TEKNIK PENILAIAN DALAM PEMBELAJARAN BAHASA Muh. Arief Muhsin
[email protected]
A. Pendahuluan
Hasil dari proses pembelajaran merupakan tolak ukur dalm menulai kemampuan peserta didik. Dengan demikian setiap mata pelajaran harus mempunya teknik yang dikembangkan oleh guru dalam nelilai kemampaun siswanya masingmasing. Oleh karena itu perangkat penilaian harus memiliki standar dalam penilaian yang dasari daki Kriteria ketuntasan Minimal (KKN) yang telah dirancang sebelumnya. Dalam pembelajaran bahasa Inggris misalnya, seorang guru harus memahami perbedaan penilaian antara kemampuan skill Writing, Speaking, listening dan Reading. Perlu diketahui bahwa dalam proses penilaian hasil belajar peserta didik diperlukan metode atau teknik serta instrumen yang perlu diperhatikan dan disiapkan, agar nantinya tujuan pembelajaran dapat tercapai sehingga memiliki standandar yang tepat. Teknik dan instrumen yang digunakan ini yang akan memberikan informasi kepada guru terhadap keadaan dan prestasi yang dicapai oleh peserta didik yang diajarnya dana kemampuan skill yang berbeda-beda dalam pembelajaran bahasa Inggris. Teknik dan instrumen penilaian hasil belajar yang dapat dikembangkan oleh guru dapat berupa penilaian jenis tes, non-tes, penilaian berbasis kelas, penilaian kinerja, dan juga penilaian portofolio. Berikut ini akan kami paparkan sedikit gambaran teknik, metode, dan instrumen penilaian yang dapat dilakukan oleh guru dalam mengevaluasi peserta didiknya. Sebagai seorang guru nantinya dituntut tidak hanya mampu untuk membuat instrumen penilaian hasil belajar peserta didik, tetapi mampu mengaplikasikan dan menggunakan instrumen penilaian tersebut.
B. Metode, Teknik, dan Instrumen Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik Ada beberapa teknik dan alat penilaian yang dapat digunakan guru sebagai sarana untuk memperoleh informasi tentang keadaan belajar siswa. Penggunaan berbagai teknik dan alat itu harus disesuaikan dengan tujuan penilaian, waktu yang tersedia, sifat tugas yang dilakukan siswa dan banyaknya/jumlah materi pelajaran yang sudah disampaikan. Teknik penilaian adalah metode atau cara penilaian yang dapat digunakan guru untuk mendapatkan informasi mengenai keadaan belajar dan prestasi peserta didik. Teknik penilaian yang memungkinkan dan dapat dengan mudah digunakan oleh guru antara lain: 1. Teknik Tes Istilah “tes” berasal dari bahasa Perancis, yaitu “testum”, berarti piring yang digunakan untuk memilih logam mulia dari benda-benda lain, seperti pasir, batu, tanah, dan sebagainya. Tes merupakan suatu teknik atau cara yang digunakan dalam rangka melaksanakan kegiatan pengukuran, yang di dalamnya terdapat serangkaian pertanyaan atau latihan atau alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, kecerdasan, kemampuan, atau bakat yang dimiliki oleh sesesorang atau kelompok. Dilihat dari bentuknya, maka penilaian jenis tes ini dapat diklasifikasikan menjadi 3 bagian, yaitu: a. Tes Tertulis Tes tertulis adalah tes yang soal-soalnya harus dijawab peserta didik dengan memberikan jawaban tertulis. Jenis tes tertulis secara umum dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu: 1.) Tes Bentuk Uraian Bentuk uraian dapat digunakan untuk mengatur kegiatan-kegiatan belajar yang sulit diukur oleh bentuk objektif. Disebut bentuk uraian, karena menuntut peserta didik untuk menguraikan, mengorganisasikan dan menyatakan jawaban
dengan kata-katanya sendiri dalam bentuk, teknik, dan gaya yang berbeda satu dengan yang lainnya. Dilihat dari luas-sempitnya materi yang ditanyakan, maka tes bentuk uraian ini dapat dibagi menjadi 2 bentuk, yaitu: a.) Uraian Terbatas (Restricted Respons Items) Dalam menjawab soal bentuk uraian ini, peserta didik harus mengemukakan hal-hal tertentu sebagai batas-batasnya. Walaupun kalimat jawaban peserta didik itu beraneka ragam, tetap harus ada pokok-pokok penting yang terdapat dalam sistematika jawabannya sesuai dengan batas-batas yang telah ditentukan dan dikendaki dalam soalnya. Contoh: Jelaskan bagaimana prosedur operasional sebuah pesawat komputer! Sebutkan lima komponen dalam sistem komputer!
