1
KONTRIBUSI MINAT BERSASTRA DAN AKTIVITAS DALAM SANGGAR SASTRA TERHADAP KETERAMPILAN MEMBACA PUISI SISWA KELAS X SMA 2 TAMBUSAI KABUPATEN ROKAN HULU
TESIS
oleh RENI JUNIARTI NIM 1109806
Ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mendapatkan gelar Magister Pendidikan
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI PADANG 2014
2
ABSTRACT Reni Juniarti. 2014. "Contributions Interests Compose Literature and Activity in the Studio Literature to Reading Poetry Skills High School Students Class X 2 Tambusai Rokan Hulu". Thesis.: Graduate Program of Padang State University.
The background of this research is to find out whether the interest and the activity in the studio of literature thought to affect students' reading poetry skills. Where as the aims of this study are to identify and to explain how good the contribution of interest and activity in the studio literature either individually or jointly to the student's ability in reading poetry by considering to the aspects of assessment has been set. Aspects of the assessment includes appreciation, reading poetry skills, and communication skill. This research is a descriptive study toward quantitative approach. The data of this research was collected through questionnaires, observation sheets and test performance. The data was analized by using correlation method. The purpose of this correlation method is to reveal the relationship between the variables studied. The population of this study was all students of class X SMA 2 Tambusai Rokan Hulu in the academic year 2013/2014, amounting to 67 students and the sample of this research are 40 students using probality sampling techniques. The results showed that (1) the interest of composition contributes positively and significantly to the skills of reading poetry; (2) the activity in the literary workshop also contributes positively and significantly to the skills of reading poetry; (3) the interest and the activity in literary workshop jointly contributes positively and significantly to the skills of reading poetry. The interest in contributing to compose reading poetry skills drives someone to do something by fostering the interest can foster strength within oneself in doing something. Moreover, in the studio literary activity contributes to the poetry reading skills because the activity is carried out activities knowingly and voluntarily both physically and spiritually. This activity greatly affects the ability of a person. Therefore, the higher the interest and activity in the studio of literary, the higher one‟s skills to read poetry.
i
3
ABSTRAK Reni Juniarti. 2014. “Kontribusi Minat Bersastra dan Aktivitas dalam Sanggar Sastra terhadap Keterampilan Membaca Puisi Siswa Kelas X SMA 2 Tambusai Kabupaten Rokan Hulu”. Tesis.: Program Pascasarjana Universitas Negeri Padang. Latar belakang penelitian ini adalah minat bersastra dan aktivitas dalam sanggar sastra yang diduga mempengaruhi keterampilan membaca siswa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menjelaskan kontribusi minat bersastra dan aktivitas dalam sanggar sastra baik secara sendiri-sendiri maupun secara bersama-sama terhadap kemampuan membaca puisi siswa dengan memperhatikan aspek penilaian yang telah ditetapkan. Aspek penilaian tersebut meliputi penghayatan, teknik membaca puisi dan kekomunikatifan. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Data penelitian ini dikumpulkan melalui angket, lembar observasi, dan tes unjuk kerja. Data-data tersebut diolah dengan menggunakan metode korelasional. Metode korelasional ini bertujuan untuk mengungkapkan hubungan antar variabel yang diteliti. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA 2 Tambusai Kabupaten Rokan Hulu pada tahun ajaran 2013/2014 yang berjumlah 67 siswa dan sampel penelitian ini berjumlah 40 siswa dengan menggunakan teknik probality sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) minat bersastra berkontribusi secara positif dan signifikan terhadap keterampilan membaca puisi; (2) aktivitas dalam sanggar sastra berkontribusi secara positif dan signifikan terhadap keterampilan membaca puisi; (3) minat bersastra dan aktivitas dalam sanggar sastra secara bersama-sama berkontribusi secara positif dan signifikan terhadap keterampilan membaca puisi. Minat bersastra berkontribusi terhadap keterampilan membaca puisi karena minat merupakan pendorong seseorang untuk melakukan suatu hal karena minat dapat menumbuhkan kekuatan dalam diri seseorang dalam melakukan sesuatu. Aktivitas dalam sanggar sastra berkontribusi terhadap keterampilan membaca puisi karena aktivitas merupakan kegiatan-kegiatan yang dilakukan dengan sadar dan suka rela baik secara jasmani maupun rohani. Hal ini sangat mempengaruhi kemampuan yang dimiliki seseorang. Oleh karena itu, semakin tinggi minat dan aktivitas dalam sanggar sastra seseorang maka akan semakin tinggi pula keterampilan membaca puisinya.
ii
4
5
6
7
KATA PENGANTAR Alhamdulillah segala puji hanya milik Allah Swt. yang telah memberikan rahmat dan kesehatan serta kerja keras penulis sehingga tesis ini dapat penulis laksanakan. Tesis ini berjudul “Kontribusi Minat Bersastra dan Aktivitas dalam Sanggar Sastra Terhadap Keterampilan Membaca Puisi Siswa Kelas X SMA 2 Tambusai, Kabupaten Rokan Hulu.” Tesis ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang setulusnya kepada pihak-pihak yang terkait berikut. 1.
Prof. Dr. Syahrul Ramadhan, M.Pd., selaku dosen pembimbing I yang telah banyak memberikan masukan dan kritikan bagi penulis dalam menyelesaikan laporan hasil.
2.
Dr. Ngusman Abdul Manaf, M.Hum., selaku dosen pembimbing II yang telah banyak memberikan masukan dan kritikan bagi penulis dalam menyelesaikan tesis ini.
3.
Prof. Dr. Ermanto, M.Hum., selaku dosen kontributor I yang telah banyak memberikan kontribusi dan kritikan bagi penulis untuk kesempurnaan tesis ini.
4.
Prof. Dr. Harris Effendi Thahar, M.Pd., selaku dosen kontributor II yang telah banyak memberikan kontribusi dan kritikan bagi penulis untuk kesempurnaan penelitian ini.
5.
Dr. Ridwan, M.Sc.Ed., selaku dosen kontributor III yang telah banyak memberikan kontribusi dan kritikan bagi penulis untuk kesempurnaan penelitian ini.
6.
Staf pengajar Program Pascasarjana Universitas Negeri Padang dan Karyawan. vi
8
7.
Rekan-rekan mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Program Pascasarjana, Universitas Negeri Padang, Tahun 2012 yang telah banyak membantu penulis dalam penyempurnaan tesis ini.
8. Teristimewa dan dengan penuh hormat kepada kedua orang tua penulis yang senantiasa mendoakan, memberi nasihat, dan memotivasi penulis untuk selalu melakukan yang terbaik dalam hidup termasuk ketika menulis tesis ini. 9. Suami yang selalu tulus dan juga selalu memotivasi penulis. Senyum yang selalu jadi penyemangat tidak pernah hilang ketika penulis berkeluh kesah tentang kesulitan penulisan tesis ini. 10. Shela Salsabila Khalifa dan Shely Salsabila Khalifa, putri kembar hadiah terindah yang Allah titipkan, suatu hari nanti kebersamaan kita yang sering hilang akan Bunda bayar dengan tuntas. 11. Arga Renanda Riskillah, Pangeran kecil Bunda yang selalu ikut kemana pun Bunda pergi. Maafkan Bunda yang telah menyita banyak waktumu buat Bunda. 12. Sukrial Putra Halomoan, Kakanda tercinta yang sudi menjadi supir pribadi selama masa perkuliahan. 13. Kakak-Kakak tersayang Erma Yulis, Ummi (Alm), Afrinawati, S.Pd yang menjadi motivator ulung selama masa perkuliahan. 14. Siswa kelas X, guru dan kepala sekolah SMA 1 Tambusai, yang telah bersedia membantu penulis dengan menyediakan waktu ketika melakukan ujicoba instrumen penelitian.
vii
9
15. Siswa kelas X, guru, kepala sekolah SMA 2 Tambusai, yang telah bersedia membantu penulis dalam melakukan pengumpulan data penelitian. 16. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu di bagian ini yang telah memberikan motivasi dan arahan agar penulis dapat menyelesaikan tesis penelitian ini tepat pada waktunya. Semoga kebaikan yang telah mereka berikan dibalas oleh Allah Swt. Penulis telah berusaha menulis tesis ini sesuai dengan ilmu dan pengetahuan yang penulis peroleh. Namun, penulis menyadari bahwa tesis ini tak luput dari kekurangan dan keterbatasan. Oleh sebab itu, dengan segala kerendahan hati penulis menerima kritik dan saran dari pembaca demi penyempurnaan tesis ini. Penulis berharap agar tesis ini dapat bermanfaat bagi kita semua terutama dalam dunia pendidikan.
Pekanbaru, April 2014
Penulis
viii
10
DAFTAR ISI
ABSTRACT .....................................................................................................
i
ABSTRAK ......................................................................................................
ii
PERSETUJUAN AKHIR TESIS ..................................................................
iii
PERSETUJUAN KOMISI UJIAN TESIS ...................................................
iv
SURAT PERNYATAAN ...............................................................................
v
KATA PENGANTAR ....................................................................................
vi
DARTAR ISI ..................................................................................................
ix
DAFTAR TABEL .........................................................................................
xii
DAFTAR GAMBAR .....................................................................................
xiv
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................
xv
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah .......................................................................
1
B. Identitas Masalah ..................................................................................
8
C. Batasan Masalah ...................................................................................
12
D. Rumusan Masalah ................................................................................
12
E. Tujuan Penelitian..................................................................................
13
F. Manfaat Penelitian................................................................................
13
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori .....................................................................................
15
1. Keterampilan Membaca Puisi ........................................................
15
2. Minat Bersastra ..............................................................................
23
3. Aktivitas sanggar sastra ..................................................................
28
B. Kajian Penelitian yang Relevan ...........................................................
31
C. Kerangka Konseptual ...........................................................................
32
1. Kontribusi Minat Bersastra terhadap Keterampilan Membaca Puisi Siswa .....................................................................................
ix
32
11
2. Kontribusi
Aktivitas
dalam
Sanggar
Sastra
terhadap
Keterampilan Membaca Puisi Siswa ..............................................
33
3. Kontribusi Minat Bersastra dan Aktivitas dalam Sanggar Sastra Secara Bersama-sama terhadap Keterampilan Membaca Puisi siswa ...............................................................................................
33
D. Hipotesis ...............................................................................................
34
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian .....................................................................................
35
B. Tempat dan Waktu Penelitian ..............................................................
36
C. Objek Penelitian ...................................................................................
36
D. Populasi dan Sampel Penelitian ...........................................................
36
1. Populasi ..........................................................................................
36
2. Sampel ...........................................................................................
37
E. Variabel dan Data .................................................................................
39
F. Definisi Operasional.............................................................................
41
1. Keterampilan Membaca Puisi ........................................................
41
2. Minat Bersastra ..............................................................................
41
3. Aktivitas Sanggar Sastra ................................................................
41
G. Instrumen Penelitian.............................................................................
42
H. Pengembangan Instrumen ....................................................................
42
1. Jenis dan Prosedur Penyusunan Instrumen ....................................
42
2. Hasil Uji Coba Instrumen...............................................................
47
I. Teknik Pengumpulan Data ...................................................................
50
J. Teknik Analisis Data ............................................................................
51
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data Penelitian .................................................................... 1.
Minat Bersastra (X1) Siswa Kelas X SMA 2 Tambusai ...............
2.
Aktivitas dalam Sanggar Sastra (X2) Siswa Kelas X SMA 2 Tambusai ......................................................................................
x
56 57
58
12
3.
Keterampilan Membaca Puisi (Y) Siswa Kelas X SMA 2 Tambusai Kabupaten Rokan Hulu ...............................................
60
B. Pengujian Persyaratan Analisis ...........................................................
62
1.
Uji Normalitas ..............................................................................
63
2.
Uji Homogenitas ..........................................................................
66
3.
Uji Linieritas ................................................................................
69
4.
Uji Multikolineritas .......................................................................
72
C. Pengujian Hipotesis .............................................................................
73
D. Pembahasan .........................................................................................
83
1.
Kontribusi Minat Bersastra terhadap Keterampilan Membaca Puisi84
2.
Kontribusi
Aktivitas
dalam
Sanggar
Sastra
terhadap
Keterampilan Membaca Puisi ...................................................... 3.
Kontribusi
Aktivitas
dalam
Sanggar
Sastra
87
terhadap
Keterampilan Membaca Puisi ...................................................... E. Keterbatasan Penelitian .....................................................................
90 92
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Simpulan.............................................................................................
95
B.
Implikasi ...........................................................................................
97
C. Saran ..................................................................................................
99
DAFTAR RUJUKAN LAMPIRAN
xi
13
DAFTAR TABEL
Table 3.1 Distribusi Populasi Sampel ........................................................
37
Tabel 3.2 Kisi-Kisi Instrumen Uji Coba ....................................................
43
Tabel 3.3 Kisi-kisi lembar observasi aktivitas sanggar sastra ....................
44
Tabel 3.4 Nama-nama validator instrumen penelitian ...............................
45
Tabel 4.1 Hasil Uji Statistik Deskripsi Data ..............................................
56
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Data Minat Bersastra ................................
57
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Data Aktivitas dalam Sanggar Sastra .......
59
Tabel 4.4 Daftar Distribusi Frekuensi Data Nilai Keterampilan Membaca Puisi Siswa SMA 2 Tambusai ....................................................
61
Tabel 4.5 Uji Normalitas Hasil Angket Minat Bersastra ...........................
63
Tabel 4.6 Uji Normalitas Hasil Observasi Aktivitas dalam Sanggar Sastra ..........................................................................................
64
Tabel 4.7 Uji Normalitas Keterampilan Membaca Puisi ...........................
65
Tabel 4.8 Pengujian Normalitas Data Penelitian ........................................
66
Tabel 4.9 Uji Homogenitas Varians Keterampilan Membaca Puisi atas Varians Minat Bersastra .............................................................
67
Tabel 4.10 Uji Homogenitas Varians Keterampilan Membaca Puisi atas Varians Minat Bersastra .............................................................
68
Tabel 4.11 Analisis Variansi (ANOVA) untuk Uji Signifikansi dan Linieritas Regresi antara Variabel Y atas X1 (Y = 44,42 + 0,52X1) .......................................................................................
70
xii
14
Tabel 4.12 Analisis Variansi (ANOVA) untuk Uji Signifikansi dan Linieritas Regresi antara Variabel Y atas X2 (Y = 33,08 + 0,59X2) .......................................................................................
71
Tabel 4.13 Uji Hipotesis Pertama .................................................................
74
Tabel 4.14 Uji Hipotesis Kedua ...................................................................
77
Tabel 4.15 Uji Hipotesis Ketiga ...................................................................
80
Tabel 4.16 Uji Signifikansi ..........................................................................
82
xiii
15
DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Kerangka Konseptual ...............................................................
34
Gambar 4.1 Histogram Distribusi Nilai Minat Bersastra ............................
58
Gambar 4.2 Histogram Distribusi Nilai Aktivitas dalam Sanggar Sastra ..
60
Gambar 4.3 Histogram Distribusi Nilai Keterampilan Membaca Puisi ......
62
xiv
16
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Instrumen Ujicoba Angket Minat Bersastra Siswa Kelas X SMA 1 Tambusai .....................................................................
106
Lampiran 2. Lembar Observasi Aktivitas dalam Sanggar Sastra .................
109
Lampiran 3. Rubrik Penilaian Keterampilan Membaca Puisi Siswa Kelas X SMA 2 Tambusai .................................................................
112
Lampiran 4. Hasil Uji Coba Validitas Angket Minat Bersastra ...................
115
Lampiran 5. Hasil Uji Coba Reliabilitas Angket Minat Bersastra .................
116
Lampiran 6. Instrumen Angket Minat Bersastra Siswa Kelas X SMA 1 Tambusai ..................................................................................
117
Lampiran 7. Hasil Tes Angket Minat Bersastra (X1) ...................................
120
Lampiran 8. Hasil Observasi Aktifitas Sanggar Sastra (X2) ........................
121
Lampiran 9. Hasil Tes Unjuk Kerja Keterampilan Membaca Puisi Siswa Kelas X SMA 2 Tambusai .......................................................
122
Lampiran 10. Skor dan Nilai Variabel Penelitian .........................................
127
Lampiran 11. Uji Homogenitas .....................................................................
128
Lampiran 12. Uji Normalitas Data ................................................................
139
Lampiran 13. Uji Linearitas Regresi .............................................................
144
Lampiran 14. Tabel Ringkasan Statistik .......................................................
146
Lampiran 15. Uji Linearitas Regresi .............................................................
147
Lampiran 16. Uji Multikolinearitas ..............................................................
157
Lampiran 17. Regresi Ganda Dua Prediktor .................................................
158
Lampiran 18. Korelasi Linear Berganda .......................................................
161
xv
17
Lampiran 19. Uji Hipotesis Pertama .............................................................
163
Lampiran 20. Uji Hipotesis Kedua ...............................................................
165
Lampiran 21. Uji Hipotesis Ketiga ...............................................................
167
Lampiran 22. Puisi Stasiun Tugu, Karya Taufik Ismail.................................
169
Lampiran 23. Surat Keterangan Uji Coba Instrumen.....................................
171
Lampiran 24. Surat Keterangan Kepala SMA 2 Tambusai............................
172
Lampiran 25. Surat Rekomendasi Bakesbangpol Kabupaten Rokan Hulu....
173
Lampiran 26. Surat Rekomendasi BKBPPM Propinsi Riau ..........................
174
xvi
1
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran sastra di
sekolah tidak berdiri
sendiri
melainkan
digabungkan dengan mata pelajaran Bahasa Indonesia. Berdasarkan nama mata pelajaran ini sangat jelas terlihat bahwa pembelajaran sastra tidak tampak dalam kurikulum. Keadaan ini sebenarnya dapat dimengerti karena pada dasarnya penyampaian sastra menggunakan bahasa. Hal inilah yang menyebabkan bahasa dan sastra digabung dalam kurikulum dan pembelajaran. Pembelajaran sastra (Indonesia) di sekolah tidak berdiri sendiri sebagai sebuah mata pelajaran yang mandiri, melainkan “hanya” menjadi bagian mata pelajaran bahasa dan sastra Indonesia. Bahkan dari nama mata pelajaran pun sudah terlihat tidak tampaknya sastra dalam kurikulum. Jika sebelumnya, mata pelajaran itu bernama “Bahasa dan Sastra Indonesia” kini dalam KTSP tinggal atau menjadi “Bahasa Indonesia” sebuah nama yang lebih singkat dan terkesan padat, tetapi sekaligus bernuansa semakin terpinggirkannya pembelajaran kesastraan di sekolah (Nurgiyantoro, 2012:449). Kenyataan di atas dapat dimengerti karena pada dasarnya sarana penyampaian sastra adalah bahasa. Sekilas bahkan terlihat bahwa sastra merupakan bahasa. Padahal antara keduanya sangat berbeda, sebab penguasaan bahasa belum menjamin seseorang dapat memahami sastra. Pernyataan ini bertolak
dari
pendapat
Nurgiyantoro
(2012:449),
bahwa
penggabungan
pembelajaran sastra ke dalam pembelajaran bahasa (Indonesia) dapat dimengerti karena bahasa merupakan sarana yang penting sebagai manifestasi teks-teks kesastraan. Tujuan pengajaran sastra pada dasarnya untuk meningkatkan apresiasi siswa terhadap sastra. 1
2
Pembelajaran sastra meliputi banyak hal, di antaranya membaca puisi. Membaca puisi memerlukan keterampilan untuk dapat menguasainya dengan baik. Keterampilan tersebut di dapat melalui minat, belajar dan berlatih. Minat bersastra dan aktivitas sanggar sastra yang rendah diduga berpengaruh terhadap keterampilan membaca puisi. Keterampilan membaca puisi memerlukan latihan dan motivasi untuk menguasainya. Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) kelas X SMA, siswa dituntut untuk dapat membaca puisi dengan lafal, nada, tekanan, dan intonasi dengan baik. Akan tetapi pada kenyataannya, siswa kelas X SMA 2 Tambusai belum mampu membaca puisi dengan menggunakan indikator tersebut. Siswa masih banyak membaca puisi tanpa memperhatikan indikator-indikator dalam membaca puisi. Banyak hal yang mempengaruhi seseorang dalam belajar, salah satunya adalah minat. Minat merupakan motivasi internal yang dapat mendorong seseorang untuk belajar. Belajar hal yang disenangi akan lebih mudah untuk dipahami, demikian juga halnya dengan keterampilan membaca puisi. Membaca puisi adalah keterampilan yang membutuhkan latihan dan keseriusan dalam mempelajarinya. Siswa yang aktif dan serius latihan lebih potensial untuk menguasai keterampilan tersebut. Minat merupakan perilaku seseorang yang melakukan sesuatu dengan di landasi oleh faktor keinginan untuk melakukan hal tersebut. Minat yang kuat akan mendorong seseorang untuk melakukan hal-hal yang diminatinya. Perbedaan siswa yang aktif dalam sanggar sastra dengan yang tidak bergabung dalam sanggar sangat jelas dalam kegiatan bersastra. Khususnya
3
keterampilan membaca puisi, sanggar sastra merupakan wadah mempelajari sastra secara serius. Banyak kegiatan yang dilakukan dalam sanggar sastra tersebut. Semua yang kegiatan yang dilakukan itu disebut dengan aktivitas. Sanggar sastra merupakan wadah untuk menimba ilmu sastra selain di bangku pendidikan. Siswa dapat memperoleh pengetahuan dalam sanggar sastra khususnya pembelajaran sastra. Hal ini terjadi diduga karena dalam sanggar sastra pembelajaran maupun latihannya difokuskan pada keterampilan bersastra. SMA 2 Tambusai memiliki beberapa kegiatan pengembangan diri selain pembelajaran di luar mata pelajaran dan pelayanan konseling untuk membantu pengembangan peserta didik. Salah satu kegiatan pengembangan diri tersebut adalah sanggar sastra. Sanggar sastra ini di dirikan pada tahun 2006 dan di beri nama Sanggar Rajawali Tambusai. Sanggar ini sempat tidak aktif pada tahun 2008. Akan tetapi pada awal tahun ajaran 2009/2010 kembali diaktifkan dengan nama yang sama. Sanggar Rajawali Tambusai pernah beberapa kali mengikuti perlombaan-perlombaan yang berkaitan dengan kegiatan sastra. Jadwal latihan sanggar Rajawali Tambusai dua kali setiap minggu. Latihan dilakukan di luar jam pelajaran yaitu pada pukul 15.00 sampai 17.00 setiap hari selasa dan kamis. Tujuan pengembangan diri ini didirikan adalah untuk menggali potensi siswa dibidang sastra. Selain itu untuk menambah pengetahuan peserta didik tentang sastra. Mengapa sastra harus menghibur? Priyatni (2010: 21) menjelaskan bahwa sastra lebih pada kepuasan batin. Sastra yang menghibur bukan berarti yang membuat penikmat atau pembacanya terpingkal-pingkal karena tidak dapat
4
menahan tawa. Sastra merupakan kegiatan yang indah dan menyenangkan. Pada dasarnya manusia menyukai keindahan. Keindahan membawa banyak dampak positif bagi kehidupan. Hampir semua orang menyukai sastra secara keseluruhan. Keseluruhan sastra maksudnya adalah semua kegiatan sastra, seperti drama, puisi dan lain-lain. Akan tetapi tidak semua orang memiliki keahlian dalam bersastra. Meskipun banyak yang menyukai tapi sebagian hanya sebagai penikmat sastra bukan sebagai sastrawan. Keadaan ini sebenarnya berhubungan dengan minat bersastra dan aktivitas sanggar sastra. Kesenjangan minat dan aktivitas sanggar sastra berpengaruh terhadap keterampilan bersastra seseorang. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan serta hasil pengamatan langsung penulis menduga bahwa bahwa minat bersastra siswa dan aktivitas dalam sanggar sastra memiliki kontribusi terhadap keterampilan membaca puisi siswa. Untuk memperkuat dugaan tersebut penulis mencari teori-teori yang mendukung, baik teori untuk mendukung minat bersastra, teori yang mendukung aktivitas dalam sanggar sastra maupun teori untuk mendukung keterampilan membaca puisi. Selanjutnya berdasarkan teori-teori tersebut penulis mengadakan penelitian yang berjudul Kontribusi Minat Bersastra dan Aktivitas dalam Sanggar Sastra terhadap Keterampilan Membaca Puisi Siswa Kelas X SMA 2 Tambusai Kabupaten Rokan Hulu. Hal ini dilakukan untuk mengetahui seberapa besar kontribusi minat bersastra dan aktivitas dalam sanggar sastra baik secara sendirisendiri maupun secara bersama-sama terhadap keterampilan membaca puisi siswa. Penikmat sastra tidak menjamin seseorang menjadi sastrawan. Kegiatan bersastra membutuhkan latihan dan minat untuk dapat mencapainya. Salah satu
5
cara adalah bergabung dengan sanggar sastra. Sanggar sastra memegang peranan penting dalam berlatih sastra. Hal itu dapat dilihat dari perbedaan kemampuan yang dimiliki oleh siswa yang bergabung dengan sanggar sastra dengan siswa yang tidak bergabung dengan sanggar sastra. Selain itu guru pun sangat berperan penting dalam membina keterampilan siswanya. Pengajar sastra memiliki peranan penting dalam mengajari dan melatih siswa bersastra. Dalam proses belajar mengajar di bidang sastra, pengajar diharapkan tidak hanya mampu mengajar akan tetapi juga mampu memberikan contoh bagaimana seharusnya membaca sastra khususnya membaca puisi. Di samping itu, untuk mendalami keahlian bersastra, siswa juga dapat belajar dari sanggar sastra. Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya sanggar sastra merupakan wadah khusus untuk belajar bersastra. Kelemahan sebagian guru sastra adalah tidak bisa memberikan contoh bagaimana cara membaca puisi atau guru hanya bisa mengajarkan teori saja. Padahal, keterampilan membaca puisi membutuhkan praktek bukan hanya teori. Meskipun dengan mengadakan pemodelan, akan tetapi siswa akan lebih senang jika gurunya adalah orang yang pertama memberitahunya bagaimana cara membaca puisi. Mendatangkan model memang menarik minat dan perhatian siswa, tapi peran guru tetap tidak bisa dinomorduakan. Guru tidak mungkin dapat mengajarkan hal yang sama sekali tidak dikuasainya. Keadaan ini sangat memprihatinkan, karena masih ada guru bahasa Indonesia sekaligus guru sastra yang tidak bisa membaca puisi dengan memperhatikan unsur-unsur membaca puisi.
6
Membaca puisi merupakan salah satu kegiatan bersastra. Kegiatan membaca puisi merupakan kegiatan sastra yang memiliki tingkat kesulitan lebih tinggi dibandingkan dengan kegiatan bersastra yang lainnya. Hal ini karena membaca puisi membutuhkan keterampilan khusus agar pesan atau maksud puisi dapat diterima pendengar. Meskipun semua orang menyukai puisi dan menikmati ketika ada yang membacanya, tapi tidak semua orang memiliki keahlian dalam membaca puisi. Minat bersastra dan latihan sangat dibutuhkan untuk menguasai keahlian ini. Meskipun seseorang itu tidak memiliki bakat akan tetapi memiliki minat untuk bersastra umumnya membaca puisi khususnya, maka sangat besar kemungkinan seseorang itu akan dapat membaca puisi. Berdasarkan kurikulum pengembangan dan pendidikan budaya dan karakter bangsa untuk SMA, Standar Kompetensi (SK) ke-7 “Memahami wacana sastra melalui kegiatan membaca puisi dan cerpen” dengan Kompetensi Dasar (KD) 7.1 “Membacakan puisi dengan lafal, nada, tekanan, dan intonasi yang tepat” siswa kelas X SMA seharusnya sudah mampu membaca puisi dengan lafal, nada, tekanan dan intonasi yang tepat. Akan tetapi, pada kenyataannya siswa SMA N 2 Tambusai kelas X berdasarkan pengamatan penulis belum terampil membaca puisi seperti yang dituntut oleh SK dan KD. Keterampilan membaca siswa ini masih ada yang di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang sudah ditetapkan. Hal ini di duga dipengaruhi oleh minat dan aktivitas sanggar sastra. KKM mata pelajaran Bahasa Indonesia sebagai standarisasi ketuntasan belajar siswa adalah 70. KKM ini ditetapkan berdasarkan tiga hal yaitu, (1)
7
tingkat kompleksitas, (2) daya dukung, (3) intake. Tingkat kompleksitas berhubungan dengan tingkat kesulitan atau kesukaran dalam pembelajaran. Tingkat kesulitan ini dapat dilihat dari Kata Kerja Operasional (KKO). Semakin tinggi tingkat KKO, semakin sulit pembelajarannya sebaliknya, semakin rendah KKO semakin rendah pula tingkat kesulitannya. Daya dukung merupakan hal penunjang yang berhubungan dengan sarana dan prasarana dalam pembelajaran Bahasa Indonesia. Daya dukung ini dapat dilihat dari ketersediaan dan kelengkapan sarana prasarana dalam proses pembelajaran. Intake merupakan tingkat kemampuan rata-rata siswa yang dapat dilihat dari data seleksi penerimaan siswa baru. Penetapan KKM yang dilakukan selain berdasarkan pertimbangan tiga komponen di atas juga merupakan hasil musyawarah guru bidang studi Bahasa Indonesia dan disetujui oleh bidang Kurikulum di sekolah. Keberhasilan siswa dalam belajar dapat di lihat dari nilai yang di peroleh oleh siswa tersebut. Nilai yang melebihi KKM yang ditentukan menandakan siswa tersebut berhasil dan sebaliknya yang tidak tuntas dalam artian tidak mencapai KKM yang ditentukan menandakan siswa tersebut tidak berhasil. Siswa kelas X adalah kelas paling rendah pada jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA). Penelitian ini memilih kelas X karena selain ada dalam kurikulum, juga sebelumnya mereka diajari oleh guru yang berbeda. Guru yang berbeda tentunya memiliki cara yang berbeda pula dalam hal mengajar. Keragaman cara mengajar ini mempengaruhi minat siswa. Selain itu juga dari anggota sanggar sastra yang paling banyak adalah dari kelas X.
