TANGGUNG JAWAB PENJUAL TERHADAP KONSUMEN DALAM PERJANJIAN JUAL BELI SEPEDA MOTOR BARU DALAM HAL ADANYA CACAT TERSEMBUNYI
JURNAL ILMIAH
Untuk Memenuhi Sebagian Syarat-Syarat Untuk Memperoleh Gelar Kesarjanaan Dalam Ilmu Hukum Oleh:
Rizky Febrina Purnamasari NIM. 0810110193
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS HUKUM MALANG 2013
1
JURNAL ILMIAH TANGGUNG JAWAB PENJUAL TERHADAP KONSUMEN DALAM PERJANJIAN JUAL BELI SEPEDA MOTOR BARU DALAM HAL ADANYA CACAT TERSEMBUNYI (Studi empiris di CV.DWI SEMAR SAKTI MOTOR kota Surabaya) Oleh : Rizky Febrina Purnamasari Email :
[email protected] ABSTRAK Dalam penulisan skripsi ini penulis membahas tentang tanggung jawab penjual kepada konsumen apabila ada cacat tersembunyi. Tanggung jawab adalah keadaan dimana pelaku usaha wajib menanggung segala sesuatunya, kesadaran pelaku usaha akan pertanggungjawaban pada jual beli sepeda motor apabila ada cacat tersembunyi yang disengaja diketahui maupun yang tidak diketahui. Tanggung jawab juga berarti berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan kewajiban pelaku usaha kepada konsumen. Jual beli adalah suatu perjanjian, dengan mana pihak yang satu mengakibatkan dirinya untuk menyerahkan suatu kebendaan, dan pihak yang lain untuk membayar harga yang telah dijanjikan. Hingga saat ini topik jual beli dengan adanya cacat tersembunyi masih laku diteliti di Indonesia, perform konsepnya yang menggugah dan ditunjang maraknya jual beli yang dalam prakteknya terdapat kecurangan-kecurangan yang dilakukan penjual dan mengakibatkan ruginya konsumen, disamping itu hak-hak konsumen yang dirugikan sulit untuk diperjuangkan karena kurangnya pengetahuan konsumen tentang berlakunya syarat ganti rugi apabila dalam pembelian sepeda motor terdapat cacat tersembunyi. Dalam upaya mengetahui tanggungjawab penjual terhadap konsumen dalam perjanjian jual beli sepeda motor baru apabila ada cacat tersembunyi di CV.Dwi Semar Sakti Motor Surabaya. Maka metode pendekatan yang dipakai adalah yuridis sosiologis, mengkaji dan menganalisa permasalahan yang ditetapkan secara yuridis dengan melihat fakta sosial secara efektif. Kemudian seluruh data yang ada di analisa secara deskkriptif kualitatif. Berdasarkan penelitian di CV.DWI SEMAR SAKTI MOTOR Surabaya pada tahun 2011 sampai 2012 ada sebanyak 5 orang konsumen yang melaporkan kerusakan pada motornya akibat cacat tersembunyi yang terdapat pada sepeda motor tersebut. Berdasarkan hasil penelitian penulis, apabila ada cacat tersembunyi yang terdapat pada sepeda motor, maka yang menjadi persoalan adalah cacat itu sengaja disembunyikan penjual atau memang penjual tidak mengetahui tentang cacat tersebut sampai cacat itu baru diketahui setelah berada ditangan konsumen.
Kata Kunci : Tanggung Jawab Penjual, Konsumen, Perjanjian Jual Beli.
2
ABSTRACT In writing this paper the author discusses the responbility of the seller to the consumer if there is a hidden defect. Responsibility is a state where businesses ought to bear all things, awareness of accountability in businesses selling motorcycle when there is an intentional hidden defects known or known. Responsibility also eans doings as a manifestation of consciusnesss of duty o the consumer businesses. Buying and selling is an agreement, whereby on party lead him to hand over a material, and the other party to pay the price that has been promised. Until now the topic of buying and selling in the presence of a hidden defect in Idonesia still sell well researched, performed and supported the concept that insipires rampant buying and sellig that in practice there is fraud committed sellers and lead to consumer harm, in addition to the rights of aggrieved consumers is difficult to fought because of the lack of consumers knowledge about compensation when the force requirement in the purchase of motorcycles there are hidden defects. In an effort know the responsibility of the seller to the consumer in the purchase agreement if any new motorcycle hidden defects in CV. Dwi Semar Sakti Motor Surabaya. Then the approach is used socio-juridicial, reviewing anf analyzing issues judicially determined by looking at the social facts effectively. Then all the data available in deskriptif qualitative analysis. Based on research in CV. Dwi Semar Motor Magic Surabaya in 2011 to 2012 there were 5 of those consumers who reported the damage to the bike due to a hidden deect found on themotorcycle. Based on the results of the study authors, if there is a hidden defect found on a motorcycle, then the problem is that it deliberately conceled defects the seller or the seller does not know about the defect until it became known only after the defect was in the hands of consumers. Keywords: Sales Responsibility, Consumer, Sale and Purchase Agreement.
