PENERAPAN TEKNIK PENGAMATAN LANGSUNG SEBAGAI SUMBER BELAJAR DALAM PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI SISWA KELAS V SDN 1 BENDUNGAN CIREBON TAHUN PELAJARAN 2012/2013
TESIS diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.)
oleh
SUHERTIN NIM: 110180043
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI CIREBON 2013
1
PENERAPAN TEKNIK PENGAMATAN LANGSUNG SEBAGAI SUMBER BELAJAR DALAM PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI SISWA KELAS V SDN 1 BENDUNGAN CIREBON TAHUN PELAJARAN 2012/2013
SUHERTIN NIM: 110180043
ABSTRAK
Keterampilan menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang sangat penting dalam kehidupan bermasyarakat, terutama dalam dunia pendidikan. Melalui keterampilan menulis seseorang dapat mungungkapkan atau mengekspresikan gagasan atau pendapat, pemikiran, dan perasaan yang dimilikinya. Oleh karena itu, proses kegiatan pembelajaran menulis harus benar-benar menggunakan metode atau teknik yang tepat. Akan tetapi hal itu tidak demikian. Berdasarkan kegiatan observasi awal yang penulis lakukan di Sekolah Dasar Negeri di wilayah kecamatan Pangenan Kabupeten Cirebon, data empiris yang penulis peroleh menunjukkan bahwasanya proses kegiatan belajar mengajar keterampilan menulis masih menggunakan metode konvensional. Dalam hal ini siswa hanya dituntut untuk tetap duduk, mendengarkan, dan mencatat tanpa aktivitas-aktivitas yang menjadikan siswa lebih aktif. Kondisi seperti ini sangat bertentangan sekali dengan harapan dan tujuan pemerintah untuk menciptakan generasi-genarasi penerus yang memiliki kompetensi. Melihat kondisi seperti itu, penulis mencoba melakukan penelitian kuantitatif (eksperimen) dengan menerapkan teknik pengamatan langsung sebagai sumber belajar dalam pembelajaran menulis karangan deskripsi. Dalam penelitian ini penulis merumuskan masalah sebagai berikut 1) Bagaimanakah profil kemampuan menulis karangan deskripsi siswa kelas V SDN 1 Bendungan tahun pelajaran 2012 / 2013 ? 2) Bagaimanakah proses kegiatan pembelajaran menulis karangan deskripsi dengan menggunakan teknik pengamatan langsung ? 3) 1) Bagaimanakah profil kemampuan menulis karangan deskripsi siswa kelas V SDN 1 Bendungan tahun pelajaran 2012 / 2013 ?Apakah terdapat perbedaan kemampuan menulis karangan deskripsi siswa yang memperoleh perlakuan berupa penerapan teknik pengamatan langsung dengan kemampuan menulis karangan deskripsi siswa yang tidak menggunakan teknik pengamatan langsung ?. Ketiga rumusan masalah tersebut penulis analisis melalui dua teknik, yakni anlaisis secara deskriptif dan analisis secara statistik. Analisis deskriptif penulis gunakan untuk menganalisis rumusan masalah nomor satu dan dua. Sedangkan untuk analisis statistik penulis gunakan untuk menjawab rumusan nomor tiga. Kata Kunci: teknik pengamatan langsung, sumber belajar, keterampilan menulis
2
A.
