Konsep dan Teori Gender
Hak cipta (copyright 2008) milik Pusat Pelatihan Gender dan Peningkatan Kualitas Perempuan, BKKBN. Hak cipta dilindungi oleh Undang-undang Dilarang memperbanyak atau mengutip sebagian atau seluruh isi buku ini dalam bentuk apapun, termasuk ilustrasi, tanpa izin tertulis dari Pusat Pelatihan Gender dan Peningkatan Kualitas Perempuan, BKKBN. ISBN: 978-979-16549-0-6
Penulis: Dra. Sri Sundari Sasongko Editor: dr. Nelly Nangoy, MPH Penata Letak: Bambang M.S. Asep Sopari cetakan ke dua, januari 2009
Konsep dan Teori Gender
Kata
Pengantar
Dengan mengucap syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, Modul Program Pembelajaran Jarak Jauh Pengarusutamaan Gender (PJJ-PUG) dalam Program KB Nasional, khususnya Modul 2 tentang Konsep dan Teori Gender ini dapat diselesaikan. Modul yang ada di pegangan Anda ini merupakan cetakan kedua yang diperuntukkan bagi petugas lapangan di provinsi pengembangan. Modul pelatihan ini perlu dikembangkan oleh masingmasing pengguna dalam memenuhi tuntutan pengetahuan dan program secara terus menerus. Saran dari berbagai pihak untuk kesempurnaan modul ini sangat kami harapkan. Kepada penulis, kami sampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan atas kerja kerasnya dalam menyelesaikan modul ini, yang telah disesuaikan dengan kurikulum dan Garis-garis Besar Program Pengajaran (GBPP) yang baru. Jakarta, Januari 2009 Kepala Pusat Pelatihan Gender dan Peningkatan Kualitas Perempuan,
DR. Djoko Sulistyo, MA Konsep dan Teori Gender
i
Daftar
Isi
Kata Pengantar .............................................................. Daftar Isi .........................................................................
i iii
BAB I PENDAHULUAN ................................................... A. Latar Belakang .......................................................... B. Relevansi ................................................................... C. Kompetensi Dasar...................................................... D. Petunjuk Mempelajari Modul ..................................
1 1 1 2 2
BAB II URAIAN MATERI ................................................. Kegiatan Belajar Satu Konsep Gender ............................................................. A. Indikator Keberhasilan ............................................. B. Uraian Materi: 1. Pengertian dan Perbedaan Gender dan Seks ... 2. Konsep Perubahan Perilaku dan Bentuk-bentuk Diskriminasi ................................ C. Rangkuman ............................................................... D. Tes Formatif ............................................................... E. Umpan Balik ..............................................................
7
Konsep dan Teori Gender
7 7 7 9 13 14 16
ii
Kegiatan Belajar Dua Teori Gender .................................................................. A. Indikator Keberhasilan ............................................. B. Uraian Materi: 1. Teori Nurture ......................................................... 2. Teori Nature ........................................................... 3. Teori Equilibrium .................................................... C. Rangkuman ............................................................... D. Tes Formatif ............................................................... E. Umpan Balik .............................................................. Kegiatan Belajar Tiga Pendekatan Mencapai Kesetaraan Gender ................. A. Indikator Keberhasilan ............................................. B. Uraian Materi: 1. Permasalahan yang Menimbulkan Konflik Gender ................................................................. 2. Program Penyadaran/Persuasif ......................... 3. PUG dan Langkah-langkah Intervensi ................ C. Rangkuman ............................................................... D. Tes Formatif ............................................................... E. Umpan Balik ..............................................................
17 17 18 19 21 22 24 26
27 27
27 29 31 35 37 39
BAB III PENUTUP ...........................................................
40
Kunci Jawaban ............................................................. Daftar Kepustakaan ...................................................
41 42
Konsep dan Teori Gender
iii
BAB I PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG Hakikatnya, semua mahluk diciptakan berpasangan. Pada manusia misalnya, ada laki-laki dan perempuan. Keduanya diciptakan dalam derajat, harkat, dan martabat yang sama. Kalaupun memiliki bentuk dan fungsi yang berbeda, itu semua agar keduanya saling melengkapi. Namun dalam perjalanan kehidupan manusia, banyak terjadi perubahan peran dan status atas keduanya, terutama dalam masyarakat. Proses tersebut lama kelamaan menjadi kebiasaan dan membudaya. Dan berdampak pada terciptanya perlakuan diskriminatif terhadap salah satu jenis kelamin. Karena itu, masalah stereotip, subordinasi, marjinalisasi, beban ganda, dan kekerasan (terutama terhadap perempuan) seperti pelecehan seksual dan perdagangan perempuan (trafficking) telah berlangsung lama. Sama lamanya dengan perjalanan sejarah peradaban manusia.
B.
RELEVANSI Berbagai bahan bacaan tentang konsep dan teori gender telah banyak tersedia di berbagai toko buku dan perpustakaan. Namun, informasi yang dikemas
Konsep dan Teori Gender
1
dalam bentuk modul belajar mandiri masih sangat terbatas. Oleh karena itu, kami menyusunnya dengan harapan: 1. dapat meningkatkan pengetahuan, sikap, dan pemahaman tentang konsep dan teori gender; 2. dapat dijadikan bahan pembelajaran; 3. bermanfaat bagi widyaiswara maupun fasilitator dalam mengembangkan program pembelajaran, khususnya dalam mengelola suatu team learning maupun team teaching; 4. Bermanfaat bagi para petugas lapangan (PPLKB/ PKB) dalam menambah angka kredit. C.
KOMPETENSI DASAR Setelah mempelajari materi ini, peserta diharapkan mampu memahami konsep dan teori gender serta pendekatan untuk mencapai kesetaraan dan keadilan gender.
D.
PETUNJUK MEMPELAJARI MODUL 1.
Bacalah secara berurutan, mulai dari Kata Pengantar, Latar Belakang, Relevansi, Kompetensi Dasar, Petunjuk Mempelajari Modul, Deskripsi Kegiatan, baru kemudian Materi. Cara ini akan memperlancar Anda dalam memahami isi modul, karena Anda sebelumnya sudah mengetahui apa yang ingin dicapai dan bagaimana cara mencapainya. Konsep dan Teori Gender
2
2.
Kerjakanlah soal-soal yang telah disediakan pada setiap akhir kegiatan belajar. Untuk mengecek kebenaran jawaban Anda, lihatlah kunci jawaban yang terdapat setelah rangkuman. Jangan melihat kunci jawaban sebelum Anda menyelesaikan soal-soalnya.
