Vol.V No.02,2005Januari,hal 91-I20
Sumber-SumberPertumbuhanEkonomi Regional: Studi Empiris Antar Propinsi Di Indonesia,
1984-2000 Yusuf Wibisono'
ABSTRAK Studi ini menelaah eksistensi disparitas pendapatqn regional di Indonesia. Dengan metnpergunakankerangkt teori pertumbuhan neoklasik dnn teori pertumbuhan end.ogen; studi ini menemu*an bahwa tingkat konvergensi regional di Indonesiq adalah rerdah. Perbedaan d.alamtingkat perhambuhqnsecara sistematis d.apatdijelaskan oleh sejumlah variabel penjelas. Perlakuan regresi lang mengizinkan forysi produksi berbeda-bed.a untuk setiap perekonomian, menghasilkan estimasi kecepatankonvergensiyang jauh lebih linggi. Hal ini mengindikasikan bahwa perbedaan tingkal teknologi antar propinsi adalah besar. Jika perbedaan dalam tingkat telflologi antar propinsi ini menghilang, maka konvergensi akan rcrjad.i secara cepat. Dengan analisa konvergensi teknologi, studi ini menemukanbahwa meksnisme utama yang berada d.ibalik konvergensi regional adalah pengejaran TFP (Total Foctor Ploductirily). Pera qn pengejar.tn TFP ini jauh lebih dominan dibandingkan dengan akumulasi faklor.Dengan pendekatan transfel tek ologi, studi ini membedakanantara kanvergensiyang dihasilkan dari akumulasifalaor dan konvergensiyang dihasilkan dari transfer teknologi. Hasil qnalka menunjukkan bahwa transfer telfiologi memainkan peranan tidak kecil dalam kanvergensidi Indonesia. Hal ini menegaskan temuan sebelumnya bahwa perbedaan tingkat telaplogi antar propinsi adalah sangat lebar. Bila perbedaan ini menghilqng, maka kita berharap bahwa trqnsfer teknologi akan berjalan jauh lebih cepat. Transfer teknologi ycng lebih cepat in\ akan membawapada konvergensi pendapatanyangjuga lebih cepat. Kata Kunci : Pern)nfiuhan Ekonom'i Regional, Konvergensi PendapalanRegional, Model denganData Panel, Kebijakan Malcoekonomi, Indonesia KlqsiJikasi JEL: Rl1 , E13, Elz, C33
' Pen€liti pada laboratorium Itmu Ekonomi dan Studi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Indon€sia,(€natr:
[email protected])
Yusuf Wibisono
I, PENDAHULUAN Ll. Latar Belakang Masalah Di Indonesia daerah selalu mendapat perhatian khusus. Tak ada negara yang memiliki keragaman sep€rti Indonesia dalam hal ekologi, demografi, ekonomi, etnis, agama, dan budaya. Penduduk Indonesialang padatahun 2000 berjumlah sekitar 206 juta jiwa terdiri dari 20 kelompok budaya d€ngan 300 etnik, berbicara dalam 250 bahasadan dialek yang berbeda-beda,dan memiliki penganut seluruh agana-agana besar di dunia. Begitu pula dalam aspek wilayah, tak ada negara yang menyamai Indonesia dalam hal keunikan geografi yang menernpatkan Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia. Tersebar di lebih dari 13.000 pulau dengan panjang garis pantai mencapai 5.000 kn, Indonesia adalahnegaraterbesardi Asia Tenggamdenganluas total areal tanah mencapai 2 juta kn persegi. Dengan keragamanseperti itu, tak heran bila persatuannasional telah menjadi komponen utama negara sejak Indonesia merintis kemerdekaannya.Demikian pentingnya hal ini hingga sernuarezim yang berkuasa selalu menempatkanmasalah lrersatuannasional ini sebagaiprioritas tertinggi. Isu pembangunan regional di Indonesia menjadi penting untuk beberapa alasan2. politik. Dengan keragamanetnik yang begitu plual, tidak ada isu yang Pertama, a,lasarj. lebih sensitif di Indonesia selain isu kedaerahan.Kedua, dispaitas pendapatanregional yang bersumberdari distribusi pendapatansumberdaya alam yang sangattidak merata. Ketiga, daerah memegangperanan penting dalam kebijakan pemerintah yang berkaitan dengan dinamika spasial, seperti penyebaran penduduk misalnya. Berkaitan dengan dinamika spasial ini, muncul alasat keempat yaitu bagaimanahubungan dengan daerah diatur? Seberapabesar desentralisasiharus diberikan kepada daerah agar desentralisasi tetap konsisten dengantujuan kesatuandan persatuannasional? Selain alasan di atas, kesenjanganregional juga penting untuk alasan-alasanberikut3; pengentasan kerniskinan, pertumbuhan ekonomi, dan harmoni sosial. Dengan tingkat pendapatan tertentu, kenaikan kesenjangan akan selalu berimplikasi pada keoaikan kemiskinan. Selain itu terdapat pula bukti yang semakin banyak bahwa negara-negara dengan tingkat kesenjangan tinggi mencapai tingkat pertumbuhan yang lebih rendah. Kesenjangansosial juga seringkali menjadi fakor utama dibalik disharmoni sosial seDerti kriminalitas, konflik sosial, hingga gerakanseparatisme. Terdapatkesenjangan'ang besar dalam pendapatanantar daerahdi Indonesia. pada tahun 1975, propinsi termiskin hanya mendapat satu per enam dari PDB per kapita propinsi terkaya, tidak termasuk migas. Bila kita memasukkanpendapatandari kekayaan alam ini, maka perbandingantadi akan meledak menjadi satuper duapuluh limaa. ' H^l H1ll. The IadonesidnEconomy,2nd ed., Cambddge:CambridgeUniversity h€ss, 2000, hal. 219-
2m.
3Andrcw McKay. "Defining and MeasurinSInequaliv," hpqt4lity BieJingNo. l, March 2002. ' Dengan membandingkanPDRB per kapita harga konstan 1975, Fopinsi termiskin adalah Nusa TenggaraTimur dengan PDRB per kapita Rp 38.811,- sedangkanpropinsi terkala adal.h Kalirnantan Timur Rp 29. l2l,- jika kita mengeluerkanmigas,atauRiau Rp 980.707,-jika kita merrasukkanmigas,
SumberPertumbuhanEkonomiRegional:StudiErnpirisAntar PropinsiDi Indonesia,I 984-2OOO
93
Setelahdua puluh lima tahun berlalu, kesenjanganitu tidak pudar, balkan terlihat semakinmengental.Padatatrun 2000, propinsi termiskin mendapathanya satu per sembilan dari PDRB per kapita propinsi terkaya, di luar migas. BiIa kita memasukkanmigas,perbandingantadi akanmelonjakmenjadisatuper duabelasr. Jawa mendominasiperekonomianIndonesi4 dengan daerah lain jauh tertinggal dibelakangnya. Pada1975,lawa menytmbanglebih dari 50 perseflPDB dan populasi nasional(lihat tabel l, 2, dan 3). Denganluas hanya9 persendari total arealnogara" supremasiJawasangatjelas terlihat, Bila kita mengeluarkanmigas dari perhitungan, rnakadominasiJawatersebutsemakinmembesar. Tabel 1. Dstribusi PDB Total berdasarkanPulau Utama: 1975-2000(dalam Dersen)
Sumatera Jawa Bali NusaTenggrra IGlinantan Sulawesi Malukudanlrian Ja)"
1975 37.a9
1980 32.81
46.70 0.92 1.37 6.80 4.08 2.24
48.86 1.08 1.35 9.47 4.36 2.08
198s 27-00 s4.97
1990 2'7.86 s4.7s
t99s 26.t1 56.02
m00 25.76 54.90
t.32 l-41 9-50 4.20 1.60
t.42 1.36 8.54 4.31 t.75
l.5l L4l E.45 4.56 1.93
t.77 9.18 4.80 2.01
T.bel 2. DistribusiPDBNon Migs bodasarkanPulauUtarna:1975-2000(dalam persen)
Bali Nusa Tenggara Kalimaatan Sulawesi Maluhr dan Irian Jaya
1.93 s.60 5.16 t.1l
62.43 1.45 l.8l 5.88 1.78
64.16 1.66 1.11 5.86
62.71 LN 1.66 6.72
60.65 l.E2 2.06 7.t9
1.56 100.00
2.11
2.11
Tabel 3. DistribusiPopulasiberdasarkan PulauUtama:1975-2000 (dalampersen) I
Jawa Bali NusaTeng9ra Kalimantan Sulawesi MalukudanLian Jalr
t,'79 3,80 4.37 7.24 1.70 100.00
62.12 1.68 3.12 4.58 7.08 t.76 100,00
61.10 1.62 3.71 4.73 1.07 1.82 100.00
60.24 1.56 3.72 5.10 7.01 1.95
59.16 1.49 3.72 5.41 7.08 2.08
58.83 1.53 3.86 5.49 '7.25 2.04 100.00
Kedudukan penting Jawa sebagai pusat ekonomi dan populasi nyaris tidak mengalami perubahan bqarti dalam 25 tahun terakhir. Bahl(an Jawa terlihat semakin mengokohkan supremasi ekonominya atas wilayah lain dengan meningkatkan pangsa-nyadalam pDB 5DenganmembandingkanPDRB per
kapita hargakonstan1993,propinsi temiskin adalahNusaTenggara Timur dengan PDRB per kapira Rp 7?0.801,- sedangkanplopinsi terkala adalah DKI Jakarta Rp 7.139.559,-jika kita mengeluarkn migas, atau KalimantanTimur Rp 9.127.263,-jika kita rnernasukkan migas.
94
Yusufwibisono
Total (abel 1) dari 47 persen di tahun 1975 menjadi 55 persen di tahun 2000 dan pada saat yang sama menurunkan pangsanyadalam populasi nasional dari 63 persen menjadi 59 persen (tabel 3.). Dan isu disparitas regional kini menjadi sangat sensitif dan telah menjadi komoditas politik yang panas, bahkan mengancam integrasi nasional. Dalam konteks inilah, usaha untuk mereduksi disparitas regional akan selalu mendapatkan r€levausinya. Studi iri akan mencoba untuk menjawab pertanyaan, apakah eksistensi disparitas pendapatan regional di Indonesia semakin melebar atau semakin mengecil? Apakah terdapat cukup bukti untuk menyatakan bahwa telah tedadi tendensi konvergensi? Jika ya, seberapa cepat konyqgensi itu terjadi? Lalu, faktor-falrtor apa saja yang mempengaruhi kecepatan konvergensi tersebut? Seberapabesar konvergensi yang kita observasi dihasilkan oleh akumulasi faktor dan seberapa besar yang dihasilkan oleh transfer teknologi? Dan apakahtingkat telcrologi mernainkanperanandalam konvergansi di Indonesia?
