MAKALAH ILMIAH
SUMBER DAYA EMAS PRIMER SEKALA KECIL UNTUK PENGEMBANGAN WILAYAH PERTAMBANGAN RAKYAT DENGAN KONSEP CUSTOM MILL Oleh: Sabtanto Joko Suprapto Kelompok Program Penelitian Konservasi,
Pusat Sumber Oaya Geologi
SARI
Potensi cebakan emas primer di Indonesia sangat tinggi, dalam bentuk sumber daya sekitar 4.240 ton dan cadangan
3.445 ton logam emas, penyebarannya
dimanfaatkan diawasi oleh dalam
oleh pelaku usaha pertambangan pemerintah
penambangan
agar selalu berupaya
dan pengolahannya.
dapat dijumpai
menerapkan
besar kepulauan
yang ada, telah
Pelaku
usaha
diatur dan
prinsip good mining practice dan kaidah konservasi pertambangan
peralatan dan teknologi sederhana yang kurang mempertimbangkan Emas terbentuk
di sebagian
sekala besar maupun kecil, serta PETI. Pengusahaannya
di alam dalam beberapa tipe cebakan.
sekala
kecil umumnya
aspek perlindungan
menggunakan
lingkungan.
Sumber daya bijih emas dapat dijumpai
dalam
dimensi besar dan kecil, kadar emas rendah sampai tinggi, bentuk tubuh bijih sederhana
sampai dengan kompleks.
Karakteristik
menggunakan
kimia
dan fisiknya
memungkinkan
untuk
dapat
ditambang
dan
diolah
peralatam
sederhana, hasilnya dapat dijual dengan mudah. Cebakan
bijih emas berdimensi
Sebaran cebakan bijih emas
yang besar, perlu dikembangkan yang dapat pula digunakan
kecil dan
kadar tinggi potensial
dikembangkan
sekala kecil pada beberapa lokasi, secara keseluruhan secara optimal, dengan membangun
untuk melayani
pengolahan
untuk tambang
satu instalasi pengolahan
bijih dari beberapa
rakyat.
dapat merupakan sumber daya
lokasi tambang
ramah lingkungan, dan dikenal dengan
custom mill. ABSTRACT
The potency of primary gold ores in Indonesia is so high wherein of about 4.240 tons is in the form of native gold resources and the total native gold reserve amounts to about 3.445 tons. Gold distribution can be found
in most islands available through the Indonesian archipelago in which some of them have been profitably mining by big scale mining company or the small one and also by illegal small scale gold mining (PET/). The mining management is regulated and inspected by the government in order to always make an effort in applying the principle of good mining practice and conservation rule in handling the mine and are processing. Small scale mining
entrepreneurs are generally using simple equipments and technology and less concern about aspects of environmental protection. Gold is naturally occurred in several types of are deposits. Gold are resources can be found in large and small dimensions with low up to high grade of gold, within simple up to complex form of are bodies. From its chemical and physical characteristics it makes possible to be mined and processed using simple equipments and the results can be sold out easily. Small dimension of gold are deposits with high grade of gold contents can be potentially developed as people's gold mines. Gathering of some scattered small dimension of gold are deposits which are relatively close to each other can represent a big gold are deposit which needs to be developed at the optimum achievement by installing a processing plant that take good care of environment and can also be used as the are processing service to facilitate for the are resulted from each of the people's gold mines. This way is very well known as a custom mill.
Buletin Sumber Oaya Geologi Volume 1 Nomor 3 - 2006
3
MAKALAH ILMIAH
PENDAHULUAN Sebaran menempati
cebakan
emas
daerah tinggian
sehingga
cenderung
terpencil.
dapat
wilayah
sekitarnya,
umumnya
dengan morfologi
merupakan
Pengembangan
tersebut
primer
daerah
modal
dasar
sebagai
mencemari
melakukan
operasi
pembangunan pendapatan
Untuk pengolahan dan
konsep
Potensi cebakan emas primer di Indonesia pad a neraca tahun 2005 dalam bentuk sumber daya sekitar dan
cadangan
Cebakan em as
3.445
ton
logam
bijih emas tipe tersebar sedangkan
umumnya
urat cenderung
urat. Cebakan
berkadar
dalam
berkadar tinggi. Bijih emas
dimanfaatkan
jumlah
besar
secara ekonomis,
dan pengolahannya pad at modal.