b.) Uraian Bebas (Extended Respons Items) Dalam bentuk ini peserta didik bebas untuk menjawab soal dengan cara dan sistematika sendiri. Peserta didik bebas mengemukakan pendapat sesuai dengan kemampuannya. Oleh karena itu, setiap peserta didik mempunyai cara dan sistematika yang berbeda-beda. Namun, guru tetap mempunyai acuan atau patokan dalam mengoreksi jawaban peserta didik nanti. Contoh: Bagaimana perkembangan komputer di Indonesia, jelaskan secara singkat! Bagaimana peranan komputer dalam pendidikan! Dalam menyusun soal bentuk uraian, ada baiknya guru mengikuti petunjuk praktis berikut ini. (1) Setiap pertanyaan hendaknya menggunakan petunjuk dan rumusan yang jelas dan mudah dipahami. (2) Jangan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk memilih beberapa soal dari sejumlah soal yang diberikan, sebab cara demikian tidak memungkinkan untuk memperoleh skor yang dapat dibandingkan.
(3) Instrumen soalnya dapat berupa: menjelaskan, menelaah, mendeskripsikan, membandingkan, mengemukakan kritik, memecahkan masalah, dan lain sebagainya. Terdapat kelebihan dan kekurangan yang dimiliki pada soal bentuk uraian,. Adapun kelebihan bentuk soal uraian antara lain: Proses penyusunan soal relatif mudah.
Memberikan kebebasan luas kepada peserta didik untuk menyatakan tanggapannya.
Dapat mengukur kemampuan mengorganisasikan pikiran. Mengurangi faktor menebak dalam menjawab. Sedangkan kelemahan bentuk soal uraian antara lain: Proses pengoreksian membutuhkan waktu yang relatif lama. Ada kecenderungan dari guru bersikap subjektif. Guru sering terkecoh dalam memberikan nilai, karena keindahan kalimat dan tulisannya. 2.) Tes Bentuk Objektif Tes objektif sering juga disebut tes dikotomi (dichotomously scored item) karena jawabannya antara benar atau salah dan skornya antara 1 atau 0. Tes objektif terdiri dari beberapa bentuk, antara lain: a.) Benar-Salah (True-False, or Yes-No) Bentuk tes benar-salah (B-S) adalah pernyataan yang mengandung dua kemungkinan jawaban, yaitu benar atau salah. Salah satu fungsi bentuk soal benarsalah adalah untuk mengukur kemampuan peserta didik dalam membedakan antara fakta dengan pendapat. Bentuk soal seperti ini lebih banyak digunakan unyuk mengukur kemampuan mengidentifikasi informasi berdasarkan hubungan yang sederhana. Ada beberapa teknik/petunjuk praktis dalam penyusunan soal bentuk B-S, yaitu:
(1) Jumlah item yang benar dan salah hendaknya sama. (2) Berilah petunjuk cara mengerjakan soal yang jelas dan memakai kalimat sederhana. (3)
Hendaknya
jumlah
item
cukup
banyak,
sehingga
dapat
dipertanggungjawabkan.
b.) Pilihan Ganda (Multiple Choice) Soal tes bentuk pilihan ganda dapat digunakan untuk mengukur hasil belajar yang lebih kompleks dan berkenaan dengan aspek ingatan, pengertian, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. Pilihan jawaban (option) terdiri atas jawaban yang benar atau paling benar, selanjutnya disebut kunci jawaban dan kemungkinan jawaban salah yang dinamakan pengecoh (distractor/decoy/fails) Beberapa petunjuk praktis dalam menyusun soal bentuk pilihan ganda, yaitu: Harus mengacu pada kompetensi dasar dan indikator soal. Jangan memasukkan materi soal yang tidak relevan dengan apa yang sudah dipelajari peserta didik. Pernyataan dan pilihan hendaknya merupakan kesatuan kalimat yang tidak terputus. Harus diyakini bahwa hanya ada satu jawaban yang benar. Bila perlu beri jawaban pengecohnya.
