JURNAL ILMU SOSIAL-FAKULTAS ISIPOL UMA
ISSN : 2085 – 0328
TANGGAPAN ANAK SD TENTANG ANALISIS ISI RUBRIK ANAK MINGGUAN WASPADA Rusni Departemen Ilmu Komunikasi, FISIP Universitas Sumatera Utara ABSTRACT This research aim to describe Rainbow Child rubric of Waspada weekly newspaper and to describe comments of Kartika elementary school student at Medan city. Rainbow Child rubric of Waspada presented in the form of items and theme including news, fiction stourry, quiz, and also child consignment like picture result of child masterpiece, namely doodle and cartoon. Population from Rainbow Child rubric of Waspada weekly newspaper is Rainbow take 12 published edition that assumed have adequete and deputized. Researcher use content analysis to see how theme and items at Rainbow Child rubric of Waspada. Researcher use Holsti’s formula as base guidance to measure reliability in categorizing items and theme which published at Rainbow Child rubric of Waspada. Result of decoding and measurement from researcher as decoder 1 and decoder 2, please depict that items also theme presented in Rainbow Child rubric of Waspada as elementary school student reading material can reach adequate relibility between 0,90 to 1 or 90 to 100%. To measure effect from appearance Rainbow Child of Waspada, researcher use survey by enquette to know elemntary school student comments. Population taken away from Kartika elementaryu school student which consisting of Kartika I-1 and I-2 elementary school rstudent. Taken sample around 33 elementary school student at class 5 and clasrs 6. Researcher took elementary school student at class 5 and class 6 as sampel. Result of survey by enqutte describe that items and theme from quiz and news get comments which are positive compared to fiction story, child consignment like picture result of child masterpiece, namely doodle and cartoon. Though reading materials which presented in Rainbow Child rubric of Waspada is aim to Kartika elementary school student which on age of elementary school period, but Kartika elementary schtool student which on age of elementary school period, but Kartika elemtary school students getting it from television and comic also. Keywords : content analysis, rubric, and responses of children
PENDAHULUAN Penelitian tentang dunia anak untuk media massa di Indonesia masih sedikit sekali,meskipun ada penelitian terutama hanya berkisar pada siaran televisi untuk anak tentang tindak kekerasan, fantasi serta berbau seksualitas yang belum pantas ditonton oleh anakanak seperti Shincan, Avatar, Naruto, Detective Conan dan lainnya. Media cetak seperti surat kabar selain berfungsi mendidik juga berfungsi memberikan informasi, tentang fakta serta opini ditengah masyarakat pembacanya, juga memberikan hiburan dengan menyajikan cerita bersambung, cerita gambar, anecdote serta aneka hiburan lainnya. Media surat kabar yang diteliti adalah
suratkabar mingguan Waspada, dimana sura kabar Waspada ini merupakan suratkabar tertua yang ada. Setiap minggu suratkabar ini menjumpai pembacanya, termasuk anak-anak sekolah dasar dengan menyajikan rubrik anak. Erickson mengatakan bahwa masa kanak-kanak merupakan gambaran awal manusia, tempat dimana sifat baik dan sifat buruk kita dengan lambat. Namun jelas berkembang dan mewujudkan dirinya.Atau dengan kata lain anak adalah pribadi yang masih bersih dan peka terhadap pengaruh yang berasal dari lingkungannya. Pada mulanya lingkungan yang terdekat dengan diri anak, seperti orang tuanya,keluarga yang ada di rumah. Hal ini diperkuat oleh
PERSPEKTIF/ VOLUME 4/ NOMOR 1/ APRIL 2011
41
JURNAL ILMU SOSIAL-FAKULTAS ISIPOL UMA
