TERAPI RUQYAH DALAM KONTEKS INDIVIDU YANG MENGALAMI KESURUPAN
Oleh :
Aan Anwarudin NIM : 100070020095
Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 1430 H/ 2009 M
TERAPI RUQYAH DALAM KONTEKS INDIVIDU YANG MENGALAMI KESURUPAN (STUDI KASUS PADA PASIEN BENGKEL ROHANI)
Skripsi Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk memenuhi syarat-syarat memperoleh gelar Sarjana Psikologi (S.Psi.)
Oleh:
AAN ANWARUDIN NIM: 100070020095
Di bawah Bimbingan Pembimbing I
Pembimbing II
Prof.DR.Abdul Mujib, M.Ag NIP. 196806141997041001
Bambang Suryadi, Ph. D NIP. 150 326 891
FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1430 H / 2009 M
KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahiim Segala puji dan syukur hanya dipersembahkan ke hadirat Allah SWT atas segala nikmat dan karunia yang selalu tercurah kepada hamba-hamba-Nya. Hanya dengan izin dan pertolonganMu lah ya Allah skripsi ini bisa terselesaikan. Shalawat dan salam semoga selalu tercurah bagi Nabi Muhammad Saw, keluarga, para sahabat serta orang-orang yang senantiasa istiqamah mengikuti sunnah-sunnahnya.
Perjalanan panjang disertai perjuangan yang melelahkan terasa begitu indah untuk dikenang suka dan dukanya dalam merampungkan dan menyelesaikan skripsi yang berjudul “Terapi Ruqyah Dalam Konteks Individu Yang Mengalami Kesurupan” untuk mendapat gelar Strata Satu (S1) bidang Psikologi di UIN Syarif Hidayatullah ini mencapai titik akhir dengan penuh rasa syukur.
Skripsi ini bukanlah hasil karya dari perjuangan diri sendiri, namun banyak pihak yang turut serta memberikan bantuan dan dukungan dalam menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu ucapan terima kasih yang tak terhingga penulis ucapkan kepada mereka, yaitu:
iii
1. Dekan Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Bapak Jahja Umar Ph.D. Terima kasih atas segala kemudahan yang diberikan kepada penulis. 2. Bapak Prof. Dr. Abdul Mujib M.Ag dan Bapak Bambang Suryadi Ph.D selaku dosen pembimbing I dan II yang telah meluangkan waktu dan mencurahkan perhatiannya selama membimbing penulis menyelesaikan skripsi ini. Terima kasih atas segala kemudahan yang telah diberikan kepada penulis semoga Allah membalasnya dengan keberkahan yang berlimpah. 3. Ibu Dra. Hj. Netty Hartati M.Si, Ibu Dra Zahratun Nihayah, M.Si dan seluruh staf pengajar yang telah memberikan kritik, saran dan motivasi kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini setelah tertunda beberapa saat. 4. Seluruh staf akademik dan staf perpustakaan Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah membantu penulis dalam berbagai hal. 5. Dosen Pembimbing Akademik Kelas A angkatan 2000, Bapak Drs Achmad Baidun, M.si yang telah mensupport agar segera menyelesaikan perkuliahan dan untuk terus belajar yang lebih baik. 6. Orang tua tercinta Abah Kadiman (Alm) dan Ibunda Chasanah yang senantiasa memberikan bantuan, dukungan serta iringan do’a yang tiada henti kepada penulis sehingga segalanya terasa lebih ringan dalam
iv
menyelesaikan skripsi ini. Terima kasih atas do’a dan curahan kasih sayang yang telah kalian berikan kepada penulis. 7. Untuk Omah Syafni dan Opah Maizarudin yang tercinta terima kasih atas dukungan serta doa yang tulus sehingga penulis terus termotivasi dalam menyelesaikan tugas akhir dengan mudah. 8. Istriku tercinta Afrimaidarnis, S.Si, Lc yang selalu menemani penulis dalam berbagai kesulitan dan kesabaran untuk mengingatkan agar menyelesaikan skripsinya semoga Allah membalas segala kebaikan dan menjadikan keluarga yang sakinah, mawaddah, warahmah. Serta Ananda tercinta Aufa Muzhaffar El-Fawwaz semoga menjadi anak yang saleh dan terus berjuang di jalan Allah. 9. Ketiga subyek penelitian yang telah meluangkan waktunya dan membantu penulis dalam memperoleh data penelitian semoga Allah senantiasa memberikan kesabaran dan kemudahan serta kesuksesan dalam menjalani kehidupan berikutnya. 10. Bapak Abu Aqila selaku Pimpinan Bengkel Rohani dan seluruh staf pengurus Bengkel Rohani terima kasih telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk memberikan tempat untuk mendapatkan sumber subyek penelitian. 11. Teman – teman penulis seluruh angkatan 2000 semoga kebersamaan dalam menyemai ukhuwwah dan persaudaraan dapat menjadi kenangan.
v
12. Bapak Ali Mastari selaku Pimpinan Fundrasing, dan temen-temenku, Gita, Pandu, Kahfi, Dewi, Budi, Sugeng, Ozy, David, Broto, Erizge, Soleh semoga tetap membangun kebersamaan dan satu dalam perjuangan. 13. Bapak Prof DR Didin Hafidhuddin dan seluruh Jajaran Manajemen BAZNAS yang telah memberikan ruang belajar dan agar bekerja keras, kerja cerdas, dan kerja ikhlas serta untuk menjadi yang terbaik. 14. Kepada seluruh pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Setiap kehidupan memiliki sejumlah asa yang terus di munculkan agar jiwa selalu terisi dan tergerak untuk terus melakukan perbaikan. Tak seorangpun mendapatkan kesuksesan tanpa melalui rintangan masalah dan hambatan, semoga semuanya adalah bagian dari pengujian setiap diri agar selalu tetap mendapatkan gelar ke salehan baik secara individu maupun sosial. Dengan kesalehan individu agar tetap mendapatkan gelar hamba terbaik di sisi Nya, dan kesalehan sosial dapat mengantarkan pribadinya kepada asas kemanfaatan bagi ummat di sekelilingnya. Yakin dan selalu berprasangka baik setiap usaha yang dilalukan akan berbuah kesuksesan atas dasar keihklasan maka sampailah setiap diri ke gerbang pintu kemenangan dan kemuliaan diri. Penulis menyadari skripsi ini jauh dari sebuah nilai kesempurnaan sebagaimana layaknya, baik dari segi bahasa maupun materi yang terdapat
vi
di dalamnya. Besar harapan penulis skripsi ini dapat berguna untuk memberikan tambahan wawasan baru dan dapat memberikan cakrawala yang lebih luas bagi pembaca sekalian. Amiin.
Jakarta Juni 2009
Penulis
v ii
DAFTAR ISI ABSTRAKSI ..............................................................................
i
KATA PENGANTAR .................................................................
iii
DAFTAR ISI ..............................................................................
viii
DAFTAR TABEL ........................................................................
xi
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................
xii
BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah .......................................................
1
1.2 Pembatasan masalah ..........................................................
6
1.3 Perumusan masalah ............................................................
7
1.4 Tujuan penelitian .................................................................
7
1.5 Manfaat penelitian ...............................................................
8
1.6 Sistematika penulisan ..........................................................
9
BAB 2. LANDASAN TEORI 2.1 Terapi Ruqyah ........................................................................
10
2.1.1 Pengertian Terapi Ruqyah ..........................................
10
2.1.2 Dalil Ruqyah dalam Al-Qur’an .....................................
14
2.1.3 Jenis-jenis Ruqyah .....................................................
14
2.1.3 Tata Cara Ruqyah ........................................................
19
viii
2.1.4. Ruqyah Sebagai Terapi ..............................................
28
2.2 Kesurupan ...........................................................................
29
2.2.1 Pengertian kesurupan ..............................................
29
2.2.2 Dalil-dalil tentang kesurupan ....................................
30
2.2.3 Kesurupan dalam berbagai perspektif ......................
34
2.2.4 Proses dan Gejala-gejala kesurupan ........................
39
2.2.5 Gangguan Psikologi dalam Kesurupan ....................
46
2.3 Kerangka Berfikir ..................................................................
48
BAB 3. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian .......................................................
51
3.2 Subjek Penelitian ...............................................................
52
3.3 Teknik Pengumpulan Data .................................................
55
3.4 Prosedur Penelitian ............................................................
58
3.5 Teknik Analisa Data ...........................................................,
59
BAB 4. ANALISA DATA 4.1 Gambaran Umum Bengkel Rohani ....................................
61
4.2 Identitas Responden Penelitian .........................................
66
4.3 Analisa Individual Subyek ..................................................
68
4.3.1 Responden 1 (Dina) ..........................................
ix
68
4.3.2 Responden 2 (Mitha) ...........................................
97
4.3.3 Responden 3 (Bayu) ...........................................
124
4.4 Analisa Perbandingan Antar Subyek .................................
153
BAB 5. PENUTUP 5.1 Kesimpulan .......................................................................
156
5.2 Diskusi ...............................................................................
157
5.3 Saran .................................................................................
158
DAFTAR PUSTAKA ...............................................................
160
Lampiran
x
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Identitas Subyek Penelitian Tabel 4.2 Tabel Perbandingan Antar Subyek
xi
DAFTAR SKEMA
Skema 2.1 Individu Yang Mengalami Kesurupan Skema 4.1 Teknik Metode Terapi Di Bengkel Rohani Skema 4.2 Kasus Dina Skema 4.2 Kasus Mitha Skema 4.3 Kasus Bayu
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Surat Pernyataan Kesediaan Lampiran 2. Pedoman Wawancara Lampiran 3. Lembar Observasi Lampiran 4. Syarat-syarat Terapi Ruqyah Lampiran 5. Bacaan-bacaan Ruqyah
xiii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah Fenomena kesurupan dewasa ini adalah sebuah realita yang terjadi di masyarakat, mungkin dari satu keluarga atau diri sendiri pernah terkena perbuatan atau kejadian (kesurupan) tersebut. Fenomena ini sudah menjadi satu bagian yang tak dapat dipisahkan lagi dari masyarakat., Kematangan informasi dan kedekatan kesurupan telah didapat melalui sarana media, baik media cetak maupun media elektronik. Tayangan dan acara saat ini yang banyak diminati oleh sebagian besar masyarakat Indonesia adalah hal yang berkaitan dengan mistis, lihat saja beberapa acara televisi menampilkan acara seperti; Dunia lain, Gentayangan, Ekspedisi Alam Gaib, Pemburu Hantu, dan lain-lain. Acara tersebut dikemas dengan baik sehingga dapat menjadi bagian dari informasi dan referensi masayarakat untuk melihat dan mencontoh perlakuan yang terdapat di dalamnya. Sangat memprihatinkan ketika fenomena kesurupan terjadi pada individu yang berlatar belakang muslim terkena kejadian tersebut, padahal di sisi lain seorang muslim dapat menghadapinya dengan ibadah dan do’a-do’a yang dibacakan setiap hari. Seyogyanya sebagai seorang muslim agar tidak memohon dan meminta penyembuhan kesurupan kepada dukun atau
2
semacamnya. Hal ini dilakukan karena faktor ketidaktahuan, kurangnya sosialisasi kepada masyarakat tentang cara-cara yang sesuai dengan Islam (syariat) juga menjadi faktor lain penyebab hal tersebut.
Fenomena kejadian kesurupan ini seperti terjadi di Madura puluhan santri Pondok Pesantren Nurul Islam, Desa Karang Cempaka, Kecamatan Bluto kesurupan. Puluhan santri putri itu tiba-tiba bergelimpangan tak sadarkan diri sebelum pelajaran sekolah dimulai. Awal mula kejadian kesurupan itu saat santri putri sedang duduk-duduk di emperan kelas menunggu jam pelajaran dimulai. Tiba-tiba ada satu siswi yang menjerit-jerit dan tubuhnya kejangkejang dengan mata melotot jatuh ke lantai.
Santri yang kesurupan kemudian diberi pertolongan secara medis dibawa ke Puskesmas Kecamatan Bluto. Sedangkan santri lainnya menggelar tahlilan untuk mengusir roh halus agar tidak menggangu santri lainnya. ”Kegiatan itu akan terus dilakukan sampai sekolahnya steril dari godaan makhluk halus,” ungkapnya. (www.surya.co.id/2009/03/04/)
Kejadian kesurupan selain di Madura juga terjadi di daerah Nganjuk Sekitar 15 orang dari 136 mahasiswa-mahasiswi Fakultas Bahasa dan Sains Universitas Wijaya Kusuma (UWK) Surabaya kesurupan saat menggelar bakti sosial (Baksos) di Desa Perning, Jatikalen, Kabupaten Nganjuk.
3
Kesurupan massal ini berlangsung sejak Jumat (24/4) malam sampai Sabtu (25/4) sore.
Para mahasiswa dan mahasiswi tersebut kejang-kejang kemudian tak sadarkan diri setelah berteriak histeris dan meronta-ronta dengan pandangan mata tajam tetapi kosong. Peristiwa menggemparkan ini terjadi tatkala mereka menyiapkan pentas dangdut dan kegiatan api unggun di Lapangan Desa Perning. (www.surya.co.id/2009/04/26/15)
Segi ilmu pengetahuan ilmiah memandang tubuh sebagai dasar utama dalam kehidupan, maka segala analisa dan pemecahan masalah yang timbul selalu dimulai dari penelitian fungsi organ-organ didalam tubuh. Walaupun pengetahuan ilmiah telah berkembang dengan cepatnya, tetapi para ilmuwan masih mengakui adanya pengaruh unsur diluar tubuh seperti pikiran, kepribadian, karakter, sifat-sifat, pembawaan, dan sebagainya.
Masalah yang tidak dapat terjawab secara metode ilmiah diserahkan pemecahannya ke metode alternatif lain seperti psikologi. Sehingga ilmu psikologi berkembang pesat kembali setelah beberapa lama terabaikan oleh kemajuan ilmu pengetahuan dan logika yang begitu pesatnya. Permasalahan yang banyak dipelajari oleh para psikologi lebih banyak menyangkut masalah pikiran, kepribadian, karakter, sifat-sifat, mental, pola hidup, kebiasaan, dan sebagainya. Pada umumnya masalah ini bukan
4
bersumber pada masalah fisik ataupun kerusakan organ tubuh. Walaupun tidak menutup banyaknya permasalahan yang timbul dari fisik dipengaruhi oleh pikiran atau psikologis. Ilmu pengetahuan ilmiah dan ilmu psikologi, tidak cukup sebagai referensi dalam mengungkap masalah yang terjadi dalam kehidupan manusia. Untuk membantu pemecahan masalah yang belum terpecahkan, kiranya cara spiritual dan religius dapat dipertimbangkan sebagai salah satu alternatif tambahan sebagai sarana pemecahan masalah.
Dalam kasus kesurupan dan trance, yang memegang peranan adalah energi roh dari luar. Walaupun kadangkala ada kasus tertentu awal terjadinya kesurupan dan trance di mulai dari penggunaan minuman keras, obat-obatan, dan masalah kejiwaan. Dimana mereka yang jiwanya mudah rapuh tergoyangkan baik karena beban mental maupun karena ketergantungan terhadap minuman keras dan obat, akan lebih mudah di kuasai oleh energi roh lainnya yang berasal dari luar.
Energi roh yang masuk pada saat keadaan demikian, pada umumnya berasal dari unsur energi roh negatif dan menguasai kesadaran yang lemah. Walaupun sebenarnya kesurupan dan trance bermacam-macam. Sebagian bentuk kesurupan dapat dijelaskan menurut kategori sebagai berikut: Sebab dan awal terjadinya, Tingkat kesadaran penuh atau tidak, Persiapkan ataupun kondisi, Energi roh yang berperan, motivasi, manfaat, cara
5
pengundangan, hubungan dengan unsur Roh Suci, ikatan karma, Tingkat energi pelindung, Tingkat kekuasaan yang ada, dan sebagainya. (www.goldenmother.org)
Terdapat dua macam keadan yang dinamakan kesurupan oleh masayarakat, yaitu (W.F.Maramis, 1994,h. 418) :
a. Orang itu merasa bahwa di dalam dirinya ada kekuatan lain yang berdiri di samping “aku”-nya dan yang dapat mengauasainya. Jadi simultan terdapat dua kekuatan yang bekerja sendiri-sendiri dan orang itu berganti-ganti menjadi yang satu dan yang lain. Kesadarannya tidak menurun. Perasaan ini berlangsung kontinu. Dalam hal ini kita melihat suatu permulaan perpecahan kepribadian yang merupakan gejala khas bagi skizofrenia. b. Orang itu telah menjadi lain, ia telah mengidentifikasikan dirinya dengan orang lain, binatang atau benda. Jadi pada suatu waktu tidak terdapat dua atau lebih kekuatan dalam dirinya (seperti dalam hal yang pertama, tapi terjadi suatu metamorfosis yang lengkap. Ia telah menjadi orang lain, binatang atau barang, dan ia juga bertingkah laku seperti orang, binatang atau barang itu. Sesudahnya terdapat amnesia total atau sebagian.
6
Keadaan yang kedua ini ialah disosiasi. Bila disosiasi itu terjadi karena konflik dan stress psikologik, maka keadaan itu dinamakan reaksi disosiasi (suatu sub jenis dalam nerosa histerik). Bila disosiasi itu terjadi karena pengaruh kepercayaan dan kebudayaan, maka dinamakan kesurupan. Tidak jarang kedua keadaan ini secara ilmiah sukar dibedakan karena kepercayaan dan kebudayaan juga dapat menimbulkan konflik dan stress.
Metode yang digunakan dalam ruqyah dengan cara islam tidak diperbolehkan menggunakan bahasa-bahasa yang dilarang, dan yang diperbolehkan dalam Islam disebut dengan Ruqyah Syar’iyyah. Terapi Ruqyah merupakan cara dan proses dalam menyembuhkan individu yang mengalami gangguan atau kesurupan. Oleh karena itu Penelitian tentang penanganan individu yang mengalami kesurupan menjadi penting karena, fenomena ini bagian dari masalah kejiwaan dengan mengunakan metode Ruqyah dapat membantu untuk proses penyembuhan hal tersebut.
1.2 Pembatasan Masalah Metode dan proses dalam ruqyah, dengan menggunakan cara islami terhadap penyembuhan dan pencegahan kesurupan, dan penelitian dilakukan pada Bengkel Rohani. Berdasarkan landasan pemikiran tersebut, perlu kiranya ada suatu batasan agar penulisan dan penelitian ini dapat lebih terarah. Pembatasan
7
tersebut mengenai masalah ruqyah yang dianjurkan oleh Rasulullah Saw, atau ruqyah yang tidak mengandung unsur kesyirikan di dalamnya (ruqyah syirkiyah). Kesurupan ialah ketimpangan yang menimpa jiwa manusia sehingga tidak dapat menyadari apa yang diucapkannya dan tidak dapat pula menghubungkan antara apa yang telah diucapkan dengan apa yang akan diucapkannya.
1.3 Perumusan Masalah 1. Bagaimana proses terapi ruqyah pada Bengkel Rohani dalam konteks individu yang mengalami kesurupan? 2. Mengapa terapi ruqyah digunakan dalam menangani individu kesurupan di Bengkel Rohani ?
1.4 Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah ingin mengetahui sejauh mana proses terapi metode ruqyah dalam konteks menangani individu yang mengalami kesurupan yang di lakukan pada lembaga Bengkel Rohani Jakarta.
8
1.5 Manfaat Penelitian Penelitian ini di harapkan akan memberikan manfaat teoritis dan manfaat praktis : 1. Manfaat secara teoritis adalah : a) Untuk mengetahui proses terapi ruqyah yang digunakan pada lembaga Bengkel Rohani dalam konteks individu yang mengalami kesurupan. b) Untuk menambah wacana keilmuan tentang fenomena individu kesurupan dan proses terapi ruqyah yang digunakan oleh lembaga tersebut. Di harapkan agar dapat dengan mudah mengatasi serta menjawab tentang eksistensi dari terapi ruqyah yang digunakan oleh para pendahulu dengan konteks yang ada pada saat ini. c) Untuk menambah pembekalan keilmuan model-model ataupun perkembangan keilmuan, terutama psikologi Islam, bagi penulis khususnya dan ummat manusia pada umumnya. 2. Manfaat secara praktis adalah : a) Untuk mensosialisasikan pengembangan terapi ruqyah kepada masyarakat secara luas b) Membantu masyarakat dalam menangani dan mendeteksi gejala dan kesurupan dengan terapi ruqyah tersebut.
9
1.6 Sistematika Penulisan Untuk mempermudah dalam penulisan skripsi ini, sistematika penulisan terbagi atas lima bab, sebagai berikut : Bab I Pendahuluan, mencakup latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sisitematika penulisan. Bab II Tinjauan Teoritis, membahas tentang terapi ruqyah, jenis-jenis terapi ruqyah, tata cara ruqyah, ruqyah sebagai terapi, definisi kesurupan, dalil-dalil tentang kesurupan, kesurupan dalam berbagai perspektif, proses dan gejala-gejala kesurupan, gangguan psikologi dalam kesurupan, dan kerangka berfikir. Bab III Metodologi Penelitian. Bab ini membicarakan tentang desain penelitian, subyek penelitian, teknik pengumpulan data, prosedur penelitian, dan analisa data. Bab IV Hasil Penelitian; membahas tentang latar belakang subyek penelitian, gambaran umum dari Bengkel Rohani, metode terapi ruqyah yang digunakan pada Bengkel Rohani, efektifitas metode ruqyah terhadap individu kesurupan. Bab V Penutup, membahas tentang kesimpulan, diskusi dan saran.
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
Pada bab tiga ini penulis akan menguraikan beberapa hal penting berkaitan dengan peneitian yang akan dilakukan. Diawali dengan metodologi yang digunakan dalam penelitian ini, juga akan menjelaskan jenis dan metode penelitian, serta instrumen yang dipakai dalam pengumpulan data. Sehingga data yang diperoleh akan menjawab pertanyaan yang telah diajukan penulis pada bab satu. Pada bab ini juga akan mengemukakan mengenai subjek penelitian, termasuk bagaimana seleksi dan kriteria dalam menentukan satu subjek yang ada. Kemudian akan dijelaskan beberapa prosedur yang dipakai, dan analisa data yang diperoleh dalam penelitian.
3.1 Pendekatan Penelitian Pada penelitian ini, peneliti menggunakan metode kualitatif yang dilakukan pada setting alamiah. Menurut Bogdan Taylor, sebagaimana dalam Moleong (2002) metode kualitatif merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati.
52
Pada studi kasus terdapat dua pola, yaitu single case design dan multiple case design. Dalam single case design digunakan pada pengalaman tunggal, memiliki sebuah kasus yang unik atau ekstrim, dan menganalisa fenomena yang tidak dapat dianalisa secara penelitian ilmiah. Sedangkan pola multiple case design menggunakan metodologi yang sama dengan single case design. Perbedaannya adalah penggunaan responden lebih dari satu orang. Dalam hal ini peneliti harus hati-hati dalam menyertakan subjek, karena setiap kasus harus mengikuti replikasi pada masing-masing kasus. Setiap kasus harus dipandang secara menyeluruh dan terfokus (Yin : 2000). Pola yang digunakan dalam penelitian ini adalah multiple case design karena menggunakan lebih dari satu kasus. Dengan pola ini diharapkan dapat diperoleh gambaran secara menyeluruh tentang penghayatan responden terhadap keadaan yang dialaminya, oleh karena itu maka diperlukan data yang bersifat khusus dan individual untuk mendapatkan hasil yang cukup mendalam.
3.2 Subyek Penelitian 3.2.1 Kriteria Subyek Adapun yang menjadi subyek dalam penelitian ini adalah pasien yang berobat pada Bengkel Rohani yang memenuhi kriteria sebagai berikut :
53
1. Pasien yang mengalami kesurupan berobat pada Bengkel Rohani, minimal pendidikan responden adalah Sekolah Menengah Atas (SMA). Hal ini untuk mengukur kemampuan dan validitas dari hasil wawancara yang akan dilakukan. 2. Telah mengikuti metode pengobatan ruqyah dan terapinya minimal 3 kali selama menjadi subyek dalam penelitian untuk mengetahui dan menganalisis sejauh mana efektifitas metode tersebut dalam mengobati individu yang kesurupan. Dengan asumsi dua kali terapi metode tersebut merupakan waktu yang relevan dan dapat dirasakan dari pengobatan pertama sampai dengan pengobatan berikutnya.
3.2.2 Teknik Pengambilan Subyek Adapun teknik pengambilan sampel dilakukan dengan teknik purposive subject (subyek bertujuan). Sampel bertujuan dilakukan dengan cara mengambil subjek bukan didasarkan atas strata, random, atau daerah, tetapi didasarkan atas adanya tujuan tertentu. (Arikunto, 1993). Penelitian ini difokuskan pada tiga orang yang sudah mengalami dan mengikuti terapi metode ruqyah minimal tiga kali terapi. Menurut Moleong (2004), sampel bertujuan dapat ditandai dari ciri-cirinya sebagai berikut : a) Rancangan subyek yang muncul : Subyek tidak dapat ditentukan atau ditarik terlebih dahulu
54
b) Pemilihan subyek secara berurutan : Tujuan memperoleh variasi sebanyak-banyaknya hanya dapat dicapai apabila pemilihan satuan sampel dilakukan jika satuan sebelumnya sudah dijaring dan dianalisis. c) Penyesuian berkelanjutan dari subyek : Pada mulanya setiap sampel dapat sama kegunaanya. Namun, makin banyak informasi yang masuk dan makin mengembangkan hipotesis kerja, akan ternyata bahwa sampel makin dipilih atas dasar fokus penelitian. d) Pemilihan berakhir jika sudah terjadi pengulangan : Pada subyek bertujuan seperti ini jumlah subyek ditentukan oleh pertimbanganpertimbangan informasi yang diperlukan.
