TENSES DALAM BAHASA INGGRIS DAN BAHASA ARAB SERTA METODE PENGAJARANNYA (Analisis Kontrastif)
SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu Pendidikan Islam
Disusun oleh: Siti Khoiru Ni’mah NIM: 08420058
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA ARAB FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA 2012
i
MOTTO
)٩ : (الزمر
..
“…Katakanlah: ‘Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orangorang yang tidak mengetahui?’ Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran..”1
1
QS. Azzumar: 9, Alqur’an dan Terjemahnya. Jakarta: Departemen Agama.
v
Kupersembahkan karya sederhana ini untuk: Jurusan Pendidikan Bahasa Arab Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
vi
KATA PENGANTAR Segala puji bagi Allah yang Maha mengetahui segala sesuatu, yang telah memberi kekuatan cipta, rasa dan karsa kepada penulis sehingga penulisan skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Shalawat serta salam Allah semoga selalu tercurahkan kepada nabi Muhammad S.A.W. serta para sahabatnya. Tak terasa waktu berjalan begitu cepat. Banyak ilmu dan hal yang telah didapat. Tapi ini baru seklumit dari kuasa Allah. Dari hal seklumit ini lah karya sederhana ini muncul. Dalam penulisan karya ini, penulis mendapatkan motivasi, bantuan dan doa dari beberapa pihak, oleh karena itu dalam kesempatan ini diucapkan terimakasih kepada: 1. Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan yang telah mengizinkan penulis melaksanakan penelitian ini; 2. Pembantu
Dekan
III
yang
telah
banyak
memberikan
bimbingan
keorganisasian kepada penulis; 3. Bapak Ahmad Rodli, M. Si. Selaku Ketua Jurusan PBA serta senior penulis; 4. Bapak Nurhadi, M.A. selaku pembimbing penulis yang tiada pernah lelah dan dengan sabar memberikan bimbingan yang terbaik kepada penulis, jazakumullaahu ahsanal jaza’; 5. Bapak Drs. H. Syamsuddin Asyrofi, M. M. selaku Pembimbing Akademik; 6. Seluruh Dosen jurusan PBA FTK, Pak Munif, Pak Dudung, Pak Muhajir, Ibu Umi baroroh dll yang telah membuat kami bangga berada di jurusan ini;
vii
7. Bapak soho emak (bapak Parlan dan Ibu Sumiatin) yang tiada henti-hentinya memberikan support baik moril maupun materiil. Matur sembah nuwun yang tiada terhingga. Entah kapan penulis bisa membalas semua kebaikan beliau; 8. Saudara-saudara intiku, Kak Kin, Mbak Hana, dan adek kembar penulis, Khoirul Anam dan Khoirul Huda yang selalu memberi semangat kepada penulis. Tak lupa si kecil Ashfa yang selalu memaksa penulis untuk merindunya; 9. ‘Saudara-saudara’ terbaik penulis (Tary, Yuyun, Taufiq, Rizka, Vischa,) trimakasih atas kegilaan dan keindahan sebuah ‘keluarga’ yang kalian berikan kepada penulis. Penulis tidak akan melupakan semua yang telah kita lalui bersama; 10. Sahabat-sahabat PMII korp Moderat’08 (Irul, juned, bunda, armed, bulan, Faza, Uzi dll.), trimakasih atas pengalaman, kegilaan, kebersamaan dan kekeluargaan kita. Semoga kekeluargaan ini selalu terjaga sampai kapanpun; 11. Keluarga kost (dk Luk, dk Inna, dk Yana, Mila), trimakasih atas kebersamaan ini; 12. Teman-teman PBA, Mvie, Ayu ani, Azizah (kita masuk bareng, keluar pun juga bareng), Binti, Ainil, gonil dan teman-teman AMPERA’08 lainnya, trimakasih atas waktu kalian untuk penulis; 13. Teman-teman PPL MAN Wonosari (Vischa, Hendri, Feri, Shandra, Aisyiyah, Adit, Ardi, Dayat dan mas Catur), trimakasih atas kenangan-kenangan bersama penulis;
viii
14. Seorang Damar, yang sangat penulis hormati dan sayangi setelah keluarga, yang tanpa sengaja menjadi guru bagi penulis dalam segala hal, terimakasih. Penulis percaya dengan apa yang pernah engkau bisikkan, “Semua akan indah pada waktunya”; 15. Dan beberapa pihak yang tak bisa penulis sebutkan semuanya, trimakasih atas doa, dukungan, senyuman dan segalanya; Penulis menyadari bahwa karya
sederhana ini masih jauh dari
kesempurnaan, maka dari itu saran yang membangun sangat penulis harapkan demi perbaikan karya ini, semoga karya ini bermanfaat bagi dunia pendidikan pada umumnya, dan pendidikan bahasa Arab pada khususnya.
Yogyakarta, 10 Oktober 2012 Hormat saya,
Siti Khoiru Ni’mah
ix
ABSTRAK Siti Khoiru Ni’mah. Tenses dalam Bahasa Inggris dan Bahasa Arab serta Metode Pengajarannya (Analisis Kontrastif). Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. 2012. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan uraian tentang bentuk-bentuk tenses dalam bahasa Inggris dan Arab, kemudian menganalisis persamaan dan perbedaan antara tenses kedua bahasa tersebut. Hal ini dimaksudkan untuk memberikan kemudahan bagi penutur bahasa Inggris dalam mempelajari bahasa Arab. Karena menurut teori analisis kontrastif, adanya perbedaan antara B1 dengan B2 dalam pengajaran bahasa asing akan menyulitkan pembelajar salah satu bahasa tersebut dan adanya persamaan akan mempermudah. Penelitian ini adalah penelitian pustaka dengan pendekatan kualitatif. Data dalam penelitian ini diperoleh dari buku-buku, artikel, jurnal dan sebagainya yang berkaitan dengan tema ini. pengolahan data dilakukan dengan analisis deskriptif tentang teori-teori analisis kontrastif, tenses bahasa Inggris dan bahasa Arab serta metode-metode pengajaran bahasa. Dari hasil penelitian, ditemukan beberapa hasil, antara lain: 1) Terdapat perbedaan pada bentuk tenses kedua bahasa tersebut, di antaranya: Bahasa Inggris memiliki lebih lengkap bentuk tenses dari pada bahasa Arab, sehingga memiliki pola-pola yang lebih kompleks. 2) metode yang cocok untuk pengajaran bahasa Arab bagi penutur bahasa Inggris berdasarkan analisis penulis adalah gramatikal-translation methode, karena metode ini selain fokus terhadap pola bahasanya, juga pada tarjamahnya. Sehingga memberi kemudahan bagi penutur bahasa Inggris untuk memahami tenses bahasa Arab. Dan tidak bisa menutup kemungkinan metode lain juga tepat untuk pengajaran tenses ini. Kata kunci: analisis kontrastif, tenses, bahasa Inggris dan bahasa Arab.
x
(Tenses
(tenses
tenses
xi
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN
Pedoman Transliterasi Arab-Latin ini merujuk pada SKB Menteri Agama dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI, tertanggal 22 januari 1988 No: 158/1987 dan 0543b/U/1987. I. Konsonan Tunggal Huruf Arab
Nama
Huruf Latin
Keterangan
أ
Alif
………..
