beliau, peneliti dapat melakukan konservasi penanaman stek secara ex- situ disebelah rumahnya. Ketika penelitian ini belum selesai, Allah menghendaki beliau dipanggil menghadap Al Kholik Allah SWT. Semoga Allah mengampuni dosa-dosanya dan memberi pahala dari amal sholehnya. Selanjutnya, peneliti mengucapkan terima kasih setinggi-tingginya kepada Mas Din yang merupakan menantu beliau dan juga keluarga yang membantu peneliti dalam hal memberi tempat singgah selama penelitian di desa Blumah serta memberi tempat yang difungsikan sebagai green house untuk mengkonservasi walikadep. Bapak Tutur, bapak Supangat, bapak Khaeri dan mas den yang telah membantu mengamati dan memberi data eksploitasi dan data pertumbuhan walikadep secara in-situ dan ex-situ. Seluruh kolega dan sahabat-sahabat senasib seperjuangan di program Doktor Ilmu Lingkungan Undip yang juga merupakan mahasiswa angkatan I serta adik-adik angkatan Program Doktor Ilmu Lingkungan Universitas Diponegoro yang telah memberi semangat dan kepedulian yang luar biasa selama ini. Seluruh mahasiswa Tadris Biologi yang telah banyak membantu dalam proses penelitian dan penyusunan disertasi ini. Direktur DP2M Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan Nasional yang telah memberikan bantuan penelitian hibah Disertasi Doktor sehingga disertasi ini dapat diselesaikan. Direktur DIKTIS Direktorat Jenderal Perguruan Tinggi Islam Kementerian Agama yang telah memberikan bantuan dana promosi Doktor sehingga promosi dapat terlaksana. Penulis mengucapkan banyak terimakasih yang setinggi-tingginya kepada semua pihak yang belum tersebutkan dan tanpa sengaja melewatkan. Penulis belum mampu untuk membalas kebaikan-kebaikan yang telah diberikan. Hanya Allah SWT yang layak memberi balasan. Semoga Allah
SWT membimbing dan menunjukkan jalan yang lurus seperti
jalannya orang-orang yang telah diberi nikmat. Dan semoga disertasi ini bermanfaat bagi kita semua, amien ya robbal ‘ alamin. Jazakumullah khairan katsiira.
Semarang, Agustus 2013
ix
DAFTAR ISI
Halaman Halaman Judul .............................................................................................
i
Halaman Penjelasan Judul.............................................................................
ii
Halaman Persetujuan ...................................................................................
iii
Halaman Persembahan .................................................................................
iv
Pernyataan Keaslian Disertasi .......................................................................
v
Ucapan Terima Kasih ...................................................................................
vi
DAFTAR ISI ..............................................................................................
x
DAFTAR TABEL ........................................................................................
xiii
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................
xiv
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................
xv
DAFTAR SINGKATAN ..............................................................................
xvi
DAFTAR ISTILAH (Glosary) ....................................................................
xviii
Abstrak .........................................................................................................
xx
Abstract .......................................................................................................
xxi
Ringkasan .....................................................................................................
xxii
Summary ....................................................................................................
xxvii
x
BAB
I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................................
1
B. Perumusan Masalah ..........................................................................
7
C. Orisinalitas .......................................................................................
8
D. Tujuan Penelitian ..............................................................................
13
E. Manfaat Penelitian ............................................................................
14
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Hutan Hujan Tropis...........................................................................
17
B. Hutan Lindung .................................................................................
19
C. Eksploitasi ........................................................................................
20
D. Konservasi .......................................................................................
21
E. Kajian Lingkungan ...........................................................................
26
F. Deskripsi Tumbuhan Walikadep .......................................................
27
G. Obat Tradisional ...............................................................................
29
H. Kandungan Kimia .............................................................................
34
I. Alelopati ...........................................................................................
35
J. Uji Aktivitas Lokomotorik ................................................................
36
K. Eksudat dan Ekstrak ..........................................................................
37
L. Pertumbuhan dan Perkembangan ......................................................
39
M. Hubungan Vegetasi dengan Lingkungan ...........................................
43
N. Hubungan Vegetasi dengan Tanah.....................................................
44
xi
O. Komposisi dan Struktur Vegetasi.......................................................
45
P. Faktor Abiotik ...................................................................................
46
Q. Media Tanam dan Pupuk ..................................................................
49
R. Iklim .................................................................................................
52
S. Parameter Analisis Vegetasi ..............................................................
53
T. Pengetahuan Lingkungan Masyarakat................................................
55
U. Implikasi Lingkungan ...........................................................................
56
BAB III KERANGKA TEORI, KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS A. Kerangka Teori .................................................................................
57
B. Kerangka Konsep .............................................................................
60
C. Hipotesis ..........................................................................................
61
BAB IV METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ...........................................................
65
B. Desain Penelitian ..............................................................................
66
C. Populasi dan Sampel ........................................................................
67
D. Variabel Penelitian ...........................................................................
67
E. Materi Penelitian ..............................................................................
71
F. Teknik Pengumpulan data ................................................................
71
G. Pengolahan dan Analisis Data ...........................................................
84
H. Alur Penelitian ..................................................................................
85
xii
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Profil Desa Blumah ...................................................
83
B. Uji Kasiat Obat Stimulansia ........................................................
88
1.
Hasil ....................................................................................
88
2.
Pembahasan .........................................................................
99
C. Laju Pertumbuhan Alamiah dan Laju Exploitasi Walikadep........
104
1.
Hasil ....................................................................................
104
2.
Pembahasan .........................................................................
106
D. Perbandingan Stek walikadep In-Situ dan Ex-Situ ......................
108
1.