8
Jenis-jenis kegiatan sastra begitu banyak. Akan tetapi, membaca puisi merupakan salah satu kegiatan bersastra yang sulit dibanding dengan jenis-jenis sastra yang lainnya. Membaca puisi membutuhkan keahlian tersendiri. Berbeda dengan kegiatan sastra yang lainnya puisi terikat oleh rima dan irama. Khalayak tidak akan mengerti maksud dari sebuah puisi jika pembacaannya tidak sesuai dengan isi puisi. Keterampilan dalam membaca puisi inilah yang sangat dibutuhkan dalam membaca puisi. Bertolak dari penjabaran di atas, penelitian terhadap kontribusi minat bersastra dan aktivitas dalam sanggar sastra terhadap keterampilan membaca puisi dianggap perlu. Hal ini disebabkan kemampuan siswa dalam membaca puisi sangat dipengaruhi oleh minat yang disertai dengan kegiatan-kegiatan penunjang di luar jam sekolah seperti sanggar sastra. Hal inilah yang membuat penulis tertarik untuk mengetahui kontribusi minat bersastra dan aktivitas dalam sanggar sastra terhadap keterampilan membaca puisi siswa kelas X SMA 2 Tambusai, Kabupaten Rokan Hulu.
B. Identifikasi Masalah Banyak faktor yang mempengaruhi keterampilan membaca puisi siswa khususnya kelas X. Faktor-faktor tersebut bisa berasal dari dalam dan dari luar diri siswa atau yang lebih kita kenal dengan faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal merupakan faktor yang berasal dari dalam diri siswa. Adapun contoh-contoh faktor internal yaitu seperti minat, bakat, motivasi, maupun kemampuan yang dimiliki siswa tersebut. Faktor eksternal yaitu yang berasal dari
9
luar diri siswa. Faktor eksternal ini seperti dukungan dan motivasi dari luar, misalnya orang tua, lingkungan maupun orang-orang terdekat siswa. Pada dasarnya, proses belajar mengajar merupakan proses menerima dan memberi antara siswa dengan guru. Proses seperti ini dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan atau sebaliknya. Keadaan ini tergantung pada pelaksanaan proses itu sendiri. Akan tetapi selain pelaksanaan, sikap siswa atau gurupun dapat mempengaruhinya. Sikap positif siswa dalam menerima pembelajaran akan memberikan dampak positif bagi kemampuannya dalam menguasai materi yang diberikan guru. Sebaliknya sikap negatif yang diperlihatkan siswa dalam belajar akan memberi dampak negatif pula bagi penguasaan siswa terhadap pembelajaran yang disampaikan guru. Begitu juga halnya dengan guru, sikap positif yang ditunjukkan guru pada siswanya akan berdampak positif juga pada siswanya. Guru merupakan fasilitator utama dalam proses pembelajaran. Keadaan ini yang menuntut guru untuk mampu mengimplementasikan pembelajaran dengan baik. Guru yang inovatif dan kreatif akan mampu menarik perhatian siswa sehingga termotivasi dalam belajar. Motivasi ini dapat menjadi modal bagi siswa untuk belajar dengan giat. Guru berperan dalam kesuksesan siswanya dalam proses belajar mengajar. Cara yang tepat dan beragam dapat menimbulkan minat siswa dalam belajar. Akan tetapi, masih ada guru yang kurang inovatif dalam proses belajar mengajar, sehingga siswa kurang tertarik belajar begitu juga halnya belajar sastra. Tidak dapat dipungkiri bahwa belajar sastra membutuhkan guru yang inovatif dalam melakukan terobosan-terobosan pembelajaran. Cara tradisional yang menjadikan guru sebagai tokoh sentral dalam pembelajaran
10
kurang menarik minat siswa. Keadaan ini disebabkan oleh cara yang monoton sehingga pembelajaran sastra menjadi kurang menarik. Hal ini dapat mempengaruhi minat bersastra siswa. Selain itu, siswa masih kurang aktif mengikuti kegiatan pengembangan diri khususnya sanggar sastra yang masih berkaitan dengan pembelajaran sastra. Hal ini dapat dilihat dari hasil pengamatan yang dilakukan oleh penulis. Minat siswa pada kegiatan sanggar masih sangat rendah. Rendahnya minat siswa ini dapat dilihat dari jumlah siswa yang mengikuti sanggar sastra yang sedikit jika dibandingkan dengan jumlah siswa secara keseluruhan. Berdasarkan hasil wawancara dengan siswa diketahui bahwa sanggar menurut siswa laki-laki merupakan kegiatan perempuan, sehingga mereka enggan mengikutinya. Selain itu, masih banyak siswa yang kerja sehingga tidak sempat mengikuti kegiatan pengembangan diri. Meskipun sanggar sastra ini sudah terbentuk, tetapi tidak semua siswa menganggapnya sesuatu yang menarik. Penikmat sastra belum tentu mampu melakukan aktivitas sastra. Hampir semua siswa menyukai puisi. Akan tetapi, tidak semua tertarik sebagai pelaku/pembaca karena mereka merasa tidak mampu untuk melakukan aktivitas sastra. Aktivitas sastra memang membutuhkan keahlian khusus. Keahlian khusus ini tidak bisa didapatkan begitu saja karena keahlian membutuhkan pembelajaran dan latihan yang tepat. Berdasarkan kondisi di atas, permasalahan yang dijumpai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : (1) minat siswa terhadap sastra yang dipengaruhi sikap guru dalam proses pembelajaran, (2) minat siswa terhadap sastra sebagai
11
kesenangan dari dalam diri siswa, (3) aktivitas siswa dalam pengembangan diri seperti sanggar sastra, dan (4) motivasi internal dan eksternal yang mempengaruhi keterampilan membaca puisi. Minat bersastra memiliki peranan penting dalam keterampilan membaca puisi. Guru dapat menumbuhkan minat tersebut dengan berbagai cara. Salah satunya memberi motivasi dengan cara menyajikan pembelajaran yang tepat dan menarik. Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan Isna bahwa minat merupakan perpaduan antara keinginan dan kemauan. Sardiman (2012: 76) mengungkapkan, “Minat diartikan sebagai suatu kondisi yang terjadi apabila seseorang melihat ciri-ciri atau arti sementara situasi yang dihubungkan dengan keinginan-keinginan atau kebutuhan-kebutuhannya sendiri.” Senada dengan itu, Slameto (2010: 57) juga berpendapat “Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan”. Dalam buku yang sama, Slameto juga menjelaskan bahwa minat besar pengaruhnya terhadap belajar, karena bila bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa, siswa tidak akan belajar dengan baik karena tidak ada daya tariknya. Disamping minat, aktivitas juga merupakan faktor yang mendukung keterampilan membaca puisi. Menurut Hamalik (2011: 34) dalam diri masingmasing siswa tersebut terdapat „prinsip aktif‟ yakni keinginan berbuat dan bekerja sendiri, prinsip ini yang mengendalikan tingkah lakunya. Aktivitas juga dapat dikatakan kegiatan yang dilakukan dalam berbagai aspek kehidupan. Aktivitas dalam sanggar sastra mempengaruhi kemampuan seseorang dalam bersastra. Hal ini senada dengan pendapat Endraswara (2003: 92) yang menjelaskan bahwa
12
dalam aktivitas sanggar sastra proses berolah sastra bisa bebas, boleh berteriak sekeras-kerasnya, bisa berlatih ekspresi sesuka hati, dan bisa menumbuhkan bakat alam yang terpendam.
C. Batasan Masalah Penelitian ini dibatasi pada kontribusi minat bersastra dan keaktifan dalam sanggar sastra terhadap keterampilan membaca puisi siswa kelas X SMA 2 Tambusai Kabupaten Rokan Hulu. Hal ini mengingat begitu banyaknya masalah yang berkontribusi dalam kegiatan pembelajaran. Kegiatan bersastra yang banyak, mulai dari menulis puisi, membaca puisi, menulis drama, berdrama, pantun dan lain-lain. Penelitian ini dibatasi pada kontribusi minat dan aktivitas sanggar sastra karena berdasarkan pengamatan peneliti kedua unsur ini memberikan kontribusi yang banyak pada keterampilan siswa dalam membacakan puisi modern.
D. Rumusan Masalah Rumusan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut ini. 1. Seberapa besarkah kontribusi minat bersastra terhadap keterampilan membaca puisi pada siswa kelas X SMA N 2 Tambusai, Kabupaten Rokan Hulu? 2. Seberapa besarkah kontribusi keaktifan dalam kegiatan sanggar sastra terhadap keterampilan membaca puisi pada siswa kelas X SMA N 2 Tambusai, Kabupaten Rokan Hulu? 3. Seberapa besarkah kontribusi minat bersastra dan keaktifan dalam kegiatan sanggar sastra, secara bersama-sama terhadap keterampilan membaca puisi pada siswa kelas X SMA N 2 Tambusai, Kabupaten Rokan Hulu.
13
E. Tujuan Penelitan Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Menjelaskan kontribusi minat bersastra siswa terhadap keterampilan membaca puisi pada siswa kelas X SMA N 2 Tambusai, Kabupaten Rokan Hulu. 2. Menjelaskan kontribusi keaktifan siswa dalam kegiatan sanggar sastra terhadap keterampilan membaca puisi pada siswa kelas X SMA N 2 Tambusai, Kabupaten Rokan Hulu. 3. Menjelaskan kontribusi minat bersastra dan keaktifan siswa dalam kegiatan sanggar sastra secara bersama-sama terhadap keterampilan membaca puisi pada siswa kelas X SMA N 2 Tambusai, Kabupaten Rokan Hulu.
F. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini memiliki dua manfaat, yaitu manfaat teoretis dan praktis. Secara teoretis penelitian ini diharapkan dapat menjelaskan kontribusi minat bersastra dan keaktifan dalam kegiatan sanggar sastra terhadap keterampilan membaca puisi pada siswa kelas X SMA N 2 Tambusai, Kabupaten Rokan Hulu. Selain itu penelitian ini juga diharapkan dapat menyumbangkan wawasan terhadap ilmu pengetahuan khususnya dalam pembelajaran sastra. Manfaat praktis hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat kepada para peneliti selanjutnya sebagai perbandingan. Bagi guru mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia hasil penelitian dapat dijadikan bahan ajar di kelas untuk materi puisi. Penelitian ini juga diharapkan dapat mengingatkan kembali kepada guru yang mengajar pelajaran bahasa Indonesia bahwa banyak faktor yang mempengaruhi keterampilan membaca puisi. Selain itu penelitian ini juga
14
diharapkan dapat menambah wawasan peneliti dalam pengajaran membaca puisi dan dapat memberikan informasi mengenai kontribusi minat bersastra dan aktivitas dalam sanggar sastra terhadapa kemampuan membaca puisi siswa. Sedangkan bagi peneliti lain, hasil penelitian ini dapat menjadi sumber referensi apabila melakukan penelitian yang relevan dengan penelitian ini.
15
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori Berdasarkan masalah yang diteliti, penelitian ini menggunakan beberapa teori sebagai landasan penelitian ini. Selain itu, landasan teori ini juga diharapkan dapat membedakan hasil penelitian ini dengan penelitian lain yang mengkaji masalah yang sama. Uraian teori tersebut adalah sebagai berikut :(1) keterampilan membaca puisi, (2) minat bersastra, dan (3) aktivitas sanggar sastra.
1. Keterampilan Membaca Puisi Bagian ini berisi uraian pembahasan aspek-aspek yang berkaitan dengan keterampilan membaca puisi. Aspek-aspek tersebut yaitu: (a) teori tentang hakikat membaca (b) teori tentang hakikat puisi, (c) teori mengenai hakikat membaca puisi. a. Hakikat Membaca Dalman (2013: 1) mengemukakan bahwa seseorang mampu membaca bukan karena kebetulan saja, akan tetapi karena seseorang tersebut belajar dan berlatih membaca teks yang terdiri atas kumpulan huruf-huruf yang bermakna. Dia juga mengungkapkan membaca merupakan kegiatan atau proses menerapkan sejumlah keterampilan mengolah teks bacaan dalam rangka memahami isi bacaan. Selain itu, membaca dapat pula dikatakan sebagai suatu proses dalam memperoleh informasi dengan menggunakan teknik membaca yang sesuai dengan bahan bacaan agar informasi yang didapat sesuai dengan tujuan membaca.
15
16
Pembaca yang baik adalah pembaca yang mampu memahami serta menyampaikan pesan penulis kepada pendengar. Hal ini sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh Dalman (2013: 5) bahwa membaca merupakan kegiatan memahami dan menginterpretasikan lambang/tanda/tulisan yang bermakna sehingga pesan yang disampaikan penulis dapat diterima oleh pembaca. Selanjutnya Razak (2001: 95) mengatakan bahwa kegiatan membaca merupakan kegiatan yang sangat kompleks. Paling tidak terdapat dua aspek penting dalam membaca, yaitu yang pertama adalah aspek linguistik yaitu bacaan itu sendiri yang memiliki kaedah atau norma tertentu. Aspek kedua adalah aspek psikologis yakni aspek yang melekat pada diri si pembaca. Tarigan (2008: 7) menjelaskan bahwa membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata /bahasa tulis. Sementara itu Tampubolon (2008: 227) menyatakan membaca adalah kegiatan fisik dan mental yang dapat berkembang menjadi suatu kebiasaan. Ada dua aspek yang perlu diperhatikan dalam kegiatan membaca, yaitu minat (perpaduan antara keinginan, kemauan dan motivasi) dan keterampilan membaca. Berdasarkan pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa membaca merupakan suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang ingin disampaikan penulis. Proses membaca ini adalah tindakan/kegiatan membaca. Membaca memiliki beberapa teknik tergantung tujuan pembacanya, salah satunya adalah membaca nyaring. Membaca nyaring memerlukan latihan untuk dapat menguasainya dengan
17
terampil. Ada beberapa contoh membaca nyaring, salah satunya adalah membaca puisi.
b. Hakikat Puisi Menurut Hasanuddin WS (2012: 1), apa pun definisi yang dirumuskan orang untuk menjelaskan perihal puisi, selalu saja definisi tersebut dinilai kurang tepat. Hal inilah yang menurut Hasanuddin ws mengakibatkan bermunculannya definisi-definisi lain, berusaha melengkapi atau bahkan menolak definisi-definisi sebelumnya. Menurut Pradopo (2010: 3), puisi adalah struktur yang tersusun dari bermacam-macam unsur dan sarana-sarana kepuitisan. Oleh karena itu puisi dapat dikaji dari berbagai aspeknya. Ia juga mengungkapkan bahwa orang tidak akan dapat memahami puisi secara sepenuhnya tanpa mengetahui dan menyadari bahwa puisi itu karya estetis yang bermakna, yang mempunyai arti, bukan hanya sesuatu yang kosong tanpa makna. Almubari (2002: 3) berpendapat bahwa puisi belum memiliki pengertian yang tetap. Ia mengatakan bahwa puisi adalah puisi. Sebab, puisi selalu berubahubah sesuai dengan evolusi selera dan perubahan konsep estetiknya. Pendapat ini sesuai dengan pendapat Budianta dkk (2003: 15), yaitu konvensi puisi selalu berubah dari masa kemasa di berbagai tempat yang berbeda. Priyatni (2010: 65) menjabarkan karakteristik puisi sebagai berikut ini. 1) Menggunakan persajakan yang sangat estetis. 2) Menggunakan diksi yang padat.
18
3) Fungsi utama adalah mengekspresikan ide-ide pengarang bukan menceritakan sesuatu. 4) Bahasa bersifat monolog, artinya hanya ada satu pembicara atau pencerita yang membawakan seluruh teks. Priyatni juga berpendapat apabila ada yang berbeda dengan karakteristik di atas itu adalah pengecualian. Menurut Pradopo (2010: 7), puisi adalah mengekspresikan pemikiran yang membangkitkan perasaan, yang merangsang imajinasi panca indra dalam susunan berirama. Pradopo dalam bukunya Pengkajian Puisi banyak mengutip pengertian puisi menurut para ahli. Seperti Alternbernd, mendefenisikan puisi sebagai pendramaan pengalaman yang bersifat penafsiran (menafsirkan) dalam bahasa berirama. Dalam buku yang sama Pradopo juga mengutip pendapat Samuel Taylor yang mengemukakan puisi itu adalah kata-kata yang terindah dalam susunan yang terindah. Sementara itu, Aminuddin (2010: 197) berpendapat bahwa puisi adalah keindahan dan kehikmahan. Puisi mampu memberikan kesenangan dan hiburan kepada pembaca. Puisi juga mampu memberikan manfaat bagi pembaca dalam rangka membentuk pandangan hidupnya. Lebih jauh, Aminuddin mengemukakan bahwa pada dasarnya puisi juga mampu menggambarkan problema manusia yang bersifat universal, yakni tentang masalah hakikat kehidupan, hakikat manusia, kematian dan ketuhanan. Ia juga menjelaskan bahwa puisi dapat mengangkat bahan penciptaannya dari kompleksitas masalah dalam kehidupan itu sendiri, dari segala yang ada dan mungkin ada.
19
Menurut Esten (2007: 31), puisi berbeda dengan prosa. Perbedaan yang paling utama terdapat pada proses penciptaannya. Di dalam puisi ada beberapa proses yang tidak begitu terasa di dalam prosa. Proses tersebut adalah : pertama, proses konsentrasi, kedua proses intensifikasi, dan ketiga proses pengimajian (imagery). a) Proses konsentrasi Di dalam proses konsentrasi, segenap unsur puisi dipusatkan kepada satu permasalahan atau kesan tertentu. b) Proses intensifikasi Di dalam proses intensifikasi, unsur-unsur puisi itu berusaha menjangkau permasalahan atau hal yang lebih mendalam atau mendasar. Perpaduan antara proses konsentrasi dan proses intensifikasi inilah yang menyebabkan puisi menjadi sesuatu yang lebih sulit untuk dipahami dibandingkan dengan prosa. c) Proses pengimajian (imagery) Proses pengimajian ini juga merupakan hal yang menjadikan puisi berbeda dari prosa. Hal ini disebabkan oleh unsur-unsur yang terdapat dalam puisi berfungsi menciptakan atau membangun suatu imaji atau citra tertentu. Bunyi dan rima, hubungan satu larik (baris) dengan larik yang lain atau satu bait dengan bait yang lain, dan pilihan kata serta idiom-idiom, semuanya berfungsi membangun imaji atau gambaran tertentu dalam sebuah puisi. Berdasarkan pendapat-pendapat di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa puisi adalah sebuah hasil karya imajinasi yang terbentuk melalui kata-kata yang
20
indah dengan unsur-unsur tertentu. Puisi juga dapat diartikan sebagai karya sastra yang sarat dengan makna.
c. Hakikat Membaca Puisi sebagai Membaca Estetis Menurut Tarigan ( 2008: 23) ditinjau dari segi terdengar atau tidaknya suara pembaca waktu dia membaca, proses membaca dapat dibagi atas: (1) membaca nyaring, membaca bersuara dan membaca lisan, (2) membaca dalam hati. Membaca nyaring adalah suatu aktivitas atau kegiatan yang merupakan alat bagi guru, murid, ataupun pembaca bersama-sama dengan orang lain atau pendengar untuk menangkap serta memahami informasi, pikiran, dan perasaan seorang pengarang. Tarigan menambahkan bahwa membaca nyaring yang baik menuntut agar pembaca memiliki kecepatan mata yang tinggi serta pandangan mata yang jauh, karena dia harus melihat pada bahan bacaan untuk memelihara kontak mata dengan para pendengar. Seorang pembaca nyaring yang baik biasanya berhasrat sekali menyampaikan sesuatu yang penting kepada para pendengarnya. Suatu yang penting tersebut adalah berupa informasi baru, suatu pengalaman yang berharga, uraian yang jelas, karakter yang menarik hati , sekelumit humor yang segar, atau sebait puisi. (Tarigan, 2008: 27). Agar pelisanan atau praktik vokal berhasil baik dalam menyajikan sebuah lagu atau membaca indah sepenggal karya sastra, ada beberapa hal yang harus diperhatikan dan dilatih dengan baik (Tarigan, 2011:100-101), yaitu: 1. Membaca notasi Para siswa dilatih baik-baik agar dapat membaca notasi sesuatu lagu atau musik dengan tepat.
21
2. Pernapasan dan sikap Para siswa dilatih dan disadarkan bahwa pada saat menyampaikan sesuatu lagu atau melisankan suatu harga sastra, pernapasan dan sikap harus baik dan serasi. 3. Pemenggalan kalimat atas frasa (pharasering) Para siswa dilatih pengucapan frasa-frasa yang tepat, sesuai dan serasi dengan pernapasan. Siswa yang dapat menentukan tempat mengambil napas dalam bernyanyi berarti siswa tersebut telah melihat dan menghayati frasa lagu tersebut. 4. Pengucapan Sewaktu berbunyi, atau melisankan suatu karya sastra, ucapan harus tepat dan benar. Salah mengucapkan suatu kata, frasa, atau kalimat dapat mengubah arti atau makna. Ucapan harus jelas, dalam hal ini terasa benar betapa pentingnya pengetahuan mengenai fonetik dan fonologi. Tarigan (2011: 26) menjelaskan bahwa tujuan pengajaran sastra adalah meningkatkan apresiasi sastra dan demikian memungkinkan para siswa menikmatinya dengan lebih mantap dan lebih mesra. Apresiasi sastra dapat dikembangkan melalui membaca nyaring dan membaca dalam hati, menyimak serta mendiskusikan cerita dan buku-buku. Dengan demikian maka
tujuan
pengajaran sastra adalah meningkatkan apresiasi dan dengan demikian siswa berkemungkinan dapat menikmati karya sastra maupun pembacaan karya sastra tersebut.
22
Wellek dan Warren (1993: 178) mengungkapkan bahwa setiap pembacaan puisi selalu muncul unsur-unsur yang melebihi puisi itu sendiri. Perbedaan gaya pengucapan, penekanan, tempo, dan tinggi rendah suara ditentukan oleh kepribadian pembaca, dan menunjukkan interpretasi pembaca terhadap puisi yang dibacanya. “Membaca puisi adalah upaya menyampaikan isi, perasaan, dan pikiran yang terkandung dalam puisi kepada orang lain agar mereka memahami dan sanggup menikmati kandungan makna puisi tersebut.” (Atmazaki dan Hasanuddin WS, 1990:20). Atmazaki dan Hasanuddin WS juga berpendapat bahwa dalam berdeklamasi irama dan ketepatan ekspresi didapatkan dengan mempergunakan tekanan-tekanan pada kata. Atmazaki dan Hasanuddin WS (1990: 21) menjabarkan bahwa membaca puisi dengan baik, seorang pembaca puisi harus memahami makna puisi secara mendalam untuk
menguasai beberapa elementer pembacaan puisi. Masalah
elementer tersebut antara lain memahami puisi, menguasai teknik membacakan puisi, dan kekomunikatifan. Dalam buku yang sama Atmazaki dan Hasanuddin WS juga menjelaskan bahwa pembacaan puisi sebisanya mengeluarkan suara dari perut, tidak dari dada. Suara yang keluar dari dada menurut mereka biasanya kurang sempurna dan tidak berwibawa sehingga dapat menimbulkan kesan cengeng dan tidak mantap. Menurut Endraswara (2003: 200), membaca sastra terutama puisi dan prosa memang memerlukan skill dan competence khusus. Ia juga menambahkan untuk menjadi pembaca sastra yang profesional, jelas membutuhkan latihan yang
23
berulang-ulang. Meskipun banyak membaca karya sastra namun, tanpa kemampuan dan keterampilan yang terlatih, mungkin pembacaan menjadi monoton. Endraswara juga menjabarkan beberapa teknik pembacaan sastra yaitu, (1) konsentrasi, (2) percaya diri, dan (3) pendalaman. Selain itu ia juga menambahkan beberapa latihan dasar yang dianggap penting dalam pembacaan karya sastra yaitu : (a) penghayatan dan pemahaman suasana karya sastra, (b) latihan pernafasan dan vokal, serta (c) latihan mimik dan gerak. Berdasarkan pendapat-pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa membaca puisi merupakan kegiatan bersastra yang menekankan pada keindahan bunyi. Membaca puisi adalah kegiatan menyampaikan isi puisi kepada orang lain dengan memperhatikan beberapa syarat atau ketentuan. Ketentuan-ketentuan tersebut menjadi indikator keterampilan membaca puisi dalam penelitian ini adalah : ( 1) pelafalan, (2) nada, (3) tekanan, (4) intonasi, dan (5) penghayatan.
2. Minat Bersastra Pada bagian ini, berisi uraian teori tentang hakikat minat dan hakikat sastra. a. Hakikat Minat Isna (2012: 148) menjelaskan bahwa minat pada dasarnya merupakan suatu daya cipta yang tidak muncul dengan sendirinya. Ada rangsangan yang dapat mempengaruhi tumbuhnya minat anak, seperti pergaulan, pola asuh, pengalaman, dan lain sebagainya. Ia juga mengungkapkan setiap anak pada dasarnya memiliki banyak minat yang terpendam, dan mereka belum memiliki
24
kemampuan untuk mengungkapkannya. Hal inilah yang menyebabkan perlunya rangsangan dan motivasi dari orang-orang disekitarnya. Isna juga menyimpulkan beberapa arti minat diantaranya adalah sebagai berikut ini. 1) Sebagai sumber motivasi Seseorang yang memiliki minat terhadap suatu hal, maka minat itu dapat menumbuhkan kekuatan di dalam dirinya. Sehingga, secara tidak langsung minat itu dapat memaksimalkan energi seseorang untuk terus beraktivitas. 2) Kemampuan memahami bahwa sesuatu memiliki manfaat Seseorang tidak akan berkenan melakukan suatu aktivitas dengan ketekunan yang tinggi manakala ia tidak mengetahui bahwa sesuatu yang ditekuninya itu memberikan manfaat kepada dirinya. Artinya apabila seseorang menyadari bahwa suatu aktivitas itu bermanfaat baginya maka dengan sendirinya ia akan rela melakukan serta memberikan waktunya untuk mengerjakan hal tersebut. 3) Kemampuan dalam memberikan perhatian Kemampuan dalam memberikan perhatian terhadap sesuatu membuktikan minat yang ada dalam diri seseorang. Perhatian yang dimaksud adalah perhatian khusus terhadap suatu hal yang dianggap lebih menarik. Hal ini dapat dilihat dengan memberikan dua atau lebih pilihan baik berupa buku, game, dan aktivitas. 4) Perpaduan antara keinginan dan kemauan Keinginan merupakan wilayah imajinasi, dan hal ini hampir mendominasi setiap anak. Jika keinginan atau imajinasi berpadu dengan kemauan, maka
25
biasanya anak akan berusaha mengekspresikan sesuatu yang terlintas dalam imajinasinya. Senada dengan itu, Slameto (2010: 57) juga berpendapat “Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan”. Dalam buku yang sama, Slameto juga menjelaskan bahwa minat besar pengaruhnya terhadap belajar, karena bila bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa, siswa tidak akan belajar dengan baik karena tidak ada daya tariknya. Sementara itu, menurut
KBBI (2010: 580), pengertian minat
adalah perhatian, kesukaan, dan hati. Terkait dengan hal di atas, Slameto (2010 : 180) juga mengungkapkan bahwa minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri. Slameto juga menambahkan bahwa suatu minat dapat diekspresikan melalui suatu pernyataan yang menunjukkan bahwa siswa lebih menyukai suatu hal dari pada hal lainnya, dapat pula dimanifestasikan melalui partisipasi dalam suatu aktivitas. Dengan kata lain, ketika siswa berminat terhadap suatu hal maka siswa akan memberikan perhatian lebih pada objek tersebut melebihi yang lain. Sebaliknya, Sardiman (2012 : 76) mengungkapkan, “Minat diartikan sebagai suatu kondisi yang terjadi apabila seseorang melihat ciri-ciri atau arti sementara situasi yang dihubungkan dengan keinginan-keinginan atau kebutuhankebutuhannya sendiri.” Bernard dalam Sardiman (2012 : 76) menjelaskan minat timbul tidak secara tiba-tiba/spontan, melainkan timbul akibat dari partisipasi,
26
pengalman, kebiasaan, pada waktu belajar atau bekerja. Berdasarkan pernyataanpernyataan di atas, dapat disimpulkan bahwa minat adalah kecenderungan hati dalam memilih tanpa ada tekanan. Minat dan motivasi sangat erat kaitannya. Hal ini karena minat merupakan salah satu alat motivasi. Motivasi merupakan pendorong seseorang dalam melakukan suatu tindakan. Pernyataan ini sesuai dengan pendapat Hamalik (2011: 112) bahwa motivasi berfungsi sebagai pendorong, pengarah, dan penggerak tingkah laku. Dalam buku yang sama, Hamalik menjabarkan bahwa motivasi memiliki dua sifat, yakni (1) motivasi intrinsik, (2) motivasi ekstrinsik. Motivasi intrinsik adalah motivasi yang tercakup dalam situasi belajar yang bersumber dari kebutuhan dan tujuan-tujuan siswa sendiri. Motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang disebabkan oleh faktor-faktor dari luar situasi belajar. Berdasarkan penjabaran di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa minat adalah keinginan dalam diri seseorang baik karena dorongan dari dalam maupun dari luar. b. Sastra Menurut Noor (2011: 17), sastra diartikan sebagai karangan dengan bahasa yang indah dan isi yang baik. Jadi, sastra tidak bertentangan dengan etika. Di samping estetik yang menjadi ciri utama sebuah karya sastra, etika juga tidak bisa dikesampingkan, karena keduanya saling berhubungan. Sastra saat ini tidak hanya semata-mata sebagai hiburan, tapi juga sudah menjadi bahan pengajaran dan pembentukan moral. Menurut Ratna (2011: 180), sastra adalah bentuk khusus bahasa sebagaimana bahasa adalah bentuk khusus sistem komunikasi. Pendapat Ratna ini,
27
sejalan dengan pendapat Noor di atas. Bahasa merupakan kekuatan sebuah sastra. Keindahan sebuah sastra dapat dilihat dari bahasa yang digunakan pengarangnya serta diksi yang dipakai. Almubari (2002: 21) berpendapat bahwa sastra merupakan kumpulan tulisan yang didalamnya terdapat nilai estetik, dan nilai kemanusiaan. Sastra adalah genre dari kebudayaan yang mengekploitasi refleksi kehidupan manusia dengan kemanusiaannya. Pendapat Almubari ini memperkuat pendapat Noor. Menurut Priyatni (2010: 12), sastra adalah pengungkapan realitas kehidupan masyarakat secara imajiner atau secara fiksi. Hal ini senada dengan pendapat Budianta dkk (2003), yang mengungkapkan bahwa sastra menghibur dengan cara menyajikan keindahan, memberikan makna terhadap kehidupan (kematian, kesengsaraan, maupun kegembiraan), atau memberikan pelepasan ke dunia imajinasi. Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa karya sastra adalah gambaran kehidupan yang nyata. Akan tetapi, dalam karya sastra bukanlah kejadian yang sebenarnya. Karya sastra adalah hasil imajinasi penulis atau pengarang. Akan tetapi, meskipun karya sastra murni hasil imajinasi, namun karya sastra tetap memiliki nilai-nilai kehidupan yang dapat dijadikan pembelajaran hidup. Minat bersastra adalah keinginan yang ada dalam diri seseorang untuk mempelajari dan menikmati hasil karya sastra baik karena dorongan dari dalam dirinya maupun dorongan dari luar. Bertolak dari uraian di atas, yang menjadi indikator minat bersastra adalah : (1) kesenangan, (2) keinginan/kemauan, dan (3) apresiasi.
