TEKNIK PEMUPUKAN TANAMAN KELAPA SAWIT (Elaeis Guineensis Jacq) PADA TANAMAN MENGHASILKAN DI PT. SUMBAR ANDALAS KENCANA I (SAK-I) INDERAPURA INCASI RAYA GROUP
LAPORAN TUGAS AKHIR
Oleh : SUGIANTO NIM. 1201312043
PROGRAM STUDI BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN JURUSAN BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI PAYAKUMBUH 2015
TEKNIK PEMUPUKAN TANAMAN KELAPA SAWIT (Elaeis Gueenensis Jacq) PADA TANAMAN MENGHASILKAN DI PT. SUMBAR ANDALAS KENCANA I (SAK-I) INDERAPURA INCASI RAYA GROUP
LAPORAN TUGAS AKHIR
Oleh : SUGIANTO NIM. 1201312043
Laporan ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya (A.Md)
PROGRAM STUDI BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN JURUSAN BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI PAYAKUMBUH 2015
LAPORAN TUGAS AKHIR TEKNIK PEMUPUKAN TANAMAN KELAPA SAWIT (Elaeis Gueenensis Jacq) PADA TANAMAN MENGHASILKAN DI PT. SUMBAR ANDALAS KENCANA I (SAK-I) INDERAPURA INCASI RAYA GROUP
Oleh : SUGIANTO NIM. 1201312043
Menyetujui Ketua Jurusan Jurusan Budidaya Tanaman Perkebunan
Dosen Pembimbing
Ir. Noveri, MP NIP. 196011171988031002
Ir. Muliadi Karo Karo, MP NIP. 195909091988031001
Mengetahui Direktur Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh
Ir. Gusmalini, M.Si NIP. 195711101987032001
LAPORAN TUGAS AKHIR TEKNIK PEMUPUKAN TANAMAN KELAPA SAWIT (Elaeis Gueenensis Jacq) PADA TANAMAN MENGHASILKAN DI PT. SUMBAR ANDALAS KENCANA I (SAK-I) INDERAPURA INCASI RAYA GROUP
Oleh :
SUGIANTO NIM. 1201312043
Telah diuji dan dipertahankan di depan tim penguji Laporan Tugas Akhir Program Studi Budidaya Tanaman Perkebunan Jurusan Budidaya Tanaman Perkebunan Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh pada tanggal 14 juli 2015
TIM PENGUJI No
Nama
Jabatan
1
Ir. Fajri, MP
Ketua
2
Ir. Ispinimiartriani, M.Si
Anggota
3
Ir. Muliadi Karo Karo, MP
Anggota
Tanda Tangan
Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman dianatara kamu dan orang–orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat “(Al- Mujadilah 11).
Sujud syukurku padamu ya Allah,,,, Atas nikmat yang tiada henti untukku Engkau yang maha ilmu berkahilah ilmu yang ku tuntut Dengan penuh perjuangan, namun tetap berjalan dengan baik atas ridho Mu ya Allah... Ya Allah, ,,berkahilah ilmu yang telah hamba dapat Agar bermanfaat di dunia dan di akhirat Semoga menjadi bekal untuk meraih cita –cita yang mulia Sehingga dapat membahagiakan kedua orang tua yang sangat hamba cintai,,, aamiin... Kupersembahkan karya kecilku ini, dengan penuh ketulusan dan keikhlasan hati sebagai bakti dan cintaku kepada: Ayahanda (Kadi) dan Ibunda (Sakiyem) , adik dan kakakku tercinta serta keluargaku atas do’a, dorongan, kasih sayang, bimbingan dan menuntunku untuk menggapai impian ini. Terima kasih kepada Ayahanda dan Ibunda tercinta yang selalu memberikan kasih sayang, cinta, dorongan , pengorbanan dan semangat kepadaku hingga kuraih keberhasilan ini Mudah – mudahan keberhasilanku menjadi kebahagianmu Dan menjadi bukti pengabdian dan cintaku padamu, ayah... dan ibu..... Tak lupa pula terima kasih kepada orang tuaku di Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh Bapak Ir. Muliadi Karo Karo,MP yang telah membimbing, memberi ilmu dan nasehat yang sangat berharga sehingga karya kecilku ini dapat diselesaikan, terima kasih banyakku atas bimbingannya selama ini, semoga apa yang Bapak berikan mendapat berkah dari allah SWT, serta kepada staf pengajar
jurusan Budidaya Tanaman Perkebunan yang telah memberikan ilmu yang berharga bagiku Terima kasih juga buat teman – temanku kebun dan teman – temanku kos AlIztihat yang selalu memberikan semangat, semoga langkah kita kedepannya lebih mudah dan dapat mencapai apa yang kita cita – citakan, aamiin....,
Wassalam Sugianto, A.Md
RIWAYAT HIDUP Sugianto lahir di Sarimulyo pada tanggal 23 Mei 1993. Jenjang pendidikan penulis di mulai dari SD N 10 Bangun Rejo (selesai tahun 2006), kemudian melanjutkan SMP Negeri 1 Kinali (selesai tahun 2009) dan melanjutkan ke SMA N 1 Kinali (selesai tahun 2012).. Penulis melanjutkan pendidikan program D-III di Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh, Program Studi Budidaya Tanaman Perkebunan, Jurusan Budidaya Tanaman Perkebunan (tahun 20122015). Pada semester V penulis menyusun dan melaksanakan Proyek Usaha Mandiri dengan judul Pemanfaatan “Budidaya Jahe Gajah (Zingiber officinale Rosc.) Di Dalam Karung Dengan Penggunaan Abu Jerami” Penulis menyelesaikan pendidikan D-III di Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh pada tahun 2015 dengan menyelesaikan Laporan Tugas Akhir yang berjudul “Teknik Pemupukan Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq) di PT. Sumbar Andalas Kencana I (SAK-I) Inderapura Kabupaten Pesisir Selatan Sumatera Barat”.
i
KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat serta karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyusun laporan Tugas Akhir yang berjudul “TEKNIK PEMUPUKAN TANAMAN KELAPA
SAWIT
(Elaeis
Guineensis
Jacq)
PADA
TANAMAN
MENGHASILKAN DI PT. SUMBAR ANDALAS KENCANA I (SAK-I) INDERAPURA INCASI RAYA GROUP”. Laporan ini disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan Diploma III pada Jurusan Budidaya Tanaman Perkebunan Politeknik Pertanian Negeri payakumbuh. Penyusunan laporan ini juga tidak terlepas dari bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. Kedua Orang Tua serta Keluargaku tercinta yang senantiasa memberi dukungan Moril dan Materil dalam menempuh jenjang pendidikan. 2. Bapak Ir. Muliadi Karo Karo, MP selaku Dosen Pembimbing. 3. Ibu Ir. Amaliyah Syariyah, MP selaku Ketua Program Studi Budidaya
Tanaman Perkebunan. 4. Bapak Ir. Noveri, MP selaku Ketua Jurusan Budidaya Tanaman Perkebunan. 5. Bapak Ir. Gusmalini, MSi selaku Direktur Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh 6. Seluruh Pimpinan dan staf PT. SAK-I Inderapura, Kab. Pesisir Selatan, Sumatera Barat. 7. Seluruh staf pengajar di Jurusan Budidaya Tanaman Perkebunan Politeknik Pertanaian Negeri Payakumbuh.
ii
8. Semua pihak yang telah membantu penulis baik secara langsung maupun tidak langsung di dalam penyusunan tugas akhir ini. Semoga semua yang diberikan kepada penulis mendapat ridho dari Allah SWT amin. Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna, oleh sebab itu penulis mengharapkan kritik dan saran, yang sifatnya membangun demi kesempurnaan laporan tugas akhir ini, semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua, Akhir kata penulis ucapkan terima kasih.
Tanjung Pati, Juli 2015
S
iii
DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR.. .................................................................................. i DAFTAR ISI ................................................................................................... iii DAFTAR TABEL .......................................................................................... iv DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... v DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. vi I.
PENDAHULUAN ................................................................................... 1 1.1. Latar Belakang ................................................................................... 1 1.2. Tujuan ................................................................................................ 3 1.3. Manfaat .............................................................................................. 4
II. TINJAUAN PUSTAKA .......................................................................... 5 2.1. Pengertian dan Tujuan pemupukan ................................................... 5 2.2. Penentuan Rekomendasi Pemupukan ................................................ 7 2.3. Jenis Pupuk ........................................................................................ 10 2.4. Standar Pemupukan Tanaman Kelapa Sawit ..................................... 11 2.5. Manfaat dan Defisiensi Unsur Hara ................................................... 14 2.6. Pelaksanaan Pemupukan .................................................................... 17 III. METODE PELAKSANAAN .................................................................. 19 3.1. Tempat dan Waktu Pelaksanaan ........................................................ 19 3.2. Metode Pelaksanaan ........................................................................... 19 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................... 21 4.1. Gambaran Umum Perusahaan ............................................................ 21 4.2. Hasil ................................................................................................... 22 4.3. Pembahasan ........................................................................................ 45 V.
KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 55 5.1. Kesimpulan ........................................................................................ 55 5.2. Saran ................................................................................................... 55
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 57 LAMPIRAN ..................................................................................................... 58
iv
DAFTAR TABEL Tabel
Halaman
1. Dosis pupuk tunggal untuk tanaman kelapa sawit ................................ 12 2. Dosis pupuk majemuk untuk tanaman kelapa sawit .............................. 12 3. Gejala defisiensi pada tanaman kelapa sawit ......................................... 16 4. Norma tenaga pemupukan...................................................................... 28 5. Alat yang digunakan untuk pemupukan NPK ........................................ 32 6. Bahan yang digunakan untuk pemupukan ............................................. 32 7. Alat yang digunakan untuk pemupukan Urea ........................................ 36 8. Bahan yang digunakan untuk pemupukan Urea..................................... 36 9. Alat yang digunakan untuk pemupukan Kcl/MOP ................................ 40 10. Bahan yang digunakan untuk pemupukan Kcl/MOP ............................. 41 11. Alat yang digunakan untuk pemupukan Abu Janjang............................ 44 12. Bahan yang digunakan untuk pemupukan Abu Janjang ........................ 44
v
DAFTAR GAMBAR Gambar
Halaman
1. Keadaan gudang pupuk yang kekurangan pupuk ................................... 23 2. Susunan pupuk yang salah dan sebagian pupuk belum tersusun rapi .... 23 3. Demontrasi penentuan titik pengambilan KCD (kesatuan contoh daun) 27 4. Pemupukan NPK Coumpond/ NPK Mahkota 6/6/30 ............................ 31 5. Pemupukan Urea (manual) .................................................................... 36 6. Pupuk Kcl/MOP yang digunakan PT SAK I Inderapura ....................... 40 7. Aplikasi pupuk yang menumpuk ........................................................... 51 8. Aplikasi pupuk kurang dosis .................................................................. 52 9. Takaran/cawan pupuk yang tidak seragam ........................................... 52
vi
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran
Halaman
1. Peta kebun PT SAK-I Inderapura pesisir selatan ................................... 58 2. Gambar Penentuan Sampel KCD pada lahan kelapa sawit .................... 59 3. Rekomendasi pemupkan PT. SAK-I Inderapura tahun 2015 ................. 60
1
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis jacq) berasal dari Nigeria, Afrika Barat. Meskipun demikian, ada yang menyatakan bahwa kelapa sawit berasal dari Amerika Selatan yaitu Brazil karena lebih banyak ditemukan species kelapa sawit di hutan Brazil dibandingkan dengan Afrika. Pada kenyataan tanaman kelapa sawit hidup subur di luar daerah asalnya, seperti Malaysia, Indonesia, Thailand, dan Papua Nugini. Bahkan mampu memberikan hasil produksi per hektar yang lebih tinggi. Bagi indonesia tanaman kelapa sawit memiliki arti penting bagi pembangunan perkebunan nasional.
Selain mampu menciptakan kesempatan
kerja yang mengarah pada kesejatrahan masyarakat, juga sebagai sumber perolehan devisa negara.
Indonesia merupakan salah satu produsen utama
penghasil minyak kelapa sawit. Tanaman kelapa sawit diperkenalkan di Indonesia oleh pemerintahan Kolonial Belanda pada tahun 1848. Pada saat itu ada empat batang bibit kelapa sawit yang dibawa dari Mauritius dan Amsterdam dan bibitnya ditanam di kebun Raya Bogor, tanaman kelapa sawit mulai dibudidayakan secara komersial pada tahun 1911. Perkebunan kelapa sawit pertama kali berlokasi di pantai timur sumatera (Deli) dan Aceh dengan luas areal perkebunan mencapai 5.123 Ha. Indonesia mulai mengekspor minyak kelapa sawit pada tahun 1919 sebesar 576 ton ke negara-negara eropa, kemudian pada tahun 1923 mulai mengekspor minyak inti sawit sebesar 850 ton (Fauzi, Y, et. all, 2008).
2
Untuk menghasilkan kualitas minyak kelapa sawit yang bermutu harus dilakukan beberapa usaha salah satu diantaranya dengan menanam varietas unggul. Namun varietas ungul biasanya rakus akan unsur hara, jika varietas ungul digunakan secara keseimbangan maka akan terjadi pengurasan unsur hara yang ada di dalam tanah, sehingga unsur hara menjadi berkurang. Kondisi ini dapat dicegah atau diperbaiki dengan menambah unsur hara ke dalam tanah dengan melaksanakan pemupukan (sukamto, 2009) Pemupukan merupakan upaya untuk menyediakan unsur hara yang cukup guna mendorong pertumbuhan vegetatif tanaman dan produksi TBS secara maksimun dan ekonomis, serta ketahanan terhadap hama dan penyakit. Untuk mencapai produktivitas yang optimal, pemupukan pada tanaman kelapa sawit memegang peranan sangat penting.
Biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan
pemupukan di perkebunan kelapa sawit tergolong tinggi yaitu sebesar 40 - 60 % dari total biaya pemeliharaan atau 30 % dari total biaya produksi (Hakim, 2010) Kekurangan atau difisiensi unsur hara dapat diketahui dari gejala-gejala yang tampak pada tanaman. Defisiensi unsur hara dapat menurunkan produktivitas tanaman kelapa sawit bahkan bisa menyebabkan kematian tanaman. Pemberian pupuk pada tanaman harus memperhatikan beberapa hal diantaranya waktu pemberian pupuk, dosis pupuk, cara pemberian pupuk dan penempatan pupuk yang benar (Fauzi, Y, et. all, 2012). Ada 16 unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman untuk menunjang kehidupannya, tiga diantaranya diserap melalui udara C, O, H dan 13 unsur hara yang lainnya diserap tanaman melalui tanah yaitu N, P, K, Ca, Mg, S, Fe, Mn, B, Zn, Cu, Mo dan Cl. Ketiga belas unsur hara mineral tersebut unsur hara yang
3
dapat digolongkan menjadi dua bagian yaitu unsur hara makro dan unsur hara mikro. Unsur hara makro terdiri dari unsur N, P, K, Ca, Mg dan S, sedangkan unsur hara mikro terdiri dari unsur Zn, Fe, Cu, B, Mn, Mo dan Cl (Sunarko, 2009) Berdasarkan keterangan diatas penulis memilih Laporan Tugas Akhir dengan judul “TEKNIK PEMUPUKAN TANAMAN KELAPA SAWIT (Elaeis Guineensis Jacq) PADA TANAMAN MENGHASILKAN DI PT. SUMBAR ANDALAS KENCANA I (SAK-I) INDERAPURA INCASI RAYA GROUP”. 1.2. Tujuan Pelaksanaan Adapun tujuan penulis laporan tugas akhir ini dalam pemilihan judul pemupukan pada pelaksanaan pengalaman kerja pratek mahaiswa (PKPM) adalah sebagai berikut : 1.
Memperdalam pengetahuan penulis yang telah didapat di perkuliahan dengan penerapan langsung di lapangan dan mengetahui permasalahan nyata yang terjadi dilapangan tentang pemupukan tanaman menghasilkan kelapa sawit.
2.
Meningkatkan kemampuan teknis lapangan dengan melaksanakan kegiatan pemupukan tanaman menghasilkan kelapa sawit di PT. SAK-I Inderapura.
3.
Meningkatkan kemampuan profesional penulis mengenal pengelolaan perkebunan kelapa sawit khususnya pemupukan tanaman kelapa sawit pada tanaman mengahasilkan.
4
1.3.
Manfaat Adapun manfaat yang diperoleh dari pelaksanaan tugas akhir yang telah
dilaksanakan yaitu : 1. Memberikan pengalaman dari lapangan
yang dapat
menghubungkan
pengetahuan akademik dengan keterampilan serta mampu mengidentifikasi permasalahan yang sesuai atau tidak dengan teori pada praktek yang pernah didapatkan. 2. Memberikan rangsangan kepada mahasiswa agar dapat berfikir dan bekerja secara positif, kritis, inovatif dan meningkatkan motivasi untuk senantiasa meningkatkan kinerja dikemudian hari. 3. Memberikan pengalaman kerja pada kondisi sesungguhnya sebagai bekal memasuki dunia kerja. 4. Menambah pengetahuan dan pengalaman tentang teknik budidaya kelapa sawit khususnya teknik pemupukan. 5. Melatih komunikasi dan sosialisasi dengan masyarakat perkebunan.
5
II. TINJAUN PUSTAKA
2.1
Pengertian dan Tujuan Pemupukan Salah satu tindakan perawatan tanaman yang berpengaruh besar terhadap
pertumbuhan dan produksi tanaman adalah pemupukan. Pemupukan berpengaruh terhadap meningkatnya kesuburan tanah yang menyebabkan tingkat produksi tanaman menjadi relatif stabil serta meningkatkan daya tahan tanaman terhadap serangan penyakit dan pengaruh iklim yang merugikan ((Fauzi, Y, et.all, 2012). Dalam pengertian sehari-hari istilah pupuk adalah suatu bahan yang digunakan untuk memperbaiki kesuburan tanah.
Sedang pemupukan adalah
penambahan bahan tertentu kedalam tanah agar tanah tersebut menjadi subur. Oleh karena itu pemupukan pada umumnya diartikan sebagai penambahan zat hara suatu media tertentu untuk dipergunakan pada organisme tertentu dalam pertumbuhannya. Dalam arti luas pemupukan sebenarnya adalah penambahan bahan lain yang dapat memperbaiki sifat-sifat tanah (Ziddu, 2012). Dalam arti luas yang dimaksud pupuk ialah suatu bahan yang digunakan untuk mengubah sifat fisik, kimia atau biologi tanah sehingga menjadi lebih baik bagi pertumbuhan tanaman. Termasuk dalam pengertian ini adalah pemberian bahan kapur dengan maksud untuk meningkatkan pH tanah yang masam, pemberian legin bersama benih tanaman kacang-kacangan serta pemberian pembenah tanah (soil conditioner)
untuk memperbaiki sifat fisik tanah.
Demikian pula pemberian urea dalam tanah yang miskin akan meningkatkan kadar N dalam tanah tersebut, semua usaha tersebut disebut pemupukan. Dengan demikian bahan kapur, legin, pembenah tanah dan urea disebut pupuk.
Dalam
6
pengertian yang khusus pupuk adalah suatu bahan yang mengandung satu atau lebih hara tanaman (Ziddu, 2012). Pemupukan merupakan salah satu faktor utama yang menentukan produktivitas tanaman. Ketersediaan pupuk secara tepat dosis dan tepat waktu sering menjadi masalah bagi perkebunan kelapa sawit. Dalam hal ini pemakaian pupuk majemuk merupakan salah satu alternatif untuk menjamin penyediaan seluruh hara secara tepat waktu dan seimbang di dalam tanah (Ziddu, 2012). Kelapa sawit memerlukan pemupukan baik pada tahap pembibitan, tanaman belum menghasilkan (TBM), maupun tanaman menghasilkan (TM). Tanaman kelapa sawit memerlukan pupuk dalam jumlah yang tinggi, mengingat bahwa 1 ton TBS yang dihasilkan setara dengan 6,3 kg Urea, 2,1 kg TSP, 7,3 kg MOP, dan 4,9 kg Kiserit (Ziddu, 2012). Tujuan dari kegiatan pemupukan yang dilakukan pada tanaman kelapa sawit adalah : 1. Untuk menyediakan kebutuhan hara tambahan bagi tanaman sehingga tanaman dapat tumbuh dengan optimal dan mampu berproduksi secara maksimal. 2. Untuk mengganti hara yang diambil dari tanaman yang berupa TBS dan pelepah tunasan. 3. Untuk meningkatkan daya tahan terhadap serangan hama dan penyakit. Program pemupukan yang baik dalam rangka menejemen hara yang efisien adalah apabila dipadukan dengan pengolahan limbah kebun dan aplikasi limbah kebun pabrik baik secara tepat, terpadu, dan terencana dengan baik. Limbah kebun yang bisa dimanfaatkan adalah daun kacangan yang sudah mati
7
dan pelepah hasil prunning, sedangkan limbah pabrik yang bisa diaplikasikan adalah tandan kosong, limbah cair, dan abu tandan (abu janjang) Pemupukan merupakan faktor yang sangat penting untuk meningkatkan produksi. Biaya yang dikeluarkan untuk pemupukan berkisar 40 - 60 % dari biaya pemeliharaan tanaman dari keseluruhan. Hasil penelitian menunjukan pemupukan mutlak dilakukan karena secara nyata bisa meningkatkan produksi dan tetap menjaga stabilitas tanaman (Ziddu, 2012)
2.2
Penentuan Rekomendasi Pemupukan Dalam penentuan rekomendasi pemupukan pada tanaman kelapa sawit
sering dilakukan dengan 2 cara yaitu analisa tanah dan pengambilan kesatuan contoh daun (KCD) sebagai berikut :
2.2.1
Analisa tanah Analisa tanah umumnya diterapkan dengan konsep “ketersediaan” hara
yang sederhana dan tidak begitu mahal. Masalah utama dalam analisis tanah ini terletak pada pemilihan metode ekstraksi dan metode kalibrasi yang sesuai. Hal ini disebabkan karena ketersediaan unsur hara berdasarkan metode ekstaksi yang sama dapat berbeda- beda pada tipe dan subtipe tanah yang berbeda. Pemilihan metode ekstraksi yang sesuai sebaiknya dikalibrasi : 1. Dengan percobaan dilapangan, dimana produksi tanaman dengan dan tampa pemupukan dikorelasikan dengan data ekstraksi unsur hara dari tanah yang dipupuk tersebut (koefisien korelasinya r2 paling tidak 60 % dan lebih disukai bila > 70 %).
8
2. Dengan analisis jaringan tanaman, yaitu dengan mengkorelasikan kandungan hara di dalam tanaman (umumnya daun ke- 17) dengan data analisia tanah. 3. Dengan melihat gejala defisiensi, yaitu dengan membandingkan data ekstraksi unsur hara dari tanah yang tanamannya tidak mengalami defisiensi dengan tanah yang tanamannya mengalami defisiensi (terutama berguna untuk kasus unsur hara mikro).
2.2.2
Pengambilan contoh daun (KCD) Pengambilan contoh daun dilakukan untuk mendapatkan rekomendasi
pemupukan pada tanaman kelapa sawit yang sudah menghasilkan (TM). Pengambilan contoh daun dinyatakan dalam kesatuan contoh daun (KCD), yaitu luasan areal tertentu yang digunakan sebagai tempat pengambilan contoh daun. Misalnya, dalam luasan satu blok yang memiliki keseragaman tahun tanam, kondisi tanah dan bentuk topografi areal dapat digunakan sebagai 1 unit KCD. Lokasi areal yang ditentukan sebagai tempat KCD serta tanaman yang digunakan sebagai pohon contoh tidak boleh diubah sepanjang masa hingga tanaman tersebut tidak bisa dimanfaatkan lagi. Untuk areal seluas 1 Ha, pohon contoh yang diambil sebanyak 4%, untuk areal seluas 5 Ha sebanyak 3%, untuk areal 10 Ha sebanyak 2%, dan untuk areal seluas 25 – 100 Ha sebanyak 1 % (Fauzi, Y et. all. 2012). Untuk areal yang digunakan sistem blok, pohon contoh pertama diambil dari sebelah utara blok, yaitu pohon ke- 3 dari pinggir parit baik dari sisi jalan utama serta jalan koleksi. Pohon kedua dan seterusnya diambil interval 10 baris tanaman menuju arah selatan sejajar dengan barisan tanaman atau pasar pikul hingga berakhir pada posisi tiga pohon dari ujung batas blok. Lalu dari pohon
9
terakhir tersebut dibelokkan ke arah barat dengan interval 10 tanaman, kemudian kembali lagi ke arah utara dengan interval yang sama. Sementara itu, untuk areal yang menggunakan sistem group/kelompok, pengambilan contoh dilakukan dengan metode tersebar/ acak (Fauzi, Y, et.all, 2012). Adapun persyaratan pohon contoh adalah sebagai berikut : a)
Sehat, tidak terserang hama dan penyakit, serta bukan pohon bekas sisipan. Jika pohon yang jatuh pada titik interval sebagai pohon contoh tidak memenuhi syarat maka pohon contoh dapat digeser ke pohon di dekatnya yang dianggap sehat. Interval selanjutnya dapat dimulai dari pohon tersebut.
b) Hindari pohon yang tumbuh di puncak bukit, sebagai gantinya gunakanlah pohon lain yang seragam dan dapat mewakili kondisi areal. Hindari juga memilih tanaman pinggir. c)
Pohon contoh harus berada diantara pohon yang masih hidup.
d) Umur tanaman harus seragam, kecuali jika luas areal kurang dari 5 Ha, boleh terdapat perbedaan, tetapi hanya 1- 2 tahun saja. e)
Kondisi tanah dan topografi dalam satu blok/group relatif sama.
f)
Jika pohon contoh sakit atau mati, maka dapat digantikan sesuai dengan ketentuan di atas.
g) Seluruh pohon contoh dicat dengan warna biru langit pada batangnya secara melingkar. Khusus pohon pertama diberikan tanda bulat berwarna biru tua dan ditulis angka (nomor urut KCD dan pohon contoh dalam KCD tersebut) berwarna putih. Pengambilan contoh daun dilakukan setahun sekali, yaitu dua bulan setelah pemupukan berakhir (biasanya bulan oktober). Pengambilan harus saat
10
cerah, antara pukul 07.00 – 12.00. Jika saat pengambilan turun hujan maka dapat ditunda hingga daun kembali kering atau keesokan harinya (Fauzi et. al. 2012).
2.3
Jenis Pupuk Berdasarkan kandungannya pupuk diklasifikasikan menjadi pupuk tunggal
dan pupuk majemuk.
2.3.1
Pupuk tunggal Pupuk tunggal yaitu pupuk yang memiliki satu jenis macam hara. Pupuk
tunggal yang sering digunakan antara lain pupuk Urea dan ZA untuk hara N, pupuk TSP dan SP-36 untuk hara P, pupuk Kcl atau MOP untuk hara K (Ziddu, 2012). Keuntungan penggunaan pupuk tunggal sintetis adalah mudah didapat dan harga lebih murah, kepastian dosis bisa lebih tepat sesuai rekomendasi yang dibutuhkan dan kelarutan dalam tanah sangat cepat dan cepat diserap tanaman. Sedangkan kelemahannya adalah pupuk secara kelarutan cepat sehingga tingkat lossis ataupun kehilangan pupuk sangat tinggi contohnya tercuci, menguap (urea). Kondisi ini dipengaruhi terhadap aplikasi pemberian pupuk (4 T) tepat waktu, tepat cara, tepat dosis dan tepat tempat. Sehingga kehilangan dapat diperkecil dan pupuk tunggal juga dapat memperburuk sifat tanah seperti menimbulkan pengerasan ataupun peningkatan atom H dalam tanah (tetapi ini bisa dianulir dengan applikasi lain seperti tanam kacangan ataupun pemakaian organik suplement (Ziddu, 2012).
