PRARANCANGAN PABRIK SORBITOL DENGAN PROSES HIDROGENASI KATALITIK KAPASITAS 55.000 TON/TAHUN
Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik
Oleh:
RINGGA SONIFA D 500 120 054
PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2017
PRARANCANGAN PABRIK SORBITOL DENGAN PROSES HIDROGENASI KATALITIK KAPASITAS 55.000 TON/TAHUN
Abstrak Sorbitol sangat banyak digunakan dalam kehidupan manusia. Sorbitol dapat dipilih sebagai alternatif glukosa bagi penderita diabetes, sebagai bahan baku pembuatan vitamin C, dalam industri kosmetik seperti krim, salep, emulsi, lotion, gel dan terutama pada pasta gigi. Pabrik ini diharapkan dapat mengurangi kebutuhan impor sorbitol Indonesia dan mencukupi kebutuhan dalam negeri. Pabrik sorbitol dengan bahan baku glukosa dan hidrogen yang berlebih direncanakan akan didirikan di kawasan industri Kendal, Jawa Tengah dengan kapasitas 55.000 ton/tahun dan beroperasi selama 330 hari. Proses pembuatan sorbitol menggunakan proses hidrogenasi katalitik di dalam fixed bed reactor. Reaksi sorbitol berlangsung dalam fase gas-cair, pada range suhu 130-180oC dan tekanan 70 atm. Reaksi bersifat eksotermis. Untuk kapasitas pabrik sorbitol 55.000 ton/tahun, kebutuhan glukosa sebesar 9.910,9663 kg/jam dan kebutuhan hidrogen sebanyak 56,0743 kg/jam. Unit utilitas pendukung proses meliputi penyedia air yang diperoleh dari sungai Blorong. Kebutuhan steam sebesar 5.465,9130 kg/jam yang diproduksi dari boiler. Kebutuhan utilitas air make up untuk pendingin, umpan boiler dan air domestik sebesar 4.459,9955 kg/jam. Kebutuhan listrik diperoleh dari Perusahaan Listrik Negara (PLN) dan generator set sebesar 500 kWh dengan bahan bakar solar sebanyak 614,7696 liter/hari. Kebutuhan karbon aktif sebanyak 996,7041 kg/jam. Luas tanah yang digunakan untuk pembangunan pabrik sorbitol sebesar 65.600 m2 dengan jumlah karyawan sebanyak 135 orang. Modal tetap pembangunan pabrik sorbitol yang dibutuhkan sebesar Rp 438.361.403.058,16, Modal kerja Rp 215.177.024.119,87. Analisis ekonomi terhadap pabrik sorbitol menunjukkan keuntungan sebelum pajak sebesar Rp 196.658.624.556,93 per tahun dan setelah dipotong untuk pembayaran pajak 25% keuntungan menjadi Rp 147.493.968.417,70 per tahun. Percent Return On Investment (ROI) sebelum pajak 44,86% dan setelah pajak 33,65%. Pay Out Time (POT) sebelum pajak 1,82 tahun dan setelah pajak 2,29 tahun. Break Even Point (BEP) sebesar 43,19%. Shut Down Point (SDP) sebesar 27,36%. Discounted Cash Flow (DCF) terhitung 28%. Dari pertimbangan analisis aspek ekonomi dan pasaran yang semakin besar dan luas dapat disimpulkan bahwa pabrik sorbitol menarik dan layak untuk didirikan. Kata Kunci: sorbitol, hidrogenasi katalitik, fixed bed, glukosa Abstract Sorbitol is widely used in human life. Sorbitol can be selected as an alternative glucose for diabetics, as raw material for the manufacture of vitamin C, in the cosmetics industry such as creams, ointments, emulsions, lotions, gels and especially on toothpaste. The factory is expected to reduce imports of sorbitol Indonesia and sufficiency in the country. The sorbitol plant, with glucose and excess hydrogen planned to be established in the industrial area of Kendal, Central of Java with a capacity of 55.000 tons/year and operated for 330 days. The manufacture of sorbitol using catalytic hydrogenation process in a fixed bed reactor. Reaction of sorbitol in gas-liquid phase, at a temperature range 130-180oC and pressure of 70 atm. The reaction is exothermic. For sorbitol plant capacity of 55.000 tons/year, needs glucose for 9.910,9663 kg/h and hydrogen needs as much as 56,0743 kg/h. Unit utility provider of process water obtained from rivers Blorong. Steam needs of 5.465,9130 kg/h produced from