Sedangkan menurut Sarantakos (1993) seperti dikutip oleh Purwandari (2001), prosedur pengambilan subyek umumnya menampilkan beberapa karakteristik,yaitu : a) Diarahkan tidak pada jumlah yang besar, melainkan pada kasus-kasus tipikal sesuai kekhususan masalah penelitian; b) Tidak ditentukan secara kaku sejak awal, tetapi dapat berubah baik dalam hal jumlah maupun karakteristik sampelnya, sesuai dengan pemahaman konseptual yang berkembang dalam penelitian; c) Tidak diarahkan pada keterwakilan (dalam arti jumlah/peristiwa acak) melainkan pada kecocokan konteks
55
3.3 Teknik Pengumpulan Data Penelitian dilakukan dengan metode pendekatan kualitatif sehingga penulis dapat dengan leluasa mengeksplorasi variable dalam penelitian ini dan memperoleh data bukan dalam angka-angka yang kongkrit yang hanya akan berbicara tentang seberapa besar atau seberapa jauh hubungan atau pengaruh suatu variable dengan variable lainnya, melainkan berbentuk data yang dapat mengungkapkan fenomena yang memang ingin diungkap atau bahkan memungkinkan munculnya penemuan-penemuan baru di lapangan yang belum pernah terungkap sebelumnya. Pendekatan ini dipilih karena pendekatan kualitatif merupakan pendekatan yang paling cocok dalam mengungkap realitas fenomena alamiah. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara sebagai metode utama dan observasi adalah sebagai metode penunjang terhadap penelitian ini. Interview merupakan suatu bentuk percakapan yang dilakukan secara lisan, yang melibatkan pewawancara (interviewer) dan orang yang diwawancarai (interviewee) yang dilakukan dalam usaha untuk mengumpulkan informasi yang ingin diungkap untuk suatu keperluan antara lain keperluan penelitian. Melalui wawancara bisa didapatkan informasi yang mendalam (in-depth information) antara lain karena baik pewawancara maupun orang yang diwawancarai dapat memberikan feedback dengan menanyakan kembali apabila ada hal-hal yang tidak jelas.
56
Lincoln dan Guba menegaskan sebagaimana dalam Moleong (2002) bahwa maksud diadakannya wawancara adalah mengkonstruksi mengenai orang lain, kejadian, organisasi, perasaan, motivasi, tuntutan, kepedulian, dan lainlain. Menurut kedua tokoh ini wawancara dibagi ke dalam empat jenis, yaitu: 1. Wawancara dengan tim atau pane; wawancara dilakukan tidak hanya oleh satu orang melainkan dua orang atau lebih terhadap seseorang yang diwawancarai, atau dua orang sekaligus yang disebut sebagai panel. 2. Wawancara tertutup dan wawancara terbuka (covert and overt); wawancara tertutup biasanya yang diwawancarai tidak mengetahui bahwa ia sedang diwawancarai serta tujuan dari wawancara tersebut sedangkan wawancara terbuka adalah kebalikan dari wawancara tertutup. 3. Wawancara riwayat secara lisan: wawancara terhadap orang-orang yang pernah membuat sejarah atau karya ilmiah, sosial, pembangunan, perdamaian dan sebagainya yang dilakukan untuk mengungkap riwayat hidup, pekerjaannya, kesenangannya, ketekunannya, pergaulannya, dan lain-lain. 4. Wawancara terstruktur dan wawancara tak terstruktur; wawancara terstruktur adalah wawancara yang masalah dan pertanyaan-pertanyaan yang akan dilakukan telah disusun oleh peneliti sendiri secara jelas dan terinci dalam suatu bentuk catatan. Sedangkan pada wawancara tak terstruktur, pertanyaan biasanya tidak disusun terlebih dahulu, malah disesuaikan dengan keadaan responden. Wawancara jenis ini
57
menekankan kekecualian, penyimpangan, penafsiran yang tidak lazim, penafsiran kembali, pendekatan baru, pandangan ahli, atau perspektif tunggal. Kemudian ada juga pembagian berdasarkan perencanaan wawancara yaitu wawancara terencana jika waktu dan tempat wawancara telah ditentukan terlebih dahulu berdasarkan kesepakatan bersama peneliti dan responden, dan wawancara insidental jika wawancara dilakukan karena kebetulan ada kesempatan yang baik untuk melakukan wawancara. Pada penelitian ini dilakukan wawancara terbuka dengan menggunakan pedoman umum wawancara yang dilakukan pada tiga orang responden. Wawancara yang dilakukan juga tidak menutup kemungkinan adanya pertanyaan-pertanyaan lanjutan atau munculnya pertanyaan baru jika dianggap perlu. Ada kemungkinan dalam penelitian ini menggunakan wawancara informal tidak langsung pada beberapa orang informan untuk mengetahui informasi yang belum terungkap dalam wawancara dengan responden tujuannya yaitu untuk menguatkan data mengenai responden. Teknik pengumpulan data yang kedua adalah observasi yaitu metode pengumpulan data yang dilakukan secara sistematis dan sengaja melalui pengamatan dan pencatatan terhadap gejala obyek yang diselidiki atau diteliti (Badan Penelitian dan Pengembangan : 2000). Observasi dalam penelitian ini meliputi gambaran fisik dan penampilan subyek serta sikap subyek selama
58
wawancara berlangsung termasuk raut muka, mimic, intonasi, vibrasi suara, dan tatapan mata. Observasi dilakukan pada saat wawancara berlangsung dan pada saat sebelum dilakukan wawancara.
3.4 Prosedur Penelitian 1. Tahap Persiapan (Pra Lapangan) Pada tahap ini dilakukan beberapa persiapan hal-hal yang perlu atau dibutuhkan dalam penelitian, memilih lapangan penelitian, mengurus perizinan, menjajaki dan menilai keadaan lapangan, memilih responden, menyiapkan perlengkapan penelitian termasuk surat izin, pedoman wawancara, tape recorder, maupun perlengkapan lain yang diperlukan serta mempersiapkan diri sepenuhnya untuk melakukan penelitian.
2. Tahap Pelaksanaan a. Memohon izin pihak Lembaga Swadaya Masyarakat Bengkel rohani, dalam hal ini Ketua Umum Bengkel Rohani yaitu Ust.Abu Aqila sekaligus penanggung jawab. b. Mengumpulkan data-data referensi yang berkaitan yang dibutuhkan dalam penelitian. c. Menghubungi pasien yang sudah dipilih berdasarkan petunjuk dari penanggung jawab Bengkel Rohani sebagai responden untuk dimintai kesediaannya, serta menyampaikan maksud dan tujuan penelitian, dan
59
berusaha untuk membentuk rapor awal dengan responden, serta memohon izin untuk melakukan observasi langsung dalam kehidupan keluarganya. d. Tahap keempat merupakan pengambilan data dengan melakukan wawancara dengan berpegang pada pedoman wawancara dan berusaha mengembangkan pertanyaan-pertanyaan dari pedoman wawancara tersebut untuk memperoleh informasi yang mendalam dengan tetap memperhatikan batasan-batasan yang ada. Merekam wawancara tersebut dengan tape recorder dengan seizin responden. e. Mencatat hal-hal yang perlu dan yang terjadi selama wawancara berlangsung.
3.5 Teknik Analisa Data Tahap selanjutnya yakni melakukan tahap analisa data. Data perlu dianalisis, yaitu data dimaknai supaya berbunyi untuk menguraikan fenomena sentral penelitian. Peneliti membuat interpretasi tentang makna data melalui refleksi (Asmadi Alsa, 2003). Yaitu merefleksikan bias, nilai dan asumsi-asumsi personal responden kedalam laporan penelitian. Menurut Wilkinson yang dikutip Asmadi (2003) Refleksiviti fungsional (functional reflexivity) adalah perlunya memeriksa secara kritis dan berkelanjutan dalam proses penelitian untuk menyatakan asumsi-asumsi, nilai-nilai dan bias-bias personal dalam laporan penelitian.
60
Analisis merujuk atas bagian-bagian serta keterkaitan antar bagian tersebut. (A.Chaedar, 2002). Prosedur analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah: 1. Membuat transkrip hasil wawancara secara verbatim berdasarkan hasil rekaman wawancara dengan responden. 2. Memberikan label pada hasil rekaman dan disimpan sebagai dokumen. 3. Memberikan penomoran pada masing-masing transkrip. 4. Melakukan koding (memberi kode) dan melakukan kategorisasi data dan menjadikannya satuan-satuan kecil. 5. Menafsirkan data untuk memperoleh deskripsi dan teori substantif dari data tersebut.
BAB 4 ANALISA DATA
4.1 Gambaran Umum Bengkel Rohani 1. Latar Belakang Berdirinya Bengkel Rohani Bengkel Rohani secara resmi berdiri pada tanggal 6 juli 2003. Tempatnya di Jl.Ir.H. Juanda nomor.2 Ciputat, dengan diketuai oleh seorang ustadz muda berbakat beliau bernama Abu Aqila. 2. Visi dan misi Bengkel Rohani Bengkel Rohani memiliki visi Sehat Jasmani, Sehat Rohani. Adapun misinya adalah menjadi sarana pencerahan spiritual dengan memberikan pemahaman tentang Islam dan alam ghaib dan metode pengobatan secara syamil dan bersumber dari al-Quran dan as-sunnah 3. Diversifikasi program Bengkel Rohani Dalam rangka merealisasikan visi dan misinya, maka Bengkel Rohani menyusun program sebagai berikut: a. Terapi Ganguan Jin dan depresi, yaitu upaya mengatasi permasalahan gangguan jin dan masalah kondisi yang buruk akibat depresi. Pengobatan ini dengan menggunakan terapi Metode ruqyah dengan didukung cara yang lain. Terapi ini di bimbing oleh Abu Aqila, Abu Syaihan, dan Ya’qub
62
b. Konsultasi keluarga, yaitu upaya mengatasi permasalahan seluruh anggota keluarga dengan berpedoman pada al-Quran dan as-sunnah. Konsultasi ini dibimbing oleh Abu Aqila c. Majelis taklim, yaitu kajian Islam yang menyeluruh, sistematik, dan kontinyu. Diadakan sebulan sekali di Bengkel Rohani d. Jasa Psikiater, mengatasi permasalahan NAZA, stress, depresi bagi yang memerlukan konsultasi medis dan obat. Di bimbing oleh Fuadi Yatim e. Iridiolgy, yaitu pemeriksaan General Chek Up oleh Fuadi Yatim f. Spiritual Science Quantum (SSQ), program pembinaan, program pembinaan aqidah dan pelatihan terapi, di bimbing oleh para ustadz yang ahli dibidangnya. Di SSQ ini, semua peserta diberikan pemahaman tentang prinsip-prinsip dasar keimanan yang terangkum dalam rukun iman, tentang alam ghaib khususnya jin dan roh, serta diberikan skill terapi gangguan jin dengan menggunakan ayat-ayat alQuran g. Bekam, yakni terapi fisik untuk melenturkan syaraf-syaraf yang tegang, melancarkan peredaran darah dan menetralisir zat-zat yang dibutuhkan dalam darah. 4. Metode Terapi Ruqyah yang digunakan Pada Bengkel Rohani Jakarta
63
Metode Terapi Ruqyah yang digunakan pada Bengkel Rohani Jakarta adalah berlandaskan syariat Islam atau sesuai dengan Al-quran dan Sunnah. Sesuai dengan al-Quran maksudnya adalah apa yang dibacakan dalam terapi tersebut adalah sesuai dengan ayat yang ada dalam al-Quran khususnya ayat-ayat yang ada korelasinya dengan ruqyah dengan hubungan yang sesuai maknanya.: Secara umum metode terapi ruqyah yang digunakan pada Bengkel Rohani menjadi dua bagian : 1. Metode terapi yang diberikan oleh terapis Maksudnya adalah terapi yang diberikan oleh terapis dari Bengkel Rohani sebagai pusat terapi ruqyah baik oleh Abu Aqila sendiri maupun yang lainnya yaitu dengan cara membacakan ruqyah dan terapinya itu sendiri pada pasien. 2. Metode Self terapi Maksudnya adalah terapi ini sebagai cara untuk menguatkan diri pasien agar dapat menjaga dari gangguan yang dialaminya dan sebagai kontrol diri untuk menjaga akibat dari gangguan tersebut sesuai dengan dzikir atau bacaan yang dianjurkan oleh terapis dari Bengkel Rohani.
64
Skema 4.1 Skema Tekhnik Metode Terapi di Bengkel Rohani PASIEN
Registrasi
Konsultasi
Terapi
Bekam
Resep Obat
Adapun teknis yang dilakukan secara berurutan dalam terapi ruqyah yang dilaksanakan di bengkel Rohani adalah : 1. Pasien datang pada Bengkel Rohani untuk kemudian mendaftarkan perihal dari pengobatan dan kemudian mendapatkan buku konsultasi yang diberikan oleh bagian administrasi atau registrasi 2. Setelah mendaftarkan hal tersebut kemudian diberikan petunjuk maka pasien diarahkan kepada terapis yang akan mendeteksi apakah pasien mengalami gangguan atau yang lainnya.
65
3. Untuk memudahkan dan mendeteksi penyakit maupun gangguan dari pasien maka terapis memberikan layanan berupa konsultasi dari apa yang dialami pasien 4. Terapis menangani pasien kemudian dibacakan dengan bacaan ruqyah untuk pasien yang mengalami gangguan jin atau kesurupan maka akan terjadi reaksi yang berbeda dengan reaksi yang lainnya yang tidak mengalami gangguan tersebut. Cara terapis untuk melakukan hal tersebut adalah sebagai berikut : Setelah pasien masuk ke dalam ruangan terapis, kemudian terapis melakukan bacaan ruqyah yaitu surat al-fatihah, surat al-Ikhlas dan al-Naas, surat al-Baqarah. Pasien sambil duduk di bangku kemudian sambil ditanya dan sambil memijat tangannya kemudian sambil membacakan ayat ruqyah tersebut. Setelah pasien di bacakan ruqyah tersebut kemudian di dudukkan ke bangku panjang untuk kemudian sambil tiduran terlentang maka terapis memijat ujung syaraf jari-jari kaki pasien dengan menggunakan alat bantu pijit yaitu berupa kayu sambil membacakan ayat ruqyah yang dilakukan terapis. Setelah melakukan hal tersebut maka pasien diberikan terapi berikutnya yaitu sambil memukul-mukul punggung daripada pasien yang bersangkutan dengan kedua tangannya sambil mengucap kalimat “Ukhruj ya ‘Aduwallah” hal tersebut dilakukan terapis sebanyak tiga kali pukulan. 5. Kemudian pasien di berikan terapi yang lain berupa beckham (tekhnik penyedotan pengeluaran darah kotor) yang berfungsi untuk
66
melenturkan syaraf-syaraf yang tegang, melancarkan peredaran darah dan menetralisir zat-zat yang dibutuhkan dalam darah, seperti kolesterol dsb. Untuk terapi dilakukan pada ruangan lain bekham adalah terapi yang terakhir sebelum pasien diberikan obat 6. Kemudian terakhir terapis memberikan satu resep atau obat yang digunakan dalam obat tersebut adalah madu dan herba serta habbatusawda yang fungsinya sebagai membantu fungsi metabolisme tubuh dari pasien yang bersangkutan.
4.2 Identitas Responden Penelitian Dalam memilih dan menetapkan pasien yang akan dijadikan sebagai responden peneliti dibantu oleh wakil ketua umum Bengkel Rohani bapak Oke. Berdasarkan yang telah penulis tetapkan sebelumnya, terpilih tiga responden yang dapat mewakili pasien yang berada di Bengkel Rohani terutama pasien yang termasuk kesurupan, jenis kelamin dua orang perempuan dan satu orang laki-laki. Usia responden berkisar antara 20 – 30 tahun. Dalam wawancara tersebut status dari pasien yang diwawancarai adalah dua orang perempuan yang belum menikah dan satu orang laki-laki yang sudah menikah dan belum lama dia menikah saat diwawancara. Nama dari responden sengaja penulis ganti dengan nama samaran untuk menjaga kerahasiaannya serta untuk
67
menjaga kode etik. Komposisi responden atau pasien adalah berdasarkan seperti yang ada dalam Tabel 4.1. Pada dasarnya penulis tidak mendapatkan kesulitan saat meminta ketiga pasien yang berada di Bengkel Ruhani untuk kesediaannya menjadi responden dalam penelitian ini. Tetapi pada awalnya ada salah satu pasien yang menutup diri saat proses wawancara berlangsung, dengan memberikan pengertian pentingnya penelitian ini akhirnya pasien tersebut bersedia dan sangat kooperatif saat proses wawancara berlangsung. Adapun wawancara tersebut penulis lakukan pada dua tempat, yang pertama di lakukan di mushola (tempat untuk melakukan sholat bersama para karyawan) dan yang kedua adalah di tempat Bengkel Rohani Jakarta. Tempat untuk wawancara ditentukan oleh penulis dengan persetujuan responden.
Tabel 4.1 Identitas Subyek Penelitian No Nama Subjek 1 Dina
Usia (thn)
Pendidikan
26
S1
2
Mitha
27
SMEA
3
Bayu
24
S1 Manajemen
Status Perkawinan Belum Menikah Belum Menikah Sudah Menikah
Pekerjaan Pendidik Administrasi Lembaga swasta Wiraswata
68
Selain faktor usia yang sudah termasuk dewasa, jika dilihat dari tabel diatas latar belakang subjek minimal SLTA atau sederajat. Perbandingan responden dalam penelitian ini antara SLTA dan Strata 1 (S1) adalah 1:2. Sebagai seorang sarjana dapat memberikan pertimbangan yang lain dari penelitian ini. Syarat yang paling penting untuk memenuhi kriteria validitas responden adalah latar belakang subyek membuktikan sejauh mana kualitas dan validitas dari hasil wawancara responden tersebut. Dalam menetapkan pemilihan responden, penulis mempertimbangkan syarat pendidikan sebagai salah satu syarat paling penting guna menilai kelayakan dari kesesuian kasus yang ada pada individu untuk mendukung hasil dari penelitian ini.
4.3 Analisa Individual Subyek 4.3.1 Responden 1 (Dina) a. Gambaran Umum Dina adalah anak ke empat dari enam bersaudara, berasal dari kota Jakarta. Dina merupakan karyawan Bengkel Ruhani Jakarta, sebelumnya Dina berprofesi sebagai pengajar dan pembimbing Taman Kanak-kanak, serta pengajar privat di beberapa tempat di Jakarta. Dina mempunyai bentuk muka oval, berkulit hitam manis, dan memiliki postur tubuh yang sedang, agak langsing dengan tinggi badan kira-kira 165 cm dan berat kira-kira 50 Kg. Wawancara ini dilaksanakan di kantor tempat responden bekerja, tepatnya di
69
tempat sholat karyawan di kantor tersebut yang berlokasi di kabupaten Tangerang.
Saat wawancara, responden agak pendiam namun dengan bertutur sopan dan suara yang agak pelan responden tampak sedikit tegang. Pada saat wawancara, responden memakai kerudung berwarna abu-abu, baju berwarna cerah, bercorak bunga-bunga kecil dan memakai sepatu yang bertali. Gangguan yang dihadapi peneliti dalam proses wawancara tersebut adalah kehadiran dari karyawan lain untuk melakukan ibadah baik sunnah maupun wajib dikantornya namun hal tersebut dapat diatasi peneliti sehingga wawancara dapat berjalan dengan lancar.
Dari keterangan yang disampaikan oleh Dina dia sudah terganggu kesurupan tersebut sudah cukup lama lebih dari tujuh tahun namun bingung untuk mencari terapi dan tempat yang cocok untuk menyembuhkannya, hal yang paling mengganggu adalah dia sering merasa cemas yang berlebihan, ketakutan dan putus asa dalam menghadapi kehidupan ini.
b. Gambaran Terapi Ruqyah Dina pertama kali mengenal terapi ruqyah di Bengkel Rohani dari salah satu siaran radio yang berada di daerah Bekasi radio Dakta, menurutnya terapi ruqyah di bengkel rohani dapat mengobati gangguan Jin.
70
“Pertama kali saya mengenal pengobatan dengan metode ruqyah yaitu melalui radio Dakta Bekasi, ketika itu radio tersebut sedang membahas tentang gangguan jin yang dipandu oleh ustadz muda yang bernama ustadz Abu Aqila. Tema tersebut sesuai dengan masalah yang sedang saya hadapi saat itu.” Menurut Dina setelah melakukan metode terapi ruqyah yang dilakukan Abu Aqila selama kurang lebih sepuluh kali terapi ruqyah tersebut dapat memberikan satu ketenangan dalam jiwanya, berbeda ketika Dina berobat dengan cara yang lain yang pernah ia jalani apalagi ke dukun yang tidak ada kejelasan dan hanya dikasih mantera-mantera tapi gangguan yang dirasa masih ada dan bahkan menjadi lebih dahsyat sehingga terapi tersebut bukan menjadi solusi untuk penyembuhan.
“Kenapa saya memilih ruqyah sebagai metode terapi terhadap masalah yang sedang saya hadapi saat itu, karena pada awalnya saya senang dengan penjelasan dari ustazd Abu tentang proses pengobatan melalui metode ruqyah ini. Alhamdulillah ustadz Abu langsung yang memberikan terapi ruqyah pada saya. Kurang lebih saya menjalani terapi ruqyah sebanyak sepuluh kali dan saya sudah mengalami manfaat dari ruqyah tersebut. Dibandingkan ketika sebelumnya saya berobat ke beberapa kiyai, hampir semua kiyai mendiaknosa saya mempunyai khodam dan ketika mengikuti proses pengobatan bukannya saya sembuh tetapi saya merasakan gangguan tersebut semakin dasyat. Allahmdulillah ketika saya menjalani proses terapi ruqyah saya merasakan ketenangan dan kebebasan dari khodamnya.” Dengan rasa yakin yang mendalam terhadap metode pengobatan yang diberikan oleh Bengkel Rohani akhirnya Dina dapat merasakan efek positif terhadap terapi yang dijalaninnya. Gangguan-gangguan yang selama ini dirasakannya berangsur-angsur hilang. Selain bermodalkan keyakinan yang
71
kuat atas metode ruqyah yang sedang dijalaninya untuk menyembuhkan gangguan-ganggauan mahluk halus yang dirasakannya selama ini, Dina dianjurkan untuk memperbanyak puasa sunah, seperti puasa senin-kamis, puasa Nabi Daud dan sebagainya.
“ Saat ini gangguan yang dulu saya alami sudah jarang sekali saya alami kembali, tetapi terkadang masih saya alami ketika saya sedang mengerjakan sholat. Rasa sakit yang saya alami dulu sudah hilang mungkin rasa sakit itu dinetralisir oleh puasa Daud yang saya jalani. Karena dengan keyakinan yang tinggi akan terapi ini perubahan dan kesembuhan yang saya harapkan tercapai. Selain menjalani ruqyah, di Bengel Ruhani ini saya juga belajar tentang SSQ (Spiritual Science Quetiont) manfaat yang saya rasakan sekarang ini saya dapat menguasai terapi ruqyah untuk diri sendiri.”
Menurutnya bahwa terapi di Bengkel Rohani adalah hal yang baru dan yakin kepada Allah bahwa secara Islami atau secara syariat dapat menumbuhkan rasa akan kebesaran Allah. Dina mengakui bahwa dengan usaha penyembuhan yang sudah ia lakukan sebelumnya adalah sia-sia saja karena pada saat itu ia berkeyakinan dan terus bergantung pada sesuatu selain Allah, meski dengan dzikir tapi tidak ada aturan jelas dan kurang dipahami maksud dan artinya. Setelah berobat ke bengkel rohani, kini didalam diri Dina timbul keberanian dan tidak sungkan untuk bersosialisasi kembali dengan teman. “Dalam melakukan sesuatu saya dapat memohon perlidungan sesuatu. Lurus dan bersihnya Aqidah Mentalitas yang berani, tindakan menanggulangi benar dan hal-hal yang sifat klenik, masalah aqidah ketika masih gangguan. Jadi gini, setiap saya berobat saya dikasih amalan dan saya masih dapat membawa jimat karena saya percaya dengan jimat-jimat tersebut ya udah kemanapun saya bawa jimat itu dan masih ketergantungan dan percaya dan ketergantungan tasbih
72
dan kain. Jadi gini, kalau saya gak bisa tidur, kalau gak bisa tidur dzikir jadi saya punya tasbih dan kain khusus akhirnya saya punya ketergantungan pada benda tersebut kalau gak ada tasbih dan kain tersebut saya gak bisa tidur, dan dari kiyai sebenarnya masih banyak ngasih benda. Setelah ke Bengkel Rohani saya jadi makin mantap dan lebih yakin kepada Allah bahwa apapun yang Allah kasih yang Allah beri mulai hari ini itu adalah hal terbaik buat saya. Keberanian mentalitas berani itu sebelumnya saya takut dan tidak berani disitu kadang waktu itu saya ada perlawanan sedikit, jadi biasanya dulu saya kemana-mana bawa teman, dan setelah di terapi ruqyah sekarang keman-mana jadi berani. c. Empat Unsur Dalam Ruqyah Dalam menjalani aktifitas kehidupan sehari-hari dengan kondisi apapun Dina berusaha selalu memohon perlindungan pada Allah, kondisi tersebutlah yang membawa Dina pada suatu ketenangan, kenyamanan serta percaya diri dalam menjalani hidup. “ Ketika saya melakukan sesuatu saat ini saya selalu minta perlindungan kepada sang Maha Pelindung yaitu Allah SWT. Memohon perlindungan dan pasrah kepada Allah saya lakukan ketika pada kondisi apapun dalam kehidupan sehari-hari. Dengan sikap demikian Alhamdulillah saya merasakan ketenangan, kenyamanan dan percaya diri. Ketakutan yang selama ini saya alami sedikit demi sedikit hilang dan kondisi tersebut tentunya yang saya harapkan selama ini.” Saat yang paling penting dirasakan bagi Dina adalah saat Dina mengalami adanya sesuatu yang berbeda, ia segera ingat pada yang menciptakan-Nya atas segala yang ia rasakan. Menurutnya, kegoncangan jiwa akan terjadi pada siapapun, dimanapun dan kapanpun. Dan saat seperti itulah yang tepat bagi Dina untuk segera semaksimal mungkin memohon perlindungan dan kekuatan kepada Allah SWT.