11
2.3.2
Pupuk majemuk Pupuk majemuk biasanya dibuat dengan mencampurkan pupuk-pupuk
tunggal. Komposisi haranya bermacam-macam, tergantung produsen dan komoditasnya. Pada tanaman kelapa sawit, pupuk majemuk umumnya digunakan pada tahapan pembibitan dan tanaman belum menghasilkan maupun tanaman menghasilkan. Pupuk majemuk yang digunakan adalah pupuk majemuk NPK, Mg dengan komposisi 15 : 15 : 6 : 4 dan 12 : 12 : 17 : 2 (Nitrogen N 12 %, kandungan fosfor P 12 %, kandungan kalium K 17 % dan kandungan magnesium Mg 2 %. ). Pupuk majemuk biasa digunakan pada tanah marginal seperti tanah berpasir karena pupuk majemuk mempunyai kelarutan yang lambat dan tidak menguap oleh panas, selain itu pupuk majemuk mempunyai efisiensi pemupukan yang lebih tinggi dibandingkan dengan pupuk tunggal. Pada berbagai jenis tanah efisiensi pupuk majemuk ini tidak jauh berbeda. Keuntungan penggunaan pupuk majemuk adalah pupuk ini bersifat slow release (tidak terurai secara keseluruhan terurai sebab komposisi pupuk dengan bahan lainnya tidak sama). Sedangkan kelemahan dari pupuk majemuk (semi sintetis) adalah harga pupuk yang sangat mahal, ketepatan dosis tidak bisa tercapai sebab setiap unsur senyawa hara terdapat dalam perbandingan yang berbeda dan kebutuhan pupuk tidak sama setiap unsurnya (Ziddu, 2012). 2.4
Standar Pemupukan Tanaman Kelapa Sawit Jenis dan cara pemupukan pada tanaman menghasilkan (TM) sama saja
dengan tanaman belum menghasilkan (TBM) hanya saja ; sebaran, dosis, waktu aplikasi dan rotasi berbeda.
Adapun pupuk yang digunakan bisa menggunakan
12
pupuk tunggal atau pupuk majemuk. Standar dosis pupuk TBM dan TM yang diberikan dapat dilihat pada Tabel 1 dan 2. Tabel 1. Dosis pupuk tunggal untuk tanaman kelapa sawit. Kelompok Umur (Tahun) 1 2 3 3–5 6–8 9 – 13 14 – 20 21 – 25
Status/ Kategori Tanaman TBM 1 TBM 2 TBM 3 TM 1 – 3 TM 4 – 6 TM 7 – 11 TM 12 – 18 TM 19 – 23
Dosis Pupuk Tunggal (Kg/Btg/Thn) Urea (46%) TSP (45%) MOP (60%) Kieserite (26%) 1,25 0,60 1,00 0,75 1,50 0,60 1,50 1,00 1,50 0,60 1,75 1,00 2,00 1,20 2,00 1,25 2,00 1,20 2,00 1,25 2,75 1,80 2,50 1,50 2,50 1,60 2,00 1,25 1,75 1,00 1,50 1,00
Sumber : Fauzi et. all. 2012 Tabel 2. Dosis pupuk majemuk untuk tanaman kelapa sawit. Kelompok Umur (Tahun) 1 2 3 3–5 6–8 9 – 13 14 – 20 21 – 25
Status/ Kategori Tanaman TBM 1 TBM 2 TBM 3 TM 1 – 3 TM 4 – 6 TM 7 – 11 TM 12 – 18 TM 19 – 23
Dosis Pupuk Tunggal (Kg/Btg/Thn) N 13 - P 8 - K 27 – Mg 4 – B 0,5 – Cu 0,02 – Zn 0,04 (Kg) 3,00 3,75 4,50 6,00 6,00 7,50 6,00 4,50
Sumber : Fauzi et. all. 2012 Saat ini perkebunan besar dan menengah lebih banyak menggunakan pupuk majemuk NPK karena penggunaan pupuk majemuk relatif lebih efektif dan efisien hal ini dapat dilihat dari keunggulan/kelebihan dari pupuk majemuk. Beberapa keunggulan dari penggunaan pupuk majemuk, adalah sebagai berikut : a)
Pupuk majemuk hanya memerlukan tiga kali aplikasi per tahun, sedangkan dengan pupuk tunggal dapat mencapai delapan kali aplikasi per tahun.
13
b) Dengan menggunakan pupuk majemuk, hanya tersita waktu sekitar 3 – 4 bulan dalam setahun untuk pemupukan, sedangkan sisa waktu 8 – 9 bulan lagi bisa difokuskan untuk produksi dan perawatan tanaman. c)
Dengan sekali aplikasi pemupukan menggunakan pupuk majemuk, tanaman akan mendapatkan sekaligus beberapa unsur hara sehingga tidak terdapat faktor pembatas.
d) Dengan menggunakan pupuk tunggal, aplikasi satu jenis pupuk dengan jenis pupuk lainnya sering terlalu lama intervalnya sehingga tidak sinergis. e)
Aplikasi pemupukan yang terlalu lama akan berpotensi semakin banyak pupuk yang hilang akibat pencurian karena lemahnya pengawasan.
f)
Penguapan dan pencucian pupuk tunggal setelah diaplikasi sangatlah besar, dapat mencapai 20 – 30 %, sedangkan pupuk majemuk sudah dilengkapi dengan coating agent (bahan pengikat) untuk meminimalisir kehilangan unsur hara dalam pupuk.
g) Untuk topografi areal yang sulit, menggunakan pupuk tunggal akan menyebabkan seluruh biaya aplikasi pemupukan menjadi lebih banyak. h) Unsur mikro (tress elements) yang terkandung dalam pupuk majemuk, tidak terdapat dalam pupuk tunggal. Di samping penggunaan pupuk anorganik, tandan kosong kelapa sawit (TKKS) yang sudah atau belum dikomposkan juga sekarang banyak diaplikasikan ke piringan tanaman kelapa sawit sebagai penambah bahan organik tanah (Fauzi et. al. 2012).
14
2.5. Manfaat dan Defisiensi Unsur Hara Pemberian pupuk pada tanaman harus memperhatikan beberapa hal yang menjadi kunci keefektifan pemberian pupuk, diantaranya daya serap akar, cara pemberian pupuk dan penempatan pupuk, waktu pemberian pupuk serta jenis dan dosis pupuk yang diberikan. Dalam proses pertumbuhan dan perkembangan tanaman sangat memerlukan unsur hara, tanaman memerlukan unsur hara seperti: nitrogen (N) yang berfungsi untuk memacu pertumbuhan tanaman secara umum, terutama pada fase vegetatif, berperan dalam pembentukan klorofil, asam amino, lemak, enzim dan senyawa lainnya. Fosfor (P) berfungsi untuk membantu pertumbuhan protein dan mineral yang sangat tinggi bagi tanaman, bertugas mengedarkan energi keseluruh bagian tanaman, merangsang pertumbuhan dan perkembangan akar, mempercepat pembungaan dan pertumbuhan tanaman, serta mempercepat pemasakan biji dan buah.
kalium/potasium (K) berfungsi membantu pembentukan protein,
karbohidrat dan gula, membantu pengakutan gula dari daun ke buah, memperkuat jaringna tanaman, serta mempercepat meningkatkan daya tahan terhadap penyakit. Kalsium (Ca) berfungsi mengaktifkan pembentukan bulu-bulu akar dan biji serta menguatkan batang, membantu keberhasilan penyerbukan, membantu pemecahan sel, membantu keaktivitas beberapa enzim pertumbuhan, serta menetralisir senyawa dan kondisi tanah yang merugikan.
Magnesium (Mg) berfungsi
membantu pembentukan klorofil, asam amino, protein, vitamin, lemak dan gula, berperan daam transportasi fosfat dalam tanaman. membantu
pembentukan
asam
amino
protein
Belerang (S) berfungsi dan
pembentukan bintil akar dan pertumbuhan tunas baru.
vitamin,
membantu
Boron (B) berfungsi
15
membawa karbohidrat keseluruh jaringan tanaman, mempercepat penyerapan unsur kalium, merangsang tanaman berbunga dan membantu proses penyerbukan, meningkatkan kualitas produksi sayuran dan buah-buahan. Tembaga (Cu) berfungsi membantu pembentukan klorofil dan sebagai komponen dalam pembentukan enzim tanaman. Klor (Cl) berperan dalam pembentukan hormon tanaman, meningkatkan atau memperbaiki kualitas dan kuantitas produksi tanaman. Besi (Fe) berperan pada proses-proses fisiologis tanaman, seperti proses penarpasan, pembentukan klorofil dan fotosintesis. Mangan (Mn) berfungsi membantu proses fotosintesis, dan berperan dalam pembentukan enzim-enzm tanaman.
Molibdenum (Mo) berfungsi sama seperti Cu, berperan sebagai
pengikat nitrogen bebas udara untuk pembentukan protein, dan menjadi komponen pembentukan enzim pada bakteri bintil akar tanaman leguminose. Seng (Zn) berfungsi membantu pembentukan auksin, klorofil, dan karbohidrat (Goenadi, H. D. 2008) Defisiensi unsur hara adalah gejala kekurangan unsur hara yang diperlihatkan oleh tanaman sebagai akibat kekurangan salah satu unsur hara atau lebih, baik unsur hara mikro maupun unsur hara makro ( Hadi, 2010) Kekurangan atau defisiensi unsur hara tanaman dapat diketahui dari gejalagejala yang tampak pada tanaman. Defisiensi unsur hara yang berlebihan dapat menurunkan produktivitas tanaman bahkan dapat menyebabkan kematian (Fauzi et. al. 2012). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 3 dibawah ini.
16
Tabel 3. Gejala defisiensi pada tanaman kelapa sawit. Defisiensi Nitrogen (N)
Gejala pada Tanaman Warna daun menjadi kuning pucat Pada kondisi buruk, jaringan daun menjadi kering dan mati Helaian daun menjadi pendek dan keras Pertumbuhan tanaman terhambat dan kerdil
Fosfor (P)
Warna daun hijau tua dan permukaannya terlihat mengkilap kemerah- merahan dan daun berbentuk pendek- pendek Bagian tepi daun, cabang, dan batang mengecil dan bewarna merah keunguan dan lambat laun berubah menjadi kuning Tanaman lambat berbuah Kualitas biji dan buah jelek, kecil, dan cepat masak
Besi (Fe)
Warna di sekitar tulang daun kuning terang serta klorosis terutama pada daun muda, tetapi tulang daun tetap hijau Tanaman lambat pertumbuhan dan perkembangannya Bagian pucuk akan banyak daun yang gugur dan mati
Kalium (K)
Daun tua akan mengerut atau keriting Timbul bercak kuning transparan pada daun dan berubah merah kecoklatan serta mengering seperti hangus terbakar Ukuran buah kecil- kecil dan cepat rusak atau membusuk
Kalsium (Ca)
Tepi daun banyak timbul gejala klorosis dan menjalar ke tulang daun Kuncup daun yang masih muda sering mengalami kematian Kondisi yang berat, jaringan daun akan kering dan mati Pembentukan perakaran kurang sempurna
Magnesium
Timbul klorosis pada tepi daun yang sudah tua
(Mg)
Daun kecoklat- coklatan dan merah keungu - unguan Pada kondisi yang berat, daun tua akan menguning secara merata tetapi tulang daun bewarna hijau Sering terjadi jaringan mati pada sisi pinggir helaian daun sampai ke masing- masing anak daun
Defisiensi
Gejala pada Tanaman
17
Sulfur (S)
Pertumbuhan terhambat, pendek, kurus dan kerdil Daun muda berwarna kuning dan terkadang tidak merata Secara umum gejalanya menyerupai defisiensi nitrogen
Mangan (Mn)
Tanaman kerdil dan daun hijau kekuning- kuningan bahkan kemerah- merahan, tetapi tulang daun tetap hijau Pada kondisi berat, jaringan daun mati Pembentukan biji tidak sempurna
Tembaga (Cu)
Daun menjadi klorosis dan bagian ujungnya berwarna putih Pada keadaan parah, tanaman menjadi layu
Seng (Zn)
Daun kekuning- kuningan bahkan kemerah- merahan terutama pada daun yang agak tua kondisi parah, daun dan pelepah mengering sehingga dapat menyebabkan kematian
Boron (B)
Pertumbuhan tajuk mengeriting atau membelok Ujung pelepah melingkar dan membuka Daun yang baru muncul bentuknya kerdil dan berkerut Kuncup daun muda sulit membuka dan pelayuannya cepat.
Klor (Cl)
Tanaman gampang layu, daun pucat, keriput dan sebagain mengering Produktivitas tanaman rendah Pemasakan buah lambat
Molibdenum
Daun berubah warna, keriput dan melengkung seperti mangkok
(Mo)
Muncul bintik-bintik kuning disetiap lembaran daun dan akhirnya mati Pertumbuhan tnaman berhenti.