Kebaikan soal bentuk pilihan-ganda, antara lain: (1) cara penilaian dapat dilakukan dengan mudah, cepat, dan objektif, (2) dapat mencakup ruang lingkup bahan/materi yang luas, (3) mampu mengungkap tingkat kognitif rendah sampai tinggi, dan (4) dapat digunakan berulang kali. Sedangkan kelemahannya antara lain: (1) proses penyusunan soal benar-benar membutuhkan waktu yang lama, (2) memberi peluang siswa untuk menebak jawaban, dan (3) kurang mampu meningkatkan daya nalar siswa. c.) Menjodohkan (Matching)
Soal tes bntuk menjodohkan terdiri atas kumpulan soal dan kumpulan jawaban yang keduanya dikumpulkan pada dua kolom berbeda, yaitu kolom sebelah kiri menunjukkan kumpulan persoalan, dan kolom sebelah kanan menunjukkan kumpulan jawaban. Bentuk soal seperti ini sangat baik untuk mengukur kemampuan peserta didik dalam mengidentifikasi hubungan antara dua hal. Untuk penyusunan soal bentuk ini perlu memperhatikan teknik berikut: (1) Sesuaiakan dengan kompetensi dasar dan indikator. (2) Kumpulan soal diletakkan di sebelah kiri, dan jawaban di sebelah kanan. (3) Gunakan kalimat singkat dan terarah pada pokok persoalan.
d.) Melengkapi (Completion) Soal bentuk melengkapi (completion) dikemukakan dalam kalimat yang tidak lengkap. Contoh:
Tempat sampah daur ulang dalam komputer disebut . . .
Program dan data dapat disimpan dalam . . . atau . . .
Beberapa petunjuk teknis dalam penyusunan soal bentuk melengkapi (completion), antara lain: (1) Hendaknya tidak mengambil pernyataan langsung dari buku (textbook). (2) Titik-titik kosong sebagai tempat jawaban hendaknya diletakkan di akhir kalimat. (3) Jangan menyediakan titik-titik kosong terlalu banyak. (4) Jika perlu, dapat diberi gambar-gambar sehingga dapat dipersingkat dan jelas. b. Tes Lisan Tes lisan yakni tes yang pelaksanaannya dilakukan dengan mengadakan tanya jawab secara langsung antara pendidik dan peserta didik. Tes ini memiliki kelebihan dan kelemahan. Kelebihannya antara sebagai berikut. 1.) Dapat menilai kemampuan dan tingkat pengetahuan yang dimiliki peserta didik, sikap, serta kepribadiannya karena dilakukan secara berhadapan langsung.
2.) Bagi peserta didik yang kemampuan berpikirnya relatif lambat sehingga sering mengalami kesukaran dalam memahami pernyataan soal, tes bentuk ini dapat menolong sebab peserta didik dapat menanyakan langsung kejelasan pertanyaan yang dimaksud. 3.) Hasil tes dapat langsung diketahui peserta didik. Sedangkan kelemahan dari tes lisan adalah sebagai berikut. 1.) Subjektivitas guru sering mencemari hasil tes 2.) Waktu pelaksanaan yang diperlukan relatif cukup lama. c.
Tes Perbuatan Tes perbuatan yakni tes yang penugasannya disampaikan dalam bentuk lisan
atau tertulis dan pelaksanaan tugasnya dinyatakan dengan perbuatan atau unjuk kerja. Penilaian tes perbuatan dilakukan sejak peserta didik melakukan persiapan, melaksanakan tugas, sampai dengan hasil yang dicapainya. Untuk menilai tes perbuatan pada umumnya diperlukan sebuah format pengamatan, yang bentuknya dibuat sedemikian rupa agar pendidik dapat menuliskan angka-angka yang diperolehnya pada tempat yang sudah disediakan. Bentuk formatnya dapat disesuaikan menurut keperluan. Untuk tes perbuatan yang sifatnya individual, sebaiknya menggunakan format pengamatan individual. Untuk tes perbuatan yang dilaksanakan secara kelompok digunakan format tertentu yang sudah disesuaikan untuk keperluan pengamatan kelompok. 2. Teknik Non-Tes Teknik non-tes sangat penting dalam mengevaluasi siswa pada ranah afektif dan psikomotor, berbeda dengan teknik tes yang lebih menekankan asfek kognitif. Ada beberapa macam teknik non-tes, yakni: pengamatan (observation), wawancara (interview), kuesioner/angket (quetionaire). a. Observasi Observasi adalah suatu proses pengamatan dan pencatatan secara sistematis, logis, objektif, dan rasional mengenai berbagai fenomena untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam evaluasi pembelajaran, observasi dapat digunakan untuk menilai
proses dan hasil belajar peserta didik, seperti tingkah laku peserta didik pada waktu belajar, berdiskusi, mengerjakan tugas, dan lain-lain. Alat yang digunakan untuk melakukan observasi disebut pedoman observasi.
