TEKNOLOGI PENGELaSAN LOGAM
TEKNOLOGI PENGELASAN LOGAM pembuatan las vertical dengan sambungan v
PENYUSUN FACHRUL JANUAR 211062 JURUSAN TEKNIK MESIN PROGRAM STUDI PERAWATAN DAN PERBAIKAN MESIN SPESIALAISASI FABRIKASI DAN PENGELASAN LOGAM
TEKNOLOGI PENGELaSAN LOGAM
AKADEMI TEKNIK SOROAKO LEMBAR PENGESAHAN
MAKALAH TEKNOLOGI PENGELASAN LOGAM Disetujiu Oleh : Pembimbing :
Musakirawati Baso
TEKNOLOGI PENGELaSAN LOGAM
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.Wb Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan hidayah- Nya lah, penulis dapat menyelesaikan laporan teknik ini tepat pada waktunya. Tujuannya tidak lain agar pembaca dapat memahami tentang tata cara pengelesan. Dan dalam penyusunan laporan ini, penulis menyajikan prinsip-prinsip yang berkaitan tentang pengelasan logam untuk memenuhi kebutuhan akan ilmu dalam pengelasan logam. Materi-materi yang terdapat dalam laporan ini juga berdasarkan dari referensi lain yang berkaitan tentang teknologi pengelasan dan teknologi metalurgi. Tidak lupa referensi dari internet tentang materi-materi yang baru teknologi pengelasan turut membangun laporan ini. Penggambaran-penggambaran
teknologi
pengelasan
dalam
laporan
ini
diharapkan kepada mahasiswa agar mampu diaplikasikan pada praktik, untuk menunjang mendapat nilai yang baik. Bukan hanya diaplikasikan pada praktik namun penulis juga berharap agar ilmu yang di dapat pada laporan ini dapat bersifat permanen terhadap mahasiswa sehingga kiranya pada saat lulus dari AKADEMI TEKNIK SOROAKO agar dapat diterapkan pada industri/instansi tempat mahasiswa bekerja. Akhir kata penulis berharap agar laporan ini dapat bermanfaat bagi mahasiswa khususnya dibidang teknologi pengelasan logam.
Soroako, Juni 2012 Penulis,
TEKNOLOGI PENGELaSAN LOGAM
Fachrul Januar 211062 ABSTRAK
Perkembangan industri saat ini sangat pesat sehingga industri-industri tersebut membutuhkan
berbagai
tenaga
ahli
khususnya
pada
teknik
mesin
pada
kejuruan/spsialisasi fabrikasi dan pengelasan logam, sehingga beberapa dari perguruan tinggi mengembangkan mahasiswa di bidang fabrikasi, khususnya di AKADEMI TEKNIK SOROAKO. Maka dari itu penulis banyak membahas tentang pengelasan logam dalam laporan ini, di mana pada penyambungan dua buah logam atau lebih itu dapat diketahui oleh mahasiswa, misalnya pada pengelasan sambungan, dengan menggunakan berbagai macam metode penyambungan diantaranya yaitu : butt joint (sambungan tumpul), corner joint(sambungan sudut), lap joint (sambungan tumpang) dan tee joint (sambungan T), namun pada laporan ini lebih membahas spesifik kearah teknik “sambungan pengelasan vetikal dengan kampuh V” Penyambungan logam dengan cara pengelasan memudahkan industi-industri untuk membuat konstruksi bangunan yang di inginkan. Maka diharapkan kepada mahasiswa agar mampu mengelas dengan baik untuk di terima di industri-industri besar.