tidak dilambangkan
ة
Bā'
b
be
د
Tā'
t
te
ث
Śā'
ś
es titik atas
ج
Jim
j
je
ح
Hā'
h ∙
ha titik di bawah
خ
Khā'
kh
ka dan ha
د
Dal
d
de
ذ
Źal
ź
zet titik di atas
ر
Rā'
r
er
ز
Zai
z
zet
ش
Sīn
s
es
ش
Syīn
sy
es dan ye
ص
Şād
ş
es titik di bawah
ض
Dād
d ∙
de titik di bawah
ط
Tā'
ţ
te titik di bawah
xii
ظ
Zā'
Z ∙
zet titik di bawah
ع
'Ayn
…‘…
koma terbalik (di atas)
غ
Gayn
g
ge
ف
Fā'
f
ef
ق
Qāf
q
qi
ك
Kāf
k
ka
ل
Lām
l
el
و
Mīm
m
em
ٌ
Nūn
n
en
و
Waw
w
we
ِ
Hā'
h
ha
ء
Hamzah
…’…
apostrof
ي
Yā
y
ye
II. Konsonan rangkap karena tasydīd ditulis rangkap: ٍيتعبقّدي
ditulis
muta‘aqqidīn
عدّح
ditulis
‘iddah
III. Tā' marbūtah di akhir kata. 1. Bila dimatikan, ditulis h: هجخ
ditulis
hibah
جسيخ
ditulis
jizyah
(ketentuan ini tidak diperlukan terhadap kata-kata Arab yang sudah terserap ke dalam bahasa Indonesia seperti zakat, shalat dan sebagainya, kecuali dikehendaki lafal aslinya).
xiii
2. Bila dihidupkan karena berangkaian dengan kata lain, ditulis t: َعًخ اهلل
ditulis
ni'matullāh
زكبح انفطرditulis
zakātul-fitri
IV. Vokal pendek __َ__ (fathah) ditulis a contoh
َضَ َرة
ditulis daraba
____(kasrah) ditulis i contoh
َفَهِى
ditulis fahima
__ً__(dammah) ditulis u contoh
َكُ ِتت
ditulis kutiba
V. Vokal panjang: 1. fathah + alif, ditulis ā (garis di atas) جبههيخ
jāhiliyyah
ditulis
2. fathah + alif maqşūr, ditulis ā (garis di atas) يسعي
yas'ā
ditulis
3. kasrah + ya mati, ditulis ī (garis di atas) يجيد
majīd
ditulis
4. dammah + wau mati, ditulis ū (dengan garis di atas) فروض
furūd
ditulis
VI. Vokal rangkap: 1. fathah + yā mati, ditulis ai ثيُكى
ditulis
bainakum
2. fathah + wau mati, ditulis au قىل VII. Vokal-vokal
ditulis
qaul
pendek yang berurutan dalam satu kata, dipisahkan
dengan apostrof.
xiv
ااَتى
ditulis
a'antum
اعدد
ditulis
u'iddat
نئٍ شكرتىditulis
la'in syakartum
VIII. Kata sandang Alif + Lām 1. Bila diikuti huruf qamariyah ditulis al-
2.
ٌانقرا
ditulis
al-Qur'ān
انقيبش
ditulis
al-Qiyās
Bila diikuti huruf syamsiyyah, ditulis dengan menggandengkan huruf syamsiyyah yang mengikutinya serta menghilangkan huruf l-nya انشًص
ditulis
asy-syams
انسًبء
ditulis
as-samā'
IX. Huruf besar Huruf besar dalam tulisan Latin digunakan sesuai dengan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) X. Penulisan kata-kata dalam rangkaian kalimat dapat ditulis menurut penulisannya ذوي انفروض
ditulis
zawi al-furūd
اهم انسُخ
ditulis
ahl as-sunnah
xv
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL .......................................................................................
i
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN ...................................................
ii
HALAMAN PERSETUJUAN SKRIPSI ........................................................
iii
HALAMAN PENGESAHAN .........................................................................
iv
HALAMAN MOTTO .....................................................................................
v
HALAMAN PERSEMBAHAN .....................................................................
vi
KATA PENGANTAR ....................................................................................
vii
ABSTRAKS ..................................................................................................
x
انتجريد
.................................................................................................
xi
PEDOMAN TRANSLITERASI ......................................................................
xii
DAFTAR ISI ..................................................................................................
xvi
BAB I
PENDAHULUAN ........................................................................
1
A. Latar Belakang Masalah ........................................................
1
B. Rumusan Masalah .................................................................
4
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ..........................................
4
D. Telaah Pustaka ......................................................................
5
E. Landasan teori .......................................................................
7
F.
BAB II
Metodologi Penelitian ........................................................
22
G. Sistematika Pembahasan .......................................................
25
TENSES DALAM BAHASA Inggris DAN BAHASA ARAB ....
26
A. Tenses dalam Bahasa Inggris ...............................................
26
B. Tenses dalam bahasa Arab ....................................................
50
xvi
BAB III
PERBANDINGAN ANTARA TENSES BAHASA INGGRIS DAN BAHASA ARAB SERTA METODE PENGAJARANNYA ......
64
A. Persamaan dan perbedaan antara tenses bahasa Inggris dan bahasa Arab…………………………………………………………… 64 B. Metode Pengajaran Bahasa Arab untuk Penutur Bahasa Inggris 73 1. Perencanaan Pengajaran Tenses Bahasa Arab dengan Metode Tata Bahasa-Terjemah (gramatikal-translation method)
74
2. Pelaksanaan Pembelajaran Tenses Bahasa Arab dengan Metode Tata Bahasa-Terjemah (Gramatikal-Translation Method) ...........................................................................
75
PENUTUP ....................................................................................
77
A. Kesimpulan ...........................................................................
77
B. Kata penutup .........................................................................
79
DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................
80
BAB IV
LAMPIRAN-LAMPIRAN CURICULLUM VITAE SERTIFIKAT TOEC SERTIFIKAT IKLA’ SERTIFIKAT IT SERTIFIKAT PPL-1 SERTIFIKAT KKN SERTIFIKAT PPL-KKN
xvii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Salah satu alat yang sangat penting untuk berkomunikasi di dunia ini adalah bahasa. Kata pepatah “lain lubuk lain ikannya”, masing-masing Negara memiliki adat, budaya dan bahasa yang berbeda dengan Negara lain. Bahkan dalam satu wilayah, ada yang memiliki lebih dari satu bahasa. Akan tetapi, ada bahasa pemersatunya. Begitu pula dalam lingkup internasional, bahasa Inggris dan Arab merupakan contoh bahasa pemersatu dunia. Bahasa berfungsi sebagai alat, semakin baik alat yang dimiliki seseorang, maka semakin banyak hal dan manfaat yang akan dapatkannya. Oleh karena itu, meguasai alat berarti menguasai cara/ metode untuk meraih atau mendapatkan sesuatu. Pesrcepatan dalam bidang pengetahuan dan teknologi memaksa semua orang masuk dalam pusaran arus globalisasi yang serba teknologi. Sehingga diperlukan suatu keahlian berbahasa asing yang baik untuk dapat bersaing di dunia global. Bahasa Inggris sebagai bahasa internasional untuk segala macam bidang, baik bisnis, kenegaraan ataupun pendidikan, semakin lama semakin penting keberadaannya. Dengan demikian diperlukan skill berbahasa Inggris yang mumpuni untuk menghadapi era globalisasi ini. Untuk menguasai bahasa Inggris secara tertulis, tata bahasa memegang peranan penting,
1
2
terutama untuk dunia tulis menulis secara resmi, baik di bidang bisnis, terlebih lagi untuk tujuan akademik. Tidak jauh berbeda dengan bahasa Inggris, perkembangan bahasa Arab pun dari masa ke masa semakin pesat. Bahasa Arab merupakan salah satu bahasa komunikasi internasional. Bahasa Arab memiliki peranan penting di berbagai bidang. Terlebih lagi bagi dunia Islam yang sebagian besar sumber ajarannya menggunakan bahasa Arab, karena al quran diturunkan di tanah Arab. Kedua bahasa tersebut memiliki peranan penting di lingkup internasional. Baik dalam bidang perdagangan, pendidikan atau kebudayaan. Masing-masing bahasa memiliki tata bahasa (grammar) berbeda-beda. Mengenai bahasa Arab dan bahasa Inggris, keduanya memiliki kemiripan dalam hal tenses. Secara singkat tenses bisa diartikan bentuk kata kerja yang perubahannya tergantung waktu dan sifat kejadian.1 Pada dasarnya, belajar bahasa asing merupakan suatu proses mekanis pembentukan kebiasaan. Dari pendapat tersebut prediksi bahwa problema yang akan dihadapi dalam proses belajar mengajar bahasa asing adalah persoalan perbedaan kebiasaan, yakni kebiasaan berbahasa yang lama (bahasa yang telah dimiliki) dan kebiasaan berbahasa yang baru (bahasa yang dipelajari). Istilah B2 berarti bahasa asing yang sedang dipelajari, bukan bahasa kedua di suatu negara. Oleh karena itu, sangat dimungkinkan akan
1
Suryadi dan Junaida, S. Pd, Complete English Grammar-Belajar Bahasa Inggris dari Awal sampai Mahir (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2006), hlm. 417.
