BAB I I.1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kesehatan dan keselamatan kerja merupakan suatu kondisi yang mempengaruhi, atau dapat mempengaruhi kesehatan dan keselamatan karyawan atau pekerja lainnya termasuk pekerja sementara, pengunjung dan orang lain dalam tempat kerja (Gaspersz, 2013). Data dari PT. Jamsostek menunjukan bahwa wilayah Jawa Barat dan Banten pada tahun 2012 telah terjadi 37.390 kasus kecelakaan kerja, kondisi tersebut menunjukan tingkat angka kecelakaan kerja yang masih tinggi pada perusahaan di Indonesia. Selain itu, Peraturan Pemerintah No. 50 Tahun 2012 tentang K3 menegaskan bahwa “perlindungan tenaga kerja meliputi hak kesehatan dan keselamatan kerja, serta jaminan sosial tenaga kerja yang mencakup jaminan hari tua, jaminan pemeliharaan kesehatan, jaminan terhadap kecelakaan, jaminan kematian serta syarat-syarat kerja lainnya. Rumah Batik Komar merupakan perusahaan yang memproduksi kain batik asli Indonesia. Kegiatan yang dilakukan berupa pembuatan lilin malam, pembuatan alat cap untuk batik cap, pewarnaan dan pelorodan kain batik. Pada saat ini, Rumah Batik Komar telah berupaya menerapkan Kesehatan dan Keselamatan Kerja dengan menyediakan alat pelindung diri berupa sarung tangan, sepatu boots dan masker. Selain alat pelindung diri, disediakan pula alat pemadam kebakaran dan larangan merokok di area kerja. Beberapa kecelakaan kerja yang pernah terjadi di Rumah Batik Komar dapat dilihat pada Tabel I.1. Tabel I.1 Data Kecelakaan Kerja di Rumah Batik Komar (Sumber : Rumah Batik Komar) Kecelakaan kerja
Dampak
Terkena cipratan cairan Tangan
memerah Peristiwa
lilin malam panas pada akibat cipratan cairan hari Pengecapan Kain
Frekuensi
Batik lilin malam panas
Cap
1
terjadi
setiap
Tabel I.1 Data Kecelakaan Kerja di Rumah Batik Komar (lanjutan) Dampak
Kecelakaan kerja Terkena cairan
Frekuensi
tumpahan Iritasi kulit akibat Peristiwa terjadi satu kali dalam lilin
malam tumpahnya
lilin satu minggu
panas dari canting pada malam panas Pembuatan Batik Tulis Terkena cipratan air Luka
bakar
pada Peristiwa terjadi satu kali dalam
mendidih pada Proses bagian tangan dan satu minggu pelorodan
kaki
Terkena zat pewarnaan, Iritasi kulit akibat Peristiwa terjadi satu kali dalam HCL
dan
Api,pada
Soda terkena zat pewarna satu bulan Proses HCL dan soda api
Pewarnaan Kain Batik Tersayat/tergores pada Tangan Proses cap/cetakan
Pembuatan akibat tembaga
tergores Peristiwa terjadi satu kali dalam lempengan satu bulan dan
alat
potong Berdasarkan Tabel I.1 dijelaskan bahwa proses produksi di Rumah Batik Komar terdapat kecelakaan kerja yang dapat membahayakan para pekerja. Untuk menanggulangi kecelakaan kerja tersebut telah dilaksanakan tindakan pengendalian oleh pihak manajemen Rumah Batik Komar berupa pengadaan Alat Pelindung Diri. Namun, dalam implementasinya tindakan korektif tersebut tidak dilaksanakan dengan baik, sebagai contoh kecelakaan kerja yang terjadi seperti terkena zat pewarnaan. Hal ini dikarenakan pekerja tidak menggunakan alat pelindung diri berupa masker, sarung tangan dan sepatu boots. Oleh karena itu, Kecelakaan kerja tersebut harus diminimalisir agar pekerja tetap bekerja dalam kondisi aman. Rumah Batik Komar tidak pernah melakukan pencatatan terhadap kecelakaan kerja yang terjadi sehingga dilakukan identifikasi menggunakan teknik 5 why’s, dimana teknik ini mencari akar masalah dari penyebab terjadinya kecelakaan kerja. Hasil dari teknik 5 why’s dapat dilihat pada Lampiran A.
