TARI MAS MERAH CIPTAAN FREIDY IDRIS DALAM KEBUDAYAAN MELAYU DI KOTA BINJAI: DESKRIPSI STRUKTUR GERAK DAN MUSIK IRINGAN
Skripsi Sarjana Dikerjakan O L E H
DEBY SARTIKA GEA NIM: 100707030
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS ILMU BUDAYA DEPARTEMEN ETNOMUSIKOLOGI MEDAN 2014
ii
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap suku bangsa di Nusantara ini masing-masing memiliki bentuk-bentuk kesenian tradisional yang khas dan beragam yang sering disebut dengan kebudayaan lokal yang hidup di tengah-tengah masyarakat. Meskipun masyarakat pendukungnya mengalami perubahan, kesenian tradisional tersebut terus berkembang. Kesenian sebagai salah satu unsur kebudayaan yang merupakan pencerminan dari pola pikir, tingkah laku, dan watak masyarakat pemiliknya. Pada prinsipnya, sebuah bentuk kesenian diciptakan untuk pemenuhan kebutuhan manusia. Salah satu masyarakat tersebut adalah masyarakat Melayu. Sejak abad ke-13 ketika Islam menjadi akar tunjang peradaban Melayu, maka segala aktivitas kebudayaan Melayu bersandar kepada Islam yang mencerahkan. Sehingga di abad ke-20 sampai sekarang ini lazim pula dikenal istilah Dunia Melayu Dunia Islam. (Takari, 2008) Menurut Ismail Hussein (1994) kata Melayu merupakan istilah yang meluas dan agak kabur. Istilah ini merangkai suku bangsa serumpun di Nusantara yang pada zaman dahulu dikenal oleh orang-orang Eropa sebagai bahasa dan suku bangsa dalam perdaganggan dan perniagaan. Masyarakat Melayu adalah orang-orang yang terkenal dan mahir dalam ilmu pelayaran dan turut ikut dalam aktifitas perdagangan dan pertukaran barang dan kesenian dari berbagai wilayah dunia. Kelompok ras Melayu dapat digolongkan dalam kumpulan Melayu Polinesia atau ras berkulit coklat yang mendiami Gugusan Kepulauan Melayu, Polinesia, dan
1
Madagaskar. Dalam konteks Sumatera Utara, ciri kemelayuan yag utama adalah budaya dan agama Islam (Takari dan Dewi, 2008:2). Etnik Melayu adalah salah satu etnik di Sumatera Utara yang wilayah kebudayaannya mencangkup Langkat, Deli Serdang, Asahan, Batubara, dan Labuhan Batu. Ini adalah kawasan yang berada di pesisir Timur Provinsi Sumatera Utara. Di dalam kebudayaan Melayu Sumatera Utara, proses mempertahankan identitas dan mengambil unsur-unsur kebudayaan yang heterogen telah terjadi selama ratusan tahun, dan menjadi suatu kelaziman dalam strategi kebudayaan mereka. Untuk mempertahankan, mengembangkan, dan mempopulerkan budaya, salah satu upayanya adalah lagu dan tari Melayu. Lagu dan tari Melayu inilah salah satu menjadi cerminan dari identitas etnik Melayu. Dalam tulisan ini, penulis akan mengangkat judul tulisan tentang tari Mas Merah1 yang diciptakan oleh Freidy Idris.2 Freidy Idris adalah salah satu seniman tari Melayu yang terkenal di Sumatera Utara, secara khusus di Kota Binjai. Freidy Idris juga salah satu seniman yang sudah banyak menggarap tarian seprti: tari sigalegale, tari renjak, dan salah satunya tari Mas Merah. Tarian merupakan hasil ekspresi seniman tari dalam mengembangkan idenya dalam bentuk gerak sebagai lahan untuk mentransformasikan satu ide ke dalam
1
Tarian Mas Merah berasal dari kisah cerita “Kasih Tak Sampai” cinta Salam dan Salmah yang terjadi di Pulau Kampai. Dimana dalam cerita tersebut Salam merantau dari Malaysia ke Belawan dan bertemu Salmah, dan mereka menjalin hubungan dengan diam-diam. Tetapi, Salmah dijodohkan orangtuanya sama orang India Karena orangtuanya memiliki utang kepada orang India tersebut. Dan di pernikahan Salmah, Salam memaikan alat musik Biola sambil benyanyi “Kaulah Mas Merahku” Mas Merah yang dimaksud Salam adalah si Salmah. 2 Freidy Idris salah satu seniman tari Melayu yang sudah banyak menciptakan tarian. Beliau juga memiliki sanggar seni tari “sanggar Melati Suci” di Kota Binjai yang di pimpin oleh Beliau sendiri. Beliau juga bekerja di Dinas Pariwisata dan Budaya Provinsi Sumatera Utara. 2
bentuk sebuah garapan tari yang mengandung nilai pendidikan dan estetis (Arifni, 2003). Cerita Mas Merah diangkat dari kisah cerita percintaan Salam dan Salmah yang terjadi di Pulau Kampai3 pada tahun 1890 yang lalu, yang diangkat dari kisah hikayat kebudayaan Melayu Sumatera Utara. Awal mulanya Bapak Freidy ingin menciptakan tarian Mas Merah berawal dari perlombaan yang akan diadakan di Taman Mini Jakarta pada tahun 2010. Beliau memikirkan tarian apa yang akan ditampilkan pada perlombaan tersebut dan pada akhirnya, Freidy Idris terinspirasi untuk menganggkat cerita Mas Merah sebagai alur cerita dalam tarian yang akan diciptakan Beliau untuk perlombaan di Taman Mini Jakarta pada tahun 2010 dan tarian Mas Merah berhasil medapatkan jura penyajian terbaik, musik terbaik, dan jura seSumatera Kepulauan Riau dalam perlombaan di Taman Mini Jakarta. Setelah memenangkan perlombaan tarian yang diperlombakan di Taman Mini Jakarta para penonton yang melihat tarian tersebut merespon dengan baik dan mulai ada tawaran untuk mempertunjukan tarian Mas Merah di berbagai Kota-kota besar, seperti : Jakarta, Batam, Medan, Binjai, Pekan Baru, Kalimantan, Aceh, dan Kota-kota lain. Tarian Mas Merah perdana dipertunjukan di Kota Medan pada hari Sabtu, 9 juli 2011 di Taman Budaya Medan. Sanggar yang di pimpin oleh Bapak Freidy dipanggil ke Malasiya untuk mempertunjukan 2 tarian dalam sebuah acara, dan mereka ingin mempertunjukan tarian Mas Merah dan tarian Sigale-gale4 yang sudah digarap oleh Bapak Freidy. Wawancara penulis dengan Bapak Freidy (21 November 2013)
3
Pulau Kampai adalah nama sebuah pulau yang terletak di Kecamatan Pangkalan Susu, Kabupaten Langkat, Provinsi Sumatera Utara, Indonesia. Di Pulau Kampai ini asal mulanya terjadi cerita Mas Merah. 4 Sigale-gale yang artinya lemah gemulia iyalah tarian yang berasal dari Sumatera Utara yang sangat dibanggakan oleh masyarakat Batak Toba. Dahulu ada seorang raja yamng memiliki anak yang bernama manggale. Ia tewas di dalam sebuah peperangan. Sang rajapun menjadi sedih dan jatuh sakit karena merindukan 3
Dalam penelitian ini, penulis mengkaji dua aspek dari tarian Mas Merah, yaitu deskripsi tari dan struktur
musik iringan dalam melodi. Gerak tari akan
difokuskan yang meliputi motif gerak, hitungan dan siklus, pola lantai, busana, properti tari, dan hal-hal sejenis. Kemudian untuk musik iringan meliputi alat-alat musik yang digunakan dalam mengiringi tari Mas Merah secara khusus melodi dalam alat musik biola. Struktur garapan tari Mas Merah berasal dari Rongeng Melayu 5gerakan tariannya merupakan gerakan tari kreasi baru dimana gerakan tari Mas Merah berupa kisah perjalanan cinta Salam dan Salmah. Tarian ini merupakan sendra tari yang mengandung nilai sosial. Jumlah penari Mas Merah berjumlah sepuluh penari, lima penari perempuan dan lima penari laki-laki dan sepasang di antara kesepuluh penari berperan menjadi Salam dan Salmah sebagai pemeran utama dalam cerita Mas Merah. Busana yang dikenakan oleh penari Mas Merah adalah karya kreasi Bapak Freidy yang mengkombinasikan busananya perpaduan India dengan busana Melayu. Busana yang dikenakan oleh penari perempuan adalah baju berwana hijau yang panjangnya di atas mata kaki, dan memakai baju dalam berwarna merah dengan memakai celana panjang berwarna merah. Aksesoris yang di pakai oleh penari perempuan adalah sunting (hiasan seperti mahkota di atas kepala wanita), bungga hias, anting-anting, cincin, kalung. Sedangkan penari laki-laki memakai baju dalam warna merah dan memakai celana panjang warna merah serta mengenakan blazer. Penari laki-laki juga memakai kain pingang yang berwarna hijau panjangnya di atas lutut dan memakai tali pingang yang terbuat dari kain, serta memakai topi semi tengkuluk. Properti tamabahan yang dipakai saat menari adalah satu payung yang anaknnya. Akhirnya dibuatlah boneka kayu yang persis mirip Manggale dan di panggillah roh Manggale untuk masuk ke dalam boneka. 5 Ronggeng Melayu adalah salah satu wujud seni yang memadukan tari, musik, dan sastra (pantun). 4
terbuat dari kertas yang di pegang oleh Salmah dimana payung tersebut melambangkan cinta. Musik iringan tari Mas Merah diciptakan oleh Syarial Felani6 dan bersama Freidy Idris. Musiknya hanya sebagai pengiring tarian atau sebagai memperkokoh tariannya dan yang diutamakan struktur setiap gerakannya. Musik iringan tari Mas Merah bersumber dari irama zapin yang tampak dari hentakan-hentakan tariannya. Wawancara dengan Bapak Syarial Felani (Rabu, 5 Februari). Instrumen yang digunakan mengiringi tari Mas Merah adalah biola sebagai melodi, arkodion sebagai melodi, gambus sebagai melodi, cello sebagai bass, jimbe sebagai ritem, rebana sebagai pembawa ritem, marwas sebagai peningkah dan Vokal. Saat perlombaan tarian di Taman Mini Jakarta pada tahun 2010, instrumen musik untuk mengiringi tari Mas Merah, semua di tampilkan/dipertunjukan secara langsung. Tetapi setelah perlombaan, instrumen musiknya tidak digunakan lagi dan saat menari mereka memakai tape yang didalamnya sudah terekam isi instrumen musik yang mengiringi tari Mas Merah. Tetapi jika permintaan konsumen meminta memainkan alat musik lengkap, mereka akan memainkan instrumen yang lengkap. Penelitian ini juga akan memperhatikan pertunjukan tari Mas Merah di masyarakat Melayu Kota Binjai. Adapun aspek utama yang akan penulis diskusikan di dalam penulisan ini adalah bagaimana tari dan musik iringan dalam penyajiannya pada pertunjukan tari Mas Merah di masyarakat Melayu Kota Binjai? Gerak-gerak yang bagaimanakah yang diekspresikan penari Mas Merah?
6
Bapak Syarial felani salah satu seniman Melayu di Indonesia, yang memiliki keahlian bermain musik Melayu khususnya bermain Gambus Melayu, dan Bapak Syarial felani juga dapat membuat Gambus Melayu. 5
Berdasarkan pertanyaan yang muncul dalam tulisan ini, penulis memilih judul untuk penelitian adalah: Tari Mas Merah Ciptaan Freidy Idris dalam Kebudayaan Melayu di Kota Binjai ; Deskripsi Tari dan Musik Iringan
1.2 Pokok Permasalahan Berdasarkan urain pada latar belakang di atas, maka penulis menentukan tiga pokok permasalahan yaitu sebagai berikut. 1. Bagaimana gerak tari Mas Merah ciptaan Bapak Fredy dalam kebudayaan Melayu di Kota Binjai? Pokok masalah ini akan melibatkan deskripsi tentang pola lantai, motif gerak, frase gerak, struktur tari, hitungan tari, busana tari, properti tari, dan hal-hal sejenisnya yang berkaitan. 2. Bagaimana musik iringan tari Mas Merah dalam kebudayaan Melayu di kota Binjai? Selanjutnya juga akan dikaji melodi utama yang disajikan oleh Biola. Juga syair melodi yang terdapat pada musik Mas Mewrah. Untuk melodi akan dikaji mengenai aspek: tangga nada, wilayah nada, nada dasar, interval, formula, jumlah nada yang digunakan, kadensa, dan kontur. 3. 1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian Secara umum peneliti bertujuan untuk mengetahui atau mengungkapkan objek yang diteliti, ditemukan suatu kesimpulan yang menjadi pemecahan dari suatu maslah yang ditelitih antara lain: 1. Untuk mengetahui dan memahami bagaimana gerak yang dilakukan penari Mas Merah.
6
2. Untuk mengetahui dan memahami bagaimana struktur melodi musik pengiringan tari Mas Merah. 3. 1.3.2 Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang diambil dari penelitian yang diwujudkan dalam skripsi ini adalah sebagai berikut. 1. Menambah refrensi tulisan tentang kesenian, khususnya tari Mas Merah dalam konteks kebudayaan Melayu. 2. Sebagai bahan informasi bagi pembaca dan masyarakat mengenai kesenian tari Mas Merah. 3. Dapat memberikan pemikiran terhadap deskripsi tarian-tarian yang diciptakan Bapak Freidy.
1.4 Konsep dan Teori 1.4.1 Konsep Konsep atau pengertian, merupakan unsur pokok dari suatu penelitian. R. Merton mendefenisikan sebagai berikut: “Konsep merupakan definisi dari apa yang perlu diamati. Seterusnya, konsep menentukan antara variabel-variabel mana kita ingin menentukan hubungan empiris” (Merton, 1963:89). Kata deskriptif adalah bersifat menggambarkan apa adanya (KBBI 2005:258). Tari adalah segala gerak yang berirama atau sebagai segala gerak yang dimaksudkan untuk menyatakan keindahan ataupun kedua-duanya (Tengku Luckman Sinar, 1996:5). Dalam tulisan ini yang penulis maksud dengan tari Mas Merah
7
adalah salah satu tari kebudayaan Melayu yang diciptakan oleh seniman Melayu yang dipertunjukan untuk acara hiburan. Tarian Mas Merah ini terdiri dari sepuluh orang penari, lima penari wanita dan lima penari pria. Sepasang diantara sepuluh penari berperan sebagai Salam dan Salmah. Gerakannya diambil dari sejarah cerita Pulau Kampai. Istilah masyarakat dalam penulisan judul memiliki arti seperti yang dikemukakan oleh Soerjono Soekanto (1993:106-107), yaitu sebagai asosiasi manusia yang ingin mencapai tujuan-tujuan tertentu yang terbatas sifatnya, sehingga direncanakan pembentukan organisasi-organisasi tertentu. Selain itu Soerjono Soekanto menambahkan bahwa istilah masyarakat sangat erat kaitannya dengan nilai-nilai, norma-norma, tradisi, kepentingan-kepentingan, dan lain sebagainya. Oleh karena itu, maka pengertian masyarakat tidak mungkin dipisahkan dari kebudayaan dan kepribadian. Masyarakat Melayu yang penulis maksud di sini, adalah masyarakat yang telah lama ada di Kota Binjai, serta masyarakat Masyarakat yang telah melakukan perpindahan dari daerah asalnya dan menetap ke Kota Binjai dengan membawa kebiasaan mereka, adat istiadat, tingkah laku, budaya, serta tradisi mereka. Dimana perpindahan tersebut dapat terjadi karena berbagai faktor, seperti halnya faktor ekonomi, pendidikan, dan lainnya. Seperti yang juga dikemukakan oleh Koentjaraningrat (1986:160), bahwa masyarakat merupakan kesatuan hidup yang berinteraksi menurut sistem adat tertentu yang bersifat kontiniu dan terikat oleh rasa identitas bersama.