3.
Bila telah selesai mempelajari materi tiap kegiatan belajar, dan telah selesai mengerjakan soal-soal latihannya, hitunglah tingkat penguasaan Anda sesuai dengan petunjuk yang ada pada rambu jawaban. Tulislah hasil (skor) yang Anda peroleh pada kolom tingkat penguasaan Anda dalam deskripsi (gambaran) kegiatan belajar.
4.
Bila Anda mendapat kesulitan dalam mempelajari modul ini, berdiskusilah dengan teman sekerja pada setiap kesempatan, seperti pada saat Staf Meeting di kecamatan atau Rapat Konsultasi di kabupaten/kota.
5.
Jika Anda telah selesai mempelajari satu modul, Anda akan mengikuti kegiatan tutorial minimal satu kali dari tutor pembimbing dari tingkat provinsi dan satu kali dari tutor pembimbing tingkat kabupaten/kota.
Konsep dan Teori Gender
3
6.
Setelah Anda mempelajari dua modul, selanjutnya Anda berhak mengikuti tes sumatif yang dilakukan oleh BKKBN pusat. Bagi yang memperoleh nilai tes sumatif minimal dengan hasil “baik”, akan mendapatkan sertifikat yang dapat diperhitungkan dalam pengumpulan angka kredit.
7.
Jika Anda ingin mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap modul ini, isilah matrik kegiatan belajar seperti berikut ini
Konsep dan Teori Gender
4
Konsep dan Teori Gender
5
MATRIK KEGIATAN BELAJAR MANDIRI
BAB II URAIAN MATERI
Kegiatan Belajar Satu KONSEP GENDER A.
INDIKATOR KEBERHASILAN Setelah mempelajari materi ini, Anda dapat menjelaskan pengertian dan perbedaan gender dan seks serta dapat menjelaskan konsep perubahan perilaku dan bentuk-bentuk diskriminasi.
B.
URAIAN MATERI 1.
Pengertian dan Perbedaan Gender dan Seks
Istilah “gender” dikemukakan oleh para ilmuwan sosial dengan maksud untuk menjelaskan perbedaan perempuan dan laki-laki yang mempunyai sifat bawaan (ciptaan Tuhan) dan bentukan budaya (konstruksi sosial). Seringkali orang mencampuradukkan ciri-ciri manusia yang bersifat kodrati (tidak berubah) dengan yang bersifat non-kodrati (gender) yang bisa berubah dan diubah. Perbedaan peran gender ini juga menjadikan orang berpikir kembali tentang pembagian peran yang dianggap telah melekat, baik pada perempuan maupun laki-laki. Konsep dan Teori Gender
6
Apa itu gender? Gender adalah perbedaan peran, fungsi, dan tanggungjawab antara laki-laki dan perempuan yang merupakan hasil konstruksi sosial dan dapat berubah sesuai dengan perkembangan jaman. Apa itu seks? Seks adalah perbedaan jenis kelamin yang ditentukan secara biologis. Seks melekat secara fisik sebagai alat reproduksi. Oleh karena itu, seks merupakan kodrat atau ketentuan Tuhan sehingga bersifat permanen dan universal. Apa perbedaan gender dan seks? Lihatlah tabel di bawah ini! Tabel 1.1 Perbedaan Gender dan Seks GENDER
Bisa berubah Dapat dipertukarkan Tergantung musim Tergantung budaya masingmasing Bukan kodrat (buatan masyarakat)
SEKS/ JENIS KELAMIN
Tidak bisa berubah Tidak dapat dipertukarkan Berlaku sepanjang masa Berlaku di mana saja Kodrat (ciptaan Tuhan): perempuan menstruasi, hamil, melahirkan, menyusui
Konsep dan Teori Gender
7
Apa yang membedakan laki-laki dan perempuan dilihat dari aspek sifat, fungsi, ruang lingkup, dan tanggungjawab? Dilihat dari aspek sifat, fungsi, ruang lingkup, dan tanggungjawab perempuan dan laki-laki dapat dibedakan seperti dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel 1.2 Perbedaan Laki-laki dan Perempuan Dilihat dari Sifat, Fungsi, Ruang Lingkup, dan Tanggungjawab ASPEK
Sifat Fungsi Ruang Lingkup Tanggungjawab (peran)
LAKI-LAKI
Maskulin Produksi Publik Nafkah Utama
PEREMPUAN
Feminin Reproduksi Domestik Nafkah Tambahan
2. Konsep Perubahan Perilaku dan Bentuk-bentuk Diskriminasi Gender Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi perilaku manusia/individu? Perilaku manusia/individu dipengaruhi oleh konstruksi biologis, sosial, dan agama. Tabel 1.3 Konstruksi Biologis, Sosial, dan Agama KONSTRUKSI BIOLOGIS
KONSTRUKSI SOSIAL
KONSTRUKSI AGAMA
Berbeda ciri fisik perempuan dan laki-laki, serta tidak dapat dipertukarkan karena produk alamiah (hormon)
Berbeda peran dan tanggungjawab perempuan dan laki-laki, dan dapat dipertukarkan karena produk budaya (tata nilai)
Berbeda posisi perempuan dan laki-laki, dan tidak dapat dipertukarkan karena ajaran agama (dogmatis)
Konsep dan Teori Gender
8
Dalam upaya mengubah perilaku seseorang terhadap pemahaman gender, ada beberapa istilah yang perlu diketahui: a. Buta Gender (gender blind), yaitu kondisi/ keadaan seseorang yang tidak memahami tentang pengertian/konsep gender karena ada perbedaan kepentingan laki-laki dan perempuan. b. Sadar Gender (gender awareness), yaitu kondisi/ keadaan seseorang yang sudah menyadari kesamaan hak dan kewajiban antara perempuan dan laki-laki. c. Peka/Sensitif Gender (gender sensitive), yaitu kemampuan dan kepekaan seseorang dalam melihat dan menilai hasil pembangunan dan aspek kehidupan lainnya dari perspektif gender (disesuaikan kepentingan yang berbeda antara laki-laki dan perempuan). d. Mawas Gender (gender perspective), yaitu kemampuan seseorang memandang suatu keadaan berdasarkan perspektif gender. e. Peduli/Responsif Gender (gender concern/ responcive), yaitu kebijakan/program/kegiatan atau kondisi yang sudah dilakukan dengan memperhitungkan kepentingan kedua jenis kelamin. Tabel 1.4 Bagan Perubahan Perilaku BUTA GENDER/ gender blind
SADAR GENDER/ gender awareness
PEKA GENDER/ gender sensitive
MAWAS GENDER/ gender perspective
PEDULI GENDER/
Apa gender? Siapa?
