80
Tabel 28. Kesesuaian RUTRK untuk RTH terhadap Inmendagri No. 14 Tahun 1988 RUTRK Untuk RTH (ha) 0 0 0 0 0 2.815,533 9.756,437 218,763 12.790,733
Kecamatan Pekanbaru Kota Senapelan Limapuluh Sukajadi Sail Rumbai Bukit Raya Tampan Total
Kebutuhan RTH Berdasarkan Inmendagri No.14/88 90 266 162 204 130 8.121 11.963 4.354 25.290
Selisih (ha) -90* -266* -162* -204* -130* -5.305,467* -2.206,563* -4.135,237* -12.499,267*
*
Sumber: Hasil Analisis, Jumlah Kekurangan Luas RTH
5.6.2 Kesesuaian RUTRK Kawasan Hijau terhadap Kebutuhan RTH Berdasarkan Jumlah Penduduk Revisi Rencana Umum Tata Ruang Kota (RUTRK) Pekanbaru tahun yang dilakukan pada tahun 2002 mempunyai pengaruh terhadap kawasan hijau. Rencana Umum Tata Ruang Kota (RUTRK) Pekanbaru untuk tahun 2004, khusus untuk kawasan hijau terdiri dari kawasan hutan dan kawasan pertanian. Kawasan hijau yang direncanakan terdapat pada tiga kecamatan yaitu Kecamatan Bukit Raya, Rumbai, dan Tampan dengan luas sekitar 12.790,733 hektar. Sesuai dengan analisis kebutuhan ruang terbuka hijau berdasarkan jumlah penduduk, maka dapat diketahui perkiraan kesesuaian ruang terbuka hijau berdasarkan Rencana Umum Tata Ruang Kota (RUTRK) untuk kawasan hijau yang telah dibuat. Kesesuaian Rencana Umum Tata Ruang Kota ((RUTRK) untuk kawasan hijau berdasarkan kebutuhan ruang terbuka hijau untuk jumlah penduduk disajikan pada Tabel 29. Secara total untuk kawasan Kota Pekanbaru, Rencana Umum Tata Ruang Kota (RUTRK) untuk kawasan hijau masih memenuhi syarat. Jumlah luas kawasan hijau adalah sekitar 12.790,733 hektar, sementara kebutuhan ruang terbuka hijau berdasarkan jumlah penduduk untuk Kota Pekanbaru adalah sekitar 2.616 hektar. Berdasarkan jumlah penduduk untuk masing-masing kecamatan, terdapat dua kecamatan yang memenuhi syarat untuk kebutuhan ruang terbuka
81
hijau. Kecamatan tersebut adalah Kecamatan Rumbai dan Bukit Raya. Kecamatan Pekanbaru Kota, Senapelan, Limapuluh, Sukajadi, dan Sail tidak terdapat rencana tata ruang untuk kawasan hijau. Kecamatan Tampan terdapat rencana peruntukan kawasan hijau, akan tetapi jumlahnya masih belum mencukupi untuk kebutuhan ruang terbuka hijau berdasarkan jumlah penduduk. Tabel 29. Kesesuaian RUTRK untuk RTH Terhadap Standar Luas RTH untuk Jumlah Penduduk Kecamatan Pekanbaru Kota Senapelan Limapuluh Sukajadi Sail Rumbai Bukit Raya Tampan Total
RUTRK Untuk RTH (ha) 0 0 0 0 0 2.815,533 9.756,437 218,763 12.790,733
Kebutuhan RTH Berdasarkan Jumlah Penduduk (ha) 122 146 165 246 86 399 842 610 2.616
Selisih (ha) -122,000 -146,000 -165,000 -246,000 -86,000 2.416,533 8.914,437 -391,237 10.174,730
Sumber: Hasil Analisis
5.6.3 Kesesuaian RUTRK Kawasan Hijau terhadap Kebutuhan RTH Berdasarkan Emisi Karbon Dioksida Rencana Umum Tata Ruang Kota (RUTRK) untuk kawasan hijau masih memenuhi syarat dengan luas sekitar 12.790,733 hektar. Kebutuhan ruang terbuka hijau berdasarkan emisi karbon dioksida di Kota Pekanbaru adalah sekitar 4.413 hektar. Berdasarkan jumlah emisi karbon dioksida, terdapat dua kecamatan yang memenuhi syarat untuk kebutuhan ruang terbuka hijau yaitu Kecamatan Rumbai dan Bukit Raya. Rencana luas vegetasi yang telah ditetapkan pada kecamatan tersebut maka diperkirakan mampu menyerap karbon dioksida yang dihasilkan. Jumlah luas vegetasi yang direncanakan pada Kecamatan Tampan yaitu 218,763 hektar diperkirakan belum mampu menyerap karbon dioksida yang ada. Kesesuaian Rencana Umum Tata Ruang Kota (RUTRK) untuk kawasan hijau dengan jumlah karbon dioksida pada masing-masing kecamatan disajikan pada Tabel 30.
