TESIS
PENENTUAN KOMODITAS UNGGULAN PERTANIAN BERDASARKAN NILAI PRODUKSI DI KABUPATEN BULELENG
GEDE YUDA PARAMARTHA
PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2016
TESIS
PENENTUAN KOMODITAS UNGGULAN PERTANIAN BERDASARKAN NILAI PRODUKSI DI KABUPATEN BULELENG
GEDE YUDA PARAMARTHA NIM 1491161008
PROGRAM MAGISTER PROGRAM STUDI AGRIBISNIS PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2016
PENENTUAN KOMODITAS UNGGULAN PERTANIAN BERDASARKAN NILAI PRODUKSI DI KABUPATEN BULELENG
Tesis untuk Memperoleh Gelar Magister Pada Program Magister, Program Studi Agribisnis Program Pascasarjana Universitas Udayana
GEDE YUDA PARAMARTHA NIM 1491161008
PROGRAM MAGISTER PROGRAM STUDI AGRIBISNIS PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2016
SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT Saya yang bertanda tangan di bawah ini : Nama
: Gede Yuda Paramartha
NIM
: 1491161008
Program Studi
: Magister Agribisnis
Judul Tesis
: PENENTUAN KOMODITAS UNGGULAN PERTANIAN BERDASARKAN NILAI PRODUKSI DI KABUPATEN BULELENG
Dengan ini menyatakan bahwa karya ilmiah Tesis ini bebas plagiat. Apabila dikemudian hari terbukti plagiat dalam karya ilmiah ini, maka saya bersedia menerima sanksi sesuai Peraturan Mendiknas RI No. 17 Tahun 2010 dan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku.
Denpasar, 30 Nopember 2016 Yang Membuat Pernyataan
Gede Yuda Paramartha NIM. 1491161008
Coret yang tidak perlu
UCAPAN TERIMAKASIH Om Swastyastu, segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Ida Sang Hyang Widhi Wasa, Tuhan Yang Maha Esa, atas segala karunianya, sehingga tesis dengan judul “Penentuan Komoditas Unggulan Pertanian Berdasarkan Nilai Produksi Di Kabupaten Buleleng” ini dapat diselesaikan. Tesis ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Magister Agribisnis (M.Agb.), pada Program Studi Agribisnis Program Pascasarjana Universitas Udayana Denpasar. Di dalam menyelesaikan Tesis ini, penulis banyak memperoleh bantuan baik berupa pengajaran, bimbingan dan arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu Penulis menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan setinggitingginya kepada yang terhormat para pembimbing : Dr. I Putu Gde Sukaatmadja, SE., MP., sebagai pembimbing I dan Dr. Ir. Ni Wayan Sri Astiti, MP., sebagai pembimbing II. Dimana di tengah-tengah kesibukannya masih tetap meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, petunjuk, dan mendorong semangat penulis untuk menyelesaikan penulisan Tesis ini. Perkenankanlah juga, penulis menyampa ikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat dalam penyelesaian studi ini, kepada Prof. Dr. dr. Ketut Suastika, Sp.PD-KEMD. Rektor Universitas Udayana. Prof. Dr. dr. A.A. Raka Sudewi, Sp. S(K). Direktur Program Pasca Sarjana Universitas Udayana. Dr. Ir. Ni Wayan Sri Astiti, MP. Ketua Program Studi Magister Agribisnis Program Pascasarjana Universitas Udayana. Prof. Dr. Ir. Dwi Putra Darmawan, Mp. Selaku Pembahas dalam ujian seminar hasil. Dr. Ir. Ketut Suamba, MP. Selaku Pembahas dalam ujian seminar hasil. Dr. I Gede Setiawan Adi Putra, SP.,MP. Selaku Moderator dalam ujian seminar hasil. Seluruh Dosen Program Pascasarjana Agribisnis yang telah memberikan arahan dan bimbingan untuk mendalami ilmu Agribisnis. Bapak Ir. Adi Nugroho, MM., selaku Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Bali beserta seluruh staf yang telah banyak meluangkan waktu untuk membantu penelitian ini. Ucapan yang sama juga ditujukan kepada Kolonel Pnb. Danet Hendriyanto, S. Sos., Komandan Lanud Gusti Ngurah Rai, Bali, beserta seluruh staf Perwira, Bintara, Tamtama dan PNS, yang telah memberikan saya kesempatan menempuh pendidikan Magister Agribisnis ini, dan seluruh staf yang membantu saya dalam menyelesaikan penelitian ini. Penulis juga tak lupa ucapkan terimakasih kepada orang tua yang selalu memberikan semangat, Ayahanda Gede Widnyana, Ibunda Putu Sukemi, Kakak kakak saya Gede Wiwin Suryawan, Kadek Dina Kuswardani (alm.), Komang Setya Widayatri, SIP. Istri saya Meriana Saputra atas segala motivasi, perhatian dan doa nya serta kesabaran menunggu di rumah selama beberapa waktu, dan Ananda tercinta Putu Gita Sitanala Paramartha, ayah sayang kamu dan selalu merindukanmu. Rekan rekan mahasiswa Program Pascasarjana Magister Agribisnis Universitas Udayana Angkatan 2014 : Bpk. Ir. Surata, M.Agb., Puspita, Ayu Kristina, Putu Kirana, Dodi, Ida Bagus Dwi.
Kepada semua pihak yang telah membantu yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Dengan keterbatasan pengalaman, ilmu maupun pustaka yang ditinjau, penulis menyadari bahwa tesis ini masih banyak kekurangan dan pengembangan lanjut agar benar-benar bermanfaat. Oleh sebab itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran agar tesis ini lebih sempurna serta sebagai masukan bagi penulis untuk penelitian dan penulisan karya ilmiah di masa yang akan datang. Akhir kata, penulis berharap tesis ini memberikan manfaat bagi kita semua terutama untuk pengembangan ilmu pengetahuan yang ramah lingkungan. Om Santi, Santi, Santi Om.
Denpasar, November 2016
Penulis
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11.
