SURAT DARI REDAKSI
Puji syukur dan terima kasih atas penyertaanNya, sehingga Jurnal Generasi Kampus Volume 5 nomor 2 September tahun 2012 dapat terbit sesuaidengan harapan yang diinginkan. Jurnal Generasi Kampus merupakan sebuah media ilmiah yang menyuguhkan artikel hasil penelitian dan artikel non hasil penelitian (kajian teori) yang menjelaskan berbagai fenomena bidang pendidikan. Pada kesempatan yang baik inidisampaikan terima kasih kepada para penulis, penyunting pelaksana, dan para penyunting ahliyang telah membantu dalam rangka penyusunan artikel pada jurnal ilmiah ini. Dalam jurnal edisi ini akan ditampilkan beberapa artikel yang berjudul: 1) Pendidikan dan Pembelajaran yang Demokratis dan Humanitis, 2) Desain Pembelajaran Berbasis Multimedia Interaktif untuk Pembelajaran Menerapkan Dasar-Dasar Kelistrikan, 3) Pengaruh Pemberian Insentif dan Motivasi Kerja terhadap Kinerja Guru SMP Negeri di Kota Pematang Siantar, 4) Model Pengendali Implementasi Pendidikan Karakter Guru-Guru, 5) Pengaruh Komunikasi Interpersonal dan Motivasi Berprestasi terhadap Kepuasan Kerja Guru SMA Parulian 2 Medan, 6)
Rancang Bangun Pembelajaran Berbasis Website Dari Materi Penggunaan Motor Listrik Di Unimed, 7) Model Pembelajaran Kooperatif Investigasi Kelompok dalam Menyanyikan Lagu Daerah Batak Toba (Sik-sik Sibatumanikam), 8) Application of Vasicek’s Rate Interest Model in Term Insurance Premiums Calculation, 9) Metode Heuristik untuk Menyelesaikan Masalah Optimalisasi Portfolio Berbasis Mean-VarianceValue at Risk, 10) Identifikasi Pencemaran Air Tanah di Tempat Pembuangan Akhir sampah (TPAS) Marelan dengan Menggunakan Metode Geolistrik Resitivitas. Kiranya Jurnal Generasi Kampus ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan dalam rangka pemberdayaan dunia pendidikan
Medan, September 2012 Penanggungjawab Pembantu Rektor Bidang Kemahasiswaan UNIMED,
Prof. Dr. Biner Ambarita, M.Pd. NIP. 19570515 198403 1 004
ISSN 1978-869X MAJALAH/JURNAL
GENERASI KAMPUS (CAMPUS GENERATION) V VOLUME 1, NOMOR 1, APRIL 2008
IL 2008
VOLUME 5, NOMOR 2, SEPTEMBER 2012 Daftar Isi Bornok Sinaga Hamonangan Tambunan
Sukarman Purba Wanapri Pangaribuan Paningkat Siburian Maju Lumban Gaol Lamhot Basani Sihombing Sudianto Manullang Erlinawaty Simanjuntak Rahmatsyah, Rita Juliani, Nita Kartika Rini
Pendidikan dan Pembelajaran yang Demokratis dan Humanitis Desain Pembelajaran Berbasis Multimedia Interaktif untuk Pembelajaran Menerapkan Dasar-Dasar Kelistrikan Pengaruh Pemberian Insentif dan Motivasi Kerja terhadap Kinerja Guru SMP Negeri di Kota Pematang Siantar Model Pengendali Implementasi Pendidikan Karakter Guru-Guru Pengaruh Komunikasi Interpersonal dan Motivasi Berprestasi terhadap Kepuasan Kerja Guru SMA Parulian 2 Medan Rancang Bangun Pembelajaran Berbasis Website Dari Materi Penggunaan Motor Listrik Di Unimed Model Pembelajaran Kooperatif Investigasi Kelompok dalam Menyanyikan Lagu Daerah Batak Toba (Sik-sik Sibatumanikam) Application of Vasicek’s Rate Interest Model in Term Insurance Premiums Calculation Metode Heuristik untuk Menyelesaikan Masalah Optimalisasi Portfolio Berbasis Mean-Variance-Value at Risk Identifikasi Pencemaran Air Tanah di Tempat Pembuangan Akhir sampah (TPAS) Marelan dengan Menggunakan Metode Geolistrik Resitivitas
1-18 19-28
29-44 45-66 67-81 82-104 105-119 120-130 131-147 147-167
1
PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN YANG DEMOKRATIS DAN HUMANISTIS (Refleksi terhadap Paradigma, Proses, dan Produk Pendidikan Sebagai Dasar Revitalisasi Prinsip dan Nilai Pendidikan di Indonesia) Bornok Sinaga Abstrak Prinsip dasar pendidikan dan pembelajaran yang demokratis adalah memberi kepercayaan dan kesempatan kepada seluruh masyarakat untuk mengembangkan potensinya, karakternya, pengetahuannya, keterampilannya, dan kreativitasnya untuk mencapai cita-cita bersama bangsa ini. Pendidikan yang demokratis dalam pengertian luas hendaklah mampu memberdayakan semua kelompok (kelompok budaya, agama, organisasi, anak cacat, kelompok suku terasing, kelompok profesi, masyarakat desa tertinggal dan terpencil) tanpa batas-batas yang spesifik. Pendidikan humanis sebagai pemikiran pendidikan telah berkembang dengan mengadopsi prinsip-prinsip pendidikan dari dua aliran, yaitu progresivisme dan eksistensialisme. Tetapi pendidikan humanis juga memperoleh dukungan dari para ahli psikologi humanistik dan ahli pendidikan kritis. Kata Kunci : demokratis,humanis PENDAHULUAN Sistem
pendidikan
dan
tersebut perlu dikembangkan dan
pembelajaran yang demokratis dan
diberdayakan
humanistis adalah sistem pendidikan
pengetahuannya,
yang memberikan ruang gerak yang
dan kreatifitasnya. Dalam konsep
luas dan penghargaan yang tinggi
Inteligensi Multipel setiap individu
akan keunikan kelompok masyarakat
memiliki 8 (delapan) kecerdasan
dan keunikan setiap individu peserta
mengolah
didik. Setiap anak dilahirkan dalam sebuah
matriks
sosial
tertentu,
karakternya, keterampilanya,
informasi
(kecerdasan
logical,
linguistik,
numerikal,
musikal,
spasial,
intra-personal,
memiliki budaya yang berbeda-beda,
inter-personal, dan bodily kinetic),
agama yang berbeda, kecerdasan dan
tetapi
daya adaptasi yang berbeda-beda,
kecerdasan yang dominan di dalam
serta kondisi fisikologi dan psikologi
diri
yang berbeda. Semua kelompok
Hogan
masyarakat (umumnya) dan peserta
memperkenalkan
didik
kemampuan
(khususnya) yang berbeda
hanya setiap
ada
tepat
individu.
Sedangkan
Garcia 2
satu
(2003) (dua)
mengolah
jenis
informasi
Bornok Sinaga adalah Guru Besar Pendidikan Matematika dan Dosen Jurusan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri medan
2
budaya atau cultural diversity skills,
menjadikannya
yaitu
tahunan.
yang
meniru
mekanisme
sebagai
Finlandia
ritual
juga
tidak
pengolahan informasi budaya dari
mengenal adanya sistem rangking,
lingkungan atau yang diputuskan
maupun peserta didik yang tinggal
sendiri oleh seseorang. Dalam sistem
kelas, apalagi tidak lulus sekolah,
pendidikan yang demokratis dan
tidak
humanistis,
Indonesia.
berbagai
individu
keunikan
diakomodasi
secara
manusiawi.
seperti
yang
Jadi
terjadi
Finlandia
mengkotak-kotakkan
di tidak
masyarakat
pendidikannya. Lebih lugas lagi,
Finlandia adalah salah satu
ada
diskriminasi
dalam
yang menerapkan sistem
masyarakat
pendidikan
yang
pendidikan yang demokratis dan
didasarkan
atas
humanis. Hasil survey internasional
intelektualitas,
agama,
PISA
kelompok
negara
pada
tahun
2007
yang
tidak
tingkat
masyarakat,
budaya, kelompok
menempatkan prestasi peserta didik
organisasi, kelompok anak cacat,
asal
peringkat
kelompok suku terasing, dan lainnya.
terbaik sedunia. Banyak kalangan
Semua kelompok masyarakat dan
begitu ingin tahu mengapa negara
individu diberi kepercayaan dan
yang cenderung sangat ‘longgar’
kesempatan yang sama tumbuh dan
perlakuannya terhadap peserta didik
berkembang
ini dapat meraih peringkat lebih
bangsa dan negara.
tinggi dalam PISA daripada Korea
Bila
Finlandia
dengan
demi
kepentingan
membandingkan
Selatan yang beban belajar bagi
Indonesia
masing-masing
ekonominya sangat maju seperti
peserta
didiknya
dengan
negara
yang
adalah 50 jam per minggu, sangat
Finlandia
padat
berlebihan, maka mengetahui posisi
bila
dibandingkan
dengan
dianggap
Finlandia yang hanya 30 jam per
Indonesia
minggu.
Pembangunan
pendidikan mengenal
Terlebih
lagi,
Finlandia Ujian
sistem tidaklah
Nasional
(UN)
sebagaimana Indonesia yang telah
terlalu
dalam
Indeks Pendidikan
(Education Development Index) yang terdapat (Education
pada For
laporan
EFA
All)
yang
Bornok Sinaga adalah Guru Besar Pendidikan Matematika dan Dosen Jurusan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri medan
3
dipublikasikan
dalam
Global
frekuensinya cukup tinggi. Sebagian
Monitoring Report (GMR) tahun
besar
2011 oleh UNESCO, dan hasil
akibat
survey Human Development Report
terdidik.
(HDR) tahun 2011 versi UNDP. Dari
melahirkan lulusan yang kehilangan
187 negara yang dinilai, Indonesia
karakter
berada pada rank 124 dengan Indeks
kemanusiaannya. Peserta didik dan
Pembangunan
(IPP)
lulusan mengalami anomali-anomali
Indeks
dalam adaptasi terhadap perubahan
adalah
Pendidikan
0,584,
dan
fenomena dari
Pembangunan Manusia (IPM) adalah
zaman
0617.
dunia.
Kedua
hasil
survey
ini
tersebut
terjadi
tindak
kaum
pola Produk
pendidikan character)
(lost
dan
tuntutan
globalisasi
peringkat
Pendidikan dan pembelajaran
Indonesia memang rendah bahkan
berbagai bidang ilmu di sekolah saat
bila dibandingkan dengan negara
ini terkesan gersang (kering) dari
tetangga sekalipun, seperti Malaysia
keindahan hidup, dijejali dengan
dan Filipina.
hafalan teori dan sangat minim
membuktikan
bahwa
Dalam
kehidupan
bermasyarakat,
berbangsa,
dan
praktek, terlalu abstrak, dan kurang value
menyentuh
dan
dimensi
bernegara di Indonesia saat ini,
kemanusiaan dari bidang ilmu yang
berbagai fenomena sosial terjadi,
diajarkan. Seyogianya
seperti
Azasi
dan pembelajaran sebagai bagian
Manusia (HAM), produktivitas dan
integral dari kebudayaan manusia
kreatifitas Sumber Daya Manusia
dan
Indonesia
karakteristik yang bersifat humanistis
penindasan
rendah,
Hak
kemiskinan,
oleh
pendidikan
karenanya mempunyai
penganguran, ketimpangan sosial,
(manusiawi).
lemahnya layanan sektor publik,
pembelajaran yang demokrasi dan
korupsi, rendahnya kualitas ketaatan
humanistis
terhadap
pendidikan dan pembelajaran yang
hukum,
lemahnya
Pendidikan adalah
dan praktek
dan
membawa peserta didik nyaman
berbagai permasalahan sosial lainnya
dalam perbedaan (berbeda dalam
semakin
kecerdasan/potensi, budaya, suku,
nasionalisme
anak
bangsa
bermunculan
dan
Bornok Sinaga adalah Guru Besar Pendidikan Matematika dan Dosen Jurusan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri medan
4
dan agama), kebebasan berpikir dan
mengimplementasikan
berkreasi,
yang demokratis dan humanistis di
berkesempatan
mengonstruksi
estetika
keilmuan,
Indonesia
pendidikan
dengan
berbagai
suasana akademik yang kolaboratif
pertimbangan fenomena yang terjadi
dan
ditengah-tengah bangsa yang besar
adaptif
terhadap
perubahan
dengan orientasi pendidikan adalah
ini,
menghasilkan lulusan yang memiliki
digariskan
character/soft skills, life skills, dan
tahun 2003 pada pasal 4 ayat 1
survive dalam hidup.
sampai 6.
Dalam
tulisan
ini
dan
kenyataannya dalam
UU
telah
Sisdiknas
akan
dipaparkan suatu ide yang masih terbatas
terkait
pentingnya
PEMBAHASAN Prinsip Penyelenggaraan Pendidikan Di Indonesia Menuntut Pendidikan yang Demokratis dan Humanistis yang menyatakan bahwa hanya Prinsip yang dianut dalam warga negara yang memiliki penyelenggaraan sistem pendidikan kelainan fisik, emosional, mental, di Indonesia tertuang dalam UU intelektual, sosial, atau tinggal di Sisdiknas Tahun 2003, pasal 4 ayat 1 daerah terpencil atau terbelakang, sampai 6. Pada ayat 1 dinyatakan masyarakat adat yang terpencil, serta pendidikan diselenggarakan secara warga negara yang memiliki potensi demokratis dan berkeadilan serta kecerdasan dan bakat istimewa tidak diskriminatif dengan berhak memperoleh pendidikan menjunjung tinggi hak asasi khusus, yang mekanismenya tidak manusia, nilai keagamaan, nilai dipaparkan dengan jelas bahkan kultural, dan kemajemukan bangsa. tidak tersedia peraturan pemerintah Namun pasal-pasal selanjutnya untuk implementasinya. Landasan dalam UU Sisdiknas sendiri ternyata hukum inilah yang akhirnya menjadi memperlakukan peserta didik dengan dasar bagi sekolah-sekolah untuk cara yang sangat diskriminatif, mengadakan kelas unggulan yang sebagaimana pasal 5 ayat 2 hingga 4, Bornok Sinaga adalah Guru Besar Pendidikan Matematika dan Dosen Jurusan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri medan
5
berisi peserta didik yang dianggap
retorika, belum diwujudkan dalam
oleh
tingkat
praktek pendidikan dan pembelajaran
tinggi
di sekolah. Hal ini dapat dicermati
dibandingkan dengan peserta didik
dalam proses pembelajaran, guru
lainnya.
kelas
lebih cenderung menganut paham
mendapatkan
behavioristik (dehumanis) dengan
fasilitas lebih, berupa tambahan mata
prinsip teori tabularasa dari John
pelajaran intensif dan juga tenaga
Locke. John Locke beranggapan
pendidik dengan kapasitas lebih.
bahwa pendidikan adalah penentu
Perlakuan
dapat
masa depan seseorang sebab manusia
diterjemahkan sebagai pendidikan
dilahirkan bagaikan kertas putih
khusus
menimbulkan
yang masih kosong. Tulisan di atas
kecemburuan sosial di antara peserta
kertas putih yang kosong itulah yang
didik karena persaingan tidak sehat
menentukan baik buruknya manusia.
yang
Hal
sekolah
intelektual
memiliki
yang Peserta
unggulan
lebih didik di
biasanya
khusus ini
diciptakan
Terlebih
lagi
yang
oleh
sekolah.
kemunculan
label
ini
bertentangan
prinsip
pembelajaran yang humanis, yang
sekolah favorit dan sekolah tidak
menekankan
favorit, label SSN dan SBI, yang
manusia sudah membawa potensi
telah
level
dan bakat yang menentukan masa
sekolah sehingga juga memunculkan
depannya sedangkan pendidikan dan
persaingan yang tidak sehat di antara
lingkungan
masing-masing sekolah yang tentu
didik adalah pemicu potensi dan
saja akan berimplikasi negatif pada
bakat yang dimiliki peserta didik
peserta didik.
menjadi lebih matang.
mengkotak-kotakkan
Sebagaimana dalam
tergambar prinsip-prinsip
penyelenggaraan sistem pendidikan
bahwa
sejak
hidup/belajar
lahir
peserta
Pendidikan yang Demokratis dan Humanis Prinsip dasar pendidikan dan
UU Sisdiknas, sebenarnya negara ini
pembelajaran
memiliki niat menerapkan prinsip
adalah memberi kepercayaan dan
pendidikan yang demokratis dan
kesempatan
humanistis,
masyarakat untuk mengembangkan
tetapi masih sebatas
yang kepada
demokratis seluruh
Bornok Sinaga adalah Guru Besar Pendidikan Matematika dan Dosen Jurusan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri medan
6
potensinya,
karakternya,
pengetahuannya,
keterampilannya,
organisasi bisa menyiapkan lembaga pendidikan
yang
memberi
dan kreativitasnya untuk mencapai
kesempatan pada setiap orang bebas
cita-cita
memilih
bersama
bangsa
ini.
secara
adil
sesuai
Pendidikan yang demokratis dalam
keinginannya untuk mengembangkan
pengertian luas hendaklah mampu
jati
memberdayakan semua kelompok
dimaksud adalah kebebasan yang
(kelompok
agama,
lebih luas, yaitu tercapainya cita-cita
organisasi, anak cacat, kelompok
bersama, sehingga memungkinkan
suku terasing, kelompok profesi,
anggotanya untuk lebih berkembang,
masyarakat
dan
lebih makmur, dan lebih berbahagia.
terpencil) tanpa batas-batas yang
Jadi dasar demokratisasi tidak lain
spesifik.
adalah kepercayaan, pengakuan atas
budaya,
desa
tertinggal
Berdasarkan
dirinya.
Kebebasan
yang
kelompok
kebebasan manusia dan kesempatan
sasaran tersebut, dapat digambarkan
yang diberikan kepadanya untuk
bagaimana variasi pendidikan yang
berkembang dan keharusan untuk
perlu
jenis
bertanggungjawab bersama dan demi
dapat
kepentingan
diupayakan.
kelompok
ini
Semua harus
diberdayakan dan tidak ada yang yang
benar-benar
demokratis.
Dinamika
program
(Tilaar,
2002:351).
disisihkan kalau ingin diciptakan pendidikan
bersama
Sebenarnya humanizing
konsep
human
through
education telah lama dikemukakan
pendidikan tidak lain adalah: (1)
oleh
pendidikan tersebut bersumber pada
humanis sejak berabad-abad lalu.
dan dibangun atas landasan pola
Humanis berasal dari kata humanus
kebenaran setempat (lokal, regional,
yang merupakan kata sifat dari homo
dan nasional), (2) visi dan misi
yang berarti manusia. Pendidikan
pendidikan
disesuaikan
humanis
kebutuhan
peserta
didik
dengan dan
banyak
pakar
tersebut
pendidikan
didefinisikan
sebagai keseluruhan unsur dalam
kebutuhan masyarakat yang otonom.
pendidikan
yang
mencerminkan
Pihak permerintah, masyarakat, dan
keutuhan manusia dan membantu
Bornok Sinaga adalah Guru Besar Pendidikan Matematika dan Dosen Jurusan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri medan
7
agar
manusia
lebih
pendidik. Selama tujuan pendidikan
manusiawi dengan tiga prinsip yang
adalah untuk mengenalkan peserta
dikemukakan
Mardiatmaja
didik terhadap realitas yang ada di
sebagaimana dikutip oleh T. Sarkim
sekitarnya dan menyadarkan mereka
(1998), sebagai berikut:
akan proses humanisasi yang terjadi
a. Dalam
menjadi oleh
proses
pendidikan,
atasnya, maka peserta didik tidak
pengembangan hati dan pikiran
lagi dijejali dengan hapalan teori
harus berjalan secara bersama-
melainkan dengan membawa mereka
sama;
pada realitas itu sendiri, melalui
b. Peserta
didik
kesempatan
harus
untuk
diberi
integrasi antara teori dengan praktek.
berkenalan
Salah satu jalan untuk dapat
dengan nilai-nilai kemanusiaan
menciptakan
yang abadi dan universal;
demokratis
c. Dalam pendidikan harus ada
pendidikan dan
yang
humanis
adalah
pendidikan kewargaan. Pendidikan
kerjasama erat antara peserta
kewargaan
didik dan pendidik, juga antara
adalah yang menyangkut muatan
teori dan praktek.
proses-proses
yang
paling
penting
demokrasi,
Pembelajaran yang sejalan dengan
menjunjung
ketiga prinsip di atas lebih cenderung
kemanusiaan, partisipasi aktif, dan
menganut
keterlibatan warga negara dalam
paham konstruktivisme
(khususnya
aliran
sosial
Vygotsky).
dari
konstruktivis
tinggi
nilai-nilai
masyarakat madani. Hal-hal yang
Intinya,
spesifik tercakup dalarn pendidikan
pendidikan humanis dapat dipahami
kewargaan adalah: (1) pernahaman
sebagai
dasar tentang cara kerja demokrasi
model
pendidikan
yang
memuliakan manusia atas potensi-
dan
potensi kemanusiaan yang sudah ada
pernahaman
dalam
pemerintahan berdasarkan hukum,
dirinya.
Pada
model
lembaga-lembaga,
pendidikan ini, manusia dipandang
(3)
sebagai
partisipatif
subyek
yang
otonom,
sehingga pendidikan harus berpusat
berdaya
pada peserta didik dan bukan pada
masalah
tentang
penguatan agar
(2)
HAM
dan
keterampilan peserta
memecahkan masyarakat,
didik
berbagai (4)
Bornok Sinaga adalah Guru Besar Pendidikan Matematika dan Dosen Jurusan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri medan
8
pengembangan budaya demokrasi
humanistis
dan perdamaian (Azra, 2002:168).
mudahan dapat dipahami melalui
Implementasi pendidikan dan
di
sekolah,
mudah-
skema berikut
pembelajaran yang demokratis dan
Survive dalam Hidup Memiliki Character Soft Skills dan Hard Skills
Kelompok Peserta Didik dengan Kecepatan Belajar yang Tinggi (Adanya Pembinaan Khusus)
META-AWARENESS
Zone of Proximal Development
Thinking
ATTITUDE
Acting
Kelompok Peserta Didik dengan Kecepatan Belajar yang Rendah (Adanya Pembinaan Khusus)
Feeling ENVIROMENT
OTHER PEOPLE
CULTURE
Masyarakat Majemuk dengan Berbagai Perbedaan (Budaya, Agama, Kecerdasan, Organisasi, Cacat Fisik atau Mental)
Gambar 1: Model Pendidikan yang Demokratis dan Humanis Dalam pendidikan demokratis dan
bagian, yaitu berkemampuan tinggi
humanis, tidak ada pengotak-kotakan
dan rendah. Bagi peserta didik yang
sekolah dan peserta didik. Peserta
lemah diberi waktu belajar yang
didik hanya diklasifikasi atas dua
cukup melalui proses pembinaan
Bornok Sinaga adalah Guru Besar Pendidikan Matematika dan Dosen Jurusan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri medan
9
khusus,
sampai
dikembalikan
mereka
belajar
dapat bersama
mengikuti program pendidikan yang ditetapkan oleh orang dewasa. Nenek
dengan temanya yang satu angkatan.
moyang
kita
Demikian juga bagi peserta didik
mewariskan nilai kebudayaan yang
yang berkemampuan tinggi diberi
tinggi, namun proses pewarisan dan
program pengayaan pada tingkat
implementasi
yang lebih tinggi.
tersebut terasa kering dalam proses
Pendidikan humanis sebagai pemikiran
pendidikan
berkembang
dengan
telah
pendidikan sekolah.
nilai dan
kebudayaan
pembelajaran di
Sebagai contoh, Nenek
mengadopsi
moyang berpesan “putihnya tepung
prinsip-prinsip pendidikan dari dua
bukan karena besarnya alu tetapi
aliran,
dan
karena adanya gesekan antar butiran
eksistensialisme. Tetapi pendidikan
beras”. Nilai yang terkandung dari
humanis juga memperoleh dukungan
ungkapan
dari para ahli psikologi humanistik
kemampuan peserta didik, tidaklah
dan ahli pendidikan kritis. Prinsip-
semata-mata
prinsip
yang
guru tetapi dengan adanya interaksi
diambil dari prinsip progresivisme
sosial di antara peserta didik. Hal ini
adalah
yang
sejalan dengan apa yang dinyatakan
berpusat pada anak (child centered),
Vygotsky (Taylor, 1993) bahwa
peran guru yang tidak otoriter, fokus
higher (uniquely human) mental
pada
functioning has social origins and
yaitu
progresivisme
pendidik prinsip
humanis pendidikan
keterlibatan
dan
aktivitas
tersebut, karena
maksimalnya kemampuan
peserta didik, dan aspek pendidikan
“quasi-social”
yang demokratis dan kooperatif.
mental functioning is mediated by
Prinsip-prinsip pendidikan ini adalah
socio-culturally evolved tools and
sebagai reaksi terhadap pendidikan
signs. The signs and symbols of
tradisional yang menekankan pada
culture
metode
development. Kutipan ini menuntut
pengajaran
formal
yang
nature.
influences pendidik
Higher
individual
kurang memberi kebebasan pada
para
peserta didik sehingga peserta didik
karakteristik dan budaya peserta
menjadi tidak kreatif yang sekadar
didik.
Berdasarkan
mengenali pengenalan
Bornok Sinaga adalah Guru Besar Pendidikan Matematika dan Dosen Jurusan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri medan
10
karakteristik peserta didik, para guru
sekolah saat ini, para guru terlalu
merancang berbagai masalah dari
mendominasi peserta didik dalam
lingkungan budaya peserta didik dan
pembelajaran, peserta didik kurang
diupayakan berada pada zone of
dilibatkan dalam berpartisipasi aktif
proximal development. Pemecahan
mengonstruksi
masalah menjadi bermanfaat bagi
berkolaborasi
peserta
membawa
masalah, dan guru belum melatih
mereka dari tarap perkembangan
peserta didik secara proaktif dan
aktual
kreatif untuk mengubah masalah
didik menuju
potensial. dalam
untuk
perkembangan
Namun
proses
kenyataannya
pembelajaran
pengetahuan, dalam
pemecahan
menjadi peluang.
di
Subkelompok 2 orang siswa
Subkelompok
Ma sa lah
2 orang siswa
Komunikasi Transaksional Subkelompok 2 orang siswa Kelompok III Subkelompok
Kelompok I
2 orang siswa Subkelompok Subkelompok
(orang dewasa)
Ma sa lah
2 orang siswa
Subkelompok 2 orang siswa
Kelompok II Subkelompok 2 orang siswa
Subkelompok
Ma sa lah
2 orang siswa
Prinsip-prinsip
Komunikasi Transaksional Subkelompok 2 orang siswa
Gambar-2: Pola Interaksi Sosial Dalam Pemecahan Masalah
pendidikan
menekankan pada buku teks semata,
tradisional yang ditolak humanis
(3) belajar pasif yang menekankan
adalah (1) guru yang otoriter, (2)
mengingat data atau informasi yang
metode
diberikan guru, (4) pendidikan yang
pengajaran
yang
Bornok Sinaga adalah Guru Besar Pendidikan Matematika dan Dosen Jurusan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri medan
11
membatasi sehingga
pada
ruang
kelas
terasing
dari
realita
lain-lain (Sumjati, 2001:12). Mulal dari
sekolah
dapat
dibentuk
kehidupan sosial, (5) penggunaan
pendidikan kewargaan yang berbasis
hukuman fisik atau rasa takut sebagai
budaya
lokal,
bentuk pembangun disiplin. Jadi
global.
Kegiatan
motivasi yang ditanamkan adalah
dapat
motivasi
adalah kondisi yang menyebabkan
ekternal,
bukan
nasional,
bahkan
strategis
dikembangkan
yang,
oleh
guru
membangun motivasi internal dalam
peserta
diri peserta didik.
sehingga mereka mau berada di
Sekolah demokratis dengan
didik
betah
di
sekolah
sekolah, senang dan suka bergaul
sistem pendidikan yang demokratis
dengan
itu diharapkan dapat memecahkan
menyelesaikan
masalah-masalah nasional dan lokal
kelompok, membaca, bermain peran,
dewasa ini. Dalam pembelajaran
membuat majalah dinding, membuat
perlu dilibatkan nilai-nilai budaya
jurnal metakognisi di sekolah, latihan
luhur, pola interaksi sosial yang
memecahkan
dipahami peserta didik di lingkungan
dan
budayanya,
Rosyada, 2002:20).
merancang
masalah
autentik yang dipecahkan bersama.
teman,
berdiskusi, tugas-tugas
kerumitan
bersama,
(Delors,
1999:45;
lain-lain Dalam
ide
sekolah
Hal ini mencerminkan kehidupan
demokratis
keselarasan
hubungan-hubungan
atau persyaratan yang dikembangkan
orang per orang dalam masyarakat,
oleh James A. Beane dan Michael
yang
W. Apple sebagai berikut (Rosyada,
dilandasi
prinsip-prinsip menghargai
dengan
keadilan etika
kondisi
2004:16):
estetika
a. Keterbukaan saluran ide dan
keilmuan. Artikulasi keselarasan dan
gagasan, sehingga semua orang
kerukunan
itu
bisa
diwujudkan
melalui
(gotong-royong),
dan
dan
dikemukakan
akan sopan
dapat
kerjasama santun,
menerima
informasi
seoptimal mungkin. b. Memberikan
kepercayaan
norma dan moral, kasih sayang,
kepada
kekeluargaan, rasa berbakti, dan
kelompok dengan kapasitas yang
individu-individu
dan
Bornok Sinaga adalah Guru Besar Pendidikan Matematika dan Dosen Jurusan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri medan
12
mereka
miliki
untuk
menyelesaikan
berbagai
persoalan sekolah. c. Menyampiakan
pandangan
tentang
pendidikan
sebagai berikut: 1). Tujuan pendidikan dan proses
kritik
sebagai
pendidikan berasal dari anak
dalam
proses
(peserta didik). Oleh karenanya,
penyampaian evaluasi terhadap
kurikulum dan tujuan pendidikan
ide-ide,
problem-problem
dan
menyesuaikan dengan kebutuhan,
berbagai
kebijakan
yang
hasil
analisis
dikeluarkan sekolah.
minat, dan prakarsa anak. 2). Peserta didik adalah aktif bukan
d. Memperlihatkan
kepedulian
pasif. Anak memiliki keinginan
terhadap kesejahteraan orang lain
belajar
dan terhadap persoalan-persoalan
aktivitas belajar apabila mereka
publik.
tidak
e. Mengembangkan demokratis manusia
dalam yang
dan
akan
melakukan
difrustasikan
belajarnya
kondisi
oleh orang dewasa atau penguasa
kehidupan
yang memaksakan keinginannya.
dimulai
dari
3). Peran
guru
adalah
sebagai
anak-anak sekolah dan praktek
fasilitator, motivator, penasihat,
desain pembelajaran.
pembimbing, mitra belajar bagi
f. Kepedulian terhadap martabat,
peserta didik, bukan penguasa
harga diri, hak-hak individu, dan
kelas.
hak-hak minoritas.
membelajarkan
g. Secara
institusional
Tugas
guru
ialah
peserta
didik
sekolah
sehingga peserta didik memiliki
sebagai wadah penerapan dan
kemandirian dalam belajar. Guru
mempromosikan
berperan
serta
sebagai pembimbing
mengembangkan cara-cara hidup
dan
demokratis.
menggali,
Sejalan prinsip
pendidikan
disebutkan pendidik
dengan
di
atas
humanis
prinsip-
melakukan
menemukan
kegiatan
mengonstruksi
dan
pengetahuan
yang
telah
bersama peserta didik. Tidak
maka
para
boleh
memiliki
ada
pengajaran
yang
bersifat otoriter, di mana guru
Bornok Sinaga adalah Guru Besar Pendidikan Matematika dan Dosen Jurusan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri medan
13
sebagai
penguasa
dan murid
6). Iklim sekolah harus demokratis
menyesuaikan.
dan kooperatif karena kehidupan
4). Sekolah sebagai bentuk kecil dari
di
masyarakat
selalu
hidup
masyarakat luas. Pendidikan dan
bersama orang lain, maka setiap
pembelajaran
orang
fleksibel,
seharusnya
dalam
arti
dapat
di
perpustakaan,
di
mampu
berkolaborasi dengan orang lain.
dilakukan di dalam dan luar kelas,
harus
Dalam tradisional
realita
sering
pendidikan
peserta
didik
laboratorium, bahkan di tempat
dilarang untuk berbicara, berpindah
sumber
masalah
yang
akan
tempat, atau kerja sama dengan
Pendidikan
yang
peserta didik lain. Iklim demokratis
pendidikán
dalam kelas dibutuhkan agar peserta
yang berguna bagi peserta didik
didik dapat hidup secara demokratis
dan dapat dimanfaatkan dalam
di
kehidupan masyarakat.
pendidikan yang humanis diambil
dipecahkan. bermakna
adalah
5). Aktivitas belajar harus berfokus pada
masyarakat.
Prinsip-prinsip
dari pandangan progresivisme, yang
pemecahan
masalah
lebih menekankan bahwa individu
bukan
sekadar
sebagai
autentik,
satuan
sosial
(anggota
memindahkan ilmu pengetahuan.
masyarakat).
Pemecahan
pendidikan humanis yang diambil
masalah
adalah
Sedangkan
prinsip
bagian dari kegiatan kehidupan.
dari
Oleh
karenanya,
pendidikan
adalah menekankan pada keunikan
harus
membangun
kemajuan
peserta didik sebagai individu. Setiap
pandangan
eksistensialisme
peserta didik untuk memecahkan
peserta
masalah. Kegiatan pendidikan
individu yang memiliki keunikan
bukan
yang berbeda dengan peserta didik
sebagai
informasi peserta
dari didik,
pemberian
didik dipandang sebagai
guru
kepada
lain. Perbedaan keunikan individu
yang
terbatas
peserta
didik
dalam
kegiatan
sebagai aktivitas mengumpulkan
pendidikan dan pembelajaran harus
dan
dapat tampak dan dihargai oleh
mengingat
pengetahuan statis.
kembali
pendidik
atau
guru.
Pandangan
Bornok Sinaga adalah Guru Besar Pendidikan Matematika dan Dosen Jurusan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri medan
14
eksistensialis
yang diambil
oleh
atau
keagamaan
maka
hal
itu
pendidik humanis adalah adanya
dilakukan oleh dirinya dengan rasa
kemerdekaan atau kebebasan dalam
sukarela dan bukan karena paksaan
diri individu untuk memilih apa yang
dan otoritas di luar dirinya. Oleh
dianggap benar bagi dirinya untuk
karenanya, komunikasi atau dialog
dapat membangun dirinya menjadi
menjadi
(to
become)
seperti
apa
yang
instrumen
penting
perubahan
pemaknaan
diinginkan. Kelahiran sebagai wujud
pengetahuan,
nilai-nilai,
keberadaan (eksistensi) individu di
keagamaan.
dunia adalah titik awal bagi individu untuk
mengembangkan
Dalam
model
bagi akan
maupun
pendidikan
esensi
tradisional, komunikasi atau dialog
manusia
yang bersifat interaksi dua arah dari
dibangun melalui proses kehidupan
guru pada peserta didik, dan peserta
di
didik
dirinya.
Esensi
mana
diri
individu
memiliki
pada
guru,
telah
diubah
kebebasan untuk memilih dan dia
menjadi
harus bertanggung jawab terhadap
penyampaian informasi yang satu
apa yang telah dipilih. Individu akan
arah. Dalam hal ini, hak-hak peserta
terbentuk menjadi apa adalah sesuai
didik sebagai individu yang memiliki
dengan pilihan bebas yang diambil,
kebebasan atau otoritas atas dirinya
yang selanjutnya terbentuk menjadi
telah
siapa
Pengetahuan
dirinya,
sebagai
dokter,
bentuk
dirampas dan
perintah
oleh nilai
atau
guru. yang
insinyur, atau guru adalah sebagai
ditangkap
akibat dan pilihan bebas yang dia
tidak orisinal atau tidak otentik,
lakukan.
keagamaan
tetapi sekadar pengetahuan yang
berada dalam diri individu yang
tidak memiliki makna bagi individu
memperoleh
oleh
dan kehidupannya. Hanya dengan
individu masing-masing, tidak ada
metode dialog maka pengetahuan
otoritas di luar diri individu yang
dan nilai-nilai yang dijadikan materi
dapat memberikan makna. Apabila
(isi) dialog tersebut dapat membantu
individu
mengubah
Nilai-nilai
pemaknaan
melakukan
perubahan
makna akan pengetahuan, nilai-nilai,
menjadi
peserta didik menjadi
pengetahuan pengetahuan
subjektif objektif.
Bornok Sinaga adalah Guru Besar Pendidikan Matematika dan Dosen Jurusan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri medan
15
Dalam metode dialog terjadi proses
pelajaran, agar dapat memahami
komunikasi
antara
(memaknai) materi pelajaran. Dialog
individu satu dengan individu lain,
tidak akan terjadi di antara mereka,
tidak ada unsur pemaksaan sehingga
di mana yang satu merampas hak
memberi
setiap
orang lain (penindas) dan yang lain
individu untuk mengambil atau tidak
dirampas haknya (tertindas). Atau
mengambil pengetahuan dan nilai-
dengan bahasa lain bahwa dialog
nilai. Hal ini juga sesuai dengan
tidak akan terjadi antara guru yang
prinsip belajar yang disampaikan
telah
Carl Rogers, yaitu situasi belajar
peserta didik dengan peserta didik
yang paling efektif meningkatkan
yang
belajar yang
kebebasannya oleh guru. Terakhir,
yang
setara
kebebasan
bagi
bermakna adalah
merampas telah
apabila (1) situasi yang mengancam
Friere
diri
mungkin
peserta
didik
dikurangi
hak
kebebasan
dirampas
mengatakan terjadi
hak
dialog
tidak
apabila
tidak
seminimal mungkin, (2) perbedaan
melibatkan berpikir kritis. Manusia
persepsi terhadap objek pemahaman
dan dunianya sebagai unsur yang
diizinkan atau difasilitasi.
tidak terpisahkan, sebagaimana guru
Paulo Freire menjelaskan dialog
dan murid dengan materi pelajaran
adalah sebagai cara yang menusiawi
sebagai unsur yang tidak terpisahkan.
untuk memaknai dunia, dalam arti
Pemahaman
juga
terhadap dunia atau materi pelajaran
untuk
memahami
dan
atau
pemaknaan
memaknai pengetahuan dan nilai-
dengan
nilai. Dia mengatakan “dialog adalah
perubahan kehidupan tidak dapat
pertemuan
dilakukan
antarorang
diperantarai memahami
oleh
(manusia),
dunia,
(memaknai)
agar
Dalam
dunia”.
belajar
tujuan untuk melakukan tanpa
proses dengan
berpikir pendidikan tujuan
kritis. atau untuk
Apabila ini diterapkan pada situasi
perubahan kehidupan maka guru dan
belajar
peserta
maka
dialog
adalah
didik
harus
melakukan
perjumpaan antara guru dan peserta
pemahaman atau pemaknaan dengan
didik, diperantarai oleh materi (isi)
menggunakan pemikiran kritis.
Bornok Sinaga adalah Guru Besar Pendidikan Matematika dan Dosen Jurusan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri medan
16
PENUTUP Indonesia telah menggariskan prinsip
Untuk
mewujudkan
sistem
penyelenggaraan
pendidikan yang demokratis dan
pendidikannya yang demokratis dan
humanistis, pemerintah dan sekolah
humanistis, namun masih sekedar
mengharuskan tenaga edukatif hijrah
selogan (bersifat retorik) dalam UU
dari
Sisdiknas. Prinsip pendidikan dan
(behavioristik) menuju paradigma
pembelajaran yang demokratis dan
siswa
humanis belum tampak diwujudkan
Pembinaaan dan pelatihan guru-guru
praktek pengelolaan pendidikan dan
perlu dilakukan dalam implementasi
pembelajaran
paradigma baru pembelajaran yang
di
sekolah.
paradigma belajar
guru
mengajar
(konstruktivistik).
Pengelolaan pendidikan kita masih
mengapresiasikan
membeda-bedakan
kelompok
keilmuan. Seluruh sistem pendukung
budaya,
pendidikan dan pembelajaran harus
masyarakat,
organisasi,
nilai
estetika
agama, dan pembelajarannya masih
dibenahi,
seperti
implementasi
menganut prinsip behavioristik yang
berbagai
model
pembelajaran
sangat dehumanis dalam sistem
inovatif
pendidikannya.
bila
pendidikan kewargaan, pembelajaran
penyelenggaraan sistem pendidikan
multikultural, muatan laboratorium
di Indonesia mau lebih banyak
yang memadai, pembelajaran yang
belajar
fleksibel (tidak harus di kelas),
dari
negara-negara
Namun
sistem
pendidikan
yang
berbasis
pada
yang
telah
pendidikan
dan
pendidikan dalam konteks sistem
pembelajaran yang demokratis dan
pendidikan yang demokratis dan
humanis, bukannya tidak mungkin
humanis,
lambat laun Indonesia yang kaya
pendidikan
dengan potensi SDM, budaya dan
berbasis
SDA ini dapat segera bangkit dari
berjalan dengan baik jika perangkat-
krisis yang sedang melanda negeri
perangkat
ini.
dewan pendidikan daerah dan komite
menerapkan
Implementasi
desentralisasi
otonomi
pengelolaan
melalui
pengelolaan
komptensi
akan
pendukungnya
dapat seperti
sekolah dapat menjalankan fungsinya Bornok Sinaga adalah Guru Besar Pendidikan Matematika dan Dosen Jurusan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri medan
17
dengan baik. Dalam arti membantu
bekerjasama
pengembangan pendidikan umumnya
termasuk
dan
pendidikan
berbasis
Diharapkan
dengan
sekolah khususnya. Melalui
dewan
pendidikan
dan
komite
dengan
dalam
masyarakat
penyelenggaraan masyarakat. itu
akan
sekolah, partisipasi masyarakat di
terbentuk komunitas yang belajar,
bidang
organisasi sekolah yang juga belajar
diwujudkan.
pendidikan Namun
dapat sebaliknya
dan
akhirnya
akan
terbentuk
sekolah harus pula membuka diri dan
masyarakat madani yang berbasis
bekerjasama
pengetahuan
dengan
institusi-
institusi masyarakat di lingkungan
(knowledge-based
society).
dalam upaya memberdayakan dan DAFTAR PUSTAKA Daniel Mohammad Rosyi. 2008. Keaduhan Nasional. Diakses dari http://jawabali.com/blog/keadu han-nasional-790/trackback pada tanggal 25 April 2008. Delors, J. 1996. Four Pillars of Learning. http://www.unesco.org/delors/d elors November 25, 2007. Gardner, H. 1993. Frames of Mind: The theory of multiple intelligences. N.Y.: Basic Books. Gardner, H. 2004. Changing Minds. Boston, MA: Harvard Business School Press. Gardner, H. 2006. Five Minds for the Future. Boston, MA: Harvard Business School Press. Hogan-Garcia, M. 2003. The Four Skills of Cultural Diversity Competence: a Process for
Understanding and Practice. Pacific Grove, CA.: Brooks/Cole. Joyce, Bruce R., Weill. 1992. Model of Teaching (fourth Edition). Boston-London-TorontoSydney-Singapore: Allyn and Bacon Publishers. Pai, Young. 1990. Cultural Foundations New
York:
of
Education. Macmillan
Publishing Company. Rosyada, Dede. 2004. Paradigma Penddikan Demokratis. Jakarta: Prenada Media. Raka Joni, T. 2008a. Changing Parenting Styles: Nurturing Cultural Diversity Competence in Indonesia. Makalah disajikan dalam Konggres ke-5 Asosiasi Psikoterapis se-Asia Pasifik, tanggal 5 - 7 April 2008, di Jakarta.
Bornok Sinaga adalah Guru Besar Pendidikan Matematika dan Dosen Jurusan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri medan
18
Salla Korpela. 2005. Free Schooling for All: The Finnish School System Supports Life Long Learning. Diakses dari http://virtual.finland.fi/netcom m/news/ showarticle.asp?intNWSAID=2 5819 pada tanggal 16 Maret 2008. Sarkim, T. 1998. Humaniora Dalam Pendidikan Sains. Dalam Pendidikan Sains yang Humanistis: Persembahan 72 Tahun Pater JIGM. Drost, SJ. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma dan Penerbit Kanisius. Halaman 128-129.
Sumjati, As. 2001. Manus dan Dinamika Budaya. Yogyakarta: BIGRAF. Taylor,
Lyn. 1993. Vygotskyan Scientific Concepts: Implications for Mathematics Education. Focus on learning problems in mathematics Vol. 15, 2-3.
Tilaar, H. A. R. 2000 Paradigma Baru Pendidkan Nasional. Jakarta:PT Rineka Cipta. Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia. (2003). Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Kemendiknas.
