(SUSTAINABILITY) DALAM PEMBANGUNAN YANG BERBASIS PARTISIPASI MASYARAKAT
KONSEP KEBERLANJUTAN
Studi Kasus: Pembangunan Prasarana Air Bersih Pedesaan di Kelurahan Alastuwo Kecamatan Poncol Kabupaten Magetan
TESIS Disusun Dalam Rangka Memenuhi Persyaratan Program Studi Magister Teknik Pembangunan Wilayah dan Kota
Oleh: ELMY KURNIARTO W L4D006017
PROGRAM PASCA SARJANA MAGISTER TEKNIK PEMBANGUNAN WILAYAH DAN KOTA UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG
2007
NIVFRSlrAS JIPONEGORO SEMARANG llNIVERSITAS OIPONEGORO SEW\RANG UNIVfRSITAS DIPO~>JEGOAO SEMARANG UNIVEHSITAS DIPONEGOHO SEMARANG UNl'/ERSITAS DIPONEGORO SEMARN'Ki UNlVERS!TAS DIPONEGORO SEMARANG IJNlVERSITAS DIPONJ:.:GORO SF.MARANO UNIVERSITA.S D!PONEGORO SEMARANG UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMAHAN1.. l.Jl'JIVEr-lBl'T<~.sDiPONfGOR(l SEMARANG UNfVERSITAS DIPONEGORO SENIARANG UNIVERS!TAS D!PONEGORO SEMARANG UN!VERSITAS DlPONEGOHO SEMARANG UN!VERSlt.AS DIPONEGORO SEMA~ANG UNlVERSlTAS DIPONEGORO SEMARANG 1-'NIVEAS!TAS DIPONEGORO SEMARANG UNJVERS!T6-S DIPONEGORO SEMARANG UN!VERSITAS DIPONEGORO SEMA.RANG UNIVERS!TAS DJPONEGORO SE~,.YARANG" UNlVERSITAS DlPONEGORO SEt.llARANG UNIVERSiTAS DIPONEGORO SEMARANG pNiVERSIT ..!\S OlPONEGORO SEMARANG UNiVEHSiTAS DIPONEGORO SEMARANG UNIVERSITAS OIPONEGORO SEMf,RANG N!VERSlTAS D!PONEGORO SEMARANG UNIVER8!1AS DIPONEGORO SEMARANG UNiV~RSITAS OIPONEGORO SEMARANG NIVFRSITA5 D!PONEGORO SEMARANG UN!VERSilAS O!PONEGORO SEMARANG UNIVER::i!TAS DIPONEGORO SEMARANG INIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMAR.A.NG UNiVERSITAS D!PONEGORO SEMARANG NIVERS!TAS DIPONEGORO SEMC\RANG UNIVERSITAS DlPONEGORO SEMAA.A.NG UNIVERSlrAS DiPONEGORO SH~ARANG N!VERS!TAS DIPONEGORO SEMARANG UNIVERS!T~S OlPONEGORO SEMARANG UNiVERSfTAS DIPONEGORO SEMARANG 'NIVERS!TAS DtPONtGORO SEMARANG UNIVERSllAS OfPONEGORO SEMARANG UNIVERSITAS OIPONEGORO SEMARfl..NG NIVERSffAS DIPONt GORO SEMARJ\NG UN1VERSITAS OIPONEGOAO SEMARANG UN!VERS!TAS DIPONEGORO SEMARANG 1N1VF:RSITAS Dlf"ONfGORO Sf:MARANG UNlVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG UNIVERS!TAS DIPONEGOFlO SFMARANG lJN!Vf-RSITAS DIPONH10RO SEMARANG UMVERSlTAS DlPONEGORO SEMARANG. UNIVERSlTAS DIPQNEGORO SEMARANG UNIV .RSlTAS Of PONEGORO SEMAMANG UNIVERSlTAS DIPONEGORO SEMARANG UMIVERSlTAS DIPONEGORO SEMARANG 111\JIVEHSITASDiPONEGOAO SF.MAnANG UN'VERSITAS D!PONEGm~o SEMARANG UN'VERS'TAS DIPONEGORO SEMARANG µNIVERS!Tl\S DIPONEGORO SEMARANG UNIVERSiTAS D!PONEGORO SE~MRANG·Ul\JIVEASITAS D!PONEGORO SEMARAM:i NIVERSiTAS D!PONEGORO SEMARANG UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG UN!VERSP""AS O:PONEGORO SE.MARAf'lG NIVERSffAS D!PONEGORO SEMARANG UNIVERS!TAS DIPONJ:GORO SEMARANG UNIVERS!TAS OIPONEGORO SFMAf:!t\l\iG ~ NIVERSITAS D!PONEGORO SE'MARANG UNIVERSITAS D!PONEGOHO SEMARANG UNIVERSfTAS DiPONEGC'RO SEMARANG UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMf\RANG UNIVERSITAS DIP -GORO SEMARANG UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG UNIVERSlTAS rJIPONEGORO SEMARANG UNIVERSITA~ SEMARANG UNIVERSITAS DIPm~EGOAO SEMARANG NlVEf'.lSITAS DJPOl\JEGOROSEMAPANG UNIVERS .,,. . -~,,1ARA<"JG UNIVEi'.:{Sl1AS DIPONEGORO SEMAR,ll.NG JNiVERSJTA.S D1PONEGORO SEMARANG UNlVE. ·~ANG UNIVERSITAS DIPONfGORO SEMAF1ANG !N!VEHSffAS OIPONEGOHO SEMARANG UNI • NG UNIVEflSITAS DIPONEGORO SEMAJ.1ANG NlVERSiTJ:\S DIPONEGORO SEM,l.\RANG U ~G UNIVEASlTAS DIPONEGORO SEMARli..NC-1 NIVERS!TAS DlPONEGORO SEMARANG I. :i UNIVERS!TAS DIPONEGORO SEMARANG ~1'VERSiTASDIPONEGORO SEMARANG UN!VE8SITAS DlPONEGORO SEMAP.ANG NIVERSITAS DIPONt=GORO SEMARAN NiVERSITAS DIPONEGO!lO SEMAR4.NG NIVERSITAS DIPONEGORO SE-..MARN !VERSITAS 01PONEGORO SEMARANL::i NIVERSI rAs O!PONEGORO SEMARAt IVERS!TAS DlPONEGORO SEMARANG NIVf:RSITAS D!PONEGORO SEMARl;.N NIVERSITAS DlPONEGORO SEMARANG NlVERSITAS OIPO'\JEGOROSEMARAN· 1NIVERSITASDIPONEGORO SEMARANG LJNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARAN '~IVERS!T;\$ DIPONEGORO SEMARANG NlVEHSlTAS OlPONEGOAO SEMl"-.RAN 'NIVERSITAS DIPONEGORO SEMl~RAr~G NIVERSIT.A.S DIPONEGORO SEMARi!\N JNIVERS!TAS DIPONEGORO SEM/\RANG NiVERS!TAS DIPONEGORO SEMARANG UN!VERSITAS DIPONEGORO SEMARANG !NiVERSiTAS D!PONEGORO SEMARf'.liNG UN!VF;:RSffA.S DlPONEGORO SEM.6.RANG NIVEFiSJTASDiPONEGORO SEMARANG U G UNlVERS!TAS O!PONf:.GORO Sf::MARANG NiVEAS117<.S DIPONEGORO SEMARANG UN NG UN:VERSITAS llJPONEGORO SEMA.RANG NIVERSiTAS DiPONEGOR0 SEMARANG UNIV .ANG UN!VERSITAS DlrONEGORO SEM1-\RANG 1NIVEAS!TAS OfPONEGORO SEMARANG UNIVERSl 1 o :SEMARANG UNiVERS!TAS DIPONEGORO SEMARANG ~NlVERSITAS DIPONEGORO SFMARANG UNlV~RSJTAS DIPONEGORO SEMAR!a.NG UN!VEHSrTAS DiPO!'<EGORO SEMARANG. Nll/ERS!Tl\S DlPONEGORO SEMAHANG UNIVEHSlfAS DIPONEGORO SEM.A.RAi>.lG UN1VERSITASDiPONEGORO SEMARANG NiVERSffAS OJPOhiEGORO SEMARANG UNlVERSlTAS DIPONEGORO SEM,'\Rt\l\h:l UN VERS TAS D1PONEGORO SEMARANG NiVER~l'l A.S DlPONEGORO SEMARANG UN!VERSlTAS DIPONEGORO SF:MARANG UNfVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG Ni\/ERS!TAS DlPONEGOfiO SEr.lAAANG UNIVERSITAS DlPONEGORO SEMAAAI\IG UN!VERSITAS DIPONEGORO SEMARANG UNi\JERSlTAS D1PONEGORO SEMARANG UNfVERSITt~s DIPONEGORO SEMARANG UNIVEHSITAS Df PONEOORO SEMARANG .JNl\11~FlS!TAS DIPONEGORO SEMARANG UNIVERSffAS O!PONEGORO SEMt.\RANG UNIVERSffAS DIPONEGORO SEMARANG JNM 'RSITAS DIPONEGOriO SEMARANG UNIVERSITAS DIPONEGOr~o SEMARANG UNlVEHSlTAS DlPONf.GORO SEMARANG NIWRSfTAS DlPONEGORO SEMARANG UNlVEHSffAS DlPONEGORO SUlll>,RANG UNIVERSJTAS DIPONEGORO SEMA.RANG ~NIVLRSITAS D!PONi:GOf-10 SEMARANG UN!VERSITAS D!PONEGO.RO St-"MARANG LJNIVERSITAS D!PONEGOAO SEMARANia N!VERSITA.S DlPONEGORO SEMARl1.NG UNlVERSlTAS DIPONEGORO SEMA.hANG UN!'tfRSITAS DiPONEGORO .SEMARANG ;V(RSITAS rnPONF.GORO SFMARANG UNiVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG UNIVER&ITAS DIPONEGORO SEMARANG N!VERSlTAS DiPONEGORO SPJIAR/\NG UN1VERSlTAS DlPONEGORO SEMARANG UNIVSHSITAS D1PONEGORO SEMARANv l\JIVERSITAS DiPONEGORO SEMARANG UNiVERSffAS D!PONEGORO SEMARANG !JNIVERSITAS DIPONEGORO SEMP.RANG NIVcRS!TAS DiPONEGORO SEMARANG UN'VERSiTAS D!PONEGORO SEMARANG UN!VERSITAS DJPONEGORO SEMARANG NIVERS T.d,S DiPONEGORO SEMARANG UNIVERS!TAS D!PONEGORO SEMARANG Uf~lVERSJTAS OIPONEGORO SEMA!lANG 1Nl\IERSJTAS D!PONt"(:10RO SFMARANG· UNJVERSITASOIPONEGORO SEMARANG UNIVERSITAS D!PONEGORO SEMARANG NlVERSITi\S DIPONEGORO .SfMAHANG UNIVERSJTAS DIFONEGORO SEMARANG UN!VERSITAS DlPONEGORO SEMARANC ~NlVERSITAS DiPONEGORO SEMARANG UNIVERSITAS DJPONEGOAO SEM,1\RANG UNiVERSiTAS DlPONEGQHO.SEMAAANG NIVfRSlTAS OtPONEGOt"l(J SEMARANG~N~:7:~A$:P~Ofil.~J1crsr:M;ga]litfGl)N!VERSITAS DIPONFGOHO SEMARAt JG NIVERS!TAS ::J!PON[7.GORO SEM;'l..RA~ lJf\hy.tRSm\iS tflPON~ RO Sf!MI:· ,l!i:JG NIVERSI rAS D(PONEGORO SE!VlARANG N!VE~S!TAS D!PONEGOf
Mg{iOOQ"' · \Qi!V.\NG- UN!VERSITAS DIPONEGORO SEM.~RANCi
KONSEP KEBERLANJUTAN (SUSTAINABJUTY) DALAM PEMBANGUNAN YANG BERBASIS P ARTISJP ASI MASYARAKA T Studi Kasus : Pembangunan Prasarana Air Bersih Pedesaan di Kelurahan Alastuwo Kecamatan Poncol Kabupaten Magetan
Tesis diajukan kepada Magister Teknik Pembangunan Wilayah Dan Kota Program Pascasarjana Universitas Diponegoro Semarang
Oleh:
ELMY KURNIARTO
WIDODO
L4D006017
Diajukan pada Sidang Ujian Tesis Tanggal 17 Desember 2007 Dinyatakan L ul us Sebagai Syarat Memperoleh Gelar Magister Teknik
Semarang,
Desember 2007
Pembimbing Pendamping ~
Pembimbing Utama
/~~~ Dr. Ir. Joesron Alie Syahbana, MSc
Maryono, ST. MT
Ketua Program Studi Diponegoro
ll
l'EKNYATAAN
Deoean ini sa)'11 mcnyatakan hllhwa datam Tcsis ini tidak terdapat karya
ym1g
pemah dlajukan untuk memperoleh
gelar kesarjanaan di suatu l)CfgUIUan tinui. sepengetahu.an
saya, juga tidak tmlapat
Sepaojang lwy8 atau
pcndapnt yMg perneh ditulis atau diterbitknn oleh orang
lain. kecuali secara tertulis diakui dalam MSlaih ini dan disebutkan dalam Daftar Pustaka.
iii
"'
,
'"
"' ~
"el: uah persembahan atas pengorbanan, kesabaran ser ta doron gan seman gat kepada yang terkasih dan terhormat istriku, rahmawati tri yustikarini, st;
buah hatiku : arrel daffa Tesnandya - khanea qonitta hareefa resnandyta; ibu hj. lasmijati - bapak r. ); dan ibu hj. siti. nurdjana.h- bapak h. su
iv
Dl NEGO v SE·MARANG D!PONEGORO SEM./\RANG Dl~'ONl=GORO Sf:V.ARANG DIPONEGORO SEMARANG D!PONEGOF10 SEMN'iANG DIPONEGORO SEMARANG DlPONEGORO SEMARANG DIPONEGORO SEMARANG DIPONEGORO SEMARANG NIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG NiVERSlli\S D!PONEGORO SEMARANG NtVERSl.,.1\S DlPONEGORO SEMl.\RANG 'NIVERStTAS DlPONEGORO SEMARA.1'.JG NtVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG N1VERSITAS DlPONEGORO SEMARANG ~ NIVERSn AS DlPONEGORO SEMARANG µN!Vt:RSITAS D!PONEGORO SEMARANG UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMi\RANG i}NJVERS!TAS DIPONEGORO SEMABANG NlVERS!TAS D!PONE.GORO SEMARANG Nl\iERSllAS DlPONEGORO SE!'v1 RANG ~NIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG lJNtVERSl1AS DIPONEGO~O SEMAHANG UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG ~NlVEl-lSITAS DIPONEGORO SEMARANG µNIVEASI A~ UNtvi::RSITl\S UNlVERS'fAS µN!VERSP' S µNiVEHSffl\S UNIVERS!7AS µt~fVERSITAS UNIVERSffAS 1NIVEHS'TAS
UNIVERS!TAS UNIVERSlTAS UNlVERSITAS UNIVERSIT/\S UNlVEHSffAS UNiVERSITAS . 1NfVERSl1AS
DiPONEGOHO SEMAliANG U~!VERSITAS D!PONEGC'RO SEM.A8ANG PiPONEGORO SEMAR.l\NG UNiVERSfTAS DIPONEGono SEMAR~\NG D!PONEGORO BEMA8ANG UNIVERS'TAS DIPONEGORO SEMARANG DlPONEGORO Sfo1AAANG UNtv'ERS', AS DIPONEGORO SEM~RANG DIPONE.GORO.SEMARANG UNlVERSITAS DIPONEGORO SEtvlARANG D!PONEGORO SEMAR<\NG UNIVERSr'"AS DIPONEGORO SE MA8At\ G D!PONEGOPl' ~Eri.1lARANG UN1VERSITAS DIPONEGORO SEMARANG UMVFRSl1 AS D!PONF.GOAO SEMAf'iANG UNJVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG JN!VFRSlTAS DIPONEGOR _ i;;:EMARANG UNIVERS TAS D!PONEGOAO SE~ARANG UN!Vt.:RSITAS OIPONEGORO SEMARANG UN1VERSITAS DfPONEGORO SE.'v!ARANG UNIVERSITAS DIPONEGORO StMARANG UNIVERSIT/\S DIPONEGORO SEMARANG UNiVEASITAS DIPONEGORO SEMARANG UNIVERSlTf.\S DiPONEGORO SEMA'":ANG UNIVERSITAS DiPONEGORO SEMAFMNG UN!VERS!T~.S DiPONEGORO SEMARANG UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG lJNIVERSlfAf- DIPONEGORO SEMARANG UNIVERSITA.SDIPONEGORG s--~~AR1~NGUN VERSITAS DIPONEGORO SEMAP.ANG UNIVERSITAS DIPONEGORO SfMAf-lANG UNIVERSITAS DIPONEGORO SEM.l\RANG UNNEfiS!TAS DIPONEGORO SEMARANG J~IVERS!TAS DIPONEGORO SP~AHANG UNIVERSITAS DlPONEGORO SEMARANG Uf\HVERSITAS DIPC.;1EGORO SEMARANG UNIVERSITAS DlPONEGORO SEMARlliNG UN1VEHSITAS DIPONEGORO SEMARANG UNIVERSlTAS DIPONEGORO SEMARANG ·UN'VERSlfAS DIP0Nr.:...;iJRC SEMARANG UNIVERS!TAS DIPONEGORO SEMARANG UNtVERS TAS DIPONEGORO SEMARANG UNIVEASHAS DlPONEGORO SEMARANG UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMA.RANG UNIVERSITAS DlPONEGORO SEMARANG U.~l\lERSfl'AS DlPONEGORO SEM~RANG UNIVERSITAS DfPO GORO SEl\/IARANG UNIVERSITl.\S DiPONEGORO SEMAHANG UNlVF.:RSITA~ SEMARANG UNIVERSIT/1.S D!PONEGORO SEfviARANG l1N1VEHSITAS DIPONEGORO SEMARANG UNl\'ERS -M/lRP.NG UNIVERS!TAS D!PONEGORO SEMARJ.'\NG NiVERSiTAS DIPONEGORO SEMARANG UNIVF M1ANG UNIVER$lTAS DIPONEGOHO SEMARANG NIVERSiTAS D!PONEGORO Sf.:MARANG UNf\ NG UNlVERSfTAS OlPONEGORO SEMARANG 'NIVE'qSITA& D1PONEGORO SEMARANG Ul'l ,JG U'lllVERSiTAS DIPONEGORO Sf:.MA.~ANG NlVERSITAS DtPONEGORO SF.MARANG I ::i. UNIVERSITAS Q!PONEGORO SEMARANG N!VERSITt\S DIPONEGOAO SEMJ\J1ANG UN1VERS'TAS DiPONEGORO SEViAP.ANG N!VERSITAS DlPO"lEGOF10 St- MRf\NG N VERSIT/•,S D!PONEGORO SEMARANG JNIVERSITAS(}iPONEGORO StMARA lVERSffAS DJPONEGOROS!?.MAf{ANG NIVERSITAS DIPONEGOF!O SEM.A.RiA 'JIVERSITAS DlPONEGORO SE.MARt:i.NG N!\IERSITAS D'PONEGORO SEMAl1AN NIVERStTAS O:PONEGORO SEMAR/\NG NIVERSlTAS O!f'>ONEGOROSf.:MAHAN lNIVERSITAS D!PONEGORO SEM!\RANG NtVERSiTAS DIPONf.GORO SEMARAN l~IVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG NIVERSITAS D!PONEGORO SEMARAN NIVERS!TAS DIPONEGORO Sf.MARANG NIVERSfTAS DIPONEGOAO SEMARANC NIVERSITAS DIPONEGORO Si:MARANG NIVERSITAS DIPONEGORO SEMAHANG UNIVERSITAS DlPONEGORO SE vlARANG NIVERSITAS D!PONEGORO SEMARANCl UNIVERSITAS DIPONEr,ORO SE~f:ARANG NlVEHS!T.l\S DlPONEGORO SEMARANG U• .G UNtVERSITAS DfPONEGORO Sl::.MAP.ANG NIVERSiT,\S DiPONEGOf10 SEM1~R.t;NGUNt f' G UN VER~ITAS ...,,.- ..A'1EGOROsr- r- '1ANG NIVf.RSfTAS DIPONEQORO SEM/\RANG UNM · MNG UNIVEHSll.e.S DlPONEGORO ~""M1•J·v\NG NIVERSITAS DIPONEGORO Sf.MARANG UNl\IERStTl-\v ._. .. .•. 0 tiEl\~~/>A 'IG UNtVERSITi\S D!PONEGORO "~ \RANG N!VERS!TAS OIPONEGORO SEMARANG UN!VERSITAS DIPONEGORr SEMARANG UNIVERSlfAS DIPONEGORO SEMARANG.
NIVERS!TAS D!PONEGOFlO SEMARANG UN!VERSll AS DIPONEGORO SEM.tt.RANG UN[VERS!Tf,S DIPONEGORO SEMARANG NiVERSiTAS D!PONEGORO SEMAFlANG UNIVERS!TAS O!PONE30RC ::;EMN-lANG UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG lNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG UN!VERSITAS D!PONEGORO SEMARANG NIVERSlTAS DIPONEGORO SEMARANG UNlVERSITAS DfPONEGORO SEMAHANG NlVERSITAS D!PONEGORO SEMARANG UNtVERSITAS OIPONEGORO SEMARANG NIVEASIJAS DIPONEGORO SEMARANG UNIVERS!TAS DIPONEGORO SEMARANG 1NIVERSiTAS O!PONEGOHO SEMARANCi UNIVERSITAS DlPONEGOfiO SEMARANG NJVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG UNIV!;.:RSITAS OIPONEGORO SEMARANG NIVERSITAS D!PONEGORO SEMARANG UN!VE:RS!T,t..S D!PONEGORO SEMARANG MVERSITAS D!PONEGORO SEMARANG UNIVERSlTAS fJIPONEGORO SEMARANG \I VERSITAS D!rQNEGOHO SEMARl\NG UNIVERS:TAS )IPONEGORO SEMARANG 'NIVERSffAS Dl?ONEGOHO SEMARANG UNfVERSnAS D.lPONf.'.GORO SEMAHANG NlVERSITAS DtFONEGORO SEMARANG !JNIVERSITM~ OIPONEGORO SE:MARANG t.,l!VERSITAS DIPONEGORO SEMARANG UNJVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG ._lN!VERSHAS DlPONEGORO SEMARANG UNtVERSlTAS DIPONEGORO SEMARANG "JIVERSITAS D!PQNFGORO SF:MARANC:i· uN!Vt.:~SffAS DIPONEGORO SEMAR;;.NG NIVER;,ITAS rnPONEGORO SEMARANG UNNERSIT.t\_S DlPONEGORO SEMARANG JN!VERSITAS DIPONEGORO SEMARANG tJNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG NIVfRS!TAS DIPONEGC80 SEMAR.l\Nct fi< nSllt;§J'JtPQN~ S .,MS)\t;H'.'.l. lNIVERSITAS DiPONEGORO SEMAF~ANfl UNiVER, !TA'S O!PON ~ RO ;:.t:" "11. ..A:_ C NIVERSiTAS DlPONEGORO SEMARM.·- 1 f V/£fiSFfAS DlP&NEG0HQ_:SEMAAAN& NI ERSITAS DIPOl\JEGORO SEMARANG UNIVERSITAS 4'/gCi' ESf)RQ tM1 RANG
UNlVERSITAS UNIVERSITAS U'\llVERStrAS UN!VERSlfAS UNIVERS!TAS UNIVERSITAS UN!VEHSITr\S :JNfVERSITAS UNIVERSITAS UNIVERSIT.A.S UNIVERS TAS UNIVERS!TAS UNIVERSITAS UNIVERS!TAS UNIVERSIT.AS UNIVERSITAS UNIVERS!TAS N!VERSlTAS UNIVERS!Tt\S UN!VERSITAS
D!PONEGORO SEMAR.ANG D!PONEGORO SEvlf.\RANG D!PONEGORO SEMARA.l\lG DiPONEGORO SEMARANG D!PONEGORO SEMARANG DIPONEGOAO SEMARANG DIPONEGORd SEMAFIANt:l DlPONEGORO SEMARANG D!PONEGORO SEMAR-.!\NG DIPONEGOAO SEMARANG DtPONEGORO SEMARANG DIPONEGORO SEMARANG DlPONEGOAO SEMARANG D!PONEGQ\.lQ SEMARANG OIPONEGORO SEMAHANG DlPONEGORO SEMARANG D!PO'\JEGORO SEMARt\NG DlPONEGORO SEMARANG D!PONEGORO SEMARAl'l •., 1)1PONEGOROSEN'iARANG
ABSTRAK Pendekatan
pembangunan
sentrafutis
terdahul» yang
mementingkan
perwmbuhall ekonomi lerbukti ttlah mmgohaiJ;an potensi masyorakm. Hubun[{an dependensi masyarakat de11gan pemeri1t1alr menjadi tinggi, sehingg<J lxuryak terjadi fcegagalun prayek utuu tingwt sustui11abililumyu rendah; Pendekasan pembangunan berbasis partisipasi ma.f)'Ol'(lkat secara nyata menlJ11juHun basil yang lebih l:>ait dalom efelctifitas clan keherlutifulOnnya. Di wilayah slud~ pcmbangap1011 prasarcna air lu:rsih pedesaan yang dilaksanakan dengan pemkkatun parli$1patifmembetikan basil yang baik dengan t ingkat ejektifita.s da1I keberlanjutan li1iggi serta mamp~ mmgerahkan segmap potens! partisipasi yang ada daJaM mwyarakai mu/al taltap perumusan masalalr. l"'(a/cs(11Jaan, operasi, pemeliharamt .ffonpui tahap pengemhangaJtn_Wl. Mdului .<Judi kasus okan ntmgK.aji kr»1$ep uberlunjutan(s"3tainabillty) dolam pemhangwum yang berbasis partislpasi masyarakal. Peromurattgka pembtmgzman l>er/re/Qlljutan Penelitian dilakulwll dengan pendekatan kuaJiJa1if dengan tujuon eksp/orurif ya11g mendiskripsib fenmnma atas pertn(Jjalahan .tosial yang oda di rnragai has ii peMJmusan perma•alahan,
you», Perta1110, Jconsep keberlmju/an lel11k l1l1'/1aJJ dipahami mela/ui operastonalisasi hasil rangkaian proses pembangunan dima1la akan menurrjuki::an layanan ara~ pemenultan kPb111uhan yang menjaJi tv;uomrya. Kedua; perencanaan dari hrlwulr cJalam art i sebesar-benamya (1/te real bo1tom-11p pltR1nil>g) yang mmcerminkan lre/:J11111htm
nyata mmymakilt me.Yamin /anca111ya }"me3 pembangwt(l1! p(lda tahap selanj11rnya. Perencanaan dori bawah <Jkon dapal zulahana bi/a masyaraka1 mamp11 mengargamsasikan
dirinya dalam
'lembuga' yang mampu memberdayakan
S1Jl1(U
segenap posensi yang ada sehingga dapat mengartii:ulasikan dengan tepat terhadup kebflfllltan. ~ht:ndak don 111/lllm yang i1rgin dlcapai. Kowsep susra&ra/Jle devrlopmml telah memM.rli:an pemahamon telwdop pentingnya keodilan; toleransi dan solidaritas, baik terhaclup berb"»li 17tarom lcepemingan asa« keadilan amar dun inter generasi yang diejawa111ahlcon du/am W1gk
ABSTRACT
r..m1rolis1ic development approach that focusing in economic growth has diJagx>·egated com1111miry potency. Tiu: publtc dependency with g1 dir'ecli/ c1m1mwllty participationpore11cy in .pl11fon, ac1ivlry and process wJtlng wnhtn 1hrv11[!.h dtrec» oflservarlon. inten·lew and smai! f:(foup diseusston. KRsulrs of rlli$ l'jl$etlr<:liyMd st1J/1tmP.nt analysts of observation 113 re$ult of ;;,r,,,,,futio11the prohle1n1are: Flr.<1. .1u1tulnubllity ''OnCllPI war easter lo he comprehended 1hrvugh uperallonall:atlonof rewlt devclopm<:11tpr(Jl.VJSs t/wl •lwmid service of accomplith"1cnl. Second, the real bollom up plunnmK Iha/ rejlecredtire real need was b'Wl"anJecd vf S'll('Ce<.iful d4vefopme111 prnce~.v .ohas<1 later. TM real bottom up pla1111l11g will be r:wcu1ed when com1111111tl)• be able lo lnstltuallzed community rmpowormtlll po1ericy so c(1'1 be 1rnlc11!u1e M~ need. d~slred tmd goal rif mmmamil)• exactty. .'lu.Jlalnable development concept given underNlunding 10 im/X)Tfancf of jwticM, tuleru,.,,:e and .10/ld/Jl'ity between and inter generation with expre1sed by perception. f)()Sit/011 and /Jelr
vi
JNIV'fRS!TAS UN!VERS!T/\S lJN!VERSITAS UNIV R:iITP.S UNIVERSffAS UNIVERS!fAS µNIVERSllAS N!VERS!TAS
DlPCNEcr·qo D!PONEGOliO DiPONE.dORO DIPONEGORG DIPONEGORO D!PONEGORO DIPONECORO OtPONt:GORO
SEMAflflNG SEMARANG SEMARANG SEMAHANG SEMAFiANG SEMARANG SH.JlARANG SEMARANG NIVERS!TAS DlPONECORO SEMARANG NIVEflSITAS D!PONEGORO S5MARANG N1VERStTAS DIPONEGOl-10 SfMAfl.l'\NG 'N!VERS!Tf'...S DIPONEGORO SEMl\RANG NIVERSITAS OIPONEGORO SEMARANG N!VERSITAS DIPONEGORO SEMARANG N!VERS!TAS DIPONEGORO SEMN1ANG N1VEAS!TAS OlPONEGORO SEMARANG Nt\lERSITAS DlPONEGORO SEMI.I.RANG
NIVEHSlTAS DIPONEGORO SEMARANG 'N!VERSITAS DIPONEGORO SEMARANG lNi\iERSJTAS DIPOt'-. EGORO SEMARANG NIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
NIVE:RSllAS DIPONEGORO SEMARANG ~ NIVFRSITAS DIPONEGORO SEMARANG 'NIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG NIVEfiSITAS DiPONEGORO SEMARANG
UNlVERSlTAS UNi'JtRSITAS UN!VERSITAS UNtVE!1SITAS UNIVEASfTAS UNIVERSITAS UNIVERS!TAS UN!VERSITAS UN!VEASITAS
DIPOM:GORO SEMARANG D!PONEGORC SEMARANG DlPONEGORO SEMARANG D!PONEGORO SEMARANG Dif'ONEGORO.SEMARANG D!PONEGORO-SEM.l\RANG DIPONEGORO SEMARANG DIPONEGORO SEMARANG DIPONEGORO Sf.MAHANG UNIVERSiTAS OlPONEGORO SEMARANG UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG UNIVERSITAS D1PONEGORO SEMARANG UNIVERSITAS DiPONEGORO SEiv.ARANG UNIVERSITAS DfPONEGORO SEMARANG UNJVERSITAS DlPONEGORO SEMARANG UNlVERSIT.l\S DIPONEGORO SEMARANG
UNIVERSITAS JNlVERS!TA.S UN!VERS!fl\S UNIVERSlfAS UNIVERSlfAS UNIVERSITAS UNIVERSITAS UNlVEl=tS!TAS UNlVERSITAS UNIVERSITAS UNIVEHSITAS UN!VERSI fAS UNIVERSITP.S UNIVERSITAS UNIVERSJTAS UN!VEHSITAS UNIVEHSlTAS DIPONEGORO SEMARAl\JG UNM.:RSITAS UNIVERSITAS D!PONEGORO SEMARANG UNi\JERSITAS UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG UNiVERSITAS UNIVERSITAS DlPONEGORO SEMARANG ·UNIVt:AStTAS UNlVEliSITAS OtPONEGORO SEMARANG iJNl\/ERSfTAS UNIVERSITAS OIPONEGOR() SEMARANG UNIVE::RSITAS UNIVERSITAS DlPONEGORO St:MAR.A.NG UN!VERSITAS UNIVERS!TAS DIP -cmRO SEMARANG UN!VERS!TAS UNIVERSITA, SEMARANG UN!VfRS!TJ\S
jNIVEHStTAS DIPONE'.GORO SE:.MARANG UNIVERS NIVERSITAS OIFONE.GORO SEMARANG NIVERSITAS DiPONEGORO SEMARANG NlVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG N!VERS!1/\S DIPONEGORO SEMARANG 1NIVERS!TAS DIPONGGORO SEMAHANG NIVERSffAS NIVE'lSITAS NIVERSITAS NlVERSITAS N!VEHSITAS
UN!VE UNI\ U~ l
BANG '\NG lG •
D1PONEGOROSEWsARAI. SEMARAN SEMARAN(
N!VERSITAS DlPONEGORO SEM.t\RAN( NIVERSITAS DIPONEGORO SEl>M.\RANC NIVEHSn AS D!PONEGORO SEMARANG lNIVERSITAS DIPONE'GOfiO SEM/\RA"'G NIVERSITAS D!PONSGORO SEMARANG '
JNJVFRSITASDIPONEGORO Sf?MARAfl:IG U1 lNIVERSlTAS DIPONEGORO SEMARANG NIV!:R~~iTAS DlPONEGORO SEMARANG 1N.VERSITAS DfPONf:.GORO SEMARANG N VERSfTAS OIPONEGORO SEMARANG . NIVERSITAS DIPONEGORO SEMAr~ANG NiVEBSlTf\S Df PONEGORO SEMARANG JNIVERSITAS D!PONEGORO SEM.11.RANG NtVEASlTAS D!PONEGORO SEMARANG NIVERSITAS D!PONEGORO SEM.A8ANG NIVERS!TAS DiPONEGORO SEMM~NG NIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG NIVEPSlTAS OIPONEGORO SH.'\ARANG NlVERSlTAS DIPONEGORO SEMAR.O.NG 'N!VERSiTAS 01PONEGORO SEMARANG N VERsn:ll.S DIPONEGORO SEMARANG NIVERStTAS DIPONEGORO SEMARANG NIVERSITAS DfPONEGORO SEMARANG NlVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG NiVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG NIVFRS!TAS DiPONEGORO SEMARANG· ~NIVERSITAS D!PONEGOAO SEMARANG JNIVERSITAS DrPONEGORO SEMARANG
UN., UNM UN!VERSITA::i UNIVERSITAS UNtVERSITAS UNlVERSITAS UNlVERSITAS UNIVERS!TAS UNiVEASlTAS UNIVtRSJTAS UNIVERSITAS UNl\1E:RSITAS IJN!VaiSnAS UNIVERSITAS iJN!'JEf~SITJ.\.S UNIVEHSITAS lJNIVERSITAS UN!VERSITAS UNIVERSITAS UNIVER~ITAS UN!VF2RS!1'AS
.NG ANG ._,_JAAflANG SEMARANG SEMARANG BEMARANG SEMARi:\NG SEMAHf\NG SEMAHANG SEMARANG SEMARANG SEMARANG SEM!•Ri-\NQ SEMARANG SEMARANG SEMAR;\NG SEMARANG SEMARANG SEMARANG
· OIPONEGORO D!PONEGORO rnPONf.GORO DIPONEGORO DtPONEGORO DlPONEGORO DlPONEGORO DIPONEGORO DIPONEGORO D!PONEGORO DlPONEGORO OIPONEGORO DlPONEGORO DIPONEGORO DIPONEGORO DIPONEGORO OlPONEGORO St:MARA!..;G DlPONEGORO SEMr'\HANG UNIVEFiSITASDlPONl:GORO SEMARANG
NIVEFtStTAS DIPONEGORO SEMAAANG='-01 '·,•EFfSITAS''.O~i;GOfiO"SB.fiAAA~ NlVERSl fAS DIPONEGORO SEMARAC'{a U1 p{.t'.JiSl"rAl$.{:)f?t)N~ 10 0 Sf ' c N!VERSITAS D'PONEGORO SEMARANG 'JfJNc:RSfJ:A&OOdONE.(.'~RQ.SEMARANG UNIVf:ASlTAS O!PONE.GORO SEMARANG .
SfM.t\RANG
SEMAP..A!\i i SH1lA8Ar...'1 SEMARANG SEMAFV\NG SEM.~1RANG SEMARANG SEMAf.lAl\iG SEMARANG SEMAHANG SEMARANG SEMARANG SEMARANG SEMARANG SEMAflANG SEMARANG
SEMARA"JG SEMARANG
SEMARANG DIPONEGORO SEMAR.11.NG
OiPONEGORO SEMARANG DIPONEGORO SEMARANG
DIPONEGORO SEMARANG DIPONEGORO $El\t.ARANG DJPONEGORO SEMAFlANG
MARh',NG UNlVERSITAS DlPONEGORO SEMARANG
D!PONEGORO SEMARANG DIPONEGORO SEM1\RA:' D'PONEGORO DIPONEGORO
OIPONEGORO DIP0Ni;:G0'10 DlPONEGORO DWONEGORQ DiPONEGORO DiPONEGorm DlPONEGORO DIPOl\iEGORO DlPONEGORO DIPONEGORO D!PONEGORO DlPONEGORC O!PONEGORO DIPONEGORO DIPONEGORO DIPONEGOHO DIPONEGORO DIPONEGORO D!PONEGORO
UNIVERS!TAS ~f'O~~RQj)f.:MP.fiANG
UNIVEf~Sl1:1\S DiPQNEGORO SEMAR.l\NG UNIVERSITAS DlPCNF.:GORO SEMARANG U¥\JtVERSITAS DiPONEGORO SEMARANG UNfVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG UNiV~nsrrAS DlPONEGOHO SE.M/IRAf\JG JNIVERSff AS OIPONEGORO SEMARt\NG 'IVERS!TAS DIPONEG090 SEM.l\RAl'.G IVERSITl\S DiPONEGORO SEMABANG NIVERSITAS D!PONEGOflO SEMN-~ANG NfVERS!TAS DtPONEGORO SEMARANG Jf:JIVERSITAS DfPONEGOPO SEMARANG NlVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG lNlvERSIT.~S DiPONEGORO SEMARANG UNlVEr~SIT~'\s OlPONEGORO SEMAP.ANG UNiVEF!SffAS DlPONEC10HO SEMARANG UNIVERSITAS D!PONEGOHO S-EMAHANC\ UNIVERS!TAS DIPONEGORO SEMAHANG UNlVEASlTAS DIPONEGORO SEM1•.A!\NG UN!VERSITAS DIPONEGORO SEMAR,e..NG UNNERS!TAS D!PONEGORO SEMARANG . UNiVE}lSiTAS OIPONEGQR(' SEMARANG UN!VERSITAS DlPONl:GORO SEMARANG UNIVERSITAS DlPONEGORO SEMARANG UNll/ERSl"IAS Dl?ONEGORO SEMARANG UNlVER'=31TAS D!PONEGORO SEMARANG UNl\/ERSITAS OIPONEGORO SEM1\RANG UN!VERSITl-\S DIPONEGORO SEMARANG UNiVERSITAS OlPONEGORO SEMARANG UNlVERS!TAS DlPONEGORO SEMM~ANG UNNERSITAS D!PO!\<EGORO SEMARANG UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG UNIVEfiSITAS DIPONF.GOROSEMARANG UNIVERSITAS DfPONEGORO SEMAR..l\NG UNlVERSlTAS DIPONEGORO S:.:MARAl'-iG UNiVERSITAS D!PONEGORO SEJJIAHANG UN!vt:R.SITAS DIPONEGORO SEMJ.\RANG tJNl\lEASITAS D!PONEGORO SEMARt~MG lJNIVERSITAS DIPONEGORQ. SEM1\AANG :UNlVERSITAS DlPONEGORO SEMARANG NlVERS!TAS DIPONEGOBO SEMARANG UNiVERSilAS D!PONEGOHO SEMARANG UNIVERSiTAS DlPONEGORO SEMA.Rt\NG
...,
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur sepatutnya kami paniatkan hanya ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk 'mcnggali'
scjumput ilmu-Nya sorta atas limpahan hidayah dan kemurahan-Nya' sehingga penulis rnampu menyelesaikan h::sis iai. Wah•upw1dalam perjalanannya masih
banyak hal yang belum sempurna, maka dengan segenap kerendahan hati penulis mengharapkan masukan dan saran guna lebib sompurnanya ihnu pengetahuan bagi segenap pembaca. Dalam kesempatan in.i, perkeuankan penulis menghaturkan terima kasih kepada Pembimbing Utama, Bapak Dr. Jr. Joesron Alie Syahhana, 1\1.Sc yang telah meluangkan waktu dan pikiren dalam membimbing penulis. Ucapan terima kasih juga disampaikan secara khusus kepada Pembimbing Pendampmg, Bapak Maryono, ST. MT atas segala diskusi, masukan, kritik serta bimbingannya kcpada pcnulis. Tak lupe pula disampaikan terima kasih kepada Ibu Wido PranUJing Tya.'I. ST. MDP sebagai penguji I serta lbu Jr. Nani Yulimstut:i, Ms.P sebagai penguji 2 yang eelah mcmberikan semangar, masukan, kritik dan koreksi sebagai bahan kesernpumaan penelitian ini. Selonjutnyn terima kasih yang tak terhinggajuga disampa.ikan kepada: I.
K.epnla Pusbindiklatren BAPPENAS beserta seluruh staf yang telab memberikan penulis kesempatan untul:. tugas belajar melalui beesiswa pendidikannya,
2.
Prof. Dr. lr. Sugiono Soetomo, DEA, Kecua Program Srudi Magister Teknik Pernbangunan Wilayah dan Kota Program Pascasarjana Universitas Diponegoro. beserta seluruh staf.
3.
Bapek Bupati Magetan, Ors. H. Saleh Muljoao, MM, yang telab memberikan kesempetan, dukungan moril dan rnateriil dalam pelaksanaan rugas bclajar/pcndidikan ini.
4.
Bapak Kepala Bappeda Kabupaten Magetan, alas dukungan, kesempatan dan fasilitas yang telah diberikan.
5.
Dr.rer.nat Ir. Imam Buchori, selaku dosen wali yang telah banyak membcrikan tuntunan, dukungan dan wawasannya.
6.
Scluruh bapak dan ibu dosen pengampu yang telah membagi ihounye kcpada penulis, sehingga menjadi ama1 jariah di akherat kelak.
7.
Rekan-sekan scnasib scperjuangan MTPWK-Kclas Bappenos J. semogn
silaturahmi kita tetap herlanjut !
vii
8.
Masyarakat Kecamatan Poncol dan Kclurahan Alastuwo pada khususnya yang telah banyak memhantu dalam penelitian ini dengan memberikan pendapat, inspirasi dan diskusi yang menarik.
9.
Tcntu saja, MY SUPPORTING TEA.ti. istriku tercinta Ruhmav.·ati Tri Yustikarini. SI, anak-anakku tersayang Arre/ Daf!a Resnandya dan Khansa Qonitta Hareefa Resnandyta; yang telAh bersabar, memberikan dukungan, dorongan dan kobaran semanga; sehingga p¢nulis dapat rnenyelesaikan tesis
ini. I 0.
Pihak.-pihak lain yang tidak bisa kami sebutlula satu demi saru, yang telah banyak memba.ntu penulis dalam melaJcsanalc:en penelitian ini.
Semoga tesis ini dapat memberikan manfaat bagi penulis memberikan sumbangan khasanah dan wawasan bagi segenap pembaca.
Semarang, Dcscmber 2007
Penulis
rum
N VER&!TAS rnPONEf~()HO Sl::MARANG lJNtVERSITAS DIPONEGORO SEMAHANG UNIVER5iTAS D!PONEGORO SB:lARANG NIVEF!S fAS ClPONFGORO SE.fv'1ARANG UN"/ERStTAS DIPONEGORO SEMARANG UNtVERSJTAS D!PONEGORO SEMARANG NM ssrr ..S OIPONEGORO SEl\1.AR/l.NG UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG !Ji\11 VERS! rAS :JIPONEGORO SEMARANG !NlVEFISITASOIPONEGORO SEMARANG UNlVERSITAS DIPONEGORO SEMARANC VN!VERSITAS D!PONf:GORO SEMARA'\IG UNIVERSITAS DIPONF.;OQHO t:EMARANG UN!VERSlfAS DIPONEGORO_SEMARANG UNfVfflSlTAS DIPONEGORO SEMARANG µNIVERSITAS DtPONEGOR.O SEMARANG UN!VEASlTAS O!PONEGORO SEMARANG UNlVERSiTAS DlPONEGOHO SEMARANG µNIVERSITAS DJ00NEGORO SEMARANG UN!VERSlTAS DtPONEGORO SEMAr~ANG UNiVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG UNIVERSffAS DIPONEGORO SEMARANG UNIVEASffAS DlPONEGORO SEMARANG UNlvERSI! AS D!PONEGORO SEMARAl\JG JNIVERS!TAS DIPONr:Gr RO SEMARN"IG UNlVERS!!AS DiPONEGORO SEMARANG UNIVERSITl\S DIPONEGORO SEMARANG NIVERS!TAS DfPONEGORO SEMARANG UNJVERSITAS DIPONEGOAO SEMARANG UNIVERSIT •.\S D!PONEGORO SEMARANG NIVEASITAS f)!PONE:GORO SEMARANG UNfVEASffAS D!PONEGORO SEMARANG UNIVERSITAS DlPONFGORO SEMAR1\NG NlVERSt rAS OIPONEGOHO SEMARANG UNfVE:Fl$!TAS DIPONEGORO SEMAHANG UNIVEASITAS DlPONf.GORO SEMAR.ANt:> NlVERSITAS Of PONE.GORD SEMARANG UN!VERSITAS OIPONEGORO SEMARt\NG UNIVERSI [AS DIPONEGORO SEMARANG 1\JIVERSITAS DI00NEGORO SEMAR.<\NG UNiVERS!TAS D!PONEGORO SEMARANG UNiVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG NIVERSiT/\S D!DONEGORO St:MAflANG UN~VfRSIJAS D!PONEGORO SEMARANG UNlVERS1TAS D!PONEGORO SEMARANG INIVE::RSiTAS DIPONEGORO SEMARANG UN!VERSITAS O!PONEGORO SEMARANG UNM:RSITAS DJPONEGORO SEMARANG NIVE.i151TAS OIPONEGORO SEMARf\.NG UNIVERSITAS OlPONEGORO SEMARANG UNlVERS!TAS DlPONEOORO SEMARANG NIVERS!lAS DIPONEGORO si::MARANG UNIVERSITAS D!PONEGOHO SEMARANG UNIVERSITAS DlPONEGORO SEl\AARANG 'NIVERSITAS DIPONFGORO SEMARANG LiNIVERSITAS DIPONEGORO SHviARANG UNIVERSITAS O!PQf\lEGORO SEMARANG ~ NlVERS1TAS DIPONEGORO SEMARANG UN!VERS!TAS DIPONEGORO SEM/>RANG UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG NIVERS!TA$ O!PONE:GORO SEMARANG UMVERSffAS DIPONEGORO SEMAr~ANG UN!VERS!TAS DlPONEGORO SEMARANG NiVERSln\S D!PONEGORO SEMARANG UNIVERSITAS DIPONEGOR9 SElvW=JG UN1VERSl1AS D!PONEGORO SEMARANG 'NIVERSITAS D!f ONEGORO SEMARANG UNI' NG UNtVf:.RSITAS DIPONEGORO SEMARANG NIVEHSITAS DIPONEGORO Sfiv!ARANG U. .:G UNl''ERBITAS DIPONEGORO SEM~RANG NIVt:8SffAS DlPONEGORO SEMARANG " UNIVERSliAS DIPONEGORO SEMARANG NIVERS!TAS DlPONEGORO tiEMAHANG UNIVERSITAS DiPONEGORO SEMARANG NIVERSffAS DIPONEGDRO SEMARANG NIVE:RS! I AS D!PONEGORO SEMABANG 1NJVERSffAS D!PONEGORO SEMAAAl'i 'IVERSITAS OIPONEGORO SEMARAt.1G JNlVEqSITAS D!PONEGORO SEMARAN MERSITAS DiPONEGORO SEM/,RA~G 1N!VcRSITAS O:PONEGORO SEMARAN· "JIVERSiTASDIPONEGORO SEMARANG N!VERSllAS DIPONEGOAO SEMARAN NIVERSITAS DIPONt:GORO S£::MAHANG JNIVERSIT.il\S DtPONE,GORO SCMARANC NIVEF~SITAS DIPONEGORO SEM/\RANG N!VE!i'ilTAS DlPONEGORO SEMAHAN JNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG NIVERSiTAS DIPONEGORO SEMt\RAN JN;VFRSITASDIPONEGORO SEMARANG NNERSITAS DIPONCGORO SEMARANG UNIVEt{S!TAS DlPONEGORO SEMARANG NIVERSITAS DI , 1NEGOROSFM."f1P:NG 1 JNlVERSITAS D!PONEGORO SEMARANG lNIVEfiSlTto~ DIPONEGORO SEMARANG U1 UNIVERSITAS DrPONEGORO SEMARANG 1'l1VEHS!TAC D!PONEGORO SEMAF!ANG UNI ,NG UNIVt:RSl'TAS DtPONF.GOROSEMAfiANG NlVERSfTAS DlPONEGORO SEMAR1\NG VN!Vi ANG UN1 'ERSITAS DiPONEGORO SEMARANG NiVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG UNlVERSi .. ·' ::::.EMARANG UNIVERSITAS D PON~GORO SEMARANG N!VERSiTAS D!PONEGORO SEMARANG UNi\'ERSlTAS D1PONEGORO SEMARANG UNlVF.RSITAS OIPONEGORO SEMARAN<.l .lNlVEFlS!Tl'.S DIPONEGORO SEMAR~\NG UN!VERSITAS DlPONEGO~O SEMARANG UNIVERSiTAS DIPONEGOfiO SEMARANG NiVEMS!Tt'\S DIPONEGORO SEMARANG UNM:RStTAS D!PONEGORO SEMARANG UN!VERSITAS OIPONEGORO SEMARANG NtVERSITAS DI PONEGORO SEi\t'IARANG UNIVEHSlTAS D!PONEGORO SEMARANG UN!VERS!TAS DiPONEGOAO SEMARANG NIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG UNIVERSITAS D!PONEGORO SEM/~R1WG UNIVERSITAS 01PONEGORO SEMA.RANG NIVERSITAS DIPONEGCRO SEMARANG UNIVEASiTAS DI PONEGORO SEMARANG UNNERSITAS D!PONEGORO SHMRANG N.VERSITAS DlPONF.:GOROSEMARANG UNIVERSffAS DIPONEGORO SEMARANG UNIVERSITAS DtPONEGORO SEMARANG JNIVERS!TAS DIPONHlORO SEMARANG UNIVEf~SITAS DlPONEGORO SEMARANG UNIVERSITAS DIPONEGOl10 SEMARl\NG NlVERS!TAS D!PONEGORO SEMARANG UNIVERSITl\S OJPONEGORO SEMARANG UNIVERS!TAS OIPONEGORO SEMARANG lNIVERSlTAS CiPONEGORO SEMAR..\NG UN!VERSITAS DIPONEGG°RO SEMARANG UNIVERSITAS O!PONEGOH.d SEMARANG NIVEHS1Ti\S DlPONEGORO SEMARANG UNIVERSITAS DlPONEGORO SE~,MRANG UNIVEHSITAS D!PONEGORO SEMARANG JN VERSITAS DIPONEGORO SEMARl',NG UNIVERSITAS DIPONEGOAO SEMARANG UNlVERSITAS DlPONEGORO SEMAR,t\NG N VERSlTAS DIPONEGORQ SEMARANG UNIVERSITAS DfPQNEGORO SEMr'XRANG UNIVE.RSITAS D!PONEGORO SEMNlANG NiVER3iTAS OIPONEGORO SEMARANG UNlVERSlTAS DtPONEGORO SEMARANG UNNERSITAS DIPm'EG080 SEMARANG NIVERSJTAS DIPONFGORO SEMARANG UNiVERSITAS OfPONEGORO SEMARANG UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG N!VERSITAS DiPONE:GORO SEMARANG UNIVERSITAS DIPONEGORO SEV.ARANG UNIVERSfTAS DiPONEGORO SEMARANG µNIVERSITAS DIPON~GORO SEMARANG· UNiVERSITAS D!PONEGORO SEMARANG UNIVERSIT/\S DlPOM~.GORO SEMARANG 1NIVERSITAS DlPONE'GORO SEMARANG UNiVERSnAS Dl.PONEGORO SEMAHANG UNJVERSITAS DlPONF.GORO SEMARANG ~Nll/ERSJTl~S DIPONEGORO SEMARANG UN,VERSITAS DIPONEGORO SFMAnANG UNiVERS! iAS DiPONEGOriO SEMARANG JN!Vfr..:SITAS PIPONEGORO SEMARANG' Bfi! hSiTAS"'OfPO~OfID..5t ,: i1A'NG £JN1VERS TAS D!PONEGORO SEMARANG NIVE.8SiTA.S DlPONEGQRO SEMARANG VN!V~:R,~TAS OIP N 1.:iOfW S Ir.' A ·3 ·NIVERSITAS D1PONEGORO SE';o..~Af1ANG NiVEf:l'3!TA$ DIPONEGORO SEMARf.. Ut IVERSIT>A&.BlPONEGOR~ <'EMAi-1ANG UN'VERS!TAS DIPONEGORO SFM1\RANG !JNIVERSITAS DIPONEGORO SEMAR/\NG UNfVERSlTASo&1B0NEGORQ:l:..J*Mf!RANG UNIVf:RsiTAS DIPONEGORO SEMAR1\l•m
OAflARISI
i
HALAMAN JUDUL LEMBAR PENGESAllAN
-....................................................
ii
l'ERNYATAAN HALAMAN PERSEMBAHAN
111
ABSTRAK
v
ABSTRACT
iv
,_
KATA PENGANTAR
_.............. -
.
Vl
-.................................................
DAFI' AR ISi
-................................
vii ix
DAFTARTABEL
xii
DAFTAR GAM'BAR
xiii
BAB I PENDAHULUAN I.l . I .2.
-................................................
Lat81 Belakang .. .. .. .. Rumosan Masalah .. .. ..
..
.. .. .. ..
1.3. Tuj uan dan Sasar:m Penelitian . .. . .. .. . ..
..
I
.. .. .. ..
I 11
.......
J2
1.4.
Ruang Lingkup Penelitian 1.4. I. Ruang Lingkup Substantial .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. .. .. . .. . . . . 1.4.2. Ruang Lingkup Spasial 1.5. Kerangka Pemikiran 1.6. Pendekatan S1udi .. .. .. .. .. .. .. . . 1.6. l. MetodologiPelsksanaan Penelitian I.6.2. Kebutuhan Data .. .. . .. .. .. .. .. .. .. .. .. 1.6.3. Teknik Pengumpulan Data J .6.4. Tahapan Studi -................................ J.6.S. Teknik pengambilan Sampcl J .7.
I2 13 15 17 18 19
20 22 23
l .6.6. Teknik Ana'lisis
25
Posisi Penelitian
28
BABU KA.HAN .PUSTAKA .PEMBANGUNAN BERKELANJUTA~. PARTISIPASI MASYARAKATDAN PEMBANGUNAN PRASARANA - - -........................................... 32 2.1. Pernbangunan Berkelanjutan (Sustainable Development) 2. l. l. Paradigma Pcmbenguean Berkelanjutan 2. l .2. Paradigma Pembangunan Berkelanjutan dalam Tinjauan Aspek Sosial ~.....................................
ix
33 37
2.1.3. Isu Keberlaniutan (Rl1.•1ninahility) dalam Pembangunan
Yang Berbasis Partisipasi Masyarakat . .... ,.................. 2.1.4. Prinsip--Prinsip Kerberlanjutan (Sustainabilily) dalam Pengelolaan Prasarana 2.1.5. Area Parti:!i!)$i Masyarakat dalam Pembangunan Berkelanjutan
~.....................................................
41 45 47
2.2. Partisipasi Mesyerakat
2.1. l. Pengertian Partisipasi Masyarakat
49
2.2.2. Paradigma Pcmbangunan Dcngan Pendekatao Pertisipatif . . . .. .. .. . 2.2.3. Partisipasi MasyarakatDalam Pembangunan dan
52
Manfaatnya 2.2.4. Tipe Panisipasi Masyarakat 2.2.S. Wujud Partisipasi Masyarakat 2.2.6. Efektititas dan Tlngkatan Partisipasl Masyarakat 2.2. 7. Faktor Internal Yang Mempengaruhi Partisipasi Masyarakat .. .. .. . . . .. . .. . .. . .. . .. 2.3. Tinjauan Panisipasi Mosyarakat dalem Pengelolaan Prasarana 2.3.1. Tinjauan Prasarana Lingkungan Permuldman 2.3.2 Pengelolaan Prasarana Oleb Ma.syarakat 2.4. Tinjauan Pustaka Sistem Penyediaan Air Bersih Pedesaan 2.4.1. Prinsip Dasar Penyediaan Air Bersih Pedesaan 2.4.2. Pengertian Pedesean 2.4.3. Kebutuhan Air Bersih Penduduk Pedesaan
55 59 63 64 70 72 74 77 80 82
2.5. Kerangka Konsep Kcberlanjutan (Sustainability)
Dalam Pembangunan Prasarana BAB Ill GAMBARAN UMUM WILAYAH PENEL[l'IAN
3.1. Gambaran Umum Wilayah Penelitian 3.t.1. Gambaran Umum Kabupaten Magetan 3.1.2. Gambaran Umum Kecamatan Poncol 3.2. Disknpsi Wilayah Studi 3.2.1. Diskripsi Geografis dan Administratif 3.2.2. Diskripasi Sosial dan Ekonomi 3.2.3. Diskripsi Struktur Sosial dan Kelembsgaan 3.3. Sistem Penyediaan Air Bersih Pedesaan oleh Masyarakat
84 YO
90 92 102 102 104 110 112
di Kelurahan Alastuwo
BAB IV ANALISA KONSTRVKSI KONSEP KEBERLANJUTAN (SUSTA/NABIUTY) PEMBANGUNAN YANG BF.RBAStS PAR.TISIPASI MASYARAKAT
4.1. Pengertian Tentang Masyarakst GWJa Memahami Realitas Yang Ada 4.2. Pemabaman Masyarakat Terbadap Prinsip dan .Konsep Pembangunan Berkelanjutan
x
119 120 121
4.3. Analisa Terhadap Proses Partisipasi Yang Ada
Dalarn Masyarakat 4 .3.1. Kebutuhan Nyata Menjadi Pijakan Perencanaan Dari bawah Yang Sebenar-benamya (The Real Bottom-up Planning)
127
4.3.2. Uesain Mekanisme Program Dalam Perumusan
Permasataban 4.3.3. Peran Pendamping (Fasilitator) .........................•...... 4.3.4. Kompeti.si Sebagai Bentuk Mcn~ii Kcadilan dan Kemampuan Diplomasi Masyarakat 4.3.5. Manifestasi Antasiasme Dalam Tahap Pelaksauan dan Evaluasi . ..
132
4.3.6. Analisa Tlngkat Partisipasi •..
149
..
4.4. Keberlanjutan Layanan Hasil Perencanaan Partisipatif Menuju Konsep Keberlanjutan (Sustainability) Pembangunan Yang Berbasis Partisipa~i Masyarakat 4.4.1. Diskripsi Operasioeal SistemPelayanan Air Bersih . 4.4.2. Kebcrlanjutan Layanan Prasarona 4.4.2.1. Aspek Kelemhagaan •.......................•............ 4.4.2.2. Aspek Teknolog] ·······-····-···························
4.4.2.3. Aspek Pendanaan (Kemauan Untuk Juran) 4.4.2.4. Aspek Alam!Lingkungan Hidup 4.4.2.S. Aspek Sosial Budaya 4.5. Komunikasi Hasil Temuan Analisis Konstruksi Konsep Keberlanjutan (Sustainability) Pembangunan Berbasis Panisipasi Masyarakat dengan Teori Tcrkait serta Kontribusinya
139 141 I 44
152 153 I 58
160 163
165 167 172
177
BAB V PENUTUP
1 RS
5.1. Kesimpulan
185 191
5.2. Saran dan Rekomen
193
LAMPI RAN : Pertnnggungj11wuban Metodologi .
198
xi
DAFT ARTABEL
TABELD.1
Skala Analisa Partisipesi Masyarakat
69
TARRL Tl.2
Analisa Kebutuhan Air Pedesaan
83
TABELll.3
Perkiraan Kebutuhan Air Pedesaan ..