73
“Kalau saya dilanda kegoncangan jiwa dan mengalami keanehan pada diri saya, saya selalu mohon perlindungan dan hal itu merupakan hal yang sangat penting sekali bagi saya. Jadi ee….ee…..jujur saja setelah saya melakukan itu permohonan dan terjadi gitu menurut saya sangat penting karena lebih baik. Permohonan pembacaan melalui ruqyah yang dibacakan baik oleh saya dan oleh yang memberikan terapi adalah sangat memberikan agak sedikit tenang dan sebenarnya yaitu cara saya yang bagaimana dapat mengelola hati dengan baik cara yang baik”. Pada dasarnya setiap penyakit ada obatnya, dan setiap obat sudah ada petunjuk yang diberikan baik oleh para ahli maupun dari yang lainnya. Menurut Dina jika memang ada satu gangguan atau penyakit yang diderita maka hendaknya selain berusaha untuk meminta dan memohon kesembuhan agar dijauhkan dari gangguan atau penyakit, juga dengan cara berobat kepada yang ahli. Pada umumnya, banyak manusia yang kurang memperhatikan tentang keadaan dirinya baik sakit yang bersifat medis atau non medis. Setelah berusaha semaksimal mungkin maka manusia juga harus bertawakal. Dan tawakal yang dilakukan Dina selama pengobatan, ia memohon kesembuhan dari yang Maha Pemberi kesembuhan pada waktuwaktu tertentu dan waktu yang mustajab. “Ketika saya memohon untuk diberikan kesembuhan dari sang Maha Penyembuh lebih enak sih....biasanya saya setiap hari dan lebih-lebih pada waktu-waktu yang mustajab dan lebih diterima”. Pada dasarnya, semua usaha yang dilakukan dan berlandaskan syariat atau berdasarkan al-Quran dan sunnah akan lebih terasa dan lebih aman apalagi bila ditinjau langsung dari pengaruh itu sendiri. Hal tersebut seperti yang
74
diungkapkan Dina, dengan pengobatan metode ruqyah yang dijalaninya, Dina menjadi tidak ragu lagi karena pengobatan tersebut dijalankan secara islami yang bersumber dari apa yang diajarkan oleh Nabi dan sesuai dengan alQuran. Terapi ruqyah yang dirasakannya baik oleh terapis ataupun oleh dirinya sendiri membuatnya merasa enteng badannya dan terasa segar. Hal ini dialaminya karena bukan hanya sebagai penyembuh saja dari apa yang dirasakannya tapi juga sebagai dasar dalam menjalankan keyakinan (aqidah) yang lebih baik lagi.
“Dalam permohonan penyembuhan dari penyakit kesurupan yang saya alami dan perasaan saya dapat terasa tenang dan nyaman terus apalagi badan yang saya rasakan terasa segar dan ringan sekali enteng gitu .Ruqyah yang sudah secara syar’i apalagi saya sangat yakin dan bahwa Allah akan memberikan kesembuhan melalui ruqyah tersebut dan selama saya melakukan ruqyah yang saya lakukan baik diterapi atau terapi sendiri dan tentunya sesuai dengan yang diajarkan Nabi” Walau bagaimanapun juga dan apapun yang terjadi, Dina tetap berfikir positif dengan semangat dan sepenuhnya diserahkan padaNya. Rasa dan berfikir positif itu nampak dari perkataannya bahwa seandainya gangguan yang dirasakan belum sembuh total Dina tetap akan berprasangka baik pada Allah SWT, bahwa apapun yang diberikan kepadanya terdapat Hikmah yang besar bila kita mengimaninya.
“Saya rasa mungkin belum waktunya dan harus minta terus tetap saya harus lebih berusaha lagi untuk berbuat baik atau husnudzon pada Allah mungkin juga ada rahasia yang lain yang belum dapat diketahui
75
ujungnya dan apakah ada rahasia dari Allah adalah saya harus tetap berusaha lagi”.
Menurutnya ketika mengucapkan kalimah dzikir, Dina merasakan bahwa ada hal yang dirasa berbeda baginya dan merupakan hal yang sangat berbeda ketika melakukan bacaan dzikir yang sesuai dengan aturan, yaitu bukan dzikir yang menambah kekuatan lain ataupun keanehan, tetapi dzikir yang sesuai anjuran Nabi. Dzikir yang dibacakannya juga merupakan satu penghalang atau tameng agar Ia tidak terlalu terganggu dengan gangguan dari luar.
“Ketika dzikir saya dibacakan dzikir yang bersifat dan ada hal yang dibolehkannya maka saya ada perasaan gimana rasa tenang itu ada dan apalagi kalau dzikir itu sering dibaca sebagai tameng buat saya akan lebih nyaman untuk saya”. Walaupun dzikir yang dimiliki oleh Dina tidak terlalu banyak namun dapat memberikan satu semangat untuk melakukan hal tersebut karena sesuai dengan yang diajarkan oleh Rasulullah Saw ataupun sesuai dengan hadits. Jika dibandingkan dengan dzikir-dzikir yang dulu bacaannya banyak dan dapat dilakukan berjam-jam tanpa rasa lelah dan dirasa hal tersebut saat ini bukan memberikan solusi tapi sebaliknya.
“ Tidak banyak bacaan dzikir yang saya lakukan pada saat ini, tentunya bacaan dzikir itu sesuai dengan yang diajarkan Rasulullah. Biasanya saya membaca dzikir al-ma’tsurat dan doa-doa masyhur lainnya. Kondisi tersebut berbeda ketika saya menjalani terapi bukan dengan metode ruqyah, saya diberikan dzikir yang sangat banyak dan tidak sesuai dengan syar’i. Biasanya dzikir-dzikir itu dibaca sesudah
76
menjalani shalat. Saya bisa berjam-jam membaca dzikir-dzikir yang diberikan sebagai syarat kesembuhan gangguan yang saya alami.”
Dengan pengalaman dan perbandingan yang dirasa tersebut, Dina mulai sadar bahwa dzikir yang dilakukannya sekarang adalah al-ma’tsurat dzikir yang sesuai dengan ajaran Nabi. Dalam sehari Dina membutuhkan waktu untuk membaca dzikir tersebut, kurang lebih antara 10-15 menit. Dan yang paling penting didahulukan adalah dzikir yang dia hafal dan lebih dapat dipahami artinya sehingga dapat menimbulkan keyakinan.
“Dalam waktu sehari kadang teragantung dzikirnya yah… kalau dzikir yang sudah saya hafal bacanya lebih cepat tapi kalau rata-rata dzikir yang saya baca antara 10 sampai dengan 15 menit”. Menurut Dina, jika terjadi gangguan, ia langsung ingat yang harus dilakukannya adalah membaca al-Qur’an walaupun kondisi itu dirasakan antara sadar dan tidak sampai gangguan tersebut dapat dihentikan. Jika dihubungkan dengan hal tersebut, Dina yakin bahwa bacaan al-Quran adalah ayat yang masyhur untuk orang yang terkena kesurupan, al-Quran merupakan petunjuk yang memberikan hal yang positif untuk mengobati orang yang terkena gangguan tersebut karena al-Quran juga sebagai obat yang manjur. Sementara untuk hadits yang dibaca oleh Dina adalah doa-doa yang pendek dalam hadits dan mudah dipahami olehnya yang terlebih dahulu diseleksi agar manfaat dan terapi yang dipakai dapat memberikan efek positif terhadap gangguan tersebut. Dalam hal ini Dina sudah melakukan hal yang
77
baik yaitu memilih dan mencari hadits yang shahih secara riwayat dan jelas sanad juga matannya “Ketika saya mengalami kesurupan saya berusaha untuk membaca ayat-ayat al-Qur’an yang diajarkan untuk mengurangi dan menghilangkan gangguan dari luar tersebut, tapi terkadang saya tidak ingat apa-apa dalam kondisi tersebut. Ayat-ayat yang saya ingat saja yang biasanya spontan saya baca.”
Al-Quran adalah kitab suci ummat Islam, jadi seharusnya mereka memahami dan mengerti tentang kandungan, fungsi dan makna dari al-Quran itu sendiri. Menurut Dina ummat Islam harus mengembalikan dan memfungsikan kembali al-Quran, karena al-Qur’an merupakan sumber petunjuk dalam menjalani hidup termasuk bagaimana kita dapat mengobati gangguan dari alam ghaib. Sehingga semakin dapat menimbulkan keyakinan yang kuat terhadap makna ayat-ayatNya dan begitu juga dengan hadits. Hal tersebut dapat memberikan pengaruh yang positif walaupun pada akhirnya dikembalikan secara utuh pada niat dari individu itu sendiri. Dan untuk lebih meyakinkan lagi menurut Dina hal tersebut dirasakan oleh individu bukan beberapa jam saja mungkin lebih dari satu hari terutama bagi yang mengalami gangguan adalah hal yang paling signifikan.
“Dan pengaruh itu sebenarnya al-Quran kan inti ajaran buat manusia sebagai kitab suci jadi memang harusnya dimengerti oleh ummat Islam itu sendiri, jadi kalau saya hanya dapat memahami, bisa artinya atau paham dan ketika dibacapun semakin membuat saya agak tenang gitu karena apapun yang dibaca sebenarnya tergantung diri kita sendiri yakin apa nggak. Memang sebenarnya semua dapat memberikan efek
78
yang positif buat saya dan pengaruh hadits dan al-Qur’an tidak langsung banget tergantung keyakinan dan proses itu sendiri tidak langsung cepat banget kadang memang sampai bener-bener terasa lebih dari satu hari dalam setiap membacanya”. a. Kesurupan Kesurupan yang dialami oleh Dina memang cukup lama, keadaan tersebut dialaminya ketika Dina masih duduk dibangku sekolah ketika SMA dulu dan keadaan itu tidak dirasakan setiap hari ataupun mengganggu. Gangguan tersebut kadang-kadang terjadi saja dan terus berkelanjutan pada waktuwaktu tertentu .Dari penjelasan orang pintar, menurut orang tua Dina, Dina hanya dibalurin air pada tubuhnya dengan bacaan tertentu kemudian gangguan tersebut langsung hilang. Bacaan-bacaan yang dibacakan orang tuanya memang bacaan yang diberikan oleh orang yang pintar yang metodenya belum tentu sesuai dengan yang dilakukan oleh para rasul sebelumnya.
“ Rasa sakit yang saya rasakan udah lama jadi mulai kesurupannya dari kelas 3 SMA, jadi gini kalau saya sakit, sama orang tua saya cuma dibalurin dengan air doang dan dibaca-bacain dan otomatis hilang”. Menurut Dina, yang merasuki dia hingga kesurupan adalah Jin Nasrani, hal ini dia ungkapkan setelah dia mendapat penjelasan berobat pada Abu Aqila yaitu pada Bengkel Rohani. Kesurupan tersebut awalnya khodam sebelum berobat pada Bengkel Rohani. “Kalau penjelasan ustadz itu kena sihir misionaris, Jin itu adalah jin Nasrani, ketika saya berobat ke selain Bengkel Rohani saya kena
79
khodam dan lama saya gak berobat, saya terkena sihir nasrani itu setelah ke Bengkel Ruhani kata ustadz itu sihir Nasrani, awalnya khodam kemudian sihir nasrani”.
Keadaan yang tidak stabil membuat Dina mengalami keadaan yang negatif sehingga pikirannya seakan melayang dan tidak tenang. Hal inilah yang dialami ketika kondisi yang kurang stabil dapat memungkinkan berbagai pengaruh psikis pada Dina. Pikiran yang tidak menentu dapat mengakibatkan kemungkinan untuk berbuat yang tidak dapat diperhitungkan dan bisa mengakibatkan fatal. Memang kejadian tersebut sering terjadi ketika waktu malam hari. “Pikiran saya jadi melayang mungkin kejadiannya itu memang dari malam dalam kondisi yang tidak stabil kemudian dari emosi yang tidak stabil “. Keadaan berbeda yang juga dialami oleh Dina adalah merasakan adanya masa atau beban di punggungnya seolah-olah dia merasakan ada sesuatu dibelakangnya seperti benda dan terasa menempel dibadan bagian belakang. Kesakitan juga dirasakan dibagian kepalanya seolah-olah ada yang memukul dan rasa nyeri yang tak dapat tertahankan, sehingga sering membuat badan Dina panas dan demam serta mengakibatkan pikiran pun jadi tak menentu, emosi yang tak t erkontrol terkadang seperti melayang-layang. Kesakitan yang dialaminya itu dirasakannya secara sadar sehingga Dina merasa tak tertahankan.
80
“Ketika masa kesurupan itu sakit badan, punggung berat, kepala sakit kayak ada yang mukulin kadang saya merasa menggendong sesuatu seakan-akan ada masa berat tertentu yang menempel kemudian badan panas kadang tiba-tiba merinding dan perasaan pikiran saya melayang seperti angin dan lagi merasa sakit itu saya sadar”. Sakit yang dirasakan oleh Dina memang cukup lama dan terus mengganggu keadaan sehari-harinya. Selain mendapat terapi dari Bengkel Rohani Dina juga menterapi dirinya sendiri dengan bacaan yang diberikan oleh terapis dari Bengkel Rohani. Saat terapi berlangsung memang ada seuatu yang aneh rasa sakit yang dialami oleh Dina di bagian tubuhnya tertentu berpindahpindah. Keadaan tersebut tentunya sangat mengganggu aktivitas sehari-hari Dina. Ketika bagian tertentu dipijat pada bagian tubuh yang sakit itu kemudian berpindah ke tempat yang lain, namun bacaan ruqyah yang diberikannya dari terapi tidak membuat Dina putus asa.
“Jadi sakitnya itu pindah-pindah jadi kita pijit disini sakit dia pindah lagi kayak ngeledekin”. Menurutnya kondisi trans kesurupan yang paling puncak adalah ketika kondisi yang tidak stabil, sehingga mengakibatkan diri tidak terkontrol dan tidak dapat dikendalikan. Hal tersebut berubah drastis dari keadaan normal. Kondisi demikian dialami Dina ketika terapi dilakukan oleh Ustadz Abu sehingga mengakibatkan amukan yang dahsyat, dari kondisi yang biasa menjadi amukan yang menyeramkan dan menyerupai berbagai gerakan binatang, tenaganya kuat dan tak dapat dikendalikan. Tenaga Dina bisa
81
berlipat ganda sehingga amukan yang dahsyat tersebut dapat membuat Dina seperti orang kalap dan membanting apapun yang ada disekelilingnya. Perasaan yang tidak sadar dan tidak stabil itu terus bereaksi dan berwujud dalam keadaan seperti seekor macan yang buas menyerang setiap yang ada disekelilingnya. Reaksi bacaan ruqyah dari terapis dapat mengakibatkan Jin yang berada dalam tubuhnya bereaksi dan dapat mengubah keadaan yang biasa menjadi keadaan yang tidak biasa dirasa oleh Dina. Hal tersebut dialaminya secara tidak sadar. Kesadaran hilang ketika interaksi gangguan tersebut bereaksi dan terjadi goncangan yang tinggi terhadap Dina. Dina dapat mengetahui keadaan yang aneh tersebut dari cerita dan penjelasan yang gamblang dari terapis. Terapis juga mengatakan bahwa keadaan yang dialaminya adalah wajar ketika individu mengalami kesurupan dan menjalani terapi, sehingga Jin yang ada didalamnya mengamuk. “Ketika kesurupan kadang kalau saya kesurupan saya gak sadar saya tahu ketika orang yang mengobati saya cerita, kalau emosi tidak stabil khodam tadi bentuknya berubah seperti macan langsung nyerang pokoknya saya merusak apa yang ada disekelilingnya dan saya dipegang berapapun mereka tidak kuat”.
Keadaan tidak sadar dalam kondisi kesurupan dapat mengakibatkan fatal atau mengakibatkan efek yang negatif bagi orang lain baik keluarga, teman ataupun bagi dirinya sendiri karena aksi atau apa yang dilakukan ketika Dina kesurupan adalah hal yang tidak wajar dan berada dalam kondisi yang tidak sadar. Hal itu disebabkan oleh dorongan dari luar dirinya.
82
“Bentuk kesurupannya itu yang bersifat merusak memukul orang dan memukul barang yang ada di sekitar”
Kejadian yang dialami Dina pernah terjadi juga pada saudara laki-laki Dina. Namun kejadian yang dialami sepupunya itu tidak terlalu parah, sehingga kesurupannya dapat dikendalikan dan tidak terlalu mengganggu bahkan dapat dikendalikan sehingga kalau terjadi hal yang lain dia dapat mengatasinya. “Ada dari anggota yang lain sepupu saya laki-laki karena fisiknya lebih kuat dia terkena khodam tapi khodamnya itu dapat dikendalikan sama dia” Gejala yang timbul akibat kesurupan menurutnya adalah berawal dari emosi yang tidak stabil atau kurang tenang sehingga mengakibatkan kejadian yang dilakukannya diluar kesadaran sehingga Dina melakukan sesuatu yang tidak terkontrol dan bersifat kontradiktif. Gejala ini semakin parah jika terus berkelanjutan dan tidak ada penanganan yang tepat akan semakin buruk terhadap diri Dina dan semakin lama akan semakin bertambah berat. “Gejala yang timbul ketika kesurupan merusak barang yang ada disekitar, emosi yang tidak stabil dan kurang tenang sulit dikendalikan”. Menurutnya ruqyah atau terapi yang diberikan oleh usatdz pada Bengkel Rohani adalah sesuatu yang sangat membantu masalah atau gangguan yang dialaminya. Selain terapi yang diberikan juga tidak lupa terapis memberikan arahan yang positif dan solusi yang tepat. Dina memandang hal ini adalah satu hal yang sangat tepat dalam membantu mengatasi gangguan yang
83
dirasa sangat memberatkan. Dina merasakan adanya pengurangan jumlah gangguan yang dialami setelah mengikuti beberapa kali terapi yang dijalaninya. Jika dikalkulasikan terapi yang dilakukan oleh Dina adalah lebih dari sepuluh kali terapi dengan jangka waktu tertentu. Keberhasilan dari pengobatan terapi metode tersebut adalah bergantung pada tekhnis pengobatan yang dilakukan secara syariah sehingga menimbulkan efek positif terhadap gangguannya. Tingkat kesembuhan yang dirasakannya setelah pekan yang kesepuluh yaitu terasa ringan dan dapat berfikir positif, serta kegoncangan jiwa yang dialaminya sudah mulai hilang dan terapi itu juga harus diimbangi dengan terapi dari diri sendiri.
“Menurut saya terapi ruqyah memberikan solusi buat saya, saya diterapi seminggu sekali. Kemajuan yang dialami sangat bervariatif terkadang tidak ada perlawanan dalam terapi tapi tidak sedikit pula perlawanan itu hadir kembali dalam proses terapi. Setelah sepuluh kali mengadakan terapi badan saya merasa ringan dan saya bisa lebih berfikir positif”.
Terapi yang diberikan Bengkel Ruhani bukan sekedar terapi ruqyah yang bertujuan untuk menghilangkan gangguan makhluk halus dengan gejala kesurupan saja akan tetapi terapi yang diberikan bertujuan pula untuk memotivasi dan membentuk perkembangan kejiwaan sehingga pasien yang datang mempunyai motivasi baru dalam menyikapi hidup dan lebih tangguh menghadapi masalah yang sedang dihadapinya.
84
“Ketika ustadz memberikan terapi, ustadz memberikan terapi mental dan masukan nasehat. Sekarang setelah diterapi hidup lebih bermanfaat berbeda dengan dulu hidup penuh putus asa” d.1. Gejala waktu tidur Dina bercerita ia mengalami mimpi pertama kali dan terjadi keanehan dalam mimpi tersebut. Dalam mimpi tersebut terjadi sesuatu yang sangat menakutkan dan sering didatangi binatang buas yang menyeramkan. Kadang mimpinya sering dikawal oleh harimau dan seolah-olah dikerumunin oleh orang banyak kemudian oleh harimau itu diminta duduk, juga mimpinya pernah digigit oleh anjing dan kadang dililit ular.. Mimpi itu dirasakan sangat berbeda dengan mimpi biasanya karena setelah mimpi tersebut keesokan harinya badan Dina terasa panas dan langsung sakit. Mimpi itu sering datang dan memang sangat aneh, membuat Dina melakukan hal lain untuk mencari tahu tentang mimpi tersebut dan sempat merasa sangat kebingungan. Mimpimimpi binatang buas itu sangat berpengaruh terhadap keadaan Dina dan bila bermimpi dililit ular, esok harinya Dina langsung berobat ke dokter. Hal ini sering terjadi saat Dina belum melakukan terapi dengan ustadz pada Bengkel Rohani.
“Setelah mimpi pertama kali, jadi mimpi-mimpi itu datang sebelum saya ke ustadz. kalau mimpi-mimpi tersebut pasti besoknya sakit entah itu kesurupan atau apa”. “Mimpi saya sering aneh dan menakutkan kadang saya mimpi dikawal sama harimau seakan-akan saya dikerumunin semua orang dan kemudian tiba-tiba saya diselamatkan oleh harimau tiba-tiba disuruh
85
duduk, kadang saya mimpi digigit anjing atau dibelit ular, kalau mimpi habis dibelit ular saya berobat”.
Rasa sakit yang dialami oleh Dina sangat sering terjadi ketika masih dalam gangguan jin tersebut, kemudian keadaan yang membuat Dina menderita dalam kesehariannya adalah Dina merasakan sangat sulit untuk memejamkan mata pada waktu malam hari (susah tidur). Ketika akan memejamkan mata pada malam hari, dalam diri Dina selalu muncul kekhawatiran yang mendalam dan selalu muncul takut tidak akan bangun lagi pada keesokan harinya seolah akan wafat (meninggal). Paradigma ini selalu muncul dan sangat mengganggu keadaan psikis Dina yang menurutnya ketika meninggal bagaimana nanti di alam kubur. “Waktu saya masih sakit saya susah tidur kalu saya tidur saya merasa besok tuh tidak bakal bangun lagi takutnya gak bisa bangun muncul paradigma sendiri nanti saya tuh bagaimana dialam kubur”. Bengkel Rohani yang di pilih Dina melakukan terapi yang sangat membantu mengatasi gangguan yang dialaminya. Sewaktu masih mengalami kesurupan sangat sulit bagi Dina untuk tidur dan walaupun dapat tidur ia sering terbangun sehingga sangat mengganggu dari sisi kesehatan karena waktu tidurnya sangat sebentar atau sebelum subuh sering terbangun dan susah sekali untuk tidur pulas kalaupun bisa harus bersusah payah terlebih dahulu. Di bengkel rohani tersebut, selain mendapat terapi untuk menghilangkan gangguan Jin, Dina mendapat terapi untuk menanggulangi susah tidurnya
86
dan hasilnya dapat dirasakan langsung oleh Dina sehingga gejala susah tidur yang dialaminya berangsur-angsur hilang. “Sebelum subuh udah bisa bangun. Untuk tidur pulas dalam kondisi susah payah.Setelah diterapi tidur ya langsung aja tidur”. Menurutnya mimpi yang dialaminya sangat mengganggu dan menakutkan, jika dalam kondisi yang tenang atau stabil Dina mimpi dinasehatin oleh seorang kakek-kakek, namun jika dalam kondisi yang labil maka sangat menyeramkan kadang dikejar-kejar binatang buas atau dililit oleh ular. Rasa cemas yang dialami oleh Dina sangat kuat sehingga menyebabkan ketakutan yang tinggi, namun menurut Dina keadaan itu akan muncul dalam bentuk khodam yang peluangnya masih sangat mungkin jika tidak dijaga. Gambaran yang kuat dari ketakutan yang dialami oleh Dina adalah ketika Dina sering mimpi dan tidak bisa menafsirkan mimpi tersebut dan mimpi tersebut cenderung membuat Dina cemas dan ketakutan seperti ingin keluar rumah tanpa tujuan kemudian kembali lagi, kadang takut tidak sampai, takut tidak bisa bertemu dengan orang-orang yang dicintainya lagi dan yang lebih mengerikan takut akan menghadapi kematian yang terus menghantui. “Dalam kondisi tenang ada kakek-kakek yang nasehatin, dalam kondisi emosional kadang dikejar-kejar binatang buas, dibelit ular dan sebagainya. Hampir tiap hari itu saya mengalami kecemasan tiada hari tanpa cemas, tingkat kesembuhan 90% memang masih ada peluang dari khodam itu untuk datang, bentuk cemasnya itu adalah ketakutan yang kuat dan agak kurang mengerti abstrak kaya ingin keluar rumah terus balik lagi banyak timbul pertanyaan, kadang takut gak sampai, takut gak ketemu, takut gak pulang lagi, takut gak ketemu orang tua lagi, yang lebih sering sekali adalah takut mati.”
87
Hampir setiap malam ketika tidur sering terbangun dan merasakan sesuatu yang kurang wajar, tentunya bangun tengah malam dengan kondisi yang labil mengakibatkan kondisi fisik yang lemah. Terbangun tengah malam dalam kondisi tertekan dan susah untuk berteriak meminta tolong tidak bisa keluar suara, badan terasa dihimpit sesuatu dan sering disebut orang sunda dengan sebutan ereup – eureup. Namun kejadian yang mengganggu tersebut pelanpelan hilang dengan terapi ruqyah yang diberikan oleh Ustadz yang ada di Bengkel Rohani tersebut. Dengan terus menterapi diri selain pengobatan yang diberikan oleh ustadz maka khodam tersebut kembali datang kalau dalam keadaan futur (aktifitas beribadah berkurang). “Ketika masa sakit saya sering bangun malam dan kalau kata orang sunda itu eureup..eureup..dan kejadian itu hampir tiap malam. Dan sekarang tenang-tenang aja. Khodam itu datang kalau kita agak futur” Ketika Dina tidur sering sekali mimpi menyeramkan, mimpi-mimpi itu masih berkaitan dan tingkat keseraman yang dirasakan olehnya. Dari rangkaian mimpi-mimpi mengerikan dan menyeramkan tersebut timbulah rasa takut yang mendalam dan sampai terjadi satu reaksi yang lebih kuat sehingga Dina merasakan bahwa ketika berada di tempat tidurnya dia merasakan seperti sedang berlari di atas tempat tidurnya. Dan yang terlebih lagi bahwa Dina kadang menjerit karena tingkat ketakutan yang mendalam. Ketakutan yang berulang-ulang yang sering dialami Dina sangat berpengaruh terhadap kesehatn psikologisnya.
