CIVED ISSN 2302-3341 Vol. 3, Nomor 3, September 2015
809
IDENTIFIKASI KESULITAN BELAJAR MAHASISWA PADA MATA KULIAH KUANTITI SURVEYING PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI PADANG
Sulistyono*, Zahrul Harmen**, Henny Yustisia***. Education Building Techniques FT Universitas Negeri Padang E-mail:
[email protected] ABSTRACT Based of motivated by the problems there are still many students of Technical Education Building that received low grades in courses Quantity Surveying. The purpose of this study is to determine what are the difficulties faced by students while attending lectures. This research is descriptive with quantitative approach . Subjects in this study were students who had finished the course in Quantity Surveying half of July to December 2014 by 99 students . The sampling technique using purposive sampling with a sample of 32 students. Data collection techniques using a questionnaire, which is spread by the researcher and filled by the students. Data analysis technique used is descriptive analysis technique with percentage. The results showed that the indicator of the ability to remember the students in the category simply by percentage of 67.58 % , while the indicator of the ability to understand into the low category with a percentage of 61.17 % , an indicator of ability to implement in a lower category by percentage of 63.19 % , while the ability to analyze low in the category with the percentage of 61.56 % . The overall ability of students is still low. Key words : Kesulitan Belajar , Mahasiswa , Kuantiti Surveying
*
Alumni Prodi Pend. Teknik Bangunan FT UNP 2015 Dosen Teknik Sipil FT UNP *** Dosen Teknik Sipil FT UNP **
Pendahuluan Pendidikan merupakan salah satu cara
Pendidikan
nasional
mengembangkan
berfungsi
kemampuan
dan
manusia untuk mencapai kehidupan yang
membentuk watak serta peradaban bangsa
lebih layak. Pendidikan bisa di jadikan
yang
sebagai langkah awal untuk membentuk
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan
watak manusia, pada UU No. 20 tahun
untuk berkembangnya potensi peserta didik
2003 pasal 3 yang menyatakan bahwa:
agar menjadi manusia yang beriman dan
bermartabat
dalam
rangka
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
Sulistyono
810
beraklak mulia sehat, berilmu, cakap,
37,37 %, yang mendapat nilai C sebesar
kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara
8,08 %, nilai D sebesar 10,10 % sedangkan
yang demokratis serta bertanggung jawab.
yang mendapatkan nilai E atau gagal
Kuantiti Surveying adalah salah satu
sebesar 19,19 %, dengan hasil seperti ini
mata kuliah wajib yang ada pada Prodi
tentu
Pendidikan Teknik Bangunan, Kuantiti
tercapai
Surveying adalah ilmu tentang ekonomi
banyaknya mahasiswa yang mendapat nilai
ekonomi bangunan yang ada kalanya juga
rendah, ini dapat menjadi indikasi bahwa
disebut Construction
tidak semua mahasiswa bisa menguasai
Cost
Consulting.
Tentu dengan adanya mata kuliah tersebut mahasiswa dituntut untuk belajar efisien dan
teratur,
karena
mata
kuliah
ini
capaiaan
pembelajaran
dengan
baik,
kurang
karena
masih
ilmu Kuantiti Surveying dengan baik. Selain melakukan pengumpulan nilai, penulis
juga
melakukan
wawancara
mengharuskan mahasiswa untuk ekstra
terhadap 12 orang mahasiswa yang telah
teliti dan disiplin dalam pelaksanaannya.
