Tanggung Jawab Direksi dalam Kepailitan Perseroan Terbatas
TANGGUNG JAWAB DIREKSI DALAM KEPAILITAN PERSEROAN TERBATAS Oleh: AGUS SALIM HARAHAP Sekolah Tinggi Ilmu Hukum Al-Hikmah Medan Jl. Mesjid No. 1 Medan Estate, Medan 20371
[email protected]
ABSTRAK PT merupakan asosiasi modal, yaitu dalam pendirian PT secara formal selalu melibatkan dua atau lebih dari para pemodal, yang menggabungkan modalnya dalam satu PT itu, yang berupa pengambilan saham pada saat PT didirikan. Oleh karena itu, dalam PT, yang ditonjolkan adalah asosiasi modalnya bukan asosiasi orangnya, sehingga menimbulkan pertanggungjawaban yang terbatas dari pemodal. Organ-organ PT dari Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), Direksi, dan Komisaris, yang senantiasa ada dalam setiap PT. Direksi yang merupakan salah satu organ dalam PT, yang melakukan semua kegiatan perseroan dan mewakili perseroan, baik di dalam maupun di luar pengadilan. Direksi bertanggung jawab penuh atas kepengurusan PT. Dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya, direksi harus bertolak dari landasan bahwa tugas dan kedudukan yang diperolehnya berdasarkan pada beberapa prinsip dasar, yaitu Prinsip fiduciary duty, Prinsip duty of skill and care, prinsip duty of loyalty, dan Prinsip no secret profit rule doctrine of corporate opportuni. Dalam hal terjadi kepailitan PT, direksi dapat diminta pertanggungjawabannya, apabila direksi tersebut dalam penegelolaan PT terjadi kesalahan atau kelalaian. Metode penulisan artikel ini menggunakan metodologi penelitian yuridis normatif, yaitu suatu bentuk penulisan yang melakukan studi kepustakaan. Studi kepustakaan adalah suatu bentuk penelitian yang hanya bersumber kepada data sekunder atau atau data yang telah ada. Kata Kunci: Tanggung Jawab, Direksi, Kepailitan
van Koophandel,
Pendahuluan
Staatsblad 1847:23, kemudian
Masyarakat umumnya menggunakan istilah
diatur dalam Undang-Undang Nomor 4 tahun 1971,
PT untuk menyebut perseroan terbatas, penyebutan
telah digantikan dengan Undang-Undang No. 1
ini merupakan singkatan dari perseroan terbatas.
Tahun 1995. Terakhir dengan diundangkannya
Masyarakat telah membakukan ini sejak peraturan
Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tantang
lama (Kitab Undang-undang Hukum Dagang) masih
Perseroan Terbatas.
berlaku. Perseroan terbatas (PT), dulu disebut juga
Perseroan terbatas merupakan badan hukum
Naamloze Vennootschaap (NV), adalah suatu per-
dan besarnya modal perseroan tercantum dalam
sekutuan untuk menjalankan usaha yang memiliki
anggaran dasar. Kekayaan perusahaan terpisah dari
modal terdiri dari saham-saham, yang pemiliknya
kekayaan pribadi pemilik perusahaan sehingga me-
memiliki bagian sebanyak saham yang dimilikinya.
miliki harta kekayaan sendiri. Setiap orang dapat
(Agus Budiarto, 2002)
memiliki lebih dari satu saham yang menjadi bukti
Pengaturan hukum PT selama ini diatur da-
pemilikan perusahaan. Pemilik saham mempunyai
lam Pasal 36 sampai Pasal 56 Buku I ttitel III
tanggung jawab yang terbatas, yaitu sebanyak sa-
KUHD, yang merupakan terjemahan dari Wetboek
ham yang dimiliki. Apabila utang perusahaan mele-
Lex Jurnalica Vol.5 No. 3, Agustus 2008
159
Tanggung Jawab Direksi dalam Kepailitan Perseroan Terbatas
bihi kekayaan perusahaan, maka kelebihan utang
Perumusan masalah
tersebut tidak menjadi tanggung jawab para peme-
Dari uraian di atas dapat ditarik perumusan
gang saham. Apabila perusahaan mendapat keun-
masalah, yakni sebagai berikut:
tungan maka keuntungan tersebut dibagikan sesuai
1. Bagaimanakan prinsip-prinsip dalam hukum
dengan ketentuan yang ditetapkan.
