TEKNOLOGI NANO DAN ENKAPSULASI STRUKTUR ZEOLIT ¥ateman
LOGAM DALAM
Arryanto
KelompokRisetMaterial Anorganik.JurI/sanKimia FMIPA UGM, SekipUtara. Yogyakarta
ABSTRAK TEKNOLOGI NANO DAN ENKAPSULASI LOGAM DALAM STRUKTUR ZEOL/T. Minat dalam bidang teknologi nanD, khususnya da/am bidang sintesis material berokuran nanD (struktur nanD, phasa nanD atau krista/ nanD) pada era abed /ni teleh berl<embang dengan pesat. Dalam paper ini makna nanD tekn%gi, khususnya dB/am bidang sintesis partike/ nanD pada kerangka zeD/if den ap/ikasinya dB/am bidang photokata/is akan diuraikan. Juga akan diuraikan sintesis oksida besi pads kerangka zeo/it- Y dan distribusi ionnya.
ABSTRACT NANOTECHNOLOGY AND METAL ENCAPSULA TION IN THE ZEOLIT STRUCTURE. Interest in the field of nanotechnology, especiafly in the synthesis of nanoscale materials (nanostructured, nanophase or nanocrystafline) has been fastly growing over the past decade. In this paper what is the nanotechnology, especiafly in the synthesis of nano parlicles on zeolite structure and the application of the parlicles in the field of photociltalysis wifl be described. It wifl also been described the synthesis of iron oxide particles on the zeolite- Y structure and theirs distribution on the zeolite.
PENDAHULUAN P
ada 29 Desember 1959, Richard Feynmann seorang pakar Fisika Amerika dalam pidato pada pertemuan the American Physical Society berspekulasi ten tang masa depan dunia dengan menyatakan "Consider the jin(tl qlte.rtioll (tS to wlletller, ultifllately-itl tI,e grettt ftttitre-we C(UI arrallge atoms the Ivay fve Ivaltl; tlte very atom..., itll the way dOlv"l J¥llat IVOltld ltappe" if we collld arra"ge atonlS Olle by Olle the Ivay Ive Iva,'t tl,em". Sejak pidato tersebut disampaikan, ternyata pidato tersebut rnampu mempengaruhi pikiran para ilmuwan untuk memulai riset dalam bidang rekayasa berskala atomik. Dua puluh satu tahun kemudian yaitu pada tahun 1981, alat Scanning Tllnneling Microscope (STM) berhasil dibuat oleh Gerd Binning clan Heinrich Rohrer dari Laboratorium IBM di Zurich. Atas kebcrhasilannya memhual alaI STM yang spektakuler tersebut, Binning dan Rohrer menerima hadiah nobel pada lahun 1986111. Alat tersebut mampu memberikan informasi tentang citra penataan atom-atom pada permukaan suatu maleri. Dengan keberhasilan pembuatan alat tersebut membuktikan bahwa intuisi Fe)'mnann mendekati kenyataan dan sejak itu kemajuan perkembangan
riset dalam bidang nanD teknologi menjadi lebih pesat. Para ahli kimia dan biologi bekerja keras untuk mengembangkan metoda sintesis material nano berdasarkan inspirasi senyawa a.lam dalam makhluk hidup. Sedangkan para ahli fisika, instrumentasi dan elektronika bersama~sama merancang mesin-mesin dengan kecermatan yang sangat tinggi yang mampu memberikan informasi tentang citra penataan atom dalam material berskala atomik (material nano). Dalam paper ini diuraikan secara .singkat tentang teknologi nano yang kemudian diuraikan juga tentang sintesis material nano dan beberapa contoh pemanfaatan material nano. Tinjauan tentang enkapsulasi ion logam pada kerangka zeolit juga akan disajikan, khususnya uraian tentang sintesis materia! nano oksida besi clan uji karakterisasi oksida tersebut yang di!akukan oleh kelompok riset materia! anorganik. Diharapkan dengan uraian singkat ini dapat memperluas wawasan keilmuan para peneliti dan juga dapat mendorong kemajuan perkembangan keilmuan di Indonesia, khususnya bidang teknologi nano dan material nano.
