PENGARUH MOTIVASI TERHADAP NILAI BAHASA INGGRIS II MAHASISWA SEMESTER GENAP 2014/2015 STMIK PROVISI SEMARANG
PENGARUH MOTIVASI TERHADAP NILAI BAHASA INGGRIS II MAHASISWA SEMESTER GENAP 2014/2015 STMIK PROVISI SEMARANG Qorinta Shinta Program Studi Teknik Informatika (STMIK) PROVISI, Semarang
[email protected]
Abstract At present time English has been a global language widely used in various areas one of them is education. In Indonesia, English is considered a foreign language, a language learned as a school subject. To learn English, learners need motivation since learners need to be driven to success. Therefore motivation plays a crucial role in teaching learning process. In previous reseraches, it turned out that instrumental or external motivation was the one driving learners to learn English in countries in which English is as a foreign language. This result implicates that in those countries, motivation dominating in English learning process was instrumental motivation suggesting that it was the basic motivation which encouraged learners to learn English due to the wish to pass tests, to get good scores, to get jobs, and to enhance career. While in countries in which English acts as a second language, as means of communication both in education and business, learners learning English are integratively motivated due to inner needs to develop their skills in English, while the exposure of external factors such as media, environment also play important role. Keywords: English, motivation, instrumental, integrative, external,internal/ intrinsic
1. PENDUHULAN Pada saat ini banyak Universitas dan Sekolah Tinggi menyelenggarakan program studi Teknologi Informasi karena daya serap pasar yang sangat tinggi mengingat hampir semua bidang membutuhkan sumber daya manusia dengan ketrampilan teknologi informasi yang memadai. STMIK ProVisi adalah salah satu Sekolah Tinggi Managemen dan Informatika Komputer yang berlokasi di Semarang, Bahasa Inggris merupakan salah satu mata kuliah yang disajikan pada kurikulum STMIK ProVisi. Karena kurikulum STMIK ProVisi berbasis pada sertifikasi internasional maka mata kuliah Bahasa Inggris disajikan lebih banyak dari pada di sekolah tinggi sejenis yaitu sebanyak 8 (delapan) sks ,yang tersebar pada semester 1 sampai 4, hal ini dilakukan agar kemampuan bahasa Inggris mahasiswa bisa membantu mahasiswa dalam mata kuliah bersertifikasi internasional dimana buku – buku teksnya banyak menggunakan bahasa Inggris. Mengingat bahwa Bahasa Inggris merupakan bahasa asing di Indonesia, dengan kata lain bahasa
tidak digunakan sebagai alat komunikasi di dalam masyarakat melainkan bahasa yang dipelajari sebagai suatu subjek di institusi atau lembagalembaga pendidikan saja, maka diperlukan motivasi yang kuat dari para mahasiswa agar bisa memahami dan menguasai mata kuliah bahasa Inggris. Mata Kuliah Bahasa Inggris II yang disajikan pada semester Genap 2011/2012 difokuskan pada penguasaan kosakata yang berkaitan dengan istilah dalam Teknologi Informasi serta struktur bahasa. Penelitian ini dilakukan karena mayoritas nilai yang diperoleh oleh para mahasiswa pada semester sebelumnya tidak terlalu memuaskan, lebih dari 50% dari mahasiswa yang mengambil bahasa Inggris I mendapat nilai C. Penellitian ini bertujuan untuk melihat korelasi antara faktor motivasi jenis apakah yang paling dominan yang mendorong kegiatan belajar mahasiswa terutama yang berkaitan pembelajaran bahasa Inggris 2 dengan dengan nilai Tes Tengah Semester yang diperoleh para mahasiswa. Ada beberapa jenis motivasi, Ellis
89
Jurnal Teknologi Informasi dan Komunikasi, ISSN:2087-0868, Volume 6 Nomor 2 September 2015
membagi motivasi menjadi 4 (empat) yaitu : instrumental, integrative, resultative, and instrinsik (2008:75). Brown (2007:188) menambahkan satu jenis motivasi yaitu ekstrinstik, yang sebenarnya sama dengan motivasi instrumental. Ke empat motivasi inilah yang dijadikan alat untuk mengetahui korelasi antara jenis motivasi tertentu dengan prestasi mahasiswa.
menggunakan struktur diatas sejalan dengan waktu. Salah satu tujuan dari Pemerolehan Bahasa Kedua adalah (1) mendeskripsikan tentang pemerolehan bahasa kedua, (2) menjelaskan; yaitu mengidentifikasi faktor–faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi bagaimana cara siswa menguasai bahasa kedua( Ellis, 2008: 4-5).
