TATA KELOLA KINERJA TEKNOLOGI INFORMASI MENGGUNAKAN IT BALANCED SCORECARD (Studi Pada STMIK Provisi Semarang)
TATA KELOLA KINERJA TEKNOLOGI INFORMASI MENGGUNAKAN IT BALANCED SCORECARD (STUDI PADA STMIK PROVISI SEMARANG) Achmad Solechan Program Studi Sistem Informasi STMIK ProVisi Semarang
[email protected]
Abstract Assessment of IT governance with IT Balanced Scorecard (IT BSC) is required for the assessment of IT governance in an organization, institution or company to see the extent to which the strategy embodied in the vision and mission and objectives to be achieved in insitutusi. The research objective is to determine the governance of IT in terms of contribution to organizational perspectives, perspectives user orientation, perspective on operational excellence and future perspectives orientation in STMIK ProVisi Semarang. The study was conducted using questionnaires to the Chief Information Officer (Puskom) in STMIK ProVisi to response to matters related to the Perspective Contributions Organization, User Orientation Perspective, Perspective and Perspective Operational Excellence Orientation in the Future. The results showed the average value of the performance in perspective Contributions categorized Organisation sufficient level of achievement. The value of the average performance on Perspectives User Orientation categorized a good level of achievement. The value of the average performance in perspective Operational Excellence categorized the level of achievement sufficient. The value of the average performance on the Future Orientation categorized a low level of achievement. Keywords: the contribution of organizations, user orientation, operational excellence and future orientation, and IT Balanced Scorecard
1. Pendahuluan Teknologi informasi di dunia pendidikan semakin berkembang dan peluang yang dapat dimanfaatkan oleh stakeholder untuk pengembangan tata kelola teknologi informasi. Banyak masalah yang dihadapi Yayasan dan Manajerial di institusi pendidikan dalam mengembangkan kegiatan operasionalnya dalam rangka pengembangan teknologi informasi dengan harapan agar memberikan kepuasan pada pelanggan (mahasiswa) berkaitan dengan tata kelola IT di institusi pendidikan. Mengingat semakin ketatnya persaingan di institusi pendidikan khususnya perguruan tinggi swasta yang bergerak di program studi informatika, menyebabkan perguruan tinggi harus menempatkan orientasi pada kepuasan pelanggan (mahasiswa) sebagai tujuan utama. Selain ketatnya persaingan, di masa kini dan mendatang akan terus terjadi
perubahan pada hal-hal yang terkait dengan masalah ekonomi dan kecenderungannya. Untuk menganalisis kinerja perusahaan berkaitan dengan tata kelola IT dapat dilakukan dengan Information Technology Balanced Scorecard (IT Balance Scorecard) yang merupakan suatu sistem manajemen, pengukuran dan pengendalian yang secara cepat, tepat dan komprehensif dapat memberikan pemahaman kepada Pimpinan tentang potret dan pengembangan teknologi informasi di insitusinya. Pengukuran tata kelola IT tersebut dipandang dari empat perspektif yaitu : (1) Perspektif Kontribusi Organisasi berupa : mengkaji data dokumentasi berupa data finansial dan data proyek IT di STMIK ProVisi, (2) Perspektif Orientasi Pengguna : melakukan penyebaran kuesioner berkaitan dengan pangsa pasar, reputasi kampus, kualitas pelayanan (jasa) STMIK ProVisi, kepuasan pelanggan dan profitabilitas pelanggan, (3) 61
Jurnal Teknologi Informasi dan Komunikasi, ISSN:2087-0868, Volume 6 Nomor 2 September 2015
