i
ii
SURAT PERNYATAAN HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN PERILAKU MEROKOK PADA ANAK REMAJA AWAL DI SMP ANTONIUS BANGUN MULIA MEDAN TAHUN 2015
SKRIPSI Dengan ini menyatakan bahwa dalam skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri dan belum pernah diajukan oleh orang lain untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya, tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis dan diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang tertulis yang dicantumkan dalam naskah ini dan disebarkan dalam daftar pustaka.
Medan,
April 2015
Riris Marantika Sinaga
iii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP I.
Identitas Diri Nama
: Riris Marantika Sinaga
Tempat/Tanggal Lahir
: Medan 14 Nopember 1985
Agama
: Katholik
Anak Ke
: 4 (Empat) dari 6 (Enam) Bersaudara
Nama Ayah
: P.A Sinaga
Nama Ibu
: R. Manurung
Alamat Rumah
: Jln. SM Raja Km 10 Gg Dame No.25 Medan
II.
Riwayat Pendidikan Tahun 1992 - 1998
: SD ST Antonius Medan
Tahun 1998 - 2001
: SLTP Katholik Tri Sakti-I Medan
Tahun 2001 - 2004
: SMK Grafika Bina Media Medan
Tahun 2005 - 2008
: D.III Keperawatan Deli Husada Deli Tua Medan
Tahun 2013 - sekarang
: Sedang
menyelesaikan
Pendidikan
S-1
Keperawatan di Program Studi Ners Fakultas Keperawatan & Kebidanan Universitas Sari Mutiara Indonesia Medan
III.
Riwayat Pekerjaan Tahun 2009 - 2011
: Bp. Santa Familia Barong Tongkok-KALTIM
Tahun 2013
: RISKESDAS
Email
:
[email protected]
Phone
: 085245694242
iv
PROGRAM STUDI NERS FAKULTAS KEPERAWATAN & KEBIDANAN UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA
Skripsi, April 2015 Riris Marantika Sinaga Pola Asuh Orang Tua Dengan Perilaku Merokok Pada Anak Remaja Awal Di SMP Antonius Bangun Mulia Medan Tahun 2015 xiii + 33 hal + 6 tabel + 1 skema + 8 lampiran
ABSTRAK
Perilaku merokok yang terjadi pada anak remaja awal cukup serisus di zaman modern ini. Perilaku merokok yang dimiliki sejak anak remaja awal akan berdampak buruk bagi kesehatan mereka. Untuk itu dibutuhkan pola asuh yang baik untuk mencegah perilaku merokok pada anak remaja awal. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pola asuh orang tua dengan perilaku merokok pada anak remaja awal di SMP Antonius Bangun Mulia Medan Tahun 2015. Metode penelitian ini adalah deskriptif korelasi dengan menggunakan pendekatan cross sectional. Waktu penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 19 Maret 2015. Keseluruhan populasi sebanyak 166 siswa dengan sampel dalam penelitian ini sebanyak 33 responden. Teknik pengambilan sampel dengan menggunakan Cluster Random Sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan pemberian kuisoner yang berisi 30 pernyataan pola asuh dimana 110 pernyataan otoriter, 11-20 pernyataan demokratis, 21-30 pernyataan permisif dan 1 pertanyaan perilaku merokok. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 5 responden (15,2%) yang pola asuh otoriter dimana dengan perilaku merokok sebanyak 4 responden (12,1%), dan perilaku tidak merokok sebanyak 1 responden (3,0%). Pola asuh demokratis dimana seluruhnya perilaku tidak merokok sebanyak 12 reponden (36,4%). Pola asuh permisif dimana seluruhnya dengan perilaku merokok sebanyak 16 responden (48,5%). Berdasarkan uji statistic Chi Square didapatkan p-value 0,000 (<0,05), berarti ada hubungan yang signifikan pola asuh orang tua dengan perilaku merokok. Dapat diambil kesimpulan bahwa ada hubungan antara pola asuh orang tua dengan perilaku merokok pada anak remaja awal. Saran kepada peneliti selanjutnya untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku merokok pada anak remaja awal.
Kata kunci: Anak Remaja Awal, Perilaku Merokok, Pola Asuh Orang Tua Daftar Pustaka: 33 (1989 – 2015)
v
STUDY PROGRAM OF NURSE FACULTY OF NURSING & MIDWIFERY UNIVERSITY OFSARI MUTIARA INDONESIA
Scription, April 2015 Riris Marantika Sinaga Parenting Parents With Teenagers Smoking Behavior In Early In junior Anthony Noble Terrain Build 2015 xiii + 33 + 6 table + 1 schema + 8 lampiran
ABSTRACT
Smoking behavior that occurs in young children early enough serisus in modern times. Smoking behavior owned since early teenage son would be bad for their health. That requires good parenting to prevent adolescent smoking behavior in children early. The purpose of this study was to determine the pattern of parenting and smoking behavior in adolescents beginning in junior Anthony Noble Build Terrain Year 2015. This research method is descriptive correlation with cross sectional approach. When the study was conducted on March 19, 2015. Overall population of 166 with samples in this study were 33 respondents. The sampling technique using cluster random sampling. Data collection was performed by administering the questionnaire containing 30 statements in which 1-10 statement parenting authoritarian, democratic statement 11-20, 21-30 permissive statement and one statement smoking behavior. The results showed that out of 5 respondents (15.2%) that authoritarian parenting where the smoking behavior of 4 respondents (12.1%), and behavior do not smoke as much as one respondent (3.0%). Entirely democratic parenting behaviors which do not smoke as much as 12 respondents (36.4%). Wholly permissive parenting where smoking behavior as much as 16 respondents (48.5%). Based on statistical Chi Square test was obtained p-value of 0.000 (<0.05), means that there is a significant relationship parenting parents smoking behavior. It can be concluded that there is a relationship between parenting parents with adolescent smoking behavior in children early. Suggestions for further research to determine the factors that influence smoking behavior in adolescents beginning.
Keywords: Teenagers Early, Smoking Behavior, Parenting Parents Reference: 33 (1989 - 2015)
vi
KATA PENGANTAR Puji dan syukur peneliti panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan karunia-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Hubungan Pola Asuh Orang Tua Dengan Perilaku Merokok Pada Anak Remaja Awal Di SMP Antonius Bangun Mulia Medan Tahun 2015”. Skripsi ini disusun sebagai awal penelitian dalam rangka memenuhi persyaratan pendidikan menyelesaikan program Sarjana Keperawatan di Program Studi Ners Fakultas Keperawatan & Kebidanan Universitas Sari Mutiara Indonesia Tahun 2015. Peneliti menyadari bahwa banyak menemukan kesulitan maupun hambatan, namun berkat bimbingan, bantuan dan dorongan moral maupun material dari berbagai pihak, skripsi ini dapat terselesaikan. Maka pada saat berbahagia ini, izinkanlah peneliti menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada yang terhormat: 1. Parlindungan Purba, SH, MM. selaku ketua Yayasan Sari Mutiara Medan. 2. Dr. Ivan Elisabeth Purba, M.Kes, selaku Rektor Universitas Sari Mutiara Indonesia. 3. Ns. Janno Sinaga, M. Kep, Sp. KMB, selaku Dekan Program Studi Ners Fakultas Keperawatan & Kebidanan Universitas Sari Mutiara Indonesia Medan. 4. Ns. Rinco Siregar, S. Kep, MNS selaku ketua Program Studi Ners Fakultas Keperawatan & Kebidanan Universitas Sari Mutiara Indonesia Medan. 5. Ns. Jek Amidos Pardede, M. Kep, Sp. KepJ, selaku ketua penguji yang memberikan pengarahan dan bimbingan sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini. 6. Asima Sirait, S. Pd., M. Kes selaku penguji I yang telah memberikan masukan, kritik, maupun saran dalam kelengkapan penulisan skripsi ini. 7. Ns. Masri Saragih, M. Kep selaku penguji II yang telah memberikan masukan, kritik, maupun saran dalam kelengkapan penulisan skripsi ini.
8. Ns. Edriyani Yonlafado Simanjuntak, S. Kep, selaku penguji III yang telah memberikan pengarahan dan bimbingan sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini.
vii
9. Malem Sembiring, S.Pd, selaku Kepala Sekolah SMP Antonius Bangun Mulia Medan yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian. 10. Seluruh staf pendidikan Program Studi Ners Fakultas Keperawatan & Kebidanan Universitas Sari Mutiara Medan. 11. Teristimewa penulis ucapkan terima kasih kepada kedua orang tua, kakak, abang dan adik saya yang telah memberikan dukungan dan doa selama mengikuti pendidikan di Universitas Sari Mutiara Indonesia. 12. Teman-teman mahasiswa/i Program Studi Ners (PSIK B) yang telah memberikan dukungan dan motivasi dalam menyelesaikan skripsi ini.
Akhir kata peneliti mengucapkan banyak terima kasih dan semoga Tuhan memberkati langkah kita dan semoga penelitian ini bermanfaat bagi kita semua, khususnya dalam meningkatkan mutu pelayanan keperawatan menuju keperawatan yang professional.
Medan, April 2015 Peneliti
(Riris Marantika Sinaga)
viii
DAFTAR ISI
COVER DALAM.............................................................................................. PERNYATAAN PERSETUJUAN .................................................................. SURAT PERNYATAAN.................................................................................. DAFTAR RIWAYAT HIDUP......................................................................... ABSTRAK......................................................................................................... ABSTRACT........................................................................................................ KATA PENGANTAR ...................................................................................... DAFTAR ISI ..................................................................................................... DAFTAR TABEL ............................................................................................. DAFTAR SKEMA............................................................................................ DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................
BAB I
BAB II
PENDAHULUAN A. Latar Belakang ............................................................................ B. Rumusan Masalah....................................................................... C. Tujuan Penelitian ........................................................................ 1. Tujuan Umum ......................................................................... 2. Tujuan Khusus ........................................................................ D. Manfaat Penelitian ......................................................................