pendapat oleh Hurlock pakar psikologi perkembangan anak menyatakan proses sosialisasi seorang anak ketika anak pertama masuk sekolah ( kanak-kanak akhir,usia 6-12 tahun), dimana sebelumnya saat anak lebih cenderung bergaul dengan orang yang lebih terbatas ( anggota keluarga,dan sedikit teman ). Peneliti mengambil sampel anak-anak masa sekolah mulai usia 6-12 tahun karena masa ini ditandai dengan masa anak mulai masuk sekolah dasar, dimana anak mulai belajar di dalam dan di luar sekolah, mengenal teman-teman sebayanya, belajar membaca, menulis serta kemampuan mengembangkan potensi dirinya seperti mengenal alam serta lingkungannya,dan kemampuan ini muncul melalui proses pendidikan formal maupun informal. Sementara rubrik anak di mingguan Waspada yang diteliti banyak menampilkan materi tentang berita yang menyangkut kejadian-kejadian yang berlaku seputar anak, hiburan yang menampilkan cerita gambar, humor, kuis kreatifitas anak-anak tentang gambargambar hasil corat-coret anak. Kerangka Pemikiran Rubrik anak yang memuat tentang berita seputar kejadian pada anak, hiburan berupa cerita fiksi, cerita gambar, cerita humor, kuis keseluruhannya merupakan stimulus untuk merangsang anak-anak yang berumur 6 – 12 tahun dimana masamasa ini merupakan masa perkembangan diri anak yang memulai masa sekolah. Jean Piaget pakar terkemuka dalam bidang psikologi kognitif mengklasifikasikan perkembangan kognitif anak yang berumur 6-12 tahun merupakan tahapan dimana anak mulai belajar mengenal lebih jauh lingkungannya, seperti belajar bekerja sama dengan teman-temannya, belajar bersaing dengan temannya, belajar bertanggung jawab, belajar bersosialisasi, memberi dan menerima, disiplin dan lain lainnya. Sejalan itu juga Yulia Singgih D.Gunarsa memasuki masa belajar di
ISSN : 2085 – 0328
dalam dan di luar sekolah anak-anak pada masa ini harus menjalani tugas-tugas perkembangan phisik yakni : 1. Belajar ketrampilan fisik untuk permainan biasa 2. Membentuk sikap sehat mengenai dirinya sendiri 3. Belajar bergaul dengan temanteman sebayanya. 4. Belajar peranan jenis yang sesuai dengan jenisnya 5. Membentuk ktrampilan dasar : membaca, menulus dan berbhitung 6. Membentuk konsep-konsep yang perlu untuk hidup seharihari 7. Membentuk hati nurani, nilai moral dan nilai sosial 8. Memperoleh kebebasan pribadi Dari uraian di atas rubrik anak mingguan Waspada menyajikan semua kebutuhan perkembangan kognitif maupun perkembangan fisik yang diperlukan anak-anak usia masuk sekolah tersebut. Teori yang digunakan dalam menganalisa isi rubrik anak di mingguan Waspada adalah berupa analisis isi rubruk yang tampil pada setiap minggu dalam bentuk materi berita serta materi hiburan yang disajikan Di samping itu peneliti juga menggunakan teori S-O-R, dimana teori ini dilandasi dengan suatu anggapan bahwa organisme menghasilkanperilaku terentu jika ada kondisi stimulus tertentu Berdasarkan uraian tadi maka proses komunikasi yang dilakukan anak-anak SD usia masuk sekolah membaca rubrik anak mingguan Waspada dapat digambarkan sebagai berikut:
PERSPEKTIF/ VOLUME 4/ NOMOR 1/ APRIL 2011
42
ISSN : 2085 – 0328
JURNAL ILMU SOSIAL-FAKULTAS ISIPOL UMA
Stimulus Organism Anak SD Rubrik Anak Mingguan Waspada
Perhatian Pengertian Penerimaan
Respons Tanggapan Anak SD
Diagram ini menunjukkan stimulus berarti bahwa proses komunikasi berawal dari penyajian materi yang sajikan untuk anak SD yang mulai masuk sekolah yang banyak menyangkut kepentingan perkembangan anak-anak tersebut. Sementara organisme adalah ditujukan untuk anak anak SD dimulai dengan adanya perhatian dari anak kemudian dimengerti oleh anak dan dapat diterima olehg anak karena isi materi rubric tersebut menyangkut kepentingan anak dan terakhir direspons atau ditanggapai oleh anak. Lokasi Penelitian SD Kartika Medan METODE PENELITIAN Metode penelitian ini menggunakan dua tipe penelitian,yakni penelitian analisis isi uuntuk rubrik anak Mingguan Waspada dan untuk tanggapan anak SD peneliti menggunakan penelitian survey yang hanya menggambarkan atau menderskripsikan dan tidak membuktikan hipotesa. Teknik Pengumpulan Data Untuk Analisis isi ini peneliti menggunakan pendapat Stempel yang menempat langkah penting yang harus dilakukan yakni : pemilihan unit analisis yang akan diteliti, dalam peneitian ini adalah rubruk anak di mingguan Waspada, selama tiga bulan karena menurut pendapat Stempel unit yang dianalis harus muncul selama 12 kali atau lebih penerbitannya dan dilanjutkan dengan mengkategorikan isi unit yang dianalisis dengan menggunakan dua pengkoding