Prosiding Per1emuan dan Pres~ntasi Ilmiah Penelitiari Dasar IImu Pengetahuan P3TM-BATAN Yogyakar1a, 25 -26 Juli 2000
dan Teknologi Nuklir
x
JSSN0216-3128
TEKNOLOGINANO-MATERIAL
NANO Teknologi
Nano
Makna dari teknologi nanD adalah suatu paket teknologi di mana suatu obyek dalam dimcnsi nanometer (10.9 m) direkayasa atau diproduksi untuk suatu tujuan tertentu. Dalam rekayasa dan proses produksi ini berjalan suatu proses kontrol struktur materi oleh material support atau host material. Proses kontrol ini bcljalun sangat CCffi1at dan murah, yang sangat dipengaruhi oleh struktur molekul dan lingkungan kimiawi molekul pengontrol. Jika molekul pengontrol berupa molekul sering disebut sebagai Teknologi Nano Molekular. Polusi dan penyakit fisik yang dialami manusia merupakan suatu contoh proses kontrol yang tidak baik dalam teknologi nano. Para ahli kimia dan biologi telah bckelja keras untuk mempelajari bagaimana strukturstruktur molekul dalam skala nanD dapat membangun suatu zat atau materi baru berskala nanD dengan sifat dan fungsi tertentu. Mekanisme alami pada sintesa protein atau proses biomieralisasi dalam sistem kehidupan dapat memberikan inspirasi bagi para ahli kimia untuk menciptakan mesinmesin molekul pcngontrol sintcsis berskula nano. Dengan mengatur atom-atom dalam molekul berskala nanD dapat dihasilkan bahan-bahan baru yang kuat, ringan dengall harga murah. Dalam bidang teknologi bahan telah berhasil disintesis bahan-bahan baru seperti serat karbon, teflon, lem super (super glue). Ide yang sangat brilian dalam bidang ini adalah menciptakan bahan yang bersifat dan berfungsi seperti kayu, menciptakan bahan biomineral yang sifat dan fungsinya sarna dengan bahan biomineral alam, menciptakan bahan-bahan dengan proses yang ramah lingkungan. Keberhasilan sintesis molekul karbon bucksminsterfullerence yang mengnadung 60 buah atom karbon dan berbentuk seperti bola sepak oleh Prof. Richard Smalley dan Prof. Harold Kroto pada tahun 1985[2)adalah suatu karya spektakuler dari manusia. Penemuan molekul keluarga alotropi karbon molekul C60, merupakan bukti keberhasilan manusia dalam bidang teknologi nanD. Penemuan ini telah diakui oleh dunia intemasional ebagai penemuan yang paling spektakuler di akhir abad duapuluh. Kedua profesor tersebut memperoleh penghargaan nobel di bidang kimia dan pada tahlln 1991 molekul tersebut dinob.ltkan sebagai Molecule of the year yang gambarnya menghiasi sampul luar majalah Scientific American. Molekul C60 berbentuk spheroid geodesik, dan selanjutnya molekul ini diberi nama sesuai dengan nama
YatemanArryanto
seorang arsitek Amerika yang menciptakan kubah geodesik, yaitu Buckminster Fuller13J.Molek.ul C60 disebut dengan nama molekul buckminster fullerena atau fullerena. Material karbon fullerena yang dihasilkan memiliki kekuatan tensil sebesar 3 -100 kali lebih tinggi daTi baja, beratnya enam kali lebih ringan, merupakan penghantar panas dan listrik yang sangat baik, dan bahan yang sangat penting untuk menyimpan energi, bahan pembuat pesawat ruang angkasa dan bahan seratoptik. Para peneliti dalam bidang teknologi nano, berharap
bahwa
pad a suatu
saat akan
berhasil
membuat sensor kecil yang nantinya dapat dicangkokkan dalam tubuh manusia dan dapat digunakan sebagai pengawas komponen penyusun darah. Sensor-sensor tersebut juga berlaku sebagai robot peramal kecil yang bergerak dalam aliran darah dan mampu membuka urat nadi yang buntu atau
