Ternyata Dimas Autis…
Berawal dari Kontak Mata
1
Kenali Autisme
Menghadapi kenyaataan Dimas autis, saya banyak belajar tentang autisme. Tak kenal maka tak sayang, demikian kata pepatah. Tak kenal maka ta’aruf, kenalan. Demikian kata teman saya. Maka saya berusaha mengenal autisme sehingga bisa lebih sayang dan telaten menerapi Dimas. Autisme adalah gangguan perkembangan yang sangat kompleks pada anak yang gejalanya sudah timbul sebelum anak itu mencapai usia 3 tahun. Anak-anak penyAndang spektrum autisme biasanya memperlihatkan setidaknya setengah dari daftar tanda-tanda yang disebutkan di bawah ini. Gejala-gejala dapat berkisar dari ringan hingga berat dan intensitasnya berbeda antara masing-masing individu, oleh sebab itu autisme
2
Berawal dari Kontak Mata
disebut juga Autistic Spectrum Disorder (ASD) atau gangguan spektrum autistik (GSA). Bila autisme dapat dideteksi sejak dini dan kemudian ditangani secara tepat dan intensif, maka anak autis dapat berkembang secara optimal.
Hubungi dokter jika Anda mencurigai anak Anda memperlihatkan setidaknya separuh dari gejala-gejala ini. Berikut gejala-gejala yang dicurigai: • Sulit bersosialisasi dengan anak-anak lainnya. • Menuntut hal yang sama; menentang perubahan atas hal-hal yang bersifat rutin. • Tertawa atau tergelak tidak pada tempatnya. • Tidak pernah atau jarang sekali kontak mata. • Menekuni permainan dengan cara aneh dalam waktu lama. • Tidak peka terhadap rasa sakit. • Echolalia (mengulangi kata atau kalimat, tidak berbahasa biasa). • Lebih suka menyendiri; sifatnya agak menjauhkan diri. • Tidak suka dipeluk (disayang) atau menyayangi • Suka benda-benda yang berputar/ memutarkan benda. • Tidak tanggap terhadap isyarat kata-kata; bersikap seperti orang tuli. • Keterikatan pada satu benda secara berlebihan.
Berawal dari Kontak Mata
3
• Kesulitan dalam mengutarakan kebutuhannya; suka menggunakan isyarat atau menunjuk dengan tangan daripada katakata. • Hiperaktif/melakukan kegiatan fisik secara berlebihan atau malah tidak melakukan apapun (terlalu pendiam) • Tantrums –suka mengamuk/ memperlihatkan kesedihan tanpa alasan yang jelas. • Tidak berminat terhadap metode pengajaran yang biasa. • Kecakapan motorik kasar/halus yang tidak seimbang (seperti tidak mau menendang bola namun dapat menumpuk balok-balok). Disadur dari Autism Society of America 2002 (www.autismsociety.org)
4
Berawal dari Kontak Mata
Apakah Dimas Diet?
Ada juga yang bertanya, apakah Dimas juga diet? Ya, Dimas dulu sebelum verbal dan sewaktu masih tantrum saya diet GFCF, minum susu kedelai dan sama sekali tidak makan yang berbahan dari terigu. Karena kalau Dimas terkena makanan yang berbahan GFCF maka akan keliatan hiperaktifnya. Sampai dengan sekarang Dimas kalau minum minuman kemasan lebih dari 2, maka akan keliatan hiperaktif dan konsentrasinya jadi kacau. Pernah saya dengar bahwa makanan yang berbahan terigu itu nggak penting bagi tubuh kita. Seumur hidup kita nggak makan terigu juga tidak menjadi masalah. Tepung terigu yang paling bagus yaitu yang proteinnya
Berawal dari Kontak Mata
5
tinggi malah membuat anak autis menjadi semakin parah apabila dikonsumsi. Hasil survey di Australia mengatakan bahwa 85% anak autis memiliki pencernaan yang buru, jadi alangkah baiknya para orang tua yang anaknya terdeteksi autis maka sebaiknya melakukan diet GFCF dan bila perlu juga sugar free. Apabila kita belum pernah melakukan test alergi apa anak kita, maka minimal anak kita diet seperti itu, karena tanpa diet maka proses terapi juga akan sia-sia karena anak kita yang sering tantrum akibat tidak diet akan mengakibatkan proses terapi juga terganggu. Meskipun Dimas saat ini sudah tidak diet lagi, tapi saya selalu menganjurkan kepada orang tua anak autis untuk melakukan diet GFCF kepada anaknya, karena diet kepada anak autis itu perlu sekali, dan makanan pengganti susu sapi dan pengganti tepung terigu sekarang banyak dijual. Seperti susu kedelai dan makanan dari tepung beras sebagai alternatif pengganti makanan GFCF.