yakni peneliti dan dibantu oleh seseorang yang merechek ( dalam hal ini disebut sebagai pengkoding II )yang tujuannya untuk mencapai keabsahan tentang setiap kategori unit yang dianalisi, dimana dua pengkoding memiliki kesepakatan tentang standard penegertian dari unit yang dianalisis. Adapun isi unit yang dianalisis dari seluruh rubrik yang muncul selama tiga bulan penerbitan pada tiap-tiap minggu telah disepakati bersama tentang fungsi dari media massa termasuk mingguan rubrik mingguan Waspada memberikan informasi serta hiburan ( entertaiment ) bagi pembacanya, yakni berita serta hiburan. Tehnik Analisa Data Untuk menguji reliabilitas unit yang dianalisis dua pengkoding peneliti menggunakan pendapat dari Chadwick yang mengatakan bahwa tingkat reliabilitas ambang penerimaan tinkat kepercayaan yang dilakukan dua pengkoding harus mencapai 60 %, di bawah batas 60 % tingkat kepercayaan dari dua pengkoding ditolak dan harus diulang kembali kategorisasi yang sudah dilakukan. Setelah hasil pengkategirian dari dua pengkoding di peroleh kemudian dua pengkoding menggunakan rumus Holsti yakni : Reliabilitas =
2M NI + N2
Keterangan : M
: Jumlah unit yang disepakati di antara dua pengkoding dalam kategori yang sama
PERSPEKTIF/ VOLUME 4/ NOMOR 1/ APRIL 2011
43
ISSN : 2085 – 0328
JURNAL ILMU SOSIAL-FAKULTAS ISIPOL UMA
NI + N2
: Jumlah isi rubrik anak Pelangi Waspada yang diukur oleh Pengkoding 1 (N1)
Tabel 1. Hasil Pengkodingan Isi Rubrik No. Isi Rubrik 1. Berita 2. Hiburan
=
2
Isi
Pengkoding 2 43 141
104 = 0,9807
2X 51
= 98,07% Jadi reliabilitas antara pengkoding 1 dan Pengkoding 2 untuk isi rubrik anak Pelangi Waspada terdiri dari berita dan hiburan sebesar 98,07%. Ini menunjukkan bahwa tingkat kepercayaan atau reliabilitas antara pengoding 1 dan pengkoding 2 mencapai tingkat lebih diambang batas penerimaan.
52+ 52
2.
2M NI + N2
Reliabilitas =
1. Hasil Pengkodingan Rubrik
Pengkoding 1 44 141
Pengkoding 1 dan 2 mengukur tingkat reliabilitas yakni mengukur sejauh mana tingkat kepercayaan antara pengkoding 1 dan 2 tentang temuan data tersebut, untuk melihat apakah hasil pengkodingan dapat diterima atau ditolak. Untuk mengukurnya peneliti menggunakan rumus Holsti yakni : Reliabilitas =
dan pengkoding (N2)
Hasil Pengukuran Dua Pengkoding Tentang Tema
102
Tabel 2. Hasil Pengukuran Dua Pengkoding Tentang Tema No. Isi Rubrik Pengkoding 1 1 Anak Berprestasi 6 2 Perlombaan anak yang diadakan oleh 6 lembaga 3 Perlombaan anak menyambut hari 5 besar yang diadakan lembaga 4 Pengetahuan Umum 3 5 Perkenalan anak 4 6 Ulang tahun anak 2 7 Perpisahan sekolah 1 8 Permainan anak 1 9 Hiburan 1 10 Pemenang Sayembara 3 11 Situasi Sekolah 1 12 Keimanan 1 13 Tokoh Sejarah dunia 1 14 Tokoh sejarah dunia (lokal)
Pengkoding 2 6 6 5 3 4 2 1 1 1 2 0 1 1
PERSPEKTIF/ VOLUME 4/ NOMOR 1/ APRIL 2011
44
ISSN : 2085 – 0328
JURNAL ILMU SOSIAL-FAKULTAS ISIPOL UMA
Setelah mengkategorikan tema berita dalam rubrik anak Pelangi Waspada, selanjutnya pengkoding 1 dan 2 mengukur tingkat reliablitas. Pengukuran reliabilitas diperlukan untuk menjaga agar analisa isi yang dilakukan tidak hanya berdasarkan subjektifitas peneliti. Perhitungan reliablitasnya sebagai berikut : Reliabilitas = 2 M NI + N2 Reliabilitas =
=
76 = 0,9473 = 94,73% Dari tingkat reliablitas antara kedua pengkoding yang dicapai diatas ternyata juga diterima, dan melebihi ambang batas penerimaan sehingga kategori data yang dilakukan oleh kedua pengkding tidak perlu diulang atau direvisi kembali.