28
3. Aktivitas Sanggar Sastra Bagian ini berisi uraian teori tentang aktivitas dan sanggar sastra. a. Aktivitas Menurut Endraswara (2003: 85), “Sanggar sebagai sebuah kantong, tentu berfungsi sebagai wadah, segala hal. Yakni wadah aktivitas sastra.” Aktivitas sanggar sastra adalah kegiatan yang dilakukan dalam sanggar sastra. Hal ini sejalan dengan pengertian aktivitas menurut Hamalik (2011), dalam diri masingmasing siswa tersebut terdapat „prinsip aktif‟ yakni keinginan berbuat dan bekerja sendiri. Prinsip aktif mengendalikan tingkah lakunya. Sehubungan dengan itu, Endraswara (2003: 85), juga menjelaskan sanggar sastra mewadahi aneka ragam aktivitas sastra. Dalam buku yang sama Endraswara juga menyamakan antara sanggar sastra dengan kantong sastra, dan menurut beliau, aktivitas kantong sastra lebih sebagai suplemen ekstrakurikuler yang “manasuka” sifatnya. Berdasarkan uraian di atas, jelas bahwa aktivitas sanggar sastra merupakan kegiatan yang dilakukan dalam sanggar sastra tersebut. Aktivitas sanggar sastra sangat beragam jenisnya, sanggar ini mencakup semua kegiatan bersastra. Hamalik (2011: 90) menjabarkan jenis-jenis aktivitas sebagai berikut, (1)
kegiatan-kegiatan
visual
seperti
membaca,
melihat
gambar-gambar,
mengamati eksperimen, demonstrasi, pameran, mengamati orang lain bekerja atau bermain;
(2) kegiatan-kegiatan lisan yaitu, mengemukakan suatu fakta atau
prinsip, menghubungkan suatu kejadian, mengajukan suatu pertanyaan, memberi saran, mengemukakan pendapat, berwawancara atau berdiskusi; (3) kegiatan-
29
kegiatan mendengarkan seperti, mendengarkan penyajian bahan, mendengarkan percakapan atau diskusi kelompok, mendengarkan suatu instrumen musik, mendengarkan siaran radio; (4) kegiatan-kegiatan menulis seperti menulis cerita, menulis laporan, memeriksa karangan, bahan-bahan kopi, membuat sketsa, atau rangkuman, mengerjakan tes, mengisi angket; (5) kegiatan-kegiatan menggambar seperti menggambar, membuat grafik, diagram, peta, pola; (6) kegiatan-kegiatan metrik seperti, melakukan percobaan, memilih alat-alat; (7) kegiatan-kegiatan mental; (8) kegiatan-kegiatan emosional. Senada dengan itu, Asmani (2012: 123) menjelaskan bahwa aktivitas tidak hanya dilakukan atau ditentukan oleh kegiatan fisik, tetapi ditentukan juga oleh kegiatan non fisik seperti mental, intelektual dan juga emosional. Ia juga berpendapat bahwa, keaktifan merupakan kegiatan atau segala yang dilakukan dalam bentuk kegiatan yang terjadi baik fisik maupun non fisik. Aktivitas yang dilakukan siswa akan berpengaruh pada keterampilan yang ingin dicapainya. Dilihat dari penjabaran di atas, aktivitas merupakan kegiatan-kegiatan yang dilakukan dengan sadar dan suka rela baik kegiatan jasmani maupun rohani. Aktivitas juga dapat dikatakan kegiatan yang dilakukan dalam berbagai aspek kehidupan. Dengan demikian aktivitas sangat mempengaruhi kemampuan yang dimiliki seseorang. Baik itu kemampuan di bidang pendidikan maupun yang lainnya.
30
b. Sanggar Sastra Endraswara (2003: 92) menjelaskan bahwa kata sanggar sastra berasal dari kata sanggar dan sastra.
Kata sanggar ini pada awalnya berarti tempat
pemujaan. Selanjutnya, idiom sanggar merefer pada pengertian yang luas, yaitu kerja (menjadi sanggar kerja). Artinya, di dalam sanggar ada proses, ada gerak, ada cipta, dan aktivitas berkarya. Dalam buku yang sama Endraswara juga menjelaskan bahwa sanggar sastra merupakan tempat spesial yang di dalamnya seseorang dapat saling bertukar pikiran, ilmu, dan segala wawasan. “Kata sanggar sastra memiliki dua arti, yakni (1) sebagai tempat pemujaan dan (2) sebagai rumah atau tempat pertemuan untuk mengadakan tukar pikiran.” (Endraswara, 2003:92). Dalam buku yang sama Endraswara juga mengungkapkan bahwa ada juga yang menyamakan antara sanggar dan kantong. Hal ini disebabkan karena keduanya sama-sama memiliki tujuan yang sama yaitu memberdayakan sastra. Endraswara menambahkan melalui kantong sastra, aspirasi komunitas akan terkover. Endraswara juga menambahkan meskipun dalam sanggar sastra tidak ada sebutan “pengajar-peserta didik” atau “begawan-cantrik”, tetapi di dalamnya terdapat pengajaran. Dalam aktivitas sanggar sastra, proses berolah sastra bisa bebas, boleh berteriak sekeras-kerasnya, bisa berlatih ekspresi sesuka hati, dan bisa menumbuhkan bakat alam yang terpendam. Anggota sanggar sastra pada umumnya memiliki persamaan keinginan, sekurang-kurangnya ingin memajukan karya sastra.
31
Berdasarkan pendapat-pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa sanggar sastra merupakan suatu wadah pembelajaran sastra. wadah pembelajaran sastra ini bersifat mana suka dan anggota yang mengikutinya dapat saling bertukar pikiran dan berdiskusi. Dalam sanggar sastra ini juga banyak kegiatan sastra yang dapat dilakukan. Aktivitas sanggar sastra meliputi proses, gerak dan cipta. Aktivitas sanggar sastra adalah kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam sanggar sastra sebagai wadah pembelajaran sastra. kegiatan ini meliputi kegiatan jasmani maupun rohani. Indikator aktivitas sanggar sastra adalah : (1) tingkat keseringan, (2) tingkat keseriusan, dan (3) peran serta/keaktivan.
B. Kajian Penelitian yang Relevan Sampai saat ini, belum ditemukan penelitian yang benar-benar relevan dengan penelitian ini. Akan tetapi, pada tahun 2004, Elvira pernah melakukan penelitian
dengan
judul
Hubungan
antara
Intelegensi
dan
Kegiatan
Ekstrakurikuler terhadap Hasil Belajar SMPN 4 Sawahlunto. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan yang signifikan antara intelegensi siswa dan kegiatan ekstrakurikuler yang sekarang di kenal dengan pengembangan diri dengan hasil belajar siswa. Hasil penelitian ini menemukan bahwa terdapat hubungan yang sangat signifikan antara variabel-variabelnya. Teori yang digunakan adalah teori Djaali yang mengemukakan tentang intelegensi, teori Suryosubroto mengenai ekstrakurikuler dan teori Slameto untuk memahami mengenai hasil belajar siswa. Elvira menggunakan metode bersifat kuantitatif dengan menggunakan penelitian korelasi correlation research. Peneliti menyimpulkan terdapat hubungan yang signifikan antara intelegensi dan hasil
32
belajar dengan korelasi sebesar 23%, pada kegiatan ekstrakurikuler dan hasil belajar juga terdapat hubungan yang signifikan dengan korelasi sebesar 54%, dan hubungan yang signifikan pada intelegensi serta kegiatan ekstrakurikuler secara bersama-sama terhadap hasil belajar berkorelasi sebesar 59,12%, sisanya dipengaruhi oleh faktor-faktor lain di luar penelitian. Penelitian ini relevan dengan penelitian yang dilakukan karena berkaitan dengan aktivitas sanggar sastra yang juga merupakan salah satu kegiatan ekstrakurikuler.
C. Kerangka Konseptual 1. Kontribusi Minat Bersastra Terhadap Keterampilan Membaca Puisi Siswa Dalam kerangka konseptual ini, akan dijabarkan mengenai kerangka pemikiran tentang penelitian berdasarkan tujuan penelitian, di antaranya adalah minat bersastra. Minat merupakan suatu keinginan yang ada dalam diri seseorang terhadap sesuatu. Jadi, minat bersastra adalah keinginan untuk melakukan aktivitas sastra. Siswa yang berminat terhadap sastra maka siswa tersebut akan senang melakukan kegiatan sastra, apapun jenis sastranya. Kesenangan yang ada dalam diri siswa ini yang mendorong siswa untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan sastra tersebut. Guru tidak terlalu sulit mengajar siswa. Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa minat bersastra berperan penting dalam meningkatkan keterampilan membaca puisi siswa.
33
2. Kontribusi Aktivitas dalam Sanggar Sastra Terhadap Keterampilan Membaca Puisi Siswa Selain minat hal yang paling berpengaruh dalam proses pembelajaran sastra adalah aktivitas sanggar sastra. Seperti kita ketahui, sanggar sastra merupakan wadah atau tempat pembelajaran dan pengembangan segala sesuatu tentang sastra. Belajar sastra akan lebih mudah dengan adanya sanggar sastra yang bisa membantu proses pembelajaran tersebut. Hal ini disebabkan oleh keberadaan sanggar sastra yang memang khusus untuk kegiatan sastra. Salah satunya adalah membaca puisi. 3. Kontribusi Minat Bersastra dan Aktivitas dalam Sanggar Sastra Secara Bersama-sama Terhadap Keterampilan Membaca Puisi Siswa Keterampilan membaca puisi merupakan salah satu tujuan dalam pembelajaran sastra. Membaca puisi berbeda dengan aktivitas sastra lainnya. Perbedaan itu karena membaca puisi membutuhkan keterampilan agar pendengar dapat merasakan keindahan sekaligus menangkap makna yang tersembunyi dalam sebuah puisi. Siswa yang aktif dalam sanggar akan semakin fokus ketika belajar sastra terutama membaca puisi. Apabila siswa berminat terhadap sastra, aktif dalam sanggar sastra, dapat dipastikan siswa tersebut akan semakin terampil dalam membaca puisi. Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya keberhasilan seseorang dalam keterampilan membaca puisi dipengaruhi oleh minat bersastra dan aktivitas dalam sanggar sastra. pengaruh tersebut bisa ditimbulkan salah satu maupun keduanya. Dengan demikian dapat digambarkan kerangka konseptual sebagai berikut.
34
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual Minat Bersastra Keterampilan membaca Puisi Siswa Keaktifan dalam Sanggar Sastra
D. Hipotesis Berdasarkan landasan teoretis dan kerangka pemikiran yang telah dijabarkan di atas, maka hipotesis yang dapat diajukan adalah berikut ini. 1. Terdapat kontribusi yang signifikan antara minat bersastra dengan keterampilan membaca puisi pada siswa kelas X SMA Negeri 2 Tambusai, Kabupaten Rokan Hulu. 2. Terdapat kontribusi yang signifikan antara keaktifan dalam sanggar sastra dengan keterampilan membaca puisi pada siswa kelas X SMA Negeri 2 Tambusai, Kabupaten Rokan Hulu. 3. Terdapat kontribusi yang signifikan antara minat bersastra dan keaktifan dalam sanggar sastra secara bersama-sama dengan keterampilan membaca puisi pada siswa kelas X SMA Negeri 2 Tambusai, Kabupaten Rokan Hulu.
35
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Proses pendeskripsian analisis data berupa angka-angka yang didistribusikan ke dalam rumus-rumus statistik. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode kuantitatif, Karena kualitas diskor ke dalam angka kuantitatif dalam pengumpulan dan analisis datanya. Selain itu penelitian ini juga meneliti tentang perubahan objek berdasarkan stimulus yang diterimanya. Hal ini sejalan dengan pendapat (Purwanto, 2010:16) bahwa penelitian kuantitatif itu memandang bahwa gejala sosial berupa prilaku manusia, sebagaimana juga dalam penelitian alam, bersifat objektif, terukur dan dapat diramalkan karena respon perilaku objek merupakan pengaruh dari stimulus yang datang kepadanya. Metode ini juga menggunakan penelitian korelasi. Penelitian korelasi dilakukan untuk ada atau tidak hubungan antara variabel-variabelnya, serta seberapa jauh hubungan korelasi tersebut hanya dapat diukur secara kuantitatif. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi variabel-variabel yang terdapat di dalamnya. Variabel yang diidentifikasi yaitu kontribusi variabel bebas terhadap variabel terikat. Pertama adalah kontribusi variabel minat bersastra (X1) terhadap variabel keterampilan membaca puisi (Y). Kedua, kontribusi variabel aktivitas sanggar sastra (X2) terhadap variabel keterampilan membaca puisi (Y). Ketiga, kotribusi variabel X1 dan X2 secara bersama-sama terhadap variabel Y.
35
36
B. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMA 2 Tambusai Jl. Raya Bukit Senyum Desa Tambusai Timur, Kecamatan Tambusai Kabupaten Rokan Hulu. Pemilihan sekolah ini sebagai objek penelitian adalah atas pertimbangan bahwa di sekolah ini belum pernah dilakukan penelitian yang relevan, dan penulis melihat adanya permasalahan dalam proses pembelajaran khususnya dalam membaca puisi. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 17 Desember 2013 s.d 18 Januari 2014, sedangkan uji coba instrumen penelitian dilaksanakan di SMA 1 Tambusai Kabupaten Rokan Hulu pada tanggal 4 s.d 6 November 2013.
C. Objek Penelitian Objek penelitian ini adalah siswa SMA Negeri 2 Tambusai. Kelas X tahun ajaran 2011/2012. Sekolah ini berada di Kabupaten Rokan hulu. Pemilihan objek penelitian ini berdasarkan pertimbangan waktu dan dana. Sekolah ini adalah tempat mengajar peneliti, jadi selain waktunya singkat juga tidak terlalu banyak biaya.
D. Populasi dan Sampel Penelitian Pada bagian ini berisi uraian tentang populasi dan sampel yang digunakan dalam penelitian ini. 1. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA Negeri 2 Tambusai, Rokan Hulu, yang berjumlah 102 orang yang terdiri atas tiga kelas, kelas Xa, kelas Xb, dan Xc. Siswa laki-laki berjumlah 26 orang dan perempuan
37
berjumlah 37 orang. Untuk lebih jelasnya jumlah populasi penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel 3.1 : Distribusi Populasi Sampel Kelas
Laki-laki
Perempuan
Jumlah
Xa
19
16
35
Xb
15
17
32
34
33
67
Jumlah
Sumber: Tata Usaha SMA 2 Tambusai 2. Sampel Berdasarkan
populasi
yang
dipilih
sampel
ditentukan
dengan
menggunakan teknik probability sampling. Siregar (2013: 57) menyatakan “ probability sampling merupakan metode sampling yang setiap anggota populasi memiliki peluang sama untuk terpilih menjadi sampel. Akan tetapi, dalam menentukan sampel penelitian ini menggunakan teknik Simple Random Sampling. “Dikatakan simple (sederhana) karena pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu.” (Sugiyono, 2012:64). Teknik Simple Random Sampling ini adalah pengambilan sampel dari populasi yang dianggap homogen. Pendapat Sugiyono di atas, sesuai dengan pendapat Siregar (2013: 57) yang menyatakan bahwa “simple random sampling merupakan teknik pengembilan sampel yang memberikan kesempatan yang sama kepada setiap anggota yang ada dalam suatu populasi untuk dijadikan sampel.” Sementara
38
syarat untuk dapat dilakukan teknik simple random sampling yaitu: (1) anggota populasi tidak memiliki strata, sehingga relatif homogen, (2) adanya kerangka sampel yaitu merupakan daftar elemen-elemen populasi yang dijadikan dasar untuk pengambilan sampel. Dalam
menentukan
ukuran
atau
jumlah
sampel,
penelitian
ini
menggunakan teknik Solvin. Siregar (2013: 61) menjelaskan teknik pengukuran sampel dari suatu populasi dapat menggunakan rumus berikut: n = Keterangan: n : sampel N : jumlah populasi e : perkiraan tingkat kesalahan n= n= n= n= n= n = 40,11 dibulatkan menjadi 40 orang. Jadi, jumlah populasi 67 orang, dengan perkiraan tingkat kesalahan 10% jumlah sampelnya adalah 40 orang. Sampel yang diambil dari populasi tersebut merupakan perwakilan dari setiap kelompok atau kelas. Pengambilan sampel ini disesuaikan dengan jumlah subjek yang ada pada setiap kelas. Sugiyono (2012: 132) menjabarkan bahwa pengambilan sampel dapat dilakukan dengan cara, jumlah populasi per kelompok dibagi seluruh populasi yang ada, dikalikan jumlah sampel yang telah ditentukan. Cara pengambilan sampel dapat dilihat dari rumus berikut.
39
a. Kelas Xa berjumlah 35 siswa Sampel =
Sampel =
x 40 = 20,89 dibulatkan menjadi 21 siswa
b. Kelas Xb berjumlah 32 siswa Sampel =
Sampel =
x jumlah sampel yang ditentukan.
x 40 = 19,10 dibulatkan menjadi 19 siswa
Berdasarkan jumlah sampel yang telah dihitung maka diperoleh sampel secara keseluruhan sebanyak 40 siswa. Jumlah tersebut merupakan gabungan dari kedua kelas. Sebanyak 21 siswa diambil dari kelas Xa sedangkan 19 siswa lagi dari kelas Xb. E. Variabel dan Data Penelitian ini terdiri dari dua variabel, yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas pada penelitian ini ada dua, yaitu variabel minat bersastra (X1) dan variabel aktivitas sanggar sastra (X2), sedangkan variabel terikatnya adalah variabel keterampilan membaca puisi (Y). Data penelitian variabel X1dan X2 adalah skor hasil observasi minat sastra dan aktivitas bersastra. Data variabel Y adalah skor hasil tes keterampilan membaca puisi. Data penelitian ini diperoleh dari pengisian angket oleh responden untuk variabel X1 yang berjumlah 25 butir pernyataan untuk mengetahui dan mengukur minat dan lembar observasi untuk mengetahui dan mengukur variabel X2. Sedangkan untuk data variabel Y,
40
menggunakan tes unjuk kerja. Tes unjuk kerja ini digunakan untuk mengukur keterampilan membaca puisi siswa. Pengambilan data variabel Y selain dilakukan oleh peneliti, juga dilakukan oleh dua orang guru Bahasa Indonesia. Hal ini dilakukan untuk menghindari adanya unsur subjektivitas. Guru Bahasa Indonesia pertama (Asep Odang Kurnia, S. Pd.) adalah guru bahasa Indonesia di SMA 1 Rambah Samo, Rokan Hulu. Beliau merupakan pembina pengembangan diri sanggar sastra di sekolah tempat beliau mengajar. Sanggar Sastra SMA 2 Rambah Hilir tempat beliau mengajar sebelumnya pernah beberapa kali memenangkan kejuaraan membaca puisi baik tingkat kabupaten dan provinsi. Demikian juga dengan guru Bahasa Indonesia yang kedua (Liani, S. Pd) adalah guru bahasa Indonesia di SMP 5 Tambusai, Kabupaten Rokan Hulu. Beliau juga merupakan pembina pengembangan diri sanggar sastra di sekolah tempat beliau mengajar. Jumlah skor nilai yang diperoleh dari masing-masing guru dijumlahkan dan hasil dari penjumlahan tersebut dibagi tiga. Hasil dari penghitungan tersebut dijadikan skor yang akan diubah menjadi nilai. Penentuan nilai responden dari setiap variabel menggunakan penghitungan skor yang diperoleh responden yang kemudian dibagi dengan skor maksimum yang diharapkan kemudian dikalikan 100%. Hal ini sesuai dengan penjelasan Arikunto (2012:272) yaitu, tingkat pencapaian nilai responden untuk setiap variabel tersebut menggunakan rumus berikut ini. Nilai =
x 100%
41
F. Definisi Operasional Supaya tidak terjadi kesalahpahaman dalam penafsiran yang digunakan maka peneliti mendefinisikan masalah sebagai berikut ini. 1. Keterampilan Membaca Puisi Keterampilan membaca puisi merupakan kegiatan bersastra yang menekankan pada keindahan bunyi. Selain itu membaca puisi juga merupakan kegiatan yang menyampaikan isi puisi kepada orang lain dengan memperhatikan beberapa syarat atau ketentuan. Penilaian keterampilan membaca puisi dapat dilakukan dengan memperhatikan hal-hal yang menjadi indikator dalam penilaian tersebut. Hal-hal yang perlu diperhatikan tersebut adalah: (1) penghayatan yang meliputi penjiwaan; (2) teknik baca puisi yang meliputi pelafalan, tekanan, nada, intonasi; (3) Kekomunikatifan yang meliputi, kontak mata, mimik, ekspresi dan keserasian gerak dengan ucapan. 2. Minat Bersastra Minat bersastra adalah keinginan yang ada dalam diri seseorang untuk mempelajari dan menikmati hasil karya sastra baik karena dorongan dari dalam dirinya maupun dorongan dari luar. Variabel minat bersastra diukur dengan menggunakan angket. Berdasarkan teori yang digunakan, indikator minat bersastra adalah: (1) kesenangan, (2) keinginan/kemauan, (3) apresiasi. 3. Aktivitas Sanggar Sastra Aktivitas sanggar sastra adalah kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam sanggar sastra sebagai wadah pembelajaran sastra. kegiatan ini meliputi kegiatan jasmani maupun rohani. Kegiatan-kegiatan yang dimaksud meliputi semua yang
42
dilakukan dalam sanggar tersebut. Berdasarkan teori yang digunakan maka indikator aktivitas sanggar sastra adalah: (1) tingkat keseringan/kehadiran, (2) keseriusan, (3) peran serta/keaktivan.
G. Instrumen Penelitian Penelitian ini menggunakan beberapa instrumen, yaitu, angket untuk menjaring siswa yang berminat terhadap sastra, dan lembar observasi atau pengamatan terhadap siswa yang aktif dalam sanggar sastra. Beberapa hal yang akan diobservasi antara lain siswa yang berminat terhadap sastra dan aktivitas siswa dalam sanggar sastra. Minat bersastra siswa dapat diukur dengan menggunakan angket. Berdasarkan angket tersebut peneliti dapat mengetahui siswa yang berminat dan yang tidak berminat. Data yang diperlukan untuk penelitian ini dilihat dari hasil pengisian angket oleh kuisioner. Data yang dibutuhkan untuk aktivitas sanggar sastra dapat dijaring dengan lembar observasi dan catatan lapangan. Selain instrumen di atas, peneliti juga menggunakan Tes Unjuk Kerja, untuk mengetahui tingkat kemampuan siswa dalam membaca puisi.
H. Pengembangan Instrumen 1.
Jenis dan Prosedur Penyusunan Instrumen Penelitian ini menggunakan angket dan lembar observasi. Angket
digunakan untuk mengumpulkan data minat bersastra siswa, sedangkan lembar observasi untuk mengumpulkan data aktivitas sanggar sastra siswa. Tahapan yang dilakukan untuk membuat angket minat bersastra adalah sebagai berikut.
43
1. Mengkaji teori-teori yang berhubungan dengan variabel minat bersastra siswa. Hal ini dilakukan untuk membantu dalam menentukan indikator yang akan dikembangkan menjadi angket. 2. Langkah berikutnya adalah menentukan indikator variabel minat bersastra. Penentuan indikator ini bermaksud untuk mempermudah penyusunan angket. 3. Setelah menentukan indikator, langkah berikutnya adalah menyusun kisi-kisi angket penelitian. Kisi-kisi ini bertujuan untuk mempermudah pengembangan angket. Berikut adalah kisi-kisi angket minat bersastra. Tabel 3.2 Kisi-Kisi Instrumen Uji Coba Variabel Minat Bersastra dalam Materi Pelajaran Membaca Puisi
Indikator
Kesenangan Keinginan Apresiasi
Kategori Minat Bersastra Positif Negatif 1,2,3,4,5,6,7,8 9 10,11,12,13,14,15,16,17 18,19,20,21,22,23 24,25
Jumlah
9 8 8
Pengukuran minat bersastra menggunakan skala likert. Riduwan (2011: 38) memaparkan bahwa skala likert dapat digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok tentang kejadian atau gejala sosial. Dengan menggunakan skala likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi dimensi, dimensi dijabarkan menjadi sub variabel kemudian sub variabel dijabarkan lagi indikator-indikator yang dapat diukur. Indikatorindikator yang terukur ini dapat dijadikan titik tolak untuk membuat item
44
instrumen yang berupa pertanyaan atau pernyataan yang perlu dijawab oleh responden. Angket yang digunakan untuk mengukur minat bersastra berupa pernyataan. Butir-butir pernyataan tersebut bersifat positif dan negatif. Pernyataan ini digunakan untuk mengetahui tingkat pemahaman responden. Responden hanya memilih salah satu jawaban dari lima alternatif jawaban yang disediakan. Kelima alternatif jawaban untuk pernyataan positif dimulai dari: selalu skor 5, sering skor 4, kadang-kadang skor 3, hampir tidak pernah skor 2, tidak pernah skor 1, sedangkan untuk pernyataan negatif yaitu: selalu skor 1, sering skor 2, kadangkadang skor 3, hampir tidak pernah skor 4 dan tidak pernah skor 5. 4. Menyusun butir-butir pernyataan angket minat bersastra. (lampiran 1) 5. Membuat kisi-kisi lembar observasi berdasarkan indikator yang telah ditentukan. Berikut adalah kisi-kisi lembar observasi. Tabel 3.3 Kisi-kisi Lembar Observasi Aktivitas Sanggar Sastra Variabel Aktivitas Sanggar Sastra
Indikator Tingkat keseringan Tingkat keseriusan Peran serta/keaktivan
Keterangan Lembar Observasi Lembar Observasi Lembar Observasi
Variabel aktivitas sanggar sastra menggunakan lembar observasi. Menurut Hasan (2012: 17), pengamatan atau observasi adalah cara pengumpulan data dengan terjun dan melihat langsung ke lapangan, terhadap objek yang diteliti (populasi). Pengamatan disebut juga penelitian lapangan.
45
6. Menyusun lembar observasi yang digunakan untuk mengumpulkan data penelitian. (lampiran 2). 7. Membuat rubrik penilaian keterampilan menulis puisi berdasarkan indikator penilaian yang telah ditentukan. (lampiran 3). 8. Melakukan validasi angket minat bersastra, aktivitas sanggar sastra dan rubrik penilaian keterampilan membaca puisi kepada validator. Adapun nama-nama ahli yang bersedia dan menjadi validator setiap instrumen adalah (1) Dr. David Chalik. S.Psi, M.Psi, (2) Devi Risma, M.Si, Psi, (3) Dr. Dudung Burhanuddin, M.Pd dan (4) Drs. Syafrial, M.pd. Tabel 3.4 Nama-Nama Validator Instrumen Penelitian No
1
2
Instrumen Penelitian Minat Bersastra (X1)
Aktivitas Sanggar Sastra (X2)
Dr. David Chalik, S.Psi, M.Psi. Devi Risma, M.Si, Psi.
Dr. David Chalik, S.Psi, M.Psi. Dr. Dudung Burhanuddin, M.Pd.
Keterampilan Penggunaan Membaca Puisi EYD dalam (Y) instrumen penelitian Dr. Dudung Dr. Dudung Burhanuddin, Burhanuddin, M.Pd. M.Pd. Drs. Syafrial, Drs. Syafrial, M.Pd. M.Pd.
Penelitian ini menggunakan uji validitas isi dan validitas konstruk. Validitas isi bertujuan untuk melihat sejauh mana alat tes itu relevan dan dapat mewakili ranah yang dimaksudkan. Ukuran sejauh mana yang dimaksud adalah ditentukan berdasarkan derajat representatif isi skala itu bagi isi hal yang akan diukur. Validitas isi ditentukan melalui pendapat profesional (profesional
46
judgement) dalam proses penelaahan item. Penelitian ini uji validitas isi dianalisis oleh profesional dibidang psikologi dan bimbingan konseling, profesional dibidang sastra dan profesional dibidang bahasa. Yaitu oleh Dr. David Chalik, S.Psi, M.Psi., Devi Risma, M.Si, Psi., Dr. Dudung Burhanuddin, M.Pd., Drs. Syafrial, M.Pd. Setelah dilakukan analisis kesesuaian isi pernyataan sebagai alat ukur minat bersastra dan aktivitas dalam sanggar sastra, Dr. David menyatakan bahwa item-item pernyataan pada angket minat bersastra dapat digunakan sebagai alat ukur untuk mengukur minat bersastra dan aktivitas dalam sanggar sastra. Menurut Devi Risma, angket minat bersastra tidak boleh menggunakan kata senang pada indikator kesenangan, tetapi dalam hal ini peneliti mengikuti saran Dr. David yang menyatakan boleh menggunakan kata senang. Akan tetapi pada lembar observasi Devi Risma berpendapat boleh digunakan untuk mengukur aktivitas dalam sanggar sastra. Penggunaan EYD dalam angket maupun lembar observasi divalidasi oleh Dr. Dudung dan Drs. Syafrial, M.Pd. Kesalahan penggunaan EYD pada angket minat bersastra terdapat pada pernyataan nomor 2, 15, 20, 22, 24. Ketika diuji validasi konstruk kelima item ini memang tidak valid. Akan tetapi setelah diperbaiki dengan mengikuti saran validator kelima item tersebut valid. Validasi instrumen tes unjuk kerja pada rubrik penilaian keterampilan membaca puisi dilakukan oleh Dr. Dudung dan Drs. Syafrial, M.Pd. Setelah divalidasi pada kriteria kontak mata tingkat kinerja yang kosong harus di isi dengan deskripsi
47
penilaian, begitu juga dengan kriteria penilaian keserasian gerak dengan ucapan yang tingkat kinerjanya kosong. 9. Melakukan ujicoba instrumen untuk mengetahui validitas dan realibilitas angket minat bersastra.
2.