perusahaan mengenai tanggung jawab direksi
PT merupakan asosiasi modal, yaitu dalam
perseroan ?
pendirian PT secara formal selalu melibatkan dua
2. Bagaimanakah tanggung jawab direksi dalam
atau lebih dari para pemodal, yang menggabungkan
UUPT dalam hal terjadi kepailitan Perseroan
modalnya dalam satu PT itu, yang berupa peng-
terbatas?
ambilan saham pada saat PT didirikan. Oleh karena itu, dalam PT, yang ditonjolkan adalah asosiasi mo-
Tujuan Penelitian
dalnya bukan asosiasi orangnya, sehingga menim-
Tujuan penulisan ini adalah untuk menge-
bulkan pertanggungjawaban yang terbatas dari
tahui prinsip-prinsip dalam hukum perusahaan
pemodal. Sebagai perwujudan asosiasi modal dari
mengenai tanggung jawab direksi perseroan dan
pemodal itu membutuhkan organ-organ yang dapat
bagaimana tanggung jawab direksi dalam UUPT
menjaga kelangsungan keberadaan PT. Organ-organ
dalam hal terjadi kepailitan Perseroan terbatas.
PT itu terdiri dari Rapat Umum Pemegang Saham
Penulisan artikel ini menggunakan meto-
(RUPS), Direksi, dan Komisaris, yang senantiasa
dologi penelitian normatif, yaitu suatu bentuk penu-
ada dalam setiap PT.
lisan yang melakukan studi kepustakaan. Studi
Direksi yang merupakan salah satu organ
kepustakaan adalah suatu bentuk penelitian yang
dalam PT, yang melakukan semua kegiatan
hanya bersumber kepada data sekunder atau atau
perseroan dan mewakili perseroan, baik di dalam
data yang telah ada. (Soerjono Soekanto, 1986)
maupun di luar pengadilan. Direksi yang mewakili kepentingan PT dan menjalankan PT, bertanggung jawab penuh atas kepengurusan PT. Atas kepengurusan Direksi ini, maka Direksi mempunyai tugas dan tanggung jawab. (Bismar Nasution, 2004) Direksi disebut juga sebagai pengurus perseroan adalah alat pelengkap perseroan yang melakukan semua kegiatan perseroan dan mewakili pserseroan, baik didalam maupum diluar pengadilan. Dengan demikian ruang lingkup tugas direksi adalah mengurus perseroan.
Gambaran Umum Prinsip-prinsip dalam Hukum Perusahaan mengenai Tanggung Jawab Direksi Perseroan Dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya, Direksi harus bertolak dari landasan bahwa tugas dan kedudukan yang diperolehnya berdasarkan pada beberapa prinsip dasar, yaitu: 1. Kepercayaan yang diberikan perseroan kepadanya (Prinsip fiduciary duty), 2. Kemampuan serta kehati-hatian tindakan direksi (Prinsip duty of skill and care),
160
Lex Jurnalica Vol.5 No. 3, Agustus 2008
Tanggung Jawab Direksi dalam Kepailitan Perseroan Terbatas
3. Itikad baik dari direksi untuk bertindak semata-
sebagai semi fiduciary duty. (Fuady Munir, 1999).
mata demi kepentingan dan tujuan perseroan
Prinsip ini diatur dalam Pasal 97 ayat (2) UUPT
(prinsip duty of loyalty)
yang mengharuskan Pengurusan sebagaimana di-
4. Tidak mengambil keuntungan pribadi atas suatu
maksud pada ayat (1), wajib dilaksanakan setiap
opportunity yang sebenarnya menjadi milik atau
anggota Direksi dengan itikad baik dan penuh
diperuntukan untuk perusahaan bagi perseroan
tanggung jawab.