Sedangkan
untuk
dapat
serta penambangan
memerlukan
teknologi
cebakan
tinggi dan
tipe urat dengan
kadar relatif tinggi dapat ditambang dan diolah dengan teknologi
sederhana
pertambangan
dalam
kendala
lingkungan
khususnya
dapat
dengan
dalam
secara
sistematis
yang tepat guna, efisien
lingkungan,
menerapkan
mill, yaitu satu instalasi
dikelola
untuk
melayani
pengolahan
menggunakan dan berwawasan
penqolahan
bijih
yang
berasal dari beberapa lokasi tambang. CEBAKAN
bentuk
usaha
EMAS PRIMER
Genesa
rendah,
tipe tersebar dengan kadar relatif rendah memerlukan cebakan
memerlukan
emas.
primer dapat dijumpai dalam bentuk
tersebar dan mengisi celah membentuk
mengatasi
custom
teknologi
ton
limbah
untuk
bijih emas agar diperoleh manfaat optimal
ramah
yang
daerah dan penyedia lapangan kerja.
4.240
pengolahan
Sementara
teknologi dan keahlian yang memadai.
yang relatif
sumber
lingkungan.
curam,
sumb~r daya bahan galian
menjadi
berpeluang
Emas
primer
hidrotermal, komponen
yang
terbentuk menghasilkan
dari
hasil
aktifitas
cebakan
dengan
utama silika, terdiri dari dua tipe, yaitu tipe
tersebar mengisi pori batuan atau replacement
batuan
sam ping dan tipe mengisi celah dari kekar atau sesar. Tipe
tersebar
umumnya
mempunyai
kadar
relatif
rendah namun dapat dijumpai berupa tubuh bijih yang sangat
besar.
Cebakan
mengisi
bijih emas urat kuarsalsilika
celah
membentuk
(Gambar 1).
sekala kecil. Sebaran
Sumber
daya
merupakan
cebakan
ketebalan
kurang
emas
primer
sekala
bijih emas urat kuarsa dari
satu
meter
dan
kecil dengan
panjang
beberapa ratus meter, berkadar cukup tinggi, sehingga masih dapat diusahakan pertambangan
secara ekonomis untuk usaha
sekala keci!.
sering dijumpai
beberapa
tergantung
bijih emas berupa urat kuarsa selain
pada
aktifitas
hidrotermal,
juga
sesuai
dengan dimensi struktur geologi yang ditempati. Pad a zona struktur utama akan membentuk besar,
sedangkan
menghasilkan
struktur
bijih berdimensi
ikutannya
akan
tubuh bijih emas urat kuarsa lebih kecil.
Pad a sistem mineralisasi
urat
dengan sumber daya
semacam ini pada beberapa lokasi yang berjauhan. Pertambangan umumnya
emas
mengolah
primer
sekala
kecil
bijih dengan metoda amalgamasi
yang mempersyaratkan
kadar bijih tinggi untuk dapat
dimanfaatkan
secara
ekonomis.
Namun
telah
digunakan
juga
akhir-akhir dengan
ini
cara sianidasi
yang mengolah
demikian pengolahan
bahan
baku
berupa tailing dari hasil proses amalgamasi. Pengolahan amalgamasi masyarakat
dan
bijih
dengan
yang
lingkungan.
terbuang
tanpa
Limbah
penanganan,
metoda
dilakukan
umumnya kurang memperhatikan
terhadap
4
emas
sianidasi
hasil
oleh
dampak
pengolahan
sehingga
sangat
Gambar 1. Urat kuarsa, pada tambang rakyat Mamungaa,
Gorontalo
Buletin Sumber Oaya Geologi Volume 1 Nomor 3 - 2006
MAKALAH ILMIAH
potensi yang ada memerlukan
Karakteristik Kandungan
emas
sebagai komponen ini tergantung
dalam
utama atau komoditas
pada tipe cebakannya.
Cu-Au tipe porfiri komoditas sedangkan
bijih logam
em as dan
dapat
ikutan, hal
Pad a cebakan
utama berupa tembaga
perak
sebagai
hasil
ikutan.
Cebakan
bijih emas tipe urat kuarsa epitermal,
sebagai
komoditas
utama,
perak
em as
sebagai
bahan
ikutan. Sebaran kuarsa
cebakan
pad a satu
bentuk beberapa Panjang
bijih
beberapa dapat
bijih
wilayah
emas
dapat
berupa
urat
dijumpai
kilometer
urat
kuarsa
dapat
dan ketebalan
pula lebih kecil berupa
mencapai
beberapa
meter,
urat dengan
di alam berupa emas native,
elektrum, paduan dan telurida, yang paling umum dari keempat
jenis
tersebut
Karakteristik
penting
menentukan
dalam
yaitu
berat
jenis
emas
native
dari emas pemilihan
emas
yang
tinggi
dengan 19,3), sifat pembasahan
akan
sangat
pengolahan (15,5
sebagai
emas
selain
komoditas
ekonomi,
yang
Unsur-unsur
unsur
lain
dengan mineral
unsur berbahaya
bagi lingkungan.
tersebut antara lain Hg, As, Cd, dan Pb
bijih emas dengan
dan kimianya
memungkinkan
menggunakan
sederhana,
sehingga
emas yang diusahakan
tradisionil
dengan
Sedangkan
layak
untuk
cebakan
pengembangan
rakyat (Gambar 9).