8
1.4.2 Teori Teori merupakan landasan atau kerangka berfikir dalam membahas permasalahan. Sumantri (1993:143) mengatakan, teori juga merupakan pengetahuan ilmiah yang mencakup penjelasan mengenai suatu faktor tertentu dari sebuah disiplin keilmuan. Tanpa teori hanya ada pengetahuan tentang serangkaian fakta saja, tetapi tidak akan ada ilmu pengetahuan (Koentjaraningrat, 1973:10). Dalam meneliti gerak tari tersebut, penulis akan menganalisis bagaimana gerakan-gerakan yang terdapat dalam tari Mas Merah tersebut. Penyusunan gerak dalam seni tari, gerak dari masing-masing penari maupun dari kelompok penari bersama. Ditambah dengan penyesuaian ruang, sinar, warna, dan seni sastranya, semuanya merupakan suatu pengorganisasian seni tari yang disebut koreografi (Djelantik, 1990:23). Dalam hal ini,yang dimaksud koreografi adalah gerakangerakan yang dilakukan para penari pada pertunjukan tari Mas Merah, yang memiliki ciri-ciri khas tertentu dari bentuk tarian etnik lain yang dapat dilihat dan dinikmati oleh pelaku dan penontonnya. Gerakannya terpola didalam aturan-aturan dan nilai keindahan setempat yang dilakukan secara simbolis. Dalam meneliti gerak tari tersebut terdapat teori Kinesiologi yang membahas penulisan tari dalam bentuk tulisan. Musik dan tarian merupakan fenomena yang berbeda, tetapi dapat bergabung apabila terdapat aspek yang sama mengkoordinasikannya. Menurut Pringgobroto, musik adalah rangkaian ritmis nada, sedangkan tarian adalah rangkaian ritmis dan pola gerak tubuh (Wimbrayardi, 1988:13-14). Musik merupakan audio (bunyi) yang tidak terlihat, dan tari merupakan fenomena audio (bunyi) yang tidak terdengar. Baik musik dan tari bergerak di dalam ruang dan waktu (Sachs, 1993:1-4 dan Blacking 1974:64-74) serta dapat dirasakan melalui getaran yang dihasilkannya. Aspek dasar
9
yang menghubungkan keduanya adalah waktu, yaitu gerak ritmis (musik dan tari) dan tempo. Untuk musik iringan tari Mas Merah ini, khususnya struktur melodi biola yang berfungsi secara musikal sebagai pembawa melodi utama, penulis menggunakan teori “bobot tangga nada”, yang ditawarkan oleh William P. Mal (1977:8). Ia menawarkan delapan parameter untuk mendeskripsikan melodi, yaitu: (1) tangga nada, (2) wilayah nada, (3) nada dasar, (4) interval, (5) distribusi nada, (6) formula melodi, (7) pola-pola kadnsa, dan (8) kontur. Dalam hal ini, penulis juga akan membuat transkrip musik pengiring Mas Merah dengan menggunakan teori Nettl (1964:98) yang memberikan dua pendekatan, yaitu: 1. kita dapat menguraikan dan menganalisis apa yang kita dengar, 2. kita dapat menulis apa yang kita dengar tersebut di atas kertas dan kita dapat menganalisa apa yang kita lihat tersebut.
1.5 Metode Penelitian Metode penelitian adalah cara kerja untuk dapat memahami objek yang menjadi sasaran ilmu yang bersangkutan. Dalam suatu kegiatan penelitian ilmiah membutuhkan suatu metode penelitian agar pekerjaan dapat diselesaikan dengan baik dan sistematis. Hal ini sesuai dengan apa yang disampaikan oleh Koentjaraningrat (1985:7) yang mengatakan bahwa, metode adalah cara atau jalan. Untuk meneliti tari Mas Merah pada masyarakat Melayu di Kota Binjai, penulis menggunakan metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kualiatif, sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh Kirk Miller dalam Moleong (1990:3) yang mengatakan: “Penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara fundamental bergantung pada pengamatan manusia dalam kawasannya sendiri dan berhubungan dengan orang-orang dalam bahasa dan peristilahannya.” Penelitian
10
kualitatif dapat dibagi dalam empat tahap yaitu: tahap sebelum ke lapangan, pekerjaan lapangan, analisis data dan penulisan laporan. Pada tahap pra lapangan penulis mempersiapkan segala macam kebutuhan yang diperlukan sebelum turun ke dalam penelitian itu sendiri. Dalam bagian ini disusun rancangan penelitian ini, menjajaki atau menilai keadaan lapangan, memilih informan, perlengkapan penelitian, dan etika penelitian. Selanjutnya pada tahap pekerjaan di lapangan seorang peneliti untuk mengumpulkan data semaksimal mungkin. Dalam hal ini, penulis menggunakan alat bantu yaitu, kamera DCLR merk Nikon, dan catatan lapangan. Pengamatan langsung (menyaksikan) tari Mas Merah di Kota Binjai. Sedangkan wawancara tidak berstruktur adalah wawancara yang dalam pelaksanaan tanya jawabnya berlangsung seperti percakapan sehari-hari. Informan biasanya terdiri dari mereka yang terpilih saja karena sifat-sifatnya yang khas. Biasanya mereka telah mengetahui informasi yang dibutuhkan, dan wawancara biasanya berlangsung lama. Dalam tahap menganalisis data, penulis mengorganisasikan data yang telah terkumpul dari catatan lapangan, foto, studi kepustakaan, rekaman, dan sebagainya ke dalam suatu pola atau kategori. Dan sebagai hasil akhir dari menganalisis data adalah membuat laporan yang dalam hal ini adalah penulisan skripsi.
1.5.1 Studi Kepustakaan Dalam tahapan ini penulis mencari, mempelajari, dan menggunakan literaturliteratur yang berhubungan dan dapat membantu pemecahan permasalahan. Dari hasil studi kepustakaan yang dilakukan penelitian tari Mas Merah dalam budaya
11
Melayu masih sulit didapat. Tetapi, penulis juga berusaha mencari refrensi lain dari internet. Tujuan dari studi kepustakaan ini adalah untuk mendapatkan konsep-konsep, teori, serta informasi yang dapat digunakan sebagai acuan dalam pembahasan atau penelitian, dan menambah wawasan penulis tentang kebudayaan masyarakat Melayu yang diteliti yang berhubungan dengan kepentingan pembahasan atau penelitian.
1.5.2 Penelitian Lapangan Sebagai acuan dalam mengumpulkan data di lapangan, penulis berpedoman kepada tulisan Harsja W. Bachtiar dan Koentjaraningrat dalam buku Metodemetode penelitian masyarakat. Dalam buku ini tersebut dikatakan, bahwa pengumpulan data dilakukan melalui kerja lapangan (field work) dengan menggunakan: (1) Observasi (pengamatan), dalam hal ini penulis mengadakan pengamatan langsung, hal ini sesuai dengan pendapat Harja W. Bachtiar (1990:114-115), bahwa seorang peneliti harus melihat langsung akan kegiatan-kegiatan dari sasaran penelitiannya dalam mendapatkan data-data di lapangan, maka pengamat menghadapi persoalan bagaimana cara ia dapat mengumpulkan keterangan yang diperlukan tanpa harus bersembunyi, tetapi juga tidak mengakibatkan perubahan oleh kehadirannya pada kegiatan-kegiatan yang diamatinya. Mengacu pada teori di atas penulis mengumpulkan keterangan yang diperlukan dengan cara mengamati sasaran penelitian, misalnya tentang bagaimana berjalannya tari Mas Merah, sarana yang dipergunakan, pelaku, dan masalahmasalah lain yang relevan dengan pokok permasalahan, dan dalam pengamatan, penulis juga melakukan pencatatan data-data di lapangan sebagai laporan hasil
12
pengamatan penulis. Dalam hal ini penulis terlebih dahulu mendapat ijin dari pimpinan sanggar selaku pemimpin. (2) Wawancara, dalam suatu penelitian yang bertujuan mengumpulkan keterangan
tentang
kehidupan
manusia
dalam
suatu
masyarakat
serta
pendirianpendirian mereka itu, merupakan suatu pembantu utama dari metode observasi. Wawancara ini bertujuan untuk mengumpulkan data dan informasi secara lisan dari para informan. Untuk ini penulis mengacu pada pendapat Koentjaraningrat (1990:129-155) yang membagi tiga kegiatan wawancara yaitu : persiapan wawancara, teknik wawancara, dan pencatatan data wawancara. Sedangkan wawancara terdiri dari wawancara terfokus, wawancara bebas, dan wawancara sambil lalu Dalam wawancara terfokus, pertanyaan tidak mempunyai struktur tertentu tetapi selalu terpusat kepada pokok permasalahan lain. Wawancara sambil lalu, sifatnya hanya untuk menambah data yang lain. Dalam mengumpulkan data, penulis menggunakan ketiga wawancara ini serta terlebih dahulu membuat daftar pertanyaan dan mencatat secara langsung data-data yang diperlukan. Dalam wawancara yang akan berlangsung, ditetapkan Bapak Freidy sebagai informan kunci dan Bapak Syarial Felami sebagai informan pangkal. (3) Perekaman, dalam hal ini penulis melakukan perekaman dengan 2 cara, yaitu (a) perekaman yang penulis lakukan yaitu perekaman audio dengan menggunakan kamera digital Nikon. Perekaman ini sebagai bahan analisis tekstual dan musikal. (b) Untuk mendapatkan dokumentasi dalam bentuk gambar digunakan kamera Digital Nikon. Pengambilan gambar dilakukan setelah terlebih dahulu mendapat ijin dari pihak pimpinan sanggar.
13
1.5.3 Kerja Laboratorium Kerja laboratorium merupakan proses penganalisisan data-data yang telah didapat dari lapangan. Setelah semua data yang diperoleh dari lapangan maupun bahan dari studi kepustakaan terkumpul, selanjutnya dilakukan pembahasan dan penyusunan tulisan. Sedangkan untuk hasil rekaman dilakukan pentranskripsian dan selanjutnya dianalisa. Pada akhirnya hasil dari pengolahan data dan penganalisaan disusun secara sistematis dengan mengikuti kerangka penulisan. Untuk menyajikan aspek kebudayaan, penulis mengacu dari antropologi, aspek struktur musik dari musikologi, dan juga unsur sosial lainnya (sesuai dengan keperluan pembahasan ini), sebagaimana ciri Etnomusikologi yang interdisipliner dan keseluruhannya dikerjakan di dalam laboratorium Etnomusikologi), sehingga permasalahannya yang merupakan hasil laporan penelitian yang disusun dalam bentuk skripsi. Jika data yang dirasa masih kurang lengkap, maka penulis melengkapinya dengan menjumpai informan kunci atau informan lain dan hal ini dilakukan berulang-ulang.
1.6 Lokasi Penelitian Sebagai lokasi penelitian, penulis memilih Kota Binjai sebagai lokasi penelitian. Hal ini dikarenakan tari Mas Merah hanya satu-satunya terdapat di sanggar Melati Suci. Lokasi penelitian penulis berada di Jl. Sei Mencirim No.1 Rambung Barat Binjai.
14
BAB II MASYARAKAT MELAYU DI KOTA BINJAI
2.1.1 Letak Geografis Kota Binjai Wilayah Kota Binjai dikelilingi oleh Kab.Deli Serdang, Batas area disebelah Utara adalah Kecamatan Binjai Kabupaten Langkat dan Kecamatan Hamparan Perak Kab.Deli Serdang, di sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Sunggal Kab.Deli Serdang, di sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Sei Bingei Kab.Langkat dan Kecamatan Kutalimbaru Kab.Deli Serdang dan sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Selesai Kab.Langkat. Kota Binjai adalah daerah yang beriklim tropis dengan 2 musim yaitu musim hujan dan musim kemarau. Batas wilayah Utara
Kabupaten Langkat dan Kabupaten Deli Serdang
Selatan Kabupaten Langkat dan Kabupaten Deli Serdang Barat
Kabupaten Langkat
Timur Kabupaten Deli Serdang
Kota Binjai terdiri dari lima kecamatan yaitu Kecamatan Binjai Selatan, Binjai Kota, Binjai Timur, Binjai Utara, dan Binjai Barat dengan 37 kelurahan dan jumlah penduduk keseluruhan sejumlah 219.145 jiwa.
Kecamatan dengan luas
wilayah terbesar yaitu Kecamatan Binjai Selatan (29,96 km2) sedangkan kecamatan dengan luas terkecil yaitu Kecamatan Binjai Kota (4,12 km2).
15
Selain dikenal sebagai kota dagang, Binjai juga dikenal sebagai kota penghasil rambutan. Luas areal perkebunan rambutan di Kota Binjai saat ini mencapai 425 Hadengan dan jumlah produksi sekitar 2.400 ton per tahun. Selain sebagai buah segar, buah rambutan juga diolah menjadi selai atau buah kaleng. Beberapa potensi wilayah dari Kota Banjai ini adalah di sektor pertanian, terutama tanaman padi walaupun hasil pertanian ini cukup potensial (kegiatan perekonomian terbesar ketiga di Kota Binjai), namun demikian sektor yang lebih menonjol dalam kegiatan perekonomian daerah adalah sektor industri pengolahan dan perdagangan. Sedangkan potensi peternakan, sebagian besar penghasil ternak di Kota Binjai adalah berada di Kecamatan Binjai Selatan. (sumber: Kantor Walikota Binjai)
2.1.2 Gambaran Umum Masyarakat Melayu Di Kota Binjai Menurut Tengku Lah Husni, Orang Melayu adalah kelompok yang menyatukan diri dalam ikatan perkawinan antar suku, dan selanjutnya memakai adat resam serta bahasa Melayu dalam kehidupan sehari-hari (Lah Husni, 1957:7). Selanjutnya Husni menyebutkan lagi bahwa, orang Melayu Pesisir Sumatera Timur merupakan turunan campuran antara orang Melayu yang memang sudah menetap di Pesisir Sumatera Timur dan suku-suku Melayu pendatang, seperti Johor, Melaka, Riau, Aceh, Mandailing, Jawa, Minangkabau, Karo, India,Bugis dan Arab yang selanjutnya memakai adat resam dan bahasa Melayu sebagai bahasa pengantar dalam pergaulan antara sesamanya atau dengan orang dari daerah lain, serta yang terpenting adalah beragama Islam. Suku Melayu berdasarkan falsafah hidupnya, terdiri dari lima dasar : Islam, beradat, berbudaya, berturai dan berilmu.
16
(Lah Husni, 1975:100). Berturai adalah mempunyai susunan-susunan sosial dan berusaha menjaga integrasi dalam perbedaan di antara individu. Pelzer (1985:18-19) menyebutkan bahwa masyarakat yang tinggal di Sumatera Timur tersebut diperkirakan sebagai keturunan dari para migrant dari berbagai daerah kebudayaan seperti: Semenanjung Melaka, Jambi, Palembang, Jawa, Minangkabau, Bugis, yang telah menetap dan bercampur diwilayah setempat. Percampuran dan adaptasi Melayu dalam pengertian sebagai kelompok etnik dangan kelompok etnik lain, terjadi di sepanjang pantai pulau Sumatera, semenanjung Malaysia dan Kalimantan. Demikian dapat disimpulkan bahwa orang Melayu terdiri dari berbagai macam asal-usul sehingga membentuk suatu kelompok atau masyarakat yang mendiami daerah pesisir dan daerah sepanjang sungai hilir, mereka hidup didaerah maritim dan kelangsungan hidupnya sangat erat berkaitan dengan lingkungan alam di laut maupun pesisir. Begitu juga pada daerah penelitian penulis yakni di Kota Binjai yang dominan menggunakan adat-istiadat Melayu, Kota Binjai terdiri dari berbagai suku bangsa antara lain : Melayu, Batak Karo, Batak Pak-pak, Batak Simalungun, Batak Toba, Mandailing, Jawa, Aceh, Minangkabau dan lain-lain yang pada umumnya memeluk agama Islam, Kristen, Katolik, Hindu dan Budha.
2.1.3 Sistem Agama dan Kepercayaan Masyarakat yang tinggal di Kota Binjai. umumnya adalah orang Melayu. Selain itu, terdapat juga Ras Batak, Jawa dan Warga Negara Indonesia keturunan Cina, dan India yang dalam kehidupan sosial masyarakat mereka cukup menyatu dengan masyarakat setempat. Sebagaimana halnya masyarakat Melayu secara umum adalah pemeluk agama Islam, seperti yang dikatakan oleh Masindan (1987: 10-11)
17
bahwa agama yang dianut oleh penduduk Melayu adalah agama Islam yang mencapai puncak kejayaannya pada masa pemerintahan para sultan Melayu. Pepatah Melayu menyebutkan "tak hilang adat dimakan zaman" yang artinya adat istiadat sampai hari terakhir atau hari kiamat pun masih ada. Sesuai dengan pepatah tersebut, masyarakat di Kota Binjai masih memegang teguh adatistiadat leluhurnya seperti tampak dalam kehidupan sehari-hari. Masyarakat di Kota Binjai masih mempergunakan adat-istiadat turun-temurun seperti kenduri turun ke sawah, memberkati anak bayi, kenduri pada akhir bulan safar, dan sebagainya. Walaupun penduduk Melayu itu telah beragama Islam, tanda-tanda Animisme masih ada pada sebagian penduduknya. Ada kepercayaan pada masyarakat Melayu bahwa kita harus memberi salam kepada penghuni rimba, sungai, dan tanah yang berbukit (busut), dan tempat-tempat yang dianggap angker. Kalau tidak memberi salam, ada kepercayaan, kita akan sakit atau sesat dalam perjalanan. Jenis kepercayaan lainnya adalah tentang burung Sibirit-birit yang terbang pada malam hari dianggap membawa kabar tidak baik. Selain itu, kunyit dianggap mempunyai daya tangkal. Kunyit dapat menjaga seorang ibu yang baru bersalin dan anak yang baru dilahirkan dari gangguan roh orang yang sudah meninggal. Kunyit juga berkhasiat untuk ”memanggil semangat” orang yang sedang menghadapi suatu kejadian atau sakit. Bahasa yang dipakai oleh masyarakat adalah bahasa Melayu dialek Deli yang dipakai dan dikenal secara umum oleh masyarakat pesisir. Sama akan halnya suku Batak, WNI keturunan Cina, dan India mereka jumlahnya hampir seimbang dengan orang Melayu, akibat kemajemukan bahasa itulah sehingga, sebagai alat komunikasi
18
sehari-hari memakai bahasa Melayu atau bahasa daerahnya masing-masing untuk berkomunikasi antar sesamanya.
