TALIM MADANI #12 IMAN KEPADA ALLAH (PERBEDAAN MALAIKAT DAN MANUSIA) KAJIAN DALIL (AL-Qur’an & Hadits)
30. ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada Para Malaikat: "Sesungguhnya aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi." mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, Padahal Kami Senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui." (Q.S Al-Baqarah 2: 30)
31. dan Dia mengajarkan kepada Adam Nama-nama (benda-benda) seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada Para Malaikat lalu berfirman: "Sebutkanlah
kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu mamang benar orang-orang yang benar!" 32. mereka menjawab: "Maha suci Engkau, tidak ada yang Kami ketahui selain dari apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami; Sesungguhnya Engkaulah yang Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana[35]." 33. Allah berfirman: "Hai Adam, beritahukanlah kepada mereka Nama-nama benda ini." Maka setelah diberitahukannya kepada mereka Nama-nama benda itu, Allah berfirman: "Bukankah sudah Ku katakan kepadamu, bahwa Sesungguhnya aku mengetahui rahasia langit dan bumi dan mengetahui apa yang kamu lahirkan dan apa yang kamu sembunyikan?" 34. dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada Para Malaikat: "Sujudlah[36] kamu kepada Adam," Maka sujudlah mereka kecuali Iblis; ia enggan dan takabur dan adalah ia Termasuk golongan orang-orang yang kafir. (Q.S Al-Baqarah 2: 3134)
1. segala puji bagi Allah Pencipta langit dan bumi, yang menjadikan Malaikat sebagai
utusan-utusan (untuk
mengurus
berbagai
macam
urusan)
yang
mempunyai sayap, masing-masing (ada yang) dua, tiga dan empat. Allah menambahkan pada ciptaan-Nya apa yang dikehendaki-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. (Q.S Fathir 35 : 1)
Mengimani
adanya
malaikat
adalah
bukti
kekuasaan
Alloh
dan
keagunganNya, yang menguasai seluruh alam baik yang nyata atau yang gaib. Dengannya kita juga bisa melihat bagaimana Alloh memulyakan manusia sehingga tidak ada satupun ciptaan Alloh yang bukan untuk manusia. Karena kedudukan
manusia sebagai wakil Alloh (khalifatulloh fil ardhi) sudah barang tentu manusia memiliki kedudukan yang sangat tinggi dalam pandangan Alloh, sehingga alam semesta ini Alloh ciptakan untuk melayani manusia. Dengan iman kepada adanya malaikat, sejatinya manusia semakin mawas diri dan berlaku rendah hati (tawaddhu) atau bahkan harus merendahkan diri (tadhorru) di hadapan Alloh, karena keagunganNya lalu manusia harus mengakui bahwa dirinya bukan apa-apa tanpa karunia Alloh, karena manusia hanyalah laksana debu tanpa kasih sayang Alloh yang telah memulyakannya. Rasa takut harus hadir dalam diri karena tidak ada satupun yang terelakan dari pandangan Alloh dan pencatatan amal oleh para malaikat. Semua pemberian Alloh yang sangat sempurna beserta pelayanannya seyogyanya menumbuhkan rasa malu bila hidup hanya sekehendak hati dan hanya berpikir untuk diri sendiri tanpa mengabdi kepadaNya. Karena hati dan pikiran manusia tak bisa menolak semua karuniaNya yang diberikan oleh Alloh sesuai dengan fitrahNya yang sangat lemah dan membutuhkan kasih sayangNya.
“Nikmat Tuhanmu yang mana yang engkau dustakan” (ArRahman ayat 13 dst).