II. STUDI LITERATUR Pemilihan alat analisa akan sangat mempengaruhi pemahaman kila terhadap proses konvergensi. Hal ini akan menjadi kusial bila telah m€nyentuh aspekimplikasi kebijakan dari hasil analisa. Disinilah isu pemilihan ukuran konvergensi menjadi sangatrelevan dan penting. Dalam literatur teori pertumbuhanekonomi terdapat dua pandanganutama tentang proses konvergansi.Padasatuperspektif,-sepertiBarro (1991), Bano and Sala-iMartin (1991, 1992, 1995),Mankiw, Romer dan Weil (1992), Islam (1995), Lee, Pesaran,dan Smith (1997)- konvergensi merujuk kepadakonvergensineoklasik; spesilikasi empiris dari studi berdasarkanpada model pertumbuhan Solow-Swan (lihat misalnlt Sala-i-Martin, 1996). Hipotesis utama dari model ini adalah d.iminishing retums to capital yang akan menyebabkan tingkat peftumbuhffi suatu perekonomian melambat seiring dengan semakin dekatnya jarak poekonomian ke tingkat modal per tenaga kerja steady state. Spesifikasi dari Mankiw, Rom€r dan Weil (1992) melinearisasi model Solow-Swan; mernperkenalkantingkat pendapatanper kapita awal sebagaiukuran jarakterhadap steqdy J/a/e. Spesifikasi ernpiris MRW ini kemudian banyak diadopsi oleh studi-studi sejenis dan telah menjadi "ir?dustrystandard' tmtuk bidangnya. Satu aspek terpenting dari spesifikasi empiris MRW ini adalah asumsi bahwa semua perekonomian menerapkan teknologi baru pada tingkal yang sama. Asumsi tingkat pertumbuhan teloologi yang sama berimplikasi bahwa seluruh yariasi dalam tingkat pertumbuhan antar negara harus bisa dijelaskan oleh variasi jarak perekonomian dari stead! state dan oleh tingkat diminishing returns to capital. Dengar' kdta 1ain, model neoklasik memberi penekananyang sangatbesarpada akumulasi faktor (tenrtama modal) dalam menjelaskanpertumbuhanekonoml. Adalah sebuah ironi bahwa kebangkitan penelitian pertumbuhan dalam dekade terakhir justru menunjukkan kekuatan dari model neoklasik 1950-an. Hal ini membawa
1984-2000 Pertumbuhan EmpirisAntarPropinsiDi Indonesia, Sumb€r EkonomiR€gional:Studi
95
ketidakpuasan yang besar bagi banlak peneliti. Romer (1993) menggambarkan ketidakpuasanini dengantepat': We could produce statistical evidence thqt all growth came from capital accumulation, with no room for anything called technological cha ge. But we could not believe it. Kesadaranuntuk memberi perhatian )ang lebih besar pada teknologi sebagaipendorong utama konvergensi sebenamya telah cukup lama dimulai antaf,alain oleh AhamoYits (1986),Baumol (1986),Dowrick andNguyen(1989),Dowrick (1992),Bemarddan Jones (1996), dan Temple (1999). Perspeltif kedua ini mempertanyakankepercayaan bahwa konvergensi adalah fenomena yang signifikan dan menunjukkan kekuatan model neoklasik dengan dominasi peranan akumulasi modal dalam menentukan tingkat pendapatandan tingkat pertumbuhanrelatif. Mer€ka berargumenbahwa perbedaandalam teknologi antaxnegarab'isamemiliki implikasi yang besarpada konvergensi. Seperti yang diargumenkan oleh new growth theory, telol,ologl akan mencegahdlzinishing returns to capital dN membuat perbedaan dalam pendapatan akan berlangsung terus menerus, Maka pertanyaan dari Bemard dan Jones(1996) menjadi sangatrelevan untuk penelition tentang pertumbuhanke depan': llhy do counties have diferenl levels o! technologt? How do technologies change over time? ... How much of the convergencethat we obseme is due to conyerge ce in technolog) vercusconyergencein capilal-labow ratios? Memasuki abad ke-21, muncul gelombang ke-tiga dari penelitian pertumbuhan dengan model konvergensi yang membedakanantarakonvergensi lang dihasilkan dari akumulasi modal dan konvergensi lang dihasilkan dari transfer teknologi, seperti Dowrick dan Rogers (2002).
III. METODOLOGI Studi tentang konvqgensi antar negarabanyak dilakukan sejek pertengahan1980-anyang dimulai oleh dua karya klasik dari Abramovits (1986) dan Baumol (1986). Sebagaimana telah disinggung pada bagian sebelunmla, studi tentang konvergensi ini secara umum dapat dikelompokkan ke dalam tiga pendekatanutama. Pendekatanpertama mengambil model pertumbuhan Solow-Swan secara serius sebagai basis penelitian empiris seperti terlihat pada studi Bano (1991), Barro dan Sala-i-Martin (1992, 1995), dan Mankiw, Romer dan Weil (1992). Pendekatanini sering disebut sebagaipendekatanklasik terhadapanalisis konvergensi (Sala-i-Martin, 1996). Pendekatan kedua memberi perhahan Twrg lebih besar pada teknologi -alih-alih akumulasi modal- sebagai pendorong utama konvergensi, seperti terlihat pada studi Do)rydckdanNguyen (1989). oPaulRorner.1993."Idea Capsand ObjectCapsin EconomicD€veloqttelr'l,"Jo mal ofMonetory _' Economics,Y ol. 32, p. 562, Andrew B. B€rnardand CharlesI. Jones.1996."T€chnologyand Convergenae,"me EconomicJounal, Vol. 106(July),p. 1043.
96
fusufwibisono
Pendekatan ketiga mencoba melakukan sintesa dengan berusaha membedakan antara konvergensi yang dihasilkan dari akumulasi modal dan konvergensi yang dihasilkan dari transfer telmologi, seperti terlihat pada studi Dowrick dan Rogers(2002). Studi ini akan mempergunakar kerangka ke{a ke-tiga pendekatan diatas untuk kemudian memperbardingkan hasilnya. Komparasi ini diharapkan dapat memberi pelajaran yang berharga, terutarna irnplikasinya bagi pembuatan kebijakan. IILI, Model KonvergensiKlasik Pendekatan klasik terhadap analisa konvergensi merujuk pada spesifikasi empiris berdasarkan model pertumbuhan Solow-Swan (1956). Model Solow yang asli, sebagaimanaterdapatdalam berbagaibuku teks, mengasumsikanbahwa tingkat tabungan, pertumbuhan populasi, dan perkembanganteknologi adalah eksogen. Sedangkan input utama dalam proses produksi adalah modal dan tfiaga kerja dimana keduanya dibayar pada Foduk ma{inal merel.a, Dengan asumsi utama dimi}rishing retunts to capital, model memiliki implikasi menarik yaitu eksistensi dinamika hansisional dari model. Transisi ini menunjukkan bagaimanatingkat pertumbuhanperekonomianmenurun seiring ia mendekati tingkat modal pq tenagakeqa steady-state; perekor,onliur kaya diprediki akan tumbuh lebih lambat dari perekonomianmiskin. Mengikuti Mankiw, Romer, and Weil (1992), estimasi linear terhadap dinamika transisional ini dapat dituliskan sebagaiberikut: ln(y,) - In(y") = (1- e-4tr---!-1n(s*)+ t_d_p - <:t ' -
' l - "l-E-,ln d - B "-"y
(1 - e-i'1---l ;n(r,) t_a_lJ
(l)
(z + g + d)- 1l - e-^'\ln(yo)
Dengan kata-kata, dalam model Solow, pertumbuhan pendapatan adalah fungsi dari determinan-d€terminffi steady-state dan level awal pendapatan.Penjelasanvariabel ada pa'dalabel4. Tingkatkonvergensididefinisikansebagai
).=(1-a-p\n+g+6)
e)
Dalam tataran empiris, i. mencerminkan kecepatandari konvergensi. Sebagaimisal, jika cr = F = l/3 dan z + g + 6 : 0,06 maka tingkat konvergensi adalah 0,02. Pendekstan klasik yang kedua adalah model konvergensi dari Barro dan Sala-i-Martin (1992). Tingkat konvergansi dari Barro dan Sala-iMartin di dapatkandari model Ramsey dengan menggabungkan model Solow-Swan dan optimisasi rurnah tangga. Penjabaran matematis model merekajauh lebih rumit dibandingkan dengan model Mankiw, Romer. dan Weil. Mengikuti Barro dan Sala-i-Martin (1992), estimasi linear terhadap dinamika transisional model Solow-Swan dapatdituliskan sebagaiberikut:
Sumber Perturribuhan EkonomiRegionaltstudi EmpirisAntarpropinsiDi Indoneeia, 1984-2000
97
-.r
I 6-"_n\ ).ros("-)+x,x l l l r o n l'vL,.' vl =, ool_ \ t - e ' l o g( Y ' ' ) + v / x " ++ , u ' o_r \r/
(3)
dimana X adalah vekor dari variabel-variabel yang mempengaruhi steady-stote perekonomiani. Penjelasanvariabel ada pada tabel 5. IIL2. Modcl Perg€jaran TFP Gelombang pertama studi tentang konvergensi dalam pendapatan per kapita berusaha menunjukkan bahwa kouvergensi adalah fenomena yang nlrta dan menunjukkan kekuatanmodel neoklasik, Jenis penelitian kedua dari konvergensi adalah tendensi pangejaran dalam nn$at tnl factor productivity (TFP catch-up). Pengejarantingkat telnologi teDtu akan berimplikasi pada tendensi pendapatanper kapita untuk konvergen, Tetapi tendensi te$ebut mungkin tertutupi atau terlalu dilebih-lebihkan jika pertumbuhanintensitas faktor bervariasi secara sistematisseiring denganpendapatan. Mengikuti Dowrick dan Nguyen (1989), model konvergensi TFP berusaha menangkap seberapa banyak pengejaran telmologi memberi kontribusi dalam perbedaan tingkat pedumbuhan. Model Dowrick dan Nguyen dirnulai dari fungsi produksi Cobb-Douglas yang diperluas dengan tingkat pertumbuhan tekrologi, 1, dan fungsi pengejaran TFP, Fr. Dari serangkaianpenjabaran matematis, dapat ditunjukkan bahwa tingkat pertumbuhan PDB tahunanrata-ata adalah:
v,=c+a!k,.1,- ltt - o\,,-
6ln I'i,o
dimana
6 = | - ( t ; ^ ) ' d asn= y . ( r - l ) t * ,
+(p -r)+(B-U,l (4)
Maka, tingkat pertumbuhan PDB bergantung pada tingkat pertumbuhan faktor input, tingkat perubahan telnologi eksogen, dan tingkat awal output per tenaga kerja relatif terhadap negara pemimpin. Penjelasan variabel ada pada tabel 6. Perhatikan bahwa koefisien pada pendapatanawal (6) tidak hanya bergantung pada parameter pengejaran saja (X) tetapi juga pada panjangnyaperiode observasi. Secaraintuitif, kita akan menduga bahwa tingkat pengejaran akan lebih kuat tedadi diawal tahun observasi, ketika tingkat produktivitas masih jauh tertinggal, dan akan menurun sepanjang waktu seiring menurunnyakesenjangan.
YusufWibisono
III.3. Model Transfer Teknologi Dalam Dowrick dan Rogers (2002), model pengejaran teknologi memiliki tingkat pertumbuhan produktivitas tenaga kerja yang berhubungan terbalik dsngan kesenjangan produktivitas antaraperekonomianpernimpin teknologi denganpengikut telcrologi. Melalui serangkaian p€njabaran matematis, dapat ditunjukkan perxumbuhanoutput per tenagakerja adalah:
zr=18r+Qlny.,r-,|+g,
bahwa tingkat
-otn y,,,. ." rl+),",1+f ,, *tir
Penjelasanvariabel ada padatabel 7. Dalam model transfer telmologi ini, tingkat konvergensi dibedakan menjadi dua parameter; tingkat konvergensi yang dihasilkan dari akumulasi fakJ;u (neoclassical conyergence, l,') dan tingkat konvergensi yang dihasilkan dari transfer teknologi (technology convergence,L\. Tingkat konvergensi neoklasik didapatkan dari cara yang telah diterangkan pada bagian sebelumnya.Sedangkantingkat pengejaranteloologi (the rate of technological catch up, i""), didefinisikan sebagai:
-B=!:3L1 ="-^,= 1 + B T 'T -
toe(t + ,r)
III.4, Data dan Variabel Data seluruhnya adalah data sekunder yang dikumpulkan dengan metod€ kepustakaan. Sumber data adalah berbagai pubiikasi dari BPS dan BAPPENAS. Data-data ini dicak dan di revisi untuk menghindari kesalahan dan inkonsistensi dalam berbagai publikasi ters€but. Data dasar dalam penelitian ini adalah data pendapatan regional. pDRB per kapita regional seluruhnya dinyatakan dalam harga konstan 1983. Data pDRB per kapita terdiri dari dua jenis data yaitu PDRB per kapita total dan PDRB per kapita non migas. Untuk data-datalain, kami mengambil langsung dari publikasi BPS untuk kemudian diturunkan ke dalam variabel-variabel.