Bornok Sinaga adalah Guru Besar Pendidikan Matematika dan Dosen Jurusan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri medan
19
DESAIN PEMBELAJARAN BERBASIS MULTIMEDIA INTERAKTIF UNTUK PEMBELAJARAN MENERAPKAN DASAR-DASAR KELISTRIKAN Hamonangan Tambunan Abstrak Tujuan pembelajaran kelistrikan akan dapat dicapai dengan efektif apabila didukung oleh sarana yang memungkinkan siswa dapat membangun kompetensinya. Dengan keterbatasan peralatan yang dibutukan di laboratorium kelistrikan untuk melakukan percobaan-percobaan menjadi kesulitan dalam pencapaian tujuan pembelajaran tersebut. Penelitian ini dilakukan untuk mengembangkan salah satu media pembelajaran yang menggunakan sarana computer untuk melakukan beberapa simulasi yang dapat dilakukan oleh pebelajar sendiri sehingga dapat membangun kompetensi yang diharapkan pada lingkup kelistrikan. Penelitian ini dilakukan untuk merancang pembelajaran menerapkan dasar-dasar kelistrikan yang berbasis multimedia interaktip dengan metode penelitian pengembangan. Kata kunci: Pembelajaran, Multimedia interaktif PENDAHULUAN Mutu lulusan suatu lembaga
bagaimana dengan sekolah yang
pendidikan ditentukan oleh kondisi
cenderung biasa-biasa saja? Sekolah
sekolah-sekolah yang ada. Semua
favorite maupun
sekolah yang sejenis menggunakan
bergengsi
kurikulum
media pembelajaran yang up to date
yang sama, namun
sekolah swasta
mampu
mengunakan
memiliki
serta dapat menyediakan alat dan
prestasi yang berbeda pula. Beberapa
bahan yang dibutuhkan dalam proses
hal yang membedakan kualitas setiap
pembelajaran
sekolah
dengan
masing-masing
itu
sekolah
adalah
media
sebab
kondisi
didukung
finansial
yang
pembelajaran yang digunakan serta
memadai. Sementara itu banyak
kondisi alat dan bahan yang ada. Hal
sekolah
ini menimbulkan adanya perbedaan
menggunakan fasilitas seadanya.
lain
yang
hanya
kualitas lulusan disetiap sekolah.
Pemerintah membuat rencana
Sekolah favorite maupun sekolah
melalui Kementerian Pendidikan dan
swasta bergengsi dapat menghasilkan
Kebudayaan
lulusan yang sangat kompeten, lalu
menjadi SMK” dengan tujuan ingin
” menjadikan SMA
Hamonangan Tambunan adalah Dosen Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Medan
20
mengatasi banyaknya lulusan SMA
Oleh karena itu, maka mereka harus
yang mengalami penganguran akibat
dibekali
tidak memiliki biaya untuk melanjut
hidup
ke tingkat universitas ditambah lagi
apabila
mereka kurang memiliki kemampuan
melanjutkan
untuk
kerja.
tinggi. Namun, apakah mereka dapat
membuat
belajar jika peralatan dan bahan yang
perbandingan antara SMK dan SMA
dibutuhkan tidak ada? Mengatasi hal
menjadi
itu maka diperlukanlah media belajar
terjun
Pemerintah
ke
dunia
berusaha
50:50.
Pada
dasarnya
dengan bersaing
keahlian di
mereka
dunia tidak
studi
ke
perguruan
alternatif
adalah untuk memberikan solusi
sekolah
kepada anak bangsa yang kurang
kondisi alat dan bahan tersebut.
yang
usaha dapat
pemerintah merancang program ini
yang
untuk
dapat
dijangkau
dapat
mengatasi
mampu untuk melanjutkan studi ke
Mengatasi permasalahan diatas
perguruan tinggi kerena dengan ini
maka penelitian ini merancang media
sekolah dapat menghasilkan lulusan-
pembelajaran berbasis multimedia
lulusan yang memiliki skill untuk
dalam bentuk CD interaktif untuk
terjun ke dunia kerja.
dapat meningkatkan hasil belajar
Kondisi keterbatasan alat dan
siswa tanpa dibebani oleh dukungan
bahan di SMK sangat mempengaruhi
alat dan bahan yang kurang memadai
tingkat
belajar
di sekolah, sebab mereka akan dapat
siswa, dimana siswa tidak hanya
belajar dimana saja dan kapan saja
belajar berdasarkan teori melainkan
menggunakan fasilitas
juga harus dengan praktek langsung
diluar sekolah. Pembelajaran adalah
guna membentuk pengalaman kerja
suatu kombinasi yang terdiri dari
yang sesungguhnya. Jika siswa SMK
unsur-unsur
juga hanya dibekali dengan teori saja
fasilitas, perlengkapan dan prosedur
maka tidak ada ubahnya dengan
yang saling mempengaruhi untuk
siswa SMA. Memilih SMK sebagai
mencapai
tujuan
pembelajaran
tempat
melalui
proses
komunikasi
pencapaian
mereka
hasil
belajar,
berarti
yang ada
manusiawi,
material,
mereka ingin memiliki kompetensi
(penyampaian
yang memampukan mereka bekerja.
antara pengajar dengan pembelajar,
pesan/informasi)
Hamonangan Tambunan adalah Dosen Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Medan
21
dimana
pesan/informasi
tersebut
adalah sebuah alat yang mempunyai
adalah bahan ajar (Hamalik, 2010;
fungsi menyampaikan pesan dan
Sadiman, 2011).
merupakan alat bantu dalam proses
Penelitian ini mengembangkan media
pembelajaran
ketertarikan penelitian
terhadap
belajar
mengajar
baik
dalam
didasarkan
pendidikan formal maupun informal
hasil
(Widada,2010; Sanaky,2011).
dari
(Kristiningrum,2007;
Multimedia Interaktif kombinasi
Faizin, 2009) tentang multimedia
dari beberapa jenis media; teks, grafi
interaktif
yang menyatakan bahwa
k, suara, animasi, dan video dalam sa
pembelajaran berbasis multimedia
tu aplikasi (program) komputer, yang
dapat meningkatkan hasil belajar
memiliki 3 level , yaitu level teknis
siswa.
yang
Bedasarkan
hal
tersebut
berkaitan
dengan
alat-alat
ditetapkan topik penelitian ini yaitu
teknik, level semiotik yang berkaitan
desain
dengan bentuk representasi (yaitu
pembelajaran
multimedia proses
untuk
berbasis
mempermudah
pembelajaran
di
SMK
teks,
gambar/grafik);
representasi
ini
dapat
bentuk dianggap
khususnya jurusan Teknik Audio
sebagai jenis tanda (types of sign)
Video
standar
dan level sensorik, berkaitan dengan
Dasar-
saluran
(TAV)
kompetensi Dasar
untuk
Menerapkan
Kelistrikan
sensorik
yang dikemas
yang berfungsi menerima tanda
dalam bentuk CD Interaktif. Media
(Mayer, 2009; D’Aloisio,1998).
level
METODOLOGI PENELITIAN Perancangan produk dilakukan
Design,
Development,
dengan menggunakan model desain
Implementation, Evaluation), seperti
pembelajaran ADDIE (Analisys,
gambar 1. berikut.
Hamonangan Tambunan adalah Dosen Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Medan
22
Gambar 1 Diagram Prosedur Penelitian Pada tahap analisis
dilakukan
Pada tahap desain dilakukan
identifikasi kebutuhan pembelajaran
penyiapan software
dan menyusun tujuan pembelajaran.
CS3, Autoplay Media Studio 6.4.0
Mengacu
untuk
pada
kurikulum
yang
membuat
Adobe Flash
desain
menjadi
berlaku di SMK, mengidentifikasi
produk. Tahapan yang dilakukan
perilaku dan karakteristik siswa. Hal
adalah pertama,
ini
tampilan pembuka saat cd interaktif
dilakukan
untuk
mengetahui
kondisi dari pada siswa atau sasaran
dijalankan;
merancang desain
kedua,
merancang
produk yang dikembangkan agar
desain tampilan penyajian materi;
produk yang di kembangkan dapat
ketiga, menyusun materi, keempat,
diterima.
menyusun tes.
Berdasarkan
ini
maka
ditentukan spesifikasi produk yang
Pada
tahap
pengembangan
dengan
dilakukan pembuatan tampilan awal
kemenarikan tampilan, kemudahan
cd saat di jalankan di computer;
penggunaan,
Membuat halaman penyajian materi;
dikembangkan
computer,
berkaitan kemudahan
software
akses
pendukung,
Membuat
tombol-tombol
menu;
Mempersiapkan
gambar,
teks,
belajar dan mudah di mengerti
animasi
simulasi
yang
(dilengkapi
diperlukan
materi
sesuai dengan kebutuhan dengan
simulasi,
animasi, audio dan video serta
dan
sebagai
bagian
dari
materi.
gambar). Hamonangan Tambunan adalah Dosen Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Medan
23
Pada
tahap
Informasi,
implementasi
Kegunaan
dilakukan untuk melihat kondisi
Kemudahan
media interaktif (cd interaktif) saat di
Kemanfaatan.
jalankan di komputer. Jika media
Pada
Media,
Penggunaan,
tahap
validasi
produk
interaktif yang di buat sudah dapat
dilakukan dengan tahapan desiminasi
dijalankan
(penyebaran) untuk melihat respon
sesuai
dengan
yang
kelayakan produk dari pengguna
direncanakan.
(siswa), meliputi aspek daya Tarik,
Pada tahap evaluasi ini menguji rangka
tingkat
dengan
Selanjutnya efektivitas dan efisiensi
melibatkan 3 orang reviewer ahli
produk terhadap proses dan hasil
media dan 1 orang reviewer ahli
belajar siswa dilihat dari hasil tes
materi dimana berdarkan masukan
yang tersedia pada produk.
produk
dilakukan
memvalidasi
dalam
produk
kesulitan,
manfaat.
reviewer dilakukan revisi, Aspekaspek yang menjadi focus perhatian para
reviewer
adalah
Penyajian
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Berdasarkan penilaian dari para
Untuk penyajian informasi secara
ahli dan pengguna produk yang
keseluruhan ahli media menyatakan
dikembangkan berikut digambarkan
sudah sangat baik terlihat pada table
tanggapan para ahli terkait dengan
1 Berikut:
tata letak, huruf, bahasa dan warna. Tabel 1. Hasil validasi ahli terhadap aspek penyajian informasi Ahli I II III 5 5 5 5 5 5 4 5 5 Warna 4 4 4 Penilaian secara keseluruhan Adapun kategori yang diberikan Aspek yang dinilai Tata Letak Huruf Bahasa
untuk setiap penilaian adalah Sangat
IV 5 5 5 5
Rata-rata
Kategori
20/4 = 5 Sangat Baik 20/4 = 5 Sangat Baik 19/4 = 4,75 Sangat Baik 17/4 = 4,25 Baik 19/4 = 4,75 Sangat Baik Baik (SS) dengan skor 5, Baik (B) dengan skor 4, Cukup (C) dengan
Hamonangan Tambunan adalah Dosen Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Medan
24
skor 3, Kurang Baik (KB) dengan
informasi adalah sangat baik. Dalam
skor 2 dan Tidak Baik (TB) dengan
bentuk
grafik
tampak
skor 1. Dari tabel terlihat bahwa hasil
berikut.
Untuk
aspek
rata-rata penilaian dari para ahli
media secara keseluruhan para ahli
adalah 4,75 dan nilai ini cenderung
menyatakan
kepada skor
5 sehingga penilaian
terlihat pada tabel 2. Berikut:
ahli
terhadap
media
sudah
sebagai kegunaan
sangat
baik
penyajian
Tabel 2. Hasil validasi ahli terhadap aspek kegunaan media Aspek yang dinilai
Ahli I II
1. Materi penyajian dapat membantu untuk 5 memahami lebih baik 2. Penyajian materi dapat mendorong untuk 5 belajar 3. Dengan menggunakan format simulasi dari materi dapat 4 membantu memahami konsep Penilaian secara keseluruhan
Rata-rata
Kategori
5
20/4 = 5
Sangat Setuju
5
5
20/4 = 5
Sangat Setuju
5
4
18/4 = 4,5
Sangat Setuju
14,5/3 = 4,83
Sangat Setuju
III
IV
5
5
5
5
Adapun kategori yang diberikan
kepada skor
5 sehingga penilaian
untuk setiap penilaian adalah Sangat
ahli
terhadap
Setuju (SS) dengan skor 5, Setuju (S)
informasi adalah dianggap sangat
dengan skor 4, Cukup (C) dengan
setuju.
skor 3, Kurang Setuju (KS) dengan
media
penyajian
Untuk aspek kegunaan media
skor 2 dan Tidak Setuju (TS) dengan
secara
skor 1. Dari tabel terlihat bahwa hasil
menyatakan
rata-rata penilaian dari para ahli
terlihat pada table 3. Berikut:
keseluruhan sudah
para
ahli
sangat
baik
adalah 4,83 dan nilai ini cenderung Tabel 3 Hasil validasi ahli terhadap aspek kemudahan penggunaan. Hamonangan Tambunan adalah Dosen Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Medan
25
Aspek yang dinilai 1. Media mudah digunakan
Ahli I II
III
IV
5
5
5
5
5
5
4
Rata-rata
Kategori
5
20/4 = 5
Sangat Setuju
5
5
20/4 = 5
Sangat Setuju
5
4
18/4 = 4,5
Sangat Setuju
14,5/3 = 4,83
Sangat Setuju
2. Dengan adanya media ini pemahaman materi jauh lebih baik 3. Dengan media ini diperoleh materi ajar yang lebih banyak Penilaian secara keseluruhan Adapun kategori yang diberikan
rata-rata penilaian dari para ahli
untuk setiap penilaian adalah Sangat
adalah 4,83 dan nilai ini cenderung
Setuju (SS) dengan skor 5, Setuju (S)
kepada skor 5 sehingga penilaian
dengan skor 4, Cukup (C) dengan
ahli media terhadap penyajian
skor 3, Kurang Setuju (KS) dengan
informasi adalah dianggap sangat
skor 2 dan Tidak Setuju (TS) dengan
setuju.
skor 1. Dari tabel terlihat bahwa hasil Tabel 4 Hasil validasi ahli terhadap aspek kemanfaatan media Aspek yang dinilai 1. Dengan media ini dapat digunakan untuk mempelajari materi yang ada hubungannya dengan konsep lain 2. Dengan menggunakan media ini dapat mendorong saya untuk memahami ICT lebih baik Penilaian secara keseluruhan
Ahli I II
III
IV
5
5
5
5
5
5
Rata-rata
Kategori
5
20/4 = 5
Sangat Setuju
5
20/4 = 5
Sangat Setuju
10/2 = 5
Sangat Setuju
Hamonangan Tambunan adalah Dosen Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Medan
26
Adapun kategori yang diberikan
orang siswa TAV kelas X. Uji coba
untuk setiap penilaian adalah Sangat
dilakukan
Setuju (SS) dengan skor 5, Setuju (S)
informasi penggunaan cd interaktif
dengan skor 4, Cukup (C) dengan
dalam proses pembelajaran respon
skor 3, Kurang Setuju (KS) dengan
siswa. Setiap siswa diberikan cd
skor 2 dan Tidak Setuju (TS) dengan
interaktif,
skor 1. Dari tabel terlihat bahwa hasil
menggunakan cd interaktif secara
rata-rata penilaian dari para ahli
mandiri. Setelah menggunakan cd
adalah 5 sehingga penilaian ahli
interaktif ini, siswa memberikan
media terhadap penyajian informasi
komentar
adalah dianggap sangat setuju.
disediakan dan mengerjakan tes.
untuk
mendapatkan
kemudian
pada
siswa
angket
yang
Dari deseminasi produk yang
Adapun aspek-aspek penilaian
dilakukan diperoleh pad engujian
yang dikomentari oleh siswa adalah
tahap I yang dilakukan terhadap 10
sebagai berikut:
Tabel. 5 Hasil angket cd interaktif terhadap siswa pada pengujian I Daya tarik a Jumlah siswa yang menyatakan 10 “Ya” Jumlah siswa yang menyatakan “Tidak”
Manfaat
b
Tinggkat Kesulitan A B
A
B
10
9
2
10
10
-
1
8
-
-
Pada tabel 5 setiap komponen
cd interaktif tersebut. Hasil tes yang
dibagi menjadi 2 bagian lagi yaitu a
dikerjakan
dan b yang merupakan aspek-aspek
menunjukkan
yang
maksimal. Hasil tes siswa terlihat
dinilai
setiap
komponen.
Respon yang diberikan siswa yang tertera pada tabel 5 menunjukkan
oleh hasil
siswa
juga
yang
belum
pada tabel 4.9 berikut. Pegujian pada tahap berikutnya
bahwa tingkat kesulitan merupakan
setelah dilakukan revisi
dengan
kendala siswa dalam menggunakan
melibatkan jumlah siswa sebagai
Hamonangan Tambunan adalah Dosen Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Medan
27
responden, yaitu 30 orang siswa
siswa dipersilahkan menggunakan cd
TAV. Dengan langkah yang sama
interaktif secara mandiri. Setelah
setiap siswa diberikan cd interaktif
menggunakan cd interaktif ini, siswa
namun sebelum digunakan, siswa
memberikan komentar pada angket
terlebih dahulu diberikan penjelasan
yang disediakan dan melakukan tes.
menggunakan cd interaktif dengan
Komentar
bantuan LCD proyektor. Setelah
tahap II dapat dilihat pada tabel 6
penggarahan
berikut:
diberikan
kemudian
siswa
pada pengujian
Tabel 6 Hasil angket cd interaktif pada pengujian tahap II Daya tarik a
B
Tinggkat Kesulitan a B
Jumlah siswa yang menyatakan “Ya”
30
30
30
30
30
30
Jumlah siswa yang menyatakan “Tidak”
-
-
-
-
-
-
Pada tabel 6 dapat dilihat respon
pembelajaran.
Manfaat A
B
Hal tersebut sangat
yang diberikan siswa menunjukkan
berpengaruh pada hasil tes yang
cd interaktif sangat disukai siswa
dikerjakan
sebagai
menunjukkan hasil yang maksimal.
media
dalam
proses
oleh
siswa
yang
SIMPULAN DAN SARAN ternyata
Simpulan
sangat
menarik
minat
Media pembelajaran interaktif
belajar siswa terlihat dari respon
yang dikemas dalam bentuk cd
yang diberikan siswa melalui angket
interaktif
dan hasil belajar siswa yang naik
pada
penelitian
ini
berdasarkan pengujian oleh para ahli
secara
telah dinyatakan layak digunakan
pembelajaran interaktif
dalam
sangat
proses
pembelajaran
dan
siknifikan. efektif
digunakan
Media ternyata dalam
Hamonangan Tambunan adalah Dosen Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Medan
28
proses pembelajaran ditinjau dari
pembelajaran
hasil belajar siswa dengan nilai
maupun
terendah adalah 8,0 (delapan koma
pembelajaran yang sudah ada untuk
nol) yaitu lebih tinggi 1 angka dari
mengatasi
nilai KKM yang ditetapkan hanya
penyampaian informasi dalam proses
dalam 1 kali penerapan tanpa harus
pembelajaran di kelasnya. Penelitian
melakukan remedial.
yang
Saran
dilakukan oleh peneliti beriktnya
Beberapa
hal
yang
dapat
disarankan dari hasil penelitian ini
yang
belum
mengembangkan
lebih
keterbatasan
ada media dalam
mendalam
perlu
untuk dapat mengembangkan produk yang lebih mutakhir.
adalah bahwa guru yang mengajar dikelas kemauan
hendaknya
memiliki
untuk membuat
media
DAFTAR PUSTAKA Faizin, Noor. 2009. Penggunaan Model Pembelajaran Multimedia Interaktif (MMI) Pada Konsep Listrik Dinamis Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Dan Memperbaiki Sikap Belajar Siswa (online) Hamalik, Oemar.2010. Kurikulum dan Pembelajaran.Jakarta;Bumi Aksara HR,
Widada. 2011. Multimedia Interaktif untuk Guru &
Profesional.Yogyakarta; Pustaka Widyatama. Kristiningrum, 2007. Pengembangan Multimedia Pembelajaran Interaktif dengan Macromedia Authorware 7.0 pada Materi Fisika Sekolah Menengah Atas (SMA) Pokok Bahasan Kinematika Gerak Lurus (online) Sanaky, Hujair. 2011. Media Pembelajaran. Yogyakarta: Kaukaba
Hamonangan Tambunan adalah Dosen Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Medan
29
PENGARUH PEMBERIAN INSENTIF DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA GURU SMP NEGERI DI KOTA PEMATANG SIANTAR Sukarman Purba Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh langsung pemberian insentif dan motivasi kerja terhadap kinerja guru. Populasi dalam penelitian ini adalah guru-guru SMP Negeri di Kota Pematang Siantar, dengan jumlah sampel 140 orang guru. Metode penelitian adalah penelitian survey dengan pendekatan analisi jalur. Pengumpulan data dilakukan menggunakan angket, yang telah diujicobakan.Hasil penelitian menunjukkan terdapat pengaruh langsung positif dan signifikan pemberian insentif, dan motivasi kerja terhadap kinerja guru. Untuk itu, diperlukan kebijakan untuk meningkatkan kinerja guru, maka perlu peningkatan pemberian insentif dan motivasi kerja. Kata kunci : Pemberian Insentif, Motivasi Kerja dan Kinerja Guru PENDAHULUAN Keberhasilan
bangsa
tergantung banyak hal, terutama
tidak terlepas dari kualitas Sumber
mutu gurunya. Ini menunjukkan
Daya
yang
bahwa tugas guru tidaklah mudah.
dimilikinya. Pemerintah berupaya
Guru harus memiliki kemampuan
agar
dan
Manusia kualitas
suatu (SDM) SDM
ditingkatkan
dengan
peningkatan peningkatan
semakin
ketrampilan
yang
bersifat
cara
professional. Peranan guru dalam
kesejahteraan,
proses pembelajaran meliputi sebagai
kemampuan
dan
pengajar,
pemimpin
kelas,
pengetahuan, melakukan sertifikasi.
pembimbing, perencana, supervisor,
Guru sebagai suatu asset sumber
motivator, dan konselor. Sebagai
daya manusia memiliki peranan yang
tulang punggung pendidikan, guru
sangat
diharapkan mampu melaksanakan
penting
dalam
proses
pendidikan, dan merupakan ujung
tugas-tugas
tombak dalam memajukan kualitas
tercapainya
pendidikan. Sebagaimana dinyatakan
Untuk
Tilaar
bahwa
tenaga yang profesional maka perlu
pendidikan
dilakukan pembinaan secara terus
peningkatan
(1999:104) kualitas
dan
fungsinya
tujuan
menjadikan
demi
pendidikan. guru sebagai
Sukarman Purba adalah Dosen Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Medan
30
menerus
dan
berkesinambungan,
SD sebesar 50,7%. Temuan ini
dan
diakui
menunjukkan rata-rata keseluruhan
keprofesionalannya. Pekerjaan guru
guru, mulai dari guru SD, SMP, dan
bukan
SMA rata-rata 60,6% yang layak dan
dihargai
semata-mata
pengabdian
namun
pekerjaan guru
adalah
39,4% belum profesional atau belum
pekerja professional. Usaha-usaha
layak menjadi guru.
untuk membuat mereka menjadi
menunjukkan
profesional tidak semata-mata hanya
profesionalnya
meningkatkan kompetensinya, baik
mengakibatkan kinerja guru rendah.
melalui
penataran,
Bila dilihat dari hasil Ujian akhir
pelatihan maupun kesempatan untuk
nasional juga belum menunjukan
belajar,
juga
nilai yang memuaskan dan jumlah
memperhatikan guru dari segi yang
siswa yang yang tidak lulus masih
lain, seperti peningkatan disiplin,
cukup banyak apalagi siswa dari
peningkatan
sekolah
pemberian namun
perlu
Data ini
masih
belum
guru
akan
motivasi
kerja,
bimbingan
melalui
bahwa kinerja guru dalam mendidik
supervisi, pemberian insentif, gaji
anak masih belum maksimal. Bila
yang layak dengan keprofesionalnya
diamati beberapa fenomena yang
demi mewujudkan
terjadi saat ini di Pematang Siantar,
pemberian
tinggi
dalam
kinerja yang
mencapai
tujuan
pendidikan yang diharapkan. Namun
dalam
bahwa
pendidikan
masih
belum
swasta.
Ini menunjukan
masih banyak ditemukan motivasi untuk
mengembangkan
materi
kenyataannya,
pelajaran masih kurang, kemampuan
di
guru
Indonesia
untuk
menghimpun
materi
menunjukkan
pelajaran dari berbagai buku sumber
perubahan ke arah yang lebih baik.
masih rendah, sebagian guru masih
Hasil penelitian yang dilakukan oleh
menggunakan silabus dan rencana
Balitbang PDIP pada tahun 2007
pelaksanaan
menemukan bahwa presentasi guru
milik orang lain, mengajar tidak
yang layak sesuai dengan profesinya
sesuai dengan program yang telah
adalah sebagai berikut: guru SMA
disusun,
67,1%, guru SMP 64,1%, dan guru
dengan bidang keahliannya akibat
pembeiajaran
tidak
mengajar
(RPP)
sesuai
Sukarman Purba adalah Dosen Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Medan
31
kurangnya bidang
guru
yang
banyaknya
sesuai
dibutuhkan.
guru
mencari
dengan
memberi dampak pada kinerja guru.
Masih
Untuk itu, perlu dilakukan penelitian
kerja
untuk
mengetahui
kinerja
guru
tambahan di luar tugasnya sebagai
Sekolah Menengah Pertama dan
guru, sehingga para guru tidak fokus
faktor-faktor
dalam
mempengaruhinya yaitu, Pemberian
melakukan
tugas
dan
yang
diprediksi
tanggungjawabnya. Hal ini akan
Insentif dan Motivasi kerja guru.
Kinerja Guru
tiga
Kinerja dapat dinyatakan segala sesuatu
yang
dilakukan
kriteria
dalam
melakukan
penilaian kinerja individu, yakni: (a)
dalam
hasil kerja individu (individual task
menyelesaikan suatu tugas dengan
outcomes), perilaku (behaviors), dan
menggunakan
ciri (traits). Untuk mengukur hasil
sumberdaya
yang
dimiliki guna mencapai tujuan yang
kerja
diharapkan.
(1997:231)
dievaluasi adalah hasil tugas dari
menyatakan kinerja mengarah pada
seseorang atau produk apa yang
suatu
dihasilkan.
Robbins
upaya pencapaian prestasi
individual
maka
Adapun
yang
pengertian
kerja yang lebih baik. Keberhasilan
perilaku disini adalah perilaku ring
dalam melakukan sesuatu pekerjaan
dilakukan
sangat
kinerja.
tugas yang harus ia lakukan dalam
Pengertian ini menyatakan bahwa
melaksanakan pekerjaannya. Untuk
kinerja merujuk pada hasil dalam
mengukur
penyelesaian pekerjan, penanganan
perilaku
atau pelaksanaan suatu tugas. Bates
dengan mengevaluasi aktivitas atau
dan Hoeton seperti yang dikutip oleh
kegiatan
Amstrong dan Baron (1998: 15)
pegawai
menyatakan kinerja sebagai suatu
pekerjaannya. Hodgetts dan Kuratko
hasil kerja.
(1988:438)
ditentukan
oleh
Robbins dalam Purba (2009:11-
berkaitan
dan berkaitan dengan
kinerja kerja yang
berdasarkan
dapat
dilakukan
dilakukan
oleh
dalam kaitannya dengan menyatakan dengan
seberapa
kinerja baik
12) menyatakan pencapaian tujuan
seseorang melakukan pekerjaannya.
yang telah ditetapkan merupakan
Hugh and Feldman (1986: 24), bila
satu tolok ukur kinerja individu. Ada
dikaitkan dengan peran individu
Sukarman Purba adalah Dosen Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Medan
32
dalam organisasi, kinerja adalah
tugas yang menjadi kewajibannya
serangkaian perilaku atau kegiatan
serta hasil yang diperolehnya dalam
individu yang sesuai dengan harapan
menyelesaikan pekerjaan tersebut.
atau keinginan organisasi tempat ia
Hodgett dan Kuratko (1988: 439)
bekerja.
29)
menyatakan bahwa sistem penilaian
penekanan
kinerja yang didesain dengan baik
kinerja adalah untuk mendapatkan
mempunyai lima karakteristik dasar,
hasil
Purba
menyatakan
(2008:
bahwa
berorientasi
pada
yaitu: (1) berkaitan langsung dengan
untuk
tugas orang tersebut dan mengukur
Dengan
kemampuannya dalam melaksanakan
demikian, dapat dinyatakan bahwa
tugas; (2) lengkap, karena mengukur
kinerja adalah hasil, baik kuantitas
semua aspek penting;
(3) bersifat
maupun
objektif,
benar-benar
yang
efektifitas
dan
efisiensi
mencapai
suatu
tujuan.
kualitas,
seseorang
yang
dalam
dicapai
melaksanakan
karena
mengukur
kinerja
tugasnya;
(4)
tugas-tugasnya sesuai dengan standar
berdasarkan pada standar kinerja
atau kriteria yang telah ditentukan
yang diinginkan; dan (5) didesain
sehingga
untuk
tercapai
tujuan
yang
mengetahui
kekuatan
dan
diharapkan secara efektif dan efisien.
kelemahan seseorang dan selanjutnya
Menurut Gomes (1995: 135)
menjelaskan mengapa hal tersebut
bahwa penilaian terhadap kinerja
terjadi dan bagaimana mengatasinya.
mempunyai
Dalam
reward
tujuan untuk men-
kinerja
sebelumnya
(to
terhadap
penelitian
ini
penilaian
guru
dilakukan
perilaku.
Penilaian
kinerja
reward past performance) dan untuk
berdasarkan
memotivasi demi perbaikan kinerja
terhadap kinerja guru dilakukan
pada waktu yang akan datang (to
secara rater oleh kepala sekolah dan
motivate
pembantu kepala sekolah.
fulture
performance
improvement). Hayness (1984: 131),
Berdasarkan uraian di atas dapat
yang menyatakan kriteria penilaian
disimpulkan pengertian kinerja guru
kinerja yang efektif berfokus pada
dalam penelitian ini adalah unjuk
serangkaian kegiatan yang dilakukan
kerja guru dalam melakukan tugas-
oleh seseorang dalam melaksanakan
tugas dan tanggungjawabnya untuk
Sukarman Purba adalah Dosen Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Medan
33
mencapai tujuan organisasi, dengan
tanggung jawab, pujian, pemberian
indikator: melakukan tugas dengan
jabatan pindah kepekerjaan yang lebih
baik, hasil kerja sesuai dengan
bagus, dan memberikan tugas khusus.
tujuan, melakukan kerjasama, pola
Pemberian
komunikasi,
dengan waktu, seperti dinyatakan
dan
tanggungjawab
insentif
juga
terpaut
terhadap tugas.
Nawawi (2000:34) bahwa semakin
Pemberian Insentif
cepat
insentif
dibayarkan
kepada
Dalam Kamus Bahasa Indonesi
pegawai, semakin besar motivasinya
Insentif diartikan sebagai tambahan
terhadap pekerjaan yang diberikan dan
penghasilan
nilai insentif yang diberikan akan
(uang,
barang
dan
sebagainya) untuk menambah dan
berkurang
meningkatkan gairah kerja. Kata
ditunda untuk jangka waktu yang terlalu
Insentif berasal dari bahasa Inggris
lama. Pemberian Insentif merupakan
"incentive" artinya something that
suatu usaha dari Sekolah untuk
encourage to do (sesuatu yang dapat
memberikan tambahan di luar gaji,
mendorong
yang
untuk
melakukan
apabila
dapat
pemberiannya
merangsang
atau
sesuatu). Pemberian insentif dapat
mendorong guru agar bekerja
merangsang seseorang untuk dapat
lebih giat dan bersemangat guna
bekerja
meningkatkan
lebih
dikemukan oleh
baik.
Seperti
kinerjanya.
Monday dan Noe
Pemberian insentif sebagai bagian
(1996:124) bhwa The basic purpose
dari keuntungan diberikan kepada
of all incentive plans is to improve
pekerja yang bekerja secara baik atau
employei productivity in order to gain
berprestasi, misalnya dalam bentuk
a competitive advantage. Pernyataan
pemberian bonus dan dapat pula
ini menunjukkan bahwa pemberian
diberikan
dalam
insentif adalah sesuatu hal yang dapat
sehingga
dapat
mendorong peningkatan produktivitas
kinerjanya. Ranupanjodo dan Husnan
seseorang
dalam
meningkat.
Pemberian
bentuk
barang
meningkatkan
Insentif yang dimaksud dapat berupa
N awa wi (200 0: 45) mengklassifik
seperti
asikan jenis-jenis insentif yang
kenaikan
tunjangan
gaji,
profesi,
pemberian pertambahan
diberikan,
yaitu,
(1)
Uang,
Sukarman Purba adalah Dosen Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Medan
34
seseorang ingin bekerja karena
kesempatan
ingin memperoleh uang, dengan
berprestasi merupakan salah satu
uang seseorang dapat memuaskan
kebutuhan egoistik dalam hubungan
kebutuhannya,
dengan
dan
merupakan
pada
guru
untuk
pemberian
insentif.
daya rangsang yang sangat kuat, (2)
Sedangkan,
Keamanan,
sebuah
pada dasarnya bentuk insentif dapat
kebutuhan manusia yang fundamental
digolongkan menjadi dua bagian
bagi sebagian tenaga kerja kadang-
yaitu: 1) Insentif Finansial, yang
kadang pekerjaan yang aman lebih
terdiri atas: (a). Bonus, adalah uang
penting dari pada uang atau upah, (3)
yang diberikan sebagai balas jasa
Persahabatan,
bekerja
yang
lainnya,
dimasa
datang
adanya persahabatan akan akan
kepada
guru
menyatukan
secara
menerimanya, (b). Komisi, adalah
kelompok yang bekerja sama dan
jenis komisi yang diberikan kepada
saling memiliki, (4) Pengakuan yang
guru yang berprestasi; 2) Insentif
adil, merupakan salah satu kebutuhan
non finasial, yang terdiri atas: (a)
sosial yang dapat diperoleh dari
Pembelian
hubungan antara atasan dan bawahan.
maupun tertulis, (b) Pemberian
Perlakuan yang adil ini dimaksudkan
promosi
tidak pandang bulu dalam pemberian
terima kasih secara formal maupun
tugas, insentif dan penghargaan
tidak
serta
perlengkapan khusus pada ruang
merupakan
memerlukan
manusia manusia mereka
lainnya
yang
dapat
Manulang
diberikan
penghargaan.
egoistik
diberikan
secara (c)
(d) (e)
berhak
lisan
Ucapan
Pemberian Pemberian
Berdasarkan uraian di atas, maka
untuk
pengertian pemberian insentif dalam
melaksanakan suatu pekerjaan dalam
penelitian ini adalah imbalan dalam
batas-batas
akan
bentuk uang dan barang serta jasa
dan
yang diberikan kepada seseorang untuk
meningkatkan
guru
dan
ikatan
yang
formal,
bekerja, (5) Otonomi, merupakan memenuhi
dan
jabatan,
kerja,
salah satu bentuk insentif dalam
secara
pujian
mengganggu kosentrasi guru dalam
(2004:4)
tertentu kreatifitas
spontanitas, (6) Prestasi, pemberian
dapat
mendorong
semangat
dan
Sukarman Purba adalah Dosen Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Medan
35
prestasi kerjanya dengan indikator
yang
pemberian penghargaan, pemberian
anggota organisasi mau dan rela
pujian, merasa dihargai dan dihormati,
untuk mengerahkan kemampuannya,
penyediaan sarana
tenaga
dan prasarana
mengakibatkan
dan
seorang
waktunya
untuk
penunjang, pemberian bonus, dan
melakukan berbagai kewajiban yang
kesesuaian
menjadi tanggung jawabnya, dalam
antara
tugas
dengan
rangka
tanggung jawab.
sasaran
Motivasi Kerja Motivasi adalah dorongan atau keinginan individu untuk melakukan kegiatan tertentu dalam mencapai tujuan.
Robbins
menyebutkan sebagai
(2007:208)
bahwa
suatu
menghasilkan
motivasi
proses
yang
intensitas, arah dan
ketekunan individual dalam usaha Berdasarkan pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa motivasi suatu
menggerakkan
kondisi
yang
seseorang
agar
mampu mencapai tujuan dari motif.
tujuan
organisasi.
(2005:141)
dan
Luthans
mengatakan
motivasi
adalah suatu proses di dalam diri seseorang
karena
memiliki
kebutuhan psikologis dan fisiologis sehingga mengerakkan perilaku atau dorongan untuk
mencapai
suatu
tujuan. Menurut Maslow ada 5 (lima) kebutuhan pegawai dalam organisasi yang
untuk mencapai satu tujuan.
adalah
pencapaian
disusun
secara
hirarkhis
(bertingkat) yaitu : (1) Kebutuhan yang bersifat biologis dan fisiologis (Biological and physiological needs), seperti
sandang,
pangan,
papan,
kepuasan seksual dan kebutuhan
Gibson, et al (2006:103) menyatakan
fisik
lainnya,
bahwa ”motivation has to do with 1)
keamanan (safety needs), seperti
the direct of behavior, 2) the strength
kebutuhan
of the response (i.e., effort) once an
perlindungan dari gangguan fisik dan
employee chooses to follow a course
emosi, (3) Kebutuhan perhatian dan
of action, and 3) the persistence of
kasih sayang (Belongingness and
akan
(2)
Kebutuhan
keamanan
dan
the behavior.” Sedangkan, Siagian
Love needs), seperti kebutuhan akan
(1995:
kasih sayang, perasaan diterima oleh
137-138)
menyatakan
motivasi adalah daya pendorong
orang
lain,
perasaan
dihormati,
Sukarman Purba adalah Dosen Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Medan
36
perasaan maju dan tidak gagal dan
mencakup
kebutuhan
pertumbuhan,
ikut
organisasi,
(4)
serta
dalam
Kebutuhan
akan
prestasi,
pengakuan,
tanggung
peningkatan
kerja,
jawab,
ketertarikan
penghargaan (Esteem needs), yaitu
dalam kerja (pekerjaan itu sendiri),
kebutuhan akan status yang diduduki
dan
seseorang
Luthans
(prestasi),
penghargaan
diri, (5) Kebutuhan aktualitas diri (Self
actualization
needs),
yaitu
peluang
untuk
bertumbuh.
(2005:108)
menyatakan
pengertian motivasi kerja adalah ”Work motivation is defined as
kebutuhan untuk mengembangkan
conditions
kapasitas
karyanya
causal, direction and maintenance of
melalui on the job training, seminar,
behavior relevant in work settings”
lokakarya
Pernyataan
mental
dan
dan
sebagainya,
which
influence
ini
the
menunjukkan
pencapaian potensi seseorang dan
motivasi kerja didefinisikan sebagai
pemenuhan
diri
sendiri.
kondisi
Selanjutnya,
teori
Frederick
yang
membangkitkan, mengarahkan dan
Herzberg tentang motivasi, yaitu
memelihara
teori
berhubungan
dua
faktor,
yang
disebut
berpengaruh
perlakuan dengan
yang
lingkungan
”Hygiene Motivators” atau disebut
kerja. Dengan demikian, motivasi
juga ”Disatisfactiers-satisfers” atau
kerja dapat diartikan sebagai daya
disebut
”Extrinsic-Intrinsic
dorong yang mengakibatkan seorang
Factors”. Dalam teori tersebut ada
anggota organisasi mau dan rela
seperangkat kondisi ekstrinsik dan
mengerahkan kemampuan-nya dalam
intrinsik yang akan mempengaruhi
bentuk
prestasi kerja. Faktor ekstrinsik yang
keterampilan,
disebut hygiene terdiri dari gaji,
untuk
keamanan kerja, kondisi kerja, status,
kegiatan
prosedur perusahaan, supervisor, dan
tanggungjawabnya dan menunaikan
hubungan
personal.
kewajiban dalam rangka pencapaian
Kesemuanya merupakan faktor yang
tujuan dan berbagai sasaran yang
berasal dari luar individu. Faktor
telah ditentukan sebelumnya.
juga
antar
keahliannya tenaga
menggerakkan
atau
dan
waktu berbagai
yang
menjadi
intrinsik yang menjadi motivators Sukarman Purba adalah Dosen Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Medan
37
Dengan
demikian
pengertian
diharapkan,
dengan
indikator:
memenuhi
kebutuhan
motivasi kerja dalam penelitian ini
berusaha
adalah dorongan yang dari dalam diri
hidup, berusaha menyelesaikan tugas
guru untuk mau bekerja dengan
dengan
sunguh-sungguh
dapat
pekerjaan, keinginan meningkatkan
yang
kemampuan, senang berkompetisi,
siswa-siswanya
keinginan meraih prestasi, dan berani
memberikan bermutu untuk
dan pelayanan
kepada mencapai
tujuan
yang
baik,
peduli
terhadap
mengambil resiko.
HIPOTESIS PENELITIAN Berdasarkan kerangka berfikir
Pemberian Insentif (X1) berpengaruh
yang telah diuraikan di atas, maka
langsung terhadap Kinerja
dirumuskan
(X3);
hipotesis
penelitian
3)
Motivasi
sebagai berikut : 1) Pemberian
berpengaruh
Insentif (X1) berpengaruh langsung
Kinerja
Kerja
langsung
Guru (X2)
terhadap (X3)
Guru
terhadap Motivasi Kerja (X2); 2) METODE PENELITIAN Metode
penelitian
yang
digunakan adalah metode survei dengan pendekatan analisis
jalur
Random
Sampling.
Pengumpulan
data dilakukan dengan kuesioner. Teknik
Analisis
data
yang
(path analysis). Populasi target pada
digunakan adalah analisis deskriptif
penelitian ini adalah guru SMP
dan analisis inferensial. Analisis
Negeri di Kota Pematang Siantar
deskriptif digunakan untuk melihat
dengan jumlah populasi berjumlah
gambaran tentang data dari masing-
305 orang guru. Untuk menentukan
masing
jumlah sampel penelitian, ditentukan
ditunjukkan melalui mean, median,
dengan menggunakan tabel Kreijcie,
modus, daftar distribusi frekuensi
sehingga diperoleh sebanyak 140
dan histogram. Analisis inferensial
orang. Teknik pengambilan sampel
digunakan untuk menguji hipotesis
yang
memakai
digunakan
Proporsional
variabel
penelitian
analisis
jalur
yang
(path
Sukarman Purba adalah Dosen Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Medan
38
Analysis) yang didahului dengan uji
uji linieritas.
normalitas, homogenitas varians dan DESKRIPSI DATA HASIL PENELITIAN Pada tabel disajikan data dari setiap
variabel
penelitian,
yang
(X3), Pemberian Insentif (X1), dan Motiuvasi Kerja (X2).
meliputi data variabel Kinerja Guru Tabel 1. Deskripsi Hasil Perhitungan Analisis Deskriptif Keterangan Pemberian Motivasi Kinerja Insentif (X1) Kerja (X2) Guru (X3) Jumlah Sampel (n) 140 140 139 Mean 130,67 127,61 136,68 Median 130 128 137,66 Mode 130 128 137,33 Std. Deviation 8,25 7,63 8,28 Variance 67,83 58,28 68,49 Range 37 37 37,67 Minimum 111 107 113,33 Maximum 148 145 151,00 Sum 18109 17738 18998,13 Sebelum dilakukan pengujian hipotesis, dilakukan
maka
terlebih
pengujian
dahulu
persyaratan
varians untuk setiap variabel bebas terhadap variabel terikat dan Uji linieritas,
yaitu
analisis jalur (Path Analysis), yaitu
hubungan antara
Uji normalitas, Uji homogenitas
model harus linier.
mengetahui variabel dalam
Tabel 2. Rangkuman Hasil pengujian Normalitas Kolmogrov-Smirnov Variabel Dabsolute Dtabel α = 0,05 Kesimpulan Pemberian Insentif (X1) Motivasi Kerja (X2) Kinerja (X3) Dari tabel terlihat bahwa semua
0,093 0,082 0,102
0,115 0,115 0,115
Normal Normal Normal
lebih kecil dari nilai Dtabel pada α =
nilai perhitungan Dabsolute atau Dhitung
0,05
dari
bahwa semua data dari tiap-tiap
tiap-tiap variabel penelitian
sehingga
dapat
dinyatakan
Sukarman Purba adalah Dosen Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Medan
39
variabel
penelitian
berbistribusi
normal.
Pada tabel berikut disajikan rangkuman uji homogenitas varians dari
Uji Homogenitas Varians
setiap
pasangan
variabel
penelitian.
Tabel 3. Rangkuman Uji Homogenitas Varians dengan Uji Bartlett No Kelompok dk Keterangan 2 tabel α =0,05 2 hitung 1 2 4 Dari
X2 atas X1 X3 atas X1 X3 atas X2 tabel
terlihat
38,02 34,42 31,54 bahwa
132,14 132,14 138,81
sehingga
dapat
dinyatakan
Homogen Homogen Homogen
Uji Linieritas
semua nilai 2hitung < 2tabel pada α = 0,05
108 108 113
Rangkuman hasil perhitungan uji
Linieritas
dari
kelompok
bahwa semua varians kelompok data
variabelpenelitian terlihat pada tabel
dari
berikut ini.
tiap-tiap variabel penelitian
homogen. Tabel 4. Rangkuman Perhitungan Uji Linieritas Ftabel No Model Regresi Fhitung Dk = 0,05 = 0,01 1. X2 = 105,03 + 0,27X1 0,97 30/108 1,57 1,89 2. X3 = 74,57 + 0,49 X1 1,11 30/108 1,57 1,89 3. X3 = 45,28 + 0,58X2 1,33 26/113 1,62 1,89
Kesimpulan Linear Linear Linear
Dari tabel terlihat bahwa semua
Rangkuman hasil perhitungan
nilai Fhitung < Ftabel pada α = 0,05
besar koefisien korelasi sederhana
sehingga dapat dinyatakan bahwa
antara variabel penelitian, seperti
semua model atau persamaan regresi
yang disajikan dalam tabel matrik
menunjukkan hubungan yang linier.
berikut.
