Tarbiyah Jurnal Kependidikan ISSN 2088-6691 Vol. 3 No. 1. Januari - Juni 2014
SUSUNAN REDAKSI Pelindung/Penanggung Jawab
:
Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
Ketua Umum/Ketua Pengarah
:
Abdul Hayat
Ketua Penyunting
:
Rusnadi Ali Kasan
Wakil Ketua Penyunting
:
Hairul Hudaya
Penyunting Ahli
:
1. Juhriyansyah Dalle 2. Ahmad Juhaidi 3. Ahmad Muradi
Staf Redaksi
:
1. Ahmad Taufik Mubarak 2. Rino Noviyanto
i
Tarbiyah Jurnal Ilmu Pendidikan ISSN 2088-6691 Vol. 1 No. 1. Januari - Juni 2014
DAFTAR ISI Urgensi Pendidikan Melek Media (Media Literacy) Bagi Anak Sayyidatul Fadlilah
1-9
Pengembangan Model Pelatihan Mediasi Sebaya untuk Mengurangi Perilaku Agresi Relasi Siswa. Hidayat Ma’ruf
11 - 19
Kontribusi Kepuasan Kerja dan Komitmen Organisasi Terhadap Organizational Citizenship Behavior. Arifudin
11 - 28
Layanan Konsultasi Bimbingan dan Konseling pada Madrasah Tsanawiyah Negeri sekota Banjarmasin. Haris Fadilah
29 - 44
Penerapan Pendidikan Karakter, Pendekatan Sesosifit (Spiritual, Emosional, Sosial, Intelektual, Fitrah) Melalui Layanan Bimbingan dan Konseling. Karyono Ibnu Ahmad
45 - 49
Pelatihan Komunikasi Konseling pada Asisten Konselor di Biro Layanan Bimbingan dan Konseling (BLBK) Fakultas Tarbiyah dan Keguruan IAIN Antasari Banjarmasin. Masyitah
51 - 67
Meningkatkan Kemampuan Guru dalam Pembelajaran Melalui Pendekatan Tematik di Kelas Rendah pada SDN 1 Bilas Kecamatan Upau. Sadiman
69 - 76
Perencanaan Pembelajaran Berkarakter pada Mata Pelajaran Agama Islam di SMAN 7 Kota Banjarmasin. Hilmi Mizani
77 - 91
Perkembangan Motorik Anak Usia 5 – 6 Tahun di TK Islam Selaras Jakarta Timur Novitawati
93 - 102
Pengamalan dan Pengalaman Ibadah Sunah Pendidik untuk Mewujudkan Pendidikan Berbasis Karakter. Lutfiyah
103 - 117
ii
Tarbiyah Jurnal Ilmiah Pendidikan, Vol. 3 No. 1. Januari - Juni 2014
PERKEMBANGAN MOTORIK ANAK USIA 5 – 6 TAHUN DI TK ISLAM SELARAS JAKARTA TIMUR Novitawati Program Studi PGSD/PGPAUD Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Univaersitas Lambung Mangkurat Jl. A. H. Hasan Basry Banjarmasin 70124 E-mail:
[email protected] ABSTRACT Physical development is considered as one of the important things to learn, since it can directly or indirectly affect children behaviors in their daily life. Thus, therefore this research is conducted and is aimed at knowing motoric development of children in age between 5-6 years old at Islamic Kindergarten (TK Islam) Selaras, Jakarta Timur. This is a descriptive qualitative research and using observation instrument which is developed based on the act of the Ministry of National Education, Number 58 Year 2009, about the Standard of Young Learners Education, specifically the motoric development of children age 5-6 years old. The study showed that the motoric development of children age 5-6 years old at the TK Islam Selaras, Jakarta Timur is relatively evolved as expected, this is based on the data that 5 of 6 children are developed very well in their rough motoric, and only a kid is developed as expected. While the smooth motoric development, it is found out that 3 kids are developed very well, while 3 others are developed as expected. The study also recommends the school to increase more the program which stimulates smooth motoric development of children, as well as providing opportunities for children to develop their smooth motoric skills, especially in terms of drawing, drawing round environment, and cutting patterns. Parents are also expected to provide more opportunities for children to explore a variety of activities to stimulate children's motoric development, especially smooth motoric development, as well as providing guidance to the children in drawing, cutting out the pattern, and buttoning clothes at home. Keywords: motoric development, rough motoric, smooth motoric, TK Islam Selaras ABSTRAK Perkembangan fisik dianggap penting untuk dipelajari, karena baik secara langsung maupun tidak akan mempengaruh iperilaku anak sehari-hari. Berdasarkan hal tersebut maka maka dilakukanlah penelitian dengan maksud untuk mengetahui perkembangan motorik anak usia 5-6 tahun pada TK Islam Selaras Jakarta Timur. Ini adalah penelitian deskriptif kualitatif, yang menggunakan instrumen obervasi yang dikembangkan berdasarkan pada Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 58 Tahun 2009, tentang Standar pendidikan Anak Usia Dini, khususnya perkembangan motorik anak usia 5-6th. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perkembangan motorik anak usia 5-6 tahun di TK Islam Selaras, Jakarta Timur relatif berkembang sesuai harapan, hal ini didapatkan dari perkembangan motorik kasar 5 dari 6 anak berada pada tahap Berkembang sangat baik, 1 orang anak yang berada pada taraf berkembang sesuai harapan. Sedangkan mengenai perkembangan motorik halus anak didapatkan bahwa 3 orang anak berkembang sangat baik, sedangkan yang 3 berkembang sesuai harapan. Penelitian ini juga merekomendasikan kepada pihak sekolah untuk meningkatkan program yang lebih menstimulasi perkembangan motorik halus anak, serta memberikan kesempatan kepada anak untuk mengembangkan kemampuan motorik halusnya, khususnya dalam hal menggambar dirinya sendiri, menggambar lingkungan sekekelilingnya, dan menggunting pola. Orang tua siswa juga diharapkan bisa memberikan kesempatan kepada anak untuk lebih mengeksplorasi berbagai kegiatan yang dapat menstimulasi perkembangan motorik anak, khususnya motorik halus anak agar lebih berkembang baik lagi, serta memberikan bimbingan kepada anaknya dalam menggambar, menggunting pola, dan mengancingkan baju di rumah. Kata kunci: perkembangan motorik, motorik kasar, motorik halus, TK Islam Selaras
93
Tarbiyah Jurnal Ilmiah Pendidikan, Vol. 3 No. 1. Januari - Juni 2014
PENDAHULUAN Perkembanganfisikdianggappentinguntukdi pelajari, karenabaiksecaralangsungmaupuntidakakanmem pengaruhiperilakuanaksehari-hari. Perkembanganfisiksecaralangsungakanberpengar uhdalammenentukanketerampilananakdalamberg erak, sedangkansecaratidaklangsungakanmempengaru hibagaimanaanakmemandangdirinyasendiriserta orang lain. Selamamasakanak-kanaktengahdanakhir, perkembanganmotorikanakmenjadilebihhalusdan lebihterkoordinasidibandingkanmasakanakkanakawal.Di usia lima tahun, anak semakin menyukai petualangan dibandingkan ketika mereka berusia empat tahun. Dalam ketrampilan motorik kasar yang melibatkan aktivitas otot besar, biasanya anak laki-laki mengungguli anak perempuan. Keragaman budaya dalam mengarahkan perkembangan motorik anak juga mempunyai pengaruh signifikan. Ibu-ibu di negera berkembang cenderung lebih merangsang ketrampilan motorik anak daripada ibu-ibu di negara modern (Hopkins, 1991). Ibu-ibu di negara Jamaika contohnya mengharapkan anakanak mereka bisa duduk atau berjalan daripada Ibu-ibu di negara Inggris(Santrock, 2007: 213). Berdasarkan penjelasan tersebut di atas maka dilakukanlah penelitian dengan rumusan masalah tentang bagaimana perkembangan motorik anak usia 5-6 tahun pada TK Islam Selaras Jakarta Timur.Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perkembangan Motorik anak usia 5-6 tahun pada TK Islam Selaras, Jakarta Timur. LANDASAN TEORI PerkembanganMotorikAnak Anakusia 0-8 memilikienergi yang cukupuntukmelakukanberbagaikegiatan yang diperlukandalammeningkatkanketerampilanfisik, baik yang berkaitandenganpeningkatanketerampilanmotori k kasar, sepertiberlarimaupunmotorikhalussepertimenulis . Kegiatan pelepasan energi dalam jumlah besar merupakan karakteristik aktivitas anak pada masa ini. Perkembanganmotorik merupakan modal dasar bagi kegiatan-kegiatan yang akan dilakkan oleh seorang anak dari masa bayi sampai anakanak dan dewasa. Tandanya berupa sebuah