3
terjadi beberapa kesalahan dalam hal tata bahasa pertama (bahasa ibu) dengan tata bahasa kedua (bahasa asing yang sedang dipelajari). Penguasaan terhadap bahasa Arab dan bahasa Inggris merupakan suatu keharusan sekaligus tantangan bagi pelajar saat ini. Penutur salah satu bahasa
tersebut,
dimungkinkan
akan
mengalami
kesulitan
dalam
mempelajarinya. Penutur bahasa Inggris, akan mengalami kesulitan dalam mempelajari bahasa Arab, begitu pula sebaliknya. Oleh karena itu, perlu adanya perbandingan antara kedua bahasa tersebut agar tercipta kebiasaan berbahasa yang baik. Berbeda dengan bahasa Indonesia, bahasa Inggris dan bahasa Arab sama-sama memiliki atau menggunakan acuan perubahan waktu dalam pola kalimatnya. Bahasa Inggris memiliki 16 bentuk waktu, sedangkan bahasa Arab hanya memiliki 3 bentuk waktu. Bagi penutur bahasa Inggris (baik penutur asli atau tidak), hal ini merupakan suatu perbedaan yang nantinya akan menimbulkan kesulitan dalam mempelajari bahasa Arab. Oleh karena itu, penelitian tentang tenses dalam bahasa Inggris dan Arab serta metode pembelajarannya, sebuah tinjauan Analisis Kontrastif ini dirasa perlu dilakukan untuk bisa memberikan solusi dalam mempelajari bahasa Arab bagi penutur bahasa Inggris.
B. Rumusan Masalah Dari latar belakang masalah tersebut, peneliti memiliki rumusan masalah sebagai berikut:
4
1. Bagaimana bentuk tenses dalam bahasa Arab dan bahasa Inggris? 2. Apa persamaan dan perbedaan tenses dalam bahasa Arab dan bahasa Inggris? 3. Bagaimana metode pengajaran tenses bahasa Arab bagi penutur bahasa Inggris?
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian Berdasarkan latar belakang tersebut, penelitian ini dilakukan dengan tujuan sebagai berikut: 1. Untuk mendeskripsikan tentang tenses dalam bahasa Arab dan bahasa Inggris. 2. Untuk mengetahui persamaan dan perbedaan antara tenses dalam bahasa Arab dan bahasa Inggris dan kemudian membandingkannya. 3. Untuk menganalisis metode pengajaran tentang tenses bahasa Arab bagi penutur bahasa Inggris. Adapun kegunaan penelitian ini antara lain sebagai berikut: 1. Kajian teoritis-akademis Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan untuk menambah khazanah ilmu pengetahuan dan teori tentang tenses dalam bahasa Arab yang dikontraskan dengan bahasa Inggris, yang nantinya akan sangat berguna dalam menambah wacana dan diskursus ilmiah di dunia pendidikan.
5
2. Kegunaan praktis Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna: a. Membantu para praktisi pendidikan terutama bagi guru bahasa Arab yang mengajar di madrasah untuk mencari dan memilih metode pengajaran yang tepat. Dengan kata lain penelitian ini dianggap penting untuk memberikan sumbangan atau solusi yang tepat untuk mengatasi beberapa kendala dalam pengajaran gramatika bahasa. b. Sebagai referensi tambahan bagi pembaca yang ingin memahami tentang tenses bahasa Arab dan bahasa Inggris. c. Sebagai penyusun dalam mengembangkan wawasan keilmuannya berkaitan dengan pengajaran bahasa Arab dan bahasa Inggris.
D. Telaah Pustaka Telaah pustaka merupakan penelusuran peneliti terhadap berbagai literature hasil penelitian sebelumnya yang relevan atau memiliki keterkaitan dengan fokus permasalahan yang ditelitinya.2 Berdasarkan tema yang penulis ambil, ada beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian yang akan penulis lakukan. Adapun beberapa penelitian tersebut adalah sebagai berikut: Pertama, skripsi saudara Moh. Ilyas Iskandar tahun 2010 dengan judul: “Analisis Kontrastif Kata Kerja Dalam Bahasa Arab Dan Bahasa Jepang Serta Metode Pengajarannya”. Penelitian ini mencoba mengkaji 2
Dr. Sembodo Ardi Widodo, dkk. Pedoman Penulisan Skripsi Mahasiswa Jurusan PBA Fakultas Tarbiyah, hlm. 13.
6
tentang kata kerja bahasa Arab dan bahasa Jepang, kemudian dianalisis sehingga keterlibatan teori ini dalam pendidikan khususnya dalam pengajaran bahasa asing ditemukan, serta mencoba mencari metode yang efektif dan efisien untuk mengajarkan kedua bahasa tersebut.3 Kedua, Penelitian Saipul Hamdi tahun 2002, yang berjudul ”Kata Kerja Pola Kalimat Berita dalam Bahasa Arab dan Indonesia (Sebuah Analisis Kontrastif Mengenai Tenses dan Aspek)”. Skripsi ini mencoba meneliti tentang perbedaan kata kerja pola kalimat berita mengenai tenses dan aspek dalam bahasa Arab dan bahasa Indonesia serta kesulitan-kesulitan yang ditimbulkan oleh perbedaan-perbedaan bahasa.4 Ketiga, skripsi saudara Budi Santoso tahun 2005 dengan judul Tingkat Perbandingan dalam Bahasa Indonesia, Arab dan Inggris serta Implikasinya dalam Pengajaran Bahasa Arab (Analisis Kontrastif). Dalam skripsi tersebut, saudara Budi mencoba menganalisis persamaan dan perbedaan bentuk tingkat perbandingan dalam bahasa Indonesia, Arab dan Inggris. Setelah itu, dengan persamaan dan perbedaan tersebut diketahui bagaimana implikasinya serta mencoba menganalisis metode yang tepat untuk mengajarkannya.5 Dari beberapa penelitian yang telah dilakukan di atas, penelitian yang akan dilaksanakan oleh penulis ini memiliki beberapa perbedaan. Dalam 3
Moh. Ilyas Iskandar, Analisis Kontrastif Kata Kerja Dalam Bahasa Arab Dan Bahasa Jepang Serta Metode Pengajarannya. Skripsi. 2010. Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, UIN Sunan Kalijaga 4 Saipul Hamdi, Kata Kerja Pola Kalimat Berita dalam Bahasa Arab dan Indonesia (Sebuah Analisis Kontrastif Mengenai Tenses dan Aspek). Skripsi. 2002, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta 5 Budi Santoso, Tingkat Perbandingan dalam Bahasa Indonesia, Arab dan Inggris serta Implikasinya dalam Pengajaran Bahasa Arab (Analisis Kontrastif). Skripsi. 2005, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
7
penelitian ini penulis akan memaparkan tentang kaidah tenses dalam bahasa Inggris dan Arab serta perbandingan antara keduanya untuk menemukan persamaan dan perbedaannya. Kemudian penulis akan mencoba mencoba menganalisis metode yang sesuai untuk pembelajaran tentang tenses bahasa Arab bagi penutur bahasa Inggris.