(Prinsip no secret profit rule doctrine of corporate opportunity).
Prinsip Duty of Skill and Care. Beberapa katagori yang dipakai apakah
Prinsip Fiduciary Duty
direksi telah memenuhi unsur duty of skill and care
Tugas dan kewenangan Direksi bersumber pada: pertama ketergantungan perseroan kepada direksi sebagai organ yang dipercayakan oleh undang
adalah: 1. apakah tindakan direksi dilakukan dengan itikad baik
undang fungsi kepengurusan perseroan dan kedua
2. dalam kondisi yang sama, apakah setiap orang
perseroan adalah sebab bagi keberadaan direksi,
dengan keahlian tertentu yang sama juga akan
karena apabila tidak ada perseroan maka tidak akan
melakukan tindakan tersebut dalam posisi seba-
ada direksi. Keadaan ini yang kemudian melahirkan
gai direksi ataukah untuk kepentingan bisnis
prinsip bahwa diantara perseroan dan direksi ter-
pribadinya.
dapat hubungan fidusia yang melahirkan “fiduciary duties” bagi direksi.
3. apakah tindakan diambil dengan keyakinan bahwa hal itu semata-mata untuk kepentingan ter-
Fiduciary duty adalah suatu doktrin yang
baik perseroan.(Bastaman & Partners)
berasal dari system hukum Common Law yang mengajarkan bahwa antara direktur dengan per-
Penerapan prinsip duty of skill and care ini
seroan terdapat hubungan fiduciary. Sehingga pihak
dalam praktenya adalah berbeda. Perbedaan ini ter-
direktur hanya bertindak seperti seorang trustee atau
jadi sesuai dengan sifat dan jenis usaha ataupun cara
agen semata-mata, yang mempunyai kewajiban me-
pengurusan dari orang-orang yang terlibat dalam
ngabdi sepenuhnya dan dengan sebaik-baiknya
perseroan tersebut. Semakin usaha itu kompleks dan
kepada perseroan. Undang-Undang Perseroan Ter-
melibatkan banyak orang dan pengumpulan modal-
batas tidak menyebut dengan jelas-jelas diber-
nya juga melibatkan pihak-pihak diluar perusahaan
lakukannya prinsip fiduciary duty ini, tidak juga
maka resiko direksi tersebut akan semakin besar
dalam memori penjelasannya, tetapi secar malu-
dan tentunya tugas dan tanggungjawabnyapun akan
malu kucing memberlakukan asas-asasnya walau-
semakin besar. Dalam hal ini direksi dituntut untuk
pun secara tidak penuh. Artinya kedudukan direktur
menjalankan tugasnya harus lebih hati-hati dan
belum sampai menjadi trustee atau agen dari perse-
penuh perhatian agar tidak membuat kesalahan yang
roan. Karena itu, yang diberlakukan oleh UUPT
dapat dimintai pertanggungjawaban kepadanya.
sebenarnya hanya prinsip yang dapat kita sebut Lex Jurnalica Vol.5 No. 3, Agustus 2008
161
Tanggung Jawab Direksi dalam Kepailitan Perseroan Terbatas
Kelalaian atau kesalahan direksi dalam melakukan
Prinsip Duty of Loyalty
tugasnya adalah bentuk nyata dari pelanggaran ter-
Penerapan prinsip yang merujuk pada sikap
hadap prinsip duty of skill and care. Ketidak-
direksi untuk bertindak berdasarkan itikad baik dan
sengajaan dari direksi selalu dipakai sebagai satu
semata-mata untuk kepentingan dan tujuan per-
alasan bagi direksi untuk membela diri, namun hal
seroan ini pada dasarnya akan tampak jelas dalam
ini tidak selalu berhasil dalam melakukan pem-
kasus
belaan. Hal ini dikarenakan direksi akan selalu diuji
kepentingan antara direksi secara pribadi dengan
dengan mempertimbangkan kemampuannya untuk
perseroan (self dealing). Secara umum unsur self
sepatutnya mengetahui bahwa ia telah lalai atau
dealing dapat dijumpai dalam kasus dengan karak-
membuat kesalahan dalam mengambil atau tidak
teristik seperti misalnya:
mengambil suatu tindakan bagi kebaikan perseroan.