82
Tabel 30. Kesesuaian RUTRK untuk RTH terhadap Emisi Karbon Dioksida Kecamatan Pekanbaru Kota Senapelan Limapuluh Sukajadi Sail Rumbai Bukit Raya Tampan Total
RUTRK Untuk RTH (ha) 0 0 0 0 0 2.815,533 9.756,437 218,763 12.790,733
Kebutuhan RTH Berdasarkan Emisi CO2 3.033 1 1 1 2 413 564 398 4.413
Selisih (ha) -3.033 -1 -1 -1 -2 2.403,533 9.192,437 -179,237 8.377,420
Sumber: Data Sekunder dan Hasil Analisis
Analisis kebutuhan ruang terbuka hijau yang dilakukan berdasarkan emisi karbon dioksida berguna untuk mengetahui kesesuaian ruang terbuka hijau berdasarkan Rencana Umum Tata Ruang Kota (RUTRK) untuk kawasan hijau yang telah ditetapkan. Untuk memenuhi fungsinya menyerap karbon dioksida, Kecamatan Pekanbaru Kota, Senapelan, Limapuluh, Sukajadi, dan Sail membutuhkan penambahan kawasan ruang terbuka hijau dengan luas dengan luas yang bervariasi sesuai dengan kebutuhan. 5.6.4 Ketercukupan Ruang Terbuka Hijau Berdasarkan Rencana Umum Tata Ruang Kota Rencana Umum Tata Ruang Kota Pekanbaru tahun 2004 untuk areal terbuka hijau berjumlah 12.790,73 hektar. Ruang terbuka hijau berada pada tiga kecamatan yaitu Kecamatan Rumbai 2.815,53 hektar, Bukit Raya 9.756,44 hektar, dan Tampan 218,76 hektar. Berdasarkan sebaran dan luas, maka dapat diketahui ketercukupan ruang terbuka hijau sesuai dengan kategori yang ditetapkan. Ketercukupan ruang terbuka hijau berdasarkan Rencana Umum Tata Ruang Kota Pekanbaru tahun 2004 disajikan pada Tabel 31. Jumlah kebutuhan ruang terbuka hijau secara makro untuk Kota Pekanbaru, luas areal bervegetasi berdasarkan luas wilayah belum mencukupi. Terdapat kekurangan dengan luas sekitar 12.499,27 hektar. Seluruh kecamatan di Kota Pekanbaru mengalami kekurangan vegetasi berdasarkan luas wilayah. Berdasarkan jumlah penduduk,
83
dan emisi karbon dioksida, luas areal bervegetasi untuk skala kota masih mencukupi. Tabel 31. Ketercukupan Ruang Terbuka Hijau berdasarkan Rencana Umum Tata Ruang Kota Kecamatan
Luas RTH
Pekanbaru Kota Senapelan Limapuluh Sukajadi Sail Rumbai Bukit Raya
0 0 0 0 0 2.815,53 9.756,44
Tampan 218,76 Total 12.790,73 Sumber: Hasil Analisis
Kebutuhan RTH (ha) Berdasarkan Luas Jumlah Emisi Wilayah Penduduk CO2 90 122 3.033 266 146 1 162 165 1 204 246 1 130 86 2 8.121 399 413 11.963 842 564 4.354 25.290
610 2.616
398 4.413
Ketercukupan RTH (ha) Berdasarkan Luas Jumlah Emisi Wilayah Penduduk CO2 -90,00 -122,00 -3.033,00 -266,00 -146,00 -1,00 -162,00 -165,00 -1,00 -204,00 -246,00 -1,00 -130,00 -86,00 -2,00 -5.305,47 2.416,53 2.402,53 -2.206,56 8.914,44 9.192,44 -4.135,24 -391,24 -12.499,27 10.174,73
-179,24 8.377,73
Secara mikro untuk skala kecamatan berdasarkan luas wilayah, Kecamatan Pekanbaru Kota, Senapelan, Limapuluh, Sukajadi, Sail, Rumbai, Bukit Raya, dan Tampan kekurangan ruang terbuka hijau dengan luas 90 hektar, 266 hektar, 162 hektar, 204 hektar, 130 hektar, 5.305,47 hektar, 2.206,56 hektar, dan 4.135,24 hektar. Berdasarkan jumlah penduduk, kebutuhan ruang terbuka hijau untuk skala kota masih mencukupi. Kebutuhan untuk skala mikro atau kecamatan, masih terdapat kekurangan vegetasi yaitu pada Kecamatan Pekanbaru