Nama Lengkap Tempat Lahir Tanggal Lahir Domisili
: Gede Yuda Paramartha, SE. : Singaraja : 10 Juli 1981 : Komplek TNI AU Ngurah Rai, Jalan Gusti Gede Suwandi No. 43, Tuban – Badung, Bali. Agama : Hindu Suku : Bali Status : Menikah. Tinggi / Berat Badan : 173 Cm/ 75kg Golongan Darah : A+ Telepon : +62 878 8613 1981 E-Mail :
[email protected]
Pendidikan Umum 1. SD Laboratorium Unud 2. SLTP Negeri 1 3. SMU Laboratorium STKIP 4. UPN “Veteran”
Singaraja Singaraja Singaraja Jogjakarta
Pendidikan Militer/Kursus 1. Semapa PK TNI 2. Susdasjemen Pa 3. Sesarcab Pembekalan 4. Suspa Angkutan 5. Suspa Pengadaan 6. Susdasjemen Pertahanan 7. Suspa Katalog
Angkatan XIII Angkatan XV Angkatan XVII Angkatan VIII Angkatan IX Angkatan VII Angkatan XXVII
Tahun Tahun Tahun Tahun
Lulus Lulus Lulus Lulus
1994 1997 2000 2004
Tahun Lulus Tahun Lulus Tahun Lulus Tahun Lulus Tahun Lulus Tahun Lulus Tahun Lulus
2006 2006 2007 2010 2011 2014 2015
Riwayat Pangkat 1. 2. 3.
27-07-2006 01-10-2008 01-10-2012
Diangkat Sebagai Letnan Dua Diangkat Sebagai Letnan Satu Diangkat Sebagai Kapten
Riwayat Jabatan 1. Pama Dp Bekmatpus, Dismatau 2. Kasubsiminmat, Sikalmat Dislog Lanud Ranai 3. Ka GPL Lanud Ranai 4. Ps. Ka Ada Lanud Ranai
Tahun 2006 S/D 2007 Tahun 2007 S/D 2008 Tahun 2008 S/D 2010 Tahun 2010 S/D 2012
5. Ka Ada Lanud Ranai 6. Ps. Ka Ada Lanud Ngurah Rai 7. Kasiyanpers Dispers Lanud Ngurah Rai Sekarang Riwayat Penugasan - Satgas Opspamtas Natuna
Tahun 2012 S/D 2013 Tahun 2013 S/D 2015 Tahun 2015 S/D
Tahun 2011 S/D 2012
Tanda Kehormatan 1. Tanda Kehormatan Satya Lencana Wira Dharma 2. Tanda Kehormatan Satya Lencana Wira Karya 3. Tanda Kehormatan Satya Lencana Kesetiaan VIII
Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2016
Data Keluarga 1.
Orang Tua
Nama Ayah Tempat Tgl Lahir Pekerjaan Tempat Tinggal
: Gede Widnyana : Tajun 23 Mei 1954 : Petani : Jalan Wr. Supratman No. 11 Singaraja, Bali.
Nama Ibu Tempat Tgl Lahir Pekerjaan Tempat Tinggal
: Ni Putu Sukemi : Paket Agung 23 Mei 1954 : Ibu Rumah Tangga : Jalan Wr. Supratman No. 11 Singaraja, Bali.
2. Nama Tmpt/Tgl Lahir Agama Pekerjaan 3. Nama Tempat/Tgl Lahir Tgl Nikah & Tempat Nikah
Istri : Meriana Saputra : Singaraja, 10 Mei 1982 : Hindu : Karyawan Swasta Anak : Putu Gita Sitanala Paramartha : Singaraja, 2 November 2016 : Buleleng 31 Oktober 2015
ABSTRAK Tujuan Pembangunan Nasional adalah untuk meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat. Guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat maka pemerintah daerah harus berupaya untuk dapat meningkatkan pendapatan masyarakatnya. Peningkatan pendapatan masyarakat bisa dilakukan melalui pengembangan potensi daerah yang ada melalui sektor unggulan yang dimiliki. Jika keunggulan-keunggulan ini bisa dikembangkan diharapkan dapat menambah pendapatan masyarakat. Sektor yang paling besar memberikan kontribusi terhadap PDRB Kabupaten Buleleng adalah pertanian, untuk bisa mengembangkan sektor tersebut maka perlu diketahui komoditi-komoditi apa saja yang tergolong unggulan. Peneletian ini mempunyai tujuan : 1). Menganalisis macam-macam komoditi pertanian unggulan yang ada di Kabupaten Buleleng, dan 2). Mengkaji struktur pertumbuhan komoditi pertanian di Kabupaten Buleleng. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April s/d November 2016 di Kabupaten Buleleng, Provinsi Bali. Data menggunakan data skunder. Alat analisis yang digunakan adalah Location Quotient dan Klassen Typologi. Hasil penelitian menunjukan pola dan struktur pertumbuhan komoditas pertanian di Kabupaten Buleleng yaitu komoditas unggulan tanaman pangan menurut komoditas basis dan rasio pertumbuhan adalah komoditas jagung. Tanaman kacang tanah dan padi sawah perubahanya lambat, namun mempunyai kontribusi yang besar. Komoditas unggulan tanaman sayuran Kabupaten Buleleng tahun 2010 sampai 2015 adalah bawang putih dan cabai, karena merupakan komoditas prima. Komoditas bawang merah, tomat, buncis dan kangkung merupakan komoditas yang berkembang walaupun belum menjadi komoditas basis, yang termasuk dalam komoditas potensial adalah kubis, sedangkan yang termasuk komoditas terbelakang adalah sawi dan kacang panjang. Potensi komoditas unggulan tanaman buahan Kabupaten Buleleng tahun 2015 berada menyebar di delapan kecamatan. Komoditas durian berpotensi dikembangkan di kecamatan Seririt, Busungbiu, Banjar, Sukasada, Buleleng, Sawan, Kubutambahan, dan Tejakula, sedangkan komoditas sawo dapat dikembangkan pada semua wilayah Kabupaten Buleleng, karena di setiap kecamatan mempunyai tingkat produksi sawo. Komoditas jambu biji berpotensi dikembangkan pada tujuh kecamatan yaitu Grokgak, Seririt, Busunbiu, Banjar, Sukasada, Buleleng, dan Sawan. Komoditas pepaya dapat dikembangkan pada semua wilayah Kabupaten Buleleng. Komoditas tanaman perkebunan secara keseluruhan pada tahun 2010 sampai 2015 menunjukkan pertumbuhan cukup pesat, namun hanya dua kooditas yang mengalami pertumbuhan lambat dibandingkan dengan Provinsi Bali yaitu panili dan kopi robusta. Jenis ternak yang rata-rata laju pertumbuhannya cepat selama tahun 2010 sampai 2015 adalah babi bali, landrance, seddle back, kambing, dan ikan tangkap. Untuk ayam petelur dan ayam pedaging tidak dibudidayakan di Kabupaten Buleleng. Kata Kunci : sektor pertanian, komoditi unggulan, nilai produksi
ABSTRACT