Peran gender Diskriminasi
Mengapa ada pembedaan?
Apa ada masalah? Masalah apa? Mengapa?
Konsep dan Teori Gender
Gender concern/ responsive
9
Untuk memahami gender lebih lanjut, perlu diperhatikan juga mengenai terjadinya ketidakadilan gender. Ketidakadilan gender atau diskriminasi gender merupakan akibat dari adanya sistem (struktur) sosial dimana salah satu jenis kelamin (laki-laki maupun perempuan) menjadi korban. Hal ini terjadi karena adanya keyakinan dan pembenaran yang ditanamkan sepanjang peradaban manusia dalam berbagai bentuk dan cara yang menimpa kedua belah pihak, walaupun dalam kehidupan sehari-hari lebih banyak dialami oleh perempuan. Apa saja bentuk-bentuk diskriminasi gender tersebut? Ketidakadilan atau diskriminasi gender sering terjadi dalam keluarga dan masyarakat serta di tempat kerja dalam berbagai bentuk, yaitu: a. Stereotip/Citra Baku, yaitu pelabelan terhadap salah satu jenis kelamin yang seringkali bersifat negatif dan pada umumnya menyebabkan terjadinya ketidakadilan. Misalnya, karena perempuan dianggap ramah, lembut, rapi, maka lebih pantas bekerja sebagai sekretaris, guru Taman Kanak-kanak; kaum perempuan ramah dianggap genit; kaum laki-laki ramah dianggap perayu. b. Subordinasi/Penomorduaan, yaitu adanya anggapan bahwa salah satu jenis kelamin dianggap lebih rendah atau dinomorduakan posisinya dibandingkan dengan jenis kelamin lainnya. Contoh: Sejak dulu, perempuan mengurus pekerjaan domestik sehingga perempuan dianggap sebagai “orang rumah” atau “teman yang ada di belakang”. Konsep dan Teori Gender
10
c. Marginalisasi/Peminggiran, adalah kondisi atau proses peminggiran terhadap salah satu jenis kelamin dari arus/pekerjaan utama yang berakibat kemiskinan. Misalnya, perkembangan teknologi menyebabkan apa yang semula dikerjakan secara manual oleh perempuan diambil alih oleh mesin yang pada umumnya dikerjakan oleh lakilaki. d. Beban Ganda/Double Burden, adalah adanya perlakuan terhadap salah satu jenis kelamin dimana yang bersangkutan bekerja jauh lebih banyak dibandingkan dengan jenis kelamin lainnya. Mengapa Beban Ganda bisa terjadi? Berbagai observasi menunjukkan bahwa perempuan mengerjakan hampir 90 persen dari pekerjaan dalam rumah tangga. Karena Akibat Diskriminasi itu, bagi perempuan bentuk diskriminasi yang bekerja di luar Berbagai merupakan hambatan untuk rumah, selain bekerja tercapainya keadilan dan gender atau di wilayah publik, kesetaraan kemitrasejajaran yang harmonis mereka juga masih antara perempuan dan laki-laki, harus mengerjakan karena dapat menimbulkan: konflik pekerjaan domestik. stres pada salah satu pihak
relasi gender yang kurang
harmonis e. Kekerasan/Violence, yaitu suatu serangan terhadap fisik maupun psikologis seseorang, sehingga kekerasan tersebut tidak hanya menyangkut fisik (perkosaan, pemukulan), tetapi juga nonfisik (pelecehan seksual, ancaman, paksaan, yang bisa terjadi di rumah tangga, tempat kerja, tempat-tempat umum.
Konsep dan Teori Gender
11
C.
l RANGKUMAN
Dengan mengetahui dan memahami pengertian gender dan seks, seseorang diharapkan tidak lagi mencampuradukkan pengertian kodrat (ciptaan Tuhan) dan non-kodrati (buatan masyarakat yang bisa berubah sepanjang jaman). Konstruksi sosial dapat terjadi karena pada dasarnya sikap dan perilaku manusia dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal, yaitu konstruksi biologis, konstruksi sosial, dan konstruksi agama. Pemahaman tentang perbedaan seks dan gender sangat penting karena keduanya merupakan kunci untuk tidak terjadinya kesalahan analisis, baik dalam keluarga maupun dalam masyarakat yang seringkali menimbulkan ketidakadilan gender. Ketidakadilan gender dapat dihilangkan apabila masyarakat memahami dan mawas diri serta bertekad mengubah perilaku ke arah yang responsif gender dalam setiap kegiatan. Dengan demikian, perlu adanya kesepakatan dalam hal pembagian peran, sehingga laki-laki dan perempuan dapat menjadi mitra yang setara dan seimbang dalam kehidupan di keluarga, masyarakat, dan pemerintahan.
Konsep dan Teori Gender
12
D.
TES FORMATIF Untuk mengetahui tingkat pemahaman Anda terhadap materi kegiatan belajar 1, maka kerjakanlah soal-soal di bawah ini. 1) Berilah tanda silang (X) pada B bila pernyataan di bawah ini benar, dan huruf S bila salah. 2) Untuk mengganti pilihan jawaban, lingkarilah dengan tanda silang (X) terhadap jawaban yang telah dipilih tersebut. 1. B – S
Gender adalah perbedaan peran, fungsi, dan tanggungjawab antara laki-laki dan perempuan yang merupakan hasil konstruksi sosial dan dapat berubah sesuai perkembangan jaman.
2. B – S
Seks adalah perbedaan jenis kelamin yang ditentukan secara biologis, dan secara fisik melekat pada masingmasing jenis kelamin, merupakan kodrat Tuhan dan dapat berubah sesuai kemampuan ekonomi yang bersangkutan.
3. B – S
Diskriminasi gender merupakan kondisi yang adil dan wajar sebagai akibat dari sistem dan struktur sosial yang ditanamkan sejak lama.
4. B – S
Stereotip/citra baku adalah pelabelan (biasanya negatif) terhadap salah satu jenis kelamin, terutama terhadap perempuan. Konsep dan Teori Gender
13
5. B – S
Subordinasi atau penomorduaan adalah anggapan bahwa kaum perempuan lebih rendah dibandingkan dengan laki-laki.