2
5 why’s pada Lampiran A menjelaskan bahwa penyebab terjadinya kecelakaan kerja berupa tidak adanya prosedur K3. Selain itu, pekerja selalu mengabaikan alat pelindung diri yang sudah disediakan oleh perusahaan, sehingga frekuensi kecelakaan kerja yang terjadi semakin besar. Oleh karena itu, dibutuhkan suatu pengendalian terhadap penyebab kecelakaan kerja yang dijelaskan dalam Tabel I.1. Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 50 Tahun 2012 pasal 7 yakni “setiap pengusaha harus menyusun kebijakan kesehatan dan keselamatan kerja serta mengidentifikasi, meninjau, menilai dan mencatat setiap kecelakaan yang terjadi baik ringan maupun berat”. Berdasarkan peraturan menteri tenaga kerja nomor PER. 05/MEN/1996 tentang sistem manajemen kesehatan dan keselamatan kerja yakni menimbang bahwa “untuk menjamin kesehatan dan keselamatan tenaga kerja maupun orang lain yang berada di tempat kerja, serta sumber produksi, proses produksi dan lingkungan kerja dalam keadaan aman, maka perlu penerapan Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja”. Berdasarkan Gambar I.1 dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia, Rumah Batik Komar belum melakukan seluruh kegiatan yang berkaitan dengan Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja. Oleh karena itu, Rumah Batik Komar harus menerapkan Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja yang dituntut oleh Pemerintah Republik Indonesia. Occupational Health and Safety Assessment Series atau sering dikenal OHSAS 18001:2007. OHSAS 18001:2007 merupakan suatu standar internasional untuk sistem manajemen kesehatan dan keselamatan kerja, yang memungkinkan organisasi meningkatkan efektifitas perlindungan kesehatan dan keselamatan kerja yang terencana, terukur, dan terstruktur (Gaspersz, 2013). Pengertian tersebut sangat jelas bahwa dengan menerapkan standar OHSAS 18001:2007 maka Rumah Batik Komar dapat berupaya untuk mengurangi risiko angka kecelakaan (Ramli, 2010). Salah satu fokus utama dari OHSAS 18001:2007 adalah Hazard Identification, Risk Assessment, and Risk Control (HIRARC) yang merupakan sebuah dokumen yang berisikan tentang identifikasi bahaya, penilaian risiko, dan pengendalian terhadap risiko tersebut (Maubere & Panjaitan, 2014). Tahap dari HIRARC sangat 3
terstruktur dan memberikan solusi terbaik dalam mengidentifikasi risiko kecelakaan kerja dikarenakan setiap aktivitas yang terdapat didalam perusahaan ditinjau setiap potensi kecelakaan kerja baik dari pekerja, alat/mesin, lingkungan, dan material. Selain itu, HIRARC merupakan metode yang cocok digunakan oleh industry kecil seperti Rumah Batik Komar (Wijaya, Panjaitan, & Palit, 2014). Berdasarkan permasalahan pada Rumah Batik Komar, maka penelitian kali ini difokuskan untuk membuat rancangan prosedur untuk meminimasi risiko kesehatan dan keselamatan kerja Klausul 4.3.1 dan 4.6.6 menurut standar OHSAS 18001:2007 dan Peraturan Pemerintah No. 50 Tahun 2012 di Rumah Batik Komar. Pada penelitian ini menggunakan metode pendekatan HIRARC (Hazard Identification, Risk Assessment, and Risk Control). I.2
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan yang akan dibahas pada penelitian ini. 1. Apa saja identifikasi potensi bahaya dan risiko terkait kesehatan dan keselamatan kerja pada Rumah Batik Komar dengan metode pendekatan HIRARC ? 2. Apa saja requirement yang perlu dipenuhi untuk kebijakan K3 di Rumah Batik Komar berdasarkan OHSAS 18001:2007 dan Peraturan Pemerintah No. 50 Tahun 2012 ? 3. Bagaimana hasil evaluasi gap antara potensi bahaya dan risiko yang teridentifikasi dengan requirement OHSAS 18001:2007 dan Peraturan Pemerintah No. 50 Tahun 2012 ? 4. Bagaimana rancangan SOP yang sesuai terkait SMK3 berdasarkan requirement OHSAS 18001:2007 Klausul 4.3.1, 4.4.6 dan PP No. 50 Tahun 2012 di Rumah Batik Komar ?
