SPPLH 2013
SURVEI PERILAKU PEDULI LINGKUNGAN HIDUP 2013
Buku II. Pedoman Pencacahan
BADAN PUSAT STATISTIK
KATA PENGANTAR
Buku pedoman ini merupakan acuan bagi petugas lapangan dalam melaksanakan pengumpulan data Survei Perilaku Peduli Lingkungan Hidup (SPPLH) 2013. Fokus utama buku ini adalah bagaimana menjaring informasi perilaku rumah tangga, baik yang ramah lingkungan maupun yang merusak lingkungan. Oleh karena itu, buku ini juga dilengkapi dengan konsep definisi yang digunakan serta tata cara pengisian kuesioner. Kegiatan SPPLH 2013 dilaksanakan untuk mendapatkan data yang berkaitan dengan perilaku peduli lingkungan hidup pada skala rumah tangga. Kegiatan ini merupakan salah satu bentuk kepedulian BPS terhadap kondisi lingkungan hidup di Indonesia. Agar mendapatkan data yang berkualitas, para petugas lapangan diharapkan mempelajari secara seksama dan mengikuti petunjuk yang dijelaskan dalam buku Pedoman Pencacahan ini. Selamat bertugas.
Jakarta, Mei 2013 Direktur Statistik Ketahanan Sosial
M. Sairi Hasbullah, M.A NIP. 19580523 198103 1 011
Pedoman Pencacahan SPPLH 2013
i
ii
Pedoman Pencacahan SPPLH 2013
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................................................................
i
DAFTAR ISI ......................................................................................................................................
iii
I.
PENDAHULUAN .......................................................................................................................
1
1.1. Latar Belakang...................................................................................................................
1
1.2. Tujuan ................................................................................................................................
1
1.3. Landasan Hukum...............................................................................................................
2
1.4. Ruang Lingkup...................................................................................................................
2
1.5. Jenis Data yang Dikumpulkan ...........................................................................................
2
1.6. Instrumen yang Digunakan ................................................................................................
3
1.7. Jadwal Kegiatan ................................................................................................................
4
URAIAN TUGAS PENCACAH DAN TATA CARA PENCACAHAN ..........................................
5
2.1. Tugas dan Tanggung Jawab ............................................................................................
5
2.1.1. Pencacah Lapangan (PCL) ...................................................................................
5
2.1.2. Pengawas/Pemeriksa (PML).................................................................................
5
2.2. Tata Cara Pencacahan ....................................................................................................
6
2.2.1. Persiapan Lapangan .............................................................................................
6
2.2.2. Metode Pencacahan .............................................................................................
7
PENGISIAN DAFTAR SPPLH.13 DSRT ..................................................................................
8
3.1. Konsep Definisi dan Cara Pengisian Daftar SPPLH13.DSRT ..........................................
8
II.
III.
3.1.1.
Blok I.
Keterangan Tempat ..........................................................................
8
3.1.2.
Blok II.
Rekapitulasi Rumah Tangga ............................................................
8
3.1.3.
Blok III.
Keterangan Petugas .........................................................................
8
3.1.4.
Blok IV.
Catatan .............................................................................................
8
3.1.5.
Blok V.
Keterangan Rumah Tangga Terpilih .................................................
8
IV. PENGISIAN DAFTAR SPPLH13.RT ........................................................................................
10
4.1 Tata Cara Pengisian Daftar SPPLH13.RT .......................................................................
10
4.2 Konsep Definisi dan Cara Pengisian Daftar SPPLH13.RT ...............................................
12
4.2.1.
Blok I.
Keterangan Tempat.............................................................................
12
4.2.2.
Blok II. Ringkasan ...........................................................................................
12
4.2.3.
Blok III. Keterangan Petugas............................................................................
13
4.2.4.
Blok IV. Keterangan Anggota Rumah Tangga .................................................
13
4.2.5.
Blok V. Perumahan .........................................................................................
24
4.2.6.
Blok VI. Pemanfaatan Energi ...........................................................................
28
4.2.7.
Blok VII. Pengelolaan Sampah..........................................................................
33
Pedoman Pencacahan SPPLH 2013
iii
4.2.8.
Blok VIII. Pemanfaatan Air .................................................................................
37
4.2.9.
Blok IX. Penggunaan Transportasi...................................................................
41
4.2.10. Blok X. Peduli Lingkungan Sekitar .................................................................
45
4.2.11. Blok XI. Pengetahuan Perilaku Peduli Lingkungan ..........................................
46
4.2.12. Blok XII. Gambaran Kondisi Ekonomi ...............................................................
48
4.2.12. Blok XIII. Catatan ...............................................................................................
49
LAMPIRAN ........................................................................................................................................
61
iv
Pedoman Pencacahan SPPLH 2013
I
1.1.
PENDAHULUAN
Latar Belakang Pemanasan global dan perubahan iklim yang melanda dunia memberikan dampak serius pada
kehidupan sosial, ekonomi, lingkungan serta budaya. Pemanasan global dan perubahan iklim yang terjadi tidak hanya ditimbulkan oleh rangkaian kejadian alam biasa, akan tetapi lebih diakibatkan oleh perilaku manusia. Hasil kajian Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) pada tahun 2007 memastikan bahwa perubahan iklim global terjadi akibat atmosfer bumi dipenuhi oleh Gas Rumah Kaca (GRK), seperti karbon dioksida (CO2) dan metana (CH4). Gas karbon dioksida dihasilkan dari proses pembakaran bahan bakar fosil yang digunakan oleh kendaraan bermotor dan industri serta gas hasil kebakaran hutan, sementara gas metana dihasilkan dari aktivitas pembuangan sampah dan peternakan. Ditegaskannya perilaku manusia sebagai penyebab utama timbulnya pemanasan global dan perubahan iklim menjadi tantangan tersendiri bagi pemerintah Indonesia, sebagai negara terpadat keempat di dunia, untuk menjadikan penduduknya lebih berperilaku peduli lingkungan. Pada dasarnya kepedulian penduduk terhadap lingkungan tidak dapat tercipta dengan sendirinya. Diperlukan berbagai perangkat untuk mewujudkannya, seperti penegakan hukum, infrastruktur yang memadai, dan program-program edukasi. Perangkat tersebut akan lebih tepat guna baik pada saat perencanaan, monitoring maupun evaluasi, jika data terkait sejauh mana kepedulian penduduk terhadap lingkungannya diketahui. Sebagai lembaga yang bertanggung jawab atas tersedianya data yang diperlukan untuk perencanaan pembangunan di berbagai bidang baik sektoral maupun lintas sektoral, Badan Pusat Statistik (BPS) berupaya menyediakan data mengenai perilaku penduduk yang merusak atau mencemari lingkungan hidup maupun perilaku penduduk yang ramah lingkungan. Untuk itu BPS melakukan Survei Perilaku Peduli Lingkungan Hidup (SPPLH) 2013 dengan pendekatan rumah tangga. SPPLH 2013 adalah survei terkait perilaku peduli lingkungan hidup yang pertama kali dilakukan oleh BPS. Oleh karena itu, buku pedoman ini disusun untuk memberikan panduan kerja bagi para petugas lapangan SPPLH2013. Dengan mempelajari secara seksama dan mengikuti petunjuk yang dijelaskan dalam buku Pedoman Pencacahan ini diharapkan para petugas dapat melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya sehingga dapat menghasilkan data yang berkualitas. 1.2.
Tujuan Tujuan pelaksanaan SPPLH 2013 adalah untuk mendapatkan data lingkungan hidup skala mikro
yaitu pada level rumah tangga. Karakteristik data yang ingin diperoleh adalah data yang menggambarkan perilaku rumah tangga terhadap lingkungan hidup baik perilaku ramah ataupun yang sifatnya merusak lingkungan hidup, baik secara langsung atau tidak langsung berdampak pada lingkungan. Data yang dihasilkan diharapkan dapat memberi masukan untuk perencanaan program-program kerja pemerintah di bidang lingkungan hidup dengan sasaran rumah tangga, sekaligus untuk memonitor
Pedoman Pencacahan SPPLH 2013
1
dan mengevaluasi program pembangunan di bidang lingkungan hidup. 1.3.
Landasan Hukum Pelaksanaan SPPLH 2013 didasarkan pada :
1. Undang Undang Nomor 16 Tahun 1997 tentang Statistik; 2. UU Nomor 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. 3. Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Statistik; 4. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 86 Tahun 2007 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Pemerintah Non Departemen; 5. Keputusan Kepala BPS Nomor 007 Tahun 2008 tentang Struktur Organisasi dan Tata Kerja BPS; 1.4.
Ruang Lingkup SPPLH 2013 dilaksanakan di seluruh kabupaten/kota dengan sampel sebanyak 75.000 rumah
tangga. 1.5.
Jenis Data yang Dikumpulkan Data yang dikumpulkan dalam SPPLH 2013 mencakup:
1. Keterangan Anggota Rumah Tangga (ART), mencakup antara lain nama, hubungan dengan kepala rumah tangga, jenis kelamin, umur, status perkawinan, ijazah tertinggi yang dimiliki, jenis penyuluhan/pelatihan terkait lingkungan yang pernah diikuti, kegiatan utama, sarana angkutan yang biasa digunakan untuk menunjang kegiatan utama dan jenis bahan bakarnya, perilaku merokok, jenis dan jumlah rokok yang dikonsumsi, serta kebiasaan ART membuang sampah di rumah. 2. Perumahan, mencakup antara lain status pengguasaan bangunan tempat tinggal, luas tanah, luas tanah yang tidak tertutup semen/bangunan, ketersediaan fasilitas buang air besar, jenis kloset dan penggunaan flush, tempat pembuangan akhir tinja, pemanfaatan cahaya matahari, usaha menanam/memelihara tanaman di rumah, dan ketersediaan area resapan air. 3. Pemanfaatan Energi, mencakup antara lain sumber bahan bakar untuk memasak, kebiasaan menutup panci pada saat memasak, sumber penerangan utama, daya listrik terpasang, jumlah lampu yang terpasang di rumah, jumlah lampu yang dinyalakan pada siang hari, penggunaan lampu hemat energi, penguasaan/penggunaan alat elektronik dan kebiasaan mematikan alat elektronik yang tidak digunakan, frekuensi menyalakan AC di bawah 25 0C, dan usaha mengurangi pemakaian listrik. 4. Pengelolaan Sampah, mencakup antara lain perlakuan terhadap sampah, frekuensi melakukan pemilahan sampah, perlakuan terhadap sampah yang mengandung bahan berbahaya dan beracun, serta perlakuan terhadap barang bekas layak pakai. 5. Pemanfaatan Air, mencakup antara lain sumber air utama yang digunakan untuk kegiatan rumah tangga, pemanfaatan air bekas mencuci/wudhu/dll, fasilitas mandi yang digunakan, penggunaan instalasi air, cara penggunaan air untuk mencuci alat makan/buah/sayuran, cara mencuci dan membilas pakaian, perilaku membiarkan air mengalir, dan usaha mengurangi pemakaian air.
2
Pedoman Pencacahan SPPLH 2013
6. Penggunaan Transportasi, mencakup antara lain jumlah kendaraan bermotor yang dikuasai/digunakan, perilaku penggunaan kendaraan bermotor, jenis pemeliharaan/ perawatan kendaraan bermotor (perawatan mesin, dan pemeriksaan tekanan ban), serta usaha mengurangi penggunaan kendaraan bermotor. 7. Peduli Lingkungan Sekitar, mencakup antara lain keikutsertaan ART pada kegiatan kerja bakti di lingkungan rumah, keberadaan pencemaran dan jenisnya, dan upaya menanggulangi pencemaran. 8. Pengetahuan Perilaku Peduli Lingkungan, mencakup antara lain pengetahuan responden akan pencemaran udara, pemanasan suhu bumi, pemborosan air, penyediaan area resapan air, penghematan listrik dan bahan bakar, perlakuan terhadap sampah dan sampah yang mengandung bahan kimia, dan sumber informasi pengetahuan yang dimiliki responden. 1.6.
Instrumen yang Digunakan Instrumen yang digunakan dalam pelaksanaan lapangan SPPLH 2013 terdiri dari tiga jenis buku
pedoman dan dua jenis kuesioner. Jenis dan kegunaan masing-masing instrumen dijelaskan dalam Tabel 1.1 Tabel 1.1 Jenis dan Kegunaan Instrumen SPPLH 2013 No
Instrumen
Kegunaan
Digunakan Oleh
(1)
(2)
(3)
(4)
Buku Pedoman 1. Buku I. Pedoman
Merupakan acuan bagi Kepala BPS Kepala BPS Provinsi dan
Kepala BPS Provinsi
Provinsi
dan Kepala BPS
Kabupaten/Kota dalam melaksana-kan Kota
Kabupaten/Kota
pendataan SPPLH 2013
2. Buku II. Pedoman Pencacahan
dan
Kepala
BPS Kepala BPS Kabupaten/
Merupakan acuan bagi pencacah Pencacah (PCL) dan dalam
melaksanakan
pendataan Pengawas/Pemeriksa (PML)
SPPLH 2013 3. Buku III. Pedoman Pengawasan
Merupakan acuan bagi pengawas/ PML pemeriksa
dalam
memeriksa
pendataan
mengawasi/ SPPLH
di
lapangan Kuesioner 4. SPPLH13.DSRT
Daftar Sampel Rumah Tangga Terpilih PML dan PCL SPPLH 2013. Setiap daftar berisi sepuluh (10) rumah tangga sampel yang dipilih hasil updating listing Susenas Triwulan II 2013.
Pedoman Pencacahan SPPLH 2013
3
5. SPPLH13.RT
1.7.
Pencacahan Rumah Tangga
PCL
Jadwal Kegiatan Pelaksanaan SPPLH 2013 terdiri dari beberapa tahap kegiatan yang dilaksanakan di BPS Pusat
dan daerah. Berikut tabel kegiatan beserta jadwal SPPLH 2013 : Kegiatan
Jadwal
A. Persiapan 1. Penyempurnaan pedoman dan kuesioner 2. Pencetakan kuesioner dan buku pedoman SPPLH 3. Pengiriman kuesioner dan buku pedoman SPPLH ke
22 Mar - 26 Apr 2013 6 -12 Mei 2013 13 - 24 Mei 2013
daerah 4. Workshop Intama
3 - 4 Juni 2013
5. Pelatihan Innas
17 - 20 Juni 2013
6. Pelatihan Petugas
24 - 30 Juni 2013
7. Supervisi Pelatihan
24 - 30 Juni 2013
B. Pelaksanaan 8. Pencacahan rumah tangga sampel
1 - 15 Juli 2013
9. Pengawasan/pemeriksaan
1 - 20 Juli 2013
10. Penyerahan hasil pencacahan ke BPS Kab/Kota
15 - 25 Jui 2013
C. Pengolahan 11. Receiving & Batching 12. Pengolahan data (editing, coding, entry, validasi) dan
15 - 25 Juli 2013 20 Juli - 20 Agust 2013
pengecekan kualitas data di BPS Kab/Kota 13. Pengiriman data ke BPS Provinsi
21 - 23 Agust 2013
14. Pengecekan kualitas data dan kelengkapan data oleh
26 - 30 Agust 2013
BPS Provinsi 15. Pengiriman raw data ke Pusat 16. Kompilasi data di Pusat
2 - 6 Agust 2013 9 - 20 September 2013
D. Evaluasi Hasil dan Publikasi 17. Evaluasi dan pembahasan hasil 18. Publikasi
4
Okt - Nov 2013 Desember 2013
Pedoman Pencacahan SPPLH 2013
II
2.1
URAIAN TUGAS PENCACAH DAN TATA CARA PENCACAHAN
Tugas dan Tanggung Jawab
2.1.1 Pencacah Lapangan (PCL) Secara umum tugas pencacah adalah sebagai berikut : 1)
Mengikuti pelatihan petugas lapangan SPPLH 2013;
2)
Menerima identitas rumah tangga sampel terpilih yang disiapkan oleh Pengawas/Pemeriksa pada setiap blok sensus yang menjadi tanggung jawabnya;
3)
Menelusuri rumah tangga sampel bersama Pengawas/Pemeriksa;
4)
Melakukan wawancara terhadap responden pada rumah tangga sampel dengan Daftar SPPLH13.RT berdasarkan Daftar SPPLH13.DSRT;
5)
Menjalin kerja sama dengan Pengawas/Pemeriksa dan semua responden;
6)
Melakukan kunjungan ulang untuk wawancara yang belum selesai;
7)
Mengoreksi dan memastikan kewajaran serta kelengkapan isian untuk meyakinkan bahwa semua pertanyaan telah diajukan ke responden dan semua jawaban responden telah dicatat dengan benar;
8)
Mendiskusikan
masalah
yang
ditemui
dalam
pelaksanaan
lapangan
bersama
Pengawas/Pemeriksa; 9)
Menyerahkan seluruh dokumen hasil pencacahan kepada Pengawas/Pemeriksa secara bertahap, tanpa menunggu satu Blok Sensus selesai semuanya dan mematuhi jadwal yang telah ditentukan.
2.1.2 Pengawas/Pemeriksa (PML) Untuk meningkatkan efektifitas pelaksanaan lapangan serta mengurangi kesalahan yang mungkin terjadi, maka harus dilaksanakan pengawasan lapangan. Tugas pokok dalam pengawasan lapangan ini meliputi pengawasan pelaksanaan pencacahan dan pemeriksaan hasil-hasilnya. Secara umum rangkaian tugas pemeriksa adalah sebagai berikut : 1)
Seorang PML akan membawahi sekitar 3 PCL.
2)
Mengikuti pelatihan petugas lapangan SPPLH 2013.
3)
Membuat jadwal pengawasan lapangan untuk setiap pencacah.
4)
Mengkoordinir pelaksanaan pencacahan pada semua PCL yang menjadi tanggung jawabnya.
5)
Mendampingi setiap PCL saat melakukan pencacahan. Pendampingan dimulai dari pencacah yang dinilai paling lemah dan dilakukan sedini mungkin pada awal pencacahan, sehingga kesalahan-kesalahan yang mungkin terjadi dapat dihindari.
6)
Mengawasi pelaksanaan lapangan hingga periode pencacahan berakhir.
7)
Jika terdapat rumah tangga nonrespon atau tidak ditemukan, maka PML wajib memverifikasi lapangan untuk benar-benar memastikan bahwa rumah tangga tersebut memang berstatus nonrespon.
Pedoman Pencacahan SPPLH 2013
5
8)
Membantu memecahkan masalah yang ditemui PCL dalam pelaksanaan pencacahan.
9)
Memeriksa hasil pencacahan yang dilakukan PCL.
10) Mengumpulkan dokumen hasil pencacahan (Daftar SPPLH13.RT dan SPPLH13.DSRT) dan diserahkan kepada BPS Kabupaten untuk dilakukan pengolahan. 11) Melaksanakan seluruh tugas sesuai jadwal yang telah ditentukan. 2.2
Tata Cara Pencacahan Sebelum melakukan pencacahan para petugas harus menyiapkan perlengkapan, mencari
informasi situasi dan kondisi wilayah tugas, menemukan rumah tangga sampel, dan menemui responden untuk dilakukan wawancara dengan metode pendataan yang telah ditentukan. 2.2.1 Persiapan Lapangan Sebelum melakukan pencacahan petugas harus melakukan persiapan terkait dokumen perlengkapan, informasi situasi dan kondisi wilayah tugas, koordinasi, dan komunikasi dengan BPS kabupaten/kota dan pejabat wilayah tugas, serta mengetahui lokasi responden. Dokumen dan Perlengkapan Dokumen, bahan dan perlengkapan yang perlu dipersiapkan adalah: 1. Peta Blok Sensus terpilih 2. Daftar Updating Susenas Triwulan II 2013 (VSEN13.P) 3. Buku II Pedoman Pencacahan SPPLH 2013 4. Daftar SPPLH13.DSRT 5. Daftar SPPLH13.RT 6. Pensil hitam, rautan, penghapus, dan lain-lain 7. Surat tugas atau surat pengantar (dengan cap/stempel dari aparat setempat). 8. Dokumen-dokumen, bahan, dan perlengkapan tersebut harus diyakinkan tidak ada yang kurang, baik dalam hal jumlah maupun kondisinya. Informasi Situasi dan Kondisi Lapangan Situasi dan kondisi lapangan adalah faktor yang dapat mempengaruhi kelancaran pelaksanaan lapangan. Oleh karena itu, para petugas sebaiknya segera mencari informasi yang diperlukan, seperti: 1) Letak geografis wilayah tugas. 2) Ketersediaan transportasi ke lokasi pencacahan. Untuk mengantisipasi apabila ada lokasi pencacahan yang membutuhkan biaya dan waktu khusus. 3) Profil masyarakat pada wilayah yang akan dituju untuk menerapkan teknik wawancara yang tepat digunakan. Koordinasi dan Komunikasi dengan BPS Kabupaten/Kota dan Pejabat Wilayah Tugas Sebelum
mulai
bertugas,
koordinasi
dan
komunikasi
antara
pencacah
dengan
pengawas/pemeriksa dan BPS Kabupaten/Kota harus tetap dilakukan baik dari ketersediaan dokumen, permasalahan lapangan, dan kelengkapan surat tugas.
