TAHAP-TAHAP KONSELING MENURUT SUE CULLEY
Tahap Konseling mnrt Sue Culley (1992): beginning stage, middle stage &ending stage
BEGINNING STAGE Tujuan 1. Memantabkan hubungan kerja Ini adalah hal yang penting dan pokok/dasar (fundamental). Proses konseling akan sangat tergantung pada hal ini. Konselor perlu mengembangkan hubungan seperti ini agar klien terdorong untuk mau bekerja. Klien harus percaya dan menerima konselor agar klien mau bersekutu/bekerjasama sehingga memungkinkan konselor untuk lebih mengetahui klien secara mendalam. Menurut Tyler dan Gilmore bahwa hubungan konseling yang efektif dikarakteristikan dengan 2 kondisi inti yaitu adanya penerimaan (acceptance) dan pemahaman (undersatnding) . Kondisi yang diperlukan adalah: a. Penerimaan (acceptance) -
Roger menyebutnya sebagai “unconditional positive regard” dan Egan menyebutnya sebagai “respect”
-
Konselor agar bisa bekerja secara efektif perlu melakukan penilaian dan asesment tetapi pada waktu yang sama konselor juga harus menjaga hubungan yang bebas dari penilaian tentang klien sebagai individu yang berharga atau tidak berharga.
-
Memanusiakan orang
-
Membedakan antara klien sebagai manusia yang berharga & perilakunya
-
Tidak ada penilaian
b. Pemahaman/pengertian (understanding) Melihat
dunia
klien
berdasarkan
perspektifnya
sehingga
dapat
melihat/terbuka terhadap pengalamannya
1
Dimensi lain yang juga diperlukan adalah: a. Dukungan & tantangan (support/challenge) -
Support: sumber kekuatan, mendampingi
-
Tantangan: mengeksplorasi lebih dalam sehingga memperoleh pemahaman yang lebih dalam – berubah perlu menghadapi aspek perilaku yang menghambat perubahan
b. Kepercayaan (trust/mistrust) -
Klien akan lebih mungkin untuk berbagi dan bekerja/mau terlibat dengan konselor yang ia percaya
-
Untuk menciptakan kepercayaan, konselor perlu bertingkah laku secara konsisten dan menunjukkan penerimaan dan pemahaman meskipun klien menyerang atau membenci konselor.
c. Kedekatan emosional & menjaga jarak (emotional closeness/emotional distance) Konselor berusaha untuk menciptakan kontak emosional dengan klien tetapi tetap menjaga jarak secara emosional untuk menghindari menjadi terlibat secara personal. 2. Mengklarifikasi dan mendefinisikan masalah Perlu mengetahui masalah & perhatian yang ingin dibahas Melihat: bagaimana melihat diri dan permasalahan Misal apa yang mereka yakini, rasakan sebagaimana ia alami dan terlibat Klien perlu mengklarifikasi & mendefinisikan permasalahan Mengarah ke pemahaman yang cukup baik tentang apa yang menjadi masalah dan perhatian klien Konselor mendapatkan banyak informasi tentang bagaimana klien melihat dirinya dan permasalahannya Jika klien memdapatkan insight & informasi berarti proses konseling mendapat kemajuan Pada tahap ini berarti konselor dan klien bekerja menuju pemahaman yang lebih baik ttg masalah klien
2
Pd tahap ini, konselor juga diharapkan mendapatkan informasi cukup ttg bgmn klien melihat dirinya dan permasalahannya untuk me garahkan pd asesmen dan utk memfasilitasi kontrak 3. Melakukan asesmen Penggunaan kerangka teoritis untuk: -
Menemukan & mengorganisasikan informasi (baik verbal atau non verbal)
-
Merumuskan apa yang terjadi dan yang mungkin akan terjadi
-
Membuat perencanaan sementara untuk memfasilitasi jalannya konseling
Beberapa hal yang perlu diketahui konselor: -
bagaimana
klien
menggunakan
waktu
&
energinya
(work),
dukungan/tantangan yang diberikan atau diperoleh dari orang lain (relationship), bagaimana klien melihat dirinya (identity) -
apakah klien berbicara ttg apa yang ingin dibicarakan?
-
Masalah/hal-hal yang diabaikan atau terlalu menjadi perhatian?
-
Adakah ada tema/pola tertentu?
-
Apa yang dipikirkan, dirasakan oleh klien dan bagaimana klien bertingkah laku dan apakah ada yang tidak/belum diketahui oleh konselor
-
Apakah ada yang tidak konsisten?
-
Apa yang klien yakini tentang dirinya, orang lain dan kehidupan?