2X 36 38+ 38 72
3. Hasil Pengukuran Dua Pengkoding Tentang Tema Cerita Fiksi
Tabel 3. Hasil Pengukuran Dua Pengkoding Tentang Tema Cerita Fiksi No. Isi Rubrik Pengkoding 1 1 Pengetahuan umum 19 2 Imajinasi 22 3 Perayaan hari besar 5 4 Sarana pendidikan 3 5 Alat rumah tangga 3 6 Transport 4 7 Olahraga 2 8 Alat elektronik 1 9 Hewan 1 10 Lingkungan 4 11 Ketertiban lalulintas 1 12 Pepatah 13
Berdasarkan hasil yang diperoleh oleh kedua pengkoding ditemukan bahwa tema yang paling sering diangkat adalah cerita humor. Humor merupakan tema yang paling diminati karena dapat mudah dicerna dan menjadi hiburan bagi pembacanya. Peneliti membuat kategori atas beberapa tema yakni : A. : Anak yang rajin B. : Pangeran yang pemberani C. : Anak yang nakal D. : Ibu yang sholehah E. : Anak yang pintar F. : Anak yang malas G. : Anak yang malang
Pengkoding 2 19 22 5 3 3 4 2 1 1 4 1 13
H. : Anak yang licik I. : Anak sholeh J. : Anak yang baik hati K. : Anak yang cerdik dan berani L. : Perlombaan antar anak M. : Humor Setelah dilakukan pengkategorian, maka selanjutnya mengukur tingkat reliabilitas sebagai berikut : Reliabilitas =
2M NI + N2
Reliabilitas =
2 x 28
PERSPEKTIF/ VOLUME 4/ NOMOR 1/ APRIL 2011
45
ISSN : 2085 – 0328
JURNAL ILMU SOSIAL-FAKULTAS ISIPOL UMA
28+ 28 =
56
Tingkat reliabilitas yang dicapai oleh pengkoding 1 dan 2 adalah melebihi ambang batas penerimaan, sehingga kategorisasi tentang tema cerita fiksi tidak perlu diulang lagi.
56 = 1
4. Hasil Pengukuran Dua Pengkoding Tentang Tema Kuis
= 100% Tabel 4. Hasil Pengukuran Dua Pengkoding Tentang Tema Kuis No. Isi Rubrik Pengkoding 1 1 Pengetahuan umum 19 2 Imajinasi 22 3 Perayaan hari besar 5 4 Sarana pendidikan 3 5 Alat rumah tangga 3 6 Transport 4 7 Olahraga 2 8 Alat elektronik 1 9 Hewan 1 10 Lingkungan 4 11 Ketertiban lalulintas 1 12 Pepatah 13
Tema yang paling sering diangkat adalah tema imajinasi. Anakanak lebih menyukai tema yang lebih mudah mereka terapkan. Pengkategorian dalam tema kuis dalam rubrik anak Pelangi Waspada dengan abjad yakni : A. : Pengetahuan umum B. : Imajinasi C. : Perayaan hari besar D. : Sarana pendidikan E. : Alat rumah tanga F. : Transport G. : Olahraga H. : Alat elektronik I. : Hewan J. : Lingkungan K. : Ketertiban lalulintas L. : Pepatah Selanjutnya pengkoding 1 dan 2 mengukur tingkat reliabiltas sebagai berikut: Reliabilitas = 2 M
Pengkoding 2 19 22 5 3 3 4 2 1 1 4 1 13
Reliabilitas =
NI + N2 2 x 56
=
56 + 56 112
= =
112 1 100%
Tingkat reliabilitas untuk tema kuis melebihi ambang batas penerimaan, dan kategorisasi untuk tema kuis dapat diterima. 5. Hasil Pengukuran Dua Pengkoding Tentang Kiriman Anak Berupa Kartun dan Corat- Coret Kategori kiriman anak tidak bersumber dari pengasuh rubrik anak Pelangi Anak Waspada. Kiriman anak adalah hasil karya pembaca yang dikirimkan ke redaksi. Kiriman ini kemudian diseleksi untuk menentukan kiriman siapa yang berhak ditampilkan di
PERSPEKTIF/ VOLUME 4/ NOMOR 1/ APRIL 2011
46
ISSN : 2085 – 0328
JURNAL ILMU SOSIAL-FAKULTAS ISIPOL UMA
rubrik ini. Penentuan hasil karya yang terpilih umumnya berhubungan dengan
tema momen yang sedang berlangsung.