Tabel1. Rata-rata kandungan unsur (ppm) pada bijih emas di beberaoa daerah orosoek
Hg
As
Cd
Pb
Cineam
1,788
-
39
701
Sangon
14,15
569
244
1577
G. Pani
1,694
45
2,5
92
G. Gede
139,046
541,6
13,23
820
Pongkor
98,20
46,5
3,75
141
Selogiri
111,4
560
65,1
1198
Cibaliung
3,186
7,8
5
167
Ciberang
2,828
-
4
163
LOKASI
karakteristik
fisik
untuk ditambang
dan
peralatan
dan
teknologi
banyak dijumpai pertambangan oleh masyarakat
Lokasi pelaku
tam bang
usaha
PERTAMBANGAN
emas
yang
pertambangan
sekala
kecil
oleh
yang
dikelola
sekala
Indonesia relatif sedikit dibandingkan diusahakan
oleh
besar
di
jumlah tam bang
oleh
masyarakat.
bijih emas sekala kecil yang tidak diminati
pelaku
usaha
cadangannya
usaha pertambangan beberapa
sekala
besar
yang kecil namun
daerah
dikembangkan
setempat.
PADA
RAKYAT
Cebakan
Cebakan
lebih
pertambangan
bernilai
(Tabel 1).
diolah
kecil
sederhana.
PERMASALAHAN
dapat
sering dijumpai berasosiasi
dengan kandungan
sekala
yang
secara
sehingga
oleh air raksa dalam
mengandung
ikutan
peralatan
dikelola
tinggi,
sampai
media air, dan sifat larut pad a sianida encer. Bijih
dapat
ubah lingkungan
dan elektrum.
metoda
yang
tidak
daya
tinggi, padat
panjang
hanya beberapa meter, tebal beberapa sentimeter. Emas terbentuk
mempunyai
teknologi
beberapa jenis keahlian, serta
dalam
urat tunggal atau berupa zona urat.
emas
modal dan melibatkan
karena
masih
total
layak untuk
sekala kecil dapat dijumpai
di
Indonesia.
Potensi
secara tepat agar berdaya
ini
di
perlu
guna dan
berh~sil guna. Agar memberikan untuk
sumber
daya
bijih
emas
dapat
mengelola
yang berdimensi
seluruh
cebakan
besar maupun
yang
ada,
baik
kecil. Sumber daya
emas dalam dimensi besar lebih layak untuk pelaku usaha
Tipe
manfaat yang optimal perlu diupayakan
pertambangan
dikarenakan pengolahannya
pad a untuk
sekala operasi dapat
besar,
hal
penambangan memanfaatkan
ini dan
seluruh
Buletin Sumber Oaya Geologi Volume 1 Nomor 3 - 2006
primer
yang
pertambangan
atau
karakteristik
paling
layak
cebakan untuk
bijih
emas
pengembangan
rakyat yaitu tipe urat. Bijih emas tipe
urat mudah untuk ditentukan dimensi dan sebarannya, serta dapat ditambang menggunakan
dengan sistim tambang dalam
peralatan sederhana.
tahap pengolahan,
Hanya saja pada
untuk mendapatkan
hasil optimal
5
MAKALAH ILMIAH
dan
ramah
lingkungan
tidak
cukup
hanya
menggunakan teknologi sederhana, akan tetapi perlu pengelolaan yang memerlukan keahlian, teknologi dan modal
yang
memadai,
terutama
pada
bijih, sehingga umur tambang secara pasti tidak bisa ditentukan. Penambangan
tahap Penambangan dilakukan hampir bersamaan
penanganan limbah beracun.
dengan Tambang sekala kecil melakukan usahanya menggunakan peralatan sederhana dan keahlian di bidang
pertambangan
yang
sangat
terbatas.