-
Keterbatasan apa yang dimiliki klien? Dan sumber-sumber apa yang dimilikinya
4. Menegosiasikan kontrak *
Persetujuan secara eksplisit antara konselor dan klien
*
Klien tahu bagaimana ia akan terlibat
*
Apa yang akan terjadi dalam proses konseling
*
Apa yang akan dicapai dan apa yang dapat ditawarkan
3
Strategi 1. exploration *
membantu klien mengemukakan permasalahan/perhatiannya
*
menemukan apa yang penting bagi klien, melihat/menguji perilakunya dan menemukan arti terhadap perasaanya
*
membantu klien untuk melewati proses yang menyakitkan dalam menceriterakan pengalaman, harapan and perasaannya
*
membantu untuk membicarakan tentang diri klien dan permasalahannya dalam cara yang spesifik dan focus sehingga mereka mengakui kekuatan dan kelemahan, prestasinya, nilai-nilainya dan minatnya, melihat sumbersumber hubungan & kekurangan-kekurangan, dukungan dari komunitas, factor budaya & ekonomi
2. prioritizing and focusing *
memutuskan bersama klien apa yang lebih diutamakan/dipilih agar memberikan focus bagi kerja konseling
*
hal-hal yang dapat dijadikan pertimbangan -
permasalahan yang paling penting
-
permasalahan yang paling menyebabkan tekanan
-
apabila permasalahan tersebut diambil akan memberikan hasil yang paling positif
-
permasalahan yang paling mudah dipecahkan dan dapat dikontrol dan berhasil ditangani
-
permasalahan yang pas/tepat ditangani melalui konseling
3. communicating core value (nilai inti: acceptance & understanding) *
Tujuan memfasilitasi hubungan teraupetik yang mendorong keterlibatan pasien
*
Perlu ditunjukkan dan dikomunikasikan secara verbal maupun non verbal
Sesi pertama (The first session) 1. Making contact *
Hope & expectation :
4
-
menyadarinya akan memberikan kesempatan untuk mengemukakan dan mengeksplorasi dan menggunakannya
-
memisahkan mana yang milik klien dan mana milik konselor
*
dapat melakukan kontak sebelum pertemuan pertama, telepon
*
beberapa hal dapat diketahui sebelum pertemuan pertama -
siapa yang merujuk dan apa alasannya?
-
Apa masalah yang ingin diselesaikan?
-
Apakah klien dalam kondisi kritis?
-
Siapa saja yang pernah diminta bantuannya dan dapat minta ijin untuk mendapatkan informasi
-
dll
2. Introduction *
Mengenali siapa klien
*
Menyatakan kontak atau informasi sebelumnya
*
Menetapkan pola kerja : klien yang akan banyak bicara dan konselor banyak mendengarkan
*
Memberitahu adanya keterbatasan waktu
*
Memberitahukan informasi proses/cara kerja : mencatat, melakukan rekaman/video
*
Menjawab pertanyaan klien sejujur mungkin dan sejelas mungkin
*
Mulai mengklarifikasi harapan klien
*
Memberitahukan adanya tanggung jawab bersama antara klien dan konselor
3. Exploration *
Mengeksplorasi konteks yang lebih luas berarti memfokuskan aspek yang relevan dengan kehidupannya
*
Hal-hal yang dapat membantu untuk eksplorasi -
permasalahan apa yang ingin difokuskan klien?
-
Hal-hal penting yang boleh dan tidak boleh dieksplor?
-
Apa implikasi dari permasalahan?
5
-
Siapa yang terlibat?
-
Kapan permasalahan muncul?
-
Apa saja usaha yang pernah dicoba?