SumberPertumbuhanEkonomi Regional:StudiEmpiris Antar Propinsi D Indonesia,I 984-2000
I
Tabel4. Definisi Variabel & SumberData: Model Mankiw. Romer. & Weil
TingkatPernmbuhan (tnyt- lnyd
Log dillerencedari PDRBperKapifa Riil 1984-2000
BPS. Perrdtpdtn Donestik Regional Bruto Prop i nsi Pr opi nsi di Indo net ia.
(t" Yd
LogaritmaMtural dari PDRBper KapitaRiil pada1984
BPS. Pe dapata Donestik Regio al Bruto Propitsi-Propinsi di Indonesia.
TingkltInveeqti Fitik (ln Sl
Logaritmanaturaldari rasioin!€stasi terhadapPDRB
BPS. Pendapata Doneslik Regional Bru to Prop i ^t i -Prop insi d i In doneria.
Ln (n+s+q
lngaritmanaturaldaritingkat pertumbuhan tabunanpenduduk ditambah0.05(diasunsikantingkat pertumbuhan teknologidantingkat = 0.05) depr€siasi
BPS. PendudukIndonesia: Hdsil Se sus Pe duduk dat\ Sune! Antar Sensus.
l,ogaritna naturaldari rasiopenduduk pendidikan yangmenamatkan menengah dantinggi terhadaptotal penduduk
BPS. Estinasi Fenilitas, Morialitas dan Misasi: Hasil SensusPenduduk 2000.
TingkatInvestasi (ln Sr)
Tabel 5. Definisi Variabel & Sumber Datai Model Barro & Sala-i-Martin Vrrhb€l
Definisi
pertunb,han |-,nEk^t ;B*"'#HL*ilitil1ffi' Pendapatan ^utl
Twkat Inrwtasi Fisik
TingkatInrestasi
SumberDrtr BPS. Pendapatan Donestik Regioaal Rruto Propi8l- Propinsi di Indonaia.
Logaritrna hanfal da.i PDRB per Kapita Riil pada 1984
BPS. Pendapattn DomestiL Regro al Bruto Propinsi-Propinsi di Indonesia,
ksio PMTDB terhadap PDRB
BPS. Pekdapatan Donestil( Regional Bruto Propins i-Propksi di Indon?tia.
R sio penduduk yEng menamatkan pendidikan menengahdan tinggi terhadap total perduduk di atss l0 $hlul
BPS. Estinasi Fertilius, Moflalitas dan Migmsi: Hasil SensusPenfuA* 20m.
Tingkat pertumbuhantahunan dari deflator PDRB p€r kapita riil 1983
BPS. Pendapaktn Dornestik Regional Bruto Propinsi-P/opinsi di Indone:ia,
I
TinskatWad
100
YusufWibisono Tebel 5. (lanjutan)
Kons,tn,diPenerintah
R-asiokonsumsi pemerintah teft adap PDRB
BPS. Pendqaan Donestik Regional Bruto Propin t i -Prop insi di Indo neaia.
Penbaha da TenB ofTrade
Tingkatperlumbuhan darirasioekspor terhadapimpor
BPS. Pendapatan Donestik Regiotul Bruto Prop ittsi -Pr op ir'f i di Indo nesia.
Rasio realisasi p€nangananpmsarana jalan terhadap luas wilalah propinsi.
BAPPEN AS, PembangunanDaeruh Dalan Angl@,2000.
Tabel 6. Definisi Variabel dan Sumber Data: Model Dowrick dan Nguyen
TingkatPeitunbuhan ( qt)
Tingkatpertumbuhao tahunandrri PDRBRiit 1984-2000
BPS.Pendapatan DonestikRegional Rmlo PropinsiPropinsidi Indon?tia.
Irgaritma nlrulal dari PDRBper KapitaRiil padaawalobservasi, relatif t€ radapKalimsnianTimur(mtuk regresirnigss)danDKI Jskarta(untuk regresinonmigas).
BPS-Pendapatan DotfiestikRegional Bruto Propinsi-Propinsi di lhdonaia.
(L)
Tingkatperturnbuhrn tshunsndari angketan kerjayangbekerja-
BPS.SakenasdanSuW.
PertunbuhanStok Modltl (h)
Tingkatpenrmbuhantahunandari stok modal.
(tn Ll) Pertumbuhdn Tenrga
BPS.PendapranDonestikReaional RmtoPrcpinsi-Propinsi di Indoneeia.
Tlbel 7. Definisi Variabel dan Sumber Data: Model Dowrick dan Roeers
(Zt,r)
Tingkat pertumbuhantahunan dari BPS. Pendapatan Donestik Regional PDRBperTenap KerjaRiil 198,1-2000 Bmto Propinsi-Propins i di Indonesia.
( ln Yir)
Logaritrna natural dari PDRB per BPS, Pendapatan Donestik Resional TenagaKe{a Riil padaawalobservasi. Btrto Pr op i nsi' P ropins i di Indo nf",ia.
TinghatPertumbuhan Tingkd pertumbuh"ntahunandari stok Modal Fisik modal. (* &l) TinghatPen/nbuhan ModalManusia @hr)
Tingkatpertunbuhantahumndari ratarata tahun bersekolahangkatankerja )ang bekerja.
BPS. Pendapaun Doit stik Regional Brulo Propi8i-Propint i di lkdonesia.
BPS. Sakgmas dan Supas.
SumberPeftumbuhanEkonomiRegionat:StudiEflpiris Antar PropinsiDi Indonesia,1984-2000
101
IV. ANALISA KONVERGENSI REGIONAL DI INDONESIA Konvergensi dikatakan kondisional dalam arti ptediksi bahwa tingkat pertumbuhanlebih tinggi padapropinsi yang memiliki level pendapatanyang lebih rendah hanya berlaku jika variabel penjelas lainnya yang mempengaruhisteady-state dipefiahankankonstan. Dengan melakukan tes ini kita akan dapat mengetahuifaktor-faktor penontu apa saja yang mernpengaruhi tingkat pertumbuhan ekonomi rcgional dalam jangka panjang. Dengan memasukkan variabel-variabel struktural terpilih yang dianggap mempengaruhi tingkat pertumbuhan ke dalam persamaan -dau karenanya determinan tingkat pertumbuhan jangka panjang dipertahankan konstan untuk mengisolasi pengaruh dari PDRB awal teftadap tingkat pertumbuhan-, studi ini memprediksi kecepatan dari konvergensi kondisional akan lebih tinggi dari tingkat konvergensi yang sudah diperoleh dalam tes absolute convergence, Karena keterbatasandata regional, analisa dalam studi ini hanya bisa mencakup periode waktu 1984-2000. Untuk keperluan komparasi, di bab ini juga di estimasi kembali kecepatankonvergensi absolut untuk p€riode analisa 1984-2M. IV.l. PendekatanKlasik Spesifikasi empiris pertama yang dipertimbangkan disini adalah model Mankiw, Romer, dan Weil (MRW). MRW menurunkan variabel-variabel yang mempengaruhisteady-state secaralangsung dari model Solol'-Swan. Variabel-variabel ini adalah tingkat akumulasi modal fisik, tingkat akumulasi modal manusia, tingkat pertumbuhan penduduh tingkat perkembangantelcrologi, dan tingkat depresiasi. Trbcl 8. EstimasiKecepatan KonvgrgensiAbsolutdi Indonesia,I 984-2000: ModelMankiw,Romer,dall Wgil yrt DepetdeD:TrDgLrtPenumb. Trh|'rrr
1984-2000
Vrrhbel Indcpenden
Log CDRB p€rkapitariil peda 1984) AdjustedR-€qud€d S.E.ofRegresrion DW-€tatistic F-st6tistic (Prob,F-stalistic)
(6.4731) 4.2309 (-5.4056) 0.5416 0.1567 2.0080 30.5403 (0-0000)
(E.3754) -0.0851 (-1.3617) 0.4258 0.1092 1.9802 773n8 (0.0000)
InpliedP
0.0130
0-0051
4.2699 (-E.9350) 0.4113 0.1040 2.4ltl 0.0149
Regesi menggunakandata PDRB per kapita riil lotal. Reg€si dijalanlcr denganrEtode OI.s (kolom 1), panel tanpatra/ 6ect &olom 2) dan de'tgranJircdelkct kolotn 3). Angka dalam kufl.mgadalahtsfarttic dari masing-rnasingcstirrusi koefisien. Kecepatankonvergensiyang lf,,nrlloljkatl (@td Fl di hitung denganmenggunakanformula dari ko€fisienpadapendapatan awalb = l -e:F).
1O2
YusufWiusono Tabel 9. EstimasiKecepatan Konvergensi Absolutdi Indonesia,1984-2000: ModelMankiw.Romer.danW€il
Konstanta Log (PDRBper kapitariil pada 1984)
0.9429 (1.7393) 4.0249 (4.s912'
1.0855 (4.6333) 4.M12 (3.9m2)
AdjustedR.squarcd S.E.of Regression DW-€tatistic F-slatistic (Prob.F-statistic)
-0.0312 0.1600 2.Ot39 0.1023 (0.?s17)
0.2688 0.1115 2-0529 38.8685 (0.0000)
4.2741 (-10.5356) 0.4325 0.1003 2.7r35
tnplied p
0.0015 0.0043 0.0151 Catatani Regresi menggunakan dataPDRBperkapitariil nonmigas.Keterangan lainnyasatu sepertidi tabelE.