Lebih jauh dari itu kita menyaksikan banyak manusia yang tidak bersyukur terhadap karunia Alloh atau bahkan durhaka kepadaNya, atau bahkan mungkin kita pun sering lupa, tapi Alloh tidak pernah berhenti memberi rizki hingga hari ini kita masih diizinkan untuk bernafas. Karena itu, dengan iman kepada adanya malaikat seyogyanya kita semakin tahu diri dan sadar akan keberadaan kita di bumi Alloh ini, hingga kita tahu siapa diri kita sebenarnya dan apa yang harus kita lakukan selama kita hidup. Karena yang pasti kita tidak pernah berencana untuk bisa menikmati kehidupan dunia kecuali hanya karena izin Alloh. Maka yang pantas bagi kita adalah hidup sesuai
dengan kehendak Alloh dan tidak bersikeras untuk memaksakan kemauan sendiri karena hidup kita adalah milik Alloh Kedudukan manusia dan malaikat di sisi Allah swt antara lain untuk mengawasi perbuatan manusia, mencatat amal perbuatan manusia, mencabut nyawa manusia, menanyai manusia dalam kubur, menyampaikan wahyu, menjaga neraka dan menjaga surga. Kedudukan manusia dan malaikat di sisi Allah SWT adalah bahwa manusia diciptakan dari tanah, dengan sebaik-baik bentuk dan kejadian, sebagai khalifah di Bumi. Manusia ada yang taat dan ada pula yang ingkar kepada Allah SWT. Insan atau manusia adalah makhluk yang istimewa dan pilihan disisi Allah. Dia lebih mulia, lebih utama dan lebih tinggi daripada makhluk yang lain yang dijadikan oleh Allah. Dia diciptakan untuk turut membongkar rahasia Ilahi yang banyak terpendam di permukaan bumi ini. Segala sesuatu isi alam ini dijadikan Tuhan untuk dia. Dikhususkan manusia untuk meletakkan cinta Tuhan dan untuk mengenal Tuhan dan untuk mendekatiNya. Kadang-kadang dengan merenungi dirinya sendiri dapatlah dia mengenal Tuhannya. Kepadanya diberikan apa yang tidak diberikan kepada makhluk lain. Sehingga matahari memancarkan sinar bulan menyebarkan cahaya dan bintang-bintang berkedipan di malam sunyi, semua untuk manusia. Air sungai mengalir, lautan terbentang, tumbuh-tumbuhan menghijau, untuk dia. Bahkan malaikat yang menjadi penghuni ghaib dari langit dan bumi, banyak diantaranya yang ditugaskan semata-mata untuk menjaga dan memelihara manusia, sedang manusia tidak ada yang ditugaskan menjadi pengawal malaikat. Manusia itulah yang dijadikan Tuhan sebagai perbedaharaan dari rahasiaNya. Perintah ataupun larangan, rayuan penggembira ataupun ancaman pelanggaran, sampai kepada surge dan neraka, semuanya itu hanya dijadikan untuk manusia. Tatkala nenek moyang manusia yang pertama telah diciptakan Tuhan dengan tanganNya sendiri, dan setelah Roh Ilahi, ditiupkan kepadanya dan dia telah beroleh hidup, malaikat-malaikat disuruh bersujud kepadanya, bukan dia yang disuruh bersujud kepada malaikat. Kemudian maka segala nama-namapun
diajarkan kepadanya, sehingga seketika diuji kepandaiannya bersama-sama dengan malalaikat mengaku terus terang tidak tahu, tetapi Adam menjawab segala pertanyaan. Yang jelas bahwa manusia itu lebih utama dan lebih mulia dari pada malaikat itu, sebagaimana yang nyata tentang kelemahan malaikat itu untu menjawab berbagai pertanyaan yang dikemukakan oleh Allah SWT kepada mereka itu mengenai nama-nama benda yang tertentu, sendangkan Adam a.s dapat memberikan jawabannya dengan tepat dan benar. Jadi Allah telah memuliakan manusia itu dengan mengaruniakan ilmu pengetahuan yang tidak diberikan kepada malaikat itu, juga manusia itu diberi keistimewaan untuk mengenal, mengetahui dan mema’rifati bermacam-macam benda dan barang. Selain itu Allah pernah memerintahkan kepada malaikat itu untuk memberi penghormatan kepada Adam a.s. Hal ini rasanya cukup sebagai bukti bahwa Allah sengaja menunjukkan bahwa memang manusialah yang dianggap lebih utama dan lebih mulia dari pada malaikat itu sendiri. Dari sudut lain, kitapun dapat mengetahui bahwa ketaatan yang diberikan oleh malaikat itu adalah suatu hal yang terjadi secara otomatis (dengan sendirinya), juga mereka meninggalkan kemaksiatan itupun tidak perludengan menekan jiwa atau diusahakan dengan sungguh-sungguhnya. Jadi tanpa dipaksapaksakan sudah dapat menghindarkan diri dari kemaksiatan itu, karena memang tidak ada kesyahwatan mereka.
