TESIS ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPATUHAN WAJIB PAJAK MEMBAYAR PAJAK HOTEL, PAJAK RESTORAN DAN PAJAK HIBURAN DI KOTA DENPASAR
NI LUH MIKA TRISNAWATI
PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2015
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPATUHAN WAJIB PAJAK MEMBAYAR PAJAK HOTEL, PAJAK RESTORAN DAN PAJAK HIBURAN DI KOTA DENPASAR
Tesis untuk Memperoleh Gelar Magister Pada Program Studi Ilmu Ekonomi Program Pascasarjana Universitas Udayana
NI LUH MIKA TRISNAWATI NIM. 1391461021
PROGRAM MAGISTER PROGRAM STUDI ILMU EKONOMI PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2015
Lembar Pengesahan TESIS INI TELAH DISETUJUI TANGGAL 10 Agustus 2015
Pembimbing I,
Pembimbing II,
Prof. Dr. I Wayan Sudirman, SE, SU NIP. 19500510 197803 1 002
Dr. I B P Purbadharmaja, SE, ME NIP. 19680618 199502 1 001
Mengetahui,
Ketua Program Magister Ilmu Ekonomi Program Pascasarjana Universitas Udayana,
Prof. Dr.N Djinar Setiawina,SE,MS NIP. 19530730 198303 1 001
Direktur Program Pascasarjana Universitas Udayana,
Prof. Dr. A.A.Raka Sudewi, Sp.S (K) NIP. 195902151985102001
Tesis Ini Telah Diuji pada Tanggal 27 Juli 2015
Panitia Penguji Tesis Berdasarkan SK Rektor Universitas Udayana No.: 2038/UN.14.4/HK/2015, Tanggal 8 Juli 2015
Panitia Penguji Usulan Penelitian Tesis adalah : Ketua
: Prof. Dr. I Wayan Sudirman, SE, SU
Anggota : 1. Dr. Ida Bagus Putu Purbadharmaja, SE, ME 2. Prof.Dr.I Made Kembar Sri Budhi, Drs, MS 3. Dr.I Ketut Djayastra, SE, SU 4. Dr. A.A.I.N Marhaeni, SE, MS
SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT
Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama
:
NIM
:
Ni Luh Mika Trisnawati 1391461021
Program Studi : Judul Tesis
Magister Ilmu Ekonomi Universitas Udayana :
Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepatuhan Wajib Pajak Membayar Pajak Hotel, Pajak Restoran Dan Pajak Hiburan Di Kota Denpasar
Dengan ini menyatakan bahwa karya ilmiah Tesis ini bebas plagiat. Apabila di kemudian hari terbukti plagiat dalam karya ilmiah ini, maka saya bersedia menerima sanksi sesuai peraturan Mendiknas RI No. 17 Tahun 2010 dan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku.
Denpasar,
Juni 2015
Yang membuat pernyataan
Ni Luh Mika Trisnawati NIM. 13914621021
UCAPAN TERIMA KASIH
Puji syukut penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena atas tuntunan dan petunjuk-Nya, tesis yang berjudul Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepatuhan Wajib Pajak Membayar Pajak Hotel, Pajak Restoran Dan Pajak Hiburan Di Kota Denpasar dapat diselesaikan. Tesis ini merupakan syarat kelengkapan untuk menyelesaikan pendidikan Strata Dua (S2) pada Program Studi Magister Ilmu Ekonomi Program Pascasarjana Universitas Udayana. Tesis ini diselesaikan berkat dukungan dari berbagai pihak, untuk itu melalui kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada Rektor Universitas Udayana Prof. Dr. dr. Ketut Suastika, Sp. PD. KEMD atas kesempatan dan fasilitas yang diberikan kepada penulis untuk mengikuti dan menyelesaikan pendidikan Program Magister di Universitas Udayana. Ucapan terima kasih ini juga ditujukan kepada Direktur Program Pascasarjana Universitas Udayana Prof. Dr. dr. A.A. Raka Sudewi, Sp.S (K) atas kesempatan yang diberikan kepada penulis untuk menjadi mahasiswa Program Pascasarjana Universitas Udayana. Tidak lupa pula penulis ucapkan terima kasih kepada : Bapak Prof. Dr. I Gusti Bagus Wiksuana, SE. MS. selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Udayana; Bapak Prof. Dr. I Wayan Sudirman, SE, SU. selaku Pembimbing I dan Bapak Dr. Ida Bagus Putu Purbadharmaja, SE, ME. selaku Pembimbing II yang telah banyak mengorbankan waktu untuk memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis; Bapak Prof.Dr. I Made Kembar Sri Budhi, Drs, MP; Dr. I Ketut Djayastra, SE, SU; Dr.A.A.I.N Marhaeni, SE, MS. selaku
Dosen Pembahas Seminar dan Penguji Tesis yang telah banyak memberikan masukan bagi kesempurnaan tesis ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak dan Ibu semua Dosen dan staf sekretariat MIE UNUD yang telah banyak membantu dan memfasilitasi selama proses perkuliahan, rekan-rekan angkatan XXIV MIE UNUD yang telah ikut memberikan masukan-masukan dalam penyusunan tesis ini. Keluarga tercinta, suami dan anak-anak tercinta yang selalu memberikan motivasi dan dukungan dalam penyelesaian studi ini. Pemerintah Kota Denpasar maupun rekan-rekan yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang telah banyak membantu dalam penyelesaian tesis ini. Penulis sangat menyadari bahwa tulisan ini masih sangat jauh dari sempurna. Dalam kesederhanaan, penulis berharap dapat memberi sumbangan pemikiran dan kajian penulis dalam mengembangan Pajak Hotel, Pajak Restoran dan Pajak Hiburan di Kota Denpasar.
Denpasar, Juni 2015
Penulis
ABSTRAK Penerimaan pajak daerah di Kota Denpasar sebagai sumber pembiayaan mengalami peningkatan yang cukup signifikan, oleh karena itu pajak daerah tetap merupakan primadona untuk membiayai pengeluaran daerah di Kota Denpasar. Bagi Pemerintah Kota Denpasar, walaupun kemampuan fiskal yang berasal dari pendapatan asli daerah masih terbatas, namun pajak daerah masih memegang peranan penting, dalam rangka peningkatan penerimaan pajak di Kota Denpasar. Berdasarkan UU Nomor 28 Tahun 2011 pemungutan pajak hotel, restoran dan hiburan menerapkan self assessment system sehingga kesadaran wajib pajak merupakan faktor yang sangat menentukan kepatuhan wajib pajak dalam melaksanakan kewajiban dan hak di bidang perpajakan. Penelitian ini bertujuan 1) untuk menganalisis pengaruh pengetahuan pajak, kualitas pelayanan, pemeriksaan pajak terhadap kesadaran wajib pajak membayar pajak hotel, pajak restoran dan pajak hiburan di Kota Denpasar; 2) untuk menganalisis pengaruh pengetahuan pajak, kualitas pelayanan, pemeriksaan pajak dan kesadaran wajib pajak terhadap kepatuhan wajib pajak membayar pajak hotel, pajak restoran dan pajak hiburan di Kota Denpasar; 3) untuk menganalisis ada atau tidaknya pengaruh tidak langsung pengetahuan pajak, kualitas pelayanan, pemeriksaan pajak terhadap kepatuhan wajib pajak melalui kesadaran wajib pajak membayar pajak hotel, pajak restoran dan pajak hiburan di Kota Denpasar; 4) untuk menganalisis pengaruh kepatuhan wajib pajak membayar pajak hotel, pajak restoran dan pajak hiburan terhadap penerimaan Pendapatan Asli Daerah di Kota Denpasar. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kuantitatif. Sumber data yang digunakan ada dua yaitu data primer dan data sekunder yang didapat dari Dinas Pendapatan Kota Denpasar. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah kuisioner, observasi dan wawancara mendalam. Responden ditentukan dengan rumus slovin berjumlah 154 wajib pajak yang terdiri dari 56 wajib pajak hotel, 77 wajib pajak restoran dan 21 wajib pajak hiburan. Pengambilan sampel dilakukan dengan accidental sampling. Alat analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif dan analisis diagram jalur. Hasil pengujian hipotesis yang dilakukan dengan path analysis menunjukkan bahwa 1)pengetahuan pajak, kualitas pelayanan dan pemeriksaan pajak berpengaruh positif terhadap kesadaran wajib pajak membayar pajak hotel, pajak restoran dan pajak hiburan di Kota Denpasar; 2) pengetahuan pajak, kualitas pelayanan, pemeriksaan pajak dan kesadaran wajib pajak berpengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak membayar pajak hotel, pajak restoran dan pajak hiburan di Kota Denpasar; 3) pengetahuan pajak, kualitas pelayanan, dan pemeriksaan pajak berpengaruh signifikan secara tidak langsung terhadap kepatuhan wajib pajak melalui kesadaran wajib pajak membayar pajak hotel, pajak restoran dan pajak hiburan di Kota Denpasar. Kesadaran wajib pajak memediasi secara parsial pengetahuan pajak, kualitas pelayanan, dan pemeriksaan pajak terhadap kepatuhan wajib pajak; 4) kepatuhan wajib pajak membayar pajak berpengaruh terhadap PAD karena jumlah penerimaan pajak hotel, pajak restoran dan hiburan memberikan kontribusi yang tinggi bagi pajak daerah di Kota Denpasar. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis terdapat beberapa implikasi tentang pengetahuan kepada masyarakat akan pentingnya membayar pajak, melalui sosialisasi berbagai kebijakan yang terkait dengan Pajak Hotel, Pajak Restoran dan Pajak Hiburan di Kota Denpasar kepada masyarakat sebagai wajib bayar dan wajib pajak secara terus menerus sehingga masyarakat sadar dan patuh dengan pajak. Kata kunci : kepatuhan. pengetahuan pajak, kualitas pelayanan, pemeriksaan pajak
ABSTRACT Local tax revenue in Denpasar as a source of financing has increased significantly, therefore it remains an excellent local taxes to finance spending in the City of Denpasar. For the Denpasar government, despite the fiscal capacity derived from local revenues remains limited, but local taxes still play an important role, in order to increase tax revenues in the city of Denpasar. Under Law Number 28 of 2011, the tax collection of hotels, restaurants and entertainments shall apply self assessment system, so that the taxpayers awareness is the most crucial factor of the taxpayers obedience in implementing their obligations and rights in the field of taxation. This study aims 1) to analyze the effect of tax knowledge, quality of service, and tax audits towards the awareness of the taxpayers to pay the hotel , restaurant and entertainment taxes in Denpasar; 2) to analyze the effect of tax knowledge, quality of service, tax audits and awareness of the taxpayers on their obedience to pay the hotel, restaurant and entertainment taxes in Denpasar; 3) to analyze whether or not the indirect effect of tax knowledge, quality of service, tax audits on the taxpayers obedience through the awareness of taxpayers to pay the hotel, restaurant and entertainment taxes in the city of Denpasar; 4) to analyze the effect of the taxprayer to pay hotel, restaurant and entertainment taxes of local revenues in the City of Denpasar. The method used was quantitative research method. There are two sources of data used, i.e. the primary data and the secondary data obtained from the Department of Revenue of Denpasar. Data collection methods used were questionnaires, observation and interviews. Respondents were determined by the formula of slovin, totaling 154 taxpayers comprised of 56 hotel taxpayers, 77 restaurant taxpayers, and 21 entertainment taxpayers. Sampling was done by accidental sampling. The analytical tools used were descriptive analysis and analysis of the path diagram. Results of hypothesis testing conducted by path analysis showed that 1) the tax knowledge, quality of service and tax audits positively influenced on the awareness of the taxpayers to pay the hotel, restaurant and entertainment taxes in Denpasar; 2) the knowledge of tax, service quality, tax audits and taxpayer awareness positively affected on the taxpayers obedience to pay the hotel, restaurant and entertainment taxes in Denpasar; 3) the knowledge of tax, service quality, and tax audits indirectly gave significat effect on the taxpayers obedience through awareness of the taxpayers to pay the hotel, restaurant and entertainment taxes in the City of Denpasar; 4) the taxpayers obedience importance in supporting effort is make up of local tax revenue in Denpasar. The awareness of taxpayers mediated partially the tax knowledge, quality of service, and tax audits on the taxpayers obedience. Based on the results of hypothesis testing that there were some implications of the knowledge of the public about the importance of paying taxes, through the continuous dissemination of various policies associated with the hotel, restaurant and entertainment taxes in Denpasar so that people are aware and obedient with paying taxes. Keywords: obedience, tax knowledge, quality of service, tax audits
DAFTAR ISI Halaman JUDUL ...................................................................................................... PRASYARAT GELAR ..............................................................................
ii
LEMBAR PERSETUJUAN .......................................................................
iii
PENETAPAN PANITIA PENGUJI ...........................................................
iv
SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT ............................................
v
UCAPAN TERIMAKASIH .......................................................................
vi
ABSTRAK ................................................................................................
viii
ABSTRACT ..............................................................................................
ix
DAFTAR ISI .............................................................................................
x
DAFTAR TABEL ......................................................................................
xiv
DAFTAR GAMBAR .................................................................................
xv
DAFTAR LAMPIRAN ..............................................................................
xvi
BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang .........................................................................
1
1.2 Rumusan Masalah ....................................................................
12
1.3 Tujuan Penelitian ......................................................................
12
1.4 Manfaat Penelitian ....................................................................
13
1.5 Sistematika Penulisan ................................................................
14
BAB II. KAJIAN PUSTAKA 2.1 Konsep-Konsep dan Definisi Yang Digunakan .........................
18
2.1.1 Pengertian Pajak ..............................................................
18
2.1.2 Asas Pemungutan Pajak ...................................................
19
2.1.3 Fungsi Pajak .....................................................................
21
2.1.4 Pendapatan Daerah ...........................................................
21
2.1.5 Pajak Daerah ....................................................................
23
2.1.6 Pajak Hotel .......................................................................
25
2.1.7 Pajak Restoran .................................................................
26
2.1.8 Pajak Hiburan ..................................................................
27
2.2 Teori-Teori Yang Digunakan .....................................................
28
2.2.1 Teori Pemungutan Pajak ..................................................
28
2.2.2 Sistem Pemungutan Pajak ................................................
28
2.2.3 Kepatuhan Perpajakan ......................................................
29
2.2.4 Kesadaran Wajib Pajak ....................................................
32
2.2.5 Pengetahuan Perpajakan ...................................................
33
2.2.6 Kualitas Pelayanan ...........................................................
34
2.2.7 Pemeriksaan Pajak ...........................................................
36
2.3 Keaslian Penelitian ...................................................................
38
BAB III. KERANGKA BERPIKIR,KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN 3.1 Kerangka Berpikir dan Konsep Penelitian..................................
41
3.1.1 Kerangka Berpikir ............................................................
41
3.1.2 Konsep Penelitian ............................................................
45
3.2 Hipotesis Penelitian ..................................................................
48
BAB IV. METODA PENELITIAN 4.1 Rancangan Penelitian ................................................................
49
4.2 Lokasi Penelitian ......................................................................
49
4.3 Identifikasi Variabel Penelitian .................................................
49
4.4 Definisi Operasional Variabel ...................................................
51
4.5 Jenis dan Sumber Data ..............................................................
53
4.5.1 Jenis data ...........................................................................
53
4.5.2 Sumber data .......................................................................
54
4.6 Populasi, Sampel dan Metode Penentuan Sampel ......................
54
4.7 Metode Pengumpulan Data .......................................................
56
4.8 Instrumen Penelitian .................................................................
57
4.9 Teknik Analisis Data ................................................................
58
4.9.1 Analisis Deskriptif ...........................................................
58
4.9.2 Analisis Jalur ...................................................................
59
BAB V. DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN 5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ..........................................
67
5.2 Deskripsi Hasil Penelitian ........................................................
67
5.2.1 Deskripsi Data Penelitian .................................................
72
5.2.2 Karakteristik Responden ..................................................
75
5.2.3 Uji Validitas dan Reliabilitas ............................................
78
5.2.4 Pemenuhan Asumsi Analisis Jalur ..................................... 5.2.5 Analisis Ketepatan Model ...............................................
79 80
5.3 Jawaban Terhadap Tujuan Penelitian ........................................
82
5.3.1 Pengaruh pengetahuan pajak, kualitas pelayanan, pemeriksaan pajak Terhadap kesadaran wajib pajak membayar pajak hotel, pajak Restoran dan pajak hiburan di Kota Denpasar ..................................................................
82
5.3.2 Pengaruh pengetahuan pajak, kualitas pelayanan, pemeriksaan pajak Dan pemeriksaan pajak terhadap kepatuhan wajib pajak membayar pajak hotel, pajak Membayar pajak hotel, pajak restoran dan pajak hiburan di Kota Denpasar .................................................................
83
5.3.3 Koefisien Jalur ..................................................................
84
5.3.4 Pengaruh pengetahuan pajak, kualitas pelayanan, pemeriksaan pajak Terhadap kepatuhan wajib pajak melalui kesadaran wajib pajak Membayar pajak hotel, pajak restoran dan pajak hiburan di Kota Denpasar ...................
86
5.3.5 Pengaruh Langsung, Tidak Langsung dan Total Variabel Penelitian.. ........................................................................
89
5.4 Pembahasan Hasil Penelitian ....................................................
91
5.4.1 Pengaruh pengetahuan pajak, kualitas pelayanan, pemeriksaan pajak Terhadap kesadaran wajib pajak membayar pajak hotel, pajak Restoran dan pajak hiburan di Kota Denpasa ...................................................................
91
5.4.2 Pengaruh pengetahuan pajak, kualitas pelayanan, pemeriksaan pajak Dan pemeriksaan pajak terhadap kepatuhan wajib pajak membayar pajak hotel, pajak Membayar pajak hotel, pajak restoran dan pajak hiburan di Kota Denpasar .................................................................
94
5.4.3 Pengaruh pengetahuan pajak, kualitas pelayanan, pemeriksaan pajak Terhadap kepatuhan wajib pajak melalui kesadaran wajib pajak Membayar pajak hotel, pajak restoran dan pajak hiburan di Kota Denpasar ........................................................................
97
5.4.4 Pengaruh kepatuhan wajib pajak membayar pajak hotel, pajak restoran dan pajak hiburan terhadap PAD Kota Denpasar …………. .......................................................
101
5.5 Keterbatasan Penelitian............................................................
104
BAB VI. SIMPULAN DAN SARAN 6.1 Simpulan ................................................................................
105
6.2 Saran ......................................................................................
106
DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................
107
LAMPIRAN-LAMPIRAN ........................................................................
117
DAFTAR TABEL
No. Tabel
Halaman
1.1 Realisasi Penerimaan Pajak Hotel, Pajak Restoran dan Pajak Hiburan Di Kota Denpasar Tahun 2007-2014 ...................................
5
1.2 Jumlah Tunggakan Pajak Hotel,Pajak Restoran Dan Pajak Hiburan Tahun 2009-2014 Tahun 2009-2014 ..................................................
8
4.1 Variabel Penelitian ...........................................................................
51
4.2 Jumlah Populasi dan Ukuran Sampel ................................................
56
4.3 Skala Pengukuran Instrumen Penelitian ............................................
58
5.1 Jumlah Wajib Pajak Hotel, Wajib Pajak Restoran Dan Wajib Pajak Hiburan di Kota Denpasar Tahun 2009-2014 ....................................
70
5.2 Realisasi Penerimaan Pajak Daerah di Kota Denpasar .......................
71
5.3 Penilaian Responden Terhadap Variabel Pengetahuan Pajak………………. .........................................................................
73
5.4 Penilaian Responden Terhadap Variabel Kualitas Pelayanan………………... ................................................................
73
5.5 Penilaian Responden Terhadap Variabel Pemeriksaan Pajak……………… ..........................................................................
74
5.6 Penilaian Responden Terhadap Variabel Kesadaran Wajib Pajak…………… ..............................................................................
74
5.7 Penilaian Responden Terhadap Variabel Kepatuhan Wajib Pajak…………… ..............................................................................
75
5.8 Distribusi Responden Menurut Jenis Usaha ......................................
75
5.9 Distribusi Responden Menurut Umur ................................................
76
5.10 Distribusi Responden Menurut Jenis Kelamin ...................................
77
5.11 Distribusi Responden Menurut Pendidikan .......................................
77
5.12 Ringkasan Model Linier Antar Variabel Penelitian…………………………. ...................................................
79
5.13 Klasifikasi Variabel dan Persamaan Jalur ..........................................
81
5.14 Hasil Regresi Model 1 ......................................................................
82
5.15 Hasil Regresi Model 2 ......................................................................
83
5.16 Ringkasan Koefisien Jalur .................................................................
84
5.17 Pengaruh Langsung, Tidak Langsung dan Total Antar Variabel .........
90
5.18 Kontribusi Pajak Daerah Terhadap PAD di Kota Denpasar………………. ....................................................................
102
5.19 Target dan Realisasi Pajak Daerah di Kota Denpasar……………………….. ........................................................
103
DAFTAR GAMBAR
No. Gambar
Halaman
3.1 Kerangka Berpikir Penelitian analisis faktor-faktor yang mempengaruhikepatuhan wajib pajak membayar pajak hotel, pajak restoran dan pajak hiburan di Kota Denpasar ..................................
43
3.2 Kerangka Konsep Penelitian analisis faktor-faktor Yang mempengaruhikepatuhan wajib pajak membayar pajak hotel, pajak restoran dan pajak hiburan di Kota Denpasar ..................................
47
4.1 Diagram Jalur Variabel Penelitian ...................................................
65
5.1 Standardized Path Diagram ............................................................
85
5.2 Pengaruh Tidak Langsung Pengetahuan Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Melalui Kesadaran Wajib Pajak ..................................
87
5.3 Pengaruh Tidak Langsung Kualitas Pelayanan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Melalui Kesadaran Wajib Pajak ..................................
88
5.4 Pengaruh Tidak Langsung Pemeriksaan Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Melalui Kesadaran Wajib Pajak ..................................
89
DAFTAR LAMPIRAN
No. Lampiran
Halaman
1
Kuisioner Penelitian ...................................................................................... 117
2
Hasil Tabulasi Data ................................................................................ 121
3
Hasil Analisis Statistik Deskriptif .......................................................... 123
4
Karakteristik Demografi Responden Penelitian ...................................... 132
5
Regresi Pengaruh Parsial Pengetahuan Pajak Terhadap Kesadaran Wajib Pajak ........................................................................................... 134
6
Regresi Pengaruh Parsial Kualitas Pelayanan Terhadap Kesadaran Wajib Pajak ........................................................................................... 135
7
Regresi Pengaruh Parsial Pemeriksaan Pajak Terhadap Kesadaran Wajib Pajak ........................................................................................... 136
8
Regresi Pengaruh Parsial Pengetahuan Pajak Terhadap Kepatuhan Pajak ...................................................................................................... 137
9
Regresi Pengaruh Parsial Kualitas Pelayanan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak ........................................................................................... 138
10 Regresi Pengaruh Parsial Pemeriksaan Pajak Terhadap Kepatuhan Pajak ...................................................................................................... 139 11 Regresi Pengaruh Parsial Kesadaran Wajib Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak ........................................................................................... 140 12 Regresi Pengaruh Simultan Pengetahuan Pajak, Kualitas Pelayanan Pemeriksaan Pajak Terhadap Kesadaran Wajib Pajak ............................ 141 13 Regresi Pengaruh Simultan Pengetahuan Pajak, Kualitas Pelayanan Pemeriksaan Pajak dan Kesadaran Wajib Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Membayar Pajak Horel,Pajak Restoran dan Pajak Hiburan Di Kota Denpasar .................................................................................. 142 14 Perhitungan R2m ................................................................................... 143 15 Perhitungan Pengujian Pengaruh Tidak Langsung Pengetahuan Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Melalui Kesadaran Wajib Pajak ........ 144 16 Perhitungan Pengujian Pengaruh Tidak Langsung Kualitas Pelayanan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Melalui Kesadaran Wajib Pajak ........ 145
17 Perhitungan Pengujian Pengaruh Tidak Langsung Pemeriksaan Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Melalui Kesadaran Wajib Pajak ........ 146 18 Perhitungan Pengaruh Langsung, Pengaruh Tidak Langsung Dan Pengaruh Total ....................................................................................... 147 19 Uji Validitas .......................................................................................... 152 20 Uji Reliabilitas ....................................................................................... 153
1 BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah Pembangunan daerah merupakan bagian dari pembangunan nasional yang
perlu terus dilaksanakan untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat. Sejak diundangkannya UU Nomor 32 Tahun 2004 dan UU Nomor 33 Tahun 2004 sebagai pengganti dari UU Nomor 22 Tahun 1999 dan UU Nomor 25 Tahun 1999, pembangunan daerah dilaksanakan berdasarkan prinsip otonomi daerah dan perimbangan keuangan antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Dalam pelaksanaan otonomi daerah, peranan pemerintah daerah dalam penyelenggaraa pemerintaan dan pembangunan serta pelayanan kepada masyarakat akan semakin meningkat, peningkatan peranan ini dilandasi dengan kemampuan daerah untuk mengelola secara optimal potensi daerahnya sendiri termasuk dalam pengelolaan sumber-sumber Pendapatan Asli Daerah, sedangkan salah satu bentuk peran serta masyarakat dalam otonomi daerah adalah melalui pajak daerah dan retribusi daerah. Pajak mempunyai peranan penting dalam membiayai keperluan negara (Vina, 2010). Dalam rangka penyelenggaraan pembangunan di daerah, pemerintah daerah berhak mengenakan pemungutan pajak daerah dan retribusi daerah kepada seluruh warga masyarakatnya (Ismail, 2011). Kebijakan pemerintah pusat tentang otonomi secara langsung mengharuskan pemerintah daerah untuk mengatur urusan rumah tangga daerah itu sendiri, oleh karena itu itu pemerintah daerah dituntut untuk lebih bijaksana dalam mengambil suatu
1
2 keputusan yang menyangkut hak-hak rakyatnya, dalam arti lain pemerintah daerah harus adil melakukan pemungutan pajak daerah dan retribusi daerah kepada seluruh warga masyarakatnya.
Pemerintah daerah juga dituntut untuk
mengalokasikan hasil penerimaan pajak dan retribusi daerah untuk mewujudkan pembangunan dan menunjang keperluan pemerintahan daerah itu sendiri. Pemerintah daerah dalam daerah otonomi, dituntut untuk dapat mengembangkan dan mengoptinalkan semua potensi daerah, yang digali dari wilayah daerah yang bersumber dari PAD tersebut (Mulyadi, 2011). Penerimaan pajak daerah merupakan salah satu sumber dana pemerintah daerah. Penyelenggaraan pemerintahan, pelayanan umum dan pembangunan nasional banyak didanai oleh sektor pajak. Hampir seluruh wilayah di Indonesia menggali potensi pendapatan daerahnya melalui pajak daerah (Romadana, 2012), oleh sebab itu pemerintah daerah harus berusaha keras meningkatkan sumber potensi pendapatan daerahnya. Semakin besar penerimaan pajak yang diterima maka semakin besar pendapatan yang didapat oleh suatu Negara (Alim, 2005). Ditinjau dari sejarahnya, Munawir (1997) mengungkapkan bahwa masalah pajak sudah ada sejak zaman dahulu kala, walaupun pada saat itu belum dinamakan pajak namun masih merupakan pemberian yang bersifat sukarela dari rakyat kepada rajanya. Perkembangan selanjutnya pemberian tersebut berubah menjadi upeti yang sifat pemberiannya dipaksakan dalam arti pemberian itu bersifat wajib dan ditetapkan sepihak oleh Negara. Hal ini adalah wajar karena kebutuhan negara akan dana semakin besar dalam rangka memelihara kepentingan negara yaitu untuk mempertahankan negara dan melindungi rakyatnya dari serangan musuh maupun untuk melaksanakan pembangunan. Berdasarkan pendapat di atas,
3 mempertegas bahwa pajak merupakan salah satu sumber penerimaan yang sangat penting bagi negara untuk membiayai kegiatan-kegiatannya. Demikian pula Propinsi Bali yang merupakan salah satu bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia, bahwa pajak masih menjadi andalan dalam penyelenggaraan kegiatankegiatan pemerintah. Provinsi Bali sebagai daerah tujuan pariwisata baik wisata domestik maupun mancanegara juga harus siap dengan sarana dan prasarana pendukung baik hotel,restoran maupun hiburan. Wisatawan yang datang ke Bali biasanya menginap di tempat yang mempunyai fasilitas yang memadai. Hotel, restoran dan hiburan merupakan salah satu sarana pendukung perekonomian dan pariwisata. Penerimaan pajak daerah yang berasal dari pajak hotel, pajak restoran dan pajak hiburan di Kota Denpasar sebagai sumber pembiayaan mengalami peningkatan yang cukup signifikan oleh karena itu pajak daerah tersebut tetap merupakan primadona untuk membiayai pengeluaran daerah di Kota Denpasar. Bagi Pemerintah Kota Denpasar, walaupun kemampuan fiskal yang berasal dari PAD masih terbatas, namun pajak daerah masih memegang peranan penting. Pajak hotel, pajak restoran dan pajak hiburan adalah jenis pajak daerah mempunyai karakteristik yang sama, dimana wajib pajak merupakan orang pribadi atau badan yang memiliki usaha di bidang perhotelan, restoran maupun hiburan yang menjadi wajib pungut atas obyek pajak atau setiap pelayanan yang telah diberikan kepada pelanggan. Berdasarkan UU Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, wajib pajak hotel, wajib pajak restoran dan wajib pajak hiburan mempunyai hak untuk memungut pajak atas pelayanan yang diberikan kepada konsumen dan mempunyai kewajiban untuk
4 melaporkan dan membayarkan pajak tersebut kepada Pemerintah Daerah. Pajak hotel, pajak resoran dan pajak hiburan merupakan pajak daerah yang dikenakan kepada subyek pajak yaitu konsumen yang telah menikmati jasa atas pelayanan yang diberikan oleh pihak hotel, pengelola restoran atau pengusaha hiburan. Konsumen hotel adalah subyek pajak hotel yang wajib dikenakan pajak atas pelayanan hotel, konsumen restoran adalah subyek pajak resoran atas pelayanan yang diberikan oleh resoran dan konsumen yang menikmati hiburan adalah subyek pajak hiburan. Pajak yang telah dipungut oleh wajib pajak tersebut wajib dilaporkan dan disetorkan oleh wajib pajak kepada Pemerintah Daerah. Perkembangan jumlah wajib pajak hotel, wajib pajak restoran dan wajib pajak hiburan
yang terdaftar di Dinas Pendapatan Kota Denpasar
setiap tahun
menunjukkan peningkatan dalam jumlah wajib pajak, hal ini menunjukkan bahwa perkembangan perekonomian di Kota Denpasar yang mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Dengan bertambahnya jumlah wajib pajak maka secara teoritis akan bertambah pula jumlah penerimaan dari sektor pajak tersebut. Pada Tabel 1.1 disajikan realisasi penerimaan pajak hotel, pajak restoran dan pajak hiburan di Kota Denpasar yang
rata-rata meningkat, namun
peningkatan penerimaan pajak tersebut mempunyai persentase yang semakin menurun setiap tahunnya, hal ini menjadi persoalan bagi pemerintah daerah dalam mengoptimalkan potensi penerimaan dari sektor pajak tersebut.
5 Tabel 1.1 Realisasi Penerimaan Pajak Hotel, Pajak Restoran Dan Pajak Hiburan Di Kota Denpasar Tahun 2007 - 2014
Tahun
Pajak Hotel (Rupiah)
2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014
40.973.793.741,52 58.170.668.206,40 75.934.496.609,93 82.916.476.229,07 92.200.155.236,47 103.907.609.075,55 113.504.495.968,18 119.103.974.297,46
Realisasi Pajak Restoran (Rupiah) 14.789.602.489,00 21.098.493.063,00 25.210.273.166,85 32.545.474.435,10 39.327.568.960,74 46.080.764.387,83 58.577.597.178,41 65.059.349.397,68
Pajak Hiburan (Rupiah) 3.439.906.679,00 4.228.460.697,00 5.122.205.315,00 6.295.782.409,00 6.963.962.844,00 9.258.579.042,00 9.723.711.198,83 10.687.215.006,00
Sumber : Dinas Pendapatan Kota Denpasar, 2015
Pajak daerah di Kota Denpasar diatur dalam UU Nomor 28 Tahun 2009 tentang pajak dan retribusi daerah yang dituangkan ke dalam Peraturan Daerah Kota Denpasar Nomor 5 tahun 2011 tentang pajak hotel, Peraturan Daerah Kota Denpasar Nomor 3 Tahun 2011 tentang pajak restoran dan Peraturan Daerah Kota Denpasar Nomor 4 Tahun 2011 tentang pajak hiburan. Berdasarkan UU tersebut pemungutan pajak menerapkan selft assessment system sehingga kesadaran wajib pajak merupakan faktor yang sangat menentukan kepatuhan wajib pajak dalam melaksanakan hak dan kewajibannya di bidang perpajakan. Agar penerimaan pendapatan pajak maksimal tentunya membutuhkan kesadaran masyarakat untuk mematuhi kewajiban perpajakan yang berlaku. Persoalan mengenai kepatuhan membayar pajak telah menjadi masalah yang penting karena jika wajib pajak tidak patuh maka dapat menimbulkan keinginan untuk melakukan tindakan
6 penghindaran, pengelakan dan pelalaian pajak yang pada akhirnya akan merugikan Negara yaitu berkurangnya penerimaan pajak (Fuadi, 2013). Munawir (1997) mengungkapkan bahwa tidak ada seorangpun senang dengan pajak, namun setiap orang wajib membayar pajak. Dengan demikian masalah pajak adalah masalah setiap orang dalam suatu masyarakat dan negara. Setiap orang yang hidup dalam suatu negara pasti atau berurusan dengan pajak. Oleh karena itu setiap orang sebagai anggota masyarakat harus atau wajib mengetahui segala permasalahan yang berhubungan dengan pajak, baik mengenai azas-azasnya, jenis atau macam pajak yang berlaku di negaranya, cara perhitungannya dan tata cara pembayarannya, serta hak dan kewajiban sebagai wajib pajak. Lebih lanjut, menurut Munawir (2004) untuk mencapai efisiensi pemungutan pajak serta memudahkan warga masyarakat untuk menghitung dan memperhitungkan pajaknya, maka harus diterapkan sistem pemungutan pajak yang sederhana yang mudah dilaksanakan sehingga masyarakat tidak terganggu dengan permasalahan pajak yang sulit. Sistem pemungutan pajak yang sederhana dan mudah dilaksanakan akan meningkatkan kesadaran masyarakat untuk rnembayar pajak dan memudahkan aparatur pajak dalam pemungutan dan pengawasannya. Kepatuhan pajak menurut Brown dan Mazur yang dikutip oleh Martin (2010),
adalah suatu ukuran yang secara teoritis dapat digambarkan dengan
mempertimbangkan tiga jenis kepatuhan seperti kepatuhan dalam melaporkan, kepatuhan dalam penyimpanan dan kepatuhan dalam membayarkan. Wajib pajak patuh akan kewajibannya karena menganggap kepatuhan terhadap pajak adalah suatu norma (Lederman, 2003). Kepatuhan pajak yang tidak meningkat akan
7 mengancam upaya pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat (Gerald, 2009). Pengertian kepatuhan pajak menurut (James, 2004), yaitu wajib pajak bersedia melakukan kewajibannya tanpa paksaan dalam membayar pajak berdasarkan peraturan yang masih berlaku. Menurut Torgler (2005) salah satu masalah besar dan serius bagi para pembuat dan pengamat kebijakan ekonomi adalah meningkatkan kepatuhan wajib pajak. Kepatuhan wajib pajak dapat dikatakan sebagai kepatuhan dalam persyaratan pelaporan dimana wajib pajak mengajukan, melaporkan dan membayarkan kewajibannya sesuai dengan peraturan yang berlaku (Devos, 2009). Kepatuhan wajib pajak untuk memenuhi kewajiban perpajakannya perlu ditingkatkan demi terciptanya target pajak yang diinginkan (Doran, 2009). Dinas Pendapatan Kota Denpasar telah menerapkan sistem self assessment dalam penetapan pajak hotel, pajak restoran dan pajak hiburan. Dalam sistem ini, wajib pajak diberi kepercayaan untuk menghitung sendiri jumlah pajak yang terhutang, yang dilaporkan melalui Surat Pemberitahuan Pajak Daerah (SPTPD). Dalam penerapan self assesment, beberapa fenomena yang terjadi dan menyebabkan pelaksanaan self assesment system dalam pemungutan pajak daerah tidak efektif, diantaranya adalah tidak terbukanya wajib pajak tentang total penjualan yang diterima, wajib pajak cenderung memanfaatkan kepercayaan yang telah diberikan untuk memperkecil jumlah pajak yang disetor, wajib pajak tidak memahami peraturan yang berlaku dan kesadaran wajib pajak dalam membayar pajak serta perhitungan pajak daerah yang tidak sesuai dengan peraturan yang berlaku sehingga menyebabkan penerimaan pajak belum optimal.