3
1. Pendahuluan. Transportasi merupakan sarana yang sangat penting dalam memperlancar roda perekonomian serta mempengaruhi semua aspek kehidupan. Diciptakan alat transportasi mobilitas penduduk menjadi sangat tinggi. Sangat pentingnya transportasi terlihat dari semakin meningkatnya jumlah kendaraan bermotor yang dikonsumsi oleh masyarakat terutama jenis kendaraan bermotor roda dua. Salah satu penunjang kendaraan bermotor yang sangat penting adalah tersedianya suku cadang dan perlengkapan lainnya yang telah memenuhi standar baik dari segi kualitas maupun kuantitas. Kenyataannya para penjual di dalam memasarkan atau menjual produknya memberikan keterangan sedemikian rupa seolah-olah sepeda motor yang dijual itu sudah memenuhi standar,
sehingga
mendorong konsumen
membeli
hanya
berdasarkan
kepercayaan saja,hal ini disebabkan karena pada umumnya konsumen kurang memiliki pengetahuan tentang kualitas fisik atau spesifikasi dari kendaraan bermotor yang dibeli. Praktek jual beli sepeda motor banyak dijumpai praktek negatif yang merugikan konsumen sepeda motor sehingga praktek jual beli tidak sesuai dengan harapan konsumen untuk mendapatkan barang yang bermutu sesuai dengan harga yang dibayarnya.
Hasil pra survei menyebutkan terdapat kasus jual beli sepeda motor baru dengan adanya cacat tersembunyi. Contoh kasus yang terdapat di CV. DWI SEMAR SAKTI MOTOR SURABAYA di tahun 2011 pada bulan april ada konsumen yang membeli sepeda motor di CV.DWI SEMAR SAKTI MOTOR Surabaya, setelah pemakaian beberapa minggu sepeda motor mengalami kerusakan rem dan akhirnya konsumen tersebut membawa motornya ke service dealer setelah dicek oleh mekaniknya ternyata kerusakan pada rem disebabkan oleh cakram yang ada disepeda motor itu mengalami cacat karena bentuknya yang bengkok yang menyebabkan kerusakan pada rem sepeda motor tersebut, setelah mendengar keterangan dari mekanik lalu konsumen tersebut akhirnya membawa sepeda motor tersebut kedealer dwi semar untuk meminta ganti rugi dan pertanggungjawaban. Sumber tersebut didapatkan dari ibu Yanti selaku kepala
4
personalia CV.DWI SEMAR SAKTI MOTOR Surabaya 1. Contoh kasus lainnya lagi pada tahun 2012 terdapat suatu kasus dimana konsumen yang baru membeli motor di cv dwi semar sakti motor mengeluh ketidaknyamanan motor pada saat dibawa dijalan berlubang, setelah itu konsumen tersebut membawa sepeda motornya ke service dealer, setelah diteliti dan diperiksa oleh mekaniknya ternyata ada kerusakan pada skok tengah ( monoshock) pada sepeda motor baru yang dibelinya rusak, akhirnya konsumen tersebut membawa sepeda motornya lagi ke cv.dwi semar untuk meminta pertanggungjawaban dan ganti rugi kepada dealer 2. Beberapa contoh kasus diatas membuktikan bahwa pada jual beli sepeda motor baru ternyata masih banyak kasus yang diakibatkan oleh cacat tersembunyi dan kebanyakan kesalahannya disebabkan oleh kurang telitinya penjual dalam mengecek dan meneliti sepeda motor yang akan dijual kepada konsumen. Oleh sebab itu karena adanya beberapa contoh kasus diatas harusnya dalam jual beli sepeda motor pihak dealer atau penjual harus memberikan tanggung jawab dan membuat upaya yang diberikan penjual kepada konsumen apabila ada cacat tersembunyi. Bentuk dari tanggung jawab penjual kepada konsumen apabila ada kerusakan atau cacat salah satunya adalah garansi. Garansi yang disediakan pada jual beli sepeda motor bermacam macam antara lain garansi mesin dan garansi kelistrikan dan masing masing garansi tersebut mempunyai jangka waktunya, tetapi khusus penggantian garansi mesin apabila ada kerusakan dealer tidak akan langsung mengganti karena dealer akan mengecek sebab kerusakan pada mesin, contohnya apabila sepeda motor baru tidak di service di dealer resmi dan penggantian oli tidak mengikuti yang disarankan dealer pada waktu sepeda motor masih bergaransi, dealer tidak akan mengganti mesin tersebut karena menurut dealer kerusakan mesin tersebut terjadi karena kesalahan konsumen sendiri. Dari keterangan diatas dapat disimpulkan jika pembelian sepeda motor baru terdapat kerusakan atau cacat tersembunyi pada perangkat perangkatnya, maka dealer akan mengganti sesuai waktu garansi yang terdapat dalam surat perjanjian jual beli terebut. Salah satu faktor yang menyebabkan ada banyak masalah pada jual beli sepeda motor juga
1
Hasil wawancara dengan kepala personalia cv.dwi semar sakti (bapak suwanto), 5 januari 2013
2
Ibid.