83
TABEL 111.1
Pembagian AdministJasi dan Luas Wilayah di Kecamatan Pnncol Tahon 2005 .....................•............
TABELill.2
Ketinggian Tanah Desa-Desa di Kecamatan
Poncol TABELID.3
93
94
Jumlah Peodudnlc di Kecametan Poncol Tahun 2001 -2005
97
xii
DAFTAR GAMBAR
GA~1BAR I.I
Peta Administrasi Kecamatan Poncol ......................
14
GA..\18AR 1.2
Kerangka Pemiliran ..............................................
16
GAMBARl.2
Komponen Analisis Data Node) lnteraktif ...............
27
GAMBAR2.I
Tuiuan Pembangunan Yang Diintergrasikan Dalam Paradigma Pembangunan Berkelanjutan .................
GA.."1BAR 2.2
Iuteraksi Lingkungan Hidup .....................................
GA'.\IBAR 2.3
Pentagonal Variabel Penentu Keberlanjutan Pembangunan Prasarans ...........................................
GA\1BAR2.4
38
43
Perbandmgan Interpretasi Pendekatan Pemerlntah Dan Partisipasi Masyarakat ......................................
GAMBAR2.5
35
49
Tipologi Tingkat Partisipasi Masyarakat Menurut Arnstein .....................................................
68
GA'18AR3.I
Peta Administrasi Kecamatan Poncol ......................
GAMBAR3.2
Komposisi Penggunasn Lahan Kee. Poncol ............
95 96
GA."8AR 3.3
Peta Pengguoaau L11h1111 Kecamatan Poncol ............
98
GAMBAR3.4
Peta Jaringan Jalan Keeamatan Poncol ....................
101
GAMBAR3.S
Huran Pinis dan Cemara Yang Banyak Tumbuh Ui Kelurahan Alastuwo ............................................
103
GAMBAR3.6
Komposisi Penggunaan Laban Kel. Alasniwo .........
104
GAMBAR3.7
Kondisi Jalan Kampung di Kel. Alastuwo ...............
105
GAMBAR3.8
Sapi Sebagai Mata Pencaharian Utama Scbagian Besar Masyarakat Kel. Alastuwo .............................
GA\fBARJ.9
106
MnUI Pencaharian Pok.ok Masyarokal di Kel. Alastuwo ...........................................................
106
GAMBAR3.10 :
Komposisi Penduduk Berdasarkan Kclompok Umur
107
GAMBAR3.11
Kondisi Kesejahteraan Keluargn di Kel. Alostuwo ..
I08
xiii
GAMBAR 3.12 :
Kondisi Tampak Rumsh Milik Beberapa Warga Dengsa Model Masa Kini
109
GAMBAR 3.13 :
Kantor Kelurahan, PKK dan LPM Kel. Alastuwo
111
GAMBAR 3.14 :
Sistem Distribusi Model Bak Pembagi
l 15
GAMBAR 3.1 S :
Kondisi Topografi Antar Rumah ! Llngkungan Dengan Beda Tinggi Yang Curam
GAMBAR 3.16 :
116
Disain Model Distribusi Bak Pembagi Dengan Si stem Sckat Kaea. ·-····-·····
GAJ\>IBAR 4.1
117
Dokumentasi Kerja Bakli Pada Tabap Pelaksanaan
Kegiarao CAMBAR4.2
Sistem T ransmisi
149 DistribesiOperasi Pel:iyanan
Air Bersih Di Kel. Alastuwo
155
GAMllAR4.3
Dissi n Rak Pembagi Thin Arah Pelayanan
156
CAMBAR4.4
Sistem Tapping Individual
157
GAMBAR4.S
Bak Penampung Tambahan sebagai Cadangan Air Bersih .. .. .. . ..
. .. . ..
.. .. .. .. . .. . .. .. . .
GAl\-fBAR 4.6
Kondisi Hutan Sekitar Mata Air
GAMBAR4.7
Ukuran Bak. Yang Dipergueaken Untuk
169 172
'Comboran' Sapi
175
GAM.BAR 4.ll
Usaha Tempe Sebagai Media Saling Mcnguntungkan
176
G~1BAR4.9
Usaha F..konomi Af.ibitl Adanya Peluang dan Perasaau 'Sayang' Ternadap AirTerbuang
xiv
177
'.\J VEPSITAS N VERSiTAS :N VEW~, '"AS t:>J•VERSITAS JN VERSiTAS IJNlVERSITAS µN1VERSffAS
DJPONEGORO SEMARANG UNIVERSrTASD!PONEGORO SPv1Af-:!ANG LJNiVEHSilAS OiPONEGORO SEMARANG D1PQNl::GORO '3E1'1>1ARANG UNtVERSITAS D!PONEGOAO SEMARANG UNIVER'3P ..i\S DlPOl'.EGORO SEMARANG
DiPONEGORO SEMARANG OIPONEGOf{Q SEMARANG DIPONEGORf) SEMARANG DIPONEGOR_O SEMJ\Rfl,NG DIPONEGORO SEMARANG' Ui'iUVERSJTAS Df PONEGORO SEMARANG
NIVERSlTAS D!PONEGORO SEMARANG NlVEflSITAS DIPONEGORO SEMARl,NG NIVERS!TAS DIPONEGORO SEMARANG N!VERSlTAS D1PONEGORO SEMARANG · N!VF:RSJTAS L11PONEGO.R0 SEMARANG N!VERSlTAS OlPONEGORO SEMARANG JNiVERSff.!\S DlPONEGORO SEMARANG NiVf.HSiTAS DlPONEGORO SEMARANG N!VERSITAS DlPOl\IEGORO SEMARANG NIVERSffAS DIPONEGORO SEMARANG .NIVERSIT~.S DIPONEGORO SEMARANG NlVERSiTAS DIPONEGORO SEMARANG
UNIVERB!T AS UNIVERSITAS UNIVERSlTAS UNIVERSJTAS UNIVERSl1AS
D!PONEGORO DiPONEGORO DiPONEGOHO D!PONEGORO DIPONEGORO UNIVERSITAS DlPONEGORO
SEMARANG SEMARANG .SEMARANG
SEM-'.\Rl"NG SEMARANG
SEMARANG UNIVERSITAS DIPONEGOAO SEMARANG UNIVEHSITAS DIPONEGORO SEMARANG UNIVERSITAS PIPONEGORO S~MAAANG UN!VF.RSITASDtPONEGORO SEMARANG UNIVERSfTAS DJPONEGORO SEM,£\RANG Ul\J!VERS!TASD1PONEGORO SEMARANG U!'JIVERSlfAS DlPONEGOHO SEMARANG UNIVERS!T.A.SDlPONEGORO SEMARANG UN!VERSITAS DlPONEGORO SEMARANG
UN!VER3t AS U~tVERSt AS UNIVERS!TAS UNIVERSITAS UNNEt:iSITAS UNIVfR!::ilTAS UNIVE:RSITAS UNIVEf~SITAS
DIPONEGORO DlPC'NEGORO DIPONEGOF10 DIPONEGOHO DtPONEGORO
SEMARANG SEMARANG Sf-MARANG
SE:MARANG SEMARANG
DIPONEGORO SEM.'\BANG O!PONEGOf-10SEM.~RANG DIPONEGORO SEMARANG UNIVERS!TAS D!PONEGORO SEMAFlANG UNIVERSllAS OIPONEGORO SEMARANG UN!VERSITAS DIPONEGORO SEMARANG UNIVERSffAS Of PONEGORO SEMARANG UNlVERSITAS DIPONf.,:GORO SEMA:7{ANG UNiVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG UNM:=RSITAS DIPONEGORO SEMARANG
UN!VERSITAS DlPONEGORO SEMARJ\NG UNiVERS!TAS DIPONEGORO SEMARANG UNIVEASITAS OlPONF.GORO SEMARANG UNiVERS!TAS DlPONEGORO SEMAfiANG UNIVERSITAS OiPONEGOBO SEMARANG ·UNIVERSITAS DlPONEGORO SEMARANG
!NIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG UNIVEASITAS DIPONEGORO SEM/\RANG UN!VERSITAS OIPONEGORO SEMARANG NIVERSITAS D!PONEEGORO SEMAFiANG UNIVERSff/\S DIPONEGOR() SEMARANG UN:VERSITAS OIPONEGORO SEMARANG NlVERSlTAS DIPONEGOfiO SEMARANG UNIVEHSITP,S DIPONEGORO SEMARANG UNIVERStTAS DIPONEGORO SEMARANG NIVERSlTAS DIPONEGORO SEMARANG UNNERSITAS DIP :iORO SEMJ.\RJ1NG UNIVERSIT.t\S DIPONEGORO SEMARA."JG NlVERSJTAS DIPONEGORO SEMAHANG UNIVERSITA~ . SEMARANG UMVERSITAS DIPONEGORO SEMJ'S-iS DIPONEGORO SEJ\A.l\RANG NiVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG N'VERSITAS DIPONEGORO SEMARANG Nil/ERS!T.~8 D!PONEGORO SEMARANG NIVERSi\1\S DIPCNEGORO SEMf'RANG NNERS!T.4S DlPONEGORO SEMARANG
UNlVERS UNIVE. UNil U1
.-:MAAA~G ~RANG '.\NG G
I
'
NlVERSiTAS OiPONEGOPO 8EM1-1RA N!VERSITAS OlPONEGORO SEMARA 'NIVERS!TAS DiPONEGORO SEMABAN NIVERSITAS D!PONEGORO SEMARAN. 'NIVERSITAS D!PONEGORO SEMARAN( ;NIVERSITAS DIPONEGOFIO SEMt,RANC: 1NIVERSITAS DlPONEGOR.O SEMARAN"' N!VERSIT/\S DIPO"lEGORO SEMARANG N:VERSiTAS D PONEGORO SEMARANG NIVERSITAS D!PONEGORO SEMARANG :NlVERSITAS D!PONEGORO SEMARANG NlVERSITAS DIPON~GORO SEMARANG 'N!VERSITAS DIPONE;GORO SEMARANG
UNIVER5!TAS GIPONEGORO SEM.ARANG Ul\.lVERSfTAS ')fPONEGORO SEMARAf'.iG UNIVERS!TAS OIPONEGORO SEMARANG lJNIVERSfTAS DIPONEGORO SEMARANG UNIVERSITAS DrPONEGORO SEMARl\NG UNIVER.31TASDIPONEGORO SEMAR,"'NG 1NlVERSITA3DiPONEGORO SEMARANG
ttVERS!Tf\S D!PONEGORO SEMfl.RANG
l.J. UN!. UNIV UNIVERSll
'3 u"lG
,ft.NG ,_,, ..:EMARANG
lVERS!TAS DIPO~EGORO SEMARANG N!VERS!TAq OIPONEGOPO SEMARANG .NiVERSlfAS DIPONEdORO SEMARANG l~!VERSITAS D!PONEGORO SEMARANG JN!VEFlS!TAS DIPONEGORO SEMARANG UNIVERS!TAS DIPONE.GORO SEMARANG UN1VERSfTAS O!PONEGORO SEMARANG lJNIVERSITAS D!PONEGORO SEMARANG U'\llVERS!TAS D!PONEGORO SEMARANG UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG UNIVEHS!T-AS D!PONEGORO SEM;;.RANG UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG UNIVERSIT.AS OlPONEGOR.O SEMAR.ANG.
NIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG UN!VERSITAS DlPONEGORO SEMARANG NiVERSiT.ll.S D!PONEGORO SEMARANG UN!VERSiTAS D!PONEGORO SEMARANG UNIVERSJTAS DIPONEGORC•SEMARANG 1NiVf:RS:iTAS DIPONEGORO SEMARANG UN!VERSffAS Df PONEGORO SEMARANG UN!VBiSl1AS OIPONEGORO SEMARANG lNivERSiTAS D!P0NEGOHO SENIARANG UN!VERSITAS O!PONEGORO SEMi\RANG UNIVEnS!TAS DIPONEGORO SEMARANG :NIVERSITAS D!PONEGORO Sf:MAAANG UNIVERSlTAS DlPONEGOHO SEMARANG UMIVERSITASDIPONEGORO SEMARANG NiVER'SlTAS DiPONEGORO SEMARANG UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG UNlVERSlTAS D1PONEGORO SEMARANG NlV[RSlTAS D1PONEGQRO SEMABANG UN!VERSfT;\S DlPONEGORO SEMARANG UN!VEAS!TAS DIPONEGORO SEM/.•,AANG !NfVFRSITtl:S DIPONEGORO SEMARANG UNIVERSfTAS D!PONFGORO SEMARANC., UNlVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG NIVERSITAS O!PONEGOFlO SEMARANG UNIVERSITAS D!PONEGORO SEMARi>NG UNlVEAS!TA.SDfPONEGORO SEMARANG NtVERSITAS Dlf>ONEGORO SEMARANG UN!VERSfTAS DIPONEGORO SEMAfiANG UN!VERSITAS DJPONEGORO SEMAR.t,NG MVERSliAS DlPONEGOAO SEMAHANG UN!VERSITAS DIPONEGORO SEMAHANG UN!VEASIT.l\S DiPONEGOMO SEMARANG N'VERSITAS f.)lPONEGORO SEMARANG
UNIVEr-lSITll..S DIPONEGORO SEMARJ\NG
NIVERSITAS DIPONFGORO SJ:;MARANG UNlVERSfTAS OIPONEGORO SEMAA.l\NG NJvERS!TAS DIPONEGORO SEMAHANG UNIVERSITAS DIPONEGORO SEM/J1RANG INIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG UNlVfRS!TAS DIPONEGOHO SEMAHANG JN!Vt:.RS!TASDiPONEOORO SEMARANG UNlVERSITAS DIPONEGOAO SEMARl\NG JN!VERS!TAS DIPONEGOHO SEMA.RANG· UNlVF!1SIT.4\S DIPONEGORO SEMARANG JNIVERS!TAS OIPONEGORO SEMARANG UNIVt:FlSITAS DI PONEGORO SEMAHl•NG NtVEHSIT.A.S D!PONEGORO SEMARANG UNIVERS!TAS DlPONEGORO SEMAHANG lJNlVERSIMS DIPONEGORO SEMARAN~ :U '.~:gffA~1'1'0'19:e:_G.O~Q':S't:.MA1,.'0\J'\f NIVERSITAS DfPONEGORO SEM.~RAN...~ JNf•.tltRS:l'AS DfF1QN Q'.lQ ~~Mil; .A G NtVERStTAS DIPONEGORO SEMAF\Af.\iG .!JNN'ERSFFASDJ-PON~ SEMA~ANG ~-JlVERSlTAS Dlf.-ONEuORO SEMARANG UNIVEASITAS>f.'1lEOflf'GO~O StM·~;i NG
UNIVERSiTAS O!PONEGORO SEMARl\NG UNIVERS!TAS DIPONEGORO SEMARN,lG UNIVERS!TAS DlPONEGORO SEMARANG UN!VERSfTAS OIPOl\lEGORO SEMAf-~ANG
UNIVERSITAS DIPONEGORO SF.MARANG UNIVERSiTAS D!PONEGORO SEMARANG
UNIVfRS1TAS DIPOf\!EGORO SEMARAJ'.!G UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMAAAl\IG
MIVERSfTAS DIPONEGORO SEMARANG JNIVERSlTAS DlPOt-;EGORO SEMAR~NG UN!VERS!TAS DIPONEGORO SEMARAl'iG UNlVERSI T/1$ DIPONEGORO SEM.~RANG
BABJ
PENDAHULUAN
I. I L11iltr Belabng Pembangunan purtisipotif telsh ditempatkan sebagai isu utama dalam model pendek.at.an pembangunan terkini. dalsm
Hal tersebut juga terdokumentasi
"'Shaping the 21" Cenlury : The Coruribuuon and LH:ve/Qpment
Cooperation·• (YanR dikenal seb&AAI dokumen NewDevelopmentStraJef!:Y). Isu-
isu tersebut disemang11rl oleh peningkallln etlslensi dalam menajemen proyek mclalui kc
pembait@unan btrkelaajutan melalui pendeblan dengan strllltgi pemberdayaan dan parti~ipasi ma~yarakat (Wllopn, 2006).
Paradigma pcrlumbuhan
tx-mlnmgu111111
ckonumi
tcrdahulu
dengan
don:mgan
motivasi
y1111g ::11.-tinggi-tingginy11 !l<:ringkali mcngakibatkun
terabaikannya upaya pembinaan kekmbagaan dan pcmbinaan kapasitaS (cupucity l>uilding). Pembanguean yang ditaksaneksn molalui <:t:1ll•al/y·impwt
plan (Korten dalam Slamet, 1993) yang dirumuskan oleh tek.nokrat dan alokasi sumberdaya pembangunan yang sentralistis cenderung mcngabaikan potcnsi
masyerakat,
Pcnerapan
gaya
pembangunan
yang sedemikian
cendenmg
menumbuhkan hubungan dependensi entam rakyat dan proyek pembangunan atau rakyat dan birokrat, akibatnya terjadi di.<-empmvering, yaitu meoekan kemampuan
2
masyarakat untuk mengaltualiS&ikan k¢mampuannya dalam berperan dalam
pembangunan. Pembougunan yang selama ini hanya mengandalkan pertumbuhan
ekonomi
yaitu mcninl}kadcan taraf hidup dan kesejahreraan
manusia dioperasionallcan dengao tidok melibatlcan manusia sebagai subyek dalam
pcmbangunan
itu scndiri.
Padahal sccara alamiah.. usaha-usaha
peningk818n raraf hidup ma.~yarakat yang disertai dengan pendayagunaan sumber
daya yang ada di sel.dtamya telah ada dalam masyarakat itu sendiri (Slamet. 1993 dalam Suryanto, 2003:29) Hubungan dcpcndensl masyarakat dan proyck pcmbangunan yang ada tercermin di dalam kebutuhan ya~ terus menerus akan Input pembanAunan yanA Jialokmlilum dari aras utau lwir.
Eksistensi clan ktiiallg~ungan ~ualu proyek
pcmbangunan aluln tcrjamin sclama didukung oleh input dari luar masyarakat dan akan berhenn bila dukungan certtadap somber daya dlhentlkan.
Baoyaknya
tingkat kegagalan dari proyek pembangunan masa lalu mencernunkan letnalinya sustainability basil pcmbangunan itu scndiri (Tjokrowinoto, 1996: I I) Pendek:alll!I partisipasi yang dikembangkan medic 1980-1990 adlllah cara arau pembcnnrnn pcrcncaeaen tcrkini.
TujWln pcrcncenean yang' muncul p.ido
tabun 1990-an adalah meningkatkan keadilan sosiat dan keberlrutjutan lingkungan (Darrninto, pertumbuhan
2003 ).
Terjadinya
ekonomi
menjadi
pergesersn orientasi
orientasi
peml>angunan dari
keberlanjutan
pembangunan
3
(suswi1111bilif)I)
n1enempatktm pcran pllrtisi!)llsi masyw:alc.al mcnj'1tli ~milian
pernlng. Munculnya
paradigma
pembangunen
partisipatif mengindikasikae
adanya dua perspektit, pertama yaitu pelibatan masyarakat :;c:ti:mpat dalam
pemilihan, pcrancanga», pcreocenaan dan pcl1iksorn1an progrorn/proyek sehingga aka.o mewarnai kchidupan mereka. Pada nkhimya ukan dnpat dijamin bahwa persepsi setempat, pola sika{>
ikut dipenimbangkan secam pcnuh, Kedua; aksn dipcrolch umpan balik (/eedl>aclt) yang psda hakckatnya merupakan bagian tak terpisahkan dari kegiatan itu seru:liri
(Jamieson, 1989 dalam Mikk.elren 2003:63) Proses perencanaan melibatkan penyusunan suaru stratcgi mengenai baguinulna mengid~nlifilu1.~i permasalahan yang dihadapi !;t!kaning dim herpindah sctah~p demi sccahap mcmdu visi yang diinginkan akan suatu kondisi atau pcrmasatahan YMg dihadapi. Perencanaan tidak mengambil suatu tempat di dunia yani: ideal. tclapi perencanaan sclalu diatur dalam konteks yang ada (Nleras. 200:.!).
Healey ( 1992) mo:ngemukakan bahwa perencanaan sering meng,alami
ke~alan dalam mencapai tu,jwumya di masa lalu karena menggonakan pendekatan teknjk dan admU!istnisi yang secara luas didasa.~an pada rasioaallsme ihniah. Menurut Abe (2005) suatu percncanaen yang berbasis pada prakarsa no~yarakat adalah pereucauaan yang sepenuhnya mencerminkan kcbutuhan
konkrit masyarakar di11m11a penyusunannyit benar-bener mclibatkan masyarakat. Pelibatan masyarakat sccara lang~ung dalam proses pcrcncanaan akan
rncmbewa dompak pcnting. ynitu: (I) temindar deri pcluang tcrjadiny11 monipulasi
4
d1U1
rnernperjelas apa yang sebenarnya
dikchcndaki olch masyarakat; (2) rncrnbcri
nilai tambah pada legitimasi perwnusan perencanaan. scmekin benyak masyarskat tcrliba! maka diharapkan h
paadsng
berbeda,
pembangunan dapat ditinjau dari dua sudut
Pertama, dari sudat
pandang
para pemikir
kaum
enviromemolist, dirnana konsep mrrainahiliry (keberlanjulan) lebih rnenekankan perhatian pada efek pembangunan
temadap sisters planet bumi {world.rystemi dan
menghendaki agar irueraksi anlara maousia dan Iingkungannya dalam proses
pemoangunan
memperherikan keberlanjWID pembangunan dan kelang.-.mgan
world .
Pandangan kedua. dari para pakar negara donor yang
menekankan
interaksi ml>ml manusill dan proyi;k ttlau rnemperhatikan
perlunya
project sustainability(Cemea. 1936 dalam Tjokrowinoto, J 996: 13). Ada dua kunci konscp utama dari dclitiisi pcmbangunan lx:rkclonjuuin. yaitu konsep kebutuhan (needs) yang sangat esensial untuk penduduk miskin dan perlu prioritas serta konsep keterbatasao (limitation)dari kemampuan lingkungan
untuk mcmcnuhi keeutunan gcocrasi sckarang dan yang akan dalang. Di dalam pcagertian
ini, mcmberikan makna 110::mhangunan kc arah J'C"'hangunan so.~ial
yang rnengutamakan partisipasi
dsn keadilan (Hadi, 2005:2).
Mekanisme
pclaksanasn program sangat meoentukan kcberhasilan dan keberlanjutan dari program pembangunan yang dilakukan dengan pendeklltan partisipatif. Sesuai dengan pengertian peogelolaa11 oleh masyarakat sebagai bagian siklus pernbangunau
parlisipiltif. auilua 0111Syantll.1ll harus mampu ruernberikan
5
pengaruh
yang
pembangunaanya,
kuat
sena
mcngoru.rol
dalem
mekanisme
pclaksanaaa
Uotuk itu adanya pilihan teknologi Jaa lingkat layanan yung
sesuai dengan kemempea» dan lebvtuhan masyarakar menjadi prasyarat Ullln\a dalam keberlanjurannya (Mc. Common, 19':11 ). l lal ini bisa diterjemahkan juga sebagai fulctor karakteristik programfproyek yang difaksanakan. Perubahan
p:aadigrn<1 perencanaan pembangunan
di era global ini
berpengaruh lang:sung terhadap paradigma kebij3kan pcmbangunan di Indonesia. Selain didomng perge~eran stigma dari tuar, perencanaen pembangunan beruhah dan berkembang lebih diakibatkan dari dalam. yailu pengalarnan yang didapat (tesson learn;,,I)
sclama dalam pelaksal1Mll produk percncsnaan saebclumnya.
Dcmikian p11 la yang rerj.adi dengan peruhahanan riaradigma dalam pcml'Ulngunan sistem penyediaan air bersih, Dari perkembangan pelabanaan pemba:n&1.1nan air bersih selama ini telah dicapal
bc~'l'apa kcmajuan yang cukup bctani scpcrti pcningkacan cak.upan.
pelayanan air bersih yang secara lidak langsung rncniJlgkslkan dcrajat keschatan mnsyaraknt.
Namun di lain pihak. akibat pendeka1an perencanaen masa lalu
meninggajken beberspa permasalahan yang dihadapi antara lain:
a.
Pengalarnan masa lalu menuitjukkan, banyaknya prasarana dan sarana air bersih tcrbongun tidak dapat beriunso;i optimal. Sahm s.atu penyebabnya adalah tidak dllibatkannya masyan.kat sasaran, mulai tahap perencanaaa, konstruksi serta masa operasional dan pemeliharaanoya.
b.
Pilihaa
teknologi
yaog
teebatas
mempeesulit
masyerakat
uDtUk
rnenentukan jcnis prasarana serana air bersih yang akan digunakan di
6
dacrahnya,
dimaaa
harvs scsuai dcngan kcbctuhan. ku ltur hudaya,
kemam puan masyart>kat
untuk
mcngelola serta kondisi fisik lokasi
setempstnya. Hal ini tentu saja sangat berpengaruh pada manfaat atas investasi prasarana air bersih serta keberlanjul
c.
Pendekatan yang berorientasi pada supply (nipp/y driven) membawa dampak pada ren
masyarakat
merasa
pra.urana air bersih yang dibangun,
ridak membutuhkan atau sebaliknya ada
masyarakat memhutuhkan retapi namun tidak rnendapatkan pelayanan. d.
Karena
benurnpu
pada anggaran pemerintah,
khususnya
pemcrintah
pusat yang semakin berkurang, imka diperlukan paradigma
baru berupa
inovasi pota pembiayaan untuk menwti berballlli sumber yang helum dimanfaatkan
thidden pmenria/J, khususnya dari pemerintah daerah dan
masyaralcat. c.
Bclum tcesedianya kcbijal:an
pemanfaaran potensi te~bllnyi yang Ilda dalam masyarakat f.
Klip<1Si~ Sllill
ini
rnasyarukat dalam menyedialwi prasarana sarana air bersih belurn divptimal.kan
k.an:na
belum adUl)'a
k"bijakan
dan
perundangan untuk menggerulduln potens! tersebui. Comohnya seperti bclum adanya pcraturan pen.mdangan mengenai pemindaban asset dari
pemerintah ke masya.rakiit{BapJl"'lll!S. 2003) Beberapa peogalaman yang dapat dilarik scbagai umpan balik (feedback material) dari pelaksanaan
progJlllll
pernbangunan pra.san.na air bersih yang
sclama ini telah dilaksanakan dmi berbagai sumber pendanaan.
Keberlanjutan
7
(su.v1uinahili1y) merupak.an kata lrunci dalarn penycdiaan rnasyarakat,
khususnya
masyat11kllt
yang bcrtcmpat
air bcrsih
tinggal
bagi
di kots-kota
rnenengah, kecil dan pedesaan, Dari uraian di atas, tereermin bahwa pembangenan air bersih di Indonesia masih oonyak menghldapi
lcendala.
Namun demikian ada beberapa potensi yang
dapat dimanfaatkan ontuk mengatssi kendala tersebut, Untuk dap11t rnenggerakkan dan mcmanfaatkan potensi yang dimilik.i scgenap ,ytu/reholcler pembangunan, baik pemerintah. swasra
dihadapi
dipcrlulcan
tum ma•Y"raut seltingga dapaf meng:llllSi kendala Yll"& bcherapa
pcnibahan. lchll~u~nya
yang
terkait dengsn
kebijakan. kelembaeaan dan mel:anismenya. Suatu paradigma
baru dipcrlulaln dalam perencanaan
dan kebijakan
pembangunan penycdiaan air berslh, baik bcrdasatkan pcn11alaman sendiri tlessen l~ornedj maupun pcngaruh i)aklln globel yang berbasis peda dinamika
kelompok masyarakat yang bertooll)ll peda kemandirian, deserurafisasi, otonomi dan demokrasi. PanMHgma pcmbangunan dcngan mcngcdcpanl(an pcndekacan panisipatif meajadi kunci perubehan kebijakan pembangunan dan pengernbangen pelayana.n air bersih dewasa ini. Pengembansan potensi da11 kapa.sitas masyarakat dalam pengelolaan prasarana sebagai upaya pembagiao tugas dan tanggungjawah (role sharing) dcngan pemerintsh mcnunjuldan basil yang lebih beik dalam efektifitas dan keberlanjutsn pelayanan sistern yang telah dlbangun, Doogan berbagai pertim!xingan empirik di alas maka diperlukan su.atu pendekatan
pembangunan penyediaan air betsih pedesasn yang berbasis pada
partisipasi masyarakat scttln8B)l dapat dJjamin kcberlanjut.sn layanan prasarana
8
yang telah dibangun. Kcinginan ~ pertisipasi sanp
dcagaa scgala bcntok dan lingkaJ.an
mm<:ntukilll keberbasilan pernbengunan
yang
be..,,ifal
parrislperif, Partisipasl masyarakat dalam setiap pcmbangunan sangat diperlukan unruk meningkatkan perasoon ikut 1ncmililci (.un.te of belonging) dalam setiap
proses kcgia11111 pembangunannya. Di lain pihak, partisipasi akan mendorong masyaraka; untuk mengembanl:lkat alc<m herperansena dalam memelihara dan mengelola prasarana }'ling telah dibangun bila masysrakat mendapatkan
manfaat lanir.;ijng dari prssarana tersebut. Ada herbagai faktor yang mcmpenganihi keberlanjumn pembangunan prasarana.
Pada dasamya kcberlaJliutan pemban2unan prasarana ditenmkan 5
(lima) variabel besar yoitu kclembagllan. keuangan (iuran), teknologi. lingkungsn dan sosial budaya. Kclima vtriabel dallan bebenrJ"ll ujian tidak ~lalu tampak
sccara ~ntak sebagai variabcl yang menentuklln kcbcrlanjutau, tctapl slfllmya lebih kasus per kasus, Faktur yang paling mcnoajol
terkait keberlaltjutan
pcmbiinl!UlWI pOISWlUUI ulch m<e>)'llrilil lldabsh bo:rfun~i atau lidlll<.ny-d lembaga pengelola prasarana serta llW 1;.Jaknya iur.sn untuk Jll'ffi"lihliralln, pengernbangan dan perbaikan kcrusekan besar. Secara wnum. pemakai prai;arana melakukan hanya
unluk pcmcliharaan
atau kerusakan
ringan saja, atau bahkan tidal<
melakulronnya karena kelembagaan pengcicla tidal berfungsi. Unluk mclakukan iuran sampai tingk.at pengernbangan apalagi pemulihan biaya investas! sangat kurang (Pcrcik, Juli 2005:24).
9
Melalui studi kasus penyediaan
Kecamatan
Poncol
pcrrnasalahan kebutuhan
diaras.
air bersih
Kabupaten
bersih pedesaao di Kel ..rahan A lastuwo
Magetan
maka peneliti
ingin
mengkaji
Masyarakat di Kelurahan Alastuwo dalam penyediasn mengusahakan
sendiri
dengan sistern perpipaan
yang
dikelola oleh suatu Tim Pemelihlra Pengek>la Air Hersih di tingkat kekrrahan. U paya in i bcrawal dari kctidakpuasan warga terhadap layanan penyediaen
air
bersih oleh PDAM Kabupaten Magetan. Masyarakat menilai ~11alitas pelayanan dari PDAM setempat tidak dapat diandalkan karena kontinuitas sippiy air bernh belum sekali,
tentu mengalir 3 (tiga) hari
Hal ini icrjadi bukan karcna lrurangnya debit, tetapi lebih dikarenakan
sistem pengaliran sistem transmisi daR distribusi PDAM secara gravitasi lebih memuogkinkan daeeah yang lebih rcndah (wilayah kccematan lain) rncndapatkan aliran
lebih dominan.
Konflilc dengan s:islem pelayanan PDAM akhimya terjadi
dan menjsdi berkepanjangan serta 6dak pemah mencapai tltik temu. stander
teknis POAM
kurang
atau
Sistem
tidak mampu menjawab iuntutan model
pelayansn yang mampu melayani wilayall dengan ,..erhedaan beda tinggi (kootur) yang llljam.
Hal ini mengakibatkan
masyarakat berada pada titik kejeng.kelan
sehingga mulai bertindak anari:is dengan
membongkar jaringan perpipaen,
mern ba lik meter air sena menyumber pipa transmisi, Dengan
dukungan
Program
Pengembangan
Kecamatan
(PPK}.
masyaralai Kelurahan A.lasluwo rndlokuk>w am1.lisis kebutuhau sendiri dengan mengusulkan
pembangunan
jaringan perpipaan air bersih yang mampu melayani
seluruh wilaynhnya. Dengan pendekotan parti9ipatif yang dimulai dari pcnggaiian
10
gagasan,
penyusunan
pemhangunan
fisik
rencana, pelaksanaan, sampai
monitoring.
cvaluasi
serta paska
pada tahap operasional dan pcmclillaraannya
dilak8llllokan sepenuhnyn oleh masyarakat, Sampai dengan bullul Maret 2006 mempunyai jumlah pelnngganian!:lh"Vla se1*'iyak 80 I KK yang tcrsebar dalam 27 RT dan sanggup melayani kebutuhan
s.arana pendidikan SD, SMP dan Puskesmas, Dana yang mampu dihimpun tiap bulan amara Rp, l .100.000.- i;/d Rp. 1.1<00.000.-. Artinya, dengan pengelolaan yang sedcmikan sederhana temyata rim mampu untuk menghimpun panisipasi masyarakal dalatn operasi dan pcmclilwaan sistem prasarana yang ada, Pe1m1haman peruhahan
paradigma
pembangunan
TC!kini
dengan
pendekatan partisipas! masyarakat dalam konteks pembangunan berkelanjutan (.
pembangunsn dan mengidentifikasi partisipasi
masyaralcat yang bagaunanakah
yang mampu mendukung Yustainability
(keberlaniutan) dari pembangunan yang dilalcsanakan bcrbasis panisipasi masyarakat tersebut. Diharapkan dari studi kasus di aw, pcneli1i dapat menggali
11
bagaimana konsep keberlaajutan (.'11stainabiliry) pembangunan yang dilaksanakan dengan peedekatsn partisipatif.
1.2 Rumusao Masalah Paradigrna pembangunun global dewasa ini telah bergeser kc arah
pembangunan bericelanjutan dengan strategi masyarakat pemberdayaan dan panisipasi masyarskat. lsu pendekatan panisipatif dalam pembangunan bsnyak mendapatkan
perhatian.
demikian
pula
terbadap
paradigma
kebijakan
pembangunan di Indonesia termasuk dalam pembangunan sistem penyediaan air bersih. Suatu perencanaan YlUIA berbasis pada pcakarsa masyarakat adalah
perencana.an yang sepenuhnya mencerminkan kebutuhan konlr.rit masydrakat dimana penyusunannya benae-benar melibatkan masyarakar. Hal yang demikian akhimya akan marnpu rnengindi.kAsi.kan tujuan dari pcmbangunan itu sendiri. yaitu dengan meningkatnya
kualitas hidup masyarakat dari hasil kegiatan
pembangunan itu. Hosil pembangunan, dalam hal ini pcmbenganan pmsamna dasar permukiman marnpu rnemberikan basil dengan tingkat efektifitas tinggi dengan kebe:rlanjulan layanan yang cokup memuaskan.
Hal ini dapat dilihat
dengan berfungsinya prasarana terbangun dengan haik karena dengan .adanya kcmampuan dan k.emauan dari masyarakat untuk mengoptm1Sionaika11 dan memelihara fasilitas sersebut secara mandiri. Konsep keberkelanjutan
(s11siainab11ity1 dalam pembangunan yan~
berbasls panisipasi masyaraka1 akan mampu mcmbe:rikan gambaran bagaimana
12
seharusnya po1ensi masyarskat da1am bespartisipasi dapat memberikan pengaruh terha.dap konsep pembangunan kebcrlanjutan. Dengan mengambil ~tudi kasus pembangunan prasarana air bersih pedesaan di Kelurahan Alastuwo Keeamatan
Poncol K.abupaten Magetan, peoeliti merurnuskan permasalahan yang ingin diteliti
yai1u
J)l!mbungllttan
"Bagaimana kt>MqJ luhulanjlllan y111tg fterlHlsis
~
Uan pcrumusan pcrmasalalwi
~urokaf
(sustaiMbility) dalam
?"
di etas maka
dapat dikernukaxan
pertanyaan penelitian (research questiofl3) araaralain sebagai berikut: I.
Bagalmanakah konsep kcbcrlanjutan (su.r1ainobili1y)dalam pcmbangunan,
khususaya dalam pe:ubani;uuanpnl$lrllfla? 2.
Bagaimanakah partisipasi masyaralcat yang dapat memberikan pengaruh
terhadap keberlenjutan panbangunan? 3.
Faktor faktor apa yang mempengaruhi keberlanjutan (sustainabilicy) dalam pengelo laan hasi I pembaogunan, dalam ha) ini prasarana air bersih?
t .J Tuj uan Penell tia 11 Dengan mempcrhatikan Jaw belakang dan rumusan masalah seperti tersebut di aeas, rnaka tujuan peneli1i3n ini adalah: I.
Mengetahui konsep keberlanjut.an (.•ustai110bilityj dalam pembangunan yang berbasis partisipasi masyaraka{ rnelalui studi kasus yang ada;
2.
Mengkaji partisipa.~i maqyarakal yang dapat memberikan pengaruh terhadap keberlanjulan pembangunan:
13
3.
Mengkaji faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pembangunan >·ang dilaksanakan dengan pcndekatan partisipasi masyarakai, dalam hal ini pembangunan prasarana penyediaan air bersih pcdesaan.
1,4 Ruamg Lillgkap Penelifulo 1.4.l R11aogLingkup S11b$tansiltl
Ruang lingkup substansial )'a11g mertjadi obyek penelitian ini adalah kajian konsep keberlanjutan (sus1ailwbilitpi pcmbangunan yang didekati dengan keherlanj111an ha!;il pembsngunan yang dila.ksanakan dengan pendekatan panisipatif. Kon~ep digali dari pengertian, persepsi da.n apa yang di\aku'kan oleh masyarakat di wilayah penelitian dalam kerangka konsep pembangunan yang bcrkelanjulan
l.•usramable deve/opmenO dari pendekatan pembangunan yang
berbasls panisipatif
1.4.2 Ruang Liogkup SpRsial
Ruang lingkup wilayah yang mcnjadi ol'lyck penelitian secara khusus berada di Kelurahan Alastuwo, namun untuk. bcberapa hal substansi mcmcrlukan penycdia lnfcrmasi dari beberapa desa lain di K.ecamatan Poncol Kabupaten Magetan, seperti ymg terlihat dalam Gambar I.I bcrikut:
~
;J
~
~ ~
s ~::: .s ~ tj
z
Q~~8 .,,.,~.-
<
Q
~
;i....:O
-~u.-<
I).,"-
~
~
~ ~.!3 ~ ~ ~ V'lc~<=.!!lc
.,,o~
~< ~ r-:; ... 5....:2.
<~ E-
UJ ~ ~
~ -,,, . ;? ~
·-~
eo::-
~ ~ .n e::.: ..o==' "5 ~~:n~ ..c ;:... .. c:
~o..::>
~ c ~ gj .. ~ !'l
~~~
Q):
c.= ·-g
I"!
I-
... 6'.i·-
(.!I
~ .c
§;~~
"-!
< iii ]!
~
:::3 ~ ~ ~ ~
]
:1
:!!
~
:a
.3
~
ft;;
"'a ]!
I I I I :y
> -e
~
j
e
e~V'l
"' ...=
e,
...:i
'Q
.
i
~
EIJ)
0
~~eo~ .. !!
Z
~
~:i~~~
jO:~ "'::5 ~o ~ <(i>,Z ;;;>c..
~~
!
Q
c
l:·-;; < ~
::ii-.:0
~
ic
ij,
~E
:;J
;;
.a . . •
a. E
s
~ e 0Ii ~ ~
DO
t
"'
e
l ~i J
!i
~•
-0
Ii -ag 0 :;J
;;
li
"' "' "' ... ~ ~~ 2 l !. ..:
"
'
~ L
e a.
"
,!)
ID
0
.,"".-f-~--i--j-:_,,,.---..o,--1.~+-f~~'lfr.!__.:'.:~-j-4-;+t--fl---ll-7-'!.1:-+-':i.t..~t-+'ir-r~~-t----.,,~--if'T,,-~fL----l!f"i*ft~ .. .. 0
....
SI
:I·
',
.,..
....,_.
,,.··;: •..
-
..
0
"
~., i
!
.·
0 0
~ [;I
.::
OOOK16
0000Sl6
0008~16
0009tl6
000Ztl6
15
1.5 Kerllngb Pemikinm K.erangka pemikiran yang digunakan untuk menyusun dan mem~lajari konsep keberlanjutan (.v1Lvlai11ability) dalam pembangunan bcrbasis partisipasi
masyarakat, daLam Ital ini dengan studi kasus pembangunan prasaran1> air bersih di Kclurahan Alasmwo Kccamatsn Poncol Kebeparcn Magctan, dapot dibogi mcnjadi beberapa tBhap yang merupakan sanr ra.ngkaian kcgia.ton ynng soling terkait dsn saling menunjang. Skema bagan alir kerangka pemikiran clan rancangan tabapan proses
penelhlan scpcrti gambar dibawah inl:
t6
KERA.NG KA PEMIKCRAN
lsu: Orientasi pembangunanberkelanjutan (sustainable development) menempatkan pendekatan partisipati f sebagai pendekatan dalam pembangunan prasarana dasar menjadi pilihan daJam menghadapi tantangan perubahan pembangunan global
)'
Latar belakaog : • Paradigma pembangunan penyediaan air bersih sudah berubah • Dcngan pendekatan partisipatif berhasil mencapai sasaran dan berkelanjutan
Perumusan masalab: Bagaimana konsep kcberlanjutan (sustainability) pembangunan yang berbasis partisipasi masyarakal ?
•!• •!• •:•
Research Questions : Bagaimanakah konsep keberlanjutan (sustainability) pembangunan yang berbasis partisipasi masyarakat? Bagaimanakah partisipasi masyarakat yang dapat memberikan pengaruh terhadap kcberlanjutan pernbangunan? Faktor-faktor apa yang mempengaruhi kcberlanjutan (sustainability) dalam pengelolaan pembangunan, dalam hal ini prasarana air bersih pedesaan?
Tujuan: Mengetahui konsep keberlanjutan (sustainability) dalam pembangunan prasarana dan mengkaji faktor- fak.tor yang dapat mempengaruhi pembangunan yang dilaksanakan dengan pendekatan partisipasi masyarakat.
Studi Kasus : Pembangunan Prasarana Air Bcrsih Pedesaaan di Kel. Alastuwo, Kee. Poncol Kab. Magetan
Konsep Keberlanjutan (Sustainability) Dalam Pembangunan Prasarana Yang Berbasis Partisipasi Masyarakat,
Kesirnpulan berupa Faktor Yang Mempengaruhi Sustainability (Keberlanjutan) Pembangunan Prasarana Yang Berbasis Partisipasi Masyakat
Saran dan Rekomendasi
GAMBAR 1.2 KERA NG KA PEMLKlRAN
17
1.6 Pcodekatan St11di l>alam upaya untuk menemukan jawahan dsri hasil perumusan masalah,
maka dilakukan pcndckatan pcnelkian untul: mengetahui mengetahui konsep dan faktor-faktur
yang
menP.ntukan kehem.a.~ilan dan
dapa1
kcberlanjutan
pcmbangunan penyediaan air bersih pedesaan berbasis partisipasi masyarakat. l11:11dekat1m yang digunakan
dalam
penelitian
ini menggunakan
pendekatan kualttatif atas fenomena yang ada di lingkup penehtian, Penelitian kualitatif mcnclcankan rujuan eksploratif. yaitu suatu upaya untuk menjelaskan bagaimana fenomena suatu kegtaran terjadi dalam masyarakar yang sedang tliicliti. Pendekatan
kualitatif adalah
suatu proses penelitian
untuk
m¢maltami
permasalahan m~nusia ( sosial) dcngan cara menjelasken infonnasi dari informan sccara terperinci dan disusun dalwn scbuah latar ilmiah (Muhammad. 1999).
Dalam penclitian ini pcmahaman yang digunakan adalah untuk mempel~jari dan mel1iclaskan
bagaimana
konsep
.•u.
(keberlanjutan)
dalam
pembangnean herbasis pattisi!X'si masyarakat partisipasi masyarakat di lingkup st111U.
Menurut Danin (2002:5 H penelitlan kualitatif rnempunyai setting alami sebagai sumber data langsung. l'enelilian kualitatif mengunakan setung' alamiah ateu pada konteks dari suatu .keuruhan (en/1~)unluk pengumpulan data Moleong ( 1994;4). Data yang terkumpul dalam bentuk kata-kata dan gambar-gambar,
l'em:lititto lebih menekankan peda proses kerja scluruh Ienomena yang dihatlaj)i dan ditecjemahkan dalarn keglatam sehari-hari, Fokus utama penelaahan terkait
18
Iaagsuag dcngan kchidupan manusia.
Penggunaan data kuantitarif dalam
peneluien ini digunakan untuk mendulmng hasil analisis.
l.6.1
Me«ldol(Jgi Pelaksanaau Penelltlan
Untuk rnencapai tujuan dan sasaran dari penclitian ini diperlukan tahapan kegiatan, dimulai dari persiapan dan perancangan srudi yang akan dilakukan, pengenalan wilayeh $!Udi dan pcrmasalahan yang a)can diteliti, kehutuhan dara
yang diperlukan, Jl(.lpt1ll\.~i yang akan di1eli1i dan teknik sampling. referensi yang berkaitan dengan permasateban penelitian, metoda 1U1alisis yang digunakan serta jadwal kegiatan yang relevan, Sasaran penelitian merupakiul rincian yang ingin dlcapai old\ peneliti sebagai basil clari k.c:glatan pcnyclidikarutya (Black, I 9921. Di dalam suatu penelitian terdapat suatu prosedur kerja yan11 dipandu olch suam metodc tertenm yang dlsebut metode pcnclhian. Menurut Naz.lr.1983 meiolle penellllan merupakan satu kesatuan sistem dalam penehtian yang terdiri
atas proocdur dan teknilc }'3flS akan dlgunakan dalam pcncfuian. Proscdur mengruuhkun urutsn -urutan yao3 akan dllakulum, l>tdangkan teknik pcm:liti<w memberikan alat alllu cam apa yang dibutuhkan dalam pelaksanaan penehtian. Mctode penelitian yang digunakan dalam pcnclitian ini edalah metode deskriptif. Pcnchtian deskriptif adalah suatu mctode yang digunakan dalam
meneliti stntus kelompok manusia, obyek, set kondisi, suntu sistem pemikimn ataupun kolas peristiwa pada masa sekaranr; (Nasir. 11188:65). Penclitian deskriptif juga mempelajari mar;alah-ma<;alah dalarn masyarakat, tala cara yang betlaku dalam masyarakat, sertn situasi tertentu termasuk tcntang llubungan lregiatan-
19
kegiatan,
sikap-sikap,
pandaogan--paodangao
serta
proses-prose."
y.ing
berlangsuns dan berpengarun dari suatu fenomena. Metode penelitian deskriptif merupakan mctodc penelitian yang menggambarkan apa yang terjadi di lapangan
dengan upaya renggamhardJl data. Metode ini digunakan untul mengamati dan meneliti status kelompok menusia, suatu objek, suatu kondisi. suatu sistem
pemikiran atau suatu peristiwa yang teJjadi pada masa sckerang secara siSJematis. faktual dan akurat,
J .6.2
K eb•tn hl4 n Uata
I Jntuk mern pemleh gamhaJan hagai mana mode 1 parti~ipa.«i ma~yarakat dalam pengelolaan air bersih pedesaan diburuhkan dultungan data sebagai input umuk proses analisis data penelitiaa, Menurut Sugiarto. dkk 12001: 12) data adalah sejumlah lnformasi yang dapat memberikan gsmbaran temang suatu kesd••n. Fakta membuktikan bahwa suatu penelitian akan memberikan hasil yang sesuai
dengan harapan jika ditunjang
di bu.at. lerdapat dua jenis data yang dibnh1hkan dalam penelitian ini, yaitu: I.
Dtta primer, merupalcan data yang diperoleh fangsung dari sumbernya, seperti dari anggota kefompok pengsuna air bersih, pengurus/tirn pengelola
air bersih, tokoh masyarakat, inslansi pemerintah lokal, perguruan tinggi dan pihak-pihak yang terkait, Data primer yang diperoleh selanjutnya digunakan
20
unblk anal isis data yang berhcbungan dengan katokteristik masyarakat, perscpsi masyarakat dan peran kelembagaan . 2. Data seku11dcr, merupnko.n dnro rcrtulis yang dipcroleh melalui sumbersumhcr dokumentasi yang telah dipublikasikan. l>ntu ini d.111'31 digunllk~n untuk mernbentu mengidentifikasi kondisi fisil: wilayah penelitian, kondisi sosial ekonomi pcnduduk, struktur demografi dan "1>l)Ck sosial budaya yang ada pada masyarakat setempat. Pengumpulan data ini digunakan untuk
mcnghemat wskiu, biaya, tesaga clan guno mendukung hasil analisis,
1.6.3 'feknlk t>engumpulan Data
DaJarn penelitian berdasarkan
ini. pengumpulan data langsung dari lopangan
keadaan yang
mcnggabungkun bc~i
stsungguhnya
(naturalt~rlc inquiry) dengan
te((llik pengumpulan data. Menurut Sugiarto. did
(200I:16-20) mengingiit pentingnya data sebagai btlhan baku analisis dan pengarnbllan keputusan. maka data yang benar merupakan kebutuhan mutlak. Teknik pcngumputan data yang sesuai dengan kondisi yang dihadapi perlu dikctahui sehin~a pxd11 kondi.si tertentu dapat diternpk1111 metode y111111 represenuuiv«, Teknik: pengumpulan data yang digun~kau dalam penelitian ini
antara lain mellputi: a) Peogamatan langJuog (qb$ervasi vnual), mcrupakan alot pcngumpulan data yang dilakukan dengon mengamat] secara sistemntik gejolo-gejolo
yang diarnati (Narbuko dan Achmadi.. 2002:70). Observasi dilakukan untuk mendapatkan data koudisi tisili/Jingkung1111 lokasi studi, PcnSl'mal.an
21
langsung juga bisa digunalcan umuk mengetahui kondisi sosial budaya scrta tingkat ekonomi pengguna air bersih pedesaan. bi Wawan~ara.
digunakan untuk mcncari inforrnasi sebanyak-banyaknya
tmtung per:<;ersi dan pengetahuan masyarskat serta peran kelembagaan, Jenis wawancara yang akan digunakan adalah wawancara lidak tcrstruktur. yaim untuk menemukan infomiasi yang bukan informasi baku. Alasan dari pemilihao jenis wawancara ini aaalah bahwa peneliti ingin menanyakan dan meminta pengungkapan fenomena yang terjadi secara lebih mcmllll= pailil rc~e:n,
serta ing\n meng1,,1lthui mu1iv11si dan
miW;uJ dari responden secara khusus. Tckllik
wawancara
yang
digunakan
teknik
terstruktur
dikombinasikan dcngaa 1Clcnik snowbailing. Teknik wowancom tcrstruktur dilakukan bila ingin mcmbandingkan scjumlah informasi yang sama,
tetapi bagaimana pemaharnannya oleh sejurnlah responden yang beebeda, SedancJcan tekni.k snowblllling digunakan untuk mempcrolch infonnasi dan data yang sifulnya eksploratif Jan luas, karena terkait rlcng~n persepsi rerhadap konsee. Wawancara dilakukan mulai dari pihak kurang
menguasai permasalahan, kemudian selanjutnya mungkin akan diperoleh pelunjuk kepada pihak yang lcbih menguasai pennasalahan dan seterusnya atau sebalilmya. yang fimgsinya sebagal r:heA and balancmg infonnasi. Snowballit1K l:N:nmsnfut juga dalam teknik ~1plini; (Molron~, 1994: 166). Selain itu wawancsra yMg sifatnya lebih mendalam dilakukall kepada tokoh masyarnknt, pengurus tim pengelola drul piluik piholc yong
22
dipandang mengusai pennasalahao penelitian. Karena tujuan wawaneara yang bersifa! kualitatif ini adalah unluk mengetahui dan memperluas infonnasi. maka apabila tidak ada lagi infonnasi yang dapat dijaring atan dengan kata lain sndah mulai tcrjadi pengulangan infonnasi. maka
pencarian infonnasi sudah bisa diakhiri.
1.6.4 Tabapaa Studi Oalam mcnyusun
laporan basil pcnclinen moka dibuat tahapan
pelaksanaan srudi berdasarkan merodolog], peuelitiau
berupa
basil
penelilian
llal ini terkait dengan tujuan
ilmiah
yang
nantinya
dapat
dipertanggungjawabkan secant akadcmis. Tahapan pelaksanaan ~1udi ini mcliputi: A. Tabap survci a10wal dan pcmiliban loka.~i ~tudL Tahapan ini betll!juan sebagai langkah: )>
ldenlilikasi permasalahan yang scsuai dcngan lingkup substansial
penelirian
»
ldentifikasi awal kondisi/profil masyarakat di wilayah spasial penelitian
;... Justifibsi pemilihan penna~lahan yang telah seseai dengan keadaan empirik'lapangan yang ada sehmgga tujuan untuk mengel3hui konscp
s1tvtam11hi/i1y (keberlanjutan) dalam keberhasilan dan keberlanjutan pembangunan pra.sarana air bersih pedesaan yang bcri>asispartisipasi m21syaralta1
dap11t
dipcrolch mclalui pcnclitian yang dilllkukan.
23
Sctclah servei awal dilakukan. ~Janjutnya
dapat direncukan bacasan
wilayah studi atas dengan mesode observasi lapangan,
B. Kitjian LittrafMr Pnda tahap ini dikBji teori-teori yang berkait dengan konsop keberlanjtltan dalam pembangunan
yang
mampu
untuk
tcmuan'data dalam pelaksanaan pcneliria».
mendiskripsikan dengan
Jnfonnasi dan bahan pustaka
dapat diperoleh dari dari buku teks. jurnal, makalahiproceding seminar, bahan pelatihan,
r~nllur~n perundangan,
artikel serta download internet dan
lain-lain.
C. Peblmnun S111va:i Survei data primer dilakukan dengan dengan wawancara clan observasi lapangan. Sedan&kan data sekunder dipc:ruleh dari instaJlsl dan plhak terkait. U. Kompllul Data clan Allalis.is Uara !Ata yanf. tclah dipc1olch darl survci kcmudian dikelomp0kkan bcrdasarkan kebutuhan anallsi•, baru dilakukan pengolahan dam dengan alat anallsis yang tdah ditenlulum.
E.
l't:ayusuun Lapun•o Tahap ini odalah tahep terakhir dari kesekiruhan proses studi.
1.6.S Teknik rengambi.lao Sampel
Sesuai dengon tujuon do.ri penelilion, mokn teknik .•am11/i11g yang digunakan adalah untuk n1enjaring sebanyak mungkin informasi dari betbagai sumber guna mcrin<:i kekhususan y311g ada ke dalam ramuan kontcks yang unik.
24
Penimbsngan utama yang dilakukan dalaJn peoelitian ini adalah bagaimana
rnendapatkan kemudahan dalam melakokan penel itian clan pcngamaian. Menurut Moleoog (1994: l 65). dalam penelitian kualitatif peneliti sani,,-at erat kajtannya
dengan Jaktor-fsktor komeksrual. I nfonnasi yang diperoleh akan digunakan sebagai dasar dari rancangan dan teori yang muncul. Untul: itu dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling. Ciri-ciri teknik purposive sampling adalah (Moleong. 1994:165}: ?
Rancangan sampel yang muocul tidak dapat diteorukan atau ditarik teclt:bih dul u;
°;-
Pemilihan sampel secara bcrurutan dengan tujuan memperoleh variasi :scbanyak-banyaknya yang hanya dapat dicapai bila pcmilihan satuan sampel sebelumnya sudah dijaring dan dianalisis.
Setiap satuan
berikutnya dapit dipilih lllllUk rnemperluas informasi yang telah dipeecleh sehclumnya sehiogga dapat dipertemang\am atau diisi adanya keseniaagan infonnasi yang ditemui:
'»
Penycsuaian berkelaniutan dari sarnpel, pada mulanya seuap sampcl dapat sama kegunasnnja,
namwt scmakin ban)'ak informasi dan
semakin dalam maka sampel sampel yang dipilih atas dasar fokus
penelit ian, J;.
Jika sudah terjadi peogulangan infOITTlllSL pemilihan sampel dihemikan.
25
raktor yang mempengaruhi pemilihan teknik ini adalah: )...
Mcmpermudah dalam mencari respondcn yang rcprcsenmtif padn populasinya dan menguasai obyek studi, sehingga dapat menghemat waktu dan biaya.
:;;.
Diperoleh responden yang benar-benar memahami. atau mengikuti mekanisme atau tahapen pembangunan prasarona air bersih pcdcsaan yang berbasls parti~iJ>B.~i ma•yarakat.
1.6.6 Teknik A11alislH Analisls data mcrupaluln 1ahapan yang amat pentlng dalam sootu penelition knreno dengan analisisloh dotn ternebut dopat member! ruti dan mokna yong bergunm dalam menjawab dan memecehkan lllllSOluh penelitian. K41giuW1 pengulahan data merupalum suatu proses )"Jllgmcncakup t.ahapan pemilihan data yalll:I 1e11at atau relevan dcngan pennasalahan yang akan ditelltl ttrta mengg()longkan aseu mcngklasifikasi data herdosarkan kategori tcrtentu sesuai dengan kebuturum analisis. Secara nmum. l11ngkah-langkah pcngclolaan data (Kartonn, 19116) yang akan digunaka11 dalwn kegiatan penelitian adalah sebagai berikut: I.
Verilik.ui,
rnerupakan suatu kegiatm pemeriksaan data secara umwn
dengan rnengacu kcpada daftar kebutuhan data yang telah dlsusun sebclumnya. 2.
Kluifikasi, merupakan kegiatan pcnggolongendata yang diperoleh mclalui kegiatan survey kc dalam "kelompok data berdasarli.an gcjala atau kategori
26
tertentu. Jenis katcgori klasifikasi yang digunalcan al:an disesuaikan dcngan kondisi daJ1 pola, J.
Validasi, kegiatan penilaian terhadap data yang telah terkumpul (terpilih) untuk melihat akurasi, relevansiny;a dengan permasalahan yang akan diteliti, serta tingkat kepercayaan clan tingk.at representssiterhadap permasalahan,
4.
Tabulasi,
proses tabulasi merupaltan proses akhir dalam kegia\;111
penyusunan data. Pro-
ini
terutama
dilakukan deng;in tujuan agar data
yang tersedia dapat djbaca, diinlerpretasikan dan dipcrgunakAn SCSUB.i
kebutuhan, Penelltlan kualitatiCterdi!palriga jenis kegiulan analisis yaitu reduksi Juta, p<:nyajian data Wu1 penarikan k~impulan y.mg merupakan sLnttu proses siklus dan
bersifaL inlerak1if (Miles and Hubo?nnao.1992:\9).
Hal tersebut dapat dipohami
sepertl Gambar 1.2. Dalam model intcraktif, analisis data \;ualibltif dilakukan berulang dan berlnnjut terus, Reduksl, peoynjian ~ta don perorik.m kesimpulao menunjukkan gambaran keberhasilan yang bcrurutan :iebagai rangkaian kegistan analisls yang saliog tcrb.it. AMli~s data dilakulcan agar dalll dapat diinterpretasikan dalam penyajian data dan penulisan laporan. lnlrfpreblsi data sangat penting karena peneliti tidak hanya menampilkan data, tetapi jugs menafsiil:.an temuan-ternusn sete lah penelitian.
27
Pengumpulan Data
Penyajian Data
Penarikan Kesimpulan
Sumber: Miles and Huberman 1992: 20
GAMBAR 1.2 KOMPONEN ANALISIS DATA MODEL INTERAKTIF Penelitian
kualitatif pada dasarnya memperlihatkan keragaman yang
berdasar kepada alasan-alasan dan motivasi yang tersembunyi dibalik tindakan para pelakunya (Bungin, 2004). Analisis ini dimaksudkan untuk menganalisis data kualitatif hasil wawancara dan observasi, terutama menggambarkan apa dan bagaimana persepsi terhadap konsep keberlanjutan yang dipahami dalam wilayah penelitian. Pendekatan analisis yang dilakukan dalam penelitian ini berdasarkan sasaran yang telah ditetapkan untuk mencapai tujuan penelitian, yaitu meliputi: l.