6. B – S
Marjinalisasi/ peminggiran adalah kondisi atau proses peminggiran terhadap kaum perempuan dari arus/ pekerjaan utama sehingga secara agregat kaum perempuan lebih miskin.
7. B – S
Beban Ganda adalah adanya perlakuan terhadap salah satu jenis kelamin dimana pihak yang bersangkutan bekerja lebih banyak dibandingkan dengan pihak lain.
8. B – S
Kesetaraan dan keadilan gender adalah suatu kondisi dimana porsi dan siklus sosial perempuan dan lakilaki setara, serasi, seimbang, dan harmonis.
9. B – S
Bias Gender adalah kebijakan/ program/ kegiatan atau kondisi yang memihak atau merugikan salah satu jenis kelamin.
10. B – S
Responsif Gender adalah kebijakan/ program/ kegiatan atau kondisi yang sudah dilakukan dengan memperhitungkan kepentingan kaum lakilaki dengan baik. Konsep dan Teori Gender
14
E.
UMPAN BALIK Cocokkanlah hasil jawaban Anda dengan kunci jawaban yang ada pada akhir modul ini. Hitunglah jawaban Anda yang benar, kemudian gunakanlah rumus (formula) di bawah ini untuk mengetahui skor jawaban Anda. Jumlah soal yang dijawab benar ----------------------------------- X 100% Jumlah keseluruhan soal
Kategori tingkat penguasaan yang Anda capai: > 81 % = Baik 60 – 80 % = Cukup < 60 % = Kurang Jika tingkat kategori penguasaan Anda sudah baik, maka lanjutkanlah latihan dengan menerapkan pola diskusi dengan mitra kerja Anda. Tetapi bila penguasaan Anda masih dalam tingkat kategori cukup, apalagi kurang, maka cobalah mempelajari ulang seluruh materi modul ini sehingga penguasaan Anda pada tes formatif berikutnya berada pada tingkat kategori baik.
Konsep dan Teori Gender
15
Kegiatan Belajar Dua TEORI GENDER A.
INDIKATOR KEBERHASILAN Setelah mempelajari materi pada kegiatan belajar dua ini, Anda diharapkan dapat menjelaskan tentang pendekatan berbagai teori gender, khususnya Teori Nature, Teori Nurture, dan Teori Equilibrium terhadap realitas relasi perempuan dan laki-laki.
B.
URAIAN MATERI Masalah Kesetaraan dan Keadilan Gender (KKG) bukan saja menjadi perhatian kaum perempuan, tetapi telah menarik perhatian para ahli dan politisi. Edward Wilson dari Harvard University (1975) membagi perjuangan kaum perempuan secara sosiologis atas dua kelompok besar, yaitu konsep nurture (konstruksi budaya) dan konsep nature (alamiah). Disamping kedua aliran tersebut, terdapat paham kompromistis yang dikenal dengan keseimbangan (equilibrium). Paham ini menekankan pada konsep kemitraan dan keharmonisan dalam hubungan antara perempuan dan laki-laki.
Konsep dan Teori Gender
16
Dalam khazanah pengetahuan tentang gender terdapat banyak teori yang berkembang dan dijadikan rujukan dalam menganalisis permasalahan gender. Teori-teori yang dimaksud adalah nurture, nature, equilibrium, adaptasi awal, teknik lingkungan, struktural, struktural-fungsional, dan teori konflik sosial. Teori nurture, nature, dan equilibrium merupakan teori awal tentang gender. Namun dalam perkembangan selanjutnya, seiring dengan perkembangan isu gender, bermunculan teori-teori lain sebagaimana disebutkan di atas. Dalam modul PJJPUG ini hanya akan diuraikan tiga teori tentang gender. 1. Teori Nurture Bagaimana gender menurut teori nurture? Menurut teori nurture, adanya perbedaan perempuan dan laki-laki pada hakikatnya adalah hasil konstruksi sosial budaya sehingga menghasilkan peran dan tugas yang berbeda. Perbedaan tersebut menyebabkan perempuan selalu tertinggal dan terabaikan peran dan konstribusinya dalam hidup berkeluarga, bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Perjuangan untuk persamaan dipelopori oleh orangorang yang konsen memperjuangkan kesetaraan perempuan dan laki-laki (kaum feminis) yang cenderung mengejar “kesamaan” atau fifty-fifty yang kemudian dikenal dengan istilah kesamaan kuantitas (perfect equality). Perjuangan tersebut sulit dicapai karena berbagai hambatan, baik dari nilai agama maupun budaya. Karena itu, aliran nurture melahirkan paham sosial konflik yang Konsep dan Teori Gender
17
memperjuangkan kesamaan proporsional dalam segala aktivitas masyarakat seperti di tingkatan manajer, menteri, militer, DPR, partai politik, dan bidang lainnya. Untuk mencapai tujuan tersebut, dibuatlah program khusus (affirmatif action) guna memberikan peluang bagi pemberdayaan perempuan yang kadangkala berakibat timbulnya reaksi negatif dari kaum laki-laki karena apriori terhadap perjuangan tersebut. Tabel 2.1 Konsep Teori Nurture Perbedaan adalah hasil konstruksi sosial
TEORI NURTURE
Tertindas Menindas
Sosial Konflik
Setiap manusia mempunyai hak yang sama
Mengejar kesamaan 50:50
2. Teori Nature Ba ga im ana pula p anda ngan teori natur e tentang gender? Menurut teori nature, adanya perbedaan perempuan dan laki-laki adalah kodrat sehingga tidak dapat berubah dan bersifat universal. Perbedaan biologis ini memberikan indikasi dan implikasi bahwa di antara kedua jenis tersebut memiliki peran dan tugas yang berbeda. Konsep dan Teori Gender
18