Pendahuluan Keterampilan menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang
sangat penting dalam kehidupan bermasyarakat, terutama dalam dunia pendidikan. Melalui keterampilan menulis seseorang dapat mungungkapkan atau mengekspresikan gagasan atau pendapat, pemikiran, dan perasaan yang dimilikinya. Tidak hanya itu, melalui kegiatan menulis juga seseorang dapat
mengembangkan daya pikir dan
kreativitasnya dalam mengolah kata-kata. Seperti halnya yang telah diungkapkan oleh Suriamiharja (Djuanda, 2008: 180) yang menyatakan bahwa menulis adalah kegiatan melahirkan pikiran dan perasaan dengan tulisan. Ia juga menyatakan bahwa menulis adalah suatu kegiatan yang aktif dan produktif serta memerlukan cara berpikir yang teratur yang diungkapkan dalam bahasa tulis. Selain itu, menulis juga merupakan keterampilan yang dilakukan seseorang untuk mengungkapkan ide, pikiran, gagasan, ilmu, pengetahuan, dan pengalaman sebagai suatu keterampilan yang produktif. Hal senada juga diungkapkan oleh Tarigan (2008: 22) Ia menyatakan bahwa menulis adalah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang, sehingga orang lain dapat membaca lambang-lambang grafik tersebut kalau mereka memahami bahasa dan grafik tersebut. Pentingnya keterampilan menulis juga dapat kita rasakan di jenjang pendidikan Sekolah Dasar. Sebagaimana kita ketahui bahwa standar kompetensi keterampilan menulis yang harus dikuasai oleh siswa Sekolah Dasar khususnya di kelas V di antaranya adalah mengungkapkan pikiran, perasaan, informasi, dan pengalaman secara tertulis dalam bentuk karangan, surat undangan, dialog tertulis dan puisi bebas. Adapun standar kompetensi yang menjadi kajian utama dalam penelitian ini adalah mengungkapkan pikiran, perasaan dan pengalaman secara tertulis dalam bentuk karangan deskripsi. Karangan deskripsi adalah suatu bentuk karangan yang melukiskan sesuatu sesuai dengan keadaan sebenarnya
sehingga pembaca dapat
mencitrai (melihat, mendengar, mencium, dan merasakan) apa yang dilukiskan itu sesuai dengan citra penulisnya. Hal ini senada dengan definisi yang dinyatakan oleh Zainurrahman (2011: 45) yang menyatakan bahwa tulisan deskripsi adalah tulisan
3
yang bersifat menyebutkan karakteristik-karakteristik suatu objek secara keseluruhan, jelas, dan sistematis Standar Kompetensi keterampilan menulis pada siswa kelas V yang tertulis dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan mata pelajaran Bahasa Indonesia tersebut menuntut seorang guru untuk memiliki sikap profesional dan kreatifitas dalam proses kegiatan belajar mengajar di kelas. Dalam hal ini guru harus mampu meningkatkan kualitas belajar peserta didik dalam bentuk kegiatan belajar yang sedemikian rupa dan dapat menghasilkan pribadi yang mandiri serta pelajar yang efektif. Dalam hubungan ini, guru memegang peranan yang sangat penting dalam menciptakan suasana belajar yang sebaik-baiknya. Adapun ciri dari kematangan profesional guru menurut Surya (2004: 95) ditandai dengan perwujudan guru yang memiliki; 1) keahlian, 2) rasa tanggung jawab, dan 3) rasa kejawatan yang tinggi. Menurutnya guru yang profesional ialah mereka yang memiliki keahlian, baik yang menyangkut dengan materi keilmuan yang dikuasainya maupun keterampilan metodologi yang ia terapkan karena sebagaimana kita ketahui bahwa metode mengajar yang digunakan oleh seorang guru adalah unsur penting bagi perwujudan perilaku belajar yang efektif. Oleh karena itu, seorang guru hendaknya harus memilih dan menerapkan metode mengajar secara cepat tepat dengan variasi yang disesuaikan dengan kebutuhan dan situasi siswa. Tidak hanya itu pemilihan dan penggunaan metode mengajar juga harus memperhatikan faktor-faktor karakteristik siswa, perkembangan siswa dan materi pelajaran yang hendak diajarkan. Akan tetapi hal itu tidak demikian. Berdasarkan kegiatan observasi awal yang penulis lakukan di Sekolah Dasar Negeri di wilayah kecamatan Pangenan Kabupeten Cirebon, data empiris yang penulis peroleh menunjukkan bahwasanya proses kegiatan belajar mengajar keterampilan menulis masih menggunakan metode konvensional. Dalam hal ini, siswa hanya dituntut untuk tetap duduk, mendengarkan, dan mencatat tanpa adanya aktivitas-aktivitas yang menjadikan siswa lebih aktif. Kondisi seperti ini sangat bertentangan sekali dengan harapan dan tujuan pemerintah untuk menciptakan generasi-genarasi penerus yang memiliki kompetensi karena sebagaimana kita ketahui bahwa kurikulum yang berlaku sekarang adalah Kurikulum Tingkat Satuan
