Pedagogik Jurnal Pendidikan, Maret 2016, Volume 11 Nomor , (64 – 84)
TEKNIK SUPERVISI KEPALA SEKOLAH UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI MENGAJAR GURU MELALUI OBSERVASI KELAS DI SDN-3 MENTENG PALANGKA RAYA Oleh : Rusiaty * Abstrak Masalah dalam penelitian ini apakah kompetensi mengajar guru dapat ditingkatkan dengan melaksanakan Teknik Supervisi Kepala Sekolah melalui observasi kelas. Penelitian ini bertujuan untuk: (1)Mengetahui bagaimana teknik supervisi Kepala Sekolah untuk meningkatkan kompetensi mengajar guru melalui observasi kelas; (2)membuktikan apakah observasi kelas sebagai teknik supervise Kepala Sekolah dapat meningkatan kompetensi mengajar Guru-guru SDN-3 Menteng Palangka Raya. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif, sedangkan teknik pengumpulan data menggunakan teknik angket dan studi kepustakaan. Data diolah dan disajikan dengan menggunakan rumus Prosentase. Yang menjadi subjek penelitian ini adalah seluruh Guru-guru SDN-3 Menteng Palangka Raya, sebanyak 17 (tujuh belas) orang guru sebagai responden (keseluruhan guru), sedangkan analis data menggunakan rumus prosentase (%). Hasil Penelitian adalah: 1)Teknik atau cara untuk meningkatkan kompetensi mengajar guru adalah melalui observasi kelas yang dilakukan oleh kepala sekolah secara terstruktur dan terjadwal yang dilakukan kepada 17 (tujuh belas) orang guru di SDN-3 Menteng sebagai subjek penelitian atau responden. Adapun cara memperoleh data adalah melalui penyebaran angket dan supervisi langsung ke kelas masing-masing guru. 2)Kompetensi mengajar guru dapat ditingkatkan melalui observasi dan supervisi kelas yang dilakukan oleh kepala sekolah untuk 17 (tujuh belas) orang guru di SDN-3 Menteng sebagai subjek penelitian atau responden. Terbukti dari hasil penelitian dari 17 soal angket menjawab rumusan masalah dalam penelitian yaitu ”Jika Kepala Sekolah SDN-3 Menteng Palangka Raya Melaksanakan Teknik Supervisi Melalui Observasi Kelas Maka Kompetensi Guru Dalam Mengajar Akan Meningkat “.
Kata Kunci: Kompetensi Mengajar Guru, Observasi Kelas, Teknik Supervisi PENDAHULUAN Kepala Sekolah berfungsi sebagai pendidik, manager, pengelola, administrator, supervisor, pemimpin, inovator (pembaharuan), motivator (pendorong), pengayom, dan pendamping. Kepala Sekolah mempunyai tugas untuk menyusun rencana dan program membina kesiswaan, pembelajaran, dan ketenagaan, baik menyelenggarakan administrasi sekolah serta membina dan melaksanakan kerja sama/hubungan dengan masyarakat.
*Rusanty, S..Pd Guru SDN 3 Menteng Palangka Raya
Penyelenggaraan administrasi sekolah adalah upaya pengaturan dan pendayagunaan segenap sumber daya sekolah (manusia, dana, sarana, dan lingkungan). Administrasi sekolah meliputi: (1)administrasi program pengajaran, (2)administrasi kesiswaan, (3)administrasi kepegawaian, (4)administrasi perlengkapan/barang, (5)administrasi keuangan, (6)administrasi peran serta masyarakat/Komite Sekolah. Adminitrasi program pengajaran merupakan usaha dan kegiatan yang meliputi pengaturan seperangkat program 64
Pedagogik Jurnal Pendidikan, Maret 2016, Volume 11 Nomor , (64 – 84)
pengalaman belajar yang disusun untuk mengembangkan kemampuan siswa sesuai dengan tujuan sekolah. Maka dengan demikian tugas Kepala Sekolah selalu menuntut pertanggung jawaban moral dan sikap mental yang dapat terjadi pada pada diri seseorang yang menjadi objek utamanya, oleh sebab itu nilai-nilai pendidikan selalu bersumber dari nilai-nilai budaya yang ada, dimana sekolah terdiri dari beberapa unsur dan kompenenkomponen yang satu sama lainnya saling menunjang dan saling berkaitan, agar sekolah dapat melaksanakan fungsinya sesuai dengan cita-cita dan harapan masyarakat. Kepala Sekolah merupakan wakil manager dari administrator atasan yang sehari-harinya melaksanakan kepemimpinan di bidang adminitrasi sekolah dan supervisi pendidikan. Menurut Buku Petunjuk untuk Pembinaan Pendidikan. Tugas-tugas pokok Kepala Sekolah adalah : 1. Kepemimpinan Pengajaran dan Pembinaan Kurikulum. 2. Administrasi Personalia. 3. Bussiness Management. 4. School Plant Management. 5. Hubungan Sekolah Masyarakat. 6. Administrasi Tugas-Tugas Rutin. 7. Pertumbuhan Pribadi, Jabatan Dan Kultur. Mengingat, bahwa tugas dan tanggung jawab Kepala Sekolah adalah cukup besar dan berat, maka hendaknya memperluas hubungan kerjasama, baik di dalam lingkungan sekolah yang dipimpinnya maupun dengan pihak-pihak di luar sekolah terutama para administrasi atasan, para supevisor, para anggota organisasi profesi, dan masyarakat. Rumusan Masalah *Rusanty, S..Pd Guru SDN 3 Menteng Palangka Raya
Berdasarkan pemaparan latar belakang diatas, penulis mencoba merumuskan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimanakah Teknik Atau Cara Untuk Meningkatkan Kompentensi Mengajar Guru Melalui Obsevasi Kelas di SDN-3 Menteng Palangka Raya. 2. Apakah Kompetensi Mengajar Guru Dapat Ditingkatkan Melalui Observasi Kelas Sebagai Teknik Supervisi Oleh Kepala Sekolah ? Tujuan Penelitian Setiap aktivitas tentu saja mempunyai tujuan tertentu. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Menjelaskan Bagaimana Teknik Supervisi Kepala Sekolah Untuk Meningkatkan Kompentensi Mengajar Guru Melalui Obsevasi Kelas Di SDN-3 Menteng Palangka Raya. 2. Membuktikan Apakah Observasi Kelas Sebagai Teknik Supervisi Kepala Sekolah Dapat Meningkatkan Kompentensi Mengajar Guru Di SDN-3 Menteng Palangka Raya. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Supervisi Pendidikan Supervisi pendidikan pada dasarnya adalah suatu proses pemikiran yang rasional dan sistematis tentang usaha-usaha yang dikembangkan untuk mengadakan perbaikan pengajaran dalam mencapai tujuan pendidikan yang diinginkan secara efektif dan efesien atau supervisi pendidikan adalah aktivitas konstruktif dalam membantu membina guru-guru agar bertumbuh dan berkembang dalam bidang profesinya. Supervisi pendidikan adalah kegiatan membina guru yang dilakukan oleh pihak atasan/kepala sekolah yang memiliki kelebihan dan kecakapan yang 65
Pedagogik Jurnal Pendidikan, Maret 2016, Volume 11 Nomor , (64 – 84)