2. Landasan Teori 2.1. Pemerolehan Bahasa Kedua Meskipun bahasa Inggris di Indonesia dianggap sebagai bahasa asing, tetapi sejalan dengan adanya globalisasi semakin banyak lembaga baik formal maupun non formal menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar komunikasi mereka, sehingga bahasa Inggris tidak hanya dipelajari di dalam kelas tapi juga dipakai sebagai alat komunikasi. Hal ini terbukti dengan menjamurnya lembaga pelatihan bahasa di Indonesia dan juga sekolah – sekolah bertaraf internasional yang menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar untuk mengakomodir kebutuhan akan lulusan dengan kemampuan berkomunikasi dalam bahasa Inggris. Bagaimana pengaruh globalisasi terhadap pembelajaran bahasa Inggris di Indonesia dipandang dari sudut pandang pemerolehan bahasa kedua? Pemerolehan bahasa kedua dapat dijabarkan sebagai suatu cara dimana orang mempelajari suatu bahasa selain bahasa ibunya, baik di dalam maupun di luar kelas ( Ellis, 200:3) Banyak orang berpendapat bahwa pemerolehan bahasa dapat dilihat dari bagaimana kemampuan berkomunikasi siswa berkembang serta semakin fasihnya mereka dalam berkomunikasi dengan menggunakan bahasa kedua. Namun pada umumnya Pemerolehan Bahasa Kedua (Second Language Acquisition/SLA) tidak memfokuskan pada aspek-aspek komunikasi dari suatu bahasa melainkan pada ciri-ciri formal suatu bahasa misalnya, cara mengucapkan (pronunciation) kata –kata dari bahasa kedua, bagaimana aksen bisa berubah sejalan dengan waktu. Contoh lainnya berkaitan dengan kosakata, seberapa besar siswa bisa meningkatkan jumlah kosakata. Namun, hal yang paling sering dijadikan fokus adalah tata bahasa (grammar) dari bahasa kedua misalnya berkaitan dengan jamak (plurals), klausa relatif (relative clause), serta sejauh mana siswa bisa menghasilkan kalimat dengan
2.2. Faktor Eksternal Salah satu faktor eksternal adalah aspek lingkungan pergaulan sosial (social milieu) dimana proses pembelajaran terjadi, misalnya pembelajaran bahasa yang terjadi dimana siswa merasa dihargai oleh penutur jati (native speaker) akan berbeda hasilnya bila siswa merasa tidak dihargai oleh si penutur jati. Faktor eksternal lainnya adalah input yang diterima oleh siswa, misalnya kosakata yang sering didengar oleh siswa secara terus–menerus akan lebih berpengaruh dari pada yang jarang didengar.
90
2.3. Faktor Internal Faktor internal mengacu pada (1) mekanisme proses kognitif siswa yang memungkinkan mereka mengekstrasikan/menyimpulkan informasi mengenai bahasa kedua dari input-input yang diperoleh, misalnya pluralitas dalam bahasa Inggris terbentuk dengan menambah akhiran –s pada kata benda, relative pronoun “who” dan ”which” menggantikan kata benda orang dan bukan orang, dan lain sebagainya. (2) Siswa juga mempunyai strategi komunikasi yang membantu mereka dalam menggunakan bahasa kedua secara efektif berdasarkan pengetahuan yang mereka miliki tentang bahasa kedua (3) Faktor yang lain berkaitan dengan kecerdasan bahasa (language aptitude) seseorang sehingga sering terjadi ada siswa yang bisa mempelajari bahasa lebih cepat dari siswa yang lain. (4) Faktor lainnya adalah faktor motivasi, motivasi apa yang lebih mendorong seseorang dalam mempelajari suatu bahasa apakah internal, eksternal, instrumental atau gabungan dari semuanya.
2.4. Teori Motivasi 2.4.1. Definisi Motivasi Secara umum motivasi dapat dijabarkan sebagai suatu proses untuk mempengaruhi seseorang atau banyak orang agar melakukan pekerjaan yang diinginkan, sesuai dengan tujuan
PENGARUH MOTIVASI TERHADAP NILAI BAHASA INGGRIS II MAHASISWA SEMESTER GENAP 2014/2015 STMIK PROVISI SEMARANG
tertentu yang ditetapkan lebih dahulu ( Uno, 2010:1) Sedangkan dari sudut pandang pemerolehan bahasa asing, motivasi meliputi sikap dan kondisi afektif yang mempengaruhi tingkat usaha yang dilakukan siswa dalam mempelajari bahasa asing ( Ellis, 2008:75). Harmer mengatakan bahwa motivasi merujuk pada dorongan internal yang mendorong seseorang untuk melakukan segala sesuatu untuk mencapai tujuan (1988:98). Sementara itu Brown menyatakan bahwa motivasi adalah pilihan – pilihan yang diambil oleh seseorang untuk mendapatkan pengalaman atau tujuan, serta usaha – usaha yang dijalankan untuk mencapai tujuan tersebut ( 2000:160). Ada tiga pandangan tentang motivasi menurut Brown ( 2007:183-184): a) Perspektif behavioristik, motivasi ini mengandung pengertian tentang motivasi untuk mendapatkan imbalan karena perilaku – perilaku tertentu. Motivasi ini tergantung pada faktor – faktor eksternal seperti: orang tua, guru, teman sebaya, persyaratan pendidikan, dan lain sebagainya. b) Perspektif kognitif, dalam pandangan ini motivasi lebih menekankan pada keputusankeputusan individual, pilihan – pilihan yang dibuat orang demi pengalaman atau tujuan yang hendak dituju atau dihindari. c) Perspektif konstruktivist tentang motivasi lebih menekankan pada konteks sosial maupun pilihan–pilihan personal individual. Dalam konteks pemerolehan bahasa asing, bahasa Inggris, motivasi dapat disimpulkan sebagai suatu dorongan baik yang bersifat internal maupun eksternal yang mendorong seseorang untuk mempelajari suatu bahasa.
