Prosiding Paper Konferensi Smart Grid Indonesia 28-29 Juli 2016
1
TelaahTopologi Konverter DC-DC untuk Nano DC Grid Asep Nugroho1, Rifa Rahmayanti2, Estiko Rijanto3, Danang Wijaya4 Abstract—The current global energy crisis makes the emergence of alternative energy resources that is used to fulfill the primary needs supply of electrical energy. Nanogrid is a distributed system of a renewable energy used for lowpower household applications. Nanogrid considered as cell builiding for microgrid system. Distibuted system of Nanogrid can be designed based on DC or AC. DC nanogrid has several advantages than AC nanogrid, obiters: the DC nanogrid have higher system efficiency, the frequency stability is not a concern, and has no problem of reactive power. This paper is about the reviews of various types of DC-DC converter topologies controlled current, or voltage or both are used in the DC system nanogrid. The aspects that need to be considered in the selection of an appropriate topology with nanogrid DC system are the efficiency, security, power density, integration, cost, and easy to do the fabrication process. Topology most suitable to build a DC system nanogrid is converter LLC resonant which has advantages such as: having an aspect of good security for their isolation galvanic, the range of input voltage is very wide, high efficiency due to operating in the Zero Voltage Switching (ZVS) zone either at the time under full load or no-load, large power density, Inteference Electromagnetic (EMI) is relatively small, and can be integrated on modularly. However, LLC resonant converfer has disadvantage, namely: high nonlinearity that make so hard in the design of control systems, and the price relatively higher when compared to buck boost, flyback, and half bridge/full bridge topologies because it requires the spesification of semiconductor superior such as: MOSFET with low input capacitance and fast reverse recovery body diode. Intisari— Krisis energi global saat ini membuat timbulnya sumber-sumber energi alternatif lain yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan primer energi listrik. Nanogrid adalah sistem terdistribusi dari suatu energi terbarukan yang digunakan untuk aplikasi rumah tangga berdaya rendah. Nanogrid dianggap sebagai sel pembangunan untuk sistem mikrogrid. Sistem terditribusi nanogrid dapat di desain berbasis DC atau AC. DC nanogrid memiliki beberapa keunggulan atas nanogrid AC, antara lain: pada DC nanogrid efisiensi sistem lebih tinggi, stabilitas frekuensi tidak menjadi perhatian, dan tidak memiliki masalah daya reaktif. Makalah ini berisi tentang telaah dari berbagai jenis topologi konverter DC-DC yang terkontrol arus, atau tegangan atau keduanya yang digunakan pada sistem DC nanogrid. Aspek-aspek yang perlu diperhatikan dalam pemilihan topologi yang sesuai dengan sistem DC nanogrid adalah efisiensi, keamanan, densitas daya, integrasi, biaya, dan mudah untuk dilakukan proses fabrikasi. Topologi yang paling sesuai untuk membangun sistem DC nanogrid adalah konverter LLC resonant yang memiliki keunggulan antara lain : mempunyai aspek keamanan yang bagus karena adanya isolasi galvanic, jangkauan input tegangan sangat lebar, efisiensi tinggi karena beroperasi di zona Zero Voltage Switching (ZVS) baik pada saat kondisi beban penuh atau tanpa beban, densitas daya yang besar, Electromagnetic Inteference (EMI) relatif kecil, dan secara modular dapat diintegrasikan. Namun disisi lain konverter LLC resonant mempunyai kekurangan yaitu : nonlinieritas tinggi sehingga susah dalam desain sistem kendali
Asep Nugroho: Telaah Topologi Konverter DC-DC …
dan dari segi harga relatif lebih tinggi jika dibandingkan dengan topologi buck boost,flyback, dan half bridge/full bridge karena membutuhkan spesifikasi semikonduktor superior misalnya MOSFET dengan low input capacitance dan fast reverse recovery body diode. Kata Kunci— topologi, konverter dc ke dc, nanogrid, LLC resonant, half bridge,full bridge, flyback,buck boost