Hasil ....................................................................................
108
2.
Pembahasan .........................................................................
115
E. Implikasi Lingkungan Akibat Eksploitasi Walikadep...................
117
1.
Hasil ....................................................................................
117
2.
Pembahasan .........................................................................
124
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ......................................................................................
144
B. Saran ................................................................................................
145
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................
148
LAMPIRAN ................................................................................................
163
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Tabel 1 Matrik Definisi Operasional Variabel ........................................
70
2. Tabel 2 Kandungan Kimia Walikadep Secara Kualitatif ..........................
98
3. Tabel 3 Total Fenol dan Flavonoid pada Cairan dan PH Walikadep.........
98
4. Tabel 4 Kondisi Lingkungan Non-Biotik Tempat Penelitian Hutan Lindung Gunung Prau .............................................................................
116
5. Tabel 5 Indeks Nilai Penting (INP) & Keanekaragaman (H’) pada Tingkat Semai Sebelum dan Sesudah Eksploitasi ....................................
118
6. Tabel 6 Indeks Nilai Penting (Inp) & Keanekaragaman (H’) Pada Tingakat Pancang Sebelum Dan Sesudah Eksploitasi ..............................
120
7. Tabel 7 Indeks Nilai Penting (INP) & Keanekaragaman (H’) pada Tingkat Tiang Sebelum dan Sesudah Eksploitasi.....................................
121
8. Tabel 8 Indeks Nilai Penting (INP) & Keanekaragaman (H’) pada Tingkat Pohon Sebelum dan Sesudah Eksploitasi...................................
123
9. Tabel 9 Perbedaan Nilai Keanekaragaman Sebelum dan Sesudah Eksploitasi Walikadep di HLGP..............................................................
124
10. Tabel 10 Konsep Strategi Prioritas Kegiatan (PTKWL)...........................
141
11. Tabel 11 Beberapa Isu Lingkungan yang Harus Segera Diselesaikan.......
142
12. Tabel 12 Kinerja Kemitraan ....................................................................
143
xiv
DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Gambar 1 Rumus Dan Struktur Kimia Kafein ........................................
32
2. Gambar 2 Rumus Dan Struktur Kimia Nikotin .......................................
33
3. Gambar 3 Kerangka Teori Penelitian.......................................................
59
4. Gambar 4 Kerangka Konsep Penelitian ...................................................
62
5. Gambar 5 a Peta Administrasi Kabupaten Kendal ...................................
65
6. Gambar 5 b Peta Administrasi Plantungan Desa Blumah.........................
65
7. Gambar 7 Diagram Responden Berdasarkan Umur..................................
86
8. Gambar 8 Diagram Pengobatan Penyakit ................................................
87
9. Gambar 9 Diagram Penggunaan Cairan Batang Walikadep. ....................
87
10. Gambar 10 Histogram aktifitas bergerak mencit pada uji Panggung ........
90
11. Gambar 11 Histogram frekuensi memasukkan kepala mencit pada uji Panggung Berlubang ...............................................................................
92
12. Gambar 12 Histogram aktifitas bergerak mencit uji Panggung.................
94
13. Gambar 13 Histogram frekuensi bergerak mencit uji Panggung Berlubang ...............................................................................................
96
14. Gambar 14 Grafik Perbandingan eksploitasi dan Pertumbuhan................
105
15. Gambar 15 Grafik Perbandingan Tinggi Batang secara in-situ di HLGP..
109
16. Gambar 16 Grafik Perbandingan Jumlah Daun secara in-situ di HLGP ...
111
17. Gambar 17 Histogram Diameter Batang secara in-situ dan ex-situ...........
113
xv
18. Gambar 18 Grafik Perbedaan Nilai Keanekaragaman Tumbuhan sebelum dan sesudah eksploitasi..............................................................