diperlukan bagi pembinaan dimaksud.Dengan demikian pihak yang melaksanakan supervisi pendidikan tidak karena hanya posisi/kedudukan melainkan sebagai suatu fungsi. Jadi yang melaksanakan supervisi pendidikan bukan hanya para pengawas, penilik tetapi juga dilaksanakan oleh kepala sekolah B. Tujuan Supervisi Pendidikan Supervisi pendidikan bertujuan untuk mengembangkan situasi yang lebih baik, usaha kearah perbaikan belajar mengajar ditujukan kepada pencapaian tujuan pendidikan dan pengajaran, yaitu pembentukan pribadi anak secara maksimal supaya anak didik memperoleh kedewasaan. Mengembangkan situasi belajar mengajar itu diawali dengan meningkatkan kompetensi mengajar guru secara terus menerus untuk memahami peningkatan jabatan dimaksud perlu ditingkatkan aspek pengetahuan, sikap dan keterampilan, apabila guru mengalami peningkatan dengan baik maka siswa akan mengalami peningkatan juga kearah yang lebih baik. Upaya peningkatan kompetensi jabatan guru adalah untuk memberikan bantuan supervisi pendidikan yang dijalankan sesuai dengan tujuan supervisi pendidikan yaitu dijalankan sesuai dengan tugas seorang guru. Dimana supervisi adalah membina orang-orang yang di supervisi menjadi manusia dewasa yang sanggup berdiri sendiri ( Drs.N.A.Ametembu, 1981:31) Dari pendapat diatas bahwa tujuan supervisi pendidikan mengarah kepada pengorganisasian menstimulasi segala kegiatan dengan baik sehingga *Rusanty, S..Pd Guru SDN 3 Menteng Palangka Raya
mengarahkan kepada pengakatan kompetensi guru-guru agar mampu menstimulasi peningkatan prestasi belajar setiap anak didiknya. C. Manfaat Perbaikan Pengajaran Guru sebagai pelaksana pendidikan dan pengajaran di sekolah tidak jarang menghadapi berbagai masalah yang selalu meminta perhatian khusus, sementara mereka melaksanakan tugas dengan beban yang berat, di samping keterbatasan kemampuan yang ada pada mereka serta tuntutan yang bersumber dari perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, maka dibebani pula dengan tuntutan pembangunan dan kebutuhan masyarakat lingkungannya. Tugas pembangunan dan tuntutan masyarakat lingkungan menghendaki agar guru dalam jabatan selalu berada di garis depan dalam rangka membina anak didik sebagai pelopor pembangunan. Salah satu hambatan adalah menyangkut proses belajar mengajar, kegiatan belajar mengajar adalah merupakan tugas pokok sekolah oleh sebab itu perhatian lebih banyak diberikan kepada guru yang selalu mengalami kesulitan dalam merencanakan program pembelajaran dan menilai hasil pembelajaran. Menghadapi kenyataan yang demikian sekolah membutuhkan pelayanan supervisi pendidikan. Pelayanan supervisi pendidikan perlu diprogramkan untuk membantu guruguru menemukan jalan keluar terhadap hambatan-hambatan yang terjadi hal ini memberikan kenyataan kepada guru untuk meningkatkan dan mengembangkan kemampuannya dalam jabatannya sebagai seorang guru. Situasi belajar mengajar akan nampak dalam 66
Pedagogik Jurnal Pendidikan, Maret 2016, Volume 11 Nomor , (64 – 84)
kelas apabila supervisor datang ke kelas untuk mengumpulkan informasi guna keperluan membina guru dalam mengelola proses belajar mengajar, sehingga terwujudlah situasi mengajar pada umumnya dan peningkatan mutu mengajar dan belajar pada khususnya sebagai tugas utama supervisi pendidikan. Tugas tersebut tidak akan terwujud dengan baik apabila guru tidak mengalami peningkatan dalam bidang profesinya. Kreatifitas guru harus didorong dan dimanfaatkan secara kongkrit agar mereka memperoleh pengalaman profesional dalam meningkatkan kemampuan guru di bidang pendidikan.
terletak di Jalan Damang Leman I Nomor 53, Kelurahan Menteng, Kecamatan Jekan Raya, Kota Palangka Raya, Provinsi Kalimantan Tengah. Status SDN-3 Menteng adalah Sekolah Dasar dengan Status Negeri. SDN-3 Menteng berdiri pada tahun 1967. B. Subjek Penelitian Pada penelitian yang menjadi subjek adalah guru-guru SDN-3 Menteng. Jumlah seluruh subjek penelitian adalah sebanyak 17 (tujuh belas) orang guru yang terdiri dari Guru Kelas ada 12 orang, guru Penjaskes ada 1 orang, guru agama ada 3 orang. Dan guru Bahasa Inggris ada 1 orang. Jadi jumlah seluruh subjek penelitian adalah 17 (tujuh belas) orang guru. Agar lebih jelas subjek penelitian ini dapat dilihat pada sajian tabel di bawah ini :
METODOLOGI PENELITIAN A. Setting Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SDN-3 Menteng, alamat sekolah yaitu Tabel 1 Subjek Penelitian No 1 2 3 4
Uraian Guru Kelas Guru Agama Guru Penjaskes Guru Bahasa Inggris Jumlah Sumber Data : SDN-3 Menteng
Banyak 12 3 1 1 17
C. Pelaksaan Penelitian Agar lebih jelas alur pelaksanaan penelitian ini maka peneliti menyusun langkah-langkah dan jadwal pelaksanaan penelitian secara terperinci. Penelitian ini dilaksanakan
*Rusanty, S..Pd Guru SDN 3 Menteng Palangka Raya
pada Bulan Juli 2015 sampai September 2015. Langkah-langkah yang dilakukan sesuai dengan jadwal penelitian yang disusun sebagai berikut:
67
Pedagogik Jurnal Pendidikan, Maret 2016, Volume 11 Nomor , (64 – 84)
Tabel 2 Jadwal Penelitian No
Uraian Kegiatan
1
Menyusun jadwal persiapan yaitu membuat jadwal penelitian, dan izin penelitian 2 Menyusun Angket Penelitian 3 Melaksanakan Supervisi Kelas Kepada Guru-Guru SDN-3 Menteng 4 Menyebarkan Angket Penelitian kepada 17 Orang Guru SDN-3 Menteng 5 Menyusun dan menganalisis data dari Hasil Angket 6 Menyusun Laporan Penelitian Sumber Data : Diolah Sendiri oleh Peneliti D. Metode Pengumpulan Data 1. Studi Kepustakaan Teknik Angket Studi kepustakaan adalah dengan cara peneliti mempelajari buku-buku yang ada hubungannya dengan masalah yang diteliti untuk memperoleh landasan teoritis yang relevan dengan masalah-masalah yang diteliti. 2. Teknik Angket Suatu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan menggunakan daftar pertanyaan secara tertulis, yang dikhususkan kepada guru-guru SDN-3 Menteng Palangka Raya yang berisikan pertanyaan-pertanyaan mengenai Supervisi Pendidikan mengkhususkan pelaksanaan Observasi kelas. Daftar pertanyaan terdiri dari 17 (tujuh belas) instrumen yang diberikan kepada guru-guru SDN-3 Menteng untuk dijawab dengan jujur. Dari jawaban guru-guru SDN3 Menteng tersebut akan dianalisis *Rusanty, S..Pd Guru SDN 3 Menteng Palangka Raya
Juli √
Bulan Aguts Sept.