Penambang umumnya rakyat setempat dan sebagian
kegiatan eksplorasinya
atau tidak
lama
setelah ditemukannya indikasi mineralisasi. Hal ini akibat terbatasnya keahlian dan modal, sehingga operasi produksi tidak didukung oleh data lengkap dan menyeluruh dari wilayah pertambangannya.
pendatang dari daerah lain. Kegiatan penambangan Penambangan bijih
pada suatu wilayah pertambangan rakyat dilakukan
berupa urat umumnya
masing-masing
dengan sistem tambang dalam. Terowong untuk
kelompok melakukan kegiatannya secara terpisah.
mencapai bijih urat kuarsa menggunakan penyangga
Pencarian cebakan bijih, penambangan, pengolahan
kayu. Pada saat melakukan
sampai dengan penjualan hasil kegiatannya dalam
dipasang blower
pengelolaan
penyedot air tanah.
oleh
beberapa
kelompok,
secara
yang
terpisah
sesuai
dengan
kelompoknya.
penggalian dengan
untuk sirkulasi udara, dan pompa
Pengambilan bijih menggunakan pahat dan
Permasalahan
pada
pengembangan
palu, untuk mengeluarkan bijih dari kedalaman lubang
pertambangan rakyat dapat dijumpai mulai dari
dengan memakai keranjang yang ditarik menggunakan
tahapan eksplorasi sampai dengan pengolahan dan
tali dari permukaan. Kedalaman lubang tambang
pengelolaan lingkungan. Sedangkan
kasus yang
sangat terbatas, umumnya dapat menjangkau kurang
paling menonjol yaitu potensi merusak dan mencemari
dari 100 meter. Satu kelompok penambang biasanya
lingkungan.
dibagi ke dalam tiga subkelompok yang akan bergiliran menambang dalam waktu 24 jam.
Eksplorasi
Keterbatasan
kemampuan dan kapasitas operasional penambangan
Tahapan
eksplorasi tidak dilakukan secara
menyebabkan
recovery
penambangan
rendah,
sistematis oleh penambang sekala kecil. Penentuan
sebagai akibatnya sangat berpotensi menyisakan bijih
keberadaan bijih berdasarkan pada data permukaan.
emas.
Sebaran bijih emas, lokasi dan arah lubang tambang
Pengolahan
ditentukan berdasarkan data permukaan, dan sematamata
berdasarkan
ditentukan
dengan
pengalaman. mendulang
Kadar
bagian
emas
dari
bijih
Kegiatan penambangan
operasi dan
produksi
pengolahan
dilakukan
berupa oleh
beberapa kelompok pada lokasi yang terpencar
menggunakan piring atau batok kelapa.
mengikuti sebaran bijih yang dijumpai. Masing-masing Mengingat
eksplorasi
hanya menggunakan
metodologi dan peralatan sederhana maka cebakan yang dapat ditemukan terbatas pada daerah dangkal dan
umumnya
sebagian
telah
tersingkap
di
kelompok melakukan pengolahan secara terpisah, sehingga dampak dari kegiatannya akan tersebar pada areal yang luas, menghasilkan limbah yang tidak terkansentrasi pada satu lokasi.
permukaan. Cebakan bijih emas yang dikelola oleh masyarakat
sebagian
merupakan
temuan
hasil
eksplorasi pelaku usaha petambangan sekala besar.
Peilgolahan bijih emas pada pertambangan rakyat dilakukan dengan dua cara, yaitu amalgarnasi dan sianidasi.
Dengan terbatasnya perencanaan
operasional
data eksplorasi maka jangka
panjang
sulit
ditentukan, demikian juga kesinambungan pasokan
6
Metoda amalgamasi
(Gambar 2)
mengolah dengan bahan baku berupa bijih emas yang sudah dihancurkan, sedangkan sianidasi mengolah tailing dari proses amalgamasi (Gambar 4).
Buletin Sumber Daya Geologi Volume 1 Nomor 3 - 2006
MAKALAH ILMIAH
Pengolahan
bijih
emas
menggunakan
metoda
kecil sianidasi.
Tailing yang dihasilkan tidak ditangani
dengan
melakukan
seeara aman,
detoksifikasi
bahkan
lokasi pengolahan
amalgamasi
umumnya
atau
umumnya
sehingga
dan
sebagian
penyimpanan
dibuang
di sekitar
dapat menyebar
dengan
mudah oleh air permukaan (Gambar 3).
kadar emas tromol
dilakukan
Untuk
tenaga
rata-rata
selama
menggunakan 8-12
jam
atau
pada kekerasan bijih, dengan putaran ± 60
tergantung RPM.
pada bijih. Penggilingan
menggerakkan
mesin
atau
aliran
dengan tenaga penggerak
tromol
menggunakan
air sungai.