TINJAUAN PUSTAKA A. Pola Asuh Orang Tua.................................................................. 1. Definisi Pola Asuh ................................................................. 2. Jenis Pola Asuh Orang Tua .................................................... B. Perilaku Merokok Remaja .......................................................... 1. Definisi Perilaku ..................................................................... 2. Jenis Perilaku .......................................................................... 3. Domain Perilaku ..................................................................... 4. Perilaku Merokok.................................................................... C. Anak Remaja Awal ..................................................................... 1. Definisi Remaja ...................................................................... 2. Tahap Perkembangan Masa Remaja ....................................... D. Pola Asuh Orang Tua Dengan Perilaku Merokok Anak Remaja Awal.............................................................................. E. Kerangka Konsep........................................................................ F. Hipotesa Penelitian .....................................................................
ix
Hal i ii iii iv v vi vii ix xi xii xiii
1 4 4 4 5 5
6 6 6 8 8 8 9 9 10 10 10 13 16 16
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian ........................................................................ B. Lokasi dan waktu Penelitian ....................................................... 1. Lokasi Penelitian..................................................................... 2. Waktu Penelitian..................................................................... C. Populasi dan Sampel ................................................................... 1. Populasi................................................................................... 2. Sampel..................................................................................... D. Definisi Operasional Penelitian .................................................. E. Aspek Pengukuran ...................................................................... 1. Pengukuran Pola Asuh............................................................ 2. Pengukuran Perilaku Merokok Anak Remaja Awal ............... F. Alat dan Prosedur Pengumpulan Data ........................................ 1. Alat Pengumpulan Data .......................................................... 2. Prosedur Pengumpulan Data................................................... G. Etika Penelitian ........................................................................... H. Pengolahan dan Analisa Data ..................................................... 1. Pengolahan Data ..................................................................... 2. Analisa Data............................................................................
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Dan Lokasi Penelitian ................................... B. HasilPenelitian ............................................................................ 1. Karakteristik Responden......................................................... 2. Pola Asuh Orang Tua.............................................................. 3. Perilaku Merokok Pada Anak Remaja Awal .......................... 4. Hubungan Pola Asuh Orang Tua Dengan Perilaku Merokok Pada Anak Remaja Awal ........................................................ C. Pembahasan................................................................................. D. Keterbatasan Penelitian...............................................................
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ................................................................................. B. Saran............................................................................................
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
x
17 17 17 17 17 17 18 19 19 19 20 20 20 20 21 22 22 22
24 24 24 25 25 25 26 31
32 32
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Tabel 3.2 Tabel 4.1 Tabel 4.2
Tabel 4.3
Tabel 4.4.
Hal Jumlah Responden ................................................................................ 18 Defenisi Operasional............................................................................. 19 Distribusi Frekuensi Dan Persentase Karekteristik Responden Di SMP Antonius Bangun Mulia Medan Tahun 2015............................... 24 Distribusi Frekuensi Dan Persentase Responden Berdasarkan Pola Asuh Orang Tua Di SMP Antonius Bangun Mulia Medan Tahun 2015....................................................................................................... 25 Distribusi Frekuensi Dan Persentase Responden Berdasarkan Perilaku Merokok Pada Anak Remaja Awal Di SMP Antonius Bangun Mulia Medan Tahun 2015 ...................................................... 25 Tabulasi Silang Hubungan Pola Asuh Orang Tua DenganPerilaku Merokok Pada Anak Remaja Awal Di SMP Antonius Bangun Mulia Medan Tahun 2015 .................................................................... 26
xi
DAFTAR SKEMA Hal Skema 2.1
: Kerangka Konsep.................................................................
xii
16
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1: Lampiran 2: Lampiran 3: Lampiran 4: Lampiran 5: Lampiran 6: Lampiran 7: Lampiran 8:
Instrumen Penelitian Surat izin Melaksanakan Penelitian dari Program Ners Fakultas Keperawatan & Kebidanan Universitas Sari Mutiara Indonesia Surat Izin Dan Balasan Melaksanakan Penelitian dari SMP Antonius Bangun Mulia Medan Permohonan Persetujuan Menjadi Responden Penelitian Pernyataan Sebagai Responden Master Data Output SPSS Lembar Kegiatan Bimbingan Skripsi
xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Remaja (Adolesecent) merupakan periode kritis peralihan dari anak menjadi dewasa. Secara psikososial, pertumbuhan pada masa remaja (adolescent) dibagi dalam 3 tahap yaitu early, middle, dan late adolescent. Batasan usia untuk remaja Indonesia adalah 11-24 tahun. Masa remaja awal merupakan masa transisi, dimana usianya berkisar antara 13-16 atau 17 tahun dan akhir masa remaja dari 16 atau 17-18 tahun (Batubara, 2010).
Usia remaja selain proporsinya yang cukup besar dari total jumlah penduduk nasional, perilaku mereka cukup “menyita” perhatian orang tua dan masyarakat pada umumnya. Pada usia sekitar 10-20 tahun, remaja mengalami transisi dari masa kanak-kanak ke masa dewasa. Pada masa tersebut, remaja mengalami berbagai macam proses terkait dengan kesehatan reproduksi seperti menstruasi, mimpi basah, masa pubertas, mulai tertarik lawan jenis dan berpacaran. Pada masa ini, remaja juga mulai intensif bersosialisasi dengan sesamanya. Berkelompok (peer group) dan mengetahui serta bahkan mencoba-coba perilaku berisiko seperti merokok, “ngobat”, minum-minuman keras (miras) dan seks bebas (Nuryani & Pratami, 2011).
Merokok diperkirakan membunuh 5 juta orang pertahun sebagai pengguna aktif dan mantan perokok serta membunuh 600.000 orang sebagai perokok pasif. Kurang lebih ada satu orang meninggal setiap enam detik akibat rokok. Asap rokok mengandung lebih dari 4000 bahan kimia toksik dan lebih dari 40 macam zat karsinogen yang beresiko terhadap penyakit kanker. Tiga bahan utama yang berbahaya nikotin, tar dan karbon monoksida. Merokok merupakan faktor resiko terhadap kejadian penyakit kardiovaskuler, kanker, stroke, bronchitis, asma, pneumonia dan penyakit saluran pernapasan lainnya.
1
2
Merokok diduga membunuh 400.000 orang Indonesia setiap tahunnya akibat penyakit terkait dengan merokok (Kumalasari, 2014).
World Health Organization (WHO) mengungkapkan jumlah perokok di Indonesia yaitu terbesar ketiga di dunia dan jumlah kematian akibat kebiasaan merokok mencapai 400 ribu orang per tahun. Kelompok usia yang pertama kali merokok di mulai pada usia 15-19 tahun. Data tersebut juga menunjukkan prevalensi perokok 16 kali lebih tinggi pada laki-laki (65,9%) dibandingkan perempuan (4,2%) (Kemenkes RI, 2012).
Riset Kesehatan Dasar menyebutkan bahwa penduduk berumur di atas 10 tahun yang merokok sebesar 29,2% dan angka tersebut meningkat sebesar 34,7% pada tahun 2010 untuk kelompok umur di atas 15 tahun (Kemenkes, 2011). Provinsi Sumatera Utara merupakan salah satu provinsi yang memiliki angka perokok tertinggi di Indonesia dengan proporsi perokok di Provinsi Sumatera Utara sebesar 7,2% (Riskesdas, 2007).
Hasil penelitian Sanjawani dan Budisetyani (2014) yang dilakukan di SMA Negeri 1 Semapura dengan subjek penelitian sebanyak 75 siswa laki-laki. Hasil penelitian menemukan hubungan yang signifikan antara pola asuh permisif ibu dan perilaku merokok dengan koefisien korelasi 0,493. Koefisien determinasi bernilai 0,243 yang menyatakan bahwa pola asuh permisif ibu berkontribusi terhadap perilaku merokok sebesar 24,3%.
Hasil penelitian Durant, Bidjuni dan Ismanto (2015) yang diperoleh di desa kilometer tiga kecamatan amurang dimana nilai persentasi ini didapatkan bahwa anak dengan pola asuh demokratis atau pola asuh yang baik memiliki lebih tinggi kebiasaan merokok dengan jumlah 22 responden, 13 responden (59,1%) memiliki kebiasaan merokok sedang, 9 responden (40,9%) memiliki kebiasaan merokok berat. Sebaliknya penerapan dengan pola asuh permisif atau pola asuh kurang baik, memiliki anak dengan kebiasaan merokok lebih
3
sedikit yang berjumlah 14 responden, 7 responden (50%) memiliki kebiasaan merokok sedang dan 7 responden (50%) memiliki kebiasaan merokok berat.
Hasil penelitian lain oleh Ariasti (2015) hubungan antara pola asuh orang tua dengan kebiasaan merokok pada remaja diperoleh persentase pada kategori pola asuh orang tua yang tinggi adalah 80.6% untuk pola asuh permisif. Sedangkan untuk kategori rendah hanya 2.8% untuk pola asuh autotharian. Hal ini membuktikan bahwa pola asuh orang tua permisif yang mendominasi, sehingga memicu remaja untuk merokok, sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa ada hubungan antara pola asuh orang tua dengan kebiasaan merokok pada remaja.
Hasil penelitian Pujiantoro (2013) dari 80 responden, pada peran orang tua terkait perilaku merokok pada remaja didapatkan bahwa 52,5% memiliki peran yang baik, sedangkan 47,5% peran orang tua dengan perilaku merokok memiliki peran yang buruk. Penilaian pada perilaku merokok remaja didapatkan bahwa 52,64% remaja merokok, sedangkan 47,36% remaja tidak merokok.
Menurut Ali (2010) salah satu karakteristik umum perkembangan remaja adalah memiliki rasa ingin tahu yang tinggi (high curiosity). Karena didorong oleh rasa ingin tahu yang tinggi, remaja cenderung ingin berpetualang, menjelajah segala sesuatu dan mencoba segala sesuatu yang belum pernah dialaminya. Selain itu, didorong juga oleh keinginan seperti orang dewasa menyebabkan remaja ingin mencoba melakukan apa yang sering dilakukan oleh orang dewasa. Akibatnya, tidak jarang secara sembunyi-sembunyi, remaja pria mencoba merokok karena sering melihat orang dewasa melakukannya.
4
SMP Antonius Bangun Mulia adalah salah satu SMP yang ada di Medan. Dari data yang diperoleh dari salah satu guru yang mengajar, SMP tersebut memiliki jumlah siswa laki-laki sebanyak 166 orang. Dari hasil wawancara dengan 10 siswa, terdapat 4 diantara siswa tersebut merokok karena kurang perhatian orang tuanya dikarenakan sibuk mencari nafkah, dan ada juga karena orang tuanya memberikan kebebasan kepada anaknya untuk melakukan apa yang mereka inginkan, 6 yang terpengaruh oleh orang tua karena orang tuanya sering merokok di depan mereka, mereka juga mengatakan bahwa mereka sudah pernah membaca kerugian bahaya dari merokok di media massa, namun mereka tetap juga beranggapan bahwa dengan merokok maka mereka merasa “gaul”, merasa lelaki sejati dan memiliki banyak teman.