mampu
membetulkan
bagian-bagian
yang
rusak di dalam otak. Harapan ini kiranya bukan suatu harapan perkembangan
yang kemajuan
kosong dalam
mengingat bidang
instrumentasi pembuatan alat tunneling mikroskop maju dengan pesat. Oengan
perkembangan
teknologi
nano
yang pesat ini bagaimana kehidupan man'usia di masa yang akan datang, dapatkah kita ramalkan kcllidupan tcrscbLlt ? Oalam era masa yang akan datang
diharapkan
manusi\
akan
lebih
mampu
mengontrol proses evolusi, mampu melakukan perbaikan kualitas gen manusia, proses industri mcnjadi lebih efisien, murah dan ramah lingkungan. Apakah ramalan tersebut akan terwujud sepenuhnya tergantung pada ketekunan, kerja keras dan kreativitas para peneliti.
Material
Nano
Kebutuhan pada senyawa berukuran atau berstruktur nano untuk teknologi bidang elektronik, optik dan optoelektronik, menyebabkan perhatian orang terpusatkan pada pencarian metoda barn untuk sintesis material nano. Yang dimaksud dengan material nano adalah material yang memiliki ukuran partikel sebesar I -100 nanometer (10-9 m). Material nano bisa dalam bentuk senyawa organik atau anorganik, jika partikelnya berbentuk kristal disebut sebagai material kristal nano. Sintesis material nano tidak hanya menghasilkan butiran yang berukuran nano, tetapi juga membentuk struktur pore yang dapat meningkatkan selektivitas sifat katalitik dan stabilitas katalis pada temperatur tinggi. Sifat fisika dan kimia material nano sangat berbeda dengan material yang sarna tetapi dalam ukuran yang besar (bulk). Pada ukuran yang sangat kecil (nanometer), aprtikel magnetik menjadi domain tunggal, sedangkan pada bulk material
Prosiding Pertemuan dan Presentasi Ilmiah Penelitian Oasar IImu Pengetah'Jan dan Teknologi Nuklir P3TM-BATAN Yogyakarta. 25 -26 JuH 2000
YatemanArryanto
xi
ISSN0216-3128
berupa multidomain, Partikel magnetik yang sangat kecil menampakkan sifat yang khas seperti supermagnetik dan' quantum tunneling magnetization, sehingga partikel nano magnetik maerupakan bahan yang sangat potential untuk digunakan sebagai penyimpan infonnasi, colour imaging dan magnetic refrigeration, Dalam bidang rekayasa, di mana material atau struktur komposit harus dipabrikasi dalam skala nano untuk tujuan tertentu (fungsi tertentu), proses biologi sering dipakai sebagai sumber inspirasi untuk merancang metoda sintesis material komposit tersebut. Sebagai contoh sintesis phasa inorganik, atau material inorganik dalam tubllh manusia, reaksi sintesisnya dikontrol oleh mem bran atau template yang tersusun oelh poliproteill atau polisakarida yang biasanya diprodllksi secara biologi, Scnyawa polimer organik tersebut akan mengontrol nllkleasi dan pertumbuhan kristal inorganik, Dalam beberapa hal unsur-unsur inorganik akall ditata oleh orgahik template dengan tara menyetimbangkan molekular antara pusat molekular orgallik dan inorganik. Dalam hal membran biologi, mcmbran akan membatasi ukuran dan morphologi kristal hasil dengan tara menyediakan rllang yang mcmiliki ukuran dan lingkllngan kimia tertentu yang memungkinkan tcrbcntuknya endapan scnyawa inorganik tcrscbllt. Sangkar protein, fcrrit ill, adalah salall satu contoh poli protein Yilng darat digunakan llntllk mensintesis materia! nano besi oksi hidroksida dan oksi phosphate. Ferritin serillg diketahui