√ √ √ √ √
dalam pembahasan pada Bab IV dengan menggunakan rumus Prosentase. E. Penyajian dan Analisa Data Data yang tersusun dari hasil jawaban angket akan disusun dan disajikan dalam bentuk tabel yang disesuaikan dengan sifat data dari masing-masing angket, kemudian dianalisis menurut metode dan teknik analisa data, dengan menggunakan rumus Prosentase (%) menurut Anas Sudijono, 1987 ; 40-41 sebagai berikut : F P = ------- X 100% N Keterangan : P = Prosentase F = Frekwensi N = Jumlah Responden (Sampel) 100 % = Pengali Tetap HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. Data Keadaan Tenaga Pengajar/Guru dan Kepala Sekolah di SDN-3 Menteng Palangka Raya. 68
Pedagogik Jurnal Pendidikan, Maret 2016, Volume 11 Nomor , (64 – 84)
Tabel 3 Keadaan Guru/Tenaga Pengajar Pada SDN-3 Palangka Raya No Tingkat Pendidikan Frekwensi 1 Sarjana 11 2 Diploma/Sarjana Muda 4 3 SPG, SGO, Sederajat 2 Jumlah 17 Sumber Data: Tata Usaha SDN-3 Menteng Berdasarkan data tabel 3 tersebut nampaknya guru-guru SDN-3 Menteng Palangka Raya memiliki jenjang pendidikan Tingkat Sarjana ada 11 orang, atau 64,71%. Diploma dan
Presentase (%) 64,71 23,53 11,76 100
Sarjana Muda sebanyak 4 orang atau 23,53% dan lulusan SPG, SGO, sederajat adalah sebanyak 2 orang atau 11,76%.
2. Keadaan Siswa Tabel 4 Keadaan Siswa SDN-3 Menteng Palangka Raya No 1 2 3 4 5 6
Kelas Banyak Persentase (%) 24 orang 11,76 I 35 orang 17,16 II 44 orang 21,57 III 31 orang 15,19 IV 35 orang 17,16 V 35 0rang 17,16 VI Jumlah 204 orang 100 Sumber Data: Tata Usaha SDN-3 Menteng Berdasarkan data dalam tabel 4 tersebut dapat dilihat keadaan Siswa SDN-3 Menteng Palangka Raya, Tahun 2012 yaitu kelas I sebanyak 24 orang siswa atau 11,76%, kelas II sebanyak 35 orang siswa atau 17,16%, kelas III sebanyak 44 orang siswa atau 21,57 %, kelas IV sebanyak 31 orang siswa atau 15,19%, kelas IV sebanyak 35 orang siswa atau 17,16 % dan kelas VI sebanyak 35 orang siswa atau 17,16%.
*Rusanty, S..Pd Guru SDN 3 Menteng Palangka Raya
A. Observasi Kelas Yang Dilakukan Kepala Sekolah Sebagai Salah Satu Teknik Supervisi Pendidikan. Observasi kelas/kunjungan yang dilakukan oleh kepala sekolah sebagai berikut : 1. Analisis Materi Pelajaran 2. Program Tahunan 3. Program Semester (Silabus) 4. Pembuatan Rencana Pembelajara (RPP) 5. Pengusaan Bahan Ajar
69
Pedagogik Jurnal Pendidikan, Maret 2016, Volume 11 Nomor , (64 – 84)
6. Bimbingan dalam Menggunakan Media Pembelajaran
7. Bimbingan Kelas
Tabel 5 Analisis Materi Pelajaran Semester No Alternatif jawaban Frekwensi 1 Ya 17 2 Kadang-kadang 0 3 Tidak pernah 0 Jumlah 17 Sumber Data: Item Jawaban Angket Nomor 1 Berdasarkan data tabel 5 diatas bahwa guru-guru yang Pernah melakukan analisis materi pelajaran setiap semesternya sebanyak 17 orang atau 100 % yang selalu melakukan analis materi pelajaran setiap semesternya, sedangkan guru-guru yang Kadang-kadang melakukan analisis materi pelajaran setiap semesternya sejumlah 0 orang guru atau 0% dan 0 atau 0% orang guru yang Tidak Pernah melakukan analisis materi pelajaran setiap semesternya. Dapat disimpulkan bahwa Guru-Guru SDN-3
Persentase (%) 100 0 0 100
Menteng sebanyak 17 orang atau 100% melakukan analisis materi pelajaran setiap semesternya sebanyak 17 orang atau 100% yang selalu melakukan analis materi pelajaran setiap semesternya. Dalam menjalankan tugasnya seorang guru diharapkan untuk membuat program tahunan dan program semester, di dalam program tahunan dapat terlihat secara umum materi pelajaran yang diajarkan untuk setiap mata pelajaran dalam setahun. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 6 Program Tahunan Alternatif Jawaban Frekwensi No 1 Ya 15 2 Kadang-kadang 2 3 Tidak pernah 0 Jumlah 17 Sumber Data: Item Jawaban Angket Nomor 2 Berdasarkan data tabel 6 diatas guru yang menjawab Pernah membuat program tahunan sebanyak 15 orang guru atau 88,24%; yang Kadangkadang membuat program tahunan
*Rusanty, S..Pd Guru SDN 3 Menteng Palangka Raya
Persentase (%) 88,24 11,76 0 100
sebanyak 2 orang guru atau 11,74% dan 0 orang atau 0%; dan guru yang menjawab Tidak Pernah membuat program tahunan hal tersebut dikarenakan guru-guru beranggapan
70
Pedagogik Jurnal Pendidikan, Maret 2016, Volume 11 Nomor , (64 – 84)
harus melakukan kerja dua kali karena mereka juga diharuskan untuk membuat program semesteran untuk setiap mata
pelajaran yang akan mereka ajarkan. Data ini akan di ungkapkan pada tabel di bawah ini :
Tabel 7 Program Semester No Alternatif Jawaban Frekwensi 1 Ya 16 2 Kadang-kadang 1 3 Tidak pernah 0 Jumlah 17 Sumber Data: Item Jawaban Angket Nomor 3 Data tabel 7 tersebut diatas memaparkan alternatif jawaban bahwa guru-guru yang menjawab Pernah membuat atau memiliki program semester (Silabus) sebanyak 16 orang guru atau 94,12% hal tersebut membuktikan bahwa guru-guru yang bersangkutan mempunyai kecenderangan untuk mendukung kegiatan program sekolah demi tercapainya tujuan pendidikan di sekolah sedangkan guru yang menjawab Kadang-kadang menyusun/membuat program semester (silabus) yaitu 1 orang atau 5,88% dan guru yang menjawab Tidak Pernah adalah berjumlah 0 atau 0%, dalam hal penyusunan program semester (silabus) harus berdasarkan kalender pendidikan yang telah ditetapkan oleh dinas yang terkait serta dengan memperhatikan hari-hari libur dan hari pertama masuk sekolah. Garis-garis besar dari program semesteran yaitu seorang guru