HIKMAH
Iman
kepada
Allah
juga
berarti
mengimani
malaikat-malaikatNya.
Mengimani malaikatNya sangat besar nilainya dalam hidup dan kehidupan sebagai manusia, yang selalu penuh dengan berbagai macam persoalan. Maka seorang muslim haruslah selalu optimis, tidak boleh ragu dan gentar dalam menghadapi masalah apa saja, baik di kala seorang diri sebatang kara maupun di waktu
bersama-sama, karena ada iman bahwa Allah mempunyai petugas-petugas bernama malaikat yang selalu siap memberikan bantuan dan pertolongannya. Kemuliaan malaikat tetap di bawah manusia. Manusialah makhluk yang paling mulia. Bahkan malaikat diciptakan untuk melayani manusia. Sebagai makhluk pilihan Tuhan, Khalifah Allah di muka bumi. Maka segala keterangan Agama, sebab pesan yang dibawa oleh Nabi-nabi dan Rasul-rasul dan Kitab-kitab Suci yang turun dari langit, ialah memberi ingat kepada manusia agar mereka insaf bahwa mereka adalah yang termulia diantara segala makhluk Allah, tempat Allah meletakkan amanatnya. Maka jika manusia menuruti jalan hidup yang digariskan agama, dan bagi kita yang beragama islam, ialah syari’at yang dibawa oleh Nabi Muhammad Saw lain tidak maksudnya ialah supaya kita tahu bahwa kedatangan kita ke dunia ialah mempunyai tugas. Sehingga segala sesuatu di dalam alam ini disediakan dan diserahkan ke tangan kita supaya tugas yang mulia itu terlaksana dengan baik. Semoga jika tugas yang mulia ini terlaksana dengan baik, menjadi manusia yang sejati. Khalifah Allah yang mulia diantara semua makhluk. Dan kita selalu diberi ingat bahwa kelak kita akan pulang kembali ke tempat kita yang asal yang dari sana nenek kita dulu, yaitu SURGA JANNATU ADN…. Oleh sebab itu, manapun yang dapat dinamakan keutamaan bagi golongan malaikat itu dalam hal ketaatan dan kebaktian, juga dalam meninggalkan kemaksiatan, sedangkan kedua hal tersebut mereka laksanakan sebagai suatu hal yang sudah semestinya berjalan sedemikan itu. Jadi tidak ubahnya dengan berkembang kempisnya jantung, mengalirkan darah dan gerakan kedua paru-paru ketika bernafas. Sedangkan manusia tidak seenak itu dalam cara beribadat, berbakti serta meninggalkan kemaksiatan dan berbuat dosa. Ia harus berjuang dengan segenap tenaga dan jiwa, melawan kehendak hawa nafsu, memerangi ajakan syaitan, memaksakan diri untuk melakukan ketaatan dan bekerja keras guna menyempurnakan kesucian jiwa, meluruhkan ruh dan membersihkan hati, baik ia melakukan itu dengan senang hati atau hanya terdorong oleh rasa takut
pada siksa. Disinilah letak perbedaan yang jelas, bahwa manusia itu memang lebih mulia daripada malalaikat. Wallahu'alam.