Tabel 8 dan 9 mernperlihatkanestimasikecepatankonvergensi absolut di Indonesia untuk periode 1984-2000.Ha6il r€gresi terlihat memuaskan-kecuali untuk r€gresi OLS dengan data PDRB non migas- baik pada pengujian individual maupun keseluruhan. Koefisien padapendapatanawal juga menunjukkan arah sesuaiharapan. Dengan data PDRB total, kecepaxankonvergsnsi b€rkisar antarc 1,3o/ohingga 1A9%o (tabel 8). Bertentangan dangan harapan , estimasi OLS dan panel temyata memberikan hasil yang mirip. Sementaraitu dengan data PDRB non migas, kecepatankonvergensi menurun,menjadi 0,15% hingga l,5l% (tabel 9). Di sini, estimasiparel memberikan hasil yang berbedasecarasignifikan dari estimasi OLS. Dengan mengestimasi persamaan (1), kita dapatkan estimasi kecepatan konvergensi kondisional sebagaimanaterlihat pa
Sumber Pertumbuhan EkonomiRegional:Studi ErnpirisAntarPropinsiD Indoncsia, I 984-2000
103
sebaliknya; pola konvergensi adalah kuat. Bahkan estimasi mernberi kecepatan konvergensi yangjauh lebih tinggi dari estimasi sebelunmya,yaitu 3,99%. Tabcl 10. Estimasi KecepatanKonvergensi di Indonesia, 1984-2000: Model Mankiw, Romer, dan Weil Var, DeDenden: Tingkrt P€rtumbuh.r 1984-2000 Vrri.bel Independer
Konstanta l,og (PDRBperkapilariil awal) I.og (TingkatTabungan) Log (r+C+6) l.oe (Fduca,ionalAuainnent)
1.t762 (1.0166) 4.1622 {J-n39) 0.2982 (3.6325) 4.6585 c3.1455) {.1039 (4.7?04)
AdjustedR-squared
0.1149
S.E.ofregession
0.1236
Dw-statistic
2.0208
r.vatue Ior Jo|htn)?oheses F.statistic (Prob.F-statistic)
0.0003 t6.6140 0.0000
1.5559 (3.8112) {.0863 (4.3422) 0.0433 0.5487) 0.0713 (1.05?3) 0.0108 (0.3265) 0.3,-1.2, 0.7,:2.0 0.08,0.09, 0.10,0.17 2.12,0.61, 0.84,0.65 0.1057
t-1147 (4.2s2t) 4.0743 G5.6021) 0.02s6 (l.0174) 0.0097 (0.2673) 4.0397 (.t.s737)
02) c18,7r 0.0932 (4.u33) 0.0t6i
0.3941
0.6500
0.1083
0.0933
1.9505
2.1717
0.2460
0.0000
11.7503 (0.0000)
73.4341 (0.0000)
4.6722
(0.6406) 0.2326 (10.7892)
Inplied p 0.0094 0.0052 0.0045 0.032t Catatan: Variabel dependenadalahtingkat pertunl}tl)hN (log dlference) PDRB per kapita 1984-2000, Data set yang dipergunakanadalahdata PDRB total, Regresimengguna'bn rnetodeordinary leastsquareskolotn l\, Three-Etage LeastSquarel (kolom 2), danpanel(kolom 3 dan4). Regesi kolom I nFnpergunakannilai variabeldalambenfirkrata-ratasepanjangperiode 19842000. DJtern untuk kolom 2 t€rdiri dari enpat persan af,, diniPlrl dependentvarialtle ^d^l^h tingkat pertumbuhantahunanuntuk 1984-1988, 1988-1992,1992-1996 dan 1996-2000.Regresi nenggunakanrEtode estimasi3-SlS denganvariabel inshumental)Eng bobeda mtuk setiap persahaan-untuk rnengestimasipersamaan.Variabel inshumentalini termasuknilai lag unfrk PDRB per kapita (sebagaimisal PDRB per kapita 1980datamp€rsariaan1984-1988) tin8ta! tabungan,tingkat pendidikanyang ditarnatkan,dan (n+g+6), Regr€sipada kolom 3-4 menggunakanmetodeestiryBsiGL^sdengan Cross Section Weights. Kolom 3 adafahregrcsi p nel l$p frxd 6e.t dan kolom 4 der|gjan Jixed qed. Obsq\asi panel yang dipergunakanadalahdat 26 propinsi urtuk period€ 19841988, 1988-1992,1921996,dan 1996-2000. Angka dalam tarda kurung adalah,-.stariJrbsdari masing-masingeEtirnasiko€fisien. p-yarlre forjoi4t hyporhetesme,r.)jukpadahipot€sis8abuneaDbah$€ koefrsienseluruh variabelselain PDRB per kapita awal adalah nol. Kecepatankonvergpnsiyang terirnplil@i (iwlied p) di hitung denganrnenggunakanformula dari koefisienpadapendapatariawal b = (1-e'it).
Yusuf Wibisono Trbel 11. Estimasi KecepatanKonvergensi di Indonesia, 1984-2000: Model Mankiw. Romer. dan Weil Vrrixbel IndeEenden
Konstanta t g (PDRBperkapitariil awal) t.og (TingkatTabungan) Log (n+916) t g (EiucationalAttainment)
AdjustedR-squared S.E.ofr€gession Dw-statistic P- lue for joint hypolhes€s F-staristic (Prcb.F-sEtbtic) Inplied p
oLS
V.r. DeDepden:Tinglst Periumbubm 1984-2000 Pr l !-sls Deng&rF.E. T.nDt F.E.
-1.0232 (4.6872) 0.0313 (0.3841) 0.0869 (0.9903) {.3926
(nn2)
4.1953 (-1.3306)
4.t'799
(4.3s7s) 0.0351 (1.1004) 4.0200 (4.8223' 0.0987 (1.49s7) 4.0612 (:2.27slt
-0 0949 0.1631 2.03E1 0.4586
4.2,-2.5 0.06,0.10, 0. ,0.17 2.57,0.93, 0.56,0.63 0.0016
4.cn.22
{.8943 c8.6197) 0.1042 (3.2382) 0.0627 (1.8042) 0.3880 (6.,f684)
0.2952
0.6796
0.1082
0.0893
2.N84
2.1496
0.0118
0.0000
n;tw (0.0000)
0.5508 0.7005 4.0020
0.0078
(0.0r6r) 0.0088 (0.282t) 4.0122 (-0.5181) 0.(x82 (1.0951) 4.0851 (-2.626s'
4.0006
82.5014 (0.0000) 0.0399
sepertidi tabel 10. Tlbcl 12. Komparasi Estimasi KecepatanKonvergensi di Indonesia, 1984-2000: Model Mankiw. Romer. dan w€il
DataPDRBNonMigas
0.0015
Konveraensi Kofidisiondl DatePDRBTotal DaL PDRBNonMigas
0.0094 4.0020
0.0052 4.0n22
0.0043
0.0tsl
0.0045 4.0006
0.0321 0.0399
Berbeda denganharapan,secamumum terlihat bahwa kecepatankonvergensi kondisional justru lebih rendah dari konvergensi absolut, kecuali rmtuk estimasi parcl dengar:frxed efect. HaL ini mengkonfirmasikan bahwa variabel-variabel penel|^ttrsteady-state dalarrl model MRW tidak signifikan mernpengaruhi pertumbuhan kecuali setelah kita mengizinkan setiap perekonomian merniliki fungsi produksi yang berbeda-beda.De gan kata lain, lambatnya konvergensi lebih banyak disebabkanoleh perbedaandalam variabel A, yang mencerminkan tidak hanya tingkat toloologi, tetapi juga kualitas institusi, preferensi, budala, dan sebagainya. Yang menarik, dengan menerapkan perlakuan ini kami mendapatkanbahwa kecepatan konvergensi - baik absolut maupm kondisional - adalah mirip antara €stimasi berbasis data PDRB total dan estimasi berbasis data PDRB non migas. Hal yang sama juga
1984'2000 ErnpirisAntarhopinsi D Indonesia, Pertunbuhan EkonomiRegionaltstudi Sumber
105
ditemui pada estimasi dari model Bano dan Sala-iMartin di bagian berikutnya. Hal ini menegaskan bahwa telcrologi mernbuat perbedaan karunia sumber daya alam antar perekonomianmenjadi tidak berpengaruhterhadapproseskonvergensiregional. Spesifikasi empiris kedua yang dipertimbangkan adalah model Barro dan Sala-iMartin (persamaan(3)). Berbeda dengan MRW, model Barro dan Sala-i-Martin lebih fleksibel dalam menerima variabel-variabel yang mempengaruhisteady-state sepanjangmemiliki landasan teori yang memadai. Akibatnya tak kurang dari 62 variabel diajukan sebagai variabel yang dianggap signifikan mempengaruhi tingkat p€rtumbuhan (Sala-iMartin, 1997). Konvergensi Absolutdi Indonesia,1984-2000: Tabel 13.EstimasiKecepatan ModelBano dan Sala-i-Martin
0.2211 (6.4731) -0.01,14 Gs.4056)
0.3149 (8.3754) -0.0213 (:7.3617)
AdjustedR-squared S,E.ofReglession Dw-satistic F-statistic (Prob.F-statistic)
0.5416 0.0097 2.0080 30.5'f03 (0.0000)
0.4258 o.0773 1.9802 71.3178 (0.0000)
IrnpliedP
0.0130
0.0183
Konstanta lrs (PDRB per kapita liil pada 1984)
-0.0675 (-8.9350) 0.4113 0.0260 2.41t1
0.0458
Regresihenggunakandata PDRB per kapita riil total. RegresidUalankandenganmetodeO[5 (kolom l), panel tanpa/'ed effect orolom2) dg'l..deng,'j,JbcedqIect kolorn 3). Angka dalam kuruig adalahl-rtdr"i/ic dari masinS-masingestinrasikoefisi€n- Kecepatankonvergensiyang E;sl,plikasi (inplied A di hitung denganmenggunakanfomula dad koefisienpadapendapatan a\at b = Q-e'tr)n, dnnanaT adalahpanjangnyapedodeobsqvasi Trbel 14. Estimasi Kece?atanKonvergensi Absolut di Indon€sia, 1984-2000:
I-og (PDRBperkapitariil pada1984)
0.0589 (r.?393) -0.0015 ({.5972)
0.2114 (4.6333) 4.0178 (-3.9202)
AdjustedR*quar€d S.E.ofRegression DW-Etatistic F-staristic (Prob-F-statistic)
4.0372 0,0100 2.0t39 0.1023 (0.751?)
0.2688 o.0219 2.0529 38.8685 (0.0000)
0.0015
0.0157
Konstanta
ftnptiedp
4.0685 Gr0.s356) o.4325 0.0251 2.7t35
Catatan:Regresimenggunakandata PDRB per kapita riil non migas. Keteranganlainnla adalal sama saerti padatab€l 13.
106
Yusufwibisono
Studi ini memilih 6 variabel struktural teryenting yang merupakan indikator malqoekonomi terpopuler dalam studi pertumbuhan antar negam (Levine dan Renelt, 1992; Sala-i-Martin, 1997) yaitu tingkat investasi modal fisik (rasio PMTDB terhadap PDRB), tingkat investasi modal manusia (tingkat pendidikan yang ditamatkan), indikator kebijakan moneter (tingkat inflasi), indikator kebijakan fiskal (rasio konsumsi pernerintah terhadap PDRB), perdaganganintemasional (perubahanterzr.rof trade), darrinfiasfiul
Indepcndetr
Konrtanta t-og (PDRBperkapitadil as?l) RasioI/PDRB Educatiooal Attainme TingkatInflasi Raio KonsunsiPernerintsh / PDRB Perubah.nTerns of Trade RasioJalanRaya/ LuasWilayah
AdjustedR*quffcd S.E of regr€ssion DW-statistic P-valuefor joint hypothes€s F€tatistic (Prob.F-statistic)
T.np. F.E.
Itgr F,E.
0.4930 (13.3s17) 4.0329 (-12.4300) 0.05782 (2.4347) 0.03?9 (1.3?81) 4.2194 (-7.r78r) -0.1136 (4.?050) -0.0519 (:2-8t7't' o.o32t7 (2.5737)
-0.050? (4.0304) 0.0992 (3.111t) 0.0320 (t.242t) 4.2712 (-9.1733) 0.1398 (2.532s) {.0593 (4.6973) 0.0514 (1.9487)
0.7061
0.7346
0.02n
0.m24
1.8710
2.1474
0.0000
0.0000
0.0000
12.s756 0.0000
36.3568 (0.0000)
52.8506 (0.0000)
0.3520 (6.3087) 4.0245 (-6.3r09) 0.0290 (0.8835) 0.0139 (0.3201) 0.0700 (o.4739) -0.1433 (4.9494) 0.0031 (0.106r) 0.0137 (0.96s0)
0.4927 Q-7832' -o.0328 (:7.t270) 0.036s (1.5959) 0.0,140 (1.20r5) -0.1705 (3.2343) -0.1816 (4.2883) {.006f (4.3636) o.0222 0.9441)
o.7642 0.00?0 1.9501
0.1,0.2, -1.0,-1.2 0.02,0.01,0.02,0.03 1.89,1.t7,0.61,|.n 0.0000
Inplid p Catatan: Variable dep€ndenadalahtingkat p€rtuhbuhant hun.n PDRB per kapita riil 1984-20m. Data set yang dipe.Sunakanadalahdat PDRB total. Regresimenggunakanrnetodeordinary least squdreskolorx. l), Three-Stoge LedslSquaredGolom2), danparcl ftolom 3 dan4).