perubahan yang bersifat maju pada bayi yaitu adanya perubahan dari gerakan refleks yang kemudian berubah menjadi gerakan motorik yang disadarai. Gerakan motorik ini terdiri dari motorik kasar dan motorik halus(Jamaris, 2006: 6). Perkembangan motorik merupakan perkembangan pengendalian gerakan tubuh melalui kegiatan yang terkoordinir antara susunan saraf, otot, otak, dan spinal cord. Perkembangan motorik meliputi motorik kasar dan halus. Motorik kasar adalah gerakan tubuh yang menggunakan otot-otot besar atau sebagian besar atau seluruh anggota tubuh yang dipengaruhi oleh kematangan anak itu sendiri. Contohnya kemampuan duduk, menendang, berlari, naik-turun tangga dan sebagainya. Sedangkan motorik halus adalah gerakan yang menggunakan otot-otot halus atau sebagian anggota tubuh tertentu, yang dipengaruhi oleh kesempatan untuk belajar dan berlatih. Misalnya, kemampuan memindahkan benda dari tangan, mencoret-coret, menyusun balok, menggunting, menulis dan sebagainya. Kedua kemampuan tersebut sangat penting agar anak bisa berkembang dengan optimal (http://parentingislami.wordpress.com/2013/03/01). Perkembangan motorik merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam perkembangan individu secara keseluruhan. Beberapa pengaruh perkembangan motorik terhadap konstelasi perkembangan individu dipaparkan oleh Hurlock (1996) sebagai berikut: a. Melalui keterampilan motorik, anak dapat menghibur dirinya dan memperoleh perasaan senang. Seperti anak merasa senang dengan memiliki keterampilan memainkan boneka, melempar dan menangkap bola atau memainkan alat-alat mainan. b. Melalui keterampilan motorik, anak dapat beranjak dari kondisi tidak berdaya pada bulan-bulan pertama dalam kehidupannya, ke kondisi yang independent. Anak dapat bergerak dari satu tempat ke tempat lainnya dan dapat berbuat sendiri untuk dirinya. Kondisi ini akan menunjang perkembangan rasa percaya diri. c. Melalui perkembangan motorik, anak dapat menyesuaikan dirinya dengan lingkungan sekolah. Pada usia prasekolah atau usia kelaskelas awal Sekolah Dasar, anak sudah dapat dilatih menulis, menggambar, melukis, dan baris-berbaris. d. Melalui perkembangan motorik yang normal memungkinkan anak dapat bermain atau bergaul dengan teman sebayannya, sedangkan
94
Tarbiyah Jurnal Ilmiah Pendidikan, Vol. 3 No. 1. Januari - Juni 2014
yang tidak normal akan menghambat anak untuk dapat bergaul dengan teman sebayanya bahkan dia akan terkucilkankan atau menjadi anak yang fringer (terpinggirkan) e. Perkembangan keterampilan motorik sangat penting bagi perkembangan self-concept atau kepribadian anak. Koordinasi motorik ini sejalan dengan kematangan saraf dan otot.Sehingga tingkat ketercapaian perkembangan motorik setiap anak akan berbeda. Beberapa hal yang dapat mempengarui perkembangan motorik pada anak (Hurlock, 1993: 154) sebagai berikut: a. Sifat dasar genetik, termasuk tubuh dan kecerdasan mempunyai pengaruh yang menonjol terhadap laju perkembangan motorik. b. Kondisi pralahir yang menyenangkan, khususnya sang ibu lebih mendorong perkembangan motorik yang lebih cepat pada masa pasca lahir, ketimbang kondisi pralahir yang tidak menyenangkan. c. Kelahiran yang sukar, khususnya apabila ada kerusakan pada otak akan memperlambat perkembangan motorik. d. Tidak adanya gangguan lingkungan, kesehatan dan gizi yang baik selama awal masa kehidupan pasca lahir akan mempercepat perkembanagn motorik. e. Anak yang IQnya tinggi menunjukkan laju perkembangan motorik yang lebih cepat ketimbang anak yang Iqnya normal atau dibawah normal. f. Adanya rangsangan, dorongandan kesempatan untuk menggerakkan semua bagaian tubuh akan mempercepat perkembanagn motorik g. Perlindungan yang berlebihan akan menghambat kesiapan berkembanganya kemampuan motorik. h. Kelahiran sebelum waktunya biasanya memperlambat perkembanagn motorik karena tingkat perkembangan motorik pada waktu lahir berada dibawah tingkat perkembanagn bayi yang lahir tepat waktunya. i. Cacat fisik, seperti kebutaan akan memperlambat perkembangan motorik. j. Dalam perkembangan motorik, perbedaan jenis kelamin, warna kulit, dan sosial ekonomi, lebih banyak disebabkan oleh perbedaan motivasi dan metode pelatihan anak, daripada perbedaan bawaan. Sebagaimana periode sebelum kelahiran perkembangan dan pertumbuhan fisik mengikuti prinsip cephalocaudal dan porximodistal (Papalia, 2008: 169). Dimana pertumbuhan bergerak dari atas ke bawah (cephalocaudal) dan dari dalam ke luar (Porximodistal).