4
Pendidikan. KTSP adalah kurikulum yang disusun berbasis kompetensi (Depdiknas, 2004). Dalam KTSP didefinisikan bahwa siswa yang memiliki kompetensi berarti memiliki tiga hal yaitu pengetahuan, keterampilan dan nilai-nilai yang ditujukkan dalam perilaku. KTSP juga mengisyaratkan bahwa siswa harus mampu berbuat untuk memperkaya pengalaman belajarnya dengan meningkatkan interaksi dengan lingkungan baik fisik, mental, maupun sosial sehingga mampu membantu pemahaman dan pengetahuannya terhadap dunia sekitar. Melihat kondisi tersebut, penulis mencoba melakukan penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode eksperimen untuk
mengatasi
permasalahan-
permasalahan yang ada. Adapaun uji coba sebagai bahan pemecahan masalah yang penulis lakukan yakni dengan menerapkan metode atau teknik pengamatan objek (langsung). Teknik pengamatan objek
(langsung) adalah teknik yang dilakukan
dengan mencermati suatu peristiwa secara langsung dengan prosedur-prosedur yang meliputi; siswa mengamati objek secara langsung, siswa mendeskripsikan objek yang diamati, dan menuangkan ke dalam kalimat-kalimat deskriptif.
Melalui metode
pengamatan langsung yang penulis kaitkan dengan keterampilan menulis karangan deskriptif ini berharap dapat lebih meningkatkan dan mengefektifkan proses kegaiatan pembelajaran yang sesuai dengan harapan. B. Pengertian Sumber Belajar Pembelajaran merupakan suatu proses yang sistematik yang meliputi banyak komponen. Komponen-komponen tersebut antara lain adalah tujuan, bahan pelajaran, metode, alat dan sumber belajar serta evaluasi. Sumber belajar merupakan suatu unsur yang memiliki peranan penting dalam menentukan proses belajar agar pembelajaran menjadi efektif dan efisien dalam pencapain tujuan. Sebuah kegiatan belajar mengajar akan lebih efektif dan efisien dalam usaha pencapaian tujuan intruksional jika melibatkan komponen proses belajar secara terencana. Oleh karena itu, keberadaan sumber belajar merupakan salah satu komponen yang sangat penting dan sangat besar manfaatnya.
5
Iskandar (2009: 196) mendefinisikan bahwa sumber belajar adalah semua sumber baik berupa data, orang dan wujud tertentu yang dapat digunakan oleh peserta didik dalam belajar, baik secara terpisah maupun secara berkombinasi sehingga mempermudah peserta didik dalam mencapai tujuan belajar atau mencapai kompetensi tertentu. Hal senada juga diungkapkan oleh Dirjen Dikti (Iskandar, 2009: 196) yang menyatakan bahwa sumber belajar adalah segala sesuatu dan dengan mana seseorang mempelajari sesuatu. Degeng (Iskandar, 2009: 197) menyebutkan sumber belajar mencakup semua sumber yang mungkin dapat dipergunakan oleh si belajar agar terjadi perilaku belajar. Dalam proses
komponen sumber belajar itu mungkin
dimanfaatkan secara tunggal atau secara kombinasi, baik sumber belajar yang direncanakan maupun sumber belajar yang dimanfaatkan. Sanjaya (2010: 174) juga mendefinisikan bahwa yang dimaksud sumber belajar adalah segala sesuatu yang dapat dimanfaatkan oleh siswa untuk mempelajari bahan dan pengalaman belajar sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai. Dari beberapa definisi yang diungkapkan oleh para ahli tentang pengertian sumber belajar maka dapat kita simpulkan bahwa keberhasilan pembelajaran sangat bergantung pada penggunaan sumber belajar atau media yang dipilih. Jika sumbersumber pembelajaran