8 Anjasrini (2012) mengatakan bahwa self assesment system selama ini dalam prinsipnya telah membuat anggapan bahwa pajak tidak lagi dianggap sebagai beban melainkan sebuah tugas kenegaraan yang harus dilaksanakan. Dianutnya self assesment system membawa misi dan konsekwensi perubahan sikap (kesadran) yang terjadi pada masyarakat untuk membayar pajak dengan sukarela (Darmayanti, 2004). Kesadaran yang tinggi dari wajib pajak merupakan faktor penting dari wajib pajak dalam pelaksanaan sistem tersebut (Riahi, 2004). Semakin tinggi tingkat kesadaran wajib pajak maka pemahaman dan pelaksanaan kewajiban perpajakan semakin baik sehingga dapat meningkatkan kepatuhan (Muliari, 2011). Tinggi rendahnya wajib pajak dalam mematuhi kewajiban perpajakannya dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah kesadaran wajib pajak. Pemahaman tentang pajak serta kesungguhan wajib pajak untuk melaporkan dan membayar kewajiban perpajaknnya dapat mencermikan tingkat kesadaran wajib pajak. Apabila kesadaran masyarakat atas perpajakan masih rendah maka akan menyebabkan banyaknya potensi pajak yang tidak dapat dimanfaatkan. Tabel 1.2 Jumlah Tunggakan Pajak Hotel, Pajak Restoran dan Pajak Hiburan Tahun 2009 - 2014 Tahun Pajak Hotel Pajak Restoran Pajak Hiburan (Rupiah) (Rupiah) (Rupiah) 2009 2.843.901.726 2.105.514.400 1.202.976.526 2010 3.100.961.790 2.206.588.272 1.300.936.422 2011 3.535.194.894 2.530.680.091 1.464.149.861 2012 3.981.390.139 2.688.449.651 1.510.364.858 2013 4.298.525.212 2.873.073.814 1.914.325.068 2014 5.125.045.921 3.012.587.429 2.010.617.452 Sumber : Dinas Pendapatan Kota Denpasar, 2014
9 Tingkat kepatuhan wajib pajak hotel, restoran dan hiburan di Kota Denpasar untuk melakukan pembayaran masih rendah, hal ini dapat dilihat dari belum optimalnya penerimaan pajak dan masih terdapat adanya tunggakan pajak setiap tahunnya. Tunggakan pajak adalah besarnya pajak terhutang yang belum dibayarkan oleh wajib pajak. Tunggakan ini disebabkan karena adanya pemeriksaan yang dilakukan oleh fiskus atau karena wajib pajak yang belum membayarkan pajaknya. Berdasarkan Tabel 1.2 jumlah tunggakan pajak hotel, pajak restoran dan pajak hiburan yang terus meningkat setiap tahun dari tahun 2009 sampai dengan 2014, hal ini mengindikasikan masih rendahnya kesadaran wajib
pajak
terhadap
kepatuhan
membayar
pajak.
Tjaraka
(2007)
mengungkapkan bahwa kepatuhan wajib pajak dipengaruhi oleh banyak faktor, diantaranya kondisi sistem administrasi perpajakan suatu negara, pelayanan pada wajib pajak, penegakan hukum perpajakan, pemeriksaan pajak dan tarif pajak. Beberapa faktor tersebut perlu mendapat perhatian dan perbaikan secara berkesinambungan agar tercapainya peningkatan dalam hal kepatuhan wajib pajak dapat terealisir. Kepatuhan wajib pajak sangat dipengaruhi oleh kesadaran dari wajib pajak. Hal ini disebabkan karena membayar pajak adalah suatu aktivitas yang tidak lepas dari kondisi behavior wajib pajak itu sendiri. Kesadaran wajib pajak menyangkut aspek moral dalam bidang perpajakan yang menyangkut dua hal yaitu (1) kewajiban moral dari wajib pajak dalam menjalankan kewajiban perpajaknnya sebagai warga negara yang baik dan (2) menyangkut kesadaran moral wajib pajak atas alokasi penerimaan pajak oleh pemerintah (Thurman, 1984 dan Troutman, 1993).
10 Salah satu unsur yang
ditekankan oleh aparat dalam meningktkan
kesadaran dan kepatuhan pajak adalah dengan cara menyosialisasikan peraturan pajak baik itu melalui penyuluhan, seruan moral baik dengan media billboard, baliho maupun membuka situs peraturan pajak yang setiap saat dapat diakses wajib pajak, sehingga dengan adanya sosialisasi tersebut pengetahuan wajib pajak terhadap kewajiban perpajakannya bertambah tinggi. Pengetahuan tentang peraturan perpajakan penting untuk menumbuhkan perilaku patuh karena bagaimana mungkin wajib pajak disuruh patuh apabila mereka tidak mengetahui bagaimana peraturan perpajakan. Palil (2005) menemukan bahwa pengetahuan wajib pajak tentang pajak yang baik akan dapat memperkecil adanya tax evation. Hal senada juga dikemukakan oleh Widayati dan Nurlis (2010) bahwa wajib pajak yang mempunyai pengetahuan yang baik, akan memiliki persepsi yang positif terhadap sistem pajak yang berakibat tingkat kepatuhan pajak lebih tinggi. Tingkat kepatuhan pajak juga dipengaruhi oleh kualitas pelayanan. Semakin baik kualitas pelayanan akan menyebabkan semakin tinggi tingkat kepatuhan wajib pajak. Parasuraman (1985) menyatakan bahwa kualitas pelayanan suatu jasa ditentukan oleh lima faktor yaitu realibility, responsivess, assurance, emphaty dan tangibles. Penelitian yang dilakukan oleh Utami (2012), menyimpulkan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan dari kualitas pelayanan terhadap tingkat kepatuhan pajak. Masyarakat wajib pajak akan cendrung meningkatkan kepatuhan pajak apabila mereka merasa puas akan pelayanan yang diberikan oleh petugas pajak dalam melayani kebutuhannya selama mengurus pajak.
11 Ali et al (2001) menyatakan sanksi perpajakan dan audit adalah suatu kebijakan yang efektif untuk mencegah ketidakpatuhan wajib pajak. Meskipun demikian, masih banyak terdapat wajib pajak yang lalai dengan kewajibannya dalam membayar pajak. Tindakan pemeriksaan pajak yang diatur dalam pasal 29 UU KUP merupakan keseimbangan dari sistem yang ada (Burton, 2008). Sistem self assessment tidak akan ada artinya bila tidak diikuti dengan tindakan pengawasan dalam bentuk pemeriksaan oleh fiskus. Hasil dari keseimbangan tersebut adalah kepatuhan wajib pajak namun Rahma (2013) meneliti bahwa pemeriksaan pajak tidak berpengaruh pada kepatuhan pajak, ini menandakan bahwa walaupun pemeriksaan pajak yang dilaksanakan sudah baik, akan tetapi tidak berdampak baik pada kepatuhan wajib pajaknya. Dalam rangka peningkatan penerimaan pajak di Kota Denpasar, agar semakin transparan, jujur, demokratis, efektif, efisien, dan akuntabel, maka penulis memandang perlu untuk menganalisis pengaruh pengetahuan pajak, kualitas pelayanan dan pemeriksaan pajak terhadap kesadaran serta kepatuhan wajib pajak hotel, wajib pajak restoran dan wajib pajak hiburan di Kota Denpasar selama ini sehingga dapat menjadi suatu informasi yang penting terutama dalam membuat kebijakan pengelolaan keuangan daerah dan menilai apakah pemerintah Kota Denpasar
mampu dan telah berhasil
mengelola potensi sumber
pendapatannya dengan baik serta bagaimana dampaknya terhadap penerimaan asli daerah.
12 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah disampaikan maka terdapat beberapa rumusan masalah yang dapat diajukan sebagai berikut. 1) Bagaimana pengaruh pengetahuan pajak, kualitas pelayanan dan pemeriksaan pajak terhadap kesadaran wajib pajak membayar pajak hotel, pajak restoran dan pajak hiburan di Kota Denpasar? 2) Bagaimana pengaruh pengetahuan pajak, kualitas pelayanan, pemeriksaan pajak dan kesadaran wajib pajak
terhadap kepatuhan wajib pajak
membayar pajak hotel, pajak restoran dan pajak hiburan di Kota Denpasar? 3) Apakah pengetahuan pajak, kualitas pelayanan dan pemeriksaan pajak berpengaruh signifikan secara tidak langsung terhadap kepatuhan wajib pajak membayar pajak hotel, pajak restoran dan pajak hiburan melalui kesadaran wajib pajak di Kota Denpasar? 4) Bagaimana pengaruh kepatuhan wajib pajak membayar pajak hotel, pajak restoran dan pajak hiburan terhadap penerimaan Pendapatan Asli Daerah di Kota Denpasar.
1.3
Tujuan Penelitian Berdasarkan pokok permasalahan, maka tujuan dari penelitian ini adalah
sebagai berikut :
13 1) Untuk menganalisis pengaruh pengetahuan pajak, kualitas pelayanan dan pemeriksaan pajak terhadap kesadaran wajib pajak membayar pajak hotel, pajak restoran dan pajak hiburan di Kota Denpasar. 2) Untuk menganalisis pengaruh pengetahuan pajak, kualitas pelayanan, pemeriksaan pajak dan kesadaran wajib pajak terhadap kepatuhan wajib pajak membayar pajak hotel, pajak restoran dan pajak hiburan di Kota Denpasar. 3) Untuk menganalisis ada atau tidaknya pengaruh signifikan secara tidak langsung pengetahuan pajak, kualitas pelayanan dan pemeriksaan pajak melalui kesadaran wajib pajak terhadap kepatuhan wajib pajak membayar pajak hotel, pajak restoran dan pajak hiburan di Kota Denpasar. 4) Untuk menganalisis pengaruh kepatuhan wajib pajak membayar pajak hotel, pajak restoran dan pajak hiburan terhadap Pendapatan Asli Daerah di Kota Denpasar.
1.4
Manfaat Penelitian Melalui penelitian ini diharapkan akan diperoleh manfaat sebagai berikut. 1)
Manfaat teoritis Manfaat penelitian secara teoritis digunakan sebagai bukti empiris bagi pengembangan ilmu pengetahuan (Sugiyono, 2013). Manfaat teoritis yang diperoleh dari penelitian ini yaitu untuk membuktikan teori dan mendukung faktor
penelitian
sebelumnya
tentang faktor-
yang berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak.
14 Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan kajian atau bahan penelitian lebih lanjut serta menambah informasi yang berkaitan dengan teori pemungutan pajak dalam hubungannya dengan sikap kepatuhan wajib pajak dalam memenuhi hak dan kewajiban perpajakannya serta dampaknya terhadap penerimaan daerah di Kota Denpasar. 2)
Manfaat praktis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi Pemerintah Kota Denpasar dalam mengambil kebijakan peningkatan penerimaan pajak hotel, pajak restoran dan pajak hiburan dalam pembangunan daerah.
1.5 Sistematika Penulisan Sistematika penulisan ini menguraikan keterkaitan tentang hal-hal yang akan disampaikan dalam setiap bab dan mempunyai hubungan yang erat. Adapun penulisannya adalah sebagai berikut: Bab I Pendahuluan Bab ini menguraikan tentang latar belakang tentang penurunan prosentase penerimaan pajak hotel, pajak restoran dan pajak hiburan di Kota Denpasar dan peningkatan jumlah tunggakan pajak-pajak tersebut setiap tahun. Kepatuhan wajib pajak menjadi tolok ukur pelaksanaan self assessment system yang dirumuskan dalam rumusan masalah yang terjadi. Penelitian ini memiliki tujuan untuk memecahkan masalah penelitian dan manfaat penelitian berguna secara teoritis dan praktis.
15 Bab II Kajian Pustaka Bab ini menguraikan beberapa definisi dan konsep yang akan digunakan pada penelitian, selanjutnya akan dikaitkan dengan teori yang digunakan. Teori
dan
konsep yang digunakan antara
fungsi pajak, sitem pemungutan pajak,
lain
teori tentang pajak,
konsep pendapatan daerah,
konsep pajak daerah, kepatuhan wajib pajak, kesadaran wajib pajak, pengetahuan perpajakan, kualitas pelayanana dan pemeriksaan pajak. Kemudian diuraikan keaslian penelitian yang terdiri dari konsep dan teori yang sesuai dengan hasil penelitian sebelumnya yang mendukung baik dari jurnal dalam negeri dan jurnal asing. Bab III Kerangka Berfikir, Konsep dan Hipotesis Penelitian Dalam bab ini diuraikan kerangka berpikir tentang implementasi dari otonomi daerah. Untuk meningkatkan kemandirian keuangan daeah maka Pendapatan Asli Daerah memegang peran yang penting. Pajak daerah merupakan elemen yang memberikan kontribusi yang tinggi bagi pembentukan PAD Kota Denpasar. UU No.28 Tahun 2009 menerapkan self assessment system dalam pemungutan pajak hotel, pajak restoran dan pajak hiburan. Kepatuhan wajib pajak memegang peranan yang penting dalam mengamankan penerimaan daerah di sektor pajak tersebut. Faktorfaktor yang mempengaruhi kepatuhan wajib pajak dianalisis secara kualitatif dan kuantitatif. Kerangka konsep penelitian yang tertuang dalam
gambar menguraikan pengaruh
variabel pengetahuan pajak,
kualitas pelayanan, pemeriksaan pajak terhadap kesadaran dan kepatuhan wajib pajak membayar pajak hotel, pajak restoran dan pajak hiburan di
16 Kota Denpasar.
Selanjutnya
akan diperoleh suatu hipotesis yang
merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian tentang faktor-faktor
yang
mempengaruhi kepatuhan wajib pajak
membayar pajak hotel, pajak restoran dan pajak hiburan di Kota Denpasar. BAB IV Metode Penelitian Dalam bab ini diuraikan mengenai metode penelitian yang terdiri dari rancangan penelitian, lokasi dan ruang lingkup penelitian menguraikan alasan pemilihan lokasi, indentifikasi variabel, definisi operasional masing-masing variabel, jenis data yaitu data kuntitatif dan kualitatif serta sedangkan sumber data yaitu data primer dan sekunder. Untuk menentukan jumlah sampel penelitian digunakan rumus Slovin diperoleh sampel 154 wajib pajak. Metode pengumpulan data melalui kuisioner, observasi serta wawancara mendalam. Teknik analisis yang digunakan yaitu analisis deskriptif dan teknik analisis diagram jalur. BAB V Data dan Pembahasan Hasil Penelitian Dalam bab ini menguraikan gambaran lokasi daerah penelitian yaitu Kota Denpasar.
Memberikan deskripsi
tentang variabel penelitian dan
pemenuhan asumsi jalur secara kualitatif dan deskriptif.
Selanjutnya
memberikan jawaban terhadap tujuan penelitian dan pembahasan hasil penelitian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan wajib pajak hotel, restoran dan hiburan di Kota Denpasar. Keterbatasan penelitian antara lain adalah pemilihan responden pada masing-masing
17 obyek pajak antara wajib pajak, yaitu
pengambilan sampel dengan
accidental sampling. Variabel yang masih terbatas dan waktu penelitian singkat. BAB VI Simpulan dan Saran Dalam bab ini menguraikan simpulan yaitu intisari dari hasil penelitian yang merupakan jawaban rumusan masalah dan tujuan penelitian. Saran merupakan hal yang dianjurkan sebagai penerapan hasil penelitian baik dalam bidang akademik maupun penggunaan praktis kepada masyarakat secara langsung.
18 BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1 Konsep-konsep dan Definisi yang Digunakan 2.1.1 Pengertian Pajak Menurut UU Nomor 28 tahun 2007 tentang Ketentuan umum dan Tata Cara Perpajakan, pasal 1 ayat 1, Pajak adalah kontribusi wajib kepada Negara yang terhutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan UU dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan Negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Selain itu terdapat beberapa definisi tentang pajak yang dikemukakan oleh para ahli. Menurut Soemitro (2004) menyatakan sebagai berikut. Pajak adalah peralihan kekayaan dari pihak rakyat kepada kas Negara untuk membiayai pengeluaran rutin dan surplusnya digunakan untuk public saving yang merupakan sumber utama membiayai public investment. Definisi pajak yang diberikan oleh Soeparman Soemahamidjaja (Bukhori, 2002) bahwa, Pajak adalah suatu pengalihan sumber dari sektor swasta ke sektor pemerintah, bukan akibat pelanggaran hukum, namun wajib dilaksanakan, berdasarkan ketentuan yang ditetapkan leih dahulu, tanpa mendapat imbalan yang langsung dan proporsional, agar pemerintah dapat melaksanakan tugas-tugasnya untuk menjalankan pemerintahan. Berdasarkan
definisi pajak tersebut di atas baik pengertian secara
ekonomis (pajak sebagai pengalihan sumber dari sektor swasta ke sektor pemerintah) atau pengertian secara yuridis (pajak adalah iuran yang dapat
18
19 dipaksakan) maka dapat ditarik kesimpulan tentang ciri-ciri yang terdapat pada pengertan pajak sebagai berikut. 1) Pajak dipungut oleh Negara baik oleh pemerintah pusat maupun pemerintah daerah berdasarkan atas undang-undang serta aturan pelaksanaanya. 2) Pemungutan pajak mengisyaratkan adanya alih dana (sumber daya) dari sektor swasta (wajib pajak membayar pajak) ke sektor pemerintah (pemungut pajak). 3) Pemungutan pajak diperuntukkan bagi keperluan pembiayaan umum pemerintah dalam rangka menjalankan fungsi pemerintahan baik rutin maupun pembangunan. 4) Tidak dapat ditunjukkan adanya imbalan (kontraprestasi) individual oleh pemerintah terhadap pembayaran pajak yang dilakukan oleh wajib pajak.
2.1.2 Asas Pemungutan Pajak Dalam ajaran The Four Maxims, Adam Smith (Mardiasmo, 2011) mengemukakan asas pemungutan pajak, sebagai berikut. 1) Azas equality yaitu bahwa pembagian tekanan pajak diantara masing-masing subyek pajak hendaknya dilakukan secara seimbang dengan kemampuannya. Kemampuan wajib pajak dapat diukur dengan penghasilan yang dinikmati masing-masing wajib pajak dibawah perlindungan pemerintah. Negara tidak diperbolehkan mengadakan pembedaan atau diskriminasi diantara sesama wajib pajak. 2) Azas certainly yaitu bahwa pajak yang dibayar oleh wajib pajak harus pasti/jelas dan tidak mengenal kompromi, dalam arti bahwa dalam
20 pemungutan pajak harus ada kepastian hukum mengenai subyeknya, obyek dan waktu pembayarannya. 3) Azas convenience of payment yaitu pajak hendaknya dipungut pada saat yang tepat atau saat yang paling baik bagi wajib pajak yaitu sedekat mungkin dengan saat diterimanya penghasilan. 4) Azas efficiency yaitu bahwa pemungutan pajak hendaknya dilakukan sehemat mungkin, dalam arti bahwa biaya pemungutan pajak hendaknya lebih kecil dari hasil penerimaan pajaknya. Sejalan dengan uraian di atas Musgrave (1993) mengungkapkan bahwa pemungutan pajak hendaknya dilakukan secara proporsional dan harus memenuhi syarat sebagai berikut. 1) Syarat keadilan adalah pemungutan harus sesuai dengan tujuan hukum, yaitu untuk mencapai keadilan dan pelaksanaan harus adil. 2) Syarat yuridis adalah pungutan harus didasarkan perundang-undangan yang berlaku sebagai jaminan keadilan bagi masyarakat maupun bagi Negara. 3) Syarat ekonomis yaitu pemungutan pajak tidak sampai mengganggu perekonomian khususnya pada kegiatan perdagangan sehingga tidak menimbulkan kelesuan perekonomian. 4) Syarat finansial yaitu pemungutan pajak harus efisien didasarkan pada fungsi budgeter dalam artian biaya pungut harus ditekan sehingga lebih rendah dari hasil pemungutan. 5) Syarat administratif yaitu system pemungutan pajak harus sederhana yang akan memudahkan dan mendorong masyarakat memenuhi kewajiban perpajakannya.
21 2.1.3 Fungsi Pajak Pajak mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan bernegara, khususnya dalam pelaksanaan pembangunan karena pajak merupakan sumber
pendapatan
Negara
untuk
membiayai
semua
pengeluaran
pembangunan. Berdasarkan hal tersebut maka pajak mempunyai beberapa fungsi (Mardiasmo 2004) yaitu: 1) Fungsi Anggaran (budgetair) adalah fungsi yang letaknya di sektor publik yaitu fungsi untuk mengumpulkan uang pajak sebanyakbanyaknya sesuai dengan undang-undang yang berlaku yang pada waktunya akan digunakan untuk membiayai pengeluaran negara. 2) Fungsi Mengatur (regulated) adalah fungsi bahwa pajak-pajak tersebut akan digunakan sebagai suatu alat untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu yang letaknya diluar bidang keuangan. 3) Fungsi Demokrasi yaitu fungsi yang merupakan salah satu penjelmaan atau wujud sistem gotong-royong, termasuk kegiatan pemerintahan dan penggunaan demi kesejahteraan masyarakat. 4) Fungsi Redristribusi yaitu fungsi yang lebih menekankan pada unsur pemerataan dan keadilan dalam masyarakat.
2.1.4 Pendapatan Daerah Pendapatan daerah yang akan digunakan untuk pembangunan daerah yaitu bersumber dari PAD, Dana Perimbangan, Pinjaman Daerah dan Lain-Lain Pendapatan yang sah. PAD menurut Halim (2001), adalah penerimaan yang diperoleh daerah yang sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
22 berlaku. PAD merupakan suatu penerimaan daerah yang berasal dari sumbersumber di wilayahnya sendiri berdasarkan perundang-undangan yang berlaku. Menurut UU Nomor 22 Tahun 1999 tentang pemerintah daerah dan UU Nomor 25 Tahun 1999 tentang perimbangan keuangan antara pemerintah pusat dan daerah, maka sumber pendapatan daerah terdiri dari. a. Pajak Daerah yaitu iuran wajib yang dilakukan oleh orang pribadi atau badan kepada daerah tanpa imbalan langsung yang seimbang, yang dapat dipaksakan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku, yang digunakan untuk membiayai penyelenggaraaan pemerintah daerah, yang wewenang pemungutannya dilaksanakan oleh pemerintah daerah dalam melaksanakan penyelenggaraan pemerintah dan pembangunan di daerah (Early, 2005). b. Retribusi Daerah Retribusi daerah adalah pembayaran wajib dari penduduk kepada Negara karena adanya jasa tertentu yang diberikan oleh Negara. Retribusi Daerah (Marihot, 2005) adalah pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu yang khusus disediakan dan atau diberikan oleh pemerintah daerah untuk kepentingan orang pribadi atau badan. c. Hasil Perusahaan Milik Daerah Adalah merupakan penerimaan yang berasal dari hasil perusahaan milik daerah dan pengelolaan keuangan daerah, penyertaan modal daerah ke pihak ketiga (Marihot, 2005). Hasil perusahaan milik daerah dan hasil pengelolaan kekayaan daerah lainnya yang dipisahkan antara lain bagian laba, deviden dan penjualan saham milik daerah.
23 d. Lain-lain Usaha Yang Sah Adalah hasil daerah yang diperoleh dari hasil usaha diluar kegiatan pelaksanaan tugas daerah, misalnya penerimaan dan sumbangan pihak ketiga, hasil penjualan milik daerah (penjualan drum bekas aspal), penerimaan jasa giro (Marihot, 2005). 2.1.5 Pajak Daerah Pajak Daerah adalah pajak yang dipungut oleh daerah seperti provinsi dan kabupaten/kota dan hasilnya digunakan untuk membiayai rumah tangga daerah. Pajak daerah dipungut berdasarkan UU Nomor 28 Tahun 2009, atas perubahan UU Nomor 34 Tahun 2000 yang sebelumnya adalah UU Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, berikut jenis-jenis Pajak Daerah, yaitu. 1)
Pajak Provinsi terdiri dari: a. Pajak Kendaraan Bermotor; b. Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor; c. Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor; d. Pajak Air Permukaan; dan e. Pajak Rokok.
2) Jenis Pajak Kabupaten/Kota terdiri atas: a. Pajak Hotel; b. Pajak Restoran; c. Pajak Hiburan; d. Pajak Reklame; e. Pajak Penerangan Jalan;
24 f. Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan; g. Pajak Parkir; h. Pajak Air Tanah; i. Pajak Sarang Burung Walet; j. Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan; k. Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan. Berkaitan dengan kewenangan yang diberikan kepada pemerintah daerah untuk mengenakan suatu jenis pajak maka pemerintah daerah harus terlebih dahulu menerbitkan peraturan tentang pajak daerah. Peraturan itu akan menjadi landasan hukum operasional dalam teknis pelaksanaan pengenaan dan pemungutan pajak daerah yang bersangkutan. Pemungutan pajak daerah di Indonesia saat ini didasarkan pada dasar hukum yang jelas dan kuat sehingga harus dipatuhi oleh masyarakat dan pihak terkait. Dasar hukum pemungutan pajak daerah pada Propinsi /Kabupaten atau Kota (Marihot, 2005) yaitu. a. UU Nomor 28 Tahun 2009 yang merupakan perubahan atas UU Nomor 34 Tahun 2000 yang sebelumnya UU Nomor 18 Tahun 1997 tentang pajak daerah dan retribusi daerah. b. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2001 tentang pajak daerah c. Peraturan Daerah Propinsi/Kabupaten/Kota yang mengatur tentang pajak daerah sebagai aturan pelaksanaan peraturan daerah tentang pajak daerah pada propinsi/kabupaten/kota dimaksud.
25 2.1.6 Pajak Hotel Pajak hotel
adalah pajak atas pelayanan yang disediakan oleh hotel.
Pengertian hotel adalah fasilitas penyedia jasa penginapan atau peristirahatan termasuk jasa terkait lainnya dengan dipungut bayaran, yang mencakup juga motel, losmen, gubug wisata, wisma pariwisata, pesanggrahan, rumah penginapan dan sejenisnya serta rumah kos dengan jumlah kamar lebih dari 10. Pemungutan pajak hotel di Indonesia saat ini didasarkan pada dasar hukum yang jelas dan kuat sehingga harus dipatuhi oleh masyarakat dan pihak terkait. Dasar hukum pemungutan Pajak Hotel di Kota Denpasar adalah UU Nomor 28 tahun 2009, PP Nomor 65 tentang pajak daerah dan Perda Kota Denpasar Nomor 5 tahun 2011.
Wajib pajak hotel meliputi orang pribadi atau badan yang
mengusahakan hotel. Wajib pajak hotel adalah selaku wajib pungut atas obyek pajak hotel. Wajib pajak hotel wajib melakukan pencatatan, pelaporan dan pembayaran atas pajak yang diterimanya dari pelanggan. Subyek pajak hotel meliputi orang pribadi atau badan yang melakukan pembayaran kepada orang pribadi atau badan yang mengusahakan hotel. Obyek pajak hotel merupakan setiap pelayanan yang disediakan dengan pembayaran atau yang seharusnya dibayar di hotel, yang meliputi antara lain. a) Fasilitas penginapan atau fasilitas tinggal jangka pendek, b) Pelayanan penunjang sebagai kelengkapan fasilitas penginapan atau tinggal jangka pendek yang sifatnya memberikan kemudahan dan kenyamanan,
26 c) Fasilitas olahraga dan hiburan yang disajikan yang disediakan khusus untuk tamu hotel, bukan untuk umum, d) Jasa persewaan ruangan untuk kegiatan acara atau pertemuan di hotel. Dasar pengenaan pajak hotel berupa jumlah pembayaran atau pembayaran yang seharusnya dilakukan kepada hotel. Besarnya tarif pajak hotel ditetapkan sebesar 10 persen dari jumlah pembayaran tersebut.
2.1.7 Pajak Restoran Restoran, menurut UU Nomor 28 Tahun 2009 adalah fasilitas penyedia makanan atau minuman dengan dipungut bayaran, yang mencakup juga rumah makan, katering, warung, bar dan sejenisnya termasuk juga jasa boga. Pajak restoran adalah pajak atas pelayanan yang disediakan oleh restoran. Dasar hukum Pajak Restoran di Kota Denpasar adalah UU Nomor 28 tahun 2009 dan Perda Kota Denpasar Nomor 3 tahun 2011. Wajib pajak restoran merupakan orang pribadi atau badan yang mengusahakan restoran. Subyek pajak restoran merupakan orang pribadi atau badan yang membeli makanan atau minuman dari restoran. Obyek pajak restoran adalah berupa pelayanan yang disediakan oleh restoran. Pelayanan yang disediakan oleh restoran sebagaimana dimaksud meliputi pelayanan penjualan makanan atau minuman yang dikonsumsi oleh pembeli, baik dikonsumsi di tempat pelayanan maupun di tempat lain. Dasar pengenaan pajak berupa jumlah pembayaran yang diterima atau yang seharusnya diterima oleh restoran. Tarif pajak ditetapkan sebesar sepuluh persen. Besarnya pajak terhutang dihitung dengan cara mengalikan tarif pajak dengan dasar pengenaan pajak.
27 2.1.8
Pajak Hiburan Pajak hiburan adalah pajak atas penyelenggaraan hiburan. Dasar hukum
Pajak Hiburan di Kota Denpasar adalah UU Nomor 28 tahun 2009 dan Perda Daerah Kota Denpasar Nomor 4 tahun 2011. Wajib pajak hiburan meliputi orang pribadi atau badan yang menyelenggarakan hiburan. Subyek pajak hiburan meliputi orang pribadi atau badan yang menikmati hiburan. Obyek pajak hiburan berupa jasa penyelenggaraan hiburan dengan dipungut bayaran. Hiburan sebagaimana dimaksud diatas meliputi: a) Tontonan film b) Penyelenggaraan kesenian, musik, tari, dan busana c) Kontes kecantikan, binaraga, dan sejenisnya d) Pameran e) Diskotik, karaoke, klub malam, dan sejenisnya f) Sirkus, akrobat, dan sulap g) Permainan billliard, golf, dan bowling h) Pacuan kuda, kendaraan bermotor, dan permainan ketangkasan i) Panti pijat, refleksi, mandi uap/spa, dan pusat kebugaran (fitness) j) Pertandingan olah raga. Dasar pengenaan pajak hiburan berupa jumlah pembayaran atau yang seharusnya dibayar untuk menonton atau menikmati hiburan. Tarif pajak hiburan ditetapkan sebesar sepuluh persen. Besarnya pajak yang terhutang dihitung dengan cara mengalikan tarif pajak dengan dasar pengenaan.
28 2.2 Teori-Teori Yang Digunakan 2.2.1 Teori pemungutan Pajak Negara mempunyai hak untuk memungut pajak berdasarkan beberapa teori (Mardiasmo, 2004) 1) Teori asuransi yaitu negara melindungi keselamatan jiwa, harta benda dan hak-hak rakyatnya, oleh karena itu rakyat harus membayar pajak yang diibaratkan sebagai suatu premi asuransi karena memperoleh jaminan perlindungan tersebut. 2) Teori kepentingan adalah pembagian pajak kepada rakyat didasarkan pada kepentingan (misalnya perlindungan) masing-masing orang. Semakin besar kepentingan seseorang terhadap Negara, makin tinggi pajak yang harus dibayar. 3) Teori daya pikul yaitu beban pajak untuk semua orang harus sama beratnya, artinya pajak harus dibayar sesuai dengan daya pikul masingmasing orang. Untuk mengukur daya pikul dapat digunakan 2 pendekatan yaitu. a. Unsur obyektif, dengan melihat besarnya penghasilan atau kekayaan yang dimiliki oleh seseorang b. Unsur subyektif, dengan memperhatikan besarnya kebutuhan materiil yang harus dipenuhi.
2.2.2 Sistem Pemungutan Pajak Sistem pemungutan pajak dalam Wirawan B. Illyas dan Richard Burton, 2007 dapat dibedakan menjadi tiga yaitu.
29 1) Official assessment system adalah suatu sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada pemungut pajak (fiskus) untuk menentukan besarnya pajak yang harus dibayar (pajak yang terhutang) oleh seseorang. 2) Semi self assessment adalah suatu sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang pada fiskus dan wajib pajak untuk menentukan besarnya pajak yang terhutang. 3) Self assessment system adalah suatu sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang penuh kepada setiap wajib pajak untuk menghitung, menyetorkan dan melaporkan sendiri besarnya pajak yang terhutang. 4) Witholding system adalah suatu sistem pemungutan pajak yang memberikan wewenang pada pihak ketiga untuk memotong/memungut besarnya pajak yang terhutang. Pihak ketiga tersebut selanjutnya menyetor dan melaporkan kepada fiscus.
2.2.3 Kepatuhan Perpajakan Kepatuhan menurut kamus besar bahasa Indonesia berarti tunduk atau patuh pada ajaran atau peraturan. Menurut Gunadi (2005), kepatuhan pajak dapat diartikan bahwa wajib pajak mempunyai kesediaan untuk memenuhi kewajiban pajaknya sesuai dengan aturan yang berlaku tanpa perlu diadakan pemeriksaan, investigasi seksama, peringatan ataupun ancaman dan penerapan sanksi administrasi.
Kepatuhan
perpajakan
menurut
Safri
Nurmantu
(2003),
30 didefinisikan sebagai suatu keadaan dimana wajib pajak memenuhi semua kewajiban perpajakan dan melaksanakan hak perpajakannya Menurut Chaizi Nasucha yang dikutip Marcus (2005), kepatuhan wajib pajak dapat diidentifikasi dari kepatuhan wajib pajak dalam mendaftarkan diri, kepatuhan untuk menyetorkan kembali Surat Pembeitahuan Pajak, kepatuhan dalam perhitungan dan pembayaran pajak terhutang dan kepatuhan dalam pembayaran tunggakan. Djoko Slamet dan Junaedi (2004), pada hakekatnya kepatuhan wajib pajak dipengaruhi oleh kondisi sistem administrasi perpajakan yang meliputi tax service dan tax enforcement. Langkah-langkah perbaikan administrasi diharapkan dapat mendorong kepatuhan wajib pajak melalui 2 cara yaitu pertama, wajib pajak patuh karena mendapatkan pelayanan yang baik, cepat dan menyenangkan serta pajak yang mereka bayar akan bermanfaat bagi pembangunan bangsa. Kedua, wajib pajak akan patuh karena mereka berfikir bahwa akan mendapatkan sanksi berat akibat pajak yang tidak mereka laporkan terdeteksi sistem informasi dan administrasi perpajakan. Kepatuhan dalam perpajakan merupakan ketaatan, tunduk dan patuh serta melaksanakan ketentuan perpajakan. Wajib pajak yang patuh adalah wajib pajak yang taat dan memenuhi serta melaksanakan kewajiban perpajakan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan pajak. Ada 2 macam kepatuhan (Supadmi, 2009). 1) Kepatuhan formal yaitu suatu keadaan dimana wajib pajak memenuhi kewajiban secara formal sesuai dengan ketentuan dalam undang-undang perpajakan.