Contoh Pedoman Observasi: Mata Pelajaran : Biologi Konsep/Subkonsep: 1.1 Vegetatif Buatan 1.1.1. Mencangkok Kelas : VII Hari/tanggal : Minggu, 15 Juli 2013 Jam pelajaran : 1-2 Nama Siswa : Ardi Anggoro Saputra NO KEGIATAN/ASPEK YANG DINILAI 1 Langkah persiapan (penyiapan alat dan bahan) 2 Cara mengelupas kulit bagian luar 3 Cara mengelupas kulit bagian dalam 4 Cara membersihkan getah/lendir 5 Cara menaburkan tanah 6 Cara membungkus dan mengikat Jumlah Rata-rata
NILAI ….
KET
…. …. …. …. …. …. ….
Catatan: Pemberian nilai dapat menggunakan angka 1 – 10 atau A, B, C, D b. Wawancara Wawancara merupakan salah satu bentuk alat evaluasi jenis non-tes yang dilakukan melalui percakapan dan tanya jawab, baik secara langsung maupun tidak langsung. Ada beberapa teknik atau cara yang harus diperhatikan dalam melaksanakan wawancara, yaitu: 1.) Pewawancara harus mempunyai background tentang apa yang akan ditanyakan.
2.) Dalam mewawancarai jangan terlalu kaku, tunjukkan sikap yang bersahabat, bebas, ramah, terbuka, dan dapat menyesuaikan diri. 3.) Hilangkan prasangka-prasangka yang tidak baik. 4.) Pertanyaan hendaknya jelas, tepat, dan denan bahasa yang sederhana. 5.) Hindari kevakuman pembicaraan yang terlalu lama. 6.) Batasi waktu wawancara.
c.
Angket (Quetioner) Angket adalah sebuah daftar pertanyaan yang harus diisi oleh orang yang akan
diukur (responden). Angket adalah alat penilaian hasil belajar yang berupa daftar pertanyaan tertulis untuk menjaring informasi tentang sesuatu, misalnya tentang latar belakang keluarga siswa, kesehatan siswa, tanggapan siswa terhadap metode pembelajaran, media, dan lain- lain. Angket umumnya dipergunakan pada ranah afektif. Contoh kuisioner Pada waktu melihat sampah bertebaran di jalan, saya berusaha untuk membuang ke tempat sampah: a.
sangat sering
b. sering c.
kadang-kadang
d. jarang e.
tidak pernah
d. Daftar Cek (Check List) Daftar cek adalah deretan pertanyaan singkat dimana responden yang dievaluasi tinggal membubukan tanda centang (√) pada aspek yang diamati sesuai dengan hasil penilaiannya Contoh:
Daftar cek tentang keaktifan peserta didik dalam diskusi kelompok pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan No. Nama Siswa SB 1 Ardi Maulana 2. Erlin Roslina √ 3. Arie Apriadi N. 4. Angga Zalindra 5. Diandra Rasya Keterangan: SB: Sangat Baik C: Cukup B:Baik K: Kurang
B
C
K
SK
√ √ √ √ SK: Sangat Kurang
3. Asesmen Berbasis Kelas Asesmen atau penilaian berbasis kelas merupakan salah satu pilar dalam kurikulum berbasis kompetensi. Asesmen berbasis kelas ini bisa dipandang sebagai proses pengumpulan, pelaporan, dan penggunaan informasi tentang hasil-hasil belajar siswa dengan menerapkan prinsip-prinsip penilaian, pelaksanaan berkelanjutan, bukti-bukti otentik, akurat, dan konsisten sebagai akuntabilitas publik. Proses ini mengidentifikasi pencapaian kompetensi atau hasil belajar yang dikemukakan melalui pernyataan yang jelas tentang standar yang harus dicapai disertai dengan peta kemajuan belajar siswa dan pelaporan. Asesmen berbasis kelas terdiri dari beberapa macam, yaitu: a.