a boiler. Utility requirements makeup water for cooling, boiler feed and domestic water for 4.459,9955 kg/h. The demand for electricity is obtained from (PLN) and generator sets of 500 kWh with diesel fuel that is used as much as 614,7696 liters/day. Activated carbon needs as much 996,7041 kg/h. Total land area is used for plant construction sorbitol of 65.600 m2 and employs 135 people. The planned models of business entities is a Limited Liability Company (PT). The fixed capital sorbitol plant needed Rp 438.361.403.058,16, working capital Rp 215.177.024.119,87. Economic analysis of sorbitol plant showed a profit before tax of Rp 196.658.624.556,93 per year and after the cuts for taxes paid 25% profit to Rp 147.493.968.417,70 per year. Percent Return On Investment (ROI) before tax 44,86% and after tax 33,65%. Pay Out Time (POT) before tax 1,82 years and after tax 2,29 years. Break Even Point (BEP) amounted to 43,19%. Shut Down Point (SDP) amounted to 27,36%. Discounted Cash Flow (DCF) accounted for 28%. From the consideration of economic and market analysis aspects of an increasingly large and spacious it can be concluded that the plant sorbitol interesting and worthy established. Keywords: sorbitol, catalytic hydrogenation, fixed bed, glucose 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendirian Pabrik Pemerintah mulai banyak membangun industri nasional untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dalam negeri maupun luar negeri. Industri kimia merupakan salah satu sektor industri yang sedang dikembangkan di Indonesia dan diharapkan dapat memberikan kontribusi yang besar bagi pendapatan negara. Kebutuhan bahan kimia Indonesia masih banyak bergantung dari impor, salah satunya sorbitol. Sorbitol merupakan kelompok heksional secara alami dengan rumus molekul C6H14O6 atau C6H8(OH)6. Sorbitol dan manitol adalah satu-satunya polyols yang dapat ditemukan secara alami dalam jumlah yang cukup. Sorbitol telah banyak digunakan lebih dari 50 tahun dalam makanan dan produk-produk sejenis. Sorbitol ditemukan pada tahun 1872 di pegunungan berry oleh Joseph Boosingault seorang ahli kimia dari Perancis. Proses hidrogenasi gula menjadi sorbitol mulai berkembang pada tahun 1930. Pada pembentukannya, sorbitol diproduksi dalam 2 jenis yaitu bentuk powder dan sirup. Glukosa adalah bahan baku pembuatan sorbitol, bahan baku ini berasal dari pati yang diolah dengan proses enzyme. Kegunaan sorbitol sangat luas, antara lain dalam bidang makanan, minuman, farmasi, kosmetik, medis dan teknis. Kebutuhan sorbitol dunia termasuk Indonesia terus meningkat dari tahun ke tahun, pabrik sorbitol yang ada di Indonesia masih belum cukup untuk memenuhi pasar dalam negeri, Impor sorbitol Indonesia terus meningkat, berdasarkan fakta tersebut, maka pendirian pabrik sorbitol di Indonesia sangat prosfektif. 1.2 Kapasitas Pabrik Untuk menentukan kapasitas pabrik sorbitol, maka perlu adanya pertimbangan dari halhal berikut: a. Data impor dan ekspor sorbitol di Indonesia
2
Tabel 1 Data Impor dan Ekspor di Indonesia
b.
No
Tahun
Kapasitas Impor (Ton)
Kapasitas Ekspor (Ton)
1
2007
1.002,805
120.439,236
2
2008
1.037,170
112.459,706
3
2009
900,597
100.188,484
4
2010
1.750,065
84.181,728
5
2011
3.277,815
89.065,496
6
2012
2.054,980
82.899,200
7
2013
3.466,476
72.574,985
8
2014
3.014,757
83.548,977
Kapasitas pabrik yang sudah beroperasi Di Indonesia pabrik sorbitol yang besar adalah PT Sorini Agro Asia,.Tbk dengan kapasitas produksi yaitu 87.000 ton/tahun. Untuk data produksi sorbitol di dunia dapat dilihat pada Tabel 2 sebagai berikut: Tabel 2 Pabrik Sorbitol di Dunia No
Nama perusahaan
Lokasi
Kapasitas Produksi (Ton/Tahun)
1
Roquette Freres
Perancis
400.000
2
Global Sweeteners
Cina
100.000
3
Gulshan Polyols Ltd.