Perspektif Keunggulan Operasional : melakukan observasi dan pengkajian operasional bisnis internal dalam pengembangan Teknologi Informasi di STMIK ProVisi, (4) Perspektif Orientasi di Masa Depan (Future Orientation) : melakukan penyebaran kuesioner berkaitan dengan pengukuran kepuasan karyawan, produktivitas kerja karyawan, resensi karyawan. Selain itu juga dilakukan pengukuran tentang kompensasi karyawan, infrastruktur teknologi dan kapabilitas sistem informasi. Penelitian ini mengambil obyek penelitian pada STMIK ProVisi Semarang disebabkan karena pada periode tahun 2010 – 2012 perkembangan pendapatan dan pengembangan IT yang relatif rendah yaitu dibawah 10% serta adanya fluktuasi (naik turun) pada biaya IT di STMIK ProVisi. Pendapatan dan pengembangan IT pada STMIK ProVisi Semarang mengalami fluktuasi dan prosentasenya relatif rendah dibawah 10% periode 2010-2012. Hal ini memberikan motivasi untuk mengkaji bagaimana upaya manajemen untuk melakukan tata kelola IT pada STMIK ProVisi. 2. Perumusan Masalah Mengapa diperlukan penilaian tata kelola IT (IT Governance) dengan IT Balance Scorecard (BSC) dikarenakan selama ini STMIK ProVisi Semarang selama ini belum melakukan penilaian tata kelola IT untuk melihat sampai dimana strategi yang diwujudkan dalam visi dan misi serta tujuan yang ingin dicapai dalam insitutusi. Berdasarkan pernyataan tersebut, maka permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan yaitu bagaimana tata kelola IT ditinjau dari perspekstif kontribusi organisasi, perspekstif orientasi pengguna, perspekstif keunggulan operasional dan perspekstif orientasi di masa depan (future orientation) pada STMIK ProVisi Semarang ? 3. Landasan Teoritis Penelitian tentang IT Balanced Scorecard jarang dilakukan khususnya di Indonesia. Mayoritas penelitian menggunakan pengukuran Balanced Scorecard bukan pada ranah IT saja namun secara keseluruhan. Esperanza Huerta dan Francisco Villanueva (2003) dalam penelitian hanya membahas tentang pengukuran kinerja IT dengan balanced scorecard. Penelitiannya tidak sampai menilai kinerja IT pada suatu kasus, namun masih terbatas hanya pada metode penelitian yang digunakan. 62
Penelitian yang dilakukan Rahmadi Wijaya (2010) belum melakukan pengukuran kinerja IT pada suatu kasus tertentu. Hasil temuannya hanya sebatas proses perubahan dari balanced scorecard ke IT balanced scorecard. Grembergen dan Saull (2001) melakukan penelitian untuk pengukuran kinerja IT menggunakan IT balanced scorecard studi kasus pada Badan Pusat Keuangan di Canada serta melakukan pengkajian tingkat kematangan IT pada Badan Pusat Keuangan di Canada. Penelitian ini akan merujuk dari penelitian yang dilakukan Grembergen dan Saull (2001) dengan objek penelitian pada STMIK ProVisi guna menilai kinerja IT dan tingkat kematangan IT pada STMIK ProVisi Semarang. 3.1.Balanced Scorecard Balanced scorecard terdiri dari 2 kata yaitu balanced (berimbang) dan scorecard yaitu kartu skor. Kartu skor adalah kartu yang digunakan untuk mencatat skor hasil kinerja seseorang. Kartu skor juga dapat digunakan untuk merencanakan skor yang hendak diwujudkan oleh personil di masa depan. Melalui kartu skor, skor yang hendak diwujudkan oleh personil di masa depan dibandingkan dengan hasil kinerja sesungguhnya. Hasil perbandingan ini digunakan untuk melakukan evaluasi atas kinerja personil yang bersangkutan. Dengan demikian balanced scorecard merupakan alat kontemporer manajemen yang digunakan untuk mendongkrak kemampuan organisasi dalam melipatgandakan kinerja keuangan. Oleh karena itu, organisasi pada dasarnya adalah institusi pencipta kekayaan, penggunaan balanced scorecard dalam pengelolaan menjanjikan peningkatan signifikan kemampuan organisasi dalam menciptakan kekayaan. Kemudian pada tahun 1997, Van Grembergen dan Van Bruggen mengadopsi balanced scorecard untuk dipergunakan pada Departemen Teknologi Informasi, sehingga terjadi perubahan perspektif pada model tradisional dan model IT Balanced Scorecard yang dapat dilihat pada gambar berikut : (Jogiyanto, 2011)