Asesmen portofolio (portfolio) - (pembahasan tersendiri)
b. Asesmen kinerja (performance) - (pembahasan tersendiri) c.
Penilaian melalui tes tertulis - (sudah dijelaskan sebelumnya)
d. Penilaian afektif siswa Secara umum, ada dua hal yang perlu dinilai dalam kaitannya dengan ranah afektif, yakni (1) kompetensi afektif, dan (2) sikap dan minat siswa terhadap mata pelajaran dan pembelajaran. Kompetensi afektif yang dicapai dalam pembelajaran berkaitan dengan kemampuan siswa dalam:
memberikan respon atau reaksi terhadap nilai-nilai yang dihadapkan kepadanya;
menerima nilai, norma, serta objek yang mempunyai nilai etika dan estetika;
menilai (valuing) ditinjau dari segi baik buruk, adil tidak adil, indah tidak indah terhadap objek studi; dan
menerapkan atau mempraktikkan nilai, norma, etika, dan estetika dalam kehidupan sehari-hari. Sikap siswa merupakan aspek yang sangat berpengaruh terhadap keterlibatan
siswa secara aktif dalam belajar. Sikap positif terhadap sesuatu menyebabkan perasaan mampu. Minat berkaitan dengan kecenderungan hati terhadap sesuatu yang akan mendorong tindakan positif untuk menekuni dan meningkatkan intensitas kegiatan pada objek tertentu. 4. Asesmen Kinerja Asesmen Kinerja yaitu penilaian terhadap proses perolehan penerapan pengetahuan dan keterampilan melalui proses pembelajaran yang menunjukan kemampuan siswa dalam proses dan produk. Asesmen kinerja pada prinsipnya lebih ditekankan pada proses keterampilan dan kecakapan dalam menyelesaikan tugas yang diberikan. Asesmen ini digunakan untuk menggambarkan proses, kegiatan, atau unjuk kerja, proses, kegiatan, atau unjuk kerja dinilai melalui pengamatan terhadap siswa ketika melakukannya. Penilaian unjuk kerja adalah penilaian berdasarkan hasil pengamatan penilai terhadap aktivitas siswa sebagaimana yang terjadi. Misalnya penilaian terhadap kemampuan siswa merangkai alat praktikum untuk percobaan sederhana dilakukan selama siswa merangkai alat, bukan sebelum atau setelah alat dirancang. Asesmen kinerja bisa digunakan untuk menilai kemampuan siswa dalam penyajian lisan, pemecahan masalah dalam kelompok, partisipasi dalam diskusi,
kemampuan siswa menari, kemampuan siswa menyanyi, memainkan alat musik, dan sebagainya. Dalam melakukan asesmen kinerja dapat 2 metode yang dapat digunakan, yaitu: a.
Asesmen kinerja yang berorientasi pada masa lalu (past oriented appraisal methods). Yaitu penilaian kinerja atas kinerja seseorang dari pekerjaan yang telah dilakukannya.
b.
Asesmen kinerja yang berorientasi ke masa depan (future oriented appraisal methods). Yaitu penilaian kinerja dengan menilai seberapa besar potensi seseorang untuk melakukan kinerja di masa yang akan datang. Penilaian hasil kerja dapat menggunakan daftar cek dan skala. Skala
merupakan alat untuk mengukur sikap, nilai, minat dan perhatian, dll, yang disusun dalam bentuk pertanyaan untuk menilai responden dan hasilnya dalam bentuk rentangan nilai dengan kreteria yang telah ditentukan. Khusus dalam pembelajaran bahasa Inggris dapat ditunjukkan dalam contoh penilaian berikut:
EVALUATION FORMAT FOR SPEAKING Level
:
___________________________
Group
:
____________________
Topic
: _____________________________________________________________
No
Aspects of Evaluation
Name Cont
1. 2. 3. 4. 5. Score Weighting:
Flu
Pron
Voc
Gram Total
Notes
1. Content 2. Fluency 3. Pronunciation 4. Vocabulary 5. Grammar 6. Total ‘Notes’ is filled with C (total score 7).
= 3 max. = 2 max. = 2 max. = 2 max. = 1 max. = 10 max. for Competent (total score 7), or NC for Not Competent
EVALUATION FORMAT FOR WRITING Level Group Topic
No
: ___________________________ : ____________________ : _____________________________________________________________ Aspects of Evaluation
Name Cont
Voc
Gram
Spel
Notes
Punct Total
1. 2. 3. 4. 5. Score Weighting: 1. Content 2. Vocabulary 3. Grammar 4. Spelling 5. Punctuation 6. Total ‘Notes’ is filled with C (total score 7).