I. PENDAHULUAN Sekarang ini penelitian tentang energi terbarukan yang lebih terjangkau dan dapat mengintegrasikan jaringan listrik AC ataupun DC yang ada telah banyak dilakukan. Perkembangan dari penelitian yang ada adalah sistem distribusi energi DC lebih efisien dibandingkan sistem distribusi energi AC [1]. Konverter DC/DC berfungsi seperti halnya trafo untuk mengubah tegangan AC tertentu menjadi tegangan AC yang lebih tinggi ataupun lebih rendah, konverter ini telah banyak digunakan [2] salah satunya pada sistem photovoltaic (PV) [3], [4]. Banyak penelitian berfokus pada sistem energi terdistribusi dan konsep nanogrid [5], [6] dimana beberapa sumber listrik, penyimpanan energi dan beban terhubung sebagai satu titik di grid. Salah satu hasil dari penelitian tentang energi terbarukan adalah dapat dikembangkannya rumah masa depan dengan sistem cerdas yang memiliki efisiensi energi yang tinggi berbasis DC energi terbarukan dengan sistem nanogrid [5]– [9]. Salah satu konsensi yang digunakan menurunkan emisi gas rumah kaca adalah dengan memperbanyak penggunaan renewable energy. Untuk mencapai tujuan tersebut diusulkanlah konsep High Energy Efficient Building [10]. Makalah ini berisi telaah dari studi pustaka topologi konverter yang cocok digunakan untuk DC nanogrid, topologi yang dibandingkan konverter non-inverting buck/boost [11], [12], konverter flyback, konverter half bridge/full bridge, dan konverter LLC resonant. Sembilan kategori yang digunakan sebagai pertimbangan untuk menentukan topologi yang cocok untuk DC nanogrid adalah dari segi aspek keamanan, kapabilitas daya besar, efisiensi, densitas daya, jumlah komponen yang digunakan, desain parameter dan sistem kendali, masukan-keluaran, konfigurasi bi-directional current flow, dan harga. 1,2,3 Peneliti,Pusat Tenaga Listrik dan Mekatronik LIPI, Komplek LIPI Jl. Cisitu No. 21/154D Bandung 40135 (Telp:0222503055;; e-mail:
[email protected]) 4
Dosen,Jurusan Teknik Elektro dan Teknologi Informasi Universitas Gadjah Mada , Jl. Grafika No. 2 Kampus UGM, Yogyakarta 55281 (Telp. 0274-552305; e-mail:
[email protected])
Prosiding Paper Konferensi Smart Grid Indonesia 28-29 Juli 2016
2
II. TOPOLOGI KONVERTER DC/DC UNTUK NANO GRID A. Konverter Non-Inverting Buck/Boost Pada Gambar 1 adalah topologi konverter non-inverting buck/boost, yang dapat beroperasi untuk menurunkan tegangan (Buck Mode) dan menaikkan tegangan (Boost Mode) [10]. Jika dioperasikan sebagai Mode Buck maka MOSFET Tr2 harus dalam keadaan OFF sementara MOSFET Tr1 bekerja sebagai saklar ON-OFF yang lebar pulsa (Pulse Width Modulation) dikendalikan oleh PWM kontroler.
Topologi ini mempunyai keunggulan dari sisi kemudahan mendesain sistem kendali,dimungkinkan untuk konfigurasi bi-directional current flow, jumlah komponen elektronika baik pasif dan aktif paling minimalis, jangkauan gain tegangan cukup lebar (karena bisa beroperasi sebagai penaik/penurun tegangan), namun disisi lain topologi ini mempunyai kekurangan yaitu dari aspek keamanan kurang baik karena tidak ada isolasi galvanic, hanya cocok untuk daya kecil 10~200 watt, densitas daya rendah, dan efisiensinya akan turun secara drastis jika dioperasikan pada frekuensi tinggi [15]–[17]. B. Konverter Flyback
Gbr. 1 Topologi konverter non-inverting buck-boost.
Namun sebaliknya jika dioperasikan sebagai Mode Boost maka MOSFET Tr1 harus dalam keadaan ON sementara MOSFET Tr2 bekerja sebagai saklar ON-OFF. Hubungan lebar pulsa (duty cycle) terhadap tegangan masukan dan tegangan keluaran dirumuskan sebagai berikut [10] [11] [14]: Mode Buck D
Vout VDiode VIn (VDiode VTransistor )
VOut (VIn VTransistor ) * D VDiode * (1 D )
Gbr. 2 Topologi konverter flyback.
