SURVAI VISUAL UNTUK PENILAIAN KONDISI JALAN (Kasus ruas jalan AR Hakim dan Kertajaya Indah Timur Surabaya ) Djoko Sulistiono1 , Ami Asparini1, Amalia FM 1 Selly Metekohy2 1Dosen Program Diploma Teknik Sipil FTSP ITS 2Dosen Politeknik Negeri Ambon
Abstrak - Kerusakan permukaan jalan beraspal banyak terjadi di beberapa kota besar di Indonesia, termasuk Kota Surabaya. Kerusakan permukaan jalan menjadi lebih parah bila kendaraan truck yang melewati jalan tersebut mempunyai muatan melebihi ketentuan, disamping buruknya drainase jalan. Karena itu diperlukan upaya diteksi dini agar penanganan tidak terlambatdan kondisi ruas jalan beraspal tidak bertambah parah. Banyak cara yang dapat dilakukan untuk keperluan tersebut, yaitu melalui survai visual dengan mencatat pada formulir standar dan melalui survai mekanikal menggunakan peralatan seperti Benkelman beam, NAASRA Rooughmeter dan lain-lain. Penanganan survai secara visual dapat mengikuti Tata Cara Penyusunan Program Pemeliharaan Jalan Kota yang dikeluarkan Direktorat Pembinaan Jalan Kota, Direktorat Jenderal Bina Marga (1990), tetapi dapat pula menggunakan cara baru atau cara Mochtar(2005), yang merupakan pengembangan metode D &M (1990) dan metode Ida Ayu (2000). Permasalahan, bagaimana penerapan cara survai visual tersebut dan hasilnya dalam menilai kondisi jalan, khususnya pada sebagian ruas Jalan AR Hakim dan Jalan Kertajaya Indah Timur Surabaya ? Pelaksanaan survai visual yaitu ruas jalan yang disurvai dibagi dalam beberapa seksi dan lajur, panjang setiap seksi antara 200-250 m, sedang jumlah /lebar lajur sesuai dengan kondisi yang ada di lapangan. Kerusakan yang ada pada setiap seksi maupun lajur dicatat pada formulir khusus (inventory data form) untuk keperluan tersebut dan selanjutnya data pada formulir diolah dengan memperhatikan kategori kerusakan dan luas/derajat kerusakan, sehingga dapat diperoleh Nilai Kondisi Visual (NKV) perkerasan setiap seksi/lajur per arah. Sesuai NKV dapat ditentukan tindakan penanganan seperti tak perlu pemeliharaan (NKV sebesar 1-20), pemeliharaan ringan (NKV 20-40), pemeliharaan sedang ( NKV 40-90),dan pemeliharaan berat NKV >90. Hasil survai visual pada 2 lokasi di lapangan yang dilakukan pada tanggal 10 Desember 2009, diperoleh NKV per arah ruas jalan AR Hakim sebesar 3,81 (kondisi baik, tak perlu pemeliharaan) dan NKV per arah ruas jalan Kertajaya Indah Timur sebesar 3,43 (kondisi baik, tak perlu pemeliharaan). Kemudian untuk nilai drainase diperoleh rata-rata per arah untuk ruas jalan AR Hakim 7,25 (pemeliharaan ringan) dan ruas jalan
Kertajaya Indah Timur sebesar 0,66 (tak perlu pemeliharaan). Kata kunci : survai visual, nilai kondisi visual, nilai drainase.