Tabel 5. Hasil Pengukuran Dua Pengkoding Tentang Kiriman Anak Berupa Kartun dan CoratCoret No. Isi Rubrik Pengkoding 1 Pengkoding 2 1 Tokoh komik kartun 3 3 2 Pendidikan 4 4 3 Imajinasi 7 7 4 Lingkungan 2 2 5 Tokoh kartun 4 4 6 Perayaan hari besar 6 6
Temuan yang diperoleh menunjukkan bahwa umumnya anakanak lebih menyukai tema- tema yang sifatnya imajinatif. Pengkategorian tema kiriman anak dapat dikategorikan dengan abjad yakni : A. : Tokoh komik kartun B. : Pendidikan C. : Imajinasi D. : Lingkungan E. : Tokoh Kartun F. : Perayaan hari besar
=
38
=
38 1
=
100%
Tingkat reliablitas yang dicapai oleh pengkoding 1 dan pengkoding 2 diterima karena tingkat reliablitas tema kiriman anak berupa kartun dan coratcoret melebihi ambang batas penerimaan.
Tingkat reliablitasnya sebagai berikut : Reliabilitas =
2 x 19 19+ 19
PEMBAHASAN Data Tanggapan Anak SD Kartika Medan Tentang Isi Rubrik Anak Pelangi Waspada
Tabel 6. Frekuensi Membaca Rubrik Anak Pelangi Waspada No. Membaca Rubrik Anak Pelangi Waspada F
%
1.
Sering
21
54,55%
2. 3.
Jarang Tidak pernah
12 33
45,45% 100
Jumlah
Data di atas menyatakan bahwa responden sebagian besar ternyata sering mengikuti atau membaca rubrik anak Pelangi Waspada, karena isi dari rubrik anak Pelangi Waspada menyentuh kehidupan anak sekolah yang berkisar antar 6 hingga 12 tahun, atau anak usia sekolah. Jika dikaitkan dengan seringnya responden membaca atau mengikuti rubrik anak Pelangi Waspada, tentunya dapat
dipahami karena rubrik anak pelangi Waspada menampilkan kebutuhan anakanak SD. Kebutuhan tersebut meliputi kebutuhan akan informasi dan kebutuhan akan hiburan. Dapat dilihat berdasarkan analisis isi yang telah dilakukan peneliti beserta pengkoding bahwa materi yang paling sering muncul adalah materi berita dan materi kuis. Materi- materi lainnya
PERSPEKTIF/ VOLUME 4/ NOMOR 1/ APRIL 2011
47
ISSN : 2085 – 0328
JURNAL ILMU SOSIAL-FAKULTAS ISIPOL UMA
dalam rubrik ini pun umumnya bersifatnya
informatif dan menghibur.
Tabel 7. Cara Responden Mendapatkan Mingguan Waspada No. Cara Responden Mendapatkan Mingguan Waspada
F
%
1.
19
57,58
10 4 33
30,30 12, 12 100
Berlangganan
2. Beli eceran 3. Lain- lain Jumlah
Tabel di atas menunjukkan bahwa lebih dari 50 % responden membaca Mingguan Waspada dengan berlanggganan, disusul dengan beli eceran
serta mendapatkan Mingguan Waspada dengan orang tua responden membawa pulang Mingguan Waspada dari kantor.
