@tacultyof
DentistrY
Uniu*rsitY nf $umatera Utara
ISSN: 2088 - 9739
Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara
Regional Dental Meeting&Exhibition-v Medar, 11 - 12 Novemb er 2011
EDITOR: Prof. Trimurni Abidin, drg.,M.Kes',Sp'KG (K) Prof. Sondang Pintauli, drg',Ph'D Dr. Ameta Primasari, drg.,MDSc',M'Kes Dr. Trelia Boel,drg.,M.Kes.,Sp.RKG (K) S. Hamzah Daliemunthe.,drg.,Sp'Perio (K) Nurhayati HarahaP, drg.,SP'Ort (K) Lasminda SYafiar, drg.,M'Kes Shaukat Osmani Hasbi, drg.,SP'BM Syafrinani, drg.,SP.Pros (K) Sayuti Hasibuan, drg.,SP'PM Essie Octiara, drg.,SP.KGA
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UI'{IVE,RSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
20ll
Porphyrontonas gingivalis bacterell-
-
-:
pregnantrats
_^_-r^..: Nrnrcor an H\ Banun Kusumalvardani' Marsefr as WidYa Asmara""
E
.-^ ' >:o*
".. [1."u*.mur[ Iuumuuu*
13.
Periodontal therapy in elderly Dewi Saputri. Sri Lel-vati C'
t4
Effectofcl-rttosanu'ithdifferentdegreeofdeacetrla:'t:-::--:-:----
Masulili"""""""
Candido olbiccrtts. itt t'itro
AdrianYoshua.TheresiaPeggy,Mindl''aJuniastuti.Hedijantl-I.itcIl'r: lesions Buccal bone loss in endodontic-periodontai
Natalina.. l6.Polymerizationshrinkageofcompositeresinpolimerisasisiit.:,... komposit an"" t
18.
cf cerlain systemic dtsease Periodontal diseases as risk factor Sri W;ndari, Nunung Rusminah jumlah ion fluor yang dllep;::'-Pengaruh lama perendaman terhadap hibdd ionomer Ali Noerdin""""""" D'iana Set-va Ningsih, Ellyza Herda'
19.
what and hor'v? Aestheiic orlhodontic appliances: E.ninu Sofyanti, Krisnawati"""""""'
20
occulrence of oral iicher-r p1a:-."' Dental implant: its implication on cell carcinoma (literature review)
'-: t l^*
'fiutilllll
rilllllL
:-'- :*-.;-" -: -,w
Indrayadi Gunardi, Rahmi Amtha""'
dan mauajel-ueil Hipersensitif dentin: etiologi, patogenesis' Janti Sudiono"' Theresia Peggy Haryanti, Adrian Yoshua'
Utfir
Alveolar-pacia Perokok dan 3'.:':].. Evaluasi Radiometrik Kepadatan Tulang Digital (Kajian pada Bjntar: K-.-. Perokok u"ngg,*tan Radiograf Intrao,ral Brimob PCLRI KelaPa Dua) Masulili" Nlanik Priaminiarti""""""" Rike R lrfan, SW Prayitno, Sri Lelyati 23.
1A /-+.
with extracting 4 maxrllary.teeth Treating class Il div.1 n-ralocclusion mandibulary ri gi-rt second premol ar Johan Arief Budiman'
s]li
(case report) Torus mandibularis: genetic or hormonal? FrankY Oscar.......