Hal tersebut juga diperkuat oleh pengakuan beberapa pedagang yang berjualan di depan sekolah SMP Antonius Bangun Mulia bahwa mereka melihat para siswa merokok setelah pulang sekolah. Hal ini membuktikan bahwa terdapat masalah perilaku merokok di kalangan siswa laki-laki khususnya di SMP Antonius Bangun Mulia Medan. Berdasarkan latar belakang di atas peneliti tertarik untuk meneliti hubungan pola asuh orang tua dengan perilaku merokok pada anak remaja awal di SMP Antonius Bangun Mulia Medan Tahun 2015.
B. Rumusan Masalah Rumusan masalah penelitian ini adalah apakah ada hubungan pola asuh orang tua dengan perilaku merokok pada anak remaja awal di SMP Antonius Bangun Mulia Medan Tahun 2015?
C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum a. Mengetahui hubungan pola asuh orang tua (demokratis, otoriter, permisif) dengan perilaku merokok pada anak remaja awal di SMP Antonius Bangun Mulia Medan Tahun 2015.
5
2. Tujuan Khusus a. Mengetahui pola asuh orang tua pada anak remaja awal di SMP Antonius Bangun Mulia Medan Tahun 2015. b. Mengetahui perilaku merokok pada anak remaja awal di SMP Antonius Bangun Mulia Medan Tahun 2015.
D. Manfaat Penelitian Adapun manfaat penelitian yang diperoleh dengan adanya penelitian ini adalah : 1. Bagi Orang Tua Sebagai informasi dalam memberikan pola asuh yang baik (demokratis) kepada anak-anaknya untuk tumbuh dan berkembang dengan baik sehingga dapat mencegah anak remajanya untuk tidak merokok.
2. Bagi Anak Remaja Awal Dapat memberi masukan agar dapat mengembangkan sikap sosial positif dengan meningkatkan komunikasi dalam keluarga sehingga dapat mencegah anak remaja untuk tidak merokok.
3. Bagi Pihak Sekolah Sebagi informasi kepada kepala sekolah dan staf guru yang ada untuk membimbing, mengarahkan serta memberi pengawasan pada muridnya dan membuat peraturan untuk tidak merokok di sekolah atau sekitar lingkungan sekolah.
4. Bagi Peneliti Kegiatan penelitian dapat memberikan pengalaman dan aplikasi langsung di lapangan serta menambah wawasan tentang pola asuh orang tua dengan perilaku merokok pada anak remaja awal di SMP Antonius Bangun Mulia Medan Tahun 2015.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. POLA ASUH ORANG TUA 1. Definisi Pola Asuh Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, pola berarti corak, model, system, cara kerja, bentuk (struktur) yang tetap, sedangkan kata asuh memiliki arti menjaga (merawat dan mendidik) anak kecil, membimbing (membantu, melatih) dan memimpin (mengepalai dan menyelenggarakan) satu badan kelembagaan (Djamarah, 2014). Menurut Hurlock (1999) pola asuh orang tua adalah cara orang tua dalam mendidik anak yang membawa anak ke dewasa, terutama dalam masa perkembangan. Tugas orang tua melengkapi dan mempersiapkan anak menuju ke fase kedewasaan dengan memberikan bimbingan dan pengarahan yang dapat membantu anak dalam menjalani kehidupan. Dalam memberikan bimbingan dan pengarahan pada anak akan berbeda pada masing-masing orang tua karena setiap keluarga memiliki kondisi-kondisi tertentu yang berbeda corak dan sifatnya antara keluarga yang satu dengan keluarga yang lain. Sehingga dapat disimpulkan pola asuh adalah suatu keseluruhan interaksi antara orang tua dengan anak, dimana orang tua bermaksud menstimulasi anaknya dengan mengubah tingkah laku, pengetahuan serta nilai-nilai yang dianggap paling tepat oleh orang tua, agar anak dapat mandiri, tumbuh dan berkembang secara sehat dan optimal.
2. Jenis Pola Asuh Orang Tua Hurlock (1999) membagi bentuk pola asuh orang tua menjadi 3 macam pola asuh orang tua yaitu : a. Pola Asuh Demokratis : pola asuh yang memprioritaskan kepentingan anak, akan tetapi tidak ragu-ragu mengendalikan mereka. Orang tua dengan pola asuh ini bersikap rasional, selalu mendasari tindakannya pada rasio atau pemikiran-pemikiran. Orang tua tipe ini juga bersikap
6
7
b. realistis terhadap kemampuan anak, tidak berharap yang berlebihan yang melampaui kemampuan anak. Orang tua tipe ini juga memberikan kebebasan kepada anak untuk memilih dan melakukan suatu tindakan, dan pendekatannya kepada anak bersifat hangat. Pola asuh demokratis ditandai dengan ciri-ciri: (a) bahwa
anak-anak
diberi
kesempatan
untuk
mandiri
dan
mengembangkan kontrol internalnya (b) anak diakui keberadaannya oleh orang tua (c) anak dilibatkan dalam pengambilan keputusan
b. Pola asuh Otoriter: pola asuh ini cenderung menetapkan standar yang mutlak harus dituruti, biasanya dibarengi dengan ancaman-ancaman. Orang tua tipe ini cenderung memaksa, memerintah, menghukum. Apabila anak tidak mau melakukan apa yang dikatakan oleh orang tua, maka orang tua tipe ini tidak segan menghukum anak. Orang tua tipe ini juga tidak mengenal kompromi dan dalam komunikasi biasanya bersifat satu arah. Orang tua tipe ini tidak memerlukan umpan balik dari anaknya untuk mengerti mengenai anaknya.
c. Pola asuh Permisif: pola asuh ini memberikan pengawasan yang sangat longgar. Memberikan kesempatan pada anaknya untuk melakukan sesuatu tanpa pengawasan yang cukup darinya. Orang tua cenderung tidak menegur atau memperingatkan anak apabila anak sedang dalam bahaya, dan sangat sedikit bimbingan yang diberikan oleh mereka. Namun orang tua tipe ini biasanya bersifat hangat, sehingga seringkali disukai oleh anak.
8
B. PERILAKU MEROKOK REMAJA 1. Definisi Perilaku Dilihat dari segi biologis, perilaku adalah suatu tindakan atau kegiatan mahkluk hidup yang bersangkutan dan pada dasarnya perilaku adalah tindakan manusia yang memiliki arti sangat luas misalnya berjalan, tertawa, menangis, bekerja, menulis, membaca, dan sebagainya. Maka dapat disimpulkan bahwa perilaku (manusia) adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang dapat diamati langsung, maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar (Notoatmodjo 2010). Dilihat dari bentuk respon terhadap stimulus maka perilaku dapat dibedakan menjadi dua bentuk yaitu perilaku terbuka dan perilaku tertutup. Perilaku terbuka terlihat dalam bentuk tindakan misalnya makan ketika dirinya lapar. Sedangkan perilaku tertutup ditunjukkan dalam bentuk perhatian, persepsi, pengetahuan, dan reaksi lain yang tidak tampak (Sudarma, 2009). Berdasarkan pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa perilaku adalah segala tindakan manusia yang dilakukan sebagai respon terhadap stimulus dari luar maupun dari dalam, yang meliputi aktivitas motorik, kognitif, dan emosional. 2. Jenis Perilaku Menurut Notoatmojo (2007), perilaku dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu : a. Perilaku Tertutup (cover behavior) : respons seseorang terhadap stimulus dalam bentuk terselubung atau tertutup (cover). Respons atau reaksi terhadap stimulus ini masih terbatas pada perhatian, persepsi, pengetahuan/ kesadaran dan sikap yang terjadi pada orang yang menerima stimulus tersebut dan belum dapat diamati secara jelas oleh orang lain.
b. Perilaku Terbuka (over behavior) : respons seseorang terhadap stimulus dalam bentuk tindakan nyata atau terbuka. Respons terhadap stimulus
9
tersebut sudah jelas dalam bentuk tindakan atau praktik (practice), yang dengan mudah dapat diamati atau dilihat oleh orang lain.
3. Domain Perilaku Domain perilaku terdiri dari tiga bagian menurut Notoatmojo (2007) yaitu: 1. Pengetahuan : hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui pancaindra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. 2. Sikap : reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek 3. Tindakan : suatu sikap pada diri individu
4. Perilaku Merokok Merokok adalah menghisap rokok, sedangkan rokok adalah gulungan tembakau yang bersalut nipah atau kertas. Merokok adalah sesuatu yang di lakukan oleh karena berbagai alasan yang berbeda. Beberapa orang merasa dengan merokok dapat membuat mereka lebih baik secara fisik untuk sementara. Beberapa orang yang lain melakukannya untuk menghilangkan kecemasan dan ketegangan tersebut akan hilang dalam waktu sementara. Perilaku merokok biasanya dimulai pada masa remaja awal. Seseorang merokok dengan berbagai alasan, seperti sebagai penghilang kecemasan, untuk suatu ketenangan atau hanya untuk santai (Sanjawani dan Budisetyani, 2014).
Ada banyak perilaku manusia yang bisa diamati, di observasi, dan di prediksi salah satunya adalah perilaku merokok. Perilaku merokok sudah ada sejak zaman romawi kuno dan sampai saat ini pun perilaku merokok masih menjadi perilaku yang umum dijumpai di masyarakat. Para perokok ini bisa dari berbagai kelas sosial, status, serta kelompok umur yang berbeda, hal ini bisa dipengaruhi karena kemudahan dalam mendapatkan
10
rokok terutama di Indonesia yang tidak membatasi usia minimal untuk membeli rokok, sehingga siapapun bisa merokok dengan bebas (Hartati, 2013). C. Anak Remaja Awal 1. Definisi Remaja Remaja adalah suatu masa ketika individu berkembang dari saat pertama kali ia menunjukkan tanda-tanda seksual sekundernya sampai saat dia mencapai kematangan seksual, suatu masa ketika individu mengalami perkembangan psikologis dan pola identifikasi dari kanak-kanak menjadi dewasa, suatu masa ketika terjadi peralihan dari ketergantungan sosialekonomi yang penuh kepada keadaan yang relatif lebih mandiri (Purwoko, 2014). Menurut Sanjiwani & Budisetyani (2014), remaja adalah masa yang rentan bagi seseorang untuk terlibat dalam perilaku menyimpang seperti merokok. Maka dapat disimpulkan bahwa remaja adalah suatu masa ketika individu mengalami perubahan dari ketergantungan dengan individu lain menjadi individu yang mandiri dan remaja yang sedang berada dalam upaya mencari jati dirinya dibarengi dengan ketidaksesuaian antara perkembangan psikis dan sosial.