TATA KELOLA KINERJA TEKNOLOGI INFORMASI MENGGUNAKAN IT BALANCED SCORECARD (Studi Pada STMIK Provisi Semarang)
Balanced Scorecard a. Financial b. Customer c. Internal Business Process
IT Balanced Scorecard a. Corporate contribution b. Customer orientation c. Operation
Gambar 1 Perubahan Perspektif Balanced Scorecard Tradisional menjadi IT Balanced Scorecard (Sumber : Jogiyanto, 2011) 3.2. Keunggulan Balanced Scorecard Balanced scorecard memiliki keunggulan yang menjadikan sistem manajemen strategik sekarang berbeda dengan sistem manajemen strategik dalam manajamen tradisional. Keunggulan balanced scorecard dalam sistem perencanaan strategik mampu menghasilkan rencana strategik yang memiliki karakteristik antara lain : (Norton dan Kaplan, 2000) 1. Komprehensif Balanced scorecard memperluas perspektif yang dicakup dalam perencanaan strategik dari yang sebelumnya hanya terbatas pada perspektif keuangan, meluas ke tiga perspektif yang lain yaitu customer, proses bisnis internal serta pembelajaran dan pertumbuhan. 2. Koheren Balanced scorecard mewajibkan personal untuk membangun hubungan sebab akibat diantara berbagai sasaran strategik yang dihasilkan dalam perencanaan strategik. Setiap sasaran strategik yang ditetapkan dalam persepsktif non keuangan harus mempunyai hubungan kausal dengan sasaran keuangan, baik secara langsung maupun tidak langsung. 3. Seimbang Keseimbangan sasaran strategik yang dihasilkan oleh sistem perencanaan strategik penting untuk menghasilkan kinerja keuangan berjangka panjang. 4. Terukur Balanced scorecard mengukur sasaran-sasaran strategik yang sulit untuk diukur. Dalam pendekatan balanced scorecard sasaran ketiga perspektif non keuangan ditentukan ukurannya agar dapat dikelola, sehingga dapat diwujudkan. 3.3. Faktor-faktor yang Memacu Implementasi Balanced Scorecard Sistem pengukuran yang ditetapkan perusahaan mempunyai dampak yang besar terhadap perilaku manusia di dalam maupun di luar organisasi. Untuk
berhasil dan tumbuh dalam persaingan, perusahaan harus menggunakan sistem pengukuran dan manajemen yang diturunkan dari strategi dan kapasitas yang dimiliki perusahaan. Banyak perusahaan yang mencanangkan strategi tentang hubungan dengan pelanggan, komitmen utama dan kapasitas perusahaan, ketika proses memotivasi dan mengukur kinerja masih dilaksanakan dengan menggunakan berbagai ukuran finansial. Balanced Scorecard mempertahankan ukuran finansial sebagai suatu ukuran yang lebih luas dan terpadu, yang mengaitkan pelanggan yang ada saat ini, proses internal, kinerja pekerja dan sistem dengan keberhasilan finansial jangka panjang. Balanced Scorecard menterjemahkan misi dan strategi ke dalam berbagai tujuan dan ukuran yang tersusun ke dalam empat perspektif : finansial, konsumen, proses bisnis internal serta pembelajaran dan pertumbuhan. Keempat perspektif tersebut memberi keseimbangan antara tujuan jangka pendek dan jangka panjang antara hasil yang diinginkan dengan faktor pendorong tercapainya hasil dan antara ukuran obyektif yang keras dengan ukuran subyektif yang lebih lunak. 4. METODE PENELITIAN 4.1. Populasi dan Sampel Penelitian dilakukan menggunakan penyebaran kuesioner kepada Ketua Program Studi dan Kepala Pusat Komputer (Puskom) di STMIK ProVisi dalam menanggapi hal-hal yang terkait dengan Perspektif Kontribusi Organisasi, Perspektif Orientasi Pengguna, Perspektif Keunggulan Operasional dan Perspektif Orientasi di Masa Depan (Future Orientation) 4.2. Metode Pengumpulan Data Penelitian ini menggunakan beberapa teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Dokumentasi Adalah metode pengumpulan data yang dilakukan melalui catatan-catatan yang ada dan sudah tersedia seperti data aplikasi konsumen dan lain-lain. Dokumentasi yang digunakan adalah dokumentasi keuangan yang mengkaji data finansial dan data proyek IT di STMIK ProVisi. 2. Kuesioner (angket) Adalah cara pengumpulan data dengan menggunakan daftar isian atau daftar pertanyaan yang telah disiapkan dan disusun sedemikian rupa 63