31 2) Kepatuhan material yaitu suatu keadaan dimana wajib pajak memenuhi semua ketentuan material perpajakan sesuai dengan isi dan jiwa undangundang perpajakan. Strategi dalam meningkatkan kepatuhan wajib pajak melalui administrasi perpajakan menurut Hadi Purnomo (2004), yaitu petama dengan membuat program dan kegiatan yang diharapkan dapat menyadarkan dan meningkatkan kepatuhan sukarela, khususnya bagi wajib pajak yang belum patuh. Kedua adalah meningkatkan pelayanan terhadap wajib pajak yang relatif sudah patuh sehingga tingkat
kepatuhannya
dapat
dipertahankan
atau
ditingkatkan.
Ketiga,
meningkatkan kepatuhan dengan program dan kegiatan yang dapat memerangi ketidakpatuhan (combatting noncompliance). Wajib pajak dapat dikelompokkan sebagai wajib pajak yang patuh bila memenuhi ketentuan sebagai berikut (Alim, 2005). 1) Tepat waktu menyampaikan surat pemberitahuan pajak 2) Tidak mempunyai tunggakan pajak untuk semua jenis pajak kecuali telah mendapat izin untuk mengangsur atau menunda pembayaran pajak 3) Tidak pernah dijatuhi hukuman karena melakukan tindakan pidana di bidang perpajakan dalam jangka waktu 10 tahun terakhir. 4) Dalam 2 tahun terakhir menyelenggarakan pembukuan sebagaimana dimaksud dalam UU perpajakan. 5) Wajib pajak yang laporan keuangannya untuk 2 tahun terakhir diaudit oleh akuntan publik dengan pendapat wajar tanpa pengecualian atau pendapat wajar dengan pengecualian sepanjang tidak mempengaruhi laba rugi fiskal.
32 2.2.4 Kesadaran Wajib Pajak Kesadaran menurut kamus besar bahasa Indonesia (2002) adalah keinsafan, keadaan mengerti akan hal dirasakan atau dialami oleh seseorang. Kesadaran identik dengan kemauan yaitu suatu dorongan dari alam sadar berdasarkan pertimbangan pikiran dan perasaan serta seluruh pribadi yang menimbulkan kegiatan yang terarah tercapainya tujuan tertentu yang berhubungan dengan pribadinya. Kesadaran merupakan unsur dalam diri manusia dalam memahami realita dan bagaimana cara bertindak atau menyikapi realitas. Irianto (2005) dalam Widayati dan Nurlis (2010) menguraikan beberapa bentuk kesadaran yang mendorong wajib pajak untuk membayar pajak yaitu. 1) Kesadaran bahwa pajak merupakan bentuk partisipasi dalam menunjang pembangunan negara. Dengan menyadari hal ini, wajib pajak mau membayar pajak karena merasa tidak dirugikan dari pemungutan pajak yang dilakukan. Pajak disadari digunakan untuk pembangunan negara guna meningkatkan kesejahteraan warga negara. 2) Kesadaran bahwa penundaan pembayaran pajak dan pengurangan beban pajak sangat merugikan negara. Wajib pajak mau membayar pajak karena memahami bahwa penundaan pembayaran pajak dan pengurangan beban pajak berdampak pada kurangnya sumber daya financial yang dapat mengakibatkan terhambatnya pembangunan negara. 3) Kesadaran bahwa pajak ditetapkan dengan undang-undang dan dapat dipaksakan. Wajib pajak akan membayar karena pembayaran pajak disadari memiliki landasan hukum yang kuat dan merupakan kewajiban mutlak setiap warga negara.
33 Kesadaran merupakan unsur dalam diri manusia dalam memahami realita dan bagaimana cara bertindak atau menyikapi terhadap realitas. Kesadaran yang dimiliki oleh manusia adalah kesadaran dalam diri, akan diri sesama, masa silam dan kemungkinan masa depannya.
2.2.5 Pengetahuan Perpajakan Pengetahuan adalah hasil kerja fikir (penalaran) yang merubah tidak tahu menjadi tahu dan menghilangkan keraguan terhadap suatu perkara. Pengetahuan pajak adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seorang wajib pajak atau kelompok wajib pajak dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan. Kesadaran wajib pajak juga dapat dipengaruhi oleh tingkat pemahaman mereka atas peraturan perundang undangan perpajakan yang berlaku. Pengetahuan pajak dapat menumbuhkan sikap positif wajib pajak jika mereka paham betul atas isi undang undang perpajakan yang sering kali mengalami perubahan. Untuk meningkatkan pengetahuan perpajakan masyarakat dapat melalui pendidikan perpajakan baik formal maupun nonformal akan berdampak terhadap kesadaran wajib pajak dalam membayar pajak. Pendidikan perpajakan secara formal didapat dalam materi di sekolah hingga perguruan tinggi sedangkan perpajakan secara nonfomal dapat melalui sosialisasi perpajakan berupa penyuluhan, seminar, spanduk, media
lainnya terutama dapat diakses
melalui web resmi perpajakan. Terdapat beberapa indikator bahwa wajib pajak mengetahui dan memahami peraturan perpajakan. Pertama, kepemililan Nomor Pokok Wajib Pajak Daerah (NPWPD). Setiap wajib pajak yang memiliki usaha dibidang
34 perhotelan, restoran dan hiburan wajib unruk mendaftarkan diri untuk memperoleh NPWPD sebagai salah satu sarana untuk pengadministrasian pajak. Kedua, pengetahuan dan pemahaman mengenai hak dan kewajiban sebagai wajib pajak. Apabila wajib pajak mengetahui dan memahahi kewajibannya sebagai wajib pajak, maka mereka akan melakukannya, salah satunya adalah membayar pajak. Ketiga, pengetahuan dan pemahaman mengenai sanksi perpajakan. Semakin tahu dan paham wajib pajak terhadap peraturan perpajakan, maka semakin tahu dan paham pula wajib pajak terhadap sanksi yang akan diterima bila melalaikan kewajiban perpajakan mereka. Hal ini tentunya akan mendorong wajib pajak untuk melakukan kewajibannya. Keempat, pengetahuan dan pemahaman tentang tarif pajak yang berlaku. Dengan mengetahui dan memahami tentang tarif pajak yang berlaku maka akan mendorong wajib pajak untuk dapat menghitung kewajiban pajaknya sendiri secara benar. Kelima, adalah wajib pajak mengetahui dan memahami peraturan perpajakan melalui sosialisasi perpajakan yang dilakukan oleh instansi terkait.
2.2.6 Kualitas Pelayanan Pengertian pelayanan adalah suatu proses bantuan kepada orang lain dengan cara-cara tertentu yang memerlukan kepekaan dan hubungan interpersonal agar tercipta kepuasan dan keberhasilan (Yudi, 2007). Hakikat pelayanan umum (Boediono, 2003). 1) Meningkatkan mutu dan produktifitas pelaksanaan tugas dari instansi pemerintah di bidang pelayanan umum
35 2) Mendorong upaya pengefektifan sistem dan tata laksana pelayanan sehingga
pelayanan
umum
sehingga
pelayanan
umum
dapat
diselenggarakan secara lebih berguna. 3) Mendorong tumbuhnya kreativitas, prakarsa dan peran serta masyarakat dalam pembangunan serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat Kualitas pelayanan merupakan suatu perbandingan antara yang diinginkan oleh pelanggan tentang penilaian mereka terhadap kinerja aktual dari suatu penyediaan layanan. Agustini (2008), menyatakan adanya lima dimensi untuk mengevaluasi kualitas jasa pelayanan yaitu : 1) Bukti Langsung, yaitu meliputi fasilitas fisik, pegawai, perlengkapan dan komunikasi. 2) Keandalan (reability) merupakan kemampuan para petugas memberikan pelayanan yang menjanjikan dengan segera dan tepat sasaran 3) Daya Tanggap (responsiveness) merupakan karakteristik kecocokan dalam pelayanan manusia yaitu keinginan para petugas pajak untuk membantu wajib pajak dan memberikan pelayanan dengan tanggap. 4) Jaminan (assurance), yaitu mencakup kemampuan, kesopanan dan sifat dapat dipercaya yang dimiliki oleh petugas pajak bebas dari resiko, bahaya, atau keragu-raguan. 5) Empati (emphaty) yaitu meliputi kemudahan petugas dalam melakukan hubungan komunikasi yang baik dan memahami para wajib pajak.
36 2.2.7 Pemeriksaan Pajak Pemeriksaan pajak merupakan serangkaian kegiatan menghimpun dan mengolah data, keterangan dan atau bukti yang dilaksanakan secara obyektif dan proporsional suatu standar pemeriksaan untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan dan atau untuk tujuan lain dalam rangka melaksanakan ketentuan undang-undang perpajakan. Pemeriksaan pajak (John, 2007) adalah mencakup kegiatan mencari, mengumpulkan dan mengolah data dan atau keterangan lain yang berasal dari pembukuan wajib pajak maupun dari maupun dari sumber-sumber lainnya yang dapat digunakan untuk menentukan kewajiban perpajakan wajib pajak sebenarnya. Definisi lain dari pemeriksaan pajak (Sumarso, 2007) serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh kantor pajak terhadap wajib pajak untuk mencari dan mengumpulkan data atau keterangan lainnya guna penetapan besarnya pajak yang terhutang dan atau tujuan lain dalam rangka pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan. Tujuan
pemeriksaan
pajak
menurut
Peraturan
Menteri
Keuangan
No.199/PMK.03/2007 pasal 2, adalah untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan dan untuk tujuan lain dalam rangka melakanakan ketentuan peraturan perundang-undangan pajak. Pedoman pemeriksaan pajak ( Wirawan, 2010) meliputi 3 hal. 1) Pedoman umum pemeriksaan pajak yaitu pedoman yang berkaitan dengan masalah sumber daya manusia (kemampuan) pemeriksa pajak yaitu: (1) telah mendapat pendidikan teknis yang cukup dan memiliki ketrampilan sebagai pemeriksa.
37 (2) bekerja dengan jujur, bertanggungjawab, penuh pengabdian, bersikap terbuka, sopan dan objektif serta menghindarkan diri dari perbuatan tercela. (3) menggunakan keahliannya secara cermat dan seksama serta memberikan gambaran yang sesuai dengan keadaan sebenarnya tentang wajib pajak. (4) menuangkan hasil pemeriksaan dalam Kertas Kerja Pemeriksaan (KKP) sebagai bahan untuk menyusun Laporan Pemeriksaan Pajak (LPP). 2) Pedoman pelaksanaan pemeriksaan pajak (1) pelaksanaan pemeriksaan harus didahului dengan persiapan yang baik sesuai dengan tujuan pemeriksaan dan mendapat pengawasan yang seksama (2) luas pemeriksaan ditentukan berdasarkan petunjuk yang diperoleh harus dikembangkan melalui pencocokan data, pengamatan, tanya jawab dan tindakan lain yang berkenaan dengan pemeriksaan. (3) pendapat dan kesimpulan pemeriksa pajak harus didasarkan pada temuan yang kuat dan berlandaskan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan 3) Pedoman Laporan Pemeriksaan Pajak (1) LPP disusun secara ringkas dan jelas memuat ruang lingkup sesuai dengan tujuan pemeriksaan, memuat kesimpulan pemeriksa pajak yang didukung temuan yang kuat tentang ada atau tidaknya penyimpangan terhadap peraturan perundang-undangan perpajakan.
38 (2) LPP
yang berkaitan dengan pengungkapan penyimpangan Surat
Pemberitahuan harus memperhatikan KKP antara lain mengenai berbagai faktor perbandingan, nilai absolut dari penyimpangan, sifat dari penyimpangan, petunjuk atau temuan adanya penyimpangan, pengaruh penyimpangan dan hubungan adanya permasalaan lainnya. (3) LPP harus didukung oleh daftar yang lengkap dan rinci sesuai dengan tujuan pemeriksaan.
2.3 Keaslian Penelitian Penelitian mengenai kepatuhan pajak telah dilakukan beberapa peneliti dengan menggunakan variabel yang berbeda, jenis pajak, teknik analisis dan lokasi penelitian yang berbeda pula. Dalam penelitian ini digunakan variabel pengetahuan pajak, kualitas pelayanan, pemeriksaan pajak sebagai variabel independen dan kepatuhan wajib pajak sebagai variabel dependen sedangkan kesadaran wajib pajak berfungsi sebagai variabel intervening. Penelitian yang pernah dilakukan oleh Rahmawati (2011) menyatakan, secara parsial kesadaran membayar pajak berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kemauan membayar pajak sedangkan pengetahuan dan pemahaman tentang peraturan pajak tidak berpengaruh terhadap kemauan membayar pajak. Berbeda dengan penelitian Utami (2012) memperoleh bukti empiris bahwa pengetahuan dan pemahaman tentang peraturan pajak berpengaruh terhadap tingkat kepatuhan. Perbedaan dengan penelitian ini adalah variabel kesadaran wajib pajak hanya berperan bebagai variabel independen.
39 Dalam
penelitian
sebelumnya,
Palil
(2005)
menemukan
bahwa
pengetahuan wajib pajak tentang pajak yang baik akan dapat memperkecil adanya tax evation. Pengaruh sosialisasi dan pengetahuan perpajakan terhadap tingkat kesadaran dan kepatuhan wajib pajak juga dianalisis oleh Lusia, 2013. Dengan menggunakan analisi path, hasil dari penelitian ini adalah, sosialisasi perpajakan berpengaruh negatif terhadap kesadaran wajib pajak, pengetahuan perpajakan berpengaruh positif terhadap kesadaran wajib pajak, kesadaran wajib pajak tidak berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak, sosialisasi perpajakan berpengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak, pengetahuan perpajakan berpengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak, sosialisasi dan pengetahuan perpajakan secara bersama-sama berpengaruh terhadap kesadaran wajib pajak, sosialisasi, pengetahuan perpajakan dan kesadaran wajib pajak secara bersama-sama berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak. Perbedaan dengan penelitian ini adalah menggunakan variabel kualitas pelayanan dan pemeriksaan pajak. Penelitian sebelumnya yang mrnggunakan variabel kualitas pelayanan dan kepatuhan wajin pajak sudah pernah dilakukan oleh Shcister (1995), ditemukan adanya kaitan antara kualitas pelayanan wajib pajak terhadap bertambahnya kepatuhan pajak.
Penelitian tentang pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepatuhan wajib pajak juga sudah pernah dilakukan oleh Andriani (2014). Dengan teknik analisis linier berganda diperoleh hasil
bahwa
kualitas pelayanan
berpengaruh terhadap
kepatuhan wajib pajak. penelitian tersebut senada dengan penelitian sebelumnya oleh Supadmi (2009) yang menyatakan peningkatan kepatuhan wajib pajak dapat dilakukan melalui peningkatan kualitas pelayanan. Perbedaan dengan penelitian ini adalah tidak menggunakan variabel mediasi.
40 Ali et al. (2001) menyatakan bahwa audit adalah suatu kebijakan yang efektif untuk mencegah ketidakpatuhan wajib pajak. Hasil penelitian dari Ardianti (2012) menyatakan pemeriksaan pajak berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak. Hasil yang senada juga dilakukan oleh Cahaya (2014), menganalisis pengaruh pemeriksaan pajak, kesadaran, kualitas pelayanan pada tingkat kepatuhan wajib pajak badan. Dengan menggunakan teknik analisi linier berganda dan metode pengumpulan data dengan random sampling diperoleh hasil bahwa pemeriksaan pajak, kesadaran dan kualitas pelayanan berpengaruh positif pada tingkat kepatuhan wajib pajak. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa pemeriksaan pajak, kesadaran dan kualitas pelayanan berpengaruh positif pada tingkat kepatuhan wajib pajak. Keaslian penelitian ini ditunjukkan dengan adanya perbedaan dengan penelitian sebelumnya. Penelitian ini mengambil jenis pajak, lokasi dan teknik analisis yang berbeda. Oleh karena itu, penelitian ini tidak mengulangi penelitian sebelumnya, karena belum ada penelitian sejenis yang telah dilakukan.
41 BAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEP, DAN HIPOTESIS PENELITIAN
3.1
Kerangka Berpikir dan Konsep Penelitian
3.1.1 Kerangka Berpikir Pembangunan daerah merupakan bagian dari pembangunan nasional yang perlu terus dilaksanakan untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat. Sejak diundangkannya UU Nomor 22 Tahun 1999 dan UU Nomor 25 Tahun 1999 yang telah dirubah menjadi UU Nomor 32 Tahun 2004 dan UU Nomor 33 Tahun 2004, pembangunan daerah dilaksanakan berdasarkan prinsip otonomi daerah. Ciri utama yang menunjukkan suatu daerah mampu berotonomi terletak pada kemampuan keuangan daerahnya. Artinya daerah otonomi harus memiliki kewenangan dan kemampuan untuk menggali sumber-sumber keuangan secara mandiri, mengelola dan menggunakan keuangan sendiri yang cukup memadai untuk membiayai penyelengaraan pemerintah daerah. Daerah yang mempunyai pendapatan yang cukup besar dan independen akan mempunyai posisi yang lebih baik dari pada yang tergantung dari dana Pemerintah Pusat, sebab dengan pembiayaan yang lebih banyak diperoleh dari usaha sendiri, maka pemerintah daerah akan lebih fleksibel dalam mengelola keuangannya. Sumber-sumber pendapatan pemerintah daerah terdiri atas PAD, Dana Perimbangan, dan lain-lain pendapatan daerah yang sah. PAD terdiri atas pajak daerah, retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, dan lain-lain PAD yang sah. Berdasarkan UU No 28 tahun 2009 yang merupakan perubahan dari UU Nomor 34 Tahun 2000 dan UU Nomor 18 Tahun 1997 tentang
41
42 pajak dan retribusi daerah, yang termasuk pajak Kabupaten/Kota adalah pajak hotel, pajak restoran, pajak hiburan, pajak reklame, pajak penerangan jalan, pajak mineral bukan logam dan batuan, pajak parkir, pajak air tanah, pajak sarang burung walet, pajak bumi dan bangunan dan bea perolehan hak atas tanah dan bangunan Pemerintah saat ini terus meningkatkan upaya untuk menggali penerimaan dalam negeri dari sektor pajak karena sektor pajak merupakan penerimaan yang sangat potensial untuk terus digali. Hasil dari penerimaan pajak dalam negeri merupakan sumber pendanaan pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran dan untuk mengatasi masalah sosial. Melihat hal tersebut dibutuhkan penerimaan pajak yang cukup besar untuk pendanaan dalam melaksanakan tanggung jawab negara (Rusyadi, 2009). Pajak Hotel, Pajak Restoran dan Pajak hiburan merupakan pajak daerah di Kota Denpasar yang memberikan kontribusi yang besar bagi PAD Kota Denpasar. Pajak daerah selanjutnya dipergunakan oleh pemerintah daerah sebagai sumber pembiayaan pembangunan daerah. Sejak diberlakukannya UU No 28 Tahun 2009 tentang pajak dan retribusi daerah dan dituangkan dalam Perda Kota Denpasar Nomor 5 Tahun 2011 tentang Pajak Hotel, Perda Kota Denpasar nomor 3 Tahun 2011 tentang Pajak Restoran dan Perda Nomor 4 tentang Pajak Hiburan
di Kota Denpasar, maka sistem
pemungutan pajak hotel, pajak restoran dan pajak hiburan dilakukan dengan self assessment system. Peningkatan penerimaan
pajak daerah yang dapat
meningkatkan PAD Kota Denpasar. Wajib pajak hotel adalah wajib pungut atas pajak hotel yang dibayarkan oleh obyek pajak selaku pengguna jasa hotel
43 (konsumen), wajib pajak restoran adalah wajib pungut atas pajak restoran dari konsumen dan wajib pajak hiburan adalah wajib pungut atas pajak hiburan. Setiap kali terjadi transaksi wajib pajak berhak melakukan pemungutan atas pajak tersebut dan berkewajiban melakukan pencatatan, pelaporan dan penyetoran atas pajak tersebut kepada pemerintah daerah, oleh karena itu masalah kepatuhan wajib pajak untuk menghitung, melaporkan dan menyetorkan pajak hotel, pajak resoran dan pajak hiburan dalam rangka meningkatkan pendapatan yang berguna bagi pembangunan sangatlah diperlukan. Peningkatan penerimaan pajak hotel , pajak restoran dan pajak hiburan di Kota Denpasar dari tahun 2009 sampai 2014 menunjukkan persentase yang semakin menurun. Salah satu penyebabnya adalah karena masih terdapatnya tunggakan dari pajak-pajak tersebut. Peningkatan tunggakan pajak
tersebut merupakan salah satu faktor
kurangnya kepatuhan wajib pajak dalam membayar pajak.
Faktor yang
diperkirakan menjadi penyebab belum maksimalnya penerimaan pajak (Lintje, 2012) adalah masih rendahnya kepatuhan pajak (tax compliance). Beberapa hal yang memicu rendahnya kepatuhan pajak (Rahma, 2013) antara lain pertama, wajib pajak umumnya cendrung menghindari pembayaran pajak. Kedua, tingkat kepatuhan wajib pajak masih terbatas pada yang bersifat administratif. Selain itu rendahnya kepatuhan wajib pajak disebabkan oleh pengetahuan sebagian besar wajib pajak tentang pajak serta persepsi wajib pajak tentang pajak dan petugas pajak yang masih rendah, disamping itu pemeriksaan pajak juga merupakan kunci dari kepatuhan pajak karena pemeriksaan pajak mempunyai efek jera yang signifikan terhadap wajib pajak.
44
UU No.28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi daerah (Self Assessment System
UU No.32/2004 UU No.33/2004
Kemandirian Daerah Dalam Pelaksanaan Otonomi Daerah
Pajak Asli Daerah (PAD)
Perda Kota Dps No 3/2011 Perda Kota Dps No 4/2011 Perda Kota Dps No 5/2011
Pajak Daerah -Pajak Hotel -Pajak Restoran -Pajak Hiburan
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Kepatuhan Wajib Pajak
Gambar 3.1 Kerangka Berpikir Penelitian Analisis Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Kepatuhan Wajib Pajak Membayar Pajak Hotel, Pajak Restoran dan Pajak Hiburan Di Kota Denpasar
45 3.1.2
Konsep Penelitian Self assessment system merupakan pemungutan pajak yang memberi
wewenang, kepercayaan, tanggungjawab kepada wajib pajak untuk menghitung, membayar dan melaporkan sendiri besarnya pajak yang harus dibayar. Dalam sistem ini wajib pajak harus memenuhi persyaratan yaitu memiliki kesadaran, kejujuran, hasrat membayar dan kedisiplinan. Salah satu faktor yang mempengaruhi self assessment system adalah kesadaran wajib pajak. Kesadaran wajib pajak dapat meningkatkan kepatuhan wajib pajak dalam melaksanakan kewajiban perpajakannya. Meningkatkan kesadaran wajib pajak dapat dilakukan karena pemahaman wajib pajak tentang kewajiban moral di bidang perpajakan. Penelitian yang dilakukan oleh Hardika (2006), menemukan bukti empiris bahwa kesadaran wajib pajak berpengaruh secara signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak. Penelitian Fitria (2010), di KPP Jakarta Selatan juga menyatakan bahwa kesadaran yang dimiliki oleh wajib pajak berpengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak. Pemahaman mengenai arti dan manfaat pajak dapat meningkatkan kesadaran dari wajib pajak (Susilawati, 2013). Pengetahuan perpajakan mengukur persepsi wajib pajak terkait dengan pengetahuan tentang tarif pajak, kewajiban dan hak, peraturan perpajakan yang berlaku, sanksi perpajakan serta perhitungan dan pelaporan pajak. Pengetahuan tentang peraturan pajak sangat penting untuk menumbuhkan perilaku patuh, karena bagaimana mungkin wajib patuh apabila mereka tidak mengetahui bagaimana peraturan perpajakannya. Dengan adanya pengetahuan wajib pajak tentang pajak yang baik akan dapat memperkecil adanya
46 tax evation (Witono, 2008). Menurut Supriyatin dan Hidayati (2008) menyatakan bahwa pengetahuan pajak memiliki pengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak. Meningkatkan kepatuhan wajib pajak dapat pula dilakukan melalui peningkatan kualitas pelayanan. Pelayanan yang berkualitas adalah pelayanan yang dapat memberikan kepuasan kepada pelanggan dan tetap dalam batas dalam memenuhi standar pelayanan yang dapat dipertanggungjawabkan serta harus dilakukan secara terus menerus. Menurur Supadmi (2009) salah satu upaya dalam meningkatkan kepatuhan wajib pajak adalah dengan memberikan kualitas pelayanan yang baik bagi wajib pajak mengan menyediakan sarana prasarana maupun sistem informasi terutama dalam pembentukan perilaku pegawai yang berdasarkan prinsip budaya kerja profesional yang siap melayani masyarakat selaku wajib pajak. Penelitian senada yang dilakukan oleh Andriani (2014) menyebutkan bahwa kualitas pelayanan mempunyai pengaruh yang positif terhadap kesadaran wajib pajak. Hal tersebut sejalan dengan penelitian yang dilakukan sebelumnya oleh Yudi (2011) bahwa wajib pajak akan meningkatkan kepatuhannya bila merasa puas dengan kualitas pelayanan yang berikan oleh fiskus. Pemeriksaan pajak (Jarunee, 2010) adalah strategi untuk mencegah dan menekan penggelapan pajak
dan meningkatkan kemampuan negara untuk
mengumpulkan pajak dan meningkatkan kinerja dari sistem pajak. Pemeriksaan pajak
merupakan kunci dari kepatuhan pajak, karena pemeriksaan pajak
mempunyai efek jera yang signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak. Penelitian yang dilakukan oleh Handayani dalam Rahma Aulia (2012) menyatakan bahwa
47 pemeriksaan pajak berpengaruh signifikan terhadap
kepatuhan pajak
dan
kepatuhan pajak berpengaruh signifikan terhadap self assessment system. Berdasarkan uraian di atas dapat digambarkan kerangka konsep penelitian seperti Gambar 3.2
Pengetahuan Pajak (X1)
Kualitas Pelayanan (X2)
Kesadaran Wajib Pajak (Y)b b7 5bbb
Kepatuhan Wajib Pajak (Z)
Pemeriksaan Pajak (X3)
Gambar 3.2 Kerangka Konsep Penelitian Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepatuhan Wajib Pajak Membayar Pajak Hotel, Pajak Restoran dan Pajak Hiburan Di Dinas Pendapatan Kota Denpasar
48 3.2 Hipotesis Penelitian Untuk memecahkan masalah yang ada maka perlu suatu hipotesis sehingga suatu penelitian dan pemecahan masalah akan lebih terarah. Hipotesis adalah jawaban sementara atau jawaban teoritis terhadap pertanyaan-pertanyaan yang dikemukakan dalam perumusan masalah. Hipotesis tersebut
diuji
(dibuktikan) kebenarannya atau ketidakbenarannya dengan pengumpulan dan penganalisaan data penelitian. Adapun hipotesis yang dikemukakan adalah sebagai berikut. 1) Pengetahuan pajak, kualitas pelayanan dan pemeriksaan pajak berpengaruh positif terhadap kesadaran wajib pajak membayar pajak hotel, pajak restoran dan pajak hiburan di Kota Denpasar. 2) Pengetahuan pajak, kualitas pelayanan, pemeriksaan pajak dan kesadaran wajib pajak berpengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak membayar pajak hotel, pajak restoran dan pajak hiburan di Kota Denpasar. 3) Pengetahuan pajak, kualitas pelayanan dan pemeriksaan pajak berpengaruh signifikan secara tidak langsung terhadap kepatuhan wajib pajak melalui kesadaran wajib pajak membayar pajak hotel, pajak restoran dan pajak hiburan di Kota Denpasar. .
49 BAB IV METODE PENELITIAN
4.1
Rancangan Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah metode
penelitian kuantitatif yang merupakan analisis angka-angka sehingga dapat diukur dan dihitung. Disamping menggunakan metode kuantitatif penelitian ini juga menggunakan metode analisis diagram jalur dengan menggunakan dimensi
pengukuran,
yaitu
pengetahuan
pajak,
kualitas
5 (lima) pelayanan,
pajakpemeruksaan pajak, kesadaran wajib pajak dan kepatuhan wajib pajak membayar pajak hotel, pajak restoran dan pajak hiburan di Kota Denpasar.
4.2
Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kota Denpasar. Alasan memilih lokasi ini adalah
karena perkembangan perekonomian di Kota Denpasar yang menyebabkan meningkatnya jumlah hotel, restoran maupun hiburan sehingga potensi dari ketiga pajak tersebut semakin meningkat namun peningkatan jumlah penerimaan ketiga pajak tersebut menunjukkan persentase yang menurun dan masih terdapatnya tunggakan pada pajak tersebut.
4.3
Identifikasi Variabel Penelitian Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang,
obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2007).
49
50 Penelitian ini menggunakan model persamaan analisis struktural.
Dalam
penelitian ini variabel yang dianalisis dapat dikelompokkan sebagai berikut. 1) Variabel terikat yaitu variabel yang dipengaruhi oleh variabel lain atau variabel yang mengalami perubahan akibat pengaruh variabel bebas. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel terikat adalah Kepatuhan Wajib Pajak Membayar Pajak Hotel, Pajak Restoran dan Pajak Hiburan (Z). 2) Variabel bebas yaitu variabel yang mempengaruhi variabel terikat. Dalam penelitian ini variabel bebas adalah Pengetahuan Pajak (X1), Kualitas Pelayanan (X2) dan Pemeriksaan Pajak (X3). 3) Variabel intervening yaitu variabel yang secara teoritis mempengaruhi hubungan antara variabel independent dan dependent. Dalam penelitian ini variabel intervening adalah Kesadaran Wajib Pajak (Y). Variabel-variabel dalam penelitian ini juga dikelompokkan menjadi variabel eksogen dan endogen sebagai berikut. 1) Variabel eksogen adalah variabel yang tidak diprediksi oleh variabel lain dalam model. Dalam penelitian ini, variabel eksogen adalah Pengetahuan Pajak (X1), Kualitas Pelayanan (X2) dan Pemeriksaan Pajak (X3) 2) Variabel endogen adalah variabel yang diprediksi oleh salah satu atau beberapa variabel lain dalam model. Dalam penelitian ini, variabel endogen adalah Kesadaran Wajib Pajak (Y) dan Kepatuhan Wajib Pajak Membayar Pajak Hotel, Pajak Restoran dan Pajak Hiburan (Z). Semua jenis variabel diatas merupakan variabel laten yaitu variabel yang tidak bisa diukur secara langsung (unobservable), sehingga untuk melakukakan analisis kuantitatif diperlukan indikator variabel. Variabel
51 indikator ini merupakan pembentuk variabel laten. Variabel indikator bisa diukur secara langsung (observable). Variabel laten dan indikator dalam penelitian ini sesuai pada Tabel 4.1. Tabel 4.1 Variabel Penelitian No. Notasi 1. X1
4.4
Variabel Indikator Pengetahuan Pemahaman kewajiban dan hak Pajak wajib pajak Pemahaman tentang peraturan perpajakan
2.
X2
Kualitas Pelayanan
3.
X3
Pemeriksaan Prosedur pemeriksaan pajak Pajak Kemampuan aparat fiskus Hasil Pemeriksaan Pajak
4.
Y
Kesadaran Wajib Pajak
5.
Z
Kepatuhan Wajib Pajak
Administrasi pelayanan pajak Kompetensi petugas pajak Sarana dan prasarana
Peran Pajak sikap wajib pajak Memungut Menyimpan Melaporkan dan Membayar
Definisi Operasional Variabel Definisi operasional adalah suatu definisi yang diberikan kepada suatu
variabel dengan cara memberi arti atau menspesifikasikan kegiatan ataupun memberikan suatu operasional yang diperlukan untuk mengukur variabel tersebut. Berdasarkan identifikasi terhadap variabel-variabel yang digunakan dan untuk
52 menghindari kesalahan dalam mengartikan variabel yang diteliti. Berikut ini dijelaskan definisi operasional dari masing-masing variabel. 1) Pengetahuan Pajak (X1) Pengetahuan pajak merupakan seberapa besar ilmu atau wawasan tentang pajak yang dimiliki oleh wajib pajak. Pengetahuan perpajakan mengukur persepsi wajib pajak terkait dengan pengetahuan tentang tarif pajak, kewajiban dan hak, peraturan perpajakan yang berlaku, sanksi perpajakan serta perhitungan dan pelaporan pajak hotel, pajak restoran dan pajak hiburan di Kota Denpasar. 2) Kualitas Pelayanan (X2) Kualitas pelayanan merupakan suatu perbandingan antara yang diinginkan oleh wajib pajak hotel, wajib pajak restoran dan wajib pajak hiburan tentang penilaian mereka terhadap kinerja aktual dari suatu penyediaan layanan (Dinas Pendapatan Kota Denpasar) 3) Pemeriksaan Pajak (X3) Pemeriksaan pajak merupakan serangkaian kegiatan menghimpun dan mengolah data, keterangan dan atau bukti yang dilaksanakan secara obyektif dan proporsional sesuai standar pemeriksaan untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan. 4) Kesadaran Wajib Pajak (Y) Kesadaran Wajib Pajak pajak hotel, pajak restoran dan pajak hiburan di Kota Denpasar merupakan sebuah itikad yang baik seseorang untuk memenuhi kewajiban membayar pajak berdasarkan hati nurani yang tulus ikhlas.
53 5) Kepatuhan Wajib Pajak (Z) Kepatuhan Wajib Pajak adalah suatu keadaan dimana wajib pajak hotel, wajib pajak restoran dan wajib pajak hiburan memenuhi semua kewajiban dan hak perpajakan.
4.5 Jenis dan Sumber Data 4.5.1 Jenis Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1) Data kuantitatif
adalah data yang memenuhi kaidah ilmiah yaitu
konkrit, obyektif, rasional, terukur, dan sistematis yang berbentuk angka–angka atau satuan hitung menggunakan statistik
( Sugiyono,
2013). Data dalam penelitian ini menyangkut antara lain: data jumlah wajib pajak hotel, wajib pajak restoran dan wajib pajak hiburan, data realisasi dan tunggakan pajak hotel, pajak restoran dan pajak hiburan yang diperoleh di Dinas Pendapatan Kota Denpasar. 2) Data kualitatif adalah data yang berupa keterangan atau uraian-uraian atas pertanyaan yang diberikan kepada responden yang dipergunakan untuk memberikan penjelasan tentang karakteristik dan data lainnya yang sifatnya mendukung penelitian ini (Usman, 2003). Dalam penelitian ini menggunakan yang
kuisioner
dan wawancara mendalam
diberikan kepada para wajib pajak dan pejabat publik yang
mengetahui permasalahan yang akan diteliti.
54 4.5.2 Sumber Data 1) Data primer merupakan sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data (Sugiyono, 2013). Sumber data dalam penelitian ini adalah responden yaitu wajib pajak yang dipilih secara acak. Data primer yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data terkait
tentang
variabel
pengetahuan pajak, kualitas pelayanan,
pemeriksaan pajak, kesadaran wajib pajak dan kepatuhan wajib pajak membayar pajak hotel, pajak restoran dan pajak hiburan di Kota Denpasar. 2) Data sekunder merupakan sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya melalui dokumen (Usman, 2003). Data sekunder yang dipergunakan dalam penelitian ini dikumpulkan melalui data yang diperlukan dan bersumber dari BPS
seperti data
struktur perekonomian Kota Denpasar. Data dari Dinas Pendapatan Kota Denpasar seperti data jumlah wajib pajak hotel, restoran dan hiburan, data PAD dan tunggakan pajak daerah di Kota Denpasar.
4.6 Populasi, Sampel dan Metode Penetuan Sampel 1) Populasi Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2007). Dalam penelitian ini yang menjadi populasi ini adalah wajib pajak
55 hotel, wajib pajak restoran dan wajib pajak hiburan di Kota Denpasar tahun 2014 sebanyak 1155 wajib pajak. 2) Jumlah Sampel Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakreristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2007). Sampel diambil dari sebagian populasi, dan besar sampel dihitung dengan menggunakan rumus Slovin sebagai berikut
Keterangan : N = jumlah populasi n = jumlah sampel d = galat pendugaan Penyimpangan terhadap populasi atau derajat ketepatan yang diinginkan dengan tingkat kepercayaan 7,5 persen , maka diperoleh sampel sebesar : n=
1155 1 + 1155 (0.075)2
n = 154 wajib pajak Penentuan ukuran sampel dalam penelitian yaitu pada Tabel 4.2 terdiri dari wajib pajak hotel sebanyak 56 orang, wajib pajak restoran sebanyak 77 orang dan wajib pajak hiburan sebanyak 21 orang.
