Teori Myra E Levine Teori Levine berfokus pada interaksi manusia . Asumsi dasar Teori Levine adalah : 1.Pasien membutuhkan pelayanan keperawatan atau kesehatan jika mempunyai masalah kesehatan. 2.Perawat bertanggung jawab untuk mengenali respon/reaksi dan perubahan tingkah laku serta perubahan fungsi tubuh pasien. Espon pasien terjadi ketika ia mencoba beradaptasi dengan perubahan lingkungan atau suatu penyakit. Bentuk respon tersebut dapat berupa ketakutan, stress, inflamasi dan respons panca indra. 3.Fungsi perawat adalah melakukan intervensi keperawatan serta membina hubungan terapeutik. Intervensi keperawatan bertujuan untuk membantu meningkatkan kesehatan dan mencegah penyakit serta memperbaiki status kesehatan. Falsafah Falsafah biasanya diartikan sebagai suatu pandangan dan pengetahuan yang mendasar, yang selanjutnya digunakan untuk mengembangkan dan membangun suatu persepsi atau asumsi tertentu tentang kehidupan. Falsafah memberikan suatu gambaran atau pandangan terhadap suatu sistem nilai dan keyakinan. Bagi setiap individu, falsafah berperan dalam membantu seseorang memahami makna dari pengalaman hidup yang dijalaninya serta berfungsi sebagai penuntun dalam bersikap dan berperilaku. Falsafah hidup seseorang berkembang melalui dari hasil belajar, hubungan interpersonal, pendidikan formal maupun informal, agam, dan dipengaruhi oleh latar belakang budaya serta lingkungan. Falsafah keperawatan meliputi falsafah pendidikan dan pelayanan keperawatan serta falsafah pada institusi pelayanan kesehatan berperan sebagai pedoman utama dalam pemberian asuhan keperawatan. Implementasi peran perawat sebagai pelaksana asuhan keperawatan, pendidik, pengelola atau peneliti, pada hakekatnya mencerminkan falsafah keperawatan melalui pemahaman tentang nilai dan konsep keperawatan seperti konsep sehat-sakit, kesehatan, penyakit, akontabilitas dan pemahaman terhadap etika keperawatan. Konsep Konsep adalah suatu keyakinan yang kompleks terhadap suatu objek, benda, suatu peristiwa atau fenomena berdasarkan pengalam dan persepsi seseorang berupa ide, pandangan atau keyakinan. Kumpulan beberapa konsep ke dalam suatu kerangka yang dapat dipahami membentuk suatu model atau kerangka konsep. Konsep dapat dianalogikan sebagai batu bata dan papan untuk membangun sebuah rumah dimana rumah yang dibangun diibaratkan sebagai kerangka konsep. Teori Teori adalah hubungan beberapa konsep atau suatu kerangkan konsep, atau defenisi yang memberikan suatu pandangan sistematis terhadap gejala-gejala atau fenomena-fenoma dengan menentukan hubungan spesifik antara konsep-konsep tersebut dengan maksud untuk menguraikan, menerangkan, meramalkan, dan atau mengendalikan suatu fenomena. Teori dapat
diuji, diubah atau digunakan sebagai suatu pedoman dalam penelitian. Teori dapat dikembangkan melalui dua metode dasar yaitu metode induktif dan deduktif. Teori keperawatan menggunakan kedua metode ini. Prose adalah fase kerja dari suatu kerangkan konsep atau suatu teori. Dalam hal ini berlangsung secara sistematis, bertahap dan terus menerus untuk mencapai suatu tujuan. Proses keperawatan adalah contoh aplikasi kerangka konsep dan teori keperawatan. Pendahuluan Myra Estrin Levine (1920-1996) lahir di Chicago, Illinois. Ia adalah anak tertua dari tiga bersaudara. Levine mengembangkan minat dalam perawatan karena ayahnya sering sakit (mengalami masalah gastrointestinal) dan memerlukan perawatan. Levine lulus dari Cook County School of Nursing tahun 1944 dan memperoleh gelar Bachelor Science of Nursing (BSN) dari University of Chicago pada tahun 1949. Setelah lulus, Levine bekerja sebagai perawat sipil untuk US Army, sebagai supervisor perawat bedah, dan administrasi keperawatan. Setelah mendapatkan gelar Master Science of Nursing (MSN) di Wayne State University pada tahun 1962, ia mengajar keperawatan di berbagai lembaga (George, 2002) seperti University of Illinois di Chicago dan Tel Aviv University di Israel. Levine menulis 77 artikel yang dipublikasikan yang termasuk artikel “An Introduction to Clinical Nursing” yang dipublikasikan berulang kali pada tahun pada tahun 1969, 1973 & 1989. Ia juga menerima gelar doktor kehormatan dari Loyola University pada tahun 1992. Levine meninggal pada tahun 1996. Levine pribadi menyatakan bahwa ia tidak bertujuan khusus untuk mengembangkan ‘teori keperawatan’, tetapi ingin menemukan cara untuk mengajarkan konsep-konsep utama dalam Keperawatan Medikal Bedah dan berusaha untuk mengajarkan siswa keperawatan sebuah pendekatan baru dalam kegiatan keperawatan. Levine juga ingin berpindah dari praktek keperawatan pendidikan yang mernurutnya sangat prosedural dan kembali fokus pada pemecahan masalah secara aktif dan perawatan pasien (George, 2002). 1. A. Model Konservasi Levine Model konservasi levine merupakan Keperawatan praktis dengan konservasi model dan prinsip yang berfokus pada pelestarian energi pasien untuk kesehatan dan penyembuhan. Adapun prinsip konservasi tersebut adalah sbb: 1. Konservasi Energi Individu memerlukan keseimbangan energi dan memperbaharui energi secara konstan untuk mempertahankan aktivitas hidup. Konservasi energi dapat digunakan dalam praktek keperawatan. 2. Konservasi Integritas Struktur Penyembuhan adalah suatu proses pergantian dari integritas struktur. Seorang perawat harus membatasi jumlah jaringan yang terlibat dengan penyakit melalui perubahan fungsi dan intervensi keperawatan.