6
Pedoman Pencacahan SPPLH 2013
Sebelum mengunjungi rumah tangga sampel, petugas harus melakukan koordinasi dengan pejabat di wilayah tugas (termasuk Ketua RT/RW atau Lurah/Kepala Desa/Kepala Dusun). Kepada pejabat di wilayah tugas, petugas harus memperkenalkan diri dengan menunjukkan surat tugas, memberikan penjelasan pelaksanaan SPPLH 2013 baik terkait tujuan, hal-hal yang akan dilakukan pada saat survei, dan rumah tangga yang menjadi sampel, serta meminta ijin untuk melaksanakan kegiatan SPPLH 2013 pada jadwal yang telah ditentukan. Menemukan Lokasi Rumah Tangga Terpilih Pelaksanaan pencacahan rumah tangga dilakukan oleh Pencacah berdasarkan identitas rumah tangga sampel pada SPPLH13.DSRT, VSEN13.P, dan sketsa peta blok sensus, dengan cara : 1) Mengidentifikasi alamat atau satuan lingkungan setempat seperti RT, RW, Dusun, Nama Jalan atau Gang sesuai isian pada Blok V Kolom (7) Daftar SPPLH13.DSRT. 2) Mengidentifikasi letak nomor bangunan fisik rumah tangga sampel (Blok V kolom (3) SPPLH13.DSRT) pada Blok V Kolom (2) Daftar VSEN13.P 3) Mengidentifikasi nama kepala rumah tangga tetangganya, yaitu nama kepala rumah tangga pada Blok V Kolom (5) Daftar VSEN13.P yang berada di atas dan di bawah nama kepala rumah tangga sampel (meyakinkan posisi rumah tangga). Mengidentifikasi letak nomor bangunan fisik rumah tangga sampel pada sketsa peta blok sensus. 2.2.2 Metode Pencacahan Pencacahan di setiap rumah tangga terpilih dilakukan melalui wawancara langsung antara pencacah lapangan (PCL) dengan responden. Responden yang diwawancarai adalah anggota rumah tangga yang bertanggung jawab/pengambil keputusan atas pengeluaran rumah tangga (baik pengeluaran makanan maupun non makanan). Dalam hal ini diutamakan kepala rumah tangga, pasangannya atau ART dewasa (15 tahun keatas) dan tidak diperkenankan mewawancarai tetangga dari rumah tangga responden. Gunakan kecakapan, kesabaran, dan keramahan selama berwawancara.
Pedoman Pencacahan SPPLH 2013
7
III
3.1
PENGISIAN DAFTAR SPPLH13.DSRT
Konsep Definisi dan Cara Pengisian Daftar SPPLH13.DSRT Daftar SPPLH13.DSRT merupakan daftar yang berisi sampel rumah tangga terpilih kegiatan
SPPLH 2013 dalam satu blok sensus. Daftar SPPLH13.DSRT terdiri dari 5 blok, yaitu: Blok I adalah Pengenalan Tempat, Blok II adalah Rekapitulasi Rumah Tangga, Blok III adalah Keterangan Petugas, Blok IV adalah Catatan, dan Blok V adalah Keterangan Rumah Tangga Terpilih. Isian untuk Blok I, Blok II dan Blok V dalam daftar SPPLH13.DSRT telah tercetak dengan nama serta alamat rumah tangga terpilih. 3.1.1 Blok I. Keterangan Tempat Mencakup
nama
Provinsi,
Kabupaten/Kota,
Kecamatan,
Desa/Kelurahan,
Klasifikasi
Desa/Kelurahan, Nomor Blok Sensus, dan Nomor Kode Sampel (NKS). Isian dalam blok ini telah tercetak dalam DSRT, namun apabila terdapat kesalahan maka lakukan perbaikan dengan mencoret dan isikan identitas yang benar. 3.1.2 Blok II. Rekapitulasi Rumah Tangga Memuat banyaknya rumah tangga eligible hasil pemutakhiran Susenas Triwulan II-2013. Isian dalam blok ini sudah tercetak dalam DSRT. 3.1.3 Blok III. Keterangan Petugas Memuat nama lengkap, tanggal, dan tanda tangan PCL dan Pengawas. Tulis nama, tanggal dan bubuhkan tanda tangan setelah memastikan bahwa semua nama kepala rumah tangga (KRT) yang berada di Blok V sudah dicacah dan status pencacahannya sudah terisi sesuai dengan dokumen SPPLH13.RT. 3.1.4. Blok IV. Catatan Blok Catatan disediakan jika pencacah menemukan hal-hal penting yang perlu dicatat. Misalnya menuliskan alasan rumahtangga yang nonrespon, alasan pencoretan nama dan atau alamat, serta temuan lapangan lainnya. 3.1.5. Blok V. Keterangan Rumah Tangga Terpilih Keterangan rumah tangga terpilih sampel SPPLH telah tercetak pada kolom (1) – (8) berdasarkan hasil updating Susenas Triwulan II tahun 2013. Khusus untuk kolom (9) isikan status hasil pencacahan dengan kode 1 “berhasil” jika berhasil dicacah, kode 2 “tidak ditemukan” jika rumah tangga tidak ditemukan di wilayah pencacahan dan kode 3 “menolak” jika responden tidak bersedia untuk dicacah. Jika kolom (9) berkode 2 dan 3 tuliskan alasan rumah tangga tersebut tidak dapat dicacah di Blok IV.Catatan dan segera laporkan kepada PML. Terdapat kemungkinan nama KRT yang tercetak di kolom (6) berbeda dengan kondisi di lapangan. Perbedaan ini dapat disebabkan beberapa kondisi sebagai berikut:
8
Pedoman Pencacahan SPPLH 2013
1. Perbedaan nama, seperti nama yang tercatat adalah nama panggilan, kesalahan penulisan nama atau hal-hal lain yang dapat diterima secara logis bahwa rumah tangga yang dikunjungi adalah rumah tangga sampel, maka perbaiki nama KRT pada kolom (6) dengan nama sesuai identitas dan lakukan proses pencacahan. 2. Ganti Kepala Rumah Tangga (KRT), kondisi dimana alamat saat pencacahan SPPLH 2013 sama dengan alamat rumah tangga yang ditemui tetapi terjadi pergantian kepala rumah tangga oleh anggota rumah tangga lainnya yang diakibatkan oleh KRT meninggal atau pindah. Maka, coret nama KRT pada kolom (6) dan ganti dengan nama KRT baru dan tuliskan alasan pencoretan nama KRT di Blok IV. Catatan dan lakukan proses pencacahan. Contoh : a. Nama yang tertera pada SPPLH13.DSRT adalah Arya namun saat petugas SPPLH 2013 mendatangi rumah Arya ternyata KRTnya adalah Bambang. Bambang adalah anak Arya yang tinggal bersama Arya namun sebulan yang lalu Arya telah meninggal. Coret nama Arya gantikan dengan Bambang dan tuliskan alasan pencoretan nama KRT di Blok IV. Catatan dan lakukan proses pencacahan. b. Nama yang tertera pada SPPLH13.DSRT adalah Tommi namun saat petugas SPPLH 2013 mendatangi rumah Tommi ternyata KRT-nya adalah Yoyok. Istri Yoyok menjelaskan Tommi kakak iparnya pada bulan Mei sudah pindah menempati rumah barunya dan dulu Yoyok tinggal dalam satu rumah dan makan bersama dengan keluarga Tommi. Coret nama Tommi lalu gantikan dengan Yoyok dan tuliskan alasan pencoretan nama KRT di Blok IV. Catatan dan lakukan proses pencacahan. 3. Pindah dalam blok sensus adalah kondisi dimana KRT yang dimaksud dalam Daftar SPPLH13.DSRT ternyata sudah pindah rumah namun masih dalam wilayah pencacahan. Coret alamat pada kolom (7) dan ganti dengan alamat baru lalu tuliskan alasan pencoretan alamat di Blok IV. Catatan dan lakukan proses pencacahan. Dalam pelaksanaan SPPLH 2013 juga dimungkinkan adanya nonrespon. Hal ini dapat terjadi jika: 1. Rumah tangga yang ditemui berbeda dengan rumah tangga yang tercetak di SPPLH13.DSRT; 2. Rumah tangga menolak untuk diwawancarai; 3. Rumah tangga pindah di luar blok sensus; 4. Setelah dilakukan kunjungan ulang rumah tangga hingga pada batas waktu pencacahan rumah tangga tersebut tidak dapat ditemui.
Pedoman Pencacahan SPPLH 2013
9
IV
4.1
PENGISIAN DAFTAR SPPLH13.RT
Tata Cara Penulisan Daftar SPPLH13.RT Dalam kuesioner SPPLH13.RT penyajian pertanyaan dan jawaban memiliki jenis aturan
pengisian yang masing-masing berlaku untuk rincian atau pertanyaan tertentu. Pada dasarnya, cara pengisian rincian atau pertanyaan dapat dikelompokkan sebagai berikut : 1. Untuk rincian yang disediakan nama/keterangan dan kotak jawaban di sampingnya maka tuliskan nama/keterangan di tempat yang tersedia kemudian menuliskan kode nama/keterangan yang dimaksud pada kotak yang tersedia; Contoh: Pada Rincian 1 dan 2, Blok I. KETERANGAN TEMPAT
2.
Untuk rincian yang tersedia kode jawabannya, sesuaikan jawaban responden dengan pilihan jawaban dan lingkari kode jawaban, kemudian menuliskan ke kotak yang tersedia; Contoh: Pada Rincian 6, Blok V. PERUMAHAN 6. Apakah terdapat sumur resapan, lubang resapan biopori, dan taman/tanah berumput di lingkungan rumah? a. Sumur resapan 1. Ya 2. Tidak
2
b. Lubang resapan biopori
1. Ya
2. Tidak
2
c. Taman/tanah berumput
1. Ya
2. Tidak
1
3. Mengisikan jawaban responden pada kotak yang tersedia Contoh: Pada Rincian 10, Blok VI.PEMANFAATAN ENERGI 10. a. Jumlah lampu yang terpasang dirumah
10
:
1
2
buah
b. Jumlah lampu hemat energi yang terpasang di rumah
:
1
2
buah
c. Jumlah lampu yang menyala pada siang hari
:
0
1
buah
d. Jumlah lampu yang tetap menyala pada malam hari ketika tidur
:
0
2
buah
Pedoman Pencacahan SPPLH 2013
4. Untuk rincian yang berbentuk tabel, pilihan jawaban bisa berada dalam baris atau kolom tabel. Sesuaikan jawaban responden dengan pilihan jawaban lalu tuliskan pada kotak yang tersedia atau lingkari kode jawaban Contoh : -
Pada Rincian 12, Blok VI. PEMANFAATAN ENERGI 11. Berapa jumlah alat elektronik yang dikuasai/digunakan rumah tangga dan bagaimana kebiasaan rumah tangga dalam penggunaannya?
Alat elektronik yang digunakan
Jumlah
Jika kol (2) ≠ 0, bagaimana kebiasaan rumah tangga dalam penggunaannya? Apakah sering, kadang-kadang, atau tidak pernah membiarkan menyala meski tidak digunakan? 1. Sering 2. Kadang-kadang 3. Tidak pernah
(1) a. Televisi b. AC c. Kipas angin/Exhaust fan d. Komputer/Laptop e. Radio/tape/DVD f. Pompa air g. Setrika h. Lemari es i. Dispenser j. Magic com/Rice cooker k. Mesin cuci satu tabung l. Mesin cuci dua tabung
(2)
2 0 3 2 1 1 1 2 1 1 0 1
(3) 1
2
3
1
2
3
1
2
3
1
2
3
1
2
3
1
2
3
5. Membiarkan kotak tidak terisi apabila suatu rincian atau pertanyaan tidak perlu diisi karena aturan, misalnya harus dilewati. Contoh: Pada Rincian 7 sampai dengan 9, Blok VI.PEMANFAATAN ENERGI 7. Bahan bakar memasak yang digunakan : 1. Listrik 6. Arang 2. Gas Kota/Elpiji 7. Kayu bakar 3. Biogas 8. Lainnya 4. Minyak tanah 9. Tidak memasak 5. Briket
Utama
a.
[R9]
b.
9 9
8. Pada saat memasak, seberapa sering menutup panci? 1. Tidak pernah 3. Sering 2. Kadang-kadang 9. a. Sumber penerangan utama : 1. Listrik PLN 2. Listrik non PLN bersumber energi alternatif 3. Listrik non PLN bukan bersumber energi alternatif 4. Petromak/pelita/sentir/obor [R14.a] 5. Lainnya
Pedoman Pencacahan SPPLH 2013
1
11
4.2
Konsep Definisi dan Cara Pengisian Daftar SPPLH13.RT Kuesioner SPPLH13.RT terdiri dari tiga belas blok. Blok I untuk mencatat lokasi rumah tangga.
Blok II untuk mencatat ringkasan jumlah ART. Blok III untuk mencatat keterangan petugas. Blok IV mencatat keterangan pokok anggota rumah tangga (ART) yang mencakup keterangan demografi ART, keikutsertaaan dalam penyuluhan/pelatihan terkait lingkungan hidup, penggunaan transportasi, perilaku merokok, dan perilaku membuang sampah. Blok V sampai Blok X mencatat keterangan perumahan dan perilaku peduli lingkungan hidup rumah tangga. Blok XI untuk mencatat pengetahuan perilaku peduli lingkungan. Blok XII untuk mengetahui pendapatan rumah tangga. Blok XIII untuk catatan. 4.2.1 Blok I. Keterangan Tempat Blok ini berisi keterangan tempat mengenai Provinsi, Kabupaten/Kota, Kecamatan, Desa/Kelurahan, Klasifikasi Desa/Kelurahan, Nomor Blok Sensus, Nomor Kode Sampel, Nomor urut sampel rumah tangga, nama KRT, alamat, status pencacahan, nama pemberi informasi beserta nomor urut ARTnya. Rincian 1 sampai dengan 10: Identitas tempat Tuliskan nama dan kode Provinsi, Kabupaten/Kota, Kecamatan, Desa/Kelurahan, Klasifikasi Desa/Kelurahan, Nomor Blok Sensus, Nomer Kode Sampel, Nomor urut sampel rumah tangga, nama KRT, dan alamat tempat tinggal responden. Isian rincian 1 s.d. 10 berasal dari Blok I dan Blok V Daftar SPPLH13.DSRT. Apabila ditemukan perbedaan nama KRT atau alamat rumah tangga, maka lakukan perbaikan sesuai kondisi lapangan. Rincian 11: Status Pencacahan Rincian ini digunakan untuk mengetahui hasil kunjungan yang dilakukan petugas pencacah. Isikan kode 1 jika ”Berhasil dicacah”, kode 2 jika ”Tidak ditemukan”, dan kode 3 jika ”Menolak” pada kotak yang tersedia. Segera laporkan ke PML untuk rumah tangga yang tidak ditemukan dan menolak. Berdasarkan laporan PCL, PML wajib melakukan verifikasi lapangan untuk memastikan kebenaran laporan. Rincian 12: Pemberi informasi Rincian ini digunakan untuk mencatat keterangan pemberi informasi. Rincian ini diisi pada akhir pencacahan. Pemberi informasi adalah anggota rumah tangga yang menjadi narasumber utama dalam pengisian kuesioner SPPLH13.RT. Pemberi informasi diutamakan KRT atau pasangannya (Istri/Suami) atau ART dewasa (15 tahun keatas). Tuliskan nama dan salin nomor urut ART pemberi informasi dari Blok IV kol.1. 4.2.2 Blok II. Ringkasan Rincian 1: Banyaknya Anggota Rumah Tangga Isikan jumlah ART dari rumah tangga sampel sesuai banyaknya baris dari Kolom (2) Blok IV yang terisi. Rincian 2: Banyaknya Anggota Rumah Tangga Umur 10 Tahun Ke Atas Isikan jumlah ART yang berumur 10 tahun ke atas, sesuai banyaknya baris dari Kolom (5) Blok IV yang berisi angka 10 dan di atasnya.
12
Pedoman Pencacahan SPPLH 2013
4.2.3 Blok III. Keterangan Petugas Blok ini mencatat keterangan petugas yang bertanggung jawab melakukan pencacahan dan pemeriksaan Daftar SPPLH13.RT serta informasi tanggal pencacahan dan pemeriksaan. Rincian 1-2 : Nama, dan Jabatan Isikan Nama. Lingkari salah satu kode jabatan sesuai jabatan PCL/PML dan pindahkan ke dalam kotak yang disediakan. Rincian 3: Tanggal Pencacahan/Pemeriksaan Tuliskan tanggal dan bulan pencacahan/pemeriksaan. Rincian 4: Tanda Tangan Sebelum membubuhkan tanda tangan, pencacah dan pengawas/pemeriksa diharuskan memeriksa kebenaran dan kelengkapan isian Daftar SPPLH13.RT. 4.2.4 Blok IV. Keterangan Anggota Rumah Tangga Blok ini digunakan untuk mencatat keterangan pokok ART. Keterangan yang dicatat meliputi nama, hubungan dengan KRT, jenis kelamin, umur, status perkawinan, Ijazah/STTB tertinggi, penyuluhan/pelatihan terkait lingkungan hidup, kegiatan utama, sarana angkutan yang digunakan, perilaku merokok, dan kebiasaan membuang sampah. Kolom (1) : Nomor Urut Nomor urut sudah tertulis dari nomor 1 sampai dengan 10. Jika banyaknya ART lebih dari 10 orang, gunakan lembar atau kuesioner tambahan dengan memberikan keterangan “bersambung” di sudut kanan atas pada kuesioner pertama dan keterangan “sambungan” pada sudut kanan atas kuesioner tambahan. Salin keterangan pengenalan tempat pada Daftar SPPLH13.RT tambahan dan ganti nomor urut pada kolom (1) Blok IV menjadi 11, 12, dan seterusnya. Rumah Tangga (Ruta) adalah seorang atau sekelompok orang yang mendiami sebagian atau seluruh bangunan fisik atau sensus, dan biasanya tinggal bersama serta makan dari satu dapur. Rumah tangga umumnya terdiri dari ibu, bapak, anak, orang tua/mertua, famili, pembantu dan lainnya. Anggota Rumah Tangga (ART) adalah semua orang yang biasanya bertempat tinggal di suatu rumah tangga (KRT, suami/istri, anak, menantu, cucu, orang tua/mertua, famili lain, pembantu rumah tangga atau ART lainnya). Termasuk ART: a. Bayi yang baru lahir. b. Tamu yang sudah tinggal 6 bulan atau lebih, meskipun belum berniat untuk menetap (pindah datang). Termasuk tamu menginap yang belum tinggal 6 bulan tetapi sudah meninggalkan rumahnya 6 bulan atau lebih. c. Orang yang tinggal kurang dari 6 bulan tetapi berniat untuk menetap (pindah datang). d. Pembantu rumah tangga, tukang kebun atau sopir yang tinggal dan makannya bergabung dengan rumah majikan. e. Orang yang mondok dengan makan (indekos) jumlahnya kurang dari 10 orang.
Pedoman Pencacahan SPPLH 2013
13
f.
KRT yang bekerja di tempat lain (luar BS), tidak pulang setiap hari tapi pulang secara periodik (kurang dari 6 bulan) seperti pelaut, pilot, pedagang antar pulau, atau pekerja tambang. Seseorang yang tinggal kurang dari 6 bulan dan tidak berniat menetap, tetapi telah meninggalkan rumahnya 6 bulan atau lebih, maka orang tersebut dicatat dimana dia tinggal pada saat pencacahan. Ia tidak dicatat lagi di rumah asalnya
Tidak termasuk ART : a. Anak yang tinggal di tempat lain (luar BS) misalnya untuk sekolah atau bekerja, meskipun kembali ke orang tuanya seminggu sekali atau ketika libur, dianggap telah membentuk rumah tangga sendiri atau bergabung dengan rumah tangga lain di tempat tinggalnya sehari-hari. b. Seseorang yang sudah bepergian 6 bulan atau lebih, meskipun belum jelas akan pindah. c. Orang yang sudah pergi kurang dari 6 bulan tetapi berniat untuk pindah. d. Pembantu rumah tangga yang tidak tinggal di rumah tangga majikan. e. Orang yang mondok tidak dengan makan. Catatan: 1.
Jika diketahui seorang suami mempunyai istri lebih dari satu, maka ia harus dicatat di salah satu rumah tangga istri yang lebih lama ditinggali. Bila diketahui lamanya tinggal bersama istri-istrinya sama, maka ia dicatat di rumah istri yang paling lama dinikahi.
2.
Rumah tangga yang memiliki 2 rumah dalam satu BS, dimana salah satu rumah ditempati anakanaknya tetapi pengurusan makan dan kebutuhan sehari-hari menjadi satu tetap dikategorikan 1 rumah tangga.
Tuliskan nama semua ART yang tinggal dan diurutkan mengikuti aturan baku SP2010 sebagai berikut : 1. Nomor urut pertama adalah nama KRT dan diikuti oleh nama istri/suami (pasangannya). Kepala Rumah Tangga (KRT) adalah salah seorang dari ART yang bertanggung jawab atas kebutuhan sehari-hari rumah tangga atau orang yang dituakan/dianggap/ditunjuk sebagai KRT. 2. Nomor urut berikutnya adalah nama anak-anaknya yang belum menikah. Susunan nama anak-anak yang belum menikah diurutkan mulai dari yang tertua. 3. Nomor urut berikutnya adalah nama anak yang telah menikah yang diikuti oleh pasangannya dan anak-anaknya yang belum menikah. Susunan nama anak-anak dari pasangan ini yang belum menikah diurutkan mulai dari yang tertua. Demikian seterusnya, untuk para anak dari KRT yang telah menikah disusun berurutan dengan pasangannya dan anak-anaknya. 4. Nomor urut berikutnya adalah ART selain anak, yang sudah menikah diikuti oleh pasangannya dan anak-anaknya yang belum menikah. 5. Nomor urut berikutnya adalah ART lainnya yang tanpa pasangan dan tanpa anak mulai dari orang tua/mertua, famili lain, pembantu/sopir/tukang kebun, dan lainnya.