Sumber : Fauzi Y, et all. 2012 2.6. Pelaksanaan Pemupukan Untuk areal TBM pada umur satu bulan pupuk ZA diberikan dengan penaburan secara merata sampai sekitar 30-40 cm dari pangkal batang. Untuk bulan selanjutnya pupuk ZA, RP, MOP dan Kieserite, ditaburkan secara merata sampai sejauh lebar tajuk. Sedangkan pupuk borat (HGF Borate) diberikan dengan
18
penaburan merata pada ketiak pelepah daun pada lingkar kesatu dan kedua sesudah daun tombak (daun teratas). Jika umur TBM hanya berlangsung 30 bulan, pemupukan bulan ke– 32 tidak dilaksanakan, dan berlaku pedoman pemupukan untuk areal TM (Mangoensoekarjo dan Semangun, 2005). Untuk areal TM yang berumur kurang dari 8 tahun, pupuk urea dan ZA ditabur merata mulai sejauh 0 cm dari pangkal batang sampai pinggir piringan. Pupuk lainnya (MOP, Kieserite dan RP) ditabur merata mulai dari jari – jari 1 m sampai dengan 2,50 m dari pangkal batang (Mangoensoekarjo dan Semangun, 2005). Untuk tanaman yang berumur 8 tahun atau lebih, pupuk MOP dan Kieserit ditabur merata mulai dari jari – jari 1 m sampai 2,5 m dari pangkal batang. Pupuk RP-nya disebar di gawangan. Pada tanaman umur 8 tahun atau lebih pupuk MOP dapat diganti dengan abu janjang dengan dosis 1,5 – 2 kali lipat MOP, penyebaran serupa dengan MOP (Mangoensoekarjo dan Semangun, 2005).
III.
METODE PELAKSANAAN
19
3.1. Tempat dan Waktu Pelaksanaan Pelaksanaan kegiatan PKPM dilaksanakan di PT INCASI RAYA GROUP, tepatnya di PT. Sumbar Andalas Kencana 1 Inderapura (PT. SAK-1 Inderapura) yang terletak di Muara sakai kec. Pancung Soal, kab. Pesisir Selatan, Sumatera Barat. Pelaksanaan PKPM (Pengalaman Keja Pratek Mahasiswa) ini dimulai dari tanggal 19 Maret 2015 sampai tanggal 13 Juni 2015.
3.2. Metode Pelaksanaan Adapun metode yang digunakan pelaksanaan PKPM sebagai berikut :
3.2.1 Pratek Setiap kegiatan yang telah disepakati oleh Pembimbing lapang diutamakan dapat dikerjakan sendiri oleh mahasiswa.
Dalam melaksanakan pekerjaan
tersebut dapat dilakukan dengan bergabung bersama karyawan yang melakukan kegitan tersebut atau tersendiri sesuai dengan kondisi diperusahaan serta atas persetujuan Pembimbing lapang.
3.2.2 Diskusi Kegiatan diskusi dilakukan khusus untuk kegiatan-kegiatan yang tidak dilakukan perusahaan tersebut, atau setelah dilaksanakan sendiri kegiatan tersebut jika ada keganjalan ataupun pertanyaan, maupun ada yang belum jelas maka setelah dilakukan kegiatan tersebut dilakukan diskusi dengan pembimbing lapang, atau ada kegiatan yang dianggap pembimbing lapang perlu untuk didiskusikan. 3.2.3 Demonstrasi
20
Kegiatan demonstrasi dapat dilakukan apabila sesuai dengan kondisi dan pertimbangan Pembimbing lapang, suatu pekerjaan tidak dapat dilakukan oleh mahasiswa mengingat faktor keselamatan, ketersediaan alat dan sebagainya. Dalam kegiatan demonstrasi ini, mahasiswa hanya melihat dan memahami kegiatan yang didemonstrasikan tersebut, jika ada pertanyaan maka dilakukan diskusi.
3.2.4 Pengamatan Kegiatan pengamatan dilakukan apabila sesuai dengan kondisi dan pertimbangan Pembimbing lapang suatu pekerjaan tidak dapat dilakukan oleh mahasiswa mengingat faktor keselamatan, ketersediaan alat dan sebagainya ataupun kegiatan tersebut sudah dilakukan beberapa waktu yang lalu sehingga hasilnya dapat dilihat seperti gulma yang telah disemprot mengalami layu ataupun kematian, sewaktu melakukan kegiatan pengamatan, mahasiswa mencatat hasil pengamatan dan selanjutnya didiskusikan dengan Pembimbing lapang.
3.2.5 pengumpulan data kegiatan pengumpulan data sangat diperlukan bagi mahasiswa sebagai bahan dalam penyusunan laporan seperti data keadaan iklim, data pembukaan lahan, data pemupukan dan data yang lainnya.
IV. HASIL DAN PEMAHASAN
21
4.1. Gambaran Umum Perusahaan
4.1.1. Sejarah singkat perusahaan PT. Sumbar Andalas Kencana 1 Inderapura (PT. SAK-I Inderapura) Estate Pesisir selatan berdiri pada tahun 2003.
Adapun batas wilayah PT. SAK-I
Inderapura terletak di Muara Sakai Kec. Pancung Soal, Kab. Pesisir Selatan Sumatera Barat adalah sebagai berikut: a) Sebelah Utara berbatasan dengan PT. IR. Sodetan II b) Sebelah Selatan Berbatasan dengan PT. SAK-II Inderapura c) Sebelah Timur Berbatasan dengan PT.IR. Sodetan I d) Sebelah barat Berbatasan dengan lahan masyarakat
4.1.2. Luas areal yang dikelola Luas areal PT SAK-I Inderapura yang dikelola seluas 2.432,074 Ha yang terdiri dari 2 divisi dan 6 afdeling ( divisi 1 : Afd A, Afd B, Afd C, dan divisi 2 : Afd D, Afd E, Afd F) untuk lebih jelasnya tentang areal PT SAK-I Inderapura dapat dilihat pada lampiran 1. Peta kebun PT SAK-I Inderapura pesisir selatan.
4.1.3. Kondisi lingkungan perusahaan
a.
Iklim PT SAK-I Inderapura memiliki curah hujan 3.317 mm/thn dan merata
sepanjang tahun, ketinggian tempat PT SAK-I Inderapura 4 - 7 M dpl, dengan kemiringan lahan 0 – 2 %. b.
Tanah
22
PT SAK-I Inderapura memiliki jenis tanah organosol saprik dan lahan gambut, dengan kedalaman 0 - 3 m, bahkan ada yang lebih dari 3 m dan tingkat kematangan gambut hemik-saprik, serta dengan pH tanah < 4 ketinggian tempat 4 - 7 M dpl dengan kemiringan 0 - 2 %.
4.1.4. Produk yang dihasilkan Produk yang dihasilkan perusahaan oleh kebun PT. SAK-I Inderapura yaitu tandan buah segar (TBS) kelapa sawit yang akan diolah di pabrik pengolahan PT. Sumatera Jaya Agro Lestari (PT. SJAL)
4.2. HASIL
4.2.1. Gudang pupuk Keadaan dan kondisi gudang pupuk yang dimiliki PT SAK-I Inderapura terletak di pabrik PT. IR. Sodetan I adalah. a. Keadaan gudang Keadaan gudang dalam keadaan baik hal ini dapat dilihat dari bangunan gudang pupuk yang sudah permanen dan kebersihan gudang yang selalu terjaga, namun stok pupuk yang dimiliki PT. SAK-I Inderapura tidak selalu terpenuhi (untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar. 1) karena pengirimana pupuk yang terlambat sehingga target pemupukan tidak tercapai yang seharusnya pemupukan pupuk NPK dilaksanakan dibulan Februari-Maret tetapi pupuk datang pada bulan April sehingga pupuk dapat direalisasikan di lapangan dibulan April karena pupuk yang dibutuhkan tidak tersedia di gudang pupuk PT. SAK-I Inderapura, untuk lebih jelasnya tentang jadwal pemupukan di lapangan dapat
23
dilihat pada lampiran 3. Rekomendasi pemupukan PT. SAK-I Inderapura tahun 2015.
Gambar 1. Keadaan gudang pupuk yang kekurangan pupuk. b. Kondisi gudang Kondisi gudang yang dimiliki PT. SAK-1 Inderapura dalam kondisi baik dan aman hal ini dibuktikan dengan bangunan gudang yang sudah permanen yang dikelilingi dengan pagar besi dan terdapat penjagaan keamanan selama 24 jam, namun stock pupuk yang ada di gudang pupuk tidak dapat dihitung karena sebagian pupuk belum tersusun rapi (untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar. 2) sehingga menyebabkan sulitnya dalam menghitung jumlah pupuk yang tersedia di gudang pupuk.
Gambar 2. Susunan pupuk yang salah dan sebagian pupuk belum tersusun rapi.
24
4.2.2. Penentuan rekomendasi pupuk Pengambilan contoh daun/KCD adalah kegiatan mengambil contoh daun dari lapangan dengan satu sistem dan cara tertentu sehingga bisa dianggap mewakili suatu luasan tertentu yang akan dianalisa dilaboratorium sebagai salah satu pertimbangan untuk mengetahui kondisi hara tanaman dan menentukan dosis pemupukan. Dalam menentukan rekomendasi pemupukan perlu dilakukan analisa untuk mengetahui unsur hara apa yang dibutuhkan dan berapa dosis yang harus di berikan terhadap tanaman kelapa sawit. Kebun PT. SAK-I Inderapura telah melakukan analisa daun (pengambilan contoh daun/kesatuan contoh daun) yang dilakukan tiap satu kali dalam setahunnya
yang dikirim ke laboratorium di
Kiliranjao untuk menentukan rekomendasi pemupukan. Untuk keperluan pengambilan contoh daun/KCD PT. SAK-I Inderapura membagi kebun per blok menjadi luasan 15 – 57 Ha/blok yang disebut kesatuan contoh daun, yaitu hamparan kebun yang kondisi tanaman. Tujuan pengambilan kesatuan contoh daun (KCD) yang dilakukan PT. SAK-I Inderapura adalah. 1. Untuk mendapatkan contoh daun yang dianggap mewakili setiap KCD untuk dianalisa dilaboratorium. 2. Untuk mengetahui kadar hara dalam daun tanaman. 3. Untuk mengetahui unsur hara yang akan dibutuhkan tanaman. 4. Untuk menghitung kebutuhan pupuk yang harus diberikan (dosis/pokok). a.
Penentuan pokok contoh Pengambilan pertama titik sampel KCD PT. SAK-I Inderapura dimulai dari
pohon ke-3 dari penggir (tepi) jalan kemudian diambil selang tanaman yang ke-25
25
dan yang berikutnya selang 25 baris tanaman, titik pertama dan titik berikutnya diambil dengan selang-seling (kiri-kanan). Pengambilan dilakukan setahun sekali pada pemupukan periode III yaitu 2 bulan setelah pemupukan terakhir dibulan November. Pengambilan daun pada pagi hari jam 07.00 – 12.00 siang, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran 2. Denah Penentuan Sampel KCD pada lahan kelapa sawit. Syarat pokok contoh yang ditentukan PT. SAK-I Inderapura sebelum pengambilan contoh daun adalah. a. Pokok tanaman asli bukan tanaman sisipan b. Pokok tanaman sehat dan normal ( tidak terserang hama dan penyakit). c. Jauh dari jalan, sungai, bangunan, parit atau areal terbuka (minimal 3 pokok tanaman).
b.
Pengambilan contoh daun Pokok contoh yang telah ditentukan untuk diambil contoh daun/ksatuan
contoh daun (KCD) diberi tanda yang jelas dan dinomori. Contoh daun dari pokok–pokok tersebut diambil setiap tahun (tergantung dari rekomendator). Kalau pokok yang ditentukan kemudian mati atau terkena serangan penyakit, maka pokok contoh daun dipindahkan selang satu pokok, tetapi tetap pada barisan yang serupa atau tanaman yang sebelahnya. Hal yang perlu diperhatikan PT. SAK-I Inderapura saat pengambilan contoh daun adalah. a. satu kali dalam setahun pada bulan yang sama. b. Dilakukan paling cepat 2 bulan setelah aplikasi pemupukan terakhir.
26
c. Tidak boleh diakukan pada musim kemarau atau musim hujan besar (CH > 400 mm/bln). d. Contoh daun diambil pada jam 07.00 – 12.00 (pagi – siang hari) disaat cuaca cerah. Jika terjadi huajan maka pengambilan contoh daun dihentikan dan dapat dilajutkan lagi jika hari reda setelah daun-daun sudah kering dari bintik-bintik air. Pada tanaman menghasilkan (TM) PT. SAK-I Inderapura pengambilan contoh daun dilakukan pada pelepeh ke-17 dengan memperhatikan daun/pelepah no. 1. Hal yang harus diperhatikan dalam penentuan pelepah no. 1 pada tanaman kelapa sawit yang akan diambil contoh daun adalah. 1. Daun telah terbuka dari 80 – 100 %. 2. Warna punggung pelepah masih berwarna kemerahan. 3. Warna daun muda seperti warna daun pucuk pisang. Proses pengambilan contoh daun/KCD pada setiap pokok contoh di PT. SAK-I Inderapura sebagai berikut: Dicari barisan pokok contoh daun dan pokok yang ditentukan sebagai contoh satu persatu, pada setiap pokok contoh tersebut dicari pelepeh ke-17, lalu dipotong dengan egrek Pada daerah titik ujung permukaan datar pelepah, diambil 4 helai anak daun (2 helai sebelah kiri, 2 helai sebelah kanan). Kemudian sisa pelepah tersebut dibuang ke gawangan mati. Dan daun sebanyak 4 helai tadi digabungkan dengan contoh daun dari pokokpokok contoh lainnya dalam KCD yang sama dan diberi tanda, kemudian dibawa ke kantor untuk penangan seanjutnya.
27
Contoh-contoh daun tersebut dipotong-potong menjadi 3 bagian, bagian tengah sepanjang ± 20 cm diambil dan lainnya dibuang. Kemudian daun tersebut dibersihkan dengan cara membersihkan dengan kapas yang sudah dibasahi dengan aquades dan diperas sampai kering, daun-daun tersebut dibersihkan 1 - 2 kali searah pada kedua permukaan. Selanjutnya lidi daun tersebut dibuang, dan lembaran anak daun tersebut kemudian dipotong kecil-kecil sepanjang 2 mm dan dimasukan dalam baki aluminium dan diberi label pada masing-masing KCD tersebut. Kemudian dioven selama 12 - 24 jam pada suhu 65 – 75 ˚C dan setiap 6 jam daun dibalik. Kemudian daun yang telah kering dimasukan kedalam plastik yang sudah diberi label jelas dan lengkap, antara lain berisi : nama kebun, nomor KCD, pelepah ke-17, tanggal pengambilan dan nama petugas pengambilan. Setelah itu dikirim ke Kiliranjao (PT. Incasi Raya Group). Untuk lebih jelasnya tentang penentuan titik pengambilan KCD (kesatuan contoh daun) dapat dilihat pada gambar 3 dibawah ini.