with dental cro$ding usit-ts rapro:"''' treatment of class II malocclusion reporl) expander in growing patient (case
T1-re
Uffafr Fachrudin' Amalia Oeripto""
158
PH\GARUH LAMA PEREI\DAMAN TERHADAP racurry or r)€nr
1,,l,,,,,,...,,.Jt111tfl
ffin H I O N FLUOR YANG DILEPASKANT OLEH
HIBRID IONOMER (tr"tr*:
Effect OI'Immersed Times On Fluoride Released Of Hibrid Ionomer) Diana Setya Ningsih*, Ellyz.a Herclax*. Alt Nocrclin*" Departemcn llnru Material Kedokteran Gigi Procli Kecloktcran Gigi Unsr rl '<* Departcnlcn ilntu N4aterial Kcclokteran Gigi LJnir,ersitas hrdonesia Email : dce aceh
[email protected]. ic1
Abstract Hybrid ionomer is nTodification nraterial of convriitional glass iollonrcr"uenrcn'L and conri', resin. When exposed to foods, oral cnl'ir':niltenf uill bcconic rrore aciclic citre to tiic u.[r,. nricroorganisn-r. Tiris condition u.ill retum to ronru.l becausc oi'buff':r' capacitl' ol salir.r condition can be influenccd physical propciiies of hibrid ior-rorrl":r.'fhe aini ol-tire siLrd\ \,,-,c1fLcl ol' imtncrscd time on the tluoridc releas;r- ll tri'o 1i';,:.;r1.i ionontcr. 2{} spresinter prcpercc'i Li:ling roLlnd nroulil u'ith dianrcti:r:5 nrnr and thiiiiness:2 ntnt iiir clcli iononters (Vitrenrei: and iru-1i li I l l. [:;rcil hybl'rd ionr.rnter',r':ls riiridetl inlrr .{ gt-r)riir\ cycle. tltrce daY cy'cles, tir.,c dal,cvcles and scvcr.r dav cr-clcs). Alier intntcrsed. the urr,,iotr relcas;d $.as nrea-crircd usirrg L.l\'-\ris lipcctroilrtontctli'. t)lrc \\'ay ,,\Na.)\,',\ ir irlt l-, -l'hc Fost IIoc',r'erc using to anal1'zed data. resr-rlt of'1he stLrdy'ri,ere statisticallr, intntitrs..l itir l'luririci: rel,:aseci tl'txo hibl'iil it)nonrrr and s.tiriirtically' i"lur;ride rclcascr1 i--i''1 ,I.-l'FLrl i il LC. The conclu sion o1- lhis str"rdy. fl iroricle rclcascd u as su perior a t oirc ,,ily, r-:,f i 1i r, r' am{)unt ''lifiiioridc rcleased u'ill bc stabii. .
i
Kevs
l\'ords: IIibr"id Iononter, llLioridc relcrsed,
pFI ['r,'cles.
PENDAHULTJAN
Hibrtd iouomer atau yang lebih dikenal dengart ra'sitr modifietl ,qlrts: ,, cetttett{ nrerupakan tlratenai restorasi perpadr-ran antat';r seutcn ,.tnrrltr
t.
kotl.'ct-tsionai dengan rcstn komposil.I'r Matcrial
ini
i;ertujLran unluir f-iiu
.
t--
kck'rrangan dari serten iortonrer kaca kouventional sehingga nratcrial irri icl,rl
clau tidak terlalu rentan terhadap
air namun" rlatcriel ini tctap
11:..l1rfir-r ..
kcLrnggulan dari senren iononrer kaca konvensiclnal yartLr tetap rltclcpa:,l,arr
rr,,
sehingga dapat mencegah karics.I .lurmlalt ion fluor 1,ang dilepaskatr olch
hibnd iononrcr
ntejtLlrLrt Lrir't'iu-t'.:.r,.:
t-
sedikit lcbih rendah atau sama dengan jr-u-nlah ion flr-rorvang dapat tl11cpl.,,.... senlelt ionomer kaca konrrensional.l' 5 jLrnrlah ion l-iLror \ iltg tlllr-ili:..r1
_-4
159
Proceeding RDM&E-V 2011
tergantung dari jenis larutan perendaman yang digunakan (saliva, asam, basa dan lain-
lain) dan lama perendaman.6-10 Jumlah ion fluor yang dilepaskan pada kondisi asam lebih banyak dibandingkan larutan lainnya (larutan basa dan netral).10 Semakin lama perendaman hibrid ionomer
di dalam larutan maka semakin
sedikit ion fluor yang
dilepaskan material tersebut.e
Di rongga mulut, proses demineralisasi (asam) dan remineralisasi (basa) te4adi secara dinamis dimana proses demineralisasi terjadi hanya l13 dari proses remineralisasi.2 Proses perfukaran asam dan basa (siklus pH) ini sangat potensial untuk menggambarkan proses demineralisasi dan remineralisasi yapg terjadi di dalam rongga mu1ut.6'8 Saat terpapar makanan, lingkungan rongga mulut akan menjadi asam ditandai
dengan penurunan derajat keasaman (pH<7). Beberapa saat kemudian,
pH
akan
meningkat menjadi basa (pH>7) akibat adurya buffer saliva.l'2
Siklus pH yang terjadi di rongga mulut menyebabkan hibrid ionomer terpapar beberapa larutan perendaman (asam dan basa) secara terus menems.. Lamanya pemaparan larutan asam maupun basa menyebabkan pelepasan ion fluor dari waktu ke
waktu. Berdasarkan landasan pemikiran ini maka peneliti ingin mengetahui jumlah ion
fluor yang dapat dilepaskan oleh hibrid ionomer yang dikaitkan deng an lamanya perendaman di dalam siklus pH (1,3,5, dan 7 han).