National Development Goals is to improve the standard of living and welfare of the community. In order to improve the welfare, the local government should strive to increase people's income. A community income can be increased by developing an existing regional potential through superior sector owned. If commodities superiority that developed, furthermore a people’s income should increase. The largest sector contributing to GDP Buleleng District is agriculture, in order to develop these sectors will need to know what commodities are classified as superior. This research has the goal : 1). Analyzing the various agricultural commodities in excellent Buleleng district, and 2). Assessing the structure of growth in agricultural commodities Buleleng District. This study implemented in April to November 2016 Buleleng in District, Bali Province. Data using is a skunder data. Analysis tool used is Location Quotient and Typolegi Klassen. The results showed growth pattern and structure of agricultural commodities in Buleleng Regency is the leading commodity by commodity basis of food crops and the growth rate is maize. Peanut and rice paddy is slow-growing, but has a great contribution. Leading commodity vegetable crops in Buleleng regency in 2010 to 2015 are garlic and chili, as it is a prime commodity. Commodities onion, tomatoes, beans and kale are commodities that are grown, although not yet become a commodity base, which is included in the potential commodities are cabbage, while including commodities backward is mustard greens and bean. Potential commodities plant seed tropical kabupaten buleleng 2015 be spread in eight sub-districts. Commodities durian potentially developed in subdistrict Seririt, Busungbiu, Banjar, Sukasada, Buleleng, Sawan, Kubutambahan, and Tejakula, while commodities sapodilla can be developed in all areas Buleleng regency, because in every sub-district have a sapodilla production. Commodities guava potentially developed on seven sub-districts namely Grokgak, Seririt, Busunbiu, Banjar, Sukasada, Buleleng, and Sawan. Commodities pepaya can developed in all areas kabupaten buleleng. Crops plantation overall in 2010 to 2015 showed a fairly rapid growth,, but only two commodities that experienced slow growth compared with Bali Province that is vanilla and coffee robusta. Breeds average fast growth rate during the years 2010 to 2015 are Bali pigs, landrance, seddle back, goats, and fish catch. For fowls laying and broiler not cultivated in buleleng regency. Keywords: agriculture sector, commodity superiority, value of production
RINGKASAN
Pembangunan daerah dinilai sangat strategis dalam kerangka pelaksanaan pembangunan nasional. Bukan hanya membangun daerah merupakan bagian integral pembangunan nasional, namun karena pembangunan daerah diakui berhasil mendorong peningkatan pemerataan, stabilitas, pertumbuhan, dan kesejahteraan masyarakat sebagai pelaku utama pembangunan. Identifikasi sektor unggulan salah satunya dapat dilakukan dengan menggunakan metode ekonomi basis yaitu sektor yang menjadi tulang punggung perekonomian daerah karena mempunyai keuntungan kompetitif (competitive advantage) yang cukup tinggi, sedangkan sektor non basis merupakan sektor yang kurang potensial tetapi berfungsi sebagai penunjang sektor basis. Gambaran sektor basis dan sektor potensial yang memberikan kontribusi untuk pembangunan daerah sangat diperlukan oleh pemerintah daerah sehingga dari dasar gambaran tersebut dapat diketahui potensi-potensi setiap sektor dalam mendorong perekonomian. Informasi mengenai potensi yang dimiliki oleh daerah sangat penting dalam mendukung program pembangunan daerah oleh pemerintah karena terkadang masih adanya kesenjangan informasi mengenai potensi ekonomi yang bisa dikembangkan di Kabupaten Buleleng. Sektor pertanian masih sangat dominan terhadap pembentukan PDRB di Kabupaten Buleleng, dibandingkan dengan sektor lainnya, yaitu sebesar 43,68%. Hal ini sangat didukung oleh luasnya lahan pertanian tanah sawah: 62.680,635 ha yang ada. Besarnya peranan sektor pertanian terhadap kontribusi PDRB Kabupaten Buleleng dipengaruhi mata pencaharian sebagian besar penduduk di Kabupaten Buleleng yaitu 72,51% atau sebesar 537.038 jiwa penduduk bermata pencaharian sebagai petani. Adapun rumusan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut; (1) Komoditas unggulan apa sajakah di sektor pertanian yang menjadi penggerak perekonomian berdasarkan nilai produksi yang ada di Kabupaten Buleleng?; (2) Bagaimanakah pola dan struktur pertumbuhan komoditas pertanian di Kabupaten Buleleng? Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut; (1) Menjelaskan komoditas unggulan di sektor pertanian yang menjadi penggerak perekonomian di Kabupaten Buleleng; (2) Menjelaskan pola dan struktur pertumbuhan komoditas pertanian di Kabupaten Buleleng. Manfaat yang diharapkan dari hasil-hasil penelitian ini adalah sebagai berikut; (1) Manfaat Praktis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi Pemerintah Kabupaten Buleleng khususnya Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) terkait percepatan pembangunan ekonomi daerah secara terfokus melalui pengembangan kawasan dan produk andalan di sektor pertanian. Manfaat lainnya juga diharapkan dapat dirasakan oleh petani untuk lebih meningkatkan produktivitasnya; (2) Manfaat teoritis, penelitian ini diharapkan dapat menjadi media untuk menerapkan konsepkonsep teori yang selama ini diperoleh dalam perkuliahan serta meningkatkan wawasan ilmu pengetahuan melalui berbagai temuan di lapangan yang sebelumnya belum terungkap.
