TABLOID INFO www.sumenep.go.id
3 TAHUN MELAYANI WARGA SUMENEP Rubrik Wawancara
Media Komunikasi dan Inspirasi
SUMENEP DOELOE DAN KINI
Edisi 188 - II Oktober 2013
MENYAMBUT HARI JADI KABUPATEN SUMENEP Ke - 744 Fokus
Tiga Tahun Melayani Warga Sumenep Tiga tahun, masa yang telah dilalui oleh kepemimpinan Bupati dan Wakil Bupati Sumenep, KH. A. Busyro Karim dan Soengkono Sidik. Banyak program kerakyatan yang telah berhasil dicapai. Namun ternyata disana-sini juga banyak terdapat kekurangan.
Berbagai kegiatan yang kita laksanakan tahun ini, diharapkan untuk meningkatkan rasa kebersamaan sekaligus bisa meningkatkan perekonomian masyarakat. mudah-mudahan, kemeriahan malam ini juga semeriah semangat dan komitmen kita untuk mengabdi kepada kepentingan masyarakat. Secara substansial ada tiga tujuan penting kegiatan pame ran pembangunan ini. Tujuan pertama sebagai sarana promosi hasil industri kecil atau industri rumah tangga. Sebab, selama beberapa tahun ini saya melihat produksi dan hasil kerajinan masyarakat, banyak yang sangat potensial untuk terus dikembangkan. Baik itu berupa makanan khas daerah, pernak-pernik kerang dari kepulauan maupun yang lainnya. Tinggal sentuhan tangan dan kemauan kita. banyak pengrajin-pengrajin kecil yang menjadi sukses bukan karena dukungan dana yang melimpah, tapi karena ada kemauan. Untuk itu, saya berharap, para camat harus memahami potensi-potensi apa yang bisa dikembangkan di daerahnya. Setelah itu berikan informasi mengenai prospek maupun distribusinya. Jadi ketika ada orang datang ke Sumenep, mereka tidak hanya kenal batik di Bluto atau keris di Aengtongtong, tapi juga kenal potensi-potensi lainnya. Pemerintah Kabupaten Sumenep terus berupaya menggaet investor, agar berbagai sumber daya dan potensi sumenep bisa kita manfaatkan dengan sebaik-baiknya. Membangun Sumenep tidak bisa mengandalkan APBD semata. APBD yang kita miliki terbatas, dan itu seharusnya kita jadikan stimulan untuk melangkah ke arah yang lebih besar. Perlu ada upaya-upaya serius menggandeng BUMN dan BUMD untuk memanfaatkan potensi di Kabupaten Sumenep. Tujuan kedua, sebagai sarana sosialisasi pembangunan Kabupaten Sumenep, khususnya menyangkut pelayanan publik. Selama ini, yang menjadi kelemahan kita, masih adanya misskomunikasi antara birokrasi dengan masyarakat. Sehingga masyarakat tidak memahami program-program apa saja yang telah dilakukan Pemerintah Kabupaten Sumenep. Dengan adanya momen ini, maka masyarakat bisa mengetahui informasi pembangunan secara utuh, baik di bidang kesehatan, pelayanan kependudukan, prosedur perizinan dan sebagainya. Ketiga, sebagai ajang promo wisata Kabupaten Sumenep. Kita tahu, potensi wisata Sumenep tidak kalah menarik dibandingkan daerah lain. Ada peluang yang harus kita manfaatkan berkaitan dengan potensi wisata ini. Yakni bahwa setiap tahun jumlah kelas menengah di Indonesia semakin banyak. Mereka tidak berfikir lagi apa yang akan dimakan besok, tapi besok mau liburan kemana. Apalagi, kita harus bangga, sebab, Kabupaten Sumenep mendapatkan pengakuan internasional dari UNESCO, sebagai daerah yang memiliki pengrajin keris terbanyak di dunia yang mencapai 543 orang. Para pengrajin tersebar di 3 kecamatan yakni Saronggi, Bluto dan Lenteng. Itulah sebabnya, tahun ini Kabupaten Sumenep menjadikan keris sebagai lambang hari jadi Kabupaten Sumenep. Alhamdulillah, dengan makin baiknya sarana dan prasarana di tempat-tempat wisata, yang didukung kegiatan tahunan dalam memperingati hari jadi Sumenep, jumlah wisatawan ke Kabupaten Sumenep terus mengalami kenaikan. Jika pada tahun 2011 masih 249 ribu 328 orang, pada tahun 2012 meningkat menjadi 993 ribu 275 orang. Sampai bulan September 2013, kunjungan wisata telah mencapai 673 ribu 236 orang. Ini sungguh kemajuan, dan saya harapkan tahun depan meningkat lagi mencapai lebih dari 1 juta orang. (Disarikan dari pidato Bupati Sumenep, KH A. Busyro Karim, MS.i pada pembukaan pameran pembangunan dan expo pondok pesantren dalam rangka memperingati hari jadi ke 744 Kabupaten Sumenep, di Gor A. Yani Sumenep, Senin, 28 Oktober 2013)
Keberhasilan, ataupun prestasi bisa disebut sebagai kondisi dimana keberhasilan telah dicapai oleh seseorang atau lembaga dalam bidang tertentu. Hanya saja, prestasi itu tidak mungkin dicapai atau dihasilkan oleh seseorang selama ia tidak melakukan kegiatan dengan sungguhsungguh atau dengan perjuangan yang gigih. Kenyataannya untuk mendapatkan prestasi tidak semudah membalikkan telapak tangan, tetapi harus penuh perjuangan dan berbagai rintangan dan hambatan yang harus dihadapi untuk mencapainya. Hanya dengan keuletan, kegigihan dan optimisme prestasi itu dapat tercapai. Sebagai kepala daerah yang baru pertama kali menjabat, pasangan KH. A. Busyro Karim dan Soengkono Sidik dapat dikategorikan sebagai salah satu kepala daerah yang memiliki sederet prestasi dan keberhasilan dalam mengelola dan menata pemerintahannya. Dia bisa memiliki sederet daftar prestasi dalam membangun dan melayani rakyatnya. Untuk ukuran sukses dan tidak ada masalah, barangkali sangat mustahil dan tidak akan mungkin terjadi dalam sejarah pemerintahan yang dipimpin oleh manusia. Pasti selalu ada kekurangan dan kelemahan yang akan ditemui. Hal tersebut akan lebih banyak mengemuka bagi tukang kritik, atau bahkan lawan politik. Salah satu hal yang perlu diperhatikan adalah bagaimana sisi positif dan nilai lebih, atau keunggulan yang berhasil ditorehkan itu mampu ditangkap oleh publik. Sehingga dengan begitu, apresiasi dan antusiasme publik untuk terlibat dalam proses pembangunan akan semakin cepat dilakukan. Hal-hal positif dikemukakan untuk membangun semangat optimisme, sehingga dengan begitu apresiasi dari publik juga semakin besar. Besarnya apresiasi publik akan menambah spirit partisipasi publik dalam proses pembangunan yang terus berjalan ke arah yang semakin jelas dan pasti. Banyak kalangan memprediksi, bahwa kebersamaan kepada daerah dan wakil kepala daerah paling lama bisa bertahan hingga separuh periode masa kepemimpinan mereka, atau paling lama bertahan hingga 2,5 tahun saja. Namun prediksi itu tidak berlaku bagi pasangan KH. A. Busyro Karim dan Ir. Soengkono Sidik. Keduanya masih tetap akur dan kompak dalam memimpin Sumenep. Terpilihnya pasangan KH. A. Busyro Karim dan Ir. Soengkono Sidik sebagai bu-
pati dan wakil bupati Sumenep membawa harapan besar bagi warga Kabupaten Sumenep Jawa Timur. Ekspektasi yang besar itu menjadi beban tersendiri bagi pasangan kiai dan birokrat ini. KH. A. Busyro Karim dikenal sebagai pengasuh pondok pesantren dan tokoh agama, posisi ini memiliki nilai bagus di mata publik Sumenep yang notabene mayoritas beragama Islam dan memiliki aviliasi organisasi kemasyarakata Nahdlatul Ulama (NU) dan berbagai organisasi sayap yang berkaitan dengan NU. Sehingga sebagai tokoh NU atau kiai, KH. A. Busyro Karim diharap mampu menjawab kebutuhan warga terhadap persoalan sosial ekonomi dan kemasyarakatan. Sedangkan Ir. Soengkono Sidik dikenal sebagai birokrat, pengalamannya sebagai pejabat dan pegawai negeri sipil dipercaya sebagai modal untuk memberi pelayanan yang baik dan cepat kepada warga. Pelayanan yang tak sekadar baik dan cepat, namun juga pelayanan yang sangat prima. Banyak kalangan memprediksi, bahwa kebersamaan kepada daerah dan wakil kepala daerah paling lama bisa bertahan hingga separuh periode masa kepemimpinan mereka, atau paling lama bertahan hingga 2,5 tahun saja. Namun prediksi itu tidak berlaku bagi pasangan KH. A. Busyro Karim dan Ir. Soengkono Sidik. Keduanya masih tetap akur dan kompak dalam memimpin Sumenep. Bisa jadi ada kalangan yang ingin atau bahkan mendorongdorong supaya pasangan bupati dan wakil bupati ini tidak kompak hingga akhir masa jabatan keduanya. Namun tampaknya upaya itu tidak membuah hasil. Baik bupati maupun wakil bupati tetap selalu berprasangka baik satu sama lain, dan mengutamakan asas saling pengertian dalam mengelola pemerintahan. Bersatu kita teguh, dan bersama selalu lebih baik daripada berjalan sendiri-sendiri. Begitu kira-kira asas yang terus dibangun oleh bupati dan wakil bupati. Sehingga dengan begitu tugas pelayanan kepada warga akan berjalan dengan prima
dan jauh lebih baik lagi. Karena jika bercerai, maka yang akan menjadi korban adalah rakyat juga. Di mna pemimpin sibuk mengurus urusan diri dan kepentingan kelompok masing-masing. Hal tersebut tidak sesuai dengan sumpah jabatan yang telah diucap saat pelantikan dulu. Sehingga kebersamaan satu sama lain dalam memimpin Sumenep akan selalu dijaga. Program Kerakyatan Beragam cara unik dilakukan untuk membantu rakyat kecil. Salah satunya adalah dengan menghemat bahan bakar minyak (BBM) dan menyelamatkan bumi. Di Sumenep, Jawa Timur, misalnya. Pejabat di lingkungan Pemerintah Kabupaten Sumenep, sepakat akan naik becak dan sepeda pada saat pergi dan pulang kantor. Sementara itu akan dilakukan setiap tanggal 1 dan 15 tiap bulan. Ide naik becak dan menggowes sepeda ke kantor itu dikeluarkan Bupati Sumenep A Busro Karim. Bupati ini telah mengeluarkan instruksi kepada seluruh pegawai di lingkungan Pemkab Sumenep, untuk naik becak atau sepeda setiap tanggal 1 dan 15 tiap bulan. Hal tersebut dilakukan menyusul pencanangan Hari Hemat BBM pada pada bulan April ini yang bertepatan dengan Hari Bumi yang diperingati secara internasional. Ke halaman 2
INFO | 2 | OKTOBER 2013 I 1
Di usianya yang ke-744 ternyata Kabupaten Sumenep telah menjadi inspirasi daerah lain, bahkan menjadi inspirasi dunia. Banyak karya yang berasal dari Sumenep dan dari putera kelahiran Sumenep. Maka menjadi penting untuk semakin mencintai Sumenep di usianya yang 744
Suasana Kantor Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olah Raga menyambut Hari jadi Kabupaten Sumenep ke 744
Kabupaten Sumenep salah satu daerah kunjungan wisata di Pulau Madura yang mempunyai ciri khas dan keunikan tersendiri diantaranya wisata religi, wisata dudaya (sejarah) dan wisata alamnya yang tidak dimiliki daerah lain di Jawa Timur. Potret potensi wisata Kabupaten Sumenep menjadi alternatif pilihan wisatawan domestik dan luar negeri berkunjung mengenal lebih dekat Kabupaten paling timur di Madura ini. Potensi yang dimiliki perlu langkah bijak, dengan selalu berbenah dan mempromosikannya, karena berpengaruh pada pendapatan asli daerah (PAD) menuju peningkatan kesejahteraan masyarakat. Untuk mewujudkan tujuan tersebut dibutuhkan rasa empati bersama yang dituangkan dalam bentuk kooordinatif yang mantap diantara pelaku pemerintah untuk membangun bersama kepentingan pariwisata Kabu paten Sumenep. Dalam rangkaian kegiatan Hari Jadi ke 744 Kabupaten Sumenep tahun 2013 ini, berbagai kegiatan Dari Halaman 1......
kilauan inspirasi masyarakat dalam mengarungi bahtera hidup. “Sejatinya masyarakat Kabupaten Sumenep dengan warna budaya lokal yang beranekaragam merupakan identitas diri yang perlu dilestarikan sebagai khasanah kekayaan hasil cipta karsa,” ungkapnya. Dijelaskan, dengan inspirasi ragam budaya lokal tersebut, diibaratkan bongkahan garam atau warna budaya yang memancarkan sinar perlu diperkenalkan kepada masyarakat luas sebagai ajang promosi. Karena itu, dengan inspirasi ragam budaya yang dimiliki, maka peringatan hari Jadi Kabupaten Sumenep tahun ini berjudul “Inspirasi Keris Yang Mendunia,“ keris dijadikan fokus dalam event inspirasi keris yang mendunia dilatarbelakangi dengan pengakuan UNESCO terhadap jumlah pengrajin keris terbanyak di dunia. Dari jumlah 543 orang pengrajin keri tersebar di beberapa desa di tiga kecamatan antara lain Kecamatan Bluto, Saronggi dan Lenteng. Di
Tiga Tahun Melayani Warga Sumenep
Sementara itu, Wakil Bupati Sumenep Sungkono Sidik yang juga datang ke kantor dengan menaiki becak, mengaku memilih menggunakan cara ini untuk membantu Pemerintah Pusat. Dengan begitu, ia juga bisa membantu tukang becak yang pendapatan per-harinya hanya Rp10 ribu. Rencananya program ini akan diperluas dengan mewajibkan kalangan pelajar dan guru. Program hemat BBM yang dilakukan oleh Bupati Sumenep KH. A.