-
dll
4. Assesment *
Mulai
membentuk/membangun
asesmen
terhadap
klien
dan
permasalahannya *
Misal: 1) apakah konseling akan dapat membantu 2) mencocokan dengan kemampuan konselor (perlu supervisi/perlu dirujuk)
5. Contract 1) jumlah sesi- perlu direview 2) frequency of session (berapa kali dalam seminggu) 3) timing – when (waktu pertemuan : jam berapa dan kapan pertemuan dilakukan : hari apa) 4) length – 50 mins to 1 hour (lama pertemuan : 50 menit-1 jam) 5) payment- when, how much (pembayaran : bagaimana pembayaran dan kapan akan dilakukan pembayaran) 6) confidentiality (kerahasiaan) 7) goal of counseling (tujuan konseling) 6. Closure Bagaimana menutup *
Mengingatkan waktu akan habis
*
Memberikan klien pengalaman positif
*
Mengkonfirmasikan komitmen terhadap klien : mengulang point kontrak
*
Mengakhiri
dengan
suatu
catatan
yang
positif
:
menghargai
keberanian/kemauan berbicara *
Meringkas point-point pokok selama pertemuan untuk mengecek pemahaman kita
6
MIDDLE STAGE
Tujuan 1. reassess problem - memperoleh pemahaman diri yg lebih baik - dpt melihat masalah dr perspektif yg lebih memberdayakan - membantu klien untuk melihat dirinya dan permasalahan dalam pandangan yang lebih objektif - reassesment tidak berarti menyangkal/membantah adanya fakta tetapi membantu klien mendapatkan pemahaman yang lebih memberdayakan 2. memelihara/mempertahankan hubungan kerja (to maintain the working relationship) - klien dpt merasakan hubungan dg konselor yaitu konselor dipandang klien memiliki penerimaan, kompeten, dpt dipercaya - reassesment melibatkan eksplorasi pada tingkat yang lebih dalam daripada pada tahap awal konseling. Untuk beberapa klien, butuh waktu untuk memahami dan menerima pandangan yang berbeda dengan pandangan yang sebelumnya dianggap benar oleh klien. Sehingga klien butuh merasa bebas untuk menanyakan dirinya sendiri dan mengeksplorasi hal-hal yang esensial. Eksplorasi yang dalam biasanya menjadikan hubungan konselor dengan klien menjadi lebih emosional. Namun demikian, untuk membantu klien mengadopsi kerangka berpikir yang berbeda maka konselor harus mempertahankan “jarak yang objektif” - ketika klien ditantang untuk reassesment posisinya, pada umumnya klien merasa tidak nyaman. Mempertahankan hubungan yang suportif, partnership yang saling memahami diperlukan untuk membantu klien mengekpresikan dan mentolerir ketidaknyaman dan kecemasannya. 3. meneruskan bekerja untuk mencapai kontrak (pursue the work of contract) -
konseling
adalah hubungan yang kontraktual dan mencoba untuk
membantu klien untuk reassesment problemnya sehingga konselor harus selalu mengingat kontrak (tujuan klien datang ke koselor) yang telah disepakati dengan klien
7
-
konselor bertanya ke diri sendiri : apa yg saya lakukan untuk membantu klien sdh mengarah ke pencapaian kontrak atau belum?)
Strategi Strategi yang digunakan dalam tahap ini adalah challenge. Challenge pada dasarnya
adalah
bertanya,
membantah/menantang,
menstimulasi
dan
memunculkan. Challenge akan mendorong klien untuk meninjau ulang dan mempertanyakan kerangka berpikirnya (frame of reference) agar mau mengadopsi pandangan/perspektif yang berbeda yaitu perspektif yang lebih memberdayakan. Adapun cara – cara yang digunakan antara lain : 1. Konfrontasi -
Konfrontasi berarti menantang atau “face to face with”
-
membantu klien mengidentifikasi dan menghadapi distorsi, kesenjangankesenjangan yang biasanya dipertahankan oleh klien karena keengganan untuk berubah
-
Ini merupakan strategi menggunakan keterampilan refleksi dan probing untuk menarik perhatian yang dipersepsikan sebagai inkroguensi, ketidakcocokan untuk tujuan pemahaman dan eksplorasi yang lebih dalam
2. Giving Feedback (memberikan umpan balik) Menantang (challenge) pemahaman diri klien dengan memberikan informasi tentang bagaimana orang lain, konselor mengalami/berhubungan dengan klien 3. Informasi -
Informasi dapat membantu klien melihat dirinya dan permasalahan secara berbeda
-
Kadang klien kurang informasi yang akan membantunya untuk reassesment permasalahannya
4. Pengarahan Konselor mengarahkan klien untuk melakukan sesuatu 5. Self disclosure Konselor berbagi beberapa pengalamannya yang dialami dalam kehidupannya kepada klien 6. Immediacy
8
Memfokuskan apa yang klien pikirkan dan rasakan “saat” ini dan juga apa yang terjadi dalam hubungan konseling antara konselor dan klien