14
Pedoman Pencacahan SPPLH 2013
Nama tidak boleh disingkat dan tanpa menggunakan kata sebutan atau gelar, misalnya: Ir, Drs, Tuan, Nyonya, Bapak, Ibu, dan lain-lain. Setelah semua selesai dicatat, bacakan kembali nama-nama tersebut kemudian ajukan lagi pertanyaan untuk memastikan adanya: a. Orang yang namanya belum tercatat karena lupa atau dianggap bukan ART seperti bayi atau anak kecil, pembantu, teman/tamu yang sudah tinggal 6 bulan atau lebih, keponakan, anak indekos dan sebagainya yang biasa tinggal di rumah tangga tersebut; orang yang sedang bepergian kurang dari 6 bulan tetapi biasanya tinggal di rumah tangga tersebut, dan tamu yang tinggal kurang dari 6 bulan tetapi telah meninggalkan rumahnya lebih dari 6 bulan. Tambahkan nama-nama yang tertinggal tersebut pada baris-baris sesuai dengan urutan seperti dijelaskan di atas. b. Orang yang dianggap ART karena biasanya tinggal di rumah tangga tersebut tetapi sedang bepergian selama 6 bulan atau lebih. Hapus nama dari daftar bila sudah terlanjur ditulis pada Blok IV ini. Urutkan kembali nama-nama ART sesuai dengan urutan seperti dijelaskan di atas.
Urutan bertanya: a. Tanyakan dan tuliskan nama kepala rumah tangga. b. Isikan Kolom (2) dan (3) secara berturut-turut dengan menanyakan dan menulis nama anggota rumah tangga sesuai dengan aturan baku SP2010. c. Kemudian tanyakan satu-persatu keterangan yang dibutuhkan mulai Kolom (4) sampai dengan Kolom (16) untuk setiap anggota rumah tangga.
Kolom (3): Hubungan dengan KRT Tanyakan hubungan setiap ART dengan KRT dan isikan kode yang sesuai pada kotak yang tersedia. ART pertama harus KRT, sehingga kode di Kolom (3) sudah tertulis berkode 1. Hubungan dengan KRT adalah: Istri/suami adalah istri/suami dari KRT; Anak, mencakup anak kandung, anak tiri, dan anak angkat KRT; Menantu, yaitu suami/istri dari anak kandung, anak tiri, atau anak angkat; Cucu, yaitu anak dari anak kandung, anak tiri, atau anak angkat; Orang tua/mertua, yaitu bapak/ibu dari KRT atau bapak/ibu dari istri/suami KRT; Famili lain, yaitu mereka yang ada hubungan famili dengan KRT atau dengan istri/suami KRT, misalnya adik, kakak, bibi, paman, kakek, atau nenek; Pembantu rumah tangga, yaitu orang yang bekerja sebagai pembantu yang menginap di rumah tangga tersebut dengan menerima upah/gaji baik berupa uang ataupun barang; Lainnya, yaitu orang yang tidak ada hubungan famili dengan KRT atau istri/suami KRT yang berada di rumah tangga tersebut lebih dari 6 bulan, seperti tamu, teman dan orang yang mondok dengan makan (indekos), termasuk anak pembantu yang juga tinggal dan makan di rumah tangga majikannya.
Pedoman Pencacahan SPPLH 2013
15
Penjelasan : 1. Mantan menantu yang tidak ada hubungan famili dengan KRT dicatat sebagai lainnya (kode 9); yang ada hubungan famili dicatat sebagaimana status hubungan dengan KRT sebelum menikah. 2. Famili yang dipekerjakan sebagai pembantu (diberi upah/gaji) dianggap sebagai pembantu rumah tangga. 3. Anak pembantu rumah tangga yang ikut tinggal dalam rumah tangga, apabila diperlakukan sebagai pembantu rumah tangga, status hubungan dengan KRT dicatat sebagai pembantu rumah tangga. Apabila anak tersebut tidak diperlakukan sebagai pembantu rumah tangga, maka dicatat sebagai lainnya. Kolom (4) : Jenis Kelamin Isikan kode jenis kelamin untuk masing-masing ART pada kotak yang tersedia, kode 1 untuk “Laki-laki” dan kode 2 untuk ”Perempuan”. Jangan menduga jenis kelamin seseorang berdasarkan namanya. Untuk meyakinkannya, tanyakan apakah ART tersebut laki-laki atau perempuan. Kolom (5) : Umur Tanyakan umur responden dan isikan jawabannya pada kotak yang tersedia. Umur dihitung dalam tahun dengan pembulatan ke bawah atau umur pada waktu ulang tahun yang terakhir. Perhitungan umur didasarkan pada kalender Masehi. Penjelasan: 1. Jika umur responden 27 tahun 9 bulan, dicatat 27 tahun. 2. Jika umurnya kurang dari 1 tahun, dicatat 00 tahun. Pada umumnya apabila ditanyakan mengenai umur, ada kecenderungan responden memberikan jawaban umur yang berakhiran 5 atau 0. Sehingga apabila pencacah menemukan hal tersebut, maka pencacah diharapkan untuk menanyakan lebih mendalam.
Apabila responden tidak mengetahui umurnya dengan pasti, usahakan untuk memperoleh keterangan mengenai umurnya dengan cara sebagai berikut : 1. Melalui akte kelahiran, surat kenal lahir, kartu dokter, kartu imunisasi, dan Kartu Menuju Sehat (KMS) atau catatan lain yang dibuat oleh orang tuanya. Perhatikan tanggal dikeluarkannya suratsurat tersebut (misalnya KTP atau kartu keluarga) bila yang tercatat di sana adalah umur (bukan tanggal lahir). 2. Menghubungkan waktu kelahiran responden dengan tanggal, bulan, dan tahun kejadian atau peristiwa penting yang terjadi di Indonesia atau di daerah yang dikenal secara nasional maupun regional. Contoh : Pemilu, gunung meletus, banjir, kebakaran, pemilihan kepala desa/lurah, dan sebagainya. Beberapa peristiwa penting yang dapat digunakan dalam memperkirakan umur antara lain: a. 16
Pendaratan Jepang di Indonesia (1942). Pedoman Pencacahan SPPLH 2013
b.
Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia (1945).
c.
Pemilu I (1955).
d.
Pemberontakan G30S/PKI (1965).
3. Membandingkan umur ART dengan saudara-saudara kandungnya. Mulailah dengan memperkirakan umur anak yang terkecil, kemudian bandingkan dengan anak kedua terkecil dengan menanyakan kira-kira berapa umur atau sudah bisa berbuat apa saja {duduk (6 bulan), merangkak (8 bulan), berdiri (9 bulan), berjalan (12 bulan)} si kakak waktu adiknya lahir atau mulai ada dalam kandungan. Lakukan cara-cara di atas ini untuk mencari keterangan mengenai anak-anak yang lebih besar. 4. Membandingkan dengan anak tetangga/saudara yang diketahui umurnya dengan pasti. Perkirakan berapa bulan anak yang bersangkutan lebih tua atau lebih muda dari anak-anak tersebut. Tidak jarang responden mengatakan tidak mengetahui sama sekali umurnya, ketika ditanya terus dijawab "terserah bapak/ibu sajalah". Dalam kasus seperti ini pencacah diminta menanyakan kembali dengan lebih sabar, mengulangi kembali cara-cara yang dianjurkan. Karena untuk umur disediakan dua kotak, bagi yang umurnya kurang dari 10 tahun agar ditambahkan 0 di kotak pertama dan bagi yang umurnya 98 tahun atau lebih diisikan 98. Contoh:
110 tahun
9
8
9 tahun 9 bulan
0
9
11 bulan, 20 hari
0
0
Kolom (6): Status Perkawinan Tanyakan status perkawinan responden dan isikan kodenya pada kotak yang tersedia. Pilihan jawaban untuk pertanyaan ini, kode 1: belum kawin, kode 2: kawin, kode 3: cerai hidup, kode 4: cerai mati. Kawin adalah seseorang mempunyai istri (bagi laki-laki) atau suami (bagi perempuan) pada saat pencacahan, baik tinggal bersama maupun terpisah. Dalam hal ini yang dicakup tidak saja mereka yang kawin sah secara hukum (adat, agama, negara dan sebagainya), tetapi juga mereka yang hidup bersama dan oleh masyarakat sekelilingnya dianggap sebagai suami-istri. Cerai hidup adalah seseorang yang telah berpisah sebagai suami-istri karena bercerai dan belum kawin lagi. Dalam hal ini termasuk mereka yang mengaku cerai walaupun belum resmi secara hukum. Sebaliknya tidak termasuk mereka yang hanya hidup terpisah tetapi masih berstatus kawin, misalnya suami/istri ditinggalkan oleh istri/suami ke tempat lain karena sekolah, bekerja, mencari pekerjaan, atau untuk keperluan lain. Wanita yang mengaku belum pernah kawin tetapi pernah hamil, dianggap cerai hidup. Cerai mati adalah seseorang yang ditinggal mati oleh suami atau istrinya dan belum kawin lagi. Kolom (7) - (16) hanya ditanyakan untuk ART berumur 10 tahun ke atas (kol(5) ≥ 10) Kolom (7) : Ijazah/STTB Tertinggi yang Dimiliki Isikan salah satu kode 0 sampai dengan 6 ke dalam kotak yang telah disediakan.
Pedoman Pencacahan SPPLH 2013
17
Kode Kolom (7) : Ijazah/STTB tertinggi yang dimiliki: 0. Tidak punya Ijazah SD 1. SD/Sederajat 2. SMP/Sederajat 3. SMA/Sederajat 4. D1/D2/D3 5. D4/S1 6. S2/S3 Tidak Punya Ijazah SD adalah KRT/ART yang tidak memiliki ijazah suatu jenjang pendidikan atau pernah bersekolah di Sekolah Dasar 5/6/7 tahun atau yang sederajat (antara lain Sekolah Luar Biasa tingkat dasar, Madrasah Ibtidaiyah, Sekolah Dasar Pamong, Sekolah Dasar Kecil, paket A1-A100, Paket A Setara) tetapi tidak/belum tamat. Termasuk juga KRT/ART yang tamat sekolah dasar 3 tahun atau yang sederajat. Paket A/B/C merupakan pendidikan kesetaraan dengan tujuan memperluas akses pendidikan dasar sembilan tahun melalui program Paket A dan Paket B serta pendidikan menengah melalui program Paket C. Menurut UU No. 20 tahun 2003 pasal 26 ayat 3, pendidikan kesetaraan adalah pendidikan non formal yang mencakup program Paket A setara SD/MI, Paket B setara SMP/MTs, dan Paket C setara SMA/MA. Kasus: 1.
KRT/ART yang duduk di kelas 5 SD, atau kelas 2 SMP (kelas VIII), atau kelas 2 SMA (kelas XI) tetapi telah mengikuti ujian SD, atau SMP, atau SMA dan lulus, maka pendidikan yang ditamatkan adalah SD atau SMP atau SMA, sesuai dengan jenjang yang dinyatakan lulus ujiannya.
2.
Jika ijazah yang dimiliki hilang/terbakar dianggap punya.
3.
Jika seseorang pernah/sedang bersekolah di jenjang formal, karena gagal UAN kemudian ikut ujian paket dan lulus maka ijazah/STTB tertinggi yang dimiliki adalah ijazah setingkat paket yang dinyatakan lulus..
Kolom
(8)
:
Dalam
3
tahun
terakhir
apakah
(NAMA)
pernah/sedang
mengikuti
penyuluhan/pelatihan terkait lingkungan hidup? Penyuluhan/pelatihan terkait lingkungan hidup adalah proses informal yang bertujuan mengubah sikap dan perilaku seseorang atau kelompok orang melalui upaya pengajaran dalam usaha meningkatkan kepedulian seseorang atau kelompok terhadap lingkungan hidup. Jadi dalam hal ini harus ada fokus terhadap tema yang sedang diajarkan, pengajar yang telah memahami betul tema yang diajarkan. Contoh: 1. Penyuluhan pembuatan kompos dalam pertemuan PKK. 2. Penyuluhan pembuatan biopori di kantor kelurahan. Penyuluhan/pelatihan disini tidak termasuk pendidikan yang diperoleh di sekolah (misal pendidikan tentang pengelolaan sampah dalam pelajaran IPA untuk SD).
18
Pedoman Pencacahan SPPLH 2013
Tanyakan apakah dalam 3 tahun terakhir ART pernah/sedang mengikuti penyuluhan/pelatihan terkait lingkungan hidup. Isikan salah satu kode 1 “pernah/sedang”, 2 ”tidak pernah” atau 9 “tidak tahu” untuk tiap ART ke dalam kotak yang disediakan. Jawaban tidak tahu diperuntukkan untuk ART yang pada waktu pencacahan sedang tidak berada di rumah dan narasumber tidak mengetahui apakah ART tersebut pernah atau tidak pernah mengikuti penyuluhan/pelatihan terkait lingkungan hidup selama 3 tahun terakhir. Kolom (9) : Jika kolom (8) = 1, Jenis penyuluhan/pelatihan terakhir yang pernah diikuti: Kolom ini diisi jika dalam 3 tahun terakhir ART pernah/sedang mengikuti penyuluhan/pelatihan terkait lingkungan hidup (kolom (8) = 1). Setiap ART mungkin pernah mengikuti lebih dari satu penyuluhan/pelatihan, isikan kode jenis penyuluhan/pelatihan terakhir yang diikuti dan pindahkan ke kotak yang telah disediakan. Jenis penyuluhan/ pelatihan meliputi: Pengelolaan sampah adalah penyuluhan/pelatihan terkait pengenalan jenis sampah, cara pemilahan sampah, cara pembuangan sampah yang benar menurut jenis sampah, daur ulang sampah, pembuatan kompos, perlakuan terhadap sampah yang mengandung B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun), dll. Penghematan/konservasi air adalah penyuluhan/pelatihan terkait penghematan air dan konservasi air, seperti penjelasan cara-cara penghematan air, pemanfaatan air bekas, pembuatan area resapan air (biopori, sumur resapan, dll). Penghematan listrik/penggunaan energi listrik alternatif adalah penyuluhan/pelatihan terkait penghematan listrik, seperti penjelasan cara-cara menghemat listrik, alat-alat yang dapat menghemat listrik, perakitan alat yang menghemat listrik serta penggunaan energi listrik alternatif seperti energi listrik dari pengolahan kotoran ternak, kincir angin, tenaga surya, dll. Penghijauan adalah penyuluhan/pelatihan terkait proses penghijauan, seperti menjelaskan pentingnya keberadaan tanaman, mengenalkan jenis tanaman yang mesti dilindungi, mengajarkan budidaya tanaman, termasuk juga penggunaan pupuk organik, hidroponik, penyilangan tanaman untuk mendapat jenis bibit baru, dll. Konservasi satwa adalah penyuluhan/pelatihan terkait perlindungan dan pelestarian satwa yang dilindungi, seperti penangkaran penyu hijau, penangkaran burung jalak bali, dll. Tidak tahu, jawaban ini hanya diperuntukkan untuk ART lain yang pada waktu wawancara sedang tidak berada di rumah tetapi narasumber mengetahui bahwa ART lain tersebut pernah mengikuti penyuluhan/pelatihan terkait lingkungan, namun tidak mengetahui jenisnya. Kolom (10) : Kegiatan utama selama seminggu yang lalu Tanyakan kegiatan utama masing-masing ART. Isikan salah satu kode 0 sampai dengan kode 4 ke kotak yang bersesuaian. Isikan kode 0 jika ART tidak melakukan kegiatan. Jika ART melakukan kegiatan, isikan salah satu kode 1 sampai dengan kode 4 sesuai kegiatan utama yang dilakukan oleh ART selama seminggu yang lalu. Seminggu yang lalu adalah jangka waktu 7 hari berturut-turut yang berakhir sehari sebelum tanggal pencacahan. Contoh: Pencacahan dilakukan tanggal 8 Juli 2013, maka yang dimaksud seminggu yang lalu adalah dari tanggal 1 Juli sampai dengan 7 Juli 2013. Pedoman Pencacahan SPPLH 2013
19
Kegiatan di sini mencakup kegiatan bekerja, sekolah, mengurus rumah tangga, dan lainnya (kursus, olahraga, rekreasi, dll). Termasuk tidak ada kegiatan adalah apabila ART tidak mampu melakukan kegiatan karena cacat atau jompo atau hanya melakukan aktivitas keseharian saja (mandi, makan, tidur, bermain, dll). Dalam seminggu yang lalu ART dapat melakukan lebih dari satu kegiatan sehingga harus ditanyakan kegiatan utamanya. Kegiatan utama adalah kegiatan yang menggunakan waktu terbanyak dibandingkan dengan kegiatan lainnya. Waktu terbanyak diperhitungkan dengan membandingkan waktu yang digunakan untuk bekerja, sekolah, mengurus rumah tangga, dan lainnya (olah raga, kursus, rekreasi, dan kegiatan sosial). Waktu luang yang digunakan untuk arisan keluarga, mengunjungi famili, santai, tidur, dan bermain tidak dihitung sebagai bahan pembanding. Apabila waktu yang digunakan sama maka jawaban diserahkan kepada responden. Catatan: Apabila ART selama seminggu yang lalu sementara sedang tidak bekerja atau sementara tidak sekolah, maka kegiatan utamanya tetap merujuk pada kegiatan utama yang biasa dilakukan oleh ART tersebut. Bekerja/membantu mencari penghasilan adalah kegiatan melakukan pekerjaan dengan maksud memperoleh atau membantu memperoleh penghasilan atau keuntungan paling sedikit selama satu jam selama seminggu yang lalu. Bekerja selama satu jam tersebut harus dilakukan berturut-turut dan tidak terputus. Penghasilan atau keuntungan mencakup upah/gaji termasuk semua tunjangan dan bonus bagi pekerja/karyawan/pegawai dan hasil usaha berupa sewa atau keuntungan, baik berupa uang atau barang termasuk bagi pengusaha. Termasuk dalam kategori ini adalah ART yang merupakan pekerja tetap atau profesional tetapi sementara tidak bekerja dikarenakan sakit, cuti, menunggu panen, atau mogok kerja. Penjelasan: a. Melakukan pekerjaan dalam konsep bekerja adalah melakukan kegiatan ekonomi yang menghasilkan barang atau jasa. b. Orang yang melakukan kegiatan budidaya tanaman yang hasilnya hanya untuk dikonsumsi sendiri dianggap tidak bekerja, kecuali budidaya tanaman bahan makanan pokok, yaitu padi, jagung, sagu, atau palawija (ubi kayu, ubi jalar, kentang). c. ART yang membantu melaksanakan pekerjaan KRT atau ART yang lain, misal di sawah, ladang, warung/toko dan sebagainya dianggap bekerja walaupun tidak menerima upah/gaji (pekerja tak dibayar). d. Orang yang memanfaatkan profesinya untuk keperluan rumah tangga sendiri dianggap bekerja. Contoh: i.
Dokter yang mengobati ART sendiri, tukang bangunan yang memperbaiki rumah sendiri, dan tukang jahit yang menjahit pakaian sendiri.
ii.