*Rusanty, S..Pd Guru SDN 3 Menteng Palangka Raya
Persentase (%) 94,12 5,88 0 100
menuliskan standar kompetensi dasar, indikator, tujuan pembelajaran dan menyusun langkah-langkah pembelajaran untuk setiap mata pelajaran serta juga mengalokasikan waktu, menentukan metode dan media pembelajaran. Dapat disimpulkan bahwa Guru-Guru SDN-3 Menteng seluruhnya yaitu sebanyak 16 orang guru atau 94,12% Pernah membuat atau memiliki program semester (Silabus). Rencana Pelaksanaan Pembelajaran merupakan persiapan kongkrit untuk melaksanakan proses belajar mengajar. Setelah mengetahui seberapa banyak guru-guru yang membuat/menyusun program semester (silabus) peneliti mengajukan pertanyaan apakah guru-guru SDN-3 untuk menyusun RPP berpedoman pada analisis materi pelajaran, akan dipaparkan pada tabel berikut ini.
71
Pedagogik Jurnal Pendidikan, Maret 2016, Volume 11 Nomor , (64 – 84)
Tabel 8 Pembuatan RPP Berpedoman Pada Analisis Materi Pelajaran No Alternatif Jawaban Frekwensi Persentase (%) 1 Pernah 17 100 2 Kadang-kadang 0 0 3 Tidak pernah 0 0 Jumlah 17 100 Sumber Data: Item Jawaban Angket Nomor 4 Berdasar dari data pada tabel 8 tersebut diatas alternatif jawaban Pernah membuat, menyusun dan membuat RPP berpedoman pada analisis materi pelajaran sebanyak 17 orang atau 100%; sedangkan yang menjawab Kadang-kadang sebanyak 0 orang guru arau 0%; dan yang menjawab Tidak Pernah yaitu 0 orang guru atau 0%. Hal tersebut membuktikan bahwa guru-guru pada SDN-3 Menteng selalu membuat RPP untuk setiap mata pelajaran yang akan mereka ajarkan. Mengingat tugas guru sebagai seorang pendidik, pembimbing serta pengajar maka perlu mengembangkan diri dalam memenuhi tuntutan tugas dan pengembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi sehingga dapat menghasilkan manusia yang berkualitas, serta hendaknya seorang guru sebelumnya melaksanakan proses belajar mengajar guru harus membuat dan menyusun analisis pelajaran yang dituangkan dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran atau RPP. Kepala Sekolah juga berfungsi untuk meningkatkan mutu belajar mengajar dan observasi kelas mutlak perlu dilaksanakan secara teratur dan berencana, berdasarkan pertanyaan pada angket Nomor 5 apakah ada manfaat dari observasi kelas untuk membantu guru-guru dalam penguasaan bahan pembelajaran, akan disajikan pada tabel dibawah ini.
Tabel 9 Manfaat Dari Observasi Kelas Dalam Penguasaan Bahan Pembelajaran Frekwensi No Alternatif jawaban 1 Ya 17 2 Tidak 0 Jumlah 17 Sumber Data: Item Jawaban Angket Nomor 5 Berdasarkan data tabel 9 tersebut diatas yaitu yang menjawab Ya sebanyak 17 orang atau 100% yang ada pada SDN-3 Menteng Palangka *Rusanty, S..Pd Guru SDN 3 Menteng Palangka Raya
Persentase (%) 100 0 100
Raya memiliki kemampuan untuk menguasai bahan pembelajaran untuk setiap mata pelajaran yang mereka berikan kepada anak didik dikarenakan 72
Pedagogik Jurnal Pendidikan, Maret 2016, Volume 11 Nomor , (64 – 84)
mereka dituntut untuk mempelajari dan menganalisa setiap mata pelajaran yang ingin diajarkan agar maksud dan tujuan dari pokok bahasan serta penyajian materi sesuai dengan urutan yang ingin mereka sampaikan dapat dimengerti dan dipahami oleh siswa. Dan alternatif jawaban Tidak Pernah adalah 0 orang guru atau 0%. Dapat disimpulkan bahwa Guru-Guru SDN-3 Menteng menjawab
bahwa ada manfaat yang positif dari observasi kelas dalam penguasaan bahan pembelajaran. Selanjutnya untuk mengetahui usaha apa yang dilakukan Kepala Sekolah dalam membantu guru untuk menggunakan media/sumber belajar sesuai dengan kondisi kelas. Data ini akan diungkapkan pada tabel berikut:
Tabel 10 Usaha Kepala Sekolah Dalam Membimbing Guru Menggunakan Media Pembelajaran Alternatif Jawaban Ada No 1 Mengarahkan untuk membuat media 6 sederhana 2 Mengarahkan untuk membuat sesuai 8 dengan kondisi kelas 3 Mengarahkan untuk membuat media 3 dengan biaya murah Jumlah 17 Sumber Data : Item Jawaban Angket Nomor 6 Berdasarkan data dalam tabel 10 diatas diketahui bahwa 47,06% jawaban guru-guru (responden) menyatakan usaha yang dilakukan Kepala Sekolah melalui pengarahan untuk membuat media sederhana, dan alternatif jawaban yang tertinggi ternyata 47,06% pembuatan media pembelajaran harus disesuaikan dengan kondisi kelas, kemudian yang terendah yaitu 17,64% dalam hal mengarahkan guru untuk membuat media dengan biaya murah. Dengan demikian dapat
*Rusanty, S..Pd Guru SDN 3 Menteng Palangka Raya
Persentase (%) 35,30 47,06 17,64 100
disimpulkan bahwa pembuatan media yang sesuai dengan kondisi kelas ini sangat penting, dengan tujuan untuk melihat kematangan daya serap yang dihadapi oleh siswa. Sehubungan dengan data diatas, maka selanjutnya untuk mengetahui usaha Kepala Sekolah pernah atau tidak memberikan petunjuk/bimbingan terhadap guru dalam mengelola kemampuan interaksi belajar mengajar di kelas. Data ini akan disajikan pada tabel berikut :
73
Pedagogik Jurnal Pendidikan, Maret 2016, Volume 11 Nomor , (64 – 84)