Gambar 2 adalah topologi dasar konverter flyback, yang merupakan pengembangan dari topologi konverter boost. Pada topologi konverter boost menggunakan induktor sementara pada flyback, komponen induktor diganti menggunakan trafo sehingga bisa difungsikan sebagai sekat isolasi galvanic. Pada topologi flyback besarnya gain konverter dikendalikan oleh PWM. Besarnya gain tegangan masukan dan tegangan keluaran dirumuskan sebagai berikut [18]–[20]:
Mode Boost D
D
(VOut VIn ) VDiode
(V
VOut (VDiode VTransistor )
VOut
VIn (VTransistor * D ) (1 D )
VDiode
dimana, D adalah lebar pulsa (duty cycle) VDiode adalah tegangan drop pada diode 0.7V~1.2 V. VTransistor adalah tegangan drop pada transistor 0.7V~1.2 V. VIn adalah tegangan pada masukan konverter. VOut adalah tegangan pada keluaran konverter.
Asep Nugroho: Telaah Topologi Konverter DC-DC …
N
V (V ) out Diode
V out
In
V V ) (V ) Transistor out Diode
D * (V V ) out Diode
dimana,
(1 D )
Np
N * N
p
V
* N
p s
Diode
s
adalah turn ratio, perbandingan lilitan antara Ns primer dan sekunder. Kelebihan dari konverter flyback adalah mudah dalam mendesain sistem kendali, jumlah komponen elektronika baik pasif dan aktif relatif tidak begitu jauh dengan topologi non-inverting buck/boost, dimungkinkan untuk konfigurasi bi-directional current flow, biasanya untuk
Prosiding Paper Konferensi Smart Grid Indonesia 28-29 Juli 2016 aplikasi berdaya menengah 50~250 watt, jangkauan tegangan input dan gain cukup lebar, bisa dikonfigurasikan multiple input/output dan aspek keamanan cukup baik karena adanya fitur isolasi galvanic. Disisi lain kekurangan topologi flyback adalah densitas daya rendah, stress komponen cukup tinggi, butuh kapasitor filter yang besar karena ripple tegangan keluaran cukup tinggi dan efisiensinya akan turun secara drastis jika dioperasikan pada frekuensi tinggi [21], [22]. C. Konverter Half Bridge/Full Bridge
D
3
1 VOut VDiode 2 VIn VTransistor
VOut 2 *
Ns Np
*
Np Ns
* ((VIn VTransistor ) * D )
Kelebihan dari topologi konverter half/full bridge hampir sama dengan topologi flyback namun memiliki keunggulan lebih baik dibanding topologi flyback antara lain: cocok untuk aplikasi berdaya tinggi diatas 500 watt, stress komponen relatif kecil, riak tegangan keluaran lebih kecil dibanding flyback, densitas daya cukup besar. Disisi lain kekurangan topologi half/full bridge adalah jumlah komponen lebih banyak dibanding flyback, sulit mendapatkan teknik soft switching dioperasikan pada frekuensi tinggi sehingga harus memodifikasi kendali PWM menjadi kendali phase-shifted modulation[23], [25]– [27]. D. Konverter LLC Resonant
(a)
(b) Gbr. 3 Topologi dasar konverter bridge, (a) half bridge; (b) full bridge.
Gambar 3 merupakan rangkaian dasar topologi konverter half/full bridge, yang merupakan pengembangan dari topologi konverter push-pull. Metode kendali pada konverter half/full bridge serupa dengan flyback yaitu menggunakan PWM kontroler. Pada konverter ini besarnya gain tegangan dirumuskan sebagai berikut [23], [24]: Half Bridge D
VOut VDiode VIn VTransistor
VOut
Ns Np
*
Np
Gbr. 4 Topologi dasar konverter full bridge LLC resonant konverter
Gambar 4 adalah topologi dasar konverter full bridge LLC resonant yang terdiri dari switching bridge , LLC resonant tank, trafo/transformer, dan penyearah/rectifier. Topologi ini merupakan pengembangan konverter half/full bridge. Perbedaan mendasar dari topologi ini terhadap konverter half/full bridge adalah penambahan blok LLC resonant tank. Penambahan LLC resonant tank berdampak pergeseran fasa sehingga kondisi zero voltage switching (salah satu mode soft switching) bisa dicapai. Topologi ini dikendalikan dengan teknik frequency modulation yang berbeda dengan ketiga topologi sebelumnya yang memakai kendali PWM. Pada konverter ini besarnya gain tegangan dirumuskan sebagai berikut [28], [29]:
Ns VOut _ AC ( s )
* ((VIn VTransistor ) * D )
Full Bridge
Asep Nugroho: Telaah Topologi Konverter DC-DC …
VIn _ AC ( s )
dimana,
2 Fx ( m 1)
( m * Fx
2
1)
2
2 2 2 2 2 Fx * ( Fx 1) * ( m 1) * Q
Prosiding Paper Konferensi Smart Grid Indonesia 28-29 Juli 2016
4
Q R
ac
R ac _ min
fr
8
2
Np * N s
1 2 Lr * C r
f Fx s
m
adalah Quality factor yang merupakan fungsi dari beban konverter. Jika beban rendah maka Q kecil dan jika beban besar maka Q besar.