6
Berawal dari Kontak Mata
Sak Beja-Bejane Wong Kang Nduwe Anak, Luwih Beja Wong Kang Nduwe Anak Autis Tur Isih Iso Ngguyu
Judul diatas merupakan petikan dari syair Ronggowarsito seorang penyair terkenal dari
Berawal dari Kontak Mata
7
Kraton Surakarta yang syairnya sedikit saya plesetkan. Terjemahan dari syair tersebut adalah: seberuntung-beruntungnya orang yang punya anak, lebih beruntung orang yang punya anak autis tapi masih bisa hidup bahagia. Memang dalam kenyataan kehidupan sehari-hari, sebuah keluarga yang memiliki anak penyandang autis merasa hidupnya lebih berat dibandingkan dengan keluarga yang memiliki anak normal. Judul diatas memang sangat mustahil rasanya, masak iya sih punya anak autis tapi hidupnya masih bisa bahagia. Akan tetapi apabila dalam menjalani hidup bersama individu autis ini kita pandai-pandai dalam mengelola hati kita, maka tidak akan mustahil hidup kita masih bisa bahagia meskipun anak kita autis. Saya ingin berbagi resep agar kita mampu bahagia meskipun mempunyai anak autis. Adapun resepnya adalah: Berhentilah membandingkan dengan anak normal.
anak
kita
Apabila kita mempunya anak autis berusia 7 tahun, dan kita membandingkan kemampuan yang dimiliki anak kita dengan anak normal pada usia yang sama, maka kita akan merasa anak kita banyak sekali kekurangan. Ini membuat kita merasa kecewa melihat
8
Berawal dari Kontak Mata
kekurangan anak kita, kita merasa perkembangan anak kita sangat lambat. Sumber dari segala sumber yang menjauhkan kita dari bahagia adalah apabila kita mulai memperbandingkan anak kita dengan anak normal. Jadi mulai dari sekarang berhentilah untuk membandingkan anak kita dengan anak normal. Bandingkan anak kita sekarang dengan anak kita 2 tahun yang lalu. Dengan demikian akan kelihatan bahwa anak kita mengalami kemajuan. Dan ini membuat kita lebih banyak bersyukur kepada Allah. Seorang sahabat pernah bertutur bahwa: apabila kita berani menutup rapat-rapat nafsu kita untuk membandingkan dan nafsu kita untuk menyebut diri ini (baca: anak kita) lebih hebat dari anak yang lain, maka pintu kebahagiaan akan terbuka lebar untuk kita. Jangan takut dengan masa depan anak kita. Kalau kita memikirkan tentang masa depan anak spesial kita nantinya jadi apa, tentunya kita semua pasti akan khawatir. Saya kadang juga khawatir, apakah anak saya Dimas nantinya bisa hidup mandiri sepeninggal saya nanti. Tetapi sahabat saya pernah memberi nasihat bahwa, satu langkah di depan memang menjadi tanggung jawab kita untuk memikirkannya. Tetapi 2 atau 3 langkah di depan, kita serahkan saja kepada Tuhan.
Berawal dari Kontak Mata
9
Suatu hari Sidarta Budha Gautama pernah ditanya, mengapa muridnya terlihat demikian tenang, damai dan bahagia. Dengan jernih Sidarta Budha Gautama menjawab: ”mereka semua sudah tidak lagi menakuti setan masa depan dan tidak lagi dihantui oleh hantu masa lalu. Menjalani hari ini secara penuh kesadaran itu sudah lebih dari cukup.
10
Berawal dari Kontak Mata