TEKNOLOGI PENGELaSAN LOGAM
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN.............................................................................................................. 2 KATA PENGANTAR ..................................................................................................................... 3 ABSTRAK ..................................................................................................................................... 4 DAFTAR ISI .................................................................................................................................. 5 BAB 1 PENDAHULUAN ............................................................................................................... 7 1.1
LATAR BELAKANG ...................................................................................................... 7
1.2
RUMUSAN MASALAH .................................................................................................. 8
1.3
RUANG LINGKUP KAJIAN .......................................................................................... 8
1.4
TUJUAN PENULISAN .................................................................................................. 9
1.5
CARA MEMPEROLEH DATA ....................................................................................... 9
1.6
SISTEMATIKA PEMBAHASAN .................................................................................... 9
BAB 2 TEORI DASAR ............................................................................................................... 11 2.1
Definisi ........................................................................................................................ 11
2.2
Jenis-jenis mesin las listrik : ..................................................................................... 11
2.3
Perlengkapan Las listrik : ........................................................................................... 13
2.4
Prinsip-prinsip pada pengelasan ................................................................................ 16
2.4.1
Klasifikasi Cara Pengelasan .............................................................................. 16
2.4.2
Las Busur Listrik ............................................................................................... 17
2.5
Bentuk-bentuk sambungan pada pengelasan............................................................ 17
2.6
Klasifikasi Sambungan las dasar ................................................................................ 20
2.6.1
Sambungan T ..................................................................................................... 20
TEKNOLOGI PENGELaSAN LOGAM 2.6.2
Sambungan Tumpul ........................................................................................... 20
2.6.3
Sambungan Sudut.............................................................................................. 21
2.6.4
Sambungan Tumpang ........................................................................................ 21
2.7
Posisi-posisi pengelasan ............................................................................................ 22
2.8
Kesehatan dan Keselamata Kerja .............................................................................. 23
BAB 3 PEMBAHASAN .............................................................................................................. 24 3.1
Proses pembuatan Las vertikal dengan sambungan V ............................................. 24
3.2
POTENSI BAHAYA..................................................................................................... 28
BAB 4 PENUTUP ....................................................................................................................... 29 4.1
KESIMPULAN ............................................................................................................. 29
4.2
SARAN ........................................................................................................................ 30
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................... 31
TEKNOLOGI PENGELaSAN LOGAM
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1
LATAR BELAKANG Pada zaman ini teknik las telah dipergunakan secara luas dalam penyambungan batang-batang pada konstruksi bangunan baja dan konstriksi mesin. Luasnya penggunaan teknologi ini disebabkan karena bangunan dan mesin yang di buat dengan mempergunakan teknik penyambungan ini menjadi lebih ringan dan proses pembuatannya juga lebih sederhana, sehingga biaya keseluruhannya menjadi lebih murah. Pada tahap-tahap permulaan dari pengembangan teknologi las, biasanya pengelasan hanya dipergunakan pada sambungan-sambungan dan reparasi yang kurang penting. Tetapi setelah melalui pengalaman dan praktek yang banyak dan waktu yang lama, maka sekarang penggunaan proses-proses pengelasan dan penggunaan kontruksi- konstruksi las meupakan hal yang umum di semua Negara di dunia. Dan seiring teruwujudnya standar-standar teknik dalam pengelasan akan membantu memperluas lingkup pemakaian sambungan las dan memperbesar
TEKNOLOGI PENGELaSAN LOGAM ukuran-ukuran bangunan konstruksi yang dapat dilas. Dengan kemajuan yang dicapai sampai dengan saat ini teknologi las memegang peranan penting dalam masyrakat industri modern. Dalam ini AKADEMI TEKNIK SOROAKO (ATS) mempunyai peranan untuk menghasilkan alumni-alumni yang berkwalitas, maka di adakan praktik pengelasan logam yang diberikan kepada mahasiswa. Pratik pengelasan tersebut melatih mahasiswa agar dapat melakukan proses pengelasan ayun secara vertical dengan baik dan dapat diaplikasikan di tempat kerja/ industri. Dalam penggunaan teknik pengelasan dala konstruksi sangat luas, meliputi : perkapalan, jembatan, rangka baja, bejana, pipa saluran, kendaraan rel dan lain sebagainya.
1.2
1.3
RUMUSAN MASALAH Adapun yang akan dibahas dalam laporan teknik ini:
Apa defenisi tentang pengelasan ?
Bagaimana prinsip-prinsip pengelasan ?
Bagaimana bentuk sambungan dalam teknik pengelasan logam?
Bagaiamana cara membuat las ayun secara vertical ?