88
“Saya sering mimpi yang menyeramkan, reaksi yang terjadi ketika mimpi menyeramkan pas kita datang mimpi saya ketakutan kadang menjerit kadang merasa ditempat tidur itu merasa berlari” Bentuk mimpi yang dialami oleh Dina sangat beragam sehingga banyak hal yang dapat mempengaruhi keseharian dan ativitasnya. Mimpi yang paling sering menurut Dina adalah mimpi bertemu dengan binatang buas seperti, anjing, monyet, ayam yang berwarna hitam, dan ular. Kadang mimpi yang dialami Dina yaitu mimpi berada di tengah kuburan. Di samping itu juga, Dina pernah mimpi melihat suatu jalan yang mengerikan, naik turun. Mimpi yang dialami oleh Dina tersebut terjadi ketika masih kesurupan dan tingkat kesembuhannya belum begitu baik. Namun setelah beberapa kali diterapi di Bengkel Rohani, mimpi tersebut jarang datang walau pada awal terapi masih mengalami mimpi tersebut. “Mimpi sering jatuh dari tempat yang tinggi dan mimpinya kombinasi kadang jatuh dari tempat tidur. Mimpi sering melihat macam-macam binatang yaitu ayam hitam, anjing, monyet, macan dan ular. Pernah mimpi saya sering berada di dekat kuburan sebelum dan sesudah diterapi di Bengkel rohani dan udah lama. Pernah mimpi menemukan jalan yang mengerikan jalannya menanjak menurun, jalannya yang bersifat sulit”. Selain itu, ia juga pernah bermimpi bertemu orang aneh atau seram yang sering muncul pada saat Dian memasuki kamar kecil kemudian ada yang mengganggu ketika membuka pintu tersebut dan sangat susah untuk membuka gagang pintu dan terkunci di dalam kamar kecil tersebut. Saat kamar mandi itu tidak dapat dibuka pintunya kemudian muncul penampakan
89
(slide) dengan wajah yang sangat menyeramkan. Dengan wajah yang menyeramkan giginya bertaring dan kelihatan besar-besar kemudian setelah itu Dina langsung pingsan. “Kalau mimpi orang aneh itu gak hadir dalam mimpi dan dia datang saat saya berada dalam kamar mandi jadi kamar mandi itu gak bisa dibuka pintunya orang itu datang melihat dengan wajah yang jelas dan kadang dengan wajah yang menyeramkan (slide; penampakan). Biasanya yang muncul dengan wajah yang menyeramkan ada taringnya yang besar .awal-awal saya sakit dulu kalau setelah ketemu dengan wajah orang yang serem, kadang seorang kakek-kakek yang memakai topi haji dan kurang menyeramkan tadi saya langsung pingsan”.
Setelah beberapa kali mendapatkan terapi dari terapisnya, Dina mengalami perubahan dan seperti yang diungkapkan olehnya bahwa karena sering datangnya mimpi yang berkelanjutan rasa ketakutan yang amat sangat sedikit berkurang. Penampakan yang sering dialami oleh Dina saat ini sudah berkurang dan bahkan jarang muncul lagi. “Terus karena saking seringnya kadang kurang takutnya, dan sekarang-sekarang sudah jarang lagi yang muncul penampakan tadi”.
d.2. Gejala pada waktu jaga Mimpi yang dialami Dina yaitu mimpi dengan kakek-kakek dan mimpi ketemu dengan yang berbadan besar, dan ini pada dasarnya hal yang menjadikan Dina kesurupan adalah sebagian besar dari yang dialami oleh generasi sebelumnya karena ada yang mempunyai ilmu yang diluar batas kemampuan manusia biasa atau normal. Jika dapat ditelusuri keturunan itu adalah dari
90
kakek ibunya. Sehingga efek dari yang dialaminya mengakibatkan semacam urutan dan pergantian dari sakit secara fisik berakibat antara ayahnya dan Dina sendiri, jadi ketika ayah sakit maka Dina sembuh namun sebaliknya jika Dina sembuh maka ayahnya yang sakit. “Mimpi kakek-kakek yang yang tinggi besar dan kadang ini ada keturunan karena kalau ayah sembuh saya sakit, kalau saya sembuh ayah sakit”.
Dalam keadaan masih berobat keadaan Dina sungguh sangat memberatkan dan sangat mengganggu keadaan dirinya. Keadaan itu semakin hari bukan semakin hilang namun semakin bertambah dan makin berat rasa yang dialaminya saat itu badannya seperti ditusuk-tusuk dengan jarum yang tajam dan sakit sehingga sering mengakibatkan pusing pada kepalanya. Sehingga pada klimaksnya rasa sakit dan nyeri itu seperti dipukul dengan palu pada kepalanya sehingga Dina merasakan sangat berat dan hal ini terus sering berulang hingga membuat dina tidak kuat menahannya, ia hanya bisa menangis. “Ketika sakit dulu saya sering pusing seperti ditusuk-tusuk jarum atau kalau gak saya seperti dipukulin pake palu, ketika merasa pusing tanpa sebab karena saya gak tahan rasa sakitnya kadang saya sering menangis”. Menurutnya efek dari kesurupan yang dialminya adalah sangat mengganggu bagi dirinya, seperti sering terlewatnya sholat rawatib yang biasa dikerjakan Dina, baik subuh, dzuhur, ashar dan maghrib sekalipun. Kondisi itu diperparah dengan berobatnya Dina kepada kiyai yang memberikan doa-doa
91
yang harus dilakukan oleh Dina dengan bacaan yang banyak atau dzikir dengan amalan tertentu. Dengan amalan-amalan itulah akhirnya menjadi masalah baru bagi Dina bukannya menjadi sembuh atau mengalami satu perubahan. “Ketika datang masih dalam godaan tadi untuk sholat rawatib gak tiap hari cuman saya salahnya berobat sama yang salah yaitu pada kiyaikiyai itu jadi saya ditambah dengan amalan-amalan jadi bukan nambah sembuh malah menambah masalah”.
Setiap berjalan kemana pun Dina pergi, yang dialami Dina berbeda, seolaholah ada yang selalu mengawasi dan mengikuti kemana pun dia pergi. Hal ini langsung saja kontan jika telah melakukan dzikir yang bukan sesuai anjuran Rasulullah, jika memang dapat dilihat dari segi arti dari wirid itu memang agak berbeda (nyeleneh). Sehingga khodam (gangguan dari jin) itupun datang. kedatangan khodam itu memang dianggap oleh Dina seperti benang kusut dan terlebih lagi wiridan itu bukan sedikit tetapi banyak. “Dan khodamnya sering datang seperti benang kusut. Dzikir itu sangat banyak dan saya lakukan seperti wiridan yang agak kurang dimengerti dan bukan yang diajarkan oleh Rasulullah (wiridan yang nyeleneh), ketika jarang melakukan dzikir langsung dapat kena jadi jalan kemana pun khodamnya itu langsung ngikutin saya”. Menurut Dina dari mulai gangguan awal sampai seterusnya memang lebih terganggu lagi ketika ditambah dengan dzikir atau wiridan yang tidak berasal dari hadits Rasulullah. Hal tersebut membuat Dina semakin kacau dan bukan merasakan ketenangan. Dan keanehan yang dirasakannya ketika Dina melakukan dzikir (wiridan) dilakukan dari mulai pagi jam 12 dini hari sampai
92
pagi tidak dapat merasakan tidur pulas juga tidak merasakan kantuk sedikitpun. Jika hari sudah menjelang siang Dina pun tidak bisa tidur pulas dikarenakan hal tersebut dan aktivitas yang dilakukan Dina, sehingga hampir tiap hari, siang dan malam tidak bisa tidur pulas seperti yang lain pada umumnya. “Dari pertama saya sakit saya udah dikasih dzikir-dzikiran akhirnya saya bukan merasa makin tenang malah makin kacau, untuk dzikir yang lama dalam dzikir yang salah satu itu kalau paling lama itu bisa dilakukan saya kuat sampai pagi dari jam 12 malam sampai pagi gak bisa merasakan ngantuk saya itu kalau malam jarang tidur pulas dan kalau siang jarang tidur jadi tiap hari saya hampir tidak pernah tidur pulas malam gak tidur siang tidak tidur”.
Untuk masalah shodaqah memang Dina masih menyempatkan diri untuk memberikan shodaqoh itu, masih membekas seperti apa yang diajarkan dan yang dilatih oleh kedua orang tuanya. Namun yang merugikan bagi Dina adalah sudah tidak lagi menganggap bahwa kepentingan sholat kurang dan tidak merasakan hasilnya berarti dan hal ini mempengaruhi tingkat ibadah yang dilakukan Dina terhadap sang Khaliq (pencipta). “Arti penting sholat ketika masih sakit emang saya merasakan sholat bukannya ada hasilnya penting tapi habis sholat dan dzikir yang didapatkan, kalau bersedekah saya sering menyempatkan diri tapi untuk soal sedekah saya dilatih dari kecil oleh orang tua”. Perasaan tidak menentu yang sering adalah bagian dari kebingungan yang dialami oleh Dina, dia sudah tidak tahu lagi apa yang harus diperbuat olehnya. Sehingga muncul perilaku yang kurang baik hingga hampir tidak mau berjumpa dengan orang atau siapapun yang ditemuinya entah itu orang tua,
93
teman atau siapa saja yang ketemu itu hal yang tidak diinginkan. Keinginan itu muncul juga Dina ingin mengasingkan diri merupakan jalan atau solusi yang paling baik sehingga keinginan itu kemudian dia pergi ke satu tempat dan masuk pada satu lubang. Bersembunyi dari cemas yang mendalam itu adalah satu jalan bagi Dina serta masalah itupun dianggap sudah selesai.
“Dalam kondisi sakit saya sering merasa kebingungan, bingung apa yang saya rasakan gak menentu, pengennya pergi ke lubang dan terus tdak mau ketemu orang jadi pergi dengan meninggalkan dibilang dan kalau orang sakit ingin mengasingkan diri, itu waktu saya masih dalam gangguan jadi dengan cara tersebut saya merasa semua masalah itu dapat selesai”. Memang disamping rasa pedenya yang muncul Dina juga merasakan ada rasa yang mengguncang di dalam jiwanya. Kegoncangan dan kepedean yang dialaminya seolah tak menentu sehingga sebenarnya mengganggu keadaan psikologis Dina. “Dari segi kejiwaan jiwa saya langsung merasa terguncang tapi kadang rasa pedenya muncul lebih dan keterlaluan.” Ketika dalam keadaan masih labil antara keadaan kesurupan dan tingkat kesembuhan yang masih jauh banyak teman-temannya yang memanfaatkan Dina. Kelelebihan Dina saat itu memang berbeda dengan keadaan orang normal yang lain, Dina pandai meramal orang lain dan untuk menjawab atau ketika dalam ujian di sekolahnya dulu. Hal ini sebenarnya dipengaruhi oleh khodam itu sendiri yang mengganggu. Pada akhirnya Dina sendiri menyimpulkan dengan keadaan teman-temannya saat itu banyak yang
94
memanfaatkan Dina karena kelebihan yang dimilikinya dan sampai pada tingkat suudzon yang tinggi. “Waktu dulu saya pernah mendapat kelebihan dari khodam tersebut yaitu saya dapat meramal orang dan dapat tahu bagaimana jawaban soal ujian itu dan sebagainya kadang saya berfikir mereka itu berteman dengan saya adalah untuk memanfaatkan diri saya karena kebihan saya tadi jadi ada suudzon. Menurutnya setelah melakukan terapi di Bengkel Rohani dan dalam proses penyembuhan Dina merasakan adanya perubahan yang signifikan yaitu adanya perubahan keadaan atau kondisi kejiwaan Dina. Yang terjadi terhadap perasaannya adalah keadaan tenang atau rasa nyaman, kadang memang harus diatur untuk mencoba memunculkan keadaan yang nyaman terhadap dirinya.
“Jadi waktu gangguan itu datang rasa malas itu datang malasnya tinggi dan inginnya tidur. Ketika waktu gangguan malas melakukan aktifitas sering pindah-pindah dan belum selesai pekerjaan satu ke pekerjaan yang lainnnya gak pernah tuntas. Sering muncul rasa malas itu terutama pagi, siang itu menghilang dan ada kegiatan yang lain yaitu kadang ngajar, terus sorenya saya kuliah”. Saat malas datang menghampirinya yang dilakukan hanyalah tidur dan istirahat. Ketika tidur pun sangat mengganggu dari kesupuan yang dialaminya sehingga sering memunculkan emosi yang tidak stabil dan menjadi emosional. “Yang dilakukan ketika malas saya tidur kadang emosional apalagi tidurnya terganggu”.
95
Sebelum di periksa pada Bengkel Rohani Dina sudah dibawa ke beberapa tempat dan pakar dibidangnya. Pada awalnya dengan gejala yang dialami oleh Dina dengan usahanya juga oleh orang tuanya akhirnya dibawa ke dokter untuk memeriksakan berkaitan dengan kondisi kesehatannya. Namun dokternya bilang dari hasil diagnosanya adalah Dina mengalami gejala epilepsi namun selama ini menurut Dina tidak pernah mengalami gejala atau epilepsi seperti diagnosa dokter tersebut. Hal itu membuat Dina dan keluarga belum mendapatkan kejelasan yang tepat akhirnya menemui seorang psikiater dengan harapan akan adanya kejelasan dan perubahan yang diinginkan, namun kesimpulan dari psikiater agar dibawa pada seorang psikolog untuk lebih lanjut. Pada akhirnya psikolog menyimpulkan bahwa Dina tidak mengalami gangguan secara kejiwaan dan tidak bermasalah. “Melakukan cek kesehatan ke dokter dari masih saya sering sakit dan waktu di diagnosa dokter saya itu dibilang ada gejala epilepsi tapi saya gak pernah epilepsi dan waktu itu pernah konsultasi ke psikiater suatu saat saya pingsan psikiater bilang ini harus dibawa ke psikolog di psikolog itu justru psikolognya bilang anak ini sebenarnya tidak bermasalah dalam kejiwaan”. Cara yang dilakukan dulu oleh kedua orang tuanya adalah dengan membalurkan air kedalam tubuhnya dengan bacaan yang dikasihkan dari orang pintar dan memang secara otomatis hilang. Titik beratnya awal kesurupan yang dialami oleh Dina adalah ketika masih duduk di kelas 3 SMA dan efeknya sampai pada awal ketika berobat ke Bengkel Rohani. Dan sakit yang dialami oleh Dina kepala terasa seperti ditusuk-tusuk dan pada bagian
96
belakang punggung ada sesuatu terasa berat ada masa yang menempel pada bagian punggung Dina. “Bagian tubuh yang sering sakit kepala ditusuk- tusuk dan punggung merasa berat. Juga rasa sakit itu dirasakan udah lama jadi mulai kesurupannya dari kelas 3 SMA, jadi gini kalau sakit , saya sakit jadi sama orang tua saya cuma dibalurin dengan air doang dan dibacabacain dan otomatis hilang”.
Skema 4.2 Kasus Dina Bagan Umum Proses Kesurupan Melalui Terapi Ruqyah
Khodam
Kesurupan
Emosional dan tindakan tidak terkontrol dan bersifat berlawanan dari yang biasa. - Cemas dan ketakutan yang berlebihan - Putus asa - Tergantung pada jimat - Tidak berani pergi sendirian - Mengabaikan hal-hal keagamaan - Aktifitas terganggu - Merasa ada beban di punggung, sakit kepala seperti ada yang memukul 2. Responden 2 (Mitha) - Demam lalu pikiran melayang dan kacau D.1. -Analisis MimpiIndividual bertemu Subjek binatang buas -
Berobat ke dukun, dokter, psikiater dan psikolog
Ruqyah 10 kali: diberi pelatihan, puasa daud, dan nasihat.
Perasaan lebih tenang, bebas dari gangguan, timbul keberanian, tidak sungkan terhadap orang lain, dan tumbuh peraasaan yakin pada Allah SWT.
97
4.3.2. Responden 2 (Mitha) a. Gambaran Umum Mitha adalah anak yang ke sembilan dari sebelas bersaudara, wanita asal kota Palembang ini sebelumnya sebagai pengajar Taman Kanak-kanak dan pengajar privat di beberapa tempat di Palembang. Mitha memiliki postur tubuh yang sedang tidak terlalu gemuk, tinggi 168 cm, saat wawancara berlangsung, tangan Mitha memukul-mukul kecil meja yang didudukinya. Suaranya yang lantang menjadikan wanita Palembang ini semakin semangat dan jelas ketika dimintai keterangan yang berkaitan dengan yang dialaminya.
Sebelum mengenal Bengkel Rohani sebenarnya Mitha sudah melakukan berobat ke berbagai tempat dan orang ahli baik di Palembang sampai empat kali, di Jakarta juga sampai empat kali diantaranya adalah Dukun hiingga jika ditotal kurang lebih 10 orang.
Kegiatan Mitha saat iniadalah diperbantukan oleh Ustadz Abu untuk menangani masalah seperti permasalahan yang dialaminya dulu, yaitu orangorang yang mengalami gejala kesurupan terutama bagi kaum hawa. Efek perubahan yang dialami sekarang semakin pede untuk terus melakukan proses penyembuhan dan memberikan terapi pada orang lain.
98
b. Gambaran Terapi Ruqyah Mitha pertamakali mengenal terapi ruqyah dari guru ngajinya di Jakarta. Pengobatan dengan metode ruqyah di Bengkel Ruhani Jakarta ini yang pertamakali di jalani. Walaupun Mitha sudah menjalani terapi ruqyah namun rasa takut masih ada dalam dirinya terlebih lagi ketika malam hari. Gangguan-gangguan yang selama ini dialami masih tetap dirasakannya.
”Kenal masalah terapi ruqyah di Bengkel Rohani dari guru ngaji saya di Jakarta, alternatif milih terapi ruqyah memang niat saya datang ke Jakarta itu berobat sama kakak saya berobat sama ustadz diruqyah. Awalnya saya tidak ada keberanian untuk riqyah bergantung sama kaset tapi keberanian dalam diri sendiri itu belum muncul. Pada waktu yang lain akhirnya disampaikan juga oleh Ustadz supaya dapat diterapi oleh Abu Aqila, ketertarikan dari terapi tersebut karena mengandung unsur yang syar’i (sesuai dengan ajaran islam). Dan terkenal dengan pengobatan yang ahli dalam Jin.
”Waktu dari guru ngaji saya disuruh ke Abu Aqila katanya sar’I dia bagian Jinolog waktu itu saya tertarik syar’inya”. Ketika diberikan terapi oleh ustadz, maka Mitha diberikan nasehat dan diminta untuk membacakan surat yang berada dalam al-quran dan diminta untuk melakukan puasa sunnah. Dan yan paling penting bahwa yang akan menyembuhkan hakikatnya adalah Allah dan menganggap bahwa setan adalah makhluk yang lemah, walaupun tidak terlihat bentuk aslinya. ”Dikasih nasehat disuruh baca ayat surat al-mu’minun ayat 97-98 dan disuruh puasa dawud yang paling penting kata ustadz. Yang
99
menyembuhkan kamu itu Allah dan kamu sendiri disuruh menganggap setan itu lemah walaupun kamu tidak lihat kamu”. Saran yang disampaikan oleh terapis adalah untuk selalu membaca doa dan waktu untuk terapi jangan dilakukan secara rutin karena fisiknya akan lemah. Setelah mengikuti saran dari terapis maka ada sesuatu yang terjadi dengan dirinya yaitu mengeluarkan benda dari dada dan tangannya seperti biji sapu ijuk berwarna hitam. ”Dalam terapi personal saya diminta konsentrasi dan baca-baca doa yang lain. Akhirnya terapi diri sendiri sambil membaca doa dan ayat juga puasa, akhirnya keluar yang susuk itu hitam-hitam didada, ditangan bentuknya kaya sapu ijuk, saat saya bawa ke Ustadz Abu Aqila ijuk itu hilang. Memang waktu saya berobat ke Abu Jinnya itu ya suka nyium-nyium kurang ajar tuh Jin kata Abu jangan takut, saya tuh ada rasa aman manusia dan jin itu gak bisa berhubungan itu Cuma biar kamu depresi dan stres itu hanya sihir saja, karena memang ustadz di Jakarta bilang kena gangguan”. Waktu yang di lakukan dalam terapi oleh Mitha metode terapi Abu Aqila lebih dari sepuluh kali, namun yang paling penting adalah terapi secara pribadi untuk melihat secara optimal. Hingga berpengaruh terhadap tidur ketika mimpi banyak yang berubah secara berangsur-angsur terutama mimpi yang menakutkan. Terapi yang diberikan bukan hanya dari Abu Aqila namun terapi personal sangat membantu dalam proses penyembuhan dan dijauhkan dari mimpi yang menakutkan sebagai gejala pada waktu tidur. ”Jangka waktu terapi kepada Bengkel Rohani Abu Aqila saya kurang lebih sampai sepuluh kali, selain ke Abu yang paling penting terapi diri sendiri, saat dalam tidur ketika mimpi ular yang tadi ularnya besar jadi semakin kecil semakin menipis bentuk cacing tadinya ular itu dekat jadi jauh, yang kelabang juga keluar dan yang menggantung juga hilang, setelah puasa saya terapin hilang”.
100
Sebagai perbandingan metode yang dilakukan selain Abu Aqila sudah dilakukan ke metode lain yaitu terapi melalui kaset yang berisi doa dan bacaan al-quran. Namun belum mampu menyembuhkan gejala kesurupan yang dialami oleh Mitha akhirnya timbul ketergantungan kepada kaset tersebut, selain kaset juga metode yang aneh yaitu tidur diatas keris dan diminta menginjak telor. Saat terapi yang dilakukan oleh Abu Aqila terutama saat terapi selain membacakan doa dan terapi personal juga diberikan terapi bekam yaitu penyedotan pembuluh darah kotor dari dalam tubuh.
”Sebelum terapi ke Abu Aqila saya lakukan dengan metode yang lain yaitu suruh baca tertentu sama semacam dukun dan diminta meletakkan di badan hingga merasa di badan ada sesuatu. Saat terapi di Abu saya sering di bekam emang dibekam itu berat namun sangat membantu dalam proses penyembuhan. Metode yang lainnya yaitu diputar kaset waktu terapi di ustadz Fadlan masih, lumayan bisa tidur gampang tapi yang menggantung ada yang lainnya masih ada terapinya diputarkan juga kaset saya puter jadi saya bergantung pada kaset kalau tidak diputar datang lagi ketergantungan dengan kaset”. Hasil terapi yang dirasakan pada Bengkel Rohani aman dan tidak harus bergantung pada sesuatu diri merasakan seperti terbebas dan merdeka. Hal ini sesuai dengan keyakinan saya karena metode yang dilakukan sangat islami tidak dicampur hal-hal yang bersifat khurafat. Selain terapi untuk diajarkan puasa dan selalu berserah diri yakin pada Allah juga terapi di Bengkel Rohani dipijat lehernya, diantara sela-sela jari-jari kaki dan dipukul bagian punggungnya
101
”Hasil yang saya rasakan setelah di ustadz Abu saya merasa aman tidak merasa bergantung merdeka dan sekarang. Berawal keyakinan dari terapi metode ruqyah di bengekl Rohani dengan keyakinan tentunya yang diberikan secara Syar’i juga diterapi mentalnya. Hal lain diminta untuk berpuasa faktor-faktornya yaitu tawakal dan semuanya dikembalikan kepada Allah tindakannya.Abu Aqila memberikan terapi yaitu tangannya dipijit lehernya, diantara sela-sela jari kaki dan dipukul diantara punggung dan merasakan ada sesuatu yang bersarang diperut kemudian dipijat bagian punggung kemudian dan terakhir bekam”. Syarat untuk menjadi terapis tidak mudah, harus menjaga nilai keislaman bersih dari khurafat percaya terhadap benda dan yang lainnya. Paham terhadap metode yang baik dan yang bernilai keislaman. Berkaitan dengan aqidah ternyata memberikan pemahaman tersendiri bagi Mitha juga memberikan kekuatan mental.
”Syarat terapi Aqidah yang bersih, yang lurus metalitas yang berani ketiga paham metode yang islami menjauhi dari hal-hal yang bersifat khurafat. Kalau dibandingkan setelah ke ustadz Abu dulu aqidahnya kurang begitu paham dan sekarang alhamdulilah sudah mulai mengerti dan paham tentang hal tersebut. Mentalitas yang berani sekarang muncul intinya saya bukan takut sama setannya saya takut orang yang belum percaya tapi saya merasakannya”. Menurutnya saat keadaan sadar dan tidak Mitha merasakan ada sesuatu yang keluar dari, kemudian keluar ikan dari perut. Binatang-binatang kecil yang keluar dari kuku saat memotong kuku dan awalnya saat belum terapi bekam ada yang jalan berasa di kuku. Saat diberikan informasi bahwa hal tersebut sudah terkena yang disebut dengan buhul-buhul. Namun hal tersebut hilang dengan melakukan terapi diri sendiri melalui puasa sunnah Daud. Untuk yang bacaan doa dan lainnya adalah al-ma’tsurat dan membaca
102
surat Al-baqoroh. Saat seketika memulai berasa ada sesuatu dalam keadaan tidak sadar yaitu kembali diawal bahwa terapi tersebut dipukul punggungnya dengan mengucapkan kalimat ”keluar wahai musuh Allah”.