Tabel 5. Matriks Koefisien Korelasi Sederhana antar Variabel. Variabel Pemberian Motivasi Kinerja Guru Insentif (X1) Kerja (X2) (X3) Pemberian Insentif (X1) 1 0,650** 0,485** Motivasi Kerja (X2) 0,650* 1 0,560** Kinerja Guru (X3) 0,485** 0,560** 1 * Signifikan pada = 0,05 (rtabel = 0,148) ** Sangat Signifikan pada = 0,01 (rtabel = 0,194) Sukarman Purba adalah Dosen Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Medan
40
Setelah
nilai
dilanjutkan dengan perhitungan uji
koefisien korelasi sederhana, maka
signifikansi koefisien jalur dengan
diperoleh nilai koefisien jalurnya dan
mengggunakan uji-t.
ρ ρ21 ρ31 ρ32
diperoleh
Tabel 6. Rangkuman Besar Koefisien Jalur (ρ) dan Uji Signifikansi Koefisien Jalur Koefisien dk (n-2) t tabel(α = 0.05) thitung Jalur 0,650 12,02 138 1,35 0,167 1,87 138 1,35 0,428 5,12 138 1,35
Kesimpulan Signifikan Signifikan Signifikan
Setelah dilakukan perhitungan maka hasil perhitungan koefisien jalur ditunjukkan pada diagram jalur seperti yang terlihat pada gambar berikut :
Pemberian Insentif (X1) r12 =ρ21 = 0,650 Є1 =0,5775
Motivasi Kerja (X2)
Є2 =0,6959 ρ31 = 0,167 r31 = 0,485 r32 = 0,560 ρ32 = 0,428
ρε2=0,8342 Kinerja Guru
(X3)
Gambar 1. Diagram Jalur Pemberian Insentif (X1) dan Motivasi Kerja (X2) terhadap Kinerja guru (X3) Pada tabel berikut ini ditampilkan rangkuman hasil perhitungan koefisien jalur serta rekapitulasi pengujian hipotesis penelitian. No
1
Tabel 7. Rekaputulasi pengujian hipotesis. Hipotesis Uji Koefisien thitung Statistik Jalur dk= 138 Pemberian Insentif (X1) berpengaruh langsung terhadap Motivasi Kerja (X2)
p21 = Ho : p21 > 0 0,650 Ho : p21 ≤ 0
12,02
Keputusan Ho Ho ditolak
Sukarman Purba adalah Dosen Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Medan
41
No
Hipotesis
Uji Statistik
Koefisien Jalur
thitung dk= 138
Keputusan Ho
2
Pemberian Insentif (X1) berpengaruh langsung terhadap Kinerja Guru (X3)
Ho : p31 ≤ 0
p31 = Ho : p31 > 0 0,167
1,87
Ho ditolak
3
Motivasi Kerja (X2) berpengaruh langsung terhadap Kinerja Guru (X3)
p32 = Ho : p32 > 0 0,428
5,12
Ho ditolak
Ho : p32 ≤ 0
*signifikan pada taraf signifikansi = 0,05 (ttabel = 1,65) Dari tabel terlihat ketiga koefisien
(X2) = (0,650)2 = 0, 4225. Ini
jalur
menunjukkan bahwa 42,25% variasi
bermakna
signifikansi
dan
hasil
menggunakan
uji
Motivasi
uji-t,
ternyata nilai thitung > ttabel dari ketiga
variasi
Kerja
ditentukan
Pemberian
oleh
Insentif,
=
sedangkan sisianya pengaruh faktor
ketiga
lain sebesar 0,5775, atau 57,75%.
hipotesisis penelitian yang diajukan
Pada tabel berikut ditunjukkan hasil
diterima.
rangkuman pengaruh langsung dan
koefisien jalur pada 0,05.
Dengan
demikian,
pengaruh
tidak
langsung
antara
Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung Pengaruh langsung Pemberian
Motivasi Kerja (X2) terhadap Kinerja
Insentif (X1) terhadap Motivasi Kerja
Guru (X3).
Pemberian
Insentif
(X1)
dan
Tabel 8. Rangkuman pengaruh langsung dan tidak langsung Pemberian Insentif (X1) dan Motivasi Kerja terhadap Kinerja Guru (X3). Pengaruh Langsung Terhadap X3 Tidak langsung
Variabel
Total
Pemberian Insentif (X1)
0,0279
0,0465
0,0744
Motivasi Kerja (X2 )
0,1832
0,0465
0,2297
Total Dari tabel terlihat pengaruh langsung terhadap
Pemberian Kinerja
guru
0,3041 0,0279, pengaruh tidak langsung
Insentif
Pemberian Insentif terhadap Kinerja
sebesar
guru melalui Motivasi kerja sebesar
Sukarman Purba adalah Dosen Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Medan
42
0,0465
sehingga
total
pengaruh
langsung
terhadap
Kinerja
guru
Pemberian Insentif secara langsung
sebesar 0,2297. Dengan demikian,
dan tidak langsung terhadap Kinerja
besar
guru
Pengaruh
maupun tidak langsung Pemberian
langsung Motivasi kerja terhadap
Insentif dan Motivasi kerja terhadap
Kinerja
Kinerja
sebesar
0,0744.
guru
sebesar
0,1832,
total
pengaruh
guru
langsung
sebesar
0,3041,
pengaruh tidak langsung Motivasi
sedangkan
sisanya
0,6959
kerja terhadap Kinerja guru melalui
dipengaruhi oleh faktor lain. Dengan
Pemberian Insentif sebesar 0,0465
demikian, besar koefisien jalur residu
sehingga total pengaruh Motivasi
pada X3 sebesar 0,834.
kerja secara langsung maupun tidak KESIMPULAN Berdasarkan analisis statistik,
Kinerja Guru. dengan nilai koefisien
maka kesimpulan hasil penelitian
jalur sebesar 0,167 dan besarnya
sebagai
berikut:
(1)
Pemberian
sumbangan pengaruh langsung yaitu
berpengaruh
langsung
0,0279 atau 2,79%, (3) Motivasi
terhadap Motivasi Kerja dengan nilai
Kerja berpengaruh langsung terhadap
koefisien jalur sebesar 0650 dan
Kinerja Guru dengan nilai koefisien
besarnya sumbangan pengaruhnya
jalur sebesar 0,428 dan besarnya
yaitu 0,4225 atau 42,25%, sedangkan
sumbangan
sisanya 57,75% ditentukan factor
langsung yaitu 0,1832 atau 18,32%,
lain.
sadangkan sisanya sebesar 81,68%
Insentif
(2)
Pemberian
Insentif
langsung
terhadap
berpengaruh SARAN Berdasarkan
hasil
temuan
pengaruhnya
ditentukan oleh faktor lain.
dalam
pengembangan
penelitian, maka untuk peningkatan
peningkatan
kinerja perlu disarankan:
kompetensi
Bagi Pemerintah Daerah
berkesinambungan.
1) Hendaknya
secara
kemampuan guru
dan atau secara
melakukan
2) Memberdayakan seluruh potensi
perencanaan strategik yang baik
yang dimiliki para guru agar
Sukarman Purba adalah Dosen Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Medan
43
memberikan pelayanan berbasis
Untuk meningkatkan kinerja guru,
kinerja
para guru hendaknya selalu bekerja
insentif
dengan yang
memberikan
profesional
dengan
penghargaan agar motivasi kerja
meningkatkan
kompetensi
guru meningkat.
kualifikasi
3) Memberikan berkaitan
layak
pelatihan
dengan
dan
yang
pelaksanaan
bekerja
serta dalam
selalu dan
mengutamakan team
teaching,
sehingga pelaksanan tugas mengajar
tugasnya dan memberikan fasilitas
dapat berjalan dengan dengan baik.
yang
Bagi Peneliti
mendukung
dalam kegiatan
Untuk penelitian kinerja guru
dan
lebih lanjut, perlu dilakukan dengan
lokakarya, yang berkaitan dengan
melibatkan variabel lain di luar
kepemimpinan, manajemen dan
variabel
pelayanan yang bermutu.
kepuasan kerja, pengalaman kerja,
mengikuti
setiap
penataran,
pelatihan,
Bagi Guru
yang
diteliti,
seperti
disiplin kerja, dan lain-lain yang berpengaruh terhadap Kinerja.
DAFTAR PUSTAKA Amstrong, Michael and Angela Baron, Performance Management, London: Institute of Personnel and Development, 1998. Gibson, James L., et al. 2006. Organizations: Behavior, Structure, Processes. New York: McGraw-Hill. Gomes, Faustino Codoso. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta:Andi Ofset, 1995. Hayness. Marion E. Managing Performance: A Comprehensive Guide to Effective supervision,
California: Lifetime learning Publications, 1984. Hodgetts, Richard M. & Donald F. Kuratko. Management, San Diego: Harcourt Brace Jovanovich Publichers. 1988. Hugh, Arnold J. and Daniel C. Felman. Organizational Behavior, New York: Mc Grow-Hill Book Company, 1986. Luthans, Fred., 2005. Organizational Behavior. New York: McGraw Hill Book Company.
Sukarman Purba adalah Dosen Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Medan
44
Manullang, M. Manajemen Personalia, Yogyakarta: Gajahmada University Press, 2004. Mondy, Wayne R. and Robert M. Noe, Human resources Management Upper Saddle River, New Jersey: Prentice Hall, Inc, 1996.
Tilaar, H.A.R. Beberapa Agenda Rreformasi Pendidikan Nasional, Dalam Perpektif Abad 21, Magelang: Putera Indonesia, 1999. Wahjosumidjo. 2001. Kepemimpinan dan Motivasi.Jakarta: Ghalia Indonesia.
Nawawi, Hadari. 2000. Kepemimpinan yang Efektif. Yogyakarta: Gajah Mada University Press. Purba, Sukarman, 2008. “Pengaruh Budaya Organisasi, Modal Intelektual, dan Perilaku Inovatif terhadap Kinerja Pimpinan Jurusan di Universitas Negeri Medan”, Sinopsis Disertasi. Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Negeri Jakarta. Kinerja __________, 2009. Pimpinan Jurusan di Perguruan Tinggi. Yogjakarta: LaksBang Pressindo. Robbins, Stephen P. 1997. Essentials of Organization Behavior, New Jersey: Prentice Hall, Inc. Perilaku __________. 2007. Organisasi. Indonesia: Macanan Jaya Cemerlang. Siagian, Sondang P. 2003. Teori Motivasi dan Aplikasinya. Jakarta: Rineka Cipta.
Sukarman Purba adalah Dosen Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Medan
45
MODEL PENGENDALI IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER GURU-GURU Wanapri Pangaribuan Abstrak Model pengendalian implementasi nilai karakter dibangun berbasis pendekatan sistem input, proses, output, dan umpan balik dengan empat siklus. Keempat siklus merupakan proses instruksi, proses pemberian stimulus agar objek kendali berpengetahuan dan bersikap sesuai dengan target yang dirancang sebelumnya. Model yang dibangun memenuhi tiga syarat yaitu, keterukuran, sensitivitas, dan keterkendalian, sehingga dapat diterapkan untuk pengendalian implementasi nilai karakter. Nilai karakter yang diimplementasikan meliputi tanggung jawab (responsibility), disiplin (dicipline), kejujuran (honesty), kepedulian (caring), dan dapat dipercaya (Thrustworthy) Kata Kunci: Pengendalian, Sistem, keterukuran, sensitivitas, keterkendalian, nilai karakter PENDAHULUAN Tiga tantangan besar pendidikan
sekolah,
Indonesia yang harus diselesaikan,
ketangguhan
yitu pertama, mempertahankan hasil-
juang dan ketangguhan berkompetisi
hasil yang sudah dicapai, kedua,
adalah salah satu atribut karakter
mengantisipasi
yang lahir
dimana
era
dituntut
berkompetisi,
globalisasi, ketangguhan
dan
perwujudan
ketiga,
otonomi
demokratisasi
dalam
dan pelayanan
Indonesia,
juga
daya
juang
berkompetisi.
dari
filosofi
Daya
bangsa
yang
ditumbuhkembangkan
dan
harus dalam
diri
guru dan anak didik. Keberhasilan menumbuhkembangkan
karakter
pendidikan. Ketiga hal itu bertujuan
tersebut
untuk
peningkatan kualitas proses transfer
mewujudkan
Indonesia
bermutu,
pada
yaitu
IPTEKS dan keluaran pendidikan.
dan
Semakin baik nilai karakter dalam
bersemangat kebangsaan yang tinggi
diri guru dan anak didik, semakin
(Fadjar, 2004:52).
baik penguasaan IPTEKS, semakin
cerdas,
yang
manusia
berpengaruh
berakhlak
mulia
Mutu tidak hanya dilihat dari penguasaan
ilmu
pengetahuan,
baik masa depan anak didik dan bangsa.
teknologi, dan seni (IPTEKS) lulusan Wanapri Pangaribuan adalah Dosen Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Medan
46
Peningkatan berorientasi
mutu
penguasaan
yang IPTEKS
umum,
dan
secara
keberhasilan
khusus
penanaman
dan
adalah baik, namun masih belum
penumbuhkembangan nilai karakter.
lengkap.
masyarakat
Syarat pendidikan yang berkualitas
Indonesia sekarang memperlihatkan
salah satunya yang utama adalah
lemahnya watak atau budi pekerti,
kualitas
bahkan rasa kebangsaan, sehingga
karakter yang berkualitas juga adalah
perilaku tidak terpuji merebak di
kualitas kepemilikan nilai karakter
mana-mana. Dari tindak korupsi
guru. Sejalan dengan hal tersebut,
sampai kekerasan, moralitas atau
Astuti dalam Nandika melaporkan
sikap tidak perduli pada lingkungan,
jejak
merupakan manifestasi watak/budi
Litbang Kompas pada 13-14 Juni
pekerti yang tidak pantas sebagai
2007
manifestasi pendidikan yang bermutu
ajaran baru, responden di 10 kota
(Nandika, 2008).
besar di Indonesia menyimpulkan
Kondisi
Persoalan karakter masyarakat secara
umum
merembes
guru,
syarat
pendapat
pendidikan
yang
mengenai
dilakukan
persiapan
tahun
kualitas guru merupakan prioritas
ke
orang tua dalam memilih sekolah
masyarakat sekolah khususnya anak
untuk anak-anak mereka (Nandika,
didik dan guru. Orang tua dan
2008).
masyarakat di lingkungan tempat
Kebijakan
nasional
tinggal anak didik dan guru sangat
pendidikan
kuat
implementasinya
mempengaruhi
sikap
dan
karakter
tindakan mereka. Anak didik yang
secara
dididik
menjadi
pengembangan
sebagai
calon
insan
pemimpin
terdidik
tentang dalam
dilaksanakan
bertahap. dan
Tahapan pendidikan
bangsa
karakter sebagai kebijakan nasional
harus memiliki nilai karakter yang
adalah, Tahap I, Tahun 2010-2014
kokoh,
menyangkut
sehingga
memperkecil
(1)
reorientasi
dan
dampak pengaruh lingkungan yang
penyadaran pentingnya pendidikan
kurang baik.
karakter; (2) penyusunan perangkat
Guru sangat berperan dalam peningkatan kualitas sekolah secara
kebijakan memberdayakan
terpadu
dan pemangku
Wanapri Pangaribuan adalah Dosen Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Medan
47
kepentingan
agar
melaksanakan karakter
pembangunan
secara
pelaksanaan, evaluasi
dapat
efektif
;
pemantapan,
pembangunan
karakter
bagi
guru,
menetapkan
model pendidikan karakter bagi anak
(3)
didik,
dan
pengendalian pendidikan karakter
karakter.
bagi
dan menetapkan guru
dan
model
anak
didik,
2014-2020
menetapkan sumber dan besar dana
menyangkut: (1) pengukuhan nilai-
pendidikan karakter bagi guru dan
nilai dalam karakter bangsa, dan
anak didik.
Tahap
II,
Tahun
pemantapan
pelaksanaan
Perangkat
kebijakan
pembangunan karakter bangsa serta
pengendalian pendidikan karakter
evaluasi pelaksanaannya. Tahap III,
sangatlah penting, karena banyak
Tahun 2020-2025
permasalahan
pengembangan
menyangkut berkelanjutan
(Ambarita, 2011).
kualitas
tentang
keluaran
capaian
yang
tidak
optimum disebabkan pengendalian
Berdasarkan kebijakan nasional
input, proses dan output yang kurang
tentang penjadwalan tersebut, maka
sesuai dengan harapan. Pengendalian
untuk Tahap I, Tahun 2010-2012 di
salah satu fungsi manajemen yang
SMP Tri Jaya Medan menyangkut
masih
(1)
penyadaran
dengan serius di sekolah-sekolah.
pentingnya pendidikan karakter bagi
Banyak faktor penyebab dari hal itu,
guru dan siswa; (2) penyusunan
beberapa
diantaranya
adalah
perangkat kebijakan terpadu dan
minimnya
pengetahuan
teknik
memberdayakan
pengendalian yang dimiliki pimpinan
reorientasi
kepentingan
dan
pemangku agar
melaksanakan
dapat
pembangunan
kurang
sekolah, kepala
diimplementasikan
model sekolah,
kepemimpinan kemauan
untuk
karakter secara efektif. Salah satu
mengendalikan pelaksanaan program
perangkat
dan
kebijakan
yang
kegiatan
yang
rendah,
dirumuskan adalah menetapkan nilai
keengganan melakukan pengendalian
karakter utama yang menjadi pilar
dengan ketat terhadap bawahan.
pendidikan
karakter
menetapkan
model
sekolah, pendidikan
Wanapri Pangaribuan adalah Dosen Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Medan
48
persoalan
Organisasi sekolah merupakan satu
banyak
orang
sistem yang memiliki sejumlah sub
secara
intensif
sistem. Setiap sistem maupun sub
perencanaan,
sistem terdiri dari input, proses, dan
pemasaran, namun sangat sedikit
output. Model pengendalian yang
yang membicarakan pengendalian.
dapat
Senada
model
Ditinjau
dari
manajemen, membicarakan tentang
strategi,
dengan
hal
tersebut,
“Every body is talking about strategy and planning, but nobody is talking obuat control”. The most essential effect of control is that people in the organization do what they are supposed to do”. Controls ensure that the organization resources are allocated to an optimal way” (Hutzschenreuter, 2009) Sejumlah model pengendaliam pendidikan
adalah
yang
dapat
mentransformasikan
Hutzschenreuter mengatakan,
manajemen
diimplementasikan
masukan
(stimulus) menjadi keluaran (respon) melalui proses. Model Pengendalian dapat
diimplementasikan
dengan
syarat respon pengendalian objek kendali harus terukur, terkendalikan, dan
memiliki
sensitivitas
(Dorf,
2011). Keterukuran adalah bahwa respon yang diberikan guru atas
dapat
stimulus pendidikan karakter dapat
maksud
diukur sehingga dapat dianalisis dan
pencapaian tujuan organisasi secara
menghasilkan kesimpulan ataupun
optimal, diantaranya Model PDCA,
rekomendasi. Keterkendalian respon
Model
objek
diimplementasikan
Kaizen,
untuk
Model
ISO
kendali
terhadap
stimulus
9001:2000, Model QAFU, National
manajemen adalah bahwa respon
University
kendali
of
Singapore,
Model
menuju
harapan
yang
Pelatihan SPM-PT Dikti, Model
direncanakan.
Dasar SPM-PT, dan Model Capaian
objek
Mutu
manajemen adalah perubahan respon
Berkelanjutan
(Kumaefi,
2006).
terhadap
respon stimulus
objek kendali dalam satuan waktu
Dalam penelitian ini, model yang
kendali
Sensitivitas
dikembangkan
berbasis
tertentu. Implementasi
kendali
pada
pendekatan sistem masukan (input),
pendidikan karakter guru-guru SMP
proses,
Swasta Tri jaya Medan, dengan
dan
keluaran
(output).
Wanapri Pangaribuan adalah Dosen Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Medan
49
parameter terbatas.
atribut Atribut
pendidikan
karakter karakter
karakter
bagi
yang
Perumusan masalah penelitian
dalam
ini sebagai berikut: 1) Apakah respon
guru
objek
kendali
atas
stimulus
atribut
manajemen yang dihasilkan model
(responsibility),
pengendalian terukur ?; 2) Apakah
kejujuran
respon objek kendali atas stimulus
(honesty), kepedulian (caring), dan
manajemen yang dihasilkan model
dapat
pengendalian
tersebut
dibatasi
tanggung
jawab
disiplin
(dicipline), dipercaya
Penelitian
dibatasi
hanya
(Thrustworthy). hanya
empat
memperlihatkan
sensitivitas ?; 3) Apakah respon
siklus pengendalian untuk mencapai
objek
target respon dalam ranah kognitif,
manajemen yang dihasilkan model
dan
pengendalian
sikap
terhadap
pendidikan
karakter.
kendali
atas
stimulus
terkendalikan
dan
sesuai dengan target ?
Hakikat Karakter Menurut Ali karakter adalah
adalah persepsi yang benar), sebuah
sifat-sifat kejiwaan, tabiat, watidak,
objek dilihat tetapi kelihatannya
ahlak
adalah tidak benar (ilusi), sebuah
atau
budi
pekerti
yang
membedakan seseorang dengan yang
objek
lain (Ali, 1995). Fish mengatakan
sesungguhnya objek itu tidak ada
bahwa persepsi terhadap sesuatu
(halusinasi).
secara unik didasarkan pada tiga
adalah
prinsip, yaitu: prinsip faktor umum
menggunakan
(the
common
factor
principle),
dilihat
Prinsip
principle), dan prinsip representative
artinya
perhatian
(Fish, 2010). Berdasarkan prinsip faktor umum dapat terjadi tiga hal
yang
“jika…maka). Prinsip representatif pengalaman
principle)
penomena pernyataan
adalah
representational
tetapi
kondisional
prinsip penomena (the phenomenal (the
akan
visual yang
yang intensif
terhadap keberadaan (masa depan) sesuatu di dalam dunia. Bernard The
Show
mengatakan
Harvest
of
yaitu, sebuah objek dilihat sesuai
dalam
dengan objek sesungguhnya (hal ini
Education,”Show a though reap an
Wanapri Pangaribuan adalah Dosen Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Medan
50
action, show an action reap a habit,
character is the inward motivation to
show a habit reap a character, show
do what is right, according to the
a character reap a dignity”. Hal
highest standard of behaviour, in every
tersebut sejalan dengan pernyataan
situation” (Hill, 2005). Kupperman
Kuppermen bahwa karakter meliputi
(1991)
kebiasaan-kebiasaan
menyatakan
bahwa
“X's
dan
tendensi
character is X's normal pattern of
dan tindakan
original
thought and action, especially in
seseorang (Joel, 1991). Lebih lanjut
relation to matters affecting the
Zuchdi mengatakan bahwa karakter
happiness of others and of X, most
adalah sebuah cara berpikir, bersikap
especially in relation to moral
dan bertindak yang menjadi ciri khas
choice”.
pemikiran
seseorang yang menjadi kebiasaan yang ditampilkan
di masyarakat
Susan Brown dalam McElmeel (2002) menyatidakan bahwa karakter menyangkut
(Zuchdi, 2011).
atribut:
keriangan
bahwa
(cheerfulness),
kewarganegaraan
Character is moral qualities that
(Cintizenship),
kebersihan
make one person different from
(cleanliness),
others.
(compassion),
Hornby
mengatakan
Karakter
adalah
kualitas
Kasih
sayang
kerja
sama
moral seseorang atau kelompok yang
(cooperation), keberanian (courage),
membedakannya dengan orang atau
kesopanan,
kelompok lain. Moral atau budi
(Creativity),
pekerti adalah tindakan atau perilaku
(dependability),
ketekunan
yang dikaitkan dengan norma dan
(diligence),
(fairness),
aturan yang berlaku pada masyarakat
kemurahan
(Hornby, 1974). Ali mengatakan
menolong
bahwa moral adalah baik buruk yang
(joyfulness),
diterima umum mengenai perbuatan,
kesetiaan
sikap, kewajiban (Ali, 1995).
(patience),
Menurut
Hill,
“Character
(courtesy),
kreativitas
ketergantungan keadilan hati
(generosity),
(helpfulness), kebaikan (loyalty),
(perseverance),
sukacita (kindness), kesabaran ketekunan
ketepatan
waktu
determines someone’s private thoughts
(punctuality), rasa hormat (respect),
and someone’s actions done. Good
penghargaan terhadap lingkungan
Wanapri Pangaribuan adalah Dosen Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Medan
51
hidup (respect for the environment),
positive attitude, problem solving,
tanggung jawab ( responsibility),
self
kebanggaan sekolah (school pride),
(McElmeel, 2002).
kendali diri (self control), sportivitas (sportsmanship),
toleransi
(tolerance), kejujuran ( honesty) Mc Elmeel mengatakan bahwa karakter
menyangkut
“caring,
confidence,
atribut, courage,
discipline,
team
work”
Josephson Institute mengajukan enam pilar karakter (The Six Pillars of Character) yaitu hal yang dapat dipercaya
penuh
(trustworthy),
hormat
(respectful),
bertanggungjawab
(responsible),
curiosity, flexibility, friendship, goal
keadilan (fairness), perduli atau acuh
setting, humility, humor, initiative,
(caring), warga Negara (citizen)
integrity,
(Josephson, 2011).
patience,
perseverance,
Hakikat Pendidikan Karakter Pendidikan adalah usaha sadar manusia
untuk
harus mampu memenuhi tuntutan
meningkatkan
abad ke-21, sehingga harus memiliki
kedewasaan anak didik, sehingga
kompetensi kecerdasan emosional,
mandiri, kreatif dan inovatif. Kata
kompetensi kecerdasan sosial, dan
pendidikan dalam bahasa Yunani
kompetensi
adaptif
dalam kata “educatum” diartikan
lingkungan
(Richard
melatih, atau meningkatkan. Setiap
Kompetensi
kognitif
anak lahir telah memiliki tendensi,
kecerdasan
kapasitas, potensi, dan kekuatan
pengenalan
pola,
kompetensi
(power), sehingga tugas pendidikan
kecerdasan
emosi
merupakan
adalah
penguasaan dan pengendalian diri,
meningkatkannya
hingga
maksimum.
kompetensi
Pendidikan
bertujuan
mengembangkan kompetensi anak didik
yang
kognitif,
merupakan
sistem
terhadap E,
2008).
merupakan
berpikir
kecerdasan penguasaan
dan
sosial kondisi
sosial dan hubungan sosial.
meliputi
kompetensi
Pendidikan adalah usaha sadar
kompetensi
kecerdasan
dan terencana untuk mewujudkan
emosi, dan kompetensi kecerdasan
suasana
social (Richard E, 2008). Anak didik
pembelajaran agar
belajar
dan
proses
peserta didik
Wanapri Pangaribuan adalah Dosen Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Medan
52
secara aktif mengembangkan potensi
mengembangkan kepedulian yang
dirinya untuk memiliki kekuatan
berkaitan
spiritual keagamaan, pengendalian
sekolah; 5) mempersiapkan anak
diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
didik untuk berperilaku baik; 6)
mulia,
memasukkan
serta
diperlukan
keterampilan dirinya,
yang
masyarakat,
bangsa dan Negara (Malik A, 2003). Berkowitz pendidikan
mengatakan
karakter
efektif
dalam
dengan
masyarakat
pendidikan
kurikulum;
karakter
7)
memicu
motivasi intrinsik anak didik; 8) melibatkan staf yang ada di sekolah sehingga
menjadi
masyarakat
menggunakan sebelas prinsip, yaitu:
berkarakter;
1)
dan
dengan pemimpin sekolah untuk
mempromosikan nilai karakter inti;
mendukung dalam waktu lama; 10)
2) menanamkan nilai karakter secara
melibatkan keluarga dan anggota
komprehensif, agar memasuki ranah
masyarakat sebagai teman sekerja
kognitif, ranah sikap, dan ranah
dalam
perilaku; 3) Pengembangan karakter
mendorong evaluasi oleh sekolah
secara
dan menjalin kerja sama dengan
Memperkenalkan
komprehensif,
proaktif,
dengan
seluruh
komponen
intensif,
9) melakukan diskusi
pendidikan
karakter;
menggunakan
pihak
sekolah;
berkarakter (Berkowitz, 2002).
4)
lain
sebagai
11)
masyarakat
Sistem Pengendalian Manajemen Pengendalian
(controlling)
original”
(Sitorus,
2007).
adalah, The process of stabling and
Berdasarkan hal tersebut dimaknai
implementing mechanisms to ensure
bahwa pengendalian adalah gerakan
that objectives are achieved (Lussier,
atau proses penyamaan materi dan
1997). Controlling is management
kualitasnya terhadap tujuan awal.
function that involves monitoring,
Tujuan awal adalah target yang
comparing, and correcting work
dirumuskan dan disesuaikan dengan
performance
2007).
perencanaan.
Pengendalian adalah “copy of a roll
pengendalian
(of accaunt), a parallel of the same
dipahami
quality
berikut.
and
(Robbins,
content
with
the
Pengertian manajemen berdasarka
dapat defenisi
Wanapri Pangaribuan adalah Dosen Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Medan
53
Manajemen control system is the process by which managers influence other members of the organization to implement organization’s strategies. The system used by management to control the activities of and organization is called management control system” (Anthony, 1998). Pengendali pencapaian
memastikan tujuan
mekanisme
yang
karakteristik
melalui
sesuai
dengan
objek
kendali
(Pangaribuan, 2011). Karakteristik objek kendali terkadang sulit untuk diketahui sehingga pengendali harus dapat
dibangun
perumusan
tanpa
merujuk
karakteristik
objek
kendali (Pangaribuan, 2010). Dari kedua
pendapat
disimpulkan dapat
di
atas
bahwa
dilakukan
dapat
pengendalian kepada
objek
kendali yang diketahui maupun tidak diketahui karakteristik objek kendali. Hal tersebut disesuaikan dengan model
pengendali
mengatasi
yang
persoalan
dapat
pengetahuan
karakteristik objek kendali tersebut. Sitorus menjelaskan ada lima sistem pengendalian (1)
manajemen,
pengendalian
(preventive pengendalian
pencegahan
controls); deteksi
yaitu: (2)
(detective
controls); (c) pengendalian koreksi (corrective
controls);
(d)
pengendalian pengarahan (derective controls);
dan
(e)
pengendalian
kompensatif (compensating controls) (Sitorus, 2007). Banyak
model
pengendali dalam manajemen yang dapat
diterapkan,
semua
model
tersebut bertujuan untuk mencapai target yang telah ditetapkan. Diantara model-model tersebut adalah model PDCA, Model Kaizen, Model Iso 9001-2000, model QAFU, National University
of
Singapore,
model
SPMPT Ditjen Dikti. Keseluruhan model tersebut memiliki mekanisme pencapaian
mutu
berkelanjutan.
Mutu berkelanjutan yang dimaksud dalam kajian tersbut tidak terbatas hingga pelanggan merasa puas. Anthony
menjelaskan
empat
elemen dasar proses kendali, yaitu: 1) Detector; Effector;
2) Assessor; 3) dan
komunikasi
4) (Anthony,
Jaringan 2011).
Detektor atau pelacak atau sensor adalah
suatu
perangkat
yang
mengukur apa yang sesungguhnya terjadi dalam proses yang sedang dikendalikan.
Assessor
(penilai)
Wanapri Pangaribuan adalah Dosen Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Medan
54
adalah
menentukan peristiwa
perangkat
yang
melakukan hal tersebut. Jaringan
signifikansi
dari
komunikasi adalah perangkat yang
cara
meneruskan
suatu aktual
dengan
membandingkannya
informasi
antara
dengan
detector dan assessor dan antara
beberapa standar atau ekspektasi dari
assessor dan effector. Hubungan
apa yang seharusnya terjadi. Effector
keempat
sering disebut umpan balik yang
diperlihatkan pada gambar 1 berikut
mengubah perilaku jika assessor
(Anthony, 2011).
elemen
dasar
tersebut
mengindikasikan kebutuhan untuk 2. Assessor, Perbadingan dengan ukuran standar
Perangkat Kendali
1. Detector. Informasi tentang apa yang sedang terjadi
3. Effector. Perubahan perilaku jika diperlukan
Perusahaan yang sedang dikendalikan Gambar 1. Hubungan empat elmen dasar pengendalian Sejalan dengan hal itu, maka dikaji
model
yang
Pada
menjadi
gambar
2
di
bawah
diperlihatkan model pengendalian
paradikma penelitian ini, seperti
yang didisain dan diteliti.
yang diperlihatkan pada gambar 2. Target
Pengendali
(input) +
ε -
Objek Kendali
Keluaran
Pengukuran dan evaluasi
Gambar 2 Model Pengendalian Pendidikan Karakter SMP Tri Jaya Medan Wanapri Pangaribuan adalah Dosen Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Medan
55
yang
diteliti
adalah
terhadap proses pendidikan karakter
tujuan
atau
target
yang pada awalnya memliki nilai
pengendalian terbatas sehingga dapat
tidak sama dengan nol. Tercapainya
dibandingkan
hasil
nilai error (ε) mendekati atau sama
pengendalian tiap siklus. Perbedaan
dengan nol, adalah menggambarkan
antara target dan kenyataan dapat
atau
dibandingkan dan dikoreksi melalui
pengendalian
proses lanjutan. Perbedaan kenyataan
terkendalikan. Nilai-nilai error (ε)
dengan target disebut kesalahan atau
setiap tahapan dapat diketahui dari
error (ε). Kesalahan atau error (ε)
pengukuran,
dalam
yang
menggambarkan keterukuran. Ada
dikoreksi melalui umpan balik agar
perubahan nilai error (ε) sebesar
berharga
delta
Model memiliki
dengan
pengendalian nol,
ini
artinya
adalah
bermakna
bahwa
respon
objek
kendali
hal
error
(Δε)
tersebut
setiap
siklus
kenyataan sama dengan target atau
pengendalian. Nilai delta error (Δε)
rencana yang ditetapkan tercapai.
tersebut
Aturan kendali bertujuan untuk memberi
keputusan
tentang
yang
tingkat pengendalian
memperlihatkan
sensitivitas
respon
objek
kendali.
keberlanjutan proses pengendalian
Sensitivitas
tersebut
sangat
atau
menentukan
kecepatan
capaian
target,
dalam
penghentian
pengendalian. Jika dengan
nol,
maka
proses
error (ε) sama pengendalian
diberhentikan dalam arti selesai, sebaliknya jika error (ε) tidak sama dengan
nilai
pengendalian
nol
proses
dilanjutkan.
dan
sensitivitas
merupakan
parameter
yang sangat penting (Dorf, 2011). Kualitas
model
pengendalian
dan
menentukan dan menjamin capaian
Proses
target dalam selang waktu tertentu.
perbaikan dilaksanakan dalam siklus-
Interval
siklus proses, sikulus proses tersebut
manajemen
merupakan
keluaran
pengulangan
pengendalian
dan
penguatan. Nilai error (ε) sama dengan nilai nol diperoleh dari hasil pengendalian
pemberian yang terkini
pengendalian
perlu
stimulus memperbaiki dari
hasil
ditetapkan
dengan bijak. Sejalan dengan hal itu, Stimulus
manajemen
pendidikan
Wanapri Pangaribuan adalah Dosen Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Medan
56
karakter dapat diberikan tiap-tiap
keterkendalian.
Keterukuran
hari, atau tiap-tiap minggu, bahkan
diartikan
kemampuan
tiap-tiap
siklus
instrument
Satu
siklus
pengendalian yang dalam hal ini
penelitian
yang
adalah menggunakan tes dan angket.
dilaksanakan adalah satu minggu dan
Tes dan angket yang dipergunakan
penelitian yang dilakukan adalah
terlebih dahulu diuji validitas isinya
empat siklus. Sati silkus adalah satu
oleh
kali pemberian stimulus, satu kali
dibuktikan dengan pernyataan hasil
pengukuran dan umpan balik, yang
analisis
hasilnya
diberi
Sensitivitas diartikan adanya nilai
rekomendasi untuk melakukan siklus
perubahan delta error (Δε) yang
kedua.
bermakna (signifikan), yang dalam
bulan,
(Chapman,
menjadi
2005).
pengendalian
dinilai
Pengukuran
dan
hasil
pemberian
sebagai
dua
mengukur
orang
yang
respon
pakar
mereka
yang
lakukan.
hal ini dapat dianalisis denga uji t,
stimulus manajemen berupa respon
dengan
objek
taraf
signifikansi
95%.
dilakukan
sesuai
Keterkendalian diartikan dari nilai
atau
periode
error (ε) yang dapat mencapai nilai
pemberian stimulus tersebut. Hasil
nol atau mendekati nol. Hal tersebut
stimulus tiap periode dibandingkan
dapat diperoleh setelah beberapa
dan diperoleh nilai delta error (Δε),
periode (siklus) pengendalian.
dengan
yaitu
kendali rentang
perubahan
disebut
stimulus
juga
yang
sensitivitas
Keterukuran
adalah
sifat
parameter atau variabel yang dapat
pengendalian objek kendali. Jika
diukur
besar nilai delta error (Δε) adalah
dirancang dan diciptakan khusus
positip
untuk
maka
terkendalikan
objek
kendali
dengan
model
pengendalian yang dirancang. Model
pengendalian
oleh
instrumen
pengukuran
yang tersebut.
Parameter atau variabel yang terukur adalah yang memiliki indikator-
dapat
indikator yang dapat dirujuk untuk
diterapkan pada objek kendali jika
membuat
memenuhi tiga syarat, yaitu: (a)
Keterukuran terkait dengan kuantitas
Keterukuran; (b) sensitivitas; (c)
atau
instrumen
kualitas
yang
pengukuran. dapat
di
Wanapri Pangaribuan adalah Dosen Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Medan
57
transformasikan
dalam
bentuk
yang
reliabel.
pengukuran
kuantitas. Proses
penanaman
karakter
atribut
bertujuan
memberi
dihitung
Reliabelitas
pengetahuan dengan
dapat
menggunakan
rumus Kuder dan Richardson (K-R-
sikap
20) (Arikunto, 1984). Dikatakan
positif terhadap nilai-nilai karakter.
terandal jika koefisien reliabelitas
Indikator
memiliki
hasil perhitungan lebih besar dari
tentang
nilai-nilai
0,50 (Arikunto, 19840. Reliabelitas
menyangkut
taxonomi
pengukuran sikap dapat dihitung
Bloom atau Taxonomi Anderson.
dengan menggunakan Cronbach’s
Indikator subjek yang memiliki sikap
formula yang lebih lajim disebut
positip terhadap nilai-nilai karakter
koefisien alpha (Guildford, 1954).
atau atribut karakter sesuai dengan
Sensitivitas
pengetahuan
kognitif
subjek
pengetahuan karakter
dan
yang
pandangan Kratwohl tentang sikap
Sensitivitas
atau
kepekaan
berada dalam domain khusus dan
sistem pengendalian didefenisikan
memiliki tingkatan (Taxonomi) yang
sebagai
meliputi:
perubahan
penerimaan,
respons,
perbandingan pada
prosentase
fungsi
transfer
menghargai, mengorganisasikan, dan
sistem, dengan prosentase perubahan
karakterisasi (Bloom, 1964).
fungsi transfer proses (Dorf, 1983).
Keterukuran
Kepekaan
Keterukuran
suatu
respon
kendali dipandang dari sistem adalah
didefenisikan
bentuk
persamaan
dalam
matematika
berikut (Dorf, 1983):
bahwa setiap respon yang dihasilkan
s
oleh objek kendali atas stimulus
T ( s ) / T ( s ) , G ( s ) / G ( s )
sistem pengendalian, dapat diketahui
dalam mana T(s) adalah fungsi
secara
transfer
pengukuran,
kuantitatif dan
melalui dari
hasil
proses,
sedangkan
G(s)
adalah fungsi transfer sistem, serta
pengukuran dapat ditarik kesimpulan
G ( s), T ( s )
bahwa pengukuran tersebut adalah
pada
benar dan tetap. Pengukuran yang
Berdasarkan persamaan di atas dapat
benar dan tetap adalah pengukuran
dimaknai bahwa satu sistem yang
kedua
adalah fungsi
perubahan transfer.
Wanapri Pangaribuan adalah Dosen Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Medan
58
sensitif adalah jika terjadi perubahan
tidak terhingga akan mempunyai
respon ketika diberikan stimulus
harga yang berhingga (Dorf, 1983).
Sensitivitas ditinjau dari sistem
Jika sumbu Y menggambarkan
kendali manajemen adalah terjadinya
garis
perubahan respon akibat adanya
menggambarkan stimulus dan waktu,
stimulus
dan
maka besaran respon adalah fungsi
perubahan tersebut adalah signifikan.
stimulus dan waktu atau Y = g (X,t),
Perubahan respon akibat adanya
sehingga
untuk
pemberian
diketahui
nilai
pengendalian,
stimulus
adalah
nilai
respon terawal dibandingkan dengan nilai respon terkini. Pembandingan
respon,
dan
sumbu
grafik
c
X
dapat
keterhinggaannya
dengan persamaan berikut.
dapat dilakukan dengan uji t (t-test),
Y f ( X , t )dxdt k , nilai k adalah
uji
nilai keterhinggaannya.
satu
pihak.
Nilai
hasil
0
perhitungan uji-t dikonfrontasikan terhadap
nilai
t-tabel
(Sudjana,
2005). Keterkendalian
adalah
nilai
respon objek kendali atas stimulus yaitu
bersifat
menuju
satu
konvergen, titik.
Objek
kendali yang dikendalikan menuruti kemauan
pengendali
melalui
pemberian stimulus, yaitu mencapai nilai
set
point
(nilai
yang
direncanakan). Ketercapaian nilai set point
identik
Stimulus
Pemberian stimulus pendidikan
Keterkendalian
pengendalian
Proses Pemberian Pendidikan Karakter
dengan
kestabilan
keluaran sistem, yang didefenisikan jika dan hanya jika respon g(t) jika diintegrasikan di daerah range yang
karakter sebagai proses pengendalian dilakukan
atas
empat
sikulus.
Keempat siklus tersebut dipaparkan sebagai berikut. Siklus I. 1. Mengandakan pretest penguasaan atribut karakter utama dan sikap guru
terhadap
pendidikan
2. Mensosialisasikan
pentingnya
karakter. pendidikan karakter. 3. Mensosialisasikan nasional
tentang
kebijakan pendidikan
karakter.
Wanapri Pangaribuan adalah Dosen Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Medan
59
4. Mensosialisasikan karakter
utama
yang
atribut
4. Merumuskan
harus
komitment
butir-butir atas
penguasaan
dimiliki guru dan siswa Perguran
atribut
Tri Jaya Medan.
terhadap pendidikan karakter.
5. Mensosialisasikan rencana
rencana-
proses
pendidikan
karakater bagi guru Y.P. Tri jaya. 6. Tes awal penguasaan atribut karakter
dan
sikap
terhadap
7. Menganalisis hasil tes awal dan sikap
terhadap
pendidikan karakter. 8. Menghitung
keterukuran,
sensitivitas, dan keterkendalian hasil tes awal dan siklus I.
dan
rapat
sikap
pemotivasian
pelaksanaan komitmen. 6. Melaksanakan tes penguasaan atribut
karakter
dan
sikap
terhadap pendidikan karakter. tererukuran
dan
sensitivitas serta keterkendalian. Siklus III. 1. Mengadakan
rapat
evaluasi
penguasaan atribut karakter dan sikap
terhadap
pendidikan
2. Mensosialisasikan
kelemahan
evaluasi
dan kelebihan yang telah dimiliki
penguasaan atribut karakter dan
dikuasai
sikap
karakter
terhadap
dan
karakter.
Siklus II 1. Mengadakan
5. Perenungan
7. Menghitung
pendidikan karakter. pengukuran
karakter
pendidikan
karakter.
guru dan
atas sikap
atribut terhadap
pendidikan karakter.
2. Mensosialisasikan
kelemahan
3. Memerintahkan
peningkatan
dan kelebihan yang telah dimiliki
penguasaan atribut karakter dan
dikuasai
sikap positip terhadap pendidikan
karakter
guru dan
atas sikap
atribut terhadap
pendidikan karakter. 3. Memerintahkan
karakter. 4. Merenungkan
peningkatan
komitment
butir-butir atas
penguasaan
penguasaan atribut karakter dan
atribut
sikap positip terhadap pendidikan
terhadap pendidikan karakter.
karakter
dan
sikap
karakter. Wanapri Pangaribuan adalah Dosen Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Medan
60
5. Pembangkitan motivasi intrinsik untuk
penguasaan
3. Memerintahkan
peningkatan
atribut
penguasaan atribut karakter dan
karakter dan peningkatan sikap
sikap positip terhadap pendidikan
terhadap pendidikan karakter.
karakter.