Manusia, baik perempuan maupun laki-laki, memiliki perbedaan kodrat sesuai dengan fungsinya masing-masing. Dalam kehidupan sosial, ada pembagian tugas (division of labour), begitu pula dalam kehidupan keluarga karena tidaklah mungkin sebuah kapal dikomandani oleh dua nakhoda. Talcott Persons dan Bales (1979) berpendapat bahwa keluarga adalah sebagai unit sosial yang memberikan perbedaan peran suami dan isteri untuk saling melengkapi dan saling membantu satu sama lain. Keharmonisan hidup hanya dapat diciptakan bila terjadi pembagian peran dan tugas yang serasi antara perempuan dan laki-laki, dan hal ini dimulai sejak dini melalui pola pendidikan dan pengasuhan anak dalam keluarga. Aliran ini melahirkan paham struktural fungsional yang menerima perbedaan peran, asal dilakukan secara demokratis dan dilandasi oleh kesepakatan (komitmen) antara suami-isteri dalam keluarga, atau antara perempuan dan laki-laki dalam kehidupan masyarakat. Tabel 2.2 Konsep Teori Nature Beda biologis dan naluri
Laki-laki (maskulin) Perempuan (feminin)
Struktural Fungsional
TEORI NATURE Masyarakat strata dan tugas
Falsafah Plato dan sosiologi Keluarga
Konsep dan Teori Gender
19
3. Teori Equilibrium Bagaimana gender menurut teori equilibrium? Disamping kedua aliran tersebut, terdapat paham kompromistis yang dikenal dengan keseimbangan (equilibrium) yang menekankan pada konsep kemitraan dan keharmonisan dalam hubungan antara perempuan dan laki-laki. Pandangan ini tidak mempertentangkan antara kaum perempuan dan laki-laki karena keduanya harus bekerjasama dalam kemitraan dan keharmonisan dalam kehidupan berkeluarga, bermasyarakat, dan berbangsa. Karena itu, penerapan kesetaraan dan keadilan gender harus memperhatikan masalah kontekstual (yang ada pada tempat dan waktu tertentu) dan situasional (sesuai situasi/keadaan), bukan berdasarkan perhitungan secara matematis (jumlah/quota) dan tidak bersifat universal. Tabel 2.3 Konsep Teori Equilibrium
TEORI KESEIMBANGAN ----------------EQUILIBRIUM
Alam berputar sesuai orbitnya
Beda Biologis ------------Beda Sosial Budaya
Perbaiki: Kondisi & Posisi L & P, khususnya Perempuan
- Kontekstual (keluarga, masyarakatri tual agama) - Situasional (budaya lokal, ekonomi, sosial, adat)
Manusia berkeluarga: alamiah
Konsep dan Teori Gender
20
Jadi, dalam pembahasan gender dikenal tiga pendekatan, yaitu teori nature, teori nurture, dan teori equilibrium, seperti dalam skema berikut. Tabel 2.4 Gabungan Teori Nature, Nurture, dan Equilibrium KONSEP NATURE -------------BIOLOGIS KODRATI
Keragaman peran/ fungsi karena biologis dan naluri
STRUKTURAL FUNGSIONAL
KONSEP EQUILIBRIUM --------------------KERAGAMAN BIOLOGIS & KULTURAL
Keragaman peran/ fungsi karena biologis, naluri, dan budaya
KONTEKSTUAL & SITUASIONAL
KONSEP NURTURE ---------------KONSTRUKSI SOSIAL
Keragaman peran/ fungsi karena sosial budaya
KONFLIK: PERTENTANGAN SOSIAL
KKG
C.
RANGKUMAN Gender perlu dipersoalkan karena perbedaan konsep gender secara sosial telah melahirkan perbedaan peran perempuan dan laki-laki dalam masyarakat. Secara umum, adanya gender telah melahirkan perbedaan peran, tanggungjawab, fungsi, bahkan ruang tempat manusia beraktivitas.
Konsep dan Teori Gender
21
Menurut teori nurture, adanya perbedaan perempuan dan laki-laki pada hakikatnya adalah hasil konstruksi sosial budaya sehingga menghasilkan peran dan tugas yang berbeda. Sedangkan menurut teori nature, adanya perbedaan perempuan dan laki-laki adalah karena kodrat yang menyebabkan perbedaan biologis yang memberikan implikasi bahwa kedua jenis tersebut memiliki peran dan tugas yang berbeda. Lalu, teori equilibrium dikenal dengan adanya keseimbangan atau kompromistis yang menekankan pada konsep kemitraan dan keharmonisan dalam bekerjasama/ hubungan antara perempuan dan laki-laki. Pada hakikatnya, untuk mengembangkan dan mematangkan berbagai potensi yang ada pada diri perempuan dapat memanfaatkan hak dan kesempatan yang sama dengan laki-laki sebagai sumber daya pembangunan. Namun hingga kini masih dirasakan ada kesenjangan gender atau bias gender dalam berbagai sektor pembangunan sehingga posisi dan kondisi kaum perempuan belum setara dengan kaum laki-laki.
Konsep dan Teori Gender
22
D.
TES FORMATIF Agar Anda dapat mengetahui tingkat pemahaman terhadap materi yang telah dipelajari, kerjakan latihan di bawah ini. Berikan tanda silang (X) pada huruf B bila pernyataan tersebut benar, atau S bila salah. 1. B – S
Ada tiga teori yang membahas tentang gender, yaitu teori nature, nurture, dan equilibrium.
2. B – S
Adanya perbedaan peran dan tugas perempuan dan laki-laki yang pada hakikatnya adalah hasil konstruksi sosial budaya disebut aliran/teori nature.
3. B – S
Teori equilibrium adalah suatu pandangan yang mempertentangkan antara kaum perempuan dan laki-laki, dan dilandasi dengan konflik dikotomis.
4. B – S
Setiap pihak, baik perempuan maupun laki-laki, memiliki kelemahan sekaligus kekurangan yang perlu dilengkapi pihak lain dalam kerjasama yang setara.
5. B – S
Perjuangan untuk persamaan hak oleh kaum feminis disebut kesamaan kuantitas (perfect equality) sulit dicapai karena hambatan agama maupun budaya. Konsep dan Teori Gender
23
6. B – S
Keharmonisan hidup dapat diciptakan apabila ada pembagian peran dan tugas yang serasi antara perempuan dan laki-laki melalui pola pendidikan dan pengasuhan anak dalam keluarga.
7. B – S
Ada dua pendekatan dalam pembangunan bagi kaum perempuan, yaitu pendekatan kesejahteraan dan pemberdayaan.
8. B – S
Paham kompromistis bukanlah teori equilibrium yang menekankan kemitraan perempuan dan laki-laki.
9. B – S
Penerapan KKG tidak perlu memperhatikan masalah kontekstual dan situasional karena tidak bersifat universal.
10. B – S
Saat ini masih dirasakan ada kesenjangan gender dalam berbagai sektor pembangunan sehingga posisi dan kondisi perempuan belum setara dengan kaum laki-laki.
Konsep dan Teori Gender
24
E.
