Survey Budaya Aman Rumah Sakit 2016 Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita
PENDAHULUAN
JCI Standard GLD 13. ○ Hospital leadership creates and supports a culture of safety program throughout the hospital.
Standard GLD.13.1 ○ Hospital leadership implements, monitors, and takes action to improve
the program for a culture of safety throughout the hospital.
Survey ini dilakukan untuk memberikan gambaran budaya aman di RSJPDHK RS JANTUNG DAN PEMBULUH DARAH HARAPAN KITA
METODOLOGI
Waktu Survey Jenis Penelitian Besaran Sampel
: 2-14 Mei 2016 : Cross Sectional : Target 250, Terkumpul 197 (78.8%)
Tenaga Medis dan Keperawatan
Tenaga Non Medis lainnya Staf Administrasi dan Penunjang lainnya
Teknik Pengambilan Sampel Teknik Analisis Pelaksana
: Random Sampling : Deskriptif : Komite Etik dan Hukum Komite Mutu dan Manajemen Risiko
RS JANTUNG DAN PEMBULUH DARAH HARAPAN KITA
KARAKTERISTIK RESPONDEN 5%
7% 10%
28%
27%
Dokter SMF Dokter PPDS Perawat Staf Penunjang Staf Administrasi/Umum Lain-Lain
23%
RS JANTUNG DAN PEMBULUH DARAH HARAPAN KITA
Dua Belas (12) Dimensi Budaya Aman D1. Kerjasama dalam Satu Unit D2. Ekspektasi dan Tindakan Supervisor dalam Meningkatkan Keselamatan Pasien D3. Organizational Learning - Perbaikan yang Berkelanjutan D4. Dukungan Manajemen terhadap Keselamatan Pasien D5. Persepsi Umum mengenai Keselamatan Pasien D6. Umpan Balik dan Komunikasi mengenai Kesalahan D7. Keterbukaan Komunikasi D8. Frekuensi Melaporkan Jika Ada Insiden Keselamatan Pasien D9. Kerjasama Antar Unit D10. Penempatan Staf / Kepegawaian D11. Operan dan Transisi D12. Respon yang Tidak Menghukum terhadap Suatu Kesalahan Sumber: Agency for Healthcare Research and Quality (AHRS) RS JANTUNG DAN PEMBULUH DARAH HARAPAN KITA
D1. Kerjasama Tim dalam Satu Unit Respon (-)
Netral
Respon (+)
Analisa: 1.
100.0%
91.4%
sudah menunjukkan hasil yang baik (84,5%)
87.9%
90.0%
84.6%
84.3%
80.0%
Hal ini merupakan potensi yang baik untuk mendukung budaya aman di RS
3.
60.0%
Hasil ini juga selaras dengan temuan pihak eksternal (KARS dan JCI) bahwa salah satu
50.0%
kekuatan terbesar RSJPDHK adalah tingkat
40.0%
kerjasama staf RS
30.0% 20.0% 7.6% 1.0%
9.1% 3.0%
13.7%
15.7% 9.6%
2.0%
11.5% 3.9%
0.0% a a) b) c) d)
2.
74.7%
70.0%
10.0%
Dimensi kerjasama tim dalam satu unit
b
c
d
Average
Saling mendukung antar staf di dalam satu unit Bekerjasama saat beban kerja meningkat Saling menghargai Saling membantu saat salah satu bagian membutuhkan pertolongan RS JANTUNG DAN PEMBULUH DARAH HARAPAN KITA
D2. Ekspektasi dan Tindakan Supervisor dalam Meningkatkan Keselamatan Pasien Respon (-)
Netral
Analisa:
Respon (+)
1.
100.0%
Dimensi
ekspektasi
supervisor
90.0% 80.0%
78.6%
74.1%
2.
59.9%
60.0%
dalam
tindakan
meningkatkan
keselamatan pasien belum optimal (65,3%) 65.3%
70.0%
dan
Temuan
ini
menunjukkan
bahwa
kepemimpinan (leadership) para manajer di RSJPDHK belum memberikan penghargaan
48.7%
50.0%
yang sesuai kepada staf yang dipimpinnya. 40.0% 30.0% 20.0%
25.4% 18.3%
14.7%
3.