E. Landasan Teori 1.
Analisis kontrastif Para ahli linguistik struktural memperkenalkan suatu saran untuk menolong para guru bahasa asing agar dapat menangani kesalahankesalahan atau kesulitan yang dialami siswa yang sedang mempelajari bahasa asing (B) yang disebabkan oleh adanya perbedaan fonetik maupun gramatikal antara B1 dan B2. Oleh karena itu, para guru B2 harus menguasai benar sistem-sistem fonologi, morfologi, dan sintaksis B2, agar dapat dibandingkan butir demi butir dengan sistem-sistem yang serupa dalam B1. Studi seperti ini biasanya disebut analisis kontrastif (anakon). Asal mula anakon dapat ditelusuri pada abad ke-18 ketika William Jones membandingkan bahasa–bahasa Yunani dan Latin dengan bahasa Sanskrit. Ia menemukan banyak persamaan yang sistematis antara bahasabahasa itu. Dalam abad ke-19 makin banyak penelitian mengenai perbandingan antara bahasa-bahasa. Pada waktu itu yang ditekankan ialah hubungan-hubungan fonologi dan evaluasi fonologi. Studi ini tidak dinamakan “analisis kontrastif”, tetapi “studi perbandingan bahasa ”.
8
Dalam pertengahan abad ke-20, ketika psikologi behaviorisme dan linguistik struktural masih pada puncak kejayaannya, hipotesis anakon mula-mula mendapat perhatian umum dengan munculnya buku Lado (1957) yang berisi suatu pernyataan dalam prakatanya sebagai berikut: “Rencana buku ini berdasarkan asumsi bahwa kita dapat meramalkan
dan
menguraikan
struktur-struktur
B2
yang
akan
menyebabkan kesukaran dalam pelajaran, dan struktur-struktur yang tidak akan menyebabkan kesukaran, dengan : membandingkan secara sistematis bahasa dan budaya B2 dengan bahasa dan budaya B1”.6 Secara etimologi, Kata kontrastif berasal dari kata contrastive7 yaitu kata keadaan yang diturunkan dari kata kerja to contras artinya berbeda atau bertentangan. Adapun secara istilah, ada beberapa pengertian analisis kontrastif dari beberapa tokoh, antara lain: a.
Henry Guntur Tarigan dan Djago Tarigan Menurutnya, analisis kontrastif adalah aktifitas atau kegiatan yang mencoba membandingkan struktur B1 dan struktur B2 untuk mengidentifikasi perbedaan-perbedaan antara dua bahasa yang diperoleh dan dihasilkan melalui analisis kontrastif, dapat digunakan sebagai landasan dalam meramalkan atau memprediksi kesulitankesulitan belajar berbahasa yang akan di hadapi para siswa di sekolah, terlebih-lebih dalam belajar B2.8
6
J. Daniel Parera, Linguistik Edukasional, (Jakarta: Penerbit Erlangga, 1997), hlm.107. John M. Echols dan Hasan Sadily, Kamus Inggris (Jakarta:1990) hlm. 144. 8 Henry Guntur Tarigan dan Djago Tarigan, Pengajaran Analisis Kesalahan Berbahasa, (Bandung: Angkasa, 1990), hlm. 23. 7
9
b.
Jos Daniel Parera Jos mendefinisikan analisis kontrastif sebagai suatu kegiatan yang membandingkan antara B1 dan B2 yang telah mempunyai tata bahasa standar dan telah disepakati kaidah-kaidahnya.9
c.
Mansoer Pateda Menurut Mansoer, analisis kontrastif adalah membandingkan dua bahasa atau lebih untuk mencari persamaan-persamaan dan perbedaan-perbedaan bahasa itu, baik pada tingkat fonologi, morfologi, maupun sintaksis yang dilakukan pada periode tertentu atau sezaman.10 Dari beberapa pengertian tersebut, penulis dapat menyimpulkan
bahwa analisi kontrastif adalah membandingkan antara bahasa ibu (B1) dengan bahasa asing (B2) dalam hal perbedaan-perbedaan dan persamaanpersamaan antara kedua bahasa tersebut untuk meminimalisir kesalahan dalam mempelajari bahasa asing. Teori analisis kontrastif berasumsi bahwa kesulitan dalam belajar bahasa pada dasarnya disebabkan oleh adanya perbedaan sistem bahasa pertama pembelajar dengan bahasa kedua/ bahasa asing yang dipelajari.11 Oleh karena itu, analisis kontrastif berusaha mengkontraskan kedua bahasa tersebut untuk diketahui persamaan dan perbedaannya.
9
Jos Daniel Parera, Linguistik Edukasional… hlm..44. Monsoer Pateda. Linguistic: Sebuah pengantar (Bandung: Angkasa, 1990), hlm. 48. 11 Pranowo, Analisis Kesalahan Bahasa (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 1996), hlm.3. 10
10
Analisis kontrastif merupakan analisis kesalahan berbahasa yang dipengaruhi oleh paham behavioris, yaitu paham psikologi yang beranggapan bahwa tingkah laku dipengaruhi oleh kebiasaan dan kesalahan. Secara spesifik, analisis ini berpendapat bahwa kesalahan berbahasa disebabkan oleh suatu transfer negative. Artinya, pemakai bahasa asing atau bahasa kedua menggunakan aturan yang berlaku dalam bahasa pertama ke dalam bahasa kedua, padahal aturannya berbeda. Menurut Henry Guntur Tarigan,12 kesalahan berbahasa tersebut dapat dihilangkan dengan cara menanamkan kebiasaan bahasa kedua melalui latihan, pengulangan, dan penguatan (hukuman dan hadiah). Penetapan analisis kontrastif dalam pengajaran bahasa didasarkan pada asumsi teoritis bahwa : a. Materi pengajaran bahasa yang paling efektif adalah materi yang didasarkan pada deskripsi bahasa itu (Fries, 1945). b. Dengan mengkontrakan bahasa pertama dengan bahasa yang akan dipelajari dapat meramalkan dan mendeskripsikan pola-pola yang akan menyebabkan kesulitan dan kemudahan belajar bahasa (Lado, 1957). c. Perubahan yang harus terjadi pada tingkah laku seseorang yang belajar bahasa asing dapat disamakan dengan perbedaan antar struktur bahasa dan budaya murid dengan struktur bahasa dan budaya yang akan dipelajari (Valdman‟s 1960, dalam Wardhaugh, 1970).13
12 13
Ibid., hlm.23. Pranowo, Analisis …, hlm.42.
11
Para pakar analisis kontrastif bertujuan menjelaskan aspek-aspek pembelajaran B2 tertentu. Sarana yang mereka gunakan adalah laporanlaporan deskriptif bahasa satu (B1) siswa dan B2 yang akan dipelajari dan berbagai teknik untuk perbandingan pemerian-pemerian tersebut dengan kata lain tujuan tersebut termasuk bidang psikologi, sedangkan sarananya diturunkan dari ilmu pengetahuan linguistik. 14 Analisis kontrastif memperkenalkan kepada linguistik suatu kerangka kerja perorganisasian dua buah deskripsi bahasa, yang meliputi tiga hal berikut15: a. Anakon menggunakan siasat linguistik dalam berbagai konsep bahasa menjadi tiga bidang: fonologi, gramatikal dan leksikon b. Penggunaannya berdasarkan kategori-kategori linguistik deskriptif: unit, struktur, kelas dan sistem. c. Anakon menggunakan deskripsi-deskripsi yang ada dalam model yang sama. Dari beberapa penjelasan di atas, fungsi analisis kontrastif dalam penelitian ini adalah sebagai pisau analisis atau cara pandang untuk membandingkan tenses antara bahasa Inggris dan Arab sehingga dapat diketahui persamaan dan perbedaan kedua bahasa tersebut. Ada beberapa tahap dalam mmbandingkan antara dua bahasa, sebagaimana yang diungkapkan leh Ellias:
14
Henry Guntur tarigan, Pengajaran Analisa Kontrastif Bahasa (Bandung: Angkasa),
15
Ibid., hlm. 92.
hlm 90.
