TERM OF REFERENCE ARTRIWARA 2017
A. Latar Belakang Negara kepulauan merupakan sebuah julukan yang disematkan kepada Indonesia. Seperti paparan yang ada di maritim.go.id, negara kepulauan merupakan serapan dari archipelagic state yang menurut Adrian Bernard Lapian dapat diartikan sebagai negara laut utama yang memiliki banyak pulau. Bila melihat kondisi alam Indonesia sendiri, Indonesia memiliki 14.572 pulau dengan panjang garis pantai yang mencapai 95.181 km. Panjang garis pantai tersebut terhitung dari Sabang sampai Merauke. Luas wilayah laut yang dimiliki oleh Indonesia yang bisa menguatkan julukan sebagai negara kepulauan. Berdasarkan United Nation Convention on the Law of Sea (UNCLOS) tahun 1982, total luas wilayah laut Indonesia seluas 5,9 juta km2. Luas tersebut terdiri atas 3,2 juta km2 perairan territorial, dan 2,7 km2 perairan Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE). Kondisi yang demikian semakin memperkuat bahwa Indonesia adalah negara kepulauan. Indonesia sebagai negara kepulauan menyimpan potensi maritim yang besar. Mutiara laut selatan (south sea pearl) menjadi salah satu hasil potensi maritim yang telah memiliki pengakuan dari dunia sebagai salah satu produk unggulan. Yugi Prayanto selaku Ketua Umum Kadin Bidang Kelautan dan Perikanan menjelaskan bahwa dalam kurun waktu 20132015, produksi mutiara laut selatan sebesar 5,4 ton hingga 7,5 ton (Kusuma, 2017, 7 Februari). Selain mutiara laut selatan, sumber daya ikan laut di perairan Indonesia juga bisa dilihat sebagai sebuah potensi. Sumber daya ikan laut Indonesia sebesar 6,5 juta ton per tahun yang tersebar di wilayah Indonesia dan perairan ZEE (Maradon, 2016, 4 Maret). Laut Indonesia sejatinya menyimpan potensi yang begitu besar. Potensi maritim yang begitu besar membuat Presiden Joko Widodo memunculkan sebuah gagasan untuk menjadikan Indonesia sebagai poros maritim dunia. Berdasarkan paparan yang ada di presidenri.go.id, poros maritim dapat dilihat sebagai sebuah gagasan strategis yang diwujudkan untuk menjamin konetivitas antar pulau, pengembangan industri perkapalan dan perikanan, perbaikan transportasi laut serta fokus keamanan maritim. Gagasan tersebut dimunculkan untuk mendorong pembenahan dan pengembangan yang berkelanjutan di sektor kemaritiman. Beberapa program telah disiapkan dan dikerjakan guna 1
mendukung gagasan tersebut. Program tol laut, misalnya yang dikerjakan di kawasan provinsi Maluku. Program tol laut yang dikerjakan di kawasan tersebut berdampak pada penurunan harga komoditas. Penurunan harga komoditas berada di kisaran 20 sampai 30 persen (Stefanus, 2017, 11 Februari). Dengan terwujudnya program-program tersebut diharapkan tidak hanya mampu menjadikan Indonesia sebagai poros maritim dunia, tetapi juga mampu membuat sektor maritim Indonesia dapat berdiri dengan kaki sendiri (berdikari). Sektor maritim Indonesia yang berdikari maksudnya adalah sektor tersebut dapat meminimalisir ketergantungan dari pihak asing dalam mengembangkan, mengelola, dan memanfaatkan segala potensi yang ada di dalam sektor tersebut. Upaya-upaya yang dilakukan dan kebijakan-kebijakan yang dibuat oleh Pemerintah Indonesia di sektor maritim diharapkan mampu menuntun sektor tersebut untuk dapat berdikari. Upaya-upaya menekan angka illegal fishing, pelestarian ekosistem laut, dan kedaulatan hukum kelautan merupakan contoh upaya-upaya yang dilakukan Pemerintah Indonesia untuk mewujudkan sektor maritim yang berdikari. Dunia jurnalistik memiliki peran dalam membantu terwujudnya Indonesia sebagai poros maritim dunia dan sektor maritim yang berdikari melalui proses jurnalisme. Jurnalisme adalah proses kegiatan