TABOB (Kajian Sosio Antropologis Terhadap Pemahaman Masyarakat Nufit Haroa Tentang Tabob)
TESIS Diajukan Dalam Rangka Memenuhi Salah Satu Syarat
Untuk Memperoleh Gelar Magister Sains
Oleh:
FRANSISKA NOVELINE ANMAMA 752011007
PROGRAM STUDI MAGISTER SOSIOLOGI AGAMA FAKULTAS TEOLOGI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA 2013
ii
iii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan yang Maha Kuasa, hanya oleh karena penyertaan dan pimpinan-Nya maka penulis dapat menyelesaikan penulisan tesis ini. Pada dasarnya, dalam kepercayaan maupun agama yang dianut, setiap masyarakat memiliki sesuatu/obyek yang disakralkan. Demikian pula yang terjadi pada masyarakat Nufit yang memiliki obyek sakral yaitu penyu belimbing yang biasanya dikenal dengan Tabob/Ub. Oleh karena itu, penting sekali mengetahui pemahaman masyarakat yang dapat menjelaskan perilaku mereka terhadap tabob di zaman modern ini dan masih memiliki kepercayaan seperti ini. Berdasarkan realitas ini, penulis melakukan penelitian lapangan dan menyajikannya dalam penulisan tesis yang berjudul: TABOB (Kajian Sosio Antropologis Terhadap Pemahaman Masyarakat Nufit Haroa Tentang Tabob). Penulis sangat menyadari bahwa penulisan tesis ini dapat diselesaikan atas bantuan, bimbingan serta dukungan doa dari berbagai pihak. Karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Prof. John A. Titaley, Th.D., selaku Rektor Universitas Kristen Satya Wacana beserta seluruh pihak rektorat yang telah memberikan penulis kesempatan untuk berstudi di tempat ini. 2. Staf Pegawai Perpustakaan, atas segala keramahan yang diberikan selama penulis ada di perpustakaan. 3. Dekan Fakultas Teologi Pdt. Dr. Retnowati, M.Si juga Dr. David Samiyono selaku Kepala Program Studi Sosiologi Agama beserta staf pengajar dan pegawai yang telah membantu penulis dalam kebutuhan akademik. 4. Prof. John A. Titaley, Th.D sebagai pemimbing I juga selaku wali studi dan Pdt. Dr. Retnowati, M.Si sebagai pembimbing II. Terima kasih atas bimbingan yang diberikan
iv
selama penulisan tesis ini. Semua yang diberikan adalah hal yang paling berharga bagi penulis. 5. Dr Thobias A. Messakh sebagai penguji. Terima kasih atas kesediaan untuk menguji, memberikan pemikiran-pemikiran untuk pengembangan tesis ini, serta kesediaan untuk berdiskusi dengan penulis. 6. Staf pengajar di Sosiologi Agama (Prof. Dr. John A. Titaley, Th.D, Dr. David Samiyono, Pdt. Dr. Thobias Messakh, Dr. Flip P.B. Litaay, SH, MS, Pdt. Daniel Nuhamara, M.Th, Ed.D, Prof. Dr. Ir. Haryono Semangun, Pdt. Dr. Retnowati, M.Si; Astuti Kusumawicitra Laturiuw-del Castilo, Ph.D; dan Pdt. Dr. Ebenhaizer I. Nuban Timo). Terima kasih untuk pengetahuan dan pengalaman yang telah dibagikan bagi kami mahasiswa untuk memperluas wawasan berpikir sekaligus menjadi bekal bagi kami dalam tugas dan pelayanan di tengah-tengah masyarakat. Juga kepada Ibu Liana Gunawati atas segala bantuannya dan kesediaan melayani dalam segala pengurusan administrasi, Tuhan berkati selalu. 7. Seksi Integrasi Pengolahan dan Diseminasi Statistik, Badan Pusat Statistik Kabupaten Maluku Tenggara, serta staf perpustakaan Rumpius Ambon, atas kesediaannya dalam memberikan data-data yang diperlukan dalam penulisan tesis ini serta pelayanan yang baik kepada penulis. 8. Masyarakat Nufit Haroa secara umum (Madwaer, Ohoira, Ohoiren, Somlain, Warbal, Tanimbar Kei, dan Ur) di Kecamatan Kei Kecil Kabupaten Maluku Tenggara. Terima kasih atas kesediaan menerima penulis dalam melakukan penelitian tentang tabob. 9. Camat Kei Kecil Barat, Bpk G. Rumheng, SH atas kesediaan menerima kehadiran penulis untuk melakukan penelitian, dan memberikan informasi yang sangat berarti dalam kaitan tabob.