BAHAN DAN METODE
Hibrid ionomer yang digunakan pada penelitian ini adaiah Vitremer (3M / ESPE) dan Fuji II LC ( GC Cooperation) (Tabel 1). Hibrid ionomer dicetak menggunakan mould yang terbuat dari stainless steelberbentuk bulat dengan diameter 5
mm dan tebal 2 mm. Masing-masing hibrid ionomer dicetak sebanyak 25 spesimen dengan tasio WP sesuai dengan petunjuk pabrik. Penumpatan dilakukan dengan teknik bulk dan drcuring menggunakan LED ( Hilux LEDMAX 500) selama Fuji II LC (20 detik) dan Vitremer (40 derik).
dari cetakan dan direndam di dalam 2 ml larutan demineralisasi selama 6 jam pada temperature 37"C kemudian cuci spesimen Spesimen dilepaskan
menggunakan aquades. Keringkan spesimen
dan spesimen dimasukkan
kembali
kedalam larutan remineralisasi selama 18 jam pada temperature 37oC selam a 1,3,5 dan
l
hari. Larutan perendaman diganti setiap harinya dan seluruh larutan perendaman
disimpan di dalam inkubator dan di uji menggunakan {ly-vis spectrofotontetry,. Data yang diperoleh dijumlahkan sehingga diperoleh rerata jurnlah ion fluor yang dilepaskan. Rerata jumlah ion fluor yang diperoleh di uji dengan spSS l7 menggunakan ujiANovA dengan Posh Hoc Tukey,s. Tabel L Komposisi dua produk hibrid ionomer
Bubuk kaca
Vitremer
Fluoroaluminosilika,
(v)
potassium sulfat, asam askorbat
Fuji II LC (F)
95-100% Alumino
silikat kaca
.
an dalam penelitian ini
Cairan
PlLratio
procluct/batclt
50Yo asampotiuL.rfut,
20%HEMA Air dan 13%o asam
2:2
(2,5g/tg)
3M/ESPE 20090414
karboksilat 20-25% uru-
poiiut.iiuf
30-35%HEMA, 5_t5% komposisi lain
1:2
(3,2911g)
GC Co 080603 I
Persiapan Iarutan perendaman Larutan demineralisasi dan remineralisasi dibuat sesuai dengan fonnura yang diciptakan oleh Ten cate dan Duijsters cit silva. Larutandemi,erarisasi adarar.r rarutan buffer asetat dengan pH 4,3' Komposisi larutan ini adarah asam asetat murri, caHpo4 dan air destilasi' Larutan remineralisasi adarah rarutan dengan pH Tyang terdiri dari HEPES buffer, karsium (cacL2), fosfat (K2Hpo4) dan fluor GvaF). Seriap raruran ditambahkan timol untuk mencegah perkembangan mikroorganisme. Larutan dernineralisasi dan reminerarisasi disimpan dalam wadah terfutup rapat.6