Penerbit : DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN SUMENEP Website : www.sumenep.go.id
2 | INFO | 2 | OKTOBER 2013
dilaksanakan dalam menggelorakan dan mempromisikan Kabupaten Sumenep sebagai daerah tujuan wisata yang berdaya saing di tingkat nasional dan internasional, salah satu nya melalui promosi event pagelaran akbar yang menampilkan berbagai kegiatan, seperti atraksi seni budaya dan olah raga yang dilaksanakan dalam satu paket acara memeriahkan Hari Jadi Kabupaten Sumenep. Kepala Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan olah Raga Kabupaten Sumenep, Bambang Iriyanto, SH, M.Si melalui Kepala Bidang Kebudayaan dan Pariwisata, Sukaryo, SH kepada Tabloid Info menjelaskan, bahwa kegiatan yang dikemas dengan sebuah tema “Inspirasi Keris Yang Mendunia“. Dengan rangkaian kata yang mempunyai makna Kabupaten Sumenep yang berada di ujung timur Madura merupakan daerah penghasil keris dengan pengrajin keris terbanyak di dunia, yakni dengan jumlah 543 orang dan menjadi sumber kehidupan memancarkan
Busyro Karim merupakan langkah maju dan lebih cepat dari program hemat BBM yang dicanangkan oleh pemerintah pusat. Bupati Sumenep meluncurkan program hemat BBM tersebut pada awal April 2012, sementara pemerintah pusat baru akan merencanakan pada Mei 2012. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyatakan akan mengeluarkan kebijakan penghematan Bahan Bakar Minyak (BBM) dan listrik. Menteri Energi dan
Sumber Daya Mineral (ESDM) Jero Wacik, menyebutkan ini dilakukan untuk menjaga besaran volume BBM sesuai APBN 2012 dan menindaklanjuti Perpres No. 15 Tahun 2012 tentang Harga Jual Eceran dan Konsumen Pengguna Jenis Bahan Bakar Minyak Tertentu. Dalam hal ini Bupati Sumenep dapat dikatakan sebagai pelopor dalam hal penghematan BBM sebagai kepala daerah; bupati/ walikota di Indonesia. Saat kepala daerah
samping itu keris sebagai wujud budaya leluhur menjadi sumber kehidupan, hal ini bisa dibuktikan dengan perputaran bisnis keris di dunia yang berasal dari Kabupaten Sumenep. Sementara dalam rangkain kegiatan Hari Jadi diwarnai dengan sejumlah kegiatan, seperti pemilihan Duta Wisata Kacong Tor Cebbing, Festival Sapi Sonok, Kerapan Sapi Tingkat Kabupaten, Festival Wisata Kuliner, Haul dan Ziarah Sultan Abdurahman, Sumenep Percussion Festival, Upacara Hari Jadi Kabupaten Sumenep, Sidang Paripurna Istimewa DPRD Kabupaten Sumenep Peringatan Hari Jadi kabupaten Sumenep ke 744 Tahun 2013, Prosesi Hari Jadi Kabupaten Sumenep ke 744 tahun 2013 (Semalam di Kraton), Pawai Seni Budaya kolosal, Pameran Pembangunan, Gerak jalan Bupati Cup 2013 (15 km), Lomba foto pariwisata dan Fun Bike 2013. Serta berbagai kegiatan lainnya, seperti Lomba Lagu Madura, Bazar Wisata Kuliner, Lomba Pranata Acara Remaja, Lomba Design Batik, Lomba Design Souvenir, Lomba Cerita Babat Sumenep Berbahasa Madura Tingkat Anak-Anak, Expo Pesantren, JJS (Jalan-Jalan Santai), Wisata Bhakti Pemuda, Sholawatan bersama MH. Ainun Najib dan Ki Kanjeng, Lomba Ayam Bekisar, Pameran Bonsai, Seminar Pemuda, Free Style Sepeda Motor, Touring Motor Gede serta kegiatan pendukung lainnya. “Sebagai daerah tujuan wisata di Madura, Sumenep yang berkarakter dengan penuh potensi agar berdaya saing membangun kepariwisataan yang mendunia dan mampu mengangkat citra masyarakat melestarikan nilai-nilai budaya bangsa,” tambahnya. Di samping itu tegas Sukaryo, sebagai wujud pengembangan dan memasyarakatkan hari jadi Kabupaten Sumenep perlu dilakukan perencanaan pelaksanaan peringatan hari jadi yang tidak hanya terpusat di kota, namu diperlukan pula kegiatan yang dilaksanakan di kecamatan-kecamatan baik dalam bentuk bhakti sosial dan peningkatan pelayanan yang menyentuh langsung kepada masyarakat
lain, belum berpikir bagaimana melakukan penghematan BBM, dan saat pemerintah pusat belum merencanakan penghematan BBM, Bupati Sumenep sudah melakukan program konkret penghematan BBM. Jika ditelisik lebih jauh program penghematan BBM yang dilakukan oleh Bupati Sumenep berdampak besar terhadap banyak hal, yaitu; Pertama, menghemat BBM. Penggunaan sepeda dan becak ke kantor pada tanggal 1 dan tanggal 15
khususnya masyarakat desa. Hal tersebut sebagai wujud nyata kepedulian pemerintah membangun peningkatan kesejahteraan masyara kat. Karena itu kegiatan juga akan dilakukan di lima wilayah kawedanan, yakni di Kecamatan Batuputih, Kecamatan Pasongsongan, Saronggi, Kecamatan Pragaan. Dengan format kegiatannya dalam bentuk pemberian layanan masyarakat dan bantuan kepada masyarakat desa di wilayah desa di masing-masing kecamatan, yang dikemas dengan pawai budaya partisipasi masyarakat desa dan murid-murid di wilayah tersebut “Event ini diharapkan mampu memberikan warna baru agar ada keseimbangan sebagai wujud kewajiban pemerintah berfikir akan peningkatan kesejahteraan rakyatnya,” katanya. Hal tersebut sesuai dengan tujuan kegiatan Hari Jadi Kabupaten Sumenep ke 744 tahun 2013, untuk memasyarakatkan Hari Jadi Kabupaten Sumenep kepada seluruh masyarakat Kabupaten Sumenep serta menggugah masyarakat untuk merasa memiliki dan mengajak masyarakat untuk ber empati terhadap Hari Jadi Kabupaten Sumenep. Di samping itu, bisa membangun kebersamaan pemerintah dengan masyarakat akan pentingnya Peringatan Hari Jadi Kabupaten Sumenep serta mendorong masyarakat Kabupaten Sumenep mencintai akan daerahnya serta ikut melestarikan nilai-nilai budaya, memberikan ruang untuk berpartisipasi aktif dengan bentuk kepedulian pemerintah dalam memberikan layanan kepada rakyatnya. Sedangkan untuk tema Peringatan Hari Kadi Kabupaten Sumenep ke 744 tahun 2013 yakni, bersama Rakyat Membangun Kabupaten Sumenep Menuju Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat, kita perkokoh kebersamaan membangun peningkatan kesejahteraan masyarakat yang super mantap dan tingkatkan kualitas SDM membangun bersama mewujudkan masyarakat yang semakin sejahtera. [Ren]
setiap bulan diklaim dapat menghemat BBM hingga 15 %. Penghematan BBM dua kali sebulan ini kemudian ditingkatkan menjadi empat kali dalam satu bulan. Para pegawai negeri sipil (PNS) di lingkungan Pemerintah Kabupaten Sumenep yang tempat tinggalnya dalam kota diwajibkan untuk naik sepeda atau naik becak ke kantor setiap hari Jumat. Tak hanya itu, para pejabat, kepala dinas, dan lain sebagainya dilarang menggunakan mobil dinas saat pergi dan pulang kantor. [Day]
Pembina : Bupati Sumenep : KH. A. Busyro Karim, M.Si Wabup Sumenep : Ir. H. Soengkono Sidik, S.Sos, M.Si Sekdakab Sumenep : Drs. Hadi Soetarto, M.Si Penanggung Jawab : Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika: Drs. Yayak Nurwahyudi, M.Si Pimpinan Umum : Kepala Bidang Informasi Drs. R. H. Moh. Dihyah Suyuti, M.Si Pimred : Kasi Penerbitan Ahmad Luthfi, S.Ag, M.Si Wakil Redaksi : Moh. Rasuli Sekretaris : Evi Mariana, S.Sos Redaktur Pelaksana : Sutri Asdiani,S.Sos, Syafril Farid, ST, Reporter : Pranata Humas Kominfo, El Iemawati, M.Farhan Fotografer : Taufik Rahman, Dedi Samhudi Sirkulasi : Abd. Majid, Veven Frandedy
Alamat Redaksi : Gedung KOMINFO Jl. KH. Mansyur No. 71 Sumenep - 69411 Telp. (0328) 662 635 Fax. (0328) 663 984 email :
[email protected]
Sumenep butuh banyak sosok pengusaha dan wiraswasta kreatif untuk mengembangkan potensi Sumenep yang luar biasa besar banyak. Sementara pemerintah perlu membuat regulasi yang menjamin kemudahan bagi warga Sumenep untuk menjalankan kegiatan usaha. Dunia usaha akan berkembang apabila ada kesamaan konsep, visi maupun misi, baik dari para investor maupun masyarakat dan pemerintah Usia panjang 744 tahun dihitung sejak Arya Wiraraja dilantik menjadi Adipati di Sumenep mewariskan kisah panjang dinamika perjalanan anak manusia yang jatuh bangun mencitrakan diri, mensejajarkan diri menuju dunia baru dengan upaya membangun, baik dalam bentuk pembangunan fisik dan pembangunan mental spritual. Secara logis dapatlah dikatakan bahwa rentang usia 744 tahun sebenarnya adalah waktu yang demikian panjang, apabila usia manusia mencapai titik klimaks 70 tahun, maka 10 pemerintahan telah dilalui. Andai saja manusia bukanlah selembar kertas kosong ketika dilahirkan, maka dalam kurun waktu yang demikian panjang tentunya kesejahteraan, kemakmuran dan peradaban tinggi telah dicapai. Cita-cita pemerintahan sepanjang sejarah perjalanannya adalah sama, baik pembangunan fisik maupun sumber daya manusianya dengan tujuan yaitu mensejahterakan rakyat. Perubahan dinamika politik dan kekuasaan terus berkembang seiring dengan waktu dan perjalanan jaman. Di era reformasi inilah produk otonomi daerah dalam salah satu pesannya adalah kegiatan pembangunan dilaksanakan di daerah, lebih dekat dengan rakyat dan dilakukan oleh cara rakyat. Menurut Panji Taufik, Ketua PCNU Sumenep, pada tingkat aplikasi pembangunan Sumenep selama 744 tahun perlu terus didorong ke arah perbaikan sehingga semua rakyat memiliki tanggungjawab membangun Sumenep. “Sebagai pengurus NU apa yang saya sampaikan adalah merekam dinamika masyarakat bawah, apa yang dibicarakan, apa yang disuarakan, apa yang dikeluhkan rakyat. Keluhan-keluhan tentang pelayanan kesehatan, tentang fasilitas-fasilitas masyarakat kelompok bawah masih belum bisa dinikmati secara baik. Pelayanan yang belum maksimal tersebut diakibatkan karena persoalan pelaksanaan,“ urainya. Mencermati perjalanan dinamika Sumenep di usianya yang ke-744, proses ini belum beranjak karena kegiatan pembangunan dalam bentuk apapun seharusnya lebih dekat dengan rakyat dan dilakukan dengan cara rakyat, dari sisi proses masih belum maksimal. Substansi pembangunan itu sendiri adalah semua rakyat terjangkau oleh pelayanan minimal. Ini dapat dilihat dari pelayanan kesehatan ataupun raskin, kebijaksanaannya bagus tetapi pelaksanaannya masih belum maksimal. Begitu pula dengan KTP yang merupakan hak rakyat dan semestinya gratis, karena hak rakyat, bukan kewajiban semestinya harus dipenuhi oleh pemerintah tanpa ada embel-embel biaya. “Masak mau menjadi warga negara saja harus membayar? Berbeda dengan pajak, pajak adalah kewajiban rakyat dan rakyat harus membayarnya, mau tidak mau, suka tidak suka,” jelasnya. Menapaki usia ke-744 Sumenep terus berbenah, berbagai kebijakan senafas dengan pesan-pesan reformasi dilaksanakan secara berkesinambungan. Pelayanan yang semakin maksimal dapat dilihat dari pendistribusian kegiatan pembangunan kepada pemangku-pemangku kebijakan. Rakyat pun melalui media maupun website resmi pemerintah sudah bisa mengakses berbagai kebijakan pemerintah. Keterbukaan tentang berbagai kebijakan pemerintah Sumenep yang berkaitan dengan kepentingan rakyat dalam hal pembangunan fisik
dan mental spiritual dapat dinikmati permodalannya belum maksimal dan secara transparan. “Yang benar-benar mencukupi. “Ingat lho, potensi Sumenep bukan hanya di bidang pertanian maupun kelautan tetapi juga di bidang budaya, pariwisata, migas, perindustrian, kekayaan alam seperti di Giliyang dengan oksigen terbersih, pemandangan pantai yang elok maupun pesisir,” urainya. Banyak sekali yang bisa dikembangkan dan menjadi potensi unggulan, dan ini adalah tugas pemerintah untuk membuat master plan tentang potensi investasi unggulan, ini untuk investasi berskala besar. Dan tidak kalah pentingnya adalah mensosialisasikan kepada masyarakat, memberikan informasi yang lengkap dan akurat dan dapat diterima masyarakat sehingga tidak ada pertentangan antar kepentingan, baik Panji Taufik, antar pemerintah daerah, kelompok Ketua PCNU Sumenep maupun masyarakat. “Saya rasa kalau masyarakat mendaharus menjadi skala prioritas adalah patkan edukasi yang baik dari pemerpembangunan SDM yang berkualitas, intah akan potensi kekayaan yang dimempunyai skill tinggi, kompeten dan milikinya masyarakat sendirilah yang siap berkompetisi,“ ujar Panji Taufik. nantinya berupaya keras mengem“Di tengah arus informasi global bangkan potensi tersebut dengan pembangunan mental spritual seper- tujuan meningkatkan kesejahteraan,” tinya semakin merosot. Edukasi agar harapnya. masyarakat Sumenep bisa menepis Dunia investasi di Sumenep medan menyaring akibat informasi yang mang sangat menjanjikan, bukan gamblang dan vulgar belum tersistem hanya disebabkan tersedianya potensi apalagi sistemik. Kalaupun ada hanya sumber daya alam yang melimpah. Hal bersifat parsial, yang penting bukan inilah yang membuat para investor perdanya, tetapi secara sistem dan sis- mulai melirik potensi Sumenep walautemik adalah implementasinya. pun investasi mereka masih terbatas Panji Taufik mengingatkan masa pada mengeksplorasi minyak dan gas. depan Sumenep ada di laut, saya ber- Para investor di bidang migas sudah harap strategis kebijakan pemban- menggarap ladang-ladang minyak gunan ke depan bisa berubah para- dan gas yang terkandung dalam perut digmanya, bukan dari darat ke pulau bumi Sumenep. Sedangkan investor tetapi dari pulau ke darat. Karena sum- yang berasal dari Korea tertarik berinber daya alam dan potensi terbesar vestasi di bidang perikanan maupun Sumenep ada di laut dan pesisir. “Perlu rumput laut. adanya edukasi di semua jenjang pen“Dunia usaha di Sumenep akan cedidikan tentang potensi laut, berupa pat berkembang kalau tingkat keamigas, terumbu karang, kekayaan manan terjaga dan kondusif,“ Sugianto biota plus pesisir dengan hutan man- memaparkan. grovenya,“ harapnya. Pemerintah daerah harus bisa mensuport dengan cara memberikan keSumenep Butuh Banyak Wiraswasta mudahan perijinan. Berkaitan dengan Kreatif Alangkah beruntungnya masyarakat Sumenep diberi karunia oleh Sang Pencipta dengan memiliki wilayah yang luas, pulau-pulau kecil yang banyak dan luas lautnya mencapai 5000 KM. Tentunya semua mahfum bahwa potensi kekayaan yang terkandung didalamnya sangatlah luar biasa. Migas, perikanan, biota laut, terumbu karang serta rumput laut serta hutan mangrove. Potensi yang sangat luar biasa ini belum diekplorasi secara maksimal sehingga belum mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat, terutama masyarakat pesisir. Bukan itu saja potensi lainnya seperti pertanian, usaha garam, peternakan dan perkebunan juga sangat besar karena merupakan sumber mata penghasilan warga Sumenep. “Dibandingkan empat kabupaten lainnya di Madura kekayaan sumber H. Sugianto, Pengusaha Real Estate daya alam Sumenep sangat besar dan bahkan mungkin untuk wilayah Jawa perijinan hendaknya perijinan satu Timur, “ ujar H. Sugianto seorang pen- atap benar-benar dilaksanakan, terkagusaha real estate, dang Samsat perijinan melarang, tetaUntuk mengekplorasi kekayaan pi karena ada kewenangan di kecamatersebut masyarakat butuh mitra tan maka bisa lolos. Ini yang perlu kerja, butuh investor dari luar untuk diantisipasi. mengembangkan daerah. Tanpa banPemerintah hendaknya lebih pro tuan pihak dari luar potensi tersebut aktif mempersiapkan sumber daya akan sangat lamban mengingat sum- manusia baik dalam bentuk edukasi ber daya manusia yang ada di Sume- maupun pemberian ketrampilan dan nep secara kualitas dan kuantitas plus pelatihan. Hal ini sangat penting ka-