Kota, Senapelan, Limapuluh, Sukajadi, Sail, dan Tampan masing-masing 122 hektar, 146 hektar, 165 hektar, 246 hektar, 86 hektar, dan 391,24 hektar. Kecamatan Rumbai dan Bukit Raya, luas ruang terbuka hijau yang direncanakan masih mencukupi kebutuhan jumlah penduduk. Berdasarkan jumlah emisi karbon dioksida untuk skala kota, rencana tata ruang untuk kawasan terbuka hijau masih mencukupi. Kebutuhan ruang terbuka hijau untuk skala mikro, Kecamatan Pekanbaru Kota, Senapelan, Limapuluh, Sukajadi, Sail, dan Tampan masih kekurangan dengan luas masing-masing 3.033 hektar, 1 hektar, 1 hektar, 1 hektar, 2 hektar, dan 179,24 hektar.
84
5.7 Arahan Revegetasi Penghijauan dilakukan untuk memperoleh manfaat sebagai pelindung lingkungan. Untuk memperoleh keseimbangan antara aktivitas masyarakat dan daya dukung lingkungan, arahan penanaman vegetasi dilakukan sesuai dengan kebutuhan. Kebutuhan ruang terbuka hijau tersebut ditetapkan berdasarkan Instruksi Menteri Dalam Negri No.14/88 tentang penataan ruang terbuka hijau di wilayah perkotaan, jumlah penduduk, dan karbon dioksida yang dihasilkan dari kebutuhan energi (listrik, minyak tanah, premium, dan solar). Dari tiga kelas kebutuhan ruang terbuka hijau, kebutuhan ruang terbuka hijau dengan luas yang paling besar diambil sebagai acuan untuk kebutuhan ruang terbuka hijau pada masing-masing kecamatan di Kota Pekanbaru. Arahan revegetasi dilakukan setelah mengetahui existing condition kawasan hijau Kota Pekanbaru dan berdasarkan Rencana Umum Tata Ruang Kota (RUTRK) Pekanbaru untuk kawasan hijau. 5.7.1 Penanaman Vegetasi Berdasarkan Existing Condition RTH Existing condition kawasan hijau Kota Pekanbaru tersebar tidak merata pada masing-masing kecamatan. Kawasan hijau cenderung berada pada pinggir kota yang berbatasan dengan Kabupaten lain di Kota Pekanbaru. Kecamatan pada pusat kota mempunyai kecenderungan sudah terbangun dan sedikit kawasan hijau. Kebutuhan ruang terbuka hijau diperlukan sebagai daya dukung lingkungan. Diperlukan
penanaman
kembali
untuk
kawasan
yang
mempunyai
ketidakseimbangan antara jumlah luas kawasan hijau serta kebutuhan ruang hijau untuk memenuhi fungsinya berdasarkan tiga kebutuhan yang telah ditetapkan. Arahan luas dan lokasi penanaman vegetasi disajikan pada Tabel 32. Secara total untuk kebutuhan ruang terbuka hijau pada skala kota, existing condition kawasan hijau Kota Pekanbaru luasnya mencukupi berdasarkan tiga kategori kebutuhan ruang terbuka hijau. Akan tetapi terdapat beberapa kecamatan yang mempunyai luas ruang terbuka hijau belum mampu memberikan manfaat secara mikro. Untuk mendapatkan manfaat ruang terbuka hijau sesuai dengan kategori yang telah dibuat, maka perlu dilakukan penanaman kembali vegetasi
85
dengan lokasi (kecamatan) yang dianggap paling membutuhkan. Tabel 32. Arahan Luas dan Lokasi Penanaman Vegetasi Berdasarkan Existing Condition RTH Kecamatan Pekanbaru Kota Senapelan Limapuluh Sukajadi Sail Rumbai Bukit Raya Tampan Total