2.1.4 Sistem Kekerabatan Dalam kebudayaan Melayu, garis keturunan ditentukan berdasarkan pada garis keturunan bilateral, yaitu garis keturunan dari pihak Ayah maupun Ibu. Namun, dengan masuknya agama Islam dalam kehidupan etnik Melayu yang dijadikan pandangan hidupnya, maka garis keturunan cenderung ke arah garis keturunan patrilineal, yaitu berdasar kan garis keturunan ayah. Pembagian harta pusaka berdasarkan kepada hukum Islam (syara`) yang mengatur pembagian yang adil. Sistem kekerabatan etnik Melayu di Kota Binjai sistem kekerabatan secara vertikal yang dimulai dari urutan tertua sampai yang termuda, adalah : (1) nini, (2) datu, (3) oyang(moyang), (4) atok(datuk), (5) ayah(bapak), (6) anak, (7) cucu, (8) cicit, (9) piut, dll. Sedangkan sistem kekerabatan secara horizontal adalah (1) saudara satu ibu dan satu ayah(ayah tiri), (2) saudara sekandung yaitu saudara seibu atau lain ayah, (3) saudara seayah yaitu saudara satu ayah lain ibu(ibu tiri), (4) saudara sewali yaitu ayah nya saling bersaudara, (5) saudara berimpal yaitu anak dari makcik(saudara perempuan ayah). Sapaan dan istilah kekerabatan adalah sebagai berikut : (1) ayah, (2) emak,(3) abang(abah), (4) akak(kakak), (5) uwak (saudara ayah atau ibu yang paling tua umurnya), (6) uda (saudara ayah atau ibu yang paling muda umurnya), (7) uwak ulung (saudara ayah atau saudara ibu yang pertama baik laki-laki maupun perempuan), (8) uwak ngah (uwak tengah, saudara ayah atau saudara ibu yang kedua baik laki-laki maupun perempuan), (9) uwak alang (saudara ayah atau saudara ibu yang ketiga baik laki-laki maupun perempuan), (10) uwak utih
19
(saudara ayah atau saudara ibu yang keempat baik laki-laki maupun perempuan), (11) uwak andak (saudara ayah atau saudara ibu yang kelima baik laki-laki maupun perempuan), (12) uwak uda (saudara ayah atau saudara ibu yang keenam baik lakilaki maupun perempuan), (13) uwak ucu (saudara ayah atau saudara ibu yang bungsu/paing akhir baik laki-laki maupun perempuan).
2.1.5 Sistem Kesenian Orang Melayu di Kota Binjai memiliki berbagai genre kesenian, yang difungsikan di dalam kehidupan mereka seperti: marhaban, barzanji, syair, gurindam, pantun, tari serampang dua belas, tari inang, tari zapin, tari inai, dan lain-lain. Kesenian-kesenian ini hidup dan berkebang terus sampai sekarang. Marhaban dan barjanzi adalah seni berunsur Islam yang umum digunakan di dalam upacara-upacara yang berkaitan dengan agama Islam, seperti perkawinan, khitanan, mengantar calon dan menyambut haji, festival budaya Islam, dan lain-lain. Kesenian ini bersumber dari Kitab Al-Barzanji yang didalamnya adalah kisah tentang kehidupan Nabi Muhammad. Kitab ini dikarang oleh ulama Islam ternama yaitu Syekh Ahmad Barzanji. Seni barzanji biasanya disajikan secara bersama dengan seni marhaban sekaligus. Selanjutnya syair adalah salah satu genre seni sastra yang dipertunjukkan. Isinya berupa kisah-kisah atau riwayat, yang disajikan menurut aturan-aturan puisi tradisional Melayu yang disebut syair. Genre ini disajikan dengan cara bernyanyi dengan menggunakan melodi-melodi yang khas digunakan untuk pembacaan syair, seperti melodi Selendang Delima, Dandan Setia, dan lain-lain. Di samping itu ada pula seni gurindam, yang juga merupakan salah satu puisi tradisional Melayu. Gurindam berisi tentang nasihat-nasihat yang berakar dari ajaran Islam. Di antara
20
gurindam yang terkenal di Dunia Melayu adalah Dua Belas karya Raja Ali Haji dari Riau. Gurindam ini juga sama seperti syair disajikan dengan menggunakan melodi tertentu yang dapat dibedakan dengan genre-genre seni sastra Melayu lainnya. Pantun adalah salah satu genre sastra tradisional Melayu yang paling lazim dan umum digunakan dalam berbagai konteks kebudayaan Melayu. Pantun dapat terdiri dari dua baris, empat baris, dan enam baris. Penggal pertama adalah sampiran dan penggal kedua adalah isi pantun. Antara sampiran dan isi pantun terjadi kesatuan, baik dari segi isi, tema, dan rima (persajakan). Yang paling umum adalah pantun empat baris atau pantun empat rangkap, dengan rima rata (aa- a-a) maupun binari (a-b-a-b). Pantun dapat disajikan dengan gaya berbicara sehari-hari, tetapi dapat juga dinyanyikan dengan berbagai melodi dalam budaya musik Melayu. Tari Serampang Dua Belas (XII) adalah tari yang memang berasal; dari Kesultanan Serdang, yang awalnya disebut musik dan tari Pulau Sari yang kemudian dipolakan oleh Guru Sauti dibantu oleh seniman O.K. Adram. Tarian ini menjadi begitu populer di era awal-awal kemerdekaan Republik Indonesia. Tarian ini bercerita tentang pengalaman sepasang kekasih dari mulai kenal, memadu kasih, sampai bersanding di atas pelaminan. Tarian ini setiap waktu selalu diperlombakan, termasuk di Kota Binjai sendiri. Tari inang adalah tari-tarian Melayu yang ditata dari rentak inang. Di antaranya yang terkenal adalah tari Mak Inang Pulau Kampai dan tari Mak Inang Pak Malau. Tarian ini biasanya adalah untuk fungsi hiburan dalam berbagai pertunjukan budaya Melayu, termasuk di Kota Binjai. Tarian inang ini diambil dari nama para inang-inang pengasuh keluarga kesultanan yang memang biasanya menarikan inang ini dalam konteks hiburan di istana-istana kesultanan .
21
Selanjutnya tari zapin adalah satu jenis tari dalam kebudayaan Melayu dan berbnagai kelompok masyarakat Nusantara ini yang begitu populer. Tarian ini dipercayai berasal dari kawasan Arabia, khususnya Yaman. Tarian ini awalnya digunakan untuk hiburan para tetamu di acara pesta perkawinan. Tari zapin memiliki berbagai nama sesuai dengan judul lagu atau musik yang diciptakan untuk mengiringinya. Dalam kebudayaan Melayu di antara tari zapin yang terkenal adalah Ya Salam, Selabat Laila, Zapin Persebatian, Bunga Hutan, Menjelang Maghrib, Zapin Deli, Zapin Serdang, dan lain-lain.
2.2.1 Pulau Kampai Pulau kampai secara administratif terletak di Kecamatan Pangkalam Susu, Kabupaten Langkat, Propinsi Sumatera Utara. Pulau Kampai berada di sebelah utara Teluk Aru yang bersebelahan dengan Pulau Sembilan. Di sebelah utara dan barat pulau Kampai, terdapat sungai Serangjaya yang ditumbuhi oleh hutan Mangrove dan di sebelah tenggara terdapat Sungai Besitang yang terhubung langsung dengan Teluk Aru. Masyarakat yang tinggal di Pulau Kampai sebagian besar berpenghasilan sebagai nelayan, bertani, berternak, berkebun, dan ada juga sebagai PNS. Pulau Kampai terkenal dengan terasi yang diproduksi oleh masyarakat yang ada di Pulau Kampai. Suku yang ada di masyarakat Pulau Kampai adalah suku Melayu, Batak Karo, Batak Toba, Jawa, Aceh. Melalui pemaparan cerita dari Kakek Edi Yusuf yang berusia 75 tahun mengatakan bahwa suku yang paling dominan di Pulau Kampai adalah suku Melayu. Berikut penuturan Kakek di Yusuf.
Ya betul suku yang ada di Pulau Kampai ini suku melayu yang paling banyak. Karena dulu-dulunyapun sewaktu kakek lahir 22
semua di sini suku melayu, gak ada yang bercampur kaya sekarang ni. Kalau dulu, semua muda-mudi di kampung ni, mereka gak mau cari jodoh di luar dari Pulau Kampai ni cukup mereka mencari jodoh di Kampung Pulau Kampai ini. Makanya dulu semua suku yang tinggal di Pulau Kampai ni suku Melayu. Makanya ada istilah Melayu yang mengatakan Sirih Serumpun. Karena dalam satu Kampung atau dalam satu lingkungan keluarga semuanya suku Melayu. Nah kalaunya sekarang, sudah ada suku Batak Karo, Batak Simalungun, Aceh, Jawa, Nias. Nah suku nias yang ada di Pulau Kampai ni hanya satu keluarga. Namanya Bapak Zega dan hanya dialah suku nias di sini. Kalau dulu ada orang cina tapi dia udah pindah ke Jakarta. Jadi gak ada orang cina lagi yang tinggal di sini.
Menurut penuturan Kakek Edy Yusuf yang mengatakan bahwa suku yang paling dominan di Pulau Kampai adalah suku Melayu. Kakek Edy Yusuf juga mengatakan bahwa suku Melayu lah yang menjadi suka yang tertua di Pulau Kampai karena suku Melayu yang pertama kali membuka Pulau Kampai. Kakek Edy Yusuf juga memberi tahukan kepada penulis, bahwa arti nama Pulau Kampai adalah Pulau Tak Sampai. Alasannya karena dari Sembilan Pulau yang ada di sekitar Pulau kampai tersebut, Pulau Kampai lah yang sangat susah untuk dibuka sebagai tempat permukiman karena sebelum Pulau Kampai di buka, banyak penyamun di Pulau tersebut. Pulau Kampai tersebut juga terdapat kompleks makam yang oleh masyarakat setempat disebut dengan “Makam Keramat Panjang”. Di dalam kompleks makam tersebut terdapat dua makam, yang satu berukuran normal 1,5-2 meter dan satu lagi berukuran antara 6-8 meter. Kedua makam tersebut dilengkapi dengan batu nisan bercorak Islam yang mirip dengan nisan yang terdapat di Aceh. Diduga, nisan tersebut didatangkan dari Aceh pasca masuknya
kependudukan Aceh di Pulau
Kampai pada awal abad 17. (menurut masyarakat setempat). Kakek Edy Yusuf juga menjelaskan kisah dari kuburan panjang yang sebagai berikut.
23
Kalau cerita kuburan panjang tu, tak ada satupun orang tahu siapa yang didalam tu. Tapi menurut semua masyarakat di sini makam tu ada sebelum pulau kampai ni ada. Karena kita bisa lihat, di atas kuburan panjang tu, ada batu karang di atas kuburan itu. Nah berartikan, dulunya kuburan panjang tu, ada di dasar laut dulunya sebelum pulau ni ada. Menurut masyarakat di sini, kami percaya juga bahwa orang yang ada di kuburan tu adalah orang yang lahir di jaman nabi Musa. Karena jaman nabi Musa kan semua orang tinggi dan besar dan orang yang ada di dalam kuburan tu hanya ada satu orang aja, dan pasti orangnya tinggi besar makanya kuburannya seperti tu panjangnya. Banyak orang yang datang untuk minta sesuatu ke kuburan tu. Ada dulu orang yang setres di bawak ke sutu sembuh juga. Ada orang yang datang supaya punya anak,dikabukan juga. Tapi setelah bermohon, harus gantungkan baru di atas pintu masuk kuburan panjang tu. Banyak orang yang percaya. Tapi kalu sekarang sudah berkurang orang yang percaya. Karenakan sudah ada agama yang menuntun kita percaya sama Allah.
Kakek Edy Yusuf mengatakakan bahwa kuburan panjang tersebut adalah kuburan yang ada sebelum terbetuknya Pulau Kampai yang mereka tinggali. Penduduk setempat salah satunya adalah Ibu Umi Sarah yang berusia 54 tahun juga mempercayai bahwa kuburan tersebut adalah kuburan keramat dan didalam kuburan tersebut yang dikuburkan adalah orang yang lahir pada saat di zaman Nabi Musa. Banyak orang yang datang mengunjungi kuburan panjang tersebut untuk meminta Sesuatu, dan setelah bermohon batu harus digantungkan di atas pintu kuburan panjang tersebut. Selain kuburan panjang, ada juga kuburan yang menjadi pusat perhatian pengunjung Pulau Kampai yaitu kuburan Mas Merah. Kuburan Mas Merah adalah kuburan sepasang suami istri yang dimana kisah percintaan yang sangat panjang dan banyak memiliki rintangan untuk bersatu. Kisah cerita Mas Merah berawal dari kisah percintaan antara Serawak Malaysia dan Medan Labuhan Belawan Pada tahun 1890 seorang pria bernama Salam tinggal di Serawak Malaysia pergi merantau ke Medan Labuhan Belawan,
24
karena merasa sangat dikecewakan dengan seorang perempuan yang ia cintai menikah dengan abang kandung Salam sendiri. Saat pementasan di daerah Medan Labuhan, dengan kehendak Tuhan, Salam bertemu dengan Salmah. Salmah adalah kembang di Medan Labuhan-Belawan. Salam dan Salmah saling mencitai, tetapi kedua orangtua Salmah menikahi putrid bersama dengan pria keturunan India. Orangtua Salmah terpaksa menikahi putrinya karena orangtuanya mempunyai hutang kepada pria keturunan India tersebut. Di saat acara perkawinan Salmah dengan seseorang pria keturunan India yang bernama Tambi, diundanglah Salam untuk pementasan sandiwara ntuk mengisi acara pernikahan Salmah dengan Tambi. Salam memainkan biola sambil menyanyikan sebuah lagu yang berjudul "Kau adalah Mas Merahku". Mendengar bait lagunya, Salmah langsung jatuh pingsan. Masyarakat sekitar tidak mengetahui bahwa Salmah adalah Mas Merah yang disebut Salam dalam lagunya. Salam kembali berputus asa dan kemudian pergi ke laut untuk menjadi nelayan di daerah Brandan. Setelah melaut selama berbulan-bulan, Salam dapat melupakan Salmah. Namun Salmah tidak menyukai Tambi dan akhirnya mereka bercerai. Pulau Kampai awalnya adalah hutan yang lebat. Tidak seorang pun dari masyarakat Belawan yang berani membuka lahan hutan Pulau Kampai tersebut. Paman dan Ayah Salmah besert dengan Salmah, mereka pergi ke hutan Pulau Kampai untuk membuka lahan di sana. Namun, di tengah perjalanan mereka dirampok penyamun yang dikenal dengan Pendekar Nayan (Pendekar Senayan). Mereka diikat di tiang layar. Salmah dibawa ke tempat para penyamun dan ia berteriak meminta pertolongan.
25
Saat itu Salam bersama temannya Husein sedang melaut di kawasan itu. Mendengar teriakan seorang wanita, Salam hendak menolong namun dihalangi oleh Husein, karena Pulau Kampai tempat yang berbahaya pada saat itu. Salam tetap ingin menolong orang yang sedang berteriak meminta pertolongan. Akhirnya terjadilah perkelahian antara Pendekar Nayan dengan Salam.
Pendekar Nayan kalah dan
bertemulah Salam dengan Salmah. Ayah Salmah awalnya tidak menyukai Salam akhirnya berbaik hati untuk menyetujui anaknya berteman dengan Salmah. Salam pergi ke mana saja dengan membawa biola. Ia selalu menyanyikan lagu "Kau adalah Mas Merahku". Di daerah itu ada seorang tauke ikan yang merantau dari Malaysia ke Pulau Kampai. Ia juga melihat hubungan Salam dengan Salmah yang sudah serius, dan ingin menjodohkan Salam dan Salmah. Mereka menikah selama sepuluh tahun dan tidak mempunyai keturunan. Suatu hari keduanya terkena penyakit cacar. Pada tahun 1920 tepatnya pada hari Jumat pukul 05.00 pagi Salam meninggal, dan disusul oleh Salmah pada pukul 06.00 pagi. Sebelum meninggal Salam berpesan kepada Husein, temannya, "Kalau nanti aku meninggal tolong kuburkan aku berdekatan dengan kuburan istriku, dan tanamkan bunga tanjung di atas nisan kuburan kami berdua,". Bunga tanjung yang ditanam adalah kisah perjalanan cinta Salam sebagai tanda antara Semenanjung Malaysia, Medan Labuhan dan Pulau Kampai. Cerita ini diceritakan oleh sahabat Salmah yaitu Husein. Ia menceritakan kepada teman-temannya, dan cerita ini secara turun-temurun dipercaya oleh masyarakat setempat sebagai sejarah Pulai Kampai dapat di huni oleh masyarakat yang tinggal di Pulau tersebut. Berikut cerita dari Kakek Edy Yusuf.
Kalu cerita tentang mas merah yang kuburannya di sebelah rumah kakek ni, ya benar begitu kisah ceritanya. Dulunya orang tu 26
pacaran dan si perempuan tadilah menikah dengan laki-laki india yang dijodohkan orang tuanya. Tapi oran tu bercerai, dan menikahlah si perempuan tu, si salmah namanya. Menikahlah dia sama si salam dan hanya sepuluh tahun orang tu menikah, meninggallah dengan perbedaan waktu satu jam. Orang tu dulu meninggal karena sakit cacar dan memang betul salam dan salah gak punya anak atau keturunan. Nama orang tu salam dan salmah memang betul. bukan di buat buat supaya sama. Tapi betrul-betul dari lahirnya nama orang tu salam dan salmah. Karena dulupun atok-atok kakek ceritakan sama kami memang kaya gituTapi kuburan mas merah ini juga, banyak orang datang untuk meminta sesuatu dan dikabulkan juga. Kemarin ada si Anis namanya, dia jiarah ke situ dan berdoa supaya dia di lulu jadi PNS(pegawai negeri sipil) dikabulkanlah permintaanya. Dan makanya sekarang yang bersihkan kuburan tu si Anis tadi. Setiap jumaat dia bersihkan kuburan tu. Kadang kalau dia gak sempat, di suruhnya anak-anak di sini untuk bersihkannya, di kasihnya tu tiga ribu satu orang untuk memberihkan kuburan mas merah. Nah sekarang warna kuburannya warna putihkan, kemarin dicat si Anislah warna merah. Karenakan mas merah jadi di catnya warna merah. Jeleklah sebenarnya warna merah, warna merahkan pekongnya orang cina. Kitakan orang muslim, ya taroklah warna putih menandakan suci. Nah semenjak kami bilang gitu dia buat warna putih catnya. Selain si Anis, banyak juga orang yang datang jiarah. Keturunan saudara si salam dan salamah ini, kadang mereka juga datanglah jiarah. Potong kambing nanti orang tu. Banyak juga anak mahasiswa dari aceh, jakarta, medan, binjai datang untuk menelitih sejarah mas merah ini.