Tabel 8. Waktu RespondenMembaca Rubrik Anak Pelangi Waspada F
%
1.
Waktu RespondenMembaca Rubrik Anak Pelangi Waspada Pagi hari
2
6,06
2. 3. 4.
Siang hari Sore hari Malam hari
13 12 6 33
39,40 36,36 18,18 100
No.
Jumlah
Data di atas menunjukkan bahwa responden lebih banyak menggunakan waktu mmebaca rubrik anak Pelangi Waspada pada siang hari dan sore hari. Menurut Elizabeth B. Hurlock, membaca
paling sering dilakukan atau malam hari, pada waktu anak merasa lelah, cuaca buruk menghalangi untuk bermain di luar atau pada hari Minggu dan liburan bila teman tidak ada.
Tabel 9. Ragam Media Massa yang diikuti responden Sering No. Ragam Media Massa
Kadang-
Tidak
Jumlah
kadang
Pernah
F
%
F
%
F
%
F
%
1. Menonton acara televisi
20
-
-
33
100
7
30,30
16
48,49
33
100
3. Membaca komik
18
45,45
-
-
33
100
4. Mendengar radio 5. Menonton film bioskop 6. Menonton DVD atau VCD
1
1 3 1 0 1 5 3 1 -
39,39
2. Membaca majalah
60,6 1 21,2 1 54,5 5 3,03
9,09 3,03 -
30 32 32
90,91 96,97 96,9
33 33 33
100 100 100
Dari data di atas ternyata menonton televisi dapat merupakan media hiburan yang amat menarik dan populer dan lebih banyak menyita waktu anak untuk kegiatan lainnya. Keberadaan stasiun
televisi swasta yang semakin menjamur dan tayangan untuk anak terutama karun semakin memanjakan anak- anak.
PERSPEKTIF/ VOLUME 4/ NOMOR 1/ APRIL 2011
48
ISSN : 2085 – 0328
JURNAL ILMU SOSIAL-FAKULTAS ISIPOL UMA
Tabel 10. Rubrik- rubrik lain yang dibaca responden selain rubrik Pelangi Waspada Sering KadangTidak Jumlah No. Ragam Rubrik kadang
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Ruang Berita Ruang Wanita Ruang Budaya Ruang Remaja Ruang Populer Ruang Kesehatan Ruang Olahraga
Pernah
F
%
F
%
F
%
F
%
-
-
5 3 6 8 6 6 6
15,15 9,09 18,18 24,24 18,18 18,18 18,18
28 30 37 25 27 27 27
84,85 90,91 81,82 75,76 81,82 81,82 81,82
33 33 33 33 33 33 33
100 100 100 100 100 100 100
Jenis rubrik yang dibaca atau diikuti responden di samping rubrik anak Pelangi Waspada ternyata kadang- kadang dan tidak pernah diikuti atau dibaca oleh responden. Hal ini dapat dimaklumi karena responden lebih banyak menghabiskan waktu menonton televisi dan membaca komik. Jika dikaitkan
dengan rubrik- rubrik yang terdapat diatas sudah tentu kurang menarik dan tidak menarik karna pesan atau isi yang disampaikan belum dapat dicerna dan yang penting dunia anak belum banyak memiliki npengalaman tentang isi dari rubrik- rubrik yang ditampilkan.
Tabel 11.Tanggapan responden tentang materi yang dibaca atau diikuti dalam rubrik anak Pelangi Wsapada Sering Kadang- kadang Tidak Pernah Jumlah No. Ragam Rubrik % F % F % F % F 1. 2. 3. 4.
Berita Cerita fiksi Kuis Kiriman anak (kartun+ coret)
20 10 20 3
60,61 30,30 60,61 9,09
13 23 13 10
30,39 69,70 30,39 30,30
20
60,60
33 33 33 33
100 100 100 100
Dari keseluruhan materi yang dilihat, responden lebih sering mengikuti berita yang disajikan, sebab sifatnya informatif. Bahasa penyajiannya pun tidak terlalu kaku seperti halnya hard news sehingga informasi di dalamnya lebih mudah dicerna oleh anak- anak. Jika
dikaitkan dengan frekwensi membaca rubrik anak Pelangi Wsapada, cara mendapatkan Minguan Waspada yang lebih banyak berlangganan ragam media massa yang diikuti oleh responden, maka dapat dipahami responden berminat untuk membaca rubrik anak Pelangi Waspada.