6. Memberikan tugas pembuatan
4. Merenungkan
poster pendidikan karakter bagi
komitment
guru dan siswa.
atribut
7. Melaksanakan tes penguasaan atribut
karakter
dan
sikap
terhadap pendidikan karakter. 8. Menghitung
tererukuran
dan
karakter
rapat
evaluasi
penguasaan atribut karakter dan terhadap
penguasaan dan
sikap
terhadap pendidikan karakter. 5. Pembangkitan motivasi intrinsik dan peningkatan sikap terhadap pendidikan karakter. 6. Memberikan
Siklus IV.
sikap
atas
untuk penguasaan atribut karakter
sensitivitas serta keterkendalian.
1. Mengadakan
butir-butir
pendidikan
karakter. 2. Mensosialisasikan kelemahan dan kelebihan yang telah dimiliki dikuasai guru atas atribut karakter dan sikap terhadap pendidikan
tugas
implementasi
interpensi
atribut
karakter
pada siswa dan masyarakat di lingkangan tempat tinggal guru. 7. Melaksanakan atribut
tes
karakter
penguasaan dan
sikap
terhadap pendidikan karakter. 8. Menghitung
tererukuran
dan
sensitivitas serta keterkendalian.
karakter. KERANGKA BERPIKIR DAN PERUMUSAN HIPOTESIS Berdasarkan
teori-teori
yang
dan angket. Sejalan dengan hal
telah dipaparkan sebelumnya, bahwa
tersebut
pendidikan karakter
karakter memiliki keterukuran.
berorientasi
maka proses pendidikan
pada pembangunan pengetahuan dan
Proses
sikap para guru dan siswa sehingga
mengharapkan
hasil
proses pendidikan tersebut
karakter yang dimiliki guru dan
dapat diukur dengan instrumen tes
siswa serta para pegawai disekolah.
pendidikan adanya
karakter perubahan
Wanapri Pangaribuan adalah Dosen Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Medan
61
Perubahan
karakter
dimaksudkan tentang
pada
atribut
yang
pengetahuan karakter
ditumbuhkembangkan munculnya
sikap
tentang
yang
yang
memberikan
bimbingan dan penilaian kinerja dan
yang
etika guru. Proses tersebut dilakukan
serta
berulang dan dievaluasi sehingga
positip
karakter
langsung
dan
menghasilkan
perubahan
pengetahuan
dan
sikap
yang
implementasinya dalam kehidupan
memperlihatkan
sehari-hari sebagai guru dan sebagai
Pengetahuan karakter guru diukur
anggota masyarakat.
Perubahan
dengan tes dan sikap guru terhadap
terjadi akibat adanya proses yang
pendidikan karakter diukur dengan
memperlihatkan
angket. Rumusan hipotesis statistik
sensitivitas
bagi
atribut
karakter.
guru dan siswa terhadap stimulus
penelitian sebagai berikut.
yang
Ha: Model pengendalian memenuhi
dilakukan
saat
pendidikan
karakter berlangsung. Proses menuju dengan
syarat respon objek kendali atas
pendidikan
karakter
stimulus
pembangunan
karakter
pengendalian.
target sesuai dengan yang
direncanakan. Ketercapaian target karakter dalam proses yang berulang dan dikendalikan. Target dipastikan akan
tercapai
sehingga
proses
pendidikan karakter terkendalikan. Pada
umumnya
mengikuti kepala
guru-guru
instruksi
sekolah
akan
dan
arahan
sebagai
atasan
manajemen
hasil
Ho: Model pengendalian tidak memenuhi syarat respon objek kendali atas stimulus Manajemen hasil pengendalian. Hipotesis statistik: Ha :
µ2 > µ1
Ho:
µ2 ≤ µ1
HASIL PENELITIAN Keturukuran Wanapri Pangaribuan adalah Dosen Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Medan
62
Analisis
data
keterukuran
dibenarkan jika nikai masing-masing
karakter
r11 dan nilai r lebih besar dari 0,50
dipergunakan persamaan Kuder dan
(Fernandees, 1984). Hasil tersebut
Richardson yaitu K-R 20 (Suharsini,
ditampilkan
1984). Analisis data keterukuran
menghasilkan
sikap terhadap pendidikan karakter
pengendalian memenuhi persyaratan
dipergunakan
keterukuran.
penguasaan
atribut
rumus
Alpha
pada
tabel
1,
kesimpulan
dan
bahwa
(Guilford, 1954). Keterukuran dapat Tabel 1. Hasil analisis keterukuran respon kendali Nilai Keterukuran (reliabelitas) Pretest I II III IV Keterukuran (r11) rt = 0,50 0,56 0,63 075 0,81 0,91 Hasil tes Keterukuran (r) Hasil Angket
0,63
071
pengukuran
Sensitivitas Analisis penguasaan
rt = 0,50
sensitivitas atribut
karakter
data dan
sikap terhadap pendidikan karakter mempergunakan uji-t (Hadi, 2004). Hasil analisis ditampilkan pada tabel 2 dan dapat diketahui bahwa setiap siklus memiliki sensitivitas yang signifikan, dalam mana nilai t-hitung setiap siklus > t-tabel. Setiap siklus
0,85
dan
0,91
hasil
analisis
terhadap respon pengendalian objek kendali
memperlihatkan
sensitivitas adalah
sistem
signifikan.
memberikan
tingkat
pengendalian Hal
kesimpulan
tersebut bahwa
pengendali yang dirancang adalah memenuhi syarat sensitivitas, dan dapat
dipergunakan
untuk
pengendalian pendidikan karakter.
Tabel 2. Hasil Analisis Sensitivitas Nilai Perubahan Sikap Pretest I II III Keadaan sensitif sensitif sensitif t-hitung 1,712 1,757 1,821 t-tabel (uji satu ekor) 1,688 1,688 1,688 1,688
Hasil uji Sensitivitas Hasil Uji t-test (α = 0,05), dan dk=31 Keterkendalian
0,98
Analisis dilakukan
IV sensitif 1,798 1,688
keterkendalian dengan
menganalisis
Wanapri Pangaribuan adalah Dosen Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Medan
63
rerata kesalahan (nilai error) dari
tentang karakter dan sikap terhadap
setiap
pendidikan
siklus
yang
diharapkan
karakter
menagalami
menuju nilai nol (konvergen). Pada
penurunan kesalahan sejak pada
tabel 3. diperlihatkan nilai rerata
pretest
kesalahan (error) untuk pengetahuan
penurunan tersebut menuju satu titik
karakter
(konvergensi).
dan
sikap
terhadap
pendidikan
karakter,
dan
dapat
diketahui
bahwa
pengetahuan
model
hingga
siklus
ke-empat,
Dengan
pengendalian
demikian memenuhi
persyaratan keterkendalian.
Tabel 3. Hasil Analisis Keterkendalian Rerata Error Pengetahuan Karakter Rerata Error Sikap terhadap Setiap Siklus Pendidikan Karakter Setiap Siklus Pretest I II III IV Pretest I II III IV 22,50
17,53 13,16 8,91 6,78 44,44
34,31 26,41 20,38 8,72
Nilai menuju satu titik “0”, konvergen sehingga terkendalikan
Hasil
pengujian
menyimpulkan
bahwa
hipotesis
pendidikan karakter, yaitu dengan
model
menerima hipotesis alternatif dan
pengendalian yang dirancang dapat dipergunkana
menolak hipotesis nol.
untuk pengendalian
KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil analisis dan pengujian
hipotesis
subsistem input, subsistem proses,
atas
ketiga
subsistem output, subsistem umpan
persyaratan
pengendalian
dapat
balik.
disimpulkan
bahwa
model
Model
pengendalian
mengendalikan
keseluruhan
pengendalian yang didisain dapat
subsistem, sehingga meliputi proses
dipergunakan untuk mengendalian
perencanaan,
implementasi pendidikan karakter
monitoring dan evaluasi.
bagi guru-guru. Model pengendalian
pengendalian
yang
diimplementasikan pada pendidikan
dirancang
berdasarkan
pendekatan sistem, yang terdiri dari
karakter
pelaksanaan, ini di
dan Model
disarankan mana
saja.
Wanapri Pangaribuan adalah Dosen Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Medan
64
DAFTAR PUSTAKA Ambarita Biner. 2011. “Penanaman dan Implementasi Nilai Karakter dalam Ekstrakurikuler”. Makalah. Makalah disampaikan pada pengembangan karakter siswa penerima beasiswa Bidik Misi tanggal 05-07 Desember 2011 di Wisma Hanif UNIMED. Ali Lukman, dkk. 1995. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Anthony N. Robert., V. Govindarajan. 1998. Management Control Systems. Boston: Irwin McGraw-Hill. Antony Robert N, Vijay Govindarajan, alih bahasa Suyoto Bakir dan Yuni Sistem Prihantini. 2011. Pengendalian Manajemen. Tangerang Selatan: Karisma Publishing Group.
D.R. Krathwohl, Bloom, B.S., and Masia, B.B. 1964. Taxonomy of educational objectives: Handbook II: Affective domain. New York: David McKay Co. Dorf C. Richard, alih bahasa Farid Ruskanda. 1983. Sistem Pengaturan. Jakarta: Penerbit Erlangga. Dorf C. Richard, Robert H. Bishop. 2011. Modern Control System. Twelfth Edition. New Jersey: Pearson Education. Inc. Fadjar A. Malik. 2004. Kumpulan Pidato Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia. Buku IV. Jakarta: Depdiknas. Fish
William. Philosophy of Perception. A Contemporary Introduction. New York: Routledge.
Arikunto Suharsini. 1984. Validitas dan Reliabelitas. Yogyakarta: IKIP Yogyakarta.
Fernandees H.J.X. 1984. Testing and Measurement. Jakarta: National Education Lanning.
Berkowitz W. Marvin. 2002. Character Education. Standord, DC: Hoover Institution.
Guilford J.P. 1954. Psychometric Methods. New York: McGraw Hill.
Chapman S. Christopper . 2005. Controlling Strategy. Management Accounting, and Performance Measurement. New York: Oxford University Press. Darmiyati Zuchdi. 2011. Pendidikan Karakter dalam Perspektif Teori dan Praktek Yogyakarta: UNY Press.
Hill, T.A., 2005. Character First! Kimray Inc., http://www.charactercities.or g/ downloads/ /Whatischaracter.pdf. diunduh tanggal 11 Agustus 2011. Hornby, A.S. 1974. Oxford Advanced Learner’s Dictionary
Wanapri Pangaribuan adalah Dosen Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Medan
65
of Current English. Oxford: Oxford University. Hutzschenreuter Jens. 2009. Management Control in Small and Medium Sized Enterprises. Wiesbaden: Gabler/GWV Fachverlage GmbH. Josephson Institute. Thes Six Pillars of Character. http: //charactercounts.org/sixpillars.h tml. diunduh tanggal 11 Agustus 2011. Kupperman Joel J. 1991. Character. Newyork, Oxford: Oxford University Press. Lussier N. Robert. 1997. Management. Concepts, Applications, Skill Development. Cincinnati Ohio: South-Western College Publishing. Malik A. Fadjar. 2003. Undangundang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Depdiknas. McElmeel Sharron L. 2002. Character Education. A book Guide for Theacher, Librarians, and Parents, Clorado: Libraries Unlimited, Theacher Ideas Press. Nandika Dodi.2008. “Kualitas Pendidikan Kita”, Opini Pendidikan 2008.Jakarta: Depdiknas. Nandika Dodi. 2008. Teropong Pendidikan Kita, Antologi Artikel 2007-2008. Jakarta:
Departemen Nasional.
Pendidikan
Pangaribuan Wanapri. 2011. “Kendali Kualitas Pendidikan pada Program Studi dengan Metode Kendali Kokoh (Robust Control)”. Majalah/Jurnal Generasi kampus (Campus Generation), Volume 4, Nomor 1, April 2011. Unimed. Pangaribuan Wanapri. 2010. “Sistem Pengendalian Pembangunan Pendidikan Berbasis Logika Kabur (Fuzzy Logic)”. Majalah/Jurnal Generasi kampus (Campus Generation), Volume 3, Nomor 1, April 2010. Unimed. Richard E Boyatzis. 2008. Competencies in the 21st Century. Journal of Management Development, Vol. 27 Number 1. Robbins Stephen, Mary Coulter. 2007. Management. New Jersey: Pearson Prentice Hall. Sitorus Victor, dkk. 2007 .Sistem Pengendalian Manajemen. Jakarta: Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pengawasan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan. Sudjana. 2005. Metode Statistik. Bandung: Penerbit Tarsito. Sutrisno Hadi. 2004. Statistik. Jilid. 2. Yogyakarta: Penerbit Andi.
Wanapri Pangaribuan adalah Dosen Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Medan
66
Tresna Dermawan Kurnaefi. 2006. Buku I Panduan Pelaksanaan Sistem Penjaminan Mutu Perguruan Tinggi (SPM-PT), Bidang Akademik. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi-Departemen Pendidikan Nasional. Williams Chuk. 2008. Effective Management. South Western: Thomson Cooperation.
Wanapri Pangaribuan adalah Dosen Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Medan
67
PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL, DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP KEPUASAN KERJA GURU SMA PARULIAN 2 MEDAN Paningkat Siburian Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh komunikasi interpersonal terhadap motivasi berprestasi dan kepuasan kerja, dan pengaruh motivasi berprestasi terhadap kepuasan kerja Guru SMA Parulian 2 Medan. Hasil analisis jalur menemukan (1) koefisien jalur antara komunikasi interpersonal (X1) dengan motivasi berprestasi (X2), yaitu ρ21 = 0,726; (2) koefisien jalur antara komunikasi interpersonal (X1) dengan kepuasan kerja (X3), yaitu ρ31 = 0,343;dan (3 koefisien jalur antara motivasi berprestasi (X2) dengan kepuasan kerja (X3), yaitu ρ32 = 0,511 adalah signifikan pada α sebesar 0,05. Kata Kunci : Komunikasi Interpersonal, Motivasi Berprestasi PENDAHULUAN Sesuai kehidupan
dengan global,
tantangan peran
dan
mewujudkan
tujuan
pendidikan
nasional.
tanggung jawab guru pada masa
Sehubungan dengan itu, telah
mendatang akan semakin kompleks,
dilakukan
sehingga guru harus meningkatkan
menjadikan guru profesional, baik
kompetensinya secara terus-menerus
melalui
Pendidikan
untuk mendapatkan kepuasan kerja
Profesi
Guru
yang tinggi. Guru merupakan ujung
melalui kegiatan pendidikan lanjutan
tombak yang berada pada garis
yang relevan di perguruan tinggi.
terdepan yang langsung berhadapan
Bagi guru yang telah memiliki
dengan
peserta
melalui
sertifikat pendidik diberikan tunjang
kegiatan
pembelajaran
dalam
profesi, sehingga mereka memiliki
kelas ataupun di luar kelas. Untuk
kepuasan kerja yang tinggi dan
itu, guru wajib memiliki kualifikasi
kinerjanya dapat meningkat.
akademik,
didik
kompetensi,
di
sertifikasi
berbagai
upaya untuk dan
(PLPG)
Namun dikemukakan
Latihan maupun
bahwa
pendidik, sehat jasmani dan rohani,
saat
serta
permasalahan untuk menjadi tenaga
memiliki
kemampuan
ini
guru
menghadapi
Paningkat Siburian adalah Dosen Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Medan
68
profesional dengan tingkat apresiasi
kepuasan kerja guru tinggi, maka
dari lingkungan yang masih rendah,
akan sangat mudah mencapai tujuan
yang
masih
yang diharapkan secara sempurna.
menganggap remeh profesi seorang
Kepuasan kerja guru merupakan
guru (Tim Instruktur PLPG, 2008;
suatu
10).
dikemukakan
mempengaruhi kualitas kerja guru
bahwa kepuasan kerja guru sebagai
dalam mewujudkan pendidikan yang
sikap
bermutu. Oleh karena itu, dalam
mana
masyarakat
Selanjutnya, umum
guru
terhadap
faktor
yang
dominan
pekerjaannya belum sesuai dengan
rangka
harapan (Nirva Diana, 2006: 3).
pendidikan, perlu diteliti kepuasan
Berkaitan dengan itu, dijelaskan
meningkatkan
kerja guru serta faktor-faktor yang
bahwa kepuasan kerja merupakan
mempengaruhinya.
faktor
mengingat
yang
mempengaruhi
mendasar
yang
mutu
Namun,
luasnya
permasalahan
kinerja.
Sesuai
yang berhubungan dengan kepuasan
Sistem
Perilaku
kerja guru, diadakan pembatasan
dijelaskan bahwa budaya organisasi
masalah, sehingga memungkinkan
mempengaruhi kepemimpinan dan
tercapainya tujuan penelitian.
dengan
Teori
komunikasi,
selanjutnya
kepemimpinan
dan
komunikasi
Penelitian ini hanya berfokus mengkaji
pengaruh
komunikasi
mempengaruhi motivasi, dan pada
interpersonal,
akhirnya
mempengaruhi
berprestasi terhadap kepuasan kerja
kepuasan kerja (Newstrom, 2007:
guru SMA Parulian 2 Medan.pada
26).
tahun 2009.
motivasi
Berbeda halnya dengan Teori
dan
motivasi
Berdasarkan
pembatasan
Model Integrasi Perilaku Organisasi
masalah, dibuat perumusan masalah
yang menjelaskan bahwa budaya
sebagai
organisasi,
komunikasi
kepemimpinan,
dan
berikut:
1)
interpersonal
Apakah guru
kemampuan berkomunikasi secara
mempengaruhi motivasi berprestasi
langsung mempengaruhi
secara
dan
kepuasan
kerja
motivasi (Colquitt,
LePine, dan Wesson, 2009: 8). Jika
langsung
komunikasi
?,
2)
Apakah
interpersonal
mempengaruhi kepuasan kerja guru
Paningkat Siburian adalah Dosen Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Medan
69
secara
langsung
?,
Apakah
1) Memberikan informasi tentang
motivasi berprestasi mempengaruhi
kepuasan kerja guru serta faktor-
kepuasan
faktor yang mempengaruhinya, yaitu
kerja
3) guru
secara
langsung?. Adapun tujuan penelitian
komunikasi
ini adalah untuk : 1) Mengetahui
motivasi berprestasi sebagai bahan
apakah
komunikasi
pertimbangan
guru
mempengaruhi
interpersonal motivasi
interpersonal
Departemen
bagi
dan pihak
Pendidikan
Nasional
berprestasi guru secara langsung, 2)
dalam rangka peningkatan kepuasan
Mengetahui
kerja guru, 2) Memberikan dukungan
apakah
interpersonal
komunikasi mempengaruhi
empiris
terhadap
teori
yang
kepuasan kerja guru secara langsung,
mendasari paradigma penelitian serta
3)
motivasi
memberikan bahan bandingan bagi
berprestasi mempengaruhi kepuasan
penelitian yang relevan di kemudian
kerja guru secara langsung.
hari.
Mengetahui
apakah
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: Deskripsi Teoretis dan Hipotesis Penelitian yang Kepuasan Kerja Guru Kepuasan
didapatkan
guru
dalam
Kepuasan
kerja
kerja
menunjuk
pekerjaannya.
umum
seseorang
meliputi reaksi atau sikap kognitif,
terhadap pekerjaannya (Robbins, dan
afektif, dan evaluative (Locke dalam
Coulter, 2007: 421). Kepuasan kerja
Dunnette,
adalah sekumpulan perasaan yang
Discrepancy
menyenangkan
tidak
bahwa nilai pekerjaan lebih penting
emosi-emosi
dibandingkan nilai kebutuhan dalam
kepada
sikap
atau
menyenangkan dengan
dan
Theory
130.
Value
menjelaskan
para
pekerja
pemenuhan
memandang
pekerjaan
mereka
(Greenberg, 1999: 81). Hal ini berarti
(Newstrom,
207:
Jadi,
bahwa kepuasan kerja seseorang
kepuasan
mana
1976:
kerja
204). guru
sangat
sangat
kepuasan
ditentukan
oleh
kerja
nilai
ditentukan oleh kesesuaian antara
pekerjaanya atau hasil kerja yang
apa yang diharapkan dengan apa
dicapai. Teori nilai yang diperoleh
Paningkat Siburian adalah Dosen Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Medan
70
(value
attainment)
menjelaskan
dan motivasi (Newstrom, 2007: 26).
bahwa kepuasan kerja tergantung
Ada lima karakteristik
dari pada
kepuasan kerja, yaitu: pembayaran,
kesesuaian antara nilai
penting
hasil keluaran yang diperoleh secara
pekerjaan,
individu
pada pekerjaannya dan
penyelia, dan rekan kerja (Gibson,
persepsi mengenai kemampuan atas
Ivancevich, dan Donnelly, 1996:
hasil tersebut (Greenberg, 1999:
153). Sehubungan
1840). Teori
Minnosota Satisfaction Questionare
Theory)
keadilan
(Equity
menjelaskan
bahwa
kepuasan
kerja
persepsi
dari
merupakan hasil keadilan
yang
kesempatan
menjelaskan
promosi,
dengan
bahwa
itu,
indikator-
indikator untuk mengukur kepuasan kerja
adalah
(1)
kebebasan
berkenaan dengan input dan outcome
memanfaatkan
(Watson dalam Nirva, 2006: 18).
kebebasan bekerja secara mandiri,
Penjelasan
tersebut
mengungkapkankan
bahwa
(3)
waktu
kebebasan
luang,
(2)
berganti-ganti
pekerjaan dari waktu ke waktu, (4)
kepuasaan kerja menunjuk pada hasil
kebebasan
persepsi
yang
kepemimpinan atasan langsung, (6)
menyangkut kesetaraan antara apa
kompetensi pengawas, (7) tugas yang
yang diperoleh dari hasil kerja secara
diterima, (8) kesempatan bertindak
wajar. Selanjutnya, dikemukakan ada
terhadap orang lain, (9) persiapan
tiga
kerja, (10) kebebasan memerintah,
tentang
elemen
keadilan
keadilan, yaitu : (1)
bergaul,
(5)
gaya
input –outcome ; (2) comparison
(11)
person ; dan (3) equity and inequity
kemampuan,
(Nirva, 2006: 18).
menerapkan peraturan yang berlaku,
Kepuasan kerja didasarkan pada
(13)
kebebasan
gaji
memanfaatkan
(12) yang
kebebasan
diterima,
(14)
faktor lingkungan kerja, seperti gaya
kesempatan mengembangkan karier,
penyelia, kebijakan dan prosedur,
(15)
afiliasi
keputusan,
kelompok
kerja,
kondisi
kebebasan (16)
mengambil kesempatan
kerja, dan tunjangan. Kepuasan kerja
menggunakan metode kerja, (17)
dipengaruhi
oleh
kondisi kerja yang mendukung, (18)
komunikasi,
dinamika
kepemimpinan, kelompok,
kerja
sama,
(19)
penghargaan
Paningkat Siburian adalah Dosen Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Medan
71
terhadap prestasi, dan (20) perasaan
kepada seseorang penerima melalui
pekerja
penggunaan simbol-simbol umum
terhadap
prestasinya
(Husaini, 2008: 468). Dengan konseptual
(Lunenburg, dan Ornstein, 2000;
demikian, dapat
secara
dikemukakan
198). Komunikasi
interpersonal
bahwa kepuasan kerja guru adalah
diartikan sebagai proses komunikasi
ungkapan
sikap
yang dilakukan seseorang dengan
pekerjaan
yang
pengalaman dan
guru
mencerminkan
harapan
kesesuaian
antara
informasi dari satu orang ke orang
yang
lain (Luthans, 2006: 380). Scott dan Mitchell
Komunikasi merupakan unsur penting dalam menjalin hubungan antar manusia baik secara individu maupun kelompok dalam organisasi. Komunikasi
ialah
proses
penyampaian atau penerimaan pesan dari satu orang kepada orang lain, langsung
maupun
secara
tertulis,
tidak lisan
maupun bahasa non verbal (Husaini, transfer
389).Komunikasi dan
pemahaman
adalah arti
(Robbins, dan Coulter, 2007: 322). Selanjutnya, komunikasi
langsung
interpersonal menekankan transfer
Komunikasi Interpersonal Guru
2008:
secara
menyenangkan
dengan kenyataan
langsung,
lain
(Ofeinberg, 1994: 18). Komunikasi
didapatkan dari pekerjaaannya.
baik
orang
yang menyenangkan
tidak
berdasarkan
terhadap
dijelaskan adalah
bahwa
pengiriman
informasi dari seseorang pengirim
dalam
Robbins
mengemukakan bahwa komunikasi menjalankan empat fungsi utama di dalam kelompok atau organisasi, yaitu:
pengendalian,
motivasi,
pengungkapan emosi, dan informasi (Robbins, 2006: 392). Secara khusus dijelaskan
bahwa
interpersonal sekolah
komunikasi
dalam
mempunyai
organisasi tiga
fungsi
yaitu: fungsi penghubung, fungsi mentation, dan fungsi regulasi (Grant dalam
Siburian,
2008:
15).
Sehubungan dengan itu, dijelaskan bahwa guru
komunikasi adalah
interpersonal
perilaku
berbagi
informasi guru dengan rekan sesama guru, siswa, dan masyarakat di
Paningkat Siburian adalah Dosen Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Medan
72
lingkungan guru (Tambunan, 2008;
terkait dengan usaha, arah, dan
71).
ketekunan. Motivasi berhubungan Komunikasi
interpersonal
dengan bagaimana perilaku dimulai,
terhadap
digiatkan, dipertahankan, diarahkan,
motivasi berprestasi (Wayne, Pace,
dan dihentikan(Gibson, Ivancevich,
dan Faules, 2000: 203). Selanjutnya,
dan Donnelly, 1996: 183). Jadi,
dijelaskan
motivasi
berpengaruh
langsung
bahwa
komunikasi
adalah
dorongan
yang
mempengaruhi
timbul pada atau di dalam diri
kepuasan kerja (Wayne, Pace, dan
individu yang menggerakkan dan
Faules, 2000: 203).
mengarahkan
interpersonal
Dengan konseptual bahwa guru
demikian, dapat
komunikasi adalah
secara
perilakunya
mencapai
tujuan.
berprestasi dapat diartikan sebagai
interpersonal
suatu dorongan dalam diri seseorang
perilaku
berbagi
untuk
melakukan
sebaik-baiknya
guru,
pihak
prestasi
dengan
lainnya yang bersangkut paut dengan
(Anwar,
2007:
tugasnya.
berprestasi
didik,
dan
berasal
dari
kata
movere yang artinya menggerakkan (Lunenburg, dan Ornstein, 2000: 88). Motivasi menunjuk kepada proses di
mana
digerakkan,
usaha
seseorang
diarahkan,
dan
dipertahankan terhadap pencapaian tujuan (Robbins, dan Coulter, 2007: 482). Penjelasan mengemukakan
tersebut bahwa
tugas
agar
ialah
dengan mencapai
predikat 68).
terpuji Motivasi
dorongan
dari
dalam diri untuk mengatasi segala
Motivasi Berprestasi Guru Motivasi
Motivasi
dikemukakan
informasi guru dengan rekan sesama peserta
untuk
motivasi
tantangan
dan
hambatan
dalam
upaya mencapai tujuan (Husaini, 2008: 29). Seseorang yang memiliki motivasi berprestasi tinggi bersedia memikul tanggung jawab sebagai konsekuensi
usahanya
untuk
mencapai tujuan, berani mengambil resiko yang sudah diperhitungkan, bersedia mencari informasi untuk mengukur kemajuannya, dan ingin kepuasan
dari
yang
telah
dikerjakannya.
Paningkat Siburian adalah Dosen Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Medan
73
Ada enam karakteristik orang yang
(3). Menyelesaikan tugas-tugas yang
mempunyai motif berprestasi tinggi,
memerlukan
yaitu :
keterampilan ;
(1). Memiliki
tingkat
tanggung
jawab pribadi yang tinggi ; resiko ; (3). Memiliki tujuan yang realistik ; (4). Memiliki rencana kerja yang menyeluruh dan berjuang untuk merealisasikan tujuan ; umpan
konkrit
dalam
kesempatan
mereliasasikan
balik semua
menjelaskan
sukar
dengan hasil yang memuaskan ; (6). Mengerjakan
sesuatu
yang
sangat berarti ; dan baik
dari
pada
orang
lain
(Anwar, 2007: 68). . Secara khusus dijelaskan bahwa
yang
kepuasan kerja Greenberg, 1999:
diprogramkan
173-174). Jadi, motivasi berprestasi
Edward
bahwa
yang
motivasi berprestasi mempengaruhi
(McClelland, 1961: 122). Selanjutnya,
hal
untuk
rencana
telah
orang
(7). Melakukan sesuatu yang lebih
kegiatan yang dilakukan ; dan (6). Mencari
menjadi
tertentu ; (5). Melakukan
(5). Memanfaatkan
dan
terkenal dan menguasai bidang
(2). Berani mengambil dan memikul
yang
(4). Berkeinginan
usaha
adalah salah satu faktor yang dapat Murray
karakteristik
mempengaruhi kepuasan kerja guru. Dengan
demikian,
secara
orang yang mempunyai motivasi
konseptual
berprestasi tinggi adalah sebagai
bahwa motivasi berprestasi guru
berikut :
adalah dorongan dalam diri guru
(1). Melakukan
sesuatu
dengan
sebaik-baiknya ; (2). Melakukan
sesuatu
untuk
dapat
melakukan
sebaik-baiknya dengan
dikemukakan
tugas
guna
dengan mencapai
prestasi yang baik.
mencapai kesuksesan ;
Paningkat Siburian adalah Dosen Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Medan
74
Hipotesis Penelitian Berdasarkan kajian teori dan
3. Motivasi
berprestasi
kerangka berpikir, diajukan hipotesis
mempengaruhi
penelitian sebagai berikut :
guru secara langsung.
1. Komunikasi interpersonal guru mempengaruhi
motivasi
penelitian
digambarkan
dalam
bentuk diagram seperti Gambar 1 di
2. Komunikasi interpersonal guru kepuasan
kerja
Model hubungan antar variabel
berprestasi guru secara langsung. mempengaruhi
kepuasan
guru
bawah ini.
kerja
guru secara langsung. X1
X2
X3
Gambar 1. Model Hubungan antar Variabel Penelitian Keterangan : X1
= Komunikasi Interpersonal Guru
X2 X3
= Motivasi Berprestasi = Kepuasan Kerja Guru
METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini dilakukan di SMA Parulian 2 Medan pada tahun 2009. Sesuai dengan tujuan penelitian, yang mana datanya dijaring melalui angket, maka metode penelitian ini disebut metode survai dengan menggunakan analisis jalur. Populasi penelitian ini adalah semua guru SMA Parulian 2 Medan yang jumlahnya sebanyak 36 orang. Untuk keperluan analisis diambil sampel, yang mana penentuan sampel dilakukan secara acak dengan Simple Randon Sampling. Jumlah sampel yang diambil dalam penelitian ini ditentukan berdasarkan tabel Krejeie dan Morgan pada taraf kesalahan sebesar 5% sebanyak 34 orang.
Paningkat Siburian adalah Dosen Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Medan
75
TEKNIK PENGUMPULAN DATA Untuk menjaring data
kepuasan kerja ada 32 buah butir
komunikasi interpersonal, motivasi
yang sahih yang mewakili semua
berprestasi, dan kepuasan kerja guru
indikator variabel dengan koefisien
digunakan
keterandalan sebesar 0,946. Hasil
angket
yang
oleh
peneliti.
dikembangkan Penyusunan
angket
analisis menemukan bahwa
dari
dilakukan
empat puluh butir angket komunikasi
dengan mengacu kepada indikator
interpersonal ada 32 buah butir yang
variabel
sahih yang mewakili semua indikator
penelitian.
Selanjutnya,
untuk mendapatkan angket yang
variabel
sahih dan terandal dilakukan uji coba
keterandalan sebesar 0,96. Hasil
instrumen.
analisis menemukan bahwa
Untuk
menentukan
kesahihan butir angket
dengan
koefisien dari
digunakan
empat puluh butir angket motivasi
rumus Korelasi Product Moment dan
berprestasi ada 32 buah butir yang
untuk
sahih yang mewakili semua indikator
menentukan
keterandalan
angket digunakan formula Alpha dari
variabel
Cronbach. Hasil analisis menemukan
keterandalan sebesar 0,95.
dengan
koefisien
bahwa dari empat puluh butir angket Teknik Analisis Data Analisis data yang digunakan meliputi analisis deskriptif, uji persyaratan analisis, dan uji hipotesis. Analisis Deskriptif Untuk mendeskripsikan data dari setiap variabel yang diteliti digunakan statistik deskriptif, sehingga didapatkan harga rata-rata (mean), median, modus, rentang, standar deviasi,skor tertinggi dan skor terendah, distribusi frekuensi skor, dan histogramnya. Uji Persyaratan Analisis Untuk dapat menggunakan analisis jalur, terlebih dahulu dilakukan uji persyaratan analisis yang terdiri dari : uji normalitas,
dan uji linieritas. Uji
normalitas dilakukan dengan menggunakan teknik One-Sample Kolmogorov-
Paningkat Siburian adalah Dosen Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Medan
76
Smirnov Tes, dan untuk uji linieritas
digunakan dengan program SPSS for
Windows versi 11. Uji Hipotesis Penelitian Untuk menguji hipotesis penelitian digunakan analisis jalur dengan taraf signifikansi α sebesar 0,05. HASIL PENELITIAN Deskripsi Data Hasil Penelitian Untuk
variabel
Interpersonal
Komunikasi
diperoleh
skor
0,080; dan 0,149 adalah lebih kecil dari Dtabel dengan n = 34 pada α = 0,05
sebesar
0,230.
Dengan
minimum 100, skor maksimum 146,
demikian,
nilai
variabel penelitian adalah normal.
rata-rata
sebesar
simpangan baku
124,00,
10,99, median
125,50, dan modus 126. Untuk
Motivasi
data
ketiga
Berdasarkan hasil perhitungan: (1)
variabel
distribusi
Uji
Linieritas
Berprestasi (X2)
Motivasi
atas Komunikasi
Berprestasi diperoleh skor minimum
Interpersonal (X1) diperoleh nilai F
97, skor maksimum 143, nilai rata-
hitung = 0,737; (2) Uji Linieritas
rata sebesar 116,82, simpangan baku
Kepuasan
10,56, median 116, dan modus 116.
Komunikasi
Kerja
(X3)
Interpersonal
atas (X1)
Untuk variabel Kepuasan Kerja
diperoleh nilai F hitung = 1,478; dan
diperoleh skor minimum 91, skor
(3) Uji Linieritas Kepuasan Kerja
maksimum
rata-rata
(X3) atas Motivasi Berprestasi (X2)
sebesar 114,26, simpangan baku
diperoleh nilai F hitung = 2,025
11,05, median 114, dan modus 114
adalah lebih kecil dari nilai F tabel
Pengujian Persyaratan Analisis
pada α = 0,05 . Dengan demikian,
143,
nilai
Berdasarkan hasil perhitungan
dapat
dinyatakan
bahwa
pola
diperoleh nilai absolut atau Dhitung
hubungan untuk ketiga hubungan
untuk
komunikasi
antara variabel eksogenus dengan
motivasi
variabel endogenus di atas adalah
variabel
interpersonal
(X1);
berprestasi (X2); dan kepuasan kerja
linier.
(X3) secara berurut adalah 0,093;
Paningkat Siburian adalah Dosen Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Medan
77
ditunjukkan
Pengujian Hipotesis Berdasarkan diperoleh
hasil
rangkuman
analisis hasil
pada
diagram
jalur
seperti yang terlihat pada Gambar 2 berikut.
perhitungan koefisien jalur yang Komunikasi Interpersonal
Є3 = 0,367
(X1)
ρε3= 0,605 ρ31 = 0,343
ρ12 = 0,726
Kepuasan Kerja
(X3) ρ32 = 0,511
Motivasi Berprestasi
ρε2 = 0,688
ε2= 0,473
(X2) Gambar.2 Diagram Jalur yang menggambarkan hubungan kausal antara Komunikasi Interpersonal (X1), Motivasi Berprestasi (X2), dan Kepuasan Kerja (X3) Pengaruh Komunikasi Interpersonal (X1) terhadap Motivasi Berprestasi (X2). Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh koefisien jalurnya p21 =
yang signifikan terhadap Motivasi Berprestasi (X2). Pengaruh Komunikasi Interpersonal (X1) terhadap Kepuasan Kerja (X3).
thitung = 4,59,
Berdasarkan hasil perhitungan
sedangkan ttabel = 2,75 pada dk =
diperoleh koefisien jalurnya p31 =
31 dan = 0,01, sehingga thitung >
0,343
ttabel, atau 4,59 > 2,75. Dengan
sedangkan ttabel = 2,04 pada dk =31
demikian, Komunikasi Interpersonal
dan = 0,05, sehingga thitung > ttabel,
(X1) berpengaruh langsung positif
atau 2,17 > 2,04. Dengan demikian,
0,726 dengan
dengan
Komunikasi
thitung
=
Interpersonal
2,17,
(X1)
Paningkat Siburian adalah Dosen Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Medan
78
berpengaruh langsung positif yang
Komunikasi Interpersonal terhadap
signifikan terhadap Kepuasan Kerja
Motivasi Berprestasi
(X3).
%; pengaruh langsung Komunikasi
Pengaruh Motivasi Berprestasi (X2) terhadap Kepuasan Kerja (X3)
Interpersonal
sebesar 52,7
terhadap
Kepuasan
Kerja sebesar 11,8 %, sedangkan pengaruh tidak langsung sebesar 12,7
Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh koefisien jalurnya p32 = 0,511
dengan
thitung
=
3,23,
sedangkan ttabel = 2,75 pada dk= 31 dan = 0,01, sehingga thitung >
%;
pengaruh
langsung
motivasi
berprestasi terhadap Kepuasan Kerja sebesar 26,1 %, sedangkan pengaruh tidak langsung sebesar 12,7 %. Dengan
demikian,
63,3
%
ttabel, atau 3,23 > 2,75. Dengan
perubahan-perubahan kepuasan kerja
demikian, Motivasi Berprestasi (X2)
dapat ditentukan oleh komunikasi
berpengaruh langsung positif yang
interpersonal
signifikan terhadap Kepuasan Kerja
berprestasi,
(X3).
sebesar 36,7 % ditentukan oleh
Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung Berdasarkan hasil perhitungan
variabel lainnya.
diperoleh
pengaruh
dan
motivasi
sedangkan
sisanya
langsung
PEMBAHASAN Hasil
penelitian
yang
bahwa
komunikasi
interpersonal
menemukan adanya pengaruh positif
berpengaruh
yang signifikan dari komunikasi
berprestasi. Hasil penelitian yang
interpersonal
motivasi
menemukan adanya pengaruh positif
mendukung
yang signifikan dari komunikasi
berprestasi terhadap
terhadap adalah
teori
Newstroom
yang
interpersonal
terhadap
terhadap
motivasi
kepuasan
menyatakan komunikasi berpengaruh
kerja dan kepuasan kerja adalah
terhadap motivasi. Temuan ini juga
mendukung pernyataan Dahnet dan
sejalan dengan hasil penelitian Pace
Clatterbuck
dan Faules (2000) yang menemukan
bahwa
yang
komunikasi
mengemukakan interpersonal
Paningkat Siburian adalah Dosen Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Medan
79
mempengaruhi peningkatan
motivasi, motivasi
dan
membuat
Keterbatasan Penelitian ini hanya meneliti dua
kepuasan kerja meningkat. Temuan
variabel
penelitian ini juga sejalan dengan
kepuasan kerja, yaitu komunikasi
hasil penelitian Greenberg (1999)
interpersonal
yang
bahwa
berprestasi, sehingga hasil penelitian
dan
ini belum maksimal menemukan
motivasi kerja berkorelasi positip
faktor-faktor yang mempengaruhi
dengan kepuasan kerja.
kepuasan kerja. Penelitian ini hanya
menemukan
Komunikasi
Interpersonal
yang
mengambil
mempengaruhi dan
sampel
motivasi
guru
SMA
Parulian 2 Medan, sehingga cakupan generalisasinya terbatas. KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan
hasil
penelitian,
diajukan simpulan sebagai berikut: 1)
Komunikasi
Interpersonal
berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kepuasan Kerja melalui Motivasi
berprestasi.
perkataan
lain,
Komunikasi tinggi
Dengan
makin
baik
Interpersonal , makin
Motivasi
Kerja,
2)
berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kepuasan Kerja. Dengan perkataan Komunikasi
lain,
makin
baik
Interpersonal , makin
tinggi Kepuasan Kerja, 3) Motivasi Berprestasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kepuasan Kerja. Dengan perkataan lain, makin tinggi
Motivasi Berprestasi, makin tinggi Kepuasan Kerja. Berdasarkan
kesimpulan,
diajukan saran sebagai berikut: 1) Untuk meningkatkan kepuasan kerja guru SMA Parulian 2 Medan, perlu ditingkatkan
komunikasi
interpersonal antar sesama warga sekolah
dan
kepentingan mengidentifikasi
pihak
pemangku
lainnya hal-hal
dengan yang
diharapkan guru dalam pekerjaannya guna direalisasikan sesuai denga tujuan sekolah, 2) Selain itu, perlu diberikan penghargaan dan pujian bagi guru yang berprestasi dalam rangka
meningkatkan
kepuasan
Paningkat Siburian adalah Dosen Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Medan
80
kerjanya, 3) Bagi peneliti yang akan
motivasi berprestasi serta mengambil
meneliti faktor yang mempengaruhi
sampel yang dapat mewakili guru
kepuasan kerja guru, perlu meneliti
SMA di Provinsi Sumatera Utara
pengaruh
luar
agar cakupan generalisasinya lebih
dan
luas.
komunikasi
variabel
lain
di
interpersonal
DAFTAR PUSTAKA Managing Behavior In Organization : Science In Service to Practice. New Jersey : Prentice Hall
Anwar Prabu Mangkunegara. 2007.Evaluasi Kinerja SDM. Bandung : Rafika Aditama. Colcuitt, Jason A. Levinne and Wesson.2009. Organizational Behavior. Improving Performance and Commitment in the Workplace. New York : McGraw-Hill Companies. David
C.McClelland.1961. The Achieving Society. New Jersey : Van Vonstrand Company, Inc.
E.A.Locke.1976. “The Nature and Cause of Job Satisfaction” dalam M.D.Dunnette, Handbook of Industrial and Organization Psychology. Chicago : Ran McNelly.. Fred Luthans.2006. Perilaku Organisasi. Terjemahan Vivin Andhika Yuwono dan Shekar Purwanti. Yogyakarta : ANDI Gibson, Ivancevich, dan Donnelly. 1996. Organisasi.terjemahan Ardiani. Jakarta : Binarupa Aksara.Grant, Richard D.. 1996. Interpersonal Communication. New York : McGraw Hill Book Company, Inc.Greenberg,Jerald.1999.
Husaini Usman. 2008. Managemen Teori, Praktik & Riset Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara.. Lunnenburg, Fred C and Allan C. Ornstein. 2000. Educational Administration Concepts and Practice. Belmont : Wadsworth. Newstrom, John W. 2007. Organizational Behavior. Human Behavior at Work. New York : McGraw- Hill Companies. Nirva Diana.2006. Kepuasan Kerja Guru . Jakarta : Universitas Negeri Jakarta Ofeinberg, Lilian. 1994. Applied Business Communication. California : Afred Publishing. Pace,
Wayne dan Don F. Faules.2000. Komunikasi Organisasi. terjemahan Dedy Mulyana. (Bandung : Remaja Rosdakarya.
Paningkat Siburian adalah Dosen Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Medan
81
Robbins, Stephen P. and Mary Coulter.2007. Management. New Jersey : Pearson Education, Inc. Robbins, Stephen P. 2006. Perilaku Organisasi.terjemahan Benyamin Molan. Indonesia : PT Intan Sejati Klaten. Siburian, Tiur Asi. 2008. Komunikasi Interpersonal. Medan: FBS Universitas Negeri Medan. Tambunan,Hamonangan.2008. Kompetensi Guru di Bidang
Teknologi Informasi. Pengaruh Komunikasi Interpersonal Guru, Penggunaan Perangkat Teknologi Informasi, Persepsi Guru tentang Teknologi Informasi, dan Perbaikan Diri Guru terhadap Kompetensi Guru di Bidang Teknologi Informasi : Studi Kausal pada SMK Negeri di Medan. Disertasi. Jakarta : Universitas Negeri Jakarta. Tim Instruktur PLPG.2008. Materi Pendidikan Latihan Profesi Guru. Medan : Universitas Negeri Medan.