dipilih dan disiapkan dengan hati-hati, maka hal ini dapat mencapai tujuan pembelajaran yang di antaranya adalah dapat memotivasi siswa dengan cara menarik dan menstimulus perhatian pada materi pembelajaran, melibatkan siswa, dan dapat menjelaskan atau menggambarkan isi materi pelajaran dengan keterampilan-keterampilan kinerja. Adapun Association for Education and Communication Technology AECT (Iskandar, 2009: 198) menyatakan bahwa sumber belajar mencakup apa saja yang dapat digunakan untuk membantu tiap orang untuk belajar dan menampilkan kompetensinya. Sumber-sumber belajar tersebut dapat berbentuk 1) pesan : informasi, bahan ajar, cerita rakyat, dongeng, hikayat dan sebagainya; 2) orang: guru, instruktur, siswa, ahli, nara sumber, tokoh masyarakat, pimpinan lembaga, tokoh karier dan sebagainya; 3) bahan: buku, transparasi, film, slide, gambar, grafik yang dirancang untuk pembelajaran, relief, candi, arca, komik dan sebagainya; 4) alat/ peralatan: perangkat keras, komputer, radio, televisi,
6
VCD/DVD, kamera, papan tulis dn sebagainya; 5) pendekatan / metode/ teknik: diskusi, seminar, pemecahan masalah, simulasi, permainan dan sebagainya; 6) lingkungan: ruang kelas, studio, perpustakaan, aula, taman, kebun, pasar, toko, museum, kantor dan sebagainya. C. Teknik Pengamatan Langsung Sebagai Sumber Belajar Dalam pikiran kebanyakan praktisi pendidikan, makna dan hakikat belajar sering kali diartikan sebagai penerima informasi dari sumber informasi (guru dan buku belajar). Akibatnya masih banyak para pengajar yang memaknai kegiatan mengajar sebagai kegiatan transfer informasi dari guru ke siswa. Padahal dalam KTSP seorang guru harus mampu membangun proses kegiatan belajar yang bermakna. Dalam hal ini proses kegiatan belajar mengajar yang bermakna dapat diartikan sebagai proses membangun makna / pemahaman terhadap informasi dan pengalaman. Karena sebagaimana kita ketahui bahwa dalam proses kegiatan pembelajaran perlu menyediakan pengalaman-pengalaman nyata dalam kehidupan sehari-hari yang terkait dengan penerapan konsep, kaidah dan prinsip ilmu yang dipelajarinya. Hal ini bertujuan agar siswa benar-benar memahami konsep yang akan dipelajarinya. Dalam hal ini siswa diharapkan memperoleh pengalaman langsung melalui pengalaman indrawi yang memungkinkan
mereka memperoleh informasi melalui kegiatan
melihat, mendengar, meraba/ menjamah, mencicipi, dan mencium tentang konsep yang dipelajarinya. Karena sebagaimana kita ketahui bahwa belajar secara umum dapat diartikan sebagai perubahan pada individu yang terjadi melalui pengalaman, dan bukan karena pertumbuhan atau perkembangan tubuhnya atau karakteristik seseorang sejak lahir. Proses belajar terjadi melalui banyak cara baik disengaja maupun tidak disengaja dan berlangsung sepanjang waktu dan menuju pada suatu perubahan pada diri pembelajar. Perubahan yang dimaksud adalah perubahan perilaku tetap berupa pengetahuan, pemahaman, keterampilan, dan kebiasaan yang baru diperoleh individu. Sedangkan pengalaman merupakan interaksi antara individu dengan lingkungan sebagai sumber belajarnya. Jadi, belajar di sini dapat diartikan sebagai proses perubahan perilaku tetap dari belum tahu menjadi tahu, dari tidak paham menjadi
7
paham, dari kurang terampil menjadi terampil, dan dari kebiasaan lama menjadi kebiasaan baru, serta bermanfaat bagi lingkungan maupun individu itu sendiri. Adapun salah satu hal yang dapat kita lakukan agar dapat melibatkan siswa secara langsung terjun dalam lingkungan sekitar adalah dengan cara menerapkan teknik atau metode pengamatan langsung dalam proses kegiatan belajar mengajar tersebut. Teknik pengamatan objek secara langsung adalah metode yang dilakukan dengan mengamati suatu benda, peristiwa atau kejadian secara langsung dalam lingkungan sekitar. Iskandar (2009: 205) menyatakan bahwa lingkungan sekitar adalah salah satu sumber belajar yang dapat dijadikan sebagai objek pembelajaran dan