Motivasi dapat berperan dalam penguatan belajar, misalnya dalam kasus ada seorang anak yang sedang belajar akan dihadapkan pada masalah dan dia memerlukan pemecahan. Contoh konkritnya adalah ada anak yang berusaha memecahkan soal matematika dengan bantuan tabel logaritma. Upaya untuk mencari tabel logaritma tersebut adalah contoh peran motivasi dalam menimbulkan penguatan belajar. b) Peran Motivasi dalam Memperjelas Tujuan Belajar Peran motivasi disini behubungan erat dengan Kemaknaan belajar. Seorang anak akan tertarik untuk mempelajari sesuatu bila apa yang dipelajarinya akan bermanfaat bagi dia. Misalnya seorang anak belajar tentang elektronik karena tahu bahwa dengan belajar elektronik dia bisa memperbaiki radionya yang rusak. c) Motivasi Menentukan Ketekunan Belajar Seorang anak akan termotivasi untuk belajar sesuatu dengan harapan dia akan mendapat nilai yang baik. Motivasi ini menghindarkan anak tergoda untuk melakukan hal – hal selain belajar. Ini berarti motivasi sangat berpengaruh pada ketahanan dan ketekunan belajar. 2.6. Penelitian Terdahulu Dari beberapa penelitian tentang motivasi dan pengaruhnya terhadap pembelajaran bahasa kedua (bahasa Inggris) yang dilakukan oleh para peneliti di beberapa negara, hasilnya adalah sebagai berikut : a) Siswa semester pertama di Akademi Metro Manila termotivasi secara instrinsik untuk belajar tentang bahasa kedua dalam area speaking (berbicara) dan reading (membaca) karena banyaknya media asing yang mendukung. Motivasi instrinsik ini juga didorong oleh keinginan untuk berprestasi baik serta menganggap bahwa bahasa Inggris memang perlu untuk masa depannya terutama dalam mencari pekerjaan. ( Lucas, 2010:19) b) Penelitian yang lain menunjukkan bahwa siswa perminyakan di Yaman terbukti termotivasi secara instrumental untuk belajar bahasa Inggris karena tuntutan akademis dan pekerjaan. Jadi siswa di sekolah ini mempunyai kemauan besar untuk belajar bahasa Inggris
2.5 Peranan Motivasi dalam Proses Belajar dan Pembelajaran Motivasi berperan penting dalam proses belajar dan pembelajaran, antara lain (a) menentukan hal – hal yang dapat dijadikan penguat belajar, (b) memperjelas tujuan belajar yang hendak dicapai, (c) menentukan ragam kendalai terhadap rangsangan belajar, (d) menentukan ketekunan belajar (Uno:2010:27). a) Peran Motivasi dalam Menentukan Penguatan Belajar
91
Jurnal Teknologi Informasi dan Komunikasi, ISSN:2087-0868, Volume 6 Nomor 2 September 2015
karena ingin lulus dari mata kuliah bahasa Inggris dan juga karena kemampuan mereka dalam berbahasa Inggris akan membantu mereka dalam berkarier (Al-Tamimi, et.al., 2009:29) c) Penelitian lain yang diadakan di China untuk para siswa yang mempelajari bahasa Inggris sebagai bahasa asing membuktikan bahwa motivasi instrumental berperan sangat besar dalam proses belajar dan mengajar. Para siswa di China termotivasi belajar bahasa Inggris untuk lulus ujian ataupun untuk mendapat ijasah/sertifikat. 3.
Desain Penelitian Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dimana nilai Test Tengah semester dari mahasiswa yang mengambil mata kuliah bahasa Inggris II akan dikorelasikan dengan jenis motivasi mana yang paling berpengaruh pada nilai mereka. 3.1. Subyek Penelitian Subyek dari penelitian ini adalah semua mahasiswa STMIK ProVisi yang mengambil mata kuliah Bahasa Inggris II semester genap tahun akademik 2011/2012 yang berjumlah 38 orang. 3.2. Instrumen Penelitian Instrumen pada penelitian ini terdiri dari a. Nilai Nilai yang dimaksud disini adalah nilai tengah semester yang diperoleh mahasiswa pada mata kuliah Bahasa Inggris II semester genap tahun akademik 2014/2015. b. Angket/kuestioner Angket adalah suatu daftar pertanyaan yang diberikan kepada para responden, untuk mencari informasi tertentu ( Riduwan, 2008:71). Angket Pa pada penelitian ini berupa pertanyaan tertutup dengan 5 pilihan jawaban. Angket ini terdiri dari 24 pertanyaan yang dibagi menjadi 4 kategori yaitu pertanyaan berkenaan motivasi instrumental/ekstrinsik, integratif, resultatif, dan intrinsik. 4.
92
Uji Kelayakan Instrumen Untuk melakukan analisis data dalam penelitian ini digunakan alat analisis sebagai berikut: a) Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur sah/valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pernyataan pada kuesioner mampu mengungkapkan sesuatu yang diukur oleh kuesioner tersebut (Imam Ghozali, 2006). b) Uji Reliabilitas Reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan variabel dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan variabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. 5. Teknik Analisis Data a) Analisis Regresi Analisis regresi, digunakan untuk melihat bagaimana pengaruh dari variable bebas terhadap variable tidak bebas. Dalam penelitian ini analisis regresi dilakukan dengan menguji pengaruh motivasi ekstrinsik, motivasi integratif, motivasi resultatif dan motivasi intrinsik terhadap nilai UTS). Model Matematis: Y = a 1 + b 1X 1 + b 2X 2 + b 3X 3 + b 4X 4 + e Keterangan : a = konstanta b (1,2,3,4) = koefisien regresi variabel bebas (koefisien beta) X1 = Variabel motivasi ekstrinsik X2 = Variabel motivasi integratif X3 = Variabel motivasi resultatif X4 = Variabel motivasi intrinsik Y = Variabel nilai UTS e = Disturbance error b). Uji Asumsi Klasik Dalam penelitian ini dilakukan tiga pengujian asumsi klasik, yaitu : normalitas, heterokedastisitas dan multikolinieritas. 1) Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi, variabel bebas dan variabel terikat mempunyai distribusi normal atau tidak. (Ghozali, 2005). Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah dalam model regresi variabel dependen dan variabel independen keduanya mempunyai distribusi normal ataukah tidak. Model regresi yang baik ada
PENGARUH MOTIVASI TERHADAP NILAI BAHASA INGGRIS II MAHASISWA SEMESTER GENAP 2014/2015 STMIK PROVISI SEMARANG
model regresi yang berdistribusi normal. Dalam uji normalitas digunakan uji Kolmogorov – Smirnov. Kriteria : - Nilai Asymp signifikansi > level of significance 5%, maka berdistribusi normal. - Nilai Asymp signifikansi < level of significance 5%, maka tidak berdistribusi normal.