v
10. Ketua Klasis Gereja Protestan Maluku Pulau-Pulau Kei Kecil sekaligus sebagai Ketua Majelis Jemaat GPM Madwaer (sementara), Pdt A. P. Saiya, S.Th beserta perangkat Majelis Jemaat, Pnt M. Rahakbauw, Pnt Z. Renfan, Pnt D. Etalwewa, Pnt P. Rumohoira, Dkn J. Renhard, Dkn A. Lumyar, Dkn Ny. M. Jamlean/R, dan Dkn N. Ohoimurin. Terima kasih untuk atas segala bantuan dan pelayanan serta kesediaan untuk berbagi pengalaman bersama penulis. Untuk cinta kasih, dukungan doa, serta pengalaman pelayanan bersama yang luar biasa dan menjadi hal yang sangat berarti bagi penulis. 11. Badan Saniri dan Perangkat Ohoi Madwaer, Bpk J. Renfaan, Bpk R. Ohoimurin, Bpk S. Rumohoira, Bpk P. Ohoimurin, Bpk S. Renfaan, Bpk D. Rumohoira, Bpk J. Lumyar, Bpk M. Ohoimurin dan Bpk Y. Renfaan. Terima kasih telah meluangkan segala waktu bersama selama beberapa kali dengan penulis dalam berbagi cerita bersama tentang tabob. 12. Mama Raja, Ny M. Jamlean/R, terima kasih mama tersayang untuk kesediaan memberikan tumpangan dan berbagai pelayanan yang diberikan, kesediaan mengajarkan bahasa Kei dan berbagi pengalaman hidup, bahkan berbagi suka dan duka bersama penulis selama melakukan penelitian di Madwaer. Mama-mama di dapur Pastori Madwaer, terima kasih untuk kesediaan menyiapkan santapan tiap hari bagi penulis dan keluarga. 13. Bpk. M. Renfaan, terima kasih untuk penulisan lagu-lagu tabob dan sekaligus mengajarkannya kepada penulis, serta keluarga Y. Renfaan, terima kasih atas kesediaan memberikan tumpangan dan pelayanan kepada penulis, tawa yang selalu kita bagi bersama menjadi kenangan yang indah bagi penulis. 14. Seluruh anggota masyarakat ohoi Madwaer yang adalah keluargaku, terima kasih atas kesediaan menerima penulis dengan cinta kasih di tengah-tengah masyarakat,
vi
kebersamaan yang indah dan merupakan pengalaman berharga ketika bersama-sama terlibat dalam tradisi menyambut kehadiran tabob serta bagian potongan daging yang diberikan sebagai tanda persaudaraan dan kekeluargaan di antara kita. Terima kasih juga atas kesediaan menjadi informan dalam berbagi pendapat dan pengetahuan dalam kaitan dengan penelitian yang dilakukan, serta kesediaan mengantar penulis mengunjungi tempat-tempat pamali yang berhubungan dengan sejarah tabob. Tawa dan tangis bersama tidak akan pernah kulupakan. Doaku selalu menyertai kalian. 15. Ketua Dewan Pastoral Stasi Ohoiren, Bpk Hilarius Janwarin dan sekretaris, Bpk Petrus Rahayaan beserta staf, atas kesediaan memberikan informasi dan data-data yang diperlukan. 16. Kepala ohoi Ohoiren, Bpk A. Janwarin beserta staf dan Badan Saniri, Bpk H. Rahayaan, Bpk J. Janwarin, Bpk F. Rahayaan, Bpk M. Rahayaan, Bpk G. Rahayaan, Bpk S. Janwarin, Bpk A. Frawowan, Bpk R. Janwarin , Bpk A. Rahayaan, Bpk H. Janwarin dan Bpk Y. Ngamel. Terima kasih untuk data-data yang diberikan dan kesediaan untuk berbagi cerita dan pengalaman dalam kaitan dengan tabob, dan Seluruh anggota masyarakat Ohoiren, atas segala bantuan, informasi yang diberikan, serta doa bagi penulis. Keberhasilan penulisan ini karena kalian semua. 17. Keluarga R. Rahayaan; papa robby, mama, dan adik-adik tercinta. Terima kasih atas kesediaan menerima penulis sebagai bagian dari keluarga ini, dan dukungan serta bantuan yang diberikan selama penulis berada di Ohoiren. 18. Raja Mantilur; Bpk A. J. Ngamel beserta isteri yang bersedia menerima kehadiran penulis, sekaligus berbagi cerita bersama secara lisan maupun bentuk tertulis tentang sejarah Nufit. 19. Kepala ohoi Somlain; Bpk A. Ngamel, Ny M. Ngamel/E, Bpk H. Ngamel, P. Welafubun, Bpk A. Ngamel, C. Welafubun bersama seluruh masyarakat Somlain