29.5% 21.8% 13.2% 8.2%
7.6%
10.0%
19.7% 15.0%
satu
mendapatkan budaya
aman
sepenuhnya
0.0% a
a) b) c) d)
Salah
b
c
d
Average
Dipuji saat berhasil melakukan pekerjaan sesuai prosedur keselamatan pasien Mempertimbangkan masukan staf untuk meningkatkan keselamatan pasien Kepatuhan terhadap prosedur saat tekanan pekerjaan meningkat Atasan menghadapi permasalahan keselamatan pasien yang terjadi berulang
RS JANTUNG DAN PEMBULUH DARAH HARAPAN KITA
subvariabel
yang
perlu
perhatian
khusus
yang
seringkali
dipatuhi
pekerjaan meningkat.
saat
adalah tidak
tekanan
D3. Organizational Learning – Perbaikan yang Berkelanjutan Respon (-)
Netral
Analisa:
Respon (+)
1.
100.0%
93.4%
Dimensi pembelajaran organisasi untuk perbaikan
90.0% 80.0%
81.2%
77.1%
73.1%
diri
dan
terciptanya budaya aman di RS
50.0% 40.0% 30.0% 18.8%
20.0% 10.0%
5.6%
8.1%
17.3% 5.6%
13.9% 4.9%
1.0% 0.0% a
b
c
Average
a) Aktif melakukan sesuatu untuk meningkatkan keselamatan pasien. b) Kesalahan yang terjadi membawa perubahan positif c) Melakukan evaluasi atas perubahan peningkatan keselamatan pasien
RS JANTUNG DAN PEMBULUH DARAH HARAPAN KITA
sudah
Hal ini merupakan potensi yang baik untuk memperbaiki
60.0%
berkelanjutan
menunjukkan hasil yang baik (81,2%) 2.
70.0%
yang
mendorong
D4. Dukungan Manajemen terhadap Keselamatan Pasien Respon (-)
Netral
Analisa:
Respon (+)
1. 100.0%
Dimensi dukungan manajemen terhadap keselamatan pasien belum optimal (72,9%)
87.3%
90.0%
87.3%
2.
80.0%
Temuan ini menunjukkan bahwa dukungan manajemen
72.9%
di
RSJPDHK
dalam
70.0%
keselamatan pasien masih bersifat reaktif,
60.0%
manajemen
50.0%
44.2% 3.
30.0%
dengan
Hal tersebut tentu harus diperbaiki karena manajemen risiko harus dimulai sebelum
18.8%
20.0% 2.0%
13.5%13.6%
11.2%
10.7% 10.0%
tertarik
keselamatan pasien setelah terjadi insiden.
37.0%
40.0%
lebih
insiden terjadi.
1.5%
0.0%
a
b
c
Average
a) MRS menyediakan iklim kerja yang mempromosikan keselamatan pasien. b) Tindakan MRS menunjukkan bahwa keselamatan pasien adalah prioritas utama. c) MRS tertarik tentang keselamatan pasien hanya setelah terjadi insiden. RS JANTUNG DAN PEMBULUH DARAH HARAPAN KITA
D5. Persepsi Umum mengenai Keselamatan Pasien Respon (-)
Netral
Analisa:
Respon (+)
1.
100.0%
2.
75.6%
80.0%
keselamatan
Hasil survey menunjukkan bahwa secara
keselamatan pasien.
58.3%
60.0%
50.3%
50.8%
3.
50.0%
Salah
satu
mendapatkan
40.0% 28.4%
30.0%
20.8%
19.3%
20.0% 8.1% 5.6%
30.4% 19.3%
penting
perhatian
yang
khusus
harus adalah
dikendalikan dengan baik. Staf RSJPDHK percaya bahwa Insiden tidak terjadi hanya
5.1%
karena a
hal
potensi insiden yang serius belum dapat 23.0% 18.8%
0.0%
a) b) c) d)
mengenai
umum di setiap unit memiliki masalah
70.0%
10.0%
umum
pasien di RSJHPDK belum baik (58,3%)
86.3%
90.0%
Persepsi
b
c
d
Average
kebetulan,
pencegahan.
Keselamatan pasien tidak pernah dikorbankan untuk menyelesaikan lebih banyak pekerjaan. Prosedur dan sistem baik untuk mencegah kesalahan terjadi. Hanya karena kebetulan saja kesalahan-kesalahan yang lebih serius tidak terjadi di tempat ini Kami memiliki masalah keselamatan pasien di unit ini. RS JANTUNG DAN PEMBULUH DARAH HARAPAN KITA
bukan
karena
D6. Umpan Balik dan Komunikasi mengenai Kesalahan Respon (-)
Netral
Analisa:
Respon (+)
1.
100.0%
Umpan balik dan komunikasi mengenai kesalahan di RSJHPDK belum baik (53,7%)
90.0%
2.