3. Konservasi Integritas Personal Seorang perawat dapat menghargai klien ketika klien dipanggil dengan namanya. Sikap menghargai tersebut terjadi karena adanya proses nilai personal yang menyediakan privasi selama prosedur. 4. Konservasi Integritas Sosial Kehidupan berarti komunitas social dan kesehatan merupakan keadaan social yang telah ditentukan. Oleh karena itu, perawat berperan menyediakan kebutuhan terhadap keluarga, membantu kehidupan religius dan menggunakan hubungan interpersonal untuk konservasi integritas social. TIGA KONSEP UTAMA DARI MODEL KONSERVASI 1. Wholeness (Keutuhan) Erikson dalam Levine (1973) menyatakan wholeness sebagai sebuah sistem terbuka:“Wholeness emphasizes a sound, organic, progressive mutuality between diversified functions and parts within an entirety, the boundaries of which are open and fluent. (Keutuhan menekankan pada suara, organik, mutualitas progresif antara fungsi yang beragam dan bagian-bagian dalam keseluruhan, batas-batas yang terbuka)” Levine (1973, hal 11) menyatakan bahwa “interaksi terus-menerus dari organisme individu dengan lingkungannya merupakan sistem yang ‘terbuka dan cair’, dan kondisi kesehatan, keutuhan, terwujud ketika interaksi atau adaptasi konstan lingkungan, memungkinkan kemudahan (jaminan integritas) di semua dimensi kehidupan”. Kondisi dinamis dalam interaksi terbuka antara lingkungan internal dan eksternal menyediakan dasar untuk berpikir holistik, memandang individu secara keseluruhan. 2. Adaptasi Adaptasi merupakan sebuah proses perubahan yang bertujuan mempertahankan integritas individu dalam menghadapi realitas lingkungan internal dan eksternal. Konservasi adalah hasil dari adaptasi. Beberapa adaptasi dapat berhasil dan sebagian tidak berhasil. Levine mengemukakan 3 karakter adaptasi yakni: historis, spesificity, dan redundancy. Levin menyatakan bahwa setiap individu mempunyai pola respon tertentu untuk menjamin keberhasilan dalm aktivitas kehidupannya yang menunjukkan adaptasi historis dan spesificity. Selanjutnya pola adaptasi dapat disembunyikan dalam kode genetik individu. Redundancy menggambarkan pilihan kegagalan yang terselamatkan dari individu untuk menjamin adaptasi. Kehilangan redundancy memilih apakah melalui trauma, umur, penyakit, atau kondisi lingkungan yang membuat individu sulit mempertahankan hidup. a. Lingkungan Levine memandang setiap individu memiliki lingkungannya sendiri baik lingkungan internal maupun eksternal. Perawat dapat menghubungkan lingkungan internal individu dengan aspek
fisiologis dan patofisiologis, dan lingkungan eksternal sebagai level persepsi, opersional dan konseptual. Level perseptual melibatkan kemampuan menangkap dan menginterpretasi dunia dengan organ indera. Level operasional terdiri dari segala sesuatu yang mempengaruhi individu secara fisiologis meskipun mereka tidak dapat mempersepsikannya secara langsung, seperti mkroorganisme. Pada konseptual level, lingkungan dibentuk dari pola budaya, dikarakteristikkan dengan keberadaan spiritual, dan ditengahi oleh simbol bahasa, pikiran dan pengalaman. b. Respon organisme Respon organisme adalah kemampuan individu untuk beradaptasi dengan lingkungannya, yang bisa dibagi menjadi fight atau flight, respon inflamasi, respon terhadap stress, dan kewaspadaan persepsi. 1) Fight-flight merupakan respon yang paling primitif dimana ancaman yang diterima individu baik nyata maupun tidak, merupakan respon terhadap ketakutan melalui menyerang atau menghindar hal ini bersifat reaksi yang tiba-tiba. Respon yang disampaikan adalah kewaspadaan untuk mencari informasi untuk rasa aman dan sejahtera. 2) Respon peradangan atau inflamasi merupakan mekanisme pertahanan yang melindungi diri dari lingkungan yang merusak, merupakan cara untuk menyembuhkan diri, respon individu adalah menggunakan energi sistemik yang ada dalam dirinya untuk membuang iritan atau patogen yang merugikan, untuk hal ini sangat dibutuhkan kontrol lingkungan. 3) Respon terhadap stress menghasilkan respon defensif dalam bentuk perubahan yang tidak spesifik pada manusia, perubahan structural dan kehilangan energi untuk beradaptasi secara bertahap terjadi sampai rasa lelah terjadi, dikarakteristikkan dengan pengaruh yang menyebabkan pasien atau individu berespon terhadap pelayanan keperawatan. 4) Kewaspadaan perceptual, respon sensori menghasilkan kesadaran persepsi, informasi dan pengalaman dalam hidup hanya bermanfaat ketika diterima secara utuh oleh individu, semua pertukaran energi terjadi dari individu ke lingkungan dan sebaliknya. Hasilnya adalah aktivitas fisiologi atau tingkah laku. Respon ini sangat tergantung kepada kewaspadaan perceptual individu, hanya terjadi saat individu menghadapi dunia (lingkungan) baru disekitarnya dengan cara mencari dan mengumpulkan informasi dimana hal ini bertujuan untuk mempertahankan keamanan dirinya. c. Trophicognosis Levine merekomendasikan trophicognosis sebagai alternatif untuk diagnosa keperawatan. Ini merupakan metode ilmiah untuk menentukan sebuah penentuan rencana keperawatan. 3. Konservasi Levine menguraikan model Konservasi sebagai inti atau dasar teorinya. Konservasi menjelaskan suatu system yang kompleks yang mampu melanjutkan fungsi ketika terjadi tantangan yang
buruk. Dalam pengertian Konservasi juga, bahwa individu mampu untuk berkonfrontasi dan beradaptasi demi mempertahankan keunikan mereka. Aplikasi Pada Proses Keperawatan Proses Keperawatan Levin dengan menggunakan pemikiran kritis (Tomey, 2006) Proses Pengkajian
Pembuatan keputusan
Mengumpulkan data provokatif melalui wawancara dan observasidengan menggunakan prinsip konservasi 1. Konservasi energi 2. Integritas struktur 3. Integritas personal 4. Integritas sosial Perawat mengobservasi pasien dengan melihat respon organisme teradap penyakit, membaca catatan medis, evaluasi hasil diagnostik dan berdiskusi dengan pasien tentang kebutuhan akan bantuannya.n Perawat mengkaji pengaruh lingkungan eksternal dan internal pasien dengan prinsip konservasi. Fakta provokatif yang perlu dikaji: 1. Keseimbangan suplai dan kebutuhan energi 2. Sistem pertahanan tubuh 3. harga diri 4. Kesiapan seseorang dalam berpartisipasi dalam sosial sistem Keputusan à Tropihicognosis Diagnosa keperawatan à menyimpulkan fakta provokatif Fakta provokatif disusun sedemikian rupa untuk menunjukkan kemungkinan dari kondisi pasien. Sebuah kep utusan mengenai bantuan yang dibutuhkan pasien dibuat . Keputusan ini disebut tropihicognosis Hpotesis
Mengarahkan intervensi keperawatan dengan tujuan untuk keutuhan dan promosi adaptasi Berdasarkan keputusan, perawat memvalidasi masalah pasien, lalu mengemukakan hipotesis tentang masalah dan solusinya. Ini disebut rencana keperawatan. Intervensi Uji hipotesis Perawat menggunakan hipotesis untuk memberi arah dalam melakukan perawatan. Intervensi dilakukan berdasarkan prinsip konsevasi, yaitu konservasi energi, struktur, personal dan sosial. Pendekatan ini diharapkan mampu mempertahankan keutuhan dan promosi adaptasi. Evaluasi Observasi repon organisme terhadap intervensi Hasil dari uji hipotesa dievaluasi dengan mengkaji respn organisme apakah hipotesis membantu atau tidak. KETERBATASAN TEORI Meskipun kelengkapan dan aplikasi teori Levine luas, model ini bukan tanpa batasan. Sebagai contoh model konservasi Levine berfokus pada penyakit yang bertentangan dengan kesehatan; demikian, intervensi keperawatan dibatasi hanya untuk mengatasi kondisi penyajian individu. Oleh karena itu, intervensi keperawatan berdasarkan teori Levine adalah berfokus pada saat ini dan jangka pendek, dan tidak mendukung prinsip-prinsip promosi kesehatan dan pencegahan penyakit, meskipun ini adalah komponen penting dari praktek keperawatan saat ini. Dengan demikian, keterbatasan utama adalah fokus pada individu dalam keadaan sakit dan pada ketergantungan pasien. Selanjutnya, perawat memiliki tanggung jawab untuk menentukan kemampuan pasien untuk berpartisipasi dalam perawatan, dan jika persepsi perawat dan pasien tentang kemampuan pasien untuk berpartisipasi dalam perawatan tidak cocok, ketidakcocoka ini akan menjadi daerah konflik. Selain itu, ada beberapa keterbatasan ketika ke empat prinsip Conservational Modelditerapkan: 1. Konservasi energi, Levine tujuan adalah untuk menghindari penggunaan energy yang berlebihan atau kelelahan. Hal ini diatur dalam perawatan sakit samping tempat tidur klien. Dalam kasus di mana kebutuhan energi untuk digunakan dari pada seperti pada pasien mania, ADHD (Attention-Deficit Hyperactivity Disorder) pada anak-anak atau mereka dengan gerakan terbatas seperti klien lumpuh, teori Levine itu tidak berlaku.