selesai
Namun
banyak
Surveying pada semester Juli – Desember
mahasiswa yang mendapat nilai rendah hal
2014 , didapatkan fenomena atau masalah,
ini dapat terlihat pada nilai yang didapatkan
mahasiswa dalam mengikuti perkuliahan
pada semester Juli-Desember 2014 berikut:
merasa
pada
kenyataannya
mengikuti
perkuliahan
kesulitan
untuk
Kuantiti
memahami
penjelasan pada saat kuliah berlangsung Tabel 1. Nilai Kuantiti Surveying Nilai A AB+ B BC+ C D E Jumlah
Mahasiswa 5 15 6 11 13 12 8 10 19 99
Persentase 5,05 % 15,15 % 6,06 % 11,11 % 13,13 % 12,12 % 8,08 % 10,10 % 19,19 % 100 %
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa masih terdapat mahasiswa yang mendapatkan nilai rendah, yaitu sebanyak
dan mahasiswa juga kesulitan mengerjakan perhitungan Kuantiti Surveying. Sehingga mereka sering tidak menyelesaikan tugas terstruktur
yang
setiap
minggunya
diberikan, hal ini menjadi hambatan bagi mahasiswa untuk dapat menguasai ilmu Kuantiti
Surveying
dan
juga
tidak
mendapatkan nilai yang memuaskan. Masalah ini tentu menjadi perhatian pengajar/dosen untuk menemukan atau mengidentifikasi
apa
saja
penyebab
mahasiswa tidak menguasai ilmu Kuantiti Surveying untuk selanjutnya dilakukan evaluasi yang berguna untuk mencari
CIVED ISSN 2302-3341 Vol. 3, Nomor 3, September 2015
811
kelemahan atau kekurangan baik dari cara
(2013:1)
pengajaran, kemampuan mahasiswa dan
menguasai
faktor lain yang mempengaruhinya.
mengestimasi
Adapun
tujuan
dari
penelitian
ini
“mahasiswa
bahwa
pengetahuan biaya
dan
dapat
terampil
bangunan
dalam
perencanaan dan pelaksanaan pekerjaan
mengetahui kesulitan belajar mahasiswa
bangunan”.
pada mata kuliah Kuantiti Surveying di
diambil pengertian bahwa manfaat Kuantiti
Program Studi S1 Pendidikan Teknik
Surveying
Bangunan FT UNP pada semester Juli -
seberapa besar volume pekerjaan yang
Desember 2014. Hasil penelitian sebagai
berhubungan dengan biaya yang dibutuh
evaluasi baik untuk mahasiswa, dosen
kan dalam suatu pekerjaan (proyek).
pengajar dan jurusan Teknik Sipil. Karena
pentingnya
ilmu
Dari
adalah
Pembelajaran
teori
tersebut
untuk
dapat
mendapatkan
Kuantiti
Surveying
Kuantiti
mengharuskan pemahaman tidak hanya
Surveying dalam perkuliahan. Pema haman
pada persoalan teori dan hafalan, akan
mahasiswa pada perhitungan volume harus
tetapi mata kuliah ini menuntut adanya
ditekankan
kemampuan
agar memperkecil tingkat
pemahaman
kesalahan pada harga satuan pekerjaan.
terhadap
pemahaman
juga
Kuantiti surveying sebagai salah satu bekal
sangat penting untuk mahasiswa, agar pada
mahasiswa yang akan masuk pada suatu
saat mahasiswa melakukan Pengalaman
proyek kontruksi.
perhitungan
volume
Lapangan Industri (PLI) dan terjun kedunia kerja,
mahasiswa
menyelesaikan
pembelajaran,
karena
Dalam pelaksanaannya ditemukan masih
akan
terbiasa
banyaknya
perhitungan
volume
mengikuti perkuliahan Kuantiti Surveying,
pekerjaan dan tidak mengalami kesulitan. Kuantiti Surveying adalah sebuah profesi yang
konsep
mahasiswa
mempunyai
keahlian
dalam
mahasiswa
yang
kesulitan
Kesulitan belajar menurut Abidin (2006: 10) adalah
“menunjuk pada sekelompok
kesulitan yang memanifestasikan dalam
perhitungan volume, penilaiaan pekerjaan
bentuk
konstruksi, administrasi kontrak sedemikian
kemahiran dan penggunaan kemampuan
sehingga suatu pekerjaan dapat dijabarkan
mendengarkan,
dan biayanya dapat diperkirakan, direncana
membaca,menulis,
kan,
kemampuan dalam bidang studi tertentu”.