xvi
127
DAFTAR LAMPIRAN
1. Lampiran 1: Kajian Disertasi Dan Penelitian Terdahulu........................
163
2. Lampiran 2: Noveltis ............................................................................
168
3. Lampiran 3: Foto-foto Penelitian .........................................................
170
4. Lampiran 4: Peta Lokasi ......................................................................
180
5. Lampiran 5: Prosedur Penelitian ..........................................................
181
6. Lampiran 6: Desain Penelitian .............................................................
185
7. Lampiran 7: Hasil Uji Fitokimia ...........................................................
187
8. Lampiran 8: Data Uji Stimulansia Eksudat dan Ekstrak. .......................
193
9. Lampiran 9: Laju pertumbuhan dan eksploitasi ....................................
214
10. Lampiran 10: Hasil Perbandingan stek in-situ dan ex-situ . .....................
217
11. Lampiran 11: Olah data perbandingan in-situ dan ex-situ........................
219
12. Lampiran 12: Pedoman Angket Penelitian ..............................................
220
13. Lampiran 13: Kuesioner Penelitian .......................................................
229
14. Lampiran 14: Hasil Analisis Vegetasi ....................................................
235
15. Lampiran 15: Surat Ijin...........................................................................
242
16. Lampiran 16: Riwayat Hidup..................................................................
252
xvii
DAFTAR ISTILAH SINGKATAN
BB
= Berat Badan
BH
= Bagian Hutan
BKPH
= Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan
BKSDA
= Balai Konservasi Sumberdaya Alam
BUMN
= Badan Usaha Milik Negara
BPOM
= BadanPengawasan Obat dan Makanan
BT
= Bujur Timur
°C
= Derajat Celsius
Dinkes
= Dinas Kesehatan
Dpl
= Dari permukaan laut
Eks
= Eksudat
Ekst
= Ekstrak
°F
= Derajat Fahrenheit
GA
= Giberelin acetic acid
HLGP
= Hutan Lindung Gunung Prau
GHDB
= Green House Desa Blumah
Ha
= Hektar
IAA
= Indole Acetic Acid
IUCNR
= International Union for Conservation of Nature and natural Resources
xviii
KK
= Kepala Keluarga
Km
= Kilometer
KPH
= Kesatuan Pemangkuan Hutan
LS
= Lintang Selatan
LP
= Lembaga Pemasyarakatan
M2
= Meter persegi
MCK
= Mandi, cuci, kakus
Mm
= milimeter
mg
= miligram
NAA
= Naptaline Acetic Acid
PHBM
= Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat
PHL
= Pengelolaan Hutan Lestari
SK
= Surat Keputusan
SU
= Stek Ujung
ST
= Stek Tengah
SP
= Stek Pangkal
UU
= Undang-Undang
SP
= Stek Pangkal
xix
DAFTAR ISTILAH (GLOSARY)
Dominasi
: Jika kekuatan satu parameter dengan parameter yang lain.
Ekologi
: Ilmu yang mempelajari
hubungan antara mahluk hidup dan
lingkunganya.Dalam Odum (1983) dituliskan : Ecology is the study of life at home , with emphasis on the totality or pattern of relation between organism an their environment Ekosistem
: Satu kesatuan mahluk hidup dengan lingkungannya. Lingkungan biotik maupun abiotik.
Ekowisata
: Suatu bentuk perjalanan wisata ke area alami yang dilakukan dengan tujuan mengkorservasi lingkungan.
Eksploitasi hutan
: Bisa diartikan sebagai pemanfaatan atau penggunaan hutan secara berlebihan sehingga dapat mengakibatkan rusaknya lingkungan yang ada di sekitarnya serta hilangnya kesejahteraan makhluk hidup yang ada. Jikabanyak manusia yang mengeksploitasi hutan tanpa memperhatikan kelestarian hutan, sudah tentu hutan akan rusak dan efeknya akan dirasakan oleh segenap makhluk yang ada di dunia ini.
Ekstrak
: Adalah sediaan pekat yang diperoleh dengan mengekstraksi zat aktif dari simplisia nabati atau hewani menggunakan pelarut yang sesuai, kemudian semua atau hampir semua pelarut diuapkan dan masa atau serbuk yang tersisa diperlakukan sedemikian sehingga memenuhi baku yang telah ditetapkan (Depkes RI, 1995).
Eksudat walikadep
: Semua cairan yang berasal dari batang tumbuhan walikadep yang telah dipotong lalu dapat diminum sebagai jamu atau obat tradisional oleh masyarakat desa Blumah.
xx
Indeks Keanekaragaman
: Keanekaragaman jenis adalah parameter yang berguna untuk membandingkan dua komunitas terutama untuk mempengaruhi dari gangguan biotik atau untuk mengetahui tingkat suksesi atau kestabilan dari suatu jenis.
Indeks Nilai Penting (INP) Laju pertumbuhan
: Indeks kepentingan yang menggambarkan pentingnya peranan satu jenis vegetasi dalam ekosistemnya. : Merupakan proses penambahan ukuran sel, volume sel, berat, tinggi dan ukuran lainnya yang bisa dinyatakan secara kuantitatif (dapat diukur dan dihitung dengan bilangan). Dalam penelitian ini kecepatan pertumbuhan tanaman diteliti dengan mengukur ukuran tumbuhan (tinggi, diameter,jumlah daun) tersebut.
Obat Tadisional
: Obat tradisional adalah tumbuhan obat sebagai sumberdaya alam yang telah diketahui khasiat dan manfaatnya, obat yang terbuat dari tumbuhan dikenal dengan nama herbal/obat tradisional, dan di Indonesia dikenal dengan nama jamu. Khasiat dan manfaat jamu lebih banyak penggunaannya berdasar secara empiris saja. Uji khasiat obat dalam penelitian ini dibatasi pada uji untuk obat stimulansia.
Pertumbuhan populasi
: Pertumbuhan dari individu sejenis dalam hal ini adalah tumbuhan Tetrastigma glabratum, (Blume)Planch yang memperhitungkan daya dukung lingkungan, jumlah individu maksimum yang dapat menempati area berdasarkan kemampuan sumberdaya lingkungan yang mendukung populasi.