1. kasus yang melibatkan transaksi antara direksi
Tentunya pendidikan dan pengalaman direksi tersebut yang menjadi ukuran apakah direksi itu mampu atau tidak.
yang
melibatkan
adanya
pertentangan
secara pribadi dengan perseroan. 2. kasus yang melibatkan transaksi antara beberapa perseroan yang memiliki direksi yang sama
Bagaimana bila direksi bertindak berdasar-
(interlocking directorship).
kan informasi atau pendapat dari pihak lain dalam
3. kasus yang melibatkan transaksi dimana direksi
pengambilan keputusan,? Dapatkah direksi tersebut
secara pribadi mengambil alih opportunity/
dituntut bertanggung jawab secara pribadi bila
keuntungan yang seharusnya menjadi milik atau
ternyata tindakan tersebut menimbulkan kerugian
diperuntukan bagi perseroan (business oppor-
pada perseroan? Menurut Bastaman & Partners
tunity)
tidak mudah untuk menemukan jawaban yang tepat
4. kasus dimana terjadi persaingan usaha antara
untuk menjawab pertanyaan tersebut, akan tetapi
direksi secara pribadi dengan perseroan (unfair
dapat digunakan test sebagai berikut:
competition & breach of confidence). (Bastaman
1. Direksi dapat bersandar pada asumsi bahwa
& Partners)
pemberi informasi/pendapat/laporan telah bersi-
Sekalipun dalam praktek beberapa negara
kap jujur terhadapnya sepanjang tidak ada
self dealing ini dilarang secara mutlak, namun
informasi lain yang menunjukan fakta seba-
dalam perkembangan selanjutnya prinsip ini dapat
liknya.
diterima dengan alasan untuk tidak menghilangkan
2. ia dengan itikad baik tidak menerima informasi/
opportunity yang menguntungkan bagi perkem-
pendapat laporan tersebut. Standar itikad baik
bangan perusahaan. Dalam hal-hal tertentu self
disini masih harus disertai dengan sikap kehati-
dealing ini dapat diterima apabila:
hatian (diligence & prudence) dalam menerima
a. transaksi tersebut secara lengkap (full disclo-
informasi/pendapat/laporan
yang
menjadi dasar tindakan tersebut.
kemudian
sure) dan disetujui oleh anggota direksi lainnya atau komisaris atau bahkan para pemegang saham yang secara pribadi tidak berkepentingan langsung dengan transaksi itu (tentunya dengan
162
Lex Jurnalica Vol.5 No. 3, Agustus 2008
Tanggung Jawab Direksi dalam Kepailitan Perseroan Terbatas
memenuhi ketentuan yang disyaratkan oleh
terhadap transaksi yang menimbulkan conflict of
UUPT dan Anggaran Dasar Perseroan)
interest. Seorang direksi tidak boleh mengambil
b. transaksi tersebut bersifat fair bagi perseroan.
keuntungan keuntungan tersembunyi atau terselubung dari suatu transaksi perseroan. Jika misalnya
Untuk mengetahui fairness atau tidaknya
baik perseroan maupun pribadi direksi sama-sama
suatu transaksi sangatlah mahal bila dibawa ke
dapat melakukan suatu transaksi bisnis yang
pengadilan untuk dimintakan pembuktiannya, maka
tentunya dapat membawa profit, maka transaksi
biasanya dipakai adalah persetujuan dari organ-
tersebut harus diberikan kepada perseroan. Karena
organ yang terlibat dalam perseroan tersebut, baik
kepentingan perseroan mestilah lebih didahulukan.
direksi,komisaris ataupun pemegang saham. Dan
(Fuady Munir, 1999)
pada prinsipnya semakin kompleks transaksi yang
Akan tetapi timbul pertanyaan sejauh mana
dilakukan maka semakin tinggi pula jejnjang hirarki
opportunity perseroan yang tidak dapat diambil oleh
dari organ dalam perseroan yang berwenang menye-
direksi?
tujuinya.