12
Membandingkan 2 bahasa melalui kajian kontrastif, Ellias (via Tuan, 2004) berpendapat ada empat tahapan yang harus ditempuh, yakni: 1. Tahap deskripsi; yaitu menggambarkan bahasa-bahasa yang dibandingkan, 2. Tahap seleksi; menyeleksi unsur-unsur tertentu yang akan dibandingkan 3. Tahap analisis; yaitu mengidentifikasi perbedaan-perbedaan dan persamaan-persamaan di antara bahasa yang dibandingkan dan, 4. Tahap prediksi; yaitu memprediksi hal-hal yang akan menyebabkan terjadinya kesulitan-kesulitan dalam pembelajaran bahasa.16 2. Tenses a.
Tenses dalam bahasa Inggris Tenses adalah bentuk kata kerja (baik degan infleksi maupun bantuan auxiliary verbs17) untuk menunjukkan waktu dan derajat tuntasnya suatu kegiatan atau keadaan.18 Dengan kata lain bahwa tenses ini berdasarkan bentuk-bentuk tata bahasa dari kata kerja, serta menunjukkan apakah suatu pekerjaan atau kegiatan tersebut sudah dilaksanakan, sedang dilaksanakan, akan dilaksanakan atau sudah dilaksanakan pada jangka waktu tertentu. Dalam bahasa Inggris, terdapat tingkatan waktu dalam mengungkapkan suatu kegiatan, pekerjaan atau keadaan. Pada beberapa literatur disebutkan bahwa tingkatan waktu pada dasarnya ada 3, yaitu: present, future dan past. Akan tetapi, karena tenses lebih mengacu kepada bentuk kegiatan, maka sebenarnya tenses itu terdiri
16
http://alhakimiyyah.blogspot.com/2012/06/teori-tentang-kontrastif.html akses: 21 Oktober 2012 17 Auxiliary verb adalah kata kerja yang membantu kata kerja lain untuk membentuk sebuah struktur kalimat yang lengkap. Contoh: is, am, are, can. (lihat Panca prastowo, Panduan Tepat Menguasai Tenses Bahasa Inggris, hlm. 7.) 18 Panca prastowo, Panduan Tepat Menguasai Tenses Bahasa Inggris (Yogyakarta: DIVA Press, 2008), hlm. 9.
13
dari dua macam: present dan past.
19
akan tetapi di sini akan dibahas
pembagian tenses secara umum, berdasarkan waktu dan sifat kejadian, ada 16 bentuk yang terrangkum dalam 4 bagian besar, yaitu20: 1) Present tense, terdiri dari: simple present tense, simple countinous tense, present prefect tense dan present perfect continous tense. 2) Past tense, terdiri dari: simple past tense, past continous tense, past perfect tense dan past perfect continous tense. 3) Future tense, terdiri dari: simple future tense, future continous tense, future perfect tense dan future perfect continous tense. 4) Past future tense, terdiri dari: past future tense, past future continous tense, past future perfect tense dan past future perfect continous tense. b. Tenses dalam bahasa Arab Dalam bahasa Arab, sebenarnya tidak ada istilah tenses, akan tetapi pada intinya sama esensinya bahwa dalam bahasa Arab juga mengacu pada kata kerja yang memperhatikan penggunaan/ perubahan waktu. Dalam bahasa Arab, kata kerja disebut dengan al fi‟il. Menurut Syaikh Musthafa Alghulayaini, Fi‟il adalah kalimat yang menunjukkan makna dengan sendirinya dan bersamaam dengan waktu21. Contoh:
19
Ibid., hlm. 10. Junaida & Suryadi, S.Pd, Complete English,... hlm. 419. 21 Syaikh Musthafa Alghulayaini, Pelajaran Bahasa Arab Lengkap terjemah Jami‟ud Duruusil „Arabiyyah Jilid I (Semarang: CV. Asy Syifa, 1991) hlm. 21. 20
14
َجَاء
: dia sudah datang
ًُء ْ ِ ٌَج: dia sedang/ akan datang ْجِئ
: didatangkan
Dengan kata lain bahwa penggunaan al fi‟il disesuaikan dengan waktu kegiatan tertentu terjadi. Berdasarkan waktu, ada tiga pembagian al fi‟il ada dua waktu, yaitu: kata kerja yang menunjukkan waktu lampau (al māḍi), kata kerja yang menunjukkan waktu sedang dan akan datang (mustaqbal). Menurut Ibn Mâlik dalam alfiyyah Ibn Mâlik mengemukakan ciriciri fi‟il sebagaimana dikutip oleh Prof. Dr.Azhar Arsyad 22 sebagai berikut: 1) Tidak menerima huruf jar, tanwin, nida‟, dan alif lam. 2) Khusus fi‟l māḍi bisa diakhiri ta‟ ḍamîr dan ta‟ ta‟niś sâkinah قمث dan قامث.fi‟l al muḍāri‟ dan fi‟l amr bisa diakhiri dengan nun taukid dan ya‟ mu‟annaś mukhathabah, seperti ادفظى- اجحهذ 3) Fi„l Māḍi dan fi‟l Muḍāri‟ boleh diikuti kata andaian, syarat, dan 4) Khusus fi‟l Muḍāri‟ selalu diawali dengan huruf yang tergabung dalam kata اوٍثdan boleh diikuti : نم, الانىاهٍة,ال األمش, نه, سىف,
انسٍه
22
Prof. Dr. Azhar Arsyad, Bahasa Arab dan Metode Pengajarannya, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2004), hlm. 97.
15
3.
Metode Pengajaran Kita tak jarang mendegar istilah metode yang pengertiannya sering terbolak balik dengan teknik dan pendekatan. Ketiganya memiliki hubungan hierarki. Pendekatan menempati kedudukan paling atas dalam skema hierarki, kemudian di bawahnya ada metode dan setelah itu teknik. Menurut Edward Anthony, dalam buku Ahmad Fuad Efendy,23 mengatakan bahwa metode merupakan rencana menyeluruh penyajian bahasa secara sistematis berdasarkan pendekatan yang ditentukan. Dengan kata lain, metode merupakan perwujudan dari pendekatan. Menurut Mahmud Yunus sebagaimana dikutip oleh Prof. Dr. Azhar Arsyad 24 bahwa metode lebih penting dari pada materi. Kalau kita renungi, hal ini mengasumsikan bahwa betapa pentingnya metode bagi keberlangsungan suatu pembelajaran agar mencapai apa yang menjadi tujuan. Menurut William Francis Makcey, metode dalam pengajaran bahasa asing ada l5, yaitu25: 1) Direct Method, 2) Natural Method, 3) Psychological Method, 4) Phonetic Method, 5) Reading Method, 6) Grammar Method, 7) Translation Method, 8) Grammar-Translation Method, 9) Electic Method, 10) Unit Method, 11) Language-Control Method, 12) Mim-Men Method, 13) Practice-Theory Method, 14) Cognate Method, 15) Dual-Language Method.