I. PENDAHULUAN Surabaya sebagai kota terbesar ke 2 (dua) setelah Ibukota RI, Jakarta mengalami persoalan kerusakan permukaan jalan beraspal yang ada di wilayahnya. Kerusakan ini disebabkan banyak faktor, diantaranya beban lebih pada kendaraan berat (HV), drainase kurang baik, alokasi anggaran pemeliharaan terbatas dan lain-lain. Karena itu diperlukan upaya diteksi dini terhadap kondisi permukaan jalan beraspal, kondisi drainase, agar penanganan tidak terlambat dan kondisi jalan tidak bertambah parah. Ada 2 (dua) cara survai kondisi jalan, yaitu survai visual (formulir standar) dan survai mekanikal (peralatan). Pelaksanaan survai visual dapat mengikuti Bina marga, dalam hal ini Tata Cara Penyusunan Program Pemeliharaan Jalan (1990), tetapi dapat pula menggunakan cara baru atau cara Mochtar (2005), yang merupakan pengembangan Metode D &M (1990) dan Metode Ida Ayu (2000). Permasalahan, bagaimana penerapan cara baru survai visual tersebut dan hasilnya dalam menilai kondisi permukaan jalan beraspal, khususnya pada sebagian ruas Jalan AR Hakim dan ruas Jalan Kertajaya Indah Timur, Surabaya. II. DASAR TEORI Macam-macam bentuk kerusakan jalan beraspal, yaitu retak (cracks), alur (channel), keriting (corrugation), lubang (potholes), ambles (depression), pelepasan butir (ravelling), kegemukan (bleeding), tambalan (patching) dan lain-lain. Pengelompokan macam kerusakan tersebut menurut Mochtar (2005), dibagi dalam 4 kategori yaitu : - Kategori 1, seperti lubang dengan faktor pengali 6 - Kategori 2, seperti pelepasan butir, retak kulit buaya, keriting dengan faktor pengali 2 - Kategori 3, seperti retak melintang/memanjang, alur dengan faktor pengali 1 - Kategori 4, seperti tambalan, kegemukan, retak pinggir dengan faktor pengali 0,25 Jenis kerusakan masing-masing kategori mempunyai bobot nilai yang tergantung luasan dan tingkat kerusakan. Formulir pencatatan lapangan sudah tersedia untuk keperluan penilaiaan ini, sebagai contoh lubang dengan luasan kecil (0-10 %), kedalaman kecil (<2,50 cm), maka nilainya 1. A-127
Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Prasarana Wilayah 2011
Penilaian kondisi jalan beraspal dilakukan dengan cara membagi jalan pada satu arah dalam beberapa seksi sepanjang 200-250 meter dan beberapa lajur (kiri, tengah, kanan), sehingga setelah data lapangan diproses ,maka didapat Nilai Kondisi Visual (NKV) rata-rata tiap seksi, NKV rata-rata tiap lajur, NKV rata-rata tiap jalur/ arah. Penanganan ruas jalan sesuai NKV diperlihatkan pada Tabel 1 dan Tabel 2 sebagai berikut : Tabel 1. Tindakan penanganan ruas ruas jalan pada berbagai NKV NKV 0 – 20 20 – 40 40 – 90 > 90
Penanganan ruas jalan Tak perlu pemeliharaan Pemeliharaan ringan Pemeliharaan sedang Pemeliharaan berat
Sumber : Mochtar (2005) Tabel 2. Tindakan penanganan drainase untuk berbagai keadan Drainase Total nilai Drainase
Penanganan drainase
0–5
Tak perlu pemeliharaan
5 - 15
Pemeliharaan ringan
15 - 25
Pemeliharaan sedang
> 25 Sumber : Mochtar (2005)
A-128
Pemeliharaan berat
III. METODOLOGI Survai visual ruas jalan dilaksanakan pada hari Kamis, tanggal 10 Desember 2009, pada 2 (dua) ruas jalan yaitu : - Jalan Kertajaya Indah Timur (3 lajur), mulai dari persimpangan Rumah Makan Padang sampai dengan pertigaan Kopertis, sepanjang 950 meter. - Jalan Arief Rachman Hakim (3 lajur), mulai dari pertigaan Gebang putih sampai denganMedical Centre ITS. Ruas jalan dibagi dalam beberapa seksi dengan panjang masing-masing 200-250 meter dan pembagian lajur sesuai dengan jumlah lajur yang ada pada ruas jalan AR Hakim dan Kertajaya Indah Timur. Pelaksanaan survai dilakukan oleh 2 orang dengan menggunakan sepeda motor dan kemudian mencatat kondisi jalan dan drainase pada formulir yang tersedia. Penilaian kerusakan dilakukan setiap lajur, tiap seksi, tiap arah, sehingga untuk suatu ruas jalan melalui proses data lapangan dapat dilihat besar kerusakan atau Nilai Kondisi Visual (NKV) setiap sel, rata-rata tiap seksi, rata-rata tiap lajur, rata-rata tiap jalur/ arah dan rata-rata tiap ruas jalan. NKV tiap ruas jalan menentukan tindakan penanganan terhadap permukaan jalan beraspal dan drainase ruas jalan tersebut. IV.