Adjusted R Square menunjukkan semakin kecil, maka model yang digunakan semakin lemah untuk menerangkan variabel terikat. Secara umum dikatakan bahwa besarnya koefisien determinasi (Adjusted R Square) berada antara 0 dan 1 atau 0 ≤ Adjusted R Square ≤ 1. b) Uji t (Parsial) Uji t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen. Pengujian melalui uji t dilakukan dengan membandingkan t hitung dengan t tabel pada alpha = 5% (0,05). Cara pengujiannya : 1) Ho : ß = 0 tidak ada pengaruh yang signifikan antara variabel bebas terhadap variabel terikat. 2) Ha : ß > 0 Ada pengaruh yang signifikan antara variabel bebas terhadap variabel terikat
2) Uji Heterokedastisitas Uji heterokedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain (Ghozali, 2005). Uji heterokedastisitas dilakukan dengan menggunakan uji Glejser. Dengan menggunakan uji Glejser, nilai absolut residual diregresikan pada tiap-tiap variabel independen. Masalah heteroskedastesitas terjadi jika ada variabel yang secara statistik signifikan. Kriteria : - Nilai signifikansi > level of significance 5%, maka tidak terjadi heterokedastisitas. - Nilai signifikansi < level of significance 5%, maka terjadi heterokedastisitas.
Dengan kriteria sebagai berikut: 1) Taraf nyata sebesar 0,05 2) Apabila P Value < 0,05, maka hipotesis diterima Apabila P Value > 0,05, maka hipotesis ditolak 4. Hasil dan Pembahasan Responden yang merupakan mahasiswa STMIK Provisi Semarang sebanyak 38 responden, dimana data diperoleh dari penyebaran kuesioner. 1. Tanggapan Mahasiswa tentang Motivasi a. Tanggapan Responden tentang Motivasi Instrumental / Ekstrinsik Tanggapan responden dalam hal motivasi instrumental / ekstrinsik di STMIK Provisi Semarang berdasarkan kuesioner yang disebarkan dapat dilihat pada Tabel berikut : Tabel 4.1. Tanggapan Responden tentang Motivasi Instrumental / Ekstrinsik
3) Uji Multikolinieritas Uji multikolinieritas merupakan uji yang ditujukan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel bebas (independen) (Ghozali, 2005). Uji Multikolineritas dilakukan dengan menghitung nilai tolerance dan variance inflation factor (VIF) dari tiap-tiap variabel independen. Jika nilai tolerance > 0,10, maka tidak terjadi multikolinieritas, atau dengan melihat nilai VIF, jika nilai VIF < 10, maka tidak terjadi multikolinieritas. 4) Uji Model a) Uji Koefisien Determinasi (Uji R2) Koefisien determinasi (Adjusted R Square) Digunakan untuk mengetahui seberapa besar prosentase yang mampu dijelaskan oleh variabel motivasi ekstrinsik, motivasi integratif, motivasi resultatif dan motivasi intrinsik terhadap nilai UTS. Jika Adjusted R Square yang diperoleh dari hasil perhitungan menunjukkan semakin besar (mendekati satu) maka dapat dikatakan bahwa sumbangan variabel bebas terhadap variabel terikat semakin besar sehingga model yang digunakan semakin besar untuk menerangkan variabel terikat. Sebaliknya jika
Keterangan : P01 = Saya rajin masuk kuliah Bahasa Inggris supaya nilai saya bagus
93
Jurnal Teknologi Informasi dan Komunikasi, ISSN:2087-0868, Volume 6 Nomor 2 September 2015
P02 =
P03 = P04 = P05 =
P06 =
Saya rajin masuk kuliah karena saya ingin dapat membaca teks dalam bahasa Inggris yang berhubungan dengan Teknologi Informasi Saya ingin bisa Bahasa Inggris supaya saya bisa bekerja di luar negeri. Bahasa Inggris penting untuk karier saya. Saya mengambil mata kuliah Bahasa Inggris II karena mata kuliah ini adalah mata kuliah wajib. Saya belajar Bahasa Inggris supaya bisa bekerja di perusahaan asing
Berdasarkan Tabel 4.1 di atas tentang tanggapan responden berkaitan dengan motivasi instrumental / ekstrinsik menyatakan bahwa : 1) Pada pertanyaan pertama menunjukkan bahwa mayoritas mahasiswa menyatakan setuju sebesar 34,21% bahwa mahasiswa rajin masuk kuliah Bahasa Inggris supaya nilainya bagus. 2) Pada pertanyaan kedua menunjukkan bahwa mayoritas mahasiswa menyatakan setuju sebesar 42,11% bahwa mahasiswa rajin masuk kuliah karena saya ingin dapat membaca teks dalam bahasa Inggris yang berhubungan dengan Teknologi Informasi. 3) Pada pertanyaan ketiga menunjukkan bahwa mayoritas mahasiswa menyatakan setuju sebesar 36,84% bahwa mahasiswa ingin bisa Bahasa Inggris supaya bisa bekerja di luar negeri. 4) Pada pertanyaan keempat menunjukkan bahwa mayoritas mahasiswa menyatakan setuju sebesar 36,84% bahwa mahasiswa ingin bisa Bahasa Inggris supaya bisa bekerja di luar negeri. 5) Pada pertanyaan kelima menunjukkan bahwa mayoritas mahasiswa menyatakan setuju sebesar 42,11% bahwa mahasiswa mengambil mata kuliah Bahasa Inggris II karena mata kuliah ini adalah mata kuliah wajib. 6) Pada pertanyaan keenam menunjukkan bahwa mayoritas mahasiswa menyatakan setuju sebesar 44,74% bahwa mahasiswa belajar Bahasa Inggris supaya bisa bekerja di perusahaan asing.