Perkembangan motorik anak usia 5-6 tahun Tingkat pencapaian perkembangan menggambarkan pertumbuhan dan perkembangan yang diharapkan dicapai oleh anak pada rentang usia tertentu. Perkembangan anak yang dicapai merupakan integrasi aspek pemahaman nila-nilai agama dan moral, fisik, kognitif, bahasa, dan sosial emosional. Seperti kita pahami bersama, bahwasannya perkembangan anak berlangsung secara berkesinambungan yang berarti bahwa setiap tingkat perkembangan yang dicapai pada suatu waktu tertentu diharapkan anak meningkat baik secara kuantitatif maupun kualitatif pada tahap selanjutnya. Selain itu jangan lupa bahwasannya setiap anak adalah unik, berbeda dan memiliki pola perkembangan yang berbeda disetiap tahap perkembangannya. Dalam makalah ini, tingkat pencapaian perkembangan motorik anak yang kami pakai adalah berdasar dari Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 58 tahun 2009 tentang Standar Pendidikan Anak Usia Dini. Dijelaskan bahwa Standar Tingkat pencapaian perkembangan motorik anak usia 5-6 tahun adalah: a. Motorik kasar - Melakukan gerakan tubuh secara terkoordinasi untuk melatih kelenturan, keseimbangan, dan kelincahan. - Melakukan koordinasi gerakan kaki, tangan kepala dalam menirukan tarian atau senam. - Melakukan permainan fisik dengan aturan. - Melakukan kegiatan kebersihan diri. b. Motorik halus - Menggambar sesuai gagasannya. - Meniru bentuk. - Melakukan eksplorasi dengan berbagai media dan kegiatan. - Menggunakan alat tulisan dengan benar. - Menggunting sesuai dengan pola. - Menempel gambar dengan tepat. - Mengekspresikan diri melalui gerakan menggambar secara detail. Apabila seorang anak dapat mencapai semua perkembangan motorik diatas, maka anak tersebut dapat dikatan sudah mencapai standar perkembangan yang sesuai dengan usianya. Untuk itu, dalam pengembangan instrumen, kami menggunakan Standar tingkat pencapian perkembangan motorik anak usia 5-6tahun.
95
Tarbiyah Jurnal Ilmiah Pendidikan, Vol. 3 No. 1. Januari - Juni 2014
Gangguan Perkembangan Motorik Perkembangan gangguan koordinasi motorik biasanya menjadi jelas ketika anak-anak gagal memenuhi tahap perkembangan normal, sesuai dengan kompetensi dalam perkembangan fisik dan motorik anak. . Beberapa anak dengan gangguan perkembangan koordinasi tidak belajar keterampilan motorik besar seperti berjalan, berlari, dan memanjat sampai titik kemudian banyak dalam waktu daripada rekan-rekan mereka. Lain memiliki masalah dengan otot kecil seperti keterampilan sebagai pembelajaran untuk mempercepat tombol, ritsleting menutup atau membuka, atau sepatu dasi. Beberapa anak memiliki masalah belajar bagaimana menangani perak dengan benar. Di negara lain, gangguan tidak muncul sampai mereka diharapkan untuk mempelajari bagaimana menulis di sekolah. Beberapa anak hanya melihat kikuk dan sering jatuh (http://www.minddisorders.com/2013/03/03). Tidak semua anak mengalami perkembangan motorik yang sempurna sesuai dengan perkembangan usianya terdapat beberapa hal yang menjadi masalah dalam makalah ini kami pahami sebagai gangguan perkembangan motorik anak. Beberapa hal tersebut diantaranya sebagai berikut (Hildayani, 2004: 816): 1. Gangguan dalam motorik kasar a. Ketidakmampuan mengatur keseimbangan Anak-anak yang mengalami kesulitan dalam mengatur keseimbangan tubuhnya biasanya juga memilikikesulitan dalam mengontrol gerakan anggota tubuh sehingga terkesan gerakannya ragu-ragu dan tampak canggung. Sebagai contoh anak yang ragu-ragu saat akan menaiki tangga papan lungsur.Masalah pengaturan keseimbangan tubuh ini berhubungan dengan sistem vestibulator atau sistem yang mengatur keseimbangan didalam tubuh. Jika tidak segera ditangani, kesulitan ini akan dibawa terus oleh anak sampai saat mereka sekolah dan akan mengakibatkan masalah lain, yaitu dalam hal membaca dan menulis, kemampuan membaca dan menulis pada dasarnya berhubungan dengan kemampuan untuk menangkap informasi oleh sistem keseimbangannya. Anak-anak dengan gangguan perkembangan koordinasi motorikjuga sering memiliki masalah menulis surat dan berhitung, atau melakukan kegiatan motor lain yang diperlukan di dalam kelas-termasuk gambar mewarnai,