memiliki nilai-nilai yang sangat berharga dalam rangka proses pembelajaran siswa. Lingkungan juga dapat memperkaya bahan dan kegiatan belajar. Sebagaimana yang telah dinyatakan oleh Iskandar (2009: 205) ia menyatakan bahwa lingkungan yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber belajar terdiri dari lingkungan sosial dan lingkungan fisik (alam). Lingkungan sosial dapat digunakan untuk memperdalam ilmu-ilmu sosial dan kemanusiaan sedangkan lingkungan alan dapat digunakan untuk mempelajari tentang gejala-gejala alam dan dapat menumbuhkan kesadaran peserta didik akan cinta alam dan partisipasi dalam memelihara dan melestarikan lingkungan. Pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar dapat ditempuh dengan cara melakukan kegiatan dengan membawa peserta didik ke lingkungan seperti survey, karyawisata, berkemah, praktek lapangan dan sebagainya. Bahkan sebagaimana kita ketahui belakangan ini berkembang kegiatan pembelajaran dengan apa yang dinamakan dengan out –bound, yang pada dasarnya merupakan proses pembelajaran dengan menggunakan alam terbuka. Iskandarwassid dan Sunendar (2009: 69) juga menjelaskan bahwa pengamatan langsung merupakan salah satu metode dalam pembelajaran bahasa. Dijelaskan bahwa metode pembelajaran ini berlangsung di luar kelas. Peserta didik diajak ke suatu objek tertentu untuk meneliti langsung, mengamati atau meninjau guna memperoleh pengalaman langsung dari objek yang yang terdapat di luar kelas. Hal senada juga dikemukakan oleh Suyatno (2004: 82) ia menyatakan bahwa pengamatan langsung
8
merupakan metode pembelajaran menulis. Teknik pembelajaran menulis langsung bertujuan agar siswa dapat menulis dengan cepat berdasarkan objek yang dilihat langsung. Guru dapat memilih objek yang cocok dengan karakterikstik kelas. D. Karangan Deskripsi Kata deskripsi berasal dari bahasa latin yakni Describere yang berarti menggambarkan atau memberikan suatu hal. Dari segi istilah, deskripsi adalah suatu bentuk karangan yang melukiskan sesuatu sesuai dengan keadaan sebenarnya sehingga pembaca dapat mencitrai (melihat, mendengar, mencium, dan merasakan) apa yang dilukiskan itu sesuai dengan citra penulisnya. Hal ini senada dengan definisi yang dinyatakan oleh Zainurrahman (2011: 45) yang menyatakan bahwa tulisan deskripsi adalah tulisan yang bersifat menyebutkan karakteristik-karakteristik suatu objek secara keseluruhan, jelas, dan sistematis. Alwasilah (2007: 114) juga menyatakan bahwa deskripsi adalah gambaran verbal ikhwal manusia, objek, penampilan, pemandangan atau kejadian. Cara penelitian ini menggambarkan sesuatu sedemikian rupa sehingga pembaca dibuat mampu (seolah merasakannya, melihat, mendengar atau mengalami) sebagaimana dipersepsi oleh panca indera. Apa yang diungkapkan oleh Alwasilah sama halnya dengan pernyataan yang dinyatakan oleh Tompkins (2008: 221) ia menyebutkan bahwa tulisan deskripsi adalah tulisan yang seolah-olah “melukiskan sebuah gambar dengan menggunakan kata-kata”. Dari definisi-definisi yang telah dinyatakan oleh para ahli tersebut, terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan oleh para penulis karangan deskripsi. Adapun hal tersebut antara lain; dalam menulis karangan deskripsi, penulis harus berusaha semaksimal mungkin agar pembaca seolah-olah dapat melihat, mengalami, memaraskan apa yang sedang dideskripsikan. Penulis karangan deskripsi tidak hanya harus kaya kosakata, tetapi juga harus mampu menggunakan kata yang sesuai dan “hidup”. Hal ini bertujuan untuk memberikan sentuhan psikologis kepada para
9
pembaca sehingga pembaca bisa benar-benar memahami isi tulisan dan mencapai tujuan fungsionalnya. Dari beberapa pendapat para ahli tersebut dapat penulis simpulkan bahwa tulisan deskripsi digunakan oleh penulis untuk menggambarkan sebuah kedaan atau situasi, karakter objek secara komperehensif dengan mengandalkan kosakata dan memberikan sentuhan psikologis kepada para pembaca.