94
b. Tanggapan Responden tentang Motivasi Integrafatif Tanggapan responden dalam hal motivasi integratif di STMIK Provisi Semarang berdasarkan kuesioner yang disebarkan dapat dilihat pada Tabel berikut : Tabel 4.2. Tanggapan Responden tentang Motivasi Integratif
Keterangan : P07 = Bahasa Inggris membantu saya agar bisa berkomunikasi dengan orang asing. P08 = Saya ingin mempelajari budaya negara – negara yang masyarakatnya berbicara dalam bahasa Inggris P09 = Saya suka membaca artikel budaya – budaya negara lain dalam bahasa Inggris P10 = Saya suka lagu-lagu dalam bahasa Inggris P11 = Saya suka film – film berbahasa Inggris P12 = Saya suka berteman dengan orang asing Berdasarkan Tabel 4.2 di atas tentang tanggapan responden berkaitan dengan motivasi integratif menyatakan bahwa : 1) Pada pertanyaan ketujuh menunjukkan bahwa mayoritas mahasiswa menyatakan sangat setuju sebesar 42,11% bahwa Bahasa Inggris membantu mahasiswa agar bisa berkomunikasi dengan orang asing. 2) Pada pertanyaan kedelapan menunjukkan bahwa mayoritas mahasiswa menyatakan sangat setuju sebesar 44,74% bahwa mahasiswa ingin mempelajari budaya negara – negara yang masyarakatnya berbicara dalam bahasa Inggris 3) Pada pertanyaan kesembilan menunjukkan bahwa mayoritas mahasiswa menyatakan tidak setuju sebesar 52,63% bahwa mahasiswa suka membaca artikel budaya – budaya negara lain dalam bahasa Inggris
PENGARUH MOTIVASI TERHADAP NILAI BAHASA INGGRIS II MAHASISWA SEMESTER GENAP 2014/2015 STMIK PROVISI SEMARANG
4) Pada pertanyaan kesepuluh menunjukkan bahwa mayoritas mahasiswa menyatakan setuju sebesar 42,11% bahwa mahasiswa suka lagulagu dalam bahasa Inggris 5) Pada pertanyaan kesebelas menunjukkan bahwa mayoritas mahasiswa menyatakan setuju sebesar 47,37% bahwa mahasiswa suka film – film berbahasa Inggris. 6) Pada pertanyaan keduabelas menunjukkan bahwa mayoritas mahasiswa menyatakan setuju sebesar 55,26% bahwa mahasiswa suka berteman dengan orang asing.
Berdasarkan Tabel 4.3 di atas tentang tanggapan responden berkaitan dengan motivasi resultatif menyatakan bahwa : 1) Pada pertanyaan ketigabelas menunjukkan bahwa mayoritas mahasiswa menyatakan sangat setuju sebesar 44,74% bahwa Materi Bahasa Inggris II sangat menarik sehingga mahasiswa selalu ingin belajar bahasa Inggris. 2) Pada pertanyaan keempatbelas menunjukkan bahwa mayoritas mahasiswa menyatakan ragu-ragu sebesar 52,63% bahwa mahasiswa cukup suka belajar Bahasa Inggris karena nilai Bahasa Inggris mereka selalu bagus. 3) Pada pertanyaan kelimabelas menunjukkan bahwa mayoritas mahasiswa menyatakan setuju sebesar 36,84% bahwa mahasiswa ingin bisa bahasa Inggris karena mahasiswa ingin punya kenalan orang asing. 4) Pada pertanyaan keenambelas menunjukkan bahwa mayoritas mahasiswa menyatakan setuju sebesar 42,11% bahwa dengan menguasai bahasa Inggris mahasiswa bisa meningkatkan pengetahuannya. 5) Pada pertanyaan ketujuhbelas menunjukkan bahwa mayoritas mahasiswa menyatakan setuju sebesar 39,47% bahwa dengan menguasai bahasa Inggris mahasiswa bisa berkomunikasi dengan orang – orang dari berbagai belahan dunia. 6) Pada pertanyaan kedelapanbelas menunjukkan bahwa mayoritas mahasiswa menyatakan tidak setuju sebesar 52,63% bahwa mahasiswa tidak suka bahasa Inggris karena nilainya selalu jelek.
c. Tanggapan Responden tentang Motivasi Resultatif Tanggapan responden dalam hal motivasi resulatif di STMIK Provisi Semarang berdasarkan kuesioner yang disebarkan dapat dilihat pada Tabel berikut : Tabel 4.3 Tanggapan Responden tentang Motivasi Resultatif
d.
Keterangan : P13 = Materi Bahasa Inggris II sangat menarik sehingga saya selalu ingin belajar bahasa Inggris P14 = Saya suka belajar Bahasa Inggris karena nilai Bahasa Inggris saya selalu bagus. P15 = Saya ingin bisa bahasa Inggris karena saya ingin punya kenalan orang asing P16 = Dengan menguasai bahasa Inggris saya bisa meningkatkan pengetahuan saya P17 = Dengan menguasai bahasa Inggris saya bisa berkomunikasi dengan orang – orang dari berbagai belahan dunia. P18 = Saya tidak suka bahasa Inggris karena nilai saya selalu jelek.