xxi
ABSTRAK
Walikadep/Tetrastigma glabratum (Blume) Planch dimanfaatkan oleh masyarakat desa Blumah karena diyakini mengandung khasiat obat penyegar (stimulan) dan obat dari beberapa penyakit. Survei awal mengungkap bahwa masyarakat Desa Blumah telah mengeksploitasi walikadep dari Hutan Lindung Gunung Prau (HLGP). Lebih dari 10 % dari 448 KK di Desa Blumah pernah memanfaatkannya sebagai obat tradisional/jamu. Bagian walikadep yang paling sering digunakan oleh penduduk tersebut adalah cairan dari batang. Saat ini keberadaan walikadep sudah sulit ditemukan di HLGP.Tujuan penelitian : membuktikan efek stimulansia walikadep, mengukur laju pertumbuhan dan laju eksploitasi walikadep, mencari cara konservasi walikadep yang efektif, dan mengidentifikasi implikasi terhadap lingkungan. Metode penelitian ini menggunakan metode eksperimen dan survey eksploratif. Untuk mengetahui khasiat stimulansia eksudat batang dan ekstrak daun walikadep, dengan menggunakan metode uji panggung (openfield test) dan uji panggung berlubang (hole- board test). Pengumpulan data dilakukan melalui observasi dan eksperimen sedangkan analisis data untuk menjawab kasiat obat stimulansia dengan Analisis Statistik digunakan analisis uji laboratorium dan Anova. Analisa data laju eksploitasi dan laju pertumbuhan dengan menggunakan model regresi, perbandingan pertumbuhan stek batang dihabitat aslinya (in-situ) dan diluar habitat aslinya (ex-situ) menggunakan analisis dikriptif. Implikasi lingkungan akibat eksploitasi walikadep dihitung dengan menggunakan analisis vegetasi struktur populasi Shannon Weinner. Hasil penelitian menunjukkan bahwa eksudat dan ekstrak walikadep secara statistik terbukti tidak menyebabkan efek stimulansia, eksploitasi walikadep dan lamanya masa panen mengakibatkan kelangkaan tanaman tersebut di habitat aslinya. Perbandingan pertumbuhan walikadep secara in-situ lebih cepat di banding secara ex-situ, jenis stek yang paling cepat tumbuh adalah stek tengah, jenis pupuk yang efektif vermikompos. Indeks keanekaragaman pasca eksploitasi nilai lebih tinggi dibanding sebelum eksploitasi. Diduga bersifat toksik dan ada fenomena alelopati karena mengandung fenol yang bersifat alelokimia. Berdasarkan hasil penemuan, direkomendasikan bahwa dilakukan penelitian lanjutan tentang efek toksik pada ekstrak daun dan batang serta adanya fenomena alelopati. Ruang terbuka yang akan menjadi persaingan obyek tanaman asosiasi. Dengan demikian penebangan walikadep akan berpengaruh langsung terhadap keanekaragaman flora di sekitarnya. Dari hasil temuan direkomendasikan bahwa masyarakat Blumah tidak perlu lagi menggunakan walikadep sebagai stimulan karena telah terbukti bahwa tanaman ini tidak mengandung stimulan. Selain itu diperlukan upaya konservasi budidaya walikadep yang dilakukan oleh masyarakat, pemerintah desa, daerah, pusat, dan perhutani yang dikelola secara terpadu. Produk peraturan juga dibutuhkan sebagai salah satu upaya penyelamatan walikadep. Dengan demikian Pengamanan Terpadu Konservasi Walikadep Lestari (PTKWL) dapat terlaksana dengan efektif. Kata kunci : implikasi lingkungan, walikadep/Tetrastigma glabratum (Blume) Planch, obat tradisional, konservasi
xxii
ABSTRACT
People in Blumah believe that walikadep/Tetrastigma glabratum (Blume) Planch can be used as stimulant and herbs. The branch of walikadep which most commonly used is the exudates. Previous survey revealed that they have exploited walikadep from protected forests of Mount Prau for years. More than 10% of the 448 households in Blumah ever used it as a traditional medicine. The exploitation of walikadep which is not supported by the cultivation could lead biodiversity problems to the forest. Today, it is difficult to find walikadep in the forest. the study was conducted to: examine stimulant effects of walikadep, measure the rate of growth and the rate of exploitation walikadep, find the effective way of conserving walikadep, and investigate the implications of exploitation to the environment. The methods used in this research are experimental and exploratory methods. The exudate and leaf extracts were tested by using the open-field test and hole-board test to mice to examine the stimulant effects of walikadep. Mice were divided into 5 groups. Each group was given a different treatment and observed for 5 minutes after being given treatment. The results showed that the exudates and extracts do not cause stimulant effects. Then, one year observation was conducted to measure the rate of growth and exploitation walikadep in HLGP. The results showed that the rate of growth and exploitation of walikadep do not have significant differences. To find an effective way of conserving walikadep, the experiments of planting walikadep cutting were done. Walikadep were planted using in-situ and ex-situ techniques. Various fertilizers were used to identify the differences of growth. The result shows that the growth of walikadep in in-situ is faster than ex-situ. The fastest growing cutting are middle cutting. The most significant fertilizer supporting the growth is vermin compost fertilizer. The vegetation analysis was used to investigate the impact of post-exploitation. The results showed that the exploitation of walikadep and duration of harvest resulted the scarcity of the plant in its natural habitat. This may cause the disruption of the diversity of other species associated with walikadep. Based on the findings of this study, it is recommended that conservation and cultivation should be conducted and managed in an integrated manner. In addition, it needs regulations to protect walikadep from its extinction. The Contribution of Environmental Sciences (novelty), science research method of small cultivare for domestification, It was found that leaf extract content toxic and phenomena of alelopathy in the wallikadep trees and relate to government policy, local govern, village, and perum perhutani (a government company) for Security in the form of product regulation