Seseorang yang mengusahakan persewaan mesin/alat pertanian, mesin industri, peralatan pesta, alat pengangkutan dan sebagainya dikategorikan bekerja.
iii. Pembantu rumah tangga termasuk kategori bekerja, baik sebagai ART majikannya maupun bukan ART majikannya. 20
Pedoman Pencacahan SPPLH 2013
iv. Seseorang menyewakan tanah pertanian kepada orang lain secara bagi hasil, dikategorikan bekerja bila ia menanggung risiko (ada keterlibatan biaya produksi) atau turut mengelola atas usaha pertanian itu. v. Pekerja serabutan/bebas baik yang bekerja di sektor pertanian maupun non pertanian yang sedang menunggu pekerjaan, dianggap tidak bekerja. vi. Seorang petinju atau penyanyi profesional yang sedang latihan dalam rangka profesinya, dianggap sebagai bekerja. Sekolah adalah kegiatan bersekolah baik mengikuti pendidikan prasekolah (PAUD/TK/ kelompok bermain/dll) maupun mengikuti pendidikan di sekolah formal maupun sekolah non formal (Paket A/B/C). Termasuk yang sedang libur tetapi masih terdaftar di suatu sekolah atau berencana melanjutkan sekolah terkecuali untuk anak yang memang sebelumnya tidak pernah sekolah. Mengurus rumah tangga adalah kegiatan mengurus rumah tangga/membantu mengurus rumah tangga tanpa mendapat upah/gaji. Ibu rumah tangga atau anak-anaknya yang melakukan kegiatan kerumahtanggaan, seperti memasak, mencuci dan sebagainya digolongkan sebagai mengurus rumah tangga. Bagi pembantu rumah tangga yang mengerjakan hal yang sama tetapi mendapat upah/gaji, tidak digolongkan sebagai mengurus rumah tangga, melainkan digolongkan sebagai bekerja. Lainnya adalah kegiatan selain bekerja, sekolah, dan mengurus rumah tangga, seperti olahraga, kursus, piknik, dan kegiatan sosial (berorganisasi, kerja bakti). Kolom (11): Sarana angkutan yang paling sering digunakan untuk menunjang kegiatan utama Kolom ini hanya diisi apabila kolom (10) tidak berkode 0 atau ART memiliki kegiatan. Kode jenis sarana angkutan yang digunakan dibedakan atas: 0. Tanpa kendaraan 1. Sepeda 2. Becak/dokar 3. Sepeda motor pribadi/dinas 4. Mobil pribadi/dinas 5. Kendaraan umum bermotor dengan rute tertentu (contoh: Angkot, Angdes, Busway, Metromini, termasuk juga angkutan di beberapa wilayah yang belum memiliki rute tetap). 6. Kendaraan umum bermotor tanpa rute tertentu, contohnya mobil jemputan sekolah/kantor, ojek, taksi, bajaj, perahu bermotor, dll 7. Kereta api 8. Lainnya, contoh: perahu/sampan tidak bermotor, bonceng sepeda motor/mobil teman, dll Penjelasan: 1. Jika biasanya menggunakan lebih dari satu jenis sarana angkutan, maka yang dimaksud adalah penggunaan jenis sarana angkutan dengan jarak tempuh terpanjang. 2. Khusus untuk ART yang memiliki kegiatan utama bekerja, namun seminggu yang lalu sementara tidak bekerja dikarenakan sakit, cuti, menunggu panen, atau alasan lainnya maka isian untuk kolom (11) adalah sarana angkutan yang biasanya digunakan saat bekerja.
Pedoman Pencacahan SPPLH 2013
21
3. Khusus untuk ART yang memiliki kegiatan utama sekolah, namun seminggu yang lalu sedang libur/berencana melanjutkan sekolah, maka isian untuk kolom (11) adalah sarana angkutan yang biasanya digunakan saat bersekolah. Contoh: 1. Najwa (10 tahun) Sekolah di SDN 1 Bekasi. Setiap hari Najwa diantar jemput Ibunya menggunakan sepeda motor berbahan bakar bensin premium. Maka pengisian untuk Najwa pada Blok IV Kolom (10) = 2, Kolom (11) = 3 dan kolom (12) =2. 2. Pak Zul adalah pegawai di BPS pusat, namun seminggu terakhir beliau cuti. Biasanya Pak Zul berangkat ke kantor dari rumah menggunakan sepeda motor pribadi, lalu disambung dengan kereta, dan terakhir bajaj. Dari ketiga alat transportasi tersebut, kereta menempuh jarak terpanjang. Maka pengisian untuk Pak Zul pada Blok IV kolom (10) = 1, Kolom (11) =7 dan langsung ke kolom (13) atau isian kolom (12) dibiarkan kosong. Kolom (12) : Jenis bahan bakar yang digunakan Kolom ini diisi apabila jenis kendaraan yang digunakan adalah sepeda motor atau mobil pribadi/dinas (kolom (11) berkode 3 atau 4). Isikan sesuai jenis bahan bakar yang digunakan, yaitu kode 1 sampai dengan kode 6. Solar, biasa digunakan untuk kendaraan motor bermesin diesel. Premium, merupakan bahan bakar dari pengolahan minyak bumi yang memiliki kadar oktan sebesar 88. Pertamax, termasuk dalam kategori ini adalah pertamax plus. Pertamax/pertamax plus merupakan bahan bakar dari pengolahan minyak bumi yang telah ditambahkan zat adiktif dan memiliki kadar oktan lebih tinggi daripada premium. Nama lain untuk pertamax adalah bensin oktan 92, Super (produksi Shell), dan Primax (produksi Petronas), sedangkan nama lain untuk pertamax plus adalah bensin oktan 95, super extra (produksi Shell), dan Primax95 (produksi Petronas). Bahan bakar nabati (biofuel), bahan bakar yang berasal dari bahan tumbuh-tumbuhan yang juga disebut Non-Fossil Energy, contohnya adalah Bioetanol.. Bahan bakar gas (BBG) adalah jenis bahan bakar dari gas. Lainnya adalah bahan bakar selain yang disebutkan di atas, seperti bersumber dari tenaga listrik dan tenaga surya. Kolom (13) - kolom (15) bertujuan untuk menggali perilaku merokok ART Kolom (13) Apakah [NAMA] merokok selama seminggu yang lalu? ART disebut merokok apabila ART tersebut pernah menghisap rokok sekurang-kurangnya 1 (satu) batang selama seminggu yang lalu. Tanyakan perilaku merokok untuk setiap ART yang berusia 10 tahun ke atas. Jika ART merokok isikan kode 1 pada baris yang bersesuaian dan lanjutkan pertanyaan ke kolom (14) dan kolom (15). Jika ART yang bersangkutan tidak merokok isikan kode 2 pada baris yang bersesuaian dan lanjutkan pertanyaan ke kolom (16). Catatan: 1. Apabila seseorang perokok rutin karena sakit sehingga pada saat pencacahan dia tidak merokok, tetapi ketika sembuh tetap akan merokok maka tetap dianggap merokok (Blok IV kolom (13) = 1). 22
Pedoman Pencacahan SPPLH 2013
2. ART yang mengkonsumsi rokok elektrik tidak dikategorikan merokok. Kolom (14) : Jenis rokok yang dikonsumsi selama seminggu yang lalu Pertanyaan ini hanya ditanyakan jika kolom (13) berkode 1 “Ya”. Maksud dari pertanyaan ini adalah ingin melihat jenis rokok yang dikonsumsi oleh ART selama seminggu yang lalu. Isikan salah satu kode sesuai jawaban responden, lalu tuliskan ke dalam kotak yang tersedia. Rokok filter adalah rokok yang pada bagian pangkalnya terdapat gabus/filter. Filter ini biasanya terbuat dari bahan busa serabut sintetis yang berfungsi menyaring nikotin. Contoh rokok filter: Marlboro, LA lights, Djarum Super, Gudang Garam filter, Dji Sam Soe filter, dsb. Rokok non filter adalah rokok yang pada bagian pangkalnya tidak terdapat gabus/filter. Contoh rokok non filter: Djarum 76, Dji Sam Soe, Gudang Garam Merah, dsb.
Rokok Filter
Rokok Non Filter
Gambar 3.1. Rokok filter dan non filter Rokok filter lebih tidak ramah lingkungan dibandingkan rokok non filter. Hal ini karena filter rokok membutuhkan waktu sekitar lebih dari 5 tahun untuk terurai. Kolom (15) : Jumlah rokok yang dikonsumsi seminggu yang lalu Pertanyaan ini hanya ditanyakan jika kolom (13) berkode 1 “Ya”. Maksud dari pertanyaan ini adalah ingin mengetahui jumlah rokok dalam satuan batang yang dikonsumsi oleh ART seminggu yang lalu. Isikan berapa batang rokok yang dikonsumsi ART ke dalam kotak yang tersedia sesuai jawaban responden. Untuk perokok rutin, dapat dilakukan probing dengan menanyakan konsumsi rokok per hari selanjutnya dikalikan 7 (tujuh). Yang dimaksud 1 batang rokok tidak melihat besar kecilnya lintingan rokok, seperti 1 batang cerutu tetap dihitung 1 batang, termasuk juga rokok yang dilinting sendiri. Untuk perokok yang menggunakan pipa rokok/tembakau dihitung 1 batang ketika perokok memasukkan campuran tembakau dan cengkeh ke dalam pipa walaupun tidak dihabiskan dalam sekali merokok. Catatan: Untuk ART yang sementara tidak merokok selama seminggu yang lalu (karena alasan sakit) maka isian kolom (15) = 0. Kolom (16) : Ketika di lingkungan rumah, bagaimana kebiasaan [NAMA] dalam membuang sampah? Tujuan pertanyaan ini adalah mencari informasi kebiasaan perilaku membuang sampah di lingkungan rumah. Tanyakan kepada responden masing-masing perilaku membuang sampah ART sehari-hari.
Pedoman Pencacahan SPPLH 2013
23
Isikan salah satu kode 1 atau 2 pada kotak yang telah disediakan. Yang dimaksud sampah disini adalah sampah yang dihasilkan oleh ART seperti sampah bungkus makanan atau minuman, tissue bekas, kertas bekas, dll. Tempat Sampah adalah tempat untuk menampung sampah secara sementara yang berada di lingkungan rumah. Tempat sampah tidak hanya tempat yang dirancang khusus untuk tempat sampah yang biasanya terbuat dari plastik maupun logam, tetapi dapat berupa tong, ember maupun kantong plastik/kantong kresek. 4.2.5 Blok V. Perumahan Blok ini digunakan untuk mendapatkan informasi perumahan yang berkaitan dengan lingkungan. Rincian 1: Status Penguasaan Bangunan Tempat Tinggal yang Ditempati Lingkari salah satu kode 1 atau 2 sesuai dengan jawaban responden, kemudian tuliskan ke dalam kotak yang tersedia. Status penguasaan bangunan rumah yang ditempati ini harus dilihat dari sisi ART yang mendiaminya. Milik sendiri, jika tempat tinggal tersebut pada waktu pencacahan betul-betul sudah milik KRT atau salah seorang ART. Rumah yang dibeli secara angsuran melalui kredit bank atau rumah dengan status sewa beli dianggap rumah milik sendiri; Bukan milik sendiri, jika tempat tinggal tersebut pada waktu pencacahan bukan milik KRT atau salah seorang ART. Misalnya status penguasaan bangunan tempat tinggal secara: kontrak, sewa, bebas sewa, dinas, milik orang tua/anak/saudara, atau lainnya. Rincian 2.a: Luas tanah tempat tinggal Luas tanah adalah luas keseluruhan dari area tanah dimana bangunan tempat tinggal yang dihuni oleh rumah tangga berada. Luas tanah yang dimaksud adalah luas tanah yang digunakan untuk bangunan ditambah dengan luas pekarangan. Pekarangan adalah halaman sekitar rumah yang biasanya dibersihkan setiap hari dan dibatasi pagar. Luas tanah maksimal adalah 998 m2. Jika luas tanah melebihi 998 m2, maka isikan luas tanahnya = 998 m2. Catatan : Untuk rumah yang dibangun di atas sungai, danau, laut, rumah apung, dll, maka isian
luas
tanah sama dengan luas lantai dasar. Rincian 2.b : Luas lantai dasar Luas lantai dasar adalah luas lantai bagian bawah (sebatas atap) baik digunakan untuk keperluan sehari-hari maupun bukan untuk keperluan sehari-hari seperti lumbung padi, kandang ternak, dan ruangan khusus untuk usaha (misal warung). Penjelasan : 1.
Taman yang diberi atap baik di dalam maupun diluar rumah tetap dihitung luas lantainya.
2.
Jika rumah tangga menempati bangunan bertingkat maka luas lantai atas tidak dihitung.
Rincian 2.c : Luas tanah yang tidak tertutup semen/bangunan 24
Pedoman Pencacahan SPPLH 2013
Hitung luas tanah yang tidak tertutup semen/bangunan dan isikan dalam kotak yang tersedia. Penghitungan luas tanah yang tidak tertutup semen/bangunan dapat dilakukan dengan cara mengurangi luas tanah tempat tinggal dengan luas tanah yang tertutup bangunan, semen, dan conblock. Catatan : Untuk rumah yang dibangun di atas sungai, danau, laut, rumah apung, dll, maka isian luas tanah yang tidak tertutup semen/bangunan bisa sama dengan 0. Pastikan bahwa penjumlahan R2.b + R2.c ≤ R2.a. Rincian 3.a: Tempat Pembuangan Akhir Tinja: Lingkari salah satu kode yang sesuai mengenai tempat pembuangan akhir tinja, lalu pindahkan ke dalam kotak yang tersedia. Tangki/SPAL adalah tempat pembuangan akhir yang berupa bak penampungan, biasanya terbuat dari pasangan bata/batu atau beton baik mempunyai bak resapan maupun tidak, termasuk disini daerah permukiman yang mempunyai Sistem Pembuangan Air Limbah (SPAL) terpadu yang dikelola oleh pemerintah kota. Dalam sistem pembuangan limbah cair seperti ini, air limbah rumah tangga tidak ditampung di dalam tangki atau wadah semacamnya, tetapi langsung dialirkan ke suatu tempat pengolahan limbah cair. Di tempat pengolahan tersebut, limbah cair diolah sedemikian rupa (dengan teknologi tertentu) sehingga terpilah menjadi 2 bagian yaitu lumpur dan air. Air hasil pengolahan ini dianggap aman untuk dibuang ke tanah atau badan air (sungai, danau, laut). Pada beberapa jenis jamban/kakus yang disediakan di tempat umum/keramaian, seperti di taman kota, tempat penampungannya dapat berupa tong yang terbuat dari logam atau kayu. Tempat penampungan ini bisa dilepas untuk diangkut ke tempat pembuangan. Dalam hal demikian tempat pembuangan akhir dari jamban/kakus ini dianggap sebagai tangki; Kolam/sawah, bila limbahnya dibuang ke kolam/sawah; Sungai/danau/laut, bila limbahnya dibuang ke sungai/danau/laut; Lubang tanah, bila limbahnya dibuang ke dalam lubang tanah yang tidak diberi pembatas/tembok (tidak kedap air); Pantai/tanah lapang/kebun, bila limbahnya dibuang ke daerah pantai atau tanah lapang, termasuk dibuang ke kebun; Tidak tahu, bila responden tidak mengetahui tempat pembuangan akhir tinja (misal rumah tangga yang status bangunan tempat tinggalnya kontrak/sewa). Rincian 3.b: Jika R3.a=1 (Tangki/SPAL), apakah kloset menggunakan sistem penyiraman “flush”? Rincian 3.b di tanyakan jika rincian 3.a=1 (tempat pembuangan akhir tinja adalah Tangki/SPAL). Lingkari salah satu kode yang sesuai, lalu isikan ke dalam kotak yang tersedia. Flush adalah sistem penyiraman (pembilasan) air pada kloset yang dioperasikan dengan gagang/handle atau tombol. Ada dua sistem pembilasan yang umum digunakan, yaitu washdown dan siphonic. Cara kerja pada sistem washdown, air yang digelontorkan langsung tersedot ke bawah sesaat setelah tombol flushing ditekan. Biasanya diikuti suara yang sedikit berisik saat air tersedot ke bawah. Sedangkan pada sistem siphonic air terlebih dahulu berputar pada bowl kloset membentuk spiral, sebelum akhirnya masuk ke dalam saluran pembuangan dan nyaris tanpa suara. Pada umumnya, sistem washdown
Pedoman Pencacahan SPPLH 2013
25
digunakan pada kloset irit air model dual flush, sedangkan sistem siphonic banyak dijumpai pada kloset mewah model one piece dengan single flush.
Gambar 3.2. Toilet yang menggunakan flush Catatan : Jika dalam rumah tangga tersebut terdapat dua atau lebih kloset dan salah satunya menggunakan flush maka dianggap menggunakan flush. Rincian 4 : Di saat siang hari yang cerah, apakah rumah ini memanfaatkan pencahayaan dari sinar matahari untuk penerangan ruangan? Rumah tangga dikatakan memanfaatkan pencahayaan sinar matahari untuk penerangan ruangan apabila pada siang hari ada ruangan yang cukup mendapat pencahayaan matahari sehingga seseorang dapat membaca walaupun tanpa menggunakan lampu. Lingkari salah satu kode 1 sampai dengan kode 3, apakah rumah tangga responden memanfaatkan cahaya sinar matahari untuk penerangan ruangan pada siang hari di rumah, lalu isikan ke dalam kotak yang tersedia. Ya, sebagian besar ruangan, jika separuh atau lebih jumlah ruangan memanfaatkan pencahayaan matahari; Ya, sebagian kecil ruangan, jika satu ruangan hingga kurang dari separuh jumlah ruangan memanfaatkan pencahayaan matahari; Tidak, jika tidak ada ruangan yang memanfaatkan pencahayaan sinar matahari. Rincian 5 : Apakah rumah tangga menanam/memelihara tanaman keras/tahunan di rumah (seperti :pohon mangga, pohon jambu, ketapang, cemara dll) ? Maksud dari pertanyaan ini untuk mengetahui adanya tanaman keras/tahunan yang ditanam/dipelihara rumah tangga. Pencacah sebaiknya melakukan pengamatan langsung selain menanyakan kepada responden. Lingkari kode 1 jika “ya” dan kode 2 jika “tidak”, lalu tuliskan ke dalam kotak yang tersedia. Tanaman tahunan adalah tanaman yang pada umumnya berumur lebih dari satu tahun dan pemungutan hasilnya dilakukan lebih dari satu kali dan tidak dibongkar sekali panen. Dari beberapa jenis tanaman tahunan ada beberapa jenis tanaman yang tidak secara langsung berproduksi. Contoh tanaman tahunan : mangga, belimbing, kelapa, coklat, duren, karet, kelapa sawit, kopi, teh, lada, kenanga, pinang, aren, dll.
26
Pedoman Pencacahan SPPLH 2013
Rincian 6: Apakah terdapat sumur resapan, lubang resapan biopori, dan taman/tanah berumput di lingkungan rumah? Tujuan pertanyaan ini adalah untuk mengetahui keberadaan area untuk resapan air utamanya air hujan, sehingga berguna untuk menambah cadangan air tanah. Lingkungan rumah adalah rumah dan pekarangannya. Lingkari keberadaan area resapan air menurut jenisnya. Isikan kode 1 jika “ya” dan kode 2 jika “tidak”. Sumur resapan adalah sumur yang dirancang untuk menyerap air hujan. Sumur ini biasanya berkedalaman 1½ - 2 m dan secara kasat mata tidak dapat dilihat karena permukaannya tertutup. Untuk mempercepat penyerapan air hujan bagian dalam sumur biasanya diisi oleh batu pecah, bata merah, ijuk serta arang dimana batu disusun berongga. Untuk rumah yang memiliki talang air, air hujan dari talang air akan dialirkan ke sumur melalui pipa. Sementara untuk rumah yang tidak memiliki talang air, maka sumur berada di bawah taman/parit. Jadi, sumur resapan yang dimaksud bukan untuk menyerap air limbah dari septic tank. Sumur resapan biasanya berjarak minimal 5 meter dari septik tank. Untuk lebih jelasnya lihat gambar di bawah ini;
Gambar 3.3. Sumur resapan Lubang resapan biopori adalah lubang dengan diameter 10 sampai 30 cm dengan kedalaman 30 sampai 100 cm dan biasanya ditutupi sampah organik yang berfungsi untuk menjebak air yang mengalir di sekitarnya, sehingga dapat menjadi sumber cadangan air bagi air bawah tanah atau tumbuhan di sekitarnya. Selain itu, lubang resapan biopori juga membantu pelapukan sampah organik menjadi kompos yang bisa dipakai untuk pupuk tumbuh-tumbuhan. Lubang resapan biopori memperbesar daya tampung tanah terhadap air hujan, mengurangi genangan air, yang selanjutnya mengurangi limpahan air hujan turun ke sungai;
Gambar 3.4. Lubang Resapan Biopori Pedoman Pencacahan SPPLH 2013
27
Taman/tanah berumput adalah area resapan berupa taman atau tanah berumput yang memungkinkan terjadinya resapan seperti lapangan rumput dan grass block. Taman adalah sebuah tempat yang terencana atau sengaja direncanakan dibuat oleh manusia, biasanya diluar ruangan, dibuat untuk menampilkan keindahan dari berbagai tanaman. Jika taman sudah disemen dan tidak memungkinkan penyerapan air, maka tidak termasuk dalam kategori ini; Grass block adalah paving block yang ditengah-tengahnya terdapat lubang untuk tanah sehingga dapat ditumbuhi oleh rumput seperti tampak pada gambar di bawah ini. Harus dipastikan bahwa lapisan dasar grass block tidak disemen.
Gambar 3.5 Grass block Catatan: Area resapan air yang berupa taman atau tanah berumput harus ditumbuhi tanaman baik sengaja maupun tidak sengaja ditanam. 4.2.6 Blok VI. Pemanfaatan Energi Blok ini digunakan untuk memperoleh informasi tentang pemanfaatan sumber daya energi oleh rumah tangga responden. Rincian 7 : Bahan bakar memasak yang digunakan. Rincian ini dimaksudkan untuk mengidentifikasi bahan bakar memasak yang biasanya digunakan oleh rumah tangga. Lingkari kode jawaban dan isikan salah satu kode 1 sampai dengan kode 9 ke dalam kotak a atau kotak b. Kotak jawaban a diisi kode bahan bakar memasak yang utama/paling sering digunakan oleh rumah tangga. Kotak jawaban b diisi kode bahan bakar memasak cadangan. Penjelasan: 1.
Jika rumah tangga hanya menggunakan satu jenis bahan bakar memasak, maka isian pada kotak a dan kotak b adalah kode yang sama.
2.
Jika rumah tangga menggunakan lebih dari dua jenis bahan bakar memasak, maka isikan pada kotak a dan kotak b jenis bahan bakar memasak yang dimulai dari jenis bahan bakar yang paling sering digunakan.