56 Tabel 4.2 Jumlah Populasi dan Ukuran Sampel Jenis Usaha
Wajib Pajak (orang)
Ukuran Sampel (Orang)
Hotel
422
422 1155
x 154
=
56
Restoran
573
573 1155
x 154
=
77
Hiburan
160
160 1155
x 154
=
21
Jumlah 1155 Sumber: Dinas Pendapatan Kota Denpasar, 2014
154
3) Teknik Pengambilan Sampel Pengambilan sampel dilakukan dengan cara accidental sampling, yang berarti mengambil responden sebagai sampel berdasarkan kebetulan, yaitu wajib pajak yang datang di Dinas Pendapatan Kota Denpasar dapat digunakan sebagai sampel bila orang yang ditemui cocok sebagai sumber data (Sugiono, 2007). Responden dalam penelitian ini adalah wajib pajak hotel, wajib pajak restoran dan wajib pajak hiburan karena wajib pajak ini yang dapat menikmati pelayanan di Dinas Pendapatan Kota Denpasar.
4.7
Metode Pengumpulan Data Data yang digunakan dalam penelitian ini dikumpulkan dengan
menggunakan metode berikut: 1)
Kuisioner yaitu pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat daftar pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk
57 diberikan jawaban berkaitan dengan penelitian ini. Pada penelitian ini diberikan pertanyaan tentang pengetahuan dan pemahaman wajib pajak tentang pajak daerah, persepsi wajib pajak tentang kualitas pelayanan publik, persepsi wajib pajak tentang pemeriksaan pajak, sehingga dapat diukur tingkat kesadaran dan kepatuhannya dalam pemungutan dan pembayaran pajak hotel, pajak restoran dan pajak hiburan di Kota Denpsar. 2)
Observasi yaitu pengumpulan data dilakukan ke instansi-instansi terkait (BPS, Dinas Pendapatan Kota Denpasar) untuk pengumpulan data berkaitan dengan penelitian ini seperti data jumlah wajib pajak hotel, restoran dan hiburan du Kota Denpasar, data julah penerimaan dan jumlah tunggakan pajak hotel, restoran dan hiburan di Kota Denpasar dan data PAD Kota Denpasar.
3)
Wawancara mendalam adalah pengumpulan data yang dilakukan dengan bertatap muka (face to face) antara pencacah dengan informan yang dapat dipercaya (Usman, 2007). Dengan melakukan pendekatan-pendekatan kepada informan sehingga informan mau memberikan jawabab dengan jujur dan benar sesuai dengan kenyataan.
4.8
Instrumen Penelitian Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kuesioner yang
dibuat secara tersusun berdasarkan tujuan penelitian. Kuisioner dibagi atas dua bagian yaitu: bagian pertama tentang data demografi responden meliputi data tentang umur, jenis kelamin, pendidikan dan jenis usaha. Bagian yang kedua adalah berupa pernyataan responden
tentang
pengetahuan pajak, kualitas
58 pelayanan, pemeriksaan pajak, kesadaran dan kepatuhan wajib pajak membayar pajak hotel, pajak restoran dan pajak hiburan di Kota Denpasar. Skala pengukuran variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan skala Likert. Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dalam penelitian sosial ini telah ditetapkan secara spesifik oleh peneliti, yang selanjutnya disebut variabel penelitian. Dalam melakukan penelitian terhadap variabel-variabel yang akan diuji, pada setiap jawaban akan diberi skor (Sugiyono, 2007). Skala Likert menggunakan lima tingkatan jawaban yang dapat berbentuk seperti Tabel 4.3. Tabel 4.3 Skala Pengukuran Instrumen Penelitian No. Skala Skor 1. Sangat Setuju 5 2. Setuju 4 3. Kurang Setuju 3 4. Tidak Setuju 2 5. Sangat Tidak Setuju 1 Sumber : Sugiyono (2007)
4.9
Teknik Analisis Data
4.9.1 Analisis Deskriptif Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisa data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebaaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi. Statistik deskriptif dapat digunakan bila peneliti hanya ingin mendeskripsikan data sampel dan tidak ingin membuat kesimpulan yang
59 berlaku untuk populasi dimana sampel tersebut diambil (Sugiono, 2007). Penerapan statistik deskriptif dalam penelitian ini antara lain perhitungan ratarata, standar deviasi, tabel-tabel, gambar-gambar dan sebagainya yang dibuat dengan Program SPSS dan microsoft exel.
4.9.2 Analisis Jalur Analisis jalur adalah suatu teknik pengembangan dari regresi linier berganda dengan tujuan untuk memberikan estimasi tingkat kepentingan (magnitude) dan signifikansi (significance) hubungan sebab akibat hipotetikal dalam seperangkat variable (Paul Webley, 1997 dalam Haryono, 2012 ). Teknik ini digunakan untuk menguji besarnya sumbangan (kontribusi) yang ditunjukkan oleh koefisien jalur pada setiap diagram jalur dari hubungan kausal antar variabel X1, X2, X3 terhadap Y serta dampaknya terhada Z. Analisis diagram jalur merupakan suatu teknik untuk menganalisis hubungan sebab akibat yang tejadi pada regresi berganda jika variabel bebasnya mempengaruhi variabel terikat tidak hanya secara langsung tetapi juga secara tidak langsung (Robert D. Retherford, 1993 dalam Haryono, 2012). Analisis diagram jalur menentuan pola hubungan antara tiga atau lebih variabel dan tidak dapat digunakan untuk mengkonfirmasi atau mengolah hipotesis kausalitas imajiner. Diagram jalur secara eksplisit menggambarkan hubungan kausalitas antara variabel berdasarkan teori. Anak panah menggambarkan hubungan langsung antar varibel (Suyana Utama, 2007) David Garson (2003) (Haryono, 2012)
mengemukakan bahwa model
perluasan regresi yang digunakan untuk menguji keselarasan matriks korelasi
60 dengan dua atau lebih model hubungan sebab akibat yang dibandingkan oleh peneliti. Modelnya digambarkan dalam bentuk gambar lingkaran dan panah dimana anak panah tunggal menunjukkan sebagai penyebab. Alasan penggunaan analisis jalur yaitu: (1) Hipotesis yang diuji dikembangkan dengan model (kerangka konseptual) yang semua hubungannya bersifat asimetri dan merupakan sistem, serta model dapat dikategorikan bersifat rekursif sehingga metode yang paling tepat adalah analisis jalur. (2) Analisis jalur memberikan metode langsung berkaitan dengan hubungan ganda secara simultan (model struktural) sehingga memberikan efisiensi analisis statistika. (3) Kemampuannya untuk menguji hubungan secara komprehensif dan memberikan suatu bentuk transisi analisis exploratory menuju analisis confirmatory. Bentuk transisi ini berkaitan dengan upaya yang lebih besar dalam semua lapangan studi untuk mengembangkan suatu pandangan masalah secara lebih sistematis dan holistik. Upaya seperti itu memerlukan kemampuan untuk menguji suatu hubungan yang berantai yang membentuk model yang besar, seperangkat prinsip dasar, atau suatu teori keseluruhan.
Langkah-langkah analisis jalur dapat dilihat pada uraian berikut. Langkah pertama di
dalam analisis
jalur adalah merancang model
berdasarkan konsep dan teori. Model tersebut juga dapat dinyatakan dalam bentuk persamaan sehingga membentuk sistem persamaan. Sistem persamaan ini ada yang menamakan sistem persamaan simultan atau juga ada yang menyebut model
61 struktural.
Mengingat
model
tersebut
dikembangkan
untuk
menjawab
permasalahan penelitian serta berbasis teori dan konsep, maka dinamakan model hipotetik. Langkah kedua dari analisis jalur adalah pemeriksaan terhadap asumsi yang melandasi, yaitu sebagai berikut. 1) Di dalam model analisis jalur, hubungan antar variabel adalah linier dan aditif. Aditif dimaksudkan bahwa jika terdapat input variabel pengetahuan pajak (X1), kualitas pelayanan (X2), pemeriksaan pajak (X3), kesadaran wajib pajak (Y) yang selanjutnya dijumlahkan, maka respon terhadap kepatuhan wajib pajak (Z) akan sebanding dengan penjumlahan masing-masing input X1, X2, X3 Y terhadap Z. 2) Hanya model rekursif dapat dipertimbangkan, yaitu hanya sistem aliran kausal ke satu arah, sedangkan pada model yang mengandung kausal resiprokal tidak dapat dilakukan analisis jalur. 3) Variabel endogen minimal dalam skala ukur interval. 4) Pengamatan diukur tanpa kesalahan (instrumen pengukuran valid dan reliabel). 5) Model yang dianalisis dispesifikasikan (diidentifikasi) dengan benar berdasarkan teori dan konsep yang relevan. 6) Uji linieritas menggunakan curve fit dan menerapkan prinsip parsimony, atau kesederhanaan yaitu bilamana seluruh model signifikan atau nonsignifikan berarti dapat dikatakan model berbentuk linier.
62 Langkah ketiga di dalam analisis jalur adalah pendugaan parameter atau koefisien.
Perhitungan koefisien pada gambar diagram
jalur
pada uraian
sebelumnya dijelaskan . (1) Untuk anak panah bolak-balik koefisiennya merupakan koefisien korelasi, r (yang biasa dihitung dengan product moment methode). (2) Untuk anak panah satu arah digunakan perhitungan regresi variabel yang distandarkan, secara parsial pada tiap-tiap persamaan. Metode yang digunakan adalah Ordinary Least Square (OLS), yaitu metode kuadrat terkecil biasa. Hal ini dapat dilakukan mengingat modelnya rekursif (satu arah). Dari perhitungan ini diperoleh koefisien jalur pengaruh langsung. (3) Di dalam analisis jalur di samping ada pengaruh langsung juga terdapat pengaruh tidak langsung dan pengaruh total. Koefisien beta dinamakan koefisien jalur merupakan pengaruh langsung, sedangkan pengaruh tidak langsung dilakukan dengan mengalikan koefisien beta dari variabel yang dilalui. Pengaruh total dihitung dengan menjumlahkan pengaruh langsung dan pengaruh tak langsung (Ghozali, 2007). Langkah keempat di dalam analisis jalur adalah pemeriksaan validitas atau kesahihan model. Sahih tidaknya suatu hasil analisis tergantung dari terpenuhi atau tidaknya asumsi yang melandasinya. Terdapat dua indikator validitas model di dalam analisis jalur, yaitu koefisien determinasi total dan theory triming. (a) Koefisien Determinasi Total Total keragaman data yang dapat dijelaskan oleh model diukur dengan :
Rm2 1 Pe21 Pe22 ...Pei2 ................................................................................... (4.1)
63 Dalam hal ini, interpretasi terhadap
R m2 sama dengan interpretasi koefisien
determinasi (R2) pada analisis regresi. Pei
yang merupakan standard error of estimate dari model regresi dihitung
dengan rumus : Pei 1 R 2 ...................................................................................... (4.2)
(b) Theory Triming Uji validasi koefisien jalur pada setiap jalur untuk pengaruh langsung adalah sama dengan pada analisis regresi, menggunakan nilai p (p value) dari uji t, yaitu pengujian koefisien regresi variabel yang dibakukan secara parsial. Berdasarkan theory triming, maka jalur-jalur yang nonsignifikan dibuang sehingga diperoleh model yang didukung oleh data empiris. Karakteristik analisis jalur adalah metode analisis data multivariat dependensi yang digunakan untuk menguji hipotesis hubungan asimetris yang dibangun atas dasar kajian teori tertentu, dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh langsung dan tidak langsung seperangkat variabel penyebab terhadap variabel akibat (Kusnendi, 2008). Analisis jalur merupakan perluasan dari analisis regresi linear berganda untuk menaksir hubungan kausalitas antar variabel yang telah ditetapkan sebelumnya berdasarkan teori. Model ini dipertimbangkan untuk digunakan dalam suatu penelitian karena hubungan yang dianalisis merupakan hubungan sebab akibat dengan model yang komplek. Dalam analisis jalur terdapat suatu variabel yang berperan ganda yaitu sebagai variabel independen pada suatu hubungan, namun menjadi variabel dependen pada hubungan lain mengingat adanya
64 hubungan kausalitas yang berjenjang. Bentuk hubungan seperti ini membutuhkan alat analisis yang mampu menjelaskan sistem secara simultan. Kerlinger (2002) menyebutkan bahwa dengan menggunakan analisis diagram jalur akan dapat dihitung pengaruh langsung dan tidak langsung antar variabel. Nilai kekeliruan taksiran standar (standard error of estimate), yaitu: ei (1 r 2 ) ....................................................................................... (4.3)
Koefisien jalur adalah koefisien regresi standar yang menunjukkan pengaruh langsung dari suatu variabel bebas terhadap variabel tergantung dalam suatu model jalur tertentu. Oleh karena itu, jika suatu model mempunyai dua atau lebih variabel penyebab, maka koefisien diagram jalurnya merupakan koefisien regresi parsial yang mengukur besarnya pengaruh satu variabel terhadap variabel lain dalam suatu model diagram jalur tertentu yang mengontrol dua variabel lain sebelumnya dengan menggunakan data yang sudah distandarkan atau matriks korelasi sebagai masukan (Kusnendi, 2008). Koefïsien jalur dihitung dengan membuat dua persamaan struktural yaitu persamaan regresi yang menunjukkan hubungan yang dihipotesiskan. Dalam hal ini ada dua persamaan tersebut adalah: Y =
b1 X1 + b2 X2 + b3 X3 + e1 ........................................... (1)
Z =
b4X1 + b5X2
+
b6X3 + b7Y + e2............................... (2)
65
Pengetahuan Pajak (X1)
e1
b1 Kualitas Pelayanan (X2)
b2
b4 Kesadaran Wajib Pajak (Y) b
5bbb
b7
Kepatuhan Wajib Pajak (Z)
b5 Pemeriksaan Pajak (X3)
b3
b6 e2
Gambar 4.1 Diagram Jalur Variabel Penelitian Keterangan : Z Y X1 X2 X3 e1,e2 b1, b2, b3, b4, b5
= = = = = = =
kepatuhan wajib pajak kesadaran wajib pajak pengetahuan pajak kualitas pelayanan pemeriksaan pajak variabel pengganggu koefisien dari masing-masing variabel
Total keragaman data yang dapat dijelaskan oleh model diukur dengan :
Rm2 1 Pe21 Pe22 ...Pep2 ....................................................................................... (4.4)
66 Dalam hal ini, interpretasi terhadap R m2 sama dengan interpretasi koefisien determinasi (R2) pada analisis regresi. Pei yang merupakan standard error of estimate dari model regresi dihitung dengan rumus Pei 1 R 2 ............................................................................. (4.5)
Uji validitas koefisien jalur pada setiap jalur untuk pengaruh langsung adalah sama dengan analisis regresi menggunakan nilai p. Value dari uji t, yaitu pengujian koefisien variabel yang dibakukan secara parsial. Berdasarkan theory triming, maka jalur-jalur yang tidak signifikan dibuang sehingga diperoleh model yang didukung oleh data empiris, kecuali untuk model yang didukung oleh konsep dan teori.
67 BAB V DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Denpasar merupakan ibu kota Provinsi Bali. Luas wilayah Kota Denpasar yang relatif sempit, hanya 12.778 Ha atau sekitar 2,18 persen dari luas Provinsi Bali, merupakan dataran rendah berada pada ketinggian 0 – 75 meter di atas permukaan laut. Secara geografis Denpasar terletak pada 8035’31” – 8044’49” Lintang Selatan dan 115010’23” – 115016’27” Bujur Timur; dengan suhu maksimum berkisar antara 280 C – 30,20 C dan suhu minimum berkisar antara 21,90 C – 32,50 C serta kelembaban udara antara 79 – 83 persen. Kota Denpasar memiliki batas wilayah sebagai berikut yaitu batas utara adalah
Kabupaten
Badung, batas selatan adalah Kabupaten Badung dan Selat Badung, batas timur adalah Kabupaten Gianyar dan Selat Badung, dan batas barat adalah Kabupaten Badung. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 1978, Kota Denpasar merupakan Kota Administratif yang mewilayahi 3 Kecamatan, yaitu : Kecamatan Denpasar Barat, Denpasar Timur, dan Denpasar Selatan. Dengan keluarnya surat Menteri Dalam Negeri Nomor 135/2918/PUOD tanggal 14 Agustus 1982 pemerintah pusat merencanakan meningkatkan status Kota Admistratif menjadi Kota Daerah Tingkat II. Berdasarkan Surat Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Bali tanggal 5 Januari 1984 Nomor 135/18210/B.B.Pem. kemudian diusulkan peningkatan status Kota Administratif Denpasar menjadi Kota Daerah Tingkat II dengan persetujuan dari DPRD Tingkat II Badung dan DPRD Tingkat I Bali.
67
68 Pada tanggal 23 Oktober 1991 kembali Tim Pusat membahas pembentukan Kota Daerah Tingkat II Denpasar bersama-sama dengan Bapak Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Bali, Bupati Kepala Daerah Tingkat II Badung dan Walikota Denpasar, yakni membahas Rancangan Undang-Undang pembentukan Kota Daerah Tingkat II Denpasar pada tanggal 14 Nopember 1991. Pada Tanggal 15 Januari 1992 UU Nomor 1 Tahun 1992 tentang pembentukan Kota Daerah Tingkat II Denpasar lahir dan telah diresmikan oleh Menteri Dalam Negeri pada tanggal 27 Pebruari 1992, sehingga babak baru bagi penyelenggaraan Pemerintah Daerah Tingkat I Bali, Kabupaten Daerah Tingkat II Badung dan juga Kota Daerah Tingkat II Denpasar. Dari Tahun 1992 Kota Denpasar terdiri dari tiga Kecamatan yaitu Denpasar Barat yang terdiri 18 Desa/Kelurahan, Kecamatan Denpasar Timur yaitu terdiri dari 15 Desa/Kelurahan dan Kecamatan Denpasar Selatan terdiri dari 10 Desa/Kelurahan. Dari 43 Desa/Kelurahan tersebut berstatus kelurahan 16 buah dan Desa sebanyak 27 buah. Kecamatan Denpasar Selatan terdiri dari 6 Kelurahan dan 4 Desa, Denpasar Timur 5 Kelurahan dan 10 Desa sedangkan Denpasar Barat terdiri dari 5 Kelurahan dan 13 Desa. Dengan semakin kompleksnya permasalahan sebuah kota, baik dari segi sosial maupun ekonomi, maka dipandang perlu untuk membuat pemekaran suatu wilayah Kecamatan. Maka dari itu, dikeluarkanlah Peraturan Daerah Kota Denpasar Nomor 12 Tahun 2004 tentang pembentukan Kecamatan Denpasar Utara di Kota Denpasar. Secara administratif Denpasar terdiri dari empat kecamatan yaitu Kecamatan Denpasar Selatan, Kecamatan Denpasar Timur, Kecamatan Denpasar Barat dan Kecamatan Denpasar Utara. Terbagi menjadi 27
69 Desa, 16 Kelurahan meliputi 35 Desa Pekraman dan 341 Banjar Pakraman (BPS Kota Denpasar, 2007). Pembangunan pariwisata di Bali berpengaruh kuat terhadap perubahan struktur perekonomian di Kota Denpasar. Segala kegiatan bisnis berpusat disini, tidak terkecuali bisnis hotel, restoran, dan hiburan. Jumlah pendirian hotel, restoran, dan hiburan yang terus meningkat.
Struktur perekonomian Kota
Denpasar sedikit berbeda bila dibandingkan dengan struktur perekonomian kabupaten lain di Provinsi Bali pada umumnya. Berdasarkan data dari BPS Kota Denpasar tahun 2014, sektor perdagangan, hotel dan restoran mendominasi pembentukan PDRB
Kota Denpasar.
Dari sumber data tersebut dikethui
kontribusi yang cukup signifikan membangun perekonomian Kota Denpasar adalah sektor perdagangan, hotel, restoran dan hiburan (34,36 persen), kemudian diikuti oleh sektor keuangan (15,19 persen), sektor pengangkutan dan komunikasi (13,66 persen), sektor industri pengolahan (12,24 persen) dan sektor lainnya (24,55 persen) yaitu meliputi pertambangan, jasa, pertanian, bangunan, listrik dan gas rata-rata 5-6 persen. Dalam membangun Kota Denpasar yang berkesinambungan dibutuhkan pendapatan serta kemampuan daerah yang terus meningkat. Dinas Pendapatan Kota Denpasar merupakan salah satu unit kerja di lingkungan Pemerintah Kota Denpasar yang mempunyai tugas pokok dan fungsi mengkoordinasikan target penerimaan Pendapatan Asli Daerah dan Dana Perimbangan yang berasal dari dana bagi hasil pajak dan bukan pajak serta merealisasikannya bersama-sama unit satuan kerja terkait sesuai dengan tahapan yang telah ditetapkan agar dapat dipergunakan untuk membiayai rencana kegiatan yang sudah ditetapkan. Dalam
70 menjalankan tugas pokok dan fungsi tersebut, Dipenda Kota Denpasar mempunyai visi “ Menjadikan Pendapatan Asli Daerah sendiri sebagai sumber pendanaan yang utama dalam menunjang pembangunan Kota Denpasar yang berpihak pada masyarakat berlandaskan kreativitas dan budaya unggulan”. Pajak hotel, pajak restoran dan pajak hiburan merupakan
pajak daerah di Kota
Denpasar .
Jenis
Tabel 5.1 Jumlah Wajib Pajak Hotel, Wajib Pajak Restoran dan Wajib Pajak Hiburan di Kota Denpasar Tahun 2009 -2014 (orang) TAHUN 2009 2010 2011 2012 2013 2014
WP hotel WP restoran WP hiburan
287 473 125
313 480 135
331 493 147
343 508 154
372 542 156
422 573 160
Jumlah WP
927
1018
1036
1045
1070
1155
Sumber: Dipenda Kota Denpasar, 2014
Pada Tabel 5.1 dijabarkan tentang perkembangan jumlah wajib pajak hotel, wajib pajak restoran dan wajib pajak hibuuran yang terdaftar di Kota Denpasar dalam 6 tahun terakhir. Dari data tersebut dapat dilihat terjadi peningkatan jumlah wajib pajak hotel, restoran dan hiburan setiap tahunnya Dalam periode tersebut peningkatan wajib pajak hotel sekitar 47 persen, peningkatan jumlah wajib pajak restoran sekitar 21 persen dan peningkatan jumlah wajib pajak hiburan sebesar 21 persen. Peningkatan jumlah wajib pajak ini dikarenakan berkembangnya usaha di bidang industri dan pariwisata di Propinsi Bali pada umumnya dan di Kota Denpasar pada khususnya.
71 Pada Tabel 5.2 dapat dijelaskan tentang kontribusi pajak daerah terhadap PAD Kota Denpasar. Tabel 5.2 Realisasi Pene rimaan Pajak Daerah Kota Denpasar Tahun 2011-2013 Tahun 2011 Tahun 2012 (Rupiah) (Rupiah)
Tahun 2013 (Rupiah)
PAD
424.959.412.894,23
511.326.621.036,38
658.970.207.435,78
Pajak Daerah
326,282,111,698.21
377,247,592,363.38
506,981,564,103.42
Pajak Hotel
92,200,155,236.47
103,907,609,075.55
113,504,495,968.18
Pajak Restoran
39,327,568,960.74
46,080,764,387.83
58,577,597,178.41
Pajak Hiburan
6,963,962,844.00
9,258,579,042.00
9,723,711,198.83
Pajak Reklame
14,662,992,124.00
17,378,787,516.00
9,647,337,300.00
PPJ
39,963,905,608.00
44,767,611,297.00
55,731,803,273.00
6,597,768,215.00
6,972,486,434.00
8,004,804,275.00
Pajak Air Tanah PBB BPHTB
126,565,758,710.00
148,881,754,611.00
92,884,127,307.00 158,907,687,603.00
Sumber : Dinas Pendapatan Kota Denpasar, 2014
Pada tahun 2011 kontribusi pajak hotel terhadap PAD Kota Denpasar sebesar 21,70 persen, tahun 2012 sebesar 20,32 pesen, tahun 2013 menurun lagi yaitu sebesar 17,22 persen dan 16,25 persen di tahun 2014. Pada tahun 2011 pajak restoran memberikan kontribusi terhadap PAD Kota Denpasar sebesar 9,25 persen, kemudian menurun di tahun berikutnya menjadi sebesar 9,01 persen, 8,59 persen dan 8,39 persen. Kontribusi pajak hiburan terhadap PAD Kota Denpasar dari tahun 2011 sampai tahun 2013 berturut-turut yaitu 1,64 persen, 1,81 persen, 1,48 persen dan 1,42 persen. Ketiga pajak tersebut mempunyai karakteristik yang ama karena sejak diberlakukannya undang-undang nomor 28 Tahun 2009, ketiga pajak tersebut ditetapkan dengan self assessment system.
72 5.2 Deskripsi Hasil Penelitian 5.2.1 Deskripsi Data Penelitian Deskripsi data penelitian menyajikan penilaian responden untuk setiap butir-butir pertanyaan yang diajukan dalam kuesioner penilaian responden dasajikan menurut variabel pengetahuan pajak, kualitas pelayanan, pemeriksaan pajak, kesadaran wajib pajak dan kepatuhan wajib pajak dengan mengunakan skala pengukuran 1 sampai 5. Untuk mendeskripsikan penilaian rata-rata responden mengenai variabel-variabel dalam penelitian, hasil jawaban responden disesuaikan dengan desain skala pengukuran yang telah ditetapkan kemudian diformulasikan ke dalam beberapa interval kelas (Suharsono, 2010:21). Rumus interval kelas adalah sebagai berikut: Interval kelas
Nilai tertinggi - nilai terendah Jumlah kelas
Interval kelas
5 -1 0,8 5
Dari interval kelas tersebut maka dapat diketahui batasan nilai masingmasing kelas menjadi dasar penentu katagori rata-rata jawaban responden penelitian. 1,00 – 1,80 1,81 – 2,60 2,61 – 3,40 3,41 – 4,20 4,21 – 5,00
= Sangat tidak baik = Tidak baik = Cukup baik = Baik = Sangat baik
73 Tabel 5.3 Penilaian Responden Terhadap Variabel Pengetahuan Pajak Indikator 1 X1.1 0 X1.2 0 X1.3 0 X1.4 0 X1.5 0 Rata-rata X1
2 0 0 0 0 0
Skor Jawaban 3 4 7 124 5 32 15 118 0 16 12 106
5 23 117 21 138 36
Jumlah Skor 632 728 622 754 640
Rata-rata 4.10 4.73 4.04 4.90 4.16 4.38
Sumber: Lampiran 3
Tabel 5.3 menunjukkan bahwa semua indikator memiliki nilai rata-rata di atas 3,41 yang berarti indikator-indikator tersebut sudah dinilai baik. Demikian juga secara rata-rata variabel Pengetahuan pajak memiliki nilai 4,38 yang artinya pengetahuan pajak responden sudah sangat baik. Tabel 5.4 Penilaian Responden Terhadap Variabel Kualitas Pelayanan Indikator 1 X2.1 0 X2.2 0 X2.3 0 X2.4 0 X2.5 0 Rata-rata X2
2 3 0 0 2 6
Skor Jawaban 3 4 17 124 3 27 9 125 13 115 15 111
5 10 124 20 24 22
Jumlah Skor 603 737 627 623 611
Rata-rata 3.92 4.79 4.07 4.05 3.97 4.16
Sumber: Lampiran 3
Tabel 5.4 menunjukkan bahwa semua indikator memiliki nilai rata-rata di atas 3,41 yang berarti indikator-indikator tersebut sudah dinilai baik. Demikian juga secara rata-rata variabel Kualitas pelayanan memiliki nilai 4,16 yang artinya responden menilai kualitas pelayanan sudah baik.
74 Tabel 5.5 Penilaian Responden Terhadap Variabel Pemeriksaan Pajak Indikator 1 X3.1 0 X3.2 0 X3.3 0 X3.4 0 X3.5 0 Rata-rata X3
2 0 0 0 0 0
Skor Jawaban 3 4 7 38 7 62 7 34 10 117 10 124
5 109 85 113 27 20
Jumlah Skor 718 694 722 633 626
Rata-rata 4.66 4.51 4.69 4.11 4.06 4.41
Sumber: Lampiran 3
Tabel 5.5 menunjukkan bahwa semua indikator memiliki nilai rata-rata di atas 3,41 yang berarti indikator-indikator tersebut sudah dinilai baik. Indikator X3.1, X3.2 dan X3.3 bahkan memiliki rata-rata di atas 4,21 yang artinya indiktor tersebut dinilai sangat baik. Demikian juga secara rata-rata variabel pemeriksaan pajak memiliki nilai 4,41 yang artinya responden menilai pemeriksaan pajak sudah sangat baik. Tabel 5.6 Penilaian Responden Terhadap Variabel Kesadaran Wajib Pajak Indikator Y.1 Y.2 Y.3 Y.4 Rata-rata Y
1 0 0 0 0
2 0 0 0 0
Skor Jawaban 3 4 11 118 9 117 3 18 13 126
5 25 28 133 15
Jumlah Skor 630 635 746 618
Rata-rata 4.09 4.12 4.84 4.01 4.27
Sumber: Lampiran 3
Tabel 5.6 menunjukkan bahwa semua indikator memiliki nilai rata-rata di atas 3,41 yang berarti indikator-indikator tersebut sudah dinilai baik. Demikian juga secara rata-rata variabel kesadaran wajib pajak memiliki nilai 4,27 yang artinya kesadaran pajak para responden sudah sangat baik.
75 Tabel 5.7 Penilaian Responden terhadap Variabel Kepatuhan wajib pajak Indikator Z.1 Z.2 Z.3 Z.4. Z.5 Rata-rata Z
1 0 0 0 0 0
2 0 0 0 0 0
Skor Jawaban 3 4 9 19 2 13 13 112 8 24 19 102
5 126 139 29 122 33
Jumlah Skor 733 753 632 730 630
Rata-rata 4.76 4.89 4.10 4.74 4.09 4.52
Sumber: Lampiran 3
Tabel 5.7 menunjukkan bahwa semua indikator memiliki nilai rata-rata di atas 3,41 yang berarti indikator-indikator tersebut sudah dinilai baik. Demikian juga secara rata-rata variabel kepatuhan wajib pajak memiliki nilai 4,52 yang artinya kepatuhan wajib pajak para responden sudah sangat baik.
5.2.2 Karakteristik Responden 5.2.2.1 Jenis Usaha Jenis usaha adalah kelompok dari bidang usaha. Berdasarkan Tabel 5.8 responden diklasifikasikan berdasarkan bidang usahanya. Responden yang memiliki bidang usaha restoran adalah bidang usaha paling banyak, diikuti oleh bidang usaha hotel dan hiburan.
No 1 2 3
Tabel 5.8 Distribusi Responden Menurut Jenis Usaha Jenis Usaha Jumlah Persentase (orang) (%) Hotel 56 36,4 Restoran 77 50,0 Hiburan 21 13,6 Total 154 100 Sumber : Lampiran 4
76 5.2.2.2 Umur Umur menentukan intensitas dan jenis aktivitas yang dapat dilakukan yang dilakukan oleh seseorang (Sukirno, 2006). Secara umum rata–rata umur responden dilokasi penelitian masih berada pada kelompok usia produktif untuk bekerja, artinya secara fisik mereka masih memiliki potensi yang besar untuk dapat menghasilkan pendapatan. Pada Tabel 5.9 karakteristik umur wajib pajak hotel, restoran dan hiburan diperoleh rata-rata berada pada usia produktif yaitu kelompok umur 19 sampai dengan 50 tahun yang merupakan usia untuk bekerja untuk memperoleh pendapatan (Todaro, 2006). Tabel 5.9 Distribusi Responden Menurut Umur No
Umur (tahun)
1 2 3 4
< 30 31-40 41-50 >50 Total
Jumlah (orang) 10 35 85 16 154
Persentase (%) 6,0 23,0 55,0 16,0 100
Sumber : Lampiran 4
Pada Tabel 5.9 dapat dijelaskan bahwa responden sebagian besar berumur antara 31-50 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa wajib pajak yang menjadi responden rata-rata sudah dewasa, hal ini dapat mencerminkan mereka kemungkinan sudah memiliki pengalaman dalam usahanya.
5.2.2.3 Jenis kelamin Jenis kelamin penduduk suatu daerah sering dipakai sebagai pedoman di dalam menganalisis struktur dan kondisi sosial ekonomi penduduk (Sukirno, 2006). Diketahui responden
ysng berjenis
kelamin
laki-laki
77 sebesar
64,9 persen dan yang berjenis kelamin perempuan sebesar 35,1
persen dari total responden. Karakteristik responden berdasarkan atas Jenis Kelamin ditunjukan seperti Tabel 5.10. Hal ini dapat dimaklumi karena mereka yang bergerak di bidang hotel, restoran dan hiburan kebanyakan adalah lakilaki. Tabel 5.10 Distribusi Responden Menurut Jenis kelamin No 1 2
Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan Total
Jumlah (orang) 100 54 154
Persentase (%) 64,9 35,1 100
Sumber : Lampiran 4
Hal ini dapat dimaklumi karena mereka yang bergerak di bidang hotel, restoran dan hiburan kebanyakan adalah laki-laki.
5.2.2.4 Pendidikan Tingkat pendidikan wajib pajak minimal tamatan SMA. Semakin tinggi pendidikan seseorang cenderung pendapatan yang diterima semakin tinggi, sehingga kesejahteraan dapat lebih baik (Tarigan, 2012). Distribusi responden berdasarkan pendidikan disajikan pada Tabel 5.11 Tabel 5.11 Distribusi Responden Menurut Pendidikan No
1 2 3 4
Pendidikan
SMA Diploma S1 S2 Total
Jumlah (orang)
Persentase (%)
2 71 71 10 154
1,3 46,1 46,1 6,5 100
78 Berdasarkan Tabel 5.11 dapat dijelaskan bahwa responden sebagian besar adalah berpendikan diploma dan strata 1. Hal ini menunjukkan rata-rata wajib pajak hotel, wajib pajak restoran dan wajib pajak hiburan di Kota Denpasar memiliki pendidikan tinggi sehingga dapat dinilai bahwa mereka mempunyai pengetahuan dan pemahaman yang cukup dalam mengelola usahanya.
5.2.3 Uji Validitas dan Reliabilitas 1) Uji Validitas Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya di ukur (Sugiyono, 2013). Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau tidaknya kuesioner. Uji validitas dapat dilakukan dengan menghitung korelasi antara skor masing-masing butir pertanyaan dengan skor total. Apabila koefisien korelasi (r kritis) positif dan lebih besar
dari
0,3
dengan
tingkat kepatuhan alpha 0,05 maka indikator
tersebut dikatakan valid (Sugiyono, 2013). Berdasarkan analisis Correlation (Lampiran 19) semua indikator menunjukan nilai signifikansi diatas 0,05 dan nilai korelasi (r kritis) semua diatas 0,3. Hal ini dapat disimpulkan bahwa instrumen yang digunakan dalam penelitian ini untuk mengukur variabel parkir adalah valid (Lampiran 19). 2) Uji Reliabilitas Reliabel
berarti seberapa besar suatu
pengukuran
dapat
dipercaya. Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama (Sugiyono, 2013). Suatu variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai cronbach alpha lebih
79 besar dari 0,6 (Ghozali, 2013). Berdasarkan hasil analisis pada Lampiran 20 diperoleh nilai cronbach alpha diatas 0,6 yang lebih. Hal ini menunjukkan variabel dalam penelitian ini adalah reliabel (Lampiran 20).