4
I.3
Tujuan
Tujuan dilakukannya penelitian ini, yaitu : 1. Mengidentifikasi potensi bahaya dan risiko terkait kesehatan dan keselamatan kerja pada Rumah Batik Komar dengan pendekatan HIRARC 2. Memenuhi requirement untuk kebijakan K3 di Rumah Batik Komar berdasarkan OHSAS 18001:2007 dan Peraturan Pemerintah No. 50 Tahun 2012 3. Mengevaluasi gap antara potensi bahaya dan risiko yang teridentifikasi dengan requirement OHSAS 18001:2007 dan Peraturan Pemerintah No. 50 Tahun 2012 4. Merancangan SOP yang sesuai terkait SMK3 berdasarkan requirement OHSAS 18001:2007 Klausul 4.3.1, 4.4.6 dan PP No. 50 Tahun 2012 di Rumah Batik Komar I.4
Batasan Masalah
Hal-hal yang membatasi penelitian ini, yaitu : 1. Data yang digunakan adalah data yang didapatkan pada Rumah Batik Komar Bandung bagian produksi yaitu kegiatan pengembangan desain, pembelian bahan baku dan pendistribusian batik tidak sampai kegiatan finishing yang terdapat di Cirebon 2. Hasil rancangan hanya sampai tahap dokumentasi tidak sampai pada tahap implementasi 3. Bentuk pengendalian risiko yang diusulkan hanya mencakup pengendalian administrasi dikarenakan pengendalian ini tidak membutuhkan biaya. I.5
Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini, yaitu : 1. Perusahaan dapat mengurangi dan mengendalikan potensi risiko kecelakaan kerja di setiap aktivitas kerja 2. Perusahaan dapat memiliki prosedur wajib OHSAS 18001:2007 untuk mengurangi potensi bahaya yang terjadi di setiap aktivitas kerja 5
3. Perusahaan dapat mengajukan dalam sertifikasi OHSAS 18001:2007\ I.6
Sistematika Penulisan
Penelitian ini diuraikan dengan sistematika penulisan sebagai berikut : BAB I
Pendahuluan Pada bab ini berisi penjelasan latar belakang yang menjadi dasar penelitian ini, permasalahan yang ada, tujuan penelitian, batasan penelitian dan manfaat dari penelitian.
BAB II
Landasan Teori Pada bab ini berisi penjelasan teori yang akan dipakai untuk menyelesaikan penelitian ini serta metode yang akan digunakan dengan berlandasan dari sebuah studi literatur.
BAB III
Metodologi Penelitian Pada bab ini berisi mengenai penjelasan model konseptual dari penelitian
serta
sistematika
pemecahan
masalah
meliputi
pengumpulan data, tahap pengolahan data, tahap perancangan, tahap analisis, dan tahap kesimpulan dan saran. BAB IV
Pengumpulan dan Pengolahan Data Pada tahap ini pengumpulan data diuraikan data primer dan data sekunder yang dikumpulkan, asal diperolehnya data yang digunakan, dan alasan data tersebut dibutuhkan. Data primer dan data sekunder terkait identifikasi bahaya akan diolah dalam tahap pengolahan data dengan menggunakan HIRARC kemudian hasil dari HIRARC akan dilakukan integrasi terhadap requirement sehingga dapat dilakukan perancangan prosedur yang terkait dengan kesehatan dan keselamatan kerja yang sesuai dengan kondisi perusahaan dan requirement.
BAB V
Perancangan dan Analisis Pada Tahap ini dilakukan sebuah sebuah rancangan prosedur yang dibutuhkan dalam mengurangi risiko kecelakaan dan keselamatan kerja kemudian dilakukan analisis terhadap hasil dari prosedur yang telah dirancang untuk menilai terkait dengan tingkat efektifitas dan 6
efisiensi prosedur, sehingga prosedur dapat di implementasi di perusahaan. BAB VI
Kesimpulan dan Saran Pada tahap ini akan dilakukan kesimpulan dari seluruh tahapan dari peneliti dan saran yang akan dilakukan oleh peneliti selanjutnya.
7