Pengamatan selama satu periode waktu yaitu 2010 sampai 2016, sektor basis dan sektor non basis di Kabupaten Buleleng terdapat tiga sektor basis yaitu pertanian, pertambangan dan penggalian dan jasa-jasa. Nilai koefisien LQ sektor pertanian tertinggi mengindikasikan bahwa share sektor pertanian pada perekonomian Kabupaten Buleleng sangat tinggi, sehingga produk-produk pertanian dapat diekspor ke luar wilayah Buleleng. Sektor ini berpeluang besar dalam pengembangannya, karena konsumsi dari sektor ini tidak tergantung pada konsumsi regional atau penduduk Buleleng, tetapi dapat dikonsumsi pula oleh pendudk luar dikarenakan sektor pertanian sebagai sektor basis berorientasi kelur baik regional, nasional bahkan internasional. Ditinjau dari besarnya kontribusi yang diberikan sektor pertanian pada PDRB Kabupaten Buleleng sebesar 18,3%, oleh karena itu sektor ini menjadi sektor basis. Hal ini disebabkan karena dukungan dari kondisi geografis Buleleng yang sangat baik bagi iklim pertanian. Pendukung lainnya adalah luas lahan yang dimiliki oleh Kabupaten Buleleng sebagian besar merupakan lahan yang digunakan untuk usaha pertanian yaitu sebesar 56,4%. Oleh karena itu, tidak dapat dipungkiri bila sektor pertanian merupakan sektor pendukung yang cukup dominan dalam menentukan pertumbuhan perekonomian Kabupaten Buleleng. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan penelitian maka dapat disimpulkan sebagai berikut; (1)Komoditas unggulan sektor pertanian yang menjadi penggerak perekonomian berdasarkan nilai produksi yang ada di Kabupaten Buleleng adalah komoditas tanaman pangan berupa jangung, taman sayuran berupa bawang putih dan cabai, tanaman buah-buahan berupa durian, jambu biji, sawo, pepaya dan jambu monyet, berikut tanaman perkebunan berupa kopi arabika dan komoditas ternak berupa babi Bali, sadle back, landrace, kambing, dan ikan tangkap; (2) Pola dan struktur pertumbuhan komoditas pertanian di Kabupaten Buleleng yaitu komoditas unggulan tanaman pangan menurut komoditas basis dan rasio pertumbuhan adalah komoditas jagung. Tanaman kacang tanah dan padi sawah petumbuhanya lambat, namun mempunyai kontribusi yang besar. Komoditas unggulan tanaman sayuran Kabupaten Buleleng tahun 2010 sampai 2015 adalah bawang putih dan cabai, karena merupakan komoditas prima. Komoditas bawang merah, tomat, buncis dan kangkung merupakan komoditas yang berkembang walaupun belum menjadi komoditas basis, yang termasuk dalam komoditas potensial adalah kubis, sedangkan yang termasuk komoditas terbelakang adalah sawi dan kacang panjang. Potensi komoditas unggulan tanaman buah-buahan Kabupaten Buleleng tahun 2015 berada menyebar di delapan kecamatan. Komoditas durian berpotensi dikembangkan di kecamatan Seririt, Busungbiu, Banjar, Sukasada, Buleleng, Sawan, Kubutambahan, dan Tejakula, sedangkan komoditas sawo dapat dikembangkan pada semua wilayah Kabupaten Buleleng, karena di setiap kecamatan mempunyai tingkat produksi sawo. Komoditas jambu biji berpotensi dikembangkan pada tujuh kecamatan yaitu Grokgak, Seririt, Busunbiu, Banjar, Sukasada, Buleleng, dan Sawan. Komoditas pepaya dapat dikembangkan pada semua wilayah Kabupaten Buleleng, karena di setiap kecamatan mempunyai tingkat produksi pepaya.
Komoditas tanaman perkebunan secara keseluruhan pada tahun 2010 sampai 2015 menunjukkan pertumbuhan cukup pesat, namun hanya dua kooditas yang mengalami pertumbuhan lambat dibandingkan dengan Provinsi Bali yaitu panili dan kopi robusta. Jenis ternak yang rata-rata laju pertumbuhannya cepat selama tahun 2010 sampai 2015 adalah babi bali, landrance, seddle back, kambing, dan ikan tangkap. Untuk ayam petelur dan ayam pedaging tidak dibudidayakan di Kabupaten Buleleng. Berdasarkan simpulan penelitian, disampaikan beberapa saran sebagai pedoman pengambilan kebijakan sebagai berikut; (1) Kepada pemerintah agar berperan aktif dalam memberikan penyuluhan kepada petani terutama bagi komoditas yang bisa dikembangkan secara optimal sehingga mampu memberi kontribusi bagi PDRB Kabupaten Buleleng; (2)Mempertahankan produk unggulan yang telah dicapai saat ini sehingga tidak mengalami pergerakan turun pada tahun mendatang, dengan demikian PDRB Kabupaten Buleleng terus mengalami peningkatan
DAFTAR ISI Halaman SAMPUL DALAM ..........................................................................................
i
PERSYARATAN GELAR ..............................................................................
ii
LEMBAR PERSETUJUAN .............................................................................
iii
SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT .................................................
iv
UCAPAN TERIMAKASIH .............................................................................
v
RIWAYAT HIDUP ..........................................................................................
vii
ABSTRAK .......................................................................................................
ix
ABSTRACT .....................................................................................................
x
RINGKASAN ..................................................................................................
xi
DAFTAR ISI ....................................................................................................
xiv
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xvii DAFTAR GAMBAR .......................................................................................
xix
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................
xx
BAB I
PENDAHULUAN ........................................................................ 1.1 Latar Belakang Masalah ...................................................... 1.2 Rumusan Masalah ................................................................ 1.3 Tujuan Penelitian .................................................................. 1.4 Manfaat Penelitian ...............................................................
1 1 8 9 9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA................................................................ 2.1 Konsep Agribisnis .............................................................. 2.2 Teori Pembangunan dan Teori Pengembangan Wilayah ............................................................................... 2.2.1 Teori Pembangunan ................................................... 2.2.2 Teori Pengembangan Wilayah ................................... 2.3 Teori Pertumbuhan Daerah ................................................. 2.4 Teori Perubahan Struktur Ekonomi .................................... 2.5 Teori Produksi .................................................................... 2.6 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) ........................ 2.7 Teori Berbasis Ekonomi ..................................................... 2.8 Location Quotient (Kuesion Lokasi) ..................................
10 10 13 13 17 21 23 25 27 29 30
2.9 2.10 2.11 2.12
Shift share analysis ............................................................. Tipologi Klassen .................................................................. Komoditas Unggulan .......................................................... Penelitian Terdahulu ...........................................................