vii
yang telah memberikan informasi dan pengalaman ketika mencari dan menangkap tabob. 20. Bpk A. Welafubun, terima kasih atas bantuan dan kesediaannya dalam memberikan informasi tentang lagu-lagu tabob sekaligus menyanyikan lagu-lagu tersebut. 21. Sekretaris ohoi Ohoira; Bpk H. Sedubun, bersama beberapa anggota masyarakat Bpk M. Renyaan, Bpk Th. Warbal, Bpk O. Yalmav, Bpk N. Sedubun, Bpk L. Sedubun, serta semua anggota masyarakat Ohoira yang telah memberikan bantuan berupa informasi dan pengalaman yang sangat berharga bagi penulis. 22. Bpk T. Wirin, Bpk Z. Rahakbau dan Bpk Y. Rumheng serta masyarakat Ur, terima kasih atas informasi dan kesediaan berbagi cerita bersama penulis. 23. Teman-teman seperjuangan angkatan 2005 fakultas Teologi Universitas Kristen Indonesia Maluku. Terima kasih untuk kebersamaan kita, suka dan duka, bahkan melewati saat-saat terberat bersama ketika harus kehilangan Jorgen Latuheru (alm) dari antara kita untuk selamanya. 24. Teman-teman Magister Sosiologi Agama angkatan 2011, terima kasih untuk kebersamaan selama studi, bersedia berbagi ilmu, dan berdiskusi bersama. Tuhan memberkati perjuangan kita. 25. Orang-orang terkasih di Salatiga, ade Shendy Sitania, usi Vanny Temar, usi Olive Tikupadang, usi Andha, usi Ona Labetubun, bu Ephin, bu Jalvin; usi Olive Sekewael, usi Acit, Elvis, Gavin, Andre, Echon dan mami Ike Hukubun di Jogja; basudara di Semarang; kak Dwi, Jean, Uthe dan Donnie; bu Tiras Sopamena, bu Helky Veerman dan kak Lerry Bungas; bu steve Gaspersz dan usi Nancy, terima kasih atas bantuan dan dukungan doa serta kebaikan kepada penulis. 26. Bpk dan Ibu kost tercinta, terima kasih untuk kesediaan memberikan tumpangan kepada penulis selama melakukan studi, ‘ma Sum dan mas Agus, terima kasih sudah
viii
banyak membantu membersihkan lingkungan tempat tinggal penulis. Teman-teman kost Bios tercinta, Madlyne, Esra, Vallen, Ge, Adis, Cili, Cece, Tata, Deli, Cindy, dan Dinda, terima kasih untuk kebersamaan yang dijalin, berbagi suka dan duka bahkan kejutan ulang tahun yang tidak pernah terlupakan. Ingin selalu seperti ini, temanteman. 27. Keempat saudara “Teletubbies”, Bu Jule, Usi Agnes, Ona Wenno, Taya; dan Ine, terima kasih atas kebersamaan kita, ats segala bantuan, dan dukungan. Kalian yang sangat memahamiku. Bersyukur bisa memiliki saudara seperti kalian. Sahabat terbaik dalam hidupku, Ema Tanamal, Grace Renyaan, Lina Ohoira dan Windy Palisuan, atas cinta kasih dan doa yang selalu menyertai perjuanganku. 28. Keluarga Prof.Dr.John A. Titaley, terima kasih ata pelayanan dan perhatian yang diberikan ketika penulis melakukan pembimbingan tesis di rumah. 29. Keluarga Pdt N. Sedubun, M.Th, yang selama ini telah memberikan bimbingan, arahan, dan nasehat kepada penulis. 30. Pdt Ny M. K. Tomasoa, bersama keluarga. Terima kasih atas dukungan doa dan pelayanan yang diberikan kepada penulis. 31. Keluarga Sakalessy di Galala. Terima kasih untuk kata-kata rohani sebagai penguatan yang selalu diberikan kepada penulis. 32. Keluarga Sahusilawane di Mahu; Papa Jerry, Mama Nona, Adik Itha, Adik Pendi, dan Usi Essy, terima kasih atas cinta dan kasih sayang kepada penulis. 33. Keluarga besar penulis; keluargaku di Farmasi Atas: Mama Poppy, Usi Esty bersama Bu Ming Ira dan Ria, Usi Meike bersama Kareen, Usi Debbie bersama Bu Viktor dan Denny; Mama Lien dan Mei, papa Tom dan keluarga di Kopertis, Papa Meki di Dobo, Usi Welly di Jogja, Bu Neles di Kairatu; Bu Echon, Usi Ike serta Acha, Rizky dan Menda di Kairatu, keluarga A. Warkey di Tual, Leon dan Toz, serta keluarga besar