Jurnal Teknologi Informasi dan Komunikasi, ISSN:2087-0868, Volume 6 Nomor 2 September 2015
sehingga calon responden hanya tinggal mengisi atau menandainya dengan mudah dan cepat. Kuesioner dilakukan sebagai feedback kepada mahasiswa untuk mengetahui pangsa pasar, reputasi kampus, kualitas pelayanan (jasa) STMIK ProVisi, dan kepuasan mahasiswa. Di samping itu dilakukan penyebaran kuesioner kepada karyawan untuk pengukuran kepuasan karyawan, produktivitas kerja karyawan, resensi karyawan. Selain itu juga dilakukan pengukuran tentang kompensasi karyawan, infrastruktur teknologi dan kapabilitas sistem informasi. 3. Observasi Observasi adalah pengamatan langsung terhadap obyek yang diteliti. Dalam hal ini penulis mengadakan pengamatan langsung pada obyek yang akan diteliti yaitu STMIK ProVisi khususnya berkaitan dengan tata kelola IT di STMIK ProVisi Semarang. 4.3. Pengujian IT Balanced Scorecard Dalam penelitian ini digunakan metode analisis kualitatif yaitu suatu analisis yang menggunakan kalimat untuk menjelaskan suatu permasalahan, bukan menggunakan hitungan angka statistik. Dalam penelitian ini analisis kualitatifnya akan menjabarkan keempat perspektif balanced scorecard yang dapat dilihat pada penjelelasan sebagai berikut : (Grembergen dan Saull, 2001) 1. Pengisian Kuesioner, Dilakukan oleh beberapa user (ketua prodi atau dekan bidang akademik dan Kepala Puskom) 2. Mengukur pembobotan masing-masing dimensi yang terdiri dari : a. Corporate Contribution diukur menggunakan 9 variabel dan 27. b. Stakeholder (User) Orientation, Jumlah pertanyaannya ada 14 pertanyaan c. Operational Excellence (Keunggulan Operasional), Jumlah pertanyaannya ada 12 pertanyaan d. Future Orientation (Orientasi Masa Depan), Jumlah pertanyaannya ada 13 pertanyaan 3. Cara pembobotan Jawaban a diberi skor 1, jawaban b diberi skor 2, jawaban c diberi skor 3, jawaban d diberi skor 4, dan jawaban e diberi skor 5. 4. Perhitungan KPI KPI = (Kinerja / Target) x 100% 64
5.
Kriteria -Skala 25%-50% tergolong ketercapaian rendah -Skala 51%-75% tergolong ketercapaian cukup -Skala 76%-100% tergolong ketercapaian baik
5. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1. Menentukan Inisiatif Strategis dan Target Strategis Dari data persepsi dari beberapa pejabat struktural STMIK ProVisi yang terdiri dari Ketua Program Studi Sistem Informasi dan Teknik Informatika dan Kepala Pusat Komputer STMIK ProVisi dapat disimpulkan posisi strategis dari keempat dimensi IT Balanced Scorecard sebagai berikut: Tabel 1 Posisi Strategis IT Balanced Scorecard STMIK ProVisi Dimensi 1.Corporate Contribution 2.User Orientation 3.Operational Excellence 4.Future Orientation
Kinerja (Mean) 2.14
Target (Mean) 4
KPI (%) 53.50%
Keterca -paian Cukup
3.59
4
89.75%
Baik
2.67
4
66.75%
Cukup
1.77
4
44.25%
Rendah
Sumber : Data yang diolah, 2015 Dari tabel diatas dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Nilai kinerja rata-rata pada Perspektif Kontribusi Organisasi (Corporate Contribution) sebesar 2,14 dengan target pencapaian sebesar 4 diperoleh nilai KPI sebesar 53,5% yang dikategorikan tingkat pencapaian yang cukup. 2.
Nilai kinerja rata-rata pada Perspektif Orientasi Pengguna (User Orientation) sebesar 3,59 dengan target pencapaian sebesar 4 diperoleh nilai KPI sebesar 89,75% yang dikategorikan tingkat pencapaian yang baik
3.
