UTS EKONOMI INTERNASIONAL NAMA : ROZILAWATI BP : 1210512057 1. Benar,karena ada negara yang disebut labor abundant (disebut A) dan ada negara yang disebut kapital abundant (disebut B). Ada dua cara untuk mendifinisikan faktor abundance ini. Physical definition yaitu keseluruhan jumlah kapital dan labor yang tersedia di tiaptiap negara. (K/L)A < (K/L)B Price definition yaitu harga kapital dan harga labor pada masing-masing negara. (w/r)A < (w/r)B Menurut Physical definition,negara B adalah capital abundant jika rasio dari total jumlah kapital terhadap total jumlah labor yang tersedia di negara B lebih besar dari yang tersedia di negara A. Bukan jumlah absolutnya,tetapi rasio antara jumlah kapital terhadap total labor masing-masing negara. Negara B bisa saja memiliki sedikit kapital dari negara A dan masih menjadi negara yang kapital abundant jika total kapital dibanding total labor negara B lebih besar dari rasio total kapital terhadap total labor di negara A. Sedangkan menurut Price definition,negara B adalah kapital abundant jika rasio harga sewa kapital terhadap harga upah tenaga kerja (PK/PL) lebih rendah di negara B dari negara A. Sama halnya,bukanlah nilai absolut yang dilihat,tetapi rasio keduanya. Harga sewa biasanya disebut r (rent) dan tingkat upah disebut w (wage),PK/PL = r/w. Bisa saja r lebih rendah di negara B dari negara A,tapi negara B masih dikatakan kapital abundant jika r/w rendah di negara B dari negara A. Jadi,negara A adalah negara kapital abundant,karena lebih kaya tenaga kerja relatif dibandingkan negara B. Sehingga negara A akan memproduksi lebih banyak X karena X adalah labor intinsive comodity. Dan negara B adalah kapital abundant,yang relatif lebih kaya modal dari negara A,sehingga akan memproduksi lebih bantak Y karena Y adalah kapital intensive comodity. Y N B
NA
X Negara A adalah labor abundant dan akan memproduksi lebih banyak X karena X adalah labor intensive comodity, Ini dapat dilihat dari sumbu horizontal yang mengukur komoditi X. Negara B adalah kapital abundant dan akan memproduksi lebih banyak T karena Y adalah kapital intensive comodity. Ini dapat dilihat dari sumbu vertikal yang mengukur komoditi Y. ASUMSI :
Teori Heckscher-Ohlin didasarkan pada asumsi-asumsi berikut :
1. Hanya ada dua negara,dua comoditas(X dan Y),dan dua faktor produksi (tenaga kerja dan modal). 2. Kedua negara menggunakan teknoligi yang sama dalam produksi. 3. Komoditi X intensif tenaga kerja,komoditi Y intensif modal pada kedua negara. 4. Kedua komoditi diproduksi dengan skala constan return to scale pada kedua negara. 5. Spesialisasi produksi kedua negara sama-sama tidak komplet. 6. Selera yang sama pada kedua negara. 7. Persaingan sempurna pada kedua komoditi dan pasar faktor di kedua negara. 8. Mobilitas faktor yang sempurna di setiap negara tapi bukan mobilitas faktor internasional. 9. Tidak ada biaya transportasi,tarif,atau hambatan lain dalam aliran bebas perdagangan internasional. 10. Semua sumber di kedua negara dikerahkan secara penuh dalam kegiatan produksi. 11. Perdagangan internasional diantara dua negara seimbang. 12. No factor intensity reversal. Maksud dari asumsi adalah : 1. Asumsi pertama ini sudah jelas bahwa di dunia hanya ada dua negara,dua komoditas,dan dua faktor produksi. 2. Kedua negara dapat mengakses dan menggunakan teknik produksi yang sama. Jika faktor harga yang sama dikedua negara,produser di kedua negara akan menggunakan tenaga kerja dan modal dalam jumlah yang sama disetiap komoditas. Karena faktor harga yang selalu berbeda,produser setiap negara akan menggunakan faktor yang relatif lebih murah di negaranya untuk meminimalkan biaya produksi. 