5.2.4 Pemenuhan Asumsi Analisis Jalur Pemeriksaan terhadap pemenuhan asumsi yang melandasi analisis jalur perlu dilakukan agar hasilnya memuaskan. Asumsi yang melandasi analisis jalur adalah sebagai berikut. (1) Hubungan antar variabel adalah linier dan aditif. Uji linieritas menggunakan curve fit. Hasil olah data pada Lampiran 5-11 yang diringkas pada Tabel 5.12 dapat diketahui bahwa semua variabel yang dipasangkan memiliki hubungan linier yang signifikan. Oleh karena itu asumsi linieritas dalam penelitian ini telah terpenuhi. Tabel 5.12 Ringkasan Model Linier Antarvariabel Penelitian Hubungan R2 F hitung X1Y 0,167 3,580 X2Y 0,102 17,228 X3Y 0,168 30,600 X1Z 0,161 3,245 X2Z 0,253 3,944 X3Z 0,241 3,747 YZ 0,765 12,587 Sumber : Lampiran 5-11
df1 1 1 1 1 1 1 1
df2 152 152 152 152 152 152 152
P.value 0,011 0,000 0,000 0,021 0,049 0,048 0,001
Keterangan Signifikan Signifikan Signifikan Signifikan Signifikan Signifikan Signifikan
(2) Hanya model rekursif dapat dipertimbangkan. Pada Gambar 4.1 bahwa model yang dibuat hanya sistem aliran kausal ke satu arah, tidak bolak-balik yang
80 mana model ini disebut rekursif, sehingga analisis jalur layak diterapkan dalam penelitian ini. (3) Observed variables diukur tanpa kesalahan. Analisis jalur dalam penelitian ini menggunakan indikator jamak dengan data dari sumber primer, sehingga menggunakan instrumen berupa daftar pertanyaan yang memerlukan pengujian validitas dan reliabilitas instrumen dalam penelitian ini.
5.2.5 Analisis Ketepatan Model Penelitian dilakukan untuk mengetahui dan menganalisis: (1) ada atau tidaknya pengaruh signifikan secara langsung pengetahuan pajak, kualitas pelayanan, pemeriksaan pajak terhadap kesadaran wajib pajak membayar pajak hotel, pajak restoran dan pajak hiburan di Kota Denpasar, (2) ada atau tidaknya pengaruh signifikan secara langsung pengetahuan pajak, kualitas pelayanan, pemeriksaan pajak dan kesadaran wajib pajak terhadap kepatuhan wajib pajak membayar pajak hotel, pajak restoran dan pajak hiburan di Kota Denpasar dan (3) ada atau tidaknya pengaruh signifikan secara tidak langsung pengetahuan pajak, kualitas pelayanan dan pemeriksaan pajak melalui kesadaran wajib pajak terhadap kepatuhan wajib pajak membayar pajak hotel, pajak restoran dan pajak hiburan di Kota Denpasar. Koefisien jalur pada penelitian ini diperoleh dari hasil perhitungan regresi dengan metode regresi sederhana (Ordinary Least Square = OLS) dengan menggunakan program SPSS versi 21.0 terhadap model persamaan. Untuk mendapatkan koefisien jalur, pada bagian ini secara bertahap diselesaikan melalui model persamaan regresi yaitu sebagai berikut.
81 1. Model 1 : Pengaruh Variabel Pengetahuan Pajak (X1), Kualitas Pelayanan (X2) dan Pemeriksaan Pajak (X3) terhadap Kesadaran Wajib Pajak Hotel, Wajib Pajak Restoran dan Wajib Pajak Hiburan di Kota Denpasar. 2. Model 2 : Pengaruh Variabel Pengetahuan Pajak (X1), Kualitas Pelayanan (X2), Pemeriksaan Pajak (X3) dan
Kesadaran Wajib Pajak (Y) terhadap
Kepatuhan Wajib Pajak Membayar Pajak Hotel, Pajak Restoran dan Hiburan di Kota Denpasar (Z). Adapun model persamaan persamaan regresi, klasifikasi variabel dan persamaan jalur ditunjukkan pada Tabel 5.13
Tabel 5.13 Klasifikasi Variabel dan Persamaan Struktural Model 1.
2.
Variabel Independen - Pengetahuan pajak (X1) - Kualitas pelayanan (X2) - Pemeriksaan pajak (X3) - Pengetahuan pajak (X1) - Kualitas pelayanan (X2) - Pemeriksaan pajak (X3) - Kesadaran wajib pajak (Y)
Sumber: Persamaan (1), dan (2)
Variabel Dependen Kesadaran wajib pajak (Y)
Kepatuhan wajib pajak (Z)
Persamaan Y=β1X1+β2X2+β3X3+ε1
Z=β4X1+β5X2+β6X3+β7Y+ε2
82 5.3.
Jawaban Terhadap Tujuan Penelitian
5.3.1 Pengaruh Pengetahuan Pajak (X1), Kualitas Pelayanan (X2), dan Pemeriksaan Pajak (X3) terhadap Kesadaran Wajib Pajak (Y) Membayar Pajak Hotel, Pajak Restoran dan Pajak Hiburan di Kota Denpasar Berdasarkan uji regresi linear sederhana dengan taraf signifikansi α = 5 persen, maka hasilnya dapat dilihat seperti pada Tabel 5.14. Berdasarkan Tabel 5.14 dapat diketahui bahwa pengetahuan pajak berpengaruh positif dan signifikan terhadap kesadaran wajib pajak dengan probabilitas penerimaan Ho sebesar 0,046, Kualitas pelayanan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kesadaran wajib pajak dengan probabilitas penerimaan Ho sebesar 0,023. Sementara pemeriksaan pajak juga berpengaruh positif dan signifikan terhadap kesadaran wajib pajak dengan probabilitas penerimaan Ho sebesar 0,000. Tabel 5.14 Hasil Regresi Model 1 Unstandardized Coefficients Std. B Error (Constant) 2.510 .478 Pengetahuan Pajak .083 .061 Kualitas Pelayanan .165 .072 Pemeriksaan Pajak .348 .083 Dependent Variable: Kesadaran Wajib Pajak
Standardized Coefficients
t
Beta .099 .182 .332
5.246 2.160 2.296 4.193
Selanjutnya dapat disusun persamaan (1) sebagai berikut. Y = 0,099 X1 + 0,182 X2 + 0,332 X3 ………………………….. (5.1) Keterangan: X1 = Pengetahuan Pajak X2 = Kualitas Pelayanan X3 = Pemeriksaan Pajak Y = Kesadaran Wajib Pajak
Sig.
.000 .046 .023 .000
83 5.3.2 Pengaruh Pengetahuan Pajak (X1), Kualitas Pelayanan (X2), Pemeriksaan Pajak (X3) dan Kesadaran Wajib Pajak (Y) terhadap Kepatuhan Wajib Pajak (Z) Membayar Pajak Hotel, Pajak Restoran dan Pajak Hiburan di Kota Denpasar Hasil olahan data memperlihatkan bahwa pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat sesuai dengan Model 2 disajikan pada Tabel 5.15. Berdasarkan Tabel 5.15 dapat dianalisis bahwa pengetahuan pajak berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak, dengan penerimaan terhadap Ho sebesar 0,032. Kualitas pelayanan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak dengan probabilitas penerimaan Ho sebesar 0,038. Pemeriksaan pajak berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak dengan probabilitas penerimaan Ho sebesar 0,049. Sementara kesadaran wajib pajak berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak dengan probabilitas penerimaan Ho sebesar 0,005. Tabel 5.15 Hasil Regresi Model 2 Unstandardized Coefficients Std. B Error (Constant) 2.503 .551 Pengetahuan Pajak .065 .065 Kualitas Pelayanan .065 .078 Pemeriksaan Pajak .029 .093 Kesadaran Wajib Pajak .248 .086 Dependent Variable: Kepatuhan Wajib Pajak
Standardized Coefficients
t
Sig.
Beta .079 .073 .028
4.545 1.999 1.837 1.733
.000 .032 .038 .049
.252
2.873
.005
Tabel 5.11 juga dapat disusun persamaan (2) sebagai berikut. Z = 0,079 X1 + 0,073 X2 + 0,028 X3 + 0,252 Y ……………….. (5.2)
84 Keterangan : X1 = Pengetahuan Pajak X2 = Kualitas Pelayanan X3 = Pemeriksaan Pajak Y = Kesadaran Wajib Pajak Z = Kepatuhan Wajib Pajak
5.3.3 Koefisien Jalur Berdasarkan Tabel 5.14, dan Tabel 5.15 dapat dibuat ringkasan koefisien jalur seperti yang disajikan pada Tabel 5.16. Tabel 5.16 mendeskripsikan bahwa pengetahuan pajak, kualitas pelayanan, dan pemeriksaan pajak berpengaruh positif dan signifikan terhadap kesadaran wajib pajak membayar pajak hotel, pajak restoran dan pajak hiburan di Kota Denpasar. Pengetahuan pajak, kualitas pelayanan, pemeriksaan pajak dan kesadaran wajib pajak juga berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak membayar pajak hotel, pajak restoran dan pajak hiburan di Kota Denpasar.
Hubungan X1Y X2Y X3Y X1Z X2Z X3Z YZ
Tabel 5.16 Ringkasan Koefisien Jalur Koefisien Regresi Standard t hitung P. value Tak Error Standar Standar .099 .083 .061 2,160 .046 .182 .165 .072 2,296 .023 .332 .348 .083 4,193 .000 .079 .065 .040 1.999 .032 .073 .065 .159 1.837 .038 .028 .029 .155 1.733 .049 .252 .248 .277 2,873 .005
Sumber : Lampiran 5-11
Keterangan : X1 = Pengetahuan Pajak X2 = Kualitas Pelayanan X3 = Pemeriksaan Pajak Y = Kesadaran Wajib Pajak
Keterangan Signifikan Signifikan Signifikan Signifikan Signifikan Signifikan Signifikan
85 Z = Kepatuhan Wajib Pajak Berdasarkan ringkasan koefisien jalur pada Tabel 5.16, maka dapat dibuat diagram jalur seperti Gambar 5.1.
Pengetahuan Pajak
e2 0,079
0,109
0,099 0,182 Kualitas Pelayanan
Kesadaran Wajib Pajak
Kepatuhan Wajib Pajak
0,252
0,073 0,622 0,332 0,028
e1
Pemeriksaan Pajak
Gambar 5.1 Standardized Path Diagram
Sesuai dengan teori trimming yang menyebutkan bahwa agar diperoleh model yang lebih valid, jalur-jalur yang tidak signifikan dihilangkan. Dalam penelitian ini tidak dilakukan modifikasi dengan menghapuskan pengaruhpengaruh yang tidak signifikan, karena semua jalur-jalurnya signifikan. Berdasarkan Gambar 5.1 dapat diketahui bahwa untuk persamaan 1, nilai R2m = 0,613 memiliki arti bahwa 61,3 persen variasi dari kesadaran wajib pajak di Kota Denpasar mampu dijelaskan oleh variasi pengetahuan pajak, kualitas pelayanan, dan pemeriksaan pajak, sedangkan sisanya sebesar 38,7 persen dijelaskan oleh variabel lainnya yang tidak ada dalam model. Sedangkan untuk
86 persamaan 2, nilai R2m = 0,988 memiliki arti bahwa 98,8 persen variasi dari kepatuhan wajib pajak mampu dijelaskan oleh variasi pengetahuan pajak, kualitas pelayanan, pemeriksaan pajak, dan kesadaran wajib pajak, sedangkan sisanya sebesar 1,2 persen dijelaskan oleh variabel lainnya yang tidak ada dalam model (Lampiran 14).
5.3.3 Pengaruh Pengetahuan Pajak (X1), Kualitas Pelayanan (X2), Pemeriksaan Pajak (X3) dan Kesadaran Wajib Pajak (Y) terhadap Kepatuhan Wajib Pajak (Z) Membayar Pajak Hotel, Pajak Restoran dan Pajak Hiburan Melalui Kesadaran Wajib Pajak di Kota Denpasar Menganalisis pengaruh tidak langsung variabel penelitian melalui variabel mediasi dilakukan uji mediasi atau interventing.
1) Pengaruh pengetahuan pajak terhadap kepatuhan wajib pajak melalui kesadaran wajib pajak di Kota Denpasar Dalam hal ini variabel kesadaran wajib pajak merupakan variabel mediasi/interventing. Hasil olahan data pada Lampiran 15, maka pengaruh pengetahuan pajak terhadap kepatuhan wajib pajak melalui kesadaran wajib pajak di Kota Denpasar disajikan pada Gambar 5.2.
87
Pengetahu an Pajak ( X1)
a= 0,083 Sa=0,061
Kesadaran Wajib Pajak (Y)
b=0,248 Sb=0,086
Kepatuhan Wajib Pajak (Z)
z = 1,356 Sig = 0,05
Gambar 5.2 Pengaruh Tidak Langsung Pengetahuan Pajak terhadap Kepatuhan Wajib Pajak melalui Kesadaran Wajib Pajak
Kriteria yang digunakan dalam analisis ini adalah jika p-value > alpha (0,05) atau z hitung ≤ z tabel, yaitu 0,9265 maka Ho diterima yang berarti kesadaran wajib pajak bukan variabel mediasi. Namun jika p-value < alpha (0,05) atau z hitung > z tabel, yaitu 0,9265 maka Ho ditolak yang berarti kesadaran wajib pajak merupakan variabel mediasi. Hasil olahan data pada Lampiran 15 didapatkan z = 1,356, setara pada probabilitas 0,05. Nilai z hitung lebih besar dari nilai z tabel sebesar 0,9265. Hal ini berarti kesadaran wajib pajak memediasi secara parsial pengaruh pengetahuan pajak terhadap kepatuhan wajib pajak membayar pajak hotel, pajak restoran dan pajak hiburan di Kota Denpasar.
2) Kualitas pelayanan berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak melalui kesadaran wajib pajak di Kota Denpasar Dalam hal ini variabel kesadaran wajib pajak merupakan variabel mediasi/interventing. Pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepatuhan wajib pajak melalui kesadaran wajib pajak di Kota Denpasar disajikan pada Gambar 5.3.
88
Kualitas Pelayanan ( X2)
a= 0,165 Sa=0,072
Kesadaran Wajib Pajak (Y)
b=0,248 Sb=0,086
Kepatuhan Wajib Pajak (Z)
z = 1,795 Gambar 5.3 Sig = 0,05
Gambar 5.3 Pengaruh Tidak Langsung Kualitas Pelayanan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak melalui Kesadaran Wajib Pajak
Hasil perhitungan pada Lampiran 16 menunjukkan bahwa pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepatuhan wajib pajak melalui kesadaran wajib pajak dengan nilai z hitung = 1,795 yang berada pada probabilitas 0,05 dan lebih besar dari z tabel = 0,9678. Hal ini berarti bahwa variabel kesadaran wajib pajak memediasi secara parsial pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepatuhan wajib pajak membayar pajak hotel, pajak restoran dan pajak hiburan di Kota Denpasar.
3) Pemeriksaan pajak berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak melalui kesadaran wajib pajak di Kota Denpasar Dalam hal ini variabel kesadaran wajib pajak merupakan variabel mediasi/interventing. Pengaruh pemeriksaan pajak terhadap kepatuhan wajib pajak melalui kesadaran wajib pajak di Kota Denpasar disajikan pada Gambar 5.4 .
89
Pemeriksa an Pajak (X3) as
a= 0,348 Sa=0,083
Kesadaran Wajib Pajak (Y)
z = 2,376
b=0,248 Sb=0,086
Kepatuhan Wajib Pajak (Z)
Sig = 0,05
Gambar 5.4 Pengaruh Tidak Langsung Pemeriksaan Pajak terhadap Kepatuhan Wajib Pajak melalui Kesadaran Wajib Pajak
Hasil perhitungan pada Lampiran 17 menunjukkan bahwa pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepatuhan wajib pajak melalui kesadaran wajib pajak dengan nilai z hitung = 2,376 yang berada pada probabilitas 0,05 dan lebih besar dari z tabel = 0,9906. Hal ini berarti bahwa variabel kesadaran wajib pajak merupakan memediasi secara parsial pengaruh pemeriksaan pajak terhadap kepatuhan wajib pajak membayar pajak hotel, pajak restoran dan pajak hiburan di Kota Denpasar.
5.3.6 Pengaruh Langsung, Tidak Langsung, dan Total Variabel Penelitian Hasil olahan data mengenai perhitungan pengaruh langsung, tidak langsung, dan total variabel penelitian pada Lampiran 18 ditampilkan kembali pada Tabel 5.17. Berdasarkan Tabel 5.17 dapat dijelaskan bahwa Pengaruh langsung pengetahuan pajak terhadap kesadaran wajib pajak sebesar 0,099 dan pengaruh tidak langsung tidak ada (nol), oleh karena itu pengaruh totalnya menjadi 0,099. Pengaruh langsung kualitas pelayanan terhadap kesadaran wajib pajak sebesar 0,182 dan pengaruh tidak langsung tidak ada (nol), oleh karena itu pengaruh totalnya menjadi 0,182. Pengaruh langsung pemeriksaan pajak terhadap
90 kesadaran wajib pajak sebesar 0,332 dan pengaruh tidak langsung tidak ada (nol), oleh karena itu pengaruh totalnya menjadi 0,332. Pengaruh langsung pengetahuan pajak terhadap kepatuhan wajib pajak sebesar 0,079 dan pengaruh tidak langsung melalui kesadaran wajib pajak sebesar 0,025, oleh karena itu pengaruh totalnya menjadi 0,104. Pengaruh langsung kualitas pelayanan terhadap kepatuhan wajib pajak adalah sebesar 0,073, dengan pengaruh tidak langsung melalui kesadaran wajib pajak sebesar 0,046, maka pengaruh totalnya menjadi 0,119. Pengaruh langsung pemeriksaan pajak terhadap kepatuhan wajib pajak sebesar 0,028, dengan pengaruh tidak langsung melalui kesadaran wajib pajak sebesar 0,084, maka pengaruh totalnya menjadi 0,112. Pengaruh langsung kesadaran wajib pajak terhadap kepatuhan wajib pajak sebesar 0,252 dan pengaruh tidak langsung tidak ada (nol), oleh karena itu pengaruh totalnya menjadi 0,252. Tabel 5.17 Pengaruh Langsung, Tidak Langsung, dan Total Antarvariabel X1
X2
X3
Y
Var PL
PTL
PT
PL
PTL
PT
PL
PTL
PT
PL
PTL
PT
Y
0,099
-
0,099
0,182
-
0,182
0,332
-
0,332
-
-
-
Z
0,079
0,025
0,104
0,073
0,046
0,119
0,028
0,084
0,112
0,252
-
0,252
Sumber: Lampiran 16
Keterangan: PL = Pengaruh Langsung PTL = Pengaruh Tidak Langsung PT = Pengaruh Total X1 = Pengetahuan pajak X2 = Kualitas pelayanan X3 = Pemeriksaan pajak Y = Kesadaran wajib pajak Z = Kepatuhan wajib pajak
91
5.4 Pembahasan Hasil Penelitian 5.4.1 Pengaruh Pengetahuan Pajak, Kualitas Pelayanan dan Pemeriksaan Pajak Terhadap Kesadaran Wajib Pajak Membayar Pajak Hotel, Pajak Restoran Dan Pajak Hiburan Di Kota Denpasar Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa variabel pengetahuan pajak berpengaruh positif terhadap kesadaran wajib pajak membayar pajak hotel, pajak restoran dan pajak hiburan di Kota Denpasar dengan nilai signifikansi sebesar 0,046. Pengetahuan dipengaruhi oleh banyak hal, antara lain faktor pendidikan formal dan non formal. Pengetahuan seseorang tentang suatu objek mengandung dua aspek yaitu aspek positif dan negatif. Kedua aspek ini akan menentukan sikap seseorang, semakin banyak aspek positif makin positif terhadap objek tertentu (Fidel, 2004 dalam Ghoni, 2012). Menurut Nugroho (2012) semakin tinggi pengetahuan dan pemahaman wajib pajak, maka wajib pajak dapat menentukan perilakunya dengan lebih baik dan sesuai dengan ketentuan perpajakan. Namun jika wajib pajak tidak memiliki pengetahuan mengenai peraturan dan proses perpajakan, maka wajib pajak tidak dapat menentukan perilakunya dengan tepat. Upaya untuk meningkatkan kesadaran wajib pajak sehingga wajib pajak semakin patuh adalah dengan meningkatkan pengetahuan di bidang perpajakan. Hasil penelitian ini diperkuat oleh pendapat yang dikemukakan oleh Bapak I Made Winaya, pemilik Made Restoran sebagai hasil dari wawancara pada tanggal 28 Maret 2015. “Dulu saya bayar pajak tidak berdasarkan pembukuan, hanya menggunakan perhitungan penetapan perkiraan penjualan dalam sebulan, tetapi sekarang saya sudah memungut pajak pada setiap transaksi penjualan makanan dan minuman ditambah 10 persen. Jadi pajak yang setor itu sesuai dengan transaksi yang saya lakukan dalam sebulan”
92 Jika seseorang atau wajib pajak memiliki pengetahuan
yang tinggi
mengenai perpajakan, maka mereka akan lebih sadar dalam memenuhi kewajibannya. Dalam studi empiris Suparmono dan Damayanti (2000), menyatakan bahwa wajib pajak harus mengetahui besarnya pajak terhutang, kapan harus membayar pajak dan batas waktu pembayaran. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian dari Nugroho (2012) yang menyatakan bahwa pengetahuan dan pemahaman akan peraturan perpajakan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kesadaran wajib pajak dalam membayar pajak. Senada dengan penelitian dari Handayani (2011), yang menyatakan bahwa pengetahuan dan pemahaman tentang peraturn perpajakan akan meningkatkan kemauan membayar pajak dan itu berarti hasil tersebut signifikan. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa kualitas pelayanan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kesadaran wajib pajak membayar pajak hotel, pajak restoran dan pajak restoran di Kota Denpasar. Berdasarkan teori disebutkan bahwa kualitas pelayanan menurut Chen dan Tan (2004) dalam Ussahawanichakit (2008) merupakan perbandingan antara apa yang diharapkan oleh pelanggan dengan apa yang diperolehnya. Pelanggan umumnya memerlukan produk barang atau jasa yang dapat diterima dan dinikmati dengan pelayanan yang baik dan memuaskan (Wiyono,2006). Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Arum (2012) yang menyatakan bahwa kualitas pelayanan berpengaruh signifikan terhadap kesadaran wajib pajak sebab fiskus diharapkan mempunyai pemahamn tentang perpajakan dan juga memiliki motivasi yang tinggi sebagai pelayan publik sehingga wajib pajak merasa nyaman setiap melakukan kegiatan pajak di kantor pelayanan pajak. Hal tersebut senada
93 dengan hasil wawancara dengan Bapak I Ketut Astawa pemilik Vila Mertasari Sanur pada tanggal 2 April 2015 yang mengungkapkan bahwa: “Sekarang membayar pajak hotel sudah sangat dipermudah karena di Dipenda Kota Denpasar sudah menyediakan unit pelayanan terpadu sehingga wajib pajak mendapatkan pelayanan dengan mudah”. Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa variabel pemeriksaan pajak berpengaruh positif dan signifikan terhadap kesadaran wajib pajak membayar pajak hotel, pajak restoran dan pajak hiburan di Kota Denpasar. Hal tersebut sesuai dengan bukti empiris dalam penelitian sebelumnya yang dilakukan Salip dan Wato (2006) yang menyebutkan bahwa dengan pemeriksaan pajak akan mendorong timbulnya kesadaran wajib pajak sehingga akan berdampak terhadap peningkatan penerimaan pajak. Hasil penelitian ini diperkuat oleh pernyataan responden Ibu Nur Indraningsih, pemilik RM.Ayam Goreng Prambanan di Jalan Cok Tresna Renon sebagai hasil wawancara pada tanggal 15 April 2015 juga mendukung hasil penelitian ini, mengungkapkan. “ Pemeriksaan pajak yang dilakukan oleh petugas pajak selalu didahului dengan pemberitahuan resmi melalui surat sehingga saya bisa menyiapkan data yang diperlukan. Oleh karena itu pemeriksaan dapat berjalan lancar” Hasil analisis menunjukkan bahwa
pengetahuan pajak, kualitas
pelayanan dan pemeriksaan pajak berpengaruh terhadap kesadaran wajib pajak membayar pajak hotel, pajak restoran dan pajak hiburan di Kota Denpasar. Hal ini menunjukkan bahwa demgan meningkatnya pengetahuan perpajakan yang dimiliki oleh wajib pajak dan peningkatan kualitas pelayanan oleh petugas pajak serta didukung dengan pemeriksaan pajak yang transparan maka kesadaran wajib pajak hotel, wajib pajak restoran dan wajib pajak hiburan di Kota Denpasar semakin baik.
94 5.4.2 Pengaruh Pengetahuan Pajak, Kualitas Pelayanan, Pemeriksaan Pajak dan Kesadaran Wajib Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Membayar Pajak Hotel, Pajak Restoran dan Pajak Hiburan Di Kota Denpasar
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan perpajakan, kualitas pelayanan dan pemeriksaan pajak berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak membayar pajak hotel,pajak restoran dan pajak hiburan di Kota Denpasar. Pengetahuan tentang pajak dapat dilihat dari pengetahuan yang menyangkut cara melaksanakan kewajiban pajak, siapa yang dikenakan, apa yang dikenakan, berapa besarnya dan bagaimana cara menghitungnya (Nazir, 2010). Berdasarkan teori yang dikemukakan dalam Shcister (1995), ditemukan adanya kaitan antara tingkat pengetahuan wajib pajak terhadap bertambahnya kepatuhan pajak. Penelitian ini sejalan dengan penelitian Anky (2011) dan Ghoni (2011) yang menunjukkan bahwa pengetahuan perpajakan berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak. Hal yang sama juga didapat dari penelitian Siregar (2012), bahwa pengetahuan perpajakan berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak. Oleh karena itu, memiliki pengetahuan yang cukup tentang perpajakan sangatlah penting karena pendidikan pajak adalah salah satu alat yang efektif untuk mendorong wajib pajak untuk lebih patuh (Hyun,2003 dalam Lusia,2013). Hal tersebut didukung dengan pernyataan dari hasil wawancara dengan responden yang bernama I Wayan Bendiasa pemilik Restoran Tropikal pada tanggal 23 Maret 2015 yang mengatakan: “Dalam memungut pajak restoran kepada konsumen kami menggunakan bill yang sudah diporporasi di kantor Dipenda sehingga konsumen merasa yakin bahwa pajak makanan yang dipungut adalah sesuai dengan peraturan pemerintah Kota Denpasar”
95 Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa variabel kualitas pelayanan berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak membayar pajak hotel, pajak restoran dan pajak hiburan di Kota Denpasar. Hal tersebut sejalan dengan teori bahwa kepatuhan yang diinginkan tentu akan lebih berhasil bila diikuti dengan transaksi secara langsung berupa wujud pelayanan (Burton,2008). Peningkatan kualitas pelayanan diharapkan dapat meningkatkan kepuasan pada wajib pajak sebagai pelanggan sehingga meningkatkan kepatuhan dalam bidang perpajakan (Prabawa, 2012). Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian oleh Supadmi (2009) yang menyatakan untuk bahwa untuk meningkatkan kepatuhan wajib pajak dapat dilakukan melalui peningkatan kualitas pelayanan. Hasil penelitiannya menemukan bahwa kualitas pelayanan berpengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak sehingga agar kepatuhan wajib pajak dalam memenuhi kewajiban pajak meningkat maka kualitas pelayanan harus ditingkatkan oleh aparat pajak. Hasil wawancara dengan salah satu wajib pajak restoran Bapak Rachmatullah, pemilik Restoran Hanamasa di jalan Drupadi 44 Denpasar pada tanggal 26 Maret 2015 mengungkapkan: “Petugas pajak di kantor Dipenda tidak pilih kasih dalam memberikan pelayanan. Ketika pertama kali saya datang hanya untuk untuk menanyakan cara pengisian formulir SPTPD, petugas dengan sabar menjelaskan. Ini memotivasi saya selalu menyetorkan SPTPD tidak pernah terlambat’. Peningkatan kualitas pelayanan yang diberikan petugas pajak dapat ditunjukkan dalam hal pengadaan fasilitas yang menunjang kenyamanan para wajib pajak, misalnya penggunaan sistem informasi dan teknologi untuk memberikan kemudahan kepada wajib pajak, penampilan gedung yang modern
96 dan terkesan rapi serta pelayanan
yang cepat dari petugas pajak dapat
meningkatkan kepuasan wajib pajak sehingga berdampak pada kepatuhan mereka dalam bidag perpajakan. Hasil analisis tentang variabel pemeriksaan pajak menyatakan bahwa secara langsung variabel pemeriksaan pajak
berpengaruh
positif dan
signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak membayar pajak hotel, pajak restoran dan pajak hiburan di Kota Denpasar. Dalam teori pemeriksaan pajak, Ali et al (2001) menyatakan bahwa audit adalah suatu kebijakan yang efektif untuk mencegah ketidakpatuhan wajib pajak. Hasil penelitian ini menguatkan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Ardianti (2012) yang membuktikan adanya pengaruh antara pemeriksaan pajak terhadap kepatuhan wajib pajak karena pemeriksaan merupakan instrument penting untuk menentukan tingkat kepatuhan wajib pajak, baik formal maupun material dari peraturan perpajakan. Hasil wawancara dengan Bapak I Made Suartana,SH,MSi., selaku Kabid Penagihan pada Dinas Pendapatan Kota Denpasar pada tanggal 20 April 2015 mengatakan: “ Setelah diadakan audit oleh petugas pajak, dapat diketahui masih banyak wajib pajak menunggak pajak maupun menghindari pajak dengan melaporkan pajak lebih kecil dari sebenarnya. Ini menunjukkan masih rendahnya kepatuhan wajib pajak hotel, restoran dan hiburan tentang self assessment system”. Variabel kesadaran wajib pajak dalam penelitian ini mempunyai pengaruh positif dan signifikan secara langsung terhadap kepatuhan wajib pajak membayar pajak hotel, pajak restoran dan pajak hiburan di Kota Denpasar. Hasil ini menunjukkan bahwa keadaran wajib pajak merupakan faktor penting dalam menentukan kepatuhan wajib pajak hotel, wajib pajak restoran dan wajib
97 pajak
hiburan.
Peningkatan
kesadaran
akan
menyebabkan
terjadinya
peningkatan kepatuhan wajib pajak membayar pajak hotel, pajak restoran dan pajak hiburan di Kota Denpasar. Hal tersebut sejalan dengan penelitian Arum (2012) yang menyatakan bahwa semakin tinggi kesadaran maka akan semakin tinggi pula kepatuhan wajib pajak. Hasil penelitian ini juga memperkuat penelitian Jatmiko (2006) yang menyatakan kesadaran perpajakan memiliki pengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak. Hasil wawancara yang senada juga diungkapkan oleh I Gusti Oka Wardana, pemilik Hotel Damai di Jalan Patih Jelantik Denpasar pada tanggal 15 April 2015 bahwa: “Sebagai warga Kota Denpasar yang memiliki usaha disini, saya wajib mematuhi aturan yang ditetapkan oleh pemerintah daerah. Membayar pajak merupakan kewajiban karena pajak dapat dipergunakan untuk membiayai pembangunan”
5.4.3 Pengaruh Pengetahuan Pajak, Kualitas Pelayanan dan Pemeriksaan Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Membayar Pajak Hotel, Pajak Restoran dan Pajak Hiburan Melalui Kesadaran Wajib Pajak Di Kota Denpasar
Dari hasil penelitian menyatakan bahwa pengetahuan perpajakan, kualitas pelayanan dan pemeriksaan pajak berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak membayar pajak hotel, pajak restoran dan pajak hiburan melalui kesadaran membayar pajak di Kota Denpasar. Pengetahuan yang dimiliki oleh wajib pajak tentang perpajakan sering menjadi penyebab wajib pajak tidak memenuhi kewajibannya. Pelaksanaan self assessment sistem dalam sistem pemungutan pajak di Indonesia memberi kepercayaan kepada wajib pajak dalam melaksanakan hak dan kewajiban pajak dalam menghitung,
98 membayar dan melaporkan kewajiban pajaknya sendiri. Hal ini sesuai dengan studi empiris bahwa dalam melaporkan kewajiban pajak, pembayaran pajak tergantung pada kesadaran dan kepatuhan wajib pajak itu sendiri (James, 2004). Wajib pajak dikatakan patuh apabila memenuhi semua kewajiban perpajakannya dan melaksanakan hak perpajakannya (Nurmantu, 2005). Kepatuhan wajib pajak dapat diukur dari pengetahuan yang dimiliki wajib pajak baik itu pengetahuan mengenai perubahan peraturan, konsep ketentuan umum di bidang perpajakan, jenis pajak yang berlaku mulai dari subyek pajak, obyek pajak, tarif pajak, perhitungan pajak terhutang, pembayaran dan pengisian pelaporan pajak secara tepat waktu (Lusia, 2013). Besarnya pengaruh total dari pengetahuan pajak dan kesadaran wajib pajak terhadap kepatuhan wajib pajak adalah 28,8 persen. Hal ini berarti bahwa jika seseorang atau wajib pajak memiliki pengetahuan yang tinggi mengenai perpajakan dan memikiki kesadaran yang penuh tentang fungsi dan peran pajak dalam pembangunan maka orang tersebut akan lebih patuh dalam melaksanakan kewajiban di bidang perpajakan. Hasil penelitian ini sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh Palil (2005) bahwa pengetahuan wajib pajak tentang pajak yang baik akan dapat memperkecil adanya tax evation.
Hasil penelitian ini menguatkan
penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Lusia (3013) yang menyatakan bahwa secara parsial dan simultan bahwa pengetahuan perpajakan berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak melalui kesadaran wajib pajak orang pribadi yang melakukan pekerjaan bebas pada KPP Pratama Gresik Utara. Hal tersebut senada dengan pernyataan dari responden yang bernama I Gusti Made
99 Putranaya pemilik Villa Taman Ayu di Jalan Danau Poso Sanur sebagai hasil wawancara pada tanggal 5 April 2015 yang mengatakan: “Sekarang ini wajib pajak diberi kepercayaan untuk untuk menghitung dan menyetor jumlah pajak yang dipungut. Hal itu membuat saya merasa malu apabila tidak menyetorkan pajak sesuai dengan yang saya terima. Karena saya sadar, uang pajak pajak itu merupakan titipan dari masyarakat konsumen saya dan bukan hak probadi saya”
Kepatuhan
perpajakan
merupakan
bentuk
kesediaan
pemenuhan
kewajiban bagi wajib pajak sesuai dengan aturan yang berlaku (Alm et al., 1993). Adanya peningkatan pelayanan yang memuaskan bagi wajib pajak diharapkan dapat menciptakan kenyamanan dan kemudahan dalam memenuhi kewajiban pajak (Cumming et al., 2005). Pengaruh tidak langsung kualitas pelayanan yang diberikan oleh petugas pajak terhadap kepatuhan wajib pajak membayar pajak hotel, pajak restoran dan pajak hiburan melalui kesadaran wajib pajak di Kota Denpasar adalah sebesar 5,4 persen. Berdasarkan teori bahwa setiap organisasi atau perusahaan berusaha memuaskan kebutuhan dan keinginan pelanggannya dengan memperbaiki kualitas pelayanan (Jaman, 2009). Jika pelanggan puas dengan pelayanan dan kinerja yang ditawarkan oleh organisasi, maka pelanggan akan membalas dengan memberikan penilaian yang tinggi (Purwanto, 2004). Penelitian senada juga telah dilakukan oleh Putra (2013) yang menyimpulkan bahwa tingkat kepuasan wajib pajak berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak dengan pelayanan yang mengandung fasilitas berupa informasi, motivasi dan sarana yang baik telah diberikan kepada wajib pajak dan secara tidak langsung mereka akan patuh dalam melaksanakan kewajibannya untuk membayar pajak.