Lr Cr
fr
Lr Lm Lr
2 *
VOut _ nom PO _ max
2
adalah refleksi nilai resistansi beban. adalah frekuensi resonant yang nilainya ditentukan oleh induktor resonant (Lr) dan kapasitor resonan (Cr). adalah normalisasi frekuensi switching, dimana fS merupakan frekuensi kerja switching. adalah perbandingan antara total induktansi primer dan induktansi resonan
Kelebihan dari topologi LLC resonant ini adalah aman karena mempunyai isolasi galvanic, jangkauan tegangan masukan cukup lebar karena bisa beroperasi di mode boost atau mode buck, dimungkinkan untuk konfigurasi bi-directional current flow , efisiensi disemua jangkauan beban (baik beban penuh atau tanpa beban) yang paling tinggi diantara ketiga topologi sebelumnya, densitas daya besar,bisa diaplikasikan untuk daya besar lebih dari 500 watt, stress komponen relatif kecil karena dioperasikan dengan teknik soft switching, dan bisa dikonfigurasikan multiple input/output. Adapun kekurangan topologi ini adalah jumlah komponen lebih banyak dibanding half/full bridge (bisa direduksi dengan mengintegrasikan komponen magnetik), desain sistem kendali cukup rumit karena karakter gain yang tidak linier,dan conduction loss cukup besar karena non-trapezoidal current waveform, dan membutuhkan spesifikasi semikonduktor aktif (MOSFET) yang superior misalnya MOSFET dengan karakteristik fast body diode, low input/output capacitance (lowest Cgd dan lowest Cds), dan high immunity dv/dt [30]–[32].
Asep Nugroho: Telaah Topologi Konverter DC-DC …
III. ASPEK PENILIAN TOPOLOGI KONVERTER DC/DC Pada Tabel 1 adalah perbandingan kelemahan dan kelebihan konverter DC/DC yang paling umum digunakan untuk DC nano grid. Ada 9 item aspek yang dipertimbangan antara lain [33]–[35]: Aspek keamanan : Pada aspek ini yang menjadi parameter adalah apakah topologi tersebut mempunyai aspek isolasi galvanic atau tidak. Untuk konverter yang bertegangan tinggi (>50 Vdc) dan berdaya besar isolasi ini berfungsi mengurangi resiko bahaya tersetrum saat operator/pengguna melakukan instalasi. Karena alasan tersebut topologi konverter non-inverting buck-boost hanya cocok digunakan untuk sistem dengan kapabilitas daya kecil-menengah. Kapabilitas daya : Kapabitilitas daya paling besar dipengaruhi oleh kemampuan power semiconductor switches (MOSFET/IGBT). Pada umumnya MOSFET/IGBT untuk daya besar hanya tersedia untuk spesifikasi tegangan tinggi (>250V). Pada konverter non-inverting buck/boost mempunyai batasan keamanan (tidak ada isolasi galvanic) jika dioperasikan pada tegangan tinggi sehingga tidak direkomendasikan. Selain noninverting buck/boost, topologi Flyback tidak direkomendasikan karena mempunyai kelemahan stress komponen cukup tinggi (hanya menggunakan 1 buah komponen power semiconductor switches ). Efisiensi daya : LLC Resonant mempunyai unjuk kerja yang paling baik karena beroperasi pada kondisi soft switching disemua kondisi beban [30], [31]. Sedangkan half/full bridge dapat juga dioptimasi dengan teknik kendali phase-shifted modulation untuk bisa