scbagai gudang pcnyimpan bcsi (ira/I-storage), pembawa besi (iron-transport) dan besi pcnawar raClll1 protein (iron-detoxifications), Molcklll ferritin tcrdiri alas 24 subunit yang membentuk sllell berbentuk bola dengan diameter ce!all (cavity) sebcsar 8 nm, Kirakira acta 1200 ion besi yang dapat tersimpan dalam celah, walaupun sesungguhnya celah tcrscbllt mampu menampung ion besi lIingga 4500 ion. Ion besi tersebut dapat didifusikan kc dalam atau keluar celah, karena memiliki beberapa gugus aktif (sisi ferroksida) pada pcrnlukaan protein yang dapat berlaku sebagai pompa ions cllingga gcrakall dan oksidasi ion dalam celah dapat dilakukan dan dikontrol, Ferritin merlJpakan contoh material nano alam, di mana ion bcsi terperangkap dalam sangkar protein yang sering disebut sebagai host n1aterial. Banyak jcnis klustcr logam, scnyawa organometalik dan senyawa koordinasi yang te!ah berhasil dikapsulasikan pada bebrapa strllktur kcrangka 7.colit dcngan tlkllran yang bcrhcda. Kerangka zcolit datum hal ini berlaku scbngai support dan host material. Matcriat komposit nano scpcrti ini tclall lIikclahlli oanyak mal1f;l;lll1)'a, sebagai katalisator selektif tcrhadap ukuran dan bentuk, dapat dipakai untuk pemurnian dan
pemisahan gas, sebagai katalis photosintesis dan sebagai bahan semikonduktor atau material supra magnetik, dan lain-lain.
Enkapsulasi
ion logam pada zeolit
Zeolite banyak digunakan dalam berbagai bidang teknologi, seperti dalam bidang katalis clan pengolahan air limbah. Tidak seperti bahan. amorp adsorbenyang !ain, zeolite memiliki pore yang unik clan seragam dengan ukuran celah sebesar 3 -8 A, yang dapat dimasuki ion atau molekul !ain secara selektif. Adanya sangkar intrakristal clan struktur rongganya pada zeolit menyebabkan zeolit banyak dipakai sebagai katalis heterogen. Materia! zeolit mikropore
merupakan
rangkaian
kerangka
aluminasilikat yang tersusun atas tetrahedra Sio44clan AlO",S-melaluijembatan oksigen. Kerangka zeo!it tersebut tersusun atas rongga-rongga bsesar clan kecil. Rongga besar, ukuran clanbentuknya khas disebut sebagai sangkar alpha, sedang rongga yang keci! yang bentuknya juga khas disebut sangkar beta. Muatan negatifpada kisi-kisi krista! akan disetimbangkan dengan kation yang dapat ditukar yang biasanya terletak pada sisisisi (posisi) tertentu.. Proton mungkin juga berlaku sebagai ion penyetimbang. Zeolit asam ini mungkin tcrbentuk secara dehidrasi perlahan-lahan atau dcamil1asi dari zeolit kation amonium. Zeolit banyak dipakai sebagai support atau host material karena kestabilan termalnya tinggi, struktumya tertentu, memiliki luas permukaan besar clan bersifat selektif terhadap ukuran bentuk.' '. Pada enkapsulasi
ion logam
tamu (meta!
ion guest) dalam kerangka zeolit, perlu diperhatikan beberapahal berikut ini : a. f\1etal ion guest harus dapat masuk ke dalam kerangka internal clan atau masuk ke dalam rongga zeolit, clan bukan pada permukaan ekstemal krista! zeolit b. Distribusi metal ion guest pada keseluruhan permukaan bulk kristal zeolit hams homogen, tidak hanya terkonsentrasi pada permukaan eksternai atau tertata tidak homogen dalam zcolit. Faktor lain yang juga penting dalam enkapsulasi ion logam adalah pemilihan metoda dan kondisi proses enkapsulasi dan ini sangat tergantung ('ada lillgkungan kimia support material dan jenis ionlogam yang akan disupportkan.