Analisis Deskriptif Analisis
ini dilakukan untuk mengumpulkan informasi sebanyak-
banyaknya dari berbagai sumber tetapi tidak dilakukan dengan tujuan untuk . membuat generalisasi.
28
2.
A11ali$is Nom1arif Analisis terhadap keadaan yang seharusoya mengikuti suatu kondisi ideal tertcntu atau bsgaimana permasalahan dipandang dari sualu bidah. dalil atau nonna umum yang berlku leas yang bisa dijadikan semacam standar. Analisis ini digunakan untuk menilai bagaimana kondisi yang seharusnya berjalan pada wilayah studi.
1.7 Posisi Penelitia• Penelitian yang dilalwlan
terhadap partisipasi masyarak.al dalam
pengelolaan prasarana air bersih atau sektor rierumahan pennukiman yang lainnya yang mmekankan pada perilaku masyarakat dalam berpartisipasi telah banyak dilakukan. Beberapa penelltlan yang telah dilakuka11 antara lain adalah sebagai berikut:
I. Jaka Prakosa, 2000. mcngkaji partisipw;i ma>-y=klil kawasen 1crbang11n terhadap kehijakan pc:ng.:lol..m sampah Pemerintah Kuta Scnu1rang. Penelitien ini menekankan pada peraa partisipesi
mssyarakat dan
pcngcmbang dalam pcngeloloan sompah sertn kebijaklln pemerintnh yang telah dihasilkan. 2. Mardwi Rahdriawan. 2001. meneliti pemberdayaan masyarakat dalam
pengclolaaa pcmbangL1J1on prasarana Iingkungan permukiman lcumuh dengan studi kasus di Kelurahan Mangunharjo Kecamatan Tugu Semarang. 3. Dwi Ananta Sudibya. 2002, meneliti perilaku penguml)Ulan sampah ruman tangga di Kota Depok Sleman. Penelitian ini lebih menekankan aspek
29
perilak» masyarakat dalarn pengumpulan sampah sena fakt.or yang mempengaruh! tcijadinya timhunan sampah liar. 4. Mochamad Noor Fousi.. 2002, mengkoji persepsi masyarakat terh~dap
sistem pcngclolaan ~mpah di KotnTegal, 5. Dicky lrawan, 2003, meneliti peran sena mas:yarak.at dalruu penyediaan prasarana perkotaan melalui C<.>mmunisy ctMlrw:J di Kota Pontianak.
Penelitian ini mengkaji karakteristik dan peran serta masyarakat dalam proses pelakssnaan, pemeliharaan serta pengembangan proyek. 6. Sigit Widyomudito, .?.003. mengkaji partisipasi masyarakat dl>lam program pcnataan lingkungan kumuh di Kelurahan Rcjo'lllinangun Selatan Kola
Magelang. 7. Sih()no. 2003. meneUd peran serta masyarakar dl!Jam pcngcloleen
prasarana pasca peremajaan ling;kungan pcnnukiman di Mojosongo, Surakarta.
l'enelitian lni menguraikan persepsi, analisis benruk dan
tingkat panlslpasl 111asyamkat di tiap tahap sena ftlktol'-faictor yang meojadi pengha1nbatnya. 8. Suryudi. 2003, rn<--ngk.aji partisi~ rumah langwa
l-.11w111
kumub
masy11n11<-111 dalam pcngclolaao limbith p<:Jkolllall
di KelW'lIDllll l'allggu11g"iuul
Kola Semarang. Penelitian ini rnenekallkan pada pas1isipasi rnasyarakat dan organisasi pelaksana dalam pcngclolaan hmbah rumah umgga perkotoon. 9. Oudi Haryanto, 2003, mengkaj i studi efekrifitas partisipasi masyarakat
pada program rehabiliiasi IPLT dalam L1pay" pengelolaan lingkungan di
30
Kelurehan Sukajaya Ko14 Polembang. Penelitian ini meogkaji persepsi masyarakat terhadap peodek;otan part:isipasi dalam pelaksanaan proyek
serta rnengukur tingkat efclctifilas serta faktor-faktor yang mempengaruhi partis ipasi rnasyarakatnya. tn. llidik Ary Suryanto, 21)()4, mcneliti bentuk dan tinglcat partisipa.-;i rnasyarakat dalam proses pembangunan pra=aoo perkotaan, dala!n hal ini
pada tahapan pembangueen pengolahan Iimbah cair di Kelurahan
Mergoscno Kota Malang. 11. Tuty lndamingsih, ~06, mengkaji potensi penerapan co111111unicy based
social marlt.eling
(CBSM) datam pengelolaan limbab rumah omgga di
Bantaran Sungai Slllli Kotll Pi.ti. Penelitian ini rnenguraikan karakteristik rnasyarakat, potensi p:nnasalahan kemungkinan penerapan CBSM serta
faktor pendekung dan pcogha.mb31nya. 12. Indra
Gurutwan,
2006. metlgkaji pengeiabuan masyarakai tentang
pcngelolean sanitasi bctbasis masyarakat yang menguraikan persepsi
masyarakat terhadap sanitasi berbasis masyaralatserta preferensinya, 1'.l. Suwsrto. 2006, meneliti model putisira~ masyarakat dalam pcngelolaan
sampeh melalui studi kasus di J;awasan Perumahan 11ogosari Kota Semarang. Penelirian ini mengkaji model alternatif pengetolaan sampan okh masyarakar
yang digali dari lrarakteris1ik masyarakat
dalarn
pengejotaan sampah untuk kemudian disandingken dengan best practices serta teori yang ada,
31
14. Bowo Adrianto, 2006, meneliti pcrscpsi dan partisipasi masyaral
serta
foktnr-fokt-0< yang
mcmpengllfllhi
dengan
mcmoondingkan beberapa lokasi dalam wilayah lcaj ian. Pcnelitian yang dilakukan ini ingin mengkaji konsep kebcrlanjutan
(sustamabiliry) pembangenan yang berbasis partisipasi masyarakat. Melalui studi kasus, pcnclitiorl dimulai dcngan mcnglroji IX-'11lllharoan masyat$kat terfiadap
konsep kcbt.Tla~jutun dalam kcrangku pembangune»
berkelanjuton. Toh"{)
penelltian llelonjutnya mengkl)ji motivosi, proses, desain program yang mengakomodosikan peran partisipasi masyarakat ~erta kajian kebl:rlartjutan layanan prasalWla yang telah dibangun dengllll pendekatan pertisipatif. Hasil akhir penelltian yang m~ru[lakai:l kon~k~i lcooscp darl lnterpretasi hasil anallsa antara membcri nuan!lll kajian parrisipasi masyarekar dalam 'Jp/ri1' pcmbangunan bert.::el11ajutan. Pcnelitian yang bcrusaha "mengkomunikasikan' hasil analisis yang diperoleh dari observasi, wawancara dan diskusi dengan masyarakat denga11 teori, konsep partisipasi masyarakat Stria pembangunan berketaniutan (sustainable dewdopment) dalam kerangka membangun konsep keberlanjutan (sustainability)
pembangunan yang bernasis partislpasi .asyarakar membedak.an pem::Jltian yang dilakukan dcngao pcoeli1ia11--1)Cnelitian lain.
'VERSlfAS N!VERSITAS l}.iVERSl fAS N!Vt.RSlTiXS NiVEHSITAS UNiVERS!TAS NtVEASITf,S UNIVfRSITAS UNIVERSl1AS UNIVERSITAS
D PO'li:.:GORO DIPO ~fGORO DIPONEGORO O!PONEGORO D!PONEGOHO D1PONEGORO D!PONEGORO DIPONEGORO DlPONEGORO OIPONEGORO
SE'viARANG SEMARANG SEM/\RANG SEMAHANG SEMARANG SEMARANG SEM4.RANG SEMARANG SEMARANG SEMARANG
U' !IVERS!TAS DIPONEGORO SEMARANG UNIVERSITAS DIPONEGORO S!::MAAANG UNl./ERSITAS DIPONEGORO SEMARANG UNIVERSlTAS DIPONE:GORO SEMA'i1ANG UNlVEf-iSiTAS DIPONEGORO SEM.t\Rt'\NG UN!VERSl1AS DIPONE(:iOqO SEMARANG. UNIVERSITAS OIPONEGO~O SE!\11,\RAf\lG UNlVERS!TAS DH:>ONEGORO SEMARANG UN!VEAS!TAS DlPONEGORO.SEMA.RANG UN!\/ERS!TAS DlPONEGORO SEMARANG UNIVERSIT.A.S DlPONEGORO SEMARANG UN!Vt=RSITAS OIPONr.:oor.to SEMARANG UNIVERSITAS OiPONEGORO SEMf\RANG UN!Vf8SITAS D'PONEGORO SEMARANG UNIVERSITAS D!PONEGORO SEMARANG UNIVERSITAS D!PONEGORO SEMAR/1NG UNIVERSITAS DiPONEGORO SEMAPANG UNIVERSlTAS DIPONEGORO SEMARANG UNIVf:HSITAS DIPONEGORO SEMARANG UNIVERS!TAS DlPONEGORO ;:,fMARANG UNlVERSlTA8 D!PONEGORO SEMARANG UNlVERSffAS DIPONF.:GORO SEMARANG UN!VERSITJ\S D!PONEGORO SEMARAN3 N!VEHSlTAS OlPONEGOf10 SEMARANG UNlVER$1TAS D!PONEGORO SEMARANG UNlVERSITAS DIPONEGOP.O SEMARANG N!VERSIT.A.S D:PONEGORO SEMARANG UNIVERSITAS DiPONEGORO SEM.ARANG UN!VERS!TAS DIPONEGORO SEN'ARAl\JG UN!VERS!TAS O!PONEGORO SEMAHANG UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMP,RANG UN!VERSITAS Of PONEGORO SEMARANG UNIVERSITA:S DIPONEGORO SEMARANG UNIVERSITAS OlPONEGORO SEMARANG UNiVE.9SITAS DIPONEGORO SEMARANG NIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG UNIVERSITAS DiPONEGORO SEMARANG UNIVERSiTAS DIPONEGORO SEMARANG UNlVERSITAS D!PO!\lfGORO SEMAHANG UNIVERSlTAS D!PONFGORO SEMAFIANG UNIVERSITAS DIPONEGOHO SEMAR/1,NO UNlVERSlTAS DIPONEGORO SEMAP.ANG UNtvERSlTAS OIPONEGORO SEMM~ANG UNIVERS\TAS D!PONEGORO SEMARANG 'NIVEflSITAS DIPONEGORO SEMARANG UNIVEBSITAS OlPONEGORO SEMARANG lJNIVERSff/.1.S DIPONEGORO SEM,l\f·~ANG UNiVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG UNIVERSlTAS DIPONEGORO SEMARANG ·UNlVEASlTAS DIPONEGORO SEMARANG f\JNERSITAS DlPONEGORO SEMARANG UN!VERS!TAS DlPONEGORO SEMARANG UNIVER;)ITAS OlPONEGORO SEMARANG JN VERSiTAS DlPONEGORO SEMARANG UNIVERSITAS DIPONEGOR9 SEMARANG UNlVERSlT.A.S D!PONEGORO SEMARANG NiVE:RSITAS DiPONEGORO SEMARANG UNlVEASITAS D!PONEGORO SEMARANG UNIVERSITAS D!PONEGORO SEMARANG N!VERSITAS DlPO.'\lEGORO SEMARANG UNIVERSITAS DIP ~ ORO SEMAA . C...NG UNIVERSJTAS DlPONEGORO SEMARANG Nl\lERSITAS DtPONEGORO SEMAH.li.NG UNIVERSITAS SEMARANG UNIVERSlfAS DIPONEGORO sr:MARANG N' :/EAS!TAS DIPONEGORO SEMARANG UNIVERS :MARJ.I.NG UNiVEf-lSITAS DIPONEGORO SEMARANG N Vf-RS!TAS DIPONEGORO SEMA.RANG UNIVE A RANG UN VERSJTAS DIPONEGORO SEMARANG NIVERSITAS O!PONEGORO SEMARANG UNI' :\NG UIWVERSTAS DIPONEGORO SEMARANG N!VERSITAS D!PONEGORO SEMAAANG .Jt ~1G UNlVERSlTAS D1PONEGORO Sf'MA'1/\NG 'NIVERSITAS D!PONEGORO SEMARANG 1 UNlVER[;HAS DIPONFGORO SEMARANG NIVEf{SITAS D!PONEGOf-10 SENIAP.ANG UNIVERSiTAS DIPONl::GORO SEMABANG NIVERSJTAS DIPONEGORO SEMARANG JNIVERSITASDiPONEGORO SEMARANG NIVERSITAS orPONEGOHO SEMARA:" !VERS!TAS O!PONEGORO S~M.A.AANG NlVERStTAS D'PONEGORO SEMARA: !VERSITAS DlPONE;GORO SEMARANG NIVERS!TAS D1PONEGORO SE!l:lAR..l\N NIVERSlfAS DIPONEGORO SEM1>.RANG NIVEBS!TAS OJPONEGORO SEMARAN 1N1VERSITA$ DIPONEGORO SEMARANG ·NtVERS!TAS DiPONt::GOHO SEMARAf\J( JNIVERSJTAS DIPONEGOPO SEMARANG NIVERSITAS DiPONFGORO SEMARANC NlVERSlTAS DIF'm·JEGOROSEMAHANG NIVERSITAS DIPONEGORO SEMARAN""' NIVERS!fAS DIPONEGORO SEM/',f'.\ANG 'NIVEBS! !'AS DIPONEGORO SEMARANG UNi\iERSITAS OIPQl\JEGORO SEMARANG 'NlVEf-lSI fAS IJIPONEGORO SEMARANG • UN!VERSITAS D!PONEGORO SEMARANG N~VERSITAS Dl00NEGORO SEMPRANG U. G UNIVERSlTAS DIPONEGORO SEMAR.4NG INIVERSlTAS DIPONEGOAO SEMARANG UN\ . .NG UNIVERSITAS DIPOfl.lEGORO SEMARANG N!VERSiTfo,S OlPONEGORO SEMARANG UN!V• ANG UN!VERSJTAS OIPONEGORO SEMHR/\NG 'NiVERSITJ\S D1PONEGORO SEMARANG; UNIVEHSf'T ~ ' .. EMARANG UNIVEFISm~s DIPONEGORO SEMAflANG NIVERSITAS OiPONEGORO SEMARANG UNiVERSITAS D!PONEGOFiO SEMAR.i'1\.NG UNlVERSiTAS DIPONEGORO Sf;MARANG. "I\!\ ERSITAS DrPONEGORO SEMARANG UNIVERS!TAS O!PONEGORO St::MARANG LNiVERSl fAS DIPONEGORO SEMARANG NIVERS! AS O!PONEGORO SEMARN'-iG UN(VERSITAS DiPONEGORO SEMARANG UN!VERSIH\S OIPONEGORO SEMARANG "NIVER'>ITAS DIPONEGORO SEMARANG UNIVERSITAS DIPONE:.GORO SEMARANG UNIVERS!TAS Q,PONEGORO SEMARANG NIVERSITAS DIPONEGOHO SEMARANG UNIV!2flSITA.S DIPONEGORO SEM/\RANG UNIVERSITAS OIPONEGORO SEMARANG JNIVEHS!TAS O!PONEGORO SEMARANG UNM.:ASlTAS DIPONEQOrio SEMARANG UNlVEASfTAS DIPONEGORO SEM/qRANG NIVERSITAS DlPONEGORO SEMN1ANG UN!VERSffAS DIPONEGORO SEMl\RANG UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMAFlANG iNIVERSITAS DiPON!=GO~O SEMARANG UNiVERSITAS D!PONEGORO SEMAR"1.NG UNJVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG NIVt:.RSfTAS D'PONEGOAO SEM.ARANG UN!VERSITAS D!PONEGORO SEMARANG UNIVERS!TAS DIPONEGORO SEMARANG 1NIVERS!TAS D!PONEGOAO SEMAR.~NG UNlVERSITAS )!PONEGO-RO SEMARANG UNlVERSIT,.,S DIPO~EGORO SEMARANG NIVERS!TAS D!PONECORO SEMARANG UNIVERSITAS OfPONEGORO SEMARAtJG UN!VERS!TAS Df POf\iEGORO SEMARANG NIV-=~SITAS DIPONEGORO SEMARANG UNIVERSJTAS DIPONEGORO SEMARANG UMVERSiTAS DIPONEGORO SEMARAh!G N!VERSITAS D!PONEGORO SEMARANG UNIVERS!TAS DIPONEGORO SEMARANG UNIVERSITAS DiPONEGORO SEM.l\RANG 'NIVEHS!TAS DlPONEGOHO SEMARANG lJN!VERSlTAS DtPONEGORO SEMARANG UNIVERSllA.S DI PONEGORO SEMAR.A.NG NIVEASllAS DlPONEGORO SEM.4.RANG tJN!VERSliAS DlPONEGORO SEMARANG UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG !NIVEHSfTAS DlPONEGORO SEMARANG Uf\JlVERSITAS DIPONEGORO SEMARAN 3 UN'VERS1TAS D!PONEGORO SE'v1APANG NiVERSlTAS OiPONEGORO SEMARANG· UNIVERSITAS D!PONEGORO SEWl.RANG UN~\.ERSif.-;S DiPONEGORO SEMARAt'41.:i NIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG UNlVERSlTAS DiPONEGORO SEMARANG JNiVERSITAS DlPONEGORO SEllAP-RAf\tG NlVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG UNIVERSITAS D!PONEGORO SEM/1RANG UNIVERS!"fAS DIPONEGQr1Q.SEMAPANG NIVC.HS!1'/"S DIPONEGO~iO SEMARANG :tffl)/ER-:sJTAS D!Pd~RQ:-StW\'RJ\NO iJNIVERS!rf\.S D!PONEGORO SEM.A.RANG NIVERSffAS DlPONEGORO SfMARAN1i UNjVER. ITAQ ')lP.QN SS. N. G NIVERSITAS DlPONEGORO SE'MARANG NfVEHS!TA$1)iPONEGORO SEMARAfiJ>o .Vt:RSl4AS~-ONE60RG SEMAR-AWG UNIVERS!TAS DiPOMEGOfiO SEMARANG 1N'.VERSITA$ DlPONEGCJRO SEMAR~.NG UNIVERSIT.~S~Ot~'GPRQ ~'"1Vf7M~ll.NS UNIVERSffAS DtPONEGORO SEMARANG
coao
.
.
BABll KAJIAN PUSTAKA PEMBANGUNAN IJERKELANJUTAN, PARTISIPASIMASYARAKAT DAN
PENGELOLAAN PRASARANA AIR BERSIH PEDESAAN
Orienwi pembansunm
dewasa ini yang telab bergellel' ke anh
pembansunan berkelanjutan dengan slrategi pemberdayaan dan partisipssi 1118Syan!W yang me~
masyarabt plKla posisi sennal dalmn prose.~
pembangunan. Dalam pendekalan ini masyarakat bei peran sebagai pengambil kel)1JtUSall
sejak
perencanaan.
pembangunao.
pemanlauBD, operasi
dan
pemel iharaannya. Penemparan masyarabt pad& posisi ini mempunyai pengaruh pada aspek l)Sikologis yang luar bGm, dimana lllllS)'lll'akat merasa memiliki proses dau
pnsl11IJ1ll
yang dibangU1U1ya.
Pada bah ini alwi dibahas leofi Y&lli berkaitan dcogan pembeugunan bcrkclanjUlall, paradigma serta tinjau.andm'i aspck sosial, pcmbanglman prasarana, prinsip-Finsip kebctlanjutan dalmrr ~lolaanprasat8D8 dasar pcnnukiman dan partisipasi masyanikat besetta -.nya
daWn pembangunan
Tinjauall teori ini diharapkan mampu memberi
gambaran
berkelanju1an. dan
arahan
basaimanakah konsep kebcl"lanjutan ($u.Wlnability)dalmn pemhangunan yang betbasis pada partisipasi masyarabt.
32
33
2.1 Pemi.aaua•• B«bllulj•ta• (Sma'""ble .i>ewlotHMnt) 2.t.t Pa.-.digmahmbupaata
Bualaajotaa
Pemban~an bcrkclaajutall didefiaisilam sebqai pemblnpinan atau perkembangan yang memenubi kebutuhan masa seli:nrong tanpa membabayllkao kenuunpWlll gi:nemsi mendalang omtuk rnemenuhi kebutuhannya. Tantangan pembangunan berkelanjutan adalah meoemubn cara untuk meninglc:atbn kesejahteraan sambil menaaunakan sumbttdaya alam secara bij&Uana, sehingsa sumber daya alaJn terbarokan dapat dilindungi dan penggunaan sumber 11Jarn yang dapat habis (tidal tetbmukan) pada tingbt dimana kebutuhm gemrasi mendatang tetap Akan teJperulhl.
Bila menmut penaerrian dari pembenJunan bakelllll.iut.an itu sendir~ menurut World c.:umrnlslon011 £nvi"'111menl and .DevelopmelfJ(WCED). bahw11 pcmbanaunan bertrelal!juttn (sWlalnabft dn>elopmenl)adalah pembengunan yang dlhtjukan wrtuk mcmcnubi kebutuhllzl generasi selwaog tanpa mengoitanbn
k:emampuan generasl yaog akan datao.g unruk mcmcnuhl k.ebvtuhannya sendlrl, ar.au dalam .oaskah asllnya, "dUJtainabk develop11W111 Is deve/upnlCll that meets the not:ib
u/ th.! preS<:nt
wilhuul wmprimiJing the ability
11/ faJure gt:nerul/Qn.y lo
their own needs". PellllcsalU1811 konsep ini dlJ)CJkuat legi dengiw ke5epalawm para pcmimpin baogsa yARg di11Yatakao dalam basil-basil negosiMi intcmasiooal, antara lain Deldarasi Rio peda KIT Bumi bllloo 1992, Dcklarasi Milcoiwn PBB tahun 2000, dan Deklarasi Johannesburg pada KTT Bumi tahun 2002. (www.s<>uJhsouthmrth.org, diakses pada ()8AgmlllJ1007 11:10:27)
34
Menurut WCED, dalam Had~ 2005:2, ada dua lclw:i lronst:p utama dari
defmisi pembangunan berkclanjutan, yaitu konsep kebutuhan (nuds) yang sangat esensial untuk penduduk miskin clan perlu prioricas serta koosep ketc-rbatasan {limitation) dari kemampuan lingkWlgan WltUk memenuhi kebutulian generasi selammg dan yang .akan dalang.
Di dalaln pelliertian in~ memberikan makna partisi~i clan
riemhangunan ke arah pembangunan sosial yarig menguwnabn
.keadilan. Menurut Emil Salim, kOll$Cp pembangunan berkelanjutan meaempatkan pembangunan dalam peapektif jangka panjang (a /ongtr
ttmi
perspective) Y2'1'¥
menuntu1 wlanyit sulidaritas amar generasi. Seeara impl.isit, pembangunan bcru,lanjutan ditujukan pula wltlJk memaksima\kan keuntunpn pcmballgunan dengan tetap menjaga lrualitas sumberdaya alam yang mcrupakad bagian dari elrosistem global. Deogan wpoliharan)'ll ekosisfem maka kelestarian swnberdaya alaln letap ~rjaga. Pembangunan berkelanjutm adalah pembangwwi yang bisa
melestarikan clan mensejahtemkan manusia tanpa merusak alam. Oleb sebab ilu, pembangun.m terlanjutlcan bubn hanya harus memenuhi pe1Syaratan ekonomi tetapi jup persyaratan sosial budaya clan ekoloai {Soemarwoto l 992 dalam Pwba ed., 200$: 12).
f'aradigma pembangw11111 berkelaoj111111 pada dasamya menipakan solusi dari tiga paradigma pembangunan yang terkait dengan liogkungan dan sosial yaitu
bahwa linglwnpn
wrtuk
pembanaunan dooaomi (ew-developmeanJali&m),
lingkungan untuk manusia (ero-lnnnanism) dan lin~ (eco-e11Yimnmen1alinn). PembanguMll
untuk linglcungan
dilabmalmn densan
tujuan
untuk
35
kesejahteraan manusia, termasuk didalamnya pembangunan bidang ekonomi serta kelestarian lingkungan hidup (Purba ed., 2005: 17) Secara skematis pembangunan berkelanjutan akan mengintegrasikan 3 (tiga) aspek tujuan pembangunan ekologi, sosial clan ekonomi seperti bagan
berikut:
Sustainable Development
Social objectives :
Economic objectives .. Growth
•!• Empowerment (• Participation •) Social mobility •!• Social cohesion •!• Cultural identity
Equity Efficiency
Institutional developmen
Sumber.Serageldin dalam Muschetted, 1997 diolah penelitl 2007
GAMBAR2.1 TUJUAN PEMBANGUNAN YANG DDNTEGRASIKAN DALAM PARADIGMA PEMBANGUNAN BERKELANJUf AN Paradigma pembangunan yang telah bergeser ke arah pembangunan berkelanjutan
dengan
strategi
pemberdayaan
dan
memberik:an fokus perhatian pada pembangunan sosial.
partisipasi
masyarakat,
Konsep pembangunan
36
berk..:lanjullln muncul kecib terjadi "kegaealan" pembangunao. dimana proses yang Cerjadi bersifat top-duwn (arus infonnasi yang tajiadi hanya satu arah dari am ke bawah) dan jika dirinjau dari sisi Jingkungan, sosial, clan ekonami proses pembangunan yang terjadi temyata tidak berkelanjutan. Konsep pembangunu
bedcelanjutan mencmpad
kepentingan manusia, tidak l.gi haaya. sebagai alat dal&sn proses pembanguun itu sendiri (man-ce111£reddevelopmenJ corte.ept) (Vudobusalo, I 991 ). Secara (llinsip, masyarakat diberi kesempatan untuk mengidentifika.si permasalahanannya sendiri.
merunwskan pemecahan n:walaban din mampu menel8Jlkan sclusi dari pemecahan yang wlah dipilibnya (Hadi, 200S: I). Filosofi pembangunan
berlcelanjllWI ini mirip dengan paradigms
"elrologi dalmn" yang diajulwi eleh Capra, dimana manusia tidak blsa dipi51lhklm dengan lingkungan al111niahn)'ll. Dunia bukan dilihat dati kumpulan obyek-<>b)'d. yang WpiW\ tetapi sebapi suatu jarlnpn fenocnma yang sming bemubwlgan dan SG!ing terpntung satu dengao lainnya secam f1mdament,ml (Capra, 2001 dalam
J>urba ed, 2005; 12). Dengan pengortian model sistemik terse but maka lingkungan hidup diuraikan dalatn komponen-komponen yang Jebih kecil, serta aoalisis yang mcmgilwti UJ'3ian terhadap
WISW'--UllSur lingkungan
hidup
itu juga
akan
merefleksikan keterbitan W1SC1r--unsur linskllllian hidup yang tidak terlepaskan dari yang lainnya (Purbaed., 2005:13)
37
J.1.2 Panodigm• Pcmba•CUUDBaki..jata• Pembangunan berkebnjul3D
.tai.m. Tinjuaau Aspek Sosial
1D011gutamal<.an peningkalall kualitas hidup
man11Sia dm selalu berorientasi jangb panjang dmgan memperfiatikan prinsip kelesmrian (keberlanjutan) hidup manusia selwang dan masa yang a1can datllng.
Kekayaan sumber daya al.am, kemajemubn masyarabt clan ban.ekatapman kebudayaan dimanfuatJrJUI bagi kesejahteraan umat manusia teaapi dituntut tanwmgjawabnya
untuk mele5tarilcan dan mel)jaga keserasian sosialnya.
Pengertian lingltungan hidup menurut UU No. 23/1997 adalab kesatwtn ruang denpt semua benda, llaya, keada•n, makhluk hidup tennuul: 11U111usia dan perilakunya, yang mempc;ngaruhi kelangsuugao p«i kdlidupan clan "-jahtel1Wl manusia scna makhluk lainnya.
Linckungan hidup merupakan satu kcwuan
sisiem yang utuh, bcrupa kolektivitas dari serangkaian subsistem yang saling belhuhungan. rergantung clan fungsional satu dengan lainnya YIDS membentuk
bsatuan eb>sisrem. Secara skematis lcomponen linglampl hidup seeara intetaktif dapat
digambarbn dalmn 3 (tip) komponeo, yaitu a.~k alam (riaturrtl aspea), aspelc
sosial (social aspect) clan aspek binaan (tnan-1'1Dde/bW/d aspect), dinlana tidak bisa dikaji secara parsial brena merupak.an satu kesatuan integral dalam suafu ekosistem (Soewyono 2000, dalam Purbaed., 200S:IS).
Sebagai rnakblulc 80$181 manusia tidak pemah bisa hldup seiidiri. Dimanapun dan kapanp1.111 manusia seblu mcmerlukan keijasama dengan orang lain. Manusia mcmbcntuk pengelompokbn sosial (social grouping) di.nwa sesamanya dDlll!D upayo. mempeltahankan hidup d1111 mengcmbengkan kehidupan.
38
Dalam kehidupan kebersamaannya manusia kemudian memerlukan adanya sebuah organisasi, yaitu jaringan interaksi sosial antara sesamannya untuk menjamin ketertiban sosial.
.. ,
AspekAiam
:
Kesatuan 1ingkungan hidup manusia dalam kajian pengelolaan lingkungan hidup (wilayah yang dikelola dan ber1>4sis ek0siStem, tata ruaag dan pranata sosial ) { SoetaryOOO; 2000)
Aspell. BlBUn
...................
:
Sumber:Purba ed., 2005: 15, diolah 2007
GAMBAR2.2 INTERAKSI LINGKUNGAN llIDUP lnteraksi-interaksi sosial itulah yang kemudian me1ahirkan sesuatu yang dinamakan lingkungan sosial, seperti yang dikenal sebagai keluarga inti, keluarga luas, kelompok masyarakat dan lainnya. Lingkungan sosial sebagai tempat berlangsungnya bennacam-macam interaksi sosial antara anggota atau kelompok masyarakat beserta pranatanya dengan simbol dan norma yang telah mapan, serta terkait dengan lingkungan alamnya (ekosistem) dan lingkungan binaannya (tata ruang). Manusia memerlukan lingkungan sosial yang serasi demi kelangsungan hidupnya. Lingkungan sosial yang serasi diperlukan oleh seluruh masyarakat dalam kelompoknya.
Untuk mewujudkannya diperlukan kerjasama kolektif
diantara sesama anggota masyarakat. Kerjasama itu dimaksudkan untuk membuat dan me1aksanakan aturan-aturan yang disepakati bersama oleh warga masyarakat
39
sebagai pengendali111 perilalw sosial. A~
itu seringbli tc:rwujud daWn
bentuk pranala atau nonna-nonna sosial yang baiu.s dipatuhi oleh setiap B11ggota kclompok
sebe&ai norma bukum.
Dilih.ot dnri n.spek pengendalian perila.lw, lingkungan sosial yang semula terciplll dari penselompok.an-pengelompokM
sosial pada akhiroya bersifat
memaksa anggota macyarakat dari penge!ompokan itu untuk menyeniaikan diri terhadapnya. Angeota kelompok (rnasylll'8bt) dituntut unluk memabami den menghayati pranata sosial yang mettjadi bagian inte81'1ll dari lingkungan sosial itu sendiri. Anggota masyara.bt harus mengbayatl ncnna-norma S09ial yans m.engatur hak dan lrewajiban serta mcnghorm.ati penm-p:mn ll()!;ial yang ada di
llnalrullian kelompoknya.
Dmean
c:ara itulah kesinambunpn kel()lllpok dan
llngkunean so.sial yang mellneJcupi kelompok l)lsa dlpertahankan. menglngat annn yang dlmaksud juea mengal\U
3«ll.nl
serasl dan scimballg hubwlgmt antara
man us la dcngao llngkunpi a lam dan llnglamgan blllllaDnya. (Pwba ed., 200': 1-2) Lingkungan hidup dillhat scbagai suatu sistem maka Wltuk mengural den menganallsb komponen-lcomponennya akan merefleksikan adanya uu:dalflan antar komponennya yang tldak bisa dilepasklln saw. dengan yang lainnya. Manusia denglll) segala aspek kebidupwmya dilihat dlllam satu kesatuan linglumgun
hidupnya bcrsama deugan lromponen lingkunaan alamiab don lingkua.gao. binllllll (b11ataonya). Lingkungan sosial sebagai bagian dari lingkungan hidup adalah wilayab
yang mcrupakan lempal berlangsungnya bermaoam interaksi sosial anlua bcrbago.i kelompok beserta praoatanya deng1111 simbol, nilai dan nom1a Y808 ada
40
dalam
bsaman lingkup, b&ik unsur liogkurtpn
$1JatU
lingkUllpll binaaanya Dengan mdilm ~ da!amnya,
mm linaJ(ungan sosial mcmalubn
alamiah dan unsur
lcomp!eksnya
UllSUI'
yaag ada di
pen~Jolaan Jingkungan sosial,
Pengerrian pengelolwi lingt1n1gm sosial adalah upa)'lll'seranglcaian tindakan 11ntuk perencanaan. pelalrsanaan, pcngcndalianl(ICRpwasan dan evaluasi yang bersifat komuoilWif yang IDCl1lpCrtiD!bangkan aspek: (i) lcetahanan sosial (daya dukune dan daya tamPWll S05ial); (u') keadaan ekosisiem; (iii) tata
niang:
(iv) kualitas sosial setempat (kualilas ob)ektif dan subyektil); (v) sumberdaya sosial (potensi) dan ketcrbewan
(ptntanpt) yang bmifat kemasyarakatan
(nampak da1am wujud pnimta. pmgellhllan daD ttika kesesuaian deogan ~
lingkungannya); (vi)
tuj U1111 dm saw au pert¥1o'lolaan lingkUQgan hid ~p (Purba
ed., 200$;14)
Pengelolaan
lingkungan
-W
diFhakan
sebcnAmya
juga
mengindik&silcan tuntutan peJUbahan yaqg terjadi dalam masyarakat itu smdiri. Perubalwi-perubehan
masyarakat dapat mcngenai normt, nilai, pola perilalw,
organisssi, wsunan elm stnltifikasi kemasyankalan d8n j uga Jembaga nwyaralcat (Soemardjan, 1974:417). Perublhan 'Cbagai akibat dan proses pembenaunan meltjadikan
pengelolWl sosial YUJ2 ada sebclumnya (tradisiooal)
tidal(
laii
antisipatif menghadapi perkembengan dlln paradigma pembangunan masa kini. Pengelolaan sosial yang serasi dan seim blJlg diperlukan untuk mengikuti perubahln-perubahan
yang terjadl, olell sebab itu maka diperlukan pula
keterbitan antar kompooen anl>n Slllll dcogall tainny11.
41
Kcberlaojutan
kehidupmt
dalmn lingkungan sosial terjadi karena
berjalmmya sistem inreraksi mam..;1 dan lingkungan alamiabnya. Manusia
densan
kemampuannya
mampu
memanfaatkan
swnberdaya alaJn LllltUk
memenubi kebutuiwl hidupnya, de!tgan melalmkan modifikasi terhadap alam sehingga d iperoleh kem udahan. kenyamanan dan nilai ekonomis.
Aktifitas
memodifilcasi sum henlaya alam ini meociptaiwJ linglwngan bualan alau binaaan manusia {man-made). Mmgingat silid alami manusia sebe~i millluk sosial, maka juga diperluUll keberilasllan dalam bubungan antar manusia dengan lmlbaga so&al, p~
sosia], budaya clan tglillll yang mellngkuplnya.
Hal ini dimU11gkinkan tu.n=ru. adanya inleraksi selcelompok individu
)'8118
seeera sllbn:la rn.:ncmpeti kawasan lertmtu secara relatif pcrmanen dan leribt pada pranam sosial alllu ketentum ymg dikeml:wtgkan. dimengerti dllD diterima oleh scm1B pihak yang terlibat seria s&ling berintenksi dan tderja dengan kedudukan clan perannya ~ing
samA
ses&ai
dalain memenuhi kebvtuhan
hidUpclya.
2.l.3 Is• Kebcrkelallj•tu ~) dalam Pemba-caaaa Yaag Bcrbult Putlsipul MMyanliat Paradigma pertumbuhaa
pembangunu terdahulu
dengan
d()l'Ongan
motivasl
ekon()IJli yang setinggHingginya seringkali mengakibatbn
bw1ding). Pcmbangwlan yang dilalc"'N'k•n melalui centrally-imposed blr.eprlnl plan (Korten, clalaln Slamet, I 993) yang dirumuskan oleh teknokrst dan alobsi
42
sumberdaya pemlxmgunan yang sentralistis ceoderung mengabaikan potellSi
masyarakal. cenderwis
Kecendenlngan menerapka.n gaya pembangunan yang sedemikian
menumbubkan
dependensi anlala raltyat dan proyek
hubunpn
pembangunan atau ralcyat dan birokrat. Karena sifatnya yang demildan maka tr:tjadi
dfo--entJ)M"~ring, )'1litu
menekan kemampuan masymkat
untuk
mengakrualisasikan k.ernampuannya dalam berperan dalem pembangunan. Hubungan depeudensi masyarakat
B:•lstt:l\Sl d.an lrelaagsungan suatu proyek
pm1blmgunan Wu! rerjamin selama didulwng olcb input dari luar 1rwyanikat, dan aklul bcrhcnti bila dukungan b:riladap suinberdaya dihentikan. Bany.aknya lingkat kegagalan dari proyck pembangunan
1'NISll
lalu mcnccrminbn
Jcmahnya
3wtainability hasil pembonguwm itu sendiri (fjokrowinoco, 1996: 11) Adapun ciri-i:iri model pembangunan yang demikian antara Jain adalah: (i) prakarsa biasanya dimulai dari pusat dalam bentuk rencana for1118l; (ii) proses penyusWlan pro8Jllll1
bersifat statis dan didominasi oleh pendapat pakar atau
tebtokrat; (iii) teknologi yang dipnabn
bitiallya bcrsililt scienJific dan
bmmnber dari luar/~gara maju; (ivl mekanimle kclembagaannyabersililt top down; (v) penumbuhaunya cepat teupi bersil.ilt mekanistik; (vi) organisatomya para palw spesialis; (vii) cvalWBinya bersifat elcstemal dao berorientasi pada impact; (viii) fo!cus perbaliannya adalah bagaimana tepat pada waktunya (TjGkrowinoto, 1996:11)
diipall
mcnyt:l&:lA&Wm proyc:k
43
Keberlanjutan
pembangunan
prasarana pada dasamya ditentukan
5 (Lima)
variabel besar (Percik, Juli 2005). lnteraksi antara kelima variabel tersebut dikonseptualisasikan dalam pentagonal keberlanjutan layanan prasarana. Kelima variabel tersebut selain kelembagaan dan keuangan (iuran) adalah teknologi, lingkungan dan sosial budaya. Kelima variabel dalam beberapa kajian tidak selalu tampak secara serentak sebagai variabel yang menentukan keberlanjutan, tetapi sifatnya lebih kasus per kasus. Pada masing-masing sudut pentagonal adalah variabel penentu keberlanju1an pembangunan prasarana. Kelembagaan
Sosial Budaya
Sumher:Percik; Juli 2005. diolah peneliti 2007
GAMBARl.3 PENTAGONALVARIABELPENENTU KEBERLANJUTAN PEMBANGUNAN PRASARANA Beberapa pengalaman yang dapat ditarik sebagai umpan balik (feedback material) dari pelaksanaan program pembangunan prasarana yang selama ini telah dilaksanakan antara lain adalah sebagai berikut:
44
prasanma yq
pelayanm
a. Pembangwian
melibatkan
masyanilcat
memililci efeldifuas dmJ keberlaojutan polayanan yarig ld>ih bailc.
yanc
b. Pqelolaan prasarana dm sarana masyarakat
melibatkan seluruh lapisan
pe11gambilan keputusan
dalam
clan
kelembegaan,
mcneha.<;illcan rertisipasi masyarabf )'1111.\: lebih besar da.Jam pelaksanaan dan operasi setta pemelihan!!l!lya.
c. Keterlibatan aktif pcrempuo dal! masyaratat miskin seeara berimbang dalam
pengambilan
kcpr!hmn
wrt:lJk kegiatan
ope.rasional
dan
pemeliharaan, menef!asilkan efQ;tifiUls peneeunaan dan keberlallju1an
y"11g lcbih tinggi. d. Sema!Un mudah (tepai cuoa) lala cant peJIUlll1Wll))'8 prasarana ma.ka mcnghasilkan cfckrlfitas penggunaan daa "berlanjutan yang lebih tinggi.
e. Semalcin banyak
1awanm
piliban
tcknGLogi dan semakin besar
kesempatan masyarakat untuk mc:rm1ih sesuai dengan pengetabuan dan
kemampuannya,
mab
gemakin
besu
lcemunc)cinan terpenuhinya
Jcebutuhan masyatakat dart serQ!Dn tinggi efdctivitas penggunaan da.n pemeliharaannya. f. Efektivitas penggunaan dan keberla!tj utan dapat dicapai bila pilihan nwyarakat dan konsekuemi bi&yanya ditentukan )qsune;
oleh
masyarakat di tingbt rumah amgga pengguna. ii. ~
prasa131111
dan saraoa
m:mpw1yai
kemampuan untuk
membayar (ability"' pay) scjaWi hal cerseb.- sesuai dengan kcbutuhan merek.a. M11syatakal abn saB8lll peduli 1Crhadllp kualiw dan benedia
45
membay• lebih bila
peiaya111111
Y3l1I diberibn mampu memenuhi
kebutuham!ya. (Bappenu, 2003).
2.1.4 Primip-Primip
Keberbajnau (SIOUlitHlbllily) dalaa Pe111elolaaa
P1'891lnaa
Clwlllluilt. 1996, memberilwJ hatus
diperhatikan
dalmn pc12gelolun
peodeUl:an benapa prinsip-priosip yang prasarana, yang disarikan dari kajian
teoritis dan pengalaman bcbcrapa ncpra.
[)Qlam peadekatannya,
adanya
keterkaitan 311lata pcran atau intervc:mi pen IOl"intah, khmusnya pemerintah lokal
densan keterh1latan masyarabt dalam penge1o1aan prasarana.
Hal ini
metigUalbo koosep keberlanjutan yang tidak. bisa melepasbn pendekaan partisipa.~i masyarakat di dalann•ya dengaA bantuan pemaintah dan pihak ketiga
(filsilitator). Adapun prinsip-prinsip yang diaJtarakln ole!J Choo&11ill antara lain adalah sellagai berikut :
t.
Hlll'lli disadari ballwa dalaPr pengelolaall prasatana leldapat dua sektor, yaJmj formal dan nos formal.
2.
Pengelolaan
p__._
mc:mcrlukan
teknologi
yang
mampu
diopcnisiOt111lisa3ilam old! pcagc:l<>lanya sendiri (masyarabt}
dan
menggunalan prins:ip wst ~3.
Status tanah mmjadi mssalah yang harus bisa diselesaikan dengan supaya tidal: mernberibn
clamJ"'Jc yang merugikan 1erhadap sistem
4.
Prasarana infmmal lwlls didcsain dlD diban&un dcnpn biultuan teknis dari luar
sdlint!P
pclb:l1aan clan harus
disadari memerluka walctu Yll'i lmna. S.
Pengelol11a11 prasarana dan _,,.
harus melibadwt
masyanlcal dalmn setiap lahapeo
pembaniunan mulai dari
selurub lapisan pcrencanaan,
pem bengunan, operasional .ta pemelihlnan. Ketettibllan pemerintah
PnlsaraM hAn1s mampu melayani penauna denpn tinelrat pendepatan yang rendah (miskin)
7.
Prasatana Y•lli diti.naun harus dilerima secara sosial olelt rna.syarakat lob.llsetempal.
8.
.PeninsbWt
peran pemerirdall sebagai 'mab/er' dan 'fllsiliWOr' dalam
pembengu11111 prasarana dipcrlubll unhlk mencapai cekupan layanan pnisarana
9.
yan2 lebih luas.
Organisasi DOD pemcriotah (LSM} dapal Jel>ill bcrpereo/terlibat dalam membantu
pcmbe..W.yun
masyankal
sehing&11
impkmi:nta.si
pc:mboingunan berbasis partisipasi lebih dilcrima sebilgai pendo:katan pt111banguoao te1k:ini.
Scbin prinsip yang dlkemukakan oleb Cboughill di aw, Muschett, ed. ( l 997 :8) jup mcngcmukakali ada bcbcnipa clcmcn )'11111 baNs dipcrhalikan yang
bericaitan dcng,m pambengwWI beibluijulaa (swtoinable ~lofJ"lllni) yaitu:
47
a.
stabilisasi/pcnpidalian p:rtumbuban pcnduduk
b,
adanya 1eknologi batu dea tnmfer" teknologi, tc:rutama yang berkaitan denean sumberdaya alain tak li:rbllruXan
c.
efisiensi peogguoaan sumberdaya alaJn
d,
reduJ.:si sampah dan penpdaliu polusi
e,
adanya pemahaman "wbt-wirt mvaDmt(" ttthadap kepentingan yang
salini lu:dradilctit seperti tdaDya solusi kepeotinpn pertumbuban ekonomi dengan eksloitasi sumberdaya alam
f.
adanya sistem manajemcn liqkimpi yani terintqmi
g.
pellCJltWUI balasllimit kcmampaant'dayadubmg tingbmgan
h.
re~rientasi sistem pmar komoclitas
i.
peningbtan lanlf pendidibn
j.
adaya ~
k.
adan ~ perubahan scsi3I bcldaya
pcn1epsi,paradipia dan pcrilaku schari-hari
l.1.! Ana Partidp1st MasyanUt ~ Kcbcrhasilan
~
l'elnballJDll•Berkelujotan program
pembangwlan,
kh.isusnya
pembanpan prasanna dasar de.ftp! pcndekatui putisipatif dilentubn oleh beberapa faktor. Falaor utama temll saja tdalllh faktor kompcAen masyuakalnya sendiri,
Faktor Jain yq
pendamping.
Untuk
berpeiipmh adalab keterlibatan pihak ketip sebasai itulah dipertubn peran
&.<>ii itator dalam upsya
pembcrdayaan scilingga llllt.j)lanbt mampu mmimuskan m•sal•h, membuat ieooma, seJU mengorganisasikao komuailasnya untuk mempcrbaiki kondisi
48
sosial, eloooomi dan kebwlayaan dengan mcngintc8J88ikan scgcnap swnberdaya
yang dimilikinya. Selain fillaor di atas, mekanisme pelaksanaan program juga san&&t mcncntukan k.cbcd!asilan dan kcbe1lanjut4n dari proeram pemban&WWt ya11g dilakukal1 dengan pendekalan partisipatif. Sesuei denp
pengerti11n peaaelolaan oleh masyanikat
selJa&ai bai:ian
sildus pembangumm pattisipatif, maka masyarabt barus mampu memberilcan
penaaru)t
yana
pembangunannyL
lcu.at
serta
menaontrol
dallun melcanisme
pelabanaan
Untllk itu adany11 pilihan teknologi dan tingbt layanan yang
ses1.1al denpn kemampuan clan kebutuban maS)'llrakat ll)eqjadi prasyarat utama dalam keberlanjutannya. Hal lni blsa dltetjemahbn juga sebagal faktnr
lauakteristik proaram/proyek )'11118 dilabana!can. Prasanu1A yang bersifet sedwltana dalam hal tcblis perencanaan dan penanll)lllllMya serea dalam s.kala tecil dapat dlkembanakan oleh orgviisasi masyarakat lok.al (I.anti dalam Slglt, ct.al l 997: I 00). Karaltcristik
prasarana
menentukan kondisi dan ki.nelja pil158111ll11 antuk mendlltuq llktifitas kehidupan masyarak.ac. Masyalc.at pada akblmya aklul be1pecanserra dalam memellhara dan mCJl&elola prasarana yani: telah dibllnilJn bila masyamlcat tadi mendapathn
mllllfioal htng!;ung dari ~
dimalslld, yang IRIDUl dalam hal ini beJhubungau
denaan kinctjanya (Ndraba, 1990:105). Mcnurut Abbot (1996:113) mcnjelaskall tcrdapat h11blJll8llll antara
intcrva111i pcmerilltah. tingkalan partisipasi masyarabt
da.lam openisionalisasi
pcmbangunan dan keberhasilllllftya. Semakin ter(iuka peluang k.et«libal.an masyarakid dalam seroua blhapan pembanpnan
malca pendebllln pembanpnao
49
partisipatif menunjukkan
basil yang baik, meskipun tetap ada mekanisme kontrol
oleh pemerintah, seperti yang terlihat dalam ilustrasi Gambar 2.4:
t r·-;~~:;;~:;;:;.;-:;1 L__~-.'.'.'.'..:."'"! __ J
/ i ,
o••••••n•.o.o•••·••.,.
l
Area for 11=="'*; succesfull . empowerment l
l
"--•••H·O- .. •·-·-·-•oOoOroo•.o-••·••O
f· -·~~~~~---1 !
l
comm. dev't I manag't
!
i
~ ......... - .... -OOOOOH.OH•.-..oo-o'•o_j
O
Manipulation
Sumber:Abbot, 1996; diolah peneliti 2007
GAMBAR2.4 PERBANDINGAN INTERPRETASI PENDEKATAN PEMERINTAB DAN PARTISIPASI MASYARAKAT
2.2. Partisipasi Masyarakat 2.2.1 Pengertian Partisipasi Masyarakat Pengertian partisipasi atau peranserta masyarakat banyak dikemukakan oleh beberapa ahli dan lembaga resmi. Partisipasi adalah keterlibatan mental dan pikiran dan emosi/perasaan
seseorang
di dalam situasi kelompok yang
mendorongnya untuk memberikan sumbangan pada kelompok dalam usaha mencapai tujuan serta tanggungjawab terhadap usaha yang bersangkutan (Keith Davis, dalam Sastropoetro, 1985:51 ).
50
Hakckat manusia ac:bepi zoo« politilcon, dimana karma naluri psikologisn)ll manusia ocndetung ingin bapeJanscna dalun setiap pengambilan keputusan yana monyanilrul dirinya (Salum, 1996:232). Secara Jebih m.....talam (Sastropietro, 1985 dalam Suryamo, 2003:25), partisipasi mmgandung tiga ide
pokol, ~itu: I.
Partisipasi sesongguhnya meruptbn lreterlibatan mental clan perasaan,
lebih dari semalB-llJala k.eterliba1m fisik seeara jasmaniah. 2.
Kesediaan manberikan swnbangan dalaJn usaha mencapai tujuan kelompok. Hal ini mmul\iukkan adanya fak1nr rasa setulll&. kesublrelaan
untllk.
memballtu lrelompola1rormmilas. 3.
Adanya unsur taniiW'lliawab rasa
J;x:aiiggotaan.
)'lllli
Dengan
mmipaklm aspek djakuinya
)'llD¥
sebagai
mr:oonjol dmi
anggoai
maka
menim bulkm "u:nse of U/oug&'8fll'J$". Dala!ll pandingl!ll Koear;jmaningrat (1994:80), partisipasi merupakan
suatu keinginan manusia agar dipendane sebail'i milik dari suatu kel()Dlpolc ciao tidak menyendiri serta beriutmlksi masyanikat dalam be1J)lltisipasi d;'"
~
denpn liJlikunpn,
oleh k.arenanya
'1rilul lllU keyatinan babwa pembangunan
dilak
aktif dalmn penpmbilan k.:putusm atau pclaksanunnya terhadap proyek-preyek pembangunan (Alastraire, dalam Sastropoeuo, 1988). Oleh sebab itu pertisipasi
ma.syarakat b.ar1ls diaerakkan dan dibentuk unruk dapat
berfunasi
sebapi output
pembangUllan, sehingga dapat diketabui peningkalan kondisi den taraf hidup
51
nwyanibt
unt* mandiri (Ndnha, 19()0 dalarn
scrta kemampuan ~
Suryamo, 2003:26) Partisipasi dalam hubunpnnya denpn pembanpnln, definisi partis.ipasi
PBB dalaln Slamet. 1983 adaldi keterlibatan aktif dan bermakM dari massa penduduk pads tin~n
yang
bertujuan
Y8l'i!. berlieda clalaJn: (a) proses pembenlukan lreputusan
untul:
menentubn
111juan-G1jllan
kemasyatakafan dan
penaalokasian sumber-iiumbcr daya untuk meocapai tajuan tersebut; (b) pelaksanaan prog1111J1 dan proyek suatu program
secant sukarela;
(c) pemanf88lllll lwil~il
dari
atau proyek.
Dalaln konteks hubungan pemerintah daD masyarakat, bahwa partisipasi dapat diartikao bahwa adanya kctjasama antara .rakyatfmasyarabt dan pemerintah dalam merencanakan, melabanakan, melcstaJ'ilwi dan mcngembangkan has.ii dari pcmbaqwwt itu scndiri. Menurut Ramos dan Rooian (dalaJn Slamet, 1993) partisipasi ber.uti juga menyiapkan pomerintah dan IDG$)'arabt Wltuk menerima
tan&&UD&iawab dan aktititas teitentu, sehinaa dalaln hal ini teljadi pendelegasian wewe11ane dari pemerinmh kepida muyambt dalam aktifitas tertentu. Sedana)cao
beberapa
penacrtian
tentana partisipasi
seperti yang
dikcmukakan oleh FAO dalam Mikkelsen. 2003 yaitu:
+ Parli$ipasi adalall kontribusi sularela dari masyarakat kepada proyek tanpa ilwt sena dalam pengambilan keputusan ~ Pa!tlslpasljup dlarlikan sebapl pemarwapan dialog anwa 11W)111'8.kat selempaL
deogan para Slaf yang mellik.ubn perswpao. peliaksanlliln,
monitoring proyek apr
SUJMQ'8 mcmperolch
infomwi mcnceDAi konteb
52
lobl dan dampak-dampak sosial.
+
Pani3ipesi
juga
didcfi.Disibn
scbagai keterlibolan
sukarela
oleh
lllllS)1ll8ka! dalam perubahan yang ditentuk811 sendiri. Mcskipun banyak pengertian yang dikcmukakan mcngcnai partisipasi tctapi pada ~a sendiri, yaitu
soliD&
komponen utama dari partisi~i aclalah menolong diri tolong menoloog dalain komuniw (Chouauill, 1996).
Melalui parcisipasi, masy8J'lllcat
secant bersam.a dengan
pengelllhuan, kanampuaa
yang dimilik~ mempun18i kesempa!an unlllk menentnkan kd>ut\11w\-hbutulu.n
dan menyampaikan pennasalahannya
seda menentubn
sendiri cant pemenuhan
daJI penyelei;aiannya secara bersama-sama. Denpn cara yang diambil bcISama, maka tindakan-tindalca yang 1elah ditentukan mernpunyai potensi untuk memenuhi Jrebuwhan dan menyelesaibn
persoalan komuniWnya seeara lebih
tepat sasamt.
2.2.l Pandigm• Pembaagonan De11pn Pendelmtan Partiltpadf
Pembangunan partisiplltif telah ditempetbn
sebagai isu utama dalam
model pendcbtan pembangW13ll terlcini. Hal tetsebut jllga terdolaunentasi dalam Shaping The 11" CellllJl')':The Colllrilmlion and DevelopmenJ Cooperation (yang dikenal
sebagai dokwneo New Dellelopmem Str111egy). Isu-isu
terSebut
disemangati oleh pmingkabln efisiensi dalam menajemen proyek me!alui ketedibatan masyaRbt !obi untuk mengelola sumberdaya secara lebih dalam clan berkeluljutan (Wilopo, 2006).
53
Paradipa pc:mbanpnan dewasa ini telah
bcraCSC£ b: &rah pembanipman
masy81'11kat deogan stmegi pemberdayaao 4an partisipui. Dala!n beberapa tahun temkhir ini i su ~
peodeketM pmtis.ipasi dal'11I pembanpan
mendapatkan
dalMt
pcrhatiao
mcncmpatkan pemblni'Jlllll
pcmb81lgunan. Konsep
J*1a kepcnw.ii manusia,
aw daiazn proses. pembangwwl
pembangunan
ban)'81c yang
tidal lqi han}'D sebapi
itu scndici {t"'1tl-a'1tle"1ddevelopmenl conc~pt),
sehingp hasil pembeoaumn illl akan sesiW denitan aspiru~ lcebutuhan nyam, koodisi sosisl budaya du kemampuan ekonomi m&!)'arak.at yang bersangbitan (Yudollusodo, 1991 ). Pcmbangunan dilaksanabn
secara sistemis dan lerencana, memilik.i
strateal lfllJ11 menekaokan peda kemandirian atau Shidf:li respoosif(Ickls, 1981). Sttategi ini dipmbatkan sebapi reaksi temadlp stralegi kesejahtenlan (welfare straugy) dlmana terdlplt keyakiMll blhwa orq hiclup 8.kan secare lanpung dipenprulli
oleh usaha-tmha pemblncunan untuk mengelahul dengmi past.I
lcebutuhan
clan la:kuranpruiya. Dimensi laajut
dari
sam&,i lni ada1ah
menekaolaln pada upaya memperlruat 1D11Syuakat sebapi SUl1U kesaluari
yana "inlegroted...
Pembanpman masyankal )'811g sedemlkJan bersihl holistik
kaR1111 mem.erlukao pcodekalaa ymg kooaprehemif sebagai hast! dari bablpl falctor yao11 salin1 bcrhubunpn dan tidak daprat diselcsaikatl ~
tapisah dan
melalul teknologi ~alisaslscrbl tiWk dapat diukur dcngan sekumpulan indibtor statistik.
Mww:ulnya
pandigina
pemhengunan
partisipatif
mengindikDsikan
adanya dua perspekti f, pertaltw yaitu pelibalall masyarakat setempat dalaln
54
pemilihan. pmncanpn, perencanaan dan pelaksonann proanmlproyek sehingga akan mew.imai kehidupan mereka. yang pada akhirnya akan dapat dijamin bahwa persepsi sietempat, pola &ikap clan pola pikir serta nilai-nilai clan pen~a ikut dipertimbanglran secara penuh.
Kedua, akan diperoleh Ulllpan balik
(feedback) yang peda halceladnya merupakan hagian bk krpisahkan dari kegiatan itu ~diri (Jamieson, 1989 dalaln Mikkelsen 2003:63).
Partisipesi masyarakat
erat
terkait dcn&an kckualln atau hak. masyarakat.
terutama dalam pengambilan keputusan dalam identifilwi masalah, mencari pemwahan masalah sampai denpn pelaksanaan
beJba&ai ke&iallln
(Panllliju,
1999). Mmturut Conyers (1994), lllla bchl:mps ialllSBll ulama Jll*!Wipasi menjadi
ioao&lll pe11tini dalaJn pembanpnao masyara!W. Alasan pel'fama, bahwa panisipasi meNpabn alat untuk memJl"Oleh infomwi, kebutuhan dan sikap mo.syarakat, dimllna tllllpa partisipasi Proenun pembanjlUJlllll atau proyek yang .Mang berjalan besar kemuns)cinan akan gaga!. ~dw, dmgan partisipasi masyarakat akan lebih percaya kepada proaramJproyek yang sedans berjalan
karene ruasyarabt meeasa ikut dilibatkan mulai proses persiapm. petsiapan daD perencaM811, de11p1 pertimbanpn bahwa masyarabt
lebib tahu seluk beluknya
dan akhimya akan menimbulkan rasa memilw terhadap
program/proyek
dimaksud. Ketigo, dikemukakan ballwa parti5ipasi mempakan bilk demokrasi dalmn pelibalan pembangunan m~yarakat merekas:endiri.
SS
2.l.3 Partblpul Masyarakat Dalalll Pembuc-a• Panbanglluan
da• Man&atnya
yang selama ini hanya mengandallcan pertumbuhan
ekonomi dan kemajuan fislk banyak dikrltik kanma tid3k atau
lcunma menyentuh
sisi lain kellldupan manusia, yakni aspek sosial politik masyarakaL Tujuan utama pembaneunan yaitu meningbtlam mmf hidup dan kesejahtenlan manusia
dioperasiooalkan dengan tidak melibatkan manusia sebagai subyek dalam
pembaneunan itu sendiri. padabal sec:ara alamiah usaha--usalla peninakatan waf hidup masyarakal yang disertai deogan pendayagunaan sumber--Mnber daya yang
ada di sekitamya tefah ada dalam masyuUa1 itu sendiri (Slamd, 1993 dalem Suiyamo, 2003:29) Meayaoikut
d.imensi apapun, operasionalisasi pro&mn
pembaJ!iuwm
selzdu terkait deragan fuagsi mlllt4jemen yidtu: l'/annlf18, Organizing, Ac1Ua1ing dan Co111rolling (POAC). Berbasis pada funesi--funpi manajemen ini prognm
pembongunan diopemsionalisasikan dolum Lury, 1986 (dalam Wilopo, 2006) ~u)cakan
SIM1bJ
proses Dlllu siklu:s..