2. Tahap Perkembangan Masa Remaja Hurlock (1999), menjelaskan perkembangan remaja terdiri dari beberapa tahap yaitu: a. Perkembangan Fisik: secara langsung, perkembangan fisik seorang anak akan menentukan keterampilan anak dalam bergerak. Secara tidak langsung pertumbuhan dan perkembangan fisik akan mempengaruhi bagaimana anak ini memandang dirinya sendiri dan bagaimana dia memandang orang lain.
b. Perkembangan Motorik: perkembangan pengendalian gerakan jasmaniah melalui kegiatan pusat syaraf, urat syaraf, dan otot yang terkoordinasi.
11
Pengendalian tersebut berasal dari perkembangan refleksi dan kegiatan massa yang ada pada waktu lahir.
c. Perkembangan Bicara: kemampuan berbicara memenuhi kebutuhan penting lainnya dalam kehidupan anak, yakni kebutuhan untuk menjadi bagian dari kelompok sosial.
d. Perkembangan Emosi: dikendalikan oleh proses pematangan dan proses belajar. Lima bentuk cara belajar yang paling penting ialah belajar dengan coba-ralat (trial-and-error), dengan menirukan (imitation), dengan
mempersamakan
(identification),
dengan
pengkondisian
(conditioning), dan dengan pelatihan (training).
e. Perkembangan Sosial: kelompok sosial mempengaruhi perkembangan sosial anak-anak dengan mendorong mereka untuk menyesuaikan diri dengan
harapan
sosial,
dengan
membantu
mereka
mencapai
kemandirian, dan dengan mempengaruhi konsep diri mereka.
f. Perkembangan Kreativitas Periode kritis dalam perkembangan kreativitas: 1) Usia 5 sampai 6 tahun Sebelum anak siap memasuki sekolah, mereka belajar bahwa mereka harus menerima perintah dan menyesuaikan diri dengan peraturan dan perintah orang dewasa di rumah dan kelak di sekolah. Semakin keras kekuasaan orang dewasa, semakin beku kreativitas anak tersebut.
2) Usia 8 sampai 10 tahun Keinginan untuk diterima sebagai anggota gang mencapai puncaknya pada usia ini. Kebanyakan anak merasa bahwa untuk dapat diterima, mereka harus dapat menyesuaikan diri dengan pola gang yang telah
12
ditentukan
dan
setiap
penyimpangan
membahayakan
proses
penerimaan.
3) Usia 13 sampai 15 tahun Upaya untuk memperoleh persetujuan teman sebaya, terutama dari anggota jenis kelamin yang berlawanan, mengendalikan pola perilaku anak remaja. Seperti halnya anak yang berada pada usia-gang, remaja menyesuaikan dirinya dengan harapan untuk mendapatkan persetujuan dan penerimaan.
4) Usia 17 sampai 19 tahun Pada usia ini upaya untuk memperoleh persetujuan dan penerimaan, dan latihan untuk pekerjaan yang dipilih, mungkin akan mengekang kreativitas. Apabila pekerjaan menuntut konformitas dengan pola standar serta keharusan mengikuti perintah dan peraturan tertentu, sebagaimana halnya dengan kebayakan pekerjaan rutin, hal itu akan membekukan kreativitas.
g. Perkembangan Pengertian: minat awal untuk mempelajari bagaimana anak memperoleh pengertian tentang dunia tempat mereka hidup.
h. Perkembangan Moral: minat psikologi pada perkembangan moral awalnya dipusatkan pada displin-yaitu jenis disiplin yang terbaik untuk mendidik anak menjadi individu yang mematuhi hukum, dan pengaruh disiplin tersebut pada penyesuaian pribadi dan sosial. Secara bertahap minat psikologi bergeser ke arah perkembangan moral–ke pola yang normal untuk aspek perkembangan ini dan usia seorang anak dapat diharapkan bersikap sesuai dengan cara yang disetujui masyarakat.
i. Perkembangan Kepribadian: pola kepribadian merupakan hasil pengaruh hereditas dan lingkungan. Tiga faktor menentukan perkembangan
13
kepribadian; faktor bawaan, pengalaman awal dalam lingkungan keluarga, dan pengalaman-pengalaman dalam kehidupan selanjutnya.
j. Perkembangan Peran Seks: peran seks ialah pola perilaku bagi individu kedua jenis kelamin yang disetujui dan diterima kelompok, dengan siapa individu diidentifikasi. Anak-anak belajar mengisi peran seks-penentuan peran seks secara dini. Proses belajar ini mengikuti pola yang dapat diramalkan. Orang tua, guru, dan teman sebaya memegang peran yang dominan dalam pola ini.
Menurut Gunarsa (1989) ada dua hal yang mempengaruhi perkembangan anak, yakni: a. Bahwa dalam proses perkembangan ada saat-saat ketika anak siap untuk menerima sesuatu dari luar. Kematangan dicapai untuk disempurnakan dengan rangsangan-rangsangan yang tepat. Keadaaan ini disebut dengan masa-kritis, masa yang peka, di mana harus terjadi perangsangan agar perkembangan selanjutnya berlangsung dengan baik.
b. Bahwa masa perkembangan pada tahun-tahun pertama dari kehidupannya adalah masa-masa yang penting untuk pembentukan dasar-dasar kepribadian seorang anak.
D. Pola Asuh Orang Tua Dengan Perilaku Merokok Anak Remaja Awal Perilaku remaja memang sangat menarik dan gaya mereka pun bermacammacam. Pada masa remaja ini, remaja memulai berjuang lepas ketergantungan kepada orang tua dan berusaha mencapai kemandirian sehingga dapat diterima dan diakui sebagai orang dewasa. Orang tua sangat berperan pada masa ini, pola asuh keluarga sangat berpengaruh pada perilaku remaja, pola asuh keluarga yang kurang baik akan menimbulkan perilaku yang menyimpang seperti merokok, minum-minuman keras, menggunakan obat-obatan terlarang dan lain-lain (Hasanah & Sulastri, 2011).
14
Sudiantha (2014), mengatakan pembentukan kepribadian anak sejak dini membantu anak menyesuaikan diri dalam masyarakat, berinteraksi dengan orang lain yang memiliki karakter dan kepribadian yang berbeda-beda sehingga tidak mudah terpengaruh, dan dapat mengerti akan dampak positif dan negatif dari tiap tindakan yang dilakukan. Upaya pembentukan kepribadian anak dalam keluarga dapat diterapkan melalui pengasuhan yaitu kegiatan mendidik, dan mendisiplinkan serta melindungi anak mencapai kedewasaan sesuai dengan nilai-nilai dan norma yang ada di dalam masyarakat.
Hasil penelitian Sanjawani dan Budisetyani (2014) yang dilakukan di SMA Negeri 1 Semapura dengan subjek penelitian sebanyak 75 siswa laki-laki. Hasil penelitian menemukan hubungan yang signifikan antara pola asuh permisif ibu dan perilaku merokok dengan koefisien korelasi 0,493. Koefisien determinasi bernilai 0,243 yang menyatakan bahwa pola asuh permisif ibu berkontribusi terhadap perilaku merokok sebesar 24,3%.
Hasil penelitian Durant, Bidjuni dan Ismanto (2015) yang diperoleh di desa kilometer tiga kecamatan amurang dimana nilai persentasi ini didapatkan bahwa anak dengan pola asuh demokratis atau pola asuh yang baik memiliki lebih tinggi kebiasaan merokok dengan jumlah 22 responden, 13 responden (59,1%) memiliki kebiasaan merokok sedang, 9 responden (40,9%) memiliki kebiasaan merokok berat. Sebaliknya penerapan dengan pola asuh permisif atau pola asuh kurang baik, memiliki anak dengan kebiasaan merokok lebih sedikit yang berjumlah 14 responden, 7 responden (50%) memiliki kebiasaan merokok sedang dan 7 responden (50%) memiliki kebiasaan merokok berat.
Penelitian lain oleh Ariasti (2015) hubungan antara pola asuh orang tua dengan kebiasaan merokok pada remaja diperoleh persentase pada kategori pola asuh orang tua yang tinggi adalah 80.6% untuk pola asuh permisif.
15
Sedangkan untuk kategori rendah hanya 2.8% untuk pola asuh autotharian. Hal ini membuktikan bahwa pola asuh orang tua permisif yang mendominasi, sehingga memicu remaja untuk merokok, sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa ada hubungan antara pola asuh orang tua dengan kebiasaan merokok pada remaja.
Hasil penelitian Pujiantoro (2013) dari 80 responden, pada peran orang tua terkait perilaku merokok pada remaja didapatkan bahwa 52,5% memiliki peran yang baik, sedangkan 47,5% peran rang tua dengan perilaku merokok memiliki peran yang buruk. Penilaian pada perilaku merokok remaja didapatkan bahwa 52,64% remaja merokok, sedangkan 47,36% remaja tidak merokok.
16
E. Kerangka Konsep Skema 2.1 Kerangka Konsep Variabel Independen
Variabel Dependen
Pola Asuh Orang Tua : -
Otoriter Demokratis Permisif
Perilaku Merokok Pada Anak Remaja Awal
F. Hipotesa Penelitian Ada hubungan pola asuh dengan perilaku merokok pada anak remaja awal di SMP Antonius Bangun Mulia Medan Tahun 2015.
BAB III METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian Desain penelitian ini adalah deskriptif korelasi dengan menggunakan pendekatan cross sectional karena peneliti ingin melihat hubungan pola asuh orang tua dengan perilaku merokok anak remaja awal di SMP Antonius Bangun Mulia Medan Tahun 2015.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP Antonius Bangun Mulia Medan Tahun 2015. 2. Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 12-19 Maret 2015
C. Populasi dan Sampel 1. Populasi Pada penelitian ini, populasinya adalah seluruh anak laki-laki di SMP Antonius Bangun Mulia Medan dimana jumlah keseluruhan siswa ada sejumlah 166 siswa yang terdiri atas tiga kelas yaitu kelas I sampai kelas III. Masing- masing kelas terbagi lagi menjadi 3 kelas, jadi total kelas yang ada sebanyak 9 kelas (kelas Ia: 20 orang, kelas Ib: 22 orang, Kelas Ic: 20 orang, Kelas IIa: 13 orang, kelas IIb: 17 orang, kelas IIc: 12 orang, kelas IIIa: 20 orang, kelas IIIb: 20 orang, kelas IIIc: 22 orang).