Luas RTH Kesesuaian RTH (ha) (ha) Inmendagri Jumlah Penduduk Emisi CO2 * -3.032,834 0,353 -89,647 -121,919 * -262,827 3,173 -142,767 2,271 * -114,370 50,246 -111,754 49,137 * -244,493 1,851 -202,149 0,376 * -101,351 -57,607 26,908 28,649 9.596,980 1.475,980 9.198,128 9.184,181 18.929,067 6.966,067 18.087,379 18.364,949 * 3.140,020 -1.213,980 2.530,308 2.742,037 31.750,339 6.460,339 29.134,659 27.337,026 *
Sumber: Hasil Analisis Penambahan Luas Vegetasi yang Diperlukan Untuk Tiap Kecamatan
Kebutuhan ruang terbuka hijau berdasarkan standar Inmendagri terdapat dua kecamatan dengan luas yang memenuhi syarat yaitu Kecamatan Rumbai dan Bukit Raya. Kebutuhan ruang terbuka hijau berdasarkan jumlah penduduk ada tiga kecamatan yang memenuhi syarat yaitu Kecamatan Rumbai, Bukit Raya, dan Tampan. Sementara untuk kebutuhan ruang terbuka hijau berdasarkan jumlah emisi karbon dioksida hanya Kecamatan Pekanbaru Kota yang tidak memenuhi syarat luas ruang terbuka hijau. Kecamatan Pekanbaru Kota memerlukan penambahan vegetasi dengan luas sekitar 3.032,834 hektar. Arahan penambahan vegetasi ini berguna untuk meredam emisi karbon dioksida yang berasal dari penggunaan listrik, minyak tanah, premium, dan solar. Kebutuhan luas ruang terbuka hijau berdasarkan Inmendagri dan jumlah penduduk untuk Kecamatan Pekanbaru Kota sudah diwakili dengan jumlah luas kebutuhan berdasarkan emisi karbon dioksida karena masing-masing nilainya lebih kecil. Arahan penambahan ruang terbuka hijau untuk Kecamatan Senapelan dengan luas sekitar 262,827 hektar. Penambahan vegetasi di Kecamatan Senapelan berdasarkan standar Inmendagri berguna untuk meningkatkan mutu lingkungan hidup perkotaan yang nyaman, segar, bersih dan sebagai sarana pengamanan lingkungan serta menciptakan keserasian lingkungan alam dan lingkungan binaan yang berguna untuk kepentingan masyarakat.
86
Penambahan areal bervegetasi di Kecamatan Limapuluh dan Kecamatan Sukajadi dengan luas sekitar 114,370 hektar dan 244,493 hektar. Penambahan vegetasi berguna untuk memenuhi standar kebutuhan ruang terbuka hijau berdasarkan jumlah penduduk. Kecamatan Sail dan Tampan masing-masing memerlukan penambahan ruang terbuka hijau dengan luas sekitar 101,351 dan 1.213,980 hektar. Arahan penambahan vegetasi diperlukan berdasarkan standar Inmendagri. 5.7.2 Penanaman Vegetasi berdasarkan RUTRK Pekanbaru Tahun 2004 Rencana Umum Tata Ruang Kota Pekanbaru untuk kawasan hijau terdiri dari kawasan hutan dan kawasan pertanian. Sebaran kawasan hijau yang direncanakan belum merata untuk tiap kecamatan. Rencana Umum Tata Ruang Kota (RUTRK) Pekanbaru untuk kawasan hijau terdapat pada tiga kecamatan yaitu Kecamatan Rumbai, Bukit Raya, dan Tampan. Kawasan hijau yang direncanakan cenderung berada pada pinggir kota yang berbatasan dengan Kabupaten lain. Kecamatan pada pusat kota mempunyai kecenderungan sudah terbangun dan sedikit kawasan hijau. Arahan penanaman vegetasi diperlukan untuk memenuhi fungsi vegetasi berdasarkan tiga kebutuhan yang telah ditetapkan. Arahan luas dan lokasi penanaman vegetasi disajikan pada Tabel 33. Tabel 33. Arahan Luas dan Lokasi Penanaman Vegetasi Berdasarkan Rencana Umum Tata Ruang Kota untuk Kawasan Hijau Kecamatan Pekanbaru Kota Senapelan Limapuluh Sukajadi Sail Rumbai Bukit Raya Tampan Total
RUTRK Kaw.Hijau (ha)