dianalisa,
dikendalikan
dan
yang
nyata
dalam
mencakup-cakap, menalar
atau
Menurut Slameto (2010:2) “belajar ialah
dipercayakan. Adapun
kesulitan
manfaat
Sebagaimana
dikemukakan oleh Zahrul dan Henny
suatu
proses
seseorang
usaha
untuk
yang
dilakukan
memperoleh
suatu
Sulistyono
812
perubahan tingkah laku yang baru secara
Kesulitan belajar bisa berasal dari
keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya
beberapa aspek diantaranya adalah cara
sendiri dalam interaksi dengan lingkungan”.
belajar yang kurang baik dan sikap pada
Dari pendapat para ahli di atas maka
saat
mengikuti
perkuliahan,
kesulitan
kesulitan belajar dapat diartikan sebagai
belajar dapat diidentifikasi dengan cara
kesulitan belajar adalah suatu kondisi yang
menemukan
memperlihatkan ciri-ciri hambatan untuk
menyebabkannya,
mencapai tujuan belajar. Apabila dikaitkan
Kuantiti Surveying Mahasiswa diwajibkan
dengan pengertian belajar secara umum,
untuk
maka dapat dikatakan bahwa kesulitan
menerapkan dan meng analisis, sesuai
belajar
kondisi
dengan kompetensi yang harus dicapai,
penghambat untuk mengadakan perubahan
oleh sebab itu perlu diketahui bagaimana
tingkah laku karena terjadi kesulitan dalam
mahasiswa dalam menguasai ke 4 aspek
merespon setiap kondisi yang terjadi dalam
tersebut, adapun 4 aspek tersebut dapat
lingkungannya. Ciri-ciri tingkah laku yang
adalah sebagai berikut:
merupakan manifestasi gejala kesulitan
1. Kemampuan memgingat
belajar antara lain adalah hasil belajar yang
2. Kemampuan memahami
rendah di bawah rata-rata yang dicapai oleh
3. Kemampuan menerapkan / melakukan.
kelompok.
4. Kemampuan menganalisis.
merupakan
adanya
dapat
faktor-
faktor
pada
mengingat,
yang
perkuliahan
memahami,
Menurut Slameto (2010:31) faktor yang mempengaruhi hasil belajar adalah sebagai berikut:
Metode Penelitian ini merupakan pene litian
1. Faktor Jasmaniah
deskriptif, penelitian des-kriptif merupakan
2. Faktor Psikologis
penelitian untuk mendeskripsikan tentang
3. Faktor Kelelahan
objek yang diteliti sebagaimana adanya dan
Sedangkan Oemar Hamalik (2003:54)
berlaku pada saat itu pula, sehingga hasil
menjelaskan bahwa penyebab kesulitan
penelitian saat ini belum tentu sama dengan
belajar sebagai berikut:
penelitian yang akan datang.
1. Kurangnya minat terhadap mata kuliah
Populasi yang digunakan dalam
2. Kesehatan yang sering terganggu.
penelitian ini adalah mahasiswa program
3. Kecakapan mengikuti pelajaran
studi Pendidikan Teknik Bangunan yang
4. Kebiasaan belajar
telah selesai belajar mata kuliah Kuantiti
5. Kurangnya penguasaan bahasa.
Surveying pada semester Juli – Desember
CIVED ISSN 2302-3341 Vol. 3, Nomor 3, September 2015 2014 yang mendapat nilai rendah yang berjumlah
32
mahasiswa.
813
Angket (kuesioner) yang diguna kan
Sedangkan
didesain berdasarkan Skala likert dengan 5
pengam-bilan sampel dalam penelitian ini
alternatif jawaban yaitu: Selalu (SL), Sering
menggunakan
sampling,
(SR), Kadang-kadang (KK), Pernah (P) dan
Sugiyono (2008:122) menjelaskan bahwa
Tidak Pernah (TP). Hal ini dapat dilihat
“purposive
pada tabel 2 berikut ini:
purposive
sampling
adalah
teknik
penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu”.