”Keluar seperti ikan dari perut akhirnya saya ambil saya buang, binatang kecil-kecil dari kuku pake potong kuku saya ngambilngambilnya tadinya saya sebelum bekam ada yang jalan sreet..srett dikuku dan kaki. Kata ustadz sudah ada buhul-buhulnya kalau lagi kondisi lemah dia mau masuk saya buru-buru terapi dan baca doa. Kalau terapi sendiri baca al-baqorah, puasa daud, al-matsurat, sholat yang sunnah-sunnah kalau saya lemah dia mau masuk karena saya terasa dan terapinya juga dipukul dan memakai kata”ukhruj ya Aduwallah”, saat sudah terjadi kalau masuk dan mau keluar dia akan berasa”. C. Empat Unsur Pokok Dalam Ruqyah Hidup dalam hal apapun yang terbaik adalah memohon perlindungan dari Allah. Sebaik permohonan adalah berdasarkan apa yang diminta begitu juga yang dilakukan oleh Mitha dalam melakukan hal apapun yang terbaik adalah memohon doa yang baik agar tindakannya sesuai dengan yang diharapkan. ”Sebaiknya adalah memohon apapun dalam hidup untuk bertindak dan berperilaku jika hendak melakukan sesuatu ee.. ya saya memohon perlindungan terlebih dahulu dalam hal yang baik” Permulaan yang baik berpengaruh pada hasil yang baik pula. Perasaan yang terjadi dalam melakukan apapun terutama dalam bertindak dalam mengobati yang dialami Mitha ada sesuatu berupa keyakinan tersebut setelah memohon dan berlindung kepada Allah.
103
“Reaksi yang saya rasakan bepengaruh walaupun sedikit besar tidak sepontan begitu dalam tapi yang jelas ada perubahan, terlebih sedikit baik daripada tidak melakukan apapun sebelum berobat untuk menghilangkan gangguan yang dialaminya”.
Menurutnya jika tidak memohon terlebih dahulu Mitha merasakan kegelisahan, karenanya memohon merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari terapi yang dilakukan sangat berkaitan dan bagian yang penting bagi pribadinya.
“Yang jelas bagi saya untuk melakukan segala sesuatu apalagi menghadapi proses penyembuhan hal yang sedikit saja sebenarnya saya sudah agak gelisah apalagi hal yang begitu penting dalam memohon kesembuhan dari segala macam gangguan ee..hal itu yang menjadi sangat penting buat saya pribadi” Melalui bacaan yang diketahui dan sepemahaman yang dimiliki oleh Mitha sangat berpengaruh dalam menjaga kesiapan dalam proses terapi diri menghadapi gangguan yang dialami. Bacaan yang didapat sangat beragam bagi Mitha baik dari Guru, terapis dan bacaan yang dipahaminya merupakan unsur perubahan untu perbaikan yang diharapkan. Menurutnya kemampuan membaca sangat berpengaruh sesuai dengan tingkat pemahaman terhadap yang dibaca arti dan makna yang dibaca.
“Dengan bacaan terus ruqyah yang memang sudah ada dari yang saya tahu baik dari guru saya atau yang pernah saya baca dari buku setalah membaca memang ada peruabaha yang lumayan jadi intinya sih agak membaik dari sebelumnya”
104
Bacaan yang paling penting dalam terapi adalah berupa bacaan ayat-ayat alquran, beberapa referensi yang didapatkan dalam terapi garis besarnya adalah bagian ayat al-quran dari beberapa ayat dari surat al-quran. Jika tidak melakukan terapi bacaan ayat tersebut Mitha merasakan ada sesuatu yang kurang dari dirinya selain untuk memantapkan secara mental juga dapat melindungi diri dari gangguan tersebut.
“Biasanya dalam memohon perlindungan selalu ayat-ayat quran yang dibaca dan menjadi penting kalau tidak, merasakan ada seuatu yang kurang dari saya sendiri memang untuk melindungi diri harus ada sesuatu yang dilakukan dan pembacaan ruqyah itulah saya sedikit berbeda dan kondisi keadaan mental saya agak tenang” Memantapkan keyakinan merupakan bagian utama, meminta kesembuhan berbanding lurus dengan usaha dan keyakinan yang diterapkan. Meminta kesembuhan terutama meminta yang lebih baikjadi benar-benar harus yakin dalam hati untuk dapat sembuh, lebih optimis dan meyakini sesungguhnya Allah memberikan segalanya dan tipu daya setan itu sungguh sangat lemah.
“Memang harus pasang keyakinan dulu sebelum melakukan dan meminta apapun apalagi yang selama ini saya rasakan dalam meminta kesembuhan untuk yang lebih baik jadi saya pasang benerbener dalam hati dan Allah yang memberikan kesembuhan sesungguhnya tipu daya setan itu lemah”. Ketika tingkat keyakinan saya lebih tinggi perasaan saya lebih aman dan merasakan adanya ketenangan. Saat itulah untuk percaya diri saya lebih bertambah dan tidak lagi takut dengan setan yang selalu menggoda saya. Setiap kali saya yakin dan saat itulah timbul perasaan untuk sembuh.
105
Eee.. jadi ketika dalam permohonan tadi yaitu berharap bahwa saya akan sembuh maka keyakinan itu muncul dan perasaan serta hati saya tenang, timbul rasa percaya diri dan tidak lagi takut sama setan yang menggoda saya” Ruqyah adalah ajaran yang di contohkan oleh Nabi dalam terapi untuk gangguan dan dalam melakukan suatu penyembuhan. Bacaan yang ada dalam ruqyah itu sendiri adalah ayat al-quran dan doa. Dalam proses penyembuhan memang datangnya dari Allah yang memberikan segalanya. Ruqyah dalah satu cara yang dapat memberikan kesembuhan. Keyakinan kepada Allah adalah bagian dari tauhid itu sendiri. Memang semuanya atas kehendak dan izinNya pula lah siapapun dapat di berikan kesembuhan.
“Ruqyah adalah ajaran Nabi dan isinya memang bener-bener sesuai dengan artinya dan semuanya mengandung hal yang berkaitan, oleh karenanya saya yakin sekali Allah pasti menyembuhkan salah satu jalanNya dengan metode ruqyah. Tetapi yang paling penting adalah aqidah tadi saya tidak tergantung dengan ruqyah itu sebagai jalan dan caranya tapi yang penting adalah segala sesuatu itu atas izin Allah” Usaha yang terus menerus dan memohon kesembuhan dari Allah serta yakin akan sembuh adalah bagian dari ikhtiar yang di lakukan oleh seorang muslim. Secara penuh yakin pada Nya agar diberikan jalan, setelah itu pasrah dan tawakkal. Kekuatan dan penyembuhan milik Allah karena Jin yang mengganggu adalah ciptaan Nya jadi tidak ada kekuatan yang diberikan kecuali atas izin Allah.
“Tawakkal dan terus tetap berdoa juga memantapkan lagi hati saya, bahwa pertolongan dan petunjuk Allah itu amat dekat dan Allah pasti
106
dapat menyembuhkan dan yakin terhadap Allah adalah segalagalanya. Dan kekuatan yang paling besar adalah Allah, Jin itukan ciptaan Allah juga, jadi yaa..dia tidak ada apa-apanya bagi Allah.” Dzikir adalah suatu cara yang sangat di anjurkan kepada setiap muslim karena bacaan dan kalimat yang diucapkan adalah dari al-quran dan sunnah. Setiap kalimat dzikir yang di baca oleh saya saat itu juga merasakan adanya pengaruh terhadap tubuh merasakan adanya getaran. Ini adalah satu bukti bahwa bacaan dzikir dapat memberikan ketenangan dan saya merasakan bagian dari bentuk perlawanan dari gangguan setan.
“Memang dzikir yang paling penting adalah dzikir yang diajarkan oleh Rasul dan memang rasanyapun saya rasakan sangat berbeda kadang-kadang tubuh saya merasa gemetar. Dan dapat bergerak sendiri, tetapi dengan mengendalikan pada diri saya sendiri menjadi akan terasa tenang dengan kata lain perlawanan diri pada setan” Waktu yang dilakukan khusus untuk dzikir adalah seharusnya lebih banyak dan dapat dilakukan setiap habis sholat lima waktu, dan waktu khusus lainnya baik malam maupun siang hari. Hafalan dzikir memang wajib dihafalkan semua namun dapat juga dengan membacanya. Kalau waktu yang di lakukan oleh Mitha tidak bagitu banyak namun cukup untuk terapi penyembuhan. Secara prinsip Mitha sekali kali saya tidak lagi menggunakan zikir yang sesat yang tidak di ajarkan dalam al-quran dan sunnah. Jika tidak melakukan zikir Mitha merasakan dirinya seperti mempunyai hutang, terlebih adalah kerugian bagi Mitha tersendiri.
107
“Saya sebenarnya kurang banyak memiliki apalagi menghafal dzikir yang banyak kecuali yang sesat tadi kalau bacaan dzikir biasa saya hanya cukup saja belum begitu banyak tapi yang penting saya lakukan terus. Sebenarnya batasan waktu untuk saya luangkan tidak harus banyak tapi ada yang saya lakukan terkadang tak menentu tergantung diri saya sendiri maunya bagaimana. Seandainya saya tidak melakukan dzikir yang baik saya merasa punya hutang sesuatu dan sebenarnya dengan begitu saya merasa sangat rugi”.
Selain sebagai tameng atau benteng zikir juga sebagai senjata buat Mitha untuk dapat terhindar dari gangguan. Bacaan yang dilakukan baik oleh Mitha maupun oleh terapis adalah satu terapi untuk menghilangkan gangguan tersebut dzikir dan ayat al-quran. Saat terjadi keanehan dan kejanggalan memang harus segera di bacakan ayat atau firman Allah.
Memang saya yakin sekali bahwa apapun yang diberikan oleh Allah itu yang terbaik apalagi dzikir yang sudah ada ketentuannya adalah sebagai tameng dan senjata buat saya. Serta berharap agar dikabulkan. Saat terjadi kesurupan biasa dibacakan dan yang dibaca memang adalah ayat-ayat al-quran apalagi buat saya kalau memang terjadi keanehan dan kejanggalan saya langsung ingat segera pada firman ataupun kalam Tuhan yang Maha Kuasa”. Selain bacaan zikir dari ayat quran juga Mitha membaca hadits-hadits yang yang haditsnya sudah terkenal dan sahih. Sebagian banyak orang juga banyak membaca hadits yang di baca oleh Mitha. Hadits adalah bacaan atau doa untuk dapat memberikan kesembuhan. Menurut Mitha bacaan yang sudah dilakukan baik dari hadits maupun ayat al-quran adalah dibaca terus menerus dan secara istiqomah walaupun sudah mengalami kesembuhan.
108
“Hadits yang saya baca jika terjadi keanehan dan kesurupan biasanya yang sudah dibaca dan dilakukan oleh sebagian orang. Pastinya jelas dari hadits itu adalah doa yang dapat memberikan kesembuhan dari apapun apalagi yang saya rasakan saat ini dan jika sudah pun sebenarnya harus tetap istiqomah dilakukan”. Secara prinsip al-quran adalah suci dan bagi yang membacanyapun harus dalam keadaan bersih dan suci. Menurut Mitha bagi yang membaca al-quran dapat memberikan efek yang positif dan akan memberikan ketenangan. Secara keyakinan memang harus ada bahwa kesembuhan adalah milik Allah. Islam menganjurkan bahwa setiap terapi yang dilakukan bersumber secara syar’i atau syariat yang sudah ada landasan hukumnya.
“Ayat al-quran itukan suci jadi tidak bisa dinodai dan jika membacanyapun dapat memberikan efek yang positif akan ketenangan dan memang sangat baik, tentu dengan keyakinan kesembuhan itu datangnya dari Allah dan ikhtiar saya secara (syariat)” Menurut Mitha untuk tingkat kesembuhan lamanya terkait dengan keyakinan untuk sembuh dan usaha untuk terapi secara rutin. Jika bacaan yang di baca diusahakan paham dengan makna yang di baca dan makna yang terkandung di dalamnya karena sangat membantu dalam melakukan terapi penyembuhan karena tingkat kepahaman sangat efektif dalam proses tersebut. “Sebenarnya lamanya tergantung keyakinan kalau memang betul-betul paham apalagi artinya ya saya merasakan kalau setiap baca dan ketika itu juga mengalami kekuatan dan perasaan yang berbeda. Dan lain dari bacaan tersebut,dengan pemahaman tersebut dapat meyakinkan aqidah saya semakin lurus dan benar kepada Allah serta jauh dari gangguan setan”
109
d. Kesurupan Berawal dari pengiriman surat yang dilakukan oleh seorang temannya untuk mengajak Mitha menikah namun tidak langsung dijawab oleh Mitha. Perkenalan itu berawal ketika masih duduk di bangku SMA dulu. Mitha merasa tidak ada hubungan langsung dan khusus dengan temannya tersebut, hanya sebatas teman. Karena hal itu, akhirnya menyimpulkan untuk memberi jawaban tidak.
“Jadi kejadian waktu itu saya pernah mendapat surat dari seorang teman laki-laki, didalam suratnya itu dia ngajak saya untuk menikah dengannya. Surat itu tidak saya balas karena saya menganggap saya tidak punya hubungan yang spesial dengannya. Saran untuk tidak dijawab juga dilontarkan oleh Ibu saya. Laki-laki pengirim surat itu adalah teman saya semasa sekolah yang sudah lama tidak bertemu. Menurut ustadz dari ungkapan yang disampaikan Mitha itu baru hembusan atau awal saja belum pada kesimpulan kesurupan. Memang sejak dari menerima surat tersebut Mitha sering sakit-sakitan dan merasa saat tidur seperti ditindih oleh sesuatu serta mimpi yang menyeramkan. Namun aktifitas sholat ibadah masih dikerjakan dengan normal oleh Mitha seperti shalat malam yang dia lakukan. “Suratnya itu dikirim ke tempat saya waktu itu saya sudah di Jakarta, sejak itu saya sering sakit-sakitan, tidur itu saya sering terasa ketindihan terus mimpi ular paling sering, tapi itu belum karena saya sering tahajud jadi kata ustadz itu hanya hembusan”. Pada pertengahan tahun 1999 Mitha berhenti bekerja dan akhirnya pulang ke kampungnya di palembang. Sebelum pulang sempat memeriksakan penyakit
110
yang dideritanya pada seorang dokter dan diberikan resep dan obat, hasil diagnosis dokter waktu itu adalah infeksi rahim walaupun belum sempat di USG. Namun obat yang diberiakn dokter saat itu belum juga dapat menyembuhakan penderitaan Mitha.
“Saya sudah berobat kedokter dan dokter tersebut mendiagnosa saya terkena infeksi rahim dan dokter tersebut memberikan resep obat sesuai dengan penyakit yang saya derita. Tetapi waktu itu saya belum sempat USG. Karena penyakit yang saya rasakan semakin parah akhirnya saya berhenti kerja dan pulang ke Pelembang tahun 1999.”
Keadaan yang sangat mengagetkan adalah ketika di bagian tubuh Mitha ada bekas gigitan yang diduga digigit oleh binatang atau kelabang namun Mitha sendiri tidak pernah merasa digigit kelabang atau binatang lainnya. Kejadian itu terjadi pagi hari ketika sedang belanja di pasar dan awalnya tidak tahu tentang keadan tersebut dan peristiwa itu terjadi sekitar awal tahun 2000an dan menurutnya ada sesuatu yang berbeda dan bukan hal yang biasa.
“Tahun 2000 awal sebenarnya saya gak tahu saya lagi pergi ke pasar pagi-pagi itu ada yang jalan didalam tubuh tiba-tiba ada yang jalan di dalam tubuh sampai saya kesakitan terus dibilangin itu kelabang tapi saya lihat kelabangya gak ada tapi bekasnya ada, emang ada empat gigitan tuh”. Menurutnya setelah kejadian yang aneh itu Mitha terasa ada sesuatu yang mengganjal dan sejak itu mulai sering mimpi buruk dan sampai pada tingkat yang mengerikan baginya seakan mau diperkosa. Awalnya tidak tau itu adalah gangguan dari jin, ketika siang hari dalam keadaan sadar dan tidak
111
wujud yang ada dalam bayangannya tersebut berubah-ubah bentuk dan mengganggu bagian sensitif wanita. Memang keadaan antara sadar dan tidak pada siang itu merasa sekali ada yang meraba bagian sensitif tersebut. Dan dari gangguan tersebut kadang wujudnya berubah dari kakaknya yang satu ke yang lainnya lagi. “Nah, sejak saya digigit kelabang itu saya sering mimpi buruk, mimpi buruknya itu kaya mau diperkosa tapi dia menyerupain kakak, kakak saya yang persis diatas, itu belum masih ini juga proses terus, terus ee. saya belum tahu itu jin pas siang-siang dia berubah-berubah dia terusterusan dia gangguin maaf (kemaluan) tapi saya sadar orangnya gak ada kok tubuh saya ada yang ganggu, kondisi saya tertidur tapi berasa tubuh saya kok ada yang ganggu. Ganggunya maaf-maaf kemaluan saya mau diperkosa, kondisi puncaknya itu siang-siang wujudnya berubah ke kakak yang satu ke kakak yang satunya lagi saya kaget. Sebelumnya rutinitas yang dijalani Mitha belum terganggu tapi setelah mengalami kesurupan seperti yang diceritakan sebelumnya, semua rutinitasnya terrganggu dan mengalami hambatan. “Kondisi sebelum kesurupan saya biasa aja dan tetap ngajar-ngajar dan beraktivitas yang lainnya”. Menurutnya kejadian aneh tersebut dirasakan ketika ada sesuatu yang masuk kedalam tubuh Mitha. Sesuatu itu bagaikan hembusan angin yang menerpa tubuhnya. Mitha beranggapan mungkin angin tersebut hanya berasal dari kipas angin yang berada di dekatnya. Kejadian tersebut pada siang hari dan dalam kondisi antara sadar dan tidak. Peristiwa tersebut akhirnya disampaikan oleh Mitha kepada saudara-saudaranya baik dari
112
mimpi yang menyeramkan sampai segala sesuatu kejadian aneh yang pernah dialami Mitha semuanya itu membuat Mitha selalu dalam ketakutan. Dalam mimpinya, Mitha sempat berkelahi dengan seorang anak kecil dan Mitha sampai menjepit anak tersebut dan memintanya untuk mengangkat tangannya. Mimpi itu terulang-ulang pada hari berikutnya. “Tadinya belum tahu kan itu tadi yang.. saya itu baru cerita ke saudara saya tuh mimpi gini..gini cerita, cerita mimpi ular saya lalu cerita lagi ke ibu bahwa saya tuh diginiiin saya tuh kesal saya kan tantang saya lawan rupanya dia datang nyerupain anak kecil sama posisinya kondisi saya antara tidur dan sadar waktu itu jam satu siang, saya berantem saya kepit didalam mimpi itu dia marah jadi tangan saya diangkat. Suruh ama dia dipegang ya itu tadi kasus saya itu dia ganggu saya lagi sampai saya pegang kok gak ada, nah terus dia nyerupain angin masuk ke tubuh saya ngerasa tapi aku kira itu kipas angin aku diamin aja,.. aku diamin aja tapi lama-lama besoknya kaya gitu lagi aku penasaran kipas angin kumatiin ternyata ada hyuuur..uurr.. ternyata ada kurang ajar, terus aku digerayangin mulai dia itu masuk kaya angin saya tuh lemahnya disitu”.
Setelah Mitha menceritakn kejadian-kejadian yang dialaminya kepada Ibunya, saudara-saudaranya serta guru ngajinya, barulah Mitha menyadari bahwa semua hal aneh yang pernah dialaminya itu merupakan hal yang tidak wajar diduga merupakan gangguan dari Jin. Atas saran keluarganya dan inisiatif saudaranya akhirnya Mitha berobat ke dukun. “Informasi gangguan jin tahunya dari dukun dan ustadz , saya ngomong ke ibu, saya ngomong ke guru ngaji, akhirnya disuruh berobat ee.hh.. tahu tahunya ada saudara yang lain panggil dukunlah, dia manggil dukun, dukun tuh tanya-tanya saya emang ada gak lakilaki yang iniin (suka sama kamu) kemudian nanya kamu pacaran enggak, enggaklah kata saya memang benar enggak kata saya, dia
113
cuma nulis surat emang gak ada pacaran, tapi dukun itu gak percaya dia bilang ah pacaran kali, gitu dia bilang”. Ketika Mitha melakukan kegiatan keagamaan seperti membaca Al-qur’an atau dalam situasi pengajian, badan Mitha bereaksi secara tidak wajar seperti badan gemetar dan seluruh tubuh Mitha berwarna biru seakan-akan tubuh Mitha menolak kegiatan keagamaan. Hal yang tidak wajar itu menjadi perhatian semua keluarganya. “Ketika saya udah mau ngaji gemetaran kalau udah waktunya ngaji jadi reaksi dari tubuh tuh terasa gemetar nah waktu ada pengajian keluarga bareng-bareng nah waktu itu saya reaksi itu saya ketahuan nyata benar saya ada gangguan Jin sampai badan berwarna biru-biru”. Untuk penyembuhan yang diharapkan oleh saudaranya terhadap Mitha akhirnya memanggil juga seperti seorang ustadz yang akan mengobati penyakitnya. Pengobatan yang dilakukan oleh Sawunggaling yang terkenal di Jakarta dapat menghipnotik Mitha hingga tertidur setelah dibacakan manteramantera. Mitha disarankan untuk terus menerus membalur seluruh tubuhnya dengan air yang telah diberi mantera oleh dukun, air itu mengeluarkan aroma yang tidak sedap.
“Diajak lagi begitu kaya ustadz tapi bukan ustadz, jadi dia bilang coba sebutin laki-laki yang pernah kamu sukain, saya dipanggilah dukun yang dari Jakarta si sawunggaling itu sama raja pellet jadi saya kaya dihipnotik tertidur saya memang tapi hatinya ngasih tahu dia nanyananya gitukan ya gak tahu dia baca-baca mantra dia nyebutin nama cowok itu juga pake bahasa palembang gitu pake bahasa cinta segala macemlah bilangin ada di bawah tanggalah sihirnya terus, ama air di rumah setiap jam sebelas malam air itu bau dan berbusa gak tahu ada pengaruh dari jin itu juga”
114
Pengaruh dari gangguan tersebut sangat mengganggu kondidi pskologis Mitha sehingga rasa takut yang mendalam dan cemas yang berakibtkan fatal terhadap keadaan yang lain. Dengan hembusan angin yang menerpa tubuhnya terkadang Mitha sampai tidak sadar, tiba-tiba dia tertidur. Didalam tidurnya Mitha merasakan ada sesuatu yang berjalan-jalan di daerah sensitif bagian tubuhnya. “Yang diganggu jadi yang diganggu ya itu tadi saya terasa seperti digerayangin (kemaluan) dan akan diperkosa, terus susah tidur sampai saya lupa bagaimana sampai caranya tidur gara-gara angin itu dan sering mimpi siang maupun malem didatangin sama orang yang aneh da menyerupai kakak, jadi walaupun dijalan lagi sholat lagi ngaji saya terus digerayangin intinya memang waktu itu saya takut”. Dari anggota keluarga Mitha ada yang mengalami kejadian-kejadian aneh yang sama yaitu adik dari ibunya Mitha. “Dari anggota keluarga ada yang terkena juga yaitu bibi saya (dari ibu)” Menurut keterangan yang diberikan oleh ustadz kesurupan yang dialami oleh Mitha adalah dikarenakan gangguan dari Jin yaitu dari sihir yang dialaminya. Penjelasan dari gangguan tersebut adalah komplikasi mulai dari sihir, teluh tusuk, kombinasi dua sihir baik sihir hasadi dengan sihir al’aini. Hal ini sangat mengganggu kepribadian dari Mitha mulai dari rasa keraguan dan gejala yang tidak normal sperti yang diungkapkan sampai mengalami susah tidur. “Kalau kata ustadz Sebab kesurupan saya itu semua masuk sihir, teluh, tusuk, kombinasi dua sihir hasadi dengan al’aini”.
115
Ketakutan yang berlebihan yang dialami oleh Mitha sangat menggganggu sampai rasa takut sering muncul baik malam ataupun siang, gejala yang dialami dari tidak bisa tidur, tertidur hanya beberapa menit kemudian bangun lagi. Gangguan tersebut berjalan terus sampai berlangsung lama. Rasa waswas pun muncul dikarenakan Mitha saat ini belum menikah.
“Gejalanya itu saya susah tidur muncul rasa takut apalagi malam, kalau udah malem tuh saya ketakutan, takut pokonya saya tuh biar malem biar siang saya gak bisa tidur, tertidur beberapa menit kemudian bangun lagi dan lupa bagaimana caranya tidur tadi caranya tidur tuh bagaimana gak bisa tidur, karena godaan atau gangguan tadi itu jalan terus, waswas takut karena itu tadi saya kan belum nikah”. Pernah diruqyah bukan pada Bengkel Rohani sama dukun yang lain dan samapi bilang tidak sanggup sampai dukun tersebut menyimpulkan bahwa Mitha sedang mengalami gangguan kejiwaan dan menyatakan hanya kamu sendiri yang dapat menyembuhkan penyakit tersebut. Dan diantara dukun yang pernah mengobati menyarankan agar menikahi pria yang pernah mengirim surat tersebut kepada Mitha namun hal ini tidak diikuti oleh Mitha dikarenakan tidak mungkin hal tersebut dilakukan olehnya. “Diruqyah dengan dukun itu dia bilangkan enggak sanggup sampai bilang saya itu kejiwaan dia bilang saya yakin kamu sendiri yang bisa menyembuhkan, terus diantara dukun tadi ada yang nganjurin suruh kawin dengan orang itu (cowok) suruh minta maaf sono terus suruh nikahlah”.
116
Mitha merasakan perubahan yang sangat baik ketika mitha menjalani terapi di Bengkel Ruhani Jakarta, perubahan-perubahan itu belum pernah dia alami ketika dia berobat kedukun-dukun yang pernah dia datangi.