0 0 0 0 0 2.815,533 9.756,437 218,763 12.790,733 *
Kesesuaian RTH Inmendagri Jumlah Penduduk Emisi CO2 -90,400 * -266,000 -161,600 -204,000 * -130,400 * -5.305,667 * -2.206,763 * -4.134,837 -12.499,667
-122,272 -145,940 * -164,616 * -246,344 -86,256 2.416,681 8.914,749 -390,949 10.175,053
*
-3.033,187 -0,902 -1,109 -1,475 -1,741 2.402,735 9.192,320 -179,220 8.377,420
Sumber: RUTRK dan Hasil Analisis Penambahan Luas Vegetasi Yang Diperlukan
87
Total kebutuhan ruang terbuka hijau pada skala kota, sesuai dengan Rencana Umum Tata Ruang Kota (RUTRK) kawasan hijau di Kota Pekanbaru luasnya mencukupi berdasarkan tiga kategori kebutuhan ruang terbuka hijau. Untuk memenuhi fungsi ruang terbuka hijau secara mikro perlu dilakukan penanaman vegetasi. Arahan penanaman vegetasi dilakukan karena masingmasing kecamatan kekurangan vegetasi untuk memenuhi fungsinya. Kebutuhan ruang terbuka hijau berdasarkan standar Inmendagri semua kecamatan di Kota Pekanbaru kekurangan vegetasi untuk memenuhi fungsinya. Kebutuhan ruang terbuka hijau berdasarkan jumlah penduduk ada dua kecamatan yang mencukupi yaitu Kecamatan Rumbai dan Bukit Raya. Sementara kebutuhan ruang terbuka hijau berdasarkan jumlah emisi karbon dioksida hanya Kecamatan Rumbai dan Bukit Raya yang mencukupi ditinjau dari luas vegetasi yang direncanakan. Kecamatan Pekanbaru Kota memerlukan penambahan vegetasi dengan luas sekitar 3.033,187 hektar. Arahan penambahan vegetasi berguna untuk meredam emisi karbon dioksida dengan jumlah emisi yang tinggi. Arahan penambahan vegetasi untuk Kecamatan Senapelan dengan luas sekitar 266 hektar. Penambahan vegetasi di Kecamatan Senapelan diperlukan untuk memenuhi kebutuhan berdasarkan standar Inmendagri. Arahan penambahan vegetasi di Kecamatan Limapuluh dan Kecamatan Sukajadi dengan luas sekitar 164,616 hektar dan 204 hektar. Penambahan vegetasi pada dua kecamatan tersebut berguna untuk memenuhi standar kebutuhan ruang terbuka hijau berdasarkan jumlah penduduk. Kecamatan Sail, Rumbai, Bukit Raya dan Tampan masing-masing memerlukan penambahan vegetasi dengan luas sekitar 130,4 hektar, 5.305,667 hektar, 2.206,763 hektar, dan 4.134,837 hektar. Arahan penambahan vegetasi diperlukan berdasarkan standar Inmendagri. 5.7.3 Perbedaan Luas Penanaman Vegetasi Arahan penanaman vegetasi mempunyai perbedaan apabila ditinjau berdasarkan existing condition kawasan hijau dan Rencana Umum Tata Ruang Kota (RUTRK) kawasan hijau. Jumlah luas yang berbeda dikarenakan adanya alih
88
fungsi kawasan hijau menjadi kawasan pemukiman, industri, perdagangan dan jasa, serta kawasan lain. Perbedaan luas penanaman vegetasi berdasarkan existing condition kawasan hijau dan Rencana Umum Tata Ruang Kota (RUTRK) kawasan hijau disajikan pada Tabel 34. Tabel 34. Perbedaan Luas Penanaman Vegetasi Antara Exsisting Condition Vegetasi dengan RUTRK Kawasan Hijau
*
Kecamatan
Exsisting Condition (ha)
Pekanbaru Kota Senapelan Limapuluh Sukajadi Sail Rumbai Bukit Raya Tampan Total
3.032,834 262,827 114,370 244,493 101,351 1.213,980 4.969,855
RUTRK Kawasan Hijau (ha) 3.033,187 266,000 164,616 246,344 130,400 5.305,667 2.206,763 4.134,837 15.487,814