Drs. Hadi Soetarto, M.Si, Sekda Kab.Sumenep
“ Dengan Pelayanan Prima Publik Menjadi Puas ” Peningkatan kualitas pelayanan publik di semua lini apakah menjadi skala prioritas pemerintah? Pelayanan publik memang menjadi skala prioritas pemerintah kabupaten, prioritas utama karena regulasi untuk pelayanan publik itu sudah ada, yaitu Perda Kabupaten Sumenep tentang Pelayanan Publik sebagai tindak lanjut dari Undang-Undang No 25 tentang Pelayanan Publik. Berkaitan dengan pelayanan publik, pertama setiap SKPD telah memiliki Standar Pelayanan Publik, (SPP). Standar PelayananPublik itu ditetapkan dengan keputusan pimpinan SKPD kemudian direkapitulasi menjad peraturan Bupati. Beberapa SKPD telah memiliki ISO. Juga semua SKPD di lingkungan Pemkab Sumenep telah memiliki KBK (Kelompok Budaya Kerja). Nah, KBK inilah dalam rangka pelaksanaan peningkatan kualitas pelasaknaan pelayanan publik. Dan yang terakhir APBD sudah transparan, artinya sudah dipublikasikan melalui koran bahwa APBD Sumenep sebagai bentuk dari pelayanan publik sehingga masyarakat tidak lagi minta kepada SKPD tetapi sudah bisa di akses baik di media maupun website resmi Pemkab Sumenep Tidak menafikan bahwa semua kebutuhan masyarakat tidak bisa tercover, apa yang mesti dilakukan menjawab keluhan masyarakat terutama pelayanan kesehatan bahkan juga KTP yang menjadi hak rakyat? Harapan masyarakat terhadap peningkatan kualitas pelayanan publik tinggi, di satu sisi pemerintah daerah mempunyai satu keterbatasan sehingga untuk mengantisipasi banyaknya keluhan-keluhan itu bagi SKPD pelayanan langsung seperti rumah sakit telah memiliki satu kelembagaan yang namaya IPP (Instalasi Peduli Pelanggan). Nah, itu sebagai satu wujud daripada penigkatan kualitas pelayanan publik. Berkenanan dengan pelaksanaan KTP, sebetulnya pelaksanaa KTP kan sudah ada UPT di masing-masing kecamatan. UPT di masing-masing kecamataan merupakan kepanjangan tangan dari pemerintah daerah mela-
lui Dinas Pendukcapil dalam rangka percepatan pelaksaanaan KTP. Memang diakui disana-sini masih ada beberapa keluhan yang diberikan oleh masyarakat. Terhadap keluhan ini secara berangsur-angsur telah diantisipasi dengan cara, melakukan rapat koordinasi seluruh SKPD untuk peningkatan kualiatas pelayanan publik. Setelah dilakukan evaluasi kinerja, saat ini telah dilakukan evaluaisi kinerja dengan 6 kategori. Artinya dengan evaluasi kinerja inilah untuk mencari benang merah permasalahan apa yang dihadapi oleh publik, sehingga publik menjadi puas. Apakah setiap pelayanan prima itu harus bayar? Saya kira berkaitan dengan pelayanan yang diberikan oleh Pemerintah Kabupaten Sumenep tidak ada biaya, kalau memang tidak ada biaya, ya tidak ada biaya karena setiap biaya yang membebani masyarakat pasti diatur oleh Perda. Anggaran APBD Sumenep kan cukup tinggi, prioritas ke depan? Untuk tahun sekarang lebih diprioritaskan kepada infrastruktur dengan tidak menafikan aspek-aspek yang lain. Karena dengan infrastruktur barangkali memiliki satu korelasi dengan bentuk-bentuk kegiatan lain kepada masyarakat. Kalau dibandingkan daerah lain di Madura APBD Sumenep cukup tinggi, APBD murni tahun 2014 kisaran 1,4 dengan APBD perubahan 2013 kisaran 1,6 dan itupun sudah didistribusikan kepada masing-masing SKPD. Setiap tahun terjadi peningkatan anggaran, ini berarti bahwa kebutuhan masyarakat semakin terpenuhi. Saat ini momen yang sangat penting, yaitu Hari Jadi untuk mengevaluasi dan merefleksi diri agar mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan mampu memberikan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat. Dan juga mengajak masyarakat berpartisipasi lebih proaktif membangun Sumenep, baik pembangunan fisik dan pembangunan sumber daya manusianya. [El]
rena ketika para investor masuk dan sumber daya manusianya tidak siap, maka yang akan terjadi masyarakat Sumenep tidak mampu berkompetisi dan terpinggirkan. Itulah sebabnya skill tinggi sangat dibutuhkan untuk menunjang dunia usaha berkembang cepat. Perkembangan dunia usaha yang cepat pada akhirnya akan memberikan kontribusi kesejahteraan bagi masyarakat Sumenep. Tentunya dunia usaha yang sehat bukan hanya ditunjang oleh tersedianya sumber daya manusia dengan skill tinggi, tetapi juga figur dan sosok para usahawan untuk bekerja penuh energi, pantang menyerah dan mampu menghasilkan
produk-produk kreatif dan inovatif yang bersumber dari potensi yang ada. Potensi perikanan misalnya akan bisa menghasilkan berbagai produk unggulan yang bisa merambah pasaran lokal dan luar. “Sumenep butuh sosok-sosok kreatif untuk mengembangkan potensinya,“ Sugianto menambahkan. Dan yang paling penting dunia usaha akan berkembang apabila ada kesamaan konsep, visi maupun misi, baik dari para investor maupun masyarakat. Artinya, keinginan dan standar para investor tidak bertolak belakang dengan keinginan masyarakat, para tokoh ulama dan pemerintah sendiri. Begitupun sebaliknya. [El]
INFO | 2 | OKTOBER 2013 I 3
Kabupaten Sumenep telah genap berusia 744 tahun, pada tanggal 31 Oktober 2013. Banyak kearifan masa lalu, dan semangat pembaruan masa kini yang dapat dijadikan modal untuk pembangunan Sumenep yang lebih baik lagi di masa mendatang Banyak hal yang tersimpan dalam mengiringi perjalan warga Sumenep selama tujuh abad lebih. Keelokan tata bahasa dan ragam budaya yang dimiliki kabupaten paling ujung timur di Pulau Madura ini, tak henti-henti menarik perhatian para wisatawan nusantara maupun mancanegara untuk mengunjunginya. Begitu pula, Sumenep memiliki banyak objek wisata. Salah satu objek wisata dia antaranya museum dan keraton. Keraton Sumenep terletak di tengah-tengah kota yang berdiri di atas tanah milik pribadi Pangeran Natakusuma alias Panembangan Somala, dibangun pada masa pemerintahan Panembahan Sumolo I tahun 1762. Bangunan keraton ini mempunyai corak budaya Islam, Cina, Eropa dan Jawa, dengan Arsiteknya adalah Liaw Piau Ngo dari China. Di dalam keraton terletak peninggalan-peninggalan bersejarah seperti Pendopo Agung, kantor Koneng, dan bekas Keraton Raden Ayu Tirta Negara yang saat ini dijadikan tempat penyimpanan benda-benda kuno. Salah seorang budayawan Sumenep, Tajul Arifin menilai, keberadaan keraton ini tidak hanya sebagai peninggalan kerajaan Sumenep namun masih eksis digunakan sebagai tempat pemerintahan. Seperti Pendapa Agung sampai saat ini masih dipakai sebagai tempat diadakannya acara-acara kabupaten seperti penyambutan tamu Negara, serah terima jabatan pemerintahan dan acara kenegaraan lainnya. Sedangkan kantor Koneng yang berarti kantor raja dahulu adalah ruang kerja Sultan Abdurrachman Pakunataningrat I selama masa pemerintahannya tahun 1811 sampai 1844 Masehi. Selain ketiga ruangan tersebut di kompleks keraton terdapat Taman Sare, yaitu tempat pemandian putri raja yang masih terlihat asri
dan indah sampai sekarang. “Pada mulanya antara keraton dengan pendapa letaknya terpisah. Namun pada masa pemerintahan Sultan Abd. Rachman Pakunataningrat, kedua bangunan tersebut dijadikan satu deret,” urainya. Bagian lain dari keraton Sumenep adalah pintu gerbang Labang Mesem, yang artinya pintu/ gerbang tersenyum yang melambangkan keramahtamahan masyarakat Sumenep terhadap setiap orang yang datang ke keraton.Labang Mesem merupakan sebutan untuk gerbang keraton yang letaknya tidak jauh dari Taman Sare. Dalam Bahasa Indonesia, Labang berarti pintu, dan Mesem berarti senyum. Dari sekian versi tentang asal usul nama Labang Mesem, akhirnya disimpulkan, bahwa nama Labang Mesem merupakan symbol. Perlambang atas sikap keramah-tamahan dan penuh senyum dari para raja dan seluruh orang keraton dalam menerima tamu. “Setidaknya ada tiga versi yang melatari pemberian nama Labang Mesem. Pertama, pada jaman dahulu pintu gerbang menuju keraton itu dijaga oleh dua orang cebol. Hal ini bisa dilihat dari dua ruangan dengan pintu rendah di kanan dan kiri gerbang itu. Menguatkan bukti itu, di makam Asta Tinggi terdapat kuburan-kuburan cebol. Karena yang menjaga orang dengan bentuk kecil, maka tak heran bila sering menghadirkan senyum orang-orang yang melintas di gerbang tersebut,” tandasnya. Versi kedua menyebutkan, ruang terbuka yang berada di atas pintu gerbang tersebut merupakan tempat raja untuk mengawasi sekitar keraton. Juga mengawasi putri-putri dan para istrinya yang sedang mandi di Taman Sare. Konon ketika sedang memperhatikan putri dan atau
istrinya yang sedang mandi itu, raja tampak mesam-mesem. Sebab itulah kemudian gerbang itu disebut Labang Mesem. Sedang versi yang lain, menyebutkan suatu ketika Keraton Sumenep berhasil memukul mundur pasukan dari kerajaan Bali. Menyisakan dendam, Raja Bali bermaksud menuntut balas. Maka mereka pun datang ke Sumenep beserta bala tentaranya. Namun siapa sangka, ketika mereka sudah sampai di depan gerbang keraton amarah yang diselimuti dendam berubah. Menjadi senyum ramah dan penuh persahabatan. Kabarnya, hal itu merupakan akibat terkabulnya doa raja kepada Tuhan yang Maha Esa. Merubah api dendam menjadi air persaudaraan. Museum keraton Sumenep ini terdiri beberapa bangunan mulai dari bangunan induk keraton, taman sare, dan ladang museum. Disetiap ruangan terpajang berbagai benda yang menjadi saksi kekuasaan dan keberadaan Museum Keraton. Di museum ini Anda juga tersisa pemandian putri Keraton Sumenep. “Bagian pertama museum ini yaitu yang terdapat di luar keraton merupakan tempat menyimpan kereta kencana kerajaan Sumenep dan kereta kuda pemberian ratu Inggris. Kereta kerajaan tersebut sampai sekarang masih dipergunakan saat upacara peringatan hari jadi kota Sumenep,” katanya. Bagian kedua museum terdapat di dalam Keraton Sumenep. Dalam ruangan ini tersimpan alat-alat untuk upacara mitoni atau upacara tujuh bulan kehamilan keluarga raja. Ada juga senjata-senjata kuno berupa keris, clurit, pistol pedang, bahkan samurai dan baju besi. Beragam guci dan keramik dari Tiongkok menghiasi etalase museum seakan ingin menjelaskan eratnya jalinan hubungan antara kerajaan Sumenep dan
Moh. Erfandi, Kepala UPT Museum Keraton Sumenep:
“Pengunjung Keraton Meningkat Hingga 100 persen” Berapa target PAD untuk Museum Keraton Sumenep tahun 2013? Sesuai ketentuan target PAD untuk sektor wisata museum keraton Sumenep pada tahun 2013 sebesar Rp 36 juta per tahun. Namun, per bulan Oktober ini, pendapatan museum keraton sudah mencapai Rp51 juta. Nah, kalau sampai akhir tahun nanti bisa di atas Rp60 juta. Artinya, pada akhir penyetoran PAD diyakini bisa melampaui hingga 100 persen dari target PAD tahun ini. Harga tiket masuk untuk museum keraton Sumenep senilai Rp2.000,- untuk dewasa dan anakanak Rp1.000,-. Cukup terjangkau karena para wisatawan bisa berkeliling seluruh sudut dilokasi bangunan peninggalan kerajaan Sumenep tersebut. Bentuk pemeliharaan terhadap museum keraton sumenep sendiri? Untuk menjaga kelangsungan bangunan museum keraton Sumenep, Pemerintah Kabupaten melalui Disbudparpora telah menganggarkan dana pemeliharaan sekitar Rp50 juta. Tapi sejauh mana penggunaannya sementara waktu saya belum bisa membeberkan, karena sebagai pejabat yang baru dilantik awal pekan lalu masih mempelajarinya.
4 | INFO | 2 | OKTOBER 2013
Potensi terbesar pengunjung Museum Keraton Sumenep? Potensi terbesar pengunjung di museum keraton Sumenep, jika mengacu pada data bisanya ketika hari libur sekolah, baik setelah Ulangan Akhir Semester (UAS) maupun libur akhir tahun dan kenaikan kelas. Jumlah pengunjung disaat masa liburan sekolah, tiap hari rata-rata mencapai 250 orang. Sedangkan dihari biasa hanya berkisar 50-100 orang. Sebagian besar pengunjung berasal dari luar Madura. Seperti Blitar, Situbondo, Jember, Lumajang, Bondowoso dan Probolinggo. Ada juga wisatawan asal Sumenep, tapi tidak seberapa. Lokasi yang diminati para wisatawan? Selama ini pengunjung museum keraton Sumenep banyak berjubel memadati pemandian Taman Sare. Taman ini dulunya sebagai tempat pemandian putri raja Sumenep yang terbagi atas tiga pintu menuju kolam. Masing-masing pintu dipercaya memiliki keistimewaan yang berbeda-beda. Pintu satu, diyakini bisa membuat awet muda dan dipermudah mendapatkan jodoh serta keturunan. Pintu dua, diyakini dapat mening katkan karir dan kepangkatan.
Moh. Erfandi, Kepala UPT Museum Keraton Sumenep
Sedangkan pintu ketiha, di yakini dapat meningkatkan iman dan ketaqwaan. Selain itu, yang menjadi jujukan utama ketika pengunjung tiba dimuseum keraton Sumenep adalah Al-Qur’an raksasa seberat 1,5 ton. Sebenarnya, di museum juga ada Al-Qur’an yang memiliki nilai sejarah dan keajaiban, yaitu Al-Qur’an yang ditulis tangan oleh Sultan Abdurrahman, salah seorang raja Sumenep tempo dulu. Alquran ini ajaib karena dipercaya hanya ditulis dalam tempo waktu satu malam lengkap 30 juz. Dan dinilai mengandung nilai sejarah tinggi karena Sultan Abdurrahman menulis Alquran ini 200 tahun silam. [Nita]
Keraton Sumenep kerajaan China. Ada pula arca, baju kebesaran sultan dan putri Sumenep, serta kamar tidur raja Sumenep yang tidak boleh dimasuki oleh pengunjung. Tersimpan pula fosil ikan paus yang terdampar di Pantai Sumenep tahun 1977. Di museum ini Anda juga dapat juga melihat al-Qur’an yang ditulis oleh Sultan Abdurrachman. Bahkan ada koleksi unik museum ini yaitu berupa piring ajaib yang dikenal dengan nama magic rower. Piring nasi tersebut diyakini memiliki kekuatan magis dimana nasi yang dihidangkan di atasnya tidak basi meskipun sudah satu minggu. Piring ini merupakan tempat nasi berbentuk oval dengan gambar Raja Sampang Condronegoro (1830) hadiah bagi raja Sumenep ke-32, Sultan Abdurrahman Pakunataningrat (1811-1854). Bagian ketiga berada di dalam keraton yang disebut Museum Bindara Saod karena dahulu merupakan tempat Bindara Saod menyepi (Rumah penyepian Bindara Saod). Ruangan ini terdiri lima bagian yaitu teras rumah, kamar depan bagian timur, kamar depan bagian barat, kamar belakang bagian timur dan bagian barat. Baik Museum, Museum Kantor Koneng dan Museum Bindara Saod, ramai dikunjungi wisatawan lokal maupun mancanegara. Keraton Sumenep sendiri dikenal dengan sebutan Potre Koneng (Putri Kuning). Julukan ini diberikan karena dahulu pernah hidup seorang permaisuri yaitu Ratu Ayu Tirto Negoro. Putri ini berasal dari China dan terkenal memiliki kulit kuning bersih. Untuk menghormati sang permaisuri maka atap Keraton Sumenep diberi warna kuning cerah. Di dalam keraton terdapat Pendopo Agung, Kantor Koneng, dan bekas Keraton Raden Ayu Tirto Negoro yang saat ini dijadikan tempat penyimpanan bendabenda kuno. Pendopo Agung sampai saat ini masih dipakai sebagai tempat diadakannya acara-acara kabupaten seperti penyambutan tamu, serah terima jabatan pemerintahan, dan acara kenegaraan lainnya. Sedangkan Kantor Koneng atau kantor raja adalah ruang kerja Sultan Abdurrachman Pakunataningrat I selama masa pemerintahannya tahun 1811 sampai 1844 Masehi. Sumenep sendiri kini menjadi salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Timur. Kabupaten Sumenep memiliki wilayah yang terdiri dari dataran dan 126 pulau meliputi 27 kecamatan.
