Table of Contents Articles PDF PDF
I s o l a si d an I d e n t i f i k a si O o si st a T o x o pl as m a G o n di i p a d a F es e s Ku ci n g d en g a n M e t o d e P en g a p u n g an Gula Sheater
Adven Three Any Joy Simamora, Nyoman Adi Suratma, Ida Ayu Pasti Apsari PDF PDF
U j i T o ks i s i t a s E ks t r ak A k a r T u b a ( D e r ri s E l l i pt i c a ) S e c a r a T o p i k al p a d a K u l i t A n j i n g L o k a l
Febrina Cicilia Br Ginting, Sis wanto, I Made Merdana PDF PDF
D o s i s G l u k o s a I d e al p a d a P e n g en ce r Ku n i n g T e l u r F o s f a t D a l am M em p e rt a h an ka n Ku a l i t as S e m en K a l ku n p a d a S u h u 5 ° C
Jian Rindawidya Pambudi, Made Kota Budiasa, Wayan Bebas PDF PDF
I d e n t i f i k a si O o ki st a I s o s p o r a S p p . p a d a F e s e s K u c i n g di D en p a s a r
Maria Mentari Ginting, Ida Ayu Pasti Apsari, I Made Dwinata PDF PDF
P r o f i l L i p o p r o t ei n P l as m a T i k u s d al a m K o n d i si H i p e r gl i ke mi a
Tri Wahyudi, Sri Kayati Widyastuti, I Nyoman Suarsana PDF PDF
U j i E f ek t i vi t a s E k st r a k A k ar Tu b a ( D er ri s E l l i p t i c a ) T e rh a d a p C a pl a k A n ji n g S ec a r a I n V i t r o
Ika Hartini Hutasoit, Sis wanto, I Made Merdana K e j a d i a n Pi n c a n g p a d a S a p i B al i A ki b at T r a u m a T e r k ai t P r o s e s T r an s p o rt a s i K e P a s a r H e w a n B er i n g ki t
PDF
Mas ruroh, I Gusti Agung Gde Putra Pemayun, I Wayan Batan PDF PDF
P e r f o r m an s R e pr o d u ks i Bu ru n g C u c ak Ra w a ( P y c n on o t u s Z e yl a n i cu s ) P a d a P e n a n g k a r an S e c a r a E x Situ
David Zulkarnain, I Wayan Bebas, I Gusti Ngurah Bagus Tri Laksana PDF PDF
B e n t u k U j u n g G i gi T ar i n g P a d a A n j i n g Ya n g D i be r i P a k an D o g F o o d
Brigitta Cynthia Sida Pello, Sri Kayati Widyastuti, Iwan Harjono Utama PDF PDF
K u a l i t as D a gi n g K a m bi n g y an g D i s i m p an p a d a S u h u Ru a n g D i t i n j a u d a r i U j i S u b j e k t i f d an O b j e kt i f
Uli Rehlitna Sembiring, I Ketut Suada, Kadek Karang Agustina PDF PDF
I s o l a si d an I d e n t i f i k a si O o si st a K o k si di a d a r i T a n ah Di S e ki t a r T em p a t P e m bu a n g a n S am p a h D i K ot a Denpasar
Andi Azhary Azmy, Ida Ayu Pasti Apsari, I Bagus Komang Ardana
Editorial Team t i k e t
k e r e t a
t o k o
b a g u s b e r i t a
b o l a
t e r k i n i a n t o n
n b
A n e k a
K r e a s i
R e s e p
M a s a k a n
I n d o n e s i a
r e s e p
m a s a k a n m e n g h i l a n g k a n
j e r a w a t v i l l a
d i
p u n c a k
r e c e p t e n b e r i t a
h a r i a n g a m e
o n l i n e
h p
d i j u a l w i n d o w s
g a d g e t j u a l
c o n s o l e
v o u c h e r
o n l i n e
g o s i p
t e r b a r u b e r i t a
t e r b a r u w i n d o w s
g a d g e t t o k o
g a m e
c e r i t a
h o r o r
Editor-in-Chief 1.
Dr. drh. I Wa yan Batan ,
Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana, Bali-Indonesia
Associate Editor 1.
Dr. drh. T jok. G de Oka Pe ma yun ,
Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Udayana, Bali, Indonesia
2.
Prof. Dr. drh. Nyoman Mant ik Asta wa ,
3.
Prof. Dr. drh. Iwan Harja Uta ma ,
Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Udayana, Bali-Indonesia
Progam Magister Kedokteran Hewan, Program Pascasarjana, Universitas
Udayana, Denpasar, Bali, Indonesia 4.