Tabel 11 Pernah Tidakkah Kepala Sekolah Memberikan Petunjuk Bimbingan Kelas No Alternatif Jawaban Frekwensi A Pernah 15 B Kadang-kadang 2 C Tidak pernah 0 Jumlah 17 Sumber Data :Item Jawaban Angket Nomor 7
Persentase (%) 88,24 11,76 100
Berdasarkan data dalam tabel 11 kepada reponden (guru) yang tersebut diatas, diketahui bahwa ada 15 mempunyai masa kerja lebih lama orang guru atau 88,24% jawaban mengajar diatas 20 tahun sebab Kepala responden (guru) menyatakan Kepala Sekolah sudah menganggap guru Sekolah Pernah memberikan tersebut telah mampu mengelola petunjuk/bimbingan terhadap guru interaksi belajar mengajar dengan dalam mengelola kemampuan interaksi pengetahuan/kemampuannya sendiri. belajar mengajar di kelas, hal ini sangat Dengan demikian dapat membantu usaha guru untuk melakukan disimpulkan bahwa usaha Kepala evaluasi terhadap siswa, dan 2 orang Sekolah untuk memberikan guru atau 11,76% jawaban responden petunjuk/bimbingan ini hanya kepada menyatakan Kepala Sekolah Kadangguru-guru yang kurang mampu kadang membantu guru dalam melakukan interaksi belajar mengajar memberikan petunjuk/bimbingan, dan dengan siswa. Dari data diatas untuk guru yang menjawab Tidak Pernah mengetahui usaha apa saja yang sebanyak 0 orang guru atau 0%; kalau dilakukan kepala sekolah terhadap dilihat dari jawaban diatas tidak terlalu mereka yang kurang mampu melakukan jauh berbeda, Kepala Sekolah tidak interaksi dengan siswa akan perlu memberikan petunjuk/bimbingan diungkapkan pada tabel berikut ini. Tabel 12 Petunjuk/Bimbingan Oleh Kepala Sekolah No
Alternatif Jawaban
1
Frekuensi
Mengarahkan agar siswa lebih aktif bertanya 2 Mengarahkan agar mampu Menjawab pertanyaan siswa 3 Mengarahkan untuk melakukan evaluasi ulang dengan siswa Jumlah Sumber Data : Item Jawaban Angket Nomor 8
*Rusanty, S..Pd Guru SDN 3 Menteng Palangka Raya
10
Persentase (%) 58,82
4
23,54
3
17,64
17
100
74
Pedagogik Jurnal Pendidikan, Maret 2016, Volume 11 Nomor , (64 – 84)
Berdasarkan data dalam tabel 12 diatas, diketahui bahwa usaha yang dilakukan Kepala Sekolah yaitu yang tertinggi dalam hal ini adalah mengarahkan guru agar siswa lebih aktif bertanya sebanyak 10 orang atau 58,82%, hal ini sangat penting dilakukan karena dengan keaktifan siswa untuk bertanya dapat membantu proses belajar mengajar kearah yang lebih baik. Dan mengarahkan agar mampu menjawab pertanyaan siswa sebanyak 4 orang atau 23,54%, sedangkan mengarahkan agar mampu melakukan evaluasi ulang terhadap
siswa sebanyak 3 orang atau 17,64%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terlihat usaha Kepala Sekolah untuk mengarahkan guru agar mampu menjadi guru yang berkualitas. Guru melakukan pemetaan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar untuk mata pelajaran yang diampunya, untuk mengidentifikasi materi pembelajaran yang dianggap sulit, melakukan perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran, dan memperkirakan alokasi waktu yang diperlukan dapat dilihat pada sajian tabel di bawah ini:
Tabel 13 Guru Melakukan Pemetaan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Untuk Mata Pelajaran Yang Diampunya Alternatif Jawaban Frekuensi No 1 Pernah 17 2 Kadang-kadang 0 3 Tidak Pernah 0 Jumlah 17 Sumber Data : Item Jawaban Angket Nomor 9 Dari data pada tabel 13 tersebut di atas dapat dijelaskan bahwa guru-guru SDN-3 Menteng yang Pernah Melakukan Pemetaan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Untuk Mata Pelajaran Yang Diampunya sebanyak 17 orang atau 100%; sedangkan guru SDN-3 Menteng yang Kadang-kadang Melakukan Pemetaan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Untuk Mata Pelajaran Yang Diampunya sebanyak 0 orang guru atau 0%; dan guru yang Tidak Pernah Melakukan Pemetaan Standar
*Rusanty, S..Pd Guru SDN 3 Menteng Palangka Raya
Persentase (%) 100 0 0 100
Kompetensi dan Kompetensi Dasar Untuk Mata Pelajaran Yang Diampunya sebanyak 0 orang guru atau 0%. Dapat disimpulkan bahwa Guru-Guru SDN-3 Menteng sebanyak 17 orang atau 100% Melakukan Pemetaan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Untuk Mata Pelajaran Yang Diampunya. Guru menyertakan informasi yang tepat dan mutakhir di dalam Perencanaan dan Pelaksaan Pembelajaran dapat dilihat pada sajian tabel di bawah ini :
75
Pedagogik Jurnal Pendidikan, Maret 2016, Volume 11 Nomor , (64 – 84)
Tabel 14 Guru Menyertakan Informasi Yang Tepat Dan Mutakhir Di Dalam Perencanaan dan Pelaksaan Pembelajaran No Alternatif Jawaban Frekuensi 1 Pernah 14 2 Kadang-kadang 3 3 Tidak Pernah 0 Jumlah 17 Sumber Data : Item Jawaban Angket Nomor 10 Berdasarkan data pada tabel 14 tersebut di atas dapat dijelaskan hasil jawaban guru Pernah menyertakan informasi yang tepat dan mutakhir di dalam Perencanaan dan Pelaksaan Pembelajaran sebanyak 14 orang guru atau 82,36%; dan guru yang menjawab Kadang-kadang menyertakan informasi yang tepat dan mutakhir di dalam Perencanaan dan Pelaksaan Pembelajaran sebanyak 3 orang guru atau 17,64%; dan guru yang menjawab Tidak Pernah menyertakan informasi yang tepat dan mutakhir di dalam Perencanaan dan Pelaksaan
Persentase (%) 82,36 17,64 0 100%