seiring bergulirnya waktu dari tahun ke tahun, abad ke abad dan bergantinya para pemimpin, berdampak terhadap keberadaan bangunan keraton tersebut. Menurut salah satu budayawan di Sumenep, Tajul Arifin, kini bangunan keraton Sumenep banyak yang beralih fungsi. Seperti disebelah selatan Taman Sare berdiri pendapa atau paseban, berubah menjadi toko souvenir lalu diganti lagi menjadi rumah pintar. “Lalu di sebelah selatan jalan undakan terdapat Sagaran atau laut kecil dilengkapi perahu sebagai tempat bertamasya putera-puteri Adipati. Tapi kini Sagaran tersebut ditempati perumahan rakyat dan lapangan tennis,” katanya. Selain itu, lanjut Tajul, di sebelah barat lapangan tennis, berdiri kamarrata merupakan tempat kereta kencana dan dibelakangnya berdiri kandang kuda lengkap dengan dua taman. Taman di sebelah timur ditempati buaya putih dan taman sebelah barat merupakan tempat pemandian kuda. Kini, bagian belakang kamarrata didirikan Taman Kanak-Kanak dan sebelah selatannya didirikan gedung olahraga atau lapangan bulutangkis. “Mungkin sudah menjadi kebutuhan untuk kelangsungan Pemerintahan Kabupaten Sumenep yang menyesuaikan dengan Tata Ruang Kota Wilayah (RTRW) sehingga harus dilakukan alih fungsi bangunan disekitar keraton tersebut,” tuturnya. Ia menilai, pergeseran bangunan itu demi keindahan kota Sumenep. Akan tetapi alih fungsi bangunan keraton sebagian besar dilakukan di titik luarnya saja, dan untuk bangunan induk keraton sendiri masih berdiri sesuai fungsinya. “Sekalipun banyak yang beralih fungsi dari bangunan keraton Sumenep, tapi nilai eksotik dan filosofi dari bangunan induk masih tetap terjaga. Bahkan, menyedot perhatian bagi wisatawan nusantara dan mancanegera untuk berkunjung ke Sumenep,” urainya. Menurutnya, perubahan bangunan disekitar museum keraton Sumenep ini menunjukkan pembangunan berjalan dengan baik. Hanya saja, dirinya merasa takut dengan perubahan jaman akan semakin mengikis nilasi filosofi dari bangunan keraton Sumenep. “Kita bisa lihat banyak bangunan yang diperbaiki namun tidak memperhatikan bentuk aslinya. Akhirnya mengurangi nilai eksotiknya. Tapi, bagaimanapun juga asalkan tidak merubah bentuk dan lokasi bangunan keraton Sumenep, dipastikan nama Sumenep untuk satu abad kedepan Keraton Sumenep Adaptasi Nilai masih akan tetap dikenang dan dirinduModern kan oleh masyarakat lokal maupun diluar Meski bangunan museum keraton karena terkenal dengan ramah serta muSumenep memiliki nilai filosofi, namun rah senyum,” ungkapnya.[Nita]
Pameran pembangunan yang digelar kali ini dibuat berbeda dengan pameran sebelumnya. Hal ini dimaksudkan untuk memberi daya ungkit dan daya dorong untuk mempromosikan potensi daerah yang ada di seluruh wilayah Kabupaten Sumenep. Sehingga tak hanya tempatnya yang pindah, namun banyak hal yang dibuat berbeda. Sehingga, ajang pameran pembangunan bukanlah kegiatan seremonial ritual tahun yang rutin digelar. Dalam rangkaian Hari Jadi ke 744 Kabupaten Sumenep tahun 2013, kegiatan Pameran Pembangunan akan berbeda dengan kegiatan Pameran Pembangunan tahun-tahun sebelumnya. Yakni, dengan pelaksanaan pameran yang dijadwalkan buka sejak pukul 09.00 WIB hingga pukul 21.00 WIB. Menurut Kepala Bidang Komunikasi Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Sumenep, Abdul Kadir, SH dalam pelaksanaan pameran pada Hari Jadi Kabupaten Sumenep tahun ini memang ada inovasi, agar kegiatan pameran pembangunan ada hasil dan manfaat bagi Kabupaten Sumenep di masa mendatang. “Tempatnya yang berbeda dari tahun sebelumnya, jam buka pameran juga sengaja dimulai sejak pagi hingga malam hari, agar lebih menjangkau semua kalangan termasuk para siswa dan kalangan pondok pesantren,” ujarnya. Dengan waktu yang relatif panjang dan tidak hanya seperti yang dilaksanakan sebelumnya sejak sore hingga malam hari, semua kalangan bisa memanfaatkan moment tersebut untuk berkunjung dan menikmati kegiatan pameran. Tak hanya dari sisi stand pameran juga terbilang jauh meningkat dari tahun sebelumnya. Selain seluruh satuan kerja perangkat daerah (SKPD) banyak pihak swasta dan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang ikut serta membuka stand pameran seperti Merpati Pilot School dan Telkom maupun Telkomsel. Hal ini membuktikan bahwa Sumenep sebagai salah satu kabupaten yang berada di ujung timur Pulau Madura sudah mendapat kepercayaan (trust) dari BUMN, sehingga mereka mau terlibat dalam berbagai kegiatan yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Sumenep.
Selain itu, BUMN sendiri memiliki kesempatan untuk menyampaikan informasi seluas dan sebebas mungkin kepada warga Sumenep mengenai segala hal terkait perusahaan mereka yang telah lama berkiprah dalam pembangunan di Indonesia, sesuai dengan bidang dan pekerjaan mereka. Sehingga, pameran pembangunan tidak dimaknai sebagai ajang pamer (display) produk yang dimiliki oleh setiap daerah, dan perusahaan yang ikut pameran, namun lebih dari itu, pameran pembangunan dapat menjadi ajang bertemunya orang-orang yang memiliki kepentingan dan usaha yang bisa menggerakkan roda dan perekonomian daerah. Tak hanya itu, beragam kegiatan festival, lomba dan pagelaran seni budaya semuanya tersaji di arena pameran yang jauh lebih luas dan lebih representatif daripada lokasi sebelumnya. Pentas musik juga tersedia, dimana setiap kelompok seni dan musik tampil bergantian untuk menghibur para pengunjung yang datang. Untuk dunia pendidikan juga tersedia ruang dan waktu pameran yang cukup longgar. Ajang pencarian bakat, bagi generasi muda dan anakanak diberikan apresiasi mela lui lomba pemilihan dai cilik. Lembaga pendidikan, mulai dari tingkat bawah, menengah, hingga perguruan tinggi juga mendapat kesempatan yang sama untuk ikut serta menjadi peserta pameran pembangunan. Tak kalah menariknya panitia juga menyediakan beragam stand dan tempat untuk para pelaku usaha kecil dan menengah (UMKM) yang ada di Kabupaten Sumenep. Hal tersebut juga diiringi dengan tersedianya bazar dan pasar malam sebagai ajang hiburan bagi warga Sumenep yang
butuh tempat untuk bersantai bersama keluarga dan anak-anak. Jika dihitung secara keseluruhan, terdapat ratusan stand pameran yang ikut berpartisipasi dalam pameran pembangunan kali ini yang secara keseluruhan menempati arena Gelanggang Olahraga (Gor) A. Yani Sumenep, baik yang berada di dalam gedung maupun yang berada di luar gedung, bahkan di bagian lapangan. Jika dilihat dengan jeli, potensi ekonomi dan peredaran uang yang terjadi pada saat pameran pembangunan berlangsung cukup besar. Hal tersebut bisa dihitung dari jumlah stand yang ikut pameran, orang yang ikut terlibat dalam pengelolaan stand, barang yang dipasok ke dalam stand, pengunjung yang datang ke pameran. Secara keseluruhan hal tersebut berpotensi menciptakan potaran roda perekonomian masyarakat bawah. Launching Sumenep Digital Sosiaity SDS Launching Sumenep Digital Society (SDS) menurut Kadiskominfo Yayak Nurwahyudi sebagai bentuk percepatan implementasi Teknologi Informasi kepada masyarakat khususnya dikalangan pelajar sekaligus sebagai ajang untuk meng akses seluruh potensi yang ada di kabupaten Sumenep. Pameran Pembangunan Hari Jadi Sumenep ke 744, nantinya juga bernuansa tentang rencana pembangunan Pemerintah Kabupaten Sumenep, di masa depan. “Launching SDS tersebut sebagai bentuk percepatan implementasi Teknologi Informasi kepada masyarakat khususnya dikalangan pelajar sekaligus sebagai ajang untuk meng akses seluruh potensi yang ada di kabupaten Sumenep,” jelasnya. Pameran Pembangunan yang dimulai 28 Oktober hingga 3 Nopember
2013 menurut Kadaiskominfo Yayak Nur Wahyudi, akan ditempatkan di Gelanggang Olah Raga Pangligur. Warga Sumenep akan jadi aset global, bukan lagi aset lokal ataupun regional. Hal ini dimungkinkan dengan dilaunchingnya Sumenep Digital Society oleh Bupati Sumenep Drs. KH. A. Busyro Karim,MSi (Pemkab Sumenep) dan Geneneral Manager Witel Suramadu Telkom, Djatmiko. Upaya menjadikan Sumenep Digital Society ini diperkuat dengan ditandatanganinya sebuah Nota Kesepahaman antara Pemerintah Kabupaten Sumenep dan PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk (disingkat Telkom atau Telkom Indonesia), bertempat di Gor Koni Kabupaten Sumenep pada Senin malam (28/10). Dikatakan oleh General Manager Witel Suramadu, Djatmiko “ Kami melihat Sumenep adalah kota yang sarat dengan potensi sumber daya alam, sehingga sangat strategis sebagai kota tujuan investasi dan pengembangan industri, khususnya di bidang pertanian dan tourism”. Ditambahkan olehnya, dengan melihat kondisi seperti itu, teknologi informasi sangat diperlukan sebagai enabler dalam mempercepat pertumbuhan ekonomi kota dan menjadikan kota berpenduduk sekitar 1,1 juta jiwa ini mempunyai daya saing kompetitif di pasar global. “Telkom menyambut baik upaya Pak Bupati yang ingin menjadikan kotanya sebuah Digital Society, sehingga kami segera memetakan kebutuhannya supaya solusi yang kami berikan bisa sejalan dengan visi misi beliau dan master plan pengembangan kota ini,” tambah Djatmiko. Seperti diketahui, Sumenep mempunyai potensi pertanian dan peternakan yang cukup baik, serta potensi tourism yang luar biasa. Khusus untuk kota Sumenep, Tel-
kom telah melakukan beberapa proses ke arah digitalisasi yakni: Pertama, government sektor bidang pendidikan: Telkom telah menggelar akses @wifi.id di 37 sekolah dan akan terus ditambah secara bertahap sampai akhir 2014 sebanyak 300 sekolah se Sumenep. Ini adalah program Indischools (Indonesia Digital Schools) kerjasama Telkom dengan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Dengan Indischools, baik pelajar, pendidik, maupun elemen sekolah/ perguruan tinggi bisa melakukan akses internet wifi@id dengan melakukan pembelian melalui kartu Telkomsel, dengan tarip per hari hanya Rp 1.000,- Indischools diimplementasikan Telkom melalui tiga tahapan atau tiga staging, yakni connectivity (sambungan), content (isi), dan community (komunitas). Di seluruh Indonesia, infrastruktur wifi@ id akan digelar di 300 ribu sekolah sampai tahun 2015. Diharapkan sampai akhir tahun 2013 ini, sudah ada 100 ribu yang terkoneksi akses internet broadband wifi@id. Setelah terkoneksi, Telkom akan memberikan berbagai konten pendidikan di dalamnya, seperti SIAP Online, Q Jurnal, Qbaca, dan lainnya. Kedua, public sector: 7 Public area telah tercover oleh wifi@id yakni di Taman Adipura, Gedung Koni, Kantor CPM, Kodim Sumenep, Ruko Adi Poday, Disbudparpora, Wifi Zone Telkom. Ketiga, private sector: Bekerjasama dengan Dinas Koperasi akan menjadikan 40 Koperasi dan UKM sebagai cash point Delima (remittance) dengan nama program IndiFinance. Saat ini 160 pelaku bisnis UKM/ UMKM telah terdaftar di portal bisnis Telkom www.smartbisnis.co.id dan akan terus ditambah dengan target sampai akhir tahun menjadi 200 an pelaku bisnis. [Hid]
Abdul Kadir, SH, Kabid Komunikasi Dinas Kominfo Sumenep
“ Mengemas Potensi Sumenep Dalam Pameran Pembangunan ” Apa yang berbeda pada pemaran pembangunan Sumenep kali ini? Berbicara peringatan Hari Jadi ke 744 Kabupaten Sumenep tahun 2013 ini, memang banyak agenda kegiatan yang berbeda dari tahuntahun sebelumnya. Khususnya yang akan kami laksanakan, yakni Pameran Pembangunan Hari Jadi Kabupaten Sumenep yang ditempatkan di halaman parkir timur Stadion GOR A. Yani Panglegur. Insya Allah kegiatan pameran kali ini berbeda dari tahun sebelumnya. Yang jelas dari tempat, waktu dan suasana serta kegiatan dalam pameran pembangunan tersebut. Bisa dijelaskan detailnya seperti apa? Begini, dari sisi tempat biasanya selama ini di Lapangan Giling Sumenep dengan lokasi tertutup (indoor). Nah, kali ini dilapangan terbuka (outdoor) namun nantinya tetap dibuat indoor, namun tetap dibuat seperti indoor. Jadi semua peserta pameran berada di areal pameran yang disediakan panitia. Jadi, kemasannya sudah kita setting untuk masing-masing kavling peserta pameran sudah bisa menempati meskpun tanpa harus membuat sendiri di kapling yang disedia-
kan lengkap dengan nama instansi dan sebagainya. Namun, bagi yang ingin mendesain sendiri kami persilahkan yang pentng tidak sampai melebihi denah kavling yang disediakan. Kemudian dari pelaksanaan pameran kali ini suasanannya jelas akan berbeda dari tahun sebelumnya, karena waktunya dimulai pukul 09.00 WIB (9 pagi) dan berakhir pukul 21.00 WIB (9 malam), berbeda dengan tahun sebelumnya yang biasanya dilaksanakan sejak sore hingga malam hari. Bahkan, dalam kegiatan pameran kali ini dilaksanakan launching Sumekar Internet Society (SIS) atas kerjsama yang dilakukan Diskominfo Sumenep dengan PT Telkom. Dan ini akan memberikan suasana dan ruang yang berbeda dengan pamern-pameran sebelumnya. Bagaimana meyakinkan masyarakat untuk datang ke pameran pembangunan kali ini? Betul, jika sebelumnya karena dilaksanakan malam hari untuk pelajar akan sulit datang karena bisa kemalaman, mengganggu waktu belajar dan kendala lainnya. Sedangkan dengan waktu yang diatur sejak pagi menjelang siang ini, para pelajar, mahasiswa dan masyarakat yang
memiliki waktu memang untuk terbatas bisa memilih waktu untuk datang ke pameran. Apalagi pameran kali dengan SIS akan banyak fasilitas internet untuk mengakses berbagai informasi dan materi apapun yang dibutuhkan sambil melihat berbagai macam produk yang dipamerkan disana. Karena itu, kami juga mengandakan berbagai kegiatan yang akan banyak mendatangkan massa untuk datang ke stand-stand pameran. Dan tidak kalah kentingnya, kami sosialisasikan baik melalui pemberitaan di media cetak maupun elektronik dan siaran keliling yang kami lakukan untuk memberikan informasi kepada masyarakat, sehingga mereka penasaran dan tertarik untuk datang. Bagaimana respon maupun partipasi lembaga lain dan masyarakat terhadap kegiatan dalam kegiatan pameran pembangunan ini? Yang jelas respon SKPD khususnya, sangat antusias untuk megikuti pameran kali ini, bahkan terpaksa kami tolak bagi SKPD yang ingin mendaftar lebih dari dua, karena kami memang memberikan toleransi setiap SKPD maksimal dua stand. Sebab, stand dari lembaga atau mi-
tra kami lainnya juga banyak yang berminat, seperti BUMN dan BUMD termasuk sejumlah investor yang tidak bisa kami sebutkan satu-persatu disini, baik yang berartisipasi maupun yang khusus kami undang kesini dan melihat potensi Sumenep melalui kegiatan pameran pembangunan. Boleh dijelaskan rebih rinci out put apa sebenarnya yang diharapkan dalam kegiatan pemaran dan setelahnya? Begini, yang jelas dalam kegiatan pameran ini akan menjadi ajang bagi siswa untuk mendapatkan hal baru dengan laboratorium komputer dan internet yang ada, serta untuk observasi untuk perguruan tinggi dan para pendidikan untuk peningkatan pendidikan di Sumenep dengan fasilitas internet gratis. Bahkan untuk lembaga formal maupun nonformal seperti pondok pesantren kami beri ruang khusus sehingga mereka kumpul bersama dan mencari sesuatu yang cocok dengan kebutuhan di lembaganya dan sebagainya. Serta bagi masyarakat Sumenep secara umum, bisa lebih leluasa untuk melihat dan menikmati berbagai potensi Sumenep dalam kesempatan tersebut. Harapan Anda dengan digelar
Abdul Kadir, SH, Kabid Komunikasi Dinas Kominfo Sumenep
nya pameran ini apa? Kami harapkan melalui Hari Jadi Kabupaten Sumenep kali ini sesuai dengan temanya dengan semangat Hari Jadi ke 744 Kabupaten Sumenep kita perkokoh kebersamaan dalam membangun untuk peningkatkan kesejahteraan masyakat yang Super Mantap. Begitu halnya melalui Pameran Pembangunan kali ini dapat membuatkan output positif sehingga mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat Sumenep dimasa yang akan datang. [Ren]
INFO | 2 | OKTOBER 2013 I 5
Pembukaan Expo Pesantren oleh Bupati KH. A. Busyro Karim, M.Si
Bupati KH. A. Busyro Karim, M.Si beserta ibu Hj. Nurfitriana Busyro foto bersama di stand Dharma Wanita Persatuan kabupaten Sumenep
Rapat koordinasi bersama investor asing
Wabup Ir. H. Soengkono Sidik, S.Sos, M.Si menyapa anak-anak penyandang cacat
6 | INFO | 2 | OKTOBER 2013
Undangan pembukaan pameran pembangunan dalam rangka hari Jadi Sumenep ke-744
Bupati KH. A. Busyro Karim, M.Si menerima cendera mata dari salah satu peserta pameran
Bupati KH. A. Busyro Karim, M.Si berkunjung ke stand Merpati Air Line
Tari Nyandeng Taresna dalam pembukaan Pameran Pembangunan Hari Jadi Sumenep ke 744
Asta raja-raja Sumenep
Masjid Jamik Kabupaten Sumenep
Keraton Sumenep
Pantai Slopeng
Pantai Lombang
Kereta raja-raja Sumenep
Tempat pemandian raja-raja Sumenep
Labheng Mesem pintu masuk ke Keraton Sumenep
INFO | 2 | OKTOBER 2013 I 7
Distribusi Raskin Kepulauan Dibantu Hingga Titik Desa Distribusi Raskin Kepulauan Dibantu Hingga Titik Desa Distribusi raskin untuk kepulauan di Kabupaten Sumenep sudah dianggarkan melalui dana di Perubahan Anggran Kegiatan (PAK) Kabupaten Sumenep 2013, sehingga distribusi raskin untuktuk kepulauan yang sebelumnya hanya di pelabuhan daratan, namun dengan bantuan biaaya transportasi raskin hingga di titik masing-maisng Desa setempat. Hal tersebut diungkapkan Asisten Pembangunan Ekonomi Sekretaris Daerah Kabupaten Sumenep, Ir. H. M. Syahrial, MM pada kegiatan sosialisasi distribusi raskin untuk wilayah kepulauan di Sumenep, di Hotel Utami Sumekar, Kamis (24/10).