= 3 max. = 2 max. = 2 max. = 2 max. = 1 max. = 10 max. for Competent (total score 7), or NC for Not Competent
ASSESSMENT RECORD SHEET Berkomunikasi dalam Bahasa Inggris pada levelElementary (CODE :B) SEMESTER III Name of Candidate
: ……………………………… Class/Group
: ……………… …
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Date
: ……………………………… Semester
Result
:
Competence
GRADASI
:
A=10
Kompetensi Dasar
: 2.1. Memahami percakapan sederhana sehari-hari baik dalam konteks profesional maupun pribadi dengan orang bukan penutur asli
Indikator
Pertanyaan dengan pola yesno questions dalam konteks kegiatan sehari-hari diperagakan dan dijawab dengan benar.
Pertanyaan dengan pola question tags dalam konteks kegiatan sehari-hari diperagakan dengan benar.
Pertanyaan dengan pola question words dalam konteks kegiatan sehari-hari diperagakan dan dijawab dengan benar.
Berbagai bentuk dan ungkapan digunakan dengan tepat untuk membicarakan kegemaran /hobi dan minat.
Ungkapan untuk menangani tamu hotel, restoran, travel agency, dll. diperagakan dengan benar.
Assessment method
Observasiinterview
Observasiinterview
Observasiinterview
Observasiinterview Observasiinterview
Observasiinterview
: …………………
Not Yet Competence B=9
C=8
Comments
D=7
C
NYC
Vocabulary
7.
Observasiinterview
Grammar
Overall Comments: ………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………… …………………… Candidate Feedback: ………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………… ……………………………
Sedangkan contoh analsis data unuk skill Speaking seperti pada analisis data berikut: The scoring test criteria for accuracy, fluency, and comprehensibility N o
Aspect
Score 6 (excellent)
1
Accuracy
5 (Very good)
4 (Good)
Criteria Pronunciation only very slightly influence by the mother tongue, two or three grammatical errors Pronunciation only very slightly influence by the mother tongue, a few minor grammatical and lexical errors but most utterance is correct Pronunciation is still moderately influence by the mother tongue but no serious phonological errors. A few grammatical and lexical errors some of which cause confusing
3 (Average)
2 (Poor)
1 (Very poor) 2
Fluency 6 (excellent) 5 (Very good) 4 (Good)
3 (Average)
2 (Poor)
1 (Very poor) 3
Comprehensibility 6 (excellent) 5
Pronunciation seriously influenced by the mother tongue. Only a view serious phonological errors, and several grammatical and lexical errors some of which cause confusing Pronunciation seriously influenced by the mother tongue with errors causing a breakdown in communication many “basic” grammatical and lexical errors Serious grammatical errors as well as many “basic” grammatical and lexical errors. No evidence of having mastered any of the language skills and areas practiced in the course. Speak without too great an effort with a fairly wide range of expression. Search for word occasionally by only one or two unnatural pauses Has to make an effort at time to search for words. Nevertheless, smooth, delivery on the whole and only a view unnatural pauses. Although he has to make an effort and search for words, there aren’t many unnatural pauses. Has to make an effort for much of time. Often has to search for desired meaning. Frequently fragmentary and halting delivery. Almost give up making the effort at times. Limited time of expression. Long pause while he searches for desire meaning. Frequently fragmentary and halting delivery. Almost give up making the effort at time. Limited range of expression. Full of long and unnatural pauses. Very halting and fragmentary delivery. At time gives up making the effort. Very limited range of expression. Easy for the listener to understand the speaker, attention and general meaning. Very view interruption and classification required. The speaker intention and general meaning
(Very good)
4 (Good)
3 (Average)
2 (Poor)
1 (Very poor)
are fairly clear. View interruptions by listeners for sake of classifications are necessary. Most of what the speaker says is easy to follow. His intention is always clear but several interruption are necessary to help him to convey massage and to seek classification. The listener can understand a lot of what is said, but he must consistently seek classification. Cannot understand many of the speaker’ more complex or longer sentences. Only small bits (usually short sentences and phrases) can be understand and then with considerable effort by someone who is to listening to the speaker. Hardly anything of what is said can be understood. Even when the listener make great effort or interruption. The speaker is unable to clarity anything they seems to have said.