3. Komoditi X memerlukan relatif lebih banyak tenaga kerja untuk memproduksi dari pada modal,sedangkan komoditi Y lebih banyak modal dari pada tenaga kerja. 4. Constan return scale maksudnya peningkatan jumlaj tenaga kerja dan modal yang digunakan dalam produksi semua komoditi akan meningkatkan output komoditi dalam proporsi yang sama. Contohnya : jika negara A menungkatkan 10% penggunaan tenaga kerja dan jumlah modal dalam produksi X,maka output X akan naik 10%. Begitu juga dengan komoditi Y. 5. Incomplete specilization maksudnya walaupun sudah terlibat dalam perdagangan internasional kedua negara tetap akan memproduksi kedua komoditi. Artinya ia akan tetap memproduksi X dan Y sekaligus. Kedua negara tidak ada kekuatan ekonominya yang terlalu kecil. 6. Selera permintaan,sebagai gambaran dalam bentuk dan lokasi kurva indiferen yang identik di kedua negara. Ketika harga relatif komoditi sama di kedua negara,kedua negara akan mengkonsumsi X dan Y dalam proporsi yang sama. 7. Semua produser,konsumer,dan pemilik faktor produksi memiliki pengetahuan sempurna tentang harga komoditi. 8. Faktor produksi dapat bebas bergerak dalm lingkup negara,namun tidak mobilitas faktor internasional. 9. Kegiatan spesialisasi produksi akan terus berlangsung sampai harga relatif dan absolut di kedua negara sama. Jika kita hitung biaya transportasi dan tarif,maka spesialisasi sudah akan terhenti bila harga relatif dan absolut dari berbagai komoditi memilki
selisih yang tidak lebih biaya transportasi dan tarif itu sendiri. Jadi,meskipun harga masing negara masih berlainan, spesialisasi bisa saja terhenti. 10. Tidak diperhitungkan adanya sumber negara yang menganggur di negara tersebut. Semua sumber daya dapat diserap oleh setiap sektor industri di kedua negara. 11. Total nilai ekspor suatu negara sama dengan total impornya dari negara lain. PERBEDAAN DENGAN PANDANGAN KLASIK Dalam pandangan klasik,pertama dalam teori absolut bahwa perdagangan internasional hanya akan terjadi jika suatu negara dapat memproduksi barang dengan harga yang paling murah. Harga ini ditentukan oleh tingkat tenaga kerja yang diperlukan,semakin banyak tenaga kerja yang diperlukan maka harga semakin tinggi,begitu juga sebaliknya semakin sedikit tenaga kerja maka akan semakin murah harga barng tersebut. Sedangkan asumsi yang dipakai adalah: Faktor produksi yang digunakan hanya tenaga kerja. karena harga ditentukan oleh tenaga kerja yang terkandung untuk memproduksi suatu barang. Semakin banyak tenaga kerja maka akan semakin tinggi harga barang tersebut begitu juga sebaliknya. Dan dalam perhitun gan keuntungan absolut ini tenaga kerjanya adalah tetap. Artinya yang dibandingkan adalah dalam tenaga kerja yang sama suatu negara dapat menghasilkan barang yang lebih banyak dari negara lain. Kualitas barang yang diproduksi kedua negara sama. Pertukaran dilakukan secara barter atau tanpa uang. hanya dengan mengexport barang yang memiliki keuntungan absolut negara A ke negara B maka negara B akan mengimport barang mereka dengan keuntungan absolut juga ke negara A. Tidak ada arus uang dalam perdagangan ini. Biaya transport diabaikan. Jika dihitung biaya transport maka bisa jadi tidak ada lagi keuntungan yang diperoleh dari pertukaran barang tersebut,karena bisa saja transport ke/dari negara lain lebih besar dari keuntungan absolut yang mereka miliki. Sedangkan menurut keunggulan komparatif,meskipun salah satu negara yang berdagang memiliki keunggulan absolut pada kedua barang,namun jika dibandingkan dengan negara lain bila masih ada perbedaan harga relatif antara keduanya perdagangan tetap dapat terjadi. Negara yang memilki kerugian absolut paling kecil pada produksi komoditinya relatif dari negara lain,berarti ia memilki keunggulan komparatif pada komoditi tersebut.