Dalam
penelitian
ini
yang
menjadi sampel yaitu mahasiswa program
Tabel 2. Skor penilaiaan Kuesioner Pilihan jawaban
Nilai Positif
Negatif
Selalu (SL)
5
1
Sering (SR)
4
2
Kadang-kadang (KK)
3
3
mahasiswa yang mendapat nilai E karena
Pernah (P)
2
4
tidak masuk perkuliahan tidak digunakan
Tidak Pernah (TP)
1
5
sebagai sampel. Maka didapatkan jumlah
Sumber:Riduwan 2008
studi Pendidikan Teknik Bangunan yang mendapat nilai rendah, yaitu yang nilai akhir semesternya mendapat nilai C, D, E,
sampel sebanyak 32 mahasiswa. Adapun instrumen yang digunakan dalam
penelitian
angket
responden, terlebih dahulu dilakukan uji
kepada
coba angket untuk mengetahui jumlah item
mahasiswa yang menjadi sampel penelitian.
butir pernyataan yang valid (kesahihan) dan
Angket (kuesioner) ini berisi pernyataan
reliable (handal), validitas instrumen adalah
mengenai kesulitan belajar yang dihadapi
kemampuan
mahasiswa dalam perkuliahan Kuantiti
mengukur apa yang harus diukur sesuai
Surveying. Skor yang diberikan disusun
dengan standarnya, sedangkan reliabilitas
berdasarkan penilaiaan yang dimulai dari
adalah
rentang nilai yang rendah hingga rentang
memberikan
nilai yang tinggi dengan menggunakan
konsisten dalam waktu dan tempat yang
skala Likert. Hal ini sesuai dengan pendapat
berbeda,
Riduwan
responden terhadap butir-butir pernyataan.
(kuesioner)
ini
yang
adalah
Sebelum angket diberikan kepada
diedarkan
(2008:87)
yang
menjelaskan
bahwa: “Skala likert” digunakan untuk
suatu
kemam-puan
dan
hasil
alat
ukur
suatu
alat
pengukuran
mengetahui
mampu
ukur yang
pemahaman
Sampel uji coba dalam penelitian ini
mengukur sikap, pendapat, dan persepsi
adalah
seseorang
Pendidikan Teknik Bangunan yang telah
atau
sekelompok
kejadian atau gejala sosial.
tentang
mahasiswa
program
studi
selesai mata kuliah Kuantiti Surveying pada
Sulistyono
814
semester Juli – Desember 2013 yang
Hasil dan Pembahasan
mendapatkan nilai rendah sebanyak 30
1. Hasil
mahasiswa, jumlah ini adalah jumlah
Dari
keseluruhan
indikator
minimal sampel penelitian yang dianjurkan.
variabel kesulitan belajar ditinjau dari 4
Sampel uji coba dipilih secara acak.
kemampuan
yaitu
kemampuan
mengingat,
kemampuan
memahami,
Syahron
(2011:86)
menjelaskan
bahwa “analisis deskriptif adalah analisis
kemampuan
data yang hasilnya menjelaskan keberadaan
kemampuan menganalisis dapat dilihat
variabel
pada tabel berikut ini:
yang
penelitian
akan
ini
diteliti”.