Dr. drh. Ketut Suatha ,
Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Udayana, Bali-Indonesia
5.
Prof. Dr. drh. I Nyoman Suar sana ,
6.
Dr. drh Wa yan Suardana ,
7.
drh. Tjok Sar i Nin dh ia ,
Lab. Biokimia FKH Unud, Denpasar, Indonesia
Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Udayana, Bali, Indonesia
Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Udayana, Bali, Indonesia
Editorial Board 1.
Yulia Nugraha ,
Fakultas Kedokteran Hewan, Unud, Indonesia
2.
Moch. Fa q ih A mrulah ,
3.
Moch. Gha iz Abr iansyah ,
4.
Saifu l Akbar ,
5.
Lidya Nofantri ,
6.
Hanif Wahyu Wib ison o ,
Fakultas Kedokteran Hewan, Unud, Indonesia
7.
Cyrilus Jefferson B our ,
Fakultas Kedokteran Hewan, Unud, Indonesia
8.
Yusuf Riska A lha mdhan i ,
9.
Alviana Rizq iah Utami ,
Fakultas Kedokteran Hewan, Unud, Indonesia Fakultas Kedokteran Hewan, Unud, Indonesia
Fakultas Kedokteran Hewan, Unud, Indonesia Fakultas Kedokteran Hewan, Unud, Indonesia
Fakultas Kedokteran Hewan, Unud, Indonesia
Fakultas Kedokteran Hewan, Unud
Indonesia Medicus Veterinus 2015 4(2) : 148-154 ISSN : 2301-7848
Bentuk Ujung Gigi Taring Pada Anjing Yang Diberi Pakan Dog Food MORPHOLOGY OF THE DOG CANINES FED COMMERCIAL DOG FOOD Brigitta Cynthia Sida Pello1 , Sri Kayati Widyastuti2 , Iwan Harjono Utama3 1)Mahasiswa Program Pendidikan Dokter Hewan 2) Laboratorium Ilmu Penyakit Dalam Hewan Kecil 3) Laboratorium Biokimia Veteriner Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Udayana Jalan PB Sudirman, Denpasar Email :
[email protected]
ABSTRAK Gigi adalah bagian keras yang terdapat di dalam mulut. Adapun fungsi dari gigi adalah memotong makanan (incisivus/gigi seri), untuk mengiris dan menyobek makanan (caninus/gigi taring), untuk menyobek dan membantu menggiling makanan (premolar/gigi geraham depan) serta untuk mengunyah dan menggiling makanan (molar/gigi geraham belakang). Penelitian bertujuan untuk mengetahui bentuk dari ujung gigi taring pada anjing yang selalu diberikan pakan berupa dog food. Objek dalam penelitian ini adalah 30 ekor anjing ras berumur 1 tahun7 bulan sampai 3 tahun yang dipelihara oleh masyarakat, berjenis kelamin jantan maupun betina, dan diberi pakan berupa dog food (kering) selama 1 sampai 2 tahun. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif observasional. Sebanyak 19 pasang ujung gigi taring pada anjing yang diberi pakan dog food kering mengalami penumpulan, sisanya ada 11 pasang ujung gigi taring yang tetap tajam. Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa semakin lama pemberian pakan dog food mengakibatkan ketumpulan pada ujung gigi taring tersebut semakin meningkat. Kata-kata kunci : bentuk, ujung gigi taring, anjing, dog food ABSTRACT Teeth are hard parts found in the mouth. The function of the teeth are cut food (incisors / incisors), to slice and tear food (canines / canines), to tear and help grind food (premolars / molars front) and to chew and grind food (molar / molar rear). The study aims to determine the shape of the tip of the canine teeth of dogs that are always fed by giving dog food. The objects of this study are 30 dogs race 1 year 7 months old to 3 years and are well maintained by the public, both male and female sex, and fed in the form of dog food (dry) for 1 to 2 years. This study used descriptive observational as the method. A total of 19 pairs of the ends of canine teeth in dogs that are fed dry dog food experience blunting, the rest are 11 pairs of the ends that remain sharp canine teeth. The conclusion of this study is the longer feeding dog food torpor level at the end of the growing canine teeth. Keywords: shape, tip canines, dog, dog food PENDAHULUAN Anjing merupakan salah satu hewan kesayangan. Dalam melangsungkan kehidupannya anjing perlu makan. Proses perjalanan makanan akan memasuki rongga mulut, kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar, dan anus. Anjing