100 Pemeriksaan pajak daerah merupakan alat kendali untuk mengamankan penerimaan daerah di sektor pajak. Sadar berarti wajib pajak telah memahami dan mau melaksanakan kewajibannya untuk membayar pajak. Patuh berarti wajib pajak wajib pajak telah melaporkan dan meyetorkan pajaknya. Semakin tinggi tingkat kepatuhan wajib pajak, kinerja pengumpulan pajak akan semakin baik. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa variabel pemeriksaan pajak berpengaruh positif secara tidak langsung terhadap kepatuhan wajib pajak melalui kesadaran wajib pajak hotel, restoran dan hiburan di Kota Denpasar. Hasil penelitian ini diperkuat oleh pernyataan Bapak I Wayan Tagel Sidarta, SE.,MSi yang saaat ini menjabat sebagai Kepala Bidang Retribusi dan Pendapatan Lain-Lain di Dipenda Kota Denpasar sebagai hasil wawancara pada tanggal 10 April 2015 menyatakan: “ Wajib Pajak Hotel, Restoran dan Hiburan cendrung bersedia membayar pajak daerah berdasarkan hasil penetapan berita acara pemeriksaan pajak, sebagai hasil dari pemeriksaan pajak di lapangan oleh petugas lapangan kami”. Penerapan sistem self assessment pada pajak hotel, pajak restoran dan pajak hiburan membutuhkan keandalan administrasi, pengawasan serta penegakan aturan dalam rangka optimalisasi penerimaan pajak. Pemeriksaan pajak (Priantara, 2011) diharapkan akan menambah tingkat kepatuhan bagi wajib pajak karena wajib pajak akan meningkatkan kepatuhannya apabila mereka menyadari bahwa pajak merupakan salah satu peneriman daerah yang akan berdampak pada peningkatan penerimaan.
101 5.4.4 Pengaruh Kepatuhan Wajib Pajak Membayar Pajak Hotel, Pajak Restoran dan Pajak Hiburan Terhadap Penerimaan Pendapatan Asli Daerah Di Kota Denpasar
Perekonomian Indonesia pada triwulan I tahun 2015 dihadapkan pada sejumlah tantangan akibat kondisi perekonomian global yang belum sepenuhnya kondusif. Perekonomian nasional tumbuh sebesar 4,7 persen melambat dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang tumbuh 5,0 persen. Sejalan dengan perekonomian nasional, pertumbuhan ekonomi Bali triwulan pertama tahun 2015 juga mengalami perlambatan 6,20 persen. Secara spasial, kesenjangan antar kabupaten/kota di Provinsi Bali masih terjadi, khususnya antar wilayah Bali selatan dan Bali non-selatan. Wilayah Bali selatan yang mendominasi aktivitas perekonomian dan pusat pertumbuhan industri pariwisata yang menjadi tonggak perekonomian Bali seperti Badung dan Denpasar mampu tumbuh tinggi mencapai 6,57 persen dan 6,77 persen. Awal tahun 2015 juga menjadi tonggak yang menggembirakan bagi inflasi di Bali yaitu 6,42 persen, jauh lebih rendah dibandingkan dengan triwulan lalu yang sebesar 8,43 persen. Inflasi juga mempengaruhi laju perekonomian dalam pembangunan di daerah. Dalam menyelenggarakan pembangunan di daerah, faktor sumber pendapatan daerah sangat menentukan terlaksananya pembangunan daerah itu sendiri (Magdalena, 2010). Kontribusi pajak daerah sangat penting dalam mendukung peningkatan PAD (Marteen, et all, 2001). Peranan sektor pajak daerah menurut Robert (2002) bahwa pajak daerah mempunyai kontribusi yang paling besar terhadap PAD, dimana pengelolaannya diserahkan kepada pemerintah daerah itu sendiri.
102 Tabel 5.18 Kontribusi Pajak Daerah Terhadap PAD di Kota Denpasar Tahun 2007 - 2014 Tahun 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014
Pajak Daerah (rupiah) 85,524,066,401.52 114,368,677,932.40 146,077,325,516.78 169,581,414,716.17 326,282,111,699.02 377,247,592,363.38 506,981,564,103.82 511,041,442,068.24
PAD (rupiah) 137,600,716,103.44 176,244,773,924.85 215,156,916,393.03 260,482,616,201.65 424,959,412,894.23 511,326,621,036.38 658,970,207,435.78 698,705,007,355.99
Persentase (%) 62,15 64,89 67,89 65,10 76,78 73,78 76,63 73,14
Sumber : Dinas Pendapatan Kota Denpasar, 2015
Berdasarkan Tabel 5.18 dinyatakan bahwa kontribusi pajak daerah terhadap PAD Kota Denpasar mempunyai prosentase yang tinggi setiap tahunnya. Hal ini menunjukkan bahwa pajak daerah memegang peranan yang penting sebagai sektor pembentuk PAD di Kota Denpasar. Hal ini senada dengan penelitian Ariyeni, 2009 yang menyatakan bahwa pajak daerah mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap kemandirian keuangan daerah. Jumlah total penerimaan pajak hotel, resoran dan hiburan sebagai komponen pembentuk pajak daerah di Kota Denpasar menunjukkan trend peningkatan seiring dengan peningkatan jumlah wajib pajaknya. Total realisasi penerimaan pajak hotel, restoran dan hiburan mempunyai kontribusi rata-rata 40 persen terhadap PAD Kota Denpasar. Secara teori, jika hotel, restoran dan hiburan di Kota Denpasar berkembang maka penerimaan pajak dari sektor tersebut akan meningkat. Besarnya potensi penerimaan daerah tidak hanya dilihat dari berkembangnya jumlah wajib pajak namun juga dari tingkat kepatuhan wajib pajak membayar pajak. Kepatuhan wajib pajak bisa tercermin dalam nilai selisih
103 antara rencana penerimaan pajak tersebut. Apabila semua wajib pajak hotel, restoran dan hiburan menaati dan patuh terhadap peraturan perpajakan yang berlaku, maka selisih antara rencana penerimaan pajak dengan realisasi penerimaan menjadi nol atau lebih. Secara sederhana, meningkatnya kepatuhan wajib pajak akan tercermin pada menyempitnya selisih antara rencana penerimaan pajak dengan realisasi penerimaan pajak. Dalam Tabel 5.19 data realisasi penerimaan pajak daerah di Kota Denpasar dari tahun 2007 sampai dengan 2014 melampaui target penerimaan pajak daerah tersebut. Tabel 5.19 Target dan Realisasi Pajak Daerah Kota Denpasar Tahun 2007 – 2014 (dalam rupiah) Tahun
2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014
Target (rp) 75.200.000.000 97.450.000.000 120.000.000.000 145.400.000.000 246.800.000.000 298.600.000.000 450.258.600.000 490.800.592.125
Realisasi (rp) 85.524.066.401,52 114.368.677.932,40 146.077.325.516,78 169.581.414.716,17 326.282.111.699,02 377.347.592.363,38 506.981.564.103,42 511.041.442.068,24
Persentase (%) 113,73 117,36 121,73 116,63 132,21 126,37 112,15 104,12
Sumber : Dinas Pendapatan Kota Denpasar, 2015
Hal ini mengindikasikan bahwa tingkat kepatuhan wajib pajak membayar pajak daerah di Kota Denpasar sudah baik. Dalam penerapan self assessment system, kepatuhan wajib pajak daerah sangat menentukan jumlah pajak yang akan diterima oleh pemerintah daerah yang nantinya akan mempengaruhi penerimaan PAD di Kota Denpasar yang semakin meningkat setiap tahunnya.
104 5.5 Keterbatasan Penelitianen Penelitian terkait analisis kepatuhan wajib pajak membutuhkan informasi yang mendalam agar dapat menganalisa dan meneliti fenomena yang terjadi responden dimana pengambilan sampel dengan accidental sampling dan tidak dibedakan diantara wajib pajak yang mempunyai tunggakan dan tidak pada masing-masing jenis pajak.
105 BAB VI SIMPULAN DAN SARAN
6.1
Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa. 1) Pengetahuan pajak, kualitas pelayanan dan pemeriksaan pajak berpengaruh positif dan signifikan terhadap kesadaran wajib pajak membayar pajak hotel, pajak restoran dan pajak hiburan di Kota Denpasar. Hal ini mengindikasikan wajib pajak memiliki pengetahuan dan pemahaman yang tinggi mengenai perpajakan akan dapat menentukan perilakunya dengan lebih baik sesuai dengan ketentuan perpajakan. Peningkatan kualitas pelayanan oleh petugas pajak serta didukung dengan pemeriksaan pajak yang transparan akan dapat meningkatkan kesadaran wajib pajak hotel, restoran dan hiburan di Kota Denpasar. 2) Pengetahuan pajak, kualitas pelayanan,
pemeriksaan pajak dan kesadaran
wajib pajak berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak membayar pajak hotel, pajak restoran dan pajak hiburan di Kota Denpasar. Hal ini menunjukkan bahwa peningkatan sistem pemeriksaan yang dilakukan oleh fiskus, peningkatan kesadaran yang didukung oleh semakin besarnya pengetahuan perpajakan serta peningkatan kualitas pelayanan akan dapat meningkatkan kepatuhan wajib pajak membayar pajak hotel,pajak restoran dan pajak hiburan di Kota Denpasar. 3) Pengetahuan pajak, kualitas pelayanan dan pemeriksaan pajak berpengaruh signifikan secara tidak langsung terhadap kepatuhan wajib pajak membayar
105
106 pajak hotel, pajak restoran dan pajak hiburan melalui kesadaran wajib pajak di Kota Denpasar. Dalam penerapan self assessment system, kesadaran wajib pajak memegang peranan penting dalam menentukan kepatuhan di bidang perpajakan. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa kesadaran wajib pajak memediasi secara parsial hubungan antara variabel pengetahuan pajak, kualitas pelayanan dan pemeriksaan pajak dengan kepatuhan wajib pajak membayar pajak hotel, pajak restoran dan pajak hiburan di Kota Denpasar. Ketika tingkat kesadaran dari wajib pajak meningkat maka hal ini akan memberikan dorongan kepada wajib pajak untuk patuh membayar pajak. 4) Kepatuhan wajib pajak membayar pajak hotel, pajak restoran dan pajak hiburan dapat mempengaruhi peningkatan pajak daerah di Kota Denpasar. Pajak daerah memberikan kontribusi yang paling tinggi dalam pembentukan PAD di Kota Denpasar.
6.2
Saran Berdasarkan hasil analisis dan kesimpulan yang diperoleh, saran-saran yang
diajukan adalah: 1) Melakukan sosialisasi berbagai kebijakan yang terkait dengan Pajak Hotel, Pajak Restoran dan Pajak Hiburan di Kota Denpasar kepada masyarakat sebagai wajib bayar dan wajib pajak secara terus menerus. Sosialisasi tersebut dilakukan baik secara langsung (tatap muka) maupun melalui media massa baik cetak maupun elektronik. Sosialisasi ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan kepada masyarakat akan pentingnya membayar pajak.
107 2) Untuk penelitian selanjutnya hendaknya menggunakan variabel-variabel lain yang dianggap dapat memberikan pengaruh yang lebih signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak, seperti peraturan perpajakan yang berlaku, perhitungan dan pelaporan pajak ataupun kondisi keuangan wajib pajak.
108 DAFTAR PUSTAKA
Agustini, IGA. Pratama. 2008. Pengaruh Norma Subyektif, Kewajiban Moral dan KualitasPelayanan Terhadap Kepatuhan Pelaporan Wajib Pajak Badan Pada KPP Pratama Denpasar Barat (Study Kasus pada Perusahaan Konstruksi di Kota Denpasar). (skripsi). Denpasar: Universitas Udayana. Ajsen, icek. 2002. Contructing a TPB Questionnare : Conceptual and Methodological Considerations. September (Revised January,2006) Ali et al. 2001. The Effect Of Tax Rates and Enfoercement Policies on Tax Prayer Compliance. A Study of self employed tax prayer. Atlantic Economic Journal. 29 (2): June. Alifa, Nur Rohmawati. 2012. Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak, Penyuluhan Perpajakan, Kualitas Pelayanan dan Persepsi tentang Sanksi Perpajakan pada Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Denpasar Barat. E-Jurnal. Denpasar: Universitas Udayana Alim,Setiadi. 2005. Perencanaan Pajak PenghasilanYayasan Yang Bergerak di Bidang Pendidikan. Jurnal Akuntansi dan Teknologi Informasi IV(2). Anjarini, Kusujarwati, Heri Prasetyo dan Iriani, Lia Dahlia, Analisis Pelaksanaan Pemeriksaan Pajak Dalam Meningkatkan Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi Pada KPP Pratama Jakarta Sawah Besar Satu. Jurnal Akuntansi Perpajakan 2012. Ardianti, Novia Hapsari. 2012. Pengaruh Kewajiban Moral, Kualitas Pelayanan, Pemeriksaan Pajak Dan Sanksi Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Badan Di KPP Denpasar Timur.Skripsi. Denpasar:Universitas Udayana. Arum. 2012. Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak, Pelayanan Fiscus Dan Sanksi Perpajakan Terhadap Kepatuhan wajib Pajak Orang Pribadi Yang Melakukan Kegiatan Usaha Dan Pekerjaan Babas (studi di Wilayah KPP Pratama Cilacap). Jurnal. Universitas Diponogoro Semarang. Bobek, Donna D.and Richard C.Hatfield. 2003. An Investigation of Theory of Planned Behavior and the Role of Moral Obligation in Tax Compliance. Behavioral Research in Accounting, 15. Boediono. 2003. Pelayanan Prima Perpajakan, Jakarta: PT.Rineka Cipta. Bradley, Cassie Francies. 1994. An Empirical Investigation of Factor Affecting Corporate Tax Compliance Behavior. Dissertation. The University of Alabama, USA.
109 Burton, Richard. 2008. Kajian Aktual Perpajakan. Jakarta : Salemba Empat Cummings, Ronald G., Jorge Martinez Vazquez, Michael McKee, Benno Torgler. 2005. Effects of Tax Morale on Tax Compliance: Experimental and Survey Evidence. Annual Meeting of the Public Choice Society, page:36. Cronin,J.Joseph. Steven A Taylor, 1992. Measuring Service Quality, Journal of Marketing. 56:h:55-68 Darmayanti, Theresia Woro. 2004. Pelaksanaan Self Assesment System Menurut Wajib Pajak (Studi Kasus pada Wajib Pajak Badan Salatiga). Jurnal Ekonomi dan Binis, X(1):h:108-109 Devano, Sony, Siti Kurnia Rahayu. 2006. Perpajakan Konsep, Teori dan Isu. Jakarta: Prenade Media Group. Devos, Ken. 2009. An Investigation Into Australian Personal Tax Evaders Their Atitudes Towards Compliance and The Penalties For Non Complance Revenue Low Journal. Vol.19:155.1 Articlez Devas, Nick. 1999. Keuangan Pemerintah Daerah di Indonesia. Jakarta: UIPress. Dharma.Esa. 2014 Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak, Sosialisasi Perpajakan, Kualitas Pelayanan pada Kepatuhan Wajib Pajak. E-Jurnal Denpasar: Universitas Udayana 6.1 Doran, Michael. 2009. Tax Penaltie and Tax Comliance. Harvard Journal On Legislation Vol.46, page: 111-116 Febri, Angky. 2011. Analisis Pengaruh Kualitas Pelayanan dan Pengetahuan Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung. E-Jurnal. Unicom Fitria, Dena, Verisca. 2010. Pengaruh Pengetahuan Perpajakan, Kualitas Pelayanan, Pemeriksaan Dan Kesadaran Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Dalam Menyampaikan Surat Pemberitahuan (SPT). (tesis). Fakultas Ekonomi dan Bisnis: UIN Syarif Hidayatullah.Jakarta. Fuadi, Arabella Oentari dan Yeni Mangonting. 2013. Pengaruh Kualitas Pelayanan Petugas Pajak, Sanksi Perpajakan dan Biaya Kepatuhan Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak UMKM. Tax & Accounting Review, 1(1), h:35-42 Gerald, Chau and Patrick Leung. 2009. A Critical Review of Fischer Tax Compliance Model (A Research Syntesis). Journal of Accounting and Taxation, 1(2):h:34-40.
110 Gunadi. 2005.Fungsi Pemeriksaan Terhadap Peningkatan Kepatuhan Pajak. Jurnal Perpajakan Indonesia. Vol 4,5:4-9. Ghoni. 2011. Pengaruh Motivasi dan Pengetahuan Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Daerah. Universitas Negeri Surabaya. Ghozali, dan Achariri. 2007, Teori Akuntansi, Semarang: BP UNDIP Ghozali, Imam. 2007. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Gujarati, Damodar. 1997. Ekonomerika Dasar. Jakarta :Erlangga Halim, Abdul. 2001. Bunga Rampai Manajemen keuangan Daerah. UPP-AMP Yogyakarta: YKPN. Handayani, Faturokhman,Pratiwi. 2011. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kemauan Membayar Pajak Wajib Pajak Orang Pribadi Yang Melakukan Pekerjaan Bebas. Jurnal. Universitas Jendral Soedirman. Hardika,N. Sentosa. 2006. Pengaruh Lingkungna dan Moral Wajib Pajak Terhadap Sikap dan Kepatuhan Wajib Pajak pada Hotel Berbintang di Propinsi Bali. Disertasi. Universitas Airlangga Surabaya. Haryono, Siswono dan Wardoyo Purwanto. 2012. Structural Equation Modeling. Bekasi : PT.Intermedia Personalia Utama. Ho, Daniel. 2009. A Study of Hongkong Tax Complience Ethics. International Business Research, 2(4). Husaini Usman. 2003. Metodologi Penelitian Sosial. Jakarta: Bumi Aksara Indra, Bastian. 2006. Sistem Perencanaan dan Penganggaran Pemerintah Daerah di Indonesia. Salemba Empat: Jakarta. Ismail Tjip. 2011. Paradigm Change Of Local Tax. Journal of Administrative Science and Organization. 18(1). Pp34-42 Jaman Adi Putra, I Wayan. 2009. Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Kinerja Kerelasian Nasabah. Jurnal Ekonomi Bisnis, 14(2):h:151-160 James, Simon. Clinton, Alley. 004. Tax Complience, Self Assessment and Tax Administration. Journal Of Finance And Management In Public Service. Vol.2, No.2,p:24-42
111 Jatmiko, Agus Nugroho. 2006. Pengaruh Sikap Wajib Pajak pada Pelaksanaan Sanksi Denda, Pelayanan Fiscus dan Kesadaran Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak (Studi Empiris Terhadap Orang Pribadi di Kota Semarang). (tesis). Semarang:Universitas Diponogoro Jonathan, Sarwono. 2007. Analisis Jalur Untuk Riset Bisnis. Yogyakarta: Andi. Kerlinger, N,Fred. 2002. Asas-Asas Penelitian Behavioral. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Klepper, Sreven dan Daniel Nagin. 1989. Tax Compliance and Preception Of The Risks Of Detection and Criminal Prosecution. Low Society Review No.2:209-240 Kusnendi. 2008. Model-Model Persamaan Struktural. Bandung: Alfabeta Lederman, Leandra. 2003. The Interplay Between Norms and Enforcement in Tax Compliance. Ohio State Low Journal. 64(6):h:1453-1514 Lusia, Rohmawati, Prasetyo, Rimawati,Yuni. 2013. Pengaruh Sosialisasi dan Pengetahuan Perpajakan Terhadap Tingkat Kesadaran dan Kepatuhan Wajib Pajak. Prosiding Simposium Nasional Perpajakan 4 Mahmudi, 2009. Manajemen Keuangan Daerah. Jakarta: Erlangga Mantra, Ida Bagoes. 2004. Filsafat Penelitian Dan Metode Penelitian Sosial. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Mardiasmo. 2004. Otonomi dan Manajenem Keuangan Daerah. Yogyakarta: Andi. Mardiasmo, 2011, Perpajakan, Edisi Revisi. Yogyakarta: Andi Martin, Lumumba Omweri, Migwi S.Wanjohi,Obara Magutu and John Mageto Makoro. 2010. Taxprayer Attitudes and Tax Compliance Behavior in Kenya. African Journal of Business & Management, 1:h:112-122. Muliari, Ni Ketut dan Ery Setiawan. 2011. Pengaruh Persepsi tentang Sanksi Perpajakan dan Kesadaran Wajib Pajak pada Kepatuhan Pelaporan Wajib Pajak Orang Pribadivdi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Denpasar Timur. Jurnal Akuntansi dan Bisnis Denpasar: Fakultas Ekonomi Universitas Udayana Munawir. 1997. Perpajakan. Edisi Kelima.Yogjakarta:Liberty Munawir. 2004. Akuntansi Keuangan dan Manajemen. Jakarta: BPFE
112 Nazir, 1999. Metode Penelitian. Cetakan Keempat. Jakarta: Ghalia Indonesia. Nicholas G, John Wiley & Sons, 1992. Apostolou and D. Larry Crummbley : Handbook of Government Accounting and Finance
Nugroho,Agus. 2006. Pengaruh Sikap Wajib Pajak Pada Pelaksanaan Sanksi Denda, Pelayanan Fiskus dan Kesadaran Perpajakan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak (Studi Empiris terhadap Wajib Pajak Orang Pribadi di Kota Semarang). Tesis. Universitas Diponogoro. Nugroho, 2012. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kemauan Membayar Pajak dengan Variabel Intervening. Tesis. Universitas Diponogoro Semarang. Nurmantu, Safri. 2005. Pengantar Perpajakan Edisi Ketiga.Jakarta.Granit Palil,M,Rizal. 2005. Does Tax Knowledge Mater in Self Assessment System Evidence from Malaysia Tax Administrative. The Journal of American Academy of Business. Cambrige, No.2.Maret. Parasuraman, Zeithaml,Berry.1985. A Conceptual Model Of Service Quality Its Implication Future Research. Journal of Marketing, 49:h:41-51 Prabawa, Mertha,Adi,Made. 2012. Pengaruh Kualitas Pelayanan Dan Sikap Wajib Pajak Terhadap Kepatuhan Pelaporan Wajib Pajak Orang Pribadi Di KPP Pratama Badung Utara. Media Bina Ilmiah. Volume 6, No.2, 5155. Priantara, Diaz. (2011). Kupas Tuntas Pengawasan, Pemeriksaan Dan Penyidikan Pajak, Sigit Kesit (ed), pp66. Jakarta:PT.Indeks. Purwanto Waluyo. 2004. Analisis Strategi Pelayanan dan Kinerja Bank-Bank BPR di Jawa Tengah. Jurnal Fokus Ekonomi, h:1-9 Rahma,Aulia,Hanggoro Pamungkas. 2012. Analisis Pengaruh Pemeriksaan Pajak Terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Untuk Memenuhi Kewajiban Perpajakan Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jakarta Setiabudi Satu. Jurnal. Universitas Bina Nusantara. Putra, Doni Tri Lesmana. 2013. Strategi Peningkatan Kualitas Pelayanan Untuk Meningkatkan Kepatuhan Wajib Pajak Pada KPP Pratama Malang Selatan. Jurnal. Malang: Universitas Brawijaya Tripuspitasari, Refi. 2012. Pengaruh Pemahaman Prosedur dan Sanksi Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam Memenuhi Kewajiban Pajak Penghasilan di KPP Pratama Surabaya Rungkut. Skripsi
113 Sarjana Jurusan Akuntansi pada Pembangunan Nasional, Suabaya.
Fakultas
Ekonomi
Universitas
Radianto, Elia. 1997 “Otonomi Keuangan Daerah Tingkat II, Suatu Studi di maluku”. Jakarta: Prisma, No 3 Tahun XXVI, LP3ES. Riahi, Ahmed.2004. Relationship Between Tax Complience Internationally and Selected Determinants of Tax Moral. Journal of Bussiness and Management University of Illions at Chicago, USA V(13):h:135-143 Richard L Kitchen.1986 : Finance for The Developing Countries Rizki,Utami Sri.2012. Pengaruh Faktor-Faktor Eksternal Terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak di Lingkungan Kantor Pelayanan Pajak Pratama Serang. (tesis). Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Salip dan Tendy Wato.2006. Pengaruh Pemeriksaan Pajak Terhadap Penerimaan Pajak. Jurnal Keuangan Publik, vol 4,2:61-81. Scneider, F.,Kirchler, E., & Maciejovsky, B. 2001. Social Representations on Tax Avoidance, Tax Evasion and Tax Flight: Do Legal Differences Matter? Working Paper: Departement of Economic, Johannes Kepler University of Linz. Siregar, Saryadi Listyorini. 2012. Pengaruh Pengetahuan Fiskus dan Pengetahuan Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak di Semarang Tengah. Universitas Diponogoro Semarang Siti Kurnia Rahayu. 2010. Perpajakan Indonesia Konsep dan Aspek Formal. Yogyakarta: Graha Ilmu Shome, Parthasarathi. 2003. Tax Policy and the Design of a Single Tax System. Asia Pasific Bulletin: International Bureau of Fiscal Documentation. Soemitro, Rochmat. 1988. Pajak dan Pembangunan. Bandung : Erisco. Soemitro, Rochmat. 2004. Asas Dan Dasar Perpajakan 1 edisi revisi. ISBN Song, Y.D dan TE Yarbrough, 1978. Tax Etics and Tax Attitude: A Survey Public Administrations Review 28(5). 442-452. Sugiyono. 2007. Statistika Untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Bisnis. Cetakan Enam belas. CV Alfabeta. Bandung.
114 Sumadi. 2005. Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak (Studi pada Obyek Pajak Penghasilan di KPP Yogyakarta), Jurnal Bisnis dan Manajemen, FE Universitas Islam Indonesia. Suparmoko, M. 2002. Keuangan Negara dalam Teori dan Praktek, Edisi Keempat, Yogyakarta, BPFE UGM. Supadmi,Ni Luh. 2009, Meningkatkan Kepatuhan Pajak Melalui Kualitas Pelayanan. Jurnal Akuntansi dan Bisnis, 4(2):h:214-219,Denpasar: Fakultas Ekonomi UNUD Supriyatin dan Hidayati,Nur. 2008. Pengaruh Pengetahuan Pajak dan Persepsi Wajib Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak. Jurnal Teknologi Informasi.Vol 7,No.1,41-50. Susetyo, Didik. 1998. Analisis Kapasitas Pajak (Tax Capacity) dan Upaya Pajak (Tax Effort) Daerah Tingkat II di Sumatera Selatan. (tesis). Bandung: Universitas Padjadjaran. Susilawati, Evi dan Budiartha. 2013. Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak, Pengetahan Pajak, Sanksi Perpajakan dan Akuntabilitas Pelayanan Publik pada Kepatuhan Wajib Pajak Kendaraan Bermotor : E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana 4.2 ISSN 2302-8556 Suwandi, Made. 2001, Manajemen Keuangan Daerah. Jakarta: IIP. Tjaraka, Heru. 2007. Upaya-Upaya Mengoptimalkan Pajak: Fiskus Versus Wajib Pajak. Jurnal Keuangan. Universitas Trunojoyo, Madura. Torgler,B. 2005. Tax Moral and Direct Democracy. Europan Journal Of Political Economy, 21,h:525-531. Troutman, Coleen,S.1993. Moral commitment to Tax Compliance as Measured by The Development of Moral Reasoning and Attitutes The Fairness of Txe Tax Laws. Dissertation. Oklahoma State University, USA. Ussahawanichakit, Phapruke. 2008. Effect of Organizational Learning Culture On Service Quality and Performance of Thai Accounting firm. International Journal of Business Reseach. Utama, Suyana. 2007. Aplikasi Analisis Kuantitatif. Denpasar: Sastra Utama Utami, Sri Rizki. 2012. Pengaruh Faktor-Faktor Eksternal Terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak di Lingkungan Kantor Pelayanan Pajak Pratama Denpasar. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana
115 Vina, Rizal Efendi, Ratna Juwita. 2010. Analisis Pengaruh Penerimaan Pajak Reklame Terhadap Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Banyuasin. http://eprint.mdp.ac.id. Diunduh 11,5,2013 Vines, C.,Moore,M. 1996.US Tax Policy And The Location Of R&D. Journal Of The American Taxation Association, 18(2),74-88 Widarjono, Agus. 2010. Analisis Statistika Multivariat Terapan. Yogyakarta: UPP STIM YKPN. Widayati. 2010. Faktor –Faktor yang Mempengaruhi Kemauan Untuk Membayar Pajak Wajib Pajak Orang Pribadi Yang Melakukan Pekerjaan Bebas (Studi Kasus pada KPP Pratama Gambir Tiga) : Simposium Nasional Akuntansi XIII Purwokerto 2010 Wirawan B.Ilyas, Richard,Burton. 2010. Hukum Pajak Edisi 5. Jakarta: Salemba Empat Witono, Banu, 2008. Peranan Pengetahuan Pajak Pada Kepatuhan Pajak. Jurnal Akuntansi dan Keuangan volume7, No.2, 196-208. Yadnyana, I Ketut. 2010, Pengaruh Moral dan Sikap Wajib Pajak pada Kepatuhan Wajib Pajak Koperasi di Kota Denpasar. Buletin Studi Ekonomi, 15 (1):h:75-81 Denpasar: Fakultas Ekonomi Universitas Udayana ______. 2004. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. Bandung: Citra Umbara. ______. 2004. Undang - Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah. Bandung: Citra Umbara. ______. 2009. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah ______. 2011. PeraturanDaerah Kota Denpasar Nomor 3 Tahun 2011 tentang Pajak Restoran ______. 2011. PeraturanDaerah Kota Denpasar Nomor 4 Tahun 2011 tentang Pajak Hotel ______. 2011. PeraturanDaerah Kota Denpasar Nomor 5 Tahun 2011 tentang Pajak Hiburan
116 Lampiran 1
No.Responden : .................. KUESIONER PENELITIAN
A.IDENTITAS RESPONDEN 1. Tanggal Pengisian : ....................... 2. Nama Responden (Wajib Pajak)
:........................
3. UsiaResponden
: …….Tahun
4. JenisKelamin
: 1. Laki-laki
2. Perempuan
5. PendidikanTerakhir
: 1. SD
4. Diploma
6. Jenis Usaha
2. SLTP
5. S-1
3. SLTA
6. S-2 keatas
: 1 Hotel
2. Restoran
3.Hiburan
B.PETUNJUK PENGISIAN KUISIONER Pada sajian ini ,terdapat pernyataan-pernyataan yang berhubungan dengan diri Bapak/Ibu sebagai wajib pajak hotel/restoran/hiburan di Kota Denpasar. Untuk mengisi pernyataan-pernyataan dibawah ini, Bapak/Ibu cukup memberi tanda silang (X) pada tempat yang telah disediakan yang paling sesuai dengan pendapat Bapak/Ibu. Keterangan : SS = sangat setuju S = setuju KS = kurang setuju TS = tidak setuju STS = sangat tidak setuju
117 a. Pengetahuan Pajak Pernyataan Tentang Pengetahuan Pajak (X1) 1
2
3
STS
Alternatif Jawaban TS KS S SS
STS
Alternatif Jawaban TS KS S SS
Setiap pemilik usaha hotel/restoran/ hiburan wajib mendaftarkan diri untuk memperoleh Nomor Pokok Wajib Pajak Daerah (NPWPD) Sebagai wajib pajak daerah, saya mengetahui hak dan kewajiban di bidang perpajakan Jika tidak melaksanakan kewajiban perpajakan, maka akan dikenakan sanksi perpajakan
4
Pajak yang dibayar dihitung berdasarkan nilai transaksi penjualan dikalikan dengan tarif yang berlaku
5
Pengetahuan peraturan pajak diperoleh dari sosialisasi yang dilakukan oleh pemerintah daerah
b. Kualitas Pelayanan Pernyataan Tentang Kualitas Pelayanan (X2) 1
Prosedur administrasi pelayanan pajak di Kota Denpasar tidak berbelit-belit sehingga wajib pajak merasa nyaman
2
Waktu pelaksanaan pelayanan pajak sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan
3
Kemampuan petugas dalam memberikan pelayanan yang memuaskan dan tepat sasaran
4
Kesopanan dan keramahan petugas dalam memberikan pelayanan sesuai dengan harapan wajib pajak
5
Sarana dan prasarana pelayanan pajak di Kota Denpasar sudah memadai
118 c. Pemeriksaan Pajak Pernyataan Tentang Pemeriksaan Pajak (X3) 1
Prosedur pemeriksaan pajak hotel/ pajak restoran/pajak hiburan didahului dengan adanya surat perintah pemeriksaan dari instansi terkait
2
Aparat pemeriksa pajak dalam melakukan pemeriksaan dilengkapi dengan identitas / tanda pengenal yang jelas dan surat perintah tugaspemeriksaan yang resmi
3
Petugas pemeriksa pajak mempunyai kemampuan dan bersifat obyektif
4
Bukti transaksi dan laporan penjualan merupakan hal yang selalu diminta oleh petugas dalam pemeriksaan pajak
5
Hasil pemeriksaan oleh petugas pajak adalah sesuai dengan jumlah pajak yang seharusnya dibayarkan
STS
Alternatif Jawaban TS KS S SS
STS
Alternatif Jawaban TS KS S SS
d. Kesadaran Wajib Pajak Pernyataan Tentang Kesadaran Wajib Pajak (Y) 1 Wajib pajak paham/menyadari bahwa pajak daerah merupakan sumber penerimaan terbesar bagi pemerintah daerah 2 Wajib pajak memiliki keyakinan bahwa pajak daerah digunakan untuk pembangunan daerah 3 Tindakan wajib pajak yang tidak sesuai dengan kewajiban membayar pajak yang semestinya dapat merugikan keuangan daerah 4 Penundaan pembayaran pajak (hotel/ restoran/hiburan) dapat menimbulkan kerugian pada keuangan daerah
119 e. Kepatuhan Wajib Pajak Pernyataan Tentang Kepatuhan Wajib Pajak (Z) 1 Wajib pajak melakukan pemungutan pajak (hotel/restoran/hiburan) atas dasar transaksi yang dilakukan oleh pelanggan 2
3
Wajib pajak berkewajiban menyimpan bill/bukti transaksi penjualan dan bukti pemungutan pajak (hotel/restoran/hiburan) dan membuat pembukuan Wajib pajak melakukan pelaporan pajak (SPTPD) secara teratur dan tepat waktu setiap bulan
4
Wajib pajak melakukan penyetoran pajak secara teratur dan tepat waktu setiap bulan