5
terdapat pada konsumen itu sendiri. Kebanyakan konsumen yang memebeli sepeda motor baru tidak mengecek dengan mencoba memakainya terlebih dahulu sebagian besar hanya mencobanya dengan menyalakan saja, padahal pada pembelian sepeda motor baru sangatlah sukar untuk melihat cacat tersembunyi yang ada di dalam sepeda motor jika tidak mencoba memakainya dan menelitinya terlebih dahulu. Selama ini kita ketahui bahwa konsumenkonsumen yang membeli sepeda motor kurang teliti dalam mengecek bagian dalamnya motor, sebagian besar dari mereka hanya melihat bagian luar sepeda motor saja yang masih baru tetapi mereka tidak lebih teliti dalam melihat kerusakan kerusakan yang ada didalamnya , oleh sebab itu karena adanya kasus diatas disarankan bagi semua konsumen yang ingin membeli sepeda motor baru alangkah baiknya lebih teliti lagi dalam mengecek bagian dalam dan luar sepeda motor agar tidak menemukan kerusakan kerusakan setelah motor telah dibeli. Contoh lainnya lagi ada Garansi service sepeda motor baru apabila ada cacat tesembunyi sebenarnya akan lebih mudah dan cepat diklaim apabila setiap sepeda motor disservice pada masa masih bergaransi dilakukan di dealer resmi. Penyimpangan lainnya adalah konsumen mendapatkan produk “aspal” asli tapi palsu. Artinya pihak penjual telah menjual produk yang mengandung cacat, yang secara langsung atau tidak langsung menimbulkan kerugian bagi pihak konsumen. Barang dapat dikatakan cacat apabila : 1. Dilihat dari ukurannya tidak sesuai dengan aslinya, bisa lebih besar ataupun lebih kecil. 2. Barang tersebut mengalami cacat dari bentuknya, contohnya tidak sesuai bentuk yang seharusnya antara lain bengkok, rusak, terpotong, tergores, dan sebagainya. Sampai saat ini apabila konsumen di Indonesia menjadi korban dari suatu produk cacat, oleh sebab itu karena banyak contoh kasus yang didapat dari Cv. Dwi Semar Sakti Motor disarankan agar setiap orang yang mendapatkan kerugian dari pembelian sepeda motor salah satunya disebabkan oleh cacat tersembunyi agar dapat menuntut ganti rugi kepada pihak penjual yaitu dealer untuk meminta penggantian sesuai kerusakan yang ada, terdapat dasar hukum untuk menggugat ganti rugi tersebut yaitu terdapat dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata dalam pasal 1504 yang pasalnya berbunyi : “Si penjual diwajibkan menanggung terhadap cacat tersembunyi pada barang yang dijual, 6
yang membuat barang itu tidak sanggup untuk pemakaian yang dimaksud, atau yang demikian mengurangi pemakaian itu sehingga, seandaiya si pembeli mengetahui cacat itu, ia sama sekali tidak akan membeli barangnya, atau tidak akan membelinya selain dengan harga yang kurang”. Cara yang dapat dilakukan oleh konsumen yaitu dengan menggugat penjual bahwa ia telah melakukan wanprestasi yaitu tidak memenuhi kewajibannya seperti yang telah disepakati sebelumnya dalam perjanjian. Wanprestasi menurut R.Setiawan dibagi dalam tiga bentuk yaitu tidak melakukan prestasi sama sekali, terlambat memenuhi prestasi, memenuhi prestasi secara tidak baik, bila penjual memenuhi prestasi secara tidak baik maka dianggap terlambat memenuhi prestasi, jika tidak maka tidak memenuhi prestasi sama sekali3. Terhadap kerugian akibat wanprestasi ini konsumen menuntut kepada penjual : 1. Pemenuhan perjanjian. 2. Pemenuhan perjanjian dengan ganti kerugian. 3. Ganti rugi. 4. Pembuatan perjanjian dengan ganti kerugian. 5. Pembatalan dengan ganti rugi. Adanya kondisi complain dari pihak konsumen mengakibatkan munculnya kasus kasus yang merugikan konsumen yang membeli sepeda motor. Hal ini dikarenakan kurangnya ketelitian konsumen pada saat membeli dan kurangnya tanggung jawab penjual dalam penjualan. Mengacu hanya pada ketentuan KUHPerdata maka perlindungan hukum bagi konsumen dirasakan masih kurang menjamin bagi pemenuhan hak-hak konsumen. Dikeluarkan dan ditetapkan Undang-Undang no.8 tahun 1999 tentang perlindungan konsumen, diharapkan dapat membantu upaya perlindungan konsumen sehingga
akan
memudahkan
konsumen
menentukan
pilihan
apakah
akan
memusyawarahkan masalahnya dengan pihak pembeli yang menyebabkan terjadinya kerugian itu atau menjalankan upaya hukum melalui pengadilan.
3
R.Setiawan, Pokok Pokok Hukum perikatan, Bandung : Binacipta, 1987. Hal.82
7
2. Rumusan Masalah. 1. Bagaimanakah tanggung jawab penjual terhadap konsumen dalam perjanjian jualbeli sepeda motor baru apabila ada cacat tersembunyi di CV.DWI SEMAR SAKTI MOTOR ? 2. Bagaimana upaya tanggung jawab yang diberikan oleh penjual kepada konsum apabila ada cacat tersembunyi dalam pembelian sepeda motor baru tersebut ? Tujuan Penelitian adalah : Dalam karya ilmiah ini penulis memiliki beberapa tujuan yang akan dijadikan acuan dalam penulisan karya tulis ini. Dimana tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1.
Untuk memgetahui dan mendeskripsikan tanggung jawab penjual terhadap konsumen dalam perjanjian jual-beli sepeda motor baru apabila ada cacat tersembunyi di CV.DWI SEMAR SAKTI MOTOR Surabaya.