RUANG LINGKUP KAJIAN Seiring perkembangan industri saat ini, banyak membutuhkan tenagatenga ahli dalam bidang teknik, untuk menunjang kelancaran industry tersebtu, khususnya di bidang fabrikasi. Prosedur pengelasan sebenarnya kelihatan sangat sederhana, tetapi di dalam pengelasan mempunyai banyak masalah-masalah yang harus di atasi di mana pemecahannya memerlukan bermacam-macam pengetahuan. Karena dalam pengelasan, pengetahuan harus turut membantu dalam mendampingi praktek. Adapun materi yang akan di bahas pada :
TEKNOLOGI PENGELaSAN LOGAM a. Prinsip-prinsip pengelasan b. Perlengkapan las listrik c. Bentuk sambungan dalam teknik pengelasan d. Cara pembuatan las ayun vertikal Dalam hal ini dikatakan bahwa dalam membuat suatu benda kerja, harus harus direncanakan sebaik-baiknya agar dapat menghasilkan benda keja yang baik. 1.4
TUJUAN PENULISAN Adapun tujuan dari penulisan laporan ini yaitu:
1.5
Mengetahui prinsip-prinsip dalam pengelasan
Memahami cara-cara dalam teknik pengelasan logam
Mengetahui bentuk-bentuk sambungan pengelasan logam
Memahani cara membuat las ayun secara vertikal
CARA MEMPEROLEH DATA Adapun cara memperoleh data laporan ini yaitu:
Menggunakan literature dari beberapa buku Pada
pembuatan
laporan
ini,
di
perlukan
beberapa
buku
literatur/referensi sebagai bahan acuan.
Melalui situs-situs internet yang berkaitan dengan teknik pengelasan Untuk memperluas dalam mencari pencarian referensi, maka di perlukan internet untuk mencari referensi.
Study Lapangan Pada laporan ini penulis telah melalui praktik pada proses pengelasan, sehingga penulis dapat mengembil referensi dari hasil study lapangan
1.6
SISTEMATIKA PEMBAHASAN Sitematika pembahasan dalam laporan ini yaitu:
BAB 1 meliputi PENDAHULUAN yaitu : Latar belakang yang berisikan keterangan-keterangan tentang teknologi pengelasan
TEKNOLOGI PENGELaSAN LOGAM Rumusan masalah yang berisikan masalah-masalah yang akan di bahas dalam laporan ini Ruang lingkup kajian yang berisikan masalah yang akan dikaji dalam memecahkan masalah yang terdapat pada rumusan masalah Tujuan penulisan yang berisikan tujuan dari penulis untuk membuat laporan ini. Cara memperoleh data yang berisikan cara-cara penulis dalam memperoleh data yan terdapat dalam laporan ini Sitematikan pembahasan yang berisikan susunan/ kerangka laporan ini beserta pembahasannya.
BAB 2 meliputi TEORI DASAR yaitu : Teori Umum yang berisikan tentang teori yang mendasar mengenai praktik yang akan di bahas Teori Khusus yang berisikan tentang teori yang lebih spesifik terhadap praktik yang akan di bahas
BAB 3 meliputi PEMBAHASAN yang berisikan tentang penjelasan paraktik yang akan di bahas.
BAB 4 meliputi PENUTUP yaitu: Kesimpulan yang berisikan tentang keterangan-keterangan penting hasil dari pembahasan materi Saran yang berisikan tentang pendapat penulis yang di ajukan kepada pembaca untuk ditindak lanjuti.
TEKNOLOGI PENGELaSAN LOGAM
BAB 2 TEORI DASAR 2.1
Definisi Pengelasan adalah penyambungan logam atau logam paduan yang dilaksanakan dalam keadaan lumer atau cair. Adapun definisi pengelesan menurut beberapa referensi/literature lainnya yaitu :
Bersadarkan definsi dari Deutche Industrie Normen (DIN), las adalah ikatan metalurgi pada sambungan logam atau logam paduan yang dilaksanakan dalam keadaan lumer atau cair. Dari definesi tersebut dapat disimpulkan bahwa las adalah sambungan setempat dari beberapa batang logam dengan menggunakan energi panas. (Deutche Industrie Normen)
Mengelas adalah pekerjaan menyambung dua logam atau logam paduan dengan cara memberikan panas baik diatas atau dibawah titik cair logam tersebut baik dengan atau tanpa tekanan serta di tambah atau tanpa logam pengisi. (Ir. Suharto, 1991)
2.2
Jenis-jenis mesin las listrik : Mesin las listrik- Transformasi arus bolak-balik
TEKNOLOGI PENGELaSAN LOGAM Mesin ini memerlukan sumber arus bolak-balik fase tunggal dengan voltase tegangan yang rendah pada lengkung listrik. Mesin ini yang digunakan pada proses praktik pengelasan di ATS.