“Dengan adanya bantuan transportasi raskin hingga ke masing-masing Desa oleh Pemerintah Kabupaten Sumenep, diharapkan tidak lagi ada kenaikan harga penebusan raskin,” ujarnya. Disamping itu tegas mantan Kepala Dinas PU. Bina Marga Sumenep ini, disamping tepat harga diharapkan pula raskin itu benar-benar tepat waktu dan tepat sasaran pada Rumah Tangga Sangat Miskin (RTSM) yang memang berhak menerima. Bahkan, adanya keluhan seringnya ada informasi, jika beras untuk masyarakat miskin tersebut sering tidak sesuai kualitas. Yang dimungkinkan selama ini terjadi karena sering terlambat dalam penebusan raskin, sehingga mempengaruhi kuali-
tas beras. Sementara itu transpor raskin dilakukan untuk Oktober, Nopember, Desember, dan jatah raskin untuk bulan ke 15. Dengan pendistribusian raskin dilakukan oleh pihak ketiga dalam hal ini CV. Sedangkan untuk tahun berikutnya akan diajukan kembali pada tahun 2014 mendatang. Hadir dalam kegiatan sosialisasi tersebut, anggota Komisi A DPRD Sumenep, Junaidi, Kepala Devisi Regional 12 Bulog Madura, Hariono, serta dari unsur Polres Sumenep, dan Bakorwil Madura. Peserta sosialisasi masing-masing Camat, dan Kepala Desa Kepulauan di Sumenep. (Ren, Esha)
SDN Bringsang I & II Adakan Bermacam Lomba Dalam rangka memeriahkan Kegiatan Tengah Semester (KTS) pada semester ganjil tahun pelajaran 2013-2014, Kepala Sekolah SDN Bringsang I dan II Kecamatan Giligenting bekerja sama dengan mengisi berbagai kegiatan lomba antar siswa, baik perorangan maupun beregu. Menurut Kepala Sekolah SDN Bringsang I, Muh. Riyadi, S.Pd. Sabtu pagi (19/10) kemarin, kegiatan ini dilakukan untuk memacu semangat dan mengisi kegiatan tengah semester, serta mengasah mental siswa.
Dalam kegiatan ini, siswa tidak hanya berlomba sesama siswa sekolah itu sendiri, namun dengan siswa lain, agar mempunyai pengetahuan dan pengalaman yang berbeda untuk mencapai yang terbaik. Sementara itu Koordinator Kegiatan Bersama Tengah Semester, Beni Purnomo, S.Pg. mengungkapkan, kegiatan tengah semester dilaksanakan selama 3 hari mulai tanggal 17 hingga 19 Oktober 2013. Pelaksanaannya mulai hari Kamis, meliputi lomba Lari Karung, Masuk Tangga, dan Sepak Bola Joget.
Kemudian Malam Jumat, Lomba Takbiran, karena masih ada nuansa Hari Raya Idul Adha. Hari Jumat Lomba Mewarnai, Melukis di Pasir, dan Pukul Bantal, yang kesemuanya ditempatkan di pinggir pantai. Hari Sabtu, Lomba Panjat Pisang, alatnyapun menggunakan Pohon Pisang biar tambah seru, karena pelepahnya yang berair dan licin, dan siang hari ditutup dengan Lomba Karnaval sekaligus penutupan kegiatan Bersama Tengah Semester,”ungkapnya. (Rahman, Esha)
Bupati Respon Prestasi Kecamatan lenteng Berbagai prestasi yang diraih Kabupaten Sumenep, dalam berbagai bidang, khususnya yang diraih Kecamatan Lenteng dalam beberapa tahun ini mendapat apresiasi Bupati Sumenep, KH. A. Busyro Karim, M.Si. Hal tersebut diungkapkan dalam sambutan tertulisnya yang dibacakan Asisten Pembangunan dan Ekonomi Setdakab Sumenep, Ir. M. Syahrial, MM dihadapan para Tim Penilai dan masyarakat di UPT Pengairan Kecamatan Lenteng, Senin (21/10). Dikatakan, dalam 2 tahun terakhir dari Kecamatan Lenteng meraih berbagai prestasi, seperti keberhasilan dalam penilaian pelayanan publik terbaik tingkat Jawa Timur pada September 2012, dan pada bulan April 2013 berhasil meraih Lomba KUA Teladan se Jawa Timur. Selanjutnya, saat ini dikunjungi Tim Penilai Lomba Petugas O&P Jaringan Irigasi dan Rawa Teladan tingkat Nasional. “Prestasi yang diraih dari Kecamatan Lenteng ini dihara-
pkan bisa diteladani oleh Kecamatan lainnya di Kabupaten Sumenep,”ujarnya. Bahkan, diakui, UPT Wilayah Selatan yang meliputi Kecamatan Lenteng, Batuan, Saronggi, dan Bluto, dengan luas sekitar 217,47 kilometer, memerlukan strategi dalam pelaksanaan irigasi, yang merupakan sumber utama, hingga mencapai area sawah sekitar 6.776 hektar sawah teknis dan non teknis, sehingga memiliki peranan penting dengan memiliki potensi sumber daya air mencapai 5.145, yakni sebanyak 45 persen berada di Kecamatan Lenteng, Saronggi, dan Bluto. Untuk itu diperlukan semangat dan kesabaran tinggi yang harus dimiliki oleh petugas dalam menghadapi berbagai tantangan di lapangan. “Kami harapkan kinerjanya terus ditingkatkan dimasa mendatang, sehingga tidak hanya bekerja untuk sebuah penghargaan, namun tujuan utama untuk melayani masyarakat,”tambahnya.
Sementara Ketua Tim Penilai Lomba O&P Jaingan Irigasi dan Rawa Teladan Tingkat Nasional, Dr. Samsudin Mansur mengakui, kunjungannya ke UPT Pengairan Wilayah Selatan, sesuai prosedur untuk mengetahui secara langsung kenyataan di lapangan dengan apa yang dipaparkan oleh Sudarno, SP pada penilaian sebelumnya. “Jadi, jika yang dikunjungi sama dengan yang dipaparkan, hasilnya tetap, jika kurang nilainya akan berkurang, dan jika lebih baik, maka nilainya otomatis akan naik,”ungkapnya. Dalam kesempatan tersebut hadir pula Kepala Bidang O&P Dinas PU Pengairan Propinsi Jawa Timur, Ir. Sumoko, yang berharap Sumenep akan menjadi percontohan untuk motivasi bagi Kabupaten/Kota lainnya, khususnya di Jawa Timur. Syukur bisa meraih nomor 1 dan menerima penghargaan dari Menteri PU pada Hari Bhakti mendatang. (Ren, Esha)
Melalui Lomba Gerak Jalan diharapkan semakin membuat tubuh menjadi lebih sehat. Seperti kata pepatah “di dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang sehat”. Hal tersebut ditegaskan Wakil Bupati Sumenep, Ir. H. Soengkono Sidik, S.Sos, M.Si, ketika melepas pelaksanaan Lomba Gerak Jalan tingkat SD/MI dalam rangka Peringatan Hari Jadi Ke 744 Kabupaten Sumenep tahun 2013, di GOR A. Yani Pangligur Sumenep, Rabu (16/10). “Mengikuti Lomba Gerak Jalan harus berangkat dari kesadaran diri tentang pentingnya hidup sehat. Karena, sehat itu mahal, lebih baik kita menjaga daripada mengobati,”ujarnya. Dijelaskan, gerak jalan yang dilak-
sanakan oleh Pemerintah Kabupaten Sumenep setiap tahun, merupakan upaya menanamkan kecintaan generasi penerus terhadap Kabupaten Sumenep, yang sekarang telah berumur 744 tahun. “Sebab, sebagai generasi penerus yang akan membangun dan meneruskan Kabupaten Sumenep, harus memiliki tubuh yang sehat, otak cerdas, dan perilaku yang harus baik,”tambahnya. Kepala Dinas Pendidikan Sumenep, Drs. H. Achmad Shadik, M.Si menjelaskan, peserta Lomba Gerak Jalan tingkat SD/MI diikuti sebanyak 130 regu, dengan tujuan untuk memupuk jiwa sportifitas dan kedisiplinan, serta menjaga kese hatan generasi bangsa. Sedangkan para pemenang lomba
untuk putra diraih Juara I SDN Kalianget Timur I, Juara II SDN Kalianget Barat II, Juara III SDN Kalianget Barat I, dan Harapan I SDN Kalianget Barat IV, Juara Harapan II SDN Batubelah Timur, dan Juara Harapan III SDN Kalimo ok I. Untuk Putri Juara I SDN Kalimo ok I, Juara II SDN Kalianget Timur VIII, Juara III SDN Kepanjin I, Juara Harapan I SDN Kalianget Barat IV, Juara Harapan II SDN Paberasan I, dan Juara Harapan III SDN Pandian I. “Penilaian sudah dilakukan dengan obyektif dari 3 kriteria, seperti tata waktu, kelengkapan barisan, dan tata baris,”jelas Ketua Tim Juri yang juga Kelompok Kerja Pengawas Pendidikan Jasmani dan Kese hatan Sumenep, H. Rusdi. (Ren, Esha)
Kecamatan Kalianget Juara Umum Lomba Gerak Jalan
8 | INFO | 2 | OKTOBER 2013
Lomba Green And Clean Kecamatan Kota Sumenep sejak tanggal 16 sampai dengan 24 Oktober 2013 melaksanakan penilaian Lomba Green And Clean ke Kelurahan dan Desa se Kecamatan setempat. Camat Kota Sumenep, Drs. H. Mohammad Junaidi, M.Si dalam keterangannya mengatakan maksud tujuan kegiatan tersebut adalah untuk meningkatkan kapasitas Desa/Kelurahan dalam manajemen pelestarian lingkungan di wilayahnya, sehingga dapat tercipta lingkungan yang bersih dan hijau. Untuk itu diharapkan kepada seluruh aparat Desa dan Kelu-
rahan agar berpartisipasi dalam kegiatan tersebut, sehingga Kecamatan Kota menjadi Kecamatan yang berprilaku dan berbudaya hidup bersih dan sehat. Adapun kriteria lomba adalah kebersihan, ruang terbuka hijau/penghijauan dan pengelolaan sampah. Peserta lomba tersebut adalah Desa/Kelurahan dengan sasaran perwakilan satu Rukun Wilayah (RW) yang ada di masing-masing Desa/Kelurahan. Sedangkan Tim Penilai terdiri dari Badan Lingkungan Hidup Sumenep, Sekcam Kota dan Kasi PMD. (JuP-02, Fer)
SKJ dan Jum’at Bersih Bertempat di halaman Kantor Camat Dungkek telah dilaksanakan kegiatan Senam Kesegaran Jasmani (SKJ) yang dilanjutkan dengan kegiatan Jumat bersih. Kegiatan tersebut baru pertama bagi Camat Dungkek, Wahyu Kurniawan Pribadi, AP, M.Si yang baru menjabat sebagai Camat setempat. Hadir dalam kesempatan tersebut Sekcam beserta staf Kecamatan Dungkek, Kepala UPT beserta stafnya dan Sekdes se Kecamatan Dungkek.
Dalam kesempatan tersebut Camat Dungkek menyampaikan terima kasih atas kehadiran dan kekompakan serta kerja samanya ikut serta dalam kegiatan Jum’at Bersih maupun kegiatan-kegiatan lainnya. Wahyu berharap, kegiatan ini tidak hanya dilaksanakan di Kantor saja, kalau perlu dilaksanakan di rumah dan sekitar lingkungan masing-masing demi terciptanya keindahan dan kenyamanan lingkungan. (JuP-12, Fer)
Buka Akses Ekonomi Desa Cangkreng Potensi Desa Cangkreng Kecamatan Lenteng yang memiliki produksi padi cukup bagus, bahkan menjadi lumbung padi, khususnya di musim hujan dan potensi tanaman tembakau di musim kemarau, diharapkan kedepan semakin mampu mensejahterakan masyarakat dengan pembangunan infrastruktur yang menunjang transportasi jalur ekonomi. Kepala Desa Cangkreng, Amin Zali, SH yang baru dilantik beberapa bulan yang lalu ini berharap, rencana pembangunan jembatan alternatif yang menghubungkan Desa Cangkreng dan Desa Kambingan bisa terealisasi dalam waktu dekat. Sebab, keberadaan jembatan penghubung tersebut akan semakin memperlancar arus transportasi serta potensi ekonomi masyarakat. “Kami sudah mendapat informasi pada bulan Januari 2014 mendatang pembangunan Jembatan dari Dinas PU Propinsi Jatim sudah bisa dilaksanakan,”jelasnya.
gota Kodam V Brawijaya berpangkat Sersan Mayor ini, dalam 6 tahun pengabdiannya sebagai Kepala Desa, akan terus berjuang untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat melalui pendekatan-pendekatan kepada instansi dan pengambil kebijakan untuk lebih memperhatikan Desanya yang selama beberapa tahun kurang mendapat perhatian. Untuk itu, sebagai langkah awal kepemimpinannya, pihaknya mewajibkan perangkat Desa masuk kantor di Balai Desa setiap hari dan memberikan pelayaan yang baik kepada masyarakat. Bahkan, seluruh hasil tanah pecaton dimasukkan dalam kas Desa untuk dipergunakan bagi pembangunan Desa dan kesejahteraan masyarakat khususnya yang kurang mampu. “Bahkan, kami memberikan sejumlah pelayanan secara gratis kepada masyarakat dengan memanfaatkan dari dana kas Desa, agar masyarakat lebih mudah terlayani dan sejahtera,” tamKarena itu tegas mantan ang- bahnya. (Ren, Esha)
KEHILANGAN Telah Hilang STNK Mobil Grand Espass A. N : ROHILI Alamat : Cawang III RT 7/5 Kebun Pala Jakarta Timur No. Pol : B 7465 XZ
Dr. Ach. Maimun Syamsuddin, M.Ag Saya salah seorang warga Sumenep yang bersyukur, karena sejak Era Reformasi, Sumenep dipimpin oleh orang-orang yang berintegritas. Memang ada hal-hal yang kurang sebagaimana layaknya manusia, saya sepenuhnya memaklumi itu. Tapi setidaknya semuanya memperlihatkan perbedaan jelas dengan kepemimpinan sebelumnya.
Saya yakin, mereka adalah para pemimpin yang visioner. Bahwa tidak sepenuhnya visi itu bisa diwujudkan, itu adalah hal lain. Bahwa mereka juga tidak sepenuhnya memenuhi harapan semua warga, itu juga hal lain, bahkan jika Sumenep dipimpin seorang sehebat Soekarno, Hatta hingga Gus Dur. Bahkan, dipimpin seorang Nabi pun, tidak semua warga akan puas. Karena itu sangat manusiawi: ketidakpuasan dan keterbatasan. Tentu saja ada banyak hal yang masih kurang, ada banyak harapan tidak terpenuhi, ada banyak kekecewaan belum terobati. Itu semua karena persoalan yang dihadapi begitu kompleks dan beragam. Semua telah diupayakan. Tentu saja ada yang tertinggal. Semua telah ada orang yang ditugas menangani. Tentu saja ada yang tidak mampu menjalankan tugas dengan baik, bahkan ada yang tidak mau menjalankan tugasnya dengan baik. Hal mendasar yang patut dikedepankan adalah pembangunan kepribadian sebagai ciri masyarakat berbudaya luhur. Selama ini, bukan saja pembangunan kepribadian cenderung terabaikan, tapi rupanya secara sistematis telah mengalami disorientasi. Bukankah selama ini kita dijejali dengan keberhasilan pembangunan fisik? Bukankah selama ini kita diarahkan untuk mengukur segala capaian dengan ukuran fisik? Bukankah kita hanya bisa memamerkan keberhasilan fisik? Bahkan kita diajari dan diarahkan untuk melihat segala halyang bersifat fisik? Kita semua telah diantar ke jalan yang benar un tuk hanya hidup dengan segala halyang bersifat fisik.