E. Langkah-Langkah Penerapan Pembelajaran Menulis Karangan Deskripsi dengan Menggunakan Teknik Pengamatan Langsung Langkah-langkah yang dapat kita tempuh dalam penerapan teknik pengamatan langsung dalam pembelajaran menulis karangan deskripsi adalah sebagai berikut. 1. guru memberikan penjelasan singkat tentang pengertian, ciri dan sifat karangan deskripsi; 2. guru membagi siswa ke dalam beberapa kelompok kecil; 3. guru memberikan kebebasan kepada setiap kelompok untuk melakukan pengamatan langsung di sekitar lingkungan sekolah terhadap objek yang akan dijadikan sebagai bahan untuk membuat karangan deskripsi ; 4. masing-masing siswa dalam kelompok mencatat poin-poin penting dari hasil pengamatan objek tertentu. Poin-poin tersebut sebagai bahan acuan untuk melakukan diskusi kelompok; 5. hasil pembahasan diskusi kelompok dituangkan dalam bentuk karangan deskripsi secara individu.
10
F. Hasil Penelitian Penelitian yang dilakukan oleh penulis bertujuan untuk mendiskripsikan kemampuan menulis karangan deskripsi siswa kelas V setelah mendapatkan pembelajaran melalui teknik pengamatan langsung, mendeskripsikan langkah-langkah proses kegiatan pembelajaran menulis karangan deskripsi dengan menggunakan teknik pengamatan langsung, mendeskripsikan respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran teknik pengamatan langsung dalam pembelajaran menulis karangan deskripsi dan
Mengetahui
keefektifan teknik
pengamatan
langsung
dalam
pembelajaran menulis karangan deskripsi melalui pembelajaran teknik pengamatan langsung pada siswa kelas V SDN I Bendungan tahun pelajaran 2012/2013. Penilaian yang dilakukan oleh penulis dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan dua penilaian yakni penilaian proses dan penilaian hasil. Akan tetapi pada penelitian ini penilaian proses hanya digunakan untuk mengetahui keefektifan siswa pada saat proses pembelajaran saja. Fokus utama yang penulis jadikan sebagai bahan penilaian sebagai tolok ukur berhasil atau tidaknya penelitian ini adalah penilaian hasil pembelajaran menulis karangan deskripsi setelah mendapatkan teknik pengamatan langsung karena penilaian hasil ini sudah cukup untuk membuktikan efektif atau tidaknya suatu kegiatan pembelajaran. Berdasarkan hasil tes pembelajaran menulis karangan deskripsi pada siswa kelas V SDN I Bendungan yang mendapatkan perlakuan berupa teknik pegamatan langsung dalam pembelajaran menulis karangan deskripsi memperoleh skor dengan rata-rata 74 lebih tiggi dibandingkan dengan skor rata-rata pembelajaran menulis karangan deskripsi tanpa menerapkan teknik pengamatan langsung yaitu 71,05. Selain itu hasil perhitungan uji t juga membuktikan bahwa antara kelas eksperimen dan kelas kontrol terdapat perbedaan signifikan. Pada kelas eksperimen diperoleh t hitung 7,472; derajat kebebasan (df) = n -1 = 19; nilai probabilitas (Sig.) sebesar 0,000 Sedangkan pada kelas kontrol diperoleh t hitung -2,167derajat kebebasan (df) = n – 1 = 19; nilai probabilitas (Sig.) sebesar.0,122.