Key words : environmental implications, walikadep / Tetrastigma glabratum (Blume) Planch, traditional medicine, conservation
xxiii
RINGKASAN
Hutan lindung Gunung Prau (HLGP) adalah salah satu hutan lindung di Jawa Tengah yang dikelola oleh Perhutani. Salah satu keunikan hutan ini adalah keanekaragaman hayatinya. Salah satunya yaitu tanaman endemik adalah walikadep (Tetrastigma. glabratum). Tanaman ini adalah sejenis tanaman liana/merambat dan berdaun menjari yang dapat menjadi kanopi puncak pohon di hutan. Keunikan tanaman ini adalah batangnya dapat mengeluarkan cairan bening (eksudat) yang dapat diminum secara langsung.Masyarakat desa Blumah yang tinggal berdekatan dengan HLGP mencari dan memanfaatkan walikadep sebagai obat tradisional.Mereka percaya bahwa walikadep dapat dijadikan sebagai obat batuk, obat cacingan, dan obat penyegar (stimulansia). Bagian walikadep yang paling sering digunakan sebagai obat adalah eksudatnya. Penelitian ini dilakukan untuk: 1) Membuktikan efek stimulansia walikadep, 2). mengukur laju pertumbuhan dan laju eksploitasi walikadep, 3). Menemukan cara konservasi walikadep yang efektif, dan 4) Mengetahui implikasi pengeksploitasian walikadep terhadap lingkungan. Waktu penelitian 12 bulan. Tempat penelitian Hutan lindung Gunung Prau (HLGP) wilayah Kedu utara yang berbatasan dengan Desa Blumah Kabupaten Kendal. Dimulai bulan Januari sampai Desember 2010. Desain penelitian untuk uji kasiat obat dengan metode eksperimen dan analisis laboratorium. Desain penelitian untuk uji mengetahui laju pertumbuhan dan laju eksploitasi dengan metode observasi lapangan analisis laboratorium. Desain untuk melihat konservasi pertumbuhan tanaman walikadep dengan observasi dan analisis deskriftif. Desain untuk melihat kondisi implikasi lingkungan dengan metode Analisis Vegetasi. Penelitian ini menggunakan metode eksploratif dan eksperimen. Untuk menguji efek stimulansia dilakukan uji panggung (open-field test) dan uji panggung berlubang (hole-board test) terhadap mencit. Mencit-mencit tersebut dibagi menjadi 5 kelompok. Setiap kelompok diberi perlakuan yang berbeda. Kelompok-kelompok tersebut diberi nama sesuai dengan perlakuan yang diberikan, yaitu: kelompok kontrol negatif yang diberi aquades, kelompok kontrol positif yang diberi kafein dengan dosis 15,6 mg/Kg BB, kelompok eksudat 1 yang diberi eksudat walikadep dengan peringkat dosis I yaitu 0,73
xxiv
ml/20gBB; kelompok eksudat II yang diberi eksudat walikadep dengan peringkat dosis 2 yaitu 1,46 ml/20gBB, dan kelompok eksudat III yang diberi eksudat walikadep dengan peringkat dosis 3 yaitu 2,92 ml/20gBB. Peneliti mengamati efek eksudat walikadep dari pergerakan mencit selama 5 menit yang telah diberi perlakuan. Data yang diperoleh dari hasil pengamatan kemudian diolah dengan menggunakan program SPSS versi 16.Analisa data selanjutnya dengan metode non parametrik, menggunakan uji Kruskal-Wallis yang dilanjutkan dengan uji Mann-Withney. Kemudian data dianalisis dengan metode parametrik, menggunakan uji anova satu jalan yang dilanjutkan dengan uji LSD. Metode
untuk mengetahui
laju
pertumbuhan
populasi
dan
laju eksploitasi
menggunakan metode eksploratif dan observasi. Laju pertumbuhan dan laju eksploitasi walikadep habitat aslinya dengan cara menghitung pertambahan jumlah populasi dari jumlah awal pengamatan sampai dengan jangka waktu 1 tahun. Setiap bulan diamati dan dihitung pertambahannya, sedangkan untuk mengukur laju eksploitasi dilakukan penghitungan jumlah rata-rata tumbuhan walikadep yang terambil setiap bulannya. Penelitian ini diamati selama 12 bulan dengan 3 stasiun pengamatan yang sudah diketahui ada walikadepnya. Metode pengambilan data konservasi walikadep secara in-situ dan ex-situ. Bahan tanaman digunakan adalah batang walikadep telah berumur 2 tahun dengan diameter batang 0,5 - 1,5 cm. Batang dipotong (stek) kurang lebih 5cm terdiri dari batang bagian atas/ujung, (SU= stek ujung) batang bagian tengah (ST= Stek Tengah) dan bagian batang bagian pangkal (SP=Stek Pangkal). Penelitian dilakukan penanaman stek selama 5 bulan (Juni–Oktober 2010) di hábitat aslinya yaitu di hutan lindung Gunung Prau Candiroto wilayah Kedu utara pada ketinggian 1300 m dpl. dan di Green House desa Blumah ketinggian 1000 m dpl yang masing - masing terdiri dari 45 stek batang (SU=15, ST=15, SP =15) dengan media tanam menggunakan pupuk (A= Pupuk Kandang, B= Pupuk Kompos, C= Pupuk Vermi Kompos, D = pupuk Urea, E = Tanpa Pupuk/ Kontrol) dengan perbandingan tanah dan pupuk 3 :1, dengan percobaan ini terdiri atas 15 kombinasi perlakuan dan setiap kombinasi dilakukan pengulangan sebanyak 3 ulangan. Penelitian ini menggunakan bibit yang telah berumur kurang lebih 2 tahun terhitung semenjak stek pertama saat dipindahkan dari piolibag ke dalam drum . Penyiraman bibit dilakukan setiap hari sekali untuk memberikan air pada keseluruhan
xxv