“Kalau diterapi di Bengkel Rohani gimana alhamdulilah sembuh dan ada perubahan yang positif”. d.1. Gejala pada waktu tidur Menurutnya pengaruh dari kesurupan yang dialami menyebabkan susah payah memejamkan mata untuk tidur, hal ini dialami berlangsung lama sehingga sangat mengganggu keadaan fisik maupun psikologis Mitha “Mengalami susah tidur dan susah payah” Cemas yang dialami oleh Mitha sangat mengganggu, saat kecemasan itu datang muncul rasa takut hal ini menjadi satu hal yang sering dan terulang. Ketakutan yang dialaminya adalah kalau Mitha menikah dia akan merasa mati dan saat diterapi oleh ustadz Jinnya mengancam dan ketika itu sedang melakukan terapi ruqyah. “Cemasnya sering takut jadi nanti kalau saya menikah nanti akan mati, jadi diakan waktu terapi sama Abu dia ngancam (Jinya)” Mitha sering terganggu dalam tidur malamnya dengan hadirnya ular dalam mimpinya. Kondisi tersebut sering sekali membuat Mitha bangun dari tidurnya dengan keadaan kaget dan ketakuatan. “Dan sering bangun ya kaget malam sampai sering sekali, kalau gitu tuh ada kalau mimpi ular sering bangun malam”.
117
Akibat dari mimpi yang terlalu sering tersebut akhirnya untuk menghadapi hal tersebut Mitha sendiri harus melakukan sesuatu dengan membaca-baca ayat al-Quran dan doa-doa. Sampai mimpi tersebut terulang seolah sering jatuh dan merasakan badannya terjatuh dari atas tempat tidur. “Reaksi saking sering mimpi malam saya baca, baca apa aja yang saya bisa, saya pernah mimpi perasaaan sering jatuh gitu debug” Mimpi yang sering hadir selain mimpi diperkosa adalah mimpi bertemu dengan ular berwarna hitam. Tidak jarang Mitha dalam mimpinya itu melawan ular dan beberapa kali kakinya digigit ular. Mimpi-mimpi yang menakutkan itu selalu membuatnya terbangun dari tidurnaya. “Saya sering mimpi ularnya hitam dan pernah dipatuk oleh ular itu sampai saya bilang yah kepatuk deh saya memang lari dan berantem sama ular itu, nah saya tuh sekali yah kaki saya kena deh gitu”. Mimpi-mimpi yang buruk dan kejadian-kejadian aneh yang dialami mitha berpengaruh terhadap fisik dan psikologisnya. Salah satu contohnya adalah semua teman kerjanya meniali Mitha sering menunjukkan eksperesi muka yang lesu, lemah seakan-akan tidak bersemangat. Namun pada kenyataannya Mitha masih dapat mengerjakan tugasnya dengan baik.
“Sering merasa lesu semua orang tuh lihat saya tuh kaya tidak ada semangat tapi waktu saya kerja teman-teman heran kerjatuh semangat tapi kalau lihat muka tuh gak mungkin deh ini bisa ngelakuin kerjaan ini tapi ternyata bisa badan terasa lemas”.
118
Pengaruh yang dirasakan oleh Mitha akibat dari sihir adalah ketika membaca Al-quran, ayat-ayat atau huruf-huruf yang terdapat dalam Al-qur’an terasa seperti berbayang dan tulisannya kabur tidak terlihat, gangguan dari Jin ternyata dapat membuat Mitha terganggu untuk melakukan hal yang baik dan berkaitan dengan ibadah.Hal tersebut membuat Mitha memutuskan untuk tidak mengajar terlebih dahulu. “Terus melihat al-quran juga udah berbayang jadi kabur dibaca tapi gak terlihat jadi ngajar ngaji juga off panas” d.2. Gejala Pada Waktu Jaga Menurutnya ada kejanggalan yang dirasakan oleh tubuh Mitha. Tubuhnya khususnya dibagian pundak merasakan adanya beban seperti menggendong sesuatu. Badanya seperti ditusuk-tusuk benda tajam dan terasa sakit, juga beban benda itu kadang berpindah-pindah ditangan kemudian pindah lagi ke bibir Mitha hingga tiba-tiba saat pindah ke bibir menjadi bintul dan akhirnya menjadi koreng. “Badan terasa ditusuk-tusuk dan ada beban yang tergendong di badan saya rasa di uluh hati kadang-kadang di tangan terus sama dibibir ini orang kadang bingung dibibir ini terasa ada yang berjalan sreeett….tiba-tiba jadi koreng kaya bintul” Mitha selalu berusaha untuk berdzikir, biasanya Mitha membaca dzikir yang masyhur yaitu Al-Ma’tsurat. Namun demikian gejala yang diakibatkan oleh gangguan Jin masih dirasakannya. Jangankan berdzikir untuk membaca
119
buku-buku yang bernuansakan Islampun Mitha masih mengalami kesulitan karena rasa malas yang ditimbulkan dari gangguan jin. “Sering melakukan dzikir alma’tsurat tapi itu tadi sejak saya susah untuk melakukan dzikir sampai-sampai kalau membaca majalah yang berbau islam itu malas” Dzikir pada dasarnya menjadi hal yang penting untuk membentengi diri dari gangguan yang dirasakannya. Selain dzikir sholat lima waktu tidak pernah Mitha tinggalkan. Untuk memperkuat diri selain sholat lima waktu Mitha gemar bersedekah dan berinfak tapi entah kenapa Mitha tidak tertarik dengan bacaan-bacaan yang bernuansa Islam. “Dzikir mesti rutin karena ada gangguan jin, jadi Sholat lima waktu jalan terus dan bersedekah juga masih tetap melakukan alhamdulilah itu saja kata saya sampai majalah Annida yang berbau islami saya gak demen” Mitha sering mengalami keadaan yang sangat membingungkan. Untuk menghilangkan kebingungan dan kebimbangan yang dialaminya Mitha, dia berusaha terus membaca istighfar atau bacaan lainnya dengan harapan Mitha mendapatkan ketenangan dan ketentraman. Manfaat yang dirasakan Mitha dari membaca istigfar ketika mengalami kebingungan, sedikit demi sedikit Mitha mengalami ketenangan dan kebingungan itu semakin berkurang. “Sering merasa bingung maupun kapan pun kadang-kadang kalau bingung melakukan istighfar, kondisi frekuensi setelah itu tidak terlalu sering”. Mitha biasanya sering melakukan sholat sunnah tahajud pada malam hari, namun saat gangguan itu datang Mitha merasakan malas yang luar biasa
120
padahal sebelumnya dia sudah berniat untuk bangun malam dan menunaikan sholat tahajud. Begitu juga dengan puasa yang dilakukan rasa malas merupakan cobaan yang sulit untuk dihindari. Ketika Mitha sedang menjalankan shalat ataupun puasa tidak jarang karena gangguan jin tersebut mengakibatkan badan Mitha terasa sakit. “Jadi nanti malam saya ingin sholat tahajud ketika saya mau sholat tahajud dan ingin puasa saya merasa malas dan ketika sholat tahajud saya terasa sakit” Dalam akivitasnya yang padat, keluarga Mitha merasakan perubahan yang sangat drastis pada diri Mitha. Mitha cenderung menjadi pemarah dan mudah tersinggung. Pada kondisi tersebut Mitha semakin yakin bahwa dia mengalami gangguan jin. “Aktivitas saya penuh dari pagi sampai malam banyak memang ibu menanyakan kok jauh perbedaan kamu sekarang. Saya jadi pemarah keluarga tuh heran kok kenapa sering marah, yang dialakukan saya tersadar saya ada jinnya”. Saat terasa ada yang lain ditubuhnya Mitha, dia pernah memutar kaset ruqyah yang diperoleh dari Majalah Gaib, hal ini seperti apa yang dilakukan oleh Ustad Fadlan dari Gaib. Dan jika memutar kaset ruqyah tersebut tibatiba di kaki seperti ada yang jalan seperti ada yang mengagetkan. “Jadi saya pernah memutar sebuah kaset ruqya Ustadz Fadlan dari Gaib memang kalau sedang putar kaset ruqyah itu tiba-tiba kaki terasa jreeet….reettt gitu ada yang kaget”. Menurutnya yang membuat sakitnya semakin parah adalah setelah terjadi bahwa Mitha terasa ada yang masuk yaitu angin tersebut. Jadi reaksinya itu
121
muncul ketika sedang tidur jadi malas untuk melakukan sesuatu. Namun yang memberatkan setelah kejadian tersebut adalah Mitha banyak berobat ke tempat yang lain yaitu baik dari macam-macam bacaan baik dari dukun maupun dari Ustadz. Akhirnya bukan semakin sembuh namun semakin bertambah. “Lagi tidur kalau reaksinya malas datang tidak bisa melakukan saya yang bikin reaksi sakitnya parah itu setelah adanya angin. Berobat yang ke salah-salah itu semuanya jadi ruwet tidak semua Ustadznya ngajarin yang bener sebenarnya semuanya jadi terhambat jadi mulai puncak ada gangguan itu semenjak ada angin”. Saat gangguan datang memang bukan hal yang gampang untuk dilakukan penyembuhan maupun pencegahan. Mitha pernah melakukan pemeriksaan ke dokter dan dokter tersebut mengadakan pemeriksaan di kepala, namun setelah pemeriksaan dilakukan, ternyata di kepalanya tidak mengalami sesuatu yang membahayakan. Justru yang perlu diantisipasi adalah bagian perut tepatnya infeksi rahim. “Konsultasi kedokter kalau kepala tidak ada, kalau dokter bilang itu perut jadi infeksi rahim saya yang kena”. Beberapa hari setelah pemeriksaan dari dokter ternyata tidak mengidap penyakit seperti yang diungkapkan oleh dokter yaitu infeksi rahim. Mitha merasakan senang saat apa yang diungkapkan oleh dokter kini tidak lagi terbukti, namun Mitha sempat merasa bingung bahwa penyakit yang diderita sangat berat berkaitan dengan keadaan fisiknya. Namun setelah diruqyah di Bengkel Rohani penyakit tersebut hilang dan untuk mengatasi sakit didaerah
122
perut yang selama ini sangat mengganggu, Mitha rajin meminum madu sehingga sakit tersebut dapat diatasinya. “Dugaan dokter tersebut meleset, ternyata saya tidak mengidap penyakit infeksi rahim. Sakit yang dialami saya khusunya bagian perut dapat diatasi dengan rajin meminum madu. Mungkin rasa sakit yang saya alami di daerah perut selama ini merupakan pusat dari gangguan jin.” Penyakit yang diserang bagian perut yang dialami oleh Mitha juga diserang bagian bawahnya yaitu bagian sensitif wanita. Namun yang dilakukan olehnya ternyata tidak berpengaruh ketika meminum ramuan dari dukun tersebut, Mitha merasakan ada yang menggantung antara selangkangan dan bagian sensitifnya tersebut. Hal ini sudah berlangsung lama, gejala itu timbul setelah peristiwa digigit kelabang. “Selain bagian perut adalah bagian bawah yaitu (kemaluan) jadi eee…kan sakit-sakit itu kan saya berobat minum ramuan seperti ada apa sih kayak ada tangan kayak ada yang menggantung selangkangan dan kemaluan. Dan sakit itu sudah lama yang periksa menggantung setelah yang didigigit kelabang, itulah berobat yang digigit Jin jadi ibaratnya hari ini berobat sembuh, besok kayak ada yang nusuk-nusuk kemaluan”. Dokter yang memeriksa Mitha sangat kaget dan hampir tidak percaya terhadap kejadian yang menimpa pasiennya, sampai dicandain kenapa digigit sampai bagian sensitif kewanitaannya. Kejadian setelah angin masuk dan digigit kelabang itu akhirnya Mitha merasakan sakit yang luar biasa hampir tiap hari bagian sensitifnya seperti ditusuk-tusuk bahkan sampai dua puluh empat jam.
123
“Nah waktu sudah ada angin setiap saat kemaluan saya kayak ada yang nusuk-nusuk hampir tiap hari, setiap hari diserang terus dua puluh empat jam. Dokter aneh ini aneh banget saya dicandain dokter intinya dokter gak mencirikan sakit apa masak sih digigit sampai disinisini”. Skema 4.3 Kasus Mitha Bagan Umum Proses Kesurupan Melalui Terapi Ruqyah Jin karena sihir
-
-
-
Kesurupan
Sakit-sakitan Susah tidur dan cemas/ was-was Mengikuti pengajian badan jadi biru seperti ada makhluk lain Mimpi buruk seperti mau diperkosa, bertemu ular besar, Merasa seperti ada yang meraba bagian sensitive tubuh dan terasa ada yang emnggantung di kemaluan. Malas melakukan solah-solat sunnah dan setiap membaca Alquran pandangannya kabur. Merasa ada beban di pundak dan badan seperti ditusuk-tusuk dan sakit yang berpindah-pindah Aktivitas menjadi terganggu
Berobat ke dukun dan dokter. Juga terapi sendiri dengan menggunakan kaset ruqyah dari ustadz fadlan dan menjadi tergantung
Ruqyah 10 kali: mendapatkan ayat Alquran untuk dibaca, puasa daud, nasihat, doa dan bekam
-
-
-
Merasa lebih tenang dan tidak tergantung pada sesuatu selain Allah. Gejala-gejala yang dirasa mengganggu jadi hilang Semangat dan rajin beribadah Yakin pada Allah SWT.
124
4.3.3. Responden 3 (Bayu) a. Gambaran Umum Bayu adalah anak yang ke empat dari kedua dari tiga bersaudara, anak ke dua yang sudah menjadi kepala rumah tangga asal kota Hujan dari suku sunda ini sebelumnya sebagai karyawan apd asalah satu perusahaan swasta di kota Tangerang. Bayu memiliki postur yang cukup untuk standar di asia warna kulitnya yang putih dan rambutnya agak pirang dan lurus. Saat penulis wawancara Bayu memakai baju kaos dan memakai jaket yang berwarna hitam dan memakai topi yang berwana hitam dan bertuliskan Billabong. Muka bulat dan berjenggot tipis dan alis agak tebal Wawancara ini dillaksanakan di kantor dan ditempat sholat karyawan tersebut yang berlokasi di kabupaten Tangerang.
Saat wawancara, responden agak pendiam namun dengan bertutur sopan dengan suara yang agak pelan dan kelihatan agak sedikit tegang, pada saat wawancara tersebut responden memakai baju yang berwarna cerah dan berkelir bunga-bunga kecil dan memakai sepatu yang bertali. Gangguan yang peneliti hadapai dalam proses wawancara tersebut adalah kehadiran dari karyawan lain untuk melakukan ibadah baik sunnah maupun wajib dikantornya namun hal tersebut tidak terlalu membuat kabur peneliti dalam melakukan wawancara.
125
Adapun keterangan yang disampaikan oleh Bayu dia sudah mengalami gangguang tersebut agak lama namun bingung untuk mencari terapi dan tempat yang cocok untuk menyembuhkannya, hal yang paling mengganggu adalah dia sering merasa cemas yang berlebihan, ketakutan dan putus asa dalam menghadapi kehidupan ini.
b. Gambaran Terapi Ruqyah Menurut Bayu terapi yang dilakukan adalah selain zikir dan bacaan al-quran adalah dengan melakukan dialog langsung dengan Abu Aqila. Hal tersebut dikarenakan gangguan yang di serang adalah pemikiran. Waktu yang dibutuhkan memang cukup lama lebih dari delapan bulan. Memang sebelum di terapi banyak keahlian yang berbeda dengan orang lain bahwa Bayu bisa melihat dan memiliki ilmu yang lain, seperti menerawang orang lain pada saat tidur.
“Gambaran terapinya karena serangannya melalui pemikiran dan pemahaman saya tentang dunia ghaib selain terapi Ruqyah yaitu adanya dialog antara Abu Aqila dengan saya. Waktunya selama delapan bulan waktu itu Ust.Abu Aqila. Akhirnya lama-kelamaan kekuatan yang saya miliki mulai hilang. Awalnya saya bisa menerawang orang yang sedang tidur bisa melihat mulai dari posisinya” Kekuatan yang dimiliki oleh Bayu lama-kelamaan hilang dengan adanya terapi yang dilakukan oleh Bengkel Rohani terutama Abu Aqila sebagai ketua dari lembaga tersebut. Tidak hanya sebentar untuk terapi gangguan tersebut
126
namun lebuh dari setahun, selain itu selama satu hari sampai berkali-kali untuk terapi juga dilakukan dengan menggunakan dialog. Gangguan yang Bayu alami berbeda dengan yang lain karena mempunyai ilmu dan kekuatan tersebut cukup lama untuk melakukan terapi di karenakan sudah masuk pada pola pikir.
“Setelah diterapi waktu itu saya diterapinya karena gangguannya melalui pola pikir pemahaman saya tentang dunia gaib. Memang tidak sekedar dengan ruqyah saya waktu itu selama 8 bulan atau satu tahun saya datang ke Abu Aqila satu hari delapan jam. Waktu itu belum sibuk banget saya terus diajak dialog jadi lama-lama kekuatan saya bisa hilang yang dulu bisa terawang orang sedang tidur posisinya ngapain dan tidurnya gimana. Jadi ruqyah hanya dapat menerapkan pada individu yang aktif kesurupannya, seperti teman-teman saya bisa ilmu itu lama untuk diterapi karena sudah masuk pada pola pikir lebih dalam”. Menurut Bayu setelah melakukan wiridan dirinya merasakan ada serangan yang terjadi pada tubuhnya. Meskipun serangan itu datang secara tiba-tiba, kejadiannya sering malam hari, hal tersebut dilakukan sambil berdialog. Sesuai apa yang di baca oleh Bayu dalam wiridnya karena makin lamanya wirid dari malam sampai jam empat pagi jadi saat mendekati waktu sholat subuh sering ketiduran jadi sholat subuhnya ketinggalan.
“Wiridnya dari malam sampai jam empat akhirnya saat akan menunaikan sholat subuh akhh ingin tidur-tiduran dulu. Karena belain wirid mau istirahat akhirnya kelewatan. Namun ketika habis wirid tibatiba ada serangan kalau lakonin dipohon misalnya ketika saya tidur tiba-tiba didatangin ngapain kamu disini mengajak untu berdialog”.
127
Saat masih memiliki ilmu tersebut Bayu sering keluar malam hari tanpa tujuan yang jelas. Sering merasakan bahwa tubuhnya bergerak dan terasa ringan, saat tidur malam dirasakan sangat gampang dan sampai pulas. Untuk keluar malam juga bagi Bayu sangat sering terlebih sendiri dan kadang memakai kendaraan motor tanpa tujuan dan dirasakan oleh Bayu sebagai satu kelainan aktivitas. Dengan seringnya keluar malam akibatnya pada pagi dan siang hari jadi malas untuk beraktivitas kegiatan tersebut di lakukannya kurang lebih selama satu tahun. “Jadi kalau tidur pulas, cenderung mudah pada awal-awal saya ngikutin itu bergerak itu badan saya terasa ringan untuk yang benarbenar itu. Lebih sering saya keluyuran malem jadi lebih suka keluar malam daripada keluar siang-siang jadi malem-malem saya suka jalan sendiri malam-malam pakai motor sendiri. Pulang subuh jadi kayak punya kelainan gitu pada jadi mulai merusak aktifitas saya siang jadi malas dan malam ngapain gitu kayak orang tidak punya tujuan suka keluyuran malem hampir kurang lebih enam bulan dan satu tahun”. Pada malam hari mimpi yang sering dirasakan oleh saudara Bayu adalah mimpi yang menyeramkan dan itu terjadi di luar keinginannya. Namun dengan kekuatan yang dimilikinya Bayu dapat memogram mimpi seperti apa yang diharapkan dan diinginkan. Misalnya mimpi yang indah dengan cara membaca wiridan tertentu agar mimpi yang diinginkannya dapat terwujud.
“Kalau mimpi malam hari mimpinya diluar keinginan saya itu yang serem-serem, tapi beda dengan kalau kita dengan mimpi yang diprogram (memogram mimpi) misalnya kita mimpi yang indah. Sebelum mimpi dibacain niat dan kemuidan nerawang dan kemudian mimpi tersebut terjadi atau mimpi ingin jalan sama siapa (fulan)
128
kemudian ya udah jalan sama dia, mungkin kalau di Jerman ada terapi mimpi dengan suara-suara kamu akan mimpi begini-begini” Memang untuk rasa cemas saya tidak terlalu karena perasaan tenang lebih tinggi daripada cemasnya. Memang perasaan itu terkadang ada dan beda dengan yang lain, karena saya yakin bahwa semuanya adalah datang dari Allah. Untuk bangun pagi sangat susah bagi Bayu yang ada hanya rasa malas, hal ini yang membuat Bayu menjadi kepayahan.
“Cemas tidak begitu ketenangannya yang ada karena saya jadi tidak begitu cemas berbeda dengan yang lain jadi hidup itu tenang. Allah menjamin apa yang ada dilangit dan dibumi haknya memang begitu tapi payahnya kan jadi malas untuk bangun” C. Empat Unsur Pokok Dalam Ruqyah Menurut Bayu dia mengenal metode ruqyah mendapatkan informasi langsung dari Abu Aqila. Untuk terapi metode ruqyah yang dimiliki oleh Bengkel Rohani sangat berbeda seperti apa yang di lakukan oleh lembaga lain. Metode yang di kembangkan oleh Abu Aqila sangat efektif dalam melakukan terapi kepada individu yang mengalami gangguan.
“Pertamakali saya mengenal metode ruqyah dari ustadz Abu Aqila sendiri tapi metode ruqyahnya agak sedikit berbeda seperti yang dilakukan sama yang dilakukan oleh lembaga lain” Untuk gangguan yang sangat kuat dan mengganggu jiwa seseorang adalah penting untuk diterapi terlebih saya sangat tepat untuk memilih terapi ruqyah sebagai salah satu metode penyembuhan untuk gangguan yang saya alami.
129
Walaupun tingkat kesurupan yang saya alami sangat tinggi dan halus tidak mirip dengan gangguan yang dimiliki oleh orang lain. Selain metode ruqyah yang saya lakukan adalah dengan terus menggunakan pembenahan pola pikir dan akhirnya sangat signifikan untuk terapi.
“Memilih terapi ruqyah karena, sebenarnya kan gangguan saya halus tidak seperti umunya yang lain jadi diterapi ruqyah sendiri awalnya tidak begitu signifikan dampaknya terus dengan pembenahan pola pikir aja sedikit demi sedikit hilang”. Untuk terapi itu sendiri sampai berulangkali memang waktu yang dibutuhkan kurang lebih satu tahun. Disamping untuk terapi ruqyah Bayu juga sering melakukan konsultasi dan ratusan konsultasi yang di lakukan oleh Bayu untuk terapi gangguan tersebut. Masalah yang dikonsultasikan terkait dengan semua perubahan dan yang terjadi pada diri Bayu.
“Dari gangguan sampai sekarang saya diterapi selam lebih kurang satu tahun, mungkin ratusan kali kemudian melakukan komunikasi setiap ada masalah jadi ratusan kali saya diterapi”.
Menurut Bayu awalnya terapisnya adalah langsung oleh Abu Aqila dan selain yang di bacakan dalam ruqyah Bayu juga sambil di terapi dengan metode lain. Metode yang di lakukan dalam terapi tersebut adalah terapi urat syaraf dan untuk bacaan ruqyah dalam terapi terus dibacakan jika memang Jin panas maka akan keluar dari dalam tubuhnya. Memang hubungan antara terapi dan
130
gangguan tersebut adalah saat simpul dan titik tertentu di pijat terasa sakit seperti di bagian kaki, betis dan persendian lainnya.
“Awalnya saya diterapi oleh Abu Aqila kurang percaya apa yang di sampaikannya selain metode ruqyah saya juga diterapi urat syaraf dipencet sarafnya. Tidak jelas apa sedangkan ruqyah bacaan-bacaan atau doa-doa biasanya jinnya kalau yang ngeyel dia merasa panaspanas begitu diterapi dipencet di bagian leher dibagian kaki di bagian betis dan bagian-bagian persendian dan rasanya sakit sekali” Manfaat terapi ruqyah dalam penyembuhan prosentasinya adalah 75 % sangat efektif. Namun bagi Bayu karena masih mengalami gangguan pikiran jadi dengan panduan metode lain adalah penting. Masalahnya adalah kalau masih belum tuntas dalam penyembuhan tersebut terkadang masih sering kambuh terkena gangguan lagi.Memang waktu pertama deteksi tentang gangguan awalnya tidak masuk dalam tubuh namun sering membisikkan.
“Ruqyah dan terapi itu sekitar 50-75% lah, tapi selama pola pikir saya belum berubah maka akan terkena lagi, selama dia masih menganggap jin, iblis setan. Juga bala tentaranya itu hebat maka akan sangat mudah kemasukan ruqyah lagi dia keluar lagi dan masuk lagi. Waktu deteksi awal jinnya tidak ada cuman ada buhul jadi itu tidak masuk ketubuh sehingga gak masuk ketubuh tapi dia sering membisikkin” Setelah melakukan metode ruqyah saat pertama cukup berat dan bahkan sering ada ancaman-ancaman yang datangnya dari luar. Selain gangguan yang bersifat ancaman juga ada hal lain yang sangat kuat bisikan-bisikan datangnya dari luar.
131
“Setelah melakukan metode ruqyah ya pertama-tama cukup berat dari ancaman-ancaman kan ada juga dari bisikan-bisikan itu” Menurut Bayu selain metode ruqyah dalam terapinya adalah membicarakan isi dari dialog dan wawancara antara terapis dengan pasien adalah berkisar tentang kemusyrikan sebagai dasar setan dalam mengganggu individu. Motivasi dalam kehidupan. Melalui jalan mana saja yang mempengaruhi apakah yang dapat melakukan boleh atau tidak amalan yang di lakukan.