ix
Anmama/Tiven di Dobo, Tepa, Tual, Ambon, dan di mana saja. Terima kasih atas cinta dan kasih sayang serta doa yang telah diberikan kepada penulis. Oma terkasih Josina Anmama (alm), terima kasih oma sayang atas doa dan kasih sayang kepada cucumu ini. 34. Papaku tersayang, Pdt O. G. Tiven S.Th (alm), papa .... keberhasilan ini tidak akan di raih tanpa doa dan kasih sayang serta dorongan darimu. Perjuangan ini diawali dengan air mata dan diakhiri juga dengan air mata menangisi kepergianmu papa. Semangat, perjuangan, teladan, dan nasehatmu akan selalu menjadi bagian dalam hidupku. 35. Keluarga Saptenno/Ferdinandus di Lateri; mama, Bu Donald, Gino, Bu Richo dan keluarga di Manado, Bu Stevie dan keluarga di Papua, Bu Nyong dan keluarga di Soya; Keluarga R. Ferdinandus (om Nat, Tante Sun dan Yano), Keluarga Mahupale (papa Nus, mama yo, puteri dan Berryl), Keluarga Bakarbessy (bu Boy, usi Yeni, ella), Keluarga Ferdinandus (bu Entho, usi An, Gwen, Eno, bu Stenly dan usi Ve); bu Dani, usi Vera dan Valdo di Bandung; terima kasih atas kasih sayang, perhatian dan doa kepada penulis. 36. Keluargaku yang sangat ku cintai; Papa No yang berjuang bersama penulis dengan cinta dan kasih sayang bersama-sama menempuh jauhnya Kei Kecil Barat dengan tiada pernah mengeluh lelah; Mama Thien dengan kasih sayang dan cinta seorang ibu yang luar biasa. Tuhan serta mama dalam perjuangan studi; Usi Ivone, bu Idho dan Junior di Waihatu, Jessy, Jizwy di Tual dan Usi Nelly, Bu Mitro dan Shiera di Kupang, keluarga Borolla; om Ade (alm), Usi Omi tersayang serta Danny. Terima kasih atas cinta, kasih sayang, pengorbanan serta motivasi yang begitu besar, untuk bantuan dan dukungan dana bagi pembiayaan studi serta memenuhi seluruh kebutuhan penulis.
x
37. Secara khusus buat seseorang yang menjadi semangat dalam hidupku, “Herman Saptenno”. Terima kasih untuk cinta, perhatian, dukungan, kasih sayang dan pengorbanan yang diberikan kepada penulis. Kau adalah anugerah terindah yang pernah ku miliki. 38. Terima kasih kepada semua pihak yang tidak dapat disebutkan namanya satu demi satu, yang banyak membantu penulis. Tete manis memberkati katong samua. Salatiga, Februari 2013 Penulis
xi
Tesis ini kupersembahkan sebagai ungkapan syukur dan terima kasihku kepada:
“Tuhan Yesus Kristus”
sebagai sumber pengetahuan, kekuatan dan berkat Papa, mama, adik, kakak, dan keluargaku tercinta
yang telah memberikan perhatian, cinta kasih dan semua yang kubutuhkan dia yang terkasih dan tercinta
sebagai pemberi motifasi dan semangat untukku serta masyarakat Nufit Haroa (Tuun En Fit)
inilah persembahanku bagi kalian semua sebagai wujud cinta dan kasih sayang yang tulus xii
MOTTO
(Matthew 19:26)
I can do all things through Christ who strengthens me. Philipians 4:13
xiii
DAFTAR ISI
Halaman Halaman Judul …………………………………………………………………
i
Halaman Pengesahan …………………………………………….…………….