mendapatkan unjuk kerja yang serupa dengan LLC Resonant [36]. Densitas daya : LLC Resonant mempunyai unjuk kerja yang paling baik karena jika dioperasikan pada frekuensi kerja yang cukup tinggi, kondisi soft switching masih tetap bisa tercapai sehingga switching loss tetap rendah walau beroperasi pada frekuensi tinggi [30], [31]. Jumlah Komponen, desain parameter, dan desain sistem kendali : Non-Inverting Buck/Boost paling unggul diantara keempat topologi tersebut. Multiple input/output : semua konverter yang menggunakan trafo (Flyback, Half /Full Bridge, LLC Resonant) dapat dikonfigurasikan Multiple input/output. Konfigurasi bi-directional current flow : Semua topologi tersebut dapat dikonfigurasikan untuk mengalirkan arus dari grid ke energy storage atau sebaliknya. Harga : dari sisi harga konverter LLC Resonant paling mahal dibandingkan topologi lainnya power semiconductor switches karena (MOSFET/IGBT) yang digunakan harus dalam
Prosiding Paper Konferensi Smart Grid Indonesia 28-29 Juli 2016
5
katergori superior misalnya MOSFET dengan low input/ouput capacitance, fast reverse recovery body diode, Rds ON paling minimum, dst. Tabel 1. Perbandingan unjuk kinerja No
Parameter
Konverter NonInverting Buck/Boost
Konverter Flyback
Konverter Half /Full Bridge
Konverter LLC Resonant
1
Aspek Keamanan
-
+++
+++
+++
2
Kapabilitas daya besar
+
++
+++
+++
3
Efisiensi daya
+
+
+++
+++
4
Densitas daya
+
+
++
+++
5
Jumlah Komponen
+++
+++
++
++
6
Desain parameter dan sistem kendali
+++
+++
++
+
7
Multiple input/output
-
+++
+++
+++
8
Konfigurasi bi-directional current flow
++
++
++
++
9
Harga
+++
+++
++
+
Keterangan : +++ = sangat baik ; ++ = baik ; + = cukup ; - = kurang
Dari perbandingan unjuk kerja pada Tabel 1 dapat disimpulkan bahwa konverter half/full bridge dan konverter LLC resonant berimbang dalam hal unjuk kerja secara keseluruhan. Namun dalam hal ini direkomendasikan menggunakan konverter LLC resonant karena konverter ini paling superior dalam aspek efisiensi daya dan densitas daya. Sumber energi pada DC nanogrid pada umumnya bersumber dari renewable energy seperti wind turbine, photovoltaic, dan seterusnya yang sumber dayanya terbatas sehingga dibutuhkan konverter dengan daya paling efisien. Disisi lain jika DC nanogrid diaplikasikan pada daerah rulal perkotaan dimana ukuran dimensi perumahan sangat minimalis/sempit maka kriteria konverter dengan densitas daya yang paling besar menjadi pilihan.
UCAPANTERIMAKASIH Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua peneliti di Pusat Penelitian Tenaga Listrik dan Mekatronik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia atas informasi yang berguna sebagai studi pustaka pada makalah ini. REFERENSI [1] [2]
[3] [4]
IV. KESIMPULAN Topologi LLC resonant mempunyai keunggulan dalam aspek efesiensi dan densitas daya yang cocok diaplikasikan untuk DC nanogrid daerah rural perkotaan dimana kebutuhan daya listrik per rumah cukup tinggi namun punya keterbatasan dalam penyediaan lahan untuk energy storage.