BAB 2 Gambar 1.1
Mesin las listrik- Rictifier arus searah Mesin ini merubah arus bolak-balik menjadi arus searah. Biasanya pada mesin ini mempunya tombol tunggal untuk mengontrol arus listrik.
BAB 2 Gambar 1.2
Generator yang searah yang diajalankan dengan arus bolak-balik Mesin ini bekeraja dengan arus listrik bolak-balik. Sebuah motor listrik diguanakan untuk menjalankan generator yang membangkitkan arus listrik searah yag tetap tegangannya.
BAB 2 Gambar 1.3
TEKNOLOGI PENGELaSAN LOGAM
2.3
Perlengkapan Las listrik : Kabel Las
BAB 2 Gambar 1.4
Penyambung Kabel
BAB 2 Gambar 1.5
Penjepit Benda Kerja
BAB 2 Gambar 1.6
TEKNOLOGI PENGELaSAN LOGAM
Pemegang Elektroda
BAB 2 Gambar 1.7
Topeng Las
BAB 2 Gambar 1.8
Perlengkapan Pembersih
BAB 2 Gambar 1.9
Tang penjepit
BAB 2 Gambar 1.10
Adapun yang penting dari pengelasan yaitu fluks. Inti logam elektroda meneruskan energi listrik ke busur api dan dilebut bersama-sama dengan lapisan fluks yang membentuk tetesan lebur antara logam dan fluks. Busur dari api las terdiri dari
TEKNOLOGI PENGELaSAN LOGAM daerah gas bertemperatur sangat tinggi hingga mencapai 6000°. Fluks juga memberikan suatu perisai gas yang melindingi logam cair terhadap ujung elektroda dan genangan las cair. Fungsi lapisan elektroda dapat diringkaskan sebagai berikut :
Menyediakan suatu perisai yang melindungi gas sekeliling busur api dan logam cair den dengan demikian mencegah oksigen dan nitrogen dari udara memasuki logam las.
Membuat busur api stabil dan mudah di control
Mengisi kembali setiap kekurangan yang disebabkan oleh oksidasi elemen-elemen tertentu dari genangan las selama pengelasan dan menjamin las mempunya sifat-sifat mekanis yang memuaskan.
Menyediakan suaru terak pelinding juga menurunkan kecepatan pendinginan logam las dan dengan demikian menurunkan kerapuhan akibat pendinginan.
Membantu mengontrol ukuran dan frekuensi tetesan logam cair.
Memungkinkan dipergunakannya posisi-posisi yang berbeda. Adapun pengklasifiksaian eletroda menurut standat ASTM :
Menurut standar ASTM elektroda mempunyai simbol dan arti dari symbol tersebut, sehingga penggunaan elektroda dapat dibedakan. Adapun simbol tersebut yaitu : ASTM : E
TEKNOLOGI PENGELaSAN LOGAM
SUMBER ARUS, DAYA TEMBUS POSISI PENGELASAN KEKUATAN TARIK ELEKTRODA LAS LISTRIK Contoh : E 6010 E
= Elektroda las listrik
60
= Kekuatan tarik (Tensile strength 60000, yield strength 50000 dan elongation 17)
1
= Posisi pengelasan ( dapat di pakai datar, horizontal,vertical, dan overhead)
10
=Jenis arus (AC DCSP) dan daya tembus (dalam)
2.4
Prinsip-prinsip pada pengelasan 2.4.1
Klasifikasi Cara Pengelasan
Pengelasan dibedakan pada cara kerja alat tersebut bekerja dan bentuk pemanasannya (Wiryosumarto, dkk, 200). Pengklasifikasian pengelasan berdasarkan cara kerja dapat dibagi dalam tiga kelas utama, yaitu :
Pengelasan cair Pengelasan
cair
adalah
cara
pengelasan
dimana
sambungan dipanaskan sampai mencair dengan sumber panas dari busur listrik atau semburan api yang terbakar.
Pengelasan tekan
TEKNOLOGI PENGELaSAN LOGAM Pengelasan tekan adalah cara pengelasan dimana sambungan dipanaskan dan kemudian ditekan hingga menjadi satu.
Pematrian Pematrian adalah cara pengelasan dimana sambungan diikat dan disatukan dengan menggunakan paduan logam yang menggunakan paduan logam yang mempunyai titik cair rendah.
2.4.2
Las Busur Listrik
Las busur listrik adalah cara pengelasan dengan mempergunakan busur nyala listrik sebagai sumber panas pencair logam. Klasifikasi las busur listrik yang digunakan hingga saat
ini
dalam
proses
pengelasa adalah las eletroda terbungkus
fluks.