mencari, mengolah, menyusun sebuah informasi umum dari peristiwa tertentu untuk menjadi berita yang sesuai dengan kode etik jurnalisme (Suhandang, 2004:21). Informasi-informasi yang dihasilkan lewat proses jurnalisme membantu dalam pemberian informasi kepada masyarakat. Bahasa yang sederhana, singkat, lugas, jelas, jernih serta menarik, mampu menjadi daya tarik terhadap informasi yang dihasilkan. Maka, peran media terlebih lagi media massa yang memiliki ruang gerak di ranah jurnalisme lingkungan hidup sangat penting adanya. Menurut Aisyiyah (2011:189), media massa sebagai sumber informasi utama publik berkewajiban untuk menyuarakan isu-isu lingkungan sehingga publik dapat secara jelas memahami dan menyadari bahaya yang ada di lingkungan mereka (dalam Widyandani, 2014:5). Berita-berita yang dibuat oleh media massa yang menyangkut isu-isu lingkungan juga harus memiliki orientasi. Orientasi berita lebih menekankan kepada pemeliharaan lingkungan hidup sekarang, agar lingkungan hidup itu dapat dinikmati dan diwarisi ke generasi berikutnya dalam kondisi yang sama atau bahkan bisa lebih baik lagi (Abrar, 1993 :9). Selain itu sebuah berita lingkungan hidup juga harus memenuhi kaidah objektivitas, sebab hal ini menjadi tujuan utama dari jurnalisme yaitu untuk memberikan informasi, menunjukkan kebenaran, dan mencerdaskan masyarakat. 2
Jurnalisme lingkungan hidup diharapakan mampu memberikan suatu pemahaman dalam diri masyarakat untuk memelihara, melestarikan, dan menyadarkan masyarakat terhadap potensi lingkungan hidup yang ada. Potensi maritim menjadi salah satu contoh dari potensi lingkungan hidup. Lewat Jurnalisme lingkungan hidup, potensi maritim kemudian dilihat sebagai potensi yang harus dilestarikan, dikelola, dan dikembangkan secara berkelanjutan. Hal tersebut tidak hanya untuk pewarisan kepada generasi berikutnya, tetapi juga untuk menjadikan indonesia sebagai poros maritim serta maritim yabg berdikari. Indonesia memiliki potensi kelautan yang begitu besar. Dalam upaya pengembangan potensi tersebut secara optimal, pemerintah menggagas untuk menjadikan Indonesia sebagai poros maritim dunia. Pengembangan yang berdasar pada gagasan tersebut juga memerlukan peran serta media massa dalam memberikan sebuah informasi secara jelas. Kejalasan informasi mampu untuk memunculkan suatu pemahaman dalam diri masyarakat terhadap lingkungan hidup, khususnya maritim. B. Tentang Artriwara Artriwara merupakan salah satu mata lomba yang terdapat di dalam rangkaian acara Communication Interest Festival (Comminfest) 2017. Artriwara ini diadakan oleh salah satu kelompok profesi / kelompok studi yang bernama TERAS PERS. Di tahun 2017, Artriwara mengajak para mahasiswa untuk menuangkan temuanmu terhadap potensi maritim di suatu daerah dalam bentuk straight news. Tema yang diangkat oleh Artriwara di tahun 2017 guna memeriahkan helatan Comminfest 2017 adalah “Maritim Berdikari”. Tujuan dari diadakannya lomba ini adalah untuk memberikan informasi terkait kondisi maritim di suatu daerah, mengingatkan kembali potensi sumber daya laut yang dimiliki oleh suatu daerah, dan menyuarakan pegembangan sumber daya laut di suatu daerah. Di perhelatan Comminfest 2017, Artriwara akan dibagi ke dalam dua tahapan. Tahap pertama, peserta membuat dan mengumpulkan hasil liputan berupa straight news. Dalam tahap pertama ini, peserta akan diseleksi menjadi 10 peserta oleh dewan juri yang telah dipersiapkan oleh panitia Artriwara. Kesepuluh peserta yang terpilih akan mengikuti tahap selanjutnya. Tahap kedua, peserta melakukan presentasi hasil straight news di hadapan para juri yang telah dipersiapkan oleh panitia Artriwara.