Sumb€rPeftumbuhanEkonomi Regional:StudiEnpiris Antar Propinsi Di Indonesia,l9M-2000
1O7
Reg.esikolom I mempergunakan nilai i'ariabel dalambentukrat -ratasepanjangperiode 19842000. StJtez,Juntuk kolom 2 terdiri dari empatpe$arna'dl,ditrtar] dependentvaiable ad^lsh tingkat pertumbuhant hunanuntuk 19841988, 19881992, 19921996 dan 1996-2Om-Regesi menggunakanmetode€stimasi3.SLS denganvariabel insrumental yarg berbedauntuk setiap persarlaan-untuk mmgestimasipersamaan.Vadab€l instrurnentalini terrrasuk nilai lag u uk PDRB p€r kapita (sebagaimisal PDRB p€r kapita 1980 dalam peNamafl 1984-1988),nsio /PDRB, ringkat pendidikar )ang ditamatkan,rasio GOV/PDRB, rario jalan raya dan nilai aktual dari tingkat inflasi, pe'nbahantenns of ttude. Untuk variabelperubahanteng of tmde dan tin*at inflasi, nilai aktual didekati dari nilai rata-rata variabel selama periode bersangkutan, Regrcsi pada kolom 3-4 menggunakanmetodeestilusi GLs dergan Ctuss Sectloh Weights. Kolom 3 adsleh regesi ptnel wla faed $ect dan kolom 4 der\g,f;tlired 4Iect, Obsfrvasi panel yang dipergunakanadalahdato 26 propinsi unhrk p€riode 1984-1988,1988-1992,19921996,dan 1996-2000. Angka dalam.tandakurung adalaht-JtoriJtcJ dari rnasing-masingeJtinusi koefisien. p-vafire lor joint hypothesesnf,rru:ukpadahipotesisgabunganbahwakoelisien seluruhvadabel selain PDRB per kapita awal adalahnol. K€cepatankonvergenciyang terinDlil€si (nplied pl di hitung dengan menggunakanformula dari ko€lisien pada pend.pat n awal 6 - (t-es)E dinana T adalahpanjangnyapdiodc observasi.
Trbel 16.EstimasiKecepatan Konvsrgensi di Indonesia,1984-2000:
Konstanta l.og (PDRBperkapia riil awal) RasioVPDRB EducalionalAnainment TinSk t hflasi Rrlio KorsumsiPeherintah/ PDRB P€rubahan T€nnsofTr.de RasioJalanRaya/ LuasWilayah
0.3289 (3.68s?) 4.0210 (-2.9s941 {.0090 G1.2940) 0.0052 (0.1192) 0.{x30 (0.1694) {.1843 (4.8845) 4.0133 ({.294.8) 0.0135 (1.0982)
Mjusted R-6quard S.E.ofrcgression DW-st tistic P-valuefor joint hypoth€ses F-statistic (Prob.F-statistic) LnpliedP o€p€rtidi tabel I 5.
oltt. r orno o^nrn
0.2331 Q.1552) -0.0106 (-r.2719> {.01 I I (-l.5tE9) {.&33 ({.9715) 4.2000 G3.7013) {.1693 (-3.1242\ i.0035 (4.1919) 0.0285 Q.44s1)
0.2668 (3.121t) 4.013t (-2.01E0) -0.0091 (-1.57E8) 0.0200 (0.67t) -0.3004 (r.5285) , .o.lr9l(-6.5668) 4.0/,89 (-2.5690) 0.0174 (r.6r3s)
4.0585 c3.2968) 0.0127 (r.0817) 0.1341 (r.930?) {.3046 (-7.9946) 0.0656 0.5s28) 4.0626 (-3.9308) 0.0261 (r.0134)
{.6, {.4, 5.1,.1.4 0.02,0.02, 0.03,0.03 2.24,t.t9, 0.57.1.,16 0-0000
o.1121
0.6903
0.0225
0.0226
2.3564
2.5812
0.0000
0.0000
37.4073 (0.0000)
43.6 9 (0.0000)
0.0125
0.M13
2.3096 o.0722 0.0181
0.0098
yusufwibisono
rog
Tabel 15 dan 16 memperlihatkan estimasi kecepatan conditio al conyerge ce di Indonesia. Hasil regresi terlihat cukup memuaskan,kecuali untuk beberapavariabel yang tidak signfikan dan juga memiliki arah yang tidak sesuai harapan. Namun masuknya berbagai variabel penjelas baru memberi kontribusi yang besar dalam perbaikan model. Hal ini dikonfirmasi oleh hasil wald-test yang secara meyakinkan menolak hipotesis gabunganbahwa sernuavariabel penjelasselain pendapatanawal memiliki koefisien nol. Seperti 1,angdiharapkan, metode estimasi 3-SLS kini terlihat lebih memuaskan karena residual dari persarnaankini tidak lagi berkorelasi antar periode, sehingga regresi akan benar-benarmenggambarkanhubungan antaratingkat pertumbuhan dan nilai aklual awal dari variabel penjelas. Sementaraitu estimasi denganmetode data panel diharapkan akan menambahinformasi sampel yang akan bermanfaattefutama untuk variabel yang sangat bervariasi antar vr'aktu. Dengan model Baro untuk data PDRB total, tingkat konvergensi kondisional kini berkisar antara 2,O7Yohhgga3,71%opa tahun. Dsngan data PDRB non migas, kecepatan konvergensi menurun kecuali untuk estimasi panel yang menghasilkan xingkat konvergensikondisional 4,13% per tahun, lebih tinggi dari estimasi sebelumnya. Tabel 17.KomparasiEstimasiKecepatan Konv€rgensi di Indonesia,1984-2000: MadelBarrodanSala-i-Martin
Konveryensi Absolul Data PDRB Total Data PDRB Ndn Migas
0.0130 0.00r5
Kont' ensi Kondisional Data PDRB ToIaI Data PDRB Non Migas
0.0207 0.0181
0.0264 0.0098
0.0183 0.0157
0.0458 0.0463
0.0265 0.0r25
0.03?l 0.0+13
Secara umum terlihat bahwa regresi berbasis data PDRB non migas memberi estimasi kecepatankonvergensi yang lebih rendah. Berbeda dengan hasil estimasi model MRW, tingkat konvergensi kondisional kini adalah lebih tinggi dari konvergensi absolut kecuali estimasi panel dengm faed elfect. Hal ini mengindikasikan bahwa berbagai indikator makroekonomi yang dimasukkan ke dalam model signifikan dalam mempengaruhi steady-state perekonomian sehingga berhasil merevisi estimasi tingkat konvergensi ke atas. IV.2. P€udekahr Peng€jaran TFP Walau terdapat bukti yang tegas terhadap konvergensi, namun terdapat keraguan yang besar apakah konvergensi dalam pendapatanper kapita bukan merupakan hasil dari bias dalam data yang dipergunakan dan bias dalam pernilihan sampel. Lebih jauh lagi, meskipun tendensi sistematik untuk konvergensi terjadi untuk periode waktu tertentu, tetap harus ditmjukkan apakah perekonomian miskin tumbuh l€bih cepat hanya karena mereka mengalami pendalamanmodal padatingkat yang lebih c€pat dan / atau partisipasi tenagake{a yang lebih cepat, atau merekatumbuh lebih cepat karenafaktor lain.
Sumber Pertuhbuhan EkonomiR€gional:Studi EmpirisAnhr PropinsiDi Indon€sia, 1984-2000
109
Terdapat perbedaanyang lffusial antarakonyergensi dalam pendapatanper kapita dengan tsndensi untuk pengejaran (catchtng-up) dalam tingkat TFP (total factor productivity')Tentu pengejaran TFP berimplikasi pada tendensi pendapatan untuk konvergen, tetapi tendensi tersebut dapat tertutup atau dilebih-lebihkan jika perttumbuhan intensitas faktor beryariasi secarasistematis seiring denganpendapatan. Dowrick dan Nguyen (1989) membangun model lrng mengkuantifisir seberapabanyak pengejaran TFP memberi kontribusi terhadap perbedaantingkat pertumbuhan, Dengan mernpergunakanpersamaan(6), kami melakukan estimaii terhadap kecepatanpengejaran TFP di Indonesia. Tabel 18.EstimasiKecepatan per Kapitadi Indonesia,1984-2000: KonvergensiPendapatan
Konslanta l.og(PDRBperkapitariil relatif pada1984)
0.0J59 (s.81l0) 4,0101 (-3.3341>
0.0340 (4.9819) 4.01t5 (-3.4546)
AdjustedR-squared S.E.of Regression DW*tatistic F-6tatistic (Prob,F-statistic)
0.248',7 0.0108 1.9858 9.2194 (0.0055)
(0.0000)
iffi
{.0404 G3,0149)
titii
Irnpliedr" 0.0094 0.0107 0.0317 Catatan: Variabe menSgunakandata PDRB riil total. Regresidijalankan denganmetodeOLS (kolom 1), panel t,,npafxed efect (kolom 2) d€Jtd ganlire.l elfed ftolom 3). Angka dalamkurung adalahtslatistic d^i maring-masing estimasi koefisien. K€cepatankonvergensi png terirnplikasi (inplid 7\)di hitnng deigan nenggunakanformula dari koefisienprda pendapetanawal t = 1(I-))rn', di'lt nzT adalahpanjangnyai,eriodeobservasi,
Tabel 19. Estimasi KecEratan Konvergensi Pendaparanper Itupita di Indonesia, 1984-2000:
Konstanta l.og (PDRBperkapitariil relatifpada 1984)
0.0621 (6.A09) 0.0026 (0.4028)
0.0652 Q.6726) 0.0042 (0.7032'
AdjustedR-squared S,E.of Regression Dw-statistic F-statistic (Prob.F-statistic)
-.0.0341 0.0132 2.1114 o.1746 (0.679n
0.331I 0.0348 1.9756 s2.0042 (0.0000)
0.2894 (6.5024) o.5574 0.0346 2-3963
Implied L
Catatan: RegresimenggunakandataPDRB non migas.Keteranganlainnyaadatahsarnasepertipadatabel 18.