Paningkat Siburian adalah Dosen Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Medan
82
RANCANG BANGUN PEMBELAJARAN BERBASIS WEBSITE DARI MATERI PENGGUNAAN MOTOR LISTRIK DI UNIMED Maju Lumban Gaol Abstrak Tujuan penelitian ini adalah membuat analisis kebutuhan terhadap pembelajaran berbasis website dari materi penggunaan motor listrik di JPTE UNIMED. Metode penelitian yang digunakan adalan research dan development, sedangkan pendekatan yang digunakan dalam mengembangkan bahan ajar berbasis website adalah dengan desain instruksional dengan model PADDIE, yaitu perencanaan, analisis, desain, development dan evaluasi Kata Kunci : Analisis kebutuhan pembelajaran, draf awal home page web, pembelajaran, web, internet,. PENDAHULUAN Hasil
evaluasi
diri
jurusan
JPTE. Bila dianalisis lebih jauh,
pendidikan teknik elektro (JPTE)
ternyata
FPTK UNIMED tahun 2011 (Borang
dibutuhkan
dan Akreditasi ,2011) menunjukkan,
juga relatif lama, sehingga kondisi ini
bahwa mahasiswa yang lulus dari
semakin
JPTE
permasalahan
selama
5
tahun
terakhir
bahwa
meyakinkan
mahasiswa.
rata 2,95, Rerata IPK yang diperoleh
perhatikan
mahasiswa
kemampuan
menunjukan
tahun
terakhir
kecenderuangan
yang
mahasiswa untuk lulus
sebanyak 205 orang dengan IPK ratasetiap
waktu
adanya
yang
dihadapi
Selanjutnya
jika
di
beberapa
aspek
mahasiswa,
terlihat
yang
adanya indikasi bahwa IPK yang
tidak berubah secara signifikan, yakni
diperoleh mahasiswa tersebut belum
pada kisaran 2,95 sampai dengan
dapat
2,97. Secara keseluruhan, bahkan
keahlian
selama lima tahun terakhir ini hanya
lulusan masih kurang dalam
hal
ada 4 orang (1,61)% mahasiswa yang
keterampilan
dan
dapat memperoleh IPK>3,5. Kondisi
penguasaan materi ajar,
ini menunjukkan adanya masalah
pada
yang
terungkap dari sejumlah
dihadapi
mengikuti
mahasiswa
proses
dalam
perkuliahan
di
mencerminkan yang
bidang
kompetensi
diperoleh,
sebab
mengajar keahlian.
khususnya Hal
ini
alumni
(62,32%) yang mengajar di SMK
Maju Lumban Gaol adalah Dosen Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Medan
83
harus belajar kembali agar dapat
kemampuan lulusan terjadi akibat
mengajar di kelas. Indikasi lain yang
masih lemahnya proses perkuliah
terlihat adalah kurangnya alumni
yang dilakukan oleh dosen, termasuk
yang dapat bekerja pada sektor indutri
tidak
(2,30%), hal ini disebabkan lemahnya
menerapkan
kompetensi bidang keteknikan yang
kompetensi yang berbasis PAP.
konsistennya
dosen
standar
dalam
penilaian
diperoleh dari perkuliahan. Lemahnya Asumsi
dasar
atas
pilihan
penelitian pada tahun pertama (I) ini
berbasis website, adalah: (1) mudah
dilakukan
adalah:
dan cepat digunakan;(2) kekuatan
analisis
kebutuhan
interkoneksi eksplorasi, pendalaman
pembelajaran berbasis website dari
dan perluasan materi dari berbagai
materi penggunaan motor listrik di
sumber;
ekspresi
JPTE UNIMED, 2) Membuat analisis
otonomi pembelajar; (4) mendorong
teknologi akan draft perancangan
terciptanya
website
(3)
mendorong budaya
belajar.
dalam
1)
Membuat terhadap
pembelajaran
Permasalahannya adalah; “Apakah
penggunaan motor listrik di JPTE
hasil rancang bangun pembelajaran
UNIMED,
berbasis website yang terintegrasi
analisis terhadap materi ajar dalam
dengan perkuliahan tatap muka di
perkuliahan penggunaan motor listrik
kelas dapat meningkatkan efektivitas
di JPTE UNIMED.
belajar
mahasiswa
JPTE
FPTK
3)
Merumuskan
task
Pembelajaran Berbasis Website
Universitas Negeri Medan. Dengan
Pembelajaran berbasis website
demkian tujuan dari penelitian ini
adalah proses pembelajaran yang
adalah: Penelitian ini sifatnya desain
memanfaatkan teknologi informasi
dan
berupa komputer yang dilengkapi
pengembangan
dalam
bentuk
pembelajaran sebagai
pembelajaran
rancang berbasis
sumber
belajar
bangun
dengan sarana telekomunikasi seperti;
website
internet,
bagi
intranet,
extranet
dan
multimedia (grafis, audio, video)
mahasiswa di Jurusan Pendidikan
sebagai media
Teknik Elektro Universitas Negeri
materi dan interaksi antara pengajar
Medan. Untuk itu tujuan khusus
dan pembelajar yang diatur melalui
utama penyampaian
Maju Lumban Gaol adalah Dosen Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Medan
84
suatu
sistem
manajemen
pembelajaran (CMS, LMS).
karena itu, PBW berhubungan dengan nilai-nilai pedagogis yang berpotensi
Dari sudut pandang teknologi,
mempengaruhi proses pembelajaran
PBW menggunakan teknologi Web
di sekolah. Dari sudut pandang isi
dan layanan internet sebagai modus
(content), PBW adalah implementasi
pengiriman, artinya HTML, URL,
berbasis komputer dari suatu subjek
browser, e-mail, fasilitas transfer file
tertentu yang biasanya sesuai dengan
(FTP). Selain bahasa scripting, seperti
kurikulum. PBW dapat dibuat untuk
PHP
PBW
mendukung topik yang berbeda dari
unsur-unsur
suatu subjek tertentu, serta materi
multimedia, seperti animasi, video
pembelajaran dengan beberapa sup
klip dan audio, gambar, grafik, yang
pokok
dikembangkan
tertentu.
dan
Java
Script,
menggabungkan
menggunakan
bahasanan
dalam
bidang
perangkat
lunak
multimedia
Berdasarkan uraian di atas, maka
authoring,
seperti
Authorware,
inti dari PBW adalah integrasi dari (1)
Micromedia Flash, Java, dan Hot
konten,
Potatoes.
pandang
pedagogi, menjadi suatu sistem yang
pedagogis, bahwa PBW merupakan
mendukung pembelajaran. Dengan
strategi pembelajaran yang terkait
kata lain, PBW adalah merupakan
dengan konstruktivis, cognitivist, dan
suatu kesatuan dari (content)
paradigma pembelajaran kolaboratif
pedagogi, dan teknologi, seperti pada
atau atau kombinasi dari benerapa
Gambar 1.
Dari
sudut
(2)
teknologi,
dan
(3)
isi,
strategi (Conrad,Kerri. (2002). Oleh
Gambar 1 : Komponen Pembelajaran Berbasis Website (PBW)
Maju Lumban Gaol adalah Dosen Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Medan
85
Dalam
di
atas,
harus
dilakukan
proses
pengertian
ini,
teknologi
web
perancangan perangkat lunak. Dalam
memungkinkan untuk menekankanan
teknik rekayasa perangkat lunak,
beberapa
menurut Roger S Pressman, (1997)
penggunaan
aspek
memperkaya dengan
yang
dapat
pengalaman
belajar
dimensi
W.William,
2004),
ada
enam
model
yang
sering
baru
(Lee.
digunakan, dimana masing-masing
yaitu
:
model
a)
memiliki
kelebihan
dan
Multimediality: Penggunaan unsur-
kekurangan masing-masing. Model-
unsur multimedia membuat belajar
model tersebut yaitu : (a) Model
lebih
Sekuensial
mudah
karena
membantu
Linear,
(b)
Model
mahasiswa untuk fokus dan menjaga
Prototipe, (c) Model RAD (Rapid
perhatian mereka pada isi yang
Application Development), (d) Model
kompleks, berkat aktivasi indera yang
RAD , (e) Model Incremental,
Hypertextuality:
(f)Model Metode Formal engineer.
berbeda,
b)
Hypertext, terstruktur sebagai sebuah
(g)
sistem manifold hubungan non-linear
Model
antara
memberikan
teks,
memungkinkan
Model
Generasi
Keempat,
Generasi
Keempat
kemudahan
bagi
mahasiswa untuk mengikuti jalan
software yang diinginkan, software
mereka sendiri dan untuk membuat
lain
yang
pengkodean.
baru
setiap
kali,
c)
digunakan
untuk melakukan
Walaupun
terdapat
Interaktivitas: Interactive komponen
berbagai
memungkinkan untuk bekerja dengan
software, pada dasarnya langkah-
materi dalam pendekatan belajar by
langkah yang ditempuh terdiri dari
doing,
empat bagian utama, yaitu analisis,
yang
keterlibatan
membawa yang
lebih
tentang tinggi,
model
dalam
rekayasa
perancangan,
pengkodean
pemahaman yang lebih dalam, dan
pengujian.
Metode
retensi yang lebih baik dari subyek .
perancangan sistem perangkat seperti
Rekayasa Perangkat Lunak
pada gambar 2.
Untuk
menghasilkan
dan umum
aplikasi
web yang baik, memenuhi spesifikasi
Maju Lumban Gaol adalah Dosen Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Medan
86
Buil
Desi
Test Re-
Anal Re-
Re-
Gambar 2: Bahan Ajar Berbasis Website dan Objek Ajar Bahan
ajar
berbasis
website
dimiliki
oleh
jaringan
komputer
adalah bahan ajar yang disusun dan
global
dikembangkan dengan menggunakan
Internet
alat bantu website untuk mengolah
komputer yang terhubung satu sama
data,
memproses,
lain melalui kanal komunikasi elektris
menyusun,
kabel (wired) maupun non kabel
termasuk
mendapatkan,
(Internet). terdiri
Secara atas
fisik,
komputer-
data
(wireless). Selain aspek fisik, bagian
cara
untuk
penting dari jaringan komputer global
informasi
yang
adalah kandungan informasi yang
kegiatan
bisa saling dipertukarkan di antara
pembelajaran, penggunaan bahan ajar
komputer-komputer yang terhubung
berbasis website
dalam jaringan tersebut. Informasi
menyimpan, dalam
memanipulasi
berbagai
menghasilkan berkualitas.
Dalam
memungkinkan
mahasiswa dapat mempelajari suatu
yang saling
kompetensi dasar (KD) secara runtut,
jaringan komputer merupakan isyarat
sistematis, interaktif dan inovatif
elektris dalam bentuk digital. Oleh
sehingga
karena
diharapkan
semua
itu,
dipertukarkan
objek
ajar
kompetensi tercapai secara utuh dan
pembelajaran
terpadu.
adalah objek ajar digital.
Objek ajar dalam pembelajaran
konteks
berbasis
pembelajaran
dalam
pada
komputer Dalam berbasis
berbasis websitee, dimana Website
Website. Objek-ajar dapat berupa: a)
adalah
Teks, yang dapat dibuat dengan
salah satu
layanan
yang
Maju Lumban Gaol adalah Dosen Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Medan
87
berbagai program pengolah naskah,
disukai karena ukurannya yang relatif
tetapi yang terterima penuh pada
besar (untuk kualitas gambar yang
berbagai
pengelola
sama) dibandingkan dengan format
Internet,
lainnya; c) Audio. Pada komputer
termasuk Hylite, adalah teks dengan
dengan sistem operasi Windows,
format
penuh
format audio yang diterima penuh
artinya dapat ditampilkan langsung
adalah WAV (ekstensi .wav). Format
tanpa perlu memanggil program-
lain dapat diterima dan dimainkan
program penampil teks yang sesuai.
hanya jika komputer pengakses telah
Bila teks dibuat dengan Microsoft
dipasangi program tambahan yang
Word
sebagai
sesuai. Format audio umum yang saat
dokumen Word), maka teks akan
ini telah didukung (atau program
ditampilkan
setelah
komputer
pendukungnya dapat dipasang) oleh
memanggil
program
pembaca
Windows adalah: .mp3, .midi, dan
dokumen Word (Word viewer atau
.wma; d) Video. Sama seperti gambar
Microsoft Word). Demikian juga
maupun
audio, terdapat
dokumen
format
file
program
pembelajaran
berbasis
HTML.
(dan
Diterima
disimpan
format
lain,
misalnya:
video
berbagai
yang
dapat
portable document format/pdf, slide
dimainkan oleh sistem komputer.
presentasi powerpoint, lembar kerja
Pada komputer dengan sistem operasi
excel, dan sebagainya; b) Gambar,
Windows, format video yang diterima
baik
digital
penuh adalah format AVI (ekstensi
(dihasilkan oleh kamera atau scanner)
.avi). Format lain, misalnya .mpg
atau grafik (dihasilkan oleh program
(atau .mpeg), .qt (Quicktime), .mp4,
penggambar atau pengolah data).
dan sebagainya hanya bisa dimainkan
Terdapat berbagai format gambar
apabila player untuk format tersebut
yang dapat diterima oleh program
dipasangkan
pengelola
berbasis
Windows; e) Animasi. File animasi
Internet, yaitu format JPG (ekstensi
multimedia interaktif pada umumnya
.jpg atau .jpeg), GIF (eksetensi .gif),
berisi teks, grafik, gambar, video,
PNG (ekstensi .png), format BMP
animasi, dan tombol-tombol atau
(ekstensi .bmp). Format BMP kurang
kode-kode
yang
berupa
foto
pembelajaran
pada
sistem
navigasi.
operasi
Saat
ini,
Maju Lumban Gaol adalah Dosen Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Medan
88
multimedia interaktif berformat flash
ruang dan waktu proses pembelajaran,
(yang antara lain dihasilkan oleh
pembelajaran
perangkat lunak Macromedia Flash
beroperasi
sebagai
dan
defacto
pendidikan
atau
menjadi standar format multimedia
tradisional,
interaktif.
meningkatkan
SwishMax)
secara
Desain Sistem berbasis website Desain proses
Pembelajaran
website suplemen
pembelajaran
sehingga
dapat
beberapa
fitur
kuantitatif; b) Effectiveness: Dalam upaya untuk meningkatkan proses
instruksional
adalah
sistematis
menerjemahkan
berbasis
untuk
prinsip-prinsip
pembelajaran dan instruksi ke dalam rencana
bahan
pembelajaran
aktivitas
pembelajaran
dan
pembelajaran, sebagai
PBW
beroperasi
pelengkap
pendidikan
tradisional, sehingga meningkatkan beberapa fitur kualitatif. Dalam
arti
yang
sederhana,
&
desain instruksional adalah proses
Ragan, 1993) dan secara sederhana
menerjemahkan prinsip-prinsip umum
Instructional Design (ID) "adalah
pembelajaran dan instruksi ke dalam
suatu kerangka kerja untuk belajar" .
rencana dari bahan ajar dan aktivitas
Website
belajar. esain pembelajaran sebagai
dapat
kumpulan
(Smith
diartikan
sebagai
halaman
yang
teori
dan
praktek
desain,
menampilkan informasi data teks,
pengembangan,
data gambar diam atau bergerak, data
manajemen, dan evaluasi proses dan
animasi,
sumber daya untuk pembelajaran.
suara,
video
dan
atau
pemanfaatan,
gabungan dari semuanya, baik yang
Jadi dapat disimpulkan bahwa
bersifat statis maupun dinamis yang
desain instruksional adalah suatu
membentuk satu rangkaian bangun
proses sistematik website (sebagai
yang saling terkait dimana masing
seni dan ilmu) dengan ciri-ciri: (1)
masing dihubungkan dengan jaringan-
didasarkan
jaringan halaman (hyperlink).Keeton,
belajar/pembelajaran dan riset bidang
M., Sheckley, B., & Krejci-Griggs, J.
kognisi, psikologi pendidikan, dan
(2002)., yaitu a) Efficiency: Dalam
pemecahan masalah; (2) mencakup
upaya untuk mengurangi obligasi
proses analisis kebutuhan dan tujuan
pada
teori
Maju Lumban Gaol adalah Dosen Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Medan
89
sistem
dari dua fase utama, masing masing
deliveri maupun lingkungan belajar,
fase memeliki beberapa tahapan atau
dan
sumber-
aktivitas (Khan, B. H. (2004a), yaitu:
sumber belajar; (3) berisi rencana
(1) Pengembangan materi (content
materi,
development),
belajar,
pengembangan mengorganisasian proses
pembelajaran
dan yang
aktivitas menjamin
yang
terdiri
dari
tahapan: (a) perencanaan (planning),
pembelajar mencapai hasil (tujuan)
(b)
belajar yang sudah ditetapkan; (4)
Pengembangan (development),
dilakukan
yang
Evaluasi (evvaluation). Kedua (2)
memerlukan evaluasi dan umpan
Penyampaian materi (conten delivery)
balik secara berkelanjutan.
yang terdiri dari penyampaian dan
secara
berulang
Berbagai model dapat melakukan
desain
dalam
instruksional,
Perancangan
pemeliharaan maintennance).
(design),
(delivery Model
P3
(c) (d)
and dalam
diantaranya adalah : a) Model P3
pengembangan pembelajaran berbasis
(People, Process, Product), proses
Website dapat dilihat dalam gambar
pembelajaran berbasis Web terdiri
3.
Gambar 3. Model P3(People, Process, Product), proses pembelajaran berbasis Web (sumber: diadaptasi dari Khan 2004)
Maju Lumban Gaol adalah Dosen Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Medan
90
b) Model ADDIE: Analyze, Design,
prototype mengandung tiga aspek
Develop,
yang
Implement,
Evaluate.
menjadi
perhatian
yaitu
Mungkin merupakan model yang
penggunaan,
paling banyak diketahui dan sering
pendekatan dari prototype ke produk.
digunakan
lingkungan
Rapid Prototyping (RP) merupakan
Prototyping.
teknik untuk membuat bentuk produk
Prototype dapat didefenisikan sebagai
secara bertahap atau penambahan
perkiraan sebuah produk (sistem) atau
material. Defenisi ini sangat umum
komponen–komponennya
sehingga
akademis;
dalam c) Rapid
dalam
bentuk
dan
mencakup
tingkat
semua
jenis
bentuk–bentuk tertentu untuk maksud
prototype yang digunakan
tetentu di dalam penerapannya (Chua,
sebuah proses pengembangan produk
C.K., Leong, K.F., and Lim, C.S,
seperti model matematika, sketsa,
2003). Defenisi ini sangat umum
model yang terbuat dari dari gabus,
sehingga
plastik atau kayu dan model fisik
mencakup
semua
jenis
dalam
prototype yang digunakan dalam
yang
sebuah proses pengembangan produk
produknya.
seperti model matematika, sketsa,
prototype mengandung tiga aspek
model yang terbuat dari dari gabus,
yang
plastik atau kayu dan model fisik
penggunaan,
yang
pendekatan dari prototype ke produk.
dapat
produknya.
difungsikan Defenisi
seperti
umum
dapat
difungsikan Defenisi
menjadi
umum
perhatian
bentuk
seperti
dan
dari yaitu
tingkat
dari
METODE PENELITIAN Penelitian dilaksanakan
tahun pada
I
ini
Jurusan
Teknik Elektro UNIMED, guru SMK dan dosen JPTE UNIMED.
Pendidikan Teknik Elektro UNIMED
Untuk mencapai tujuan penelitian
di Medan Propinsi Sumatera Utara.
ini, yaitu berupa produk pembelajaran
Waktu penelitian ini adalah 5 bulan
berbasis
website
pada
jaringan
yang dilakukan mulai tahun ajaran
internet
untuk
mata
kuliah
2011. Penelitian ini diadakan dengan
penggunaan motor listrik. Penelitian
melibatkan
secara
mahasiswa
pendidikan
keseluruhan
menggunakan
Maju Lumban Gaol adalah Dosen Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Medan
91
penelitian dengan metode Research
model Dick and Cary (1990) dengan
and Development (R&D) (Borg dan
tahapan sebagai berikut: (1) Analysis,
Gaill 1983). Sesuai
(2) Design, (3) Development, (4)
pendekatan
research
development, penelitian
dengan model
maka
ini
and
pelaksanaan
mengacu
terhadap
Implementation dan (5) Evaluasi sebagaimana
ditunjukkan
pada
gambar 4.
Gambar 4. Desain Pembelajaran Berbasis Website Penelitian berbasis desain atau eksperimen
desain
serangkaian pendekatan
ini
adalah
pengembangan penelitian
yang
memiliki dampak pengajaran
langsung
dan
(Barab&Squire,
pada
pembelajaran 2004).
Dalam
penelitian ini, frasa rancang bangun
bertujuannya mengkaji teori belajar
berbasis
dan teori pembelajaran dengan tujuan
pengembangan,
menghasilkan pradigma baru dalam
rancangan adalah merupakan suatu
bidang
siklus.
teori
dan
praktek
yang
penelitian, dan
penelitian eksperimen
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN lulusan yang sudah bekerja sebagai
Kondisi Jurusan Pendidikan Teknik Elektro (JPTE) Hasil survei terhadap mahasiswa, lulusan dan dosen JPTE UNIMED: Dengan
jumlah
mahasiswa
tiap
angkatan 5 orang dari mahasiswa semester 1, 3, 5 dan 7 yang berjumlah 20 orang, lima belas (15) orang
dosen di SMK dan tiga orang dosen Jurusan Pendidikan Teknik Elektro (JPTE) fakultas teknik UNIMED yang disurvei menggunakan lembar observasi
yang
didistribusikan
melalui JPTE. Persepsi mereka akan pembelajaran di JPTE dikumpulkan
Maju Lumban Gaol adalah Dosen Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Medan
92
melalui survei. Ada empat kategori
pembelajaran online dan tugas. Tatap
pertanyaan
yang
muka secara online dan tugas lebih
Metode
Pembelajaran
penyampaian Keterampilan.
diajukan,
yaitu: atau
disukai
oleh
semua
dari
tiga
materi,
Konten,
kelompok mahasiswa (M = 3,30),
Hasil
survei
profesional(dosen SMK) (M = 3,46),
mendeskripsikan sebagai berikut:
dan
Data dari survei menunjukkan
dosen
JPTE
Pembelajaran
(M
=
4,00).
sepenuhnya online
bahwa hanya 14% dari responden
yang paling disukai oleh ketiga
lebih menukai pendidikan sepenuhnya
kelompok, yaitu: mahasiswa (M =
online, 25% mahasiswa memilih tatap
1,56), dosen SMK (M = 1,50) dan
muka
30%
dosen JPTE (M = 1,00). Aktivitas
mahasiswa dengan aktivitas online
online dengan pertemuan kelas adalah
yang lebih disukai dengan pertemuan
peringkat kedua dan pertemuan tatap
kelas dan 31% dari responden lebih
muka eksklusif menduduki peringkat
suka pertemuan tatap muka dengan
ketiga dengan semua tiga kelompok.
secara
langsung,
Analisis grafis dari respon dari tiga
kelompok
diwakili
dalam
desain juga disukai oleh semua tiga kelompok dan memiliki rata-rata total
Gambar 1. Dalam hal isi, desain
3,45.
prinsip-prinsip
atau
produksi produk media pembelajaran
berbasis Web layar desain, dinilai
dinilai tinggi oleh mahasiswa (M =
sangat tinggi dengan rata-rata total
3,50)
3,82, mahasiswa (M = 3.85) dosen
sebagai analisis masalah instruksional
SMK (M = 3,73) dosen JPTE (M =
menjadi keterampilan yang paling
4,00).
bahan
penting (M = 3,79). Keterampilan
instruksional Multimedia yang dinilai
paling disukai oleh mahasiswa dan
tinggi oleh para dosen SMK (M =
kategori
3,80).
perkembangan
Audio,
Games
Cetak,
CBT
Video dan
dan
Simulasi
Analisis
dan
dan
desain
profesional
profesional
dan
dianggap
adalah kemampuan
menduduki peringkat terendah dengan
mahasiswa (M= 2,75), profesional (M
rata-rata total 2,92, mahasiswa (M =
= 3,00) dan rata-rata total responden
2,75) profesional (M = 3.13) dosen
2.89. Perasaan terhadap online dari
(M = 3,00). Pesan prinsip-prinsip
materi penggunaan motor listrik.
Maju Lumban Gaol adalah Dosen Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Medan
93
Tanggapan terhadap metode penyampaian materi pembelajaran Kegiatan online di kelas Tatap muka dikelas 0 5 10 15 20 25 Gambar 5. Tanggapan terhadap metode pengiriman PBW Berdasarkan histogram dari data
email , pada
“Ya” di kolom yang
penelitian, maka tatap muka dikelas
tersedia dari
instrumen ini, di
dengan sistem online dan tugas
samping
menjadi
kemampuan (capabilities) teknologi.
alternatif
pilihan
dari
"e-mail."
Tentukan
mahasiswa JPTE UNIMED.
Kemampuan
adalah
kekuatan
Analisis Kebutuhan dan Pemanfaatan dan Penggunaan Teknologi
teknologi, bukan kemampuan
dari
pengguna. Sebagai contoh, jika e-mail ini digunakan untuk berkomunikasi,
Analisis pembelajaran
teknolgi
dalam
di JPTE
UNIMED
ditinjau dari penerapan teknologi seperti: (1) komunikasi, (2) Referesi materi belajar secara Pengujian
dan
online, (3)
Penilaian,
(4)
pelacakan, pelaporan, (5) Distribusi : Pengiriman secara terorganisasi, (6) Penyampaian,
(7)
Desain
pengembangan
keahlian.
dan
Kriteria
pemilihan dalam kategori Ya dan Tidak dengan alternatif tiga kategor Dari daftar jenis teknologi yang tersedia.Sebagai
contoh,
jika
namun
sistem
e-mail
peranan sedikit,
memiliki
tandai "Rendah"
pada kolom "Kemampuan" Capability dengan
(1)
tanda
Tinggi,
menunjukkan kemampuan canggih yang dapat digunakan untuk masalah yang terlibat dalam analisis ini, (2) Sedang, yang
menunjukkan kemampuan dapat
diadaptasi
digunakan dalam
untuk
masalah yang
terlibat dalam analisis ini, (3) Rendah, menunjukkan
sebuah
kemampuan
yang tidak akan berguna untuk isu yang terlibat dalam analisis ini, (4)
mahasiswa dan dosen memiliki akses Maju Lumban Gaol adalah Dosen Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Medan
94
Persentase pengguna yang berpotensi
hasil belajar berbasis database dalam
terlibat dalam masalah ini yang
bentuk
memiliki akses ke teknologi.
menyatakan
online
diperoleh
dapat
90,35%
memanfaatkan
Hasil survei terhadap 78 orang
database online untuk menjajaki hasil
mahasiswa dan 36 orang dosen di
belajar mahasiswa, hal ini diakibatkan
JPTE UNIMED Medan dengan total
bahwa
responden
orang,
memfasilitasi Kartu Rencana Studi
diperoleh dalam bidang kemampuan
(KRS) dan Kartu Hasil Studi (KHS)
pemanfaatan teknologi dalam bidang
dalam tiap semester.
sebanyak
komunikasi
dalam
114
pembelajaran
Spoel
UNIMED
sudah
Penyampaian bahan ajar untuk
penggunaan motor listrik diperoleh
materi
hasil survei, yaitu: memanfaatkan
terhadap mahasiswa JPTE UNIMED
Email 98,24% atau sebanyak 112
diperoleh, sebagai berikut: melalui
orang
jaringan LAN 26,32%, melalui CD-
mahasiswa
kemampuan
mempunyai
motor
listrik
Email
ROM sebesar 72,80% dan melalui
dalam
Flasdisc 89,47%, menggunakan video
memanfaatkan jaringan sosial dalam
78,59% dan menggunakan Audio
kelompok pembelajaran 61,40% dan
sebesar
menggunakan Chat rooms dalam
Downloading sebesar 88,59% seperti
pembelajaran adalah 42,98%. Hal ini
Tabel 1. Bahan ajar penggunaan
mengindikasikan, bahwa mahasiswa
motor listrik dapat dipelajari oleh
dan
mahasiswa dengan memanfaatkam
dalam
memanfaatkan
penggunaan
pembelajaran,
dosen
mempunyai
dalam
pembelajaran
kemampuan
memanfaatkan
media
dalam
komunikasi
dalam pembelajaran. Sehubungan
dengan
evaluasi
26,32,
melalui
proses
audio dan video yang diakses melalui server
online
sebanya
mahasiswa
dan
mulrimedia
komputer
43,85%
menggunakan sebanyak
akan hasil belajar dalam bentuk
87,72% , sedangkan memanfaatkan
online diperoleh hasil survei dari 76
Video teleconferencing sebanya 17,
orang mahasiswa dan hanya 17,54%
54%
mampu
memanfatkannya
memanfaatkan
penilaian
mahasiswa
mampu .
secara online sedangkan pelacakan
Maju Lumban Gaol adalah Dosen Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Medan
95
Tabel 1: Penyampaian materi Ajar dengan N=76 Jenis Persentase LAN 26,32 CD ROOM 72,80 Flasdisc 89,47 Downloading 88,59 Video 78,59 Audio 26,32
NO 1 2 3 4 5 6
Hasil survei terhadap 114 orang
pembelajaran
berbasis
komputer
responden yang terdiri dari 36 orang
(CBL)
dosen dan 78 orang mahasiswa JPTE
authoring 58,77% seperti pada Tabel
UNIMED dalam hal desain dan
2 dan dalam bentuk histogram adalah
pengembangan
pembelajaran
pada gambar 1. Berdasarkan hasil
penggunaan motor listrik, diperoleh:
survei akan kemampuan mahasiswa
Untuk membuat atau memproduksi
dan dosen JPTE dalam hal rancang
pembelajaran dalam bentuk format
bangun dan pengembangan dalam
video sebanyak 77,19 %, produksi
memproduksi pembelajaran di atas,
audio 87,72%, dalam bentuk grafik
maka dapat dilaksanakan dan dibuat
atau gambar 84,21%, bantuan online
suatu website dalam pembelajaran
sebagai acuan produksi pembelajaran
penggunaaan motor listrik di JPTE
sebanyak
Unimed
50%,
menggunakan
Authoring
85.96%,
Web
Tabel 2. Kemampuan dalam Desan dan Pengembanga dari Produksi Pembelajaran dengan N =114 No Jenis Persentase 1 Produksi Video Pembelajaran 77,19 2 Produksi Audio Pembelajaran 87,72 3 Produksi frafik dan gambar 84,21 4 Produksi pembelajaran dengan bantuan Online 50.00 5 Computer based Learning (CBL) 85,96 6 Web authoring 58,08
Maju Lumban Gaol adalah Dosen Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Medan
96
Testing database CBT authoring Graphics production Video production Desain dan pengembangan keahlian Penyampaian
Multimedia computers Audio Video
Distribus Pengiriman secara terorganisasi
CD-ROM Electronic tracking databases
Pengujian dan Penilaian
Technical manuals
Referesi materi belajar secara online
Buku Teks Websites
Komunikasi
Newsgroup Phone conferencing
0
20
40
60
80 100 120
Gambar 6. Histogram Pemanfaatan Teknologi Pembelajaran Analisis Kebutuhan Perangkat
64MB, (e). Lan Card Realtek RTL
Keras dan Lunak
8139, ( f). Monitor 15 inchi, ( g).
Perangkat keras yang terdapat di JPTE UNIMED
Mouse h. Keyboard, HandyCam Sony
pada saat ini
. Sedangkan analisis perangkat lunak
terdapat 60 buah unit komputer yang
yang dibutuhkan, adalah:1. Microsoft
berada di dua ruangan laboratorium
Windows XP dan Windows Seven
komputer dengan spesifikasi yang
sebagai sistem operasi PHP, MySQL,
berbeda yang dapat digunakan oleh
Internet
mahasiswa pada jam istirahat untuk
Macromedia
mengakses internet. Selain itu 80%
Macromedia Flash , Corel Draw,
mahasiswa sudah memiliki konputer
Adobe
yang berupa note book dan laptop.
software video editing, Converter
Spesifikasi perangkat keras tersebut
Video. Berdasarkan perangkat keras
adalah sebagai berikut : (a). Processor
dan lunak ini dapat membangun
2 Ghz, (b). Memory 256 MB , (c).
website
Harddisk 40 GB, (d). VGA Gforce
pembelajaran dari penggunaan motor
Exporer,
Dreamweaver,
Photoshop,
dan
Mozilla,
Adobe
aplikasi
Flash,
untuk
Maju Lumban Gaol adalah Dosen Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Medan
97
motor listrik dan JPTE UNIMED
dengan
sudah mempunyai fasilitas WiFi/Hot
demikian keberadaan media dalam
Spot dengan Bandwith spoel Unimed
pembelajaran dalam kategori kurang
di atas 3 Gbt.
dan kegunaan dan keterkaiatan media
Berdasarkan dengan spesifikasi
rata
rata
2,42.
Dengan
pembelajaran yang diharapkan oleh
yang
mahasiswa termasuk dalam kategori
sudah ada di UNIMED ini sudah
cukup. Dalam penggunaan dalam
cukup memadai untuk diterapkan,
pembelajaran
karena minimal dari perangkat keras
listrik, bahwa media simulasi, alat dan
yang dibutuhkan hanya membutuhkan
bahan dalam bentuk actual dan virtual
spesifikasi
termasuk
perangkat keras dan lunak
sebagai
berikut
:
a)
penggunaan
dalam
kategori rata
sangat
Processor 900Ghz; b) Memory 1GB;
kurang
c) Harddisk 40 GB; d) VGA Gforce
Pembelajaran dengan menggunakan
64MB; e) Lan Card Realtek RTL
bantuan
8139 Family PCI Past Ethernet NIC;
keberadaannya dalam kategori cukup,
f) Monitor 15 inchi; g) Mouse; h)
yaitu dengan rata rata 2,27. Untuk
Keyboard; i) Server Unimed
lebih jelas dapat digambarkan dalam
Keberadaan Media Pembelajaran
bentuk histogram.
Hasil survei terhadap keberadaan
dengan
motor
rata
0,62.
komputer
CAI
Hasil survei terhadap 36 orang
media pembelajaran dari mahasiswa
dosen JPTE UNIMED
JPTE UNIMED sebanyak 114 orang
pemahaman dalam pemanfaatan e-
yang
learning di jurusan, diperoleh rata rata
terdiri
dari
pembelajaran,
kegunaan dan keterkaitan
dengan
tentang
2.76 dari rentang skor satu sampai
empat kategori pilihan, yaitu: banyak,
dengan
cukup, kurang dan sedikit dengan
kategori kurang, 3 orang atau 8,33%
skor 4, 3, 2, 1. Keberadaan media
pada tingkat baik sekali sedangkan
yang digunakan dalam pembelajaran
tidak tahu sama sekali atau sangat
dengan rata rata sebesar 1,73, untuk
kurang dalam pemanfaatan elearning
kegunaan dari media tersebut 2,47
adalah 10 orang atau 27,6%. Dalam
sedangkan
keterkaitan
bentuk histogram pada gambar 5.
pembelajaran
dengan materi
media
lima
atau
47,22%
pada
ajar
Maju Lumban Gaol adalah Dosen Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Medan
98
Gambar 7.Histogram Pemanfaatan elearning dan peningkatan kualitas pembelajaran
Baik Sekali
Pemanfaatan elearning memperbaiki kualitas pembelajara n (materi)
Cukup baik Kurang
Pemanfaatan elearning
Sangat Kurang
0
20
terdapat
analisis beberapa
40
layanan informasi kepada masyarakat
Analisis Permasalahan Pada
Tidak bisa sama sekali
masalah kendala
ini,
luar. Sehingga dengan adanya situs e-
yang
learning ini dapat menambah media
menjadikan permasalahan di JPTE
informasi
UNIMED dan harapannya terhadap
informasi mengenai sekolah secara
pembelajaran
website,
lengkap dan menarik; 4) Proses
diantaranya: 1) Para mahasiswa JPTE
kegiatan belajar mengajar yang hanya
UNIMED tidak mampu merancang
dilakukan dalam beberapa pertemuan
pengendali motor motor listrik dan
dalam seminggu, akibatnya ada mata
mahasiswa sangat sulit mengenal
pelajaran yang hanya
komponen komponen elektrik dan
porsi satu kali pertemuan dalam
elektronika
yang
2)
semingg jelas membuat tidak banyak
Program
pembelajaran
yang
materi belajar yang bisa disampaikan
sudah
dan diserap oleh siswa; 5) Mahasiswa
berbasis
dilaksanakan
digunakan;
selama
ini
dengan
menyajikan
mendapatkan
termasuk baik, namun mahasiswa
merasa
tidak
dengan
monoton; 6) Seorang dosen yang
pembelajaran tersebut dan mahasiswa
terkadang berhalangan masuk karena
sangat sulit memahami motor motor
ada
listrik; 3) Sarana informasi yang
keadaan
masih
mengajar
merasa
kurang
senang
dalam
hal
mempromosikan atau memberikan
tidak
kesibukan sakit,
bersangkutan.
termotivasi
dan
lain
atau
dalam
dan
tidak
dapat
jam
yang
pada
Sehingga
dengan
Maju Lumban Gaol adalah Dosen Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Medan
99
adanya sistem e-learning ini, dosen tersebut
dapat
mengganti
mengajar
tersebut
memberikan
mereka
proses dengan
tugas
atau
latihan dengan memasukkan soal-soal
Analisis Kebutuhan User Spesifikasi
pengguna
aplikasi
pembelajaran berbasis website (PBW) ini, dideskripsikan sebagai berikut : Administrator
latihan yang akan mahasiswa jawab
Administrator adalah pengguna
atau materi-materi yang akan siswa
(user) yang melakukan pengolahan
pelajari.
secara keseluruhan terhadap aplikasi
Harapan para mahasiswa JPTE
sistem e-learning di JPTE UNIMED
UNIMED dapat membuat aplikasi
Medan. Karakteristik yang dimiliki
motor motor listrik dalam suatu
administrator
pengendali,
sumber
mengetahui bagaimana fungsi dari
CD
perangkat lunak yang digunakan,
website
sehingga admin dapat mengelola
demikian
aplikasi e-learning ini dengan baik
belajar
serta dalam
pembelajaran
adanya bentuk
dan
juga
pembelajaran.
Dengan
solusi
ditawarkan
yang
adalah
pembelajaran berbasis Website secara
Dosen Dosen adalah staf pengajar
CD pembelajaran untuk mempelajari
yang
perangkat
kepada
motor
listrik
pengendali melalui
motor
dapat
secara keseluruhan.
online dan offline atau menggunakan dan
adalah
memberikan mahasiswa
pembelajaran di
JPTE
perangkat
UNIMEDi. Dalam hal ini juga, dosen
multimedia, seperti: animasi, video
mendapatkan pembelajaran mengenai
dan tutorial. Dengan demikian pada
bagaimana aplikasi e-learning ini
tahap analisis non fungsional akan
berjalan. Sehingga seorang dosen
menjelaskan
dapat menggunakan sistem e-learning
mengenai
analisis
kebutuhan user, analisis perangkat
ini dengan baik.
keras, analisis perangkat lunak dan
Mahasiswa
analisis basis data yang digambarkan
Siswa merupakan orang yang
dengan ERD ( Entity Relationship
akan mendapatkan pembelajaran dan
Digram ).
materi yang disampaikan oleh dosen. Dalam
penerapannya,
mahasiswa
Maju Lumban Gaol adalah Dosen Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Medan
100
mendapatkan
pembelajaran
dalam
a. dosen dan mahasiswa
pengoperasian sistem ini sehingga
Tabel ini berisi detil informasi
siswa
tentang dosen sebagai pengajar
dapat mengakses situs e-
learning ini dengan baik.
kuliah dan mahasiswa sebagai
Perancangan Basis Data
peserta kuliah.
Perancangan
basis
data
b. kuliah dan modul
merupakan tahapan untuk memetakan
Tabel-tabel ini membentuk rantai
model konseptual ke model basis data
perkuliahan. Disini antar tabel
yang akan dipakai. Perancangan basis
memiliki relasi satu ke banyak.
data terbagi menjadi empat bagian yaitu diagram ER, skema relasi, perancangan
tabel,
kamus
data.
Entity Relationship Diagram (ERD) merupakan salah satu cara untuk mengolah database sehingga data tersebut dapat diketahui hubungan antara file dan teknik, ini dapat digunakan untuk mengatasi terjadinya redundansi
data
atau
sejenisnya.
Untuk lebih jelasnya bentuk Entity Relationship Diagram (ERD) tersebut
c. topik dan file_materi Pada tabel ini lah yang akan menentukan dimana lokasi materimateri perkuliahan akan disimpan dan penamaan file, sehingga file dapat diakses oleh mahasiswa. File
materi
berupa
file
HTML,SWF, grafik dan foto, presentasi,
audio,
dan
video,
software engineering d. konektor1 dan konektor2
dapat dilihat pada gambar di bawah
Tabel-tabel ini berfungsi sebagai
ini:
telah
penghubung bagi dua tabel yang
dikembangkan pada tahap analisis,
saling memiliki relasi. Konektor1
dapat menentukan data-data yang
menghubungkan tabel mahasiswa
akan digunakan dan disimpan untuk
dengan
mendukung
pembelajaran
menghubungkan
ini,
dapat
dan kuliah. Berikut ini adalah
menentukan relasi antar data. Tabel-
gambar struktur tabel perkuliahan
tabel
Skema
Dari
berbasis
spesifikasi
sistem website
dikelompokkan
yang
berdasarkan
kuliah,
konektor2 antara
dosen,
fungsi masing-masing :
Maju Lumban Gaol adalah Dosen Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Medan
101
relasi merupakan rangkaian hubungan
merupakan
penjelasan
rangkaian
antara dua tabel atau lebih pada
database pada aplikasi pembelajaran
sistem database. Gambar 8 berikut ini
on-line
Draft Awall Rancangan pembelajaran berbasis website
Gambar 8. Draft Home Page Pembelajaran berbasis Web
Gambar 9. Draft Materi ajar penggunaan motor listrik menggunakan macromedia flash dan HTMLdengan fungsi Timer on of KESIMPULAN DAN SARAN Dari pembuatan
kegiatan desain
analisa
dan
pembelajaran
Dalam
proses
pembelajaran
Penggunaan motor listrik berbasis
Penggunaan motor listrik berbasis
website
harus
dapat
memenuhi
website di JPTE UNIMED Medan,
kebutuhan dasar dalam menunjang
dapat disimpulkan sebagai berikut: 1)
kegiatan pembelajaran Penggunaan
Maju Lumban Gaol adalah Dosen Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Medan
102
motor listrik yaitu; (a) memenuhi
dengan
pengelolaan
pembelajaran
data
materi
kebutuhan
dalam
proses
penggunaan
motor
pembelajaran, (b) memenuhi dalam
listrik
proses
secara
perancangan desain yang dibuat harus
kontruktivis, (c) disajikan dengan
dapat memenuhi kebutuhan dalam:
materi pembelajaran yang interaktif,
(a) . Pengelolaan data Tema, Topik,
(d) dapat diunduh oleh mahasiswa,
dan Sub Topik , (b) Menyajikan
dan
dalam
materi pembelajaran dalam bentuk
bentuk link . (e) memenuhi dalam
tulisan, presentasi, dan link, (c)
proses pembelajaran secara inkuiri,
Menampilkan media pembelajaran
yang
interaktif,
pembelajaran
menampilkan
disajikan
materi
dengan
adanya
berbasis
(d).
web,
Pencarian
maka
materi
fasilitas pencarian (search) materi,
(Search), (e) Menyediakan sarana
sarana forum diskusi, dan kontribusi
diskusi antara guru dengan siswa dan
aktif (komentar) yang merupakan
antar siswa, (f) Menyediakan sarana
salah satu ciri dari web 2.0. (f)
bagi pengguna untuk memberikan
memenuhi dalam proses evaluasi
kontribusi aktif yang merupakan salah
sehingga
tingkat
satu ciri dari web 2.0, (g) Pengelolaan
terhadap
data latihan soal dan evaluasi, (h)
materi
Dari kegiatan desain dan analisa hasil
dapat
penguasaan materi
diketahui
mahasiswa
pembelajaran,
(g)
dibuat dalam bentuk animasi dengan
desain
menggunakan
motor listrik berbasi web didapatkan,
macromedia
flash,
pembelajaran
penggunaan
video dan teks; 2) Bentuk desain
(i)
Komponen-komponen
sistem yang digunakan adalah : (a).
membangun model-model diagram
Desain proses yang digambarkan
arus data dalam desain perancangan
melalui diagram alir (flowhart) dan
pembelajaran
diagram arus data (DAD). (b) Desain
sesuai
basis data yang digambarkan melalui
kebutuhan dasar dalam pembelajaran
Entity Relationship Diagram (ERD),
Penggunaan motor listrik berbasis
(c) Desain antar muka yang dibuat
web, (j)
dengan menggunakan GUI desain; 3)
muka yang dibuat sesuai dengan
Berdasarkan analisa kebutuhan sesuai
proses yang digambarkan dalam DAD
berbasis
dengan
web
spesifikasi
yang
telah dan
Desain antar muka antar
Maju Lumban Gaol adalah Dosen Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Medan
103
dan sesuai dengan kebutuhan dalam
listrik berbasis web ini diterapkan,
pembelajaran listrik
berbasis
Penggunaan
motor
maka ada beberapa hal yang harus
web, (k)
Proses
dipersiapkan,
validasi
atas
(listing
program)
perlengkapan
program
fasilitas program, kesiapan pengguna
untuk
(dosen, mahasiswa, dan pengelola
program
sumber belajar (PSB), fasilitas yang
sesuai dengan kebutuhan; 4) Apabila
memadai (komputer yang terhubung
pembelajaran
dengan
mengetahui
potongan
yaitu:
dibuat
pembuatan Penggunaan
motor
internet)
dan
sosialisasi.
DAFTAR PUSTAKA Achmad
Iswahyudi, 2008; Kesenjangan SMK dengan Perkembangan Iptek dan Dunia Usaha,jurnal Dunia Dosen
AECT. 1977. Selecting Media for Learning. Washington DC: Association for Education Communication and Technology. Alessi,
S., Trollip, S. (2001). Multimedia for learning: Methods and development.Needham Heights, MA. Allyn & Bacon.