UMPAN BALIK Cocokkanlah hasil jawaban Anda dengan kunci jawaban yang ada pada akhir modul ini. Hitunglah jawaban Anda yang benar, kemudian gunakanlah rumus (formula) di bawah ini untuk mengetahui skor jawaban Anda. Jumlah soal yang dijawab benar -----------------------------------X 100% Jumlah keseluruhan soal
Kategori tingkat penguasaan yang Anda capai: > 80 % = Baik 60 – 80 % = Cukup < 60 % = Kurang Jika tingkat kategori penguasaan Anda sudah baik, maka lanjutkanlah latihan dengan menerapkan pola diskusi dengan mitra kerja Anda. Tetapi bila penguasaan Anda masih dalam tingkat kategori cukup, apalagi kurang, maka cobalah mempelajari ulang seluruh materi modul ini sehingga penguasaan Anda pada tes formatif berikutnya berada pada tingkat kategori baik.
Konsep dan Teori Gender
25
Kegiatan Belajar Tiga PENDEKATAN MENCAPAI KESETARAAN GENDER
A.
INDIKATOR KEBERHASILAN Setelah mempelajari materi ketiga ini, Anda dapat: 1. mengidentifikasi permasalahan yang menimbulkan konflik gender dalam berbagai aspek; 2. menjelaskan tentang program-program persuasif/ penyadaran; 3. menjelaskan langkah intervensi melalui PUG untuk mewujudkan KKG.
B.
URAIAN MATERI 1. Permasalahan yang Menimbulkan Konflik Gender Apa yang dimaksud dengan konflik gender dalam berbagai aspek? Konflik gender adalah berbagai masalah kritis yang dihadapi, terutama oleh perempuan. Walaupun perjuangan perempuan telah berjalan cukup lama, namun sampai saat ini masih dirasakan adanya kesenjangan gender.
Konsep dan Teori Gender
26
Di Indonesia terdapat beberapa hal yang merendahkan harkat dan martabat perempuan sebagai keprihatinan bersama, antara lain: · Masih banyak perempuan dirugikan dengan adanya peraturan perundang-undangan yang diskriminatif (bias gender). · Banyaknya penipuan dan perdagangan perempuan untuk dipekerjakan dengan penghasilan yang menjanjikan (TKW, dsb.). · Perlindungan hukum yang kurang memadai terhadap tindak kekerasan, perkosaan, dan penyiksaan fisik dan nonfisik. · Budaya kawin muda (< 16 tahun) yang diikuti dengan tingkat perceraian yang tinggi dapat merendahkan martabat perempuan. · Diskriminasi dalam kesempatan pendidikan, pelatihan, dan kesempatan kerja (peraturan sekolah yang masih bias gender). · Adanya budaya, adat istiadat yang bias gender (laki-laki tidak boleh melakukan pekerjaan domestik, perempuan tidak perlu memperoleh pendidikan tinggi). · Dari aspek kesehatan reproduksi, masih ada pendapat bahwa KB adalah urusan perempuan (tabu untuk dibicarakan secara terbuka). Masalah tersebut perlu dianalisis guna mengidentifikasi dan mengungkapkan kedudukan, fungsi, peran, dan tanggungjawab perempuan dan laki-laki serta faktor-faktor yang mempengaruhi dan yang berdampak dalam kehidupan keluarga dan mas-yarakat seperti tujuan MDG’s tahun 2000.
Konsep dan Teori Gender
27
Apa itu MDG’s MDG’s atau Millenium Development Goals adalah kesepakatan internasional yang merumuskan delapan butir tujuan/sasaran program pembangunan, untuk meningkatkan harkat dan martabat manusia dalam kehidupan keluarga, masyarakat, bangsa, dan negara.
8 TUJUAN PEMBANGUNAN MILENIUM (MILLENIUM DEVELOPMENT GOAL’s )TAHUN 2000 1. Menanggulangi kemiskinan dan kelaparan 2. Memenuhi standar pendidikan dasar untuk semua oranG 3. Meningkatkan kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan 4. Mengurangi angka kematian bayi 5. Meningkatkan kesehatan ibu 6. Memerangi HIV/AIDS, malaria, dan penyakit menular lainnya 7. Mengelola lingkungan hidup yang berkelanjutan 8. Mengembangkan kemitraan global untuk pembangunan
2. Program Penyadaran/Persuasif Ba ga im ana pr ogra m penyad ar an gender tersebut dilakukan? Program penyadaran gender dilakukan dalam rangka mening-katkan kualitas kehidupan perempuan dan laki-laki, serta kesejahteraannya melalui beberapa langkah sebagai berikut. 1. Mengidentifikasi masalah gender yang mempengaruhi program dan kegiatan. 2. Memformulasikan kembali secara eksplisit kebijakan/program/kegiatan yang bias gender agar manfaat yang sama akan diperoleh perempuan dan laki-laki. 3. Melakukan advokasi kebijakan, rencana, tujuan, dan kegiatan yang telah direvisi kepada pejabat/ tokoh yang berwenang untuk memperoleh komitmen dan dukungan yang memadai. 4. Melakukan sosialisasi tentang kebijakan dan rencana yang sudah direvisi. Konsep dan Teori Gender
28
5. Menyusun petunjuk pelaksanaan dan program aksi. 6. Menelaah kembali program dan kegiatan. Sesuai kesepakatan nasional, setiap orang yang telah memperoleh pemahaman mengenai gender disebut Gender Focal Point (GFP). Untuk memantau dan memberikan umpan balik pelaksanaan PUG di setiap tingkatan wilayah, dibentuk Pokja PUG yang terdiri dari GFP di lembaga/instansi/sektor/ institusi/ tokoh yang memiliki keberpihakan kepada KKG. Bagaimana peran PLKB/ PKB dalam program penyadaran gender? Apabila di lapangan menemukan kondisi yang masih bias gender, maka PLKB/PKB harus melakukan langkah-langkah tersebut di atas sesuai dengan kebutuhan wilayahnya, sehingga ada upaya-upaya konkrit untuk mencapai keseimbangan/keharmonisan antara laki-laki dan perempuan dalam keluarga. Contoh: KIE dan pelayanan medis diupayakan memenuhi kebutuhan laki-laki dan perempuan secara seimbang. Implementasi gender budget di daerah yang berlandaskan Inpres Nomor 9 tahun 2000, diperkuat oleh Keputusan Menteri Dalam Negeri nomor 132 tahun 2003 tentang Pedoman Umum Pelaksanaan PUG dalam pembangunan daerah. Dengan demikian, perencanaan dan pelaksanaan PUG dalam pembangunan, harus dilakukan oleh seluruh instansi dan lembaga pemerintahan di provinsi, kabupaten/kota yang pengaturannya ditetapkan Konsep dan Teori Gender
29
dalam Peraturan Daerah (Perda) di semua tingkatan sampai dengan kelurahan, sehingga proses perencanaan yang responsif gender tercermin dalam Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD).