2. Pada konservasi integritas struktural, fokusnya adalah untuk melestarikan struktur anatomi tubuh serta untuk mencegah kerusakan struktur anatomi. Ini, sekali lagi, memiliki keterbatasan. Dalam kasus-kasus dimana struktur anatomis tidak begitu sempurna tapi tanpa diidentifikasi cacat atau masalah seperti dalam operasi plastik, prosedur seperti perangkat tambahan payudara dan liposuctions; integritas struktural seseorang dikompromikan tetapi pilihan pasien mencari kecantikan fisik dan kepuasan psikologis yang dibawa ke pertimbangan. Jika tidak demikian, prosedur tidak boleh dipromosikan. 3. Pada konservasi integritas personal, perawat diharapkan memberikan pengetahuan dan kebutuhan pasien harus dihormati, dilengkapi dengan privasi, didorong dan psikologis didukung. Keterbatasan di sini akan berpusat pada klien yang secara psikologis terganggu dan lumpuh dan tidak bisa memahami dan menyerap pengetahuan, pasien koma yaitu, individu atau klien bunuh diri. 4. Tujuan konservasi integritas sosial adalah untuk melestarikan dan pengakuan dari interaksi manusia, terutama dengan klien, orang lain yang signifikan yang terdiri dari sistem dukungannya. Keterbatasan khusus untuk ini, adalah ketika klien tidak memiliki orang lain yang signifikan seperti ditinggalkan anak-anak, pasien psikiatris yang tidak mampu berinteraksi, klien tidak responsif seperti orang tak sadar, fokus di sini adalah tidak lagi pasien sendiri namun orang-orang yang terlibat dalam perawatan kesehatannya. Kepustakaan: Añonuevo, C. A., et al. (2005). Theoretical foundations of nursing. University of the Philippines Open University: Quezon City, Philippines. Current Nursing. (n.d.). Nursing theories: Levine’s four conservation principles. Diunduh darihttp://currentnursing.com/nursing_theory/Levin_four_conservation_principles.htmpada bulan September 2010. DeBruin, Debra A. (2004). Looking Beyond the Limitations of “Vulnerability”: Reforming Safeguards in Research. The American Journal of Bioethics, 1536-0075, Volume 4, Issue 3, 2004, Pages 76 – 78 George, J. B. (2002). Nursing theories: Base for professional nursing. (5th ed). Pearson Education. Leach, M.J. (n.d.) Wound management: Using Levine’s Conservation Model to guide practice. Vol. 52, Issue No. 8. Diunduh dari: http://www.o-wm.com/article/6024 pada bulan September 2010. Levine, M. E. (1967). The four conservation principles of nursing. Nursing Forum, 6(1), 45-49. Levine, M. E. (1967). This I believe: About patient centered care. Nursing Outlook, 15(4), 53-55.
Levine, M. E. (1973). Introduction to clinical nursing. F. A. Davis Company: Philadelphia, PA. Tomey, A. M. & Alligood, M. R. (2006). Nursing theorists and their work. (6th ed.). Elsevier Health Sciences. Tomey, A. M. & Alligood, M. R. (2006). Nursing Theory : utilization & application. Missouri : Mosby *gambar diambil dari Understanding The Work of Nurse Theorist
eori Keperawatan Myra E. Levin posting oleh Mochammad idris BIOGRAFI MYRA ESTRIN LEVINE
Myra Estrin Levine (1920 – 1996) lahir di chicago, Illionis. Ia adalah anak tertua dari tiga bersaudara. Levine mengembangkan minat dalam perawatan karena ayahnya sering sekali sakit (mengalami masalah pada GI/ gastrointestinal) dan memerlukan asuhan keperawatan. Levine lulus dari Bachelor Science of Nursing (BSN) dari Universitas Chicago pada tahun 1949. Setelah lulus, Levine bekerja sebagai perawat sipil untuk US Army, sebagai supervisor perawat bedah,
dan di Wayne State University pada tahun 1962, ia mengajar keperawatan di berbagai lembaga. Seperti di University of Illionis di Chicago dan Tel Aviv University di Israel. Levine menulis 77 artikel yang dipublikaskan yang termasuk artikel :An Introduction to Clicical Nursing” yang dipublikasikan berulang kali pada tahun 1969, 1973 dan 1989. Ia jga menerima gelar doktor kehormatan dari Loyola University pada tahun 1992. Myra Estrin levine akhirnya meninggal dunia pada tahun1996. Levine pribadi menyatakan bahwa ia tidak bertujuan khusus untuk mengembangkan “teori keperawatan”, tetapi ingn menemukan cara untuk mengajarkan konsep-konsep utama dalam Keperawatan Medikal bedah dan berusaha untuk mengajarkan siswa keperawatan sebuah endekatan baru dalam kegiatan keperawatan. Levine juga ingin berpindah dari praktek keperawatan pendidikan yang menurutnya sangat prosedural dab kembali fokus pada pemecahan masalah secara aktif dan perawatan pasien. BAB I PENDAHULUAN 1.1.
Biografi Myra Estrin Levine (1920 – 1996) lahir di chicago, Illionis. Ia adalah anak tertua dari tiga bersaudara. Levine mengembangkan minat dalam perawatan karena ayahnya sering sekali sakit (mengalami masalah pada GI/ gastrointestinal) dan memerlukan asuhan keperawatan. Levine lulus dari Bachelor Science of Nursing (BSN) dari Universitas Chicago pada tahun 1949. Setelah lulus, Levine bekerja sebagai perawat sipil untuk US Army, sebagai supervisor perawat bedah, dan di Wayne State University pada tahun 1962, ia mengajar keperawatan di berbagai lembaga. Seperti di University of Illionis di Chicago dan Tel Aviv University di Israel. Levine menulis 77 artikel yang dipublikaskan yang termasuk artikel :An Introduction to Clicical Nursing” yang dipublikasikan berulang kali pada tahun 1969, 1973 dan 1989. Ia jga menerima gelar doktor kehormatan dari Loyola University pada tahun 1992. Myra Estrin levine akhirnya meninggal dunia pada tahun1996. Levine pribadi menyatakan bahwa ia tidak bertujuan khusus untuk mengembangkan “teori keperawatan”, tetapi ingn menemukan cara untuk mengajarkan konsepkonsep utama dalam Keperawatan Medikal bedah dan berusaha untuk mengajarkan siswa keperawatan sebuah endekatan baru dalam kegiatan keperawatan. Levine juga ingin berpindah dari praktek keperawatan pendidikan yang menurutnya sangat prosedural dab kembali fokus pada pemecahan masalah secara aktif dan perawatan pasien.
1.2.
Latar Belakang
Berikut akan diberikan contoh teori dari Myra E. Levine. Yang mana Levine melihat individu sebagai makhluk yang makhluk utuh (holistik beings) yang memiliki kemampuan merespon secara organismik sebagai upaya mengadaptasikan diri terhadap lingkungan. Menurut pandangannya, intervensi keperawatan adalah bantuan terhadap klien secara holistik merupakan pusat kegiatan keperawatan, mempercepat proses adaptasi yang turut berperan dalam proses penyembuhan dan pemilihan kesehatan. Pada tahun 1973 ia mengatakan 4 prinsip konservasi (conseravation principles), yaitu : a. Conservation of energy, b. Consevation of structural integrity, c.