Rupanya kesadaran kita tentang manusia telah mengalami distorsi fatal dengan hanya memandang dimensi fisik. Secara sederhana, perlu kembali ditegaskan bahwa manusia terdiri dari fisik dan psikis, jasmani dan rohani. Yang perlu lebih ditegaskan lagi adalah bahwa yang membuat fisik kita hidup adalah rohani, jiwa. Maka yang menggerakan seluruh tubuh adalah jiwa, yang mengarahkan segala prilaku manusia adalah pikirannya. Maka yang membuat manusia bisa merasakan kehidupan adalah kesadaran yang bersifat psikis. Bukankah makan terasa enak karena kesadaran? Masalahnya, ada kecenderungan mengabaikan aspek psikis dengan mengarahkan semua hal pada aspek fisik. Kata Gus Mus, kita telah menjadi makhluk yang sangat memperhatikan “daging”. Baiklah, pembangunan fisik harus terus jalan. Tapi bukan itu saja. Perlu ada upaya sistematis untuk membangun kepribadian, kesadaran, integrasitas, moralitas, karakter dan jiwa masyarakat sebagai manusia. Untuk kepentingan ini, pendidikan adalah ujung tombaknya, para pemimpin adalah figur panutan dan motornya. Semua unsur masyarakat dan birokrasi perlu dilibatkan untuk kepentingan ini sesuai dengan kapasitasnya. Maka dengan demikian, pendidikan tidak boleh “hanya” berorientasi kelulusan, nilai angka, bangunan gedung, dana operasional, hingga pekerjaan lulusan. Pendidikan perlu secara serius menggarap aspek batin peserta didik sebagai manusia, bukan hanya dengan ceramah atau berbagai bentuk penyampaian verbal. Itu harus dilakukan dengan proses pembentukan dalam kehidupan sehari-hari,
khususnya di sekolah. Dengan itu, para pengelola lembaga pendidikan perlu menegaskan visinya untuk menjadikan pendidikan yang berorientasi kepribadian. Karena berbicara tentang budaya berarti berbicara tentang kepribadian, berbicara kepribadian berarti berbicara tentang cara berpikir sebagai dasar bertindak, dan itu semua ada di jiwa, bukan di fisik. Masihkah kita hanya bangga dengan tubuh sebagai seonggok daging dan benda-benda sebagai sesuatu yang mati? Kepribadian yang ada dalam jiwa setiap orang adalah sumber cara berpikir dan bertindak. Justru inilah kunci sukses manusia dalam kehidupan. Tak ada yang bisa diharap dari tenaga terampil yang tidak punya semangat kerja, disiplin dan jujur. Dan itu adalah kepribadian yang tertanam dalam jiwa. Tanpa itu, keterampilan hanya akan merusak dengan prilaku korupnya. Tak ada yang bisa diharap dari para pengelola instansi apapun yang hanya berbekal keterampilan menejemen tanpa integritas. Tak ada yang bisa diharap dari pengusaha yang memiliki ketarampilan mengembangkan usaha tanpa kepribadian terpuji. Tak ada artinya berbicara kebudayaan tanpa serius membangun kepribadian manusia. Yang membuat kita semua miris, lembaga pendidikan sebagai ujung tombak mulai banyak yang tidak punya visi membangun kepribadian. Semua pihak bisa saling menyalahkan dalam hal ini. Dan memang mungkin sama-sama salah. Berbagai faktor saling terkait sehingga sulit menemukan ujung pangkalnya. Pemerintah sebagai pemegang kebijakan jangan terlalu lebih berorientasi fisik, sehingga
membuat para pengelola lembaga pendidikan selalu berpikir dana. Maka penyimpangan terjadi dari hulu hingga hilir. Pendidikan telah beralih fungsi menjadi pengelola proyek. Di situ pula muncul manipulasi-manipulasi hingga korupsi. Ketika semua itu telah terbiasa maka ia akan dianggap benar. Bahkan yang menentangnya karena menilai tidak benar justru akan disalahkan. Di sisi lain, banyak pemimpin yang malah memberikan contoh prilaku tak terpuji, bahkan dengan bangganya. Lebih dari itu, mereka mengajarkannya kepada bawahan perilaku tak terhormat secara cerdas sehingga bisa kelihatan gagah di balik kebusukannya. Rupanya, perilaku begini sangat mudah menyebar ke berbagai lembaga, termasuk lembaga pendidikan, menyebar ke tengah masyarakat yang tak jarang melalui para tokoh agamanya. Orang-orang yang tak ikut andil dalam berbagai bentuk prilaku tak terpuji itu malah bingung karena kehilangan standar keluhuran. Mereka yang tidak cukup cerdas, dan mereka sangat banyak, malah kebingungan karena benar dan salah, baik dan buruk, terpuji dan tercela sudah berbaur tidak jelas bahkan terbolak-balik. Saya sering mendengar keluhan orang kampung yang lugu karena melihat tokoh panutan yang selama ini menjadi patokan kehormatan melakukan hal-hal yang selama ini dilarangnya. Dia tak habis pikir karena pengelola lembaga pendidikan menggunakan dana pendidikan untuk kepentingan pribadi. Setelah mereka tanya, itu sudah biasa dan memang diajarkan oleh atasan. Kebingungan dan rasa putus asa membuat mereka berkesimpulan semua pengelola lembaga pendidikan sudah sama bejatnya. Tak perlu lagi bicara moral, mari kita rayakan kebejatan ini, kita lakukan bersama sesuai dengan kemampuan masing-masing. Dengan itu, mereka tidak akan lagi peduli dengan nilainilai, mereka juga tak peduli dengan pesan-pesan moral dari siapapun. Karena semua sama bejatnya, hanya beda cara melakukannya. Pembicaraan tentang kehormatan, kebaikan, integratas dan sejenisnya hanya seremonial, formalitas, aksesoris dan pura-pura. Ketika melihat fenomena seperti ini, saya yang biasanya seorang optimis dengan segala keterbatasan, sering jadi pesimis dengan keadaan. Untuk guruguru saya mengajarkan, apapun alasannya putus asa itu tidak
benar, karena berarti membatasi kemahakuasaan Allah. Itu pula rupanya yang masih menghidupkan api idealisme segelintir orang di Sumenep ini untuk terus berusaha untuk membangun budaya luhur Sumenep. Barangkali ini yang masih tersisa untuk terus menghidupkan harapan saya. Masih ada orang-orang dengan integritas tinggi yang masih punya idealisme tentang kehidupan berbudaya luhur, kehidupan berbangsa yang berbasis pembangunan jiwa. Apa yang harus dilakukan? Jangan menunggu pemerintah dalam hal apapun. Punya atau tidak, kita percaya mereka, tapi kita belajar memaklumi bahwa mereka punya keterbatasan. Membangun masyarakat itu harus dimulai dari masyarakat, jangan menunggu siapapun. Orang-orang yang masih punya idealisme dan integritas ini harus bersatu dan dipersatukan oleh visi yang sama tentang pembangunan yang berorientasi jiwa. Ini aset terpenting Sumenep, lucu kalau orang Sumenep sendiri mengabaikannya. Kesatuan visi itu perlu diikat oleh kesatuan rencana dan aksi bersama untuk membangun kesadasaran masyarakat tentang pembangunan jiwa, melalui berbagai cara: baik verbal, persuasif, tradisi, seni, hingga kehidupan sehari-hari. Orang-orang ini yang dibiarkan tenggelam dalam hiruk-pikuk kebejatan yang menyamar keluhuran. Mendambakan Sumenep berbudaya luhur adalah merancang pembangunan berbasis jiwa untuk membentuk pikiran dan tindakan terhormat. Itu dilakukan dengan penyatuan visi dan aksi orang-orang yang masih punya idealisme dalam kehidupan, bukan orang-orang yang hanya berpikir pragmatis, apalagi egois. Merekalah yang harus kita rawat dan kita dorong untuk terus maju memimpin perlawan atas kebanggaan terhadap fisik hingga prilaku tak berbudaya. Orang-orang ini harus dicari, dijaga, dilindungi dan didorong untuk tampil mewujudkan idealismenya. Karena umumnya mereka tidak ambisius prestise dan popularitas sehingga tidak jarang mereka tidak mau tampil ke permukaan dan memimpin “perang” secara terbuka. Jika masih mendambakan Sumenep berbudaya, merekalah kuncinya. Mereka adalah sisa harapan. Sekecil apapun aksi mereka, nilainya teramat besar bagi kehidupan berbudaya kita. Penulis lepas dan Dekan Fakultas Ushuluddin INSTIKA GulukGuluk.
INFO | 2 | OKTOBER 2013 I 9
Diam-diam Kabupaten Sumenep yang menyimpan beragam potensi ekonomi, ragam budaya, juga kekayaan alam, mengundang perhatian dunia internasional. Perhatian tersebut kali ini berasal dari Perancis, negara yang juga memiliki potensi kekayaan alam terutama kelautan dan budaya
Bupati KH. A. Busyro Karim, M.Si saat berkunjung ke Prancis
Salah satu bentuk perhatian Perancis terhadap Kabupaten Sumenep adalah dengan mengundang Bupati Sumenep, KH. A. Busyro Karim bersama sejumlah pihak untuk datang ke Perancis dalam mendiskusikan berbagai hal terkait dengan kemungkinan terjalinnya kerjasama di bidang kelautan dan perikanan. Dalam rangka menindaklanjuti kerjasama antara Pemerintah Provinsi Jawa Timur dengan Pemerintah Perancis terhadap pengembangan program blue ekonomi, mulai 14 sampai dengan 23 Oktober 2013 Pemerintah Provinsi Jawa Timur dan Pemerintah Kabupaten Sumenep melakukan kunjungan lapangan ke Brest Metropole dan Provinsi Nord De Calais di Perancis. Pada hari pertama rombongan diterima oleh Kedutaan Besar Republik Indonesia di Perancis yang bertepatan sedang merayakan Hari Raya Idul Adha. Duta Besar Republik Indonesia di Perancis yang pada kesempatan itu diwakili oleh Wakil Duta Besar RI di Perancis Bapak Ashari Riadi, menyatakan sangat mendukung pengembangan kerjasama program blue ekonomi yang akan dilaksanakan di Provinsi Jawa Timur khususnya di Kabupaten Sumenep. “Ke depan memang program blue ekonomi akan menjadi salah satu solusi untuk dapat menjawab permasalahan sosial di masyarakat” ungkapnya pada saat memberikan kata sambutan waktu menerima rombongan. Program blue ekonomi menekankan kepada raising revenew community (peningkatan pendapatan masyarakat), zero waste (tidak ada limbah yang terbuang) dan empowering (pemberdayaan). “Kita akan dukung dalam setiap adanya terobosan dalam peningkatan pembangunan ekonomi di Indonesia khususnya Pemerintah Provinsi Jawa Timur yang sangat angresif dalam memacu pertumbuhan ekonomi,” tambahnya. Sementara itu Bupati Sumenep KH. A. Busyro Karim berharap program kerjasama ini mampu memberi kontribusi dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat terutama di wilayah kepulauan. Hal ini dikarenakan kerjasama atau pilot proyeknya akan dilaksanakan di Kecamatan Sapeken. “Kalau program ini berhasil akan mengurangi tingkat disparitas antara wilayah daratan dan kepulauan yang sementara ini menjadi isu Kabupaten Sumenep”ungkapnya. Sehingga sasaran utama program
10 | INFO | 2 | OKTOBER 2013
blue ekonomi untuk dapat mensejahterakan masyarakat dapat terwujud, terutama dalam rangka mengurangi jumlah penduduk miskin di Kabupaten Sumenep. Perlu diketahui bahwa program yang akan dilakukan, merupakan kerjasama berkenaan dengan konservasi laut, dan optimalisasi potensi perikanan di wilayah kepulauan, khususnya Kecamatan Sapeken. Bupati Sumenep Tandatangani Kerjasama Maritim Tradition Center Setelah melalui pembahasan dan diskusi yang cukup panjang antara Brest Metropole Perancis dan Pemerintah Provinsi Jawa Timur serta Pemerintah Kabupaten Sumenep, maka disepakati untuk mendukung realisasi pembentukan maritim tradition center di Pulau Sepanjang, Kecamatan Sapeken Kabupaten Sumenep, Jawa Timur. Pasca penandatanganan ini, yang pertama perlu dilakukan nanti adalah pemberdayaan masyarakat, baik berupa pelesatarian konservasi alam, pemanfaatan energi terbarukan, serta pengelolaan pariwisata laut, sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Adapun program kegiatannya antara lain, memberdayakan masyarakat pesisir dan ekonomi lokal antara lain melalui, perlindungi wilayah pesisir dan melakukan konservasi terhadap daerah yang mengalami kerusakan, dan membantu meningkatkan kehidupan masyarakat pesisir melalui optimalisasi pemanfaatan sumber daya laut. Selain itu, perlunya merealisasikan adanya pusat monitoring kelautan (ocean monitoring center) yang akan bekerjasama dengan Kementerian Perikanan dan Kelautan, yang kemungkinan ditempatkan di Surabaya. Bentuk konkretnya adalah, dengan membangun pusat center oceanografi dengan kelengkapan radar yang akan melakukan penelitian terhadap gelombang laut dan angin serta melakukan pemetaan terhadap potensi perikanan, dan wilayah pesisir. Selan itu juga memberi informasi dan data yang bisa digunakan untuk melihat dampak kerusakan dan pencemaran lingkungan di wilayah laut. Dan yang penting adalah memberi informasi dan data kepada masyarakat dan stakeholder berkenaan dengan pemanfaatan potensi laut. Secara teknis operoasional, pelak-
sanaan kegiatan tersebut akan berada pada Unit Pelaksana Tehnis (UPT) di daerah. Sebagai langkah pertama akan dibentuk steering commitee yang akan beranggotakan perwakilan dari Pemerintah Provinsi Jawa Timur, Pemerintah Kabupaten Sumenep, akademisi, dan tenaga ahli dari Brest Metropole Perancis untuk dapat membuat pelaksanaan secara detail di lapangan termasuk menyusun anggaran pembiayaan program kegiatan di lapangan. Sedangkan pelaksanaan kegiatan dimulai sekitar April 2014 sampai dengan tahun 2016, dan akan dilakukan evaluasi pelaksanaan kegiatan di lapangan, secara rutin. Sebagai payung hukum (legal standing) pelaksanaan operasional di lapangan, Pemerintah Provinsi Jawa Timur akan mengatur melalui Surat Keputusan Gubernur, sedangkan untukPemerintah Kabupaten Sumenep akan diatur melalui Surat Keputusan Bupati Sumenep. Adapun pihak Brest Metrople Perancis dalam mendukung program ini akan memberikan dukungan tenaga ahli dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia, dan mengupayakan dukungan pendanaan