Bastaman & partners menjawab pertanyaan itu
Akan tetapi tidak semua transaksi yang ada
dengan mengunakan dua macam test utama yaitu:
dapat dilakukan hanya dengan persetujuan dari
1. apakah perseroan benar-benar mempunyai ke-
organ-organ yang ada. Transaksi-transaksi yang me-
pentingan terhadap opportunity tersebut (the
ngandung
line of business test).
unsure
perbuatan
melawan
hukum
(fraudulent factors) seperti transaksi yang melibat-
2. apakah
jawabannya
positif,
dalam
situasi
kan penyalah gunaan asset perseroan untuk kepenti-
bagaimana direksi dapat mengambil alih oppor-
ngan pribadi direksi tetap tidak bisa diselesaikan
tunity tersebut untuk dirinya sendiri (the fairness
melalui persetujuan saja.
test).
Prinsip No Secret Profit Rule Doctrine of
The line of business test dapat dilakukan antara lain
Corporate Opportunity
dengan melihat tingkat kedekatan antara opportunity
Sebagaimana telah dikemukakan bahwa
yang ada dengan jenis usaha perseroan, baik pada
direksi tidak boleh mengambil keuntungan secara
waktu itu maupun dimasa mendatang sebagai
pribadi atas suatu opportunity yang sebenarnya
antisipasi pengembangannya. Makin dekat jarak
menjadi milik perseroan. Hal ini tidak terlepas dari
antara keduanya makin jelas bahwa opportunity
standart etika dalam berbisnis yang harus diperhati-
tersebut dapat dikatakan sebagai milik perseroan.
kan oleh setiap direksi dalam menjalankan usa-
Beberapa factor lain yang dapat digunakan untuk
hanya.
mendukung test tersebut adalah: Prinsip ini timbul dari konsekuensi pem-
berlakuan prinsip fiduciary duty. Prinsip ini menga-
1. apakah perseroan sudah pernah mengadakan negosiasi mengenai opportunity tersebut,
jarkan bahwa direksi harus lebih mengutamakan kepentingan perseroan daripada kepentingan pribadi Lex Jurnalica Vol.5 No. 3, Agustus 2008
163
Tanggung Jawab Direksi dalam Kepailitan Perseroan Terbatas
2. apakah opportunity itu ditawarkan kepada
mempunyai
benturan
kepentingan
dengan
direksi sebagai organ (wakil) perseroan ataukah
kepentingan perseroan.
sebagai pribadi
Pasal 97 ayat (2) Pengurusan sebagaimana dimak-
3. apakah direksi mengetahui adanya opportunity
sud pada ayat (1), wajib dilaksanakan setiap
itu berdasarkan kedudukannya dalam perseroan
anggota Direksi dengan itikad baik dan penuh
ataukah secara independen
tanggung jawab.
4. seberapa besar kebutuhan perseroan untuk
Pasal 92 ayat (1): Direksi menjalankan pengu-
memanfaatkan dan mewujudkan opportunity
rusan Perseroan untuk kepentingan Perseroan dan
tersebut.
sesuai dengan maksud dan tujuan Perseroan. Pasal 101 ayat (1): Anggota Direksi wajib mela-
Sekalipun setelah melalui test tersebut diatas
porkan kepada Perseroan mengenai saham yang
ternyata opportunity uang ada masuk kategori milik
dimiliki anggota Direksi yang bersangkutan dan/
perseroan tetapi tidak menutup kemungkinan bagi
atau keluarganya dalam Perseroan dan Perseroan
direksi untuk mengambilalih opportunity tersebut
lain untuk selanjutnya dicatat dalam daftar khusus.
untuk dirinya sendiri, sepanjang dipenuhi beberapa syarat, yaitu antara lain:
Tinjauan Teori
1. Perseroan menyatakan melepas opportunity itu
Menurut teori organisme dari Otto von
dan memberikannya kepada direksi melalui
gierke, (Nindyo Pramono, 1997) pengurus adalah
keputusan organ perseroan yang anggotanya
organ atau alat perlengkapan dari badan hukum.