Pengolahan
air sungai dilakukan
pada
daerah aliran sungai, tailing sering dibuang langsung di sekitar amalgam
tromol
(Gambar
untuk mendapatkan
2). Proses
pembakaran
emasdilakukan
tempat terbuka tanpa upaya menangkap
pada
uap merkuri
yang dihasilkan (Gambar 5).
Gambar 2. Tromol untuk amalgamasi
menggunakan
tenaga
air, Tasikmalaya
Gambar 4. Reaktor sianidasi, latar depan kolam tailing, Halmahera
Gember 3. Air sungai keruh akibat terkontaminasi tailing proses amalgamasi,
Pada
proses
metoda
amalgamasi,
ditumbuk
sampai
dimasukkan
ukuran
IT'enggunakan
berupa
sekitar
ke dalam tromol.
lumpur
Tasikmalaya
pengolahan bijih
Utara
urat
kuarsa
Gambar 5. Pembakaran
dibiarkan terbuang, Gorontalo
1 em, selanjutnya
Pad a tiap tromol diisi
amalgam, kepulan uap merkuri
Pengolahan
selain dilakukan dengan peralatan
bijih sebanyak 1/3 dari volume tromol, merkuri 0,5 - 1
yang dimiliki sendiri oleh kelompok
ons dieampurkan
perorangan,
atau jumlahnya
tergantung
pad a
Buletin Sumber Oaya Geologi Volume 1 Nomor 3 - 2006
dapat juga menggunakan
penambang
atau
tromol berserta
7
MAKALAH ILMIAH
mesin dan kelengkapannya ketiga.
Jasa
pemakaian
diperhitungkan mekanisme
yang dimiliki oleh pihak peralatan
tersebut
dari hasil penjualan
dapat
emas. Umumnya
seperti ini dengan ketentuan bahwa emas
yang dihasilkan
dijual
kepada pemilik perlengkapan
pengolahan.
menggunakan amalgamasi
dengan
bahan
baku
tailing
di daerah
sekitarnya
dengan
(Gambar
4). Sebagai
akibatnya
yang sebelumnya diolah
untuk
hasil
mengandung
kembali
cara sianidasi
proses
pad a tiga tahun Utara dari
dan
Filipina
tailing dari proses hanya dibuang, dapat
dengan
amalgamasi
sisa merkuri
hasil
teknologi
amalgamasi
sianidasi
Sulawesi
meniru
dijual
dengan
metoda
mulai marak dilakukan
terutama
Tailing
Hasil
Penambangan penambang sampai dapat
dilakukan
oleh
yang masing-masing
15 orang. bekerja
Anggota
dengan
kelompok
beranggotakan
kelompok
10
penambang
mendapatkan
upah
dari
pemodal, akan tetapi umumnya bekerja dengan sistim
Pengolahan
terakhir,
Pembagian
cara sianidasi.
umumnya
(Tabel
potensi
masih
2), apabila
sifat racunnya
akan
dengan
membagi
sistim pembagian
oleh
pembagian
hasil
penjualan
hasil oleh
kelompok.
berupa
bijih,
masing-masing
Sedangkan pengolahannya
anggota
kelompok.
Bagi hasil dari penjualan emas lebih umum dijumpai. Pembagian dalam
bentuk
hasil kerja kelompok
penambang
bijih emas dapat dijumpai dan
Banten
(Gambar
di Oaerah
6).
Oi daerah
tersebut jual beli bijih juga biasa dilakukan,
merkuri pada tailing
Cineam, Tasikmalaya LOKASI
dari
bijih emas. PengoJahan pad a
hasil dari penjualan emas dilakukan
bersama-sama
dilakukan
di antara
dengan dua cara, yaitu
perolehan
emas dan pembagian
Tasikmalaya Kandungan
hasil penambangan
yang terlibat dapat dilakukan
diolah
lebih meningkat. Tabel2.
bagi hasil. Pembagian
bahkan di
dapat dijumpai pasar untuk jual
beli bijih ernas (Gambar 7).
Hg (ppm)
Cineam
201,05 - 594,74
SanQon
0,800 - 6,9
Gunung Pani
828 - 2.830
Gununq Gede
132 - 1.090,4
Lingkungan Kegiatan pertambangan dikuti
dengan
dibiarkan
upaya
tetap
dilakukan
reklamasi.
terbuka
upaya
rakyat umumnya Lubang
(Gambar
penanganan
8),
tidak
tambang dan
tailing.
tidak
Sehingga
potensi degradasi lingkungan sangat besar. Pongkor
437 -107
Selogiri
299 - 460
Pad a beberapa Utara dan sekitarnya, menggunakan
599 - 3.171
Cibaliung
dengan Ciberang
355 - 861
proses pengolahan
limbah,
yang terkandung yang
masih
terbuang.
rakyat tidak dijumpai akibatnya
bahan bersifat
bersama
Oampak dari kegiatan
pencemaran
instalasi
lingkungan
dapat
tailing
pengolahan,
sianidasi
akan
ikut
pengolahan
berupa
berlangsung
dalam
akan
.