Kakek Edy Yusuf mengatakan bahwa benar kisah yang disamapaikan orangorang tentang cerita Mas Merah benar ceritanya dan nama Salam dan Salmah benarbenar nama yang dibuat orang tua mereka untuk sebutan. Kakek Edy Yusuf juga menegaskan, bahwa nama Salam dan Salmah bukan nama yang dibuat-buat oleh masyarakat, karena mereka telah mendengarkan cerita tersebut dari kakek-kakek mereka yang masih ada sebelum Salam dan Salamah meninggal. Kuburan Mas Merah juga adalah kuburan keramat yang dapat mengabulkan permintaan. Banyak orang yang datang berjiarah ke makam Mas Merah untuk meminta sesuatu dan yakin akan dikabulkan.(sumber: masyarakat Pulau Kampai)
27
Penulis juga menanyakan kepada Kakek Edy Yusuf apakah kakek tersebut tahu tentang tarian yang diciptakan oleh Freidy Idris tentang kisah percintaan Mas Merah. Berikut cerita Kakek Edy Yusuf.
O…. ya ada dan kakek tahu itu. Orang kakek lihat juga kok. Kemarin oran tu katanya mau lomba ke Jakarta dan mau di lombakan tarian yang bersangkutan dengan cerita mas merah ini. Orang tu tarikan di tepi laut itu dan sebelumnya mereka jiarah dulu ke makam mas merah. Mereka berdoa di makam tu. Kakek lihat orang tu datang rame dan jiarah siap jiarah kakek lihat orang tu nari di tepi pulau. Banyak oarng-orang sini kumpul untuk lihat tarian tu. Yah kakek senanglah mereka bawakan tarian itu untuk lomba di Jakarta.
Kakek Edy Yusuf mengatakan bahwa ia pernah melihat secara langsung tarian Mas Merah yang diciptakan oleh Freidy Idris yang dimana mereka menarikannya di tepi Pulau Kampai. sebelum mereka menarikannya, mereka jiarah ke makam Mas Merah untuk berdoa. Penulis juga menanyakan kepada masyarakat di sekitar Pulau Kampai yang berdekatan dengan kuburan Mas Merah. Mereka pernah melihat tarian tersebut ditarikan di tepi Pulau.
28
Gambar 2.1 Kuburan Salam dan Salmah Sumber: Koleksi Penulis
Gambar 2.2 Penulis Bersama Ibu Umi yang Tinggal disebelah Kuburan Mas Merah Sumber: Koleksi Penulis
29
BAB III BIOGRAFI
3.1 Biografi Freidy Idris Sebagai seorang seniman Melayu, Freidy Idris memiliki biografi yang begitu menarik secara budaya. Berikut penulis uraikan untuk bisa kita lihat bagaimana perjalan hidupnya. Hal tersebut mencakup aspek-aspek riwayat keluarga yang meliputi aspek-aspek masa kecil keluarga, pendidikan, Rumah Tangga dan karir.
3.1.1 Riwayat Kelurga Freidy Idris dilahirkan di Kuala Simpang, Aceh Timur, pada tanggal 22 September 1965. Beliau merupakan anak dari pasangan Mohd.Idris,BA dengan Asmah Hanim. Ayahnya berprofesi sebagai Kepala Kantor Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Kota Pematang Siantar. Penjelasan Verbal tentang kinerja Ayah Freidy Idris yang diceritakan kepada penulis sebagai berikut. Kelurga kami dulu suka pindah-pindah tempat tinggalnya karena papa dulu suka pindah tugas. Waktu kami tinggal di Kuala Simpang, papanya papi kerjanya Wakil Kepala Sekolah SMA(sekolah menegah atas) tapi lupa SMA mana. Baru kami pindahlah ke Medan tahun 1967 di situ papa papi tugas di SMA Negeri 7 Medan jadi Wakil Kepala Sekolah juga. terus tahun 1975 kami di gotong lagi ke Rantau Parapat, alasannya pindah tugas juga lagi. Papa papi di situ diangkatlah jadi wakil kepala kantor departemen pendidikan dan kebudayaan. Di tahun 1981, kami pindah lagi ke Binjai, karena papa dipindah tugaskan lagi. Waktu kami di Binjai papa papi Kepala Kepegawaian Provinsi Sumatera Utara. Di tahun 1993, papa papi dipindah tugaskan lagi ke Siantar. Di situ dia diangkat jadi Kepala Kantor Departemen Pendidikan dan Kebudayaan juga. Nah tapi papi tinggal di Binjai karena tahun 1984 papi kuliah. Tapi kalau hari liburnya papi pulang ke Siantar. Kalau darah seni kami dari mamaklah. Dari atok-atok mamak, 30
semua pandai nari main musikpun atok dari mamak papi pandai. Main musik gambus, gendang bisa orang itu. Kalau papa papi dianya ya ilmu pasti. Tapi pintar memang papa papi tahu dia 5 bahasa ntah dari mana dia pande bahasa itu. Teruskan, papa papi dulu waktu lulus-lulusan, mereka gak seprti kita mencukupi nilai kita lulus. Tapi jaman papa papi dulu mereka dari 40 orang hanya 6 orang jatahnya untuk lulus. Nah, salah satunya papa papi lulus. Papa papi orangnya gak tergantung sama orangtuanya. Padahal atoknya papi dulu orang kaya kerjanya di Perkapalan. Tapi tak bergantung papa papi sama bapaknya. Salutlah lihat papa papi. Kemampuan otaknya sendiri yang membuatnya sukses. (wawancara penulis dengan Freidy Idris 5 Juni 2014)
Di samping sebagai seorang yang sangat sibuk dengan pekerjaannya demi memenuhi kebutuhan keluarga, Ayahnya juga salah satu orang yang sangat memperhatikan keluaraganya di tengah kesibukan pekerjaanya. Di samping itu, Ayahnya juga mendukung istrinya dalam berkesenian. Menurut penjelasan Freidy idris, Ibunya salah satu penari yang hebat yang mampu menari sangat bagus. Ibu Freidy idris mampu menari hanya dengan meniru gerakan yang dilihat Ibunya saat Atoknya (kakek) latihan. Saat Ayahnya meninggal pada tahun 1999, Freidy Idris mengatakan bahwa Ayahnnya meninggal karena sakit, semenjak saat itu Ibu Freidy Idris tinggal bersama Freidy Idris di Binjai. Untuk itu, Freidy Idris Ingin menceritakan kisah kehidupannya di saat mereka ditinggalkan oleh kepala keluarga. Berikut penuturannya.
Dulu, sebelum papa papi meninggalkan keluarga kami, papi dipesan sama papa. Andy, oy papi kalau di kelurga papi di panggil Andy. Andy kata papa papi. Kalaulah bisa, Andy minimal kerjaannya atau jabatan kerjanya kaya papa ya ndy. Dari papa papi ngomong kaya gitu, papi bertekat dan papi berusaha agar yang diinginkan papa papi dapat papi laksanakan. Smpe sekarang papi terus berusaha dan papi yakin papi bisa. Tapi kalau papi ingat sama perkataan papa papi yang diucapkannya tadi, papi semangat kali untuk kerja. Nah teringatnya, waktu papa papi meninggal itu, papa papikan punya ASKES (Asuransi Kesehatan) kalau PNSkan punya ASKES mereka. Nah papa 31
papi ingin mengunakan kartu itu. Karena katanya dia gak pernah sakit, jadi dia mau mengunakan kartu itu untuk ngecek kesahatannya. Setelah sampai Rumah sakit, papa papi diceklah kesehatannya sama dokternya. Eh gak lama keluar hasilnya, papa langsung disuruh opname di Rumah Sakit kaya parah gitu penyakitnya. Gak lama di Rumah Sakit, ada itu kira-kira seminggu, papa meninggal di Rumah Sakit. Kalu kadang dipikir bagusan papa kemarin gak usah berobat ya. Ah tapi memang udah rencana Tuhan yang mengatur itu semua. Ketika Ayahnya wafat beliau meninggalkan 10 anak. Anaknya sendiri terdiri dari empat anak laki-laki, dan enam anak permpuan. Freidy Idris anak ketiga dari 10 bersaudara. Berikut ini adalah saudara kandung dari Freidy Idris; 1) Hj.Asmida Nora Vina 02 Februari 1962 (anak perempuan sulung) 2) Asnita Ganofa 19 November 1963 (anak kedua perempuan) 3) Freidy Idris 22 September 1965 (dia sendiri) 4) Muklis 29 Oktober 1967 (anak kedua laki-laki) 5) Noni Elfrida 11 Agustus 1969 (anak ketiga perempuan) 6) Susi Rismana 02 Januari 1971 (anak keempat perempuan) 7) Rita Zahara 25 Agustus 1975 (anak kelima perempuan) 8) Dicky Ramdani 14 Agustus 1977 (anak ketiga laki-laki) 9) Muhamad Fhadlan 01 Februari 1981 (anak keempat laki-laki) 10) Risma 30 Januari 1983 (anak keenam perempuan) Walaupun mereka telah ditingalkan oleh Ayah mereka, mereka terus tetap hidup rukun. Saling kunjung mengunjungi dan saling membantu dalam keadaan apapun. Keluarga Freidy Idris bisa dikatakan keluarga besar. Setelah Ayahnya meninggal merekapun kebanyakan tingal di Kota Binjai.
Dulu semasa papa ada, papa sayang sama semua anaknya dan papa berikan kami contoh teladan yang baik sama kami. Tapi kalau ingat dulu papi yang memang paling disayangi. Awal mulanya dulukan, papi waktu-waktu SD (sekolah dasar) sudah ikut lomba menari, lomba menyanyi, lomba baca pusi dan selalu 32
dapat jura. Kalau di sekolah juga gitu papi selalu dapat jura. Makanya papa dan mamak papi lebih Nampak sayangnya sama papi. Karena juga di antra kami sepuluh yang berpretasi paling menonjol papi. Terukan karena papi pulaklah anak laki-laki yang pertama. Karena yang diatasan papi perempuan dua-duanya. Dulukan papa papi mimpi tiga minggu berturut-turut anak lakilaki namanya Freidy. Pas mamak melhirkan lahirlah papi dan diberi nama Freidy.
Dari penuturan Freidy Idris sendiri terungkap bahwa Ia sangat disayang di keluarganya. Bahkan sampai Freidy Idris sudah menikah pun mereka sering sekali berkunjung ke rumah Freidy Idris. Sehingga setiap pertanyaan menegenai keluarga, Freidy Idris sanggat antusias dan sangat senang bercerita.
Gambar 3.1 Foto Fridy Idris Bersma Ayah dan Ibunya Beserta Saudara-saudaranya Sumber: Koleksi Freidy Idris
33
3.1.2 Riwayat Pendidikan Saat Freydi Idris duduk di bangku Sekolah Dasar, kelas 1 sampai kelas 4 ia sekolah di Medan. Saat kelas 4 dan 6 ia pindah sekolah di Rantau Prapat, labuhan Batu. Ketika Penulis menanyakan mengapa berpindah sekolah, hanya satu alasannya karena Ayahnya pindah tugas. Tetapi ketika Ia SMA, Ia bersekolah di SMA Negeri 2 Binjai. Freidy Idris salah satu siswa berprestasi di dunia pendidikannya Ia selalu mendapatkan rangking di sekolahnya walaupun banyak kegitan yang ia ikuti diluar pelajaran sekolahnya. Saat SD Ia mulai mengikuti banyak perlombaan seperti: lomba tari, menyanyi, Puisi dan Ia juga terlibat di dalam kegiatan Pramuka.
Iya dulu papi waktu sekolah sering ikut dan diutus dari sekolah untuk lomba nyanyi, nari, puisi juga papi ikut. Kalau lomba puisi papi selalu menjadi juaranya. Lomba nari sama nyanyi pun papi dapat juara. Dulukan waktu papi diutus mewakili sekolah untuk lomba nyanyi, papi dapat juara. Nah waktu itu papi bawakan lagu “tanah air ku tidak ku lupakan” nyanyi itulah dulu papi dapat jura. Nari pun gitu juga dapat juara. Tapi waktu SD kan papi nari dan nyanyikan, tapi waktu SMP papi tinggalkan narinya. kenapa? Karena papi malu dulu nanti diejeki ih laki-laki ikut nari bancilah jadi papi berhenti narinya tapi papi puisinya lanjut waktu itu dan terus dapat juara gak ada yang ngalahi. Tapi waktu di SMA papi narinya aktif kembali. Dulukan kawan-kawan papi tahu papi pande nari, jadikan di bilang-bilang orangtulah kaulah yang mewakili sekolah kita, dari situ terus yang mewakili sekolah untuk menari papi dan mewakili sekolah untuk pramuka papi juga. Karena papi aktif dikegiatan kepramukaan pada saat SMA dulu.
Saat duduk dalam bangku pendidikan, Freidy idris tidak hanya aktif dalam bidang kesenian saja, tetapi Ia juga aktif dalam kegiata pramuka. Sehingga sampai saat ini Freidy Idris masih aktif dalam kegiatan pramuka. Setelah tamat SMA, Ia merasa bosan menunggu ujian seleksi masuk perguruan tinggi negri, Ia melatih anak yang ada dilingkungannya untuk lomba nari, berikut penuturannya.
34
Dulukan papi bosanlah untuk menunggu ujian masuk kuliah negeri, jadi ada anak-anak di gang rumah papi, papi latilah orang itu nari, karena waktu itu ada kegiatan keagamaan pake tari-tarian. Papi latihlah orang itu dengan bermodalkan pengalaman papi waktu SMA kemarin. Nah rupanya pengumuman masuk kuliah negeri itu, papi gagal, kenapa gagal? Karena papi mau jadi guru jadi papi mau ambil jurusan mati matika, datang orangtua papi jangan sayang kau pintar ambil aja kedokteran. Karena orangtua papi da bilang gitu papi ikutilah tapi papi gak niat masuk kedokteran. Karena gak lulus papi masuk panca budi jurusan pertanian dan waktu semester 3 papi disuruh kawan dan senior papi untuk masuk unimed. Dulu baru bukalah jurusan seni tari, jadi karena mereka tahu papi pande nari, jadi disuruh mereka papi masuk unimed jurusan seni tari, tapi dulu masih D3 dulu belum S1. Rupanya, luluslah papi di unimed cuman papi lanjutkan juga di panca budi kuliahnya, tapi hanya smpe semester lima aja, karena capek papi rasa. Saat Freidy Idris tidak sabar menunggu pengumuman masuk Universitas Sumatera Utara, ia tidak tinggal diam dan Ia mengisi kesehariannya untuk melatih anak-anak yang ada dilingkungannya untuk menari dalam acara kegiatan keagamaan yang diselengarakan di lingkungan tempat tinggal Freidy Idris. Ia mengajari anakanak tersebut hanya dengan modal pengalaman yang dimilikinya dan Ia mengajarinya tidak mengharapkan imbalan, tetapi Ia mengajarinya dengan tulus dengan mengharapakan diberkati oleh Allah. Setelah Ia menerima pengumuman bahwa Ia tidak lulus masuk ke perguruan tinggi negeri, Freidy Idris tak putus harapannya untuk kuliah dan Ia masuk ke Universitas Panca Budi Medan pada tahun 1984 dengan mengambil jurusan pertanian. Pada saat semester tiga, Freidy Idris mencoba masuk Universitas Negeri Medan jurusan seni tari yang dimana jurusan seni tari di IKIP baru dibuka dan ternyata Freidy Idris lulus seleksi pada tahun 1986. Fredy Idris masih juga melanjutkan kuliahnya di Universitas Panca Budi tetapi hanya sampai semester lima saja. Alasannya karena Ia kelelahan untuk mengikuti pelajaran yang dimana tempatnya berbeda.
35
Setelah Freidy Idris keluar dari Universitas Panca Budi, Ia mulai fokus kuliah di IKIP dan meneruskan keseniannya dalam bidang tari. Freidy Idris menyelesaikan kuliahnya di IKIP jurusan tari pada tahun 1989 dengan menyandang gelar Amd. Penulis menanyakan kepada Freidy Idris mengapa mendapat gelar Diploma dan Ia menjawab karena di UNIMED pada zaman itu belum ada S1 karena baru dibuka jurusan seni tari. Pada tahun 1999 Freidy Idris mendapatkan pekerjaan sebagai PNS(pegawai negeri sipil) dan Ia melanjutkan kuliahnya untuk mendapatkan gelar Sarjana di salah satu Universitas, jurusan Bahasa Indonesia. Ketika telah mendapatkan gelar Sarjana, gelarnya tersebut tidak diakui oleh kepegawaian negeri sipil. Alasannya, karena Freidy Idris saat melanjutkan kuliahnya Ia terikat pada ikatan dinas dan tidak meminta surat izin untuk melanjutkan kuliah kepada Kepegawaian Negeri Sipil. Tetapi ketika Ia diberi piagam penghargaan sebagai moderator atau pengisi acara di seminar, gelar sarjananya ada juga yang mencantumkannya.