2. Sampel Teknik pengambilan sampel yang digunakan Cluster Random Sampling yaitu pengambilan sampel dilakukan secara acak (dalam seluruh kelas anggota populasinya, hanya dipilih beberapa orang dalam setiap kelas).
17
18
Jumlah sampel yang akan diambil berdasarkan Arikunto (2002) yaitu sebesar 20% dari jumlah populasi sehingga di peroleh jumlah sampel penelitian ini sebanyak 33 orang.
Untuk pengambilan sampel tiap kelas dilakukan dengan sistem acak dimana dengan cara mengundi yaitu pembuatan setiap nomor siswa sesuai absensi kelas, buat kertas gulungan kecil, menulis setiap nama atau nomor absensi siswa dalam kertas gulungan kecil dan yang terakhir undi sebanyak jumlah sampel yang diinginkan. Untuk mendapatkan sampel dari masing-masing kelas, maka sampel diambil secara proporsional random sampling, adapun metode yang dimaksud adalah sebagai berikut: Sampel =
No 1
x jumlah sampel yang ditentukan
Tabel 3.1 Jumlah Responden Tiap Kelas
KLS 33 = 3,97
Jumlah 4 orang
IIc =
x 33 = 3,97
4 orang
IIb =
33 = 3,37
Ia = Ib =
2
3
IIa =
33 = 4,37
x 33 = 2,58
IIc =
33 = 2,58
IIIb =
33 = 3,97
IIIa = IIIc =
33 = 3,97 33 = 4,37
4 orang
3 orang 3 orang 3 orang 4 orang 4 orang 4 orang
19
D. Definisi Operasional Penelitian
Tabel 3.2 Definisi Operasional Penelitian No
Variabel
Definisi operasional
Alat Ukur
Penelitian 1.
Skala
Hasil Ukur
Ukur
V. Independen:
Suatu cara untuk
Kuesioner:
Ordinal
- Otoriter
Pola asuh orang
mengasuh dan
Pola asuh
-Demokratis
tua
mendidik anak
dengan 30
- Permisif
pernyataan
2.
V. Dependen:
Perilaku yang muncul
Kuesioner:
Perilaku merokok
karena adanya faktor
Perilaku
anak remaja awal
keinginan untuk mero
merokok
kok dan faktor pengar
dengan 1
uh dari orang tua, tem
pertanyaan
Ordinal
- Merokok -Tidak merokok
an sebaya maupun lingkungan
B. Aspek Pengukuran 1. Pengukuran Pola Asuh Kuisioner ini terdiri dari 30 pernyataan dengan menggunakan penilaian ya (skor = 1) dan tidak (skor = 0). Selanjutnya pernyataan dibagi menjadi 1-10 untuk pernyataan otoriter, 11-20 untuk pernyataan demokratis, 21-30 untuk pernyataan permisif. Apabila responden menjawab salah satu dari pola asuh yang tinggi skornya, maka diambil skor yang paling tinggi tersebut. Dan apabila terdapat jawaban yang sama skornya pada pola asuh, maka skor yang sama pada kedua pola asuh tersebut diambil di mana disebut pola asuh campuran.
20
2. Pengukuran Perilaku Merokok Anak Remaja Awal Kuisioner ini terdiri dari 1pertanyaaan dengan menggunakan penilaian ya = skor 1, dan tidak = skor 0. Variabel perilaku merokok anak remaja awal dibagi atas 2 kategori: Merokok (jika jawaban: ya) Tidak merokok (jika jawaban: tidak)
F. Alat Dan Prosedur Pengumpulan Data 1. Alat Pengumpulan Data a. Data Primer Data primer diperoleh dengan menggunakan lembar kuisioner secara langsung kepada responden untuk mengetahui hubungan pola asuh orang tua dengan perilaku merokok pada anak remaja awal. b. Data Sekunder Data sekunder diperoleh dengan cara mengambil data siswa yang sudah ada di SMP Antonius Bangun Mulia Medan.
2. Prosedur Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan peneliti pada bulan Desember 2014–Maret 2015 dengan memberikan kuisioner yang sudah baku atau yang sudah diuji validitas dan reabilitasnya oleh Jayanti (2012) berdasarkan teori Hurlock (1999). Uji validitas yang diperoleh dengan koefisien korelasi terendah r = 0,200 dan koefisien tertinggi r = 0,473 dengan demikian seluruh item dapat dinyatakan valid karena koefisien korelasi > 0,20. Dan uji reabilitas diperoleh alpha cronbach’s α = 0,886 > 0,7 dengan kategori bagus (good). a. Prosedur Teknis 1) Meminta izin kepada Kepala sekolah SMP Antonius Bangun Mulia Medan. 2) Mensosialisasikan
maksud
dan
tujuan
penelitian
kepada
Kepala sekolah. 3) Menentukan responden dengan teknik Cluster Random Sampling.
21
4) Meminta
kesediaan
dengan terlebih
responden
dahulu
untuk
menjelaskan
menjadi
maksud
sampel
dan
tujuan
penelitian. 5) Meminta dengan sukarela kepada responden yang bersedia berpartisipasi dalam penelitian untuk menandatangani lembar persetujuan responden. 6) Meminta responden mengisi kuisioner yang telah disiapkan. 7) Setelah responden mengisi, peneliti mengecek terlebih dahulu kuisioner yang telah diisi bila ditemukan jawaban yang kurang jelas atau belum lengkap, peneliti melakukan klarifikasi ataupun meminta responden untuk melengkapi jawaban. 8) Mengumpulkan hasil pengumpulan data untuk selanjutnya diolah dan dianalisa.
G. Etika Penelitian Etika penelitian menurut Hidayat (2007), terdiri dari 4 macam yaitu: 1. Informed Consent Informed Consent merupakan bentuk persetujuan antara peneliti dan responden, dengan bentuk lembar persetujuan. Lembar persetujuan diberikan sebelum penelitian kepada responden yang akan diteliti. Lembar ini dilengkapi dengan judul penelitian dan manfaat penelitian, sehinga subjek mengerti maksud dan tujuan penelitian. Bila subjek menolak, maka peneliti tidak boleh memaksa dan harus tetap menghormati hak-hak siswa.
2. Anonomity Anonomity digunakan untuk menjaga kerahasiaan, peneliti tidak akan mencantumkan nama responden, tetapi pada lembar tersebut diberikan kode pengganti nama responden.
22
3. Confidentiality Informasi yang telah dikumpulkan dari responden akan dijamin kerahasiaannya oleh peneliti, dan hanya akan digunakan untuk pengembangan ilmu.
4. Justice Prinsip ini bertujuan untuk menjunjung tinggi keadilan responden dengan menghargai hak-hak dalam memberikan informasi, dan hak menjaga privasi responden.
H. Pengolahan dan Analisa Data 1. Pengolahan Data Menurut Notoatmodjo (2012) setelah data terkumpul, peneliti melakukan pengolahan data melalui beberapa tahap: a. Editing (Penyuntingan Data) Kuisioner diberikan kepada responden untuk diisi, kemudian peneliti memeriksa apakah kuisioner telah diisi seluruhnya oleh responden, Semua kuisioner diisi lengkap oleh responden.
b. Coding (Pengkodean Data) Variabel pola asuh orang tua menggunakan angka 1,2,3 dengan nilai otoriter = 1, demokratis = 2, permisif = 3. Dan variabel perilaku merokok menggunakan angka 0 dan 1 dengan nilai merokok = 1, tidak merokok = 0.
c. Data Entry (Memasukkan Data) Setelah data diolah, peneliti memasukkan data yang telah ditabulasikan ke dalam komputer dengan menggunakan program komputer untuk dilakukan analisa dengan komputerisasi.
23
d. Tabulating (Tabulasi Data) Langkah selanjutnya memasukkan data pola asuh orang tua dan perilaku merokok ke dalam tabel distribusi frekuensi dan persentase.
2. Analisa Data a. Analisa Univariat, distribusi frekuensi dan persentase responden berdasarkan pola asuh orang tua terdapat pada tabel 4.1, berdasarkan perilaku merokok terdapat pada tabel 4.2.
b. Analisis Bivariat, tabulasi silang antara pola asuh orang tua dengan perilaku merokok pada anak remaja awal di SMP Antonius Bangun Mulia tahun 2015. Uji statistik yang digunakan adalah analisis uji chi square yang menggunakan taraf signifikan α = 0,05.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Dan Lokasi Penelitian SMP Antonius Bangun Mulia terletak di Jln. S. M. Raja KM 11 No. 62 Medan dimana terdiri dari 3 (tiga) lantai bangunan. Lantai I terdiri dari kelas Ia, Ib,Ic, IIa, IIb. Lantai II terdiri dari kantor kepala sekolah, ruang multi media, lab. komputer, perpustakaan, ruang guru. Lantai III terdiri dari kelas IIc, IIIa, IIIb, IIIc. Kegiatan yang ada di sekolah yaitu paskibra, pramuka, bola volli, bola basket, badminton, dan guru-guru memberikan sanksi kepada muridnya apabila melanggar peraturan di sekolah.
B. Hasil Penelitian 1. Karakteristik Responden Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi & Persentase Karakteristik Responden Di SMP Antonius Bangun Mulia Medan Tahun 2015 (n = 33)
Kelas
Umur
Karakteristik
Jumlah
Persentase (%)
VII
11
33.3
VIII
11
33.3
IX
11
33.3
10
30.3
13 tahun
11
33.3
14 tahun
3
9.1
15 tahun
9
27.3
12 tahun
Jumlah
33
100
Berdasarkan tabel 4.1 dapat diketahui bahwa jumlah responden tiap kelas sebanyak 11 responden (33.3%) dan umur responden mayoritas 13 tahun sebanyak 11 orang (33.3%).