[5]
[6]
[7]
[8]
Asep Nugroho: Telaah Topologi Konverter DC-DC …
A. Goikoetxea, J. M. Canales, R. Sanchez, and P. Zumeta, “DC versus AC in residential buildings: Efficiency comparison,” EUROCON, 2013 IEEE. pp. 1–5, 2013. A. Kolli, A. Gaillard, A. De Bernardinis, O. Bethoux, D. Hissel, and Z. Khatir, “A review on DC/DC converter architectures for power fuel cell applications,” Energy Convers. Manag., vol. 105, pp. 716–730, Nov. 2015. H. Fathabadi, “Novel high efficiency DC/DC boost converter for using in photovoltaic systems,” Sol. Energy, vol. 125, pp. 22–31, Feb. 2016. H. Kim, J.-H. Kim, B.-D. Min, D.-W. Yoo, and H.-J. Kim, “A highly efficient PV system using a series connection of DC–DC converter output with a photovoltaic panel,” Renew. Energy, vol. 34, no. 11, pp. 2432–2436, Nov. 2009. R. P. S. Chandrasena, F. Shahnia, A. Ghosh, and S. Rajakaruna, “Operation and control of a hybrid AC-DC nanogrid for future community houses,” Power Engineering Conference (AUPEC), 2014 Australasian Universities. pp. 1–6, 2014. M. H. Shwehdi and S. R. Mohamed, “Proposed smart DC nanogrid for green buildings: A reflective view,” in 2014 International Conference on Renewable Energy Research and Application (ICRERA), 2014, pp. 765–769. W. Zhang, F. C. Lee, and P. Y. Huang, “Energy management system control and experiment for future home,” 2014 IEEE Energy Conversion Congress and Exposition (ECCE). pp. 3317–3324, 2014. I. Cvetkovic, D. Dong, W. Zhang, L. Jiang, D. Boroyevich, F. C.
6
[9]
[10] [11]
[12]
[13] [14]
[15]
[16]
[17] [18] [19] [20]
[21]
[22]
Prosiding Paper Konferensi Smart Grid Indonesia 28-29 Juli 2016 Lee, and P. Mattavelli, “A testbed for experimental validation of a low-voltage DC nanogrid for buildings,” Power Electronics and Motion Control Conference (EPE/PEMC), 2012 15th International. pp. LS7c.5–1–LS7c.5–8, 2012. D. Qu, M. Wang, Z. Sun, and G. Chen, “An improved DC-Bus signaling control method in a distributed nanogrid interfacing modular converters,” 2015 IEEE 11th International Conference on Power Electronics and Drive Systems. pp. 214–218, 2015. P. Rajarshi and D. Maksimovic, “Analysis of PWM nonlinearity in non-inverting buck-boost power converters,” 2008 IEEE Power Electronics Specialists Conference. pp. 3741–3747, 2008. C. Restrepo, J. Calvente, A. Cid-Pastor, A. E. Aroudi, and R. Giral, “A Noninverting Buck–Boost DC–DC Switching Converter With High Efficiency and Wide Bandwidth,” IEEE Transactions on Power Electronics, vol. 26, no. 9. pp. 2490– 2503, 2011. R. Adda, O. Ray, S. Mishra, and A. Joshi, “Implementation and control of Switched Boost Inverer for DC nanogrid applications,” 2012 IEEE Energy Conversion Congress and Exposition (ECCE). pp. 3811–3818, 2012. Haifeng Fan, “Design tips for an efficient non-inverting buckboost converter,” Dallas,Texas USA, 2014. S. Kasbi and E. Rijanto, “Design And Implementation Of Controller For Boost Dc-Dc Converter Using Pi-Lpf Based On Small Signal Model,” J. Mechatronics, Electr. Power, Veh. Technol., vol. 06, pp. 105–112, 2015. M. Kaouane, A. Boukhelifa, and A. Cheriti, “Regulated output voltage double switch Buck-Boost converter for photovoltaic energy application,” 2015 3rd International Renewable and Sustainable Energy Conference (IRSEC). pp. 1–6, 2015. M. Orellana, S. Petibon, B. Estibals, and C. Alonso, “Four Switch Buck-Boost Converter for Photovoltaic DC-DC power applications,” IECON 2010 - 36th Annual Conference on IEEE Industrial Electronics Society. pp. 469–474, 2010. M. Veerachary, “Multi-input integrated buck-boost converter for photovoltaic applications,” 2008 IEEE International Conference on Sustainable Energy Technologies. pp. 546–551, 2008. K. Wu, “Chapter 3 - Flyback Converter with Voltage-Mode Control BT - Power Converters with Digital Filter Feedback Control,” Academic Press, 2016, pp. 83–113. S. Winder, “Chapter 9 - Fly-Back Converters BT - Power Supplies for LED Drivers,” Burlington: Newnes, 2008, pp. 149– 160. D. ; Moral, A. Barrado, M. Sanz, H. Miniguano, C. Fernandez, C. Raga, and A. Zaro, “Static and dynamic analysis of a 300W Series Connection Flyback converter applied to photovoltaic panels,” 2015 IEEE Applied Power Electronics Conference and Exposition (APEC). pp. 350–357, 2015. L. Y. Liao, A. Sani, Y. C. Hsieh, J. Y. Lin, and H. J. Chiu, “High step-up forward-flyback converter with parallel output,” 2016 IEEE International Conference on Industrial Technology (ICIT). pp. 1308–1312, 2016. T. Kohama, T. Yamabe, and S. Tsuji, “Development of photovoltaic cell booster using flyback converter,” Renewable Energy Research and Applications (ICRERA), 2012 International Conference on. pp. 1–4, 2012.