ARL.
2007. Definition of Instructional Design, Applied Resesarch Laboratory, Penn State University, diakses pada alamat http://www.umich.edu/~ed626 /define.html , diakses pada tanggal 15 Januari 2007.
Avouris, N.M., Tselios, N. & Tatakis, E.C. (2001). Development and Evaluation of a Computer-Based Laboratory Teaching Tool. Computer Application in Engineering Education, 9 (1). Baharuddin Aris. (1999). The Use of Information Technology in Education: Using an Interactive Multimedia Courseware Package to Upgrade Teachers’ Knowledge and Change Their Attitudes. An Interactive Multimedia Doctoral Thesis Produced in the CD-ROM Format. Barrese, R. M., Calabro, G., Cozza, S., Gallo, T. & Tisato, F. (1992). CAMCE – An Environment to Support Multimedia Courseware Projects. Educational and
Maju Lumban Gaol adalah Dosen Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Medan
104
Training Technology International, 29 (1). Beaudin, B. P., & Quick, D. (2002). Instructional Video Evaluation Instrument. Extension Journal, 34 (3). Bork, A. (1997). The Future of Computers and Learning. THE Journal, 24 (11).
Baron, Ann E and Orwig, Gary W. 1995. Multimedia Technologies for Training : an Introduction, Englewood, Colorado : Libraries Unlimited, Inc.
Maju Lumban Gaol adalah Dosen Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Medan
105
MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF INVESTIGASI KELOMPOK DALAM MENYANYIKAN LAGU DAERAH BATAK TOBA (SIK-SIK SIBATUMANIKKAM) Lamhot Basani Sihombing Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui model pembelajaran kooperatif investigasi kelompok dalam menyanyikan lagu daerah. Pembelajaran lagu Sik-Sik Sibatumanikkam dilakukan dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif investigasi kelompok yang melibatkan siswa bekerja secara berkolaborasi untuk mencapai tujuan bersama. Investigasi kelompok lebih menekankan keaktifan siswa dan guru hanya memonitor kegiatan siswa dalam menyanyikan lagu Sik-Sik Sibatumanikkam. Setelah analisis dilakukan, ditemukan bahwa dalam menyanyikan lagu Sik-Sik Sibatumanikkam menunjukkan hasil yang cukup walau dengan pengajar yang tidak berlatarbelakang pendidikan seni musik. Kata kunci : Model Pembelajaran, Kooperatif, Investigasi PENDAHULUAN Indonesia kepulauan
adalah dengan
kemajemukan
berbagai
bangsa
kebudayaan.Kebudayaan mempunyai
negara
ragam
dan Indonesia
yang
terlupakan
kehadirannya.
Minat
masyarakat terhadap lagu daerah menurun
seiring
musik-musik
berkembangnya
populer,
lagu-lagu
sangat
modern dan asing yang sarat akan
kompleks mulai dari upacara-upacara
hiburan. Hal ini paling terasa di kota-
adat, pakaian adat, rumah adat, cerita
kota
rakyat, sampai pada kesenian daerah.
globalisasi.Sangat disayangkan begitu
Kekayaan budaya itu merupakan
banyaknya kemajuan yang terjadi
salah satu kelebihan dan kebanggaan
justru sebagian besar masyarakat
bangsa Indonesia, namun banyak
terbawa arus globalisasi dan mulai
generasi-generasi muda bangsa yang
meninggalkan budaya asalnya.
pengetahuannya sangat minim akan kebudayaan
Indonesia
termasuk
kesenian daerah. Lagu merupakan
sebagai
pusat
arus
Lagu daerah biasanya diajarkan secara turun-temurun, namun pada masyarakat modern kebiasaan itu
daerah salah
besar
Indonesia satu
bentuk
kebudayaan dan kesenian daerah yang
mungkin
sudah
tidak
lagi
dilakukan.Itulah sebabnya anak-anak sekarang
umumnya
tidak
lagi
Lamhot Basani Sihombing adalah Dosen Jurusan Sendratasik, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Medan
106
mengenal
lagu
daerah.Padahal
peningkatan
mutu
pendidikan.
sebagai salah satu kekayaan budaya
Kemampuan seorang guru sangatlah
seharusnya
berperan terhadap pembentukan anak
lagu
daerah
tersebut
dilestarikan dan dikenalkan sejak
didik
dini.Salah satu lagu daerah yang
melaksanakan
hampir tidak dikenal olehanak muda
pembelajaran tersebut.Suatu strategi
adalah lagu Sik-Sik Sibatumanikkam
belajar mengajar yang sesuai materi
yang berasal dari daerah Batak Toba.
harus dapat dibuat oleh seorang guru.
baik
dalam
merencanakan,
dan
menilai
Salah satu aspek yang menuntut
Sering siswa kurang berminat
sumber daya manusia adalah aspek
terhadap pelajaran yang disampaikan
yang berhubungan dengan seni.Aspek
guru.Hal ini dapat dilihat dari sikap
seni
siswa dalam menerima pelajaran.
merupakan
wadah
untuk
menjalin hubungan dengan dunia luar,
Beberapa
sehingga dengan adanya seni dapat
kebiasaan siswa berbicara di dalam
meningkatkan
kelas pada saat guru menerangkan
kualitas
masyarakat
diantaranya
adalah
dan bangsa.Sekarang ini pendidikan
pelajaran,
seni merupakan mata pelajaran yang
memperhatikan guru menerangkan di
sudah umum kita jumpai dalam dunia
depan kelas dan siswa sering permisi
pendidikan.Dengan
adanya
pada saat pelajaran berlangsung di
pendidikan seni seorang pengajar
dalam kelas. Ini disebabkan cara
dapat
penyajian
melihat
dimanakah
bakat
siswa
atau
metode
jarang
yang
seorang anak didik yang mereka ajar,
digunakan oleh guru kurang tepatatau
apakah dibidang seni musik, seni tari,
tidak sesuai dengan materi yang
seni lukis, ataupun seni yang lainnya.
disajikan. Untuk mengatasi hal ini,
Berbagai upaya telah dilakukan untuk
meningkatkan
pendidikan sumber
demi
daya
melaksanakan
kualitas
meningkatkan
manusia.
Untuk
pendidikan
harus
salah satu usaha yang dilakukan adalah mengurangi model belajar yang monoton. Yang menjadi pokok pembahasan pada penelitian
ini adalah Model
dimulai dengan pengadaan tenaga
Pembelajaran Kooperatif Investigasi
pendidik
Kelompok
sampai
pada
usaha
dalam
pelajaran
seni
Lamhot Basani Sihombing adalah Dosen Jurusan Sendratasik, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Medan
107
musik khususnya dalam menyanyikan
oleh siswa dan mereka bertanggung
lagu Sik-sik Sibatumanikkam yang
jawab atas hasil pembelajarannya.
berasal dari daerah Batak Toba. Pada
Sekolah - sekolah selama ini
model pembelajaran kooperatif siswa
mempunyai
diberi
pembelajaran Seni Budaya khususnya
kesempatan
untuk
masalah
berkomunikasi dan berinteraksi sosial
seni
dengan temannya untuk mencapai
pengajarannya kurang menarik bagi
tujuan pembelajaran, sementara guru
siswa.
bertindak
sebagai
pemikiran peneliti untuk menerapkan
fasilitator
aktivitas
motivator
dan
siswa.Artinya
musik,
diproses
dikarenakan
Karena
model
itulah
pembelajaran
model muncul
kooperatif
dalam pembelajaran ini kegiatan aktif
investigasi
kelompok
dalam
dengan pengetahuan dibangun sendiri
pembelajaran seni musik khususnya dalam menyanyikan lagu daerah.
PEMBAHASAN Model diartikan sebagai kerangka konseptual yang digunakan sebagai pedoman dalam melakukan kegiatan
menjamin
pembelajaran
berhasil
sesuai yang direncanakan. Pembelajaran
(instruction)
(Sagala, 2003: 174).Dari penjelasan
merupakan akumulasi dari konsep
diatas, dapat diambil kesimpulan
mengajar
bahwa model keberhasilan seorang
belajar (learning). Menurut Hamalik
pengajar akan terjamin, jika pengajar
(2009:57),
dapat
suatu
mengajak
mengerti
suatu
para masalah
muridnya melalui
(teaching)
“pembelajaran
kombinasi
meliputi
dan
yang
unsur–unsur
konsep adalah tersusun
manusiawi,
semua tahap proses belajar, karena
material, fasilitas, perlengkapan, dan
dengan
prosedur yang saling mempengaruhi
cara
memahami Dengan
begitu murid hal
yang
begitu
akan
diajarkan.
dalam
proses
mencapai
tujuan
pembelajaran.”Pendapat
tersebut
pembelajaran pengajar harus dapat
menunjukkan bahwa pembelajaran
menggunakan
dapat dipandang sebagai suatu sistem
model-model
dan
pendekatan mengajar yang dapat
yang
di
dalamnya
terdapat
Lamhot Basani Sihombing adalah Dosen Jurusan Sendratasik, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Medan
108
komponen-komponen
siswa
atau
umumnya pencipta lagu daerah ini
peserta didik, tujuan, materi untuk
tidak
mencapai
noname.Lagu
tujuan,
fasilitas
dan
diketahui
lagi
alias
kedaerahan
mirip
kebangsaan,
namun
prosedur serta alat atau media yang
dengan
harus dipersiapkan.
statusnya hanya bersifat kedaerahan
Propinsi
Sumatera
Utara
lagu
saja.Lagu
kedaerahan
biasanya
beribukota Medan, Terletak antara 10
memiliki lirik sesuai dengan bahasa
- 40 LU, 980 - 1000 B.T. Batas
daerahnya
wilayahnya sebelah utara propinsi
lagu kedaerahan Bali adalah Bali
Aceh dan Selat Sumatera, sebelah
Jagaddhita.
masing-masing.Misalkan
barat berbatasan dengan propinsi
Lagu daerah atau musik daerah
Sumatera Barat dan Riau, sedangkan
ini biasanya muncul dan dinyanyikan
sebelah Timur di batasi oleh Selat
atau dimainkan pada tradisi-tradisi
Sumatera. Batak merupakan salah
tertentu pada masing-masing daerah,
satu suku bangsa di Indonesia.Nama
misal pada saat menina-bobok-kan
ini merupakan sebuah terma kolektif
anak, permainan anak-anak, hiburan
untuk mengidentifikasikan beberapa
rakyat,
suku bangsa yang bermukim dan
rakyat, dan lain sebagainya.
pesta
rakyat,
perjuangan
berasal dari Tapanuli dan Sumatera
Musik pada masyarakat Batak
Timur, di Sumatera Utara. Suku
Toba tercakup dalam dua bagian
bangsa yang dikategorikan sebagai
besar, yaitu musik vokal dan musik
Batak adalah: Batak Toba, Batak
instrumental.Musik
vokal
Karo,
masyarakat
Toba
Batak
Pakpak,
Batak
Batak
pada disebut
Simalungun, Batak Angkola, dan
dengan
Batak Mandailing.
tradisional pembagiannya ditentukan
Lagu daerah atau musik daerah
oleh
ende.Dalam musik
kegunaan
dan
tujuan
vokal lagu
atau lagu kedaerahan, adalah lagu
tersebut yang dapat dillihat dari
atau musik yang berasal dari suatu
liriknya. Pasaribu (1986 : 27-28)
daerah tertentu dan menjadi populer
membuat pembagian terhadap musik
dinyanyikan baik oleh rakyat daerah
vokal tradisional Batak Toba dalam
tersebut maupun rakyat lainnya.Pada
delapan bagian, yaitu : 1) Ende
Lamhot Basani Sihombing adalah Dosen Jurusan Sendratasik, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Medan
109
mandideng, adalah musik vokal yang
dinyanyikan oleh orang tua kepada
berfungsi untuk menidurkan anak
keturunannya; 7) Ende hata, adalah
(lullaby); 2) Ende sipaingot, adalah
musik vokal yang diimbuhi ritem
musik vokal yang berisi pesan kepada
yang
putrinya yang akan melangsungkan
seperti metric speech. Liriknya berupa
pernikahan. Dinyanyikan pada saat
deretan pantun dengan bentuk aabb
senggang
yang memiliki jumlah suku kata yang
pada
pernikahan
hari
tersebut;
menjelang 3)
Ende
sama.
disajikan
Biasanya
secara
monoton,
dimainkan
oleh
pargaulan, adalah musik vokal yang
kumpulan
secara umum merupakan “ solo-
dipimpin oleh seorang yang lebih
chorus” dan dinyanyikan oleh kaum
dewasa atau orang tua; 8) Ende
muda-mudi dalam waktu senggang,
andung, adalah musik vokal yang
biasanya malam hari; 4) Ende tumba,
bercerita
adalah musik vokal yang khususnya
seseorang yang telah meninggal, yang
dinyayikan sebagai pengiring tarian
disajikan setelah atau pada saat
hiburan
disemayamkan. Dalam Ende andung
(tumba).
Penyayinya
kanak-kanak
tentang
yang
riwayat
sekaligus menari dengan melompat-
melodinya
lompat dan berpengangan tangan
sehingga penyanyinya adalah peyanyi
sambil bergerak melingkar.Biasanya
yang cepat tanggap dan terampil
ende tumba ini dilakukan oleh remaja
dalam
di alaman (halaman kampung) pada
beberapa
malam terang bulan; 5) Ende sibaran,
penting untuk jenis lagunya ini.
adalah musik vokal sebagai cetusan penderitaan Penyanyinya
yang
berkepanjangan.
adalah
sastra
serta
motif-motif
spontan
menguasai lagu
yang
Demikian juga hutasoit dalam Ritaony membagi kategori musik
yang
vokal menjadi tiga jenis, yaitu : 1)
menderita tersebut, yang menyanyi di
Ende namarhadohoan, yaitu musik
tempat yang sepi; 6) Ende pasu-pasu,
vokal yang dinyanyikan pada saat
adalah musik vokal yang berkenaan
acara-acara namarhadohoan (resmi);
dengan pembekatan. Berisi lirik-lirik
2) Ende siriakon, adalah musik vokal
tentang kekuasaan yang abadi dari
yang diyanyikan oleh masyarakat
Yang
Batak Toba dalam kegiatan sehari-
Maha
orang
dating secara
hidup
Kuasa.Biasanya
Lamhot Basani Sihombing adalah Dosen Jurusan Sendratasik, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Medan
110
hari; 3) Ende sibarean, adalah musik
bermain
vokal
dalam
mendapatkan banyak perhatian dari
kaitannya dengan berbagai peristiwa
wanita-wanita muda. Pemuda-pemuda
kesedihan/ dukacita.
akan
yang
dinyanyikan
Bagian kedua lagu ini pada bar
alat
musik,
menggunakan
kiasan
akan
atau
pantun untuk mendapatkan perhatian Sik-sik
66 dinyanyikan dengan tempo yang
wanita-wanita
lebih cepat dengan metronom 112 dan
sibatumanikkam adalah di antara
terdapat
pantun
modulasi
dari
Bes=Do
muda.
nyanyian
yang
menjadi C=Do, sehingga dinamik
populer.menggunakan
pada bagian ini lebih kuat dan gagah.
pantun untuk mendapatkan perhatian
Bagian ketiga lagu ini pada bar 71 terjadi lagi perubahan tempo
kiasan
paling atau
dari wanita-wanita muda. Seorang penyanyi
yang baik
menjadi 118 dan modulasi menjadi
hendaknya
menampilkan
D=Do, sehingga dinamik pada bagian
perasaan
ini lebih kuat dan gagah dari pada
dinyanyikan.Dalam hal ini seorang
bagian kedua.
penyanyi
pencipta dituntut
lagu agar
luapan yang dapat
Tradisi Batak pada masa lampau,
menterjemahkan maksud dan isi yang
menggambarkan lagu ini yang biasa
terkandung dalam lagu dengan bentuk
dilakukan oleh sekelompok pemuda-
penterjemahan
pemuda
mengunjungi
diharapkan
sekelompok wanita muda sepanjang
Interpretasi
malam
komunikasi
yang dan
akan mencari
kekasihnya.
sesuai oleh
yang komposer.
merupakan melalui
atau
atau
lebih
gerakan
mulai bernyanyi di luar rumah untuk
pembicara yang dapat menggunakan
mengidentifikasikan siapa mereka dan
simbol-simbol yang dapat dijadikan
sekelompok
akan
sebagai metode untuk menafsirkan
menjumpai siapa pemuda yang berada
suatu hasil karya seni sehingga lebih
diluar. jika wanita-wanita muda telah
jelas maknanya. Interpretasi musik
tertarik, kemudian pintu akan dibuka.
merupakan
Pada umumnya pemuda dengan suara
dilakukan
yang
sekelompok
terbaik
dan
muda
yang
mampu
dua
lisan
Biasanya sekelompok pemuda akan
wanita
antara
proses
suatu oleh
usaha seseorang
orang
yang atau untuk
Lamhot Basani Sihombing adalah Dosen Jurusan Sendratasik, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Medan
111
atau
besar yakni pertama, kamu harus
menafsirkan dan membawakan suatu
dapat mengetahui dengan jelas dan
komposisi musik sesuai dengan atau
tepat apakah yang menjadi tujuan/
menurut maksud komposer.
maksud pada karya yang ditulis oleh
menerjemahkan,
Beberapa
memahami
definisi
yang
komposer.Pernyataan
kedua,
mendukung pendapat tersebut yaitu
interpretasi diartikan sebagai suatu
menurut (Harold A. Decker & Collen
penyesuaian diri
J. Kirk 1998) bahwa: interpretation
aturan/norma
inmusic means expressing the mood
dizaman tertentu. Dan yang terakhir,
of the composition. Artinya bahwa
bahwa penjiwaan seperti emosi, hati
“interpretasi dalam musik adalah
nurani
suatu upaya untuk mengekspresikan
mempengaruhi keadaan/situasi saat
suasana
komposisi
dimainkan oleh pemain musik untuk
sehingga penyajiannya sesuai dengan
mendapatkan hasil yang benar-benar
apa yang diinginkan oleh komposer”
nyata dan berarti sesuai dengan
dari
suatu
Menurut Christ Coetzee dalam
terhadap pada
sangat
gaya
halus
musik
akan
keinginan seorang komposer. Dari kutipan diatas dapat diambil
bukunya yang berjudul Easy Guide to reading Music, Playing Your First
kesimpulan
Piece, enjoying Your Piano (2003)
sebaiknya terlebih dahulu dianalisis
yang menyatakan bahwa:
termasuk
“interpretation musik takes place on three levels, firstly you must give aclear and accurate rendition of what the composer wrote. On a second level, interpretation means confirming to the stylistic norms and conventions associated with the music of a specific era. Lastly, the players own emotions dictate the subtle nuances of the music he or she plays. Every musician strives to get behind the soul of the music and be able to relate in a meaningfull way with the composer.” Interpretasi musik dapat
penguasaan tanda dinamik, tempo dan
dikelompokkanmenjadi tiga bagian
juga
bahwa
pada
pengetahuan
teknik
vokal
pada
lagu dan partitur
lagu.Tanda dinamik adalah tanda untuk menyatakan keras, lembutnya sebuah lagu yang dinyanyikan.Tempo adalah tanda yang digunakan untuk menunjukkan cepat atau lambatnya sebuah
lagu
dinyanyikan.Teknik
yang vokal
harus adalah
memproduksi suara yang baik dan benar, sehingga suara yang keluar
Lamhot Basani Sihombing adalah Dosen Jurusan Sendratasik, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Medan
112
terdengar jelas, indah, merdu dan
pembelajaran yang mengutamakan
nyaring.
kerjasama
Manusia yang terlibat dalam
diantara
siswa
untuk
meningkatkan minat siswa dalam
sistem pengajaran terdiri dari siswa,
menyanyikan
guru dan tenaga lainnya.Misalnya
Toba. Penerapan model ini dianggap
tenaga
dapat
laboratorium.
Material
lagu
membantu
daerah siswa
Batak dalam
meliputi buku-buku, papan tulis, dan
memahami konsep-konsep yang sulit,
kapur, fotografi, slide dan film, audio
meningkatkan kinerja siswa dalam
dan
tugas-tugas
video
tape.
Fasilitas
dan
perlengkapan terdiri dari ruangan kelas.Perlengkapan audio visual, juga
akademik
dan
pengembangan keterampilan sosial. Lagu
Sik-Sik
Sibatumanikkam
komputer.Prosedur meliputi jadwal
menggunakan suara manusia sebagai
dan metode penyampaian, informasi,
pengganti alat musik Batak Toba
pabrik, belajar, ujian dan sebagainya.
seperti Ogung.Pada bagian syair “ck
Hasil pembelajaran yang baik
ck ck da da dam” menggambarkan
metode
seorang pemuda yang sedang bersiul
pembelajaran yang tepat. Hal ini
untuk mendapatkan perhatian para
serupa dengan pendapat Reigeluth
kaum wanita.Syair ini juga berfungsi
(1983:14)
bahwa:
untuk memperindah komposisi lagu
Instructional methods are different
Sik-Sik Sibatumanikkam.Terjadi dua
ways to achieve different outcomes
perubahan pada lagu ini. Bagian
Yang
pertama lagu ini memiliki tempo 100
berarti bahwa pembelajaran adalah
dengan nada dasar Bes=Do, pada
suatu cara untuk mencapai hasil yang
bagian kedua dengan tempo 112
baik pada situasi yang berbeda.
dengan nada dasar C=Do dan pada
juga
ditentukan
under
oleh
mengatakan
different
conditions.
Dapat diuraikan bahwa yang dimaksud
dengan
“Model
bagian ketiga dengan tempo 118 dengan nada dasar D=Do.
Pembelajaran kooperatif Investigasi Kelompok dalam menyanyikan lagu daerah
Batak
Toba
(Sik-sik
Sibatumanikam)” merupakan model
Lamhot Basani Sihombing adalah Dosen Jurusan Sendratasik, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Medan
113
Pelaksanaan model Pembelajaran Kooperatif dalam Menyanyikan Lagu Daerah Batak Toba (Sik-Sik Sibatumanikkam) Pada Siswa Proses model pembelajaran kooperatif, meliputi: a) Pembagian Kelompok;
Pembagian
kelompok
dalam menyanyikan lagu Sik-Sik Sibatumanikkam
ditentukan oleh
guru, tiap kelompok berjumlah 8 sampai 9 siswa; b) Merencanakan Tugas;
Setiap
kelompok
merencanakan bersama mengenai apa yang akan
dipelajari
bagaimana
mempelajarinya;
Melaksanakan
Investigasi;
mengumpulkan menganalisis
dan c) Siswa
informasi, data
dan
membuat
kesimpulan.Tiap anggota kelompok berkontribusi untuk usaha-usaha yang dilakukan
kelompoknya;
d)
Menyiapkan Laporan akhir; Anggota kelompok menrencanakan apa yang akan mereka laporkan dan bagaimana mereka akan membuat presentasi mereka. Adapun
Tahap Perencanaan (Planning)
Tindakan
Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan
adalah
merencanakan
tindakan, yaitu berupa penyusunan skenario pembelajaran yang disusun dengan
tingkat
kesulitan
dalam
menyanyikan lagu daerah (Sik –Sik Sibatumanikkam) melaksanakan
dengan langkah-langkah
penyelesaian yang telah disusun. Pada tahap ini perencanaan tindakan pada setiap
siklusnya
adalah
sebagai
berikut: Perencanaan tindakan pada siklus I: 1) Peneliti melakukan pengembangan materi dengan menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP); 2) Peneliti menyusun lembar observasi kegiatan pembelajaran; 3) Peneliti menyusun alat evaluasi tindakan; 4) Melaksanakan proses pembelajaran dengan
model
pembelajaran
kooperatif investigasi kelompok; 5) langkah-langkah
pelaksanaan penggunaan kooperatif investigasi kelompok dapat dilihat sebagai berikut:
Siklus I
Memantau
setiap
kegiatan
siswa
dalam proses pembelajaran, baik saat dalam
kooperatif
investigasi
kelompok maupun saat menyanyikan lagu Sik-Sik Sibatumanikkam.
Lamhot Basani Sihombing adalah Dosen Jurusan Sendratasik, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Medan
114
Tahap Pelaksanaan (Acting)
Tindakan
pengamatan
terhadap
objek
baik
secara langsung ke lokasi penelitian
Kegiatan belajar mengajar yang
guna
melihat
langsung
kegiatan
dilakukan merupakan pengembangan
proses belajar mengajar anak didik.
dan
Refleksi
pelaksanaan
scenario
Data yang dicatat tiap langkah
pembelajaran yang telah disusun.Pada akhir tindakan diberi latihan untuk
meliputi:
melihat hasil yang dicapai setelah
materi belajar data hasil belajar dalam
diberikan tindakan dengan model
melaksanakan
pembelajaran kooperatif investigasi
dianalisis
kelompok dalam menyanyikan lagu
langkah hal ini bertujuan untuk
Sik-Sik
Kegiatan
mengetahui hasil yang sebenarnya
pembelajaran yang dilakukan peneliti
berdasarkan tujuan kegiatan belajar
adalah:
mengajar
Sibatumanikkam. 1)
Penyajian
pembelajaran
dalam
materi
kelas;
2)
Pembentukan kelompok diskusi yang orang;
3)
Pengarahan
dan
hasil tugas.
secara
(KBM)
pemahaman Data
diatas
berkala
setiap
yang
hendak
dicapai. Siklus II Tahap perencanaan pada siklus II
anggotanya heterogen dan terdiri dari 7-8
data
merupakan hasil refleksi dari siklus I.
pemberian tugas kelompok dalam
Pada
menyelesaikan tugas yang diberikan.
mengetahui berapa banyak siswa
Setiap siswa dapat berperan sebagai
yang
pemimpin
kelompoknya
untuk
belajar.Pada tahap penelitian lebih
membahas
tugas-tugas
yang
memfokuskan kesulitan yang dialami
diberikan; 4) Menguji kinerja setiap
peserta didik pada siklus I. siswa
anggota
diberikan
kelompok;
memberikan
5)
penghargaan
Guru kepada
tahap
ini
telah
terbantu
hasil yang diperolehnya.
menyanyikan
Observasi
Sibatumanikkam.
dengan
cara
mengadakan
dalam
kelompoknya untuk saling berbagi dan
data
dapat dalam
kesempatan
siswa secara akademik mengenai
Observasi adalah pengumpulan
peneliti
saling
pembelajaran aktifitas
siswa
membantu
dalam
lagu
Sik-Sik Proses
difokuskan dalam
pada
kelompok.
Lamhot Basani Sihombing adalah Dosen Jurusan Sendratasik, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Medan
115
Kegiatan
ini
harus mengaktifkan
Peneliti menjelaskan tentang materi
ini
yang akan dipelajari, selanjutnya
perencanaan tindakan pada setiap
dilain kesempatan terlebih dahulu
siklusnya adalah sebagai berikut: 1)
membekali siswa dengan sebaik-
Menyiapkan materi ajar baru dan
baiknya
menyiapkan
dipelajari dan hal-hal apa yang harus
seluruh
siswa.
Pada
Rencana
tahap
Pelaksanaan
tentang
materi
Pembelajaran (RPP); 2) Membuat
dilaksanakan
lembar observasi guna mengamati
lagu
proses
Untuk
Untuk mengatasi siswa agar lebih
kurang
kondusif
pembelajaran;
mengatasi
siswa
3)
yang
dalam
yang
Sik-Sik
menyanyikan
Sibatumanikkam;
3)
peneliti
mencoba
siswa
kekelompok
memahami konsep, peneliti akan
memindahkan
menjelaskan tentang materi yang baru
yang lain dan menukarnya dengan
secara terperinci agar siswa dapat
tujuan agar proses pembelajaran lebih
lebih mengerti.
tertib.
Tahap (acting)
Pelaksanaan
Tindakan
Seperti
Pada tahap ini peneliti berusaha sebaik
Tahap Pengamatan (Observing)
mungkin
memberikan
pada
siklus I
tahap
pengamatan dan pengumpulan data dilakukan
bersamaan
pada
saat
pengarahan dan bimbingan kepada
tindakan
siswa.Siswa
diberikan kesempatan
pengamatan dilakukan pada akhir
dalam kelompoknya untuk saling
tindakan, yaitu melalui pemberian tes
berbagi dan saling membantu dalam
kepada siswa yang berguna untuk
Sik-Sik
melihat hasil belajar yang dicapai
Proses
siswa dan mengetahui perubahan
menyanyikan
lagu
Sibatumanikkam. pembelajaran
difokuskan
pada
aktifitas siswa dalam kelompok dari pada guru. Guru hanya sebagai
yang dialami siswa. Tahap Refleksi (Reflecting) Hasil dari tes, wawancara dan observasi yang diberikan sebagai
fasilitator saja. Langkah-langkah
dilakukan.Pelaksanaan
yang
akan
dasar
pengambilan
kesimpulan,
dilaksanakan adalah: 1) Siswa duduk
apakah kegiatan yang dilakukan telah
dalam kelompok masing-masing; 2)
berhasil atau belum berhasil. Jika
Lamhot Basani Sihombing adalah Dosen Jurusan Sendratasik, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Medan
116
pada siklus II masih banyak siswa
penelitian
yang mengalami kesulitan belajar,
dilakukan.Kesimpulan yang diambil
maka akan direncanakan pada siklus
merupakan dasar bagi pelaksanaan
selanjutnya.
telah
siklus berikutnya dan perlu tidaknya
keberhasilan
siklus dilanjutkan atas permasalahan
memenuhi
Namun indikator
jika
belajar, maka tidak perlu dilanjutkan
yang
telah
yang diduga.
tindakan ke siklus selanjutnya.Dalam kegiatan ini ditarik kesimpulan hasil HASIL PEMBELAJARAN LAGU SIK-SIK SIBATUMANIKKAM Untuk
mendapatkan
data-data
kelompok untuk menyanyikan lagu
kemampuan dari hasil kegiatan, maka
yang
peneliti
melihat kriteria dari:
meminta
kepada
1. Vokal
setiap
sedang
dipelajari
dengan
: Siswa harus mampu menyanyikan sebuah lagu dengan pengucapan yang baik. Misalnya pengucapan A, mulut harus dibuka kira-kira selebar dua jari masingmasing dan lidah ditarik ke dalam.
2. Pembawaan (Interpretasi)
: Suatu kegiatan atau usaha yang dilakukan oleh
seseorang atau sekelompok orang
untuk menerjemahkan, memahami atau menafsirkan
dan
membawakan
suatu
komposisi musik. 3. Tempo
: Siswa harus mampu menyanyikan sebuah lagu
dengan cepat atau lambatnya suatu
lagu. 4. Dinamik
: Tanda dinamik menunjukkan kuat atau lembutnya sebuah lagu dinyanyikan untuk mewujudkan watak dan jiwa suatu lagu atau musik.
Lamhot Basani Sihombing adalah Dosen Jurusan Sendratasik, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Medan
117
5. Kekompakan
: Dalam
menyanyikan
Sibatumanikkam,
lagu
setiap
Sik-Sik anggota
kelompok harus memiliki kekompakan bersama anggota nya agar pencapaian lagu dapat terlaksana dengan baik. Namun
demikian,
dapat
sekedar menyanyikan lagu, tanpa
kelompok
melihat perubahan tempo pada lagu
tersebut memiliki kendala yang sama
Sik-Sik Sibatumanikkam. Disisi lain,
yaitu dalam hal vokal dan pembawaan
setiap
lagu (interpretasi). Ketika para siswa
kekompakan
diajari untuk latihan vokal, mereka
dengan menampilkan gerakan (tarian)
sangat sulit untuk membuka mulut
yang cukup sederhana, dan konsep
dan tidak terbiasa dalam pengucapan
aransemen dalam menyanyikan lagu
vokal yang baik dan benar.Tidak
Sik-Sik Sibatumanikkam. Dalam hal
hanya itu, pada teknik pembawaan
ini, pengajar kurang memperhatikan
(interpretasi) siswa sangat sulit untuk
dan menekankan penguasaan vokal
menjiwai
dan pembawaan (interpretasi) lagu
disimpulkan
bahwa
lagu
bagaimana
tersebut, ekspresi
dan yang
kelompok dan
menampilkan kreatifitasnya
yang benar.
diminta.Pada tempo, para siswa hanya PENUTUP Berdasarkan uraian, maka dapat ditarik
kesimpulan
bahwa
untuk
dilaksanakan tindakan, kemampuan siswa
dalam
menyanyikan
lagu
permasalahan
daerah masih rendah dan belum
mengenai model
berhasil. Hal ini disebabkan karena
pembelajaran kooperatif investigasi
keterbatasan tenaga pengajar dalam
kelompok dalam menyanyikan lagu
mengajarkan
menjawab
pokok
penelitian
daerah
yaitu
Batak
Sibatumanikkam)
Toba pada
(Sik-Sik siswa.Oleh
seni
musik.Tenaga
pengajar tersebut sudah berusaha mengajarkan
kepada
para
siswa
karena itu dapat ditemukan beberapa
tentang pengetahuan musik
kesimpulan
diketahui, walaupun tenaga pengajar
yaitu
:Sebelum
yang
Lamhot Basani Sihombing adalah Dosen Jurusan Sendratasik, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Medan
118
tersebut tidak memiliki latar belakang
semangat.Hasil model pembelajaran
pendidikan
kooperatif
musik.Kendala
yang
investigasi
dihadapi dalam pembelajaran lagu
berdasarkan
Sik-Sik Sibatumanikkam adalah pada
menunjukkan
kemampuan
dalam
bagian
menyanyikan
lagu
Sik-Sik
vokal.Dalam
menyanyikan
tabel
kelompok, tes
praktek
mampu
Sibatumanikkam dan kekompakkan
menyanyikan dengan memiliki vokal
serta kreatifitas dalam menyanyikan
yang baik dan benar.Begitu juga
lagu Sik-Sik Sibatumanikkam dapat
dengan pembawaan (interpretasi) lagu
dikatakan baik.Namun, dalam hal
yang belum sepenuhnya menerapkan
vokal dan pembawaan (interpretasi)
bagaimana pembawaan lagu Sik-Sik
lagu belum memperoleh nilai yang
Sibatumanikkam.
cukup baik.
lagu
tersebut,
harus
model
Sebagai guru yang profesional,
pembelajaran kooperatif investigasi
sebaiknya guru lebih memperhatikan
kelompok dalam menyanyikan lagu
tingkat
Tujuan
daerah
pokok
Batak
Toba
Sibatumanikkam)
kemampuan
siswa
dalam
(Sik-Sik
menyanyikan lagu daerah.Guru dapat
untuk
menggunakan model pembelajaran
adalah
menggali dan menyalurkan bakat dan
kooperatif
minat para siswa-siswi dalam seni
untuk
meningkatkan
musik, khususnya dalam melestarikan
siswa
dalam
dan meningkatkan minat siswa dalam
daerah.Dalam proses pembelajaran
menyanyikan
lagu
diharapkan siswa dapat mengikuti
dalam
pembelajaran sesuai dengan materi
kooperatif
yang dipelajari agar suasana kelas
investigasi kelompok adalah lagu
kondusif. Kepada pengamat lain yang
daerah dari Batak Toba yang berjudul
ingin
Sik-Sik
sama
daerah.Bahan/materi model
lagu
pembelajaran
Sibatumanikkam,
karena
investigasi
kemampuan
menyanyikan
melakukan pada
kelompok
penelitian
penggunaan
lagu
yang model
makna yang terkandung dalam lagu
pembelajaran kooperatif investigasi
ini
kelompok,
berisi
dilakukan
pantun oleh
berbalas
sepasang
yang muda-
mudi.Lagu ini sangat riang dan penuh
diharapkan
dapat
melakukan penelitian yang lebih baik agar
diperoleh
data
yang
Lamhot Basani Sihombing adalah Dosen Jurusan Sendratasik, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Medan
119
signifikan.Bagi
pengamat
hasil
pengetahuan
untuk
penelitian tindakan kelas ini dapat
wawasan
dalam
dijadikan suatu keterampilan serta
khususnya siswa SMA.
menambah
mendidik
siswa
DAFTAR PUSTAKA Abdi,
Dermawan. 2007. Upaya peningkatan minat siswa Sekolah Dasar dalam pembelajaran lagu daerah di Surabaya. Surabaya: skripsi untuk mendapatkan gelar sarjana Universitas Kristen
Ali, Muhammad,1987. Kamus Besar Bahasa Indonesia.Jakarta: Pustaka Amani Arikunto. 2002. Prosedur penelitian suatu pendekatan Praktik. Jakarta: Bina aksara Berliana, Nova. 2010. Upaya meningkatkan aktivitas dan hasil belajar seni musik Siswa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif invesitgasi Kelompok kelas VII SMP N 2 Yogyakarta.Yogyakarta:
Skripsi untuk Mendapatkan gelar sarjana Chris Coetzee, Piano: An Easy Guide to Reading Music, Playing Your First Piece, Enjoying Your Piano (United Kingdom: New Hooland publishers, 2003) Dick & Carey. 2001. The Systematic Design of Instruction. New York: Wesley Educational. Eggen, P.D. and Kauchack, D.P. 1993. Learning and teaching. 2nded. Needham Heigght, Massachussets: Allyn and Bacon Harold A. Decker & Colleen J. Kirck, Choral Conducting Focus on Communication (USA: Waveland Press Inc., 1988)
Lamhot Basani Sihombing adalah Dosen Jurusan Sendratasik, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Medan
120
APPLICATION OF VASICEK’S RATE INTEREST MODEL IN TERM INSURANCE PREMIUMS CALCULATION Abstract Sudianto Manullang Factor of interest rate and mortality is former principal components to get premium of term insurance. Vasicek's rate of interest model is one of stochastic rate of interest model that is utilized on derivatif that becomes discount factor of zero coupon bond's price, and solved by Affine's model to get annuity, actuarial value so results annual net premium of term insurance. Key Word : Vasicek’s rate of interest model PENDAHULUAN Hukum
pasar
dari
industri
asuransi adalah menciptakan premi
biaya
administrasi
lainnya
untuk
pengelolaan polis tersebut.
dan benefit yang seoptimal mungkin.
Unsur stokastik dalam penentuan
Jika premi yang ditawarkan terlalu
besaran aktuaria pada suku bunga
mahal
besar
stokastik dapat dilakukan dengan
produk tersebut tidak akan laku dijual
menggunakan model tingkat suku
sedangkan
terlalu
bunga derivatif yang ada dalam dunia
akan
pasar modal. Model yang paling
mendapatkan resiko yang besar dan
popular dalam struktur waktu suku
profit yang kecil pula.
bunga (term structure of interest rate)
murah
maka
kemungkinan
apabila
maka
premi
perusahaan
Pada dasarnya premi asuransi
adalah model kesetimbangan karena
jiwa dipengaruhi oleh tiga faktor
memuat
unsur
deterministik
yaitu: peluang seseorang usia tertentu
stokastik
didalamnya.
akan meninggal dalam jangka waktu
model yang berkembang tersebut
tertentu (mortalitas), suku bunga yaitu
adalah model Vasicek (1977), model
tingkat suku bunga yang diperoleh
ini merupakan pengembangan dari
oleh dana yang diinvestasikan, dan
model
biaya untuk memasarkan polis dan
Salah satu instrumen pasar yakni
Salah
Orstein-Uhlenbeck
dan satu
(1931).
obligasi yang menggunakan tingkat
Sudianto Manullang adalah Dosen Jurusan Matematika, Program studi Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Medan
121
bunga derivatif sering diaplikasikan
premi
dalam
pada
menggunakan model ini, yang pada
asuransi jiwa. Bentuk obligasi tanpa
akhirnya juga dapat menggambarkan
bunga (zero coupon bond) yang
perubahan-perubahan
memuat faktor diskon pada nilai
bunga dari perhitungan aktuaria.
perhitungan aktuaria
dapat
dirumuskan
dengan
tingkat suku
TEORI DASAR Proses Stokastik
Gerak Brown
Defenisi 2.1 Suatu proses stokastik
Defenisi 2.2 (Ross, 1996) Gerak
X t , t T
brown sering juga disebut sebagai
dengan waktu kontinu disebut
memiliki
inkremen
independen (independent increment) jika
t0 t1 t2 ... tn ,
semua
variabel
random
X t1 X t0 ,
proses Wiener. Suatu proses stokastik
Wt : t 0
disebut gerak Brown jika
proses tersebut memenuhi beberapa kriteria berikut ini :
X t2 X t1 ,....., X tn X tn1 adalah saling independen. i)
W0 0 dan Wt adalah kontinu saat t 0
ii)
Wt N 0, t yang berarti Wt berdistribusi normal dengan mean 0 dan variansi t.
iii)
Wt Ws N 0, t s dan akan independen selama proses sampai waktu ke-s waktu sekarang (present value) dari
Asuransi Jiwa Berjangka Diberikan
bt
adalah fungsi
manfaat (benefit) asuransi dan vt menunjukkan fungsi diskonto. Nilai zt bt vt
pembayaran
manfaat
dikeluarkannya
polis
pada
saat
dinotasikan
dengan zt (1)
Sudianto Manullang adalah Dosen Jurusan Matematika, Program studi Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Medan
122
Untuk asuransi jiwa berjangka n
sebesar 1 satuan pada saat kematian
tahun
dipunyai :
yang memberikan
manfaat 1 bt 0
tn tn
vt v t
t0
v T Z 0
T n T n
Premi tunggal bersih (actuarial
dengan
present value) untuk asuransi ini
menggunakan
equivalence
premium principle diberikan sebagai, n
Ax1:n E Z v t t p x x t dx
(2)
0
Dalam hal ini
Ax1:n
menotasikan
premi tunggal bersih asuransi jiwa n
berjangka
tahun
dengan
t
px
masih
hidup.
Dengan
kata
lain
Anuitas hidup merupakan anuitas yang dengan
pembayarannya mati
hidupnya
dikaitkan sesorang.
menunjukkan probabilitas seseorang
Interval pembayaran dapat dilakukan
yang sekarang berusia x tahun akan
pada
hidup sampai t tahun ke depan
anuitas akhir (annuities-ammediate)
Anuitas Hidup
yang
Anuitas
hidup
merupakan
serangkaian pembayaran dikaitkan dengan
mati
hidupnya
sesorang
secara terus-menerus atau pada selang
awal
(annuities-due),
atau
dapat dilakukan pada akhir
waktu pembayaran. Nilai anuitas hidup berjangka waktu
n
tahun
dapat
dituliskan
sebagai berikut :
waktu yang sama, seperti bulan, triwulan,
atau
tahunan,
selama
seseorang yang menjadi tertanggung n
ax:n v t t px dt
3
0
Sudianto Manullang adalah Dosen Jurusan Matematika, Program studi Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Medan
123
Premi
maka harga premi yang dibayarkan
Premi dalam asuransi jiwa berjangka
akan semakin kecil.
dibayarkan secara berkala selama
Perhitungan premi secara berkala
jangka
yang
dengan periode pembayaran n tahun
awal
serta memberikan manfaat sebesar 1
waktu
biasanya
kontraknya,
dibayarkan
pada
periode. Semakin panjang rentang
satuan pada saat
jangka
adalah :
waktu
pembayaran premi
tahun kematian
4
Pax:n Ax1:n
dengan a x:n adalah nilai tunai anuitas awal dan Ax1:n adalah asuransi atau nilai santunan. Penentuan Premi Bersih Asuransi
menggambarkan fluktuasi pergerakan
Jiwa Berjangka
short-rate (tingkat suku bunga sesaat)
Persamaan model Vasicek
dari yield obligasi selama masa
diperkenalkan
obligasi. Selain dapat memodelkan
pertama kali tahun 1977 oleh Oldrich
fluktuasi tingkat suku bunga, model
Vasicek (Vasicek, 1977). Model ini
Vacisek juga dapat digunakan untuk
merupakan
memprediksi besarnya tingkat bunga
Model
Vacisek
salah
satu
model
matematika yang menjelaskan evolusi tingkat
bunga.
Model yang
Model Vasicek berbentuk sebagai
Vacisek
termasuk dalam persamaan diferensial stokastik
pada periode kedepan. berikut :
mampu
drt rt dt dWt ,
0
5
Dengan :
= kecepatan suku bunga menuju nilai long-run
= nilai normal long run dari suku bunga
rt
= tingkat suku bunga
= volatilitas tingkat suku bunga
Wt
= gerak Brown / proses Wiener
Sudianto Manullang adalah Dosen Jurusan Matematika, Program studi Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Medan
124
Dalam model ini ditunjukkan adanya
sampai pada nilai rata-rata . Jika
mean
suatu
r maka faktor drift akan bernilai
berada
positif sehingga bunga juga harus
disekitar rata-rata long run atau dapat
ditekan karena faktor drift bernilai
dikatakan bahwa tingkat suku bunga
positif akan menaikkan suku bunga.
bergerak
Naiknya suku bunga pada akhirnya
reversion
kecenderungan
yaitu
nilai
dalam
rt
range
terbatas.
Sebagai ilustrasi jika tingkat bunga
akan
berada diatas rata-rata long run r
pertumbuhan
maka faktor drift akan bernilai negatif
menggunakan
sehingga suku bunga akan ditekan
Unhlenbeck solusi
rt r0 e
menjadi :
t
menghambat
percepatan
ekonomi.