2. Untuk mengetahui dan mendeskripsikan upaya yang dilakukan oleh penjual kepada konsumen apabila terdapat cacat tersembunyi dalam pembelian sepeda motor baru. 3. Metode Penelitian. Penelitian ini merupakan jenis Penelitian empiris yang lebih mengedepankan penelitian di lapangan dan menggunakan pendekatan yuridis sosiolologis, yaitu penelitian yang berusaha untuk mengidentifikasi hukum dan melihat efektifitas hukum yang terdapat di dalam masyarakat.Dalam hal ini, menganalisa tentang Tanggung Jawab Penjual Terhadap Konsumen Dalam Perjanjian Jual Beli Sepeda Motor Baru Dalam Hal Adanya Cacat Tersembunyi di CV.DWI SEMAR SAKTI MOTOR kota Surabaya. Jenis bahan hukum yang digunakan dalam penelitian ini adalah bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder. Bahan hukum primer diperoleh langsung dari sumber penelitian atau kegiatan dengan menggunakan barang bukti yang langsungpada suatu subyek sebagai suatu informasi. Data ini diperoleh langsung dari sumber atau lokasi penelitian, diamati dan di catat untuk pertama kalinya. 4 Data primer ini diperoleh secara langsung dari lapang terkait dengan peranan barang bukti sebagai upaya ganti rugi apabila ada cacat terembunyi. Sedangkan bahan hukum sekunder yaitu data yang diperoleh dengan cara studi kepustakaan, data dari peraturan perundang-undangan, dari buku buku literature yang berhubungan 4
Marzuki, Metedologi Riset, PT. Hanindita Offset, Yogjakarta, 1977, hlm. 55
8
dengan penelitian ini dan berkas-berkas penting yang diperoleh dari CV.DWI SEMAR SAKTI MOTOR kota Surabaya dan melalui internet. Teknik analisis bahan hukum yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode deskriptif kualitatif melalui proses editing, proses tabulasi data primer, serta proses interpretasi dari data tersebut yang mengungkapkan suatu masalah atau keadaan atau peristiwa sebagaimana adanya dalam bentuk uraian kalimat. Dengan mendeskripsikan dan menganalisis data-data yang diperoleh di lapangan kemudian ditarik sebuah kesimpulan sesuai dengan permasalahan yang dikaji. Penelitian diskriptif dimaksudkan untuk mendeskripsikan secara sistematis, faktual dan akurat terhadap suatu populasi atau daerah tertentu, mengenai sifat-sifat; karakteristik-karakteristik atau faktor-faktor tertentu. 5 Analisis difokuskan pada Dasar Pertimbangan kepala cabang CV.DWI SEMAR SAKTI MOTOR dalam menetapkan status sebuah kendaraan yang ditetapkan sebagai cacat tersembunyi. Selanjutnya juga dideskripsikan mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi pertimbangan kepala cabang dalam menetapkan status kendaraan yang ditetapkan sebagai cacat tersembunyi.
4. Hasil dan Pembahasan. A.1. Bentuk bentuk cacat tersembunyi dalam prakteknya di CV.DWI SEMAR SAKTI MOTOR Surabaya. Dalam praktek ketentuan mengenai cacat tersembunyi dapat diterapkan pada barangbarang yang bersifat spesifik/ atau menurut jenisnya, seperti misalnya sepeda motor, barang tersebut dijual. Berdasarkan komponen (item), dan tidak mungkin bagi pihak konsumen untuk meneliti satu per satu terhadap motor yang dibelinya tersebut. Pihak konsumen yang membeli sepeda motor baru pada umunya kurang bersifat kritis dalam pengecekan terhadap suku cadang yang ada didalam sepeda motor tersebut, apalagi pembeliannya pada sepeda motor baru, sehingga kadang tidak langsung menyadari bahwa didalam sepeda motor yang baru dibelinya itu mengandung cacat.
5
Bambang Sunggono,op cit, hal 35.
9
Adapun bentuk-bentuk cacat-cacat tersembunyi pada jual-beli sepeda motor baru diantaranya banyak terdapat pada suku cadangnya yaitu: 1. Aki dan lampu yang cepat rusak 2. Karat pada bagian tertentu 3. Warna motor pada bagian tertentu yang pudar 4. Suku cadang berfungsi tidak semestinya 5. Bentuk dan ukuran suku cadangnya yang tidak sesuai dengan semestinya. Pengertian diatas dapat disimpulkan dengan menurunnya nilai suku cadang pada sepeda motor baru itu karena adanya cacat tersembunyi berakibat konsumen mengalami kekecewaan terhadap suku cadang tersebut. A.2. Tanggung jawab Penjual Terhadap Konsumen Yang Membeli Sepeda Motor Baru Yang Mengandung Cacat Tersembunyi. Prakteknya ada beberapa langkah yang dapat ditempuh oleh konsumen dalam melakukan tuntutan kepada produsen melalui penjual. Langkah-langkah tersebut adalah sebagai berikut : 1.
Kosumen melalui pihak penjual melapor kepada produsen(pabrik) disertai dasar yang membuktikan adanya cacat tersembunyi dan kesalahan itu akibat dari pabrik.
2.
Setelah menerima laporan tersebut pihak penjual akan meminta pihak teknisinya agar meneliti kesalahan tersebut sehingga dapat diketahui kerusakan apa saja yang terdapat pada sepeda motor baru tersebut dan mencari sebab-sebab kerusakan tersebut.
3. Apabila kerusakan sudah dapat diketahui dan disimpulkan bahwa kerusakan bukan karena cacat tersembunyi, melainkan karena salah pemakaiannya dari konsumen, maka pihak penjual tidak besedia mengganti kerugian. 4. Sebaliknya apabila benar kerusakan tersebut karena cacat tersembunyi, maka tuntutan tersebut akan ditanggapi dan mengganti kerusakan tersebut.
10
Ditetapkannya Undang-undang no.8 tahun 1999, tentang perlindungan konsumen memberikan dasar hukum yang kuat pada konsumen untuk menuntut hak-haknya. Dalam praktek pada umumnya pihak produsen mau bertanggung jawab terhadap sepeda motor baru yang terbukti mengandung cacat tersembunyi, akan tetapi tanggung jawab produsen tersebut tidak diberikan secara langsung kepada konsumen yang mengalami kerugian dalam hal ini pihak produsen bertanggung jawab melalui penjual, kemudia pihak penjual bertanggung jawab kepada konsumen. Sebagai dasar pihak mana yang seharusnya menanggung beban ganti kerugian pihak produsen yang diwakil distributor merumuskannya sebagai berikut: 1.
Jika konsumen mendapatkan suatu produk atau barang dengan cara jual-beli dengan seseorang yang berdiri sendiri sebagai seorang penjual dengan barang yang telah dimilikinya secara sah sebagai miliknya sendiri dan juga ia telah mempromosikan dengan baik mengenai kualitas dari barang yang diperjual belikan, maka dalam hal ini yang bertanggung jawab adalah pihak produsen sebagai agen tunggal yang memasarkan produk tersebut.