“Yang didialogkan delapan jam itu berkisar istilah tentang kemusyrikan, motivasi di dalam kehidupan saya mempengaruhi lewat mana saja begini boleh atau tidak amalan ini dilakukan apa tidak ditanyakan. Semua satu persatu begitu ditemukan kasus yang sama tapi mirip saja kalau dia belajarnya”. Kesembuhan yang sebenarnya adalah harus ada dasar keyakinan yang dimiliki oleh pasien. Selain dari terapi keyakinan itu muncul dari diri pasien itu sendiri. Kemampuan mengendalikan diri dari individu akan sangat membantu dalam kesembuhan. Menurut Bayu kesembuhan yang diinginkan adalah kesembuhan total bukan kesembuhan yang semu yang suatu saat datang kembali. “Seperti saya bilang keyakinan itu timbul sebenarnya bukan dari terapi itu saja tidak cukup begitu down semangat lagi kurang. Kesembuhan total itu ada pada diri pasien itu sendiri mampu mengendalikan diri. mengendalikan begini dan seterusnya akan mengalami kesembuhan yang benar bukan kesembuhan yang semu saat diterapi sembuh kemudian tidak terapi selama dua bulan maka jinnya kemungkinan akan kembali lagi. Selain dari proses metode ruqyah tersendiri adalah faktor penting yang mempengaruhi adalah mempunyai keyakinan seperti apa yang di ajarkan
132
oleh Rasulullah yang kedua adalah memahami dan memaknai hafalan ayat quran dan tinggal bersama dengan ustadz untuk lebih intens dan mengakrabkan agar lebih cepat dalam proses penyembuhan karena bisa langsung ditanyakan kepada Ustadz agar langsung di jawab dengan cepat.
“Faktor-faktor yang menjadi keyakinan adalah pertama keyaikan seperti apa yang diajarkan oleh Rasulullah. Kemudian yang dapat diambil adalah ayat-ayat al-qur’an terus dapat tinggal sama ustadznya yang menyampaikan kalau ustadznya memberikan masukan dalam terapi”. Sebaik individu menurut Bayu dalam melakukan segala sesuatu hendaknya adalah memohon perlindungan kepada Allah. Perlindungan tersebut tentunya akan diberikan kepada siapapun yang meminta juga persis apa yang disampaikan dalam al-quran firman Alllah. Seperti yang biasa di lakukan oleh Rasulullah adalah meminta perlindungan dan berdoa di waktu pagi dan petang juga pada waktu malam hari. Apa yang di baca pada waktu pagi dapat melindungi diri sampai sore hari dan bacaan yang di baca saat sore hari dapat melindungi sampai malam hari.
“Memohon perlindungan sebenarnya apa yang sudah disampaikan dalam al-quran, perlindungan itu untuk melakukan sesuatu sebenarnya kan cukup pagi untuk siang, petang untuk malam dua kali ini sebenarnya cukup. Untuk melindungi dari penyakit dari ketakutan yang berlebih kalau melakukan dengan menggunakan Bismillah sudah cukup”. Saat perlindungan sudah diminta dan memang sangat terasa dari hal tersebut hati langsung bereaksi bahwa rasa was-was dan khawatir itu hilang.
133
Jika ada gangguan yang datang lagi dengan lebih kencang harus kembali meyakinkan diri untuk dapat dilindungi dan diberikan kesembuhan. Bayu selalu mengatakan bahwa jika sudah berusaha tentunya di serahkan kembali kepada Allah segala sesuatunya karena semua takdir dan peristiwa ada dalam kekuasaannya. “Reaksi yang dirasakan setelah mohon perlindungan hatinya berbeda was-was khawatir itu hilang dan kalaupun datang gangguan yang lebih kencang tapi dengan keyakinan kembali dengan permohonan doa ya jadi tidak telalu khawatir. Apapun yang terjadi adalah kehendak Allah yang menentukan”. Menurut Bayu jika akan dalam dirinya kegoncangan dalam jiwa maka saya membaca surat yang ada dalam al-quran yaitu surat al-mukminun ayat 97-98. memohon perlindungan kepada Allah dengan penuh optimis maka dapat memberikan rasa yang berbeda dalam diri dan secara otomatis saya mersakan bahwa kekuatan Allah akan selalu melindungi. Saya yakin bahwa kekuatan milik Allah dan saat memohon perlindungan maka akan datang kekuatan tersebut, manusia diciptakan untuk menempati Bumi ini dengan baik. “Kalau mengalami kegoncangan jiwa maka saya baca seperti dalam al-qur’an surat al-mu’minun 97-98 Robbi auudzubika min Hamadzatissyatahin memohon perlindungan benar-benar dengan memohon perlindungan kepada Allah otomatis saya merasa tidak ada lagi kekuatan selain Allah pada saat ada perasaan kekuatan selain Allah pasti akan ada goncangan-goncangan jiwa dan biasanya seperti itu harus paham bahwa bumi ini untuk ummat manusia dan ibaratnya iblis beserta pengikutnya adalah ngontrak”.
134
Ada dua macam terapi selain yang di lakukan oleh diri sendiri juag bisa dengan bantuan orang lain atau terapi yang membantu proses penyembuhan. Individu yang kuat dan lebih percaya terhadap segala kekuatan adalah milik Allah maka timbul rasa percaya diri akan lebih besar dan kita tidak terlalu takut kepada makhluk Allah lainnya seperti Jin. Dan sekaligus ada keyakinan yang penuh bahkan Bayu menyampaikan harus 100% akan sembuh dari gangguan yang dialaminya. Terapi ada dua, dari diri sendiri itu lebih besar ibaratnya setiap orang butuh pegangan butuh pendukung begitu berhadapan dengan jin. Jin akan takut juga lalu kalau ada orang yang bisa menguasai masalah ilmu tentang jin ya udah kita jadi percaya diri makanya harus bener cari orang. Ketika ingin sembuh sejauhmana keyakinan untuk sembuh saya lebih dari 100% untuk minta kesembuhan”. Untuk meminta perlindungan tidaklah harus sebanyak mungkin yang jelas ada keseriusan dan keinginan yang kuat dan dilakukan secara berkelanjutan agar tetap merasakan adanya keinginan untuk sembuh. Meminta kekuatan dan memohon perlindungan adalah keharusan bagi siapapun agar terhindar dari gangguan apapun. Menurut Bayu siapapun tidak mengetahui kapan datangnya musibah atau kejadian yang akan datang semuanya di serahkan kepada Allah. “Dalam meminta perindungan satu hari tidak harus berkali-kali kita berdoa kita akan sembuh kita akan dilindungi karena Allah yang melindungi, kita akan kuat karena Allah maha kuat kalau waktunya meninggal akan meninggal, kalau waktunya kebacok ya kebacok, kalau naik motor ugal-ugalan”
135
Jika mengalami sakit dan belum diberikan kesembuhan juga bisa di ruqyah oleh diri sendiri selain membacakan doa juga yakin dan mengikhlaskan semuanya bahwa akan ada kesembuhan dari Allah setelah berdoa dan berikhtiar dan tidak harus bertanya yang berlebihan kenapa jadi begini dan seterusnya.
“Sakit dan tidak sembuh mungkin bisa diruqyah sendiri dengan mengikhlaskan diri jangan sampai kenapa saya begini, kadangkan mohon perlindungan dengan Allah mencari perantara, perantaranya si fulan itu harus hati-hati soalnya belum tentu bener lebih baik diri sendiri baru orang lain”.
Harus ada yang dibaca untuk dzikir yang dapat membentengi diri dan memang sangat mudah menurut bayu kalau sudah hafal al-matsurat maka hanya membutuhkan waktu sebentar saja untuk membacanya. Di baca yaitu pagi dan sore waktunya kalau sudah hafal zikirnya adalah 15 – 20 menit. Dan jika belum dapat menghafal maka dapat membaca zikir, Subhanallah, Laailahaillallah, serta alhamdulillah sebanyak 33 kali. Terapi diri sendiri sangat membantu dalam kesembuhan dan jika tidak melakukan hal tersebut akan rugi bagi individu karena setiap perbuatan dan amalan yang baik akan ada pahalanya.
“Untuk dzikir yang biasa berapa hari gak usah berhari hari misalkan al-ma’tsurat kalau sudah hafal paling antara 15 -20 menit sekali pagi dan sore kalau masih sulit paling setengah jam, bisa juga dengan membaca Subhanallaah 33, Lailahailallah 33 dan Alhamdulillah 33. Kalau waktu awal-awal kesembuhan ada perasaan merugi tapi kalau
136
diintrospeksi semuanya kembali pada diri sendiri dan dikembalikan kepada Allah, kalau merugi jangan sampai berlarut-larut”.
Surat yang di baca untuk zikir adalah di ambil dari al-quran yaitu surat-surat pendek diantaranya adalah surat : Al-Ikhlas, Al-falaq dan An-Naas. Selain zikir yang dibaca dari al-quran juga yang dibaca usai sholat rawatib ditambah dengan membaca sholawat, menurut Bayu dengan keyakinan yang penuh akan memang tidak harus terburu-buru karena dibutuhkan konsentrasi terus agar semakin menambah keyakinan kepada Allah.
“Dzikir yang kita bacakan dari la-quran yaitu surat al-ikhlas surat alfalaq dan surat an-nas terus sholawat terus sama Subhanallah walhamdulillah walailahailallahw allahuakbar sederhana saja kalau makin banyak kalau mengejar buru-buru tidak baik karena harus elalu yakin kepada Allah”. Bacaan yang diambil dari hadits juga harus ada untuk meyakinkan lagi secara lebih agar semakin kuat dan keinginan untuk sembuh segera terwujud. Mengambil bacaan dari rujukan al-quran dan hadits adalah suatu anjuran sebagai seorang muslim untuk lebih memperkaya nilai spiritual seseorang. Menurut Bayu gabungan bacaan qur’an dan hadits akan sangat berpengaruh kepada diri jika Jinnya masih aktif maka akan terasa hangat dan biasanya timbul reaksi. Dan alhamdulillah jika gangguan datang secara tiba-tiba dan membaca zikir tersebut makan akan langsung hilang. “Hasbunallahwanikmawakilni’malmaulawani’mnatsir yang pendekpendek tapi lebih dapat mendekatkan diri kita kepada Allah, antara bacaan quran dan hadits pengaruhnya dibaca dua-duanya kalau misalkan saya aktif dan jika ada orang yang mau ngobatin maka saya
137
badannya terasa hangat jika jinnya menyerang reaksi yang saya rasakan biasanya setelah membaca ayat dan dari hadits tersebut langsung hilang gangguan yang datang”. Sangat erat hubungannya antara al-quran dan hadits kedua-duanya saling mempengaruhi dan mempunyai makna tersendiri yang kuat. Menurut Bayu al-quran adalah intinya sedangkan hadits adalah metode atau lebih banyak kepada bagaimana caranya. Dan keduanya akan mempermudah dalam proses ruqyah itu sendiri. Sebenarnya bacaan ta’awudz cukup untuk melindungi dari gangguan bagi individu.
“Hubungan antara makna al-quran dan hadits itu sama erat keduaduanya al-quran adalah intinya hadits itu caranya keduanya akan memudahkan dalam proses ruqyah dan diusahakan semurni mungkin jangan ada tambahan atau embel-embelnya. seperti ta’awudz itu sebenaranya cukup utuk melindungi satu aktifitas yang sangat penuh jangan terlalu mempersulit diri sendir”. Banyak media yang menampilkan acara gaib dan orang yang mengalami gangguan kemudian diberikan bacaan tertentu kemudian ada reaksi dan akhirnya sembuh. Menurut Bayu sangat lucu dan banyak tipu dayanya karena metode yang diberikan tidak sesuai dengan anjuran yang ajarkan oleh syariat. Memang proses keyakinan ada pada diri individu tersebut namun semuanya di kembalikan kepada Allah dan alhamdulillah sekarang dari hasil terapi ruqyah saja menjadi lebih berani dan hilang rasa takut yang berlebih.
“Hasil dari terapi ruqyah kalau saya rasakan sekarang, tapi kalau nonton tayangan-tayangan Televisi itukan kalau saya bilang lucu-lucu tayangan gaib kalau hal itu mudah semua orang bisa. Kalau ada gangguan berusaha dilawan. semua itu hanya tipu daya dan kalau
138
diyakini maka semuanya dikembalikan kepada Allah saat ini saya lebih berani dan hilang rasa takut”. Alhamdulillah dari hasil terpai yang saya lakukan dengan metode ruqyah dan wawancara atau dialog jiwa dan pikiran saya jadi tenang. Dengan keyakinan yang Bayu miliki dapat membantu dalam proses penyembuhan. Awalnya saya susah untuk interaksi baik di keluarga maupun lingkungan sekitar. Hasilnya semua orang kembali lebih dekat dan saling mengasihi antar satu dengan lain, sebenarnya inilah yang saya harapkan untuk dapat berinteraksi dengan lingkungan yang lebih baik dan dapat beribadah dengan benar kepada sang Pencipta.
“Dalam kondisi pikiran dan jiwa saya lebih tenang makanya saya sendiri harus memiliki satu keyakinan. Interaksi selama terapi salah satunya komunikasi saya lebih baik sama orang tua, orang lain tidak cuek lagi jadi lebih dekat.Mulai membaik lama kelamaan orang sekitarpun mulai membaik mulai sayang sama saya seperti lingkungan dan sekitar” d. Kesurupan Menurut bayu kesurupan bisa terjadi pada orang yang sering melamun dan yang mempunyai banyak masalah hingga tertekan. Melamun yang berlebih mengkibatkan datangnya kesurupan dan bentuknya ada orang yang datang kemudian terjadi kesurupan apalagi di tempat yang jauh dari keramaian.
“Kesurupan terjadi kalau sering melamun orang yang lagi punya masalah besar dan juga khilaf atau lupa akan dirinya atau lingkungannya jadi sering terjadi kesurupan dipegunungan kan dibilang tidak boleh melamun pada saat seperti itu mungkin kondisi dia letih
139
tiba-tiba dia mau istirahat tapi dia melamun dan merasa ada orang datang akhirnya kesurupan “. Biasanya secara umum sebelum mengalami kesurupan tubuh terasa lemah. Walaupun ada sebagian yang masih kuat. Bentuknya ada ketidaksinambungan antara kondisi fikiran dengan batin atau keadaan ruhaninya. Jika pikiran kosong maka seolah ada yang merintah dari yang lain dan sampai terjadi tidak sadar maka dilihat tubuhnya sudah bergerak kemana-mana. Kondisi sebelum mengalami kesurupan itu fisiknya lemah ada juga sebagian fisiknya kuat. Hal ini karena adanya ketidaksinkronan antara fikiran dengan ruhnya dengan fisiknya sehingga mengalami kekosongan perintah sehingga masuk seperti halnya orang yang pingsan tertidur dia gak sadar sehingga tubuhnya udah bergerak kemana-mana”. Bentuk kesurupan ada juga berupa yang lain yaitu menyerupai seperti bela diri yang dimasukkan jurus binatang atau berupa binatang lainnya. Hal ini dengan menggunakan kekuatan yang lain berupa Jin untuk memasuki tubuh orang tersebut sehingga bergerak tanpa sadar. “Ada juga kesurupan yang disebagian aja misalnya pada bela diri-bela diri seperti jurus macan atau apa dia membuka kekuatan lain atau apa dan memakai jin untuk masuk ketubuh dia sehingga menggerakkan tubuh dia bertindak seperti macan atau binatang-binatang lain, atau orang-orang yang sudah meninggal”.
Saya sebelumnya belajar kepada seorang guru atau orang pintar dan berniat agar bisa berbuat atau menjadi orang hebat. Awalnya hanya diminta untuk ikut-ikutan dan akhirnya diminta untuk melakukan amalan rutin agar dapat
140
menjadi yang diinginkan. Amalan itu seperti wiridan dilakukan secara rutin setiap selesai shalat malam. Padahal wiridan sendiri menggunakan ayat alquran. Dengan wiridan tersebut sesungguhnya dapat menangkal jin namun karena wiridan yang dilakukan beda dengan ketentuan lain maka akhirnya saya dapat memanggil Jin.
“Awalnya saya belajar dan tidak ada niatan untuk bisa apa atau menjadi hebat. Akhirnya saya diminta untuk ikut ya akhirnya ngikut terus saya kan sholat, dan seringnya adalah sholat malam terus diberikan wiridan atau dzikiran surat al-Fatihah, al-falaq surat an-naas padahal kita tahu sendiri surat tersebut adalah doa untuk menangkal jin namun ternyata malah bisa dapat memanggil jin”. Untuk kondisi keseharian yang saya rasakan adalah berbeda antara waktu siang hari dan malam hari. Untuk keadaan siang hari saya beraktifitas seperti biasa namun pada waktu malam hari saya merasakan berbeda terutama mimpi yang aneh. Dari mimpi itu saya merasakan ada perbedaan dengan mimpi pada orang yang normal yang tidak mengalami kesurupan.
“Saya ada disini kadang-kadang untuk aktivitas siang hari normal begitu malam sering mimpi, dan lewat mimpi-mimpi baru mulai ke aktivitas kita” Proses pertama dalam belajar yang saya lakukan adalah seperti apa yang sudah disampaikan oleh guru saya. Guru saya mengatakan proses utama adalah saya diminta dulu untuk membuka cakranya atau tenaga dan sebelumnya kamu akan merasakan sakit pada tubuh baik meriang atau panas. Semakin sering melakukan amalan yang diberikan oleh guru saya
141
lama kelamaan ada perubahan dalam diri saya. Bentuknya seperti ada yang datang pada tubuh saya setiap saya selesai melakukan wiridan. Setelah selesai wiridan kemudian hal tersebut pergi lagi atau hilang.
“Waktu pertamakali belajar guru saya menyampaikan buka dulu cakranya atau tenaga dalam tapi kamu nanti akan merasakan sakit meriang atau panas. Guru menyampaikan tidak perlu takut nanti juga sembuh sendiri. Namun perasaan saya seperti itu jadi pesimis, setelah saya melakukan beberapakali amalan tersebut tiba-tiba seperti ada yang datang dan kondisi saya sedang duduk kemudian pergi. Setiap melakukan wiridan ada yang datang seperti akan melakukan komunikasi tapi itu masuk diangan-angan sedang duduk tapi merasakan seperti terbang melayang. Awalnya saya diajak oleh guru untuk megobati orang yang terkena santet dan kebiasaan yang dilakukan oleh guru saya akhirnya dilimpahkan kepada saya untuk melakukannya. Dan guru tetap meminta untuk melakukan shalat malam dan wiridan yang sudah diberikan untuk terus diamalkan. Saya mulai diajak sama guru hanya untuk megobati orang kujungan ketempat orang yang terkena santet. Apa yang sudah dilakukan guru saya menyuruh melakukan seperti sholat malam dan wiridan. Tidak lama kemudian guru saya langsung datang ke halaman rumah dia mengambil sesuatu dari tanah, ternyata ada paku ada pernit ada tanaman anggrek terus ama dia dicabut. Akhirnya barang tersebut dibuang ke sungai biar hanyut seperti agar tidak kembali lagi. Kemudian saya menjalani ritual gitu secara logika aqidah yang umum kan bener sholat malam sebelas rokaat yang wiridnya kan baguslah tapi pake garem yang ditaroh di depan tempat sholat kita dipakai seperti pager ghaib waktu masa sedang belajar. Akhirnya dengan amalan doa wiridan yang diberikan oleh Guru saya, dan saya mulai bisa membuat sesuatu ketika mendengar bisikan bahwa kamu sudah bisa. Kemudian Bayu coba membuat sesuatu atau semacam jimat dan
142
diberikan kepada temen saya yang dagang atau warung klontong. Warung tersebut akhirnya rame dan banyak yang berkunjung untuk membeli. Selain warung untuk mendatangkan banyak pembeli juga bisa tidak mempan di bacok, memelet atau memikat wanita sampai tergila-gila.
“Sedangkan mulai bisa setelah ada bisikan-bisikan kamu sudah mulai bisa bisa bikin jimat terus saya coba bikin jimat saya kasih ke orang. Seperti ke warung itu tiba-tiba rame dalam waktu kira-kira satu bulan , terus memberikan temen amalan dia baca amalan tersebut sahadat sholawat dan bismilah tiga kali, dan gak mempen dibacok untuk memelet wanita dan akhirnya wanita tersebut tergila-gila. Langsung ikut dan bisa jadian setelah saya perhatikan lama-lama pola pikir saya jadi aneh jadi lebih seneng menyendiri, saya bergaul dengan masyarakat berbeda perasaannya”. Saya merasakan waktu saat kesurupan perasaan saya awalnya masuk ke pola pikir dahulu kemudian baru masuk ke dalam tubuh. Kalau di pola pikir dengan bisikan bahwa kamu bisa bisikan itu berulang-ulang. Dan yang lebih dari orang lain adalah dapat mengobati orang yang sedang sakit sampai tahap kesembuhan. Banyak kejadian yang berbeda dengan orang lain pada umumnya, mulai memberikan air putih pada yang sakit, saat menaiki Bis tidak diminta ongkos dan main ke rumah teman langsung di kasih uang.
“Yang dirasakan ketika kesurupan pintunya seperti melakukan amalan bid’ah. Ketika sering tidak bisa diobatin biarin saja nanti juga sembuh sendiri. Itulah saat sudah masuk walaupun belum masuk ke tubuh secara total, baru masuk ke pola pikir terus seperti orang ngobatin orang sakit obatnya anak kecil dipegang perutnya dikasih air putih terus sembuh membantu hal apapun dari amalan tersebut yang bukan datang dari malaikat. Ketika naik bis saya tidak dimintai ongkos
143
kemudian main ke rumah teman di kasih duit aneh tapi sangat mengganggu dan mengakibatkan kemalasan”
Ketika saya menginap di rumah saudara saya, dan di datangi seorang wanita kemudian saya menanyakan sedang apa disini dan menjawab sedang menunggu pacaranya. Saat pembicaraan cukup lama sampai ngobrol dengan wanita itu tiba-tiba saya terbangun dan melihat jam ternyata hanya dalam waktu lima menit. Memang kesurupan yang saya rasakan cukup beda dengan yang lain yaitu sangat halus. “Kesurupan ketika saya menginap disalah satu rumah saudara saya waktu saya didatangi oleh seorang wanita kemudian saya tanya kamu ngapain disini, saya sedang menunggu pacar kemudian saya tanya hal lain saya sempat ngobrol cukup lama dialog dengan wanita tersebut dalam tidur dan saya tiba-tiba terbangun ternyata tidurnya Cuma lima menit. Tapi tidurnya seger perasaan udah lama gitu tapi Cuma sebentar. Kesurupan yang saya alami berbeda dengan kesurupan yang dialami banyak orang kesurupan saya sangat halus” Keluarga saya ada yang jadi paranormal dapat mengobati segala macam penyakit dan akhirnya banyak yang berobat dengan kakak saya. Metode untuk mnedapatkan hal itu adalah dengan melakukan banyak wiridan yang di lakukan dalam seharian.
“Dari keluarga saya saudara ada dua orang yang jadi paranormal sekarang, ngobat-ngobatin itu tapi caranya sama dengan saya memakai wiridan (dzikir) insyaallah sembuh, bentuknya adalah seperti ada yang datang” Gejalanya adalah tubuh merasakan meriang dan pola pikir saya langsung setiap melihat kepada orang saya sering berprasangka buruk terus (suudzon)
144
Seperti ada yang membisikkan pada saya. Untuk kesurupan orang biasa biasanya aktif dan mengamuk. Untuk orang yang belajar ilmu tenaga dalam biasanya berbeda dalam bentuk kesurupan yang berbeda. “Gejalanya meriang dan kemudian masuk kepola pikir tiba-tiba ada orang saya langsung bersuudzon wah ini orang hebat juga nih dari mana belajarnya. Gurunya dari sana padahal itukan prasangkaprasangka jadi selalu ada yang selalu membisikkan wah mas ini tukang ngibul atau orang ini suka main perempuan padahal gak tahu orang ini tukang kibul. Kadang seperti itu jadi belum tentu kesurupan yang aktif yang suka ngamuk-ngamuk biasanya yang ikut latihan tenaga dalam tapi ada tantangan yang dulu pernah ikut tenaga dalam harus dibuang dan diaganti dengan yang baru sedang dipelajari ini harus pakai ini padahal pada dasarnya tenaga punya kita berarti ada sesuatu yang tersembunyi dan secara normal akan lebih sulit bisikan bisikan itu timbul karena sudah menjelajah alam gaib” Kalau gejala tadi datang sedang menyembuhkan orang tiba-tiba perasaan merinding dan hawa terasa panas menerjang diri saya. Atau jika masuk daerah tertentu baik di tanah luas atau gedung seperti di Cibubur memang secara fisik kurang merasakan namun hati selalu di bisikkan.
“Kalau gejala tadi datang sedang ngobatin tiba-tiba merinding kalau hawa panas sedang nerjang diri saya, masuk daerah tertentu di Cibubur misalnya wah ada jinnya atau di gedung-gedung ada jinnya itu juga gak tahu jawabannya jadi secara fisik tidak terdengar jadi adanya selalu dihati yu was wisu membisikkan ke hati manusia dari jin dan manusia kalau masuk ketempat-tempat yang baru wah ada jinnya atau disini ada pusaka belum waktunya diangkat”. d.1. Gejala Pada Waktu Tidur Untuk bermimpi yang seram Bayu sering di kejar-kejar oleh oleh setan. Mimpi yang dialami oleh Bayu adalah mimpi yang diluar program olehnya. Sehingga
145
saat programnya tidak dipakai Bayu juga sering bermimpi bertemu dengan binatang terutama ular. Menurut Bayu dia diminta oleh Gurunya yang dulu mengajarkan kepada dia ilmu untuk mencari pohon. Sementara pohon itu disampaikan adanya di luar negeri
“Mimpi menyeramakan dikejar-kejar setan dan begitu sekarang sudah berkurang, untuk mimpi bertemu dengan binatang seringnya dengan ular. Pernah juga mimpi habis wirid saya jalan disuatu padang rumput tempat tapi ada satu pohon yang ada benda mungkin orang bilang itu mustika kalau kata guru saya sudah kamu cari pohon itu dimana kamu dapat dan saya juga tidak tahu diamana pohon itu berada ditempat mana eropa atau yang lain”. Menurut Bayu sering bermimpi melihat orang yang aneh kemudian berkelahi dengan orang tersebut, namun dapat diterawang sebelumnya. Terawang yang di lakukan oleh Bayu adalah melihat sosok tersebut, dari jenis kelamin matanya dan jidatnya dan bentuk mukanya. Orang kalau melihat Bayu agak takut dan segan karena dibilang memiliki kelebihan dari orang lain dan kehebatan.