Dengan
proses
Ornstein-
5
persamaan
t
e s dWs 0
t
rt r0 e t 1 e t e s e s dWs
6
0
dibelikan obligasi, sepenuhnya sama
ZCB (Zero Coupon Bond)/ Obligasi
dengan suku bunga. Misalkan rt
berkupon nol
mewakili suku bunga pada waktu
Yield dari ZCB, yaitu hasil yang akan
diperoleh
menempatkan
investor
apabila
dananya
untuk
yang bersifat kontinu diperoleh nilai ZCB sebesar :
P t , T e rt T t
7
dan diperoleh yield R t,T
log P * t , T T t
8
Solusi untuk masalah harga ZCB
Diasumsikan drift dan volatilitas spot
pada
dapat
menggunakan
ditentukan
dengan
rate pada model mean reversion
model
Affine.
masing-masing berbentuk
rt , t 1 t 2 t rt dan rt , t 1 t 2 t rt 2
9
untuk i t dan i t , i 1, 2, adalah fungsi deterministik dalam t . Sudianto Manullang adalah Dosen Jurusan Matematika, Program studi Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Medan
125
Sebuah ZCB berjangka waktu T
adalah P t , T , r P , r ,
dengan
penentuan harga mengikuti formula
harga
pada
waktu
t
P , r exp A B rt
Solusi untuk A dan B untuk penentuan nilai ZCB dapat
misalkan
10 sehingga
diperoleh
persamaan
diferensial simultan
dicari dengan mereduksi unsur rt 1 B ' 2 t rt B 2 2 t rt B 1 0 2 1 A ' 1 t B 2 1 t B 0 2
11 12
dengan :
B
1 e
13
2 2 1 A r B 2 B B 2 2 2 2 1 B r 2 B 2 4
Premi tahunan untuk asuransi jiwa
suku bunga Vasicek
dengan 1 unit pembayaran pada saat
dengan
x
kematian
14 dinyatakan
A1x:n
berdasarkan model
A1x:n E E v t
15
n
E v t fTX t dt 0 n
P , rt fTX t dt 0 n
exp A B rt fTX t dt 0
n 2 2 2 2 exp r 2 B rt r 2 B x t exp x s ds dt 2 2 4 0 0 n
1 x:n
A
Sudianto Manullang adalah Dosen Jurusan Matematika, Program studi Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Medan
126
dan untuk anuitas hidup kontinu pembayaran 1 unit setiap periode berdasarkan model suku bunga Vasicek dinyatakan dengan a x:n n
ax:n
P t px dt
16
0
A exp B rt t px dt 2 r 2 2 0 n
2 2 B exp B rt t px dt B 4
n 2 2 2 ax:n r 2 B B exp B rt 2 4 0
n x s ds dt exp 0
Berdasarkan persamaan (2.1.11) dan
seumur hidup dengan suku bunga
(3.1.12) maka premi asuransi jiwa
Vasicek adalah
Pax:n BAx1:n PB
Ax1:n
17
ax:n
Studi kasus Dengan
menggunakan
bahasa
pemograman R diperoleh hasil nilai
bersih
asuransi jiwa berjangkanya
dengan
menetapkan
asumsi
data
sebagai berikut :
asuransi, anuitas, dan harga premi Tetapan gompertz B
= 0.001
Tetapan gompertz C
= 1.1
Suku bunga jangka panjang r
= 0.051
Suku bunga instan rt
= 0.0675
Jumlah konversi bunga setahun
= 0.25
Benefit
= 50 juta
Usia
= 30 tahun
Masa kontrak asuransi
= 15 tahun
Sudianto Manullang adalah Dosen Jurusan Matematika, Program studi Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Medan
127
Perbandingan Premi Model Vasicek dan Konstan Berdasarkan Perubahan Suku Bunga
dibayarkan diberikan
nasabah.
Berikut
akan
grafik serta tabel
yang
menunjukkan Perubahan tingkat suku bunga pada setiap periode akan memberikan pengaruh pada nilai premi yang akan
harga
premi
atas
perubahan tingkat suku bunga model Vasicek dan perbandingannya terhadap suku bunga konstan.
Tabel 1 Harga premi dengan suku bunga konstan Asuransi Anuitas Premi 0.086017 8.31937 516968 Tabel 2 Harga premi, anuitas dan asuransi dengan suku bunga model Vasicek berdasarkan perubahan tingkat suku bunga Bunga Asuransi Anuitas Premi Bunga Asuransi Anuitas Premi 0.03 0.116203 16.64611 473119.3 0.061 0.141242 14.14644 494177.9 0.031 0.116917 16.55588 473790.2 0.062 0.142159 14.07518 494864.4 0.032 0.117637 16.46635 474461.8 0.063 0.143085 14.00445 495551.2 0.033 0.118362 16.3775 475134.1 0.064 0.144017 13.93424 496238.3 0.034 0.119093 16.28933 475807 0.065 0.144958 13.86457 496925.7 0.035 0.11983 16.20184 476480.5 0.066 0.145906 13.79541 497613.4 0.036 0.120573 16.11502 477154.6 0.067 0.146862 13.72676 498301.4 0.037 0.121321 16.02886 477829.4 0.068 0.147826 13.65863 498989.6 0.038 0.122076 15.94337 478504.7 0.069 0.148798 13.591 499678.1 0.039 0.122838 15.85852 479180.7 0.07 0.149778 13.52388 500366.9 0.04 0.123605 15.77433 479857.2 0.071 0.150766 13.45725 501055.9 0.041 0.124378 15.69077 480534.2 0.072 0.151762 13.39112 501745.1 0.042 0.125158 15.60785 481211.9 0.073 0.152767 13.32547 502434.5 0.043 0.125944 15.52557 481890 0.074 0.153779 13.26031 503124.2 0.044 0.126736 15.44391 482568.7 0.075 0.154801 13.19563 503814 0.045 0.127535 15.36287 483248 0.076 0.15583 13.13143 504504 0.046 0.128341 15.28244 483927.7 0.077 0.156869 13.06771 505194.2 0.047 0.129153 15.20262 484608 0.078 0.157915 13.00445 505884.5 0.048 0.129971 15.12341 485288.7 0.079 0.158971 12.94165 506575 0.049 0.130796 15.0448 485969.9 0.08 0.160036 12.87932 507265.7 0.05 0.131628 14.96679 486651.6 0.081 0.161109 12.81745 507956.4 0.051 0.132467 14.88936 487333.7 0.082 0.162191 12.75603 508647.3 0.052 0.133313 14.81252 488016.3 0.083 0.163282 12.69506 509338.2 0.053 0.134165 14.73625 488699.3 0.084 0.164383 12.63454 510029.3 0.054 0.135025 14.66057 489382.8 0.085 0.165492 12.57445 510720.4 Sudianto Manullang adalah Dosen Jurusan Matematika, Program studi Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Medan
128
Bunga 0.055 0.056 0.057 0.058 0.059 0.06
Asuransi 0.135891 0.136765 0.137646 0.138534 0.139429 0.140332
Anuitas 14.58545 14.51089 14.4369 14.36346 14.29058 14.21824
Premi 490066.6 490750.9 491435.6 492120.6 492806 493491.8
Bunga 0.086 0.087 0.088 0.089 0.09
Asuransi 0.166611 0.167739 0.168877 0.170024 0.171181
Anuitas 12.51481 12.45561 12.39683 12.33848 12.28056
Premi 511411.6 512102.8 512794.1 513485.5 514176.8
Dengan interval perubahan suku
konstan. Dan untuk melihat lebih
bunga antara 3-9% diperoleh bahwa
jelas ditampilkan perbandingan harga
harga premi suku bunga Vasicek
premi suku bunga model Vasicek dan
adalah lebih rendah dibandingkan
konstan sebagai berikut:
dengan menggunakan suku bunga
0.12
0.14
asuransi
500000
0.16
Plot nilai asuransi
480000
premi
Plot nilai Premi
0
10
20
30
40
50
60
bunga
0
10
20
30
40
50
60
bunga
15 14 13
anuitas
16
Plot nilai anuitas
0
10
20
30
40
50
60
bunga
Gambar 1 Grafik harga premi, asuransi dan anuitas asuransi jiwa berjangka model Vasicek berdasarkan perubahan tingkat suku bunga
Sudianto Manullang adalah Dosen Jurusan Matematika, Program studi Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Medan
129
Plot nilai Premi
500000 490000 480000
premi
510000
vasicek konstan
0
10
20
30
40
50
60
Index
Gambar 2 Gafik perbandingan premi asuransi jiwa berjangka model Vasicek dan suku konstan berdasarkan perubahan tingkat suku bunga KESIMPULAN Dalam tesis ini dibahas tentang
dengan menggunakan suku bunga
pembentukan nilai premi asuransi
stokastik model Vasicek; 2) Dalam
jiwa berjangka dengan menggunakan
simulasi data dengan menggunakan
suku bunga deterninistik dan suku
model Vasicek yang diperoleh bahwa
bunga stokastik model Vasicek dan
terdapat pengaruh jika nilai benefit,
dalam
dalam
usia, suku bunga instan, suku bunga
perhitungan nilai asuransi, aniutas,
jangka panjang volatilitas dan asumsi
serta premi, dengan hasil sebagai
gompertz yakni akan meningkat nilai
berikut :1) Nilai asuransi, anuitas
anuitas, asuransi serta premi yang
serta
bunga
naik pula. Namun jangka waktu yang
deterministik yang selalu konstan
panjang akan relatif menurunkan nilai
lebih tinggi nilainya dibandingkan
anuitas, asuransi serta premi.
implementasinya
premi
pada
suku
Sudianto Manullang adalah Dosen Jurusan Matematika, Program studi Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Medan
130
DAFTAR PUSTAKA Bain, L.J and Engelhardt, M. 1992. Introduction to Probability and Mathematical Statistics 2nd Editon . Belmont. California : Duxbury Press. Bowers, N.L, et al. 1997. Actuarial Mathematics 2nd Editon. Schaumburg, Illinois : The Society of Actuaries. Jordan, C.W. 1991. Life Contingencies 2nd Editon. Chicago, Illinois : The Society of Actuaries. Lin,
X.S. 2006. Introductory Stochastic Analysis for Finance and Insurance Hoboken, New Jersey : Willey & Sons, Inc.
Noviyanti, L. And Syamsuddin, M. 2005. Life Insurance with Sthochastic Interest Rate, Proceedings 13th East Asian
Actuarial Conference The Actuary at Risk, The Society of Actuaries of Indonesia. Kellison, S.G., 1991. The Theory of Interest 2nd Editon, Irwin Homewood, Boston. Ross,
S. M., 1983. Stochastic Processes, John Wiley & Sons, New York.
Seydel,
R.U., 2006. Tools for Computational Finance third edition. Netherland. SpringerVerlag.
Sula, M.S. 2004. Asuransi Syariah (Life and General) : Konsep dan Sistem Operasional. Jakarta : Gema Insani. Vasicek, O. 1977. An Equilibrium Characterization of Term Structure. Jounal of Economics.
Sudianto Manullang adalah Dosen Jurusan Matematika, Program studi Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Medan
131
Metode Heuristik untuk Menyelesaikan Masalah Optimisasi Portfolio Berbasis Mean-Variance-Value at Risk Erlinawaty Simanjuntak Abstrak Suatu masalah optimisasi portfolio dibatasi oleh risk-downside yang dipertimbangkan. Juga diperhatikan pembatas yang membatasi peubah perdagangan integer, pembatas-pembatas pada ukuran saham dari beberapa aset atau pada jumlah maksimum aset berbeda dalam portfolio. Oleh karena itu model optimisasi dapat menjadi sangat kompleks sebagai masalah fungsi naik yang menjadi nonconvex dan diskontinu. Masalah ini dimodelkan sebagai sebuah integer nonconvex masalah program kuadratik. Penelitian ini untuk sebuah pencarian heuristik feasible neighborhood dalam penyelesaian masalah. Kata Kunci : Optimisasi portfolio PENDAHULUAN Teori portfolio modern dimulai
banyak jumlah sekuritas dianalisis
pada tahun 1952, dengan berhasilnya
dibandingkan
metode
Markowitz
memilih
diusulkan dalam
oleh
portfolio
Harry Markowitz
artikelnya
Portfolio
yang
yang
berjudul
Selection.
Beliau
dengan yang
model
memerlukan
penaksiran yang begitu banyak jika jumlah sekuritas ditambahkan. Berdasarkan
pendekatan
menyarankan cara seorang investor
Markowitz
dapat
yang
dengan asumsi bahwa investor telah
keuntungan
mengeluarkan sejumlah uang untuk
paling tinggi berdasarkan suatu tahap
investasi masa kini. Uang ini akan
resiko, ataupun membentuk portfolio
diinvestasikan untuk jangka waktu
yang beresiko paling rendah pada
tertentu
suatu
kepemilikan
membentuk
menghasilkan
tahap
portfolio
tingkat
tingkat
keuntungan.
(1952)
yang
yang
disebut
investor.
dimulai
periode
Pendekatan
Kemudian William Sharpe (1965)
Markowitz dapat dipandang sebagai
memperkenalkan model indek tunggal
pendekatan periode tunggal, dengan
yang merupakan satu penyesuaian
permulaan periode dinotasikan t = 0
dari pada model Markowitz. Model
dan akhir periode dinotasikan t = 1.
indek tunggal ini membolehkan lebih
Di t = 0, investor harus membuat
Erlinawaty Simanjuntak adalah Dosen Jurusan Matematika, Program Studi Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu pengetahuan Alam, Universitas Negeri Medan
132
keputusan sekuritas apakah yang akan
dan disana tidak ada informasi derajat
dibeli dan dimiliki sampai t = 1.
tingkat lebih tinggi kecuali means,
Pendekatan mean-varians adalah metode yang paling awal untuk memecahkan
masalah
kovarians (varians) dan nilai dari VaR.
pemilihan
Sebagai ganti penggunaan satu
portfolio. Akan tetapi, ada beberapa
ukuran resiko tunggal (mean-varians
pendapat
yang
dan mean-VaR), juga diusulkan suatu
meskipun
pendekatan
menentangnya, telah
pendekatan umum mean-varians-VaR
diterima dan dihargai oleh praktisi
yang menggunakan varians dan VaR
dan akademisi selama beberapa tahun
sebagai ukuran resiko ganda secara
(Korn,
serempak. Dengan membandingkan
varians
1997). tidak
ini
Meminimumkan hanya
mendorong
model mean-varians dan model mean-
kearah deviasi rendah dari hasil yang
VaR akan digunakan ukuran resiko
diharapkan pada sisi bawah rata-rata,
ganda
tetapi juga pada sisi atas rata-rata.
resiko tunggal.
Pendekatan
mean-varians
mengarah ke pengurangan resiko, tetapi
pendekatan
mean-VaR
sebagai
pengganti
ukuran
Mean-Variance-VaR Tujuan utama seorang investor adalah
mengalokasikan
secara
kadangkala tidak mengarah pada
optimal investasinya diantara asset
pengurangan
yang
resiko.
Pendekatan
berbeda.
Adapun
mean-varians tidak hanya mengawasi
optimisasi
hasil resiko pada sisi bawah rata-rata,
mean, varians, dan value at risk yang
tetapi juga keuntungan yang mungkin
diajukan oleh Jin Wang (2000) adalah
pada
sebagai berikut :
sisi
pendekatan
atas
rata-rata
mean-VaR
selama hanya
portfolio
model
berdasarkan
Pendekatan Mean-Variance
mengendalikan hasil resiko pada sisi
Andaikan ada n sekuritas dengan
bawah rata-rata. Pada batasan lain
tingkat pengembalian Xi (i = 1, 2, …,
dari dua pendekatan ini adalah bahwa
n). Means dan kovarians dari tingkat
distribusi hasil tidak terlalu dipahami,
return (R) ini adalah :
i E ( X i ) dan ij Cov ( X i , X j ), i, j 1,..., n
Erlinawaty Simanjuntak adalah Dosen Jurusan Matematika, Program Studi Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu pengetahuan Alam, Universitas Negeri Medan
133
Vektor portfolio adalah : w ( w1 ,..., wn ) ' R n dan
n
w i 1
i
1
Definisikan bahwa kumpulan W adalah koleksi dari semua portfolio yang mungkin : W w R n
n
w
i
i 1
1 n
Hasil total dari portfolio adalah : Rw wi X i i 1
Mean dan variansnya adalah : n n w E ( Rw ) E wi X i wi i i 1 i 1
dan
varians
Ada dua model umum yang menggunakan prinsip mean-variance. memberi batas atas
portfolio,
portfolio
Ide untuk model pertama adalah 2 0
n n n w2 var wi xi wi w j ij i 1 i 1 j 1
w,
maksimum
memilih
w adalah
hingga dengan
suatu
w2 02
:
untuk hasil
max wW
w
kendala : w2 02 (1) Tahap model kedua untuk memberi batas bawah 0 untuk mean hasil portfolio, memilih suatu portfolio w, hingga w2 adalah minimum dengan w 0 :
min wW
(2)
2 w
kendala : w 0 Tepatnya,
Pendekatan Mean-VaR VaR mengukur kerugian harapan
kepercayaan
VaR 100%
pada
tingkat
dari
suatus
terburuk yang melebihi batas waktu
portfolio w untuk suatu periode waktu
yang diberikan atas kondisi pasar
khusus dari tingkat pengembalian qw
normal
tingkat
sehingga probabilitas dari portfolio
kepercayaan yang diberikan, dan
memiliki tingkat pengembalian qw
menyediakan pemakai-pemakai suatu
atau lebih sedikit adalah :
ukuran
pada
ringkasan
suatu
resiko
pasar.
P ( Rw qw )
(3)
Erlinawaty Simanjuntak adalah Dosen Jurusan Matematika, Program Studi Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu pengetahuan Alam, Universitas Negeri Medan
134
Sama seperti metode mean-variance,
untuk VaR hasil portfolio, memilih
didefinisikan dua model untuk prinsip
suatu portfolio w, sehingga w adalah
mean-VaR. Pertama adalah bahwa
maksimum dengan
untuk batas atas yang diberikan q0 qw q0 :
max wW
(4)
w
kendala : q w q 0 Tahap model kedua bahwa untuk
suatu portfolio w, sehingga Var qw
batas atas 0 yang diberikan untuk
adalah minimum dengan
mean dari hasil portfolio, memilih
w 0 :
min q wW
kendala : dimana :
(5)
w
w 0
R = hasil portfolio W = kumpulan semua portfolio yang mungkin w = vektor portfolio w = batas bawah rat-rata 0 = batas atas rata-rata
w2 = batas bawah varians 02 = batas atas varians q 0 = batas atas tingkat pengembalian q w = batas bawah tingkat pengembalian Perbandingan Pendekatan Mean-
tidak cukup hanya menggunakan
Variance dan Mean-VaR
informasi
dari
distribusi
portfolio.
Seperti
ukuran
Pada bagian ini, dibandingkan pendekatan
mean-VaR
pendekatan
mean-varians.
dengan Dua
hasil resiko,
varians dan VaR adalah mandiri secara
umum. Satu pengecualian
pendekatan ini menggunakan dengan
bahwa ukuran VaR adalah sebanding
sepenuhnya
kepada ukuran varians pada kasus
optimisasi
ukuran
resiko
portfolio.
untuk Kedua
pendekatan ini mempunyai banyak
multivariat normal. Pendekatan Mean-Variance-VaR
keuntungan; namun pendekatan ini Erlinawaty Simanjuntak adalah Dosen Jurusan Matematika, Program Studi Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu pengetahuan Alam, Universitas Negeri Medan
135
Pada bagian ini, diusulkan suatu model
umum
mean-varians-VaR
Model pertama memberi batas atas 02 dan q0 masing-masing untuk
untuk optimisasi portfolio dengan dua
varians
variasi. Digunakan kedua variasi dan
portofolio
VaR
memilih sebuah portfolio w, sehingga
sebagai
resiko.
pengontrol
Model-modelnya
ukuran meliputi
model mean-varians dan model mean-
dan
VaR
untuk
hasil
berturut-turut,
yang
w adalah maksimum dengan
VaR.
w2 02 dan q w q0 : max w w W
(6)
s.t w2 02 qw q0
Bandingkan dengan model meanvariance digunakan
atau
model
mean-VaR,
02 , model (6)
menjadi model mean-VaR (4) Model yang kedua memberi batas
sebagai pengganti satu ukuran resiko
bawah 02 untuk mean dari hasil
Portfolio
resiko
Ketika
ganda
tunggal.
ukuran
efisien
mean-
variance-VaR tidak mungkin menjadi mean-variance atau mean-VaR. Lebih dari itu, model mean-variance (1) dan model mean-VaR (4) adalah kasus Ketika q0 =
yang
memilih
sebuah
portfolio w, seperti variance dari kombinasi convex dan VaR dari hasil portfolio
w2 (1 ) q w
adalah
minimum dengan
khusus dari model (6) :
portfolio,
, model (6)
menjadi model mean-variance (1)
w 0 :
min wW
w2 (1 )q w
(7)
Kendala : w 0 Disini [0,1] adalah sebuah parameter yang didefinisikan konstan, jika kedua nilai ekstrem, diperoleh :
Erlinawaty Simanjuntak adalah Dosen Jurusan Matematika, Program Studi Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu pengetahuan Alam, Universitas Negeri Medan
136
Ketika = 1, model (7) menjadi model mean-variance (2) Ketika = 0, model (7) menjadi model mean-VaR (5)
VALUE at RISK dan EXPECTED SHORTFALL seleksi
pedagang tertentu. Artinya bahwa
portfolio telah dikembangkan selama
kerugian lebih dari 50.000 euro akan
beberapa tahun, mulai dari format
terjadi hanya sekali pada setiap
awal mean-varians berdasarkan pada
ratusan hari perdagangan dalam rata-
kerja Markowitz (1952) sampai pada
rata. Tetapi karena dari definisi VaR,
yang terbaru skenario berdasarkan
tidak
bentuk optimisasi stokastik. Salah
pelanggaran yang kecil sampai sangat
satu tehnik yang cukup terkenal untuk
besar dari batas 50.000 euro. Maka
mengukur
kerugian dapat menjadi 60.000 euro
Model
umum
untuk
downside
risk
adalah
ada
perbedaan
antara
Value at Risk (VaR)
bahkan 600.000 euro. Meskipun pada
Value at Risk
kenyataannya
Value at Risk (VaR) sekarang ini
VaR
kemudian
digunakan sebagai sebuah kriteria
menjadi alat standar dalam mengelola
untuk
resiko
institusi
pedagang memiliki sebuah insentif
keuangan lainnya. Hal ini diartikan
untuk menjalankan strategi yang akan
sebagai kerugian untuk suatu tingkat
menciptakan
kepercayaan yang diberikan. Dalam
tambahan pada banyak kasus, tetapi
teori peluang, VaR adalah 1% kuartil
dengan mengorbankan peluang hanya
(pada umumnya (1-p)% kuartil) dari
dibawah 1% dari kerugian yang
keuntungan dan distribusi kerugian.
sangat besar.
VaR as A
Derivatif VaR
pada
bank
Risk
dan
Measurement
Pada
Problem Sebagai ilustrasi masalah VaR sebagai
mengganti
sebuah
ukuran
resiko,
resiko
resiko
sebuah
keuntungan
prakteknya
marginal
biasa,
kontribusi
sering
menarik
kesimpulan dari posisi baru untuk
mengingat sebuah bank dimana batas
standar
deviasi
VaR (tingkat kepercayaan 99%) dari
Bagaimanapun,
50.000 euro ditentukan pada seorang
berdistribusi
tanpa normal,
portfolio. asumsi tidak
Erlinawaty Simanjuntak adalah Dosen Jurusan Matematika, Program Studi Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu pengetahuan Alam, Universitas Negeri Medan
ada
137
hubungan tertutup antara standar
alternatif
deviasi dan VaR.
bahwa X,Y dengan kontinu distribusi
Andaikan nilai portfolio aktual
variabel
dari resiko. Asumsikan random
(dimana
fx
dijelaskan dengan variabel random X
merupakan density dari X) dan
dan a bagian dari variabel random Y
mendefinisikan VaRp (X + aY)
lainnya
pada
sebagai fungsi dari a secara mutlak
hal ini
oleh peluang (-X – aY VaRp (X +
menghitung
aY)) = p = const. Kemudian dimiliki
derivatif dari ukuran resiko terhadap
sebuah hasil yang baik: derivatif VaR
a. Pada kenyataannya derivatif kedua
adalah ekspektasi kondisional dari
yang harus menjadi positif untuk
posisi marginal, pada kondisi yang
sebuah ukuran resiko convex yang
nilai aktual portfolio X dan VaR yang
memenuhi sifat sub-additivity.
seharusnya identik (Gourieroux et al
Derivatif Pertama dan Kedua VaR
(2000), Tasche (1999)):
yang
portfolio
ditambahkan
tersebut, maka
memungkinkan
untuk
Sekarang ganti standar deviasi dengan VaR sebagai sebuah ukuran VaR p ( X aY ) a
a 0
( Y X VaR p ( X ))
Pengertian dibelakang hasil ini
diterima bahwa kontribusi resiko
adalah sebagai berikut : jika X > VaR
adalah nilai rata-rata untuk semua
(X) (kerugian aktual telah lebih besar
kasus kritis dengan X = VaR (X).
dari VaR) atau jika X < VaR (X) (ada
Untuk
sebuah sisa penyokong), penambahan
mengikuti
sebagian kecil resiko baru tidak akan
(Gourieroux et al (2000) :
derivatif
kedua
pernyataan
dapat berikut
merubah hasil. Oleh karena itu, dapat 2VaR p ( X aY ) a 2
a 0
2 (Y X x) Inf X ( x ) 2 (Y X x) x x x VaR ( X ) p
Ini adalah jumlah dari dua faktor.
(jika distribusi adalah unimodal).
Tanda dari istilah kedua adalah
Tidak jelas tanda dari faktor pertama.
positip jika kemiringan density naik
Untuk mendapat sebuah pengertian,
pada sisi kiri. Ini biasanya jadi kasus
posisi baru yang ditambah pada
Erlinawaty Simanjuntak adalah Dosen Jurusan Matematika, Program Studi Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu pengetahuan Alam, Universitas Negeri Medan
138
portfolio juga dapat mengangkat nilai
shortfall (yang disebut “kondisional
portfolio diatas VaR-threshold. Jika
VaR”, “mean excess less”, “beyond
sebuah pelanggaran yang permulaan
VaR”
akan
mengurangi masalah yang melekat
terjadi
sebaliknya.
Jika
2 (Y x) / x adalah negatif (varians adalah sebuah fungsi turun dari X), kesempatan
bahwa
posisi
lebih
besar
dari
“tail
VaR.
VaR”)
Expected
untuk
Shortfall
didefinisikan sebagai berikut : Andaikan
baru
menjaga sebuah pelanggaran dari VaR-threshold
pada
atau
x
sebuah
variabel
random yang merupakan kerugian dari
pemberian
portfolio
dan
hubungan resiko yang pelanggaran
VaR (X) adalah VaR pada tingkat
VaR-thresholdnya digerakkan oleh
kepercayaan
posisi baru.
ES (X)
Expected Shortfall
mengikuti persamaan : ES (X) = E
Artzner et al (1997) mengajukan kegunaan expected shortfall yaitu untuk mengurangi masalah yang ada pada
VaR.
Expected
Shortfall
mempertimbangkan kerugian yang melebihi tingkat VaR dan ditunjukkan menjadi sub-additive, selama VaR mengabaikan kerugian yang melebihi persen dan tidak sub-additive Definisi
dan
Konsep
Expected
Shortfall Artzner mengajukan
et
al
(1997)
kegunaan
telah
expected
1000(1- ) didefinisikan
X X VaR
persen. dengan
( X ) .
Expected
shortfall
mengukur
berapa banyak sesuatu dapat hilang pada rata-rata dalam tahap yang melebihi
tingkat
VaR.
Ketika
distribusi yang hilang tidak normal, VaR mengabaikan kerugian yang melebihi tingkat VaR dan kegagalan untuk jadi sub-additive. Expected shortfall mempertimbangkan kerugian yang melebihi tingkat VaR dan ditunjukkan
untuk
menjadi
additive.
Erlinawaty Simanjuntak adalah Dosen Jurusan Matematika, Program Studi Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu pengetahuan Alam, Universitas Negeri Medan
sub-
139
OPTIMISASI SHORTFALL
PORTFOLIO
BERDASARKAN
Optimisasi Portfolio berdasarkan pada VaR dengan Metode Varians-Kovarians.
PADA
EXPECTED
dipakai untuk VaR berdasarkan optimisasi portfolio. Analisis meanvarians memilih portfolio dengan
Optimisasi
portfolio
berdasarkan pada VaR adalah saat VaR
dihitung
dengan
varians-kovarians.
metode Analisis
tradisional mean-varians langsung 1
profil mean-varians terbaik dengan meminimumkan
subyek
untuk pembatas dari hasil ekspektasi portfolio. Masalah optimisasi ini dibentuk sebagai berikut : (8)
, min 2 '
' x
kendala :
'e 1
: vektor nilai ekspektasi faktor resiko x : nilai ekspektasi tertentu pada portfolio
dimana :
e
' Solusi
: matriks varians-kovarians faktor resiko : salah satu vektor : vektor pembukaan untuk faktor resiko : vektor transpos
untuk
masalah
ini
diberikan sebagai untuk setiap x ,
Optimisasi Portfolio berdasarkan pada VaR dengan metode berbasis Simulasi
dari yang diperoleh sebuah optimisasi
x untuk setiap x . Hubungan antara x
dan
varians
x
memberi efficient tahap x - x .
Saat
VaR
dihitung
dengan
simulasi, ini bukan perpanjangan sebuah alat efisien untuk optimisasi
Dari
sebuah portfolio, karena VaR bukan
efficient frontier ini, dipilih portfolio
perpanjangan sebuah perkalian skalar
terbaik yang toleransi resikonya pas
dari
dan memberi hasil yang besar.
optimisasi
frontier
pada
standar
deviasi yang
dan
bukan
menggunakan
persamaan (8).
Erlinawaty Simanjuntak adalah Dosen Jurusan Matematika, Program Studi Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu pengetahuan Alam, Universitas Negeri Medan
140
Optimisasi Portfolio berdasarkan Expected Shortfall dengan metode berbasis Simulasi Asumsikan bahwa kerugian
dari kerugian individu faktor resiko Xi (i merupakan faktor resiko) :
portfolio X, sebuah kombinasi linier n
X .
X=
i
i 1
dimana :
Kita
juga
(9)
i
X = portfolio yang hilang Xi = kerugian individu faktor resiko i i = sensitivity individu faktor resiko i asumsikan
bahwa
merupakan peluang kerugian portfolio
kerugian faktor resiko (Xi, … , Xn)
X tidak melebihi beberapa permulaan
memiliki kepadatan peluang fungsi
nilai .
p(Xi, … , Xn). Andaikan ( , ) ( , )
(9)
p ( X 1 , ... , X n ) dX 1 ... dX n .
n
xi i i 1
VaR pada tingkat kepercayaan 100 % yaitu ( , ) didefinisikan oleh :
( , ) = min R ,
(10)
Kemudian didefinisikan mengikuti fungsi yang ditunjukkan oleh ( ) . ( ) =
n
n
X i i ( , )
i 1
Expected
Shortfall
( X i i ). p ( X 1 , ..., X n )dX 1 ...dX n ,
(11)
i 1
adalah
( , ) berbelit-belit
dalam
( ) /(1 ) , sejak itu ekspektasi
definisinya. Rockafeller dan Uryasev
kondisional
(2000)
memberikan
kerugian portfolio dari
( , ) .
Ini
n i 1
bahwa
X i i lebih
sulit
untuk
menunjukkan
bahwa
optimisasi ( ) adalah sama dengan optimisasi F ( , ) .
mengoptimisasikan ( ) karena n
F ( , ) =(1- ) + ( X i i ) p ( X i , ... , X n ) dX 1 ... dX n .
(12)
i 1
Erlinawaty Simanjuntak adalah Dosen Jurusan Matematika, Program Studi Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu pengetahuan Alam, Universitas Negeri Medan
141
shortfall
expected shortfall. Andaikan kita
minimum
contohkan waktu X1, … , XnJ (contoh
F ( , ) /(1- )
dengan kendala ,
ini ditunjukkan oleh Xij, i = 1, …, n, j
dan
diberikan
= 1, …, J) dari fungsi peluang
Selanjutnya,
expected
diberikan
sebagai
VaR
sebagai
kepadatan p(Xi, …, Xn). Integral
koresponden . Hasil
ini
digunakan
untuk
meminimumkan simulasi berdasarkan n
( i 1
dalam
persamaan
(12)
dihitung
dengan cara :
X i i ) p ( X 1 , ..., X n ) dX 1 ... dX
n
J
1
J
n
j 1
i 1
X ij i
(13)
Kurangi minimisasi dari F ( , ) untuk mengikuti masalah program linier. J (14) 1 J 1 z j
min
R n , z R ' , R
j 1
n
dengan kendala : z j X ij i , z j 0, j 1, ..., J
(15)
i 1
Kendala pada nilai ekspektasi portfolio diformulasikan sebagai berikut : J
n
J 1 X ij i R
(16)
j 1 i 1
Selanjutnya, kendala pada jumlah investasi portfolio dibentuk sebagai berikut: n
P i 1
i
(17)
Wo .
i
dimana : Pi : nilai inisial faktor resiko i W0 : inisial jumlah investasi pada portfolio HEURISTIK FEASIBLE NEIGHBORHOOD SEARCH Model-Model Pemilihan Portfolio
didefinisikan
Pendekatan mean-variansi
x ( x1 , x1 , x n A ) diberikan sebagai
Optimisasi
mean-varians
: ( x)
merupakan suatu pendekatan yang cukup
terkenal
untuk
pemilihan
1 v0
oleh
vektor
x E (r ) . Variansi perolehan
portfolio adalah :
2 ( x) x Qx
portfolio. Nyatakan xi, i = 1, …, nA,
dimana Q adalah matriks variansi dan
jumlah investasi dalam aset i dari
kovarians dari vektor perolehan r.
modal awal v0 dan ri, i = 1, …, nA, perolehan perencanaan, perolehan
aset
pada
maka pada
Jadi
portfolio
efisien
mean-
periode
varians yang didefinisikan sebagai
ekspektasi
hasil ekspektasi perolehan tertinggi
portfolio
yang
untuk varians yang diberikan dan
Erlinawaty Simanjuntak adalah Dosen Jurusan Matematika, Program Studi Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu pengetahuan Alam, Universitas Negeri Medan
142
varians
minimum
untuk
nilai
dengan
menyelesaikan
program
ekspektasi yang diberikan, didapat min x Qx x
kuadratik berikut :
j
x j r j v 0
j
xj v
j
(18)
0
x x j x uj
j P.
untuk harga yang berbeda, dimana
varians dan nA (nA – 1) / 2 koefisien
adalah perolehan yang diinginkan
korelasi.
pada portfolio dan P adalah kumpulan
Kerangka Dasar Mean ResikoDownside Pada prakteknya investor lebih
aset dalam portfolio tersebut. Vektorvektor
x j , x uj , j P ,
menyajikan
peduli
pada
resiko
nilai
dibawah
level
kendala terhadap ukuran minimum
portfolionya
dan maksimum aset individu dalam
tertentu. Ini menjadi alasan mengapa
portfolio optimal.
perbedaan
Implementasi
dari
model
markowitz dengan nA asset yang membutuhkan
estimasi
nA
dari
ekspektasi perolehan, nA estimasi
jatuh
yang
ukuran
dipertimbangkan
downside-risk
dalam
masalah
alokasi aset. Jika v menyatakan nilai portfolio masa datang, yaitu nilai portfolio
pada
akhir
periode
perencanaan, maka probabilitas : P(v < VaR) bahwa dibawah
nilai
portfolionya
tingkat
VaR
(19)
jatuh disebut
mean
disebut
ekspektasi
shortfall,
didefinisikan sebagai:
probabilitas shortfall. Nilai
portfolio telah jatuh dibawah VaR,
bersyarat
dari
portfolio dengan diketahui bahwa E(v | v < VaR)
(20)
Erlinawaty Simanjuntak adalah Dosen Jurusan Matematika, Program Studi Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu pengetahuan Alam, Universitas Negeri Medan
143
Ukuran resiko lainnya yang dapat
Jika profil resiko dari investor
dipakai adalah mean semi-absolute
ditentukan oleh VaR,
portfolio
deviasi. E(|v - Ev| | v < Ev) dan semi-
efisien
menjadi
variansi E((v – Ev)2 | v < Ev) dimana
penyelesaian dari masalah optimisasi
hanya diperhatikan deviasi negatif
berikut :
mean-VaR
akan
dari mean. max Ev x
P(v VaR )
(21)
j x j v0 x j x j x uj
Selanjutnya, untuk
adalah
memperhatikan
jP
realistis
melalui suatu kendala ekspektasi
seorang
shortfall dengan tertoleransi v jika
investor yang tidak hanya peduli pada
nilai
portfolio
merupakan
jatuh
probabilitas shortfall, tapi juga sejauh
dibawah VaR. Maka efisien portfolio
mana nilai portfolionya dapat jatuh
mean-ekspektasi shortfall merupakan
dibawah level VaR. Pada kasus ini,
penyelesaian dari model program
profil resiko investor didefinisikan
berikut:
max Ev x
E (v | v VaR ) v
(22)
j x j v0 x j x j x uj
jP
Optimisasi Mean Resiko-Downside Masalah
selanjutnya
adalah
hasil model program mixed-integer dapat
dikerjakan
oleh
metode
masalah optimisasi non-convex dan
heuristik yang memberikan sebuah
variabel integer dengan jenis kendala
penaksiran dari solusi eksak. Dalam
seperti
ukuran
penelitian
bahwa
pencarian
saham
perdagangan. masalah
jenis
dan
Kita ini
ingat tidak
dapat
diselesaikan dengan metode baku
ini
saya heuristic
mengusulkan feasible
neibhborhood untuk menyelesaikan masalah program kuadratik integer.
Quadratik Programming. Solusi dari Erlinawaty Simanjuntak adalah Dosen Jurusan Matematika, Program Studi Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu pengetahuan Alam, Universitas Negeri Medan
144
Berikut ini kuantitas setiap aset
Supaya yakin bahwa setiap transfer
pada portfolio dibatasi untuk menjadi
berjumlah sama, jumlah aset ki dan kj
sebuah
integer.
yang ditransfer didefinisikan sebagai
x1 N x0
ki
Pembentukan
bilangan neighbor
0
untuk sebuah solusi yang diberikan x
max p 0 pi0
dan
kj
, dimana max p 0 p 0ji
p0 adalah vektor harga aset sekarang.
dilakukan dengan mengambil secara
Terkait dengan variabel integer
acak dua aset i dan j. Kemudian dijual
dan kendala pada minimum dan
ki aset i, transfer jumlah ini menjadi
maksimum ukuran saham, terdapat
tunai dan beli kj aset j dari uang tadi.
bentuk formulasi masalah mean-VaR:
max Ev x
E (v | v VaR ) x p 0 v 0 #{P} K
x 1j v 0
uj v 0
j
p 0j
p 0j
jP
dimana xj, j P adalah kuantitas
boleh dalam portfolio. Demikian pula,
integer setiap aset dalam portfolio dan
untuk masalah mean-ES terdapat :
K adalah jumlah maksimum aset yang max Ev x
E (v | v VaR ) v x p 0 v 0 #{P} K
x 1j v 0 p 0j
uj v 0
j
p 0j
jP
Ketidakpastian tentang perolehan
ahli. Disini, skenario diambil secara
masa datang, yaitu tentang nilai
acak dari distribusi empiris perolehan
portfolio masa datang v, dimodelkan
masa lalu.
melalui sebuah kumpulan realisasi
Memperkenalkan skenario harga
yang mungkin, yang disebut skenario.
pada
Skenario
mean-ES
hasil
masa
dapat
perumusan
mean-VaR
sebelumnya,
dan
diperoleh
digenerasikan dengan model statistik,
masalah berikut untuk kasus mean-
perolehan masa lalu atau pendapat
VaR :
Erlinawaty Simanjuntak adalah Dosen Jurusan Matematika, Program Studi Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu pengetahuan Alam, Universitas Negeri Medan
145
min x
nS
1 nS
xp
s
s 1
#{s | x p s VaR} nS x p 0 v 0 #{P} K
x 1j v 0
uj v 0
j
p 0j
1 nS
v
p 0j
jP
dan untuk mean-ES min x
nS
s
s 1
1 vs v # {s | x p s VaR} s|v s VaR x p 0 v 0 # {P} K
x 1j v 0 p 0j
Pencarian Heuristik Neighborhood
uj v 0
j
p 0j
Feasible
and bound dapat dipakai, namun untuk beberapa kelas dari skala besar, masalah nonlinier prosedur demikian akan menjadi mahal terutama ditinjau waktu
dilakukan
perhitungan. pendekatan
Disini yang
memeriksa persoalan yang tereduksi dimana integernya
kebanyakan
dan hanya subset kecil dibiarkan berubah dalam langkah diskrit.
Pada dasarnya pendekatan branch
dari
jP
variabel
dipertahankan konstan
Ini dapat dilaksanakan dengan struktur dari sebuah program dengan mencatat semua variabel integer pada batasan dalam solusi kontinu sebagai nonbasis dan menyelesaikan masalah tereduksi
dengan
mempertahankannya
sebagai
nonbasis. Prosedurnya
dapat
diringkas
sebagai berikut :
Langkah 1 : Selesaikan masalah dengan mengabaikan syarat integer Langkah2 :Peroleh sebuah (sub-optimal) solusi feasible integer; dengan menggunakan heuristik pembulatan dari solusi kontinu. Langkah 3 : Bagi kumpulan I variabel integer kedalam kumpulan I1 untuk variabel yang berada pada batasan yang nonbasis pada solusi kontinu dan kumpulan I2,untuk variabel integer lainnya I=I1+I2. Erlinawaty Simanjuntak adalah Dosen Jurusan Matematika, Program Studi Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu pengetahuan Alam, Universitas Negeri Medan
146
Langkah 4 : Lakukan pencarian pada fungsi objektif, pertahankan variabel pada I1 nonbasis dan lakukan perubahan diskrit pada nilai variabel dalam I2 . Langkah 5 :Pada solusi yang dihasilkan di langkah 4, periksa reduced cost dari variabel pada I1, jika ada yang akan dikeluarkan dari batasan mereka, tambahkan mereka ke kumpulan I2 dan kembali ke langkah 4, jika tidak berhenti. Ringkasan
diatas
memberikan
disesuaikan dengan kondisi kendala,
kerangka dasar untuk perkembangan
dan langkah 5 dapat
strategi spesifik terhadap masalah
penambahan
kelas khusus. Misalnya, heuristik
kalinya ke kumpulan I2.
satu
mencakup
variabel
setiap
pembulatan pada langkah 2 dapat KESIMPULAN Pada kerangka dasarnya, investor
Selanjutnya,
adalah
realistis
dihadapkan dengan sebuah trade-off
untuk
antara peluang portfolionya, yang
investor yang tidak hanya peduli pada
dikarakterisasi
ekspektasi
probabilitas defisit, tapi juga sejauh
perolehan, dan resiko, yang diukur
mana nilai portfolionya dapat jatuh
dengan variansi perolehan portfolio.
dibawah level VaR.
oleh
Dua momen pertama dari perolehan
memperhatikan
Model
optimisasi
seorang
portfolio
yang akan datang dari portfolio cukup
dengan basis mean – varians – Value
untuk
pengurutan
at Risk merupakan suatu model
langkah pilihan investor. Hasil ini
quadratic integer programing. Metode
disebabkan hipotesis penyederhanaan
heuristic
bahwa pilihan investor kuadratik dan
dipergunakan untuk menyelesaikan
perolehannya berdistribusi normal.
model tersebut.
mendefinisikan
feasible
neighborhood
DAFTAR PUSTAKA Artzner, P., F. Delbaen, J.M. Eber and D. Heath,1998, Coherent Measures of Risk, in : Math Finance 9 (3), pp. 203-228.
Korn, R., 1997, Optimal Portfolios : Stochastic Models for Optimal Investment and Risk
Erlinawaty Simanjuntak adalah Dosen Jurusan Matematika, Program Studi Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu pengetahuan Alam, Universitas Negeri Medan
147
Management in Continuous Time, Word Scientific, Singapore.
Market : Some Empirical Evidence, Journal of Finance, pp: 416-422..
Leibowitz, M.L. and S. Kogelman, 1991, Asset Allocation under Shortfall Constraints, Journal of Portfolio Management Winter, pp.18-23
Sharpe W, 1995, Investasi, PT. Prenhalindo, Jakarta.
Lucas, A., and P. Klaassen, Extreme Returns, 1998, Downside Risk, and Optimal Asset Allocation, Journal of Portfolio Management 25, pp.71-79. Markowitz, H, 1952, Portfolio Selection, Journal of Finance, 7, pp. 77-91 Rodoni Ahmad and Othman Yong, 2002, Analisis Investasi dan Teori Portfolio, PT. Rajagrafindo Persada, Jakarta. Sharpe W, Lintner and Mossin,1965, Risk Aversion in The Stock
Speranza, M.G., and R. Mansini, 1999, Heuristik Algorithms for The Portfolio Selection Problem with Minimum Transaction Lost, European Journal of Operational Research 144(2), pp. 219-233. Wang Jin, 2000, Mean-Variance-VaR Based Portfolio Optimization, Working Paper, Valdosta State University, pp.3-17. Yamai Yasuhiro and T. Yoshiba, 2002, Comparative Analysis of Expected Shortfall and Valueat-Risk : Their Estimation Error, Decomposition, and optimization, Monetary and Ekonomic Studies, Japan.