2
Lain halnya bila produk itu didapat dari seorang distributor yang karena kurangnya pemahaman tentang pengetahuan produk yang ia ketahui serta adanya kecerobohan dari si penjual didalam menjelaskan produknya, maka dalam hal ini sudah patut diketahui yang bertanggung jawab untuk memberikan ganti kerugian adalah si penjual sendiri. Contohnya penjual mengganti suku cadang yang dipasang pada sepeda motor baru dengan suku cadang yang palsu, maka bila diketahui demikian penjual yang dibebani pengganti kerugian. 3.Namun bila diketahui yang berpotensi membuat kesalahan adalah si konsumen sendiri dan jika memang benar demikian maka hal ini menjadi tanggung jawab konsumen sendiri untuk menerimanya, misalnya karena kecerobohan konsumen dalam pemakaian sepeda motor yang tidak sesuai dengan pedoman yang diberikan. Menurut ulasan diatas dapat diketahui pasal yang mengatur tentang tuntutan konsumen yang ada dalam UUPK pasal 24 tidaklah jauh berbeda dengan tuntutan 11
konsumen yang ada dalam prakteknya. Maka jelas sudah bahwa kehadiran UUPK memberikan dasar hukum yang kuat pada konsumen untuk menuntut hak-haknya. Dikalangan dunia perdagangan, apabila dalam pemasaran sepeda motor terjadi perselisihan antara pihak produsen dengan pihak konsumen yang melibatkan pihak penjual, telah ada cara dan penyelesaian antara para pihak yang mengadakan perjanjian jual-beli sepeda motor yaitu : 1. Melalui musyawarah. Apabila perselisihan antar konsumen dengan penjual yang kemungkinan perselisihan itu terjadi disebabkan karena kerusakan ataupun cacat tersembunyi pada sepeda motor yang dipakai oleh konsumen, dan kesalahan tersebut masih dapat diperbaiki oleh pihak yang mengadakan perjanjian jual-beli sepeda motor, maka cara yang dipakai dalam menyelesaikan perselisihan tersebut adalah dengan musyawarah antara para pihak yang bersangkutan, cara ini adalah cara yang termudah dan tidak mengeluarkan biaya yang tinggi untuk menyelesaikan perselisihan yang timbul dalam perjanjian jual-beli sepeda motor. 2. Melalui pengadilan. Apabila cara pertama belum dapat menyelesaikan masalah maka para pihak dapat mengajukan perkara kepada pihak pengadilan negeri yang berwenang walaupun belum pernah terjadi. Dalam kasus produsen maupun penjual yang belum pernah ditemui kasus yang sampai kepengadilan karena perselisihan dapat diselesaikan ditahap musyawarah. Hal ini disesuaikan dengan keinginan para pihak. Setiap transaksi yang dilakukan pihak produsen berusahan untuk memberikan informasi yang lengkap mengenai sepeda motor yang dipasarkannya agar tidak merugikan konsumen. Disamping itu dengan musyawarah maka perselisihan yang diselesaikan hanya diketahui oleh para pihak saja sehingga nama baik penjual tetap terjaga dengan baik. B. Pelaksanaan tanggung jawab penjual terhadap konsumen dalam perjanjian jual beli sepeda motor baru. Bentuk pelaksanaan tanggung jawab penjual kepada pembeli apabila ada cacat tersembunyi adalah : 12
a. Penjual mengganti sesuai kerusakan yang tertera pada surat garansinya. b. Pengecualian apabila ada dari salah satu penjual yang sengaja menyembunyikan cacat tersebut, maka penjual harus bertanggung jawab penuh mengganti kerusakan tersebut dan siap menerima akibat hukumnya. Dalam pelaksanaan tanggung jawab diatas ada beberapa hal yang menjadi pengecualian tidak berlakunya garansi antara lain contohnya : a.
Pembeli selama memakai kendaraan servicenya tidak di dealer resmi maka hal itu akan menjadi pertimbangan dalam penggantian garansi.
b.
Olinya tidak memakai oli yang ditentukan oleh dealer pada saat membelinya, jadi jika pada pembelian motor Yamaha disarankan wajib memakai oli yamalube tetapi pembeli tidak memakainya yang mengakibatkan keruskan mesin maka hal tersebut dapat dipakai sebagai penyebab hangusnya garansi atau tidak berlakunya garansi.
Terdapat hal lagi yang menyebabkan garansi tidak berlaku atau pengecualian tidak berlakunya garansi apabila pada saat konsumen menyadari ada cacat tersembunyi pada sepeda motor yang dibelinya dan saat konsumen dalam perjalanan ke dealer untuk meminta penggantian kerusakan mengalami kecelakaan kendaraan maka garansinya dapat berlaku sesuai yang diperjanjikan dan bahkan juga tidak dapat berlaku sama sekali. Ada dua macam jenis pembelian yang dijadikan acuan. 1. Pada pembelian sepeda motor secara tunai. Pada keadaan ini jika konsumen membeli kendaraan dengan tunai maka kerusakan tersebut tidak termasuk jaminan asuransi atau dengan kata lain tidak akan mendapatkan asuransi dan penggantian dari dealer. Dealer tidak akan menanggung adanya kerusakan pada sepeda motor dan kehilangan karena pembelian dilakukan secara tunai, oleh sebab itu dealer tidak memberlakukan garansi. 2. Pada pembelian sepeda motor secara kredit. Jika dalam pembelian sepeda motor kredit pembeliannya biasa dilakukan menggunakan sistem pembiayaan konsumen, dalam hal ini leasing atau dengan kata lain lembaga non bank, maka pada saat terjadi kecelakaan sepeda motor mendapat asuransi sesuai kredit yang ditentukan waktunya dalam perjanjian. Misalnya dalam perjanjian jangka waktu asuransinya 1 tahun maka jika kecelakaan terjadi ditahun 13
kedua walaupun pembeliannya dengan cara kredit asuransi akan hangus dengan sendirinya,tetapi dalam penggantiannya leasing hanya memberikan penggantian atau mengcover 80% dari total kerusakan yang terjadi. Kesimpulannya ada dua hal pergantian kerugian yang mengacu pada pertanggungjawaban penjual kepada konsumen apabila ada cacat tersembunyi yaitu : 1.