Tabel 12. Tanggapan responden mengikuti berita No. Re sponden 1. Dapat menambah informasi 2. Dapat menambah pengetahuan 3. Mengisi waktu luang Total
F 20 10 3 33
Berdasarkan pendapat Suryobroto bahwa anak- anak pada masa kelas- kelas tinggi sekolah dasar adalah
amat realistik, ingin tahu dan ingin belajar maka dapat dimaklumi alasan responden tertarik mengikuti atau membaca berita
% 60,61 30,30 9,09 100,00
PERSPEKTIF/ VOLUME 4/ NOMOR 1/ APRIL 2011
49
ISSN : 2085 – 0328
JURNAL ILMU SOSIAL-FAKULTAS ISIPOL UMA
karena isi berita menampilkan kejadian kehidupan tentang anak- anak sekolah dasar, pengetahuan yang ingin diketahui oleh anak- anak, pengetahuan tentang
mainan anak- anak, pengetahuan tentang tokoh sejarah yang memang ingin diketahui anak- anak sekolah dasar.
Tabel 13. Tanggapan responden mengikuti cerita fiksi No. Jawaban Responden 1. Menarik untuk dibaca dan tidak membosankan 2. Dapat menghibur hati 3. Hanya mengisi waktu luang Total
Umumnya responden mengikuti cerita fiksi hanya untuk mengisi waktu luang, karena waktu responden juga tersita Tabel 14. Tanggapan responden mengikuti kuis No. Jawaban Responden F 1. Melatih kemampuan berpikir 23 2. Mengisi waktu luang 5 3. Menghibur 5 Total 33
Responden mengikuti kuis lebih dari 60% karena kuis yang ditampilkan secara praktis melatih kemampuan berpikir
F 3 7 23 33
% 9,09 21,21 69,70 100,00
dengan menonton televisi dan membaca komik. Harus diakui bahwa sajian cerita fiksi di televisi dan komik lebih menarik.
% 69,70 15,15 15,15 100,00
responden, karena pada masa anak- anak usia sekolah dasar menurut Suryobroto ingin belajar, ingin tahu dan realistik.
Tabel 15. Tanggapan responden mengikuti kiriman anak berupa gambar kartun dan corat-coret No. Jawaban Responden F % 1. Gambar- gambar yang tampil menarik untuk dilihat 5 15,15 2. Memnimbulkan keinginan untuk mengirim gambar 3 9,09 3. Tidak tertarik melihat kartun dan corat- coret 23 76,76 Total 33 100,00
PERSPEKTIF/ VOLUME 4/ NOMOR 1/ APRIL 2011
50
ISSN : 2085 – 0328
JURNAL ILMU SOSIAL-FAKULTAS ISIPOL UMA
Dari data di atas, ternyata lebih dari 70% menyatakan gambar- gambar yang tampil dalam kiriman anak berupa gambar kartun dan corat- coret tidak menarik hatilam kar responden. Gambar kartun dalam rubrik anak Pelangi Waspad dianggap monoton dan membosankan. Karakter dalam kartun tidak berkembang. Dari tahun ke tahun bentuk dan wujudnya sama. Anak- anak membandingkan tampilan kartun di rubrik ini dengan tampilan pada komik yang dirasa lebih menarik. Tentu saja ini didukung dengan jalinan cerita serta gambar yang bervariasi dan lebih menarik minat anak- anak pembacanya. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan 1. Secara umum, rubrik anak Pelangi Waspada dalam Mingguan Waspada menggambarkan berbagai ragam jenis materi yang tampil, yang mencakup berita, cerita fiksi, kuis serta kartun dan corat- coret, hasil karya anak, untuk kebutuhan anak- anak Sekolah Dasar. 2. Materi yang sering muncul adalah materi kuis. Sementara tema yang sering diangkat adalah tema yang mendukung imajinasi anak- anak. 3. Secara umum rubrik anak Pelangi Waspada dalam Mingguan Waspada juga menggambarkan berbagai ragam tema yang tampil dalam bentuk berita, cerita fiksi, kuis dan kartun serta corat- coret hasil karya anak bagi kebutuhan anak- anak Sekolah Dasar. 4. Sebahagian besar anak SD Kartika Medan hanya tertarik membaca berita, serta kuis yang ditampilkan dalam rubrik anak Pelangi Waspada. 5. Kuis mendapat porsi yang besar dalam rubrik Pelangi Waspada. Hal ini sangat sesuai mengingat
6.