Tanggapan Responden tentang Motivasi Intrinsik Tanggapan responden dalam hal motivasi intrinsik di STMIK Provisi Semarang berdasarkan kuesioner yang disebarkan dapat dilihat pada Tabel berikut :
95
Jurnal Teknologi Informasi dan Komunikasi, ISSN:2087-0868, Volume 6 Nomor 2 September 2015
Tabel 4.4. Tanggapan Responden tentang Motivasi Intrinsik
Keterangan : P19 = Bahasa Inggris adalah mata kuliah yang saya sukai P20 = Saya suka cara dosen mengajar bahasa Inggris P21 = Di waktu luang saya suka membaca buku – buku teks dalam bahasa Inggris. P22 = Saya suka mendengarkan lagu dalam bahasa Inggris karena saya ingin tahu arti liriknya P23 = Saya belajar bahasa Inggris supaya kosakata saya bertambah dan supaya pemahanan saya tentang grammar meningkat. P24 = Saya ingin bepergian ke luar negeri dan mempraktekkan kemampuan bahasa Inggris saya. Berdasarkan Tabel 4.4 di atas tentang tanggapan responden berkaitan dengan motivasi intrinsik menyatakan bahwa : 1) Pada pertanyaan kesembilanbelas menunjukkan bahwa mayoritas mahasiswa menyatakan setuju sebesar 44,74% bahwa Bahasa Inggris adalah mata kuliah yang disukai mahasiswa. 2) Pada pertanyaan keduapuluh menunjukkan bahwa mayoritas mahasiswa menyatakan setuju sebesar 47,37% bahwa mahasiswa suka cara dosen mengajar bahasa Inggris 3) Pada pertanyaan keduapuluhsatu menunjukkan bahwa mayoritas mahasiswa menyatakan tidak setuju sebesar 50,00% bahwa mahasiswa di waktu luang tidak suka membaca buku – buku teks dalam bahasa Inggris 2. 4) Pada pertanyaan keduapuluhdua menunjukkan bahwa mayoritas mahasiswa menyatakan setuju sebesar 39,47% bahwa mahasiswa suka 96
mendengarkan lagu dalam bahasa Inggris karena ingin tahu arti liriknya. 5) Pada pertanyaan keduapuluhtiga menunjukkan bahwa mayoritas mahasiswa menyatakan setuju sebesar 44,74% bahwa mahasiswa belajar bahasa Inggris supaya kosakata mahasiswa bertambah dan supaya pemahanan saya tentang grammar meningkat. 6) Pada pertanyaan keduapuluhempat menunjukkan bahwa mayoritas mahasiswa menyatakan setuju sebesar 31,58% bahwa mahasiswa ingin bepergian ke luar negeri dan mempraktekkan kemampuan bahasa Inggris. 2.
Uji Validitas dan Reliabilitas a. Uji Validitas Analisis validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau keabsahan suatu instrumen (Arikunto, 2002: 158). Perhitungan ini dilakukan dengan program SPSS (Statistical Package for Social Science). Hasil perhitungan pada uji validitas diperoleh dengan membandingkan nilai loading factor / component matrix lebih besar dibandingkan 0,4. dimana dikatakan valid, jika nilai loading > 0,4. Sebaliknya jika nilai loading < 0,4, maka item dikatakan tidak valid/gugur. (Ghozali, 2005: 45) Tabel 4.5 Pengujian Validitas Variabel Penelitian
Sumber : Data primer yang diolah2012
PENGARUH MOTIVASI TERHADAP NILAI BAHASA INGGRIS II MAHASISWA SEMESTER GENAP 2014/2015 STMIK PROVISI SEMARANG
Berdasarkan tabel 4.5 pengujian validitas pada variabel bebas (X) dan variabel terikat (Y) di atas karena r hitung > r tabel; maka semua instrumen (item pertanyaan/indikator) dinyatakan valid, sehingga layak untuk digunakan sebagai instrumen penelitian.
mengetahui adanya gejala multikolinearitas dalam penelitian ini, maka dapat dilakukan dengan melihat angka tolerance (R2) dan VIF (
1 ). Dimana bila nilai VIF yang Tollerance diperoleh > 10 berarti terdapat gejala multikolinearitas dan sebaliknya bila diperoleh nilai VIF < 10 berarti tidak terdapat gejala multikolinearitas (Ghozali, 2005: 92). Hasil yang diperoleh dalam angka VIF ini nilainya yaitu < 10 yaitu untuk variabel motivasi ekstrinsik (X1) sebesar 3,428; variabel motivasi integratif (X2) sebesar 2,704; variabel motivasi resultatif (X3) sebesar 5,506 dan variabel motivasi intrinsik (X4) sebesar 5,507. Hal ini berarti tidak terdapat asumsi multikolinearitas dalam model regresi pada penelitian ini.
b. Uji Reliabilitas Reliabilitas digunakan untuk mengukur sejauhmana variabel memberikan hasil yang handal/ajeg, atau dapat dikatakan untuk menunjukkan adanya persesuaian antara sesuatu yang diukur dengan jenis alat pengukur yang dipakai. Dalam pengujian reliabilitas ini menggunakan rumus Alpha Cronbach. Pengambilan keputusan dari uji reliabilitas menurut Ghozali (2005: 43) menyatakan bahwa : 1) Apabila nilai Alpha Cronbach > 0,6; maka suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel. 2) Apabila nilai Alpha Cronbach < 0,6; maka suatu konstruk atau variabel dikatakan tidak reliabel.
b. Uji Heteroskedastisitas Melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat (ZPRED) dengan residualnya (SRESID). Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi, dan sumbu X adalah residual (Y-prediksi – Y sesungguhnya) yang telah distudentized. (Ghozali, 2005: 105)
Tabel 4.6 Pengujian Reliabilitas Variabel-variabel Penelitian
Pada pengujian reliabilitas pada tabel 4.6 di atas, baik variabel motivasi ekstrinsik, motivasi integratif, motivasi resultatif, dan motivasi intrinsik dikatakan reliabel/handal/ajeg dan layak digunakan untuk pengujian hipotesis selanjutnya. 3. a.
Gambar 4.1 Grafik Scatter Plot (Uji Asumsi Heteroskedastisitas) Melihat gambar 4.1 di atas terlihat tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi asumsi heteroskedastisitas. Hal ini mengindikasikan bahwa penelitian ini tidak terjadi gangguan asumsi heteroskedastisitas, sehingga penelitian ini dapat dibuktikan kebenarannya secara ilmiah.