tidak mempunyai kepentingan dengan penggu-
Seperti halnya manusia yang memiliki organ-organ
naan opportunity tersebut;
tubuh misalnya, kaki, tangan, dan lain sebagainya
2. Perseroan
tidak
mampu
menggunakan
itu digerakanya diperintah oleh otak manusia,
opportunity tersebut, dengan alasan pengguna-
demikian pula gerakan dari organ badan hukum
annya itu justru akan menimbulkan ultra vires,
diperintah oleh badan hukum itu sendiri, sehingga
pelanggaran ketentuan peraturan perundang-
pengurus adalah merupakan personifikasi dari badan
undangan, atau pihak ketiga pemberi oppor-
hukum itu. (Budiarto, 2002)
tunity tersebut pada dasarnya tidak ingin bertransaksi dengan perseroan.
Di dalam penjelasan resmi dari Pasal 92 ayat (1) UUPT dikatakan bahwa tugas Direksi dalam mengurus perseroan antara lain meliputi
Undang-Undang Perseroan Terbatas tidak dengan
pengurusan sehari-hari dari perseroan. Siapa yang
tegas-tegas mengakui berlakunya prinsip ini. Tetapi
dimaksud dengan pengurusan sehari-hari lebih
disana sini terdapat indikasi yang mengarah kepada
lanjut tidak ada penjelasan resmi. Oleh karena itu
pengakuan prinsip tersebut. Misalnya untuk direksi:
harus dilihat dari Anggaran Dasar tentang apa yang
Pasal 99 ayat (1) huruf b: anggota direksi tidak
termasuk pengurusan sehari-hari itu, walaupun tidak
berwenang
mungkin disebut secara detail dalam anggaran dasar
mewakili
perseroan
apabila
dia
tersebut. Mengurus perseroan semata-mata adalah 164
Lex Jurnalica Vol.5 No. 3, Agustus 2008
Tanggung Jawab Direksi dalam Kepailitan Perseroan Terbatas
tugas Direksi yang tidak dapat dicampuri langsung
Pembahasan
oleh organ lain. Hal ini secara tegas dinyatakan
Tanggung Jawab Direksi Dalam UUPT
dalam Pasal 97 ayat (1) UUPT yang memberikan
Prinsip-prinsip seperti tersebut di atas me-
ketentuan sebagai berikut: "Direksi bertanggung
nuntut Direksi untuk bertindak secara hati-hati dan
jawab atas pengurusan perseroan sebagaimana di-
disertai itikad baik, semata mata untuk kepentingan
maksud dalam Pasal 92 ayat (1)."
dan tujuan perseroan. Pelanggaran terhadap kedua
Disamping itu, Pasal 97 ayat (1) UUPT
prinsip ini membawa konsekuensi yang berat bagi
tersebut di atas memberikan pedoman kepada
Direksi, seperti terlihat antara lain dalam Pasal 97
Direksi agar di dalam mengurus perseroan selalu
UUPT karena ia dapat dimintai pertanggungjawaban
berorientasi pada kepentingan dan tujuan perseroan.
secara pribadi, yakni:
Hal ini menurut Emmy Pangaribuan bahwa dapat
1. Direksi bertanggung jawab atas pengurusan
diduga latar belakang adanya ketentuan itu adalah
Perseroan sebagaimana dimaksud dalam Pasal
karena kepentingan perseroan serta tujuan perseroan
92 ayat (1).
disatu pihak suatu saat dapat tidak sejalan dengan
2. Pengurusan sebagaimana dimaksud pada ayat
kepentingan dan keinginan pemegang saham.