bibit. Setiap penyiraman diberikan 3 liter air untuk tiap bibit dalam drum (Harjadi, 1986). Namun karena di desa Blumah sering banyak hujan maka penyiraman ketika tidak hujan. Variabel yang diamati adalah: Tinggi tanaman diukur dari batas sambungan (tempat penempelan/okulasi) antara batang sampai dengan titik tumbuh. Pengamatan dilakukan dua minggu sekali. Jumlah daun dihitung dari daun-daun yang muncul setelah tanaman pecah tunas dan daun telah terbentuk sempurna pada satu tanaman, dengan pengamatan dua minggu sekali. Diameter batang diukur meliputi batang bawah, tengah dan batang atas. Batang diukur diameternya dengan menggunakan jangka sorong. Bagian batang yang diukur diberi tanda dengan menggunakan spidol anti air yang berwarna hitam. Pengamatan dilakukan satu bulan sekali. Metode pengambilan data vegetasi dilakukan dengan cara petak tunggal sebanyak plot dengan luasan masing-masing 0,2 ha: ukuran plot 20 x 20 m2 untuk pohon, 10 x 10 m2 untuk tingkat tiang (poles), 5 x 5 m2 untuk tingkat pancang (sapling) dan 2 x 2 m2 untuk semai (seedling) dengan teknik nested sampling. Perhitungan dilakukan dengan menggunakan persamaan berikut (Soerianegara dan Indrawan, 2008). Keanekaragaman dibedakan pada tingkat semai, pancang, tiang dan pohon. Pada tingkat semai diameter < 2cm yaitu permudaan mulai dari kecambah sampai anakan kurang dari 1.5 m, pada tingkat pancang yaitu permudaan dengan tinggi 1.5 m sampai anakan berdiameter kurang dari 10 cm, atau diameter 2-10cm. Pada tingkat tiang pohon muda berdiameter 10 cm sampai kurang dari 20 cm., dan pada tingkat pohon yaitu tumbuhan yang memiliki kayu besar, tinggi dan memiliki satu batang atau tangkai utama dengan ukuran diameter lebih dari 20 cm. diameter > 10 cm (Surya Negara dan Indrawan, 1988). Observasi ini dilakukan selama 1 tahun yaitu mulai bulan Januari hingga Desember 2010.Peralatan yang digunakan dalam kegiatan ini adalah: kompas, altimeter, thermohygrometer, pHmeter, GPS, clinometer, luxmeter, dbh-meter, meteranrol, tali rafia, alkohol 90%, kertas koran, kertas label, kantung plastik transparan, gunting stek, dan alat tulis. Metode Analisis Vegetasi kondisi yang diperhitungkan adalah struktur vegetasi tumbuhan di sekitar tumbuhan walikadep terhadap kerapatan dan kerapatan relative, frekuensi dan frekuensi relative, dominansi dan dominansi relative, serta indeks nilai penting (Smith
xxvi
1980) Data yang diperoleh dari kegiatan pengukuran di lapangan kemudian diolah dengan menggunakan formulasi metode petak kuadrat untuk menghitung besarnya kerapatan (individu/ha), frekuensi dan dominasi (m2/ha) dan indeks nilai penting (INP). Nilai penting digunakan untuk mengamati dominansi jenis tumbuhan dalam kelompok bentuk hidup maupun kelompok umur di setiap petak pengamatan. Nilai penting didapatkan dari hasil penjumlahan kerapatan relatif dan dominansi relatif yang jika dijumlahkan bernilai 200% untuk tingkat semai dan 300% untuk tingkat tiang dan tingkat pohon. Hasil Dan Pembahasan Eksudat dan ekstrak daun walikadep/Tetrastigma glabratum (Blume) Planch secara statistik terbukti tidak memiliki efek stimulansia. Data kelompok eksudat dosis I (1,46 ml/20 gram berat badan) tidak terdistribusi normal dimana nilai signifikansi < 0.05 pada taraf kepercayaan 95%. Semua data memiliki varian yang seragam atau homogen. Analisa data selanjutnya dengan metode non parametrik, menggunakan uji Kruskal-Wallis yang dilanjutkan dengan uji Mann-Withney. Masyarakat sangat
percaya bahwa walikadep mempunyai efek stimulansia
kemungkinan hal ini adalah efek plasebo atau sugesti. Berdasarkan penelitian, ekstrak daun walikadep diduga memiliki efek toksit. Sebab terlihat adanya darah di bagian anus hewan uji dengan dosis 1,82mg/20 gramBB. Dari uji fitokimia yang dilakukan, eksudat dan ekstrak daun walikadep negatip kafein dan nikotin, akan tetapi positif mengandung fenol, flavonoid, terpenoid dan steroid. Total Fenol yang terkandung walikadep sebesar 228,12ppm
dan
flavonoid sebesar 45,70 ppm. Batas maksimum kandungan fenol dalam air yang diperbolehkan bisa diminum 0,0002 ppm (Mulyasuryani, dkk 1997). Adapun flavonoid berfungsi sebagai anti oksidan. Fenol dalam dosis pekat berkhasiat sebagai obat luar dan senyawa fenol bersifat alelopati pada vegetasi di sekitarnya. Laju pertumbuhan lebih tinggi dari laju eksploitasi, Konservasi in-situ di lebih cepat dari ex-situ . Stek yang paling baik stek tengah
media tanam yang paling baik adalah dengan pupuk vermikompos. Hasil
penelitian ini bermanfaat untuk memberi solusi cara budidaya dan untuk menekan eksploitasi walikadep dihabitat aslinya. Keanekaragaman tanaman jenis sebelum dan sesudah eksploitasi dapat dilihat bahwa nilai keanekaragaman terkecil terdapat pada tingkat pohon, sebelum dan sesudah sama yaitu sebesar 0,67 dan nilai keanekaragaman terbesar terdapat pada tingkat tiang sebelum 1,90 dan xxvii
sesudah sebesar 2,02. Nilai–nilai keanekaragaman relatif sama (H’>1) antara tingkat pancang, tingkat tiang dan tingkat semai adalah kategori tinggi dan sedang. Nilai keanekaragaman pada tingkat pohon (keanekaragaman <1) adalah kategori rendah. Untuk semua kategori pertumbuhan selain tingkat pohon menunjukan bahwa tingkat keanekaragaman jenis di kawasan HLGP cukup tinggi dan sedang. Hasil plot pengamatan menunjukan bahwa kawasan HLPG tergolong cukup tinggi keanekaragaman jenisnya. Walaupun walikadep dieksploitasi keanekaragamannya cukup tinggi, akan tetapi masa panen walikadep yang cukup lama yaitu yang berdiameter kurang lebih 5cm (umur 5 tahun) menyebabkan kelangkaan. Kesimpulan : Eksudat dan ekstrak batang, daun walikadep/Tetrastigma glabratum (Blume) Planch tidak mengandung efek stimulansia, namun mengandung senyawa aktif lain ,diduga juga bersifat toksit pada ekstrak dosis relatif pekat. Laju pertumbuhan lebih tinggi dari pada laju eksploitasi, namun masa pemanenan membutuhkan waktu cukup lama. Konservasi in-situ lebih baik dari ex-situ, stek tengah lebih baik dari pada stek ujung dan stek pangkal. Media tanam yang paling baik yaitu media tanam dengan vermikompos. Implikasi lingkungan akibat pengambilan walikadep secara langsung dapat terjadi perubahan terhadap ruang yang terbuka akan menjadi obyek persaingan tanaman asosiasi. Dan karena mengandung fenol