Conservation of personal integrity dan
d. Conservation of social inegrity BAB II MODEL KONSEP DAN TEORI LEVINE Model konsep Myra Levine memandang klien sebagai makhluk hidup terintgrasi yang berinteraksi dan beradaptasi terhadap lingkungannya, dan intervensi keperawatan suatu aktifitas konservasi dan konservasi energi adalah bagian yang menjadi pertimbangan kemudian sehat menurut Levine itu dilihat dari sudut pandang keperawatan terdapat empat konservasi diantaranya energi klien, struktur integritas, integritas personal dan integritas sosial, sehingga pendekatan asuhan keperawatan ditujukan pada penggunaan sumber-sumber kekuatan klien secara optimal, dan konservasi itu dilihat sebagai berikut. 2.1. Model Konservasi Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwasanya konsep konservasi ini memiliki empat buah konsep, yaitu : 2.1.1. Konservasi Energi Individu memerlukan keseimbangan energi dan memperbaharui energi secara konstan untuk mempertahankan aktifitas hidup. Konservasi energi dapat digunakan dalam praktek keperawatan. 2.1.2. Konservasi Integritas Struktur
Penyembuhan adalah suatu proses pergantian dari integritas struktur. Seseorang harus membatasi jumlah jaringan yang terlibat dengan penyakit melalui perubahan dan intervensi keperawatan. 2.1.3. Konservasi Intefritas Persona Seorang perawat dapat menghargai klien ketika klien dipanggil dengan namanya. Sikap menghargai tersebutterjadi karena adanya proses nilai personal yang menyediakan privasi selama prosedur keperwatan berlangsung. 2.1.4. Konservasi integritas Kehidupan berarti komunitas sosial dan kesehatan merupakan keadaan sosial yang telah ditentukan. Oleh karena itu, perawat berperan menyediakan kebutuhan terhadap keluarga, membantu kehidupan religius dan menggunakan hubungan interpersonal untuk konservasi integritas sosial. 2.2. Tiga Konsep Utama Model Konservasi Konsep model konservasi juga terdiri dari beberapa bagian yaitu wholeness (Keutuhan), adaptasi, dan konservasi. Dan adapun penjelasan dari ketiganya akan dijabarkan berikut ini. 2.2.1. Wholeness (Keutuhan) Erikson dalam Levine (1973) menyatakan wholeness sebagai sebuah sistem terbuka, “wholeness emphasizes a sound, organic, progressive mutuality between diversed functions and parts within an entirely, the boundaries of which are open and fluent. (Keutuhan menekankan pada suara, organik, mutualitas progresif antara fungsi yang beragam dan bagian-bagian dalam keselruhan, batas-batas yang terbuka)”. Levine menyatakan bahwa “interaksi terus menerusmenerus dari organisme individu dengan lingkungannya merupakan sistem yang ‘tebuka dan cair’, dan kondisi kesehatan, keutuhan, terwujud ketika interaksi atau adaptasi konstan lingkungan, memungkinkan kemudahan (jaminan integritas) di semua dimensi kehidupan”. Kondisi dinamis dalam interaksi terbuka antara lingkungan internal dan eksternal menyediakan dasar untuk berfikir holistik, memandang secara keseluruhan seorang individu.
2.2.2. Adaptasi Daptasi merupakan sebuah proses perubahan yang bertujuan mempertahankan integritas individu dalam menghadapi realitas lingkungan internal dan eksternal. Konervasi adalah hasil dari adaptasi. Beberapa adaptasi dapat berhasil dan sebagian tak berhasil. Levine mengemukakan tiga karakter adaptasi yaitu historis, spesifisiti dan redunancy. Levine menyatakan bahwa setiap individu mempunyai pola respon tertentu untuk menjamin keberhasilan dalam aktifitas kehidupannya yang menunjukan adaptasi historis dan spesifisiti. Selanjutnya pola adaptasi dapat disembunyikan dalam kode genetik individu untuk menjamin adaptasi. Kehilangan redunancy memilih apakah melalui trauma, umur, penyakit, atau kondisi lingkungan yang membuat individu sulit mempertahankan hidup. a. Lingkungan Levine memandang setiap individu memiliki lingkungannya sendiri baik lingkungan internal maupun lingkungan eksternal. Perawat dapat menghubungkan lingkungan eksternal sebagai level persepsi, operasional dan konseptual. Level perseptual melibatkan kemampuan menangkap dan menginterpretasikan dunia dengan organ indera. Level operasional terdiri dari segala sesuatu yang mempengaruhi individu secara fisiologis meskipun mereka tidak dapat mempersesikannya secara langsung, seperti mikroorganisme. Pada konseptual level, lingkungan dibentuk dari budaya, dikarakteristikan dengan keberadaan spiritual, dan ditengah oleh simbol bahasa, pikiran dan pengalaman. b. Respon organisme Respon organisme adalah kemampuan individu untuk beradaptasi dengan lingkungannya, yang bisa dibagi menjadi flight atau fight, respon inflamasi, respon terhadap stres dan kewaspadaan persepsi. Fight-flight merupakan respon paling primitif dimana ancaman yang diterima individu auk secara nyata ataupun tidak, merupakan merupakan respon terhadapa ketakutan melalui menyerang atau menghindar hal ini bersifat reaksi yang tiba-tiba. Respon yang disampaikan adalah kewaspadaan untuk mencari informasi untuk rasa aman dan sejahtera. Respon peradangan atau inflamasi merupakan mekanisme pertahanan yang melindungi diri dari lingkungan yang merusak, merupakan cara untuk menyembuhkan diri, respon individu
adalah menggunakan energi sitemik yang ada dalam dirinya untuk membuang iritan atau patogen yang merugikan, untuk al ini sangat dibutuhkan kontrol lingkungan. Respon terhadap stres menghasilkan respon defensif dalam bentuk perubahan yang tidak spesifik pada manusia, perubahan struktural dan kehilangan energi untuk beradaptasi secara bertahap terjadi sampai rasa lelah terjadi, dikarakteristikan dengan pengaruh yang menyebaban pesien atau individu berespn terhadap pelayanan keperwatan. Kewaspadaan perseptual, respon sensori menghasilkan kesadaran persepsi, informasi dan pengalaman dalam hidup hnya bermanfaat ketika diterima secara utuh oleh individu, semua pertukaran energi terjadi dari individu ke lingkungan dan sebaliknya. Hasilnya adalah aktifitas fisiologi atau tingkah laku. Respon ini sangat tergantung kepada kewaspadaan perseptual individu, hanya terjadi sat individu menghadapi dunia (lingkungan) baru disekitarnya dengan cara mencari dan mengumpulkan informasi dimana hal ini bertujuan untuk mempertahankan keamanan dirinya. 2.2.3. Trophicognosis Levine merekomendasikan trophicognosis sebagai alternatif untuk diagnosa keperawatan. Ini merupakan metode ilmiah untuk menentukan sebuah penentuan rencana keperawatan. 2.3. Konservasi Levine mengurikan model konservasi sebagai inti atau dasar teorinya. Konservasi menjelaskan suatu sistem yang kompleks yang mampu melanjutkan fungsi ketika terjadi tentangan yang buruk. Dalam pengertian konservasi juga, bahwa individu mampu untuk berkonfrontasi dan beradaptasi demi mempertahankan keunikan mereka. BAB III KELEMAHAN DAN KELEBIHAN TEORI 3.1. Kelemahan Teori