24
25
2. Pola Asuh Orang Tua Tabel 4.2 Distribusi frekuensi & Persentase Responden Berdasarkan Pola Asuh Orang Tua Di SMP Antonius Bangun Mulia Medan Tahun 2015 (n = 33) Pola Asuh Orang Tua Otoriter Demokratis Permisif Jumlah
Jumlah 5 12 16 33
Persentase (%) 15.2 36.4 48.5 100
Berdasarkan tabel 4.2 dapat diketahui bahwa mayoritas pola asuh orang tua dengan permisif sebanyak 16 responden (48.5%). 3. Perilaku Merokok Pada Anak Remaja Awal Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi & Persentase Responden Berdasarkan Perilaku Merokok Pada Anak Remaja Awal Di SMP Antonius Bangun Mulia Medan Tahun 2015 (n = 33) Perilaku Merokok Merokok Tidak Merokok Jumlah
Jumlah 20 13 33
Persentase (%) 60.6 39.4 100
Berdasarkan tabel 4.3 dapat diketahui bahwa mayoritas perilaku merokok pada anak remaja sebanyak 20 responden (60.6%).
4. Hubungan Pola Asuh Orang Tua Dengan Perilaku Merokok Pada Anak Remaja Awal Berdasarkan tabel 4.4 diberikut ini bahwa dari 5 responden (15.2%) yang pola asuh orang tua dengan otoriter, dimana 4 responden (12.1%) dengan perilaku merokok dan 1 responden (30%) tidak merokok. Dari 12 responden (36.4%) yang pola asuh orang tua dengan demokratis dimana seluruhnya dengan perilaku tidak merokok.Dari 16 responden (48.5%) yang pola asuh orang tua dengan permisif dimana seluruhnya dengan perilaku merokok.
26
Tabel 4.4 Tabulasi Silang Hubungan Pola Asuh Orang Tua Dengan Perilaku Merokok Pada Anak Remaja Awal Di SMP Antonius Bangun Mulia Medan Tahun 2015 (n = 33) Pola Asuh Orang Tua Otoriter Demokratis Permisif
Perilaku Merokok Merokok T.Merokok F % F % 4 12.1 1 3.0 0 0 12 6.4 16 48.5 0 0
Jumlah
33
Total F 5 12 16
P Value
% 5.2 6.4 8.5
0,000
100
Dari hasil uji statistik diperoleh bahwa nilai p = 0,000 atau nilai p < 0,05 berarti ada hubungan signifikan antara pola asuh orang tua dengan perilaku merokok pada anak remaja awal di SMP Antonius Bangun Mulia Medan. C. Pembahasan a. Pola Asuh Orang Tua Pada Anak Remaja Awal Di SMP Antonius Bangun Mulia Medan. Hasil penelitian pola asuh orang tua pada anak remaja awal di SMP Antonius Bangun Mulia Medan tahun 2015 menunjukkan bahwa mayoritas pola asuh permisif sebanyak 16 responden (48.5%). Berdasarkan hasil kuisoner bahwa mayoritas orang tua memberikan pola asuh permisif pada anak remaja karena orang tua memberikan pengawasan yang sangat longgar sehingga anak melakukan suatu tindakan atau sikap sesuai dengan keinginannya sendiri, suka membrontak. Hal ini didukung oleh Djamarah (2014) bahwa pola asuh permisif adalah memberikan kesempatan pada anaknya untuk melakukan sesuatu tanpa pengawasan yang cukup darinya. Sikap-sifat anak pada pola asuh permisif yaitu bersikap impulsive dan agresif, suka membrontak, kurang memiliki rasa percaya diri, suka mendominasi, tidak jelas arah hidupnya dan prestasinya rendah.
27
Menurut Septiari & Bea (2012), pola asuh permisif adalah pola asuh orang tua yang serba membolehkan anak berbuat apa saja. Orang tua memiliki kehangatan, dan menerima apa adannya. Kehangatan cenderung memanjakan, ingin dituruti keinginannya. Sedangkan menerima apa adanya cenderung memberikan kebebasan kepada anak untuk berbuat apa saja. Pola asuh ini dapat menyebabkan anak agresif, tidak patuh pada orang tua, sok kuasa, kurang mampu mengontrol diri.
Pola asuh permisif akan menghasilkan karakteristik anak-anak yang agresif, tidak patuh, manja, kurang mandiri, mau menang sendiri, kurang percaya diri. Beberapa contoh sikap dan perilaku diatas berdampak negatif terhadap perkembangan jiwa anak sehingga efek negatif yang terjadi adalah anak memiliki sikap keras hati, manja, keras kepala, pemalas, pemalu dan lain-lain. Semua perilaku diatas dipengaruhi oleh pola pendidikan orang tua. Pola asuh orang tua akan mempengaruhi perkembangan jiwa anak (Jayanti, 2012).
b. Perilaku Merokok Pada Anak Remaja Awal Di SMP Antonius Bangun Mulia Medan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 20 responden (60.6%) memiliki perilaku merokok. Berdasarkan hasil kuisioner peneliti, remaja merokok di karenakan sikap orang tua yang memberikan kebebasan pada anak untuk melakukan tindakan tanpa adanya pengawasan. Hal ini didukung oleh Nasution (2007) perilaku merokok merupakan fungsi dari lingkungan dan individu. Artinya, perilaku merokok selain disebabkan faktor-faktor dari dalam diri juga disebabkan faktor lingkungan. Ada tiga faktor penyebab perilaku merokok pada remaja yaitu kepuasan psikologis, sikap permisif orang tua terhadap perilaku merokok remaja, dan pengaruh teman sebaya. Faktor-faktor psikologis yang menentukan seseorang untuk merokok yaitu: kebiasaan (perilaku merokok menjadi sebuah perilaku yang harus tetap dilakukan tanpa adanya motif yang bersifat negatif ataupun
28
positif. Seseorang merokok hanya untuk meneruskan perilakunya tanpa tujuan tertentu), reaksi emosi yang positif (merokok digunakan untuk menghasilkan emosi yang positif, misalnya rasa senang, relaksasi, dan kenikmatan rasa), reaksi penurunan emosi (merokok digunakan untuk mengurangi rasa tegang, kecemasan biasa, ataupun kecemasan yang timbul karena adanya interaksi dengan orang lain), alasan sosial (merokok ditujukan untuk mengikuti kebiasaan kelompok, identifikasi dengan perokok lain, dan untuk menentukan image diri seseorang. Merokok pada anak-anak juga dapat disebabkan adanya paksaan dari teman-temannya), kecanduan atau ketagihan (kecanduan terjadi karena adanya nikotin yang terkandung di dalam rokok. Awalnya hanya mencoba-coba rokok, akhirnya tidak dapat menghentikan perilaku tersebut karena kebutuhan tubuh akan nikotin) (Halim, 2013). Banyak alasan yang melatar belakangi seorang remaja merokok, salah satunya adalah faktor lingkungan sosial yaitu teman sebaya. Teman sebaya memegang peranan yang sangat besar dalam kehidupan remaja. Agar tetap diterima dalam kelompoknya, remaja selalu berusaha untuk dapat menyesuaikan diri dan menyamakan pendapatnya dengan kelom pok sehingga terjadilah konformitas (Hartati, 2013). Hal tersebut didukung oleh Nasution (2007), lingkungan sosial berpengaruh terhadap sikap, kepercayaan dan perhatian individu pada perokok. Seseorang
akan
berperilaku
merokok
dengan
memperhatikan
lingkungan sosialnya.
Faktor–faktor yang mempengaruhi sikap merokok pada anak antara lain faktor orang tua, selain masalah kesehatan, orang tua juga memberi contoh yang tidak baik bagi anak-anaknya. Faktor internal adalah faktor kepribadian merupakan faktor yang mendorong dari dalam untuk merokok biasanya rasa ingin tahu, untuk kesenangan, untuk menghilangkan kesepian, ketegangan dan membebaskan diri dari kebosanan (Wahyuni & Sudaryanto, 2010).
29
Faktor yang mempengaruhi merokok pada remaja yaitu: pengetahuan remaja merupakan tentang bahaya merokok bagi kesehatan secara umum. Pengaruh lingkungan sosial merupakan situasi lingkungan sosial dari remaja itu sendiri yang meliputi kebiasaan orang tua merokok di rumah, saudara yang merokok di rumah, teman yang merokok dan pengaruh iklan tentang rokok. Sarana prasarana merupakan hal-hal yang mendukung kebiasaan merokok remaja yang meliputi sumber dana untuk membeli rokok, tempat untuk merokok, dan waktu untuk merokok. Alasan psikologis merupakan alasan remaja untuk merokok yang meliputi pengaruh perasaan positif yaitu merokok dapat meningkatkan kesenangan, pengaruh perasaan negatif yaitu merokok dapat mengurangi perasaan negatif seperti marah, gelisah dan lain-lain, merokok dapat menyebabkan kecanduan, kebiasaan dan gengsi (Fahrosi, 2013)
c. Hubungan Pola Asuh Orang Tua Dengan Perilaku Merokok Pada Anak Remaja Awal Di SMP Antonius Bangun Mulia Medan. Ada hubungan antara pola asuh orang tua dengan perilaku merokok pada anak remaja awal di SMP Antonius Bangun Mulia Medan Tahun 2015 bahwa dengan pola asuh otoriter sebanyak 5 responden (15.2%) dimana 4 responden (12.1%) dengan perilaku merokok dan 1 responden (3.0%) tidak merokok. Dari hasil kuisioner dapat dilihat bahwa orang tua tidak memberikan kebebasan untuk berperilaku seperti yang diinginkan, selalu menghukum dengan memberi hukuman fisik apabila aturan-aturan yang dibuat dilanggar, dengan suara keras menyuruh anak untuk melakukan suatu pekerjaan. Dengan sikap orang tua tersebut dapat membuat anak berperilaku untuk merokok.
Dengan pola asuh demokratis ada 12 responden (36.4%) dimana seluruhnya memiliki perilaku tidak merokok. Hal ini dapat dilihat berdasarkan kuisioner yang diperoleh bahwa orang tua memberikan
30
kesempatan kepada anak untuk menentukan apa saja yang anak lakukan kemudian merundingkan secara bersama-sama, memberikan kepercayaan kepada anak untuk menentukan cita-cita dengan memberikan berbagai pandangan, menasehati jika anak melakukan pelanggaran. Dengan sikap orang tua tersebut membuat anak tidak memiliki sikap atau tindakan untuk merokok.
Dengan pola asuh permisif ada 16 responden (48.5%) dimana seluruhnya memiliki anak yang berperilaku merokok. Hal ini dapat dilihat berdasarkan hasil kuisioner bahwa orang tua lebih sering berada di luar rumah dengan berbagai kegiatan mereka kerjakan, tidak mau tau apa saja yang anak lakukan di luar rumah, memberikan kebebasan penuh kepada anak untuk menggunakan uang yang mereka miliki. Dengan sikap orang tua tersebut membuat anak lebih cenderung memiliki sikap atau tindakan untuk merokok.