Gambar 3. Demontrasi penentuan titik pengambilan KCD (kesatuan contoh daun)
28
4.2.3. Pemupukan Norma tenaga pemupukan untuk cara kerja manual digunakan standar yang telah ditetapkan dapat dilihat pada tabel. 4 dibawah ini : Tabel 4. Norma tenaga pemupukan Dosis Pupuk (gr/pk) 50-150 250-500 750-1000 1250-1500 1750-2000 >2000
Prestasi/Hk ( 1 sak = 50 kg) Areal Datar Areal bergelombang Areal Berbukit 2,50 sak 2,25 sak 2,00 sak 5,00 sak 2,50 sak 4,00 sak 7,00 sak 6,00 sak 5,50 sak 9,00 sak 8,00 sak 7,00 zak 11,00 sak 10,00 sak 9,00 zak 12,00 sak 11,00 sak 10,00 zak
Norma tenaga pemupukan dapat diganti jumlah zak/HK tergantung dari kondisi di lapangan, yaitu kondisi alat transportasi (kesanggupan John Deere memuat dan mengecer di lapangan/lokasi pemupukan), kondisi cuaca pada saat akan dilakukan pemupukan (mendung/hujan) dan kebijakan dari assisten itu sendiri.
4.2.2.1. Jenis pupuk Jenis pupuk yang digunakan pada PT. SAK-I Inderapura
yang
diklasifikasikan berdasarkan senyawa kimianya yaitu pupuk organik dan pupuk anorganik sebagai berikut :
A.
Pupuk anorganik Pupuk anorganik adalah pupuk yang terbuat dari bahan-bahan kimia aktif,
merupakan hasil dari proses pembuatan dan rekayasa kimia, melalu proses rekayasa kimiawi, fisik ataupun biologis. Pupuk ini, banyak diproduksi oleh
29
pabrik-pabrik kimia dan banyak beredar dipasaran. Pada tanaman menghasilkan kelapa sawit di PT. SAK-I Inderapura mengunakan pupuk anorganik seperti pupuk NPK Coumpond/ NPK Mahkota 6/6/30, pupk Urea dan pupuk Kcl/MOP.
1.
Aplikasi Pupuk NPK Coumpond/NPK Mahkota 6/6/30 Pupuk yang direalisasikan sesuai dengan rekomendasi yang diberikan oleh
rekomendator PT. INCASI RAYA GROUP yaitu pupuk NPK + B, Cu, Zn (5,6 : 4,8 : 27,2 + B, Cu, Zn) sedangkan realisasi pupuk NPK coumpond/NPK Mahkota dengan kandungan unsur hara N 6%, P 6% (P2O5), KCL 30 % (K2O), B 0,5 %, Cu 0,3, ZN 0,3 % dengan kadar air 3 %, berwarna merah kecoklatan dan berbentuk butiran. Walupun jumlah hara yang terkandung dalam kedua pupuk berbeda tetapi dosis yang digunakan masih tetap sama dengan dosis yang direkomendasikan. Hal ini dilakukan karena setiap tahunnya selalu dilakukan evaluasi atau selalu dilakukan pengambilan KCD untuk mengetahui jumlah hara yang terkandung ditanaman kelapa sawit PT. SAK-I Inderapura dan susahnya mencari pupuk yang sama persis dengan kandungan dalam rekomendasi maka PT. SAK-I Inderapura mencari pupuk yang kandungan mendekati dengan yang di rekomendasikan, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran 3. Rekomendasi pemupukan PT. SAK-I Inderapura tahun 2015. Pada pemupukan NPK Coumpond/ NPK Mahkota 6/6/30 di PT. SAK-I Inderapura hal-hal yang perlu diperhatikan adalah prosedur kerja pemupukan, alat dan bahan, sistem pengupahan. a. Prosedur kerja pemupukan Dalam melakukan pemupukan, perlu diikuti prosedur kerja yang baik dan benar sistem efisiensi serta efektivitas dalam perusahaan perkebunan dapat
30
terwujud. Sistem pemupukan dalam kebun PT. SAK-I Inderapura dengan cara sistem ancak giring dengan tujuan untuk memudahkan melakukan pengawasan dalam pemupukan. Adapun prosedur kerja pemupukan yang dilakukan adalah sebagai berikut : 1. Pupuk NPK dimuat di gudang pupuk sesuai pekerja pupuk yang hadir dan diangkut ke lahan yang akan dilakukan pemupukan dengan menggunakan traktor (John Deere) yang memiliki bak di belakang, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar. 4a. 2. Setelah sampai di lahan pupuk NPK diecer di parit/TPH (sesuai jumlah pokok dalam barisan) untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 4b. 3. Lalu buka karung pupuk NPK dengan menggunakan pisau setiap satu pekerja harus menyelesaikan pemupukan sebanyak 12 karung untuk mendapatkan satu HK. 4. Masukan pupuk NPK dari dalam karung ke dalam ember dan diangkut dengan cara meletakan ember pada kain penyandang kemudian menggendongnya, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 4c. 5. Sebelum menabur pupuk pekerja sudah memakai sarung tangan, sepatu bot, celana dan baju lengan panjang dimana gunanya sebagai pengaman bagi pekerja. 6. Taburkan pupuk NPK ke piringan tanaman kelapa sawit dengan sistem tabur rata jarak 1,5 m dari pangkal tanaman secara merata dengan dosis 3 kg atau 3 cawan per tanaman dengan berat pupuk dalam cawan 1 kg/cawan. Pemupukan dimulai dari parit tengah (central drain) menuju ke jalan blok, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 4d.
31
7. Setelah selesai karung pupuk dimasukan kedalam karung kemudian dikumpulkan dekat TPH, kemudian satu pekerja bertugas mengumpulkan karung bekas pupuk NPK mahkota ke gudang pabrik untuk dihitung kembali berapa banyak pupuk yang telah dipupukan.
a.
b.
c.
d.
keterangan gambar: a. Pengambilan pupuk di gudang pupuk b. Tumpukan pupuk pada parit/jalan c. Pemindahan pupuk dari karung ke ember d. Penaburan pupuk Gambar 4. Pemupukan NPK Coumpond/ NPK Mahkota 6/6/30
32
b. Alat dan bahan Setiap pekerja menggunakan APD (Alat Pelindung Diri) seperti Sepatu boot, Sarung tangan, Celana dan Baju lengan panjang Adapun alat yang digunakan dalam kegiatan pemupukan NPK dapat dilihat pada Tabel. 5 dan bahan yang digunakan pada Tabel. 6. Tabel 5. Alat yang digunakan untuk pemupukan NPK. NO 1.
NAMA ALAT Kain selendang/ karung goni
2.
Ember/karung
3.
Cawan
4.
Traktor (John Deere
FUNGSI Untuk mengendong ember pupuk Sebagai tempat pupuk yang akan dibawa ke dalam areal pemupukan Untuk menentukan takaran dalam dosis pupuk yang diberikan per tanaman Untuk mengencer pupuk ke lokasi tempat pemupukan
KETERANGAN Karung goni yang telah dijahit seperti selendang Ember kapasitas 18 kg pupuk NPK dan Karung kapasitas 50 kg Harus seragam setiap karyawan dan setiap Cawan kapasitas 1 kg Traktor yang memiliki bak belakang
Tabel 6. Bahan yang digunakan untuk pemupukan NPK. NO NAMA BAHAN 1. Pupuk NPK COUMPOUD /NPK Mahkota
c.
FUNGSI KETERANGAN Untuk menambah unsur hara Kandungan unsur hara: N Nitrogen, Phospor, Kalium, 6%, P 6% (P2O5), KCL Boron, Tembaga dan seng 30 % (K2O), B2O3 0,5 %, Cu 0,3, ZN 0,3 %, kadar air 3 %
Sistem pengupahan Sistem pengupahan yang ada pada PT. SAK-I Inderapura yang diberikan
kepada tenaga kerja pemupukan adalah dengan Sistem target. Jumlah HK (Harian Kerja) yang diberikan kepada tenaga kerja pemupukan adalah 12 zak/HK dengan upah Rp.64.400/HK. Jumlah tanaman yang dapat dipupuk setiap HK (Harian Kerja) dapat dihitung dengan norma tenaga pemupuk dan SPH (Stand per hektar) :
33
Dosis
: 3 kg/tanaman
Norma tenaga pemupukan
: 12 zak/HK (600 kg/HK)
SPH
: 148 Tanaman/Ha (Afdeling A01)
Upah/gaji
: RP. 64.400,-/HK
Jumlah tanaman/HK
= 200 tanaman/HK Jumlah lahan yang dipupuk/HK (Ha) = = = 1,3513514 Ha/HK Upah/tanaman
= = = Rp. 322.-/tanaman
2.
Aplkasi Pupuk Urea Apilkasi pupuk urea adalah rekomendasi dari rekomendator PT. INCASI
RAYA GROUP Pesisir Selatan dengan kandungan N (nitrogen) 46 %. Pupuk yang direalisasi ke kebun sesuai dengan rekomendasi yaitu pupuk Urea dengan kandungan N (nitrogen) 46%, berwarna putih berbentuk butiran. Pupuk Urea diaplikasikan sesuai jadwal waktu yang ditentukan menurut hasil rekomendasi. Kegiatan pemupukan Urea dilakukan pada bulan Mei-Juni dan diaplikasi ke kebun pada awal bulan, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran 3. Rekomendasi pemupukan PT. SAK-I Inderapura tahun 2015.
34
Nitrogen merupakan unsur utama pembentukan protoplasma sel, asam amino, protein, amida, alkaloid, dan klorofil. Kekurangan nitrogen akan menurunkan metabolisme tanaman yang dapat menimbulkan klorosis (warna daun memucat). Pemupukan nitrogen berpengaruh terhadap menghambat pertumbuhan sehingga tanaman menjadi kerdil dan produksi buah menurun. Pada pemupukan Urea di PT. SAK-I Inderapura hal-hal yang perlu di perhatikan adalah prosedur kerja pemupukan, alat dan bahan, sistem pengupahan.
a.
Prosedur kerja pemupukan Dalam melakukan pemupukan, perlu diikuti prosedur kerja yang baik dan
benar sistem efisiensi serta efektivitas dalam perusahaan perkebunan dapat terwujud. Sistem pemupukan dalam kebun PT. SAK-I Inderapura dengan cara sistem ancak giring. Pada sistem ini, apabila suatu ancak telah selesai dipupuk, tenaga pemupuk dapat pindah ke ancak berikutnya yang telah ditunjuk oleh mandor/assisten pupuk. Sistem ancak giring bertujuan untuk memudahkan melakukan pengawasan dalam pemupukan. Adapun prosedur kerja pemupukan yang dilakukan adalah sebagai berikut : 1. Pupuk Urea dimuat di gudang pupuk sesuai pekerja pupuk yang hadir dan diangkut ke lahan yang akan dilakukan pemupukan dengan menggunakan traktor (john deere) yang memiliki bak di belakang. 2. Setelah sampai di lahan pupuk Urea diecer, jumlah pupuk yang diecer adalah 1 karung disetiap parit/TPH untuk 4 pasar pikul (sesuai jumlah baris pokok/blok) untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar. 5a. 3. Lalu buka karung pupuk Urea dengan menggunakan pisau setiap satu pekerja harus menyelesaikan pemupukan sebanyak 5 zak untuk
35
mendapatkan 1 HK, untuk lebih jelasnya tentang alat yang digunakan dapat dilihat pada gambar. 5b. 4. Masukan pupuk Urea dari dalam karung ke dalam ember dan diangkut dengan cara meletakan ember pada kain penyandang kemudian menggendongnya. 5. Sebelum menabur pupuk pekerja sudah memakai sarung tangan, sepatu bot, celana dan baju lengan panjang dimana gunanya sebagai pengaman bagi pekerja. 6. Taburkan pupuk Urea ke piringan tanaman kelapa sawit dengan sistem tabur rata jarak 1,5 m dari pangkal tanaman secara merata dengan dosis 0,6 kg/tanaman (Afd F1), pemupukan dimulai dari parit tengah (Central draen) menuju ke jalan blok, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar. 5c dan 5d. 7. Setelah selesai karung pupuk dimasukan ke dalam karung kemudian dikumpulkan dekat TPH, kemudian satu pekerja bertugas mengumpulkan karung bekas pupuk Urea ke gudang pabrik untuk dihitung kembali berapa banyak pupuk yang telah dipupukan dan sebagai bukti telah dilakukan pemupukan.
a.
b.
36
c. d. keterangan gambar: a. Penurunan pupuk dari john deere (traktor). b. Alat yang digunakan dalam pemupukan. c. Tanaman yang telah dipupuk dengan jarak 1,5 meter. d. Dosis pupuk/tanaman. gambar 5. Pemupukan Urea (manual) a.
Alat dan bahan Setiap pekerja menggunakan APD (alat pelindung diri) seperti Sepatu boot,
Sarung tangan, Celana dan Baju lengan panjang. Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam kegiatan pemupukan Urea dapat dilihat pada Tabel 7 dan bahan yang digunakan pada Tabel 8. Tabel 7. Alat yang digunakan untuk pemupukan Urea. NO 1. 2.
3. 4.