India
30.000
4
Terio Corporation
Cina
10.000
5
Ici Americas
Amerika Serikat
10.000
Berdasarkan data impor, ekspor dan kapasitas pabrik yang ada, maka ditetapkan kapasitas rancangan pabrik sebesar 55.000 ton/tahun. Pabrik ini direncanakan didirikan di daerah Kendal Jawa Tengah pada tahun 2019. 1.3 Penentuan Lokasi Pabrik Lokasi pabrik sorbitol dengan kapasitas 55.000 ton/tahun direncanakan akan didirikan di daerah Kendal, Jawa Tengah. Berdasarkan pertimbangan sebagai berikut antara lain penyedia bahan baku, pemasaran produk, ketersediaan tenaga kerja, ketersediaan energi, penyediaan sarana transfortasi, dan penyedia air untuk unit utilitas. 1.4 Tinjauan Pustaka Proses pembuatan sorbitol ada beberapa proses, diantaranya proses reduksi elektrolitik, Hidrogenasi katalitik, dan bioteknologi. Kelebihna dan kekurangan masing-masing proses dapat dilihat pada Tabel 3 berikut:
3
Tabel 3 Perbandingan Proses Pembuatan Sorbitol Parameter Segi proses Bahan baku Konversi reaksi
Kualitas Produk
Segi Ekonomi
Proses Hidrogenasi Katalitik
Reduksi Elektrolitik
Bioteknologi
Glukosa rendah. waktu yang lama untuk mendapatkan produk Rendah, Sorbitol yang terbentuk kurang bagus
Glukosa tinggi Waktu yang membentuk produk cepat Tinggi, Sorbitol yang dihasilkan lebih bagus
Glukosa tinggi waktu yang lama untuk proses fermentasi Rendah, Sorbitol yang dihasilkan dari reaksi samping Z.mobilis
Harga Elektroda mahal
Gas hidrogen dan katalis mudah dijumpai
Pemisahan menggunakan membran harganya mahal
Dari Tabel 3 dapat disimpulkan proses pembuatan sorbitol yang bagus dan cocok untuk digunakan adalah proses hidrogenasi katalitik, dikarenakan proses ini memiliki waktu pembentukan sorbitol yang lebih cepat dan memiliki konversi tinggi dibandingkan dengan metode reduksi elektrolitik maupun metode bioteknologi. 1.5 Kegunaan Produk Sorbitol banyak digunakan dalam kehidupan manusia, Sorbitol diproduksi dalam bentuk padat dan cairan. Kegunaan sorbitol sebagai berikut: 1. Industri makanan 2. Kosmetik 3. Farmasi 4. Medis 5. Teknis
2. DESKRIPSI PROSES 2.1 Dasar Reaksi Untuk mendapatkan konversi glukosa menjadi sorbitol yang tinggi maka digunakan reaktor fixed-bed. Sorbitol diproduksi di dalam reaktor fixed-bed dengan mereaksikan glukosa dengan hidrogen yang berlebih dengan perbandingan 1:1200. Konversi yang dicapai sebesar 98%. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut:
4
Gambar 1 Reaksi Pembuatan Sorbitol 2.2 Tinjauan Thermodinamika Reaksi pembentukan sorbitol dari dextrose (glukosa) dan hidrogen berlangsung dengan katalis raney nickel, mengikuti persamaan berikut: C6H12O6 (l) + H2 (g) katalis Ni C6H14O6 (l) Glukosa Hidrogen Sorbitol 1. Panas Reaksi Panas reaksi (ΔHRO) standar dapat dicari dari enthalphy (ΔHfO )standar produk dan reaktan ΔHRO = ΣΔHfO produk – ΣΔHfO reaktan ......................................................(1) = ΔHfO C6H14O6 – (ΔHfO C6H12O6 + ΔHfO H2) = -1.353,7 kJ/mol - (-1.295,2 kJ/mol + 0 kJ/mol) = -1.353,7 kJ/mol + 1.295,2 kJ/mol = -58,5 kJ/mol karena nilai enthalphy reaksi bernilai negatif maka reaksi pembentukan sorbitol dengan hidrogenasi katalitik bersifat eksotermis. 2. Energi Bebas Gibbs Energi bebas Gibbs dapat di cari dari harga ΔGof standar masing-masing komponen ΔGo = ΣΔGfO produk – ΣΔGfO reaktan ......................................................(2) = ΔG C6H14O6 – (ΔG C6H12O6 + ΔG H2) = (-866,14 kJ/mol) – ((-697,04 kJ/mol) + (0 kJ/mol)) = -169,1 kJ/mol ΔGo