36
Gambar 3.2 Foto Wisuda Freidy Idris Sumber: Koleksi Freidy Idris
3.1.3
Riwayat Rumah Tangga Ketika Freidy Idris aktif dalam kelompok tari, Ia bertemu dengan orang yang
dicintainya dalam kelompok tari tersebut dan mereka berpacaran. Ketika itu, Freidy Idris pulang kesiantar untuk melamar pekerjaan dan Ia diterima sebagai pegawai negeri sipil. Ketika Ia sudah mendapatkan pekerjaan, Ia tidak menemui pacarnya selama empat bulan dan ketika itu Ia Ingin menemui pacarnya untuk melamarnya. Ternyata pacarnya marah-marah karena Freidy Idris tidak menemuinya sudah berbulan-bulan. Ketika Freidy Idris kebawa emosi, Freidy Idris meninggalkannya dan membatalakan pelamarannya. Sesampainya di kosan Freidy Idris, Ia meminta kepada Ibu kos untuk mencarikan dia calon istri dengan syarat: catik, dari kalangan orang yang belum berada, pintar jahit atau make up. Secara tidak langsung, Freidy Idris mengungkapakn kreteria tersebut adalah cucu dari Ibu kosnya. Tetapi ibu kosnya dapat membaca pikirannya dan mengenalakan Freidy Idris kepada cucu yang
37
dimaksud Freidy Idris. Tidak sampai berjalan tiga bulan perkenalan mereka, Freidy idris menikahi perempuan keturunan India itu yang bernama Nursyahlina pada tanggal 21 Agustus 1991. Sifat yang baik, ramah, dan jujur dari Nursyahlina yang membuat Freidy Idris menjadi terpikat sehinggah Freidy Idris ingin menikah dengannya. Nursyahlina memang dikenal oleh teman-temannya sebagai orang yang sopan santun, ramah, dan selalu tersenyum. Freidy Idris menegaskan jika istrinya ini adalah pendamping rumah tangga yang selalu sabar dalam mengatasi apapun baik dalam situasi masalah di saat mereka sedang berbeda pandangan, Nursyahlina juga yang selalu mengalah jika hal itu terjadi. Nursyahlina juga istri yang tidak terlalu banyak menuntut saat situasi yang terjadi dalam rumah tangga. Ia selalu memperhatikan Freidy Idris dan menghormati Freidy Idris sebagai kepala rumah tangga mereka. Bahkan ketika Freidy Idris melatih tari, latiahn tari bersama tema-teman dan, ketika ada acara kantor serta ketika Freidy Idris mengisi acara seminar istrinya selalu menemaninya. Freidy Idris semakin mencintai Istrinya karena istrinya pandai masak dan masakannya selalu enak sehingga membuat Freidy Idris semakain selera untuk makan. Pernikahan merekapun membentuk sebuah keluarga baru dengan kehadiran seorang anak yang lahir dari pernikahan mereka. Nama anak tunggal mereka adalah Muhamad Agung maulana yang lahir pada tanngal 3 September 1996. Mereka sangat senang dan penuh kegembiraan dengan kelahiran Agung ditengah pernikahan dan mereka sangat menyayanginya lebih dari apapun yang mereka punya. Anak tunggal mereka ini salah satu anak yang berprestasi dalam bidang pendidikannya. Berikut penuturan Freidy Idris saat menceritakan anaknya.
38
Si Agung ini anaknya pintar, bukan papi bangga-banggain dia ya soalnya dia di sekolahnya dapat juara tapi waktu udah SMA ini, dia gak dapat juara lagi kalau ranking dia dapat karena gini ceritanya, diakan di sekolahnya sebenarnya pintar tapi waktu ujian dia lihat orang bnyak ngopek, nyontek jadi trus dapat juara pula yang ngopek itu jadi malaslah dia. Ibaratnya dia bilang gini, ah sama ajapun yang dapat juara juga bukan hasil dari dia sendiri jadi mulai dari situ dia malas tapi kalau di sekolah ada nanti guru nyuruh ke depan ngerjakan soal yang di papan tulis, nah si agung nanti di suruhnya kawannya maju pake buku dia yang udah dikerjakannya sendiri. Papi tahu agung ini pintar soalnya papi da pernah uji kok. Walau gak juara dia di sekolah SMA nya, gitugitu dia dikirim mewakili sekolahnya untuk olompiade. Si Agung ini juga baru SMA dia baru mau ikut nari kalau sebelum itu dia hobynya main bola kaki. Jangan ditanya jagonya main bola kaki kenapa papi bilang gitu, karena dia sudah diakui pemain terbaik se Kota Binjai.
Keberhasilan anak Freidy idris tidak lepas dari perhatian Freidy Idris dan istrinya Nursyahlina dalam mendidik anak tunggal mereka baik dalam bidang pendidikan dan baik dalam bidang bakat anak mereka. Di samping anaknya fokus akan bakat sepak bolanya, sehingga ia mendapatkan penghargaan pemain terbaik sepak bola Se-Kota Binjai. Agung juga pernah dipilih dari sekolah SMA nya untuk mengikuti seleksi menjadi jaka darah Kota Binjai, dan Agung terpilih menjadi jaka darah Kota Binjai pada tahun 2013. Hal ini yang membuat Freidy Idris dan istrinya Nursyahlina bangga kepada anak tunggalnya yang memiliki prestasi yang cukup memuaskan. Tetapi selalu Freidy Idris dan istrinya Nursyahlina selalu mengingatkan bahwa yang harus diutamakan dan yang paling penting adalah pendidikan. Karena mengingat nasihat dari orangtuanya, Agung anak Freidy Idris tidak pernah bolos sekolah. Bukti bahwa ketekunan belajar anak Freidy Idris membuahkan keberhasilan ketika dipilihnya Agung mewakili sekolahnya untuk mengikuti olimpiade dan lulusnya Agung ke jurusan kedokteran Universitas Sumatera Utara melalui jalur undangan. Berikut penuturan Freidy Idris.
39
iya deby, agung memang lulus jalur undangan kedokteran USU Tapi gak diambil soalnya uang masuknya sampe seratus lima puluh jutaan. Mana ada uang papi gitu banyaknya uang. Itu baru uang masuknya, blum setelah masuknya lagi. Alat-alat dokter itupun pasti mahal ya gak sangguplah papi namanya belum rezeki ya. Tapi, si agung nyobak lagi dia jalur SMBPTN(seleksi masuk bersama perguruan tinggi negeri) unimed juga, menanglah dia di fakultas ekonomi unimed.
Dengan kegigihan Agung belajar saat duduk di bangku pendidiknnya, Agung mendapatkan kesempatan masuk Univesutas Sumatera Utara Fakultas Kedokteran dengan jalur undangan dari sekolahnya tetapi kesempatan tersebut tidak dimanfaatkan,
alasannya
karena
Freidy
Idris
tidak
sanggup
membiayai
administrasinya. Akhirnya Agung mencoba kembali untuk masuk ke perguruan tinggi negeri dengan jalur SMBPTN dan Agung lulus di UNIMED Fakultas Ekonomi. Semua keberhasilan yang diraih oleh Agung, tidak lepas dari perhatian Freidy Idris dengan istrinya Nursyahlina yang selalu memperhatikan anaknya, memeberikan yang terbaik buat anaknya, menumbuh kembangkan bakat anaknya, dan selalu memiliki komunikasi yang baik kepada anaknya sebelum mengambil keputusan yang dipilih oleh anaknya.
40
Gambar 3.3 Foto Pernikahan Freidy Idris Sumber: Koleksi Freidy Idris
Gambar 3.4 Foto Agung Anak Tunggal Freidy Idris Sumber: Koleksi Freidy Idris
Gambar 3.5 Freidy Idris Bersama Agung Saat Agung Terpilih Menjadi Jaka Darah Sumber: Koleksi Freidy Idris
3.1.4
Riwayat Karir Freidy Idris adalah pria yang menggeluti karirnya pada usia 9 tahun, dimana
saat itu beliau mulai bergabung dalam sanggar dan mulai mempertunjukan tariannya
41
bersama anggota sanggar dimana tempat beliau melatih tarian. Mulai saat itu beliau memberanikan dirinya untuk tampil pada festival tari dan beliau juga pernah mengikuti festival bernyanyi serta membaca puisi. Hasilnyapun sangat memuaskan karena beliau selalu menjadi juara dalam vestifal yang diikutinya. Freidy Idris salah satu orang yang sangat berkerja keras. Saat Freidy Idris ingin mengikuti perlombaan bahkan ketika Freidy Idris mempertunjukan tariannya bersama teman-temannya dalam suatu acara, ia sangat berlatih keras. Freidy Idris tidak cukup berlatih di sanggar tetapi ketika pulang berltih dari sanggar, Fredi Idris juga berlatih di rumahnya untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Menurut Freidy Idris dirinya adalah sosok orang yang mau berusaha semaksimal mungkin untuk mencapai hasil yang maksimal. Dalam realitasnya, ternyata Freidy Idris tetap menang dalam perlombanperlombaan. Entah sudah berapa banyak piagam yang dia terima di saat mengikuti lomba-lomba. Lomba yang sering diikutinya adalah lomba tari, nanyi, dan membaca puisi.
papi dulu mulai tertarik nari karena lihat mamak papi pande nari. Jadi mulai SD kelas empat sekitar umur 9 tahun papi ikut sanggar dan yang ngajar papi dulu di sanggar, Bapak Rahim Nur. Dulu itu di labuhan batu namanya sanngar pemda. Nah di situ papi mulai belajar nari dan mulailah berani ikut festival karena kami dulu dibawa untuk pertunjukan nari di acara pesta. Papi juga pernah lomba nyanyi, walau sura papi pas-pasan tapi masih bagus jugalah buktinya dapat juara. Papi dapat juara juga karena penghayatan papi saat bernyanyi. Soalnyakan kalau lomba nyanyi penilaiannya gak hanya suara aja, tapikan ekspresi juga. Nah di situlah kemenangan papi. Makanya sebenarnya papi lebih sukanya di teater. Makanya kemarin papi lomba juga baca puisi. Papi menang juga. Dari antara menari, bernyanyi papi paling suka itu membaca puisinya dibanding yang lain.
42
Freidy Idris mulai membuka sanggar Melati Suci pada tahun 1984, saat masa di mana Freidy Idris mulai masuk di perguruan tinggi. Berikut penuturan Freidy Idris yang ingin menceritakan saat terbentuknya sanggar yang dipimpin Freidy Idris.
Begini ceritanya saat sanggar melati suci mulai dibentuk. Dulukan waktu tamat SMA papi bosanlah untuk menunggu ujian masuk kuliah negeri, jadi ada anak-anak di gang rumah papi dan papi latilah orang itu nari. Karena waktu itu ada kegiatan keagamaan pake tari-tarian. Papi latihlah orang itu dengan bermodalkan pengalaman papi yang pernah belajar tari. Ternyata baguslah tarian tadi dipertunjukan sama anak-anak tadi. Disambut baik dengan masyarakat yang melihat tarian tersebut. Akhirnya mereka minta untuk papi ngajari nari lagi. Nah mulai dari situlah papi buka sanggar melati suci ini. Nama sanggar melati suci ini dulu berasal dari nama bunga yang ditanam di depan rumah papi. Mamak papikan nanam bunga melati warna putih di depan rumah kami, terus papi terinspirasi dengan bunga melati yang ditanam di depan rumah papi itu. Soalnya papi jug senang lihat bunga melati cantik kelihatannya kalau suda mekar. Nah dari situlah asal nama sanggar ini melati. Kalau nama suci terispirasi dari mawar putih itu juga karena warnanya putih. Kalau putihkan identik kelihatan bersih, suci, enaklah pokoknya dipandang. Nah nama suci itu berasal dari warna putih. Itulah penyebab kenapa nama sanggar ini Melati Suci.
Freidy Idris menceritakan bahwa awal dari ia membentuk sanggar Melati Suci berawal dari ia melatih anak di lingkungan tempat tinggalnya untuk menari dalam acara keagamaan yang diadakan oleh lingkungan tempat tinggalnya. Setelah anak-anak yang dilatih Freidy Idris mempertunjukan tarian yang diajarkan oleh Freidy Idris, masyarakat setempat yang berada di lingkungan tempat tinggal Fredy Idris menerimanya dengan baik dan mereka meminta Freidy Idris untuk mengajari anak-anak mereka untuk menari. Dengan melihat antusias warga yang ingin dilatih untuk menari, akhirnya Freidy Idris memutuskan untuk membuka sanggar. Freidy Idris juga menceritakan nama sanggar yang dipimpinnya. Nama sanggar yang dipimpinnya berasal dari nama bunga melati putih yang ditanam oleh
43
Ibu Freidy idris di depan rumahnya. Freidy Idris menceritakan bahwa nama melati berasal dari nama bunga melati, dan nama suci berasal dari warna bunga melati yang berwarna putih. Terbentuknya sanggar Melati Suci yang dipimpin oleh Freidy Idris diresmikan pada tanggal 22 September 1984. Freidy Idris mengatakan bahwa sebenarnya sanggar Melati Suci yang ia pimpin sudah berjalan selama empat bulan dari hari peresmiannya. Alasannya karena Freidy Indris ingin meresmikan sanggarnya bertepatan dengan peringatan hari kelahirannya yang diadakan pada tanggal 22 September. Jika ditanya mengenai sipa yang mengajarinya tari, Freidy Idris mengatakan tidak ada yang mengajarinya menari hanya melihat Ibunya menari dan berlatih serta memang bakatnya. Freidy Idris juga mengatakan memang pada masih kelas empat SD Freidy Idris bergabung dengan sanggar Pemda yang dipimpin oleh Bapak Rahim Nur
untuk mengembangkan
bakatnya
serta
melatih keberaniannya untuk
mempertunjukan tarian dan semenjang saat itu timbul ketertarikan dirinya untuk ingin menjadi seorang penari yang mempertunjukan tariannya semaksimal mungkin, sehingga masyarakat menerima tarian yang ditarikan Freidy Idris dengan baik. Saat Freidy Idris kuliah di UNIMED jurusan seni tari, Freidy Idris dibina oleh Bapak Aswan dan Bapak Sofian Muktar dalam mengembangkan talentanya. papi dulu sewaktu SD kelas empat papi mulai masuk sanggar. Nama sanggarnya, sanggar pemda. Nah di situ papi dibina sama pemimpin sanggar namanya Bapak Rahim Nur. Dan sewktu kuliah di UNIMED papi dibina sama Bapak Aswan dan Bapak Sofian Muktar. Dosen-dosen papi pernah bilang sama papi termasuk Pembina papi waktu kuliah. Kata mereka gini, kau Freidy kalau latihan nilai tujuh, kalau tampil nilai delapan, kalau mengajar nari nilai Sembilan. Nah dari perkataan dosen-dosen papi itu, papi ambil kesimpulan berarti papi profesinya lebih kepelatihannya yaitu mengajar tari.
44
Freidy Idris menceritakan bahwa kesimpulan dari perkataan Dosen-dosennya kepada Freidy Idris iyalah, Freidy Idris lebih cocok menjadi pelatih tari dibandingkan dengan ia menampilkan tarian. Pada saat Freidy Idris tamat dari UNIMED, Freidy Idris mencoba seleksi masuk CPNS (calon pegawai negeri sipil ) dan pada tahun 1990, Freidy Idris lulus dan ke dua orangtuanya pada saat itu bangga melihat Freidy Idris lulus ujian. Sampai saat ini Freidy Idris masih berprofesi sebagai PNS(pegawai negeri sipil) yang bertugas di Dinas Pariwisata dan Budaya Provinsi Sumatera Utara, yang bertempat di jalan kesawan, Medan. Walaupun Freidy Idris berkerja disalah satu instasi negara, Freidy Idris tetap memberikan perhatian terhadap sanggar yang ia pimpin dan tetap menjadi pelatih serta menjadi motivator terhadap anggota sanggar yang ia pimpin. Ketika ditanyai dengan julukan Freidy si Serampang Dua Belas, Freidy Idris pun menjawabnya bahwa julukan Freidy Serampang Dua Belas dimulai saat berita di koran mengatakan, bahwa sanggar Melati Suci yang dipimpin oleh Freidy Idris berhasil menjadi juara saat mempertunjukan tarian Serampang Dua Belas yang berasal dari Melayu. Freidy Idris juga mengatakan, bahwa tarian Serampang Dua Belas adalah tarian wajib yang harus diketahui oleh anggota sanggar yang ia pimpin. Dan tarian serampang dua belas juga adalah dasar tarian yang harus dipelajari oleh anggota sanggar yang baru masuk. Freidy Idris juga banyak menggarap tarian untuk dipertunjukan dan tarian yang Freidy Idris garap mendapat sambutan yang baik di tengah mansyarakat sehingga tarian yang digarapnya mendapatkan jura saat difestivalkan serta mendapatkan penghargaan. Secara khusus tarian Sigale-gale yang Freidy Idris garap mendapatkan sambutan yang baik sehingga Bapak Presiden Susilo Bambang Yudoyono, meminta anggota sanggar Freidy Idris untuk mempertunjukannya di
45
Istana Negara, Jakarta. Tari Mas Merah juga salah satu tari yang digarap Freidy Idris untuk dipertunjukan saat perlombaan tari di Taman Mini Jakarta. Tari Mas Merah ini juga menjadi salah satu tarian yang membawa nama Freidy Idris dalam dunia seni. Saat diperlombakan, tari Mas Merah mendapatkan juara terbaik Sumater Kepulauan Riau, Penyajian terbaik, dan peñata musik terbaik. Inilah beberapa tari yang di garap oleh Freidy Idris. Tari Kipas, Zapin Ceracap, Hamonangan, Sir Madenggan, Ula Cidadap, Piring, Rere Ma Rere, Dodaidi, Bajing, dan lain-lain.