Untuk
pengolahan
data
menggunakan persamaan sebagai berikut:
DP = 𝑁×∑item ×skala
tertinggi
1
Keterangan : ∑y
= Total skor hasil pengukuran 2
N
= Jumlah sampel / Responden
∑item = Jumlah butir instrumen
3
Untuk kategori persentase tingkat capaian
responden,
dikemukakan
Sudjana
seperti dalam
DP
Indikator
yang
4
Kemampuan mengingat Kemampuan memahami Kemampuan menerapkan Kemampuan menganalisis
Ket
%
o
× 100%
dan
Tabel 4. Hasil Penelitian N
∑y
menerapkan
67,58
Cukup
61,17
Rendah
63,19
Rendah
61,56
Rendah
Syahron
(2011: 87) dapat dilihat pada tabel berikut:
Dari
hasil
persentase
derajat
pencapaiaan (DP) di atas, dapat dilihat Tabel 3. Kategori Derajat Pencapaiaan Derajat pencapaiaan 90 – 100
Kategori Sangat Tinggi
80 – 89
Tinggi
65 – 79
Cukup
55 – 64
Rendah
0 – 54 Sumber: Syahron 2011
bahwa DP tertinggi terdapat pada indikator kemampuan mengingat dengan nilai 67,58 % yang termasuk dalam kategori cukup. Sedangkan terendah
derajat
pencapaiaan
terdapat
pada
(DP)
indikator
kemampuan memahami dengan nilai 61,17
Sangat Rendah
% yang termasuk kategori rendah. Secara keseluruhan derajat pencapaiaan dapat di jabarkan sebagai berikut:
CIVED ISSN 2302-3341 Vol. 3, Nomor 3, September 2015 67,58% + 61,17% + 63,19% + 61,56% 4
815
Merupakan nilai yang sedang popular atau
= 63,37 %
yang
sering
muncul
dalam
statistik
yang
kelompok tersebut. 4. Standar deviasi (SD)
Dari perhitungan tersebut dapat dilihat
bahwa
kemampuan
Merupakan
mahasiswa
digunakam
secara keseluruhan termasuk dalam kategori rendah,
dapat
mahasiswa kesulitan
diartikan
masih dalam
juga
banyak
mean atau rata-rata nilai sampel. Dalam
penelitian
(2005:45)
mengemu-
kakan “selain dapat dijelaskan dengan menggunakan tabel/gambar, dapat juga dijelaskan dengan menggunakan statistik yang disebut mean (Me), median (Md),
deviasi (SD). nilai statistik tersebut dapat
didapatkan hasil mean, median, modus, dan standar deviasi seperti pada tabel berikut ini: Tabel 5. Statistik penelitian
1. Mean (Me) Merupakan
nilai
rata-rata
yang
diperoleh dengan menjumlahkan data seluruh individu dalam kelompok itu. dibagi
Hasil analisis data N
Indikator
Me
o
dijelaskan sebagai berikut:
menjadi
M
M
d
o
SD
1
Mengingat
23,66
24
25
2,671
2
Memahami
24,47
25
25
4,181
3
Menerapkan
28,44
29
29
2,75
4
Menganalisis
18,47
17
14
4,75
Sumber:Hasil Output SPSS
jumlah
individu yang ada pada kelompok tersebut.
2. Pembahasan Berdasarkan penelitian yang dilakukan,
2. Median (Md)
dapat diketahui tingkat kesulitan belajar
Merupakan nilai tengah kelompok yang atas
nilai
tengah
dari
kelompok data yang telah disusun urutannya dari yang terkecil sampai yang terbesar atau sebaliknya. 3. Modus (Mo)
statistik
SPSS versi 17.0 For Windows sehingga
modus (Mo), simpangan baku/ standar
didasarkan
nilai
diperoleh dengan menggunakan software
Sugiyono
Kemudian
menentukan
seberapa dekat titik data individu ke
Kuantiti
Surveying.
untuk
bagaimana sebaran data sampel, dan
bahwa
mengalami
perkuliahan
nilai
mahasiswa
melalui
masing-masing
indikator. Indikator kemampuan mengingat yang
terdiri
didapatkan
dari Derajat
7
item
pernyataan
Pencapaian
(DP)
sebesar 67,58%. Nilai tersebut termasuk dalam
kategori
cukup,
yang
menjadi
Sulistyono
816
kesulitan pada kemampuan mengingat ini
Selanjutnya, indikator kemampuan
adalah mahasiswa tidak dapat memaparkan
menganalisis yang terdiri dari 6 butir
kembali materi yang telah didapat dari
pernyataadari pengolahan data, didapatkan
pembelajaran sebelumnya.