Selisih (ha) 0,353* 3,173* 50,246* 1,851* 29,049* 5.305,667* 2.206,763* 2.920,857* 10.517,959
Penambahan luas penanaman vegetasi yang diperlukan sesuai Rencana Umum Tata Ruang Kota (RUTRK) kawasan hijau
Sesuai dengan Rencana Umum Tata Ruang Kota (RUTRK) Pekanbaru untuk kawasan hijau, seluruh kecamatan di Kota Pekanbaru perlu dilakukan penanaman vegetasi. Sementara berdasarkan exsisting condition kawasan hijau ada dua kecamatan yang belum memerlukan penambahan vegetasi berdasarkan tiga kategori yang telah ditetapkan, yaitu Kecamatan Rumbai dan Kecamatan Bukit Raya. Jika Rencana Umum Tata Ruang Kota (RUTRK) untuk kawasan hijau direalisasikan maka masing-masing kecamatan perlu penambahan. Kecamatan Rumbai dan Kecamatan Bukitraya setelah ada perubahan berdasarkan tata ruang, diperlukan penambahan vegetasi masing-masing dengan luas sekitar 5.305,667 hektar dan 2.206,763 hektar. Perubahan vegetasi terjadi karena alih fungsi lahan hijau menjadi kawasan pemukiman dan kawasan industri. 5.7.4 Pengembangan Hutan Kota Ketidakseimbangan ekosistem perkotaan mengakibatkan menurunnya kualitas lingkungan. Permasalahan lingkungan yang timbul diakibatkan adanya
89
jumlah karbon dioksida yang cukup besar di Kecamatan Pekanbaru Kota. Ketidakseimbangan keberadaan luas ruang terbuka hijau di Kota Pekanbaru juga akan memberikan pengaruh terhadap penduduk. Pengaruh ini berupa nilai keindahan atau estetika serta kenyamanan atas keberadaan ruang terbuka hijau yang tertata dengan baik. Konversi kawasan hijau di Kota Pekanbaru (RUTRK untuk kawasan hijau) serta luas yang berbeda pada setiap kecamatan, perlu diarahkan untuk dilakukan pembangunan hutan kota. 5.7.4.1 Manfaat Hutan Kota Bentuk hutan kota ditata berdasarkan kegunaan dan kepentingannya. Hutan kota yang dapat dikembangkan sesuai dengan studi adalah: a. Engineering Used of Urban Forest (hutan kota untuk kepentingan perekayasaan). Hutan kota ini memberikan manfaat utama kepentingan mencegah terjadinya pencemaran udara. Peran hutan kota secara khusus dibangun untuk mengurangi karbon dioksida, disesuaikan dengan kebutuhan pada masing-masing kecamatan. b. Esthetic Urban Forest (hutan kota untuk estetika). Hutan kota dibangun dan dipergunakan untuk kepentingan keindahan dan panorama. Hutan kota ini disesuaikan dengan kebutuhan jumlah penduduk. 5.7.4.2 Kawasan Potensial Untuk Lokasi Penanaman Hutan Kota Hampir seluruh kawasan dapat dikembangkan menjadi hutan kota. Kawasan tersebut anatar lain: lapangan olah raga, sempadan sungai, pemukiman, kampus perguruan tinggi, sepanjang jalan, pertamanan, fasilitas umum, perkantoran, industri, serta kawasan lainnya. Kawasan-kawasan yang potensial untuk dijadikan lokasi penanaman pohon sebagai hutan kota di Kota Pekanbaru diprioritaskan pada kawasan yang telah ditetapkan sesuai dengan peraturan Pemerintah Daerah dan peraturan konservasi. Prioritas lokasi ini dilakukan karena kawasan yang dimaksud telah mendapat legalitas hukum. Pembangunan hutan kota juga dapat diarahkan pada kawasan lain yang mempunyai potensi untuk pengembangan hutan kota. Lokasi pembangunan hutan kota dapat dibangun di beberapa tempat sebagai berikut:
90
Pemukiman Penduduk Pembangunan hutan kota dapat melibatkan masyarakat sebagai pelaku. Masyarakat diikut sertakan untuk menanam pohon dan memeliharanya sesuai dengan kebutuhan manfaat yang diinginkan. Mengacu pada Instruksi Walikota Pekanbaru Nomor 522.4/Dinas Pertanian/935 mengenai penanaman dan pemeliharaan tanaman, point satu dengan instruksi : setiap rumah toko dan rumah tempat tinggal di sepanjang jalan serta masyarakat dalam Kota Pekanbaru, diharuskan untuk menanam dan memelihara tanaman minimal satu batang pohon pelindung untuk setiap rumah toko maupun rumah tempat tinggal. Kewajiban menanam pohon akan menambah jumlah vegetasi yang ada di Kota Pekanbaru. Berdasarkan jumlah unit tempat tinggal untuk masing-masing kecamatan, maka diperoleh penambahan ruang terbuka hijau dalam bentuk hutan kota dengan vegetasi pohon berjumlah 126.074 batang, dengan asumsi bahwa seluruh pemilik rumah tempat tinggal menjalankan instruksi yang telah ditetapkan. Pada Tabel 35 disajikan penambahan penanaman pohon berdasarkan jumlah tempat tinggal pada masing-masing kecamatan. Tabel 35. Potensi Jumlah Pohon Yang Ditanam pada Masing-Masing Unit Tempat Tinggal di Masing-Masing Kecamatan Kecamatan Pekanbaru Kota Senapelan Limapuluh Sukajadi Sail Rumbai Bukit Raya Tampan Total
Jumlah Bangunan Rumah (Unit) 5.305 7.260 6.155 12.319 4.816 16.617 33.161 40.441 126.074
Potensi Jumlah Pohon Yang Ditanam (Batang) 5.305 7.260 6.155 12.319 4.816 16.617 33.161 40.441 126.074
Sumber: Data Sekunder dan Hasil Analisis
Pengadaan lahan dengan jumlah cukup luas untuk lokasi hutan kota sangat sulit ditemukan pada daerah perkotaan. Penggunaan lahan yang sudah ditetapkan berdasarkan fungsi kawasan masing-masing maka perlu alternatif pengadaan
91
lokasi hutan kota. Berdasarkan jumlah pohon yang dapat ditanam sesuai jumlah rumah tempat tinggal, maka dapat diperoleh luas ruang terbuka hijau dalam bentuk hutan kota. Dengan asumsi satu hektar dapat ditanam dengan 100 batang pohon, pemukiman penduduk bisa menyumbang sekitar 53,05 hektar hutan kota yang berada di Kecamatan Pekanbaru Kota, 72,6 hektar di Kecamatan Senapelan, 61,55 hektar di Kecamatan Limapuluh, 123,19 hektar di Kecamatan Sukajadi, 48,16 hektar di Kecamatan Sail, 166,17 hektar di Kecamatan Rumbai, 331,61 hektar di Kecamatan Bukit Raya, dan 404,41 hektar di Kecamatan Tampan. Untuk seluruh kota penambahan luas hutan kota diperkirakan sekitar 1.260,74 hektar. Sempadan Sungai Kawasan penanaman Hutan Kota dilakukan pada daerah sempadan sungai, hal
ini
dilaksanakan
berdasarkan
peraturan
tentang
sempadan
sungai.
Pembangunan ruang terbuka hijau berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 63 Tahun 1993 Tentang : Garis Sempadan Sungai, Daerah Manfaat Sungai, Daerah Penguasaan Sungai Dan Bekas Sungai. Pasal 8 yang berisi tentang Penetapan garis sempadan sungai di dalam kawasan perkotaan didasarkan pada kriteria: a.
Sungai yang mempunyai kedalaman tidak lebih dan 3 (tiga) meter, garis sempadan ditetapkan sekurang-kurangnya 10 (sepuluh) meter dihitung dari tepi sungai pada waktu ditetapkan.
b.