pelatihan-pelatihan baik dilakukan di Perancis maupun di Indonesia, berkenaan dengan transfer teknologi tersebut dalam mendukung pelaksanaan secara operasional di lapangan,” tambah Bupati. Bupati Sumenep Berharap Giliyang Jadi Oceanopolis Brest Metropole sebagai daerah pesisir di Perancis menyimpan banyak potensi alam tidak hanya sebagai pusat penelitian, tetapi juga pariwisata air. Salah satu tempat tersebut adalah Oceanopolis. Oceanopolis adalah tempat dimana seluruh satwa air dapat ditampung dalam suatu aquarium, baik yang berasal dari kawasan tropis maupun subtropis dengan seluruh biota laut dan ekosistem laut yang ada di bawahnya, dengan skala kecil. Oceanopolis dibangun mulai tahun 1990 dengan luas lahan 800 Ha, yang dibangun secara bertahap merupakan salah satu tempat tujuan wisata sekaligus sebagai pusat riset dan teknologi biota laut serta kegiatan oceanografi. Dengan tiket masuk sebesar 17,5 Uero atau sekitar Rp 275.000 para pengunjung sudah dapat melihat
Bupati KH. A. Busyro Karim, M.Si tanda tangani kerjasa sama Maritim Tradition Center di Prancis
dalam program kegiatan ini, dengan sharing bersama Pemerintah Provinsi Jawa Timur dengan Pemerintah Kabupaten Sumenep. Penandatangan kesepakatan dengan pihak Brest Metropole, dilakukan oleh Michael Morvant selaku Direktur Operasional dan Vabiane Valle. Adapaun Pemerintah Propinsi Jawa Timur diwakili oleh Biro Kerjasama sedangkan Pemerintah Kabupaten Sumenep langsung dilakukan oleh Bupati Sumenep, KH. A. Busyro Karim. Bupati Sumenep berharap agar program ini benar-benar dapat bermanfaat bagi masyarakat di wilayah kepulauan, dalam pelestarian lingkungan hidup dan peningkatan ekonomi masyarakat melalui optimalisasi sumber daya kelautan. ”Maritim tradition center ini pilot proyeknya di Sepanjang, kalau ini berhasil kemungkinan bisa dilaksanakan di wilayah kepulauan yang lain, hal ini karena merupakan kombinasi antara pemberdayaan masyarakat dengan penggunaan sentuhan teknologi” ungkap Bupati di selasela penandatanganan kerjasama. “Pemerintah Perancis sangat berpengalaman dalam pengembangan dan budidaya perikanan dan kelautan sehingga kita perlu belajar dan mengambil ilmu mereka, karena kemungkinan nantinya akan ada
seluruh binatang laut yang ada hampir dari seluruh dunia mulai dari bermacam jenis ikan hiu, anjing laut, penguin, sampai ikan kerapu, kepiting, cumi-cumi dan octopus dari berbagai jenis. Dengan jumlah pengunjung setiap tahun yang mencapai 450.000 orang, tentunya dapat menambah pendapatan daerah pemerintah setempat. Bupati Sumenep, KH. Busyro Karim, saat mengunjungi Oceanopolis mengaku kagum dengan konsep dan pengelolaan Oceanopolis yang ada di Brest Metropole.”Saya berharap Kabupaten Sumenep suatu saat bisa memiliki Oceanopolis ini. Sebab potensi alam Sumenep juga banyak biota lautnya, tinggal bagaimana kita memanfatkannya,“ ungkapnya. Bupati menambahkan, jika pengembangan pariwisata kesehatan di Pulau Giliyang sudah dilakukan, bisa juga nanti dibangun tempat Oceanografi di pulau tersebut sebagai penunjang, sehingga para wisatawan tidak hanya menikmati oksigen untuk kesehatan tetapi juga dapat melihat wisata laut yang mencerminkan kekayaan perairan Kabupaten Sumenep dari 126 pulau yang ada termasuk biota lautnya. Bupati Sumenep Jajaki Kerjasama Dengan Kadin Bouloge Sur Mer Setelah menyelesaikan tugas di
Brest Mertopole para delegasi kembali ke Perancis, melalui perjalanan darat dan menginap semalam. Selanjutnya keesokan harinya rombongan melanjutkan perjalanan menuju Boulogne Sur Mer sebuah kota pesisir yang terletak di sebelah utara Perancis dengan jarak tempuh lebih kurang 500 KM dan masuk dalam Provinsi Nord De Calais. Perjalanan ditempuh dengan menggunakan kereta api cepat Perancis, Train Grounde Vitesse (Kereta Api Cepat bawah tanah, dengan kecepatan 300 KM/ jam), harga tiket seharga 62 Uero atau sekitar Rp 691.000. Lama perjalanan ditempuh selama 2 jam perjalanan, karena kereta singgah sebentar di Kota Lille. Kota Boulogne Sur Mer dipilih oleh Kedutaan Besar Indonesia di Perancis karena sebagai daerah penghasil ikan dan pengolahan ikan yang terbesar di Perancis dan dijajaki kemungkinan kerjasama di sektor perikanan dengan Kadin di sana. Saat tiba di Boulogne Sur Mer rombongan Provinsi Jawa Timur, perwakilan KBRI Perancis dan Bupati Sumenep diterima oleh Walikota Boulogne Sur Mer, Olivier Lopes. Walikota Boulogne Sur Mere, menjelaskan bahwa pengolahan ikan, pengemasan dan pemasaran ikan disini untuk seluruh kawasan di Eropa dan Asia dengan menggunakan tehnologi dan menggunakan konsep blue ekonomi, sehingga tidak ada sampah yang terbuang. Sewaktu rombongan berkeliling melihat pengolahan ikan, Bupati Sumenep sangat terkesan dengan proses pengolahan ikan mulai dari penangkapan, pengolahan, pengemasan dan pemasaran dengan menggunakan tehnologi. “Disini ternyata pengolahan sampai dengan pemasaran terdapat tiga unsur elemen yang bersinergi sehingga bisa maju, mulai dari kelompok nelayan yang terorganisir melalui koperasi sektor perikanan, dukungan kebijakan dan pendanaan pemerintah serta kalangan akademisi yang memberikan masukan terhadap riset dan pengembangannya,” ungkap Bupati Sumenep. Pada saat diterima Kadin Boulogne Sur Mer, Bupati Sumenep menyampaikan bahwa sebenarnya Kabupaten Sumenep memiliki potensi yang cukup besar di sektor perikanan karena kita memiliki luas laut 50.000 KM tetapi masih belum dioptimalkan karena terkendala sarana dan prasarana serta permodalan. Sementara itu Ketua Kadin Boulogne Sur Mer, Methilda Coquelle mengatakan bahwa dimungkinkan ada kerjasama perdagangan untuk sektor perikanan kalau melihat prospek dan potensi yang dimiliki oleh Provinsi Jawa Timur. ”Kita akan kunjungi Provinsi Jawa Timur awal tahun ini, untuk bisa melihat dan menjajaki kerjasama lebih lanjut, karena untuk kawasan Asia sudah ada perusahaan Perancis yang sudah melakukan kerjasama seperti di Thailand dan Vietnam,” katanya. Pada akhir acara Bupati Sumenep mengucapkan banyak terimakasih kepada Walikota Boulogne Sur Mere serta seluruh anggota Kadin atas informasi dan kerjasamanya. Bupati berharap, ada tindak lanjut atas pertemuan dan kerjasama ini seningga bisa bermanfaat bagi warga Sumenep, terutama untuk mengembangkan dan membangun sektor perikanan. (Yat)
Tujuh ratus empat puluh empat tahun sejak Banyak Wide atau Aria Wiraraja dinohkenkan (baca: dijauhkan) ke ujung timur pulau Madura, Sejarah Sumenep dimulai. Tepatnya di putaran kalender ke-31 bulan Oktober 1269 Masehi silam. Usia tujuh abad lebih tersebut tentu bukan usia kemarin sore. Dibandingkan dengan tiga kabupaten lain dari anak-anak kandung Madura, Sumenep merupakan saudara tertua. Usia yang sangat sepuh, setua usia Nusantara (jika diukur dari berdirinya Majapahit, bahkan masih lebih tua lagi karena Majapahit didirikan pada tahun 1293 oleh Raden Wijaya, sedang usia Sumenep diukur dari bertahtanya Aria Wiraraja di tahun 1269 silam). Bahkan sejarahpun mengakui, bahwa Sumenep merupakan cikal bakal tegaknya sistem pemerintahan monarki terbesar di Indonesia yang namanya terinspirasi dari buah Maja yang pahit rasanya itu (sebagai gambaran bahwa proses berdirinya Majapahit begitu getir, begitu jauh dari kesan instan, dan apalagi manis).
Drs. Ismail Wongso, salah seorang guru senior di Sumenep mengatakan bahwa potret Nusantara berada di Sumenep. Betapa tidak, bertolak dari Sumenep, Majapahit (baca: Nusantara) lahir. Tak hanya itu Sumenep juga kaya dengan SDM dan SDA. Ditambah dengan gugusan pulau dengan berbagai karakteristik jiwa penghuninya yang kompleks. “Sumenep bisa dikatakan sebagai miniatur nusantara,” tutur putra almarhum almaghfurlah Kiai R. Mu’amar Wongsoleksono, salah satu ulama kharismatik Sumenep sekaligus tokoh pendiri NU Sumenep. Ketika ditanya tentang “rupa” dari “potret” itu, guru PAI di SDN Pangarangan VII Sumenep ini mengatakan bahwa tak cukup satu sudut pandang untuk bisa merefleksikannya. “Tergantung dari jenis kacamatanya. Artinya, Suratman, Pendidik di Kepulauan Kangean: “Sektor Pendidikan Terlihat Maju” Bagi saya, kepemimipinan Kiai Busyro sudah cukup bagus. Terutama yang tampak di daerah kepulauan, yang saya tahu itu di sektor pendidikan. Kebijakan-kebijakan yang diambil oleh Pak Bupati yang menyangkut kepulauan saya juga melihatnya di sektor infrastruktur. Jika Pak Bupati tidak punya kebijakan yang memihak terhadap warga pulau, maka tidak mungkin pembangunan di daerah kepulauan semakin bagus kayak sekarang ini. Memang, bagus di sini tidak dalam artian sempurna. Masih banyak yang perlu dibenahi. Tetapi ketimbang bupati yang sebelum-sebelumnya, keadaan pulau bagi saya jauh lebih baik. Ya jika ada orang yang bilang begini begitu mereka kan hanya tidak puas saja. Dan bagi saya itu hal yang lumrah. Oleh sebab itu, saya merasa kepemimpinan Kiai Busyro memang harus dilanjutkan pada masa selanjutnya. Mereka tidak agar pembangunan di kepulauan sampai pada taraf sempurna. Dan saya optimis akan hal itu, jika melihat pada kebijakan-kebijakan yang memihak terhadap kepulauan, warga pulau pun akan tetap mendukung Kiai Busyro. Muhammad, Tukang Becak: “Program Pemerintah Mengayomi Rakyat Kecil” Kepemimpinan Kiai Busyro saat ini sangat bagus saya rasa. Ada banyak program-program dan kebijakannya
ketika kita melihat dari kacamata agama, jelas khairul kurun sudah lewat. Namun bukan berarti kita harus membiarkan diri kita diseret arus jaman. Sehingga kita perlu mengkombinasikan dengan kacamata lain. Di bidang pembangunan dan teknologi, serta pendidikan, kita lihat banyak kemajuan pesat. Kita juga sudah bisa bersaing bahkan hingga tingkat internasional,” tambahnya. Menurutnya kemajuan Iptek dan pembangunan itu harus selaras dengan akhlaq yang senantiasa terus terpelihara. “Tanpa itu semua niscaya yang diperoleh tak akan barokah. Ilmu misalnya, jangan lupa adab pada guru. Karena guru itu merupakan sanad. Sanad itu merupakan warisan agama yang sangat tak ternilai. Tanpa sanad maka ilmu dari sejak masa Rasulullah SAW tidak akan pernah sampai pada kita,” tegasnya.
Sementara Ahmad Roziqi, 21 tahun, mahasiswa STKIP PGRI Sumenep mengatakan bahwa meski semakin tua, Sumenep tidak kolot. Kebebasan berekspresi di Sumenep menurutnya patut diacungi jempol. Dinamika demokratisasi berjalan dengan baik. “Ini suatu kemajuan. Menunjukkan bahwa Sumenep dinamis. Tidak stagnan, dan menerima dengan lapang terhadap perubahan dan perbedaan,” tambahnya. Pada sisi lain, kemajuan di bidang pembangunan di Sumenep menjadi salah satu indikator berkembangnya perekonomian warganya. “Hampir
Mumammad Tukang Becak
yang berdampak pada peningkatan ekonomi dan kesejahteraan rakyat. Seperti saya ini, walau tidak pernah mendapat bantuan secara langsung dari pemerintah, tapi saya merasakan efek dari kebijakan pak bupati itu. Dulunya, saya hanya menjadi tukang becak yang menunggu jasa orang. Sejak ada program dari pak bupati bahwa satu hari saja tidak boleh menggunakan mobil dinas, atau pun kendaraan pribadi, banyak pejabatpejabat pemkab yang menjadi langganan becak saya untuk diantar ke kantor. Sampai sekarang, saya jadi begitu terbantu dengan adanya program itu, dan saya bisa membayar uang sekolah anak saya yang sekarang sudah kelas 3 SMA. Teman-teman saya yang lain juga mendapatkan hal yang sama. Bagi saya, program itu sama halnya dengan mengayomi para tukang becak di Sumenep. Sehingga pendapatan yang biasanya kecil, menjadi meningkat disebabkan karena adanya program-
setiap jengkal lahan kosong sudah terisi dengan perumahan warga,” kata Roziqi. Kondisi ini menunjukkan bahwa taraf ekonomi warga sudah lebih baik dibanding sebelumnya. Sehingga menurut Roziqi bagi hampir seluruh masyarakat Sumenep sudah tak ada lagi sebutan barang mewah, hal itu disebabkan daya beli mereka sudah lebih baik. “Kalau dulu ‘kan disebut mewah karena ada ketimpangan, ada yang punya ini itu tapi banyak yang tak punya. Tapi sekarang ‘kan tidak. Ya alhamdulillah, semoga Sumenep bisa terus berbenah dan lebih baik lagi,” tutur mahasiswa jurusan BK ini.
Apa yang dikatakan Roziqi ini ternyata diamini oleh Dafifah, 17 tahun, siswi kelas X SMA Negeri Ambunten. Menurut Devi (panggilan akrabnya), sarana dan prasarana yang dimiliki siswa-siswi jaman sekarang sudah sangat lengkap. “Kalau sekadar hape dan komputer jinjing, hampir dipastikan semua siswa sudah tak alergi lagi. Bahkan bisa dikata rata-rata saat ini siswa sudah tak ada yang pakai sepeda pancal, rata-rata sudah naik motor,” ujarnya. Sebagai penunjang, bagi Devi hal itu positif. Namun menurutnya tetap harus diwaspadai dampak negatifnya. Apa saja? “Ya banyak. Fasilitas itu kadang disalahgunakan. Sepeda motor kadang dibuat gaya-gayaan, malah yang buruk jika dibuat kebut-kebutan. Begitu juga hape dan laptop. Jadi kita tetap tidak memungkiri efek negatif
dari semua kemudahan dan kelengkapan itu,” tuturnya. Namun lepas dari itu semua, bagi Devi kondisi saat ini jelas merupakan kemajuan bagi Sumenep. “Kalau saya sangat cinta pada Sumenep. Sumenep bikin betah. Sumenep sudah maju, jadi kita harus bangga jadi anak Sumenep,” katanya mantap.