32 34 35 37
KERANGKA BERPIKIR, KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN ........................................................... 3.1 Kerangka Berpikir .............................................................. 3.2 Kerangka Konsep Penelitian ............................................... 3.3 Konsep Penelitian ............................................................... 3.4 Hipotesis Penelitian ............................................................
41 41 43 45 46
BAB IV
METODE PENELITIAN ............................................................. 4.1 Rancangan Penelitian ............................................................ 4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................ 4.3 Ruang Lingkup ...................................................................... 4.4 Data Penelitian ....................................................................... 4.5 Variabel Penelitian ................................................................ 4.6 Teknik Analisis Data ............................................................. 4.6.1 Location quotient ........................................................ 4.6.2 Uji statistik .................................................................. 4.6.3 Analisis Shift Share Analysis ....................................... 4.6.4 Analisis Klassen Typologi ..........................................
47 47 49 49 49 50 52 52 53 53 57
BAB V
GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN ....................... 5.1 Topografi Kabupaten Buleleng .............................................. 5.1.1 Iklim ........................................................................... 5.1.2 Wilayah Pembangunan................................................ 5.2 Penduduk Kabupaten Buleleng .............................................. 5.3 Kondisi Pertanian .................................................................. 5.3.1 .............................................................................L uas Lahan Berdasarkan penggarapan di Kabupaten Buleleng .................................................. 5.3.2 .............................................................................K omoditas Pertanian yang ada di Kabupaten Buleleng .................................................................... 5.4 Lembaga Pertanian ................................................................ 5.4.1 .............................................................................D inas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Buleleng .................................................................... 5.4.2 .............................................................................B adan Penyuluhan Pertanian (BPP) ............................ 5.4.3 .............................................................................S ubak ..........................................................................
60 60 61 61 63 64
HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN .................................
79
BAB III
BAB VI
66
67 68
68 69 70
6.1 Komoditas Unggulan Sektor Pertanian di Kabupaten Buleleng ................................................................................ 79 6.1.1 Analisis location quotient (LQ).................................. 80 6.1.2 Analisis Shift Share (SSA) .......................................... 83 6.2 Komoditas Unggulan Sektor Pertanian di Kabupaten Buleleng ................................................................................. 84 6.2.1 .............................................................................T anaman Bahan Makanan .......................................... 85 6.2.1.1 ................................................................T anaman Pangan ............................................. 86 6.2.1.2 ................................................................S ayuran ........................................................... 91 6.2.1.3 ................................................................B uah-Buahan .................................................. 96 6.2.2 Tanaman Perkebunan ................................................ 102 6.2.3 .............................................................................P eternakan ................................................................... 107 6.3 Uji t ....................................................................................... 112 6.3.1 Tanaman Pangan ....................................................... 113 6.3.2 .............................................................................T anaman Sayuran ........................................................ 113 6.3.3 .............................................................................T anaman Buah-buahan ................................................ 115 6.3.4 .............................................................................T anaman Perkebunan .................................................. 117 6.3.5 .............................................................................K omoditas Ternak........................................................ 118 BAB VII
SIMPULAN DAN SARAN ......................................................... 121 7.1 Simpulan ............................................................................... 121 7.2 Saran ...................................................................................... 122
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 123 LAMPIRAN ...................................................................................................... 126
DAFTAR TABEL Halaman Tabel 1.1 Kontribusi PDRB Sub Sektor Pertanian Terhadap Sektor Pertanian di Kabupaten Buleleng 2009-2013 ................................................
6
Tabel 4.1 Tipologi Pertumbuhan Produksi Komoditas Menurut Klassen .....
58
Tabel 5.1 Subak per Kecamatan di Kabupaten Buleleng Tahun 2015 ..........
73
Tabel 6.1
Nilai Koefisien LQ Kabupaten Buleleng Menurut Lapangan Usaha Tahun 2010-2015 ...............................................................
81
Hasil Perhitungan Shift Share Analysis (SSA) Kabupaten Buleleng Menurut Lapangan Usaha Tahun 2010 sampai 2015 ........................................................................................................
83
LQ menurut Jenis Komoditas Tanaman Pangan Kabupaten Buleleng Tahun 2010 sampai 201 ...............................................
87
Tabel 6.4 Rata-rata Laju pertumbuhan Produksi Tanaman Pangan Kabupaten Buleleng Tahun 2010 sampai 2015 (%) ....................
88
Tabel 6.2
Tabel 6.3
Tabel 6.5
Posisi Komoditas Tanaman Pangan dalam Tipologi Klassen Kabupaten Buleleng Tahun 2010 sampai 2015 ...........................
89
Zonasi Komoditas Tanaman Pangan Menurut Kecamatan di Kabupaten Buleleng ......................................................................
91
Tabel 6.7 LQ Komoditas Tanaman Sayuran Kabupaten Buleleng Tahun 2010 sampai 2015 ..........................................................................
92
Tabel 6.6
Tabel 6.8 Rata-rata Laju pertumbuhan Produksi Tanaman Sayuran Kabupaten Buleleng Tahun 2010 sampai 2015.............................
93
Tabel 6.9 Posisi Komoditas Tanaman Sayuran dalam Tipologi Klassen Kabupaten Buleleng Tahun 2010 sampai 2015.............................
94
Tabel 6.10 Zonasi Komoditas Tanaman Sayuran Menurut Kecamatan di Kabupaten Buleleng .......................................................................
96
Tabel 6.11 LQ menurut Jenis Komoditas Tanaman Buah-buahan Kabupaten Buleleng Tahun 2010 sampai 2015 ............................
97
Tabel 6.12 Rata-rata Laju Pertumbuhan Produksi Tanaman Buah-buahan Kabupaten Buleleng Tahun 2010 sampai 2015 (%).......................
98
Tabel 6.13 Posisi Komoditas Tanaman Buah-buahan dalam Tipologi Klassen Kabupaten Buleleng Tahun 2010 sampai 2015 ...............