Pembelajaran sebanyak 0 orang guru atau 0%. Dapat disimpulkan bahwa guru-guru SDN-3 Menteng sebanyak 14 orang guru atau 82,36% pernah menyertakan informasi yang tepat dan mutakhir di dalam Perencanaan dan Pelaksaan Pembelajaran. Guru menyusun materi, perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran yang berisi informasi yang tepat, mutakhir, dan yang membantu peserta didik untuk memahami konsep materi pembelajaran dapat dilihat pada sajian tabel di bawah ini :
Tabel 15 Guru Menyusun Materi, RPP Yang Berisi Informasi Yang Tepat, Mutakhir, Dan Yang Membantu Peserta Didik Untuk Memahami Konsep Materi Pembelajaran Alternatif Jawaban Frekuensi No 1 Pernah 15 2 Kadang-kadang 2 3 Tidak Pernah 0 Jumlah 17 Sumber Data : Item Jawaban Angket Nomor 11 Berdasarkan data pada tabel 15 tersebut di atas dapat dijelaskan hasil jawaban guru yang menjawab Pernah menyusun materi, perencanaan dan
*Rusanty, S..Pd Guru SDN 3 Menteng Palangka Raya
Persentase (%) 88,24 11,76 0 100
pelaksanaan pembelajaran yang berisi informasi yang tepat, mutakhir, dan yang membantu peserta didik untuk memahami konsep materi pembelajaran
76
Pedagogik Jurnal Pendidikan, Maret 2016, Volume 11 Nomor , (64 – 84)
sebanyak 15 orang guru atau 88,24%; guru yang menjawab Kadang-kadang menyusun materi, perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran yang berisi informasi yang tepat, mutakhir, dan yang membantu peserta didik untuk memahami konsep materi pembelajaran sebanyak 2 orang guru atau 11,76%; dan guru yang menjawab Tidak Pernah menyusun materi, perencanaan dan
pelaksanaan pembelajaran yang berisi informasi yang tepat, mutakhir, dan yang membantu peserta didik untuk memahami konsep materi pembelajaran sebanyak 0 orang guru atau 0%. Guru melakukan evaluasi diri secara spesifik, lengkap dan didukung dengan contoh pengalaman diri sendiri dapat dilihat pada sajian data dengan tabel di bawah ini:
Tabel 16 Guru Melakukan Evaluasi Diri Secara Spesifik, Lengkap Dan Didukung Dengan Contoh Pengalaman Diri Sendiri Alternatif Jawaban Frekuensi No 1 Pernah 17 2 Kadang-kadang 0 3 Tidak Pernah 0 Jumlah 17 Sumber Data: Item Jawaban Angket Nomor 12 Dari hasil data pada tabel 16 tersebut di atas dapat dijelaskan berdasarkan jawaban guru yang menjawab Pernah melakukan evaluasi diri secara spesifik, lengkap dan didukung dengan contoh pengalaman diri sendiri sebanyak 17 orang guru atau 100%; guru yang menjawab Kadangkadang melakukan evaluasi diri secara spesifik, lengkap dan didukung dengan contoh pengalaman diri sendiri sebanyak 0 orang guru atau 0%; dan
*Rusanty, S..Pd Guru SDN 3 Menteng Palangka Raya
Persentase (%) 100 0 0 100
guru yang menjawab Tidak Pernah melakukan evaluasi diri secara spesifik, lengkap dan didukung dengan contoh pengalaman diri sendiri sebanyak 0 orang guru atau 0%. Guru memiliki jurnal pembelajaran, catatan masukan dari teman sejawat atau hasil penilaian proses pembelajaran sebagai bukti yang menggambarkan kinerjanya, dapat dilihat pada sajian tabel di bawah ini:
77
Pedagogik Jurnal Pendidikan, Maret 2016, Volume 11 Nomor , (64 – 84)
Tabel 17 Guru Memiliki Jurnal Pembelajaran, Catatan Masukan Dari Teman Sejawat Atau Hasil Penilaian Proses Pembelajaran Sebagai Bukti Yang Menggambarkan Kinerjanya No Alternatif Jawaban Frekuensi 1 Pernah 10 2 Kadang-kadang 7 3 Tidak Pernah 0 Jumlah 17 Sumber Data : Item Jawaban Angket Nomor 13 Dari hasil data pada tabel 17 tersebut di atas dapat dijelaskan berdasarkan jawaban guru yang menjawab Pernah memiliki jurnal pembelajaran, catatan masukan dari teman sejawat atau hasil penilaian proses pembelajaran sebagai bukti yang menggambarkan kinerjanya sebanyak 10 orang guru atau 58,82%; guru yang menjawab Kadang-kadang memiliki jurnal pembelajaran, catatan masukan dari teman sejawat atau hasil penilaian proses pembelajaran sebagai bukti yang menggambarkan kinerjanya sebanyak 7
Persentase (%) 58,82 41,18 0 100
orang guru atau 41,18%; dan guru yang menjawab Tidak Pernah memiliki jurnal pembelajaran, catatan masukan dari teman sejawat atau hasil penilaian proses pembelajaran sebagai bukti yang menggambarkan kinerjanya sebanyak 0 orang guru atau 0%. Guru memanfaatkan bukti gambaran kinerjanya untuk mengembangkan perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran selanjutnya dalam Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB), dapat dilihat pada sajian tabel di bawah ini:
Tabel 18 Guru Memanfaatkan Bukti Gambaran Kinerjanya Untuk Mengembangkan Perencanaan Dan Pelaksanaan Pembelajaran Selanjutnya Dalam Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) Alternatif Jawaban Frekuensi No 1 Pernah 6 2 Kadang-kadang 7 3 Tidak Pernah 4 Jumlah 17 Sumber Data: Item Jawaban Angket Nomor 14 Dari hasil data pada tabel 18 tersebut di atas dapat dijelaskan berdasarkan jawaban guru yang
*Rusanty, S..Pd Guru SDN 3 Menteng Palangka Raya
Persentase (%) 35,29 41,18 23,53 100
menjawab Pernah memanfaatkan bukti gambaran kinerjanya untuk mengembangkan perencanaan dan
78
Pedagogik Jurnal Pendidikan, Maret 2016, Volume 11 Nomor , (64 – 84)