Asep Nugroho: Telaah Topologi Konverter DC-DC …
[23]
[24] [25]
[26]
[27]
[28] [29]
[30]
[31]
[32]
[33]
[34]
[35] [36]
P. C Ghosh, D. Elangovan, R. Saravanakumar, and S. Nigam, “Design and Implementation of Soft Switched High Gain Current Fed Full Bridge DC-DC Converter for Fuel Cell Applications,” in Energy Procedia : 4th International Conference on Advances in Energy Research (ICAER 2013), 2014, vol. 54, pp. 246–259. C. Andersson, “Design of a 2.5kW DC / DC Fullbridge Converter,” Chalmers University Of Technology, 2011. F. Lin, Y. Wang, Z. Wang, Y. Rong, and H. Yu, “The Design of Electric car DC/DC Converter Based on the Phase-shifted Fullbridge ZVS Control,” Energy Procedia, vol. 88, pp. 940–944, Jun. 2016. N. Zhang, D. Sutanto, and K. M. Muttaqi, “A review of topologies of three-port DC–DC converters for the integration of renewable energy and energy storage system,” Renew. Sustain. Energy Rev., vol. 56, pp. 388–401, Apr. 2016. I. H. Cho, K. M. Cho, J. W. Kim, and G. W. Moon, “A New Phase-Shifted Full-Bridge Converter With Maximum Duty Operation for Server Power System,” IEEE Transactions on Power Electronics, vol. 26, no. 12. pp. 3491–3500, 2011. S. A. Rahman(Infineon), “Design Guide for LLC Converter with ICE2HS01G,” 2011. B. Yang, F. C. Lee, G. Lu, A. Q. Huang, B. Yang, and F. C. Lee, “Topology Investigation for Front End DC/DC Power Conversion for Distributed Power System,” Virginia Polytechnic Institute and State University, 2003. B. Yang, F. C. Lee, A. J. Zhang, and G. Huang, “LLC resonant converter for front end DC/DC conversion,” Applied Power Electronics Conference and Exposition, 2002. APEC 2002. Seventeenth Annual IEEE, vol. 2. pp. 1108–1112 vol.2, 2002. W. Guo, H. Bai, G. Szatmari-Voicu, A. Taylor, J. Patterson, and J. Kane, “A 10kW 97%-efficiency LLC resonant DC/DC converter with wide range of output voltage for the battery chargers in Plug-in Hybrid Electric Vehicles,” 2012 IEEE Transportation Electrification Conference and Expo (ITEC). pp. 1–4, 2012. C. L. Liu, Y. H. Chiu, Y. F. Lo, S. C. Wang, and Y. H. Liu, “Design and implementation of a digitally-controlled LLC resonant converter for battery charging applications,” Power Electronics and Drive Systems (PEDS), 2013 IEEE 10th International Conference on. pp. 804–808, 2013. S. Sivakumar, M. J. Sathik, P. S. Manoj, and G. Sundararajan, “An assessment on performance of DC–DC converters for renewable energy applications,” Renew. Sustain. Energy Rev., vol. 58, pp. 1475–1485, May 2016. Z. Rehman, I. Al-Bahadly, and S. Mukhopadhyay, “Multiinput DC–DC converters in renewable energy applications – An overview,” Renew. Sustain. Energy Rev., vol. 41, pp. 521–539, Jan. 2015. R. Rajesh and M. Carolin Mabel, “A comprehensive review of photovoltaic systems,” Renew. Sustain. Energy Rev., vol. 51, pp. 231–248, Nov. 2015. U. Badstuebner, J. Biela, and J. W. Kolar, “An optimized, 99% efficient, 5 kW, phase-shift PWM DC-DC converter for data centers and telecom applications,” Power Electronics Conference (IPEC), 2010 International. pp. 626–634, 2010.