Enkapsulasi oksida pada
ion logam zeolit
titanium
Enkapsulasi titanium oksida pada kerangka zeolit dcllgan metoda pcllukaran klllion dilakukan dengan cara mencampurkannya dalam '-Iarutan ammonium titanil oksalat monohidrat dan kemudian
~-
Prosiding Pertemuan dan Presentasi IImiah Penelitiari Dasar IImu Pengetahuan P3TM.BATAN Yogyakat1a, 25 -26 Juli 2000
dan Teknologi Nuklir
padatan basil pertukaran kation ini dikeringkan dan dikalsinasi pada 400 -550 °C(41.Dari basil analisa kimia dan photolisis disimpulkan bahwa TiO2+ ditukar dan diletakkan di dalam kerangk;\ zeolit. Spektra UV-Vis Retlectan dari titanium zeolit menunjukkan adanya pergeseran biru dibanding dengan bulk titanianya. Untuk Ti-NaY terjadi pada 325 nm (3,8 eV), Ti-NaM dan TiNH4M pada 340 nm (3,6 eV), TiKL pada 360 nm (3,4 eV). Sedangkan untuk Anatase (3,0 eV) dan Rutil pada 2,9 eV. Pada spektra XRD-nya tidak dijumpai TiO2 kristal yang kemungkinan disebabkan kecilnya rongga, sehingga TiO2 yang dihasilkan sangat kecil dan tidak teramati oleh XRD. Enkapsulasi titanium oksida dengan cara lain dilakukan dengan mencampur sol TiO2 dengan zeolit clan kemudian setelah gel terbentuk disaring clan dikeringkan serta dikalsinasi pada 450 °C. Metoda ini sering disebut sebagai metoda pembentukan sol-gel. Uji aktivitas photo katalitik titanium oksida yang tersuppol1 pada ZSM-5, Zeolite-A, silika dan alumina dilakukan oleh XlI dan Langford pada reaksi oksidasi senyawa 4kblorophenol dan senyawa acetophenone(sJ.Dari basil kajian dinyatakan bahwa titanium oksida yang terbentuk memberikan akibat yang berbeda-beda pada material support yang berbeda. Titania yang tersupport dalam kerangka alumina dapat memperbesar luas permukaan material, sedangkan pada kerangka silika, ZSM-5 dan Zeolite-A dapat menurunkan luas psermukaan. Hal ini kemungkinan disebabkan adanya silika dan alumina amorph dalam ZSM-5 setclah sintesis. J..lasilkajian aktivitas pbotokatalitik titnaillm oksida menyatakall bahwa pada aktivitas katalitik ZSM-5 dan Zeolite-A adalah lebih tinggi daripada TiO2 bulk dan TiO2 yang tersupport pada silika dan aillmina. Pada TiO2ZSM-5 kandungan Ti yang rcndah memberikan aktivitas tertinggi, hal ini diperkirakan karena memiliki adsorpsi senyawa organik yang tinggi juga. Juga diperoleh kesimpulan bah\\a pada berkurangnya kristalinitas TiOrZeolite-A dapat menurunkan aktivitas, sehingga disimpulkan bahwa adsorpsi dan struktur zeolit merupakan faktor yang menentukan aktivitas photokatalis.