= -R T ln K298,15 ..............................................................................(3)
𝑙𝑛 𝐾298,15
K298,15
Δ𝐺 𝑜 𝑅. 𝑇 = exp (68,25)
=
=
169100 j/mol 𝑗 298,15 𝐾 𝑚𝑜𝑙.𝐾
8,314
= 68,25
= 4,38 x 1029 𝑙𝑛 𝑙𝑛 𝑙𝑛
𝐾298,15 𝐾 𝐾298,15 𝐾
𝐾298,15 𝐾
= =
[
1
1
𝑅 298,15 58500 𝑗/𝑚𝑜𝑙 𝑗 𝑚𝑜𝑙.𝐾
8,314
− 𝑇] 1
[298,15 𝐾 −
1 403,15 𝐾
]
= 6,140 𝐾 =
K
−∆𝐻 𝑜 𝑅
𝐾298,15 𝑒𝑥𝑝(6,140)
= 9,418 x 1026
Karena K sangat besar, maka reaksi berlangsung secara irreversible ke arah produk.
5
2.3 Tinjauan Kinetika Menurut N.Dechamp et al (1995) dalam jurnalnya reaksi hidrogenasi dekstrosa dengan hidrogen yang berlebih yang menjadi pengendali reaksi adalah reaksi permukaan antara dekstrosa yang teradsorbsi dan hidrogen yang teradsorbsi. Berikut mekanismenya: Raney nickel C6H12O6 (l) + H2 (g) C6H14O6 (l) (A) (B) (C) (𝐾𝑔 𝐶𝑔 . 𝐾𝐻2 𝑃𝐻2 ................................................. (4) 𝑟 = 𝑘. 2 (1 + 𝐾𝑔 𝐶𝑔 + 𝐾𝐻2 𝑃𝐻2 ) Dimana: Cg = konsentrasi glukosa (C6H12O6) (mol.l-1) k = konstanta kecepatan (mmol.h-1.gNi-1) PH2 = tekanan hidrogen (H2) (Mpa) PH2 = konstanta kesetimbangan adsorbsi hidrogen (H2)(Mpa-1) Kg = konstanta kesetimbangan adsorbsi glukosa (C6H12O6) (l.mol-1) Mekanisme reaksi: 1. Adsorpsi dekstrosa (A) ke permukaan aktif katalis (S) A + S AS 𝑘𝑎𝑑 𝐴 r1 = kad ACAθV - k-ad A θA = 0 ; = 𝐾𝐴 ..................................... (5) 𝑘 −𝑎𝑑 𝐴 θA = KACAθV 2. Adsorbs hidrogen (B) ke permukaan aktif katalis (S) B + S BS 𝑘𝑎𝑑 𝐵 r2 = kad BPBθV - k-ad B θB = 0 ; = 𝐾𝐵 ......................................(6) 𝑘 −𝑎𝑑 𝐵 θB = KBPBθV 3. Reaksi permukaan AS + BS C + 2S r = k θA θB = k KA CA θV KB PB θV .........................................................(7) Neraca pada permukaan katalis: θA + θB + θV =1 .....................................................................................(8) KA CA θV + KB PB θV + θV = 1 1 𝐶 𝐴 𝐴 +𝐾𝐵 𝑃𝐵 ) (𝐾𝐴 𝐶𝐴 .𝐾𝐵 𝑃𝐵 )
𝜃𝑉 = (1+𝐾
................................................. (9)
𝑟 = 𝑘. (1+𝐾
2 𝐴 𝐶𝐴 +𝐾𝐵 𝑃𝐵 )
Untuk nilai k = 497 mmol.h-1.gNi-1, KA = 0,8654 L.mol-1 dan KB = 0,0723 MPa-1 Dari nilai k KA KB maka persamaan laju reaksi menjadi: 𝑟 = 497 𝑥
(0,8654𝐶𝐴 . 0,0723𝑃𝐵 ) (1+0,8654𝐶𝐴 + 0,0723𝑃𝐵 )2
(mmol.h-1.gNi-1) ............................(10)
Dari percobaan Dechamp yang telah dilakukan didapatkan untuk energi aktivasi reaksi 67 kJ/mol, persamaan laju reaksi secara umum sebagai berikut: 8000 𝑚𝑚𝑜𝑙 (1,3 𝑥 1010 𝐶𝐴 . 𝑃𝐵 ) ..................................... (11) −( ) 𝑇 𝑟( )= 𝑒 ℎ. 𝑔 𝑁𝑖 (1 + 0,8654𝐶𝐴 + 0,0723𝑃𝐵 )2
6