Prinsip
pengelasan las busur listrik adalah sebagai berikut : arus listrik yang cukup padat pada
BAB 2 Gambar 1.11
tegangan rendah bila dialirkan pada dua buah logam yang konduktif akan menghasilkan loncatan elektroda yang dapat menimbulkan panas yang sangat tinggi hingga mencapai suhu 6000°C sehingga dapat mudah mencair kedua logam tersebut. 2.5
Bentuk-bentuk sambungan pada pengelasan Penyambungan dalam pengelasan diperlukan untuk meneruskan beban atau tegangan diantara bagian-bagian yang disambung. Kerana meneruskan beban, maka bagian sambungan juga akan menerima beban. Oleh karenanya, bagian sambungan paling tidak memiliki kekuatan yang sama dengan bagian yang disambung. Untuk menyambung dua komponen logam diperlukan berbagai jenis sambungan. Pada sambungan inilah nantinya logam tambahan
TEKNOLOGI PENGELaSAN LOGAM akan diberikan, sehingga terdapat kesatuan antara komponen-komponen yang disambung. Berbagai jenis sambungan yang dimaksud adalah :
Sambungan Tumpul (Butt Joint)
BAB 2 Gambar 1.12
Sambungan T (Tee Joint)
BAB 2 Gambar 1.3
BAB 2 Gambar 1.14
Sambungan Sudut (Corner Joint)
Sambungan Tumpang (Lap Joint)
TEKNOLOGI PENGELaSAN LOGAM
BAB 2 Gambar 1.15
TEKNOLOGI PENGELaSAN LOGAM 2.6
Klasifikasi Sambungan las dasar 2.6.1
Sambungan T
BAB 2 Gambar 1.16
2.6.2
BAB 2 Gambar 1.17
Sambungan Tumpul
TEKNOLOGI PENGELaSAN LOGAM 2.6.3
Sambungan Sudut
BAB 2 Gambar 1.18
2.6.4
Sambungan Tumpang
BAB 2 Gamabr 1.19
TEKNOLOGI PENGELaSAN LOGAM 2.7
Posisi-posisi pengelasan 2.7.1
Posisi Flat Kedudukan benda kerja yang akan dilas berada di bawah tangan operator.
BAB 2 Gamabr 1.20
2.7.2
Posisi Pengelasan mendatar Posisi benda kerja tegak lurus dan jalur pengelasan mendatar mengikuti alur.
BAB 2 Gamabr 1.21
2.7.3
Posisi pengelasan tegak Posisi benda kerja tegak dan pengelasan dapat dilakukan dari bawah ke atas atau sebaliknya.
BAB 2 Gamabr 1.22
2.7.4
Posisi pengelasan di atas kepala Operator las di bawah benda kerja yanga akan dilas.
BAB 2 Gamabr 1.23
TEKNOLOGI PENGELaSAN LOGAM
2.8
Kesehatan dan Keselamata Kerja Dalam proses pengelasan operator diwajibkan agar memahami dan mengerjakan kesehatan dan keselamatan kerja (K3), agar operator dapat meminimalisir kecelakaan kerja yang terjadi. Di setiap pekerjaan/praktik yang dilakukan, terdapat Prosedur kerja Standar (PKS) yang dibuat agar operator dapat mengetahui potensi bahaya yang terjadi dan dapat mengendalikan potensi bahaya tersebut. Adapun alat pelindung diri yang di pakai pada proses pengelasan yaitu : 1) Pakaian kerja standar 2) Topeng las/pelindung muka 3) Apron/lapis dada 4) Welding glove/sarung tangan 5) Welding spat/ lidah sepatu 6) Sepatu safety 7) Ear plug
BAB 2 Gamabr 1.24
TEKNOLOGI PENGELaSAN LOGAM
BAB 3 PEMBAHASAN 3.1
Proses pembuatan Las vertikal dengan sambungan V Dalam pembuatan las ayun vetikal ada beberapa langkah yang harus di kerjakan agar pada saat proses pengelesan dapat berjalan dengan lancar : 1. Sebelum melakukan praktik, di harapkan kepada mahasiswa agar membuat Operation Plan (OP) tentang benda kerja yang akan dibuat. Dan benda kerja yang akan dibuat adalah Las Ayun Vertikal.