23
Ahmad Fuad Effendy, Metodologi Pengajaran Bahasa Arab, (Malang: Misykat. 2004),
hlm. 8. 24
Prof. Dr. Azhar Arsyad, Bahasa Arab..., hlm. 66. Dr. Mulyanto Sumardi, Pengajaran Bahasa Asing; Sebuah Tinjauan dari Segi Metodologi, (Jakarta: Bulan Bintang, 1975), hlm. 32. 25
16
a. Metode langsung (direct method) Ciri dari metode ini adalah penggunaan bahasa asing sebagai bahasa pengantar dalam proses pembelajaran. Hal yang paling ditekankan dalam metode ini adalah pembiasaan penggunaan bahasa asing yang terus-menerus antara guru dan siswa tanpa menggunakan bahasa ibu sedikitpun. Pembiasaan yang terus-menerus tersebut dilakukan pada setiap kegiatan pembelajaran, mulai dari memahami kosa
kata
sampai
menerjemahkan.
Dikarenakan
metode
ini
menggunakan bahasa asing sebagai pengantarnya, maka perlu diperhatikan tentang kemampuan penuturan, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, sebagai berikut: 1) Materi pengajaran pada tahap awal berupa latihan oral. 2) Materi dilanjutkan dengan latihan menuturkan kata-kata sederhana, baik kata benda atau kata kerja yang sering didengar oleh pelajar. 3) Materi dilanjutkan dengan latihan penuturan kalimat sederhana dengan menggunakan kalimat yang merupakan aktifitas pelajar sehari-hari. 4) Pelajar diberikan kesempatan untuk berlatih dengan cara tanya jawab dengan guru/sesamanya. 5) Materi membaca harus disertai diskusi dengan bahasa asing, baik dalam menjelaskan makna yang terkandung di dalam bahan bacaan ataupun jabatan setiap kata dalam kalimat.
17
6) Materi gramatika diajarkan di sela-sela pengajaran,namun tidak secara mendetail. 7) Materi menulis diajarkan dengan latihan menulis kalimat sederhana yang telah dikenal/diajarkan pada pelajar. 8) Selama proses pengajaran hendaknya dibantu dengan alat peraga/media yang memadai. b. Metode fonetik (phonetics method) Metode ini dianggap sebagai usaha penyempurnaan dari metode langsung, ia biasa disebut juga reform method. Jadi, metode ini berhubungan erat dengan metode langsung. Metode ini memandang bahwa pelajaran sebaiknya diawali oleh latihan-latihan pendengaran (ear training) bunyi. kemudian diikuti oleh latihan-latihan pengucapan bunyi terlebih dahulu, diteruskan kemudian oleh kata, kalimat pendek, dan akhirnya kalimat yang lebih panjang. Lalu, kalimat-kalimat tersebut dirangkaikan menjadi percakapan dan cerita. Gramatika diajarkan secara induktif, sedangkan pelajaran mengarang terdiri dari penampilan kembali (reproduksi) tentang apa yang telah didengar dan dibaca. c. Metode membaca (reading method) Sesuai dengan namanya, metode ini diperuntukan bagi sekolahsekolah yang bertujuan mengajarkan kemahiran membaca dalam
18
bahasa asing. Materi pelajaran terdiri dari bacaan yang dibagi-bagi menjadi beberapa seksi pendek. Setiap sesi atau bagian diawali atau didahului oleh daftar katakata yang maknanya diajarkan secara konstektual. Maksudnya, katakata dan kalimat yang diucapkan dan diajarkan selalu dikaitkan dengan terjemahan. Setelah para pelajar menguasai kosa kata, bacaan tambahan dalam bentuk cerita atau novel mulai diajarkan. Pembacan cerita atau novel diharapkan dapat meningkatkan penguasaan pelajar terhadap kosakata sehingga mereka menjadi lebih mantap. d. Metode gramatika (grammar method) Ciri khas metode ini adalah penghapalan aturan-aturan gramatika dan kata-kata tertentu. Kata-kata ini kemudian dirangkaikan menurut kaidah tata bahasa yang berlaku. Jadi, kegiatan merangkai kata itu merupakan praktek penerapan kaidah-kaidah tata-bahasa. Dalam hal ini, seorang pengajar tidak mengajarkan tata bahasa, tetapi lebih banyak mengisi jam mengajarnya untuk mengajar tentang bahasa. Dengan kata lain, pengajar bukan mengajarkan kepandaian berbahasa, melainkan mengajar tentang bahasa. Metode ini berpendapat bahwa pengetahuan kaidah-kaidah tata-bahasa dianggap lebih penting daripada kemahiran untuk menggunakan tata-bahasa itu. Kegiatan-kegiatan berupa latihan ucapan atau penggunaan bahasa secara lisan sama sekali diabaikan.
19
e. Metode tarjamah (translation method) Sesuai dengan namanya, metode tarjamah menitik beratkan kegiatan-kegiatannya berupa cara penerjemahan bacaan-bacaan. Biasanya, metode ini diawali oleh penerjemahan bahasa asing ke dalam bahasa pelajar, dan kemudian sebaliknya. Seperti halnya metode gramatika, metode tarjamah ini sangat cocok untuk kelas yang berjumlah besar dan tidak memerlukan seorang pengajar yang harus memiliki penguasaan bahasa asing secara aktif atau pendidikan khusus untuk mengajar bahasa.. Kegiatan utama metode ini ialah proses penerjemahan, dan sama sekali tidak ada usaha untuk mengajarkan ucapan. Karena itu, setiap pelajaran memberi gambaran tentang kaidah bahasa, kata-kata yang harus diterjemahkan, kaidah tata-bahasa yang harus dihapal, dan latihan penerjemahan. f. Metode gramatika-tarjamah (grammar-translation method) Berdasarkan namanya, metode ini merupakan gabungan antara metode gramatika dan metode terjemah. Ciri-ciri metode gramatikaterjemah dengan sendirinya sama dengan ciri-ciri kedua metode tersebut, antara lain : 1) Tata-bahasa yang diajarkan adalah tata-bahasa formal. 2) Kosakata bergantung pada bacaan yang telah dipilih. 3) Kegiatan belajar terdiri dari penghapalan kaidah-kaidah tata-bahasa dan penerjemahan kata-kata tanpa kaitan dalam kalimat (konteks). Lalu, dilanjutkan oleh penerjemahan bacaan-bacaan pendek, dan
20
penafsiran (interpretasi). Latihan ucapan tidak diberikan, kalaupun diberikan hanyalah sesekali saja. g. Metode Gabungan (electic method) Menurut metode ini, cara mengajar yang paling tepat adalah menggunakan gabungan dari unsur-unsur yang terdapat dalam metode langsung dan gramatika-terjemah. Kemahiran berbahasa diajarkan menurut urutan-urutan: percakapan, latihan menulis, memahami (comprehension), dan membaca (reading). Kegiatan lain yang dilakukan dalam kelas adalah berupa latihan lisan, membaca keras, dan tanya jawab. Selain latihan penerjemahan dan pelajaran tata-bahasa yang dedukatif, juga digunakan alat peraga yang bisa didengar dan dilihat (audio-visual). h. Metode mim-mem (mimicry-memorization method/metode meniru dan menghafal) Mim-mem merupakan singkatan dari mimicray (meniru) dan memorizattion (menghapal) atau proses pengingatan sesuatu dengan menggunakan kekuatan memori. Metode ini juga sering disebut informant-drill method, karena latihan-latihannya dilakukan oleh selain seorang pengajar, juga oleh seorang informan penutur asli (native informant). Menurut metode ini, kegiatan belajar berupa demontrasi dan latihan (drill) gramatika dan struktur kalimat, teknik pengucapan, dan penggunaan kosakata dengan mengikuti atau menirukan guru dan informan penutur asli. Ketika melakukan drilling,
21
native informant bertindak sebagai seorang drill master. Ia mengucapkan beberapa kalimat sampai akhirnya menjadi hapal. Gramatika diajarkan secara tidak langsung melalui model-model kalimat. i. Metode audio lingual (audio lingual method) Dalam bukunya al-Turuq al-Ammah fî Tadris al-Lughah alArabiyah, Dr. Kamal Ibrahim Badri menjelaskan bahwa metode ini bertujuan untuk menproduk pelajar memiliki empat kecakapan sekaligus (mendengar, berbicara, membaca, dan menulis), dengan lebih banyak mempertimbangkan kepada kecakapan lisan, karena mengingat prinsip bahasa itu sendiri itu adalah merupakan media komunikasi antar bangsa.26 j. Metode Dwibahasa (Dual-language method) Metode ini berdasarkan persamaan dan perbedaan antara kedua bahasa, dalam hal ini atas perbandingan bahasa Pelajar dan bahasa asing yang dipelajari. Hanya saja perbandingannya tidak terbatas pada kata-kata saja, tetapi juga sistem bunyi dan sistem gramatika kedua bahasa tersebut. Bahasa Pelajar digunakan sebagai alat untuk menjelaskan perbedaan-perbedaan fonetis, sintaksis maupun kosa kata anatara keduanya. Tiap perbedaan yanga ada kemudian dijadikan fokus pelajaran dan drill.