Hasil Uji Coba Instrumen Uji coba instrumen dilakukan terhadap subjek yang tidak tergolong
sampel. Akan tetapi, di duga memiliki jenjang kelas dan kemampuan yang setara dengan sampel. Uji coba instrumen ini dimaksudkan untuk mengetahui kesahihan (validitas) dan keandalan (realibilitas) instrumen yang akan digunakan. Pengujian ini dilakukan sebelum instrumen digunakan pada sampel penelitian guna mendapatkan data yang diinginkan. Uji coba ini dilakukan pada kelas X SMA 1 Tambusai yang juga memiliki kegiatan pengembangan diri sanggar sastra. Selain untuk mengetahui tingkat validitas dan realiabilitas, uji coba ini juga untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap petunjuk pengisian instrumen dan alokasi waktu yang dibutuhkan. Penentuan validitas instrumen minat bersastra (X1) menggunakan analisis korelasi product moment, sedangkan untuk pengukuran reliabilitasnya menggunakan rumus Alpha Cronbach. a. Penghitungan Validitas Pengujian validitas angket minat bersastra (X1) menggunakan korelasi product moment dengan menggunakan rumus berikut ini.
48
r = koefisien korelasi n
= jumlah responden
x
= Skor variabel (jawaban responden)
y
= Skor total variabel (Siregar, 2010: 164)
Hasil pengaplikasian rumus untuk soal nomor satu, sebagai berikut.
Berdasarkan hasil penghitungan, rhitung sebesar 0,487 dan harga rtabel sebesar 0,361 menjadi 0,05;30 adalah sebesar 0,361. Jadi rhitung =0,487 > rtabel = 0,361. Maka dengan demikian, pernyataan nomor satu dinyatakan valid untuk menjadi instrumen penelitian mengukur minat bersastra siswa. Untuk lebih jelasnya ada dilampiran 4.
49
b. Penghitungan Reliabilitas Pengujian reliabilitas angket minat bersastra (X1) menggunakan rumus Alpha Cronbach, yaitu sebagai berikut. -
Menentukan nilai varian setiap butir pernyataan σi 2 = σᵢ² = σᵢ² = σᵢ² = σᵢ² =
-
Menentukan nilai varians total σt² = σt² = σt² = σt² =
-
= - 7588,12
Menentukan realibilitas instrument dengan menerapkan rumus Alpha Cronbach. r11 = r11 = r11 =
50
r11 = 1,042 x 0, 995 r11 = 1,05
berdasarkan penghitungan dengan menggunakan rumus Alpha Cronbach diperoleh nilai sebesar 1,05. Menurut Siregar (2012: 175) suatu instrumen penelitian dikatakan reliabel jika koefisien reliabilitas (r11) > 0,6 apabila menggunakan teknik Alpha Cronbach. Untuk lebih jelas lihat pada lampiran.
I. Teknik Pengumpulan Data Sesuai dengan yang telah dijabarkan di atas dan data yang dibutuhkan maka pengumpulan data penelitian ini terdiri dari tiga langkah. Pertama siswa mengisi angket pernyataan untuk menjaring siswa yang memiliki minat bersastra. Pernyataan ini merupakan pilihan ganda yang berisi pernyataan sikap. Pengumpulan data ini melalui skor yang diperoleh dari setiap pernyataan. Pernyataan ini terdiri dari dua kategori yaitu pernyataan negatif dan pernyataan positif. Selanjutnya, untuk mengumpulkan data variabel aktivitas sanggar sastra menggunakan lembar pengamatan. Hal ini karena aktivitas sanggar sastra merupakan
pengamatan
langsung.
Instrumen
yang
digunakan
untuk
mengumpulkan data adalah lembar observasi. Hasil pengamatan langsung yang dicatat dalam lembar observasi yang digunakan tersebut dibuat untuk masingmasing siswa. Hasil inilah yang kemudian dijadikan data penelitian.
51
Langkah terakhir adalah dengan mengukur keterampilan membaca puisi menggunakan rubrik yang telah disiapkan melalui pengembangan indikator yang dibuat. Masing-masing siswa diminta membaca puisi sehingga dapat diketahui tingkat keterampilannya berdasarkan jumlah skor yang diperoleh siswa tersebut. Hasil ini dijadikan data sehingga dapat diketahui kontribusi minat bersastra dan aktivitas sanggar sastra terhadap keterampilan membaca puisi siswa.
J. Teknik Analisis Data Penganalisisan data berdasarkan data yang sudah dikumpulkan dilakukan dengan menggunakan teknik analisis korelasi dan regresi. Dengan langkahlangkah sebagai berikut ini. 1. Mendeskripsikan data yang diperoleh dengan menggunakan daftar distribusi frekuensi, nilai rata-rata, modus, median, skor terendah, skor tertinggi dan simpangan baku. Daftar distribusi frekuensi ini digunakan untuk memudahkan analisis selanjutnya. Hal ini karena data yang didapat dari hasil kerja koreksi belum tersusun dengan rapi. Untuk memudahkan penganalisisan dibutuhkan teknik tertentu yang dalam hal ini adalah dengan teknik distribusi frekuensi. Distribusi frekuensi dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu distribusi frekuensi tunggal dan distribusi frekuensi bergolong. Akan tetapi, dalam penelitian ini digunakan distribusi bergolong, karena angka sebaran yang cukup tinggi. Hal ini sesuai dengan pendapat Nurgiyantoro (2012:214) yang menyatakan bahwa jika jarak sebaran angka (range) kecil, kita dapat memergunakan distribusi tunggal.
52
Sebaliknya, jika jarak sebaran angka yang diperoleh cukup tinggi, lebih tepat kiranya jika dipergunakan distribusi bergolong. Untuk mengetahui kelas interval menggunakan rumus : jarak sebaran (range) i (interval) = k (kelas)
2. Pengujian persyaratan analisis meliputi: uji normalitas, uji homogenitas, uji linieritas dan uji multikolineritas. a. Uji normalitas Uji nomalitas diperlukan untuk mengetahui apakah variabel yang dianalisis membentuk distribusi normal. Sesuai dengan pendapat Sugiyono (2012:75), bila data tidak normal, teknik statistik parametris tidak dapat digunakan untuk alat analisis. Rumus yang digunakan untuk mengetahui normalitas data adalah: (x¡ - x) z= s keterangan : z = simpangan baku untuk kurva normal standar x¡ = data ke i dari suatu kelompok data x¯ = rata-rata kelompok s = simpangan baku.
53
b. Uji homogenitas Untuk menguji homogenitas dapat diajukan hipotesis sebagai berikut : Ho : tidak terdapat kontribusi untuk keterampilan membaca puisi dari minat bersastra dan aktivitas sanggar sastra. Ha : terdapat kontribusi untuk keterampilan membaca puisi dari minat bersastra dan aktivitas sanggar sastra. Atau dapat ditulis dalam bentuk Ho : µ¹ = µ² Ha : µ¹ ≠ µ² Pengujian homogenitas varians digunakan uji F dengan rumus : Varians terbesar F= Varians terkecil c. Uji Linieritas Menurut Sugiyono (2012:265), “Salah satu asumsi dari analisis regresi adalah linearitas. Maksudnya apakah garis regresi antara X dan Y membentuk garis linear atau tidak.” Rumus yang digunakan untuk menguji linearitas adalah: JK (T)
=
JK(A)
=
JK (b/a) =
²
54
= n JK(S)
= JK(T) – JK(a) – JK(b/a)
JK (TC) = n¡ JK(G)
= JK(S) – JK(TC)
Keterangan : JK(T) : Jumlah Kuadrat Total JK(a)
: Jumlah Kuadrat Koefisien a
JK(b/a) : Jumlah Kuadrat Regresi (b/a) JK (S) : Jumlah Kuadrat Sisa JK(TC) : Jumlah Kuadrat Tuna Cocok JK(G) : Jumlah Kuadrat Galat d. Uji Multikolineritas Uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah ditemukan korelasi yang cukup kuat antara variabel independen. Model regresi yang baik adalah model regresi yang tidak terjadi korelasi antarvariabel independennya (tidak terjadi multikolinearitas). Ada tidaknya multikolinearitas ditentukan dari banyaknya variabel independen yang bertipe metrik/numerik (interval/rasio) yang lebih dari 1. Salah satu cara yang popular untuk mendeteksi multikolinearitas adalah menggunakan SPSS untuk melihat nilai TOL dan VIF untuk masing-masing variable X. Agar tidak ada multikolinearitas pada model, maka nilai TOL harus
55
di atas 0.1 dan nilai VIF dibawah 10. Maka dari table hasil output SPSS berikut dapat kita lihat nilai TOL dan VIF dari masing-masing variable X. 3. Pengujian hipotesis dengan menggunakan teknik analisis korelasi dan regresi. a. Pengujian hipotesis pertama dan kedua adalah untuk mengetahui adanya hubungan antar masing-masing variabel bebas dan variabel terikat dengan menggunakan teknik analisis korelasi regresi sederhana b. Pengujian hipotesis ketiga adalah untuk mengetahui variabel minat bersastra dan aktivitas sanggar sastra secara bersama-sama maupun parsial terhadap keterampilan membaca puisi siswa dengan menggunakan teknik analisis regresi ganda dan korelasi parsial.
56
BAB IV HASIL PENELITIAN Pada bab ini dijelaskan data-data yang terkumpul dari hasil penelitian, yaitu: (1) deskripsi data dari setiap variabel; (2) pengujian persyaratan analisis untuk menguji hipotesis yang meliputi uji normalitas, uji homogenitas dan uji linieritas; (3) pengujian hipotesis; (4) pembahasan dan (5) keterbatasan penelitian.
A. Deskripsi Data Penelitian Data yang dideskripsikan ini adalah hasil analisis statistik deskriptif tentang distribusi frekuensi, mean, median, modus, range dan standar deviasi serta grafik histogram. Data dalam penelitian ini dibagi menjadi tiga kelompok. Kelompok pertama dan kedua adalah data yang terkait dengan variabel bebas (x1 dan x2), dan data kelompok yang ketiga adalah variabel terikat (y). Data yang merupakan variabel bebas yaitu minat bersastra (x1) dan aktivitas dalam sanggar sastra (x2), sedangkan data yang merupakan variabel terikat adalah keterampilan membaca puisi (y). Berikut disajikan deskripsi data yang diperoleh dari hasil penelitian terhadap ketiga variabel tersebut. Tabel 4.1 Hasil Uji Statistik Deskripsi Data Variabel Penelitian Statistik Mean Modus Median SD Minimal Maksimal Range Σ
Minat Bersastra (X1 ) 81,8 83,6 82,4 5,55 73 93 20 3274
Aktivitas dalam Sanggar Sastra (X2) 91,125 93,9 92,17 5,63 80 100 20 3675 56
Keterampilan Membaca Puisi (Y) 87,6 84,409 86,17 5,18 77 97 20 3493
57
1. Minat Bersastra (X1) Siswa Kelas X SMA 2 Tambusai Minat bersastra siswa dikumpulkan melalui angket yang berjumlah 25 butir pernyataan. Angket disebarkan kepada responden atau sampel penelitian yang berjumlah 40 siswa. Rentangan skor untuk angket minat bersastra ini adalah 1-5. Berdasarkan hasil penghitungan terhadap 25 butir pernyataan minat bersastra siswa kelas X SMA 2 Tambusai tersebut diperoleh skor terendah 73 dan skor tertinggi 93 dengan rentang skor 20. Hasil penghitungan nilai untuk minat bersastra diperoleh rata-rata sebesar 81,8 median 82,4, modus 83,6 dan standar deviasi sebesar 5,55. Data hasil penelitian ini dibuat dalam distribusi frekuensi yang banyak kelasnya adalah 6 dan panjang interval kelas 2,86 yang hampir mendekati 3. Penyebaran data hasil angket minat bersastra siswa kelas X SMA 2 Tambusai dapat dilihat pada daftar distribusi frekuensi di bawah ini. Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Data Minat Bersastra No 1 2 3 4 5 6 7
Kelas Interval 73-75 76-78 79-81 82-84 85-87 88-90 91-93
f 7 7 3 10 7 3 3 n= 40
X1 (titik tengah) 74 77 80 83 86 89 92
X12 5476 5929 6400 6889 7396 7921 8464
fX1 518 539 240 830 602 267 276 ∑fXi = 3272
fX12 38332 41503 19200 68890 51772 23763 25392 ∑fXi2 = 268852
58
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa 10 siswa dari jumlah responden memeroleh nilai rata-rata, yang mana nilai rata-rata tersebut adalah sebesar 81,8. Sedangkan siswa yang memeroleh nilai dibawah nilai rata-rata adalah sebanyak 17 siswa dari 40 responden. Responden yang memeroleh nilai di atas rata-rata berjumlah 13 siswa. Secara umum, distribusi nilai minat bersastra dapat dituangkan ke dalam bentuk histogram berikut.
HIST0GRAM DISTRIBUSI NILAI MINAT BERSASTRA 12
FREKUENSI
10 8 6 4
Minat Bersastra
2 0 73-75
76-78
79-81
82-84
85-87
88-90
91-93
KELAS INTERVAL
Gambar 4.1 Histogram Distribusi Nilai Minat Bersastra 2. Aktivitas dalam Sanggar Sastra (X2) Siswa Kelas X SMA 2 Tambusai Nilai aktivitas siswa dalam sanggar sastra dikumpulkan melalui catatan lapangan atau lembar observasi. Lembar observasi diisi setiap kali latihan oleh pelatih yang juga merupakan kolaborator peneliti dalam mengukur aktivitas siswa dalam sanggar sastra yang responden atau sampel penelitian berjumlah 40 siswa. Rentangan skor untuk lembar observasi aktivitas dalam sanggar sastra ini adalah 1-4. Berdasarkan hasil penghitungan terhadap 5 aspek yang dinilai pada siswa kelas X SMA 2 Tambusai tersebut diperoleh skor terendah 80 dan skor tertinggi
59
100 dengan rentang skor 20. Hasil penghitungan nilai untuk aktivitas dalam sanggar sastra diperoleh rata-rata sebesar 91,125 median 92,17, modus 93,9 dan standar deviasi sebesar 5,63. Data hasil penelitian ini dibuat dalam distribusi frekuensi yang banyak kelasnya adalah 6 dan panjang interval kelas 2,86 yang hampir mendekati 3. Penyebaran data hasil lembar observasi siswa kelas X SMA 2 Tambusai dapat dilihat pada daftar distribusi frekuensi di bawah ini. Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Data Aktivitas dalam Sanggar Sastra No 1 2 3 4 5 6 7
Kelas Interval 80-82 83-85 86-88 89-91 92-94 95-97 98-100
f 4 4 5 5 9 8 5 n= 40
X2 (titik tengah) 81 84 87 90 93 96 99
X22 6561 7056 7569 8100 8649 9216 9801
fX2 324 336 435 450 837 768 495 ∑fXi = 3645
fX22 26244 28224 37845 40500 77841 73728 49005 ∑fXi2 = 333387
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa 5 siswa dari jumlah responden memeroleh nilai rata-rata, yang mana nilai rata-rata tersebut adalah sebesar 91,125. Sedangkan siswa yang memeroleh nilai dibawah nilai rata-rata adalah sebanyak 13 siswa dari 40 responden. Responden yang memeroleh nilai di atas rata-rata berjumlah 22 siswa. Secara umum, distribusi nilai aktivitas dalam sanggar sastra dapat dituangkan ke dalam bentuk histogram berikut.
60
HISTOGRAM DISTRIBUSI NILAI AKTIVITAS DALAM SANGGAR SASTRA
FREKUENSI
10 8 6 4 Aktivitas Dalam Sanggar Sastra
2 0 80-82
83-85
86-88
89-91
92-94
95-97 98-100
KELAS INTERVAL
Gambar 4.2 Histogram Distribusi Nilai Aktivitas dalam Sanggar Sastra 3. Keterampilan Membaca Puisi (Y) Siswa Kelas X SMA 2 Tambusai Kabupaten Rokan Hulu Keterampilan membaca puisi siswa dikumpulkan melalui tes unjuk kerja. Tes unjuk kerja tersebut dibuat berdasarkan rubrik penilain. Tingkat kinerja yang terdapat dalam rubrik penilaian keterampilan membaca puisi berjumlah empat dengan bobot penilain secara keseluruhan berjumlah sepuluh. Rentangan skor untuk penilaian keterampilan membaca puisi ini adalah 1-4. Berdasarkan rubrik penilaian tersebut nilai maksimal siswa kelas X SMA 2 Tambusai sebesar 100 dan nilai minimal 10. Setelah dilakukan penilaian oleh tiga orang guru bahasa Indonesia untuk menghindari subjektivitas dalam penilaian maka diperoleh nilai tertinggi 97 dan nilai terendah 77 dengan rentang skor 20. Hasil penghitungan nilai untuk keterampilan membaca puisi diperoleh rata-rata sebesar 87,6 median 86,17, modus 84,4 dan standar deviasi sebesar 5,18.
61
Data hasil penelitian ini dibuat dalam distribusi frekuensi yang banyak kelasnya adalah 6 dan panjang interval kelas 2,86 yang hampir mendekati 3. Penyebaran data nilai keterampilan membaca puisi siswa kelas X SMA 2 Tambusai dapat dilihat pada daftar distribusi frekuensi di bawah ini. Tabel 4.4 Daftar Distribusi Frekuensi Data Nilai Keterampilan Membaca Puisi Siswa SMA 2 Tambusai No 1 2 3 4 5 6 7
Kelas Interval 77-79 80-82 83-85 86-88 89-91 92-94 95-97
f 3 3 10 6 6 9 3 n= 40
Y (titik tengah) 78 81 84 87 90 93 96
Y2 6084 6561 7056 7569 8100 8649 9216
fY1 234 243 840 522 540 837 288 ∑fYi = 3504
fY12 18252 19683 70560 45414 48600 77841 27648 ∑fYi2 = 307998
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa 6 siswa dari jumlah responden memeroleh nilai rata-rata, yang mana nilai rata-rata tersebut adalah sebesar 87,6, sedangkan siswa yang memeroleh nilai dibawah nilai rata-rata adalah sebanyak 16 siswa dari 40 responden. Responden yang memeroleh nilai di atas rata-rata berjumlah 18 siswa. Secara umum, distribusi nilai keterampilan membaca puisi dapat dituangkan ke dalam bentuk histogram berikut.
62
HISTOGRAM DISTRIBUSI NILAI KETERAMPILAN MEMBACA PUISI 12 FREKUENSI
10 8 6 4
Keterampilan Membaca Puisi
2 0 77-79 80-82 83-85 86-88 89-91 92-94 95-97 KELAS INTERVAL
Gambar 4.3 Histogram Distribusi Nilai Keterampilan Membaca Puisi
B. Pengujian Persyaratan Analisis Sebelum dilakukan analisis data untuk menguji hipotesis penelitian, terlebih dahulu dilakukan uji normalitas, uji homogenitas, uji linieritas dan uji multikolineritas. Uji nomalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data populasi berdistribusi normal, uji homogenitas bertujuan untuk mengetahui apakah data populasi yang diperoleh homogen atau tidak, sedangkan uji linieritas bertujuan untuk mengetahui apakah kedua variabel (X1 dan X2) mempunyai hubungan yang linear atau tidak secara signifikan. Uji multikolinearitas dilakukan untuk mengetahui apakah ditemukan korelasi yang cukup kuat antara variabel independen. Model regresi yang baik adalah model regresi yang tidak terjadi korelasi antar variabel independennya (tidak terjadi multikolinearitas). Ada tidaknya multikolinearitas ditentukan dari banyaknya variabel independen yang bertipe metrik/numerik (interval/rasio) yang lebih dari 1. Berikut pemaparan keempat pengujian tersebut.
63
1. Uji Normalitas Berdasarkan uji normalitas yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa data ketiga variabel dalam penelitian ini berdistribusi normal. Hal ini dapat dilihat dari perbandingan antara ( ²
hitung)
dengan ( ²
tabel),
dengan α = 0,05 dan
dan db k-3. Berikut pembahasan lebih lanjut analisis uji normalitas dari setiap variabel dengan menggunakan rumus Chi Kuadrat ( ²). a. Uji Normalitas Hasil Angket Minat Bersastra Hasil analisis uji normalitas variabel minat bersastra dapat disajikan dalam bentuk tabel berikut. Tabel 4.5 Uji Normalitas Hasil Angket Minat Bersastra α
No Variabel 1
Minat Bersastra (X1)
n = 40
0,05
² hitung
² tabel
9,3593
9,488
Keterangan Normal
= 81,8 Σfxᵢ = 3272 Σfxᵢ² = 268852 S = 5, 5525 S² = 30, 8307
Berdasarkan tabel di atas, dapat di lihat hasil penghitungan data untuk uji normalitas dengan hasil penghitungan
²
hitung
dari minat bersastra diperoleh
sebesar 9,3593, sedangkan ² tabel dengan db = k-3 = 7-3 = 4 dan α = 0,05 adalah 9,488. Berikutnya adalah membandingkan antara
hitung
dan
tabel
yaitu 9,3593
64
dengan 9,488. Jika ²
hitung
≤ ²
tabel
maka distribusi data normal. berdasarkan
penghitungan uji normalitas pada data minat bersastra diketahui bahwa ²
hitung
≤
² tabel yaitu 9,3593 ≤ 9,488 maka data minat bersastra berdistribusi normal. b. Uji Normalitas Hasil Observasi Aktivitas dalam Sanggar Sastra Hasil analisis uji normalitas variabel aktivitas dalam sanggar sastra dapat disajikan dalam bentuk tabel berikut. Tabel 4.6 Uji Normalitas Hasil Observasi Aktivitas dalam Sanggar Sastra α
No Variabel 1
Aktivitas dalam Sanggar Sastra (X2)
n = 40
² hitung
0,05
² tabel
6,532844 9,488
Keterangan Normal
= 91,125 Σfxᵢ = 3645 Σfxᵢ² = 333387 S = 5, 63045 S² = 31,7019
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat hasil penghitungan data untuk uji normalitas dengan hasil penghitungan ²
hitung
dari aktivitas dalam sanggar sastra
diperoleh sebesar 6,532844, sedangkan ² tabel dengan db = k-3 = 7-3 = 4 dan α = 0,05 adalah 9,488. Berikutnya adalah membandingkan antara yaitu 6,532844 dengan 9,488. Jika ²
hitung
≤ ²
tabel
hitung
dan
tabel
maka distribusi data normal.
berdasarkan penghitungan uji normalitas pada data aktivitas dalam sanggar sastra
65
diketahui bahwa ²
hitung
≤ ²
tabel
yaitu 6,532844 ≤ 9,488 maka data aktivitas
dalam sanggar sastra berdistribusi normal. c. Uji Normalitas Hasil Tes Keterampilan Membaca Puisi Hasil analisis uji normalitas variabel keterampilan membaca puisi dapat disajikan dalam bentuk tabel berikut. Tabel 4.7 Uji Normalitas Keterampilan Membaca Puisi α
² hitung
0,05
6,58741
No Variabel 1
Keterampilan n = 40 Membaca Puisi = 87,6 (Y) Σfxᵢ = 3504
² tabel 9,488
Keterangan Normal
Σfxᵢ² = 307998 S = 5, 18281 S² = 26,86154
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat hasil penghitungan data untuk uji normalitas dengan hasil penghitungan ²
hitung
dari keterampilan membaca puisi
diperoleh sebesar 6,58741, sedangkan ² tabel dengan db = k-3 = 7-3 = 4 dan α = 0,05 adalah 9,488. Berikutnya adalah membandingkan antara yaitu 6,58741 dengan 9,488. Jika ²
hitung
≤ ²
tabel
hitung
dan
tabel
maka distribusi data normal.
berdasarkan penghitungan uji normalitas pada data keterampilan membaca puisi
66
diketahui bahwa ²
hitung
≤ ²
tabel
yaitu 6,58741 ≤ 9,488 maka data keterampilan
membaca puisi berdistribusi normal. Berikut adalah gambaran keseluruhan dari hasil uji normalitas terhadap ketiga variabel dalam penelitian ini. Tabel 4.8 Pengujian Normalitas Data Penelitian Variabel Penelitian Minat Bersastra (X1) Aktivitas dalam Sanggar Sastra (X2)
² hitung
² tabel
keterangan
9,3594
Normal
6,532844
Normal 9,488
Keterampilan Membaca Puisi (Y)
6,58741
Normal
2. Uji Homogenitas Uji homogenitas ini dilakukan untuk mengetahui apakah hasil tes keterampilan membaca puisi dan minat bersastra serta hasil tes keterampilan membaca puisi dan aktivitas dalam sanggar sastra mempunyai varians yang homogen atau tidak. Cara menentukan homogenitas dengan membandingkan varians terbesar dengan varians terkecil antara dua variabel yang diuji pada taraf signifikansi (α) = 0,05, dengan db = n-1 (40-1) = 39. Uji homogenitas yang dilakukan adalah: (1) uji homogenitas pada hasil tes keterampilan membaca puisi(Y) dan angket minat bersastra (X1), (2) uji homogenitas pada hasil tes keterampilan membaca puisi (Y) dan hasil observasi aktivitas dalam sanggar sastra (X2).
67
a. Uji Homogenitas Tes Keterampilan Membaca Puisi (Y) dan Minat Bersastra (X1) Hasil analisis uji homogenitas tes keterampilan membaca puisi (Y) dan minat bersastra (X1) disajikan dalam bentuk tabel berikut. Tabel 4.9 Uji Homogenitas Varians Keterampilan Membaca Puisi atas Varians Minat Bersastra No 1.
2.
Variabel Keterampilan Membaca Puisi (Y) Minat Bersastra (X1)
n
S2
40
26,86154
40
30,8307
Fhitung
1,15
Ftabel
1,76
Keterangan
Homogen
Berdasarkan data pada tabel di atas varians terbesar berada pada variabel minat bersastra (X1), yaitu sebesar 30,8307, dan varians terkecil terdapat pada variabel keterampilan membaca puisi (Y), yaitu sebesar 26,86154. Penghitungan kedua variabel tersebut diperoleh Fhitung sebesar 1,15 sedangkan Ftabel pada taraf signifikansi (α) = 0,05 dengan db pembilang n-1(40-1) = 39, db penyebut n-1 (401) = 39 adalah 1,76. Setelah mengetahui hasil Fhitung dan Ftabel selanjutnya adalah membandingkan keduanya (1,15 dengan 1,76) jika Fhitung ≤ Ftabel, maka dikatakan homogen. Jika dilihat hasil penghitungan di atas maka 1,15 ᵢ 1,76, sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil tes keterampilan membaca puisi (Y) dan hasil angket minat bersastra memiliki varians yang homogen.
68
b. Uji Homogenitas Tes Keterampilan Membaca Puisi (Y) dan Aktivitas dalam Sanggar Sastra (X2) Hasil analisis uji homogenitas tes keterampilan membaca puisi (Y) dan aktivitas dalam sanggar sastra (X2) disajikan dalam bentuk tabel berikut. Tabel 4.10 Uji Homogenitas Varians Keterampilan Membaca Puisi atas Varians Minat Bersastra No 1.
2.
Variabel Keterampilan Membaca Puisi (Y) Aktivitas dalam Sanggar Sastra (X1)
N
S2
40
26,86154
40
31,7019
Fhitung
1,18
Ftabel
1,76
Keterangan
Homogen
Berdasarkan data pada tabel di atas, varians terbesar berada pada variabel aktivitas dalam sanggar sastra (X2), yaitu sebesar 31,7019 dan varians terkecil terdapat pada variabel keterampilan membaca puisi (Y), yaitu sebesar 26,86154. Penghitungan kedua variabel tersebut diperoleh Fhitung sebesar 1,18 sedangkan Ftabel pada taraf signifikansi (α) = 0,05 dengan db pembilang n-1(40-1) = 39, db penyebut n-1 (40-1) = 39 adalah 1,76. Setelah mengetahui hasil Fhitung dan Ftabel selanjutnya adalah membandingkan keduanya (1,18 dengan 1,76) jika Fhitung ≤ Ftabel, maka dikatakan homogen. Jika dilihat hasil penghitungan di atas maka 1,18 ᵢ 1,76, sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil tes keterampilan membaca puisi (Y) dan hasil observasi aktivitas dalam sanggar sastra memiliki varians yang homogen.
69
3. Uji Linieritas Uji linieritas pada penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah dua variabel dalam penelitian ini mempunyai hubungan yang linier secara signifikan atau tidak. Uji linieritas dalam penelitian ini adalah uji linieritas regresi. Uji linieritas dilakukan dengan cara mencari nilai Fhitung dengan menggunakan rumus Fhitung =
setelah memperoleh nilai Fhitung selanjutnya membandingkan nilai
Fhitung tersebut dengan Ftabel. Ftabel diperoleh dengan menggunakan tabel F dengan rumus Ftabel =
Uji linieritas yang dilakukan dalam penelitian ini
yakni; (1) uji linieritas untuk variabel keterampilan membaca puisi (Y) atas variabel minat bersastra (X1); (2) uji linieritas untuk variabel keterampilan membaca puisi (Y) atas variabel aktivitas dalam sanggar sastra (X2). a. Uji Linieritas untuk Variabel Keterampilan Membaca Puisi (Y) Atas Variabel Minat Bersastra (X1) Hasil dari analisis regresi terhadap pasangan data penelitian antara variabel bebas minat bersastra (X1) dengan variabel terikat keterampilan membaca puisi (Y) diperoleh koefisien arah regresi (b1) sebesar 0,52 dan konstanta (a) sebesar 44,42. Dengan demikian maka bentuk hubungan antara variabel keterampilan membaca puisi atas variabel minat bersastra = 44,42 + 0,52X1. Sebelum digunakan untuk keperluan prediksi dalam penelitian ini, persamaan regresi ini harus memenuhi syarat signifikansi dan linieritas persamaan regresi tersebut. Oleh karena itu, perlu dilakukan uji F sebagai berikut ini.
70
Tabel 4.11 Analisis Variansi (ANOVA) untuk Uji Signifikansi dan Linieritas Regresi antara Variabel Y atas X1 = 44,42 + 0,52X1)
Sumber Variasi Total Regresi (a) Regresi (bla) Residu Tuna Cocok (TC) Kesalahan (Error)
Derajat bebas (db) 40 1 1 38
Jumlah Kuadrat (JK) 306025 305026,2 345,88 652,861
Rata-rata Jumlah Kuadrat (RJK) 305026,2 345,88 17,1806
16
134423,7
8401,48
22
135076,6
6139,846
Fhitung
Ftabel
1,3684
2,1313
KESIMPULAN: Karena Fhitung < Ftabel atau 1,3684 < 2,1313, maka dapat disimpulkan bahwa metode Regresi Y atas X1 BERPOLAH LINIER.