NAMA ALAT FUNGSI Kain selendang/ Untuk mengendong ember karung goni pupuk Sebagai tempat pupuk yang Ember/ karung akan dibawa ke dalam areal pemupukan untuk takaran dalam menentuk Cawan an dosis pupuk yang diberikan pertanaman Traktor (John Untuk mengencer pupuk ke Deere lokasi tempat pemupukan
KETERANGAN Karung goni yang telah dijahit seperti selendang Ember kapsitas 18 kg pupuk Urea dan karung kapsitas 50 kg Cawan yang digunakan harus seragam dan setiap cawan kapasitas 0,5 kg John deere yang memiliki bak belakang
Tabel 8. Bahan yang digunakan untuk pemupukan. NO 1.
NAMA BAHAN Pupuk Urea
FUNGSI Untuk menambah hara Nitrogen
KETERANGAN unsur Kandungan unsur hara N 46%.
37
b. Sistem pengupahan Sistem pengupahan yang ada pada PT. SAK-I Inderapura yang diberikan kepada tenaga kerja pemupukan adalah dengan Sistem target. Jumlah HK (Harian Kerja) yang diberikan kepada tenaga kerja pemupukan adalah 5 zak/HK dengan upah Rp.64.400,-/HK. Jumlah tanaman yag dapat dipupuk setiap HK (harian kerja) dapat dihitung dengan norma tenaga pemupuk dan SPH (Stand per hektar) : Dosis
: 0,6 kg/tanaman
Norma tenaga pemupukan
: 5 zak/HK (250 kg/HK)
SPH
: 160 Tanaman/Ha (Afdeling F01)
Upah/gaji
: RP. 64.400,-/HK
Jumlah tanaman/HK
= 416 tanaman/HK Jumlah lahan yang dipupuk/HK (Ha) = = = 2,6 Ha/HK Upah/tanaman
=
= = Rp. 154,81.-/tanaman
38
3.
Aplikasi Pupuk Kcl/MOP Pupuk yang direkomendasikan oleh rekomendator PT. INCASI RAYA
GROUP Pesisir selatan yaitu Kcl/MOP (muriete of potash) mempunyai kandungan unsur hara 60 % K2O dengan kadar air 0,24 % berwarna merah dan berbentuk kristal.
Pupuk Kcl/MOP direkomendasikan untuk pengaplikasian
dibulan mei-juni sedangkan pupuk ini terealisasi di lapangan pada bulan FebruariMaret hal ini terjadi karena
pupuk Kcl lebih awal datangnya dari jadwal
pemintaan jika tidak langsung diaplikasikan maka gudang pupuk tidak akan sanggup untuk menampung pupuk yang akan datang, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran 3. Rekomendasi pemupukan PT. SAK-I Inderapura tahun 2015. Kalium merupakan unsur hara yang terpenting untuk tanaman kelapa sawit, karena unsur ini paling banyak ditransfer ke tandan buah. Aktivitas penting dalam proses fisiologis, seperti fotosintesis dan respirasi banyak dipengaruhi oleh unsur kalium. Unsur kalium juga berperan sebagai katalisator dalam tiap proses biokimia dan sebagai regulator dalam proses pembentukan minyak. Pada tanaman muda unsur kalium nyata memperbesar perkembangan batang dan mempercepat panen pertama. Pemupukan kalium diberbagai jenis tanah bisa meningkatkan produksi tandan kelapa sawit. Pada pemupukan MOP/Kcl di PT. SAK-I Inderapura hal-hal yang perlu di perhatikan adalah prosedur kerja pemupukan, alat dan bahan, sistem pengupahan.
a.
Prosedur kerja pemupukan Dalam melakukan pemupukan, perlu diikuti prosedur kerja yang baik dan
benar sistem efisiensi serta efektivitas dalam perusahaan perkebunan dapat
39
terwujud. Sistem pemupukan dalam kebun PT. SAK I Inderapura dengan cara sistem ancak giring dengan tujuan untuk memudahkan melakukan pengawasan dalam pemupukan. Adapun prosedur kerja pemupukan yang dilakukan adalah sebagai berikut : 1. Pupuk Kcl/MOP dimuat di gudang pupuk sesuai pekerja pupuk yang hadir dan diangkut ke lahan yang akan dilakukan pemupukan dengan menggunakan traktor (john deere) yang memiliki bak di belakang, untuk lebih jelasnya tentang pupuk Kcl/MOP dapat dilihat gambar 6. 2. Setelah sampai di lahan pupuk Kcl/MOP diecer di parit/TPH (sesuai jumlah pokok/parit). 3. Lalu buka karung pupuk Kcl/MOP dengan menggunakan pisau. 4. Kemudian masukan Kcl/MOP dari karung ke dalam ember dan diangkut dengan cara meletakan ember pada kain penyandang kemudian menggendongnya. 5. Sebelum menabur pupuk pekerja sudah memakai sarung tangan, sepatu bot, celana dan baju lengan panjang dimana gunanya sebagai pengaman bagi pekerja. 6. Taburkan pupuk Kcl/MOP ke piringan tanaman kelapa sawit dengan sistem tabur rata jarak 1,5 m dari pangkal tanaman secara merata dengan dosis 0,8 kg, pemupukan dimulai dari parit tengah (Central draen) menuju ke jalan blok. 7. Setelah selesai karung pupuk dimasukan kedalam karung kemudian dikumpulkan dekat TPH, kemudian satu pekerja bertugas mengumpulkan karung bekas pupuk Kcl/MOP ke gudang pabrik untuk dihitung kembali
40
berapa banyak pupuk yang telah dipupukan dan sebagai bukti telah dilakukan pemupukan.
Gambar 6. Pupuk Kcl/MOP yang digunakan PT. SAK-I Inderapura
b. Alat dan bahan Setiap pekerja menggunakan APD (alat pelindung diri) seperti Sepatu boot Sarung tangan, Celana dan Baju lengan panjang Adapun alat yang digunakan dalam kegiatan pemupukan kaptan dapat dilihat pada Tabel 9 dan bahan yang digunakan pada Tabel 10. Tabel 9. Alat yang digunakan untuk pemupukan Kcl/MOP. NO
NAMA ALAT
1.
Kain selendang/ karung goni
2.
Ember/ karung
3.
Cawan
4.
Traktor (John Deere
KETERANGAN ember Karung goni yang telah dijahit seperti selendang Sebagai tempat pupuk yang Ember kapsitas 18 kg akan dibawa ke dalam areal pupuk Kcl/MOP dan pemupukan karung kapsitas 50 kg Untuk takaran dalam menentuk Harus seragam setiap an dosis pupuk yang diberikan kariyawan dan setiap pertanaman Cawan kapasitas 1 kg yang telah dikalibrasikan 0,8 kg Untuk mengencer pupuk ke John deere yang lokasi tempat pemupukan memiliki bak Untuk pupuk
FUNGSI mengendong
41
Tabel 10. Bahan yang digunakan untuk pemupukan Kcl/MOP. NO 1.
c.
NAMA BAHAN Pupuk Kcl/MOP
FUNGSI KETERANGAN Untuk menambah unsur hara Kandungan unsur hara Kalium 60 % k2O dengan kadar air 0,24 %
Sistem pengupahan Sistem pengupahan yang ada pada PT. SAK-I Inderapura yang diberikan
kepada tenaga kerja pemupukan adalah dengan Sistem target. Jumlah HK (Harian Kerja) yang diberikan kepada tenaga kerja pemupukan adalah 7 zak/HK dengan upah Rp.64.400,-/HK. Jumlah tanaman yang dapat dipupuk setiap HK (Harian Kerja) dapat dihitung dengan norma tenaga pemupuk dan SPH (Stand per hektar) : Dosis
: 0,8 kg/tanaman
Norma tenaga pemupukan
: 7 zak/HK (350 kg/HK)
SPH
: 148 Tanaman/Ha (Afdeling B09)
Upah/gaji
: RP. 64.400,-/HK
Jumlah tanaman/HK
= 437 tanaman/HK Jumlah lahan yang dipupuk/HK (Ha) = = = 2,95 Ha/HK
42
Upah/tanaman
=
= = Rp. 147,37.-/tanaman
B.
Aplikasi pupuk organik/pemupukan abu janjang Pupuk abu janjang diaplikasikan ke kebun PT. SAK-I Inderapura karena pH
tanah di kebun rendah dan abu janjang juga mengandung hara kalium sebesar ± 40 %. Pupuk abu janjang dikhususkan pada areal pH tanahnya rendah, ini dimaksudkan untuk meningkatkan pH tanah pada arael tersebut khususnya pada areal gambut pada kebun PT. SAK-I Inderapura yang pada umumnya memiliki pH tanah yang rendah. Pada pemupukan Abu janjang di PT. SAK-I Inderapura hal-hal yang perlu diperhatikan adalah prosedur kerja pemupukan, alat dan bahan, sistem pengupahan.
a.
Prosedur kerja pemupukan Dalam melakukan pemupukan, perlu diikuti prosedur kerja yang baik dan
benar sistem efisiensi serta efektivitas dalam perusahaan perkebunan dapat terwujud. Sistem pemupukan dalam kebun PT. SAK-I Inderapura dengan cara sistem ancak giring dengan tujuan untuk memudahkan melakukan pengawasan dalam pemupukan. Adapun prosedur kerja pemupukan yang dilakukan adalah sebagai berikut : 1. Pupuk abu janjang dimuat di Incenerator (tempat pembakaran abu janjang) sesuai kebutuhan pupuk abu janjang setiap afdeling dan
43
diangkut ke lahan yang akan dilakukan pemupukan abu janjang dengan menggunakan traktor (john deere) yang memiliki bak di belakang atau truk. 2. Setelah sampai di lahan pupuk abu janjang diecer di parit/TPH ( sesuai jumlah pokok/parit) untuk 4 pasar pikul. 3. Lalu buka karung pupuk abu janjang dengan menggunakan pisau setiap satu pekerja harus menyelesaikan pemupukan seluas 1 Ha untuk mendapatkan upah Rp. 50.000,-. 4. Masukan pupuk abu janjang dari dalam karung ke dalam ember/gerobak dan diangkut ke pasar pikul. 5. Sebelum menabur pupuk abu janjang pekerja sudah memakai sarung tangan, masker, sepatu bot, celana dan baju lengan panjang dimana gunanya sebagai pengaman bagi pekerja. 6. Taburkan pupuk abu janjang ke piringan tanaman kelapa sawit dengan sistem tabur rata jarak 1,5 m dari pangkal tanaman secara merata dengan dosis 4 kg/tanaman, pemupukan dimulai dari parit tengah (Central draen) menuju ke jalan blok. 7. Setelah selesai karung pupuk dimasukan kedalam karung kemudian dikumpulkan dekat TPH, yang nantinya digunakan untuk tempat brondolan bagi pemanen.
b. Alat dan bahan Setiap pekerja menggunakan APD (alat pelindung diri) seperti Sepatu boot, Sarung tangan, Celana dan Baju lengan panjang
44
Adapun alat yang digunakan dalam kegiatan pemupukan abu janjang dapat dilihat pada Tabel. 11 dan bahan yang digunakan pada Tabel. 12. Tabel 11. Alat yang digunakan untuk pemupukan Abu Janjang. NO
NAMA ALAT
1.
Ember/gerobak
2.
Cawan
3.
Traktor (John Deere
FUNGSI Sebagai tempat pupuk yang akan dibawa ke dalam areal pemupukan untuk menabur pupuk abu janjang Untuk mengencer pupuk ke lokasi tempat pemupukan
KETERANGAN -
Tabel 12. Bahan yang digunakan untuk pemupukan Abu Janjang. NO NAMA BAHAN 1. abu janjang
c.
FUNGSI KETERANGAN Untuk menambah unsur hara dan Kandungan unsur memperbaiki pH tanah hara K 40%, P 3 - 4 %, Mg 5 - 6 %, kalsium 4 - 5 %.
Sistem pengupahan Sistem pengupahan yang ada pada PT. SAK-I Inderapura yang diberikan
kepada tenaga kerja pemupukan abu janjang adalah dengan Sistem borongan dengan upah Rp.50.000,-/Ha dengan perhitungan sebagai berikut. Dosis
: 4 kg/tanaman
SPH
: 148 Tanaman/Ha (Afdeling A3)
Berat pupuk abu janjang
: 35 Kg/karung
Upah/gaji
: RP. 64.400,-/Ha
Jumlah pupuk/Ha
45
= = 17 karung/Ha Upah/karung
=
= = Rp. 2941.-/karung
4.2. Pembahasan
4.3.1. Penentuan rekomendasi pupuk Pokok contoh yang telah ditentukan untuk diambil contoh daun/kesatuan contoh daun (KCD) diberi tanda yang jelas dan dinomori. Contoh daun dari pokok–pokok tersebut diambil setiap tahun (tergantung dari rekomendator). Kalau pokok yang ditentukan kemudian mati atau terkena serangan penyakit, maka pokok contoh daun dipindahkan selang satu pokok, tetapi tetap pada barisan yang serupa atau tanaman yang sebelahnya. Hal yang diperhatikan PT. SAK-I Inderapura saat pengambilan contoh daun/KCD adalah: a. Pengambilan KCD satu kali dalam setahun pada bulan yang sama. b. Pengambilan pertama titik sampel KCD dimulai dari pohon ke-3 dari penggir (tepi) jalan. c. Dilakukan paling cepat 2 bulan setelah aplikasi pemupukan terakhir (pemupukan semester III).