Melalui anggaran berbasis gender (gender budgeting), yang merupakan sebuah pendekatan bahwa uang masyarakat digunakan berdasarkan kesetaraan gender, berarti pula apakah dana/pengeluaran itu telah mencukupi kebutuhan laki-laki dan perempuan.
3. PUG dan Langkah-langkah Intervensi Apa itu PUG? PUG adalah suatu strategi untuk mencapai keadilan dan kesetaraan gender melalui kebijakan dan program yang memperhatikan kepentingan laki-laki dan perempuan secara seimbang mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, dan evaluasi. Apa tujuan PUG? Dalam Inpres Nomor 9 tahun 2000 disebutkan bahwa tujuan PUG adalah: 1. membentuk mekanisme untuk formulasi kebijakan dan program yang responsif gender; 2. memberikan perhatian khusus kepada kelompokkelompok yang mengalami marjinalisasi, sebagai akibat dari bias gender; 3. meningkatkan pemahaman dan kesadaran semua pihak, baik pemerintah maupun nonpemerintah, untuk melakukan tindakan yang sensitif gender di bidang masing-masing. Konsep dan Teori Gender
30
Siapa sasaran PUG? Sasaran utama PUG adalah lembaga pemerintah yang bertugas sebagai pelaksana pemerintahan dari pusat hingga daerah, berperan dalam membuat kebijakan program dan kegiatan serta perencanaan program. Sasaran lain adalah organisasi profesi, organisasi swasta, organisasi keagamaan, tokoh, dan keluarga. Apa upaya praktis yang harus dilakukan? Upaya praktis yang harus dilakukan adalah: 1. seluruh aparat penegak hukum, hendaknya sensitif gender; 2. pemerintah hendaknya melakukan PUG dalam setiap program kerja dan anggaran untuk pemberdayaan masyarakat; 3. setiap individu (mulai dari dalam keluarga), tidak melakukan diskriminasi, khususnya terhadap perempuan dalam segala aspek kehidupan. Bagaimana alur pikir pelaksanaan PUG? Alur pikir pelaksanaan PUG merupakan strategi untuk mempercepat tercapainya KKG tergambar dalam bagan seperti berikut ini.
Konsep dan Teori Gender
31
Tabel 2.5 Alur Pelaksanaan Pengarusutamaan Gender KOMITMEN NASIONAL
OBYEK
Masalah Perempuan dan Gender
V I S I M I S I
SUBYEK - Pemerintah prov, kab, - Keagamaan - LSM &swasta - Org politik/ sosial - masyarakat
AWAL
OUTPUT
- Komitmen - Kebijakan - Kelembagaan - Sumber daya data - Civil siciety
- Per-UUan - Kebijakan - RPJMN/ D - Program - Sumber daya - Jaringan
K K G
Mengapa langkah intervensi diperlukan? Langkah intervensi diperlukan untuk merancang rencana aksi yang bertujuan sebagai suatu pendekatan untuk mengarusutamakan gender kedalam program di masing-masing bidang/sektor, dengan menggunakan unsur-unsur SMART, yaitu: · Specific (spesifik) · Measurable (terukur) · Attainable (tercapai) · Reality-based (kesesuaian) · Time-bound (waktu) Rencana aksi hendaknya sederhana, berdaya guna, dan dapat dicapai serta menjelaskan hubungan antara kesetaraan gender dengan tata pemerintahan yang baik (good governance).
Konsep dan Teori Gender
32
Faktor-faktor apakah yang dapat menentukan baik-tidaknya suatu rencana aksi? Salah satu caranya adalah dengan memperhatikan SMART, sebagai berikut. 1. Memperhatikan isu gender/ketimpangan gender didalam memperoleh akses, kontrol, partisipasi dan manfaat atas sumber daya pembangunan. 2. Rencana aksi perlu dirumuskan secara spesifik dan berhubungan dengan kondisi yang akan diubah (jelas dan berkaitan langsung). 3. Rencana aksi tersebut dapat menunjukkan apa yang telah dicapai, melalui umpan balik dan tanggapan. 4. Rencana aksi yang dapat dicapai dalam batas biaya yang wajar, artinya dapat dibuat sederhana dan tidak memerlukan biaya besar juga tidak membutuhkan teknologi yang tidak dimiliki di tempat kerjanya (sederhana dan efektif serta mendapat dukungan). 5. Rencana aksi itu mengikuti materi yang sudah dipelajari selama pelatihan untuk diterapkan di tempat kerja sesuai dengan kebutuhan. 6. Topik dalam rencana aksi tersebut berhubungan dengan sesuatu yang dibutuhkan saat ini dan benar-benar penting. Dengan demikian, langkah intervensi tersebut bertujuan untuk dapat mengidentifikasi berbagai aspek pekerjaan dimana isu gender perlu dipertimbangkan, dianalisis, dan diintegrasikan serta untuk meyakinkan bahwa rencana aksi dimaksud berhubungan dengan organisasi/tempat kerja, khususnya dalam rangka mewujudkan kesetaraan dan keadilan gender. Konsep dan Teori Gender
33
C.
RANGKUMAN Dalam rangka pendekatan pencapaian kesetaraan gender di Indonesia masih terdapat hambatan karena adanya peraturan perundang-undangan yang diskriminatif, perlindungan hukum yang dirasakan masih kurang, dan adanya budaya (adat istiadat) yang bias gender. Dalam rangka mempersiapkan program persuasif, maka langkah awal perlu menyediakan data terpilah yang berkaitan dengan isu gender, khususnya karena ada ketimpangan gender di dalam memperoleh akses, manfaat, peran, dan kontrol atas sumber daya pembangunan, termasuk faktor penyebabnya. Jika terjadi bias gender, maka perlu disusun kegiatan dengan formulasi baru agar diperoleh manfaat sama bagi perempuan dan laki-laki melalui pelaksanaan program aksi. Sebelum melaksanakan PUG, terlebih dahulu perlu melakukan analisis gender untuk mengetahui masalah kesenjangan gender dan faktor-faktor penyebabnya. Strategi ini ditempuh melalui kebijakan-kebijakan dan program serta kegiatankegiatannya dengan memperhatikan pengalaman, aspirasi, kebutuhan, dan permasalahan perempuan dan laki-laki kedalam perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, dan evaluasi di berbagai bidang kehidupan masyarakat dan pembangunan.