(1), wajib dilaksanakan setiap anggota Direksi
Ketentuan mengenai direksi yang dalam melaksa-
dengan itikad baik dan Penuh tanggung jawab.
nakan tugasnya hanyalah untuk kepentingan serta
3. Setiap anggota Direksi bertanggung jawab pe-
tujuan daripada perseroan rupa-rupanya didasarkan
nuh secara pribadi atas kerugian Perseroan
pada paham yang oleh sementara orang disebut
apabila yang bersangkutan bersalah atau lalai
sebagai paham institusi atau pandangan bahwa
menjalankan tugasnya sesuai dengan ketentuan
perseroan merupakan subyek hukum yang mempu-
sebagaimana dimaksud pada ayat (2).
nyai fungsi didalam masyarakat dan menjadi titik perhatian utama dari kepengurusan direksi. Demi-
Dalam Pasal 104 ayat (2) UUPT menye-
kian pula Pasal 97 ayat (2) yang menegaskan
butkan bahwa dalam hal kepailitan sebagaimana
Pengurusan sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
dimaksud pada ayat (1) terjadi karena kesalahan
wajib dilak-sanakan setiap anggota Direksi dengan
atau kelalaian Direksi dan harta pailit tidak cukup
itikad baik dan penuh tanggung jawab. juga ter-
untuk membayar seluruh kewajiban Perseroan da-
masuk pada pandangan paham institusi yang disebut
lam kepailitan tersebut, setiap anggota Direksi seca-
diatas. Itikad baik direksi untuk menjalankan/
ra tanggung renteng bertanggung jawab atas seluruh
mengurus perseroan secara profesional dengan Skill
kewajiban yang tidak terlunasi dari harta pailit
dan tindakan pemeliharaan semuanya dimaksudkan
tersebut.
untuk kepentingan usaha perseroan termasuk pula kepentingan para pemegang saham.
Kemudian ayat (4) menyebutkan bahwa Anggota Direksi tidak bertanggungjawab atas kepailitan Perseroan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) apabila dapat membuktikan:
Lex Jurnalica Vol.5 No. 3, Agustus 2008
165
Tanggung Jawab Direksi dalam Kepailitan Perseroan Terbatas
a. kepailitan tersebut bukan karena kesalahan atau kelalaiannya;
dimilikinya. Hal ini karena perbuatan direksi dipandang sebagai perbuatan PT yang merupakan subjek
b. telah melakukan pengurusan dengan itikad baik,
hukum. Namun, ada beberapa hal, direksi dapat
kehati-hatian, dan penuh tanggungjawab untuk
dimintai pertanggungjawabannya secara pribadi
kepentingan Perseroan dan sesuai dengan mak-
dalam kepailitan PT.
sud dan tujuan Perseroan;
Pasal 104 ayat (2) UUPT
yang baru,
c. tidak mempunyai benturan kepentingan baik
menyatakan bahwa dalam hal kepailitan sebagaima-
langsung maupun tidak langsung atas tindakan
na dimaksud pada ayat (1) terjadi karena kesalahan
pengurusan yang dilakukan; dan
atau kelalaian Direksi dan harta pailit tidak cukup
d. telah mengambil tindakan untuk mencegah terjadinya kepailitan.
untuk membayar seluruh kewajiban Perseroan dalam kepailitan tersebut, setiap anggota Direksi secara tanggung renteng bertanggung jawab atas selu-
Dalam Pasal 97 UUPT bertolak dari asas fiduciary duty, sedangkan pasal 104 UUPT bertolak
ruh kewajiban yang tidak terlunasi dari harta pailit tersebut.
dari asas duty of skill and care. Direksi mewakili
Apabila Direksi dapat membuktikan bahwa
kepentingan perseroan secara keseluruhan dan ia
kepailitan bukan karena kesalahan atau kelalaiannya
tidak mewakili kepentingan pemegang saham ter-
tidak bertanggung jawab secra tanggung reteng atas
tentu atau masing-masing pemegang saham. Oleh
kerugian itu, Pasal 104 ayat (4) menyebutkan bahwa
karena itu pembagian tugas dan wewenang direksi
anggota Direksi tidak bertanggungjawab atas kepai-
diatur oleh RUPS atau sebagaimana ditetapkan da-
litan Perseroan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
lam anggaran dasar perseroan.