Derajat Pencapaiaan (DP) sebesar 61,56.
Indikator kemampuan memahami
Nilai tersebut termasuk dalam kategori
yang terdiri dari 8 item pernyataan dari
rendah. Kesulitan yang dihadapi mahasiswa
pengolahan data yang dilakukan didapatkan
antara lain adalah kemampuan dalam
hasil Derajat Pencapaiaan (DP) sebesar
menyusun
61,17%. Nilai tersebut termasuk dalam
menyusun Rencana Anggaran Biaya dan
kategori
pekerjaan rekapitulasi.
rendah.
Penyebab
kesulitan
hasil
perhitungan
volume,
mahasiswa memahami materi antara lain
Dari keseluruhan kema-mpuan rata-
karena mahasiswa tidak mencari sumber
rata mahasiswa masih dikatakan kurang, hal
lain/buku untuk lebih memahami materi,
ini disebabkan karena mahasiswa kurang
selain itu mahasiswa juga masih rendah
memiliki dasar yang kuat untuk melakukan
pemahamannya
perhitungan Kuantiti Surveying terutama
pada
gambar
dan
perhitungan volume, penyebab lain sulitnya
pada
memahami
engan
bestek, ilmu memahami gambar tersebut
bertanya kepada dosen pengajar pada saat
dapat diperoleh dari mata kuliah gambar
mengalami kesulitan dan mahasiswa lebih
antara lain Konstruksi Bangunan dan
cenderung
Menggambar, karena mata kuliah
adalah
mahasiswa
memilih
menyerah
jika
menemukan materi yang sulit dipahami. Sedangkan
untuk
sebagai
kemampuan
salah
satu
memahami
dasar
gambar
ini
perhitungan
indikator
Kuantiti Surveying, jika mahasiswa belum
kemampuan menerapkan/melakukan yang
lulus mata kuliah ini mahasiswa akan
terdiri dari 9 butir pernyataan didapatkan
kesulitan mengikuti perkuliahan Kuantiti
hasil Derajat Pencapaiaan (DP) sebesar
Surveying.
63,19%. Nilai tersebut termasuk dalam kategori
rendah.
Penyebab
Selain
mata
kuliah
Konstruksi
mahasiswa
Bangunan dan menggambar, kemampuan
kesulitan dalam melakukan antara lain
dasar matematika mahasiswa juga perlu
karena kurangnya latihan mengerjakan
diperhatikan,
perhitungan volume, sehingga pada saat
mengambil mata kuliah Kuantiti Surveying
diberikan latihan atau tugas mereka sering
mahasiswa diwajibkan agar lulus mata
mengalami kesulitan, selain itu kemampuan
kuliah matematika terapan. Karena pada
menghitung volume masih rendah.
mata kuliah ini kemampuan menghitung
sebelum
mahasiswa
CIVED ISSN 2302-3341 Vol. 3, Nomor 3, September 2015
817
mahasiswa dilatih yang nantinya berguna
kuliah Kuantiti Surveying dapat dikatakan
untuk melanjutkan ke ilmu mata kuliah lain
tinggi.
yang berkaitan dengan berhitung khususnya mata kuliah Kuantiti Surveying.
2. Saran
Penelitian tentang kesulitan belajar Kuantiti
Surveying
ini
merupakan
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka dapat dikemukakan saran-saran sebagai
penelitian pertama dan belum ada peneliti
berikut:
lain yang melakukan, tetapi hasil penelitian
1. Mahasiswa Program Studi Pendidikan
yang mempunyai indikator sama yaitu
Teknik Bangunan yang mendapatkan
penelitian dengan judul Analisis Kesulitan
nilai rendah pada mata kuliah Kuantiti
Belajar
Monera,
Surveying agar dapat menerapkan dan
kemampuan
meningkatkan cara belajar yang efisien
Siswa
mempunyai memahami
pada
Konsep
indikator yang
derajat
yaitu dengan cara lebih memperdalam
pencapaiaan rendah, hasil ini sama dengan
materi dan berlatih perhitungan volume
hasil
agar hasil belajar meningkat.
penelitian
mendapat
yang
saya
lakukan,
bahwasannya pemahaman konsep peserta
2. Dosen pengajar di jurusan Teknik Sipil
didik memang harus menjadi perhatian
Universitas Negeri Padang khususnya
utama untuk pendidik untuk meningkatkan
dosen yang mengajar mata kuliah
hasil belajar peserta didiknya.