Carey &
bfthwa proemm pembanaunan
menyangkut sikluslproses: iden1Jfic111ioH, pNpmaJil>n, appmi.ral, i1nple-ntoli<>11
Jan complation.
SedanaJaul Ewope Commi.sion menentukan adanya siklu..;
program dan proyek yaitu meliputi
programming. identification, appraiuil.
fi11ancing. implemenlalion, dan evalllO!wn. Proses perencanaan melibatk&n penyusunan suatu Sblltegi mengenai bapmana mendapatkan persoalan yana dihadapi sekarmg dan be!pindah 5elabap di:mi setabap menuju visi yang diinginbn llbn 5118tu koodisi aiau pen11asalahan yan1 dihadapi. Pcrcncanaan tidal: menpmbil suatu tempat di dunia yang ideal,
56
tetapi pen:ncanaan sclalu diawr dalam kontcks (1992) mcnganukakan
)'8llg
ada (Nieras, 2002). Healey
bahv.a petencanaan sering mengalami kegaga!an daJam peodekatan teknik daD
mencapai tuj\J8JID)'a di masa Wu, bmia men~
administrasi yans Se(:ara luas djdes•rkan pada rasionaliSDle ilmiah. Pmticipal""Y Planning dipu1da11a ~i suatu proses sosial )'&Ilg dinegosiasikan, artinya fokus dari pemicanaan
partisipatif 1£rutama tidak
menghasilbn suatu rencana tetBpi lebi1J menciptakan iuana-rwmg dialog antar berbagai akror dcngan bertlagai barapan, persepsi dan ~i berkenaan
deoaan persoalan-persoelan dan iw-isu yang diunglcapkan
dan dlnmdingkan.
Pereneanaan plrtisipatif juga meuawaitan kesempalll!I unik ~
an~
komunitas antuk berimeraksi dan mm&)tu~
tchtui dan
peogelllhuan ma.sing-
ma.sing (de Roux dalam Nicns, 2002). SMangkan menurut Abe, 2005 (dalain Suciati, 2006)
suatu pet"Cncan&an
yang bertlasis pada pralwsa m.asyarak3t adalah pereneanaan )'llllg scpenulmya
mencenninkan kebutuhan konlaa JllaS)'Vllcat dimana penyusunmnya bensrbenar melibatkan masyarakat. Pelibalm masyarU&t perencan!W1
alaui mernbawa
c!amJ1U
secani
langsung dalain proses
pentina, yaitu: (I) terli indar dari pelWU1g
tetjadinya manipulasi clan meniperjelas apa yang sebeoamya dikeheru:lali oleh masyarakai; (2) memberi 11.1lai blmhlh pcida Jeaitimasi perumusao perencanaan, semakin ban}'llk masyarakat terlibat maka diharapkan hasilnya j uga akan semalcin baik; (3) menlngblkan keSldaran dankeumnpilanberpolltik dalain masyarakat.
Semeniara itu tuj uan partisipasi mcnurut SanolJ; 2000 (dalam Su..iati, 2006) adalah: (a) un!Uk mehDatlam masyanbt dAlam proses pembuat1111 deso.in
57
bputusan; (b) untuk mclcqkapi lllllSyarak.at dcngan suatu s1111111 dalmn memOO&t dcsain kcputusan untuk memperbaiki rencana; (c} wituk mempromosik.an nwyambt denpi uiembewaD)'a bemama sebaaai baiian dari nvuanumum. Walaupun dalaln pelalcsaoaan pembangunan,
pertisipasi masyaralcat
belwn sepenulmya memuaskan, namun basil dari stJatu proeramlproyek
yang
telah dihasilk.an melalui partisipasi masyarak.at jelas lehih menguntungkan dan
mencetminlwt kebutuhan nyata masyaiakat dibandingkan bila sama sekali tidllk mdibalkan masyarakal dalazn prosesnya. Dengan tidak menempalkan masyarakat sebapi obyek, melainkan sebapi subyek dalam proses pembangumm mak.a
masyatabt akan berperan 9Cbagai miua dalam proses pembangunan dari awal perenCllllll8ll
hiJlua operasl pemelihanuumya
sehinasa
iWin
terjlllllin
keberlanjlllallnya. Denpn pandan£8ll yan' lcbih Was, ada bebeiapa manfaat dari pertisipui masyarabt yaitu sebagai berikut:
t.
Ter)IU/inyapnsa pembe111J4nui
Pengalaman berpartisipasi secara psikologis akan memberikan penplamlm heru dan kepercayaan diri yang lehih, llehingga abn
meningkalkan peran partisipasinya lcbih jauh denpn bentuk yang lebih berkualilas 1. Mmgelimitta$1 ~'"'
tenlsllfg
Deflgan ruiut alaifilya seseot.111g atau sekelompok komunitas, maka ~
k:raSing dari kelompoknya abn lenyap, kacena akan me.nl81S
ba~ian dari kelompok atau m.asyarakat tcr5ebut.
58
-rVfllil/dilJ 1-tanalllfldaW«b
J. MelljtMJWui ~
Dengan adanya k ..: 111••0 untuk berputisipasi dalam kogiatan publik,
mm
abn memlleribn pak•18n kepada
membuka pilinnnya
seseoraoe
untuk
dan rnemperturui.gkan kepentingan yang letnll
besar, dalJ1J11 lial ini lcepetdiapu publik, sehinaga Ol'll!g 1ersebut tidak
hanya memikirlwl lccpentingannya sendiri, tetapi abm lebih memiliki
keiltmtinian bersama
sikap taneaunaiawab depJI mernpertimban21w\ (Mill. 1990). '- Me11imblllluur du,..,,,
'811 p~n
slltlf11 ,,,._
""'
pmrnltltaJr
Denwm terlibat
lanpmi dallllll proses penpnbilan keputu.ar1
yang kan mempcngaruhi kdiidupaonya, scseonmg atau komunitas cendentoa mcmpuayai tepercayaan dan menerima basil akh ir dari keputusan yang tclah diambiL Aninya, dengan partisipasi masyarabt akaD menambah Iegitimasi dan kredibilitas dari proses perencanaan
kebijakan publik clan rnenambah kepercayaan publik atai proses politik yang sedang dijalankan oleh pet:tgam bil keputusan. 1. M~kM
~
6t!rpolJl/kt»loM ~
Pada proses partisipesi pada tinekAtllll lokal akan terjadi proses pendidibn sebenarnya dalarn berdemokrasi dengan melakukan proses tietnllmsi iru scndirL
Jadl, semak.ln sering
lllaU
selalu melakukan
proses partisipasi mab masyar8kal sebenamya sedang berpralaek pcmeri!Uhan skala kecil yq
nmtinya akan mcmbullt mllS)'llnlkat
59
belajax bagaimana bila ditenpbtl daiun Jingkup yang lebih lues, pu1isipcR
6. Hail
tr
emai:ik.11
kef>lllllh4n
tldlt
uing1Ri11t
~sebeltllnfµ
Melalui partisipasi masyarakat abn terjadi distribusi yang Jebih adil telhadap ~
pembanilJlWI
yang didapat karena skala
kepentingan yang lebih luas telall terealwp didalam proses pengambilan keputusan.
1.2.4
r..., Pal'tis~i
MMysrabt
'Iipe partisipasi dapat digoloogkan
dalam kategori berdasallcan
beberapa aspek, seperti yanc dikemublqm oleb Olllsedorp (dalam Slamet. 1993)
diuraikan sepeni berikut: I. Penuofoaga~,_i.llentj(llAa~n. Dapat dibediikan 4at.m dua ~tuk, yaitu partisipasi bebas dan partisipasi tcrpalcse. P01'1isipari bebas tci;j~i bila individu aklif me) ibatkan dirinya lertentu.
seaira
subrela dallllll suatu kegiatan partisiparif
Partisipasi bcbas seodiri dapat dibagi 1agi dalam 2 (dua)
karegori, yaitu partisipasi spon&au dan partisipasi terbujuk. Partisipmi spontan
terjadi
bila iDdividu mulai berperan dalatn partisipasi
berdasarkan pada
keyalcinan tanpa dipengaruhi, balk melalui
penyuluhan aJaupun ~
orma laia atau sebuah lembep.
Sedane)can
pal'fisip03i ~rbujuk tcrjadi biJa individu mau berpanisipasi setelah
proses peyakinan meWui penprub Of'Dlli lain atau dalam formn
60
penyuluban. Scbeliknya, portisipasi
ttrp4k.ta terjadi bila seorang
individu bcrpanisipl3i karel18 tcbnan dan tidak didAsmi pwia kerelaml
diri atau dalam keadaan ierpaksa. 1. PtltggOla11g411 ~
,U. cara lrmrlibaltln.
Bel'llasarl:an
kdcrtibalml,
C11?11
maka
partsipasi
dli1Jlongkan dala!n parrklpasllangsung dan tldak langsung.
dapat
Parrlstpasl
Ja11gmng ierjadi bila individu menampil.kan diri secara langsung dala.ln
kegiatan tcrtcntu dalam proses pertsipesi, seperti menpmbil peran dalam rapat. diskusi, mmyumbangkan tenaga dan lainnya. Sedangkan partisipas; 1;Jak Ion~
tajadi bila seseorang mendelegssibn hak.
partisipasinya kepada pitmk lain, seperti daJun pengambilan kepumsan dala.m siitem politik perwalcilan-
lan~g
Dalam lconttks partisipasi tidak
ini, diharapkan walcil atau penerima delegasi hak partsipa.~i
mampu memperj ll3llikan
kepeotinilJl serta melindunei hak--hak dari
pibalc yang memberikan hak pelW&kilannya dengan tujuan agar para penerima hak partisiptii mampn mengambil bagian dalam pengambilan keputusan yang lcbih tinggi 3. Pmggolo11g•11
twlouarta
plldfl
knerlllco11
4""1M
prwes
pembonglllflJ/I.
Terdiri dalam 6 (eum) tabapan prosesllangkah yana meliputi:
perumusan tujuan, peoelitian.. persiapan rencana, penerimaan rencana. pclaksanaan dan penilaian. Individu atau seseorang bila dapat mengikutillerUbeI dalaJn selurub tahapan proses baik secara langsung
61
maupun tidak lanpune
malca disebut munpu berportisipasi secara
lengbp, sedangkan bila tidak 12rlibat dalam selunih tahapan tersebut maka seseorang banya be!partisipasi seb&gian. 4. Penggok>ngan benl'1Urklul pllda liltg~lllt ofgMlsosl.
Dlbedabn dalaln panklpasl yang terorgaalsasi da11 tidal terorganisasi. Panis/past ruorganisa&I terben1Uk bila dikeoibimgbn suata wuktur organisasi dai1 sepe11111gl(at mcngakomodasikM
!ata
kecja yang mampu
hak--hak berpartisipasi. Sebaliknya, partisipasi
tidak terorgania
biasanya dalam keadaan lelpaksa. Akan tetap~ partisipesi tidak
terorganisasi akan menjadi partisipasi terorganisasi bila kegiatau partisipatif
tersellut
dilakukan
berulane--ulane,
dimana
untuk
kelancarannya .alchimya mcmerlukan pengorgmisa.<>i.an.
.s.
Penaoh>lfJlo1t 6mlil6tuta11 puJa lntemlw dan.fre"llDISI At!flllllUI. Partisipasi it1lensif tccjadi bib. dldalamnya terdapal aktifitas
partisip&Si yang tinggi, sedaogbn p011isipasi ekslemif akan tcrjodi bila l'apat atau pemmuan dilabanabn ~
tidak tetotur don dalarn
interval waktu yang terlalu panjane. 6. Penggo/o11g11n beTdlWll'kllll plllla Ufl/llwp llplllJln U,Jalmt.
Digoloogkan dalam partisipasi terbaw clan tidak rerbatu. Porti$/pasl rldaA. lerbuJu.y bila selunih kekualall yang mc:mpenpruhi suatu kelompok masyarabt atau komunitas tmentu dapat diawasi oleh masyaralat
ciao dijadikan sesanm kegiotan
)'Dilg
membutuhkan
62
penisipesi llll&iota komunitas 1=rebut.
SedancJ®l purfiaipu.ri terbalu.r
altan k:lj..di bil• llllny• sc:bagian aktifi...., lllau k.egiatan soslal, politik, administrasi dan linglrungan
fisik yaog dapat dipe~i mclalui
kegiatan plrti•ipati f.
7. P~'W6"/,,..,,,_..,,,..,,,...
ef~ldlfltu.
Dapat dilwl•bn dalaln partisipasi eftlctif dan pertisipesi tidak
efcktif. Portisipa.si ~ktif 8dllah lu:eiallln partisipasi yang menghasilkan perwujudan tujuan )'*'g diusahakan
melalui llktifllaS panisipasi.
Sedangkan panf.slposi tidal efU.tif ~rjadi bila tidak satupun atau sejumlah kecil saja dari IUjllBI! alctifttas pan:isipasl yang direncanakan
terw\li ud rMlalul kcaia11&1 partisipetit l
P~,.,.o/o!lpll k~
pllM 1t11nU pe/llkr1yMg terllHI.
Mcmbed•kM ~ partisipatif. bisa QUota
siapa yang cerlibet daWn aliifiw kegiatan masyaiVat seicntpat, pegawai pemerintlh,
orang luar aiaupun wakil-Uil masyanabt terpilih.
~,..,.,.""";,;pas;.
'· l'r~
Hal ini terbit pad& ~
maylllkut
)'&Di
~i
atau p~k-piWttek. benxgauisasi sub-yak pembaJiiuoao
lokalitas
ynog
encl il>lrtbn rnasyuakat itu seediri dalam kcgiatan pembllogunan dan percncaNWI
.sosial ran& l1lellliliki tujU1111 "UtamA untuk mcnyesuaik.an
lerhadap kebuluban yang diruakiln dan meinbllllt program lebih efektif. serta Jcaidah sosial
>'lllli bemi,j111111 momindahkao hubunsan kelruasaan
dao. pencapaian terhadap swnber daya yang ada.
63
2.2.S Wujsd Pumipui Mm)•nikat Masyarakat dapat bcfperti$ipasi ddun pembengunan mulai dari proses
pembanJunan
terse but
(Slamet, 1993 dalam Suryuto, 2003:35). Sedanglcan "ujud ~u
bentuk
percncanaan
sampei peda tahaput operasional ti.siI
partisipesi masyanibl, menwut Keldl Davis (dalacn Sesttopoctro, 1988: 16) dapat berkontribusi dalam berrtulc: a. konsultasi, biasanya dalam bentuk jasa.
b. sumbangan ponan dalam benluk uang dan baning. e, mendirikm pro~k yang si&lnya berdibrl tetapi donornya dari pibak ketiga..
d. mendirilc.an proytl yang sife111ya bentikari serta dihiayai sendiri
e. sumbanaan dalam bentuk tena.ga kerja. f. aksi massa. g. mengadehn pembangURlll di l:alanpn teluarp. h. membeoiun proyek masyarllcat y11n1 sifatnya otonomi.
Dalam kontelcs meogutamalcan ~
hari.
pe1m1
kesediaan
pengelolun praserana, perti~ipesi masyarabt lebih
daA bukan 118$jf akhir. Babitaa dengnn kcbidupan sehari-
serta dapat di lalrukan oleb pihak lain daCI )Dbib mmneotinp:an aspck
atau kerelaan masyarakat
itu sendiri (Schwnbe)ct",
1996:32).
l'erwujudan a1au bcntuk pvtisipai dalMi pengelolaaa prasanna clalaln bclba11&i
parulanpn
dap11 dilaotegorikan dalmn 2 (dua) ben1nlc loonlribwi, yaitu:
a. bentuk 5UI!lbao&ao be!llps material, uang, lenaga dan pikiJall.
b. berituk kc:giaten. yaitu paitisipllsi yang dilakukan
!leCara
bersarna-sllma
64
atau acndil'Hicnditi
di linglcmlgan tcmpll tinggal 1118Sinf-1118Si°' clan
peransena yang dikeijakan sendiri oleh masyarakat atau disenihkan peda pihak lain. Solain itu bentuk peran sorta dape dilibat dari intensitas dan lTekuensi kegiatan serta derajat kesukarelaan ~
melakukan l.egiatan
partisipatif secara bersa111t1.
2.2.6 Efcldifitu daa Tinpat ~
MuyiirUat
Unhik mengetBhui sejauh mana !)£ran partidpa.~i maocyarabt dalam mencapai 1Ujuan bersama yang diioginkan dipetlukan suabJ tolok ulwrflingkatan eti:ktifims dari partisipasi itu sendiri. Etektifitas menUM Dlucker, 1974 (dalam Suryamo, 2003 :40) yaitu suatu tingkataii yang sesuai antara keluaran empiris suatu sistem denpn keluaran (o~
)'81\i dihaiapkan.
Efoktiliw bcrbilan entt deDJ:lllll k.egiallln untuk bek.erja ~ untuk te~inya
btnac
hasil yq lcbih baik sesuai tujuan yangdicanangka11. Da1mn
detinisi yMg leb.i.b bebas efektil:As dapat diartibn sebagai suatu upa)'ll untuk
meneapai tujuan secara koosisten dengan memanfiwbn
dan menscunakan
segeoap prasarana clan sumberdaya yang tersedia.
MenlD'llt Rulanana (1993:214) ada beberapa alasan efektifitas ciao efisien~i mao/
a. Panisi~i masyarakal memberikan kootril!usi pada pcmanfuatm sumberdaya deflgan sebaik-baiknya. b. Pllltisipasi masyarakat membuka kcmwigkinan keputusan yang diambil
65
bcrdasatkaa l:ebutuhan ny11ta, prioritas dan
mnampuan masyarakat.
I Jal
ini aiuJrt meoghuilkan ranamgan reacana program clan kebijaksanaan yang
san&at
rcalistis, scJain itu jup
mempeibesur kemungkinan
masyarakac bersedia din mampu menyumbangkan sumberdaya yang dimililcinya sepcrti
wins clan lcnap baai
pelal-saman, operasional dan
pemelibazammya. c. Parti.sipesi masyaralmt menjamin penerimaan dan apresiasi yang lebih besar terbadap SIJ8tU yang dil>angun, baik tasilitas sosial Iainnya.
H.t ini abn
prllSllJ8lla
umwn. nnnah dan
meranesanc pc:melihataan
yang
lebih bail dan memberibn kdlazisgaan yang lebih.
Masyarahlt dalam bapenisiptti
dapat dibedakan dalam beberapa
tingkatan. Menurut Amstein. 19'69 (dalam Panudju 1999:69-76) membagi jmjang pertisipasi masyarakal terbadap pwpam pcmbangunan yang di laksanakan oleh pemerirttah dalaln 8 (delapan) jenjang 8Jiak tangga partlsipasi yang sangai terkenal dilllJIDll merulasarkan pada dimibusi td< ue•aan, yaitu sebagai berikut: I. Citiu• Clllltrol Publik dapat beipartisipesi di daWn dan me.ngendalikan sc lunah proses pengambilan keputusan. untuk
meneatur
Pada tingh•M ini masyarakat memiliki ketuatan
pro~
at.au kekmbaeaan
kepentingannya. Masyanbtmempunyai negoisiasi denpn
pihalc~
lur
yane
berlcaitan dengan
kewenangan dan dapat mengaclalr.an yang hcndalr melakulcan reruhahsn.
Usaha bcmma warga pada tingbtan ini dapitt lanpung belhubungan dengan
sumber dana untuk mendapatkim bantmJt
tanpa melalui pihak
ketip.
J. Delqawl hwer Pads tingkabn ini masyarakat dibcri limpahan kcwcnangan Ul!tUk membuat
keputuSM ~
reJlC4IUI
at.au proeram tertentu. Untulc menyelesaikan
pennasalaban yang timbul dalam masyarakat, pemerintah harus mengadakan negoisasi dengan masyankat tempi tidak dapat memberilmn tekanan dari atas, Masyarakat dimungkinkan mempmiyai ting.bl
lenda!j
atas kepuln."8Jl-
keputusan pemerinlah.
J. Ptuttutsfllp PUblik beitiak berundi112 denpn penpmbil
leputusan (pemerilllah), atss
kesepakatan bersama kek:uasaan dllagi anwa masyarakat dengan pemerintah. UDlllk iru, diambil kesepakatan wmik. perencanaan, pc:ngendalian
wilts membasi
keputusan,
pe11y1.1swta.11
tansaungjawab dalarn kebijaksanaan
semi
pemecahan masaJah yanJ dihadapi. 4. P'-""11 Pemegang keklWllll (pemerintab) perlu menwtjuk sejwnlah Olallg dari baj:ian masyarakat yang dipengaruhi uutuk meojadi anggota watu badan publik, dimana mereka mempunyai akses terteolll pada -proses pengambilan keputusan. Walaupun dalam pelaksanaaDll)'a usuan masyarabt tetap diperhatikan, karena karena lredudukan relatif midah dan jumlalmya lebib sedikit dibandinekan 8/lggota dari pemeri11tah maka
tidak mampu memJ)eDgaruh.i ke1111tusan.
S. Cotuultatibn Masyauak.et tidal: hanya diberitahu tetapi juga diundang untuk berbagi pendapei, mcskipun tidal ada jamirum bahwa pendapat yang dikml"hkan
67
alain menjadi pertimbanpn
dalam pcnp11bilan keputusan. Metodc yang
sering digunakan adalah amtode _, masyaralcat
otaUJ)\ltl
denpi
&tau
surw:i tcntang arah pikiran
neighbt>llrhood meeting
ala11
pe:nemuan
lingkungan masyarakat daa plSblic hearing atau dengar pendapat dengan masyankal. '- lnftmffiJlg Pemepllf kekuasaen hanya IDm1berilcan informasi kepada masyarakat lelbit
proposal kegiaLV'I, masyaralat 1idak dibc:rdayabn untuk mempenearuhi basil. lnformasi dapat beruJ)a bak, mgmgjawab dan betbagai pilihan, tel8J)i tidak ada umpan bll ik atau ketual811 1ll'ICllK negoisasi dari masyarakaL
lnfurmasi
diberilwl pada !ahapan akhir pcienc:allJll!I dan m.asyarakat banya memiliki
sedikit ~p.stan
unluk mcmpcnguuhirencaaa yang telab disusun.
7. Tlturlpy Pemcgang kek1waatl
memberikan a'-1
propoaal dengan be.punt-pura
melibetkan masyamkat. Mes!Qpm terlihat b&n)'llk terlibat dalam kegiatm, tetapi tujuannya lebih pada mengul>ahpola pi!Ur masyarakat daripada untllk mendapatkan masubn dari masyanbt itu sendiri. &. MalplllatUJ11
M erupakan tingk!!TI!n partisipasi yq
palint rendah. dimana masyarakal
hanya dipakai namana saja. Kcgiatao Wltuk melakukan manipulasi intonnasi untuk meml)eroleh dukungan pabfik dan rncnjanjikan keadam yq lebih bail: mesklpun tldak akan pemah terjadi.
68
Dari tipologi yang diajukan oleh Amstein secara ringkas clan gratis dapat dijelaskan dalarn Gambar 2.5. Tipologi Amstein dikelompokkan dalam 3 (tiga) kelompok besar, yaitu:
t.
Tidak ada partisipasi sama sekali atau non participation, yang meliputi manipulation clan therapy.
2.
Partisipasi masyarakat dalam bentuk tinggal menerima beberapa ketentuan atau degrees of tokenism, yang meliputi informing, consultation dan placation.
3.
Partisipasi masyarakat dalam bentuk mempunyai kekuasaan atau degrees of citizen power, meliputi partnership, delegated power dan citizen power.
8
Citizen Control
7
Delegated Power
6
Partnership
5
Placation
4
Consultation
3
Informing
2
Tb.erapy
L1
Degrees of Otizell Power
Deg·rees of Tokenism
Maoieulation
Non Participation
Sumber.Arnstein dalam Panudju; 1999, diolahpeneliti 2007
GAMBAR2.5 TIPOLOGI TINGKA T PARTISIPASI MASYARAKAT MENURUT ARNSTEIN Mougbtin (1992:68) juga mengemukakan suatu cara memabami dan mengevaluasi suatu partisipasi masyarakat dengan menyusun Skala Analisa
69
Partisipasi Masyarakat
(Analytical Scale of Participation) yang menggabungkan
jenjang partisipasi masyarakat
menurut Arnstein. teknik partisipasi
yang
dilakukan, pengambilan keputusan, unit spasialnya serta bentuk perencanaan yang dihasilkan oleh proses partisipasi yang berlangsung. Skala Analisa Partisipasi Masyarakat dapat digambarkan sebagai berikut:
TABELII.1 SKALA ANALISA PARTISIPASI MASYARAKAT Teknlk Partis! I Adminislrasi Mas crakat Kemandirian Pemb unan
Unit rakat Pelimpahan kekuasa<11
Pereocanaan dan perancang
Bentuk Perencanaan I
Kemitraan
!"&;
"*~
cu .a=
~ii
p
Penenlraman
Ruangan
AnaiXi ·u;
sc
Rumah
i
Jalan
Bukan
perencanaan
E us
~'ic.
Rencanainduk
I
Konsultasi
Pennohonal
..c:
g> ~
m ·ar ... Q)
0
lnfumlasi
C:
cu
~ ~ .!?
Q) .)c;
~ ~ ~ ~
·u; ~!!!
Kawasan
~ Q)
'1:l
Kotakecil
Rencana inkrimental
a
Manipulasi
c
~·:J• m
Pemerinlahan totaliter
Pengamatan sekilasYMQ bercampur
I co
~Cl)CI)
'.S..c:
~& :J
~
i cu 16 Q.
Rencana struktur
Jc
Rencana induk
0
Wtlayah
N aa
ii~.e
fij~~
Kolabesar Terapi
l ~
Lingkungan
fj ecu
~ c
«i
·c
~~ 0 Q.
c:
-~
Sumber:Moughtin, 1992
Sedangkan untuk mengukur tingkat partisipasi dapat dilakukan dengan mengukur tingkat partisipasi individu atau keterlibatan dalam kegiatan bersama yang dapat diuk:ur dengan skala yang dikemuk:akan oleh Chapin dan Godhamer (dalam Slamet, 1994:82-89). Chapin mengungkapkan skala partisipasi dapat diperoleh dengan menilai terbadap kriteria tingkat partisipasi sosial berdasarkan aspek:
71>
a. ~
dalam orpnisasi a1au
._.,.IP' sosial
b. Kehadiran dalam pertellUlall.
c. Kerelaan atau kesed iun dalam membayar iinn atau sumbanpn. d. KeanggoWm dalam kepengurusan. e. Kedudukan
anuota tli ~
keponpusan.
Peaenruan penilailo liDgkal pllltisipasi juga dikemukabm oleb Godhamer benlasarkan vatiabel yaim: a. J umlah asosiasl yang diikuti. b. Frekuensi kebadiran.
c. J wnlah asosiasi dimaoa iodiYidu memangku jabatan. d. Lama meitjadi angota daJam kCJlCllilllllSaD. Dali penentuan peniWan skala tingkat partisipasi individu dapat
dapat diukur betdasukan aspek:
a. Frelruensi kehadiran ~ b. Keaktifan
kclompot dalam pertermen.
angg<JCa kelompok
daWn
diskusi dalain
pembahasaan
pemwalahan dalam pert:muaD )'8!li dilaksanakan. C.
Kelerlibaran aDggolll daJam kegia!an fisik..
d. Kesediaan memberikan iuran rutin
aiau
!IUl!lbapn dalam bentuk 1111118
yang telah diteiapkan berwna.
1.2.7 Faldor lnterul YI.Ill Mc•pc•ICl!•ni Pvttslpul Mailyarakat
masylll'Uat. Faktor-faldor itu lllltllJa Liin adatah jenis hlamin, usia, linpai
pengetahuan/pendidikan, tingka1 pcndOJ•'nn dan maia pcncahari81l (Slamet, dalam Sw:iari 2006).
71
1. k11is Kelalnin
oleh pria dan wanita dalain pembanguo1111
Panisipasi yang di~
berbeda bentuk dan tinpnmmeyn.
Hal ini disebabkan oleb adanya sistem
pelapisan sosial yang ta beutuk daWn masyarakat sendiri, dimana masih membedakan
deraj•
dan Jcedrwilitan
lllltanl
pria dan wanilB (8ende,.)_
Perbedaan ini otomaris abn menimln 1 lhn perbedaan-perbedaan hak dan kewajiban anwa pria dan wanita..
1. Us/a Perbedaan usia jap
mnoi""Puhi
fuP
partisipasi msayarakal.
Daiarn mas)'313kat i=rdapet perbedaal1 kedvdukan dan derajat aw senlorlw.,
sehinaaa memunculkan aoJonpn
tua
dan eolonpn mllda yaiie renrunya
bcrballi Waliun can meny&!urbn peoJ.pal dim proses p::npnbilllll lu:pulWlln.
J.
1'111,ut~~ Tingkat peng~lJBn juga 9tpt
mcmpcnpruhi tingkacan partisposi
masyaraka.t. Maiurut Y ulianti dal&m Sucillli (2006), menyatakan bahwa salah satu .lairakteristik partisan dalam pembanguoan partisipatif adalah tingkat pen~idikan masyarakat
tcntana
usaha-usaha
diberi kan masyarabt dalam parobangunan. Saleh tillikat pend idikan. Semakin
tinai tingkat
saw
partisipasi )'81!i
indikatomya adalah
pendidikan telltllllya mempuoyai
pengetal]Ull11 yang lebih Juas b::!rlaug pembangunan clan bentuk serta eara
partisipasiYUi& abD diberikan. 4. ~
PmgluisilaJr
Tin~
penahasilan jup
mempenpruhi partisipasi 111asyacakat.
72
Menurut Banos dalaJn Suciati (2006) behwa penduduk )'lllli: lebih kaya kebanyakan membayar pcngeluaran tunai Will jarang melakuloln lrerja fisik sendiri, Sementanl
masyanialt denpi
pcnibasilao lr.ccil
c:enderuna
memberikon ttmapnya scbegai bcntuk pllltisipasinya. J. M• l"eltallu1rill• Mata pencaharian ini berbitm dengan tingbt pen~ilan Dcnp
sesoorang.
demikian dapat diblakan bahwa mata pencaharian jup terbit
langsung dengan portisipasi masyarokat dalam pembaagunan.
Hal ini
d~babl<M kaf'eftll peke!jaan alaut mcmpenpruhi ierhadap waklu
lusna
sescoroig untuk terlibat dt.lam pcmbuigunan. misaln~ dalarn menahadiri pertemuan. lr.erja betti dan sebapinya.
1.3
11aJ•uan
Pu1lsipui Muyardat Dalam Pe•celolua l'nal'IUI•
l.3.1 Tinjanurr..na
Peoirertiaa
u ...... .,, l'enllakima•
pnsarana menurut UU Nomor 4 Tabun 1992 Uftlm1& Penimahan
dan ~llk.iman adalah kelmgkapan clasm fisik suatu lingkung;m, kawasan Ir.Ola alau wilayah (™& spmsial). H•kd
ll1llll1L
Fasilitas urnum dan pelayanan umwn
r-iJy foci/ii~.. (JltcJ sel'l'icu) sdalah berbepi benwlc ban&UJIBfl tot1pe111u de.lam meniugkatkan ~
fisilr. yane
!Uldl.t lingk1D1gan bunian (Jones, 1991
dalain Gunawan, 2006:27) l'rasllrana J~
memunaJtinbm lillppo
merupebn k=lengkapan dasar fisik lingkungan yang dapel beifun&>i ~
rlklltinya. Lebib jelamya
73
pnmnma
lin&kunpn
atw ~
dull yq
Ullana
b&si
berfunpinya SWdu
lillgkllllgllll pcmtukimm adalah jariapl jalan ...wk mobili!aSOIUg clan aogkulan baraq, menccaah perambmn kl:be\111•1 sert11 umuk meaciplakan
ruaoe
dan
banguoan }'llllg TeratUt, jaringao air bcrsih, jaringam saluran pembuangan air limbah daa tempal pembuanpi sunpah 1111111k Pmafan lin&)wnczm, Slll'lll jarin~ salunm
airhujan un1Uk pematusal\ (draintie}dan pmccgahall banjir selt:iupal. Fuap prasarana adlllah lDllllk mdayani dan
mendcrona ~
lingkungan pennuki.man dan lingbmpn usaha yane optimal seSllli dc:ngan fungsinya. Upaya niernped:laiki dan mer.ffe•hmilli<"' fiD&lantp1 mc:mbutmkan 'keseimbanpn
anwa
tingbt pelayaoan yang iogin diwujudbn dengan tingkat kebuluhan dart
masyarakal ~
dan pemanfaat pramana dalam suatu wila)iablkawasan pada
swalu wllktu tertmtu, keseimbangam diantma kedua hal tersebut alaui meoguplimdan pemakaiaan sumbec di!ya Y311i 11etbetas (Diwicyo, 1996: I). Dari pa-.get tian di -. kelenibPm
bahwa pras.vana lingkup!IB'l mcmpak:an
dasar tisik linelrunaan dimllna b>!x1i.si dan kiDerjaoya akan berpeniJIJUb
pada kelancarm aktifitas dari ~ Sementa'a itu upaya pert)aikao ~ lceseimhangan aowa penyediaan pni
sebagai penggma alaU pemaofaat prasarana.
dapet d;lab1bm deopn
me!\iap
ne dcngan lreburuhan ma~
Dalmn cakupan YlUli lebil Juas. daJam pmpdaannya prasarana harus mengacu pada kebutuhan Win pcr'•anl enpn kawasan den kola. Upaya penyiapln pnsanna mcmp.myai nQWlll IUl1llra lain )Siai: (a) mewujudkan pemlllln&IJnan lcOOl
yang selmbang daWn pemenulMln ket••••w1 dasar (baste nud); (b) mewujudkan pemben¥WJ311 kola
secani ~
dmpi
memanfaatkan ~
lwia; (c)
74
tm:ipcanya pcmbanpwt kota ~
beswawawi linppn;
(d) tawqjudtcya
pc:mhangunankota yang 'bctkelanjuaan(Gunawan, 2006:30). Dari jeni&-jalis pras1Uana di alas, maka prasmma telekamllllibsi, limik,
air bersib, sistem perpipaan clan air limbah sislem pengolahan rerpusar, biasanya oleh inSlllmi Pemerintah atrw badml pooeelcla khums lcarena
dikelola I~
mcmbubihbn ceknologi tiAggi dan biaya yug besar, Dan meogenai piasaiana air her.sih noo perpipaan sefla air limbah s&eni pen£Olalm setempat, bia.gmya dikelola
oleh warga seen individu untuk memenuhi kebutuhannya sendiri-sendiri.
2.3.2 Pe.gelolua Pnsarana Oleli Maayarakat Peogelubwt ~
ukh masyalllbl pllda dasamya ~
upaya
pcmbagian peran ciao WlgguDf! jawab (role .sharing> segcnap .sukllOldeT
pembanpnan
amara pcmcrilltab, swasta clan nwyarabt.
Kcmampuan
masyarakal dalam mengelola prasarana didorong dengan kemamp11a11 internal
masyarakat
itu sendiri da1arn meniCllftllisasi
diriP)'ll sehill&P mem)IWIY8i
kemampuan mamjemen yang memadai sebingga dapat berperao dalam peneelolaan l'flL'1111'1l'llll Y8"i ada di llf:killlmya
Secant
teori,
keiku1Sel'laan
atau
panisi~i
masyar1lkat
dapat
dikelompoklwl dalaln beberapa tinabtan. dimana keku818n/kekllasaan warp
mesyarakat terlihat dalam skalaltingkat partisipasi (degree of cirizen pqwer) yang tmliri dari 3 (tip) kelompok tiqlawln, yaitu konlrollllllS)'lllllkat (citizen power), pelirnpahan lu:.kuasaan (tA:lf:guiedpowu) dan kemitraall (pf»'tRenhlp) (Oetcmo,
1994 dalam Gunawan, 2006:28)
75
Penaelolaan pc!AyamA prasarana secara sederliana dapat dipandang scbagai proses mCflCf\15 daJam ~
dan pemelilwaan
lerbadap
prmaram YID& tel&h dihanitm (Sdwbekr, 1996:32). Kegi11tan mosyarakat yang relevan dengan pengq>er3Sian dan pemeliharaan ini adalllh peniwatan dan pengemllanpn
prasarana yq
telah dihangun dalam ra11ib menjamin fungsi
a.tau operasiOOAlisasi p111S8l'3ll& terSebllt Hal yane harus diperbabbn
meourut Sehubeler, 1996 dari partisipasi
masyatakat dalam pengelolaan prasarana lldalah: a. Partisipasi tidak terbatas pa11a ~
pemhllneunan saja tetapi
tennasut
berbegal aktititas kebidupan scbari-llari di luar komeks proyek yang
bersqkul!ln. b. Partisipa:;i Iml:l)'illllkal dalain pc:ngclolWlll
pnisanna
Jebih merupabn
proses, tidak menautmmbo produk{olllplll. e,
Masyamlcat yans betpartisil)llS tidak tcrbatas peda pcnduduk !letempat tetapi dapat pula pihal:--pihak luar
}'Bili
menamh perhatian dalain
pengelolaan ten;ebut. d. Partisipasi dalmll penaelolaan pelayallM prasarana didasarlcan pada kc!lediaan hubmtgan antara kelompok. aktor atan !tiaU.holder. Partisipasi
masyarakat
d&l8m peneek>Jaan
ptaSal1lll8
merupakan
l.:eterlibatan rnasyarakat dalain k:egiatan yang mempcogaruhi lwalilas clan kelancatan pelayanan
prasaruia
ih 3CDdiri. Upaya )allg dapat di..lalNkan dapat
ba1lp& peni.waun dan pengembailgan fisik pnsuana yang tolah dibangun untuk mel]jamin keberWtjutan
funasi
prasat™
datmJi rmpa mendukung aktifiw clan
76
peri kehidupan masyarakat itu sendiri. Dari penprian di alas scauai dengan Silas, 1983:304 bahwa pengelolaan
pnisarana
oleh masyarakat adalah kegiatan
mas)'lU&kat 11ntuk merawat dnn mensembanakan
pmsanma yani tcilah dibansun
guna metljamin keberlanjutan fungsinya sehingp telap mampu mendukung abifitas Yana dilayaainya. Sedangkan menurut Mc.Common (dalaJn UNICEF, 1999) ciri yang menoqjol dari peneelolaan oleh mM)'arakal adalah sifat penaambilan keputusan
dall
tane&ung jawab
lokal untuk mellllsanakan keputusan t.ersebut. Syarat bagi
pe•lol8an oleh m~)'3takat adalah adanya kmtauan untuk memperbaikikondisi
yang ada, infomwi, teknologi yang SCSllal serta kemanplWl sumberdaya. Harus terdapet kerancka kebijakan memberikan peluaoa dan adanya dukunpn dcstmlal
baik dari pemc:rinlah lllaLI li:mbagia Partisipasi daWn kooteb
swllSlll.
pcn1clolaan prasawia air minum beYbasis
masyarakat
sang:at relevan untuk dUabanalcan.
kebediuilan
dan keberlal\iutan sarana dan kqunaan
Sela.in kaifarulya dengan
efek~ pemb&npnan air
minum berbasis masyarakat secara nyata mamp11 meninsJcatkan kesejahtera.an. Pem~
air minum belbasis masyarabt mencmpatkan nwyarabt pada
posisi sientral dalam pmi;es pemhanJPlnan. Dalam pendelcamn ini masyambt be!pCl1lll sebeaai
penpmbil kepulusan sejak pen:ncanaan.
pem~811,
pemantauan dan pemelibaraannya. Penempabm masyanibt pada posisl ini
mempvnyai pcn&8fllh pada aspelc psikolo!Ps yaAJ! luar biasa, dimana mereka merasa memililci semua proses dan sanma yang dibengunnya. Konsekuenslnya, meteka ju&a ilcut mendulcwti sepemih hali den&40 apa yang dimilikinya ba.ik
77
tcnap maup1111 materi ( 11811&).
Pembangunan air minum berbasis masyuakat menempatlwl masyarakat pada posisi yon& sama,
tanpi
membedekon kaya miskin, je.llis kelamin, suku,
afiliasi politik, dan sebagainya. Semua warga masyarakat dalam posisi selllra
sehinap bisa dihinda!kan dari pcnyimpangan peruntubn sehinua
orang
miskinpun akan mempunyai alcses teritadap prasarana. Di masa lalu, masyarakat miskin yan& mendominasi masyaralcat pedesaan Ylllli semestinya
metliadi
fokus
program pembangunan malah teiabaibn.
l.4 ThJ••an Pofltllka Slstem Pell)'ediau Air Benib Pedesun l.4.1 Primip Dasu Peayedlaan Air .Benib. Peclesaaa Kondisi daerab pedesaao sampai kota sedani> temtama di ~pra sedan& berkembang, dalam mcnyediolmn fasililAs penyediomi air bersih bcrbedo dengan kota besar. Jwnlah penduduk di wilayah pedesaan umUJM)'I' yan& dilayani relatif
sedildt dan pemukiman
teipencar
serta bed:cpedatan rendah, sehingga biaya
peneadaan (kapial) per jiwa meqjadi tineei (lebih tinaai dari daripada di perkoman, unrulc lcapa.~ita.~ yang sama, ~umber yang sarna dan jarak dari sumber Ire daerah pelayanan yang sama pula). Dillllnbab
Iaei mengeeai penpdaen tenap.
material dan pendukung pengclolaan. yang belum sepenUllnya ~ia. Daerah pedesaan alaivites perelronomian masih berkisar pad.\ sektor
penanian, settingga penyediaan air be~ih di daerah ini belum dapai dikelola secara mandiri, IDltuk balicas tcknoloiP Yan& sana denpn di pertozaan. Namun ckmikian, penycdiaan air bersih di pcdesaan sampai kota sedang (bcnmna-sama
78
denpi
peneembanpn sosial ckonomi) dapat mcnahan l'liu urbanisas~ untuk
temp membangun dacrah actempaL Peoahanan Jaju urbanisasi bukan disdlabbn
penyediaan air bersih secara Janasun~ tetapi oleh peningkatan sosial ekonomi. Kebutuhan air bersih IUltuk pede$8llll yang dominan untuk pemeouhan kebutuban domcstik m•dwn
dasar umma pelhiwngan dan desain sistem
pelayallllll suatu provider penyedia jasa pelayaoan air bttsih, dalam hal ini POAM.
Kemampuan kcuanpn dan kesediaan untuk membayar dari masyaiakat pedesaan yang sebagian besar tidak mempunyai pengbasilan tetap dan tennasuk masyarabt miskin. menjadikan jqkauan
pelayarum air bersih oleh PDAM di pedesaan
meajadi kian ierba!as. Tenlapei kendala struktur tarif dan bentuk peni:ek>laan sehilliP masyarakat pedesaan dan masyarakat miskio tidal teljangkau layanan air minum dari pcrusahaan., den&an
a.
antara lain
sebaci bcrilwt:
bia)'a sambungan torlaha tinggi dmi pembayaran sekaligus di depan
menpalan,i b.
berba&ai alasan
.(lCllduduk miskin untuk berlanUJUlan;
air yang tersedia tidalc selamanya mencukupi kebutuhan dan prioritas otmna yan& tidak mendapa1lan la)11IUlll adalah penduduk miskin;
c.
struktur tarif dan rendahnya
lOOSU111si air penduduk
miskin
meneakibatkan perusahaan air minum tidak tertarik melayani penduduk miskin; d.
jika penduduk bertempat di pcnnukiman liar maka otomatis mereka
lithik mcnd•P"'"*n layanan. (Percik, April 2006:36)
79
.Ketidakberdsyaan
!Uatu
providv
air minwn untuk mettjangbu
pela)'Mall pedesaan, m..., t.u.t sebagian masyankat harus mengusahabn sendiri
pemenuhan kebmuhan air bersibeya. Di sisi lain pausahaan air m in11111
senna
minim pengetahuann)'&tertwlap peoduduk miskin sehingga:
a.
tinp
layaoan 1idali: !leSWli de!\pll kcbutuhan dan lebih men~
standar tdcnis yaq sering tidak tetiangbu;
b.
sistem peinbayuan tcp&t waktu
tidak !JCSllAi deneao bentuk penerimaan
penduduk miskin yan2 lidak lieT3U:
c.
tidak terjadi lcomunikasi yq
baik 11111an1 pcrusahMn air minum din
penduduk misk:in.
Pada tina)
pentilli- Dao sebclum keadaan
penja,uo keaebatan muyarakac. penyedian air
bcrsih pedesaan harus tctap dipedtilmpan. Canny• adalah deoeaa teknoloai sesual kemarnpuan surnber
dtya
Sdempll
(WHO-IRC,
1981
dalmn
ManaJtoedilwqjo, 19SS). Secara meodasar, pcugewben111n pro>'Ck air bersih untuk
oedcSBllR tidak
berbeda den&an di perkoaan. Perbedaan lllmpllk dalem aplikasi tekDoloei, dimana Wltuk pedesaan lebih dititikberatbn pada perbaibn tdnolDgi l1lldisional secara hati-!Wi dan benahap ~. 198S). Sistl:!n pr.nycdiaan air betstn pedesaan dapat dilalallcan dengao mcngelola ~-sumbcrair yang IKla.. Sumber air dapat berupe
JllllQI
air, air tmah dalam, air t111111h dau&bl, sun&ai, danau,
8()
ataupun ait hujan. Masin&-masifta piliban
lllClllJ)llllyai tindak laaj ut yang
dise.sua.ikan dengan lcua.litas air bclai, xhingga clapat dengan layak dan sehat digunalcaa oleh pondw:luk.
Aspek kuantitas dan kon!imUtas ketcrsediaan air tenebut juga harus diperhitunp
sebapi bllrm pertimbenp" perencanaan sistem penpmpulannya.
Dewasa ini, sebagim besar dari pellduduk yang tingpl di daerah pedesaan memperoleb peayediaae air m inumnya dari sum ba air tariah (ground water). Hal
ini disebabbn karma mudah dan an1meya dipcroleh di slam. Sangat mungkin sekal i bahwa untuk waktll-waktu meortmna, air tanah akan meltjlldi sumber penyediaan air yang sangat penling, w
bagi masyarakal pedesaan di seluruh
dunia. SedaJlikan d4lam Ex«ulWe SUmmary Natio.,, Acrioll PIan Bidang Air
Beralh, disebu1kan bahwa aki"bat sosm ekonomi yang semakin meningkat clan sumber air yq
scmakin tcrliala.s, maka ho:nderunpn peo)'Cliiaan air minum di
masa yaog Win daung ebn sc:makin kc anh siSlC!D pcrpipaan (Bappeoas, 2003).
l.4.2 Peaeertian Pedesua Istilah mu seOO!aD •destf• dipabi scrta dikenal di Pulau Jaw;i, Madura,
clan Dali. Di Surnateta Sclalao disebul "-m, di Maluku dluw..dati, di Aceh disebut gampong, di Minahasa dUebut nsanua, dan berbagiU nama lain .sesuai
dengan daerah mama-masill&. Kcsemuanya ini hanyalah perbedaan nama
SCl'l8
istilah saj a, sedangkan maksudnya sam., bahwa yang diseb&Jt desa ialah suatu kesatuan hulwm dimana bertempat
tin&PI
SOllu
masyarak8t yq
berkuasa
mengadakan pemerinlahan sendiri.. Desa IDCl'llpalcan Im pemerinlahan )'llllg
terendah atau palini bawah di nqui kila (Kmohadikoesoemo,
1984 dahun
Anggraini 2006:8). Pendapld lnin menyatakan babwa dcsa adalah
suani
perwujudan ~~
yang ditimbullcan oleh unsur-unsur tisiogratis. sosial, eloonomi, politik, dan kultura~ yaoa ~t
di situ dalain hubllllplleya dan penpruh timbal lielik
dengim daerah-daerah lain (8enitha, 1982). Dllll pertu ditambahkan dari sudut planol<Jei, bahwa J)e"ese•" dicirikan oleh domin~i aktivita.~ penanian, di sampina distribusi
adanya
penduduk
yang
tersebar membr.ntuk
pendukuhan
(Mani!koedihariljo, 1985). Desa rerbentuk berda58lbn insling manusia. Setiap tali ada sejwnlah
manusia beserta anak dan lsninya, maka lazimnya mereka memilih suatu tempat kediamao
bersama,
Bulumlah pembawaan
seotang
lJ1811USia
untuk hidup
menyendiri. Jika ada selelompok IJUl!luN memmpuh hidup lllCn&emhua. malua pada akhimya m~ka akan mcmilih suatu teinpar, dimana mercbl, dalmn
kumpulan yana bes&r acau kecil, memuluskan wttuk tinual sehuna-lamonya, t11NJ1-menunm. Dengan hidup berlwmpul, mereka dapat lebih riDgao memelilwa, mOOilJsahakan, dan mempertahanbn
kepentinaan betsa1u.a.
TiJt&PI bersama
pada sll&IU femJIBI, hia~ya mendekati swnbe# ait. Dimana terdapat sebuah
swnber air yanii besar, oran&-ot'alli berkumpd
unllllc membentuk
sebuah
masyarakat (Kartohadikoesoemo, 1984). Pembqian daerab mettjadi petkotaan clan pedcsaan dapet dilakuk.an dengan pelldelwan jwnlah penduduk. dim'bus~ dan aktivita.mya. Dalaln DMa Warsa Air Bersih Don Penyeh.uao L~unpn
lndonc:m 1981-1990, daaah-
82
dacnh diba&i atas daser jumlab pmd11d11k Tidak teps klasifikasi pcdcsaan,
namun dcngan jumlah peruluduk minimal lm1tlk perkowm sebesar 3.000 jiwa, maka daerah berpenduduk kunmc dari 3.000 jiwa dapat diklasifikasikan sebaeai
pedesaan (Mangkoedih.udjo, I 9SS).
Pencerti&n
lain desa dalain
lJndana-Undana NOl!IOI'
32 Tahun 2004
temang Otonomi Daerah, pengertian desa adalah kesatuan masyarakat hulwm yana memiliki baw~tas
wil.yah, yan& berwenan~ untuk menptur
dan
mengurus kepentinpn masyarakat setoupat. berdasarkan asal-usul dan adat istiadat se1i:lllpal Y80& diakui daa dihonnati dalam sistem .l'c:merinlaban Nepra Kesatua11 Republik Indonesia. 5minglcan pada UU No. 22 Tahun 1999 ICOWlg Pemerlmahan Daerah, dlsebullwl babwa lcawasan perdesaan adalah kawasan )'llllC mempuayai kegiatao utema pertanian, ~11k
denpn
SllSWlA!I
pengelol8'1ll somber da.ya alam,
filn&Si kawwo sd>opi tanpat pennukiman
perdesaan,
pc layanan jasa pemerimahlUI, pclayaean sosial, dan kcgiatan elconomi.
:2.4.3 Kebutullaa Air Benik pcwdndnk Pcdesun
Dalarn menentulcan kebn"ihan air bcJSib di pedesaan, dapat dida.sarkan pada pendelauan tebutuhan pemak•im air, seperti yang terinci dalam Tabel 11.2 berikut:
83
TABELD..2 ANALISA KEBUTUHAN AIR BERSIB PEDESAAN
Kebutuhan
No
Jumlab Konsumsi
(llterrorang.hari) Kebutuhan utama, meliputi:
1
5-10
a. air minum,
2
3
-
-· -
b. air untuk memasak, c. air untuk mencuci piring, bahan makanan, dan lain-lain. Kebutuhan pembersihan, meliputi: a. air wudhu, b. penggunaan kakus/WC, c. air mandi, d. air untuk mencuci pakaian. Kebutuhan Iainnya, meliputi: a. membersihkan rumah, b. industri kecil, c. ~ain-l~in.... . ·-
30--40
10--40
--·-.
45-90
Jumlab
Sumber: Anonim. 1002.a
Sedangkan pada literatur lain disebutkan bahwa kebutuhan air untuk keperluan domestik pada masyarakat
pedesaan di Indonesia rata-rata 60
liter/orang.hari, dengan perincian seperti pada Tabel II.3: TABELII.3 PERKIRAAN KEBUTUHAN AIR BERSm PEDESAAN Pemakaian
Jumlah Konsumsi
(Iiter/erang.hari) )>;
> > )o>)o>-
Minum Masak Mencuci Mandi WC Jumlah
5 5 15
30 5 60
Sumber:Anonim, 2002.b
Jumlah tersebut di atas dapat disesuaikan dengan kebutuhan masingmasing daerah. Selain peruntukan pemakaian air bersih, dalam merencanakan kebutuhan air bersib pedesaan diperlukan juga data-data lain yang dapat
84
mernpen~i
besamya konsmmi penduduk. seperti: ada aiau ti
sejenis yang scdang berlmtpmg pllda dllclllb tcncbut, scrta kebijakan u:riuldap besamya jwnlah cakup.\D air bersib yana akan dircocanakan (Anonim. 2002.b). Selain sambungui rumah, pada daerah pedesaan biasanya diJ)ll.Wlg kran umum a1au hidran umum. Petbandinaan jumlah pendudulc terlayani denpn sambimgan rumah ataupun dengan hidran wnum, dapat dibuat 50:50 aiau S0:20,
denaan kata lain komposisi tcrpntwJ& pada masyarakat yang dilayani .
.2.S Kenqka K•uep Keberiujaun (S'°""11dlllty) Dalam Pembtl11pnan
Pruarau Dengan mempelaj.ari bcrbagai teori dan pem~
tcrkait dongan
konsep daJ1 filosofi panbangunan beikelanjUllln, pengelolaan linglwngan sosial, tuj111111 clan paradiama pembanp1811 teJtin~ serta teori partisi~, malca dapat diajubn
kenmgb
konsep
su.srainability (keberlanjutan),
dalam hal ini
pembanewum prasarana yang dilal<Wl•kan dene&Jl pendekatan partisipati£ Berawal dari keinginan manusia dalain upaya pemenuhan kebutubannya, tenitama kebutuhan dasar (pokok), bilamana nwyarakat tidak mendapatbn
lay41tan yang dirasabn layak. baik secara ekonomi 111311pun kualita.s. maka sesuai denpn
sifat
kebutvhannya,
alamiahnya maka akan baik
secaea
individu
berusaba sendiri untuk memenubi atau
berkelompok.
DaJam
upaya
penycdiaannya bila a:Cllr".s individu dirasabn tidak mampu mab biena pada hckclatnya manusia sebagai makhluk soslal tidak pemah bisa hidup scndiri.
Dimanapun dan kapanpun manusia selalu memcrlukan ketjasame denpn or.uig lain.
Manusia membentuk peogelompokkan sosial (social gn>11pingl
SS
dianiara sesaroanya datm upaya Tl1Clllpel1llllkan hidup d8l1 menaemban&kan kchidupen. sifat manusla sebapi makhluk sosiai maka akan membentuk
suatu
kelompok )'11111 mm1punyai ikawi, oonna tbm prmiata yimg discpaikati bersama. Dalam tahapan selanjuinya, ~
intcraksi sosial yang intensif dalAln
bentult l=jasama 9CS4lai dcoprt Wvdui
yans
hidupnya. Lingkungan sosial yq
serasi demi ke~
serasi
diperlukan oleh seluruh orang dalain kelompoknya. IJntuk mewnjudmnya dipellubn
kcrjasama kolekrif dianlara sesama
anggota. Kerjasama itu dimaltsudkan untuk membuat dan melabanabm
atunm-
aturan yana disepekati bersatn.a old! wvp sebaeai penienda]ian pc:rilaku soaial. A runn-aturan ilu seringkali terwujud dalmn bentuk pranala atau normlH!Orma
sosial
)'lllli
h8Rti dipenlhi olch sdiap angiota kelompok sebapi norma huklllll.
Bila dalaJn lingkup area peonanen yaag [d)ib Illas akan membcntuk lingkungan MaU
pedllkUllaD dan desa Oalam upaya pemcnllMa kd>utnhan dasar, tcrutama yang menyangkut
pnlSlll8M
yana abn dipiaarl ba-tama mab akan diupayakan
secara bersama
pula. U pays pengadaaan prasarana dasat dilalmkan melalui proses pembangunan. Pada dasamya tanuul\iia-b penyediAaG prasarana
dasar dilalculc.an oleh
pemerintah, rnelalui berbegai prognun pembangonan yang teT~i dalaJn sektorsektor.
Beri>api
pasaq surut
sentralistik. menghasilbn
peiideJ<aran
pembanpan
1£J'daludu yana
operasioealiBas mebnisme pembanlPJ[lll!I
yang
kurana aau tidak memperbatikall pt(eusi dan ape yang sebenamya dJ"butubkan
86
oleb awyarakat. Dari peogalaman pendebtan
pembanJunm
nwyarakat dengan tidak khususeya
lll&Sll
lalu dapet dili.bat akibat operas io1111tisasi
yans
Dnn&
betfimP
mcncerminkan
kebutuhan nyam
dan terpeliharanya basil pembangwlan.
dasar pennukirmft. Adanya pcnibahan stii!M pendekatan
pnisuana
pembanguoan pada era global dan hasil pembelajalm dari pengalaman (leswn learned) membawa pe11ill1'Ub pada peadebtan pembangunan dewasa ini. Orientasi
pembanguoan
yang
menemp&ttan peran masyanlkat yq
tidak
mengedepankan
laei
keberlanjutan.
sebapi obyek pem1Ni11&1Jnan
mel'jadi sedemikian penting. Paitisipasi masyarakal dapat diperoleb l>ilmnana terjadi
pemberdayaan
{etlfP(JWm1felfl)
sehiniP
masyankat
mampu
mengidentifikasi, mengaoalisa sena maumuska!I keburuhannya sendiri dalarn upaya
pemubn kualitas
yang herb&sis panisipasi
Pembangunan
keterlibetan penuh pembangWlBll.
hidup.
anuota ~
Bentuk
atau
masyarakaI mensyaratkan
daJarn setiap tah11p da1am mekanisme wujad, tingkman,
dan
filktor-faktor
yang
memJ>enaaruhi masyatllicat daJmn ~pesi harus mampu diidentifikasi dan dianaiisa sebiBgga
dapat dipergun.abn
sebaga i
pendekatan
aniu
model
pembeo,unan partisipatif ya111 sesuai dcnpn kondisi m~·arakat setempet. Nilai sosial,
rtOflllA
dan pranala lokal supt
budaya seU:mpet dalam peOC!apan
bei per an dalam melibat aspel( sosial
pemt.ncunan partisipetif.
Artinya. peran
kontrol sosial oleh masyankat dallun pembangunan dioenninkan dati analis.a pacWipasi nmyuakat te=but.
87
Pembenpnmi
yane berbasis partisipatif diiawali denpn ilbtifibs~
aoalisa dan perumusan masalah sendiri oleh mas.yarabt. karena kondisi masih rendahnya peadidikan
Dalam bebetapa hal
clan penaetahlWI masyamkat,
khususnya masyankat pedesaan maka diperlubn peran pendamping (fiWlitator} untuk metnbantu meqprahkan dan ~pinei
dalam upaya pemberd&yaannya.
Secaia alamiah sebenamya masyamkat mampu uoluk mellgllllalisa seeara mandiri tapi basilnya ak4n meJ1jadi tidak fokus, memerlukan proses dao waktu yane lama
dan rumit serta kendala komunikasi dan !Bia sosial yang ada. K.eterlibatan penuh masyaralcat dalam setiap tahapan rnekanisme pembangunan dapat dilihat dari ~bagai faktor, seperti kesediaan dan kealaifan untuk menpadiri
forum pe111musan masalah, sumbepn
dalam pelaksanaan
serta
d1111111, wiap dan material
upaya operasi dan pemeliharaan ser.elah basil
pemban&wtattdaput dinilmati. Dalam ~
dan pcmeliharaan, khususnya prasara11a yang dipebi
bcrsama, masyambt deilpll kemopa!UUI sosial yonf dimiliki 4bm membentuk switu
"lembagalorganisasi" sebagai pengelolanya.
Dalam lembaga ini juga
meuibentulc suam aturan, nonna, kaidah dan pranata yan~ telah disepakati benama sehingga mampu mengibt anggotanya untulc ptuh dalam melaksaoakan tups opcrasi dan pemeliharaan prasarana.