In scoring the students’ fluency, accuracy, and comprehensibility, their recorders made transcription. It used to make phonetic form based the students’ ability in pre-test and post test. It was like the example below;
“She will go to the beach in holiday with her family”. Accuracy
EXCELLENT
10
She /ʃi:/, will /wil/, go /gәƱ/, to /tu:/, the /ðә/, beach /bi:tʃ/, in /in/, holiday /’hɒlәdei/, with /wiϴ/, her /hз:(r)/, family /’fæmәli/
“She will go to the beach in holiday with her family”. 8,6
She /ʃi:/, will /wil/, go /gәƱ/, to /tu:/, the /ðә/, beach /bi:tʃ/, in /in/, holiday /’hɒlәdei /, with /wit/, her /hз:(r)/, family /’fæmәli/ “She will go to the beach in holiday with her family”.
8,5
GOOD
She /si:/, will /wil/, go /gO/, to /tu/, the /ðә/, beach /bi:tʃ/, in /in/, holiday /’hOlidei/, with /wit/, her /he(r)/, family /’fæmәli/ “She will go to the beach in holiday with her family”.
7,5
She /si:/, will /wil/, go /gO/, to /tO/, the /dә/, beach /bi:tʃ/, in /in/, holiday /’hOlidei/, with /wit/, her /he(r)/, family /’famili/ “She will go to the beach in holiday with her family”.
Fluency
POOR
5,1
VERY POOR
4,0
EXCELLENT
10
She /si:/, will /wil/, go /gO/, to /tO/, the /ðә/, beach /bich/, in /in/, holiday /’hOlidei/, with /wit/, her /he(r)/, family /’fæmәli/ “She will go to the beach in holiday with her family”. She /si:/, will /wil/, go /gO/, to /tO/, the /de/, beach /bich/, in /in/, holiday /’hOlidei/, with /wit/, her /he(r)/, family /’famili/ “She will go to the beach in holiday with her family”.
She /ʃi:/, will /wil/, go /gәƱ/, to /tu:/, the /ðә/, beach /bi:tʃ/, in /in/, holiday /’hɒlәdei/, with /wiϴ/, her /hз:(r)/, family /’fæmәli/ “She will go to the beach with her family in holiday time”. 8,6
She /ʃi:/, will /wil/, go /gәƱ/, to /tu:/, the /ðә/, beach /bi:tʃ/, with / wiϴ/, her /hз:(r)/, family /’fæmәli/, in /in/, holiday /’hɒlәdei/, time /taim/ “She will go to the beach together with family”.
GOOD
8,5
She /si:/, will /wil/, go /gәƱ/, to /tu:/, the /dә/, beach /bi:tʃ/, together /tә’geðә(r), with / wiϴ/, family /’fæmәli/ “She will go to at beach together family in time holiday”.
POOR
5,1
She /si:/, will /wil/, go /go/, to /tu:/, at /et/, beach /bi:tʃ/, together /tugedә(r), family /’famili/, in /in/, time /taim/, holiday /’hɒlәdei/ “She will go to beach together family at time holiday”.
VERY POOR
4,0
She /si:/, will /wil/, go /go/, to /tu:/, beach /bich/, together /tugedә(r), family /’famili/, at /et/, time /taim/, holiday /’holidei/ “She will go to the beach in holiday with her family”.
EXCELLENT Comprehensibility
10
She /ʃi:/, will /wil/, go /gәƱ/, to /tu:/, the /ðә/, beach /bi:tʃ/, in /in/, holiday /’hɒlәdei/, with /wiϴ/, her /hз:(r)/, family
/’fæmәli/ “She will go to the beach with her family in holiday time”. GOOD
8,6
She /ʃi:/, will /wil/, go /go/, to /tu:/, the /dә/, beach /bi:tʃ/, with /wiϴ/, her /hз:(r)/, family /’fæmәli/, in /in/, holiday /’holidei/, time /taim/ “She will goes to at beach with her family in holiday time”.