2.4 Langkah Proses Proses pembuatan sorbitol melalui hidrogenasi katalitik dapat dibagi dalam 3 tahapan utama, yaitu: 1. Tahap Penyiapan Bahan Baku Bahan baku dasar pembuatan sorbitol adalah glukosa dan hidrogen a. Glukosa Glukosa diperoleh dari beberapa perusahaan salah satunya adalah PT Sumber Manis Harapan Jaya, Pati dalam bentuk sirup. Sirup glukosa di simpan dalam tangki (F-101) pada kondisi atmosfir. Dari tangki (F-101) dialirkan menggunakan pompa (L-102) untuk menaikkan tekanan sirup menjadi 70 atm sesuai dengan input dalam reaktor (R-101), selanjutnya dialirkan menuju heat exchanger (E-101) untuk menaikkan suhu glukosa dari suhu 30oC menjadi suhu 130oC sesuai dengan input reaktor (R-101). b. Hidrogen (H2) Hidrogen (H2) diperoleh dari PT Samator, Kendal berupa gas yang dialirkan langsung melalui pipa menuju pabrik sorbitol. Kondisi gas dari PT Samator bertekanan 20 atm dengan suhu 35oC. Reaktor (R-101) membutuhkan hidrogen pada tekanan 70 atm dan suhu 130oC, oleh karenanya gas dari PT Samator harus dinaikkan tekanan dan suhunya terlebih dahulu sebelum memasuki reaktor. Untuk menaikkan tekanan input menggunakan kompresor (C-101) dan (C-102). Kenaikan tekanan dibarengi dengan kenaikan suhu, oleh karena itu digunakan intercooler (E-102) diantara kompresor (C-101) dan (C-102) untuk menurunkan suhu hidrogen sehingga didapatkan suhu keluaran kompresor (C-102) sebesar 166,38oC. Keluaran dari kompresor (C-102) suhunya diturunkan lagi hingga suhu 130oC sesuai dengan suhu input reaktor menggunakan Cooler (E-103). 2. Tahap Proses Hidrogenasi Katalitik Hidrogenasi katalitik terjadi di dalam reaktor (R-101), reaktor fix bed single tube dengan bahan isian katalis raney nikel. Kondisi operasi di dalam reaktor (R-101) adiabatic nonisotermal dengan suhu input 130oC, suhu keluar reaktor (R-101) 133,34oC, dan tekanan reaktor (R-101) sebesar 70 atm, larutan sirup glukosa dan hidrogen diumpankan ke dalam reaktor melalui atas reaktor melewati tumpukan katalis raney nickel untuk dapat terbentuknya sorbitol. Produk yang keluar rektor (R-101) adalah sirup sorbitol yang masih ada impuritasnya, produk yang terbentuk kemudian menuju flash drum (D-101) untuk memisahkan hidrogen yang terkandung dengan sirup sorbitol. 3. Tahap Pemurnian Produk Proses ini bertujuan untuk memurnikan dan memekatkan produk sorbitol yang telah terbentuk di dalam reaktor (R-101). Untuk menghilangkan bau dan warna dalam sirup sorbitol ditambahkan karbon aktif sebesar 10% dari sirup produk, penghilangan warna dan bau dilakukan di dalam mixer (M-101). Kemudian dilakukan filter untuk memisahkan karbon aktif dengan sirup sorbitol yang telah jernih. Untuk mendapatkan kandungan 70% sirup sorbitol maka dilakukan pemekatan di dalam evaporator (V-101) sehingga didapatkan hasil bawah yang berupa produk sirup sorbitol dengan kandungan 70%. Produk hasil keluaran dari evaporator (V-101) masih dalam suhu operasi sebesar 105oC, sebelum produk disimpan, produk harus didinginkan dengan cooler (E-105) hingga suhu 35oC. Produk yang telah dingin disimpan di dalam tangki sorbitol (F-102).