Kemampun
J)T1ISUa1la,
terutama yang telkait dmgan sumberdaya alam.
dalam hal ini air bersib, telplltune dari jumlah masyarabt
yane dilayani,
ketersediaan sumbcr dan desain/perencanaan yang menyangkut umur teknis dari prasanm.a siscem pellyediaan air bmih teisebut. Suatu siSlem penyediaiut air
88
bersih didesain lllrtara lain bmlasmbn : jum lab penduduk
)'all&
akan dilayan i,
pcrUpibl, umur/-.klu n:nCllDll pchsyianan dm faltor keamllJUIJl lain
lu:butubm
seperti pemakaian jam puncak, pcmakaian hllrian maksimum kebocoraa,
serta
antisipasi
Hal ini bemunya dcQpn llSWllsi babwa s11pply dari sumber air
peeycdialnnya nwnpu meniemenuhi kcbvtuhan rencana sistem pcey00iaan air bersih tersebut Tcrlcait dengan pemakaian sumberclaya alam, tcrutama mata air maka tidak lepas dari upaya perlindungan mata air. Upaya koruiervasi harus diupayakan
a;ar mata air yanc dipllcai sebltpi sumber pcnyediun air bersih dapat 1erjamin lestari dengan jwnbh debit yang memadai. K.eterli'-an nwyuakat daJam upaya
kmuervasi sanpt rnenCTllllkan k~
swnber air bmih.
Kemampuan pra.wana dalam pemenuhan IC'chuluhan !lllrlpl berpengaruh
temadar
tinpatan puri.sijmi masyanlait
dimMa seluruh masyarakat ~
Bila mcnyansJcut kcbutuhan pokok,
roaafaalnya maka iimbul ki:sadaraan yang
siflltnya sukarela. DeQillll kl:baodallnao kinerja prasarana harapan lllllS)'lll1lbt untuk memenuhi kebutuhannya akao lebib mudah dan terjamin k:dangswigannya. K.eMdatan lu:bcrlaaju11111 (s11.11atnabiltty)tertw1ap prasarua akAn dipllhami lebib
mwlah okh masyarakal bila kenerja pra.simoa yang dim iliki oleh lllllS)'arakat itu balk, koptinu dno handal. Lernbllp/orpnimsi
pelJFlola YllDi 1elah dibentok
mcmpunyai tugas untuk merumiukan tWltlllaD dari anggotanya dalam bcnluk a1ulao. main dan Rflcana tindlknya.
IJaWn konteks ~isusi dan pemeliharaan diperluka.n dana
)'1111&
pra.arana, mAka
dipcroleh .i.n iwan, 1eknoloei dalain operasi dan
pemelilwaan, aturan-atwan dalaln kclembapan
yimg
digali dari siseem -ial
budaya setempat serta UJlllY& lconserv8$i bila mcnyangkut swnberdaya alam. Oila semua aspek dapat dipatuhi dae dijalankan oleh organis~
pen&elola maka
keherlanjUlan operas! dan pemeliliaraan suatu prasarana da)l&t terjantin. Dalam konteks yang lebih Ju.as maka. bila dieali dari unsUL'-Ul\Sur di
atas
maka
pembangunan yang dilakukan denpn pendebtan partisipatif e.kan dijamin keberlanjuwmya (auitaiRab/e).
UN v'ERS!TAS DIPONEGORO
UNiVERSITAS OIPONEGORO SEMARANG
LJN!VERS!TAS D!PONEGORO UNlVE'.RS!Tl\S OIPONEGORO UNM~RSITAS OIPONEGORO UN!VERSITAS DIPONEGOAO
OiPONEGORO SEMARf\NG t )N!VEHSfTAS DIPONE:GOROSEMAR.~NG UN'VEHSITAS D!PONEGORO SEM1\RANG UN!\/ERSITAS DIPONEGORO S5'\AARANG UNIVERS!TAS DIPQNFGORO SEMARANG UN!VERS!Tt'\S D!PONEGORO SEMt\RANG UNIVERS!TAS DIPONEGORO SEMARANG UNlVERS!TAS O:PONEGORO SEMARANG UN!VERSITAS DIPONEGORO SEMARi\NG UNfVERS!Tl\S DIPONEGORO SE'\llARANG UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG UN!VERS!TAS DIPONEGOROSEMARANG UNIV~RSITAS DiPONEGORO SEMARANG UN!VERSffAS D!PONEGORO SEMARANG UN!VE.RS!TAS DIPONEGORO SEMARANG UNIVE:RSITAS D!PONEGORO SEMARf\hlG UNlVERSlTAS DIPONEGORO SEMARANG UN!VEf~SITAS D!PONEGORO SEMARANG UNfVERSJTASOIPONEGOAO SEMARANG UNIVERSITAS DiPONEGORO SEMAR.l\NG UNlVEBSITAS DrPONEGORO SEM/l.Al\NG lJNIVERSfTAS OIPONEGORO SEM.A.RANG UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG UNIVl:RSIT.AS DIPONEGORO St:MAR.ANG UNIVERSITAS D!PONEGono SEMARANG UNIVERSITAS D!PONEGOR.O SEMARANG UNIVEASITAS DIPONEGORO SEMAFlANG UNIVERSITAS D!PONEGORO SEMA.Rf~NG UNIVERSllAS D!PONEGORO SEMARANG UN!VERSIT,l\S Df PONEGOiiO SEMARP,NG LINIVERSITASDIPONEGORO SEMARANG UNfVERS•TAS DIPONEGORO SEMARANG UNIVERSITAS DtPONEGORO SEMAi~NG UNIVEHSITAS DIPONEGORO SEMARANG UNlVERSITAS OIPONEGORO SEMARANG UNIVERSITP..S DIPONEGORO SEMARANG
SErvl•\RANG UN!VERS!TAS
UN!VERSITAS O!PONEGORO SEM.ARANG iJr\JIVERSITASDIPONEGORO SEMARANG UNIVl:RS!TAS O!PONEGORO SEMARi\NG UN!VERS!TAS l)iPONEGORO SEMARANG UNIVERSITAS D!PONEGORO SEMAHANG UN!VERSITAS DlPONEGmio SCMARANt~ UNIVEHSJTASDWONEGORO SEMl:,RANG UN!VERS!TN·' D! )QNEGOAO SEMARANG UNIVEHSITAS DIPONEGORO StiMt'~.RANG Ul\!'!VU-iSITAS DlPONEGORO SEMAHANG UNlVERSITAS D!PONEGOBO SEMARANG SEMARANG SEMARANG
SEMARANG SEMAR.A.NG
UMVERSlTAS DIPONEGORO SEMARANG UNIVERS!TAS DIPOtJEGORO SEMARANG UN!VERSITAS DIPONF.GORO SEMARANG
UNIVERSITAS UNIVERS!TAS UNIVi::RSITASDIPONEGORO SEMARANG UNM:RS!TAS UN!VERS!TAS DIPONEGORO SEMARANG UN!VEBSrTAS UN\''ERS!TAS DIPONEGORO SEMAR.l\NG UMVERS!TAS UNIVERS!TAS DIPONEGORO SEMARANG UNIVERS!TAS UNIVERSITAS DI PONEGORO SEMr\RANG UNtVEflSITA~ UNl\tERSITAS DlPONEGOROSEMARANG UNIVERS1• UNIVERSITAS DtPONEGORO SEMARA!'\JG UNIVE' UNIVERSIT'\S DIPONEGORO SEMARANG UNI UN!VERSITAS DIPONEGORO SEM.l\BANG u·
UN!VERSITAS D!PONEGORO SEMAIV'\NG UN!VERSITAS Di00NEGORO SEMARANG
OIPONEGORO D!PONEGOAO DIPONEGORO OJPONEGOR9
SEMARANG UN!VERSlTAS D!PONEGORO SEMARANG SEMARANG ·UNIVER~lfAS Dl00''JEGORO SEMARANG
Sl::MARANG UNIVERS1TAS DIPONEGORO SEMA?ANG
SEMARANG UNlVERSiTAS DIPONEGQ!:lO SEMAR/~NG DIPONEGORO SEMAR.:,NG UNlVf-RSITAS DIPONEGORO SEMARANG DIP('"' ~·GORO SF.MAFIANG UN!VERSITAS DiPONEGORO SEMARA!\G " 8EMARAi\lG UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG ·MARA-NG ;JNIVERSITAS DIPONEGORO SEMAP.ANG RANG uN.VERSITAS DIPOt-,JE:GO~OSEMA8ANG NG UNlVERS!TAS D!PO"IEGORO SEMARANG IG UNlVERSITAS DtPQ\IEGORO SEMARANG
UN!VERS!TAS DlPONEGORO SEMARA:-JG UNlVPRSlfAS DlPO"JEGORO SEMARANG NIVER.S!TAS DlPO\IEGORO SEMAFtl\NG
1
UNlVE.RS!T~.S D!PONEGORO SEMARANG UN!VERSITAS QIDONFGORO SFMARN' Ul\llVERS!TAS D!PONEGORO SEMARAf Uf..J'VERS!TAS PIPONEGORO SEM1\RAN U'..J!VERS!rASDJPONEGORO SEMARAN IJN!VERSI !\S D!PONEGORO SEMAHAN
uNfVERSfTAS DlPONEGORO SEM.l\RAN UNIVERS'TA::i DlPONEGORO SEMARAN UNIVERSIT.L\SDiPONEGORO SEMARANG UN!VERSITAS DiPONE:GORO SEMAR/\NG UNIVERSIT.JJ.S DIPONEGORO SEMARANG UNl'JERSffAS DIPONEGORO SEMAfMNG UNIVERSITAS DiPONEGORO SEMARANG UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMAR.O.NG UNJVF.RSITAS D'PONEGoqo SEMARANG UNJVERSITAS OIPONEGOAO SEMAHANG UNiVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG UN1VERSl1AS QfPQNEGORO SEMARANG UN!VE8SITAS OIPONEGORO SEM/\AANG UN!VERS!TAS DIPONEGORO SEMARANG UNiVEHSJTAS DIPONEGORO SEMARANG
UNlVERS.lTASDIPONEGORO SEMARANG UN!VERS!TAS DIPONEGOHO SEMARANG
'IVERSlTAS JIVERSITAS MVERSlTAS N!VERS!fAS
OIPO'\JEGORO DIPONEGO~O D'PO\IEGORO DIPONEGORO Jt;IVERS! fAS OIPONEGORO
SEMARANG SEMARANG SEMARAN'3 SEMARANG
SEMARANG NIVERS!TAS 01PONEGORO SEMt\.RANG NIVERSITAS DlPONEGORO SEMARA_~G UNIVEt~SITASJIPONE:GORO SEMARA1 :G , lJNIVEfiSITAS O!PONEGORO SEMARANG
LI
G UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG UN1 NG UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG UNIV ANG UNIVER.SITAS u!PONEGORO SEM1•.AANG UNlvERSIT Efv1ARANG UN!VERSITAS D!PONEGORO SEMAR/..NG UN!Vt:HSITAS DlPONEGORO SEMARANG UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG. UN!VERSllAS D!PONEGORO SEM.t\HANG UNlVi:FlS!TAS OIPONEGORO SEMARANG UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMAf-iANG UN!VERSIT.A.SDIPONEGOHO SBvlf,RANG UNIVERSITAS D!PONl::GORO SEMARANG lJNlVERSITAS DIPONEGORO Sf.MAR.l\NG UNM:t'.{SITAS DiPONEGORO SEMARANG UMVERSlTAS DIPONEGORO SEMARANG UNIVERSITAS DJPONEGORO SEMARANG UNlVEHS!TAS DIPONEGORO SEMARANG UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG U~IVEASIT~.$ OIPONEGORO SEMARANG UNIVERS1TAS DIPONEGORO SEMARANG UN!VERS!TAS OIPONEGORO SEMARJ.1.NG UNIVERSlTAS DIPONEGOHO SEMARANl:1 UNiVERSITAS Dl!='ONEGOROSEMARANG UNIVERS!TAS DIPONEGORO SEMARANG UN!VERSITAS DIPONEGOf~(j SEMARANG
UNiVERSnAs OlPONEGORO SEMARANG UN!VERS'TA~ O!PONEGORO SEMARANG UNiVHiSITAS
DIPONEGOHO SEMP..RANG IJNiVERSITAS D!PONEGORO SEMNiANG
UN VERSrfAS DiPONEGORO SEMARANG lJNIVf.RSlTAS DlPONEGORO SEMARANG UN!Vf-:RS!T.6,S DIPONEGORO SEMARANG UN!VERSffAS D!PONEGOHO SEMARANG UNIVERS!TAS OiPONEGOHO SEMARANG UNIVF-RSIT/i.SOIPONEGORO Sf.:M.t\f!ANG UNrVERSITAS b!PONEGORO SEMAR.~NG UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG UNIVERStT.A.SDJPONEGORO SEMARANG UNIVEAS!TAS DlPONEGORO SEMARANG iJNM:.RSITAS DIPONEGOi-10 SEMARANG· UN!VERSJTAS DIPONEGORO bEMARANG UNIVEF-ISITAS DIPONEGORO SEMARANG UNIVERS!TAS DlPONEGORO df.MARANG UN VERSITAS DlPONEGORO SEMARANG UN!VERSITAS DfPONEGORO SEMARANG UNJVERSITAS DIPONEGORO SEMARANif l~i ~Fh:>l1AS-DWO~mm:rsEr~!r{Af\Jtl UN!VERS1TAS O!PONEGORO SEMARAr-f{1 iJNi\it:RSlUSflltP N~t-"r" 0 S~ AA A: '-' UNiVERSITAS DIPONEGORO S.E.MAAANv ' N \IERSi:J:As.G!RONEGORO.,sE.MA~ANG UNl\/ERSITAS DIPONEGORO SEMARANG UNIVERSITAS Dl£©~fiGORO Sf.::1VfAn;r;;Nfi
UNIVF.J{SITASD!PONt:'GORO UNfVERSITAS DIPONEGORO UNtVERSlTAS DIPONEGORO UNIVERSITAS D!PONEGORO UNIVE~~SIT.A.S D!PONEGORO UNIVERSITAS DIPONEGORO UNIVEnSITAS DIPONEGOHO UNIVEFiSITASDIPONEGORO •NJvt.=RSlTASDfPONEGORO NfVERSJTAS DfPONEGORO UNlVERS!TAS D!PONEGORO UNlVE;RSlTAS DlPONEGORO
SEMARANG SEMARANG SEMAqANG SEMJ\RAf'.1G SEMARANG SEMAHANG SEMARANG SEMARANG SEMARANG SEMARANG SEMARANG SEMARANG
BABIII GAMBARAN UMUM WILA YAH PENELITIAN
3.1 Gambarao Umum Wilayah .Penelitian Gambaran umum wilayah akan memberikan diskripsi dan pandu:m penelitian untuk mengidentifikasi, mengenali permasalahan dan isu yang menjadi
penehtian di
wilayah penelitian dalam rangka pembangunan berkelanjutan.
Diskripsi wilayah ini penting karena dalam penelitian dengan mengambil studi kases dalam memhangun analisis dan konsepsi keberlanjutan (sus1ainab11ity) pembanganan
yang berbasis partisipasi masyarakat terkait
erat dengan
pemahaman, persepsi, perilaku serta kejadian dalam suatu kelompok masyarakat. Realitas sosial, ekonomi dan budaya menjadi bagian yang sangat penting dan berhubuagan dengan setiap permasalahan yang terjadi dalam masyarakat itu,
tcrmasuk dcngan psrtisipesi masyarakat,
3.1.1 Gambarao Umum Kabupatl'.D Magttao 3.1.1.1 Kondisi Fisik Wilayab Kabupaten Magetan merupakan kabupaten yang terletak di ujung Barnt Provinsi Jawa Timur, dengan posisi berada psda 7°38'30" LS don 111°20'30"' BT. Adapun batas-batas administrasi Kabupatcn Magctan adalab scbaga.i bcrikut:
Sebelah Ltara
Kabupaten Ngawi
Sebelah Timur
Kabuperen Madiun
90
91
Sebelah Selatan
Kabupaten
Ponorogo
(Jawa
Timur)
dan
Kabupaten Wonogiri (Jawa Tengah) Sebelah Baral
Kabupaten Karanganyar (Jawa Tengah)
Kabupaten Mageian merupakan kabupaten rerkecil ke
Kabupaten Magetan dibagi dalam 17 kecamatan, 235 desa/kelurahan, 1.042 RW dan 4.460 RT.
3.1.1.2
Kqdaap TopomO
Kondisi topografi Kabupaten Magetan bervariasi, dengan kedudulcan terletak pada ket:inggian 25-100 meter antara 14.334,19
Ha atau (20,28%);
ketinggian a.ntara 100-500 meter di etas pennu.kaan air laut sekitar 34.078, 17 Ha (49,47% dari luas wilayah);
sedangka»
ketinggian
500-1000
meter di
aw
permukaan air taut luasrrya sekitar I J .206,60 Ha atau (16,27%); ketinggian di mas 1000 meter dpl luasnya 9.255,78 Ha a1au (13,44%) dan menwijukkan keadaan yang bervariasi yaitu kondisi landai sampai kondisi pegunungan. Wilayab yang datar, sebagian besar terletak di Kecamatan Karangrejo dan Kerangmojo, Maospati, Rendo, Kawedanan,
dan Takeran. Wilayah
bergelombang terletak di Kecamatan Panek.an dan Poaeel. Sedangkan daerah
yang terjal/perbukitan sebagien besar terletak di Kecamatan Plaosan.
92
3.1.1.3 Keadaan Geologi Sebagian besar wilayah Kabupaten Magetan terbentuk
dm basil
gunung
api k warter muda yang terdiri dari lereccia; luff, dan lakir! yang mempunyai lapisan miring dan sejajar dengan lereng, Sebagian lagi terdiri dari vulkanik, yang merupakan hasil perombakan dari mineral yang lebih tua terdiri dari
lereccta, tuff;
pair); dan lava andesit tersebar di pennukaan dengan komposisi mineral endapan
vulkanik hcrhutir kasar, Jcnis tanah yang ada di Kabupaten Magetan terdiri dari jenis tanah: ~ Wilayah utara ~ Wilayah timur
grumosol, latosol, meditera« dan alluvium
~ Wilayah sclaten
mediteran; grumosol dan andosol
<-
Wilayah barat
andosol dan latosol
+
Wilayah tengah
meditera« dan grumosol
3.1.2 GQmbaNn Umum .Keeamat1111 Po.neol 3.1.2.1 Letak dan Luas Wilayab Kccamatan
Poncol mcrupakan salah satu kccamatan di Kabupaten
\ofugelan. Dengan luas wilayah 5 I ,31 km2 tenliri dari satu kelurahan dan tLJjub desa, 44 RW dan 235 RT. Dari delapan desa di Kecamatan
Gonggang memiliki wilayah paling luas, yaitu 10, 19 Km2•
Poncol, Desa
93
Secara administratif Kecarnatan Poncol berbatasan dengan: '.>
Sebelah Utara
Keeamatan Plaosan
,..
Sebelah Timur
Kecamatan Parang
+
Sebelah Selatan
Kabupaten Wonogiri
·:•
Sebelah Barat
Kabupaten Karanganyar
Adapun peta administrasi Kecamatan Poocol dapat dilihat pada Gambar 3.1. TABD.ffi.l PEMBAGIAN ADMlNISTRASl DAN LUAS WlLAY AH
DI KECAMATAN PONCOL TAHUN :2005
No
Deta/Kef
1.
Gonggang
2. 3.
Poncol Cilena
4.
Sombo
5.
PkwlJcronaao
6, 7.
8.
Liia (Km2}
RW
RT
LlngbnganlDueun
10,87
5
49
5
9
5
4
sss
6.0'2
5 6
4
40
Allltuwo
2,74 7,fD 4,99
34 25 15
3,30 10,19 51,31
4 8 3 44
31
Janooan GenilaOQit Juml11h
....-
5 3
..
21 20
4
235
33
··-
3
3.1.2.'.Z Fwowfi dan Toponafi Kecamatan Poncol secara fisiografi merupakan daerah berbukit-bukit
dengan ketinggian antara 750-1200 m dia1as muka laut. Desa yang berada pada posisi paling tinggi adalah Desa Genilangit yaitu 1200 m dpl. Sedangkan untuk
rota-rQta kedalaman sumber air tanah di Kecamatan Poncol berkisar antara 27-231 m. Selengkapnye dapat dilihat peda tabel berikut:
94
TABELUl.2 KETINGCIA'I TANAH DESA/KELURAHAN DI KECAMATAN PONCOL ..
.... ..
....
'"'
No DesalKelurahan
Topowall
Ketlngt:: dart
pennu
(mdp~
laut
Mtll-1'8Ull
kedalaman
sumber air tanah
..
(m}
Bertukit-bukit Berbukil·bukil .. Berbukit·bukit ·- ··-· Belbukil-bukit Berbukit-bukit
1150
231
850 850
231
900
231
750
100
6. Alaatvwo
Berlluklt·buklt
15'
7. Jannnan 6. Genilanoit
Belbuklt-bukit Befbukil-bukil
1100 1100
1200
200
1.
2. 3. 4. 5.
,..
ano Poncol Cil~ng_ ..... Sombo
Pla~an
..
-
231
100
---·
Sumbtr Kecamotan Ponca/ dalam Ang ta tahun 1005
3.1.?.3 Pengguna1n Laban Wilayah Kecamatan Poncol memiliki h18.' keseturuhan 5.131 Ha. Dari luas tersebut, 615.1 H11 (11,98%) rnerupakan lahan sawah beririga.~i teknis dari Sungai C"'ronggang; 55 Ha (1,07%) merupakan sawah tadah hajan; 2.337,70 Ha (45,56%) berupa ladan&ftegal; 1.347,80 Ha (26,27%) bcrupa hutan negara dan 657,70 Ha (12,82%) merupakan pekarangan untuk permukiman. Dari proporsi tersebut teri ihat bahwa lel:iih dari setengah ln11s wilayah
Kecamatan Poncol merupakan lahan kering pertanian berupa ladang/tegalan yang belwn dimnnfootkan secruu optimal.
.
.,,,c ~
..J
~
0 o z; 0 g,.
z < ~ ~~
co 0 0 C> 0 I
ZJ
~~ i:t:l
:; 00 <~
c r-
.... z.... (J)
..s:
g <>
~
Q
<
< ~
Wil Q.,
g
0
.,
g
0
~
&l
, ......:
"'
0
8-~-.+-. ~
.f
/
/ 0
g
~
~ ........-~+---.J,,---+------i-1---=---''-----\IH--....,....-,;£--+-----=i--....,....;;t......-~'-4'~-;.,.,4..:~~
~
~
·...,
c
--~~~--i--~~--~ . . .~~~. . . . . . ~~--~~
0
~1---+---~...-'-'°4-~----l-------4~L--~~~---=--.....L..-l----~--+--~---+g ~'-~~--~~..i.... ~16
.......i-;;...o.~~~
.......~~~~ OOOOSl6
..... 0008~16
000ttl6
96
C sawab irigasi teknis; 11,98%
• pekarangn I pemukiman;
•saw.ill tadah hujan I: 1,07%
12,82%
\
D huian
negara; 26,27%
o ladaog/ regal: 45,56%
Sumber.Analisis peneliti, 2007
GAMBAR3.2 KOMPOSISI PENGGUNAAN LAHAN KEC. PONCOL
3.1.2.4 Kependudukan Berdasarkan data tahun 2005, dari jumlah penduduk Kecamatan Poncol sebanyak 29.709 jiwa lebih dari 15 ribu jiwa penduduknya hidup dari pertanian, yaitu sebesar 10.128 orang (48%) merupakan (17,59%) merupakan buruh tani, l.760
petani pengusaha, 5.227 orang
(5,92%) orang di kegiatan perdagangan
dan 1.019 (3,43) orang bekerja di kegiatan industri, sisanya bekerja di sektor lainnya. Dengan
kondisi
demikian,
angka ketergantungan
penduduk
hampir
mendekati 1: 1 yang berarti satu orang menanggung satu orang yang lain. Kondisi ini cukup ideal untuk pengembangan suatu wilayah, angka pengangguran relatif kecil.
Selain
itu,
Kecamatan
Poncol
juga
memiliki
potensi
di bidang
kependudukan berupa keberadaan penduduk usia produktif yang sangat dominan
di wilayah Kecamatan Poncol.
97
TAB!.Llll.3 JUMLA11 PENDUDUK DI KECAMATAN I.
! !
No
01111(11
1.
Go
2. 3. 4
Ponc:ol
•IU
Cilena
alt
a.;
5.076 4.249 3.626
5.128 4.200 3.596 1.526 4.928
1.495
5
Sombo Plllnllkroo
4.929
6
AJastuwo
3.991
ssar
7.
Janggan
8.
Genilanoil
2.916 3.145 29A27
2.926 3.156 29.567
Kacamatln
3.1.2.5 A lunibilitas
PONCOL TAHUN 2001-2005
-'
5.133 4.288
1.523 4.928
5.141 4.296 3.600 1.523 4.922
4.1152
4.079
2.&2.7 3.148 29.636
2.918 3.192 29.&n
3.601
r('ll.)
.
5.142 4.301 3.612 1.531 4.925 4..1184 2.919 3.197 29.709
0,32 0,30 -0,10 0.60 -0,02 0,57 0,03 0,41 0,24
'
Dalam hubungannya dengan wilayah sekitar, baai pendudulc Kecamatan Poncol telah tersedia jarina1111 jalan penghubung. K.ecamatan Poncol dilalui oleh jalan lokal primer yang menghubungkau Kola Parang (Kota Orde V) dengan Kota
Plaosan (Kot.a Orde V). Dari Kota Plaosan menuju Kola Mage1An (Kote Ordc UI) dihubungkan
oleh jalao. kolektor primer yang bila ditcrusbn alc:Bn sampai ke Solo J11wa Tc:mgd1, sedangkan
dari
Kola Piaosan menuju Kola Karanganyar (Kota Orde Ill)
d.ihubungkan oleh jalan ar1eri primer yang bila diteruskan akan sampai ke Kota
Yogyakarta (Kola Orde J). Jalan-jalan tersebut kondisinya be.ik dcogan konstruksi aspal, Sementara itu, dari Kora Parang mennju Kota Ponorogo (Kota Orde IU) dihubungkan olehjalan lokal primer.
=
<
~ z
;]
-e
Q
•
~:;
z < e:i~ . <~Q ;;i
-e a.<~ -O:
ez ~I--"' < ~
~8~ ~g:;z a:
!::
~ c < ::;
;:::i
~ ~ O:I
~
...;i
'~
N ~ ~ c, § _:;~. ~ "' ·:@ c... "" ... 9
,.;i~r"'1
~"' :5 o
«l c,
.o..,~::G
:c < ~ ~~o ..:-.t..:I
z
0
l ~§
I-
•
;:io ~ 6'o< ~ ~ .3 :S< ~ ~p~ O:I
8
iii
s
J
~ Q. 11; e-:
r
~-"'
'i:~fri(a«S 4.1
..0
~!ii~ i:i.. p:i 4.1
"'
a
:ii:
;:l
O:I;:,.,:;
lQ fil ·~
"O
al 0..
.2 ,::; !:!l. ~
Jl
..
s:
s
.,
0
~s: "'c ~~ ~~ C>. c
0
.a~5:a!. ..5 1: ~
B
:?
ii
K :;
:=: ~
i
~~§~§Jllii~ i.:t~~~ ~;? 'g
If.I
E:
JDDDiiJDDDD
,1
! i
:
0:
ii
-oJ1 JI~ E •
oil":-
.0
~
o ~
z ~ ~
;s~ ~
..
.c
E
;~ ~
.s
~ '.:l
~
se .gx e. "'
....
C>. c
-e m
99
Untuk mcnghubungkan antar desa di dalam wilayah Kecamatan Ponool juga
telah
tersedia jaringan
jalaa
penghubong, Perbaikan konstruksi jalan
dipcrlukan dalam wilayah Kecamaran Poocol guna memperlancar aksesibilitas antar desa clan di dalam linglcungan permukiman serta pcrbaikan beberapa jembatan, Untuk prasarana angkutan umW11, saat ini belum ada terminal sebagai tempat pemberhentian bag) kendaraan yang mengangkut pet1umpang maupun
banng menuju Kecama.tan Poncol.
J.1.2.(i Kctencdiaag Sara.11a Prasaran• Kecamatan Poncol betada di Kabupa1e11 Mageran b~~ilfl Selatan, reladf
dckat dengan Kecamatan Plaosan dengan ketersediaan fasilitas sarana kehidupan sehari-hari barang
yana
lebih lengkap. Oengan demilcian untuk mendapatkan baraag-
kehutuhan hidup sehari-hsri, selain di Kota Magetan, penduduk
Kecamatan Poneol dapat memperolehnya di Kecamatan Plaosaa maupun Kecamatan Paraug yang jarak.nya relatif lebih dekat meskipua tidak selengkap Kola Magetan sehingga tidak rnendapatkon kesulitsn, Sarena pcndidikan menengllh terulama Sckolah Mcncngah Tingkat Aim
dapat dikatakan
belurn mencukupi unluk memenuhi kebutuhan masyarakat
K.ecarnatan Poncol. Saar ini telah ada fasilitas yang setara dengan SLT A yaitu
Madrasah Aliyah yang ada di Desa Alaseuwo. Penduduk rnasih harus menempuh jarak
cukup jauh di luar wilayah keamatan untuk mendapatkan fasilitas
pendidikan
tingkat
menengah.
Sedangkan
untuk
tingkat
dasar,
fasilitas
100
pelayanannya sudah cukup meruta meojangkau penduduk wilayah Kecamatan Poncol.
Di bidang kesenaran,
s11211
ini penduduk dil•yaoi oleh sebuah Puskesmas
di Kelurahan Alastuwo (pusat wilayah kecamatan} yang dilengkapi fasilitas Rawat lnap serta 2 buah Puskesmas Pembantu yllllg tersebar di dua desa, yaitu Desa
Cileng dan .langgan. Sementara itu, 1llltuk mendapatkan barang kebutuhan hidup
sehari-hari, di Kecamatan Poncol telah sda pertokoan dan pasar permanen, meski demikian
penduduk
[uga dapat memperolehnya
di wilayah tetangga
yaitu
Keearnstan Plaosan dan Parang, bahkaD Kota Wonogiri yang jaraknya sekitar 30 Km. Dalam hal pcnyediaan prasarana wilayah, hampir keseluruhmt wilayoh
desa telah dilayani jaringan listrik, Untuk jaringan telepon, pelayanan sangat tergantung pada kebijakan perusahaan PT. 1ELKOM yang berorientasi bisnis untung-rugi
sehingga
sangat tidal Japat
Meski
demikian, keberadaan jaringan telepon seluler oukup membantu masyarskar dalam berkomunikasi, hanya saja penggunanya masib kalangan tertentu saja. Jaringan jalan dan irigasi cukup mmrta keberadaannya.
rI
ii
i~
E.
•
§"
!!
u1
.; o!J !~ !
~
~D
I
a
: !
.II
>
1 I
t
11111
1 1
i
I
i !
(PHH HH
'If{ Pff~ f. r UH!
• <)
::p ll>
e x
;i
f
,.
a-
11.e:a-~o:ir::: ~~o........ .... W)
'"o ::s ,......
ls:: ~~~3~ r:: ::r. .,, :;.: :-'! :¬ ~??~,.,.l:tj
$)
H
tc
;>:: "' '(j)
;>;[5:3 ~
';j
~°'i El
CT~
~2"!!.f
g' :::~ ~
.,,O~i:;~IM,... aJS '" ::s -a-
~s, 5 :l~~r: : ~
~.,,
3:
>
;;o
r·~:: • ;;8~~ ;C r-"' l;<J
"'i!l ~ >
;l
"'> - l'l ocno,.. -0> .a.: "1>z=
oO"'..,:~ ~;:; 0 0 '--o>>z ;c z
C)
""'c::
o>
> z
a: ...
.........
0
102
3.Z Diskripsi Wilayah Studi Oalam law wilayah akan disampaikan konteks mengenai hngkungan rnasyarakat yang menjadi studi penclitian. Disknpsi ini dipandang penting karena setiap pelaku, kejadian atau realuas sosial serta peristiwa khususnya yang terkait dengan penelitian tentang konsep keberlanjutan (sustainability}
pembangunan
yang berbasis partisipasi masyarakar terkait erat dengan persepsi dan
Can!
pandang masyarakat, Kondisi sosial, ekonomi dan budaya alum menjadi bagian penting dan mempunyai relevansi dengan setiap permasalahan/isu yang terjadi
dalam masyarakat terutama denga.n topik peaelitian di ala~. melalui studi kasus pembangunan prssarana air bersih pedesaan yang ada di Iokasi srudl. Diskripsl latar wllayah stodi akan meliputi. pertama diskripsi knndisi wilayab sehingga akan menggambarkan secara jelas kondisi fisik wilayah terscbUI. Kedua, kondisi umum sosiel dan ekonomi di lokasi studi, karena reahtss sosial dan ekonomi paling tidak mernberikan presentasi kondisi riil latar perekonomian masyarakat dan membawa persepsi terhw:lo:p portisipasi dalam pcmbangunan. Ketig«, penggambaran terhadap struktur sosial Jan aspek kelembagaan sebagai upaya rucmberikan gambaran tatanan kelembagaan dan struktur yilllg menjw.likao tempat masyarakar mengelompokkan dao mengaktualisasikan dirinya sebagai
anggota suatu komunitas.
3.2.1 Diskrip8i Geugr11n1 d11n Admini~tratif Secara administratif Kelurahan Alastuwo terbagi dalam 4 (empat) pedukuhan/lingkungan yaitu: Lingkungan Alastuwo. Lingkungan Vut (IJuwet)
103
Garut,
Lingkungan
Gondang
dan
Lingkungan
Dali.
Adapun
batas-batas
administrasi Kelurahan AJastuwo adalah : Sebelah Utara
Desa Plangk:rongan
Sebelah Timur
Desa Cileng
Sebelah Selatan
Desa Janggan
Sebelah Barat
Desa Genilangit
Kelurahan Alastuwo merupakan ibukota kecamatan Poncol.
Kelurahan
Alastuwo berada pada ketinggian 1.100 m dpl, berhawa sejuk dengan topografi berbukit-bukit dan berlereng.
Di kawasan butan (dalam pengusahaan Perum
Perhutani) banyak dikembangkan tanaman pinus dan cemara.
Sumber : Dokumentasi peneliti, 2007
GAMBAR3.5 HUT AN PINUS DAN CEMARA YANG BANY AK TUMBUH
DI KELURAHAN ALATUWO Luas wilayah Kelurahan Alastuwo tercatat 4,9866 Km2 yang terbagi dalam penggunaan lahannya adalah sebagai berikut:
•!•
Tanah pertanian
270,36 Ha
•!•
Permukiman
86,29 Ha
•!•
Perkantoran, Hutan, dll
43,35 Ha
104
Perkantoran, Hutan, dll 10,8% Permukiman --•.--21,6% Tanah pertanian 67,6%
SumbertAnalisis peneliti, 2007
GAMBAR3.6 KOMPOSISI PENGGUNAAN LAHAN DI KEL. ALASTUWO
Kondisi prasarana jalan yang ada sebagian besar telah diperkeras, baik dengan pengaspalan ataupun dilapis batu (telasah/makadam). Dari data total jalan kampung yang ada sepanjang ± 18 Km, yang telah beraspal sepanjang ± 10 Km, jalan telasah/makadan sepanjang
±
6 Km dan yang masih berupa jalan tanab
hanya sekitar 2 Km saja Kondisi yang sama juga dijumpai pada gang-gang. Sepanjang ± 5 Km gang telah beraspal dan hanya sekitar 2 Km saja yang masih berupa tanah, itupun telah mantap.
3.2.2 Diskripsi Sosial dan Ekonomi Jurnlah penduduk Kelurahan Alastuwo pad.a tahun 2005 adalah 4.084 jiwa dengan komposisi, penduduk laki-laki sebanyak 1.998 jiwa (48,92%) dan pendudu.k perempuan sebanyak 2.086 jiwa (51,08%) dengan jumlah kepala keluarga sebanyak 841 KK atau setiap KK beranggota rata-rata 5 jiwa, Dengan
105
luas wilayah yang mencapai 4,9866 km2 maka kepadatan penduduknya mencapai 819 jiwa/Km.
Sumber:Dokumentasi peneliti, 2007
GAMBAR3.7 KONDlSl JALAN KAMPUNG DI KEL. ALASTUWO
KeJurahan Alastuwo sebagai ibukota Kecamatan Poncol yang letaknya di daerah pegunungan
mempunyai
komposisi
mata pencaharian
penduduk yang
menarik. Penduduk Kelurahan Alastuwo sebagian besar mengandaJkan
sek:tor
peternakan sebagai mata pencaharian utamanya (58,36 %). Hal ini dimungkinkan karena wilayah
Alastuwo dikenal sebagi sentra penggemukan
dengan populasi mencapai ribuan.
sapi kereman
Petemak biasa memelihara sapi berkisar 2-5
ekor sedangkan petemak besar bisa memelihara 15-60 ekor sapi. Sebagian besar populasi sapi ditujukan untuk pasar luar daerah seperti Jakarta dan Bandung karena sudah ada jaringan pemasaran yang sudah terbentuk. Pengiriman sapi ke luar daerah tiap minggu berkisar 2-6 rit dengan jumlah 6-10 ekor/rit. Sedangkan petani dan buruh tani hanya berkisar 4,96% dan 4,22%.
106
SumbertDokumentasipene/iti, 2007
GAMBAR3.8 SAPI SEBAGAI MATA PENCAHARIAN UTAMA SEBAGIAN BESAR MASYARAKAT KEL. ALASTUWO Keberadaan sejumlah PNS (8,44%) teridentifikasi sebagai pegawai pemerintah kabupaten, guru, penyuluh pertanian dan TNI/Polri. Sedangkan mata pencaharian lain yang digeluti penduduk Kelurahan Alastuwo adalah pengrajin (7,59%), pedagang (2,15%), tukang batu dan kayu (3,76% dan 4,29%).
El Petani • Buruh tani D PNS & TNI I Fblri
o Pengusaha • Pengrajin
I.
oPedagang
7,
%$-.....-.-.J
-2, 15",{, -1,38% 3,76%
flenjahit
o Tukang Batu 1
• Tukang Kayu EJ Peternak
a M::mtir o~kter • Bidan I paraneds • Sopir
Sumber.Analisispeneliti, 2007
MAT A PENCAHARIAN
GAMBAR3.9 PO KOK MASY ARAKA T DI KEL ALASTUWO
107
Dari data jumlah penduduk berdasarkan umur, jumlah penduduk berusia produktif (15-56 tahun) masih mendominasi diikuti kelompok 7-15 tahun (13,37%)
mencapai
66,77%.
Kemudian
dan usia lebih dari 56 tahun (9,99%).
Hal
ini menjadikan modal besar dalam pengerahan swadaya dalam bentuk tenaga dalam kaitaanya dalam partisipasi dalam pembangunan. Hal ini menjadikan modal besar dalam pengerahan swadaya dalam bentuk tenaga dalam kaitaanya dalam partisipasi dalam pembangunan.
r
0 - I tahun
lebih 56 tahun 9.99%
2,86% ( _;;:.____,..-
I
I - 5 tahun 3,60% 5 - 7 tahun 3,40% /
7 - 15 tab un 13,37%
I
15 - 56 tabun 66,77%
Sumber.Analisispeneliti, 2007
GAMBAR3.10 KOMPOSISl PENDUDUK BERDASARKAN KELOMPOK UMUR
Dari data tingkat kesejahteraan yang ada berdasarkan kelompok keluarga sejahtera yang ditetapkan dari asumsi dan kriteria yang ditetapkan pemerintah, dalam bal ini BPS, rnasih didapat keluarga miskin sebagai keluarga pra sejahtera sebanyak 17 keluarga (2,02%).
Jumlah Keluarga Sejahtera 2 sebanyak 570
keluarga (67,78%) mendominasi
status kesejahteraan
masyarakat
Kelurahan
108
Alastuwo, diikuti Keluarga Sejahtera 1 (18,79%), Keluarga Sejahtera 3 (8,32%) dan Keluarga Sejahtera 3 Plus (3,09%). Status kesejahteraan ini memberikan gambaran bahwa secara umum kondisi ekonomi masyarakat
Kelurahan Alastuwo relatif baik. Tingkat
kesejahteraan ini juga dimungkinkan dengan banyaknya masyarakat Kelurahan Alastuwo yang menjadi tenega kerja wanita (TKI) di luar negeri. Namun yang disayangkan data jumlah penduduk yang menjadi TKI di luar negeri tidak tersedia di pemerintah Jokal setingkat kelurahan dan kecamatan karena berbagai alasan, seperti waktu keberangkatan tidak melaporkan diri, memakai KTP daerah lain dan sebagainya.
Kel. Sejahrera 3
Kel. Sejah tera 3 Plus 3.09%
Kel. Pra
~
Kel. Sejahtera l 18,79%
Kel. Scjahtera 2 67.78%
Sumber.Analisis peneliti, 2007
GAMBAR3.11 KONDISI KESEJAHTERAAN KELUARGA DI KEL. ALASTUWO
Indikasi fisik kesejahteraan keluarga secara sepintas juga juga bisa dilihat dari bentuk tampak (fasade) dan fisik rumah terutama di sepanjang jalan raya yang menghubungkan Kecamatan Poncol dan Kecamatan Parang, dimana berupa
109
bangunan dengan model terbaru, tampak dan desain yang mengikuti tren rumah
sekarang. Secara umum latar sosial dan ekonomi masyarakat Kelurahan Alastuwo dapat dilihat pula dari berbagai fasilitas sosial dan ekonomi wilayahnya.
yang ada di
Fasilitas sosial yang ada sud.ah memadai dan terpelihara dengan baik.
Sumber: Dokumentasi peneliti. 2007
GAMBAR3.12 KONDISI TAMPAK RUMAH MILD( BEBERAPA WARGA DENGAN MODELMASA KINI Keberadaan Puskesrnas Rawat lnap yang ada di Kelurahan Alastuwo dengan fasilitas dan standar pelayanan yang ada dirasa cukup sebagai rujukan untuk penyakit non berat/k.ronis.
Fasilitas pendidikan pra sekolah (TK/sederajat)
sejumlah 23 unit dengan 7 orang guru tersedia dan dikelola dengan baik. Selain itu terdapat 3 unit sekolab dasar (SD) dalarn bimbingann 32 orang guru, 2 unit SLTP/sederajat
dengan 31 orang guru serta 2 unit SLTA/sederajat
dalam
bimbingan 9 orang guru. Disamping juga terdapat lembaga pendidikan non formal seperti TP A dan Majelis Takli.m sebanyak I 0 unit. Kelernbagaan usaha ekonorni lokal juga cukup mernadai yang didukung oleh 2 unit pasar desa (beroperasi berdasarkan hari penanggalan Jawa), 1 unit
110
bank pemenntah (BRI Unit), I unit kopcrasi, 11 unit tokolkios, warung makan 14 unit dan tersedia 2 pangkalaa ojek serta 17 unit angkutan umwn yang dimiliki
oleh masyarakut Kelurahaa Alastuwo.
3.2.3 Dillkripsi Struldur Sosial dan Kelembagaan Diskripsi terhadap struktur sosial dan aspek kelembagean dipresentasikan
sebagai saman sosinl yong terdapat di Kefurahan AlDStuwo dalam bentuli: organisesi formal dan informal. Lembaga formal merupakan lembaga yang mempunyai
dasar bukum seperti surat keputusan, Anggaran
DasMIAnggiir<111
Rumah Tangga (AD/ART) dengan tujWlll yang telah ditetapkan di dalamnya. Sedangkan Iembaga informal adalah lembaga yang ada di masyarakat yang
mempunyai tujuan tenentu yang telah disepakati bersama tetapi belwn memiliki dasar hukum yang legal. Alastuwo sebagai isntimsi kelurahan, sesuai dengan Undang - undang
Nomor Q Tahun 2005 dalam organisasi fonnalnya hams mengaeu peraturan yang
ada.
Dengan benruk pemerintahan kelurahan, pejabat kepala kelurahannya
ditetapkan oleh Bupati yang dibantu oleh staf keluraban sejumlnh 6 orang. Di tingkat kelurahan tcrdapat organisesi Lcmbaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) yang diketuei olch tokoh masyarakat setempat, yang kebetulan sekarang menjaba; sebagai Camat Kecamataa Poncol. LPM inilah yang mcmjiidi motor penggerak pembangunan di tingkat kelurahan.
Sedangkan untuk urusan dengan warga masyarakat peran lebih banyak dibantu oleh 4 orang Ketua RW dan 31 Ketua RT yang ada,
Bentuk
111
kepenguruhan organisasi setingkat Kepala Lingkungan hampir sergam, tetapi untuk kepengurusan RT sangat beragam.
Ada RT dengan kelengkapan
kepengurusan yang lengkap ada pula yang tidak, bahkan ada Ketua RT bisa dikatakan 'single fighter' karena memerankan semua peran dan fungsi yang ada di lingkup RT-nya, mulai dari bidang keamanan (menjadi Hansip), mengurus administrasi kependudukan sampai dengan kolektor iuran dan pajak yang menjadi beban warganya.
Sumber:Dokumentasi peneliti, 2007
GAMBAR3.13 KANTOR KELURAHAN, PKK DAN LPM KEL. ALASTUWO
Dalam organisasi RT kegiatan yang ada bervariasi. Ada sebagian RT yang menyelenggarakan arisan dan simpan pinjam bapak-bapak dan arisan ibuibu, tetapi sebagian besar RT hanya tinggal menyelenggarakan arisan bagi ibu-ibu yang digabung dengan kegiatan PKK. Menurut salah satu warga, Bpk. Supar, 52 Tahun, Ketua RT 17 Lingkungan Dali, pada awalnya hampir seluruh RT di lingkungan tersebut menyelenggarakan arisan bagi bapak-bapak dengan maksud sebagai media penyebaran informasi pembangunan dan forum rembug warga tetapi hanya
112
bertahan beberapa bulan saja karena masyarakat mengganggep boros waktu don kurang efektif. Sebagiun besar warga merasa arisan bapuk-bapak tidak banyak fimgsinyn don terlalu buang waktu. MasyOl'okotinginnya berkumpul dan berembugya pas ada masalah saja,jadl nglrlt waktu dan pasti tertarik: ..
Organisasi informal yang kebcradaannya tetap eksis adalah jamaah pengajian/tahlilan yang hampir ada di seluruh RI'. Keberadaan kelompok tahlilan ini dipandang sebagi hentuk pertemuan rutin warga yang sedemikan intensif karena ada yang bertemu tiap minggu (malam Jwn'at} atau tiap hari tertentu pasaran Jawa (malam Jumat legi/Kliwon) tergantung kesepakatan.
Jumlah
kehadiran dalam tiap kelompok berkisar 20-40 orang yang diselenggarakan sehabis sholat Isya•. Pada saat-saat tertentu satu kelompok akan mengundang kelompok lain pada tempat yang telah disepakati (biasanya ada pennintaan dari aoggota warga masyarakat atau pada waktu kendurian),
Menyadflfi keberadaan ltmbaga infonnal ini lebih 'tahan lama· clan anggotanya militan maka seringkall pengurus RT, Lingkungan/RW atau
pamongfstaf kelurahan menyamnaikan informasi pembangunan, pembahasan permasalahan yang dihadapi serta tarikan iuran/kewajiban masyarakat melalui forum ini.
3.3 S.istem Peayedi.un Air Bersib Pedesaan Oleh Mitsyanbl di Keluraban
Als~tuwo Masyarakat Kelurahan AOO!Luwo dalarn penyediaan kebutuhan air
bcrsihnya mengusahakan sendiri dengan sistem perpipaan yang dikelola oleh
113
suatu Tim Pengelola.
Upaya
ini berawal dari ketidakpuasan warga tcrhadap
layanan penyediaan air bersih oleh PDAM Magd:an. Masyarakat menilai kualitas pelayanan dan kuntinuitas supply air bersih tidak dapat diandalkan dimana air belum tentu mengalir 3 (tiga) hari sekali Hal ini ironis karena sumber mata air yang digunakan PDAM berasal dari wilayah sekitsr Kecametan Ponool. Hal ini terjadi lebih dikarenakan sistem pengaliran transmisi clan distribusi oleh PDAM
secara gravitasi lehih memungkiokan daerah yang lebih rendah (wilayah kecamarsn lain) mendapatkan aliranaimya. Konflik dengan sistem pelayan.an PDAM akhimya terjadi clan menjadi berkepanjangan clan tidak pemah mencapai titik temu.
Sistem stander teknis
PDAM kurang atau tidak mampu mcnjawab tuntulan model pelayanan yang mampu melayani wilayah dengan perbedaan beda tinggi (konrur) yang tajam. Akibatnya masyarakat berada pada titik kejeugkdan sehingga mulai bertindak anarkis dengan memongkar jaringan perpipaan, membalik meter air sena
menyumbat pipa transmisi. Melalui
Program
Pengembengan Kecamatan
(PPK), masyarakat
Kelurahan Alasnrwo melakukan analisa k.ebutuban sendiri dengan mengusulkan pembangunan jaringan perpipaan air bersih yang mampu melayani seluruh wilayah Kelurahan Alastuwo. Deogaa pendekatan partisipatif mulai penggalian gagasan, penyusunan rencana, pelaksaeaan, monitoring, evaluasi serta paska pembangunaa
fisik m aka pada
tahap operasicnal dan pemeliharaannyo
dilaksanakan sepenuhnya oleh masynmknt. Tim pengelola dibcntuk dalam suatu musyawarah desa seeagai rencana tindak paska pembangunan sistern penyediaan
114
air bersih pedesaaan yang dibiayal melalui PPK (Program Pengcmbengan Kecamatan ). Sistem distribusi kel001p0k rumah dalam setiap lingkungan yang ditentukan secara adminisirasi kepeodudukan kelurahan dalain bentuk RT-RT.
Oleh sebab iru kendala perbedaaa tinggi tempat (topografi) harus disikapi dengan model pembagian air yang seadil mungkin. Untuk itulah beragam cara dicoba agar pembagian air dirasa sama adil. Setelah melalukan berkali-kali uji coba pada akhimya
secara
hijak
melalui
teknologi dan pemahaman
Jokal yang
dlkembangkan sendiri oleh masyarakat maka model distribusi/pernbagian aimya melalui model bak pembagi (distrilndion box sys1em). Berdesarkan jumlah rumah (diwakili oleh Kepala Kcluarga) maka bak didesain harus rnampu membagi rata air yang nantinya disalurkan ke rumai:Humah anggota kelompok. Ilustrasi sistem
distribusi dapat dilihat dalam Gamba!' 3.14. Sistem pengaliran air dalam pipa secara gravitasi merupakan fungsi jarek, beda tinggi dan dimensi pipanya. Kendala utamanya karena bentuk topografi wilayah Kelurahan
Alastuwo berbukit--buk.it dengan beda
tinggi antar
rumah/Jingkungan yang curam, maka kendala beda tinggi harus diminirnalkan
agar dipero leh keadi Ian dalam pembagian air bersih ke tiap-tiap rumah.
ll5
GAMBAR3.14
SJSTEM l>ISTRIBUSI MODEL BAK PEMBAGI U ntuk mengatasi permasahan tersebut, maka desain bak pembagi harus dibuat dengaa mengikuti sifat air yang selalu mendatar. Melalui pcmikiran lokal yang cerdas masyarakat mampu menemukan jawabannya dengan menggunakan sekae kaea sebagai sifat dalar air.
Kaea dengan perrnukaan dengon tingkat
116
keakurasian datar yang tinggi dipandang sebagai solusi dalam distribusi air yang tidak lagi ditentukan oleh beda tinggi bok pembagi dengan rumah yang akan dilayani.
Sumber.Dokumeniasipeneliti, 2007
GAMBAR3.15 KONDISI TOPOGRAFI ANTAR RUMAHILINGKUNGAN DENGAN BEDA TINGGI YANG CURAM
Jumlah/debit air dari pipa distribusi utama yang akan dibagi kepada tiaptiap rumah dilakukan dengan pembuatan lubang (atau setempat mengenal dengan sebutan 'anthur'] sejumlah rumab yang menjadi beban bak pembagi terakhir. Lubang jatab tadi selanjutnya akan diteruskan dengan pipa PVC ke tiap-tiap rumah. Jadi dari bak distribusi terakhir tiap lingkungan, maka tiap rumah hams
117
siap memasang pipa PVC dari jatah lubang ke bak. penampungan masing-masing rum ah.
Sumber: Dokumentasi peneliti. 2007
GAMBAR3.16 DESAIN MODEL DISTRIBUSI BAK PEMBAGI DEN GAN SISTEM SEKA T KACA
Pengelolaan operasi dan pemeliharaan sistem penyediaan air bersih pedesaan paska program ditangani oleh suatu Tim Pengelola yang dibentuk di tingkat kelurahan. Lingkup tugas Tim Pengelola ini mulai dari menghimpun iuran, melaksanakan kegiatan operasi dan pemeliharaan serta berhubungan dengan kelompok pengguna air lain di luar wilayah kerjanya.
Laporan administratif
secara ringkas dilaporkan tiap bulan dalam forum arisan sedangkan untuk laporan akhir tahun dipilih waktu sesuai dengan kesepak:atan anggota.
118
Sampoi dcngan bulen Maret 2006 mcmpunyai jumlah pclanggan/anggota sebanyak 801 .KK yang tersebar dalam 27 RT serta sanggup rnelayani kebutuhan
sarana pendidikan S:MP dan Puskesmas, Dana yang rnampu dihimpWl tiap bulan di tingkat
Tim Pengelola mencapai Rp. 1.100.000,- s/d Rp. 1.800.000,-.
Meskipun dari sejumlah anggola kelompok masih ada sebagian yang tetap menjadi konsumen/pelanggan PDAM karena merasa 'sayang" untuk memutuskan
sambungan POA M setelah mengeluarkan biaya pemasangan yang tidak sedikit. Kelompok yang demikian sebagisn besar yang mempunyai
penghasilan
tetap
sebagai PNS. TJ\l dan Polri. Seperti yang disarnpaikan oleh Bpk. Her; Suryanto,
Guru SD: S~
mera.'u sayong karena sudah mengeluarkan biaya pemasaugan
yang c:ukup besar bagi Juimi. Mes/ti air yang menga/ir tidak rutin don debitnya kecil sena tetap dikenakan 'biayu angin' (ubun11m1111, pen] saya juga merasa .9U111?lcan masak wong PNS lrok mbalelo l!!rhadap teman sendiri (yang dimaksud PDAM. pl!n.)judi ya saya biarkan soja: Yang pasti .ta)ia teiop dapar air dari ke/ompok.
Panisipasi masynrakat dalam upaya operasi dan pemeliharaan disalurkan dalam berbagai bentuk, baik material maupun tcnaga. Tim Pengelola juga
mengangkat 3 (liga) orang tim teknis yang bcrtugas sebagai gugus pelayanan (service force) bila ada gangguan, kerusakan dan pemeliharaan yang bersifat rutin dan operasional. Nannm bilamana terjadi kerusakan dan gangguan dengan skala yang tidak bisa diselesaikan oleh petogas, maka melalui mekanisme rembug' di tingkat pengurus akan dllaksanakan kerja bakti/gotong royong yang melibatlcan
sejumlah besar anggota kelompok, tergantung dari besar dan lokasi kerusakan berada,
LINf/ERSITAS D PONEGORO SEMARANG UNIVERS!TAS D:PONEGORO SEIV~ARl\NG UhllVER.SITASD!PONE:OOROSEMARANG UN!VERS!TAS D'PONEGORO St'.:MAHANG UN' ./ERS!TAS DIPONEGORO SEMAR.!\NG UN!'.IERSITAS DlPONEGOHO SEMARANG UNlV~RS!TAS DIPONEGORO SEMARANG UNIVERSJTAS D!PONEGORO SEMARANG UNIVERSITAS D!PONEGORO SEMARANG.