HASIL Kemampuan penglepasan ion fluor dari Fuji II LC dan vit.emer dapat dilihat pada Tabel 2' Nilai rerata jumlah ion fluor yang dilepaskan oleh Fuji II Setelah siklus pH rerata jumlah ion fluor yang tertinggi diperoreh seterah perendaman sikrus l hari (59'79+4.952 ppm) dan sedikit menurun pada sikrus 3 hari (5g.54+2.152 ppm),sikrus 5 hari (47 '96+7 '762 ppm) dan terl'adi peningkatan rerata jumlah ion fluor setelah j harjdj dalam siklus pH (50'09+ 7 'g32ppm). Nilai rerata jumrah ion fluor yang dilepaskan oreh
a
I 1
t
Proceeding RDM&E-V 2011
L6L
I
t a
t hari ). Penurunan tetata jumlah ion fluor terlihat pada siklus 3 hari (49.27+0.366 ppm), siklus 5 hari Vitremer setelah siklus pH adalah 54.13+L 825 ppm (siklus
(39.65*1 .227 ppm) dan Siklus
7
hat'r (39.43+1.393 ppm)'
t
,
Tabel 2. Nilai reratajumlah ion fluor yang dilepaskan oleh Fuji
II LC dan
Vitremer
setelah siklus 1,3,5 dan 7 hari. Jumlah Ion Fluor yang lePas (PPm) Lama Perendaman
a
Fuji II LC
Vitremer
Siklus t hari
59.79+4.952^
54.t3+1.825"
Siklus 3 hari
58.5412152b
49.27+0366t
Siklus 5 hari
41.96+7.762"
39.65+1.227s
Siklus 7 hai
50.09+1.932d
39.43-Ll3g3h
berbeda bermakna dengan c,d
e berbeda bermakna dengan f,g,h
f berbeda bermakna denga e,g,h 1
berbeda bermana dengan 2
Perbedaan
nilai rerata jumlah ion flour pada Fuji
II LC dan Vitremer di uji
menggunakan ANOVA dan diperoleh nilai p:0.000 (p<0.05). Nilai ada pengaruh lama perendaman terhadap
ini menunjukkan
jumlah ion fluor yang dilepaskan oleh Fuji
LC dan Vitremer. Hasil uji lanjutan dengan Post Hoc Tukey's Fuji bahwa jumlah ion fluor pada siklus dan 7
t
If
II LC diketahui
hari berbeda bermakna dengan dengan siklus
hari. Namun tidak terdapat perbedaan yang bermakna antara siklus
t hari
5
dengan
siklus 3 hari walaupun terjadi penurunan jumlah ion fluor. Jumlah ion fluor yang dilepaskan Vitremer menunjukkan siklus perendaman 3, 5 dan 7
1,5 dan 7
t
hari berbeda bermakna dengan
hai. Setelah perendaman
setelah
3 hari berbeda betmakna dengan siklus
hai. Namun, perbedaan yang tidak bermakna terjadi
antara siklus
5 danl
hari.