ii
Kata Pengantar …………………………………...…………………….............
iii
Persembahan ......................................................................................................
xii
Moto ……………………………………………………………………………
xiii
Daftar Isi ………………………………………………………………………..
xiv
Daftar Gambar ………………………………………………………...............
xviii
Daftar Tabel ………………………………………………………………….… xx Abstrak ………………………………………………………………...............
xxi
BAB I : PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ………...…………………………….………………........ 1 1.1.1 Identifikasi Masalah ……..……………………...…….................... 1 1.1.2 Alasan Pemilihan Judul …………………………...……..….........
4
1.2. Pertanyaan Penelitian ................................................................................... 7 1.3. Tujuan Penelitian …………………………………..…………….............
8
1.4. Manfaat Penelitian ……………………...………………..………............
8
1.4.1
Secara Teoritis ..............................................................................
8
1.4.2
Secara Praktis ...............................................................................
8
1.5. Metode Penelitian …………..……...….....………...….............................
8
1.5.1. Jenis Penelitian …………………………………...……...….....
8
Lokasi Penelitian ………………………………………..…......
9
1.5.2.
1.6. Teknik Pengumpulan Data …………………………….......……............. 9 1.6.1. Observasi/Pengamatan …………….…………....………….......
10
1.6.2. Wawancara Mendalam (in depth interviewing) ……..…………..
10
1.6.3. Study Kepustakaan ........................................................................
10 xiv
1.7. Teknik Analisa Data .................................................................................. 10 1.8. Defenisi Istilah-Istilah ...............................................................................
10
1.9. Garis Besar Penulisan ................................................................................ 13 BAB II : SAKRAL DAN PROFAN MENURUT EMILE DURKHEIM DAN MIRCEA ELIADE 2.1
Sakral dan Profan Menurut Emile Durkheim…………………...……...… 15 2.1.1 Totemisme ...................................................................................... 21 2.1.2 Konsep Durkheim Tentang Taboo ................................................. 30
2.2
Pandangan Mircea Eliade Mengenai Sakral dan Profan ………...…..…... 33 2.2.1 Wujud Dari Yang Sakral ................................................................ 38 2.2.2 Sakralitas Ruang (Space) ............................................................... 38
2.3
2.2.3 Sakralitas Waktu (Time) dan Mitos .............................................
40
2.2.4 Sakralitas Alam (Nature) ............................................................
48
Perbedaan Konsep Mircea Eliade dan Emile Durkheim Tentang Sakral dan Profan ……………..................….............................................................
49
BAB III : TABOB DAN MASYARAKAT NUFIT HAROA (TUUN EN FIT) 3.1
3.2
Gambaran Umum Kecamatan Kei Kecil Barat …….................................
52
3.1.1 Kondisi Geografis ……….………………………………............
52
3.1.2 Iklim ....…………………………………………………………..
53
3.1.3
Penduduk ......................................................................................
53
3.1.4
Pendidikan Masyarakat .................................................................
54
3.1.5
Transportasi dan Komunikasi .......................................................
55
3.1.6
Hukum Adat .................................................................................
56
3.1.7
Agama ...........................................................................................
58
Gambaran Ohoi Madwaer .........................................................................
61
xv
3.2.1 Luas dan Batas Wilayah ................................................................
61
3.2.2
Penduduk ........................................................................................ 62
3.2.3
Pendidikan dan Kesehatan ............................................................. 63
3.2.4
Mata Pencaharian dan Ekonomi Masyarakat ................................. 64
3.2.5
Agama ............................................................................................ 66
3.2.6
Sistem Pemerintahan .....................................................................
67
3.2.7
Sosial Budaya ................................................................................
68
3.3 Gambaran Ohoi Ohoiren ...........................................................................
70
3.3.1
Luas dan Batas Wilayah ...............................................................