11
Dari analisis data tersebut dapat dibuktikan bahwa penerapan teknik pengamatan langsung dalam pembelajaran menulis karangan deskripsi dapat dikatakan efektif karena pembelajaran menulis karangan deskripsi dengan menggunakan teknik pengamatan langsung dapat meningkatkan keaktifan siswa. Dengan diterapkannya teknik pengamatan langsung dalam pembelajaran menulis karangan deskripsi pembelajaran pun lebih menyenangkan sehingga siswa tidak merasa bosan dan lebih termotivasi lebih giat dalam belajar. Tidak hanya itu respon siswa terhadap penerapan teknik pengamatan langsung dalam pembelajaran menulis karangan deskripsi pun direspon secara positif atau secara baik. Artinya mereka menyukai teknik pembelajaran yang telah diterapkan. G. Simpulan dan Saran 1.
Simpulan Berdasarkan analisis data dengan menggunakan cara deskriptif dan analisis
data dengan cara statistik dapat penulis simpulkan bahwa. 1.
Pembelajaran menulis karangan deskripsi harus memperhatikan unsur-unsur pembangun karangan deskripsi. Adapaun unsur-unsur yang harus diperhatikan oleh siswa dalam menulis karangan deskripsi adalah penggunaan kosakata deskripsi (Sensory Detail), kejelasan pendeskripsian, kesistematisan serta penggunaan ejaaan yang tepat.
2.
Dalam proses kegiatan pembelajaran menulis karangan deskripsi dengan menggunakan teknik pengamatan langsung semua siswa terlihat sangat aktif karena dalam pembelajarannya mereka dituntut untuk ikut berpartisipasi demi tercapainya tujuan bersama. Artinya dalam proses pembelajaran deskripsi dengan menggunakan teknik pengamatan langsung siswa belajar secara berkelompok dan terjun langsung ke dalam lingkungan sekitar.
3.
Melalui penerapan teknik pengamatan secara langsung dalam pembelajaran menulis karangan deskripsi direspon positif oleh siswa-siswa kelas V SDN I
12
Bendungan. Hal ini dapat dibuktikan bahwa siswa-siswa menyenangi proses kegiatan pembelajaran dengan menggunakan teknik pengamatan langsung. 4.
Dari hasil analisis data melalui uji statistik tentang kemampuan menulis karangan deskripsi siswa. Terhadap kelas yang menggunakan teknik pengamatan langsung dan kelas yang menggunakan model pembelajaran secara konvensional terlihat bahwa terdapat perbedaan antara kedua kelas tersebut. Adapaun data tersebut dapat terlihat dari kesimpulan bahwa pada taraf nyata α = 5% ternyata μ1 > μ2; artinya hasil belajar tes akhir pada kelas eksperimen lebih baik dari pada tes awal. Hal ini menunjukan bahwa kelas yang mendapat pembelajaran dengan menggunaka teknik pengamatan langsung dalam pembelajaran menulis karangan deskripsi mempunyai pengaruh yang signifikan.
2.
Saran Berdasarkan simpulan tersebut, saran yang penulis sampaiakan dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut. 1.
seorang guru hendaknya menggunakan strategi atau teknik pembelajaran yang tepat dalam kegiatan pembelajaran agar proses kegiatan pembelajaran berjalan dengan efektif;
2.
dalam kegitan pembelajaran keterampilan menulis, seorang guru harus memegang peranan sangat penting dalam memotivasi dan membimbing siswanya agar mereka dapat menguasai materi yang telah disampaikan oleh guru dengan baik sehingga memperoleh pemahaman secara menyeluruh;
3.
teknik pengamatan langsung dapat dijadikan sebagai salah satu sumber belajar dan salah satu
alternatif sebagai strategi pembelajaran yang tepat dalam
pembelajaran bahasa Indonesia dengan materi keterampilan menulis karangan deskripsi.