ANALISA DAN PEMBAHASAN
Data hasil survai lapangan pada ruas Jalan Kertajaya Indah Timur dihitung untuk memperoleh NKV sel sebagai berikut : Posisi lajur, sebelah kiri dan seksi 1 pada Km 0-250 Kategori I, lubang luas (0-10%) dan kedalaman <2,5 Cm , maka nilai =1 Kategori II, pelepasan butir (raveling) luas 30-60 % , sebagian kecil , maka nilai 5 Kategori IV, penambalan (bituminous patching) ,luas (010%,good), maka nilai = 1 Nilai kerusakan ( lubang ) = 1x6 = 6 Nilai Kerusakan (pelepasan) = 5x2 = 10 Nilai Kerusakan (tambalan) = 1x0,25 = 0,25 + Jumlah = 16,25 Kemudian dengan cara yang sama dihitung NKV sel yang lain, kemudian hasilnya secara lengkap untuk 2 ruas jalan diperlihatkan pada Tabel 3 dan Tabel 4
ISBN : 978-979-18342-3-0
Tabel 3. NKV untuk ruas Jalan Kertajaya Indah Timur Lajur Seksi 1 2
Kiri
Tengah
Kanan
Rata - rata Per seksi
16,25
0
0
5,41
250 – 500
10
0
0
3,33
500 – 750
10
0,5
0
3,50
750 - 950
4,5
0
0
1,50
10,19
0,14
0
KM 0 - 250
3 4
Rata – rata per lajur
Rata – rata per arah
3,43
Tabel 4. NKV untuk ruas jalan Arif Rahman Hakim Lajur Seksi
Rata - rata
KM Kiri
Tengah
Kanan
Per seksi
1
0 - 250
14
0
0
4,66
2
250 – 500
16
0
0
5,33
3
500 – 700
9
0,25
0
3,08
4
700 – 900
6,5
0
0
2,17
11,17
0,06
0
Rata – rata per lajur
Rata – rata per arah
3,81
Sesuai Tabel 3 dan Tabel 4 diatas NKV ruas Jalan Kertajaya Indah Timur adalah 3,43 dan NKV ruas Jalan AR Hakim adalah 3,81, kemudian memperhatian Tabel 1 tentang tindakan penanganan, maka ruas Jalan Kertajaya Indah Timur dan AR hakim masih dalam kondisi baik (tidak perlu pemeliharaan). Selanjutnya survai kondisi drainase, telah menghasilkan data untuk diproses dengan cara yang sama dan hasilnyan diperlihatkan pada Tabel 5 dan Tabel 6
A-129 Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Prasarana Wilayah 2011
Tabel 5. Nilai Drainase untuk ruas jalan Kertajaya Indah Timur
Lajur Seksi
Rata - rata
KM Kiri
Tengah
Kanan
Per seksi
1
0 - 250
2
0
0
0,666
2
250 – 500
2
0
0
0,666
3
500 – 750
2
0
0
0,666
4
750 - 950
2
0
0
0,666
2
0
0
Rata – rata per lajur
Rata – rata per arah
0,666
Tabel 6. Nilai Drainase untuk ruas jalan Arif Rahman Hakim
Lajur Seksi
Rata - rata
KM Kiri
Tengah
Kanan
Per seksi
1
0 - 250
18
0
0
6
2
250 – 500
18
0
0
6
3
500 – 700
18
15
0
11
4
700 – 900
18
0
0
6
18
3,75
0
Rata – rata per lajur
Rata – rata per arah Sesuai Tabel 5 dan Tabel 6 nilai drainase ruas Jalan Kertajaya Indah Timur adalah 0,666 dan ruas Jalan AR Hakim adalah 7,25 ,kemudian memperhatikan Tabel 2 tentang tindakan penanganan, maka drainase ruas Jalan Kertajaya Indah Timur masih cukup baik ( tak perlu pemeliharaan), sedang drainase ruas Jalan AR Hakim kurang baik (perlu pemeliharaan ringan). Cara survai dan penilaian permukaan jalan dan drainase seperti ini menguntungkan, karena memungkinkan untuk mengetahui posisi kerusakan yang paling parah dari nilai tiap sel. A-130
7,25
ISBN : 978-979-18342-3-0
V.
DAFTAR PUSTAKA
KESIMPULAN
Sesuai dengan pembahasan, maka dapat disimpulkan kondisi permukaan jalan dan kondisi drainase ruas Jalan Kertajaya Indah Timur dan ruas Jalan AR Hakim dengan survai visual cara Mochtar (2005) sebagai berikut : Kondisi permukaan jalan beraspal ruas Jalan Kertajaya Indah Timur (NKV 3,43) dan ruas Jalan AR Hakim (NKV 3,81) dalam keadaan baik (tak perlu pemeliharaan). Kondisi drainase ruas jalan Kertajaya Indah Timur dengan nilai 0,666 cukup baik (tak perlu pemeliharaan) dan ruas Jalan AR hakim dengan nilai 7,25 kurang baik (perlu pemeliharaan ringan). Cara survai visual cara Mochtar (2005) menguntungkan, karena pelaksanaan sederhana, cepat dan posisi kerusakan paling parah dapat diketahui dari nilai tiap sel.
Mochtar, IB (2005), Sistim manajemen perkerasan jalan untuk penentuan prioritas pengananan. Hardiono,D dan Mochtar (2005), Sistim penilaian kerusakan jalan untuk penentuan prioritas penanganan, Tesis Program S2 Teknik Sipil FTSP ITS
A-131 Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Prasarana Wilayah 2011
Halaman ini sengaja dikosongkan
A-132
ISBN : 978-979-18342-3-0