5
Wajib pajak bersedia melakukan pembayaran atas tunggakan pajak
STS
Alternatif Jawaban TS KS S SS
120 Lampiran 2. Hasil Tabulasi Data No.
Wajib Pajak
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45
Hotel Nikki Puri Suar Home Stay Hotel Darma Wisata Pondok Wisata Kenanga Hotel Taman Agung Beach Inn Hotel Patrisia Hotel Viking Hotel Abiansrama Hotel Bali Warma PW.Suar Mas Hotel Bintang Pesona Villa Taman Ayu Sativa Sanur Cottage Hotel Olala Villa Selaras Hotel Dian Ayu Hotel Inna Sindhu Beach Hotel Damai Bumi Ayu Bungalow CV.Shanti Village Hotel Tanjung Sari Villa Waka Maya Swastika Bungalow Hotel The Oasis Lagoon Sanur Ida Home Stay Hotel Cargo Hotel sanur Paradise Plaza Kampung Sanur Village Villa Mertasari Hotel Bali Indah Penginapan Jangkae Mas Hotel Aditha Hotel Santai Penginapan Bali Yuai Bali Internasional Hostel Hotel Sri Phala Hotel Nuansa Indah Villa Taman Ayu hotel Cakra Hotel Lingasar Hotel Cianjur Hotel Wisata Indah Hotel Tirta Lestari Hotel Puri Dalem Hotel Jayagiri
X1 T R X11 X13 X13 X14 X15 5 5 5 5 4 24 4,8 5 4 5 4 3 21 4,2 5 4 5 5 4 23 4,6 5 4 5 4 4 22 4,4 5 5 5 5 5 25 5,0 5 5 5 5 4 24 4,8 5 5 4 5 4 23 4,6 5 4 4 5 4 22 4,4 5 5 4 5 4 23 4,6 5 4 4 4 3 20 4,0 5 5 4 5 4 23 4,6 5 5 5 5 4 24 4,8 5 5 5 5 3 23 4,6 5 5 4 5 4 23 4,6 5 5 5 5 4 24 4,8 5 4 5 5 4 23 4,6 5 5 4 5 5 24 4,8 5 4 4 5 4 22 4,4 5 4 4 5 3 21 4,2 5 4 4 4 3 20 4,0 5 5 4 5 4 23 4,6 5 4 4 5 4 22 4,4 5 4 4 4 4 21 4,2 5 5 5 5 5 25 5,0 5 4 5 4 3 21 4,2 5 5 5 5 4 24 4,8 5 5 5 5 5 25 5,0 5 4 5 5 4 23 4,6 5 4 4 5 4 22 4,4 5 5 4 5 4 23 4,6 5 4 5 4 3 21 4,2 5 5 5 5 4 24 4,8 5 5 4 5 4 23 4,6 5 4 5 5 4 23 4,6 5 5 5 5 4 24 4,8 5 5 5 5 4 24 4,8 5 5 5 5 4 24 4,8 5 5 4 5 4 23 4,6 5 5 4 5 4 23 4,6 5 4 4 5 4 22 4,4 5 5 4 5 5 24 4,8 5 5 4 5 4 23 4,6 5 5 5 5 4 24 4,8 5 5 5 5 5 25 5,0 5 5 5 5 5 25 5,0
121 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94
Hotel Tambora Hotel Sakura Villa Cemara Villa Puri Mimba PW.Jepun Bali Hotel Janur Garden Santrian Beach Cottage Hotel Nanda Hotel Legawa Beach Inn Hotel Santai Hotel Tirta Lestari Roti Merdeka RM.Singgah Kudai Warung Ijo Randy's Cafe Cafe Teduh Bakso Supra Dynasty Restoran Made KFC Darma Ratatollie Bar&Rest Warung Zaenah Cafe Surya (Cafe Mie) RM A9 Es Teler77 Restoran Akame CV. Cafe Batu Jimbar RM.Ayam Presto Ny.Nita Warung Adnyana Cafe Mango Cafe You &Me Warung Jaya Sempurna Nasi Uduk Kebon Kacang RM Obonk Papa Ron's Pizza Restoran Legong RM.Koki Teppayaki Warung Ole Dekade Resto Warung Merdeka Warung Blanjong Warung Loka Cafe Smorgas Warung Pencar Warung Jawa Banyuwangi Anjani Restoran & Bar Warung Made Two RM.Pelangi Bar Kopi Bali Warung Siobak Singaraja
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 4 5 4 5 5 5 5 4 4 4 4 4 5 5 5 5 4 5 5 4 4 5 4 4 5 5 4 5 5
5 5 4 5 4 5 5 5 5 4 4 5 4 3 4 5 3 5 5 5 3 4 4 5 4 5 4 4 4 4 4 3 4 5 5 5 3 5 4 4 5 4 3 3 4 5 4 4 5
4 4 4 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 4 4 4 5 5 5 5 4 4 4 4 4 5 5 5 5 4 5 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5
5 5 5 5 4 5 5 4 5 4 5 5 4 3 4 4 4 4 5 5 3 4 4 5 4 5 5 4 4 4 4 3 5 5 4 5 3 5 4 4 4 5 4 3 4 4 4 4 4
5 5 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5 4 3 3 4 3 4 5 5 3 5 3 5 5 5 4 4 3 4 3 4 5 5 4 4 4 5 4 5 4 4 4 4 5 4 4 5 4
24 24 22 24 22 24 25 23 24 21 23 25 22 18 21 23 19 22 25 24 17 22 19 25 23 25 23 20 19 20 19 18 24 25 23 24 18 25 21 21 21 22 19 18 23 23 21 23 23
4,8 4,8 4,4 4,8 4,4 4,8 5,0 4,6 4,8 4,2 4,6 5,0 4,4 3,6 4,2 4,6 3,8 4,4 5,0 4,8 3,4 4,4 3,8 5,0 4,6 5,0 4,6 4,0 3,8 4,0 3,8 3,6 4,8 5,0 4,6 4,8 3,6 5,0 4,2 4,2 4,2 4,4 3,8 3,6 4,6 4,6 4,2 4,6 4,6
122 95 96 97 98 99 100 101 102 103 104 105 106 107 108 109 110 111 112 113 114 115 116 117 118 119 120 121 122 123 124 125 126 127 128 129 130 131 132 133 134 135 136 137 138 139 140 141 142 143
RM. Be Pasih Restoran Gardenia Warung Subak Warung Ketut RM. Be Pasih Restoran Gardenia RM. Triniti RM.bucu Restoran Jazz Warung Siobak Singaraja Legawa Beach Inn My Cafe Sanur Warung Mie Jakarta Restoran Tropikal Warung Jawa Barat RIB warung Steak RM. Babi Guling Sari Asih PT. Golden Dolbe (MM.Juice) Warung Pregina Cofee & smoothie Bar Warung Kami Sama RM IBC RM.Natrabu Indah Savana Restoran Warung Handayani Warung Pjok Segitiga Emas Bakso Pendowo Malang Calamary Resto Restoran Hanamasa Tangie Resto & Coffee Made Restoran Mami Cooking Warung Bu Toyo RM Babi Guling Candra RM.Sate Madura RM.Baruna Resoran Little India Warung Yamato Ayam Goreng Asli Prambanan Inko Bali Club Panti Pijat Shilvana Gym Generation Mandi Uap Manika Sari Metro Futsal Panti Pijat Amoi Zone 2000 New Star Karaoke Carla Spa UD.Gelanggang Remaja
5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 5 4 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 4 5 5 5 4
5 5 5 4 5 5 5 3 5 5 5 5 5 5 3 4 4 5 5 4 3 4 4 4 3 4 3 4 5 4 3 3 3 4 4 4 4 4 5 5 4 5 5 4 4 5 4 5 4
5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 4 4 4 5 5 4 4 4 4 5 5 5 4 4 4 5 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4
4 4 5 4 5 4 4 3 5 4 4 4 5 4 4 5 4 4 4 4 3 5 5 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 5 5 5 5 4 5 4 4 4 4 4 3 4 4 5 4
4 4 4 3 4 5 4 4 5 4 3 4 4 4 3 5 4 5 4 4 4 5 5 4 4 4 3 5 5 5 4 4 3 5 4 5 5 4 5 4 3 4 4 5 4 4 4 4 5
23 23 24 20 24 24 23 18 25 23 22 23 24 23 18 23 22 24 22 21 18 24 24 21 19 21 18 24 25 23 20 19 18 24 22 24 24 21 25 23 20 23 22 23 20 22 21 23 21
4,6 4,6 4,8 4,0 4,8 4,8 4,6 3,6 5,0 4,6 4,4 4,6 4,8 4,6 3,6 4,6 4,4 4,8 4,4 4,2 3,6 4,8 4,8 4,2 3,8 4,2 3,6 4,8 5,0 4,6 4,0 3,8 3,6 4,8 4,4 4,8 4,8 4,2 5,0 4,6 4,0 4,6 4,4 4,6 4,0 4,4 4,2 4,6 4,2
123 144 145 146 147 148 149 150 151 152 153 154
Dewata Gym II Futsal D'Gol Artha Bali Gym Club Panti Pijat Dewi Sinta Glo Day Spa Spa & Salon Dewata Grya Spa Aroma Spa Retreat Ayu Spa Beauty Salon Miracle Aesthetic Clinic Happy Puppy
No.
Wajib Pajak
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35
Hotel Nikki Puri Suar Home Stay Hotel Darma Wisata Pondok Wisata Kenanga Hotel Taman Agung Beach Inn Hotel Patrisia Hotel Viking Hotel Abiansrama Hotel Bali Warma PW.Suar Mas Hotel Bintang Pesona Villa Taman Ayu Sativa Sanur Cottage Hotel Olala Villa Selaras Hotel Dian Ayu Hotel Inna Sindhu Beach Hotel Damai Bumi Ayu Bungalow CV.Shanti Village Hotel Tanjung Sari Villa Waka Maya Swastika Bungalow Hotel The Oasis Lagoon Sanur Ida Home Stay Hotel Cargo Hotel sanur Paradise Plaza Kampung Sanur Village Villa Mertasari Hotel Bali Indah Penginapan Jangkae Mas Hotel Aditha Hotel Santai Penginapan Bali Yuai Bali Internasional Hostel
5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5
5 5 5 4 5 4 5 5 4 5 5
4 5 5 4 5 5 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 5 4 5 4 5 5
5 4 4 3 4 4 5 4 4 5 4
X2 X11 X13 X13 X14 X15 4 4 5 5 5 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4 4 4 4 4 5 4 5
5 4 5 5 5 5 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 4 4 5 4 5 5 5 4 5 4 4 3 5 5
5 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5 5 5 4 5 4 4 4 4 5 4 5 5 5 5 4
5 5 5 4 5 4 5 5 4 5 4 3 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 5 5
5 4 5 4 5 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 4 5 4 4 5 4 5 4 5 5 5 4 5
23 23 23 19 23 23 23 23 21 24 23
4,6 4,6 4,6 3,8 4,6 4,6 4,6 4,6 4,2 4,8 4,6
T
R
24 21 25 22 25 22 21 21 23 22 20 19 20 20 21 20 20 21 24 25 24 23 20 25 22 23 24 22 22 22 22 23 23 23 24
4,8 4,2 5,0 4,4 5,0 4,4 4,2 4,2 4,6 4,4 4,0 3,8 4,0 4,0 4,2 4,0 4,0 4,2 4,8 5,0 4,8 4,6 4,0 5,0 4,4 4,6 4,8 4,4 4,4 4,4 4,4 4,6 4,6 4,6 4,8
124 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84
Hotel Sri Phala Hotel Nuansa Indah Villa Taman Ayu hotel Cakra Hotel Lingasar Hotel Cianjur Hotel Wisata Indah Hotel Tirta Lestari Hotel Puri Dalem Hotel Jayagiri Hotel Tambora Hotel Sakura Villa Cemara Villa Puri Mimba PW.Jepun Bali Hotel Janur Garden Santrian Beach Cottage Hotel Nanda Hotel Legawa Beach Inn Hotel Santai Hotel Tirta Lestari Roti Merdeka RM.Singgah Kudai Warung Ijo Randy's Cafe Cafe Teduh Bakso Supra Dynasty Restoran Made KFC Darma Ratatollie Bar&Rest Warung Zaenah Cafe Surya (Cafe Mie) RM A9 Es Teler77 Restoran Akame CV. Cafe Batu Jimbar RM.Ayam Presto Ny.Nita Warung Adnyana Cafe Mango Cafe You &Me Warung Jaya Sempurna Nasi Uduk Kebon Kacang RM Obonk Papa Ron's Pizza Restoran Legong RM.Koki Teppayaki Warung Ole Dekade Resto Warung Merdeka
5 4 4 4 4 5 5 4 4 4 5 4 3 4 4 5 5 4 4 4 5 5 4 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 5 4 5 5 5
5 4 4 3 4 4 5 4 4 5 5 4 4 4 5 4 4 5 5 3 5 4 3 4 4 5 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 5 4 3 3 4 4 4 5 3 4 5 4
4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 5 4 5 4 5 4 4 5 5 5 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4
5 4 3 4 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 3 5 5 4 5 5 5 5 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 4 4 5 4 5 5 5
5 5 5 3 4 5 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 5 4 5 4 5 5 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5 5 5 4 5 4 4 4 4
24 20 20 18 20 23 22 21 20 21 22 19 18 20 21 21 24 22 24 18 25 23 19 24 22 25 23 21 21 23 20 21 21 20 21 22 21 22 21 22 22 24 23 20 25 20 23 24 22
4,8 4,0 4,0 3,6 4,0 4,6 4,4 4,2 4,0 4,2 4,4 3,8 3,6 4,0 4,2 4,2 4,8 4,4 4,8 3,6 5,0 4,6 3,8 4,8 4,4 5,0 4,6 4,2 4,2 4,6 4,0 4,2 4,2 4,0 4,2 4,4 4,2 4,4 4,2 4,4 4,4 4,8 4,6 4,0 5,0 4,0 4,6 4,8 4,4
125 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 100 101 102 103 104 105 106 107 108 109 110 111 112 113 114 115 116 117 118 119 120 121 122 123 124 125 126 127 128 129 130 131 132 133
Warung Blanjong Warung Loka Cafe Smorgas Warung Pencar Warung Jawa Banyuwangi Anjani Restoran & Bar Warung Made Two RM.Pelangi Bar Kopi Bali Warung Siobak Singaraja RM. Be Pasih Restoran Gardenia Warung Subak Warung Ketut RM. Be Pasih Restoran Gardenia RM. Triniti RM.bucu Restoran Jazz Warung Siobak Singaraja Legawa Beach Inn My Cafe Sanur Warung Mie Jakarta Restoran Tropikal Warung Jawa Barat RIB warung Steak RM. Babi Guling Sari Asih PT. Golden Dolbe (MM.Juice) Warung Pregina Cofee & smoothie Bar Warung Kami Sama RM IBC RM.Natrabu Indah Savana Restoran Warung Handayani Warung Pjok Segitiga Emas Bakso Pendowo Malang Calamary Resto Restoran Hanamasa Tangie Resto & Coffee Made Restoran Mami Cooking Warung Bu Toyo RM Babi Guling Candra RM.Sate Madura RM.Baruna Resoran Little India Warung Yamato Ayam Goreng Asli Prambanan
5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 5 4 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 4 3 4
4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 5 5 5 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5 5 4 5 4 5 4 4 5 4 5 4 4 5 5 4 5 5 4 5 4
4 4 4 4 5 4 5 5 4 4 4 4 5 5 4 4 4 5 4 3 4 4 5 5 4 4 4 5 4 4 5 4 4 5 4 4 5 3 4 4 4 4 5 5 4 5 4 5 4
4 5 4 4 3 5 5 5 4 4 3 4 4 5 4 4 5 5 4 4 4 5 4 4 5 5 3 5 4 5 5 4 5 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4 5 5 4 5 3 4
5 4 5 5 5 5 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 5 4 5 4 5 5 3 4 4 4 4 4 4 5 4 5 5 4 5 4 5 5 4 4 4 5
22 22 20 22 22 23 23 23 20 21 20 21 23 23 21 22 23 24 22 19 21 21 22 24 21 23 19 24 23 22 23 21 21 23 22 21 24 20 22 21 22 23 23 24 24 23 21 20 21
4,4 4,4 4,0 4,4 4,4 4,6 4,6 4,6 4,0 4,2 4,0 4,2 4,6 4,6 4,2 4,4 4,6 4,8 4,4 3,8 4,2 4,2 4,4 4,8 4,2 4,6 3,8 4,8 4,6 4,4 4,6 4,2 4,2 4,6 4,4 4,2 4,8 4,0 4,4 4,2 4,4 4,6 4,6 4,8 4,8 4,6 4,2 4,0 4,2
126 134 135 136 137 138 139 140 141 142 143 144 145 146 147 148 149 150 151 152 153 154
Inko Bali Club Panti Pijat Shilvana Gym Generation Mandi Uap Manika Sari Metro Futsal Panti Pijat Amoi Zone 2000 New Star Karaoke Carla Spa UD.Gelanggang Remaja Dewata Gym II Futsal D'Gol Artha Bali Gym Club Panti Pijat Dewi Sinta Glo Day Spa Spa & Salon Dewata Grya Spa Aroma Spa Retreat Ayu Spa Beauty Salon Miracle Aesthetic Clinic Happy Puppy
No.
Wajib Pajak
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
Hotel Nikki Puri Suar Home Stay Hotel Darma Wisata Pondok Wisata Kenanga Hotel Taman Agung Beach Inn Hotel Patrisia Hotel Viking Hotel Abiansrama Hotel Bali Warma PW.Suar Mas Hotel Bintang Pesona Villa Taman Ayu Sativa Sanur Cottage Hotel Olala Villa Selaras Hotel Dian Ayu Hotel Inna Sindhu Beach Hotel Damai Bumi Ayu Bungalow CV.Shanti Village Hotel Tanjung Sari Villa Waka Maya Swastika Bungalow Hotel The Oasis Lagoon Sanur
5 4 5 4 5 5 5 5 4 5 4 4 4 5 5 5 5 4 5 5 4
5 3 4 4 5 4 5 4 4 4 4 4 3 4 5 5 5 3 5 4 5
4 4 4 4 5 5 5 5 4 5 4 5 4 5 5 5 5 4 5 4 4
5 3 4 4 5 4 5 5 4 4 4 4 3 5 5 4 5 3 5 4 4
5 3 5 3 5 5 5 4 4 3 4 3 4 5 5 4 4 4 5 4 4
X3 X11 X13 X13 X14 X15 5 4 4 5 5 5 4 5 4 4 5 4 3 5 4 5 4 4 4 4 5 4 4 5
4 4 5 4 4 4 5 5 5 4 4 3 4 5 5 4 4 5 4 5 4 4 5 4
5 4 5 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 5 4 3 4 5 4 5 4 4 4
4 4 5 4 4 5 4 5 4 4 5 3 4 4 4 3 4 4 4 5 4 5 4 4
4 4 5 3 5 4 3 4 4 5 5 3 4 4 4 3 4 5 4 4 5 4 5 5
24 17 22 19 25 23 25 23 20 21 20 20 18 24 25 23 24 18 25 21 21
4,8 3,4 4,4 3,8 5,0 4,6 5,0 4,6 4,0 4,2 4,0 4,0 3,6 4,8 5,0 4,6 4,8 3,6 5,0 4,2 4,2
T
R
22 20 24 20 23 22 21 23 21 21 23 17 19 22 22 19 19 22 21 22 23 21 22 22
4,4 4,0 4,8 4,0 4,6 4,4 4,2 4,6 4,2 4,2 4,6 3,4 3,8 4,4 4,4 3,8 3,8 4,4 4,2 4,4 4,6 4,2 4,4 4,4
127 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73
Ida Home Stay Hotel Cargo Hotel sanur Paradise Plaza Kampung Sanur Village Villa Mertasari Hotel Bali Indah Penginapan Jangkae Mas Hotel Aditha Hotel Santai Penginapan Bali Yuai Bali Internasional Hostel Hotel Sri Phala Hotel Nuansa Indah Villa Taman Ayu hotel Cakra Hotel Lingasar Hotel Cianjur Hotel Wisata Indah Hotel Tirta Lestari Hotel Puri Dalem Hotel Jayagiri Hotel Tambora Hotel Sakura Villa Cemara Villa Puri Mimba PW.Jepun Bali Hotel Janur Garden Santrian Beach Cottage Hotel Nanda Hotel Legawa Beach Inn Hotel Santai Hotel Tirta Lestari Roti Merdeka RM.Singgah Kudai Warung Ijo Randy's Cafe Cafe Teduh Bakso Supra Dynasty Restoran Made KFC Darma Ratatollie Bar&Rest Warung Zaenah Cafe Surya (Cafe Mie) RM A9 Es Teler77 Restoran Akame CV. Cafe Batu Jimbar RM.Ayam Presto Ny.Nita Warung Adnyana
4 4 5 3 4 5 4 4 5 4 4 5 4 4 4 4 5 4 5 4 5 5 4 4 4 5 4 4 4 5 4 4 5 5 5 4 5 4 5 5 4 5 4 3 4 4 4 4 4
4 4 4 5 4 5 4 4 4 5 4 4 5 3 3 3 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 5 4 5 5 5 4 5 4 5 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4
5 4 5 4 5 4 5 5 4 4 5 4 4 4 3 3 4 4 5 4 5 4 3 5 5 4 5 5 4 5 4 5 5 4 4 5 5 5 4 5 4 4 5 4 3 5 4 5 4
4 4 4 4 5 5 4 5 4 5 4 4 5 4 4 4 4 5 4 3 4 3 4 4 5 5 4 5 4 3 4 5 4 4 5 4 4 4 5 5 5 4 4 3 4 5 5 4 4
5 4 4 4 4 4 5 5 5 4 5 4 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 3 5 4 5 5 5 3 4 5 5 4 5 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 5 4 3
22 20 22 20 22 23 22 23 22 22 22 21 22 20 18 19 21 22 22 19 22 20 19 20 24 22 22 24 22 20 21 24 24 21 24 21 24 21 23 23 22 21 21 18 19 22 22 21 19
4,4 4,0 4,4 4,0 4,4 4,6 4,4 4,6 4,4 4,4 4,4 4,2 4,4 4,0 3,6 3,8 4,2 4,4 4,4 3,8 4,4 4,0 3,8 4,0 4,8 4,4 4,4 4,8 4,4 4,0 4,2 4,8 4,8 4,2 4,8 4,2 4,8 4,2 4,6 4,6 4,4 4,2 4,2 3,6 3,8 4,4 4,4 4,2 3,8
128 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 100 101 102 103 104 105 106 107 108 109 110 111 112 113 114 115 116 117 118 119 120 121 122
Cafe Mango Cafe You &Me Warung Jaya Sempurna Nasi Uduk Kebon Kacang RM Obonk Papa Ron's Pizza Restoran Legong RM.Koki Teppayaki Warung Ole Dekade Resto Warung Merdeka Warung Blanjong Warung Loka Cafe Smorgas Warung Pencar Warung Jawa Banyuwangi Anjani Restoran & Bar Warung Made Two RM.Pelangi Bar Kopi Bali Warung Siobak Singaraja RM. Be Pasih Restoran Gardenia Warung Subak Warung Ketut RM. Be Pasih Restoran Gardenia RM. Triniti RM.bucu Restoran Jazz Warung Siobak Singaraja Legawa Beach Inn My Cafe Sanur Warung Mie Jakarta Restoran Tropikal Warung Jawa Barat RIB warung Steak RM. Babi Guling Sari Asih PT. Golden Dolbe (MM.Juice) Warung Pregina Cofee & smoothie Bar Warung Kami Sama RM IBC RM.Natrabu Indah Savana Restoran Warung Handayani Warung Pjok Segitiga Emas Bakso Pendowo Malang Calamary Resto
4 5 5 4 4 4 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 5 5 5 4 3 4 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 3 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4
5 5 5 5 5 4 5 4 4 5 4 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 3 4 5 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 5 4 5 4 5 4 4 5 4 5 5 5 4 4 4
4 4 4 5 4 4 5 4 4 5 3 4 5 4 4 5 4 4 5 4 4 4 4 5 4 5 4 5 5 4 4 4 5 4 4 4 5 4 4 5 5 5 5 4 5 4 4 5 5
5 4 5 4 4 5 4 4 4 4 5 4 5 4 4 4 5 4 4 5 3 3 3 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 5 4 5 5 5 4 4 5 4 5 4 4 5 5
4 5 4 5 4 4 4 5 4 5 4 5 4 5 5 4 4 5 4 4 4 3 3 4 4 5 4 5 4 3 5 5 4 5 5 4 5 4 5 5 4 5 4 5 5 5 5 4 5
22 23 23 23 21 21 23 22 21 24 21 22 23 22 23 23 22 23 23 22 19 17 18 23 21 23 20 22 21 18 21 22 21 21 24 22 24 20 24 24 22 24 23 22 24 22 21 22 23
4,4 4,6 4,6 4,6 4,2 4,2 4,6 4,4 4,2 4,8 4,2 4,4 4,6 4,4 4,6 4,6 4,4 4,6 4,6 4,4 3,8 3,4 3,6 4,6 4,2 4,6 4,0 4,4 4,2 3,6 4,2 4,4 4,2 4,2 4,8 4,4 4,8 4,0 4,8 4,8 4,4 4,8 4,6 4,4 4,8 4,4 4,2 4,4 4,6
129 123 124 125 126 127 128 129 130 131 132 133 134 135 136 137 138 139 140 141 142 143 144 145 146 147 148 149 150 151 152 153 154
Restoran Hanamasa Tangie Resto & Coffee Made Restoran Mami Cooking Warung Bu Toyo RM Babi Guling Candra RM.Sate Madura RM.Baruna Resoran Little India Warung Yamato Ayam Goreng Asli Prambanan Inko Bali Club Panti Pijat Shilvana Gym Generation Mandi Uap Manika Sari Metro Futsal Panti Pijat Amoi Zone 2000 New Star Karaoke Carla Spa UD.Gelanggang Remaja Dewata Gym II Futsal D'Gol Artha Bali Gym Club Panti Pijat Dewi Sinta Glo Day Spa Spa & Salon Dewata Grya Spa Aroma Spa Retreat Ayu Spa Beauty Salon Miracle Aesthetic Clinic Happy Puppy
No.
Wajib Pajak
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Hotel Nikki Puri Suar Home Stay Hotel Darma Wisata Pondok Wisata Kenanga Hotel Taman Agung Beach Inn Hotel Patrisia Hotel Viking Hotel Abiansrama Hotel Bali Warma PW.Suar Mas Hotel Bintang Pesona Villa Taman Ayu Sativa Sanur Cottage
4 4 4 5 4 4 5 5 4 4 4 5 4 5 5 5 5 4 4 4 5 5 4 5 5 4 5 4 5 5 5 5
5 5 5 5 4 4 5 4 5 5 4 4 3 4 4 3 4 4 4 5 4 3 3 4 4 5 5 3 4 5 4 4
4 4 4 5 5 5 4 4 4 5 4 5 4 4 4 5 4 5 4 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4 4
4 4 5 4 4 4 5 4 5 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 4 4 5 4 5 5 5 5
Y1
Y2
Y3
Y
4 4 4 4 5 4 4 5 5 5 4 4 4
5 4 5 5 5 5 4 5 5 5 4 4 4
4 4 5 4 5 4 4 5 5 5 4 3 5
4 3 5 4 3 5 5 5 4 4 5 3 4
Y
5 5 4 4 5 5 5 5 5 4 4 4 4 5 4 4 4 5 4 5 4 4 5 5 5 4 5 4 4 4 4 4
22 22 22 23 22 22 24 22 23 22 21 23 20 22 21 21 21 22 20 22 22 22 22 24 23 21 25 20 23 24 22 22
T
R
17 15 19 17 18 18 17 20 19 19 17 14 17
4,3 3,8 4,8 4,3 4,5 4,5 4,3 5,0 4,8 4,8 4,3 3,5 4,3
4,4 4,4 4,4 4,6 4,4 4,4 4,8 4,4 4,6 4,4 4,2 4,6 4,0 4,4 4,2 4,2 4,2 4,4 4,0 4,4 4,4 4,4 4,4 4,8 4,6 4,2 5,0 4,0 4,6 4,8 4,4 4,4
130 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62
Hotel Olala Villa Selaras Hotel Dian Ayu Hotel Inna Sindhu Beach Hotel Damai Bumi Ayu Bungalow CV.Shanti Village Hotel Tanjung Sari Villa Waka Maya Swastika Bungalow Hotel The Oasis Lagoon Sanur Ida Home Stay Hotel Cargo Hotel sanur Paradise Plaza Kampung Sanur Village Villa Mertasari Hotel Bali Indah Penginapan Jangkae Mas Hotel Aditha Hotel Santai Penginapan Bali Yuai Bali Internasional Hostel Hotel Sri Phala Hotel Nuansa Indah Villa Taman Ayu hotel Cakra Hotel Lingasar Hotel Cianjur Hotel Wisata Indah Hotel Tirta Lestari Hotel Puri Dalem Hotel Jayagiri Hotel Tambora Hotel Sakura Villa Cemara Villa Puri Mimba PW.Jepun Bali Hotel Janur Garden Santrian Beach Cottage Hotel Nanda Hotel Legawa Beach Inn Hotel Santai Hotel Tirta Lestari Roti Merdeka RM.Singgah Kudai Warung Ijo Randy's Cafe Cafe Teduh Bakso Supra Dynasty
4 4 5 4 5 5 5 5 5 4 5 4 4 5 5 4 5 4 4 5 4 4 5 4 5 4 4 4 5 4 4 5 5 4 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 4 5 4 4 5
5 4 5 4 5 4 4 4 5 4 5 4 4 5 5 4 5 4 5 4 4 5 5 4 4 4 5 4 4 5 4 4 5 4 4 4 5 5 4 5 5 4 5 4 4 5 3 5 4
4 4 5 4 4 5 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 4 4 5 4 5 5 4 5 4 4 5 4 4 4 5 4 4 4 5 4 4 4 4 5 4
4 4 4 4 3 4 4 5 5 4 5 5 4 5 3 4 4 4 4 5 4 3 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 5 3 4 5 4 5 5 4 3 5 5 4 5 5 5 5
17 16 19 16 17 18 18 19 19 17 20 18 17 19 18 17 19 16 18 19 17 17 18 16 17 16 18 15 18 18 16 18 18 17 16 16 18 17 19 18 17 16 19 17 16 19 16 19 18
4,3 4,0 4,8 4,0 4,3 4,5 4,5 4,8 4,8 4,3 5,0 4,5 4,3 4,8 4,5 4,3 4,8 4,0 4,5 4,8 4,3 4,3 4,5 4,0 4,3 4,0 4,5 3,8 4,5 4,5 4,0 4,5 4,5 4,3 4,0 4,0 4,5 4,3 4,8 4,5 4,3 4,0 4,8 4,3 4,0 4,8 4,0 4,8 4,5
131 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 100 101 102 103 104 105 106 107 108 109 110 111
Restoran Made KFC Darma Ratatollie Bar&Rest Warung Zaenah Cafe Surya (Cafe Mie) RM A9 Es Teler77 Restoran Akame CV. Cafe Batu Jimbar RM.Ayam Presto Ny.Nita Warung Adnyana Cafe Mango Cafe You &Me Warung Jaya Sempurna Nasi Uduk Kebon Kacang RM Obonk Papa Ron's Pizza Restoran Legong RM.Koki Teppayaki Warung Ole Dekade Resto Warung Merdeka Warung Blanjong Warung Loka Cafe Smorgas Warung Pencar Warung Jawa Banyuwangi Anjani Restoran & Bar Warung Made Two RM.Pelangi Bar Kopi Bali Warung Siobak Singaraja RM. Be Pasih Restoran Gardenia Warung Subak Warung Ketut RM. Be Pasih Restoran Gardenia RM. Triniti RM.bucu Restoran Jazz Warung Siobak Singaraja Legawa Beach Inn My Cafe Sanur Warung Mie Jakarta Restoran Tropikal Warung Jawa Barat RIB warung Steak RM. Babi Guling Sari Asih
4 5 4 4 5 3 4 4 4 3 4 4 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 5 5 4 5 4 5 4 4 5 4 4 4 4 5 4 3 4 3 4 4 5 5 4 5 4 3 4
3 4 4 5 5 3 4 4 4 3 4 5 4 4 5 4 5 5 5 4 4 4 4 4 5 5 5 4 5 4 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 3 5 4 5 5 5 3 4
4 5 5 5 4 4 4 4 4 5 4 5 5 5 5 5 4 5 4 4 5 5 4 5 4 4 5 4 4 5 4 5 4 4 4 5 4 4 5 5 4 4 4 4 4 5 4 4 5
4 5 5 5 4 4 4 5 4 5 4 5 4 4 4 5 4 5 4 4 5 5 4 5 4 5 4 4 5 5 4 4 4 5 4 4 5 4 4 5 4 4 4 5 5 4 5 5 4
15 19 18 19 18 14 16 17 16 16 16 19 17 18 18 19 17 19 17 16 18 18 17 19 17 19 18 17 18 18 17 18 16 18 16 18 17 15 17 17 16 15 18 18 18 19 18 15 17
3,8 4,8 4,5 4,8 4,5 3,5 4,0 4,3 4,0 4,0 4,0 4,8 4,3 4,5 4,5 4,8 4,3 4,8 4,3 4,0 4,5 4,5 4,3 4,8 4,3 4,8 4,5 4,3 4,5 4,5 4,3 4,5 4,0 4,5 4,0 4,5 4,3 3,8 4,3 4,3 4,0 3,8 4,5 4,5 4,5 4,8 4,5 3,8 4,3
132 112 113 114 115 116 117 118 119 120 121 122 123 124 125 126 127 128 129 130 131 132 133 134 135 136 137 138 139 140 141 142 143 144 145 146 147 148 149 150 151 152 153 154
PT. Golden Dolbe (MM.Juice) Warung Pregina Cofee & smoothie Bar Warung Kami Sama RM IBC RM.Natrabu Indah Savana Restoran Warung Handayani Warung Pjok Segitiga Emas Bakso Pendowo Malang Calamary Resto Restoran Hanamasa Tangie Resto & Coffee Made Restoran Mami Cooking Warung Bu Toyo RM Babi Guling Candra RM.Sate Madura RM.Baruna Resoran Little India Warung Yamato Ayam Goreng Asli Prambanan Inko Bali Club Panti Pijat Shilvana Gym Generation Mandi Uap Manika Sari Metro Futsal Panti Pijat Amoi Zone 2000 New Star Karaoke Carla Spa UD.Gelanggang Remaja Dewata Gym II Futsal D'Gol Artha Bali Gym Club Panti Pijat Dewi Sinta Glo Day Spa Spa & Salon Dewata Grya Spa Aroma Spa Retreat Ayu Spa Beauty Salon Miracle Aesthetic Clinic Happy Puppy
5 4 5 4 5 4 5 4 4 4 3 4 4 5 4 5 4 4 3 4 5 4 4 5 4 3 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 5 5 5 5 5 5
5 4 5 5 5 4 5 4 4 5 4 4 4 4 5 5 3 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 4 5 4 4 5 4 4
4 4 4 4 4 3 5 5 4 4 5 4 4 5 4 5 4 5 4 5 5 4 4 4 5 4 3 5 4 5 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 5 3 5
5 4 5 5 5 4 5 4 5 4 5 5 5 4 5 5 4 4 4 5 4 4 5 4 4 3 4 5 5 4 4 5 4 5 4 4 5 4 4 5 4 5 5
19 16 19 18 19 15 20 17 17 17 17 17 17 18 18 20 15 17 15 18 18 17 18 17 17 14 15 18 17 17 16 18 18 19 18 17 17 19 17 18 19 17 19
4,8 4,0 4,8 4,5 4,8 3,8 5,0 4,3 4,3 4,3 4,3 4,3 4,3 4,5 4,5 5,0 3,8 4,3 3,8 4,5 4,5 4,3 4,5 4,3 4,3 3,5 3,8 4,5 4,3 4,3 4,0 4,5 4,5 4,8 4,5 4,3 4,3 4,8 4,3 4,5 4,8 4,3 4,8
133
No.