Apabila pihak penjual tahu ada cacat tersembunyi tersebut, maka penjual harus mengembalikan harga pembelian yang telah Anda terima serta segala biaya, kerugian dan bunga kepada pembeli (Pasal 1508 KUHPer).
2.
Apabila pihak penjual sendiri tidak tahu akan adanya cacat tersembunyi itu, penjual hanya berkewajiban untuk mengembalikan harga pembelian dan mengganti biaya yang telah dikeluarkan oleh pembeli untuk melakukan pembelian dan penyerahan barang tersebut (Pasal 1509 KUHPer).
Dari pelaksanaan tanggung jawab diatas dapat disimpulkan dalam hukum perdata baik penjual mengetahui cacat tersembunyi ataupun tidak mengetahui cacat tersembunyi tersebut penjual tetap wajib bertanggung jawab atas cacat tersembunyi tersebut dan menggantinya.
C.Upaya tanggung jawab yang iberikan oleh pihak penjual kepada konsumendalam jual beli sepeda motor baru dalam hal adanya cacat tersembunyi. Kebanyakan cacat tersebut tidak diketahui oleh penjual karena dari pabriknya dan cacat itu diketahui setelah berada ditangan konsumen, tetapi ada beberapa kasus dimana cacat tersebut sengaja disembunyikan dari konsumen dengan maksud tidak mempunyai ithikad tidak baik. Cacat tersembunyi biasanya memang baru diketahui untuk interval waktu tertentu (tidak bisa langsung diketahui begitu menerima barang). 1. Oleh karena itu dalam jual beli sepeda motor pihak penjual memberikan upaya tanggung jawab kepada konsumen apabila ada cacat tersembunyi dalam pembelian sepeda motor baru. Upaya adalah usaha untuk mencapai suatu tujuan yang diberikan oleh penjual kepada konsumen dalam memecahkan masalah dan mencari jalan keluar dalam menegakkan kinerjanya. Upaya tanggung jawab yang diberikan pihak penjual kepada konsumen apabila ada cacat tersembunyi pada pembelian sepeda motor bermacam-macam yaitu :
14
a. Dengan memberikan garansi kepada pihak pembeli apabila membeli sepeda motor baru, garansi berguna agar apabila ada kerusakan pada sepeda motor yang baru dibeli pihak konsumen bisa meminta ganti kerugian sesuai kesepakatan yang ada didalam kartu garansi tersebut. Garansi yang tercantum didalam buku garansi dalam pembelian sepeda motor dibagi menjadi beberapa bagian dan masing-masing dari garansi tersebut mempunyai jangka waktu penggantian yang berbeda-beda antara lain : 1. Jika dalam sepeda motor baru tersebut mesin dalamnya seperti yiasil cylinder dan forget piston yang rusak, dealer akan memberikan garansi 5 tahun. 2. Jika menyangkut kelistrikan pada sepeda motor baru seperti aki dan lampu , garansi yang diberikan 6 bulan. 3. Apabila garansi mesin rusak sesuai ketentuan resmi deler diberikan garansi 3 tahun , tetapi khusus penggantian garansi mesin apabila ada kerusakan dealer tidak akan langsung mengganti karena dealer akan mengecek sebab kerusakan pada mesin, contohnya apabila sepeda motor baru tidak di service di dealer resmi dan penggantian oli tidak mengikuti yang disarankan dealer pada waktu sepeda motor masih bergaransi, dealer tidak akan mengganti mesin tersebut karena menurut dealer kerusakan mesin tersebut terjadi karena kesalahan konsumen sendiri. Dari keterangan diatas dapat disimpulkan jika pembelian sepeda motor baru terdapat kerusakan atau cacat tersembunyi pada perangkat perangkatnya, maka dealer akan mengganti sesuai waktu garansi dengan macam macam garansi yang terdapat dalam surat perjanjian jual beli terebut, kebanyakan konsumen yang membeli sepeda motor baru tidak mengecek dengan mencoba memakainya terlebih dahulu sebagian besar hanya mencobanya dengan menyalakan saja, padahal pada pembelian sepeda motor baru sangatlah sukar untuk melihat cacat tersembunyi yang ada di dalam sepeda motor jika tidak mencoba memakainya dan menelitinya terlebih dahulu. Garansi service sepeda motor baru apabila ada cacat tesembunyi sebenarnya akan lebih mudah dan cepat diklaim apabila setiap sepeda motor disservice pada masa masih bergaransi dilakukan di dealer resmi. Terdapat pengecualian tidak berlakuya garansi pada jual beli sepeda motor baru karena adanya cacat terembunyi antara lain : 1. Pembeli selama pemakaian kendaraan dalam waktu garansi melakukan servicenya 15