ENDING STAGE Tujuan 1. memutuskan perubahan yang tepat : untuk menghadapi permasalahan lebih efektif perlu melakukan 2 hal : 1. mengidentifikasi perubahan yg akan dibuat 2. perlu mengecek bhw perubahan tsb akan berdampak pd permasalah membantu klien memutuskan perubahanyg tepat berarti membantu menilai apa kira-kira hasil yg akan diperoleh, sumber-sumber dlm diri yg seperti apa yg dapat diterima begitu jg kerugian-kerugian yg akan didapat. biasanya melibatkan resiko/kerugian & keuntungan 2. mengimplementasikan perubahan : berarti klien harus bertindak jika ingin melakukan perubahan berarti menghentikan sesuatu & memulai sesuatu tugas konselor akan membantu klien untuk menentukan tindakan apa dan membantu klien untuk mengambil tindakan hal ini melibatkan eksplorasi berbagai opsi, kemudian memilih opsi yg terlihat tepat 3. mentransfer pembelajaran (transfer learning) : melalui proses eksplorasi dan “challenge”, klien belajar ttg aspek diri & perilakunya klien memahami sumber-sumber yg tdk digunakan scr penuh maupun keterampilan yg tdk berkembang scr penuh mentransfer apa yg didapat dari konseling ke situasi di luar konseling, mis belajar mengekspresikan perasaan yg tepat membantu mentransfer apa yg dipelajari dlm konseling berarti mengidentifikasi
hambatan-hambatan utk berubah dan bagaimana
meminimalkannya serta mengajari perilaku yg baru 4. mengakhiri hubungan konseling :
9
berarti
mengenali
akan
berakhir/kehilangan
hubungan
sekaligus
penyampaian selamat utk pembelajaran yg baru buat klien eksplorasi arti akhir hubungan konseling bagi klien & merencanakan mengakhiri hubungan dg “good ending”
Strategi 1. goal setting tujuan harus yang diinginkan klien -
berarti membantu klien untuk menemukan apa yang ingin dicapai dari semua kemungkinan yang bisa dicapai dan yang sangat diinginkan
-
kadang klien belum memiliki/menemukan nilai pribadi sehingga konselor harus membantu memperjelas nilai pribadi klien
tujuan harus dapat diajarkan ke klien (tujuannya spesifik dan realistik) tujuan harus dapat diobservasi dan dinilai klien akan lebih mungkin menemukan cara memecahkan atau menghadapi masalahnya
dengan
lebih
baik
jika
mereka
memilih
beberapa
pilihan/option. Ada beberapa taknik untuk membantu klien mulai mengembangkan tujuan yaitu: a. mengimajinasikan masa depan yang berbeda (“imagining different future)”. Ahli lain mengistilahkan dengan “menciptakan skenario baru (“creating new scenario ”. teknik ini meminta klien untuk mengimajinasikan masa depannya akan menjadi seperti apa jika klien mampu mengontrol permasalahannya secara efektif atau memecahkan permasalahannya. b. Brainstorming. Teknik ini meminta klien untuk menghentikan penilaian kritisnya dan mengidentifikasikan berbagai kemungkinan berubah yang mungkin ia dapat lakukan. c. Sentence complection. Teknik ini merupakan salah satu cara sederhana untuk mendorong klien menjadi lebig beorientasi pada perubahan 2. action planning (identifikasi option & identifikasi sistem reward, memelihara support)
10
3. evaluating action & sustaining change (identifikasi lingkungan/situasi yg mendorong kembalinya perilaku lama, observasi+belajar kontrol emosi, menciptakan sisten reward internal) 4. closure
Ending Terjadi ketika klien telah tercapai apa yang telah ditetapkan atau ketika klien memiliki coping yang cukup terhadap permasalahannya sehingga tidak membutuhkan bantuan lagi Misal: “saya merasa bahagia telah mengatakan apa yang saya pikirkan kepada partner saya dan saya sedang mempraktekkan keterampilan yang telah saya peroleh di tempat kerja untuk berkumunikasi dengan rekan kerja, saya juga sudah mulai dapat berkomunikasi dengan boss meskipun komunikasi saya belum begitu bagus tapi saya cukup puas dengan apa yang telah saya capai. Makanya saya bermaksud mengakhiri konseling ini sekarang”
Rencana utk mengakhiri 1. mengingatkan kontrak akan berakhir 2. konseling berakhir ditandai bhw klien telah mdptkn apa yg diinginkan 3. konselor
hrs
memberikan
waktu
yg
cukup
utk
mengidentifikasi,
mengeksplorasi, dan mengekspresikan ttg perasaan akan berakhirnya sesi konseling dan hilangnya hubungan dg konselor
Review the learning -
akhir konseling memberikan kesempatan bagi
klien utk
mereview
pembelajaran & perkembangannya -
mendorong klien berpartisipasi mereview bukan berarti mengetes klien
-
cara yg bisa dilakukan :
11
1. meminta klien untuk berpikir kembali ke awal –awal konseling dan diminta membandingkan dg apa yg sedang dialami yg telah mengalami banyak perubahan 2. jika ada rekaman dpt diperdengarkan rekaman yg menunjukkan adanya pemikiran baru atau insight baru 3. sharing kan dan diskusikan apa yg mjd hal yg penting dlm konseling 4. arahkan ke depan dan berikan waktu utk mendiskusikan bagaimana akan menggunakan perilaku baru utk menghadapi masalah-masalah yg akan datang atau masalah yg perlu diantisipasi
12
13
14