80.0%
umum di unit tidak mengetahui insiden
70.1% 70.0%
yang terjadi di unit tersebut dan tidak
60.0%
53.7%
50.0% 40.0%
Hasil survey menunjukkan bahwa secara
47.7%
43.2%
yang mereka berikan.
35.5%
3.
30.5% 30.0%
28.9%
21.8%
21.3%
20.8%
20.0%
17.4%
9.1%
10.0% 0.0% a
mendapatkan umpan balik dari laporan
b
c
Average
a) Umpan balik tentang perubahan diberikan sesuai dengan laporan insiden. b) Unit diberitahu tentang insiden yang terjadi di dalam unit tersebut. c) Cara-cara untuk mencegah insiden terjadi dibahas di dalam unit RS JANTUNG DAN PEMBULUH DARAH HARAPAN KITA
Dimensi
ini
erat
kaitannya
dengan
komunikasi efektif antara staf dan pimpinan RS.
D7. Keterbukaan Komunikasi Respon (-)
Netral
Respon (+)
Analisa: 1.
100.0%
komunikasi
mengenai
keselamatan pasien di RSJHPDK belum
90.0%
baik (48,0%)
80.0%
2. 70.0%
55.3%
ketika berhadapan dengan atasan.
48.0%
50.0%
3. 32.5%
Hasil survey menunjukkan bahwa staf merasa tidak bebas untuk berpendapat
56.3%
60.0%
40.0%
Keterbukaan
36.5% 32.5% 31.0%
30.0%
31.0%
23.9% 20.8%
21.0%
20.0%
Hal ini menggambarkan kecenderungan adanya ketakutan terhadap otoritas yang lebih
tinggi
dan
adanya
penyalahgunaan otoritas.
11.2%
10.0% 0.0% a
b
c
Average
a) Kebebasan berbicara saat melihat sesuatu yang dapat berdampak negatif terhadap perawatan pasien b) Kebebasan berpendapat terhadap keputusan atau tindakan kepada seseorang dengan otoritas lebih c) Staf takut untuk bertanya ketika sesuatu tampak tidak benar. RS JANTUNG DAN PEMBULUH DARAH HARAPAN KITA
potensi
D8. Frekuensi Melaporkan Jika Ada Insiden Keselamatan Pasien Respon (-)
Kadang-Kadang
Analisa:
Respon (+)
1.
Frekuensi pelaporan insiden keselamatan
100.0%
pasien di RSJHPDK belum baik (51,7%) 90.0%
2.
Kondisi ini menunjukkan bahwa budaya
80.0%
aman
di
RSJPDHK
belum
terbentuk,
70.0%
meskipun Subkomite Keselamatan Pasien 60.0%
53.8%
54.3%
52.3%
51.7%
46.2%
50.0%
telah melakukan berbagai upaya untuk mendorong pelaporan insiden.
40.0% 30.0% 20.0%
33.5% 26.4% 19.8%
27.9% 20.3%
19.8%
26.4% 19.3%
28.6% 19.8%
10.0% 0.0% a
a) b) c) d)
b
c
d
Seberapa sering melaporkan ketika terdapat Seberapa sering melaporkan ketika terdapat Seberapa sering melaporkan ketika terdapat Seberapa sering melaporkan ketika terdapat
Average
Kejadian Nyaris Cidera Kejadian Tidak Cidera Kejadian Potensial Cidera Kejadian Tidak Diharapkan
RS JANTUNG DAN PEMBULUH DARAH HARAPAN KITA
D9. Kerjasama Antar Unit Respon (-)
Netral
Respon (+)
Analisa:
100.0%
1.
90.0%
2.
80.0%
68.5%
55.8%
3.
10.0%
32.5% 25.4% 18.8% 14.2% 6.6%
Hal ini tentu merupakan hambatan untuk
24.3%
pembentukan
budaya budaya
seluruh staf di RS. 13.2%
10.3%
2.5%
0.0% a
a) b) c) d)
b
belum
Staf menyatakan bahwa koordinasi antar
mewujudkan
40.0%
20.0%
unit
menyenangkan.
54.3%
50.0%
24.9%
antar
unit di RSJPDHK belum baik dan tidak
65.5%
60.0%
30.0%
kerjasama
optimal (65,5%)
83.3%
70.0%
Dimensi
c
d
Average
Ada kerjasama yang baik antar unit-unit rumah sakit yang harusnya bekerja sama. Unit rumah sakit bekerja sama dengan baik untuk memberikan perawatan terbaik bagi pasien. Unit rumah sakit tidak berkoordinasi dengan baik satu sama lain. Bekerjasama dengan staf dari unit lain seringkali tidak menyenangkan. RS JANTUNG DAN PEMBULUH DARAH HARAPAN KITA
aman aman
karena
melibatkan
D10. Penempatan Staf / Kepegawaian Respon (-)
Netral
Respon (+)
Analisa: 1.