UN!VE.~~srrAs DIPONEGORO SEMARANG UNJVERSITAS DIPONEGOAO SEMAR.!\NG UNIVERSITAS DiPONEGO;~O SFMAHANG UNiVERSITAS DIPONEGORO SEM .•t\RANG UNl\ERSJTAS DIPONEGORO.SEM.l\R1\NG UNIVERSITAS D1PONEGORO SEM/.\R/~NG Uf\!!VERSlTAS DIPONEGORO SEM~.RANG UN!VERS!TAS DIPONEGORO SEM!\RANG UN!VfRSJTAS D PONEGORO SEMARP..NG UNl\lERS!TAS DIPONEGORO SEMARANG UNIVERS!TAS DIPONEGOAO SEMARANG UNIVERSITAS D!PONEGORO Sfl!ARANG UNiVERSlTAS UIPONEGORO SEl\t.ARANG UNlVERSITA.S DIPONEGORO SEMARANG UNIVERSITAS D!PONEGORO SlMARANG UN!VERSiTAS DJPONE'GORO SEMARANG UNiVERSITAS D!PONEGORO SEMARANG
UN!VEHSffAS D!P.ONEGORO SEMARANG UNlVERSITAS UNfVERSIT/.\S UNIVE-RSITAS UNIVEHSITA.S UNlV~RSiTAS
D!PONEGORO SEMARANG DiPC;NE.GORO SEMAAANG O!PONEGORO SEMt\RANG DIPONE.GORO SEMARANG OIPONEGORO SEi'vlARANG UN!VERSlTAS DiPONEGORO SEMARANG UNIVERS!TAS D'PONEGORO SEMAR.4NG UNIVERSlTAS DIPONEGORO SEMARANG UN!VERSJTASDIPONEGORO SEMARANG UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG UN1VERSlTASDIPONEGORO SE"v1ARANG UNIVfRSITAS DIPONEGORO SEMARANG UN!VHiS'TAS DIPONEGORO SEMARANG
UMiVER8ffAS DIPONEGORO SEMARANG UNiVfRSITAS OtPONEGORO SEMARANG UNlVERSlTAS DIPONEGORO SE!\llARANG UNIVERSlTAS DlPONEGORO SEMAP.ANG UNiVERSiTAS DIPONEGORO SEivlARANG UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMAHANG UNIVERSffAS OIPONEGORO SEMARANG UNlVERSITAS DrPONEGORO .SE11!'.ARANG lJNIVERSITAS OIPONEGORO SEMARAl"JG UNIVEHSlTAS DIPONEGORO SEMARANG UNIVERSlTAS DIPONEGORO SEMARANG UNIVERSffAS DIPONEGORO SEMARANG UNlVERS'.TAS DIPONEGORO SEM.!\RANG UNIVERS1TAS DIPONF.GORO SEMARANG UN!VERS!TAS DlPONEGORO SEMARANG UNIVERSl1AS DIPONEGORO SEMARANG UNIVERS!TASDIPONEGORO SEMARANG Ul\JJVERSITAS DIPONEGORO SE\1ARAN ,3 UNIVE.RSlTAS DIPONEGORO SEMAR.l\NG UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG UNl\/ERSITAS DIPONEGORO SEMA.RANG UNIVERSITA.S DIPONEGOAO SEMARANG UNIVERS!TAS O!PONEGORO SEMARANG ·UNIV!=RSiTAS DIPONEGORO SfMARANG UN!VERSITAS DtPONEGORO SEMARANG UNlVERSlTAS DIPONEGOf:iO SEMARANG UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG UNIVERSITAS DlPONEG0!10 SEMAR.ANG UNtVERSITAS DIPONEGORO SEMAHANG UNlVEBSITAS OlPONEGORO SEMARANG UNIVERSITAS DIP GORO SEMAHANG UNIVERS!TAS DIPONEGORO SEMARANG tJNIVERSfTA~ r' SEMARANG Ul'JIVERSITASOiPONEGORO SEMARANG UNIVERS -M/l.RA;~G UNIVERSITAS DlPOl\iEGORO SEMARANG UNll/E 8ANG UNIVERSITAS D!PONt-GORO S~MAP.ANG UNI ' G UNIVERSITAS DJPOf'liE;GOf10 SEMARANG
UN!VERSlTAS DtPO\lEGORO SEMARANG UNlVERSlTAS D1PONEGORO SEMAHANG UNlVERSlTAS D!PONEGORO SEMl-\RANG UNNERSlTAS DlPONEGORO SEMARANG U
· 10 UNIVERSITAS DlPONEGORO SEMARANG
UN!VERSlTAS OIPONEGORO SFMARANG :i UN!VEHSffAS DIPONEGORO SEMARANG UN!VERSiTl\S DIPONEGORO SEMARANC UNIVERSITAS O!PONEGORO SEMARA UNlVERSITAS DlPONEGORO SEMARAr Uf\ilVERS!TAS DIPONEGORO SEMAR.A.N UN!VERSITAS DJPONEGORO SEM:AHAN UNIVERSITAS DlPONEGORO SEMAf~AN UNIVERS!TAS D!PONEGORO SEMARAN( UNlVERSITAS DIPONEGORO SEMARAN · UNIVERSITA8 DIPOi·~EGOAO SEMARANG UNIVERSITAS OlPONEGORO SEMAR!<:NG UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG Li .G UNiVERSffAS DIPONEGORO SEMARi'~NG UN NG UN!VERSITAS DIPONEGORO SEMARANG UNl'v tANC. Ul\.£!VERSlTAS DIPONi;:GORO SEMARANG UNIVERSI ,µ.;;,) EMARANG UN!VFR$lTAS DIPONEGORO SEMARANG UNlVEHS!TAS DIPONEGORO SEMARANG
UNlVERSITAS D1PONEGQRO UNIVEASITA8 DIPONEGORO . NIVERSITAS DIPONEGORO .!fV'=ASiTASDiPONEGORO IVERSITAS DIPONEGORO NIVERSlTAS Oif'ONEGORO ·NIVERSITAS DiPONf·GORO Jt;JIVERSITASDIPONEGORO
SEMAR1~NG SEMARANG
SE'!\MP.ANG SEMi\RANG Sf.MARANO SEMARANG SEMARAf...iG
SEMARANG JNIVf::RSITASDIPONEGORO SEM.L\RANG UNIVER$lTAS rnPONEGORO SE:MAR.ANG UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMAR/.\NG UNlVERSrr.AS DtPOf"<EGORO SEMAt\ANG ul\i VlRSiTAS DIPONEGORO SEMARANG uNtVERSITAS O!PONEGORO Sf:MARA~G UNIVERS!TAS DIPO;\JEGORO SEMHRANG UNiVt:RSITAS OlPONfGORO SEMAR~.NG
UN!VERSIT}\S DIPONEGORO SEMARANG. UN!VERSl'f.l\S DIPONEGORO SEMARANG UNlVERS!TAS DtPONEGORO Sf.MAHANG UNi'IJERS!1ASDIPONEGORO SEMl\RANG UNiVEHSITAS D!PONF.GOHO SEMARANG lJ"1!VERSffAS DlPONEGORO SEMARANG UN1VEASITASDlPONEGORO SEMAf1ANG UN!VERSilAS D PONEGORO SEMARANG UNIVERSITAS DIPONEGOAO SEMARANG l.,NIVEASIT!\S DIPONEGORO SEMARANG UNIVEflSiTAS D PONEGORO SEMARANG UNIVERSITAS D!PONEGORO SEMAflANG UNIVEH.SITAS DlPONEGORO SEMARANG UNlVERSITAS 01PONEGORO SEMARANG UNIVEASiTAS DIPONEGORO SEMARANG UN!Vf RSITJ\.S DIPONEGORO SBJlAR.AJ>JG UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG UN!VERSffAS DIPONEGORO SEMARANG UNIV(RSITAS DIPONEGOHO si::\iARANG UNIVERS!TAS DlPONEGORO SEMARANG
UNIVE:RSITAS DlPONEGORO
SEMAl'.1.ANG Uf\l!VERS!TAS D!PONEGORO SEMARANG SEMJ.\R.~NG UNIVERSITAS DIPONE:.GORO SEMARANG SEMARAJ\IG UNIVERSITAS DIPONEGOHO SEMARANG SEMARANG UNIVERSITAS D!PONEGORO SEMARANG SEMARANG UNIVERSlTAS DIPONEGORO SEMARANG UN'VERSITAS UIPONEGORO SEMARANG UNIVERSll'AS DIPONEGORO SEMARANG UNIVE8SITAS D1PO:~EGORO SEMARANG UNlVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG UNJVERSITAS DiPONEGORO SEMARANG UNIVERSIT/:.S DIPONEGORO SEMAR.~NG UNIVERSlT AS O!PO\\JEGOROSEMA.RANG UNIVERStTAS DIPONEGORO SEMARANG UNIVERSITAS D!PONEGORO SEMA.RANG UNlVERS!TAS D PONEGORO SEMARANG UNlVERSJTt,S DIPO~EGORO SEMARANG UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG lJNiVEHSITti.SDIPONEGORO SEMARANG· UNIVERSffAS DIPONEGORO SEMARANG LINIVERSITASOIPONEGORO SEMARANG UNlVERSlTAS D!PONE'.GORO $EMARANG UNIVERSl1A.S DIPONEGORO SEMARANG UNIVERSrfAS DIPONEGORO SEMARANG UMVERSlTAS DlPONEGOHO SEMARAN(1 UNJVERSITAS OfPONEGORO SEMARANG LINIVEFISITAS DIPONEGORO.SEM;'\RANG UNiVERSiTA~ OlPONEGORO SEMARAN(rffi • 91$11'.~S"pn::D~G._QB:Q SWlffiAN JN1VERSITAS DlPONEGORO SEMARANG UNM.:RSffAS O!PONEGORO SEMARA$ UNi!fEP..vlTAS ou?bN G ,RO SE ii A - . 'NiVERSlTAS DIPONEGORO SEMAR.i.\NG UN!VERSITAS D!PONEGOHO SEMAR/~NG ·\ lif?fSffAS-.Gl~GNEGGR0SEMAHANG JNlv'ERS!TASDIPONEGORO SEMARAi'lG UMVERSITAS O!PONEGORO SEMARANG U"ll\'EASffAS ~:©~,i:;~R SEMARANG UNIVERSITAS DlPONEG08') SEMARANG
UNlVERSffA8 O!PONEGORO SEMArtN\IG GNNERS!TAS OIPONEGORO UNIVERSITAS DIPONEG0f10 SEMAFtl.\.NG UNIVERSIT.ASD!PONEGORO UN1VERSITAS !)IPONl:GORO SEMARANG UNIVEl'1S!TASDlPONEGORO UN VE.RSITAS DIPONEGORO SEMAR.A.NG UNIVERSiTAS D!PONEGORO
BAB IV
ANALISIS KONSTRUKSI KONSEP KEBERLANJUTAN (SUSTAJNABJLTY) DALAM PE:ft.lBANGUNANYANG BERBASIS PARTISIPASI MASYARAKAT
Pada bagian bab ini akan dipaparlcan analisis sebagai basil diskripsi atas pengamatan peneliti terhadap permasalahan yang telah dirumuskan di awal. Berbagai ma.cam informasi, pemahaman, persepsi, perilaku serta realitas kondisi sosial, ekonomi dan budaya yang ada dalam masyarakat di lokasi penclitian direkam dan diinterpretasikan dalam rangka menyusun ana!isis. htfonnasi didapetkan melalui wawancara, pcngamatan SC1'la diskusi yang dilal<.ukan untuk
membangun konsuuksi konscp keberlanjutan {sustuinability) pernbangunan yang berbasis partisipasi masyarakat melalui studi kasus yang ada.
Analisis telah tlillik.ukan sejak awal begitu data dipcroleh. Data-data yang telah diperoleh dan dikumpulkan untuk kcmudian direduksi untuk mendapatkan bahan analisis yang kemudian disesuaikan dengan fokus dari permasalahan. Tahapan selaniatnya mulai ditarik kesimpulan atau verifikasi alas data tersebut. Proses tersebut pada a.kh.irnya ditulis kembali berdasarkan pokok bahasan yang alum disampaikan dalam kerangka yang bers.ifaf sementara (Miles, Mand Hubberman, A. 1984, 17-21).
Pembabasan yang berupa papanm tidak hanya mendiskripsikan temuan lapangan apa adanya tetapi sudah disusun dalam bentuk kerangka penulisan yang mengareh atau mempunyai keterkaitan satu deugan informasi lainnya seeara
119
120
sisremaris. Hasil analisis y-.mg bersifar sementara diupayakan diipitl 11ll:1\jawab permasalahan yang telah dlrumuskan,
4.1 Peogertian Tentang Masy11rakat Gun• Mein•hami Rcalltas Yang Ada Penelitian yang meyangkut partisipasi masyarakar hams memahami
definisi sebenarnya dari masyarakat itu sendiri. Hal ini menjadi penting kaieoa dengan memahami pengertian Jan ciri-ciri masyarakat maim memudahkan bagi peneliti untuk mclakukan analisis-analisis yang terkait dengon aspek-espek yang
ada di dalam rn.asyarakat. Mtn1.1Nt Perserikaian Bangsa-Blutgiia (dalam Rahdriawan, 2001 :75) suatu masyarakat ateu komun.itas (comm1mi(V) yaitu suatu kelompok yang mengadakan kontak langsung (foce to face) telah diperserukan atau diikat oleh nilai-nilai serta obyektifitas ma~ing-ma~ing dengan suaru keselarasan dasar (basic harmony) dalam ha! minat dan asplrasi.
Dalam dcfinisi tersebut menganduag adanya 3 (tiga) kriteria pengertian tenting masyarakar yaim pertama, konsep kornunitas mcmpunyai komponenkomponcn fisik yang menggambarkan
adanya kelompok masyarakat yang hidup
di suatu daersh tertentu dan saling mengadakan lnteraksl. masyarakat
Kedua, anggota
umumnya memiliki ciri-ciri yang khas yang sama sehingga
memberikan identitas sebagai sebuah kelompok. Ciri-ciri Ylll1& khas ini yang membedakan antar kelompok masyaral:at satu dengan yang lain.
Ketiga,
sebuah
komunitas memiliki suatu keserasian dasar dalam hal perhatian dan sspirasi,
Dalam konteks
kelompok masyarakat yans bermukim
dengan
fungsi
121
pemerintahan
yang poling rendah di Indonesia rnab discbut dcsa atau istilah
lainnya.
Pengertian teraang masyarakat dipergunakan untuk memaharni dan membangun konsep kebedanju1an (.sustaitrabiliry) dalam pembangunan yang
berbasis partisipasi masyarakat, Uraian dan bahasan mengenai partisipasi seperti yang telah diuraikan pada Bab II membingkai "kcmunikasi' antara kerangka paradigma
pembangunan
berkelanjutan
dengsn
pendekatan
partisipasi
masyarak at. Pcnyampaian data yang mengarah sekaligus kepada analisis tentang partisipasi masyarakat dalam kerangka pembangunan berkehmjutao tidak lcpas
knrena penelitian yang dilakukan terikat olch tempat/ruang dan wak.tu dalam memahami persepsi, penlaku serta realitas sosial, ekonomi dan budaya yang bc:rkcmbangdalam mssyarakat di lokasi penelitian.
4.1 Pemahaman Masyarakat Terhadap Pria1ip dan Konsep Pembaogunaa
Berkelanju11n Diskripsi anahsis ini sebagai upaya deteksi awal sejauh mana pemahaman masyarakat
dalam
membangun persepsi tentang pembangunan
berkelanjutan. Pengertian pembangunan berkelanjutan (sustainable developmemt
seperti yang disampaikan oleh World Commisio11 on EnYironmenr and Development
(WCEO).
yang mendefinisikan sebagai pembangunaa
yang
ditujukan untuk memenuhi kebutuhan generasi sekarang tanpa rnengorbankan
kcmampuan generasi yang akan datang umuk memenuhi kebutuhannya sendiri
122
sccara praktis dipahami dcngan tingkat persepsi yang bervariasi oleh masyarakat,
Tingkat pemahaman
yang bervariasi ini menggambarkan tingkat pendidikan,
wawasan dan akses informasiyang dipunyai oleh tiap anggota masyarakat, Hasil wa waneara disusun dalaJn tingkatan pemahaman
mulai dari
terendeh, praktis sampai pada pemahaman yang meodekati konsep dasar dan definisi universal yang ada. Pemahaman paling sederbana terhadap pembangunan berkelanjutan
terungkap
dari, 1"" Sdini, 39 tahun, tokoh wanita, dimana
memahami bahwa pembangunan bedelanjinan itu Jcalau pada tahun--tahun yang akan datang lokasi dimana tempat dia tinggal mendapatkan proyeklbnntuan lagi
dari pcmcrintah. Kalou soya. ya berbarap tahwrtalum selanjumyapembangunan itu tetap' berkelanjutan.misalnya kalau taJum ini s:udah membangun perpipaan air bersih, lalu tuhun depan renovasi pasar desu selanjutnyatahun depannya falan; trus apti lagi begins.... Jodi akhtmya apo yang diburuhkan masyaroka: dapa: diperruki semua oieh pemertntah dan tentunya masyarakat selalu mau untuk iJcuJ partisipasi. wong 1.mtuk desanya sendirt, jaat ya berarti unrok kebutuhannya sendiri.won Begitu pemahaman saya kalau ditanya pembangunan berkelanjuian... Tahapan selanjumya bahwa pembangunan berkelanjutan dipahemi oleh masyarakat dengan mengindikasilcan dari basil opeeasionalisasi
pembcngunan
dalam berbagi sektor yang hams dapat memberikan manfoat seperti tujuan awal
pembangunan itu sendiri, terpclihara, dan mampu bertahan dalam kurun waktu tcrtcntu.
Hal demikian seperti yang disampalkaa oleh Bp/t.. SMkamto,
mengandung arti basil pembangunan hatus awet, terpelihara dan
mampu
123
memberikan
manfoet
dalam
jangka
walou tertentu seperti tujuan
dari
pembangunaa yang dilaksanekan. Kil/au menurui pemahaman SQ)'4 pembangunan berkelanjutan dapat diarrikan bila hasi}..hasi! dari pembangwum. .reperti sekolah; jalan; saluran pengairan, bendungan dan saluranlperpipaanair bersih it» misalnya. ya harus dapai dimanfaatlcan dan dipeliharadalam waktu yang
lama. Pemahaman
tentang pembangunan
berkelanjutan
yang tergali dari
falsafah hidup dan ideologi masyarakat yang dikaitkan dengan kelestarian alam. Walaupun dislrusi dimulai dari ranah lingkungan hidup tetapi esensi terliadap k.ontribusi pemahaman terhadap konsep clan prinsip pernbangunan berkelanjutan akhimya tergali dengan sendirinya, Dari pemahaman dalam lingkup yang sempit
dan bersifat lokal, masyarakat temyata berhasil mengemukakan beberapa ha! tentang pembangunan berkelanjutan.
Hasil wawancara clan diskusi dengan
masyarakat direduksi sehingga memberikan behan analisis yang disusun sebagai
intcprctasi, yaitu sebagai berilrut:
Pertama, pembanguuan harus memperhatikan alam, dalam artian manusia harus selalu
melestarikan
dan mengel-Ola sumberdaya alarn bila manusia
memenfaatkan basil dari alam
tersebut.
Kedua, hasil-hasil pem bangunan sebagai
upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat barus tetap beroperasi clan dipelihara sehingga memiliki manfaat yang sebesar-besamya, tetap memelihara dan mengoperasikan
Ketiga, cnasyaralcat harns
basil pembangtman sehingga generasi
berikutnya rnasih dapat memanfaatkannya. Keempat, dalam falsafah kehidupan masyarakat
setempat (Jaws) terkait dengan pengelolaan lingkungan hidup
menyatakan
bahwa bumi, air dan bawa (udara} yang dimanfoatkan sckamng
124
merupukan titipan untuk onok cucu, sehingga tidak boleh dimantaatkan dengan sembarangaa.
falsafah Bumi Lestari ilim Bumi Titipaning Gusti, membcr.i.kan
ideologi pengelolaan sumberdaya alam secara bijak, adil terhadap berbagai
kepentingan
serta
berkelaniutan
(memperhatikan
kepentingan
generasi
berikumya) Hal iui menunjukkan bahws munculnya paradigma pembangunan
berkelanjutan pada tataran global temyata secara alamiah telah terkandung dalam nilai-nilai hidup sebagai suatu tatanan sosial budaya yang ada dalam masyarakal (original value). Pemahaman seperti di alas didapatkan dari hasil wawuncara diskusi dengan aaggota masyarakat biasa, seperti dcngan Bplc. Supar, 50 tahun, peternak; ll>u Naning, 37 tahun, wiraswasta toko/kios; Bpk. W.airan, 51 tahun,
Ketua RT, Bpk. Salim, 45 tahun., petani, .Bpt. Mulyani. 45 tahun petani serta /bu l1unin11tul, 48 tahun. Pemahaman dengan persepsi yang lebih mendalam, menyatakan bahwa pembangunan
berkdanjutan harus memperhatikan keseimbangan lingkungan.
Hasil-hasil pembangunan harus dapat dioperasionalisasikan dan dipelihara sehingga dapat memberikan manfaat kepada selumh anggota masyarakat dalam area cakupan layanannya dalam wakm yang panjang atau bisa diwariskan kepada generasi bcrikutnya.
Hal eersebut diungkapkan oleh Bpi. Suyitno, S Sos, 52
tahun, seorang PNS dan tok.oh rnasyarakat, eks Ketua Tim Peegelola Kegiatan.
Pcmbangunan (masyarakat)
harus
berkelanjutnn bijak
dalam
itu
mernbcri
mcngclola
arti
lingkungan
bahwa
manusia
sehingga
hasil
125
pembangunan
dapat beroperasi
den dipelihara schingga tctap mcmberikan
manfaat dalam waktu yang lama. Kalau berbicora 11U1saluh pembungunan berkelanjwan itu yung penting ptmgeloloon linglwngannya... Bagaimunapun dan apopun hosil pemhangunan ttu lo:llau kita tidak bisa memetihara kelestartan alamnya maka a/ran percuma. Seperti di wilayah ini, banyak yang termasuk:
rawan bencana longsor, maka misalnya membangunjalan yo tidak awet. lain halnya kala« kita biea mengelola lingkungan dengan baik, seperti penghijauan kembaii hul<m-hutan yang gundul maka bila kita memhangun saluran irigasi don perpipaan air bersih misalnya; maka alron dapa: beroperasi dan bermanfoa: unt11k. wakm yang lama. syulrursyukur bisa tetap bertnaryaal dalam waau yang panjang ...
Dari basil interpretosi pemahemnn dan persepsi terhadap makna pcmbangunan berkelanjutan yang digali dari wawancara dan w:d<.W>i dengan masyarakat di wilayah peaelitian maka memberikan analisis teniang pemahaman masyarakat terhadap konsep d1111 paradigma pernbangunan berkel!!Jliutan, yaitu: I'ertama;
basil dan suaiu proses
operasionahsasi
pembangunan
digunalcan sebagai indikator praktis dalam memahami konsep dasar pembangunan
berkelaniutan.
Hasil pembangunan harus memberikan manfaat dengan
mengoperasikan dan memehharanya sehingga mampu memenuhi kebutuhan hidup masyarakat seperti yang ingin diwujudkandalam tujuan pembangunan,
Kedua. upaya pengelolaan Jingkungan menentukan kelestarian basil pcmbangunan itu sendiri, Hal ini dikarenaken tanpa pcngclolean sumber daya
alam yang balk maka hasil pcmbangunan yang diupayakan dengan tujuan untuk memcnuhi kebutuhan hidup dan peningl.atan kesejalneraan 1lllilS,Ylln1kat tidak
dapat bertaban dalam jangka waktu lama. Ke1iga, kepentingan generasi yang akan datang (dalam ungkapan anak
clan cucu) teleh meresap dalam pemahaman rerhadap pembangunan berk.elanjutan.
126
Keadilan antar generasi dalnm pcll1llllfuatan sumbcr daya alam yang ada berangkat dari adanya ideologi dan falsafah lokal bahwa bumi, air dan hawa (udara) yang dimanfaaikan sekarang mcrupakan titipan untuk anak cucu, sehmgga tidak boleh
dimaafaetkan dengan sembarangan. dibangun
dengan
berhubungan
pemakaian
yang
Kunci kelestariaan lingkungan bijal: atas hasil
pernbangunan
dapat yang
dengan basil alam, seperti air, hutan dan kekayaan alam yang
lainnya. Peruyatun obs.ervasi 1: Masyarakat dengan tingkat pendidikan dan wawasan yang sangat variatif memberikan pemohaman terhadap pembangunan berkelanjutan sesuai dengan cara pandang. persepsi don pemikiran yang terbangun dari suatu modal falsafah
lokal yang secara prakns sesuai dengan prinsip dan konsep'
pembangunan berkelanjutan (sustainabk develo{Jment) seperti yang terdefinist
secara universal. Anali sis ierhadap pemahaman masyarakar atas konsep dan pengertian pembangunan
berkelanjutan
dilaksanakan
deagan
kemudian dibawa
pendekatan
partisipesi
ke ranah pembangunan
masyarakat.
yang
Hasil anali sis
selanjutnya diharapkan mulai terjadi 'komunikasi · antara partisipasi masyarakat dalam
pembangunan
dengan
konsep
faktor-faktor yang mempengaruhinya.
keberlanjutannya
[sustainability)
serta
127
4.3 Aaa1i1is Tuhadap Proses Partisi~ nsi Yang Ada Dalam Masyarakac •.3.1
Kebutuhao Nyata Menjadi pjjak•n Pereocaoaan Dari Bawab Yang SebenlJ'-benarnya {Tht! Rul ~up Planning) Dalam mengkaji proses partisipasi yang reriadi di dslarn masyarakat
memerlukan kajian tentang motivasi m.Myarabrt nntuk berpartisipasi. Motivasi ini menj adi pentiag karena dengan akumulesi kebersamaan moti vasi Yllllg ada dalam masyarakat mencenninkan SUlltU tujuan bersama yang hendak dicapai, Seperti yang diutarakan oleh Abe, 2005 suatu perencaaaan yang berbasis pada prekarsa masyarakat adalah kcbutuhan
konkret
pcrcncanami
yang sepeauhnya meneerminkan
masyarakat dimana penyusunannya juga benar-benar
melibatkan masyaraket. Analisis untuk mendapatkan diskripsi
motivasi masyarakat untuk
berpartisipasi dalam perencanaan dimulai dengan mengkaji kondisi yang melatarbelakangi mengapa ide/gagasm yang menjadi emhrio. Dalam konreks ini, dimana didasarkan pada studi kasus pembaogunan sistem penyediaan air bersih pedesaan di lokasi penelitian ~
dirasa telah mampu menjawab kebutuhnn
mereka peneliti melakukan wawancara kepada masyarakat dengon menanyakan kondisi sebelum adanya sistem. Dari basil wawancara dan diskusi dengan beberapa anggota masyarakat bahwa yang mclatarbelakangi munculaya idc/p;igasan untuk merencanakan suatu sistern pelayaaan air bersih yang mampu melayani seluruh wilayah penelitian adalah merasa mendapatkan 'keti-Oak""11an' terhadap sistem pelayanan air bersih yang diusahakan oleh PDA..\.f secempat. mengalir di sambungan rumah atan Juan
Pada saat lampau air bersih yang UD\Wll
yang disediakan oleb PDAM
128
Magetaa belum tentu mengalir 3 (tiga) hari sekali, tet.api ironisnya sebagtan Jain dapat menikmati aliran air bersih dengan
masyarakat
baik.
Sebagian
masyarakat lain ini termasuk di luar wilayah penelitian. dimana topografinya Jebih rendah dibandingkan deogan lokasi penelitian.
Uogkapan kejengkelan terhadap
ketidakadilan layanan itu terekam 9epCrti yang disampaikan oleh Mlwk S1111em, 60 zahun, ibu rumah tangga:
"Gumwn kulo kaliyun PDAM nihl. sing celak kalth .!Umber kok malah
dikalahk». Sing tebih ma/ah luber-luber.. " (Heron saya dengan PDAM, yang lokasinyu de/cal ckngan sumber leek ma/ah dilwluhkan do/am pelayananannya, yang lok:asinya jauh ma/ah
berle bi han; pen) Koodisi yang sedemikian telab disampaikan pada PDAM setempst dan dijwtjikan
untuk segera memperbaiki sistem, tctapi talc
kuniuna tiba
upaya
perbaikan tersebut. Pelayanan yani dirasakan tidak ad.ii ini berlangsung dalam waktu yang terbilang tidak singkat sampai dengan puneaknya medio 1995 dimana kejengkelan masyarakat meneapai kliroak.snya. Tanggapan dan respon terbadap keluhan aw pelayan temodop pelanggan yang
kuraag
serta janji
yang sangat dinantikan tidok kunjung tercalisasi
menpdikan
baban analisis atas keticlalcpen;.ayaan masyarakzrt rerhadap layanan
pemerintah
(PDAM)
setempat.
dalam
pernenuhan
kebutuhan
air bersih
masyarakat
Sebagian masyarakat dengan segala 'kerendahan hati' masih tetap
membayar rekening dan abonemen walaupun pelayanaa yang mereka dapetkan sebagai pe{anggan POAM setempat jau.b dari barapan dan nilai ekonomi yang
mercka tanggung.
129
Bah an analisis masyarakat juga didapatkan dari pengarnatan m ereka sendiri terhadap teknis operasional sistem pengaliran PDAM unit setempat,
dengan mcllhat kondisi bak-bak tandon air (BTA) yang ada di wilayahnya temyalll sistem pengalirannya ~ang
mengalir ke lnkasi yang lebih rendah.
Bpk. .~lllyani, 45 tahun, peternak mengutarakan: "Naliko kuto eek kaliyan warga dalheng bak-bak; toya sedanto» diilekne Jeng ngandkap sedamen: Toya dilaske women wilayah Parang, wilayah niriki mhoten dib"gei. "
(Pada wakt11 flu. soyaperiksa bersama warga lain di semua bak ternyata air dialirkan umUQ ke wilayah bawali Kecamutan Purung.Air dilepa« penuh. wi/cyah sini tidak diheri bagian,pen) t-)Pomngndalah kecamaianyangflualmyudi bawah Kecamoum Poncol
Aksi individu dan kelompolc mulai bertindak sendiri-sendiri unmk mernenuhi kebutuhan air bersihnya.
Ada yang membongkar jaringan pips,
mcmbalik meter air, mcngarnbil meter air dan menyurnbat pipa i.odulc (transmisi), Pemukiman )'llllg letaknya je.uh dari jari.opn pipa ulam3 yang menJ.1111 semakin tidak jelas jatah air bersihny» mulai bcrtindok anarkis dengan mclubangi pips di
sejurnlah litik. Hal ini menimbulluw kunfiik diantara sesama masyarakat setempat, muocul kecurigaan antar kclompok Iingkungen serta pemieu kc:marahan masyarakat karena terganggunya pemenuhan kebutuhan pokoknya, Muara dari permasalahan yang berkembang ini adalah rasa ketidakadilan, Masyarakat
sudah
terlanj ur
menjadi
pelanggan
dengan
segala
konsekuensi biaya pasang dan buJ.anan. tetapi tidak mendapatkan layanan y1111g sebanding dengan pengorhsnan yang mereka keluark.an. Bpk. Kamo; 58 tahun, pctemak warga Lingkungan Turus, melonta.rkanungkapan keiengkelannya:
130
" menawi gedimg pengadilan kathak pating tlecek, ncmxing roso keadilan rallse fwk mboten koihah . .. . '' (..Kalau gedung pengudilan banyak tersebar dimana-mana tetapi kaiau keadilan kok. rasanya langlca .. pen)
l'elayanan air bersih oleh PDAM unit setempat dengan berbagai upaya perbaikan yang sedemikian minim rnasih berlangsung sampai medio 2003. Sebagian bcsar masyarakar pada akhimya rnenyatakan boikot dengan tidak membayar biaya berlangganan dan menerima resiko untuk diputus sebagai
pelanggan PDM1. Keseimbengan informasi berusaha didapatkan penelifi dcngan mcnggali
informasi kepada PDAM Miigel
sekitamya akan diupayakan dengan membangun BTA (bak tandon air) sau luxi sehingl(a mampu mengatas! kesenjangan air antara wilayah aras don bawoh. Tetapi pada saat yang ber.
Kondisi
terseina dlperparrlh dengan keter/ambatan i17.formasi yang masulr. Ice PDAM Magetcm. Karena unit setempat {Unit Parang) merasa mampu untulr. mengutusi permasalahan. Tidak tahunya permosolahan sudah sedemikan berkembang. Yang sanga: dirugikan sebenamya memunx pelanggan, hahltan ado yang dilaporkan lee polis! karena perusakan aset PDAM (pipa). llpaya perbaikan mino« (kecil- lwcilun) sw.l1.1h diupayakan
uleh PDAM terapi masyarokat sudah merasa 1idalr. sabar, sehingl(a muncul boiko:
Pendekasan, neguisusi dan penyukuhan
telah
dJak.ranolran PDAM waks» ilu sompo! dilalnJkonpemutusan: Deogan tidak terpenuhinya atau terganggunya pemenuhan kehutuhan pokoknya, dalarn hal ini khususnya air bersih, membawa dampak dalam
131
k.ehidupan sosial, ekonomi dan budaya dalam masyarakat setempat.
Timbulnya
konfhk antar tetaugga, kelornpok acau lmgkungan karena permasalahan
air
membuat sistem sosial dan budaya yang ada dalam rnasyarakat terganggu. Rasa curiga membuat hubungan sosial antar anggota masyarakat terganggu. Kebutuhan
waktu untuk mendapatkan
air beraih .menjadi
sangat
banyak: dan harus
mengeluarkan pengorbanan ekonomi yang lelnh. Sebagian masyarakat terpaksa
harus membeli air di wilayah yang lebih rendah. Hal demikian merupakan upaya bertahan karena keterpaksaan akan taaggungan pemenuhan kebutuban pokonya, Sebagian besar mesyarakat wilayah penelitian adalah petemak dimana membutuhkan air bersih dalam jurnlah yang banyak untuk memberi makan sapi {comboran, pen). Bagi masyarakat yang tidak mampu atau tidak mempunyai dana cadangan lebih menyatakan lebih baik 'menyerah' dengan menjual ternak-ternak mereka da.n lidak. uiemelihara sapi dulu.
Hal demikian memberikan pengaruh
yan8 signifikan terhadap knndis] ekonomi masyarakat. Seperti yang disampaikan Bpk. Suiamto. 40 tuhun, warga Lingkungan Dali:
Pada walctu itu saya punya 3 ekor lembul.mpi 1e1api karena h!liutuhan atmya tidok mampu saya sediakan maka daripada sapinya tidak: bisu gemuk .~ehi'lgga rugi maka terpaksa .w.1ya jual semua. Kebumhan air umuk comboran ba")·ak mas. Memeliharo sup! m1Jdel sini lebih banyak memberi makan lewat comboran dartpada hijauan. Oambaran di atas merupakan 'potret' kilas bal ik yang menjadi latar belakang pemicu motivasi munculnya ide/gagssan perecanaan pembangunan sistem penyediaan air bersih berbasis partisipasi masyarakat.
132
Pernyataao Observasi 2:
Adanyu homogenilus perasaan terhadap kua/itas pelayanan pemenuhan kebutulum polrok (air bersih) yang dirasa tidak atau kurang memperhatikan aspek kepuasan pelun1Q,run dari 1uatu pelayanan pemenuhan yang diupayakan oleh pemerlntah (I'D.AM setempat). Akumulusi yanx memuncak don kekecewaan don ketidakberdayaan masyarakat mendorong masyarakai menjadi satu visi terhadap kegagalan pemerintah dalam mengataJi permasalahan yang mereka hadapi. Kenyataan ini juga menegasbn bahwa sisrem layanan standar yang ada kurang mampu menjawab dan merespon juntutan pelanggan, karena memiliki sistem pelayanan yang telah baku, seperti struktur tarif yang tetap membebenkan abonemen dnn biaya pemeliharaan meter meski sistem pelayanan yang dilaksanakan tidak optimal (Percik, April 2006)
4.3.2 Desaio Mekanisme Program Dalam Perumusan PenDasalahao Pada lahun 2003 Kabupeten Magctan mendapatkan alokasi bantuan program dnri APBN don World Bank dalam bentuk Program Pengembangan Kccamatan (PPK).
Program Pcngcmbangan Kecamatan bertujuan mendorong
sebuah proses perencanaan partisipatif di tingkat kecamatan dalarn rangka rnembangun sebuah sisiem pemerintahao lokal dan mellllllggulangi kemiskinan yang bersih dari KKN. Ad11 dua macam PPK yang ada yaitu full grunt dan matching grani yang mensyaratkan pendampiogan dari APBD. Ada () (enam) .kecamatan yang menjadi alokasi PPK, yaini Poncol,
Panekan, Suknmom, Kawedanan, Ngariboyo dan Karas. Dua kecamatan terakhir termasuk yang matching want. Kecamatan Poncol mendapatkan alokasi dana
133
Rp. 75-0 juta yang dibagi 8 dcsa/kelwWian. Untuk rnasing-ma~ing kecamatan didarnpingi 2 orang konsultan pendamping, yaitu Fasilitator Kecamatan Bidang Teknik (FKT) dan Bidang Pemberdayaan (FKP)
Sekreeariat program berada di
kantor kecamatan yang diketeai oleh Penaaggungjawab Operasional Kecamatan (PjOK) )'nitu melekot pada Kepala Scksl Ekonomi dan Pernbangunan (Kasi
Ek.Bang) kccarnatan setompat, Desain mekanisme pelaksanaan program menuntur partisipasi aktif dari masyarakat, baik laki-Iak] atau perempuan, karena dalam setiap pertemuan dan musyawarah tingkat kehad.iran menjadi bahan penilaian kelayakan usulan untuk didanai. Kegiatan yang terdanai dihai;ilkan melalui mekanisme kompetis] di tingkat kecamatan.
Penila.ian kelayakan dan evaluasi atas proposal, basil
verifikasi tim tcknis serta mekanisme pen.ilaian si lang tiap wakll dcsa dalam Musyawomh Antnr Dese (MAD) akan menentukan kegiatan dari desa mana yang masuk nominasi
untuk didanai.
Evalaasi
don verifikasi jugu mensyaraikan
partisipasi masyarakat dalam bentuk dana, bahanimaterial dan tenaga yang menjadl salah sam faktor yang meoentukan
penitaien,
selain juga tingkar
kehadirau dalam seluruh rangkaian tahapan program sampai dengan evaloasi
akbir. Tahapan dan mekanisme program dilaksanakan bersama antara PjOK dan stafnya bersama dengan fasilitator kecamatan. Tnhap awal inisiasi adalah sosialisasl ke seluruh deS!1/kclurahan. Sosialisasi di laksanakan bergilir di tiap desa/kelurahen
dengan mcnghadirkan
sejumlah wakil masyarakat yang diwukili
tiap RT. Untuk Kecamatan Poneol disyaraikan untuk meaghadirkan Kenia RT
134
dan minimal 2 warganya. Dalam sosialisasi yang hadir selain dari pcjabat kecamatan setempat, warga masyarakat juga dari Tim Koordinas! Kabupaten (TKK) lintas dinas/sektor. Tujuan sosiausasi bergilir ini agar diperoleh cukup waktu untuk memberikan infonnasi seluas-luasnya kepada masyarakat dan dapat mengukur sejauh mana penerimaan infonnasi yang disampaikan dimana pada akhir acara dilakukan tanya jawab dan simulasi atas informasi yang telah disampaikan. Tahapan selanjutnya adalah penggalian gagasan yang ada di masyarakat. Gagasan ini tergali dari kcbutuhan yang mencerminkan kebutuhan sebagian besar
mesyarakar dan tidak tennasuk dalnm negative li.~tllarangan(seperti untuk. rumah ibadah, pembelian pupuk kimia, bahan peledak, dll).
Dcsaikelurahan diberi
kcsempatan untuk mengusnlkan 3 usulan kegiatan, dimana salah satunya adalah SPP (simpan pinjam) khusus untuk kaum perempuan.
Bahasan lebih lanjut
me111fokusbn pada lokasi penelitian. Masyarakat Kelurahan Alastuwo menerima sosialisasi tentang PPK pada bulan Mei 2003. Pada tahapan ini dihadiri lebih dari 60-an orang wakil warga masy1uakat (sesuai yang tercatat pada Betita Acara), Dalam acara ini sudah mulai tergambar annisiasme anggota masyarakat begitu mengetahui bahwa bantuan PPK holeh dipergunakan untuk membsagun prasarana, Penjela:san demi penjelasan oleh PjOK. fasiltator dan Tim Koordinasi Kabupaten menjedi masyarakat yang lw.dir.
pcrhatian
142
menjadi kebutuhamuiytt dan meojadi prioritas
masing-masing desa/keluraban yang h1UUs didahulukan.
Mekanisrne kompetisi menguji apakah usulan dari desa mampu bersaing deogan desa lain. Sebelum dilaksanakan
verifikasi
MAD dilangsungkan proposal 1ia11 desa telah
oleh Tim Verifikasi kecarnatan yang dibentuk
dan
personil yang dianggup mempunyai kemampuan toknis dan bersifai independcn. Tim Verifikasi ditetapkan oleh carnal setempat atas usulan FKT clan FKP yang diketehui olch Konsultan Manajemen Kabupaten (KM Kub). Hasil pemeriksaan
lapengan memberik.an pertirnbangan dan koreksi atas proposal sampai pada pemberian ni111i kc::tidakJayakan proposal untuk 'dladu' di ajang MAD, termasuk usulan dari Kclurahan Alastuwo yang mengusulkan prasarana air bersih, SPP dan Usaha Bkononu Dese (U.EO) Mekanisrne proposal.
nnh1k
kompetis!
industri kecil kerajinan. memungkinkan
penilaian
.silari~
dari tiap
Wakil setiap desa/kelurahan dibagi menjadi beberapa desk/kclompok
untuk roenilui deagan memberikan skor mesing-masing proposal dengan panduan yong telah disampaikan oleh konsultan.
Parameter yang baku memberikan
perlakuan ya11g ~wu<1 l"rhtll.i<1p kegiatan sejenis seperti prasarana,
Kemampuan
wakil-wakil desa yang menjadi utusan dalarn MAD dalarn melakukan lobby clan diplomasl
unlUk mempertahankan
'nilai'
usulannya
sehingga
memperoleh
nilai/skor yang tinggi pada semua kelompok/de.•k. Nilai dari tiap kelompokldesk akhimya digabung menjadi nilai akh.ir atas evaluas] silang tiap usulan kegistan, Pada akhirnya akan muncul urutan nominasi kegiatan yang mempunyai skor tertinggi sampai terendah. Uruton iniloh n.ontinya yang akan dijadik.an dasar
143
pendanaan. Jwnlah total dana yang ada dalam kec11.11U1um alum mampu mendanai
sampai komularif besaran rencara anggaran biaya (RAB) masing-masmg usulan yang masuk nominasi. Atas mekaaisme ini disambut dengan baik oleh wakil-wakil rnasyarakat dese/keturahan karena dirasa bahwa usulan tiap desa akan dibandingkan
pada
level yang lebih tingg] yaitu kepentingsn masyaraket di tingknt kecamatan. Seperti diungkepksn oleh Bpli.. Samuut, 54 tahun, petani dan pcngusaha mcbel, tokoh masyarakat Desa Genilangit yang dulu juga sebagai wakil desa dalam forum
MAD pada saat ditanyu kesannya terhadap mekanisme kompetisi usulan di tingkat kecamatan. Dengan adarrya lomba atau kompeti«! di ting/cat kecamaum maka usulan l/ap desa itu lslllah1rya akan diliha1 dengan kuca matayang /ebih iuas yaitu tingka: kecomaum. Masyaraka: desa diajak untuk' bisa men~r/11111 dlkord.tl uleh desu loin. Seuun /tu }11ga kepemt11gQll yang /ebih mendesak. akhirnya mefl}ad/ penimbangan untuk menjadlkan perlngkat /ebih alas. KenyaJaannya bahwa usulan desa saya masih Jcafah dengan usu/an Alastuwo karena memang kebu111han air bersih di sana lebih mendesak daripada Gedung 1'K yang sebenomyajugasudah .wngal mendesak di desa kami, tapi karena dinila! oleh ora11g banyak maka kitu hums legowo. fang pentin1{ lagi bahwa umson desa harus mempunyai be/ta/ untuk:melob! dan kemampuon dip/Qmasi atau ngeye!
yang berdasar sehingga usulannya dipandang periling. Pernahanan lain juga diseropaikan oleh 8p/i. SutrisM, 35 tahun, tokoh pemuda Desa Janggan. yangjuga sebogw wakil desanya dalam MAO. Pada tataran kompetisi di tingkal kecamatan, masyaraksusepertinya diqjak be/ajar musyawarah linglrxzt tinggi. Masyarokat diberi
kemampuan legowo atos penilaian vrung lain karena memang fair. Orang boleh ngeyet du/um kelompok lelopi bi/a di kelompok: Join11ya
bilang kalalt prtorttas mau apa .... Ko/au usulanrrya memang fidok layuk atou Ira/ah priori/as dart desa lain ya memang demikian adanya .....
144
Pemyatitam ub~ervasi 7: Dengan model kompetis! usuian di tingka: yang /ehih linggi memberikan pe/ajaran bahwa pengamlJilan keputuson yang borsifat kolekiif dan apa adanya
merupakan cara yang paling btsa dttertma.
Masyarakat telah mempunyoi
kemampuo» untuk. memberikan penilaian terhadap perenconaon yang benar .. benar prioritas de11ga11
membandingka«
terhadap perencanann lain.
Pembandingan dengan ska/a yang lebih luas membuka wawasan
mm
pertimbangan obyektif atas perspekuf sempi: yang dibawa sebagai wakil durl masyarakamya.
.f.3.5 Manifesta.tiAnt118lsme Dabm Tah11p Ptlolcsanaan Dan Evah1asi Pada bi1gl11n ini akan digali efek anmslasme di lahap awal sampai dengaa penyusunan rencana menuju tahapan yang paling dituoggu yaitu realisesi pelllk.sruuum kegietan,
Pade bahasen awal berhasil digambarkan bahwa
perencanaan yang berakar pada keburuhan nyata menghasilkan pereecanaan dari bawah dalarn arti sebenar-benamya (the real b1111am-11p planning). Pada suatu
kasus panislpasl yang lain, banyak terjadl kesenjangan (R/lfJ) antara perencanaan awal dan masa petaksansan kegiatan.
Seringkali masyarakat hanya mampu
merereanakan tapi giliran untuk berkorban dalam beatuk partisipasi nyata seperti dalam bemuk tenaga dan dana menjadi 'keder' atau beringsut pelan-pelan, Pada akhimya tujuan awal yang kelihatannya sang al 'besar dan agung' menjadi berantakan dan bahkan berhenti di tengahjalan. Peneliti berusaha mendiskripsikan apa yang terjadi pada waktu masa pelaksanaan kegiatan yang lalu, Begitu mengelahui bahwa usulan prasarana air
bersih yang diusulkao masuk nominasi (bah.kan teninggi) meskipun jumlah d11na
145
yang nantinya mcngucur dari alokasi bantuan PPK belum jelas karena rnasih dihitung kembali oleh FK T maka seluruh kelembagaan di lokasi penelitian mulai
bergerak. Pertemuan di lingkat kelurahau langsung dilaksanakan malam hari setelah MAD dilangsungkan, K.etua TPK (Tim Pengelola Kegiatan) dan Kepala Kelurahan memirnpin musyawarah dengan mengumpulkan seluruh Ketua RT dan pelaku PPk tinglr.at desa yang lain yang benujuan untuk menyusun strategi dun cara penggalangan dana, model pengeeahan tenaga kerja serta jalinan kerjasama
dengan desa dan pihak lain (dalam hal ini Perhutani sebagai pemilik lahan mata air). Hal ini mulai dikonsolidasikan sampai dcngan MAD II yang beragenda pcngcsshan alokasi dana dari nominasi usulan,
Bpk. S11yilnu, S So«, mantan
Ketua TPK mengisahkan tcntang persiapan sebelum mendapat alokasi dana: I'ang ada di kepala masyaraka: .Yuyu waktu itu hanya satu. syuku» kepada Gusti Allah dan berdaya upaya agar amanah ini biaa benarbenar bermarfaa: ha?,I .felllNlh masyaraka; desa kami. Persiapan sebagtn ancang '111Cat1g kam; lakukan uniuk segera mengumpulalam urunan (iuran) du/um benruA apapun. ya uang. material semen, pasir. l>atu. besi bl'/011 esser dan tentunya pipa yang kecil yang harus kita sediakan sendiri. Terus 1erang yang berat ado/ah pipa itu karena warga harus menanggung sendiri sepanjang' jalur mulai bale pembangi tingkat RT ~ampai k£ rumahnya. Iya kaiau rumahnya dalam kelnmpnk. yang besar sehingga letak baknya defeat, Iha kalau jauh kan jadi panjang sekali. Dall belt pipa kan huru.~ cash to mas ... Mukarryu mu/al saat ttu kamt mengtmruksikan warga untuk segera menyicif kebutuhannya, mulai pipa; semen dan /ainnya. Trus Ketua RT haru.' mu/al menga1Ur model h!rja ba/ainya. kapan wuklWl)'a. berapa umaga yang dikerahkan sampai konsumsinya. Untuk slaf kclurohun mula! menja/in huhungan desa lain. yaitu Genilanggil karena nantin.w pipa akan melci<•oti depan halaman rumuh penduduk deso itu. Terus Perhurum sudah menyacakan kesediaannya dengan memberikan syarat syarat tertcntu.
146
Basil penghitungan dan pemilahan kembali RAD oleh FKT sehingga disyahkan dalam MAD II ternyata
mendapat alokasi dana sebesar Rp.
134.056.450,· yang sudah termasuk untuk operasional TPK dan UPK. Dari basil survey ulang dalam penentuan jalur pemasangan pipa ketahui bahwa panjang pipa yang dipasang scpanjang Iebih dari 18.300 m'.
Hasil perhitungan te.lmis pipa
yang harus dipasang adalah dia, 3", 2,5 ·•, 2', I' dan W' yang bisa didlll'llli melalui
pengadaan oleh PPK. Dengan harga pasaran wak.tu itu alokasi dana hanya marnpu mendmani sepanjang 13.650 m', jadi rnasih kurang 3000-an m'. Hal ini juga
bclum termasuk bak-bak pembangi di seluruh wilayah lokasi penelitian.
Bila
momOOlldingkon dengan jumlah dana yang ditcrima dari PPK maka jumlah
swadaya sudah jauh melebihi yang disyaratkan bahkan melebihi jumlah alokasi dana PPK itu sendiri. Perasaan 'keder • awalnya juga dialami oleh Bpk. SUJltno, S Sos, selaku tokoh yang paling bertanggung jawab atas pelaksanaan kegiatsn, sepcr1i yang
dituturkan: Mengetahui kebu111han dana temyata memheng/uJk karena jalur pipn dan pengukuran yang /ebih teliti dan alokasi yang didapatkan ternyata sangat kurang pikiran .faya woau itu .•11)-'<1 haruy cari serep atau tomokan bila masyarakat gaga/ me11gumpullumswadayu. Akhirnya dengan seijin lurah saya lcumpulkanselumh warga di balai kelurahan... Saya ajak !wns11!1an untuk menielaskan olokasi Jana dari PP.I.: .SQ]ta tanting warga, yang benar- benar tidak mampu pasti dibantu ... tapt yang mompu ya norus mengelUOJ'la.m swadaya yang lebih. Akhirnya dengan suara bula1 warga mcnyatakan /ccsanggupamrya, katanya yang pen1i11g dapa! air! Perasaan .\:lzyQ wcksu itu ~vngguh mongkog. bangga dun optimis pasti berhasil.
Masa pelaksanaan akhimya tiba, Sebelum pencairan dana Pl>K yang dialokasikan untuk membeli pipa, temya\a warga sudah lebih dulu siap. Material
147
scperti semen, batu clan bcsi tclah tersedia di tiap RT.
Mckanismc tiap RT
diserahkan kepada masing-u=iOI!, RT deagan segala cara, Pipa yang barus disediakan sendiri oleh warga scbagian besar sudah terbeli, meskipun kualitasnya
beragam, Desain bak pemb2gi basil peeemuan warga setempat releh dicoba dan d iteruskan ke se luruh pelosok,
Terkait swadaya dana yang telah dikerahkan beberapa warga bercerita, seperti Bpk. Lilik, 52 tahun, warga T.inglcungan Duwet Garut: Wak11, tahu masih banyak dana yong dibutuhkan untui:mengalirkan air ke desa kami langsung berteka bagaimanapunharus jadt, e111ah apapun caranya: Kebutuhan air sudah demikum mendesak: Kami sudah lama sengsara gara-gara air ini,
tenaama
pas kemarau.
Berapopun
urunannya alum kami usahakan; 1oh a/can digunakan seterusnya. Caranya ya ... masing--masing ada yang dari lalnmgan, jua! basil panen, untung dari jual sapi, sampai pinjam saudara ...
Hal yang sama juga disenpaikan oleh Ib« TuJik, 3 7 tahun, warga Lingkungang
Prang Kampak,
meogisahlam pula bahwa keluarganya harus
mcnjual simpanan cmas karena temyata dihitung--hitung untuk kebutuhan swadaya habis tujuh ratus ribu,
... Lha bagaimana lagi, wong air bersih itu kan lreb1JWhan pokok. Ka/au tidak minum trus bagaimana, trus bagaimana pula dengan sapi-
sapinya. Selama tru pengetuaran un1uk mendapatkan air sudah' bonvok: Dari PDAilJ riap bulan bayar tapi airnya tidak karuan. Iuran rumah kami sekitar lujuh ratusan ribu.. pas waktu itu tidok. ada 1abrmgun, ya ult.hirnya saya barus menjua! emas. Nomi kalau air Iancar kan bisa usaha !agi.... Hal lain yang dikemukakan llHI Nuillg yang tak lain istri dari Bpk. Sukamto, Ketua Tim Pengekila. menuturkan walau rumahnya dilewati pipa dan letaknya dekat dengan bak pembagi lapi konselruensinya b.arus membantu yang
jauh dan termasuk golongan miskin.
148
Ka/au kami sebenarnya tidak. banyak butuh. pipa dan metcrial lain, karena rumah kami di pinggir jalan dan kebetulan dekat dengan bak
pembagi. Tapi kaml menyadaribahwa beban urunan harus ditangg:ung RT sehingga kami harus mau menolong dan menyubsidi silang yang jauh dan ndak mampu: Masalah besarannya. ridak perlu tahulah. ya sebenarnya lumayan bagi rami yang penghasilnya lidair sebesar juargan-furagan sapi itu.: {sambil menyebutkan beberapa nama
fJfingusuha sapi di sekitumya) rernyataan observaai 8: Akumulasi kelidakberdayaan dun peluans; lepas dari permasalahanyang menyangkut kebutuhan pokck pada masa mtndarar,g membulatkun tekad
pengorbanan
alas
beban partisipasiyang karus dircmggangnyu. Kesepakutan
yang berdasar kemanusiaan, solidariuu don kebersomaan menjadikan kadar «s11kar11ia(111 menjadi lebih tinggi.
8egitu pula pada waktu penaaiuran keria bakti. Jadwal kcrja, jumlah tcna.ga. kcrja, jumlah tanggungan konsumsi yang harus ditanggung dan lainnya ditentukan sendiri pada level kelornpok sosial {socialgroup} terkecil, seperti RT dan persepuluhen (dasa wisma). Pada saat giliran harus mcnyceorkan scjumlah tenaga kerja yang harus bek.erja di luar lingkungMnya ditentukan secara penuh kekeluargaan.
Mekanisme denda lwiya berupa penggentian wuklu kerju (alih
waktu). Seperti pemnuran Bpk. Mlllyattl, bahwa pengaturan kerja lebih baik
diserahkan RT atau dasawisma saia deogan alasan 1ahu betul kcmampuan kerja dan waktunya. Kalau masalah pengahunn.jadwal kerja, kami mengaturnya dolam lwlompoA lutdl suja, seperti RT dun persepuluhan: Im karena kalau telungga dekat kan gampa11g ngatumya dan yang pasti tahu kemampuan
serta waktu senggangnya. In! juga termasukbi/a dapat giliran kerja di hutan twaktu masang pipa dari mora air). Kami melakukan dengan sukarela: Tidak eker -· ekeran: tidak. ado denda: paling hanya lukiran fa/ihwakru; pen)...
149
Sumber.Dokumentasi TPK, 2003
GAMBAR4.1
DOKUMENTASIKERJABAKTIPADA TAHAP PELAKSANAAN KEGIA TAN Pernyataanobservasi 9: Model pengaturan pada unit terkecil masyarakat dalam membagi beban kerja didasarkan pada informasi akurat terhadap kemampuan dan kesediaannya sehingga didapatkan soliditas tinggi dalam pengerahan partisipasi dalam bentuk tenaga atas grurrgrup kecil tersebut.
4.3.6 Analisis TingkatPartisipasi Dalam konteks pembahasan mengenai partisipasi memerlukan analisis terhadap partisipasinya
itu sendiri. Analisis partisipasi
masyarakat biasanya
menyangkut beberapa hal seperti: (a) manfaat dari partisipasi bagi masyarakat; (b) tipe partisipasi berdasarkan tinjauan masing-masing penggolongan.; (c) wujud atau bentuk partisipasi; (d) efektifitas dan tingkatan partisipasi; serta (e) faktorfaktor yang mempengaruhinya, Penelitian kualitatif yang menekankan upaya untuk menjelaskan
tujuan eksploratif yaitu suatu
bagairnana fenomena suatu kegiatan terjadi dalam
J 50
masyerakar yang sedang ditcliti.
Diskripsi alarniah (naturalistic) dilakukan
sehingga dalam rnelakukan analisis
terhadap
partisipasi masyarakat juga
memberikan diskripsi apa yang terjadi di Jokasi penelitian, Dari hasil interpretasi atas dala yang diperoleh serta rekaman siwasi dan kondisi di lokasi penelitian dapat diuraikan analisis partisipasi masyarakat dalam pembangunan prasarana air bersih.
Analisis ini sengaja dipisahkan deogan setelah beroperasinya sistem
penyediaan air bersih
yang telah tezbangun karena peneliti ingin mengkaji
keterkanannya dengan masa setelah beroperasinya sistem. Perencanaan dari bawah YllQS sebenar-benamya (the real bottom-up
planning) sebagai manifestasi portisiposi masyarakat yang tergali dari kebutuhan nyata membcrikan efck domino yang besar terhadap aspek-aspek partisipas) masyarakat, Partisipasi masya.rakat akan berjalau dengan sendirinya tanpa ada pemaksaan,
Mulai tahapan penggalian gagasan tclah mernberikan peluang bagi
masyarakat untuk 'meluapkan'
ekspresi partisipasinya dalam bentuk-bentuk
usulan verbal dan tertulis, Meskipun pada tahap tertenru terjadi partisipasi tidal( langsung karena adanya mekanisme yang hanya rnemungkinkan wakil-wakil
masyarakat yang terlibat, tetapi di tahapan yang lain masyarakat secara langsung berpartisipasi aktif dengan mernberikan bentuk partisipasinya dalam bentuk kehadiran, pikiran, tenaga dan dana. Untuk m engetahui sejauh mana peran partisipesi mesyamkat dalam
mencapai tujuan bersama ynng diinginknn diperlukan suatu tolok ukur/tingkatan efektifi tas dari partisi pasi itu sendiri, Efektifitas menurut Drucker, I 97 4 (dalam Suryanto, 2003:40) ya.itu suatu tingkatan yang sesuai antara keluaran empiris
151
suatu sistem dengan kcluaraa (Otllpu/) yang diharapkan. Dalam definisi yang lebih bet-
efektifitas dapat diartikan sebagai suatu upaya untuk mencapai tujuan
secara konsisten dengan rnernanfaaiken clan menggunakan segenap prasaraaa dan sumberdaya yang tersedia. Bila digunakan skala/jenjaog partisipasi menunn Amstein clan Skala Analisis Partisipasi Masyarakat (Analytjcal Scale of Participation) oleh Moughtin maka dapat dikemukakan panisipasi yang telah dilaknken di lokasi penelitian termasuk Degree of Citizen Power l:.areo.a secara nyatatelah rnempunyai bentuk kekuasaan dan kontrol terhadap pengambilan keputusan., karena pada saat bersamaan telah terwujudnya kemompuan masyerakat untuk mengendalikan seluruh proses pengambilan keputusan, memiliki kekuatan untuk meugarur program yang sesuai dengan kcbutuhannya dan berhuoungan Iangsung dengan somber dana,
Dari
pengalaman
melaksanakan
proses
perencanaan
panisiparif
masyarakat telah mernperoleh pelajaran-pelajaran berharga dibalik proses panjang yang melelahkan itu, seperti yang diS3mp3.i.kan .Bpk. Sarengat, S Sos, Kepala
K.elw:ahan: Setetab melalui pro.<es pereneanaan yang begitu mengakomodasl kepentingan masyarakat yang beg/tu rumu dan panjang;masyorakatdesa kami
sekarang telah pintar... artinya sekarang sudah mau mengungkapkanpendapatnya dmgan baik; tidak nggerunde!di belokang, Kemudian 1mnjadi mau menerima pendapat orang lain atau tahu demokrasi selain ilu meniad: lebi.h hutanggun~awab atas putusan yang refah diambil.: Jugs seperti yang dituturkan BpK. Mttl}Wti, tokoh rnasyarakat setempar; Dengan musyawarah seperti itu walapun memerlukan kesobaran dan keluangan waktu yang hanyak tetopi sekarang warga di sini telah
152
banyak belajar seperti menjadi berani dalam hal menyampaikan uneg-
unegnya.
Tangxrmgjowabnya lebih besor dan konsekuen terhadap putusan-putusan rapat karena tahu arti11yademokrastyang telan dialami secora langsung. T erkai t dengan pelaksansan
kegiatan. peodapar Jain disam palkan oleh
BpA. Suyitno,S Sos, eks, Kctua TPK: Yangjelas denganmengikuti mekanismeperencanaan dari bawah seperti
itu. masyorakat kansekuen mas keputusannya. Artinya mendukung seratus persen Glas apapun yang terjadi dari resiko keputusannya itu seperti akhirnya hand memberikan sumhangan dana yang lidak sediku dan bekerja baku dalam wcdtu lama. Tetapi (/i sisi lain masyarakat juga menureut /c:eterbukaan clan transparansi pengelolaan dananya.
Seperti dikemukakan o!eh Abe. 2005 bahwa partisipasi akan membawa dsmpak terhindar dari peluang manipulasi, memberi nilai tambeh dari legitimasi perumusan perencanaan din meningkatl
Pernyaraaa Obsenrasj 10: Dengan menjaiani sendiri proses perencanaan partisipatif masyarakat mengenal demokrasi yang benar, mau mengemukakan pendapatnya. konsekuen dan bertanggungjawabatas pengambil.an keputusan sertamendukungpenuh hasil perencanaan yang dihasilkan:
4.4 .kd>erlanjutaa Layanan Basil Perencaaaao l"artlslpatif Meouju Ko11sep Kebe.rlaojutan (Sustai11abi/Jty) Pembaogulllln Yang Berbasis Parti!ipasi Masyarakllt Dari bagian terdahulu, salah satu basil rumusan analisis interpretasi yang terkait dengan konsep kebcrlanjutan (sustamahiliry) pembangunan yang berbasis
partisipasi ma.syarakat menyatakan bahwa lebih mudah dipahami dengan melihat
153
uniuk kerja dari basil operasionalisesi basil pembangunan yang telah dirumuskan rnelalui perencanaan partisipatif dari bawah (lhe real bouon-up planning). Pada bagian ini akan dikaji pemahaman. sikap, peri laku dan kegiatao-
kegiatan masyarakat terhadep haxil pembangunan prasarana air bersih yang telah beroperasi.
Kajian ini aka.n membawa kepa.da arah fuktor-faktor yang
mempengaruhi keberlanjutan layanan prasarana.
inrerpreeasi lebih lnnjut mcngarahkan
Pada akhimya pada tahap
proses ·komunik.asi' dengan kousep
kcberlanjutan (sustainability)pembi!llgunan yaog berbasis partisipasi masyarakat itu sendirt,
4.4.l Diskri~ Opel'IWooAI Sistc:m PclayaoanAir BersiJI Pada bagian ini akan memberilum grunbaran tentang operaslonalisasi
sistem pelayanan air bersih yang telah berjalan dan terpelihara dengan baik. Bila dibandiagkan dengan perencanaan awal, sistem sekarang tel.ah berkembang yang
ditandai dengaojumlah rumah (KK} ynngdilayani. Sistcm penyediaan air bersih ini mengambil air dari Mata Air Buto ijo
yang terletak di wilayah hutan Perhutani y1111g masuk wilayah Desa Genilangit Wilayllh Pemangkuaa Lawu Ds Selatan. Matll air ioi sebelwnnya dirnanfaatkan
untuk irigasi danjuga penyediaan air bersih di beberapa desa sekitamya, Menurut data dari Dinas Pengairan wilayah setempet pada musim kemarau paling kering debitnya mencapai 12 l.t/dt, jauh betkurang dibandingkan sebelum kejadian
kebakaran hutan yang melanda Gunung Lawu Bagian Selatan sekitar tahim 1996.