berdasarkan survey yang telah dilakukan oleh peneliti ditemukan bahwa anakanak sangat menyukai kuis. Pengasuh rubrik anak Pelangi Waspada banyak menempatkan cerita fiksi maupun kuis yang sifatnya imajinasi.
Saran 1. Agar penampilan rubrik anak Pelangi Waspada dapat menarik perhatian anak- anak SD Kartika Medan, serta anak- anak SD yang mulai masuk sekolah dasar pada umumnya, sebagai bahan bacaan mereka, hendaknya penampilan rubrik anak Pelangi Waspada tiap minggu hadir dengan menggunakan warna- warni yang memikat perhatian anak- anak SD. 2. Sebaiknya isi cerita pendek dituntaskan pada setiap episode, tidak membuat pekerjaan bagi anak- anak SD untuk menelepon Telkom untuk menuntaskan isi cerita. 3. Untuk kartun dan corat- coret juga perlu penampilan warna dan disesuaikan dengan usia masa anak sekolah, dan dapat belajar megkombinasikan warna kesukaan mereka. 4. Pengasuh rubrik hendaknya mengurangi tema- tema yang sifatnya imajinatif dan menambah tema- tema yang lebih dapat direalisasikan. DAFTAR PUSTAKA Abdullah, Aceng. Press Relations : Kiat Berhubungan dengakan kedan Media Massa. Cetakan kedua. Bandung : Remaja Karya, 2001. Assegaff, Dja’far H. Jurnalistik Masa Kini Pengantar ke Praktek Kewartawanan. Cetakan Kedua,
PERSPEKTIF/ VOLUME 4/ NOMOR 1/ APRIL 2011
51
JURNAL ILMU SOSIAL-FAKULTAS ISIPOL UMA
ISSN : 2085 – 0328
Jakarta : penerbit Ghalia Indonesia, 1985. Berger, Arthur Asa. Alih Bahasa. Setio Budi, H.H. Media Analysis Technics. Edisi Kedua. Yogyakarta : Penerbit Universitas Atma Jaya, 2000. Djamarah, Syaiful Bahri. Psikologi Belajar. Cetakan pertama. Jakarta. Penerbit PT. Rineka Cipta, 2002. Gunarsa, Yulia Singgih D. Psikologi Praktis : Anak, Remaja dan Keluarga. Jakarta. Penerbit BPK Gunung Mulia, 1993. Hidayati, Arini. Televisi dan Perkembangan Sosial Anak. Cetakan pertama. Yogyakarta, 1998. Hurlock, Elisabeth B. Perkembangan Anak. Jilid satu. Edisi keenam. Alih Bahasa. Meita Sari Tjandrasa, Muslichah Zarkasih. Jakarta. Penerbit Erlangga. 1988. Idid, Syed Arabi. Analisis Kandungan. Cetakan Pertama. Bangi : Penerbit Universiti Kebangsaan Malaysia, 1999. Rachmadi, F. Perbandingan Sistem Pers : Analisis Deskriptif Sistem Pers di berbagai Negara, 1987. Suharsimi, Arikunto. Prosedur Penelitian. Cetakan kedua belas. Jakarta. Rineka Cipta, 1998. Suparno, Paul. Teori Perkembangan Kognitif Jean Piaget. Cetakan kelima. Yogyakarta. Penerbit Kanisius. 2001. Syah, Muhibbin. Psikologi Pendidikan dan Pendekatan Baru. Cetakan Kedelapan. Edisi Revisi. Bandung.Penerbit. Remaja Karya. 2003. Tan, Alexis. Mass Communication Theories and Research. Ohio. Grud Publishing 1981. Wimmer, Roger D. Joseph R. Dominick. Mass Media Research. Sixth edition. USA.Wadsworth Publishing Company, 2001. PERSPEKTIF/ VOLUME 4/ NOMOR 1/ APRIL 2011
52