Berdasarkan hasil analisis pada tabel 4.11 di atas dapat disimpulkan bahwa bentuk hubungan antara minat bersastra (X1) dengan keterampilan membaca puisi (Y), adalah signifikan dan linier. Hal ini dapat dilihat dari hasil penelitian yang di dapat pada tabel di atas. Dinyatakan signifikan karena Fhitung = 20,13 ᵢ Ftabel = 4,10 dengan α = 0,05 dan db reg (b/a) = 1, db res = 40-2 = 38. Dinyatakan linier karena Fhitung = 1,3684 ᵢ Ftabel = 2,1313. Nilai Ftabel menggunakan tabel F dengan rumus Ftabel = F(1-α)(db TC, db E). (Lampiran 14) b. Uji Linieritas untuk Variabel Keterampilan Membaca Puisi (Y) atas Variabel Aktivitas dalam Sanggar Sastra (X2) Hasil dari analisis regresi terhadap pasangan data penelitian antara variabel bebas aktivitas dalam sanggar sastra (X2) dengan variabel terikat keterampilan membaca puisi (Y) diperoleh koefisien arah regresi (b1) sebesar 0,59 dan konstanta (a) sebesar 33,08. Dengan demikian maka bentuk hubungan antara variabel keterampilan membaca puisi atas variabel aktivitas dalam sanggar sastra
71
dapat dinyatakan dengan persama
= 33.08 + 0,59X2. Sebelum
digunakan untuk keperluan prediksi dalam penelitian ini, persamaan regresi ini harus memenuhi syarat signifikansi dan linieritas persamaan regresi tersebut. Oleh karena itu, perlu dilakukan uji F sebagai berikut ini. Tabel 4.12 Analisis Variansi (ANOVA) untuk Uji Signifikansi dan Linieritas Regresi antara Variabel Y atas X2 = 33,08 + 0,59X2) Sumber Variasi Total Regresi (a) Regresi (bla) Residu Tuna Cocok (TC) Kesalahan (Error)
Rata-rata Derajat Jumlah Jumlah bebas Kuadrat Kuadrat (db) (JK) (RJK) 40 306025 1 305026,23 305026,23 1 429,59 429,59 38 569,18 14,978 14
184605,62 13186,116
24
185174,75
7715,615
Fhitung
Ftabel
1,70902
2,1298
KESIMPULAN: Karena Fhitung < Ftabel atau 1,70902 < 2,1298, maka dapat disimpulkan bahwa metode Regresi Y atas X2 BERPOLAH LINIER.
Berdasarkan hasil analisis pada tabel 4.12 di atas dapat disimpulkan bahwa bentuk hubungan antara aktivitas dalam sanggar sastra (X2) dengan keterampilan membaca puisi (Y), adalah signifikan dan linier. Hal ini dapat dilihat dari hasil penelitian yang di dapat pada tabel di atas. Dinyatakan signifikan karena Fhitung = 28,68 ᵢ Ftabel = 4,10 dengan α = 0,05 dan
db reg (b/a)
= 1,
db res
= 40-2 = 38.
Dinyatakan linier karena Fhitung = 1,70902 ᵢ Ftabel = 2,1298. Nilai Ftabel menggunakan tabel F dengan rumus Ftabel = F(1-α)(db TC, db E). (Lampiran 14)
72
4. Uji Multikolineritas Uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah ditemukan korelasi yang cukup kuat antara variabel independen. Model regresi yang baik adalah model regresi yang tidak terjadi korelasi antar variabel independennya (tidak terjadi multikolinearitas). Ada tidaknya multikolinearitas ditentukan dari banyaknya variabel independen yang bertipe metrik/numerik (interval/rasio) yang lebih dari 1. Salah satu cara yang popular untuk mendeteksi multikolinearitas adalah menggunakan SPSS untuk melihat nilai TOL dan VIF untuk masing-masing variable X. Agar tidak ada multikolinearitas pada model, maka haruslah nilai TOL di atas 0.1 dan nilai VIF dibawah 10. Maka dari tabel hasil output SPSS berikut dapat kita lihat nilai TOL dan VIF dari masing-masing variable X
Coefficients
a
Collinearity Statistics
Model
1
Tolerance
VIF
X1
.904
1.106
X2
.904
1.106
a. Dependent Variable: Y
Dari tabel di atas, terlihat nilai TOL dan VIF telah terpenuhi, ini berarti tidak adanya
multikolinieritas
pada
multikolinearitas telah terpenuhi.
model.
Sehingga
asumsi
tidak
adanya
73
C. Pengujian Hipotesis Pengujian hipotesis pada penelitian ini adalah (1) kontribusi minat bersastra terhadap keterampilan membaca puisi, (2) kontribusi aktivitas dalam sanggar sastra terhadap keterampilan membaca puisi, dan (3) kontribusi minat bersastra dan aktivitas dalam sanggar sastra secara bersama-sama terhadap keterampilan membaca puisi. Pengujian hipotesis ini dilakukan dengan menggunakan uji korelasi Pearson Product Moment, uji korelasi ganda, uji t, dan uji F. Korelasi pearson product moment dilakukan untuk mengetahui korelasi dua variabel, yaitu korelasi variabel minat bersastra (X1) terhadap keterampilan membaca puisi (Y) dan korelasi variabel aktivitas dalam sanggar sastra (X2) terhadap keterampilan membaca puisi (Y). Uji korelasi ganda dilakukan untuk mengetahui korelasi dua variabel bebas minat bersastra (X1) dan aktivitas dalam sanggar sastra (X2) secara bersama-sama terhadap variabel terikat keterampilan membaca puisi (Y). Uji t dilakukan untuk mengetahui signifikansi korelasi variabel minat bersastra (X1) dengan variabel keterampilan membaca puisi (Y). Uji t juga digunakan untuk menguji signifikansi variabel aktivitas dalam sanggar sastra (X2) dengan keterampilan membaca puisi (Y), sedangkan uji F dilakukan untuk mengetahui signifikansi korelasi variabel minat bersastra (X1) dan variabel aktivitas dalam sanggar sastra (X2) secara bersama-sama dengan variabel keterampilan membaca puisi (Y). Setelah diperoleh hasil koefisien korelasi antara minat bersastra (X1) dengan keterampilan membaca puisi (Y), koefisien aktivitas dalam sanggar sastra (X2) dengan keterampilan membaca puisi (Y) begitu juga dengan koefisien
74
korelasi minat bersastra (X1) dan aktivitas dalam sanggar sastra (X2) secara bersama-sama dengan keterampilan membaca puisi (Y). Setelah diperoleh hasil koefisien korelasi dalam penelitian ini selanjutnya dilakukan pengujian koefisien determinasi untuk mengetahui besarnya sumbangan minat bersastra (X1) terhadap keterampilan membaca puisi (Y), aktivitas dalam sanggar sastra (X2) terhadap keterampilan membaca puisi (Y) serta besarnya sumbangan minat bersastra (X1) dan aktivitas dalam sanggar sastra (X2) secara bersama-sama terhadap keterampilan membaca puisi (Y). Berikut paparan pengujian hipotesis dalam penelitian ini. a. Kontribusi Minat Bersastra (X1) terhadap Keterampilan Membaca Puisi (Y) Rumusan hipotesis statistik yang akan diuji adalah Ha : r ≠ 0 dan Ho : r = 0. Hipotesis pertama yang diajukan dalam penelitian ini adalah “minat bersastra berkontribusi secara positif terhadap keterampilan membaca puisi siswa kelas X SMA 2 Tambusai”. Guna membuktikan hipotesis tersebut maka dilakukan pengujian hipotesis dengan menggunakan rumus uji korelasi Pearson Product Moment. Hasil penghitungan pengujian hipotesis pertama dengan menggunakan uji korelasi Pearson Product Moment adalah sebagai berikut ini. Tabel 4.13 Uji Hipotesis Pertama ttabel Korelasi antara Variabel
Koefisien Korelasi
Koefisien Determinasi
thitung
α= 0,05
X1 terhadap Y
0,5885
34,7%
4,48
1,697
75
Berdasarkan tabel 4.13, dapat dilihat bahwa variabel minat bersastra (X1) berkorelasi dengan variabel keterampilan membaca puisi (Y) sebesar 0,5885. Dilihat dari interpretasi koefisien korelasi nilai r, korelasi variabel minat bersastra (X1) dengan variabel keterampilan membaca puisi (Y) tergolong rendah. Kontribusi yang disumbangkan variabel minat bersastra (X1) terhadap variabel keterampilan membaca puisi (Y) adalah sebesar 34,7%. Keadaan ini menunjukkan bahwa keterampilan membaca puisi (Y) dipengaruhi oleh minat bersastra (X1) sebesar 34,7%, sisanya merupakan pengaruh dari faktor lain. Hasil pengolahan data antara variabel minat bersastra (X1) dengan variabel keterampilan membaca puisi (Y) menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif antara kedua variabel tersebut. Oleh karena itu, keterampilan membaca puisi akan meningkat jika minat bersastra juga meningkat atau semakin tinggi minat bersastra siswa maka akan semakin tinggi pula keterampilan membaca puisi siswa tersebut. Namun begitu juga sebaliknya jika minat bersastra rendah, maka akan rendah pula keterampilan membaca puisi siswa. Langkah
berikutnya
adalah
penghitungan
signifikansi
dengan
menggunakan uji t. Hasil pengujian tersebut diperoleh nilai thitung sebesar 4,48, sedangkan nilai ttabel dengan tingkat kesalahan α = 0,05 dengan db = 40-2 = 38 yaitu sebesar 1,697. Berdasarkan kaidah pengujian signifikansi, jika thitung ≥ ttabel maka signifikan. Jadi, dari hasil yang diperoleh thitung ≥ ttabel (4,48 ≥ 1,697), maka dapat disimpulkan bahwa korelasi variabel minat bersastra (X1) terhadap variabel keterampilan membaca puisi (Y) adalah signifikan. Dengan demikian, H0 ditolak dan Ha diterima, yang berarti bahwa hipotesis pertama “Minat bersastra
76
berkontribusi secara positif terhadap keterampilan membaca puisi siswa kelas X SMA 2 Tambusai” dapat diterima. Berdasarkan uji linieritas regresi yang telah dilakukan pada uji persyaratan analisis, kontribusi minat bersastra (X1) terhadap keterampilan menulis puis = 44,42 + 0,52X1. Ini berarti, jika tidak ada minat puisi siswa sebesar 44,42. Persamaan regresi tersebut juga dapat digunakan untuk melakukan prediksi, yaitu jika minat bersastra (X1) diperbaiki satu nilai maka keterampilan membaca puisi (Y) meningkat 0,52 nilai pada konstanta 44,42. Diketahui nilai rata-rata keterampilan membaca puisi (Y) adalah 87,6 dan nilai rata-rata minat bersastra (X1) adalah 81,8. Persamaan tersebut dapat dilihat pada grafik berikut.
Grafik hubungan linieritas antara minat sastra (X1) dengan keterampilan membaca puisi (Y) melalui persamaan y = 44,42+0,52 X1 Y 100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0
X 10 20 30 40
50
60 70 80
90
100
77
b. Kontribusi Aktivitas dalam Sanggar Sastra (X2) terhadap Keterampilan Membaca Puisi (Y) Rumusan hipotesis statistik yang akan diuji adalah Ha : r ≠ 0 dan Ho : r = 0. Hipotesis kedua yang diajukan dalam penelitian ini adalah “Aktivitas dalam sanggar sastra berkontribusi secara positif terhadap keterampilan membaca puisi siswa kelas X SMA 2 Tambusai”. Guna membuktikan hipotesis tersebut maka dilakukan pengujian hipotesis dengan menggunakan rumus uji korelasi Pearson Product Moment. Hasil penghitungan pengujian hipotesis kedua dengan menggunakan uji korelasi Pearson Product Moment adalah sebagai berikut ini. Tabe 4.14 Uji Hipotesis Kedua ttabel Korelasi antara Variabel
Koefisien Korelasi
Koefisien Determinasi
thitung
α= 0,05
X2 terhadap Y
0,6559
43,02%
6,16
1,697
Berdasarkan tabel 4.14, dapat dilihat bahwa variabel aktivitas dalam sanggar sastra (X2) berkorelasi dengan variabel keterampilan membaca puisi (Y) sebesar 0,6559. Dilihat dari interpretasi koefisien korelasi nilai r, korelasi variabel aktivitas dalam sanggar sastra (X2) dengan variabel keterampilan membaca puisi (Y) tergolong cukup. Kontribusi yang disumbangkan variabel aktivitas dalam sanggar sastra (X2) terhadap variabel keterampilan membaca puisi (Y) adalah sebesar 43,02%. Keadaan ini menunjukkan bahwa keterampilan membaca puisi
78
(Y) dipengaruhi oleh aktivitas dalam sanggar sastra (X2) sebesar 43,02%, sisanya merupakan pengaruh dari faktor lain. Hasil pengolahan data antara variabel aktivitas dalam sanggar sastra (X2) dengan variabel keterampilan membaca puisi (Y) menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif antara kedua variabel tersebut. Oleh karena itu, keterampilan membaca puisi akan meningkat jika aktivitas dalam sanggar sastra juga meningkat atau semakin tinggi aktivitas siswa dalam sanggar sastra maka akan semakin tinggi pula keterampilan membaca puisi siswa tersebut. Namun begitu juga sebaliknya jika aktivitas siswa dalam sanggar sastra rendah, maka akan rendah pula keterampilan membaca puisi siswa. Langkah
berikutnya
adalah
penghitungan
signifikansi
dengan
menggunakan uji t. Hasil pengujian tersebut diperoleh nilai thitung sebesar 6,16, sedangkan nilai ttabel dengan tingkat kesalahan α = 0,05 dengan db = 40-2 = 38 yaitu sebesar 1,697. Berdasarkan kaidah pengujian signifikansi, jika thitung ≥ ttabel maka signifikan. Jadi, dari hasil yang diperoleh thitung ≥ ttabel (6,16 ≥ 1,697), maka dapat disimpulkan bahwa korelasi variabel aktivitas dalam sanggar sastra (X2) terhadap variabel keterampilan membaca puisi (Y) adalah signifikan. Dengan demikian, H0 ditolak dan Ha diterima, yang berarti bahwa hipotesis kedua “Aktivitas dalam sanggar sastra berkontribusi secara positif terhadap keterampilan membaca puisi siswa kelas X SMA 2 Tambusai” dapat diterima. Berdasarkan uji linieritas regresi yang telah dilakukan pada uji persyaratan analisis, kontribusi aktivitas dalam sanggar sastra (X2) terhadap keterampilan
79
menulis puisi (Y) memiliki persamaan regr
=33,08 + 0,59X2. Ini berarti,
jika tidak ada aktivitas siswa dalam sanggar sastra sebesar 33,08. Persamaan regresi tersebut juga dapat digunakan untuk melakukan prediksi, yaitu jika aktivitas dalam sanggar sastra (X2) diperbaiki satu nilai maka keterampilan membaca puisi (Y) meningkat 0,59 nilai pada konstanta 6,16. Diketahui nilai rata-rata keterampilan membaca puisi (Y) adalah 87,6 dan nilai rata-rata aktivitas dalam sanggar sastra (X2) adalah 91,13. Persamaan tersebut dapat dilihat pada grafik berikut.
Grafik hubungan linieritas antara aktivitas dalam sanggar sastra (X2) dengan keterampilan membaca puisi (Y) melalui persamaan y =33,08+0,59 X2 Y 100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0
x 10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
c. Kontribusi Minat Bersastra (X1) dan Aktivitas dalam Sanggar Sastra (X2) secara bersama-sama terhadap Keterampilan Membaca Puisi (Y) Rumusan hipotesis statistik yang akan diuji adalah Ha : r ≠ 0 dan Ho : r = 0. Hipotesis kedua yang diajukan dalam penelitian ini adalah “Minat bersastra dan aktivitas dalam sanggar sastra secara bersama-sama berkontribusi secara positif
80
terhadap keterampilan membaca puisi siswa kelas X SMA 2 Tambusai”. Guna membuktikan hipotesis tersebut maka dilakukan pengujian hipotesis dengan menggunakan rumus uji korelasi Pearson Product Moment. Hasil penghitungan pengujian hipotesis ketiga dengan menggunakan uji korelasi Pearson Product Moment adalah sebagai berikut ini. Tabel 4.15 Uji Hipotesis Ketiga ttabel Korelasi antara Variabel
Koefisien Korelasi
Koefisien Determinasi
thitung
α= 0,05
X1 terhadap Y
0,5885
34,7%
4,48
1,697
X2 terhadap Y
0,6559
43,02%
6,16
1,697
X1 dan X2 terhadap Y
0,7674
58,9%
7,37
1,697
Berdasarkan tabel 4.15, dapat dilihat bahwa variabel minat bersastra (X1) dan aktivitas dalam sanggar sastra (X2) secara bersama-sama berkorelasi dengan variabel keterampilan membaca puisi (Y) sebesar 0,7674. Dilihat dari interpretasi koefisien korelasi nilai r, korelasi variabel minat bersastra (X1) dan aktivitas dalam sanggar sastra (X2) secara bersama-sama terhadap variabel keterampilan membaca puisi (Y) tergolong tinggi. Kontribusi yang disumbangkan variabel minat bersastra (X1) dan aktivitas dalam sanggar sastra (X2) secara bersama-sama terhadap variabel keterampilan membaca puisi (Y) adalah sebesar 58,9%. Keadaan ini menunjukkan bahwa keterampilan membaca puisi (Y) dipengaruhi
81
oleh minat bersastra (X1) dan aktivitas dalam sanggar sastra (X2) secara bersamasama sebesar 58,9%, sisanya merupakan pengaruh dari faktor lain. Hasil pengolahan data antara variabel minat bersastra (X1) dan aktivitas dalam sanggar sastra (X2) secara bersama-sama dengan variabel keterampilan membaca puisi (Y) menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif antara ketiga variabel tersebut. Oleh karena itu, keterampilan membaca puisi akan meningkat jika minat bersastra dan aktivitas dalam sanggar sastra secara bersama-sama juga meningkat atau semakin tinggi minat bersastra dan aktivitas siswa dalam sanggar sastra maka akan semakin tinggi pula keterampilan membaca puisi siswa tersebut. Namun begitu juga sebaliknya jika minat bersastra dan aktivitas siswa dalam sanggar sastra rendah, maka akan rendah pula keterampilan membaca puisi siswa. Langkah
berikutnya
adalah
penghitungan
signifikansi
dengan
menggunakan uji t. Hasil pengujian tersebut diperoleh nilai thitung sebesar 7,73, sedangkan nilai ttabel dengan tingkat kesalahan α = 0,05 dengan db = 40-2 = 38 yaitu sebesar 1,697. Berdasarkan kaidah pengujian signifikansi, jika thitung ≥ ttabel maka signifikan. Jadi, dari hasil yang diperoleh thitung ≥ ttabel (7,37 ≥ 1,697), maka dapat disimpulkan bahwa korelasi variabel minat bersastra (X1) dan aktivitas dalam sanggar sastra (X2) terhadap variabel keterampilan membaca puisi (Y) adalah signifikan. Dengan demikian, H0 ditolak dan Ha diterima, yang berarti bahwa hipotesis ketiga “Minat bersastra dan aktivitas dalam sanggar sastra secara bersama-sama berkontribusi secara positif terhadap keterampilan membaca puisi siswa kelas X SMA 2 Tambusai” dapat diterima. Berdasarkan penghitungan korelasi parsial yang dapat dilihat pada lampiran, diketahui tidak terdapat
82
hubungan yang signifikan antara kedua variabel bebas jika variabel terikat dikontrol. Dilihat dari hasil analisis regresi ganda tergadap ketiga variabel dalam penelitian, diperoleh hasil koefisien arah regresi (b1) = 0,44, (b2) = 0,55 dan konstanta (a) = 0,78. Jadi, berdasarkan hasil di atas maka dapat diketahui bahwa kontribusi minat bersastra (X1) dan aktivitas dalam sanggar sastra (X2) secara bersama-sama terhadap keterampilan membaca puisi (Y) dapat dinyatakan = 0,78+0,44X1+0,55X2. Akan tetapi sebelum digunakan untuk keperluan prediksi, persamaan regresi ini harus memenuhi syarat signifikansi. Uji signifikansi dapat dilakukan dengan melakukan uji F sebagai berikut. Tabel 4.16 Uji Signifikansi
Persamaan Regresi =
Koefisien Koefisien Korelasi Determinasi (Rx1x2y) (KP) 0,7674
58,9%
Ftabel Fhitung
α= 0,05
26,52
3,26
0,78+0,44X1+0,55X2
Berdasarkan tabel 4.16 di atas dapat disimpulkan bahwa bentuk hubungan antara aktivitas dalam sanggar sastra (X2) dengan keterampilan membaca puisi (Y), adalah signifikan. Dikatakan signifikan karena Fhitung ᵢ Ftabel yaitu, 26,52 ᵢ 3,26. Nilai Ftabel dengan α = 0,05, dbpembilang m= 2 dan dbpenyebut = n-m-1(40-21=37) yaitu sebesar 3,26. Setelah dilakukan uji regresi ganda maka hasil kontribusi minat bersastra (X1) dan aktivitas dalam sanggar sastra (X2
83
= 0,78 + 0,44X1 + 0,55X2. Persamaan regresi ini dapat digunakan untuk melakukan prediksi, setiap penambahan atau penurunan setiap satu nilai minat bersastra dan aktivitas siswa dalam sanggar sastra akan mempengaruhi keterampilan membaca puisi siswa masing-masing sebesar 0,44 dan 0,55 pada nilai konstanta keterampilan membaca puisi sebesar 0,78. Setelah menganalisis ketiga hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini, diperoleh sumbangan minat bersastra (X1) terhadap keterampilan membaca puisi (Y), aktivitas dalam sanggar sastra (X2) terhadap keterampilan membaca puisi (Y), dan sumbangan minat bersastra (X1) dan aktivitas dalam sanggar sastra (X2) secara bersama-sama terhadap keterampilan membaca puisi (Y). Sumbangan tersebut dapat dilihat pada pola korelasi dan kontribusi ketiga variabel penelitian berikut.
Minat Bersastra
0,5885, KP: 34,7%
Keterampilan Membaca Puisi
0,7674, KP: 58,9%
Aktivitas dalam Sanggar Sastra
0,6559, KP: 43,02%
D. Pembahasan Berdasarkan analisis data dan tingkat pencapaian (nilai) keterampilan membaca puisi siswa Kelas X SMA 2 Tambusai atas variabel-variabel yang diukur maka diperoleh temuan penelitian sebagai berikut. Pertama, minat bersastra berkontribusi secara positif dan signifikan terhadap keterampilan
84
membaca puisi. Kedua, aktivitas dalam sanggra sastra berkontribusi secara positif dan signifikan terhadap keterampilan membaca puisi. Ketiga, minat bersastra dan aktivitas dalam sanggar sastra secara bersama-sama berkontribusi secara positif dan signifikan terhadap keterampilan membaca puisi. Hasil analisis data dan pengujian hipotesis dalam penelitian ini menunjukkan bahwa ketiga hipotesis yang diajukan dapat diterima. Hasil analisis menunjukkan bahwa masing-masing variabel baik secara sendiri-sendiri maupun bersama-sama memiliki kontribusi atau sumbangan terhadap variabel terikatnya. Berikut pembahasan tiga pokok temuan penelitian ini diuraikan secara rinci yang kemudian dikaitkan dengan teori yang relevan. 1. Kontribusi Minat Bersastra terhadap Keterampilan Membaca Puisi Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa minat bersastra memiliki hubungan yang signifikan dan memberikan kontribusi yang berarti terhadap keterampilan membaca puisi. Berdasarkan tabel interpretasi koefisien korelasi niali r, koefisien korelasi minat bersastra dengan keterampilan membaca puisi tergolong rendah. Selanjutnya, koefisien determinasi minat bersastra terhadap keterampilan membaca puisi diperoleh sebesar 34,7%, ini berarti 34,7% keterampilan membaca puisi dipengaruhi oleh minat bersastra sedangkan sisanya dipengaruhi oleh variabel lain. Namun meskipun demikian, kontribusi minat bersastra terhadap keterampilan membaca puisi tidak terlalu besar, minat bersastra harus tetap diperhatikan secara serius oleh siswa maupun guru yang bersangkutan.
= 44,42 + 0, 52X1. Hal ini menunjukkan bahwa
85
pada saat minat bersastra belum memberi pengaruh atau sumbangan terhadap keterampilan membaca puisi telah ada sebesar 44,42. Pada saat minat bersastra menyumbang satu nilai, maka nilai keterampilan membaca puisi akan berubah sebesar 44,42 + 0,52 (1). Oleh sebab itu, semakin baik minat bersastra siswa kelas X SMA 2 Tambusai maka akan semakin baik pula keterampilan membaca puisinya. Penelitian yang relevan dilakukan oleh Elvira (2004) dengan judul “Hubungan antara Intelegensi dan Kegiatan Ekstrakurikuler terhadap Hasil Belajar SMP 4 Kota Sawahlunto”. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan yang signifikan antara intelegensi dan kegiatan ekstrakurikuler terhadap hasil belajar siswa SMP 4 Kota Sawahlunto. Teori yang digunakan adalah teori Djaali yang mengemukakan tentang intelegensi, teori Suryosubroto mengenai ekstrakurikuler dan teori slameto untuk memahami mengenai hasil belajar siswa. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian yang bersifat kuantitatif dengan menggunakan penelitian korelasi (corelation Research). Elvira menyimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara intelegensi dan hasil belajar dengan korelasi sebesar 23%, sedangkan hubungan yang signifikan juga terdapat pada penelitian kegiatan ekstrakurikuler dan hasil belajar dengan korelasi sebesar 54%, dan hubungan yang signifikan pada intelegensi serta kegiatan ekstrakurikuler secara bersama-sama terhadap hasil belajar berkorelasi sebesar 59,12% dan sisanya dipengaruhi oleh faktor lain di luar penelitian. Penelitian ini relevan dengan penelitian yang dilakukan penulis karena berkaitan dengan aktivitas dalam sanggar sastra yang
86
juga merupakan kegiatan ekstrakurikuler terhadap hasil belajar, sedangkan pada penelitian ini pada keterampilan membaca puisi. Temuan dalam penelitian ini juga sejalan dengan pendapat Slameto (2010 : 57) yang menjelaskan bahwa minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Dalam buku yang sama, Slameto juga menjelaskan bahwa minat juga besar pengaruhnya terhadap belajar, karena bila bahan yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa, siswa tidak akan belajar dengan baik karena tidak ada daya tariknya. Isna (2012) juga menyimpulkan arti minat yang salah satunya adalah kemampuan memahami bahwa sesuatu memiliki manfaat. Seseorang tidak akan berkenan melakukan suatu aktivitas dengan ketekunan yang tinggi manakala ia tidak mengetahui bahwa sesuatu yang ditekuninya itu memberikan manfaat kepada dirinya. Artinya, apabila seseorang menyadari bahwa suatu aktivitas itu bermanfaat baginya maka dengan sendirinya ia akan rela melakukan serta memberikan waktunya untuk mengerjakan hal tersebut. Berdasarkan pemaparan di atas, dapat disimpulkan bahwa minat bersastra merupakan satu dari sekian banyak faktor yang memberikan kontribusi terhadap keterampilan membaca puisi. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi minat bersastra yang dimiliki siswa kelas X SMA 2 Tambusai maka keterampilan membaca puisi siswa juga akan semakin tinggi. Oleh sebab itu, untuk mendapatkan hasil keterampilan membaca puisi yang diharapkan, maka indikatorindikator yang digunakan untuk mengukur tingkat minat bersastra yang dimiliki siswa harus diperhatikan.