Upaya
sehingga
maupun
bahan beracun
nilai
ekonomi
dari
yang tidak emas
yang
tailing
sianidasi
berbahaya,
dapat menyebabkan dengan
apabila
tailing yang terbuang
Tailing yang ditempatkan
sepadan
digunakan, (Gambar
yang masih mengandung diolah
mempercepat
detoksifikasi
amalgamasi
amalgamasi
lingkungan
marak
dengan
terbentuknya
metil merkuri yang berbahaya bagi kesehatan.
kurun waktu lama, yang apabila tidak dicegah akan degradasi
pengolahan
racun
pad a bijih emas dan sisa merkuri
terbawa
sianidasi
Sulawesi
tailing hasil amalgamasi
4). Tailing hasil amalgamasi sisa
di
serta Halmahera
metoda
mengolah
merkuri Pada tambang
daerah terutama
hasil tidak
proses dilakukan,
masih mengandung
baik berupa merkuri sisa
maupun merkuri yang berasal dari bijih. pad a lahan terbuka
akan
mudah menyebar akibat erosi air permukaan.
dihasilkan.
8
Buletin Sumber Oaya Geologi Volume 1 Nomor 3 - 2006
MAKALAH ILMIAH
custom untuk
mill dapat
unit pengolahan pengolahan dari
menjadi
mengatasinya.
salah
Custom
dan pembelian
beberapa
bijih emas yang berasal
lokasi tambang.
pertambangan
atau
Kepemilikan
Operasional
bijih emas,
custom
menguntungkan
good mining practice
custom ijin usaha
sebagai
pihak
memerlukan
kajian
bijih emas.
yang didukung
ekonomi hasil penambangan
pemegang
semata-mata
penjual jasa pengolahan
Gambar 6. Pembagian
keluar
merupakan
bijih emas yang dapat melayani jasa
mill oleh pihak yang sekaligus
sistematis
satu jalan
mill emas
mill
data lengkap
agar secara
tanpa mengabaikan
prinsip
dan kaidah konservasi.
Kajian
Cineam, Tasikma/aya
kelayakan lengkap
operasi sebagai
didukung
jumlah
instalasi
cadangan
pengolahan
agar dapat berproduksi
sesuai kapasitasnya
yang
serta data lain yang diperlukan
konstruksi
penunjangnya
eksplorasi
dasar penetapan
emas dan ikutannya, untuk
data
dan
secara optimal
dengan mempertimbangkan
daya
dukung lingkungannya. Kapasitas cadangan menjadi
custom mill disesuaikan
dari
wilayah
sumber
dengan total
pertambangan
pemasok
bijih,
yang
serta
akan
kapasitas
pasokan bijih dari tambang dalam kurun waktu harian sampai dengan tahunan. Kelangsungan
Gambar 7. Pasar bijih emas di Cine am, Tasikma/aya
didukung
jaminan
Pasokan
pasokan
bijih dapat
pengolah
yang
pertambangan sekala
operasional
berasal
juga
custom
mill perlu
yang
memadai.
bijih
dari pihak
memiliki
wilayah
usaha
serta para pelaku usaha pertambangan
kecil.
Usaha
pertambangan
melakukan pengolahan menggunakan atau
perusahaan
menjual
bijih
hasil
rakyat
dapat
jasa custom mill
produksinya
kepada
pihak
keluar
untuk
pengelola custom mill. Custom mengatasi
direklamasi, OPERASIONAL
pada
permasalahan
pertambangan
rakyat,
yang
umum
maka
konsep
Buletin Sumber Oaya Geologi Volume 1 Nomor 3 - 2006
wilayah
beroperasi
mengikuti
operasional
custom
optimal, lingkungan
CUSTOM MILL SEBAGAI SOLUSI
Berdasarkan dijumpai
Nabire
sebagai
permasalahan
pengembangan
Gambar 8. Lubang bekas tambang (shaft) tidak
mill
yang umum dijumpai pertambangan kaidah
mill dapat
berkesinambungan, harus
jalan
memenuhi
rakyat
konservasi. berlangsung dan
pada harus Agar secara
berwawasan
persyaratan
sebagai
berikut: •
Mempunyai
lahan yang cukup luas untuk proses
stockpiling, crushing dan blending.