99
Tabel 6.14 Zonasi Komoditas Tanaman Buah-buahan Menurut Kecamatan di Kabupaten Buleleng ............................................... 101 Tabel 6.15 LQ Komoditas Tanaman Perkebunan Kabupaten Buleleng Tahun 2010 sampai 2015 .............................................................. 103 Tabel 6.16 Rata-rata Laju pertumbuhan Produksi Tanaman Perkebunan Kabupaten Buleleng Tahun 2010 sampai 2015 (%)....................... 104 Tabel 6.17 Posisi Komoditas Tanaman Perkebunan dalam Tipologi Klassen Kabupaten Buleleng Tahun 2010 sampai 2015 ................ 105 Tabel 6.18 Zonasi Komoditas Tanaman Perkebunan Menurut Kecamatan di Kabupaten Buleleng ................................................................. 107 Tabel 6.19 LQ Menurut Komoditas Jenis Ternak Kabupaten Buleleng Tahun 2010 sampai 2015 .............................................................. 108 Tabel 6.20 Rata-rata Laju Pertumbuhan Produksi Populasi Ternak Menurut Jenis ternak di Kabupaten Buleleng Tahun 2010 sampai 2015 (%) ........................................................................... 109 Tabel 6.21 Posisi Jenis Ternak dalam Tipologi Klassen Kabupaten Buleleng Tahun 2010 sampai 2015 .............................................. 110 Tabel 6.22 Zonasi Jenis Ternak Menurut Kecamatan di Kabupaten Buleleng ....................................................................................... 112 Tabel 6.23 Hasil Uji Independent t-test tanaman pangan ................................ 113
Tabel 6.24 Hasil Uji Independent t-test tanaman sayuran ............................... 114 Tabel 6.25 Hasil Uji Independent t-test tanaman buah-buahan ....................... 115 Tabel 6.26 Hasil Uji Independent t-test tanaman perkebunan ......................... 117 Tabel 6.27 Hasil Uji Independent t-test tanaman komoditas ternak ................ 118
DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 2.5 Kurva Produksi..............................................................................
26
Gambar 3.1 Kerangka Konsep Penelitian ........................................................
44
Gambar 4.1 Rancangan Penelitian ...................................................................
48
Gambar 6.2 Hasil Analisis Tipologi Klassen Tanaman Pangan Kabupaten Buleleng Tahun 2010 sampai 2015 ............................................
90
Gambar 6.3Hasil Analisis Tipologi Klassen Tanaman Sayuran Kabupaten Buleleng Tahun 2010 sampai 2015 ........................
95
Gambar 6.4 Hasil Analisis Tipologi Klassen Tanaman Buah-buahan Kabupaten Buleleng Tahun 2010 sampai 2015 .......................... 100 Gambar 6.5 Hasil Analisis Tipologi Klassen Tanaman Perkebunan Kabupaten Buleleng Tahun 2010 sampai 2015 ......................... 106 Gambar 6.6 Hasil Analisis Tipologi Klassen Jenis Ternak Kabupaten Buleleng Tahun 2010 sampai 2015 ........................................... 111
DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1 Luas Lahan Menurut Penggunaanya di Kabupaten Buleleng Tahun 2015(Hektare) ................................................................... 127 Lampiran 2 Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin di Provinsi Bali Menurut Kabupaten/Kota Tahun 2011 - 2013 ............................. 128 Lampiran 3 Angkatan Kerja Yang Bekerja di Kabupaten Buleleng Menurut Lapangan Usaha, 2011 - 2015....................................... 130 Lampiran 4 LQ Menurut jenis Komoditas Tanaman Pangan .......................... 131 Lampiran 5 Perhitungan LQ.............................................................................. 134 Lampiran 6 Analisis Shift Share (SSA) ............................................................ 137 Lampiran 7 LQ Menurut jenis Komoditas Kabupaten Buleleng ...................... 139 Lampiran 8 Rata-rata Laju Pertumbuhan Pertanian Kabupaten Buleleng ........ 149 Lampiran 9 Posisi Kuadran Komoditas Pertanian ............................................ 162
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Kesungguhan pemerintah dalam usaha pembangunan ekonomi daerah ditunjukan dengan dikeluarkannya UU No. 32 Tahun 2004 yang memberikan landasan untuk daerah dalam rangka pembangunan daerah harus didasarkan pada potensi yang dimiliki oleh daerah itu sendiri. Pemerintah pusat telah membuat kebijakan khusus untuk daerah dalam rangka pembangunan daerah, yaitu desentralisasi yang merupakan kapasitas daerah untuk menyesuaikan strategi pembangunan yang spesifik untuk memenuhi kebutuhan khusus daerah (Andrea et. al, 2012). Pertumbuhan ekonomi daerah merupakan tolok ukur yang digunakan untuk menilai keberhasilan daerah dalam pembangunan. Permintaan barang dan jasa dari luar merupakan faktor yang menentukan pertumbuhan ekonomi di daerah, karena sumber daya lokal yang ada mampu berproduksi secara maksimal sehingga dapat memberikan tambahan pendapatan untuk daerah itu sendiri.
Pembangunan daerah dinilai sangat strategis dalam kerangka pelaksanaan pembangunan nasional. Bukan hanya membangun daerah merupakan bagian integral pembangunan nasional, namun karena pembangunan daerah diakui berhasil mendorong peningkatan pemerataan, stabilitas, pertumbuhan, dan kesejahteraan masyarakat sebagai pelaku utama pembangunan. Pembangunan ekonomi suatu daerah dapat diukur melalui pertumbuhan ekonomi, yang sekaligus indikator tersebut memberikan gambaran tentang sejauh mana aktivitas perekonomian daerah pada periode tertentu telah menghasilkan peningkatan pendapatan bagi masyarakat yang ditunjukkan dengan peningkatan pendapatan per kapita. Menurut Kuznet dalam Todaro (2004: 43) perubahan struktur ekonomi atau transformasi struktural ditandai dengan adanya perubahan persentase sumbangan
berbagai
sektor-sektor
dalam
pembangunan
ekonomi,
yang
disebabkan intensitas kegiatan manusia dan perubahan teknologi. Perubahan struktur yang fundamental harus meliputi transformasi ekonomi bersamaan dengan transformasi sosial. Pemahaman tentang perubahan struktur perekonomian memerlukan pemahaman konsep-konsep sektor primer, sekunder, dan tersier serta perbedaannya. Perubahan struktur yang terjadi dapat meliputi proses perubahan ekonomi tradisional ke ekonomi modern, dari ekonomi lemah ke ekonomi kuat. Identifikasi sektor unggulan salah satunya dapat dilakukan dengan menggunakan metode ekonomi basis yaitu sektor yang menjadi tulang punggung perekonomian daerah karena mempunyai keuntungan kompetitif (competitive advantage) yang cukup tinggi, sedangkan sektor non basis merupakan sektor yang
kurang potensial tetapi berfungsi sebagai penunjang sektor basis (Sjafrizal, 2008). Hal Ini menunjukkan bahwa sektor basis merupakan penggerak roda perekonomian suatu daerah karena memiliki peran penting sebagai penggerak utama (primer mover) dalam pertumbuhan suatu wilayah dan menimbulkan efek pengganda (multiplier effect) (Adisasmita, 2005: 67).