memiliki empat jenis gigi, yaitu gigi incisivus, caninus, premolar, dan molar. Fungsi dari setiap gigi bermacam-macam dalam mengunyah makanan (Iptika, 2013). Gigi merupakan salah satu organ pengunyah yang terdiri dari gigi-gigi pada rahang atas, rahang bawah, lidah serta saluran-saluran penghasil air ludah Gigi incisivus berfungsi untuk memotong makanan, gigi caninus digunakan untuk merobek makanan, gigi premolar untuk merobek dan membantu menggiling makanan serta gigi molar untuk mengunyah dan menggiling makanan (Hale, 1998). Penelitian genetika telah berhasil mengidentifikasi 14 ras anjing kuno, di antaranya, Chow Chow, Sharpei, Akita, Shiba dan Basenji merupakan ras anjing yang tertua. Teori yang mengatakan anjing berasal dari Asia mungkin bisa dipercaya karena sebagian besar dari 14 ras anjing kuno berasal dari Cina dan Jepang (Savolainen et al., 2002). Ada banyak jenis hewan yang bisa dijadikan peliharaan, salah satunya adalah anjing. Anjing merupakan hewan peliharaan yang selama ini menjadi teman baik manusia, karena dapat dimanfaatkan sebagai penjaga rumah, anjing pelacak, hewan coba,
hewan kesayangan, hiburan dan hewan kurban (bagi orang Bali). Anjing adalah mamalia yang telah mengalami domestikasi dari serigala sejak 15.000 tahun yang lalu atau mungkin sudah sejak 100.000 tahun yang lalu berdasarkan bukti genetik berupa penemuan fosil dan tes DNA. Dalam melangsungkan kehidupannya hewan memerlukan makanan dimana gigi merupakan alat prehensi utama dalam mengunyah makanan. Berdasarkan penggolongan makanannya, anjing tergolong hewan karnivora yaitu hewan pemakan daging. Fungsi dari gigi taring adalah mengiris dan menyobek makanan terutama yang berupa daging (Itjiningsih,1991), maka dengan pemberian pakan berupa dog food, mungkin saja dapat berpengaruh pada bentuk dari ujung gigi taring pada anjing, karena tekstur dari dog food yang renyah, mudah dihancurkan (lembek), kering, keras dan juga ada yang empuk. Di Denpasar dan Bukit, Jimbaran khususnya, banyak pemilik anjing yang memberikan pakan berupa dog food, yang dimaksud di sini adalah dog food kering buatan pabrik. Inilah tujuan penelitian yaitu melakukan pengamatan mengenai morfologi dari caninus (gigi taring) terutama bagian ujungnya pada anjing yang diberi pakan dog food MATERI DAN METODE Objek dalam penelitian ini adalah 30 ekor anjing ras yang yang dipelihara oleh masyarakat, berjenis kelamin jantan maupun betina, dan diberi pakan berupa dog food (kering) dari periode 1 sampai 2 tahun dengan umur 1 tahun 7 bulan sampai 3 tahun yang dilaksanakan di Denpasar dan Bukit, Jimbaran Bali. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif observasional yaitu dengan melakukan pengamatan terhadap bentuk ujung gigi taring pada anjing ras yang diberi pakan berupa dog food (kering) dari perioda 1 sampai 2 tahun. Data yang diperoleh pada penelitian ini dianalisis secara deskriptif. Data yang dianalisa meliputi bentuk ujung gigi taring pada anjing yang diberi pakan berupa dog food. HASIL DAN PEMBAHASAN Selama penelitian ini, jumlah anjing yang diamati di daerah Denpasar ada 20 anjing dan di daerah Bukit, Jimbaran Bali, ada 10 anjing. Anjing tersebut terdiri dari 12 anjing jantan dan 18 anjing betina dengan lama pemberian pakan dog food dari perioda 1 sampai 2 tahun. Data tersebut dapat dilihat pada tabel berikut:
Dalam pengamatan ini terlebih dahulu dilakukan anamnesa dengan mewawancarai pemilik anjing untuk mengetahui riwayat medis dari anjing, yaitu umur, ras, dan juga memastikan bahwa sejak lahir memang diberi pakan berupa dog food (kering). Dari hasil anamnesa, didapatkan waktu pemberian pakan dog food selama 1 sampai 2 tahun, menunjukkan bentuk ujung gigi taring tersebut ada 63,33 % yang menumpul, dan 36,67 % yang tergolong tajam atau meruncing. Bentuk ujung gigi taring pada 30 ekor anjing yang diberikan pakan dog food (kering) di daerah Denpasar dan Bukit, Jimbaran Bali ditinjau berdasarkan lamanya pemberian yang telah disajikan pada Gambar 6 menunjukkan bahwa semakin lama pemberian pakan dog food maka tingkat ketumpulan pada ujung gigi taring tersebut semakin meningkat. Semakin lama dog food diberikan pada anjing maka semakin lama pula gigi taring pada anjing tersebut digunakan, sehingga gigi taring tersebut mengalami pengikisan yang lambat laun menjadi tumpul, walaupun penggunaan gigi taring tersebut tidak optimal. Fungsi gigi taring (caninus) adalah mengiris dan menyobek makanan terutama yang berupa daging (Itjiningsih, 1991), maka dari itu ujung gigi taring anjing akan tetap tajam karena digunakan sesuai dengan fungsinya, sedangkan jika anjing memakan dog food yang berbentuk pelet padat dan memiliki tekstur yang kering dan keras, maka ujung gigi taring akan menumpul karena digunakan tidak sesuai dengan fungsinya. Gigi taring digunakan untuk menahan, memegang, dan membunuh, memangsa serta untuk pertahanan. Caudal dari gigi caninus adalah gigi premolar. Gigi taring juga berukuran panjang, besar, dan runcing yang berfungsi untuk mengoyak mangsanya. Anjing termasuk dalam golongan hewan karnivora yaitu hewan pemakan daging, maka anjing yang diberi pakan dog food dalam waktu lama, diperkirakan akan mempengaruhi ketajaman dari ujung gigi taringnya. Kenyataan ini ditunjukkan dari hasil penelitian yaitu bahwa semakin lama anjing diberi pakan dog food maka gigi taringnya semakin tumpul. Pemberian dog food yang berlebihan akan membuat anjing gemuk dan merusak struktur kaki, tulang punggung (topline), dan lainnya. Dari pernyataan ini, umur bisa menyebabkan perubahan bentuk ujung gigi taring pada anjing, karena semakin tua umur anjing maka semakin banyak juga pemberian pakan yang bisa menyebabkan adanya sisa-sisa partikel pakan dan bakteri di sepanjang plak gigi dan mengakibatkan penyakit periodontal yang bisa berimplikasi pada berbagai kelainan lebih lanjut. Menurut penelitian Kusumawati (2014), semakin tua umur anjing maka gigi akan berwarna lebih gelap dan lebih tebal dibandingkan anjing yang berumur lebih muda. Oleh sebab itu keadaan mulut yang buruk, misalnya gigi yang rusak akibat terganggunya fungsi dan aktivitas rongga mulut akan mempengaruhi status gizi serta akan mempunyai dampak pada kualitas hidup (Ratmini et al., 2011). Dapat disimpulkan bahwa sebanyak 19 pasang ujung gigi taring pada anjing yang diberi pakan dog food kering mengalami penumpulan, sisanya ada 11 pasang ujung gigi taring yang tetap tajam oleh sebab itu perlu dilakukan penelitian lanjutan mengenai pengaruh dog food kering dengan bentuk ujung gigi taring pada anjing agar dapat diketahui dampaknya. UCAPAN TERIMAKASIH Penulis mengucapkan terima kasih kepada para dosen Laboratorium Ilmu Penyakit Dalam Veteriner, Laboratorium Biokimia Veteriner dan kepada petani di Kecamatan Dawan, Kabupaten Klungkung atas bantuan dan bimbingannya dalam penelitian ini. Terimakasih juga penulis ucapkan kepada teman-teman FKH Udayana angkatan 2009 atas dukungannya DAFTAR PUSTAKA Hale, FA. 1998. Dental caries in the dog. Journal of Veterinary Dentistry, 15 : 79–83.
Iptika A. 2013. Keterkaitan Kebiasaan dan Kepercayaan Mengunyah Sirih Pinang dengan Kesehatan Gigi. Departemen Antropologi FISIP Universitas Airlangga. Surabaya. Indonesia Medicus Veterinus 2015 4(2) : 148-154 ISSN : 2301-7848 154 Itjiningsih, W. H. 1991. Anatomi Gigi. Jakarta : Buku Kedokteran. Kusumawati N, Widyastuti SK, Utama IH. 2014. Karakteristik Karang Gigi pada Anjing di Denpasar Bali. Indonesia Medicus Veterinus 2014 3(3) : 223-229. Denpasar. Ratmini NK, Arifin. 2011. Hubungan Kesehatan Mulut dengan Kualitas Hidup Lansia. Jurnal Ilmu Gizi, Volume 2 Nomor 2, Agustus 2011:139-147. Denpasar. Savolainen, P; Zhang, Y. P; Luo, J; Lundeburg, J; Leitner, T. 2002. Genetic evidence for an East Asian origin of domestic dogs. Science Journal 298:1610-1613.