pelaksanaan pembelajaran selanjutnya dalam Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) sebanyak 6 orang guru atau 35,29%; guru yang menjawab Kadang-kadang memanfaatkan bukti gambaran kinerjanya untuk mengembangkan perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran selanjutnya dalam Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) sebanyak 7 orang guru atau 41,18%; dan guru yang menjawab Tidak Pernah memanfaatkan bukti gambaran
kinerjanya untuk mengembangkan perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran selanjutnya dalam Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) sebanyak 4 orang guru atau 23,53%. Guru mengaplikasikan pengalaman Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) dalam perencanaan, pelaksanaan, penilaian pembelajaran dan tindak lanjutnya, dapat dilihat pada sajian tabel di bawah ini:
Tabel 19 Guru mengaplikasikan pengalaman Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) Dalam Perencanaan, Pelaksanaan, Penilaian Pembelajaran dan Tindak Lanjutnya Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase (%) No 1 Pernah 9 52,94 2 Kadang-kadang 5 29,42 3 Tidak Pernah 3 17,64 Jumlah 17 100% Sumber Data: Item Jawaban Angket Nomor 15 Dari hasil data pada tabel 19 tersebut di atas dapat dijelaskan berdasarkan jawaban guru yang menjawab Pernah mengaplikasikan pengalaman Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) dalam perencanaan, pelaksanaan, penilaian pembelajaran dan tindak lanjutnya sebanyak 9 orang guru atau 52,94%; guru yang menjawab Kadang-kadang mengaplikasikan pengalaman Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) dalam perencanaan, pelaksanaan, penilaian pembelajaran dan tindak lanjutnya sebanyak 5 orang guru atau 29,42%; dan
*Rusanty, S..Pd Guru SDN 3 Menteng Palangka Raya
guru yang menjawab Tidak Pernah mengaplikasikan pengalaman Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) dalam perencanaan, pelaksanaan, penilaian pembelajaran dan tindak lanjutnya sebanyak 3 orang guru atau 17,64%. Guru melakukan penelitian, mengembangkan karya inovasi, mengikuti kegiatan ilmiah (misalnya seminar, konferensi), dan aktif dalam melaksanakan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB), dapat dilihat sajian data pada tabel di bawah ini :
79
Pedagogik Jurnal Pendidikan, Maret 2016, Volume 11 Nomor , (64 – 84)
Tabel 20 Guru Melakukan Penelitian, Mengembangkan Karya Inovasi, Mengikuti Kegiatan Ilmiah (Misalnya Seminar, Konferensi),Dan Aktif Dalam Melaksanakan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) No Alternatif Jawaban Frekuensi 1 Pernah 8 2 Kadang-kadang 8 3 Tidak Pernah 1 Jumlah 17 Sumber Data: Item Jawaban Angket Nomor 16 Dari hasil data pada tabel 20 tersebut di atas dapat dijelaskan berdasarkan jawaban guru yang menjawab Pernah melakukan penelitian, mengembangkan karya inovasi, mengikuti kegiatan ilmiah (misalnya seminar, konferensi), dan aktif dalam melaksanakan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) sebanyak 8 orang guru atau 47,06%; guru yang menjawab Kadang-kadang melakukan penelitian, mengembangkan karya inovasi, mengikuti kegiatan ilmiah (misalnya seminar, konferensi), dan aktif dalam melaksanakan Pengembangan
Persentase (%) 47,06 47,06 5,88 100%
Keprofesian Berkelanjutan (PKB) sebanyak 8 orang guru atau 47,06%; dan guru yang menjawab Tidak Pernah melakukan penelitian, mengembangkan karya inovasi, mengikuti kegiatan ilmiah (misalnya seminar, konferensi), dan aktif dalam melaksanakan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) sebanyak 1 orang guru atau 5,88%. Guru memanfaatkan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dalam berkomunikasi dan pelaksanaan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB), dapat dilihat pada sajian tabel data di bawah ini :
Tabel 21 Guru Dapat Memanfaatkan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) Dalam Berkomunikasi Dan Pelaksanaan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB Alternatif Jawaban Frekuensi No 1 Pernah 7 2 Kadang-kadang 7 3 Tidak Pernah 3 Jumlah 17 Sumber Data: Item Jawaban Angket Nomor 17
*Rusanty, S..Pd Guru SDN 3 Menteng Palangka Raya
Persentase (%) 41,18 41,18 17,64 100
80
Pedagogik Jurnal Pendidikan, Maret 2016, Volume 11 Nomor , (64 – 84)
Dari hasil data pada tabel 21 tersebut di atas dapat dijelaskan berdasarkan jawaban guru yang menjawab Pernah memanfaatkan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dalam berkomunikasi dan pelaksanaan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) sebanyak 7 orang guru atau 41,18%; jawaban guru yang menjawab kadangkadang memanfaatkan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dalam berkomunikasi dan pelaksanaan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) sebanyak 7 orang guru atau 41,18%; dan jawaban guru yang menjawab Tidak Pernah memanfaatkan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dalam berkomunikasi dan pelaksanaan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) sebanyak 3 orang guru atau 17,64%. Dapat disimpulkan