13
H. Daftar Pustaka Akhadiah, Sabarti, dkk. 1996. Pembinaan Keterampilan Menulis Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga. Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT Rineka Cipta. Arikunto, Suharsimi, dkk. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi Aksara Badan Standar Nasional Pendidikan. 2006. Kurikulum Standar Isi. Chaer, Abdul. 2007. Kajian Bahasa Struktur Internal, Pemakaian dan Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta Dakar, Ratna Wilis, 1989. Toeri-toeri Belajar. Jakarta : Erlangga Depdiknas 2004 Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. UPI Bandung : Depdiknas Depdiknas. 2007. Kreativitas Guru dalam Pembelajaran. Jakarta : Depdiknas. Djamin, Awaloedin. 1999. Peningkatan Profesionalisme Guru Indonesia Pada Abad 21. (Online) Tersedia : http:// bppndik.tripod.com/ guru 21.htm. Djuanda, Dadan. 2008. Pembelajaran Keterampilan Berbahasa Indonesia di SD. Bandung : Pustaka Latifah. Hopkins, D. 1993. A Teacher’s Guide to Classroom Research. Second Edition. Buckingham Philadelphia : Open University Press. Iskandar. (2009). Psikologi Pendidikan Sebuah Orientasi Baru. Jakarta: Gaung Persada Press. Ismail. (2008). Strategi Pembelajaran PAIKEM. Semarang: RaSAIL Media Group. Johnson, E.B. dan Alwasilah, A.C. (Eds). 2008. Contextual Teaching And Learning. Bandung : MLC. Karli, Hilda, dkk. 2004. Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi (Model-model Pembelajaran). Bandung : CV Bina Media Informasi Kusmana, Suherli. 2010. Pembelajaran Bahasa Indonesia yang Cerdas dan Kreatif. Jakarta : Sketsa Aksara Lalitya Munthe, Bermawi 2009. Desain Pembelajaran. Yogyakarta : Pustaka Insan Mandiri Muslich, M. 2007. KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual. Jakarta : PT. Bina Aksara. Mustafa, Falah Y. 2005. Tantangan Guru di Era Global dan Otonomi Daerah. (Online) Tersedia : http : //www.jbsward.com/modules/php. Poerwadarminta, W.J.S. 1984 Kamus Umum Bahasa Indonesia . Jakarta PN Balai Pustaka Rahim, Farida 2005 Pengajaran Bahasa Di Sekolah Dasar. Jakarta : PT Bumi Aksara Resmini, Novi, Dkk. 2006. Pembinaan dan Pengembangan Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Bandung: UPI PRESS Samion. Ar. 2006. Hubungan Pemanfaatan Media dengan Hasil Belajar Siswa. Dalam Dinamika Pendidikan dan Lingkungannya. Jurnal Pendidikan No. 3 Tahun XXV 2006. Bandung : University Press UPI Bandung. Sardiman, A.M. 2006 Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.
14
Setyosari, Punaji 2010. Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan. Jakarta : Kencana Prenada Media Group. Slameto. 2006. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta : Rineka Cipta Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Sujana, N. 2001 Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung : Sinar Baru Aglensindo Surakhmad. 2002. Pengantar Penelitian Ilmiah. Bandung: Tarsito. Yamin Martinis & Ansari I Bansu .(2008). Taktik Mengembangkan Kemampuan Individual Siswa . Jakrta: Gaung Persada Press. Tarigan, Henry Guntur. 1982. Menulis sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa. Yamin, Martimis. 2011. Paradigma Baru Pembelajaran. Jakarta Press : Gaung Persada (GP) Yamin Martinis & Ansari I Bansu .(2008). Taktik Mengembangkan Kemampuan Individual Siswa . Jakrta: Gaung Persada Press. Zainurrahman. (2011). Menulis. Dari Teori Hingga Praktik. Penawar Racun Plagiarisme. Bandung: Alfabeta.