87
Bertolak dari pengujian hipotesis yang telah dilakukan, ditemukan bahwa dari ketiga indikator minat bersastra siswa, indikator yang mendapat pencapaian yang paling rendah adalah indikator yang ketiga. Indikator ketiga adalah Apresiasi yaitu penghargaan siswa terhadap keterampilan membaca puisi. Hal ini mungkin terjadi karena siswa merasa keterampilan membaca puisi bukan sesuatu yang penting. Keadaan ini juga menunjukkan bahwa orang tua, pihak sekolah maupun lingkungan belajar masih belum maksimal dalam memberikan penghargaan kepada siswa dalam proses maupun hasil belajar sehingga siswa tidak terbiasa diberi maupun memberikan penghargaan. Kondisi ini haris mendapat perhatian yang khusus dari semua pihak yang terkait dengan pendidikan supaya siswa lebih berminat terhadap sastra sehingga hasil keterampilan membaca puisi sesuai dengan yang diharapkan. 2. Kontribusi Aktivitas Dalam Sanggar Sastra Terhadap Keterampilan Membaca Puisi Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa aktivitas dalam sanggar sastra memiliki hubungan yang signifikan dan memberikan kontribusi yang berarti terhadap keterampilan membaca puisi. Berdasarkan tabel interpretasi koefisien korelasi niali r, koefisien korelasi aktivitas dalam sanggar sastra dengan keterampilan membaca puisi tergolong rendah. Selanjutnya, koefisien determinasi aktivitas dalam sanggar sastra terhadap keterampilan membaca puisi diperoleh sebesar 43,02%, ini berarti 43,02% keterampilan membaca puisi dipengaruhi oleh aktivitas dalam sanggar sastra sedangkan sisanya dipengaruhi oleh variabel lain. Namun meskipun demikian, kontribusi aktivitas dalam sanggar sastra terhadap
88
keterampilan membaca puisi tidak terlalu besar, aktivitas dalam sanggar sastra harus tetap diperhatikan secara serius oleh siswa maupun guru yang bersangkutan. Kontribusi aktivitas dalam sanggar sastra terhadap keterampilan membaca puisi memiliki persamaan
= 33,08 + 0, 59X2. Hal ini
menunjukkan bahwa pada saat aktivitas dalam sanggar sastra belum memberi pengaruh atau sumbangan terhadap keterampilan membaca puisi telah ada sebesar 33,08. Pada saat aktivitas dalam sanggar sastra menyumbang satu nilai, maka nilai keterampilan membaca puisi akan berubah sebesar 33,08 + 0,59 (2). Oleh sebab itu, semakin baik aktivitas dalam sanggar sastra siswa kelas X SMA 2 Tambusai maka akan semakin baik pula keterampilan membaca puisinya. Penelitian yang relevan dilakukan oleh Elvira (2004) dengan judul “Hubungan antara Intelegensi dan Kegiatan Ekstrakurikuler terhadap Hasil Belajar SMP 4 Kota Sawahlunto”. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan yang signifikan antara intelegensi dan kegiatan ekstrakurikuler terhadap hasil belajar siswa SMP 4 Kota Sawahlunto. Teori yang digunakan adalah teori Djaali yang mengemukakan tentang intelegensi, teori Suryosubroto mengenai ekstrakurikuler dan teori slameto untuk memahami mengenai hasil belajar siswa. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian yang bersifat kuantitatif dengan menggunakan penelitian korelasi (corelation Research). Elvira menyimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara intelegensi dan hasil belajar dengan korelasi sebesar 23%, sedangkan hubungan yang signifikan juga terdapat pada penelitian kegiatan ekstrakurikuler dan hasil belajar dengan korelasi sebesar 54%, dan hubungan yang
89
signifikan pada intelegensi serta kegiatan ekstrakurikuler secara bersama-sama terhadap hasil belajar berkorelasi sebesar 59,12% dan sisanya dipengaruhi oleh faktor lain di luar penelitian. Penelitian ini relevan dengan penelitian yang dilakukan penulis karena berkaitan dengan aktivitas dalam sanggar sastra yang juga merupakan kegiatan ekstrakurikuler terhadap hasil belajar, sedangkan pada penelitian ini pada nilai atau hasil keterampilan membaca puisi. Hasil temuan pada penelitian ini sejalan dengan pendapat Asmani (2012: 123) yang menjelaskan bahwa aktivitas tidak hanya dilakukan atau ditentukan oleh kegiatan fisik, tetapi ditentukan juga oleh kegiatan non fisik seperti mental, intelektual dan juga emosional. Asmani (2012: 123) juga menjelaskan lebih lanjut bahwa keaktifan merupakan kegiatan atau segala yang dilakukan dalam bentuk kegiatan baik secara fisik maupun non fisik. Oleh karena itu, aktivitas yang dilakukan siswa akan berpengaruh pada keterampilan yang ingin dicapainya. Bertolak dari pengujian hipotesis yang telah dilakukan, ditemukan bahwa dari ketiga indikator aktivitas siswa dalam sanggar sastra, indikator yang mendapat pencapaian yang paling rendah adalah indikator yang kedua. Indikator kedua adalah tingkat keseriusan yaitu keseriusan siswa ketika melakukan aktivitas dalam sanggar. Akan tetapi, meskipun demikian hanya sebagian siswa yang kurang serius dalam melakukan kegiatan tersebut. Hal ini mungkin terjadi karena siswa cenderung main-main ketika berkumpul dengan teman sebayanya, ditambah lagi sanggar sastra bukan kegiatan formal. Keadaan ini juga menunjukkan bahwa orang tua, pihak sekolah maupun lingkungan belajar masih belum maksimal dalam memberikan pengertian kepada siswa dalam proses pembelajaran sehingga
90
siswa kurang serius dalam melakukan aktivitas dalam sanggar sastra. Kondisi ini haris mendapat perhatian yang khusus dari semua pihak yang terkait dengan pendidikan supaya siswa lebih serius dalam melakukan kegiatan yang positif untuk mencapai hasil yang diharapkan. Berdasarkan pemaparan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa aktivitas dalam sanggar sastra merupakan salah satu dari sekian banyak faktor yang mempengaruhi keterampilan membaca puisi siswa. Aktivitas dalam sanggar sastra memberi kontribusi positif terhadap keterampilan membaca puisi sebesar 42,02%. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi aktivitas siswa dalam sanggar sastra maka keterampilan membaca puisi juga akan semakin tinggi. Oleh sebab itu, maka aktivitas siswa dalam sanggar sastra ini harus mendapat perhatian yang khusus terutama pada indikator keseriusan yang pencapaiannya paling rendah. 3. Kontribusi Minat Bersastra Dan Aktivitas Dalam Sanggar Sastra Secara Bersama-sama Terhadap Keterampilan Membaca Puisi Hasil analisis data penelitian ini menunjukkan bahwa variabel minat bersastra dan aktivitas dalam sanggar sastra secara bersama-sama memberikan kontribusi positif dan signifikan terhadap keterampilan membaca puisi siswa kelas X SMA 2 Tambusai. Besar kontribusi kedua variabel tersebut secara bersamasama terhadap keterampilan membaca puisi siswa sebesar 58,9%, sisanya merupakan sumbangan dari variabel lain. Berdasarkan tabel interpretasi koefisien korelasi nilai r, korelasi minat bersastra dan aktivitas dalam sanggar sastra secara bersama-sama terhadap keterampilan membaca puisi tergolong cukup. Keadaan ini menunjukkan bahwa minat bersastra dan aktivitas dalam sanggar sastra perlu
91
mendapat perhatian yang serius secara bersama-sama dari siswa dan guru yang bersangkutan. Kontribusi minat bersastra dan aktivitas dalam sanggar sastra secara bersama-sama terhadap ketrampilan membaca puisi dapat din = 0,78 + 0,44X1 + 0,55X2. Dilihat dari persamaan regresi saat variabel minat bersastra dan aktivitas dalam sanggar sastra secara bersamasama memprediksi keterampilan membaca puisi (Y) tersebut, menunjukkan bahwa saat variabel minat bersastra dan aktivitas dalam sanggar sastra belum berpengaruh terhadap keterampilan membaca puisi, maka nilai keterampilan membaca puisi sudah ada sebesar 0,78. Dan pada saat minat bersastra dan aktivitas dalam sanggar sastra secara bersama-sama memberi satu nilai, maka nilai keterampilan membaca puisi akan berubah sebesar 0,78 + 0,44 (1) + 0,55 (1). Oleh karena itu, untuk meningkatkan keterampilan membaca puisi siswa, minat bersastra dan aktivitas dalam sanggar sastra harus ditingkatkan secara bersamasama. Dari penghitungan hipotesis yang dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa ketiga hipotesis yang diajukan pada penelitian ini dapat diterima. Hasil pengujian hipotesis yang pertama menyimpulkan bahwa minat bersastra yang dimiliki siswa memberikan kontribusi positif dan signifikan sebesar 34,7% terhadap keterampilan membaca puisi. Hasil pengujian hipotesis kedua menyimpulkan bahwa aktivitas siswa dalam sanggar sastra memberikan kontribusi positif dan signifikan sebesar 43,02% terhadap keterampilan membaca puisi. Hasil pengujian hipotesis ketiga menyimpulkan bahwa minat bersastra dan
92
aktivitas dalam sanggar sastra memberikan kontribusi positif dan signifikan sebesar 58,9% terhadap keterampilan membaca puisi. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis dan penghitungan besarnya kontribusi tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa aktivitas dalam sanggar sastra memiliki kontribusi lebih besar terhadap keterampilan membaca puisi dibandingkan minat bersastra. Selain itu juga dapat disimpulkan bahwa minat bersastra dan aktivitas dalam sanggar sastra baik secara bersama-sama maupun sendiri-sendiri memberikan kontribusi positif terhadap keterampilan membaca puisi. Hal ini berarti bahwa apabila minat bersastra siswa dan aktivitas siswa dalam sanggar sastra baik, maka keterampilan membaca puisi siswa juga akan baik.
E. Keterbatasan Penelitian Pelaksanaan penelitian ini telah diusahakan dengan teliti berdasarkan metode dan prosedur yang sesuai dengan jenis penelitian ini. Penelitian ini terdiri dari tiga variabel, dua variabel bebas dan satu variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah minat bersastra dan aktivitas dalam sanggar sastra, sedangkan variabel terikatnya adalah keterampilan membaca puisi. Kedua variabel bebas tersebut dilihat dari hasil uji hipotesis yang telah dilakukan memiliki kontribusi terhadap variabel terikat. Akan tetapi kontribusi tersebut tidak terlalu besar, hal ini menandakan bahwa masih ada variabel lain yang mempengaruhi keterampilan membaca puisi tersebut.
93
Selain masalah kontribusi variabel dalam penelitian ini, indikator yang digunakan untuk mengukur setiap variabel juga masih sangat terbatas. Misalnya, aspek penilaian yang digunakan untuk mengukur keterampilan membaca puisi siswa yaitu, (1) penghayatan, yang meliputi penjiwaan; (2) teknik membaca puisi, meliputi pelafalan dan intonasi; (3) kekomunikatifan, meliputi kontak mata, mimik dan keserasian gerak dengan ucapan. Indikator yang digunakan masih sangat terbatas, masih banyak indikator-indikator lain yang dapat digunakan untuk mengukur keterampilan membaca puisi. Keterbatasan penelitian ini juga terdapat pada instrumen yang digunakan. Meskipun telah menggunakan instrumen yang telah dirancang sebaik mungkin, bahkan telah dilakukan pengujian validitas dan reliabilitas tetapi masalah respon yang diberikan oleh responden yang menyangkut sikap, pernyataan, pendapat dan pemahaman tidak luput dari subjektivitas individu dalam memberikan respon. Hal ini terjadi kemungkinan adanya kecemasan dan ketakutan dalam diri responden bahwa pengisian instrumen berpengaruh pada kondisi mereka jika responden menjawab dengan jujur atau sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Selain hal di atas, keterbatasan dan kelemahan penelitian ini terdapat pada cara pengumpulan data yang dilakukan melalui angket dan lembar observasi. Pengumpulan data melalui angket misalnya, angket yang disebarkan pada responden tidak menutup kemungkinan ada beberapa siswa yang menjawab asalasalan atau tidak berdasarkan keadaan yang sebenarnya. Selain menjawab asalasalan kemungkinan adanya kecemasan dalam diri responden terhadap pengaruh yang akan timbul dari jawaban yang diberikan pun mempengaruhi mereka dalam
94
menjawab sesuai dengan keadaan yang sebenarnya juga merupakan keterbatasan penelitian ini. Meskipun sebelum pemberian dan pengisian angket telah diberikan arahan dan petunjuk yang jelas bagaimana cara pengisian angket tersebut. Sikap responden yang menjawab asal-asalan tersebut berpengaruh pada hasil yang diperoleh. Hal ini mengakibatkan ketidaksesuaian antara teori yang digunakan dengan temuan dalam penelitian ini.
95
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Simpulan Hasil penelitian yang ditemukan dan pembahasan pada bab IV melalui analisis statistik penelitian ini mengungkapkan tentang kontribusi minat bersastra dan aktivitas dalam sanggar sastra terhadap keterampilan membaca puisi siswa kelas X SMA 2 Tambusai, kabupaten Rokan Hulu. Berdasarkan hasil tersebut dapat ditarik simpulan sebagai berikut. Minat bersastra siswa berkontribusi secara positif dan signifikan terhadap keterampilan membaca puisi siswa kelas X SMA 2 Tambusai, kabupaten Rokan Hulu. Minat bersastra siswa juga memiliki hubungan koefisien korelasi (rx1y). Persamaan regresi untuk variabel minat bersastra (X1) yang dilakukan untuk mengetahui pengaruh minat bersastra dalam meningkatkan keterampilan membaca puisi pada
= 44,42 + 0,52 X1. Hal ini
menunjukkan bahwa minat bersastra berkontribusi secara langsung terhadap keterampilan membaca puisi siswa, sehingga apabila minat bersastra meningkat maka keterampilan membaca puisi juga akan ikut meningkat. Keadaan ini menunjukkan bahwa semakin baik minat bersastra siswa maka akan semakin baik pula keterampilan membaca puisi siswa tersebut. Aktivitas siswa dalam sanggar sastra berkontribusi secara positif dan signifikan terhadap keterampilan membaca puisi siswa kelas X SMA 2 Tambusai, kabupaten Rokan Hulu. Aktivitas siswa dalam sanggar sastra juga memiliki hubungan koefisien korelasi (rx2y). Persamaan regresi untuk variabel aktivitas
95
96
dalam sanggar sastra (X2) yang dilakukan untuk mengetahui pengaruh aktiv
= 33,08 + 0,59 X2. Hal ini menunjukkan bahwa aktivitas siswa dalam sanggar sastra berkontribusi secara langsung terhadap keterampilan membaca puisi siswa, sehingga apabila aktivitas siswa dalam sanggar sastra meningkat maka keterampilan membaca puisi juga akan ikut meningkat. Keadaan ini menunjukkan bahwa semakin baik aktivitas siswa dalam sanggar sastra maka akan semakin baik pula keterampilan membaca puisi siswa tersebut. Minat bersastra siswa dan aktivitas siswa dalam sanggar sastra secara bersama-sama berkontribusi secara positif dan signifikan terhadap keterampilan membaca puisi siswa kelas X SMA 2 Tambusai, kabupaten Rokan Hulu. Aktivitas siswa dalam sanggar sastra juga memiliki hubungan koefisien korelasi (rx1x2y). Persamaan regresi untuk variabel minat bersastra (X1) dan variabel aktivitas dalam sanggar sastra (X2) yang dilakukan secara bersama-sama untuk mengetahui pengaruh minat bersastra dan aktivitas dalam sanggar
-
= 0,78 + 0,44 X1 + 0,55 X2. Hal ini menunjukkan bahwa minat bersastra siswa dan aktivitas siswa dalam sanggar sastra secara bersama-sama berkontribusi secara langsung terhadap keterampilan membaca puisi siswa, sehingga apabila minat bersastra siswa dan aktivitas siswa dalam sanggar sastra meningkat maka keterampilan membaca puisi juga akan ikut meningkat. Keadaan ini menunjukkan bahwa semakin baik minat bersastra siswa dan aktivitas siswa dalam sanggar sastra maka akan semakin baik pula keterampilan membaca puisi siswa tersebut.
97
B. Implikasi Berdasarkan hasil temuan dan simpulan dalam penelitian ini, diketahui bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara minat bersastra dan aktivitas dalam sanggar sastra terhadap keterampilan membaca puisi baik secara mandiri maupun secara bersama-sama. Hal ini berarti kedua variabel tersebut berkontribusi terhadap keterampilan membaca puisi siswa kelas X SMA 2 Tambusai baik masing-masing variabel secara mandiri maupun secara bersamasama. Siswa yang memiliki minat bersastra dan aktivitas dalam sanggar sastra yang baik, maka keterampilan membaca puisi siswa juga akan baik. Oleh karena itu, dikemukakan beberapa implikasi penelitian
yang berkaitan dengan hasil
analisis dan temuan dalam penelitian ini. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa minat bersastra berkontribusi secara positif dan signifikan terhadap keterampilan membaca puisi. Implikasinya, dalam rangka meningkatkan minat siswa terhadap semua mata pelajaran yang diajarkan umumnya dan membaca puisi khususnya. Guru merupakan salah satu yang memiliki peran dalam pembelajaran berkewajiban untuk menciptakan suasana belajar yang kondusif dan menyenangkan. Para guru yang bersangkutan diharapkan dapat melakukan berbagai aktivitas yang dapat menimbulkan minat siswa terhadap sastra. Selain guru, orang tua siswa juga memiliki peran penting dalam menggali minat siswa. Minat bersastra siswa perlu mendapat perhatian khusus dari pihak sekolah terutama guru yang bersangkutan. Keterampilan membaca puisi siswa dapat ditingkatkan dengan berbagai cara, salah satunya dengan menimbulkan minat bersastra dalam diri siswa tersebut. Minat bersastra
98
tersebut dapat ditingkatkan dengan memberikan stimulasi-stimulasi yang tepat pada siswa. Selain stimulasi, guru maupun orang tua juga dapat memberikan motivasi dengan cara memberikan penghargaan maupun pujian untuk setiap hal bermanfaat yang dilakukan siswa khususnya di bidang sastra terutama keterampilan membaca puisi. Aktivitas dalam sanggar sastra merupakan salah satu penunjang keberhasilan siswa dalam keterampilan membaca puisi. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa aktivitas dalam sanggar sastra berkontribusi secara positif dan signifikan terhadap keterampilan membaca puisi. Implikasinya, secara konseptual terdapat pada peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23 tahun 2006 yang merumuskan tentang pengembangan diri yang bertujuan memberi kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, minat dan bakat setiap siswa sesuai dengan kondisi sekolah. Salah satu kegiatan pengembangan diri tersebut adalah sanggar sastra, sanggar sastra ini dilakukan di luar jam pelajaran yang sudah ditetapkan. kegiatan pengembangan diri ini dibimbing oleh guru yang kompeten atau memiliki keahlian dibidang pengembangan diri yang dibimbingnya tersebut. Pengadaan pengembangan diri di sekolah sangat penting, karena selain menggali minat dan bakat siswa pengembangan diri juga dapat menambah pengetahuan siswa. Pelaksanaan kegiatan pengembangan diri yang dilakukan di luar jam pelajaran sekolah, karena diharapkan pelaksanaan kegiatan pengembangan diri tersebut
99
dapat dilaksanakan dengan efektif dan efisien serta fokus pada kegiatan pengembangan diri yang dilaksanakan tersebut. Pihak sekolah juga diharapkan dapat menyediakan fasilitas-fasilitas yang menunjang yang dapat menimbulkan minat dan bakat yang dimiliki siswa. Kegiatan pengembangan diri ini juga diharapkan tidak hanya memberikan teori tetapi lebih pada praktik. Sebab, pengembangan diri lebih fokus kepada tindakan yang dilakukan siswa. Hal inilah yang menyebabkan siswa dituntut untuk beraktivitas langsung dalam setiap kegiatan yang dilakukan. Aktivitas dalam sanggar sastra ini akan berpengaruh pada keterampilan membaca puisi siswa. C. Saran Bertolak dari temuan, kesimpulan dan implikasi hasil penelitian ini maka diajukan beberapa saran kepada pihak-pihak yang terkait dengan penelitian ini. Saran-saran yang diberikan adalah sebagai berikut. 1. Bagi kepala sekolah, diharapkan agar dapat memberikan dorongan baik moril maupun materi kepada siswa yang berminat terhadap sastra dan mengikuti sanggar sastra. kepala sekolah juga diharapkan dapat menggali potensi siswa melalui guru dengan cara menunjuk guru yang benar-benar kompeten dibidangnya. 2. Kepada guru diharapkan mengikuti pelatihan-pelatihan yang diadakan guna mengembangkan kemampuan yang dimilikinya sehingga guru tersebut benarbenar kompeten dibidangnya. Selain itu guru yang bersangkutan juga diharapkan menggali dan mengenali minat siswanya serta memberikan motivasi yang dapat menimbulkan minat siswa terhadap membaca puisi. Selain
100
itu, guru juga harus mampu menciptakan suasana belajar yang menarik, menyenangkan dan bervariasi. Hal ini guna menghindari rasa jenuh dan bosan siswa dalam belajar. 3. Bagi siswa, siswa diharapkan dapat mengikuti kegiatan pengembangan diri sesuai dengan minat dan bakat yang dimilikinya. Siswa juga diharapkan tidak memilih pengembangan diri karena alasan tertentu yang tidak berhubungan dengan kemampuan yang dimilikinya. Siswa dapat bertanya pada guru yang bersangkutan untuk mengenal pengembangan diri yang diminatinya, atau dengan meminta bantuan guru bimbingan konseling yang ada di sekolah. 4. Pihak keluarga, pihak keluarga sebagai pilar pertama pendidikan hendaknya lebih memperhatikan siswa baik dari segi belajar di rumah maupun memberikan perhatian kepada siswa tersebut. Perhatian yang diberikan keluarga terutama orang tua akan sangat mempengaruhi sikap mental siswa. Adanya kerja sama yang baik antara orang tua dan sekolah akan mampu menciptakan siswa yang aktif, terampil dan berakhlak mulia. 5. Bagi peneliti selanjutnya yang ingin melakukan penelitian lanjutan, disarankan untuk meneliti variabel lain yang berhubungan dengan keterampilan membaca puisi. Anjuran ini disampaikan berdasarkan temuan hasil penelitian ini masih banyak faktor lain yang juga memberikan kontribusi positif terhadap keterampilan membaca puisi.
101
DAFTAR RUJUKAN Ahmadi, Iif Khoiru & Sofan Amri. 2012. Paikem Gembrot: Mengembangkan Pembelajaran Aktif,Inovatif,Kreatif,Efektif,Menyenangkan,Gembira dan Berbobot. Jakarta: PT Prestasi Pustaka Raya. Alfiah & Yunarko Budi Santosa. 2009. Pengajaran Puisi: Sebuah Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: Pustaka Belajar. Al-Mubari, Dasri. 2002. Puisi dan Prosa. Pekanbaru: Yayasan Sepadan Tamaddun. Aminuddin. 2010. Pengantar Apresiasi Karya Sastra. Bandung: Sinar Baru Algensindo. Ampera, Taufik. 2010. Pengajaran Sastra. Bandung: Widya Padjadjaran. Arikunto, Suharsimi & Jabar, Cepi Safruddin Abdul. 2004. Evaluasi Program Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara. Arikunto, Suharsimi. 2012. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara. Asmani, Jamal Makmur. 2012. 7 Aplikasi PAKEM (Pembelajaran Aktif, Kreatif Efektif, dan Menyenangkan). Yogyakarta: Diva Press. Atmazaki dan Hasanuddin WS. 1990. Pembacaan Karya Susatra Sebagai Suatu Seni Pertunjukan. Padang : Angkasa Raya. Azwar, Sifuddin. 2012. Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta:PT Pustaka Pelajar. Azwar, Syaifuddin. 2011. Sikap Manusia : Teori dan Pengukurannya.Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Budianta, Melani dkk. 2003. Membaca Sastra. Magelang : Indonesia Tera. Dalman. 2013. Keterampilan Membaca. Jakarta: RajaGrafindo Persada. Decaprio, Richard. 2013. Apllikasi Teori Pembelajaran Motorik di Sekolah. Jogjakarta : Diva Press. Djaali. 2011. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. _____ 2012. Psikologi Pendidikan. Jakarta : PT Bumi Aksara.
102
Djamarah, Syaiful Bahri. 2011. Psikologi Belajar. Jakarta: PT Rineka Cipta. Effendi, Sopian. 2012. Metode Penelitian Survei. Jakarta: LP3ES. Elmubarok, Zaim. 2009. Membumikan Pendidikan Nilai: Mengumpulkan yang Terserak Menyambung yang Terputus dan Menyatukan yang Tercerai. Bandung: Alvabeta. Elvira, Jeni. 2004. Hubungan antara Intelegensi dan Kegiatan Ekstrakurikuler terhadapHasil Belajar SMP Negeri 4 Kota Sawahlunto. (Tesis). Padang: : Pascasarjana Universitas Negeri Padang. Endraswara, Suwardi. 2003. Membaca Menulis Mengajarkan Sastra. Yogyakarta: Kota Kembang. _________________. 2012. Metode Penelitian Filsafat Sastra. Yogyakarta: Layar Kata. _________________. 2011. Metodologi Penelitian Sosiologi Sastra.Yogyakarta: PT Buku Seru. Esten, Mursal. 2007. Memahami Puisi. Bandung : Angkasa Bandung. Hamalik, Oemar. 2011. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta : PT Bumi Aksara. Haryono, Daniel. 2010. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Revisi. Jakarta : PT. Media Pustaka Phoenix. Hasan,Iqbal. 2012. Pokok-Pokok Materi Statistik 1 : (Statistik Deskriptif). Jakarta: PT Bumi Aksara. Hasanuddin WS. 2012. Membaca dan Menilai Sajak. Bandung : CV Angkasa. Hikmat, Mahi M.2011. Metode Penelitian dalam Perspektif Ilmu Komunikasi dan Sastra.Yogyakarta: Graha Mulya. Isna A, Nurla. 2012. Mencetak Karakter Anak Sejak Janin. Jogjakarta : DIVA Press. Jones, Stephanie. 2012. Tes Psikologi. Jakarta Barat: PT Indeks. Kosasih. 2012. Dasar-Dasar Keterampilan Bersastra. Bandung:Yama Widya. Luxemburg, Jan Van dkk. 1986. Pengantar Ilmu Sastra. Jakarta: PT Gramedia. Mardalis. 2006. Metode Penelitian: Suatu Pendekatan Proposal. Jakarta: PT Bumi Aksara.
103
Minderop, Albartine. 2011. Psikologi Sastra. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia. Munandar, Utami. 2004. Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta: Rineka Cipta. Noor, Acep Zamzam. 2011. Puisi dan Bulu Kuduk. Bandung: Nusana. Noor, Rohinah M. 2011. Pendidikan Karakter Berbasis Sastra. Jogjakarta : ArRuzz Media. Nurgiyantoro, Burhan. 2005. Sastra Anak. Yogyakarta: Gadjah Mada Uneversity Press. _________________. 2009. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. _________________. 2012. Penilaian Pembelajaran Bahasa Berbasis Kompetensi. Yogyakarta : BPFE-Yogyakarta. Pradopo, Rachmat Djoko. 2010. Pengkajian Puisi. Yogyakarta : Gajah Mada University Press. _________________. 2011. Beberapa Teori Sastra Metode Kritik dan Penerapannya.Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Priyatni, Endah Tri. 2010. Membaca Sastra dengan Ancangan Literasi Kritis. Jakarta : Bumi Aksara. Purwanto. 2010. Metodologi Penelitian Kuantitatif. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Rafiek. 2010. Teori Sastra: Kajian Teori Dan Praktek.Bandung: PT. Refika Aditama.
Ratna, Nyoman Kutha. 2011. Estetika Sastra dan Budaya. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. _________________. 2007. Sastra dan Kultural Studies: Representasi Fiksi dan Fakta.Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Razak, Abdul. 2004. Statistika Pengolahan Data Sosial Sistem Manual. Pekanbaru: Autografika. ____________. 2001. Membaca Pemahaman: Teori dan Aplikasi Pengajaran. Pekanbaru: Autografika.
104
Riduwan. 2011. Dasar-Dasar Statistika. Bandung : Alfabeta. Rizal, Yose. 2010. Apresiasi Puisi dan Sastra Indonesia. Jakarta: Grafika Mulya. Rokhmansyah, Alfian. 2004. Studi dan Pengkajian Sastra.Yogyakarta: Graha Ilmu. Sardiman. 2012. Interaksi dan Minat bersastra Mengajar. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada. Siregar, Syofian. 2012. Statistika Deskriptif untuk Penelitian: Dilengkapi Perhitungan Manual dan SPSS Versi 17. Jakarta: Rajawali Pers. Siregar, Syofian. 2013. Statistik Parametrik untuk Penelitian Kuantitatif. Jakarta: PT Bumi Aksara. Siregar,Syofian.2013. Statistik Parametrik untuk Penelitian Kuantitatif: Dilengkapi Dengan Perhitungan Manual Dan Aplikasi SPPS Versi 17. Jakarta: PT Bumi Aksara. Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi. Jakarta : Rineka Cipta. Sugiyono. 2012. Statistika untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta Sunyoto, Danang. 2011. Analisis Regresi dan Uji Hipotesis. Jakarta: PT Buku Seru. Suroso.2000. Ikhtisar Seni Sastra. Surakarta: PT Tiga serangkai Pustakaa Mandiri. Surya, Sutan & Hariwijaya. 2012. Tes Bakat dan Kepribadian.Yogyakarta: PT Citra Aji Parama. Tampubolon, DP. 2008. Kemampuan Membaca: Teknik Membaca Efektif dan Efisien. Bandung : CV Angkasa. Tarigan, Hendry Guntur. 2008. Membaca: Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa. _____________________. 2011. Membaca Ekspresif. Bandung: Angkasa Tayibnapis, Farida Yusuf. 2008. Evaluasi Program dan Instrumen Evaluasi Untuk Program Pendidikan dan Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. Uno, Hamzah B & Mohamad, Nurdin. 2011. Belajar dengan Pendekatan. Jakarta: Bumi Aksara.
105
Uno, Hamzah B. 2012. Teori Motivasi & Pengukurannya: Analisis Dibidang Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara. Wellek, Rene & Austin Warren. 1993. Teori Kesusastraan. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama. Widoyoko, Eko Putro. 2012. Teknik Penelitian.Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Penyusunan
Instrumen
Yamin, Maritinis. 2012. Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi. Ciputat: Referensi (GP Press Group).
106
Lampiran 1. Instrumen Ujicoba Angket Minat Bersastra Siswa Kelas X SMA 1 Tambusai Angket Minat Bersastra Identitas Responden a. Kelas : b. Jenis Kelamin : c. Umur : d. Suku Asal : a.Melayu b.Jawa c.Batak d.Minang e.Bugis f.dll e. Agama : a.Islam b.Kristen Katolik c.Kristen Protestan d.Hindu e.Budha f. Tempat Asal Sek. : a.Dalam Kota b. Luar Kota g. Pekerjaan : a.PNS b.Swasta c.Wiraswasta Orang Tua
Petunjuk Pengisian 1. Sebelum mengisi pernyataan-pernyataan berikut, mohon kesediaan responden membaca petunjuk pengisisan angket tersebut! 2. Bacalah angket ini dengan teliti! 3. Pilihlah salah satu alternatif jawaban yang paling sesuai dengan keadaan anda, lalu bubuhkan tanda check list (√ ) pada kotak yang tersedia. 4. Dalam menjawab pernyataan-pernyataan ini, tidak ada jawaban yang salah. Oleh karena itu tidak ada pernyataan yang tidak diisi. 5. Ada lima alternatif jawaban yang dapat dipilih dengan mengisi angka pada kolom yang disediakan, yaitu: Positif Alternatif Jawaban Negatif 5 Selalu 1 4 Sering 2 3 Kadang-kadang 3 2 Hampir tidak pernah 4 1 Tidak pernah 5 Contoh Angket Minat No 1 2
Pernyataan Saya mengisi waktu luang dengan membaca buku sastra Menurut saya membaca buku sastra tidak bermanfaat
1
Alternatif jawaban 2 3 4 5 √ √
107
Angket untuk Mengukur Minat Bersastra
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
20 21 22
Pernyataan Saya senang pada pembelajaran kesastraan Saya merasa rugi jika tidak mengikuti pembelajaran kesastraan Saya akan bertanya jika kurang memahami penjelasan guru Saya menyediakan waktu untuk belajar kesastraan Saya senang membaca berbagai karya sastra Saya selalu mempunyai waktu untuk membaca berbagai karya sastra Saya sering berusaha memahami isi bacaan karya sastra Saya merasakan ada manfaat yang besar dari bacaan karya sastra Saya berusaha mendapatkan buku-buku karya sastra Saya senang membeli buku-buku karya sastra Banyak hal menarik yang saya dapatkan dari kegiatan bersastra Saya mempunyai banyak buku sastra Saya tidak suka membaca buku sastra karena menjemukan Saya tidak mempunyai waktu untuk kegiatan bersastra Dalam seminggu ini, saya belum ada membaca buku sastra Kegiatan bersastra sangat menarik buat saya Setiap ada waktu luang saya sempatkan membaca karya sastra Membaca sastra hanya buang-buang waktu Menurut saya kegiatan bersastra bukan hanya sebagai hiburan tapi saya bisa belajar nilai-nilai hidup Tiap waktu istirahat, saya menulis katakata yang indah Kegiatan bersastra adalah kegiatan yang paling mengasikkan Pulang sekolah saya sempatkan membaca
Tingkat Capaian Kinerja 1 2 3 4 5
108
novel atau karya sastra lainnya Menurut saya, sastra sangat menyenangkan 23 24 25
Saya merasa rugi kalau tidak ikut sanggar sastra Saya sangat menyukai pertunjukan karya sastra Jumlah Skor
109
Lampiran 2. Lembar Observasi Aktivitas dalam Sanggar Sastra Lembar Observasi atau Pengamatan Lembar observasi atau pengamatan digunakan untuk melihat aktivitas siswa dalam sanggar sastra. Contoh lembar observasi atau pengamatan adalah sebagai berikut : Lembar Observasi Aktivitas Siswa Petunjuk : Setelah mengamati aktivitas siswa dalam sanggar sastra, beri penilaian pada kolom yang tersedia dengan kriteria penilaian sebagai berikut : Amat Baik :4 Baik :3 Cukup :2 Kurang :1 Hari / Tanggal
: Aspek yang Dinilai
No
Nama Siswa
A
B
C
D
E
Keterangan
110
Keterangan:
A. Mengikuti latihan sanggar dengan rutin. Skor 4 apabila tidak pernah absen latihan 3 apabila absen 1-2 kali latihan 2 apabila absen 3 kali atau lebih 1 apabila tidak pernah latihan B. Serius dan antusias ketika latihan. Skor 4 apabila memperhatikan, serius dan antusias ketika latihan 3 apabila serius tetapi hanya antusias pada latihan yang disukai saja 2 apabila kurang serius dan kurang antusias ketika latihan 1 apabila tidak serius dan tidak antusias ketika latihan
111
C. Latihan tepat waktu. Skor 4 apabila sudah datang sebelum latihan dan pulang setelah selesai latihan 3 apabila terlambat 5 menit 2 apabila terlambat lebih dari 5 menit 1 apabila terlambat lebih dari 20 menit D. Kreatif Skor 4 apabila selalu mengemukakan ide baru 3 apabila sering mengemukakan ide baru 2 apabila jarang mengemukakan ide baru 1 apabila tidak pernah mengemukakan ide baru E. Mempraktekkan apa yang sudah diajarkan pelatih. Skor 4 apabila mempraktekkan semua yang diajarkan pelatih 3 apabila mempraktekkan sebagian besar yang diajarkan pelatih 2 apabila mempraktekkan sedikit yang diajarkan pelatih 1 apabila tidak pernah mempraktekkan yang diajarkan pelatih.