71
3.3.2
Penduduk ......................................................................................
71
3.3.3
Pendidikan dan Kesehatan ............................................................
72
3.3.4
Mata Pencaharian ..........................................................................
73
3.3.5
Agama ............................................................................................ 73
3.3.6
Sistem Pemerintahan ...................................................................... 74
3.4 Nufit ............................................................................................................ 75 3.5 Pemahaman Masyarakat Nufit Haroa Tentang Tabob ................................ 76 3.5.1
Sejarah Asal Mula Tabob di Wilayah Nufit ..................................
76
3.5.2
Tradisi Pencarian Tabob ...............................................................
80
3.5.3 Tabob Sebagai Makanan Pusaka yang Dianggap Sama Dengan Ub/Leluhur .................................................................................... 95 3.6 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemahaman Masyarakat Nufit Haroa (Tuun En Fit) Terhadap Tabob ..................................................................
103
3.6.1
Faktor Sejarah dan Budaya ……………………………………
3.6.2
Faktor Kepercayaan/Religi …………………………………….... 107
3.6.3
Faktor Solidaritas ………………………………………………… 110
105
xvi
3.6.4
Faktor Pengalaman ......................................................................... 112
BAB IV : SAKRAL DAN PROFAN DALAM PEMAHAMAN MASYARAKAT NUFIT HAROA (TUUN EN FIT) TENTANG TABOB 4.1
Pemisahan Antara Sakral dan Profan Dalam Kehidupan Masyarakat Nufit Haroa (Tuun En Fit).................................................................................... 115
4.2
Tabob: Totem Masyarakat Nufit Haroa (Tuun En Fit) .............................. 117
4.3
Tabob: Manifestasi Dari “Yang Sakral” ..................................................... 127
BAB V : KESIMPULAN ....................................................................................
130
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
xvii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1
Peta wilayah Kecamatan Kei Kecil Barat ….…….………............. 51
Gambar 2
Ngutun Rit di Ohoi Madwaer .......................................................... 79
Gambar 3
Tenan Bes di ohoi Faan ................................................................... 79
Gambar 4
Daun Dab untuk memanggil Tabob ............................................... 79
Gambar 5
Tokong/tongkat yang menjadi batu di Arat .................................... 79
Gambar 6
Abwavan, tanjung tempat keberadaan tabob .................................. 79
Gambar 7
Pagar batu yang dibongkar oleh tabob ........................................... 79
Gambar 8
Telaga El ........................................................................................ 79
Gambar 9
El/Siput Kecil ................................................................................. 79
Gambar 10
Puntung rokok menjadi ikan serseran di Ohoiren .........................
79
Gambar 11
Pulau Nur Nguva ...........................................................................
80
Gambar 12
Pulau Uut ....................................................................................... 80
Gambar 13
Pulau yang terbentuk akibat lemparan ketupat .............................
80
Gambar 14
Pertemuan di rumah pejabat ..........................................................
82
Gambar 15
Tokoh adat yang membagikan pinang ..........................................
82
Gambar 16
Bentuk pemberian yang akan dibawa ke tempat-tempat khusus ... 83
Gambar 17
Tembikar ......................................................................................... 83
Gambar 18
Woma Tar Walek di ohoi Madwaer ................................................. 83
Gambar 19
Beberapa orang warga yang akan berangkat untuk mencari tabob. 85
Gambar 20
Enbal dan air sebagai bekal .............................................................. 85
Gambar 21
Tarkihin, alat untuk menikam tabob ................................................ . 86
Gambar 22
Horan kakak dan adik serta tali (horantal) ........................................ 86
xviii
Gambar 23
Tabob yang berhasil dibunuh oleh masyarakat Madwaer ................. 89