26
Drs. H. Abdul Mu‟in, MA., Analisis Kontrastif Bahasa…., hlm.153.
22
F. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian dan Pendekatan Penelitian Penelitian ini adalah library research dengan menggunakan pendekatan kualitatif, yaitu penelitian yang lebih menekankan pada pengumpulan data yang bersifat kualitatif (tidak berbentuk angka) dan menggunakan analisis kualitatif dalam pemaparan data, analisis data dan pengambilan kesimpulan.27 . Adapun menurut suharsimi arikunto, penyelidikan kepustakaan yaitu untuk penelitian dengan pengumpulan data guna mencari data yang berkaitan dengan variabel/ masalah yang bersumber dari buku, transkrip, majalah, catatan, surat kabar.28 Dalam penelitian ini peneliti ingin memaparkan tentang tenses dalam
bahasa
Arab
dan
Inggris,
kemudian
membandingkan
penggunaannya antara kedua bahasa tersebut untuk mengetahui persamaan dan perbedaannya. Setelah itu, peneliti akan menganalisis beberapa metode yang kiranya cocok atau sesuai untuk mengajarkan bahasa Arab bagi penutur bahasa Inggris. 2. Metode pengumpulan data Metode yang penulis gunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian jenis library research ini adalah dokumentasi dan studi pustaka. Penulis menggunakan sumber data dari buku-buku tentang tenses dalam bahasa Inggris dan Arab sebagai data primer. Dari buku tersebut penulis
27
Dr. Sembodo Ardi Widodo, dkk. Pedoman Penulisan … hlm. 16. 28 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta: Rineka Cipta, 1998), hlm. 236.
23
akan mencoba memahami, mengkaji ulang dan menganalisa. Buku-buku tersebut antara lain: a. Fundamental English Grammer karya Drs. Akhmad Kardimi, M. Hum terbitan Pustaka Pelajar tahun2004 b. Complete English Grammar karya Suryadi dan Junaida, S. Pd. Terbitan Pustaka Pelajar tahun 2006. c. Problematika Pengajaran Bahasa Arab dan Inggris karya Umar assasudin Sokah terbitan CV. Nur Cahaya tahu 1982 d. Pelajaran bahasa Arab lengkap terjemah Jami‟ud duruusil „Arabiyyah Jilid I karya Syaikh Musthafa Al Ghulayaini (telah di terjemahkan oleh: Drs. H. Moh. Zuhri, Dipl. TAFL dkk) terbitan CV. Asy Syifa Semarang. e. Qawā‟idullughah Al‟Arabiyyah karya Fuad Ni‟mah terbitan Dâr alHikmah Damsyiq f.
Pengajaran Analisa Kontrastif Bahasa Karya H.G. Tarigan, Bandung 1992 Selain itu, penulis juga menggunakan jurnal, artikel, esay, skripsi
dan lain-lain sebagai sumber data sekunder. 3. Teknik Analisis Data Analisis
data
adalah
kegiatan
mengatur,
mengurutkan,
mengelompokkan, dan mengkategorikan data sehingga dapat ditemukan
24
dan
dirumuskan
hipotesis
kerja
berdasarkan
data
yang
telah
dikumpulkan.29 Analisis data ini merupakan proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan sehingga fokus penelitian dapat ditelaah, diuji, dan dijawab secara cermat dan teliti. Penelitian ini menggunakan analisis kontrastif sebagai cara pandang. Selain itu, penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif yakni suatu usaha untuk mengumpulkan dan menyusun suatu data, kemudian dianalisis dan ditafsirkan.30 Dalam aplikasinya data tersebut dibahas dengan menggunakan pola berfikir deduktif dan induktif. a. Pola berfikir deduktif Pola berfikir deduktif adalah pola berfikir dengan analisis yang berpijak dari pengertian atau fakta yang bersifat umum, kemudian diteliti dan hasilnya dapat memecahkan permasalahan yang bersifat khusus (umum-khusus). b. Pola berfikir induktif Pola berfikir induktif yaitu pola berfikir yang berpijak pada fakta yang bersifat khusus, kemudian diteliti dan akhirnya ditemukan pemecahan persoalan yang bersifat umum (khusus-umum).31
29
M. Hariwijaya, dkk, Pedoman Penulisan Ilmiah Proposal dan Skripsi, (Yogyakarta: Tugu Publisher, 2007), hlm.63. 30 Winarno Surakhmad, Pengantar Penelitian Ilmiah (Dasar, Metode, Teknik), (Bandung: Tarsito, 1990), hlm. 139-140. 31 Sutrisno Hadi, Metodologi Research II (Yogyakarta: Yayasan Penerbit Fak. Psikologi UGM, 1993), hlm.124.
25
G. Sistematika Penulisan Penelitian ini penulis susun dengan urutan sebagai berikut: BAB I adalah pendahuluan yang berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan, kajian pustaka, landasan teori, metode penelitian dan sistematika penulisan. BAB II berisi pembahasan tentang Tenses dalam bahasa Inggris dan bahasa Arab. BAB III berisi pemaparan tentang perbandingan analisis kontrastif tenses dalam bahasa Inggris dan Arab, dan tawaran metode pengajaran yang sesuai untuk mengajarkan bahasa Arab bagi penutur bahasa Inggris. BAB IV Penutup berisi kesimpulan dan saran-saran.