Erlinawaty Simanjuntak adalah Dosen Jurusan Matematika, Program Studi Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu pengetahuan Alam, Universitas Negeri Medan
148
IDENTIFIKASI PENCEMARAN AIR TANAH DI TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR SAMPAH (TPAS) MARELAN DENGAN MENGGUNAKAN METODEGEOLISTRIK RESISTIVITAS Rahmatsyah, Rita Juliani, Nita Kartika Rini Abstrak Telah dilakukan penelitian untuk mengidentifikasi pencemaran air tanah di tempat pembuangan akhir sampah TPAS Kelurahan Terjun Kecamatan Medan Marelan dengan menggunakan metode geolistrik resistivitas dengan tujuan untuk mengetahui keberadaan dan pola distribusi lindi di TPAS Terjun. Dengan menggunakan metode geolistrik resistivitas konfigurasi Wenner-Alpha pada 3 lintasan. Lintasan I dan II sebanyak 32 elektroda dengan panjang lintasan 160 meter. Lintasan III sebanyak 16 elektroda dengan panjang lintasan 80 meter. Data yang diperoleh diolah dengan menggunakan software res2dinV. Nilai resistivitas di sebelah barat daya pusat pembuangan sampah berada pada range 0,972Ω9,35Ω. Nilai resistivitas di sebelah tenggara pusat pembuangan sampah berada pada range 0,571Ω-17,0Ω. Nilai resistivitas di sekitar pemukiman penduduk berada pada range 1,71Ω-4,18Ω. Kuantitas lindi terbesar berada pada lintasan III berada disekitar pemukiman penduduk. Kata Kunci : TPAS LATAR BELAKANG Sampah bersifat padat mudah membusuk
terutama
zat-zat
Kota Medan yang memiliki luas
organik seperti sisa sayuran, sisa
265,1 Km² yang terdiri dari 21
daging,
kecamatan
daun,
dan
dari
tingkat serius, termasuk kota Medan.
sebagainya.
dan
151
kelurahan
Sedangkan yang tidak membusuk
memiliki timbulan sampah sebesar
seperti kertas, plastik, logam, kaca,
1.194,4 ton/hari. Jadi dengan jumlah
dan
penduduk
sebagainya.
Sampah
dapat
Kota
Medan
sebesar
diklasifikasikan atas berbagai jenis.
2.019.642 jiwa berarti setiap jiwa
Menurut sumbernya, sampah terbagi
menanggung sampah sebesar 4.310,4
atas
sampah
m³/hari. Pelayanan sampah di Kota
manusia. Menurut bentuknya sampah
medan dibagi atas 3 wilayah. Setiap
dibedakan atas sampah padat dan
wilayah terdiri dari 7 kecamatan.
sampah cair. Masalah sampah di kota-
Wilayah I dan II dibuang ke Tempat
kota besar di Indonesia sudah sampai
Pembuangan Akhir Sampah (TPAS)
sampah
alam
dan
Rahmatsyah adalah Dosen Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Medan; Rita Juliani adalah Dosen Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Medan; Nita Kartika Rini adalah Alumni Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan, Universitas Negeri Medan
149
Namo Bintang yang berada di Padang
sudah tercemar dengan cairan sampah
Bulan dan wilayah III dibuang ke
(lindi) dapat mempengaruhi kualitas
TPAS Terjun yang berada di Marelan.
air tanah. Lindi merupakan
Semula
teknologi
limbah
yang
cair yang berasal dari sampah basah
digunakan dalam pembuangan akhir
atau sampah organik yang terkena air
landfill,
hujan. Lindi mengandung zat-zat
namun pada kenyataannya sistem
berbahaya seperti Hg dan H2S. Lindi
open
sampah memiliki konduktivitas yang
dumping, hal ini disebabkan karena
lebih tinggi dibandingkan air tanah.
pihak pengelola tidak menerapkan
Dengan kata lain, lindi mempunyai
aturan
ini
resistivitas/tahanan jenis yang lebih
baik
rendah dari air tanah. Nilai resistivitas
sampah yang
control
adalah digunakan
yang
menimbulkan
adalah
berlaku.
Hal
pencemaran
pencemaran air, tanah, maupun udara. Pencemaran merupakan masuknya
air tanah fresh adalah 10-100 Ωm. Metode
geolistrik
resistivitas
atau dimasukkannya makhluk hidup,
merupakan
salah
satu
zat energi, dan atau komponen lain ke
geofisika
yang
memanfaatkan
dalam lingkungan, atau berubahnya
resistivitas yang digunakan untuk
tatanan
lingkungan oleh kegiatan
menentukan kontaminan cair dalam
manusia
atau
tanah
oleh
proses
alam
yang
sering
metode
diasosiasikan
sehingga kualitas lingkungan turun
sebagai fluida konduktif. Berdasarkan
sampai ke tingkat
sumber
tertentu yang
dari
masyarakat
sekitar,
menjadi
TPAS diduga terdapat akumulasi
kurang atau tidak dapat berfungsi lagi
rembesan lindi yang dapat mencemari
sesuai
peruntukannya
air tanah. Hal ini dapat diketahui
(Undang-undang Pokok Pengelolaan
melalui kondisi sumur yang terlihat
Lingkungan Hidup No. 4 Tahun
keruh dan berbau tidak sedap. Metode
1982).
geolistrik
menyebabkan
lingkungan
dengan
Pencemaran
air
tanah
resistivitas
telah
merupakan suatu keadaan air yang
dkembangkan pada awal tahun 1990.
mengalami
Metode ini dapat digunakan untuk
penyimpangan
dari
keadaan normalnya . Air tanah yang
penyelidikan
bawah
permukaan,
Rahmatsyah adalah Dosen Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Medan; Rita Juliani adalah Dosen Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Medan; Nita Kartika Rini adalah Alumni Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan, Universitas Negeri Medan
150
seperti untuk menentukan sumber air
Untuk
tanah, untuk memonitor pencemaran
beberapa pengertian sampah. Menurut
air tanah. Prinsip kerja dari metode
UU Tahun 18 Tahun 2008, sampah
geofisika
adalah
resistivitas
adalah
arus
memahaminya,
sisa
kegiatan
ditelaah
sehari-hari
listrik diinjeksikan ke dalam bumi
manusia dan/atau proses alam yang
melalui dua elektroda arus. Metode
berbentuk padat. Dalam pengertian
geolistrik terbukti merupakan metode
lain sampah adalah sesuatu yang tidak
sederhana
dalam
dikehendaki oleh yang punya dan
tanah.
bersifat padat, ada yang mudah
yang
pendeteksian
terkenal
kualitas
air
Batasan masalah penelitian parameter
membusuk
yang
organik seperti sisa sayuran, sisa
dicari
adalah
resistivitas.
Dengan
menggunakan
geolistrik
resistivitas
Wenner,
serta
Serta
konfigurasi
pengolahan software
menggunakan
metode
manfaat
data
Res2Dinv.
penelitian
daging,
terutama
daun,
dari
dan
zat-zat
sebagainya.
Sedangkan yang tidak membusuk seperti kertas, plastik, logam, kaca, dan sebagainya.
mampu
Sampah dalam ilmu kesehatan
memberikan sumbangan pemikiran di
lingkungan merupakan benda atau
bidang ilmu pengetahuan terutama
hal-hal yang tidak dapat digunakan
geofisika
memecahkan
lagi, tidak dipakai, tidak disenangi
berbagai permasalahan tentang air
atau harus dibuang sehingga tidak
tanah sebagai
sampai mengganggu kelangsungan
dalam
sumber air. Serta
bermanfaat
dari
peringatan
awal
sudut
pandang
Aktivitas
manusia
dalam
alam
selalu
upaya
memanfaatkan
tanah
meninggalkan sisa yang dianggap
dangkal dan dapat menjadi bahan
sudah tidak berguna lagi sehingga
pertimbangan yang berguna dalam
diperlakukan sebagai barang buangan
pengelolaan dan penentuan lokasi
disebut sampah. Ada 3 faktor penting
TPA.
dapat mempengaruhi kualitas dan
memantau
dalam
hidup.
pencemaran
air
Pengertian tentang sampah telah banyak dikemukakan oleh para ahli.
kuantitas sampah
yaitu jumlah
penduduk , keadaan
lasti ekonomi,
Rahmatsyah adalah Dosen Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Medan; Rita Juliani adalah Dosen Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Medan; Nita Kartika Rini adalah Alumni Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan, Universitas Negeri Medan
151
kemajuan
teknologi.
Berdasarkan
las diuraikan oleh proses
tidak
bentuknya sampah diklasifikasikan
biologi. Dapat dibagi lagi menjadi:
atas 2 yaitu : sampah padat dan
b.1) Recyclable: sampah yang dapat
sampah cair.
diolah dan digunakan kembali karena
Sampah bahan
padat
buangan
adalah selain
segala
memiliki nilai secara ekonomi seperti
kotoran
lastic, kertas, pakaian; b.2) Non-
manusia, urine dan sampah cair.
recyclable:
Dapat berupa sampah rumah tangga:
memiliki nilai ekonomi dan tidak
sampah dapur, sampah kebun, plastik,
dapat diolah atau diubah kembali
metal, gelas dan lain-lain. Menurut
seperti tetra packs, carbon paper,
bahannya sampah ini dikelompokkan
thermo coal.
menjadi sampah organik dan sampah
sampah
yang
tidak
Sampah cair adalah bahan cairan
organik
yang telah digunakan dan tidak
merupakan sampah yang berasal dari
diperlukan kembali dan dibuang ke
barang yang mengandung bahan-
tempat pembuangan sampah. Sampah
bahan
sisa-sisa
hitam merupakan sampah cair yang
sayuran, hewan, kertas, potongan-
dihasilkan dari kamar mandi atau
potongan kayu dari peralatan rumah
toilet.
tangga, potongan-potongan ranting,
patogen yang berbahaya.
anorganik.
Sampah
organik,
seperti
Sampah
ini
mengandung
pembersihan
Sampah mempunyai karakteristik
kebun dan sebagainya. Berdasarkan
yang berbeda antar satu kota dengan
kemampuan
alam
kota lainnya tergantung pada tingkat
(biodegradability), maka dapat dibagi
sosial ekonomi penduduk, iklim, dan
lagi menjadi: a) Biodegradable: yaitu
lain-lain.
sampah yang dapat diuraikan secara
menurut dapat mencakup antara lain:
sempurna oleh proses biologi baik
yaitu: 1) Komposisi fisik sampah,
aerob atau anaerob, seperti: sampah
adalah mencakup besarnya persentase
dapur,
sampah
dari komponen pembentuk sampah
pertanian dan perkebunan; b) Non-
yang terdiri dari sampah organik yang
biodegradable: yaitu sampah yang
sifatnya
rumput
pada
waktu diurai
sisa-sisa
oleh
hewan,
Karakteristik
mudah
sampah
membusuk
dan
Rahmatsyah adalah Dosen Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Medan; Rita Juliani adalah Dosen Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Medan; Nita Kartika Rini adalah Alumni Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan, Universitas Negeri Medan
152
sampah anorganik (kertas, kayu, kaca,
berat basah sampah total atau dengan
logam, plastik). Berdasarkan hasil
berat
survey di beberapa kota di Indonesia
Umumnya
umunya sekitar 70-80% merupakan
berkembang berkisar antara 50%-
sampah organic; 2) Komposisi kimia
70%. Kondisi Geologi Kota Medan
sampah adalah besarnya persentase senyawa/unsur
kimia
yang
kering kadar
Geologi sekitarnya
sampah air
Daerah dibentuk
di
tersebut. negara
Medan oleh
dan
batuan
terkandung dalam sampah. Umumnya
Aluvium muda (Qh), Formasi Medan
komposisi kimia sampah terdiri dari
(Qpme), Satuan Mentar (QTvm),
carbon, hidrogen, nitrogen, sulfur dan
Satuan Tufa Toba (Qvt), Satuan
phospor serta unsur lainnya yang
Binjai (Qvbj), Satuan Singkut (Qvbs)
terdapat dalam protein, lemak, dan
dan Formasi Baong (Tmb). Uraiannya
karbohidrat.
sebagai berikut: a) Batuan Aluvium
Densitas
(kepadatan)
sampah,
muda
(Qh),
merupakan
batuan
adalah besaran yang menyatakan
kuarter. Batuan ini tersusun atas
berat
kerikil, pasir, dan lempung; b) Satuan
sampah
persatuan
volume.
Besarnya kepadatan sampah tiap kota
Mentar
berbeda
mentar terdiri dari batuan piroklastik
tergantung
pada
kondisi
(QTvm),
Litologi
satuan
kota
batu apung, dengan komposisi batu
tersebut. Terdapat kecenderungan bila
apung dan fragmen-fragmen batuan
produksi
tinggi
beku berukuran beberapa cm hingga
(umumnya di negara industri) maka
40 cm, warna coklat kekuningan
densitasnya lebih rendah. Kepadatan
berbintik hitam, berbutir sangat kasar.
sampah
di
Fragmen-fragmen
berkisar
antara
sosial
ekonomi
dan
iklim
sampahnya
negara
berkembang
batu
apung
kg/m³,
berwarna putih kecoklatan berbintik
sedangkan kepadatan sampah kota
hitam dan struktur skoria. Satuan ini
Medan rata-rata sebesar 250 kg/m³.
berumur Plio-Pleistosen. Melihat dari
100-600
Kadar air sampah, yaitu besaran
karakteristiknya, satuan mentar ini
(biasanya dalam satuan %) yang
bersifat berpori dan permeable; c)
menyatakan antara berat air dengan
Satuan Singkut (Qvbs), Satuan ini
Rahmatsyah adalah Dosen Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Medan; Rita Juliani adalah Dosen Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Medan; Nita Kartika Rini adalah Alumni Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan, Universitas Negeri Medan
153
tersusun oleh tuf batuapung dan
cekungan Sumatera Utara. Formasi
piroklastik. Tuf batuapung berwarna
tersusun oleh batu pasir dan batu
abu-abu
lempung
cerah, putih kekuningan
yang
diendapkan
berbintik hitam dan fragmen-fragmen
dibawahnya. Formasi Baong berumur
batuapung serta batuan beku dalam
Miosen Tengah-Atas (Azan, dkk,
berbagai
2006).
ukuran.
Batuan-batuan
banyak tersingkap dengan rekahan-
Daya dukung tanah permukaan di
rekahan sebagai jalan keluarnya mata
Daerah
air. Hal ini menunjukkan sebagai tuf
berkisar antara 0,962 - 2,732 kg/cm .
batuapung. Satuan singkut memiliki
Nilai kelulusan air di Daerah Medan
permeabilitas rekahan dan daya resap airtanah yang tinggi; c) Satuan Binjai (Qvbj), Satuan ini terdiri dari breksi aliran
dengan
fragmen-fragmen
campuran lepas berupa bongkahbongkah maupun blok-blok besar batuan beku berbentuk menyudut hingga membulat tanggung, terdapat debu
dan
pasir. Breksi tersebut
terlihat sangat berpori dan permabel dengan butiran-butiran berada dalam keams terbuka dan terdapatnya aliran berupa mataair kecil akibat dari resapannya dari permukaan tanah. Melihat karakteristik fisik ini, daerahdaerah yang ditempati oleh batuan breksi
Satuan
memenuhi
syarat
Binjai
sangat
sebagai
daerah
resapan; d) Formasi Baong (Tmb), Formasi
ini
terletak
di
wilayah
Medan
dan
sekitarnya 2
dan sekitarnya bervariasi antara 10 cm/det hingga 10 Medan
dan
-5
-4
cm/det. Kota
sekitarnya
dapat
dikelompokkan menjadi 3 (tiga) Zona kelayakan tempat pembuangan akhir sampah, yaitu : Zona Layak Sedang memiliki skor antara 82 - 126, Zona Layak Rendah memiliki skor antara 39 - 81 dan Zona Tidak Layak yaitu merupakan zona yang tercakup dalam komponen penyisih yaitu kawasan airport, jalur jalan dan badan air. Lokasi TPA Terjun terutama dibentuk oleh
lanau-lanau
lempungan,
berwarna abu kehitaman, bersifat lunak-sangat
lunak
merupakan
endapan rawa. Tebal satuan ini berkisar antara 2,5 m hingga > 40 meter.
Rahmatsyah adalah Dosen Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Medan; Rita Juliani adalah Dosen Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Medan; Nita Kartika Rini adalah Alumni Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan, Universitas Negeri Medan
154
Kedudukan muka air tanah bebas
16,05 Km² dengan luas pemukiman ±
di TPAS Terjun sangat dangkal yaitu
2,1 Km² dengan deskripsi wilayah
0,50 meter. Umumnya TPAS Terjun
sebagai
merupakan daerah yang tergenang
berbatasan
dan daerah rawa bakau. Pengujian
Hamparan Perak; b) Sebelah Selatan
kelulusan air pada lokasi TPA Terjun
berbatasan
4
memberikan nilai k antara 10 hingga 6
10 cm/det. TPAS Terjun termasuk dalam zona permeabilitas rendah, tetapi
sesungguhnya
merupakan
daerah
(oversaturated)
karena
TPAS
ini
jenuh
air
merupakan
daerah dataran rawa. Dapat diketahui nilai daya dukung tanah di sekitar lokasi TPA berkisar antara 1,850 2
2,208 kg/cm . Lokasi TPAS Terjun Marelan Kelurahan Medan
Terjun
Marelan
Kecamatan
Kota
Medan
mempunyai luas areal keseluruhan ±
berikut:a)
Sebelah
dengan dengan
Utara
Kecamatan Kecamatan
Labuhan Deli; c) Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Medan Labuhan, dan; d) Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Medan Helvetia. Kelurahan
Terjun
Kecamatan
Medan Marelan terbagi atas 22 Lingkungan.
Di Lingkungan 13
Kelurahan Terjun Kecamatan Medan Marelan terdapat lahan pemerintah Kota Medan seluas ± 13 Ha yang dijadikan Tempat Pembuangan Akhir Sampah, atau di kenal dengan TPAS Terjun seperti yang terlihat pada gambar berikut
Gambar 1. Lokasi Tempat Pembuangan Akhir Terjun Medan Marelan
Rahmatsyah adalah Dosen Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Medan; Rita Juliani adalah Dosen Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Medan; Nita Kartika Rini adalah Alumni Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan, Universitas Negeri Medan
155
Air Tanah Air tanah dapat didefinisikan
tidak bergerak jauh karena tertahan
sebagai semua air yang terdapat
oleh daya tarik molekuler sebagai
dalam
atau
lapisan pada butiran-butiran tanah.
regolith. Dapat juga disebut aliran
Sebagian menguap lagi ke atmosfer
yang
dan sisanya merupakan cadangan bagi
ruang sangat
permukaan
batuan alami
air
dasar mengalir
tanah
ke
melalui
tumbuhan selama belum hujan.
pancaran atau rembesan. Kebanyakan
Air yang tidak tertahan dekat
air tanah berasal dari hujan (disebut
permukaan menerobos sampai zona
juga air meteoric atau vadose). Air
dimana seluruh ruang terbuka pada
hujan yang meresap ke dalam tanah
sedimen atau batuan terisi air (jenuh
menjadi
tanah,
air). Air di dalam zona saturasi (zone
perlahan-lahan mengalir ke laut, atau
of saturation) ini dinamakan air tanah
mengalir langsung dalam tanah atau
(groud water). Batas atas zona ini
dipermukaan dan bergabung dengan
disebut muka air tanah (water table).
aliran sungai. Banyaknya air yang
Lapisan tanah, sedimen atau batuan
meresap ke tanah selain bergantung
diatasnya yang tidak jenuh air disebut
pada
juga
zona aerasi (zone of aeration). Muka
dipengaruhi oleh kecuraman lereng,
air tanah umumnya tidak horizontal
kondisi material permukaan tanah,
tetapi pada lebih kurang mengikuti
banyaknya vegetasi serta curah hujan.
topografi diatasnya. Apabila tidak ada
Meskipun curah hujan besar tetapi
hujan maka muka air dibawah bukit
lerengnya curam, ditutupi material
akan menurun perlahan-lahan sampai
impermeabel, persentase air mengalir
sejajar dengan lembah. Namun hal ini
dipermukaan lebih banyak daripada
tidak
meresap ke bawah. Sedangkan pada
mengisi (recharge) lagi.
curah hujan sedang, pada lereng
Metode Geolistrik Resistivitas
bagian
ruang
dari
dan
air
waktu
landai dan permukaannya permeabel,
terjadi
karena hujan
Geolistrik dalam
adalah
salah
geofisika
akan
satu
persentase air yang meresap lebih
metode
yang
banyak. Sebagian air yang meresap
mempelajari sifat aliran listrik di
Rahmatsyah adalah Dosen Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Medan; Rita Juliani adalah Dosen Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Medan; Nita Kartika Rini adalah Alumni Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan, Universitas Negeri Medan
156
dalam bumi. Pendeteksian di atas
konfigurasi
permukaan
konfigurasi Dipol-dipol, Rectangle
medan
meliputi
pengukuran
potensial,
arus,
dan
elektromagnetik yang terjadi baik secara
alamiah
maupun
akibat
Wenner-Schlumberger,
Line Source dan sistem gradien 3 titik. Berdasarkan
pada
tujuan
penginjeksian arus ke dalam bumi.
penyelidikan
Metode
menjadi dua yaitu mapping dan
geolistrik
yang
terkenal
metode
ini
dibagi
antara lain: metode Potensial Diri
sounding.
Metode
(SP), arus telluric, magnetotelluric,
mapping
merupakan
elektromagnetik,
resistivitas
yang
bertujuan
mempelajari
variasi
resistivitas
Polarization),
IP dan
(Induced resistivitas
resistivitas metode
lapisan bawah permukaan
(tahanan jenis).
secara
resistivitas
horisontal.
Sedangkan
metode
merupakan metode geolistrik yang
resistivitas
sounding
bertujuan
mempelajari sifat resistivitas (tahanan
mempelajari variasi resistivitas batuan
jenis) listrik dari lapisan batuan di
di bawah permukaan bumi secara
dalam bumi. Pada metode ini arus
vertikal. Pada metode ini, pengukuran
listrik diinjeksikan ke dalam bumi
pada suatu titik sounding dilakukan
melalui dua buah elektroda arus dan
dengan jalan mengubah-ubah jarak
dilakukan pengukuran beda potensial
elektroda. Pengubahan jarak elektroda
melalui dua buah elektroda potensial.
ini tidak dilakukan secara sembarang,
Dari hasil pengukuran arus dan beda
tetapi mulai jarak elektroda kecil
potensial listrik akan dapat dihitung
kemudian membesar secara gradual.
variasi harga resistivitas pada lapisan
Jarak elektroda ini sebanding dengan
permukaan bumi di bawah titik ukur
kedalaman
(Sounding point). Pada metode ini
terdeteksi. Dari kedalaman lapisan
dikenal banyak konfigurasi elektroda,
batuan
diantaranya yang sering digunakan
diperoleh ketebalan dan resistivitas
adalah:
masing-masing lapisan batuan.
Metode
konfigurasi
geolistrik
konfigurasi
Wenner,
lapisan
yang
batuan
terdeteksi,
yang akan
Schlumberger,
Rahmatsyah adalah Dosen Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Medan; Rita Juliani adalah Dosen Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Medan; Nita Kartika Rini adalah Alumni Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan, Universitas Negeri Medan
157
Dua Elektroda Arus di Permukaan Bumi
tersebut maka potensial pada titik-
Apabila terdapat 2 elektroda arus
dipengaruhi oleh kedua elektroda arus
yang dibuat dengan jarak tertentu
tersebut. Potensial pada titik P1 akibat
seperti pada gambar 2 dibawah
elektroda arus C1 adalah :
I V11 2
titik
dekat
permukaan
1 r1
akan
(1)
Karena arus pada kedua elektroda sama dan berlawanan arah, maka potensial pada titik P2 akibat elektroda arus C2 dapat ditulis,
I V12 2
1 r2
(2)
Sehingga potensial total pada titik P1 oleh C1 dan C2 dapat dituliskan sebagai berikut:
V11 V12
I 2
1 1 r1 r2
(3)
Gambar 2. Dua pasang elektroda arus dan potensial pada permukaan medium
homogen isotropis dengan tahanan jenis (Telford, et. al., 1976). masing elektroda arus dengan titik
Konfigurasi Wenner
sounding-nya adalah 3a / 2 . Metode Target ini diperkenalkan oleh adalah
tiga
kali jarak
elektroda
kedalaman yang mampu dicapai pada
potensial, jarak potensial dengan titik
metode ini adalah
souding-nya adalah a / 2 , maka jarak
akuisisi
data
a / 2 . Dalam
lapangan
susunan
Rahmatsyah adalah Dosen Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Medan; Rita Juliani adalah Dosen Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Medan; Nita Kartika Rini adalah Alumni Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan, Universitas Negeri Medan
158
elektroda
arus
dan
diletakkan
simetri
potensial
dengan
C1
titik
P1 M
A
a
sounding.
a
P2
C2
B
N a
L
Gambar 3. Elektroda arus dan potensial pada konfigurasi Wenner Dari gambar diatas terlihat bahwa jarak AM = NB = a dan jarak AN = MB = 2a, tersebut diperoleh gambar penampang
Teknik Pengambilan Data Pengambilan
data
di
TPAS
resistivitas yang menggambarkan atau
Terjun Kecamatan Medan Marelan
mencitrakan
dilakukan dengan menggunakan alat
bawah permukaan tanah yang diteliti.
Geolistrik
yang
Pada penelitian, pada setiap lintasan
dipakai dalam penelitian ini adalah
akan didapatkan gambar penampang
metode Wenner-Alpha. Jarak antara
melintang resistivitas.
ARES.
Metode
distribusi
resistivitas
elektroda
Dari gambar yang dihasilkan
lainnya yaitu 5 meter. Dari data hasil
pada pengolahan dengan software
download yang didapatkan dari alat
Res2dinv,
geolistrik Ares, akan diketahui nilai
berdasarkan distribusi resistivitasnya
resistivitas semu.
yang ditunjukkan dengan citra warna
satu
elektroda
dengan
akan
dibandingkan
Dari data tersebut diolah dengan
yang berbeda dan disertai dengan
menggunakan metode optimasi least-
kedalaman lapisan tanah yang diteliti,
square non-linier yang ada pada
kemudian
software Res2Dinv untuk inversi 2
kondisi lokasi penelitian. Dengan cara
dimensi (2-D). Dari inversi 2-dimensi
ini dapat diketahui daerah mana yang
dibandingkan
dengan
Rahmatsyah adalah Dosen Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Medan; Rita Juliani adalah Dosen Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Medan; Nita Kartika Rini adalah Alumni Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan, Universitas Negeri Medan
159
mengandung akumulasi rembesan air
geolistrik
lindi.
dapat bekerja secara otomatis untuk
yang
digunakan
mengkonfigurasikan D. Hasil Penelitian
sudah
elektrodanya
sehingga tidak perlu mengganti-ganti
Hasil pengukuran geolistrik dilakukan dengan metode WennerAlpha di TPAS Kelurahan Terjun Kecamatan Medan Marelan diperoleh arus dan potensial yang berasal dari rekaman elektroda yang dihubungkan dengan alat geolistrik dan sumber
elektrodanya secara manual. Adapun hasil yang diperoleh berasal dari 3 lintasan yaitu lintasan I dan II terdiri dari 32 elektroda serta lintasan III terdiri dari 16 elektroda. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel .1. dibawah ini.
arus. Jarak antara satu elektroda dengan
lainnya
5
meter.
Alat
Tabel .1. Tabel Lintasan Elektroda Nomor Lintasan I
II
III
Posisi Lintasan
Letak Lintasan
03º43.072’ LU03º43.102’ LU dan 098º38.954’BT098º38.872’ BT 03º43.045’ LU03º43.174’ LU dan 098º38.984’BT098º39.014’BT 03º43.053’ LU03º43.048’LU dan 098º39.055 BT098º39.090’ BT
Di sebelah barat daya dari pusat sampah da n merupakan jalur truk pengangkut sampah
Jumlah Panjang elektroda lintasan 32 pasang 160 elektroda meter
Di sebelah tenggara dari pusat pembuangan sampah dan juga merupakan jalur truk pengangkut sampah
32 pasang elektroda
160 meter
Di rumah penduduk yang jaraknya sekitar 100 meter dari lokasi TPAS.
16 pasang elektroda
80 meter
PEMBAHASAN HASIL ANALISIS DAN INTERPETASI DATA Data pengukuran
yang
diperoleh
dari
diinversi 2 dimensi dengan metode
menggunakan
Least Square non linier yang ada pada
ARES kemudian
software Res2Dinv. Hasil inversi 2
dengan
alat geolistrik
Rahmatsyah adalah Dosen Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Medan; Rita Juliani adalah Dosen Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Medan; Nita Kartika Rini adalah Alumni Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan, Universitas Negeri Medan
160
dimensi
ini
gambar
inversi menunjukkan nilai resistivitas
resistivitas
sebenarnya yang berbeda dengan
bawah permukaan yang diteliti. Dari
resistivitas semu hasil perhitungan.
gambar
penampang
Berikut
tersebut
dihasilkan
penampang
didapat distribusi
resistivitas tiga
bagian
gambar yang berbeda pada masingmasing
lintasan,
pertama
yaitu
merupakan
gambar distribusi
ini
analisa
data
yang
diperoleh dari hasil penelitian: Lintasan I Data
yang
diperoleh
dengan
menggunakan alat geolistrik adalah
resistivitas yang terukur di lapangan,
nilai
gambar kedua menjelaskan distribusi
resistivitas berada pada range 0,972-
resistivitas
9,35 Ωm, panjang lintasan pertama
berdasarkan
nilai
resistivitas
resistivitas semu hasil perhitungan
adalah
dan
elektroda
gambar
ketiga
menjelaskan
160 5
meter, meter,
semu.
jarak
Nilai
antara
setelah
di
setelah
inversikan dengan Software Res2Dinv
dilakukan inversi yang menunjukkan
diperoleh gambar penampang seperti
nilai resistivitas sebenarnya. Hasil
gambar di bawah:
distribusi
resistivitas
Rahmatsyah adalah Dosen Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Medan; Rita Juliani adalah Dosen Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Medan; Nita Kartika Rini adalah Alumni Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan, Universitas Negeri Medan
161
Gambar 4. Penampang Resistivitas Lintasan I TPAS Terjun Berdasarkan gambar penampang
16-50 meter dan pada pengukuran
resistivitas Lintasan I dapat diketahui
102-134 meter. Hal ini terjadi karena
nilai resistivitas dari masing-masing
banyaknya
lapisan
sudah
berbeda.
Penjelasannya
sampah-sampah membusuk
yang
sehingga
sebagai berikut: a) Lintasan I ini
menghasilkan cairan lindi dan banyak
terletak di sebelah barat daya dari
meresap
pusat
sekitarnya;
pembuangan
sampah
yang
pori-pori b)
batuan
Resistivitas
di tinggi
mebujur dari arah barat ke timur.
terlihat pada titik pengukuran 7- 27,5
Pada lintasan ini dapat diketahui
meter dan pada 65-160 meter dengan
anomali
sepanjang
kedalaman berkisar dari 1-6,38 meter.
lintasan dengan kisaran kedalaman 4–
Hal ini disebabkan karena pada
19,8 meter dengan anomali konduktif
permukaan lintasan berada di atas
sebesar
berada
pada
0,972-1,86
Ωm
yang
timbunan sampah seperti plastik dan
dicitrakan dengan warna biru dan biru
sampah-sampah
muda dan diduga merupakan batuan
mengandung resistivitas tinggi; c)
dengan porositas yang terisi oleh
Lintasan
lindi. Tetapi dalam lintasan I ini
lempungan basah lembek, lempung
terdapat
lanauan, dan tanah lanauan basah.
2
titik
zona
yang
I
lain merupakan
yang tanah
menunjukkan anomali konduktif yang
Tanah
begitu besar yaitu pada pengukuran
berada pada sebagian besar area
lempungan
basah
lembek
Rahmatsyah adalah Dosen Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Medan; Rita Juliani adalah Dosen Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Medan; Nita Kartika Rini adalah Alumni Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan, Universitas Negeri Medan
162
lintasan dicitrakan dengan warna hijau.
Sedangkan
pada
lempung
Data
yang
diperoleh
dengan
menggunakan alat geolistrik adalah
lanauan dan tanah lanauan basah
nilai
terlihat pada sebagian di permukaan
resistivitas berada pada range 0,571-
lintasan sampai pada kedalaman 6,38
17,0 Ωm, panjang lintasan pertama
meter
adalah
dicitrakan
dengan
warna
resistivitas
160 5
meter, meter,
semu.
jarak
Nilai
antara
kuning, merah, dan ungu; d) Total
elektroda
setelah
di
volume sampah pada lintasan I di
inversikan dengan Software Res2Dinv
TPAS Terjun yaitu± 1440 m³.
diperoleh gambar penampang seperti
Lintasan II
gambar di bawah:
Rahmatsyah adalah Dosen Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Medan; Rita Juliani adalah Dosen Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Medan; Nita Kartika Rini adalah Alumni Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan, Universitas Negeri Medan
163
Gambar 5. Pernampang Resistivitas Lintasan II TPAS Terjun Berdasarkan gambar penampang
masih
berwarna
biru
muda.
resistivitas Lintasan I dapat diketahui
Sedangkan pada bagian tengah dan
nilai resistivitas dari masing-masing
akhir pengukuran sudah menunjukkan
lapisan
pencitraan warna biru tua yang berarti
berbeda.
Penjelasannya
sebagai berikut: a) Lintasan II ini
memungkinkan
adanya
diambil di bagian tenggara dari pusat
polutan
yang
cukup
sampah yang membujur dari selatan
Lintasan
II
ke utara. Dari gambar penampang
resistivitas tinggi. Hal ini terjadi pada
resistivitas 4.2., lintasan ini terlihat 3
pengukuran 27,5 m sampai akhir
titik anomali konduktif yang begitu
pengukuran,
mulai
jelas
permukaan
sampai
yaitu
berada
pada
awal
ini
rembesan tinggi;
juga
b)
terdapat
dari
awal
kedalaman
pengukuran berkisar dari 7-25 meter,
berkisar 6,38 meter yang diduga
bagian tengah yang berkisar dari 60-
merupakan
tanah
82,5 meter, dan akhir pengukuran
bercampur
dengan
yang berkisar antara 92-130 meter.
pembuangan
Anomali ini berada pada kisaran
tinggi terdapat pada sebagian besar
kedalaman
permukaan
4-15,9
meter.
Tetapi
sampah. lintasan
yang plastik
sudah sisa
Resistivitas pengukuran
dalam hal ini anomali konduktif yang
sampai pada kedalaman 4 meter dan
berada pada awal pengukuran tidak
juga pada kisaran kedalaman 15,9-
terlalu
besar,
24,0 meter; c) Lintasan II dibagi
dengan
pencitraan
yang
ditunjukkan
gambar
yang
menjadi beberapa bagian yaitu tanah
Rahmatsyah adalah Dosen Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Medan; Rita Juliani adalah Dosen Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Medan; Nita Kartika Rini adalah Alumni Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan, Universitas Negeri Medan
164
lempungan basah lembek, lempung
kedalaman 24 meter yang dicitrakan
lanauan, tanah lanauan basah, dan
dengan warna cokelat tua dan ungu.
tanah
lanauan
pasiran.
Tanah
lempungan basah lembek berada pada sebagian besar area lintasan. Hal ini dapat dilihat dari warna hijau tua, dan hijau muda. Sedangkan pada lempung lanauan dan tanah lanauan basah terlihat pada sebagian di permukaan lintasan sampai pada kedalaman 6,38 meter. Hal ini ditandai dengan warna kuning dan merah. Tanah lanauan pasiran berada pada sekelumit kecil pengukuran
100
meter
dengan
Lintasan III Data
yang
diperoleh
dengan
menggunakan alat geolistrik adalah nilai
resistivitas
semu.
Nilai
resistivitas berada pada range 1,714,18 Ωm, panjang lintasan pertama adalah elektroda
80
meter, 5
meter,
jarak
antara
setelah
di
inversikan dengan Software Res2Dinv diperoleh gambar penampang seperti gambar di bawah:
Rahmatsyah adalah Dosen Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Medan; Rita Juliani adalah Dosen Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Medan; Nita Kartika Rini adalah Alumni Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan, Universitas Negeri Medan
165
Gambar 6. Penampang Resistivitas III TPAS Terjun Berdasarkan gambar penampang
meter dengan kedalaman dari awal
resistivitas Lintasan I dapat diketahui
permukaan sampai kisaran 12 meter.
nilai resistivitas dari masing-masing
Hal
lapisan
polutan yang cukup tinggi. Rembesan
berbeda.
sebagai
berikut:
Penjelasannya a) Lintasan
ini
menunjukkan
rembesan
III
polutan ini terjadi karena tanah yang
diambil pada salah satu pekarangan
berada pada lintasan ini cukup lembek
rumah
letaknya
ketika dipijak yang memungkinkan
kurang lebih 100 meter dari lokasi
pori-pori tanah dan batuannya cepat
TPAS. Lintasan III ini diletakkan di
menyerap lindi tersebut. Apalagi di
bagian timur yang membujur dari
sekitar lintasan ini tedapat kolam ikan
barat ke timur. Lintasan ini membujur
milik
sepanjang 80 meter. Dari gambar
Lintasan III ini terlihat 2 titik daerah
penampang resistivitas 4.3., lintasan
yang menunjukkan adanya resistivitas
ini terlihat anomali konduktif yang
tinggi yaitu terlihat pada pengukuran
begitu luas dan dalam daripada
27,5-42,5 meter dengan kedalaman
lintasan I dan II. Hal ini disebabkan
dari awal permukaan sampai berkisar
karena
rumah
3,75 meter dan pada pengukuran
daripada
17,5-40 meter dengan kedalaman
TPAS itu sendiri. Anomali konduktif
9,26-12,4 meter; c) Lintasan III
ini terlihat pada pengukuran 7,5-64
merupakan tanah lempungan basah
penduduk
yang
permukaan
penduduk
lebih
tanah
rendah
penduduk
setempat.;
b)
Rahmatsyah adalah Dosen Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Medan; Rita Juliani adalah Dosen Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Medan; Nita Kartika Rini adalah Alumni Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan, Universitas Negeri Medan
166
lembek, lempung lanauan dan tanah
9,26-12,4 meter. Hal ini dapat dilihat
lanauan basah. Tanah lempungan
dari citra gambar yang berwarna
basah berada pada sebagian besar
cokelat dan merah; d) Lintasan III
lintasan
ini
terdapat sumur bor. Hal ini terlihat
hijau.
dari citra gambar berwarna biru
Lempung lanauan dan tanah lanauan
meruncing ke atas. Lintasan III
basah berada pada pengukuran 25-45
terdapat
meter yang berada pada permukaan
begitu luas karena aliran irigasi yang
lintasan sampai kisaran kedalaman
langsung masuk
1,25 meter dan pada pengukuran
sehingga pencemaran air tanah sudah
17,5-35 meter dengan kedalaman
terlihat pada permukaan tanah.
pengukuran.
dicitrakan
dengan
Hal
warna
anomali
konduktif ke
yang
kolam ikan
KESIMPULAN Kesimpulan yang didapat dari
dipijak yang memungkinkan batuan-
hasil penelitian ini adalah sebagai
batuan didalamnya terisi oleh lindi
berikut: 1) Kuantitas rembesan lindi
dengan kuantitas tertinggi dari pada
terbesar berada di sebelah timur
lintasan yang lain; 2) Dalam hal ini,
TPAS yang berada disekitar rumah
pola distribusi kuantitas lindi tidak
penduduk. Hal ini terlihat pada
merata. Ada yang mengalir ke arah
gambar
distribusi
barat daya, namun ada juga yang
ketiga,
mengalir ke arah timur dan tenggara.
dimana terdapat anomali konduktif
Hal ini dipengaruhi oleh struktur
sebesar 1,71Ω-4,18Ω. Ini bisa terjadi
batuan pada setiap lintasan berbeda-
karena
beda.
penampang
resistivitas
pada
tanah
lintasan
yang
berada
pada
lintasan III cukup lembek ketika DAFTAR PUSTAKA Anwar Mansurudin, (2005), Aplikasi Metode Geolistrik Resistivitas Untuk Menentukan Letak Akumulasi Rembesan Polutan Sampah Di Tempat Pembuangan Akhir Sampah Pakusari Jember., Skripsi,
FMIPA, Universitas Jember, Jember. Arbain, Mardana, N.K., Sudana, I.B., (2008), Pengaruh Air Lindi Tempat Pembuangan Akhir Sampah Suwung Terhadap
Rahmatsyah adalah Dosen Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Medan; Rita Juliani adalah Dosen Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Medan; Nita Kartika Rini adalah Alumni Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan, Universitas Negeri Medan
167
Kualitas Air Tanah Dangkal Di Sekitarnya Di Kelurahan Pedungan Kota Denpasar, Ecotrophic 3 (2): 55-60. Azan,
S., Hutasoit, L.M., dan Ramdhan, A.M., (2006), Penentuan Daerah Resapan Sumber Mataair Daerah Sibolangit Sumatera Utara, Jurnal Geoaplika, Vol 1,1: 015-030. Harmayani, K.D., Konshukarta, I.G.M., (2007), Pencemaran Air Tanah Akibat Pembuangan Limbah Domestik Di Lningkungan Kumuh Banjar Ubung Sari Kelurahan Ubung, Jurnal Pemukiman Tanah, Vol 5,2 : 62-108. Karo,
Y.T., (2009), Pengelolaan Sampah Rumah Tangga Di Kelurahan Sidorame Timur Kecamatan Medan Perjuangan Kota Medan., Skripsi, FISIP, USU, Medan.
Lean Wijaya, (2009), Identifikasi Pencemaran AirTanah Dengan Metode Geolistrik Di Wilayah Ngringo Jaten Karanganyar Jawa Tengah, Skripsi, FMIPA, Universitas Sebelas Maret, Surakarta. Meirinda, (2008), Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kualitas Udara Dalam Rumah Di Sekitar Tempat Pembuangan Akhir Sampah Kelurahan Terjun Kecamatan Medan Marelan Tahun 2008., Tesis, Sekolah Pasca Sarjana, USU, Medan. Setyowati Lies, (2007), Evaluasi Kinerja Dinas Kebersihan Dalam Pelayanan Persampahan Di Kota Medan., Tesis, Program Pasca Sajana, USU, Medan. Telford, W. M., Geldart, L. P., Sheriff, R. E., dan Keys D. A. 1976. Applied Geophysic. London: Cambridge University Press.
Rahmatsyah adalah Dosen Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Medan; Rita Juliani adalah Dosen Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Medan; Nita Kartika Rini adalah Alumni Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan, Universitas Negeri Medan
PETUNJUK BAGI PENULIS 1. Artikel belum pernah dimuat dalam media cetak/elektronik lain, diketik 1,5 spasi pada kertas A4 sepanjang 10 – 15 halaman, dalam betuk soft copy (MS Work) dan hasil ceak (print out) sebanyak satu eksemplar. Diserahkan paling lambat satu bulan sebelum bulan penerbitan. 2. Artikel merupakan hasil penelitian atau non penelitian ( gagasan konseptual, kajian teori, aplikasi teori) yang dimuat dalam Majalah/Jurnal Generasi Kampus. 3. Artikel ditulis dalam bentuk esai, disertai judul subbab (heading). Peringkat judul subbab dinyatakan dengan karakter huruf yang berbeda : 1) peringkat 1 (huruf besar semua rata dengan tepi kiri). 2) Peringkat 2 (huruf besar-kecil dan cetak tebal), 3) Peringkat 3 (huruf besar pada awal subbab, dicetak miring dan tebal) 4. Artikel hasil penelitian memuat : a. Judul b. Nama Penulis c. Abstrak, dalam bahasa Ingris/Indonesia (memuat tujuan, metode, dan hasil penelitian : 50 – 80 kata) d. Kata-kata kunci) e. Pendahuluan ( tanpa subjudul, memuat latar belakang masalah, perumusan masalah, dan rangkuman kajian teoritik) f. Metode penelitian g. Hasil penelitian h. Pembahasan i. Kesimpulan dan saran j. Daftar pustaka 5. Artikel Non Penelitian memuat : a. Judul b. Nama Penulis c. Abstrak, dalam bahasa Ingris/Indonesia ( 50 – 80 kata) d. Kata-kata kunci) e. Pendahuluan ( tanpa subjudul, pengantar topic utama diakhiri dengan rumusan tentang hal-hal pokok yang akan dibahas). f. Sub Judul (sesuai dengan kebutuhan) g. Sub Judul (sesuai dengan kebutuhan) h. Sub Judul ( sesuai dengan kebutuhan) i. Penutup ( atau kesimpulan dan saran) j. Daftar pustaka 6. Daftar pustaka hanya mencantumkan sumber yang dirujuk dalam uraian tulisan saja, diurutkan secara alfabetis, disajikan seperti contoh beikut : Dryden G dan Dr. Vos Jeannette. (2001). Revolusi Cara Belajar. Bandung : Kaifa. Heninic, Molenda. Russel dan Smadino (1996). Intructional Media and Technology for Learning. New Jersey :Prentice Hall Inc
ISSN 1978-869X