Provinsi Bali merupakan provinsi di Indonesia yang juga sangat memperhatikan laju pertumbuhan ekonominya. Diberlakukannya otonomi daerah menuntut pemerintah Provinsi Bali dan kabupaten/kota untuk kreatif dalam melaksanakan kebijakannya demi meningkatkan pertumbuhan ekonominya. Menurut Herath, dkk (2011), ekonomi regional merupakan industri dengan beranekaragam potensi ekonomi pada beberapa sektor yang mempengaruhi keseluruhan pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi yang semakin meningkat maka juga akan berdampak positif pada tingkat pembangunan ekonomi Provinsi Bali. Pertumbuhan ekonomi daerah pada dasarnya dipengaruhi oleh keunggulan komperatif suatu daerah, spesialisasi wilayah, serta potensi ekonomi yang dimiliki oleh daerah tersebut. Oleh karena itu, pemanfaatan dan pengembangan seluruh potensi ekonomi menjadi prioritas utama yang harus digali dan dikembangkan dalam melaksanakan pembangunan ekonomi daerah secara berkelanjutan. Pertumbuhan ekonomi secara garis besar dapat diartikan sebagai suatu proses perubahan kondisi perekonomian daerah secara berkesinambungan dalam
periode tertentu. Pertumbuhan ekonomi dapat dikatakan merupakan sebuah dampak dari kebijaksanaan yang dijalankan oleh pemerintah daerah. Suatu daerah dikatakan mengalami pertumbuhan ekonomi apabila tingkat PDRB riil dari daerah tersebut mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Apabila tingkat pertumbuhan ekonomi dari suatu daerah negatif, maka dapat dikatakan perekonomian dari daerah tersebut sedang mengalami penurunan. Sebaliknya, apabila pertumbuhan ekonomi dari suatu daerah bernilai positif maka dapat dikatakan perekonomian daerah tersebut mengalami peningkatan. Menurut Herath, dkk (2011), analisis pertumbuhan ekonomi oleh sektor dari daerah tertentu membantu para pembuat kebijakan, tokoh masyarakat, dan peneliti dalam mengambil keputusan dan memecahkan masalah dengan lebih baik. Secara tradisional, peranan pertanian dalam pembangunan ekonomi hanya dipandang pasif dan sebagai unsur penunjang semata. Berdasarkan pengalaman historis dari negara-negara barat, apa yang disebut sebagai pembangunan ekonomi identik dengan transformasi struktural yang cepat terhadap perekonomian, yakni dari perekonomian yang bertumpu pada kegiatan pertanian menjadi industri modern dan pelayanan masyarakat yang lebih kompleks. Dengan demikian, peran utama pertanian hanya dianggap sebagai sumber tenaga kerja dan bahan-bahan pangan yang murah demi berkembangnya sektor-sektor industri yang dinobatkan sebagai ”sektor unggulan” dinamis dalam strategi pembangunan ekonomi secara keseluruhan (Todaro, 2010: 52). Secara makro, potensi ekonomi daerah juga merupakan salah satu indikator daya saing suatu daerah. Potensi ekonomi yang dimiliki suatu daerah
akan ikut membentuk kompleksitas daya saing dari daerah (Mayes, 2010). Sektor pertanian yang menjadi penggerak utama dalam bidang agribisnis di Kabupaten Buleleng
merupakan
sektor
terpenting
yang
dapat
ditingkatkan
guna
meningkatkan pendapatan masyarakat. Kenyataan ini bisa dilihat dari besarnya kontribusi yang diberikan sektor pertanian. Kabupaten Buleleng memiliki potensi yang cukup besar untuk meningkatkan nilai Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dan PDRB per kapita setiap tahunnya. Masih banyak sektor dan potensi ekonomi yang ada belum dimanfaatkan secara maksimal, karena Pemerintah Daerah Kabupaten Buleleng terkadang menghadapi kesulitan dalam menentukan prioritas sektor unggulan atau basis daerah dalam rangka mencanangkan pembangunan daerah. Sejak diberlakukannya otonomi daerah, pemerintah daerah memiliki tanggung jawab untuk mengelola penerimaan dan pengeluaran daerahnya. Kendala yang dihadapi oleh pemerintah daerah adalah keterbatasan dana yang dimiliki sehingga perlunya gambaran akan sektor basis. Gambaran sektor basis dan sektor potensial yang memberikan kontribusi untuk pembangunan daerah sangat diperlukan oleh pemerintah daerah sehingga dari dasar gambaran tersebut dapat diketahui potensi-potensi setiap sektor dalam mendorong perekonomian. Informasi mengenai potensi yang dimiliki oleh daerah sangat penting dalam mendukung program pembangunan daerah oleh pemerintah karena terkadang masih adanya kesenjangan informasi mengenai potensi ekonomi yang bisa dikembangkan di Kabupaten Buleleng. Sektor pertanian masih sangat dominan terhadap pembentukan PDRB di Kabupaten Buleleng, dibandingkan dengan sektor lainnya, yaitu sebesar 21,5%.