Dari hasil tabulasi silang dapat diambil kesimpulan bahwa mayoritas remaja memiliki perilaku merokok. Seperti terlihat dari hasil uji statistik diperoleh bahwa nilai p = 0,000 atau nilai p < 0,05 berarti ada hubungan signifikan antara pola asuh orang tua dengan perilaku merokok pada anak remaja awal di SMP Antonius Bangun Mulia Medan Tahun 2015. Hasil penelitian ini didukung oleh Sanjawani dan Budisetyani (2014) yang dilakukan di SMA Negeri 1 Semapura dengan subjek penelitian sebanyak 75 siswa laki-laki. Hasil penelitian menemukan hubungan yang signifikan antara pola asuh permisif ibu dan perilaku merokok dengan koefisien korelasi 0,493. Koefisien determinasi bernilai 0,243 yang menyatakan bahwa pola asuh permisif ibu berkontribusi terhadap perilaku merokok sebesar 24,3%. Penelitian ini sejalan dengan teori Hurlock (1999) yang menyatakan bahwa anak dengan penerapan pola asuh permisif lebih cenderung
31
bebas melakukan kenakalan remaja karena orang tua dengan pola asuh permisif memberikan kebebasan tanpa batas kepada anaknya.
Lebih lanjut penelitian ini didukung oleh penelitian Kharie (2014) hubungan pola asuh orang tua dengan perilaku merokok pada anak laki-laki usia 15-17 tahun di Kelurahan Tanah Raja Kota Ternate. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan antara pola asuh orang tua dengan perilaku merokok pada anak laki-laki usia 15-17 tahun dengan nilai p = 0,003 (< α = 0,05).
Penelitian lain oleh Buana & Esmianti (2013) dengan judul hubungan pola asuh permisif dengan perilaku merokok di SMK N 1 Ujan Mas tahun 2013. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara pola asuh orang permisif dengan perilaku merokok remaja di SMK N 1 Ujan Mas dengan p = 0,014 (< α = 0,05).
Lebih lanjut penelitian ini didukung oleh penelitian Ariasti (2015) hubungan antara pola asuh orang tua dengan kebiasaan merokok pada remaja di SMAN 1 Polanharjo. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan antara pola asuh orang tua denga kebiasaan merokok pada anak remaja di SMAN 1 Polanharjo dengan p = 0,000 (< α = 0,05.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Durant, Bidjuni dan Ismanto (2015) yang diperoleh di Desa Kilometer Tiga Kecamatan Amurang. Hasil penelitian uji statistic diperoleh nilai p = 0,007 yang berarti nilai p lebih kecil dari α (0,05), maka dapat diambil kesimpulan bahwa ada hubungan antara pola asuh orang tua dengan kebiasaan merokok remaja usia 12-17 tahun di Desa Kilometer Tiga Kecamatan Amurang.
D. Keterbatasan Penelitian Dalam melakukan penelitian ini, peneliti tidak memiliki keterbatasan.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian Hubungan Pola Asuh Orang Tua Dengan Perilaku Merokok Pada Anak Remaja Awal Di SMP Antonius Bangun Mulia Medan Tahun 2015, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Pola asuh orang tua pada anak remaja awal di SMP Antonius Bangun Mulia Medan Tahun 2015 adalah permisif (48.5%). 2. Perilaku remaja awal di SMP Antonius Bangun Mulia Medan Tahun 2015 adalah merokok (60.6%). 3. Ada hubungan pola asuh orang tua dengan perilaku merokok pada anak remaja awal di SMP Antonius Bangun Mulia Medan Tahun 2015 (p = 0,000).
B. Saran Berdasarkan hasil penelitian dapat diberi saran sebagai berikut: 1. Bagi Orang Tua Dapat menerapkan pola asuh demokratis kepada anak remajanya sehingga dapat mencegah perilaku merokok.
2. Bagi Anak Remaja Awal Dapat mengembangkan sikap sosial positif dengan meningkatkan komunikasi dalam keluarga sehingga tidak memiliki sikap atau sifat untuk merokok.
3. Pihak Sekolah Diharapkan kepala sekolah dan staf guru yang ada untuk membimbing, mengarahkan serta memberi pengawasan pada muridnya dan membuat peraturan untuk tidak merokok di sekolah atau sekitar lingkungan sekolah.
32
33
4. Bagi Peneliti Selanjutnya Diharapkan untuk peneliti selanjutnya untuk dapat melakukan penelitian yang berkaitan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku merokok pada anak remaja awal.
DAFTAR PUSTAKA Ali, M. (2010). Panduan Hidup Sehat. Jakarta: Kompas Media Nusantara.
Ariasti, D. (2015). Hubungan Pola Asuh Orang Tua Dengan Kebiasaan Merokok Pada Anak Remaja Di SMAN 1 Polanharjo. http://ejurnal.akpe rpantikosala.ac.id/index.php/jik/article/download/2/2. Diakses tanggal 31 Maret 2015.
Arikunto. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Batubra, RL. J. (2010). Adolescent Development (Perkembangan Remaja). h ttp://saripediatri.idai.or/pdfile/12-1-5.pdf. Diakses tanggal 6 Desember 2014.
Buanan, C & Esmianti, F. (2013). Hubungan Pola Asuh Permisif Dengan P erilaku Merokok Di SMK N 1 Ujan Mas Tahun 2013. http://akkes.saptab akti.ac.id/ver3/index.php/jurnal/42-hubungan-pola-asuh-permisifdengan-perilakuremaja-merokok-di-smk-n-1-ujan-mas-tahun-2013?tmpl=component&pr int=1&page=. Diakses tanggal 6 April 2015.
Djamarah, B.S. (2014). Pola Asuh Orang Tua Dan Komunikasi Dalam keluarga. Cetakan Pertama Edisi Revisi. Jakarta: Rineka Cipta.
Durandt, J.M., Bidjuni, H., & Ismanto, A.Y. (2015). Hubungan Antara Pola Asuh Orang Tua Dengan Kebiasaan Merokok Anak Usia Remaja 12-17 Tahun Di Desa Kilometer Tiga Kecamatan Amurang. http://ejournal.uns rat.ac.id/index.php/jkp/article/view/6800/6324. Diakses tanggal 9 Februari 2015.
Fahrosi, A. (2013). Perbedaan Tingkat Pengetahuan Tentang Bahaya Merokok Pada Remaja SMP Di Pedesaan Dan Perkotaan Di Kabupaten Jember. http://repository.unej.ac.id/bitstream/handle/123456789/3099/Alfian%20 Fahrosi%20-20082310101069.PDF?sequence=1. Diakses tanggal 13 April 2015.
Gunarsa. (1989). Psikologi Perkembangan Anak Dan Remaja. Jakarta: BPK Gunung Mulia. http://books.google.co.id/books?hl=id&Ir=&id=sDcYbz E-dXAC&i=fnd&pg=PA16&dq=pola+asuh+orang+tua+dengan+perilak u+merokok+pada+anak+remaja+awal&ots=37tT-MdphW&sig=-Rm_0x FPY3DK3GNLnVnBXYXX5RE&redir_esc=y. Diakses tanggal 3 Maret 2015.
Halim, A. I. (2013). Faktor-Faktor Psikologis Yang Menentukan Perilaku Merokok Pada Mahasiswi Kedokteran Di Universitas Hasanuddin. http:/ /repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/8070/%20C111087 85..pdf?sequence=1. Diakses tanggal 13 April 2015.
Hartati, S.U. (2014). Hubungan Bentuk Konformitas Teman Sebaya Terhadap Tipe Perilaku Merokok Pada Remaja Laki-laki Usia Pertegahan Di SMAN 97 Jakarta. http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24 102/1-fkik.pdf. Diakses tanggal 15 Februari 2015.
Hasanah, A.U., & Sulastri. (2011). Hubungan Antara Dukungan Orang Tua, Teman Sebaya Dan Iklan Rokok Dengan perilaku Merokok Pada Siswa Laki-laki Madrasah Aliyah Negeri Boyolali. http://download.portalgarud a.org/article=119503&val=5466. Diakses tanggal 18 Januari 2015.
Hidayat, A. A. (2007). Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisis Data. Salemba Medika.
Hurlock, E.B. (1999). Psikologi Perkembangan. Edisi Kelima. Jakarta: Erlangga.
Jayanti, R.S. (2012). Hubungan Antara Pola Asuh Orang Tua Dengan Kem atangan Emosi Pada Siswa Theresiana Salatiga. http://repository.uksw. edu/jspui/bitstream/123456789/1816/TI_132008055_BAB%20III.pdf. D iakses tanggal 26 Januari 2015.
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia Pusat Promosi Kesehatan. (2012). Pedoman Pengembangan Kawasan Tanpa Rokok. Jakarta: Gramedia.
Kharie, R. R. (2014). Hubungan Pola Asuh Orang Tua Dengan Perilaku Merokok Pada Anak Laki-laki Usia 15-17 Tahun Di Kelurahan Tanah Kota Ternate. http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/jkp/article/download/4056 /3572. Diakses tanggal 13 April 2015.
Kumalasari, I. (2014). Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Intensitas Berhenti Merokok Pada Santri Putra Di Kabupaten Kudus. http://pustaka.unpad.a c.id. Diakses tanggal 8 Desember 2014. Nasution, K. (2007). Perilaku Merokok Pada Anak Remaja. http://library.us u.ac.id/download/fk/132316815.pdf. Diakses tanggal 27 Maret 2015.
Notoatmodjo, S. (2007). Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
_____________. (2010). Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. _____________. (2012). Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Nuryani, I., & Pratami, F.W. (2011). Hubungan Keterpaparan Media Infor masi Tentang Seks Dan Perilaku Seks Remaja Awal Pada Siswa Di SMP Semarang. http://jurnal.abdihusada.ac.id. Diakses tanggal 6 Desember 2014.
Pujiantoro, M. (2013). Hubungan Antara Peran Orang Tua Dengan Perilaku Merokok Pada Remaja Di Wilayah Kelurahan Milir Kecamatan Dalopo Kabupaten Madiun 2013. http://jktptumpo-gdlmamikpujia-464-1-bastrak,-k.pdf. Diakses tanggal 13 Desember 2014.