diindikasikan walikadep bersifat alelopati. Dengan demikian implikasi dari penebangan walikadep akan berpengaruh langsung terhadap keanekaragaman flora disekitarnya. Saran : Karena tidak berefek stimulansia maka masyarakat tidak perlu mengeksploitasi walikadep. Solusi untuk pemanfaatan obat tradisional selain walikadep dapat memenfaatkan sumber sumber potensi tumbuhan berkasiat obat alternatif lain yang banyak tumbuh di sekitar desa Blumah misal pegagan, cakar ayam, dan lain-lain, agar dilakukan penelitian lebih lanjut tentang efek toksik ekstrak daun dan batang walikadep dan disarankan masyarakat tidak mengkonsumsi dalam bentuk ekstak. Hasil temuan kultivasi metode stek tengah batang walikadep dan media pupuk vermikompos dapat dijadikan referensi budidaya. Pemerintah daerah, pemerintah desa dan perhutani untuk kampanye informasi edukasi tentang toksisitas walikadep. Agar dibuat peraturan desa (PERDES) bersama lembaga terkait untuk melakukan pengamanan terpadu konservasi walikadep lestari (PTKWL).
xxviii
Sumbangsih terhadap Ilmu Lingkungan (novelty) adalah temuan kultivasi metode stek batang walikadep ukuran kecil/muda efektif untuk domestifikasi, diketemukanya fenomena alelopati dan menyandingkan kebijakan pemerintah daerah Kabupaten Kendal terutama (Badan Lingkungan Hidup) dan pemerintah desa Blumah sendiri untuk melestarikan walikadep.
Kata kunci : implikasi lingkungan, walikadep/Tetrastigma glabratum (Blume) Planch, obat tradisional, konservasi
xxix
SUMMARY
The Prau Mountain Protected Forests (HLGP) is one of the protected areas in Central Java which is managed by Forest own Company. One of the uniqueness of this forests is its biodiversity. Walikadep (Tetrastigma glabratum) is one of the plants that gain author’s attention. This plants kind of liana plant with leafyvines that used to be a canopy of the peak of tree in the forests. The uniqueness of this plants its rod that can issue clear fluid (exudates), and also can be drunk directly. BlumahVillagers, who are living next to HLGP, seek and utilize walikadep as medicine. Blumah Villagers believe that walikadep can treat several diseases such as cough, worming, and refreshments (stimulant). Initial survey revealed that over the Blumah villagers have exploited walikadep of HLGP for 70years. More than 10% of the448householdsin the Blemish village ever uses it as a traditional medicine. By the amount of walikadep exudate use as a traditional medicine. The most commonly used Walikadep part as a medicine is the liquid from the rod or also called exudates. Hayne (1987) explains that the liquid which comes out of the rod Tetra stigma sp take to treat cough. The research was conducted to: 1) prove walikadep stimulant effects, 2) measure walikadep the rate of growth and the rate of exploitation, 3) measure the difference in the growth of in-situ and ex-situ walikadep, and 4) determine the implications for the environment. Research Methods, this research uses an exploratory and experimental method. Openfield test and hole-board test to mice are utilized to examine the stimulant effects. Mice were divided into5 groups. Each group was given a different treatment. The groups are named according to the treatment given, namely: the negative control group were given distilled water, the positive control group which were givencaffeinedose15.6mg/kgBW, exudate group I fed exudate walikadep with dose 1 ratings of 0.73ml / 20g BW; exudate group II were given exudate walikadep with dose 2 ratings1.46ml / 20g BW2, and the exudate group III were given exudates walikadep with dose 3ratings2.92ml / 20g BW. Researcher studied the effects
xxx
of walikadep exudates walikadep exudate by the movement of mice for 5 minutes that had been treated. Data obtained from observations then processed using SPSS version16.Further data analysis with non-parametric methods, using the Kruskal-Wallis test followed by MannWhitney test. Then, the data were analyzed with parametric methods, using one way ANOVA test followed by LSD test. The direction of these experiments is in appendix 2. To determine the growth of walikadep used observation method and field analysis. The direction research listed in appendix 6 and7.In additions, the tabulations and frequencies designs are used to observe at inhabitants socio-economic conditions. As for how to retrieve data is from tabulation questionnaire inappendix8. HLGP region has an area of 3409.6m2 divided into 13 plots. This research focuses are on plot 1 of 565.7m2 and plot 2 of 631m2. To find out the status of walikadep in HLGP, researcher observed the presence of these plants in some places. Observations made at several transects in several blocks area. The vast size of observations transect is 100x 20m. At each transect made observations plots of 10x10 min the left-right axis zigzag transects, in order to obtain 3 observations plotsin1 transect. Block alsore presents the types of vegetation present in the area. The Conditions of herbs and other plants that groin the vicinity were observed and recorded. From 10x10 measuring plots, then made into a5 x5 observation plot measuring as plot observations to the sampling rate (pole, diameter <10 cm and height >l m) and a 2x 2mobservationplot measuring as plot observations to the seedlings rate (seedling, height < 1 m). The sampling method used is random sampling and exploratory. This observation was made during one year, i.e from January to December 2010. The instrument used in this activity are: compass, altimeter, thermo hygrometer, pH meter, GPS, clinometers, luxmeter, dbh-meter, meteranrol, raffia, alcohol 90%, newsprint, paper label, transparent plastic bag, cutting scissors, and stationary. Research Result and Discussion. Test Results of stimulant effects. Based on the analysis of the stimulants test results on open-field test and hole-board test showed that rod liquid (exudate), rod extract and leaf of walikadep/Tetrastigma glabratum (Blume) Planch statistically shown to have no stimulant effect. Data dose 1 exudate group do not normally distributed with significance value of <0.05at95%confidence level. All data have a uniform or xxxi