Meskipun kelengkapan teori dan aplikasi teori Levine luas, model ini bukan tanpa batasan. Sebagai contoh model konservasi levine berfokus pada penyakit yang bertentangan dengan kesehatandemikian, intervensi keperawatan dibatasi hanya untuk mengatasi kondisi penyajian individu. Oleh karena itu, intervensi keperawatan berdasarkan teori Levine adalah berfokus pada saat ini dan jangka pendek, dan tidak mendukung prinsip-prinsip promosi dan pencegahan penyakit, meskipun ini adalah komponen penting dari praktek keperawatan saat ini. Dengan demikian, keterbatasan utama adalah fokus individu dalam keadaan sakit dan pada ketergantungan pasien. Selanjutnya, perawat memiliki tanggung jawab untuk menentukan kemampuan pasien untuk berartisipasi dalam perawatan, dan jika persepsi perawat dan pasien tentang kemampuan pasien untuk berpartisipasi dalam keperawatan tidak cocok, ketidakcocokan ini akan menjadi daerah konflik. Selain itu, ada beberapa keterbatasan ketika ke empat prinsip model konservasi diterapkan. Pada konservasi energi, tujuan Levine adalah untuk menghindari penggunaan energi yang berlebihan atau kelelahan. Hal ini diatur dalam perawatan sakt samping tempat tidur klien. Dalam kasus dimana kebutuhan energi untuk digunakan dari pada seperti pada pasien mania, ADHD (Attention-Defict Hyperactivity Disorder) pada anak-anak atau mereka dengan gerakan terbatas seperti klien lumpuh, teori Levine itu tidak berlaku. Pda konservasi integritas struktural, fokusnya adalah untuk melestarikan struktur anatomi. Ini sekali lagi memiliki keterbatasan. Dalam kasus-kasus dimana struktur anatomis tidak begitu sempurna tapi tanpa diidentifikasi cacat atau masalah seperti dalam operasi plastik, prosedur seperti perangkat tambahan patudara dan liposuctions, integritas struktural seseorang dikompromikan tetapi pilihan pasien mencari kecantikan fisik dan epuasan psikologis yang dibawa ke pertimbangan. Jika tidak demikia, proedur tidak boleh dipromosikan. Pada konservasi integritas personal, perawat diharapkan memberikan pengetahuan dan kebutuhan pasien harus dihormati, dilengkapi dengan privasi, didorong dan psikologis terganggu dan lumpuh dan tidak bisa memahami dan menyerap pengetahuan, pasien koma yaitu individu atau klien bunuh diri. Tujuan konservasi integritas sosial adalah untuk melestarikan dan pengakuan dari interaksi manusia, terutama dengan klien, orang lain yang signifikan yang terdiri dari sistem dukungannya. Keterbatasan khusus untuk ini, adalah ketika klien tidak memiliki orang lain yang
signifikan seperti ditinggalkan anak-anak, pasien psikiatris yagn tidak mampu berinteraksi, klien tidak responsif seperti orang tak sadar, fokus disini adalah tidak lagi pasien sendiri tetapi orangorang yang terlibat dalam perawatansakit samping tempat tidur klien. Dalam kasus dimana kebutuhan energi untuk digunakan dari pada seperti pada pasien mania, ADHD pada anak-anak atau mereka dengan gerakan terbatas seperti pasien lumpu, teori lavine itu tak dapat berlaku. 3.2.
Kelebihan dari Teori Lavine Pada teori akan terlihat lebih menguntungkan saat dimana keadaan klien mempunyai
partner pengawas non perawat yang turut membantu dalam penjadwalan keperawatan. Dan perawat yang dapat mengerti keadaan dan integritas klien secara penuh. Dengan didukung dari klien yang mampu beradaptasi dan melakukan persepsi dengan normal.
DAFTAR PUSTAKA Aῆonuevo, C. A., et al. (2005). Theoretical foundations of nursing. University of the Philippines Open University: Quezon city, Philippines. Current Nursing. (n.d.). Nursing theorities: Levine’s four conservation principles. Downloaded from, http://currentnursing.com/nursing_theory/Levin_four_conservation_principles.html at September
Model Keperawatan Mira E. Levine Diposkan oleh Rizki Kurniadi
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Keperawatan sebagai suatu profesi yang sampai saat ini masih dianggap profesi yang kurang eksis, kurang profesional, bahkan kurang menjanjikan dalam hal finansial. Oleh karena itu keperawatan harus berusaha keras untuk menunjukkan pada dunia luar, di luar dunia keperawatan bahwa keperawatan juga bisa sejajar dengan profesi – profesi lain. Tugas ini akan terasa berat bila perawat-perawat Indonesia tidak menyadari bahwa eksistensi keperawatan hanya akan dapat dicapai dengan kerja keras perawat itu sendiri untuk menunjukkan profesionalismenya dalam memberikan pelayanan kesehatan terutama pelayanan keperawatan baik kepada individu, keluarga maupun masyarakat.
dari berbagai tingkatan usia.Aplikasi proses keperawatan menurut konsep teori Levine di Rumah Sakit telah banyak diterapkan namun sedikit sekali perawat yang mengetahui dan memahami bahwa tindakan keperawatan tersebut telah sesuai. Bahkan perawat melaksanakan asuhan keperawatan tanpa menyadari sebagian tindakan yang telah dilakukan pada klien adalah penerapan konsep teori Levine. Oleh karena itu, kelompok memandang perlu untuk mengetahui dan mengkaji lebih jauh tentang penerapan model keperawatan yang sesuai dengan teori Levine diilapangan atau rumah sakit, sehingga dapat diketahui apakah teori Levine dapat diaplikasikan dengan baik dalam pelayanan keperawatan/ asuhan keperawatan .
B. TUJUAN 1. Tujuan Umum Mampu memahami konsep model keperawatan menurut Levine dalam manajemen Asuhan Keperawatan 2. Tujuan Khusus a. Memahami konsep model teori Levine b. Mampu menghubungkan model konsep Levine dengan proses keperawatan c. Mampu mengevaluasi/menilai proses keperawatan di RS dengan konsep Levine d. Mendapatkan gambaran kondisi pelaksanaan konsep Levine di RS
BAB II TEORI MYRA E. LEVINE A. Model Keperawatan
Dalam teori Levine, klien dipandang dalam posisi ketergantungan, sehingga kemampuan klien terbatas untuk berpartisipasi dalam pengumpulan data, perencanaan, implementasi atau semua fase dari posisi ketergantungan. Klien membutuhkan bantuan dari perawat untuk beradaptasi terhadap gangguan kesehatannya. Perawat bertanggung jawab dalam menentukan besarnya kemampuan partisipasi klien dalam perawatan. dalam fase pengkajian, klien dikaji melalui dua metoda yaitu interview dan observasi. dalam
pengkajian
berfokus
pada
klien,
keluarga,
anggota
lainnya,
atau
hanya
mempertimbangkan penjelasan dari mereka dalam membantu memecahkan permasalahan kesehatanklien. Hal ini juga mempengaruhi kesiapan klien dalam menghadapi lingkungan eksternal. Menurut Levine, jika anggota keluarga membutuhkan suatu perjanjian maka keluarga harus menjadi sasaran pengkajian. Dalam pengkajian menyeluruh, perawat menggunakan empat prinsip teori Levine yang disebut pedoman pengkajian. Perawat menitik beratkan pada keseimbangan energi klien dan pemeliharaan integritas klien. Kemudian perawat mengumpulkan sumber energi klien yaitu nutrisi, istirahat (tidur), waktu luang, pola koping, hubungan dengan anggota keluarga/orang lain, pengobatan, lingkungan dan penggunaan energi yakni fungsi dari beberapa sistem tubuh, emosi dan stress sosial dan pola kerja. Juga data tentang integritas struktur klien yaitu pertahanan tubuh, struktur fisik, integritas personal (sistem diri klien) yakni keunikan, nilai, kepercayaan dan integritas sosial yakni : proses keputusan dari klien dan hubungan klien dengan orang lain serta kesukaran dalam berhubungan dengan orang lain atau masyrakat. Setelah mengumpulkan semua data, perawat menganalisa data secara menyeluruh. Analisa ini mencerminkan keseimbangan kekuatan dan kelemahan dari diri klien pada empat area pengkajian (prinsip konservasi). Analisa ini juga membutuhkan pengumpulan data lebih banyak. Dalam menganalisa, konsep dan teori dari disiplin lain juga sama penekanannya. Dalam fase perencanaan dimasukkan tujuan akhir. Proses perawatan menekankan kualitas dari aktivitas klien dan perawat. Bagaimanpun, Levine tidak secara khusus mengidentifikasikan atau menekankan kebutuhan sebagai tujuan akhir. Kesimpulannya mutu adalah sangat penting diaplikasikan dalam teori ini untuk mencapai tujuan klinik. Dasar dari pendapat ini adalah : 1. Posisi ketergantungan dari klien sebagai akibat dari sakit atau bantuan kesehatan yang membutuhkan bantuan perawatan.