apabila dapat membuktikan: a. kepailitan tersebut bukan karena kesalahan atau
Tanggung Jawab Direksi dalam Kepailitan
kelalaiannya;
Dalam hal terjadinya kepailitan perseroan,
b. telah melakukan pengurusan dengan itikad baik,
maka tidak secara a priori direksi bertanggung ja-
kehati-hatian, dan penuh tanggungjawab untuk
wab secara pribadi atas perseroan tersebut, namun,
kepentingan Perseroan dan sesuai dengan mak-
sebaliknya bahwa direksi mesti bebas dari tanggung
sud dan tujuan Perseroan;
jwab terhadap kepailitan PT. Tanggung jawab di-
c. tidak mempunyai benturan kepentingan baik
reksi yang perusahaannya mengalami pailit, pada
langsung maupun tidak langsung atas tindakan
prinsipny adalah sama dengan tanggung jawab
pengurusan yang dilakukan; dan
direksi yag perusahaan tidak mengalami pailit. Pengaturan lebih lanjut dari tanggung jawab
d. telah mengambil tindakan untuk mencegah terjadinya kepailitan.
direksi, dapat di lihat dari kondisi tertentu. Pada prinsipnya direksi tidak bertanggung jawab secara
Kesimpulan
pribadi terhadap perbuatan yang dilakukan atas
Ketentuan tentang tanggung jawab direksi
nama perseroan berdasarkan wewenang yang
yang ada dalam UU No. 40/2007, tak jauh beda de-
166
Lex Jurnalica Vol.5 No. 3, Agustus 2008
Tanggung Jawab Direksi dalam Kepailitan Perseroan Terbatas
ngan UU PT yang lama (UU No. 1/1995). Namun,
Pramono, Nindyo, “Sertifikasi Saham PT Go Publik
dalam UU PT yang baru ini, tanggung jawab itu di-
dan Hukum Pasar Modal Di Indonesia”,
pertegas dan disempurnakan, dengan tujuan supaya
Citra Aditya, Bandung, 1997.
direksi itu tidak main-main dalam menjalankan
Simanjuntak, Emmy Pangaribuan. ”Interaksi Fungsi
usahanya.
Organ Perseroan Terbatas dan Perlindungan
Secara garis besar dapat dikatakan bahwa tugas dan
Kepada Pemegang Saham dan Kreditur
tanggung jawab direksi diatur dan dibatasi oleh
Berdasarkan
undang-undang, anggaran dasar, serta maksud dan
Terbatas”,
tujuan perseroan. Dan dapat dikemukakan bahwa
UGM, Yogyakarta, 1995.
tanggung jawab direksi memiliki dua sisi, yaitu ke dalam dan keluar. Tanggung jawab ke dalam adalah tanggung jawab direksi kepada RUPS sedangkan tanggung jawab keluar adalah kepada pihak ketiga. Dalam hal terjadinya kepailitan perusahaan, direksi pada prinsipnya tidak bertanggung jawab.
Undang-Undang Makalah
Seminar
Perseroan Nasoinal,
Soekanto, Soerjono, “Pengantar Penelitian Hukum”, Cet. 3, UI Press, Jakarta, 1986. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas
jo Undang-Undang
Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas.
Direksi hanya dapat diminta pertanggung jawabannya apabila terjadi karena kesalahan atau kelalaian dalam pengelolaan PT.
Daftar Pustaka Budiarto,
“Kedudukan
Agus,
Tanggung
Jawab
Hukum
Pendiri
Dan
Perseroan
Terbatas”, Gahlia Indonesia, Jakarta, 2002. Munir,
Fuady,
“Hukum
Perusahaan
Dalam
Paradigma Hukum Bisnis”, Citra Aditya Bakti, Bandung, 1999. Nasution,
Bismar,
”Pemahaman
Perusahaan
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas”, makalah yang disampaikan pada kursus Peningkatan Profesialisme Pengurus SP BUN PTPN I, Medan, 2004.
Lex Jurnalica Vol.5 No. 3, Agustus 2008
167