Gambar 24
Beberapa warga beramai-ramai menarik tubuh tabob ke tempat pemotongan ........................................................................................ 89
Gambar 25
Tabob yang telah mati diberi makan enbal ....................................... 90
Gambar 26
Seorang tetua adat yang berbicara sambil mengelus kepala tabob ... 90
Gambar 27
Pemotongan pertama tubuh tabob ..................................................... 91
Gambar 28
Penyerahan pemotongan selanjutnya kepada beberapa orang warga .. 91
Gambar 29
Pemotongan bagian-bagian “terlarang”/pamali ................................. 91
Gambar 30
Bagian terlarang yang dikhususkan kepada rombongan pencari ....... 92
Gambar 31
Aktivitas pemotongan daging tabob................................................... 92
Gambar 32
Aktivitas pembagian daging tabob ..................................................... 92
Gambar 33
Peneliti juga mendapat bagian daging tabob ....................................... 93
Gambar 34
Kegiatan mengolah daging tabob secara tradisional yaitu umun (bakar batu) ..................................................................................................... 94
Gambar 35
Sebuah keluarga yang sedang makan daging tabob dan enbal hasil dari bakar batu, secara bersama di rumah ................................................... 94
xix
DAFTAR TABEL
Tabel 1 : Data Penduduk Kecamatan Kei Kecil Barat ………………………… 52
xx
ABSTRAK Tabob atau yang dikenal dengan penyu belimbing adalah hewan yang mendapat perlakukan khusus dan memiliki hubungan dengan masyarakat Nufit Haroa yaitu Tuun En Fit yang terdiri dari ohoi Madwaer, Somlain, Ohoiren, Ohoira, Ur, Tanimbar Kei dan Warbal; di Kecamatan Kei Kecil Barat, Kabupaten Maluku Tenggara. Ketujuh ohoi inilah yang memiliki hak untuk mencari dan mengkonsumsi daging hewan tersebut setiap musim yaitu bulan September-Desember. Hak istimewa ini diperoleh berdasarkan kepercayaan dan keyakinan mereka terhadap cerita legenda yang menceritakan asal mula tabob dibawa oleh dua orang yang bernama Tobi dan Tobai sebagai imbalan atas kemenangan mereka ketika berperang dengan Raja di Papua. Dari sinilah leluhur/moyang mereka menjadikan hewan ini sebagai makanan dan memberi nama/gelar Ub (dari kata Ubnus yang artinya moyang/leluhur) kepadanya. Bagi kita sekarang hal seperti ini sangat tidak rasional apalagi dalam berbagai perkembangan dan kemajuan yang ada. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pemahaman masyarakat Nufit Haroa (Tuun En Fit) tentang tabob serta perilaku yang menunjukkan pemahaman tersebut. Penelitian ini hanya difokuskan di dua ohoi yaitu Ohoiren dan Madwaer. Alasan dipilihnya dua tempat ini karena Madwaer merupakan pusat raschap dan keberadaan buktibukti mitos tabob sedangkan di Ohoiren terdapat siran atau tempat pertemuan adat masyarakat Nufit. Pengamatan juga dilakukan di tiga ohoi lainnya yaitu Ohoira, Madwaer dan Ur.Untuk menjawab berbagai hal tersebut, dilakukan teknik wawancara dengan beberapa informan seperti Raja Mantilur, tokoh adat, tokoh masyarakat, Badan Saniri, perangkat ohoi, dan beberapa anggota masyarakat terutama yang bertugas untuk mencari dan menikam tabob, juga dilakukan obervasi/pengamatan. Penelitian tidak dapat dilakukan di Warbal dan Tanimbar Kei karena kondisi alam yang tidak memungkinkan untuk melakukan perjalanan ke daerah tersebut. Tabob dalam masyarakat Nufit Haroa ternyata merupakan hewan milik bersama yang disakralkan dan merupakan makanan pusaka yang terus di cari dan dimakan setiap musim, dengan kewajiban menjalankan berbagai aturan dan syarat-syarat serta larangan-larangan dalam menjalankan tradisi tersebut. Jika tidak dipatuhi dan dilakukan, tabob akan sulit ditemukan. Oleh karena itu harus dilakukan ritual penebusan/pemulihan yang ditujukan kepada leluhur/moyang untuk memohon maaf atas kesalahan yang dilakukan. Tabob juga dianggap sama dengan moyang/leluhur karena itu mereka sangat menghormati dan menghargainya yang ditunjukkan melalui pelaksanaan syarat-syarat dan aturan yang ditetapkan, serta tidak mengeluarkan kata-kata secara sembarangan tentangnya. Tabob di dalam masyarakat ini ternyata merupakan totem, dan salah satu alasan pertama adalah karena kepercayaan asli mereka adalah Totemisme.
Kata Kunci : Tabob, Nufit Haroa (Tuun En Fit), makanan pusaka, moyang/leluhur, totem.
xxi