112
Lampiran 3 : Rubrik Penilaian Keterampilan Membaca Puisi Siswa Kelas X SMA 2 Tambusai Petunjuk Tes Keterampilan Membaca Puisi
Sebelum membaca puisi, mohon kesediaan responden membaca petunjuk tes tersebut! 1.
Baca dan pahamilah setiap bait puisi Anda.
2.
Puisi yang anda baca akan dinilai dengan menggunakan rubrik penilaian yang telah disediakan. Oleh sebab itu perhatikan dengan teliti aspek-aspek penilaian yang terdapat dalam rubrik penilaian.
3.
Untuk mempermudah Anda dalam memahami kata kunci dari beberapa aspek yang dinilai, berikut akan dijabarkan penjelasan mengenai aspek-aspek tersebut. a.
Penjiwaan yang baik adalah ekspresi wajah sesuai dengan kandungan puisi.
b.
Pelafalan yang benar adalah pengucapan kata yang sesuai dengan hukum pengucapan bahasa yang dipakai. Misalnya berani yang berarti “tidak takut” harus diucapkan berani bukan ber ani.
c.
Mimik yang baik adalah raut wajah yang sesuai dengan isi puisi.
d.
Gerak yang baik ialah gerak yang terlihat (blocking baik), jelas (tidak ragu ragu, meyakinkan), dimengerti (sesuai dengan hukum gerak dalam kehidupan), dan menghayati (sesuai dengan tuntutan/jiwa peran yang ditentukan dalam puisi).
113
Rubrik Penilaian Keterampilan Membaca Puisi Siswa Kelas X SMA 2 Tambusai
Aspek Penilaian Penghayatan
Teknik membaca puisi
Kriteria Penjiwaan
Bobot 2
Pelafalan
2
Intonasi
2
Kekomunikasian Kontak mata
1
Tingkat Kinerja 1 Apabila penjiwaan saat membaca puisi tidak sesuai dengan isi puisi.
2
Apabila penjiwaan saat membaca puisi kurang sesuai dengan isi puisi. Apabila pelafalankata, Apabila suku kata, huruf tidak pelafalan kata, jelas. suku kata, huruf kurang jelas. Apabila dalam membaca Apabila dalam puisi tidak terdapat tiga membaca puisi jenis intonasi ( tekanan hanya terdapat dinamik, tekanan nada, satu intonasi. dan tekanan tempo).
Apabila dalam membaca puisi tidak melakukan kontak mata untuk mendukung penyampaian isi puisi.
Apabila dalam membaca puisi melakukan kontak mata kurang tepat.
3 Apabila penjiwaan saat membaca puisi cukup sesuai dengan isi puisi. Apabila pelafalan kata, suku kata, huruf cukup jelas. Apabila dalam membaca puisi hanya terdapat dua intonasi.
Apabila dalam membaca puisi melakukan kontak mata cukup tepat.
4 Apabila penjiwaan saat membaca puisi sesuai dengan isi puisi. Apabila pelafalan kata, suku kata, huruf jelas. Apabila dalam membaca puisi terdapat tiga jenis intonasi (tekanan dinamik, tekanan nada, dan tekanan tempo). Apabila dalam membaca puisi melakukan kontak mata secara sempurna untuk mendukung penyampaian isi puisi.
114
Jumlah
Mimik
2
Apabila dalam membaca puisi tidak menggunakan mimik yang tepat.
Apabila dalam membaca puisi menggunakan mimik kurang tepat.
Apabila dalam membaca puisi menggunakan mimik cukup tepat.
Apabila dalam membaca puisi menggunakan mimik yang tepat.
Keserasian gerak dengan ucapan
1
Apabila dalam membaca puisi antara gerak dengan ucapan tidak sesuai. 10
Apabila dalam membaca puisi cukup serasi antara gerak dengan ucapan. 30
Apabila dalam membaca puisi serasi antara gerak dengan ucapan.
10
Apabila dalam membaca puisi kurang serasi antara gerak dengan ucapan. 20
40
115
116
117
Lampiran 6. Instrumen Angket Minat Bersastra Siswa Kelas X SMA 1 Tambusai Angket Minat Bersastra Identitas Responden e. Kelas : f. Jenis Kelamin : g. Umur : h. Suku Asal : a.Melayu b.Jawa c.Batak d.Minang e.Bugis f.dll e. Agama : a.Islam b.Kristen Katolik c.Kristen Protestan d.Hindu e.Budha f. Tempat Asal Sek. : a.Dalam Kota b. Luar Kota g. Pekerjaan : a.PNS b.Swasta c.Wiraswasta Orang Tua
Petunjuk Pengisian 6. Sebelum mengisi pernyataan-pernyataan berikut, mohon kesediaan responden membaca petunjuk pengisisan angket tersebut! 7. Bacalah angket ini dengan teliti! 8. Pilihlah salah satu alternatif jawaban yang paling sesuai dengan keadaan anda, lalu bubuhkan tanda check list (√ ) pada kotak yang tersedia. 9. Dalam menjawab pernyataan-pernyataan ini, tidak ada jawaban yang salah. Oleh karena itu tidak ada pernyataan yang tidak diisi. 10. Ada lima alternatif jawaban yang dapat dipilih dengan mengisi angka pada kolom yang disediakan, yaitu: Positif Alternatif Jawaban Negatif 5 Selalu 1 4 Sering 2 3 Kadang-kadang 3 2 Hampir tidak pernah 4 1 Tidak pernah 5 Contoh Angket Minat No 1 2
Pernyataan Saya mengisi waktu luang dengan membaca buku sastra Menurut saya membaca buku sastra tidak bermanfaat
1
Alternatif jawaban 2 3 4 5 √ √
118
ANGKET UNTUK MENGUKUR MINAT BERSASTRA
No
Pernyataan
Kesenangaan 1 Saya senang pada pembelajaran kesastraan. 2 Saya senang membaca berbagai karya sastra. 3 Saya selalu mempunyai waktu unuk membaca berbagai karya astra. 4 Saya senang membeli buku-buku karya sastra. 5 Banyak hal menarik yang saya dapatkan dari kegiatan bersastra. 6 Kegiatan bersastra adalah kegiatan yang paling mengasyikan. 7 Menurut saya, sastra sangat menyenangkan. 8 Saya sangat menyukai pertunjukan karya sastra. 9 Saya tidak suka membaca buku sastra, karena menjemukkan. Keinginan 10 Saya merasa rugi jika tidak mengikuti pembelajaran kesastraan dengan baik. 11 Saya akan bertanya jika kurang memahami penjelasan dari guru. 12 Saya menyediakan waktu untuk belajar kesastraan. 13 Saya mempunyai banyak buku sastra. 14 Kegiatan bersastra sangat menarik buat saya. 15 Setiap ada waktu luang saya sempatkan membaca sastra. 16
Pulang sekolah saya sempatkan membaca novel atau karya sastra lainnya sambil menunggu kegiatan yang lain. 17 Dalam seminggu ini saya belum ada membaca sastra, padahal ada buku sastra di rumah.
Tingkat Capaian kinerja 1 2 3 4 5
119
Apresiasi 18 Saya sering berusaha memehami isi bacaan karya sastra. 19 Saya merasakan ada manfaat yang besar dari bacaan karya sastra. 20 Saya berusaha mendapatkan buku-buku karya sastra. 21 Menurut saya kegiatan bersastra bukan hanya sebagai hiburan tapi saya bisa belajar nilai-nilai hidup. 22 Tiap waktu istirahat, saya menulis katakata yang indah dan menyusunnya menjadi puisi. 23 Saya merasa rugi kalau tidak mengikuti kegiatan sanggar sastra yang ada di sekolah. 24 Saya tidak mempunyai waktu untuk kegitan bersastra. 25 Membaca sastra haya membuang-buang waktu. Jumlah skor
120
121
122
Lampiran 9. Hasil Tes Keterampilan Membaca Puisi Siswa Kelas X SMA 2 Tambusai Hasil Tes Keterampilan Membaca Puisi a. Peneliti
Responden
Penjiwaan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34
3 3 3 3 4 3 4 3 4 4 3 3 3 3 3 4 4 3 4 3 4 3 4 3 3 3 3 4 4 3 4 3 3 3
Pelafalan Intonasi 4 3 3 4 3 4 4 3 4 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4
3 3 3 4 2 3 4 3 4 3 2 3 4 2 4 4 4 3 3 3 3 2 4 2 3 4 3 4 3 4 3 3 2 3
Kontak Mata
Mimik
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
3 3 4 4 3 4 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3
Keserasian Gerak dan Ucapan 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
Jumlah 21 18 21 23 20 22 20 21 22 21 19 20 22 17 22 22 23 20 21 20 22 19 23 19 20 21 20 23 21 21 22 21 19 21
123
35 36 37 38 39 40
4 3 3 3 3 3
3 3 3 3 3 3
4 3 3 4 2 2
4 4 4 4 4 4
3 3 4 4 3 4
4 4 4 4 4 4
22 20 21 22 19 20
124
b. Guru BI 1 Responden
Penjiwaan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3
Pelafalan Intonasi 2 2 3 3 3 4 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 4 3 3 2 3 2 4 3 3 3 3 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 3 3 4
2 2 4 4 2 4 3 3 3 2 2 3 3 3 4 4 4 3 3 3 4 3 4 3 3 2 3 4 4 4 3 4 4 4 3 4 3 4 3 3
Kontak Mata
Mimik
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
3 3 4 3 4 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 4 3 4 3 4 3 3 4 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3
Keserasian Gerak dan Ucapan 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
Jumlah 18 18 22 21 20 24 20 20 21 18 18 20 21 20 21 19 23 20 21 19 23 19 23 20 20 20 20 22 23 22 21 23 22 22 20 23 21 22 20 21
125
c. Guru BI 2 Responden
Penjiwaan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
3 3 3 3 3 3 4 3 4 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 4 4 4 3 3 3
Pelafalan Intonasi 3 3 3 3 3 4 4 2 4 4 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4
2 2 3 2 2 4 3 2 3 4 2 2 4 2 3 2 4 3 2 3 3 3 3 2 3 4 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 2 4
Kontak Mata
Mimik
4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 3 3 3 3 4 3 4 4 3 3 3 4 3 4 3 4 3 4 3 3 3 4 3 3 4 3 3 4 3 4 4 3 3 3 3 3 4 3 4
Keserasian Gerak dan Ucapan 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
Jumlah 20 19 20 21 19 23 20 19 23 22 17 19 23 19 23 19 23 21 21 21 20 21 23 20 21 22 21 22 22 19 23 22 20 21 22 22 22 22 19 23
126
d. Rata – rata Responden Peneliti 1 21 2 18 3 21 4 23 5 20 6 22 7 20 8 21 9 22 10 21 11 19 12 20 13 22 14 17 15 22 16 22 17 23 18 20 19 21 20 20 21 22 22 19 23 23 24 19 25 20 26 21 27 20 28 23 29 21 30 21 31 22 32 21 33 19 34 21 35 22 36 20 37 21 38 22 39 19 40 20
Guru BI 1 18 18 22 21 20 24 20 20 21 23 18 20 21 20 21 19 23 20 21 19 23 19 23 20 20 20 20 22 23 22 21 23 22 22 20 23 21 22 20 21
Guru BI 2 20 19 20 21 19 23 20 19 23 22 17 19 23 20 23 19 23 21 21 21 20 21 23 20 21 22 21 22 22 20 23 22 20 21 22 22 22 22 19 23
Rata – rata 20 18 21 22 20 23 20 20 22 22 18 20 22 19 22 20 23 20 21 20 22 20 23 20 20 21 20 22 22 21 22 22 21 21 21 22 21 22 19 21
Nilai 82 79 87 91 82 95 83 83 91 91 77 83 92 78 92 84 95 83 88 85 92 83 97 83 83 88 83 92 92 88 92 92 88 88 89 92 89 92 80 89
127
Lampiran 10. Skor dan Nilai Variabel Penelitian Sampel 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
Minat Bersastra Skor Nilai 97 78 92 74 100 80 115 92 95 76 116 93 104 84 103 83 102 82 97 78 91 73 91 73 111 89 92 74 115 92 103 83 99 80 91 73 95 76 107 86 96 77 103 83 97 78 97 78 102 82 107 86 92 74 107 86 103 83 106 85 104 84 111 89 105 84 108 87 109 88 107 86 108 87 104 84 93 75 98 79
VARIABEL PENELTIAN Aktivitas Sanggar Sastra Keterampilan Membaca Puisi Skor Nilai Skor Nilai 130 93 59 82 126 90 55 79 118 84 63 87 133 95 65 91 119 85 59 82 132 94 69 95 112 80 60 83 133 95 60 83 133 95 66 91 128 91 66 91 112 80 54 77 124 88 59 83 124 88 66 92 118 84 57 78 132 94 66 92 132 94 60 84 135 96 69 95 135 96 61 83 136 97 63 88 130 93 60 85 136 98 65 92 119 85 59 83 138 98 69 97 115 82 59 83 115 82 61 83 125 89 63 88 128 91 61 83 135 96 67 92 139 99 66 92 140 100 63 88 140 100 66 92 135 96 66 92 136 97 61 88 132 94 64 88 130 93 64 89 136 97 65 92 132 94 64 89 133 95 66 92 124 88 58 80 125 89 64 89
128
Lampiran 11. Uji Homogenitas Sebelum masuk ke uji homogenitas, terlebih dahulu dicari nilai varians dari masing-masing variable X1, X2, dan Y.
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
X1 78 74 80 92 76 93 84 83 82 78 73 73 89 74 92 83 80 73 76 86
X2 93 90 84 95 85 94 80 95 95 91 80 88 88 84 94 94 96 96 97 93
Tabel Data Y No 82 21 79 22 87 23 91 24 82 25 95 26 83 27 83 28 91 29 91 30 77 31 83 32 92 33 78 34 92 35 84 36 95 37 83 38 88 39 85 40
Varians Untuk X1 a. Menentukan skor besar dan kecil Skor terbesar = 93 Skor terkecil
= 73
b. Menentukan Rentangan (R) R = 93-73 =20 c. Menentukan Banyaknya Kelas (BK) BK = 1+3,3 Log n
X1 77 83 78 78 82 86 74 86 83 85 84 89 84 87 88 86 87 84 75 79
X2 98 85 98 82 82 89 91 96 99 100 100 96 97 94 93 97 94 95 88 89
Y 92 83 97 83 83 88 83 92 92 88 92 92 88 88 89 92 89 92 80 89
129
= 1 + 3,3 Log 40 = 1 + 3,3 (1,60) = 6,28 dibulatkan boleh ke 6 atau 7
d. Menentukan Panjang Kelas (i) R 20 = = 2,86 mendekati 3 BK 7
i
Distribusi Frekuensi Skor Baku Variabel X1 Kelas X1 (titik No Interval f tengah) X12 fX1 1 73-75 7 74 5476 518 2 76-78 7 77 5929 539 3 79-81 3 80 6400 240 4 82-84 10 83 6889 830 85-87 7 86 7396 602 5 88-90 3 89 7921 267 6 7 91-93 3 92 8464 276 n= ∑fXi = 40 3272 e. Menentukan rata-rata atau mean ( X ) fX i
X
3272 40
n
fX12 38332 41503 19200 68890 51772 23763 25392 ∑fXi2 = 268852
81,8
f. Menentukan simpangan baku (s) n.
s
fXi
2
(
fXi ) 2
n(n 1)
40 * 268852 (3272) 2 40(40 1)
g. Menentukan Varians (S) S = s2 = (5,5525)2 = 30,8307
10754080 10705984 1560
48096 1560
30,8307
5,5525
130
Varians Untuk X2 a. Menentukan skor besar dan kecil Skor terbesar = 100 Skor terkecil
= 80
b. Menentukan Rentangan (R) R = 100-80 =20 c. Menentukan Banyaknya Kelas (BK) BK = 1+3,3 Log n = 1 + 3,3 Log 40 = 1 + 3,3 (1,60) = 6,28 dibulatkan boleh ke 6 atau 7 d. Menentukan Panjang Kelas (i) i
R 20 = = 2,86 mendekati 3 BK 7
Distribusi Frekuensi Skor Baku Variabel X2 Kelas X2 (titik No Interval F tengah) X22 fX2 1 80-82 4 81 6561 324 2 83-85 4 84 7056 336 3 86-88 5 87 7569 435 4 89-91 5 90 8100 450 92-94 9 93 8649 837 5 95-97 8 96 9216 768 6 7 98-100 5 99 9801 495 ∑fXi = n = 40 3645 e. Menentukan rata-rata atau mean ( X ) fX i
X
3645 40
n
91,125
f. Menentukan simpangan baku (s) s
n.
fXi
2
(
n(n 1)
fXi ) 2
fX22 26244 28224 37845 40500 77841 73728 49005 ∑fXi2 = 333387
131
40 * 333387 (3645) 2 40(40 1)
13335480 13286025 1560
g. Menentukan Varians (S) S = s2 = (5,63045)2 = 31,7019
Varians Untuk Y a. Menentukan skor besar dan kecil Skor terbesar = 97 Skor terkecil
= 77
b. Menentukan Rentangan (R) R = 97-77 =20 c. Menentukan Banyaknya Kelas (BK) BK = 1+3,3 Log n = 1 + 3,3 Log 40 = 1 + 3,3 (1,60) = 6,28 dibulatkan boleh ke 6 atau 7 d. Menentukan Panjang Kelas (i) i
R 20 = = 2,86 mendekati 3 BK 7
49455 1560
31,7019
5,63045
132
Distribusi Frekuensi Skor Baku Variabel Y Kelas Interval 77-79 80-82 83-85 86-88 89-91 92-94 95-97
No 1 2 3 4 5 6 7
f 3 3 10 6 6 9 3
Y (titik tengah) 78 81 84 87 90 93 96
Y2 6084 6561 7056 7569 8100 8649 9216
n = 40 e. Menentukan rata-rata atau mean ( X ) fX i
X
3504 40
n
fY1 234 243 840 522 540 837 288 ∑fYi = 3504
fY12 18252 19683 70560 45414 48600 77841 27648 ∑fYi2 = 307998
87 ,6
f. Menentukan simpangan baku (s)
n.
s
fYi
2
(
fYi ) 2
n(n 1)
40 * 307998 (3504) 2 40(40 1)
12319920 12278016 1560
41904 1560
26,86154 5,18281
g. Menentukan Varians (S) S = s2 = (5,18281)2 = 26,86154 Setelah nilai varians masing-masing variable diketahui, selanjutnya dilakukan uji homogenitas dengan Uji Bartlet 1) Tabel Uji Bartlet
133
Sampel
db=(n-1)
1=X1
39
2=X2
39
Tabel Uji Bartlet S Si2 Log Si2 5,55254 30,8307 1,48898 6 7 4 5,63044 31,7019 1,50108 6 2 6 5,18281 26,8615 1,42913 2 4 1
3=Y 39 Jumlah= ∑(ni3 1)=117 2) Menghitung varians gabungan dari ketiga sampel: 2
S
2
S2 S2
2
(db) Log Si2 58,07039006 58,54233871 55,73610443 ∑(db)Log Si2 = 172,3488
2
(n1.S1 ) (n2 .S 2 ) (n3 .S 3 ) (n1 n2 n3 ) (39 * 30,83) (39 * 31,70) (39 * 26,86) 39 39 39 1202,37 1236,3 1047,54 3486,21 29,797 117 117
3) Menghitung log S2 = log 29,797 = 1,474 4) Menghitung nilai B = (log S2).∑(ni-1) = 1,474 117 172,46 5) Menghitung nilai χ2hitung =(lon 10)[B-∑(db)Log Si2] = (2,3) x [172,46-172,35] = (2,3) x [0,11] = 0,253
134
6) Menghitung Modus dan Median MODUS dan MEDIAN dari X1
Mo = modus b = batas bawah kelas interval dengan frekuensi terbanyak p = panjang kelas interval b1 = frekuensi terbanyak dikurangi frekuensi kelas sebelumnya b2 = frekuensi terbanyak dikurangi frekuensi kelas sesudahnya
Me = median xii = batas bawah median n = jumlah data fkii = frekuensi kumulatif data di bawah kelas median fi = frekuensi data pada kelas median p = panjang interval kelas
No 1 2 3 4 5 6 7
Kelas Interval 73-75 76-78 79-81 82-84 85-87 88-90 91-93
F 7 7 3 10 7 3 3 n = 40
frekuensi komulatif 7 14 17 27 34 37 40
MODUS Dari tabel di atas, kita bisa mengetahui bahwa modus terletak pada kelas interval ke empat 82-84 karena kelas tersebut memiliki frekuensi terbanyak yaitu 10. Sebelum menghitung menggunakan rumus modus data berkelompok, terlebih dahulu kita harus mengetahui batas bawah kelas adalah 81,5, frekuensi kelas
135
sebelumnya 3, frekuensi kelas sesudahnya 7. Panjang kelas interval sama dengan 3. Dengan begitu bisa kita menghitung modusnya:
Mo 81,5 Mo
81,5
10 3 3 (10 3) (10 7) 7 7 3
3 81,5 2,1 83,6
MEDIAN
xii = 81,5 n = 40 fkii = 17 fi = 10 p=3
Me 81,5
40 17 2 3 81,5 0,9 82,4 10
136
MODUS dan MEDIAN dari X2 No 1 2 3 4 5 6 7
Kelas Interval 80-82 83-85 86-88 89-91 92-94 95-97 98-100
F 4 4 5 5 9 8 5 n = 40
frekuensi Komulatif 4 8 13 18 27 35 40
MODUS Dari tabel di atas, kita bisa mengetahui bahwa modus terletak pada kelas interval ke lima 92-94 karena kelas tersebut memiliki frekuensi terbanyak yaitu 9. Sebelum menghitung menggunakan rumus modus data berkelompok, terlebih dahulu kita harus mengetahui batas bawah kelas adalah 91,5, frekuensi kelas sebelumnya 5, frekuensi kelas sesudahnya 8. Panjang kelas interval sama dengan 3. Dengan begitu bisa kita menghitung modus sebagai berikut.
Mo 91,5 Mo
91,5
9 5 3 (9 5) (9 8) 4 4 1
3 91,5 2,4
93,9
MEDIAN
xii = 91,5 n = 40 fkii = 18 fi = 9 p=3
Me 91,5
40 18 2 3 91,5 0,67 92,17 9
137
MODUS dan MEDIAN dari Y
No 1 2 3 4 5 6 7
Kelas Interval 77-79 80-82 83-85 86-88 89-91 92-94 95-97
F 3 3 10 6 6 9 3 n = 40
frekuensi komulatif 3 6 16 22 28 37 40
MODUS
Dari tabel di atas, kita bisa mengetahui bahwa modus terletak pada kelas interval ke tiga 83-85 karena kelas tersebut memiliki frekuensi terbanyak yaitu 10. Sebelum menghitung menggunakan rumus modus data berkelompok, terlebih dahulu kita harus mengetahui batas bawah kelas adalah 82,5, frekuensi kelas sebelumnya 3, frekuensi kelas sesudahnya 6. Panjang kelas interval sama dengan 3. Dengan begitu bisa kita menghitung modus nilai statistik mahasiswa sebagai berikut.
Mo 82,5 Mo
82 ,5
MEDIAN
xii = 85,5 n = 40 fkii = 16 fi = 6 p=3
10 3 3 (10 3) (10 6) 7 7 4
3 82 ,5 1,909
84 ,409
138
Me 85,5
40 16 2 3 85,5 0,67 86,17 6
7) Bandingkan χ2hitung dengan nilai χ2tabel, untuk α=0,05 dan derajat kebebasan (db)= k-1= 3-1= 2, maka χ2tabel= 5,991, dengan criteria pengujian sebagai berikut: Jika : χ2hitung ≥ χ2tabel, tidak homogen Jika : χ2hitung ≤ χ2tabel, homogen Ternyata χ2hitung < χ2tabel, atau 0,253 < 5,991, maka varians-varians adalah homogen
139
Lampiran 12. Uji Normalitas Data 1) Data Uji Normalitas X1 Distribusi Frekuensi Skor Baku Variabel X1 No Kelas Interval 1 73-75 2 76-78 3 79-81 4 82-84 85-87 5 88-90 6 7 91-93
f X1 (titik tengah) 7 74 7 77 3 80 10 83 7 86 3 89 3 92 n= 40 Langkah selanjutnya adalah
X12 5476 5929 6400 6889 7396 7921 8464
fX1 518 539 240 830 602 267 276 ∑fXi = 3272
fX12 38332 41503 19200 68890 51772 23763 25392 ∑fXi2 = 268852
a. Menentukan batas kelas, yaitu angka skor kiri kelas interval pertama dikurangi 0,5 dan kemudian angka skor-skor kanan kelas interval ditambah 0,5. Sehingga didapat 72,5; 75,5; 78,5; 81,5; 84,5; 87,5; 90,5; 93,5 b. Mencari nilai Z-score untuk batas kelas interval dengan rumus: Z
BatasKelas X , dengan s = 5,5525 dan X s
81,8
Contoh untuk Z1: Z1
72 ,5 81,8 5,5525
1,6749
c. Mencari luas 0-Z dari Tabel Kurva Normal dari 0-Z dengan menggunakan angka-angka untuk batas kelas, sehingga didapat: 0,4525;
0,3708; 0,1879;
0,4419;
0,2224;
0,0199;
0,3485;
dan 0,4826.