Bisa dilihat pada tabel :
Gandum(kg/jam) Kain (meter/jam)
Amerika 6 4
Inggris 1 2
Dari tabel dapat dilihat bahwa : Inggris memiliki kerugian absolut dalam memproduksi kedua barang tersebut baik gandum maupaun kain dibandingkan dengan Amerika. Meskipun begitu,tenaga kerja Inggris dapat memproduksi kain ½ kali dibanding Amerika,sementara gandum 1/6 kali dibanding Amerika. Pada sisi lain,Amerika memiliki keunggulan absolut keduanya,gandum dan juga kain dibanding Inggris. Tetapi keuntungan absolutnya lebih besar pada gandum yaitu (6:1) dari pada kain hanya (4:2). Jadi Amerika memiliki keunggulan komparatif dalam memproduksi gandum. Keunggulan absolut Amerika lebih besar pada gandum,jadi keunggulan komparatifnya berada pada produksi gandum. Kerugian absolut Inggris lebih kecil dalam produksi kain,jadi keunggulan komparatifnya adalah dalam produksi kain. Menurut hukum komparatif,kedua negara bisa mendapatkan untung jika Amerika berspersialisasi dalam memproduksi gandum,mengekspornya dan menukarkannya denga kain dari Inggris. Pada keadaan yang sama Inggris berspesialisasi dalam memproduksi kain dan mengekspornya ke Amerika. Catatan penting adalah bahwa dalam dua negara,dua komoditi dunia,jika salah satu negara dikatakan memiliki keunggulan komparatif dalam satu komoditi maka negara lain harus dikatakan juga memiliki keunggulan komparatif dalam komoditi yang laingnya. 2. Nk 3. Penyamaan harga faktor Secara sederhana dapat dilihat dari gambar berikut : Px/py Px/py B px/py W Px/py A
(w/r)A
(w/r) W
(w/r)B
w/r
Keterangan : : px(harga x) : py(harga y)
: w(upah) : r(sewa)
Sumbu horizontal menunjukkan harga relatif tenaga kerja (w/r),sumbu vertikal menunjukan harga relatif dari komodity X(px/py). Pada titik A (px/py) A merupakan harga barang x untuk negara A. Sedangkan titik B(px/py)B merupakan harga barang x di negara B. (w/r)A adalah harga upah di negara A dan (w/r)B adalah upah di negara B. Kerena setiap negara beroperasi pada persaingan sempurna dan
menggunakan teknologi yang sama,maka garis lurus menunjukkan hubungan positif searah antara tingkat harga barang(px/py) dengan tingkat upah tenaga kerja (w/r). Dari kurva dapat dilihat bahwa harga X di negara A lebih rendah dari harga x di negara B,yang diperlihatkan oleh (px/py)A < (px/py)B. Sehingga negara A itu memilki keunggulan kompareatif pada barang X. Karena negara A adalah negara yang relatif labor abundant sehingga akan memproduksi dan berspesialisasi pada komoditi X yang merupakan labor intensive komoditi dan akan mengurangi produksi Y. Sehingga harga komoditi X (px) akan meningkat menuju harga internasional (px/py)W. Upah relatif juga akan meningkat (w/r)A karena penggunaan tenaga kerja yang lebih banyak dan harga sewa akan menurun karena penggunaan kapital akan diturunkan hingga menuju pada titikm harga internasional (w/r)W . sedangkan di negara B yang merupakan kapital abundant maka ia akan berspesialisasi pada produksi barang Y yang merupakan kapital intensive komoditi dan akan mengurangi produksi barang X. Ini menyebabkan harga barang Y akan naik(py) dan harga X(px) akan turun hingga menuju pada harga internasional (px/py)W. Upah relatif juga akan menurun dari (w/r)B dan harga sewa akan meningkat hingga menujun pada harga internasional(w/r)W. Sehingga terjadilah penyamaan harga harga komoditiuntuk negara A dan B pada tingkat harga internasional (px/py)W dan tingkat upah (harga faktor produksi) juga akan sama di negara A dan negara B pada tingkat upah internasional (w/r)W. 4. Perdagangan internasional akan menguntungkan factor abundance dan merugikan scare abundance,karena suatu negara akan mengekspor barang yang dalam produksi lebih banyak menggunakan faktor produksi yang melimpah di negaranya. Dengan faktor produksi yang melimpah di negaranya ia bisa memproduksi dalam jumlah yang besar dan harga yang relatif lebih murah di banding dengan negara lain. Sehingga ia dapat mengekspor ke negara lain yang secara otomatis harga jual internasional akan lebih tinggi dari harga jual dalam negeri. Maka ia akan mendapatkan keuntungan dalam perdagangan ini. Sementara negara yang scare abundance pasti tidak bisa memproduksi dengan harga yang murah,sebab harga faktor produksinya pasti lebih mahal. Untuk itu ia memerlukan biaya yang besar dalam memproduksi barang. Dalam perdagangan internasional,suatu negara akan mengekspor barang yang dapat di produksi dengan faktor produksi yang melimpah di negaranya dan akan mengimpor barang yang dalam produksinya membutuhkan faktor produksi yang langka dan mahal di negaranya. Berarti negara yang scare abundance hanya dapat mengimpor barangbarang karena mereka memiliki faktor produksi yang mahal. Sehingga ia tak dapat mengekspor barang ke negara lain karena biaya produksi dan harga barang tersebut pasti akan mahal jika dibandingkan negara lain,maka mereka tidak dapat bersaing harga dengan negara yang memproduksi barang yang memiliki faktor produksi yang melimpah. Hal ini telah di