3. SPESIFIKASI PERALATAN PROSES 3.1 Reaktor (R-101) Kode : R-101 Fungsi : Tempat berlangsungnya reaksi antara hidrogen dan glukosa menjadi sorbitol dengan katalis Raney nickel Jenis : Fixed Bed Reactor Single Bed Catalyst Fasa : Cair - Gas Jumlah : 1 buah Harga : $ 29.813,36 Bahan shell : Low alloy steel, SA-353 Bahan isolasi : Asbestos Tekanan operasi: 70 atm Suhu masuk : 130oC Suhu keluar : 133,34oC Katalis : Raney nickel (Ni/Al2O3) Diameter katalis: 1/4 in ρ bulk : 1.800 kg/m3 Spesifikasi Diameter dalam shell :1m Tinggi bed katalis : 2,5346 m Tinggi reaktor (total) : 3,78 m Tebal shell : 1 3/4 in Tebal head & bottom : 1 1/2 in Tinggi head & bottom : 14 1/3 in Tebal isolasi : 6,54 cm Volume : 2397,17 L Jenis head & bottom : Elliptical dished head 3.2 Mixer (M-101) Kode : M-101 Fungsi : Mencampurkan karbon aktif dengan luaran bawah dari flash drum (D-101) untuk menjernihkan produk sorbitol Bahan kontruksi : Carbon steel, SA-283 grade C Jenis : Tangki berpengaduk Jumlah : 1 buah Harga : $ 13.603,05 Spesifikasi Kondisi operasi : - Tekanan : 1 atm - Suhu : 35oC Diameter shell : 1,3432 m Tinggi shell : 1,0074 m Tebal shell : 3/16 in Volume shell : 2,5367 m3 8
Volume head Volume mixer Tinggi mixer total Jenis pengaduk Jumlah baffle Jumlah pengaduk Putaran pengaduk Power
: 0,6342 m3 : 3,1708 m3 : 2,1268 m : Six blade open straight-blade turbin :4 :1 : 338,9 rpm : 10 Hp
3.3 Evaporator (V-101) Kode : V-101 Fungsi : Meningkatkan konsentrasi sorbitol dengan menguapkan air yang terkandung hingga didapatkan konsentrasi 70% sorbitol Bentuk : Long tube evaporator Pemanas : Steam Bahan konstruksi : Carbon steel Jumlah : 1 buah Harga : $ 624.720,30 Spesifikasi Fluida - Shell side : Steam - Tube side : Larutan sirup sorbitol Laju alir - Steam : 3.776,12 kg/jam - Liquid : 9.866,36 kg/jam Suhu masuk - Shell side : 130,58oC - Tube side : 35oC Suhu keluar - Shell side : 130,58oC - Tube side : 105oC Jumlah passes - Shell side : 1 passes - Tube side : 1 passes Pressure drop - Shell side : 0,00251 psi - Tube side : 0,13684 psi Shell side ID : 39 in Tube side OD : 1 1/4 in BWG : 16 Pitch : 1 4/7 in square pitch (Nt) : 449 tube L : 21,6330 ft Tebal plate shell : 0,25 in Tebal head : 0,25 in Tebal bottom : 0,25 in Tinggi total : 7,1247 m
9
4. ANALISIS EKONOMI Dari perhitungan evaluasi ekonomi, di peroleh hasil sebagai berikut: 1. Modal tetap pembangunan pabrik sebesar Rp 438.361.403.058,16, dan Modal kerja sebesar Rp 215.177.024.119,87 2. Analisis ekonomi menunjukkan keuntungan sebelum pajak Rp 196.658.624.556,93 per tahun dan setelah dipotong pajak 25%, menjadi Rp 147.493.968.417,70 per tahun. 3. Percent Return On Investment (ROI) sebelum pajak 44,86% dan setelah pajak 33,65%. 4. Pay Out Time (POT) sebelum pajak 1,82 tahun dan setelah pajak 2,29 tahun. 5. Break Even Point (BEP) sebesar 43,19%. 6. Shut Down Point (SDP) sebesar 27,36%. 7. Discounted Cash Flow (DCF) terhitung 28%. Dari pertimbangan analisis aspek ekonomi dapat disimpulkan bahwa pabrik sorbitol dengan kapasitas 55.000 ton/tahun menarik dan layak untuk didirikan.