Nilai kinerja rata-rata pada Perspektif Keunggulan Operasional (Operational Excellence) sebesar 2,67 dengan target pencapaian sebesar 4 diperoleh nilai KPI sebesar 66,75% yang dikategorikan tingkat pencapaian yang cukup
TATA KELOLA KINERJA TEKNOLOGI INFORMASI MENGGUNAKAN IT BALANCED SCORECARD (Studi Pada STMIK Provisi Semarang)
Nilai kinerja rata-rata pada Perspektif Orientasi Masa Mendatang (Future Orientation) sebesar 1,77 dengan target pencapaian sebesar 4 diperoleh nilai KPI sebesar 44,25% yang dikategorikan tingkat pencapaian yang rendah. 5.2. Perbandingan Kinerja dan Target IT Balanced Scorecard Berikut ini adalah perbandingan antara kinerja dengan target pada keempat dimensi IT Balanced Scorecard : Gambar 2 Perbandingan Kinerja dan Target Keempat Dimensi IT Balanced Scorecard
5 4 3 2 1 0
4
3.59 4
2.14
Kinerja (Mean)
4 2.67
jawab terhadap pelatihan TIK dalam lingkungan kampus, memiliki dan menyusun Rencana Strategis Pengembangan TIK (IT Master Plan) untuk kebutuhan kampus, Rencana Strategis Pengembangan TIK (IT Master Plan) yang dimiliki dipergunakan sebagai panduan / acuan dalam menyelenggarakan berbagai proyek kegiatan teknologi informasi dan komunikasi perguruan tinggi, perguruan tinggi memiliki dokumen arsitektur yang dipergunakan sebagai panduan atau acuan teknis pembangunan teknologi informasi dan komunikasi di perguruan tinggi, memiliki mekanisme penghitungan cost benefit dari setiap program, atau inisiatif investasi pengembangan teknologi informasi dan komunikasi di perguruan tinggi, memiliki dokumen yang jelas dan detail (misal : standar operasional prosedur) dari proses pengelolaan teknologi informasi dan komunikasi di perguruan tinggi, memiliki standar baku dalam manajemen pengelolaan proyek (project management) teknologi informasi dan komunikasi di perguruan tinggi, memiliki prosedur penanganan keadaan darurat (contingency plan) bila terjadi gangguan pada sistem teknologi informasi dan komunikasi, proses audit terhadap efektivitas penerapan teknologi informasi dan komunikasi di lingkungan kampus, dan perguruan tinggi memiliki indikator kinerja utama (Key Performance Indicator) dalam implementasi teknologi informasi dan komunikasi kampus. Perspektif orientasi pengguna dari hasil penyebaran kuesioner menunjukkan bahwa ketercapaian target dilihat dari KPI perlu dipertahankan dengan meningkatkan beberapa indikator yang rendah antara lain : komunikasi yang intens antara dosen dan mahasiswa melalui kanal dan aplikasi teknologi informasi dan komunikasi seperti email, mailing list, newsgroup, social networking dan lain-lain, dosen yang memiliki website / homepage atau blog pribadi, karyawan yang memiliki alamat email yang aktif dipergunakan, tingkat literasi karyawan dalam memanfaatkan berbagai aplikasi teknologi informasi dan komunikasi untuk membantu kegiatan administratif dan operasional kampus. Perspektif keunggulan operasional secara keseluruhan tergolong cukup tercapai, namun beberapa indikator perlu dioptimalkan antara lain : ada kontribusi teknologi informasi dan komunikasi dalam hal peningkatan peran perguruan tinggi dalam
4 1.77
Target (Mean)
Gambar 3 Key Performance Indicators Keempat Dimensi IT Balanced Scorecard
KPI (%) 100 0
6. Pembahasan Berkaitan dengan kontribusi organisasi beberapa indikator yang perlu dioptimalkan antara lain : STMIK ProVisi memiliki program sosialisasi dan edukasi mengenai pentingnya pemanfaatan TIK kampus, menggunakan media tertentu dalam melakukan sosialisasi dan edukasi mengenai pentingnya pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi kampus, nilai nilai investasi TIK dalam tiga tahun terakhir harus ditingkatkan, STMIK ProVisi memiliki unit atau divisi yang bertanggung
65
Jurnal Teknologi Informasi dan Komunikasi, ISSN:2087-0868, Volume 6 Nomor 2 September 2015