menjiplak desain, atau membuat angka-angka dari tanah liat. Anak-anak ini bisa menjadi frustasi oleh ketidakmampuan mereka untuk menguasai tugas-tugas yang teman-teman sekelas mereka menemukan mudah, dan karenanya dapat berhenti berusaha atau menjadi mengganggu. Individual program yang dirancang untuk membantu anak-anak menulisatau keterampilan yang berkaitan dengan seni dan kerajinan dapat membantu mereka mendapatkan kembali kepercayaan diri dan kepentingan dalam kegiatan kelas. Anak yang mengalami masalah pada vestibulator memiliki kesulitan dalam menentukan objek yang bergerak disepan matanya, sehingga pandangannya saat mengikuti gerak benda akan melompat-lompat. Efeknya ketika anak sudah belajar membaca, ia akan mengalami kesulitan melihat tulisan di satu paragraf, kesulitan menyalin tulisan di papan tulis serta kesulitan dalam membuat garis lurus. Anak-anak dengan gangguan perkembangan koordinasi motorikjuga sering memiliki masalah menulis surat dan berhitung, atau melakukan kegiatan motor lain yang diperlukan di dalam kelas-termasuk gambar mewarnai, menjiplak desain, atau membuat angka-angka dari tanah liat. Anak-anak ini bisa menjadi frustasi oleh ketidakmampuan mereka untuk menguasai tugas-tugas yang teman-teman sekelas mereka menemukan mudah, dan karenanya dapat berhenti berusaha atau menjadi mengganggu. Individual program yang dirancang untuk membantu anak-anak menulisatau keterampilan yang berkaitan dengan seni dan kerajinan dapat membantu mereka mendapatkan kembali kepercayaan diri dan kepentingan dalam kegiatan kelas(http://www.minddisorders.com, 2014/03/01). Untuk mendeteksi anak yang memiliki kesulitan dalam pengaturan tubuhnya, hal yang harus dilakukan adalah memperhatikan apaka anak sudah menguasai beberapa keterampilanmotorik sesuai dengan tahapan usianya dengan baik. Jika belum, beri kesempatan anak untuk memperoleh latihan beberapa waktu, karena ada kemungkinan kecanggungan/keraguan dalambergerak disebabkan oleh kurangnya anak melatih keterampilannya. Perhatikan selama ± 3 bulan, bila belum juga ada perubahan, kita bisa minta orang tua anak untuk membawa anak ke dokter atau psikolog pakar perkembangan anak. b. Reaksi kurang cepat dan koordinasi kurang baik
96
Tarbiyah Jurnal Ilmiah Pendidikan, Vol. 3 No. 1. Januari - Juni 2014
Salah satu perkembangan motorik khusus pada anak usia 4-6th yang perlu diperhatikan adalah kemampuan bereaksi yang semakin cepat, koordinasi mata tangan yang sangat baik, dan ketangkasan serta kesadaran terhadap tubuh secara keseluruhan. Hal ini dapat dilihat saat anak melakukan permainan yang kompleks misalnya bermain bola. Dalam permainan sepak bola dibutuhkan reaksi yang cepat untuk menangkap bola juga juga koordinasi yang baik antara tangan, mata dan kaki sehingga dapat menendang bola masuk ke gawang. Namun ada anak-anak yang lamban bereaksi. Koordinasi gerakan juga tampak kacau sehingga sering kali disebut ’ceroboh’ dan menjadi bahan ejekan teman-temannya. Hal yang menyebabkan masalah ini ada dua hal yaitu karena anak kurang diberi kesempatan untuk berlatih menajmkan kemampuannya untuk bereaksi dan melakukan koordinasi gerak, serta ada kemungkinan anak memiliki masalah dalam syaraf motoriknya. Untuk alasan yang terakhir ini orang tua perlu mengkonsultasikannya dengan dokter. 2. Masalah kesulitan dalam motorik halus. a. Belum bisa menggambar bermakna. Kegiatan menggambar merupakan hal yang menyenagkan bagi sebagian besar anak prasekolah. Apalagi bagi anak usia 4-6tahun mulai tertarik mengekspresikan apapun yang dilihatnya dalam bentuk gambar, walaupun hasilnya masih berupa coretan sederhana. Pada usia ini beberapa anak sudah mampu menggambar orang atau rumah sederhana. Cara menggambar anak juga beragam. Biasanya pada saat menggambar salah satu tangannya akan memegang kertas, sedangkan tangan lainnya memegang alat gambar. Memasuki usia 4-5tahun anak menjadi semakin menguasai coretan yang berirama. Maksudnya semakin anak bisa menguasai gerakan tangannya. Ia jadi menjadi semakin bisa mengiramakan tangannya, dan mulai memahami batas gerakan yang dilakukan oleh tangannya. Yang perlu diwaspadai adalah jika anak pada usia ini belum juga dapat menggambar beberapa bentuk yang tergabung dengan baik menjadi satu bentuk yang lebih bermakna. b.Belum bisa mewarnai dengan rapi. Salah satu cara untuk melatih motorik halus anak ialah dengan memberi anak gambar-gambar yang menarik untuk diwarnai. Biasanya anak menyukai kegitana ini. Rata-rata, saat anak berusia 4 tahun kemampuan mewarnainya akan semakin baik. Namun apabila sudah mendekati usia sekolah coretan warnanya masih banyak
yang keluar dari bidang gambar, bahkan anak terkesan tidak perduli dan tidak tampka berupaya untuk menjaga coretannya tidak keluar dari batas garis gambar, dan kemungkinan hal ini berhubungan dengan koordinasi mata tangan, seperti menggunting, menempel, dan sebagainya. Gangguan perkembangan motorik anak harus ditangani sejak dini. Anak yang sulit mengendari sepeda, mengancingkan baju atau menggunakan gunting, merupakan salah satu ciri dari gangguan perkembangan koordinasi motorik (development coordination disorder/DCD) (http://www.untukku.com, 2014/03/02). Apabila gangguan keterampilan motorik tidak ditangani, maka secara psikologi akan berpengaruh (Dewi, 2005: 11) sebagai berikut : • Rasa rendah diri • Kecemburuan terhadap anak lain • Kekecewaan terhadap orang dewasa • Penolakan sosial • Ketergantungan • Malu • Jemu • Dan hambatan penguasaan tugas perkembangan berikutnya. Hal ini penting bagi anak-anak yang mengalami gangguan perkembangan koordinasi motorik untuk menerima terapi individual, karena untuk anak-anak banyak masalah sekunder yang dihasilkan dari kecanggungan ekstrim bisa berpengaruh pada perkembangan anak selanjutnya. Anak-anak yang mengalami gangguan perkembangan koordinasi yang sering mengalami masalah bermain dengan rekan-rekan mereka karena ketidakmampuan untuk melakukan gerakan fisik motorik yang terlibat dalam banyak permainan dan olahraga. Tidak populer dengan rekan-rekan atau pengecualian dari kegiatan mereka dapat menyebabkan harga diri yang rendah dan miskin citra diri. Anak-anak dapat pergi berusaha keras untuk menghindari kelas pendidikan jasmani dan situasi yang sama di mana kekurangan koordinasi motorik mereka mungkin terlihat. Perlakuan yang fokus pada ketrampilan yang berguna di tempat bermain atau di gimnasium dapat membantu untuk meringankan atau mencegah masalah ini. METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif (descriptive research) untuk memberi gambaran yang lebih jelas tentang perkembangan motorik anak usia 5-6tahun di Taman KanakKanak Islam Selaras. Penelitian ini juga menyajikan data yang diperoleh dari hasil
97
Tarbiyah Jurnal Ilmiah Pendidikan, Vol. 3 No. 1. Januari - Juni 2014
observasi terhadap anak selanjutnya menganalisis dan mengintrepesikan data-data yang didapat.Penelitian ini dilaksanakan selama kurang lebih 1 minggu dengan subyek penelitian adalah siswa Taman Kanak-Kanak Islam Selaras. Adapun populasi dalam penelitian ini adalahsiswa TK B pada Taman kanak Kanak Islam Selaras. Sedangkan sampel. Sedangkan sample dalam penelitian ini adalah6 orang siswa Taman kanak kanak Islam Selaras. Metode Pengumpulan data 1. Instrumen Asesmen Metode pengumpulan data yang kami lakukan adalah dengan membuat instrumen observasi yang dapat mengases perkembangan motorik anak. Intrumen atau alat pengumpul data adalah alat yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam suatu penelitian (Djaali & Molyono, 2008:59). Dalam penelitian ini, instrumen yang kami kembangkan berdasarkan dari Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 58 Tahun 2009, tentang Standar pendidikan Anak Usia Dini, khususnya perkembangan motorik anak usia 5-6th. Instrumen ini berbentuk lembar observasi.Dengan penyebaran itemsebagai berikut: Blue Print Perkembangan motorik anak usia 5-6 Tahun Perkembangan Motorik Kasar
Perkembangan
Indikator pencapaian Melakukan gerakan tubuh secara terkoordinasi untuk melatih kelenturan, keseimbangan, dan kelincahan. Melakukan koordinasi gerakan tangan-kepala dalam menirukan tarian atau senanm Melakukan permainan fisik dengan aturan Terampil menggunakan tangan kanan dan kiri Melakukan kegiatan kebersihan diri
Indikator
No item 1,2,3
4,5,6
7,8,9
10,11,12
13,14,15
No item
Motorik Motorik Halus
pencapaian Menggambar sesuai gagasannya Meniru bentuk Melakukan eksplorasi dengan berbagai media dan kegiatan Menggunakan alat tulis dengan benar Menggunting sesuai dengan pola Menempel gambar dengan tepat Mengekspresikan diri melalui gerakan menggambar secara detail
1,2,3 4,5,6 7,8,9
10,11,12 13,14,15 16,17 18,19,20
Adapun penskoran yang kami tetapkan adalah sebagai berikut: Belum berkembang =1 Mulai Berkembang =2 Berkembang sesuai harapan =3 Berkembang baik =4 2.Analisa Asesmen Berdasarkan penyebaran item yang sudah kami siapkan, dapat kita lihat bahwa untuk aspek perkembangan motorik kasar terdapat 15 item, dengan poin tertinggi adalah 4, sehingga total nilai tertinggi adalah 60 dan terrendah adalah 1. maka, norma nilai yang kami tentukan dari total nilai adalah sebagai berikut: a. 1-15= perkembangan motorik kasar anak belum berkembang b. 16-30= perkembangan motorik kasar anak mulai berkembang c. 31-45= perkembangan motorik kasar anak sesuai harapan d. 46-60= perkembangan motorik kasar anak berkembang sangat baik Sedangkan untuk motorik halus, jumlah item pada instrumen terdapat 20. dengan poin tertiggi adalah 4, ssehingga total nilai tertinggi adalah 80 dan terendah adalah 1. Maka, norma nilai yang kami tentukan dari total nilai adalah sebagai berikut: a. 1-20 = perkembangan motorik halus anak belum berkembang b. 21-40 = perkembangan motorik halus anak mulai berkembang c. 41-60= perkembangan motorik halus anak sesuai harapan d. 61-80= perkembangan motorik halus anak sangat baik
98
Tarbiyah Jurnal Ilmiah Pendidikan, Vol. 3 No. 1. Januari - Juni 2014
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Siswayang dijadikan subyek penelitian adalah siswa kelas B Taman kanak- kanak Islam Selaras sebanyak 6 anak yang berumur 5-6 tahun. Berikut disajikan deskripsi atau gambaran umum tentang subyek penelitian. Deskripsi Subyek Penelitian No 1.
