TATA KERJA TEKNIK STUDIO DAN LAPANGAN TUJUAN BELAJAR BAB INI : • Mampu memahami dan kemudian mampu
menjelaskan beberapa aspek teknik atau tata kerja studio • Mampu memahami dan kemudian mampu menjelaskan beberapa aspek tata kerja teknik lapang
Materi 2
PENGANTAR ARSITEKTUR PERTAMANAN
Bambang B. Santoso Semester Genap Tahun Ajaran 2009/2010
Hadirnya suatu taman adalah melalui berbagai tahapan dari sejak inisiatif dan kemudian menganalisis berbagai datadata yang terkumpul, dan kemudian diteruskan dengan mendesain awal hingga tercipta desain akhir dari suatu rencana taman.
Tahapan pembuatan taman pd dasarnya merupakan suatu rangkaian tahapan kerja di studio yg sekaligus sangat berhubungan erat dgn teknik-teknik atau tata kerja studio yg telah baku, dan kemudian tahapan kerja di lapang, yg merupakan implementasi atau realisasi hasil kerja studio.
Agar supaya segala bentuk perencanaan baik sejak persiapan desain dan kemudian pembuatan taman, seorang perancang dalam melaksanakan tugas-tugasnya seharusnya melakukan pekerjaan sesuai dgn etika.
Etika tersebut dikenal sebagai Etika Perencana, yg meliputi tingkat pengertian atau pemahaman terhadap lahan yg akan digarap dan sejarah yg berkaitan dgn lahan ataupun tema taman serta sosial-budaya masayarakat yg nantinya menikmati taman bersangkutan.
Taman yg terbangun tentunya direncanakan agar berkelanjutan yg menguntungkan bagi sistim kehidupan masyarakat ataupun hewan dan isi alam lainnya.
Etika berikutnya menyangkut perhatian terhadap nilai estetika ruang dan kenyamanan. Pada akhirnya etika tersebut bermuara pada The Essence of Good Planning.
Tata Kerja Teknik Studio • Pekerjaan studio dilakukan tentunya oleh seorang perancang taman (Landscape Architect) yg bertanggung jawab atas segala bentuk desain rencana taman. • Seorang perancang membuat desain taman dpt karena pesanan pelanggang atau menciptakan berbagai macam gaya desain taman, dan kemudian menawarkannya kpd pelanggang yg memerlukannya
Tata Kerja Teknik Studio • Agar permintaan pelanggang dpt direalisasikan maka seorang perancang bekerja dengan tingkat kecukupan yang tinggi terhadap penguasaan ilmuilmu geology, hydrology, agronomy, keteknikan dan tentunya arsitektur. • Dengan pengetahuannya tsb perancang menuangkan berbagai imajinasinya dalam menciptakan rencana taman sesuai dgn keinginan pelanggang yg juga tentunya dipengaruhi oleh keadaan lapang tempat nantinya dibuat taman bersangkutan.
Proses penciptaan suatu taman dari sejak desain, meliputi : • • • • • • •
Penetapan program Pembuatan desain secara sketsa Pembuatan desain awal Pengembangan desain terpilih Persiapan dokumen kontrak kerja Penyelesaian gambar (Shop Drawings) Pembuatan taman (Construction)
Seorang perancang (designer) dalam bekerja di studio harus memahami bbrp aspek teknik kerja, yaitu : •
Teknik Menggambar Menggambar desain dapat dilakukan melalui dua teknik menggambar atau merancang, yaitu Teknik Konvensional dan Teknik Komputerisasi (Multimedia).
•
Manfaat Menggambar atau mendesain paling tidak bermanfaat bagi lingkungan yg akan dikembangkan dan bermanfaat pula bagi desain (menguntungkan secara ekonomis). Selain itu, manfaat data-data lapangan yg mendukung diciptakannya suatu desain. Oleh karena itu agar data-data bermanfaat, maka data-data tersebut harus benar informasinya, akurat dan lengkap.