konteks nasional, perlunya upaya untuk mendapatkan penghargaan dari lembaga-lembaga lain, dari luar maupun dalam negeri terkait dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi di perguruan tinggi, ada kontribusi nyata terkait teknologi informasi dan komunikasi dalam hal peningkatan pendapatan perguruan tinggi. Dari perbandingan diatas terihat bahwa perspektif orientasi masa depan berkaitan dengan investasi IT di STMIK ProVisi dengan tingkat KPI yang paling rendah dibandingkan perspektif lainnya. Hal ini memberikan informasi pada manajemen STMIK ProVisi untuk meningkatkan indikatorindikator berkaitan dengan investasi IT ke depan antara lain : STMIK ProVisi menyediakan fasilitas teknologi untuk menunjang proses berbagi materi ajar antar dosen, website STMIK ProVisi dibuat menarik dan sistemnya terintegrasi sehingga sering dilihat oleh user, pimpinan dan segenap dosen perguruan tinggi mengetahui akan adanya model HAKI bernama “creative common”, perguruan tinggi menjadi salah satu penggiat atau peserta forum / asosiasi Open Course Ware (OCW), model pengelolaan sistem informasi internal terkait dengan kewajiban melaporkan status kampus melalui sistem informasi PDPT (Pangkalan Data Perguruan Tinggi), STMIK ProVisi memiliki jejaring ke institusi pendidikan atau penelitian lain di luar negeri dan mendapatkan dukungan dan bantuan sumber daya maupun asistensi dari pihak ketiga (lembaga internasional) yang berasal dari luar negeri. 7. Kesimpulan Dari hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya, maka dapat diambil beberapa kesimpulan antara lain : (1) Nilai kinerja rata-rata pada Perspektif Kontribusi Organisasi (Corporate Contribution) sebesar 2,14 dengan target pencapaian sebesar 4 diperoleh nilai KPI sebesar 53,5% yang dikategorikan tingkat pencapaian yang cukup, (2) Nilai kinerja rata-rata pada Perspektif Orientasi Pengguna (User Orientation) sebesar 3,59 dengan target pencapaian sebesar 4 diperoleh nilai KPI sebesar 89,75% yang dikategorikan tingkat pencapaian yang baik, (3) Nilai kinerja rata-rata pada Perspektif Keunggulan Operasional (Operational Excellence) sebesar 2,67 dengan target pencapaian sebesar 4 diperoleh nilai KPI sebesar 66,75% yang dikategorikan tingkat pencapaian yang cukup, (4) Nilai kinerja rata-rata pada Perspektif 66
Orientasi Masa Mendatang (Future Orientation) sebesar 1,77 dengan target pencapaian sebesar 4 diperoleh nilai KPI sebesar 44,25% yang dikategorikan tingkat pencapaian yang rendah.
Daftar Pustaka Arofah, Nurul; Sholiq dan Nisafani, Anna Shifia, 2012. Penyusunan IT Balanced Scorecard Untuk Pengukuran Kinerja Divisi IT di PT. Pertamina UPMS V Surabaya. Jurnal Teknik POMITS Vol. 1 No. 2. Gaspersz, Vincent, 2002. Manajemen Kualitas Dalam Industri Jasa, Jakarta: Gramedia Grembergen, Wim Van dan Saull, Ronald. 2001. Aligning Business and Information Technology through the Balanced Scorecard at a Major Canadian Financial Group: its Status Measured with an IT BSC Maturity Model. Proceeding of the 34th Hawaii International Conference on System Sciences. Harsono, Oo, 2010. Pengaruh Strategi Bisnis dan Strategi Teknologi Informasi terhadap Kinerja Lembaga Pendidikan: Studi Kasus Perguruan Islam Al-Izhar Pondok Labu. Jurnal Telematika Vol. 2 No. 1 Maret 2010. Huerta, Esperanza dan Villanueva, Francisco, 2003. The Balanced Scorecard to Measure Information Technology Performance : Work In Progress. Proceeding of the 7th of the Southern Association for Information System. Jogiyanto dan Wily Abdillah, 2011. Sistem Tatakelola Teknologi Informasi. Yogyakarta: Penerbit Andi Offset. Norton dan Kaplan, 2000. The Strategy Focused Organization, Boston :Harvard Business School. Wijaya, Rahmadi, 2010. Analisis Model IT Menggunakan Balanced Scorecard Untuk Pengembangan Sistem Teknologi Informasi. Artikel Dosen STMIK CIC.