3.
28
Apabila rumah tangga tidak memasak, maka isikan kode 9 ke kotak a dan kotak b.
Pedoman Pencacahan SPPLH 2013
4.
Bahan bakar listrik yang dimaksud adalah memasak dengan menggunakan kompor listrik, tidak termasuk memasak nasi menggunakan magic com/rice cooker.
5.
Serbuk gergaji yang dipadatkan dan digunakan sebagai bahan bakar/energi untuk memasak tidak dikategorikan sebagai kayu bakar, akan tetapi termasuk kategori lainnya.
Contoh: Ibu Budi memasak dengan menggunakan bahan bakar dari kayu dan gas. Ibu Budi menggunakan bahan bakar gas hanya untuk memanaskan sayuran saja karena dirasa lebih praktis. Cara pengisian untuk Rincian 7 adalah lingkari kode 2 dan 7, kemudian isikan kode 7 pada kotak pertama (a) dan isikan kode 2 pada kotak kedua (b). Rincian 8 : Pada saat memasak, seberapa sering menutup panci? Menurut Mirpury (2011), kebiasaan menutup panci pada saat memasak dapat menghemat energi sampai dengan 70%. Lingkari salah satu kode 1 sampai dengan 3 dan pindahkan ke kotak yang telah disediakan. Kode 1 “Tidak pernah”, jika responden tidak pernah menutup panci ketika memasak; Kode 2 “Kadang-kadang”, jika responden lebih sering tidak menutup panci ketika memasak daripada menutupnya; Kode 3 “Sering”, jika responden lebih sering/selalu menutup panci ketika memasak daripada tidak menutupnya. Rincian 9.a : Sumber penerangan utama Lingkari salah satu kode 1 sampai dengan kode 5 sesuai sumber penerangan yang digunakan oleh rumah tangga responden, lalu tuliskan ke dalam kotak yang tersedia. Apabila responden menggunakan lebih dari satu sumber penerangan, maka pilih sumber penerangan yang mempunyai nilai lebih tinggi (kode terkecil). Jika rumah tangga mengisi kode 3 atau kode 4 maka pertanyaan langsung dilanjutkan ke R.10.a. Listrik PLN adalah sumber penerangan listrik yang dikelola oleh PLN. Rumah tangga responden dikatakan menggunakan listrik PLN baik menggunakan maupun tidak menggunakan meteran (volumetrik). Listrik non PLN bersumber energi alternatif adalah sumber penerangan listrik yang dikelola selain PLN dengan menggunakan energi alternatif (misal bersumber dari tenaga surya, kincir air, kincir angin, biogas). Listrik non PLN bukan bersumber energi alternatif adalah sumber penerangan listrik yang dikelola selain PLN dengan menggunakan bukan energi alternatif (misal accu, generator). Sumber penerangan dari minyak tanah seperti petromak/lampu tekan, dan aladin (termasuk lampu gas, lampu teplok, pelita, dan sejenisnya) masuk kode 4. Sementara untuk lampu karbit, lilin, biji jarak, dan kemiri masuk kode 5.
Pedoman Pencacahan SPPLH 2013
29
Rincian 9.b : Jika listrik PLN (R9.a=1), daya listrik terpasang Rincian ini ditanyakan jika rincian 9.a berkode 1 (Listrik PLN). Lingkari salah satu kode daya listrik terpasang. Jika rumah tangga menggunakan lebih dari satu daya terpasang, maka jumlahkan semua daya terpasang yang dikuasai rumah tangga. Rincian 10.a : Jumlah lampu yang terpasang di rumah Jumlah lampu yang dimaksud adalah lampu yang digunakan untuk penerangan di dalam rumah, maupun di luar rumah seperti teras, taman, dan pekarangan rumah. Lampu yang digunakan hanya sebagai aksesoris seperti lampu aquarium, lampu hiasan dinding, lampu jam, dan lampu belajar tidak termasuk yang dihitung. Tuliskan banyaknya lampu yang digunakan di rumah responden ke dalam kotak yang tersedia. Catatan : Lampu Kristal dan sejenisnya di hitung satu lampu, walaupun sebenarnya terdiri dari banyak lampu.
Gambar 3.6. Lampu Kristal Rincian 10.b : Jumlah lampu hemat energi yang terpasang di rumah Tuliskan banyaknya lampu hemat energi yang terpasang di rumah ke dalam kotak yang tersedia. Lampu Hemat Energi (LHE) adalah lampu yang dapat menghemat pemakaian energi listrik sampai beberapa persen.
Gambar 3.7. Lampu Hemat Energi
30
Pedoman Pencacahan SPPLH 2013
Contoh lampu tidak hemat energi adalah lampu pijar.
Gambar 3.8. Lampu Tidak Hemat Energi Rincian 10.c : Jumlah lampu yang menyala pada siang hari Tuliskan banyaknya lampu yang menyala pada siang hari yang digunakan oleh rumah tangga responden ke dalam kotak yang tersedia. Lampu yang menyala pada siang hari adalah lampu yang tetap menyala secara terus menerus sebagai penerangan ruangan oleh rumah tangga meski di siang hari yang cerah. Hal ini disebabkan tanpa dinyalakannya lampu tersebut, maka ART tidak dapat melihat dengan jelas sehingga aktivitas terganggu. Rincian 10.d : Jumlah lampu yang tetap menyala pada malam hari ketika tidur Tuliskan banyaknya lampu yang tetap menyala pada malam hari ketika tidur yang digunakan oleh rumah tangga responden ke dalam kotak yang tersedia. Lampu yang tetap menyala pada malam hari ketika tidur adalah lampu yang dibiarkan tetap menyala secara terus menerus pada waktu ART tidur di malam hari sampai pagi hari. Rincian 11 : Berapa jumlah alat elektronik yang dikuasai/digunakan rumah tangga dan bagaimana kebiasaan rumah tangga dalam penggunaannya? Apakah sering, kadang-kadang atau tidak pernah membiarkan menyala meski tidak digunakan? Rincian ini terdiri dari tiga kolom, yaitu alat elektronik yang digunakan, jumlah alat elektronik, dan kebiasaan penggunaan alat elektronik tersebut. Tanyakan terlebih dahulu jumlah alat elektronik yang dikuasai/digunakan oleh rumah tangga dan isikan ke kolom (2). Jika rumah tangga tidak menguasai/menggunakan alat elektronik yang dimaksud maka isikan nilai 0 di kolom (2) dan lanjutkan ke alat elektronik berikutnya. Jika rumah tangga menguasai/menggunakan alat elektronik (isian kolom (2)≠0), maka isikan kebiasaan rumah tangga dalam penggunaan alat elektronik tersebut pada kolom (3), apakah sering, kadangkadang atau tidak pernah membiarkan alat elektronik tetap menyala meski tidak digunakan dengan melingkari salah satu kode 1 sampai 3 yang bersesuaian. Khusus R11.g s.d. R11.l untuk kolom (3) tidak ditanyakan. Catatan : Jika rumah tangga memiliki lebih dari satu alat elektronik maka kebiasaan yang dipilih adalah yang terburuk. Contoh : Jika suatu rumah tangga memiliki 2 televisi, televisi yang satu tidak pernah dibiarkan menyala jika tidak ditonton, sedangkan televisi yang satunya kadang-kadang dibiarkan menyala jika tidak ditonton maka pada kolom (3) R11.a kode yang dilingkari adalah kode 2 “kadang-kadang”.
Pedoman Pencacahan SPPLH 2013
31
Rincian 12 : Jika memiliki AC (rincian 11.b kol (2) ≠0) Apakah menyalakan AC pada suhu dibawah 25°C selama sebulan terakhir : Berdasarkan Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral No.31 Tahun 2005 pasal 4 tentang perlakuan penghematan energi pada rumah tangga salah satunya dapat dilakukan dengan mengatur suhu ruangan di rumah dengan suhu minimal 25°C. Pertanyaan ini dimaksudkan untuk menanyakan rumah tangga yang memiliki AC terkait kebiasaan menyalakan AC di bawah suhu 25°C (16°C-24°C) selama sebulan terakhir. Lingkari salah satu kode 1 sampai dengan 3 dan pindahkan ke kotak yang telah disediakan. Kode 1 “Tidak pernah”, jika responden tidak pernah menyalakan AC pada suhu di bawah 25°C (16°C-24°C); Kode 2 “Ya, Kadang-kadang”, jika responden lebih sering menyalakan AC pada suhu 25°C atau lebih daripada di bawah 25°C (16°C-24°C); Kode 3 “Ya, Sering”, jika responden lebih sering/selalu menyalakan AC pada suhu di bawah 25°C (16°C-24°C) daripada pada suhu 25°C atau lebih. Jika responden mulai menyalakan AC pada suhu di bawah 25°C (16°C-24°C) kemudian suhu baru dinaikkan menjadi 25°C atau lebih maupun kebalikannya, harus dilihat rentang waktunya. Jika responden lebih lama menyalakan AC pada suhu 25°C atau lebih, maka responden dikategorikan kode 2 dan jika responden lebih lama menyalakan AC pada suhu di bawah 25°C (16°C-24°C) maka responden dikategorikan kode 3. Jika rentang waktunya sama pilih kondisi terburuk (kode terbesar). Rincian 13.a : Dalam setahun terakhir, apakah rumah tangga mengurangi pemakaian listrik? Tujuan pertanyaan ini adalah untuk mengetahui adanya usaha rumah tangga untuk mengurangi konsumsi listrik selama setahun terakhir. Rumah tangga yang sudah terbiasa melakukan penghematan listrik tetap dikategorikan mengurangi pemakaian listrik tanpa dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Lingkari salah satu kode jawaban dan isikan kode ke dalam kotak yang telah disediakan. Jika jawaban berkode 2 “Tidak”, lanjutkan ke R14. Rincian 13.b : Alasan utama mengurangi pemakaian listrik: Rincian ini diisi jika ada usaha mengurangi pemakaian listrik selama setahun terakhir (R13.a =1). Tanyakan alasan mengapa mengurangi pemakaian listrik, namun jangan dibacakan pilihan jawabannya. Biarkan responden menjawab secara spontan. Berdasarkan jawaban yang pertama kali diucapkan oleh responden, pencacah dapat menyimpulkan alasan sesuai kode yang tersedia. Penghematan biaya adalah alasan terkait penghematan pengeluaran tagihan listrik. Misal, karena tarif listrik naik, maka rumah tangga berusaha melakukan penghematan listrik seperti mematikan lampu atau alat elektronik jika tidak digunakan. Peduli lingkungan adalah alasan terkait kepedulian rumah tangga terhadap lingkungan. Misal rumah tangga sadar bahwa listrik berasal dari sumber daya yang tidak tergantikan, sehingga rumah tangga tersebut melakukan usaha-usaha penghematan pemakaian listrik. Keterbatasan daya/pasokan sumber listrik adalah alasan karena adanya keterbatasan daya listrik sehingga rumah tangga harus mematikan alat elektroniknya untuk menghidupkan alat elektronik yang lain, atau adanya aturan pembatasan konsumsi listrik oleh pemerintah setempat. 32
Pedoman Pencacahan SPPLH 2013
4.2.7 Blok VII. Pengelolaan Sampah Blok ini digunakan untuk memperoleh informasi tentang cara pengelolaan sampah oleh rumah tangga. Rincian 14.a : Perlakuan terhadap sampah Maksud dari pertanyaan ini adalah untuk mengetahui cara pembuangan sampah yang dilakukan oleh rumah tangga. Bacakan satu persatu setiap jenis perlakuan sampah. Lingkari kode 1 jika “ya” atau kode 2 jika “tidak” sesuai jawaban responden, lalu tuliskan ke dalam kotak yang tersedia.
Minimal harus ada satu isian perlakuan terhadap sampah oleh rumah tangga yang berkode 1. Didaur ulang, jika rumah tangga memperlakukan sampah yang tidak mudah membusuk untuk dikelola menjadi barang baru yang dapat digunakan kembali. Contoh sampah botol dijadikan vas/hiasan rumah, kardus bekas dihias dijadikan tempat tissue, plastic bungkus dijadikan bahan membuat tas, dll; Contoh hasil daur ulang.
Gambar 3.9. Hasil Daur Ulang Dibuat kompos/pupuk, jika rumah tangga mengolah sampah yang mudah membusuk dengan bahanbahan tertentu yang dapat mempercepat pembusukan sehingga hasilnya dapat digunakan sebagai pupuk; Diangkut petugas/dibuang ke TPS/TPA, apabila sampah yang dihasilkan oleh rumah tangga diangkut oleh petugas kebersihan untuk dibawa ke tempat penampungan sementara (TPS) atau tempat penampungan akhir (TPA), termasuk yang dibuang langsung oleh ART ke TPS atau TPA; Dijual ke pengumpul barang bekas, apabila sampah dikumpulkan kemudian dijual ke pengumpul barang bekas; Ditimbun/dikubur, apabila sampah dibuang ke dalam lubang kemudian ditutup dengan tanah; Dibakar, apabila sampah dibakar langsung maupun ditumpuk terlebih dahulu kemudian dibakar; Dibuang ke laut/sungai/got, apabila sampah dibuang langsung ke laut/sungai/got atau perairan lainnya seperti danau, rawa, dll; Dibuang sembarangan, apabila sampah dibuang ke sembarang tempat selain perairan atau tidak memiliki tempat penampungan yang tetap misal jalan, tanah kosong, sawah, kebun, dll;
Pedoman Pencacahan SPPLH 2013
33
Dijadikan makanan ternak, adalah cara pengelolaan sampah untuk makanan ternak ayam, itik, kambing, babi dll. Rincian 14.b : Perlakuan terhadap sampah yang paling utama/sering dilakukan Isikan salah satu kode 1 sampai dengan kode 9, jenis perlakuan terhadap sampah yang paling sering dilakukan oleh rumah tangga. Jika rumah tangga hanya melakukan satu jenis perlakuan terhadap sampah (R14.a hanya terdapat satu jenis perlakuan yang berkode 1), maka isian R14.b adalah kode dari perlakuan terhadap sampah tersebut. Jika rumah tangga melakukan lebih dari satu perlakuan sampah (R14.a yang berkode satu jumlahnya lebih dari satu), maka tanyakan kepada responden diantara perlakuan tersebut mana yang paling utama/sering dilakukan. Rincian 15.a : Apakah melakukan pemilahan sampah mudah membusuk dan tidak mudah membusuk dan bagaimana perlakuan akhirnya? Maksud dari pertanyaan ini adalah untuk mengetahui kebiasaan pemilahan sampah oleh rumah tangga. Lingkari kode 1 sampai kode 3 sesuai jawaban responden, lalu tuliskan ke dalam kotak yang tersedia. Kode 1 “Dipilah dan sebagian dimanfaatkan”, jika responden melakukan pemilahan atau pemisahan sampah mudah membusuk dengan sampah tidak mudah membusuk kemudian sebagian sampah hasil pemilahan dimanfaatkan untuk membuat kompos, diberikan kepada pihak lain, dijual, didaur ulang, makanan ternak, dll; Kode 2 “Dipilah kemudian dibuang”, jika responden melakukan pemilahan atau pemisahan sampah mudah membusuk dengan sampah tidak mudah membusuk kemudian sampah hasil pemilahan semuanya dibuang; Kode 3 “Tidak dipilah”, jika responden tidak melakukan pemilahan atau pemisahan sampah mudah membusuk dengan sampah tidak mudah membusuk. Sampah mudah membusuk, seperti sayuran dan buah-buahan yang dibuang dalam proses memasak, serta makanan sisa (nasi basi, tulang ikan, dan buah-buahan busuk). Sampah ini dapat diolah lebih lanjut menjadi kompos; Sampah tidak mudah membusuk, seperti plastik wadah pembungkus makanan, kertas, plastik mainan, botol, gelas minuman, kaleng, dan sebagainya. Sampah ini biasanya dapat dijadikan sampah komersil atau sampah yang laku dijual.. Catatan : Rumah tangga yang hanya memilah sampah yang laku dijual misalnya botol air kemasan, kardus tidak dikategorikan memilah sampah karena sampah lainnya masih bercampur antara yang mudah membusuk dan yang tidak mudah membusuk. Rincian 15.b : Jika tidak dipilah (R15.a = 3), apa alasan utama tidak melakukan pemilahan sampah? Rincian ini diisi jika rumah tangga tidak melakukan pemilahan sampah mudah membusuk dan tidak mudah membusuk (R15.a =3). Tanyakan alasan mengapa tidak melakukan pemilahan sampah, namun jangan dibacakan pilihan jawabannya. Biarkan responden menjawab secara spontan. Berdasarkan
34
Pedoman Pencacahan SPPLH 2013
jawaban yang pertama kali diucapkan oleh responden, pencacah dapat menyimpulkan alasan sesuai kode yang tersedia. Malas adalah alasan rumah tangga tidak melakukan pemilahan sampah karena ketidakpedulian rumah tangga seperti tidak ada waktu, capek, malas dll. Tidak menguntungkan adalah alasan rumah tangga tidak melakukan pemilahan sampah karena rumah tangga merasa hal tersebut tidak ada manfaatnya seperti tidak penting, tidak ada gunanya, tidak perlu dll. Tidak ada fasilitas adalah alasan rumah tangga tidak melakukan pemilahan sampah karena tidak tersedianya sarana prasarana pemilahan sampah seperti tidak tersedia tempat sampah organik dan non organik. Tidak ada peraturan adalah alasan rumah tangga tidak melakukan pemilahan sampah karena rumah tangga merasa tidak ada peraturan yang mengharuskan untuk melakukan pemilahan sampah. Tidak mengetahui sampah harus dipilah adalah alasan rumah tangga tidak melakukan pemilahan sampah karena ketidaktahuan rumah tangga bahwa sampah sebaiknya dipilah. Rincian 16 : Bagaimana perlakuan akhir terhadap sampah yang mengandung bahan berbaya dan beracun (seperti bungkus deterjen, kemasan pemutih pakaian, bohlam lampu, baterai, kaleng bekas obat nyamuk, kaleng bekas cat, bungkus pembersih lantai, obat kadaluarsa)? Menurut Undang-Undang RI No.32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) adalah zat, energi, dan/atau komponen lain yang karena sifat, konsentrasi, dan/atau jumlahnya dapat mencemarkan dan/atau merusak lingkungan hidup, dan/atau membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, serta kelangsungan hidup manusia dan makhluk hidup lain. Jenis sampah ini antara lain adalah batu baterai bekas, neon dan bohlam bekas, kemasan cat, kosmetik atau pelumas kendaraan yang umumnya mengandung bahan-bahan yang menyebabkan iritasi atau gangguan kesehatan lainnya seperti logam merkuri yang terkandung di dalam batu baterai pada umumnya. Menurut PP No.18 Tahun 1999 jo PP No. 85 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun, setiap orang yang melakukan usaha dan/atau kegiatan yang menghasilkan limbah B3 dilarang membuang limbah B3 yang dihasilkannya itu secara langsung ke dalam media lingkungan hidup, tanpa pengelolaan terlebih dahulu. Bahan berbahaya dan beracun mungkin dapat kita jumpai di rumah kita, seperti buangan produk yang tidak memenuhi standar yang aman bagi lingkungan atau sisa bahan maupun tumpahan bahan kimia yang kadaluarsa. Pada umumnya, produk yang mengandung B3 bersifat mudah meledak dan terbakar, reaktif, beracun, menyebabkan infeksi dan menyebabkan karat (korosif). Berikut ini adalah produk yang mengandung B3 antara lain: pengharum ruangan, pemutih pakaian, diterjen pakaian, pembersih kamar mandi, pembesih kaca/jendela, pembersih lantai, pengkilat kayu, pembersih oven, pembasmi serangga, lem perekat, hair spray, batu baterai dll. Maksud dari pertanyaan ini adalah untuk mengetahui perlakuan utama pada sampah yang mengandung bahan berbahaya dan beracun oleh rumah tangga. Tanyakan perlakuan utama pada sampah yang mengandung bahan berbahaya dan beracun. Pilihan jawaban jangan dibacakan, berdasarkan
Pedoman Pencacahan SPPLH 2013
35