154
Dengan menggunakan Bak Penangkap Mata Air (Bronchaptering) berukuran 3,0 x 1,5 x 1,0 m' (p x Ix t) yang dib$gi dalam 3 (tiga) tiga sekat yang
benujuan untuk rnengurangi lumpur yang terbawa dalam sistem. Transmisi air dibawa melalui pipa beediameier J.O inches. Panjang pipa transmisi sarnpai bale
penerima pertama rnencapai
± 5 .200 rn'.
Mulai bak pertama inilah sistem pembagion air model bilk pcmbagi terjadi.
Bak I terbagi menjadi 2 jurusan yaitu pcrcabangan kc Lingkungan
Alastuwo (bale K) dengan pipe. dill. 1 inch
Bak 8') denglll! pipa dia. 2,5 inches, Bak B' yang bcrjarak 750 m' dari Bak 1 terbagi mcnjadi dua lagl yaitu jurusan ke Lingkungan Turus dan sistern pipa
transmisi Janjutan (menuju Bak C) yang berja!a.k 600 m' tetap dengan pipa dia. 2,5 inches. Uambar sistem transmisi-distribusi selengkapnya dapat dilihat pada Gamhar4.2. Sistem transmisi-distribusi ini berlanjut terus sa.mpai satuaa kelompok
rumah terjouh di scluruh wilayah lokesi penelitian, Paling tidak ada 4 (empat)
model bak pembagi utama yang nantinya alcaa terbagi dalarn bak-bak yaog lebih kecil di lingl.up kelompok rumah.
Seperti terlihat dalam Gambar 4.3 terlihat
pembagian dan arah pelayanan pada satuan RT dan kelornpok rumah. Sistem tapping air model boks pembagi ini balanjut sampai kc satuan lingkungan terkecil kelompok rumah. Oari boles pembagi terkecil ini langsung meogalirkan ke masing-masing rumab melalui pipa perseorangsn (individual pipeline) yang terbagi dalarn satuan lu~lubang(di lokasi penelitian dikcnal
dengan sebutan 'aruur '),
\
' ,,..
. - . -:.. . ~ ~
' I
I
I \
·,.0 ...---1 '
-~:- .~-
I
-:;
\ \
.,. .,. .- .
8 •r,
'
I
d
I
'
Dl+----t \ \
I
I I \
\ t: 0
.,..,
-
.::::
·~ \
.
I
.'
<
... . I .
'
156
Secam teknis model bak pembagi ini kuracg layak karene ruwnn terjooi scdimentasi (pcnyumbatan), kuraag higienis serta tidak bisa ditentukan deagan pasti pemakaian aimya (debit).
Selain itu, beban masyarakat atau kelompok
rumah yang jwnlahnya sedikit tapi jauh dari bak pembagi terakhir akan menerima beban yang basar dalam hal pengadaan pipa individual.
Sistem tapping individual
ioi diperoleh dari hasi] pereouogae dan
eksperimen anggota masyarakat sendiri karena mssyarakat merasakan adanya ketidakadilan bila menggunakan model st.am.lllr (langsung mengambil dari pipa dimibusi) dan memerlukanalat tambahen yang mahal (clornp saddle).
....
,
.. I.
, ,,
...
( "Wjll~
I A1 l
@
...
-!do!
~
., :.,
......
,\'um&r·l)o1'.un1enlaT1!'PK, ](103
GAMBAR4.3 DESAIN BAK PEMBAGI DAN ARAB PELA V ANAN
157
Menurut hasil wawancara
dengan masyarakat
di lokasi penelitian,
pertimbangan teknis, higienis dan ekonomis menjadi pertimbangan selanjutnya yang dipentingkan adalah bagaimana setiap KK mendapat jatah air yang adil.
Sumber:DokumentasiPeneliti, 2007
GAMBAR4.4 SISTEM TAPPING INDIVIDUAL TAMP AK DARI LUAR (Kiri) DAN DALAM (Kanan) Seperti penuturan Bpk: Sumali, 55 tahun, salah satu dari tokoh yang melontarkan ide dan menemukan sistem pembagian model bale
Setelah memikirkan dan mencoba berkali-kali kami berprinsip air yang sudah sampai ke desa kami harus terbagi adil dan merata. Ka/au memakai sistem biasa jelas tidak jalan dan mahal, makanya kami berupaya dengan model bak pembagi. Masalah kurang bersih, pipa per rumah jadi panjang tidak masalah.: Nana yang jauh disubsidi yang dekat. Kalau nanti buntu ya dibersihkan, itu masalah gampang lam kalau merawat barangyang dipakai sehari - hari .... Penyataan observasi 11: Pengalaman memberikan semangat untuk mengatasi permasalahan ikutan yang timbul dengan pengabaian terlebih dahulu aspek yang bisa ditanggulangi selanjutnya. Untuk studi kasus ini, keadilan dalam pemerataan pembagian air menjadikan pijakan dasar untuk menyelesaikan permasalahan ikutan ini terlebih dahulu.
158
Sampai waktu observasi yang berani hampir 4 (empat) tahun beroperasi belum didapatkan permasalahan
yang berarti terhadap sistcm pembagian ini.
Perrnasalahan air kotor karena lumpur terjadi pada awal musirn hujan yang merupakan tanda untuk mernbersihkan endapan lumpur aki bat sedimentasi di seluruh bak,
Pada saat ini Tim Pengelola menghimbau
clan melaksanakan
pemantauan agar setiap bak untuk dibersihkan, sepertl yang disampaikan Bpk.
Suluunto. Ketua Tim Pcngelola: Paling-pulingpertnal·alahan air kotor seuiJ111n sekalt ... ttu lerjadi pada awn! mrisim hujan dimana lumpur terbawa masuk' ke pipa sampai rumah. Kalau .tl/l.iah begtlu karni memerintahkan untuk semua warga membersihkan bak agar tit/Dir mcnimbrJl
musj id, dan lainnya: ...
'·'·2
Kebtrlanjatu Laya11 ...1 Prasanna Pada bagian ini akan mendislcrip,ikwi clan menglu~ji dari siknp,
pemahaman dan perilaku ma.syu.rabt dalam memanfaatkan basil perencanaan par1isipatif da..lam pemenuhan kcbutuhannya,
sekaligus akan menggali Iaktor-
faktor yang meinpengaruhinya serta efok manfaat terhadap layanan yang telsh
mampu memenuhi kebutuhannya. Sampai pcnelitian
ini dilakukan
umur layaoen
prasarana
hampir
mencapai 4 (empat) tahun. Seperti yang diungkapkan di bagian tcrdahulu secara teknis sistem tidak mengalami permasalaban berarti.
Hal ini mcnjadi menarik
untuk dipelajari clan dikaji lebih mendalam s~
bahan rumusan schingga
menjadi analisis
yang menorik raengeaai kcberlanjutan
layanan prasarana,
Dengan mendasarkan pada studi kmus, daJam perspektif yang lebih luas ingin
159
ditarik suatu konsep keberlanjutan
(sustainability) peinbangunan yllllg berbasis
partisipasi masyarakat yang pada bagian depan telah mencenninbn perencanaan dari bawah yang sebenar-benamya (tlie real bottom-up planning) Kanan terhadap keberlanjutan layanan prasarana ini tidak bisa dilepaskan dari segala upaya (effort) dalam pengekslaan prasarana yang dilakukan masyarakat sendiri,
Menurut Schubeler, 1996 pengelolaan peiayanan prasarana seeara
sederhana dapat dipandang sebagai proses menerus dalarn pengoperasian dan pemeli.haraan terhadap prasarana yang telah dibangun.
pembangunan panisipatif,
Dalarn kerangka
upaya masyarakat dalam pengclolaan prasarana
mcnunjukkan proses partisipasi paska proyek/pmgrarn berjalan di:ugau baik,
terlebih bila masyarakat mampu rue11iaga keandalaan Jayanan p.rasarana serta mengembangkamiya. Sedangkan Mc.Common (dalam UNICEF, 1999} mengungkapkan bahwa
ciri yang menonjol dari pengelolaan oleh masyarakat adalah sifat pengambilan keputusan dan tanggung jawab lokal umuk melaksanakan kepntnsan tersebut. Syarat bagi pengelolaan oleh masyarakat adalah adanya kemauan untuk
memperbaiki kondisi yang ada, informasi, teknologi yang sesuai serta kemampuan sumberdaya. Untuk membingkai pengkajian agar lebih sistemads maka digunakan temuan teoritis yang terdohulu bahwa keberl1111jutan layanan prasarana ditentukan oleh 5 (lima) variabcl bcsar. Kclima variabel itu adalah kelcmbagaan, kemauan
untuk iuran (pendanaan), teknologi, alam/lingkungan hidup dan sosial budaya. Kupasa11 ierhathtp mMing-masing variabel akan diuraikan menjadi kaiian sebagai
160
hwiil analisis atas realitas lapangan yang ada Meskipun pada kondisi dan studi kasus lain, a.~pek-aspek yang mempengaruhi lceberlaojutan layanim prasarana yang dikelola oteh masyardkat ini memerlukan pengkajian lehih dalam dan komprehensif
4.4.2.J Asnek Kelemhaeaan
Setelah basil pembangunar1
pra8'1n11l4
diserahk1111 kepada muyarakat,
maka mclalui rnusyawarah di tingkat kelurahan padll 24 Maret 2004 dibcn(uk Tim Pengelola Pemelihara Air Bersih. Tim ini dibentuk dengan rujuan sebagai tindak lunjut paska pembangunan yang mempunyal tugas untuk metakukan pengelolaao, pengoper8$ian. pemelibaraan dan pengcmbangan prasarana air bersih, Forum tertinggi dalam pengamhiJan keputusan Tim Pengelola inl ada pada rnusyawarah anggota yang dilaksanakaa insidentil.
Kepengurcsan tim ini
sangat sederhana yanu ketua, sekretaris, bendahara dun bagian tck.nis. Pada kepengurusan saat ini tirn teknis berjumloh 3 (oreng) yang bertindak sebagai pelaksana pc(ayanan {service task). Adepun kepengurusan pada s11al penelitian ini dilakukan adalah:
Ketua
Bpk. Sukarnto (perangkat kehirahan non PNS)
Sekretaris
Bpk. Harsono (PNS/sekretaris kelurahan)
Bendahara
Bpk, Hcri Suryanto (PNS/guru SD)
Pelaksana Teknis
Bpk. Supar (petam) Spic. Yani (petemak) Bpk. Sumali (petemak)
161
Terkait susunan dan rampingnya kepengurusan basil
wawancara
dan
diskusi memberikan alasannya, seperti dikatakan Bpk. Parman, warga Duwet Garut:
Untu/c rnengurusi air bersit: im baiknya dibemuk pengurus ya11g diketahui Lurah tapi jangan seperti kepengurusan yang lain. Horus simpel saja biar lrompak. Personiln.11a-pun dipilih dan orang--<>rt.1n!( yang dipercaya masyaraau dan re/ah terbukti selama ini. .. Jfusalah ~nyutu<m kok: banyak ya"K negeri (PNS yang dimaksud. pen) itu j<mgan dipandang negerinya, tap! ml!mung lernyaJa mu.\yurakaJ percayanya ya soma orang ltu. Seperti Pak Guru. Mas Kamto ... untuk bagian pelabana hanlS orang yang tahu bewl masalah plpa .... Selain itu juga hasil diskusi deugan Bpk. Suyltno, S Su11, tokoh masyarakat setempat dan eks Ketua TPK, Bpk. Wadiran, Bpk. Mlllyani, dan lb11 Nanlng juga memberikan menghasilkan rumusan yang serupa,
Pemyataan observasl tl: Bentuk orgonisos) ringk:atun pelaksana yang sederhana berlujuan agur kinerja
kep'lnl{l.(rusan tinAAi akibat
imeraksi pengurus
yang
i'11cnsif.
Kepercoyaan terhadap lrepengurusan terbentulc dari kredibtluas yang terlacak sejak jauh hari, tanpa melihat suuusnya dalam struaur sosial.
Pada. awal pembenrukaonya, Tim Pengelola hams melayani 792 KK dari 840 KK yang ada dan sekarang sudah berkembang menjadi 80 l KK serta mampu melayani SD dan Puskesmas. Sampai dengan penelitian dilakukan pengurus telah melaksaoabn 2 (dua) kali musyawarah pcrtanggungjawaban yaitu tiap tahun.
Walctu pertanggungjawabaJJ dipilih fleksibel
berkisar bulan Maret-April.
Musyawarah pertanggungjawaban di.hadiri oleh seluruh perwakilan RT. pengurus
LPM, perangkat kelurahan serta tokoh masyarokat dan pemuda sctempat.
162
Dalam musyawarah dibahas pertanggungjawaben keuangan, hubungan dengan kelembagaan lain serta isu-isu yang dianggap penting pada saat itu, selain juga disampaikan informasi dari pemerintan yang terkait Paiak Bumi Bangunan (PBB) karena mendekati bulan Agustus diharapkan luaas agar desaikelurahan
setempat mendapat insentitlbadiah dari pemerintah daerah setempat, Terkait dengan apa yang diharapkan masyarakat terhadap lembaga pengelola ini ada beberapa yang mernberikan pendapat, seperti /bu lnminatuJ:
Peng1!10Ja itu sebenamya lidak 11suh macam·-macam, yang pcntingjujur, transparan dan terbuka. Ka/au dililtat orangnya saya s11dah yakin. Untuk yang teknis juga sudoh mumpuni. Untuk masa depan Tim ini haTUS tidak terganJung dengan ke/urahon, mandin serta tidak bisa ditekan sanirsini.... Sedangkan penuturan dari Ketua Tim Pengelola, Bpk. Sukamto dan
Bendahara Bpk. Heri Suryanto, mcmbcrikan kiamya dalam mcnjalankan orgenisasi ini: Yung peming. bagi st1ya untuk menghadapt masyoraka: itu harus tegas, lurus don Jid<Jlr. macem-macem. Saya sebetulnya keberotan dijodikan ketua, tapi bagaimana lagi karena dlpercaya masyarakat apa ho/eh buat. Amanah ilu haru» dijadilwn modal unruk mengabdi. Memong haru« hanyok berkorban mas. terutuma waktu dun pikiran, be/um kalau airnya ado masarah . . ma~yarakar nggrundel i1u dah biasa, tapi masya,.akat menyadari /role semua harus dijunjufli( bersama... (Bplt Sukamto)
Kalau bidang soya masalah lreuangan itu paling rawan; tidak boleh lengah .•edikit saja. Saya jugu harus tegas, transparan dan paling penting jujru. Uang masyarakm ya harus dikelola df.ngan haik. tidak ado istilah dipakai dulu 11111uk keperluan
di luar air bersth, Ae~-uuli musyawaroh memutusfr.an. Iumn
untut
amannya ditahung dotam buku tabrmgun dengan membuka rekening di BRJ Unit Poncol. Ma.vyarukutsekanmg pintar sudah menuntu; keterbukaan. Bahkan pada saat - saat tertemu saya tempe! lapora« keuangan di tiop RT oiau /ingk:ungan utau dimana .~aja biar ma't)larakar tahu RT mana saja }'an!! sudah beres mana yang be/um... jadi pengw-us di tingkat RT,iuga tidak bcrani macem - macem. .. (Bpk: Hert)
163
Peroyataanobservasi B: Prinsip keterbukaan/transparansi dun akuntabillta« .febagai pi/ar 11/ama dalam mcnja/ankan organisasi/kelembagaan sosial masyarakat. Konirol sosial
bertolan de11gun semangat kejujuran datum bingkai keprakusan Peran pemcrintah terhadap lembaga ini bisa dik:atakan tidak ada dalam artian intervensi atau ikut mengasur di dalamoya,
Memang adanya kenyataan
bahwa Kenm Tim Pengelola adalah perangkat kelurahan, tetapi kcberadll.Bbnnyadi kepengurusan sebagai warga masyarakat pengguna air bersih. Kelembagaan di tingkat kelurahan digunakan dalam upaya legitimMi tiap kebijakan yang diambil oleh Kepengurusan Tim karena keberadaan lembaga peogelola in! mencakup lingkup Kelurahan Alastuwo. Pembinaan dari dinas teknis terkait, dalam hal
eeperti Dinas Pengairan daa Dines Pckcrjaao Umwn, khususnya bidang keciptakaryaan juga belum pernah didapatkan. Langkah-lan¥kah keordinesi den k.onsultasi dengan dinas terkait dilakukan sebatas untak mendapaikan infonnasi.
4.4.2.2 Aspek Teknololli Seperti telsh dijelaskan di bagian terdahulu bahwa operasionelisasi sistem layanan mcnggunakan
model bak pembagi sampai dengan kelompok rumah
terjauh di seluruh wileyah lokasi peoelitian. Pemilihan sisten ini dirasakan sebagai teknologi yung muduh dan sederhana yang tidnk mengurangl 11ilal kegunaan etas air bersih yang didapatkannye, Pemilil\an teknologi sederhana yang telah dirumuskan mulai pereocanaaa awal memberikan dampak kemudahan dalam operasional prasarana yang berhasil
164
dib1mgun. Me~kipun di sani si.~i menwut standar universal kurang higienis, secara Iola! lebih boros dalam peipipaan, kuantitas pemakaian tidak bisa terukur pasri
serta kualitas air kurang bagus telapi pertimbangan stander kemudahan dan
kepraktisan melebihi ukuran standar universal yang ada. Pada kenyataan sampai dengan penelitian dilakukan secara tesnis tidak. mengalami kesulitan yang herarti. Masyarakatpun merasa puas dengan sistern layanan tersebut. Seperti yang dituturkan oleh Bpk. Suma/i dan Bpk. Supar, pelaksana teknis yang sehari-hari bertaaggungjawab ates kelancaran air:
Dengan model sekarang lewot bak-bak. mosyarakat merasa sudah adi/ don Jidak ada yang mempermasalahkan lagi. Waiau terkadang airnya kotor karena tanahllumpur masyaraWI mengganggapnya biusu.: dulu
saja yang darl PDAM juga hegitu. Ma.sa/ah rumi1 ya poling-paling buntu; kalau suduh begitu dicor! dimana ya'lg bunm terus dipotong dan dibersihkon kemudian di.mmbung /ogi beres. Biusanya Ira/au musim hujan. .. (Bpk. Sumalt) .. sudah to mas, Ira/au sistem bak ini diiamin lidlJk ada masalah serius, paling ya ail" kotor dan buntu. Trus irit gak perlu afat macem-macem kayak PDAM itu.... Kalau lwtor bak-bak mintu dikuras. masyaraka: sudah tahu; dan tidak. harus kami. mereka ikul tanggungjawab.
Keluharmya paling pada waib'u musim kemarau lrr!ring karena de"/Jitny<1 me!efadi kecil, karena sumber¥1J!Gjuga lreci/.... (Bpk. Supar) Pemy.ataan
obleervasi 14:
Pemilihan teknologi yang disesuaikan dengan kemampuan sumberdaya
manll.Yia (SDM). lceterjanglrouan ekonomts do» salus! cerma1/1epu1 guna yang terga/i duri buah pemikiran Jokal mengha.ti/kan efektifitas penJ1:gunt1a11 don
lceberlanjutanyang tinggi tcrhadap layanan prasarana.
16)
4.4.2.3 Meek Pend!naau (Ktm•u•o l"utuk lllran)
SBlah satu terjaminnyu keberlanjut1.111 layanan
prasi&ran11
adalllh adanya
kemauan untuk melakuklln iuran scbagai sumbcr pendanaan untuk kegiatan opcrasi dan pemelibaraaa, luran dipergunakan untuk memperbaiki sistem layanan yang rnengalami gangguan/kerusakan, membayar peiugas pelaksana teknis,
insentif'bagi kolektor iuran per RT clan sisanya dicadangkan umuk pengembangan serta antisipasi kerusakan yang lebih besar. Kemauan membayar (willingne.is to pay)
dan k.emampuan membayar (ability to pay) dipcngaruhi oleh kondisi sosial
ek.onomi serta kualitas layanan yang diterima masyarakat. Bila kondisi kondisi layanM dirasakan mampu untuk memenuhi kebutuhan mereka sehingga tercapai kondisi !Wsial ckonomi yang cukup maka lcemauan membayar akan twnbuh dari
kesadaran kewsjiban yang harus mereka tanggung azas layanan yang diterima tadi, Dari hasil wawancara dan observasi lapangan diperoleh data bahwa untuk
biaya perawatan (mairaenance) rutin masih belum memerlukan dana yang besar. Untuk peugurus diberi penghargaan sebagai honor Rp, 2:1.000,-dan untuk ketiga pelaksana teknis masmg mlt!Siog menerima Rp. 50.000,-. Sedangkan insentif
sebagai upah puogut per RT sebesar Rp. 7.SOO,-. Pengeluaran lain sebagian kecil untuk A TK dan fotocopy laporan bulanan yang ditempel di tiap--tiap RT. Pengeluaran
lain yang berhubungan dengan lembaga lain yaitu
iuran/arisan Paguyuban Masyarakat Peduli Somber Daya Hut.an (PMPSOH) yang mc:rupakan asosiasi pemakai mata air di wilayah sekitarnya sebesar Rp. I0.000,-. Dari iuran yang ditetapkan sebesar Rp, I 000,- per KK yang dilumpulkan melalui
166
RT masing-masing untuk kemudian disetonan ke pengurus maksirnal tanggal 15 tiap bulennya. lJntuk sekolah dan Puskesmas ditetapkan besar iuran tersendiri.
T erkait dengan iuran ini semua warga lidak merasa keberatan karena melihat besarannya yang sedemikian
kecil,
Masyarakat membandingkan bila
masih menjadi pelanggan PDAM dimana umuk saac penelitian biaya abonernen mencapal Rp, 14.000,-
clan pemakaian per M1 umuk golongan rurneh tangga
sampai 20 M3 sebesar Rp. 900,-.
Untulc masyarakat yang benar-benar tidak
mampu tetan mendapat layanan mela.lui subsidi silang dsn pembebasaa iurao,
untuk golongan ini menurut data Tirn Pengelola hanya berkissr 16 KI<. saja. Menurut BpA. SukamtlJ, Ketua Tim Pengelola nilai wmg Rp. 1000,dipandans oleh semua anggota tid.lk Ilda artinya 5ama sekali diban
.manfaat yang diterima: Uung sertbu itu sekarang nflalnya buat apa ro mas... Bual beli permen saja dapet sepuluh. . Iha ini digunakan untuk ml>ayar air selama sebulan.
Hasil dan air ltu sendiri sudah ratusan ribu bagi peternak; perajin tempe dun lainnya. J.fcmung sering/call warga minta agar iuranny« ditambah biar lebih kajen (dihargal. pen} taumya ....
Tingkat kedisiplinan dalarn pcmbayaran iuran air ini oleh sebagian bcS11I RT dipergunakan
sebagai
'alat'
untuk
mengumpulkan
iuran
lain dengan
'menitipkan' ke dalam iu.aw air yangjum\ahnya jauh lebih besar dari iuran airnya
sendiri. Hal ini dilakukan karena banyak RT yang tidak mempunyai ajang/furum rutin bulanan karena kondisi kesibukan dan sosial budaya RT yang berbeda-beda. Iuran "ikutan'
pcrawatan
itu biasanya juga dipergunakan untu.k biaya pembangunan dan
prasarana
_penerangan jalen/gang.
desa yang lain seperti jalao lingk1.111gan, saluran dan
167
Alas adanya iuran 'ihnan'
tersebut scbaglan besar masyarakat
mo:ndukung dan ada yang sedikit menentangnya, seperri yang disampaikan oleb lbu Suklnl, warga Lingkungan Duwet Gana:
Kalau UnlUk sek-edar 'clitumpangi' unluk tarikan (iuran) yang jelas arahN)'a don sudah diputurkan oleh RT menurut saya tidak mosalah
Yang jelas kan unlUk kna juga, tapi yang penting RT--RT ttu jangan main-main, harus jelus Ioporonnya unlU!c upa itu .... Sedangkan pendapat lf>u Tufilc, warga Lingkungan Prang Kampak. dengan halus mcngatakan bahwa.
Sebenarnya sih tiduk masa/ah digabung-gubung model hegitu, tetapt terkadang manusia kon gak mesti. Takumya dengan alasan air iurunnya tumbuh ur11Uk ini irujadl seglru kan jadinya penerimaannya lain. Ada tho yang lidak paham lmtonya aimya sekarang mahal .... karena dulu waktu turan pas membangim pipa itu kan .vudah bayak me11geluurlran uarrg to mas... jadi harapannya bufanannyayang,vang murah'begitu .... PemI«t,!1111 Db#l'l'ati 15:
Kenyataan bahwa pengorhanan se.bogai iuran yang dikeluarko» sedemikian lr£cil tidak: membuat masyaralrat mengabaihm arti pentint: iurun
sehagai sumber pendanaan operasional dan pemeliharaan layanan. justru wufud pe11gakuan kedisplinan itu dijadilain sarana 11nt11k memup11k bentuk iurun lain yang diperi,>z1nakon scbagai jaminan kepe11tingcm kolekrif.
keberlanjuran prasarana lai11n;a untuk
4.4.2.4 Aspek Alam/Liag!wmu Hidun Pembangunan
berkelanjUlan
mengisyarakatkan
betapa
pentillgllya
konservasi dan perlindungan lingkungan. Hal ini tidak terlepas dari kenyetaan bahwa eksploitasi terhadap sumherdaya alam berapapun kecilnya akan mengakibatken terganggnnya keseimbangan alam.
Apalagi kalau swnberdaya
168
alam terkesploitasi keseimbangan
berlebihan
maka upaya untuk mengembalikan
semula rnernertukan
kepada
wakru yang lama dan usaha sangat keras.
Menyangkut pemakaian surnbcrdaya alam untuk pemeauhan kebutuhan manusia hams dilakukan dengan bijaksana dim berwawasan masa depan (future view). Demikian pula terhadap pemaksian sumber mata air yang dipergunakan scbagai pclayanan pernenuhan kebutuhan air bersih mas)'11.1'8ka1. Pada studi kasus, untuk mata air yang swu11, Selain dipergunskan
beniwna oleh beberapa desa sebagai sumber air bersih juga dipergunakan irigasi persawaban.
Untuk itulab, dengan kebijabanaan
lolW setempat upaya
pembagian air telah diatur dllll disepakati. Kbusus umuk musim kernarau dimana sawah hanya mengandalkan pengairsn dari sungai rna.ka semua s.alucan/pipa air minurn harus "dibuka' dalam artian pada sambungan pipa di lolcasi tertentu dilepas untuk kebutuhan irigasi, Pembukaan sambungan pipa io.i. dilakukan mulai pk.
20.00 sampai d
pk.0'.l.O() Wf9 olch petuglU irigasi desa ~lllpat
Dempelmya pdayanan air bersih lidak. mengalir mulei kurang lebih
pk. 23.00 sampai dengan pk. 09.00 WLB. Pengllturan dua kepentingan yang soma parting ini telah begitu meresap
dalam pemahaman penduduk tarena menyangkut sumber mars penghasilan (per1lmian). Antisipa.,; rnasyarakat banyak YllJlg menyediakaa at&! membangcn
bale penampong yang lebih besar di tiap-tiap ramah sebsgai cadangan bila air rnengalami gangguan pengaliraonja,
berkisar I M3-2 M3
Bak bak dibongun dengan kapasitas
Pengamaton peneliti pada seat musim kemarau kering
169
(sekitar bulan Agustus sisrem layanan air bersih tetap mengalir tetapi debitnya mengecil. Seperti di bagian awal dalam tinjauan pustaka, disebutkan bahwa terkait dengan pemakaian sumberdaya alam, terutama mata air maka tidak lepas dari upaya perlindungan mata air. Upaya konservasi harus diupayakan agar mata air yang dipakai sebagai sumber penyediaan air bersih dapat terjamin lestari dengan jumlah debit yang memadai.
Keterlibatan masyarakat dalam upaya konservasi
sangat menentukan ketersediaan sumber air bersih.
Sumber.Dokumentasi peneliti, 2007
GAMBAR4.5 BAK PENAMPUNG TAMBAHAN SEBAGAI CADANGAN AIR BERSill Dalam upaya konservasi ini yang meliputi sejumlah luasan hutan dan Iahan yang perlu ditanami, dalam wilayah penelitian
telah ada Paguyuban
Masyarakat Peduli Sumber Daya Hulan (PMPSDH) sebagai wadah/asosiasi pengguna mata air di wilayah sekitamya.
Melalui arisan tiap bulan dibahas upaya
konservasi dan penghijauan lahan-Iahan kritis di sekitar mata air. pembentukan paguyuban ini dirintis oleh mandor Perhutani setempat.
Pada awal
170
Tuiuan awal adalah untuk mcujaga kelestarian huran clan memberi nilai tambah bagi penduduk sekitar hutan dengan memanfaatkan keberadaan hutan
sehagai sumner penghidupan tetapi tetap JDer\iaga tegakan kayu yang ada di
wilayah tersebut,
Selepas dari binaan Perbutaei, atas prakarsa gabungan
masyarakat dari beberapa desa yang memanfaatk.ansumber rnata air yang ada di areal hutan, paguyuban menjadi sebuah bentuk lembaga atau organisasi mandiri dan independen
yang bergerak
dalam bidang konservasi dan perlindungan
sumberdeya hut.m di wilayah tersebut, Dalam perkembangannyapaguyuban ini menjadi 'pemersatu' seluruh pemakai sumber air di wilayah huran sekltamya, Bentuk paguyuban scma.lin berkemba.ng dengan semakin timbulnya kesadaran akan pentingnya hutan ~emenjalc terjadi kebakaraa hutao di gunung ~etempat yang dampakn:Yll sangat merugik:an masyaral:ac sekitar, Seperti yang dituturkan oleh Bpt.. Sarllfil11, 54 tahun, warga. Desa Genilanggit selaku Ketua PMPSDH: Masyaraku: baru sadar arti penting' hutan saelah mengalarni benccmu sendlri. Itu mungktn peri"l{alan dar! .A TAS. Waklu itu setelah Trejadian lrebakaran hutan,pada saat hujanturun dengan derasnya lerjadi baf!iir lumpur clan abu yang. besarny« tidok ma.suk akal.: Akibamya ba11yak
ruman dan sawah yang rusak: Umungnya tidak. llUlmbClWa korban jiwu, lranya mungkil1 ada beberapa ternak ya11g ihlt terbawa banji». Bencona ternyoia belum berhenti di situ, muta air yang biasanya cukup besar banyak yang matt. akibatnya sawah kering don untuk: minum itu yang .telengah mati carinya ... Pendapat yang same. juga dihasilbu dari basil diskusi dengan beberapa
tokoh dan rnasyarakai setempat sepeni Bpk. Wardiono, Bpk. Sael'llD, Bpk. Pumao, Bpk. Sulumto, serta Bpk. Sanngat. dimana masyarakat menyadari
J 71
fungsi hlllall setelah mcrasakan kesengsaraan akibat tidak terpeliharanya hutan dengan baik, terutama yang menyangku; dengan sumber mata air. Pernyataao obscnasi 16: Kesadaran mas .fu11gsi kelestarian :mmberdaya alam terkada11g baru 1t111ncul setelah m('nc/npatkan bencana yong diakibatlran oleh kerusakan ltngkungan, yang mungkin bukan secara sengaja disebabkan oleh masyarakat sekttarnya:
Pada saat dilakuktin pcnelitian, enggota PM.PSDH sudah mcliputi seluruh desa di kecamatan setempar den kecemaean lain di wilayah pcrbatasan Propinsi Jawa Timur-Jawa Tengeh (wilayah Kabupaten Wu11ugiri). Mekanisme ko.o~e1·v~si dan pcmghijaua.n dilaksanakan tiap tahun pada awal musim huisn dengan mela.kukan penanaman pohon tananman keras dan k.ayu pada areal-areal yang tclah disurvey bersama dengan rnandor Perbutani setempat. Bibit tanaman berasal drui hasi iwan yMg ierkumpul tiap bulan melalui Rri~an f>MPSDH di.sampiog bibit bantuan dari pernerintah dan Perhutani. Masyarakat diberi keleluasaan meoentukan jenis tanamen yang cocok dan diperkirakan segers rnemberikan mwifu.at bagi ruruiyarakat sekitar seperti bibit
pohon alpukat, puspa, nengka, rnauni, sukun, petal dan lainnya. Wujwl partisipasi anggota PMPSDH selain berupa penanaman bibit basil pembelian juga masih diberikan kewajiban menyumbang bibit yang diusahakan
dari iuran anggota masing-masing kelompok, Selain itu juga pcngerahan bantuan lenaga i\erja dan konsumsi selama masa pcnghijauan yang jumlahnya ditentukan berdasarkan pemhagian luas areal yang harus ditanami. Pembagian luasan areal
172
yang harus ditanami ditentukan dalam musyawarah teknis sekaligus perencanaan detail pelaksanaan penanaman.
4.4.2.5 Aspe.k Sosial Budaya Pembangunan berkelanjutan mengutamakan peningkatan kualitas hidup manusia dan selalu berorientasi jangka panjang dengan memperhatikan prinsip kelestarian (keberlanjutan) hidup manusia sekarang dan masa yang ak:an datang. Kekayaan sumber daya alam, kemajemukan masyarakat kebudayaan
dimanfaatkan
clan keanekaragaman
bagi kesejahteraan umat manusia tetapi dituntut
tanggungjawabnya untuk melestarikan dan menjaga keserasian sosialnya.
Sumber.Dokumentasipeneliti. 2007
GAMBAR4.6 KONDISI HUT AN SEKIT AR MA TA AIR Lingkungan
hidup terdiri dari 3 (tiga) komponen
yaitu aspek alam
(natural aspect), aspek sosial (social aspect) dan aspek binaan (man-made/build aspect), dimana tidak bisa dikaji secara parsial karena merupakan satu kesatuan integral dalam suatu ekosistem (Soetaryono 2000, dalam Purba ed., 2005: 15). Dari pengertian lingkungan hidup UU No. 23/1997, lingkungan hidup merupakan
173
sare kesaman sistem yang utuh, berupa kolektifitas dari serangkaian subsisiem yang sali»g berhubungan, tergantung dan fungsional satu dengsn lainnya yang membentuk kesatuan ekosistem.
Sebagai makhluk sosial, manusia tidak pemah bisa hidup sendiri. Dimanapun dan lcapanpun rnanusia selelu memerlukan kerjasama dengan orang l:lln. Manusia memhentuk pengetompokken so&al (social groupi11g) diantara sesarnenya dalam upaya mempenahankan hidup dan mengernbangkankehidupan. Iuteraksi-interaksi sosial itulah yang kemudian melahirkan sesuatu yang
dinrunakan lingkungan sosial. Lingkungan sosial sebagai tempat berlang.sungnya bennacam-macam interaksi soslal 1mwa anggola atan kelompok masyarakat besetta pranatanya dengan
simbol dan nonna yang telah mapan, serta terkait
deng11n lingkungan alemnya (ekosistem) dan lingk1JJ1gan binaannya (taia ruang). Manusia mernerlukan lingkungan sosial yang serasi demi kclangsungan hldupnya. Liagkungar, sosial yang scrasi dipcrlukan oleh seluruh ma.sya(akat
dalam kelompoknya,
Unruk mewujudktuw.ya dipcdukan kerjasama kolektif
dlan1ara sesama anggota masyaral<ar.
Aturan-alW11!1 ttu seringkali terwujud
d!llam bemuk pranera atau norma-norma sosial yang barus dipatuhi oleh setiap anggota kelompok sebagai norma hukwu.
Deegan memahami interaksi sosoo budaya yang berpijak
dari
pemahaman, sikap dan perilaku masyarakat ini, pada bagi311 ini akan dikaji dalam konsrruksi konsep keberlanjutan pembangunen yang berbasis panisipasi
masyarakat. Sejaro.h membuktikan bahwa manusia mulai hidup berkelornpok dan tinggal bcrsama pada suani
t~J)llt
mendekati somber air. Dimsna teroapu! sebuah
174
sumber air yang besar, orang-orang berkumpul umuk membeniuk sebuah masyarakar ( Kartohadikoesoemo, J 984). Dalam kaitan dengan pemakaian sumber daya alam, masyarakar pedesaan tel.ah terbiasa dengan pijakan budaya lokalnya untuk menggunakan sumber daya alain secara bijak.
Hampir di semua masyarakat
pedesaan di Indonesia
khususnya, falsafah dan ideologi yang memberilcan 'petuah' untuk memanfaatkan sumber daya alam tidak berlebihan serta memperhatilcan generasi selanjutnya. Dernikian juga yang didapati di wilayah penelitian, fulsafah Bumi Lestari ~ Bumi Titipaning Gusti sebagai semang;lt orisinaJ (originalspirit} yang digunakan dalarn upaya pelestarian d.an koaservasi somberdeya hutan kareua menyangkut keberlanjutan sumber mata air U1ltUk pemenuhan kebuiuhan pokoknya yang telah diupayakan mdalui pcm bangunan prasarana, Sifat dasar masyatllkakac pedcsaan yang masih kental dengan budaya gotong royoog dan tepo sitro (solidaritas) memberikan efek yang besar dalarn perumusan masalah dengan pendeka:tan partisipatif karena memungkinkan kesempatan pengambilan keputusan yang hersifat kolektif akan terbina dengan baik. Struktur sosial yang telah terbeotuk Jama dan berjalan seperti apa adanya jnga merupakan poin penting dalam kerangka
lceber!anjutan pengelolaen
prasarana, Kelembagaan informal lain yang eda di desa dapat dipcrguoakan sebagai
altematif (another ways) saluran dalarn pengeraban partisipasi
masyarakat.
Forum
pengajian!yasirum seringkali menjadi ajang yang
dimanfaatkan wituk haJ tersebut
175
Di wilayab penelitian, peran air yang demikian vital dalam peningkatan kesejahteraan serta perilaku yang mencenninkan pemakaian air secara bijak dapat didiskripsikan seperti berikut:
a.
air sebagai penggerak ekonomi Sebagaimana diketahui sebagian besar penduduk wilayah penelitian mat.a pencabariannya Metode
mengandalkan
penggemukan
yang
dari petemakan/penggemukan
mengandalkan
membutuhkan air dalam jumlah yang besar.
dari
minum
sapi.
(comboran)
Dari basil wawancara
dan
observasi, kebutuhan air untuk comboran mencapai 2 kali combor X 15 Lt X 2 bak atau 60 Lt per sapi. Dengan ketersediaan air maka roda perekonomian masyarakat tidak terganggu sehingga roda perekonomian terus berkembang.
Sumber:Dokumentasipeneliti, 2007
GAMBAR4.7 UKURAN BAK YANG DIPERGUNAKAN UNTUK 'COMBORAN' SAPI
b.
air sebagai media keriasama vang saling menguntungkan Dengan kebutuhan
banyaknya
pakan
populasi sapi di wilayah
dalam bentuk
penelitian
comboran juga meningkat.
maka
Terdapat
beberapa anggota masyarakat yang mempunyai mata pencaharian sebagai pengrajin tempe. Dalam proses pembuatan tempe paling tidak memerlukan
176
2 (dua) kali proses pencucian dan 2 (dua) kali proses perebusan. Air cucian kedelai ini merupak:an sumber pak:an sapi bemutrisi tinggi, oleh sebab itu banyak: tetangga pengrajin tempe yang ingin memanfaatkannya. Kerjasama dijalin dengan membantu mencuci dan merebuskan kedelai dengan 'upah' air sisanya untuk keperluan mak:anan sapi, Hal ini dapat terjadi bila rnasingmasing RT mempunyai stok/cadangan air yang cukup dan hal ini terjadi setelah
beroperasinya
menguntungkan
sistem
layanan
Hubungan saling
terbangun.
ini rnembawa dampak sosial yang tinggi.
Bila dulunya,
terjadi kecemburuan terhadap keberhasilan sepihak dari pengusaha maka 'rantai' nilai guna air menjadi semakin panjang.
Sumber.Dokumentasi peneliti, 2007
GAMBAR4.8 USAHA TEMPE SEBAGAI MEDIA SALING MENGUNTUNGKAN
c.
ketersediaan air memberikan 'peluang' berusaha untuk meningkatkan kesejaliteraan masvarakat Dengan terpenuhinya kebutuhan pokok berupa air bersih yang secara mudah
mencapai
dipergunakan
rurnah
masing-masing
maka
waktu
untuk memenuhinya dapat dimanfaatkan
yang
dahulu
menjadi kegiatan
ekonomis lainnya seperti membuat kerajinan bambu dan mebel. Sedangkan
177
air
buangan
dimanfaatk.an
sebagai
tempat perendaman
bambu
yang
menambah pendapatan masyarakat secara langsung.
Sumber.Dokumentasipeneliti. 2007
GAMBAR4.9 USAHA EK ONO MI AKIBATAD ANYA PELUANG DAN PERASAAN 'SAY ANG' TERHADAP AIR TERBUANG Pernyataan observasi 17: Dengan terjaminnya kondisi ekonomi dan tertatanya sistem sosial kemasyarakat menjadikan modal dasar yang besar dalam pengerahan partisipasi masyarakat dalam kerangka pembangunan yang dilakukan/berbasis partisipasi masyarakat. Sebaliknya dalam perspektif yang lebib luas, pembangunan berkelanjutan (sustainable development) hanya akan terjadi bila seluruh aspek dalam kehidupan masyarakat juga mampu bertahan (sustain) dan berkembang. Seluruh aspek yang ada dalam masyarakat yaitu aspek ekonomi, sosial, budaya, politik,
dan lingkungan yang saling berinteraksi
harus terjamin pula
keberlanjutannya (sustainable).
4.5 Komuuikasi Hasil Temuan Aoalisis Konstruksi Koosep Keberlaojutan [~;::;:::;l.":::!;i!f.ty)P~=b::.:1g:man Berbasis Partisipasi Masyarakat dengan Teori Terkait serta Kontribusinya Penelitian ini dilakukan dalam upaya membangun konsep keberlanjutan (sustainability) pembangunan yang berbasis partisipasi masyarakat. Melalui
178
melalui observasi, wawancara Jan di.slusi lrelo121pok keeil nu::o~llwi
analisis
antara yang menjadi 'material' unruk meretonstruksi konsep dimaksud. Bangunan konsep keberlanjutan pem.ban.gunan yang berbasis partisipasi masyarakat dimulai dengan pemahamaD atas konsep, prinsip clan definisi pembangunan betkelanjutan (sustainabk development) itu sendiri.
Hasil
penggalian material konsep diperoleh pemahaman ates konsep dan prinsip dari definisi pernbangunan berkelanjutan yang berasal dari nilai-nilai alamiah clan orisinal (original values) yang betupa falsafaa dan ideolog] dalarn pemanfaatan dan pengelolean sumber daya nlam yang bijak dan adil.
Fa!safab. dan idcologi ini incnjadikAn 'semangat" dalam pengelolaan lingkungWl, terutama upaya kooservasi atas eksploitasi sumberdaya alam. Setiap orang bertindak dan berinteraksi dilandi!Si oleh adanya persepsi yang diterimanya,
Persepsi pada hakekatnya adalah proses kogni tif yang dialami oleh setiap orang dalam menerima informasi
tentang
lingkungannya, baik melalui penglihatsn,
pendengaran, penghayatan, perasaan dan penciwruumya. Kunci untuk memahami persepsi adalah terletak pada pengenalan bahwa persepsi itu adalah suatu penafsiran yang uni k terhadap situasi dan bukan suatu peru:atatan yang benar terhadap situasl.
Dalam persepsi menganduog pengusian positif dan negatif
Pengust positif meenperkuat dan menaikkan perilaku dengan eara mengbadirkan konsekuensi konsekuensi yang diingi.nkan.(Thoha, 2002 dalam lrawan, 2003:61) Beranjak dari "semangat' ini kcmudian menjalar pada pemahaman, persepsi serta perilaku dalam penggunaan sumber daya a1am yang diperoleh melalui upaya pembangunan.
179
Pada dasarnya pembangunan aspek
tuiuan
penbangunan
betkelanjutaan mengintegrasikan
ekologi/lingkungan.
sosial
clan
3 (tiga)
ekonomi.
Pemhangunan yang dilakukan mela!ui peodekatan partisiJIMi masyarakat memberi peluang yang lebih luas dalam llpllya penggalangan segala upaya (effort) masyarakat dalam rnencapai wjuan peningkatan taraf hidup manusia, Pernenuhan kebutuhan pokok rnasyarakat menjadi salnh satu earn dalarn upaya pcningkatan
taraf hidup manusia. Dalam skala lcbib luas upaya ini menjad! useha pen.ingkat1m derajat perekonomian masyarak.at. Peluang panisipasi dapat digali dengan men~j! proses yang terjadi
dahltn pactislpasi itu sendiri, Kajian sosial d.iper.lukao untu.k mempelajari situasi
Sl)!liA!
dan bud/Q'S sehingga mampu menghasilkan gambaran 1erhAdap
motivasi untuk berpartisipesi, Motivasi untuk berpartisipa.si ini padti tingkotan tertentu akan dipccoleh kesom=
perscpsi dengan kadaz llomogeniw yang
scdemikien solid. Persernaan persepsi ini menggambarkan tujuun kolektif yang hendak di~pai rn.,Jului pembangunan yang dilakukan dcngan pendekatan partisiperif; Perencanaan pembangunan pertisipatif yang tergali dari kebutuhan nyata masyaraka; mc111 beriken dampak yang luar biasa dalam artik ulasi at.as perumusan permasalahan yang dihadapi,
Perencanaan dari bawsh dalam arti sebenar-benamya (the real bosomup planning) dapat terwujud, selain alas penggalian gagasan dari cerrninan kebutuhan nyata juga dipengaruhi beberapa aspek. Adanya peluang yang luas terhedap partisipesi masyarakar dalam dcsain mekanisme pelassanaan proses
180
partislpasinya senlngga benar-benar mampu memberikan keruasaaa masyarakat untuk mengontrol dalam proses pengsmbilan keputusan dan tahap pembangunan
selanjutnya.
Peran fasilitor diperlukan bilamana masih didapatkan kesulitan
dal am 'mengkonversikan • gagasan verbal ke dalam bentuk perencanaan tekstual yang aplikatif Jarninan kerelaan berpartisipesi aknn didapat dari ccnninan manifcstasi
antusi>1Sme perencanaan dari bawah dalam arti yang sebeuar-benamya,
pengorbanan, tingkat kerelaao serta
!ll(3
C8l'1I
Bentuk
pelaksanaan partisipasinya akan
muneul dari 'efek domino' atas 1111tusiasme yang terbina dari rangkaian proses yang sejak awaJ melibntkan masyarakat seeara penuh, dalam semangat transparansi serta kesadarsn pcmahaman 111l!.S prioritas pernenuhan kebutuhan, Keberlaniura» basil pembangunan yang diperoleh roelalui pendekatan partisipatif digunakan sebagai indikator atas konsep keberlanjuUIJlnya. Kinerja
yang baik dan handal dari suotu basil pembongunan dalam upaya pcrocnuhan kebutuhan serta tayanan
masyarakat dijadikau tololi. ukur
111<1~
keberhasilan
pembangunan dari sisi keberlanjutaanya, Menurut Rukmana, 1993. partisipasi masyarakat memberikan kontribusi pada pemanfaatan sumberdaya dengan sebaik-baiknya Selain itu juga membuka kemungkinan keputusaa yang diamhil
berdasarkan kebutuhan nyata, prioritas dan kemampuan masyarakat. Partisipasi masyarakat juga untuk memperbessr kemungkinan masyarakat bersedia clan mampu menyumbangkan sumberdaya yang dimilikinya seperti uang don tenaga bagi pelaksanaan, opeeasional dan pemeliharaannya.
Penerimaan da.n apresiasi
terhad.ap S1U1.tu yang dibangun m<mjadi lebih besar yang pada akh.imya ahn
181
merangssng pemeliharaan kbih baik dan membelikan kebangg!lll!I. Kajian atas keberlanjutan layamn membawa pada upaya penggalian terhsdap faktor - faktor yang memper>gan>hi atas kinerja suatu basil proses pembangunan yang secars nyaia di.lcelola oleh masyarakat.
Pengelolaan basil
pembangunan oleh masyarakat menyiratkan pembagian peran dan lllnggungjawnb (role sharing) segenap stakeholder pembangunan, Hal demikian menjadi lebih mudah dipahami bile d.ikaitkan dengan prasarana da.sar permukiman yang menjadi
kelengkapan dasardari suam lingkungan kelompok masyarakat berdiam/tinggaJ. Aspek/faktor yang mempeagaruhi kcberlBQjutan layanan yang dikelota oleh masyarakat .• dalun ha! ini prasarana, tersistematisa.sikan dalam
5
(lima)
aspek. Aspek kelembegaan, kcmauan untuk. iuran (pendanaan), teknologi, sosial budaya serta llngkungan (terlebih bila terkail dengan eksplcieasi sumbcrdaya
alam) n:ienjadikan 'bingkai' komunikasi kajian pu&t.alc.a/tcoritis dengan hasil penelitian ini. Tentu soju analisis yllllg dilwilkan juga dalam keranglca partisipasi
masyerakat dalam pengelolaan den pemanfaatan selungga keberlanjutan \ayanan alllS prasarsna tadi terjarnin.
Oalam beberapa kasus mungkin aspek-espek ini
perlu dilakukan kajian lebih mendalam dan komprehensif. Model, bentuk, tingkatan serta karakteristik partisipasi masyarakat dalam keraagka pemhangunan berkelanjutaa
yang dipandang dari sudut keberlaojutan
layanan oleh masyarakat, terdefinisikan dalam sua1u rsngkaian kajian eksploratif atas realitas ekonomi, sosial dan budaya setemput.
memberikan 'petuajuk'
alas
Hasil akhir interpretasi
upaya (effort) masyurokat dalam memahatn.i makna
182
konsep keberlanjuran (.iusrai11abilily) melalui pemahaman, persepsi, perilaku dan tatanan
yang ada dalam masyarakat tersebn, Dari ha.si I lcajian penclitian dalam upaya penggalian konsep lceherlanjutan
(sustainability)
pembaoguran
yang
berbasis
partisipasi
masyarakat
ini
memberikan kontribusi teori entara lain adalah sebagai berikut: Pertama, bahwa pendekaten partisipatif dalam kersngka pembangunan berkelanjutan dalam dimensi apapan, baik lingkup lokal atau global, merupakan
penjabaran strutegi konsep 'e111Jhli11g andpaniciparory'. pembagian
peran
Pc-ran pcmerintah dalam
(role shartng) dalam pembanguaan,
khususnya dalam
pembangunan p~.sna, mulai
Dalam tataran lebih lanjut dalarn
operasl WU1 perneliharaannya, pecan pemerintah sudah tidak. ada da1arn dukungan linansial karena pengelolaaa oleh ma.~yaralcal memuniukkaa basil dengan tingkat efekti.fitas chin keberlaajutan yang tinggi, Kedua, dari sisi masyarakat. setelah mengalami sendiri serangkaian proses pembangunan dengan rnekanisrne panisipatif maka tujuan pengembangan kapasitas kelembagaan yang ada dalam masyarakat serta upaya pencapaian tujuan masyarakat rnadani [civil society) melalui demokrasi, trensparansi, akuntabilitas dan tanggungj awab kolckti f tclah terjadi.
Keugo, berkaitsn dengan fungsi sosial kemasyarakatannya, realitas sosial dalam ha! tingginya kerekatsn, seman8llt solidarita.s den kekeluargaan scrta tenggang rasa mcnjadi faktor dan modal sosial (soclal capital) Moda! ini mcmbawa
masyarakat
untuk
mampu berimeraksi
dan berasosiasi
dalarn
183
menyelesaikan menyatakan
pennasa!ahnnnya.
COieman dan Fukuyama (dalarn lrawan, 2003)
bahwa karakteristik budaya yang demikian (pervasif) dengan tingkat
kepercayaan dan persepsi yang demikian inheren menjadikaa modal sosial dalam
menjunjang kemampuan masyarakat dalam bekerja bersama-sama demi mencapai rujuan kolektif di dalrun berbegai kelompok dan organisasinya.
Keempat, paradigms pembanganan dengan pendekatan partisipatif merupakan penegasan penjabaran teori-teori pembangunan kontemporer dalam perencanaan kota (urban planning) scpem teori ccrrmnlfticafive model,
1iew
urbanism clan the just city theory yang pade dasarnya memandai1g adanya
keseiinbangan peran Jan fungsi antaia pemcrinlllh (1w1e) dan rnasyarakat dalam pembangunan )'ang berprinsip kcmill'lWl, kesetarsan dan demokras.i. Hanya saja perlu ditclaah lebih mendalam pada tatami aplikatff sehingga mampu dipahami
dan dilaksanakan secara sistematis, tenrtama fungsi ak.omodaiif atas partisipasi rnasyarakat dalam pengambilan lc:eputusan perencaoaac pembangunannya, Secara gratis. alur kaostruksi konsep keberlanjul4ll {sustatnability)dslam pembangunan yang berbasie parti&pasi masyaralc11t dengan studi kasus ini dapat dilihat seperti gambar berikut:
184
Realitas ekonomi,
Kerangka Pembangunan Berkelanjutan
sosial dan budaya masyarakat seternpat
Kaj ian dari penggalian pemahaman dan persepsi masyarakat atas prinsip, konsep dan definisi sustainable development Upaya Keberlanj utan Jayanan hasil
pengelolaan
pembangunan sebagai indikator keberlanj utan
lingkungan sebagai penentu kelestarian hasil pembangunan
Penggunaan sumberdaya yang bijak dan adil
Pengkajian atas latar belakang permasalahan Peluang masyarakat da!am proses partisipasi Soliditas persepsi
sebagai motivasi masyarakat dalam proses partisipasi
Original va.lue sebagai semangat dalam pernahaman, persepsi dan perilaku yang berkelanjutan atas penggunaan surnber daya
Kebutuhan nyata sbg refleksi the real bottom up planning Manifestasi perencanaan dari bawah yang aplikatif
Aspek Sosial Budaya
Aspek Teknologi
Aspek Kelembagaan
Perspektif Partisipasi Masyarakat
Operasi, pemeliharaan serta pengembangan oleh . masyararakat yang berkelanjutan
Tahapan pembangunan yang partisipatif sehingga seluruh potensi rnasyarakat bisa dikerahkan
Aspek Lingkungan
Aspek Keuangan dgn
iuran sbg surnber pendanaan
,--··K;ji~~-~k~~-;~-~~i-~~~-;~~1;~--~k~~~~i:···1 sosial dan budaya yang ada dalam masyarakat di lingkup studi kasus ';. ••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••
H00•00•••oo•••o•ooo••O~OO.:
Penggalian atas konsep dan teori dalam tinjauan pustaka Sumber.Analsis peneliti; 2007
GAMBAR4.10 KERANGKA ANALISIS KONSTRUKSI KONSEP KEBERLANJUTAN DALAM PEMBANGUNAN YANG BERBASISPARTISIPASI MASYARAKAT
U J.'iERS!T/~,s Ol 01\lF.GORC ~fMARANG UN!\.•ERS< rAS OiPON..::GORO SEMARANG t.JNlVFt.\SITAS DIPONEGORO SEMARANG
UN!\IERSITAS O!PONEGORO SE.t/.ARANG UN!VERSITAS D!PONEGOHO SEMARANG UN'VEHSlTAS DIPONEGORO GEMAHANG UNIVERSlTAS DIPONEGOf10 SEMAF!1\NG UNIVERSlTAS DIPOM~GORO SEMARANG IJNIVEHSITAS DIPONEGORO SEMARANG UN!'v'FRS!TAS DIPONEGORO SEMARANG UN!VE:;RSlTAS DlPONEGOHO. SEt\/fARANG UNl\lER81TAS DlPONEGORO SEMARANG UN!VERS!TAS DlPONEGOHO S>;MARANG UN!'vf:RSlTAS DIPONEGORO.SEMARANG IJNiVEl1SJTAS DIPONEGORO SPvlNl.ANG UNIVERSITAS DIPONEGORO SfMARAf-JG UNIVERSJTAS DlPONF.GORO SEMARANG UN!VERSJTAS l)!POM.:GORO SEMARANG UNIVE:t~SITAS D!PONEGORO SEMARA.NG UNIVERSITAS DiPONFGORO SEMARANG UNIVFRSITAS DlPONEGORO SEMAR1\NG UNIVEfiSITAS DlPONEGORO SEMARANG UNIVEBSiTAS D!PONEGOFiO SEMAfiA.NG UNlVERSITAS DlPOt\JEGORO SEMARANG UNIVERSiTJ\8 DJPONEGORO SEMARr'\NG UNIVERSlTASrnPONEGORO SEMARANG UN•VERSllAS DtPO!\EGORO SEM.l\RANG UNIVi=RSlfAS DIPONEGORO SEM/l.RANG UNIVERSITAS D!PONEGORO SEMARANG UNlVERSITAS DIPONEGOHO SEMAi:tl\NG UNIVEF!SffAS DlPONEGOHO SEMARANG UN!VERSITA!3 DiPONEGORO SEMARANG lJNIVERS!TAS DIPONEGORO SEMARANG UNlVERSffAS DlPONEGORO SEMARANG UNIVER$lTASOlPONEGORO SEMARANG UNIVERS!l.AS DIPONEGORO SEM1\RANG UN!Vt=RSITASO'PONEGORO SEMARANG U!'!fVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG UNIVERS!TAS DlPOi~EGORO SEMARANG UNIVERSITAS D!PONEGORO SEMARANG UNlVERSITAS DiPONEGOl10 SP.,AR,L\NG UNlVERSITAS OiPONEGORO SEMARA!';G
UNlVERSITAS DIPONEGORO st=JIJ!AAANG UN!VERSiTAS DIPONEGOAO SEMAfiANG UNIVERSlT,~SDIFONEGORO SEMARANG UN!V~RSITAS DlPONf.GORO SfMARANG UNIVERS!TAS DIPONf.GORO SEMAR/~NG UN!VERSITAS D!PONEGORO SEMP,RANG UNIVERSITAS UNIVERSITAS UNIV!:.RS!TAS UNIVFRSITAS
DIPONEGORO DJPONE.GORO DlPONEGORO DlPONi;:GORO
S!:.'MARANG SEMARANG SEMARANG SEMARANG
UNIVERSlTAS DiPONEGORO UN!VERSITAS DiPONEGORC' UNIVERSITAS O!PONEGOf'.%0 UNIVERSIT.ASDIPONEGORO UN!VERStTAS DIPONEGORO SEMARANG UNIVERSITAS D'PONEGORO UNl\/ERSfTAS D!PONEGOFIO SEMARANG UNIVERSHAS D!PONEGORQ UN!VERSiTAS D1PONEGORO SEMARJING UNIVERSITAS D!00NEGORO
lJNIVERSlTAS DIPONEGOAO SE=M.l\RANG VNIVERSITAS DIP UNIVERSITAS DlPONEGORO SEIVV,flANG UNIVERSITA UNIVERStTAS DIPONEGORO SE:MARANG UNIVfRS UNIVERS!TAS DlPONEGOr~O SEMARANc;J UN!VE .. r-
UN!VERS!TAS D!PONEGORO
SEMARANG
DIPONEGORO
· 13
UNlVERSITAS D1PmJEGORO SEMARANG UNlVERSlTAS OIPONEGORO SEMP.RAN(:z
JNIVt:flSITAS DiPONE.GORO <:::EMARANG fNl\/ERSiTAS O!PONF.:GOROSEM1~RANG JNIVERSlTAS DlPO~(GOR{) SEMAR/.lf>IG dN!VERSITAS D!PONEGORO SEMAHANG UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG UNiVEflSlTAS DIPONEGORO SEMAHANG
UNIVERSITAS D!PONEGORO SEMAF!ANG u,
G UNIVERSlTAS DIPONEGORO SEMAHANG
UNtVERSITA$ OiPONEGORO SEMARANG UN, UNIVERSiTAS OiPOl\!EGORO SEMARANG UNIV UNM:RSITAS DIPONEGORO SEMARANG UN!VERSITA~ ..,,
.