Gambar 3.6 Foto Freidy Idris Bersama Dengan Anggota Sanggarnya Sumber: Koleksi Freidy Idris
46
Gambar 3.7 Foto Fredy Idris Bersama Pengurus Pramuka Kota Binjai Sumber: Koleksi Freidy Idris
Gambar 3.8 Piagam Penghargaan Dari Gubernur Sumatera Selatan Yang Diberikan Kepada Freidy Idris Sumber: Koleksi Freidy Idris
47
Gambar 3.9 Piagam Penghargaan Dari Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata Propinsi Sumatera Utara Yang Diberikan Kepada Seniman Berprestasi Di Sumatera Utara Yaitu Freidy Idris Sumber: Koleksi Freidy Idris
Gambar 3.10 Brosur Tari Mas Merah Yang Pertama Kali Di Tayangkan Di Kota Medan Sumber: Koleksi Freidy Idris
48
Gambar 3.11 Surat Kabar Yang Memuat Berita Tentang Kecermatan Freidy Idris dalam Menata Tari dan Musik yang Mampu Menjadi Tontonan Yang Menarik Sumber: Koleksi Freidy Idris
Gambar 3.12 Berita Yang Memuat Prestasi Anggota Sangar Freidy Idris Saat Tahuan1990 Sumber: Koleksi Freidy Idris
3.2
Biografi Syahrial Felani
49
Biografi Syahrial Felani yang akan dideskripsikan dalam tulisan ini mencakup aspek-aspek latar belakang keluarga, pendidikan, kehidupan sebagai pemusik, dan kehidupan sebagai pembuat alat musik.
3.2.1 Latar Belakang Keluarga Syahrial Felani lahir di Medan pada tanggal 15 November 1959, anak dari Bapak Muhammad Suhud dan Ibu Hafni br Harahap. Sementara asal usul keluaraga Bapak Syahrial Felani berasal dari Purwokerto di Pulau Jawa dan Ibunya lahir di Tapanuli Selatan. Ketika itu Ayah
Syarial Felani berprofesi sebagai pekerja
perkebunan, sebagai buruh yang saat itu mempunyai dua orang anak dan orangtua Syahrial Felani pindah profesi sebagai pegawai di perusahaan kereta api di Tanjung Pura. Setelah itu orangtua Syahrial Felani pindah tugas ke kompleks perumahan PJKA (Perusahaan Jawatan Kereta Api) titi gantung di lapangan Merdeka, yang berada di kawasan pusat kota Medan. Ibu Syahrial Felani berprofesi sebagai guru ngaji di daerah tersebut dikenal dengan nama “wak Idah”. Di kawasan itulah keluarga Syahrial Felani sangat dikenal karena profesi Ibu Syahrial Felani sebagai guru ngaji. Syahrial Felani merupakan anak ke lima dari sembilan bersaudara masingmasing sebagai berikut : 1. Zulkarnain (anak laki-laki sulung) 2. Suyitno (anak ke dua laki-laki) 3. Zuraidah (anak perempuan sulung) 4. Dahlan Efendi (anak ke tiga laki-laki) 5. Syahrial Felani (dia sendiri) 6. Masrun (anak ke lima laki-laki)
50
7. Masita (anak ke dua perempuan) 8. Maswan (anak ke enam laki-laki) 9. 2. 2. 2 Latar Belakang Pendidikan Syahrial Felani menyelesaikan pendidikannya hanya sampai tamat di bangku SD (sekolah Dasar) pada tahun 1972. Syahrial Felani tidak dapat melanjutkan pendidikannya dikarenakan faktor ekonomi yang tidak cukup untuk memenuhi kebutuhannya. Alasan Syarial Felani tidak ingin melanjutkan pendidikannya karena Syarial Felani ingin agar saudara-saudaranya saja yang melanjut pendidikannya ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Diantara ke-9
saudaranya, hanya kakak
tertuanya lah yang menempuh pendidikan tertinggi pada tingkatat SMA. Ketika kakaknya sedang melanjutkan pendidikannya ke perguruan tinggi, ternyata kakaknya tidak dapat menyelesaikan studinya sampai selesai. Menurut Syahrial Felani alasan mengapa kakak Syahrial Felani tidak dapat menyelesaikan pendidikannya di perguruan tinggi, alsannya karena kakak Syarial Felani terkena gangguan jiwa.
2. 2. 3 Keluarga Syahrial Felani Syahrial Felani berumah tangga pada tanggal 6 bulan mei tahun 1990 dengan istrinya yang bernama Rida Safitri yang tinggal di Tanjung Morawa. Rida Safitri juga seorang seniman, dimasa mudanya sebelum ia menikah dengan Syahrial Felani ia adalah seorang penari. Saat ini Rida Safitri berstatus sebagai guru yang mengajar di Sekolah Dasar yang berada tidak jauh dari tempat tinggalnya di Tanjung Morawa. Beliau dikaruniakan seorang anak perempuan bernama Ferita, lahir pada tanggal 12 Februari 1991. Di masa kecil Ferita, Ferita telah tersalurkan bakat seni yang lahir dari kedua orang tuanya. Prestasi seni yang telah ia disumbangkan sudah banyak
51
mulai dari menyanyi, menari, teater dan lain-lain. Pada tanggal 10 Januari di tahun 2010 Ferita menikah dengan suaminya yang bernama Rudi Prawira dan sampai saat ini mereka belum dikaruniakan anak.
2. 2. 4 Latar Belakang Syahrial Felani Sebagai Seniman Melayu Awalnya Syahrial Felani mulai berkesenian hanya menyalurkan keseniannya di lingkungan tempat tinggalnya yang ia sebut gang buntu. Di gang buntu tersebut, mereka mempunyai istilah ikatan Senior dan Junior. Berawal dari menyalurkan bakatnya ke daerah lingkungan tempat tinggalnya, salah seorang teman Syahrial Felani mengajak untuk belajar berkesenian bermusik di Taman Budaya Medan pada Tahun 1976. Di Taman Budaya tersebut Syahrial Felani menggeluti berbagai kesenian dibidang musik, teater, dan tari. Pada tahun 1977 Syahrial Felani mengikuti pertunjukan di Malaysia dalam bidang kesenian silat, orkes, dan menari. Di saat itu Syahrial Felani pertama sekali melakukan perjalanan ke luar Negeri. Hingga sampai tahun 1981 beliau masih melakukan berbagai kegiatan kesenian yang berada di Taman Budaya Medan. Di tahun 1982 beliau dikirim dari Taman Budaya untuk bergabung dan belajar lagi di Lembaga Studi Tari Patria ( LSTP ) dengan Yose Rizal Firdaus SH yang bertempat tinggal di Perbaungan. Saat seperti itulah Syahrial Felani mulai sangat dikhususkan untuk belajar kesenian Melayu walaupun di Taman Budaya juga sudah belajar. Melalui lembaga inilah Syahrial Felani banyak mengikuti segala kegiatan acara yang diadakan oleh berbagai daerah seperti di Binjai, Langkat, Asahan dan Deli Serdang, dan banyak lagi daerah lainnya. Melalui lembaga ini Sahrial Felani untuk pertama kali berangkat ke Jakarta pada tahun 1984 mengikuti festival dalam acara pertunjukan Nusantara yang diikuti 27 Provinsi. Saat itu yang dikirim hanya 2 group secara seleksi yaitu group Deli Serdang dan Group Asahan
52
kemudian d gabung menjadi satu. Di tahun 1985 beliau mengikuti acara festival teater di Padang dan di saat itu Syahrial Felani bertemu dengan istrinya. Pada tahun 1986 hingga 1987 Syahrial Felani membentuk sebuah group yang masih dibawah Lembaga Studi Tari Patria ( LSTP ) karena Patria mempunyai cabang-cabang studio. Pada tahun 1988 Syahrial Felani mendirikan sanggar tari yang bernama Tamora 88 yang beralamat di tanjung Mulia dan hingga tahun 1996 sudah membuat karya tari seperti tari Zapin nguncah I dan II. Tahun 2000 Syahrial Felani pindah ke Jakarta bergabung dengan Rizaldi Siagian dan Grenek yang dipimpin Rinto Harahap mengisi acara ulang tahun TVRI. Tahun 2001 bersama Grenek mengisi acara salam mesra Ramadhan di RCTI sebagai pemain musik perkusi dan bergabung dengan seniman di Taman Mini Indonesia Indah (TMII), serta ikut diberbagai event dan komunitas musik. Tahun 2005 ikut acara merayakan Ulang Tahun kompas ke-40 “ Megalitikum Kuantum” di JCC pada tanggal 28 – 29 Juni 2005. Pada tahun 2010 sebagai penata musik unggulan Parade Tari Mas Merah Zapin Nusantara di Taman Mini Indonesia Indah ( TMII ). Tahun 2011 ke Belanda ( Denhak ) misi seni tarian daerah pada acara penggalangan dana korban gempa di Padang. Di tahun 2012 masih membina lembaga kesenian Tamora 88 yang didirikannya hingga sampai saat ini.
53
Gambar 3.12 Pertunjukan Musik di Singapura Sumber: Koleksi Syarial Felani
Gamabar 3.13 Piala Kemenangan yang Diraih Syarial Felani Bersama Dengan Anggota Sanggarnya Sumber: Koleksi Penulis
54
Gambar 3.14 Piagam Pengharaggan Penata Musik Terbaik Saat Mengiringi Tari Mas Merah di Jakarta Tahun 2010 Sumber: Koleksi Syarial Felani
Gambar 3.15 Sertifikat penghargaan Tahun 2010 di Singapura Sumber: Koleksi Syarial Felani
55
BAB IV DESKRIPSI TARI MAS MERAH
4.1 Deskripsi Tari Mas Merah Menurut Curt Sachs (1963:5) dalam bukunya yang berjudul History of The Dance mengemukakan bahwa perkembangan tari sebagai seni yang tinggi telah ada pada zaman prasejarah. Pada awal kebudayaan tari telah mencapai tingkat kesempurnaan yang belum tercapai oleh seni atau ilmu pengetahuan lainnya. Penyusunan gerak dalam seni tari, gerak dari masing-masing penari, ditambah dengan penyesuaian dengan ruang, sinar, warna, dan seni sastranya, kesemuanya merupakan suatu pengorganisasian seni tari yang disebut koreografi (Djelantik, 1990:23). Dimana koreografi ini memiliki ciri-ciri khas tertentu dari bentuk tarian yang dapat dilihat dan dinikmati oleh pelakunya dan penontonnya. Dimana didalam penyajian tarian Mas Merah ini menggunakan gerakan variatif pencak silat khas Melayu. Hal ini berarti gerakan-gerakan yang terbentuk dalam tari adalah terstruktur ataupun terpola di dalam aturan-aturan adat dan nilai keindahan setempat yang dilakukan secara simbolis serta memiliki makna-makna tersendiri. Dimana kata struktur disini adalah bagian-bagian yang melengkapi tari Mas Merah dalam pertunjukannya saling berhubungan satu dengan yang lain, ataupun tahapantahapannya.
56
4.2 Penari Mas Merah Penari merupakan bagian terpenting dalam pertunjukan tari Mas Merah ini, karena penari yang akan mempertunjukan tarian tersebut. Penari menjadi pusat perhatian penonton, sehingga diperlukan penari yang memiliki kecakapan dan kemampuan menarikan tari Mas Merah tersebut di panggung pertunjukan. Dalam penyajian tari Mas Merah pada masyarakat Melayu di Kota Binjai biasanya harus menggunakan penari laki-laki berjumlah lima dan perempuan berjumlah lima juga. Sepasang dari sepuluh penari berperan menjadi Salam dan Salmah. Diawali dari posisi depan, sebelum memulai tarian dilakukan penghormatan kepada para tamu yang menghadiri pertunjukan, yang kemudian dilanjutkan dengan melakukan gerakan. Dalam penyajian Tari Mas Merah yang penulis dapatkan dilapangan penari berjumlah sepuluh orang dan menampilkan gerakan sesuai dengan peran mereka masing-masing. Dimana struktur penyajiannya diawali dari posisi depan juga sebelum memulai tarian dilakukann penghormatan kepada para tamu yang menghadiri pertunjukan. Pemilihan penari Mas Merah yang penulis dapatkan dilapangan merupakan anggota dari sanggar Melati Suci Binjai. Para penari yang dipilih mempunyai waktu akan berlatih lagi untuk mempelajari sebelum hari pelaksanaan. Pada saat pertunjukan, penari akan mempertunjukan tarian sesuai gerakannya.
57
4.3
Asal-usul Legenda Mas Merah Mas Merah adalah sebutan khusus yang diberikan Salam kepada Salamah.
Salam memberikan sebutan tersebut karena Salam memiliki cinta yang sangat dalam kepada Salmah orang yang sangat dicintainya semasa hidup Salam. Kisah cerita Mas Merah berawal dari kisah percintaan antara Salam dan Salmah Pada tahun 1890 Salam tinggal di Serawak Malaysia dan mempunyai abang bernama Amran. Salam telah menjalin hubungan secara diam-diam dengan gadis bernama Rukiah. Hubungan ini tidak diketahui oleh orangtua Salam. Rukiah adalah seorang gadis baik dan berparas cantik. Ayah Salam ingin menikahkan Amran dengan seorang gadis. Pada suatu hari ia bertanya pada Amran apakah dia ingin menikah. Karena dilihatnya Amran sudah "berumur". Amran menjawab, "Kalau Ayah hendak menikahkan aku, terserah pada Ayah saja,". Konon pada zaman dahulu, pasangan hidup diatur oleh orangtua. Ayahnya kembali bertanya pada Amran, "Siapa yang kau suka untuk menjadi istrimu?". "Terserah siapa yang Ayah suka untuk menjadi istriku, aku ikut saja,". Pilihan satu-satunya gadis yang baik dan cantik di daerah Serawak ialah Rukiah. Singkat cerita, dinikahkanlah Amran dengan Rukiah. Saat pernikahan mereka, Salam menjadi putus asa. Beberapa waktu kemudian Salam menjumpai Rukiah, dan berkata, "Kalau memang abangku yang menjadi jodohmu, ya sudah, apa yang bisa kita perbuat. Itu sudah kemauan orang tua. Daripada nantinya aku melihat kau bersenang-senang dengan abangku, lebih baik aku pergi dari sini,". Konon Salam melemparkan batu sebanyak tiga buah di tanah Serawak. Ia berkata, "Kalau timbul tiga buah batu yang kulempar di tanah Serawak ini, barulah aku akan pulang". Saat pementasan di daerah Medan Labuhan, dengan kehendak Tuhan, Salam bertemu dengan Salmah. Salmah adalah kembang di Medan Labuhan-Belawan. Ayah
58
Salmah bernama H. Kasim. Ibu Salmah berhutang pada seorang keturunan India bernama Tambi namun ia tidak mampu membayar hutangnya. Lalu Tambi mengatakan pada orangtua Salmah, "Kalau memang hutang Anda tidak bisa terbayar, ya sudah". Namun melihat hutangnya yang tidak terbayar maka H. Kasim kembali berkata pada Tambi, "Untuk mengikat erat persaudaraan bagaimana kalau Salmah saya kawinkan dengan Anda". Di saat acara perkawinan Salmah dengan Tambi, pementasan sandiwara ini diundang untuk mengisi acara tersebut. Salam memainkan biola sambil menyanyikan sebuah lagu yang berjudul "Kau adalah Mas Merahku". Isi bait dari lagunya seperti ini: Sayang Mas Merah jangan merajuk Mari kemari abang nan bujuk Kalau ada penawar yang sejuk Racun kuminum haram tak mabuk Sayang selasih dibawa dulang Mekar satu di atas peti Sayang kekasih Mas Merahku sayang Biar Bang Salam membawa diri Mendengar bait ini, Salmah langsung jatuh pingsan. Masyarakat sekitar tidak mengetahui bahwa Salmah adalah Mas Merah yang disebut Salam dalam lagunya. Salam kembali berputus asa dan kemudian pergi ke laut untuk menjadi nelayan di daerah Brandan. Setelah melaut selama berbulan-bulan, Salam dapat melupakan Salmah. Namun Salmah tidak menyukai Tambi dan akhirnya mereka akhirnya bercerai. Pulau Kampai awalnya adalah hutan yang lebat. Dan tidak seorang pun dari masyarakat Belawan yang berani membuka lahan hutan Pulau Kampai tersebut.