110
Yusufwibisono
Pertamakali kami mengestimasikecepatankonvergensi pendapatanper kapita. Tab€l l8 dan 19 menlajikan hasil regresi dimaksud. Hasil regresi tampak mernuaskan kecuali untuk regresi berbasisdata non migas. Pada tab€l 18, terlihat bahwa tingkat pendapatanawal menjelaskan sekitar ll-31 persen p€rb€daan dalam tingkat pertumbuhan. Tanda negatif mengindikasikan bahwa PDRB tumbuh lebih lambat di propinsi-propinsi kay4 berimplikasi bahwa pendapatan akan Konvergen. Pada tabel berikutnya, dimana kini r€gresi berbasis data PDRB non migas, tendensi konvergensi ters€but menghilang. Hal ini kembali moregaskan temuan sebelurrmya bahwa kecenderungankonvergensi adalahtidak te{adi pada perekonomiannon migas. Fenomenakonvergensi pendapatanmungkin disebabkanpropinsi miskin memilih tingkat investasi yang lebih tinggi sehinggacenderungmeningkatkan msio output per penduduk. Hipotesis lainnya adalah adanya perbedaan dalam tingkat pertumbuhan tenaga kerja relatif terhadappopulasi. Maka koefisien pendapatanawal akan cenderungmendekati nol ketika kita memasukkanpertumbuhan tenaga kerja dan modal ke dalam model sebagai variabel perjelas. Dengan spesifikasi ini, yaitu dengan mengkontrol pertumbuhanmodal dan tenagaket'a, kita dapat menginteryretasikankoefisien pada pendapatanawal sebagai tingkat pengejaranfiP. Trbel 20,EstimasiK€capatan TFPdi Indoncsia,1984-2000: Pengejaran ModelDo*tick danNguyen
{.02M (4.7902) {.0199 c2.7916) 0.18?l (1.6769) 0.9216 0.751?)
-0.0040 ({.50r 8) 4.0136 G5.4?82) 0.3423 (5.1284) 0-3541 (2.9302)
{.0847 (1.3037) 0.5505 (6.28?D 0.3358 (2.tU21)
lrg (PDRBp€I kapitarel.tif awal) TingkatPertumbuhen Modal Tin8ld PcrtumbdlahTslaga Kerja
0.0054 (0.2699) {.0119 (-2.8r59) 0.n18 (0.9?32) 0268E (r.537r)
AqiustedR-squ{€d
0.3002
0.4538
0.4866
S.E.of rgglssioo
0.0104
0,0324
DW-st tistic
2.3106
4.3,-t.9, -r.3,-2.1 0.0317 0.03, 0.03, 0.03, 0.05 1.70, t.22,1.t6,0.82 r.7074 0.0412
o.1567
0.0000
0.0000
4.5741 0.0123
29.5247 (0.0m0)
62.8t67 (0.0000)
Konstata
P-valuefor joint hypotheses F-sraristic (Prcb.F-st tistic)
2.D&
Inplied i, 0.0110 0.01u 0.0550 Catatan: Variabel dcp€ndenadalahtingkat pertrmbuhantahman PDRB dil l98a-2000. Data siiyang dipergunakanadalahdata PDRB tobl. Reg.esinEnggunakannrctodeorditary lqst squares Bolom l), Thrce-StdgeLeastSquared$.olom2\ danpanel(kolom 3 dan4). Regresikolorn I menTergunakannilai variabeldalambentukrataj'ata sepanjangperiode I 9842000. Srster'rj untuk kolom 2 lerdiri dad cnDat pefi,trn a\ dirr,xa dependentvortabte ^drlrh tingkat penumbuhanrahunanuntuk 19841988, 1988i 992, 1992t 996 dan 1996-2000.Rerresi
sumber PerturnbuhanEkonomi R€gional:StudiErnpirisAntar Propinri Di Indonesir, 1984-2000
llt
menggunakannetode €stimasi3-SlS denganvadabelinshumentalyang berbedauntuk setiap persamaan-untuk mengestimasipersaruan. Variabel instrurnentalini lermasuknilai lag mtuk PDRB per kapita (sebagaimisal PDRB per kapit! 1980dalampersarnaan1984-1988),tingkat pertumbuhanmodal dan tingkatpertumbuhantenagakerja. Regresipada kolom 3-4 menggunatanrnetodeestirBsi GIS denganCross Section rFe4ts. Kolom 3 adalahregresi p nel tartraJixed efect dan kolom 4 den'W Jired effect. Obsegasi panel yang dipergunakanadalahdata 26 Fopinsi untuk periode 1984-1988,1988-1992,1992196, dan 1996-2000, Angka dalam tanda kurung adalaht-rt4rirtbs dad masing-masingestimasikoefisien. P-valae for joint hypothesesrE juk padahipotesisgabunganbah$/akoelisien seluruh variab€lselain (inplien LJ PDRB per kapita relatif awal adalahnol. Kecepatankonvergensiyang teri(tlq.lik.3.si di hitung denganrn€nggunakanformula dari koefisien padap€ndapabnawal b = l-(l-))rn dimanaT adalahpanjangnyaperiodeobservasi.
T.bel 21.EstimasiKecepatan Pengejaran TFPdi Indonesia,1984-2000: ModelDowrickdanNguyen Vrr, Dependen: Ilngklt P€rtunbuh.n1984-2000 Vrrl.bel lddepedetr
OLS
0.0109 KonstaDta t g (PDRB_per kapitarelatifawal) TinskatPertumbuhan Modzl rinskat P€tumbuhanrenasaKerja
S.E. of regressiotl DW*tatbtic
r-vaue lorJomtn)?oheses F-stalistic (Pmb,F-statistic) Irnpliedl
P!ml
r prtr.E. iT:" 0.0314 (2.4s73) {.0005 ({.0800) 0.3328 (2..+055) 0.2616 (3.2548)
0.2585 (s.s732) 0.2@t (1.4413) 0.1981 (2.3688)
0.3994
0.5564
0.03,10
0.$A
1.6867
2.0664
0.1078
0.0000
0.0020
2.1221 0.t263
23.8315 (0.0000)
?8.6016 (0.0000)
t^ 1159)
ir'ii)s
r',i.iiqa ^ 1(46) ,i';.i;40' iir., (1.8854)
Adjusted R-squated
3-slr 0.0107 (0.3,161) {.0119 (4.9098) 0.0781 (0.6615) 0.9572 (1.4123)
01187 0.0122 2.0381
0.0021
-1.7,4.7,4.6,:2.9 0,03,0.03,0.02,0-06 1.49,1.34,1.03,0.76 0.1986
0.0110
0.0005
Cahtan: Dataset)ang dipergunakan adalahdataPDRBnon migas.Keterangan lainnyaadalahsarna sepertidi tabel20. Tabel 20 dan 21 menyajikan estimasi kecepatanpengejamn TFP di Indonesia periode 1984-2000. Pada regresi berbasis data PDRB total (abel 20), konvergensi pendapatan terlihat lebih lambat dibandingkan tingkat pengejaran TFP. Hal ini kemungkinan diakibatkan intensitas modal dan/ atau tenaga kda tumbuh lebih lambat di propinsi propinsi miskin. Bukti ini menunjukkan bahwa konvergensi di Indonesia bukan disebabkan oleh tingkat investasi yang lebih tinggi atau tingkat partisipasi t€naga kerja yang lebih cepat. Pada regr€si berbasis data PDRB non migas (tabel 2l), kesimpulan diatas tidak terpatahkan. Terlihat bahwa tingkat pengejann TFP adalah positif dan karenanya lebih tinggi dari konvergensi pendapatannon m'igas.Namun terlihat bahwa tingkat pengejaran
112
YusufWibisono
TFP pada perekonomiannon migas adalahlebih rendah dari tingkat pengejaranTFP pada perekonomianmigas. Tabel 22 secara umum memperlihatkan bahwa konvergensi pendapatanhanya berlaln untuk perekonomianmigas. Padaperekonomiannon migas yang tedadi adalah divergensi pendapatan, Namun pengejaran TFP berlaku untuk semua kasus, baik perekonomian migas maupun non migas. Trbel 22. KompamsiEstimasiKecepatan di hdonesia,1984-2000: Konvergensi ModelDowrickdanNguyen
K onre rgetBi Pendapatan DAIAPDRB TOI'I Data PDRB Non Migas
0.0094 -0.0027
Pengejaran TFP Data PDRB Tot4l Data PDRB Non Migas
0.01l0 0.0021
0.0175 0.01l0
Trnpa F,E.
DenganF.E.
0.0107 -0.0043
0.0317
0.0124 0.0005
0.0550
IV.3. PendekatanTramfer Teknologi Pendekatanketiga dalam analisa konvergensi berusaha melakukan sintesa pendekatan pertama dan kedua. Dengan sintesa ini, model mengizinkan kita membedakan bagian konvergensi yang dihasilkan dari akumulasi faktor dan bagian konvergosi yang dihasilkan dari transfer telcrologi. Studi ini menelaah dan mengestimasi persamaan(5) untuk menguji baik konvergensi klasik maupun konvergensiteloologi. Tabel23 dan U Trcnyajikan hasil estimasi. Koefisien pada log PDRB per kapita awal adalah estimasi terhadap kecepatanpengejaran teknologi, yaitu dengan mangkontrol variabel tingkat pertumbuhan moclal fisik dan tingkat pertumbuhan modal manusia. Koefisien adalah negatif dan signifikan baik pada regresi berbasis data PDRB migas maupun non migas, kecuali untuk estimasi dengan OLS. Tingkat konvergensi teknologi, pft, diestimasi berkisar antara 1,84% hingga 16,0s%. Estimasi tingkat konvergensi telnologi yang dihasilkan oleh estimasi pan€l dorrganlixed eftcr, berimplikasi bahwa jika kondisi tetap seperti dalam periode observasi,maka waku yang dibutuhkan untuk mengwangi setengah kesenjangan antara tingkat telqologi perekonomianpengikut dengantingkat telarologi perekonomianpemimpin hanlz 4 tahun saJa, Hal ini mungkin mengindikasikan bahwa denganmengakomodir bentuk fungsi produksi yang berbecla untuk setiap perekonomian, kita dapat menangkap efek konvergensi teknologi secarajauh lebih baik.
SumberPertumbuhanEkonomiRegiohal:StudiEnpiris Antar PropinsiD Indonesia,1984-2000
113
Tgbel 23, Estimasi KecepatanKorN€rgensi di lftlonesi4 1984-2000:Model Dowrick dan Rogers
Ko*tanta
0.0187 (o.42t9) ii.ors+
t-i#ru Pcg?I3p.'.T"cil.?..iyl) Tingkat PerEmbuhan Mod,al Fisik ,;'^;
rins;r
P€*umbuh.nModatManusia
(|:ll3?