Kuantiti Surveying, agar lebih dapat menerapkan cara belajar yang efisien,
Kesimpulan dan saran
dosen juga harus memperhatikan serta
1. Kesimpulan
mengontrol mahasiswa yang kesulitan
Berdasarkan hasil dari penelitian yang telah
dilakukan,
maka
dapat
ditarik
dalam mengikuti perkuliahan Kuantiti Surveying,
sehingga
dosen
dapat
kesimpulan bahwa kemampuan rata-rata
mengembangkan dan merencanakan
mahasiswa dalam mengikuti perkuliahan
suatu tindakan dalam meningkatkan
Kuantiti Surveying masih termasuk dalam
cara belajar mahasiswa agar tidak
kategori rendah, kesulitan terletak pada
mengalami kesulitan, yang berguna
kemampuan memahami, menerap-kan /
untuk
melakukan, dan menganalisis. Sedangkan
mahasiswa.
pada
kemampuan
mengingat
meningkatkan
hasil
belajar
masuk
3. Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik
kategori cukup. Secara umum kesulitan
Sipil Universitas Negeri Padang selaku
belajar yang dihadapi mahasiswa pada mata
lembaga
yang
didalamya
Sulistyono
818
dilaksanakannya
kegiatan
belajar
mengajar agar dapat mengevaluasi peraturan yang kurang sesuai, misalnya sebelum
pengambilan
mata kuliah
Kuantiti
Surveying,
mahasiswa
diharuskan lulus terlebih dahulu mata kuliah
Konstruksi
Bangunan
dan
Menggambar dan Matematika Terapan, agar mahasiswa memiliki dasar yang kuat untuk melaksanakan perhitungan Kuantiti Surveying. 4. Bagi
peneliti
lain
agar
dapat
melanjutkan penelitian ini dengan lebih dalam mengkaji faktor-faktor lain yang menyebabkan kesulitan belajar pada mata kuliah Ku nantiti Surveying.
Jeneponto”. Skripsi: FKTP Unismuh Makassar. Slameto. (2010). Belajar dan FaktorFaktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta Surveying. Padang: Jurusan Teknik Sipil FT-UNP. Oemar Hamalik. (2003). Proses belajar Mengajar. Jakarta: PT Bumi Aksara. Riduwan. (2008). Belajar Mudah Penelitian (Untuk Guru, Karyawan dan Peneliti Pemula). Bandung: CV. Alfabeta. Slameto. (2010). Belajar dan FaktorFaktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif & RND. Bandung: Alfabeta. Syahron Lubis.(2011). Metodologi Penelitian pendidikan. Padang: Sukabina Press Grasindo. Undang-undang Republik Indonesia Nomor
Catatan:
20 Tahun 2003 Tentang “Sistem
artikel ini disusun berdasarkan skripsi
Pendidikan Nasional”.
penulis dengan Pembimbing I Drs. Zahrul
Zahrul Harmen dan Henny Yustisia. (2013).
Harmen, ST., MM dan Pembimbing II
Perangkat
Pembelajaran Quantity
Henny Yustisia, ST., MT
Surveying. Padang: Jurusan Teknik Sipil FT-UNP.
DAFTAR PUSTAKA Irham Abidin (2006), “Analisis Kesulitan Siswa Menyelesaikan Soal teorema Pythagoras pada siswa kelas II SMP Negeri 1 Binamu Kabupaten