PEMBAHASAN Degradasi hidrolitik menyebabkan kelarutan dari ion-ion yang terkandung pada
Fuji II LC dan Vitremer. Penglepasan ion fluor tertinggi terjadi setelah perendaman di dalam larutan demineralisasi (asam) dibandingkan larutan remineralisasi (basa). Kandungan asam yang tinggi diperkirakan dapat menyebabkan destruksi semen
Diana Setya Ningsih : Pengaruh lama perendaman
sehingga ion H* dapat mengikat ion-ion (ca,Al dan F) yang terkandung
dalm
hibrid ionomer.e''o
Jumlahionfluoryangdilepaskansetelahsiklus
demineralis-i
flrr I4
ion remineralisasi juga dipengaruhi oleh lama perendaman (Tabel 2). Jumlah II LC dan vitremer tertinggi terjadi pada siklus hari setelah siklus pH'
t
mungkin disebabkan oleh proses pengerasan belum terjadi secara sempurna Pad' terlarutnya komponen kaca seperti fluor, kalsium, fosfat serta HEMA' terbentuh pertama, COOH (karboksilat) masih berada di dalam matrik sehingga silang juga antara cooH dengan ion bermuatan positif. Selain itu ikatan
silang
positif dari akibat pertukaran gugus karboksil larutan dengan ion bermuatan dkk Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Ga1dofi yang menyatakan bahwa ion fluor terlinggi terladi setelah perendaman seiama
(
I '|il I
hari dan terus menurun (relatif stabil) setelah hari kedua.l0 akibat Penurunan jumlah ion fluor dari hari ke hari diperkirakan terjadi
gfl presipitat dari partikel yang lepas pada saat reaksi pengerasan sehingga membennrk permukaan terluar (peripheries). Presipitat ini diperkirakan menunlr silika di
dan kelanfr permukaan porus/celah yang ada sehingga menggurangi penyerapan air (20m) ion-ion. Hal ini diperkuat dengan penelitian yang dilakukan oleh A1 Naimi
terjafi perendaman spesimen dapat menyebabkan terbentukya lapisan tipis sehingga menyebabka pelepasan ion-ion dari semen ke 1arutan perendaman. Preipitat ini akan penurunan kemampuan difusi antatasemen dengan larutan perendaman'll
Jumlah ion fluor yang dilepaskan setelah siklus 3 hari menurun dan tid* akibf terdapat perbedaan yang bermakna dengan siklus lainnya. Ha1 ini diperkirakan proses pengerasan sudah sempurna sehingga ion fluor yang dilepaskan sedikit 1'ang yang menun"ryli disebabkan proses difusi yang mulai seimbang dan juga adanyapresipat distribusi porus. Siklus pH merupakan suatu aplikasi "rechargeable reservoirs" selama
ion-ion termasuk ion fluor.i' Aduttyu proses penglepasan dan pengambilan ion vang rendah terkandung di dalam hibrid ionomer maka ion yang memiliki keelektronegatifan
(di dalam larutan) akan bergerak mendekati ion fluor (keelektronegatifan
tinggi)
sehingga jumlah ion yang dilepaskan semakin stabil'
jumlah ion fluor yang dilepaskan lebih oleh vitremer lebih pada Vitremer sedikit dibandingkan Fuji II LC. Hal ini dipertirakan persentase HEMA Secara keseluruhan
Proceeding RDM&E-V 2011
163
(20%) lebih sedikit dibandingkan Fuji
II LC (30-35%i). Persentase HEMA Fuji II
LC
dapat menyebabkan penyerapan air berlangsung lebih banyak dibandingkan Vitremer.
Penelitian
ini
sesuai dengan penelitian Toledano (2.003) menyatakan semakin tinggi
HEMA maka semakin tinggi penyerapan air dan kelarutan ion-ion. Fuji II LC men-riliki kemampuan penyerapan air sebesar 1.2
+
1.8 pglmm' d"rgan kelarutan sebesar 2.9 +
+ 1.3 prglmm'derrgu,-t kelarutan sebesar 2.54 + 0.26 p"glm-.'3 Hidtofilik monomer dan air juga dapat 0.29
p/mm'. K.*u-puan
penyerapan airVitremer adalal-r 6.1
n'rengakibatkan rusaknya ikatan intermolekular dari hidrogen (degradasi hidrolitik).
Degradasi hidrolitik akan menghasilkan pemutusan ikatan kimia resin atau akan
melunak sepanjang reaksi plastisisasi air. Saat spesimen direndam
di dalam
larutan
perendaman, beberapa komponen seperli monomer yang tidak bereaksi akan dilarutkar-r
dan akan terlepas dari spesimen. Hal ini terjadi akibat material menyerap air dan akan
terladi swelling yang disertai dengan penambahan volume sel-ringga ser-nakin melemah ikatan intemolekular.3 Perbandingan bubuk dan cairan dari Fuji
II LC
dan Vitrerner juga diper-kirakan
dapat mempengaruhi kemampuan kelarutan. Perbandingan br-rbuk dan cairan dari Vitremer (2.5 gl1, g) lebih rendah dibandingkar-r Fuji
II LC (3.2 gll g). Adanya air di
antara rantai semen akan menyebabkan semen mudah terlarut dibandingkan Vitremer.