100.0%
2.
80.0%
60.0%
kepegawaian
di
Hasil survey menunjukkan bahwa staf RS
memadai.
44.8%
42.7%
37.1%
35.0%
dengan beban kerja di RSJPDHK belum
54.8%
51.3%
50.0%
3.
36.0% 31.5%
27.9% 21.3%
20.0%
23.9% 21.3%
17.2%
29.7% 25.5%
Kondisi
kurangnya
jumlah
staf
dan
besarnya beban kerja merupakan hal yang berpotensi
menimbulkan
insiden
keselamatan pasien di berbagai unit. Hal ini
10.0%
memerlukan kajian khusus.
0.0% a
a) b) c) d)
/
merasa bahwa perbandingan jumlah staf
70.0%
30.0%
staf
RSJHPDK belum baik (44,8%)
90.0%
40.0%
Penempatan
b
c
d
Average
Jumlah staf cukup untuk menangani beban kerja. Jam bekerja lebih lama daripada waktu kerja yang optimal untuk pelayanan pasien. Lebih banyak menggunakan staff temporer dibandingkan jumlah yang optimal untuk pelayanan pasien Bekerja dalam “mode krisis”, berusaha melakukan terlalu banyak dengan terlalu terburu-buru RS JANTUNG DAN PEMBULUH DARAH HARAPAN KITA
D11. Operan dan Transisi Respon (-)
Netral
Respon (+)
Analisa:
100.0%
1.
90.0%
Operan dan transisi di RSJHPDK belum baik (52,7%)
80.0%
2.
70.0%
55.4%
60.0%
transisi di RS baik saat pergantian shift
57.7%
56.9%
52.7%
50.0% 40.0%
30.0% 20.0%
25.4% 19.2%
28.5% 18.5%
13.8%
maupun transfer antar unit masih sangat berisiko
40.9% 40.7% 29.2%
Hasil survey menunjukkan bahwa proses
30.9%
untuk
menimbulkan
keselamatan pasien.
16.3%
13.8%
10.0% 0.0% a
a) b) c) d)
b
c
d
Average
Terdapat hal-hal yang terabaikan ketika memindahkan pasien dari satu unit ke unit lainnya Informasi penting mengenai perawatan pasien seringkali terlupakan pada saat pergantian giliran Seringkali terjadi masalah dalam pertukaran informasi antara unit-unit rumah sakit Pergantian giliran merupakan masalah bagi pasien di rumah sakit ini *Tidak termasuk staf Administrasi RS JANTUNG DAN PEMBULUH DARAH HARAPAN KITA
insiden
D12. Respon yang Tidak Menghukum terhadap Suatu Kesalahan Respon (-)
Netral
Analisa:
Respon (+)
1. 100.0%
baik (44,3%)
90.0%
2.
80.0%
bahkan staf juga merasa bahwa kesalahan 55.3%
60.0%
tersebut akan tercatat dalam data personal
49.2%
50.0%
44.3%
44.2%
40.0%
20.0%
Hasil survey menunjukkan bahwa staf merasa tertekan bila melakukan kesalahan,
70.0%
30.0%
No Blaming Culture di RSJHPDK belum
25.4% 19.3%
24.4%26.4%
27.4%28.4%
31.3% 24.4%
mereka. 3.
Staf juga masih memiliki persepsi bahwa pelaporan
insiden
keselamatan
pasien
merupakan laporan mengenai individu yang
10.0%
terlibat.