77
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan Dari pembahasan studi analisis kontrastif antara tenses bahasa Inggris dengan bahasa Arab, terdapat beberapa kesimpulan, antara lain: 1. Bahasa Inggris dan bahasa Arab merupakan bahasa yang pola kalimatnya menggunakan acuan waktu (tenses). Bahasa Inggris memiliki 16 tenses yaitu: simple present tense, simple countinous tense, present prefect tense dan present perfect continous tense, simple past tense, past continous tense, past perfect tense dan past perfect continous tense, simple future tense, future continous tense, future perfect tense dan future perfect continous tense, past future tense, past future continous tense, past future perfect tense dan past future perfect continous tense. Ke 16 tenses tersebut dirangkum dalam tiga waktu pokok, yaitu: past, countinous dan future tenses. Adapun bahasa Arab memiliki 3 waktu pokok, pola menggunakan fi‟l madhi, fi‟l mudhāri‟ hal dan mustaqbāl. Selain itu juga terdapat pola fi‟l mudhāri‟ yang dimasuki kāna yang menunjukkan kegiatan atau kejadian yang sedang dilaksanakan pada masa lampau. 2. Kedua bahasa tersebut sama-sama memiliki tiga acuan waktu (tenses) yang paling pokok. Yaitu: untuk mengungkapkan kegiatan atau peristiwa yang terjadi pada masa lampau (pola past tense untuk bahasa Inggris dan pola fi‟l madhi untuk bahasa Arab); untuk mengungkapkan kegiatan atau peristiwa yang terjadi pada masa sekarang (sedang berlangsung) (pola 77
78
continous tense untuk bahasa Inggris dan pola fi‟l mudhari‟ hal untuk bahasa Arab); dan untuk mengungkapkan kegiatan atau peristiwa yang terjadi pada masa yang akan datang (pola future tense untuk bahasa Inggris dan pola fi‟l mudhari‟ mustaqbal untuk bahasa Arab). Bahasa Inggris memiliki lebih banyak cabang waktu untuk mengungkapkan suatu peristiwa atau kegiatan dibandingkan dengan bahasa Arab. 3. Metode pengajaran bahasa Arab yang tepat untuk mengajarkan bahasa Arab bagi penutur bahasa Inggris menurut penulis adalah grammaticaltranslation, dengan urutan sebagai berikut: a. Menjelaskan devinisi tenses bahasa Arab (pengertian fi‟l berdasarkan waktu) b. Memberikan contoh masing-masing pola c. Menjelaskan rumus (tata cara) membentuk pola tenses bahasa Arab. d. Menjelaskan kedudukan masing-masing kata (kalimah). e. Menjelaskan/ memberikan perbandingan tenses bahasa Inggris dengan memberikan pola yang sama dengan bahasa Arab agar mudah dipahami. f. Guru meminta siswa menerjemahkan contoh kalimat tersebut. g. Mengoreksi dan membahas bersama-sama contoh tersebut. h. Guru memberikan tugas kepada siswa
79
B. Penutup Puji syukur yang tiada terkira kepada Allah SWT yang telah memberikan kekuatan berfikir, kekuatan fisik kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Penulis tau bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu saran yang membangun penulis harapkan demi perbaikan skripsi tersebut. Dan akhir kata, semoga karya ini bisa bermanfaat bagi dunia pendidikan pada umumnya dan bagi pembelajaran bahasa Arab pada khususnya. Semoga karya sederhana ini mendapatkan ridho dari sang Maha Mengetahui, Allah SWT. Amien.
80
DAFTAR PUSTAKA Al Ghulayaini, Syaikh Musthafa. Pelajaran bahasa Arab lengkap , Terjemah Jami‟ud Duruusil „Arabiyyah Jilid I, Semarang: CV. Asy Syifa, 1992 Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: Rineka Cipta, 1998 Asyrofi, Syamsuddin dkk. Metodologi Pengajaran Bahasa Arab, Yogyakarta: Pokja Akademik UIN Sunan Kalijaga Azhar, Arsyad. Bahasa Arab dan Metode Pengajaranya, Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 2003 Echols, John M. dan Hasan Sadily, Kamus Inggris- Indonesia. Yogyakarta: PT. Gramedia Effendy, Ahmad Fuad, Metodologi Pengajaran Bahasa Arab, Malang: Misykat. 2004 Fachrurrazi, Aziz dan Erta Mahyudin, PEMBELAJARAN BAHASA ASING Metode Tradisisonal dan Kontemporer,Jakarta Timur: Bania Publishing, 2000 Hamdi, Saipul, Kata Kerja Pola Kalimat Berita dalam Bahasa Arab dan Indonesia (Sebuah Analisis Kontrastif Mengenai Tenses dan Aspek) Skripsi,. 2002 Iskandar, Moh. Ilyas, Analisis Kontrastif Kata Kerja Dalam Bahasa Arab Dan Bahasa Jepang Serta Metode Pengajarannya. Skripsi, Fakultas Tarbiyah, 2010 Kardimi, Drs. Akhmad, M. Hum. Fundamental English Grammer. Pustaka Pelajar: 2004 M. Hariwijaya, dkk, Pedoman Penulisan Ilmiah Proposal dan Skripsi, Yogyakarta: Tugu Publisher, 2007 Ni‟mah, Fuad. Tth. Mulakhash Qawâ„id al-Lugah al-„Arabiyyah, Damsyiq: Dâr al-Hikmah. Parera, Josh Daniel. Linguistik Edukasional. Yogyakarta: Erlangga, 1997 Pateda, Monsoer. Linguistic: Sebuah pengantar, Bandung: Angkasa, 1990 Pengajaran Analisa Kontrastif Bahasa. Bandung: Angkasa 1992 80
81
Pranowo, Analisis Pengajaran Bahasa. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 1996 Prastowo, Panca, Panduan Tepat Menguasai Tenses Bahasa Inggris. Yogyakarta: DIVA Press, 2008 Prof. Dr. Syamsuddin AR, M.S. dan Dr. Vismaia S. Damaianti, M. Pd., Metode Penelitian Pendidikan Bahasa, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006 Santoso, Budi, Tingkat Perbandingan dalam Bahasa Indonesia, Arab dan Inggris serta Implikasinya dalam Pengajaran Bahasa Arab (Analisis Kontrastif). Skripsi. Fakultas Tarbiyah 2005 Sokah, Umar assasudin. Problematika Pengajaran Bahasa Arab dan Inggris. Yogyakarta: CV. Nur Cahaya. 1982 Sumardi, Dr. Mulyanto, Pengajaran Bahasa Asing; Sebuah Tinjauan dari Segi Metodologi, Jakarta: Bulan Bintang, 1975 Suparno, Dasar-Dasar Linguistik. Yogyakarta: Mitra Gama Widya, 1993 Suryadi & Junaida, S. Pd, Complete English Grammar- Belajar Bahasa Inggris dari awal sampai Mahir. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007 Tarigan, Henry Guntur. Pengajaran Analisis Kesalahan Berbahasa. Bandung: Angkasa, 1990 Widodo, Dr. Sembodo Ardi, dkk. Pedoman Penulisan Skripsi Mahasiswa Jurusan PBA Fakultas Tarbiyah Winarno Surakhmad, Pengantar Penelitian Ilmiah (Dasar, Metode, Teknik), Bandung: Tarsito, 1990 http://alhakimiyyah.blogspot.com/2012/06/teori-tentang-kontrastif.html akses: 21 Oktober 2012
CURRICULUM VITAE
Nama
:
Siti Khoiru Ni’mah
Tempat/Tgl Lahir
:
Blora, 28 November 1990
Jenis Kelamin
:
Wanita
Agama
:
Islam
Alamat Asal
:
Ds. Ketuwan RT/RW 003/002, Kec. Kedungtuban, Kab. Blora, Jawa Tengah 58381
Alamat di Yogya
:
Jln. Nogomudo no. 279 Gowok, Nolobangsan, Caturtunggal, Depok, Sleman Yogyakarta
No. Hp
:
085228100072/ 085729295538
e-mail
:
[email protected]
Status
:
Belum menikah
Motto
:
Jangan tinggalkan senyum, karna semua akan baik-baik saja.
Pendidikan Formal SD
:
MI Miftahul Huda Kedungtuban (1996-2002)
SMP
:
MTs Miftahul Huda Kedungtuban (2002-2005)
SMA
:
MAN Rembang (2005-2008)
S1
:
Jurusan Pendidikan Bahasa Arab UIN SUNAN KALIJAGA Yogyakarta (2008 - 2012)
Pendidikan Non formal Pondok Pesantren : Pon. Pes. Raudlathuth Thalibin Al Islamiy Rembang (20052008) Pengalaman Berorganisasi
PMII Rayon Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
Anggota Sie. Konsumsi Panitia OPAK 09 Tahun Akademik 2009-2010
Sekretaris II KSIP periode 2009-2010
Anggota Devisi Advokasi, Humas dan Komunikasi BEM J PBA periode 2009-2010
Anggota Devisi Pengembangan Bahasa BEM J PBA periode 2011-2012
Koordinator Devisi Ekonomi PMII Rayon Fakultas Tarbiyah dan Keguruan periode 2010-2011
Bendahara Panitia Pelaksana DPP BMK Tahun 2010
Ketua Panitia Pelaksana DPP BMK Tahun 2011
Team Media PWNU DIY