Namun, adanya pendant metakrilat akan menyebabkan ikatan silang dengan matrik sehingga terbentuk jarak antar parlikel yang berdekatan. Keterikatan antar partikel ini akan menyebabkan penurunan jarak antar partikel sehingga kelarutar-r Vitren-rtir lebih rendah dibandingkan Fuji
II LC. Hal lain yang
menyebabkan kelarutan ion fluor lebih
rendah pada Vitremer adalah lamanya polimerisasi, Polimerisasi yang sentpurna akau menyebabkan penurunan kemampuan perrneabilitas matrik semen untuk melepaskan
ion fluor. Hal ini sesuai dengan penelitian Yoda dan kawan-kawan (2006) yang menunjukkan adapengaruh lama pengerasan dan larutan perendaman terhadap ion fluor yang lepas.la
Penelitian
ini
diiepaskan oleh FUJI
menyimpulkan bahwa
II LC dan Viteremer
setelah perendaman 3,5, dan
nilai rerata jumlah ion fluor
pada siklus
yang
t hari lebih banyak dibandingkar-r
7 hart. Nilai rerata ion fluor relatif menurrln setelah
perendaman lebih dari 3 hari. Secara keseluruhan jumlah ion fluor yang dilepaskan
Vitremer lebih sedikit dibandingkan FUJI II LC.
DAFTAR PUSTAKA
1. 2. 3. 4.
Albers HF. Tooth Colored restorative principles and teqniques. 9'h ed. London: BC Decker lnc., 2002;19-80. Mount GJ, Hume WR. Preseruation and restoration of tooth structure. 2nd ed. Australia: knowledge Books and So ftwa r e., 200 5 ;22 -43,1 6 4 -9 5 Mount.G.J. An atlas of glass ionomer cement: a clinician's guide New York: Martin Dunitz., 2002 ; I -22.
Seixas
lC,
Seixas
FH, Ciccone JC, Souza WCS, Palma-Dibb RG. with different restorative materials
Demineralization around restorations
5. 6.
containing fl uoride. Materials research 2004;7 (2) :23 5 -40 . Carey CM, Spencer M, Gove RJ, Eichmiller FC. Fluoride release from a resin modified glass-ionomer cement in a continuous-flow system: effect of pH. J Dent Res 2003;82( 1 0):829-32. Silva KG, Pedrini D, Delbem ACB, Cannon M. Microhardness and fluoride
release
7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14.
of
restorative materials
in
different storage media. Braz Dent
J
2007;18(4):309-13. Silva RC, Zuanon ACC, Esberard RR, candido MSM, Machado JS. In vitro microhardness of glass ionomer cements. J Mater Sci: Mater Med 2007;18:13942. Wang XY, Yap AUJ, Ngo HC, SM C. Enviromental degradation of glass ionomer cements: a depth sensing microindentation study. J Biomed Mater Res 2006;l-7. Czamecha B, Nicholson JW. Ion release by resin modified glass ionomer cements into water and lactic acid solutions. J Dent 2006;34:539-43. Gandolfi M, Chersoni S, Acquaviva G, Piana G, Prati C, Mongiorgi R. Fluoride release and absorption at different pH from glass-ionomer cements. J Dent Mater 2006;2:441-49. Al-Naimi OT, Itota T, Hobson RS, McCabe JF. Fluoride release for restorative materials and its effect on biofilm formation in natural saliva. J Mater Sci: Mater Med 2008;19:1243-48. Markovic DL, Petrovic BB, Peric TO. Fluoride content and recharge ability of five glassionomer dental materials. BMC oral Health 2008;8(21):1-8.* Toledano M, osorio R, osorio E, Fuentes v, Prati C, Garcr'a-Godoy F. Sorption and solubilify of resin-based restorative dental materials. Joumal of Dentistry 2003;31:43-50. Yoda A, Nikaido T,Ikeda M, Hidekazu Sonoda, Foxton RM, TAGAMI J. Effect of Curing Method and Storage Condition on Fluoride Ion Release from a Fluoride-releasing Resin cement. J Dent Mater 2006;25(2):26r-66.