2. Tanggung jawab perawat untuk memonitor kondisi klien dalam mengatur keseimbangan antara intervensi keperawatan dan partisipasi klien dalam perawatan. Perawat sebagai individu harus melibatkan klien dalam aktivitas pengkajian dasar dan kemampuan partisipasi klien dalam mencapai tujuan akhir. Tujuan harus mencerminkan usaha membantu klien untuk beradaptasi dan mencapai kondisii sehat. Dalam fase perencanaan, perawat harus menetapkan tujuan : 1. Menetapkan strategi yang dipakai untuk perencanaan. 2. Menentukan tingkat perencanaan yang harus dikembangkan untuk mencapai tujuan. Levine menyatakan perawat harus mempunyai dasar pengetahui praktis, kemudian tahapan dari perencanaan perawatan harus berdasar dari prinsip, hukum, konsep, teori, dan pengetahuan tentang diri manusia. Dalam mengembangkan perencanaan perawat harus meningkatkan kemampuan partisipasi klien dalam perencanaan perawatan dan mengidentifikasi tingkat partisipasi klien. Selama fase perencanaan perawat boleh konsul dengan team kesehatan lain. Pelaksanaan dari perawatan disebut implementasi. Perawat harus mengawasi respon klien. Data dikumpulkan kemudian dipakai dalam fase evaluasi. Selama fase evaluasi perawat bertanggung jawab untuk memberikan perawatan kepada klien. Teori Levine menyatakan bahwa : 1. Perawat harus memiliki skill untuk melaksanakan intervensi keperawatan. 2. Intervensi perawat mendorong adaptasi klien. Dalam fase evaluasi perawat memusatkan respon dari klien untuk melakukan tindakan perawatan. Perawat mengumpulkan data tentang respon klien untuk menetukan intervensi perawatan yaitu tentang pengobatan atau support. Bagaimana teori Levine berfokus pada orang per orang, berorientasi pada waktu sekarang maupun masa yang akan datang, dan klien dengan gangguan kesehatan membutuhkan intervensi perawatan.
B. Paradigma Keperawatan
Levine menekankan kebutuhan dalam memandang individu sebagai makhluk holistik yang termasuk individu sebagai makhluk yang kompleks. Dia mendefinisikan perawatan berdasarkan pada ketergantungan/ hubungan manusia dengan orang lain. Besarnya ketergantungan ini membuatnya
merencanakan
empat
prinsip
konservasi
yakni
kebutuhan
energi
dan
pemakaiannya, integritas sosial, integritas struktur, integritas personal. Manusia tergantung pada yang lain pada semua aspek kehidupan, makanan, keamanan, rekreasi dan penghargaan. Levine mengharapkan seorang perawat : 1. mengetahui kekomplekan interaksi 2. mendukung dalam mempertahankan atau memulihkan hubungan saat klien mengalami gangguan kesehatan. Keseimbangan yang normal berubah saat sakit dan klien akan berusaha mengatasi stress nya dan mungkin menunjukkan perubahan pola tingkah laku dan fungsi. Seorang perawat harus mempersepsikan pertanggung jawaban dalam membantu klien untuk mengadaptasi perubahan kearah cara pemeliharaan kesehatan yang positif.
BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Teori perawatan Levine pada pokoknya sama dengan elemen-elemen proses perawatan. Menurutnya harus selalu mengobservasi klien, memberikan intervensi yang tepat sesuai dengan perencanaan dan mengevaluasi. Semua tindakan ini bertujuan untuk membantu klien. Menurutnya dalam perawatan klien, perawat dan klien harus bekerja sama. Pengaruh masyarakat atau lingkungan dalam teori Levine sangat penting. Inti dari definisi teori Levine bahwa perawatan adalah interaksi antara manusia, ia menggunakan konsep adaptasi dan peningkatan respon tubuh melalui pendekatan sistem.
B. Saran 1) Semoga makalah ini dapat bermamfaat bagi yang pembaca, terutama mahasiswa keperawatan 2) Semoga dapat menjadi bahan acuan pembelajaran bagi mahasiswa keperawatan.
DAFTAR PUSTAKA Basford, Lynn, 2006, Teori dan Praktik Keperawatan, EGC, Jakarta. http://abiperawat.blogspot.com/2007/05/model-keperawatan-mira-levine.html
TEORI KEPERAWATAN MYRA LEVINE BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Profesi keperawatan terus berkembang dan dinamis. Sejak Florence Nightingale mulai menulis catatan di atas keperawatan, teori lebih banyak dan model tentang profesi keperawatan berkembang selama dekade terakhir, salah satunya adalah Myra Levine Konservasi Teori yang diselesaikan pada 1973. Myra Estrin Levine (1920-1996) lahir di Chicago, Illinois. Dia adalah tertua dari tiga anak. Dia punya satu kakak dan satu adik. Levine mengembangkan minat dalam perawatan karena ayahnya (yang memiliki masalah gastrointestinal) sering sakit-sakitan dan membutuhkan perawatan pada banyak kesempatan. Levine lulus dari Cook County School of Nursing tahun 1944 dan memperoleh gelar BS dalam keperawatan dari University of Chicago pada tahun 1949. Setelah lulus, Levine bekerja sebagai perawat tugas pribadi, sebagai perawat sipil untuk Angkatan Darat AS, sebagai pengawas perawat bedah, dan administrasi keperawatan. Setelah mendapatkan gelar MS dalam keperawatan di Wayne State University pada tahun 1962, ia
mengajar keperawatan di berbagai lembaga (George, 2002) seperti University of Illinois di Chicago dan Tel Aviv University di Israel. Dia menulis 77 artikel yang dipublikasikan yang termasuk "An Introduction to Clinical Nursing" dengan beberapa publikasi tahun pada tahun 1969, 1973 & 1989. Dia juga menerima gelar doktor kehormatan dari Universitas Loyola pada tahun 1992. Dia meninggal pada tahun 1996. B. Tujuan Penulisan Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah : 1. Memenuhi tugas mata ajar Konsep Dasar Keperawatan. 2. Untuk mengetahui konsep teori sistem model Mery Levine. C. Ruang Lingkup Penulisan Dalam penulisan makalah ini penulis hanya membatasi penulisan tentang Teori Sistem Model Neuman. D. Metode Penulisan Penulisan makalah ini diperoleh dengan study kepustakaan yaitu dengan mempelajari literatur yang ada, untuk mendapatkan bahan dalam pembuatan makalah. E. Sistematika Penulisan Adapun sistematika dari penulisan makalah ini terdiri dari 3 bab yaitu : Bab I : Pendahuluan yang terdiri dari latar belakang, Tujuan Penulisan, Ruang Lingkup Penulisan, Metode Penulisan dan Sistematika Penulisan. Bab II: Tinjauan Teoritis yang terdiri dari sumber-sumber teori Mery Levine. Komposisi Model konversi, Konsep utama, Konsep Kunci, Asumsi, Pembatasan, Evaluasi. Bab III : Penutup yang terdiri dari kesimpulan dan saran. Levine mengatakan kepada orang lain bahwa dia tidak berangkat untuk mengembangkan sebuah "teori keperawatan" tetapi ingin menemukan cara untuk mengajarkan konsep-konsep utama dalam perawatan medis bedah dan berusaha untuk mengajar siswa gelar associate pendekatan baru untuk kegiatan menyusui sehari-hari. Levine juga ingin pindah dari praktik pendidikan keperawatan yang sangat prosedural berorientasi dan kembali fokus pada pemecahan masalah aktif dan perawatan pasien individual (George, 2002).