tidak di dealer resmi. 2. Oli yang dipakai tidak memakai oli yang sesuai dengan ketentuan yang diberikan. Contoh jika motor x ditentukan memakai oli yamalube tetapi ia memakai oli top one maka apabila terjadi kerusakan dideler tidak akan mengklaimnya. Dari garansi yang ada diatas , ada satu lagi garansi berupa asuransi yang diberikan kepada pembeli apabila ada kerusakan yang terjadi pada masa masih berlakunya garansi. Asuransi diberikan sebagai garansi pada pembelian motor secara kredit saja, jadi jika pembeli membeli sepeda motor secara tunai maka pihak pembeli tidak memberikan garansi berupa asuransi. Upaya tanggung jawab penjual sangat penting dilakukan untuk melindungi hak para konsumen apabila ada kerusakan motor akibat cacat tersembunyi yaitu dengan membuat perjanjian pembiayaan konsumen yang bertujuan apabila ada tejadi kasus cacat tersembunyi pada sepeda motor yang dibeli maka penjual tidak lepas tangan begitu saja untuk bertanggungjawab atas penggantiannya. Perjanjian ini hanya berlaku apabila membeli motor secara kredit saja, karena di dealer dwi semar sakti motor pembelian motor secara kredit masuk dalam pembiayaan leasing ( lembaga non bank). Antara penjual dan leasing ada perjanjian perjanjian tertentu yang apabila ada terjadi kerusakan leasing dapat mengganti pembiayaan tersebut atau tidak, karena leasingpun tidak akan langsung mengganti biaya kerusakan tersebut apabila sebabnya tidak jelas dan tidak sesuai perjanjian yang ada antara penjual dan leasing. Dampaknya akan terjadi pada pembiayaan antara konsumen dengan pihak penjual. Adapun salah satu syarat yang harus dipenuhi oleh konsumen dalam pembelian motor apabila ada kerusakan yang disebabkan cacat tersembunyi adalah salah satunya mengenai dokumen yang harus dipenuhi konsumen antara lain :
Banyak manfaat yang didapat dengan adanya pembiayaan konsumen untuk berbagai pihak antara lain : a. Bagi Penjual. Manfaat utama bagi penjual dengan adanya pembiayaan konsumen adalah peningkatan penjualan. Dengan adanya perusahaan pembiayaan konsumen maka penjual dapat memperoleh
16
pembayaran secara tunai dan angsuran konsumen dialihkan kepada perusahaan pembiyaan konsumen. Risiko tidak terbayarnya kredit konsumen yang semula ditanggung oleh penjual juga menjadi dapat dialihkan kepada perusahaan pembiayaan konsumen. b. Konsumen Manfaat utama bagi konsumen adalah kesempatan untuk membeli atau memiliki barang meskipun dana yang tersedia saat ini belum cukup untuk menutup seluruh harga barang atau jasa. Keunggulan pembiayaan konsumen dibandingkan kredit bank antara lain : 1. Prosedur yang lebih sederhana 2.
Proses persetujuan yang biasanya lebih cepat
3.
Perusahaan pembiayaan konsumen biasanya tidak mensyaratkan penyerahan agunan tambahan sepanjang konsumen atau debitor cukup layak untuk dipercaya kemampuan dan kemauannya memenuhi kewajibannya.
4.
Konsumen tertentu ( terutama di indonesia ) mengalami keengganan untuk berhubungan dengan bank dalam hal peminjaman dana karena minimnya informasi tentang jasa-jasa bank dan cara berhubungan dengan bank.
c. Perusahaan Pembiayaan Konsumen Manfaat utama yang dapat diperoleh perusahaan pembiyaan konsumen adalah penerimaan dari bunga dan biaya administrasi yang dibayarkan oleh konsumen. Tingkat bunga yang ditetapkan oleh perusahaan konsumen biasanya lebih tinggi daripada tingkat bunga kredit bank. Hal ini sebagai konsekuensi atu kompensasi karena perusahaan pembiayaan konsumen menanggung risiko yang relatif lebih besar daripada penyaluran dana dalam bentuk kredit kepada debitornya. Risiko yang ditanggung perusahaan pembiayaan konsumen relatif lebih besar daripada bank yang menyalurkan kredit antara lain karena:
1.
Perusahaan pembiayaan konsumen cenderung melakukan analisis terhadap kelayakan konsumen atau calon debitor dengan cara yang lebih sederhana
2.
Analisis dilakukan dalam waktu yang sangat singkat
17
3.
Sepanjang kemampuan dan kemauan calon debitor cukup bisa diandalkan, perusahaan pembiayaan konsumen biasanya tidak mensyaratkan penyerahan agunan tambahan. Pada
penggantian kerugian akibat cacat tersembunyi akan sama aja antara
konsumen yang membeli tunai ataupun kredit, bedanya hanya apabila konsumen membeli secara tunai konsumen hanya mendapat penggantian saja dari pabrik, tetapi apabila konsumen membeli secara kredit yang bertugas mengganti pembiayaan tersebut adalah pihak pembiayaan konsumen dalam hal ini leasing, karena pada pembelian motor secara kredit yang ditanggung oleh perusahaan pembiayaan konsumen antara penjual dan pihak pembiayaan konsumen telah melakukan suatu perjanjian dimana apabila ada kerusakan akibat cacattersebunyi maka yang akan mengganti dan menanggung biaya kerusakan adalah pihak perusahaan pembiayaan konsumen dalam hal ini leasing. Sudah bagian tanggung jawab leasing untuk menanggung segala hal kerusakan ataupun yang lainnya yang berhubungan dengan konsumen yang ditanggungnya. Kasus diatas dapat kita ambil hikmahnya apabila membeli sepeda motor harus lebih teliti dan hati hati dalam pembeliannya, karena sudah banyak terjadi contoh kasus cacat tersembunyi yang ada dalam kenyataannya. Jadi karena contoh ini konsumen diharuskan juga lebih berani mengambil sikap untuk meminta pertanggung jawaban kepihak penjual apabila ada cacat tersembunyi, sebaliknya produsen juga harus lebih teliti dalam pengambilan motor dari pabrik agar tidak ada lagi motor yang sudah dikirim kedeler yang mengalami cacat terlebih lagi apabila sudah berada ditangan konsumen atau telah dibeli.