46
d. Tidak boleh diakukan pada musim kemarau atau musim hujan besar (CH > 400 mm/bln). e. Contoh daun diambil pada jam 07.00 – 12.00 (pagi – siang hari) disaat cuaca cerah. Jika terjadi hujan maka pengambilan contoh daun dihentikan dan dapat dilanjutkan lagi jika hari reda setelah daun-daun sudah kering dari bintik-bintik air. Menurut Fauzi et. all. (2012) pengambilan contoh daun dilakukan setahun sekali, yaitu dua bulan setelah pemupukan berakhir (biasanya bulan Oktober). Pengambilan harus saat cerah, antara pukul 07.00 – 12.00. Jika saat pengambilan turun hujan maka dapat ditunda hingga daun kembali kering atau keesokan harinya. Untuk areal yang digunakan sistem blok, pohon contoh pertama diambil dari sebelah utara blok, yaitu pohon ke- 3 dari pinggir parit baik dari sisi jalan utama serta jalan koleksi. Dalam menentukan rekomendasi pemupukan PT SAK-I Inderapura sudah baik karena melakukan analisa unsur hara yang ada pada tanaman dengan cara melakukan pengambilan contoh daun/KCD untuk mengetahui unsur hara apa yang dibutuhkan dan berapa dosis yang harus diberikan terhadap tanaman kelapa sawit sesuai dengan prosedur yang baik yaitu sesuai dengan sumber/literatur pengambilan contoh daun/KCD. Kebun PT. SAK-I Inderapura telah melakukan analisa daun (pengambilan contoh daun/kesatuan contoh daun) yang dilakukan tiap satu kali dalam setahunnya yang dikirim ke laboratorium di Kiliranjao untuk menentukan rekomendasi pemupukan. Sehingga PT. SAK-I Inderapura sangat memperhatikan proses pengambilan contoh daun/KCD karena Biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan pemupukan di perkebunan kelapa sawit tergolong
47
tinggi yaitu sebesar 40 - 60 % dari total biaya pemeliharaan atau 30 % dari total biaya produksi (Hakim, 2010)
4.3.2. Jenis pupuk Jenis pupuk yang digunakan PT. SAK-I Inderapura yang diklafikasikan berdasarkan senyawa kimianya menjadi pupuk organik dan pupuk anorganik
A.
Pupuk anorganik (majemuk) Pupuk yang digunakan PT. SAK-I Inderapura kebanyakan menggunakan
Pupuk Anorganik (Pupuk Majemuk) seperti pupuk NPK. Pada setiap periode yaitu periode I bulan Februari–Maret, periode II bulan Mei–Juni, periode III bulan Agustus–September, pemupukan menggunakan pupuk anorganik (majemuk). Penggunaan pupuk majemuk dalam suatu perusahaan lebih efisien dibanding dengan penggunaan pupuk tunggal. Menurut Fauzi et. al. (2012) dengan menggunakan pupuk majemuk, hanya tersita waktu sekitar 3 – 4 bulan dalam setahun untuk pemupukan, sedangkan sisa waktu 8 – 9 bulan lagi bisa difokuskan untuk produksi dan perawatan tanaman. Dengan menggunakan pupuk tunggal, aplikasi satu jenis pupuk dengan jenis pupuk lainnya sering terlalu lama intervalnya sehingga tidak sinergis. Aplikasi pemupukan yang terlalu lama akan berpotensi semakin banyak pupuk yang hilang akibat pencurian karena lemahnya pengawasan. Dari beberapa alasan tersebut, hal itulah yang menyebabkan PT. SAK-I Inderapura memilih untuk menggunakan pupuk majemuk. Penggunaan pupuk majemuk dapat menjadi alternatif yang baik dan sangat efisien dalam pemupukan di perusahaan- perusahaan perkebunan.
Jadi, untuk mendapatkan hasil yang
48
tinggi dengan biaya atau cost yang rendah dalam suatu budidaya kelapa sawit bukanlah menjadi hal tidak mungkin lagi.
B.
Pupuk organik Pupuk organik abu janjang merupakan limbah pabrik kelapa sawit yang
dapat digunakan sebagai pupuk yang banyak mengandung unsur hara kalium. Aplikasi abu janjang dilapangan juga memerlukan kehati-hatian, yaitu harus berbentuk lapisan yang tipis. Pupuk abu janjang yang diaplikasikan dalam bentuk basah mengakibatkan sulitnya dalam penyesuaian dosis yang digunakan, sehingga menyulitkan karyawan dalam membawa pupuk masuk ke dalam lorong/pasar pikul untuk menaburkan abu janjang karena pupuk terlalu berat dan penaburan pupuk tidak bisa dilakukan secara merata (menumpuk), sehingga akan menyebabkan kerusakan pada akar-akar yang berfungsi sebagai penyerap unsur hara hal ini diakibatkan kelembaban yang tinggi sehingga akan menimbulkan bakteri/patogen yang akan merusak akar tanaman kelapa sawit. Menurut fauzi, et. all. (2008) tandan kosong kelapa sawit sebagai limbah padat dapat dibakar dan akan menghasilkan abu janjang/tandan. Abu janjang tersebut ternyata memiliki kandungan 30 - 40 % K2O, 7 % P2O5, 9 % Cao, dan 3 % MgO selain itu juga mengandung unsur hara mikro yaitu 1.200 ppm Fe,1.000 ppm Mn, 400 ppm Zn, dan 100 ppm Cu. Sebagai gambaran umum bahwa pabrik kelapa sawit dengan kapasitas 1.200 ton/hari akan menghasilkan abu janjang sebesar 10,8 %/hari, setara dengan 5,8 ton Kcl, 2,2 ton kliserit dan 0,7 ton TSP. kelangkaan pupuk KCL yang sering kali dihadapi oleh pekebun dapat diatasi dengan mengantinya abu janjang. Biaya produksi pun lebih rendah dibandingkan dengan harga pupuk KCL.
49
Kebijakan PT. SAK-I Inderapura menggunakn pupuk organik abu janjang merupakan kebijakan yang baik karena dapat memberikan keuntungan yang lebih yaitu keuntungan dari sisi kebun maupun dari sisi pabrik. Tujuan PT. SAK-I Inderapura dari aplikasi limbah pabrik/pupuk abu janjang ini adalah : a. Dari sisi pabrik adalah untuk mengurangi biaya pengolahan limbah. b. Dari sisi kebun bertujuan untuk: Mengurangi sebagian unsur hara yang biasanya diberikan melalui pupuk anorganik dengan tujuan menghemat biaya pemupukan. Mendaur ulang limbah pabrik ke kebun dengan tujuan untk mengurangi pencemaran lingkungan Memperbaiki kondisi fisk tanah (kelembaban, suhu, struktur) dan biologis tanah (kadar bahan organik, dan aktivitas organisme) dengan tujuan untuk mendorong perkembangan akar dan meningkatkan ketersedian hara guna meningkatkan efektivitas penyerapan hara oleh tanaman, terutama pada tanah yang kurang subur.
4.3.3. Sistem pemupukan Sistem pemupukan di perusahaan perkebunan di PT. SAK I Inderapura adalah menggunakan sistem ancak giring. Alasan perusahaan melakukan pemupukan menggunakan sistem ancak giring adalah untuk memudahkan melakukan pengawasan dan pekerjaan dapat lebih cepat selesai. Pada sistem ini, apabila suatu ancak telah selesai dipupuk, tenaga pemupuk dapat pindah ke ancak berikutnya yang telah ditunjuk oleh mandor/assisten pupuk.
Selain itu,
50
perusahaan perkebunan di PT. SAK I Inderapura dalam pengaplikasiannya, teknik pemupukan yang dilakukan dengan cara disebar. Ada beberapa hal yang menyebabkan teknik pemupukan cara sebar dilakukan pada perusahaan tersebut, yaitu :
1.
Topografi PT. SAK-I Inderapura merupakan suatu perusahaan perkebunan yang
berada di ketinggian 4 - 7 m dpl dengan topografi datar dengan kemiringan 0 - 2°. Dengan bentuk topografi seperti itu, dengan cara sebar lebih efisien dikarenakan penyucian unsur hara lebih sedikit/tidak ada dibandingkan dengan areal yang bergelombang/berbukit. Dengan cara melingkar, dengan topografi yang ada pada PT. SAK I Inderapura lebih tepat dengan cara sebar melingkar. Cara melingkar adalah cara penaburan pupuk pada piringan tanaman kelapa sawit dengan jari-jari 1,5 – 2,5 m. pada lahan yang datar pada umumnya berada pada lahan gambut penggunaan pupuk dengan cara sebar melingkar lebih efektif dan efisien.
2.
Tenaga Kerja Hal selanjutnya, yang dapat menjadi kendala dalam penggunaan cara
dibenam dan melingkar adalah terkait dengan tenaga kerja. pemberian pupuk dengan cara benam perlu tenaga kerja yang ahli dan banyak. Pada PT. SAK I Inderapura tenaga kerja yang akan digunakan dalam aplikasi pupuk dengan cara benam tidak memadai artinya ketersediaan tenaga kerja tidaklah cukup. Tenaga pemupuk yang dimiliki PT. SAK-I Inderapura yaitu tenaga kerja perempuan shingga tidak memungkinkan untuk melakukan pembenaman pupuk.
51
Pemilihan sistem pemupukan dengan sistem ancak giring dengan cara sebar merupaka pilihan yang baik karena pada dasarnya prinsip perusahaan perkebunan adalah dengan pengorbanan biaya atau cost tertentu untuk mendapat hasil produksi sebesar-besarnya atau dengan pengorbanan sekecil-kecilnya untuk mendapat hasil produksi tertentu (Ilham, 2011). Penggunaan cara benam akan menghasilkan jumlah Harian Kerja (HK) yang cukup besar yaitu penggunaan Harian Kerja (HK) untuk membuat lubang tempat peletakan pupuk dan penggunaan HK untuk memberi pupuk dalam setiap lubang. Hal itu, akan menjadikan biaya relatif lebih tinggi. 4.3.4. Teknik pemupukan secara manual Pemupukan yang dilakukan pada PT. SAK-I Inderapura menggunakan cara manual untuk semua jenis pupuk. Pemupukan dengan cara manual kurang baik dibandingkan dengan cara mekanis karena Pemupukan secara manual sering dijumpai terjadinya permasalahan seperti : a. Aplikasi pupuk yang menumpuk Aplikasi pupuk yang menumpuk akan menyebabkan akar di bawah menjadi kering dan sehingga tidak hanya menghambat penyerapan unsur hara tetapi juga akan menyebabkan tanaman menjadi stress, untuk lebih jelasnya tentang aplikasi pupuk yang menumpuk dapat dilihat pada gambar 7.
Gambar 7. Aplikasi pupuk yang menumpuk
52
b.
Aplikasi pupuk yang kurang dosis Kurangnya dosis pupuk yang diaplikasikan membuat kebutuhan tanaman
akan unsur hara tidak terpenuhi secara seimbang jadi tanaman tidak dapat tumbuh secara optimal seperti yang diharapkan, untuk lebih jelasnya tentang aplikasi pupuk yang kurang dosis dapat dilihat pada gambar 8.
Gambar 8. Aplikasi pupuk kurang dosis c.
Dosis dan takaran pupuk yang tidak seragam. Tidak cocok ukuran volume cawan yang digunakan dalam pemupukan
dengan dosis pupuk akan menyebabkan aplikasi pupuk kurang tepat bahkan tidak tepat sehingga pupuk yang diberikan kepada tanaman menjadi lebih atau kurang dari dosis yang telah direkomendasikan, untuk lebih jelasnya tetang takaran pupuk yang tidak seragam dapat dilihat pada gambar 9.
Gambar 9. Takaran/cawan pupuk yang tidak seragam
53
d.
Adanya Pupuk dalam keadaan basah Kondisi pupuk yang harus diperhatikan sewaktu pemupukan adalah pupuk
basah tidak boleh diaplikasikan, karena unsur hara yang terkandung dalam pupuk sudah larut bersama air yang mengenai pupuk, jika tetap dilakukan pemupukan maka hasilnya akan sia-sia dan pupuk yang akan diaplikasi juga menumpuk di piringan sehingga akan menyebabkan kekeringan pada ujung-ujung akar kelapa sawit yang dibawahnya.
e.
Aplikasi pupuk yang tidak tepat waktu Aplikasi pupuk yang tidak tepat waktu akan berpengaruh terhadap tanaman
sehingga pertumbuhan tanaman tidak optimal. Seperti aplikasi pupuk NPK yang harusnya diaplikasi pada periode I (februari-maret) tetapi baru terealisasi pada bulan april sehingga pada bulan maret pengaplikasian di lapangan dengan kaptan yang berfungsi memperbaiki pH tanah tiak menambah unsur hara hal ini terjadi karena keterlambatan datangnya pupuk dari jadwal permintaan. Sehingga pemupukan terhambat sehingga kaptan diaplikasian di kebun agar karyawan pupuk mendapat pekerjaan di kebun dan juga pemberian kaptan bertujuan memperbaiki pH tanah. Selain pupuk NPK juga terjadi pemupukan yang tidak tepat waktu pada pupuk Kcl/MOP pada rekomendasi pupuk pada bulan mei-juni tetapi pupuk KL/MOP diaplikasikan pada bulan februari hal ini dikarenakan pupuk lebih awal datang dari pemintaan yang diperkirakan jika tidak langsung diaplikasikan maka gudang pupuk tidak akan sanggup untuk menampung pupuk yang akan datang.
54
Menurut Ilham (2011) prinsip ekonomi perusahaan adalah dengan pengorbanan biaya atau cost tertentu untuk mendapat hasil produksi sebesarbesarnya atau dengan pengorbanan sekecil-kecilnya untuk mendapat hasil produksi tertentu. Dengan dijumapai terjadinya permasalahan pemupukan secara manual seharusnya PT SAK-I Inderapura segera memperbaiki alat pemupukan dan melakukan pemupukan kelapa sawit dengan cara mekanis agar tidak dijumpai lagi permasalahan yang dijumpai di lapangan akibat pemupukan yang dilkukan secara manual yang akan menimbulkan kerugian bagi perusahaan karena pupuk yang terbuang dan tingginya tenaga kerja pemupukan.
55
V.
5.1
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan Adapun kesimpulan yang dapat penulis simpulkan dari hasil dan
pembahasan di atas adalah : 1.
Pemupukan dengan mekanis lebih efisien dan efektif dibandingkan dengan pemupukan secara manual yang mengakibatkan tingginya biaya tenaga kerja dan lamanya pemupukan yang akan dilakukan.
