Kampungku Mandiri Hutanku Lestari
Tempat Terpencil, Aliran Air Jadi Sumber Cahaya
Kelurahan Batupapan sebuah desa yang berada di Kecamatan Makalele, Kabupaten Tana Toraja, Sulawesi Selatan merupakan daerah perbukitan nan hijau. Penduduknya tinggal terpencar dan membentuk kelompok-kelompok kecil pemukiman mengikuti kontur bukit. Begitu juga dengan desa lain di sekitarnya yang keterjangkauannya cukup sulit sehingga jaringan listrik yang masuk pun terbatas.
Ferdinandus Bongga Palulun Tandy Oga, seorang Sarjana Agronomi yang tinggal di desa tersebut terpanggil hatinya untuk mengembangkan desanya yang tak terlistriki. Sumber air di desa Ferdinandus yang melimpah dan terus mengalir sepanjang tahun menginspirasinya untuk membangun Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH).
Sejak tahun 1995, Pak Ferdinandus terus mempromosikan dan mengenalkan kepada masyarakat sekitar, serta membangun PLTMH yang ramah lingkungan. Bahkan mulai tahun 1996 sampai dengan 1999, Ferdinandus bergabung dalam tenaga teknis Yayasan Turbin Desa Sulselra. Yayasan ini bergerak memberikan pelayanan teknis dan pembangunan PLTMH di desanya.
1/5
Kampungku Mandiri Hutanku Lestari
“Kampung halaman saya sangat terpencil. Sulit dijangkau aliran listrik PLN. Air di tempat kami selalu mengalir, sehingga saya berusaha membuat listrik untuk menerangi rumah-rumah warga,” demikian cerita Ferdinandus.
Pengetahuan Bertambah, Turbin Berkembang
Pada tahun 2009 Ferdinandus mulai melebarkan sayapnya melalui program Pengembangan Kecamatan (PPK) Saluputti Kabupaten Tana Toraja. Ia mencoba membangun tiga unit PLTMH di Desa Bettuang dan Desa Malimbong. Keberhasilan pembangunan PLTMH di dua desa tersebut, dalam waktu singkat menyebar ke desa sekitar, bahkan sampai kabupaten maupun provinsi tetangga.
Ferdinandus juga terus mengembangkan usaha manufaktur turbin di bengkelnya yang dikelolanya sendiri. Inovasi dan rekayasa teknologi diperolehnya dari hasil berbagai pelatihan ketrampilan yang pernah diikuti di bidang PLTMH di tingkat nasional maupun lokal. Dengan peralatan bengkel yang serba terbatas, Ferdinandus dibantu tenaga setempat mampu menghasilkan 124 unit turbin terpasang. Kapasitas seluruh turbin sebesar 1,565 MW dan total kapasitas unit terpasang sebesar 2,221 MW. Produk yang dihasilkan tersebut telah dimanfaatkan oleh 10.686 rumah.
2/5
Kampungku Mandiri Hutanku Lestari
Kelebihan inovasi Ferdinandus dalam rekayasa teknologi, yaitu dengan melakukan modifikasi pada bagian turbin yang selama ini sering menjadi kendala pengoperasian. Agar peralatan lebih awet dan mempermudah pemeliharaan turbin , ia menambahkan piringan (disk) pada kedua pinggir luar side disk runner . Hal ini dilakukan untuk lebih melindungi bearing yang terkena air sehingga umur pemakaian bearing lebih awet .
Lubang bagian atas housing juga dibuat untuk lebih memudahkan mengambil benda-benda lain yang masuk ke dalam turbin dan runner tanpa harus membongkar turbin. Rekayasa teknologi inilah yang membuat turbin jarang sekali mengalami masalah/kerusakan.
3/5
Kampungku Mandiri Hutanku Lestari
Kampungku Mandiri Hutanku Lestari
Keberadaan PLTMH telah berhasil memajukan perekonomian masyarakat. Aktivitas masyarakat semakin panjang di malam hari, anak-anak bisa belajar di malam hari, dan wilayah pedesaan semakin terang. Tak kalah pentingnya adalah masyarakat dapat mengakses berbagai teknologi informasi lewat televisi atau internet, misalnya informasi teknologi di bidang pertanian, peternakan, perikanan.
Pada siang hari, listrik dimanfaatkan untuk huller & perontok padi, gilingan tepung/kopi, pertukangan kayu, mesin jahit. Industri kecil dan industri rumah tangga semakin tumbuh, misalnya menenun, membuat kue dan lain-lain bahkan mendorong masyarakat dan kelompok kerja, di antaranya pertukangan kayu, pandai besi, bengkel motor.
“Sekarang masyarakat sudah bisa mandiri, tak lagi bergantung pada minyak tanah untuk lampu di malam hari. Sumber air dan hutan pun tetap terjaga”, demikian kata Ferdinandus.
Ferdinandus tak berhenti sampai di situ saja. Ia terus disibukkan dengan kegiatan memfasilitasi masyarakat melaksanakan pembangunan dan pengembangan PLTMH di lima provinsi, yaitu Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Tengah, dan Sulawesi Utara. Ia dengan senang hati melayani konsultasi perencanaan PLTMH, menjadi narasumber/pemateri Pelatihan Pengelola dan Operator PLTMH pada program Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Dinas Pertambangan dan Energi.
4/5
Kampungku Mandiri Hutanku Lestari
Ferdinandus yakin bahwa pengembangan PLTMH di Indonesia mempunyai prospek yang cukup baik, mengingat masih banyak terdapat pemukiman penduduk yang terpencil dan rasio elektrifikasi rendah.
Ferdinandus siap membantu pemecahan masalah tersebut, dengan melakukan sosialisasi, survei, desain, pengorganisasian, dalam rangka mendorong memanfaatan PLTMH. Cita-cita luhur seorang anak kampung Toraja ini dalam mengembangkan energi baru terbarukan melalui PLTMH adalah “kampungku mandiri hutanku lestari”. (hp/hs)
5/5