5.PENUTUP A. Kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat diambil kesimpulan yaitu : Apabila terbukti ada cacat tersembunyi pada sepeda motor yang tidak diketahui oleh konsumen maupun penjual maka penjual akan mengganti sepenuhnya dengan melalui proses proses yang ada. Pihak penjual yang bertanggungjawab sepenuhnya atas cacat tersembunyi yang ada disepeda motor tersebut, karena ini merupakan kelalaian penjual dalam melakukan transaksi jual beli sepeda motor. Sepeda motor yang mengalami cacat akibat kecerobohan dari konsumen dalam pemakaiannya dan apapun itu maka si penjual maupun produsen yang memproduksi
18
motor dalam hal ini pabrik tidak dapat dituntut untuk bertanggungjawab atas produk sepeda motor yang mengandung cacat. Tanggungjawab yang dapat diberikan oleh penjual apabila ada cacat tersembunyi dibatasi hanya sebatas penukaran atau penggntian suku cadang atau kerusakan yang sejenis bukan mengganti dengan mengembalikan sepenuhnya sepeda motor ataupun pengembelian harga pembelian secara penuh. Kesimpulan diatas setelah dikaji sudah sesuai dengan pasal 24 UUPK, sesuai dengan tuntutan konsumen kepada penjual yang menyatakan apabila konsumen memperoleh sepeda motor yang mengandung cacat tersembunyi dari penjual yang terbukti tidak melakukan perubahan apapun atas suku cadang sepeda motor maka pihak yang bertanggungjawab adalah pihak produsen disini adalah pabrik dan penggantiannya melaluin dealer atau si penjual dalam hal adanya ganti rugi. Namun bila terbukti penjual yang melakukan suatu perubahan dengan kata lain tau adanya cacat tapi sengaja menyembunyikan dalam hal ini penjual yang bertanggungjawab dalam hal ganti rugi atau tuntutan ganti ruginya dari konsumen atas kecerobohannya. Ditetapkannya Undang-Undang no.8 tahun 1999 khususnya pada pasal 24 tentang perlindungan konsumen tujuannya untuk memberikan dasar hukum yang kuat pada konsumen untuk menuntut hak-haknya apabila ada kasus-kasus yang merugikan para konsumen. B. Saran. Saran yang penulis berikan antara lain : 1. Pihak penjual sebaiknya tidak mempersulit prosedur pengajuan tuntutan berdasarkan cacat tersembunyi, jika memang dalam sepeda motor tersebut ada suku cadang yang mengadung cacat tersembunyi. 2. Sebaiknya pihak penjual yang telah mengetahui ada cacat pada sepeda motor dapat memberikan informasi yang benar,jelas, jujur dan tidak menyembunyikan satu apapun tentang kondisi sepeda motor yang akan dijual.
19
3. Itikhad baik dari konsumen dalam mengajukan tuntutan ganti rugi kepada penjual tanpa mencari cari alasan untuk mengajukan tuntutan yang besar dengan adanya cacat tersembunyi apabila memang cacat tersebut tidak diketahui oleh penjual. 4. Tanggungjawab produk pada sepeda motor yang mengandung cacat tersembunyi merupakan salah satu solusi yang dapat diterapkan pada perjanjian jual beli sepeda motor apabila terdapat cacat tersembunyi karena dengan diterapkannya tanggungjawab produk memungkinkan konsumen dapat langsung meminta penggantian kepada pihak penjual yang telah lalai dalam menjual sepeda motor dan menimbulkan kerugian bagi pihak pembeli yaitu konsumen. 5. Pihak penjual maupun konsumen harus lebih teliti lagi dalam melakukan transaksi jual beli sepia motor agar tidak ada lagi kasus yang terjadi seperti diatas.
6. DAFTAR PUSTAKA BUKU : Abdul Halim Barkatullah, Hukum Perlindungan Konsumen, Kajian teoritis dan Perkembangan Pemikiran, FH Unlam Press, Banjarmasin, 2008 Ahmadi Miru dan Sutarman Yoo, Hukum Perlindungan Konsumen, Rajawali Pers, Jakarta, 2004 Bambang Sunggono, Metode Penelitian Hukum, Rajawali Pers, Jakarta, 2011
20
Gunawan Wijaya dan Yani, Ahmad, Hukum tentang Perlindungan Konsumen, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2008 Janus Sidabalok, Hukum Perlindungan Konsumen di Indonesia, PT Citra Aditya Bakti, Bandung 2006, J.M. Van Dunne, Pertanggungjawaban Khusus Tanggung Jawab Produk, 1998 Marzuki,Metadologi Riset,PT.Hanindita offset,Yogyakarta,1997 Marzuki, Peter Mahmud, Penelitian Hukum, Surabaya, 2005 Munir Fuady, Hukum tentang Pembiayaan Konsumen Dalam Teori dan Praktek Citra Aditya, Bandung 2006 R.Setiawan, Pokok Pokok Hukum Perikatan, Penerbi Binacipta, 1987 R.Surbekti, Aneka Perjanjian, Penerbit Citra Aditya Bakti Bandung, 1995 Subekti, Hukum Acara Perdata, Fasco, Jakarta, 1958 Sumitro, Metode Penelitian Ilmu Hukum, Mandar Maju, Bandung, 2008 Yahya harahap, Segi segi Hukum Perjanjian, Penerbit Alumni, 1982
PERUNDANG-UNDANGAN: Undang-Undang No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen. Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.
WEBSITE http:/eprints.undip.ac.id/24096 (diakses tanggal 2 april 2013)
21
22