(0.375?) Mjusted R-squared S,E, of regression DW€tatistic P-valu€ for joirf hwoth€ses F-statistic (Prcb. F-Etatistic)
Irnpliedp' Inpliedpi Impfiedp
0.0269 (2.8202) 4.0177 (4.1s99) 0.1659 (1.9363) 0.3452 (1.3173)
05125 0.0123 1.9579
0.1,0.0, 0.0,-1.5 0.03,0.02,0.03,0.05 1.,16, 1.43,1.49,0.80 0.0209
0.5969 9.7616 0.0003 0.0355 0.0155 0.05l0
0.029J 0.0184 0.(]/'77
0.0229 (3.4711) {.0199 (-15.6356) 0.2215 (4.2llt) 0.4403 (2.906s)
4.lL21 (.18.0621) o.nq 04.1175) 0.4'n3 (12.0575)
o.47t4
0.19n
0-0316
0-0259
1.5837
2.4242
0.00m
0.00m
31.6136 (0.0000)
2l0.lll8 (0.0000)
0.0203 0.0208 0.0411
0.0153 0.1499 0.1652
yAng dipergunakanadalah data PDRB total. Regresi murggunakan ltrrct/:dLe ordinary leo* squateskolorr, l), Three-stageIzast Sq ard (kolom 2), dan panel(kolom 3 dan 4). Regresikolom I mempErgunakan nilai variabeldalambentukrata-ratasepanjangperiode l9g42000. ,tsrens untuk kolom 2 terdiii dari etrpat pets rra?I|,,djnir'a dependentvariabte ad?itah tingkat pertumbuhantahunanuntuk 1984-1988,1988-t992, 1992-1996drn I gg6-2000.Reercsi menggunakanmetodeestimasi3-SLS denganlariabel instrumentalyang berbedauntuk s;tiap peBarnaan-untuk mengestirnasipe$arnaan.Variabel i$trumental ini termasuknilai iag untuk PDRB per kapita Gebagaimisal PDRB per kapib 1980dalampersarnaan1984-1988),tingtot pertumbuhanmodal fisik, dan tingkatp€rtumbuhannrodalmanusia. Regresipada kolom 3-4 rnenggunakanmetode€stinrasiGt.s dengen Cross SectionWeights. Kolom 3 adalah regresipanel t^pa flxen efect dar. kolom 4 dengantned EFect.Observasi panel yang dipergunakanadalahdara26 propinsi unruk periode 1984-1988,1988-1992,19921996,dan 1996-2000. Angka dalaa tandakurune adalaht-stotistics dari masing-masjngestir|asi koefisien.p.whrc forjoint hypothesa mcfujuk padahipotesisgabunganbah*€ ko€fisien seluruhvariabel selain PDRB per kapita awal adalahnol. Kecepatn konvergensiklasik yang terinplikasi (inplied F) di hitung denganrnenggunakan foftr l^ 9" = (I-d-d). a04 merepresentsikan tingkat konvergensitahunn tahadip stealy rtate terkait denganbennrk fungsi produksi perekonomiandirruma(n+g+6F0.06. Kecepatan konvergensitelnotogi yang tedmplikasi (iftpr?d p) di hitung denganmenggunakanfomula P" = IaQ+TV/f, mereprcsentasikantingkat konvergensi tahunan terkait dengan tr.nsfer ielarclogi.
Yusufwibisono
114
Trbel 24. Estimasi Kec€patanKonvergensi di Indonesia, 1984-2000:Model Dovrick dan Rogers
0.03,18 (4.148s) {.0185 (4.8nq 0.1714 (2.184r) 0.1555 (0.6735)
{.1184 (t'7.n$) 0.2994 (7.s08s) 0.5'.772 (6.6887)
0.3026
0.6446
0.0338
0.0267
1.6822
2.2805
0.41t0
0.Ms0
0.0000
2.4056 0.0s46
15.8982 (0.0000)
107.4340 (0.0000)
0.0,(x 0.0192 0.0s96
0.0074 0.1605 0.1619
0.0040 (0 13J7) .0.0096 G1.8917)
Konsrama
*c !'YIo P*.Y"e". ia".iYli,
I Ingxa[rertumouun Moo: ttstK TingkatPertumbuhan ModalManusia
o.42s2
/n * | {nr 'o,jAt
(0.2439>
0.0393 (3.7883) 4.0149 (-2.3214) 0.1954 o.7842) 4.2174 (4.?0s1)
o 1443
AdjustedR+quared
0.0136
S.E.ofregession
2.1432
DW-statistic P-valuefor joint hypolheses F-sttistic (Prob.F-statistic) InpliedP' IrnpliedP' IrnpliedP
0.0258 0.0096 0.0354
4.4, -0.8,{.7,-r.6 0.03,0.03,0.03,0.05 1.70,t.42,t.12,0.86 0.1985
0.0613 0.0154 0.0767
samasepertidi tabel23. Secaraumum terlihat bahwa kecepatankonvergensi teknologi lebih rendah dibandingkur kecepatankonverg€nsi klasik, kecuali untuk estimasi panel der,ggfj.fixed etect. Hal mi mengind'ikasikan bahwa perbedaanyang signifikan dalam teknologi dan juga institusi, adalah fakto yang sangtpenting dalam mernahamiperbedaanpertumbuhanantar propinsi. Menjadi jelas bahwa jika tidak terdapat perbedaan dalam variabel A, maka kita akan dapatkanbahwa konvergensi menjadi jauh lebih cepat. Tabel 25: KomparasiEstimasiKecepagnKonvergensi di Indonesia,1984-2000: Model Dowrick dan Rogers
Kon etge si Kondision4l DataPDRSTotal Lnpliedp" lmpliedpt Inpli€d P DataPDRBNonMigas ImpliedPo IrnpliedP" ImpliedP
0.0355 0.0155 0.0510
0.0293 0.0184 0.0n'7
0.0203 0.0208 0.041I
0.0153 0.1499 0.1652
0.0258 0.0096 0.0354
0.0613 0.0154 0.0'767
0.0404 0.ot92 0.0596
0.0074 0.1605 0.t619
Sumber Pertumbuhan EkonomiRegional:Studi ErnpirisAntarPropinsiDi Indonesia, 1984-2000
I 15
IV.4, Rekonslllasldan Interprctasi Dari aplikasi pendekatanklasik kami menemukanbahwa konvergensi pendapatanadalah eksis di Indonesia. Dengan mengaplikasikanpendekatandari teori pertumbuhan endogen, kami juga menemukan bahwa pengejaran TFP adalah eksis di hdonesia. Kemudian dangan menerapkan pendekatan gabungan, kami menemukan bahwa keduanla adalah eksis. Konsistensi hasil ini juga didukung oleh estimasiregesi yang signifikan, baik pada pengujian individual maupun keseluruhan.Tabel. 26 menunjukkan hal ini. Dari komparasi tsrlihat bahwa estimasi kecepatankonvergensi klasik dan telarologi yang dihasilkan dari model individual adalah mirip dengan yang dihasilkan dalam model gabungan,kecuali untuk estimasipanel deagmfixed efect. Dari sini kami menlmpulkan bahwa konvergensi di Indonesia banyak dipengaruhi oleh perbedaan dalam tingkat tehologi dan institusi antar Fopinsi. Jika perbedaan ini menghilang kita akan dapatkantingkat konvergensi yangjauh lebih tinggi. Hasil estimasi ini menegaskanperlunya intervensi yang lebih tinggi lagi untuk mengurangi kesenjangan dalam tingkat telmologi dan institusi antar propinsi. Kami memilih estimasi panel dexry?[]. fixed efect sebagaimetode estimasi teftaik yang kami inginkan. Hal ini selain berdasarkanpada pertimbangan empiris hasil ekonometri, juga berdasarkan pertimbangan teoritis. Dari semua regresi yang dijalankan, tarlihat bahwa metode panel denganJixed efect memberikanhasil paling signifikan dan memiliki arahyang sesuaidenganprediksiteon. Tabel 26,KornparasiEstimasiKecepatan Konvergensi Kondisionaldi Indonesia,1984-2000
(ModelMRW) Koltttlgdtsi Peftdapataft DataPDRBTotal DataPDRBNonMigas KotvergensiPendopatan (ModelBarro) DataPDRBTotal DataPDRBNonMigas PengejamnTFP DataPDRBTotal DataPDRBNonMigas ModelTransferTekaoloEj DataPDRBToIaI Impliedp' IrnpliedP( ImpliedP DataPDRBNonMigas Impliedp' IrhpliedP' InpliedP
0.0094 .0.0020
0.0052 4.rn22
0.0045 -0.0006
0.0321 0.0399
0.0207 0.018t
0.0264 0.0098
0.0265 0.0125
0.0371 0.0413
0,0110 0,0021
0.0175 0.0110
0.0124 0.0005
0.0550
0.0355 0,0155 0.0510
0.0293 0.0184 0.04n
0.0203 0.0208 0.0411
0_0153 0_1499 0.1652
0.0258 0.0096 0.0354
0.0613 0.0154 0.0767
0.0.104 0.0192 0.0596
0.$74 0.r605 0.16',79
l16
Yusuf Wibisono
IV.5. P€rbedaan Tingkat Teknologi dan Kin€rja Pcr€konomian Dalam ekonomi pertumbuhan dan pembangunan,istilah tetmologi memiliki makna yang spesifik; telmotogi adalah cara bagaimanainput dalam prosesproduksi ditransformasikan menjadi output. Sebagaimisal jika kita memiliki fungsi produksi umum Y = F (K L, .), ma.ka telarologi poduksi diberikan oleh fungsi FO; fungsi produksi ini menjelaskan bagaimanainput dikansformasikan menjadi output. Dalam fungsi produksi Cob Douglass Y : K' (AL)r-, A adalahindeks telinologi. Romer (1993) memperluasdefinisi teknologi menjadi apa yang ia sebut sebagai"ideas". Teknologi seringkali kita bayangkan dengan manufaktur, padahal kebanyakan alilivitas ekonomi tedadi di luar pabrik-pabrik. Ide-ide (rrleas) mencakup perspeltif Xakterbatas tentangpengemasanbarang,pemasaran,distribusi, pengawasanpersediaanbarang, sisXem pembayaran, sistem informasi, proses transaksi, pengawasankualitas, dan memotivasi peke{4 semuanyadigunakan dalam proses produksi untuk menciptakan nilai ekonomi dalam perekonomianmodern. Jika kita memperhatikan detail dari operasi perusahaanseperti Frito-Lay misalnya, kita akan melihat bahwa disana terdapat begitu banyak ide-ide yang terhimpun dalam penawaranlernbaranJembarankentang kepada konsumen yang jauh lebih besar daripada yang ada dalam pembuatan komputer. Dan mungkin ide-ide yang tercakup dalam penawaran kentang adalah lebih penting bagi keberhasilan pembangunan di negaranegaramiskin. Hasil analisis memperlihatkan bahwa teknologi adalah kekuatan utama di balik konvergensi pendapatan di Indonesia. Perbedaan tingkat tekrologi memberi kita p€mahaman tentang perbedaan tingkat penumbuhan antar propinsi. Ekualisasi tingkat teloologi antar perekonomian akan mernbawapada tingkat konvergensi yang jauh lebih cepat. Hal ini adalah tipikal negara-negaraberkembang dimana "idea gaps" lebih menjadi masalah utama dibandingkan dengan akumulasi modal. Banyak ide-ide penting adalah dilindungi atau dirahasiakan, dan ide-ide lainnyr hanya bisa didapatkan melalui pengalaman (leaming by doing). Hal ini menjadi kendala utarna dalam proses transfer teknologi yaitu terhambatnyaFoses adopsi teloologi terbaik dari luar negen. Jika propinsipropinsi miskin tertinggal dalam efisiensi telmis, maka tidak ada alasan untuk berharap efisiensi antar perekonomian akan tumbuh pada tingkat yang sama. Hal inilah )€ng menjelaskan mengapa tujadi perbedaan dalam tingkat pertumbuhan antar propinsi di Indon€siadalam rentang 1984-2000.