3
C. Tema : “Maritim Berdikari” D. Syarat dan Ketentuan 1. Peserta lomba masih berstatus mahasiswa aktif 2. Terbuka untuk semua fakultas 3. Peserta lomba merupakan individu 4. Karya yang dikumpulkan dalam bentuk straight news 5. Liputan dilakukan di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia 6. Panjang tulisan 300-500 kata, Times New Roman 12, Spasi 1,5. 7. Hasil liputan merupakan karya asli, bukan merupakan plagiasi maupun terjemahan. 8. Hasil liputan belum pernah dipublikasikan di media cetak maupun media online 9. Hasil liputan tidak sedang diikutkan dalam suatu perlombaan E. Cara Pendaftaran 1. Formulir pendaftaran lomba bisa diunduh di situs fisip.uajy.ac.id/comminfest mulai tanggal 3 Maret 2017 sampai 3 April 2017 atau diambil on the spot saat roadshow berlangsung. 2. Biaya pendaftaran lomba sebesar Rp 50.000,- ditransfer ke Rekening BCA 0590-3844-88 (Agustinus M Negara) atau dibayarkan on the spot saat roadshow berlangsung. 3. Bagi yang mengunduh formulir secara online, formulir dikirimkan ke email
[email protected] disertai dengan scan atau foto bukti transfer biaya lomba dan KTM aktif 4. Formulir online dikirimkan maksimal pada 3 April 2017 5. Konfirmasi pengiriman ketentuan administratif secara online ke CP 085241202406 (Feranica) dengan format: Artriwara2017_NamaLengkap_Universitas F.
Cara Pengumpulan Hasil Liputan 1. Hasil liputan yang dikirim dalam bentuk PDF 2. Hasil liputan dilengkapi dengan satu buah foto jurnalistik, transkrip wawancara, dan foto kehadiran peserta di lokasi liputan 3. Hasil liputan dikirimkan via email ke
[email protected] maksimal pada 3 April 2017 4
4. Konfirmasi pengiriman hasil liputan ke dengan format: Artriwara2017_Nama Lengkap_Judul liputan_Universitas.
G. Waktu Pelaksanaan 1. Open Brief
: 3 Maret 2017
2. Close Brief
: 3 April 2017
3. Pengumuman 10 besar
: 18 April 2017
4. Presentasi hasil liputan
: 28-29 April 2017
5. Pengumuman juara
: 29 April 2017
H. Hadiah Lomba 1. Juara I
: Uang Tunai Senilai Rp. 1.000.000 + Sertifikat
2. Juara II
: Uang Tunai Senilai Rp.
750.000 + Sertifikat
3. Juara III
: Uang Tunai Senilai Rp.
500.000 + Sertifikat
5
DAFTAR PUSTAKA
Buku Abrar, A.N. (1993). Mengenal jurnalisme lingkungan hidup. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press. Suhandang, K. (2004). Pengantar Jurnalistik: Seputar Organisasi Produk dan Kode Etik. Bandung : Penerbit Nuansa Internet Kusuma, H. (2017, 7 Februari). Mutiara terbaik dunia dihasilkan di Lampung hingga Papua. Detik.com. Diambil dari : https://finance.detik.com/ekonomi-bisnis/3416078/mutiaraterbaik-dunia-dihasilkan-di-lampung-hingga-papua. Maradon, D.S. (2016, 4 Maret). Potensi besar perikanan tangkap Indonesia. Setkab.go.id. Diambil dari: http://setkab.go.id/potensi-besar-perikanan-tangkap-indonesia/ Stefanus, Y. (2017, 11 Februari). Tol laut turunkan harga komoditas hingga 30 persen. Headlinejabar.com. Diambil dari : http://www.headlinejabar.com/nasional/3104-tollaut-turunkan-harga-komoditas-hingga-30-persen Skripsi Yustiwi, Gisela Ayu H. 2013. Berita Lingkungan di Surat Kabar Lokal (Analisis Isi Kuantitatif Komparatif Penerapan Jurnalisme Lingkungan dalam Berita Penambangan Pasir Merapi di Kabupaten Sleman pada Surat Kabar Harian Kedaulatan Rakyat dan Harian Jogja Periode 1 Agustus 2012 – 28 Februari 2013). Program Studi Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Atma Jaya Yogyakarta