BAB II TINJUAN TEORITIS A. KOMPOSISI MODEL KONSERVASI Levine's Conservation Model difokuskan dalam mempromosikan adaptasi dan mempertahankan keutuhan menggunakan prinsip-prinsip konservasi. Panduan Model perawat untuk fokus pada pengaruh dan tanggapan pada tingkat organismic. Perawat menyelesaikan tujuan model melalui konservasi energi, struktur, dan integritas pribadi dan sosial (Levine, 1967). Meskipun konservasi adalah dasar hasil yang diharapkan saat model yang digunakan, Levine juga membahas dua konsep penting lainnya penting untuk penggunaan model nya - adaptasi dan keutuhan. Adaptasi adalah proses perubahan, dan konservasi adalah hasil dari adaptasi. Adaptasi adalah proses dimana pasien mempertahankan integritas dalam realitas lingkungan (Levine, 1966, 1989a). Adaptasi ini dicapai melalui "penggunaan hemat, ekonomi, berisi, dan dikendalikan sumber daya lingkungan dengan individu dalam bunga-nya yang terbaik" (Levine, 1991, hal 5). Keutuhan didasarkan pada Erikson (, 1964 hal 63) uraian tentang keutuhan sebagai sistem terbuka: "Keutuhan menekankan suara, organik, kebersamaan progresif antara fungsi beragam dan bagian-bagian dalam keseluruhan, batas-batas yang terbuka dan cairan." Levine (1973, hal 11) menyatakan bahwa "interaksi gencar organisme individu dengan lingkungannya ini merupakan sebuah sistem terbuka dan cairan ', dan kondisi kesehatan, keutuhan, terjadi ketika interaksi atau adaptasi konstan terhadap lingkungan, izin kemudahan jaminan integritas ... di semua dimensi kehidupan "ini dinamis terus menerus, interaksi terbuka. antara lingkungan internal dan eksternal memberikan dasar untuk berpikir holistik, pandangan dari individu secara keseluruhan. Konservasi, di sisi lain, adalah produk adaptasi. Konservasi dari conservatio kata Latin, yang berarti "untuk tetap bersama-sama" (Levine, 1973). "Konservasi menggambarkan cara sistem kompleks dapat terus berfungsi bahkan ketika sangat menantang." (Levine, 1990, hal
192). Melalui konservasi, individu dapat menghadapi kendala, beradaptasi sesuai, dan mempertahankan keunikan mereka. "Tujuan dari konservasi adalah kesehatan dan kekuatan untuk menghadapi kecacatan" sebagai "... aturan konservasi dan terus integritas "dalam semua situasi di mana menyusui membutuhkan" (Levine, 1973, hlm 193-195). Fokus utama dari konservasi adalah menjaga keutuhan bersama dari individu. Meskipun intervensi keperawatan mungkin berurusan dengan satu prinsip konservasi particualr, perawat juga harus mengakui pengaruh prinsip-prinsip konservasi lainnya (Levine, 1990). B. KONSEP UTAMA Selama bertahun-tahun, perawat (seperti Myra Levine) telah mengembangkan berbagai teori yang memberikan penjelasan yang berbeda dari disiplin keperawatan. Seperti dia Konservasi Model, semua berbagi teori empat konsep pusat atau utama: orang, lingkungan, keperawatan dan kesehatan. Selain ini, Levine Model juga dibahas orang dan lingkungan bergabung atau menjadi kongruen dari waktu ke waktu, karena akan dibahas di bawah. 1. Seseorang adalah holistik sedang yang terus berupaya untuk menjaga keutuhan dan integritas dan satu "yang hidup, berpikir, berorientasi masa depan, dan masa lalu-sadar." The keutuhan (integritas) dari tuntutan individu yang hidup "individu memiliki artinya hanya dalam konteks kehidupan sosial "(Levine, 1973, hal 17). Orang juga digambarkan sebagai individu yang unik dalam persatuan dan kesatuan, perasaan, percaya, berpikir dan seluruh sistem dari sistem. 2. Lingkungan melengkapi keutuhan individu. Individu telah baik lingkungan internal dan eksternal. 3. Lingkungan internal menggabungkan aspek fisiologi dan patofisiologi dari individu dan konstan ditantang oleh lingkungan eksternal. Lingkungan internal juga adalah integrasi dari fungsi tubuh yang menyerupai homeorrhesis daripada homeostasis dan tunduk terhadap tantangan dari lingkungan eksternal, yang selalu merupakan bentuk energi. 4. Lingkungan eksternal dibagi ke dalam lingkungan persepsi, operasional, dan konseptual. Lingkungan persepsi adalah bagian dari lingkungan eksternal yang individu menanggapi dengan organ-organ indera mereka dan termasuk cahaya, suara, sentuhan, suhu, kimia perubahan yang berbau atau terasa, dan rasa posisi dan keseimbangan. Lingkungan operasional adalah bagian dari lingkungan eksternal yang berinteraksi dengan jaringan hidup meskipun individu tidak memiliki organ perasa yang dapat merekam adanya faktor-faktor dan mencakup semua bentuk radiasi, mikroorganisme, dan polutan. Dengan kata lain, unsur-unsur fisik dapat mempengaruhi
individu tetapi tidak dirasakan oleh kedua. Lingkungan konseptual adalah bagian dari lingkungan eksternal yang terdiri dari bahasa, ide, simbol, dan konsep dan penemuan dan mencakup pertukaran bahasa, kemampuan berpikir dan pengalaman emosi, sistem nilai, keyakinan agama, etnis dan tradisi budaya, dan psikologis individu pola yang berasal dari pengalaman hidup. 5. Kesehatan dan penyakit adalah pola perubahan adaptif. Kesehatan tersirat berarti persatuan dan kesatuan dan "merupakan adaptasi keutuhan dan sukses". Tujuan keperawatan adalah untuk meningkatkan kesehatan. Levine (1991, hal 4) menjelaskan apa yang dimaksud dengan kesehatan sebagai: "... yang jalan kembali ke kegiatan sehari-hari dikompromikan oleh kesehatan yang buruk. Hal ini tidak hanya penghinaan atau cedera yang diperbaiki tetapi orang dirinya sendiri ... Ini bukan hanya penyembuhan bagian tertindas. Ini agak kembali ke hood diri, dimana perambahan kecacatan dapat menyisihkan sepenuhnya, dan individu bebas untuk mengejar sekali lagi atau kepentingan-nya sendiri tanpa kendala. "Di sisi lain, penyakit adalah" tidak diatur dan tidak disiplin berubah dan harus dihentikan atau kematian akan terjadi ". 6. Perawatan melibatkan terlibat dalam "interaksi manusia" (Levine, 1973, hal.1). "Perawat itu masuk ke dalam kemitraan pengalaman manusia di mana saat-saat berbagi dalam waktu beberapa sepele, beberapa dramatis-daun tandanya selamanya pada setiap pasien" (Levine, 1977, hal 845). Tujuan keperawatan adalah untuk mempromosikan adaptasi dan memelihara keutuhan (kesehatan). 7. Seperti telah disebutkan di atas, Levine Model Konservasi dibahas bahwa cara di mana orang dan lingkungan menjadi kongruen dari waktu ke waktu. Ini adalah fit dari orang dengan kesulitan nya waktu dan ruang. Respon adaptif spesifik membuat konservasi yang mungkin terjadi pada berbagai tingkatan; molekuler, fisiologis, emosional, psikologis, dan sosial. Tanggapan ini didasarkan pada tiga faktor (Levine, 1989): historisitas, spesifisitas dan redundansi. C. KONSEP KUNCI (Konservasi prinsip) Inti, atau konsep sentral, teori Levine adalah konservasi (Levine, 1989). Ketika seseorang dalam keadaan konservasi, itu berarti bahwa respon adaptif individu menyesuaikan perubahan produktif, dan dengan pengeluaran sedikit usaha, sambil menjaga fungsi optimal dan identitas. Konservasi yang berhasil dicapai melalui aktivasi jalur adaptif dan perilaku yang sesuai untuk berbagai tanggapan yang dibutuhkan oleh manusia berfungsi.