Asumsi Klasik Uji Multikolinearitas Apabila dalam suatu persamaan regresi terdapat hubungan yang kuat antara variabelvariabel bebas, maka hal tersebut menunjukkan adanya gejala multikolinearitas. Untuk
97
Jurnal Teknologi Informasi dan Komunikasi, ISSN:2087-0868, Volume 6 Nomor 2 September 2015
Dilihat dari hasil pengujian dengan SPSS pada tabel 4.7, didapatkan persamaan garis linier berganda (yang dilihat dari koefisien standar atau standardized coefficients) didapatkan Y = 0,544 X1 + 0,206 X2 + 0,033 X3 + 0,003 X4 +ε
c. Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi normal ataukah tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati normal. (Ghozali, 2005: 110)
Gambar 4.2 Grafik Normal Plot (Uji Asumsi Normalitas) Dalam grafik normalitas plot terlihat bahwa data menyebar di sekitar garis diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas (berdistribusi normal). Hal ini mengindikasikan bahwa penelitian ini tidak terjadi gangguan asumsi normalitas, sehingga penelitian ini dapat dibuktikan kebenarannya secara ilmiah. 4. Regresi Linier Berganda Persamaan regresi linier berganda digunakan untuk mengetahui adanya pengaruh antara variabel bebas antara lain : motivasi ekstrinsik (X1), motivasi integratif (X2), motivasi resultatif (X3) dan motivasi intrinsik (X4) terhadap variabel terikatnya yaitu nilai UTS (Y), dimana output persamaan regresi linier berganda dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel 4.7 berikut : Tabel 4.7 Output Regresi Linier
98
Keterangan : Y = variabel terikat (nilai UTS) b1 - b4 = koefisien regresi X1 = variabel bebas (motivasi ekstrinsik) X2 = variabel bebas (motivasi integratif) X3 = variabel bebas (motivasi resultatif) X4 = variabel bebas (motivasi intrinsik) ε = nilai residual (error) Dari persamaan regresi linier berganda di atas faktor utama yang paling berpengaruh terhadap nilai UTS adalah nilai ekstrinsik dengan koefisien regresi sebesar 0,544; faktor kedua yaitu motivasi integratif dengan koefisien regresi sebesar 0,206; faktor ketiga yaitu motivasi resultatif dengan koefisien regresi sebesar 0,033 dan faktor keempat yaitu motivasi intrinsik dengan koefisien regresi sebesar 0,003. 5.
Pengujian Hipotesis a. Pengujian Signifikansi Parameter Parsial Uji t digunakan untuk mengetahui pengaruh antara variabel bebas secara individu (parsial) dalam menerangkan nilai UTS. Hipotesis : - H0 : β = 0, artinya tidak ada pengaruh yang positif dan signifikan antara motivasi ekstrinsik (X1), motivasi integratif (X2), motivasi resultatif (X3) dan motivasi intrinsik (X4) secara parsial (individu) terhadap nilai UTS (Y) - Ha : β > 0, artinya ada pengaruh yang positif dan signifikan antara motivasi ekstrinsik (X1), motivasi integratif (X2), motivasi resultatif (X3) dan motivasi intrinsik (X4) secara parsial (individu) terhadap nilai UTS (Y) 1). Uji Pengaruh antara Motivasi Ekstrinsik terhadap nilai UTS Berdasarkan pengujian statistik dengan SPSS didapatkan angka t-hitung antara Motivasi Ekstrinsik (X1) terhadap nilai UTS (Y) sebesar 2,513 dan nilai
PENGARUH MOTIVASI TERHADAP NILAI BAHASA INGGRIS II MAHASISWA SEMESTER GENAP 2014/2015 STMIK PROVISI SEMARANG
probabilitas sebesar 0,017 lebih kecil dari taraf signifikansi 5%; berarti secara parsial (individu) terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara Motivasi Ekstrinsik (X1) terhadap nilai UTS (Y). Angka signifikan dan positif ini mengindikasikan bahwa semakin baik motivasi ekstrinsik, maka semakin tinggi nilai UTS pada mahasiswa STMIK Provisi Semarang. Sebaliknya, semakin rendah motivasi ekstrinsik, maka semakin rendah pula STMIK Provisi Semarang.
mahasiswa tidak berdampak meningkatnya nilai UTS.
tajam
pada
b. Koefisien Determinasi Koefisien determinasi pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model pada variabel bebas (X) dalam menerangkan variasi variabel terikat (Y), dengan output sebagai berikut : Tabel 4.8 Output Koefisien Determinasi
2).
Uji Pengaruh antara Motivasi Integratif terhadap Nilai UTS Berdasarkan pengujian statistik dengan SPSS didapatkan angka t-hitung antara Motivasi Integratif (X2) terhadap nilai UTS (Y) sebesar 1,236 dan nilai probabilitas sebesar 0,225 lebih besar dari taraf signifikansi 5%; berarti secara parsial (individu) tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara Motivasi Integratif (X2) terhadap nilai UTS (Y). Hasil penelitian menunjukkan bahwa tinggi rendahnya motivasi integratif yang dimiliki mahasiswa tidak berdampak tajam pada meningkatnya nilai UTS.
Berdasarkan hasil uji regresi pada tabel 4.8 di atas didapatkan angka koefisien determinasi (Adjusted R Square) sebesar 0,410. Hal ini berarti bahwa variabel motivasi ekstrinsik (X1), motivasi integratif (X2), motivasi resultatif (X3) dan motivasi intrinsik (X4) memiliki konstribusi sebesar 41,00% dalam menerangkan nilai UTS (Y). Sedangkan faktor-faktor lain yang berpengaruh terhadap nilai UTS memiliki kontribusinya sebesar (100% 41,00%) = 59,00%. Faktor-faktor lain yang mempengaruhi nilai UTS antara lain : minat belajar mahasiswa, metode pembelajaran, dan inovasi pembelajaran serta factor lainnya.