“Kalau mimpi melihat orang aneh saya sering berkelahi kaya nerawang-nerawang wah disana ada laki-laki tinggi setengah baya disitu ada orang matanya dijidat mukanya serem.Karena itu sebenarnya lebih banyak aneh kondisi orang sekitar melihat saya itu segen yak gak tahu melihat saya itu hebat atau apa atau tidak” Masalah gangguan pada waktu tidur tidak mengalami berat namun sangat susah untuk tidur malam karena terasa tidak merasa takut lagi dengan gelap. Dengan demikian yang muncul adalah masalah kesombongan, dan perihal
146
tidur seperti terjaga dalam tidurnya. Akibat kurang waktu tidur akhirnya sering ketinggalan sholat subuh dikarenakan terlambat untuk tidur malam.
“Kalau gejala waktu tidur saya tidak begitu susah karena saya sudah tidak takut lagi pada gelap dan malam. Karena kita bisa mengalahkan mereka karena saya bisa apa saja dengan begitu sombongnya bukan tidur seperti kebanyak orang tidur jadi seperti terjaga tidurnya seperti tidur-tidur ayam seperti dengar tapi terkadang leep jadi bangunnya siang akhirnya karena saya ngebelain wirid sholat subuhnya kesiangan” Kalau gangguannya adalah sering dalam bentuk mimpi dan berkelahi dalam mimpi sama Jin walaupun wujudnya kurang begitu jelas. Walaupun pernah di beri tahu bahwa bentuk Jin sangat beragam. Khodam itu datangnya pada saat mimpi. Saat itu saya pernah diminta untuk menangani Jin yang berada di penggilingan Padi dengan bertapa dan kemudian ada yang keluar dari Jasad berupa roh dan saya merasakan berkelahi dengan Jin tersebut dan saya menang dalam berkelahi itu. Dan merasakan keanehan yaitu melihat pekatnya malam dan hal lain yang terlihat samar-samar. “Gangguan yang sering dalam mimpi berkelahi dengan Jin dan walaupun wujudnya kurang begitu jelas pernah dikasih tahu Jin itu ada yang rambutnya panjang ada yang perempuan, masuk kedalam (khadam) mimpi. Waktu itu saya pernah diminta menangani suatu pabrik penggilingan padi dan kemudian saya bertapa dan roh saya keluar dari jasad saya kemudian berkelahi dengan seru lama kemudian kan susah akhirnya menang habis itu saya terasa antara bangun dan tidur. Duduk dan kemudian ruh saya bangkit dan melihat jasad tersebut terus suasana malam itu gelap tapi berbeda kan kalau gelapnya malam pekat tapi ini samar-samar seperti ada kabut bisa melihat keanehan-keanehan”.
147
d.2. Gejala Pada Waktu Jaga Pada saat kondisi jaga kepala saya tidak terlalu pusing, namun pada waktu itu Bayu pernah pergi ke tempat Wisata Cibubur dan sampai di tempat tersebut tiba-tiba mencium bau wangi dan paranormal bilang bahwa pergi dengan nada yang keras. Seolah membentak dengan Jin yang berada di situ.
Kalau kondisi jaga pusing pusing tidak terlalu, tapi waktu saya ke cibubur ceritanya saya nyusul saya kurang tahu tempatnya tiba-tiba saya mencium bau wangi. Wangi waktu itu sama teman saya paranormal yang satu lagi dari Bandung kalau dia bacakan ayat alquran yang satu dari kejawen langsung bilang” dasar bangsat sono pergi” dia bentak sama Jin yang ada disitu saya jalan biasa aja waktu itu saya jalan dan begitu saya lewatin tempat tersebut baunya hilang. Waktu itu saya pernah mempunyai suatu benda, dan benda itu ada hasil dari pemberian dari seseorang. Suatu saat benda itu ketinggalan dan tidak terbawa namun perasaan saya ternyata ingin marah-marah terus dan sampai kesal kepada orang lain. Namun anehnya ternyata setelah ketemu benda tersebut perasaan dan rasa kesal dan emosi tersebut sudah hilang bahkan saya sempat memberanikan diri untuk membuka benda tersebut ternyata isniya adalah cuma garam dapur. “Saya waktu itu pernah dikasih suatu benda terus ketinggalan dan bawaanya saya marah terus. Emosi ada keinginan mau mukul terus sama bahkan kesal sama orang.Tapi waktu benda itu ketemu saya bawa dan gak emosi sehingga waktu itu pernah memberanikan diri untuk membongkar barang itu dan ternyata isinya cuman garam dapur”
148
Dzikir yang tidak sesuai akan mendatangkan sesuatu yang akan mendatangkan Jin. Bacaan yang di baca adalah dengan menggunakan bacaan dari al-quran dan sebagian dari Asmaul Husna. Namun membacakannya adalah dengan syarat dan ketentuan yang di buat. Jika sumber dan rujukannya tidak murni dan mengandung syarat yang lain maka akan ada efek yang negatif bagi yang melakukan.
“Guru saya mengatakan minimal seminggu sekali, setelah sholat rawatib dzikirnya Laiilahaillallah, Subhanallah, Alhamdulillah allah 2 Ya Latif2, kadang Asmaul husna dibacakan juga kayak surat tadi padahal surat dari quran dilakukan tanpa rujukan maka itu bisa mendatangkan jin”. Menurut Bayu untuk dzikir cenderung dilakukannya hanya satu kali waktu saja kalau sedang di luar atau bepergian. Namun untuk paket dapat dilakukan bersamaan saat usai melakukan sholat malam atau qiyamullail. Waktu yang dilakukan untuk sholat malam adalah dari mulai jam satu sampai dengan jam empat pagi. Sholat yang dilakukannya tidak begitu lama namun zikirnya yang lebih lama di lakukan.
“Untuk dzikir menurut saya lebih cenderung hanya satu kali waktu saja waktu tertentu kalau diluar, kalau waktu paket itu ada qiyamulail bisa jadi jam satu sampai jam empat tapi sholatnya gak sampai setengah jam hanya dzikirnya yang lama”. Ada perasaan yang datang dan lain daripada sebelum melakukan zikir yaitu badan dan pikiran terasa seger dan fresh. Dan saat usai zikir berbincang sebentar kemudian datang kantuk dan langsung tidur akhirnya sholat subuh
149
sering ketinggalan. Bagi orang yang bertaqwa sholat adalah satu panggilan yang harus dilaksanakan namun menurut Bayu hal tersebut dilewatkan saja tanpa ada penyesalan padahal hal yang ditinggalkan merupakan kewajiban.
“Setelah lama mengucapakan kalimat zikir lama ngantuk kayak ada yang datang dan terasa seger. Begitu ngobrol tidur dan lewat sholat subuhnya namun begitu ada gangguan itu kalau ada orang yang bertaqwa kalau telat dia merasa bersalah tapi saya gak wajib aja lewat, tidak ada perasaan menyesal”. Mendahulukan hal yang bersifat sunnah adalah lebih di utamakan oleh Bayu karena merasa paling penting namun hal yang bersifat wajib di nomor duakan sehingga tidak wajar seperti lainnya. Sedekah sebagai salah satu hal yang bersifat sunnah lebih diutamakan oleh Bayu dari yang wajib lainnya. Akhirnya Bayu meremehkan kewajiban sebagai perintah dari Allah dan semakin berkurang untuk melakukan kewajiban agama.
“Jadi saya meremehkan perintah Allah mendahulukan yang sunnah meninggalkan yang wajib, untuk bersedekah saya sering karena bersifat sunnah pokoknya yang sunnah-sunnah saya lakukan bertambah tapi yang wajib-wajib sebaliknya malah berkurang”. Untuk terapi menurut Bayu sangat sering selain ruqyah juga dengan melakukan dialog dan diskusi dengan terapis sampai delapan jam lebih untuk terapi. Karena sangat kuat dan bahkan sampai mengakar tentang gangguan yang saya alami tapi saya menyatakan optimis pasti akan sembuh. Suatu saat saya mulai membaik namun godaan setan datang lebih kuat.
150
Saya di ajak untuk tetap bergabung dengan teman-teman saya untuk belajar ilmu lagi dan mengulang seperti apa yang saya lakukan dulu. “Kalau kebingungan mungkin karena kemantapan, ketika saya memperbaiki diri saya sampai sehari delapan jam dalam waktu setahun. Dengan berdiskusi terus berarti itu menandakan sampai keakar dan menyembuhkannya butuh waktu yang lama, Tapi pada saat saya mulai membaik ada godaan-godaan setan yang mengajak saya misalkan lewat teman saya diajak kembali untuk melakukan ilmuilmu dari keguruan lain”. Menurut Bayu sering merasakan goncangan jiwa dan sering juga merasa paling benar sehingga mengakibatkan kurang nyaman bagi dirinya. Saat hal tersebut datang saya langsung ingin mencari guru yang paling benar dalam arti dia benar-benar lurus dari sisi aqidahnya dan tidak diragukan lagi dalam keislaman. Dan di jadikan sebagi rujukan untuk konsultasi dan membantu untuk proses penyembuhan yang saya alami.
“Sering mengalami goncangan jiwa saya merasa sering ada goncangan jiwa seperti saya merasa benar yang dilakukan tapi kalau sudah sampai di cabang saya merasa kebingungan karena itu saya harus mencari guru yang Aqidahnya bener-bener shohih lurus”. Saat ini gangguan yag sering saya alami sudah mulai membaik bahkan hampir tidak ada lagi. Sangat berbeda dengan waktu sebelumnya, dulu saya serba bisa segalanya dalam melakukan di luar kebiasaan orang lain pada umumnya. “Kalau sekarang saya Alhamdulilah gangguan-gangguan sudah tidak ada, mulai membaik kadang cobaan-cobaan itu ada berbeda dengan dulu waktu masih bisa segalanya cobaan itu tidak ada. Hidup itu lurus aja kalau sekarang sudah normal”.
151
Mengikuti Majelis Taklim memang umum bagi orang untuk hadir di dalamnya, namun hal ini tidak untuk Bayu saat dia mendatangi tempat tersebut timbul saat salah seorang ustadz sedang menyampaikan materi dan melakukan dialog jantung saya berdenyut lebih kencang. Bahkan dalam satu hari tidak menentu seringkali muncul gangguan itu, hal ini dialami saat Bayu dulu masih sering mengalami gangguan namun sering di sarankan oleh Gurunya agar sering keluar Rumah untuk menghilangkan rasa malas.
“Waktu saya masih kena gangguan rasa malas itu ada, timbul ketika saya datang ke majelis-majelis taklim, kajian-kajian aqidah masalah jihad atau lainnya. Kalau ustadz saya sedang berdialog menyampaikan materi jantung saya terasa berdetak kencang jinnya takut muncul dalam satu hari tidak bisa ditentukan.Paling malas saat keluar rumah walaupun tidak melakukan aktivitas. Saran guru coba kamu keluar rumah saja biar kamu hilang rasa malas tersebut”.
152
Skema 4.4 Kasus Bayu Bagan Umum Proses Kesurupan Melalui Terapi Ruqyah Belajar Ilmu
-
-
-
kesurupan
Demam Merasa mampu mengobati dan meramal orang lain Sering keluar malam Senang menyendiri Lebih mementingkan hal sunnah daripada wajib Mimpi buruk, terkadang bisa mengatur mimpi yang diinginkan
Tidak berobat kemanapun Mendapat Ruqyah: dialog, komunikasi, wiridan dan ayat Alquran untuk dibaca, dan pijatan
-
Yakin pada Allah dengan kemampuan sendiri Merasa ikhlas dengan kehidupan yang dijalani Berinteraksi dengan orang lain terutama orang tua.
153
4.4 Analisa Perbandingan Antar Subyek Untuk mengetahui sejauh mana setiap kasus yang telah dianalisa memiliki persamaan dan perbedaan, maka peneliti membuat suatu analisa banding antar kasus antara subyek satu dan lainnya. Subyek penelitian dua orang perempuan dan satu orang laki-laki untuk melihat ruqyah dalam konteks individu yang mengalami kesurupan. Tabel 4.2 Biodata Subyek Usia Pekerjaan Jenis Kelamin Status Perkawinan Pendidikan
Dina
Mitha
Bayu
26 Tahun Pendidik Perempuan
27 Tahun Administartif Perempuan
24 tahun Wiraswasta Laki-laki Sudah Menikah S1
Belum Menikah Belum Menikah S1 SMEA Kesurupan dan Terapi Ruqyah
Penyebab Kesurupan
Khodam
Jin Karena Sihir
Gejala Yang di Alami
Tindakan tidak terkontrol, Sakit
Susah tidur, Cemas dan was
yang berpindah-pindah, cemas
was, Seperti ada yang memper kosa atau menggerayangi tubuh, Tubuh merasa berat dan seperti di tusuk-tusuk
dan takut
Riwayat Keluarga Pengobatan di tempat lain Terapi yang
Belajar Ilmu Demam, pola pikir kacau, mam pu mengobati seseorang, mam pu meramal, sering keluar malam
Saudara laki-laki pernah ada yang mengalami
Bibi
Dua orang saudara menjadi paranormal
Iya
Iya
Tidak
Dokter, Psikiater, Psikolog
Dokter, Media kaset
Belum pernah
154
pernah di lakukan
melakukan Belum ada perubahan
ada perubahan sedikit
Masih mengalami walaupun prosentase berkurang
Terapi ruqyah yang di lakukan
Lebih dari 10 kali
Lebih dari 10 kali
Proses terapi ruqyah
Di bacakan ayat-ayat Alquran,
Mendapatkan terapi dengan
Diberikan wiridan atau zikir
bacaan ayat AlQuran, Puasa
puasa sunnah Daud, mendapat
sunnah Daud, mendapatkan doa
kan saran atau nasehat, agar selalu menambah keyakinan
doa pilihan, ada terapi bekam
Intensitas kesurupan
Tidak pernah
Tidak pernah
Perubahan Psikis
Perasaan lebih tenang, bebas
Merasa lebih tenang dan tidak ter
Yang Dialami
dari gangguan, timbul keberanian,
gantung pada sesuatu selain Allah
tidak sungkan terhadap orang lain, dan tumbuh yakin kepada Allah
Gejala-gejala yang dirasa mengga nggu menjadi hilang, lebih menam
Hasil Pengobatan
Masih mengalami gangguan
Ruqyah
Lebih dari 12 kali Menjalin dialog dan komunikasi secara intensif, mendapatkan bacaan Alquran, Bacaan untuk wiridan, ada pijatan di bagian tubuh
bah semangat dan rajin beribadah, lebih yakin kepada Allah
Tidak pernah Yakin kepada Allah dengan ke mampuan sendiri, merasa ikh las dengan kehidupan yang di jalani, dapat berinterkasi kembali dengan orang lain terutama orang tua
Dari hasil analisa antar individu, dapat diketahui bahwa ketiga responden sebelum melakukan ruqyah belum merasakan adanya kehidupan yang normal seperti yang dialami oleh semua orang, tanpa gangguan atau gejala-
155
gejala aneh yang selalu terjadi di tiap waktunya. Dalam menjalankan ruqyahnya, semua menjalankan puasa daud guna mendapatkan hasil yang optimal, kecuali satu responden yaitu, Bayu.
Didapatkan pula bahwa dua orang responden mengalami kesurupan karena adanya gangguan dari makhluk lain dan merasa sangat terganggu: cemas, takut yang berlebihan, putus asa, sehingga melakukan beberapa terapi sampai melakukan terapi ruqyah yang akhirnya mendapatkan hasil yang cocok dan perubahan yang baik bagi mereka. Sedang satu responden lainnya mengalami kesurupan karena responden mengundang makhluk lain ke dalam dirinya dan tidak mengalami atau tidak merasa adanya gangguan meskipun sempat demam dan pikiran yang kacau karena dengan kesurupan tersebut, ia mempunyai kemampuan yang lebih dari orang lain.
Adapun kesamaan dari kesurupan yang mereka alami adalah, ketiganya mempunyai riwayat keluarga yang pernah mengalami kesurupan juga. Hal ini sangat menunjang timbulnya kesurupan pada responden sama seperti halnya penyakit fisik. Dan kesamaan dari proses Ruqyah yang dialami ketiga responden ini adalah adanya usaha dari dalam diri individu untuk sembuh dan keyakinan pada Allah SWT yang akan memberikan kesembuhan pada mereka. Setelah melakukan ruqyah, ketiga responden merasakan kehidupan
yang lebih baik daripada sebelum melakukan ruqyah.
BAB 5 PENUTUP 5.1 Kesimpulan Dari hasil penelitian yang telah di lakukan, maka penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Proses terapi ruqyah Bengkel Rohani dengan menggunakan sumber dari ayat al-Quran. Oleh karena itu dapat dilakukan tahapan dalam proses terapi dengan cara : Mencari bukhul di titik bagian tubuh, kemudian mengalami proses reaksi dari gangguan, membacakan ayatayat terapi ruqyah, memukul bagian tengkuk perlahan dengan hentakan satu tangan sambil mengucapkan Ukhruj Ya ‘Aduwallah, memproses semua tahapan tersebut sampai kondisi pasien sadar dan tenang, selesai membaca hamdalah. Proses yang di lakukan terapi seluruhnya ditujukan kepada kesembuhan bagi pasien. 2. Sebagai salah satu alternatif pengobatan dalam penanganan individu yang mengalami kesurupan dari penelitian ini sangat membantu bagi masyarakat secara luas. Hal ini sesungghunya sudah di lakukan oleh pendahulu dari zaman kenabian. Ruqyah yang di lakukan pada Bengkel Rohani dalam konteks individu yang mengalami kesurupan tersebut menunjukan hasil yang positif : (1) Semakin menambah keyakinan kepada Allah; (2) Merasa ikhlas dengan kehidupan yang di
156
jalani; (3) Merasakan ketenangan, bebas dari gangguan; (4) Menambah semangat dan motivasi dalam hal ibadah kepada Allah SWT.
5.2 Diskusi Ruqyah merupakan bacaan yang terdiri dari ayat al-Qur’an dan hadits yang shahih untuk memohon kepada Allah akan kesembuhan dari penyakit. Disebutkan dalam Lisan al-Arab bahwa al-ruqyah dapat di jadikan sebagai penangkal atau azimat yang digunakan untuk menangkal seseorang yang terkena malapetaka, seperti rasa takut yang sangat dan kegilaan. Dengan membaca ruqyah yang rutin dan benar sesuai bimbingan ahli akan terbebas dari berbagai gangguan yang datang menimpa. Selama ini psikologi hanya membahas faktor internal belum membahas faktor eksternal terutama dalam hal ini ini individu dalam konteks kesurupan. Oleh karena itu bagi terapi sudah harus memiliki syarat tertentu sebagai terapi, walaupun semua orang tahu prosedurnya tidak akan bisa jika belum memiliki syarat tertentu. Dari hasil penelitian ini terapi metode ruqyah sangat efektif untuk memberikan kesembuhan bagi individu yang mengalami gangguan kesurupan seperti Al-Hafidz Ibnu Katsir berkata :”Orang-orang yang memakan riba..”yakni mereka tidak dapat berdiri kecuali seperti orang-orang kesurupan ketika mengalami kesurupan dan kemasukan syetan, yaitu dia
157
berdiri secara tidak normal. Juga apa yang di sampaikan oleh Dr.James Hailson berkata dalam bukunya ”Kesurupan””: Ia adalah pengaruh luar biasa yang dilakukan oleh makhluk luar yang berkesadaran pada akal dan jasad seseorang. Dengan melakukan terapi ruqyah yang di anjurkan maka dapat memberikan kesembuhan bagi individu dan juga makna yang lebih dalam hidup.
5.3 Saran - saran Penulis menyadari penelitian ini masih banyak kekurangan dan masih jauh dari sempurna. Oleh Karena itu, maka peneliti menganjurkan saransaran bagi peneliti selanjutnya yang mungkin masih dapat meneliti tentang terapi ruqyah ini, yaitu : 1. Meneliti bentuk-bentuk lain dari terapi ruqyah yang di lakukan pada lembaga lain, Karena dalam terapi ini memiliki tekhnis dan terapi lainnya, sehingga akan dapat variasi dan berbagai metode terapi yang di lakukan dalam menyembuhkan dalam konteks individu yang mengalami kesurupan 2. Disarankan partisipan observation, dengan ikut dan terlibat dalam kegiatan ruqyah. Sehingga lebih memahami tentang metode terapi dan seluk-beluknya 3. Hasil penelitian ini hanya dapat berlaku dalam konteks subyek yang mengalami kesurupan
158
4. Pada penelitian ini instrumen pengumpul data hanya observasi dan interview, pada penelitian selanjutnya ada baiknya dapat di tunjang dengan instrumen lain seperti kuisioner skal sikap sebagai metode penunjang data yang di dapat lebih valid dan reliable 5. Untuk para terapis dan individu yang menggunakan terapi metode ruqyah agar menjalankan selain datang ke tempat terapi tertentu agar dapat melakukannya dengan menggunakan terapi individu yang dilakukan secara istiqomah dan penuh dengan keyakinan agar terhindar dari gangguan kesurupan yang mengganggu kejiwaan seseorang. 6. Sebaiknya kepada subjek yang melakukan terapi agar meneliti dan melihat terlebih dahulu pada lembaga yang akan dilakukan proses terapi, karena masih banyak cara dan metode yang di gunakan walaupun bacaan mirip dengan al-quran maupun hadits kalau tidak di bimbing oleh guru dan Ustadz akan tersesat dan agar lebih memahami lebih dalam terhadap metode ruqyah dan lebih tercapai dengan baik mengenai tujuan untuk kesembuhan.
159
Daftar Pustaka Abdullah Bin Ali Al-Juaitsin, Hiburan Bagi Orang Sakit, Jakarta, AlKautsar. Tahun, 1999, cet. Ke-2. Ali Bin Naafi’ Al-Ayani, Ruqyah Obat Guna-guna dan Sihir, Jakarta, Darul Falah, Tahun 2004, cet.ke-1. Al-Quran Al-Karim dan Terjemahnya, Madinah, Tahun, 1998, cet. ke-1 Arikunto, Suharsimi.(1993). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT Rineka Cipta Alsa, Asmadi.(2003). Pendekatan Kuantitatif dan Kualitatif serta kombinasinya Dalam Penelitian Psikologi. Yogyakarta : PT Pustaka Pelajar Abul Mundzir Khalil bin Ibrahim Amin, Pengobatan Syariyyah dari gangguan Jin, sihir dan penyakit jiwa, Jakarta: Pustaka Progresif, 2005
Badan Penelitian dan Pengembangan, Metode Penelitian Sosial, Jakarta, Th.2000 Chaedar Alwasilah. (2002). Pokoknya Kualitatif : Dasar-dasar Merancang dan Melakukan Penelitian Kualitatif. Jakarta : PT Dunia Pustaka dan Pusat Studi bahasa, cet ke-1 Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai Pustaka, 1996), h. 219
Dhayyan, Fahd, Ah Kaamu Ruqo Wa Tamaim, Adwaus Salaf, Th. 1974 Dhubayyi, Ibrahim bin Muhammad (tans). Tarmana Ahmad Qasim. Pengobatan Godaan Jin dan Cara Pencegahannya. Bandung : Gema Risalah Pres, 1997
160
Eric Buckley, The Oxford English Dictionary, (Oxford : The Clarendon Press, 1978), Vol. III, p. 49 E.Kristi Poerwandari, Pendekatan Kualitatif Dalam Penelitian Psikologi, Lembaga Pengembangan Sarana Pengukuran dan Pendidikan Psikologi (LPSP3), Univ Indonesia, Th.1998 J.P. Chaplin, Kamus Lengkap Psikologi, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, Th.1999. Jamaludin Muhammad Bin Mukarram, Lisanu Al’Arab, Daar AshShidir, Beirut Th.1992 Kartoatmodjo Soesanto, Parapsikologi, Paragnosi, parergi dan Data Paranormal, Pustaka Sinar harapan, Jakarta, Th.1995. Lexy J. Moloeng, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung, PT Remaja Rosda Karya, cet. Ke -2.
Robert .K.Yin, Studi Kasus, Raja Grafindo, Jakarta, Th.2000 Shihab, M.Quraish.1997. Mukjizat Al-quran Ditinjau Dari Aspek Kebahasaan, Isyarat Ilmiah, Dan Pemberitaan Ghaib.Mizan
Thabathaba’I, Muhammad Husain, al-Mizan (teheran: Dar al-Kutub al-Islamiyah, 1397
fi Tafsir
al-Quran,
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa (P3B), Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai Pustaka, 1995), cet ke-7, edisi ke-2, h. 250
161
Wahid Abdus Salam Bali, Kesurupan Jin dan Cara Pengobatannya Secara Islami, Jakarta: Robbani Press, Tahun 1995, cet.ke-1 W.F.Maramis, Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa, Surabaya: University Airlangga Press, 1998, cet. Ke-7
Jurnal Mujib, Abdul. Hubungan Ruqyah Dengan Psikoterapi Menurut Ibn Qayyim Al-Jawziyah. Mimbar Agama & Budaya. 2005 . UIN Syarif Hidayatullah Muhammad Darojat Ariyanto, Terapi Gangguan Jin dengan Metode Ruqyah, Kongres 1 Asosiasi Psikologi Islam, Solo, Th.2003
Website http://www.surya.co.id/2009/04/26/15-mahasiswa-kesurupan-massal-setelahbermain-di-waduk-perning.html http://www.surya.co.id/2009/03/04/santri-asuhan-bupati-sumenepkesurupan.html
http://www.spiritualreasearchfoundation.org
http://www.goldenmother.org
http://www.gatra.com
http://www.transtv.co.id http://www.nursyifa.net
16 2