POOR
5,1
She /ʃi:/, will /wil/, goes /gos/, to /tu:/, at /et/, beach /bich/, with /wit/, her /hз:(r)/, family /’fæmәli/, in /in/, holiday /’holidei/, time /taim/ “She will to goes to at beach together family at time holiday”.
VERY POOR
4,0
She /si:/, will /wil/, goes /gos/, to /tu:/, at /et/, beach /bich/, together /tugedә(r), family /’fæmәli/, at /et/, time /time/, holiday /holidei/
5. Asesmen Portofolio Portofolio berasal dari bahasa Inggris “portfolio” yang berarti dokumen aau surat-surat. Penilaian portofolio (portofolio assesment) merupakan salah satu bentuk “performance assesment”. Portofolio (portfolio) adalah kumpulan hasil tugas/tes atau hasil karya siswa yang dikaitkan dengan standar atau kriteria yang telah ditentukan. Dengan kata lain, model penilaian yang bertujuan untuk mengukur kemampuan peserta didik dalam membangun dan merefleksi suatu pekerjaan/tugas atau karya melalui pengumpulan (collection) hasil karya siswa yang sistematis dalam satu periode.
Prinsip dalam penilaian portofolio (portfolio assesment) adalah dokumen atau data hasil pekerjaan siswa, baik berupa pekerjaan rumah, tugas atau tes tertulis seluruhnya digunakan untuk membuat inferensi kemampuan dan perkembangan kemampuan siswa. Informasi ini juga digunakan untuk menyusun strategi dalam meningkatkan kualitas proses pembelajaran. Contoh Format Penilaian Portofolio: Format penilaian Portofolio Proses Sebagaimana isi dan kriteria penialain, maka format penilaian pun harus mengacu pada tujuan.format penilaian banyak modelnya. Salah satunya bisa menggunakan model skala dengan tiga kriteria, seperti: baik, cukup, kurang. Contoh: Kompetensi Dasar: Mengoperasikan komputer Berbasis Windows 2007 Indikator
Nama: Angga Zalindra Nugraha Tanggal: 20 November 2008 PENILAIAN Baik Cukup Kurang
Melakukan pengetikan dengan Windows 2007 Melakukan layout naskah dengan Word 2007 Mencetak naskah yang telah dibuat Membuat table dan gambar Memasukkan gambar ke dalam file
Dicapai melalui: Bantuan guru Seluruh kelas Perorangan Komentar orang tua:
Komentar guru:
Format Penilaian Tugas Terstruktur Nama
: ………………………………………
Kelas
: ………………………………………
Mata Pelajaran
: ………………………………………
Jenis Tugas
: Makalah No. 01 02 03 04 05 06 07 08
Aspek-aspek Penilaian Judul Masalah Metode Penulisan Landasan Teori Sistematika Penulisan Pembahasan Simpulan Bahasa: Tata Bahasa Gaya Bahasa
Jumlah
Skor Bobot Nilai x Bobot 1 1 1 2 1 2 1 1
10
Nilai Akhir: (Jumlah Nilai x Bobot) : Jumlah Bobot Catatan: ……………………………………………………… Puewokerto, Guru, ……………………
DAFTAR PUSTAKA
Arief.M.Muhsin. 2014. The Effect of Teacher Error Feedback on EFL Speaking. Artikel tesis. Arifin, Zainal. 2011. Evaluasi Pembelajaran; Prinsip, Teknik, dan Prosedur. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Fajar, Arnie. 2004. Portofolio Dalam Pelajaran IPS. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Thamrin. 2009. Penilaian Berbasis Kompetensi. Surakarta: FKIP UNS
Karyadi, Didit. 2011. Penilaian Berbasis Kelas. wordpress.com/2011/01/24/penilaian-berbasis-kelas/) Alimudin. 2009. Penilaian blogspot.com/)
Berbasis
kelas.
(http://didot4com.
(http://penilaianhasilbelajar.
Nursobah, Ahmad. 2012. Model Penilaian Portofolio. (http://cobahajah.blogspot.com/2012/07/model-penilaian-portofolio_06.html) http://zaenalabidin1357.blogspot.com/2013/04/assesment-kinerjadanassesment.html http://fuadmje.wordpress.com/2011/11/05/instrumen-evaluasi-hasil-belajar