Sungai yang mempunyai kedalaman tidak lebih 3 (tiga) meter sampai dengan 20 (duapuluh) meter, garis sempadan ditetapkan sekurang-kurangnya 15 (lima belas) meter dihitung dari tepi sungai pada waktu ditetapkan.
c.
Sungai yang mempunyai kedalaman maksimum lebih dari 20 (dua puluh) meter, garis sempadan ditetapkan sekurang-kurangnya 30 (tigapuluh) meter dihitung dari tepi sungai pada waktu ditetapkan. Sesuai dengan Inmendagri No. 14 Tahun 1988, bahwa lokasi ruang
terbuka hijau bisa berada pada kawasan jalur sungai. Berdasarkan Rencana Umum Tata Ruang Kota (RUTRK) untuk kawasan konservasi, termasuk di dalamnya kawasan sempadan sungai, maka ditetapkan luas kawasan yang dijadikan sempadan sungai. Loaksi penanaman hutan kota dapat diarahkan pada kawasan
92
sempadan sungai yang telah ditetapkan peruntukannya. Luas dan lokasi sempadan sungai yang ditetapkan berdasarkan rencana peruntukan lahan disajikan pada Tabel 36. Tabel 36. Sempadan Sungai yang Direncanakan Sebagai Lokasi Hutan Kota Kecamatan Bukit Raya Tampan Total
Luas Sempadan Sungai (ha) 424,54 1.008,23 1.432,76
Sumber: RUTRK Pekanbaru Tahun 2004
Buffer sungai dapat dijadikan salah satu bentuk hutan kota yang berfungsi untuk mencegah dan mengurangi kemungkinan terjadinya banjir di Kota Pekanbaru. Peta kawasan lindung menggambarkan bahwa sepanjang Daerah Aliran Sungai (DAS) Siak yang membelah Kota Pekanbaru merupakan kawasan bergambut. Apabila kawasan ini dibangun maka akan menimbulkan terjadinya banjir. Areal DAS yang seharusnya menjadi kawasan konservasi ternyata masih banyak digunakan untuk keperluan pemukiman penduduk. Kecamatan Senapelan dan Sail terdapat banyak pemukiman penduduk yang berada pada Daerah Aliran Sungai (DAS) Siak. Kondisi yang ada mengakibatkan daerah sepanjang bantaran sungai belum dapat dioptimalkan untuk kawasan konservasi. Rencana Umum Tata Ruang Kota (RUTRK) Pekanbaru tahun 2004 mengalokasikan mengalokasikan daerah sempadan sungai yang akan dikonservasi (dihijaukan). Arahan pembanguan hutan kota pada kawasan ini dapat dilakukan. Daerah sempadan sungai terdapat pada dua kecamatan yaitu Kecamatan Bukit Raya dan Kecamatan Tampan, luas masing-masing yaitu 424,54 hektar dan 1.008,23 hektar sehingga luas penanaman hutan kota yang diarahkan pada dua kecamatan ini di lokasi sempadan sungai sekitar 1.432,76 hektar. Jalur Jalan Pembangunan ruang terbuka hijau mengacu pada Instruksi Menteri Dalam Negeri No. 14 Tahun 1988 tentang Penataan Ruang Terbuka Hijau Di Wilayah Perkotaan. Kriteria pengembangan kawasan terbuka hijau merupakan suatu keterkaitan hubungan antara bentang alam atau peruntukan kriteria vegetasi. Letak dan lokasi ruang terbuka hijau dapat dikembangkan sesuai dengan kawasan-
93
kawasan peruntukan ruang kota, antara lain yaitu kawasan jalur jalan. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 47 Tahun 1997 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional mengenai kriteria kawasan lindung untuk kawasan terbuka hijau kota sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (3) huruf e adalah : lokasi sasaran kawasan terbuka hijau kota termasuk di dalamnya hutan kota antara lain di kawasan jalan yang berada di kawasan perkotaan. Arahan pembangunan hutan kota pada jalur jalan dapat dilaksanakan pada jaringan jalan primer dan jaringan jalan sekunder. Arahan penanaman hutan kota pada kawasan ini dengan pertimbangan bahwa jalur jalan dengan tipe primer dan sekunder masih mempunyai ruang untuk ditanami pohon.