59
Orang yang dituakan di daerah ini adalah H. Makminias. H. Makminias berkata bahwa ia tidak berani membuka hutan ini. "Yang berani adalah abangku yaitu H. Kasim" tambahnya. H. Kasim adalah ayah Salmah yang tinggal di Belawan. Maka H. Makminias menjemput H. Kasim beserta anaknya Salmah. Namun, di tengah perjalanan mereka dirampok penyamun yang dikenal dengan Pendekar Nayan (Pendekar Senayan). Mereka diikat di tiang layar. Salmah dibawa ke tempat para penyamun dan ia berteriak meminta pertolongan. Saat itu Salam bersama temannya Husein sedang melaut di kawasan itu. Mendengar teriakan seorang wanita, Salam hendak menolong namun dihalangi oleh Husein. Husein berkata pada Salam, "Aku tidak berani kesana. Daerahnya sangat angker. Biasanya orang yang pergi kesana pasti tidak bisa kembali pulang". Namun keinginan Salam untuk menolong wanita tersebut tidak bisa terhalangi oleh temannya Husein. Akhirnya terjadilah perkelahian antara Pendekar Nayan dengan Salam. Akhirnya Pendekar Nayan kalah dan bertemulah Salam dengan Salmah. H. Kasim yang awalnya tidak menyukai Salam akhirnya berbaik hati. Salam pergi ke mana saja dengan membawa biola. Dan ia selalu menyanyikan lagu "Kau adalah Mas Merahku". Di daerah itu ada seorang tauke ikan yang merantau dari Malaysia ke Pulau Kampai bernama Tu Awang Muhammadin. Ia membeli ikan-ikan dari para nelayan dan dikenal dengan sifatnya yang baik hati. Salam yang dulunya menjual ikan di Pulau Sembilan dan Brandan, kini hanya menjual ikannya di Pulau Kampai. Tanpa diketahui Salam, Tu Awang Muhammadin selalu memperhatikan gelagat Salam yang selalu termenung. Ia juga melihat hubungan Salam dengan Salmah yang sudah serius. Tu Awang Muhammadin menanyakan kepada Salam, "Lam, apakah kau mau menikah? Jangan hanya pergi ke laut saja. Kalau memang engkau mau, akan kunikahkan kalian". Salam menjawab,
60
"Terserah Tu Awang saja". Kemudian Tu Awang kembali menanyakan kepada Salam, "Siapa yang jadi pilihanmu?". Pilihan jatuh pada Salmah. Mereka menikah selama sepuluh tahun dan tidak mempunyai keturunan. Suatu hari keduanya terkena penyakit cacar. Pada tahun 1920 tepatnya pada hari Jumat pukul 05.00 pagi Salam meninggal, dan disusul oleh Salmah pada pukul 06.00 pagi. Sebelum meninggal Salam berpesan kepada Husein, temannya, "Kalau nanti aku meninggal tolong kuburkan aku berdekatan dengan kuburan istriku, dan tanamkan bunga tanjung di atas nisan kuburan kami berdua,". Bunga tanjung yang ditanam adalah kisah perjalanan cinta Salam sebagai tanda antara Semenanjung Malaysia, Medan Labuhan dan Pulau Kampai. Tarian Mas Merah yang diciptakan Freidy Idris, berdasarkan dengan cerita percintaan Salam dan Salamah. Awal Freidy Idris Menciptakan tarian Mas Merah berawal saat sanggar yang Freidy Idris pimpin, yaitu sanggar Melati Suci ingin mengikuti lomba di Taman Mini Jakrta pada tahun 2010 yang lalu. Saat itu Freidy Idris berpikir tarian apa yang harus ia buat untuk ditampilkan pada acara perlombaan di Taman Mini Jakarta. Saat itu Freidy Idris teringat dengan perjalanannya saat Kepulau Kampai yang dimana Freidy Iris teringat dengan makam Mas Merah yang Freidy Idris kunjungi dan Freidy Idris tergerak hatinya mengangkat kisah cerita Salam dan Salmah yang terjadi di Pulau Kampai, sebagai alur cerita dalam tarian yang akan diciptakan Freidy Idris untuk perlombaan di Taman Mini Jakarta. Freidy Idris menciptakan gerakan kreasi tari Mas Merah dan mengajarkannya pada anggota sanggar Melati Suci yang Freidy Idris pimpin untuk persiapan perlombaan di Taman Mini Jakarta. Sebelum Freidy Idris dan anggota sanggar Melati Suci pergi ke Jakarta untuk mengikuti perlombaan, mereka menarikan tari Mas Merah di Pulau kampai, tepatnya di tepi laut Pulau Kampai.
61
Freidy Idris juga berkerja sama dengan Syahril Felani untuk membuat music iringan yang akan mengiringi penari Mas Merah saat mempertunjukan tarin Mas Merah yang akan diperlombaakan di Taman Mini Jakarta. Hasil yang sangat memuaskan yang diraih oleh penari Mas Merah dimana tarian yang diciptakan Freidy Idris berhasil medapatkan jura penyajian terbaik, kostum terbaik, musik terbaik, dan jura seSumatera Kepulauan Riau. Setelah memenangkan perlombaan tarian yang diperlombakan di Taman Mini Jakarta para penonton yang melihat tarian tersebut merespon dengan baik dan mulai ada tawaran untuk mempertunjukan tarian Mas Merah di berbagai Kota-kota besar, seperti : Jakarta, Batam, Medan, Binjai, Pekan Baru, Kalimantan, Aceh, dan Kotakota lain. Tarian Mas Merah perdana dipertunjukan di Kota Medan pada hari Sabtu, 9 juli 2011 di Taman Budaya Medan. Sanggar yang dipimpin oleh Bapak Freidy dipanggil ke Malasiya untuk mempertunjukan 2 tarian dalam sebuah acara, dan mereka ingin mempertunjukan tarian Mas Merah dan tarian Sigale-gale yang sudah digarap oleh Bapak Freidy.
Gambar 4.1 Piagam Penghargaan Penyajian Unggul Parade Tari Nusantara pada tahun 2010 di Tamn Mini Jakarta Sumber: Koleksi Freidy Idris
62
Gamba r 4.2 Piagam Penghargaan Penata Musik Unggulan Parade Tari Nusantara Pada Tahun 2010 di Taman Mini Jakarta Sumber: Koleksi Freidy Idris
Gambar 4.3 Piagam Penyajian Terbaik Wilayah Sumatera Parama Natya Budaya Swarna Dwipa Sumatera Parade Tari Nusantara pada tahu 2010 di Taman Mini Jakarta. Sumber: Koleksi Freidy Idris
4.4 Busana dan Properti Tari Mas Merah Pada pertunjukan tari Mas Merah, busana yang dikenakan oleh penari Mas Merah adalah karya kreasi Bapak Freidy yang mengkombinasikan busana perpaduan India dengan busana Melayu. Busana yang dikenakan oleh penari perempuan adalah
63
baju berwana hijau yang panjangnya di atas mata kaki, dan memakai baju dalam berwarna merah dengan memakai celana panjang berwarna merah. Aksesoris yang di pakai oleh penari perempuan adalah sunting (hiasan seperti mahkota di atas kepala wanita), bungga hias, anting-anting, cincin, kalung. Sedangkan penari laki-laki memakai baju dalam warna merah dan memakai celana panjang warna merah serta mengenakan blazer. Penari laki-laki juga memakai kain pingang yang berwarna hijau panjangnya di atas lutut dan memakai tali pingang yang terbuat dari kain, serta memakai topi semi tengkuluk. Properti tamabahan yang dipakai saat menari adalah satu payung yang terbuat dari kertas yang dipegang oleh Salmah dimana payung tersebut melambangkan cinta. Payung yang dipegang oleh Salmah akan dihancurkan oleh Salmah sebagai lambang kekecewaan, karena Salmah tidak bisa menikah dengan Salam yang dimana Salmah akan dinikahi dengan lelaki yang dijodohkan orangtuanya kepadanya yaitu Tambi.
Gambar 4.4 Payung Kertas Sumber: Koleksi Penulis
64
4.5 Gerak dalam Pertunjukan Pada kebudayaan Melayu di Kota Binjai, tarian Mas Merah yang ditampilkan untuk pertunjukan hiburan yang menjadi pusat perhatian para penoton untuk melihatnya. Dari gerakan-gerakan tari Mas Merah mengandung sebuah unsur cerita tentang percintaan Salam dan Salmah dari gerakan yang ditarikan. Selanjutnya menurut Bapak Freidy Idris yang merupakan informan penulis, gerakan-gerakan tari Mas Merah merupakan gerakan kreasi memiliki hitungan variatif dan memiliki makna tersendiri. Gerakan menggambarkan bagaimana perjuangan Salam untuk mendapatkan Salmah dan sampai mereka bersama sampai akhir hidup mereka. Gerakan-gerakan tersebut, dapat dilihat dari deskripsi secara kinisiologis sebagai berikut.
65
Tabel 5.1 Deskripsi Gerak Tari Mas Merah
No
Ragam
1
Ragam 1
Hitungan dan Tempo Tarian
Deskripsi Gerak Penari Mas Merah dan Pola
Hitungan sesuai dengan iringan musik. Tempo lambat (Tari tak terikat pada ketukan musik, tetapi gerak dalam tiga posisi)
Posisi kaki kiri diletakan di bawah kaki kanan ditengkukan setengah. Posisi ke dua tangan di turunkan kebawah. Posisi kepala di tundukan. Pola ᴏ ᴏ ᴏ
∆
∆ ∆
∆
ᴏ ∆
ᴏ
∆ = penari perempuan ᴏ = penari laki-laki
Melodi biola
66
Gambar
2
Ragam 2
4x8 Tempo lambat
Posisi badan tegak lurus untuk peran utama. Posisi tangan lurus kearah samping kanan dan posisi kepala menghadap ke samping kanan. Untuk peran dayang posisinya setengah duduk. Pola ᴏ ᴏ ᴏ
∆
∆ ∆ ∆
∆
ᴏ ᴏ
Melodi biola
67
3
Ragam 3
4x8 Tempo lambat
Hitungan 3x8 Salam memberikan payung kepada Salmah. Posisi kepala sama-sama tegak sambil saling memandang. Ke dua tangan kanan sama-sama memegang payung. Posisi badan tegak lurus. Kaki kanan sama-sama maju ke depan. Pola ∆ᴏ ∆ ∆
∆ ∆
ᴏ ᴏ ᴏ ᴏ
68
4
Ragam 4
4x8 Tempo cepat
Gerakan ini merupakan gerakan hormat. Posisi kepala tegak lurus. Ke dua telapak tangan disatukan dan tangannya membentuk seperti tanda hormat. Posisi kaki kanan di majukan ke depan. Pola ᴏ ᴏ
ᴏ ᴏ
ᴏ
∆
∆ ∆ ∆ ∆
69
5
Ragam 5
4x8 Tempo sedang
Gerakan siku tangan kanan kepada masingmasing pasangan pada hitungan 2x8. Posisi badan tegak lurus menghadap pasangan. Posisi kaki kanan maju ke depan. Tangan kiri dibuka ke atas dan jarinya di genggam. Sedangkan jari jempol dibuka. Tempo sedang. Pola ∆ᴏ ᴏ∆ ᴏ∆ ᴏ∆
ᴏ∆
70
6
Ragam 6
4x8 Tempo sedang
Gerakan dayung sampan. Tangan penari perempuan dan lai-laki digenggam. Posisi perempuan kaki kananya duduk setengah. Sedangkan kaki kirinya berdiri setengah. Untuk posisi laki-laki kaki kirinya maju ke depan dan agak ditengkuk. Sedangkan kaki kanannya mundur ke belakang. Pola ∆ ᴏ ∆ ᴏ ∆ ᴏ ∆ ∆ ᴏ ᴏ
71
7
Ragam 7
4x8 Tempo cepat
Posisi kepala agak ditundukan. Tangan kanan maju ke depan dan jari di genggam . sedangkan jari jempol di buka. Posisi badan agak dibungkukkan menghadap serong kiri. Posisi kaki kiri ditengkukkan dan kaki kanan maju serong kanan. Pola ᴏ ᴏ ᴏ ᴏ
∆ ∆
∆ ∆
ᴏ ∆
72
8
Ragam 8
1x8 Tempo cepat
Gerakan halangan antara permpuan dan laki-laki. Posisi ke dua peran berhadap-hadapan. Untuk peran perempuan arah badan ke samping kanan ke dua kaki dibuka. Untuk peran laki-laki arah badan ke samping kanan. Posisi kaki dibuka dan kaki kanan menghadap serong kanan. Pola ᴏ ᴏ ∆
∆ ∆ ∆ ∆
ᴏ ᴏ ᴏ
73
9
Ragam 9
1x8 Tempo sedang
Gerakan ini menunjukan gerakan konflik. Posisi perempuan bersadar ke pungung laki-laki. Posisi lakilaki membungkuk kebawah. Pola ᴏ
∆ ∆ ∆ ∆ ᴏ ∆
ᴏ ᴏ ᴏ
74
10
Ragam 10
4x8 Tempo pelan
Gerakan ini menunjukan peran Mas Merah. Posisi badan perempuan tegak lurus. Tangan kanan ke arah atas, telapak tangan dibuka menghadap ke atas. Sedangkan tangan kiri dibuka kea rah bawah, sedangkan jarinya tegak lurus ke atas. Sedangkan dua pengawal lakilaki berdiri tegak lurus dan ke dua tangan mengangkat peran Mas Merah. Pola ∆
ᴏ∆ᴏ ∆
∆ ∆
ᴏ
ᴏ ᴏ
75
11
Ragam 11
1x8 Tempo cepat
Gerakan tangan diayunkan ke depan atas yang menandakan kegembiraan. Posisi badan tegak lurus untuk peran Salam dan Salamah, sedangkan tangan dibuka. Untuk penari lainnya posisi badan setengah jongkok. Pola ᴏ ∆ ∆ ᴏ ∆
ᴏ ∆ ᴏ
∆ ᴏ
76
12
Ragam 12
1x8 Tempo cepat
Gerakan membuka tangan kiri ke arah serong kiri. Posisi badan tegak lurus, kepala menghadap kearah samping kiri. Untuk posisi tangan diangkat ke atas menghadap serong kiri dan kaki kiri mundur ke belakang mengdap serong kiri. Kaki kanan tegak lurus menghadap ke depan. Pola ∆ ᴏ ᴏ
∆
∆
∆ ᴏ ᴏ
ᴏ
∆
77
13
Ragam 13
Hitungan sesuai dengan iringan musik. Tempo lambat
Gerakan ini dimana Salam dan Salmah akan berpisah karena Salmah mau menikah dengan orang yang dijodohkan oleh orang tuanya. Posisi badan tegak lurus. Untuk laki-laki posisi badan ke arah samping kiri dan posisi kepala menghadap ke kanan. Untuk posisi perempuan bsdan tegak lurus , tangan kiri mengengam tangan peria dan tangan kanan memegang payung serta posisi kepala ke arah kanan melihat laki-laki. Pola ∆ ∆
∆ ∆ ᴏ ᴏ ᴏ ᴏ ∆ ᴏ
78
14
Ragam 14
Hitungan sesuai dengan iringan musik. Tempo lambat
Gambaran ini menunjukan rasa ke kecewaan atau rasa sedih Mas Merah(Salmah). Posisi badan setengah berdidri. Kedua tangan menekan atas payung kertas yang sudah dikembangkan untuk dihancurkan. Pola ∆ ∆ ∆
ᴏ ᴏ ᴏ ᴏ
∆ ∆ ᴏ
79
15
Ragam 15
Hitungan sesuai dengan iringan musik. Tempo lambat
Badan pemeran Mas Merah tegak lurus. Kepala menghadap samping kanan, serta payung yang dipegang oleh tangan kanan di campakkan ke arah kanan atas. Pola ∆ ∆ ∆
ᴏ ᴏ ᴏ ᴏ
∆ ∆ ᴏ
80
16
Ragam 16
Hitungan sesuai dengan iringan musik. Tempo lambat
Pengawal laki-laki mengangkat peran Mas Merah. Mas Merah menjerit sera merebahkan badannya di atas tangan pengawal laki-laki, yang menandakan Mas Merah sudah meninggal. Pola ∆
ᴏ ᴏ ∆ ∆ ᴏ ᴏ
∆ ∆ ᴏ
81
BAB V ANALISIS MUSIK IRINGAN TARI MAS MERAH
5.1 Alat Musik Pengiring Alat musik Melayau dapat dikelompokkan menurut pendapat Curt Sachs danHornbostel (1914) yaitu (1) Idiofon penggetar utamanya badannya sendiri, (2) Membranofon,penggetar utamanya membrane, (3) kordofon, penggetar utamanya senar, (4) Aerofon penggetar utamanya adalah melalui udara. Alat musik Melayu pengiring tari Mas Merah adalah biola sebagai melodi, arkodion sebagai melodi, gambus sebagai melodi, cello sebagai bass, doll sebagai ritem, jimbe sebagai ritem, rebana sebagai pembawa ritem, gendang Melayu sebagai ritem, marwas sebagai peningkah dan Vokal. Dalam menganalisa struktur musik pengiring tari Mas Merah ini, penulis hanya memfokuskan menganalisa pada alat musik biola dan vocal. Biola adalah sebuah alat musik yang tergolong kedalam klasifikasi kordofon (bersenar) yang dimainkan dengan cara digesek. Biola memiliki empat senar G-D-A-E yang disetel berbeda satu sama lain dengan interval sempurna kelima. Nada yang paling rendah adalah G. Kertas musik untuk biola hampir selalu menggunakan atau ditulis pada kunci G. Sebuah nama yang lazim dipakai untuk biola ialah fiddle dan biola seringkali disebut fiddle jika digunakan untuk memainkan lagu-lagu tradisional.