Hal ini sangat didukung oleh luasnya lahan pertanian tanah sawah: 62.680,635 ha yang ada. Besarnya peranan sektor pertanian terhadap kontribusi PDRB Kabupaten Buleleng dipengaruhi mata pencaharian sebagian besar penduduk di Kabupaten Buleleng yaitu 72,51% atau sebesar 537.038 jiwa penduduk bermata pencaharian sebagai petani. Oleh sebab itu, peningkatan sektor pertanian pada umumnya dapat meningkatkan pendapatan sebagaian besar penduduk di Kabupaten Buleleng. Berikut ini Tabel. 1.1 tentang kontribusi PDRB sub sektor pertanian terhadap sektor pertanian di Kabupaten Buleleng selama lima tahun. Tabel 1.1 Kontribusi PDRB Sub Sektor Pertanian Terhadap Sektor Pertanian di Kabupaten Buleleng 2009-2013 No 1 2 3 4 5 6 7
Sub Sektor 2009 2010 Pertanian 3.32 2.15 Pertambangan penggalian 4.77 4.17 Industri dan Pengolahan 7.09 7.01 Listrik, Gas dan air minum 10.64 9.9 Bangunan 8.83 6.26 Perdagangan, Hotel dan 6.91 8.08 Restoran Keuangan dan jasa 7.64 6.75 Rata-rata PDRB 6.1 5.85 Sumber: BPS Kabupaten Buleleng, 2015
2011 2012 2013 2.5 2.5 2.45 8.42 6.28 6.3 2.96 3.78 3.82 9.76 10.03 10.12 7.55 7.67 7.84 9.82 10.38 10.69 7.06 6.11
7.21 6.52
7.24 6.71
Rata2 2.58 5.99 4.93 10.09 7.63 9.18 7.18 6.26
Berdasarkan Tabel 1.1 terlihat bahwa rata-rata laju pertumbuhan PDRB tertinggi berada di tahun 2013 yaitu sebesar 6,71 persen. Laju pertumbuhan PDRB secara rata-rata sektor listrik, gas dan air dari tahun 2009-2013 sebesar 10,09 persen mengungguli sektor-sektor lainnya, sedangkan sektor yang mempunyai laju pertumbuhan PDRB terendah adalah sektor pertanian. Kabupaten Buleleng memiliki laju pertumbuhan PDRB yang terbaik di tingkat Provinsi. Perbandingan antara laju pertumbuhan PDRB Kabupaten Buleleng dengan laju
pertumbuhan PDRB kabupaten/kota lainnya di Provinsi Bali, terdapat beberapa kabupaten/kota yang memiliki laju pertumbuhan PDRB di atas Provinsi Bali selama tahun 2013 yakni paling tinggi Kabupaten Buleleng sebesar 6.71 persen, Kota Denpasar 6.54 persen, Kabupaten Gianyar 6.43 persen, dan Kabupaten Badung 6.41 persen. Kabupaten Buleleng yang terletak di belahan utara Pulau Bali pada dasarnya merupakan baris pertanian, hal ini tercemin dari kontribusinya yang sangat besar dalam pembentukan PDRB. Pada tahun 2014, kontribusinya terhadap PDRB mencapai sebesar 1.609.359,54 juta rupiah atau 32,18% dari total PDRB 6.680.110,22 juta rupiah. Komoditas tanaman pangan memberikan kontribusi terhadap sektor pertanian dalam arti luas sebesar 46,77%. Luas panen padi tahun 2014 seluas 22,493 ha, bila dibandingkan dengan tahun 2008 seluas 18.947 ha terjadi peningkatan sebesar 18,71 %. Produksi padi tahun 2009 mencapai 149.895 ton, bila dibandingkan dengan tahun 2008 mencapai 125.008 ton, naik sebesar 19,91% (Bappeda Kabupaten Buleleng, 2016). Saragih (2002: 25) menekankan pentingnya pembangunan dengan pendekatan agribisnis karena beberapa hal yaitu: meningkatkan daya saing melalui keunggulan komparatif, merupakan sektor perekonomian utama daerah yang memberikan kontribusi dalam pembentukan PDB, dan kesempatan kerja serta merupakan sumber pertumbuhan baru yang signifikan. Sementara itu, Antara (2009: 77) menyebutkan peranan agribisnis dalam pembangunan nasional adalah sebagai pembentuk GDP atau penyumbang nilai tambah, penyerapan tenaga kerja,
penghasil devisa, pembangunan ekonomi daerah, ketahanan pangan nasional, dan lingkungan hidup. Beberapa komoditas pertanian yang dimiliki Kabupaten Buleleng cukup terkenal dengan produksi tertinggi dalam tiga tahun terakhir serta merupakan produk unggulan, yang perlu ditunjang dengan kesiapan sumber daya petani dalam pengelolaanya. Diketahui sumber daya petani belum siap dalam pengelolaan tersebut, karena dari penggunaan alat dan sistem penggarapannya masih bersifat tradisional. Komoditas hortikultura merupakan produk yang prospektif,
baik
untuk
memenuhi
kebutuhan
pasar
domestik
maupun
internasional. Permintaan pasar baik di dalam maupun di luar negeri masih besar. Di samping itu, produk ini juga memiliki nilai ekonomi yang tinggi. Kemajuan perekonomian menyebabkan permintaan produk hortikultura semakin meningkat. Di sisi lain, keragaman karakteristik lahan, agroklimat serta sebaran wilayah yang luas memungkinkan Kabupaten Buleleng digunakan untuk pengembangan hortikultura tropis dan sub tropis.
1.2 Rumusan Masalah Dengan menggunakan data nilai produksi dapat diketahui gambaran secara umum tentang produksi yang ada di Kabupaten Buleleng yang akan dibandingkan dengan nilai produksi komoditas pertanian pada tingkat Provinsi Bali. Data nilai produksi tingkat kabupaten dan provinsi akan digunakan sebagai dasar dalam perhitungan, yang pada akhirnya akan muncul komoditas unggulan dan bukan unggulan. Adapun rumusan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut:
1) Komoditas unggulan apa sajakah di sektor pertanian yang menjadi penggerak perekonomian berdasarkan nilai produksi yang ada di Kabupaten Buleleng? 2) Bagaimanakah pola dan struktur pertumbuhan komoditas pertanian di Kabupaten Buleleng?
1.3 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) Menjelaskan komoditas unggulan di sektor pertanian yang menjadi penggerak perekonomian di Kabupaten Buleleng. 2) Menjelaskan pola dan struktur pertumbuhan komoditas pertanian di Kabupaten Buleleng.
1.4 Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dari hasil-hasil penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) Manfaat Praktis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi Pemerintah Kabupaten Buleleng khususnya Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) terkait percepatan pembangunan ekonomi daerah secara terfokus melalui pengembangan kawasan dan produk andalan di sektor pertanian. Manfaat lainnya juga diharapkan dapat dirasakan oleh petani untuk lebih meningkatkan produktivitasnya.
2) Manfaat Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat menjadi media untuk menerapkan konsepkonsep teori yang selama ini diperoleh dalam perkuliahan serta meningkatkan wawasan ilmu pengetahuan melalui berbagai temuan di lapangan yang sebelumnya belum terungkap.