lum maksimal juga, karena normalnya dalam satu bulan jadual kapal hanya 2 sampai 3 kali saja,” katanya. Ditambah lagi dengan akses informasi. Meski tak terisolasi, namun akses itu sangat lemah. “Masalahnya di sini ‘kan listrik tidak 24 jam. Koneksi jaringan internet pun lambat. Koran juga tak ada. Ya, alhamdulillah kalau tabloid Info masih sampai di sini lewat Pos,” ujarnya tersenyum. Memang untuk warga kepulauan masalah listrik sudah klasik. Tak hanya Masalembu, tapi juga pulau-pulau lain. Listrik di sana biasanya dikelola swasta, swadaya desa atau PLTD. Jangkauannya juga terbatas. Untuk Masalembu misalnya, tidak semua warga bisa menikmati layanan PLTD yang cuma hidup sekitar lebih kurang enam jam per harinya itu. Jadi bagi yang tak bisa dijangkau PLTD biasanya menyeSementara Zahratul Laila, 39 tahun, diakan mesin diesel pribadi. Masalahnpengusaha butik “Laila” di Bangselok ya, BBM di kepulauan ‘agak mahal’ dan Sumenep mengatakan di usia Sume- kadang ‘langka’. “Ya, begitulah kondisi nep yang sudah lebih tujuh abad ini hendaknya tetap memelihara akar budaya leluhur. “Jangan sampai identitas Sumenep itu luntur karena usia yang semakin sepuh,” kata putri wartawan senior Sumenep almarhum R. Abdul Djamal ini. Menurut Iing (panggilan karibnya) harus diakui bahwa berkembangnya pembangunan dan ekonomi jelas berpengaruh pada kearifan lokal. “Masalahnya yang dikhawatirkan dari perkembangan dan kemajuan itu, ber- di sini. Tapi saya percaya, suatu saat jalan lurus dengan perubahan gaya nanti pasti akan berubah menjadi lebhidup. Nah, ini perlu kita cermati ber- ih baik. Karena terbukti yang saat ini sama,” tambahnya. sudah lebih baik dari tahun-tahun keTerpisah, Darwis, 40 tahun, warga marin, apalagi di banding jaman saya kampung nelayan Kepulauan Masa- masih muda dulu,” pungkas Darwis. lembu mengatakan bahwa perkemPeringatan hari jadi pada hakikatnya bangan cepat Sumenep masih belum merupakan ajang refleksi diri. Melimerata di kepulauan. “Ya, di sini me- hat masa lalu tentu sah-sah saja asal mang kendalanya akses transportasi. bukan dalam konteks romantisme seTapi dibanding tempo dulu, tentu su- jarah belaka. Melihat jauh ke depan dah banyak kemajuan,” akunya. juga penting, namun tetap dengan Darwis mencontohkan alat trans- perhitungan matang. Karena apa yang portasi pulau yang dulu hanya berupa terlihat kecil nun jauh di sana bisa jadi perahu, sekarang sudah mulai dijela- merupakan gunung penghalang yang jahi kapal perintis. “Cuma masih be- tegak menjulang perkasa. [Han]
semacam itu. gitu, masa depan Sumenep akan lebih Satnawi, Ketua Cabang PMII Sume- cerah saat tongkat estafet itu diberinep: “Kepedulian Terhadap Kaum kan pada yang muda.” Muda Terlihat” Rustam, Warga Marengan: “Saya Bangga Dengan Pemimpin Kita” Pada waktu itu, hari Jum’at kalau tidak salah. Saya sedang membersihkan kamar mandi Sekolah di SMP sini. Tiba-tiba ada serombongan orang yang dengan menggunakan sepeda datang, mau numpang basuh kaki. Saya tidak tahu, dan tidak pernah menyangka kalau yang datang itu rupanya adalah bapak bupati, yang dengan baju basah, kotor, habis selesai bersihkan Kali Marengan. Dalam hati kecil saya, saya baru merasa punya bupati ya sekarang Satnawi, Ketua Cabang PMII Sumenep ini. Sebab, dari dulu-dulunya, tidak Kami melihat, kepedulian pemer- pernah ada bupati yang sebegitu beintah untuk memberdayakan kaum sarnya perhatian terhadap kebersihan muda itu sudah cukup tampak. Melaui Kali Marengan sampai-sampai dia ikut Dinas Pendidikan dan Disbudparpora. membersihkannya sendiri. Apa lagi Yang paling dapat kita rasakan ada- waktu itu, pakaian yang digunakan lah pemberian beasiswa bagi maha- sama sekali tidak mencerminkan bahsiswa di Kabupaten Sumenep. Ini bagi wa beliau adalah seorang bupati. saya, merupakan sebentuk upaya seSempat waktu itu, uang beliau tertrius agar pendidikan bagi kader-kader inggal di kamar mandi tempat ia memmuda Sumenep tidak terhambat oleh bersihkan baju dan tubuhnya yang dipersoalan ekonomi. lumuri sampah. Baru kali ini ada bupati Nah, pendidikan dan pembinaan yang benar-benar merakyat. Dan saya terhadap kaum muda saya berharap bangga akan hal itu. terus ditingkatkan oleh Pemerintah Sumenep. Terutama menyangkut penKH. Sobri, Takmir Masjid: didikan berbasis realitas. Pendidikan “Masyarakat Tersentuh Dengan Kegiaberbasis realitas yang saya maksud tan Kunjungan Langsung” adalah kaum muda Sumenep itu diAlhamdulillah, saya berterima kasih arahkan untuk memiliki keterampilan kepada bapak bupati yang sudah mengolah sumberdaya alam Sume- membantu pembangunan masjid Nunep yang melimpah ruah. Dengan be- rus Syafa’ah. Masyarakat di sini
Sobri, Warga Rubaru
awalnya kebingungan dari mana kita akan mendapatkan dana untuk membangun masjid yang ambruk gara-gara angin yang disertai hujan. Tetapi, ketika masyarakat secara langsung mendengar bupati akan memberikan bantuan, kami sangat senang. Awalnya saya mengira Pak Bupati Kiai Busyro hanya mengirimkan dana bantuan untuk pembangunan masjid, tetapi yang membuat kami kaget, beliau justru malah ikut datang melihat kondisi bangunan masjid yang sudah ambruk itu. Saya secara pribadi, dan masyarakat merasa tersentuh dengan kesediaan beliau yang sudah mau berkunjung, melihat secara dekat kondisi tempat ibadah kami. Apalagi, tempat kami di pelosok desa. Kami merasa baru sekarang ada bupati yang sampai turun ke bawah dan tidak merasa canggung berhadapan dengan warga desa. Sekali lagi, saya mengucapkan banyak terima kasih. [Day]
INFO | 2 | OKTOBER 2013 I 11
Empat tahun Pemerintahan Kabupaten Sumenep berjalan di bawah kepemimpinan Bupati Sumenep dan Wakil Bupati KH. A. Busyro Karim dan Ir. Soengkono Sidik. Beragam tanggapan dari tokoh mengenai pemerintah dan kepemimpinan yang berjalan selama tiga tahun terakhir.
Budiningrum, Kepala LPP RRI Sumenep: “Dikenal Masyarakat Bawah” Bupati Kiai Busyro Karim itu adalah sosok bupati yang merakyat. Beliau dikenal ke lapisan masyarakat sampai di tingkat paling bawah. Terbukti ketika suatu ketika dalam acara Bupati Menyapa, beliau seringkali dielu-elukan oleh warganya. Dalam acara itu, bupati berdialog langsung dengan warga dan menyerap serta mendengar betul apa yang dikeluhkan warganya. Bahkan sampai suatu hari, karena memang ada kewajiban yang tak bisa ditinggalkan, beliau menugaskan dinas terkait, nah waktu itu sempat muncul kerinduan dari pendengar RRI dan seringkali telepon menanyakan beliau. Beliau adalah sosok yang proaktif, ketika kita memerlukan apapun, beliau selalu bisa dalam kondisi dan situasi apa pun. Bahkan dulu sempat ada acara di program “Aspirasi Merah Putih”, malam-malam sekitar jam 12.00 WIB dini hari, beliau masih bersedia melayani dan berdialog langsung dengan para pendengar. Saya menilai, kelonggaran beliau, tawaran solusi atau pencerahan yang diberikan kepada warga Sumenep melaui media kami, itu pula yang saya kira membuat beliau semakin disayangi oleh warganya. Sehingga walaupun mereka tidak secara langsung bertemu, bertatap muka dengan beliau, ada semacam kerinduan untuk bertemu dan rasa sayang yang tumbuh dari warganya.
Ibnu Hajar, Pimpinan Redaksi Nada FM: “Seperti Gus Dur” Saya melihat sosok Kiai Busyro Karim itu sangat welcome dengan temanteman media, jadi walaupun kita satu sampai tiga kali masuk ke ruang kerjanya kita tidak masalah. Artinya dengan begitu, beliau sebenarnya sudah membangun pencitraan dirinya. Jadi walau pun beliau tidak beriklan di media Kiai Busyro Karim tetapi welcome terhadap temen-temen media itu kan iklan gratis sebenarnya. Beliau hampir sama dengan Gus Dur. Persoalannya pembisik-pembisiknya itu yang harus cerdas, beliau kan bukan multidimensional man, dan bukan superman. Kalau boleh saya meminjam bahasanya Kennedy, kalau politik itu bengkok, maka seni yang akan meluruskan. Dan saya melihat Kiai Busyro itu punya modal dasar. Bagi saya dia adalah seorang seniman, dan saya berani mengatakan bahwa beliau adalah satu-satunya bupati yang di Madura yang penyair.
12 | INFO | 2 | OKTOBER 2013
KH. Ad-Dailamy Abu Hurairah, Pengasuh Pondok Pesantren di Kepulauan Sapeken: “Pengembangan SDM Perlu Lebih Serius” Sapeken dan Kangean memang terpencil secara geografis, tetapi saya melihat sosok seorang Kiai Busyro Karim itu adalah sosok yang mengayomi warganya, tidak pandang pilih. Kepedulian seorang pemimpin yang peduli terhadap pulau-pulau terpencil ini memang sangat dibutuhkan. Dan saya berharap Kiai Busyro tetap melaksanakan dan memenuhi harapan itu. Dan selama ini, kita melihat memang ada upaya-upaya beliau yang positif ke arah sana. Walaupun itu harus dituntut ke depan, dan perlu ditingkatkan lagi, sehingga kepedulian itu betul-betul dapat memuaskan keinginan masyarakat terpencil di kepulauan. Yang membuat saya apresiatif pada beliau mengenai statemen bupati yang mendukung terciptanya Kabupaten Kepulauan. Saya dan masyarakat kepulauan lainnya juga mendukung terhadap gagasan beliau. Kita percaya rencana itu tidak akan terlalu lama terlaksana apabila memang dukungan itu di penuhi dengan sebaik-baiknya. Saya melihat, nampaknya memang sudah ada upaya-upaya dari pemerintah ke arah itu. Walaupun tidak sepenuhnya tampak. Misalnya seperti pembangunan SDM yang menurut saya sangat diseriusi betul oleh pemerintah Kabupaten Sumenep. Dan saya berharap persoalan yang ada selama ini bisa segera dibenahi oleh Pak Bupati. Semakin kuat kepedulian Pak Bupati terhadap kepulauan terpencil, semakin besar pula dukungan Aziz Salim Sabibi, Aktivis Kepuyang akan kita berikan kepada beliau lauan: “Pengawasan Perlu agar tetap maju dan menang di 2015 Diperkuat” APMS sangat bermanfaat bagi war- mendatang. ga kepulauan. Karena dengan adanya APMS itu bisa menekan harga bensin eceran, yang biasanya harga itu jauh di atas rata-rata. Meski dalam pelaksanaan di lapangan perlu sekali dilakukan kontrol oleh pemerintah, sehingga potensi penyimpangan yang seringkali terjadi dapat dicegah dan diantisipasi. Sebelum ada APMS, harga bensin di kepulauan itu beragam. Ketika musim angin, maka harga BBM itu melambung tinggi, dan ketika sudah tidak ada turun kembali. Tetapi itu pun yang mengatur harga adalah pengusaha sendiri. Nah, APMS ini datang sebagai penyelamat harga BBM di kepulauan sehingga sesuai dengan ketentuan Idham Chalid, Kepala Kemenag yang sudah ditetapkan oleh pemer- Sumenep: “Kementerian Agama Apresiasi Pemerintah Kabupaten intah. Namun APMS juga itu bisa bermain Sumenep” Komunikasi dan kerja sama antara ketika pengawasannya kurang baik. Karena APMS yang mendapat subsidi kantor Kementrian Agama dengan dari pemerintah langsung, dan yang Pemerintah Kabupaten Sumenep, seharusnya itu masuk ke tangki, terka- sejak lama cukup signifikan. Setelah dang tidak sampai ke tangki dan tak kepemimpinan dipegang oleh Kiai terdistribusi dengan baik. Nah disitu- Busyro Karim. Bantuan transportasi lah permainan itu ada. Oleh karena itu, jamaah haji yang sudah cukup lama saya berharap pemerintah kabupaten diajukan pada pemerintah sebelumnSumenep melakukan pemantauan se- ya saya ajukan kembali sejak Bupati cara intensif terhadap distribusi BBM Kiai Busyro . Itu disebabkan karena ke kepulauan agar rakyat tidak lagi memang ada undang-undangnya, bahwa pulang pergi jama’ah haji dari dirugikan. Affandi, Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Sumenep: “Mulai Ada Keberpihakan Terhadapa Nelayan” Di awal-awal saya seringkali mengkritik anggaran pemerintah daerah mengenai alokasi dana khusus untuk kaum nelayan. Saya melihat, dana tersebut masih sangat minim. Waktu itu, untuk perbaikan infrastruktur nelayan dan yang lainnya di Kabupaten Sumenep hanya dianggarkan Rp 2 miliar. Dalam pandangan saya, anggaran itu sangat minim sekali. Tetapi saya melihat hari ini sudah ada peningkatan dari pemerintah daerah. Kepastian total anggaran yang diperuntukkan untuk kaum nelayan sudah lebih dari Rp 2 miliar. Memang dari awal saya tekankan perbaikan infrastruktur untuk nelayan di Sumenep ini membutuhkan dana sekitar Rp 5 miliar. Tetapi di berbagai tempat sudah mulai ada pembenahan. Bupati saya kira punya kepedulian ke arah itu, hanya saja saya sendiri memaklumi mungkin karena keterbatasan anggaran APBD sehingga tidak bisa maksimal bantuan yang diberikan.
daerah asal ke embarkasi dan embarkasi ke daerah asal itu bisa dibantu oleh pemerintah daerah. Nah, waktu bupati langsung merespon, beliau langsung memerintah kepada petugasnya untuk dibuatkan Perda. Bukan hanya itu saja, bentuk perhatian beliau terhadap persoalan-persoalan agama sangat besar. Misalnya beliau juga memberikan bantuan tershadap siswa Madrasah Aliyah. Di mana-mana itu tidak ada, tapi pemerintah daerah menyediakan dana untuk memberikan bantuan kepada siswa Madrasah Aliah di Kabupaten Sumenep. Buah dari bentuk perhatian yang cukup besar itu, Bupati Kiai Busyro Karim mendapatkan penghargaan dari Menteri Agama berupa penghargaan kerja sama pemerintah daerah dengan kantor Kementrian Agama terbaik se-Indonesia, tahun 2011.
Yusuf Ismail, Relawan Lingkungan Hidup Sumenep: “Perhatian Beriringan Dengan Tindakan Serius” Perhatian Pemda, dalam hal ini bupati, sebagai pemenuhan prasarat untuk Adipura sudah dibarengi dengan kesungguhan dan kesadaran akan pentingnya tujuan program adipura. Saya melihat keseriusan itu tergambar dalam beberapa hal. Salah satunya yang bisa kita lihat bagaimana menuntaskan persoalan kebersihan kota, dari persoalan sampah sampai pada pembenahan Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Selain itu, bisa kita lihat juga dalam keseriusan pemerintah dalam menyelesaikan persoalan drainase air hujan ke Kali Marengan, peningkatan keikutsertaan sekolah ramah lingkungan, program Adiwiyata misalnya, terbukti SMPN Manding mendapat gelar Adiwiyata Mandiri. Dan yang terakhir, pelibatan masyarakat (LSM lingkungan/ RPL) dalam program yang terkait dengan pelestarian lingkungan hidup. Meskipun semuanya belum sempurna, minimal sudah ada kemajuan dari Bupati dan jajarannya dalam bentuk komitmen yang serius, tidak instan. Pemerintah dalam hal pelestarian lingkungan hidup saya amati bukan hanya sekedar sulap-sulapan untuk mendapatkan Adipura, tetapi benar-benar dilaksanakan secara konsisten dan nyata di lapangan, itu terbukti dengan gerakan aktif dari beberapa sector seperti BLH, DKPP dan Diknas, serta sektor yang lainnya.
Alwiyah, Rektor UNIJA: “Sumenep Memiliki Peluang Luar Biasa Besar”
Sebenarnya kalau kita lihat dari sisi geografis, Sumenep memiliki peluang yang cukup luar biasa yang bisa kita tawarkan. Letak geografis Sumenep punya nilai jual dengan 120 pulau. Inilah yang harus kita kawal dengan baik, kita publikasikan, tentunya harus sprofesional mungkin mengawalnya. Jadi selama ini orang luar terkagetkaget mendengar Sumenep dengan 120 pulaunya. Jadi ini yang harus kita persiapkan juga, bentuk promosinya, itu punya potensi yang besar dengan produk unggulannya. Baik itu dari wisatanya, wisata religinya yang sudah tidak perlu kita promosikan lagi tinggal mengembangkan. Artinya, mau tidak mau kita hari ini, harus bersama-sama mempersiapkan semuanya itu. Begitu Bandara Trunojoyo siap menerima pesawat komersil itu tentunya yang harus kita siapkan itu piranti yang lainnya. Misalnya sektor wisatanya, lalu industrinya. Di Kabupaten Sumenep ini kan banyak jenis industri seperti ukir-ukiran seperti di Jepara. Mebel, barang antik, dan lainlain. Perhotelan mungkin juga harus dipersiapkan. Home industrinya juga harus di geliatkan, misalnya batik, dan tempat-tempat yang menarik lainnya itu harus dipersiapkan.
Moh. Saleh, Mantan Sekda Kabupaten Sumenep: “Pelayanan Sudah Didekatkan ke Tingkat Kecamatan” Alhamdulillah selama dua tahun saya bersama Pak Bupati, pelayanan administrasi terpadu dilakukan di tingkat kecamatan. Jadi masyarakat tidak dibingungkan lagi soal ijin pembangunan, ijin perdagangan, semua ijin-ijin itu sudah dilakukan di kecamatan. Supaya mendekatkan pelayanan kepada masyarakat. Itu yang dulu kami lakukan dengan pak bupati. Sehingga betul-betul pusat pelayanan nantinya tersentral di kecamatan. Tidak hanya itu, pada waktu itu, kecamatan juga bisa menganggarkan PAD kecamatan. Selain itu soal Paten (Pelayanan Administrasi Terpadu), pak bupati menyetujui itu, sehingga bisa berjalan dengan bagus. Bahkan pada tahun 2012 awal, satu-satunya di Jawa Timur, bahkan seIndonesia mungkin masuk urutan 5 besar. Kontrol dari masyarakat sangat di butuhkan, supaya bisa terus berjalan sesuai harapan. Yang membuat saya bangga pada beliau, walau pun dia dari politik, dia tetap menjalankan birokrasi sebagai pusat pelayanan publik. Beliau tidak memosisikan dirinya sebagai raja, tetapi sebaliknya, beliau memosisikan masyarakat sebagai raja perlu dilayani dan diayomi. Tidak bertendensi lainlain, tidak memandang merah, putih, hijau, dan lain-lain. Jadi masyarakat merah, putih, hijau, kuning, itu tetap dilayani sebaik mungkin. Dan Alhamdulillah sampai saat ini, hal itu tetap dilayani dengan baik. [Day]