9
MAKALAH ILMIAH
•
Lokasi
custom mill berada
di
dekat
wilayah
tam bang rakyat. •
Instalasi
yang
karakteristik
dibangun
sesuai
dengan
bijih emas yang berada pada wilayah
pertambangan
rakyat di daerah
sekitar
custom
dapat
sekala
Potensi
sekala
layak
•
Oapat melayani jasa pengolahan bijih emas.
•
Mempunyai fasilitas untuk penanganan
•
Oapat dijamin kesinambungan itu perlu didukung
limbah
pasokan bjih, oleh
data eksplorasi
yang
memadai.
pengembangan
merupakan
pengolahan
bagian
dari
usaha
pertambangan
yang sekaligus menjalankan jasa pengolahan
dan
pertambangan
dengan
potensinya.
pada beberap,a ,1okasi wilayah
emas
pertambangan
primer
memerlukan
keahlian.
teknologi
diperoleh
hasil
Pengolahan penanganan
pada
tahapan
penanganan
dan modal optimal
dengan
yang memadai
dan
ramah
ramah
agar
lingkungan.
lingkungan
mernerlukan
limbah yang umumnya oleh pelaku usaha
pertambangan
Custom mill dimiliki oleh pihak ketiga atau dapat
usaha
sesuai
kecil tersebar
Pertambangan
Pengelola dapat melakukan pembelian bijih emas.
•
untuk
untuk
usaha
rakyat.
mill. •
karena
dikembangkan
dengan
sekala kecil terabaikan.
mampuan menanganinya.
akibat ketidak
Oleh karena itu pengolahan
dengan konsep custom mill dapat menjadi jalan keluar bagi pengembangan
pertambangan
rakyat.
pembelian bijih. •
Hanya melayani jasa pengolahan
•
Pengolahan
dan pembelian
dengan kelengkapan
memadai dan
bijih emas yang berasal dari tam bang legal.
ramah lingkungan
Custom mill berada di bawah satu pengelolaan
penambang
berbadan
cara pembelian bijih dari kelompok penambang
terkendali
hukum
agar
dapat
terawasi
dengan balk, serta bertanggung
dan jawab
potensial indonesia
terhadap seluruh aktifitas usahanya.
dikembangkan sebagai
mengembangkan KESIMPULAN Sumber
umumnya daya
bijih em as primer
di Indonesia
yang besar dijumpai dalam dimensi kecil sampai besar
30
40
••
untuk melayani beberapa kelompok
baik berupa jasa pengolahan atau dengan
pada
salah
beberapa
satu
wilayah
jalan
sangat
wilayah
keluar
pertambangan
untuk dimana
potensi emas primer berada pada daerah
terpencil. pertambangan
Sehingga rakyat
pengembangan selain
akan
menjadi
wilayah sumber
50
PETA SITUASI DAERAH CIKOTOK KAB.lEBAK. PROY. BANTBII
u
~
Gambar 9. Peta wi/ayah pertambangan, bijih emas urat kuarsa dimensi besar ditambang oleh PT. Aneka Tambang, bijih emas urat kuarsa tebal 50,5 m diusahakan o/eh masyarakat
10
di
Buletin Sumber Oaya Geologi Volume 1 Nomor 3 - 2006
MAKALAH ILMIAH
pendapatan
daerah
kerja
juga
dapat
daerah
setempat, menjadi
sekitarnya.
penyedia
pemicu
Dengan
lapangan
terkoordinasi
perkembangan
konsep
custom
tersebut
mill,
lingkungan,
secara optimal
sehingga
tidak
ada
dapat
dipergunakan
UCAPAN TERIMAKASIH
potensi
Terimakasih
yang
kami sampaikan
yang telah memberikan rekan-rekan
Pajak atau pungutan
dihasilkan
di
custom
rehabilitasi
dan sekitarnya.
dan ramah
terabaikan.
setempat dapat dikenakan
untuk
lingkungan wilayah pertambangan
potensi cebakan bijih emas baik sekala besar maupun kecil dapat dimanfaatkan
dengan baik. Sebagian dari pendapatan
untuk pendapatan
daerah
di
masukan
Kelompok
kepada
editor
dan koreksi
Program
serta
Penelitian
Konservasi atas bantuannya.