Nama KL
Usia
2.
RMD
6 tahun
3.
NW
6 tahun
4.
PT
6 tahun
5.
MT
5 tahun 11 bulan
6.
ND
6 tahun
Berdasarkan hasil observasi terhadap perkembanganmotorik anak, maka skor asesmenyang didapatkan adalah sebagai berikut:
5 tahun 10 bulan
Tabulasi Skor Motorik Kasar dan Halus No.
1. 2.
Kemampuan Motorik
A.MotorikKasar Berjalan mundurdan maju dengan cepat
Nama Anak K L
RM D
N W
P T
M T
N D
4
4
3
3
4
4
2
4
3
3
4
4
3.
Melompat dan berlari dengan tangkas dan cepat, dapat memadukan ke dalam permainan. Mampu berjalan diatas titian sepanjang 2 meter
3
4
3
4
4
4
4.
Dapat melakukan gerakan senam
3
3
4
4
4
4
5.
Dapat mengikuti gerakan tarian min 5 gerakan
3
3
4
4
3
4
6.
Mampu melompati benda
3
3
4
4
4
4
7. 8.
Mampumain Dampu Mampu membawa bola dengan menggunakan sumpit
2 3
2 3
4 4
4 4
4 4
4 3
9.
Dapat naik sepeda roda 2
3
4
4
4
4
4
10.
Melempar bola tepat sasaran
2
3
3
4
3
3
11.
Mampu menangkap bola
2
4
4
4
3
3
12.
Mampu memanjat play Gym
3
4
3
3
4
4
13.
Membuka dan menutup restlesting sendiri
2
3
4
3
3
3
14.
Mampu mengosok gigi
2
2
4
3
3
3
15.
Mampu mandi sendiri
2
2
4
3
3
3
39
48
55
54
50
54
Total 1.
B. Motorik Halus Mampu menggambar sesuai imajinasinya sendiri
2
3
4
4
3
3
2.
Mampu menggambar tanpa dibantu
2
3
4
4
3
3
3.
Mampu membangun kerangka balok
3
3
4
4
3
3
4.
Mampu mencontoh gambar bentuk
3
3
4
4
3
3
5.
Mampu menyusun puzzle
3
2
4
3
3
3
99
Tarbiyah Jurnal Ilmiah Pendidikan, Vol. 3 No. 1. Januari - Juni 2014
6.
Mampu meronce dengan pola tertentu
3
3
4
4
2
3
7.
3
3
4
4
3
3
8.
Sukamelepasbendabendadanmerangkainyakembalisertamelepasdanmemasangpada suatusaat. Menggunakan gunting tanpa bantuan
3
3
4
4
3
3
9.
Mampu melipat kertas dengan rapi
3
3
4
4
2
4
10. Mampu memegang pinsil dengan sempurna
3
4
4
4
3
4
11. Mampu mewarna tanpa melewati batas garis gambar
3
3
4
4
3
4
12. Mampu menuliskanhuruf dan angka
3
3
4
4
3
3
13. Mampu menggunting pola gambar
3
3
4
4
2
3
14. Mampu menempel kertas berwarna sesuai pola tertentu
4
3
4
4
3
3
15. Mampu mencocok gambar dengan tepat
3
2
4
4
3
3
16. Mampu menempel gambar sesuai pola tertentu
4
3
4
4
3
3
17. Mampu menggabungkan dua bentuk geometri menjadi suatu bentuk tertentu 18. Mampu menggambar orang dengan lengkap/detail.