d. Mencari luas tiap interval dengan jalan mengurangkan angka-angka 0-Z, yaitu angka baris pertama dikurangi baris kedua, angka baris kedua
140
dikurangi baris ketiga, dan begitu seterusnya. Kecuali untuk angka yang berbeda pada baris paling tengah ditambahkan dengan angka pada baris berikutnya. 0,4525 - 0,3708 = 0,0817
0,1879 - 0,3485 = 0,1606
0,3708 - 0,2224 = 0,1484
0,3485 - 0,4419 = 0,0934
0,2224 - 0,0199 = 0,2025
0,4419 - 0,4826 = 0,0407
0,0199 + 0,1879 = 0,2078 e. Mencari frekuensi yang diharapkan (fe) dengan cara mengalikan luas tiap interval dengan jumlah responden (n=40), sehingga didapat: 0,0817 x 40 = 3,268
0,1606 x 40 = 6,424
0,1484 x 40 = 5,936
0,0934 x 40 = 3,736
0,2025 x 40 = 8,1
0,0407 x 40 = 1,628
0,2078 x 40 = 8,312
No 1 2 3 4 5 6 7
Tabel Frekuensi yang Diharapkan (fe) dari Hasil Pengamatan (fo) untuk Variabel X1 Batas Luas 0 Luas Tiap Interval Kelas Z Z Kelas fe fo 72,5 -1,67491 0,4525 0,0817 3,268 7 75,5 -1,13461 0,3708 0,1484 5,936 7 78,5 -0,59432 0,2224 0,2025 8,1 3 81,5 -0,05403 0,0199 0,2078 8,312 10 84,5 0,486263 0,1879 0,1606 6,424 7 87,5 1,026556 0,3485 0,0934 3,736 3 90,5 1,566849 0,4419 0,0407 1,628 3 93,5 2,107141 0,4826 ∑fo=40 2 f. Mencari Chi Kuadrat (χ hitung) dengan rumus: (
2
)
fe ) 2
( fo fe
141
2
(7 3,268) 2 3,268
(3 3,736) 2 3,736 2
4,2619
(7 5,963) 2 5,963
(3 8,1) 2 8,1
(10 8,321) 2 8,321
(7 6,424) 2 6,424
(3 1,628) 2 1,628 0,1907
3,2111
0,3428
0,0516
0,1449
1,1563
9,3594
g. Membandingkan (χ2hitung) dengan (χ2tabel) db= k-3= 7-3= 4 dan α=0,05 didapat χ2tabel = 9,488 Kaidah Keputusan Jika, χ2hitung ≥ χ2tabel, maka Distribusi data Tidak Normal Jika, χ2hitung ≤ χ2tabel, maka Distribusi data Normal Kesimpulan: karena χ2hitung < χ2tabel atau 9,3593 < 9,488 maka data (X1) berdistribusi normal
142
2) Data Uji Normalitas X2 Dengan cara yang sama seperti di atas maka didapat: Distribusi Frekuensi Skor Baku Variabel X2 X2 (titik f tengah) X22 fX2 4 81 6561 324 4 84 7056 336 5 87 7569 435 5 90 8100 450 9 93 8649 837 8 96 9216 768 5 99 9801 495 ∑fXi = n = 40 3645
Kelas Interval 80-82 83-85 86-88 89-91 92-94 95-97 98-100
No 1 2 3 4 5 6 7
fX22 26244 28224 37845 40500 77841 73728 49005 ∑fXi2 = 333387
Tabel Frekuensi yang Diharapkan (fe) dari Hasil Pengamatan (fo) untuk Variabel X2 Batas Kelas 79,5 82,5 85,5 88,5 91,5
No 1 2 3 4 5
Z -2,06467 -1,53185 -0,99903 -0,46622 0,066602
Luas 0 Z 0,4803 0,437 0,3413 0,1808 0,0279
Luas Tiap Interval Kelas 0,0433 0,0957 0,1605 0,2087 0,1978
6 7
94,5 0,59942 0,2257 0,1451 97,5 1,132237 0,3708 0,0817 100,5 1,665055 0,4525 Selanjutnya diperoleh Chi Kuadrat (χ2hitung) untuk X2 (
2
)
fe ) 2
( fo fe
fe 1,732 3,828 6,42 8,348 7,912
fo 4 4 5 5 9
5,804 3,268
8 5 ∑fo=40
= 6,532844
db= k-3= 7-3= 4 dan α=0,05 didapat χ2tabel = 9,488 Kesimpulan: karena χ2hitung < χ2tabel atau 6,532844 < 9,488 maka data (X2) berdistribusi normal
143
3) Data Uji Normalitas Y Distribusi Frekuensi Skor Baku Variabel Y Kelas Y (titik Interval f tengah) Y2 fY1 77-79 3 78 6084 234 80-82 3 81 6561 243 83-85 10 84 7056 840 86-88 6 87 7569 522 89-91 6 90 8100 540 92-94 9 93 8649 837 95-97 3 96 9216 288 ∑fYi = n = 40 3504
No 1 2 3 4 5 6 7
fY12 18252 19683 70560 45414 48600 77841 27648 ∑fYi2 = 307998
Tabel Frekuensi yang Diharapkan (fe) dari Hasil Pengamatan (fo) untuk Variabel Y Luas Tiap Interval No Batas Kelas Z Luas 0 - Z Kelas fe Fo 1 76,5 -2,14 0,4838 0,0432 1,728 3 2 79,5 -1,56 0,4406 0,1041 4,164 3 3 82,5 -0,98 0,3365 0,1774 7,096 10 4 85,5 -0,41 0,1591 0,2266 9,064 6 5 88,5 0,17 0,0675 0,2059 8,236 6 6 91,5 0,75 0,2734 0,1348 5,392 9 7 94,5 1,33 0,4082 0,0637 2,548 3 97,5 1,91 0,4719 ∑fo=40 2 Selanjutnya diperoleh Chi Kuadrat (χ hitung) untuk Y (
2
)
fe ) 2
( fo fe
= 6,58741
db= k-3= 7-3= 4 dan α=0,05 didapat χ2tabel = 9,488 Kesimpulan: karena χ2hitung < χ2tabel atau 6,58741 < 9,488 maka data (Y) berdistribusi normal
144
Lampiran 13. Uji Linearitas Regresi
NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
X1 78 74 80 92 76 93 84 83 82 78 73 73 89 74 92 83 80 73 76 86 77 83 78 78 82
X2 93 90 84 95 85 94 80 95 95 91 80 88 88 84 94 94 96 96 97 93 98 85 98 82 82
Y 82 79 87 91 82 95 83 83 91 91 77 83 92 78 92 84 95 83 88 85 92 83 97 83 83
Tabel Data X12 X22 6084 8649 5476 8100 6400 7056 8464 9025 5776 7225 8649 8836 7056 6400 6889 9025 6724 9025 6084 8281 5329 6400 5329 7744 7921 7744 5476 7056 8464 8836 6889 8836 6400 9216 5329 9216 5776 9409 7396 8649 5929 9604 6889 7225 6084 9604 6084 6724 6724 6724
26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38
86 74 86 83 85 84 89 84 87 88 86 87 84
89 91 96 99 100 100 96 97 94 93 97 94 95
88 83 92 92 88 92 92 88 88 89 92 89 92
7396 5476 7396 6889 7225 7056 7921 7056 7569 7744 7396 7569 7056
7921 8281 9216 9801 10000 10000 9216 9409 8836 8649 9409 8836 9025
Y2 6724 6241 7569 8281 6724 9025 6889 6889 8281 8281 5929 6889 8464 6084 8464 7056 9025 6889 7744 7225 8464 6889 9409 6889 6889
X1*Y 6396 5846 6960 8372 6232 8835 6972 6889 7462 7098 5621 6059 8188 5772 8464 6972 7600 6059 6688 7310 7084 6889 7566 6474 6806
X2*Y 7626 7110 7308 8645 6970 8930 6640 7885 8645 8281 6160 7304 8096 6552 8648 7896 9120 7968 8536 7905 9016 7055 9506 6806 6806
X1*X2 7254 6660 6720 8740 6460 8742 6720 7885 7790 7098 5840 6424 7832 6216 8648 7802 7680 7008 7372 7998 7546 7055 7644 6396 6724
7744 6889 8464 8464 7744 8464 8464 7744 7744 7921 8464 7921 8464
7568 6142 7912 7636 7480 7728 8188 7392 7656 7832 7912 7743 7728
7832 7553 8832 9108 8800 9200 8832 8536 8272 8277 8924 8366 8740
7654 6734 8256 8217 8500 8400 8544 8148 8178 8184 8342 8178 7980
145
39 75 88 80 5625 7744 6400 6000 7040 6600 40 79 89 89 6241 7921 7921 7031 7921 7031 JUMLAH 3274 3675 3493 269236 338873 306025 286562 321647 301200 MEAN 81,85 91,875 87,325
146
Lampiran 14. Tabel Ringkasan Statistik Tabel Ringkasan Statistik Simbol Statistik N ∑X1 ∑X2 ∑Y ∑X12 ∑X22 ∑Y2 ∑X1Y ∑X2Y ∑X1X2 sX1 sX2 sY Mean X1 Mean X2 Mean Y aX1 bX1 aX2 bx2 rX1Y rX2Y rX1X2
Nilai Statistik 40 3274 3675 3493 269236 338873 306025 286562 321647 301200 5,552546193 5,630446082 5,18281183 81,85 91,875 87,325 44,42379477 0,52414423 33,07970382 0,590424992 0,588500844 0,655846705 0,322116887
147
Lampiran 15. Uji Linieritas Regresi Uji Linearitas Regresi untuk Variabel Y atas X1 1) JK Re g ( a )
Y )2
(
n
2) JK Re g [ bla )
dengan b =
b=
=
(3493 ) 2 40
b{
X 1Y
n
X iYi n
305026 ,23 X1
Y
n
(
Xi
2
X i )( (
}
Yi )
X i )2
(40 * 286562 ) (3274 * 3493 ) (40 * 269236 ) (3274 ) 2 11462480 11436082 10769440 10719076
26398 50364
0,5241
diperoleh:
JKReg(bla)
b{
X1
X 1Y
Y
n
}
3274 * 3493 40
0,5241 286562
0,5241 (286562 285902 ,05 ) 0,5241 * 659 ,95 345 ,88
3) JKRes =
Y2
JKRe g (bla )
JKRe g ( a)
= 306025 – 345,909 – 305026,23 = 652,861 4) RJKReg(a) = JKReg(a) = 305026,23 5) RJKReg(bla) = JKReg(bla) = 345,909 6) RJKRes =
7) JKE =
JK Re s n 2
Y k
2
652,861 17,1806 40 2
Y n
2
148
Penolong Pasangan Variabel X1 dan Variabel Y untuk Mencari (JKE) No. No. Urut X1 Kel n Y Urut X1 Kel n Y 1 73 77 24 84 11 4 83 2 73 1 3 83 25 84 92 3 73 83 26 84 88 4 74 79 27 84 92 5 74 2 3 78 28 85 12 1 88 6 74 83 29 86 13 4 85 7 75 3 1 80 30 86 88 8 76 82 31 86 92 4 2 9 76 88 32 86 92 10 77 5 1 92 33 87 14 2 88 11 78 82 34 87 89 12 78 91 35 88 15 1 89 6 4 13 78 97 36 89 16 2 92 14 78 83 37 89 92 15 79 7 1 89 38 92 17 2 91 16 80 87 39 92 92 8 2 17 80 95 40 93 18 1 95 18 82 91 9 2 19 82 83 20 83 83 21 83 84 10 4 22 83 83 23 83 92 = {(772+832+832)-( 772+832+832)/3} + {(792+782+832)-
JKE
(792+782+832)/3} + … + (952-952/1) = 13138 + 12809,33 + … +0 = 135076,6 8) JKTC = JKRes – JKE = 652,861 – 135076,6 = -134423,74 9) RJKTC = 10) RJKE =
JKTC k 2 JK E n k
134423,74 18 2 135076,6 40 18
8401,48
6139,846
149
11) Fhitung =
RJK TC RJK E
8401 ,48 6139 ,846
1,3684 = 1,3684 (harga mutlak)
12) Kriteria Pengambilan Keputusan Jika Fhitung ≤ Ftabel, maka terima Ho berarti linier Ha = Tidak linier Ho = Linier 13) Nilai Ftabel menggunakan Tabel F dengan rumus: Ftabel
= F(1-α)(db TC, db E) = F(1-0,05)(db TC, db E) = F(0,95)(db = k-2, db = n-k) = F(0,95)(db = 18-2, db = 40-18) =F(0,95)(16, 22)
Ftabel
= 2,1313
14) Membandingkan nilai Fhitung dengan nilai Ftabel. Jika Fhitung ≤ Ftabel, maka terima Ho berarti linier. Kesimpulan: Karena Fhitung < Ftabel atau 1,3684 < 2,1313, maka dapat disimpulkan bahwa metode Regresi Y atas X1 berpolah linier.
Sumber Variasi Total Regresi (a) Regresi (bla) Residu Tuna Cocok (TC) Kesalahan (Error)
Tabel Ringkasan Anava Variabel Y atas X1 Rata-rata Derajat Jumlah Jumlah Fhitung Ftabel bebas Kuadrat Kuadrat (db) (JK) (RJK) 40 306025 1,3684 2,1313 1 305026,2 305026,2 1 345,88 345,88 38 652,861 17,1806 Kesimpulan: karena Fhitung < Ftabel 16 134423,7 8401,48 atau 1,3684 < 2,1313, maka dapat disimpulkan bahwa metode Regresi 22 135076,6 6139,846 Y atas X1 berpolah linier.
150
Mencari nilai b1 Mencari nilai b1= n.Σxy – Σx.Σy
n.Σx² - (Σx)² = 40. 286562 – (3247) . (3493) 40 . (269236) – (3274)² = 11462480 – 11436082 10769440 – 10719076
= 26398 50364
= 0,52414423
= 0,52 Mencari nilai a = Σy – b1 . Σx n = 3493 – 0,52414423 (3274) 40 = 3493 – 1716,04820902 40
= 1776,95179098 40
151
= 44,4237947745
a = 44,42
Dari perhitungan diperoleh , nilai a = 44,42 dan b1 = 0,52 sehingga persamaan regresi Ŷ = a + b1 x1 sama dengan Ŷ = 44,42 +0,52 x1.
152
Uji Linearitas Regresi untuk Variabel Y atas X2 1) JK Re g ( a )
Y )2
(
(3493 ) 2 40
n
2) JK Re g ( bla ) dengan b =
b{
X 2Y
n
X iYi
305026 ,23
X2
Y
n
( 2
X i )(
Yi )
Xi )
2
n
Xi
b=
(40 * 321647 ) (3675 * 3493 ) (40 * 338873 ) (3675 ) 2
=
(
}
12865880 12836775 13554920 13505625
29105 49295
0,5904
diperoleh: JKReg(bla)
b{
X2
X 2Y
Y
n
}
3675 * 3493 40
0,5904 321647
0,5904 (321647 320919 ,38 ) 0,5904 * 727 ,62 429 ,59
3) JKRes =
Y2
JKRe g (bla )
JKRe g ( a)
= 306025 – 429,59 – 305026,23 = 569,18 4) RJKReg(a) = JKReg(a) = 305026,23 5) RJKReg(bla) = JKReg(bla) = 429,59 6) RJKRes =
7) JKE =
JK Re s n 2
Y k
2
569,18 14,978 40 2
Y n
2
153
Penolong Pasangan Variabel X2 dan Variabel Y untuk Mencari (JKE) No. No. Urut X2 Kel n Y Urut X2 Kel n Y 1 80 83 25 95 91 1 2 2 80 77 26 95 83 11 4 3 82 83 27 95 91 2 2 4 82 83 28 95 92 5 84 87 29 96 95 3 2 6 84 78 30 96 83 12 4 7 85 82 31 96 92 4 2 8 85 83 32 96 92 9 88 83 33 97 88 10 88 5 3 92 34 97 13 3 88 11 88 80 35 97 92 12 89 88 36 98 92 6 2 14 2 13 89 89 37 98 97 14 90 7 1 79 38 99 15 1 92 15 91 91 39 100 88 8 2 16 2 16 91 83 40 100 92 17 93 82 18 93 9 3 85 19 93 89 20 94 95 21 94 92 22 94 10 5 84 23 94 88 24 94 89 = {(832+772)-(832+772)/2} + {(832+832)-(832+832)/2} + … +
JKE
{(882+922)-(882+922)/2} = 6409 + 6889 + … + 8104 = 185174,75 8) JKTC = JKRes – JKE = 569,18 – 185174,8 = -184605,62 9) RJKTC = 10) RJKE =
JKTC k 2 JK E n k
184605,62 16 2 185174,75 40 16
13186,116
7715,615
154
11) Fhitung =
RJK TC RJK E
13186 ,116 7715 ,615
1,70902 = 1,70902 (harga mutlak)
12) Kriteria Pengambilan Keputusan Jika Fhitung ≤ Ftabel, maka terima Ho berarti linier Ha = Tidak linier Ho = Linier 13) Nilai Ftabel menggunakan Tabel F dengan rumus: Ftabel
= F(1-α)(db TC, db E) = F(1-0,05)(db TC, db E) = F(0,95)(db = k-2, db = n-k) = F(0,95)(db = 16-2, db = 40-16) =F(0,95)(14, 24)
Ftabel
= 2,1298
14) Membandingkan nilai Fhitung dengan nilai Ftabel. Jika Fhitung ≤ Ftabel, maka terima Ho berarti linier. Kesimpulan: karena Fhitung < Ftabel atau 1,70902 < 2,1298, maka dapat disimpulkan bahwa metode regresi Y atas X2 berpolah linier.
Sumber Variasi Total Regresi (a) Regresi (bla) Residu Tuna Cocok (TC) Kesalahan (Error)
Tabel Ringkasan Anava Variabel Y atas X2 Rata-rata Derajat Jumlah Jumlah Fhitung Ftabel bebas Kuadrat Kuadrat (db) (JK) (RJK) 40 306025 1,70902 2,1298 1 305026,23 305026,23 1 429,59 429,59 Kesimpulan: karena 38 569,18 14,978 Fhitung < Ftabel atau 1,70902 < 2,1298, maka 14 184605,62 13186,116 dapat disimpulkan bahwa metode regresi Y atas X2 24 185174,75 7715,615 berpolah linier.
Mencari nilai b1 = n. Σxy – Σx . Σy n. Σx² - (Σx)²
155
= 40 . 321647 – 3675 . 3493 40 . 338873 – (3675)² = 12865880 – 12836775 13554920 – 13505625 = 29105 49295 = 0,59042499239 = 0,59
Mencari nilai a = Σy - Σx n = 3493 – 0,59 . 3675 40 = 3493 – 216825 40
= -213332 40
= - 5333,3 = 3493 – 0,59042499239 40 = 3493 – 2169,81 40
156
= 1323,19 40
= 33,07975
= 33,08
157
Lampiran 16 Uji Multikolinearitas Uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah ditemukan korelasi yang cukup kuat antara variabel independen. Model regresi yang baik adalah model regresi yang tidak terjadi korelasi antar variabel independennya (tidak terjadi multikolinearitas). Ada tidaknya multikolinearitas ditentukan dari banyaknya variabel independen yang bertipe metrik/numerik (interval/rasio) yang lebih dari 1. Salah satu cara yang popular untuk mendeteksi multikolinearitas adalah menggunakan SPSS untuk melihat nilai TOL dan VIF untuk masing-masing variable X. Agar tidak ada multikolinearitas pada model, maka haruslah nilai TOL di atas 0.1 dan nilai VIF dibawah 10. Maka dari tabel hasil output SPSS berikut dapat kita lihat nilai TOL dan VIF dari masing-masing variable X
Coefficients
a
Collinearity Statistics
Model
1
Tolerance
VIF
X1
.904
1.106
X2
.904
1.106
a. Dependent Variable: Y
Dari tabel di atas, terlihat nilai TOL dan VIF telah terpenuhi, ini berarti tidak adanya
multikolinieritas
pada
multikolinearitas telah terpenuhi.
model.
Sehingga
asumsi
tidak
adanya
158
Lampiran 17 Regresi Ganda Dua Prediktor Regresi Ganda Dua Prediktor Persamaan regresi untuk dua predictor adalah Y = a + b1X1 + b2X2. Penelitian dilakukan untuk mengetahui pengaruh minat bersastra (X1) dan aktivitas sanggar sastra (X2) dalam meningkatkan keterampilan membaca puisi (Y).
NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29
Tabel Penolong untuk Menghitung Persamaan Regresi Ganda Dua Prediktor X1 X2 Y X12 X22 Y2 X1*Y X2*Y 78 93 82 6084 8649 6724 6396 7626 74 90 79 5476 8100 6241 5846 7110 80 84 87 6400 7056 7569 6960 7308 92 95 91 8464 9025 8281 8372 8645 76 85 82 5776 7225 6724 6232 6970 93 94 95 8649 8836 9025 8835 8930 84 80 83 7056 6400 6889 6972 6640 83 95 83 6889 9025 6889 6889 7885 82 95 91 6724 9025 8281 7462 8645 78 91 91 6084 8281 8281 7098 8281 73 80 77 5329 6400 5929 5621 6160 73 88 83 5329 7744 6889 6059 7304 89 88 92 7921 7744 8464 8188 8096 74 84 78 5476 7056 6084 5772 6552 92 94 92 8464 8836 8464 8464 8648 83 94 84 6889 8836 7056 6972 7896 80 96 95 6400 9216 9025 7600 9120 73 96 83 5329 9216 6889 6059 7968 76 97 88 5776 9409 7744 6688 8536 86 93 85 7396 8649 7225 7310 7905 77 98 92 5929 9604 8464 7084 9016 83 85 83 6889 7225 6889 6889 7055 78 98 97 6084 9604 9409 7566 9506 78 82 83 6084 6724 6889 6474 6806 82 82 83 6724 6724 6889 6806 6806 86 89 88 7396 7921 7744 7568 7832 74 91 83 5476 8281 6889 6142 7553 86 96 92 7396 9216 8464 7912 8832 83 99 92 6889 9801 8464 7636 9108
X1*X2 7254 6660 6720 8740 6460 8742 6720 7885 7790 7098 5840 6424 7832 6216 8648 7802 7680 7008 7372 7998 7546 7055 7644 6396 6724 7654 6734 8256 8217
159
30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 JUMLAH MEAN
85 84 89 84 87 88 86 87 84 75 79 3274 81,85
100 88 7225 10000 7744 7480 8800 8500 100 92 7056 10000 8464 7728 9200 8400 96 92 7921 9216 8464 8188 8832 8544 97 88 7056 9409 7744 7392 8536 8148 94 88 7569 8836 7744 7656 8272 8178 93 89 7744 8649 7921 7832 8277 8184 97 92 7396 9409 8464 7912 8924 8342 94 89 7569 8836 7921 7743 8366 8178 95 92 7056 9025 8464 7728 8740 7980 88 80 5625 7744 6400 6000 7040 6600 89 89 6241 7921 7921 7031 7921 7031 3675 3493 269236 338873 306025 286562 321647 301200 91,875 87,325
Mencari nilai b 1 = (Σ 2²) (Σ 1 2) – (Σ 1 2) (Σ 2 y) (Σx1²) (Σ 2²) – (Σ 1 2)²
= (338873) (2865) – (301200) (321647) (269236) (338873) – (301200)²
= 97108124626 – 96880076400 91236811028 –n 90721440000
= 22804822 515371028
= 0,44
160
Mencari nilai b 2 = (Σ 1²) (Σ 2y) – (Σ 1 2) (Σ 1y) (Σ 1²) (Σ 2²) – (Σ 1 2)²
= (269236) (321647) – (301200) (286562) (269236) (338873) – (301200)²
= 86598951692 – 86312474400 91236811028 – 90721440000
= 286477292 515371028
= 0,55
Mencari nilai a
= = 3493 _ 0,44. 3274 _ 0,56. 3675 40 = 31,19 40 = 0,78
40
40
161
Lampiran 18. Korelasi Linear Berganda Koefisien Korelasi Linear Berganda (dari rumus di buku M.Iqbal, hal 265) Untuk mengetahui koefisien korelasi bergandanya, maka terlebih dahulu dicari nilai RX1, RX2, RX1X2. RX1
n
=
Y 2) (
(n =
=
X 1Y ( Y ) 2 (n
X1
X1 ) 2
X1 )2 )
(
40(286562) (3493)(3274) (40(306025) (3493) 2 )(40(269236) (3274) 2 ) 11462480 11436082 (12241000 12201049 )(10769440 26398 2012092164
RX2
Y )(
n
=
26398 44856,3503
X 2Y
Y 2) (
(n
(
0,5885
Y )(
Y ) 2 (n
10719076
X2) 2
(
(
X 1 )(
X2
X 2 )2 )
= 0,65585 RX1X2
n
=
X1 X 2 2
(n
X1 ) (
X 1 ) 2 (n
X2
X2) 2
(
X 2 )2 )
= 0,32212 Selanjutnya akan dicari nilai koefisien korelasi bergandanya: RYX1X2 =
R X1
2
RX 2
2
2 R X1 R X 2 R X1 X 2
1 R X1 X 2
2
=
0,3463 0,4301- 2(0,5885)(0,65585)(0,32212) 1 - (0,32212)2
=
0,7764 0,24866 1 0,10376
0,52774 0,89624
0,7674
162
Nilai koefisien korelasinya 0,7674, menunjukkan derajat hubungan yang cukup kuat antara variable dependen dan variable independennya. Dan dapat diperoleh Koefisien determinasi (R2) = (0,7674)2 = 0,5889 yang artinya 58,9% variasi dalam variable dependen (Y) dapat diterangkan oleh variable-variabel independennya. Hasil yang sama diperoleh melalui output SPSS berikut ini: Model Summary Model
R
1
.767a
R Square
Adjusted R Square
.589
.567
Std. Error of the Estimate 3.33116
a. Predictors: (Constant), X2, X1 Pada table di atas terlihat nilai R (koefisien korelasi berganda) = 0,767 dan R2 (koefisien determinasi) = 0,589 yang sama dengan perhitungan manual.
163
Lampiran 19. Uji Hipotesis Pertama
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37
UJI HIPOTESIS PERTAMA X1 Y x1² 78 82 6084 74 79 5476 80 87 6400 92 91 8464 76 82 5776 93 95 8649 84 83 7056 83 83 6889 82 91 6724 78 91 6084 73 77 5329 73 83 5329 89 92 7921 74 78 5476 92 92 8464 83 84 6889 80 95 6400 73 83 5329 76 88 5776 86 85 7396 77 92 5929 83 83 6889 78 97 6084 78 83 6084 82 83 6724 86 88 7396 74 83 5476 86 92 7396 83 92 6889 85 88 7225 84 92 7056 89 92 7921 84 88 7056 87 88 7569 88 89 7744 86 92 7396 87 89 7569
y² 6724 6241 7569 8281 6724 9025 6889 6889 8281 8281 5929 6889 8464 6084 8464 7056 9025 6889 7744 7225 8464 6889 9409 6889 6889 7744 6889 8464 8464 7744 8464 8464 7744 7744 7921 8464 7921
Xy 6396 5846 6960 8372 6232 8835 6972 6889 7464 7098 5621 6059 7544 5772 8464 6972 7600 6059 6688 7310 7084 6889 7566 6474 6806 7568 7142 7912 7636 7480 7728 8188 7392 7656 7832 7912 7743
164
38 39 40
RX1
84 75 79 3274
n
=
(n =
=
92 80 89 3493
X 1Y (
Y 2) (
Y ) 2 (n
8464 6400 7921 306025
Y )( X1
7728 6000 7031 285918
X1 ) 2
(
X1 )2 )
40(286562) (3493)(3274) (40(306025) (3493) 2 )(40(269236) (3274) 2 ) 11462480 11436082 (12241000 12201049 )(10769440 26398 2012092164
Koefisien Determinasi
KP
7056 5625 6241 269236
= r² x 100% = 0,5889² x 100% = 34,7%
26398 44856,3503
10719076
0,5885
165
Lampiran 20. Uji Hipotesis Kedua
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37
UJI HIPOTESIS KEDUA x2 y x2² 93 82 8649 90 79 8100 84 87 7056 95 91 9025 85 82 7225 94 95 8836 80 83 6400 95 83 9025 95 91 9025 91 91 8281 80 77 6400 88 83 7744 88 92 7744 84 78 7056 94 92 8836 94 84 8836 96 95 9216 96 83 9216 97 88 9409 93 85 8649 98 95 9604 85 83 7225 98 97 9604 82 83 6724 82 83 6724 89 88 7421 91 83 8281 96 92 9216 99 92 9801 100 88 10000 100 92 10000 96 92 9216 97 88 9409 94 88 8836 93 89 8649 97 92 9409 98 89 9604
y² 6724 6241 7569 8281 6724 9025 6889 6889 8281 8281 5929 6889 8464 6084 8464 7056 9025 6889 7744 7225 8464 6889 9404 6889 6889 7744 6889 8464 8464 7744 8464 8464 7744 7744 7921 8464 7921
Xy 7626 7110 3708 8645 6970 8930 6640 7885 8645 8281 6160 7304 8096 6552 8648 7896 9120 7968 8536 7905 9016 7055 9506 6806 6806 7832 7553 8832 9108 8800 9200 8832 8536 8272 8277 8924 8722
166
38 39 40
RX2
95 88 89 3679
92 80 89 3496
n
=
(n
=
=
9025 7744 7921 339141
X 2Y
Y 2) (
Y ) 2 (n
Y )( X2
8740 7040 7921 318403
X2) 2
(
X 2 )2 )
40(321647) (3493)(3675) (40(306025) (3493) 2 )(40(338873) (3675) 2 )
12865880 12836775 (12241000 12201049)(13554920 13505625) 29105 49295
26398 44856,3503
= 0,65585
Koefisien Determinasi KP
(
8464 6400 7921 306020
= r² x 100% = 0,65585² x 100% = 43,02%
167
Lampiran 21. No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38
UJI HIPOTESIS KETIGA X1 X2 X1^2 78 93 6084 74 90 5476 80 84 6400 92 95 8464 76 85 5776 93 94 8649 84 80 7056 83 95 6889 82 95 6724 78 91 6084 73 80 5329 73 88 5329 89 88 7921 74 84 5476 92 94 8464 83 94 6889 80 96 6400 73 96 5329 76 97 5776 86 93 7396 77 98 5929 83 85 6889 78 98 6084 78 82 6084 82 82 6724 86 89 7396 74 91 5476 89 96 7921 83 99 6889 85 100 7225 84 100 7056 89 96 7921 84 97 7056 87 94 7569 88 93 7744 86 97 7396 87 98 7569 84 95 7056
X2^2 8649 8100 7056 9025 7225 8836 6400 9025 9025 8281 6400 7744 7744 7056 8836 8836 9216 9216 9409 8649 9604 7225 9604 6724 6724 7921 8281 9216 9801 10000 10000 9216 9409 8836 8649 9409 9604 9025
X1*X2 7254 6660 6720 8740 6460 8742 6720 7885 7790 7098 5840 6424 7832 6216 8648 7802 7680 7008 7372 7998 7546 7055 7644 6396 6724 7654 6734 8544 8217 8500 8400 8544 8148 8178 8184 8342 8526 7980
168
RX1X2
n
=
X1 X 2 2
(n
X1 ) (
(
X 1 )(
X 1 ) 2 (n
X2
X2) 2
(
X 2 )2 )
= 0,32212 Selanjutnya akan dicari nilai koefisien korelasi bergandanya: RYX1X2 =
R X1
2
RX 2
2
2 R X1 R X 2 R X1 X 2
1 R X1 X 2
2
=
0,3463 0,4301- 2(0,5885)(0,65585)(0,32212) 1 - (0,32212)2
=
0,7764 0,24866 1 0,10376
0,52774 0,89624
0,7674
169
Lampiran 22. Puisi Stasiun Tugu, karya Taufik Ismail
STASIUN TUGU Karya. Taufik Ismail
Tahun empat puluh tujuh, suatu malam di bulan mei Ketika kota menderai dalam gerimis yang renyai Di tiang barat lentera merah mengerjap dalam basah Menunggu perlahan naiknya tanda penghabisan
Keleneng andong terputus dijalan berlinangan Suram ruang stasiun berada di tempat menunggu Truk menunggu dan laskar berlagu-lagu perjuangan Di tugu seorang ibu menunggu, dua anak di pangku
Berhentilah waktu di stasiun tugu, malam ini Di suatu malam yang renyai, tahun empat puluh tujuh Para penjemput kereta Jakarta yang penghabisan Hujanpun aneh di bulan mei, tak kunjung teduh
Di tiang barat lentara mengerjap dalam basah Anak perempuan itu dua tahun, melengkap dalam pangkuan Malam makin lembab, kuning gemetar lampu stasiun Anaknya masih bernyanyi “Satu Tujuh Delapan Tahun”
Udara telah larut ketika tanda naik pelan-pelan Seluruh menjemput sama tegak, memandang ke arah barat Ibu muda menjaga anaknya yang kantuk dalam lena Berkata : lambaikan tanganmu dan panggillah Bapak
170
Wahai ibu muda, seharian atap-atap kota untukmu berbasah Karena kezaliman militer pagi tadi terjadi di kalender Seluruh republik menundukkan kepala, nestapa, dan resah Uap ungu berdesir menyeret gerbong jenazah terakhir
171
172
173
174