jawaban responden lingkari salah satu kode 1 sampai dengan kode 3 lalu tuliskan ke dalam kotak yang tersedia. Didaur ulang/diolah oleh rumah tangga atau pihak lain, adalah jika rumah tangga memperlakukan sampah yang mengandung B3 dikelola menjadi barang baru yang dapat digunakan kembali atau diolah untuk menghilangkan racun yang dikandungnya. Contoh sampah bungkus diterjen, bungkus pembersih lantai dibuat tas, botol bekas pemutih baju dibuat hiasan. Termasuk juga sampah yang mengandung B3 dikumpulkan kemudian diserahkan kepada pihak penyedia jasa pengelolaan sampah B3 yang sudah memenuhi standar manajemen limbah, yaitu WMI - Waste Management Indonesia, dll; Dijual, apabila sampah dikumpulkan kemudian dijual, seperti botol pemutih baju, botol pembersih lantai, kaleng cat, kaleng pembersih logam dikumpulkan kemudian dijual. Lainnya, adalah perlakuan terhadap sampah yang mengandung B3 selain dua perlakuan di atas. Seperti : dibuang ke TPS/TPA, ditimbun, dibuang ke laut/sungai/danau, dibuang sembarangan dll. Rincian 17.a : Apa yang sering dilakukan pada barang bekas layak pakai (seperti baju bekas, sepatu bekas, perkakas, dll)? Lingkari salah satu kode 1 sampai dengan kode 4 sesuai jawaban responden, lalu tuliskan ke dalam kotak yang tersedia. Dibuang, jika barang bekas layak pakai tidak dimanfaatkan lagi dan hanya dibuang; Dijual, jika barang bekas layak pakai dijual untuk memperoleh uang/barang lainnya; Diberikan kepada orang lain, jika barang bekas layak pakai diberikan kepada orang lain untuk dipakai kembali; Dimanfaatkan untuk keperluan lain, jika barang bekas layak pakai dimanfaatkan kembali untuk keperluan lain. Misalnya baju bekas dijadikan lap atau pel. Rincian 17.b : Dalam sebulan terakhir, apakah membeli produk yang dapat diisi ulang (seperti : sabun cair, pewangi pakaian, pembersih lantai)? Membeli produk yang dapat diisi ulang merupakan salah satu cara untuk mengurangi sampah atau menerapkan sistem reduce. Misalnya botol bekas sabun cair, pewangi pakaian, pembersih lantai, dll digunakan kembali dengan membeli produk isi ulangnya (refill). Lingkari salah satu kode yang bersesuaian. Kode 1 “Tidak pernah”, jika rumah tangga tidak pernah membeli produk yang dapat diisi ulang selama sebulan terakhir; Kode 2 “Ya, Kadang-kadang”, jika rumah tangga lebih sering tidak membeli produk yang dapat diisi ulang daripada membeli produk bukan kemasan isi ulang selama sebulan terakhir; Kode 3 ”Ya, Sering”, jika rumah tangga lebih sering/selalu membeli produk yang dapat diisi ulang daripada membeli produk bukan kemasan isi ulang selama sebulan terakhir. Rincian 17.c : Dalam setahun terakhir, apakah ketika berbelanja membawa tas belanja sendiri (seperti: tas kanvas, tas kain, dan tas nilon, dll) untuk mengurangi tas plastik? Salah satu penerapan sistem 3R, reduce bisa dilakukan secara nyata dengan mengurangi pemakaian kemasan/tas plastik sekali pakai. Dengan membawa tas belanja sendiri saat berbelanja (seperti: tas
36
Pedoman Pencacahan SPPLH 2013
kanvas, tas kain, tas nilon, dll), kita berkontribusi untuk mengurangi sampah plastik. Sampah plastik pada umumnya tidak ramah lingkungan karena sangat sukar terurai. Lingkari salah satu kode yang bersesuaian. Kode 1 “Tidak pernah”, jika rumah tangga tidak pernah membawa tas belanja sendiri selama setahun terakhir; Kode 2 “Ya, Kadang-kadang”, jika rumah tangga lebih sering tidak membawa tas belanja sendiri daripada membawanya selama setahun terakhir; Kode 3 “Ya, Sering”, jika rumah tangga lebih sering/selalu membawa tas belanja sendiri daripada tidak membawanya selama setahun terakhir. 4.2.8 Blok VIII. Pemanfaatan Air Blok ini digunakan untuk memperoleh informasi tentang cara pemanfaatan air oleh rumah tangga. Rincian 18 : Sumber air utama yang digunakan Tanyakan sumber air utama yang digunakan oleh rumah tangga responden guna keperluan minum, masak, mandi, cuci baju, dan cuci kendaraan. Isikan salah satu kode 01 sampai dengan kode 10, jawaban yang sesuai dan tuliskan di dalam kotak yang tersedia untuk masing-masing jenis keperluan. Apabila rumah tangga tidak menyediakan sendiri keperluan tersebut, seperti tidak memasak, tidak mencuci baju/kendaraan sendiri maka isikan kode “99” pada kotak yang bersesuaian. Air kemasan/air isi ulang adalah air yang diproduksi dan didistribusikan oleh suatu perusahaan dalam kemasan botol (500 ml, 600 ml, 1 liter, 12 liter, atau 19 liter) dan kemasan gelas; misalnya air kemasan merk Aqua, Moya, 2Tang, VIT serta air yang diproduksi melalui proses penjernihan dan tidak memiliki merek; Leding adalah air yang diproduksi melalui proses penjernihan dan penyehatan sebelum dialirkan kepada konsumen melalui suatu instalasi berupa saluran air. Sumber air ini diusahakan oleh PAM (Perusahaan Air Minum), PDAM (Perusahaan Daerah Air Minum), atau BPAM (Badan Pengelola Air Minum), baik dikelola oleh pemerintah maupun swasta. Air hasil penjernihan disalurkan ke konsumen oleh perusahaan air melalui instalasi dengan meteran maupun tanpa meteran, termasuk juga melalui pedagang air keliling/pikulan. Sumur bor/pompa adalah air tanah yang cara pengambilannya dengan pompa tangan, pompa listrik, atau kincir angin, termasuk sumur artesis (sumur pantek); Sumur terlindung adalah air yang berasal dari dalam tanah yang digali dan lingkar sumur tersebut dilindungi oleh tembok paling sedikit 0,8 meter di atas tanah dan 3 meter ke bawah tanah, serta ada lantai semen sejauh 1 meter dari lingkar sumur; Sumur tak terlindung adalah air yang berasal dari dalam tanah yang digali dan lingkar sumur tersebut tidak dilindungi oleh tembok dan lantai semen sejauh 1 meter dari lingkar sumur. Cara pengambilan air sumur terlindung maupun tak terlindung dengan menggunakan gayung atau ember, baik dengan maupun tanpa katrol; Mata air terlindung adalah sumber air permukaan tanah di mana air timbul dengan sendirinya dan terlindung dari air bekas pakai, bekas mandi, mencuci, atau lainnya;
Pedoman Pencacahan SPPLH 2013
37
Mata air tak terlindung adalah sumber air permukaan tanah di mana air timbul dengan sendirinya tetapi tidak terlindung dari air bekas pakai, bekas mandi, mencuci, atau lainnya. Penjelasan: 1. Ruta yang air minumnya berasal dari mata air atau air hujan yang ditampung dan dialirkan ke rumah dengan menggunakan pipa pralon/pipa leding maka sumber air minumnya tetap mata air atau air hujan. 2. Ruta yang menggunakan dua sumber air minum atau lebih, maka sumber air minum yang dicatat adalah yang terbanyak dimanfaatkan selama sebulan terakhir. 3. Bila suatu ruta menggunakan sumur terlindung sebagai sumber air minum, namun dalam mengambil (menaikkan) airnya, ruta itu menggunakan pompa (pompa tangan atau pompa listrik), maka sumber air ruta tersebut dikategorikan sumur terlindung jika mulut sumur terbuka, tetapi jika mulut sumur tersebut tertutup maka dikategorikan pompa.
Perlu berhati-hati dalam menentukan sumber air minum rumah tangga, karena di beberapa daerah ada yang menyalurkan air sungai atau mata air dari gunung ke rumahnya dengan bambu atau pipa pralon/plastik. Dalam hal ini sumber air minumnya adalah air sungai atau mata air, bukan leding. Rincian 19 : Dalam seminggu terakhir, apakah memanfaatkan air bekas (cucian sayur/buah/beras, wudhu, dll) untuk keperluan lain? Mirpury (2011) menjelaskan yang dimaksud air bekas (gray water) adalah air yang berasal dari bak cuci piring, mesin cuci dan kamar mandi. Sementara air yang sudah digunakan untuk menyiram kloset disebut air kotor (black water). Tujuan pertanyaan ini adalah untuk mengetahui kebiasaan rumah tangga dalam memanfaatkan air bekas seperti menggunakan air bekas mencuci beras/sayuran/daging/ikan untuk menyiram tanaman atau menggunakan air bekas mencuci pakaian untuk mencuci motor. Lingkari salah satu kode 1 sampai kode 3 dan isikan ke kotak yang tersedia. Kode 1 ”Tidak pernah”, jika responden tidak pernah memanfaatkan air bekas untuk keperluan lain; Kode 2 ”Ya, Kadang-kadang”, jika responden lebih sering tidak memanfaatkan air bekas untuk keperluan lain daripada memanfaatkannya; Kode 3 ”Ya, Sering”, jika responden lebih sering memanfaatkan air bekas untuk keperluan lain daripada tidak memanfaatkannya. Rincian 20 : Fasilitas mandi yang digunakan sebagian besar anggota rumah tangga: Lingkari salah satu kode 1 sampai dengan kode 4, fasilitas mandi yang digunakan oleh sebagian besar ART responden, lalu tuliskan ke dalam kotak yang tersedia. Bila fasilitas mandi yang digunakan lebih dari satu, pilih fasilitas mandi yang lebih sering digunakan. Lainnya adalah fasilitas mandi dengan menggunakan ember timba, pancuran, selang, dll. Tidak menggunakan fasilitas mandi adalah rumah tangga yang mandi di sungai, danau, laut, dll. Isikan kode “9” untuk rumah tangga yang tidak menggunakan fasilitas mandi.
38
Pedoman Pencacahan SPPLH 2013
Rincian 21 : Bagaimana penggunaan air untuk membilas cucian pakaian? Lingkari salah satu kode 1 sampai dengan kode 5 tentang penggunaan air untuk membilas cucian pakaian oleh rumah tangga responden, lalu tuliskan ke dalam kotak yang tersedia. Bila cara penggunaan air untuk membilas cucian pakaian lebih dari satu, pilih yang paling sering dilakukan. Menggunakan mesin cuci 1 tabung adalah cara membilas pakaian dengan menggunakan mesin cuci 1 tabung/otomatis. Air mengalir adalah cara membilas cucian pakaian dengan menggunakan air yang terus mengalir dari kran atau selang. Air ditampung (≤ 2 kali bilas) adalah cara membilas cucian pakaian dengan menggunakan air cucian yang ditempatkan di wadah, baskom, ember, atau tempat lainnya termasuk juga yang menggunakan mesin cuci 2 tabung/manual, maksimal 2 kali bilas. Air ditampung (> 2 kali bilas) adalah cara membilas cucian pakaian dengan menggunakan air cucian yang ditempatkan di wadah, baskom, ember, atau tempat lainnya termasuk juga yang menggunakan mesin cuci 2 tabung/manual, lebih dari 2 kali bilas Lainnya, adalah cara penggunaan air untuk membilas cucian pakaian selain tersebut di atas, seperti membilas di sungai, danau, rawa serta rumah tangga yang tidak mencuci dirumah/laundry. Rincian 22 : Apakah menggunakan instalasi air (seperti: pipa, selang, dll)? Tujuan pertanyaan ini adalah untuk mengetahui keberadaan instalasi air yang digunakan rumah tangga responden. Lingkari kode 1 atau kode 2 sesuai jawaban responden dan isikan ke dalam kotak yang tersedia. Instalasi air merupakan bangunan alur air bersih dari sumber air melalui komponen penyalur dan penyambungnya ke bak-bak penampungan air maupun kran-kran yang berfungsi untuk memenuhi kebutuhan air dalam kehidupan sehari-hari. Jika jawaban berkode 2 atau “Tidak” lanjutkan ke R26. Rincian 23.a: Bagaimana penggunaan air untuk mencuci alat makan dan minum? Isikan salah satu kode 1 atau kode 2 ke dalam kotak yang tersedia mengenai penggunaan air untuk mencuci alat makan/minum (termasuk peralatan dapur lainnya) yang biasanya dilakukan oleh rumah tangga responden. Alat makan/minum dan peralatan dapur adalah peralatan yang digunakan untuk makan dan minum ART, seperti piring, sendok, gelas, serta peralatan dapur untuk memasak. Mencuci dengan air mengalir adalah mencuci dengan menggunakan air yang terus mengalir dari kran atau selang. Mencuci dengan air ditampung adalah mencuci dengan menggunakan air cucian yang ditempatkan di wadah, baskom, ember, atau tempat lainnya. Rincian 23.b : Bagaimana penggunaan air untuk mencuci sayuran/buah? Isikan salah satu kode 1 atau kode 2 ke dalam kotak yang tersedia mengenai penggunaan air untuk mencuci sayuran atau buah-buahan yang biasanya dilakukan oleh rumah tangga responden. Jika rumah tangga tidak memasak (tidak mencuci sayuran) dan tidak mencuci buah maka isikan kode “9”.
Pedoman Pencacahan SPPLH 2013
39
Rincian 24 : Apakah pernah membiarkan air mengalir tanpa digunakan? Perilaku membiarkan air mengalir tanpa digunakan contohnya seperti mengisi bak mandi dan ditinggal melakukan aktivitas lainnya hingga meluap, menggosok gigi dan membiarkan kran tetap terbuka, dan lain-lain. Termasuk jika di rumah tersebut terdapat pipa bocor, namun dibiarkan untuk tidak diperbaiki. Isikan sesuai dengan kode yang bersesuaian. Kode 1 “Tidak pernah”, jika responden tidak pernah membiarkan air mengalir tanpa digunakan; Kode 2 “Ya, Kadang-kadang”, jika responden lebih sering tidak membiarkan air mengalir tanpa digunakan daripada membiarkannya; Kode 3 “Ya, Sering”, jika responden lebih sering membiarkan air mengalir tanpa digunakan daripada tidak membiarkannya; Rincian 25.a : Dalam setahun terakhir, apakah rumah tangga mengurangi pemakaian air? Tujuan pertanyaan ini adalah untuk mengetahui adanya usaha untuk mengurangi konsumsi air yang digunakan oleh rumah tangga. Lingkari kode 1 jika ”Ya” atau kode 2 jika “Tidak” dan isikan kode ke dalam kotak yang tersedia. Jika jawaban berkode 2 lanjutkan ke R26. Usaha mengurangi pemakaian air yang dimaksud TIDAK TERMASUK jika rumah tangga mengganti/mensubtitusi satu jenis sumber air dengan jenis sumber air lainnya, seperti mengurangi pemakaian air leding dengan jalan menggunakan air pompa. Rincian 25.b : Alasan utama mengurangi pemakaian air: Rincian ini diisi jika ada usaha mengurangi pemakaian air selama setahun terakhir (R25.a = 1). Tanyakan alasan mengapa mengurangi pemakaian air, namun jangan dibacakan pilihan jawabannya. Biarkan responden menjawab secara spontan. Berdasarkan jawaban yang pertama kali diucapkan oleh responden, pencacah dapat menyimpulkan alasan utama sesuai kode yang tersedia. Lingkari salah satu kode alasan dan pindahkan ke dalam kotak yang tersedia. Penghematan biaya adalah alasan terkait penghematan pengeluaran/biaya untuk memperoleh sumber air. Misal, karena kenaikan tarif air, biaya pengambilan air mahal, hemat biaya listrik untuk mesin pompa air, maka rumah tangga berusaha melakukan penghematan seperti mematikan kran air ketika tidak digunakan; Peduli lingkungan adalah alasan terkait kepedulian rumah tangga terhadap lingkungan. Misal rumah tangga sadar bahwa cadangan air bersih di dunia terbatas, air bersih dihemat untuk kepentingan generasi mendatang, sadar bahwa proses pembuatan air bersih memakan waktu lama dan tidak mudah, antisipasi kemarau panjang, atau sudah merupakan kebiasaan rumah tangga tersebut; Pasokan/distribusi air terbatas adalah alasan di luar kedua alasan di atas. Misal karena keterbatasan pasokan atau tersendatnya distribusi air bersih oleh PDAM setempat, adanya keterbatasan air bersih pada musim kemarau sehingga rumah tangga terpaksa harus menghemat pemakaian air.
40
Pedoman Pencacahan SPPLH 2013
4.2.9 Blok IX. Penggunaan Transportasi Blok ini digunakan untuk mencatat informasi yang berkaitan dengan sarana transportasi yang digunakan rumah tangga responden. Rincian 26.a : Jumlah sepeda motor yang dikuasai/digunakan ART selama sebulan terakhir Isikan jumlah sepeda motor yang dikuasai/digunakan oleh rumah tangga responden selama sebulan terakhir, lalu tuliskan isian ke dalam kotak yang tersedia. Sepeda motor yang dimaksud terbatas pada sepeda motor yang digunakan untuk keperluan rumah tangga, termasuk juga sepeda motor yang digunakan untuk keperluan rumah tangga sekaligus untuk usaha. Akan tetapi, sepeda motor yang khusus digunakan untuk usaha tidak dihitung. Rincian 26.b: Jika menguasai/menggunakan sepeda motor (R26.a≠0), penggunaan sepeda motor yang lebih sering dilakukan oleh ART selama sebulan terakhir Rincian 26.b diisi hanya jika rumah tangga menguasai/menggunakan sepeda motor (R26.a≠0). Tanyakan kebiasaan penggunaan sepeda motor yang lebih sering dilakukan oleh ART rumah tangga responden. Kebiasaan penggunaan sepeda motor yang dimaksud adalah kebiasaan pada saat sepeda motor digunakan untuk keperluan rumah tangga. Lingkari kode jawaban dan isikan ke kotak yang tersedia. Sendiri adalah apabila sepeda motor lebih sering digunakan oleh satu orang saja (si pengendara motor saja/tidak berboncengan). Bersama adalah apabila sepeda motor lebih sering digunakan oleh dua orang atau lebih ART secara bersama/berboncengan. Rincian 27.a : Jumlah mobil yang dikuasai/digunakan ART selama sebulan terakhir Isikan jumlah mobil yang dikuasai dan digunakan oleh rumah tangga responden selama sebulan terakhir, lalu pindahkan isian ke dalam kotak yang tersedia. Mobil yang dimaksud terbatas pada mobil yang digunakan untuk keperluan rumah tangga, termasuk juga mobil yang digunakan untuk keperluan rumah tangga sekaligus untuk usaha. Akan tetapi, mobil yang khusus digunakan untuk usaha tidak dihitung. Rincian 27.b: Jika menguasai/menggunakan mobil (R27.a≠0), penggunaan mobil yang lebih sering dilakukan oleh ART selama sebulan terakhir Rincian 27.b diisi hanya jika rumah tangga menguasai/menggunakan mobil (R27.a≠0). Tanyakan kebiasaan penggunaan mobil yang lebih sering dilakukan oleh ART rumah tangga responden. Kebiasaan penggunaan mobil yang dimaksud adalah kebiasaan pada saat mobil digunakan untuk keperluan rumah tangga. Lingkari kode jawaban dan isikan ke kotak yang tersedia. Sendiri adalah apabila mobil lebih sering digunakan oleh satu orang ART, termasuk juga bagi rumah tangga yang menggunakan jasa sopir dan mobil tersebut lebih sering digunakan untuk keperluan salah satu ART. Bersama adalah apabila mobil lebih sering digunakan oleh dua orang atau lebih ART secara bersama.
Pedoman Pencacahan SPPLH 2013
41
Rincian 28 : Jika tidak menguasai/tidak menggunakan kendaraan bermotor (R26.a = 0 dan R27.a = 0), apa alasan utama rumah tangga tidak menguasai/tidak menggunakan kendaraan bermotor? Rincian 28 diisi hanya jika rumah tangga tidak menguasai/menggunakan sepeda motor (R26.a=0) dan tidak menguasai/menggunakan mobil (R27.a=0). Tanyakan alasan utama rumah tangga responden tidak menguasai/menggunakan kendaraan bermotor (sepeda motor dan mobil). Lingkari kode jawaban dan isikan ke dalam kotak yang tersedia. Keterbatasan
ekonomi
adalah
alasan
terkait
ketidakmampuan
rumah
tangga
untuk
menggunakan/menguasai kendaraan bermotor seperti tidak ada uang untuk membeli, tidak sanggup membayar cicilan, tidak mampu membayar uang muka. Tidak tersedia infrastruktur jalan kendaraan adalah alasan terkait tidak adanya atau terbatasnya infrastruktur jalan kendaraan, seperti gang/lorong sempit, jalan setapak, tidak ada jembatan penghubung sehingga tidak dapat dilalui kendaraan bermotor. Termasuk juga rumah tangga yang tidak memiliki tempat parkir. Dapat pergi kemanapun tanpa kendaraan adalah alasan terkait mudahnya menjangkau fasilitas/tempat tujuan tanpa kendaraan seperti dengan berjalan kaki, bersepeda, naik becak, naik delman. Akses terhadap kendaraan umum mudah adalah alasan terkait mudahnya akses kendaraan umum untuk beraktifitas sehari-hari. Seperti banyak angkutan umum, angkutan umum lebih nyaman, tidak capek, lebih murah menggunakan kendaraan umum. Dapat berdampak buruk pada lingkungan adalah alasan terkait kepedulian rumah tangga pada lingkungan, seperti boros bahan bakar, mengurangi polusi udara dan alasan lain yang berhubungan dengan lingkungan. Lainnya adalah alasan selain lima alasan di atas, seperti tidak ada ART yang dapat mengendarai, dilarang saudara, takut anaknya keluyuran, alasan keselamatan, dll. Rincian 29 dan 30 hanya diisi jika rumah tangga menguasai/menggunakan kendaraan bermotor baik sepeda motor dan/atau mobil (R26.a≠0 atau R27.a≠0) Rincian 29.a : Apakah melakukan perawatan mesin secara rutin selama setahun terakhir Tanyakan apakah responden melakukan perawatan mesin kendaraan bermotor secara rutin selama setahun terakhir. Lingkari kode 1 jika “Ya”, kode 2 jika “Tidak” serta kode 9 jika “Belum waktunya”, lalu pindahkan ke dalam kotak yang tersedia. Perawatan mesin secara rutin adalah perawatan mesin kendaraan yang mengikuti aturan yang dianjurkan dalam buku perawatan kendaraan bermotor. Biasanya jadwal perawatan berdasar jarak kilometer (km) yang ditempuh suatu kendaraan. Perawatan kendaraan meliputi service, ganti oli, dll. Tujuan perawatan mesin antara lain supaya mesin menjadi awet dan emisi gas buang yang dihasilkan tidak melebihi ambang batas emisi kendaraan bermotor. Belum waktunya adalah apabila kendaraan bermotor yang dimiliki masih baru (jarak tempuh masih kurang dari km yang dianjurkan untuk service pertama).