V, PENUTUP Konvergensi regional di Indonesia terjadi secara lambat. Dalam periode 1984-2000, tingkat konvergensi berkisar antaxa0,51 sampai 1,83 pe$en per tahun 1langberimplikasi the half-life of convergence adalah 3E-136 tahun. S€mentara itu dengan mengkontrol variabel-variabel penentu tingkat pendapatan steadyitate, tingkat konvergensi kini meningkat. Hal ini mengindikasikan bahwa perbedaandalam tingkat pertumbuhan PDRB per kapita antar propinsi secara sistematis dapat dijelaskan oleh sejumlah variabel
SumberPerturnbuhan EkonomiRegional:Studi ErnpirisAntarPropinsiDi Indonesia, 1984-2000
117
penjelas. Sebagianvariabel-variabel ini berada dibawah pengaruh pemerintah baik pusat maupun daerah. Dengan demikian studi ini mendukung pandangan bahwa pemerintah memiliki pengaruh yang besar bagi pefiumbuhan ekonomi regional yang tinggi dan Iestari. Sementaraitu regresi dengan metode data panel yang mengizinkan perbedaan fungsi produksi antar perekonomian, menghasilkan estimasi kecepatan konvergensi yang jauh lebih tinggi. Penggunaanmetode panel memperbaiki masalahomitted variabl.e bias yang umum diternui dalam regtesi pertumbuhan cross-section dimana aspek spesifik daerah yang berkorelasi dengan variabel-variabel penjelas yang dimasukkan ke dalam model adalah diabaikan. Hal ini mengindikasikan bahwa perbedaan tingkat teknologi antar propinsi adalah besar. Jika perbedaan dalam tingkat teloologi antar propinsi ini mcnghilan& maka konvergensi akan te{adi s€caracepat. Dengan analisa konvergensi telmologi, studi ini menemukan bahwa pengejaran TFP adalah fenomenapanting dan stabil dalam pola pertumbuhanregional di Indonesia. Hasil analisa memperlihatkan bahwa mekanisme utama yang beracla dibalik konvergensi regional adalah pengejaran TFP Peranan pengejalan TFP ini jauh lebih dominan dibandingkan dengan akumulasi faktor. Sejalan dengan analisa sebelumnya,penggulaan metode data panel menghasilkanestimasi konvergensi yang jauh lebih tingg. Hal ini mengindikasikan bahwa perbedaan tingkat tehrologi antar propinsi mernbawa pada perbedaanTFP yang besar. Jika perbedaandalam tingkat teloologi ini mvrghilang, pengeJaranTFP akan terjadi dalam tingkat yang jauh lebih cepat. Pengejaran TFp ini pada gilirannya akan mendorongkonvergensi dalam tingkat !,endapatanregional. Dengan pendekatan transfer teloologi, studi ini membedakanantam konvergensi yang dihasilkan dari akumulasi faktor dan konvergensi yang dihasilkan dari transfer tekrologi. Hasil analisa merunjukkan bahwa transfer telnologi memainkan peranan tidak kecil dalam konvergensi di Indonesia. Dengan perlakuan data panel yang mengizinkan sefiap perekonomian memiliki fungsi produki yang berbed4 sebagian besar konvergensi dihasilkan dari transfer t€loologi. Hal ini menegaskan temuan sebelumnya bahwa perbedaan tingkat teknologi aniar propinsi adalah sangat l€bar. Bila perbedaanini menghilang, maka kita berhamp bahwa transfer telnologi akan berjalan jauh l€bih cepat. Transfer teknologi yang lebih cepat ini akan membawapada konvergensipendapatanyangjuga lebih cepat. Analisa konvergensi pada studi ini adalah analisa kondisional. Maka perbaikan model ekonomi dan ekonometri yang menghasilkanrevisi ke atas yang substansialpada tingkat konvergensi meninggalkan ironi; tingkat konvergensi yang lebih tinggi namun pada kenlataannya perekonomianmiskin tetap tertinggal jauh di belakang. Kenyataan bahwa konvergensi pendapatantedadi secaralambat clalam studi ini, banyak disebabkan oleh tingkat investasi yang rendah baik pada modsl fisik maupun modal manusia di propinslpropinsi miskin. Lebih jauh lagi, ketidaknampuan melakukan investasi ini membuat kelemahanpropinsi miskin menjadi berlipat ganda; kehilangan peluang investasi untuk mengejar lewat akumulasi faktor dan juga kehilangan peluang membangunkapabilitas teknologi melalui
l1E
Yusufwibisono
pendidikan yang akan memfasilitasi transfer teloologi.Studi ini memiliki keterbatasan dalam teori dan metodologi peflelitian. Dari sudut pandang ekonometri, studi ini terganggu oleh masalah-masalah berikut: (i) kesalahan spesifikasi; (ii) kesalahan pengukuran; (iii) perata-rataanvariabel; dan (iv) korelasi antar residual. Sedangkandari sudut pandang teoritis, studi ini memiliki keterbatasan yaitu: (i) ketidakmampuan menangkap adanya pola konvergensi yang berbeda; (ii) ketidakmampuan menjelaskan transfer telcrologi.
DAFTAR PUSTAKA Abramovits, Moses. 1986."CatchingUp, Forging Ahead, and Falling Behind5"Journal ofEconomicHistory, Vol, XLVI, No. 2, June,pp. 385-406. Agenor, Pierre-Richard. 2000. The Economicsof Adjusmentqnd Grcwth. Califomia: AcademicPress. Armstrong, Harvey and Jim Taylor. 2000. Regional Economics and Policy, Third Ed., Massachusetts: Blackwell PublishersInc. Barro, Robert J, 1991."EconomicCro$,th in a Cross-Sectionof Countries,"Qzarlerly Journal of Economics, V ol. 106 (2), pp. 407-433. _,
1997.Determinsntsof EeonomicGro,wth:A CrossCountry Ehptical Study. Massachusetts: The MIT Press.
Barro, Robert J. and Xavier Sala-i-Martin. 1992. "Convergence,"The Journal of Political Economt,Vol. 100,Apr., pp. 223-251. . 1995.EconomicGrodr. New York McGraw-Hill Inc. Baumol, William J. 1986."ProductivityGowth, Convergence,and Welfare; What the Long-RunData Show"Anerican EconomicReview,Vol. 76 (5), pp. 1072-1085. Bernard, Andrew B. and Charles I. Jones. 1996."Technologyand Convergence,"Iie EconomicJoumal,Vol. 106(July),pp. 1037-1043. Bloom, David E., David Catrnlng atrd JaypeeSevilla.2002. "TechnologicalDiffusion, Conditional Convergence,and Economic Gowth," NAEX Working Paper, No. 8713,January. Brock, William A., and St€venN, Durlauf.200l. "Growth Empirics and Reality," Zre llorld Bank EconomicReview,\y'ol-15,No.2,pp.229-272. Dowrlclq Steve and Duc-Tho Nguyen. 1989."OECD ComparativeEconomic GroMh 1950-85:CatchUp and Convergence" lrrerican EconomicReview,Yol.79 (5), pp. l0l0-1030. Dowrick, Steve. 1992. "TechnologicalCatch Up and Diverging Incomes:Pattemsof EconomicCrowth 1960-88' The EcoftomicJounal, Yol. 102 (May), pp. 600610. Dowriclq Steve and Mark Rogers. 2002. "Classicaland TechnologicalConvergence: Beyond the Solow-Svan Model" Ox/ord Economic Papers, Yol.5a (3), pp. 369-385. Durlauf Steven N., and Datrny T. Quah. 1998. "The New Empirics of Economic Gowth,'NBER Working Paper, No- 6422, February.
SumboPertumbuhan EkonomiRegional:Studi ErnpirisAntarPropinsiD Indonesia, 1984-2000
119
Easterly, William. 2001. ne Elusive Quest for Growth: Economilts' Adventurz and Misadyentures in the fropr'cJ. Massachusetts:The MIT Press. Easterly, William and RossLevine. 2001."It's Not FactorAccumulation:SMiz€d Facts and Growth Models," 71e llorld Bsnk Economic Review, Vol. 15, No. 2, pp. 177-219. Esmara, Hendra. 1975."RegionalIncomeDisparities,",Bal/erinof IndonesianEconomic Studies,Vol.ll, No. 1, pp.4l-57. Fallon, Peter, and Camllle Lrmpart. 1998."Can BackwardSubnationalRegionsCatch Up with Advanced Ones2" The ll/orld Bank PMM notes,No.6, Iuly. Garcia, Jorge GNrcla and Lana Soelistianingsih. 1998. "Why Do Differencesin Provincial Income Persist in Indonesia?," Bulletin of Indonesian Economic ,gradies, Vol. 34, No. 1, pp. 95-120. Gujarati, Damodar N.,2003. Basic Econometric,Fourth Ed., New York: McGraw-Hill, Inc. Hilf, Haf. 2000. Ihe Indonesiqn Economy, SecondEd., New York; Cambridge University Press, Intriligator, Michael D., Ronald G. Bodldn and Cheng Hsiao. 1996. Econometric Models, Techniques,and Applications, SecondEd.,New lasey: Prentice Hall. Islam, Nazrul. 1995."Growh Bmpirics:A PanelData Approach,"Suarterly Journal of Economics, Vol. I l0 (4),pp. 112'l-1170. Jones, Charles l. 1998. Introd'uction to Economic G/olati. New York: W.W Norton & Company, Inc, Levine, Ross and David Renelt. 1992."A SensitivityAnalysisof Cross-CountryGrow,th Regressions," TheAmericanEconomicReview,Vol. 82, Sept.,pp. 942-963. Lim, Up. 2003. "A Spatial Analysis of Regional Income Convergence,,,planning Forum,9,pp.66-80. Lucas, Robert E,, Jr. 1988."On the Mechanicsof EconomicDevelopment',Joamal of MonetaryEconomics,Yol.22 (l), pp.342. Markiw, N. Gregory, David Romer, and David N. Weil. 1992.,'A Contribuiionto the Ernpirics of Economic Gro\l,th," The Quarterly Joumal of Economics, yol, 107, May, pp. 407437 . Mankiw, N. Gregory. 1995. "The Growth Of Nations,,' -Broolcfugspapers on Economic Activity, No. I, W. 275-326. Martin, Ron and Peter Sunley. 1998. "Slow Convergence?The New Endogenous Growth Theory and Regional Development,',Economic Geograply, No. 3, July, pp. 201-22'1. Meier, Gerald M., and James E. Rauch. 2000. Leading Issues in Economk Development,SeventhEd.,New York Oxford University hess. Pindyclq Robert S. and Daniel L, Rubiafeld. 1998.Econometric Models and Economic Forecasts, Foufth Ed., New York McGraw-Hill, Inc. Richardsofr,Harry V,l., 1979.RegionalEconomics.IJrbna:.llniversityof Illionis press. Romer, Poul M., 1993. "Idea Gaps and Object Gaps in Economic Development,,' Journal of MonetaryEconomics,Yol.32,December,pp. 543-574.
l2o
yusufwibisono
Sala-i-Martin, Xavler. 1996. "The ClassicalApproachto ConvergenceAnalysis,,,The EconomicJournal,Yol. 106(July),pp. 1019-1036. Sala-i-Martin, Xavier. 1997. "I Just Ran Two Million Regressions,',The American EconomicReview,Vol.87, May, pp. 178-183. Sigit, Hananto. 2001. "Measurementof Total FactorProductivity(TFp),', Infomet,yol. I, No. 1, Feb.,pp. 1-19. Solow, Robert M. 1956. "A Contribution to the Theory of Economic Growth,', fre Quarterly Journal of Economics,Vol. 70, Feb.,pp. 65-94. Tempfe,Jonathar. 1999."The New Growth Eviderrce,"Journal of EconomicLiterature, vol. 37 (1),pp. 112-1s6. Tsangarides,Charalambos G., 2000. "Revisiting Growth and Convergence:Is Africa Catching Up?," The llorld Bank Africa Region Working Paper Sen?s, No. 10, Dec. Uppal, J. S., and Boediono Sri Handoko. 1986. "Regional Income Disparities in lndotesi4" Ekonomidan KeuanganIndonesra,Vol. 34, No. 3,pp.287-304. Van den Berg Hendnk.2OOl. EconomicGrowthand Development:An Analysisof Our Greqtest Economic Achievements ard Oar Most Exciting Challenges. New York McGraw-Hill/Irwin. Wibisono, Yusuf.2003. "Konvergensi di Indonesia: Beberapa Temuan Awal dan Implikasiny4" Eftonomidan KeuanganIndoneria,Vol. 51, No. l, pp. 53-82.