DAFTAR PUSTAKA Aries dan Newton. 1955.”Chemical Cost Estimation”. New York: McGraw-Hill Book Company, Inc. Badan Pusat Statistik Data Import Ekspor Sorbitol. 2014.”Data Import-Eksport 2007-2014”. Indonesia Bin Kassim, C. L, Rice. 1981.“Formation of Sorbitol by Cathodic Reduction of Glucose”. Journal of applied electrochemistry 11 page 261-267. Brownell, L.E. and Young, E.H. 1959.”Process Equipment Design”. New York: John Wiley and Sons, Inc. Chao, et al. 1982.”Catalytic Hydrogenation of Glucose to Produce Sorbitol”. US patent 4322569. Coulson, J.M. and Richardson, J.F., 1983.”Chemical Engineering, Vol. 6”. Oxford: Pergamon Press. Emerson. 2001.”Pneumatic & Electric Actuator Product Guide System Compatible Products Forworldwide Flow Control” Evans, F.L. 1974.”Equipment Design Hanbook for Refineries And Chemical Plant 2th Ed”. Houston, texas: Gulf publish company. Geankoplis, C.J. and J.F. Richardson. 1993.”Transport Process and Unit Operation 3th ed”, London: Prentice-Hall International, Inc. Kern, D.Q., 1965.”Process Heat Transfer”. New York: Mc. Graw-Hill International Book Company Inc. Kusmiyati. 2014.”Kinetika Reaksi Kimia dan Reaktor Teori dan Soal Penyelesaian dengan scilab”. Yogyakarta: Graha Ilmu. Kusmiyati. 2015.”Reaktor Kimia Teori dan Soal Penyelesaian”. Surakarta: Muhammadiyah university press. Kusuma, Hendra. 2004.”Manajemen Produksi, Perencanaan dan Pengendalian Produksi”. Yogyakarta: Penerbit Andi.
10
Ludwig, E. E., 1984.”Applied Process Design for Chemical and Petrochemical Plant, vol 1,2,3”. Texas: Gulf Publish Company Houston. Perry, R.H. and Green, D.W., 2007.”Perry’s Chemical Engineers’ Handbook 8th ed”. New York: Mc.Graw-Hill Book Company. Powell, S.T. 1954.“Water Condition for Industry”. New York: Mc.Graw Hill Book Company. Ronald C. Deis and Malcolm W kearsly. 2012.“Sweetener and Sugar Alternatives in food Technology”. Second edition. New York: John Wiley and sos, Inc. Reklaitis, G.V. 1983.”Introduction to Material and Energy Balance”. New York: McGrawHill Book Company. Ullmann’s. 2003.” Encyclopedia of Industrial Chemistry”. Vol.1-39 6th ed. Germany Ulrich, G.D. 1984.”A Guide to Chemical Engineering Process Design and Economics”. New York: John Wiley and Sons, Inc. Vinogli, M.A.P.C, et al. 2006.”Development of a Statical Model for Sorbitol Production by Free and Immobilized Zymomonas Mobilis in Loofa Sponge Luffa Cylindrical”. Process Biochemistry vol 41 page 240-243. www.ihs.com/products/sorbitol-chemical-economics-handbook.html. www.matche.com Yaws, Carl L., 1999.“Chemical Properties Handbook”. 2th ed. Kanada: Mc.Graw-Hill Companies, I
11