BAB 2 Gamabr 1.25
2. Setelah OP selesai, maka persiapkan alat dan perlengkapan yang di butuhkan seperti : mesin Las Listrik, kabel las, penyambung kabel, pemegang elektroda, pemegang elektroda, perlengkapan pembersih, dan perlengkapan keselamatan kerja.
BAB 2 Gamabr 1.26
3. Periksa kondisi masing-masing alat dan peralatan yang digunakan, apakah masih layak untuk digunakan. Jika ada laporakan kepada Instruktur.
TEKNOLOGI PENGELaSAN LOGAM
4. Periksa kondisi area kerja agar aman untuk bekerja.
BAB 2 Gamabr 1.27
5. Pasang setiap perlengkapan kepada pasangannya seperti : hubungkan kabel mesin las ke panel utama, pasang kabel las ke mesin las, dll
BAB 2 Gamabr 1.28
6. Gunakan alat pelindung diri untuk bagian pemotongan yaitu: google, apron, cotton gloves, sepatu safety, pakaian kerja standar, ear plug.
BAB 2 Gamabr 1.29
TEKNOLOGI PENGELaSAN LOGAM
7. Bentuk kampuh V dengan sudut 60° pada benda kerja dengan menggunakan pemotongan Las Oxy-asetiin.
BAB 2 Gamabr 1.30
8. Gunakan Alat pelindung diri untuk bagian penggerindaan yaitu : masker, face shield, apron, pakian kerja standar, sepatu safety. Setelah itu gerinda bagian yang telah dipotong agar sisa pemotongan terbuang.
BAB 2 Gamabr 1.31
9. On –kan sakelar utama dan On-kan mesin las. Atur Ampere sesuai dengan jenis elektroda yang di gunakan.
10. Jepit elektroda penembusan pada pemegang elektroda.
TEKNOLOGI PENGELaSAN LOGAM 11. Gunakan alat pelindung diri untuk proses pengelasan. Seteleah itu lakukan las catat pada kedua ujung benda keja benda kerja dengan jarak 1 x Ø BAB 2 Gamabr 1.32
elektroda yang digunakan dan bersihkan teraknya.
BAB 2 Gamabr 1.33
12. Kemudian gantung dan cekam benda kerja dengan menggunakan alat bantu yang terdapat pada meja benda kerja.
13. Buat jalur pertama las penembusan kemudian atur posisi elektroda dan gerakan elektroda.
BAB 2 Gamabr 1.34
14. Setelah selesai, bersihkan terak dan lihat hasil penembusan di belakang benda kerja. Hasil penembusan yang baik membentuk seperti rigi-rigi las. 15. Kemudian buat jalur las kedua menggunakan elektroda biasa dengan menggunakan metode las ayun pada jalur las pertama atur posisi dan gerakan elektroda. Elektroda membentuk sudut 100°-110° kearah tegak dan 90° kearah mendatar.
BAB 2 Gamabr 1.35
TEKNOLOGI PENGELaSAN LOGAM 16. Setelah itu bersihkan terak terak las memakai palu.
17. Kemudian buat jalur yang ketiga sebagai penutup, juga menggunakan metode las ayun. Posisi elektroda sama pada langkah ke-15.
BAB 2 Gamabr 1.36
18. Kemudian bersihkan terak, dan lihat hasil pengelasan. 19. Lakukan pemeriksaan kepada instruktur. 20. Setelah selesai bersihkan mesin area kerja.
3.2
POTENSI BAHAYA
Kesetrum listrik Terkena panas berlebih Mata buta Fatal Pernafasan sesak
TEKNOLOGI PENGELaSAN LOGAM BAB 4 PENUTUP
4.1
KESIMPULAN Dari pembuatan laporan ini dapat disimpulkan beberapa hal yaitu : 1. Penyambungan dua keping logam atau logam paduan dilakukan dengan cara lumer atau cair. 2. Pada saat mengelas atur gerakan gerakan elektroda sebaik mungkin untuk mendapatkan hasil yang maksimal. 3. Potensi bahaya yang terdapat pada saat proses pengengelasan sangat tinggi sehingga diberitahukan kepada operator agar memahami PKS dengan baik agar dapat meminimalisirkan potensi bahaya tersebut. 4. Mengelas membutuhkan konsentrasi yang tinggi. 5. Perhatikan setiap peralatan yang digunakan, agar dalam kondisi yang baik. 6. Atur penggunaan ampere sesuai ketebakan benda kerja dan elektroda yang digunakan.