Myra Levine menggambarkan Empat Prinsip Konservasi. Prinsip-prinsip ini berfokus pada pelestarian keutuhan individu. Dia menganjurkan bahwa keperawatan adalah interaksi manusia dan prinsip-prinsip konservasi yang diusulkan empat keperawatan yang berkaitan dengan persatuan dan integritas individu. kerangka nya meliputi: energi, integritas struktural, integritas pribadi, dan integritas sosial. D. ASUMSI Model Myra Levine juga membahas pernyataan lain dan asumsi: * Perawat menciptakan lingkungan di mana penyembuhan dapat terjadi * Seorang manusia lebih dari jumlah bagian * Manusia merespons dengan cara yang dapat diprediksi * Manusia adalah unik dalam respon mereka * Manusia tahu dan menilai benda-benda, situasi dan kondisi * Manusia yang rasa, mencerminkan, alasan dan memahami * Tindakan Manusia adalah ditentukan diri sendiri bahkan ketika emosi * Manusia mampu memperpanjang refleksi melalui strategi seperti itu * Seorang manusia memiliki kesatuan dalam tanggapannya terhadap lingkungan * Ada perintah dan kelangsungan untuk mengubah hidup adalah tidak acak * Seorang manusia menanggapi organismically dengan cara yang selalu berubah E. PEMBATASAN Meskipun kelengkapan aplikasi dan luas teori Levine, model ini bukan tanpa batasan. Sebagai contoh, model konservasi Levine berfokus pada penyakit dibandingkan dengan kesehatan, dengan demikian, intervensi keperawatan dibatasi hanya untuk mengatasi kondisi menyajikan individu. Oleh karena itu, intervensi keperawatan berdasarkan teori Levine memiliki fokus saat ini dan jangka pendek dan tidak mendukung promosi kesehatan dan prinsip-prinsip pencegahan penyakit, meskipun ini adalah komponen penting dari praktek keperawatan saat ini. Dengan demikian, keterbatasan utama adalah fokus pada individu dalam keadaan sakit dan pada pasien ketergantungan.
Selanjutnya, perawat memiliki tanggung jawab untuk menentukan kemampuan pasien untuk berpartisipasi dalam perawatan, dan jika persepsi perawat dan pasien tentang kemampuan pasien untuk berpartisipasi dalam perawatan tidak cocok, ketidakseimbangan ini akan menjadi daerah konflik. Ada beberapa keterbatasan ketika datang ke empat prinsip. Konservasi energi, tujuan Levine adalah untuk menghindari penggunaan yang berlebihan kelelahan atau energi. Hal ini dikelola dalam perawatan samping tempat tidur klien sakit. Dalam kasus di mana kebutuhan energi untuk dimanfaatkan daripada dilestarikan seperti di pasien manik, ADHD pada anak-anak atau mereka dengan gerakan terbatas seperti klien lumpuh, teori Levine tidak berlaku. Pada konservasi integritas struktural, fokusnya adalah untuk melestarikan struktur anatomi tubuh serta untuk mencegah kerusakan struktur anatomi. Ini, sekali lagi, memiliki keterbatasan. Dalam kasus-kasus dimana struktur anatomi tidak begitu sempurna namun tanpa cacat diidentifikasi atau masalah seperti dalam operasi plastik, prosedur seperti perangkat tambahan payudara dan liposuctions; integritas struktural seseorang terganggu tapi itu adalah pilihan pasien mencari kecantikan fisik dan kepuasan psikologis yang dibawa ke pertimbangan. Jika tidak demikian, prosedur tidak boleh dipromosikan. Pada konservasi integritas pribadi, perawat diharapkan dapat memberikan pengetahuan dan kebutuhan pasien harus dihormati, asalkan dengan privasi, mendorong dan psikologis s didukung. Keterbatasan sini akan berpusat pada klien yang mengalami gangguan psikologis dan tidak mampu dan tidak bisa memahami dan menyerap pengetahuan, pasien koma yaitu, individu bunuh diri atau klien. Terakhir, konservasi bertujuan integritas sosial adalah untuk melestarikan dan pengakuan dari interaksi manusia, khususnya dengan klien, yang lain yang signifikan yang terdiri dari sistem dukungannya. Pembatasan khusus untuk ini, adalah ketika klien tidak memiliki orang lain yang signifikan seperti anggota keluarga. Ditinggalkan anakanak, pasien penyakit jiwa yang tidak mampu untuk berinteraksi, klien tidak responsif seperti individu sadar, fokus di sini adalah bukan lagi pasien sendiri tetapi orang yang terlibat dalam / perawatan kesehatannya. F. Evaluasi * Observasi respon organismic untuk intervensi * Ini adalah menilai apakah hipotesis didukung atau tidak didukung * Jika tidak didukung, rencana ini direvisi, hipotesis baru diusulkan Untuk meringkas, Levine menyatakan pandangan bahwa dalam hubungan perawat-pasien
keadaan kesehatan pasien tergantung pada proses perawat-didukung adaptasi. Perawat ini panduan untuk fokus pada pengaruh dan tanggapan dari klien untuk mempromosikan keutuhan melalui Prinsip Konservasi. Tujuan dari model ini adalah untuk mencapai ini melalui konservasi energi, integritas struktural, pribadi dan sosial. Tujuan keperawatan adalah untuk mengenali, membantu, mempromosikan, dan mendukung proses adaptif yang menguntungkan pasien.
DAFTAR PUSTAKA Perawatan saat ini. (N.d.). Perawatan teori: empat Levine prinsip-prinsip konservasi. Diperoleh dari http://currentnursing.com/nursing_theory/Levin_four_conservation_principles.htm pada bulan Juli 2009. Leach, MJ (nd) Luka manajemen: Menggunakan Levine's Conservation Model untuk membimbing praktek. Vol. 52, Issue No 8. Diperoleh dari: http://www.o-wm.com/article/6024 pada bulan Juli 2009. Sitzman, K. & Eichelberger, L.W. (2009). Memahami kerja perawat teori: Sebuah awal kreatif. Diperoleh dari http://nursing.jbpub.com/sitzman/artGallery.cfm pada bulan Juli 2009. Jones dan Penerbit Bartlett. Yeager, S. (2002). Sekilas teori perawat: model konservasi Myra Levine. Diperoleh dari: http://www4.desales.edu/ ~ sey0/levine.html pada bulan Juli 2009.