3). Uji Pengaruh antara Motivasi Resultatif terhadap Nilai UTS Berdasarkan pengujian statistik dengan SPSS didapatkan angka t-hitung antara Motivasi Resultatif (X3) terhadap nilai UTS (Y) sebesar 0,166 dan nilai probabilitas sebesar 0,869 lebih besar dari taraf signifikansi 5%; berarti secara parsial (individu) tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara Motivasi Resultatif (X3) terhadap nilai UTS (Y). Hasil penelitian menunjukkan bahwa tinggi rendahnya motivasi resultatif yang dimiliki mahasiswa tidak berdampak tajam pada meningkatnya nilai UTS.
5. Kesimpulan dan Saran 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian pada bab sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Berdasarkan pengujian statistik menunjukkan bahwa secara parsial (individu) terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara Motivasi Ekstrinsik (X1) terhadap nilai UTS (Y). 2. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial (individu) tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara Motivasi Integratif (X2) terhadap nilai UTS (Y). 3. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial (individu) tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara Motivasi Resultatif (X3) terhadap nilai UTS (Y).
4). Uji Pengaruh antara Motivasi Instrinsik terhadap Nilai UTS Berdasarkan pengujian statistik dengan SPSS didapatkan angka t-hitung antara Motivasi Intrinsik (X4) terhadap nilai UTS (Y) sebesar 0,013 dan nilai probabilitas sebesar 0,990 lebih besar dari taraf signifikansi 5%; berarti secara parsial (individu) tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara Motivasi Intrinsik (X4) terhadap nilai UTS (Y). Hasil penelitian menunjukkan bahwa tinggi rendahnya motivasi intrinsik yang dimiliki
99
Jurnal Teknologi Informasi dan Komunikasi, ISSN:2087-0868, Volume 6 Nomor 2 September 2015
4.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial (individu) tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara Motivasi Intrinsik (X4) terhadap nilai UTS (Y).
at Hadhramout University of Sciences and Technology,” 2009, dalam Gema Online Journal of Language Studies Volume 9 (2). Brown, H. ( 2000). Principles of Language learning and teaching. New Jersey : Prentice Hall
5.2 Saran Saran-saran yang dapat diajukan dalam penelitian ini antara lain hasil penelitian menunjukkan bahwa motivasi ekstrinsik mempengaruhi nilai UTS mahasiswa STMIK Provisi. Motivasi ekstrinsik adalah motivasi dasar/superficial yang masih dipengaruhi oleh faktor – faktor dari luar seperti pencapaian nilai. Berkaitan dengan hal tersebut diatas, itu kondisi ini perlu mendapat perhatian bagi dosen pengampu mata kuliah khususnya Bahasa Inggris II untuk meningkatkan hal-hal seperti : 1. Kehadiran mahasiswa sangat penting dalam mempengaruhi prestasi akademik sehingga mereka harus rajin berangkat kuliah dengan memberikan sanksi tegas kepada mahasiswa yang tidak masuk kuliah. 2. Para mahasiswa harus memperbanyak latihan menterjemahkan teks bahasa Inggris dengan cara memberi tugas mandiri kepada mereka untuk meringkas teks – teks dalam bahasa Inggris ke dalam bahasa Indonesia yang benar. 5.3 Implikasi Motivasi yang mendorong seseorang dari dalam diri untuk berbuat lebih adalah motivasi intrinsik, untuk bisa menimbulkan motivasi seperti ini pada para mahasiswa, terutama yang mengambil mata kuliah bahasa Inggris, maka perlu diberikan suatu kebijakan dari lembaga seperti misalnya : 1. Mengadakan “ English Day” pada hari tertentu dimana semua mahasiswa dan staff harus berbicara dalam bahasa Inggris, bila melanggar dikenai sanksi. 2. Mengadakan lomba IT dengan bahasa pengantar bahasa Inggris, sehingga mahasiswa akan termotivasi untuk berlatih berbicara dalam bahasa Inggris. Daftar Pustaka Al-Tamimi, Hadhramout, & Shuib, Munir, “ Motivation And Attitudes Towards Learning English : A Study of Petroleum Engineering Undergraduates 100
Brown, H. Douglas, 2007, Prinsip Pembelajaran dan Pengajaran Bahasa. USA Embassy : Pearson Education, Inc. Ellis, Rod, 2006, Second Language Acquisition. New York. Oxford University Press. Ghozali, Imam. 2006. Aplikasi Analisis Multivariate dengan SPSS. Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Harmer, Jeremy, 1998, The Practice of English Language Teaching - Fourth Edition. England. Kacru, B.B., 1992, Standard, Codification, and Sociolinguistic Realism : The English Language in Outer Circle in English in the World. Teaching and Learning the Language and Literature, edited by R. Quirk and H.G. Widdowson. Cambridge/London : Cambridge University Pres/The British Council. Lucas, Rochelle Irene, et.al. A Study on the Instrinsic Motivation Factors in Second Language Learning Among Selected Freshman Students, Phi ippine ESL Journal, February, 2010. Vol 4. Pearson Education Limited. --, “ Influence of Instrumental Motivation on EFL Learners in China and Its Implication on TEFL Instructional Design” Online Journal. Santoso, Singgih. 2001. SPSS Versi 10 Mengolah Data Statistik Secara Professional. Jakarta : PT Elex Media Komputindo – Kelompok Gramedia. Santoso, Singgih. 2002. Buku Latihan SPSS Statistik Multivariat. Jakarta : PT Elex Media Komputindo – Kelompok Gramedia. Uno, Hamzah B., 2010, Teori Motivasi & Pengukurannya – Analisis di Bidang Pendidikan. Jakarta : penerbit Bumi Aksara.