Wajib Pajak
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47
Hotel Nikki Puri Suar Home Stay Hotel Darma Wisata Pondok Wisata Kenanga Hotel Taman Agung Beach Inn Hotel Patrisia Hotel Viking Hotel Abiansrama Hotel Bali Warma PW.Suar Mas Hotel Bintang Pesona Villa Taman Ayu Sativa Sanur Cottage Hotel Olala Villa Selaras Hotel Dian Ayu Hotel Inna Sindhu Beach Hotel Damai Bumi Ayu Bungalow CV.Shanti Village Hotel Tanjung Sari Villa Waka Maya Swastika Bungalow Hotel The Oasis Lagoon Sanur Ida Home Stay Hotel Cargo Hotel sanur Paradise Plaza Kampung Sanur Village Villa Mertasari Hotel Bali Indah Penginapan Jangkae Mas Hotel Aditha Hotel Santai Penginapan Bali Yuai Bali Internasional Hostel Hotel Sri Phala Hotel Nuansa Indah Villa Taman Ayu hotel Cakra Hotel Lingasar Hotel Cianjur Hotel Wisata Indah Hotel Tirta Lestari Hotel Puri Dalem Hotel Jayagiri Hotel Tambora Hotel Sakura
Z1
Z2
Z Z3
Z4
Z5
5 4 4 4 5 4 4 3 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 3 4 4 5 5 5 4 5 4 4 4 5 4 4 5 5 4 5 4 4 5 4 4 5 5 4 5 3
4 4 3 4 4 4 3 1 4 5 4 4 4 3 5 5 4 5 4 5 5 5 4 5 4 4 5 4 3 3 4 4 5 5 4 3 5 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4
5 4 5 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 5 4 5 4 4 5 4 4 4 4 5 5 4 5 4 5 4 5 5 5 4 5 5 4
4 4 4 4 5 4 3 5 4 4 4 5 4 3 4 5 4 5 4 3 4 4 4 4 5 4 4 4 3 3 3 4 5 5 4 4 4 5 4 4 4 5 4 4 5 5 4
4 5 5 4 4 5 4 5 4 4 5 4 4 5 4 5 4 3 4 3 5 5 4 5 3 4 5 4 4 3 3 3 5 5 4 4 4 4 4 4 5 4 5 4 4 5 5
T
R
22 21 21 20 22 21 18 19 20 21 22 21 20 19 22 25 20 21 20 18 22 23 21 24 21 21 23 20 19 17 19 19 23 25 22 19 23 21 21 22 22 22 23 21 22 25 20
4,4 4,2 4,2 4,0 4,4 4,2 3,6 3,8 4,0 4,2 4,4 4,2 4,0 3,8 4,4 5,0 4,0 4,2 4,0 3,6 4,4 4,6 4,2 4,8 4,2 4,2 4,6 4,0 3,8 3,4 3,8 3,8 4,6 5,0 4,4 3,8 4,6 4,2 4,2 4,4 4,4 4,4 4,6 4,2 4,4 5,0 4,0
134 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96
Villa Cemara Villa Puri Mimba PW.Jepun Bali Hotel Janur Garden Santrian Beach Cottage Hotel Nanda Hotel Legawa Beach Inn Hotel Santai Hotel Tirta Lestari Roti Merdeka RM.Singgah Kudai Warung Ijo Randy's Cafe Cafe Teduh Bakso Supra Dynasty Restoran Made KFC Darma Ratatollie Bar&Rest Warung Zaenah Cafe Surya (Cafe Mie) RM A9 Es Teler77 Restoran Akame CV. Cafe Batu Jimbar RM.Ayam Presto Ny.Nita Warung Adnyana Cafe Mango Cafe You &Me Warung Jaya Sempurna Nasi Uduk Kebon Kacang RM Obonk Papa Ron's Pizza Restoran Legong RM.Koki Teppayaki Warung Ole Dekade Resto Warung Merdeka Warung Blanjong Warung Loka Cafe Smorgas Warung Pencar Warung Jawa Banyuwangi Anjani Restoran & Bar Warung Made Two RM.Pelangi Bar Kopi Bali Warung Siobak Singaraja RM. Be Pasih Restoran Gardenia
4 3 4 4 4 5 5 4 4 4 4 5 4 5 4 4 5 5 5 4 3 5 4 4 5 4 4 5 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 4 4 5
5 5 4 5 5 4 5 4 4 4 3 5 4 3 5 5 5 4 4 5 3 4 4 4 4 4 3 4 4 5 5 4 5 5 4 5 3 4 4 4 4 5 4 3 3 4 4 4 4
4 4 5 4 5 5 4 5 5 5 4 4 4 5 4 4 3 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 3 4 4 5 5 5 4 5 4 4 4 5 4 4 5 5 4 5 4 4 5
4 4 5 3 4 5 5 4 4 4 4 3 4 4 4 3 1 4 5 4 4 4 3 5 5 4 5 4 5 5 5 4 5 4 4 5 4 3 3 4 4 5 5 4 3 5 4 4 5
4 4 4 4 4 5 4 4 4 5 4 5 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 5 4 5 4 4 5 4 4 4 4 5 5 4 5 4 5 4
21 20 22 20 22 24 23 21 21 22 19 22 20 21 21 20 19 21 22 22 18 21 19 22 24 20 20 21 21 23 23 22 25 23 22 23 20 21 20 21 21 23 24 22 19 23 20 21 23
4,2 4,0 4,4 4,0 4,4 4,8 4,6 4,2 4,2 4,4 3,8 4,4 4,0 4,2 4,2 4,0 3,8 4,2 4,4 4,4 3,6 4,2 3,8 4,4 4,8 4,0 4,0 4,2 4,2 4,6 4,6 4,4 5,0 4,6 4,4 4,6 4,0 4,2 4,0 4,2 4,2 4,6 4,8 4,4 3,8 4,6 4,0 4,2 4,6
135 97 98 99 100 101 102 103 104 105 106 107 108 109 110 111 112 113 114 115 116 117 118 119 120 121 122 123 124 125 126 127 128 129 130 131 132 133 134 135 136 137 138 139 140 141 142 143 144 145
Warung Subak Warung Ketut RM. Be Pasih Restoran Gardenia RM. Triniti RM.bucu Restoran Jazz Warung Siobak Singaraja Legawa Beach Inn My Cafe Sanur Warung Mie Jakarta Restoran Tropikal Warung Jawa Barat RIB warung Steak RM. Babi Guling Sari Asih PT. Golden Dolbe (MM.Juice) Warung Pregina Cofee & smoothie Bar Warung Kami Sama RM IBC RM.Natrabu Indah Savana Restoran Warung Handayani Warung Pjok Segitiga Emas Bakso Pendowo Malang Calamary Resto Restoran Hanamasa Tangie Resto & Coffee Made Restoran Mami Cooking Warung Bu Toyo RM Babi Guling Candra RM.Sate Madura RM.Baruna Resoran Little India Warung Yamato Ayam Goreng Asli Prambanan Inko Bali Club Panti Pijat Shilvana Gym Generation Mandi Uap Manika Sari Metro Futsal Panti Pijat Amoi Zone 2000 New Star Karaoke Carla Spa UD.Gelanggang Remaja Dewata Gym II Futsal D'Gol
4 5 5 4 5 4 4 5 4 4 4 5 4 4 4 5 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 5 4 4 4 5 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 5 4 3 4 5 4
3 4 4 4 4 4 5 3 4 5 4 5 5 4 3 5 3 5 5 4 4 4 5 4 5 5 4 5 4 4 5 5 5 4 5 4 4 4 4 5 3 4 4 4 3 4 4 4 5
4 4 5 5 4 5 3 4 3 4 4 4 5 5 4 4 4 4 5 5 4 5 4 4 4 5 4 5 4 5 5 5 4 4 5 4 5 4 5 5 3 4 4 4 3 4 5 4 4
4 4 4 4 4 5 4 5 5 4 5 5 4 5 4 4 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 5 5 4 4 5 5 4 4 4 3 4 5 5 4 4 4 4 4 5 4 5 5 5
5 5 5 4 5 5 4 4 4 5 4 5 5 4 5 5 4 5 5 4 4 4 4 5 5 5 4 4 4 5 5 5 4 4 4 3 4 5 5 4 4 4 5 4 5 4 5 4 4
20 22 23 21 22 23 20 21 20 22 21 24 23 22 20 23 19 23 23 22 21 22 21 23 22 24 22 23 20 22 25 24 21 20 22 19 21 22 23 22 18 20 21 21 20 19 23 22 22
4,0 4,4 4,6 4,2 4,4 4,6 4,0 4,2 4,0 4,4 4,2 4,8 4,6 4,4 4,0 4,6 3,8 4,6 4,6 4,4 4,2 4,4 4,2 4,6 4,4 4,8 4,4 4,6 4,0 4,4 5,0 4,8 4,2 4,0 4,4 3,8 4,2 4,4 4,6 4,4 3,6 4,0 4,2 4,2 4,0 3,8 4,6 4,4 4,4
136 146 147 148 149 150 151 152 153 154
Artha Bali Gym Club Panti Pijat Dewi Sinta Glo Day Spa Spa & Salon Dewata Grya Spa Aroma Spa Retreat Ayu Spa Beauty Salon Miracle Aesthetic Clinic Happy Puppy
5 4 4 4 5 4 5 4 4
4 5 4 4 4 5 4 4 5
5 4 5 5 5 4 4 4 4
5 5 4 5 4 4 5 5 5
4 5 4 5 4 4 5 5 5
23 23 21 23 22 21 23 22 23
4,6 4,6 4,2 4,6 4,4 4,2 4,6 4,4 4,6
Lampiran 3. Hasil Analisis Statistik Deskriptif X1.1
Valid
3 4 5 Total
Frequency 7 124 23 154
Percent 4.5 80.5 14.9 100.0
Valid Percent 4.5 80.5 14.9 100.0
Cumulative Percent 4.5 85.1 100.0
X1.2
Valid
3 4 5 Total
Frequency 5 32 117 154
Percent 3.2 20.8 76.0 100.0
Valid Percent 3.2 20.8 76.0 100.0
Cumulative Percent 3.2 24.0 100.0
X1.3
Valid
3 4 5 Total
Frequency 15 118 21 154
Percent 9.7 76.6 13.6 100.0
Valid Percent 9.7 76.6 13.6 100.0
Cumulative Percent 9.7 86.4 100.0
X1.4
Valid
4 5 Total
Frequency 16 138 154
Percent 10.4 89.6 100.0
Valid Percent 10.4 89.6 100.0
Cumulative Percent 10.4 100.0
X1.5
Valid
3 4 5 Total
Frequency 12 106 36 154
Percent 7.8 68.8 23.4 100.0
Valid Percent 7.8 68.8 23.4 100.0
Cumulative Percent 7.8 76.6 100.0
122
Pengetahuan
Valid
3.2 3.4 3.6 3.8 4.0 4.2 4.4 4.6 4.8 Total
Frequency 1 3 10 2 4 12 61 47 14 154
Percent .6 1.9 6.5 1.3 2.6 7.8 39.6 30.5 9.1 100.0
Valid Percent .6 1.9 6.5 1.3 2.6 7.8 39.6 30.5 9.1 100.0
Cumulative Percent .6 2.6 9.1 10.4 13.0 20.8 60.4 90.9 100.0
X2.1
Valid
2 3 4 5 Total
Frequency 3 17 124 10 154
Percent 1.9 11.0 80.5 6.5 100.0
Valid Percent 1.9 11.0 80.5 6.5 100.0
Cumulative Percent 1.9 13.0 93.5 100.0
X2.2
Valid
3 4 5 Total
Frequency 3 27 124 154
Percent 1.9 17.5 80.5 100.0
Valid Percent 1.9 17.5 80.5 100.0
Cumulative Percent 1.9 19.5 100.0
X2.3
Valid
3 4 5 Total
Frequency 9 125 20 154
Percent 5.8 81.2 13.0 100.0
Valid Percent 5.8 81.2 13.0 100.0
Cumulative Percent 5.8 87.0 100.0
123
X2.4
Valid
2 3 4 5 Total
Frequency 2 13 115 24 154
Percent 1.3 8.4 74.7 15.6 100.0
Valid Percent 1.3 8.4 74.7 15.6 100.0
Cumulative Percent 1.3 9.7 84.4 100.0
X2.5
Valid
2 3 4 5 Total
Frequency 3 16 116 19 154
Percent 1.9 10.4 75.3 12.3 100.0
Valid Percent 1.9 10.4 75.3 12.3 100.0
Cumulative Percent 1.9 12.3 87.7 100.0
Pelayanan
Valid
14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 Total
Frequency 1 1 5 5 1 9 12 70 41 8 1 154
Percent .6 .6 3.2 3.2 .6 5.8 7.8 45.5 26.6 5.2 .6 100.0
Valid Percent .6 .6 3.2 3.2 .6 5.8 7.8 45.5 26.6 5.2 .6 100.0
Cumulative Percent .6 1.3 4.5 7.8 8.4 14.3 22.1 67.5 94.2 99.4 100.0
X3.1
Valid
3 4 5 Total
Frequency 7 38 109 154
Percent 4.5 24.7 70.8 100.0
Valid Percent 4.5 24.7 70.8 100.0
Cumulative Percent 4.5 29.2 100.0
124
X3.2
Valid
3 4 5 Total
Frequency 7 62 85 154
Percent 4.5 40.3 55.2 100.0
Valid Percent 4.5 40.3 55.2 100.0
Cumulative Percent 4.5 44.8 100.0
X3.3
Valid
3 4 5 Total
Frequency 7 34 113 154
Percent 4.5 22.1 73.4 100.0
Valid Percent 4.5 22.1 73.4 100.0
Cumulative Percent 4.5 26.6 100.0
X3.4
Valid
3 4 5 Total
Frequency 10 117 27 154
Percent 6.5 76.0 17.5 100.0
Valid Percent 6.5 76.0 17.5 100.0
Cumulative Percent 6.5 82.5 100.0
X3.5
Valid
3 4 5 Total
Frequency 10 124 20 154
Percent 6.5 80.5 13.0 100.0
Valid Percent 6.5 80.5 13.0 100.0
Cumulative Percent 6.5 87.0 100.0
Pemeriksaan
Valid
3.0 3.2 3.4 3.6 3.8 4.2 4.4 4.6 4.8 Total
Frequency 1 1 8 3 1 11 57 60 12 154
Percent .6 .6 5.2 1.9 .6 7.1 37.0 39.0 7.8 100.0
Valid Percent .6 .6 5.2 1.9 .6 7.1 37.0 39.0 7.8 100.0
Cumulative Percent .6 1.3 6.5 8.4 9.1 16.2 53.2 92.2 100.0
125
Y.1
Valid
3 4 5 Total
Frequency 11 118 25 154
Percent 7.1 76.6 16.2 100.0
Valid Percent 7.1 76.6 16.2 100.0
Cumulative Percent 7.1 83.8 100.0
Y.2
Valid
3 4 5 Total
Frequency 9 117 28 154
Percent 5.8 76.0 18.2 100.0
Valid Percent 5.8 76.0 18.2 100.0
Cumulative Percent 5.8 81.8 100.0
Y.3
Valid
3 4 5 Total
Frequency 3 18 133 154
Percent 1.9 11.7 86.4 100.0
Valid Percent 1.9 11.7 86.4 100.0
Cumulative Percent 1.9 13.6 100.0
Y.4
Valid
3 4 5 Total
Frequency 13 126 15 154
Percent 8.4 81.8 9.7 100.0
Valid Percent 8.4 81.8 9.7 100.0
Cumulative Percent 8.4 90.3 100.0
Kesadaran
Valid
3.00 3.25 3.50 3.75 4.00 4.25 4.50 4.75 5.00 Total
Frequency 2 3 8 1 6 80 44 9 1 154
Percent 1.3 1.9 5.2 .6 3.9 51.9 28.6 5.8 .6 100.0
Valid Percent 1.3 1.9 5.2 .6 3.9 51.9 28.6 5.8 .6 100.0
Cumulative Percent 1.3 3.2 8.4 9.1 13.0 64.9 93.5 99.4 100.0
126
Z.1
Valid
3 4 5 Total
Frequency 9 19 126 154
Percent 5.8 12.3 81.8 100.0
Valid Percent 5.8 12.3 81.8 100.0
Cumulative Percent 5.8 18.2 100.0
Z.2
Valid
3 4 5 Total
Frequency 2 13 139 154
Percent 1.3 8.4 90.3 100.0
Valid Percent 1.3 8.4 90.3 100.0
Cumulative Percent 1.3 9.7 100.0
Z.3
Valid
3 4 5 Total
Frequency 13 112 29 154
Percent 8.4 72.7 18.8 100.0
Valid Percent 8.4 72.7 18.8 100.0
Cumulative Percent 8.4 81.2 100.0
Z.4
Valid
3 4 5 Total
Frequency 8 24 122 154
Percent 5.2 15.6 79.2 100.0
Valid Percent 5.2 15.6 79.2 100.0
Cumulative Percent 5.2 20.8 100.0
Z.5
Valid
3 4 5 Total
Frequency 19 102 33 154
Percent 12.3 66.2 21.4 100.0
Valid Percent 12.3 66.2 21.4 100.0
Cumulative Percent 12.3 78.6 100.0
127
Kepatuhan
Valid
3.2 3.4 3.6 4.2 4.4 4.6 4.8 5.0 Total
Frequency 4 5 6 4 16 77 36 6 154
Percent 2.6 3.2 3.9 2.6 10.4 50.0 23.4 3.9 100.0
Valid Percent 2.6 3.2 3.9 2.6 10.4 50.0 23.4 3.9 100.0
Cumulative Percent 2.6 5.8 9.7 12.3 22.7 72.7 96.1 100.0
128 Lampiran 4. Karakteristik Demografi Responden Penelitian berdasarkan Jenis Usaha, Pendidikan, Jenis Kelamin dan Umur Jenis Usaha
Valid
Hotel Restoran Hiburan Total
Frequency 56 77 21 154
Percent 36.4 50.0 13.6 100.0
Valid Percent 36.4 50.0 13.6 100.0
Cumulative Percent 36.4 86.4 100.0
Pendidikan
Valid
SMA Diploma S1 S2 Total
Frequency 2 71 71 10 154
Percent 1.3 46.1 46.1 6.5 100.0
Valid Percent 1.3 46.1 46.1 6.5 100.0
Cumulative Percent 1.3 47.4 93.5 100.0
Jenis Kelamin
Valid
Laki-laki Perempuan Total
Frequency 100 54 154
Percent 64.9 35.1 100.0
Valid Percent 64.9 35.1 100.0
Cumulative Percent 64.9 100.0
129
Umur
Valid
27 28 29 30 32 33 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 54 55 56 58 60 Total
Frequency 1 1 8 2 1 1 7 1 2 7 5 9 8 7 1 13 25 5 6 5 4 11 4 4 3 6 5 1 1 154
Percent .6 .6 5.2 1.3 .6 .6 4.5 .6 1.3 4.5 3.2 5.8 5.2 4.5 .6 8.4 16.2 3.2 3.9 3.2 2.6 7.1 2.6 2.6 1.9 3.9 3.2 .6 .6 100.0
Valid Percent .6 .6 5.2 1.3 .6 .6 4.5 .6 1.3 4.5 3.2 5.8 5.2 4.5 .6 8.4 16.2 3.2 3.9 3.2 2.6 7.1 2.6 2.6 1.9 3.9 3.2 .6 .6 100.0
Cumulative Percent .6 1.3 6.5 7.8 8.4 9.1 13.6 14.3 15.6 20.1 23.4 29.2 34.4 39.0 39.6 48.1 64.3 67.5 71.4 74.7 77.3 84.4 87.0 89.6 91.6 95.5 98.7 99.4 100.0
130 Lampiran 5.
Regresi Pengaruh Parsial Pengetahuan Pajak terhadap Kesadaran Wajib Pajak Model Summary
Model
R .129a
1
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
R Square .167
.010
.32274
a. Predictors: (Constant), Pengetahuan Pajak
ANOVAa Model 1
Sum of Squares Regression
df
Mean Square
.269
1
.269
Residual
15.832
152
.104
Total
16.101
153
F
Sig. .011b
3.580
a. Dependent Variable: Kesadaran Wajib Pajak b. Predictors: (Constant), Pengetahuan Pajak
Coefficientsa Standardized Unstandardized Coefficients Model 1
B (Constant) Pengetahuan Pajak
a. Dependent Variable: Kesadaran Wajib Pajak
Std. Error 4.858
.301
.108
.067
Coefficients Beta
t
.129
Sig.
16.143
.000
1.806
.011
131 Lampiran 6. Regresi Pengaruh Parsial Kualitas Pelayanan terhadap Kesadaran Wajib Pajak Model Summary
Model
R .319a
1
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
R Square .102
.096
.30846
a. Predictors: (Constant), Kualitas Pelayanan
ANOVAa Model 1
Sum of Squares Regression
df
Mean Square
1.639
1
1.639
Residual
14.462
152
.095
Total
16.101
153
F
Sig. .000b
17.228
a. Dependent Variable: Kesadaran Wajib Pajak b. Predictors: (Constant), Kualitas Pelayanan
Coefficientsa Standardized Unstandardized Coefficients Model 1
B (Constant) Kualitas Pelayanan
a. Dependent Variable: Kesadaran Wajib Pajak
Std. Error 3.106
.307
.290
.070
Coefficients Beta
t
.319
Sig.
10.122
.000
4.151
.000
132 Lampiran 7. Regresi Pengaruh Parsial Pemeriksaan Pajak terhadap Kesadaran Wajib Pajak Model Summary
Model
R .409a
1
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
R Square .168
.162
.29695
a. Predictors: (Constant), Pemeriksaan Pajak
ANOVAa Model 1
Sum of Squares Regression
df
Mean Square
2.698
1
2.698
Residual
13.403
152
.088
Total
16.101
153
F
Sig. .000b
30.600
a. Dependent Variable: Kesadaran Wajib Pajak b. Predictors: (Constant), Pemeriksaan Pajak
Coefficientsa Standardized Unstandardized Coefficients Model 1
B (Constant) Pemeriksaan Pajak
a. Dependent Variable: Kesadaran Wajib Pajak
Std. Error 2.512
.338
.429
.078
Coefficients Beta
t
.409
Sig. 7.434
.000
5.532
.000
133 Lampiran 8. Regresi Pengaruh Parsial Pengetahuan Pajak terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Model Summary
Model
R .401a
1
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
R Square .161
.050
.32004
a. Predictors: (Constant), Pengetahuan Pajak
ANOVAa Model 1
Sum of Squares Regression
df
Mean Square
.025
1
.025
Residual
15.569
152
.102
Total
15.594
153
F
Sig. .021b
3.245
a. Dependent Variable: Kepatuhan Wajib Pajak b. Predictors: (Constant), Pengetahuan Pajak
Coefficientsa Standardized Unstandardized Coefficients Model 1
B (Constant) Pengetahuan Pajak
a. Dependent Variable: Kepatuhan Wajib Pajak
Std. Error 4.140
.298
.033
.066
Coefficients Beta
t
.040
Sig.
13.874
.000
1.951
.021
134 Lampiran 9. Regresi Pengaruh Parsial Kualitas Pelayanan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Model Summary
Model
R .159a
1
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
R Square .253
.019
.31622
a. Predictors: (Constant), Kualitas Pelayanan
ANOVAa Model 1
Sum of Squares Regression
df
Mean Square
.394
1
.394
Residual
15.200
152
.100
Total
15.594
153
F
Sig. .049b
3.944
a. Dependent Variable: Kepatuhan Wajib Pajak b. Predictors: (Constant), Kualitas Pelayanan
Coefficientsa Standardized Unstandardized Coefficients Model 1
B (Constant) Kualitas Pelayanan
a. Dependent Variable: Kepatuhan Wajib Pajak
Std. Error 3.664
.315
.142
.072
Coefficients Beta
t
.159
Sig.
11.646
.000
1.986
.049
135 Lampiran 10.
Regresi Pengaruh Parsial Pemeriksaan Pajak terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Model Summary
Model
R .155a
1
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
R Square .241
.018
.31642
a. Predictors: (Constant), Pemeriksaan Pajak
ANOVAa Model 1
Sum of Squares Regression
df
Mean Square
.375
1
.375
Residual
15.219
152
.100
Total
15.594
153
F
Sig. .048b
3.747
a. Dependent Variable: Kepatuhan Wajib Pajak b. Predictors: (Constant), Pemeriksaan Pajak
Coefficientsa Standardized Unstandardized Coefficients Model 1
B (Constant) Pemeriksaan Pajak
a. Dependent Variable: Kepatuhan Wajib Pajak
Std. Error 3.592
.360
.160
.083
Coefficients Beta
t
.155
Sig. 9.977
.000
1.936
.048
136 Lampiran 11. Regresi Pengaruh Parsial Kesadaran Wajib Pajak terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Model Summary
Model
R .277a
1
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
R Square .765
.070
.30781
a. Predictors: (Constant), Kesadaran Wajib Pajak
ANOVAa Model 1
Sum of Squares Regression
df
Mean Square
1.193
1
1.193
Residual
14.401
152
.095
Total
15.594
153
F
Sig.
12.587
.001b
a. Dependent Variable: Kepatuhan Wajib Pajak b. Predictors: (Constant), Kesadaran Wajib Pajak
Coefficientsa Standardized Unstandardized Coefficients Model 1
B (Constant) Kesadaran Wajib Pajak
a. Dependent Variable: Kepatuhan Wajib Pajak
Std. Error 3.096
.337
.272
.077
Coefficients Beta
t
.277
Sig. 9.198
.000
3.548
.001
137 Lampiran 12. Regresi Pengaruh Simultan Pengetahuan Pajak, Kualitas Pelayanan, dan Pemeriksaan Pajak terhadap Kesadaran Wajib Pajak Model Summary
Model
R
1
.655
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
R Square a
.676
.591
1.29180
a. Predictors: (Constant), Pemeriksaan Pajak, Pengetahuan Pajak, Kualitas Pelayanan
ANOVAa Model 1
Sum of Squares Regression
df
Mean Square
3.329
3
1.110
Residual
12.772
150
.085
Total
16.101
153
F
Sig. .000b
13.033
a. Dependent Variable: Kesadaran Wajib Pajak b. Predictors: (Constant), Pemeriksaan Pajak, Pengetahuan Pajak, Kualitas Pelayanan
Coefficientsa Standardized Unstandardized Coefficients Model 1
B (Constant)
Std. Error 2.510
.478
Pengetahuan Pajak
.083
.061
Kualitas Pelayanan
.165
Pemeriksaan Pajak
.348
a. Dependent Variable: Kesadaran Wajib Pajak
Coefficients Beta
t
Sig.
5.246
.000
.099
2.160
.046
.072
.182
2.296
.023
.083
.332
4.193
.000
138 Lampiran 13. Regresi Pengaruh Simultan Pengetahuan Pajak, Kualitas Pelayanan, Pemeriksaan Pajak dan Kesadaran Wajib Pajak terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Model Summary
Model
R
1
.898
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
R Square a
.887
.643
1.30882
a. Predictors: (Constant), Kesadaran Wajib Pajak, Pengetahuan Pajak, Kualitas Pelayanan, Pemeriksaan Pajak
ANOVAa Model 1
Sum of Squares Regression
df
Mean Square
1.384
4
.346
Residual
14.210
149
.095
Total
15.594
153
F
Sig.
3.628
.007b
a. Dependent Variable: Kepatuhan Wajib Pajak b. Predictors: (Constant), Kesadaran Wajib Pajak, Pengetahuan Pajak, Kualitas Pelayanan, Pemeriksaan Pajak
Coefficientsa Standardized Unstandardized Coefficients Model 1
B (Constant)
Std. Error 2.503
.551
Pengetahuan Pajak
.065
.065
Kualitas Pelayanan
.065
Pemeriksaan Pajak Kesadaran Wajib Pajak a. Dependent Variable: Kepatuhan Wajib Pajak
Coefficients Beta
t
Sig.
4.545
.000
.079
1.999
.032
.078
.073
1.837
.038
.029
.093
.028
1.733
.049
.248
.086
.252
2.873
.005
139 Lampiran 14. Perhitungan R2m Persamaan 1: Rm2 1 Pe21 Pe22 ...Pep2 R2m = 1- {(0,833)2.(0,898)2.(0,832)2} R2m = 1 – 0,387 R2m = 0,613 Persamaan 2: Rm2 1 Pe21 Pe22 ...Pep2 R2m = 1- {(0,839)2.(0,747)2.(0,759)2.(0,235)2} R2m = 1 – 0,012 0,704.0,558.0,576.0,055 R2m = 0,988
140 Lampiran 15. Perhitungan Pengujian Pengaruh Tidak Langsung Pengetahuan Pajak terhadap Kepatuhan Wajib Pajak melalui Kesadaran Wajib Pajak
Pengetahuan Pajak (X!)
a= 0,083 Sa=0,061
b=0,248 Sb=0,086
Kepatuhan Wajib pajak (Z)
Kesadaran Wajib pajak (Y)
S ab (0,248) 2 (0,061) 2 (0,083) 2 (0,086) 2 Sab = 0,01518 z
ab S ab
z
(0,083)(0,248) 0,01518
z = 1,356
141 Lampiran 16. Perhitungan Pengujian Pengaruh Tidak Langsung Kualitas Pelayanan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak melalui Kesadaran Wajib Pajak
Kualitas Pelayanan (X2)
a= 0,165 Sa=0,072
Kesadaran Wajib Pajak (Y)
z = 1,795 Sig = 0,05
S ab (0,248) 2 (0,072) 2 (0,165) 2 (0,086) 2 Sab = 0,0228 z
ab S ab
z
(0,165)(0,248) 0,0228
z = 1,795
b=0,248 Sb=0,086
Kepatuhan Wajib Pajak (Z)
142 Lampiran 17. Perhitungan Pengujian Pengaruh Tidak Langsung Pemeriksaan Pajak terhadap Kepatuhan Wajib Pajak melalui Kesadaran Wajib Pajak
a= 0,348 Sa=0,083
Pemeriksaan Pajak (X3)
z = 2,376 Sig = 0,05
S ab (0, 248) 2 (0,083) 2 (0,348) 2 (0,086) 2 Sab = 0,03632 z
ab S ab
z
(0,348)(0,248) 0,03632
z = 2,376
Kepatuhan Wajib Pajak (Z)
Kesadaran Wajib Pajak (Y) b=0,248 Sb=0,086
143 Lampiran 18. Perhitungan Pengaruh Langsung, Pengaruh Tidak Langsung, dan Pengaruh Total Pengaruh langsung X1 terhadap Y …………….…………… = 0,099 Pengaruh tidak langsung …………………………………… = Pengaruh Total = 0,099 + 0 ………………………………... = 0,099 Pengaruh langsung X2 terhadap Y ……………….………… = 0,182 Pengaruh tidak langsung ………………………………….... = Pengaruh Total = 0,182 + 0 ………………………………... = 0,182 Pengaruh langsung X3 terhadap Y ….……………………… = 0,332 Pengaruh tidak langsung …………………………………… = Pengaruh Total = 0,332 + 0 ………………………………... = 0,332 Pengaruh langsung X1 terhadap Z …………………………. = 0,079 Pengaruh tidak langsung X1 terhadap Z melalui Y = 0,099 x 0,252 ……………………………. = 0,025 Pengaruh Total = 0,079 + 0,025 …………………………... = 0,104 Pengaruh langsung X2 terhadap Z …………………………. = 0,073 Pengaruh tidak langsung X2 terhadap Z melalui Y = 0,182 x 0,252 ……………………………. = 0,046 Pengaruh Total = 0,073 + 0,046 …………………………... = 0,119 Pengaruh langsung X3 terhadap Z …………………………. = 0,028 Pengaruh tidak langsung X3 terhadap Z melalui Y = 0,332 x 0,252 ……………………………. = 0,084 Pengaruh Total = 0,028 + 0,084 …………………………... = 0,112 Pengaruh langsung Y terhadap Z …………….…………… = 0,252 Pengaruh tidak langsung …………………………………… = Pengaruh Total = 0,252 + 0 ………………………………... = 0,252 Ringkasan Pengaruh Langsung, Tidak Langsung, dan Total Antarvariabel X1
X2
X3
Y
Var PL
PTL
PT
PL
PTL
PT
PL
PTL
PT
PL
PTL
PT
Y
0,099
-
0,099
0,182
-
0,182
0,332
-
0,332
-
-
-
Z
0,079
0,025
0,104
0,073
0,046
0,119
0,028
0,084
0,112
0,252
-
0,252
144 Lampiran 19. Uji Validitas
Pengetahuan Pajak Correlations X11 X11
X12
Pearson Correlation
1
Sig. (2-tailed) N X12
X13
X14
X15
X1
Pearson Correlation
154
X13 **
.596
.000
.000
154
154
154
154
154
1
**
**
**
.803**
.596
N
154
154
**
**
.321
.329
.000
.000
.000
154
154
154
154
1
*
*
.536**
.041
.019
.000
154
154
154
1
**
.751**
.000
.000
.321
.000
.000
N
154
154
154
**
**
*
.518
.518
.000
Sig. (2-tailed)
.575
.763**
.344
.000
.000
Pearson Correlation
.575
X1 **
.000
**
.306
.306
X15 **
.000
Sig. (2-tailed)
Pearson Correlation
X14 **
.165
.165
.188
.356
Sig. (2-tailed)
.000
.000
.041
N
154
154
154
154
154
154
**
**
*
**
1
.657**
Pearson Correlation
.344
.329
.188
.356
Sig. (2-tailed)
.000
.000
.019
.000
N
154
154
154
154
154
154
**
**
**
**
**
1
Pearson Correlation
.763
.803
.536
.751
.000
.657
Sig. (2-tailed)
.000
.000
.000
.000
.000
N
154
154
154
154
154
154
145 Kualitas Pelayanan Correlations X21 X21
X22
Pearson Correlation
1
Sig. (2-tailed) N X22
X23
X24
X25
X2
Pearson Correlation
154
X23
.263**
.226**
.613**
.001
.001
.001
.005
.000
154
154
154
154
154
1
*
**
**
.618**
.256
.001
N
154
154
**
*
.167
.006
.000
154
154
154
154
1
**
**
.622**
.000
.000
.000
154
154
154
1
**
.667**
.002
.000
.167
.038
N
154
154
154
**
**
**
.247
.221
.002
.001
.263
.247
.038
Sig. (2-tailed)
Pearson Correlation
X2
.255**
**
.255
X25
.256**
Sig. (2-tailed)
Pearson Correlation
X24
.303
.303
.292
.245
Sig. (2-tailed)
.001
.002
.000
N
154
154
154
154
154
154
**
**
**
**
1
.631**
Pearson Correlation
.226
.221
.292
.245
Sig. (2-tailed)
.005
.006
.000
.002
N
154
154
154
154
154
154
**
**
**
**
**
1
Pearson Correlation
.613
.618
.622
.667
.000
.631
Sig. (2-tailed)
.000
.000
.000
.000
.000
N
154
154
154
154
154
154
146 Pemeriksaan Pajak Correlations X31 X31
X32
Pearson Correlation
1
Sig. (2-tailed) N X32
X33
X34
X35
X3
154
X33
X34
X35
X3
*
.121
.041
.481**
.907
.046
.133
.615
.000
154
154
154
154
154
.033
.145
**
.550**
.687
.072
.002
.000
.010
Pearson Correlation
.010
Sig. (2-tailed)
.907
N
154
154
154
154
154
154
*
.033
1
.042
.106
.489**
Sig. (2-tailed)
.046
.687
.606
.192
.000
N
154
154
154
154
154
1
*
.556**
.019
.000
Pearson Correlation
.161
1
.161
154
.248
Pearson Correlation
.121
.145
.042
Sig. (2-tailed)
.133
.072
.606
N
154
154
154
154
154
154
Pearson Correlation
.041
**
.106
*
1
.604**
Sig. (2-tailed)
.615
.002
.192
.019
N
154
154
154
154
154
154
**
**
**
**
**
1
Pearson Correlation
.481
.248
.550
.489
.188
.188
.556
.000
.604
Sig. (2-tailed)
.000
.000
.000
.000
.000
N
154
154
154
154
154
154
147 Kesadaran Wajib Pajak Correlations Y1 Y1
Y2
Y3
Y4
Y
Pearson Correlation
Y
-.004
.617**
.000
.066
.963
.000
154
154
154
154
154
**
1
.094
.040
.621**
.245
.627
.000
1
Sig. (2-tailed)
Y2
Y4 .148
Pearson Correlation
N
Y3 **
.280
.280
Sig. (2-tailed)
.000
N
154
154
154
154
154
Pearson Correlation
.148
.094
1
.021
.536**
Sig. (2-tailed)
.066
.245
.795
.000
N
154
154
154
154
154
-.004
.040
.021
1
.495**
Sig. (2-tailed)
.963
.627
.795
N
154
154
154
154
154
**
**
**
**
1
Pearson Correlation
Pearson Correlation
.617
.621
.536
.000
.495
Sig. (2-tailed)
.000
.000
.000
.000
N
154
154
154
154
154
148 Kepatuhan Wajib Pajak Correlations Z1 Z1
Z2
Pearson Correlation
1
Sig. (2-tailed)
Z2
Z3
Z4
Z5
Z
Z3
Z4
Z5
Z
.099
.017
.025
.038
.416**
.223
.836
.757
.643
.000
N
154
154
154
154
154
154
Pearson Correlation
.099
1
.027
.072
.093
.539**
Sig. (2-tailed)
.223
.744
.375
.250
.000
N
154
154
154
154
154
1
**
*
.523**
.004
.027
.000
154
154
154
1
*
.602**
.029
.000
154
Pearson Correlation
.017
.027
Sig. (2-tailed)
.836
.744
N
154
154
154 **
.233
.233
.178
Pearson Correlation
.025
.072
Sig. (2-tailed)
.757
.375
.004
N
154
154
154
154
154
154
*
*
1
.541**
Pearson Correlation
.038
.093
Sig. (2-tailed)
.643
.250
.027
.029
N
154
154
154
154
154
154
**
**
**
**
**
1
Pearson Correlation
.416
.539
.178
.176
.523
.176
.602
.000
.541
Sig. (2-tailed)
.000
.000
.000
.000
.000
N
154
154
154
154
154
154
149 Lampiran 20. Uji Reliabilitas Pengetahuan Pajak Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items
.730
5
Kualitas Pelayanan Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items
.619
5
Pemeriksaan Pajak Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items
.683
5
Kesadaran Wajib Pajak Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items
.692
4
Kepatuhan Wajib Pajak Reliability Statistics Cronbach's Alpha .644
N of Items 5