pada produksi emas yang
mill,
sehingga
dapat
lebih
ACUAN Gunradi, R., Aswan, Galian
I., Tain, Z, Said, A., dan Sukandar, di G. Pani, Kabupaten
Boalemo,
M., 2002. Pemantauan
Provinsi
Gorontalo,
dan Evaluasi Konservasi
Direktorat
Inventarisasi
Bahan
Sumber
Daya
Mineral, Bandung Herman, D.Z., dan Sukandar, Kabupaten
M., 2005. Pendataan
Sebaran Unsur Merkuri pada Wi/ayah Pertambangan
Juliawan, N., Sukaesih dan Putra, C., 2006. Pendataan Penyebaran Pongkor,
Ciberang,
Lebak, Provinsi Banten, Direktorat Inventarisasi Sumber Daya Mineral, Bandung
Kabupaten
Bogar,
Provinsi
Jawa
Barat,
Merkuri pada Wi/ayah Pertambangan Direktorat
Inventarisasi
Sumber
di Daerah
Daya
Mineral,
Bandung Juliawan, N., Suprapto, S.J., dan Kamal, S., 2006. Kajian Potensi Tambang Dalam Pada Kawasan Hutan Lindung di Tapadaa, Kabupaten Bone Bolango, Provinsi Gorontalo, Pusat Sumber Daya Geologi, Bandung Juliawan, N., Widhiyatna, Cibaliung,
D., dan Kamal, S., 2005. Pendataan
Kabupaten
Pandeglang,
Provinsi
Sebaran Unsur Merkuri pada Wilayah Pertambangan
Banten,
Direktorat
Inventarisasi
Sumber
Daya Mineral,
Bandung Rohmana,
Kamal, S., dan Suhandi, 2006. Pendataan Gede dan Sekitarnya,
Kabupaten
Penyebaran
Unsur Merkuri pada Wilayah Pertambangan
Bogor, Provinsi Jawa Barat, Direktorat
Inventarisasi
Sumber
G.
Daya
Mineral, Bandung Setiabudi, B.T., Sukandar, M., dan Juliawan, N., 2004. Pendataan Emas di Daerah
Sangon,
Direktorat Inventarisasi Suhandi,
Suprapto,
Kec. Kokap,
Kab. Kulon
Penyebaran Progo,
Merkuri Akibat Usaha Pertambangan
Provinsi,
Daerah
Istimewa
Yogyakarta,
Sumber Daya Mineral, Bandung
S.J., dan Putra, C., 2005. Pendataan
Sebaran
Unsur Merkuri pada Wilayah Pertambangan
Gunung Pani dan Sekitarnya, Kabupaten Pohuwato, Provinsi Gorontalo, Direktorat Inventarisasi
Sumber
Daya Mineral, Bandung Tain, Z., Sutrisno, dan Rohmana, 2002. Pengawasan,
Pemantauan
dan Evaluasi Konservasi
di Daerah Cikidang, Kab. Lebak, Provo Banten, D!rektorat Inventarisasi Tain, Z., Sutrisno,
dan Suprapto,
Kabupaten
Halmahera
S.J., 2005.
Pemantauan
Utara, Provinsi
Maluku
dan Evaluasi Utara, Direktorat
Sumber Daya Mineral
Sumber Daya Mineral, Bandung
Konservasi
Sumber
Inventarisasi
Daya Mineral
Sumber
di
Daya Mineral,
Bandung Tim Neraca
Sumber
Daya Mineral
Logam, 2005. Neraca Sumber Daya Mineral Logam,
Direktorat
Inventarisasi
Sumber Daya Mineral, Bandung Wahyudi, T., 2004, Pengujian Bahan Baku Bijih Emas, Puslitbang Teknologi Mineral dan Batubara, Bandung
Buletin Sumber Daya Geologi Volume 1 Nomor 3 - 2006
11
MAKALAH ILMIAH
Widhiyatna,
D., dan Hutamadi, Se/ogiri, Kabupaten
R., 2006. Pendataan Wonogiri,
Provinsi
Penyebaran
Jawa Tengah,
Unsur Merkuri Direktorat
pada
Wi/ayah
Pertambangan
Inventarisasi
Sumber
Daya Mineral,
Bandung Widhiyatna,
D., dan Sukandar,
M., 2004. Pendataan
Penyebaran
Merkuri Akibat
Daerah Tasikma/aya, Provinsi Jawa Barat, Direktorat Inventarisasi
Usaha Pertambangan
Emas di
Sumber Daya Mineral, Bandung.
,-
.t. •
,.
.• 'f
","
.. ~ '
;'
,
,,', .... : ~; " J.'! ; ~i ;
'.'"
,
~!
..
)
...I' ~:. ' ~ . ; ;~ !.J~;/·\·f;":
; ,:i.
!'.'
:
:.:
,,:;
12
Buletin Sumber Daya Geologi Volume 1 Nomor 3 - 2006