4
3
4
4
3
3
2
2
4
3
3
3
19. Mampu menggambardirinyasendiri dan orang disekitarnya atau lingkungan sekitarnya 20. Mampu menggambar dirinya sendiri
2
2
4
3
3
3
2
2
4
4
3
3
Total
58
56
80
77
57
63
Sesuai dengan hasil penghitungan diatas, didapatkan hasil sebagai berikut : No
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Nama Anak
KL
RMD
NW
PT
MT
ND
Perkembangan Motorik Kasar
Total Skor 39
Halus
58
Kasar
48
Halus
56
Kasar
55
Halus
80
Kasar
54
Halus
77
Kasar
50
Halus
57
Kasar
54
Halus
63
Deskripsi Perkembangan motorik kasar anak harapan Perkembangan motorik halus anak harapan Perkembangan motorik kasar anak berkembang sangat baik Perkembangan motorik halus anak harapan Perkembangan motorik kasar berkembang sangat baik Perkembangan motorik halus anak baik Perkembangan motorik kasar berkembang sangat baik Perkembangan motorik halus anak baik Perkembangan motorik kasar berkembang sangat baik Perkembangan motorik halus anak harapan Perkembangan motorik kasar berkembang sangat baik Perkembangan motorik halus anak baik
sesuai sesuai
sesuai anak sangat anak sangat anak sesuai anak sangat
100
Tarbiyah Jurnal Ilmiah Pendidikan, Vol. 3 No. 1. Januari - Juni 2014
Grafik Perkembangan Motorik Kasar Motorik Kasar
60
c. 41-60= perkembangan motorik halus anak sesuai harapan d. 61-80= perkembangan motorik halus anak sangat baik
50
KESIMPULAN DAN SARAN
40
Dari keseluruhan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa perkembangan motorik anak usia 5-6 tahun di Taman Kanak Kanak Islam Selaras, Jakarta Timur relatif berkembang sesuai harapan, hal ini didapatkan dari perkembangan motorik kasar 5 dari 6 anak berada pada tahap Berkembang sangat baik, 1 orang anak yang berada pada taraf berkembang sesuai harapan. Sedangkan perkembangan motorik halus anak didapatkan bahwa 3 orang anak berkembang sangat baik, sedangkan yang 3 berkembangsesuai harapan. Berdasarkan dari hasil penelitian ini dapat dikemukakan saran sebagai berikut:
30
Motorik Kasar
20 10 0 KL
RMD
NW
PT
MT
ND
Keterangan : a. 1-15 = perkembangan belum berkembang b. 16-30= perkembangan mulai berkembang c. 31-45= perkembangan sesuai harapan d. 46-60= perkembangan berkembang sangat baik
motorik kasar anak motorik kasar anak motorik kasar anak motorik kasar anak
Grafik Perkembangan Motorik Halus Motorik Halus 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0
Motorik Halus
KL
RMD
NW
PT
MT
1. Bagi pihak sekolah : a. Meningkatkan program yang lebih menstimulasi perkembangan motorik halus anak. b. Memberikan kesempatan kepad anak untuk mengembangkan kemmpuan motorik halusnya, khususnya dalam hal menggambar dirinya sendiri, menggambar lingkungan sekelilingnya, menggunting pola dan meronce. 2. Bagi orang tua: a. Memberikan kesempatan kepada anak untuk lebih mengeksplorasi berbagai kegiatan yang dapat menstimulasi perkembangan motorik anak, khususnya motorik halus anak agar lebih berkembang baik lagi. b. Membimbing anak dalam menggambar,menggunting pola dan mengancingkan baju di rumah.
ND
DaftarPustaka Keterangan : a. 1-20= perkembangan motorik halus anak belum berkembang b. 21-40 = perkembangan motorik halus anak mulai berkembang
Hildayani, R. (2004).Psikologi Perkembangan Anak, Jakarta: Universitas Terbuka. http://parentingislami.wordpress.com/2008/03/01 /aspek-perkembangan-motorik-dan-keterhubungannya-dengan-aspek-fisik-danintelektual-anak/
101
Tarbiyah Jurnal Ilmiah Pendidikan, Vol. 3 No. 1. Januari - Juni 2014
http://www.minddisorders.com/Del-Fi/Developmental-coordination-disorder.html. http://www.minddisorders.com/Del-Fi/Developmental-coordination-disorder.html. http://www.untukku.com/artikeluntukku/mengenal-gangguanperkembangan-motorik-anakuntukku.html Hurlock, E. (1993). Perkembangan Anak. Jakarta: Erlangga. Jamaris,M. (2006).Perkembangan dan Pengembangan anak Usia Taman Kanak Kanak .Grasindo: Jakarta. Papalia, D. E. (2008).Human Development (Psikologi Perkembangan), Jakarta: Kencana. Pudji, M. D. (2008).Pengukuran dalam Bidang Pendidikan, Jakarta:Grasindo. Rosmala, D. (2005).Berbagai Masalah Anak Taman Kanak-Kanak, Jakarta: Depdiknas. Santrock, J.W. (2007). Perkembangan Anak. Jakarta: Erlangga. Winarsunu, T. (2006).Statistik dalam Penelitian Psikologi dan Pendidikan, Malang: UMM press.
102