42
Pedoman Pencacahan SPPLH 2013
Catatan: Bila kendaraan yang dikuasai/digunakan oleh rumah tangga lebih dari satu dan perlakuan perawatan mesin untuk masing-masing kendaraan bermotor berbeda, maka pilih perlakuan yang terburuk. Rincian 29.b : Apakah melakukan pemeriksaan tekanan ban selama sebulan terakhir? Maksud dari pertanyaan ini adalah untuk mengetahui pemeriksaan tekanan ban kendaraaan bermotor yang dikuasai/digunakan responden. Tanyakan apakah responden melakukan pemeriksaan tekanan ban selama sebulan terakhir. Lingkari kode 1 jika “Ya” atau kode 2 jika “Tidak”, lalu pindahkan ke dalam kotak yang tersedia. Catatan: Bila kendaraan yang dikuasai/digunakan oleh rumah tangga lebih dari satu dan perlakuan pemeriksaan tekanan ban untuk masing-masing kendaraan bermotor berbeda, maka pilih perlakuan yang terburuk. Rincian 30.a : Dalam setahun terakhir, apakah rumah tangga mengurangi penggunaan kendaraan bermotor? Tujuan pertanyaan ini adalah untuk mengetahui adanya usaha rumah tangga untuk mengurangi pemakaian kendaraan bermotor yang dikuasai/digunakan, yang berarti juga mengurangi konsumsi bahan bakar. Jika salah satu ART melakukan usaha mengurangi pemakaian kendaraan bermotor, maka ada usaha mengurangi pemakaian kendaraan bermotor oleh rumah tangga tersebut. Lingkari salah satu kode jawaban dan isikan kode ke dalam kotak yang telah disediakan. Jika jawaban berkode 2 “Tidak”, lanjutkan ke R31. Rincian 30.b : Jika melakukan pengurangan (R30.a=1), upaya apa yang dilakukan: Rincian ini diisi jika ada upaya mengurangi pemakaian kendaraan bermotor selama setahun terakhir. Tanyakan upaya yang telah dilakukan untuk mengurangi pemakaian kendaraan bermotor, namun jangan dibacakan pilihan jenis upaya yang dilakukan. Biarkan responden menjawab secara spontan. Berdasarkan jawaban yang diucapkan oleh responden, pencacah dapat menyimpulkan jenis-jenis upaya yang telah dilakukan responden untuk mengurangi pemakaian kendaraan bermotor. Lingkari kode 1 dan tuliskan ke dalam kotak yang tersedia untuk jenis upaya yang disebutkan responden, lalu lakukan probing dengan menanyakan “apakah terdapat upaya untuk mengurangi pemakaian kendaraan bermotor selain yang telah [Nama] sebutkan?”. Apabila setelah dilakukan probing responden tidak menjawab maka untuk jenis upaya yang tidak disebutkan oleh responden lingkari kode 2 dan tuliskan ke dalam kotak yang tersedia. Catatan : Jika ada upaya mengurangi pemakaian kendaraan bermotor selama setahun terakhir, maka harus ada salah satu jenis upaya yang berkode 1. Menggunakan kendaraan umum bermotor tanpa rute tertentu adalah upaya yang dilakukan rumah tangga untuk mengurangi pemakaian kendaraan bermotor dengan cara beralih menggunakan kendaraan umum bermotor tanpa rute tertentu ke tempat yang dituju seperti menggunakan motor ojek, bajaj, taksi, mobil jemputan, dll .
Pedoman Pencacahan SPPLH 2013
43
Menggunakan kendaraan umum bermotor dengan rute tertentu adalah upaya yang dilakukan rumah tangga untuk mengurangi pemakaian kendaraan bermotor dengan cara beralih menggunakan kendaraan umum dengan rute tertentu ke tempat yang dituju seperti menggunakan angkutan kota (angkot), angkutan desa (angdes), busway, metromini, termasuk juga angkutan di beberapa wilayah yang belum memiliki rute tetap, dll. Jalan kaki/menggunakan sepeda adalah upaya yang dilakukan rumah tangga untuk mengurangi pemakaian kendaraan bermotor dengan cara beralih berjalan kaki atau menggunakan sepeda ke tempat yang dituju. Menggunakan kendaraan secara bersama adalah upaya yang dilakukan rumah tangga untuk mengurangi pemakaian kendaraan bermotor dengan cara beralih menggunakan kendaraan bermotor secara bersama ART lain ke tempat yang dituju. Lainnya upaya yang dilakukan rumah tangga untuk mengurangi pemakaian kendaraan bermotor selain kategori di atas, seperti mengurangi aktifitas bepergian dengan kendaraan bermotor, menumpang kendaraan bermotor teman/tetangga, dan pindah ke tempat tinggal yang lebih dekat dengan fasilitas umum atau tempat kerja. Rincian 30.c : Alasan utama mengurangi penggunaan kendaraan bermotor: Rincian ini diisi jika ada upaya mengurangi pemakaian kendaraan bermotor selama setahun terakhir. Tanyakan alasan mengapa mengurangi pemakaian kendaraan bermotor, namun jangan dibacakan pilihan jawabannya. Biarkan responden menjawab secara spontan. Berdasarkan jawaban yang pertama kali diucapkan oleh responden, pencacah dapat menyimpulkan alasan sesuai kode yang tersedia. Penghematan biaya adalah alasan terkait penghematan pengeluaran untuk biaya penggunaan kendaraan bermotor. Misal, karena kenaikan harga BBM atau mahalnya biaya perawatan sehingga rumah tangga mengurangi penggunaan kendaraan bermotor; Peduli lingkungan adalah alasan terkait kepedulian rumah tangga terhadap lingkungan. Misal rumah tangga berusaha mengurangi pemakaian kendaraan bermotor karena sadar bahwa cadangan bahan bakar di dunia terbatas, bahan bakar dihemat untuk kepentingan generasi mendatang, sadar bahwa proses pembuatan bahan bakar memakan waktu lama dan tidak mudah, penggunaan kendaraan bermotor menimbulkan polusi udara; Aktivitas berkurang (pensiun)/alasan kesehatan adalah alasan terkait berkurangnya aktivitas ART dan alasan kesehatan yang menyebabkan ART mengurangi penggunaan kendaraan bermotor. Jarak tempuh ke tempat aktivitas semakin dekat/semakin mudah mengakses kendaraan umum adalah alasan terkait semakin dekatnya tempat aktifitas serta semakin mudahnya akses kendaraan umum. Menghindari macet adalah alasan terkait kemacetan lalu lintas ketika menggunakan kendaraan bermotor sehingga mengurangi penggunaan kendaraan bermotor. Lainnya adalah alasan di luar kelima alasan di atas. Misal adanya peraturan pemerintah terkait pembatasan penggunaan bahan bakar, kelangkaan BBM, pengaturan kendaraan yang boleh melalui jalur setiap harinya (ganjil/genap, three in one).
44
Pedoman Pencacahan SPPLH 2013
4.2.10 Blok X. Peduli Lingkungan Sekitar Rincian 31.a : Dalam tiga bulan terakhir, apakah di sekitar lingkungan rumah diadakan kegiatan kerja bakti? Pertanyaan ini ditujukan untuk mengetahui adanya kegiatan kerja bakti di sekitar lingkungan rumah. Lingkari salah satu kode sesuai jawaban responden, lalu tuliskan ke dalam kotak yang tersedia. Jika jawaban berkode 2 “tidak”, lanjutkan pertanyaan ke R32. Kerja bakti yang dimaksud dalam pertanyaan ini adalah kerja bakti yang berhubungan dengan lingkungan, misalnya membersihkan parit/selokan, membersihkan jalan, penanaman pohon di sepanjang pinggir jalan, dll. Rincian 31.b : Apakah ada ART yang ikut dalam kegiatan tersebut? Pertanyaan ini hanya ditanyakan jika R31.a berkode 1 (ada kegiatan kerja bakti selama 3 bulan terakhir). Lingkari kode 1 jika “Ya” atau kode 2 jika “tidak” mengenai partisipasi dari rumah tangga responden dalam kegiatan kerja bakti tersebut, lalu tuliskan ke dalam kotak yang tersedia. Rincian 32.a : Dalam setahun terakhir, apakah rumah tangga merasa terganggu terhadap kondisi/kualitas air, udara, tanah di lingkungan sekitar? Pertanyaan ini merupakan pendekatan untuk mengetahui adanya pencemaran lingkungan sekitar rumah tangga responden. Pencemaran di lingkungan sekitar rumah tangga responden ditunjukkan dengan terganggunya rumah tangga tersebut terhadap kondisi/kualitas air, tanah, atau udara yang ada disekitarnya. Isikan kode 1 jika “ya” dan kode 2 jika “tidak” untuk masing-masing rincian lalu tuliskan ke dalam kotak yang tersedia. Jika R32.a1 – R32.a3 berkode 2 maka lanjutkan ke pertanyaan R33. Gangguan air: -
tercemarnya air got/sungai akibat buangan pabrik, sampah keluarga/pasar/pertokoan/ perkantoran dan sebagainya sehingga air got/ sungai menjadi hitam dan menyebarkan bau.
-
tercemarnya danau karena aktifitas pemeliharaan ikan karamba yang berlebihan sehingga jika airnya digunakan bisa menyebabkan rasa gatal dan menyebarkan bau amis.
Gangguan udara: - debu/jelaga dari asap pabrik, pembakaran gamping, kendaraan bermotor, letusan gunung; - bau dari peternakan, buangan limbah pabrik, penyamakan kulit; - asap dari pembakaran hutan dan sebagainya. Gangguan tanah: - kesuburan tanah menurun atau rusaknya komposisi tanah oleh berbagai sebab, seperti akibat penambangan, penggalian, terkontaminasinya tanah karena bahan radio aktif di atasnya atau yang dipendam di dalamnya dan sebagainya; - Timbunan sampah yang tidak terangkut.
Pedoman Pencacahan SPPLH 2013
45
Rincian 32.b : Jika mengalami gangguan (R32.a ada yang berkode 1) Apakah rumah tangga melakukan upaya untuk menanggulangi gangguan lingkungan tersebut? Rincian ini ditujukan untuk mengetahui adanya upaya yang dilakukan rumah tangga untuk menanggulangi gangguan. Jika salah satu ART melakukan upaya menanggulangi gangguan lingkungan, maka ada upaya menanggulangi gangguan lingkungan tersebut oleh rumah tangga. Isikan kode 1 jika “ya” dan kode 2 jika “tidak”. Jika R32.b berkode 2 maka lanjutkan ke R33. Rincian 32.c : Jika ikut menanggulangi (R32.b=1), upaya apa yang dilakukan rumah tangga terhadap gangguan lingkungan yang terjadi? Rincian 32.c ditanyakan jika R32.b berkode 1 atau ada upaya yang dilakukan rumah tangga untuk menanggulangi gangguan lingkungan. Isikan kode 1 jika “ya” dan kode 2 jika “tidak” ke kotak jawaban setiap jenis upaya yang dilakukan untuk menanggulangi gangguan lingkungan yang terjadi. Catatan: Jika ada upaya untuk menanggulangi gangguan lingkungan (R32.b = 1), maka R32.c1 - R32.c3 harus ada minimal satu yang berkode 1. Rincian 32.c1 Apakah melaporkan/mengadukan kepada aparat setempat/berwenang? Melaporkan/mengadukan kepada aparat setempat/berwenang adalah usaha untuk menanggulangi gangguan lingkungan di sekitar rumah dengan cara melaporkan adanya gangguan lingkungan kepada RT, RW, Aparat Desa/Kelurahan, Aparat Kecamatan, Bapedalda, Dinas kebersihan, maupun pihak lain yang berwenang; Rincian 32.c2 Apakah menegur pelaku gangguan lingkungan? Menegur pelaku gangguan lingkungan adalah usaha untuk menanggulangi gangguan lingkungan di sekitar rumah dengan cara menegur pelaku pencemaran, menegur pimpinan perusahaan yang melakukan pencemaran maupun mengadakan demonstrasi terkait pencemaran yang terjadi; Rincian 32.c3 Apakah ikut menangani gangguan lingkungan? Ikut menangani gangguan lingkungan adalah usaha untuk menanggulangi gangguan lingkungan di sekitar rumah dengan cara ikut menanggulangi gangguan yang terjadi secara langsung seperti membersihkan air yang tercemar tumpahan oli, membersihkan tumpukan sampah yang mencemari tanah, dll. Termasuk juga menyuruh/membayar orang untuk menanggulangi pencemaran yang terjadi. 4.2.11 Blok XI. Pengetahuan Perilaku Peduli Lingkungan Tujuan pertanyaan Blok ini adalah untuk mengukur pengetahuan peduli lingkungan responden. Rincian 33 : Apakah pernyataan-pernyataan ini menurut [NAMA] benar atau salah? Bacakan pernyataan pada Rincian 33.a – rincian 33.k dan tanyakan pendapat responden, apakah menurut responden pernyataan tersebut benar atau salah. Pencacah tidak diperbolehkan melakukan probing yang dapat mengarahkan jawaban responden, biarkan responden menjawab secara spontan. Jika responden menjawab benar atau salah, maka isikan kode 1 atau kode 2. Akan tetapi, jika responden diam atau tidak mau menjawab, maka pencacah dapat menyimpulkan bahwa responden tidak tahu dan isikan kode 9.
46
Pedoman Pencacahan SPPLH 2013
a. Membakar sampah mencemari udara. Membakar sampah merupakan sumber pencemaran udara dan meningkatkan emisi gas rumah kaca sehingga tidak baik untuk lingkungan; b. Sampah plastic, sampah makanan, sampah kertas dan sampah lainnya tidak perlu dipilah sebelum dibuang. Pembuangan sampah oleh setiap rumah tangga seharusnya dipisahkan antara sampah mudah membusuk dan sampah tidak mudah membusuk, sehingga memudahkan proses daur ulang sampah menjadi sesuatu yang berguna. Misalnya, sampah mudah membusuk diolah menjadi kompos (pupuk), sampah tidak mudah membusuk (plastik) didaur ulang menjadi bahan plastik yang baru; c. Sampah yang mengandung bahan kimia (seperti kaleng bekas obat nyamuk semprot, baterai, bohlam lampu, botol insektisida, dll) sebaiknya dikubur. Sampah yang mengandung bahan kimia (seperti kaleng bekas obat nyamuk semprot, baterai, bohlam lampu, botol insektisida, dll) termasuk golongan sampah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun) sehingga berbahaya bagi lingkungan dan kesehatan manusia. Sampah yang mengandung bahan kimia yang dibuang ke TPS atau TPA atau bahkan dikubur akan mencemari tanah dan air tanah; d. Asap kendaraan bermotor menyebabkan semakin memanasnya suhu bumi. Asap kendaraan bermotor selain merupakan sumber pencemaran udara juga akan meningkatkan emisi gas rumah kaca (emisi CO2) yang pada akhirnya meningkatkan suhu bumi; e. Membiarkan air mengalir tanpa digunakan berpeluang menyebabkan pemborosan air. Membiarkan air mengalir tanpa digunakan merupakan pemborosan energi dan menyebabkan sumber daya air terbuang percuma. Perilaku membiarkan air mengalir salah satunya adalah membiarkan kran yang bocor padahal kran yang bocor dapat membuang sekitar 24.000 liter air per tahun (www.environment.victoria.org.au/content/fix-your-leaking-tap); f. Rumah tangga perlu menyediakan area resapan air. Area resapan air berfungsi untuk menampung air hujan yang turun di area tersebut. Area resapan air secara tidak langsung juga berfungsi untuk pengendalian banjir pada area/daerah yang berada lebih rendah dari area resapan air tersebut, karena air hujan tidak langsung mengalir ke area yang lebih rendah tersebut, namun diserap sebagai air tanah. Air yang diserap ini menjadi cadangan air di musim kering; g. Menghemat listrik berarti menghemat bahan bakar. Bahan Bakar Minyak (BBM)
dan bahan bakar batubara merupakan sumber energi untuk
memproduksi listrik. Tindakan apapun yang mengurangi penggunaan listrik berarti akan menghemat BBM ataupun bahan bakar batubara. h. Menggunakan kendaraan umum ketika bepergian berarti menghemat bahan bakar. Menggunakan kendaraan umum akan menghemat bahan bakar dibandingkan menggunakan kendaraan pribadi. Sebagai contoh satu bis angkutan umum dapat menampung 30 orang, sementara mobil pribadi hanya bisa menampung 5 orang. Maka jika ada 30 orang ingin bepergian cukup dengan satu bis saja. Tetapi jika dengan mobil pribadi memerlukan 6 mobil, hal ini berarti konsumsi bahan bakar untuk 6 mobil akan jauh lebih banyak dibandingkan dengan konsumsi bahan bakar satu bis;
Pedoman Pencacahan SPPLH 2013
47
i. Melakukan perawatan kendaraan bermotor tidak ada kaitannya dengan menjaga lingkungan. Mesin kendaraan bermotor yang terawat menyebabkan emisi gas buangnya (CO2) lebih kecil dibandingkan mesin kendaraan bermotor yang tidak terawat, selain itu mesin kendaraan bermotor yang terawat juga dapat menghemat bahan bakar. Hal ini sesuai dengan prinsip ecodriving yaitu berkendara sesuai prinsip ramah lingkungan (Arif dkk, 2009); j. Sinar matahari dapat dijadikan sumber energi listrik alternatif. Panas sinar matahari dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi listrik melalui panel surya (solar cell), sebagai contoh untuk lampu penerangan jalan, pemanas air, kalkulator. k. Menutup panci ketika memasak dapat menghemat bahan bakar. Kebiasaan menutup panci ketika memasak dapat menghemat energi sampai 70% (Mirpury, 2011). Menutup panci ketika memasak menyebabkan masakan akan cepat matang, sehingga bahan bakar yang digunakan lebih sedikit. Rincian 34 : Dari sumber mana saja (Nama) memperoleh informasi terkait lingkungan hidup? Tujuan pertanyaan ini adalah untuk mengetahui sumber informasi terkait lingkungan hidup. Isikan kode 1 jika “Ya” atau kode 2 jika “Tidak” ke dalam kotak yang telah disediakan. Jangan bacakan sumber-sumber informasi yang ada dalam kuesioner, biarkan responden menjawab secara spontan. Jika responden menyebutkan sumber informasi tertentu, isikan kode 1 pada sumber informasi yang bersesuaian, lalu lakukan probing dengan menanyakan “apakah ada sumber informasi lainnya?”. Jika setelah dilakukan probing responden tidak menjawab, maka untuk sumber informasi yang tidak disebutkan oleh responden isikan kode 2 pada kotak yang bersesuaian. Catatan: -
Apabila responden menyebutkan penyuluhan sebagai salah satu sumber informasi (R34.i=1), maka tanyakan kapan responden mendapatkan penyuluhan. Jika penyuluhan dilaksanakan dalam periode 3 tahun terakhir, pastikan isian Blok IV kol (8) pada baris responden yang bersesuaian berkode 1.
Rincian 35 : Seberapa peduli rumah tangga Anda terhadap lingkungan hidup? Tujuan pertanyaan ini adalah melihat kepedulian rumah tangga responden pada permasalahan lingkungan hidup secara umum. Berdasarkan jawaban responden, isikan kode 1 jika “Sangat tidak peduli”, kode 2 jika “Tidak peduli”, kode 3 jika “Kurang peduli”, kode 4 jika “Peduli” atau kode 5 jika “Sangat peduli” ke dalam kotak yang disediakan. 4.2.12 Blok XII. Gambaran Kondisi Ekonomi Rincian 36 : Pendapatan rumah tangga perbulan? Rincian ini bertujuan untuk mengetahui kisaran besarnya pendapatan rumah tangga responden. Tanyakan besarnya pendapatan seluruh ART perbulan setelah dikonversi dalam satuan ribu rupiah. Pendapatan yang dimaksud disini adalah rata-rata pendapatan per bulan yang bersumber dari hasil kerja dan bukan hasil kerja seluruh ART selama sebulan. Pendapatan yang dicakup disini adalah:
Upah dan Gaji adalah balas jasa yang diterima oleh anggota ruta sebagai buruh atau karyawan secara tetap dan teratur sesuai ketentuan yang berlaku. Upah dan gaji yang diterima
48
Pedoman Pencacahan SPPLH 2013
dapat berbentuk uang maupun barang. Upah dan gaji dalam bentuk uang mencakup upah dan gaji pokok, tunjangan biaya hidup, tunjangan kemahalan, dan tunjangan lain seperti tunjangan jabatan, tunjangan perumahan, uang makan, uang transpor. Upah dan gaji dalam bentuk barang termasuk fasilitas rumah dinas, dan barang lainnya seperti beras, pakaian, dan fasilitas lain seperti mobil dinas, listrik, dan sejenisnya.