bahwa Guru-Guru SDN-3 Menteng sebanyak 7 orang guru atau 41,18% Pernah memanfaatkan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dalam berkomunikasi dan pelaksanaan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB). Hal ini merupakan kewajiban guru yang harus dilaksanakan sesuai dengan tuntutan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta tuntutan muatan kurikulum terbaru yaitu kurikulum 2013. Dari uraian diatas dapat dibuat kesimpulan bahwa “Supervisi Kepala Sekolah Untuk Meningkatkan Kompetensi Mengajar Guru Melalui Observasi di SDN-3 Menteng Palangka Raya” disimpulkan berhasil menjawab rumusan masalah penelitian yang diajukan peneliti, hal tersebut dapat dilihat pada rincian tabel di bawah ini :
Tabel 22 Data Jawaban Angket Guru-Guru SDN-3 Menteng Alternatif Jawaban Jlh
%
a. Pernah
17
100
2
b. Kadang-kadang c. Tidak Pernah a. Pernah
0 0 17
0 0 100
3
b. Kadang-kadang c. Tidak Pernah a. Pernah
0 0 17
0 0 100
b. Kadang-kadang
0
0
Nomor Urut Angket 1 1
2
3
*Rusanty, S..Pd Guru SDN 3 Menteng Palangka Raya
Keterangan Dapat Meningkatkan Kompetensi Guru SDN-3 Menteng
Dapat Meningkatkan Kompetensi Guru SDN-3 Menteng
Dapat Meningkatkan Kompetensi Guru SDN-3 Menteng
81
Pedagogik Jurnal Pendidikan, Maret 2016, Volume 11 Nomor , (64 – 84)
4
c. Tidak Pernah a. Pernah
0 17
0 100
5
5
b. Kadang-kadang c. Tidak Pernah a. Ya
0 0 17
0 0 100
6
6
b. Tidak a. Mengarahkan untuk membuat media sederhana b. Mengarahkan untuk membuat sesuai dengan kondisi kelas c. Mengarahkan untuk membuat media dengan biaya murah a. Pernah
0 8
0 47,06
6
35,30
3
17,64
15
88,24
b. Kadang-kadang c. Tidak Pernah a. Mengarahkan agar siswa lebih aktif bertanya b. Mengarahkan agar mampu menjawab pertanyaan siswa. c. Mengarahkan untuk melakukan evaluasi ulang dengan siswa a. Pernah
2 0 10
11,76 0 58,82
4
23,53
3
17,64
17
100
b. Kadang-kadang c. Tidak Pernah
0 0
0 0
4
7
8
9
7
8
9
*Rusanty, S..Pd Guru SDN 3 Menteng Palangka Raya
Dapat Meningkatkan Kompetensi Guru SDN-3 Menteng
Dapat Meningkatkan Kompetensi Guru SDN-3 Menteng Dapat Meningkatkan Kompetensi Guru SDN-3 Menteng
Dapat Meningkatkan Kompetensi Guru SDN-3 Menteng
Dapat Meningkatkan Kompetensi Guru SDN-3 Menteng
Dapat Meningkatkan Kompetensi Guru SDN-3 Menteng
82
Pedagogik Jurnal Pendidikan, Maret 2016, Volume 11 Nomor , (64 – 84)
10
11
12
13
14
15
16
17
10
a. Pernah
14
82,36
11
b. Kadang -kadang c. Tidak Pernah a. Pernah
3 0 15
17,64 0 88,24
12
b. Kadang -kadang c. Tidak Pernah a. Pernah
2 0 17
11,76 0 100
13
b. Kadang-kadang c. Tidak Pernah a. Pernah
0 0 10
0 0 58,82
14
b. Kadang-kadang c. Tidak Pernah a. Pernah
7 0 6
41,18 0 35,29
15
b. Kadang-kadang c. Tidak Pernah a. Pernah
7 4 9
41,18 23,53 52,94
16
b. Kadang-kadang c. Tidak Pernah a. Pernah
5 3 8
29,42 17,64 47,06
17
b. Kadang-kadang c. Tidak Pernah a. Pernah
8 1 7
47,06 5,88 41,18
b. Kadang-kadang c. Tidak Pernah
7 3
41,18 17,64
*Rusanty, S..Pd Guru SDN 3 Menteng Palangka Raya
Dapat Meningkatkan Kompetensi Guru SDN-3 Menteng
Dapat Meningkatkan Kompetensi Guru SDN-3 Menteng
Dapat Meningkatkan Kompetensi Guru SDN-3 Menteng
Dapat Meningkatkan Kompetensi Guru SDN-3 Menteng
Dapat Meningkatkan Kompetensi Guru SDN-3 Menteng
Dapat Meningkatkan Kompetensi Guru SDN-3 Menteng
Dapat Meningkatkan Kompetensi Guru SDN-3 Menteng
Dapat Meningkatkan Kompetensi Guru SDN-3 Menteng
83
Pedagogik Jurnal Pendidikan, Maret 2016, Volume 11 Nomor , (64 – 84)
SIMPULAN Untuk mengakhiri penelitian ini maka penulis membuat kesimpulan sebagai berikut: 1. Teknik atau cara untuk meningkatkan kompetensi mengajar guru adalah melalui observasi kelas yang dilakukan oleh kepala sekolah secara terstruktur dan terjadwal yang dilakukan kepada 17 (tujuh belas) orang guru di SDN-3 Menteng sebagai subjek penelitian atau responden. Adapun cara memperoleh data adalah melalui penyebaran angket dan supervisi langsung ke kelas masingmasing guru.
2. Kompetensi mengajar guru dapat ditingkatkan melalui observasi dan supervisi kelas yang dilakukan oleh kepala sekolah untuk 17 (tujuh belas) orang guru di SDN-3 Menteng sebagai subjek penelitian atau responden. Terbukti dari hasil penelitian dari 17 soal angket menjawab rumusan masalah dalam penelitian yaitu ”Jika Kepala Sekolah SDN-3 Menteng Palangka Raya Melaksanakan Teknik Supervisi Melalui Observasi Kelas maka Kompetensi Guru Dalam Mengajar Akan Meningkat “.
DAFTAR PUSTAKA Ametembun N.A. 1981, Supervisi Pendidikan, Sari Bandung. Cochram G. William, 1991. Teknik Penarikan Sampel. Universitas Indonesia, Jakarta. Depdikbud Proyek Pendidikan Guru dan Teknis, 1989. Administrasi Pendidikan, Jakarta. Lasaruth Soewadji,Drs. 1982.Pemimpin dan Kepemimpinan. Kanisius, Jogjakarta. Nawawi Hadari, 1986. Administrasi Pendidikan, Gunung Agung, Jakarta. Nurtain H.,DR. 1989. Supervisi Pengajaran, Depdikbud Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan, Jakarta. Roestyah N.K., 1989. Masalah Ilmu Keguruan, Bina Aksara, Jakarta. Sahertian Piet dan Frans Mataheru, 1982. Prinsip dan Teknik Supervisi Pendidikan, Usaha Nasional, Surabaya. Soemanto Wasty, Drs, 1985. Kepemimpinan dalam Pendidikan, Usaha Nasional Indonesia, Surabaya. Surakhman Winarno, 1985. Metode Research, Tarsito, Bandung. Wiraputra Iyeng R. MSc, 1982. Beberapa Aspek dalam Kepemimpinan Pendidikan, Bharata Karya Aksara, Jakarta. Wijono, Drs., 1989. Administrasi dan Supervisi Pendidikan, Jakarta
*Rusanty, S..Pd Guru SDN 3 Menteng Palangka Raya
84