Enkapsulasi pada zeolit
ion
logam
molibdat
Enkapsulasi ion logam molibdat p(\d(\ zcolit sering dilakukan dalam bentuk senyawa karbonil. Karena spesies kompleks molibdat karbonil p"da kerangka zeolit menunjukkan sit"al katalitik. Sebagai contoh spesies karbonil dalam bentuk MO(CO)6 dalam M+Y (di mana M adalah Li, K, Na ..Ian Cs). Sifat aktivitas katalitik dan seleklivitas katal.is dalam
reaksi hidrogenasi 1,3 butadiene menjadi cis-2 Prosiding Pertemuan
butene adalah sangat baik[6J.Pada LiY aktivitas dan selektivitas masing-masing adalah 45% dan 96% pacta423 K dan ratio Si:Al = 2,78. Selektivitas yang sarna diamati pacta logam alkali yang lain, scdangkan urutan aktivitas katalisnya adalah LiY > NaY» KY > CsY. Untuk zeolit HY dan support bukan zeolit memberikan hasil yang tidak selektif. Hasil reaksi hidrogenasi membuktikan bahwa metal ion benar terperangkap dalam kerangka zeolit. Bukti spektra IR memberikan gambaran bahwa MO(CO)3
(butadiene) kompleks merupakan madya reaksi hidrogenasi dan spesies kompleks karbonil MO(CO)3 merupakan spesies aktif dalam reaksi.
Enkapsulasi pad a zeolit
ion
logam
kobalt
"
Enkapsulasi senyawa kompleks kobalt terpiridin (terpy) dan bipiridin (bpy) [Co(bpy)(terpy)f+ dapat dilakukan pada kerangka zeolit dengan cara pertukaran kation[7l, Sistem ini sangat efisien untuk memumikan O2 dan N2 pad a udara kering karena terbentuknya kompleks [Co(bpy)(terpy)]2. Material nano ini dikenal sebagai material pcmbawa gas, Material nano kobalt untuk pembawa gas yang lain juga dapat dibuat dengan mencampurkan larutaJ\ kobalt dengan basa Schiff salen[B), Pertu!"Jran kation kobait dengan zeolit- Y pada basa Schiff salen pada atmosfir inert dapat menghasilkan kompleks Co(salen) yang berguna sebagai perangkap gas O2. Gas oksigen yang terperangkap dengan mudah dapat dievakuasi dengan dissosiasi ~~d~rI\(tJ\a,
Enkapsulasi ion logam besi oksida pada zeolit Besi oksida atau oksihidroksida (Fe20J, FeOOH) memiliki sifat magnetik.. dan optoelektronik. Material nano ini memiliki kemampuan untuk menuyimpan informasi[91, citra benvama (colour imaging)[IOI, katalis[lll, clan photokatalis[121.Banyak metoda yang telah berhasil dikembangkan dalam rangka enkapsulasi ion logam besi pada kerangka zeolit, seperti metoda pertukaran ion dengan menggunakan larutan besi(II) sulfarlJI, alrut.al\ trinuklear acetao hidrokso besi(III) nitrarl41, metoda kristalisasi cepat antara larutan besi, m\.'taflosJlikatdan zeolit ZSM-5(15J. Dalam upaya membuat photokatalis untuk rcaksi dcgradasi phenol dalam limbah air telah dikaji kcmungkinan pcmbuatan katalis tcrsebut dengan menggunakan metoda pertukaran ion memakai zeolit- Y sebagai support material[161. Dalam kajian tersebut, pengaruh konsentrasi ion besi dikaji dengan menggunakan infra red spektroskopi dan XRD. Distribusi oksida besi di
dan Presentasi IImiah Penelitian Dasar Ilmu Pengetahuan dan Teknologi P3TM.BATAN Yogyakarta, 25 -26 Juli 2000
Nuklir
YatemanArryanto
ISSN0216-3128
dalam dan di luar rongga zeolit dikaji dengan menggunakan metoda pelarutan kembali memakai larutan EDT A dan larutan oksalat. Material nano besi oksida yang dihasilkan menunjukkan pergeseran biru yang cukup berarti dari 346 nm (3,58 eV) pada keadaan bulk berkurang menjadi 244 nm (5,08 eV). Dan besamya pergeseran biru ini dipengaruhi o!eh konsentrasi besi oksida da!am kerangka zeolit. Kondisi keasaman pad a proses pertukaran kation dapat berpengaruh pada jumlah ion besi yang dapat terkapsul pad a kerangka zeolit.