•
Prinsip Kerja Dalam menyelesaikan berbagai tugastugas studio, desainer harus memiliki prinsip dalam bekerja. Untuk itu maka target perkembangan kerja harus dibuat (direncanakan berdasarkan persentase kemajuan keberhasilan).
•
Sistim Pengakomodasian Mengakomodasi berbagai aspek yg mendukung kerja di studio maupun mendukung aspek realisasi pembuatan taman di lapang. Hal ini mencakup masalah pembagian tugas kerja dan penyediaan tenaga kerja lapang yg efisien. Pengadaan tenaga kerja sesuai dengan jumlah elemen taman dan tingkat kesulitan desain.
•
Aplikasi Optimal Menyelesaikan sesuai dengan target dan disesuaikan dengan permasalahan (kasus).
Tata Kerja Teknik Lapang • Pembentukan permukaan (grading) suatu taman merupakan suatu teknik rekayasa pertamanan. • Hal ini sekaligus merupakan aspek teknis penting dalam arsitektur pertamanan yg berkenanan dgn pembangunan rencana desain tapak ke dalam kenyataan tiga dimensional. • Oleh karena itu suatu pengetahuan teknologi pembentukan permukaan sangat berguna bagi proses perencanaan tapak.
Realisasi pembentukan suatu taman melalui beberapa tahapan pengkerjaan, yaitu :
• • • • •
Pembersihan lokasi (site planning) Pembentukan permukaan Penanaman elemen tanaman (demikian pula elemen keras/bangunan taman) Pembersihan areal taman Evaluasi kesesuaian dengan desain awal
• Tata kerja teknik lapang merupakan teknik kerekayasaan pertamanan dlm mengimplementasikan suatu desain ke dalam bentuk nyata taman. • Kerekayasaan pertamanan berkenaan dgn pembangunan secara ekonomis dan dgn kepekaan terhadap kondisikondisi yg ada.
Prinsip-prinsip teknik dan sasaran penting pembentukan permukaan diarahkan untuk memenuhi beberapa aspek, yaitu : 1. Permukaan tanah harus sesuai dgn maksud atau kegunaan yg diinginkan (sesuai desain). 2. Permukaan tanah yg dibentuk harus memiliki sistim pembuangan air yg baik 3. Rencana pembentukan permukaan baru harus mencoba menjaga permukaan aslinya (artinya sesedikit mungkin mengadakan perubahan atau pertahankan bentuk aslinya).
4. Bilamana tetap harus dibuat suatu permukaan baru, maka pembentukan permukaan semaksimal mungkinm mengikuti atau memenuhi persyaratan ekologis maupun keteknikan permesinan. 5. Jumlah galian (cut) sebaiknya mendekati jumlah timbunan (fill). 6. Penanaman elemen tanaman disesuaikan dengan urutan dalam ruang. Dahulukan tanaman posisi tersulit baru kemudian jenisjenis tanaman yang terposisikan di sisi luar.
7. Sebaiknya mendahulukan pengkerjaan elemen taman keras (bangunan taman). 8. Karena akhir pembuatan taman adalah dicapainya pemandangan yg baik, maka masih diperkenankan dilakukan bbrp modifikasi atau perubahan realisasi dari konsep desain yg ada. 9. Modifikasi tentunya pd jenis-jenis tanaman ataupun ukuran tanaman sangat disesuaikan dengan keadaan di lapang. Namun demikian perubahan yg dilakukan semaksimal mungkin tidak merubah tujuan atau tema desain awal.
DAFTAR PUSTAKA • Ingels, J.E., 1994. Ornamental Horticulture : Science, Operation, and Management. ITP Delmar Pub. Inc. • Austin, R.L., 1982. Designing With Plants. Van Nostrand Reinhold Company. • Hakim, R., 1996. Pedoman Penyajian Visual dan Tahapan Perancangan Arsitektur Lansekap. Penerbit Universitas Trisaksti, Jakarta. • Laseau, P., 1980. Graphic Thinking for Architects and Designers. Linton Educational Publishing, Inc. (diterbitkan kembali oleh Penerbit ITB Bandung, 1986)