,
NO UN!VEF·lS1TAS OIPONEGCIFlOSEMARANG /\NG UNIVERSirAS DIPONEGORO SEMARANG SEMARANG UNiVERSITAS DJPONEGORO SEMARANG
UNlVERSITAS DiPONEGORO SEMARANG UNIVEflSITAS DiPONEC-OR.OSEMARANG. UN!VERSffAS OJPONECORO SEMARANG UNtVERSffAS D!PONEGOHO SEMARANG UMVERSITAS DIPONEG(JRO SEMARANG UN!VEHS!TAS O!PONEGOFIO SEMAR,..'\NG
i.JNlVERSlTAS DlPONEGORO UNIVLRSI AS DlPONEGORO UNIVEqsm~s DlPONEGORO UNIVERS!TAS DIPONEGORO SEMARANG UNl\IERSITAS OIPONEGORO UNlVERSITAS DtPONEGORO SEMARANG UNJVERSffAS D!PONfGORO SEMARl:\NG UN!VERSITAS DlPONEGORO SEMARANG lJN,\/ERSlTAS D1PONEGORO SEMARANG U'\JVER8tTA'; DIPONEGORQ SEMARANG "JIVERS TAS ntPONEGOtiO SEMARANG 1N!Vf.RSITAS DIPONEGOBO SEMAP.1~NG JNiVERSiT/.\S DlPONEGOHO SEMARANG JNiVERSl'fAS DJPONE'GOHO SEMARt..NG NlVERS!TAS D!PONEGOflO SEMARANG
SPVlMiANG
llV2fiSITAS DlPONEGORO SEMAHANG 41VERSITAS DIPONEGORO .SEMAHANG NIVERS!TAS DIPONEGORO SEMARANG
UNIVERSITAS OlPONl::GORO SEMARAN UNrVERSITA2 DrPONEGORO SEMARAN UNIVERSITAS Dl00NEGORO SEM.<\RAN( Ul\!!VERSiTAS O:PONEGORO SEMARANG UNiVFRSlTAS DIPONEGORO SEMAf.\ANG Uf\!IVERSlTAS DIPONEGORO SEMARANG
UN'.vEHSITAS DIPONEGORO SEMARANG
SEMARANG SEMARAl\iG
UNIVERSfTf,S DlPONEGORO SEMARANG N!VERSITAS D!PONEGORO ~EMARANG
UNIVERS!TAS DIPONEGGRO SEMARA UNlVERSITAS o:POf-JEGOF-lOSEV!l\RAr UN!VE:4SIT/i.SDlPONEGORO SEMARAN
Ut\ll\'ERSlTAS Of PONEGORO SE\1AAANG UNIVERSIT/\,S DIPONEGOflO SEMARANG
SEMARJ\NG SEMARANG SEMARANG SEMARANG
'ANG UNIVERS!TAS DIPONEGORO SEMARANG
u~'
SEMAR,ANf:
UNJVERSITAS DlPONfGOROSEMARANG UNIVERS!TAS DiPONEGOHO SEMARANG UNiVEflH!TAS 01~-ioNEGORO SEMARANG UN!VFR~IT!\S DIPONEGOR0 SEM.l\RANG
SEMARANG SEMARANG SEMP..RANG
l\HANG UNIVEFlSITASDf PONEGORO SEMARN~G
UNI
UNlVt:RS TAS DlPONEGORO SEMAR1~-NG UNiVERSrfAS DIPONEGORO SEMARANG UNlVERSITAS DlPCNEGORO SEMAFl..~.NG UNM:RS!TAS
SEMARANG UN!VERSITAS O:PONEGORO SEMARANG UN!VERSlTAS DlPONEGORO SEMARANG UNIVERS!T.AS DIPONEGORO SEMARANG ·UNIVERSITAS DlPONE:GORO SEMARANG UNIVERSITAS D!PONEGORO SEMARANG UNiVERSlTAS DIPONEGORO SEMARANG UNIVERSITAS DIPONEGORO · ·ORO SEMARANG UN!VERStTAS DIPONEGORO ri SEMARANG UNIVERSrfAS DiPONEGORO M..AJl~\NG UNlVERS1TAS DIPONfGORO
SEMAf:tANG UN!VERSrfAS SEMARANG UNIVEHSITAS SEMARANG UNtVERSITAS SEMAH~.l'JG UNIVfa~StfAS
DIPONEGORO SEMARANG 01POt>tEGORO SEMARANG DIPONEGORO SEMAR.iLNG ;JIPONEGORCJSEr..1ARl\NG UNiVERS!TAS OlPONEGORO SEMARAl\JG UNIVER$1fAS OIPONEGOf'.!O SEMARANG UNlVERSITAS DIPONEGORC SEMARANG UNIVERSITAS OIPONEGORO SEMARANG UNtVERS!TAS DtPONEGORO SEMARANG UNIVERSITAS OIPONEGORO SEMAHJ.\f..J\..~ UN!VERS!TAS DIPONEGOHO SEMAPANG UN!VERSITAS D!PONEGORO SEMARANG UN!VEHSITf,S DIPONEGORO SF:MARA.~G UNivER.S!TAS OIPONEGORO SF.f\MRANG UNIVERSI DIPONEGORO SEMARANG U!\l!VEliSITAS D!PO!'JEGORO 'SEMARArfo UNfVERS!TAS D!PONEGORO S2MARANG UNIVERSITAS DtPONEGORO SEMM1ANG UN!VERSffAS DiPONEGORO SEMARANG UNtVERS!TAS DlPONEGOHO SEMARANG UNlVERSlTAS OIPONEGORO SEMARANG LJN!VERSiTAS DiPONEGORO SEMARANG UNIVERSITAS D!PONEGORO SF:vlARANG UN!VERS!TAS OJPONEGORO SEMARANG UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG UNIVERS!l'AS DIPONEGORO SEMAF1ANG
r's
INlVERSITJ\S D!PONEGORO S[:MARANG UNIVERSITAS DlPONE GORO SEMARANG JN!VERS!T.<\SDIPONEGORO SEMARANG'. u \J ~Hti!lAS Df?PNi::itKJl10~~R'ANi'.! N!VERS!fAS D!PONEGORO SEMARM G UNiV'ER.SiTA~i)IPONt::~oqos A G NM:RSITAS DiPONEGOHO SEMARANG tl:li1\1ERSJTAS-OIP-0NEGOROSEMAP-1\NG N!VEHS!TAS DIPONEGORO SEMARANG UNIVERSITAS 1;JlP.ON~R0 '~M'Aft4.Nc.l 0
UN!VERSf'"AS DIPOt'lEGOHO SEMARANG U;J1VEHSP'AS D!P0NEGORO NIVERSl~'ASDIPONE.GORO UNJVERSITAS Ol?ONE GORO UNiVEHSffl\S DiPONEGORO
..:iEMi\RANG
SEMARAi\tr, SEll,.1 /..,RANG
SEMARANG
BABV
PENUTUP
B;igian ini merupakan bagian :.ikhir dari suatu proses penwlisan taperan penclitian.
Penelitian
yang
dilalr.ukan sebagai
upaya memperluas d(lll
memperdalam khasanah lcilmuan membetilcan h."Sc!mpatan kepada peneliti untuk menggali konscp dan mempertemukan toori dengan empirik.
s, \
Kesimpulu Sebagai
upa\'a
untuk
mcndapalkan [awaban dari
perumusan
pcrm~sa\allan yang dilakukan melalui analisa dan interpretasi yang ~rul1111g dari t111:1il
)"dllg
didlll)8tkan di !okasi peoelitian sell.ingga mcngtiasilkin intepretasi dari
pemaharnen, pt:r:;i;psi. perilaku scna k.ondisi sosui. ckonomi dan budaya dalam masyar..luat niaka koiistruk:li korn;.;p kcberlanjulEII (su.YJJJinobiliry) dalam pcmbangunan yang berbasis flllrtisi.,..:si masyarakat dengan studi lt.asu~ pembangunen prasarana alt bersih pcdesaan di Kelurahao Ala:
konsep keberlanjutan (s11Slainubility) pembacgcnan yang
berbasis partisipasi masyanlu>t akan lebih mudah dipahami bila operasionalisasi serta pengtdolaan hasil proses pembangunan yang dilalrukan ulch masy11rakal itu
scndiri menunj ukkan kincrja yang baik dan haodal sehingsii mampu memenohi kebutuhan seluruh anggnta m11Syambtt dalam area layanaMya. Terkait densan
185
186
pcngelolaan prasarana, maka hasil pembanguoan bcrupa prasarana yang dikelola ma.syarakat harus mampu menunjukka• kinerja yang baik, kontinu clan handal. l)i wilayal1 peneliuan,
'tuntutan'
kcberianjutan pengelolaen prasarana oleh
masylllllkat lebih didorong <1le1> adanya li:enyatalm bQhwa pras31311ll yang relah uilmngun mampu dalam pcmenubn kebulUflao pokok masy.rakat berupa air bersih yll11g memberikan cli:k tcm.idap penge.rahan scgcnap upaya (~ffortj masyanilus1 unluk mendorong dan mendukung operasi, pemclihnraan serta pengelolaannya sehingga mampu benahan Jnn berlanjut (Jusrofn). l>alam kera~gka pcmbangunan berkd1111ju1ac1(susrainahle ckvelopmenl/ yang dilaksanakan dcngim pc:ndckallln atau berbasis partisipa.~i masyarakat memberikun pemo.hamen tcrhadap pcntingnya keadilan.. telcransi da.n !;OlidariLaS, baik terhadap berb:igai mecam kcpentingan 3erta keaditan 311tar dan iueer generasl, Pemahaman ini dicjaww11ahkan dalam ungka)Xlll ~psi, sJlcap. j)C(ilaku $1U11pai pada tatanan yall{! be~ffat lokal
Kedua;
pcrereaoaan
pemba.nguMn
mencerminsan keb
yang
sebensr-benamya
SL'gCllBp
rangltaUui pn.>se.~
pcmbangunan yang dila.kukan dersgan peudek.atan partisi!)ll$i maq)'arakat sesuai dengan tujuannya. karcna akin diperoleb tingginya motivasi, kesarnaan persepsi
dan vis i dalam mencapai tuj uan k.olek.tif secara bersama-sam a. Artinya, percncenaan dari ba wah dal.a(n arti yang seoene-beeamva
(rhe real bouom-ut:
187
akan me11jamin la11cam.va proses pemballgunan pada tabap--tahap
planningj
selaniutnya, Perencanaan dan bawlih tbouom-up plmminf!J akan dapat terlaksana hila masyarakat mampll mengorg.u1isasikun dirinya scbagai .~uazu "lembaga" yang mampu mcmbcrdayalcan segenap potensi yang ada dalam llnggolMya sehingga dapat mcn~"1rtikul11Sikan dengnn tcpat ix:madap kebutuhan.. kehendak dan ruj.ian yang ingin dicap..ii. Potensi yang ada dalam masyarakal memcrlulaln i
program yang !cpllt untuk membul
masyarakat
dalam
bcrpartisilX'~j mulai d.ori 14hapaa awal pe.reoc.'lnaan
memberikan kesempstan
basi
masyarakat unruk memanifC$1asikan 'peluang
partisipa.~inya· secara riil dalam tahap.in pembani,"'nan selanjutnya. K1111ga.
teri<.ait dcngan lcebcrlanjutan layanan dari su.at.u hasil proses
pembangunan, dalam hal ini prasarana akan dipengan1hi oleh faktor-faktor penentu kebcrhmjutan layanan prasarana, Ada Jilna faktor penentu kebcrla11jutan
188
pr.isarana yaitu kclembagaan,
kesediaan
dalll!ll pembiaydl\11 mclalui
da11 S
iuran. lingkungan/alam !odempat mcmbcrikan
tekoologi,
·warna·
yang !rental terhadap operasionalisasi pcngclolaim
dau pemanlaatan hit::iil pembangunan dengan pijakan IQCal gemous dan focal wisdom (kcarifan lokal) rennasuk psda aspck lcelembagaiur, tdnologi dal'I upaya
pengelolaan lingkungannya. Bentuk organisasi peogelola yang sederhaaa, lnlnsparan dan akun14bcl sena pemilihllll pengurus dengan krcdibilitas baik y1111g wrlacak jauh hari sebelumnya menjadibn
lcmbaga pengelola mampu memperolch kepereayaan
masyarakat. Pcnggu=
teknologi yang sesuai deng;an kemampuan sumberdaya
manusia, ketetjangkauan ekonomis scrta solusi cermatltel)
pcngaku.an ata.~ kfdisplinan
masyataka1 sehingga dijadikan sarana untuk memupuk beiituk ioran lain yang dipergunakan sebagai jaminan ke~lanjutan prasarana li1innyauntuk kepenting;m
kolektif ~·alsatah lokal dalam kaitan dengan kelestarian alam dan pemakaian
sumber dayanya secara bijal. dan adil dipahami dan diterapkan benas-benar dalam
189
masyarakat. Pemahsman atas falsalllh Bumi Lestari dan Bumi Titipaltinx Gu.u; mampu berperan sc~i
semangat
orisinal tongina! spirit) datern upaya
pelestarian dan koaservasi sumbctdaya hlllan karena menyaogkuc keberlanjutan sumber mala air untuk pemc:nuhan l.drutuban pokolmya. Upaya ini dilaku.kan secera bcrsema-sama, bersifat iintas batas, dengan pengaturau atas berbagai
irigasi dan air l:>ersih) sehingga tcrjalin
kepentillllan (dal
keselarasan dan kerjasama kolektif atas scmua pihak yang mendapatkan mllnfaat dsri sumber daya alarn yas>g ada, Sifat dasar masyarakat pedesaan yang masih ko
perumusan masalah dengan pcodebun
panisipalif, karena memungldnkan
kesempatan pengambilan keputusan secara lrolckllf akan terbina dengan baik. Struktur sosial yang tclah terbeotuk la.ma dan berja!a!l scperti apa adanya juga
merspakan po in pent ing da lam lcerangb keberlanj utan peni;elolaan prasarena, Kelcmbagaan i11forrnal lain
yimg
ada di desa dlpergunakan sebagat alccmatif
saluran (u1101her wuysi dalam pctigi:rahaa panisipasi rnasyarakat, Tujuan
pembangenen
bctkclanjutan
(su.staitiable dew:/Qpment}
mengimegrasikan nrjuan pembangunan dari masing-rnasing aspck baik sosial, ekonorni dan lingkungan, Dari aspek tujuan pembangunan sosial dalam apaya pemberda~
pa11isipasi. mobilisasi sosial.. kerckatan sosial, pengwitan identita.s
ku ltural serta peniogkatan kap&ila.~ \:.clcmbagaaa yang ada dalam masyaralcat dapat terwujud.
Untuk tujoan pemba•guaari ckonomi beruja pertumh1tban.
kcadilan dan efisiensi akbimya j~
pcrnbangunan yang
190
dilaksanakan dengan pendekatan partisipatif. Dari penggalian realita~ yang a11A dalam masyarakat sendiri tujuan pembanguna11 lingkungan. khususnya dalam kescimbangan ekosiscem dan daya dukung linglcungan dapar oorlangsung larcna adanya ketcrkai1an langsung masyarakat dalam pemenuhan kebutuhannya dengan
sumber daya alam. Dalam perspcluif pembangunan wih1yah dan kota meliputi dimensi apapun, pada muaranya buliw1t pembangunan bt:rkclanjuran (.tusfuinablt: developmem) hnnya dapat terj..cti bih1
tlllah terjadi kescimbangan yang
berkelanjutan di sicluruh 1JSpck kehidupan masyarakatJtya. Kcberlwtjutun harus tcrjadi secara: 11. Elto1u1ml(susJalfN./Jket:0fl(f11tkrl/ly)
:;.. dicirikan dengan tcrjadinya surpiuR produk willl.yah schingsa tcrjadi pening)cstan kewjahteraan ekOIWllliscluruh masyanikw . b. ~la/ (~astal.,ullte:$'1Jdatty) >- rcrjadinya pcminglratan kesejahteraan hllflls melipuli
suluruh lopiwm
masyarakat tidak banya di111AAk.l\n oleh sebagian masyarakat saja
c. Po/ilik (.mstalna/Jlepolilir.ally) )>
terjadinya
penil\gkatan
keSt:jahteraan
karena
masyarakat
dapat
menggunaka11bak politiknyayailu dcngao terscdianya akses i11fonna~; hagi semua anggota masyarakat sehingga masyarakat bisa perpartisipasidalam proses pembangunan yang dijala11k.an sampai dCJlgan pengendaliannya
191
d. K11/111r/Bm/il_va (Sk>1alnablet:""""1Uy) )>-
tcrja
Iestari karena merupakan cikal bekal dan identuas asli masyarakac
e,
Lillgk11ngan (.wm..inab/e urv~y)
:;. peningkatan kcscjahtcnian yang ICrjadi letap diikuti dengan 1erpeliharanya
Iingkengan dan S1Jmbenlaya abn bagi generasi berikutnya
karcna
kcrusakan lingkungsn alam mC111butuhkan waktu yang sangat panjang dsfani pcmalihannya
5.Z Sara11 daa Relromendasi Sceagai upaya peningka!an kcsempatan masyarskat dalam perencanaan panisipatif terutama dalam pembangunan di daerah dengaa bingkai kerangka
(l<."1Dbangunan berkclanjlllan a.
(.
tiePeiupmenJ)maka rnenyarankan:
Mekaoisme perencanaan pembangooan partisipatif yang telah ada sekarang a!,'llC lcbih 'diberdayakan' schiegga wjuan pembangunan partisipatif dalam upaya penggalian kebutuhan nyata masyarakat dapat terwujud. Mekanisrne perencanaan porti;-ipatif yq
ada sekarang dirasakan kurang mernberikan
peluang dan jarninan atas kesempatan partisipasi masynrakat dalam pc;vtncanaan program pembairgim;m. Untuk illl, perl11 disusun suatu desuin mekanismc pclaksanaan tabapan peeencanaan yang membuka peluang setuas-l uasnya bagi panisipasi masyarakat scrta mam pu menjam in dalam pengambilan
kcputm.'3Jlfl)'a pada
tahapan
perumusan
perencanaan
pembangunan partisipatif Hal iui merupakan kunci pembangunan dengan
192
pendekaran partisipatif karcna pcrencanean dari bawah dalam arti sebenarbellMPya (lhe nu/ btNJon1-up p/onnm,; yang bcrtumpu pada hasil analise k.:butuhilJ\ nyata yang ada dalam ma.~yanikat secara riil ielah menunjukkan tingkat kebernasila» dan efcll.lifila.~ linggi sena tetjamin kcbcrlanjullillnya b,
Mt-'TIJmuskan suatu bentuk pcndampingao (fil:;iliiasl) lu:piula 1nasyardkat melalui keglatan pcmbangunan yang bersifat non J)l'()yck dalam jaugkauan yang lcbih lua.; ~hingb-a diperolch kesempetan yang sam11 d4ri scluruh wilayah agar tcrjadi proses percepatan pereneanaan partisipotit: Melalui pe11clitillll mclalui studi kasus yang berusaha unluk: membangun
konsep keoorlanjutan (suslairrability) pembangunan yang berbasrs EJarti~ipasi masyaralcat ini teril<:it oleh ruang dan waktu sehingga un11lk pcngembangan studi lanjuian direkomendasikan unmk: a.
melllk.ubn penelitian dalam kondisi reatitas ekonomi, sosial dan budaya
yang lebih luas dan beragam serta herpijak pada ~1udi kasus lain schingga rekonstruksi analisa dalam merumuskan konsep yang didapatkan dari pcmahaman. 8ikap. perilaku dan kegiatnn-kegiatan nwyatakat setempat mtnjadi lc:bih kaya dan bernilai. b.
Melak11.kan llJ.111.Yepakali secara leas.
Ul\JiVEf
SEMARANG
UN!VEHS!TAS
DIPONEGORO SEMARANG
UN!VERS!TAS DIPONEGORO
~r-M/\fil\NG
ur".RANG UN!VERSffAS DIPONEGORO SEl.~ARANG UNIVERStTAS DIPONEGORO SEMARANG UNIVERSITAS DtPONEGORO SEMARf,NG UNIVERSlfAS DIPONEGORO SEMARANG UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG UNIVEHSITAS OIPONEGORO SEMARANG UNlVERSITAS DIPONEGORO SEMARA1\lG UNlVEfiSITAS DIPONEGORO SEMARANG UNIVERSfTAS DIPONEGOHO SEMARANG UNIVERS1TAS DIPONEGORC SEMARANG UNIVERSITAS DiPONEGORO SEMARANG UNIVERS'TAS D1PONEGOHO SEMAR.1' .,_,3 UNlV~RSITAS DiPONEGORO SEMAFlANG UNIVERSlTAS DIPGNEGOHO SEMARANG UNIVERSiTAS DIPONEGORO SEMAF{f NG UNIVERSiTAS DlPONEGORO SEMARANG UNIVERS!TAS DIPONEGORO SrtvlAFt..ANGUNIVERS!TAS fJIPONEGORO SEti.lJAR;,; .3 UNfVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG UNIVERSITAS DlPONEGORO SEMARANG UNIVERS!TAS DIPONEGORO SEMA.8ANG lJN!VEliS!TAS DIPONEGORO St:MAFtANG UN!VERSITAS ['IPONfGORO SEMARANG UNlVERS!TAS D!PONcGOFlO SEMARANG
UN!VERS!TAS DIPONEGORO SEMARAN(;l UNiVERSffASDIPONEGORO SEMP...RANG·UNIVERS!TAS DIPONEGORO SEMARANG UNlVERSlTAS DlPON~. ~OR(, SEtvl !}.RANG UNiVERS!TAS DIPONEGORO SEMARfNG
UNIVERSITAS DlPO'\!EGORO
SEMARANG
UNiVERS!TAS DIPONEGORO SEMAR.ANG UNIVERSITAS DIPONEGORQ SEMAHANG UNIVERSITAS DlPONEGOHO SEMARANG UNIVEHSITAS D!PONEGORO SEMARANG UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG UNIVERSITAS O!PONEGORO SEM.l\BANG UNIVERSI i"AS DIPONEGORO SEMARANG UNIVERSITAS DIP .:iORO StMAHANG UNlVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG UNIV'=RSITAS D!PONEGORO SEMARANG UNtVERs1·:A.;; ~ SEMARANG UNiVERS!TAS DlPONEGORO SEMARANG l..JNIVERSITAS DlPCNEGORO SEMAHANG UN!VERS -MARA.NG UN!VERSITAS DIPONEGORO SF.M.A.RANG UNIVE.RSITAS DiPONEGORO SEMAR.A.NG UNIVE ,,~/\NG UNIVERS!TAS DIPONEGORO SEM1\RANG UNlVERS1Tt1SDiPONEGORO SEMARANG
UNI
A.NG UN:VERSfTAS D!PONEGORO SEMARANG
UN!VERS!TAS DlPONEGORO SEMA8ANG U UNJVERS!TASD!PONEGOR~) SEMARt>,NG I UNIVEHSlTAS D!PONEGORO SEMARANG dN;VERSITASDl00NEGORO SEMARl\N UNIVER.SlTA.SDIPON.EGORO SEMAAA
'!G UN1VERSITAS D[PONEGORO SF.M1~flANG . UNIVERS!fAS DIPONEGORO SE.MARANG UNIVERStTAS DIPONEGORO SEMAHANG JNiVERSIT/,S DlPONEGOROSEMARANG IVERSITAS OlPONEGOHO SEMARANG ~!VERSITASDIPONEGORO SEMARANG N!VERSITAS DIPONEGORO SEMARANG NlVERSlTAS DIPONEGORO SEMARANG iNIVERSlTAS DIPONEGORO SEll.'IARANG 1NIVERSITAS DiPON:.:GORO SEMARANG
UNIVERSf r-AS DIPONEGORf' SEMARAN
VNIVERSITAS DlPONf:.:GOROSEMARAN1 JNIVERSITAS DIPO:'.iEGORO SEM.l\RAN
UN!VEHSITAS OiPONEGORO SEMARAN(I VNIVERSJTAS DiPONEGorn SEM 'RAN UNIVERSiTAS O:PONEGORO SEMARANG
JNIVEflSITAS D!PONEGORO SF.:MARANG
UNIVERS!TAS DlPONEGORO SEMARANG UNIVERSiTAS D!PONEGORO SE~f..,AA"NG ~ UNtVERsn:l\S DIPONEGORO SEMAR.A.NG U1 UN:VERS!....AS DlPONEGORO SEMARANG UN!. UNIVERSlTAS D!PONEGORO SEMARANG UNM
UNIVERS!TAS Dl?ONEGOAO SEMARANG
UNlVERSlTAS DIPONEGORO SEMAHANG
UNIVERSl1 A
UN!VERSITAS DlPONEGORO
SEM,t\HANG
G UNNEBSiTAS DiPON~GOFlO SFMARANG NG Ul\iiVE.f-~S!TAS OiPONEGOl~O SEMARANG ,AN..?.i UNIVERSITAS DlPONEGORO <:;EM1-\RANG .i
tiE\11.t\RANG UNlVERS!TAS 01PONEGORO Sf:.MP.RANG
UNIVERSITAS DIPONl:GORO SEMAHANG UNM"::RS!TASD!PONE.=GOROSEMARANG. UNIVF{SITAS DIPONEGORO Sf:MAR1~NG. UNIVEfiSITAS DIFGNEGORO SEMAHANG VNIVERStTAS DlPONtGOPO SEMf\RAN(:i UNIVERS iAS OIPONEGOi-!O SEMAh.ANG UNiVERSITAS DIPONEGORO BEMPqANG UNIVERSITAS DlPONEGORO SEMAHANG UNlVERSITAS D!PONEGORO SEMARANG UNIVERSITAS D1PONEGORv SEM•'Ri\W_:i UNIV'ERSITAS OJPONEGORO SEM,1\RAN\:i UNIVERSITAS DlPONEGORO SEMAHANG UNM:.AS!TAS DiPONEGOHO SEMAf.lil(NG UNfVERS!TAS DlPONEGORO SEMARANG UNIVEHSl1AS DfPONEGORO SEMARANG i' N RS!TAS DIPONEC '.)R'_ SEMll.RANG uMVERSiTAS DJPONEGORO SEMARP.NG UNIVE~SITAS D!PONEGORO S v\.toR"NG UN:IVfRS!TAS DIPOM.:GORO SEMARANG UNt\/EfiSITAS DlPONEGORO SEMARANG UNfVERSITAS DiPONEGOHO St MAR/,NG Jt.·n =RSJTAS DlPONEGORO SEMAHANG UNtVERSITAS DIPOr'>lEGOROSEMARANG UNlVEH.SITAS DIPONEGORO S• !1:1l ,, ~NG NlVERS!TAS DiPONEGORO SEMARANG UN!VERSITAS DIPONEGORO St:MARANG UNiVERS!i:.i\S DlPONEGORO SE:MAF-\ANG UNiVERSITAS D!PO~EGORO SEMARANG UNiVERSffAS D!PONEGO.RO SHMRANG UN!VERSITl\S DIPONEGORO SlMAR/.\NG UNIVERSlTAS DIPONEGm~o st:MARANG UNIVERSl1A.'3DiPONEGORO SEMARANG UNiVERSITAS DIPONEGOBO SEMARf\l\lO )JN1VEr-is!TAS DIPONEGORO SEMARANG UNIVERsrrAs DIPONEGORO SEMARANG UNIVER31TASDIPONEGORO SEMARANG Uf\ilVEHSiTAS DIPONEGORO SE!v'!ARAl\lG UN!VERSITA.S D!PONEGORO SEMARANG UN1VER8lTAS DIPONEGORO SEMf•Rr\NG UNIVERSITAS D!PONEGORO SEMARANG UNIVEASt~"AS rnPOt\/EGORO SEMA.HANG UNIVERSITAS Of PONEGORO SEMARAl\G IN VERSITAS DIPONEGORO SEMARANG UNIVERSITAS DIPONEGORO SEM/\HANG LINIVEBSITAS DIPO!\iEGOPO SEM!l..i.'.\ANG INlVERSf,.AS OtPONEGORO SEMARANG UNIVEHSITAS.DlPONEGOROSEMARANG UNIVE~~SITAS DIPONEGORO SEMARANG 'NIVERSIT.l\SDiPONEGORO SEMARANG· UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG UNIVERSITAS O!PONf:-.GORO SEM1-\RANG JNIVtRS!TAS D!PONEGORO SEMARANG UN!VERSITAS DIPONEGORO SEMARANG UNtVERStTAS DiPONEGOHO SEMARANG
NIVERS!TAS C 1\IEGORO SEMARANG UNlVERS!TAS DIPONEGORO SEMARANG UMVERSI fAS DiPONEGORO SEMAR.~G NIVEHS!TASDIPONEGORO SEMARANG' til\; aqt;iT.f1S:OlPOT'~Ff9 se:r-.1ArV·,N{t_U"NIVERSlTAS DIPONEGORO SEMARANG JNlVFRSnAs LJ PONt:GORO '3EMARAf\J uN1vtR. JTA'S OtPON ,:; no S,r .1. ,· c \llVEHSF.A.S rnPm\lEGORO SE':-v1ARANG JN!VHtSIT/~S .DI PONEGORO Sf.MAH.AN0 N!VERSlTAS DI PONEGORO SEMARANG
u!\E1'JEHSffAS 8'i·?0NEGGRQ UNIVERSITAS'-OWONE'.~ORQ
SEMARANG
UNIVEHSITAS Dl00NEGORO
SEMARANG ~JNIVf:RSf!"AS O!PONEGoqo
SEMARANG SEMARANG
193
DAFTAR PUSTAKA
Kelum pok B•ku : Abe, Alexander. 2005. Par.mamaon Doerah l'cm~ahatll'1n. Anonim, l lJllU.
l'an1sif'(1Jif.
Jogjakarta
Hva/ualiun for Vi/loge Water Supp(y Planning. Netherland
:
WHO.
Aoonim, J 981. Small l'01t11mmity Wotu SMpp/in. Netherland : WJ JO
Anonim. 1983. l'enyt11·ingun Air J.rmum Secora &derhcrrro di Pedesaan. Anonirn. Universita.~ Hasenadin, Jakana: PN. Balai Pustaka, Anonim, 1999. (111clung·Undang Otonomi Daerah. Surabaya : Karya lltama. Anonjm, 2002.a Ma1eri Perrmcanaan Sarwtu Air llusih. Jwna
: Dep3l1Cmen
l'ermukiman dan l>rdS813113 Wilayah. PedomatJ!Petunjllkfrknik dan Manual. Sis/em Penyediaon Air Mimim Perdesoan. Jakana : Departemcn Pcrmukiman dan Prasal'llna Willlyah, Radan PcnelitiM dan Pengcmtiangan.
Anonim. 2002.b.
Abbot, John. 1996. Sharing The Ory. Community Pantcipaion in Urban Manf.1${emen1.
AWWA 197!.
(.()ndoo :
L1rthscan..
Water Quulity und Tnmtm~.111.New York : Mc G13w Hill Book Co.
Arikunto, Suharsinl,
1998. P~
P<'nl!l1tian:Suat11 Pendekatan Pruktd.
Jakarta : Rineka Cipti. Bappenas.. l 998. Urban Wa.tte Management l'nlicy and Srrasegyfor The Na1ional Planning/'ro<'t'.fS, Jabrt:;i : Dappe-nas. Bappenas, et. al. 2003. Kebijakan Nanonal Pcmbcmgunan Air Minum d°"
Penyehatan l.inglamgan Berbasis Masyarakat.Jakana : Bappenas. .Rudibarjo, Eko dan Joko Sujarto, 1993. Kota Berularyu1un (Su.vtainable City).
Semarang : l!ndip. Caulston, 1977. Waler (,!llality. New Yorl: Academic Press
194
Cbouguill, MU. A Ludder of Community l'artfcipution for Underde,e/,,pni.:nt Countrict. HABIT A1' INTL. Vol. 20 No. 3 pp. 431 - 444 Conyers. Diana, 1991. Perencanaan So.fiai Di Dtmill Keliga : S11aJ11 J'en/!,aritur (tcrjemahan). Jogjokana: Gadjah Mada University Press Dmninto.. F. 2003. Di.wour.>e on 1'11blic Participation in f'lmmi"X· Jumal Perencanaan Wilayah dan Kota. Vol. 14. No. I : I - 15 Dunn. William N. 1999. l'eng(lnl(lr Analisis K.ehi1ala111 f'ublilc (edisi keduaj, Jogjakarta : Gadjah Mada University Press
Deena Narayan. 1998. />1rrticipnlo"YEvoluatio» Toolsfor .4funagm!.{Change in Watermid Saniwtiun. USA : World Rank Fair, Geyer et. al. 1966. W01erund Wu$/"wall.'r E:iwlneerlng.Japan: Toppan Co. Ltd
Hadi, Sudharto P. 2005. Dimensi Linglamgan f>1m!'1Ctmam1 l'embtm.gul'li.ln. Jogjakarta :
Lllyl11, M.A. er, al I 978.
fJater
SNpply l:.it/(1'nl:erlng l>e.rign. Michigan : AM
Arborr Science, Mangkocdihardjo, Sanvclco, I 985. Dasa» Du.10r Pt'rtmcanuon Jan Ew:tluavi
Kebuttdum Air. Surabaya : Tcknik Pcnyehallln ITS Mc. Gee. TG. (J::ds~. 1991. Th: ExpandedM1:1roploli.1: Human St:ttleme11t Transition fn Asia. Univen:ity of Hawaii Press. Honolulu
Metcalf and Eddy. 1972. Water mu/ Wa,u,wafer E11gi1111·ering : Collection. Treatmeru& Di.<JX1sal. India : TMH
Mikkhclseri. Britha. 2003. Mt:tod<: Pcnelittan Partisipaloris dun Upuyu-Upayu l'emberduyaan:&hll«h Buku Pezanga» Ragi Praktisi l.opangrm. T
M.,ughtin.
James Clitfunl. 200 I.
Urb(TTI lJ.YiKT1:S1n:1:t
Buuerworm Heinemann
and Squal'I!.. Oxfonl :
195
Muschett. F. Douglas.ed I 997. Principles of Suttainahle fkvelnpmr.nt. Florid.a : St. Lucic Press Mukherjee. N. et.al. 2000. Methodol"f!Y fi1r Participatory Assesmen; with Commumties, ln•titJ11i()ns and Policy Makers. New York : WSP EAP lRC Mukherjee. N and van Vijk, Christine. 2002. Su..ainibilily Planning and Monitoring in Comnomiry Waler Supply and Sanitation. New York : WSP EAP IRC. ~asir, Muh>lJllmad. 1999. M1t1odePenelitian. Jakalta; Ghalia Indonesia.
Ndraha., T.
I Qll7.
P~mha11K'mmt Mas,,arakat .l.lcmpersiapknn Ma.tyurulrat
1'i'ngK<J Luntliu.
J:okana : Rineka Cip1s
Nicros. R.\il ct. al. 2002. Making Participutc>ry ;,, local Govemoce Iluppen. United Kingdom : lnstitul of Development Studies. University of
Sussex. Brighton, Nurbcko, et.al 2003. M~todoloxiren:lit/an.Jakart3 : Penertiir LP3ES NWRC. 1980. Dct.•iKP! Munual R11rol lf'a1u Supply. l'hillipina; NW'RC Psnudju, Bambang.
l 999. Pcn~adtJan P1t!'flmuhan Koto .Dt:nJ!Un I'amsipu.11 Ma~w1ralw1 Penxha.•ilan Rendalt l:!and1mg : Pencrbit Alumni
ruroa. JulUI)' ~.i.. 2005. l'1tngeluluan U11/(bll1$Jn ~ial. Jab.!1ll : Yayasan Ober lndoesia
Rukmana, N, ct al, 19113. Manaj~-n l'emlx.o1g11nan Prasarana Perkotaan. Jakarta : Pcnerbit I .PJES Parti:Jipu:;i. Kvmunika
Somopoctro, Santoso, I 98tl.
Scbubeler, Peter, l 'J'J6. Puntcipouo« and Partnership in Urban /nfrr,.ITUCture Munax~rm:nt. Washington..DC : The World Bank. Singarimbu11. Masri dan Sofyan EJJend~ 1?9S. Metode /'eneliiianStJTVey.Jakarta : Penerbit LP3 t:.S Sirmadji den lskandar. Sofyan. 2001. Optimohsas! Peron DPRD dalam l'embangw1an Berbosis Peron Sena Masyurakat. Jakarta : Bappenas
196
Slamct. Y, l 993. l'embanf!Unan Masyarakol Berwawasan Partisipasi. Surakana : Sebelas Maret Un iversity Press
Soegijoko, B'I'.et.al, 2005 (eds). B1111go Rmnpm' l'mrbur1gunan Kola di Indonesia Dalam Abad U:&bi 2 Pengaiaman Pembangurian Perkotoon di lndonesia. Jakarta : 1.ernhagii J>enerbit FE I Jl Soemardjan. Selo dan Soemsedi Soclaiman. 1974. Se1angluii Bung" Smiiologi. Jaka~.: Lembagn Pcocrbit f'l! UI.
Tjokrowinoio, MoeljattQ. l 9%. Pelffha11giman Jogjakarta : Pustaka Pel4iar
Dilema dan T<111ta~•.
AnggrainL Maya Virdayanti, 2006. Stum Lill!rawr Tekni/c: Penyecliaun Air Bersih Pedesoan, Tugas Akhir tit.lllk dilt..Tbitklln. Jurusan Tt''kni'k l.ioglc.ung;m Fakultas Tclrnik Sipil dan Perencanaan Jnstirut Teknologi Sepulub Nopanba• Surabaya Gunawan. Indra. 2-006. Pengetalulan MasyaraAat 1tmtong Pmjl(elolamr Sanitasi Berhas1.< Maryarokat. Tesis tidal: diterl>itkan. Magiscer Pembangunan Wilayah d:m Kota. Univcrsites Diponegoro. Semarnni
lrawan, Dicky. 2003. Peran Sena Masyarol:at Du/am Penyedioan l'rosaruna Perkotaon Mt:fahJi Community C'ontf'U(·r Di Kota Pontia110k. Tesis tidak ditcrbitkan, Magister Pernbanganan Wilayah dan Kota,
Universnas Diponegoro. Semarang Rahdriawan. Mardwi. 2001. J>emberdayoun Masyarakar DaJam PengelallJDTI Pembangunon Pra:wn;na linglr:u11ga11 Permuaman Kumuh fstrsdi Ko.ro. Semarang Suciati, 2006. Punisipas; Musyara/(Dr Dolalri Perryusu11<111 Rel>COll(J Um1m1 tau: Ruang Kata Pati, Tesis tidak diterbitkan, Magister Pembsngunan W ila yah dan KOCi. Univcrsila.~Dipo111;g1>ro. Sernaraeg
Surysnto, Didik Ary. 2003. PUl'tisipasi Masyarakat Kelurahan Mt-T)!;o.sono Kecamasan Ked1mgkandang Kota Malang Dolam Pembangunan l'engnlahan H1ttbalr Cair Manusiu. Tesis tidak diterf>itkan.
197
Magister
Pcmbangunan
Wilayah
dan
Kota,
Universi!as
Oiponegorn.Seniarang Kelompok B11ko Data : Kubopu/<:fl Magi:1an Dalam Angka 2005. Bappcda dan
BPS Kabupatcn Magetan,
2005. Kelumpok Makalah : Wilopo. 2006.
''Moniloring F.valaan Parli•ipcrturiJfMEP)".
Makalah
disampalkan pada Diktat SubsU!ntif Pemantauan clan Evaluasi Program I Proyek Angbtan 1 V. Magetan, Juli 2006. Kdtompok M:1jlllah : Percik, Juli 2005. Pere ik, April 2006. Pere ik. Dcsember 2006.
198
LAMPIRAN:
PERTANGGUNGJAWABAN
METODOLOGI
A. .l'engguaaa11 Mcfode Kualitalif
Dalam mcmahami alas persepsi, sikap dan penlaku masyarakat dalam kaitan rnembangun konsep keberlanj utan (su.~tainability) dalam pembangunan bcrbasis rnasyarakat tidak lepas dari proses yang terjadi dalarn ma:iyarakat Realitas sosial, ekonomi dun budaye mcmcrlukan diskripsi alamiah (naruralisticj. Penelitiun kualitatif mcnckankan tujuan eksploratif, yaitu suatu upaya wituk
menjelaskan bagaimana fenomena :suatu kegiatan terjadi dalam masyarakat yang sedang diteliti.
Pendekaran kualitatif adalah suatu proses penelitian untuk
memahami permasalahan manusia (sosial) dengan cara rnenjelaskan infonnasi dari infunnan secara terperinei dan disusun dalam sebuah latar ilmiah (Muhammad, 1999).
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah rnetode lleskriptif.
Penelitian dcskriptif adalah suatu metode yang digunakan dalarn
meneliti status kelompok manusia, obyek. set kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun kelas peristiwa pada masa sckarang (Nasir. 1988:65). Penclitian dcskriptif juga mempelajari masalah- masalah dalam masyaraker, tata cara yang bcrlaku dalam masyarakat, kegiatan,
sorta situasi tertentu termasuk k:nlang hubungan kcgiatan-
sikap-sikap,
pandangan-pam.langan
serta
proses-proses
yang
199
berlangnsng dan berpeugaruh dari sualu fenomena.
M~t.ude penehtian deskriptif
mcrupakan metode penelirian yang menggambarkan apa yang terjadi di lapangan dcngan upaya penggambaran data. Metode ini digunakan unmk mengamati dan meneliti status kelornpQk manusia, suatu cbjek. suatu kondisi, suau; sistem pemikiran atau suatu pcristiwa yang terjadi pllda masa sekarang sccara sistematis, :faktual dan alcurat. B. Kilas Balilc Penelitian
Pcnelirian ini menggunakan paradigma alamiah (naturali.wicJ dengan metodologi yang harus dijalankan. Dalam pelaksanaannya banyak sekali menemui realitas yang bcrkembang karena memang dalam teorinya mempunyai pandangan paradigma ganda tidal. lianya sebab akibat,
Berbagai mscam informasi,
pemahaman, persepsi, perilaku serta realitas kondisi sosial, ekonomi dan buday~ yang ada dalam masyarakat di lokosi pcnclitian direkam dan diinterpretasikan
dalam rangkll menyusun analisa. Analisa telah dilakukan sejak awal beguu data diperoleh, Data-data yang telah diperoleh Jan dikumpulkan untuk kernudian direduksi untuk
mendapatkan bahan analisa yang kemudian disesuaikan dengan fokus dari permasalahan,
lnterpretasi berulang menghasilkan rumusan-rumusan temuan
yang dianalisa
dengan
berbagai teori, oleh karena itu temuan dalam smdi
seringkali dipengaruhi oleh nilai dan persepsi peneliti (reacher
s value und own
perception) Dalam perjalannnya permasalahan pokok menjadi berkembang meluas
sehingga peneliti berusaha keras wtlul memfokuskan
kembali dengan tema
200
semula,
Secara teknik laoangan penelilian mi ticlak rnengalarni kendala berarti
karena sebelumnya relah mengenal dengan baik wilayah penelitian, Disamping iru peneliu pemah terjun langsung di wilayah penclitian dalam rangka monitoring
sebagai Tim Koordinasi Kabupaten (TIO() untuk PPK di kecamatan setempat, Seiurnlah
penyedia infonnasi. tokoh masysrakat dan warga masyarakat telah
dikenaJ dengan baik. Hambatan dirasakan berkaitan dengan 'ketahaaaa' atas informasi yang ingin digali secara rnendalam, artinya peneliti mengalami kcsulitan bila ingin mendapetkan
informasi mclelui depth interview atas bebeeapa orang penycdia
informasi dalam jangka waktu pcodek tectentu. Sumber-suuiber
informasi dan
infonnasi yang disampaikaa semekin :;ama/homogen sehingga informasi yang didapat terasa mentok.
Untuk itu peneliti harus segera menggeser topik alau
menggeser pen yedia informasi satu ke penyedia iaformasi yang lain atau memberikan waktu luang dengan meodatanginya beberapa hari kemudian. Hasil wawancara tereduksi telah dikelompokkan dalam tiap-tiap sub
topik pembicaraan.
Hal ini dilakukan
penelili untuk mempermudah
dan
keprakrisan dalam penulisannyu sehingga dengan melihat idcntiflkasi kelompok sub topik dapat dengan mudah untulc dibaw.t menjadi bahan rumusan analisa Beberapa key person yang disampaikan dalam bab-bab tcrdahulu terpilih karena keluasan
wa WllS81I dan pengctahuan
serta kompentensi (pengalaman)
terkait
permasalahan studi kasus selain juga pertimbangan alas referensi dari anggota masyarakat.
Masing-masing
key person mempunyai
lnformasi
dengan
kompetensi masing-masing. Diskusi da1arn kelompok - kelompok keeil semacarn
201
FOD (Focus Grmp Discussion) dilalrukan uaruk mengltimpun informasi secara kolektif atas berbagai pendapat pcnycdia infbrmasi yang secara
lar.gsung
mendapatkan veri likasi dan crosscbeking dari penyedia informasi laianya.
C. OpenaionallaAi Metodologi l'engumpulan teknik
wawancara
3 (tiga} teknik, yaitu pertama.
data dilakukan melalui mendalam
(indepth im-ervi1>.wJ. kRth1t1 teknil observasi
partisipan (participantobservmion), dan ketiga dengan teknik diskusi lrelompokkelnmpok kccil (FUD).
Melnlui teknik wawancara berusaha diperoleh tidak lusnya data tentang apa yang dikctahui
dari suatu pokok atau sub JX)klll. permasalahan ywii;
ditanya.kwi sena ientang apa yang dialami oleh pcuyedia lnformas] telllpi juga
menyangkut pandangan, pemahaman, peesepsi serta perilaku yang mampu untuk diobservasi. Peneliti membuat skedul, daftar/pedoman wa ....'llncara. alflt tu lis, RIAi bantu rekam dan kamera, Sedangkan
untuk
teknik
observasi
partisipan
dibkukan
untuk
mengurnpulan data yang belum tertangkap melalui teknik wawancara, seperti
yang menyungkut sikap, siteasi, serta aklifitas dalam SU'uk.tur :;w;iid
Observasi .killit~ ekonorni berkisar pada kegiatan
masyaraka; sehari-hari baik dalam pemanfaatao prasarana air bersih atau kegiatan pembaogunan lainnya. Pengumpulan data melalui FGD dilakukaa terutama untuk mendapatkan
data
yang
sekaligus
telah
terjadi
crosschecking dari hasil diskusi yang berlangsung.
verifikasi, validasi
dan
202
Dalam penelitian
kualitatif ini bertumpu pada kriteria
'derajat
kepercayaan: (level of convidence} melalui teknik pemeriksaan keaosahan 'ketekunan pengarnatan
dan 'triangulasi'
(Rahdriawan, 2(Xll)
Teknik
pemeriksaan keabsahaa 'ketekunan pengamatan' akan ditentukan ciri-ciri clan
unsur yang relevan dengan pokok permasalahan kemudian dirinci serta diobservasi secara lcbih mendalam.
Teknik pemeriksaan 'triangulasi' yang
dominan dalam pengecekan data adalah triungulasi swnbcr dan metode. Triangulasi sumber dilakukan dcngan mengkomparasikan data dan surnber
schingga adanya perbedaan clan persamaan meniadi sistemalis yq
didaii
pada kualifikasi, sitcasi sa11t pcnyampaian data clan kescsuaian dengan pokok
pennasalahan. Sedaagkan trfaugulasi metode dilakukan dengan mengandalkan strategi pengecekan lewat teknik. pengwnpulan data observasi partisipan dan wawancara mendalam disandingka.n dengan data yang dipero\eh melalui FGD.
!\i::RSITA N!VE~SiTAS N!VERSlfAf JNlVEl=;SlfAS L:JNIVERSIT.A.S UN!VERS!TAS JN'VF.RSITAb UNrVERSl1AS UNIVE~SITAS UNIVERSITAS
sa.
DIP N G 0 ARANG D F'ONE=GORO SEMARANG ;lPOtJt.JiORO ~EMAR.ANC D PC IJl=GQRO SEMARANG DIPONEGOR() SEMl'·.RANG DIPONEGORO SEMARANG DIP IEGORO SEMARANG. D'PON 'GORO SEMAR/1NG D1PQ:\IEGOflO SEMARANG D PONEGORO SEMAR~.NG l1N1V1:.RSITAS D PONEGORO SEMAqANG JNIVE:QSITAS OlPONFGORO SEMARANG
UNIVEHSlTAS DIPJ'\JEGORO SEMARANG Uf\ilVERSlTAS UNIVERSITAS UNIV RSl1AS UNIVERSITAS UNiVERSITAS UNIVERS!TAS
OJPONEGORO DiPONEGOBO DIPONEGORO DIPONEGORO DIPONEGORO DIPONEGORO UNIVERSITAS DiPONEGORO UNIVERSIJAS DIPQNEGORO U~IVERSITAS D!P()NE GORO UNl1/ERS TAS DIPONEGORO UN VERS TAS DIPONEGORO UN'VEHS T.A.S DIPONEGORO
SEMARANG SEMARANG SE?viAf!ANG SEMARANG SEMARANG SEMARANG
SEMARANG SEMARANG SEMARANG SEMARANG SEMARANG SEMARANG
Ut\l.VERS TAS D!PONEGORO SEMARANG Ul\llVEA;:,. ""AS UNl./ERS ..,.AS u~JiVE?.SFAS UNIVERSITAS UNIVERS!TAS ll\llVERSiTAS J"JIVERS!TAS UNlVERSffA~
OIPONEGORO SE'Y1ARANG DIPONEGORO SEViARANG DlPONf.GORO SEMARANG {?IPONEGORO SEMARANG Dlf'ONEGORO 5EMARANG DI ONF:GORO SErv1ARANC Dif ONE GORO SE~.1ARAt D!PON GORO SEMARAI Ul\l1VERS TAS DI PONEGORO SE1V1ARAN UNlVEHSlfAS DIPONEGORO SEMARAN( UNlVERSITAS OIPONEGORO SEMARAN( UNiVERSiTAS DIPONEGORO SEMARAN( UNIVERSl~AS DlPONEGORO SEM/\.R~NG UNIVERSiTAS DIPONEGORO SEMARANG UNIVERS TAS OiPONfGORO SEMARA:NG UNlVERSITAS D!PONEGORO SP.MRANG UNIVERSJTAS DIPONEGORO SEMARANG UNlvERSITAS D!PONEGORO SEMARANG UN VERS TAS OIPONEGORO GEW\HANG UN!VERSITAS DIPONEGORO SEMAHANG UNIVERFrr!\s DIPONEGOP,O t>t.~~ ....'JANG NiVERSI AS DIPONEGORO SEMARP,NG JNIVERSITAS DlPON""GOflO SEMARANG \JIVEHS!fAS DIPONEGORO SEMARANG "'JIVERSllAS OiPOf\.iEGORO SEMARANG NtVERSlfAS DiFONf. GORO SEMABANG UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG . NIVERSl1AS DIPONEGOHO SEMAHANG NIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG JNIVfRSlTAS D!PONfGORO SEMARANG N.VE.RS!TAS D'PONEGORO SEMAR!\NG N!VERSITAS DJPONEGORO SEMARAf\lG NIVER SITAS DlPONEGORO SEMAR/4,NG ~ N!VERS!TAS DiP0Nt-GORO SE11.!ARANG NIVi.=RS1TAS OIPONEGORO SEMARANG NIVE!'iSITAS DrPONEGOHO SEMARANG ~ NIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG UN!VERSITAS DIPONEGORO SEMARANG !JNIVERSITAS DJPO!\lt:GORO SEMARANG"-UNlVERSITAS DIPONEGORO SEMA84f'i NIVERSlTAS .DIP0 Jl:GORO SFMARA.f) ,, NiVFRS!TP.S DiPON ·.GORO SEMARANG
rc
UN!VERSiTA~ D F 0 \0 S· MAR u UNl\IERS!TAS DIPONc CDF 0 StJ•MRNJ,.. UN!VERSITAS DIPONEGORO ,EMARAN ~ UNIVEHS!TAS Ol~ONEroRO SEM.A.RAN.:.i UNIVERS!f!-1S DlPONfGOHO SEM/;,.RANG UNIVERS!TAS O:PONF;GORO SE:.1.0.RANll UNIVERSITA$ DlPONEGORO SE:MA4ANG UNIVE:1SITAS D!PONEGOflO SEMARATIJG UNI\/ .. RSlTAS DlPONE:GOPO SEMA qANG DIPONEGORO SEMARANG UNIVE>\SITAS DlPONE CORO SEMA !\!\.G DIPONEGORO SEiv".ARANG UNIVERSITAS DIPONEGORO SFM.A.t1AN(1 DIPONEGORO SEMARANG l.JNll/ERS!TAS DIPONEGORO SFMA~'\NG DiPONEGORO SEMARANG UNIVfFiS1TAS DIPONEGORO Sc, f- ·\NG DIPONEGOHO SEMARANG UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG OIPONEGORO SEMARANG UNIVERSITAS DtPONEGORO :,EMA1f.\NG D:PONEGORO SEM.ARAl\G UN!VERSITAS DIPONEGORO SE\l!ARANG OIPONEGORO SEMARANG UNIVFRSITAS DIPONEGORO SB-!.ARANG DIPONEGORO SEMARANG UNlvERSI AS DIPONE-:GCAO SEMARANG DiPONEGORO SEMARANG UN VERSITAS O!Put-. "GORO '.':..:MAf-lANG O!PONEGORO SEMARANG ·UNIVERStTAS DIPOl'iEOCRO SEMARANG DIPONEGORO SEJ:1ARANG UNIVERSlTAS DIPONEt'~ORO SEMA.RANG DIPONEGORO SEMARANG U\J;VERS1TAS DIPOl'\IEGOf-10 Sr:.MARAl\IG DlPONEGORO SEMARANG UN VFRSITAS D!PONE:-GORO 3EMARANG DIP cmno SEMN!ANG UN VERS'TAS DIPONEGOHO sl:\MRANG ()SEMARANG U"J VER$ TAS D1POf\E.uOR \_ 'vlARANCi "=MAR/.lNG UN VER~ -:·As D'P.J!\i=GORO SEIV:ARANG RANG JNIVF.R~!TA., D PO!' EGORO SEMAAANG \l'IG U(ll VERS T () DIPOI\ GOW; ~EMARANG G UNIVERSlT.A.$ OIPJf\.E:GORO SEMARANG ) UNIVERS!TAS DlPONEGOl10 ,)EMARANG UNIVERSITAS Di Ol'IEGORO .:>EMARANG l!\JIVERSITAS ) Oi"IEGORO SE\1ARANG 11VERS AS OlPOI\ GOHO Sf::MMlANG VERS1TA~ DiPOM GORO S \'1ARANG NIVERS fAS D!PQ!\EGOAO SEMAHANG •NIVERS!TAS DIPO/liEGORO SEMARANG. l~l\/E=RSl rAs DlPOf'.EGORO SEMARANG JN VERS!TAS DlPONEGORO SEM.A.RANC:i JNIVERS!TAS OIPONEGORO SEMARAN1,;i UNIVERSITAS JIPOl\EGORO cifMARANG UN!VERSITAS D!PON!?uORO SEMARANG lJ, u UNl.'ERSITAS DIPONEGORO SE.lo.1ARAN UN NG UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG UN.V ANG LNIVERSITAS OiDONEGORO ~~EMri.RANG UNIVERSfTA0 v ciEMAFlANG UNIVERSITAS Q!PONEGORO SEM1-\RP.NG UN!VERSITAS rnPONf:GORO SEMARANG UNl\/H1SITA;,:i DiPONEGORO SEMARANG. UN!VE'.RS!fAS DIPONEGORO SEl\1ARANG UNIVERSITAS D!POr~EGOHO SEMAR/VJG UNiVERS!TAS DIPONEGORO SEMARANG uNIVERS!TAS DIPm EGORO SEMARANS UNiVERSlTAS DIPONEGORO SEMARANG UNiVERSITAS DIPONEGORO 8EM ..\RANG UN1VERSITAS DIPONE.GORO SE.M.e.RANG UNIVERBITAS 0 PONi:-GOAO SH'ARANG U!\JIVERS!TAS D!PONEGORO SEMARANG UNIVE.RS!TA:> O,PON GORO SE:MARANG UNIVERSITAS OlPONEGORO SEMARANG UNIVERSITAS D!~'ONEGORO ~EMARANG UNtVERSlTAS DiPONEGORO SEM1\RA"IG UNIVEFlSITAS DIPONEGORO SEMARANG UNIVERSITAS DIPO!\iEGORO SEMARANG L.,N!VERSITAS Df PONEGOno ~:WMAR/\NG UNIVEHSITAS D!PONEGORO SEMARANG UN!VERSITAS OIPOM.:GORc5 ".>EMARANG UNIVERSlTAS DIPONEGORO SPJIARAl\JG l1NIVfRSITAS i}IPONLGORO ~H'-AHANG UNIVERSlTAS D!PONEGORO SEi\tARANG Ul\i VERSITAS D!PONEGOA'.) SE',~ARANG uNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG vl\lVERSlTAS DIPONEGORO SEMARANG UNIVERSITAS OIPONEGOHO S :MARANG UNIVERSITAS Df PONEGORO SEMARANG UNIVERSITAS DtPONEGORO SH~ARANG UNIVERS!TAS IJIPON. GORr SEMARANG UNJVERSITAS D!PONEGORO SEMARANG l,N!VlRS!TAS DIPOM~.GORO Sf·MARANG UNIVERSJTAS D!PONEGORO SEML\RANG UNIVEFISITAS DIPONEGOf-10 SEMARANG UNIVERSITAS D!POl'<EGORO SHAARA!\IG UN!VER::>ITA~ DJPQNEGORO SEMARANG UNIVF.:RSITJ\S D!PONEGORO SEM,t1RAl\JG LNIVERSiTAS D1P0NEGORO SEMARANG · ·i::::fSrtAS"OWOf. - · CJT-l SEt.~ARA L)t IVEHSITAS 01PONEGORO SEM.A.HANG r 1NlvtRSITA'.S N .:i • 0 G '1 VERS'TAS DiPONfGORO ~i:\.-J\RANG V£RSi;tAS aii;i.eNE.GORQ SEMARANG l 1NIVE:..RSIT/\S D!PON ::iORO Sf MA RANG tJNlVEASlTAS~IB~l!OORO Sf.1fvtl\Jl~N l.lNIVERS!TAS DIP0NEGORO SEMARANG
UNIVERS!TAS UNP/El'.\S!TAS UN!VEASITAS UN!VERSlfAS UN!VERSITAS UNlVERSITAS UN!VERS!TAS UNIVFRSITAS UNIVERSITAS UNIVERSITAS UNIVERSITAS UNIVERSlTAS UNIVERSITAS IJN1VEHSffAS UN!VERS!TAS UNIVERSITAS UN!VERS!TAS UNIVERSITAS UNIVERSITAS UNIVERS!TAS UNIVERSITAS UNIVERS!TAS UNIVEf~SITAS UNIVERSJTAS UNIVERSITAC:: UNIVERS UNIVE UNI' u~
D'PONEGOHO SEN'/\RAl\JG DIPONEGORO %MARAN ~ OIPONEGORO SEMARN\J'"' DIPOl\JEGORO SEl.1AF\.ANC' DlPONEGORO.SEM4rlANG O:PONEGORO SEMARANG DIPONEGORO SEMARANG D!PONEGORO SEMARANG D!PONfGORO SEMARANG
RIWAYAT HIDUP PENULIS
Penulis,
Elmy Kurniarto Widode, dilahirkan
di
Magetan Jawa Timur pada 27 Mei 1974 dari pasangan
R. Sujanto (alm) dan Hj. Lasmijati sebagai sulung dari
ernpat bersaudara, Masa kecil sampai dengan dewasa dihabiskan di kota kecil dengan hawa sejuk tersebut. Pendidikan
dasar
ditempuh di SD Magetan II, lulus tahun 1986. Pendidikan menengah pertama diselesaikan di SMP 1 Magetan lulus tahun 1989. Pendidikan menengah atas diselesaikaa di SMA 1 Magetan (jurusan Al) lulus tahun 1992. Pendidikan tinggi ditempuh di Kota Buaya, Surabaya pada Jurusan Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember-ITS
Surabaya lulus pada April 1998. Memulai
karir sebagai CPNS pada tahun 1999 ditempatkan sebagai staf teknik pada Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya yang kemudian bergabung menjadi Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Magetan, pada subdin Tata Kota, Bangunan clan Pemukiman. Sejak tahun 2004 menjadi Kasubid Sumberdaya Alam dan Lingkungan Hidup di Bappeda Kab. Magetan, sampai mendapat kesempatan tugas belejar di MTPWK
UNDIP melalui Beasiswa Pusbindiklatren Bappenas, mulai Agustus 2006. Dari hasil pemikahan membuahkan
dengan
dua putra-putri:
Rahmawati Tri Yustikarini, ST Arrel Daffa Resnandya (4 tahun) dan Khansa istri tercinta,
Qonitta Hareefa Resnandyta (1 tahun). Saar ini penulis tinggal di dua kota, Magetan dan Tuban karena terpisah tugas dengan sang istri.