KESIMPULAN Penemuan dalam bidang teknologi nano, khususnya dalam sintesis material nano men,berikan kontribusi yang beral1i bagi tcrciptanya material baru, yang tentunya dapat men,berikan harapan masa depan yang baik bagi ul"at manusia. Olch karena itu para peneliti pada berbagai bidang sepakat dalam upaya memperbaiki kualitas I,idup umat manusia menyatakan bal,wa abad keduapuluh satu ini sebagai abad teknologi nano. Apakah harapan tersebut dapat terwujud, leIs wail and .\"ee. Dan bagaimana posisi para peneliti Indonesia dalan, perkembangan tersebut, tentunya kita para pcneliti harus dapat menempatkan "tliri ill Ihe right oltlce al1d right time".
DAFTAR
PUSTAKA
1. DREXLER., ERIC, K., "EI1gines of Creation", First Quill Edition, WillIam Morrow and Company, Inc., New York, (1986) 2. PIERSON, H.O., "Handbook of carbon, graphite, diamond and Fulterenes, propel1ies,
xiii
processing and application", Noyes Publication, Park Ridge, p. 356-371, (1993) 3. KROTO, H., "Carbon", 30, 8, p. 1139-1141,
(/992) 4. LIU, X, IU KAL-KONG dan THOMAS, JK., "J. Chern. Soc. Faraday Tran." 89, II, p. 18611865, (1993) 5. XU, Ydan LANGFOI?;., CH., "J. Phys. Chern.", 99, p. /1501, (1995) 6. OKAMOTO, Y., MAEZAWA, A., KANE, H., IMANAKA, T., "J. Chern. Soc. Chern. Cornnlun.", p. 380, (/988) 7. IMAMURA, S., dan LUNSFORD, J., "J. Langrnuir", I, p. 36, (I 988) 8. HERON, N., "Inorg. Chern.", 25, p. 4714,
(/986) 9. GUNTHER, L., "Phys. World 3", 28, (1990) 10.ANDRAN, RGL., dan HUGUENARDS, AP., "US Patent", 4, p. 302, p. 532, (1981) II. BEIN T., SCHMIESTER, G., dan JACOBS, PA., "l. Phys. Chern.", 90, p. 4851, (I986) 12.I-IOFFMAN, MR., MARTION, ST., CHOI, W., dan BAHNEMANN, OW., "Chern. Rev."; 95, p.
69,(1993) 13.AMIRIDIS, MD., F.. PUGLISI, lA., et al., "J. of Catalysis", 142,p. 572, (I 993) 14. MIYOSI-II, H., and YaNEY AMA, H., J. Chern. Soc., Faraday Trans.", 85, p. 1873, (1989) 15.INUI, T., NAGATA, H. OKAZUMI, F., and MATSUDA, H., "Catalysis Letters", 13, p. 297,
(1992) 16. EN DANG TW., YATEMAN ARRYANTO, BAMBANG SETIAJI, JOHN WEBB and WANIDA CHUA-ANUSORN., "Procediing the 2nd Pasific Basin Conference on Adsorption Science and Technology", Brisbane, Australia,
(2000).
Prosiding Pertemuan dan Presentasi Ilmiah Penelitian Dasar IImu Pengetahuan dan Teknologi Nuklir P3TM-8ATAN Yogyakarta, 25 -26 Juli 2000