82
Gambar 5.1 Biola Sebagai Melodi Sumber: Koleksi Penulis
Gambar 5.2 Arkodion Sebagai Melodi Sumber: Koleksi Penulis
Gambar 5.3 Gambus Sebagai Melodi Sumber: Koleksi Penulis
83
Gambar 5.4 Cello Sebagai Bass Sumber: Koleksi Penulis
Gambar 5.5 Jimbe Sebagai Ritem Sumber: Koleksi Penulis
Gambar 5.6 Rebana Sebagai Ritem Sumber: Koleksi Penulis
84
Gambar 5.7 Marwas Sebagai Peningkah Sumber: Koleksi penulis
5.2 Analisis Musik Menurut
Nettl,
(1964:98)
ada
dua
pendekatan
berkenaan
dengan
pendeskripsian musik yaitu: (1) kita dapat mendeskripsikan dan menganalisis apa yang kita dengar; (2) kita dapat menuliskan berbagai cara keatas kertas dan mendeskripsikan apa yang kita lihat. Dari dua hal di atas untuk memvisualisasikan musik iringan tari Mas Merah, penulis melakukan transkripsi agar lebih muda menganalisisnya terutama tangga nada, motif, kadensa, dan lain-lain. Sehingga dengan demikian diharapkan dapat membantu kita untuk mengkomunikasikan kepada pihak lain tentang apa yang kita pikirkan dari apa yang kita dengar Dalam
pentranskripsian,
penulis
menggunakan
notasi
Barat
untuk
memperlihatkan bunyi musikal yang terdengar. Sebagaimana dikatakan oleh Nettl, (1964:94) yang mengutip pendapat Seegers tentang penulisan notasi musik bahwa notasi musik terdiri dari dua bagian yaitu notasi deskriptif dan notasi preskriptif. Lebih lanjut dikatakan bahwa notasi deskriptif ialah notasi yang
85
menggambarkan secara terperinci aspek-aspek musikal yang terdapat pada musik. Sedangkan notasi preskriptif hanya menuliskan bagian-bagian yang dianggap menonjol dalam suatu musik tanpa harus menuliskan secara lengkap hal-hal yang ada dalam musik. Oleh karena itu, dalam skripsi ini penulis menggunakan pendekatan yang pertama yaitu notasi deskriptif. Salah satu dari notasi deskriptif adalah notasi balok. Hal ini didukung oleh keberadaannya yang dianggap secara efektif dalam pentranskripsian. Demikian pula tinggi rendahnya nada, simbol-simbol nada pada garis paranada, durasi, ritmis, dan lain-lain. Alasan dalam hal ini dikarenakan notasi Barat dapat mewakili nada-nada yang terdapat dalam musik iringan tarian ini, dan juga sering digunakan dalam penulisan suatu musik. Musik dalam pertunjukan tari Mas Merah pada pertunjukan masyarakat Melayu di Kota Binjai hanya sebagai musik pengiring. Keberadaan musik iringan dalam tari Mas Merah merupakan hal yang berkaitan, dimana tari ini mengikuti musik. Iringan musik menjadi pembentuk suasana, dan untuk memperjelas tekanantekanan gerakan begitu juga pergantian ragam dan pola-pola gerakan yang ada.
5.3 Model Notasi Dalam transkripsi musik iringan tari inai menggunakan notasi Barat, hal ini dilakukan agar dapat dipahami secara universal. Ada beberapa simbol yang digunakan, yaitu:
Garis paranada yang memiliki lima buah garis paranada dan empat buah spasi dengan tanda kunci G.
86
Merupakan not ½ yang bernilai dua ketuk.
Merupakan not ¼ yang bernilai satu ketuk.
Merupakan not 1/8 yang bernilai setengah ketuk.
Merupakan dua buah not 1/8 yang digabung menjadi satu ketuk. Simbol-simbol di atas merupakan simbol-simbol yang terdapat dalam lampiran partitur yang perlu diketahui agar pembaca memahami makna-maknanya. Berikut hasil transkripsi biola dalam musik iringan tari Mas Merah.
87
88
5.4 Tangga Nada Nettl,(1964 : 1945) mengemukakan bahwa cara-cara untuk mendeskripsikan tangga nada adalah menuliskan nada-nada yang dipakai tanpa melihat fungsi masingmasing dalam musik. Tangga nada tersebut kemudian digolongkan menurut beberapa klasifikasi, yaitu menurut jumlah nada yang dipakai. Diatonic (dua nada), tritonic (tiga nada), tetratonic (empat nada), pentatonic (lima nada), hexatonic (enam nada), heptatonic (tujuh nada). Dua nada yang mempunyai jarak satu oktaf biasanya dianggap satu nada saja. Yang dimaksud tangga nada dalam tulisan ini yaitu nada-nada yang terdapat pada
89
melodi yang dihasilkan puput serunai. Hal ini dilakukan pada pembagian nada-nada mulai dari nada yang tertinggi hingga nada yang terendah. Penulis mengurutkan nada-nada yang terdapat dalam melodi biola dari nada terendah sampai nada tertinggi. Terdiri dari tujuh nada, yaitu nada……..
Oleh karena itu tangga nadanya disebut dengan Heptatonic.
5.5 Nada Dasar Dalam menentukan nada dasar melodi pada alat musik biola, penulis mengacu pada hasil rekaman video yang penulis dapatkan di lapangan saat pelaksanaan acara, yang telah ditranskripsikan ke dalam notasi Barat. Maka hasil nada dasar dalammelodi biola yang didapatkan adalah nada dasar C Mayor.
5.6 Wilayah Nada Metode untuk menentukan wilayah nada berdasarkan ambitus suara yang terdengar secara alami yang ditentukan oleh media penghasil bunyi itu sendiri, ialah dengan memperhatikan nada yang paling rendah hingga nada yang paling tinggi. Wilayah nada melodi biola yang diurutkan dari nada terendah sampai nada Tertinggi adalah :
90
5.7 Frekuensi Pemakaian Nada Frekuensi pemakaian nada dapat dilihat dari banyaknya jumlah nada yang dipakai dalam suatu musik atau nyayian. Banyaknya jumlah nada yang terdapat dalam melodi biola : Jumlah pemakaian nada-nada pada melodi biola adalah: Nada
C C ’ Jumla 1 4 h 6
Ci D D s ’ 21 3 2 9
D # 3
E
F
2 3
2 6
E ’ 4 9
F # 2 0
F ’ 2 6
G
G ’ 3 4
5 0
G # 8
A 7 4
A ’ 9
B 5 2
B b 2 0
5.8 Jumlah Interval Interval adalah jarak antara satu nada dengan nada yang lain terdiri dari interval naik maupun turun. Berikut adalah interval dari melodi biola : Interval
1P
2P
2m
3M
3m
4P
4Auq
5P
Jumlah
54
163
145
39
79
14
2
2
5Dim 5Auq 2
1
6m 6
5.9 Pola Kadensa Kadensa adalah nada akhir dari suatu bagian melodi lagu. Pola kadensa dapat dibagi atasa dua bagian, yaitu : semi kadens (half cadence) dan kadens penuh (full cadence). Semi kadens adalah suatu bentuk istirahat yang tidak lengkap atau tidak selesai (complete) dan memberi kesan adanya gerakan ritem yang lebih lanjut. Kadens penuh adalah suatu bentuk istirahat di akhir frasa yang terasa selesai (complete) sehingga pola kadens seperti ini tidak memberikan kesan untuk menambah gerakan ritem. Pola kadensa melodi biola yaitu :
91
5.10 Kontur Kontur adalah garis melodi dalam sebuah lagu. Malm (dalam irawan 1997 : 85) membedakan beberapa jenis kontur, yaitu : 1. Ascending yaitu garis melodi yang bergerak dengan bentuk naik dari nada yang lebih rendah ke nada yang lebih tinggi. 2. Descending yaitu garis melodi yang bergerak dengan bentuk turun dari nada yang lebih tinggi ke nada yang lebih rendah. 3. Pendulous yaitu garis melodi yang bentuk gerakannya melengkung dari nada yang lebih tinggi ke nada yang lebih rendah, kemudian kembali lagi ke nada yang lebih tinggi atau sebaliknya. 4. Conjuct yaitu garis melodi yang sifatnya bergerak melangkah dari satu nada ke nada yang lain baik naik maupun turun. 5. Terraced yaitu garis melodi yang bergerak berjenjang baik dari nada yang lebih tinggi ke nada yang lebih rendah atau dimulai dari nada yang lebih rendah ke nada yang lebih tinggi. 6. Disjuct yaitu garis melodi yang bergerak melompat dari satu nada ke nada yang lainnya, dan biasanya intervalnya di atas sekonde baik mayor maupun minor. 7. Static yaitu garis melodi yang bentuknya tetap yang jaraknya mempunyai batasbatasan. Garis kontur yang terdapat pada melodi biola dalam tulisan ini pada umumnya adalah conjuct . Pergerakan melodinya bergerak melangkah baik baik mau pun turun. Untuk lebih jelas dapat dilihat dari gambar salah contoh melodi di bawah ini.
92
Grafik diatas menunjukkan terjadinya pergerakan melodi conjuct. Dimana terdapat pergerakan nada naik lalu turun, kemudian naik lagi.
Grafik diatas menunjukkan terjadinya pergerakan melodi conjuct. Dimana terdapat pergerakan nada turun lalu naik, kemudian turun dan naik lagi. Kontur yang dipakai adalah Ascending
Vokal Mas Merah
93
BAB VI PENUTUP 6.1 Kesimpulan Berdasarkan pada penjelasan dari bab-bab di atas, penulis menyimpulkan pembahasan dari hasil penelitian yang penulis lakukan. Kesimpulan ini adalah jawaban dari dua pokok permasalah yang telah ditetapkan pada Bab I. Adapun pokok masalah tersebut adalah: (a) deskripsi gerak tari Mas Merah, (b) struktur musik iringan. (a) Gerakan tari Mas Merah berupa kisah cerita percintaan Salam dan Salamah yang terdapat gerakan-gerakan variatif sesuai ide si penari. Jumlah penari pada tari Mas Merah harus genap yang berjumlah sepuluh penari sepasang di antra sepuluh penari berperan sebagai Salam dan Salmah yang menggunakan properti payung kertas sebagai lambang cinta. Menghancurkan payung kertas sebagai tanda yang mengisahkan ke kecewan Salmah yang tidak dapat menikah dengan Salam. Gerakan akhir yang dimana peran Salmah diangkat oleh ke tiga pengawal laki-laki dengan tangan di atas posisi kepala. Peran Salmah naik ke atas tangan pengawal untuk merebahkan tubuhnya sambil menjerit di atas tangan pengawal. Gerakan ini digemari oleh penonton karena gerakan tersebut juga mempunyai tingkat kesulitan yang tinggi. Penari juga harus memperhatikan bagian tubuhnya, jika tidak memperhatikan
kemungkinan
akan
mengakibatkan
penari
jatuh
sehingga
mengakibatkan patah tulang. b) Struktur musik iringan tari Mas Merah ini adalah sebagai berikut. Tari Mas Merah diiringi oleh satu ensambel musik yang terdiri dari: Biola, arkodion, gambus,
94
cello, jimbe, rebana, marwas. Melodi dan rentak musik iringan untuk tari Mas Merah disebut dengan Zapin. Vokal juga digunakan saat pertengahan musik iringan tari Mas Merah yang berisikan nasihat. Iringan musik dalam tari Mas Merah sangat penting, karena pada dasarnya tari ini mengikuti musik. Dimana sebagai pembentuk suasana dan juga untuk memperjelas tekanan-tekanan gerak, sehingga tari dapat dinikmati secara keseluruhan dengan baik. Dalam konteks kegiatan tari Mas Merah, ada hubungan antara tari, musik iringan di dalam masyarakat Melayu di Kota Binjai. Hubungan itu berupa hubungan pertunjukan, yang memiliki bentuk dan siklusnya tersendiri dalam dimensi waktu dan ruang. 7.2 Saran Tari Mas Merah sebagai salah satu kesenian tari kreasi masyarakat Melayu yang ada di Kota Binjai. Mengingat tarian Mas Merah masih muda dalam penciptaannya, dan kesenian ini semakin berkembang dengan adanya kreatifitaskreatifitas sanggar yang berkembang di Kota Binjai yang tentu saja akan mendapat pengaruh dari kesenian yang ada di sekitarnya. Oleh karena itu, sebagai upaya mempertahankan dan memperkenalkannya di luar Kota Binjai diperlukan wadah seperti sanggar-sanggar Melayu dan memiliki kesadaran untuk menjaga kesenian tradisional ini. Generasi muda diharapkan untuk berperan aktif dalam menjaga kelangsungan kesenian daerahnya. Ini dapat dilakukan dengan melakukan sosialisasi melalui pertunjukan kesenian tradisi yang sering diadakan untuk membiasakan mereka mengenalnya. Rasa kesadaran dan cinta akan kesenian tradisional merupakan kunci permasalahannya. Penulis juga menyadari bahwa penelitian yang baru merupakan
95
tahap awal ini masih banyak memiliki kekurangan dan perlu mendapatkan penyempurnaan. Penelitian ini hanyalah sebahagian kecil permasalahan yang terkandung di dalamnya. Oleh karena itu penulis menyarankan dan mengharapkan kepada siapa saja yang berminat untuk melanjutkan penelitian ini untuk lebih mendalam lagi, sehingga dapat bermanfaat bagi pengembangan Etnomusikologi dan sebagai dokumentasi data mengenai kebudayaan musical yang berkaitan dengan Melayu. Akhir kata penulis mengharapkan semoga tulisan ini dapat memberikan kontribusi yang positif terhadap apresiasi budaya dan pengetahuan terhadap ilmu pengetahuan secara umum dan bidang Etnomusikologi secara khusus.
96
DAFTAR PUSTAKA Aini, Syahrifa. Tari Inai dalam Konteks Upacara Perkawinan Adat Melayu di Batang Kuis; Deskripsi Gerak, Musik Iringan, dan Fungsi. Skripsi Sarjana Etnomusikologi USU. Blacking, John. 1984. “Dance as Cultural System and Human Capability: An Anthropological Perspective.” dalam buku Dance, A Multicultural Perspective. Report of the Third Study of Dance Conference, ed. J. Adshead, 4-21 Guildford. University of Surrey. Djelantik. 1990. Estetika, Sebuah Pengantar. Bandung: Masyarakat Seni Pertunjukan Indonesia. Green, Thomas A. 1997. Folklore: an Encyclopedia of Beliefs, Customs, Tales, Music, and Art Volume 1. California: ABC-CLIO. Haviland, William A; Prins, Harald E. L.; McBride. Bunny; and Walrath, Dana (2011). Cultural Anthropology: The Human Challenge (14th ed.). Belmont: Wadsworth, Cengange Learning. Koentjaraningrat. 1986. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Maleong. 1908. Metode Penelitian. Jakarta: Gramedia. Malm, Wiliam P. 1977. Music Cultures of Pacific, Near East, and Asia. Englewood Cliffs, New Jersey: Prentice Hall. Merriam, Alan .P. 1995. ”Beberapa Defenisi tentang ‘Musikologi Komparatif’ dan‘Etnomusikologi’: Sebuah Pandangan Historis-Teoretis”. Dalam: Supanggah, Editor. Etnomusikologi (terjemahan). Yogyakarta: Yayasan Bentang Budaya. p. 40-55. Natalia, Desi Ari. 2008. Deskripsi Tari Guel Pada Upacara Perkawinan Masyarakat Gayo di Kota Medan : Skripsi Sarjana Etnomusikologi FS USU. Netrirosa, Arifni. 2003. Tari Kelompok Barubah. Digitized by USU digital library Netrirosa, Arifni. 2006. Etnomudikologi: Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Seni. Volume 1, No 3, Januari.
97
Netrirosa, Arifni. 2011. Etnomusikologi: Jurnal Ilmu Pengetahuan Seni. Nomor 12, Tahun 6. Medan: USU Press. Nettl, Bruno. 1964. Theory and Method in Etnomusicology. New York : The Pree Press. Sachs, Curt. 1993. World History of The Dance. New York: The Norton Library. Sinar, Luckman. 1996. Pengantar Etnomusikologi dan Tarian Melayu. Medan: Perwira. Takari dan Dewi, 2008. Budaya Musik dan Tari Melayu Sumatera Utara. Medan: Universitas Sumatera Utara Press. Wimbrayardi. 1989. Analisis Ritem Musik Adok Pengiring Tari Bentan. Medan, Skripsi Sarjana Sastra USU.
Sumber Internet: http://gitadanceq.blogspot.com/search/label/kinesiologi http://id.wikipedia.org/wiki /pulau_kampai,_pangkalan_susu,.
98
DAFTAR INFORMAN 1. Nama
: Freidy Idris
Nama Panggilan
: Andy
Tanggal Lahir
: 22 September 1965
Alamat
: Jl. Sei Mencirim No.1 Rambung Barat Binjai
Keahlian
: Pencipta Tari, Penari dan Budayawan Melayu Kota Binjai
2. Nama
: Syarial Flani
Nama Panggilan
: Makyal
Tanggar Lahir
: 15 November 1959
Alamat
: Jl. Printis Kemerdekaan No.204 Dusun IV Tanjung Morawa
Keahlian
: Penari dan Pembuat Alat Musik Gambus serta Pemusik Gambus
3. Nama
: Priadi
Nama Panggilan
: Adi
Tanggal Lahir
: 10 September 1981
Alamat
: Jl. Sei Mencirim No.1 Rambung Barat Binjai
Keahlian
: Pengelolah Sanggar Melati Suci dan Penari
4. Nama
: Muhammad Abdul Toyeb
Nama Panggilan
: Toyeb
Tanggal Lahir
: 22 April 1990
Alamat
: Jl. Jend Jamin Ginting No. 159
Keahlian
: Penari
99
5. Nama
: Maya Nolan Sari
Nama Panggilan
: Maya
Tanggal Lahir
: 13 Mei 1992
Alamat
: Jl. Berastagi Binjai
Keahlian
: Penari
100