Konsep dan Teori Gender
34
Dalam melaksanakan pendekatan kesetaraan gender, langkah pertama yang perlu dilakukan adalah menyempurnakan perangkat hukum pidana dalam melindungi setiap individu dan ketersediaan data serta peningkatan partisipasi masyarakat. Sedangkan anggaran untuk pendekatan pencapaian kesetaraan gender di daerah pun sudah jelas dalam Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 132 tahun 2003 tentang Pedoman Umum Pelaksanaan PUG dalam Pembangunan di Daerah, dan proses perencanaannya tercermin dalam RAPBD. Untuk mewujudkan KKG, maka rencana aksi (langkah intervensi) yang bertujuan untuk mengarusutamakan gender kedalam program masing-masing bidang/ sektor perlu memperhatikan unsur SMART, yaitu specific, measurable, attainable, reality-based, dan time-bound.
Konsep dan Teori Gender
35
D.
TES FORMATIF Agar Anda mengetahui tingkat pemahaman Anda terhadap materi tersebut, maka kerjakan tes di bawah ini. Berikan tanda silang (X) pada huruf B bila benar, atau S bila salah. 1. B – S
Yang dimaksud dengan permasalahan atau konflik gender di Indonesia adalah timbulnya bias gender dalam perlindungan hukum, budaya, adat istiadat, aspek kesehatan (reproduksi) dan diskriminasi dalam berbagai bidang.
2. B – S
Analisis gender dan indikator gender tidak diperlukan dalam pelaksanaan pengarusutamaan gender (gender mainstreaming).
3. B – S
Setiap sektor atau institusi hendaknya membentuk GFP (Gender Focal Point) untuk memantau pelaksanaan program PUG di unit kerjanya masingmasing.
4. B – S
Kaum perempuan belum merasa ada keterlibatan politik dan jabatan publik.
5. B – S
Dalam rangka pendekatan kesetaraan gender, yang perlu diperhatikan adalah pendidikan, layanan kesehatan, dan kualitas hidup melalui PUG sesuai Inpres No. 9 tahun 2000. Konsep dan Teori Gender
37
6. B – S
Ketimpangan gender dilihat dari segi akses, kontrol, peran, dan manfaat atas sumber daya pembangunan.
7. B – S
Anggaran untuk pencapaian kesetaraan gender di daerah, tidak tercantum dalam RAPBD.
8. B – S
Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 132 tahun 2003 adalah mengenai Pedoman Umum tentang Pelaksanaan PUG.
9. B – S
Pelaksanaan pengarusutamaan gender hanya sampai tingkat provinsi saja.
10. B – S
Program aksi (langkah intervensi) menggunakan unsur SMART, yaitu special, measurable, attainable, reality-based, dan time-bound.
Konsep dan Teori Gender
38
E.
UMPAN BALIK Cocokkanlah hasil jawaban Anda dengan kunci jawaban yang ada pada akhir modul ini. Hitunglah jawaban Anda yang benar, kemudian gunakanlah rumus (formula) di bawah ini untuk mengetahui skor jawaban Anda. Jumlah soal yang dijawab benar ----------------------------------- X 100% Jumlah keseluruhan soal
Kategori tingkat penguasaan yang Anda capai: > 81 % = Baik 60 – 80 % = Cukup < 60 % = Kurang Jika tingkat kategori penguasaan Anda sudah baik, maka lanjutkanlah latihan dengan menerapkan pola diskusi dengan mitra kerja Anda. Tetapi bila penguasaan Anda masih dalam tingkat kategori cukup, apalagi kurang, maka cobalah mempelajari ulang seluruh materi modul ini sehingga penguasaan Anda pada tes formatif berikutnya berada pada tingkat kategori baik.
Konsep dan Teori Gender
39
BAB III PENUTUP
Konsep dan teori gender perlu dipelajari dan disosialisasikan kepada seluruh lapisan masyarakat agar kesetaraan dan keadilan antara perempuan dan laki-laki terwujud. Untuk mendorong, mengefektifkan, dan mengoptimalkan upaya pengarusutamaan gender dalam pembangunan nasional, maka dipandang perlu mengeluarkan Inpres No. 9 tahun 2000 tentang pengarusutamaan gender dalam rangka meningkatkan kedudukan, peran, dan kualitas perempuan dalam mewujudkan KKG. Melalui modul belajar mandiri ini diharapkan proses sosialisasi dan advokasi gender dapat dilakukan dengan mempertimbangkan kepentingan laki-laki dan perempuan. Semoga modul ini dapat menjadi acuan bagi Petugas Lapangan KB dalam mewujudkan hari esok yang lebih cerah.
Konsep dan Teori Gender
40
KUNCI JAWABAN
NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
KEGIATAN BELAJAR 1 B S S S S S B B B S
KEGIATAN BELAJAR 2 B S S B B B S S S B
KEGIATAN BELAJAR 3 B S B S B B S B S S
Konsep dan Teori Gender
41
DAFTAR KEPUSTAKAAN
BKKBN. 2002. Analisis Gender. Jakarta: BKKBN Pusat BKKBN & UNFPA. 2000. Fakta Isu Gender dalam Pembangunan Indonesia Tahun 2000. Jakarta: BKKBN & UNFPA. BKKBN: Puslat Gender dan PKP.2000. Kumpulan Bahan Pembelajaran Pelatihan Pengarusutamaan Gender Bidang Kesehatan Reproduksi dan Kependudukan. Jakarta: Puslat Gender dan PKP, BKKBN Pusat. Kantor Meneg Pemberdayaan Perempuan. 2000. Panduan Pelaksanaan Inpres No. 9 Tahun 2000 tentang PUG dalam Pembangunan Nasional. Jakarta: Kantor Meneg Pemberdayaan Perempuan. Kantor Meneg PP, BKKBN, dan UNFPA. 2005. Panduan dan Bunga Rampai PUG. Jakarta: Kantor Meneg PP, BKKBN, dan UNFPA. Murfitriati, dkk. 2006. Bahan Bacaan 2, Gender dalam Kesehatan Reproduksi: Isu Global Gender. Jakarta: Puslat Gender dan PKP, BKKBN Pusat. Konsep dan Teori Gender
42