Purwoko,S.B.(2012). Psikologi Remaja. http://saktiyono.files.wordpress.co m/2012/01/psikologi-remaja.pdf. Diakses tanggal 12 Januari 2015.
Riskesdas. (2007). Riset Kesehatan Dasar, Litbangkes Kementrian Kesehat an RI.Jakarta.2008. http://k4health.org/sites/default/files/laporanNasion al1%20Riskesdas%202007.pdf. Diakses tanggal 7 Desember 2014.
Sanjiwani, N.L., & Budisetyani, I.G. (2014). Pola Asuh Permisif Ibu Dan P erilaku Merokok Pada Remaja Laki-laki Di SMA Negeri I Semarapura. http://repository.ac.id/bitstream/123456789/33659/5/Chapter%201.pdf. Diakses tanggal 12 Januari 2015.
Septiari & Bea, B. (2012). Mencetak Balita Cerdas Dan Pola Asuh Orang T ua. Yogyakarta: Nuha Medika
Sudarma, M. (2009). Sosiologi Untuk Kesehatan. Jakarta: Salemba Medika
Sudiantha, D. (2014). Hubungan Model Pengasuhan Orang Tua Dengan Po la Perilaku Siswa Sekolah Menengah Pertama Shalahudin Malang. http: //jmsos.studentjournal.ub.ac.id/index.php/jmsos/article/view/6/7. Diakse s tanggal 26 Januari 2015.
Wahyuni, D & Sudaryanto, A. (2010). Faktor-faktor Yang Berhubungan De ngan Sikap Merokok Pada Remaja Di Desa Karang Tengah Kecamatan Sragen. https://publikasiilmiah.ums.ac.id/bitstream/handle/123456789/3 618/DWI%20WAHYUNI%20-%20AGUS%20SUDARYANTO%20%2 0FIX.pdf?sequence=2. Diakses tanggal 31 Maret 2015.
Lampiran 1
INSTRUMEN PENELITIAN
POLA ASUH ORANG TUA DENGAN PERILAKU MEROKOK PADA ANAK REMAJA AWAL DI SMP ANTONIUS BANGUN MULIA MEDAN TAHUN 2015
A. Karakteristik Kuisner 1. Identitas Diri No. Responden Kelas Umur
: : :
tahun
2. Petunjuk Pengisisan Kuesioner ini terdiri dari 30 item pernyataan pola asuh orang tua dan 1 pertanyaan perilaku merokok, anda diminta untuk mengisi (x) pada kolom yang telah disediakan, setiap pernyataan hanya ada satu jawaban yang paling sesuai dengan keadaan diri anda sendiri dan jujur (ini sama sekali tidak mempengaruhi nilai), dimohon untuk tidak mencontoh teman yang lain, sebelumnya saya ucapkan terima kasih atas partisipasinya. B. Kuisioner Penelitian 1. Kuisioner Pola Asuh Orang Tua No 1.
Pernyataan Orang tua tidak memberikan kebebasan untuk berperilaku seperti yang diinginkan.
2.
Orang tua selalu membuat aturan yang mau tak mau harus dituruti.
3.
Orang tua selalu menghukum dengan hukuman
Ya
Tidak
fisik, apabila aturan-aturan yang dibuat dilanggar. 4.
Orang tua dengan keras melarang anak untuk bergaul dengan orang-orang yang tidak disukai.
5.
Orang
tua
sering
melontarkan
kata
yang
menyakitkan hati jika anak mengecewakannya. 6.
Orang tua dengan suara keras, menyuruh anak untuk melakukan suatu pekerjaan.
7.
Orang tua tidak mau berbicara berhari-hari jika anak telah mengecewakannya.
8.
Orang tua akan mengancam anda dengan tidak memberi uang saku, jika nilai rapor menurun.
9.
Mengalihkan topik pembicaraan pada masalah lain, saat anda ingin tau masalah pribadi.
10.
Orang tua mengharuskan anda untuk segera menghentikan apa yang anda lakukan jika hal tersebut berhubungan dengan orang yang tidak disukai orang tua anda
11.
Orang tua mengajarkan agar segera meminta maaf jika anak melakukan kesalahan.
12.
Orang tua tidak pernah melarang anda untuk bergaul dengan teman yang berbeda agama.
13.
Orang tua sering mengusahakan agar pagi hari dan malam hari kita sekeluarga untuk makan bersamasama.
14.
Orang tua memberi kesempatan kepada anda untuk menetukan apa saja yang akan anda lakukan kemudian dirundingkan secara bersama-sama.
15.
Orang tua akan memberikan hadiah jika nilai rapor anda baik.
16.
Orang tua tidak melarang anda untuk bergaul dengan lawan jenis dengan batas yang sewajarnya.
17.
Orang tua memberi kepercayaan kepada anda untuk menentukan cita-cita dengan memberikan berbagai pandangan.
18.
Orang tua membagi tugas kepada anak tanpa mengganggu waktu belajar dan waktu bermain anda.
19.
Orang tua akan menasehati jika anda melakukan pelanggaran.
20.
Orang tua selalu mengajarkan anda agar taat beribadah dan mau mengikuti kegiatan sosial yang ada di sekolah.
21.
Orang tua memberi kebebasan penuh untuk bergaul dengan siapa saja yang anda sukai.
22.
Orang tua selalu memberi kepercayaan penuh kepada anda untuk menetukan cita-citanya tanpa melihat bakat dan talenta anda.
23.
Orang tua selalu mencukupi kebutuhan anda
dengan memberikan barang-barang yang anda inginkan tanpa banyak melihat dampak dari barang tersebut. 24.
Orang tua memberikan kebebasan penuh kepada anda untuk menggunakan uang yang mereka miliki.
25.
Orang tua lebih sering berada diluar rumah dengan berbagai kegiatan yang mereka kerjakan.
26.
Orang tua kurang mengajarkan kepada anda hal-hal yang bersifat religi.
27.
Orang tua tidak akan marah jika anda pulang larut malam dan jarang menanyakan mengapa anda pulang larut malam.
28.
Orang tua tidak mau tau apa saja yang anda lakukan di luar rumah.
29.
Orang tua jarang menyuruh/ mengajarkan anda mengerjakan suatu pekerjaan rumah.
30.
Orang tua jarang menanyakan tentang keadaan anda dalam segi pelajaran.
2. Perilaku Merokok 1) Apakah anda sudah pernah merokok? a. Ya b. Tidak
Lampiran 2
Lampiran 3
Lampiran 4
LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN PENELITIAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama/NIM
: Riris Marantika Sinaga/ 130206165
Alamat
: Jl. SM Raja Km 10 Gg. Dame No. 25 Medan
Institusi Pendidikan
: Universitas Sari Mutiara Indonesia
Judul Penelitian
: Pola Asuh Orang Tua Dengan Perilaku Merokok Pada Anak Remaja Awal di SMP Antonius Bangun Mulia Medan Tahun 2015
Sehubungan dengan penyusunan laporan penelitian yang akan saya lakukan dengan judul tersebut diatas yang merupakan syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep) di program Studi Ners Fakultas Keperawatan & Kebidanan Sari Mutiara Indonesia Tahun 2015. Untuk itu saya mohon kesediaan saudara/saudari untuk mengisi kuisioner yang saya sediakan dengan jujur dan apa adanya. Jawaban saudara/saudari dijamin kerahasiaannya. Demikianlah permohonan ini, atas kerjasamanya saya ucapkan terima kasih. Medan, Maret 2015 Hormat Saya
(Riris Marantika Sinaga) Sehubungan dengan penjelasan diatas, dengan ini saya menyatakan bahwa saya bersedia menjadi responden dalam penelitian ini dengan sukarela. Hormat Saya
(……………….………)
Lampiran 5
PERNYATAAN SEBAGAI RESPONDEN Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bersedia untuk turut berpartisipasi sebagai responden penelitian yang dilakukan oleh mahasiswi Program Studi Ners Fakultas Keperawatan & Kebidanan Universitas Sari Mutiara Indonesia yang bernama RIRIS MARANTIKA SINAGA dengan judul penelitian : “ Pola Asuh Orang Tua Dengan Perilaku Merokok Pada Anak Remaja Awal di SMP Antonius Bangun Mulia Medan Tahun 2015”. Saya tau bahwa informasi yang akan diberikan akan besar manfaatnya bagi penelitian saya.
Medan, Maret 2015 Responden
(
)
Lampiran 6
Lampiran 7 OUT PUT SPSS Frequencies Statistics
N
pola asuh orang
perilaku
tua
merokok
Valid
33
33
Missing
0
0
Frequency Table
Umur Cumulative
Valid
Frequency
Percent
Valid Percent
Percent
12
10
30.3
30.3
30.3
13
11
33.3
33.3
63.6
14
3
9.1
9.1
72.7
15
9
27.3
27.3
100.0
Total
33
100.0
100.0
Kelas Cumulative
Valid
Frequency
Percent
Valid Percent
Percent
VII
11
33.3
33.3
33.3
VIII
11
33.3
33.3
66.7
IX
11
33.3
33.3
100.0
Total
33
100.0
100.0
pola asuh orang tua
Valid
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Otoriter
5
15.2
15.2
15.2
demokratis
12
36.4
36.4
51.5
Permisif
16
48.5
48.5
100.0
Total
33
100.0
100.0
perilaku merokok Cumulative Frequency
Percent
Valid Percent
Percent
merokok
20
60.6
60.6
60.6
tidak merokok
13
39.4
39.4
100.0
Total
33
100.0
100.0
Valid
Crosstabs Case Processing Summary Cases Valid
pola asuh orang tua * perilaku merokok
Missing
Total
N
Percent
N
Percent
N
Percent
33
100.0%
0
.0%
33
100.0%
pola asuh orang tua * perilaku merokok Crosstabulation perilaku merokok
pola asuh orang tua
Otoriter
Demokratis
Permisif
Total
merokok
tidak merokok
Total
Count
4
1
5
% of Total
12.1%
3.0%
15.2%
Count
0
12
12
% of Total
.0%
36.4%
36.4%
Count
16
0
16
% of Total
48.5%
.0%
48.5%
Count
20
13
33
% of Total
60.6%
39.4%
100.0%
Chi-Square Tests Asymp. Sig. (2Value
Df
sided)
Pearson Chi-Square
29.649a
2
.000
Likelihood Ratio
39.248
2
.000
Linear-by-Linear
6.665
1
.010
Association N of Valid Cases
33
a. 3 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1.97.
Lampiran 8