0.0% a
b
c
Average
a) Staff merasa ditekan apabila melakukan kesalahan b) Ketika ada insiden yang dilaporkan, seolah terasa bahwa orang yang terlibatlah yang dilaporkan, bukannya masalah yang terjadi c) Staff khawatir bahwa setiap kesalahan yang mereka buat tersimpan dalam data personal mereka RS JANTUNG DAN PEMBULUH DARAH HARAPAN KITA
Dimensi Budaya Aman D1. Kerjasama dalam Satu Unit D2. Ekspektasi dan Tindakan Supervisor D3. Organizational Learning - Perbaikan yang Berkelanjutan D4. Dukungan Manajemen terhadap Keselamatan Pasien D5. Persepsi Umum mengenai Keselamatan Pasien D6. Umpan Balik dan Komunikasi mengenai Kesalahan D7. Keterbukaan Komunikasi D8. Frekuensi Melaporkan Jika Ada Insiden Keselamatan Pasien D9. Kerjasama Antar Unit D10. Penempatan Staf / Kepegawaian D11. Operan dan Transisi D12. Respon yang Tidak Menghukum terhadap Suatu Kesalahan
: : : : : : : : : : : :
84.6% 65,3 % 81,2% 72,9 % 58,3 % 53,7% 48.0 % 51,7 % 65,5 % 44,8 % 52.7 % 44,3 %
Sumber: Agency for Healthcare Research and Quality (AHRS)
RS JANTUNG DAN PEMBULUH DARAH HARAPAN KITA
PEMBAHASAN
Hasil survey budaya aman dari 12 dimensi: 2 dimensi sudah baik (>80%) 3 dimensi belum optimal (60-80%) 7 dimensi belum baik (<60%)
Berdasarkan data tersebut, maka didapatkan gambaran bahwa budaya aman di RSJPDHK belum terbentuk dengan baik.
RS JANTUNG DAN PEMBULUH DARAH HARAPAN KITA
PEMBAHASAN
Beberapa masalah yang ditemukan:
Keselamatan pasien belum menjadi prioritas Pendekatan masalah keselamatan pasien masih bersifat reaktif Insiden keselamatan pasien disadari ada di setiap unit Tidak ada umpan balik dan sosialisasi mengenai IKP di unit Kepemimpinan belum mengakomodasi aspirasi staf Komunikasi antar staf dan atasan tidak mendukung budaya aman Blaming Culture Koordinasi antar unit dirasa tidak menyenangkan Proses transisi di RS masih berpotensi untuk bermasalah Jumlah staf dirasa lebih sedikit dibandingkan dengan beban kerja RS JANTUNG DAN PEMBULUH DARAH HARAPAN KITA
PEMBAHASAN
Secara garis besar permasalahan dalam pembentukan budaya aman di RSJPDHK dapat dikategorikan menjadi: Kepemimpinan di RS Sistem pelaporan dan mekanisme umpan balik Komunikasi Koordinasi Jumlah staf dan beban kerja
RS JANTUNG DAN PEMBULUH DARAH HARAPAN KITA
PEMBAHASAN
Beberapa hal positif yang ditemukan: Kerjasama dalam unit sudah baik Secara umum RSJPDHK memiliki budaya pembelajaran yang baik
RS JANTUNG DAN PEMBULUH DARAH HARAPAN KITA
PEMBAHASAN
To err is humane; to forgive, divine –Alexander Pope– (1688-1744)
James Reason, dkk : Kesalahan manusia tidak terhindarkan, terutama dalam sistem yang kompleks. Tuntutan kesempurnaan atau hukuman bagi yang bersalah tidak akan meningkatkan keamanan, begitupula dengan mengharapkan kinerja yang sempurna dari manusia yang bekerja pada sistem yang kompleks dan lingkungan penuh stressor adalah hal yang tidak realistis. Pendekatan sistem untuk mencegah kesalahan jauh lebih bermakna dibandingkan dengan usaha mencari kesalahan perorangan.
RS JANTUNG DAN PEMBULUH DARAH HARAPAN KITA
SIMPULAN 1. Berdasarkan hasil survey yang dilakukan, didapatkan gambaran
budaya aman di RSJPDHK belum terbentuk dengan baik 2. Gambaran masalah yang ditemukan dalam pembentukan budaya aman di RSJPDHK adalah kepemimpinan, sistem pelaporan dan mekanisme umpan balik, komunikasi, koordinasi, dan ketidakseimbangan antara jumlah staf dengan beban kerja. 3. Gambaran hal positif yang dapat dimanfaatkan untuk pembentukan budaya aman di RSJPDHK adalah kerjasama yang baik dalam unit dan budaya pembelajaran organisasi yang telah terbentuk.
RS JANTUNG DAN PEMBULUH DARAH HARAPAN KITA
REKOMENDASI 1. Perbaikan sistem perlu dilakukan untuk perubahan budaya di
RSJPDHK 2. Pimpinan RS perlu membuat rencana strategis untuk mendukung pembentukan budaya aman. 3. Setiap individu berperan menjadi role model dan agen perubahan di unit kerjanya
RS JANTUNG DAN PEMBULUH DARAH HARAPAN KITA
RS JANTUNG DAN PEMBULUH DARAH HARAPAN KITA