2.
Teknik pemupukan yang dilakukan di perusahaan perkebunan PT. SAK-I Inderapura pesisir selatan adalah dengan sistem ancak giring dan pengaplikasiannya dengan cara sebar.
3.
Dalam pengelolaan perkebunan kelapa sawit PT. SAK-I Inderapura dalam mencapai produktivitas yang optimal selalu mengikuti rekomendasi yang telah ditentukan, karena rekomendasi tersebut telah diprtimbangkan dengan banyak hal terutama curah hujan dan
memperhatikan prinsip
pemupukan yang baik pada PT. SAK-I Inderapura yang disebut 6T yaitu tepat jenis, tepat cara, tepat dosis, tepat cara, tepat waktu aplikasi dan tepat monitoring.
5.2
Saran
5.2.1 Saran untuk Politekik Pertanian 1.
Politeknik Pertanian negeri payakumbuh agar mencari dan menjalin hubungan yang lebih baik dengan perusahaan perkebunan untuk mencapai
56
keberhasilan
mahasiswa
dalam
membangun
dan
mengembangkan
pengetahuan yang diperoleh. 2.
Untuk menghasilkan lulusan yang bermutu, diharapkan kepada Politeknik Pertanian agar mencari perusahaan perkebunan yang melaksanakan kegiatan budidaya dari awal sampai akhir yang bisa memberikan ilmu dan pengalaman serta keterampilan bagi mahasiswa yang akan menjalankan kegiatan Tugas Akhir.
5.2.2 Saran untuk Perusahaan 1.
Perlu ditingkatkan pengawasan terhadap kegiatan pemeliharaan agar tidak terjadinya penurunan produktivitas perkebunan khususnya pada teknik pemupukan.
2.
Perlu
diperhatikan
sistem
keselamatan
tenaga
kerja,
misalnya
:
memperlengkap APD (Alat Pelindung Diri) pada setiap pekerja atau karyawan yang ada di PT. SAK-I Inderapura. 3.
Kesejahteraan para pekerja juga perlu diperhatikan karena akan berdampak dengan kinerja yang akan mereka lakukan seperti memberikan reward (penghargaan) kepada pekerja yang mempunyai kinerja yang baik.
57
DAFTAR PUSTAKA Fauzi, Y. Yustina E, W. Imam S. dan Rudi H. 2008. Budidaya, Pemanfaatan Hasil dan Limbah, Analisis Usaha dan Pemasaran Kelapa Sawit. Penebar Swadaya. Jakarta. 168 Hal. Fauzi, Y. Yustina E, W. Imam S. dan Rudi H 2012. Budidaya, Pemanfaatan Hasil dan Limbah, Analisis Usaha dan Pemasaran Kelapa Sawit. Penebar Swadaya. Jakarta. Geonadi, H. D. 2008. Teknologi dan Penggunaan Pupuk. Yogyakarta Hakim, M. 2010. Kelapa sawit, Teknis Agronomis dan Manajemen. Lembaga Pupuk Indonesia. Jakarta 295 Hal. Ilham, G. A. L (2011). Tindakan motif dan prinsip ekonomi. http://scientistofsocial. Webs. com. Diakses pada tanggal 21 Juni 2015. Mangoensoekarjo, S dan Haryono, S. 2005. Manajemen Agrobisnis Kelapa Sawit. Gadjah Mada University Press. Pemanfaatan Hasil dan Limbah, Analisis Usaha dan Pemasaran Kelapa Sawit. Penebar Swadaya. Jakarta. Sukamto, 2009. 58 Kiat Meningkatkan Produktivitas dan Mutu Kelapa Sawit. Penebar Swadaya. Jakarta. Ziddu. 2012. Pemupukan Kelapa Sawit. http://membangunkebunkelapasawit.webs.com. Diakses pada tanggal 14 Juni 2015.
58
Lampiran 2. Gambar Penentuan Sampel KCD pada lahan kelapa sawit. X
X X
X
X X
X J a l a n P r o d u k s i
X
X X
X X
X X
X X
X X
X X
X X
X X
X X
X X
X X
X X
X X
X
X X
X
X
X Dimulai X dari pohon keX3 dari jalan
X
X
X Jalan Poros /
X X
X X
X X
XJarak 25 pokok kedalam X X blok X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X Jarak 25 pokok kedalam blok X X X X X X X X X
X X X X X X X X X X X X X X X X X
X X X X
1
LAMPIRAN 3. REKOMENDASI PEMUPUKAN PT. SAK I INDERAPURA TAHUN 2015
Afd
A
Field
A01 A02 A03 A04 A05 A06 A07 A08 A09 A10 A11 A12 A13 A14 A15
YOP
2004 2004 2004 2004 2004 2004 2004 2004 2004 2004 2004 2004 2004 2004 2004
Jumlah
SPH
148 148 148 148 148 148 148 148 148 148 148 148 148 148 148
Ha
15.326 16.709 25.311 24.633 42.639 42.641 41.082 39.893 33.493 38.905 29.175 28.801 28.285 25.149 29.658 461.70 0
Feb/Mart NPK 5,6:4,8:27,2+B,Cu,Zn #1 Dos Rek real ket 3.00 3.00 3.00 3.50 3.50 3.50 3.00 3.50 3.50 3.50 3.50 3.50 3.50 3.50 3.50
136 148 225 255 442 442 365 413 347 403 302 298 293 261 307 4.638
Mei/Jun NPK 5,6:4,8:27,2+B,Cu,Zn #2 Dos Rek Real ket 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00
45 49 75 73 126 126 122 118
1.00
115
1.00 1.00 1.00
Urea Dos
Rek
0.80
79
0.80 0.80
69 68
84 74 88 1.096
217
Real
MOP ket
Dos
Rek
Real
ket
Aug/Sept NPK 5,6:4,8:27,2+B,Cu,Zn #3 Dos Rek Real ket 3.00 3.00 3.00 3.00 3.00 3.00 3.00 3.00 3.00 3.00 3.00 3.00 3.00 3.00 3.00
136 148 225 219 379 379 365 354 297 345 259 256 251 223 263 4.10 0
2
Lanjutan lampiran 3.
Afd
B
Field
B01 B02 B03 B04 B05 B06 B07 B08 B09 B10 B11 B12 B13 B14
YOP
2006 2006 2006 2006 2006 2006 2006 2006 2006 2006 2006 2006 2006 2006 Jumlah
SPH
148 148 148 148 148 148 148 148 148 148 148 148 148 148
Ha
29.715 28.553 36.603 30.228 38.787 28.989 32.051 21.510 40.224 29.544 33.484 31.926 32.389 31.715 461.700
Feb/Mart NPK 5,6:4,8:27,2+B,Cu,Zn #1 Dos Rek real ket
3.50 3.50 3.50 3.50 3.50 3.50 3.50 3.50 3.50 3.50 3.50 3.50 3.50 3.50 3.50
308 296 379 313 402 300 332 223 417 306 347 331 336 329 4,638
Mei/Jun NPK 5,6:4,8:27,2+B,Cu,Zn #2 Dos Rek Real Ket
1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00
Urea Dos
Real
Ket
Dos
Rek
88 85 108 89 115 86 95 64 0.60 0.60 0.60 0.60
1.00 1.00
Rek
MOP
96 94 919
71 52 59 57
240
0.80 0.80 0.80 0.80
95 70 79 76
320
Real
ket
Aug/Sept NPK 5,6:4,8:27,2+B,Cu,Zn #3 Dos Rek Real Ket
3.00 3.00 3.00 3.00 3.00 3.00 3.00 3.00 3.00 3.00 3.00 3.00 3.00 3.00
264 254 325 268 344 257 285 191 357 262 297 284 288 282 3,958
3
Lanjutan lampiran 3.
Afd
C
Field
C01 C02 C03 C04 C05 C06 C07 C08 C09 C10 C11 C12 C13 C14 C15 C16 C17 C18 C19
YOP
2006 2006 2006 2006 2006 2006 2006 2006 2006 2006 2006 2006 2006 2006 2006 2006 2006 2006 2006
Jumlah
SPH
148 148 148 148 148 148 148 148 148 148 148 148 148 148 148 148 148 148 148
Ha
36.599 36.460 57.048 27.176 40.818 26.518 32.789 18.306 42.613 26.426 32.270 32.196 15.443 17.863 18.543 37.186 27.328 40.225 20.573 586.380
Feb/Mart NPK 5,6:4,8:27,2+B,Cu,Zn #1 Dos Rek real ket
3.50 3.50 3.50 3.50 3.50 3.50 3.50 3.50 3.50 3.50 3.50 3.50 3.50 3.50 3.50 3.50 3.50 3.50 3.50
379 378 591 282 423 275 340 190 441 274 334 334 160 185 192 385 283 417 213 6,075
Mei/Jun NPK 5,6:4,8:27,2+B,Cu,Zn #2 Dos Rek Real ket
1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00
1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00
Urea Dos
Rek
Real
MOP ket
Dos
Rek
108 108 169 80 121 78 97 0.60 0.60
33 76
0.50 0.50
27 63
0.70 0.70 0.70
57 83 43
0.50 0.50 0.50
40 60 30
78 96 95 46 53 55 110
1,295
291
221
Real
ket
Aug/Sept NPK 5,6:4,8:27,2+B,Cu,Zn #3 Dos Rek Real ket
3.00 3.00 3.00 3.00 3.00 3.00 3.00 3.00 3.00 3.00 3.00 3.00 3.00 3.00 3.00 3.00 3.00 3.00 3.00
325 324 507 241 362 235 291 163 378 235 287 286 137 159 165 330 243 357 183 5,2 07
4
Lanjutan lampiran 3.
Afd
D
Field
YOP
D01 2006 D02 2006 D03 2006 D04 2006 D05 2006 D06 2006 D07 2006 D08 2006 D09 2006 D10 2006 Jumlah
SPH
160 160 160 160 160 160 160 160 160 160
Ha
22.590 25.564 27.802 30.248 33.535 35.123 38.824 36.142 26.616 18.515 294.959
Feb/Mart NPK 5,6:4,8:27,2+B,Cu,Zn #1 Dos Rek real ket
NPK 5,6:4,8:27,2+B,Cu,Zn #2 Dos Rek Real ket
3.50 3.50 3.50 3.50 3.00 3.00 3.00 3.00 3.00 3.00
1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00
253 286 311 339 322 337 373 347 256 178 3,002
Mei/Jun
72 82 89 97 107 112 124 116 85 59 944
Urea Dos
Rek
Real
MOP ket
Dos
Rek
Real
ket
Aug/Sept NPK 5,6:4,8:27,2+B,Cu,Zn #3 Dos Rek Real ket 3.00 3.00 3.00 3.00 3.00 3.00 3.00 3.00 3.00 3.00
217 245 267 290 322 337 373 347 256 178 2,832
5
Lanjutan lampiran 3.
Feb/Mart Afd
E
Field
E01 E02 E03 E04 E05 E06 E07 E08 E09 E10 E11 E12
YOP
2006 2006 2006 2006 2006 2006 2006 2006 2006 2006 2006 2006
Jumlah
SPH
160 160 160 160 160 160 160 160 160 160 160 160
Ha
25.025 25.666 25.066 24.018 24.374 24.653 24.419 24.562 25.843 24.773 25.780 23.291 297.470
Mei/Jun
NPK 5,6:4,8:27,2+B,Cu,Zn #1 Dos Rek real ket
NPK 5,6:4,8:27,2+B,Cu,Zn #2 Dos Rek Real ket
3.50 3.50 3.50 3.50 3.50 3.50 3.50 3.50 3.00 3.00 3.50 3.50
1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00
280 287 281 269 273 276 273 275 248 238 289 261 3,251
126
34 13 215
154 287 280 269 272 276 273 275 243 140 275 40 2,784
80 82 80 77 78 79 78 79 83 79 82 75 952
Urea Dos
Rek
real
MOP ket
Dos
Rek Real
Aug/Sept NPK 5,6:4,8:27,2+B,Cu,Zn #3 Ket Dos Rek Real ket 3.00 3.00 3.00 3.00 3.00 3.00 3.00 3.00 3.00 3.00 3.00 3.00
240 246 241 231 234 237 234 236 248 238 247 224 2,8 56
0
6
Lanjutan lampiran 3.
Afd
F
Field
YOP
F01 2006 F02 2006 F03 2006 F04 2006 F05 2006 F06 2006 F07 2006 F08 2006 F09 2006 F10 2006 F11 2006 F12 2006 F13 2006 F14 2006 Jumlah
SPH
160 160 160 160 160 160 160 160 160 160 160 160 160 160
Ha
23.457 25.689 24.472 23.657 23.939 24.807 24.848 23.853 24.867 25.240 25.242 24.843 25.836 25.097 345.847
Feb/Mart NPK 5,6:4,8:27,2+B,Cu,Zn #1 Dos Rek real ket 3.50 3.50 3.50 3.50 3.50 3.50 3.50 3.50 3.50 3.50 3.50 3.50 3.00 3.00
263 288 274 265 268 278 278 267 279 283 283 278 248 241 3,792
262 287 263
232 278 26
Mei/Jun NPK 5,6:4,8:27,2+B,Cu,Zn #2 Dos Rek Real Ket
1.00 1.00
1.00 1.00 1.00 1.00
1.00 1.00
Urea Dos
Rek
0.60 0.60
Real
MOP ket
Dos
Rek
45 49
0.80 0.80
60 66
0.60 0.60
46 48
0.80 0.80
61 64
0.70 0.70
57 56
0.50 0.50
40 40
78 76
80 76 80 81
83 80 633
300
331
Real
ket
Aug/Sept NPK 5,6:4,8:27,2+B,Cu,Zn #3 Dos Rek Real ket 3.00 3.00 3.00 3.00 3.00 3.00 3.00 3.00 3.00 3.00 3.00 3.00 3.00 3.00
225 247 235 227 230 238 239 229 239 242 242 238 248 241 3,320
1