Laba bersih dari usaha yang dilakukan ART. Laba bersih diperoleh dari nilai produksi dikurangi dengan biaya produksi (bahan-bahan dan upah/gaji yang dibayarkan).
Pendapatan bukan dari hasil kerja adalah pendapatan selain upah/gaji dan laba bersih seperti pensiunan, transfer, hasil penyewaan, bunga, deviden dll.
4.2.13 Blok XIII. Catatan Blok ini digunakan untuk mencatat segala hal penting yang terkait dengan isian dokumen.
Pedoman Pencacahan SPPLH 2013
49
50
Pedoman Pencacahan SPPLH 2013
Lampiran 1. Daftar DSRT SPPLH13.DSRT
SURVEI PERILAKU PEDULI LINGKUNGAN HIDUP 2013
BLOK V. KETERANGAN RUMAH TANGGA TERPILIH
REPUBLIK INDONESIA BADAN PUSAT STATISTIK
SURVEI PERILAKU PEDULI LINGKUNGAN HIDUP 2013 RAHASIA I. KETERANGAN TEMPAT 1
Provinsi
2
Kabupaten/Kota *)
3
Kecamatan
4
Desa/Kelurahan*)
5
Klasifikasi Desa/Kelurahan
6
Nomor Blok Sensus
7
Nomor Kode Sampel (NKS)
8
Nomor Urut Sampel Rumah Tangga
9
Nama Kepala Rumah Tangga
1. Perkotaan
2. Perdesaan
10 Alamat (nama jalan/gang, RT/RW/dusun) 1. Berhasil dicacah 2. Tidak ditemukan 3. Menolak
11 Status Pencacahan
1. Nama
12 Pemberi Informasi
1
STOP
:
2. No. Urut ART (Disalin dari Blok IV Kol.1)
II. RINGKASAN (Diisi setelah Blok IV terisi) 1
Banyaknya anggota rumah tangga
2
Banyaknya anggota rumah tangga umur 10 tahun ke atas
III. KETERANGAN PETUGAS Uraian 1. Nama 2. Jabatan 3. Tanggal Pencacahan/Pemeriksaan 4. Tanda Tangan *) Coret yang tidak perlu
Pencacah
Pengawas/Pemeriksa
…………………………………………
…………………………………………
1. Staf BPS Provinsi 2. Staf BPS Kab/Kota Tanggal
3. KSK 4. Mitra Bulan
1. Staf BPS Provinsi 2. Staf BPS Kab/Kota Tanggal
3. KSK 4. Mitra Bulan
2
IV. KETERANGAN ANGGOTA RUMAH TANGGA ART 10 tahun ke atas
Nama anggota rumah tangga No. urut
(Tulis siapa saja yang biasanya tinggal dan makan di ruta ini baik dewasa, anak-anak maupun bayi)
Jenis Hubungan kelamin dengan Umur kepala 1. Lakirumah laki (Tahun) tangga 2. Perempuan
[Kode] (1)
(2)
(3)
(4)
Ketika di Jika Kol. (10) ≠ 0 Perilaku Merokok Dalam 3 tahun lingkungan Sarana angkutan yang terakhir, apakah Jika rumah, Apakah paling sering Jenis [NAMA] pernah/ kol.(8) = 1 bagaimana [NAMA] digunakan rokok yang Ijazah/STTB sedang mengikuti Jenis Kegiatan kebiasaan merokok untuk menunjang Status dikonsumsi penyuluhan/ penyuluhan/ utama tertinggi [NAMA] selama Jumlah rokok kegiatan utama perkawinan yang dimiliki pelatihan terkait pelatihan seminggu selama dalam seminggu yang yang lalu Jika lingkungan terakhir seminggu membuang yang dikonsumsi Kol.(11) = 3 hidup? yang yang lalu sampah lalu? seminggu 1. Filter Jenis atau 4 pernah yang lalu 2. Nonfilter 1. Tempat angkutan Jenis bahan 1. Ya 1. Pernah/sedang diikuti 3. Filter sampah bakar yang 2. Tidak pernah 2. Tidak (Batang) dan 2. Sembadigunakan 9. Tidak tahu Nonfilter rangan [Kode] [Kode] [Kode] [Kode] [Kode] [Kode] Kol. (16)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11) (11)
(12)
(13)
1
(14)
(15)
(16)
1
2 3 4 5 6 7 8 9 10 Kode Kol. (3): Hubungan dengan Kepala Ruta
Kode Kol. (6): Status Perkawinan
Kode Kol. (7): Ijazah Tertinggi yang dimiliki
1. Kepala ruta 2. Istri/suami 3. Anak 4. Menantu 5. Cucu 6. Orang tua/mertua 7. Famili lain 8. Pembantu ruta 9. Lainnya
1. Belum Kawin 2. Kawin 3. Cerai hidup 4. Cerai mati
0. Tidak punya Ijazah SD 1. SD/Sederajat 2. SMP/Sederajat 3. SMA/Sederajat 4. D1/D2/D3 5. D4/S1 6. S2/S3
Kode Kol. (9): Jenis penyuluhan/pelatihan 1. Pengelolaan sampah 2. Penghematan/konservasi air 3. Penghematan listrik/penggunaan energi listrik alternatif 4. Penghijauan 5. Konservasi satwa 9. Tidak tahu
Kode Kol. (10): Jenis Kegiatan utama
Kode Kol. (11): Jenis Angkutan
Kode Kol. (12): Jenis Bahan Bakar
0. Tidak ada kegiatan 1. Bekerja/membantu mencari penghasilan 2. Sekolah 3. Mengurus Ruta 4. Lainnya
0. Tanpa kendaraan 1. Sepeda 2. Becak/dokar 3. Sepeda motor pribadi/dinas 4. Mobil pribadi/dinas 5. Kendaraan umum bermotor dengan rute tertentu 6. Kendaraan umum bermotor tanpa rute tertentu 7. Kereta api 8. Lainnya
1. Solar 2. Premium 3. Pertamax 4. Bahan bakar nabati (biofuel) 5. Bahan bakar gas 6. Lainnya
V. PERUMAHAN
9. b. Jika listrik PLN (R9.a=1), daya listrik terpasang : 1. 450 watt 4. 2.200 watt 2. 900 watt 5. > 2.200 watt 3. 1.300 watt 6. Tanpa meteran
1. Status penguasaan bangunan tempat tinggal yang ditempati : 1. Milik sendiri 2. Bukan milik sendiri 2. a. Luas tanah tempat tinggal
10. a. Jumlah lampu yang terpasang dirumah
:
buah
:
m2
:
m2
b. Jumlah lampu hemat energi yang terpasang di rumah
:
buah
c. Luas tanah yang tidak tertutup semen/bangunan :
m2
c. Jumlah lampu yang menyala pada siang hari
:
buah
d. Jumlah lampu yang tetap menyala pada : malam hari ketika tidur
buah
b. Luas lantai dasar
3. a. Tempat pembuangan akhir tinja : 1. Tangki/SPAL 4. Lubang tanah 2. Kolam/sawah 5. Pantai/tanah lapang/kebun 3. Sungai/danau/laut 6. Tidak tahu
11. Berapa jumlah alat elektronik yang dikuasai/digunakan rumah tangga dan bagaimana kebiasaan rumah tangga dalam penggunaannya?
b. Jika R3.a = 1 (tangki/SPAL), apakah kloset menggunakan sistem penyiraman “flush”? 1. Ya 2. Tidak 4. Di saat siang hari yang cerah, apakah rumah ini memanfaatkan pencahayaan dari sinar matahari untuk penerangan ruangan? 1. Ya, sebagian besar ruangan 2. Ya, sebagian kecil ruangan 3. Tidak
Alat elektronik yang digunakan
Jika kol (2) ≠ 0, bagaimana kebiasaan rumah tangga dalam penggunaannya? Apakah sering, kadang-kadang, Jumlah atau tidak pernah membiarkan menyala meski tidak digunakan? 1. Sering 2. Kadang-kadang 3. Tidak pernah
5. Apakah rumah tangga menanam/memelihara tanaman keras/tahunan di rumah (seperti : pohon mangga, pohon jambu, ketapang, cemara dll) ? 1. Ya 2. Tidak
(1)
6. Apakah terdapat sumur resapan, lubang resapan biopori, dan taman/tanah berumput di lingkungan rumah? a. Sumur resapan 1. Ya 2. Tidak
a. Televisi
1
(3) 2
3
b. AC
1
2
3
c. Kipas angin/Exhaust fan
1
2
3
d. Komputer/Laptop
1
2
3
e. Radio/tape/DVD
1
2
3
f. Pompa air
1
2
3
b. Lubang resapan biopori
1. Ya
2. Tidak
g. Setrika
c. Taman/tanah berumput
1. Ya
2. Tidak
h. Lemari es
(2)
i. Dispenser j. Magic com/Rice cooker
VI. PEMANFAATAN ENERGI
k. Mesin cuci satu tabung
7. Bahan bakar memasak yang digunakan : 1. Listrik 6. Arang 2. Gas Kota/Elpiji 7. Kayu bakar 3. Biogas 8. Lainnya 4. Minyak tanah 9. Tidak memasak 5. Briket
Utama
l. Mesin cuci dua tabung
a.
12. Jika memiliki AC (R11.b kol. (2) ≠ 0), Apakah menyalakan AC pada suhu di bawah 25°C selama sebulan terakhir : 1. Tidak pernah 3. Ya, Sering 2. Ya, Kadang-kadang
Cadangan
[R9] b.
8. Pada saat memasak, seberapa sering menutup panci? 1. Tidak pernah 3. Sering 2. Kadang-kadang
13. a. Dalam setahun terakhir, apakah rumah tangga mengurangi pemakaian listrik? 1. Ya 2. Tidak [R14.a]
9. a. Sumber penerangan utama : 1. Listrik PLN 2. Listrik non PLN bersumber energi alternatif 3. Listrik non PLN bukan bersumber energi alternatif 4. Petromak/pelita/sentir/obor [R14.a] 5. Lainnya
b. Alasan utama mengurangi pemakaian listrik : (pilihan jawaban jangan dibacakan)
1. Penghematan biaya 2. Peduli lingkungan 3. Keterbatasan daya/pasokan sumber listrik 3
VII. PENGELOLAAN SAMPAH 14. a. Perlakuan terhadap sampah : 1. Didaur ulang
1. Ya 2. Tidak
2. Dibuat kompos/pupuk
1. Ya 2. Tidak
3. Diangkut petugas/dibuang ke TPS/TPA
1. Ya 2. Tidak
4. Dijual ke pengumpul barang bekas
1. Ya 2. Tidak
5. Ditimbun/dikubur
1. Ya 2. Tidak
6. Dibakar
1. Ya 2. Tidak
7. Dibuang ke laut/sungai/got
1. Ya 2. Tidak
8. Dibuang sembarangan
1. Ya 2. Tidak
9. Dijadikan makanan ternak
1. Ya 2. Tidak
VIII. PEMANFAATAN AIR 18. Sumber air utama yang digunakan: [Isikan kode jenis sumber air] Penggunaan Jenis sumber air
Minum
Masak
Mandi
Cuci baju
Cuci kendaraan
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(1)
01. Air kemasan/ air isi ulang 02. Leding 03. Sumur bor/ pompa 04. Sumur terlindung 05. Sumur tidak terlindung 06. Mata air terlindung 07. Mata air tidak terlindung 08. Air sungai 09. Waduk/danau 10. Air hujan
b. Perlakuan terhadap sampah yang paling utama/sering dilakukan: (Isikan kode 1-9 sesuai dengan R14.a yang berkode 1)
15. a. Apakah melakukan pemilahan sampah mudah membusuk dan tidak mudah membusuk dan bagaimana perlakuan akhirnya? 1. Dipilah dan sebagian dimanfaatkan [R16] 2. Dipilah kemudian dibuang 3. Tidak dipilah
19. Dalam seminggu terakhir, apakah memanfaatkan air bekas (cucian sayur/buah/beras, wudhu, dll) untuk keperluan lain? 1. Tidak pernah 3. Ya, Sering 2. Ya, Kadang-kadang
b. Jika tidak dipilah (R15.a=3), apa alasan utama tidak melakukan pemilahan sampah? 1. Malas 4. Tidak ada peraturan 2. Tidak menguntungkan 5. Tidak mengetahui 3. Tidak ada fasilitas sampah harus dipilah
20. Fasilitas mandi yang digunakan sebagian besar anggota rumah tangga : 1. Shower 4. Lainnya 2. Gayung 9. Tidak menggunakan 3. Bathtub fasilitas mandi
16. Bagaimana perlakuan akhir terhadap sampah yang mengandung bahan berbahaya dan beracun (seperti: bungkus deterjen, kemasan pemutih pakaian, bohlam lampu, baterai, kaleng bekas obat nyamuk, kaleng bekas cat, bungkus pembersih lantai, obat kadaluarsa)? 1. Didaur ulang/diolah 2. Dijual 3. Lainnya
21. Bagaimana penggunaan air untuk membilas cucian pakaian? 1. Menggunakan mesin cuci satu tabung 2. Air mengalir 3. Air ditampung (≤ 2 kali bilas) 4. Air ditampung (> 2 kali bilas) 5. Lainnya
17. a. Apa yang sering dilakukan pada barang bekas layak pakai (seperti: baju bekas, sepatu bekas, perkakas, dll)? 1. Dibuang 3. Diberikan kepada orang lain 2. Dijual 4. Dimanfaatkan untuk keperluan lain
22. Apakah menggunakan instalasi air (seperti: pipa, selang, dll)? [R26.a] 1. Ya 2. Tidak 23. Bagaimana penggunaan air untuk mencuci? (Isikan kode 1 jika ‘air mengalir’ dan kode 2 jika ‘air ditampung’)
b. Dalam sebulan terakhir, apakah membeli produk yang dapat diisi ulang (seperti : sabun cair, pewangi pakaian, pembersih lantai)? 1. Tidak pernah 3. Ya, Sering 2. Ya, Kadang-kadang
a. Alat makan dan minum b. Sayuran/buah
c. Dalam setahun terakhir, apakah ketika berbelanja membawa tas belanja sendiri (seperti: tas kanvas, tas kain, tas nilon, dll) untuk mengurangi tas plastik? 1. Tidak pernah 3. Ya, Sering 2. Ya, Kadang-kadang
24. Apakah pernah membiarkan air mengalir tanpa digunakan? 1. Tidak pernah 3. Ya, Sering 2. Ya, Kadang-kadang 4
30. b. Jika melakukan pengurangan (R30.a=1), upaya apa yang dilakukan:
25. a. Dalam setahun terakhir, apakah rumah tangga mengurangi pemakaian air? [R26.a] 1. Ya 2. Tidak
(pilihan jawaban jangan dibacakan)
1. Menggunakan kendaraan umum bermotor tanpa rute tertentu (ojek, taksi, dll) 2. Menggunakan kendaraan umum bermotor dengan rute tertentu (angkot, bus) 3. Jalan kaki/menggunakan sepeda 4. Menggunakan kendaraan secara bersama (carpooling) 5. Lainnya
b. Alasan utama mengurangi pemakaian air : (pilihan jawaban jangan dibacakan)
1. Penghematan biaya 2. Peduli lingkungan 3. Pasokan/distribusi air terbatas
IX. PENGGUNAAN TRANSPORTASI 26. a. Jumlah sepeda motor yang dikuasai/digunakan ART selama sebulan terakhir ………… unit
1. Ya 2.Tidak
1. Ya 2.Tidak
1. Ya 2.Tidak 1. Ya 2.Tidak 1. Ya 2.Tidak
c. Alasan utama mengurangi penggunaan kendaraan bermotor : (pilihan jawaban jangan dibacakan) 1. Penghematan biaya 2. Peduli lingkungan 3. Aktivitas berkurang (pensiun) / Alasan kesehatan 4. Jarak tempuh ke tempat aktivitas semakin dekat/ Semakin mudah mengakses kendaraan umum 5. Menghindari macet 6. Lainnya
b. Jika menguasai/menggunakan sepeda motor (R26.a ≠ 0), Penggunaan sepeda motor yang lebih sering dilakukan oleh ART selama sebulan terakhir: 1. Sendiri 2. Bersama 27. a. Jumlah mobil yang dikuasai/digunakan ART selama sebulan terakhir ………… unit b. Jika menguasai/menggunakan mobil (R27.a ≠ 0), Penggunaan mobil yang lebih sering dilakukan oleh ART selama sebulan terakhir: 1. Sendiri 2. Bersama
X. PEDULI LINGKUNGAN SEKITAR 31. a. Dalam tiga bulan terakhir, apakah di sekitar lingkungan rumah diadakan kegiatan kerja bakti? 1. Ya 2. Tidak [R32.a]
28. Jika tidak menguasai/tidak menggunakan kendaraan bermotor (R26.a=0 dan R27.a=0), Apa alasan utama rumah tangga tidak menguasai/tidak menggunakan kendaraan bermotor? 1. Keterbatasan ekonomi 2. Tidak tersedia infrastruktur jalan kendaraan bermotor 3. Dapat pergi kemanapun tanpa berkendaraan 4. Akses terhadap kendaraan umum mudah 5. Dapat berdampak buruk pada lingkungan 6. Lainnya
b. Apakah ada ART yang ikut dalam kegiatan tersebut? 1. Ada 2. Tidak 32. a. Dalam setahun terakhir, apakah rumah tangga merasa terganggu terhadap kondisi/kualitas:
JIKA MENGUASAI/MENGGUNAKAN KENDARAAN BERMOTOR [R26.a ≠ 0 atau R27.a ≠ 0]
1. Air
1. Ya
2. Tidak
2. Udara
1. Ya
2. Tidak
3. Tanah
1. Ya
2. Tidak
b. Jika mengalami gangguan (R32.a ada yang berkode 1), apakah rumah tangga melakukan upaya untuk menanggulangi gangguan lingkungan tersebut? 1. Ya 2. Tidak [R33.a]
29. a. Apakah melakukan perawatan mesin secara rutin selama setahun terakhir? 1. Ya 9. Belum waktunya 2. Tidak
c. Jika ikut menanggulangi (R32.b=1), upaya apa yang dilakukan rumah tangga terhadap gangguan lingkungan yang terjadi? 1. Apakah melaporkan/mengadukan 1. Ya 2. Tidak kepada aparat setempat 2. Apakah menegur pelaku 1. Ya 2. Tidak gangguan lingkungan 3. Apakah ikut menangani 1. Ya 2. Tidak gangguan lingkungan
b. Apakah melakukan pemeriksaan tekanan ban selama sebulan terakhir? 1. Ya 2. Tidak 30. a. Dalam setahun terakhir, apakah rumah tangga mengurangi penggunaan kendaraan bermotor ? [R31.a] 1. Ya 2. Tidak
5
XI. PENGETAHUAN PERILAKU PEDULI LINGKUNGAN
34. Dari sumber mana saja [NAMA] memperoleh informasi terkait lingkungan hidup? ( Jangan bacakan sumber informasi ) Isikan kode 1 jika “ya”, kode 2 jika “tidak”
33. Apakah pernyataan-pernyataan ini menurut [NAMA] benar atau salah? (Isikan : 1. Benar 2. Salah atau 9. Tidak tahu)
a. Brosur/Leaflet
h. Guru/Dosen
b. Surat kabar
i. Penyuluhan
c. Majalah/Tabloid
j. Teman/Tetangga
d. Radio
k. Anggota keluarga
e. TV
l. Famili lain
f. Internet
m. Buku ilmiah
a. Membakar sampah mencemari udara
a.
b. Sampah plastik, sampah makanan, sampah kertas, dan sampah lainnya tidak perlu dipilah sebelum dibuang
b.
c. Sampah yang mengandung bahan kimia (seperti: kaleng bekas obat nyamuk semprot, baterai, bohlam lampu, botol insektisida, dll) sebaiknya dikubur
c.
d. Asap kendaraan bermotor menyebabkan semakin memanasnya suhu bumi
d.
e. Membiarkan air mengalir tanpa digunakan berpeluang menyebabkan pemborosan air
e.
f. Rumah tangga perlu menyediakan area resapan air
f.
g. Menghemat listrik berarti menghemat bahan bakar
g.
h. Menggunakan kendaraan umum ketika bepergian berarti menghemat bahan bakar
h.
i. Melakukan perawatan kendaraan bermotor tidak ada kaitannya dengan menjaga lingkungan
i.
XII. GAMBARAN KONDISI EKONOMI
j. Sinar matahari dapat dijadikan sumber energi listrik alternatif
j.
k. Menutup panci ketika memasak dapat menghemat bahan bakar
k.
36. Pendapatan rumah tangga per bulan: 1. < 500 ribu rupiah 4. 2,6 – 5 juta rupiah 2. 500 ribu – 1 juta rupiah 5. 5,1 – 10 juta rupiah 3. 1,1 – 2,5 juta rupiah 6. > 10 juta rupiah
g. Aparat desa/kecamatan dan tomas/toga 35. Seberapa peduli rumah tangga Anda terhadap lingkungan hidup? 1. Sangat tidak peduli 2. Tidak peduli 3. Kurang peduli 4. Peduli 5. Sangat peduli
XIII. CATATAN
6
5