TEKNOLOGI PENGELaSAN LOGAM
4.2
SARAN Dari kesimpulan diatas penulis memberikan saran kepada pembaca yaitu : 1. Pada saat proses pengelasan biasanya hasil lasan itu jelek, disarankan kepada operator agar mengidentifikasi hasil lasan. 2. Pergunakan alat pelindung diri dengan baik agar terhindar dari bahaya 3. Laporkan kepada Instruktur jika ada yang belum diketahui, jangan mengambil inisiatif sendiri.
TEKNOLOGI PENGELaSAN LOGAM
DAFTAR PUSTAKA o o o o o o o
o
o
o
o
Ir. Dines Ginting, Dasar-dasar pengelasan, Jakarta : Penerbit Erlangga Jln. Kramat IV No.11, 1985 Hery, Sonowan dan Rochim, Suratma, Pengantar untuk memahami proses pengelasan logam, Bandung : PT Alfabeta , 2003 Suharno, Prinsip-prinsip teknologi dan metalurgi pengelasan logam, Surakarta : Lembaga pengembangan pendidikan, 2008 Ir. Suharto, Teknologi pengelasan logam, Malang : Rineka cipta, 1991 ISTC, Kerja las listrik teori, Bandung: ATS- INCO,1990 ISTC,Las listrik 2 , Bandung: ATS-INCO, 1990 http://www.google.co.id/search?q=kabel+las&oe=utf-8&rls=org.mozilla:enUS:official&client=firefox-a&um=1&ie=UTF8&hl=id&tbm=isch&source=og&sa=N&tab=wi&ei=0g7hT_m0GsSIrAff3bjNDg&biw=136 6&bih=543&sei=1w7hT67mJ4_zrQeizdnNDg http://www.google.co.id/search?q=las+corner&oe=utf-8&rls=org.mozilla:enUS:official&client=firefox-a&um=1&ie=UTF8&hl=id&tbm=isch&source=og&sa=N&tab=wi&ei=8h3hT9aSM8jJrAfc73NDg&biw=1366&bih=543&sei=Bh7hT4PyH4PJrAfzkKXODg#um=1&hl=id&client=firefo x-a&rls=org.mozilla:enUS%3Aofficial&tbm=isch&sa=1&q=sepatu+safety&oq=sepatu+safety&aq=f&aqi=&aql= &gs_l=img.3...17487.30636.4.31207.35.22.0.0.0.0.0.0..0.0...0.0.2zKcRCgdUWk&pbx=1 &bav=on.2,or.r_gc.r_pw.r_qf.,cf.osb&fp=2d91dfb56c6d655c&biw=1366&bih=543 http://www.google.co.id/search?q=masker+stndar&oe=utf-8&rls=org.mozilla:enUS:official&client=firefox-a&um=1&ie=UTF8&hl=id&tbm=isch&source=og&sa=N&tab=wi&ei=Ah_hT63sJcqqrAfE0t3NDg&biw=136 6&bih=543&sei=Kh_hT-SbF4norQfFutDNDg http://www.google.co.id/search?um=1&hl=id&client=firefox-a&rls=org.mozilla:enUS%3Aofficial&tbm=isch&sa=1&q=face+shield&oq=face+shield&aq=f&aqi=&aql=&gs_l =img.3...39296.50809.6.51020.23.14.0.0.0.0.0.0..5.0...0.0.VLTAOfjD5yo&pbx=1&bav=o n.2,or.r_gc.r_pw.r_qf.,cf.osb&biw=1366&bih=543&ech=1&psi=Dx7hT9rdOo3krAeUgt3 NDg.1340153387089.20&emsg=NCSR&noj=1&ei=Kx_hT5HjFInkrAfZ-9DPDg http://www.google.co.id/search?um=1&hl=id&client=firefox-a&rls=org.mozilla%3AenUS%3Aofficial&biw=1366&bih=543&noj=1&tbm=isch&sa=1&q=mesin+las&oq=mesin+l as&aq=f&aqi=&aql=&gs_l=img.3...227881.231198.0.231235.19.10.0.0.0.0.443.721.21j0j1.2.0...0.0.AF9lrMqd_-Y
TEKNOLOGI PENGELaSAN LOGAM