homogeneous variance. Further data analysis with non-parametric methods, using the Kruskal-Wallis test followed by Mann-Whitney test. No statistically significant effect of stimulants. The probability of these results is the society placebo effect of really believe that walikadep can treat disease. Empirically, Blumah society believed that walikadep could cure several diseases include coughing, refreshments/stimulants, and appetite enhancer children herbal. However, the leaf extract walikadep/Tetrastigma glabratum (Blume) Planch suspected to have toxicity effect which shown by the presence of blood in the anus on treated mice. In contrast to the results of the author’s research that walikadep or Tetrastigma glabratum (Blume) planch does not contain any caffeine and nicotine which used to be of a stimulant, Sofiyanti (2008) in the research said that Tetrastigma lanceolarium contain caffeine and nicotine. Therefore, researcher conducted further research about phytochemicals. The results of this research are listed in Table5. The results showed that the exudate and leaves walikadep does not contain caffeine and nicotine, but positive for phenol with a total of228.12ppmand45.70ppmforflavonoids. In phytochemicals, walikadep exudate containing phenolic, flavonoids, terpenoids and steroids (can be seen in appendix7). Phytochemicalsarep resumable to contain anti-oxidants. A phenol in concentrated doses is virtue as foreign drugs. According to Fessenden, et. all (1999) that phenol can cause skin irritation so that when eaten can irritate the digestive organs. This was evident in animals testing that mice had eaten leaf extract Tetrastigma glabratum (Blume) Planch with concentrated phenol-containing had blood inanus. While exudate Tetrastigma glabratum (Blume) Planch containing phenol with low concentrate (mixed with liquid from the rod of the xylem) is not dangerous to drink. Research Result of Tetrastigma glabratum (Blume) Planch Natural Growth Rate against its Exploitation Rate. The calculations show sig=0.863 >alpha= 0.05, then Ho is accepted which means the growth rate and exploitation rate of walikadep have no significant differences. Research Result Comparison of In-Situ and Ex-Situ Growth Cuttings Walikadep. The result of field observations and analysis suggests that the in-situ growth walikadep is faster than ex-situ. Aspects observed in the research that is the first time the emergence of shoots, number of shoots, plant height, stem diameter, biomass and percentage of life. In-situ
xxxii
growth cuttings technique is faster than the ex-situ. According to the observations it is known that mid-cutting (ST) living more than the edge cutting (SU) and the base cutting (SP). Likewise, the ST growth is faster than the SU and SP. To support the growth of cuttings walikadep, researcher conducted experiments of effective types growing media for walikadep. This experiment tested the rate of growth walikadep planted in five different types of fertilizers. The experimental results show that the best planting medium is medium with vermicompost fertilizer. Research result of environment implications of the walikadep exploitation. Comparison of the results of the calculation of diversity or biodiversity types before and after exploitation can be seen that the value of biodivercity (H’)we are the smallest tree level, before and after each in the amount of 0.67 and values are at stake high biodivercity 1, 90, and after a 2 , 02. H' relative same values (H '> 1) between the saplings, small trees and seedlings are high and medium categories. While the value of diversity at the tree level (H '<1) is a low category. For all categories other than the growth rate of the trees indicate that the diversity of species in the region is quite high and medium HLGP. Conclusion plot HLPG observations show that the region is quite high in the exploitation of biodiversity before and after exploitation is not too different only at the pole after its diversity increased exploitation of the value of H 'of 1.90 become H' increased to 2:02. The result of the researchshowed that statistically there was no difference between the growthand exploitation. However, Walikadep can be harvested if it has a diameter approximately 5cm (aged 5 years).As a result, it caused high rate of expliotation to the branch with diameter 5 cm. That is why it is rarely found. Based on these results, it is recommended for further studies on the toxic effects of extracts of the leaves and stems walikadep. Researchers also suggested that the government make walikadep Protection to keep them from extinction, given that plants Tetrastigma also a host of rare flowers raflessia a padma (Zuhud, 1995) are protected under this glabratum. Tetrastigma plants are ecologically extinct, the extinction will occur the other species in this example is a Java monkey they depend on plants such as lianas walikadep as mobilization.
xxxiii
The Contribution of Environmental Sciences (novelty), science research method of small young cultivare to be cultivated, It was found toxic and phenomena of alelopathy in the wallikadep trees and relate to government policy, local govern, village, and perum perhutani (a government company).
xxxiv